KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat...
Transcript of KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat...
-
1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan
Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karuniaNya, kami telah dapat
menyelesaikan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
(LKjIP) Dinas Pertanian dan Perkebunan Tahun 2019. LKjIP SKPD
Tahun 2019 merupakan bentuk komitmen nyata Dinas Pertanian
dan Perkebunan dalam mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang baik sebagaimana
diamanatkan dalam Peraturan Pemerntah Nomor 29 tahun 2015
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan secara
teknis diatur dalam Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2015 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara
Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
LKjIP adalah wujud pertanggungjawaban pejabat publik
kepada masyarakat tentang kinerja lembaga pemerintah selama 1
tahun Anggaran. Proses kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan
telah diukur, dievaluasi, dianalisis dan dijabarkan dalam bentuk
LKjIP Dinas Pertanian dan Perkebunan.
Adapun tujuan penyusunan LKjIP untuk menggambarkan
penerapan Rencana Strategis (Renstra) dalam pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi, serta keberhasilan capaian saat ini untuk
percepatan dalam meningkatkan kualitas capaian kinerja yang
diharapkan pada tahun yang akan datang. Melalui penyusunan
LKjIP juga dapat memberikan gambaran penerapan prinsip-prinsip
good governance, yaitu dalam rangka terwujudnya transparansi dan
akuntabilitas di lingkungan pemerintah.
-
2
Demikian LKjIP ini kami susun semoga dapat digunakan
sebagai bahan bagi pihak-pihak yang berkepentingan khususnya
untuk peningkatan kinerja di masa mendatang.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah
-
3
I. PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Organisasi
Misi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yaitu “Mewujudkan
kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan, menanggulangi kemiskinan
dan pengangguran dan meningkatkan penanganan infrastruktur pertanian.”
Misi ini bertujuan mewujudkan desa mandiri/berdikari melalui kedaulatan
pangan dan energi. Hal ini sejalan dengan salah satu Nawa Cita adalah
mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik.
Terkait dengan hal tersebut, Dinas Pertanian dan Perkebunan
Provinsi Jawa Tengah menggerakkan sektor sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya melalui berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan
secara akuntabel, dengan mengukur hasil-hasilnya baik secara fisik
maupun finansial. Perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan dan atau kegagalan pelaksanaan
program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan
dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan target
kinerja yang ditetapkan melalui laporan kinerja yang disusun secara
periodik.
Sistem AKIP adalah rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas,
alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan
pengukuran,pengumpulan data, pengklasifikasian,pengikhtisaran, dan
pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka
pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah (Perpres
29 Tahun 2015). Berdasarkan Inpres No: 7/1999, instansi pemerintah
diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya atas perencanaan
yang telah ditetapkan. Inpres ini mewajibkan seluruh instansi pemerintah
pusat dan daerah untuk menyusun Rencana Strategis (Tujuan dan Sasaran
Strategis organisasi, Kebijakan/Program dan indikator kinerja), mengukur
-
4
keberhasilan organisasinya melalui seperangkat indikator kinerja yang
ditetapkannya sendiri, dan melaporkan akuntabilitas kinerjanya. Dasar
hukum tertera pada gambar 1.
Gambar 1. Dasar Hukum Sistem AKIP
B. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi
b.1 Kedudukan
Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah
merupakan dinas yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (Perda)
Provinsi Jawa Tengah Nomor 30 Tahun 2018 yaitu tentang Organisasi
dan Tata Kerja Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa
Tengah.
b.2 Tugas Pokok dan Fungsi
-
5
Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 30 Tahun 2018
tentang Tugas Pokok Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa
Tengah, antara lain: Melaksanakan urusan pemerintah daerah bidang
pertanian sub urusan tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan
yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang
ditugaskan kepada daerah.
Fungsi Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah
sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 30 Tahun
2018 antara lain meliputi:
a. Perumusan kebijakan teknis bidang prasarana dan sarana, tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan dan penyuluhan, pasca panen dan
bina usaha;
b. Pelaksanaan kebijakan bidang prasarana dan sarana, tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan dan penyuluhan, pasca panen dan
bina usaha
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang prasarana dan sarana,
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan penyuluhan, pasca
panen dan bina usaha;
d. Pelaksanaan administrasi bidang prasarana dan sarana, tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan dan penyuluhan, pasca panen dan
bina usaha;
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur, sesuai tugas
dan fungsinya;
-
6
Struktur Organisasi Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
SUBAG
KEUANGAN
SUBAG UMUM &
KEPEGAWAIAN
SUBAG
PROGRAM
BIDANG
PERKEBUNAN
BIDANG PENYULUHAN,
PASCA PANEN DAN BINA
USAHA
BIDANG
HORTIKULTURA
BIDANG TANAMAN
PANGAN
BIDANG
PRASARANA DAN
SARANA
SEKSI
PENYULUHAN
SEKSI PASCA PANEN
PENGOLAHAN &
Mutu
SEKSI BINA USAHA
DAN PEMASARAN
SEKSI TANAMAN
SEMUSIM
SEKSI TANAMAN
TAHUNAN
SEKSI TANAMAN
REMPAH & PENYEGAR
SEKSI TANAMAN
SAYURAN
SEKSI TANAMAN
BUAH
SEKSI TAN HIAS
& TAN OBAT
SEKSI PADI
SEKSI JAGUNG &
SEREALIA LAINNYA
SEKSI ANEKA
KACANG & UMBI
SEKSI LAHAN
DAN IRIGASI
SEKSI ALSIN
SEKSI PUPUK &
PEMBIAYAAN
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
UPTD
-
7
C. Aspek Strategis/Isu Strategis
Pada Tahun 2019 Dinas Pertanian dan Perkebunan fokus pada
pencapaian sasaran utama, ”Memantapkan Produksi Komoditas Tanaman
Pangan, hortikultura dan perkebunan sebagai Wujud Kontribusi
Kedaulatan Pangan di Jawa Tengah,” yaitu:
a. Terwujudnya peningkatan produksi tanaman pangan, hortikultura dan
perkebunan;
b. Terwujudnya peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia Pertanian
dan Perkebunan
Strategi untuk mencapai sasaran tersebut, meliputi:
1. Meningkatkan produksi melalui intensifikasi usahatani tanaman pangan,
hortikultura dan perkebunan
2. Pencegahan, pengendalian dan pemantauan organisme pengganggu
tanaman (OPT) serta melakukan mitigasi akibat bencana alam, banjir
dan kekeringan;
3. Optimalisasi kebun benih benih dan sertifikasi benih sebagai penjamin
penggunaan benih bermutu di masyarakat;
4. Melaksanakan penambahan/rehabilitasi indfrastruktur pertanian tanaman
pangan, hortikultura dan perkebunan;
5. Meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian tanaman pangan,
hortikultura dan perkebunan melalui modernisasi pertanian;
6. Meningkatkan pengamanan produksi melalui perbaikan panen dan pasca
panen serta pembukaan pasar melalui berbagai promosi pemasaran;
7. Melaksanakan peningkatan kemampuan dan ketrampilan sumberdaya
manusia pertanian tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan;
8. Penguatan kelembagaan dan dukungan jaminan usaha/asuransi petani;
Sedangkan kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran adalah:
1. Penerapan Permentan Nomor 18 Tahun 2018 tentang Pembangunan
Kawasan Pertanian berbasis Korporasi
-
8
2. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2016 tentang
perlindungan dan pemberdayaan petani mendukung kegiatan asuransi
bagi petani
3. Peningkatan produksi melalui intensifikasi pertanian dan perkebunan.
4. Penerapan Good Agriculture Practises (GAP) dalam rangka mendukung
pengembangan pertanian organik.
