LAPORAN PEREKONOMIAN · 2020. 12. 18. · Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 i...

113
Foto: Lenmakana Kurniawan, 2014 Dispar Kabupaten Raja Ampat NOVEMBER 2020 Provinsi Papua Barat LAPORAN PEREKONOMIAN

Transcript of LAPORAN PEREKONOMIAN · 2020. 12. 18. · Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 i...

  • Foto: Lenmakana Kurniawan, 2014 Dispar Kabupaten Raja Ampat

    NOVEMBER 2020

    Provinsi Papua Barat

    LAPORAN

    PEREKONOMIAN

  • Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 i

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan

    rahmat dan karunia-Nya, sehingga Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat

    Periode November 2020 ini dapat hadir di tangan pembaca. Publikasi rutin triwulanan

    Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Barat ini mengulas perkembangan

    terakhir berbagai variabel ekonomi di tingkat provinsi, meliputi perkembangan

    makroekonomi, keuangan daerah, inflasi, stabilitas keuangan daerah, sistem

    pembayaran, indikator kesejahteraan, serta prospek pertumbuhan ekonomi dan inflasi

    tahun berjalan. Kami mengharapkan publikasi ini dapat menjadi salah satu sumber

    informasi yang bermanfaat bagi pemangku kebijakan, akademisi, pelaku usaha,

    perbankan, masyarakat, dan pihak-pihak lainnya yang memerlukan dan menaruh

    perhatian terhadap perkembangan ekonomi Provinsi Papua Barat.

    Pada edisi ini dapat kami sampaikan bahwa secara umum kinerja

    perekonomian Provinsi Papua Barat pada triwulan III 2020 tercatat lebih rendah

    dibanding triwulan sebelumnya. Pertumbuhan yang lebih rendah ini disebabkan oleh

    dampak pandemi COVID-19 yang mempengaruhi kinerja sebagian sektor utama.

    Sementara itu, tekanan inflasi Papua Barat pada triwulan III 2020 tercatat

    rendah yaitu sebesar 0,33% (yoy), berada di bawah sasaran inflasi nasional sebesar

    3±1% (yoy). Inflasi Papua Barat tersebut dihitung berdasarkan pergerakan harga di

    Kabupaten Manokwari dan Kota Sorong. Rendahnya inflasi ini didorong oleh

    terjaganya kelompok inflasi volatile food, penurunan inflasi administered prices, dan

    stabilnya inflasi inti.

    Stabilitas keuangan daerah Provinsi Papua Barat pada triwulan III 2020 masih

    terjaga, terutama dari ketahanan rumah tangga. Kinerja korporasi terpantau berdaya

    tahan meski tercatat menurun yang tercermin dari kredit korporasi yang tumbuh

    melambat. Risiko kredit pada sektor korporasi dan UMKM masih terjaga dan masih

    berdampak minimal pada sistem keuangan. Dari sisi sektor rumah tangga, perilaku

    berutang masih normal, risiko kredit masih terjaga, meski tingkat konsumsi

    masyarakat mengalami penurunan.

    Ke depan, kami memperkirakan prospek ekonomi triwulan IV 2020 membaik

    seiring perbaikan ekonomi yang bertahap di seluruh sektor. Secara kumulatif, pada

    2020 ekonomi diperkirakan lebih rendah disebabkan dampak pandemi COVID-19. Dari

    sisi inflasi, tekanan inflasi pada tahun 2020 diperkirakan lebih rendah dibandingkan

    tahun 2019.

    Kesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai data dan

    informasi, yang selain berasal dari Bank Indonesia, laporan perbankan, serta hasil-

    hasil survei yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua

    Barat, juga berasal dari berbagai instansi terkait, seperti Pemerintah Provinsi Papua

  • Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 ii

    Barat dan dinas-dinas terkait, BPS Provinsi Papua Barat, Direktorat Jenderal Bea dan

    Cukai, Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara, berbagai perusahaan, serta

    asosiasi dan akademisi. Sehubungan dengan hal tersebut, perkenankanlah kami

    mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak tersebut yang

    telah membantu penyusunan buku ini.

    Akhirnya, kami berharap semoga publikasi ini bermanfaat bagi berbagai pihak

    yang membutuhkan, meskipun kami menyadari masih banyak langkah-langkah

    penyempurnaan yang perlu kami lakukan. Saran dan kritik kami nantikan untuk

    penyempurnaan publikasi ini. Selanjutnya kami sampaikan penghargaan dan terima

    kasih yang tulus kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyediaan data

    dan informasi yang kami perlukan, semoga hubungan baik ini dapat terus terbina di

    masa yang akan datang.

    Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan kemudahan kepada

    kita dalam mengupayakan hasil kerja yang terbaik.

    Manokwari, 30 November 2020

    KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI PAPUA BARAT

    ttd

    Rut W. Eka Trisilowati

  • Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 iii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

    DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii

    DAFTAR TABEL ........................................................................................................ v

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... vii

    DAFTAR GRAFIK ...................................................................................................... viii

    KETERANGAN DAN SUMBER DATA .......................................................................... x

    TABEL INDIKATOR TERPILIH ...................................................................................... xii

    RINGKASAN EKSEKUTIF ................. 1

    BAB 1. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL ........................................ 7

    1.1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional ................................................. 7

    1.1.1. Sisi Pengeluaran ........................................................................... 10

    1. Konsumsi Rumah Tangga ....................................................... 11

    2. Konsumsi Pemerintah ................................................................ 13

    3. Investasi ................................................................................... 14

    4. Perkembangan Ekspor ............................................................... 16

    5. Perkembangan Impor ............................................................... 19

    1.1.2. Sisi Lapangan Usaha: Lapangan Usaha Utama Daerah ..................... 20

    1. Lapangan Usaha Industri Pengolahan ......................................... 21

    2. Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian ......................... 23

    3. Lapangan Usaha Konstruksi ....................................................... 24

    4. Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan ............... 25

    BAB 2. KEUANGAN PEMERINTAH 30

    2.1. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah (APBN).......................................... 30

    2.2. Realisasi APBD Provinsi Papua Barat Triwulan III 2020................................ 31

    2.2.1. Penyerapan Pendapatan APBD triwulan III 2020 ............................. 31

    2.2.2. Realisasi Belanja APDB Triwulan III 2020 ......................................... 34

    BAB 3. PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH .............................................................. 37

    3.1. Inflasi Secara Umum ................................................................................ 37

    3.2. Inflasi Berdasarkan Kelompok .................................................................. 39

    3.2.1. Kelompok Makanan, Minuman, Tembakau .................................... 40

    3.2.2. Kelompok Pakaian dan Alas Kaki ................................................... 42

    3.2.3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar lainnya ..... 43

    3.2.4. Kelompok Perrlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rumah Tangga

    .............................................................................................................. 43

    3.2.5. Kelompok Kesehatan ..................................................................... 44

    3.2.6. Kelompok Transportasi .................................................................. 44

    3.2.7. Kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan .................... 45

    3.2.8. Kelompok Rekreasi, Olahraga, dan Budaya ..................................... 46

    3.2.9. Kelompok Pendidikan .................................................................... 46

    3.2.10. Kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman / Restoran ........... 46

    3.2.11. Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya ............................. 47

    3.3. Inflasi Kota dan Kabupaten di Provinsi Papua Barat ................................... 47

    3.3.1. Kota Sorong .................................................................................. 48

    3.3.2. Kabupaten Manokwari .................................................................. 49

    3.4. Tracking Perkembangan Inflasi Triwulan IV 2020 ...................................... 50

  • Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 iv

    3.5. Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2020 .................................................. 51

    BAB 4. STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN

    DAN UMKM .................................................................................................. 55

    4.1. Asesmen Ketahanan Korporasi ................................................................. 55

    4.1.1. Sumber Kerentanan dan Kondisi Sektor Korporasi .......................... 55

    4.1.2. Eksposur Perbankan pada Sektor Korporasi .................................... 56

    4.2. Asesmen Ketahanan Rumah Tangga ........................................................ 58

    4.2.1. Sumber Kerentanan dan Kondisi Sektor Rumah Tangga .................. 58

    4.2.2. Eksposur Perbankan pada Sektor Rumah Tangga ............................ 59

    4.3. Asesmen Perbankan ................................................................................ 61

    4.3.1. Perkembangan Volume Usaha ....................................................... 62

    4.3.2. Penghimpunan Dana Masyarakat ................................................... 62

    4.3.3. Penyaluran Kredit .......................................................................... 63

    4.3.4. Risiko Likuiditas dan Risiko Kredit ................................................... 66

    4.4. Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM ........................................... 67

    BAB 5. PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG

    RUPIAH.......................................................................................................... 70

    5.1. Perkembangan Sistem Pembayaran .......................................................... 70

    5.1.1. Transaksi Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) .............................. 70

    5.1.2. Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) ................ 71 5.2. Pengelolaan Uang Rupiah ........................................................................ 72

    5.2.1. Aliran Uang Kartal Masuk/Keluar (Inflow/Outflow) .......................... 72

    5.3. Penyediaan Uang Layak Edar (ULE) ........................................................... 74 BOKS. Perkembangan Penggunaan QRIS di Papua Barat .................................. 75

    BAB 6. KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN ................................................ 77

    6.1. Ketenagakerjaan .................................................................................... 77

    6.2. Kesejahteraan.......................................................................................... 83

    6.2.1. Nilai Tukar Petani (NTP) ................................................................. 83

    6.2.2. Tingkat Kemiskinan ....................................................................... 84

    BAB 7. PROSPEK EKONOMI................................................................................. 89

    7.1. Perkiraan Kondisi Makro Ekonomi ............................................................ 89

    7.2. Perkiraan Inflasi ....................................................................................... 94

    TIM PENYUSUN

  • Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 v

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Papua Barat Sisi Pengeluaran (%, yoy) ..................... 11

    Tabel 1.2. Realisasi Belanja Pemerintah ................................................................. 13

    Tabel 1.3. Impor per Komoditas per HS-2DGT (USD) .............................................. 20

    Tabel 1.4. Pertumbuhan PDRB Papua Barat (%, yoy) Sisi Lapangan Usaha Atas

    Dasar Harga Konstan ............................................................................ 21

    Tabel 2.1. Realisasi Belanja APBN Provinsi Papua Barat (Rp Milliar) .......................... 31

    Tabel 2.2. Realisasi APBD Provinsi Papua Barat (Rp Milliar) ...................................... 31

    Tabel 2.3. Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Papua Barat (Rp Milliar) ................... 33

    Tabel 2.4. Realisasi Belanja APBD Provinsi Papua Barat (Rp Milliar) .......................... 35

    Tabel 3.1. Tingkat Inflasi Tahunan Papua Barat Menurut Kelompok Barang (%) ...... 40

    Tabel 3.2. Komoditas Utama Inflasi dan Deflasi Papua Barat Triwulan I 2020 (%) ... 40

