Post on 07-Feb-2021
Foto: Lenmakana Kurniawan, 2014 Dispar Kabupaten Raja Ampat
NOVEMBER 2020
Provinsi Papua Barat
LAPORAN
PEREKONOMIAN
Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat
Periode November 2020 ini dapat hadir di tangan pembaca. Publikasi rutin triwulanan
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Barat ini mengulas perkembangan
terakhir berbagai variabel ekonomi di tingkat provinsi, meliputi perkembangan
makroekonomi, keuangan daerah, inflasi, stabilitas keuangan daerah, sistem
pembayaran, indikator kesejahteraan, serta prospek pertumbuhan ekonomi dan inflasi
tahun berjalan. Kami mengharapkan publikasi ini dapat menjadi salah satu sumber
informasi yang bermanfaat bagi pemangku kebijakan, akademisi, pelaku usaha,
perbankan, masyarakat, dan pihak-pihak lainnya yang memerlukan dan menaruh
perhatian terhadap perkembangan ekonomi Provinsi Papua Barat.
Pada edisi ini dapat kami sampaikan bahwa secara umum kinerja
perekonomian Provinsi Papua Barat pada triwulan III 2020 tercatat lebih rendah
dibanding triwulan sebelumnya. Pertumbuhan yang lebih rendah ini disebabkan oleh
dampak pandemi COVID-19 yang mempengaruhi kinerja sebagian sektor utama.
Sementara itu, tekanan inflasi Papua Barat pada triwulan III 2020 tercatat
rendah yaitu sebesar 0,33% (yoy), berada di bawah sasaran inflasi nasional sebesar
3±1% (yoy). Inflasi Papua Barat tersebut dihitung berdasarkan pergerakan harga di
Kabupaten Manokwari dan Kota Sorong. Rendahnya inflasi ini didorong oleh
terjaganya kelompok inflasi volatile food, penurunan inflasi administered prices, dan
stabilnya inflasi inti.
Stabilitas keuangan daerah Provinsi Papua Barat pada triwulan III 2020 masih
terjaga, terutama dari ketahanan rumah tangga. Kinerja korporasi terpantau berdaya
tahan meski tercatat menurun yang tercermin dari kredit korporasi yang tumbuh
melambat. Risiko kredit pada sektor korporasi dan UMKM masih terjaga dan masih
berdampak minimal pada sistem keuangan. Dari sisi sektor rumah tangga, perilaku
berutang masih normal, risiko kredit masih terjaga, meski tingkat konsumsi
masyarakat mengalami penurunan.
Ke depan, kami memperkirakan prospek ekonomi triwulan IV 2020 membaik
seiring perbaikan ekonomi yang bertahap di seluruh sektor. Secara kumulatif, pada
2020 ekonomi diperkirakan lebih rendah disebabkan dampak pandemi COVID-19. Dari
sisi inflasi, tekanan inflasi pada tahun 2020 diperkirakan lebih rendah dibandingkan
tahun 2019.
Kesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai data dan
informasi, yang selain berasal dari Bank Indonesia, laporan perbankan, serta hasil-
hasil survei yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua
Barat, juga berasal dari berbagai instansi terkait, seperti Pemerintah Provinsi Papua
Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 ii
Barat dan dinas-dinas terkait, BPS Provinsi Papua Barat, Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai, Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara, berbagai perusahaan, serta
asosiasi dan akademisi. Sehubungan dengan hal tersebut, perkenankanlah kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak tersebut yang
telah membantu penyusunan buku ini.
Akhirnya, kami berharap semoga publikasi ini bermanfaat bagi berbagai pihak
yang membutuhkan, meskipun kami menyadari masih banyak langkah-langkah
penyempurnaan yang perlu kami lakukan. Saran dan kritik kami nantikan untuk
penyempurnaan publikasi ini. Selanjutnya kami sampaikan penghargaan dan terima
kasih yang tulus kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyediaan data
dan informasi yang kami perlukan, semoga hubungan baik ini dapat terus terbina di
masa yang akan datang.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan kemudahan kepada
kita dalam mengupayakan hasil kerja yang terbaik.
Manokwari, 30 November 2020
KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI PAPUA BARAT
ttd
Rut W. Eka Trisilowati
Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... vii
DAFTAR GRAFIK ...................................................................................................... viii
KETERANGAN DAN SUMBER DATA .......................................................................... x
TABEL INDIKATOR TERPILIH ...................................................................................... xii
RINGKASAN EKSEKUTIF ................. 1
BAB 1. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL ........................................ 7
1.1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional ................................................. 7
1.1.1. Sisi Pengeluaran ........................................................................... 10
1. Konsumsi Rumah Tangga ....................................................... 11
2. Konsumsi Pemerintah ................................................................ 13
3. Investasi ................................................................................... 14
4. Perkembangan Ekspor ............................................................... 16
5. Perkembangan Impor ............................................................... 19
1.1.2. Sisi Lapangan Usaha: Lapangan Usaha Utama Daerah ..................... 20
1. Lapangan Usaha Industri Pengolahan ......................................... 21
2. Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian ......................... 23
3. Lapangan Usaha Konstruksi ....................................................... 24
4. Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan ............... 25
BAB 2. KEUANGAN PEMERINTAH 30
2.1. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah (APBN).......................................... 30
2.2. Realisasi APBD Provinsi Papua Barat Triwulan III 2020................................ 31
2.2.1. Penyerapan Pendapatan APBD triwulan III 2020 ............................. 31
2.2.2. Realisasi Belanja APDB Triwulan III 2020 ......................................... 34
BAB 3. PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH .............................................................. 37
3.1. Inflasi Secara Umum ................................................................................ 37
3.2. Inflasi Berdasarkan Kelompok .................................................................. 39
3.2.1. Kelompok Makanan, Minuman, Tembakau .................................... 40
3.2.2. Kelompok Pakaian dan Alas Kaki ................................................... 42
3.2.3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar lainnya ..... 43
3.2.4. Kelompok Perrlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rumah Tangga
.............................................................................................................. 43
3.2.5. Kelompok Kesehatan ..................................................................... 44
3.2.6. Kelompok Transportasi .................................................................. 44
3.2.7. Kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan .................... 45
3.2.8. Kelompok Rekreasi, Olahraga, dan Budaya ..................................... 46
3.2.9. Kelompok Pendidikan .................................................................... 46
3.2.10. Kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman / Restoran ........... 46
3.2.11. Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya ............................. 47
3.3. Inflasi Kota dan Kabupaten di Provinsi Papua Barat ................................... 47
3.3.1. Kota Sorong .................................................................................. 48
3.3.2. Kabupaten Manokwari .................................................................. 49
3.4. Tracking Perkembangan Inflasi Triwulan IV 2020 ...................................... 50
Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 iv
3.5. Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2020 .................................................. 51
BAB 4. STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN
DAN UMKM .................................................................................................. 55
4.1. Asesmen Ketahanan Korporasi ................................................................. 55
4.1.1. Sumber Kerentanan dan Kondisi Sektor Korporasi .......................... 55
4.1.2. Eksposur Perbankan pada Sektor Korporasi .................................... 56
4.2. Asesmen Ketahanan Rumah Tangga ........................................................ 58
4.2.1. Sumber Kerentanan dan Kondisi Sektor Rumah Tangga .................. 58
4.2.2. Eksposur Perbankan pada Sektor Rumah Tangga ............................ 59
4.3. Asesmen Perbankan ................................................................................ 61
4.3.1. Perkembangan Volume Usaha ....................................................... 62
4.3.2. Penghimpunan Dana Masyarakat ................................................... 62
4.3.3. Penyaluran Kredit .......................................................................... 63
4.3.4. Risiko Likuiditas dan Risiko Kredit ................................................... 66
4.4. Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM ........................................... 67
BAB 5. PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG
RUPIAH.......................................................................................................... 70
5.1. Perkembangan Sistem Pembayaran .......................................................... 70
5.1.1. Transaksi Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) .............................. 70
5.1.2. Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) ................ 71 5.2. Pengelolaan Uang Rupiah ........................................................................ 72
5.2.1. Aliran Uang Kartal Masuk/Keluar (Inflow/Outflow) .......................... 72
5.3. Penyediaan Uang Layak Edar (ULE) ........................................................... 74 BOKS. Perkembangan Penggunaan QRIS di Papua Barat .................................. 75
BAB 6. KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN ................................................ 77
6.1. Ketenagakerjaan .................................................................................... 77
6.2. Kesejahteraan.......................................................................................... 83
6.2.1. Nilai Tukar Petani (NTP) ................................................................. 83
6.2.2. Tingkat Kemiskinan ....................................................................... 84
BAB 7. PROSPEK EKONOMI................................................................................. 89
7.1. Perkiraan Kondisi Makro Ekonomi ............................................................ 89
7.2. Perkiraan Inflasi ....................................................................................... 94
TIM PENYUSUN
Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Papua Barat Sisi Pengeluaran (%, yoy) ..................... 11
Tabel 1.2. Realisasi Belanja Pemerintah ................................................................. 13
Tabel 1.3. Impor per Komoditas per HS-2DGT (USD) .............................................. 20
Tabel 1.4. Pertumbuhan PDRB Papua Barat (%, yoy) Sisi Lapangan Usaha Atas
Dasar Harga Konstan ............................................................................ 21
Tabel 2.1. Realisasi Belanja APBN Provinsi Papua Barat (Rp Milliar) .......................... 31
Tabel 2.2. Realisasi APBD Provinsi Papua Barat (Rp Milliar) ...................................... 31
Tabel 2.3. Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Papua Barat (Rp Milliar) ................... 33
Tabel 2.4. Realisasi Belanja APBD Provinsi Papua Barat (Rp Milliar) .......................... 35
Tabel 3.1. Tingkat Inflasi Tahunan Papua Barat Menurut Kelompok Barang (%) ...... 40
Tabel 3.2. Komoditas Utama Inflasi dan Deflasi Papua Barat Triwulan I 2020 (%) ... 40
Tabel 3.3. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Makanan, Minuman, dan
Tembakau ............................................................................................ 41
Tabel 3.4. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Pakaian dan Alas Kaki ......... 42
Tabel 3.5. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan
Bahan Bakar ......................................................................................... 43
Tabel 3.6. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Perlengkapan, Peralatan, dan
Pemeliharaan Rumah ............................................................................. 44
Tabel 3.7. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Kesehatan .......................... 44
Tabel 3.8. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Transportasi ........................ 45
Tabel 3.9. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Informasi, Komunikasi, Jasa
Keuangan ............................................................................................. 45
Tabel 3.10. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Rekreasi, Olahraga, dan Budaya
............................................................................................................ 46