5. Penyebaran benih bermutu bersertifikat melalui Balai Benih dan
Optimalisasi Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB)
6. Pengamanan pertanaman dan produksi dari gangguan OPT serta
bencana alam, banjir dan kekeringan.
7. Pengamanan produksi melalui perbaikan panen dan pasca panen serta
pembukaan pasar melalui berbagai promosi pemasaran.
8. Menyiapkan dukungan infrastruktur, prasarana dan sarana untuk
meningkatkan produksi pertanian dan perkebunan.
9. Menyiapkan SDM berkualitas untuk mendukung pembangunan pertanian
tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.
Tabel 1. Tujuan, Sasaran, Indikator Sasaran, dan Target Kinerja Dinas Pertanian
dan Perkebunan, Tahun 2019
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Tahun 2019
1 2 3 4
1. Memantapkan produksi komoditas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan sebagai wujud kontribusi kedaulatan pangan di Jawa Tengah
1. Terwujudnya peningkatan produksi pertanian dan perkebunan
Peningkatan Produksi Tanaman Pangan (ton):
Padi
Jagung
Kedelai Peningkatan Produksi Hortikultura (ton):
Bawang merah
Cabe besar Peningkatan Produksi Perkebunan (ton) Tebu Kelapa Kopi
11.543.015 3.660.360
102.726
528.537 200.836
2.934.025 164.248
20.482
Terwujudnya peningkatan kemampuan Sumber
Jumlah peningkatan SDM Pertanian dan Perkebunan
3.450 org
-
9
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Tahun 2019
Daya Manusia Pertanian dan Perkebunan
2. Meningkatkan tata kelola organisasi perangkat daerah
1. Meningkatnya kualitas pelayanan perangkat daerah 2. Meningkatkan akuntabilitas kinerja perangkat daerah
1. Nilai kepuasan masayarakat distanbun 2. Nilai SAKIP Distanbun
60
75
Sumber: Renstra Distanbun Prov Jateng 2018-2023
D. Sistematika Penulisan
Laporan Pertanggungjawaban Kinerja Instansi Pemerintah LKJIP
Tahun 2019 terdiri 4 Bab dan masing-masing bab terdiri dari sub bab, yaitu:
Bab I. PENDAHULUAN
Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan
penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan
utama (Strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.
Bab II. PERENCANAAN KINERJA
Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun
yang bersangkutan.
Bab III. AKUNTABILITAS KINERJA
Pada bab ini memuat penjelasan prioritas program dan kegiatan
beserta analisis capaian kinerja kantor serta akuntabilitas keuangan
(Realisasi Anggaran).
Bab IV. PENUTUP
Bab ini memuat ksempulan dan saran.
-
10
II. PERENCANAAN KINERJA
A. Perencanaan Strategis
Berdasarkan RPJMD Tahun 2018 – 2023 dan Rencana Strategis
Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 –
2023, Renstra adalah sebuah dokumen perencanaan lima tahunan yang
akan dijadikan acuan bagi perencanaan tahunan selama kurun waktu
Tahun 2018 – 2023.
Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah mempunyai
peran yang sangat strategis dalam pelaksanaan pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan masyarakat yang mendukung pencapaian
tujuan dan sasaran pembangunan Provinsi Jawa Tengah.
1. Visi
Sesuai dengan visi Gubernur dan Wakil Gubernur, maka visi
pembangunan daerah jangka menengah Provinsi Jawa Tengah Tahun
2018 – 2023 adalah :
MENUJU JAWA TENGAH SEJAHTERA DAN BERDIKARI
“Tetep Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi”
Visi pembangunan daerah Jawa Tengah Tahun 2018 – 2023 meruapakn
keberlanjutan dari cita-cita pembangunan Jawa tengah Tahun 2013 –
2018.
Makna yang terkandung dalam visi sebagai berikut:
a. Sejahtera
Masyarakat Jawa Tengah Sejahtera adalah masyarakat yang
tercukupi segala kebutuhan dasarnya secara adil dan merata
berprinsip pada peri kemanusiaan dan peri keadilan. Masyarakat
sejahtera juga terbebas dari ketidakmerdekaan, kebodohan,
kesakitan, kelaparan serta ancaman dari perlakuan atau tindak
kekerasan fisik maupun non fisik. Dalam lingkungan masyarakat yang
sejahtera akan tercipta hubungan sosial yang nyaman dan aman,
-
11
tanpa ada nya diskriminasi SARA, serta tercipta relasi yang dinamis,
saling menghargai, saling pengertian, dan toleransi yang tinggi.
Ketrcukupan kebutuhan masyarakat juga didukung dengan
pemenuhan prasarana dan sarana dasar, pelayanan publik, ruang
publik, transportasi, serta teknlogi yang harus disediakan secara
cukup dan menerus, untuk mencapai kemajuan dan perkembangan
kehidupan masyarakat yang lebih baik dan sejahtera.
b. Berdikari
Berdikari merupakan sebuah tujuan agar masyarakat mampu
memenuhi segala kebutuhan dasarnya secara mandiri dan cukup.
Dengan begitu, berdikari menjadi sebuah metode untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan lingkungan hidupnya berbasis modal
pokok milik sendiri, baik sumberdaya alam, manusia, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik. Sedangkan sumberdaya yang berasal dari luar
merupakan tambahan apabila diperlukan.
Perwujudan masyarakat Jawa Tengah yang sejahtera dan
berdikari dilandasi semangat dan nilai utama Mboten Korupsi,
Mboten Ngapusi. Nilai ini dimanifestasi dalam sikap, tindakan,
dan laku seluruh masyarakat Jawa Tengah untuk dapat bersama
mencapai kesejahteraan yang berdikari.
2. Misi
Dalam rangka upaya menuju pencapaian visi pembangunan daerah
Jawa Tengah Tahun 2018 – 2023, ditetapkan misi pembangunan
daerah yaitu:
1. Membangun masyarakat Jawa Tengah yang religius, toleran dan
guyub untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Misi ini menggambarkan sebuah kondisi yang ingin diciptakan dalam
rangka mewujudkan masyarakat yang sejahtera, tercermin dari rasa
aman dan nyaman yang dirasakan kehidupan masyarakat. Kondisi
yang tercipta merupakan manifestasi nilai-nilai religius dalam
-
12
kehidupan masyarakat. Membangun masyarakat Jawa Tengah yang
religius, toleran, dan guyup ini adalah dengan menciptakan kondisi
obyektif yang memungkinkan interaksi antar umat beragama untuk
saling menghormati dan menghargai atu sama lain, mendorong
keberagamaan, kebhinekaan, dan toleransi dalam kerangka
kesatuan.
