LAPORAN PEREKONOMIAN...KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,...

85
LAPORAN PEREKONOMIAN ProvinsiKalimantanTengah AGUSTUS 2019

Transcript of LAPORAN PEREKONOMIAN...KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,...

LAPORANPEREKONOMIANProvinsi�Kalimantan�Tengah

AGUSTUS2019

Pindai�kode�ini�untuk�akses�cepat�LPP�via�web

KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas rahmat-Nya Laporan Perekonomian Provinsi Kalimantan

Tengah Agustus 2019 ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat

waktu. Laporan ini disusun sebagai upaya Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah dalam memberikan informasi

terkait perkembangan ekonomi, moneter, perbankan, sistem

pembayaran, keuangan daerah, ketenagakerjaan dan kesejahteraan

masyarakat di Provinsi Kalimantan Tengah, baik untuk stakeholders

internal Bank Indonesia maupun eksternal.

Dalam penyusunan kajian ini, Bank Indonesia memanfaatkan data dan

informasi yang diperoleh dari berbagai pihak, seperti perbankan dan

instansi di lingkungan pemerintah daerah, BUMN maupun swasta,

serta pihak-pihak lainnya. Oleh karena itu, kami menyampaikan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyediaan

data dan informasi dimaksud. Harapan kami, hubungan kemitraan

yang terjalin baik selama ini dapat dijaga dan ditingkatkan di masa

yang akan datang. Kami juga mengharapkan masukan dan saran agar

dapat lebih meningkatkan kualitas kajian sehingga dapat memberikan

manfaat yang maksimal bagi seluruh stakeholders.

Akhir kata, kami berharap semoga buku ini dapat bermanfaat bagi

pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan petunjuk

dan kemudahan kepada kita semua dalam upaya mendukung

kegiatan pembangunan di Provinsi Kalimantan Tengah.

RihandoDeputi Direktur

Palangka Raya, 10 September 2019

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL & GAMBAR

DAFTAR GRAFIK

TABEL INDIKATOR

RINGKASAN UMUM

Daftar Isii

ii

v

vi

ix

x

1.1 Kondisi Umum

1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan

1.2.1 Konsumsi

1.2.2 Investasi

1.2.3 Ekspor

1.2.4 Impor

1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran

1.3.1 Pertanian

1.3.2 Industri Pengolahan

1.3.3 Perdagangan

1.3.4 Pertambangan

BAB IPERKEMBANGAN EKONOMIMAKRO REGIONAL

2

3

3

5

7

8

10

10

11

12

13

BAB IIKEUANGAN PEMERINTAH

2.1 Realisasi APBD Pemerintah Daerah

Kalimantan Tengah Triwulan II 2019

2.2 Realisasi APBD Pemerintah Provinsi

Triwulan II 2019

2.3 R e a l i s a s i A P B D P e m e r i n t a h

Kabupaten/Kota Triwulan II 2019

16

17

20

BAB IVSTABILITAS KEUANGAN DAERAHDAN PENGEMBANGAN AKSESKEUANGAN UMKM

4.1 Kondisi Umum

4.2 Asesmen Sektor Perbankan

4.2.1 Kinerja Perbankan Secara Umum

4.2.2 Penghimpunan Dana Pihak Ketiga

4.2.3 Penyaluran Kredit dan Pembiayaan

4.2.4 Suku Bunga Perbankan

4.2.5 Kualitas Kredit / Pembiayaan Perbankan

4.3 Asesmen Sektor Korporasi

4.3.1 Sumber Kerentanan Sektor Korporasi

4.3.2 Eksposur Perbankan Pada Sektor Korporasi

4.4 Asesmen Sektor Rumah Tangga

4.4.1 Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga

4.4.2 Eksposur Perbankan Pada Sektor Rumah

Tangga

4.5 Pengembangan Akses Keuangan Kepada

UMKM

4.5.1 Akses Keuangan Kepada UMKM

4.5.2 Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM

BOKS 1. Regional Financial Account Balance Sheet

Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan Iv 2018

34

34

34

34

35

36

36

37

37

37

39

39

40

41

41

42

43

BAB IIIPERKEMBANGAN INFLASI

3.1 Perkembangan Inflasi Secara Umum

3.2 I n f l a s i B e r d a s a r k a n K e l o m p o k

Pengeluaran

3.2.1 Kelompok Bahan Makanan

3.2.2 Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan

Jasa Keuangan

3.2.3 Kelompok Lainnya

3.3 Inflasi Berdasarkan Kota

3.4 Tantangan Implementasi Pengendalian

Inflasi Daerah

3.5 Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah

24

25

26

27

27

28

30

30

iiiLAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019ii LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL & GAMBAR

DAFTAR GRAFIK

TABEL INDIKATOR

RINGKASAN UMUM

Daftar Isii

ii

v

vi

ix

x

1.1 Kondisi Umum

1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan

1.2.1 Konsumsi

1.2.2 Investasi

1.2.3 Ekspor

1.2.4 Impor

1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran

1.3.1 Pertanian

1.3.2 Industri Pengolahan

1.3.3 Perdagangan

1.3.4 Pertambangan

BAB IPERKEMBANGAN EKONOMIMAKRO REGIONAL

2

3

3

5

7

8

10

10

11

12

13

BAB IIKEUANGAN PEMERINTAH

2.1 Realisasi APBD Pemerintah Daerah

Kalimantan Tengah Triwulan II 2019

2.2 Realisasi APBD Pemerintah Provinsi

Triwulan II 2019

2.3 R e a l i s a s i A P B D P e m e r i n t a h

Kabupaten/Kota Triwulan II 2019

16

17

20

BAB IVSTABILITAS KEUANGAN DAERAHDAN PENGEMBANGAN AKSESKEUANGAN UMKM

4.1 Kondisi Umum

4.2 Asesmen Sektor Perbankan

4.2.1 Kinerja Perbankan Secara Umum

4.2.2 Penghimpunan Dana Pihak Ketiga

4.2.3 Penyaluran Kredit dan Pembiayaan

4.2.4 Suku Bunga Perbankan

4.2.5 Kualitas Kredit / Pembiayaan Perbankan

4.3 Asesmen Sektor Korporasi

4.3.1 Sumber Kerentanan Sektor Korporasi

4.3.2 Eksposur Perbankan Pada Sektor Korporasi

4.4 Asesmen Sektor Rumah Tangga

4.4.1 Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga

4.4.2 Eksposur Perbankan Pada Sektor Rumah

Tangga

4.5 Pengembangan Akses Keuangan Kepada

UMKM

4.5.1 Akses Keuangan Kepada UMKM

4.5.2 Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM

BOKS 1. Regional Financial Account Balance Sheet

Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan Iv 2018

34

34

34

34

35

36

36

37

37

37

39

39

40

41

41

42

43

BAB IIIPERKEMBANGAN INFLASI

3.1 Perkembangan Inflasi Secara Umum

3.2 I n f l a s i B e r d a s a r k a n K e l o m p o k

Pengeluaran

3.2.1 Kelompok Bahan Makanan

3.2.2 Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan

Jasa Keuangan

3.2.3 Kelompok Lainnya

3.3 Inflasi Berdasarkan Kota

3.4 Tantangan Implementasi Pengendalian

Inflasi Daerah

3.5 Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah

24

25

26

27

27

28

30

30

iiiLAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019ii LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

BAB VIIPROSPEKPEREKONOMIAN DAERAH

7.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi Dunia dan

Nasional

7.2 Prospek Ekonomi Kalimantan Tengah

7.2.1 Prospek Sisi Permintaan

7.2.2 Prospek Sisi Penawaran

7.3 Prospek Inflasi Daerah

66

67

67

67

68

BAB VIKETENAGAKERJAAN DANKESEJAHTERAAN

6.1 Ketenagakerjaan

6.1.1 Partisipasi Angkatan Kerja

6.1.2 Tingkat Pengangguran Terbuka

6.2 Kesejahteraan

6.2.1 Kemiskinan

6.2.2 Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan

6.2.3 Daya Beli Masyarakat

6.2.4 Nilai Tukar Petani

58

58

59

60

60

61

62

62

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Kalimantan

Tengah Sisi Permintaan (yoy,%)

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah

Sisi Penawaran (%)

Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi

Kalimantan Tengah Tw II 2018, dan Tw I, II

2019

Tabel 2.2 Realisasi Belanja Daerah Provinsi Kalimantan

Tengah Tw II 2018 dan Tw I, II 2019

Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan Kabupaten/Kota di

Kalimantan Tengah Triwulan II 2019

Tabel 2.4 Realisasi Belanja Kabupaten/Kota di

Kalimantan Tengah Triwulan II 2019

Tabel 2.5 Rasio Kemandirian Kabupaten/Kota di

Kalimantan Tengah Triwulan II 2019

Tabel 3.1 Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok

Tabel 3.2 Komoditas Penyumbang Inflasi Kelompok

Bahan Makanan

Tabel 3.3 Kegiatan Pengendalian Inflasi TPID Provinsi

Kalimantan Tengah

Tabel 5.1 Perkembangan Inflow Outflow

Tabel 5.2 Kegiatan Kas Keliling

Tabel 5.3 Kegiatan Kas Titipan

Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut

Jenis Kegiatan Utama

Tabel 6.2 Angkatan Kerja dan Serapan Tenaga Kerja

Tabel 6.3 Sebaran Tenaga Kerja per Sektoral

Tabel 6.4 Daftar Komoditas Penyumbang Garis

Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah

Tabel 7.1 Perkembangan Ekonomi Dunia

Daftar Tabel3

10

18

19

20

21

21

26

26

31

50

51

51

58

58

59

61

66

BAB VSISTEM PEMBAYARAN DANPENGELOLAAN UANG RUPIAH

5.1 Kondisi Umum

5.2 Perkembangan Sistem Pembayaran Non Tunai

5.2.1 Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia

(SKNBI)

5.2.2 Transaksi Melalui Bank Indonesia - Real Time Gross

Settlement (BI-RTGS)

5.2.3 Layanan Keuangan Digital

5.2.4 Upaya Pengembangan Layanan Keuangan Non

Tunai dan Elektronifikasi

5.3 Perkembangan Sistem Pembayaran Tunai

5.3.1 Aliran Uang Kartal

5.3.2 Pengelolaan Uang Layak Edar

5.3.3 Pemberian Tanda Tidak Berharga pada Uang Tidak

Layak Edar (UTLE)

5.3.4 Perkembangan Temuan Uang Palsu

5.3.5 Upaya Menjaga Uang Layak Edar dan Menekan

Peredaran Uang Palsu

BOKS 2. Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus di

Kabupaten Kotawaringin Barat

48

48

48

48

49

49

49

51

52

52

53

54

vLAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019iv LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

BAB VIIPROSPEKPEREKONOMIAN DAERAH

7.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi Dunia dan

Nasional

7.2 Prospek Ekonomi Kalimantan Tengah

7.2.1 Prospek Sisi Permintaan

7.2.2 Prospek Sisi Penawaran

7.3 Prospek Inflasi Daerah

66

67

67

67

68

BAB VIKETENAGAKERJAAN DANKESEJAHTERAAN

6.1 Ketenagakerjaan

6.1.1 Partisipasi Angkatan Kerja

6.1.2 Tingkat Pengangguran Terbuka

6.2 Kesejahteraan

6.2.1 Kemiskinan

6.2.2 Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan

6.2.3 Daya Beli Masyarakat

6.2.4 Nilai Tukar Petani

58

58

59

60

60

61

62

62

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Kalimantan

Tengah Sisi Permintaan (yoy,%)

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah

Sisi Penawaran (%)

Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi

Kalimantan Tengah Tw II 2018, dan Tw I, II

2019

Tabel 2.2 Realisasi Belanja Daerah Provinsi Kalimantan

Tengah Tw II 2018 dan Tw I, II 2019

Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan Kabupaten/Kota di

Kalimantan Tengah Triwulan II 2019

Tabel 2.4 Realisasi Belanja Kabupaten/Kota di

Kalimantan Tengah Triwulan II 2019

Tabel 2.5 Rasio Kemandirian Kabupaten/Kota di

Kalimantan Tengah Triwulan II 2019

Tabel 3.1 Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok

Tabel 3.2 Komoditas Penyumbang Inflasi Kelompok

Bahan Makanan

Tabel 3.3 Kegiatan Pengendalian Inflasi TPID Provinsi

Kalimantan Tengah

Tabel 5.1 Perkembangan Inflow Outflow

Tabel 5.2 Kegiatan Kas Keliling

Tabel 5.3 Kegiatan Kas Titipan

Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut

Jenis Kegiatan Utama

Tabel 6.2 Angkatan Kerja dan Serapan Tenaga Kerja

Tabel 6.3 Sebaran Tenaga Kerja per Sektoral

Tabel 6.4 Daftar Komoditas Penyumbang Garis

Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah

Tabel 7.1 Perkembangan Ekonomi Dunia

Daftar Tabel3

10

18

19

20

21

21

26

26

31

50

51

51

58

58

59

61

66

BAB VSISTEM PEMBAYARAN DANPENGELOLAAN UANG RUPIAH

5.1 Kondisi Umum

5.2 Perkembangan Sistem Pembayaran Non Tunai

5.2.1 Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia

(SKNBI)

5.2.2 Transaksi Melalui Bank Indonesia - Real Time Gross

Settlement (BI-RTGS)

5.2.3 Layanan Keuangan Digital

5.2.4 Upaya Pengembangan Layanan Keuangan Non

Tunai dan Elektronifikasi

5.3 Perkembangan Sistem Pembayaran Tunai

5.3.1 Aliran Uang Kartal

5.3.2 Pengelolaan Uang Layak Edar

5.3.3 Pemberian Tanda Tidak Berharga pada Uang Tidak

Layak Edar (UTLE)

5.3.4 Perkembangan Temuan Uang Palsu

5.3.5 Upaya Menjaga Uang Layak Edar dan Menekan

Peredaran Uang Palsu

BOKS 2. Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus di

Kabupaten Kotawaringin Barat

48

48

48

48

49

49

49

51

52

52

53

54

vLAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019iv LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

Daftar GrafikGrafik 1.22 Perkembangan Volume Impor Kalimantan

Tengah (ribu ton)

Grafik 1.23 Perkembangan Negara Asal Impor LN (%)

Grafik 1.24 Perkembangan Komoditas Impor Utama (%)

Grafik 1.25 Perkembangan Produksi TBS (Juta Ton)

Grafik 1.26 Perkembangan Produksi Karet (Ribu ton)

Grafik 1.27 Perkembangan Curah Hujan (mm)

Grafik 1.28 Perkembangan Produksi CPO (Juta Ton)

Grafik 1.29 Perkembangan Harga CPO (USD/kg)

Grafik 1.30 Kredit LU Perdagangan

Grafik 1.31 Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini

Grafik 1.32 Perkembangan Ekspor Batu Bara

Kalimantan Tengah

Grafik 1.33 Perkembangan Ekspor Batu Bara Menuju

Jepang (Juta USD)

Grafik 2.1 Perkembangan Realisasi Pendapatan

Daerah Kalimantan Tengah (Rp Miliar)

Grafik 2.2 Pangsa Realisasi Pendapatan Daerah

Kalimantan Tengah Triwulan II 2019 (%)

Grafik 2.3 Perkembangan Realisasi Belanja Daerah

Kalimantan Tengah (Rp Miliar)

Grafik 2.4 Pangsa Realisasi Belanja Daerah Kalimantan

Tengah Triwulan II 2019 (%)

Grafik 2.5 Komponen Pendapatan Daerah Triwulan II

2019 (Rp Miliar)

Grafik 2.6 Kontribusi Komponen Pendapatan Triwulan II

2019 (%)

Grafik 2.7 Komponen Belanja Daerah Tahun 2015 -

2019 (Rp Miliar)

Grafik 2.8 Kontribusi Komponen Belanja Daerah

Triwulan II 2019

Grafik 3.1 Inflasi Kalimantan Tengah terhadap

Nasional

2

2

2

4

4

4

4

5

5

5

6

6

6

6

7

7

8

8

8

8

9

9

9

9

11

11

11

12

12

12

12

13

13

16

16

17

17

18

18

19

19

25

Daftar GrafikGrafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi

Kalimantan

Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan

Tengah dan Nasional

Grafik 1.3 Pangsa Ekonomi Provinsi di Kalimantan

Triwulan II 2019

Grafik 1.4 Indeks Tendensi Konsumen

Grafik 1.5 Indeks Pendapatan Rumah Tangga

Grafik 1.6 Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi

Kalimantan Tengah

Grafik 1.7 Konsumsi Listrik Rumah Tangga Provinsi

Kalimantan Tengah

Grafik 1.8 Indeks Ekspektasi Konsumen

Grafik 1.9 Perkembangan Belanja Provinsi Kalimantan

Tengah

Grafik 1.10 Perkembangan Deposito Pemerintah Daerah

Grafik 1.11 Likert Scale Investasi

Grafik 1.12 Perkembangan Kredit Investasi

Grafik 1.13 Nominal Impor Barang Industri (Juta USD)

Grafik 1.14 Volume Impor Barang Industri (Ribu Ton)

Grafik 1.15 Perkembangan Nilai Ekspor Kalimantan

Tengah (Juta USD)

Grafik 1.16 Perkembangan Volume Ekspor Kalimantan

Tengah (Ton)

Grafik 1.17 Perkembangan Ekspor Komoditas Utama (%)

Grafik 1.18 Perkembangan Pangsa Komoditas Ekspor

Utama (%)

Grafik 1.19 Perkembangan Ekspor Negara Mitra Dagang

Utama (%)

Grafik 1.20 Perkembangan Pangsa Komoditas Ekspor

Negara Mitra Dagang (%)

Grafik 1.21 Perkembangan Nilai Impor Kalimantan

Tengah (Juta USD)

Grafik 3.2 Inflasi Tahun Berjalan Kalimantan Tengah

Grafik 3.3 Perkembangan Harga Komoditas Mingguan

(PIHPS)

Grafik 3.4 Inflasi Tahunan Kota Sampel

Grafik 3.5 Inflasi Tahunan Dua Kota Per Kelompok

Komoditas Triwulan II 2019

Grafik 3.6 Inflasi Kota-kota di Kalimantan

Grafik 3.7 Inflasi Provinsi di Kalimantan

Grafik 4.1 Pertumbuhan Aset Perbankan

Grafik 4.2 Dana Pihak Ketiga (DPK)

Grafik 4.3 Komposisi DPK Perbankan

Grafik 4.4 Pertumbuhan Kredit Perbankan

Grafik 4.5 Komposisi Kredit Perbankan

Grafik 4.6 Suku Bunga Komponen Kredit Berdasarkan

Penggunaan

Grafik 4.7 Suku Bunga Komponen DPK (Giro,

Tabungan, dan Deposito)

Grafik 4.8 NPL Kredit Berdasarkan Penggunaan

Grafik 4.9 NPL Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi

Grafik 4.10 Kredit korporasi Berdasarkan Penggunaan

Grafik 4.11 Kredit Korporasi Berdasarkan Sektor Usaha

Grafik 4.12 Kualitas Kredit Korporasi dan Komponennya

Grafik 4.13 Dana Pihak Ketiga (DPK)

Grafik 4.14 Komposisi DPK Perbankan

Grafik 4.15 Indeks Kondisi Ekonomi (IKE)

Grafik 4.16 Ekspektasi Kondisi Ekonomi 6 bulan yang

akan datang

Grafik 4.17 Indeks Tendensi Konsumen (ITK)

Grafik 4.18 Ekspektasi Harga Survei Konsumen

Grafik 4.19 Pertumbuhan Kredit dan NPL Kredit RT

Grafik 4.20 Komposisi Kredit RT

Grafik 4.21 NPL Kredit RT Berdasarkan Penggunaan

Grafik 4.22 DPK Perseorangan

Grafik 4.23 Komposisi DPK Perseorangan

Grafik 4.24 Pertumbuhan & NPL Kredit UMKM

Grafik 4.25 Pertumbuhan Kredit UMKM (Penggunaan)

Grafik 5.1 Transaksi Kliring

Grafik 5.2 Transaksi RTGS

Grafik 5.3 Jumlah Agen dan Jumlah Rekening yang

Bertransaksi Melalui Agen LKD di Kalteng

Grafik 5.4 Transaksi Uang Kartal

Grafik 5.5 Tren Net Outflow

Grafik 5.6 Perkembangan Inflow Uang Kartal

Grafik 5.7 Transaksi Outflow Uang Kartal

Grafik 5.8 Pemusnahan UTLE di KPw Kalimantan

Tengah

Grafik 5.9 Perkembangan Temuan Uang Palsu

Grafik 5.10 Temuan Uang Palsu Berdasarkan Pecahan

Grafik 6.1 Pertumbuhan Angkatan Kerja dan Serapan

Tenaga Kerja

Grafik 6.2 Likert Scale Penggunaan Tenaga Kerja Liason

Bank Indonesia

Grafik 6.3 Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan

dan Kondisi Usaha

Grafik 6.4 Angka Kemiskinan Kalimantan Tengah

Secara Spasial

Grafik 6.5 Indeks Penghasilan Survei Konsumen Bank

Indonesia

Grafik 6.6 Indeks Kedalaman Kemiskinan Provinsi

Kalimantan Tengah

Grafik 6.7 Indeks Keparahan Kemiskinan Provinsi

Kalimantan Tengah

Grafik 6.8 Indeks Kondisi Ekonomi Provinsi Kalimantan

Tengah

Grafik 6.9 Indeks Ekspektasi Konsumen Provinsi

Kalimantan Tengah

Grafik 6.10 NTP Kalimantan Tengah

Grafik 6.11 NTP Kalimantan Tengah dan Komponennya

42

42

48

48

49

50

50

50

50

52

53

53

59

59

59

59

61

61

61

62

62

63

63

25

26

29

29

30

30

34

35

35

35

36

36

36

37

37

38

38

38

39

39

40

40

40

40

40

41

41

41

41

viiLAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019vi LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

Daftar GrafikGrafik 1.22 Perkembangan Volume Impor Kalimantan

Tengah (ribu ton)

Grafik 1.23 Perkembangan Negara Asal Impor LN (%)

Grafik 1.24 Perkembangan Komoditas Impor Utama (%)

Grafik 1.25 Perkembangan Produksi TBS (Juta Ton)

Grafik 1.26 Perkembangan Produksi Karet (Ribu ton)

Grafik 1.27 Perkembangan Curah Hujan (mm)

Grafik 1.28 Perkembangan Produksi CPO (Juta Ton)

Grafik 1.29 Perkembangan Harga CPO (USD/kg)

Grafik 1.30 Kredit LU Perdagangan

Grafik 1.31 Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini

Grafik 1.32 Perkembangan Ekspor Batu Bara

Kalimantan Tengah

Grafik 1.33 Perkembangan Ekspor Batu Bara Menuju

Jepang (Juta USD)

Grafik 2.1 Perkembangan Realisasi Pendapatan

Daerah Kalimantan Tengah (Rp Miliar)

Grafik 2.2 Pangsa Realisasi Pendapatan Daerah

Kalimantan Tengah Triwulan II 2019 (%)

Grafik 2.3 Perkembangan Realisasi Belanja Daerah

Kalimantan Tengah (Rp Miliar)

Grafik 2.4 Pangsa Realisasi Belanja Daerah Kalimantan

Tengah Triwulan II 2019 (%)

Grafik 2.5 Komponen Pendapatan Daerah Triwulan II

2019 (Rp Miliar)

Grafik 2.6 Kontribusi Komponen Pendapatan Triwulan II

2019 (%)

Grafik 2.7 Komponen Belanja Daerah Tahun 2015 -

2019 (Rp Miliar)

Grafik 2.8 Kontribusi Komponen Belanja Daerah

Triwulan II 2019

Grafik 3.1 Inflasi Kalimantan Tengah terhadap

Nasional

2

2

2

4

4

4

4

5

5

5

6

6

6

6

7

7

8

8

8

8

9

9

9

9

11

11

11

12

12

12

12

13

13

16

16

17

17

18

18

19

19

25

Daftar GrafikGrafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi

Kalimantan

Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan

Tengah dan Nasional

Grafik 1.3 Pangsa Ekonomi Provinsi di Kalimantan

Triwulan II 2019

Grafik 1.4 Indeks Tendensi Konsumen

Grafik 1.5 Indeks Pendapatan Rumah Tangga

Grafik 1.6 Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi

Kalimantan Tengah

Grafik 1.7 Konsumsi Listrik Rumah Tangga Provinsi

Kalimantan Tengah

Grafik 1.8 Indeks Ekspektasi Konsumen

Grafik 1.9 Perkembangan Belanja Provinsi Kalimantan

Tengah

Grafik 1.10 Perkembangan Deposito Pemerintah Daerah

Grafik 1.11 Likert Scale Investasi

Grafik 1.12 Perkembangan Kredit Investasi

Grafik 1.13 Nominal Impor Barang Industri (Juta USD)

Grafik 1.14 Volume Impor Barang Industri (Ribu Ton)

Grafik 1.15 Perkembangan Nilai Ekspor Kalimantan

Tengah (Juta USD)

Grafik 1.16 Perkembangan Volume Ekspor Kalimantan

Tengah (Ton)

Grafik 1.17 Perkembangan Ekspor Komoditas Utama (%)

Grafik 1.18 Perkembangan Pangsa Komoditas Ekspor

Utama (%)

Grafik 1.19 Perkembangan Ekspor Negara Mitra Dagang

Utama (%)

Grafik 1.20 Perkembangan Pangsa Komoditas Ekspor

Negara Mitra Dagang (%)

Grafik 1.21 Perkembangan Nilai Impor Kalimantan

Tengah (Juta USD)

Grafik 3.2 Inflasi Tahun Berjalan Kalimantan Tengah

Grafik 3.3 Perkembangan Harga Komoditas Mingguan

(PIHPS)

Grafik 3.4 Inflasi Tahunan Kota Sampel

Grafik 3.5 Inflasi Tahunan Dua Kota Per Kelompok

Komoditas Triwulan II 2019

Grafik 3.6 Inflasi Kota-kota di Kalimantan

Grafik 3.7 Inflasi Provinsi di Kalimantan

Grafik 4.1 Pertumbuhan Aset Perbankan

Grafik 4.2 Dana Pihak Ketiga (DPK)

Grafik 4.3 Komposisi DPK Perbankan

Grafik 4.4 Pertumbuhan Kredit Perbankan

Grafik 4.5 Komposisi Kredit Perbankan

Grafik 4.6 Suku Bunga Komponen Kredit Berdasarkan

Penggunaan

Grafik 4.7 Suku Bunga Komponen DPK (Giro,

Tabungan, dan Deposito)

Grafik 4.8 NPL Kredit Berdasarkan Penggunaan

Grafik 4.9 NPL Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi

Grafik 4.10 Kredit korporasi Berdasarkan Penggunaan

Grafik 4.11 Kredit Korporasi Berdasarkan Sektor Usaha

Grafik 4.12 Kualitas Kredit Korporasi dan Komponennya

Grafik 4.13 Dana Pihak Ketiga (DPK)

Grafik 4.14 Komposisi DPK Perbankan

Grafik 4.15 Indeks Kondisi Ekonomi (IKE)

Grafik 4.16 Ekspektasi Kondisi Ekonomi 6 bulan yang

akan datang

Grafik 4.17 Indeks Tendensi Konsumen (ITK)

Grafik 4.18 Ekspektasi Harga Survei Konsumen

Grafik 4.19 Pertumbuhan Kredit dan NPL Kredit RT

Grafik 4.20 Komposisi Kredit RT

Grafik 4.21 NPL Kredit RT Berdasarkan Penggunaan

Grafik 4.22 DPK Perseorangan

Grafik 4.23 Komposisi DPK Perseorangan

Grafik 4.24 Pertumbuhan & NPL Kredit UMKM

Grafik 4.25 Pertumbuhan Kredit UMKM (Penggunaan)

Grafik 5.1 Transaksi Kliring

Grafik 5.2 Transaksi RTGS

Grafik 5.3 Jumlah Agen dan Jumlah Rekening yang

Bertransaksi Melalui Agen LKD di Kalteng

Grafik 5.4 Transaksi Uang Kartal

Grafik 5.5 Tren Net Outflow

Grafik 5.6 Perkembangan Inflow Uang Kartal

Grafik 5.7 Transaksi Outflow Uang Kartal

Grafik 5.8 Pemusnahan UTLE di KPw Kalimantan

Tengah

Grafik 5.9 Perkembangan Temuan Uang Palsu

Grafik 5.10 Temuan Uang Palsu Berdasarkan Pecahan

Grafik 6.1 Pertumbuhan Angkatan Kerja dan Serapan

Tenaga Kerja

Grafik 6.2 Likert Scale Penggunaan Tenaga Kerja Liason

Bank Indonesia

Grafik 6.3 Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan

dan Kondisi Usaha

Grafik 6.4 Angka Kemiskinan Kalimantan Tengah

Secara Spasial

Grafik 6.5 Indeks Penghasilan Survei Konsumen Bank

Indonesia

Grafik 6.6 Indeks Kedalaman Kemiskinan Provinsi

Kalimantan Tengah

Grafik 6.7 Indeks Keparahan Kemiskinan Provinsi

Kalimantan Tengah

Grafik 6.8 Indeks Kondisi Ekonomi Provinsi Kalimantan

Tengah

Grafik 6.9 Indeks Ekspektasi Konsumen Provinsi

Kalimantan Tengah

Grafik 6.10 NTP Kalimantan Tengah

Grafik 6.11 NTP Kalimantan Tengah dan Komponennya

42

42

48

48

49

50

50

50

50

52

53

53

59

59

59

59

61

61

61

62

62

63

63

25

26

29

29

30

30

34

35

35

35

36

36

36

37

37

38

38

38

39

39

40

40

40

40

40

41

41

41

41

viiLAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019vi LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

PEREKONOMIAN DAERAH

INDIKATORI II

2018

MAKRO EKONOMI REGIONAL

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (%, YOY)

BERDASARKAN SEKTORAL

1 . PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN

2 . PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

3 . INDUSTRI PENGOLAHAN

4 . PENGADAAN LISTRIK DAN GAS

5 . PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN DAUR ULANG

6 . KONSTRUKSI

7 . PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN; REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR

8 . TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN

9 . PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM

10 . INFORMASI DAN KOMUNIKASI

11 . JASA KEUANGAN DAN ASURANSI

12 . REAL ESTATE

13 . JASA PERUSAHAAN

14 . ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB

15 . JASA PENDIDIKAN

16 . JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL

17 . JASA LAINNYA

BERDASARKAN PERMINTAAN

1 . PENGELUARAN KONSUMSI RT

2 . PENGELUARAN KONSUMSI LNPRT

3 . PENGELUARAN KONSUMSI PEMERINTAH

4 . PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO

5 . PERUBAHAN INVENTORI

6 . EKSPOR LUAR NEGERI

7 . IMPOR LUAR NEGERI

INFLASI (%, YOY)

1. KOTA PALANGKA RAYA

2 . KOTA SAMPIT

6,72

4,52

5,82

5,29

8,27

6,38

8,88

5,45

4,21

4,46

(18,86)

4,47

4,21

5,26

1,54

5,82

2,88

4,50

2,30

2,32

5,57

(15,58)

738,22

2,23

2017III

6,40

14,28

11,52

11,86

5,56

186,85

5,57

IV2018

6,32

1,33

1,58

8,56

5,56

4,48

8,89

5,50

1,27

122,29

8,21

1,48

11,30

8,50

6,87

8,28

8,57

8,38

1,83

165,57

I

6,03

5,33

6,31

(0,07)

9,58

5,86

7,12

10,56

10,28

7,38

8,23

3,42

9,93

8,76

6,54

7,80

7,85

5,98

3,69

11,26

(1,63)

4,43

0,97

32,26

86,18

3,83

3,47

4,47

2019

II

7,67

6,26

16,11

(1,24)

9,40

6,81

9,36

7,93

9,63

7,11

6,66

1,61

7,49

5,90

12,35

9,19

7,45

8,55

4,92

6,73

3,85

0,64

(4,93)

66,35

(83,41)

2,89

2,76

3,11

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

INDIKATORIII IV

2016

I II III IV

2017

I II

2018

PERBANKAN

DANA PIHAK KETIGA (%, YOY)

1 . GIRO

2 . TABUNGAN

3 . DEPOSITO

KREDIT (%, YOY)

1 . MODAL KERJA

2 . INVESTASI

3 . KONSUMSI

KREDIT UMKM (%, YOY)

NON PERFORMING LOAN (NPL) GROSS - (%)

SISTEM PEMBAYARAN

TRANSAKSI TUNAI (%, YOY)

0,04

-12,37

13,71

-10,02

-3,61

8,42

-16,07

7,04

20,47

2,72

-20,77

11,91

11,39

10,83

15,21

0,91

15,47

-11,86

9,40

19,94

2,86

2,92

9,48

-1,04

12,39

16,97

21,61

18,70

31,37

9,39

20,83

2,58

16,80

16,65

23,96

12,09

17,85

23,72

19,41

35,51

10,24

22,84

2,28

11,03

18,90

34,12

48,79

16.33

22,25

11,95

37,02

11,60

23,63

1,42

1,45

12,66

9,78

12,16

16,49

38,42

45,15

51,78

13,93

19,95

1,12

15,63

7,84

6,39

14,38

-3,82

15,62

51,76

-4,00

17,02

19,13

0,94

-2,02

4,07

(7,60)

10,86

4,87

21,89

63,42

3,12

15,30

13,42

1,25

25,81

III

6,89

(14,32)

13,20

19,54

22,56

55,12

7,19

17,18

7,62

1,18

16,64

IV I

12,40

(5,94)

5,25

51,88

16,90

7,46

28,03

11,90

10,59

1,71

18,27

2019

II

7,87

(8,40)

0,73

44,00

8,49

(2,28)

15,96

11,32

9,37

1,95

(12,12)

ixLAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

Tabel Indikator

PEREKONOMIAN DAERAH

INDIKATORI II

2018

MAKRO EKONOMI REGIONAL

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (%, YOY)

BERDASARKAN SEKTORAL

1 . PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN

2 . PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

3 . INDUSTRI PENGOLAHAN

4 . PENGADAAN LISTRIK DAN GAS

5 . PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN DAUR ULANG

6 . KONSTRUKSI

7 . PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN; REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR

8 . TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN

9 . PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM

10 . INFORMASI DAN KOMUNIKASI

11 . JASA KEUANGAN DAN ASURANSI

12 . REAL ESTATE

13 . JASA PERUSAHAAN

14 . ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB

15 . JASA PENDIDIKAN

16 . JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL

17 . JASA LAINNYA

BERDASARKAN PERMINTAAN

1 . PENGELUARAN KONSUMSI RT

2 . PENGELUARAN KONSUMSI LNPRT

3 . PENGELUARAN KONSUMSI PEMERINTAH

4 . PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO

5 . PERUBAHAN INVENTORI

6 . EKSPOR LUAR NEGERI

7 . IMPOR LUAR NEGERI

INFLASI (%, YOY)

1. KOTA PALANGKA RAYA

2 . KOTA SAMPIT

6,72

4,52

5,82

5,29

8,27

6,38

8,88

5,45

4,21

4,46

(18,86)

4,47

4,21

5,26

1,54

5,82

2,88

4,50

2,30

2,32

5,57

(15,58)

738,22

2,23

2017III

6,40

14,28

11,52

11,86

5,56

186,85

5,57

IV2018

6,32

1,33

1,58

8,56

5,56

4,48

8,89

5,50

1,27

122,29

8,21

1,48

11,30

8,50

6,87

8,28

8,57

8,38

1,83

165,57

I

6,03

5,33

6,31

(0,07)

9,58

5,86

7,12

10,56

10,28

7,38

8,23

3,42

9,93

8,76

6,54

7,80

7,85

5,98

3,69

11,26

(1,63)

4,43

0,97

32,26

86,18

3,83

3,47

4,47

2019

II

7,67

6,26

16,11

(1,24)

9,40

6,81

9,36

7,93

9,63

7,11

6,66

1,61

7,49

5,90

12,35

9,19

7,45

8,55

4,92

6,73

3,85

0,64

(4,93)

66,35

(83,41)

2,89

2,76

3,11

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

INDIKATORIII IV

2016

I II III IV

2017

I II

2018

PERBANKAN

DANA PIHAK KETIGA (%, YOY)

1 . GIRO

2 . TABUNGAN

3 . DEPOSITO

KREDIT (%, YOY)

1 . MODAL KERJA

2 . INVESTASI

3 . KONSUMSI

KREDIT UMKM (%, YOY)

NON PERFORMING LOAN (NPL) GROSS - (%)

SISTEM PEMBAYARAN

TRANSAKSI TUNAI (%, YOY)

0,04

-12,37

13,71

-10,02

-3,61

8,42

-16,07

7,04

20,47

2,72

-20,77

11,91

11,39

10,83

15,21

0,91

15,47

-11,86

9,40

19,94

2,86

2,92

9,48

-1,04

12,39

16,97

21,61

18,70

31,37

9,39

20,83

2,58

16,80

16,65

23,96

12,09

17,85

23,72

19,41

35,51

10,24

22,84

2,28

11,03

18,90

34,12

48,79

16.33

22,25

11,95

37,02

11,60

23,63

1,42

1,45

12,66

9,78

12,16

16,49

38,42

45,15

51,78

13,93

19,95

1,12

15,63

7,84

6,39

14,38

-3,82

15,62

51,76

-4,00

17,02

19,13

0,94

-2,02

4,07

(7,60)

10,86

4,87

21,89

63,42

3,12

15,30

13,42

1,25

25,81

III

6,89

(14,32)

13,20

19,54

22,56

55,12

7,19

17,18

7,62

1,18

16,64

IV I

12,40

(5,94)

5,25

51,88

16,90

7,46

28,03

11,90

10,59

1,71

18,27

2019

II

7,87

(8,40)

0,73

44,00

8,49

(2,28)

15,96

11,32

9,37

1,95

(12,12)

ixLAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

Tabel Indikator

PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONALKinerja perekonomian Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 tumbuh

meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Laju perekonomian

didorong oleh kinerja lapangan usaha pertanian dan pertambangan. Di sisi

permintaan, pertumbuhan permintaan domestik dan kinerja ekspor menjadi

faktor utama pendorong pertumbuhan.