Tabel 3.11. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Pendidikan .......................... 46
Tabel 3.12. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Penyedia Makanan atau
Minuman/Restoran ................................................................................ 46
Tabel 3.13. Perkembangan Inflasi Tahunan Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya .... 47
Tabel 3.14. Tingkat Inflasi Kota Sorong Menurut Kelompok Barang, (%) ................. 48
Tabel 3.15. Komoditas Utama inflasi Kota Sorong Triwulan III 2020 (%) .................. 49
Tabel 3.16. Komoditas Utama deflasi Kota Sorong Triwulan IIII 2020 (%) ................. 49
Tabel 3.17. Tingkat Inflasi Kabupaten Manokwari Menurut Kelompok Barang (%) ... 49
Tabel 3.18. Komoditas Utama Inflasi Kabupaten Manokwari Triwulan III 2020 (%) .... 50
Tabel 3.19. Komoditas Utama Deflasi Kabupaten Manokwari Triwulan III 2020 (%) .. 50
Tabel 4.1. Perkembangan Kredit Rumah Tangga di Provinsi Papua Barat ................. 59
Tabel 4.2. Perkembangan Indikator Utama Perbankan di Provinsi Papua Barat ........ 61
Tabel 4.3. Perkembangan Kredit Perbankan Menurut Sektor Ekonomi .................... 65
Tabel 4.4. Perkembangan NPL Bank Umum Papua Barat ......................................... 66
Tabel 4.5. Perkembangan Kredit UMKM Menurut Skala Ekonomi ........................... 68
Tabel 4.6. Perkembangan Kredit UMKM Menurut Sektor Ekonomi ......................... 68
Tabel 5.1. Perkembangan Transaksi RTGS Di Provinsi Papua Barat .......................... 71
Tabel 5.2. Perputaran Kliring dan Cek/BG Kosong ................................................. 72
Tabel 6.1. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kegiatan Utama .................. 78
Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 vi
Tabel 6.2. Karakteristik Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan
Utama ................................................................................................. 80
Tabel 6.3. Karakteristik Penduduk yang Bekerja menurut Status Pekerjaan ............. 81
Tabel 6.4. Karakteristik Penduduk yang Bekerja menurut Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan .......................................................................................... 82
Tabel 6.5. Proporsi Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan (%) ............................................................. 82
Tabel 6.6. Perkembangan NTP Papua Barat ........................................................... 84
Tabel 6.7. Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Papua Barat ................................... 85
Tabel 7.1. Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Negara Dagang................................... 94
Tabel 7.2. Perkiraan Harga Komoditas Internasional ............................................. 94
Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Prakiraan Curah Hujan November 2020 ............................................. 28
Gambar 1.2. Prakiraan Curah Hujan Desember 2020 ............................................. 28
Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 viii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Papua Barat .......................................... 9
Grafik 1.2. Indeks Keyakinan Konsumen Papua Barat .............................................. 12
Grafik 1.3. Kredit Konsumsi Papua Barat ................................................................ 12
Grafik 1.4. Realisasi Investasi PMA .......................................................................... 15
Grafik 1.5. Jumlah Proyek Investasi PMA ................................................................ 15
Grafik 1.6. Kredit Investasi ..................................................................................... 15
Grafik 1.7. Realisasi Pengadaan Semen ................................................................... 15
Grafik 1.8. Ekspor Migas ........................................................................................ 17
Grafik 1.9. Ekspor LNG .......................................................................................... 17
Grafik 1.10. Pangsa Ekspor LNG Papua Barat Berdasarkan Negara Tujuan ................ 17
Grafik 1.11. Pertumbuhan Ekspor LNG Papua Barat Per Negara Tujuan ..................... 17
Grafik 1.12. Nilai Ekspor Non Migas Papua Barat ...................................................... 18
Grafik 1.13. Volume Ekspor Non Migas Papua Barat ................................................. 18
Grafik 1.14. Pangsa Ekspor Non Migas Papua Barat Berdasarkan Negara Tujuan ........ 19
Grafik 1.15. Pangsa Ekspor Non Migas Papua Barat Berdasarkan Komoditas .............. 19
Grafik 1.16. Nilai Impor LN Papua Barat .................................................................... 20
Grafik 1.17. Volume Impor LN Papua Barat............................................................... 20
Grafik 1.18. Harga LNG ......................................................................................... 22
Grafik 1.19. Ekspor LNG .......................................................................................... 22
Grafik 1.20. Kredit Industri Pengolahan .................................................................... 22
Grafik 1.21. Ekspor LNG (bulanan) .......................................................................... 22
Grafik 1.22. Lifting Tangguh LNG Triwulanan vs Rata-Rata Triwulanan dalam 4 tahun 23
Grafik 1.23. Lifting Tangguh LNG Bulanan vs Rata-Rata Bulanan dalam 4 Tahun ....... 23
Grafik 1.24. Kredit Pertambangan ........................................................................... 24
Grafik 1.25. Ekspor Hasil Minyak .............................................................................. 24
Grafik 1.26. Kredit Konstruksi .................................................................................. 25
Grafik 1.27. Realisasi Pengadaan Semen ................................................................... 25
Grafik 1.28. Ekspor Mutiara ..................................................................................... 26
Grafik 1.29. Ekspor Udang Segar/Beku ..................................................................... 26
Grafik 1.30. Ekspor Ikan ........................................................................................... 27
Grafik 1.31. Kredit Perikanan ................................................................................... 27
Grafik 1.32. Ekspor Kayu Olahan .............................................................................. 27
Grafik 1.33. Kredit Pertanian .................................................................................... 27
Grafik 2.1. Derajat Desentralisasi .......................................................................... 34
Grafik 2.2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah .................................................. 34
Grafik 2.3. Rasio Realisasi Belanja Daerah .............................................................. 35
Grafik 2.4. Pangsa Realisasi Belanja ...................................................................... 35
Grafik 3.1. Inflasi Bulanan Prov. Papua Barat .......................................................... 37
Grafik 3.2. Inflasi Tahunan Prov. Papua Barat ......................................................... 38
Grafik 3.3. Inflasi Tahunan Papua Barat dan Nasional .............................................. 39
Grafik 3.4. Perkembangan Harga Komoditas Global Pangan .................................. 39
Grafik 3.5. Perkembangan Harga Komoditas Global Inti ......................................... 39
Grafik 3.6. Inflasi Cabai Merah ............................................................................... 42
Grafik 3.7. Inflasi Cabai Rawit .............................................................................. 42
Grafik 3.8. Inflasi Bawang Merah ......................................................................... 42
Grafik 3.9. Inflasi Bawang Putih ........................................................................... 42
Grafik 3.10. Inflasi Ikan Cakalang ............................................................................. 42
Grafik 3.11. Inflasi Rokok Kretek Filter ..................................................................... 42
Grafik 3.12. Inflasi Sewa Rumah ............................................................................... 43
Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 ix
Grafik 3.13. Inflasi Tarif Listrik .................................................................................. 43
Grafik 3.14. Inflasi Peralatan dan Layanan RT ............................................................ 44
Grafik 3.15. Inflasi Angkutan Udara ......................................................................... 45
Grafik 3.16. Inflasi Angkutan Laut ............................................................................ 45
Grafik 3.17. Inflasi Perkembangan Harga Emas ......................................................... 47
Grafik 3.18. Inflasi Buah Pinang ............................................................................... 47
Grafik 3.19. Indeks Ekspektasi Kenaikan Harga 12 Bulan Mendatang ....................... 50
Grafik 4.1. Pertumbuhan Kredit Korporasi ............................................................ 56
Grafik 4.2. Pertumbuhan Kredit Korporasi Berdasarkan Sektor Ekonomi ................ 56
Grafik 4.3. Perkembangan NPL Kredit Korporasi ................................................... 57
Grafik 4.4. Perkembangan NPL Kredit Korporasi Berdasarkan Sektor Ekonomi ....... 57
Grafik 4.5. Kontribusi Konsumsi RT Terhadap Konsumsi Agregat ........................... 58
Grafik 4.6. IKK, IKE, dan IEK .................................................................................. 58
Grafik 4.7. Indeks Konsumen ................................................................................. 58
Grafik 4.8. Pertumbuhan Kredit Rumah Tangga .................................................... 60
Grafik 4.9. Perkembangan NPL Kredit Rumah Tangga ............................................ 60
Grafik 4.10. Pangsa DPK Perseorangan dan Non Perseorangan ................................. 60
Grafik 4.11. Perkembangan Komponen DPK Perseorangan ....................................... 60
Grafik 4.12. Perkembangan Aset Perbankan Provinsi Papua Barat ........................... 62
Grafik 4.13. Pangsa Aset Perbankan Provinsi Papua Barat ....................................... 62
Grafik 4.14. Perkembangan DPK Bank Umum Prov. Papua Barat Menurut
Kelompok Bank .................................................................................. 63
Grafik 4.15. Pertumbuhan Kredit Perbankan ............................................................ 64
Grafik 4.16. Komposisi Kredit .................................................................................. 64
Grafik 4.17. Pertumbuhan Suku Bunga Bank Umum di Provinsi Papua Barat .............. 65
Grafik 4.18. Perkembangan LDR dan NPL Bank Umum di Provinsi Papua Barat ........ 66
Grafik 4.19. Komposisi Kredit MKM ....................................................................... 67
Grafik 5.1. Pertumbuhan Nilai RTGS ....................................................................... 71
Grafik 5.2. Pertumbuhan Volume RTGS .................................................................. 71
Grafik 5.3. Volume dan Nilai Transaksi SKNBI Papua Barat ...................................... 72
Grafik 5.4. Perbandingan Inflow dan Outflow Uang Kartal ...................................... 73
Grafik 5.5. Komposisi denominasi Inflow / Outflow Uang Kartal .............................. 73
Grafik 6.1. Perkembangan Jumlah Penganggur dan Penduduk Yang Bekerja ......... 78
Grafik 6.2. Indeks Konisi Ekonomi Terhadap Penghasilan dan Lapangan Kerja Saat ini
dibandingkan 6 Bulan yang Lalu .......................................................... 79
Grafik 6.3. Indeks Ekspektasi Konsumen Terhadap Penghasilan dan Lapangan Kerja 6
Bulan yang Akan Datang ..................................................................... 79
Grafik 6.4. Proporsi Angkatan Kerja Berdasarkan Sektor Usaha ............................. 80
Grafik 6.5. Perbandingan Jumlah Pekerja Berdasarkan Status Pekerjaan ................. 81
Grafik 6.6. Perkembangan NTP Papua Barat ........................................................ 83
Grafik 6.7. Perkembangan Penduduk Miskin Papua Barat ...................................... 85
Grafik 6.8. Perkembangan Garis Kemiskinan Papua Barat ..................................... 85
Grafik 6.9. Gini Ratio Papua Barat ........................................................................ 86
Grafik 7.1. Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Dunia ................................................ 90
Grafik 7.2. Ekspektasi Kegiatan Usaha ................................................................... 90
Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 x
KETERANGAN DAN SUMBER DATA
Buku Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat berisi kajian mengenai perkembangan
ekonomi Papua Barat pada triwulan berjalan, yang diterbitkan secara berkala setiap triwulan
oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Barat.