Upaya yang dilakukan antara lain dengan menguatkan
pemahaman keberagaman dan kebhinekaan sejak usia dini,
mengembangkan ruang-ruang publik untuk membangun komunikasi
antar masyarakat melalui kegiatan seni dan rekreasi, serta
mendorong kearifan lokal dalam bentuk gerakan-gerakan
masyarakat termasuk gerakan gotong royong. Dalam misi ini
terkandung tujuan untuk menciptakan kehidupan masyarakat Jawa
Tengah yang aman dan nyaman, tanpa ada konflik sosial maupun
agama, bahkan konflik SARA, dan tercipta kohesi sosial masyarakat
yang baik.
2. Mempercepat reformasi birokrasi yang dinamis serta
memperluas sasaran ke pemerintahan Kabupaten/Kota
Misi kedua ini bertujuan untuk semakin mempercepat
implementasi reformasi birokrasi secara optimal, yang pada
periode sebelumnya telah terwujud dalam membaiknya tata
kelola pemerintahan Jawa Tengah berlandaskan nilai “Mboten
Korupsi, Mboten Ngapusi”. Dalam lima tahun kedepan,
reformasi birokrasi diharapkan semakin diperluas sampai ke
pemerintah kabupaten/kota di Jawa Tengah.
Reformasi birokrasi yang diharapkan kedepan adalah
pada tiga dimensi utama yaitu pelayanan publik yang semakin
dinamis, efektivitas dan efisiensi manajemen pemerintahan,
kapasitas kelembagaan, serta manajemen sumber daya
-
13
manusia aparatur yang semakin baik. Pelayanan publik yang
dinamis diwujudkan dengan membangun open government dan
pemerintahan yang responsif. Open government dilakukan
dengan perkuatan keterbukaan informasi publik, transparansi,
partisipasi publik dalam penyelenggaraan pemerintahan, serta
meningkatkan komunikasi dan serapan aspirasi publik.
Sedangkan pemerintahan yang responsif tercermin dalam
respon pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota dalam
menghadapi aduan dan persoalan riil masyarakat, dengan
cepat dan tepat, baik dalam bentuk kebijakan maupun
kegiatan. Pelayanan publik yang dinamis, terbuka, dan
responsif diikat dalam satu tagline pelayanan yang mudah,
murah, cepat, serta didukung inovasi dan teknologi informasi.
Efektivitas dan efisiensi manajemen pemerintahan
tergambarkan dalam proses perencanaan, penganggaran, serta
evaluasi pembangunan yang akuntabel. Manajemen
pembangunan Jawa Tengah kedepan tidak hanya fokus pada
kerja tetapi kinerja, dan berorientasi pada hasil (outcome).
Untuk itu perlu juga dilakukan pengawasan dalam prosesnya,
sejak dimulainya proses perencanaan, implementasi hingga
evaluasi.
Agar dapat melaksanakan manajemen pemerintahan
yang baik dan bersih maka dibutuhkan kelembagaan/organisasi
yang tepat dan didukung dengan penataan sistem manajemen
sumberdaya manusia aparatur yang baik. Manajemen sumber
daya manusia aparatur yang baik terejawantahkan dalam
-
14
bentuk integritas aparatur yang dibangun melalui kompetensi
dan etika menuju integritas pribadi dan institusi, mendorong
birokrasi yang inovatif, dan dijamin dalam quality assurance
aparatur.
3. Memperkuat kapasitas ekonomi rakyat dan membuka lapangan kerja baru untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran.
Misi ini adalah untuk mengarahkan kebijakan program
dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah dalam rangka menurunkan jumlah penduduk miskin,
yang didukung oleh perekonomian daerah yang stabil,
berkualitas, inklusif, dan menyebar.
Program pengentasan kemiskinan difokuskan kepada kelompok
sasaran utama, seperti petani, nelayan, pelaku UKM dan
pekerja. Program pengentasan kemisikinan tersebut perlu
didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang tersebar, inklusif,
dan berkualitas, yakni pertumbuhan ekonomi yang menyebar di
seluruh wilayah Jawa Tengah, memperhitungkan kelestarian
lingkungan dan keberlangsungan ketersediaan sumber daya,
melibatkan seluruh kelompok masyarakat dengan
mengutamakan peran dan kontribusi kelompok masyarakat
yang kurang beruntung, dan menghapus praktek ekonomi
biaya tinggi. Program pengentasan kemiskinan ke depan juga
diarahkan untuk fokus pada pendidikan dan kesehatan
terutama bagi rumah tangga miskin pada dua desil terbawah,
serta masyarakat terlantar melalui penyediaan data BDT yang
telah tervalidasi dengan sebaran pada wilayah kabupaten/kota
miskin di Jawa Tengah. Perluasan lapangan pekerjaan juga
-
15
menjadi penting bukan hanya untuk mengatasi pengangguran,
namun juga bagaimana meningkatkan produktivitas tenaga
kerja untuk bisa bekerja lebih dari 15 jam per minggu.
4. Menjadikan rakyat Jawa Tengah lebih sehat, lebih
pintar, lebih berbudaya dan mencintai lingkungan
Misi keempat mengarah pada kualitas dan daya saing
sumberdaya manusia Jawa Tengah, agar semakin sehat, pintar,
berbudaya, dan lebih mencintai lingkungan. Era globalisasi
yang semakin terbuka menuntut kualitas sumberdaya manusia
yang mampu bersaing secara kompetitif dalam kompetensi dan
kualifikasi. Bonus demografi yang saat ini telah dialami oleh
Jawa Tengah dapat dijadikan sebagai peluang sekaligus
tantangan, bagaimana kedepan modal sosial ini akan
menempatkan Jawa Tengah sebagai salah satu daerah dengan
sumberdaya manusia yang mampu bersaing. Sehingga
diharapkan, dapat memberikan dampak pertumbuhan ekonomi
yang semakin baik, dan menciptakan masyarakat Jawa Tengah
yang semakin sejahtera.
Tidak hanya tentang kualitas dan daya saing sumberdaya
manusia yang diharapkan, namun juga bagaimana membentuk
karakter masyarakat Jawa Tengah yang semakin berbudaya. Di
tengah arus keterbukaan informasi dunia yang nyata kemudian
bagaimana masyarakat Jawa Tengah tetap kuat menjaga etika
dan norma serta nilai budaya asli Jawa Tengah, serta menjaga
kearifan lokal sejak dini.