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan III 2019 diprakirakan akan

mengalami perlambatan, disebabkan oleh penurunan kinerja lapangan usaha

pertambangan dan lapangan usaha perdagangan seiring dengan pelemahan

permintaan negara mitra dagang utama dan normalisasi permintaan domestik.

Lebih lanjut, konsumsi rumah tangga akan melambat sejalan dengan normalisasi

konsumsi masyarakat pasca HBKN, dan ekspor juga diprakirakan melambat

sebagai dampak dari pelemahan permintaan global.

Ringkasan UmumPerekonomian Kalimantan

Tengah tumbuh meningkat

pada triwulan II 2019.

Namun, pada triwulan III

2019 ekonomi Kalimantan

Tengah diprakirakan akan

melambat, disebabkan oleh

pelemahan permintaan

domestik dan ekspor.

Kinerja perbankan pada

triwulan II 2019 mengalami

peningkatan di ikuti dengan

penurunan kualitas kredit,

namun masih terjaga di level

yang aman.

Kinerja intermediasi perbankan di Kalimantan Tengah meningkat secara nominal

pada triwulan II 2019 dari sisi aset, DPK dan kredit meskipun memiliki pertumbuhan

yang melambat. Di sisi lain, risiko kredit bermasalah perbankan di Kalimantan

Tengah mengalami peningkatan yang tercermin dari tren rasio NPL yang

meningkat namun masih terjaga pada level yang aman di bawah threshold 5%. Sementara itu, peran perbankan dalam pembiayaan UMKM di Provinsi Kalimantan

Tengah telah melampaui ketentuan minimal 20% dari total kredit perbankan

Kalimantan Tengah.

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAHRealisasi pendapatan Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019

mengalami peningkatan, didorong oleh peningkatan komponen pendapatan

transfer.

Di sisi lain, realisasi belanja pemerintah daerah mengalami kontraksi pada triwulan

II 2019, disebabkan rendahnya realisasi komponen belanja modal.

Realisasi pendapatan

daerah meningkat. Namun

di sisi lain terjadi

penurunan realisasi belanja

pemerintah daerah.

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAHLaju inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 tercatat lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, didorong oleh meredanya tekanan

kelompok volatile food, dampak terkendalinya harga pangan pada bulan Ramadan

dan Hari Raya Idul Fitri. Tekanan inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan III 2019

diprakirakan akan menurun seiring dengan normalisasi harga komoditas volatile

food pasca HBKN serta pengurangan tekanan inflasi administered price sebagai

dampak dari penerapan kebijakan tarif angkutan udara oleh pemerintah.

Realisasi inflasi Kalimantan

Tengah pada triwulan II 2019

lebih rendah dibandingkan

dengan triwulan

sebelumnya, terkendalinya

harga pangan menjelang

HBKN menjadi penyebab

rendahnya realisasi.

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN, DAN UMKM

SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAHVolume transaksi pembayaran non tunai pada triwulan II 2019 melalui kliring

menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, sejalan

dengan peningkatan realisasi belanja pemerintah daerah dan konsumsi rumah

tangga di Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019.

Di sisi lain, aliran uang di provinsi Kalimantan Tengah masih melanjutkan tren net

outflow pada triwulan I 2019 dan menunjukan peningkatan sejalan dengan

meningkatnya aliran outflow pada bulan Ramadan dan Hari Raya idul Fitri.

Transaksi sistem

pembayaran non tunai dan

tunai menunjukkan

peningkatan, sejalan dengan

bulan Ramadhan dan Hari

Raya Idul Fitri.

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAANKondisi ketenagakerjaan Kalimantan Tengah sampai dengan Februari 2019

mengalami penurunan, tercermin dari peningkatan angka Tingkat Pengangguran

Terbuka dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara, tingkat

kemiskinan Kalimantan Tengah sampai dengan bulan Maret 2019 mengalami

penurunan dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.

Kondisi ketenagakerjaan

mengalami penurunan,

sementara kondisi

kesejahteraan Kalimantan

Tengah membaik.

xiLAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019x LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONALKinerja perekonomian Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 tumbuh

meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Laju perekonomian

didorong oleh kinerja lapangan usaha pertanian dan pertambangan. Di sisi

permintaan, pertumbuhan permintaan domestik dan kinerja ekspor menjadi

faktor utama pendorong pertumbuhan.

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan III 2019 diprakirakan akan

mengalami perlambatan, disebabkan oleh penurunan kinerja lapangan usaha

pertambangan dan lapangan usaha perdagangan seiring dengan pelemahan

permintaan negara mitra dagang utama dan normalisasi permintaan domestik.

Lebih lanjut, konsumsi rumah tangga akan melambat sejalan dengan normalisasi

konsumsi masyarakat pasca HBKN, dan ekspor juga diprakirakan melambat

sebagai dampak dari pelemahan permintaan global.

Ringkasan UmumPerekonomian Kalimantan

Tengah tumbuh meningkat

pada triwulan II 2019.

Namun, pada triwulan III

2019 ekonomi Kalimantan

Tengah diprakirakan akan

melambat, disebabkan oleh

pelemahan permintaan

domestik dan ekspor.

Kinerja perbankan pada

triwulan II 2019 mengalami

peningkatan di ikuti dengan

penurunan kualitas kredit,

namun masih terjaga di level

yang aman.

Kinerja intermediasi perbankan di Kalimantan Tengah meningkat secara nominal

pada triwulan II 2019 dari sisi aset, DPK dan kredit meskipun memiliki pertumbuhan

yang melambat. Di sisi lain, risiko kredit bermasalah perbankan di Kalimantan

Tengah mengalami peningkatan yang tercermin dari tren rasio NPL yang

meningkat namun masih terjaga pada level yang aman di bawah threshold 5%. Sementara itu, peran perbankan dalam pembiayaan UMKM di Provinsi Kalimantan

Tengah telah melampaui ketentuan minimal 20% dari total kredit perbankan

Kalimantan Tengah.

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAHRealisasi pendapatan Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019

mengalami peningkatan, didorong oleh peningkatan komponen pendapatan

transfer.

Di sisi lain, realisasi belanja pemerintah daerah mengalami kontraksi pada triwulan

II 2019, disebabkan rendahnya realisasi komponen belanja modal.

Realisasi pendapatan

daerah meningkat. Namun

di sisi lain terjadi

penurunan realisasi belanja

pemerintah daerah.

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAHLaju inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 tercatat lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, didorong oleh meredanya tekanan

kelompok volatile food, dampak terkendalinya harga pangan pada bulan Ramadan

dan Hari Raya Idul Fitri. Tekanan inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan III 2019

diprakirakan akan menurun seiring dengan normalisasi harga komoditas volatile

food pasca HBKN serta pengurangan tekanan inflasi administered price sebagai

dampak dari penerapan kebijakan tarif angkutan udara oleh pemerintah.

Realisasi inflasi Kalimantan

Tengah pada triwulan II 2019

lebih rendah dibandingkan

dengan triwulan

sebelumnya, terkendalinya

harga pangan menjelang

HBKN menjadi penyebab

rendahnya realisasi.

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN, DAN UMKM

SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAHVolume transaksi pembayaran non tunai pada triwulan II 2019 melalui kliring

menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, sejalan

dengan peningkatan realisasi belanja pemerintah daerah dan konsumsi rumah

tangga di Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019.

Di sisi lain, aliran uang di provinsi Kalimantan Tengah masih melanjutkan tren net

outflow pada triwulan I 2019 dan menunjukan peningkatan sejalan dengan

meningkatnya aliran outflow pada bulan Ramadan dan Hari Raya idul Fitri.

Transaksi sistem

pembayaran non tunai dan

tunai menunjukkan

peningkatan, sejalan dengan

bulan Ramadhan dan Hari

Raya Idul Fitri.

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAANKondisi ketenagakerjaan Kalimantan Tengah sampai dengan Februari 2019

mengalami penurunan, tercermin dari peningkatan angka Tingkat Pengangguran

Terbuka dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara, tingkat

kemiskinan Kalimantan Tengah sampai dengan bulan Maret 2019 mengalami

penurunan dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.

Kondisi ketenagakerjaan

mengalami penurunan,

sementara kondisi

kesejahteraan Kalimantan

Tengah membaik.

xiLAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019x LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAHPertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2019 diprakirakan

mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, berada pada

kisaran 6,46% - 6,86% (yoy). Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Tengah pada tahun 2019 akan didorong oleh konsumsi rumah tangga,

dan ekspor. Sementara dari sisi penawaran, membaiknya kinerja lapangan usaha

pertambangan pasca mengalami tekanan pada tahun 2018, dan kinerja lapangan

usaha pertanian dan perdagangan yang tetap kuat akan menjadi faktor pendorong

pertumbuhan.

Secara keseluruhan, diprakirakan inflasi Kalimantan Tengah tahun 2019 akan

berada pada rentang 2,02% - 2,42% (yoy) dengan kecenderungan menuju batas

bawah. Inflasi Kalimantan Tengah diprakirakan akan menurun dibandingkan

dengan realisasi inflasi tahun 2018. Baseline effect tingginya realisasi inflasi pada

tahun 2018, dan normalisasi harga akan mendorong capaian inflasi Provinsi

Kalimantan Tengah lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Di samping itu,

upaya pengendalian inflasi yang terus dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi

Daerah (TPID) Kalimantan Tengah dalam mengendalikan harga, khususnya

komoditas daging ayam ras, diprakirakan akan meredam tekanan inflasi pada

tahun 2019.

Ringkasan UmumEkonomi Kalimantan

Tengah pada tahun 2019

diprakirakan akan tumbuh

positif, sementara inflasi

diprakirakan cenderung

lebih rendah dari tahun

sebelumnya.

PERKEMBANGAN EKONOMIMAKRO REGIONAL01

Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan II 2019 tumbuh meningkat sebesar 7,67% (yoy),

lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I 2019 yang tumbuh sebesar 6,03% (yoy).

Di sisi penawaran, meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 disebabkan oleh kinerja lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan serta lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang tumbuh lebih meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Di sisi permintaan, peningkatan konsumsi RT serta kinerja ekspor yang tetap kuat ditopang oleh peningkatan kinerja ekspor luar negeri menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah.

Memasuki triwulan III 2019, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah diprakirakan melambat disebabkan oleh normalisasi konsumsi RT pasca HBKN serta pelemahan kinerja ekspor akibat pelemahan harga dan permintaan batubara dunia. Di sisi lapangan usaha, penurunan permintaan global menyebabkan pelemahan lapangan usaha pertambangan, dan lapangan usaha perdagangan mengalami perlambatan akibat normalisasi konsumsi pasca hari besar keagamaan nasional.

xii LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAHPertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2019 diprakirakan

mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, berada pada

kisaran 6,46% - 6,86% (yoy). Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Tengah pada tahun 2019 akan didorong oleh konsumsi rumah tangga,

dan ekspor. Sementara dari sisi penawaran, membaiknya kinerja lapangan usaha

pertambangan pasca mengalami tekanan pada tahun 2018, dan kinerja lapangan

usaha pertanian dan perdagangan yang tetap kuat akan menjadi faktor pendorong

pertumbuhan.

Secara keseluruhan, diprakirakan inflasi Kalimantan Tengah tahun 2019 akan

berada pada rentang 2,02% - 2,42% (yoy) dengan kecenderungan menuju batas

bawah. Inflasi Kalimantan Tengah diprakirakan akan menurun dibandingkan

dengan realisasi inflasi tahun 2018. Baseline effect tingginya realisasi inflasi pada

tahun 2018, dan normalisasi harga akan mendorong capaian inflasi Provinsi

Kalimantan Tengah lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Di samping itu,

upaya pengendalian inflasi yang terus dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi

Daerah (TPID) Kalimantan Tengah dalam mengendalikan harga, khususnya

komoditas daging ayam ras, diprakirakan akan meredam tekanan inflasi pada

tahun 2019.

Ringkasan UmumEkonomi Kalimantan

Tengah pada tahun 2019

diprakirakan akan tumbuh

positif, sementara inflasi

diprakirakan cenderung

lebih rendah dari tahun

sebelumnya.

PERKEMBANGAN EKONOMIMAKRO REGIONAL01

Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan II 2019 tumbuh meningkat sebesar 7,67% (yoy),

lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I 2019 yang tumbuh sebesar 6,03% (yoy).

Di sisi penawaran, meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 disebabkan oleh kinerja lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan serta lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang tumbuh lebih meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Di sisi permintaan, peningkatan konsumsi RT serta kinerja ekspor yang tetap kuat ditopang oleh peningkatan kinerja ekspor luar negeri menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah.

Memasuki triwulan III 2019, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah diprakirakan melambat disebabkan oleh normalisasi konsumsi RT pasca HBKN serta pelemahan kinerja ekspor akibat pelemahan harga dan permintaan batubara dunia. Di sisi lapangan usaha, penurunan permintaan global menyebabkan pelemahan lapangan usaha pertambangan, dan lapangan usaha perdagangan mengalami perlambatan akibat normalisasi konsumsi pasca hari besar keagamaan nasional.

xii LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

1.1 KONDISI UMUM

Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah dan Nasional

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

0

8

16

24

32

0

2

4

6

8

10

12RP. TRILIUN %YOY

PDRB (ADHK) - KI G. KALTENG - KA G. NASIONAL - KA

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Kalimantan

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

%YOY

KALTENG KALBAR KALSEL KALTARA KALTIM KALIMANTAN

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

9,00

Q1 2019 Q2 2019

6,03

5,07

4,08

7,13

5,36 5,33

7,67

5,08

4,24

7,87

5,43 5,65

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

Kinerja ekonomi regional Kalimantan mengalami

peningkatan. Pada triwulan II 2019, ekonomi regional

Kalimantan tercatat mengalami pertumbuhan sebesar

5,65% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan I

2019 yang tumbuh sebesar 5,33% (yoy). Tingkat

pertumbuhan ekonomi di seluruh provinsi di Kalimantan

tercatat mengalami peningkatan dibanding triwulan

sebelumnya (Grafik 1.1). Secara umum, peningkatan

ekonomi di Kalimantan dipengaruhi oleh peningkatan

kinerja lapangan usaha utama yang masih terjaga di

tengah penurunan permintaan global. Lapangan usaha

pertambangan di Kalimantan meningkat didorong oleh

peningkatan produksi batubara untuk memenuhi

permintaan ekspor dari negara mitra dagang di ASEAN dan

Tiongkok yang meningkat. Di sisi lain, perlambatan pada

sektor pertanian akibat harga komoditas karet dan TBS

yang relatif rendah menjadi penahan pertumbuhan

ekonomi Kalimantan pada triwulan ini. Berdasarkan

pangsanya, ekonomi Kalimantan T imur tetap

mendominasi perekonomian regional Kalimantan dengan

pangsa ekonomi tertinggi sebesar 51,15%, sedangkan

pangsa ekonomi Kalimantan Tengah tercatat sebesar

11,60%, sedikit menurun dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya sebesar 11,61% (Grafik 1.3).

Kinerja ekonomi Kalimantan Tengah selama triwulan

II 2019 menunjukkan peningkatan dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya, sejalan dengan

perkembangan regional. Laju perekonomian

Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 sebesar 7,67%

(yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan capaian triwulan I

2019 sebesar 6,03% (yoy), dan rata-rata pertumbuhan lima

tahun ke belakang periode yang sama sebesar 6,48% (yoy)

(Grafik 1.2). Dari sisi permintaan, pertumbuhan didorong

oleh meningkatnya permintaan domestik seiring dengan

peningkatan aktivitas konsumsi rumah tangga menjelang

HBKN dan konsumsi pemerintah terkait dengan kegiatan

Pemilu, serta tetap kuatnya kinerja ekspor yang ditopang

oleh peningkatan kinerja eskpor luar negeri, terutama

komoditas batubara. Sementara itu dari sisi penawaran,

meningkatnya produksi batubara mendorong kinerja

sektor pertambangan, dan meningkatnya produktivitas TBS

seiring dengan usia tanaman yang semakin produktif

mendorong pertumbuhan sektor pertanian.

Kinerja perekonomian Kalimantan Tengah pada

triwulan III 2019 diprakirakan melambat, dampak

melemahnya permintaan domestik. Kinerja

perekonomian yang melambat diprakirakan bersumber

dari melambatnya kinerja lapangan usaha utama, yaitu

Grafik 1.3 Pangsa Ekonomi Provinsi di Kalimantan Triwulan II 2019

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

pertambangan dan perdagangan yang dipengaruhi oleh

penurunan permintaan global untuk komoditas

pertambangan, dan pelemahan permintaan domestik.

Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga

diprakirakan melambat sejalan dengan normalisasi

aktivitas konsumsi masyarakat pasca HBKN.

Kinerja ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan II

2019 mengalami peningkatan, utamanya didorong

oleh permintaan domestik dan ekspor. Peningkatan

kinerja konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah,

dan kinerja ekspor mendorong laju pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 (Tabel 1.1).

Peningkatan aktivitas konsumsi rumah tangga menjelang

hari raya Idul Fitri, peningkatan realisasi belanja

pemerintah pada awal tahun terkait dengan kegiatan

Pemilu, serta ekspor komoditas batubara yang meningkat

menjadi faktor pendorong laju ekonomi Kalimantan

Tengah triwulan II 2019.

Memasuki triwulan III 2019, perekonomian

Kalimantan Tengah diprakirakan akan mengalami

perlambat disebabkan oleh pelemahan permintaan

domestik. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah

triwulan III 2019 diprakirakan akan mengalami

perlambatan yang bersumber dari penurunan kinerja

lapangan usaha pertambangan dan lapangan usaha

perdagangan seiring dengan pelemahan permintaan

1.2 PERTUMBUHAN EKONOMI SISI PERMINTAAN

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Kalimantan Tengah Sisi Permintaan (yoy,%)

KOMPONEN PERMINTAANI II

2018

KONSUMSI RT

KONSUMSI LNPRT

KONSUMSI PEMERINTAH

PMTB

PERUBAHAN INVENTORI

EKSPOR

EKSPOR LN

EKSPOR AD

IMPOR

IMPOR LN

IMPOR AD

PDRB

4,50 4,91

12,38

(15,58)

13,30

738,22

III

4,75

5,56

186,85

IV

4,46

(18,86)

11,43

5,28

5,53

4,48

8,89

5,50

1,27

122,29

12,36

1,83

165,57

6,83

4,72

7,09

(2,33)

5,25

4,41

10,31

(5,93)

20,52

4,73

55,51

3,89

6,35

2018

TOTAL

2017

TOTAL

2016

TOTAL I

3,69

11,26

(1,63)

4,43

0,14

15,72

46,70

(9,68)

11,84

(4,46)

21,40

6,03

2019

II

4,92

6,73

3,85

0,64

(4,93)

12,28

66,35

(19,16)

2,78

(83,41)

12,51

7,67

negara mitra dagang utama dan normalisasi permintaan

domestik. Lebih lanjut, konsumsi rumah tangga akan

melambat sejalan dengan normalisasi konsumsi

masyarakat pasca HBKN, dan ekspor juga diprakirakan

melambat sebagai dampak dari pelemahan permintaan

global.

Pada triwulan II 2019, pertumbuhan konsumsi

meningkat dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Komponen konsumsi pada triwulan II 2019

mengalami pertumbuhan, didorong oleh peningkatan

konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah.

Konsumsi rumah tangga pada triwulan II 2019 tumbuh

sebesar 4,92% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan I 2019 sebesar 3,69% (yoy). Meningkatnya

pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan II

2019 terkonfirmasi dari Indeks Tendensi Konsumen (ITK) .

Indikator ITK mengindikasikan adanya kenaikan level

indeks yaitu dari 102,39 pada triwulan I 2019 menjadi

131,65 (Grafik 1.4). Peningkatan ITK didorong oleh

peningkatan volume konsumsi baik bahan makanan dan

non-makanan terutama seiring peningkatan konsumsi

pada hari raya Idul Fitri. Peningkatan konsumsi tersebut

didukung oleh peningkatan pendapatan rumah tangga

yang tercermin dari indeks pendapatan rumah tangga

yang membaik dari 103,26 pada triwulan I 2019, menjadi

120,49 pada triwulan II 2019 (Grafik 1.5).

1.2.1 Konsumsi

1

Indeks Tendensi Konsumen merupakan indeks yang menggambarkan kondisi

ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan prakiraan triwulan mendatang.

Indikator ini dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui survei tendensi konsumen.

1.

3LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 20192 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

1.1 KONDISI UMUM

Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah dan Nasional

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

0

8

16

24

32

0

2

4

6

8

10

12RP. TRILIUN %YOY

PDRB (ADHK) - KI G. KALTENG - KA G. NASIONAL - KA

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Kalimantan

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

%YOY

KALTENG KALBAR KALSEL KALTARA KALTIM KALIMANTAN

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

9,00

Q1 2019 Q2 2019

6,03

5,07

4,08

7,13

5,36 5,33

7,67

5,08

4,24

7,87

5,43 5,65

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

Kinerja ekonomi regional Kalimantan mengalami

peningkatan. Pada triwulan II 2019, ekonomi regional

Kalimantan tercatat mengalami pertumbuhan sebesar

5,65% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan I

2019 yang tumbuh sebesar 5,33% (yoy). Tingkat

pertumbuhan ekonomi di seluruh provinsi di Kalimantan

tercatat mengalami peningkatan dibanding triwulan

sebelumnya (Grafik 1.1). Secara umum, peningkatan

ekonomi di Kalimantan dipengaruhi oleh peningkatan

kinerja lapangan usaha utama yang masih terjaga di

tengah penurunan permintaan global. Lapangan usaha

pertambangan di Kalimantan meningkat didorong oleh

peningkatan produksi batubara untuk memenuhi

permintaan ekspor dari negara mitra dagang di ASEAN dan

Tiongkok yang meningkat. Di sisi lain, perlambatan pada

sektor pertanian akibat harga komoditas karet dan TBS

yang relatif rendah menjadi penahan pertumbuhan

ekonomi Kalimantan pada triwulan ini. Berdasarkan

pangsanya, ekonomi Kalimantan T imur tetap

mendominasi perekonomian regional Kalimantan dengan

pangsa ekonomi tertinggi sebesar 51,15%, sedangkan

pangsa ekonomi Kalimantan Tengah tercatat sebesar

11,60%, sedikit menurun dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya sebesar 11,61% (Grafik 1.3).

Kinerja ekonomi Kalimantan Tengah selama triwulan

II 2019 menunjukkan peningkatan dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya, sejalan dengan

perkembangan regional. Laju perekonomian

Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 sebesar 7,67%

(yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan capaian triwulan I

2019 sebesar 6,03% (yoy), dan rata-rata pertumbuhan lima

tahun ke belakang periode yang sama sebesar 6,48% (yoy)

(Grafik 1.2). Dari sisi permintaan, pertumbuhan didorong

oleh meningkatnya permintaan domestik seiring dengan

peningkatan aktivitas konsumsi rumah tangga menjelang

HBKN dan konsumsi pemerintah terkait dengan kegiatan

Pemilu, serta tetap kuatnya kinerja ekspor yang ditopang

oleh peningkatan kinerja eskpor luar negeri, terutama

komoditas batubara. Sementara itu dari sisi penawaran,

meningkatnya produksi batubara mendorong kinerja

sektor pertambangan, dan meningkatnya produktivitas TBS

seiring dengan usia tanaman yang semakin produktif

mendorong pertumbuhan sektor pertanian.

Kinerja perekonomian Kalimantan Tengah pada

triwulan III 2019 diprakirakan melambat, dampak

melemahnya permintaan domestik. Kinerja

perekonomian yang melambat diprakirakan bersumber

dari melambatnya kinerja lapangan usaha utama, yaitu

Grafik 1.3 Pangsa Ekonomi Provinsi di Kalimantan Triwulan II 2019

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

pertambangan dan perdagangan yang dipengaruhi oleh

penurunan permintaan global untuk komoditas

pertambangan, dan pelemahan permintaan domestik.

Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga

diprakirakan melambat sejalan dengan normalisasi

aktivitas konsumsi masyarakat pasca HBKN.

Kinerja ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan II

2019 mengalami peningkatan, utamanya didorong

oleh permintaan domestik dan ekspor. Peningkatan

kinerja konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah,

dan kinerja ekspor mendorong laju pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 (Tabel 1.1).

Peningkatan aktivitas konsumsi rumah tangga menjelang

hari raya Idul Fitri, peningkatan realisasi belanja

pemerintah pada awal tahun terkait dengan kegiatan

Pemilu, serta ekspor komoditas batubara yang meningkat

menjadi faktor pendorong laju ekonomi Kalimantan

Tengah triwulan II 2019.

Memasuki triwulan III 2019, perekonomian

Kalimantan Tengah diprakirakan akan mengalami

perlambat disebabkan oleh pelemahan permintaan

domestik. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah

triwulan III 2019 diprakirakan akan mengalami

perlambatan yang bersumber dari penurunan kinerja

lapangan usaha pertambangan dan lapangan usaha

perdagangan seiring dengan pelemahan permintaan

1.2 PERTUMBUHAN EKONOMI SISI PERMINTAAN

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Kalimantan Tengah Sisi Permintaan (yoy,%)

KOMPONEN PERMINTAANI II

2018

KONSUMSI RT

KONSUMSI LNPRT

KONSUMSI PEMERINTAH

PMTB

PERUBAHAN INVENTORI

EKSPOR

EKSPOR LN

EKSPOR AD

IMPOR

IMPOR LN

IMPOR AD

PDRB

4,50 4,91

12,38

(15,58)

13,30

738,22

III

4,75

5,56

186,85

IV

4,46

(18,86)

11,43

5,28

5,53

4,48

8,89

5,50

1,27

122,29

12,36

1,83

165,57

6,83

4,72

7,09

(2,33)

5,25

4,41

10,31

(5,93)

20,52

4,73

55,51

3,89

6,35

2018

TOTAL

2017

TOTAL

2016

TOTAL I

3,69

11,26

(1,63)

4,43

0,14

15,72

46,70

(9,68)

11,84

(4,46)

21,40

6,03

2019

II

4,92

6,73

3,85

0,64

(4,93)

12,28

66,35

(19,16)

2,78

(83,41)

12,51

7,67

negara mitra dagang utama dan normalisasi permintaan

domestik. Lebih lanjut, konsumsi rumah tangga akan

melambat sejalan dengan normalisasi konsumsi

masyarakat pasca HBKN, dan ekspor juga diprakirakan

melambat sebagai dampak dari pelemahan permintaan

global.

Pada triwulan II 2019, pertumbuhan konsumsi

meningkat dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Komponen konsumsi pada triwulan II 2019

mengalami pertumbuhan, didorong oleh peningkatan

konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah.

Konsumsi rumah tangga pada triwulan II 2019 tumbuh

sebesar 4,92% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan I 2019 sebesar 3,69% (yoy). Meningkatnya

pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan II

2019 terkonfirmasi dari Indeks Tendensi Konsumen (ITK) .

Indikator ITK mengindikasikan adanya kenaikan level

indeks yaitu dari 102,39 pada triwulan I 2019 menjadi

131,65 (Grafik 1.4). Peningkatan ITK didorong oleh

peningkatan volume konsumsi baik bahan makanan dan

non-makanan terutama seiring peningkatan konsumsi

pada hari raya Idul Fitri. Peningkatan konsumsi tersebut

didukung oleh peningkatan pendapatan rumah tangga

yang tercermin dari indeks pendapatan rumah tangga

yang membaik dari 103,26 pada triwulan I 2019, menjadi

120,49 pada triwulan II 2019 (Grafik 1.5).

1.2.1 Konsumsi

1

Indeks Tendensi Konsumen merupakan indeks yang menggambarkan kondisi

ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan prakiraan triwulan mendatang.

Indikator ini dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui survei tendensi konsumen.

1.

3LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 20192 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

Grafik 1.9 Perkembangan Belanja Provinsi Kalimantan Tengah

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DATA DIOLAH

BELANJA PEMERINTAH (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN BELANJA PEMERINTAH (% YOY) - KA

0

4000

8000

12000

16000

20000

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

Grafik 1.10 Perkembangan Deposito Pemerintah Daerah

SUMBER :BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

DEPOSITO PEMERINTAH (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN DEPOSITO PEMERINTAH (% YOY) - KA

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

Grafik 1.8 Indeks Ekspektasi Konsumen

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

IEK KONDISI PENGHASILAN KONDISI EKONOMI KETERSEDIAAN LAP.KERJA 6 BLN Y.A.D

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

Grafik 1.7 Konsumsi Listrik Rumah Tangga Provinsi Kalimantan Tengah

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

PENJUALAN LISTRIK RT (JUTA KWH) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

-

40

80

120

160

200

240

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Grafik 1.6 Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi Kalimantan Tengah

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

T. PERKEBUNAN RAKYAT GABUNGAN

INDEKS

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

80

85

90

95

100

105

110

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

Grafik 1.4 Indeks Tendensi Konsumen

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

0

20

40

60

80

100

120

140

160

TINGKAT KONSUMSI BAHAN MAKANAN LEVEL OPTIMISME ITK

Grafik 1.5 Indeks Pendapatan Rumah Tangga

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

PENDAPATAN LEVEL OPTIMISME

INDEKS INDEKS

80

85

90

95

100

105

110

115

120

125

130

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

Peningkatan nilai tukar petani dan konsumsi listrik

mengkonfirmasi peningkatan pertumbuhan

konsumsi rumah tangga. Nilai tukar petani di

Kalimantan Tengah menunjukkan peningkatan dari 95,56

pada triwulan I 2019, menjadi 96,09 pada triwulan II 2019

sejalan dengan peningkatan kinerja sektor pertanian,

perhutanan, dan perikanan. Kenaikan nilai tukar petani

menggambarkan adanya peningkatan daya beli petani di

Kalimantan Tengah, sehingga konsumsi rumah tangga

mengalami peningkatan. Sejalan dengan kondisi tersebut,

konsumsi listrik segmen rumah tangga di Kalimantan

Tengah pada triwulan II 2019 menunjukkan kenaikan

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. (Grafik 1.7).

Memasuki triwulan III 2019, konsumsi rumah tangga

diprakirakan mengalami perlambatan. Perlambatan ini

didorong oleh normalisasi aktivitas konsumsi pasca bulan

Ramadan dan hari raya Idul Fitri. Perlambatan konsumsi

rumah tangga terkonfirmasi dari hasil survei konsumen

Bank Indonesia. Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Kalimantan Tengah menurun dari 125,17 pada triwulan I

2019 menjadi 123,44 di triwulan II 2019 (Grafik 1.8).

Menurunnya IEK pada triwulan II 2019 menunjukkan lebih

rendahnya ekspektasi konsumsi masyarakat dalam

beberapa bulan kedepan. Penurunan ekspektasi konsumen

didorong oleh perilaku masyarakat yang cenderung

mengurangi konsumsi pasca HBKN.

Kinerja konsumsi pemerintah pada triwulan II 2019

mengalami peningkatan. Konsumsi pemerintah pada

triwulan II 2019 tumbuh sebesar 3,85% (yoy) dari

sebelumnya tercatat mengalami kontraksi sebesar -1,63%

(yoy) (Tabel 1.1). Meningkatnya konsumsi pemerintah

ditunjukkan dari perbaikan realisasi belanja pemerintah

daerah pada triwulan II 2019 yang meskipun mengalami

kontraksi sebesar 4,15% (yoy), tidak sedalam kontraksi

pada triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 11,72%

(yoy). Secara nominal, total belanja pemerintah daerah

pada triwulan II 2019 sebesar Rp6,09 triliun atau mencapai

31,04% dari pagu belanja APBD 2019, dengan penyerapan

belanja operasi dan modal masing-masing sebesar 34,95%

dan 19,93% dari pagu belanja (Grafik 1.9).

Sejalan dengan tumbuhnya realisasi belanja

pemerintah daerah, penempatan deposito

pemerintah di perbankan mengalami perlambatan.

Pertumbuhan deposito pemerintah daerah pada triwulan II

2019 tercatat sebesar 46,11% (yoy), melambat dari

triwulan I 2019 sebesar 54,11% (yoy) (Grafik 1.10). Total

deposito pemerintah daerah Kalimantan Tengah di

perbankan pada triwulan II 2019 mencapai Rp1.215 miliar.