Bab I Angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan angka perkiraan atas
dasar tahun 2010 bersumber dari BPS Provinsi Papua Barat.
Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai
kelaziman.
Data ekspor dan impor nonmigas Papua Barat bersumber dari Dokumen
Pemberitahuan Ekspor/Impor Barang yang diolah Bank Indonesia, yang tercantum
pula pada buku Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah (SEKDA) Papua Barat.
Bab II Data Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) bersumber dari Direktorat Jenderal
Perbendaharaan (DJPBN) dan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
(BPKAD).
Bab III Data IHK dan inflasi bersumber dari BPS Provinsi Papua Barat, diolah lebih lanjut
dan disandingkan dengan berbagai hasil survei KPw Bank Indonesia Provinsi
Papua Barat khususnya Survei Konsumen (SK) dan Survei Pemantauan Harga
(SPH) untuk keperluan analisis.
Bab IV Data perbankan berupa data kredit korporasi, rumah tangga, UMKM bersumber
dari Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) bank-bank yang berlokasi di Provinsi
Papua Barat, khusus untuk data penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek
bersumber dari Datawarehouse Bank Indonesia.
Bab V Data sistem pembayaran merupakan data di wilayah kerja KPw Bank Indonesia
Provinsi Papua Barat. Data transaksi tunai bersumber dari Departemen
Pengedaran Uang, Bank Indonesia. Data transaksi non-tunai melalui BI-RTGS
bersumber dari Departemen Akunting dan Sistem Pembayaran, Bank Indonesia,
sedangkan data transaksi non tunai melalui kliring bersumber dari data kliring
KPw Bank Indonesia Provinsi Papua Barat.
Bab VI Data ketenagakerjaan daerah bersumber dari Survei Ketenagakerjaan Nasional
(Sakernas) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat serta
data pencairan Jaminan Hari tua (JHT) dari Jamsostek Provinsi Papua Barat.
Sedangkan angka kesejahteraan menggunakan indikator Nilai Tambah Petani
(NTP) yang juga bersumber dari data Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat.
Bab VII Prospek perekonomian regional dibuat atas dasar perkembangan indikator
ekonomi dan moneter dengan didukung oleh hasil survei yang dilakukan KPw
Bank Indonesia Provinsi Papua Barat seperti SK dan SPH.
Buku ini diterbitkan pada akhir periode triwulan laporan sehingga angka yang disajikan
dalam triwulan dimaksud sebagian di antaranya merupakan angka sementara hasil estimasi.
Selanjutnya, adakalanya angka yang menunjukkan penjumlahan tidak selalu sama besarnya
dengan penjumlahan angka-angka yang bersangkutan karena pembulatan.
Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 xi
Visi Bank Indonesia
Menjadi Bank Sentral digital terdepan yang berkontribusi nyata terhadap perekonomian
nasional dan terbaik di antara negara emerging markets untuk Indonesia maju.
Misi Bank Indonesia
1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan Bank Indonesia.
2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan.
3. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan digital melalui penguatan kebijakan sistem pembayaran Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan Pemerintah serta mitra
strategis lain.
4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal
dan reformasi struktural Pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain.
5. Turut meningkatkan pendalaman pasar keuangan untuk memperkuat efektivitas kebijakan Bank Indonesia dan mendukung pembiayaan ekonomi nasional.
6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di tingkat daerah.
7. Mewujudkan bank sentral berbasis digital dalam kebijakan dan kelembagaan melalui penguatan organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem informasi yang
handal, serta peran internasional yang proaktif.
Nilai-nilai Strategi Organisasi Bank Indonesia
Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau
berperilaku yaitu: Trust and Integrity, Professionalism, Excellence, Public Interest, dan
Coordination and Teamwork dengan berpegang pada prinsip spirit keimanan dan ketaatan
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 xii
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH
a. PDRB dan Inflasi
I II III IV I II III IV I II III
PDRB (%,yoy) 4.15 4.52 4.01 5.87 12.83 6.92 0.18 (0.26) (0.50) 2.96 2.66 5.14 0.53 (3.35)
Sisi Permintaan
Konsumsi Rumah Tangga 5.65 6.68 6.65 5.46 6.34 3.84 5.13 6.29 7.73 3.85 4.99 4.81 (1.48) 2.54
Konsumsi LNPRT (1.51) 4.95 12.18 3.82 8.13 9.03 9.76 16.19 14.24 13.47 10.37 (14.05) (14.74) (3.76)
Konsumsi Pemerintah 4.36 3.93 4.98 1.16 1.53 1.23 (0.39) (26.49) (11.70) (18.87) 3.42 0.25 (18.93) (0.80)
PMTB 10.95 4.63 5.02 2.49 4.43 3.87 3.36 (4.24) 0.75 15.54 5.36 0.47 (7.22) (7.56)
Perubahan Inventori (170.20) 100.73 59.41 (115.22) (70.19) (40.53) (85.47) 57.15 78.88 (43.13) 39.87 1,651.01 (29.07) 23.66
Ekspor Luar Negeri 16.34 (15.27) (6.81) 23.71 33.97 46.89 45.29 (3.72) (20.92) (7.43) (9.00) (14.70) 20.78 (22.70)
Impor Luar Negeri (15.37) 123.95 (9.74) (33.59) 100.23 5.71 164.83 482.39 181.62 704.70 19.43 23.94 (19.49) (10.25)
Net Ekspor Antardaerah 78.69 (33.93) (8.90) 13.25 13.03 116.45 114.81 (39.41) (61.03) (76.29) (22.78) (110.22) 19.34 (47.99)
Sisi Produksi
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2.60 2.10 5.07 5.19 3.03 0.30 3.20 3.53 3.31 3.03 3.34 6.09 0.14 (7.52)
Pertambangan dan Penggalian 1.21 0.79 (1.52) 5.02 11.94 7.58 (6.62) (5.91) (6.59) (0.42) (0.34) 7.41 1.07 (6.46)
Industri Pengolahan 2.12 3.28 2.74 4.96 24.31 8.32 (5.62) (7.01) (6.73) 0.46 (0.99) 1.14 5.04 2.96
Pengadaan Listrik, Gas dan Produksi Es (4.89) 4.53 5.72 10.83 9.66 4.83 2.96 6.92 8.80 9.62 8.87 8.17 7.47 10.23
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah
dan Daur Ulang 5.35 3.32 5.59 5.75 4.88 4.44 4.80 4.06 5.09 7.26 4.42 1.72 4.34 0.16
Konstruksi 9.73 9.77 9.44 8.27 8.05 6.04 6.69 7.72 7.86 8.41 7.57 8.42 (2.34) (8.92)
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 6.86 9.06 8.14 9.54 10.02 9.89 9.87 8.50 7.98 8.82 8.37 7.43 1.40 (2.01)
Transportasi dan Pergudangan 8.47 7.98 8.08 7.39 8.03 9.43 9.38 8.75 7.36 8.15 8.01 5.67 (28.60) (27.02)
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6.76 7.67 8.01 6.43 6.92 8.98 8.38 9.04 8.03 6.37 7.67 5.45 (8.34) (8.28)
Informasi dan Komunikasi 7.56 9.77 8.01 6.30 8.22 9.37 9.38 14.21 12.49 9.96 11.51 9.79 9.82 9.91
Jasa Keuangan dan Asuransi 9.70 2.47 3.23 3.56 2.54 3.19 2.27 6.83 10.13 7.71 9.33 10.77 0.05 10.64
Real Estate 7.59 8.41 8.43 9.55 8.77 8.84 9.86 9.71 9.21 8.32 8.42 6.34 (1.56) (4.54)
Jasa Perusahaan 7.16 5.45 7.47 9.82 9.06 5.48 5.73 4.22 4.92 6.30 5.28 3.52 (4.92) (6.91)
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib 8.34 8.28 5.87 4.86 6.94 7.67 7.26 4.16 3.48 2.23 3.30 5.35 (3.86) (4.69)
Jasa Pendidikan 7.28 6.19 7.92 8.15 4.20 3.45 3.59 8.61 3.42 2.78 5.80 2.26 (2.51) (5.46)
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6.33 6.48 7.14 5.76 5.30 8.49 8.36 8.65 1.74 3.27 4.39 2.03 10.52 6.35
Jasa Lainnya 6.36 7.38 6.94 5.31 4.60 6.87 7.34 5.58 3.47 3.59 4.37 3.90 (2.63) (1.86)
Inflasi (%,yoy) (SBH 2018) 2.73 1.80 2.51 2.68 2.37 1.52 0.33
Volatile Foods -1.71 -1.38 2.95 1.53 6.01 3.34 -1.86
Administered Prices 7.13 3.33 1.56 5.81 -1.76 -4.11 -2.69
Core 3.16 2.69 2.64 2.07 2.30 2.72 2.31
2020201920182017Indikator Makroekonomi Daerah 2015 2016
TW - I TW-II TW-III TW-IV TW-I TW-II TW-III TW-IV TW-I TW-II TW-III
MAKRO
98.33 100.73 100.84 101.20 101.01 102.55 103.37 103.91 103.40 104.11 103.71
2.73 1.80 2.51 2.68 2.37 1.52 0.33
98.28 99.78 100.17 103.69 105.27 106.90 106.27 108.64 107.54 108.39 107.06
7.11 7.13 6.09 4.78 2.15 1.40 0.75
98.34 100.99 101.02 100.53 99.86 101.38 102.59 102.63 102.28 102.96 102.81
1.55 0.39 1.56 2.09 2.43 1.56 0.22
14,732 15,020 15,426 15,286 14,695 14,947 15,879 16,550 15,451 15,026 15,346
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,455 1,477 1,546 1,579 1,506 1,526 1,586 1,642 1,598 1,528 1,467
Pertambangan dan Penggalian 2,904 2,912 2,964 2,762 2,732 2,720 2,951 3,098 2,935 2,749 2,761