3. Tujuan
-
16
a. Memantapkan produksi komoditas tanaman pangan, hortikultura dan
perkebunan sebagai wujud kontribusi kedaulatan pangan di Jawa
Tengah.
b. Meningkatkan tata kelola organisasi perangkat daerah
4. Sasaran
Dalam rangka mencapai hasil yang akan dicapai dari tujuan yang telah
ditetapkan, maka sasaran yang akan dicapai dalam rentang waktu lima
tahun ke depan yaitu:
a. Terwujudnya peningkatan produksi pertanian dan perkebunan.
b. Terwujudnya peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia
Pertanian dan Perkebunan
c. Meningkatnya kualitas pelayanan perangkat daerah
d. Meningkatnya akuntabilitas kinerja perangkat daerah
Dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran agar dapat
diformulasikan secara terukur, spesifik dan mudah dicapai dan
rasional yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun
ke depan, maka diperlukan indikator dan target kinerja sasaran
sebagai tolok ukur untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan
dalam pencapaian setiap sasaran yang telah ditetapkan. Berikut ini
adalah rencana kinerja pelayanan jangka menengah Dinas Pertanian
dan Perkebunan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel..........
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Kinerja Pelayanan Dinas
Pertanian dan Perkebunan
No Tujuan Sasaran Indikator
Sasaran
Target Kinerja Sasaran Pada Tahun Ke-
2019 2020 2021 2022 2023
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 a. Memantapkan produksi komoditas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan sebagai wujud kontribusi kedaulatan pangan di Jawa Tengah.
a. Terwujudnya peningkatan produksi pertanian dan perkebunan
Padi Jagung Kedelai Bw. Merah Cabe Tebu Kopi Kelapa
11.543.015 3.660.360
102.726 528.537 200.836
2.934.025 20.482
164.248
11.629.588 3.675.002
104.940 550.276 209.232
2.948.695 21.019
165.069
11.716.810 3.689.702
107.201 572.016 217.628
2.963.438 21.556
165.895
11.804.6.86 3.704.460
109.512 593.756 226.024
2.978.255 22.093
166.724
11.893.221 3.719.278
111.872 615.495 234.420
2.993.147 22.629
167.558
b. Terwujudnya peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia
Jumlah peningkatan SDM Pertanian dan Perkebunan
3.450 3.510 3.570 3.600 3.690
-
17
No Tujuan Sasaran Indikator
Sasaran
Target Kinerja Sasaran Pada Tahun Ke-
2019 2020 2021 2022 2023
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pertanian dan Perkebunan
2 a. Meningkatka
n tata kelola
organisasi
perangkat
daerah
a. Meningkatnya kualitas pelayanan perangkat daerah
Nilai Kepuasan Masayarakat Distanbun
60 61,5 63 63,5 64
b. Meningkatnya akuntabilitas kinerja perangkat daerah
Nilai Sakip Distanbun
75 75,40 75,70 76 76,20
B. Perjanjian Kinerja Tahun 2019
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif,
transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, maka Kepala
Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah telah melakukan
perjanjian kinerja Tahun 2019 dengan Gubernur Provinsi Jawa Tengah.
Perjanjian berisikan tentang tanggung jawab Kepala Dinas Pertanian dan
Perkebunan Provinsi Jawa Tengah untuk mewujudkan target kinerja jangka
menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan dan
Gubernur melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan
evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil
tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan
sanksi.
Perjanjian Kinerja tersebut disusun selaras dengan Rencana Kinerja
Tahunan 2019 yang merupakan penjabaran dari Renstra Dinas Pertanian
dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 -2023.
Tujuan disusunnya Perjanjian Kinerja adalah:
1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah
untuk meningkatkan integritas, akuntabikitas, transparansi, dan kinerja
Aparatur.
2. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi aparatur.
-
18
3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan
sanksi.
4. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan
monitoring,evaluasi dan supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja
penerima amanah.
5. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kerja pegawai (SKP).
Lampiran perjanjian kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan
Provinsi Jawa Tengah tersaji pada tabel 2.
-
19
NO TUJUAN/SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET
Tujuan 1
Memantapkan Produksi komoditas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan sebagai wujud kontribusi kedaulatan pangan di Jawa Tengah
Pertumbuhan Sub Sektor Pertanian dan perkebunan: Tanaman Pangan
1,05
Sasaran
Terwujudnya Peningkatan Produksi Pertanian dan Perkebunan
Padi Jagung Kedelai Bawang merah Cabe Tebu Kopi Kelapa
11.543.015 3.660.360 102.726 528.537 200.386
2.948.695 20.482 164.248
Tujuan 2
Meningkatkan Tata Kelola Perangkat Daerah
Sasaran
Meningkatkan kualitas pelayanan perangkat daerah
Nilai kepuasan Masyarakat Distanbun
60
Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja perangkat daerah
Nilai SAKIP Distanbun 75
Program Anggaran Keterangan
1. Pengembangan Agribisnis 2. Peningkatan SDM dan Penyuluhan Pertanian 3. Manajemen Administrasi Pelayanan Umum,
Kepegawaian dan Keuangan Perangkat Daerah 4. Perencanaan dan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah 5. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil
Rp. 144.672.712.000,- Rp. 6.000.000.000,- Rp. 33.656.160.000,-
Rp. 1.242.660.000,- Rp. 12.991.524.000,-
APBD APBD APBD APBD APBN-DK
-
20
Tanaman Pangan 6. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil
Tanaman Pangan 7. Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura 8. Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura 9. Peningkatan Produksi komoditas perkebunan
berkelanjutan 10. Peningkatan Produksi komoditas perkebunan
berkelanjutan 11. Penyediaan dan pengembangan prasarana dan
sarana pertanian 12. Penyediaan dan pengembangan prasarana dan
sarana pertanian 13. Peningkatan penyuluhan dan pelatihan pertanian
Rp. 110.694.317.000,- Rp. 7.920.604.000,- Rp. 63.100.475.000,- Rp. 1.973.380.000,- Rp. 28.725.644.000,- Rp. 3.057.085.000,- Rp. 114.073.711.000,- Rp. 57.606.220.000,-
APBN-TP APBN-DK APBN-TP APBN-DK APBN-TP APBN-DK APBN-TP APBN-DK
-
21
III. AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi
Sebagai tindak lanjut pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Insntansi Pemerintah
dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja Instnasi Pemerintah
dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Insntasi Pemerintah, setiap
instnasi wajib menyusun Laporan Kinerja yang melaporkan Progres Kinerja
atas mandat dan sumber daya yang digunakan.
Akuntabilitas kinerja dapat diartikan sebagai kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan secara transparan mengenai keberhasilan atau
kegagalan dalam pencapaian visi dan melaksanakan misi organisasi
kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas.
Proses pengukuran akuntabilitas kinerja didasarkan pada capaian
pengukuran hasil Rencana Kerja Tahunan dan Perjanjian Kinerja yang
telah disepakati bersama. Pengukuran ini merupakan suatu hasil penilaian
yang sistematis dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja utama
(tabel 6) dan kegiatan berupa masukan, keluaran, dan hasil. Pengukuran
keberhasilan capaian sasaran strategis dan target organisasi sebagaimana
yang telah ditetapkan pada perencanaan strategis, menggunakan skala
pengukuran sebagai berikut:
Skala Pengukuran Kinerja Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
No Skala Capaian Kinerja Kategori
1 Lebih dari 100% Sangat Baik
2 75 – 100% Baik
3 55 – 74 % Cukup
4 Kurang dari 55 % Kurang
-
22
Pada tahun 2019 tanggung jawab, Dinas Pertanian dan Perkebunan
telah melaksanakan seluruh program dan kegiatan yang menjadi tanggung
jawab nya dalam upaya pencapaian kinerja indikator sasaran yang diampu.