Melambatnya pertumbuhan deposito pemerintah pada

triwulan II 2019 disebabkan oleh realisasi belanja

pemerintah daerah Kalimantan Tengah khususnya belanja

operasional terkait dengan kegiatan Pemilu.

Kinerja konsumsi pemerintah pada triwulan III 2019

diprakirakan akan meningkat. Akselerasi pertumbuhan

konsumsi pemerintah diprakirakan akan didorong oleh

peningkatan belanja operasional didorong oleh pencairan

gaji ke-13 ASN daerah di bulan Juli 2019. Hal ini juga

sejalan dengan tren percepatan realisasi di paruh kedua

tahun berjalan untuk mengejar realisasi menjelang akhir

tahun.

Kinerja komponen investasi pada triwulan II 2019

tercatat lebih rendah dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)

yang merupakan indikator dari kegiatan investasi tumbuh

sebesar 0,64% (yoy), menurun dibandingkan dengan

triwulan I 2019 yang tumbuh sebesar 4,43% (yoy) (Tabel

1.1). Deselerasi pertumbuhan investasi didorong oleh

melambatnya realisasi investasi dan aktivitas perusahaan

pada Ramadhan dan Idul Fitri. Selain itu, proyek

infrastruktur pemerintah yang sudah memasuki tahap

penyelesaian juga menyebabkan belanja modal

pemerintah pada triwulan II 2019 tidak sebesar triwulan I

2019 saat sebagian besar proyek masih berjalan.

Seiring dengan menurunnya kondisi perekonomian

global, optimisme korporasi di Kalimantan Tengah

ikut mengalami penurunan. Hal ini terkonfirmasi dari

penurunan likert scale investasi korporasi hasil survei

liaison yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah dan perlambatan

pertumbuhan kredit investasi perbankan di Kalimantan

Tengah ( 11). Kredit investasi mengalami perlambatan dari

tumbuh sebesar 28,03% (yoy) pada triwulan I 2019,

menjadi sebesar 16,44% (yoy) pada triwulan II 2019

sejalan dengan berkurangnya kebutuhan pendanaan

investasi korporasi sawit di Kalimantan Tengah.

Berdasarkan hasil survei liaison, beberapa korporasi sawit

cenderung tidak melakukan investasi bernilai signifikan

pada triwulan II 2019 karena sebagian besar investasi

1.2.2 Investasi

5LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 20194 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

Grafik 1.9 Perkembangan Belanja Provinsi Kalimantan Tengah

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DATA DIOLAH

BELANJA PEMERINTAH (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN BELANJA PEMERINTAH (% YOY) - KA

0

4000

8000

12000

16000

20000

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

Grafik 1.10 Perkembangan Deposito Pemerintah Daerah

SUMBER :BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

DEPOSITO PEMERINTAH (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN DEPOSITO PEMERINTAH (% YOY) - KA

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

Grafik 1.8 Indeks Ekspektasi Konsumen

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

IEK KONDISI PENGHASILAN KONDISI EKONOMI KETERSEDIAAN LAP.KERJA 6 BLN Y.A.D

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

Grafik 1.7 Konsumsi Listrik Rumah Tangga Provinsi Kalimantan Tengah

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

PENJUALAN LISTRIK RT (JUTA KWH) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

-

40

80

120

160

200

240

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Grafik 1.6 Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi Kalimantan Tengah

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

T. PERKEBUNAN RAKYAT GABUNGAN

INDEKS

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

80

85

90

95

100

105

110

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

Grafik 1.4 Indeks Tendensi Konsumen

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

0

20

40

60

80

100

120

140

160

TINGKAT KONSUMSI BAHAN MAKANAN LEVEL OPTIMISME ITK

Grafik 1.5 Indeks Pendapatan Rumah Tangga

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

PENDAPATAN LEVEL OPTIMISME

INDEKS INDEKS

80

85

90

95

100

105

110

115

120

125

130

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

Peningkatan nilai tukar petani dan konsumsi listrik

mengkonfirmasi peningkatan pertumbuhan

konsumsi rumah tangga. Nilai tukar petani di

Kalimantan Tengah menunjukkan peningkatan dari 95,56

pada triwulan I 2019, menjadi 96,09 pada triwulan II 2019

sejalan dengan peningkatan kinerja sektor pertanian,

perhutanan, dan perikanan. Kenaikan nilai tukar petani

menggambarkan adanya peningkatan daya beli petani di

Kalimantan Tengah, sehingga konsumsi rumah tangga

mengalami peningkatan. Sejalan dengan kondisi tersebut,

konsumsi listrik segmen rumah tangga di Kalimantan

Tengah pada triwulan II 2019 menunjukkan kenaikan

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. (Grafik 1.7).

Memasuki triwulan III 2019, konsumsi rumah tangga

diprakirakan mengalami perlambatan. Perlambatan ini

didorong oleh normalisasi aktivitas konsumsi pasca bulan

Ramadan dan hari raya Idul Fitri. Perlambatan konsumsi

rumah tangga terkonfirmasi dari hasil survei konsumen

Bank Indonesia. Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Kalimantan Tengah menurun dari 125,17 pada triwulan I

2019 menjadi 123,44 di triwulan II 2019 (Grafik 1.8).

Menurunnya IEK pada triwulan II 2019 menunjukkan lebih

rendahnya ekspektasi konsumsi masyarakat dalam

beberapa bulan kedepan. Penurunan ekspektasi konsumen

didorong oleh perilaku masyarakat yang cenderung

mengurangi konsumsi pasca HBKN.

Kinerja konsumsi pemerintah pada triwulan II 2019

mengalami peningkatan. Konsumsi pemerintah pada

triwulan II 2019 tumbuh sebesar 3,85% (yoy) dari

sebelumnya tercatat mengalami kontraksi sebesar -1,63%

(yoy) (Tabel 1.1). Meningkatnya konsumsi pemerintah

ditunjukkan dari perbaikan realisasi belanja pemerintah

daerah pada triwulan II 2019 yang meskipun mengalami

kontraksi sebesar 4,15% (yoy), tidak sedalam kontraksi

pada triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 11,72%

(yoy). Secara nominal, total belanja pemerintah daerah

pada triwulan II 2019 sebesar Rp6,09 triliun atau mencapai

31,04% dari pagu belanja APBD 2019, dengan penyerapan

belanja operasi dan modal masing-masing sebesar 34,95%

dan 19,93% dari pagu belanja (Grafik 1.9).

Sejalan dengan tumbuhnya realisasi belanja

pemerintah daerah, penempatan deposito

pemerintah di perbankan mengalami perlambatan.

Pertumbuhan deposito pemerintah daerah pada triwulan II

2019 tercatat sebesar 46,11% (yoy), melambat dari

triwulan I 2019 sebesar 54,11% (yoy) (Grafik 1.10). Total

deposito pemerintah daerah Kalimantan Tengah di

perbankan pada triwulan II 2019 mencapai Rp1.215 miliar.

Melambatnya pertumbuhan deposito pemerintah pada

triwulan II 2019 disebabkan oleh realisasi belanja

pemerintah daerah Kalimantan Tengah khususnya belanja

operasional terkait dengan kegiatan Pemilu.

Kinerja konsumsi pemerintah pada triwulan III 2019

diprakirakan akan meningkat. Akselerasi pertumbuhan

konsumsi pemerintah diprakirakan akan didorong oleh

peningkatan belanja operasional didorong oleh pencairan

gaji ke-13 ASN daerah di bulan Juli 2019. Hal ini juga

sejalan dengan tren percepatan realisasi di paruh kedua

tahun berjalan untuk mengejar realisasi menjelang akhir

tahun.

Kinerja komponen investasi pada triwulan II 2019

tercatat lebih rendah dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)

yang merupakan indikator dari kegiatan investasi tumbuh

sebesar 0,64% (yoy), menurun dibandingkan dengan

triwulan I 2019 yang tumbuh sebesar 4,43% (yoy) (Tabel

1.1). Deselerasi pertumbuhan investasi didorong oleh

melambatnya realisasi investasi dan aktivitas perusahaan

pada Ramadhan dan Idul Fitri. Selain itu, proyek

infrastruktur pemerintah yang sudah memasuki tahap

penyelesaian juga menyebabkan belanja modal

pemerintah pada triwulan II 2019 tidak sebesar triwulan I

2019 saat sebagian besar proyek masih berjalan.

Seiring dengan menurunnya kondisi perekonomian

global, optimisme korporasi di Kalimantan Tengah

ikut mengalami penurunan. Hal ini terkonfirmasi dari

penurunan likert scale investasi korporasi hasil survei

liaison yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah dan perlambatan

pertumbuhan kredit investasi perbankan di Kalimantan

Tengah ( 11). Kredit investasi mengalami perlambatan dari

tumbuh sebesar 28,03% (yoy) pada triwulan I 2019,

menjadi sebesar 16,44% (yoy) pada triwulan II 2019

sejalan dengan berkurangnya kebutuhan pendanaan

investasi korporasi sawit di Kalimantan Tengah.

Berdasarkan hasil survei liaison, beberapa korporasi sawit

cenderung tidak melakukan investasi bernilai signifikan

pada triwulan II 2019 karena sebagian besar investasi

1.2.2 Investasi

5LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 20194 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

Grafik 1.11 Likert Scale Investasi (Hasil Liaison Bank Indonesia)

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

INVESTASI PERKIRAAN INVESTASI

-0,50

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

4,00

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

Grafik 1.12 Perkembangan Kredit Investasi

SUMBER :BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

KREDIT INVESTASI (RP. TRILIUN) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60%

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

sudah dilakukan di triwulan sebelumnya serta belum

kondusifnya kondisi pasar global CPO yang masih

mengalami oversupply yang menyebabkan beberapa

pengusaha mengambil sikap wait and see. Beberapa

perusahaan hanya melakukan perawatan rutin untuk

mesin tanpa menambah kapasitas produksi.

Perlambatan kredit investasi mengkonfirmasi

pelemahan investasi. Pada triwulan II 2019, penyaluran

kredit investasi tumbuh sebesar 16,44% (yoy), melambat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 28,03% (yoy) (Grafik 1.12). Nominal kredit

investasi pada triwulan II 2019 adalah sebesar Rp23,95

triliun. Perlambatan penyaluran kredit perdagangan

mengindikasikan bahwa kebutuhan perusahaan untuk

membiayai kegiatan investasi mengalami pelemahan. Hal

ini sejalan dengan upaya pelaku usaha yang cenderung

hanya melakukan perawatan rutin dan tidak melakukan

kegiatan investasi yang signifikan dikarenakan sebagian

besar investasi sudah direalisasikan pada triwulan

sebelumnya.

Grafik 1.13 Nominal Impor Barang Industri (Juta USD)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI DATA DIOLAH

IMPOR BARANG INDUSTRI (JUTA USD) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

-500

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

Grafik 1.14 Volume Impor Barang Industri (Ribu Ton)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI DATA DIOLAH

IMPOR BARANG INDUSTRI (RIBU TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

-200

200

400

600

800

0

%

-

20

40

60

80

100

120

-

5

10

15

20

25

30

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

Pelemahan investasi juga terkonfirmasi dari

kontraksi impor barang industri. Berdasarkan

nominalnya, impor barang industri mengalami kontraksi

sebesar -91,07% (yoy) pada triwulan II 2019, menurun

dibandingkan triwulan I 2019 yang mengalami

pertumbuhan sebesar 17,90% (yoy) (Grafik 1.13). Impor

barang industri di Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019

mencapai US$9,4 juta, menurun dari triwulan I 2019

sebesar US$105,8 juta. Selain itu, berdasarkan volumenya,

impor barang industri mengalami kontraksi sebesar

43,55% (yoy) pada triwulan II 2019, menurun

dibandingkan triwulan I 2019 yang mengalami

pertumbuhan sebesar 17,90%(yoy) (Grafik 1.14).

Kinerja investasi pada triwulan III 2019 diprakirakan

akan meningkat. Pertumbuhan investasi pada triwulan III

2019 akan mengalami peningkatan didorong oleh

percepatan realisasi belanja modal pemerintah daerah

yang hingga triwulan II 2019 baru terealisasi 19,93%. Hal

ini sejalan dengan tren percepatan realisasi di paruh kedua

tahun berjalan untuk mengejar realisasi menjelang akhir

tahun. Pembentukan modal tetap bruto bangunan akan

meningkat seiring dengan realisasi beberapa proyek

infrastruktur di Kalimantan Tengah, beberapa

pembangunan berskala kecil lainnya oleh pemerintah

kabupaten/kota.

Kinerja ekspor Kalimantan Tengah masih tumbuh

positif, meskipun tidak sekuat triwulan sebelumnya.

Pertumbuhan ekspor Kalimantan Tengah pada triwulan II

2019 tercatat sebesar 12,28% (yoy), lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar

15,72% (yoy) (Tabel 1.1). Perlambatan kinerja ekspor pada

triwulan II 2019 bersumber dari komponen ekspor antar

daerah yang mengalami kontraksi sebesar -19,68% (yoy),

turun lebih dalam dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang terkontraksi sebesar -9,68% (yoy). Di sisi

lain, ekspor luar negeri mengalami percepatan

pertumbuhan menahan kinerja ekspor keseluruhan

melambat lebih dalam. Ekspor luar negeri tumbuh sebesar

66,35% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya

sebesar 46,70% (yoy). Kenaikan ekspor luar negeri

terutama dikontribusi dari peningkatan ekspor batubara.

Berdasarkan data Ditjen Bea dan Cukai, nominal

ekspor luar negeri Kalimantan Tengah mengalami

peningkatan pertumbuhan. Nominal ekspor luar negeri

Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 tercatat

mengalami pertumbuhan sebesar 40,87% (yoy),

meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang tumbuh sebesar 32,58% (yoy) (Grafik 1.15). Namun,

1.2.3 Ekspor

Grafik 1.15 Perkembangan Nilai Ekspor Kalimantan Tengah (Juta USD)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

NOMINAL EKSPOR LN (JUTA USD) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

-50

-25

0

25

50

75

100

125

150

175

0

75

150

225

300

375

450

525

600

675

750

Grafik 1.16 Perkembangan Volume Ekspor Kalimantan Tengah (Ton)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

VOLUME EKSPOR LN (JUTA TON) PERTUMBUHAN (% YOY)

-150

0

150

0

2

4

6

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

pertumbuhan volume ekspor luar negeri Kalimantan

Tengah tercatat mengalami sedikit penurunan sebesar

37,19% (yoy), dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang tumbuh sebesar 37,34% (yoy) (grafik 1.16). Total

volume ekspor luar negeri Kalimantan Tengah pada

triwulan II 2019 mencapai 4,89 juta ton.

Komoditas batubara menjadi pendorong utama

meningkatnya pertumbuhan kinerja ekspor luar

negeri pada triwulan II 2019. Nilai ekspor luar negeri

batubara selama triwulan II 2019 mencapai US$387 juta,

atau tumbuh sebesar 36,82% (yoy), meningkat dibanding

triwulan I 2019 yang tumbuh sebesar 21,51%.

Pertumbuhan ini dipicu oleh peningkatan permintaan

batubara dari Jepang, Tiongkok, dan negara-negara

ASEAN. Peningkatan permintaan batubara dari Jepang

dan Tiongkok sejalan dengan peningkatan kebutuhan

bahan bakar untuk beberapa pembangkit listrik yang baru

selesai dibangun oleh negara tersebut. Sementara itu,

peningkatan ekspor batubara menuju negara ASEAN,

terutama Vietnam, didorong oleh kebutuhan batubara

kualitas rendah oleh negara tersebut sebagai bahan bakar

pembangkit untuk memenuhi kebutuhan industri

domestiknya yang sedang berkembang pesat.

Selain batubara, komoditas CPO turut berkontribusi

terhadap peningkatan kinerja ekspor luar negeri

Kalimantan Tengah. Ekspor luar negeri komoditas CPO

mengalami peningkatan pertumbuhan dari sebesar

75,59% (yoy) pada triwulan I 2019, menjadi sebesar

106,45% (yoy) pada triwulan II 2019. Peningkatan ekspor

luar negeri CPO dikontribusi oleh peningkatan permintaan

7LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 20196 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

Grafik 1.11 Likert Scale Investasi (Hasil Liaison Bank Indonesia)

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

INVESTASI PERKIRAAN INVESTASI

-0,50

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

4,00

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

Grafik 1.12 Perkembangan Kredit Investasi

SUMBER :BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

KREDIT INVESTASI (RP. TRILIUN) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60%

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

sudah dilakukan di triwulan sebelumnya serta belum

kondusifnya kondisi pasar global CPO yang masih

mengalami oversupply yang menyebabkan beberapa

pengusaha mengambil sikap wait and see. Beberapa

perusahaan hanya melakukan perawatan rutin untuk

mesin tanpa menambah kapasitas produksi.

Perlambatan kredit investasi mengkonfirmasi

pelemahan investasi. Pada triwulan II 2019, penyaluran

kredit investasi tumbuh sebesar 16,44% (yoy), melambat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 28,03% (yoy) (Grafik 1.12). Nominal kredit

investasi pada triwulan II 2019 adalah sebesar Rp23,95

triliun. Perlambatan penyaluran kredit perdagangan

mengindikasikan bahwa kebutuhan perusahaan untuk

membiayai kegiatan investasi mengalami pelemahan. Hal

ini sejalan dengan upaya pelaku usaha yang cenderung

hanya melakukan perawatan rutin dan tidak melakukan

kegiatan investasi yang signifikan dikarenakan sebagian

besar investasi sudah direalisasikan pada triwulan

sebelumnya.

Grafik 1.13 Nominal Impor Barang Industri (Juta USD)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI DATA DIOLAH

IMPOR BARANG INDUSTRI (JUTA USD) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

-500

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

Grafik 1.14 Volume Impor Barang Industri (Ribu Ton)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI DATA DIOLAH

IMPOR BARANG INDUSTRI (RIBU TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

-200

200

400

600

800

0

%

-

20

40

60

80

100

120

-

5

10

15

20

25

30

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

Pelemahan investasi juga terkonfirmasi dari

kontraksi impor barang industri. Berdasarkan

nominalnya, impor barang industri mengalami kontraksi

sebesar -91,07% (yoy) pada triwulan II 2019, menurun

dibandingkan triwulan I 2019 yang mengalami

pertumbuhan sebesar 17,90% (yoy) (Grafik 1.13). Impor

barang industri di Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019

mencapai US$9,4 juta, menurun dari triwulan I 2019

sebesar US$105,8 juta. Selain itu, berdasarkan volumenya,

impor barang industri mengalami kontraksi sebesar

43,55% (yoy) pada triwulan II 2019, menurun

dibandingkan triwulan I 2019 yang mengalami

pertumbuhan sebesar 17,90%(yoy) (Grafik 1.14).

Kinerja investasi pada triwulan III 2019 diprakirakan

akan meningkat. Pertumbuhan investasi pada triwulan III

2019 akan mengalami peningkatan didorong oleh

percepatan realisasi belanja modal pemerintah daerah

yang hingga triwulan II 2019 baru terealisasi 19,93%. Hal

ini sejalan dengan tren percepatan realisasi di paruh kedua

tahun berjalan untuk mengejar realisasi menjelang akhir

tahun. Pembentukan modal tetap bruto bangunan akan

meningkat seiring dengan realisasi beberapa proyek

infrastruktur di Kalimantan Tengah, beberapa

pembangunan berskala kecil lainnya oleh pemerintah

kabupaten/kota.

Kinerja ekspor Kalimantan Tengah masih tumbuh

positif, meskipun tidak sekuat triwulan sebelumnya.

Pertumbuhan ekspor Kalimantan Tengah pada triwulan II

2019 tercatat sebesar 12,28% (yoy), lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar

15,72% (yoy) (Tabel 1.1). Perlambatan kinerja ekspor pada

triwulan II 2019 bersumber dari komponen ekspor antar

daerah yang mengalami kontraksi sebesar -19,68% (yoy),

turun lebih dalam dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang terkontraksi sebesar -9,68% (yoy). Di sisi

lain, ekspor luar negeri mengalami percepatan

pertumbuhan menahan kinerja ekspor keseluruhan

melambat lebih dalam. Ekspor luar negeri tumbuh sebesar

66,35% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya

sebesar 46,70% (yoy). Kenaikan ekspor luar negeri

terutama dikontribusi dari peningkatan ekspor batubara.

Berdasarkan data Ditjen Bea dan Cukai, nominal

ekspor luar negeri Kalimantan Tengah mengalami

peningkatan pertumbuhan. Nominal ekspor luar negeri

Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 tercatat

mengalami pertumbuhan sebesar 40,87% (yoy),

meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang tumbuh sebesar 32,58% (yoy) (Grafik 1.15). Namun,

1.2.3 Ekspor

Grafik 1.15 Perkembangan Nilai Ekspor Kalimantan Tengah (Juta USD)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

NOMINAL EKSPOR LN (JUTA USD) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

-50

-25

0

25

50

75

100

125

150

175

0

75

150

225

300

375

450

525

600

675

750

Grafik 1.16 Perkembangan Volume Ekspor Kalimantan Tengah (Ton)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

VOLUME EKSPOR LN (JUTA TON) PERTUMBUHAN (% YOY)

-150

0

150

0

2

4

6

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

pertumbuhan volume ekspor luar negeri Kalimantan

Tengah tercatat mengalami sedikit penurunan sebesar

37,19% (yoy), dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang tumbuh sebesar 37,34% (yoy) (grafik 1.16). Total

volume ekspor luar negeri Kalimantan Tengah pada

triwulan II 2019 mencapai 4,89 juta ton.

Komoditas batubara menjadi pendorong utama

meningkatnya pertumbuhan kinerja ekspor luar

negeri pada triwulan II 2019. Nilai ekspor luar negeri

batubara selama triwulan II 2019 mencapai US$387 juta,

atau tumbuh sebesar 36,82% (yoy), meningkat dibanding

triwulan I 2019 yang tumbuh sebesar 21,51%.

Pertumbuhan ini dipicu oleh peningkatan permintaan

batubara dari Jepang, Tiongkok, dan negara-negara

ASEAN. Peningkatan permintaan batubara dari Jepang

dan Tiongkok sejalan dengan peningkatan kebutuhan

bahan bakar untuk beberapa pembangkit listrik yang baru

selesai dibangun oleh negara tersebut. Sementara itu,

peningkatan ekspor batubara menuju negara ASEAN,

terutama Vietnam, didorong oleh kebutuhan batubara

kualitas rendah oleh negara tersebut sebagai bahan bakar

pembangkit untuk memenuhi kebutuhan industri

domestiknya yang sedang berkembang pesat.

Selain batubara, komoditas CPO turut berkontribusi

terhadap peningkatan kinerja ekspor luar negeri

Kalimantan Tengah. Ekspor luar negeri komoditas CPO

mengalami peningkatan pertumbuhan dari sebesar

75,59% (yoy) pada triwulan I 2019, menjadi sebesar

106,45% (yoy) pada triwulan II 2019. Peningkatan ekspor

luar negeri CPO dikontribusi oleh peningkatan permintaan

7LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 20196 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

Sumber : ditjend bea dan cukai, data diolah

SINGAPURA

16,00

TIONGKOK

24,59

MALAYSIA

48,67

Grafik 1.23 Perkembangan Negara Asal Impor LN (%)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

Grafik 1.24 Perkembangan Komoditas Impor Utama (%)

BAHAN KIMIA ORGANIK

10,64

PUPUK

25,34

MESIN DAN PESAWAT MEKANIK

45,69

LAINNYA

-

BERBAGAI PRODUK KIMIA

8,26

LAINNYA

10,74

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

NOMINAL IMPOR LN (JUTA USD) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

-300

0

300

600

900

1200

1500

1800

0

20

40

60

80

100

120

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

VOLUME IMPOR LN (RIBU TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

Grafik 1.22 Perkembangan Volume Impor Kalimantan Tengah (ribu ton)

-200

-100

0

100

200

300

400

500

600

02468

101214161820222426

Grafik 1.21 Perkembangan Nilai Impor Kalimantan Tengah (Juta USD)

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

JEPANG INDIA TIONGKOK

Grafik 1.19 Perkembangan Ekspor Negara Mitra Dagang Utama (%)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

-200

-100

0

100

200

300

400

500

600

700

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

KAYU

LAINNYA

2,10

17,78

KARET

4,62

BATU BARA

65,28

CPO

10,21

Grafik 1.20 Perkembangan Pangsa Komoditas Ekspor Negara Mitra Dagang (%)

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

Grafik 1.18 Perkembangan Pangsa Komoditas Ekspor Utama (%)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

PAKISTAN

MALAYSIA

0,50

27,62

TIONGKOK

23,62

INDIA

10,53

JEPANG

35,29

Grafik 1.17 Perkembangan Ekspor Komoditas Utama (%)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

CPO BATU BARA KARET

-150-75

075

150225300375450525600675750825900

LAINNYA

-

EROPA

-

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

CPO menuju Tiongkok. Berdasarkan hasil survei liaison

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan

Tengah terhadap beberapa korporasi sawit di Kalimantan

Tengah, peningkatan ekspor ini juga didorong oleh ekspor

produk olahan CPO yang baru mulai diproduksi pada

tahun ini, yaitu olein, stearin, dan PFAD ke Tiongkok.

(Grafik 1.17).

Ekspor Kalimantan Tengah diprakirakan mengalami

perlambatan di triwulan III 2019 disebabkan oleh

perlambatan ekspor luar negeri. Pertumbuhan ekspor

luar negeri diprakirakan akan mengalami perlambatan

seiring dengan pelemahan ekonomi negara mitra dagang

utama, terutama Jepang, serta menurunnya harga

komoditas utama. Tren kontraksi harga CPO dan batubara

dunia sampai dengan Juni 2019 menjadi sentimen negatif

terhadap perkembangan ekspor luar negeri Kalimantan

Tengah. Lebih lanjut, rencana pemangkasan impor

batubara oleh pemerintah India untuk disubstitusi dengan

batubara produksi domestik juga berpotensi

menyebabkan penurunan ekspor batubara ke negara

tersebut.

Kinerja impor Kalimantan Tengah pada triwulan II

2019 mengalami perlambatan. Pertumbuhan impor

Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 sebesar 2,78%

(yoy), lebih rendah dibandingkan dengan periode

sebelumnya sebesar 11,84% (yoy) (Tabel 1.1).

Menurunnya pertumbuhan impor di triwulan II 2019

disebabkan oleh komponen impor barang luar negeri yang

mengalami kontraksi sebesar -83,41% (yoy), turun lebih

dalam dibandingkan dengan triwulan I 2019 yang

terkontraksi sebesar -4,46% (yoy). Di sisi lain, komponen

impor antardaerah mengalami pertumbuhan sebesar

12,51% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan

I 2019 sebesar 21,40% (yoy). Lebih dominannya

komponen impor antardaerah dalam struktur impor

Kalimantan Tengah menyebabkan perlambatan impor

secara keseluruhan tidak terlalu dalam.

Nilai impor barang luar negeri mengalami

penurunan, sejalan dengan melambatnya komponen

impor. Berdasarkan data Ditjend Bea dan Cukai, nilai

1.2.4 Impor

impor barang luar negeri Kalimantan Tengah pada triwulan

II 2019 mencapai sebesar US$9,7 juta, turun dari triwulan

sebelumnya sebesar US$20,2 juta. Capaian ini mengalami

kontraksi sebesar -90,86% (yoy), dibandingkan dengan

triwulan I 2019 yang mengalami kontraksi sebesar -

10,92% (yoy) (Grafik 1.21). Di sisi lain, pertumbuhan

volume impor luar negeri Kalimantan Tengah secara

tahunan mengalami penurunan, yaitu dari tumbuh sebesar

4,86% (yoy) di triwulan I 2019 menjadi terkontraksi

sebesar -43,54% (yoy) (Grafik 1.22). Aktivitas impor luar

negeri Kalimantan Tengah selama triwulan II 2019

terkontraksi akibat rendahnya investasi yang dilakukan

oleh pihak swasta pada periode tersebut yang

terkonfirmasi dari penurunan impor mesin/pesawat

mekanik dari sebesar US$16,3 juta di triwulan I 2019

menjadi sebesar US$4,4 juta di triwulan II 2019.

Berdasarkan jenis komoditasnya, mesin/pesawat

mekanik masih menjadi komoditas impor terbesar

Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 (Grafik

1.24). Meskipun demikian, pangsa impor mesin/pesawat

mekanik menurun dari sebesar 80,68% triwulan I 2019

menjadi sebesar 45,69% di triwulan II 2019. Pada urutan

kedua, impor pada triwulan II 2019 didominasi oleh

komoditas pupuk dengan pangsa sebesar 25,34%. Impor

pupuk meningkat didorong oleh meningkatnya

kebutuhan pupuk pada perkebunan kelapa sawit

menjelang musim panen TBS. Berdasarkan negara asalnya,

sebagian besar mesin/pesawat mekanik diimpor dari

Malaysia, dan sebagian besar pupuk diimpor dari Laos.

Impor Kalimantan Tengah pada triwulan III 2019

diprakirakan mengalami peningkatan. Akselerasi

kinerja impor Kalimantan Tengah di triwulan II 2019 sejalan

dengan outlook perrcepatan realisasi investasi di triwulan

III 2019. Kinerja impor pada triwulan III 2019 akan

mengalami peningkatan seiring dengan realisasi beberapa

proyek infrastruktur di Kalimantan Tengah, beberapa

pembangunan berskala kecil lainnya oleh pemerintah

kabupaten/kota yang mendorong permintaan bahan baku

yang berasal dari luar daerah.

9LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 20198 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

Sumber : ditjend bea dan cukai, data diolah

SINGAPURA

16,00

TIONGKOK

24,59

MALAYSIA

48,67

Grafik 1.23 Perkembangan Negara Asal Impor LN (%)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

Grafik 1.24 Perkembangan Komoditas Impor Utama (%)

BAHAN KIMIA ORGANIK

10,64

PUPUK

25,34

MESIN DAN PESAWAT MEKANIK

45,69

LAINNYA

-

BERBAGAI PRODUK KIMIA

8,26

LAINNYA

10,74

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

NOMINAL IMPOR LN (JUTA USD) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

-300

0

300

600

900

1200

1500

1800

0

20

40

60

80

100

120

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

VOLUME IMPOR LN (RIBU TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

Grafik 1.22 Perkembangan Volume Impor Kalimantan Tengah (ribu ton)

-200

-100

0

100

200

300

400

500

600

02468

101214161820222426

Grafik 1.21 Perkembangan Nilai Impor Kalimantan Tengah (Juta USD)

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

JEPANG INDIA TIONGKOK

Grafik 1.19 Perkembangan Ekspor Negara Mitra Dagang Utama (%)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

-200

-100

0

100

200

300

400

500

600

700

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

KAYU

LAINNYA

2,10

17,78

KARET

4,62

BATU BARA

65,28

CPO

10,21

Grafik 1.20 Perkembangan Pangsa Komoditas Ekspor Negara Mitra Dagang (%)

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

Grafik 1.18 Perkembangan Pangsa Komoditas Ekspor Utama (%)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

PAKISTAN

MALAYSIA

0,50

27,62

TIONGKOK

23,62

INDIA

10,53

JEPANG

35,29

Grafik 1.17 Perkembangan Ekspor Komoditas Utama (%)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

CPO BATU BARA KARET

-150-75

075

150225300375450525600675750825900

LAINNYA

-

EROPA

-

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

CPO menuju Tiongkok. Berdasarkan hasil survei liaison

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan

Tengah terhadap beberapa korporasi sawit di Kalimantan

Tengah, peningkatan ekspor ini juga didorong oleh ekspor

produk olahan CPO yang baru mulai diproduksi pada

tahun ini, yaitu olein, stearin, dan PFAD ke Tiongkok.

(Grafik 1.17).

Ekspor Kalimantan Tengah diprakirakan mengalami

perlambatan di triwulan III 2019 disebabkan oleh

perlambatan ekspor luar negeri. Pertumbuhan ekspor

luar negeri diprakirakan akan mengalami perlambatan

seiring dengan pelemahan ekonomi negara mitra dagang

utama, terutama Jepang, serta menurunnya harga

komoditas utama. Tren kontraksi harga CPO dan batubara

dunia sampai dengan Juni 2019 menjadi sentimen negatif

terhadap perkembangan ekspor luar negeri Kalimantan

Tengah. Lebih lanjut, rencana pemangkasan impor

batubara oleh pemerintah India untuk disubstitusi dengan

batubara produksi domestik juga berpotensi

menyebabkan penurunan ekspor batubara ke negara

tersebut.

Kinerja impor Kalimantan Tengah pada triwulan II

2019 mengalami perlambatan. Pertumbuhan impor

Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 sebesar 2,78%

(yoy), lebih rendah dibandingkan dengan periode

sebelumnya sebesar 11,84% (yoy) (Tabel 1.1).

Menurunnya pertumbuhan impor di triwulan II 2019

disebabkan oleh komponen impor barang luar negeri yang

mengalami kontraksi sebesar -83,41% (yoy), turun lebih

dalam dibandingkan dengan triwulan I 2019 yang

terkontraksi sebesar -4,46% (yoy). Di sisi lain, komponen

impor antardaerah mengalami pertumbuhan sebesar

12,51% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan

I 2019 sebesar 21,40% (yoy). Lebih dominannya

komponen impor antardaerah dalam struktur impor

Kalimantan Tengah menyebabkan perlambatan impor

secara keseluruhan tidak terlalu dalam.

Nilai impor barang luar negeri mengalami

penurunan, sejalan dengan melambatnya komponen

impor. Berdasarkan data Ditjend Bea dan Cukai, nilai

1.2.4 Impor

impor barang luar negeri Kalimantan Tengah pada triwulan

II 2019 mencapai sebesar US$9,7 juta, turun dari triwulan

sebelumnya sebesar US$20,2 juta. Capaian ini mengalami

kontraksi sebesar -90,86% (yoy), dibandingkan dengan

triwulan I 2019 yang mengalami kontraksi sebesar -

10,92% (yoy) (Grafik 1.21). Di sisi lain, pertumbuhan

volume impor luar negeri Kalimantan Tengah secara

tahunan mengalami penurunan, yaitu dari tumbuh sebesar

4,86% (yoy) di triwulan I 2019 menjadi terkontraksi

sebesar -43,54% (yoy) (Grafik 1.22). Aktivitas impor luar

negeri Kalimantan Tengah selama triwulan II 2019

terkontraksi akibat rendahnya investasi yang dilakukan

oleh pihak swasta pada periode tersebut yang

terkonfirmasi dari penurunan impor mesin/pesawat

mekanik dari sebesar US$16,3 juta di triwulan I 2019

menjadi sebesar US$4,4 juta di triwulan II 2019.

Berdasarkan jenis komoditasnya, mesin/pesawat

mekanik masih menjadi komoditas impor terbesar

Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 (Grafik

1.24). Meskipun demikian, pangsa impor mesin/pesawat

mekanik menurun dari sebesar 80,68% triwulan I 2019

menjadi sebesar 45,69% di triwulan II 2019. Pada urutan

kedua, impor pada triwulan II 2019 didominasi oleh

komoditas pupuk dengan pangsa sebesar 25,34%. Impor

pupuk meningkat didorong oleh meningkatnya

kebutuhan pupuk pada perkebunan kelapa sawit

menjelang musim panen TBS. Berdasarkan negara asalnya,

sebagian besar mesin/pesawat mekanik diimpor dari

Malaysia, dan sebagian besar pupuk diimpor dari Laos.