Industri Pengolahan 4,816 4,834 4,860 4,522 4,482 4,513 4,886 4,963 4,533 4,740 5,030
Pengadaan Listrik, Gas dan Produksi Es 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 7
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 16 17 17 18 17 17 18 18 17 18 18
Konstruksi 1,765 1,826 1,956 2,149 1,901 1,969 2,120 2,287 2,061 1,923 1,931
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 926 974 1,000 1,054 1,005 1,052 1,088 1,140 1,079 1,067 1,066
Transportasi dan Pergudangan 364 389 393 415 396 418 426 447 418 299 311
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 78 82 85 88 85 88 90 95 89 81 83
Informasi dan Komunikasi 271 286 293 302 309 322 322 332 339 353 354
Jasa Keuangan dan Asuransi 201 200 203 205 215 220 219 231 238 221 242
Real Estate 176 178 183 191 193 195 198 203 205 191 189
Jasa Perusahaan 16 16 17 18 17 17 18 19 18 16 17
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,227 1,290 1,343 1,415 1,277 1,334 1,373 1,464 1,345 1,282 1,308
Jasa Pendidikan 363 377 398 393 394 390 409 426 403 380 387
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 111 115 120 128 120 117 124 134 123 130 132
Jasa lainnya 39 41 42 44 41 42 44 46 43 41 43
5.93 12.85 6.93 0.14 -0.25 -0.49 2.93 8.27 5.14 0.53 -3.35
5.15 10.84 12.03 9.21 11.32 13.74 11.75 11.44 11.26 12.18 8.96
591.31 631.30 712.67 797.44 631.37 477.80 526.86 647.80 446.29 469.81 365.34
20192018 2020
Nilai Ekspor Migas (USD Juta)
INDIKATOR
IHK Papua Barat (SBH 2018)
Inflasi Papua Barat (y-o-y)
PDRB Harga Konstan (Rp Miliar)
Pertumbuhan PDRB (y-o-y)
Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta)
IHK Manokwari
Inflasi Manokwari (y-o-y)
IHK Sorong
Inflasi Sorong (y-o-y)
Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 xiii
b. Perbankan
c. Sistem Pembayaran
Tw- I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II Tw-III
14,586 15,379 15,768 17,164 16,352 17,930 17,834 21,775 19,470 19,710 23,887
12,572 13,621 13,740 14,852 14,187 15,848 14,784 18,866 16,931 17,555 21,494
4,154 5,161 4,936 4,361 4,492 6,358 4,886 6,975 5,895 6,055 9,194
5,640 5,842 5,909 7,525 6,253 6,259 6,499 8,537 7,134 7,576 8,116
2,779 2,619 2,895 2,966 3,441 3,231 3,399 3,354 3,902 3,925 4,184
16,118 16,977 17,927 18,657 18,404 18,943 20,045 20,916 21,656 20,993 21,164
3,988 4,239 4,301 4,823 4,459 4,705 5,649 6,012 6,148 5,937 6,243
5,908 6,262 6,762 6,649 6,557 6,621 6,567 6,607 7,041 6,632 6,292
6,222 6,476 6,864 7,184 7,387 7,618 7,829 8,297 8,467 8,424 8,628
128.20% 124.63% 130.48% 125.62% 129.73% 119.53% 135.59% 110.87% 127.91% 119.58% 98.46%
10,393 10,766 11,212 11,970 11,956 12,364 12,561 13,362 13,338 13,297 13,678
3,321 3,451 3,464 3,960 3,652 3,820 3,819 4,178 3,908 3,867 4,002
1,132 1,177 1,271 1,280 1,398 1,430 1,404 1,440 1,538 1,569 1,605
5,940 6,138 6,477 6,731 6,906 7,114 7,339 7,744 7,892 7,861 8,070
LDR - Lokasi Bank 82.66% 79.04% 81.60% 80.59% 84.28% 78.02% 84.97% 70.83% 78.78% 75.74% 63.64%
3,902 4,034 4,032 3,931 3,836 3,938 4,000 3,965 3,899 3,829 3,923
924 974 989 989 999 1,043 1,027 1,054 1,064 994 885
Modal Kerja 595 635 639 678 643 681 665 685 690 635 557
Investasi 328 339 349 311 357 362 362 368 374 359 328
1,508 1,595 1,609 1,569 1,530 1,590 1,601 1,598 1,605 1,646 1,678
Modal Kerja 1,077 1,139 1,152 1,151 1,111 1,171 1,190 1,202 1,199 1,232 1,260
Investasi 431 455 457 418 419 419 411 396 405 414 418
1,470 1,465 1,434 1,372 1,306 1,304 1,372 1,314 1,230 1,190 1,360
Modal Kerja 1,047 1,078 1,018 980 950 960 1,040 995 927 884 1,032
Investasi 422 387 417 392 357 344 332 318 302 305 328
3.23 4.25 3.27 2.52 2.76 3.20 3.20 2.72 2.52 3.04 2.48
Total Asset 744 740 714 714 737 696 673 681 681 681 681
532 475 480 534 538 524 527 569 569 569 569
Deposito 444 393 391 430 443 436 433 433 433 433 433
87 82 89 104 94 88 94 136 136 136 136
Kredit lokasi bank 578 585 589 592 597 597 597 565 565 565 565
NPL 3.46% 14.62% 15.64% 15.39% 21.19% 31.25% 36.42% 62.99% 62.99% 62.99% 62.99%
LDR 109% 123% 123% 111% 111% 114% 113% 99% 99% 99% 99%
INDIKATOR20202018 2019
LDR - Lokasi Proyek
PERBANKAN
Bank Umum (Rp miliar)
Total Asset
DPK
Giro
Tabungan
Deposito
Kredit - Lokasi Proyek
Modal Kerja
Investasi
Konsumsi
Tabungan
Kredit - Lokasi Bank
Modal Kerja
Investasi
Konsumsi
Kredit UMKM - Lokasi Proyek
Kredit Mikro
Kredit Kecil
Kredit Menengah
NPL - Lokasi Bank (%)
BPR (Rp miliar)
DPK
Tw - I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II Tw-IIIInflow (Rp miliar) 657.72 231.10 171.05 88.30 677.30 277.95 264.43 224.47 1,025.08 258.58 215.79
Outflow (Rp miliar) 135.36 681.68 674.40 1,506.15 201.11 532.98 562.91 2,007.78 211.58 459.42 (486.98)
Nominal Transaksi RTGS (from+to+from-to) (Rp Miliar) 549.15 398.64 405.08 495.66 607.88 1,510.59 1,040.13 5,202.36 1,105.00 2,614.79 2,157.62
Volume Transaksi RTGS 534 435 521 645 285 396 803 894 852 868 983
Nominal Kliring (Rp Miliar) 1,061.47 1,140.52 1,287.50 1,353.70 1,206.99 1,155.10 1,346.72 1,619.98 1,307.04 1,173.48 1,257.56
Volume Kliring 20,304 21,821 24,711 24,135 22,673 21,664 23,478 26,630 21,990 21,047 23,745
Rata-rata Harian Nominal Kliring (Rp Miliar) 17.12 21.93 20,76 21,83 20.12 20.63 20.40 25.31 20.75 20.23 21.31
Rata-rata Harian Volume Kliring 327.48 419.63 406.48 389.00 365.69 386.86 355.73 416.09 349.05 363 402
Nominal Kliring Kredit (Rp Miliar) 610.17 680.66 792.56 773.56 693.59 695.36 848.60 1,035.49 797.62 741.74 776.36
Volume Kliring Kredit 11,212 12,759 15,107 13,856 13,648 13,038 14,491 17,059 13,226 13,270 15,449
Rata-rata Harian Nominal Kliring Kredit 9.84 12.15 12.99 12.48 11.56 12.42 12.86 16.18 12.66 12.57 13.16
Rata-rata Harian Volume Kliring Kredit 180.84 227.84 247.66 223.48 227.47 232.82 219.56 266.55 209.94 224.92 261.85
Nominal Kliring Debet Penyerahan (Rp Miliar) 442.77 449.44 480.05 562.79 500.46 445.57 484.48 574.61 500.16 420.10 467.82
Volume Kliring Debet Penyerahan 8,960 8,879 9,414 10,031 8,803 8,804 8,753 9,407 8,613 7,508 8,016
Rata-rata Harian Nominal Kliring Debit Penyerahan 7.14 8.03 7.87 9.08 8.34 7.96 7.34 8.98 7.94 7.12 7.93
Rata-rata Harian Volume Kliring Debit Penyerahan 144.52 158.55 154.33 161.79 146.72 157.21 132.62 146.98 136.71 127.25 135.86
Nominal Kliring Debit Pengembalian (Rp miliar) 8.53 10.42 14.89 17.35 12.94 14.16 13.64 9.88 9.26 11.64 13.39
Volume Kliring Debit Pengembalian 132 183 190 248 222 249 234 164 151 269 280
Rata-rata Harian Nominal Kliring Debit Pengembalian 0.14 0.19 0.24 0.28 0.22 0.25 0.21 0.15 0.15 0.20 0.23
Rata-rata Harian Volume Kliring Debit Pengembalian 2.13 3.27 3.11 4.00 3.70 4.45 3.55 2.56 2.40 4.56 4.75
Nominal Cek/BG Kosong (Rp Miliar) 6.33 8.11 12.39 17.32 12.93 13.92 13.64 9.88 7.68 11.05 13.26
Volume Cek/BG Kosong 88 138 154 245 221 243 234 164 122 240 275
Rata-rata Harian Nominal Cek/BG Kosong 0.10 0.14 0.20 0.28 0.22 0.25 0.21 0.15 0.12 0.19 0.22
Rata-rata Harian Volume Cek/BG Kosong 1.42 2.46 2.52 3.95 3.68 4.34 3.55 2.56 1.94 4.07 4.66
Indikator2018 2019 2020
Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 xiv
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan
Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 1
RINGKASAN EKSEKUTIF
PERTUMBUHAN EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi Papua Barat pada triwulan III 2020
tercatat kontraksi 3,35% (yoy) dan lebih rendah dibanding
pertumbuhan triwulan II 2020 yang tumbuh positif sebesar
0,53% (yoy), terutama disebabkan oleh penurunan kinerja
ekspor dan investasi. Dari sisi Lapangan Usaha (LU), seluruh LU
utama mengalami kontraksi kecuali Industri Pengolahan yang
tercatat tumbuh positif. Sementara, kontraksi paling dalam
terjadi pada LU Transportasi dan Pergudangan
Berdasarkan perkembangan berbagai indikator dan hasil liaison,
ekonomi Papua Barat pada triwulan IV 2020 diperkirakan
membaik seiring pemulihan ekonomi. Perekonomian
diperkirakan membaik seiring mulai terjadi peningkatan aktivitas
perekonomian di berbagai daerah. Meski demikian,
pertumbuhan pada triwulan IV 2020 masih berada dalam level
yang rendah yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19.