Sesuai dengan Perjanjian Kinerja Tahun 2019 yang harus diwujudkan oleh
Dinas Pertanian dan Perkebunan Tahun 2019 yaitu:
Sasaran Strategis :
1. Terwujudnya Peningkatan Produksi Pertanian dan Perkebunan
2. Peningkatan Kemampuan SDM Pertanian dan Perkebunan
3. Meningkatkannya Kualitas Pelayanan Perangkat Daerah
4. Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah
Tolok ukur capaian sasaran strategis terwujudnya peningkatan produksi pertanian
dan perkebunan terdiri dari 15 indikator terdiri dari :
1. Produksi Padi
2. Produksi Jagung
3. Produksi Kedelai
4. Produksi Bawang merah
5. Produksi cabe besar
6. Produksi Tebu
7. Produksi Kopi
8. Produksi Kelapa
9. Produksi kacang tanah
10. Produksi Kacang hijau
11. Produksi ubi kayu
12. Produksi Ubi jalar
13. Produksi Durian
14. Produksi Mangga
15. Produksi Salak
Tolok ukur capaian sasaran strategis terwujudnya peningkatan kemampuan SDM
Pertanian dan Perkebunan terdiri dari 1 indikator dari:
1. Peningkatan SDM Pertanian dan Perkebunan
Tolok ukur capaian sasaran strategis meningkatnya kualitas pelayanan perangkat
daerah:
1. Nilai Kepuasan Distanbun
-
23
Tolok ukur capaian sasaran strategis akuntabilitas kinerja perangkat daerah:
1. Nilai SAKIP Distanbun
Untuk mengukur capaian kinerja pada Sasaran Keempat strategis
dimaksud dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut:
1. Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Produksi Pertanian dan
Perkebunan
Tabel.3.1
Capaian Kinerja Sasaran Strategis
Terwujudnya Peningkatan Produksi Pertanian dan Pertanian
No Indikator Kinerja Real 2018
Tahun 2019
Target Akhir Renstra 2023
% Capaian terhadap
Target Akhir Renstra (2019)
Target Real % Capaian
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Produksi Padi 9.512.434 11.543.015 9.655.654 83,65 58.587.320 16,48
2 Produksi Jagung 3.414.906 3.660.360 3.390.977 92,64 18.448.802 18,38
3 Produksi Kedelai 166.195 102.726 66.701 64,93 536.251 12,43
4 Produksi Bw.Merah 445.586 528.537 471.447 89,20 2.860.080 16,48
5 Produksi Cabe 171.796 200.386 163.873 81,60 1.088.141 15,06
6 Produksi Tebu 2.880.763 2.948.695 2.851.955 97,20 14.817.560 19,23
7 Produksi Kopi 22.383 20.482 22.831 111,47 107.780 21,18
8 Produksi Kelapa 172.189 164.248 168.593 102,65 829.495 20,32
9 Produksi Kacang tanah
86.603 96.389 77.510 80,41 496.799 15,60
10 Produksi Kacang hijau
125.060 106.187 99.495 93.70 558.411 17.82
11 Produksi Ubi kayu 2.556.459 3.341.844 2.436.733 72.92 18.059.780 13.49
12 Produksi Ubi jalar 152.056 165.809 144.811 87.34 903.366 16.03
13 Produksi Mangga 443.487 458.176 479.963 104.76 2.313.901 20.74
14 Produksi Durian 143.227 60.914 171.734 281.93 307.628 55,83
15 Produksi Salak 416.860 499.651 482.992 96.67 2.523.365 19,14
-
24
Prosentase Capaian Sasaran Strategis 102,74% 19,88%
Dari tabel 3.1 diatas dapat dilihat bahwa capaian kinerja sasaran 1
tercapai sebesar 102,74% atau kategori sangat baik. Apabila dibandingkan
dengan target RPJMD telah tercapai sebesar 19,88% dari target akhir Tahun
Renstra 2023 tercapai target sebesar 100%. Indikator kinerja sasaran ini
merupakan indikator kinerja yang tertuang dalam renstra 2018-2023.
Secara lebih rinci pencapaian sasaran dari indikator kinerja adalah
sebagaimana dijelaskan dengan uraian berikut:
a. Capaian indikator Sasaran Produksi Padi
No Indikator Sasaran
Target Real Target Akhir
Renstra
% Capaian sd Th. 2019 Atas Target
Renstra
1 2 4 5 7 8
1 Produksi Padi 11.543.015 9.655.654 58.587.320 16,48
Indikator Sasaran produksi padi target 11.543.015 ton tercapai
9.655.654 ton atau tercapai sebesar 83,65% dari target yang ditetapkan.
Upaya pencapaian target kinerja tersebut dengan melaksanakan target
program dan kegiatan pendukung pencapaian sasaran yaitu:
1) Indikator program persentase peningkatan produksi padi dengan target
0,7% dengan pencapaian target sebesar 0,79%. Upaya pencapaian target
tersebut dengan kegiatan peningkatan produksi tanaman pangan. Target
kinerja kegiatan seluas 900 ha dengan realisasi dan tercapai 755 ha atau
tercapai 83,89%.
-
25
b. Capaian Indikator Sasaran Produksi Jagung
No Indikator Kinerja Real 2018
Tahun 2019
Target Akhir
Renstra 2023
% Capaian terhadap Target Akhir
Renstra (2019)
Target Real %
Capaian
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Produksi Jagung
3.414.906 3.660.360 3.390.977 92,64 18.448.802 18,38
Indikator Sasaran produksi jagungi target 3.660.360 ton tercapai
3.390.977 ton atau tercapai sebesar 83,65% dari target yang ditetapkan.
Upaya pencapaian target kinerja tersebut dengan melaksanakan target
program dan kegiatan pendukung pencapaian sasaran yaitu:
1). Indikator program persentase peningkatan produksi Jagung dan serealia
lainnya dengan target 0,3% dengan pencapaian target sebesar 0,3%.