Impor Kalimantan Tengah pada triwulan III 2019

diprakirakan mengalami peningkatan. Akselerasi

kinerja impor Kalimantan Tengah di triwulan II 2019 sejalan

dengan outlook perrcepatan realisasi investasi di triwulan

III 2019. Kinerja impor pada triwulan III 2019 akan

mengalami peningkatan seiring dengan realisasi beberapa

proyek infrastruktur di Kalimantan Tengah, beberapa

pembangunan berskala kecil lainnya oleh pemerintah

kabupaten/kota yang mendorong permintaan bahan baku

yang berasal dari luar daerah.

9LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 20198 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

Grafik 1.26 Perkembangan Produksi Karet (Ribu ton)

SUMBER : GAPKINDO KALSELTENG, DATA DIOLAH

PRODUKSI KARET (TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

0

5

10

15

20

25

30

35

0

10

20

30

40

-40

-50

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

Grafik 1.27 Perkembangan Curah Hujan (mm)

SUMBER : BMKG KALTENG, DATA DIOLAH

CURAH HUJAN (MM)

0

75

150

225

300

375

450

Grafik 1.25 Perkembangan Produksi TBS (Juta Ton)

SUMBER : DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALTENG, DATA DIOLAH

PRODUKSI TBS (JUTA TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

0

1

2

3

4

5

6

7

-20

-10

0

10

20

30

40

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

1.3

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah Sisi Penawaran (%)

KOMPONEN PENAWARAN

PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

INDUSTRI PENGOLAHAN

PENGADAAN LISTRIK DAN GAS

PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN DAUR ULANG

KONSTRUKSI

PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN; REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR

TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN

PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM

INFORMASI DAN KOMUNIKASI

JASA KEUANGAN DAN ASURANSI

REAL ESTATE

JASA PERUSAHAAN

ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB

JASA PENDIDIKAN

JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL

JASA LAINNYA

PDRB

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

I II

2018

III IV

2018

TOTAL

2017

TOTAL I

5,33

6,31

(0,07)

9,58

5,86

7,12

10,56

10,28

7,38

8,23

3,42

9,93

8,76

6,54

7,80

7,85

5,98

6,03

2019

4,52

8,75

9,06

5,82

0,12

5,29

8,02

8,27

5,42

6,38

8,88

4,24

5,45

4,21

3,69

5,64

4,11

6,72

4,21

(0,34)

5,26

9,97

5,77

8,79

7,84

1,54

5,51

7,02

6,16

6,92

5,82

2,88

7,27

7,23

8,78

4,47

9,85

(0,25)

6,42

9,75

6,41

(3,90)

9,54

5,61

5,71

6,94

3,18

6,14

7,99

7,89

9,61

7,53

9,16

5,57

7,56

(0,77)

8,05

9,11

10,80

(0,10)

14,28

2,91

8,71

9,75

0,08

11,52

8,10

11,86

10,61

10,94

10,19

6,40

6,32

1,33

0,50

7,33

9,82

1,58

13,37

26,61

7,50

9,33

(0,62)

9,89

9,18

7,34

7,42

8,56

5,56

6,12

6,94

-0,02

5,03

9,01

8,21

1,48

11,30

8,50

6,87

8,28

2,14

8,66

7,79

7,54

8,71

8,57

8,38

5,64

II

6,26

16,11

(1,24)

9,40

6,81

9,36

7,93

9,63

7,11

6,66

1,61

7,49

5,90

12,35

9,19

7,45

8,55

7,67

PERTUMBUHAN EKONOMI SISI PENAWARAN

Peningkatan kinerja beberapa lapangan usaha

utama mendorong laju pertumbuhan ekonomi

triwulan II 2019. Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan

Tengah meningkat seiring dengan perbaikan kinerja

beberapa lapangan usaha utama yaitu lapangan usaha

pertanian dan Pertambangan. Beberapa faktor yang

menjadi pendorong laju kinerja lapangan usaha utama di

Kalimantan Tengah, meliputi: (i) produksi TBS yang

meningkat seiring dengan usia tanaman yang memasuki

usia produktif; (ii) peningkatan produksi dan ekspor

batubara. Di sisi lain, kinerja lapangan usaha industri

pengolahan mengalami kontraksi yang lebih dalam

dibandingkan triwulan sebelumnya. Kontraksi kinerja

industri pengolahan disebabkan oleh melambatnya harga

CPO global, akibat terjadinya oversupply, sehingga

menimbulkan perilaku wait and see pelaku usaha dalam

menjual olahan produknya. Sementara lapangan usaha

perdagangan tumbuh melambat terkonfirmasi dari

perlambatan kredit perdagangan (Tabel 1.2).

Memasuki triwulan III 2019, pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Tengah diprakirakan melambat.

Perlambatan kinerja ekspor batubara akibat menurunnya

permintaan seiring dengan pelemahan perekonomian

negara mitra dagang akan menyebabkan penurunan

kinerja lapangan usaha pertambangan selama triwulan III

2019. Lebih lanjut, kinerja lapangan usaha perdagangan

diprakirakan akan melambat disebabkan oleh normalisasi

aktivitas perdagangan pasca hari besar keagamaan

nasional. Di sisi lain, perbaikan kinerja lapangan usaha

pertanian dan industri pengolahan akan menjadi faktor

penahan laju perlambatan ekonomi Kalimantan Tengah

pada triwulan III 2019.

Kinerja lapangan usaha pertanian tumbuh

meningkat pada triwulan II 2019. Lapangan usaha

pertanian tumbuh sebesar 6,26% (yoy), meningkat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 5,33% (yoy). Produksi TBS tercatat mengalami

pertumbuhan sebesar 1,54% (yoy), sedikit meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar

0,82% (yoy). Pertumbuhan ini sejalan dengan siklus panen

TBS yang mulai mengalami peningkatan pada triwulan II,

dan mengalami puncak panennya pada triwulan III 2019.

(Grafik 1.25).

1.3.1 PertanianSelain itu, komoditas karet juga mengalami

perbaikan produksi di triwulan II 2019. Produksi karet

tercatat mengalami kontraksi sebesar -18,40% (yoy),

membaik dibandingkan pertumbuhan triwulan

sebelumnya sebesar -18,43% (yoy). Pertumbuhan

produksi yang membaik searah dengan proyeksi harga

karet global yang diprakirakan mulai mengalami perbaikan

memasuki semester II. Namun, pertumbuhan produksi

tersebut masih belum terlalu kuat, sehingga masih

mengalami kontraksi, sejalan dengan masih rendahnya

harga karet global (Grafik 1.26).

Kinerja lapangan usaha pertanian pada triwulan III

2019 diprakirakan akan meningkat. Peningkatan

lapangan usaha pertanian pada triwulan III 2019

diprakirakan akan didorong oleh dimulainya periode

puncak panen TBS serta kondusifnya curah hujan pada

triwulan III 2019 (Grafik 1.27). Selain itu, peningkatan

produksi tabama yang masih dalam periode panen hingga

awal triwulan III 2019 juga akan menjadi faktor pendorong

perbaikan kinerja lapangan usaha pertanian.

Lapangan usaha industri pengolahan pada triwulan

II 2019 masih mengalami kontraksi. Kinerja lapangan

usaha industri pengolahan mengalami kontraksi sebesar -

1,24% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang terkontraksi sebesar -0,07% (yoy).

Turunnya kinerja lapangan usaha industri pengolahan

Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 dipengaruhi oleh

rendahnya harga CPO global akibat oversupply serta

penerapan bea masuk produk sawit oleh India yang

memberikan dampak negatif terhadap kinerja korporasi

kelapa sawit di Kalimantan Tengah.

Melemahnya harga CPO global pada triwulan II 2019

menjadi faktor utama terkontraksinya pertumbuhan

kinerja industri pengolahan. Harga CPO pada triwulan I

2019 terkontraksi sebesar -20,68% (yoy), sedikit lebih

rendah baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang mengalami kontraksi sebesar -21,87% (yoy). Harga

CPO global pada triwulan II 2019 tercatat masih berada di

level yang rendah yaitu sebesar US$476,94 /mt, lebih

rendah dibandingkan dengan triwulan I 2019 yang

tercatat sebesar US$490,91 /mt (Grafik 1.29). Rendahnya

harga CPO global dipengaruhi oleh beberapa hal, meliputi:

(i) penurunan permintaan CPO dari Tiongkok seiring

dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi negara

tersebut sebagai dampak dari perang dagang dengan

Amerika Serikat; (ii) meningkatnya ketersediaan pasokan

subsitusi yaitu minyak kedelai dan minyak biji bunga

matahari; (iii) kondisi oversupply CPO dunia seiring dengan

1.3.2 Industri Pengolahan

11LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201910 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

Grafik 1.26 Perkembangan Produksi Karet (Ribu ton)

SUMBER : GAPKINDO KALSELTENG, DATA DIOLAH

PRODUKSI KARET (TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

0

5

10

15

20

25

30

35

0

10

20

30

40

-40

-50

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

Grafik 1.27 Perkembangan Curah Hujan (mm)

SUMBER : BMKG KALTENG, DATA DIOLAH

CURAH HUJAN (MM)

0

75

150

225

300

375

450

Grafik 1.25 Perkembangan Produksi TBS (Juta Ton)

SUMBER : DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALTENG, DATA DIOLAH

PRODUKSI TBS (JUTA TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

0

1

2

3

4

5

6

7

-20

-10

0

10

20

30

40

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

1.3

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah Sisi Penawaran (%)

KOMPONEN PENAWARAN

PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

INDUSTRI PENGOLAHAN

PENGADAAN LISTRIK DAN GAS

PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN DAUR ULANG

KONSTRUKSI

PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN; REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR

TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN

PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM

INFORMASI DAN KOMUNIKASI

JASA KEUANGAN DAN ASURANSI

REAL ESTATE

JASA PERUSAHAAN

ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB

JASA PENDIDIKAN

JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL

JASA LAINNYA

PDRB

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

I II

2018

III IV

2018

TOTAL

2017

TOTAL I

5,33

6,31

(0,07)

9,58

5,86

7,12

10,56

10,28

7,38

8,23

3,42

9,93

8,76

6,54

7,80

7,85

5,98

6,03

2019

4,52

8,75

9,06

5,82

0,12

5,29

8,02

8,27

5,42

6,38

8,88

4,24

5,45

4,21

3,69

5,64

4,11

6,72

4,21

(0,34)

5,26

9,97

5,77

8,79

7,84

1,54

5,51

7,02

6,16

6,92

5,82

2,88

7,27

7,23

8,78

4,47

9,85

(0,25)

6,42

9,75

6,41

(3,90)

9,54

5,61

5,71

6,94

3,18

6,14

7,99

7,89

9,61

7,53

9,16

5,57

7,56

(0,77)

8,05

9,11

10,80

(0,10)

14,28

2,91

8,71

9,75

0,08

11,52

8,10

11,86

10,61

10,94

10,19

6,40

6,32

1,33

0,50

7,33

9,82

1,58

13,37

26,61

7,50

9,33

(0,62)

9,89

9,18

7,34

7,42

8,56

5,56

6,12

6,94

-0,02

5,03

9,01

8,21

1,48

11,30

8,50

6,87

8,28

2,14

8,66

7,79

7,54

8,71

8,57

8,38

5,64

II

6,26

16,11

(1,24)

9,40

6,81

9,36

7,93

9,63

7,11

6,66

1,61

7,49

5,90

12,35

9,19

7,45

8,55

7,67

PERTUMBUHAN EKONOMI SISI PENAWARAN

Peningkatan kinerja beberapa lapangan usaha

utama mendorong laju pertumbuhan ekonomi

triwulan II 2019. Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan

Tengah meningkat seiring dengan perbaikan kinerja

beberapa lapangan usaha utama yaitu lapangan usaha

pertanian dan Pertambangan. Beberapa faktor yang

menjadi pendorong laju kinerja lapangan usaha utama di

Kalimantan Tengah, meliputi: (i) produksi TBS yang

meningkat seiring dengan usia tanaman yang memasuki

usia produktif; (ii) peningkatan produksi dan ekspor

batubara. Di sisi lain, kinerja lapangan usaha industri

pengolahan mengalami kontraksi yang lebih dalam

dibandingkan triwulan sebelumnya. Kontraksi kinerja

industri pengolahan disebabkan oleh melambatnya harga

CPO global, akibat terjadinya oversupply, sehingga

menimbulkan perilaku wait and see pelaku usaha dalam

menjual olahan produknya. Sementara lapangan usaha

perdagangan tumbuh melambat terkonfirmasi dari

perlambatan kredit perdagangan (Tabel 1.2).

Memasuki triwulan III 2019, pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Tengah diprakirakan melambat.

Perlambatan kinerja ekspor batubara akibat menurunnya

permintaan seiring dengan pelemahan perekonomian

negara mitra dagang akan menyebabkan penurunan

kinerja lapangan usaha pertambangan selama triwulan III

2019. Lebih lanjut, kinerja lapangan usaha perdagangan

diprakirakan akan melambat disebabkan oleh normalisasi

aktivitas perdagangan pasca hari besar keagamaan

nasional. Di sisi lain, perbaikan kinerja lapangan usaha

pertanian dan industri pengolahan akan menjadi faktor

penahan laju perlambatan ekonomi Kalimantan Tengah

pada triwulan III 2019.

Kinerja lapangan usaha pertanian tumbuh

meningkat pada triwulan II 2019. Lapangan usaha

pertanian tumbuh sebesar 6,26% (yoy), meningkat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 5,33% (yoy). Produksi TBS tercatat mengalami

pertumbuhan sebesar 1,54% (yoy), sedikit meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar

0,82% (yoy). Pertumbuhan ini sejalan dengan siklus panen

TBS yang mulai mengalami peningkatan pada triwulan II,

dan mengalami puncak panennya pada triwulan III 2019.

(Grafik 1.25).

1.3.1 PertanianSelain itu, komoditas karet juga mengalami

perbaikan produksi di triwulan II 2019. Produksi karet

tercatat mengalami kontraksi sebesar -18,40% (yoy),

membaik dibandingkan pertumbuhan triwulan

sebelumnya sebesar -18,43% (yoy). Pertumbuhan

produksi yang membaik searah dengan proyeksi harga

karet global yang diprakirakan mulai mengalami perbaikan

memasuki semester II. Namun, pertumbuhan produksi

tersebut masih belum terlalu kuat, sehingga masih

mengalami kontraksi, sejalan dengan masih rendahnya

harga karet global (Grafik 1.26).

Kinerja lapangan usaha pertanian pada triwulan III

2019 diprakirakan akan meningkat. Peningkatan

lapangan usaha pertanian pada triwulan III 2019

diprakirakan akan didorong oleh dimulainya periode

puncak panen TBS serta kondusifnya curah hujan pada

triwulan III 2019 (Grafik 1.27). Selain itu, peningkatan

produksi tabama yang masih dalam periode panen hingga

awal triwulan III 2019 juga akan menjadi faktor pendorong

perbaikan kinerja lapangan usaha pertanian.

Lapangan usaha industri pengolahan pada triwulan

II 2019 masih mengalami kontraksi. Kinerja lapangan

usaha industri pengolahan mengalami kontraksi sebesar -

1,24% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang terkontraksi sebesar -0,07% (yoy).

Turunnya kinerja lapangan usaha industri pengolahan

Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 dipengaruhi oleh

rendahnya harga CPO global akibat oversupply serta

penerapan bea masuk produk sawit oleh India yang

memberikan dampak negatif terhadap kinerja korporasi

kelapa sawit di Kalimantan Tengah.

Melemahnya harga CPO global pada triwulan II 2019

menjadi faktor utama terkontraksinya pertumbuhan

kinerja industri pengolahan. Harga CPO pada triwulan I

2019 terkontraksi sebesar -20,68% (yoy), sedikit lebih

rendah baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang mengalami kontraksi sebesar -21,87% (yoy). Harga

CPO global pada triwulan II 2019 tercatat masih berada di

level yang rendah yaitu sebesar US$476,94 /mt, lebih

rendah dibandingkan dengan triwulan I 2019 yang

tercatat sebesar US$490,91 /mt (Grafik 1.29). Rendahnya

harga CPO global dipengaruhi oleh beberapa hal, meliputi:

(i) penurunan permintaan CPO dari Tiongkok seiring

dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi negara

tersebut sebagai dampak dari perang dagang dengan

Amerika Serikat; (ii) meningkatnya ketersediaan pasokan

subsitusi yaitu minyak kedelai dan minyak biji bunga

matahari; (iii) kondisi oversupply CPO dunia seiring dengan

1.3.2 Industri Pengolahan

11LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201910 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

SUMBER : DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALTENG, DATA DIOLAH SUMBER : BLOOMBERG, DATA DIOLAH

Grafik 1.28 Perkembangan Produksi CPO (Juta Ton)

PRODUKSI CPO (JUTA TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY)

Grafik 1.29 Perkembangan Harga CPO (USD/kg)

HARGA CPO (USD/MT) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

0

-30

-20

-10

10

20

30

40

-

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1,20

1,40

1,60

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

peningkatan produksi CPO Indonesia dan Malaysia; dan

(iv) serangkaian kampanye negatif yang dilakukan oleh

Eropa dan Amerika terhadap produk kelapa sawit.

Sejalan dengan pelemahan harga CPO, produksi CPO

Kalimantan Tengah selama triwulan II 2019

mengalami kontraksi. Sejalan dengan penurunan

produksi CPO, pertumbuhan produksi CPO pada triwulan II

2019 secara tahunan mengalami penurunan dari tumbuh

sebesar 3,58% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi

terkontraksi sebesar -9,27% (yoy) pada triwulan II 2019

(Grafik 1.28).

Kinerja lapangan usaha industri pengolahan

diprakirakan akan mulai menunjukkan perbaikan

pada triwulan III 2019. Produksi CPO diprakirakan akan

mengalami peningkatan pada triwulan III 2019 seiring

dengan masa panen TBS pada bulan September 2019.

Selain itu, penyerapan CPO domestik diprakirakan akan

mengalami peningkatan seiring dengan terlihatnya kinerja

positif dari uji coba implementasi kebijakan mandatory

biofuel kendaraan oleh pemerintah. Lebih lanjut, harga

Grafik 1.30 Kredit LU Perdagangan

SUMBER : BANK INDONESIA, DIOLAH

KREDIT PERDAGANGAN (RP. TRILIUN) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Grafik 1.31 Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

INDEKS KONDISI EKONOMI

PENGHASILAN

PEMBELIAN BARANG TAHAN LAMA

KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

CPO di triwulan III 2019 diprakirakan akan mengalami

peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

dikarenakan oleh peningkatan permintaan dari Tiongkok

yang mensubstitusikan minyak nabati berbahan kedelai

dari Amerika Serikat dengan minyak kelapa sawit akibat

dari adanya perang dagang antara kedua negara tersebut.

Kinerja lapangan usaha perdagangan selama

triwulan II 2019 tumbuh positif, meskipun tidak

sekuat triwulan sebelumnya. Pertumbuhan lapangan

usaha perdagangan pada triwulan II 2019 tercatat sebesar

7,93% (yoy), sedikit melambat dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 10,56% (yoy).

Perlambatan ini disebabkan oleh normalisasi aktivitas

konsumsi lembaga non-profit dan rumah tangga (LNPRT),

terutama partai politik, pasca masa kampanye untuk

Pemilihan Presiden dan Legislatif pada awal tahun 2019.

Hal ini terkonfirmasi dari laju komponen konsumsi LNPRT

yang mengalami perlambatan di sisi permintaan (Tabel 1.3).

1.3.3 Perdagangan

Perlambatan laju kinerja lapangan usaha

perdagangan terkonfirmasi dari perlambatan

penyaluran kredit lapangan usaha perdagangan

Penyaluran kredit lapangan usaha perdagangan tumbuh

sebesar 3,51% (yoy), melambat dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,63% (yoy)

(Grafik 1.30). Nominal kredit perdagangan pada triwulan II

2019 adalah sebesar Rp6,28 triliun. Perlambatan ini sesuai

dengan tren tiga tahun terakhir dimana terjadi

perlambatan penyaluran kredit dari triwulan I ke triwulan II.

Hal ini sejalan dengan perilaku kredit pelaku usaha

perdagangan yang cenderung front-loading di triwulan I

untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi masyarakat

menjelang bulan Ramadan dan perayaan hari raya Idul Fitri

yang jatuh pada triwulan II 2019.

Pada triwulan III 2019, pertumbuhan lapangan usaha

perdagangan diprakirakan melambat. Pertumbuhan

lapangan usaha perdagangan diprakirakan melambat

disebabkan oleh normalisasi aktivitas konsumsi rumah

tangga serta LNPRT, terutama organisasi keagamaan,

pasca bulan Ramadan dan perayaan hari raya Idul Fitri.

Selain itu, penurunan ekspektasi pendapatan masyarakat

pada survei konsumen Bank Indonesia yang dilakukan

pada bulan Juni 2019 juga mengonfirmasi prakiraan

perlambatan pertumbuhan lapangan usaha perdagangan.

Grafik 1.33 Perkembangan Ekspor Batu Bara Menuju Jepang (Juta USD)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

NOMINAL EKSPOR (JUTA USD) GROWTH (% YOY)

900

800

700

600

500

400

300

200

100

0

-100

-200

250

200

150

100

50

0

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

Kinerja lapangan usaha pertambangan pada

triwulan II 2019 mengalami akselerasi. Lapangan

usaha pertambangan mengalami akselerasi pertumbuhan

dari triwulan I 2019 sebesar 6,31% (yoy), meningkat

1.3.4 Pertambangan

menjadi sebesar 16,11% (yoy). Akselerasi didorong oleh

perbaikan kinerja ekspor korporasi pertambangan sejalan

dengan permintaan global yang masih kuat selama

triwulan II 2019 (Grafik 1.32). Menurut hasil survei yang

dilakukan oleh Bank Indonesia pada salah satu perusahaan

batubara yang beroperasi di Kalimantan Tengah,

peningkatan produksi pada triwulan II 2019 juga didorong

oleh permintaan domestik dari industri baja di Indonesia

yang sedang berkembang untuk memenuhi kebutuhan

energinya.

Kinerja ekspor luar negeri batubara Kalimantan

Tengah tumbuh meningkat pada triwulan II 2019.

Nominal ekspor luar negeri batubara Kalimantan Tengah

tercatat mengalami peningkatan pertumbuhan dari

21,51% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi 36,82% pada

triwulan II 2019. Ekspor luar negeri batubara Kalimantan

Tengah didorong oleh permintaan Jepang dan Tiongkok

seiring dengan penggunaan batubara kualitas rendah

untuk pembangkit listrik sejumlah industri. Secara khusus,

ekspor luar negeri batubara Kalimantan Tengah menuju

Jepang mengalami peningkatan untuk memenuhi

kebutuhan pembangkit listrik baru di negara tersebut.

Tercatat nilai ekspor batubara menuju Jepang tumbuh dari

sebesar 4,50% (yoy) pada triwulan II 2019, menjadi

sebesar USD417,2 juta (Grafik 1.33).

Kinerja lapangan usaha pertambangan pada

triwulan III 2019 diprakirakan mengalami

perlambatan. Pertumbuhan lapangan usaha

pertambangan ditahan oleh kontraksi harga batubara

global akibat pelemahan ekonomi global. Permintaan

Grafik 1.32 Perkembangan Ekspor Batubara Kalimantan Tengah

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

NOMINAL EKSPOR (JUTA USD) GROWTH (% YOY)

400

350

300

250

200

150

100

50

0

-50

-100

450

400

350

300

250

200

150

100

50

0

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

13LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201912 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

SUMBER : DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALTENG, DATA DIOLAH SUMBER : BLOOMBERG, DATA DIOLAH

Grafik 1.28 Perkembangan Produksi CPO (Juta Ton)

PRODUKSI CPO (JUTA TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY)

Grafik 1.29 Perkembangan Harga CPO (USD/kg)

HARGA CPO (USD/MT) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

0

-30

-20

-10

10

20

30

40

-

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1,20

1,40

1,60

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

peningkatan produksi CPO Indonesia dan Malaysia; dan

(iv) serangkaian kampanye negatif yang dilakukan oleh

Eropa dan Amerika terhadap produk kelapa sawit.

Sejalan dengan pelemahan harga CPO, produksi CPO

Kalimantan Tengah selama triwulan II 2019

mengalami kontraksi. Sejalan dengan penurunan

produksi CPO, pertumbuhan produksi CPO pada triwulan II

2019 secara tahunan mengalami penurunan dari tumbuh

sebesar 3,58% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi

terkontraksi sebesar -9,27% (yoy) pada triwulan II 2019

(Grafik 1.28).

Kinerja lapangan usaha industri pengolahan

diprakirakan akan mulai menunjukkan perbaikan

pada triwulan III 2019. Produksi CPO diprakirakan akan

mengalami peningkatan pada triwulan III 2019 seiring

dengan masa panen TBS pada bulan September 2019.

Selain itu, penyerapan CPO domestik diprakirakan akan

mengalami peningkatan seiring dengan terlihatnya kinerja

positif dari uji coba implementasi kebijakan mandatory

biofuel kendaraan oleh pemerintah. Lebih lanjut, harga

Grafik 1.30 Kredit LU Perdagangan

SUMBER : BANK INDONESIA, DIOLAH

KREDIT PERDAGANGAN (RP. TRILIUN) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Grafik 1.31 Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini

SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

INDEKS KONDISI EKONOMI

PENGHASILAN

PEMBELIAN BARANG TAHAN LAMA

KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

CPO di triwulan III 2019 diprakirakan akan mengalami

peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

dikarenakan oleh peningkatan permintaan dari Tiongkok

yang mensubstitusikan minyak nabati berbahan kedelai

dari Amerika Serikat dengan minyak kelapa sawit akibat

dari adanya perang dagang antara kedua negara tersebut.

Kinerja lapangan usaha perdagangan selama

triwulan II 2019 tumbuh positif, meskipun tidak

sekuat triwulan sebelumnya. Pertumbuhan lapangan

usaha perdagangan pada triwulan II 2019 tercatat sebesar

7,93% (yoy), sedikit melambat dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 10,56% (yoy).

Perlambatan ini disebabkan oleh normalisasi aktivitas

konsumsi lembaga non-profit dan rumah tangga (LNPRT),

terutama partai politik, pasca masa kampanye untuk

Pemilihan Presiden dan Legislatif pada awal tahun 2019.

Hal ini terkonfirmasi dari laju komponen konsumsi LNPRT

yang mengalami perlambatan di sisi permintaan (Tabel 1.3).

1.3.3 Perdagangan

Perlambatan laju kinerja lapangan usaha

perdagangan terkonfirmasi dari perlambatan

penyaluran kredit lapangan usaha perdagangan

Penyaluran kredit lapangan usaha perdagangan tumbuh

sebesar 3,51% (yoy), melambat dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,63% (yoy)

(Grafik 1.30). Nominal kredit perdagangan pada triwulan II

2019 adalah sebesar Rp6,28 triliun. Perlambatan ini sesuai

dengan tren tiga tahun terakhir dimana terjadi

perlambatan penyaluran kredit dari triwulan I ke triwulan II.

Hal ini sejalan dengan perilaku kredit pelaku usaha

perdagangan yang cenderung front-loading di triwulan I

untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi masyarakat

menjelang bulan Ramadan dan perayaan hari raya Idul Fitri

yang jatuh pada triwulan II 2019.

Pada triwulan III 2019, pertumbuhan lapangan usaha

perdagangan diprakirakan melambat. Pertumbuhan

lapangan usaha perdagangan diprakirakan melambat

disebabkan oleh normalisasi aktivitas konsumsi rumah

tangga serta LNPRT, terutama organisasi keagamaan,

pasca bulan Ramadan dan perayaan hari raya Idul Fitri.

Selain itu, penurunan ekspektasi pendapatan masyarakat

pada survei konsumen Bank Indonesia yang dilakukan

pada bulan Juni 2019 juga mengonfirmasi prakiraan

perlambatan pertumbuhan lapangan usaha perdagangan.

Grafik 1.33 Perkembangan Ekspor Batu Bara Menuju Jepang (Juta USD)

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

NOMINAL EKSPOR (JUTA USD) GROWTH (% YOY)

900

800

700

600

500

400

300

200

100

0

-100

-200

250

200

150

100

50

0

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

Kinerja lapangan usaha pertambangan pada

triwulan II 2019 mengalami akselerasi. Lapangan

usaha pertambangan mengalami akselerasi pertumbuhan

dari triwulan I 2019 sebesar 6,31% (yoy), meningkat

1.3.4 Pertambangan

menjadi sebesar 16,11% (yoy). Akselerasi didorong oleh

perbaikan kinerja ekspor korporasi pertambangan sejalan

dengan permintaan global yang masih kuat selama

triwulan II 2019 (Grafik 1.32). Menurut hasil survei yang

dilakukan oleh Bank Indonesia pada salah satu perusahaan

batubara yang beroperasi di Kalimantan Tengah,

peningkatan produksi pada triwulan II 2019 juga didorong

oleh permintaan domestik dari industri baja di Indonesia

yang sedang berkembang untuk memenuhi kebutuhan

energinya.

Kinerja ekspor luar negeri batubara Kalimantan

Tengah tumbuh meningkat pada triwulan II 2019.

Nominal ekspor luar negeri batubara Kalimantan Tengah

tercatat mengalami peningkatan pertumbuhan dari

21,51% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi 36,82% pada

triwulan II 2019. Ekspor luar negeri batubara Kalimantan

Tengah didorong oleh permintaan Jepang dan Tiongkok

seiring dengan penggunaan batubara kualitas rendah

untuk pembangkit listrik sejumlah industri. Secara khusus,

ekspor luar negeri batubara Kalimantan Tengah menuju

Jepang mengalami peningkatan untuk memenuhi

kebutuhan pembangkit listrik baru di negara tersebut.

Tercatat nilai ekspor batubara menuju Jepang tumbuh dari

sebesar 4,50% (yoy) pada triwulan II 2019, menjadi

sebesar USD417,2 juta (Grafik 1.33).

Kinerja lapangan usaha pertambangan pada

triwulan III 2019 diprakirakan mengalami

perlambatan. Pertumbuhan lapangan usaha

pertambangan ditahan oleh kontraksi harga batubara

global akibat pelemahan ekonomi global. Permintaan

Grafik 1.32 Perkembangan Ekspor Batubara Kalimantan Tengah

SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH

NOMINAL EKSPOR (JUTA USD) GROWTH (% YOY)

400

350

300

250

200

150

100

50

0

-50

-100

450

400

350

300

250

200

150

100

50

0

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

13LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201912 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

negara mitra dagang utama diprakirakan menurun

terutama dari Tiongkok dan Jepang sebagai dampak dari

pelemahan ekonomi negara tersebut. Lebih lanjut,

rencana pemangkasan impor batubara oleh pemerintah

India untuk disubstitusi dengan batubara produksi

domestik juga berpotensi menyebabkan penurunan

ekspor batubara ke negara tersebut.

KEUANGANPEMERINTAH 02

Realisasi pendapatan Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 mengalami

perlambatan, disebabkan oleh komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang mengalami

perlambatan.

Realisasi belanja Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah masih mengalami kontraksi pada

triwulan II 2019, meskipun tidak sedalam kontraksi pada triwulan I 2019.

14 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

negara mitra dagang utama diprakirakan menurun

terutama dari Tiongkok dan Jepang sebagai dampak dari

pelemahan ekonomi negara tersebut. Lebih lanjut,

rencana pemangkasan impor batubara oleh pemerintah

India untuk disubstitusi dengan batubara produksi

domestik juga berpotensi menyebabkan penurunan

ekspor batubara ke negara tersebut.

KEUANGANPEMERINTAH 02

Realisasi pendapatan Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 mengalami

perlambatan, disebabkan oleh komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang mengalami

perlambatan.

Realisasi belanja Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah masih mengalami kontraksi pada

triwulan II 2019, meskipun tidak sedalam kontraksi pada triwulan I 2019.

14 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

2.1

Realisasi pendapatan Pemerintah Daerah

Kalimantan Tengah, baik Pemerintah Provinsi

maupun Pemerintah Kabupaten tumbuh melambat

pada triwulan II 2019. Tercatat realisasi pendapatan

Pemerintah daerah Kalimantan Tengah pada triwulan II

2019 sebesar Rp10,57 triliun atau tumbuh sebesar 8,34%

(yoy), melambat dibandingkan capaian triwulan I 2019

yang tumbuh sebesar 9,04% (yoy) (Grafik 2.1).

Perlambatan pertumbuhan realisasi pendapatan

pemerintah daerah Kalimantan Tengah pada triwulan II

2019 disebabkan oleh komponen pendapatan asli daerah

yang tercatat mengalami perlambatan. Secara wilayah,

perlambatan pertumbuhan pendapatan Pemerintah

Daerah Kalimantan Tengah utamanya disebabkan oleh

Pemerintah Daerah Kabupaten Pulang Pisau, dan

Pemerintah Daerah Kabupaten Lamandau. Tercatat sampai

dengan triwulan II 2019, realisasi pendapatan telah

mencapai 48,03% dari pagu yang dianggarkan.

Di sisi lain, komponen pendapatan transfer tumbuh

meningkat dibandingkan triwulan I 2019, Realisasi

Pendapatan Transfer pada triwulan II 2019 tercatat sebesar

Rp8,89 triliun, atau tumbuh sebesar 6,96% (yoy),

meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan di

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 6,33% (yoy).

Peningkatan komponen pendapatan transfer ini utamanya

disebabkan oleh peningkatan transfer dana pemerintah

pusat pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil

REALISASI APBD PEMERINTAH DAERAH KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II 2019

Grafik 2.2 Pangsa Realisasi Pendapatan Daerah Kalimantan Tengah Triwulan II 2019 (%)

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

2,35%

PENDAPATAN TRANSFER

84,06%

PAD

13,59%

Grafik 2.1 Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah Kalimantan Tengah (Rp Miliar)

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

PENDAPATAN TOTAL (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

0

4000

8000

12000

16000

20000

24000

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

%

Grafik 2.3 Perkembangan Realisasi Belanja Daerah Kalimantan Tengah (Rp Miliar)

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

BELANJA TOTAL (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

0

4000

8000

12000

16000

20000

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

Grafik 2.4 Pangsa Realisasi Belanja Daerah Kalimantan Tengah Triwulan II 2019 (%)

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

BELANJA MODAL

16,32%

BELANJA NON MODAL

83,68%

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

Sumber Daya Alam. Secara keseluruhan, realisasi

pendapatan transfer mencapai 48,89% dari pagu yang

dianggarkan.

Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) tumbuh

melambat pada triwulan II 2019. Realisasi PAD pada

triwulan II 2019 tercatat sebesar Rp1,46 triliun, atau

tumbuh sebesar 15,48% (yoy), melambat dibandingkan

pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh

sebesar 48,22% (yoy). Pertumbuhan PAD didorong oleh

realisasi komponen pendapatan pajak daerah dan PAD lain

yang sah. Secara keseluruhan, realisasi PAD mencapai

47,51% dari pagu yang dianggarkan.

Pendapatan transfer masih menjadi komponen

pendapatan daerah dengan pangsa terbesar.