KEUANGAN PEMERINTAH
Dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya,
realisasi belanja pemerintah pusat APBN triwulan III 2020
menurun yang disebabkan oleh penurunan pagu anggaran
sebagai dampak COVID-19. Sementara, Realisasi belanja APBD
Provinsi triwulan III 2020 meningkat yang didorong oleh realisasi
belanja tidak langsung terutama belanja bagi hasil. Di sisi lain,
Realisasi pendapatan APBD Provinsi triwulan III 2020 tercatat
lebih tinggi yang disebabkan oleh tingginya pendapatan transfer
terutama dana penyesuaian dan otonomi khusus.
Perekonomian
triwulan III 2020
menurun.
Realisasi belanja
APBN pada triwulan
III 2020 tercatat lebih
rendah. Sementara,
Realisasi belanja
APBD Provinsi tercatat
lebih tinggi.
Perekonomian Papua
Barat pada triwulan IV
2020 diperkirakan
membaik
Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 2
INFLASI
Inflasi Papua Barat pada triwulan III 2020 terjaga pada level yang
rendah dan stabil. Secara tahunan, Papua Barat mengalami
inflasi 0,33% (yoy). Angka ini lebih rendah dibanding triwulan II
2020 sebesar 1,52% (yoy). Inflasi ini juga berada di bawah
angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 1,42% (yoy).
Kabupaten Manokwari pada triwulan III 2020 mengalami inflasi
sebesar 0,75% (yoy), lebih rendah dibanding inflasi triwulan II
2020 yang sebesar 1,40% (yoy). Sementara Kota Sorong
mencatatkan angka inflasi 0,22% (yoy), lebih rendah dibanding
triwulan II 2020 yang sebesar 1,56% (yoy).
Inflasi pada periode ini didorong oleh kelompok komoditas
perawatan pribadi dan jasa lainnya khususnya komoditas emas
perhiasan. Di sisi lain kelompok transportasi khususnya
angkutan udara masih menjadi faktor utama penyumbang
deflasi.
Seiring dengan pelonggaran pembatasan aktivitas masyarakat
serta menjelang perayaan akhir tahun, aktivitas masyarakat
kedepan diperkirakan akan berangsur kembali normal dan
diperkirakan akan mendorong konsumsi dan meningkatkan
inflasi pada triwulan IV 2020, meskipun masih pada kisaran
inflasi rendah. Lebih lanjut, inflasi Papua Barat pada tahun 2020
diperkirakan berada di bawah level sasaran Nasional yaitu
sebesar 3±1%.
STABILITAS KEUANGAN DAERAH
Stabilitas Sistem Keuangan Daerah Provinsi Papua Barat pada
triwulan III 2020 tetap terjaga seiring dengan berangsur
pulihnya aktivitas masyarakat.
Penyaluran kredit kepada korporasi secara tahunan sedikit
terkontraksi dibanding triwulan III 2019, namun masih lebih
tinggi dibanding penyaluran pada triwulan II 2020. Total kredit
Inflasi Papua Barat
triwulan III 2020
sebesar 0,33% (yoy),
lebih rendah dibanding
inflasi triwulan II 2020
yang tercatat sebesar
1,52% (yoy).
Kredit sektor
korporasi terkontraksi
0,25% (yoy) pada
triwulan III 2020.
Inflasi Papua Barat pada
triwulan IV 2020
diperkirakan lebih tinggi
dibanding inflasi
triwulan III 2020, di
bawah level sasaran
nasional 3±1% .
Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 3
yang disalurkan oleh perbankan ke sektor korporasi pada
periode laporan sebesar Rp6,08 triliun.
Kredit perbankan yang disalurkan kepada sektor rumah tangga
(RT) pada triwulan III 2020 tercatat tumbuh 10,25% (yoy).
Peningkatan kredit RT terutama didorong oleh peningkatan
kredit multiguna sebesar 21,82% (yoy). Secara nominal, total
kredit yang diberikan kepada RT adalah sebesar Rp8,62 triliun.
Aset, penghimpunan DPK, dan penyaluran kredit yang
merupakan indikator-indikator utama kinerja perbankan, secara
tahunan menunjukkan pertumbuhan yang cukup meyakinkan.
Aset perbankan tercatat tumbuh sebesar 32,75% (yoy)
sementara DPK juga berhasil tumbuh sebesar 44,10% (yoy) dan
kredit berhasil tumbuh 8,32% (yoy). Peningkatan kinerja
penyaluran kredit perbankan diikuti dengan peningkatan
kualitas. Nilai NPL (gross) pada periode ini tercatat turun menjadi
4,88%. Sementara LDR tercatat turun menjadi 64,55%
PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN
PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Transaksi nilai melalui RTGS tercatat mengalami penurunan dari
Rp2,6 triliun pada periode triwulan II 2020 menjadi Rp2,2 triliun
atau tercatat turun 17,48% (qtq). Namun, realisasi ini
mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu yang tercatat
Rp1,0 triliun atau naik 107% (yoy).
Sementara itu, nilai transaksi ritel melalui SKNBI di Papua Barat
pada triwulan III 2020 tercatat sebesar Rp1,26 triliun, meningkat
sebesar 7,17% (qtq) dibandingkan triwulan II 2020 yang
tercatat Rp1,17 triliun. Secara tahunan, nilai transaksi melalui
SKNBI triwulan III tahun lalu tercatat Rp1,34 triliun atau turun
sebesar 6,62% (yoy)
Tingginya aliran uang keluar (outflow) dibandingkan uang
masuk (inflow) menyebabkan Provinsi Papua Barat mengalami
net outflow sebesar Rp271,18 miliar pada triwulan III 2020. Hal
Transaksi masyarakat
melalui RTGS mengalami
penurunan dibanding
triwulan sebelumnya.
Sementara, SKNBI
mengalami peningkatan.
Meski demikian, sistem
pembayaran yang andal
tetap siap untuk
mendukung setiap
aktivitas masyarakat.
Kredit kepada sektor
rumah tangga
tumbuh 10,25%.
Secara nominal total
kredit yang diberikan
kepada RT adalah
sebesar Rp8,62 triliun
Kinerja Aset, DPK,
dan Kredit
Perbankan
menunjukkan
pertumbuhan
positif.
Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 4
ini sejalan dengan pola historis aliran uang yang selalu
mengalami outflow pada triwulan III setiap tahunnya
KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN
Indikator kesejahteraan mengalami tren penurunan yang
tercermin dari kenaikan tingkat pengangguran secara tahunan
dan Nilai Tukar Petani (NTP) yang sedikit lebih rendah dari
periode sebelumnya. Ketenagakerjaan di Papua Barat pada
Agustus 2020 mencatat kenaikan tingkat pengangguran secara
tahunan di tengah meningkatnya jumlah penduduk usia kerja.
Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan III 2020 mengalami
penurunan dibandingkan triwulan II 2020 dan triwulan III 2019,
hal ini dipengaruhi oleh lebih rendahnya harga perolehan hasil
panen dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan oleh petani
selama kegiatan produksi, khususnya di subsektor Hortikultura.
Sedangkan data tingkat kemiskinan di Papua Barat dalam tiga
tahun terakhir terus mencatatkan tren penurunan
PROSPEK EKONOMI
Pada triwulan I 2021 perekonomian Papua Barat diperkirakan
tumbuh positif dan meningkat dibanding perkiraan triwulan IV
2020. Pandemi COVID-19 menyebabkan ekonomi triwulan IV
2020 diperkirakan rendah yang kemudian berimplikasi pada
arah ekonomi pada triwulan I 2021. Ekonomi pada triwulan I
2021 diperkirakan akan didorong oleh pulihnya sebagian besar
sektor ekonomi.
Secara kumulatif, Ekonomi Papua Barat tahun 2021 diperkirakan membaik dan tumbuh lebih tinggi dibanding tahun
2020. Membaiknya ekonomi terutama disumbang oleh
membaiknya ekspor luar negeri dan investasi, di tengah tetap
solidnya konsumsi swasta dan konsumsi pemerintah. Penemuan
Pada triwulan I tahun
2021, ekonomi
diperkirakan tumbuh
positif dan meningkat
dibandingkan perkiraan
triwulan sebelumnya
Kesejahteraan
masyarakat Papua Barat
pada Triwulan III 2020
mencatat sedikit
penurunan dengan
turunnya indikator NTP
serta peningkatan
tingkat pengangguran.
Meski demikian, tingkat
kemiskinan tercatat
menurun dalam tiga
tahun terakhir.
Pertumbuhan ekonomi
Papua Barat pada 2021
diperkirakan tumbuh
lebih tinggi dibanding
tahun 2020
Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 5
vaksin dan penerapan protokol COVID-19 menjadi penentu
pertumbuhan ekonomi pada 2021.