Upaya pencapaian target tersebut dengan kegiatan peningkatan produksi
tanaman pangan. Target kinerja kegiatan seluas 3.850 ha dengan
realisasi dan tercapai 3.547 ha atau tercapai 92,13%
c. Capaian Indikator Sasaran Kedelai
No Indikator Kinerja Real 2018
Tahun 2019 Target Akhir
Renstra 2023
% Capaian terhadap Target Akhir
Renstra (2019)
Target Real %
Capaian
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Produksi Kedelai
166.195 102.726 66.701 64,93 536.251 12,43
Indikator Sasaran produksi jagungi target 102.726 ton tercapai
66.701 ton atau tercapai sebesar 64,93% dari target yang ditetapkan. Upaya
-
26
pencapaian target kinerja tersebut dengan melaksanakan target program dan
kegiatan pendukung pencapaian sasaran yaitu:
1). Indikator program persentase peningkatan produksi kedelai dengan target
2,1% dengan pencapaian target sebesar 0,84%. Upaya pencapaian target
tersebut dengan kegiatan peningkatan produksi tanaman pangan. Target
kinerja kegiatan seluas 10.000 ha dengan realisasi dan tercapai 4.433 ha
atau tercapai 44,99%.
c. Capaian Indikator Sasaran Bawang Merah
No Indikator Kinerja Real 2018
Tahun 2019 Target Akhir
Renstra 2023
% Capaian terhadap Target Akhir
Renstra (2019)
Target Real %
Capaian
1 2 3 4 5 6 7 8
4 Produksi Bw.Merah
445.586 528.537 471.447 89,20 2.860.080 16,48
Indikator Sasaran produksi bawang merah target 528.537 ton
tercapai 471.447 ton atau tercapai sebesar 89,20% dari target yang
ditetapkan. Upaya pencapaian target kinerja tersebut dengan melaksanakan
target program dan kegiatan pendukung pencapaian sasaran yaitu:
1). Indikator program persentase peningkatan produksi bawang merah
dengan target 3,80% dengan pencapaian target sebesar 3,38%. Upaya
pencapaian target tersebut dengan kegiatan peningkatan produksi
tanaman hortikultura. Target kinerja kegiatan seluas 13 ha dengan
realisasi dan tercapai 13 ha atau tercapai 100%.
-
27
d. Capaian Indikator Sasaran Cabe
No Indikator Kinerja Real 2018
Tahun 2019 Target Akhir
Renstra 2023
% Capaian terhadap Target Akhir
Renstra (2019)
Target Real %
Capaian
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Produksi Cabe 171.796 200.386 163.873 81,60 1.088.141 15,06
Indikator Sasaran produksi cabe target 200.386 ton tercapai
163.873 ton atau tercapai sebesar 81,60% dari target yang ditetapkan.
Upaya pencapaian target kinerja tersebut dengan melaksanakan target
program dan kegiatan pendukung pencapaian sasaran yaitu:
1). Indikator program persentase peningkatan produksi cabe dengan target
3,80% dengan pencapaian target sebesar 3,62%. Upaya pencapaian
target tersebut dengan kegiatan peningkatan produksi tanaman
hortikultura. Target kinerja kegiatan seluas 10 ha dengan realisasi dan
tercapai 10 ha atau tercapai 100%.
d. Capaian Indikator Sasaran Tebu
No Indikator Kinerja Real 2018
Tahun 2019
Target Akhir
Renstra 2023
% Capaian terhadap Target Akhir
Renstra (2019)
Target Real %
Capaian
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Produksi Tebu 2.880.763 2.948.695 2.851.955 97,20 14.817.560 19,23
Indikator Sasaran produksi tebu target 2.948.695 ton tercapai
2.851.955 ton atau tercapai sebesar 97,20% dari target yang ditetapkan.
Upaya pencapaian target kinerja tersebut dengan melaksanakan target
program dan kegiatan pendukung pencapaian sasaran yaitu:
-
28
1). Indikator program persentase peningkatan produksi tebu dengan target
0,5% dengan pencapaian target sebesar 0,5%. Upaya pencapaian target
tersebut dengan kegiatan pengembangan tanaman perkebunan
berkelanjutan. Target kinerja kegiatan seluas 1.150 ha dengan realisasi
dan tercapai 1.150 ha atau tercapai 100%
e. Capaian Indikator Sasaran Kopi
No Indikator Kinerja Real 2018
Tahun 2019 Target Akhir
Renstra 2023
% Capaian terhadap Target Akhir
Renstra (2019)
Target Real %
Capaian
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Produksi Kopi 22.383 20.482 22.831 111,47 107.780 21,18
Indikator Sasaran produksi kopi target 20.482 ton tercapai 22.831 ton
atau tercapai sebesar 111,47% dari target yang ditetapkan. Upaya
pencapaian target kinerja tersebut dengan melaksanakan target program dan
kegiatan pendukung pencapaian sasaran yaitu:
1). Indikator program persentase peningkatan produksi kopi dengan target
2,5% dengan pencapaian target sebesar 2,55%. Upaya pencapaian
target tersebut dengan kegiatan pengembangan tanaman perkebunan
berkelanjutan. Target kinerja kegiatan seluas 150 ha dengan realisasi
dan tercapai 150 ha atau tercapai 100%.
f. Capaian Indikator Sasaran Kelapa
No Indikator Kinerja Real 2018
Tahun 2019 Target Akhir
Renstra 2023
% Capaian terhadap
Target Akhir Renstra (2019)
Target Real %
Capaian
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Produksi Kelapa
172.189 164.248 168.593 102,65 829.495 20,32
-
29
Indikator Sasaran produksi kelapa target 164.248 ton tercapai 168.593
ton atau tercapai sebesar 102,65% dari target yang ditetapkan. Upaya
pencapaian target kinerja tersebut dengan melaksanakan target program dan
kegiatan pendukung pencapaian sasaran yaitu
1). Indikator program persentase peningkatan produksi kelapa dengan target
0,5% dengan pencapaian target sebesar 0,49%. Upaya pencapaian
target tersebut dengan kegiatan pengembangan tanaman perkebunan
berkelanjutan. Target kinerja kegiatan seluas 200 ha dengan realisasi
dan tercapai 200 ha atau tercapai 100%.
2. Sasaran Peningkatan Kemampuan SDM Pertanian dan Perkebunan
Tabel 3.2
No Indikator Kinerja Real 2018
Tahun 2019
Target Akhir Renstra 2023
% Capaian terhadap
Target Akhir Renstra (2019)
Target Real % Capaian
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Jumlah Peningkatan SDM Pertanian dan Perkebunan
3.450 4.680 135,65 17.820 26,26
Prosentase Capaian Sasaran Strategis 135,65% 26,26%
Dari tabel 3.2 diatas dapat dilihat bahwa capaian kinerja sasaran 2
tercapai sebesar 135,65% atau kategori sangat baik. Apabila dibandingkan
dengan target RPJMD telah tercapai sebesar 26,26% dari target akhir Tahun
Renstra 2023 tercapai target sebesar 100%. Indikator kinerja sasaran ini
merupakan indikator kinerja yang tertuang dalam renstra 2018-2023.
Indikator sasaran jumlah peningkatan SDM Pertanian dan Perkebunan target
3.450 orang tercapai 4.680 orang atau tercapai 135,65% dari target yang
ditetapkan.
-
30
3. Sasaran Meningkatkanya kualitas pelayanan perangkat daerah
Tabel 3.3
No Indikator Kinerja Real 2018
Tahun 2019
Target Akhir Renstra 2023
% Capaian terhadap
Target Akhir Renstra (2019)
Target Real % Capaian
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Nilai Kepuasan Masyarakat Distanbun
- 60 81,50 135,83 64 127,34
Prosentase Capaian Sasaran Strategis 135,83% 127,34%
Dari tabel 3.3 diatas dapat dilihat bahwa capaian kinerja sasaran 3
tercapai sebesar 135,83% atau kategori sangat baik. Apabila dibandingkan
dengan target RPJMD telah tercapai sebesar 127,34% dari target akhir Tahun
Renstra 2023 tercapai target sebesar 100%. Indikator kinerja sasaran ini
merupakan indikator kinerja yang tertuang dalam renstra 2018-2023.
