KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat...

38
1 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karuniaNya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Pertanian dan Perkebunan Tahun 2019. LKjIP SKPD Tahun 2019 merupakan bentuk komitmen nyata Dinas Pertanian dan Perkebunan dalam mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang baik sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerntah Nomor 29 tahun 2015 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan secara teknis diatur dalam Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. LKjIP adalah wujud pertanggungjawaban pejabat publik kepada masyarakat tentang kinerja lembaga pemerintah selama 1 tahun Anggaran. Proses kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan telah diukur, dievaluasi, dianalisis dan dijabarkan dalam bentuk LKjIP Dinas Pertanian dan Perkebunan. Adapun tujuan penyusunan LKjIP untuk menggambarkan penerapan Rencana Strategis (Renstra) dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, serta keberhasilan capaian saat ini untuk percepatan dalam meningkatkan kualitas capaian kinerja yang diharapkan pada tahun yang akan datang. Melalui penyusunan LKjIP juga dapat memberikan gambaran penerapan prinsip-prinsip good governance, yaitu dalam rangka terwujudnya transparansi dan akuntabilitas di lingkungan pemerintah.

Transcript of KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat...

  • 1

    KATA PENGANTAR

    Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan

    Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karuniaNya, kami telah dapat

    menyelesaikan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

    (LKjIP) Dinas Pertanian dan Perkebunan Tahun 2019. LKjIP SKPD

    Tahun 2019 merupakan bentuk komitmen nyata Dinas Pertanian

    dan Perkebunan dalam mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas

    Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang baik sebagaimana

    diamanatkan dalam Peraturan Pemerntah Nomor 29 tahun 2015

    tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan secara

    teknis diatur dalam Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur

    Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2015 tentang

    Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara

    Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

    LKjIP adalah wujud pertanggungjawaban pejabat publik

    kepada masyarakat tentang kinerja lembaga pemerintah selama 1

    tahun Anggaran. Proses kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan

    telah diukur, dievaluasi, dianalisis dan dijabarkan dalam bentuk

    LKjIP Dinas Pertanian dan Perkebunan.

    Adapun tujuan penyusunan LKjIP untuk menggambarkan

    penerapan Rencana Strategis (Renstra) dalam pelaksanaan tugas

    pokok dan fungsi, serta keberhasilan capaian saat ini untuk

    percepatan dalam meningkatkan kualitas capaian kinerja yang

    diharapkan pada tahun yang akan datang. Melalui penyusunan

    LKjIP juga dapat memberikan gambaran penerapan prinsip-prinsip

    good governance, yaitu dalam rangka terwujudnya transparansi dan

    akuntabilitas di lingkungan pemerintah.

  • 2

    Demikian LKjIP ini kami susun semoga dapat digunakan

    sebagai bahan bagi pihak-pihak yang berkepentingan khususnya

    untuk peningkatan kinerja di masa mendatang.

    Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah

  • 3

    I. PENDAHULUAN

    A. Gambaran Umum Organisasi

    Misi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yaitu “Mewujudkan

    kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan, menanggulangi kemiskinan

    dan pengangguran dan meningkatkan penanganan infrastruktur pertanian.”

    Misi ini bertujuan mewujudkan desa mandiri/berdikari melalui kedaulatan

    pangan dan energi. Hal ini sejalan dengan salah satu Nawa Cita adalah

    mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor

    strategis ekonomi domestik.

    Terkait dengan hal tersebut, Dinas Pertanian dan Perkebunan

    Provinsi Jawa Tengah menggerakkan sektor sesuai dengan tugas pokok

    dan fungsinya melalui berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan

    secara akuntabel, dengan mengukur hasil-hasilnya baik secara fisik

    maupun finansial. Perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk

    mempertanggungjawabkan keberhasilan dan atau kegagalan pelaksanaan

    program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan

    dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan target

    kinerja yang ditetapkan melalui laporan kinerja yang disusun secara

    periodik.

    Sistem AKIP adalah rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas,

    alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan

    pengukuran,pengumpulan data, pengklasifikasian,pengikhtisaran, dan

    pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka

    pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah (Perpres

    29 Tahun 2015). Berdasarkan Inpres No: 7/1999, instansi pemerintah

    diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya atas perencanaan

    yang telah ditetapkan. Inpres ini mewajibkan seluruh instansi pemerintah

    pusat dan daerah untuk menyusun Rencana Strategis (Tujuan dan Sasaran

    Strategis organisasi, Kebijakan/Program dan indikator kinerja), mengukur

  • 4

    keberhasilan organisasinya melalui seperangkat indikator kinerja yang

    ditetapkannya sendiri, dan melaporkan akuntabilitas kinerjanya. Dasar

    hukum tertera pada gambar 1.

    Gambar 1. Dasar Hukum Sistem AKIP

    B. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

    b.1 Kedudukan

    Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah

    merupakan dinas yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (Perda)

    Provinsi Jawa Tengah Nomor 30 Tahun 2018 yaitu tentang Organisasi

    dan Tata Kerja Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa

    Tengah.

    b.2 Tugas Pokok dan Fungsi

  • 5

    Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 30 Tahun 2018

    tentang Tugas Pokok Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa

    Tengah, antara lain: Melaksanakan urusan pemerintah daerah bidang

    pertanian sub urusan tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan

    yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang

    ditugaskan kepada daerah.

    Fungsi Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah

    sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 30 Tahun

    2018 antara lain meliputi:

    a. Perumusan kebijakan teknis bidang prasarana dan sarana, tanaman

    pangan, hortikultura, perkebunan dan penyuluhan, pasca panen dan

    bina usaha;

    b. Pelaksanaan kebijakan bidang prasarana dan sarana, tanaman

    pangan, hortikultura, perkebunan dan penyuluhan, pasca panen dan

    bina usaha

    c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang prasarana dan sarana,

    tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan penyuluhan, pasca

    panen dan bina usaha;

    d. Pelaksanaan administrasi bidang prasarana dan sarana, tanaman

    pangan, hortikultura, perkebunan dan penyuluhan, pasca panen dan

    bina usaha;

    e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur, sesuai tugas

    dan fungsinya;

  • 6

    Struktur Organisasi Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah

    KEPALA DINAS

    SEKRETARIAT

    SUBAG

    KEUANGAN

    SUBAG UMUM &

    KEPEGAWAIAN

    SUBAG

    PROGRAM

    BIDANG

    PERKEBUNAN

    BIDANG PENYULUHAN,

    PASCA PANEN DAN BINA

    USAHA

    BIDANG

    HORTIKULTURA

    BIDANG TANAMAN

    PANGAN

    BIDANG

    PRASARANA DAN

    SARANA

    SEKSI

    PENYULUHAN

    SEKSI PASCA PANEN

    PENGOLAHAN &

    Mutu

    SEKSI BINA USAHA

    DAN PEMASARAN

    SEKSI TANAMAN

    SEMUSIM

    SEKSI TANAMAN

    TAHUNAN

    SEKSI TANAMAN

    REMPAH & PENYEGAR

    SEKSI TANAMAN

    SAYURAN

    SEKSI TANAMAN

    BUAH

    SEKSI TAN HIAS

    & TAN OBAT

    SEKSI PADI

    SEKSI JAGUNG &

    SEREALIA LAINNYA

    SEKSI ANEKA

    KACANG & UMBI

    SEKSI LAHAN

    DAN IRIGASI

    SEKSI ALSIN

    SEKSI PUPUK &

    PEMBIAYAAN

    KELOMPOK

    JABATAN

    FUNGSIONAL

    UPTD

  • 7

    C. Aspek Strategis/Isu Strategis

    Pada Tahun 2019 Dinas Pertanian dan Perkebunan fokus pada

    pencapaian sasaran utama, ”Memantapkan Produksi Komoditas Tanaman

    Pangan, hortikultura dan perkebunan sebagai Wujud Kontribusi

    Kedaulatan Pangan di Jawa Tengah,” yaitu:

    a. Terwujudnya peningkatan produksi tanaman pangan, hortikultura dan

    perkebunan;

    b. Terwujudnya peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia Pertanian

    dan Perkebunan

    Strategi untuk mencapai sasaran tersebut, meliputi:

    1. Meningkatkan produksi melalui intensifikasi usahatani tanaman pangan,

    hortikultura dan perkebunan

    2. Pencegahan, pengendalian dan pemantauan organisme pengganggu

    tanaman (OPT) serta melakukan mitigasi akibat bencana alam, banjir

    dan kekeringan;

    3. Optimalisasi kebun benih benih dan sertifikasi benih sebagai penjamin

    penggunaan benih bermutu di masyarakat;

    4. Melaksanakan penambahan/rehabilitasi indfrastruktur pertanian tanaman

    pangan, hortikultura dan perkebunan;

    5. Meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian tanaman pangan,

    hortikultura dan perkebunan melalui modernisasi pertanian;

    6. Meningkatkan pengamanan produksi melalui perbaikan panen dan pasca

    panen serta pembukaan pasar melalui berbagai promosi pemasaran;

    7. Melaksanakan peningkatan kemampuan dan ketrampilan sumberdaya

    manusia pertanian tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan;

    8. Penguatan kelembagaan dan dukungan jaminan usaha/asuransi petani;

    Sedangkan kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran adalah:

    1. Penerapan Permentan Nomor 18 Tahun 2018 tentang Pembangunan

    Kawasan Pertanian berbasis Korporasi

  • 8

    2. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2016 tentang

    perlindungan dan pemberdayaan petani mendukung kegiatan asuransi

    bagi petani

    3. Peningkatan produksi melalui intensifikasi pertanian dan perkebunan.

    4. Penerapan Good Agriculture Practises (GAP) dalam rangka mendukung

    pengembangan pertanian organik.

    5. Penyebaran benih bermutu bersertifikat melalui Balai Benih dan

    Optimalisasi Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB)

    6. Pengamanan pertanaman dan produksi dari gangguan OPT serta

    bencana alam, banjir dan kekeringan.

    7. Pengamanan produksi melalui perbaikan panen dan pasca panen serta

    pembukaan pasar melalui berbagai promosi pemasaran.

    8. Menyiapkan dukungan infrastruktur, prasarana dan sarana untuk

    meningkatkan produksi pertanian dan perkebunan.

    9. Menyiapkan SDM berkualitas untuk mendukung pembangunan pertanian

    tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.

    Tabel 1. Tujuan, Sasaran, Indikator Sasaran, dan Target Kinerja Dinas Pertanian

    dan Perkebunan, Tahun 2019

    Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Tahun 2019

    1 2 3 4

    1. Memantapkan produksi komoditas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan sebagai wujud kontribusi kedaulatan pangan di Jawa Tengah

    1. Terwujudnya peningkatan produksi pertanian dan perkebunan

    Peningkatan Produksi Tanaman Pangan (ton):

    Padi

    Jagung

    Kedelai Peningkatan Produksi Hortikultura (ton):

    Bawang merah

    Cabe besar Peningkatan Produksi Perkebunan (ton) Tebu Kelapa Kopi

    11.543.015 3.660.360

    102.726

    528.537 200.836

    2.934.025 164.248

    20.482

    Terwujudnya peningkatan kemampuan Sumber

    Jumlah peningkatan SDM Pertanian dan Perkebunan

    3.450 org

  • 9

    Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Tahun 2019

    Daya Manusia Pertanian dan Perkebunan

    2. Meningkatkan tata kelola organisasi perangkat daerah

    1. Meningkatnya kualitas pelayanan perangkat daerah 2. Meningkatkan akuntabilitas kinerja perangkat daerah

    1. Nilai kepuasan masayarakat distanbun 2. Nilai SAKIP Distanbun

    60

    75

    Sumber: Renstra Distanbun Prov Jateng 2018-2023

    D. Sistematika Penulisan

    Laporan Pertanggungjawaban Kinerja Instansi Pemerintah LKJIP

    Tahun 2019 terdiri 4 Bab dan masing-masing bab terdiri dari sub bab, yaitu:

    Bab I. PENDAHULUAN

    Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan

    penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan

    utama (Strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.

    Bab II. PERENCANAAN KINERJA

    Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun

    yang bersangkutan.

    Bab III. AKUNTABILITAS KINERJA

    Pada bab ini memuat penjelasan prioritas program dan kegiatan

    beserta analisis capaian kinerja kantor serta akuntabilitas keuangan

    (Realisasi Anggaran).

    Bab IV. PENUTUP

    Bab ini memuat ksempulan dan saran.

  • 10

    II. PERENCANAAN KINERJA

    A. Perencanaan Strategis

    Berdasarkan RPJMD Tahun 2018 – 2023 dan Rencana Strategis

    Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 –

    2023, Renstra adalah sebuah dokumen perencanaan lima tahunan yang

    akan dijadikan acuan bagi perencanaan tahunan selama kurun waktu

    Tahun 2018 – 2023.

    Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah mempunyai

    peran yang sangat strategis dalam pelaksanaan pemerintahan,

    pembangunan dan pelayanan masyarakat yang mendukung pencapaian

    tujuan dan sasaran pembangunan Provinsi Jawa Tengah.

    1. Visi

    Sesuai dengan visi Gubernur dan Wakil Gubernur, maka visi

    pembangunan daerah jangka menengah Provinsi Jawa Tengah Tahun

    2018 – 2023 adalah :

    MENUJU JAWA TENGAH SEJAHTERA DAN BERDIKARI

    “Tetep Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi”

    Visi pembangunan daerah Jawa Tengah Tahun 2018 – 2023 meruapakn

    keberlanjutan dari cita-cita pembangunan Jawa tengah Tahun 2013 –

    2018.

    Makna yang terkandung dalam visi sebagai berikut:

    a. Sejahtera

    Masyarakat Jawa Tengah Sejahtera adalah masyarakat yang

    tercukupi segala kebutuhan dasarnya secara adil dan merata

    berprinsip pada peri kemanusiaan dan peri keadilan. Masyarakat

    sejahtera juga terbebas dari ketidakmerdekaan, kebodohan,

    kesakitan, kelaparan serta ancaman dari perlakuan atau tindak

    kekerasan fisik maupun non fisik. Dalam lingkungan masyarakat yang

    sejahtera akan tercipta hubungan sosial yang nyaman dan aman,

  • 11

    tanpa ada nya diskriminasi SARA, serta tercipta relasi yang dinamis,

    saling menghargai, saling pengertian, dan toleransi yang tinggi.

    Ketrcukupan kebutuhan masyarakat juga didukung dengan

    pemenuhan prasarana dan sarana dasar, pelayanan publik, ruang

    publik, transportasi, serta teknlogi yang harus disediakan secara

    cukup dan menerus, untuk mencapai kemajuan dan perkembangan

    kehidupan masyarakat yang lebih baik dan sejahtera.

    b. Berdikari

    Berdikari merupakan sebuah tujuan agar masyarakat mampu

    memenuhi segala kebutuhan dasarnya secara mandiri dan cukup.

    Dengan begitu, berdikari menjadi sebuah metode untuk mewujudkan

    kesejahteraan masyarakat dan lingkungan hidupnya berbasis modal

    pokok milik sendiri, baik sumberdaya alam, manusia, sosial, budaya,

    ekonomi, dan politik. Sedangkan sumberdaya yang berasal dari luar

    merupakan tambahan apabila diperlukan.