PROSPEK INFLASI
Inflasi Papua Barat pada triwulan I 2021 diperkirakan meningkat
dibanding perkiraan inflasi pada triwulan IV 2020. Kendati
meningkat, inflasi diperkirakan masih berada dalam level yang
rendah. Peningkatan inflasi ditengarai karena meningkatnya
aktivitas ekonomi sehingga mendorong permintaan masyarakat
terhadap barang atau jasa. Peningkatan secara umum akan
menggerakkan inflasi inti (core inflation). Sementara, inflasi
kelompok bahan makanan bergejolak (volatile food)
diperkirakan sedikit meningkat setelah tercatat rendah pada
2020. Inflasi kelompok harga yang diatur pemerintah
(administered prices) akan dipicu oleh perkiraan meningkatnya
tarif angkutan udara setelah pada 2020 tercatat rendah.
Laju inflasi Papua Barat di tahun 2021 diperkirakan lebih tinggi
dibanding tahun 2020, dan berada dalam sasaran inflasi
Nasional 3±1% (yoy). Inflasi yang lebih tinggi diperkirakan
sebagai dampak optimisme meredanya pandemi COVID-19
yang berimplikasi pada peningkatan permintaan masyarakat
secara keseluruhan.
Inflasi triwulan I 2021
diperkirakan
meningkat. Begitu juga
dengan inflasi tahun
2021 yang diperkirakan
lebih tinggi dibanding
tahun 2020
Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 6
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan
Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 7
e
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Pertumbuhan ekonomi Papua Barat pada triwulan III 2020 tercatat kontraksi 3,35%
(yoy) dan lebih rendah dibanding pertumbuhan triwulan II 2020 yang tumbuh positif
sebesar 0,53% (yoy), terutama disebabkan oleh penurunan kinerja ekspor dan
investasi.
Pertumbuhan ekonomi triwulan III 2020 yang tercatat kontraksi disebabkan terutama
oleh penurunan kinerja ekspor Luar Negeri (LN) dan investasi.
Dari sisi Lapangan Usaha (LU), seluruh LU utama mengalami kontraksi kecuali Industri
Pengolahan yang tercatat tumbuh positif. Sementara, kontraksi paling dalam terjadi
pada LU Transportasi dan Pergudangan.
Kontraksi pertumbuhan ekonomi Papua Barat sejalan dengan perekonomian
Nasional yang juga tercatat kontraksi.
1.1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Kinerja Ekonomi Triwulan III 2020
Pada triwulan III 2020, ekonomi Papua Barat tercatat kontraksi 3,35% (yoy), lebih
rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan II 2020 yang tumbuh positif sebesar
0,53% (yoy). Kontraksi pertumbuhan dipengaruhi oleh dampak pandemi COVID-19 yang
mempengaruhi kinerja sebagian besar sektor pengeluaran, terutama ekspor dan investasi.
Ekspor LN tercatat mengalami kontraksi paling dalam yakni 22,70% (yoy) yang dipengaruhi
oleh turunnya kinerja komoditas ekspor utama yaitu Liqufied Natural Gas (LNG). Turunnya
ekspor LNG disebabkan oleh turunnya harga komoditas tersebut seiring rendahnya
permintaan akibat dampak COVID-19. Selanjutnya, Impor Luar Negeri (LN) juga mencatat
penurunan. Impor LN yang didominasi oleh barang modal guna pembangunan Proyek
Strategis Nasional (PSN) yaitu Train III Tangguh LNG di Teluk Bintuni, tercatat lebih rendah
seiring progres pembangunan proyek tersebut yang sudah mendekati akhir dan
direncanakan akan beroperasi pada triwulan IV 2021. Lebih lanjut, perdagangan
antarprovinsi yang tercermin dari net ekspor antar provinsi tercatat negatif, yang artinya
Papua Barat lebih banyak menerima barang/jasa dari daerah lain daripada mengirim
BAB - 1
Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 8
barang/jasa ke daerah lain atau dapat dikatakan net impor. Komponen pembentuk
selanjutnya adalah investasi. Pertumbuhan investasi tercatat masih kontraksi, sedikit
menurun dibanding triwulan sebelumnya. Penurunan investasi ini dipengaruhi oleh dampak
COVID-19 sehingga investor cenderung menggunakan dananya untuk berjaga-jaga. Data
dari BKPM juga mengkonfirmasi bahwa hingga triwulan III 2020, investasi yang masuk ke
Papua Barat lebih rendah dibanding tahun lalu. Selanjutnya adalah konsumsi. Kinerja
ekonomi pada triwulan III 2020 ditopang oleh kinerja konsumsi, baik itu konsumsi rumah
tangga, konsumsi pemerintah, dan konsumsi Lembaga Nonprofit Rumah Tangga (LNPRT).
Konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh positif dan meningkat dibanding triwulan
sebelumnya. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga mencerminkan solidnya daya beli
masyarakat yang ditopang oleh realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan
terjaganya inflasi selama triwulan tersebut. Konsumsi Lembaga Nonprofit Rumah Tangga
(LNPRT) mencatatkan perbaikan meskipun masih terkontraksi. Hal ini ditopang oleh rencana
penyelenggaraan pilkada serentak di sembilan kabupaten/kota Papua barat. Konsumsi
Pemerintah juga mencatatkan perbaikan meskipun masih terkontraksi. Konsumsi pemerintah
ditopang oleh realisasi dana pemerintah melalui APBD maupun APBN yang secara historis
meningkat pada triwulan III 2020. Namun, peningkatan konsumsi pemerintah diperkirakan
terbatas seiring pemotongan pagu belanja APBN dalam rangka refocusing penanganan
COVID-19.
Dari sisi lapangan usaha (LU), seluruh LU utama mengalami penurunan kinerja yang
diakibatkan oleh dampak COVID-19. LU pertambangan dan LU Industri pengolahan
mencatat penurunan kinerja seiring tekanan terhadap harga komoditas LNG yang menurun.
Kendati demikian, kinerja LU industri pengolahan mencatat pertumbuhan yang positif yang
ditopang oleh kinerja lifting LNG yang mencatat peningkatan dibanding tahun lalu.
Selanjutnya, LU Konstruksi mencatat kontraksi lebih dalam dibanding triwulan sebelumnya.
Hal ini dipengaruhi oleh realisasi belanja modal pemerintah yang terbatas seiring refocusing
anggaran dalam rangka penanganan COVID-19 serta investasi konstruksi yang menurun
akibat dampak COVID-19. LU Konstruksi saat ini masih ditopang oleh pengerjaan Train III
Tangguh LNG. LU pertanian, kehutanan, dan perikanan tercatat menurun seiring kinerja
ekspor komoditas utama seperti ikan, mutiara, dan kayu olahan yang mencatat penurunan.
Pada periode ini, kontraksi terdalam dialami oleh LU Transportasi dan Pergudangan.
Rendahnya mobilitas yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19 berdampak pada penurunan
permintaan terhadap kebutuhan transportasi baik darat, laut, maupun udara.
Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 9
Kontraksi pertumbuhan ekonomi Papua Barat sejalan dengan perekonomian Nasional yang
juga tercatat kontraksi. Pertumbuhan ekonomi apabila tanpa memperhitungkan sektor
migas, maka ekonomi Papua Barat tercatat kontraksi lebih dalam 5,76% (yoy).
Sumber: BPS Papua Barat (diolah)
Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Papua Barat
Tracking Kinerja Ekonomi Triwulan IV 2020
Berdasarkan perkembangan berbagai indikator dan hasil liaison, ekonomi Papua Barat
pada triwulan IV 2020 diperkirakan membaik seiring pemulihan ekonomi. Perekonomian
diperkirakan membaik seiring mulai terjadi peningkatan aktivitas perekonomian di berbagai
daerah. Dari sisi pengeluaran, Konsumsi RT diperkirakan terdorong oleh meningkatnya
permintaan masyarakat seiring momen perayaan hari raya Natal dan Tahun Baru. Selain itu,
stimulus program PEN dari pemerintah diharapkan dapat menjaga daya beli masyarakat.
Konsumsi Pemerintah diperkirakan akan terdorong dengan akselerasi belanja pemerintah
sebagaimana pola historisnya dimana penumpukan realisasi belanja terjadi pada akhir tahun.
Investasi diperkirakan stabil ditopang oleh pembangunan Train III Tangguh LNG yang bersifat
multi years dan masih dibukanya investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong. Ekspor
diperkirakan menurun yang disebabkan oleh tekanan harga LNG dunia serta rencana
maintenance train II Tangguh LNG pada triwulan IV yang berpotensi mengurangi produksi
LNG. Impor diperkirakan relatif menurun seiring menurunnya impor barang modal akibat
penyelesaian pembangunan Train III Tangguh LNG yang sudah memasuki tahap akhir.
Dari sisi LU, kinerja LU utama yaitu Industri Pengolahan dan Pertambangan Penggalian
diperkirakan menurun seiring rencana maintenance kilang Train II Tangguh sehingga
mengurangi jumlah produksi LNG. Selanjutnya, pertumbuhan LU Konstruksi diperkirakan
membaik seiring akselerasi realisasi proyek yang berasal dari pemerintah dan swasta. Proyek
-3,35
-3,49
-5,76
-10,00
-5,00
0,00
5,00
10,00
15,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2017 2018 2019 2020
Pertumbuhan Papua Barat (yoy) Pertumbuhan Nasional (yoy) Pertumbuhan Papua Barat tanpa Migas (yoy)
Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 10
pemerintah berasal dari belanja modal yang diperkirakan terakselerasi sebagaimana pola
historis meskipun terbatas seiring pemotongan pagu anggaran dalam rangka refocusing
penanganan COVID-19. Proyek swasta ditopang oleh pembangunan Train III Tangguh LNG
yang masih berjalan. LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan diperkirakan tetap baik
meskipun dibayangi fenomena La Nina yang diperkirakan membuat curah hujan lebih tinggi
dari biasanya. LU Perdagangan diperkirakan menguat seiring meningkatnya konsumsi
swasta. Sektor pariwisata diperkirakan mulai pulih seiring rencana pembukaan secara
bertahap pariwisata Raja Ampat pada Oktober 2020 dan mulai beroperasi normal pada
Desember 2020.