Indikator sasaran nilai kepuasan masyarakat distanbun target 60 tercapai 64
atau tercapai 135,83% dari target yang ditetapkan. Indikator kinerja sasaran ini
merupakan indikator kinerja yang tertuang dalam Renstra 2018-2023 dan
belum menjadi indikator dalam Renstra lama sehingga tidak dapat
dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya.
Indikator program persentase ketercapaian pelayanan umum, kepegawaian dan
keuangan perangkat daerah dengan target 100% dengan pencapaian target
sebesar 100%.
-
31
4. Sasaran meningkatnya akuntabilitas kinerja perangkat daerah
Tabel. 3.4
No Indikator Kinerja Real 2018
Tahun 2019
Target Akhir Renstra 2023
% Capaian terhadap
Target Akhir Renstra (2019)
Target Real % Capaian
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Nilai SAKIP Distanbun
- 75 75,02 100,03 76,20 98,45
Prosentase Capaian Sasaran Strategis 100,03% 98,45%
Dari tabel 3.4 diatas dapat dilihat bahwa capaian kinerja sasaran 4
tercapai sebesar 100,03% atau kategori sangat baik. Apabila dibandingkan
dengan target RPJMD telah tercapai sebesar 98,45% dari target akhir Tahun
Renstra 2023 tercapai target sebesar 100%. Indikator kinerja sasaran ini
merupakan indikator kinerja yang tertuang dalam renstra 2018-2023.
Indikator sasaran nilai kepuasan masyarakat distanbun target 75 tercapai 75,02
atau tercapai 100,03% dari target yang ditetapkan. Indikator kinerja sasaran ini
merupakan indikator kinerja yang tertuang dalam Renstra 2018-2023 dan
belum menjadi indikator dalam Renstra lama sehingga tidak dapat
dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya.
Indikator program persentase ketercapaian pelayanan umum, kepegawaian dan
keuangan perangkat daerah dengan target 100% dengan pencapaian target
sebesar 100%.
B. Realisasi Anggaran
1. Realisasi Anggaran
Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian dan
Perkebunan, pada Tahun Anggaran 2019, di dukung oleh Angaran
APBD : Belanja Langsung sebesar Rp 188.079.060.000 dan Belanja
Tidak Langsung sebesar Rp. 122.083.445.000 jadi total anggaran
secara keseluruhan Rp. 310.162.505.000.
-
32
Anggaran APBD terserap 89,95 % atau senilai
Rp278.991.614.046. Tidak terserap 10,05 % atau senilai
31.170.890.954. Sedangkan fisik kegiatan terserap 97,12%
Tabel 3.5. Penggunaan anggaran APBD Tahun 2019
Belanja Langsung
Program Anggaran Realisasi %
Realisasi
Manajamen Administrasi Pelayanan Umum, Kepegawaian dan Keuangan Perangkat Daerah
35.534.253.000 27.700.797.608 77,96
Perencanaan dan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah
1.242.660.000 723.826.143.000 58,25
Pengembangan Agribisnis 141.757.147.000 123.578.497.074 87,18
Peningkatan SDM dan Penyuluhan Pertanian
9.545.000.000
9.400.811.573 98,49
Jumlah 188.079.060.000 161.410.233.464 85,82
Belanja Tidak Langsung Anggaran Realisasi %
Realisasi
Gaji/tunjangan 122.083.445.000 117.581.380.852 96,31
Tabel 3.6. Penggunaan Anggaran APBN Tahun 2019
Program Dekonsentrasi
Anggaran (Rp) Serapan % Serapan
Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan Melalui Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan
17.280.079.000 16.631.323.000 96,25
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Hortikultura Berkelanjutan
9.758.225.000 8.788.465.000 90,06
Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana Sarana Pertanian
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan
Program Peningkatan Penyuluhan dan
1.401.940.000
2.109.500.000
57.596.060.000
1.337.710.750
1.795.299.470
55.943.647.400
95,42
85,11
97,13
-
33
Pelatihan Pertanian
Jumlah 88.145.804.000 84.496.445.620 95,86
Program
Tugas Pembantuan
Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan Melalui Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan
290.782.869.000 283.267.378.000 97,42
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Hortikultura Berkelanjutan
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan
82.769.840.000
41.607.460.000
61.816.071.000
29.986.392.260
74,68
72,07
Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana Sarana Pertanian
157.352.390.000 154.387.220.000 98,12
Jumlah 572.512.559.000 529.457.061.260 92,48
Total Anggaran (DK+TP 660.658.363.000
Total Serapan (DK+TP) 613.953.506.880
% Serapan APBN 92,93
Anggaran APBN sebesar Rp 660.658.363.000 (Dekonsentrasi sebesar Rp
88.145.804.000 dan Tugas Pembantuan sebesar Rp 572.512.559.000).
Serapan anggaran APBN 92,93% (Rp 613.953.506.880), dengan serapan
Anggaran Dekonsentrasi terserap 95,86% (Rp 84.496.445.620) dan Anggaran
Tugas Pembantuan terserap 92,48% (Rp 529.457.061.260).
c.2 Realisasi Pendapatan Asli Daerah
Pada tahun 2019 Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa
Tengah ditargetkan pendapatan sebesar Rp. 13.300.000.000, dan
terealisasi sebesar Rp. 13.306.462.681 (100,05 %).
-
34
Tabel 3.7. Perkembangan target dan realisasi pendapatan Th 2018-2019
Uraian Th 2018 Th 2019 +/- %
Target 40.034.090.000 13.300.000.000 -26.734.090.000 -26,73
Realisasi 12.334.988.597 13.306.462.681 971.474.084 7,30
% Capian 30,81 100,05
C. Analisis efisiensi sumberdaya
Sumberdaya yang mendukung pencapaian sasaran kinerja yang
ditetapkan meliputi kondisi iklim, sumberdaya lahan, sumberdaya manusia,
dan sarana prasarana.
1. Kondisi iklim yang mendukung budidaya pertanian dan perkebunan
Produk pertanian dan perkebunan merupakan produk yang sangat
bergantung pada kondisi iklim. Faktor iklim berpengaruh pada pola
tatanan agroekosistem. Kondisi seperti ini bisa diprediksi dan telah
dipersiapkan, namun tidak dapat dipastikan keakuratannya.
Pada Th 2019 musim kemarau relatif panjang sehingga
mengganggu sistem produksi pertanian dan perkebunan terutama
tanaman palawija dan sayuran semusim yang dibudidayakan di musim
kemarau. Pada musim hujan juga mengakibatkan tanaman terlanda
banjir.
2. Alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian
Laju pertumbuhan penduduk yang masih tinggi di Jawa Tengah
mempengaruhi tingginya laju konversi lahan pertanian ke non pertanian.