    Tabel 3.3. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Makanan, Minuman, dan

    Tembakau ............................................................................................ 41

    Tabel 3.4. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Pakaian dan Alas Kaki ......... 42

    Tabel 3.5. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan

    Bahan Bakar ......................................................................................... 43

    Tabel 3.6. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Perlengkapan, Peralatan, dan

    Pemeliharaan Rumah ............................................................................. 44

    Tabel 3.7. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Kesehatan .......................... 44

    Tabel 3.8. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Transportasi ........................ 45

    Tabel 3.9. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Informasi, Komunikasi, Jasa

    Keuangan ............................................................................................. 45

    Tabel 3.10. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Rekreasi, Olahraga, dan Budaya

    ............................................................................................................ 46

    Tabel 3.11. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Pendidikan .......................... 46

    Tabel 3.12. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Penyedia Makanan atau

    Minuman/Restoran ................................................................................ 46

    Tabel 3.13. Perkembangan Inflasi Tahunan Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya .... 47

    Tabel 3.14. Tingkat Inflasi Kota Sorong Menurut Kelompok Barang, (%) ................. 48

    Tabel 3.15. Komoditas Utama inflasi Kota Sorong Triwulan III 2020 (%) .................. 49

    Tabel 3.16. Komoditas Utama deflasi Kota Sorong Triwulan IIII 2020 (%) ................. 49

    Tabel 3.17. Tingkat Inflasi Kabupaten Manokwari Menurut Kelompok Barang (%) ... 49

    Tabel 3.18. Komoditas Utama Inflasi Kabupaten Manokwari Triwulan III 2020 (%) .... 50

    Tabel 3.19. Komoditas Utama Deflasi Kabupaten Manokwari Triwulan III 2020 (%) .. 50

    Tabel 4.1. Perkembangan Kredit Rumah Tangga di Provinsi Papua Barat ................. 59

    Tabel 4.2. Perkembangan Indikator Utama Perbankan di Provinsi Papua Barat ........ 61

    Tabel 4.3. Perkembangan Kredit Perbankan Menurut Sektor Ekonomi .................... 65

    Tabel 4.4. Perkembangan NPL Bank Umum Papua Barat ......................................... 66

    Tabel 4.5. Perkembangan Kredit UMKM Menurut Skala Ekonomi ........................... 68

    Tabel 4.6. Perkembangan Kredit UMKM Menurut Sektor Ekonomi ......................... 68

    Tabel 5.1. Perkembangan Transaksi RTGS Di Provinsi Papua Barat .......................... 71

    Tabel 5.2. Perputaran Kliring dan Cek/BG Kosong ................................................. 72

    Tabel 6.1. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kegiatan Utama .................. 78

  • Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 vi

    Tabel 6.2. Karakteristik Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan

    Utama ................................................................................................. 80

    Tabel 6.3. Karakteristik Penduduk yang Bekerja menurut Status Pekerjaan ............. 81

    Tabel 6.4. Karakteristik Penduduk yang Bekerja menurut Pendidikan Tertinggi yang

    Ditamatkan .......................................................................................... 82

    Tabel 6.5. Proporsi Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut Pendidikan

    Tertinggi yang Ditamatkan (%) ............................................................. 82

    Tabel 6.6. Perkembangan NTP Papua Barat ........................................................... 84

    Tabel 6.7. Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Papua Barat ................................... 85

    Tabel 7.1. Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Negara Dagang................................... 94

    Tabel 7.2. Perkiraan Harga Komoditas Internasional ............................................. 94

  • Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 vii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1. Prakiraan Curah Hujan November 2020 ............................................. 28

    Gambar 1.2. Prakiraan Curah Hujan Desember 2020 ............................................. 28

  • Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 viii

    DAFTAR GRAFIK

    Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Papua Barat .......................................... 9

    Grafik 1.2. Indeks Keyakinan Konsumen Papua Barat .............................................. 12

    Grafik 1.3. Kredit Konsumsi Papua Barat ................................................................ 12

    Grafik 1.4. Realisasi Investasi PMA .......................................................................... 15

    Grafik 1.5. Jumlah Proyek Investasi PMA ................................................................ 15

    Grafik 1.6. Kredit Investasi ..................................................................................... 15

    Grafik 1.7. Realisasi Pengadaan Semen ................................................................... 15

    Grafik 1.8. Ekspor Migas ........................................................................................ 17

    Grafik 1.9. Ekspor LNG .......................................................................................... 17

    Grafik 1.10. Pangsa Ekspor LNG Papua Barat Berdasarkan Negara Tujuan ................ 17

    Grafik 1.11. Pertumbuhan Ekspor LNG Papua Barat Per Negara Tujuan ..................... 17

    Grafik 1.12. Nilai Ekspor Non Migas Papua Barat ...................................................... 18

    Grafik 1.13. Volume Ekspor Non Migas Papua Barat ................................................. 18

    Grafik 1.14. Pangsa Ekspor Non Migas Papua Barat Berdasarkan Negara Tujuan ........ 19

    Grafik 1.15. Pangsa Ekspor Non Migas Papua Barat Berdasarkan Komoditas .............. 19

    Grafik 1.16. Nilai Impor LN Papua Barat .................................................................... 20

    Grafik 1.17. Volume Impor LN Papua Barat............................................................... 20

    Grafik 1.18. Harga LNG ......................................................................................... 22

    Grafik 1.19. Ekspor LNG .......................................................................................... 22

    Grafik 1.20. Kredit Industri Pengolahan .................................................................... 22

    Grafik 1.21. Ekspor LNG (bulanan) .......................................................................... 22

    Grafik 1.22. Lifting Tangguh LNG Triwulanan vs Rata-Rata Triwulanan dalam 4 tahun 23

    Grafik 1.23. Lifting Tangguh LNG Bulanan vs Rata-Rata Bulanan dalam 4 Tahun ....... 23

    Grafik 1.24. Kredit Pertambangan ........................................................................... 24

    Grafik 1.25. Ekspor Hasil Minyak .............................................................................. 24

    Grafik 1.26. Kredit Konstruksi .................................................................................. 25

    Grafik 1.27. Realisasi Pengadaan Semen ................................................................... 25

    Grafik 1.28. Ekspor Mutiara ..................................................................................... 26

    Grafik 1.29. Ekspor Udang Segar/Beku ..................................................................... 26

    Grafik 1.30. Ekspor Ikan ........................................................................................... 27

    Grafik 1.31. Kredit Perikanan ................................................................................... 27

    Grafik 1.32. Ekspor Kayu Olahan .............................................................................. 27

    Grafik 1.33. Kredit Pertanian .................................................................................... 27

    Grafik 2.1. Derajat Desentralisasi .......................................................................... 34

    Grafik 2.2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah .................................................. 34

    Grafik 2.3. Rasio Realisasi Belanja Daerah .............................................................. 35

    Grafik 2.4. Pangsa Realisasi Belanja ...................................................................... 35

    Grafik 3.1. Inflasi Bulanan Prov. Papua Barat .......................................................... 37

    Grafik 3.2. Inflasi Tahunan Prov. Papua Barat ......................................................... 38

    Grafik 3.3. Inflasi Tahunan Papua Barat dan Nasional .............................................. 39

    Grafik 3.4. Perkembangan Harga Komoditas Global Pangan .................................. 39

    Grafik 3.5. Perkembangan Harga Komoditas Global Inti ......................................... 39

    Grafik 3.6. Inflasi Cabai Merah ............................................................................... 42

    Grafik 3.7. Inflasi Cabai Rawit .............................................................................. 42

    Grafik 3.8. Inflasi Bawang Merah ......................................................................... 42

    Grafik 3.9. Inflasi Bawang Putih ........................................................................... 42

    Grafik 3.10. Inflasi Ikan Cakalang ............................................................................. 42

    Grafik 3.11. Inflasi Rokok Kretek Filter ..................................................................... 42

    Grafik 3.12. Inflasi Sewa Rumah ............................................................................... 43

  • Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 ix

    Grafik 3.13. Inflasi Tarif Listrik .................................................................................. 43

    Grafik 3.14. Inflasi Peralatan dan Layanan RT ............................................................ 44

    Grafik 3.15. Inflasi Angkutan Udara ......................................................................... 45

    Grafik 3.16. Inflasi Angkutan Laut ............................................................................ 45

    Grafik 3.17. Inflasi Perkembangan Harga Emas ......................................................... 47

    Grafik 3.18. Inflasi Buah Pinang ............................................................................... 47

    Grafik 3.19. Indeks Ekspektasi Kenaikan Harga 12 Bulan Mendatang ....................... 50

    Grafik 4.1. Pertumbuhan Kredit Korporasi ............................................................ 56

    Grafik 4.2. Pertumbuhan Kredit Korporasi Berdasarkan Sektor Ekonomi ................ 56

    Grafik 4.3. Perkembangan NPL Kredit Korporasi ................................................... 57

    Grafik 4.4. Perkembangan NPL Kredit Korporasi Berdasarkan Sektor Ekonomi ....... 57

    Grafik 4.5. Kontribusi Konsumsi RT Terhadap Konsumsi Agregat ........................... 58

    Grafik 4.6. IKK, IKE, dan IEK .................................................................................. 58

    Grafik 4.7. Indeks Konsumen ................................................................................. 58

    Grafik 4.8. Pertumbuhan Kredit Rumah Tangga .................................................... 60

    Grafik 4.9. Perkembangan NPL Kredit Rumah Tangga ............................................ 60

    Grafik 4.10. Pangsa DPK Perseorangan dan Non Perseorangan ................................. 60

    Grafik 4.11. Perkembangan Komponen DPK Perseorangan ....................................... 60

    Grafik 4.12. Perkembangan Aset Perbankan Provinsi Papua Barat ........................... 62

    Grafik 4.13. Pangsa Aset Perbankan Provinsi Papua Barat ....................................... 62

    Grafik 4.14. Perkembangan DPK Bank Umum Prov. Papua Barat Menurut

    Kelompok Bank .................................................................................. 63

    Grafik 4.15. Pertumbuhan Kredit Perbankan ............................................................ 64

    Grafik 4.16. Komposisi Kredit .................................................................................. 64

    Grafik 4.17. Pertumbuhan Suku Bunga Bank Umum di Provinsi Papua Barat .............. 65

    Grafik 4.18. Perkembangan LDR dan NPL Bank Umum di Provinsi Papua Barat ........ 66

    Grafik 4.19. Komposisi Kredit MKM ....................................................................... 67

    Grafik 5.1. Pertumbuhan Nilai RTGS ....................................................................... 71

    Grafik 5.2. Pertumbuhan Volume RTGS .................................................................. 71

    Grafik 5.3. Volume dan Nilai Transaksi SKNBI Papua Barat ...................................... 72

    Grafik 5.4. Perbandingan Inflow dan Outflow Uang Kartal ...................................... 73

    Grafik 5.5. Komposisi denominasi Inflow / Outflow Uang Kartal .............................. 73

    Grafik 6.1. Perkembangan Jumlah Penganggur dan Penduduk Yang Bekerja ......... 78

    Grafik 6.2. Indeks Konisi Ekonomi Terhadap Penghasilan dan Lapangan Kerja Saat ini

    dibandingkan 6 Bulan yang Lalu .......................................................... 79

    Grafik 6.3. Indeks Ekspektasi Konsumen Terhadap Penghasilan dan Lapangan Kerja 6

    Bulan yang Akan Datang ..................................................................... 79

    Grafik 6.4. Proporsi Angkatan Kerja Berdasarkan Sektor Usaha ............................. 80

    Grafik 6.5. Perbandingan Jumlah Pekerja Berdasarkan Status Pekerjaan ................. 81

    Grafik 6.6. Perkembangan NTP Papua Barat ........................................................ 83

    Grafik 6.7. Perkembangan Penduduk Miskin Papua Barat ...................................... 85

    Grafik 6.8. Perkembangan Garis Kemiskinan Papua Barat ..................................... 85

    Grafik 6.9. Gini Ratio Papua Barat ........................................................................ 86

    Grafik 7.1. Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Dunia ................................................ 90

    Grafik 7.2. Ekspektasi Kegiatan Usaha ................................................................... 90

  • Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 x

    KETERANGAN DAN SUMBER DATA

    Buku Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat berisi kajian mengenai perkembangan

    ekonomi Papua Barat pada triwulan berjalan, yang diterbitkan secara berkala setiap triwulan

    oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Barat.