    Perwujudan masyarakat Jawa Tengah yang sejahtera dan

    berdikari dilandasi semangat dan nilai utama Mboten Korupsi,

    Mboten Ngapusi. Nilai ini dimanifestasi dalam sikap, tindakan,

    dan laku seluruh masyarakat Jawa Tengah untuk dapat bersama

    mencapai kesejahteraan yang berdikari.

    2. Misi

    Dalam rangka upaya menuju pencapaian visi pembangunan daerah

    Jawa Tengah Tahun 2018 – 2023, ditetapkan misi pembangunan

    daerah yaitu:

    1. Membangun masyarakat Jawa Tengah yang religius, toleran dan

    guyub untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Misi ini menggambarkan sebuah kondisi yang ingin diciptakan dalam

    rangka mewujudkan masyarakat yang sejahtera, tercermin dari rasa

    aman dan nyaman yang dirasakan kehidupan masyarakat. Kondisi

    yang tercipta merupakan manifestasi nilai-nilai religius dalam

  • 12

    kehidupan masyarakat. Membangun masyarakat Jawa Tengah yang

    religius, toleran, dan guyup ini adalah dengan menciptakan kondisi

    obyektif yang memungkinkan interaksi antar umat beragama untuk

    saling menghormati dan menghargai atu sama lain, mendorong

    keberagamaan, kebhinekaan, dan toleransi dalam kerangka

    kesatuan.

    Upaya yang dilakukan antara lain dengan menguatkan

    pemahaman keberagaman dan kebhinekaan sejak usia dini,

    mengembangkan ruang-ruang publik untuk membangun komunikasi

    antar masyarakat melalui kegiatan seni dan rekreasi, serta

    mendorong kearifan lokal dalam bentuk gerakan-gerakan

    masyarakat termasuk gerakan gotong royong. Dalam misi ini

    terkandung tujuan untuk menciptakan kehidupan masyarakat Jawa

    Tengah yang aman dan nyaman, tanpa ada konflik sosial maupun

    agama, bahkan konflik SARA, dan tercipta kohesi sosial masyarakat

    yang baik.

    2. Mempercepat reformasi birokrasi yang dinamis serta

    memperluas sasaran ke pemerintahan Kabupaten/Kota

    Misi kedua ini bertujuan untuk semakin mempercepat

    implementasi reformasi birokrasi secara optimal, yang pada

    periode sebelumnya telah terwujud dalam membaiknya tata

    kelola pemerintahan Jawa Tengah berlandaskan nilai “Mboten

    Korupsi, Mboten Ngapusi”. Dalam lima tahun kedepan,

    reformasi birokrasi diharapkan semakin diperluas sampai ke

    pemerintah kabupaten/kota di Jawa Tengah.

    Reformasi birokrasi yang diharapkan kedepan adalah

    pada tiga dimensi utama yaitu pelayanan publik yang semakin

    dinamis, efektivitas dan efisiensi manajemen pemerintahan,

    kapasitas kelembagaan, serta manajemen sumber daya

  • 13

    manusia aparatur yang semakin baik. Pelayanan publik yang

    dinamis diwujudkan dengan membangun open government dan

    pemerintahan yang responsif. Open government dilakukan

    dengan perkuatan keterbukaan informasi publik, transparansi,

    partisipasi publik dalam penyelenggaraan pemerintahan, serta

    meningkatkan komunikasi dan serapan aspirasi publik.

    Sedangkan pemerintahan yang responsif tercermin dalam

    respon pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota dalam

    menghadapi aduan dan persoalan riil masyarakat, dengan

    cepat dan tepat, baik dalam bentuk kebijakan maupun

    kegiatan. Pelayanan publik yang dinamis, terbuka, dan

    responsif diikat dalam satu tagline pelayanan yang mudah,

    murah, cepat, serta didukung inovasi dan teknologi informasi.

    Efektivitas dan efisiensi manajemen pemerintahan

    tergambarkan dalam proses perencanaan, penganggaran, serta

    evaluasi pembangunan yang akuntabel. Manajemen

    pembangunan Jawa Tengah kedepan tidak hanya fokus pada

    kerja tetapi kinerja, dan berorientasi pada hasil (outcome).

    Untuk itu perlu juga dilakukan pengawasan dalam prosesnya,

    sejak dimulainya proses perencanaan, implementasi hingga

    evaluasi.

    Agar dapat melaksanakan manajemen pemerintahan

    yang baik dan bersih maka dibutuhkan kelembagaan/organisasi

    yang tepat dan didukung dengan penataan sistem manajemen

    sumberdaya manusia aparatur yang baik. Manajemen sumber

    daya manusia aparatur yang baik terejawantahkan dalam

  • 14

    bentuk integritas aparatur yang dibangun melalui kompetensi

    dan etika menuju integritas pribadi dan institusi, mendorong

    birokrasi yang inovatif, dan dijamin dalam quality assurance

    aparatur.

    3. Memperkuat kapasitas ekonomi rakyat dan membuka lapangan kerja baru untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran.

    Misi ini adalah untuk mengarahkan kebijakan program

    dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa

    Tengah dalam rangka menurunkan jumlah penduduk miskin,

    yang didukung oleh perekonomian daerah yang stabil,

    berkualitas, inklusif, dan menyebar.

    Program pengentasan kemiskinan difokuskan kepada kelompok

    sasaran utama, seperti petani, nelayan, pelaku UKM dan

    pekerja. Program pengentasan kemisikinan tersebut perlu

    didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang tersebar, inklusif,

    dan berkualitas, yakni pertumbuhan ekonomi yang menyebar di

    seluruh wilayah Jawa Tengah, memperhitungkan kelestarian

    lingkungan dan keberlangsungan ketersediaan sumber daya,

    melibatkan seluruh kelompok masyarakat dengan

    mengutamakan peran dan kontribusi kelompok masyarakat

    yang kurang beruntung, dan menghapus praktek ekonomi

    biaya tinggi. Program pengentasan kemiskinan ke depan juga

    diarahkan untuk fokus pada pendidikan dan kesehatan

    terutama bagi rumah tangga miskin pada dua desil terbawah,

    serta masyarakat terlantar melalui penyediaan data BDT yang

    telah tervalidasi dengan sebaran pada wilayah kabupaten/kota

    miskin di Jawa Tengah. Perluasan lapangan pekerjaan juga

  • 15

    menjadi penting bukan hanya untuk mengatasi pengangguran,

    namun juga bagaimana meningkatkan produktivitas tenaga

    kerja untuk bisa bekerja lebih dari 15 jam per minggu.

    4. Menjadikan rakyat Jawa Tengah lebih sehat, lebih

    pintar, lebih berbudaya dan mencintai lingkungan

    Misi keempat mengarah pada kualitas dan daya saing

    sumberdaya manusia Jawa Tengah, agar semakin sehat, pintar,

    berbudaya, dan lebih mencintai lingkungan. Era globalisasi

    yang semakin terbuka menuntut kualitas sumberdaya manusia

    yang mampu bersaing secara kompetitif dalam kompetensi dan

    kualifikasi. Bonus demografi yang saat ini telah dialami oleh

    Jawa Tengah dapat dijadikan sebagai peluang sekaligus

    tantangan, bagaimana kedepan modal sosial ini akan

    menempatkan Jawa Tengah sebagai salah satu daerah dengan

    sumberdaya manusia yang mampu bersaing. Sehingga

    diharapkan, dapat memberikan dampak pertumbuhan ekonomi

    yang semakin baik, dan menciptakan masyarakat Jawa Tengah

    yang semakin sejahtera.