Hal ini berdampak pada kebutuhan tempat tinggal dan fasilitas lainnya
akan semakin terus bertambah. Permasalahan alih fungsi lahan
diharapkan lebih terkendali dengan penerapan Perda RT RW maupun
Perda lahan pertanian pangan berkelanjutan, bukan hanya masalah
penegakan hukum yang harus diperhatikan terkait masalah ini, namun
bagaimana mengupayakan lahan-lahan yang ada dapat memberikan
pendapatan yang lebih menjanjikan ketika dimanfaatkan untuk budidaya
-
35
pertanian. Apabila kondisi demikian tetap dibiarkan bukan tidak mungkin
pertanian hanya akan menjadi masa lalu petani kita.
3. Sumber daya manusia
Permasalahan dalam pembangunan pertanian dan perkebunan di Jawa
Tengah di antaranya yaitu terdapat perubahan sosial budaya masyarakat
di pedesaan dari masyarakat budidaya pertanian menjadi masyarakat
budidaya industri. Hal ini terlihat dari penurunan penyerapan tenaga
kerja di sektor pertanian diikuti dengan meningkatnya penyerapan
tenaga kerja disektor non pertanian terutama sektor industri maupun
jasa. Survey BPS 2013 penurunan tingkat tenaga kerja sebesar 25,05%
dari sektor pertanian dipicu oleh beberapa alasan. Selain lahan
pertanian yang semakin sempit juga karena tingkat pendidikan
masyarakat semakin meningkat. Dengan semakin tingginya tingkat
pendidikan seseorang maka cenderung untuk memilih bidang pekerjaan
yang sesuai dengan tingkat pendidikannya tersebut.
4. Sarana Prasarana
Jumlah sarana dan prasarana pertanian di Jawa Tengah belum
memadai. Jaringan irigasi dan pengairan masih banyak kerusakan.
Selain itu sarana pendukung pertanian juga kurang, seperti alat, mesin
pra dan pasca panen. Melalui Program Upsus Pajale, Upsus babe,
perbaikan jaringan irigasi dan fasilitasi bantuan alat-alat dan mesin
pertanian telah terlaksana dengan baik.
D. Analisis program dan kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran
Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah sebagai
SKPD teknis yang mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pertanian dan perkebunan,
mempunyai fungsi: perumusan kebijakan teknis bidang pertanian tanaman
pangan, hortikultura dan perkebunan; penyelenggaraan urusan pemerintah
dan pelayanan umum bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura;
pembinaan dan fasilitasi bidang pertanian tanaman pangan, hortikultura
-
36
dan perkebunan lingkup provinsi dan kabupaten/kota; pelaksanaan tugas di
bidang sarana prasarana pertanian, budidaya tanaman pangan, hortikultura
dan perkebunan dan usaha pertanian; pemantauan, evaluasi dan pelaporan
bidang pertanian tanaman pangan,hortikultura dan perkebunan;
pelaksanaan kesekretariatan dinas; dan pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Gubernur sesuai tugas pokok dan fungsinya. Agar
pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut berjalan secara optimal maka
diperlukan pengelolaan sumber daya manusia, sumber dana dan
pengelolaan sarana secara efektif dan efisien mungkin.
Berbagai program dan kegiatan yang teralokasi melalui pendanaan
APBD dan APBN terukur melalui indikator kinerja utama. Keberhasilan
tersebut terwujud dalam peningkatan produksi komoditas tanaman pangan,
hortikultura dan perkebunan yang berkelanjutan. Perwujudan ini terdukung
oleh berbagai upaya seperti efisiensi tenaga kerja manusia, peningkatan
indeks penanaman, peningkatan produktivitas, pengamanan produksi dari
gangguan OPT, perbaikan penanganan panen dan pasca panen, dan
peningklatan nilai jual melalui orientasi kualitas dan pasar.
-
37
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan skala pengukuran pada Indikator Kinerja Utama (IKU)
sasaran strategis, nilai kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan secara
umum sangat baik dalam ”Memantapkan Produksi Komoditas Tanaman
Pangan, hortikultura dan perkebunan Utama sebagai Wujud Kontribusi
Kedaulatan Pangan di Jawa Tengah.” Artinya Dinas Pertanian dan
Perkebunan telah melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik.
Hal tersebut didukung dengan data sebagai berikut :
a. Dinas Pertanian dan Perkebunan menggunakan dana APBD kurang
dari dana yang dianggarkan (85,82%), Rp161.410.233.464). Terdapat
kegiatan yang tidak terlaksana 100% yaitu pengembangan padi
kelompok tani yang mengundurkan diri seluas 50 ha, kabupaten
wonogiri dan cilacap masing-masing 25 ha. Kelompok tani yang
mengundurkan diri seluas 45 ha kabupaten demak, kendal dan
pemalang masing-masing 15 ha kab semarang dan cilacap seluas 50
ha mengundurkan diri. pengembangan kedelai untuk kegiatan
intensifikasi kedelai karena kemarau yang panjang seluas 5.567 ha dan
kelompok mengundurkan diri, untuk pengembangan jagung dan
serelaia lainnya ada 7 kelompok tani dengan luasan lahan 200 ha yang
mengundurkan diri. Kegiatan pengembangan kawasan tanaman hias
dan obat tidak mencapai target karena harga benih jahe melebihi harga
pada dokumen anggaran. Ketersediaan benih jahe terbatas
dikarenakan petani jahe tidak bisa panen jahe karena hujan belum
turun. Jahe yang dipanen paksa dimusim kemarau kondisi keriput dan
kering sehingga tidak memenuhi syarat sebagai benih. Perbanyakan
benih sumber kentang tidak mencapai target karena serangan hama
penyakit dan sebagian pertanaman pelaksanaannnya mundur,
perbanykan benih sayuran terkena serangan hama dan penyakit.
-
38
Perbanyakan palawija tidak mencapai target karena kekeringan.
Penyerapan dana APBN Rp 466.399.630.479(88,05%) dengan
perincian serapan Dekonsentrasi Rp 84.496.445.620 (95,86%) dan
Tugas Pembantuan Rp 529.457.061.260 (92,48%).
b. Pendapatan mencapai target yakni dari Rp. 13.300.000.000, dan
terealisasi sebesar Rp. 13.306.462.681 (100,05%).
B. Saran
Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi, senantiasa mengacu pada visi dan
misi Kepala Daerah
Guna mewujudkan visi tersebut maka Dinas Pertanian dan
Perkebunan sebaiknya perlu melakukan perbaikan dalam hal:
1. Sistem peningkatan produksi pertanian tanaman pangan, hortikultura
dan perkebunan berkelanjutan, peningkatan efisiensi dalam usaha
pertanian, dan sistem peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan
kelembagaan pertanian tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.
2. Sistem pengendalian internal dengan pemetaan resiko masing-masing
kegiatan di semua bidang lingkup Dinas, sehingga semua kegiatan dapat
dilaksanakan tepat sasaran dan berdampak pada pencapaian out come
kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan dengan baik.