    Bab I Angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan angka perkiraan atas

    dasar tahun 2010 bersumber dari BPS Provinsi Papua Barat.

    Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai

    kelaziman.

    Data ekspor dan impor nonmigas Papua Barat bersumber dari Dokumen

    Pemberitahuan Ekspor/Impor Barang yang diolah Bank Indonesia, yang tercantum

    pula pada buku Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah (SEKDA) Papua Barat.

    Bab II Data Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran

    Pendapatan Belanja Daerah (APBD) bersumber dari Direktorat Jenderal

    Perbendaharaan (DJPBN) dan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

    (BPKAD).

    Bab III Data IHK dan inflasi bersumber dari BPS Provinsi Papua Barat, diolah lebih lanjut

    dan disandingkan dengan berbagai hasil survei KPw Bank Indonesia Provinsi

    Papua Barat khususnya Survei Konsumen (SK) dan Survei Pemantauan Harga

    (SPH) untuk keperluan analisis.

    Bab IV Data perbankan berupa data kredit korporasi, rumah tangga, UMKM bersumber

    dari Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) bank-bank yang berlokasi di Provinsi

    Papua Barat, khusus untuk data penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek

    bersumber dari Datawarehouse Bank Indonesia.

    Bab V Data sistem pembayaran merupakan data di wilayah kerja KPw Bank Indonesia

    Provinsi Papua Barat. Data transaksi tunai bersumber dari Departemen

    Pengedaran Uang, Bank Indonesia. Data transaksi non-tunai melalui BI-RTGS

    bersumber dari Departemen Akunting dan Sistem Pembayaran, Bank Indonesia,

    sedangkan data transaksi non tunai melalui kliring bersumber dari data kliring

    KPw Bank Indonesia Provinsi Papua Barat.

    Bab VI Data ketenagakerjaan daerah bersumber dari Survei Ketenagakerjaan Nasional

    (Sakernas) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat serta

    data pencairan Jaminan Hari tua (JHT) dari Jamsostek Provinsi Papua Barat.

    Sedangkan angka kesejahteraan menggunakan indikator Nilai Tambah Petani

    (NTP) yang juga bersumber dari data Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat.

    Bab VII Prospek perekonomian regional dibuat atas dasar perkembangan indikator

    ekonomi dan moneter dengan didukung oleh hasil survei yang dilakukan KPw

    Bank Indonesia Provinsi Papua Barat seperti SK dan SPH.

    Buku ini diterbitkan pada akhir periode triwulan laporan sehingga angka yang disajikan

    dalam triwulan dimaksud sebagian di antaranya merupakan angka sementara hasil estimasi.

    Selanjutnya, adakalanya angka yang menunjukkan penjumlahan tidak selalu sama besarnya

    dengan penjumlahan angka-angka yang bersangkutan karena pembulatan.

  • Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 xi

    Visi Bank Indonesia

    Menjadi Bank Sentral digital terdepan yang berkontribusi nyata terhadap perekonomian

    nasional dan terbaik di antara negara emerging markets untuk Indonesia maju.

    Misi Bank Indonesia

    1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan Bank Indonesia.

    2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan.

    3. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan digital melalui penguatan kebijakan sistem pembayaran Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan Pemerintah serta mitra

    strategis lain.

    4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal

    dan reformasi struktural Pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain.

    5. Turut meningkatkan pendalaman pasar keuangan untuk memperkuat efektivitas kebijakan Bank Indonesia dan mendukung pembiayaan ekonomi nasional.

    6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di tingkat daerah.

    7. Mewujudkan bank sentral berbasis digital dalam kebijakan dan kelembagaan melalui penguatan organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem informasi yang

    handal, serta peran internasional yang proaktif.

    Nilai-nilai Strategi Organisasi Bank Indonesia

    Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau

    berperilaku yaitu: Trust and Integrity, Professionalism, Excellence, Public Interest, dan

    Coordination and Teamwork dengan berpegang pada prinsip spirit keimanan dan ketaatan

    kepada Tuhan Yang Maha Esa.

  • Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 xii

    TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

    a. PDRB dan Inflasi

    I II III IV I II III IV I II III

    PDRB (%,yoy) 4.15 4.52 4.01 5.87 12.83 6.92 0.18 (0.26) (0.50) 2.96 2.66 5.14 0.53 (3.35)

    Sisi Permintaan

    Konsumsi Rumah Tangga 5.65 6.68 6.65 5.46 6.34 3.84 5.13 6.29 7.73 3.85 4.99 4.81 (1.48) 2.54

    Konsumsi LNPRT (1.51) 4.95 12.18 3.82 8.13 9.03 9.76 16.19 14.24 13.47 10.37 (14.05) (14.74) (3.76)

    Konsumsi Pemerintah 4.36 3.93 4.98 1.16 1.53 1.23 (0.39) (26.49) (11.70) (18.87) 3.42 0.25 (18.93) (0.80)

    PMTB 10.95 4.63 5.02 2.49 4.43 3.87 3.36 (4.24) 0.75 15.54 5.36 0.47 (7.22) (7.56)

    Perubahan Inventori (170.20) 100.73 59.41 (115.22) (70.19) (40.53) (85.47) 57.15 78.88 (43.13) 39.87 1,651.01 (29.07) 23.66

    Ekspor Luar Negeri 16.34 (15.27) (6.81) 23.71 33.97 46.89 45.29 (3.72) (20.92) (7.43) (9.00) (14.70) 20.78 (22.70)

    Impor Luar Negeri (15.37) 123.95 (9.74) (33.59) 100.23 5.71 164.83 482.39 181.62 704.70 19.43 23.94 (19.49) (10.25)

    Net Ekspor Antardaerah 78.69 (33.93) (8.90) 13.25 13.03 116.45 114.81 (39.41) (61.03) (76.29) (22.78) (110.22) 19.34 (47.99)

    Sisi Produksi

    Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2.60 2.10 5.07 5.19 3.03 0.30 3.20 3.53 3.31 3.03 3.34 6.09 0.14 (7.52)

    Pertambangan dan Penggalian 1.21 0.79 (1.52) 5.02 11.94 7.58 (6.62) (5.91) (6.59) (0.42) (0.34) 7.41 1.07 (6.46)

    Industri Pengolahan 2.12 3.28 2.74 4.96 24.31 8.32 (5.62) (7.01) (6.73) 0.46 (0.99) 1.14 5.04 2.96

    Pengadaan Listrik, Gas dan Produksi Es (4.89) 4.53 5.72 10.83 9.66 4.83 2.96 6.92 8.80 9.62 8.87 8.17 7.47 10.23

    Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah

    dan Daur Ulang 5.35 3.32 5.59 5.75 4.88 4.44 4.80 4.06 5.09 7.26 4.42 1.72 4.34 0.16

    Konstruksi 9.73 9.77 9.44 8.27 8.05 6.04 6.69 7.72 7.86 8.41 7.57 8.42 (2.34) (8.92)

    Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi

    Mobil dan Sepeda Motor 6.86 9.06 8.14 9.54 10.02 9.89 9.87 8.50 7.98 8.82 8.37 7.43 1.40 (2.01)

    Transportasi dan Pergudangan 8.47 7.98 8.08 7.39 8.03 9.43 9.38 8.75 7.36 8.15 8.01 5.67 (28.60) (27.02)

    Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6.76 7.67 8.01 6.43 6.92 8.98 8.38 9.04 8.03 6.37 7.67 5.45 (8.34) (8.28)

    Informasi dan Komunikasi 7.56 9.77 8.01 6.30 8.22 9.37 9.38 14.21 12.49 9.96 11.51 9.79 9.82 9.91

    Jasa Keuangan dan Asuransi 9.70 2.47 3.23 3.56 2.54 3.19 2.27 6.83 10.13 7.71 9.33 10.77 0.05 10.64

    Real Estate 7.59 8.41 8.43 9.55 8.77 8.84 9.86 9.71 9.21 8.32 8.42 6.34 (1.56) (4.54)

    Jasa Perusahaan 7.16 5.45 7.47 9.82 9.06 5.48 5.73 4.22 4.92 6.30 5.28 3.52 (4.92) (6.91)

    Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

    Jaminan Sosial Wajib 8.34 8.28 5.87 4.86 6.94 7.67 7.26 4.16 3.48 2.23 3.30 5.35 (3.86) (4.69)

    Jasa Pendidikan 7.28 6.19 7.92 8.15 4.20 3.45 3.59 8.61 3.42 2.78 5.80 2.26 (2.51) (5.46)

    Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6.33 6.48 7.14 5.76 5.30 8.49 8.36 8.65 1.74 3.27 4.39 2.03 10.52 6.35

    Jasa Lainnya 6.36 7.38 6.94 5.31 4.60 6.87 7.34 5.58 3.47 3.59 4.37 3.90 (2.63) (1.86)