    Tidak hanya tentang kualitas dan daya saing sumberdaya

    manusia yang diharapkan, namun juga bagaimana membentuk

    karakter masyarakat Jawa Tengah yang semakin berbudaya. Di

    tengah arus keterbukaan informasi dunia yang nyata kemudian

    bagaimana masyarakat Jawa Tengah tetap kuat menjaga etika

    dan norma serta nilai budaya asli Jawa Tengah, serta menjaga

    kearifan lokal sejak dini.

    3. Tujuan

  • 16

    a. Memantapkan produksi komoditas tanaman pangan, hortikultura dan

    perkebunan sebagai wujud kontribusi kedaulatan pangan di Jawa

    Tengah.

    b. Meningkatkan tata kelola organisasi perangkat daerah

    4. Sasaran

    Dalam rangka mencapai hasil yang akan dicapai dari tujuan yang telah

    ditetapkan, maka sasaran yang akan dicapai dalam rentang waktu lima

    tahun ke depan yaitu:

    a. Terwujudnya peningkatan produksi pertanian dan perkebunan.

    b. Terwujudnya peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia

    Pertanian dan Perkebunan

    c. Meningkatnya kualitas pelayanan perangkat daerah

    d. Meningkatnya akuntabilitas kinerja perangkat daerah

    Dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran agar dapat

    diformulasikan secara terukur, spesifik dan mudah dicapai dan

    rasional yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun

    ke depan, maka diperlukan indikator dan target kinerja sasaran

    sebagai tolok ukur untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan

    dalam pencapaian setiap sasaran yang telah ditetapkan. Berikut ini

    adalah rencana kinerja pelayanan jangka menengah Dinas Pertanian

    dan Perkebunan dalam tabel sebagai berikut:

    Tabel..........

    Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Kinerja Pelayanan Dinas

    Pertanian dan Perkebunan

    No Tujuan Sasaran Indikator

    Sasaran

    Target Kinerja Sasaran Pada Tahun Ke-

    2019 2020 2021 2022 2023

    1 2 3 4 5 6 7 8 9

    1 a. Memantapkan produksi komoditas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan sebagai wujud kontribusi kedaulatan pangan di Jawa Tengah.

    a. Terwujudnya peningkatan produksi pertanian dan perkebunan

    Padi Jagung Kedelai Bw. Merah Cabe Tebu Kopi Kelapa

    11.543.015 3.660.360

    102.726 528.537 200.836

    2.934.025 20.482

    164.248

    11.629.588 3.675.002

    104.940 550.276 209.232

    2.948.695 21.019

    165.069

    11.716.810 3.689.702

    107.201 572.016 217.628

    2.963.438 21.556

    165.895

    11.804.6.86 3.704.460

    109.512 593.756 226.024

    2.978.255 22.093

    166.724

    11.893.221 3.719.278

    111.872 615.495 234.420

    2.993.147 22.629

    167.558

    b. Terwujudnya peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia

    Jumlah peningkatan SDM Pertanian dan Perkebunan

    3.450 3.510 3.570 3.600 3.690

  • 17

    No Tujuan Sasaran Indikator

    Sasaran

    Target Kinerja Sasaran Pada Tahun Ke-

    2019 2020 2021 2022 2023

    1 2 3 4 5 6 7 8 9

    Pertanian dan Perkebunan

    2 a. Meningkatka

    n tata kelola

    organisasi

    perangkat

    daerah

    a. Meningkatnya kualitas pelayanan perangkat daerah

    Nilai Kepuasan Masayarakat Distanbun

    60 61,5 63 63,5 64

    b. Meningkatnya akuntabilitas kinerja perangkat daerah

    Nilai Sakip Distanbun

    75 75,40 75,70 76 76,20

    B. Perjanjian Kinerja Tahun 2019

    Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif,

    transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, maka Kepala

    Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah telah melakukan

    perjanjian kinerja Tahun 2019 dengan Gubernur Provinsi Jawa Tengah.

    Perjanjian berisikan tentang tanggung jawab Kepala Dinas Pertanian dan

    Perkebunan Provinsi Jawa Tengah untuk mewujudkan target kinerja jangka

    menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan dan

    Gubernur melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan

    evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil

    tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan

    sanksi.

    Perjanjian Kinerja tersebut disusun selaras dengan Rencana Kinerja

    Tahunan 2019 yang merupakan penjabaran dari Renstra Dinas Pertanian

    dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 -2023.

    Tujuan disusunnya Perjanjian Kinerja adalah:

    1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah

    untuk meningkatkan integritas, akuntabikitas, transparansi, dan kinerja

    Aparatur.

    2. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi aparatur.

  • 18

    3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan

    sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan

    sanksi.

    4. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan

    monitoring,evaluasi dan supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja

    penerima amanah.

    5. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kerja pegawai (SKP).

    Lampiran perjanjian kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan

    Provinsi Jawa Tengah tersaji pada tabel 2.

  • 19

    NO TUJUAN/SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

    Tujuan 1

    Memantapkan Produksi komoditas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan sebagai wujud kontribusi kedaulatan pangan di Jawa Tengah

    Pertumbuhan Sub Sektor Pertanian dan perkebunan: Tanaman Pangan

    1,05

    Sasaran

    Terwujudnya Peningkatan Produksi Pertanian dan Perkebunan

    Padi Jagung Kedelai Bawang merah Cabe Tebu Kopi Kelapa

    11.543.015 3.660.360 102.726 528.537 200.386

    2.948.695 20.482 164.248

    Tujuan 2

    Meningkatkan Tata Kelola Perangkat Daerah

    Sasaran

    Meningkatkan kualitas pelayanan perangkat daerah

    Nilai kepuasan Masyarakat Distanbun

    60

    Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja perangkat daerah

    Nilai SAKIP Distanbun 75

    Program Anggaran Keterangan

    1. Pengembangan Agribisnis 2. Peningkatan SDM dan Penyuluhan Pertanian 3. Manajemen Administrasi Pelayanan Umum,

    Kepegawaian dan Keuangan Perangkat Daerah 4. Perencanaan dan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah 5. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil

    Rp. 144.672.712.000,- Rp. 6.000.000.000,- Rp. 33.656.160.000,-

    Rp. 1.242.660.000,- Rp. 12.991.524.000,-

    APBD APBD APBD APBD APBN-DK

  • 20

    Tanaman Pangan 6. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil

    Tanaman Pangan 7. Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura 8. Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura 9. Peningkatan Produksi komoditas perkebunan

    berkelanjutan 10. Peningkatan Produksi komoditas perkebunan

    berkelanjutan 11. Penyediaan dan pengembangan prasarana dan

    sarana pertanian 12. Penyediaan dan pengembangan prasarana dan

    sarana pertanian 13. Peningkatan penyuluhan dan pelatihan pertanian

    Rp. 110.694.317.000,- Rp. 7.920.604.000,- Rp. 63.100.475.000,- Rp. 1.973.380.000,- Rp. 28.725.644.000,- Rp. 3.057.085.000,- Rp. 114.073.711.000,- Rp. 57.606.220.000,-

    APBN-TP APBN-DK APBN-TP APBN-DK APBN-TP APBN-DK APBN-TP APBN-DK

  • 21

    III. AKUNTABILITAS KINERJA

    A. Capaian Kinerja Organisasi

    Sebagai tindak lanjut pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8

    Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Insntansi Pemerintah

    dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

    Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri

    Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Nomor 53 Tahun 2014

    tentang Petunjuk Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja Instnasi Pemerintah

    dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Insntasi Pemerintah, setiap

    instnasi wajib menyusun Laporan Kinerja yang melaporkan Progres Kinerja

    atas mandat dan sumber daya yang digunakan.

    Akuntabilitas kinerja dapat diartikan sebagai kewajiban untuk

    mempertanggungjawabkan secara transparan mengenai keberhasilan atau

    kegagalan dalam pencapaian visi dan melaksanakan misi organisasi

    kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas.