Tracking Kinerja Ekonomi Kumulatif 2020
Secara kumulatif, perekonomian Papua Barat tahun 2020 diperkirakan lebih rendah
dibanding tahun 2019, seiring pengaruh dampak COVID-19 pada kinerja seluruh sektor
ekonomi. Rendahnya pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja seluruh
sektor, terutama konsumsi swasta, investasi, dan ekspor luar negeri. Daya beli masyarakat
yang menurun di tengah menurunnya aktivitas perekonomian menyebabkan kinerja
konsumsi swasta rendah. Investasi juga terdampak seiring perilaku investor yang lebih
memilih untuk menggunakan dananya untuk berjaga-jaga. Ekspor luar negeri terpengaruh
oleh harga komoditas dunia yang menurun sebagai dampak penurunan permintaan global.
1.1.1. Sisi Pengeluaran
Dari sisi pengeluaran, perekonomian Papua Barat pada triwulan III 2020 ditopang oleh
solidnya konsumsi Rumah Tangga (RT) di tengah kinerja sektor lain yang kontraksi. Pangsa
terbesar pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sisi pengeluaran adalah Ekspor Luar
Negeri (41%), Konsumsi RT (28%) kemudian diikuti oleh Investasi/PMTB (18%), Konsumsi
Pemerintah (15%), Impor Luar Negeri (2%) dan konsumsi LNPRT (1%). Seluruh sisi
pengeluaran mencatatkan kontraksi, kecuali konsumsi Rumah Tangga (RT). Kinerja Konsumsi
RT tercatat tumbuh positif seiring daya beli masyarakat yang terjaga, ditopang oleh paket
stimulus pemerintah melalui dana PEN. Sementara, kinerja ekspor tercatat menurun akibat
penurunan ekspor LNG ke negara mitra dagang utama yaitu Tiongkok, Korea Selatan dan
Jepang. Konsumsi pemerintah tercatat membaik meski masih kontraksi. Kinerja investasi
masih rendah yang dipengaruhi oleh dampak pandemi COVID-19. Impor luar negeri juga
turut rendah seiring rendahnya impor barang modal pembangunan Train III Tangguh LNG
yang sudah hampir selesai. Neraca perdagangan antarprovinsi Papua Barat masih berada
Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 11
pada posisi negatif yang artinya Provinsi Papua Barat secara bersih menerima barang/jasa dari
luar daerah.
Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Papua Barat Sisi Pengeluaran (%, yoy)
Sumber: BPS Papua Barat (diolah)
1. Konsumsi Rumah Tangga (RT)
Kinerja Konsumsi RT Triwulan III 2020
Konsumsi RT pada triwulan III 2020 tumbuh positif dibanding triwulan sebelumnya.
Pada triwulan laporan, konsumsi RT tumbuh sebesar 2,54% (yoy), meningkat dibanding
triwulan II 2020 yang kontraksi 1,48% (yoy). Pertumbuhan konsumsi RT ini mengindikasikan
bahwa konsumsi masyarakat berangsur pulih seiring daya beli masyarakat yang mulai
meningkat. Hal ini ditopang oleh realisasi dana PEN dan inflasi yang terkendali. Menurut data
Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Papua Barat, realisasi dana PEN bidang
perlindungan sosial yang berasal dari APBN di Papua Barat hingga 30 September 2020
mencapai Rp555,88 miliar. Angka sebesar itu direalisasikan dalam berbagai macam bentuk
bantuan antara lain Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan sembako, bantuan sosial
(bansos), sembako non PKH, pra kerja, dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa yang
diharapkan dapat membantu masyarakat terdampak COVID-19. Di samping itu, inflasi
hingga triwulan III 2020 tercatat sebesar 0,33% (yoy), berada di bawah sasaran inflasi
Nasional sebesar 3±1% (yoy), yang menandakan bahwa inflasi di Papua Barat masih terjaga
dan terkendali sehingga daya beli masyarakat terjaga.
Selain kedua indikator tersebut, survei konsumen Bank Indonesia pada triwulan III 2020
menunjukkan perbaikan meskipun masih belum optimis. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)
yang merupakan indeks gabungan antara Indeks Ekpektasi Konsumen (IEK) dan Indeks
Kondisi Ekonomi saat ini (IKE) tercatat berada pada level 83,72 atau berada di bawah indeks
batas optimis (100), yang artinya masyarakat secara umum masih belum optimis terhadap
kondisi perekonomian.
Konsumsi Rumah Tangga 5.46 6.34 3.84 5.13 6.29 7.73 3.85 2.28 4.61 (1.48) 2.54
Konsumsi Lembaga Nonprofit Rumah Tangga 3.82 8.13 9.03 9.76 15.56 13.18 11.90 1.85 (14.05) (13.27) (3.76)
Konsumsi Pemerintah 1.16 1.53 1.23 (0.39) (18.69) 3.91 (2.91) 27.58 0.25 (18.93) (0.80)
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 2.49 4.43 3.87 3.36 (4.24) 0.75 8.40 15.23 0.04 (7.22) (7.56)
Perubahan Inventori (115.22) (70.19) (40.53) (85.47) (56.07) 290.43 81.94 (742.09) 1471.99 18.74 23.66
Ekspor Luar Negeri 18.72 28.98 41.91 40.30 3.88 (12.10) (11.56) (15.28) (20.67) 13.91 (22.70)
Impor Luar Negeri (14.54) 100.12 0.04 159.90 251.28 0.21 0.42 (31.59) 19.13 (2.81) (10.25)
Net Ekspor Antarprovinsi (1.42) 0.52 100.88 100.22 (3.81) 3.70 (23.71) (47.50) (127.34) 14.30 (47.99)
PDRB 5.93 12.85 6.93 0.14 (0.25) (0.49) 2.93 8.27 5.14 0.53 (3.35)
2020
II III
2019
I II III IVPenggunaan
2018
I II III IV I
Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 12
Sumber: Survei Konsumen - KPw BI Provinsi Papua Barat
Grafik 1.2. Indeks Keyakinan Konsumen Papua Barat
Sumber: Laporan Bank Umum (Diolah)
Grafik 1.3. Kredit Konsumsi Papua Barat
Berdasarkan data Laporan Bank Umum (LBU), tumbuhnya Konsumsi RT turut dipengaruhi
oleh tingkat pertumbuhan kredit konsumsi masyarakat di Papua Barat yang lebih tinggi di
atas pertumbuhan kredit konsumsi Nasional. Pertumbuhan kredit tercatat sebesar 10,21%
(yoy), sedikit lebih rendah dibanding triwulan II 2020 sebesar 10,58% (yoy). Kredit konsumsi
masyarakat sebagian besar masih disalurkan dalam bentuk Kredit Multiguna dan Kredit
Pemilikan Rumah (KPR) dengan tipe 22 s.d 70.
Tracking Konsumsi RT Triwulan IV 2020
Pada triwulan IV 2020, Konsumsi RT Papua Barat diperkirakan tumbuh positif. Tumbuh
positifnya Konsumsi RT diperkirakan seiring indikasi pemulihan ekonomi yang berimplikasi
pada kembalinya tenaga kerja pasca pemutusan hubungan tenaga kerja akibat pandemi
COVID-19. Kendati demikian, pertumbuhan konsumsi RT diperkirakan tidak setinggi tahun
lalu. Selain itu, perpanjangan pemberian bansos oleh pemerintah hingga akhir 2020
diharapkan dapat mendukung daya beli masyarakat. Pemerintah juga memberikan bantuan
dana modal kerja untuk UMKM di seluruh Indonesia sehingga dapat membantu meringankan
dampak pandemi COVID-19. Pemerintah juga memberikan insentif berupa pembebasan
biaya serta pengurangan biaya listrik untuk golongan tertentu sehingga diharapkan dapat
membantu masyarakat terutama masyarakat golongan menengah ke bawah. Selanjutnya,
kenaikan konsumsi RT diperkirakan terdorong oleh meningkatnya permintaan selama
peringatan hari besar keagamaan nasional yaitu hari raya Natal dan Tahun Baru. Hasil survei
konsumen pada Oktober 2020 menggambarkan indeks yang lebih baik sehingga
diperkirakan pada triwulan IV 2020 konsumsi RT dapat tumbuh positif.
Tracking Konsumsi RT Kumulatif 2020
Konsumsi RT secara kumulatif diperkirakan tumbuh positif namun melambat dibanding
tahun 2019. Melambatnya konsumsi disebabkan oleh turunnya tingkat ekonomi dan daya
63,11
104,33
83,72
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
I'17 II'17 III'17IV'17 I'18 II'18 III'18IV'18 I'19 II'19 III'19IV'19 I'20 II'20 III'20
IKE - Kondisi Ekonomi Saat Ini IEK - Ekspektasi Konsumen
IKK - Indeks Keyakinan Konsumen
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
0
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
8.000
9.000
10.000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2015 2016 2017 2018 2019 2020
MILIAR (RP)
Kredit Konsumsi gKredit Konsumsi (sb. Kanan)
%, yoy
Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 13
beli masyarakat akibat pandemi COVID-19. Konsumsi RT pada 2020 ditopang oleh adanya
stimulus program PEN yang salah satunya memberikan bantuan sosial kepada masyarkat
sebagai upaya untuk menjaga daya beli. Selanjutnya, pada 2020 inflasi diperkirakan rendah
dan stabil sehingga turut menjaga daya beli masyarakat.
2. Konsumsi Pemerintah
Kinerja Konsumsi Pemerintah Triwulan III 2020
Pada triwulan III 2020, konsumsi pemerintah tercatat membaik meskipun masih tercatat
kontraksi. Konsumsi pemerintah tercatat kontraksi 0,80% (yoy), membaik dibanding
triwulan sebelumnya yang kontraksi lebih dalam 18,93% (yoy). Konsumsi pemerintah yang
membaik disebabkan realisasi belanja pemerintah yang meningkat meskipun terbatas seiring
penyesuaian pagu belanja APBN. Pemerintah pusat melakukan penyesuaian APBN dengan
memprioritaskan anggaran untuk penanganan pandemi COVID-19 melalui penetapan
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian Anggaran
Pendapatan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020. Setelah mengalami revisi, aspek belanja
pemerintah pusat turun sebesar 22,47% atau menjadi Rp6,75 triliun dari sebelumnya Rp8,71
triliun.