    Inflasi (%,yoy) (SBH 2018) 2.73 1.80 2.51 2.68 2.37 1.52 0.33

    Volatile Foods -1.71 -1.38 2.95 1.53 6.01 3.34 -1.86

    Administered Prices 7.13 3.33 1.56 5.81 -1.76 -4.11 -2.69

    Core 3.16 2.69 2.64 2.07 2.30 2.72 2.31

    2020201920182017Indikator Makroekonomi Daerah 2015 2016

    TW - I TW-II TW-III TW-IV TW-I TW-II TW-III TW-IV TW-I TW-II TW-III

    MAKRO

    98.33 100.73 100.84 101.20 101.01 102.55 103.37 103.91 103.40 104.11 103.71

    2.73 1.80 2.51 2.68 2.37 1.52 0.33

    98.28 99.78 100.17 103.69 105.27 106.90 106.27 108.64 107.54 108.39 107.06

    7.11 7.13 6.09 4.78 2.15 1.40 0.75

    98.34 100.99 101.02 100.53 99.86 101.38 102.59 102.63 102.28 102.96 102.81

    1.55 0.39 1.56 2.09 2.43 1.56 0.22

    14,732 15,020 15,426 15,286 14,695 14,947 15,879 16,550 15,451 15,026 15,346

    Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,455 1,477 1,546 1,579 1,506 1,526 1,586 1,642 1,598 1,528 1,467

    Pertambangan dan Penggalian 2,904 2,912 2,964 2,762 2,732 2,720 2,951 3,098 2,935 2,749 2,761

    Industri Pengolahan 4,816 4,834 4,860 4,522 4,482 4,513 4,886 4,963 4,533 4,740 5,030

    Pengadaan Listrik, Gas dan Produksi Es 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 7

    Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 16 17 17 18 17 17 18 18 17 18 18

    Konstruksi 1,765 1,826 1,956 2,149 1,901 1,969 2,120 2,287 2,061 1,923 1,931

    Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 926 974 1,000 1,054 1,005 1,052 1,088 1,140 1,079 1,067 1,066

    Transportasi dan Pergudangan 364 389 393 415 396 418 426 447 418 299 311

    Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 78 82 85 88 85 88 90 95 89 81 83

    Informasi dan Komunikasi 271 286 293 302 309 322 322 332 339 353 354

    Jasa Keuangan dan Asuransi 201 200 203 205 215 220 219 231 238 221 242

    Real Estate 176 178 183 191 193 195 198 203 205 191 189

    Jasa Perusahaan 16 16 17 18 17 17 18 19 18 16 17

    Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,227 1,290 1,343 1,415 1,277 1,334 1,373 1,464 1,345 1,282 1,308

    Jasa Pendidikan 363 377 398 393 394 390 409 426 403 380 387

    Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 111 115 120 128 120 117 124 134 123 130 132

    Jasa lainnya 39 41 42 44 41 42 44 46 43 41 43

    5.93 12.85 6.93 0.14 -0.25 -0.49 2.93 8.27 5.14 0.53 -3.35

    5.15 10.84 12.03 9.21 11.32 13.74 11.75 11.44 11.26 12.18 8.96

    591.31 631.30 712.67 797.44 631.37 477.80 526.86 647.80 446.29 469.81 365.34

    20192018 2020

    Nilai Ekspor Migas (USD Juta)

    INDIKATOR

    IHK Papua Barat (SBH 2018)

    Inflasi Papua Barat (y-o-y)

    PDRB Harga Konstan (Rp Miliar)

    Pertumbuhan PDRB (y-o-y)

    Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta)

    IHK Manokwari

    Inflasi Manokwari (y-o-y)

    IHK Sorong

    Inflasi Sorong (y-o-y)

  • Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 xiii

    b. Perbankan

    c. Sistem Pembayaran

    Tw- I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II Tw-III

    14,586 15,379 15,768 17,164 16,352 17,930 17,834 21,775 19,470 19,710 23,887

    12,572 13,621 13,740 14,852 14,187 15,848 14,784 18,866 16,931 17,555 21,494

    4,154 5,161 4,936 4,361 4,492 6,358 4,886 6,975 5,895 6,055 9,194

    5,640 5,842 5,909 7,525 6,253 6,259 6,499 8,537 7,134 7,576 8,116

    2,779 2,619 2,895 2,966 3,441 3,231 3,399 3,354 3,902 3,925 4,184

    16,118 16,977 17,927 18,657 18,404 18,943 20,045 20,916 21,656 20,993 21,164

    3,988 4,239 4,301 4,823 4,459 4,705 5,649 6,012 6,148 5,937 6,243

    5,908 6,262 6,762 6,649 6,557 6,621 6,567 6,607 7,041 6,632 6,292

    6,222 6,476 6,864 7,184 7,387 7,618 7,829 8,297 8,467 8,424 8,628

    128.20% 124.63% 130.48% 125.62% 129.73% 119.53% 135.59% 110.87% 127.91% 119.58% 98.46%

    10,393 10,766 11,212 11,970 11,956 12,364 12,561 13,362 13,338 13,297 13,678

    3,321 3,451 3,464 3,960 3,652 3,820 3,819 4,178 3,908 3,867 4,002

    1,132 1,177 1,271 1,280 1,398 1,430 1,404 1,440 1,538 1,569 1,605

    5,940 6,138 6,477 6,731 6,906 7,114 7,339 7,744 7,892 7,861 8,070

    LDR - Lokasi Bank 82.66% 79.04% 81.60% 80.59% 84.28% 78.02% 84.97% 70.83% 78.78% 75.74% 63.64%

    3,902 4,034 4,032 3,931 3,836 3,938 4,000 3,965 3,899 3,829 3,923

    924 974 989 989 999 1,043 1,027 1,054 1,064 994 885

    Modal Kerja 595 635 639 678 643 681 665 685 690 635 557

    Investasi 328 339 349 311 357 362 362 368 374 359 328

    1,508 1,595 1,609 1,569 1,530 1,590 1,601 1,598 1,605 1,646 1,678

    Modal Kerja 1,077 1,139 1,152 1,151 1,111 1,171 1,190 1,202 1,199 1,232 1,260

    Investasi 431 455 457 418 419 419 411 396 405 414 418

    1,470 1,465 1,434 1,372 1,306 1,304 1,372 1,314 1,230 1,190 1,360

    Modal Kerja 1,047 1,078 1,018 980 950 960 1,040 995 927 884 1,032

    Investasi 422 387 417 392 357 344 332 318 302 305 328

    3.23 4.25 3.27 2.52 2.76 3.20 3.20 2.72 2.52 3.04 2.48

    Total Asset 744 740 714 714 737 696 673 681 681 681 681

    532 475 480 534 538 524 527 569 569 569 569

    Deposito 444 393 391 430 443 436 433 433 433 433 433

    87 82 89 104 94 88 94 136 136 136 136

    Kredit lokasi bank 578 585 589 592 597 597 597 565 565 565 565

    NPL 3.46% 14.62% 15.64% 15.39% 21.19% 31.25% 36.42% 62.99% 62.99% 62.99% 62.99%

    LDR 109% 123% 123% 111% 111% 114% 113% 99% 99% 99% 99%

    INDIKATOR20202018 2019

    LDR - Lokasi Proyek

    PERBANKAN

    Bank Umum (Rp miliar)

    Total Asset

    DPK

    Giro

    Tabungan

    Deposito

    Kredit - Lokasi Proyek

    Modal Kerja

    Investasi

    Konsumsi

    Tabungan

    Kredit - Lokasi Bank

    Modal Kerja

    Investasi

    Konsumsi

    Kredit UMKM - Lokasi Proyek

    Kredit Mikro

    Kredit Kecil

    Kredit Menengah

    NPL - Lokasi Bank (%)

    BPR (Rp miliar)

    DPK

    Tw - I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II Tw-IIIInflow (Rp miliar) 657.72 231.10 171.05 88.30 677.30 277.95 264.43 224.47 1,025.08 258.58 215.79

    Outflow (Rp miliar) 135.36 681.68 674.40 1,506.15 201.11 532.98 562.91 2,007.78 211.58 459.42 (486.98)

    Nominal Transaksi RTGS (from+to+from-to) (Rp Miliar) 549.15 398.64 405.08 495.66 607.88 1,510.59 1,040.13 5,202.36 1,105.00 2,614.79 2,157.62

    Volume Transaksi RTGS 534 435 521 645 285 396 803 894 852 868 983

    Nominal Kliring (Rp Miliar) 1,061.47 1,140.52 1,287.50 1,353.70 1,206.99 1,155.10 1,346.72 1,619.98 1,307.04 1,173.48 1,257.56

    Volume Kliring 20,304 21,821 24,711 24,135 22,673 21,664 23,478 26,630 21,990 21,047 23,745

    Rata-rata Harian Nominal Kliring (Rp Miliar) 17.12 21.93 20,76 21,83 20.12 20.63 20.40 25.31 20.75 20.23 21.31

    Rata-rata Harian Volume Kliring 327.48 419.63 406.48 389.00 365.69 386.86 355.73 416.09 349.05 363 402

    Nominal Kliring Kredit (Rp Miliar) 610.17 680.66 792.56 773.56 693.59 695.36 848.60 1,035.49 797.62 741.74 776.36

    Volume Kliring Kredit 11,212 12,759 15,107 13,856 13,648 13,038 14,491 17,059 13,226 13,270 15,449

    Rata-rata Harian Nominal Kliring Kredit 9.84 12.15 12.99 12.48 11.56 12.42 12.86 16.18 12.66 12.57 13.16

    Rata-rata Harian Volume Kliring Kredit 180.84 227.84 247.66 223.48 227.47 232.82 219.56 266.55 209.94 224.92 261.85

    Nominal Kliring Debet Penyerahan (Rp Miliar) 442.77 449.44 480.05 562.79 500.46 445.57 484.48 574.61 500.16 420.10 467.82

    Volume Kliring Debet Penyerahan 8,960 8,879 9,414 10,031 8,803 8,804 8,753 9,407 8,613 7,508 8,016

    Rata-rata Harian Nominal Kliring Debit Penyerahan 7.14 8.03 7.87 9.08 8.34 7.96 7.34 8.98 7.94 7.12 7.93

    Rata-rata Harian Volume Kliring Debit Penyerahan 144.52 158.55 154.33 161.79 146.72 157.21 132.62 146.98 136.71 127.25 135.86

    Nominal Kliring Debit Pengembalian (Rp miliar) 8.53 10.42 14.89 17.35 12.94 14.16 13.64 9.88 9.26 11.64 13.39

    Volume Kliring Debit Pengembalian 132 183 190 248 222 249 234 164 151 269 280

    Rata-rata Harian Nominal Kliring Debit Pengembalian 0.14 0.19 0.24 0.28 0.22 0.25 0.21 0.15 0.15 0.20 0.23

    Rata-rata Harian Volume Kliring Debit Pengembalian 2.13 3.27 3.11 4.00 3.70 4.45 3.55 2.56 2.40 4.56 4.75

    Nominal Cek/BG Kosong (Rp Miliar) 6.33 8.11 12.39 17.32 12.93 13.92 13.64 9.88 7.68 11.05 13.26

    Volume Cek/BG Kosong 88 138 154 245 221 243 234 164 122 240 275

    Rata-rata Harian Nominal Cek/BG Kosong 0.10 0.14 0.20 0.28 0.22 0.25 0.21 0.15 0.12 0.19 0.22

    Rata-rata Harian Volume Cek/BG Kosong 1.42 2.46 2.52 3.95 3.68 4.34 3.55 2.56 1.94 4.07 4.66

    Indikator2018 2019 2020

  • Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 xiv

    Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

  • Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 1

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    PERTUMBUHAN EKONOMI

    Pertumbuhan ekonomi Papua Barat pada triwulan III 2020

    tercatat kontraksi 3,35% (yoy) dan lebih rendah dibanding

    pertumbuhan triwulan II 2020 yang tumbuh positif sebesar

    0,53% (yoy), terutama disebabkan oleh penurunan kinerja

    ekspor dan investasi. Dari sisi Lapangan Usaha (LU), seluruh LU

    utama mengalami kontraksi kecuali Industri Pengolahan yang

    tercatat tumbuh positif. Sementara, kontraksi paling dalam

    terjadi pada LU Transportasi dan Pergudangan

    Berdasarkan perkembangan berbagai indikator dan hasil liaison,

    ekonomi Papua Barat pada triwulan IV 2020 diperkirakan

    membaik seiring pemulihan ekonomi. Perekonomian

    diperkirakan membaik seiring mulai terjadi peningkatan aktivitas

    perekonomian di berbagai daerah. Meski demikian,

    pertumbuhan pada triwulan IV 2020 masih berada dalam level

    yang rendah yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19.