    Proses pengukuran akuntabilitas kinerja didasarkan pada capaian

    pengukuran hasil Rencana Kerja Tahunan dan Perjanjian Kinerja yang

    telah disepakati bersama. Pengukuran ini merupakan suatu hasil penilaian

    yang sistematis dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja utama

    (tabel 6) dan kegiatan berupa masukan, keluaran, dan hasil. Pengukuran

    keberhasilan capaian sasaran strategis dan target organisasi sebagaimana

    yang telah ditetapkan pada perencanaan strategis, menggunakan skala

    pengukuran sebagai berikut:

    Skala Pengukuran Kinerja Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

    No Skala Capaian Kinerja Kategori

    1 Lebih dari 100% Sangat Baik

    2 75 – 100% Baik

    3 55 – 74 % Cukup

    4 Kurang dari 55 % Kurang

  • 22

    Pada tahun 2019 tanggung jawab, Dinas Pertanian dan Perkebunan

    telah melaksanakan seluruh program dan kegiatan yang menjadi tanggung

    jawab nya dalam upaya pencapaian kinerja indikator sasaran yang diampu.

    Sesuai dengan Perjanjian Kinerja Tahun 2019 yang harus diwujudkan oleh

    Dinas Pertanian dan Perkebunan Tahun 2019 yaitu:

    Sasaran Strategis :

    1. Terwujudnya Peningkatan Produksi Pertanian dan Perkebunan

    2. Peningkatan Kemampuan SDM Pertanian dan Perkebunan

    3. Meningkatkannya Kualitas Pelayanan Perangkat Daerah

    4. Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah

    Tolok ukur capaian sasaran strategis terwujudnya peningkatan produksi pertanian

    dan perkebunan terdiri dari 15 indikator terdiri dari :

    1. Produksi Padi

    2. Produksi Jagung

    3. Produksi Kedelai

    4. Produksi Bawang merah

    5. Produksi cabe besar

    6. Produksi Tebu

    7. Produksi Kopi

    8. Produksi Kelapa

    9. Produksi kacang tanah

    10. Produksi Kacang hijau

    11. Produksi ubi kayu

    12. Produksi Ubi jalar

    13. Produksi Durian

    14. Produksi Mangga

    15. Produksi Salak

    Tolok ukur capaian sasaran strategis terwujudnya peningkatan kemampuan SDM

    Pertanian dan Perkebunan terdiri dari 1 indikator dari:

    1. Peningkatan SDM Pertanian dan Perkebunan

    Tolok ukur capaian sasaran strategis meningkatnya kualitas pelayanan perangkat

    daerah:

    1. Nilai Kepuasan Distanbun

  • 23

    Tolok ukur capaian sasaran strategis akuntabilitas kinerja perangkat daerah:

    1. Nilai SAKIP Distanbun

    Untuk mengukur capaian kinerja pada Sasaran Keempat strategis

    dimaksud dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut:

    1. Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Produksi Pertanian dan

    Perkebunan

    Tabel.3.1

    Capaian Kinerja Sasaran Strategis

    Terwujudnya Peningkatan Produksi Pertanian dan Pertanian

    No Indikator Kinerja Real 2018

    Tahun 2019

    Target Akhir Renstra 2023

    % Capaian terhadap

    Target Akhir Renstra (2019)

    Target Real % Capaian

    1 2 3 4 5 6 7 8

    1 Produksi Padi 9.512.434 11.543.015 9.655.654 83,65 58.587.320 16,48

    2 Produksi Jagung 3.414.906 3.660.360 3.390.977 92,64 18.448.802 18,38

    3 Produksi Kedelai 166.195 102.726 66.701 64,93 536.251 12,43

    4 Produksi Bw.Merah 445.586 528.537 471.447 89,20 2.860.080 16,48

    5 Produksi Cabe 171.796 200.386 163.873 81,60 1.088.141 15,06

    6 Produksi Tebu 2.880.763 2.948.695 2.851.955 97,20 14.817.560 19,23

    7 Produksi Kopi 22.383 20.482 22.831 111,47 107.780 21,18

    8 Produksi Kelapa 172.189 164.248 168.593 102,65 829.495 20,32

    9 Produksi Kacang tanah

    86.603 96.389 77.510 80,41 496.799 15,60

    10 Produksi Kacang hijau

    125.060 106.187 99.495 93.70 558.411 17.82

    11 Produksi Ubi kayu 2.556.459 3.341.844 2.436.733 72.92 18.059.780 13.49

    12 Produksi Ubi jalar 152.056 165.809 144.811 87.34 903.366 16.03

    13 Produksi Mangga 443.487 458.176 479.963 104.76 2.313.901 20.74

    14 Produksi Durian 143.227 60.914 171.734 281.93 307.628 55,83

    15 Produksi Salak 416.860 499.651 482.992 96.67 2.523.365 19,14

  • 24

    Prosentase Capaian Sasaran Strategis 102,74% 19,88%

    Dari tabel 3.1 diatas dapat dilihat bahwa capaian kinerja sasaran 1

    tercapai sebesar 102,74% atau kategori sangat baik. Apabila dibandingkan

    dengan target RPJMD telah tercapai sebesar 19,88% dari target akhir Tahun

    Renstra 2023 tercapai target sebesar 100%. Indikator kinerja sasaran ini

    merupakan indikator kinerja yang tertuang dalam renstra 2018-2023.

    Secara lebih rinci pencapaian sasaran dari indikator kinerja adalah

    sebagaimana dijelaskan dengan uraian berikut:

    a. Capaian indikator Sasaran Produksi Padi

    No Indikator Sasaran

    Target Real Target Akhir

    Renstra

    % Capaian sd Th. 2019 Atas Target

    Renstra

    1 2 4 5 7 8

    1 Produksi Padi 11.543.015 9.655.654 58.587.320 16,48

    Indikator Sasaran produksi padi target 11.543.015 ton tercapai

    9.655.654 ton atau tercapai sebesar 83,65% dari target yang ditetapkan.

    Upaya pencapaian target kinerja tersebut dengan melaksanakan target

    program dan kegiatan pendukung pencapaian sasaran yaitu:

    1) Indikator program persentase peningkatan produksi padi dengan target

    0,7% dengan pencapaian target sebesar 0,79%. Upaya pencapaian target

    tersebut dengan kegiatan peningkatan produksi tanaman pangan. Target

    kinerja kegiatan seluas 900 ha dengan realisasi dan tercapai 755 ha atau

    tercapai 83,89%.

  • 25

    b. Capaian Indikator Sasaran Produksi Jagung

    No Indikator Kinerja Real 2018

    Tahun 2019

    Target Akhir

    Renstra 2023

    % Capaian terhadap Target Akhir

    Renstra (2019)

    Target Real %

    Capaian

    1 2 3 4 5 6 7 8

    1 Produksi Jagung

    3.414.906 3.660.360 3.390.977 92,64 18.448.802 18,38

    Indikator Sasaran produksi jagungi target 3.660.360 ton tercapai

    3.390.977 ton atau tercapai sebesar 83,65% dari target yang ditetapkan.

    Upaya pencapaian target kinerja tersebut dengan melaksanakan target

    program dan kegiatan pendukung pencapaian sasaran yaitu:

    1). Indikator program persentase peningkatan produksi Jagung dan serealia

    lainnya dengan target 0,3% dengan pencapaian target sebesar 0,3%.