Realisasi belanja pemerintah pusat APBN pada triwulan III 2020 tercatat Rp6,6 triliun atau
66,55% dari pagu anggaran. Realisasi ini lebih tinggi dibanding realisasi tahun lalu sebesar
Rp6,0 triliun, atau 52,64% dari pagu anggaran. Sejalan dengan hal itu, realisasi belanja APBD
hingga triwulan III 2020 tercatat Rp12,3 triliun, atau 47,66% dari pagu anggaran. Realisasi
ini lebih tinggi dibanding realisasi belanja APBD triwulan III tahun 2019 sebesar Ro10,3 triliun
atau 45,51% dari pagu anggaran.
Tabel 1.2 Realisasi Belanja Pemerintah
Sumber: Kajian Fiskal Regional (KFR) Tahun 2020 Triwulan III Kanwil Perbendaharaan Papua Barat & BPKAD Provinsi Papua Barat
Rp miliar (%) Rp miliar (%) Rp miliar (%) % yoy
Belanja Bantuan Sosial 7 49,54 2,29 44,75 3,92 76,79 -40,82
Belanja Barang dan Jasa 1.882 59,01 730,61 30,28 1.448,78 57,19 -23,00
Belanja Modal 1.354 43,03 546,11 26,17 1.008,41 46,88 -25,53
Belanja Dana Desa 910,15 60,0 750,75 48,69 1.179,43 76,49 29,59
Belanja Pegawai 1.336 74,67 882,14 44,60 1.404,64 68,51 5,16
Belanja Total 6.047 52,64 3.133,50 32,38 6.610,75 66,55 9,32
Belanja Bantuan Sosial 326 61,30 150 45,32 570 173,96 74,83
Belanja Barang dan Jasa 2.609 45,48 1.474 25,94 2.955 52,01 13,25
Belanja Modal 1.665 27,79 527 8,92 1.630 28,30 -2,06
Belanja Bantuan Keuangan 1.804 45,45 2.034 35,21 2.790 46,09 54,62
Belanja Pegawai 3.033 57,45 1.763 29,14 2.876 47,71 -5,17
Belanja Total 10.266 45,51 6.842 26,75 12.281 47,66 19,63
Anggaran Fiskal ItemTw III 2019 Tw II 2020 Tw III 2020
APBN
APBD Seluruh Pemda
di Papua Barat
Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 14
Tracking Kinerja Konsumsi Pemerintah Triwulan IV 2020
Konsumsi pemerintah diperkirakan tumbuh meningkat pada triwulan IV 2020.
Sebagaimana pola historisnya, realisasi belanja pada triwulan IV 2020 diperkirakan
terakselerasi. Di samping itu, beberapa proyek pemerintah yang diselesaikan pada triwulan
IV 2020 juga mendorong konsumsi pemerintah. Realisasi belanja dalam rangka pilkada
serentak juga menjadi dorongan belanja pemerintah. Realisasi belanja APBD hingga triwulan
III 2020 yang berkisar di rentang 45-50% sehingga masih mempunyai ruang peningkatan
belanja fiskal dengan prognosa sekitar 85% dari target.
Tracking Kinerja Konsumsi Pemerintah Kumulatif 2020
Konsumsi pemerintah diperkirakan lebih rendah mempertimbangkan realisasi hingga
triwulan III 2020 yang masih rendah. Selain itu, penyesuaian pagu anggaran belanja dengan
memprioritaskan anggaran untuk penanganan pandemi COVID-19 menyebabkan konsumsi
pemerintah tidak dapat maksimal.
3. Investasi
Kinerja Investasi Triwulan III 2020
Pada triwulan III 2020, kegiatan investasi di Papua Barat, yang tercermin dari komponen
Pembentukan Modal Tetap domestik Bruto (PMTB), mengalami pertumbuhan negatif
yang mencatat kontraksi 7,56% (yoy). Nilai PMTB pada periode ini sedikit lebih rendah jika
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat kontraksi 7,22% (yoy).
Kontraksinya PMTB pada periode ini disebabkan oleh penundaan beberapa investasi sebagai
dampak pandemi COVID-19.
Berdasarkan data penanaman modal dari Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM),
Penanaman Modal Asing (PMA) mendominasi sebagian besar pangsa dibanding Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN) yang hanya sekitar 2%. Realisasi PMA pada triwulan ini hanya
sebesar USD919 ribu, lebih tinggi dibanding realisasi PMA triwulan II 2020 yang tercatat
sebesar USD9 ribu. Apabila dibandingkan jumlah proyeknya, pada triwulan III 2020 terdapat
41 proyek, lebih tinggi dibandingkan triwulan II 2020 yang tercatat 15 proyek dan triwulan
III 2019 yang tercatat 23 proyek.
Selain investasi yang bersumber dari data BKPM, terdapat investasi proyek skala besar dan
bersifat multiyears yang saat ini masih berlangsung yaitu pembangunan Train III tangguh LNG
yang ditargetkan selesai tahun 2021. Rendahnya investasi pada periode ini juga turut
tercermin dari rendahnya barang modal yang masuk melalui impor guna pembangunan Train
Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 15
III tersebut. Kendati demikian, realisasi pengadaan semen di Papua Barat masih menunjukkan
pertumbuhan yang positif yaitu sebesar 8,85% (yoy) pada triwulan III 2020.
Dari sisi pembiayaan perbankan, kredit investasi berdasarkan lokasi proyek di Papua Barat
pada triwulan III 2020 tercatat tumbuh negatif 4,18% (yoy), menurun dibanding triwulan II
2020 yang tercatat positif 0,17% (yoy). Kredit investasi ini didominasi oleh kredit sektor
industri pengolahan terutama industri semen dan kapur gips, sektor pertanian terutama
perkebunan kelapa sawit, dan jasa telekomunikasi. Kredit ini merupakan kredit yang
didominasi dan disalurkan kepada pihak swasta.
Sumber: BKPM
Grafik 1.4. Realisasi Investasi PMA
Sumber: BKPM
Grafik 1.5. Jumlah Proyek Investasi PMA
Sumber: Laporan Bank Umum (Diolah)
Grafik 1.6. Kredit Investasi
Sumber: Kemenperin dan Kemendag (Diolah)
Grafik 1.7. Realisasi Pengadaan Semen
Tracking Kinerja Investasi Triwulan IV 2020
Pada triwulan IV 2020, PMTB diperkirakan mengalami perbaikan dibanding triwulan III
2020. Pertumbuhan yang bersumber dari realisasi belanja modal APBD dan APBN
diperkirakan meningkat seiring realisasi yang turut meningkat sebagaimana pola historisnya.
Proyek pemerintah sebagian besar didominasi oleh proyek jalan dan bangunan. Selain proyek
pemerintah, terdapat investasi swasta seperti proyek multi years pembangunan infrastruktur
Industri pengolahan LNG Tangguh yang akan selesai pada 2021 di Teluk Bintuni. Di samping
-150,00
50,00
250,00
450,00
650,00
850,00
1050,00
1250,00
1450,00
-65
-15
35
85
135
185
235
285
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2016 2017 2018 2019 2020
RIB
U U
SD
Realisasi Investasi PMA (US$.ribu) Pertumbuhan yoy (sb. Kanan)
-100,00
-50,00
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
300,00
-2
3
8
13
18
23
28
33
38
43
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2016 2017 2018 2019 2020
Proyek Investasi PMA Pertumbuhan yoy (sb. Kanan)
-20,00
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
0
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
8.000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
MILIAR (RP)
Kredit Investasi gKredit Investasi (sb. Kanan)
-50
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
(30.000,00)
(10.000,00)
10.000,00
30.000,00
50.000,00
70.000,00
90.000,00
110.000,00
130.000,00
150.000,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2017 2018 2019 2020
Realisasi Semen (ton) gRealisasi Semen (yoy) - Sb. Kanan
Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 16
itu, terdapat potensi peningkatan investasi dengan diresmikannya KEK Sorong per Oktober
2019. Dengan diresmikannya KEK tersebut, terdapat potensi yang sangat tinggi bagi investor
untuk menanamkan modal seiring masih terbukanya pintu penanaman modal di kawasan
dimaksud.
Tracking Kinerja Investasi Kumulatif 2020
Investasi pada 2020 diperkirakan menurun dibanding tahun sebelumnya. Penurunan
terutama disebabkan oleh dampak pandemi COVID-19. Pembangunan proyek multiyears
pembangunan infrastruktur Industri pengolahan LNG Tangguh yang akan selesai pada 2021
di Teluk Bintuni masih menjadi penopang. Selain itu, terdapat potensi peningkatan investasi
dengan diresmikannya KEK Sorong per Oktober 2019. Di samping itu, investasi juga ditopang
oleh belanja modal baik APBN maupun APBD untuk pembiayaan infrastruktur terutama
terkait konektivitas di Papua Barat berupa jalan trans Papua maupun jembatan .
4. Perkembangan Ekspor
Kinerja Ekspor Triwulan III 2020
Ekspor Luar Negeri (LN) terkontraksi dalam sebesar 22,70% (yoy). Kinerja ekspor jauh
menurun dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh positif 13,91% (yoy).
Kontraksi ini dipengaruhi oleh penurunan ekspor komoditas utama Papua Barat yaitu gas
alam cair/ LNG. Penurunan ekspor ini disebabkan turunnya permintaan dunia dan harga LNG
dunia akibat pandemi COVID-19.1 Adanya pandemi COVID-19 menyebabkan harga LNG
dunia yang terus menurun2 setelah sebelumnya pasar LNG dunia juga mengalami kondisi
oversupply.
Dilihat dari pangsanya, ekspor migas terutama LNG masih mendominasi sebagian besar
ekspor Papua Barat. Berdasarkan data dari Ditjen Bea Cukai, ekspor migas Papua Barat
triwulan laporan tercatat USD365,3 juta, lebih rendah dibanding ekspor migas triwulan III
tahun lalu yang tercatat USD526,9 juta. Ekspor migas bersumber dari ekspor LNG yang
mencapai USD360,2 juta atau hampir seluruh ekspor migas Papua Barat (99%). Secara
nominal, ekspor LNG triwulan III 2020 lebih rendah dibandingkan ekspor LNG pada triwulan
II 2020 maupun triwulan III 2019.
1 Gulf Business, (2020, 20 April), how will COVID-19 pandemic impact the LNG sector, https://gulfbusiness.com/will-COVID-19-pandemic-impact-lng-sector/ 2 Dewar A, dkk, (2020, 30 Maret), What will COVID-19 mean for LNG, https://www.bcg.com/publications/2020/covid-impact-lng-liquefied-natural-gas.aspx
Laporan