    KEUANGAN PEMERINTAH

    Dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya,

    realisasi belanja pemerintah pusat APBN triwulan III 2020

    menurun yang disebabkan oleh penurunan pagu anggaran

    sebagai dampak COVID-19. Sementara, Realisasi belanja APBD

    Provinsi triwulan III 2020 meningkat yang didorong oleh realisasi

    belanja tidak langsung terutama belanja bagi hasil. Di sisi lain,

    Realisasi pendapatan APBD Provinsi triwulan III 2020 tercatat

    lebih tinggi yang disebabkan oleh tingginya pendapatan transfer

    terutama dana penyesuaian dan otonomi khusus.

    Perekonomian

    triwulan III 2020

    menurun.

    Realisasi belanja

    APBN pada triwulan

    III 2020 tercatat lebih

    rendah. Sementara,

    Realisasi belanja

    APBD Provinsi tercatat

    lebih tinggi.

    Perekonomian Papua

    Barat pada triwulan IV

    2020 diperkirakan

    membaik

  • Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 2

    INFLASI

    Inflasi Papua Barat pada triwulan III 2020 terjaga pada level yang

    rendah dan stabil. Secara tahunan, Papua Barat mengalami

    inflasi 0,33% (yoy). Angka ini lebih rendah dibanding triwulan II

    2020 sebesar 1,52% (yoy). Inflasi ini juga berada di bawah

    angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 1,42% (yoy).

    Kabupaten Manokwari pada triwulan III 2020 mengalami inflasi

    sebesar 0,75% (yoy), lebih rendah dibanding inflasi triwulan II

    2020 yang sebesar 1,40% (yoy). Sementara Kota Sorong

    mencatatkan angka inflasi 0,22% (yoy), lebih rendah dibanding

    triwulan II 2020 yang sebesar 1,56% (yoy).

    Inflasi pada periode ini didorong oleh kelompok komoditas

    perawatan pribadi dan jasa lainnya khususnya komoditas emas

    perhiasan. Di sisi lain kelompok transportasi khususnya

    angkutan udara masih menjadi faktor utama penyumbang

    deflasi.

    Seiring dengan pelonggaran pembatasan aktivitas masyarakat

    serta menjelang perayaan akhir tahun, aktivitas masyarakat

    kedepan diperkirakan akan berangsur kembali normal dan

    diperkirakan akan mendorong konsumsi dan meningkatkan

    inflasi pada triwulan IV 2020, meskipun masih pada kisaran

    inflasi rendah. Lebih lanjut, inflasi Papua Barat pada tahun 2020

    diperkirakan berada di bawah level sasaran Nasional yaitu

    sebesar 3±1%.

    STABILITAS KEUANGAN DAERAH

    Stabilitas Sistem Keuangan Daerah Provinsi Papua Barat pada

    triwulan III 2020 tetap terjaga seiring dengan berangsur

    pulihnya aktivitas masyarakat.

    Penyaluran kredit kepada korporasi secara tahunan sedikit

    terkontraksi dibanding triwulan III 2019, namun masih lebih

    tinggi dibanding penyaluran pada triwulan II 2020. Total kredit

    Inflasi Papua Barat

    triwulan III 2020

    sebesar 0,33% (yoy),

    lebih rendah dibanding

    inflasi triwulan II 2020

    yang tercatat sebesar

    1,52% (yoy).

    Kredit sektor

    korporasi terkontraksi

    0,25% (yoy) pada

    triwulan III 2020.

    Inflasi Papua Barat pada

    triwulan IV 2020

    diperkirakan lebih tinggi

    dibanding inflasi

    triwulan III 2020, di

    bawah level sasaran

    nasional 3±1% .

  • Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 3

    yang disalurkan oleh perbankan ke sektor korporasi pada

    periode laporan sebesar Rp6,08 triliun.

    Kredit perbankan yang disalurkan kepada sektor rumah tangga

    (RT) pada triwulan III 2020 tercatat tumbuh 10,25% (yoy).

    Peningkatan kredit RT terutama didorong oleh peningkatan

    kredit multiguna sebesar 21,82% (yoy). Secara nominal, total

    kredit yang diberikan kepada RT adalah sebesar Rp8,62 triliun.

    Aset, penghimpunan DPK, dan penyaluran kredit yang

    merupakan indikator-indikator utama kinerja perbankan, secara

    tahunan menunjukkan pertumbuhan yang cukup meyakinkan.

    Aset perbankan tercatat tumbuh sebesar 32,75% (yoy)

    sementara DPK juga berhasil tumbuh sebesar 44,10% (yoy) dan

    kredit berhasil tumbuh 8,32% (yoy). Peningkatan kinerja

    penyaluran kredit perbankan diikuti dengan peningkatan

    kualitas. Nilai NPL (gross) pada periode ini tercatat turun menjadi

    4,88%. Sementara LDR tercatat turun menjadi 64,55%

    PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN

    PENGELOLAAN UANG RUPIAH

    Transaksi nilai melalui RTGS tercatat mengalami penurunan dari

    Rp2,6 triliun pada periode triwulan II 2020 menjadi Rp2,2 triliun

    atau tercatat turun 17,48% (qtq). Namun, realisasi ini

    mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu yang tercatat

    Rp1,0 triliun atau naik 107% (yoy).

    Sementara itu, nilai transaksi ritel melalui SKNBI di Papua Barat

    pada triwulan III 2020 tercatat sebesar Rp1,26 triliun, meningkat

    sebesar 7,17% (qtq) dibandingkan triwulan II 2020 yang

    tercatat Rp1,17 triliun. Secara tahunan, nilai transaksi melalui

    SKNBI triwulan III tahun lalu tercatat Rp1,34 triliun atau turun

    sebesar 6,62% (yoy)

    Tingginya aliran uang keluar (outflow) dibandingkan uang

    masuk (inflow) menyebabkan Provinsi Papua Barat mengalami

    net outflow sebesar Rp271,18 miliar pada triwulan III 2020. Hal

    Transaksi masyarakat

    melalui RTGS mengalami

    penurunan dibanding

    triwulan sebelumnya.

    Sementara, SKNBI

    mengalami peningkatan.

    Meski demikian, sistem

    pembayaran yang andal

    tetap siap untuk

    mendukung setiap

    aktivitas masyarakat.

    Kredit kepada sektor

    rumah tangga

    tumbuh 10,25%.

    Secara nominal total

    kredit yang diberikan

    kepada RT adalah

    sebesar Rp8,62 triliun

    Kinerja Aset, DPK,

    dan Kredit

    Perbankan

    menunjukkan

    pertumbuhan

    positif.

  • Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 4

    ini sejalan dengan pola historis aliran uang yang selalu

    mengalami outflow pada triwulan III setiap tahunnya

    KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

    Indikator kesejahteraan mengalami tren penurunan yang

    tercermin dari kenaikan tingkat pengangguran secara tahunan

    dan Nilai Tukar Petani (NTP) yang sedikit lebih rendah dari

    periode sebelumnya. Ketenagakerjaan di Papua Barat pada

    Agustus 2020 mencatat kenaikan tingkat pengangguran secara

    tahunan di tengah meningkatnya jumlah penduduk usia kerja.

    Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan III 2020 mengalami

    penurunan dibandingkan triwulan II 2020 dan triwulan III 2019,

    hal ini dipengaruhi oleh lebih rendahnya harga perolehan hasil

    panen dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan oleh petani

    selama kegiatan produksi, khususnya di subsektor Hortikultura.

    Sedangkan data tingkat kemiskinan di Papua Barat dalam tiga

    tahun terakhir terus mencatatkan tren penurunan

    PROSPEK EKONOMI

    Pada triwulan I 2021 perekonomian Papua Barat diperkirakan

    tumbuh positif dan meningkat dibanding perkiraan triwulan IV

    2020. Pandemi COVID-19 menyebabkan ekonomi triwulan IV

    2020 diperkirakan rendah yang kemudian berimplikasi pada

    arah ekonomi pada triwulan I 2021. Ekonomi pada triwulan I

    2021 diperkirakan akan didorong oleh pulihnya sebagian besar

    sektor ekonomi.

    Secara kumulatif, Ekonomi Papua Barat tahun 2021 diperkirakan membaik dan tumbuh lebih tinggi dibanding tahun

    2020. Membaiknya ekonomi terutama disumbang oleh

    membaiknya ekspor luar negeri dan investasi, di tengah tetap

    solidnya konsumsi swasta dan konsumsi pemerintah. Penemuan

    Pada triwulan I tahun

    2021, ekonomi

    diperkirakan tumbuh

    positif dan meningkat

    dibandingkan perkiraan

    triwulan sebelumnya

    Kesejahteraan

    masyarakat Papua Barat

    pada Triwulan III 2020

    mencatat sedikit

    penurunan dengan

    turunnya indikator NTP

    serta peningkatan

    tingkat pengangguran.

    Meski demikian, tingkat

    kemiskinan tercatat

    menurun dalam tiga

    tahun terakhir.

    Pertumbuhan ekonomi

    Papua Barat pada 2021

    diperkirakan tumbuh

    lebih tinggi dibanding

    tahun 2020

  • Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 5

    vaksin dan penerapan protokol COVID-19 menjadi penentu

    pertumbuhan ekonomi pada 2021.