    Upaya pencapaian target tersebut dengan kegiatan peningkatan produksi

    tanaman pangan. Target kinerja kegiatan seluas 3.850 ha dengan

    realisasi dan tercapai 3.547 ha atau tercapai 92,13%

    c. Capaian Indikator Sasaran Kedelai

    No Indikator Kinerja Real 2018

    Tahun 2019 Target Akhir

    Renstra 2023

    % Capaian terhadap Target Akhir

    Renstra (2019)

    Target Real %

    Capaian

    1 2 3 4 5 6 7 8

    1 Produksi Kedelai

    166.195 102.726 66.701 64,93 536.251 12,43

    Indikator Sasaran produksi jagungi target 102.726 ton tercapai

    66.701 ton atau tercapai sebesar 64,93% dari target yang ditetapkan. Upaya

  • 26

    pencapaian target kinerja tersebut dengan melaksanakan target program dan

    kegiatan pendukung pencapaian sasaran yaitu:

    1). Indikator program persentase peningkatan produksi kedelai dengan target

    2,1% dengan pencapaian target sebesar 0,84%. Upaya pencapaian target

    tersebut dengan kegiatan peningkatan produksi tanaman pangan. Target

    kinerja kegiatan seluas 10.000 ha dengan realisasi dan tercapai 4.433 ha

    atau tercapai 44,99%.

    c. Capaian Indikator Sasaran Bawang Merah

    No Indikator Kinerja Real 2018

    Tahun 2019 Target Akhir

    Renstra 2023

    % Capaian terhadap Target Akhir

    Renstra (2019)

    Target Real %

    Capaian

    1 2 3 4 5 6 7 8

    4 Produksi Bw.Merah

    445.586 528.537 471.447 89,20 2.860.080 16,48

    Indikator Sasaran produksi bawang merah target 528.537 ton

    tercapai 471.447 ton atau tercapai sebesar 89,20% dari target yang

    ditetapkan. Upaya pencapaian target kinerja tersebut dengan melaksanakan

    target program dan kegiatan pendukung pencapaian sasaran yaitu:

    1). Indikator program persentase peningkatan produksi bawang merah

    dengan target 3,80% dengan pencapaian target sebesar 3,38%. Upaya

    pencapaian target tersebut dengan kegiatan peningkatan produksi

    tanaman hortikultura. Target kinerja kegiatan seluas 13 ha dengan

    realisasi dan tercapai 13 ha atau tercapai 100%.

  • 27

    d. Capaian Indikator Sasaran Cabe

    No Indikator Kinerja Real 2018

    Tahun 2019 Target Akhir

    Renstra 2023

    % Capaian terhadap Target Akhir

    Renstra (2019)

    Target Real %

    Capaian

    1 2 3 4 5 6 7 8

    1 Produksi Cabe 171.796 200.386 163.873 81,60 1.088.141 15,06

    Indikator Sasaran produksi cabe target 200.386 ton tercapai

    163.873 ton atau tercapai sebesar 81,60% dari target yang ditetapkan.

    Upaya pencapaian target kinerja tersebut dengan melaksanakan target

    program dan kegiatan pendukung pencapaian sasaran yaitu:

    1). Indikator program persentase peningkatan produksi cabe dengan target

    3,80% dengan pencapaian target sebesar 3,62%. Upaya pencapaian

    target tersebut dengan kegiatan peningkatan produksi tanaman

    hortikultura. Target kinerja kegiatan seluas 10 ha dengan realisasi dan

    tercapai 10 ha atau tercapai 100%.

    d. Capaian Indikator Sasaran Tebu

    No Indikator Kinerja Real 2018

    Tahun 2019

    Target Akhir

    Renstra 2023

    % Capaian terhadap Target Akhir

    Renstra (2019)

    Target Real %

    Capaian

    1 2 3 4 5 6 7 8

    1 Produksi Tebu 2.880.763 2.948.695 2.851.955 97,20 14.817.560 19,23

    Indikator Sasaran produksi tebu target 2.948.695 ton tercapai

    2.851.955 ton atau tercapai sebesar 97,20% dari target yang ditetapkan.

    Upaya pencapaian target kinerja tersebut dengan melaksanakan target

    program dan kegiatan pendukung pencapaian sasaran yaitu:

  • 28

    1). Indikator program persentase peningkatan produksi tebu dengan target

    0,5% dengan pencapaian target sebesar 0,5%. Upaya pencapaian target

    tersebut dengan kegiatan pengembangan tanaman perkebunan

    berkelanjutan. Target kinerja kegiatan seluas 1.150 ha dengan realisasi

    dan tercapai 1.150 ha atau tercapai 100%

    e. Capaian Indikator Sasaran Kopi

    No Indikator Kinerja Real 2018

    Tahun 2019 Target Akhir

    Renstra 2023

    % Capaian terhadap Target Akhir

    Renstra (2019)

    Target Real %

    Capaian

    1 2 3 4 5 6 7 8

    1 Produksi Kopi 22.383 20.482 22.831 111,47 107.780 21,18

    Indikator Sasaran produksi kopi target 20.482 ton tercapai 22.831 ton

    atau tercapai sebesar 111,47% dari target yang ditetapkan. Upaya

    pencapaian target kinerja tersebut dengan melaksanakan target program dan

    kegiatan pendukung pencapaian sasaran yaitu:

    1). Indikator program persentase peningkatan produksi kopi dengan target

    2,5% dengan pencapaian target sebesar 2,55%. Upaya pencapaian

    target tersebut dengan kegiatan pengembangan tanaman perkebunan

    berkelanjutan. Target kinerja kegiatan seluas 150 ha dengan realisasi

    dan tercapai 150 ha atau tercapai 100%.

    f. Capaian Indikator Sasaran Kelapa

    No Indikator Kinerja Real 2018

    Tahun 2019 Target Akhir

    Renstra 2023

    % Capaian terhadap

    Target Akhir Renstra (2019)

    Target Real %

    Capaian

    1 2 3 4 5 6 7 8

    1 Produksi Kelapa

    172.189 164.248 168.593 102,65 829.495 20,32

  • 29

    Indikator Sasaran produksi kelapa target 164.248 ton tercapai 168.593

    ton atau tercapai sebesar 102,65% dari target yang ditetapkan. Upaya

    pencapaian target kinerja tersebut dengan melaksanakan target program dan

    kegiatan pendukung pencapaian sasaran yaitu

    1). Indikator program persentase peningkatan produksi kelapa dengan target

    0,5% dengan pencapaian target sebesar 0,49%. Upaya pencapaian

    target tersebut dengan kegiatan pengembangan tanaman perkebunan

    berkelanjutan. Target kinerja kegiatan seluas 200 ha dengan realisasi

    dan tercapai 200 ha atau tercapai 100%.

    2. Sasaran Peningkatan Kemampuan SDM Pertanian dan Perkebunan

    Tabel 3.2

    No Indikator Kinerja Real 2018

    Tahun 2019

    Target Akhir Renstra 2023

    % Capaian terhadap

    Target Akhir Renstra (2019)

    Target Real % Capaian

    1 2 3 4 5 6 7 8

    1 Jumlah Peningkatan SDM Pertanian dan Perkebunan

    3.450 4.680 135,65 17.820 26,26

    Prosentase Capaian Sasaran Strategis 135,65% 26,26%

    Dari tabel 3.2 diatas dapat dilihat bahwa capaian kinerja sasaran 2

    tercapai sebesar 135,65% atau kategori sangat baik. Apabila dibandingkan

    dengan target RPJMD telah tercapai sebesar 26,26% dari target akhir Tahun

    Renstra 2023 tercapai target sebesar 100%. Indikator kinerja sasaran ini

    merupakan indikator kinerja yang tertuang dalam renstra 2018-2023.

    Indikator sasaran jumlah peningkatan SDM Pertanian dan Perkebunan target

    3.450 orang tercapai 4.680 orang atau tercapai 135,65% dari target yang

    ditetapkan.