Pendapatan transfer pada triwulan II 2019 mendominasi

realisasi pendapatan daerah di Kalimantan Tengah dengan

pangsa sebesar 84,06%. Selanjutnya PAD dan pendapatan

lain-lain menyusul dengan pangsa masing-masing sebesar

13,59% dan 2,35% terhadap total pendapatan daerah di

Kalimantan Tengah (Grafik 2.2).

Realisasi belanja Pemerintah Daerah Kalimantan

Tengah, baik Pemerintah Provinsi maupun

Pemerintah Kabupaten, masih mengalami kontraksi

pada triwulan II 2019. Tercatat realisasi belanja

Pemerintah daerah Kalimantan Tengah pada triwulan II

2019 sebesar Rp6,09 triliun atau terkontraksi sebesar -

4,15% (yoy), tidak sedalam kontraksi triwulan sebelumnya

yang tercatat sebesar -11,72% (yoy) (Grafik 2.3). Kontraksi

belanja modal menjadi faktor utama terkontraksinya

belanja Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah pada

triwulan II 2019. Secara wilayah, kontraksi belanja

Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah utamanya

disebabkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pulang

Pisau, Pemerintah Daerah Kabupaten Lamandau, dan

Pemerintah Daerah Kabupaten Barito Timur. Tercatat pada

triwulan II 2019, realisasi belanja baru mencapai sebesar

31,04% dari pagu yang dianggarkan.

Komponen belanja modal mengalami kontraksi pada

triwulan II 2019. Realisasi belanja modal pada triwulan II

2019 tercatat sebesar Rp954,81 miliar, atau terkontraksi

sebesar -7,75% (yoy), menurun signifikan dibandingkan

dengan capaian triwulan I 2019 yang tumbuh sebesar

47,76% (yoy). Menurunnya kinerja belanja modal

disebabkan oleh komponen belanja gedung dan

bangunan serta belanja tanah yang mengalami kontraksi

sebesar -45,53% (yoy) pada triwulan II 2019. Tercatat pada

triwulan II 2019, realisasi belanja modal secara keseluruhan

baru mencapai sebesar 19,93% dari pagu yang

dianggarkan.

Di sisi lain, komponen belanja operasional

Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 sedikit

mengalami perbaikan. Realisasi belanja operasional

pada triwulan II 2019 tercatat sebesar Rp5,10 triliun, atau

terkontraksi sebesar -3,33% (yoy), tidak sedalam kontraksi

triwulan I 2019 yang tercatat sebesar -17,52% (yoy).

Kontraksi belanja operasional disebabkan oleh pelemahan

komponen hibah dan bantuan keuangan. Tercatat pada

triwulan II 2019, realisasi belanja operasional baru

mencapai 34,95% dari pagu yang dianggarkan.

Belanja non modal masih menjadi komponen belanja

daerah dengan pangsa terbesar pada triwulan II

2019. Belanja non modal (belanja operasional dan belanja

tak terduga) Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019

memiliki pangsa mencapai 83,68% dari total belanja

daerah Kalimantan Tengah. Besarnya belanja non modal

pada triwulan II 2019 ditopang oleh aktivitas belanja

pegawai dan belanja barang yang mendominasi

komponen belanja non modal. Di sisi lain, belanja modal

menyusul dengan pangsa sebesar 16,32% terhadap total

belanja daerah Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019

(Grafik 2.4).

Pertumbuhan realisasi pendapatan Pemerintah

P rov ins i Ka l imantan Tengah men ingkat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Realisasi

pendapatan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada

triwulan II 2019 tercatat sebesar Rp2,49 triliun atau

tumbuh sebesar 26,10% (yoy), meningkat dibandingkan

dengan capaian triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 9,78% (yoy) (Tabel 2.1). Meningkatnya realisasi

transfer dana dari pemerintah pusat menjadi penyebab

peningkatan pertumbuhan pendapatan Pemerintah

2.2 REALISASI APBD PEMERINTAH PROVINSI TRIWULAN II 2019

17LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201916 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

2.1

Realisasi pendapatan Pemerintah Daerah

Kalimantan Tengah, baik Pemerintah Provinsi

maupun Pemerintah Kabupaten tumbuh melambat

pada triwulan II 2019. Tercatat realisasi pendapatan

Pemerintah daerah Kalimantan Tengah pada triwulan II

2019 sebesar Rp10,57 triliun atau tumbuh sebesar 8,34%

(yoy), melambat dibandingkan capaian triwulan I 2019

yang tumbuh sebesar 9,04% (yoy) (Grafik 2.1).

Perlambatan pertumbuhan realisasi pendapatan

pemerintah daerah Kalimantan Tengah pada triwulan II

2019 disebabkan oleh komponen pendapatan asli daerah

yang tercatat mengalami perlambatan. Secara wilayah,

perlambatan pertumbuhan pendapatan Pemerintah

Daerah Kalimantan Tengah utamanya disebabkan oleh

Pemerintah Daerah Kabupaten Pulang Pisau, dan

Pemerintah Daerah Kabupaten Lamandau. Tercatat sampai

dengan triwulan II 2019, realisasi pendapatan telah

mencapai 48,03% dari pagu yang dianggarkan.

Di sisi lain, komponen pendapatan transfer tumbuh

meningkat dibandingkan triwulan I 2019, Realisasi

Pendapatan Transfer pada triwulan II 2019 tercatat sebesar

Rp8,89 triliun, atau tumbuh sebesar 6,96% (yoy),

meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan di

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 6,33% (yoy).

Peningkatan komponen pendapatan transfer ini utamanya

disebabkan oleh peningkatan transfer dana pemerintah

pusat pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil

REALISASI APBD PEMERINTAH DAERAH KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II 2019

Grafik 2.2 Pangsa Realisasi Pendapatan Daerah Kalimantan Tengah Triwulan II 2019 (%)

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

2,35%

PENDAPATAN TRANSFER

84,06%

PAD

13,59%

Grafik 2.1 Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah Kalimantan Tengah (Rp Miliar)

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

PENDAPATAN TOTAL (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

0

4000

8000

12000

16000

20000

24000

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

%

Grafik 2.3 Perkembangan Realisasi Belanja Daerah Kalimantan Tengah (Rp Miliar)

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

BELANJA TOTAL (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA

0

4000

8000

12000

16000

20000

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

Grafik 2.4 Pangsa Realisasi Belanja Daerah Kalimantan Tengah Triwulan II 2019 (%)

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

BELANJA MODAL

16,32%

BELANJA NON MODAL

83,68%

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

Sumber Daya Alam. Secara keseluruhan, realisasi

pendapatan transfer mencapai 48,89% dari pagu yang

dianggarkan.

Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) tumbuh

melambat pada triwulan II 2019. Realisasi PAD pada

triwulan II 2019 tercatat sebesar Rp1,46 triliun, atau

tumbuh sebesar 15,48% (yoy), melambat dibandingkan

pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh

sebesar 48,22% (yoy). Pertumbuhan PAD didorong oleh

realisasi komponen pendapatan pajak daerah dan PAD lain

yang sah. Secara keseluruhan, realisasi PAD mencapai

47,51% dari pagu yang dianggarkan.

Pendapatan transfer masih menjadi komponen

pendapatan daerah dengan pangsa terbesar.

Pendapatan transfer pada triwulan II 2019 mendominasi

realisasi pendapatan daerah di Kalimantan Tengah dengan

pangsa sebesar 84,06%. Selanjutnya PAD dan pendapatan

lain-lain menyusul dengan pangsa masing-masing sebesar

13,59% dan 2,35% terhadap total pendapatan daerah di

Kalimantan Tengah (Grafik 2.2).

Realisasi belanja Pemerintah Daerah Kalimantan

Tengah, baik Pemerintah Provinsi maupun

Pemerintah Kabupaten, masih mengalami kontraksi

pada triwulan II 2019. Tercatat realisasi belanja

Pemerintah daerah Kalimantan Tengah pada triwulan II

2019 sebesar Rp6,09 triliun atau terkontraksi sebesar -

4,15% (yoy), tidak sedalam kontraksi triwulan sebelumnya

yang tercatat sebesar -11,72% (yoy) (Grafik 2.3). Kontraksi

belanja modal menjadi faktor utama terkontraksinya

belanja Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah pada

triwulan II 2019. Secara wilayah, kontraksi belanja

Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah utamanya

disebabkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pulang

Pisau, Pemerintah Daerah Kabupaten Lamandau, dan

Pemerintah Daerah Kabupaten Barito Timur. Tercatat pada

triwulan II 2019, realisasi belanja baru mencapai sebesar

31,04% dari pagu yang dianggarkan.

Komponen belanja modal mengalami kontraksi pada

triwulan II 2019. Realisasi belanja modal pada triwulan II

2019 tercatat sebesar Rp954,81 miliar, atau terkontraksi

sebesar -7,75% (yoy), menurun signifikan dibandingkan

dengan capaian triwulan I 2019 yang tumbuh sebesar

47,76% (yoy). Menurunnya kinerja belanja modal

disebabkan oleh komponen belanja gedung dan

bangunan serta belanja tanah yang mengalami kontraksi

sebesar -45,53% (yoy) pada triwulan II 2019. Tercatat pada

triwulan II 2019, realisasi belanja modal secara keseluruhan

baru mencapai sebesar 19,93% dari pagu yang

dianggarkan.

Di sisi lain, komponen belanja operasional

Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 sedikit

mengalami perbaikan. Realisasi belanja operasional

pada triwulan II 2019 tercatat sebesar Rp5,10 triliun, atau

terkontraksi sebesar -3,33% (yoy), tidak sedalam kontraksi

triwulan I 2019 yang tercatat sebesar -17,52% (yoy).

Kontraksi belanja operasional disebabkan oleh pelemahan

komponen hibah dan bantuan keuangan. Tercatat pada

triwulan II 2019, realisasi belanja operasional baru

mencapai 34,95% dari pagu yang dianggarkan.

Belanja non modal masih menjadi komponen belanja

daerah dengan pangsa terbesar pada triwulan II

2019. Belanja non modal (belanja operasional dan belanja

tak terduga) Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019

memiliki pangsa mencapai 83,68% dari total belanja

daerah Kalimantan Tengah. Besarnya belanja non modal

pada triwulan II 2019 ditopang oleh aktivitas belanja

pegawai dan belanja barang yang mendominasi

komponen belanja non modal. Di sisi lain, belanja modal

menyusul dengan pangsa sebesar 16,32% terhadap total

belanja daerah Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019

(Grafik 2.4).

Pertumbuhan realisasi pendapatan Pemerintah

P rov ins i Ka l imantan Tengah men ingkat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Realisasi

pendapatan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada

triwulan II 2019 tercatat sebesar Rp2,49 triliun atau

tumbuh sebesar 26,10% (yoy), meningkat dibandingkan

dengan capaian triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 9,78% (yoy) (Tabel 2.1). Meningkatnya realisasi

transfer dana dari pemerintah pusat menjadi penyebab

peningkatan pertumbuhan pendapatan Pemerintah

2.2 REALISASI APBD PEMERINTAH PROVINSI TRIWULAN II 2019

17LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201916 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

Grafik 2.6 Kontribusi Komponen Pendapatan Triwulan II 2019 (%)

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

0,52%

PENDAPATAN TRANSFER

64,89%

PAD

34,59%

Grafik 2.5 Komponen Pendapatan Daerah Triwulan II 2019 (Rp Miliar)

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

-20

-10

0

10

20

30

40

50

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% YOY)

PAD (RP. MILIAR) - KI DANA PERIMBANGAN (RP. MILIAR) - KI

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019. Secara

keseluruhan, pada triwulan II 2019 realisasi pendapatan

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah tercatat sebesar

48,47% dari pagu yang dianggarkan.

Meskipun realisasi pendapatan tumbuh meningkat

secara keseluruhan, komponen Pendapatan Asli

Daerah (PAD) tumbuh melambat pada triwulan II

2019. Tercatat realisasi PAD Pemerintah Provinsi

Kalimantan Tengah sebesar Rp862,20 miliar pada triwulan

II 2019, atau tumbuh sebesar 20,39% (yoy), melambat

dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya

yang tercatat sebesar 42,93% (yoy). Komponen pajak

tumbuh sebesar 15,30% (yoy) atau tercatat sebesar

Rp668,57 miliar (Grafik 2.5), dan menjadi penyumbang

utama PAD Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada

triwulan II 2019.

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II 2018, dan Triwulan I, II 2019 (Rp Miliar)

KOMPONEN PENDAPATAN DAERAH REALISASI II 2018

(Rp. MILIAR)

PENDAPATAN

PENDAPATAN ASLI DAERAH

PAJAK

RETRIBUSI DAERAH

HSL PENGELOLAAN KEKAYAAN YANG DIPISAHKAN

LAIN-LAIN PAD YANG SAH

PENDAPATAN TRANSFER

DANA BAGI HASIL PAJAK/ BUKAN PAJAK

DANA BAGI HASIL SDA

DANA ALOKASI UMUM

DANA ALOKASI KHUSUS

DANA PENYESUAIAN

LAIN-LAIN

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

HIBAH

DANA INSENTIF DAERAH

PENDAPATAN LAINNYA

1976,81

716,16

579,87

4,75

63,81

67,73

1250,03

39,37

126,42

668,39

349,95

65,90

-

10,62

3,24

-

7,38

REALISASI I 2019 (Rp. MILIAR)

REALISASI II 2019 (RP. MILIAR)

% PERUBAHAN I 2019

% PERUBAHAN II 2019

1087,86

352,99

304,95

1,89

0,00

46,14

731,53

15,84

75,46

534,54

0,00

105,69

7,31

3,34

1,92

-

1,41

2492,69

862,20

668,57

5,22

78,76

109,65

1617,43

31,68

167,65

935,45

475,35

6,82

0,49

13,06

3,61

-

9,45

9,78

42,93

50,51

6,16

-

8,38

(1,32)

(19,55)

19,39

1,86

(100,00)

194,05

-

25,73

8,62

-

59,98

26,10

20,39

15,30

9,94

23,42

61,89

29,39

(19,54)

32,61

39,96

35,83

-

-

22,96

11,27

-

28,09

Komponen Pendapatan Transfer tumbuh meningkat

pada triwulan II 2019. Tercatat komponen pendapatan

transfer terealisasi sebesar Rp1,62 triliun, atau tumbuh

sebesar 29,39% (yoy), meningkat dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -1,32%

(yoy). Penyaluran Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil

Pajak/Bukan Pajak menjadi pendorong pertumbuhan

pendapatan transfer Pemerintah Provinsi Kalimantan

Tengah pada triwulan II 2019.

Pendapatan transfer masih menjadi komponen

pendapatan daerah dengan pangsa terbesar. Pangsa

realisasi pendapatan terbesar masih berasal dari

komponen pendapatan transfer sebesar Rp1,62 triliun,

dengan pangsa sebesar 64,89%. Di sisi lain, komponen

PAD pada pendapatan pemerintah Provinsi Kalimantan

Tengah tercatat sebesar Rp862,20 miliar, atau 34,59% dari

total pendapatan pemerintah Provinsi Kalteng pada

triwulan II 2019. (Grafik 2.6).

Belanja Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah

mengalami pertumbuhan positif, meskipun tidak

tumbuh sekuat triwulan sebelumnya. Realisasi belanja

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan II

2019 tercatat sebesar Rp1,79 triliun atau mengalami

pertumbuhan sebesar 19,28% (yoy), melambat

dibandingkan dengan capaian triwulan sebelumnya yang

tumbuh sebesar 35,29% (yoy) (Grafik 2.7). Pertumbuhan

realisasi belanja Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah

pada triwulan II 2019 utamanya didorong oleh komponen

belanja operasional, sedangkan komponen belanja modal

mengalami perlambatan (Tabel 2.2). Sampai dengan akhir

triwulan II 2019, realisasi belanja Pemerintah Provinsi

Kalimantan Tengah mencapai sebesar 37,79% dari pagu

yang dianggarkan.

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 2.2 Realisasi Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II 2018 dan Triwulan I, II 2019 (Rp Miliar)

KOMPONEN BELANJA DAERAH

TOTAL BELANJA + TRANSFER

SUBSIDI

REALISASI II 2018 (Rp. MILIAR)

REALISASI I 2019 (Rp. MILIAR)

REALISASI II 2019 (RP. MILIAR)

% PERUBAHAN I 2019

% PERUBAHAN II 2019

10,89

19,28

2,81

9,82

4,04

-0,48

-5,83

-94,96

-

74,96

-24,24

-28,28

-

1859,17

1500,93

1158,35

601,69

238,15

0,63

298,12

19,76

-

342,58

358,24

341,74

16,50

633,89

587,66

367,31

228,23

47,79

0,00

91,29

0,00

-

220,35

46,23

46,23

0,00

2061,72

1790,32

1190,93

660,81

247,77

0,63

280,73

1,00

-

599,40

271,40

245,10

26,30

12,08

35,29

-8,98

-15,68

-16,64

-

20,86

-

-

614,72

-64,76

-64,76

-

Komponen belanja operasional Pemerintah Provinsi

pada triwulan II 2019 mengalami pertumbuhan.

Belanja operasional pada triwulan II 2019 tercatat tumbuh

sebesar 2,81% (yoy) atau sebesar Rp1,19 triliun,

meningkat dibandingkan dengan capaian triwulan I 2019

yang terkontraksi sebesar -8,98% (yoy). pertumbuhan

tersebut bersumber dari belanja pegawai dan belanja

barang yang masing-masing tumbuh sebesar 9,82% (yoy),

dan 4,04% (yoy), atau terealisasi sebesar Rp247,77 miliar

dan Rp660,81 miliar. Secara keseluruhan, sampai dengan

triwulan II 2019 realisasi belanja operasional Pemerintah

Provinsi Kalimantan Tengah mencapai sebesar 36,35%

dari pagu yang dianggarkan.

Grafik 2.8 Kontribusi Komponen Belanja Daerah Triwulan II 2019

BELANJA TAK TERDUGA

0.00%

BELANJA MODAL

33,48%

BELANJA OPERASIONAL

66,52%

Grafik 2.7 Komponen Belanja Daerah Tahun 2015 - 2019 (Rp Miliar)

-20

-10

0

10

20

30

40

50

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAHSUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

-30

BELANJA TAK TERDUGA (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% YOY)

BELANJA OPERASI (RP. MILIAR) - KI BELANJA MODAL (RP. MILIAR) - KI

0

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

19LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201918 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

Grafik 2.6 Kontribusi Komponen Pendapatan Triwulan II 2019 (%)

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

0,52%

PENDAPATAN TRANSFER

64,89%

PAD

34,59%

Grafik 2.5 Komponen Pendapatan Daerah Triwulan II 2019 (Rp Miliar)

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

-20

-10

0

10

20

30

40

50

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% YOY)

PAD (RP. MILIAR) - KI DANA PERIMBANGAN (RP. MILIAR) - KI

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019. Secara

keseluruhan, pada triwulan II 2019 realisasi pendapatan

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah tercatat sebesar

48,47% dari pagu yang dianggarkan.

Meskipun realisasi pendapatan tumbuh meningkat

secara keseluruhan, komponen Pendapatan Asli

Daerah (PAD) tumbuh melambat pada triwulan II

2019. Tercatat realisasi PAD Pemerintah Provinsi

Kalimantan Tengah sebesar Rp862,20 miliar pada triwulan

II 2019, atau tumbuh sebesar 20,39% (yoy), melambat

dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya

yang tercatat sebesar 42,93% (yoy). Komponen pajak

tumbuh sebesar 15,30% (yoy) atau tercatat sebesar

Rp668,57 miliar (Grafik 2.5), dan menjadi penyumbang

utama PAD Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada

triwulan II 2019.

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II 2018, dan Triwulan I, II 2019 (Rp Miliar)

KOMPONEN PENDAPATAN DAERAH REALISASI II 2018

(Rp. MILIAR)

PENDAPATAN

PENDAPATAN ASLI DAERAH

PAJAK

RETRIBUSI DAERAH

HSL PENGELOLAAN KEKAYAAN YANG DIPISAHKAN

LAIN-LAIN PAD YANG SAH

PENDAPATAN TRANSFER

DANA BAGI HASIL PAJAK/ BUKAN PAJAK

DANA BAGI HASIL SDA

DANA ALOKASI UMUM

DANA ALOKASI KHUSUS

DANA PENYESUAIAN

LAIN-LAIN

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

HIBAH

DANA INSENTIF DAERAH

PENDAPATAN LAINNYA

1976,81

716,16

579,87

4,75

63,81

67,73

1250,03

39,37

126,42

668,39

349,95

65,90

-

10,62

3,24

-

7,38

REALISASI I 2019 (Rp. MILIAR)

REALISASI II 2019 (RP. MILIAR)

% PERUBAHAN I 2019

% PERUBAHAN II 2019

1087,86

352,99

304,95

1,89

0,00

46,14

731,53

15,84

75,46

534,54

0,00

105,69

7,31

3,34

1,92

-

1,41

2492,69

862,20

668,57

5,22

78,76

109,65

1617,43

31,68

167,65

935,45

475,35

6,82

0,49

13,06

3,61

-

9,45

9,78

42,93

50,51

6,16

-

8,38

(1,32)

(19,55)

19,39

1,86

(100,00)

194,05

-

25,73

8,62

-

59,98

26,10

20,39

15,30

9,94

23,42

61,89

29,39

(19,54)

32,61

39,96

35,83

-

-

22,96

11,27

-

28,09

Komponen Pendapatan Transfer tumbuh meningkat

pada triwulan II 2019. Tercatat komponen pendapatan

transfer terealisasi sebesar Rp1,62 triliun, atau tumbuh

sebesar 29,39% (yoy), meningkat dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -1,32%

(yoy). Penyaluran Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil

Pajak/Bukan Pajak menjadi pendorong pertumbuhan

pendapatan transfer Pemerintah Provinsi Kalimantan

Tengah pada triwulan II 2019.

Pendapatan transfer masih menjadi komponen

pendapatan daerah dengan pangsa terbesar. Pangsa

realisasi pendapatan terbesar masih berasal dari

komponen pendapatan transfer sebesar Rp1,62 triliun,

dengan pangsa sebesar 64,89%. Di sisi lain, komponen

PAD pada pendapatan pemerintah Provinsi Kalimantan

Tengah tercatat sebesar Rp862,20 miliar, atau 34,59% dari

total pendapatan pemerintah Provinsi Kalteng pada

triwulan II 2019. (Grafik 2.6).

Belanja Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah

mengalami pertumbuhan positif, meskipun tidak

tumbuh sekuat triwulan sebelumnya. Realisasi belanja

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan II

2019 tercatat sebesar Rp1,79 triliun atau mengalami

pertumbuhan sebesar 19,28% (yoy), melambat

dibandingkan dengan capaian triwulan sebelumnya yang

tumbuh sebesar 35,29% (yoy) (Grafik 2.7). Pertumbuhan

realisasi belanja Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah

pada triwulan II 2019 utamanya didorong oleh komponen

belanja operasional, sedangkan komponen belanja modal

mengalami perlambatan (Tabel 2.2). Sampai dengan akhir

triwulan II 2019, realisasi belanja Pemerintah Provinsi

Kalimantan Tengah mencapai sebesar 37,79% dari pagu

yang dianggarkan.

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 2.2 Realisasi Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II 2018 dan Triwulan I, II 2019 (Rp Miliar)

KOMPONEN BELANJA DAERAH

TOTAL BELANJA + TRANSFER

SUBSIDI

REALISASI II 2018 (Rp. MILIAR)

REALISASI I 2019 (Rp. MILIAR)

REALISASI II 2019 (RP. MILIAR)

% PERUBAHAN I 2019

% PERUBAHAN II 2019

10,89

19,28

2,81

9,82

4,04

-0,48

-5,83

-94,96

-

74,96

-24,24

-28,28

-

1859,17

1500,93

1158,35

601,69

238,15

0,63

298,12

19,76

-

342,58

358,24

341,74

16,50

633,89

587,66

367,31

228,23

47,79

0,00

91,29

0,00

-

220,35

46,23

46,23

0,00

2061,72

1790,32

1190,93

660,81

247,77

0,63

280,73

1,00

-

599,40

271,40

245,10

26,30

12,08

35,29

-8,98

-15,68

-16,64

-

20,86

-

-

614,72

-64,76

-64,76

-

Komponen belanja operasional Pemerintah Provinsi

pada triwulan II 2019 mengalami pertumbuhan.

Belanja operasional pada triwulan II 2019 tercatat tumbuh

sebesar 2,81% (yoy) atau sebesar Rp1,19 triliun,

meningkat dibandingkan dengan capaian triwulan I 2019

yang terkontraksi sebesar -8,98% (yoy). pertumbuhan

tersebut bersumber dari belanja pegawai dan belanja

barang yang masing-masing tumbuh sebesar 9,82% (yoy),

dan 4,04% (yoy), atau terealisasi sebesar Rp247,77 miliar

dan Rp660,81 miliar. Secara keseluruhan, sampai dengan

triwulan II 2019 realisasi belanja operasional Pemerintah

Provinsi Kalimantan Tengah mencapai sebesar 36,35%

dari pagu yang dianggarkan.

Grafik 2.8 Kontribusi Komponen Belanja Daerah Triwulan II 2019

BELANJA TAK TERDUGA

0.00%

BELANJA MODAL

33,48%

BELANJA OPERASIONAL

66,52%

Grafik 2.7 Komponen Belanja Daerah Tahun 2015 - 2019 (Rp Miliar)

-20

-10

0

10

20

30

40

50

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAHSUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

-30

BELANJA TAK TERDUGA (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% YOY)

BELANJA OPERASI (RP. MILIAR) - KI BELANJA MODAL (RP. MILIAR) - KI

0

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

19LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201918 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah Triwulan II 2019 (Rp Miliar)

PENDAPATAN KABUPATEN/ KOTA REALISASI II 2018 (Rp. MILIAR)

KOTAWARINGIN BARAT

KOTAWARINGIN TIMUR

PALANGKA RAYA

LAMANDAU

SERUYAN

SUKAMARA

KATINGAN

BARITO TIMUR

MURUNG RAYA

BARITO UTARA

BARITO SELATAN

KAPUAS

PULANG PISAU

GUNUNG MAS

645,66

736,51

598,47

429,81

534,97

275,08

620,28

429,35

622,28

554,74

494,73

806,12

520,54

513,48

REALISASI II 2019 (Rp. MILIAR) % PERUBAHAN

646,69

895,38

568,11

398,34

516,49

341,73

627,49

494,43

625,61

540,62

485,99

889,49

477,67

572,64

0,16

21,57

-5,07

-7,32

-3,45

24,23

1,16

15,16

0,53

-2,55

-1,77

10,34

-8,24

11,52

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 2.4 Realisasi Belanja Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah Triwulan II 2019 (Rp Miliar)

BELANJA KABUPATEN/ KOTA

KOTAWARINGIN BARAT

KOTAWARINGIN TIMUR

PALANGKA RAYA

LAMANDAU

SERUYAN

SUKAMARA

KATINGAN

BARITO TIMUR

MURUNG RAYA

BARITO UTARA

BARITO SELATAN

KAPUAS

PULANG PISAU

GUNUNG MAS

REALISASI II 2018 (Rp. MILIAR)

361,25

432,25

375,07

311,02

279,45

190,88

343,01

325,88

368,06

346,94

308,68

537,97

319,32

357,85

REALISASI II 2019 (Rp. MILIAR) % PERUBAHAN

383,80

531,40

329,68

211,40

251,43

167,38

293,03

233,23

312,29

287,28

303,63

494,87

208,65

296,26

6,24

22,94

-12,10

-32,03

-10,03

-12,31

-14,57

-28,43

-15,15

-17,20

-1,64

-8,01

-34,66

-17,21

kabupaten dengan rasio kemandirian terendah di

Kalimantan Tengah yakni sebesar 3,61%. Rendahnya

realisasi komponen pendapatan pajak daerah dan

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 2.5 Rasio Kemandirian Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah Triwulan II 2019

KABUPATEN/ KOTAREALISASI ANGGARAN (RP MILIAR)

KOTAWARINGIN BARAT

KOTAWARINGIN TIMUR

PALANGKA RAYA

LAMANDAU

SERUYAN

SUKAMARA

KATINGAN

BARITO TIMUR

MURUNG RAYA

BARITO UTARA

BARITO SELATAN

KAPUAS

PULANG PISAU

GUNUNG MAS

PENDAPATAN TOTALRASIO KEMANDIRIAN

88,34

104,54

64,58

23,02

41,33

16,67

34,84

23,11

43,77

21,41

18,19

55,29

17,23

22,90

646,69

895,38

568,11

398,34

516,49

341,73

627,49

494,43

625,61

540,62

485,99

889,49

477,67

572,64

13,66

11,68

11,37

5,78

8,00

4,88

5,55

4,67

7,00

3,96

3,74

6,22

3,61

4,00

PAD

REALISASI PAD S/D II 2019

43,13%

39,94%

56,20%

33,33%

45,54%

68,31%

26,13%

61,05%

24,99%

47,48%

50,46%

36,22%

39,09%

38,96%

pendapatan PAD lainnya menahan realisasi PAD

Kabupaten Pulang Pisau pada angka sebesar 36,22% dari

total pendapatan.

21LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201920 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

2.3

Rata-rata realisasi pendapatan pemerintah

kabupaten/kota di Kalimantan Tengah tumbuh pada

triwulan II 2019. Rata - rata pendapatan kabupaten/kota

di Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 tercatat

tumbuh sebesar 4,02% (yoy) (Tabel 2.3). Kabupaten

Sukamara menjadi kabupaten yang mengalami

pertumbuhan pendapatan tertinggi di Kalimantan Tengah

sebesar 24,23% (yoy). Peningkatan tersebut didorong oleh

peningkatan pendapatan transfer dari pemerintah pusat

berupa Dana Alokasi Umum (DAU). Sementara itu,

Kabupaten Pulang Pisau tercatat menjadi kabupaten

dengan kontraksi realisasi pendapatan tertinggi di

Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 yakni sebesar -

8,24% (yoy). Penurunan pendapatan transfer dari

pemerintah pusat berupa Dana Alokasi Umum (DAU) dan

Dana Alokasi Khusus (DAK) menjadi faktor pendorong

penurunan.

Dari sisi belanja, sebagian besar pertumbuhan

belanja kabupaten/kota di Kalimantan Tengah

mengalami kontraksi. Rata-rata pertumbuhan belanja

kabupaten/kota di Kalimantan Tengah pada triwulan II

2019 terkontraksi sebesar -12,44% (yoy), tidak sedalam

rata-rata kontraksi belanja kabupaten/kota di Kalimantan

Tengah pada triwulan sebelumnya sebesar -19,06% (yoy)

(Tabel 2.4). Kabupaten Pulang Pisau menjadi kabupaten

REALISASI APBD PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA TRIWULAN II 2019

dengan kontraksi realisasi belanja tertinggi pada triwulan II

2019 yakni sebesar -34,66% (yoy). Penurunan realisasi

belanja operasional khususnya belanja hibah dan bantuan

sosial pada triwulan II 2019 menyebabkan realisasi

pertumbuhan belanja Kabupaten Pulang Pisau tercatat

lebih rendah dibandingkan dengan daerah lain. Di sisi lain,

realisasi pertumbuhan belanja Kabupaten Kotawaringin

Timur menjadi yang tertinggi di Kalimantan Tengah

dengan pertumbuhan sebesar 22,94% (yoy), utamanya

bersumber dari meningkatnya realisasi belanja operasional

khususnya bantuan keuangan.

Rasio kemandirian kabupaten/kota di Kalimantan

Tengah pada triwulan II 2019 mengalami

pen ingkatan . Ra ta - ra ta r a s io kemand i r i an

kabupaten/kota di Kalimantan Tengah pada triwulan II

2019 adalah sebesar 6,72%, meningkat dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 4,99%

(Tabel 2.5). Kabupaten Kotawaringin Barat menjadi

kabupaten dengan rasio kemandirian tertinggi hingga

pada triwulan II 2019 sebesar 13,66%. Tingginya realisasi

komponen pendapatan yaitu komponen pendapatan

pajak daerah dan PAD lainnya yang sah mendorong

realisasi pendapatan Kabupaten Kotawaringin Barat

mencapai sebesar 38,96% dari pagu yang dianggarkan.

Sementara itu, Kabupaten Pulang Pisau menjadi

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah Triwulan II 2019 (Rp Miliar)

PENDAPATAN KABUPATEN/ KOTA REALISASI II 2018 (Rp. MILIAR)

KOTAWARINGIN BARAT

KOTAWARINGIN TIMUR

PALANGKA RAYA

LAMANDAU

SERUYAN

SUKAMARA

KATINGAN

BARITO TIMUR

MURUNG RAYA

BARITO UTARA

BARITO SELATAN

KAPUAS

PULANG PISAU

GUNUNG MAS

645,66

736,51

598,47

429,81

534,97

275,08

620,28

429,35

622,28

554,74

494,73

806,12

520,54

513,48

REALISASI II 2019 (Rp. MILIAR) % PERUBAHAN

646,69

895,38

568,11

398,34

516,49

341,73

627,49

494,43

625,61

540,62

485,99

889,49

477,67

572,64

0,16

21,57

-5,07

-7,32

-3,45

24,23

1,16

15,16

0,53

-2,55

-1,77

10,34

-8,24

11,52

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 2.4 Realisasi Belanja Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah Triwulan II 2019 (Rp Miliar)

BELANJA KABUPATEN/ KOTA

KOTAWARINGIN BARAT

KOTAWARINGIN TIMUR

PALANGKA RAYA

LAMANDAU

SERUYAN

SUKAMARA

KATINGAN

BARITO TIMUR

MURUNG RAYA

BARITO UTARA

BARITO SELATAN

KAPUAS

PULANG PISAU

GUNUNG MAS

REALISASI II 2018 (Rp. MILIAR)

361,25

432,25

375,07

311,02

279,45

190,88

343,01

325,88

368,06

346,94

308,68

537,97

319,32

357,85

REALISASI II 2019 (Rp. MILIAR) % PERUBAHAN

383,80

531,40

329,68

211,40

251,43

167,38

293,03

233,23

312,29

287,28

303,63

494,87

208,65

296,26

6,24

22,94

-12,10

-32,03

-10,03

-12,31

-14,57

-28,43

-15,15

-17,20

-1,64

-8,01

-34,66

-17,21

kabupaten dengan rasio kemandirian terendah di

Kalimantan Tengah yakni sebesar 3,61%. Rendahnya

realisasi komponen pendapatan pajak daerah dan

SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH

Tabel 2.5 Rasio Kemandirian Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah Triwulan II 2019

KABUPATEN/ KOTAREALISASI ANGGARAN (RP MILIAR)

KOTAWARINGIN BARAT

KOTAWARINGIN TIMUR

PALANGKA RAYA

LAMANDAU

SERUYAN

SUKAMARA

KATINGAN

BARITO TIMUR

MURUNG RAYA

BARITO UTARA

BARITO SELATAN

KAPUAS

PULANG PISAU

GUNUNG MAS

PENDAPATAN TOTALRASIO KEMANDIRIAN

88,34

104,54

64,58

23,02

41,33

16,67

34,84

23,11

43,77

21,41

18,19

55,29

17,23

22,90

646,69

895,38

568,11

398,34

516,49

341,73

627,49

494,43

625,61

540,62

485,99

889,49

477,67

572,64

13,66

11,68

11,37

5,78

8,00

4,88

5,55

4,67

7,00

3,96

3,74

6,22

3,61

4,00

PAD

REALISASI PAD S/D II 2019

43,13%

39,94%

56,20%

33,33%

45,54%

68,31%

26,13%

61,05%

24,99%

47,48%

50,46%

36,22%

39,09%

38,96%

pendapatan PAD lainnya menahan realisasi PAD

Kabupaten Pulang Pisau pada angka sebesar 36,22% dari

total pendapatan.

21LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201920 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

2.3

Rata-rata realisasi pendapatan pemerintah

kabupaten/kota di Kalimantan Tengah tumbuh pada

triwulan II 2019. Rata - rata pendapatan kabupaten/kota

di Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 tercatat

tumbuh sebesar 4,02% (yoy) (Tabel 2.3). Kabupaten

Sukamara menjadi kabupaten yang mengalami

pertumbuhan pendapatan tertinggi di Kalimantan Tengah

sebesar 24,23% (yoy). Peningkatan tersebut didorong oleh

peningkatan pendapatan transfer dari pemerintah pusat

berupa Dana Alokasi Umum (DAU). Sementara itu,

Kabupaten Pulang Pisau tercatat menjadi kabupaten

dengan kontraksi realisasi pendapatan tertinggi di

Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 yakni sebesar -

8,24% (yoy). Penurunan pendapatan transfer dari

pemerintah pusat berupa Dana Alokasi Umum (DAU) dan

Dana Alokasi Khusus (DAK) menjadi faktor pendorong

penurunan.

Dari sisi belanja, sebagian besar pertumbuhan

belanja kabupaten/kota di Kalimantan Tengah

mengalami kontraksi. Rata-rata pertumbuhan belanja

kabupaten/kota di Kalimantan Tengah pada triwulan II

2019 terkontraksi sebesar -12,44% (yoy), tidak sedalam

rata-rata kontraksi belanja kabupaten/kota di Kalimantan

Tengah pada triwulan sebelumnya sebesar -19,06% (yoy)

(Tabel 2.4). Kabupaten Pulang Pisau menjadi kabupaten

REALISASI APBD PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA TRIWULAN II 2019

dengan kontraksi realisasi belanja tertinggi pada triwulan II

2019 yakni sebesar -34,66% (yoy). Penurunan realisasi

belanja operasional khususnya belanja hibah dan bantuan

sosial pada triwulan II 2019 menyebabkan realisasi

pertumbuhan belanja Kabupaten Pulang Pisau tercatat

lebih rendah dibandingkan dengan daerah lain. Di sisi lain,

realisasi pertumbuhan belanja Kabupaten Kotawaringin

Timur menjadi yang tertinggi di Kalimantan Tengah

dengan pertumbuhan sebesar 22,94% (yoy), utamanya

bersumber dari meningkatnya realisasi belanja operasional

khususnya bantuan keuangan.

Rasio kemandirian kabupaten/kota di Kalimantan

Tengah pada triwulan II 2019 mengalami

pen ingkatan . Ra ta - ra ta r a s io kemand i r i an

kabupaten/kota di Kalimantan Tengah pada triwulan II

2019 adalah sebesar 6,72%, meningkat dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 4,99%

(Tabel 2.5). Kabupaten Kotawaringin Barat menjadi

kabupaten dengan rasio kemandirian tertinggi hingga

pada triwulan II 2019 sebesar 13,66%. Tingginya realisasi

komponen pendapatan yaitu komponen pendapatan

pajak daerah dan PAD lainnya yang sah mendorong

realisasi pendapatan Kabupaten Kotawaringin Barat

mencapai sebesar 38,96% dari pagu yang dianggarkan.

Sementara itu, Kabupaten Pulang Pisau menjadi

PERKEMBANGANINFLASI03

Tekanan inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 tercatat lebih rendah dibandingkan

triwulan I 2019, triwulan II 2018, rerata inflasi 3 tahun terakhir, maupun capaian inflasi nasional

pada triwulan II 2019.

Rendahnya inflasi pada triwulan II 2019 disebabkan oleh terjaganya harga bahan pangan pada

Ramadhan dan Idul Firtri.

PERKEMBANGANINFLASI03

Tekanan inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 tercatat lebih rendah dibandingkan

triwulan I 2019, triwulan II 2018, rerata inflasi 3 tahun terakhir, maupun capaian inflasi nasional

pada triwulan II 2019.

Rendahnya inflasi pada triwulan II 2019 disebabkan oleh terjaganya harga bahan pangan pada

Ramadhan dan Idul Firtri.

Grafik 3.1 Inflasi Kalimantan Tengah terhadap Nasional

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

% (YOY)

KALTENG

NASIONAL

0

1

2

3

4

5

6

Grafik 3.2 Inflasi Tahun Berjalan Kalimantan Tengah

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

%, YTD

2015 2016 2017 2018

-1

0

1

2

3

4

5

6

FEB MAR APR MEI SEP OKT DESI II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

4,57 3,13 3,18 2,11 4,10 4,97 3,81 3,18 2,31 3,08 3,72 4,52 3,83

4,45 3,45 3,07 3,02 4,17 4,37 3,72 3,71 3,40 3,12 2,88 3,13 2,48 2019

II

2,89

3,28

3.1 PERKEMBANGAN INFLASI SECARA UMUMInflasi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019

tercatat sebesar 2,89% (yoy), mengalami penurunan

dibandingan triwulan sebelumnya, dan berada pada

rentang sasaran inflasi 2019. Capaian inflasi ini lebih

rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 3,83% (yoy) dan

lebih rendah dari capaian pada periode yang sama pada

tahun sebelumnya sebesar 3,08% (yoy), serta lebih rendah

dari rerata inflasi selama 3 tahun terakhir sebesar 3,73%

(yoy). Secara tahun kalender, laju inflasi di Kalimantan

Tengah hingga triwulan II 2019 adalah sebesar 1,51%

(ytd), lebih rendah dibanding periode yang sama pada

2018 sebesar 3,13% (ytd). Tertahannya laju inflasi pada

periode ini disebabkan oleh menurunnya laju inflasi volatile

food dan administered price. Untuk inflasi volatile food,

capaiannya turun dari sebesar 3,39% (yoy) pada triwulan I

2019 menjadi 2,95% (yoy) pada triwulan II 2019.

Terkendalinya harga pada periode HBKN menjadi

faktor yang menyebabkan cukup terkendalinya

harga komoditas di Kalimantan Tengah selama

triwulan II 2019. Komoditas penahan inflasi volatile food

pada periode ini adalah beras, daging ayam ras, mie kering

instan, daging sapi, dan daging ayam kampung. Untuk

inflasi administered price, penurunan terjadi dari sebesar

8,86% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi 4,49% (yoy)

pada triwulan II 2019. Andil terbesar pada inflasi

administered price adalah komoditas angkutan udara, di

mana harganya sepanjang bulan Juni mengalami

penurunan dan cukup mempengaruhi laju inflasi nasional,

termasuk di Kalimantan Tengah. Meskipun inflasi

administered price mengalami penurunan, porsinya

terhadap inflasi umum masih cukup besar dan merupakan

kelompok yang tingkat inflasinya tertinggi dibandingkan

kelompok lainnya. Sementara itu, inflasi core pada

triwulan II 2019 tercatat sebesar 2,38% (yoy), sedikit lebih

tinggi dibandingnkan triwulan I 2019 sebesar 2,35% (yoy).

Komoditas kelompok core yang memiliki andil inflasi

terbesar pada triwulan II 2019 adalah mobil, tukang bukan

mandor, sate, obat dengan resep, dan sepeda motor.

Capaian inflasi Kalimantan tengah pada triwulan II

2019 lebih rendah daripada capaian nasional pada

periode yang sama. Inflasi Kalimantan Tengah tercatat

sebesar 2,89% (yoy), lebih rendah daripada capaian

nasional pada periode yang sama, yang tercatat sebesar

3,28% (yoy). Capaian nasional pada triwulan II 2019 ini

pun tercatat naik dibandingkan capaian nasional pada

triwulan I 2019 sebesar 2,48% (yoy) (Grafik 3.1). Cukup

kontras dengan capaian nasional, inflasi di Kalimantan

Tengah pada triwulan II 2019 tercatat turun dibandingkan

capaian triwulan I 2019 sebesar 3,83% (yoy). Secara tahun

kalender dan bulanan, inflasi di Kalimantan Tengah yang

tercatat sebesar 1,51% (ytd) dan 0,14% (mtm), lebih

rendah dari capaian nasional sebesar 2,05% (ytd) dan

0,55% (mtm).

Berdasarkan jenis komoditasnya, beras dan

angkutan udara masing-masing menjadi komoditas

dengan andil inflasi tertinggi di Palangka Raya dan

Sampit. Komoditas utama dengan andil inflasi tertinggi di

Kota Palangka Raya secara berurutan adalah beras (andil

inflasi sebesar 0,42% yoy), angkutan udara (0,29% yoy),

bawang merah (0,16% yoy), dan sate (0,14% yoy).

Sementara, komoditas-komoditas dengan andil inflasi

tertinggi di Kota Sampit adalah angkutan udara (andil

inflasi sebesar 0,86% yoy), mobil (0,37% yoy), rokok

kretek filter (0,26% yoy), dan tukang bukan mandor

(0,23% yoy). Tingginya andil inflasi komoditas beras pada

triwulan ini didorong oleh kenaikan harga Gabah Kering

Panen (GKP) dan harga beras medium di penggilingan

pada bulan Juni. Harga GKP di level petani meningkat

sebesar 4,5%, dan harga beras medium di penggilingan

meningkat sebesar 0,26%. Sementara itu, meskipun mulai

mengalami penurunan, harga tiket pesawat yang masih

tinggi, terutama apabila dibandingkan secara tahunan

pada tahun 2018, masih memberikan tekanan inflasi yang

cukup tinggi di Sampit.

Secara spasial, tekanan inflasi tercatat menurun pada

seluruh kota sampel inflasi, yaitu Palangka Raya dan

Sampit. Inflasi pada triwulan II 2019 di Palangka Raya

tercatat sebesar 2,76% (yoy), menurun dibandingkan

capaian pada triwulan sebelumnya sebesar 3,57% (yoy).

Sementara itu, di Sampit, inflasi pada triwulan II 2019

tercatat sebesar 3,11% (yoy), menurun dibandingkan

tingkat inflasi pada triwulan sebelumnya sebesar 4,47%

(yoy). Penurunan tingkat inflasi di Palangka Raya terjadi

paling besar pada inflasi administered price, yang turun

dari sebesar 7,24% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi

sebesar 3,36% (yoy) pada triwulan II 2019. Sementara itu,

di Kota Sampit, penurunan inflasi terjadi paling besar pada

inflasi volatile food, yang turun dari sebesar 3,38% (yoy)

pada triwulan I 2019 menjadi deflasi sebesar -0,54% (yoy)

pada triwulan II 2019. Apabila dibandingkan dengan kota

sampel inflasi lain di Kalimantan, Sampit merupakan kota

yang memiliki tingkat inflasi tertinggi ketiga, setelah

Banjarmasin dan Pontianak, sedangkan capaian Palangka

Raya relatif normal.

Inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan III 2019

diperkirakan akan menurun sesuai dengan pola

historisnya. Pada Juli 2019, Kalimantan Tengah tercatat

mengalami deflasi sebesar -0,25% (mtm), lebih rendah

dibandingkan bulan Juni 2019 yang mengalami inflasi

sebesar 0,14% (mtm). Sampai dengan Juli 2019, inflasi di

Kalimantan Tengah tercatat sebesar 1,26% (ytd), atau

secara tahunan sebesar 2,62% (yoy). Capaian ini lebih

rendah dibandingkan tahun 2018, yang sebesar 3,10%

(yoy). Tekanan inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan III

2019 tertahan oleh normalisasi harga komoditas setelah

periode HBKN di triwulan II 2019, meskipun masih

terdapat potensi tekanan harga dari komoditas cabai yang

panen di sentra produksinya mulai terganggu pada

triwulan II 2019. Meski demikian, komponen volatile food

secara umum pada triwulan III 2019 diprakirakan cukup

terkendali, meski harga cabai diprakirakan cukup

memberikan tekanan. Berdasarkan informasi harga di

Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) pada

minggu ke-IV Agustus 2019, beberapa harga pangan

seperti daging ayam ras, beras, bawang merah, dan

bawang putih mengalami penurunan. Inflasi administered

price diprakirakan sedikit menurun, salah satunya akibat

diberlakukannya kebijakan harga tiket pesawat jangka

pendek yang dirilis bulan Juli 2019. Meksipun kebijakan

jangka pendek ini akan dicabut dalam waktu dekat, kabar

akan diberlakukannya kebijakan jangka panjang terkait

tiket pesawat pada bulan September 2019 diprakirakan

cukup membantu menahan laju inflasi administered prices.

Hampir seluruh kelompok komoditas mengalami

penurunan tingkat inflasi pada triwulan II 2019.

Penurunan tingkat inflasi terjadi paling besar pada

kelompok komoditas transportasi, komunikasi, dan jasa

keuangan, dari sebesar 8,86% (yoy) pada triwulan I 2019

menjadi sebesar 5,29% (yoy) pada triwulan II 2019.

Pemberlakuan kebijakan penurunan tarif batas atas

pesawat udara pada bulan Mei 2019 cukup memberikan

andil yang besar terhadap penurunan tekanan inflasi

kelompok ini pada triwulan II 2019. Selain itu, penurunan

3.2 INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK PENGELUARAN

25LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201924 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

Grafik 3.1 Inflasi Kalimantan Tengah terhadap Nasional

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

% (YOY)

KALTENG

NASIONAL

0

1

2

3

4

5

6

Grafik 3.2 Inflasi Tahun Berjalan Kalimantan Tengah

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

%, YTD

2015 2016 2017 2018

-1

0

1

2

3

4

5

6

FEB MAR APR MEI SEP OKT DESI II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

4,57 3,13 3,18 2,11 4,10 4,97 3,81 3,18 2,31 3,08 3,72 4,52 3,83

4,45 3,45 3,07 3,02 4,17 4,37 3,72 3,71 3,40 3,12 2,88 3,13 2,48 2019

II

2,89

3,28

3.1 PERKEMBANGAN INFLASI SECARA UMUMInflasi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019

tercatat sebesar 2,89% (yoy), mengalami penurunan

dibandingan triwulan sebelumnya, dan berada pada

rentang sasaran inflasi 2019. Capaian inflasi ini lebih

rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 3,83% (yoy) dan

lebih rendah dari capaian pada periode yang sama pada

tahun sebelumnya sebesar 3,08% (yoy), serta lebih rendah

dari rerata inflasi selama 3 tahun terakhir sebesar 3,73%

(yoy). Secara tahun kalender, laju inflasi di Kalimantan

Tengah hingga triwulan II 2019 adalah sebesar 1,51%

(ytd), lebih rendah dibanding periode yang sama pada

2018 sebesar 3,13% (ytd). Tertahannya laju inflasi pada

periode ini disebabkan oleh menurunnya laju inflasi volatile

food dan administered price. Untuk inflasi volatile food,

capaiannya turun dari sebesar 3,39% (yoy) pada triwulan I

2019 menjadi 2,95% (yoy) pada triwulan II 2019.

Terkendalinya harga pada periode HBKN menjadi

faktor yang menyebabkan cukup terkendalinya

harga komoditas di Kalimantan Tengah selama

triwulan II 2019. Komoditas penahan inflasi volatile food

pada periode ini adalah beras, daging ayam ras, mie kering

instan, daging sapi, dan daging ayam kampung. Untuk

inflasi administered price, penurunan terjadi dari sebesar

8,86% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi 4,49% (yoy)

pada triwulan II 2019. Andil terbesar pada inflasi

administered price adalah komoditas angkutan udara, di

mana harganya sepanjang bulan Juni mengalami

penurunan dan cukup mempengaruhi laju inflasi nasional,

termasuk di Kalimantan Tengah. Meskipun inflasi

administered price mengalami penurunan, porsinya

terhadap inflasi umum masih cukup besar dan merupakan

kelompok yang tingkat inflasinya tertinggi dibandingkan

kelompok lainnya. Sementara itu, inflasi core pada

triwulan II 2019 tercatat sebesar 2,38% (yoy), sedikit lebih

tinggi dibandingnkan triwulan I 2019 sebesar 2,35% (yoy).

Komoditas kelompok core yang memiliki andil inflasi

terbesar pada triwulan II 2019 adalah mobil, tukang bukan

mandor, sate, obat dengan resep, dan sepeda motor.

Capaian inflasi Kalimantan tengah pada triwulan II

2019 lebih rendah daripada capaian nasional pada

periode yang sama. Inflasi Kalimantan Tengah tercatat

sebesar 2,89% (yoy), lebih rendah daripada capaian

nasional pada periode yang sama, yang tercatat sebesar

3,28% (yoy). Capaian nasional pada triwulan II 2019 ini

pun tercatat naik dibandingkan capaian nasional pada

triwulan I 2019 sebesar 2,48% (yoy) (Grafik 3.1). Cukup

kontras dengan capaian nasional, inflasi di Kalimantan

Tengah pada triwulan II 2019 tercatat turun dibandingkan

capaian triwulan I 2019 sebesar 3,83% (yoy). Secara tahun

kalender dan bulanan, inflasi di Kalimantan Tengah yang

tercatat sebesar 1,51% (ytd) dan 0,14% (mtm), lebih

rendah dari capaian nasional sebesar 2,05% (ytd) dan

0,55% (mtm).

Berdasarkan jenis komoditasnya, beras dan

angkutan udara masing-masing menjadi komoditas

dengan andil inflasi tertinggi di Palangka Raya dan

Sampit. Komoditas utama dengan andil inflasi tertinggi di

Kota Palangka Raya secara berurutan adalah beras (andil

inflasi sebesar 0,42% yoy), angkutan udara (0,29% yoy),

bawang merah (0,16% yoy), dan sate (0,14% yoy).

Sementara, komoditas-komoditas dengan andil inflasi

tertinggi di Kota Sampit adalah angkutan udara (andil

inflasi sebesar 0,86% yoy), mobil (0,37% yoy), rokok

kretek filter (0,26% yoy), dan tukang bukan mandor

(0,23% yoy). Tingginya andil inflasi komoditas beras pada

triwulan ini didorong oleh kenaikan harga Gabah Kering

Panen (GKP) dan harga beras medium di penggilingan

pada bulan Juni. Harga GKP di level petani meningkat

sebesar 4,5%, dan harga beras medium di penggilingan

meningkat sebesar 0,26%. Sementara itu, meskipun mulai

mengalami penurunan, harga tiket pesawat yang masih

tinggi, terutama apabila dibandingkan secara tahunan

pada tahun 2018, masih memberikan tekanan inflasi yang

cukup tinggi di Sampit.

Secara spasial, tekanan inflasi tercatat menurun pada

seluruh kota sampel inflasi, yaitu Palangka Raya dan

Sampit. Inflasi pada triwulan II 2019 di Palangka Raya

tercatat sebesar 2,76% (yoy), menurun dibandingkan

capaian pada triwulan sebelumnya sebesar 3,57% (yoy).

Sementara itu, di Sampit, inflasi pada triwulan II 2019

tercatat sebesar 3,11% (yoy), menurun dibandingkan

tingkat inflasi pada triwulan sebelumnya sebesar 4,47%

(yoy). Penurunan tingkat inflasi di Palangka Raya terjadi

paling besar pada inflasi administered price, yang turun

dari sebesar 7,24% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi

sebesar 3,36% (yoy) pada triwulan II 2019. Sementara itu,

di Kota Sampit, penurunan inflasi terjadi paling besar pada

inflasi volatile food, yang turun dari sebesar 3,38% (yoy)

pada triwulan I 2019 menjadi deflasi sebesar -0,54% (yoy)

pada triwulan II 2019. Apabila dibandingkan dengan kota

sampel inflasi lain di Kalimantan, Sampit merupakan kota

yang memiliki tingkat inflasi tertinggi ketiga, setelah

Banjarmasin dan Pontianak, sedangkan capaian Palangka

Raya relatif normal.

Inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan III 2019

diperkirakan akan menurun sesuai dengan pola

historisnya. Pada Juli 2019, Kalimantan Tengah tercatat

mengalami deflasi sebesar -0,25% (mtm), lebih rendah

dibandingkan bulan Juni 2019 yang mengalami inflasi

sebesar 0,14% (mtm). Sampai dengan Juli 2019, inflasi di

Kalimantan Tengah tercatat sebesar 1,26% (ytd), atau

secara tahunan sebesar 2,62% (yoy). Capaian ini lebih

rendah dibandingkan tahun 2018, yang sebesar 3,10%

(yoy). Tekanan inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan III

2019 tertahan oleh normalisasi harga komoditas setelah

periode HBKN di triwulan II 2019, meskipun masih

terdapat potensi tekanan harga dari komoditas cabai yang

panen di sentra produksinya mulai terganggu pada

triwulan II 2019. Meski demikian, komponen volatile food

secara umum pada triwulan III 2019 diprakirakan cukup

terkendali, meski harga cabai diprakirakan cukup

memberikan tekanan. Berdasarkan informasi harga di

Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) pada

minggu ke-IV Agustus 2019, beberapa harga pangan

seperti daging ayam ras, beras, bawang merah, dan

bawang putih mengalami penurunan. Inflasi administered

price diprakirakan sedikit menurun, salah satunya akibat

diberlakukannya kebijakan harga tiket pesawat jangka

pendek yang dirilis bulan Juli 2019. Meksipun kebijakan

jangka pendek ini akan dicabut dalam waktu dekat, kabar

akan diberlakukannya kebijakan jangka panjang terkait

tiket pesawat pada bulan September 2019 diprakirakan

cukup membantu menahan laju inflasi administered prices.

Hampir seluruh kelompok komoditas mengalami

penurunan tingkat inflasi pada triwulan II 2019.

Penurunan tingkat inflasi terjadi paling besar pada

kelompok komoditas transportasi, komunikasi, dan jasa

keuangan, dari sebesar 8,86% (yoy) pada triwulan I 2019

menjadi sebesar 5,29% (yoy) pada triwulan II 2019.

Pemberlakuan kebijakan penurunan tarif batas atas

pesawat udara pada bulan Mei 2019 cukup memberikan

andil yang besar terhadap penurunan tekanan inflasi

kelompok ini pada triwulan II 2019. Selain itu, penurunan

3.2 INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK PENGELUARAN

25LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201924 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

Tabel 3.1 Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok

KELOMPOKII III IV

2017

I II

2018

BAHAN MAKANAN

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, & TEMBAKAU

PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR

SANDANG

KESEHATAN

PENDIDIKAN, REKREASI , & OLAH RAGA

TRANSPOR, KOMUNIKASI, & JASA KEUANGAN

UMUM/TOTAL

0,52

2,38

10,54

2,33

3,07

4,40

9,15

4,97

0,74

2,79

9,20

2,08

2,22

2,61

3,89

3,81

-1,09

2,16

9,12

3,07

2,00

2,38

3,70

3,18

-0,49

1,75

5,84

4,92

2,89

2,73

1,16

2,31

5,63

2,05

2,06

4,72

4,22

3,09

1,08

3,08

SUMBER: BPS, DATA DIOLAH

III

4,78

2,23

2,87

4,16

4,30

3,14

5,16

3,72

IV

2,25

3,25

4,43

3,45

8,88

I

3,84

2,66

2,30

2,80

2,44

2,64

8,86

3,83

2019

II

3,16

2,76

1,66

2,36

2,74

2,07

5,29

2,89

3.2.1 Kelompok Bahan MakananInflasi kelompok bahan makanan mengalami

penurunan dari triwulan sebelumnya. Pada triwulan II

2019, kelompok ini tercatat mengalami inflasi sebesar

3,16% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 3,84% (yoy). Penurunan tingkat

inflasi pada kelompok komoditas ini merupakan imbas dari

terjaganya pasokan komoditas bahan makanan pada

triwulan II 2019, terutama saat momen HBKN yang cukup SUMBER: BPS, DATA DIOLAH

Komoditas Penyumbang Inflasi Kelompok BahanMakanan

Beras

Bawang Merah

Bawang Putih

Jeruk

Gabus

5,94

17,42

43,02

9,12

17,88

0,27

0,12

0,10

0,08

0,06

Daging Ayam Ras

Layang/benggol

Garam

Telur Ayam Ras

Pepaya

(15,22)

(5,31)

(7,46)

(1,37)

(10,39)

(0,32)

(0,02)

(0,01)

(0,01)

(0,01)

RP/KG %, WTW

Grafik 3.3 Perkembangan Harga Komoditas Mingguan (PIHPS)

RP/KG %, WTW

RP/KG %, WTW RP/KG %, WTW

PERUBAHAN WTW (SKALA KANAN)

KESEIMBANGAN (SKALA KANAN)HARGA CABAI RAWIT (SKALA KIRI)

PERUBAHAN WTW (SKALA KANAN)

KESEIMBANGAN (SKALA KANAN)HARGA BAWANG MERAH (SKALA KIRI)

PERUBAHAN WTW (SKALA KANAN)

KESEIMBANGAN (SKALA KANAN)HARGA DAGING AYAM RAS (SKALA KIRI)

PERUBAHAN WTW (SKALA KANAN)

KESEIMBANGAN (SKALA KANAN)HARGA BERAS MEDIUM (SKALA KIRI)

BERAS MEDIUM

CABAI RAWIT

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000 DAGING AYAM RAS

BAWANG MERAH

1 2 3 4 5 6

2018

7 8 9 10 11 12 1 2

2019

SUMBER: PIHPS, DATA DIOLAH

3 4 5 6 7 8 9

-5,00

-4,00

-3,00

-2,00

-1,00

0,00

1,00

2,00

3,00

12.400

12.600

12.800

13.000

13.200

13.400

13.600

13.800

14.000

14.200

14.400

1 2 3 4 5 6

2018

7 8 9 10 11 12 1 2

2019

3 4 5 6 7 8 9

-30,00

-20,00

-10,00

0,00

10,00

20,00

30,00

1 2 3 4 5 6

2018

7 8 9 10 11 12 1 2

2019

3 4 5 6 7 8 9

-30,00

-20,00

-10,00

0,00

10,00

20,00

30,00

-

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

1 2 3 4 5 6

2018

7 8 9 10 11 12 1 2

2019

3 4 5 6 7 8 9

-40,00

-30,00

-20,00

-10,00

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

45.000

50.000

Laju inflasi kelompok transportasi, komunikasi, dan

jasa keuangan menurun pada triwulan II 2019.

Kelompok komoditas ini tercatat mengalami inflasi sebesar

5,29% (yoy) pada triwulan II 2019, menurun dibandingkan

periode sebelumnya sebesar 8,86% (yoy) (Tabel 3.1). Pada

triwulan II 2019, penurunan andil inflasi terbesar kelompok

ini terjadi pada komoditas angkutan udara, dari sebesar

1,40% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi 0,46% (yoy)

pada triwulan II 2019. Inflasi angkutan udara pada triwulan

II 2019 sebesar 31,95% (yoy), lebih rendah dibadingkan

dengan 102,73% (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Penurunan tekanan inflasi dari komoditas ini dipengaruhi

oleh kebijakan penurunan tarif batas atas tiket pesawat

sebesar 12%-16% yang diberlakukan pada bulan Mei

2019. Meskipun begitu, komoditas ini masih menjadi

komoditas dengan andil inflasi tertinggi di kelompok ini

pada triwulan II 2019. Di sisi lain, andil inflasi komoditi

mobil cukup tinggi, naik dari 0,06% (yoy) pada triwulan I

2019 menjadi 0,13% pada triwulan II 2019. Kenaikan

harga ini mengikuti pola historis kenaikan harga mobil

pada momen HBKN. Pada triwulan II 2019, komoditas ini

mengalami inflasi sebesar 4,89% (yoy), naik dari 2,44%

(yoy) pada triwulan I 2019.

Tekanan inflasi kelompok transportasi, komunikasi,

dan jasa keuangan pada triwulan III 2019

diperkirakan menurun. Tekanan inflasi pada kelompok

ini sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah terkait

harga tiket pesawat. Pada 11 Juli 2019, pemerintah

kembali memberlakukan kebijakan penurunan batas atas

harga tiket pesawat hingga 50%, dan harga tiket pesawat

3.2.2 Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

murah ini berlaku pada pembelian di hari Selasa, Kamis, dan

Sabtu pukul 10.00-14.00. Kebijakan ini dinilai akan cukup

mendorong penurunan tekanan inflasi pada triwulan III

2019. Pemerintah berencana mengeluarkan kebijakan baru

terkait tiket pesawat, dan harapannya akan menjadi

kebijakan jangka panjang. Oleh karena itu, harga tiket

pesawat diprakirakan akan turun dan lebih stabil setelah

dikeluarkannya kebijakan ini.

Tekanan inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas &

bahan bakar menurun dari triwulan sebelumnya.

Kelompok komoditas ini mengalami inflasi sebesar 1,66%

(yoy) pada triwulan II 2019, turun dari triwulan sebelumnya

sebesar 2,30% (yoy) (Tabel 3.1). Penurunan laju inflasi pada

kelompok komoditas ini di triwulan II 2019 didorong oleh

meredanya tekanan inflasi subkelompok bahan bakar,

penerangan, dan air, dari sebesar 2,94% (yoy) pada triwulan

I 2019 menjadi sebesar 0,30% (yoy) pada triwulan II 2019.

Komoditas bahan bakar rumah tangga mengalami

penurunan tingkat inflasi terbesar pada subkelompok bahan

bakar, penerangan, dan air, dari sebesar 12,40% (yoy) pada

triwulan I 2019 menjadi sebesar 4,26% (yoy) pada triwulan II

2019. Terjaganya pasokan LPG pada momen HBKN di

triwulan II 2019 turut menyumbang penurunan tingkat

inflasi pada komoditas kelompok ini. Tekanan inflasi kelompok sandang sedikit menurun

pada triwulan II 2019 dibandingkan triwulan

sebelumnya. Kelompok sandang tercatat mengalami inflasi

sebesar 2,36% (yoy) pada triwulan II 2019, sedikit menurut

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar

2,80% (yoy). Menurunnya tekanan inflasi pada kelompok

komoditas ini didorong oleh penurunan tingkat inflasi pada

subkelompok barang pribadi dan sandang lain, yang turun

menjadi sebesar 1,67% (yoy) pada triwulan II 2019, dari

sebesar 2,70% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Dari sisi

andil inflasi, komoditas dengan andil inflasi tertinggi pada

kelompok ini adalah emas perhiasan, dengan andil inflasi

sebesar 0,30% (yoy), dan cenderung tetap dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Tren kenaikan harga emas

dunia memberikan tekanan pada subkelompok ini.

3.2.3 Kelompok Lainnya

berada pada level yang terjaga. Potensi peningkatan

tekanan inflasi ini utamanya didorong oleh komoditas

cabai merah dan cabai rawit, yang pasokan dari sentra

produksinya sedang mengalami gangguan. Hal ini

tercermin pada pantauan harga di Pusat Informasi Harga

Pangan Strategis (PIHPS), yang mana kedua komoditas ini

telah mengalami kenaikan harga yang cukup konsisten

sejak pertengahan triwulan II 2019.

capaian inflasi pada triwulan II 2019 juga disumbangkan

oleh kelompok komoditas perumahan, air, listrik, gas, dan

bahan bakar, yang tercatat sebesar 1,66% (yoy) pada

triwulan II 2019, menurun dari capaian triwulan I 2019

sebesar 2,30% (yoy).

menahan tekanan inflasi di Kalimantan Tengah. Komoditas

yang memiliki andil terbesar dalam penurunan tingkat

inflasi pada periode ini adalah daging ayam ras,

laying/benggol, garam, telur ayam ras, dan papaya.

Inflasi kelompok bahan makanan pada triwulan III

2019 diperkirakan akan sedikit meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya, namun masih

27LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201926 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

Tabel 3.1 Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok

KELOMPOKII III IV

2017

I II

2018

BAHAN MAKANAN

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, & TEMBAKAU

PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR

SANDANG

KESEHATAN

PENDIDIKAN, REKREASI , & OLAH RAGA

TRANSPOR, KOMUNIKASI, & JASA KEUANGAN

UMUM/TOTAL

0,52

2,38

10,54

2,33

3,07

4,40

9,15

4,97

0,74

2,79

9,20

2,08

2,22

2,61

3,89

3,81

-1,09

2,16

9,12

3,07

2,00

2,38

3,70

3,18

-0,49

1,75

5,84

4,92

2,89

2,73

1,16

2,31

5,63

2,05

2,06

4,72

4,22

3,09

1,08

3,08

SUMBER: BPS, DATA DIOLAH

III

4,78

2,23

2,87

4,16

4,30

3,14

5,16

3,72

IV

2,25

3,25

4,43

3,45

8,88

I

3,84

2,66

2,30

2,80

2,44

2,64

8,86

3,83

2019

II

3,16

2,76

1,66

2,36

2,74

2,07

5,29

2,89

3.2.1 Kelompok Bahan MakananInflasi kelompok bahan makanan mengalami

penurunan dari triwulan sebelumnya. Pada triwulan II

2019, kelompok ini tercatat mengalami inflasi sebesar

3,16% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 3,84% (yoy). Penurunan tingkat

inflasi pada kelompok komoditas ini merupakan imbas dari

terjaganya pasokan komoditas bahan makanan pada

triwulan II 2019, terutama saat momen HBKN yang cukup SUMBER: BPS, DATA DIOLAH

Komoditas Penyumbang Inflasi Kelompok BahanMakanan

Beras

Bawang Merah

Bawang Putih

Jeruk

Gabus

5,94

17,42

43,02

9,12

17,88

0,27

0,12

0,10

0,08

0,06

Daging Ayam Ras

Layang/benggol

Garam

Telur Ayam Ras

Pepaya

(15,22)

(5,31)

(7,46)

(1,37)

(10,39)

(0,32)

(0,02)

(0,01)

(0,01)

(0,01)

RP/KG %, WTW

Grafik 3.3 Perkembangan Harga Komoditas Mingguan (PIHPS)

RP/KG %, WTW

RP/KG %, WTW RP/KG %, WTW

PERUBAHAN WTW (SKALA KANAN)

KESEIMBANGAN (SKALA KANAN)HARGA CABAI RAWIT (SKALA KIRI)

PERUBAHAN WTW (SKALA KANAN)

KESEIMBANGAN (SKALA KANAN)HARGA BAWANG MERAH (SKALA KIRI)

PERUBAHAN WTW (SKALA KANAN)

KESEIMBANGAN (SKALA KANAN)HARGA DAGING AYAM RAS (SKALA KIRI)

PERUBAHAN WTW (SKALA KANAN)

KESEIMBANGAN (SKALA KANAN)HARGA BERAS MEDIUM (SKALA KIRI)

BERAS MEDIUM

CABAI RAWIT

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000 DAGING AYAM RAS

BAWANG MERAH

1 2 3 4 5 6

2018

7 8 9 10 11 12 1 2

2019

SUMBER: PIHPS, DATA DIOLAH

3 4 5 6 7 8 9

-5,00

-4,00

-3,00

-2,00

-1,00

0,00

1,00

2,00

3,00

12.400

12.600

12.800

13.000

13.200

13.400

13.600

13.800

14.000

14.200

14.400

1 2 3 4 5 6

2018

7 8 9 10 11 12 1 2

2019

3 4 5 6 7 8 9

-30,00

-20,00

-10,00

0,00

10,00

20,00

30,00

1 2 3 4 5 6

2018

7 8 9 10 11 12 1 2

2019

3 4 5 6 7 8 9

-30,00

-20,00

-10,00

0,00

10,00

20,00

30,00

-

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

1 2 3 4 5 6

2018

7 8 9 10 11 12 1 2

2019

3 4 5 6 7 8 9

-40,00

-30,00

-20,00

-10,00

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

45.000

50.000

Laju inflasi kelompok transportasi, komunikasi, dan

jasa keuangan menurun pada triwulan II 2019.