    PROSPEK INFLASI

    Inflasi Papua Barat pada triwulan I 2021 diperkirakan meningkat

    dibanding perkiraan inflasi pada triwulan IV 2020. Kendati

    meningkat, inflasi diperkirakan masih berada dalam level yang

    rendah. Peningkatan inflasi ditengarai karena meningkatnya

    aktivitas ekonomi sehingga mendorong permintaan masyarakat

    terhadap barang atau jasa. Peningkatan secara umum akan

    menggerakkan inflasi inti (core inflation). Sementara, inflasi

    kelompok bahan makanan bergejolak (volatile food)

    diperkirakan sedikit meningkat setelah tercatat rendah pada

    2020. Inflasi kelompok harga yang diatur pemerintah

    (administered prices) akan dipicu oleh perkiraan meningkatnya

    tarif angkutan udara setelah pada 2020 tercatat rendah.

    Laju inflasi Papua Barat di tahun 2021 diperkirakan lebih tinggi

    dibanding tahun 2020, dan berada dalam sasaran inflasi

    Nasional 3±1% (yoy). Inflasi yang lebih tinggi diperkirakan

    sebagai dampak optimisme meredanya pandemi COVID-19

    yang berimplikasi pada peningkatan permintaan masyarakat

    secara keseluruhan.

    Inflasi triwulan I 2021

    diperkirakan

    meningkat. Begitu juga

    dengan inflasi tahun

    2021 yang diperkirakan

    lebih tinggi dibanding

    tahun 2020

  • Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 6

    Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

  • Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 7

    e

    PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

    Pertumbuhan ekonomi Papua Barat pada triwulan III 2020 tercatat kontraksi 3,35%

    (yoy) dan lebih rendah dibanding pertumbuhan triwulan II 2020 yang tumbuh positif

    sebesar 0,53% (yoy), terutama disebabkan oleh penurunan kinerja ekspor dan

    investasi.

    Pertumbuhan ekonomi triwulan III 2020 yang tercatat kontraksi disebabkan terutama

    oleh penurunan kinerja ekspor Luar Negeri (LN) dan investasi.

    Dari sisi Lapangan Usaha (LU), seluruh LU utama mengalami kontraksi kecuali Industri

    Pengolahan yang tercatat tumbuh positif. Sementara, kontraksi paling dalam terjadi

    pada LU Transportasi dan Pergudangan.

    Kontraksi pertumbuhan ekonomi Papua Barat sejalan dengan perekonomian

    Nasional yang juga tercatat kontraksi.

    1.1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional

    Kinerja Ekonomi Triwulan III 2020

    Pada triwulan III 2020, ekonomi Papua Barat tercatat kontraksi 3,35% (yoy), lebih

    rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan II 2020 yang tumbuh positif sebesar

    0,53% (yoy). Kontraksi pertumbuhan dipengaruhi oleh dampak pandemi COVID-19 yang

    mempengaruhi kinerja sebagian besar sektor pengeluaran, terutama ekspor dan investasi.

    Ekspor LN tercatat mengalami kontraksi paling dalam yakni 22,70% (yoy) yang dipengaruhi

    oleh turunnya kinerja komoditas ekspor utama yaitu Liqufied Natural Gas (LNG). Turunnya

    ekspor LNG disebabkan oleh turunnya harga komoditas tersebut seiring rendahnya

    permintaan akibat dampak COVID-19. Selanjutnya, Impor Luar Negeri (LN) juga mencatat

    penurunan. Impor LN yang didominasi oleh barang modal guna pembangunan Proyek

    Strategis Nasional (PSN) yaitu Train III Tangguh LNG di Teluk Bintuni, tercatat lebih rendah

    seiring progres pembangunan proyek tersebut yang sudah mendekati akhir dan

    direncanakan akan beroperasi pada triwulan IV 2021. Lebih lanjut, perdagangan

    antarprovinsi yang tercermin dari net ekspor antar provinsi tercatat negatif, yang artinya

    Papua Barat lebih banyak menerima barang/jasa dari daerah lain daripada mengirim

    BAB - 1

  • Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 8

    barang/jasa ke daerah lain atau dapat dikatakan net impor. Komponen pembentuk

    selanjutnya adalah investasi. Pertumbuhan investasi tercatat masih kontraksi, sedikit

    menurun dibanding triwulan sebelumnya. Penurunan investasi ini dipengaruhi oleh dampak

    COVID-19 sehingga investor cenderung menggunakan dananya untuk berjaga-jaga. Data

    dari BKPM juga mengkonfirmasi bahwa hingga triwulan III 2020, investasi yang masuk ke

    Papua Barat lebih rendah dibanding tahun lalu. Selanjutnya adalah konsumsi. Kinerja

    ekonomi pada triwulan III 2020 ditopang oleh kinerja konsumsi, baik itu konsumsi rumah

    tangga, konsumsi pemerintah, dan konsumsi Lembaga Nonprofit Rumah Tangga (LNPRT).

    Konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh positif dan meningkat dibanding triwulan

    sebelumnya. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga mencerminkan solidnya daya beli

    masyarakat yang ditopang oleh realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan

    terjaganya inflasi selama triwulan tersebut. Konsumsi Lembaga Nonprofit Rumah Tangga

    (LNPRT) mencatatkan perbaikan meskipun masih terkontraksi. Hal ini ditopang oleh rencana

    penyelenggaraan pilkada serentak di sembilan kabupaten/kota Papua barat. Konsumsi

    Pemerintah juga mencatatkan perbaikan meskipun masih terkontraksi. Konsumsi pemerintah

    ditopang oleh realisasi dana pemerintah melalui APBD maupun APBN yang secara historis

    meningkat pada triwulan III 2020. Namun, peningkatan konsumsi pemerintah diperkirakan

    terbatas seiring pemotongan pagu belanja APBN dalam rangka refocusing penanganan

    COVID-19.

    Dari sisi lapangan usaha (LU), seluruh LU utama mengalami penurunan kinerja yang

    diakibatkan oleh dampak COVID-19. LU pertambangan dan LU Industri pengolahan

    mencatat penurunan kinerja seiring tekanan terhadap harga komoditas LNG yang menurun.

    Kendati demikian, kinerja LU industri pengolahan mencatat pertumbuhan yang positif yang

    ditopang oleh kinerja lifting LNG yang mencatat peningkatan dibanding tahun lalu.

    Selanjutnya, LU Konstruksi mencatat kontraksi lebih dalam dibanding triwulan sebelumnya.

    Hal ini dipengaruhi oleh realisasi belanja modal pemerintah yang terbatas seiring refocusing

    anggaran dalam rangka penanganan COVID-19 serta investasi konstruksi yang menurun

    akibat dampak COVID-19. LU Konstruksi saat ini masih ditopang oleh pengerjaan Train III

    Tangguh LNG. LU pertanian, kehutanan, dan perikanan tercatat menurun seiring kinerja

    ekspor komoditas utama seperti ikan, mutiara, dan kayu olahan yang mencatat penurunan.

    Pada periode ini, kontraksi terdalam dialami oleh LU Transportasi dan Pergudangan.

    Rendahnya mobilitas yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19 berdampak pada penurunan

    permintaan terhadap kebutuhan transportasi baik darat, laut, maupun udara.

  • Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 9

    Kontraksi pertumbuhan ekonomi Papua Barat sejalan dengan perekonomian Nasional yang

    juga tercatat kontraksi. Pertumbuhan ekonomi apabila tanpa memperhitungkan sektor

    migas, maka ekonomi Papua Barat tercatat kontraksi lebih dalam 5,76% (yoy).

    Sumber: BPS Papua Barat (diolah)

    Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Papua Barat

    Tracking Kinerja Ekonomi Triwulan IV 2020

    Berdasarkan perkembangan berbagai indikator dan hasil liaison, ekonomi Papua Barat

    pada triwulan IV 2020 diperkirakan membaik seiring pemulihan ekonomi. Perekonomian

    diperkirakan membaik seiring mulai terjadi peningkatan aktivitas perekonomian di berbagai

    daerah. Dari sisi pengeluaran, Konsumsi RT diperkirakan terdorong oleh meningkatnya

    permintaan masyarakat seiring momen perayaan hari raya Natal dan Tahun Baru. Selain itu,

    stimulus program PEN dari pemerintah diharapkan dapat menjaga daya beli masyarakat.

    Konsumsi Pemerintah diperkirakan akan terdorong dengan akselerasi belanja pemerintah

    sebagaimana pola historisnya dimana penumpukan realisasi belanja terjadi pada akhir tahun.

    Investasi diperkirakan stabil ditopang oleh pembangunan Train III Tangguh LNG yang bersifat

    multi years dan masih dibukanya investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong. Ekspor

    diperkirakan menurun yang disebabkan oleh tekanan harga LNG dunia serta rencana

    maintenance train II Tangguh LNG pada triwulan IV yang berpotensi mengurangi produksi

    LNG. Impor diperkirakan relatif menurun seiring menurunnya impor barang modal akibat

    penyelesaian pembangunan Train III Tangguh LNG yang sudah memasuki tahap akhir.

    Dari sisi LU, kinerja LU utama yaitu Industri Pengolahan dan Pertambangan Penggalian

    diperkirakan menurun seiring rencana maintenance kilang Train II Tangguh sehingga

    mengurangi jumlah produksi LNG. Selanjutnya, pertumbuhan LU Konstruksi diperkirakan

    membaik seiring akselerasi realisasi proyek yang berasal dari pemerintah dan swasta. Proyek

    -3,35

    -3,49

    -5,76

    -10,00

    -5,00

    0,00

    5,00

    10,00

    15,00

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III

    2017 2018 2019 2020

    Pertumbuhan Papua Barat (yoy) Pertumbuhan Nasional (yoy) Pertumbuhan Papua Barat tanpa Migas (yoy)

  • Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 10

    pemerintah berasal dari belanja modal yang diperkirakan terakselerasi sebagaimana pola

    historis meskipun terbatas seiring pemotongan pagu anggaran dalam rangka refocusing

    penanganan COVID-19. Proyek swasta ditopang oleh pembangunan Train III Tangguh LNG

    yang masih berjalan. LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan diperkirakan tetap baik

    meskipun dibayangi fenomena La Nina yang diperkirakan membuat curah hujan lebih tinggi

    dari biasanya. LU Perdagangan diperkirakan menguat seiring meningkatnya konsumsi

    swasta. Sektor pariwisata diperkirakan mulai pulih seiring rencana pembukaan secara

    bertahap pariwisata Raja Ampat pada Oktober 2020 dan mulai beroperasi normal pada

    Desember 2020.

    Tracking Kinerja Ekonomi Kumulatif 2020

    Secara kumulatif, perekonomian Papua Barat tahun 2020 diperkirakan lebih rendah

    dibanding tahun 2019, seiring pengaruh dampak COVID-19 pada kinerja seluruh sektor

    ekonomi. Rendahnya pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja seluruh

    sektor, terutama konsumsi swasta, investasi, dan ekspor luar negeri. Daya beli masyarakat

    yang menurun di tengah menurunnya aktivitas perekonomian menyebabkan kinerja

    konsumsi swasta rendah. Investasi juga terdampak seiring perilaku investor yang lebih

    memilih untuk menggunakan dananya untuk berjaga-jaga. Ekspor luar negeri terpengaruh

    oleh harga komoditas dunia yang menurun sebagai dampak penurunan permintaan global.