  • 30

    3. Sasaran Meningkatkanya kualitas pelayanan perangkat daerah

    Tabel 3.3

    No Indikator Kinerja Real 2018

    Tahun 2019

    Target Akhir Renstra 2023

    % Capaian terhadap

    Target Akhir Renstra (2019)

    Target Real % Capaian

    1 2 3 4 5 6 7 8

    1 Nilai Kepuasan Masyarakat Distanbun

    - 60 81,50 135,83 64 127,34

    Prosentase Capaian Sasaran Strategis 135,83% 127,34%

    Dari tabel 3.3 diatas dapat dilihat bahwa capaian kinerja sasaran 3

    tercapai sebesar 135,83% atau kategori sangat baik. Apabila dibandingkan

    dengan target RPJMD telah tercapai sebesar 127,34% dari target akhir Tahun

    Renstra 2023 tercapai target sebesar 100%. Indikator kinerja sasaran ini

    merupakan indikator kinerja yang tertuang dalam renstra 2018-2023.

    Indikator sasaran nilai kepuasan masyarakat distanbun target 60 tercapai 64

    atau tercapai 135,83% dari target yang ditetapkan. Indikator kinerja sasaran ini

    merupakan indikator kinerja yang tertuang dalam Renstra 2018-2023 dan

    belum menjadi indikator dalam Renstra lama sehingga tidak dapat

    dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya.

    Indikator program persentase ketercapaian pelayanan umum, kepegawaian dan

    keuangan perangkat daerah dengan target 100% dengan pencapaian target

    sebesar 100%.

  • 31

    4. Sasaran meningkatnya akuntabilitas kinerja perangkat daerah

    Tabel. 3.4

    No Indikator Kinerja Real 2018

    Tahun 2019

    Target Akhir Renstra 2023

    % Capaian terhadap

    Target Akhir Renstra (2019)

    Target Real % Capaian

    1 2 3 4 5 6 7 8

    1 Nilai SAKIP Distanbun

    - 75 75,02 100,03 76,20 98,45

    Prosentase Capaian Sasaran Strategis 100,03% 98,45%

    Dari tabel 3.4 diatas dapat dilihat bahwa capaian kinerja sasaran 4

    tercapai sebesar 100,03% atau kategori sangat baik. Apabila dibandingkan

    dengan target RPJMD telah tercapai sebesar 98,45% dari target akhir Tahun

    Renstra 2023 tercapai target sebesar 100%. Indikator kinerja sasaran ini

    merupakan indikator kinerja yang tertuang dalam renstra 2018-2023.

    Indikator sasaran nilai kepuasan masyarakat distanbun target 75 tercapai 75,02

    atau tercapai 100,03% dari target yang ditetapkan. Indikator kinerja sasaran ini

    merupakan indikator kinerja yang tertuang dalam Renstra 2018-2023 dan

    belum menjadi indikator dalam Renstra lama sehingga tidak dapat

    dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya.

    Indikator program persentase ketercapaian pelayanan umum, kepegawaian dan

    keuangan perangkat daerah dengan target 100% dengan pencapaian target

    sebesar 100%.

    B. Realisasi Anggaran

    1. Realisasi Anggaran

    Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian dan

    Perkebunan, pada Tahun Anggaran 2019, di dukung oleh Angaran

    APBD : Belanja Langsung sebesar Rp 188.079.060.000 dan Belanja

    Tidak Langsung sebesar Rp. 122.083.445.000 jadi total anggaran

    secara keseluruhan Rp. 310.162.505.000.

  • 32

    Anggaran APBD terserap 89,95 % atau senilai

    Rp278.991.614.046. Tidak terserap 10,05 % atau senilai

    31.170.890.954. Sedangkan fisik kegiatan terserap 97,12%

    Tabel 3.5. Penggunaan anggaran APBD Tahun 2019

    Belanja Langsung

    Program Anggaran Realisasi %

    Realisasi

    Manajamen Administrasi Pelayanan Umum, Kepegawaian dan Keuangan Perangkat Daerah

    35.534.253.000 27.700.797.608 77,96

    Perencanaan dan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah

    1.242.660.000 723.826.143.000 58,25

    Pengembangan Agribisnis 141.757.147.000 123.578.497.074 87,18

    Peningkatan SDM dan Penyuluhan Pertanian

    9.545.000.000

    9.400.811.573 98,49

    Jumlah 188.079.060.000 161.410.233.464 85,82

    Belanja Tidak Langsung Anggaran Realisasi %

    Realisasi

    Gaji/tunjangan 122.083.445.000 117.581.380.852 96,31

    Tabel 3.6. Penggunaan Anggaran APBN Tahun 2019

    Program Dekonsentrasi

    Anggaran (Rp) Serapan % Serapan

    Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan Melalui Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan

    17.280.079.000 16.631.323.000 96,25

    Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Hortikultura Berkelanjutan

    9.758.225.000 8.788.465.000 90,06

    Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana Sarana Pertanian

    Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan

    Program Peningkatan Penyuluhan dan

    1.401.940.000

    2.109.500.000

    57.596.060.000

    1.337.710.750

    1.795.299.470

    55.943.647.400

    95,42

    85,11

    97,13

  • 33

    Pelatihan Pertanian

    Jumlah 88.145.804.000 84.496.445.620 95,86

    Program

    Tugas Pembantuan

    Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan Melalui Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan

    290.782.869.000 283.267.378.000 97,42

    Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Hortikultura Berkelanjutan

    Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan

    82.769.840.000

    41.607.460.000

    61.816.071.000

    29.986.392.260

    74,68

    72,07

    Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana Sarana Pertanian

    157.352.390.000 154.387.220.000 98,12

    Jumlah 572.512.559.000 529.457.061.260 92,48

    Total Anggaran (DK+TP 660.658.363.000

    Total Serapan (DK+TP) 613.953.506.880

    % Serapan APBN 92,93

    Anggaran APBN sebesar Rp 660.658.363.000 (Dekonsentrasi sebesar Rp

    88.145.804.000 dan Tugas Pembantuan sebesar Rp 572.512.559.000).

    Serapan anggaran APBN 92,93% (Rp 613.953.506.880), dengan serapan

    Anggaran Dekonsentrasi terserap 95,86% (Rp 84.496.445.620) dan Anggaran

    Tugas Pembantuan terserap 92,48% (Rp 529.457.061.260).

    c.2 Realisasi Pendapatan Asli Daerah

    Pada tahun 2019 Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa

    Tengah ditargetkan pendapatan sebesar Rp. 13.300.000.000, dan

    terealisasi sebesar Rp. 13.306.462.681 (100,05 %).

  • 34

    Tabel 3.7. Perkembangan target dan realisasi pendapatan Th 2018-2019

    Uraian Th 2018 Th 2019 +/- %

    Target 40.034.090.000 13.300.000.000 -26.734.090.000 -26,73

    Realisasi 12.334.988.597 13.306.462.681 971.474.084 7,30

    % Capian 30,81 100,05

    C. Analisis efisiensi sumberdaya

    Sumberdaya yang mendukung pencapaian sasaran kinerja yang

    ditetapkan meliputi kondisi iklim, sumberdaya lahan, sumberdaya manusia,

    dan sarana prasarana.

    1. Kondisi iklim yang mendukung budidaya pertanian dan perkebunan

    Produk pertanian dan perkebunan merupakan produk yang sangat

    bergantung pada kondisi iklim. Faktor iklim berpengaruh pada pola

    tatanan agroekosistem. Kondisi seperti ini bisa diprediksi dan telah

    dipersiapkan, namun tidak dapat dipastikan keakuratannya.