Kelompok komoditas ini tercatat mengalami inflasi sebesar

5,29% (yoy) pada triwulan II 2019, menurun dibandingkan

periode sebelumnya sebesar 8,86% (yoy) (Tabel 3.1). Pada

triwulan II 2019, penurunan andil inflasi terbesar kelompok

ini terjadi pada komoditas angkutan udara, dari sebesar

1,40% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi 0,46% (yoy)

pada triwulan II 2019. Inflasi angkutan udara pada triwulan

II 2019 sebesar 31,95% (yoy), lebih rendah dibadingkan

dengan 102,73% (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Penurunan tekanan inflasi dari komoditas ini dipengaruhi

oleh kebijakan penurunan tarif batas atas tiket pesawat

sebesar 12%-16% yang diberlakukan pada bulan Mei

2019. Meskipun begitu, komoditas ini masih menjadi

komoditas dengan andil inflasi tertinggi di kelompok ini

pada triwulan II 2019. Di sisi lain, andil inflasi komoditi

mobil cukup tinggi, naik dari 0,06% (yoy) pada triwulan I

2019 menjadi 0,13% pada triwulan II 2019. Kenaikan

harga ini mengikuti pola historis kenaikan harga mobil

pada momen HBKN. Pada triwulan II 2019, komoditas ini

mengalami inflasi sebesar 4,89% (yoy), naik dari 2,44%

(yoy) pada triwulan I 2019.

Tekanan inflasi kelompok transportasi, komunikasi,

dan jasa keuangan pada triwulan III 2019

diperkirakan menurun. Tekanan inflasi pada kelompok

ini sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah terkait

harga tiket pesawat. Pada 11 Juli 2019, pemerintah

kembali memberlakukan kebijakan penurunan batas atas

harga tiket pesawat hingga 50%, dan harga tiket pesawat

3.2.2 Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

murah ini berlaku pada pembelian di hari Selasa, Kamis, dan

Sabtu pukul 10.00-14.00. Kebijakan ini dinilai akan cukup

mendorong penurunan tekanan inflasi pada triwulan III

2019. Pemerintah berencana mengeluarkan kebijakan baru

terkait tiket pesawat, dan harapannya akan menjadi

kebijakan jangka panjang. Oleh karena itu, harga tiket

pesawat diprakirakan akan turun dan lebih stabil setelah

dikeluarkannya kebijakan ini.

Tekanan inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas &

bahan bakar menurun dari triwulan sebelumnya.

Kelompok komoditas ini mengalami inflasi sebesar 1,66%

(yoy) pada triwulan II 2019, turun dari triwulan sebelumnya

sebesar 2,30% (yoy) (Tabel 3.1). Penurunan laju inflasi pada

kelompok komoditas ini di triwulan II 2019 didorong oleh

meredanya tekanan inflasi subkelompok bahan bakar,

penerangan, dan air, dari sebesar 2,94% (yoy) pada triwulan

I 2019 menjadi sebesar 0,30% (yoy) pada triwulan II 2019.

Komoditas bahan bakar rumah tangga mengalami

penurunan tingkat inflasi terbesar pada subkelompok bahan

bakar, penerangan, dan air, dari sebesar 12,40% (yoy) pada

triwulan I 2019 menjadi sebesar 4,26% (yoy) pada triwulan II

2019. Terjaganya pasokan LPG pada momen HBKN di

triwulan II 2019 turut menyumbang penurunan tingkat

inflasi pada komoditas kelompok ini. Tekanan inflasi kelompok sandang sedikit menurun

pada triwulan II 2019 dibandingkan triwulan

sebelumnya. Kelompok sandang tercatat mengalami inflasi

sebesar 2,36% (yoy) pada triwulan II 2019, sedikit menurut

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar

2,80% (yoy). Menurunnya tekanan inflasi pada kelompok

komoditas ini didorong oleh penurunan tingkat inflasi pada

subkelompok barang pribadi dan sandang lain, yang turun

menjadi sebesar 1,67% (yoy) pada triwulan II 2019, dari

sebesar 2,70% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Dari sisi

andil inflasi, komoditas dengan andil inflasi tertinggi pada

kelompok ini adalah emas perhiasan, dengan andil inflasi

sebesar 0,30% (yoy), dan cenderung tetap dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Tren kenaikan harga emas

dunia memberikan tekanan pada subkelompok ini.

3.2.3 Kelompok Lainnya

berada pada level yang terjaga. Potensi peningkatan

tekanan inflasi ini utamanya didorong oleh komoditas

cabai merah dan cabai rawit, yang pasokan dari sentra

produksinya sedang mengalami gangguan. Hal ini

tercermin pada pantauan harga di Pusat Informasi Harga

Pangan Strategis (PIHPS), yang mana kedua komoditas ini

telah mengalami kenaikan harga yang cukup konsisten

sejak pertengahan triwulan II 2019.

capaian inflasi pada triwulan II 2019 juga disumbangkan

oleh kelompok komoditas perumahan, air, listrik, gas, dan

bahan bakar, yang tercatat sebesar 1,66% (yoy) pada

triwulan II 2019, menurun dari capaian triwulan I 2019

sebesar 2,30% (yoy).

menahan tekanan inflasi di Kalimantan Tengah. Komoditas

yang memiliki andil terbesar dalam penurunan tingkat

inflasi pada periode ini adalah daging ayam ras,

laying/benggol, garam, telur ayam ras, dan papaya.

Inflasi kelompok bahan makanan pada triwulan III

2019 diperkirakan akan sedikit meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya, namun masih

27LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201926 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

Tekanan inflasi kelompok kesehatan sedikit

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Kelompok kesehatan tercatat mengalami inflasi sebesar

2,74% (yoy) pada triwulan II 2019, sedikit meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,44% (yoy).

Subkelompok dengan kenaikan tingkat inflasi tertinggi

adalah subkelompok obat-obatan, yang mengalami inflasi

sebesar 6,26% (yoy) pada triwulan II 2019, meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,40% (yoy).

Kenaikan inflasi tertinggi pada subkelompok tersebut

adalah komoditas obat dengan resep, yang naik dari

0,73% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi 8,29% (yoy)

pada triwlan II 2019. Komoditas obat dengan resep juga

merupakan komoditas dengan andil terbesar dari

kelompok komoditas kesehatan yaitu sebesar 0,60% (yoy)

pada triwulan II 2019, yang juga naik dari triwulan

sebelumnya sebesar 0,10% (yoy). Meski demikian, inflasi

kelompok ini diperkirakan akan tetap terkendali, sesuai

dengan pola historis pergerakan tingkat inflasi kelompok

ini dalam 5 tahun terakhir.

Inflasi kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga

pada triwulan II tercatat lebih rendah dibandingkan

triwulan sebelumnya. Kelompok ini tercatat mengalami

inflasi sebesar 2,07% (yoy) pada triwulan II 2019, lebih

rendah dibandingkan capaian triwulan sebelumnya yang

tercatat sebesar 2,64% (yoy). Penurunan laju inflasi

didorong oleh penurunan tingkat inflasi subkelompok

rekreasi, yang menurun dari sebesar 3,04% (yoy) pada

triwulan I 2019 menjadi sebesar 0,77% (yoy) pada triwulan

Gambar 3.3.1 Peta Prakiraan Curah dan Sifat Hujan Nasional September 2019

SUMBER : BMKG

II 2019. Pada subkelompok ini, komoditas dengan

penurunan tingkat inflasi terbesar adalah komoditas

televisi berwarna, dari sebesar -1,73% (yoy) pada triwulan I

2019 menjadi sebesar -8,94% (yoy) pada triwulan II 2019.

Dari sisi andil, komoditas yang memiliki andil inflasi

terbesar pada kelompok ini adalah sekolah dasar, dengan

andil inflasi sebesar 0,04% (yoy) pada triwulan II 2019, dan

cenderung tetap dibandingkan triwulan I 2019. Tekanan

inflasi kelompok komoditas ini diprakirakan menurun pada

triwulan III 2019 setelah berakhirnya musim tahun ajaran

baru sekolah.

Tekanan inflasi kelompok makanan jadi, minuman,

rokok, dan tembakau sedikit mengalami

peningkatan di triwulan II 2019. Inflasi pada kelompok

komoditas ini tercatat sedikit meningkat, dari sebesar

2,66% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi sebesar 2,76%

(yoy) pada triwulan II 2019. Peningkatan ini didorong oleh

peningkatan tingkat inflasi subkelompok minuman yang

tidak beralkohol, dari sebesar 0,03% (yoy) pada triwulan I

2019 menjadi sebesar 1,02% (yoy) pada triwulan II 2019.

Secara andil, komoditas-komoditas yang memberikan

andil inflasi terbesar pada triwulan II 2019 adalah rokok

kretek filter (0,16% yoy), sate (0,10% yoy), dan rokok

kretek (0,04% yoy).

Palangka Raya (bobot kota : 0,65) dan kota Sampit (bobot

kota : 0,35) pada triwulan II 2019 masing-masing sebesar

2,76% (yoy) dan 3,11% (yoy). Capaian inflasi kedua kota

ini masih berada dalam sasaran inflasi nasional, dan lebih

rendah dibanding triwulan sebelumnya yang masing-

masing tercatat sebesar 3,47% (yoy) untuk Palangka Raya

dan 4,47% (yoy) untuk Sampit. Pergerakan inflasi di kedua

kota sampel inflasi di Kalimantan Tengah ini mengalami

penurunan, sesuai dengan tren yang terjadi pada hampir

seluruh kota sampel inflasi di pulau Kalimantan. Capaian

inflasi di Palangka Raya adalah salah satu yang terendah di

Kalimantan, setelah Tanjung, Samarinda, dan Singkawang.

Sementara itu, capaian inflasi di Sampit merupakan yang

tertinggi ketiga di Kalimantan, setelah Banjarmasin dan

Pontianak. Penurunan tingkat inflasi ini didorong oleh

pengendalian pasokan dan harga yang lebih baik pada

momen HBKN di triwulan II 2019.

Penurunan tingkat inflasi di Palangka Raya pada

triwulan II 2019 didorong oleh kelompok

transportasi dan perumahan. Hampir seluruh kelompok

komoditas di Palangka Raya mengalami penurunan tingkat

inflasi kecuali kelompok komoditas bahan makanan yang

sedikit naik (Grafik 3.5). Kelompok transportasi di Palangka

Raya pada triwulan II 2019 mengalami penurunan tingkat

inflasi terbesar, di mana pada triwulan II 2019, terjadi inflasi

sebesar 3,24% (yoy), menurun dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 6,84% (yoy). Menurunnya inflasi pada

kelompok transportasi didorong oleh penurunan tingkat

inflasi pada komoditas angkutan udara dari sebesar

46,59% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi 13,10% (yoy)

pada triwulan II 2019. Selain kelompok transportasi,

Grafik 3.4 Inflasi Tahunan Kota Sampel

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

%, YOY

KALIMANTAN TENGAH PALANGKA RAYA SAMPIT

Grafik 3.5 Inflasi Tahunan Dua Kota Per Kelompok Komoditas Triwulan II 2019

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

DEFLASI

Bahan Makanan

Makanan Jadi

Perumahan

Sandang

Kesehatan

Pendidikan

Transpor

PALANGKA RAYASAMPIT

(%,YOY)

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

-

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

2,24

1,03

3,03

2,28

2,35

3,24

0,49

3,51

2,88

1,08

3,65

1,66

- 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00

INFLASI

4,80

8,66

6,00 7,00 8,00 9,00 10,00

kelompok perumahan juga mengalami penurunan tingkat

inflasi menjadi sebesar 1,03% (yoy), lebih rendah dari

capaian triwulan sebelumnya sebesar 2,13% (yoy).

Penurunan tingkat inflasi ini didorong oleh berkurangnya

tekanan inflasi pada kelompok komoditas bahan bakar,

penerangan, dan air, yang tingkat inflasinya menurun dari

3,05% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi 0,34% (yoy).

Komoditas sewa rumah merupakan komoditas dengan

andil inflasi terbesar pada kelompok perumahan, dengan

andil sebesar 0,40% (yoy) pada triwulan II 2019, sedikit

naik dibandingkan triwulan I 2019 dengan andil sebesar

0,30% (yoy). Selain sewa rumah, komoditas dengan andil

inflasi tertinggi pada triwulan II 2019 berturut-turut adalah

tarip listrik (0,34% yoy), tukang bukan mandor (0,26%

yoy), dan kontrak rumah (0,24% yoy).

Berbeda dengan Palangka Raya, penurunan tingkat

inflasi di Kota Sampit didorong oleh penurunan di

kelompok bahan makanan dan sandang. Inflasi

kelompok bahan makanan pada triwulan II 2019 tercatat

sebesar 0,49% (yoy), jauh menurun dibandingkan capaian

pada triwulan sebelumnya sebesar 5,89% (yoy) (Grafik

3.5). Penurunan tingkat inflasi pada kelompok bahan

makanan terjadi pada subkelompok daging dan hasil-

hasilnya, yang turun dari sebesar 12,39% (yoy) pada

triwulan I 2019 menjadi sebesar -11,35% (yoy) pada

triwulan II 2019. Penurunan tingkat inflasi pada komoditas

daging ayam ras dan daging ayam kampung cukup

memberikan dorongan terhadap penurunan tingkat inflasi

pada kelompok bahan makanan, yang masing-masing

turun dari sebesar 17,02% (yoy) dan 2,64% (yoy) pada

triwulan I menjadi sebesar -15,69% (yoy) dan -0,52% (yoy)

Pada triwulan II 2019, tekanan inflasi di kedua kota

sampel inflasi di Kalimantan Tengah, Palangka Raya

dan Sampit, mengalami penurunan. Inflasi di kota

3.3 INFLASI BERDASARKAN KOTA

29LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201928 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

Tekanan inflasi kelompok kesehatan sedikit

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Kelompok kesehatan tercatat mengalami inflasi sebesar

2,74% (yoy) pada triwulan II 2019, sedikit meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,44% (yoy).

Subkelompok dengan kenaikan tingkat inflasi tertinggi

adalah subkelompok obat-obatan, yang mengalami inflasi

sebesar 6,26% (yoy) pada triwulan II 2019, meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,40% (yoy).

Kenaikan inflasi tertinggi pada subkelompok tersebut

adalah komoditas obat dengan resep, yang naik dari

0,73% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi 8,29% (yoy)

pada triwlan II 2019. Komoditas obat dengan resep juga

merupakan komoditas dengan andil terbesar dari

kelompok komoditas kesehatan yaitu sebesar 0,60% (yoy)

pada triwulan II 2019, yang juga naik dari triwulan

sebelumnya sebesar 0,10% (yoy). Meski demikian, inflasi

kelompok ini diperkirakan akan tetap terkendali, sesuai

dengan pola historis pergerakan tingkat inflasi kelompok

ini dalam 5 tahun terakhir.

Inflasi kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga

pada triwulan II tercatat lebih rendah dibandingkan

triwulan sebelumnya. Kelompok ini tercatat mengalami

inflasi sebesar 2,07% (yoy) pada triwulan II 2019, lebih

rendah dibandingkan capaian triwulan sebelumnya yang

tercatat sebesar 2,64% (yoy). Penurunan laju inflasi

didorong oleh penurunan tingkat inflasi subkelompok

rekreasi, yang menurun dari sebesar 3,04% (yoy) pada

triwulan I 2019 menjadi sebesar 0,77% (yoy) pada triwulan

Gambar 3.3.1 Peta Prakiraan Curah dan Sifat Hujan Nasional September 2019

SUMBER : BMKG

II 2019. Pada subkelompok ini, komoditas dengan

penurunan tingkat inflasi terbesar adalah komoditas

televisi berwarna, dari sebesar -1,73% (yoy) pada triwulan I

2019 menjadi sebesar -8,94% (yoy) pada triwulan II 2019.

Dari sisi andil, komoditas yang memiliki andil inflasi

terbesar pada kelompok ini adalah sekolah dasar, dengan

andil inflasi sebesar 0,04% (yoy) pada triwulan II 2019, dan

cenderung tetap dibandingkan triwulan I 2019. Tekanan

inflasi kelompok komoditas ini diprakirakan menurun pada

triwulan III 2019 setelah berakhirnya musim tahun ajaran

baru sekolah.

Tekanan inflasi kelompok makanan jadi, minuman,

rokok, dan tembakau sedikit mengalami

peningkatan di triwulan II 2019. Inflasi pada kelompok

komoditas ini tercatat sedikit meningkat, dari sebesar

2,66% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi sebesar 2,76%

(yoy) pada triwulan II 2019. Peningkatan ini didorong oleh

peningkatan tingkat inflasi subkelompok minuman yang

tidak beralkohol, dari sebesar 0,03% (yoy) pada triwulan I

2019 menjadi sebesar 1,02% (yoy) pada triwulan II 2019.

Secara andil, komoditas-komoditas yang memberikan

andil inflasi terbesar pada triwulan II 2019 adalah rokok

kretek filter (0,16% yoy), sate (0,10% yoy), dan rokok

kretek (0,04% yoy).

Palangka Raya (bobot kota : 0,65) dan kota Sampit (bobot

kota : 0,35) pada triwulan II 2019 masing-masing sebesar

2,76% (yoy) dan 3,11% (yoy). Capaian inflasi kedua kota

ini masih berada dalam sasaran inflasi nasional, dan lebih

rendah dibanding triwulan sebelumnya yang masing-

masing tercatat sebesar 3,47% (yoy) untuk Palangka Raya

dan 4,47% (yoy) untuk Sampit. Pergerakan inflasi di kedua

kota sampel inflasi di Kalimantan Tengah ini mengalami

penurunan, sesuai dengan tren yang terjadi pada hampir

seluruh kota sampel inflasi di pulau Kalimantan. Capaian

inflasi di Palangka Raya adalah salah satu yang terendah di

Kalimantan, setelah Tanjung, Samarinda, dan Singkawang.

Sementara itu, capaian inflasi di Sampit merupakan yang

tertinggi ketiga di Kalimantan, setelah Banjarmasin dan

Pontianak. Penurunan tingkat inflasi ini didorong oleh

pengendalian pasokan dan harga yang lebih baik pada

momen HBKN di triwulan II 2019.

Penurunan tingkat inflasi di Palangka Raya pada

triwulan II 2019 didorong oleh kelompok

transportasi dan perumahan. Hampir seluruh kelompok

komoditas di Palangka Raya mengalami penurunan tingkat

inflasi kecuali kelompok komoditas bahan makanan yang

sedikit naik (Grafik 3.5). Kelompok transportasi di Palangka

Raya pada triwulan II 2019 mengalami penurunan tingkat

inflasi terbesar, di mana pada triwulan II 2019, terjadi inflasi

sebesar 3,24% (yoy), menurun dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 6,84% (yoy). Menurunnya inflasi pada

kelompok transportasi didorong oleh penurunan tingkat

inflasi pada komoditas angkutan udara dari sebesar

46,59% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi 13,10% (yoy)

pada triwulan II 2019. Selain kelompok transportasi,

Grafik 3.4 Inflasi Tahunan Kota Sampel

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

%, YOY

KALIMANTAN TENGAH PALANGKA RAYA SAMPIT

Grafik 3.5 Inflasi Tahunan Dua Kota Per Kelompok Komoditas Triwulan II 2019

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

DEFLASI

Bahan Makanan

Makanan Jadi

Perumahan

Sandang

Kesehatan

Pendidikan

Transpor

PALANGKA RAYASAMPIT

(%,YOY)

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

II

-

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

2,24

1,03

3,03

2,28

2,35

3,24

0,49

3,51

2,88

1,08

3,65

1,66

- 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00

INFLASI

4,80

8,66

6,00 7,00 8,00 9,00 10,00

kelompok perumahan juga mengalami penurunan tingkat

inflasi menjadi sebesar 1,03% (yoy), lebih rendah dari

capaian triwulan sebelumnya sebesar 2,13% (yoy).

Penurunan tingkat inflasi ini didorong oleh berkurangnya

tekanan inflasi pada kelompok komoditas bahan bakar,

penerangan, dan air, yang tingkat inflasinya menurun dari

3,05% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi 0,34% (yoy).

Komoditas sewa rumah merupakan komoditas dengan

andil inflasi terbesar pada kelompok perumahan, dengan

andil sebesar 0,40% (yoy) pada triwulan II 2019, sedikit

naik dibandingkan triwulan I 2019 dengan andil sebesar

0,30% (yoy). Selain sewa rumah, komoditas dengan andil

inflasi tertinggi pada triwulan II 2019 berturut-turut adalah

tarip listrik (0,34% yoy), tukang bukan mandor (0,26%

yoy), dan kontrak rumah (0,24% yoy).

Berbeda dengan Palangka Raya, penurunan tingkat

inflasi di Kota Sampit didorong oleh penurunan di

kelompok bahan makanan dan sandang. Inflasi

kelompok bahan makanan pada triwulan II 2019 tercatat

sebesar 0,49% (yoy), jauh menurun dibandingkan capaian

pada triwulan sebelumnya sebesar 5,89% (yoy) (Grafik

3.5). Penurunan tingkat inflasi pada kelompok bahan

makanan terjadi pada subkelompok daging dan hasil-

hasilnya, yang turun dari sebesar 12,39% (yoy) pada

triwulan I 2019 menjadi sebesar -11,35% (yoy) pada

triwulan II 2019. Penurunan tingkat inflasi pada komoditas

daging ayam ras dan daging ayam kampung cukup

memberikan dorongan terhadap penurunan tingkat inflasi

pada kelompok bahan makanan, yang masing-masing

turun dari sebesar 17,02% (yoy) dan 2,64% (yoy) pada

triwulan I menjadi sebesar -15,69% (yoy) dan -0,52% (yoy)

Pada triwulan II 2019, tekanan inflasi di kedua kota

sampel inflasi di Kalimantan Tengah, Palangka Raya

dan Sampit, mengalami penurunan. Inflasi di kota

3.3 INFLASI BERDASARKAN KOTA

29LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201928 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

pada triwulan II 2019. Daging ayam ras pun memiliki andil

deflasi terbesar di Kota Sampit untuk kelompok bahan

makanan, deflasi sebesar -0,46% (yoy) pada triwulan II

2019. Selain subkelompok ini, subkelompok bahan

makanan lainnya juga tercatat mengalami penurunan yang

cukup dalam, dari sebesar 9,05% (yoy) pada triwulan I 2019

menjadi sebesar 1,63% (yoy) pada triwulan II 2019.

Capaian inflasi Palangka Raya dan Sampit pada

periode ini berada di bawah rata-rata capaian inflasi

periode yang sama dalam tiga tahun terakhir. Pada

triwulan II 2019, capaian inflasi di Palangka Raya dan Sampit

lebih rendah dari rata-rata capaian inflasi triwulan II sejak

2016, yaitu masing-masing sebesar 3,12% (yoy) dan 4,23%

(yoy) (Grafik 3.6). Namun, capaian inflasi pada triwulan II

2019 ini tercatat sebagai capaian tertinggi ketiga di antara

kota-kota sampel inflasi di pulau Kalimantan, setelah

Banjarmasin dan Pontianak. Pada level provinsi, capaian

inflasi Kalimantan Tengah merupakan yang terendah kedua

setelah Provinsi Kalimantan Timur yang mengalami inflasi

sebesar 2,71% (yoy). Adapun pada triwulan II 2019, seluruh

provinsi di Kalimantan mencatatkan tingkat inflasi yang

lebih rendah dari capaian nasional yakni sebesar 3,28%

(yoy), kecuali Kalimantan Selatan yang tercatat mengalami

inflasi sebesar 4,00% (yoy).

Grafik 3.6 Inflasi Kota-kota di Kalimantan

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

RATA-RATA TW-II (2016-2019) II-19

(%,YOY)

- 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00

Palangka Raya

Sampit

Pontianak

Singkawang

Banjarmasin

Tanjung

Balikpapan

Samarinda

Tarakan

Grafik 3.7 Inflasi Provinsi di Kalimantan

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

RATA-RATA TW-II (2016-2019) II-19

(%,YOY)

- 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00

Kalimantan Barat

Kalimantan Tengah

Kalimantan Selatan

Kalimantan Timur

Kalimantan Utara

Kalimantan

Nasional

Pengendalian inflasi pada triwulan II 2019

mengalami tantangan utama dalam memenuhi

permintaan komoditas yang masih dipasok dari luar

3.4 TANTANGAN IMPLEMENTASI PENGENDALIAN INFLASI DAERAH

Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan

Tengah telah melakukan berbagai upaya untuk

mengendalikan harga komoditas. Beberapa kegiatan

pengendalian inflasi yang telah dilakukan oleh TPID

Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 antara lain rapat

rutin dan press release bulanan yang dilakukan untuk

memberikan respons dan stance TPID Kalimantan Tengah

terhadap hasil capaian inflasi bulanan yang dirilis oleh BPS.

Kedua kegiatan ini secara langsung mendiskusikan hal-hal

yang mendorong kenaikan harga beberapa komoditas

bulan lalu, memetakan langkah-langkah strategis yang

perlu diambil untuk mengantisipasi kenaikan harga

komoditas pada bulan selanjutnya, serta sebagai sarana

pengendalian ekspektasi publik melalui publikasi dengan

media di Kalimantan Tengah. Selain itu, dilakukan juga

high level meeting sebelum momentum HBKN untuk

mendiskusikan langkah yang perlu diambil dalam

mengantisipasi lonjakan harga komoditas pada Hari Raya

Idul Fitri. Program capacity building juga dilakukan untuk

3.5 KOORDINASI PENGENDALIAN INFLASI DAERAH

High Level Meeting TPID Provinsi Kalimantan Tengah

Membahas kesiapan Kalimantan Tengah dalam mengantisipasi lonjakan

harga pada momen Hari Raya Idul Fitri

Membahas langkah-langkah yang harus diambil TPID dalam

mengendalikan komoditas selama Hari Raya Idul Fitri

LOKASI TANGGAL

Hotel Swiss-belinn

Palangka Raya

28 Mei 2019

Tabel 3.3 Kegiatan Pengendalian Inflasi TPID Provinsi Kalimantan Tengah

Tujuan Kegiatan

KEGIATAN

1.

Asisten Bidang Perekonomian Sekretariat Daerah, Anggota TPID Provinsi

Kalimantan Tengah, Kota Palangka Raya, dan Kabupaten Kotawaringin Timur

Peserta

Rapat Teknis Bulanan TPID Provinsi Kalimantan Tengah

Tujuan Kegiatan

Kantor Pemerintah

Provinsi Kalimantan

Tengah

1 April 2019

1 Mei 2019

10 Juni 2019

2.

Paparan capaian inflasi Kalimantan Tengah periode bulan sebelumnya

beserta analisa komoditas penyumbang andil inflasi tertinggi atau andil

deflasi terdalam.

Paparan capaian kota Inflasi IHK dan agregat provinsi Kalimantan tengah

dibandingkan dengan capaian inflasi regional.

Paparan event atau kejadian yang dapat menjadi potensi

peningkatan/penurunan inflasi selama sebulan kedepan.

Pembahasan upaya yang akan dilakukan oleh masing-masing anggota

TPID selama periode kedepan.

Seluruh anggota TPID Provinsi Kalimantan Tengah

Peserta

daerah. Ketergantungan Kalimantan Tengah terhadap

daerah lain dalam pemenuhan beberapa komoditas,

terutama beras medium, cukup menjadi faktor pendorong

tingginya andil inflasi komoditas beras pada triwulan II

2019. Selain itu, permintaan yang tinggi terhadap tiket

pesawat selama HBKN cukup menjadi pendorong tingkat

inflasi di Kalimantan Tengah, meskipun tidak setinggi

periode sebelumnya berkat intervensi kebijakan tiket

pesawat oleh pemerintah pusat.

memberikan pembelajaran kepada TPID Kalimantan

Tengah tentang pengendalian inflasi di daerah yang

menjadi TPID terbaik tingkat nasional tahun 2018, Jawa

Tengah.

31LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201930 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

pada triwulan II 2019. Daging ayam ras pun memiliki andil

deflasi terbesar di Kota Sampit untuk kelompok bahan

makanan, deflasi sebesar -0,46% (yoy) pada triwulan II

2019. Selain subkelompok ini, subkelompok bahan

makanan lainnya juga tercatat mengalami penurunan yang

cukup dalam, dari sebesar 9,05% (yoy) pada triwulan I 2019

menjadi sebesar 1,63% (yoy) pada triwulan II 2019.

Capaian inflasi Palangka Raya dan Sampit pada

periode ini berada di bawah rata-rata capaian inflasi

periode yang sama dalam tiga tahun terakhir. Pada

triwulan II 2019, capaian inflasi di Palangka Raya dan Sampit

lebih rendah dari rata-rata capaian inflasi triwulan II sejak

2016, yaitu masing-masing sebesar 3,12% (yoy) dan 4,23%

(yoy) (Grafik 3.6). Namun, capaian inflasi pada triwulan II

2019 ini tercatat sebagai capaian tertinggi ketiga di antara

kota-kota sampel inflasi di pulau Kalimantan, setelah

Banjarmasin dan Pontianak. Pada level provinsi, capaian

inflasi Kalimantan Tengah merupakan yang terendah kedua

setelah Provinsi Kalimantan Timur yang mengalami inflasi

sebesar 2,71% (yoy). Adapun pada triwulan II 2019, seluruh

provinsi di Kalimantan mencatatkan tingkat inflasi yang

lebih rendah dari capaian nasional yakni sebesar 3,28%

(yoy), kecuali Kalimantan Selatan yang tercatat mengalami

inflasi sebesar 4,00% (yoy).

Grafik 3.6 Inflasi Kota-kota di Kalimantan

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

RATA-RATA TW-II (2016-2019) II-19

(%,YOY)

- 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00

Palangka Raya

Sampit

Pontianak

Singkawang

Banjarmasin

Tanjung

Balikpapan

Samarinda

Tarakan

Grafik 3.7 Inflasi Provinsi di Kalimantan

SUMBER : BPS, DATA DIOLAH

RATA-RATA TW-II (2016-2019) II-19

(%,YOY)

- 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00

Kalimantan Barat

Kalimantan Tengah

Kalimantan Selatan

Kalimantan Timur

Kalimantan Utara

Kalimantan

Nasional

Pengendalian inflasi pada triwulan II 2019

mengalami tantangan utama dalam memenuhi

permintaan komoditas yang masih dipasok dari luar

3.4 TANTANGAN IMPLEMENTASI PENGENDALIAN INFLASI DAERAH

Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan

Tengah telah melakukan berbagai upaya untuk

mengendalikan harga komoditas. Beberapa kegiatan

pengendalian inflasi yang telah dilakukan oleh TPID

Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 antara lain rapat

rutin dan press release bulanan yang dilakukan untuk

memberikan respons dan stance TPID Kalimantan Tengah

terhadap hasil capaian inflasi bulanan yang dirilis oleh BPS.

Kedua kegiatan ini secara langsung mendiskusikan hal-hal

yang mendorong kenaikan harga beberapa komoditas

bulan lalu, memetakan langkah-langkah strategis yang

perlu diambil untuk mengantisipasi kenaikan harga

komoditas pada bulan selanjutnya, serta sebagai sarana

pengendalian ekspektasi publik melalui publikasi dengan

media di Kalimantan Tengah. Selain itu, dilakukan juga

high level meeting sebelum momentum HBKN untuk

mendiskusikan langkah yang perlu diambil dalam

mengantisipasi lonjakan harga komoditas pada Hari Raya

Idul Fitri. Program capacity building juga dilakukan untuk

3.5 KOORDINASI PENGENDALIAN INFLASI DAERAH

High Level Meeting TPID Provinsi Kalimantan Tengah

Membahas kesiapan Kalimantan Tengah dalam mengantisipasi lonjakan

harga pada momen Hari Raya Idul Fitri

Membahas langkah-langkah yang harus diambil TPID dalam

mengendalikan komoditas selama Hari Raya Idul Fitri

LOKASI TANGGAL

Hotel Swiss-belinn

Palangka Raya

28 Mei 2019

Tabel 3.3 Kegiatan Pengendalian Inflasi TPID Provinsi Kalimantan Tengah

Tujuan Kegiatan

KEGIATAN

1.

Asisten Bidang Perekonomian Sekretariat Daerah, Anggota TPID Provinsi

Kalimantan Tengah, Kota Palangka Raya, dan Kabupaten Kotawaringin Timur

Peserta

Rapat Teknis Bulanan TPID Provinsi Kalimantan Tengah

Tujuan Kegiatan

Kantor Pemerintah

Provinsi Kalimantan

Tengah

1 April 2019

1 Mei 2019

10 Juni 2019

2.

Paparan capaian inflasi Kalimantan Tengah periode bulan sebelumnya

beserta analisa komoditas penyumbang andil inflasi tertinggi atau andil

deflasi terdalam.

Paparan capaian kota Inflasi IHK dan agregat provinsi Kalimantan tengah

dibandingkan dengan capaian inflasi regional.

Paparan event atau kejadian yang dapat menjadi potensi

peningkatan/penurunan inflasi selama sebulan kedepan.

Pembahasan upaya yang akan dilakukan oleh masing-masing anggota

TPID selama periode kedepan.

Seluruh anggota TPID Provinsi Kalimantan Tengah

Peserta

daerah. Ketergantungan Kalimantan Tengah terhadap

daerah lain dalam pemenuhan beberapa komoditas,

terutama beras medium, cukup menjadi faktor pendorong

tingginya andil inflasi komoditas beras pada triwulan II

2019. Selain itu, permintaan yang tinggi terhadap tiket

pesawat selama HBKN cukup menjadi pendorong tingkat

inflasi di Kalimantan Tengah, meskipun tidak setinggi

periode sebelumnya berkat intervensi kebijakan tiket

pesawat oleh pemerintah pusat.

memberikan pembelajaran kepada TPID Kalimantan

Tengah tentang pengendalian inflasi di daerah yang

menjadi TPID terbaik tingkat nasional tahun 2018, Jawa

Tengah.

31LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201930 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

STABILITAS KEUANGAN DAERAHPENGEMBANGAN AKSESKEUANGAN DAN UMKM

04

Ketahanan sistem keuangan relatif terjaga, meskipun fungsi intermediasi yang tercermin dari

pertumbuhan kredit dan DPK mengalami perlambatan disertai dengan peningkatan risiko kredit.

Penyaluran kredit pada sektor korporasi, rumah tangga dan UMKM mengalami perlambatan.

Peran perbankan dalam pembiayaan UMKM di Provinsi Kalimantan Tengah telah memenuhi target

minimal 20% dari total kredit perbankan yang disalurkan.