    1.1.1. Sisi Pengeluaran

    Dari sisi pengeluaran, perekonomian Papua Barat pada triwulan III 2020 ditopang oleh

    solidnya konsumsi Rumah Tangga (RT) di tengah kinerja sektor lain yang kontraksi. Pangsa

    terbesar pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sisi pengeluaran adalah Ekspor Luar

    Negeri (41%), Konsumsi RT (28%) kemudian diikuti oleh Investasi/PMTB (18%), Konsumsi

    Pemerintah (15%), Impor Luar Negeri (2%) dan konsumsi LNPRT (1%). Seluruh sisi

    pengeluaran mencatatkan kontraksi, kecuali konsumsi Rumah Tangga (RT). Kinerja Konsumsi

    RT tercatat tumbuh positif seiring daya beli masyarakat yang terjaga, ditopang oleh paket

    stimulus pemerintah melalui dana PEN. Sementara, kinerja ekspor tercatat menurun akibat

    penurunan ekspor LNG ke negara mitra dagang utama yaitu Tiongkok, Korea Selatan dan

    Jepang. Konsumsi pemerintah tercatat membaik meski masih kontraksi. Kinerja investasi

    masih rendah yang dipengaruhi oleh dampak pandemi COVID-19. Impor luar negeri juga

    turut rendah seiring rendahnya impor barang modal pembangunan Train III Tangguh LNG

    yang sudah hampir selesai. Neraca perdagangan antarprovinsi Papua Barat masih berada

  • Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 11

    pada posisi negatif yang artinya Provinsi Papua Barat secara bersih menerima barang/jasa dari

    luar daerah.

    Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Papua Barat Sisi Pengeluaran (%, yoy)

    Sumber: BPS Papua Barat (diolah)

    1. Konsumsi Rumah Tangga (RT)

    Kinerja Konsumsi RT Triwulan III 2020

    Konsumsi RT pada triwulan III 2020 tumbuh positif dibanding triwulan sebelumnya.

    Pada triwulan laporan, konsumsi RT tumbuh sebesar 2,54% (yoy), meningkat dibanding

    triwulan II 2020 yang kontraksi 1,48% (yoy). Pertumbuhan konsumsi RT ini mengindikasikan

    bahwa konsumsi masyarakat berangsur pulih seiring daya beli masyarakat yang mulai

    meningkat. Hal ini ditopang oleh realisasi dana PEN dan inflasi yang terkendali. Menurut data

    Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Papua Barat, realisasi dana PEN bidang

    perlindungan sosial yang berasal dari APBN di Papua Barat hingga 30 September 2020

    mencapai Rp555,88 miliar. Angka sebesar itu direalisasikan dalam berbagai macam bentuk

    bantuan antara lain Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan sembako, bantuan sosial

    (bansos), sembako non PKH, pra kerja, dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa yang

    diharapkan dapat membantu masyarakat terdampak COVID-19. Di samping itu, inflasi

    hingga triwulan III 2020 tercatat sebesar 0,33% (yoy), berada di bawah sasaran inflasi

    Nasional sebesar 3±1% (yoy), yang menandakan bahwa inflasi di Papua Barat masih terjaga

    dan terkendali sehingga daya beli masyarakat terjaga.

    Selain kedua indikator tersebut, survei konsumen Bank Indonesia pada triwulan III 2020

    menunjukkan perbaikan meskipun masih belum optimis. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

    yang merupakan indeks gabungan antara Indeks Ekpektasi Konsumen (IEK) dan Indeks

    Kondisi Ekonomi saat ini (IKE) tercatat berada pada level 83,72 atau berada di bawah indeks

    batas optimis (100), yang artinya masyarakat secara umum masih belum optimis terhadap

    kondisi perekonomian.

    Konsumsi Rumah Tangga 5.46 6.34 3.84 5.13 6.29 7.73 3.85 2.28 4.61 (1.48) 2.54

    Konsumsi Lembaga Nonprofit Rumah Tangga 3.82 8.13 9.03 9.76 15.56 13.18 11.90 1.85 (14.05) (13.27) (3.76)

    Konsumsi Pemerintah 1.16 1.53 1.23 (0.39) (18.69) 3.91 (2.91) 27.58 0.25 (18.93) (0.80)

    Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 2.49 4.43 3.87 3.36 (4.24) 0.75 8.40 15.23 0.04 (7.22) (7.56)

    Perubahan Inventori (115.22) (70.19) (40.53) (85.47) (56.07) 290.43 81.94 (742.09) 1471.99 18.74 23.66

    Ekspor Luar Negeri 18.72 28.98 41.91 40.30 3.88 (12.10) (11.56) (15.28) (20.67) 13.91 (22.70)

    Impor Luar Negeri (14.54) 100.12 0.04 159.90 251.28 0.21 0.42 (31.59) 19.13 (2.81) (10.25)

    Net Ekspor Antarprovinsi (1.42) 0.52 100.88 100.22 (3.81) 3.70 (23.71) (47.50) (127.34) 14.30 (47.99)

    PDRB 5.93 12.85 6.93 0.14 (0.25) (0.49) 2.93 8.27 5.14 0.53 (3.35)

    2020

    II III

    2019

    I II III IVPenggunaan

    2018

    I II III IV I

  • Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 12

    Sumber: Survei Konsumen - KPw BI Provinsi Papua Barat

    Grafik 1.2. Indeks Keyakinan Konsumen Papua Barat

    Sumber: Laporan Bank Umum (Diolah)

    Grafik 1.3. Kredit Konsumsi Papua Barat

    Berdasarkan data Laporan Bank Umum (LBU), tumbuhnya Konsumsi RT turut dipengaruhi

    oleh tingkat pertumbuhan kredit konsumsi masyarakat di Papua Barat yang lebih tinggi di

    atas pertumbuhan kredit konsumsi Nasional. Pertumbuhan kredit tercatat sebesar 10,21%

    (yoy), sedikit lebih rendah dibanding triwulan II 2020 sebesar 10,58% (yoy). Kredit konsumsi

    masyarakat sebagian besar masih disalurkan dalam bentuk Kredit Multiguna dan Kredit

    Pemilikan Rumah (KPR) dengan tipe 22 s.d 70.

    Tracking Konsumsi RT Triwulan IV 2020

    Pada triwulan IV 2020, Konsumsi RT Papua Barat diperkirakan tumbuh positif. Tumbuh

    positifnya Konsumsi RT diperkirakan seiring indikasi pemulihan ekonomi yang berimplikasi

    pada kembalinya tenaga kerja pasca pemutusan hubungan tenaga kerja akibat pandemi

    COVID-19. Kendati demikian, pertumbuhan konsumsi RT diperkirakan tidak setinggi tahun

    lalu. Selain itu, perpanjangan pemberian bansos oleh pemerintah hingga akhir 2020

    diharapkan dapat mendukung daya beli masyarakat. Pemerintah juga memberikan bantuan

    dana modal kerja untuk UMKM di seluruh Indonesia sehingga dapat membantu meringankan

    dampak pandemi COVID-19. Pemerintah juga memberikan insentif berupa pembebasan

    biaya serta pengurangan biaya listrik untuk golongan tertentu sehingga diharapkan dapat

    membantu masyarakat terutama masyarakat golongan menengah ke bawah. Selanjutnya,

    kenaikan konsumsi RT diperkirakan terdorong oleh meningkatnya permintaan selama

    peringatan hari besar keagamaan nasional yaitu hari raya Natal dan Tahun Baru. Hasil survei

    konsumen pada Oktober 2020 menggambarkan indeks yang lebih baik sehingga

    diperkirakan pada triwulan IV 2020 konsumsi RT dapat tumbuh positif.

    Tracking Konsumsi RT Kumulatif 2020

    Konsumsi RT secara kumulatif diperkirakan tumbuh positif namun melambat dibanding

    tahun 2019. Melambatnya konsumsi disebabkan oleh turunnya tingkat ekonomi dan daya

    63,11

    104,33

    83,72

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    160

    180

    I'17 II'17 III'17IV'17 I'18 II'18 III'18IV'18 I'19 II'19 III'19IV'19 I'20 II'20 III'20

    IKE - Kondisi Ekonomi Saat Ini IEK - Ekspektasi Konsumen

    IKK - Indeks Keyakinan Konsumen

    0,00

    5,00

    10,00

    15,00

    20,00

    25,00

    30,00

    35,00

    0

    1.000

    2.000

    3.000

    4.000

    5.000

    6.000

    7.000

    8.000

    9.000

    10.000

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

    2015 2016 2017 2018 2019 2020

    MILIAR (RP)

    Kredit Konsumsi gKredit Konsumsi (sb. Kanan)

    %, yoy

  • Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 13

    beli masyarakat akibat pandemi COVID-19. Konsumsi RT pada 2020 ditopang oleh adanya

    stimulus program PEN yang salah satunya memberikan bantuan sosial kepada masyarkat

    sebagai upaya untuk menjaga daya beli. Selanjutnya, pada 2020 inflasi diperkirakan rendah

    dan stabil sehingga turut menjaga daya beli masyarakat.

    2. Konsumsi Pemerintah

    Kinerja Konsumsi Pemerintah Triwulan III 2020

    Pada triwulan III 2020, konsumsi pemerintah tercatat membaik meskipun masih tercatat

    kontraksi. Konsumsi pemerintah tercatat kontraksi 0,80% (yoy), membaik dibanding

    triwulan sebelumnya yang kontraksi lebih dalam 18,93% (yoy). Konsumsi pemerintah yang

    membaik disebabkan realisasi belanja pemerintah yang meningkat meskipun terbatas seiring

    penyesuaian pagu belanja APBN. Pemerintah pusat melakukan penyesuaian APBN dengan

    memprioritaskan anggaran untuk penanganan pandemi COVID-19 melalui penetapan

    Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan

    Presiden Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian Anggaran

    Pendapatan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020. Setelah mengalami revisi, aspek belanja

    pemerintah pusat turun sebesar 22,47% atau menjadi Rp6,75 triliun dari sebelumnya Rp8,71

    triliun.

    Realisasi belanja pemerintah pusat APBN pada triwulan III 2020 tercatat Rp6,6 triliun atau

    66,55% dari pagu anggaran. Realisasi ini lebih tinggi dibanding realisasi tahun lalu sebesar

    Rp6,0 triliun, atau 52,64% dari pagu anggaran. Sejalan dengan hal itu, realisasi belanja APBD

    hingga triwulan III 2020 tercatat Rp12,3 triliun, atau 47,66% dari pagu anggaran. Realisasi

    ini lebih tinggi dibanding realisasi belanja APBD triwulan III tahun 2019 sebesar Ro10,3 triliun

    atau 45,51% dari pagu anggaran.