    Pada Th 2019 musim kemarau relatif panjang sehingga

    mengganggu sistem produksi pertanian dan perkebunan terutama

    tanaman palawija dan sayuran semusim yang dibudidayakan di musim

    kemarau. Pada musim hujan juga mengakibatkan tanaman terlanda

    banjir.

    2. Alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian

    Laju pertumbuhan penduduk yang masih tinggi di Jawa Tengah

    mempengaruhi tingginya laju konversi lahan pertanian ke non pertanian.

    Hal ini berdampak pada kebutuhan tempat tinggal dan fasilitas lainnya

    akan semakin terus bertambah. Permasalahan alih fungsi lahan

    diharapkan lebih terkendali dengan penerapan Perda RT RW maupun

    Perda lahan pertanian pangan berkelanjutan, bukan hanya masalah

    penegakan hukum yang harus diperhatikan terkait masalah ini, namun

    bagaimana mengupayakan lahan-lahan yang ada dapat memberikan

    pendapatan yang lebih menjanjikan ketika dimanfaatkan untuk budidaya

  • 35

    pertanian. Apabila kondisi demikian tetap dibiarkan bukan tidak mungkin

    pertanian hanya akan menjadi masa lalu petani kita.

    3. Sumber daya manusia

    Permasalahan dalam pembangunan pertanian dan perkebunan di Jawa

    Tengah di antaranya yaitu terdapat perubahan sosial budaya masyarakat

    di pedesaan dari masyarakat budidaya pertanian menjadi masyarakat

    budidaya industri. Hal ini terlihat dari penurunan penyerapan tenaga

    kerja di sektor pertanian diikuti dengan meningkatnya penyerapan

    tenaga kerja disektor non pertanian terutama sektor industri maupun

    jasa. Survey BPS 2013 penurunan tingkat tenaga kerja sebesar 25,05%

    dari sektor pertanian dipicu oleh beberapa alasan. Selain lahan

    pertanian yang semakin sempit juga karena tingkat pendidikan

    masyarakat semakin meningkat. Dengan semakin tingginya tingkat

    pendidikan seseorang maka cenderung untuk memilih bidang pekerjaan

    yang sesuai dengan tingkat pendidikannya tersebut.

    4. Sarana Prasarana

    Jumlah sarana dan prasarana pertanian di Jawa Tengah belum

    memadai. Jaringan irigasi dan pengairan masih banyak kerusakan.

    Selain itu sarana pendukung pertanian juga kurang, seperti alat, mesin

    pra dan pasca panen. Melalui Program Upsus Pajale, Upsus babe,

    perbaikan jaringan irigasi dan fasilitasi bantuan alat-alat dan mesin

    pertanian telah terlaksana dengan baik.

    D. Analisis program dan kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran

    Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah sebagai

    SKPD teknis yang mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan

    pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pertanian dan perkebunan,

    mempunyai fungsi: perumusan kebijakan teknis bidang pertanian tanaman

    pangan, hortikultura dan perkebunan; penyelenggaraan urusan pemerintah

    dan pelayanan umum bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura;

    pembinaan dan fasilitasi bidang pertanian tanaman pangan, hortikultura

  • 36

    dan perkebunan lingkup provinsi dan kabupaten/kota; pelaksanaan tugas di

    bidang sarana prasarana pertanian, budidaya tanaman pangan, hortikultura

    dan perkebunan dan usaha pertanian; pemantauan, evaluasi dan pelaporan

    bidang pertanian tanaman pangan,hortikultura dan perkebunan;

    pelaksanaan kesekretariatan dinas; dan pelaksanaan tugas lain yang

    diberikan oleh Gubernur sesuai tugas pokok dan fungsinya. Agar

    pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut berjalan secara optimal maka

    diperlukan pengelolaan sumber daya manusia, sumber dana dan

    pengelolaan sarana secara efektif dan efisien mungkin.

    Berbagai program dan kegiatan yang teralokasi melalui pendanaan

    APBD dan APBN terukur melalui indikator kinerja utama. Keberhasilan

    tersebut terwujud dalam peningkatan produksi komoditas tanaman pangan,

    hortikultura dan perkebunan yang berkelanjutan. Perwujudan ini terdukung

    oleh berbagai upaya seperti efisiensi tenaga kerja manusia, peningkatan

    indeks penanaman, peningkatan produktivitas, pengamanan produksi dari

    gangguan OPT, perbaikan penanganan panen dan pasca panen, dan

    peningklatan nilai jual melalui orientasi kualitas dan pasar.

  • 37

    IV. PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan skala pengukuran pada Indikator Kinerja Utama (IKU)

    sasaran strategis, nilai kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan secara

    umum sangat baik dalam ”Memantapkan Produksi Komoditas Tanaman

    Pangan, hortikultura dan perkebunan Utama sebagai Wujud Kontribusi

    Kedaulatan Pangan di Jawa Tengah.” Artinya Dinas Pertanian dan

    Perkebunan telah melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik.

    Hal tersebut didukung dengan data sebagai berikut :

    a. Dinas Pertanian dan Perkebunan menggunakan dana APBD kurang

    dari dana yang dianggarkan (85,82%), Rp161.410.233.464). Terdapat

    kegiatan yang tidak terlaksana 100% yaitu pengembangan padi

    kelompok tani yang mengundurkan diri seluas 50 ha, kabupaten

    wonogiri dan cilacap masing-masing 25 ha. Kelompok tani yang

    mengundurkan diri seluas 45 ha kabupaten demak, kendal dan

    pemalang masing-masing 15 ha kab semarang dan cilacap seluas 50

    ha mengundurkan diri. pengembangan kedelai untuk kegiatan

    intensifikasi kedelai karena kemarau yang panjang seluas 5.567 ha dan

    kelompok mengundurkan diri, untuk pengembangan jagung dan

    serelaia lainnya ada 7 kelompok tani dengan luasan lahan 200 ha yang

    mengundurkan diri. Kegiatan pengembangan kawasan tanaman hias

    dan obat tidak mencapai target karena harga benih jahe melebihi harga

    pada dokumen anggaran. Ketersediaan benih jahe terbatas

    dikarenakan petani jahe tidak bisa panen jahe karena hujan belum

    turun. Jahe yang dipanen paksa dimusim kemarau kondisi keriput dan

    kering sehingga tidak memenuhi syarat sebagai benih. Perbanyakan

    benih sumber kentang tidak mencapai target karena serangan hama

    penyakit dan sebagian pertanaman pelaksanaannnya mundur,

    perbanykan benih sayuran terkena serangan hama dan penyakit.

  • 38

    Perbanyakan palawija tidak mencapai target karena kekeringan.

    Penyerapan dana APBN Rp 466.399.630.479(88,05%) dengan

    perincian serapan Dekonsentrasi Rp 84.496.445.620 (95,86%) dan

    Tugas Pembantuan Rp 529.457.061.260 (92,48%).

    b. Pendapatan mencapai target yakni dari Rp. 13.300.000.000, dan

    terealisasi sebesar Rp. 13.306.462.681 (100,05%).

    B. Saran

    Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, dalam

    melaksanakan tugas pokok dan fungsi, senantiasa mengacu pada visi dan

    misi Kepala Daerah

    Guna mewujudkan visi tersebut maka Dinas Pertanian dan

    Perkebunan sebaiknya perlu melakukan perbaikan dalam hal:

    1. Sistem peningkatan produksi pertanian tanaman pangan, hortikultura

    dan perkebunan berkelanjutan, peningkatan efisiensi dalam usaha

    pertanian, dan sistem peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan

    kelembagaan pertanian tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.

    2. Sistem pengendalian internal dengan pemetaan resiko masing-masing

    kegiatan di semua bidang lingkup Dinas, sehingga semua kegiatan dapat

    dilaksanakan tepat sasaran dan berdampak pada pencapaian out come

    kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan dengan baik.