    Tabel 1.2 Realisasi Belanja Pemerintah

    Sumber: Kajian Fiskal Regional (KFR) Tahun 2020 Triwulan III Kanwil Perbendaharaan Papua Barat & BPKAD Provinsi Papua Barat

    Rp miliar (%) Rp miliar (%) Rp miliar (%) % yoy

    Belanja Bantuan Sosial 7 49,54 2,29 44,75 3,92 76,79 -40,82

    Belanja Barang dan Jasa 1.882 59,01 730,61 30,28 1.448,78 57,19 -23,00

    Belanja Modal 1.354 43,03 546,11 26,17 1.008,41 46,88 -25,53

    Belanja Dana Desa 910,15 60,0 750,75 48,69 1.179,43 76,49 29,59

    Belanja Pegawai 1.336 74,67 882,14 44,60 1.404,64 68,51 5,16

    Belanja Total 6.047 52,64 3.133,50 32,38 6.610,75 66,55 9,32

    Belanja Bantuan Sosial 326 61,30 150 45,32 570 173,96 74,83

    Belanja Barang dan Jasa 2.609 45,48 1.474 25,94 2.955 52,01 13,25

    Belanja Modal 1.665 27,79 527 8,92 1.630 28,30 -2,06

    Belanja Bantuan Keuangan 1.804 45,45 2.034 35,21 2.790 46,09 54,62

    Belanja Pegawai 3.033 57,45 1.763 29,14 2.876 47,71 -5,17

    Belanja Total 10.266 45,51 6.842 26,75 12.281 47,66 19,63

    Anggaran Fiskal ItemTw III 2019 Tw II 2020 Tw III 2020

    APBN

    APBD Seluruh Pemda

    di Papua Barat

  • Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 14

    Tracking Kinerja Konsumsi Pemerintah Triwulan IV 2020

    Konsumsi pemerintah diperkirakan tumbuh meningkat pada triwulan IV 2020.

    Sebagaimana pola historisnya, realisasi belanja pada triwulan IV 2020 diperkirakan

    terakselerasi. Di samping itu, beberapa proyek pemerintah yang diselesaikan pada triwulan

    IV 2020 juga mendorong konsumsi pemerintah. Realisasi belanja dalam rangka pilkada

    serentak juga menjadi dorongan belanja pemerintah. Realisasi belanja APBD hingga triwulan

    III 2020 yang berkisar di rentang 45-50% sehingga masih mempunyai ruang peningkatan

    belanja fiskal dengan prognosa sekitar 85% dari target.

    Tracking Kinerja Konsumsi Pemerintah Kumulatif 2020

    Konsumsi pemerintah diperkirakan lebih rendah mempertimbangkan realisasi hingga

    triwulan III 2020 yang masih rendah. Selain itu, penyesuaian pagu anggaran belanja dengan

    memprioritaskan anggaran untuk penanganan pandemi COVID-19 menyebabkan konsumsi

    pemerintah tidak dapat maksimal.

    3. Investasi

    Kinerja Investasi Triwulan III 2020

    Pada triwulan III 2020, kegiatan investasi di Papua Barat, yang tercermin dari komponen

    Pembentukan Modal Tetap domestik Bruto (PMTB), mengalami pertumbuhan negatif

    yang mencatat kontraksi 7,56% (yoy). Nilai PMTB pada periode ini sedikit lebih rendah jika

    dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat kontraksi 7,22% (yoy).

    Kontraksinya PMTB pada periode ini disebabkan oleh penundaan beberapa investasi sebagai

    dampak pandemi COVID-19.

    Berdasarkan data penanaman modal dari Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM),

    Penanaman Modal Asing (PMA) mendominasi sebagian besar pangsa dibanding Penanaman

    Modal Dalam Negeri (PMDN) yang hanya sekitar 2%. Realisasi PMA pada triwulan ini hanya

    sebesar USD919 ribu, lebih tinggi dibanding realisasi PMA triwulan II 2020 yang tercatat

    sebesar USD9 ribu. Apabila dibandingkan jumlah proyeknya, pada triwulan III 2020 terdapat

    41 proyek, lebih tinggi dibandingkan triwulan II 2020 yang tercatat 15 proyek dan triwulan

    III 2019 yang tercatat 23 proyek.

    Selain investasi yang bersumber dari data BKPM, terdapat investasi proyek skala besar dan

    bersifat multiyears yang saat ini masih berlangsung yaitu pembangunan Train III tangguh LNG

    yang ditargetkan selesai tahun 2021. Rendahnya investasi pada periode ini juga turut

    tercermin dari rendahnya barang modal yang masuk melalui impor guna pembangunan Train

  • Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 15

    III tersebut. Kendati demikian, realisasi pengadaan semen di Papua Barat masih menunjukkan

    pertumbuhan yang positif yaitu sebesar 8,85% (yoy) pada triwulan III 2020.

    Dari sisi pembiayaan perbankan, kredit investasi berdasarkan lokasi proyek di Papua Barat

    pada triwulan III 2020 tercatat tumbuh negatif 4,18% (yoy), menurun dibanding triwulan II

    2020 yang tercatat positif 0,17% (yoy). Kredit investasi ini didominasi oleh kredit sektor

    industri pengolahan terutama industri semen dan kapur gips, sektor pertanian terutama

    perkebunan kelapa sawit, dan jasa telekomunikasi. Kredit ini merupakan kredit yang

    didominasi dan disalurkan kepada pihak swasta.

    Sumber: BKPM

    Grafik 1.4. Realisasi Investasi PMA

    Sumber: BKPM

    Grafik 1.5. Jumlah Proyek Investasi PMA

    Sumber: Laporan Bank Umum (Diolah)

    Grafik 1.6. Kredit Investasi

    Sumber: Kemenperin dan Kemendag (Diolah)

    Grafik 1.7. Realisasi Pengadaan Semen

    Tracking Kinerja Investasi Triwulan IV 2020

    Pada triwulan IV 2020, PMTB diperkirakan mengalami perbaikan dibanding triwulan III

    2020. Pertumbuhan yang bersumber dari realisasi belanja modal APBD dan APBN

    diperkirakan meningkat seiring realisasi yang turut meningkat sebagaimana pola historisnya.

    Proyek pemerintah sebagian besar didominasi oleh proyek jalan dan bangunan. Selain proyek

    pemerintah, terdapat investasi swasta seperti proyek multi years pembangunan infrastruktur

    Industri pengolahan LNG Tangguh yang akan selesai pada 2021 di Teluk Bintuni. Di samping

    -150,00

    50,00

    250,00

    450,00

    650,00

    850,00

    1050,00

    1250,00

    1450,00

    -65

    -15

    35

    85

    135

    185

    235

    285

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

    2016 2017 2018 2019 2020

    RIB

    U U

    SD

    Realisasi Investasi PMA (US$.ribu) Pertumbuhan yoy (sb. Kanan)

    -100,00

    -50,00

    0,00

    50,00

    100,00

    150,00

    200,00

    250,00

    300,00

    -2

    3

    8

    13

    18

    23

    28

    33

    38

    43

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

    2016 2017 2018 2019 2020

    Proyek Investasi PMA Pertumbuhan yoy (sb. Kanan)

    -20,00

    0,00

    20,00

    40,00

    60,00

    80,00

    100,00

    120,00

    0

    1.000

    2.000

    3.000

    4.000

    5.000

    6.000

    7.000

    8.000

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

    2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

    MILIAR (RP)

    Kredit Investasi gKredit Investasi (sb. Kanan)

    -50

    -40

    -30

    -20

    -10

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    (30.000,00)

    (10.000,00)

    10.000,00

    30.000,00

    50.000,00

    70.000,00

    90.000,00

    110.000,00

    130.000,00

    150.000,00

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III

    2017 2018 2019 2020

    Realisasi Semen (ton) gRealisasi Semen (yoy) - Sb. Kanan

  • Laporan Perekonomian Provinsi Papua Barat November 2020 16

    itu, terdapat potensi peningkatan investasi dengan diresmikannya KEK Sorong per Oktober

    2019. Dengan diresmikannya KEK tersebut, terdapat potensi yang sangat tinggi bagi investor

    untuk menanamkan modal seiring masih terbukanya pintu penanaman modal di kawasan

    dimaksud.

    Tracking Kinerja Investasi Kumulatif 2020

    Investasi pada 2020 diperkirakan menurun dibanding tahun sebelumnya. Penurunan

    terutama disebabkan oleh dampak pandemi COVID-19. Pembangunan proyek multiyears

    pembangunan infrastruktur Industri pengolahan LNG Tangguh yang akan selesai pada 2021

    di Teluk Bintuni masih menjadi penopang. Selain itu, terdapat potensi peningkatan investasi

    dengan diresmikannya KEK Sorong per Oktober 2019. Di samping itu, investasi juga ditopang

    oleh belanja modal baik APBN maupun APBD untuk pembiayaan infrastruktur terutama

    terkait konektivitas di Papua Barat berupa jalan trans Papua maupun jembatan .

    4. Perkembangan Ekspor

    Kinerja Ekspor Triwulan III 2020

    Ekspor Luar Negeri (LN) terkontraksi dalam sebesar 22,70% (yoy). Kinerja ekspor jauh

    menurun dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh positif 13,91% (yoy).

    Kontraksi ini dipengaruhi oleh penurunan ekspor komoditas utama Papua Barat yaitu gas

    alam cair/ LNG. Penurunan ekspor ini disebabkan turunnya permintaan dunia dan harga LNG

    dunia akibat pandemi COVID-19.1 Adanya pandemi COVID-19 menyebabkan harga LNG

    dunia yang terus menurun2 setelah sebelumnya pasar LNG dunia juga mengalami kondisi

    oversupply.

    Dilihat dari pangsanya, ekspor migas terutama LNG masih mendominasi sebagian besar

    ekspor Papua Barat. Berdasarkan data dari Ditjen Bea Cukai, ekspor migas Papua Barat

    triwulan laporan tercatat USD365,3 juta, lebih rendah dibanding ekspor migas triwulan III

    tahun lalu yang tercatat USD526,9 juta. Ekspor migas bersumber dari ekspor LNG yang

    mencapai USD360,2 juta atau hampir seluruh ekspor migas Papua Barat (99%). Secara

    nominal, ekspor LNG triwulan III 2020 lebih rendah dibandingkan ekspor LNG pada triwulan

    II 2020 maupun triwulan III 2019.

    1 Gulf Business, (2020, 20 April), how will COVID-19 pandemic impact the LNG sector, https://gulfbusiness.com/will-COVID-19-pandemic-impact-lng-sector/ 2 Dewar A, dkk, (2020, 30 Maret), What will COVID-19 mean for LNG, https://www.bcg.com/publications/2020/covid-impact-lng-liquefied-natural-gas.aspx

  • Laporan