Secara umum, kondisi stabilitas keuangan Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 relatif terjaga, meskipun fungsi intermediasi perbankan mengalami perlambatan.

LOKASI TANGGALKEGIATAN

Press Release Bulanan TPID Provinsi Kalimantan Tengah

Tujuan Kegiatan

Kantor Pemerintah

Provinsi Kalimantan

Tengah

2 April 2019

2 Mei 2019

11 Juni 2019

3.

Menyampaikan poin-poin hasil pembahasan pada rapat teknis bulanan

kepada media, dalam rangka mengendalikan ekspektasi inflasi masyarakat

Kalimantan Tengah.

Seluruh anggota TPID Provinsi Kalimantan Tengah dan Wartawan media lokal

Kalimantan Tengah

Peserta

Capacity Building TPID Se-Kalimantan Tengah di Semarang dan Magelang

Semarang dan

Magelang

6-9 Agustus 20194.

Tujuan Kegiatan

Memberikan exposure dan pembelajaran kepada TPID Kalimantan Tengah

terkait kiat-kiat sukses pengendalian inflasi di Jawa Tengah sebagai TPID

terbaik nasional tahun 2018.

Memberikan inspirasi tentang teknologi-teknologi yang dapat diadopsi

untuk mengendalikan ketersediaan pasokan dan tingkat harga komoditas

Perwakilan TPID se-Kalimantan Tengah

Peserta

32 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

STABILITAS KEUANGAN DAERAHPENGEMBANGAN AKSESKEUANGAN DAN UMKM

04

Ketahanan sistem keuangan relatif terjaga, meskipun fungsi intermediasi yang tercermin dari

pertumbuhan kredit dan DPK mengalami perlambatan disertai dengan peningkatan risiko kredit.

Penyaluran kredit pada sektor korporasi, rumah tangga dan UMKM mengalami perlambatan.

Peran perbankan dalam pembiayaan UMKM di Provinsi Kalimantan Tengah telah memenuhi target

minimal 20% dari total kredit perbankan yang disalurkan.

Secara umum, kondisi stabilitas keuangan Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 relatif terjaga, meskipun fungsi intermediasi perbankan mengalami perlambatan.

LOKASI TANGGALKEGIATAN

Press Release Bulanan TPID Provinsi Kalimantan Tengah

Tujuan Kegiatan

Kantor Pemerintah

Provinsi Kalimantan

Tengah

2 April 2019

2 Mei 2019

11 Juni 2019

3.

Menyampaikan poin-poin hasil pembahasan pada rapat teknis bulanan

kepada media, dalam rangka mengendalikan ekspektasi inflasi masyarakat

Kalimantan Tengah.

Seluruh anggota TPID Provinsi Kalimantan Tengah dan Wartawan media lokal

Kalimantan Tengah

Peserta

Capacity Building TPID Se-Kalimantan Tengah di Semarang dan Magelang

Semarang dan

Magelang

6-9 Agustus 20194.

Tujuan Kegiatan

Memberikan exposure dan pembelajaran kepada TPID Kalimantan Tengah

terkait kiat-kiat sukses pengendalian inflasi di Jawa Tengah sebagai TPID

terbaik nasional tahun 2018.

Memberikan inspirasi tentang teknologi-teknologi yang dapat diadopsi

untuk mengendalikan ketersediaan pasokan dan tingkat harga komoditas

Perwakilan TPID se-Kalimantan Tengah

Peserta

32 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

4.1 KONDISI UMUMSecara umum, pada triwulan II 2019, stabilitas sistem

keuangan Kalimantan Tengah relatif terjaga

meskipun disertai dengan pertumbuhan yang

melambat. Kinerja intermediasi perbankan di Kalimantan

Tengah meningkat secara nominal pada triwulan II 2019

dari sisi asset, DPK dan kredit meskipun memiliki

pertumbuhan yang melambat. Di sisi lain, risiko kredit

bermasalah perbankan di Kalimantan Tengah mengalami

peningkatan yang tercermin dari tren rasio NPL yang

meningkat namun masih terjaga pada level yang aman.

Penyaluran kredit perbankan kepada korporasi

mengalami pertumbuhan melambat. Pertumbuhan

penyaluran kredit korporasi melambat cukup signifikan

terjadi pada sektor pertambangan yang mengalami

kontraksi sejalan dengan menurunnya kinerja sektor

pertambangan yang tercermin dari menurunnya kualitas

kredit pada sektor tersebut. Hal ini terindikasi dari

peningkatan rasio NPL yang mencapai sebesar 2,69%, dari

sebesar 2,31% pada triwulan I 2019. Meskipun

meningkat, rasio NPL korporasi masih terjaga pada level

yang aman, terjaga di bawah threshold 5%. Penyaluran kredit perbankan ke sektor rumah

tangga meningkat sejalan dengan peningkatan

kinerja konsumsi rumah tangga. Rumah tangga

diindikasikan mendorong kegiatan konsumsinya pada

triwulan II 2019. Tendensi ini tercermin dari peningkatan

kinerja konsumsi rumah tangga. Di sisi lain, kualitas kredit

ke rumah tangga mengalami penurunan hampir pada

seluruh jenis kredit rumah tangga, seperti KPR, kendaraan

bermotor, maupun multiguna. Akan tetapi, kualitas kredit

kepada sektor rumah tangga masih terjaga di bawah

threshold.

Penyaluran kredit kepada UMKM melambat pada

triwulan II 2019. Penyaluran kredit UMKM mengalami

pertumbuhan melambat dari triwulan sebelumnya sejalan

dengan pertumbuhan kredit yang melambat secara

umum. Perbankan di Kalimantan Tengah telah berupaya

untuk memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai

rasio penyaluran kredit UMKM minimum sebesar 20%. Hal

ini tercermin dari rasio penyaluran kredit UMKM di

Kalimantan Tengah hingga triwulan II 2019 tercatat

sebesar 20,79%.

Intermediasi perbankan tumbuh melambat pada

triwulan II 2019. Perlambatan ini terjadi disebabkan oleh

penyaluran kredit maupun penghimpunan Dana Pihak

Ketiga (DPK) yang tumbuh melambat pada triwulan II

2019. Pertumbuhan kredit yang melambat pada triwulan II

2019 secara sektoral terutama dipengaruhi oleh kredit di

lapangan usaha pertanian dan perdagangan. Selain itu,

perlambatan kredit tersebut disertai dengan penurunan

kualitas kredit yang tercermin dari tren rasio NPL yang

meningkat.

Pada triwulan II 2019, total aset perbankan tumbuh

melambat. Total aset bank umum pada triwulan II 2019

tercatat sebesar Rp37,80 triliun atau tumbuh sebesar

14,99% (yoy), melambat dibandingkan triwulan I 2019

tercatat sebesar Rp36,80 triliun atau tumbuh sebesar

24,11% (yoy) (Grafik 4.1).

4.2.1 Kinerja Perbankan Secara Umum4.2 ASESMEN SEKTOR PERBANKAN

Grafik 4.1 Pertumbuhan Aset Perbankan di Provinsi Kalimantan Tengah

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

ASET-LHS G.ASET-RHS

RP TRILIUN %, YOY

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

0

5

10

15

20

25

30

35

40

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

III II

2015

III IV

Grafik 4.2 Dana Pihak Ketiga (DPK)

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

%, YOY

G.DPK G.GIRO G.TABUNGAN G.DEPOSITO

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

III II

2015

III IV

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

Grafik 4.3 Komposisi DPK Perbankan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

II 2019

29,44%48,20%22,37%DEPOSITOTABUNGANGIRO

I 2019

29,02%49,04%21,94%DEPOSITOTABUNGANGIRO

Grafik 4.4 Pertumbuhan Kredit Perbankan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

%, YOY

G.TOTAL-RHS G.MODAL KERJA G.INVESTASI G.KONSUMSI

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

III II

2015

III IV

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

DPK pada triwulan II 2019 tumbuh melambat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. DPK

perbankan pada triwulan II 2019 tumbuh sebesar

4.2.2 Penghimpunan Dana Pihak Ketiga

7,87% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan

pertumbuhan DPK pada triwulan I 2019 yang tercatat

sebesar 11,90% (yoy). Perlambatan DPK pada triwulan II

2019 disebabkan oleh perlambatan pada deposito dan

tabungan, serta giro yang terkontraksi lebih dalam.

Deposito tumbuh sebesar 44,00% (yoy), melambat

dibandingkan dengan triwulan I 2019 sebesar 50,08%

(yoy) (Grafik 4.2). Sementara tabungan melambat dari

sebelumnya sebesar 5,28% (yoy) menjadi sebesar 0,73%

(yoy) pada triwulan II 2019. Di sisi lain, giro tercatat

mengalami kontraksi lebih dalam sebesar -8,40% (yoy)

dibandingkan triwulan I 2019 sebesar -5,94% (yoy),

menahan laju pertumbuhan DPK untuk tumbuh lebih

tinggi lagi. Berdasarkan komposisinya, tabungan masih

mendominasi total keseluruhan DPK perbankan dengan

pangsa sebesar 48,20% (Grafik 4.3).

Deselerasi pertumbuhan DPK perbankan terjadi baik

di level korporasi maupun rumah tangga.

Terkontraksinya simpanan tabungan dan giro pada

korporasi menahan pertumbuhan DPK perbankan untuk

tumbuh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Selain itu,

perlambatan tabungan rumah tangga karena

meningkatnya belanja rumah tangga dalam rangka

perayaan HBKN bulan puasa dan Idul Fitri juga

memberikan kontribusi pada perlambatan DPK tersebut.

Penyaluran kredit perbankan di Kalimantan Tengah

pada triwulan II 2019 tumbuh melambat.

Pertumbuhan kredit di Kalimantan Tengah tercatat

4.2.3 Penyaluran Kredit dan Pembiayaan

tumbuh melambat dari triwulan sebelumnya sebesar

10,67% (yoy), menjadi sebesar 8,49% (yoy) (Grafik 4.4).

Secara nominal, penyaluran kredit di Kalimantan Tengah

pada triwulan II 2019 tercatat sebesar Rp55,19 triliun.

Berdasarkan jenisnya, perlambatan kredit Kalimantan

Tengah utamanya disumbang oleh kredit investasi yang

tumbuh sebesar 15,93% (yoy), menurun dibandingkan

triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 28,03% (yoy). Kredit

investasi memiliki pangsa tertinggi dalam penyaluran

kredit perbankan di Kalimantan Tengah yang mencapai

sebesar 43,21% (Grafik 4.5).

Berdasarkan jenis lapangan usaha, pertumbuhan

kredit melambat didorong oleh sektor pertanian, dan

perdagangan. Penyaluran kredit pada sektor pertanian

dan perdagangan masing-masing tumbuh melambat dari

sebesar 13,13% (yoy) dan 5,63% (yoy) di triwulan I 2019,

melambat menjadi sebesar 11,56% (yoy) dan 3,51% (yoy)

di triwulan II 2019. Perlambatan penyaluran kredit di sektor

pertanian sejalan dengan penurunan harga CPO global.

Selain itu, perlambatan kredit di sektor perdagangan

35LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201934 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

4.1 KONDISI UMUMSecara umum, pada triwulan II 2019, stabilitas sistem

keuangan Kalimantan Tengah relatif terjaga

meskipun disertai dengan pertumbuhan yang

melambat. Kinerja intermediasi perbankan di Kalimantan

Tengah meningkat secara nominal pada triwulan II 2019

dari sisi asset, DPK dan kredit meskipun memiliki

pertumbuhan yang melambat. Di sisi lain, risiko kredit

bermasalah perbankan di Kalimantan Tengah mengalami

peningkatan yang tercermin dari tren rasio NPL yang

meningkat namun masih terjaga pada level yang aman.

Penyaluran kredit perbankan kepada korporasi

mengalami pertumbuhan melambat. Pertumbuhan

penyaluran kredit korporasi melambat cukup signifikan

terjadi pada sektor pertambangan yang mengalami

kontraksi sejalan dengan menurunnya kinerja sektor

pertambangan yang tercermin dari menurunnya kualitas

kredit pada sektor tersebut. Hal ini terindikasi dari

peningkatan rasio NPL yang mencapai sebesar 2,69%, dari

sebesar 2,31% pada triwulan I 2019. Meskipun

meningkat, rasio NPL korporasi masih terjaga pada level

yang aman, terjaga di bawah threshold 5%. Penyaluran kredit perbankan ke sektor rumah

tangga meningkat sejalan dengan peningkatan

kinerja konsumsi rumah tangga. Rumah tangga

diindikasikan mendorong kegiatan konsumsinya pada

triwulan II 2019. Tendensi ini tercermin dari peningkatan

kinerja konsumsi rumah tangga. Di sisi lain, kualitas kredit

ke rumah tangga mengalami penurunan hampir pada

seluruh jenis kredit rumah tangga, seperti KPR, kendaraan

bermotor, maupun multiguna. Akan tetapi, kualitas kredit

kepada sektor rumah tangga masih terjaga di bawah

threshold.

Penyaluran kredit kepada UMKM melambat pada

triwulan II 2019. Penyaluran kredit UMKM mengalami

pertumbuhan melambat dari triwulan sebelumnya sejalan

dengan pertumbuhan kredit yang melambat secara

umum. Perbankan di Kalimantan Tengah telah berupaya

untuk memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai

rasio penyaluran kredit UMKM minimum sebesar 20%. Hal

ini tercermin dari rasio penyaluran kredit UMKM di

Kalimantan Tengah hingga triwulan II 2019 tercatat

sebesar 20,79%.

Intermediasi perbankan tumbuh melambat pada

triwulan II 2019. Perlambatan ini terjadi disebabkan oleh

penyaluran kredit maupun penghimpunan Dana Pihak

Ketiga (DPK) yang tumbuh melambat pada triwulan II

2019. Pertumbuhan kredit yang melambat pada triwulan II

2019 secara sektoral terutama dipengaruhi oleh kredit di

lapangan usaha pertanian dan perdagangan. Selain itu,

perlambatan kredit tersebut disertai dengan penurunan

kualitas kredit yang tercermin dari tren rasio NPL yang

meningkat.

Pada triwulan II 2019, total aset perbankan tumbuh

melambat. Total aset bank umum pada triwulan II 2019

tercatat sebesar Rp37,80 triliun atau tumbuh sebesar

14,99% (yoy), melambat dibandingkan triwulan I 2019

tercatat sebesar Rp36,80 triliun atau tumbuh sebesar

24,11% (yoy) (Grafik 4.1).

4.2.1 Kinerja Perbankan Secara Umum4.2 ASESMEN SEKTOR PERBANKAN

Grafik 4.1 Pertumbuhan Aset Perbankan di Provinsi Kalimantan Tengah

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

ASET-LHS G.ASET-RHS

RP TRILIUN %, YOY

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

0

5

10

15

20

25

30

35

40

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

III II

2015

III IV

Grafik 4.2 Dana Pihak Ketiga (DPK)

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

%, YOY

G.DPK G.GIRO G.TABUNGAN G.DEPOSITO

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

III II

2015

III IV

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

Grafik 4.3 Komposisi DPK Perbankan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

II 2019

29,44%48,20%22,37%DEPOSITOTABUNGANGIRO

I 2019

29,02%49,04%21,94%DEPOSITOTABUNGANGIRO

Grafik 4.4 Pertumbuhan Kredit Perbankan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

%, YOY

G.TOTAL-RHS G.MODAL KERJA G.INVESTASI G.KONSUMSI

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

III II

2015

III IV

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

DPK pada triwulan II 2019 tumbuh melambat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. DPK

perbankan pada triwulan II 2019 tumbuh sebesar

4.2.2 Penghimpunan Dana Pihak Ketiga

7,87% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan

pertumbuhan DPK pada triwulan I 2019 yang tercatat

sebesar 11,90% (yoy). Perlambatan DPK pada triwulan II

2019 disebabkan oleh perlambatan pada deposito dan

tabungan, serta giro yang terkontraksi lebih dalam.

Deposito tumbuh sebesar 44,00% (yoy), melambat

dibandingkan dengan triwulan I 2019 sebesar 50,08%

(yoy) (Grafik 4.2). Sementara tabungan melambat dari

sebelumnya sebesar 5,28% (yoy) menjadi sebesar 0,73%

(yoy) pada triwulan II 2019. Di sisi lain, giro tercatat

mengalami kontraksi lebih dalam sebesar -8,40% (yoy)

dibandingkan triwulan I 2019 sebesar -5,94% (yoy),

menahan laju pertumbuhan DPK untuk tumbuh lebih

tinggi lagi. Berdasarkan komposisinya, tabungan masih

mendominasi total keseluruhan DPK perbankan dengan

pangsa sebesar 48,20% (Grafik 4.3).

Deselerasi pertumbuhan DPK perbankan terjadi baik

di level korporasi maupun rumah tangga.

Terkontraksinya simpanan tabungan dan giro pada

korporasi menahan pertumbuhan DPK perbankan untuk

tumbuh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Selain itu,

perlambatan tabungan rumah tangga karena

meningkatnya belanja rumah tangga dalam rangka

perayaan HBKN bulan puasa dan Idul Fitri juga

memberikan kontribusi pada perlambatan DPK tersebut.

Penyaluran kredit perbankan di Kalimantan Tengah

pada triwulan II 2019 tumbuh melambat.

Pertumbuhan kredit di Kalimantan Tengah tercatat

4.2.3 Penyaluran Kredit dan Pembiayaan

tumbuh melambat dari triwulan sebelumnya sebesar

10,67% (yoy), menjadi sebesar 8,49% (yoy) (Grafik 4.4).

Secara nominal, penyaluran kredit di Kalimantan Tengah

pada triwulan II 2019 tercatat sebesar Rp55,19 triliun.

Berdasarkan jenisnya, perlambatan kredit Kalimantan

Tengah utamanya disumbang oleh kredit investasi yang

tumbuh sebesar 15,93% (yoy), menurun dibandingkan

triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 28,03% (yoy). Kredit

investasi memiliki pangsa tertinggi dalam penyaluran

kredit perbankan di Kalimantan Tengah yang mencapai

sebesar 43,21% (Grafik 4.5).

Berdasarkan jenis lapangan usaha, pertumbuhan

kredit melambat didorong oleh sektor pertanian, dan

perdagangan. Penyaluran kredit pada sektor pertanian

dan perdagangan masing-masing tumbuh melambat dari

sebesar 13,13% (yoy) dan 5,63% (yoy) di triwulan I 2019,

melambat menjadi sebesar 11,56% (yoy) dan 3,51% (yoy)

di triwulan II 2019. Perlambatan penyaluran kredit di sektor

pertanian sejalan dengan penurunan harga CPO global.

Selain itu, perlambatan kredit di sektor perdagangan

35LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201934 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

Grafik 4.9 NPL Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

NPL (%) NPL TOTAL (%)

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00

45,00

TOTAL PERTANIAN PERTAMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

III II

2015

III IV

Grafik 4.7 Suku Bunga Komponen DPK (Giro, Tabungan, dan Deposito)

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

%, SUKU BUNGA

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

DPK GIRO TABUNGAN DEPOSITO

Grafik 4.6 Suku Bunga Komponen Kredit Berdasarkan Penggunaan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

%, SUKU BUNGA

KREDIT MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

III II

2015

III IV

4

6

8

10

12

14

16

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

III II

2015

III IV

Grafik 4.5 Komposisi Kredit Perbankan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

KONSUMSI

25,63%INVESTASI

43,21%MODAL KERJA

31,16%

II 2019

KONSUMSI

25,76%INVESTASI

43,89%MODAL KERJA

30,36%

I 2019

sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Tengah di sektor perdagangan. Selain itu,

kredit sektor pertambangan mengalami penurunan dari

triwulan sebelumnya sebesar 99,74% (yoy) menjadi

terkontraksi sebesar -12,35% (yoy). Terkontraksinya kredit

sektor pertambangan merupakan dampak menurunnya

kualitas kredit pada sektor ini sehingga perbankan lebih

berhati-hati untuk menyalurkan kredit pada sektor ini.

4.2.4 Suku Bunga PerbankanRata-rata tingkat suku bunga kredit menunjukkan

relatif stabil sejalan dengan stabilnya suku bunga BI

7-Days Reverse Repo Rate (7-DRR). Suku bunga kredit

tercatat sebesar 9,79% di triwulan II 2019, relatif stabil

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar

9,81%. Berdasarkan jenis penggunaannya, suku bunga

jenis kredit konsumsi dan kredit modal kerja mengalami

perlambatan relatif kecil yaitu masing-masing dari sebesar

12,11% dan 8,96% menjadi sebesar 12,03% dan 8,93%

di triwulan II 2019 (Grafik 4.6). Di sisi lain, suku bunga jenis

kredit investasi mengalami sedikit kenaikan dari sebesar

9,05% menjadi sebesar 9,09% di triwulan II 2019.

Rata-rata suku bunga DPK pada triwulan II 2019

mengalami kenaikan. Suku bunga DPK tercatat sebesar

2,91%, meningkat dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 2,85%. Peningkatan ini

terjadi pada suku bunga deposito sebesar 6,22%, lebih

tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 6,10% (Grafik

4.7). Selama triwulan II 2019, suku bunga acuan BI 7-DRR

tetap berada di angka 6,00%. Keputusan ini konsisten

dengan upaya memperkuat stabilitas eksternal

perekonomian dan mendorong momentum pertumbuhan

ekonomi. Suku bunga acuan ini merupakan salah satu

langkah pre-emptive lanjutan Bank Indonesia untuk

menjaga daya saing pasar keuangan domestik terhadap

perubahan kebijakan moneter sejumlah negara dan

ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.

Lebih lanjut, kebijakan tersebut merupakan salah satu

langkah yang perlu dilakukan untuk memperkuat stabilitas

nilai tukar Rupiah di tengah defisit transaksi berjalan

Indonesia.

Kualitas kredit perbankan di Kalimantan Tengah

pada triwulan II 2019 mengalami penurunan, namun

masih terjaga pada level yang aman. Rasio NPL pada

triwulan II 2019 tercatat sebesar 1,95%, lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan I 2019 sebesar 1,71%.

Berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan risiko kredit

terjadi pada kredit modal kerja, investasi dan konsumsi

yang masing-masing tercatat sebesar 3,17%, 1,67% dan

0,94%, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya 2,62%, 1,59% dan 0,85% (Grafik 4.8).

4.2.5 Kualitas Kredit / Pembiayaan Perbankan

Sektor pertambangan menjadi sektor dengan rasio NPL

tertinggi di Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019,

dengan tren meningkat dari sebesar 11,07% pada

triwulan I 2019, menjadi sebesar 16,16% pada triwulan II

2019. Di sisi lain, NPL sektor pertanian dan sektor industri

pengolahan terjaga di level yang rendah (Grafik 4.9).

Grafik 4.8 NPL Kredit Berdasarkan Penggunaan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

NPL (%)

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

TOTAL MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

III II

2015

III IV

Kinerja korporasi Kalimantan Tengah dipengaruhi

oleh perkembangan dari sisi eksternal maupun dari

domestik. Dari sisi eksternal, pertumbuhan ekonomi

global lebih rendah dari prakiraan dengan ketidakpastian

pasar keuangan yang kembali meningkat. Pertumbuhan

ekonomi dunia menunjukkan pertumbuhan yang semakin

konvergen melambat didorong oleh revisi ekonomi

Amerika Serikat, Eropa, Jepang, dan Tiongkok.

Perkembangan ini berdampak kepada volume

perdagangan dan harga komoditas global yang menurun.

Sementara itu, ketidakpastian pasar keuangan dunia yang

meningkat dipengaruhi oleh eskalasi perang dagang AS

dan Tiongkok, sehingga kembali memicu peralihan modal

dari negara berkembang ke negara maju. Hal ini

memberikan tantangan dalam upaya menjaga stabilitas

eksternal baik untuk mendorong ekspor maupun menarik

modal asing.

Pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang utama

Kalimantan Tengah yakni Jepang, Tiongkok, dan

India mengalami perlambatan. Pertumbuhan ekonomi

Jepang diprakirakan tumbuh moderat seiring dengan

4.3.1 Sumber Kerentanan Sektor Korporasi4.3 ASESMEN SEKTOR KORPORASI

kinerja ekspor yang masih tertahan karena terimbas

eskalasi ketegangan perdagangan AS-Tiongkok. Di

Tiongkok, perlambatan ekonomi diprakirakan akan terus

berlanjut, terutama disebabkan oleh perlambatan kinerja

investasi seiring dengan kebijakan deleveraging, dan

ekskalasi trade war dengan AS. Sementara, perekonomian

India diprakirakan belum tumbuh sekuat prakiraan, yang

disebabkan oleh pelemahan konsumsi dan penurunan net

ekspor.

Perlambatan ekonomi dunia berpengaruh pada

penurunan volume perdagangan dan harga

komoditas global. Harga komoditas ekspor utama

Kalimantan Tengah, yakni batubara dan CPO tumbuh

melambat pada triwulan II 2019. Penurunan harga

batubara disebabkan oleh menurunnya permintaan energi

Tiongkok, dampak melambatnya pertumbuhan ekonomi

akibat perang dagang. Di samping itu, kebijakan Tiongkok

untuk mengurangi penggunaan batubara dari luar

Tiongkok secara bertahap memberikan tekanan pada

harga batubara dunia. Di sisi lain, harga CPO diprakirakan

masih tumbuh melambat dipengaruhi tekanan penurunan

harga soybean, dan kondisi pasar CPO yang masih

oversupply dengan inventori yang sangat tinggi.

Perkembangan intermediasi perbankan kepada

korporasi tumbuh melambat dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya. Penyaluran kredit kepada

korporasi mengalami perlambatan yang disertai dengan

penurunan kualitas kredit, tercermin dari peningkatan

4.3.2 Eksposur Perbankan Pada Sektor Korporasi

37LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201936 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

Grafik 4.9 NPL Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

NPL (%) NPL TOTAL (%)

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00

45,00

TOTAL PERTANIAN PERTAMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

III II

2015

III IV

Grafik 4.7 Suku Bunga Komponen DPK (Giro, Tabungan, dan Deposito)

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

%, SUKU BUNGA

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

DPK GIRO TABUNGAN DEPOSITO

Grafik 4.6 Suku Bunga Komponen Kredit Berdasarkan Penggunaan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

%, SUKU BUNGA

KREDIT MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

III II

2015

III IV

4

6

8

10

12

14

16

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

III II

2015

III IV

Grafik 4.5 Komposisi Kredit Perbankan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

KONSUMSI

25,63%INVESTASI

43,21%MODAL KERJA

31,16%

II 2019

KONSUMSI

25,76%INVESTASI

43,89%MODAL KERJA

30,36%

I 2019

sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Tengah di sektor perdagangan. Selain itu,

kredit sektor pertambangan mengalami penurunan dari

triwulan sebelumnya sebesar 99,74% (yoy) menjadi

terkontraksi sebesar -12,35% (yoy). Terkontraksinya kredit

sektor pertambangan merupakan dampak menurunnya

kualitas kredit pada sektor ini sehingga perbankan lebih

berhati-hati untuk menyalurkan kredit pada sektor ini.

4.2.4 Suku Bunga PerbankanRata-rata tingkat suku bunga kredit menunjukkan

relatif stabil sejalan dengan stabilnya suku bunga BI

7-Days Reverse Repo Rate (7-DRR). Suku bunga kredit

tercatat sebesar 9,79% di triwulan II 2019, relatif stabil

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar

9,81%. Berdasarkan jenis penggunaannya, suku bunga

jenis kredit konsumsi dan kredit modal kerja mengalami

perlambatan relatif kecil yaitu masing-masing dari sebesar

12,11% dan 8,96% menjadi sebesar 12,03% dan 8,93%

di triwulan II 2019 (Grafik 4.6). Di sisi lain, suku bunga jenis

kredit investasi mengalami sedikit kenaikan dari sebesar

9,05% menjadi sebesar 9,09% di triwulan II 2019.

Rata-rata suku bunga DPK pada triwulan II 2019

mengalami kenaikan. Suku bunga DPK tercatat sebesar

2,91%, meningkat dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 2,85%. Peningkatan ini

terjadi pada suku bunga deposito sebesar 6,22%, lebih

tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 6,10% (Grafik

4.7). Selama triwulan II 2019, suku bunga acuan BI 7-DRR

tetap berada di angka 6,00%. Keputusan ini konsisten

dengan upaya memperkuat stabilitas eksternal

perekonomian dan mendorong momentum pertumbuhan

ekonomi. Suku bunga acuan ini merupakan salah satu

langkah pre-emptive lanjutan Bank Indonesia untuk

menjaga daya saing pasar keuangan domestik terhadap

perubahan kebijakan moneter sejumlah negara dan

ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.

Lebih lanjut, kebijakan tersebut merupakan salah satu

langkah yang perlu dilakukan untuk memperkuat stabilitas

nilai tukar Rupiah di tengah defisit transaksi berjalan

Indonesia.

Kualitas kredit perbankan di Kalimantan Tengah

pada triwulan II 2019 mengalami penurunan, namun

masih terjaga pada level yang aman. Rasio NPL pada

triwulan II 2019 tercatat sebesar 1,95%, lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan I 2019 sebesar 1,71%.

Berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan risiko kredit

terjadi pada kredit modal kerja, investasi dan konsumsi

yang masing-masing tercatat sebesar 3,17%, 1,67% dan

0,94%, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya 2,62%, 1,59% dan 0,85% (Grafik 4.8).

4.2.5 Kualitas Kredit / Pembiayaan Perbankan

Sektor pertambangan menjadi sektor dengan rasio NPL

tertinggi di Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019,

dengan tren meningkat dari sebesar 11,07% pada

triwulan I 2019, menjadi sebesar 16,16% pada triwulan II

2019. Di sisi lain, NPL sektor pertanian dan sektor industri

pengolahan terjaga di level yang rendah (Grafik 4.9).

Grafik 4.8 NPL Kredit Berdasarkan Penggunaan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

NPL (%)

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

TOTAL MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

III II

2015

III IV

Kinerja korporasi Kalimantan Tengah dipengaruhi

oleh perkembangan dari sisi eksternal maupun dari

domestik. Dari sisi eksternal, pertumbuhan ekonomi

global lebih rendah dari prakiraan dengan ketidakpastian

pasar keuangan yang kembali meningkat. Pertumbuhan

ekonomi dunia menunjukkan pertumbuhan yang semakin

konvergen melambat didorong oleh revisi ekonomi

Amerika Serikat, Eropa, Jepang, dan Tiongkok.

Perkembangan ini berdampak kepada volume

perdagangan dan harga komoditas global yang menurun.

Sementara itu, ketidakpastian pasar keuangan dunia yang

meningkat dipengaruhi oleh eskalasi perang dagang AS

dan Tiongkok, sehingga kembali memicu peralihan modal

dari negara berkembang ke negara maju. Hal ini

memberikan tantangan dalam upaya menjaga stabilitas

eksternal baik untuk mendorong ekspor maupun menarik

modal asing.

Pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang utama

Kalimantan Tengah yakni Jepang, Tiongkok, dan

India mengalami perlambatan. Pertumbuhan ekonomi

Jepang diprakirakan tumbuh moderat seiring dengan

4.3.1 Sumber Kerentanan Sektor Korporasi4.3 ASESMEN SEKTOR KORPORASI

kinerja ekspor yang masih tertahan karena terimbas

eskalasi ketegangan perdagangan AS-Tiongkok. Di

Tiongkok, perlambatan ekonomi diprakirakan akan terus

berlanjut, terutama disebabkan oleh perlambatan kinerja

investasi seiring dengan kebijakan deleveraging, dan

ekskalasi trade war dengan AS. Sementara, perekonomian

India diprakirakan belum tumbuh sekuat prakiraan, yang

disebabkan oleh pelemahan konsumsi dan penurunan net

ekspor.

Perlambatan ekonomi dunia berpengaruh pada

penurunan volume perdagangan dan harga

komoditas global. Harga komoditas ekspor utama

Kalimantan Tengah, yakni batubara dan CPO tumbuh

melambat pada triwulan II 2019. Penurunan harga

batubara disebabkan oleh menurunnya permintaan energi

Tiongkok, dampak melambatnya pertumbuhan ekonomi

akibat perang dagang. Di samping itu, kebijakan Tiongkok

untuk mengurangi penggunaan batubara dari luar

Tiongkok secara bertahap memberikan tekanan pada

harga batubara dunia. Di sisi lain, harga CPO diprakirakan

masih tumbuh melambat dipengaruhi tekanan penurunan

harga soybean, dan kondisi pasar CPO yang masih

oversupply dengan inventori yang sangat tinggi.

Perkembangan intermediasi perbankan kepada

korporasi tumbuh melambat dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya. Penyaluran kredit kepada

korporasi mengalami perlambatan yang disertai dengan

penurunan kualitas kredit, tercermin dari peningkatan

4.3.2 Eksposur Perbankan Pada Sektor Korporasi

37LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201936 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

Grafik 4.14 Komposisi DPK Perbankan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

DEPOSITO

53.15%TABUNGAN

9.06%GIRO

37,79%

I 2019 II 2019

DEPOSITO

50,35%TABUNGAN

10,76%GIRO

38,88%

Grafik 4.13 Dana Pihak Ketiga (DPK)

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

%, YOY

-100,00

-50,00

0,00

50,00

100,00

150,00

200,00

G. DPK G. GIRO G. TABUNGAN G. DEPOSITO

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

Grafik 4.11 Kredit Korporasi Berdasarkan Sektor Usaha

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

%, YOY

TOTAL KREDIT PERTANIAN PERTAMBANGAN INDUSTRI PERDAGANGAN

-100

-50

0

50

100

150

200

250

300

350

Grafik 4.10 Kredit korporasi Berdasarkan Penggunaan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

%, YOY

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

G. TOTAL G. MODAL KERJA G. INVESTASI

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

III II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

III II

2015

III IV

rasio NPL korporasi khususnya di sektor pertambangan.

Selain itu, DPK korporasi tercatat mengalami perlambatan

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Pada triwulan II 2019, pertumbuhan kredit kepada

debitur korporasi mengalami perlambatan

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kredit

korporasi tercatat tumbuh sebesar 6,10% (yoy), melambat

dibandingkan dengan pertumbuhan di triwulan I 2019

sebesar 19,10% (yoy). Deselerasi terjadi pada kredit

investasi sebesar 19,16% (yoy), lebih rendah dari triwulan

sebelumnya sebesar 32,17% (yoy). Selain itu, kredit modal

kerja tercatat mengalami kontraksi dan menjadi penahan

laju pertumbuhan untuk tumbuh lebih tinggi. Kredit modal

kerja terkontraksi sebesar -9,38% (yoy), menurun dari

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,98% (yoy)

(Grafik 4.10). Besarnya pangsa kredit investasi

dibandingkan kredit modal kerja dalam struktur kredit

korporasi Kalimantan Tengah menyebabkan kredit

korporasi secara keseluruhan masih bisa tumbuh positif.

Kredit investasi memiliki pangsa mencapai sebesar

61,01% dalam struktur kredit korporasi Kalimantan

Tengah, diikuti kredit modal kerja sebesar 38,96%, dan

kredit konsumsi sebesar 0,03%.

Perlambatan penyaluran kredit korporasi utamanya

terjadi pada lapangan usaha pertambangan dan

lapangan usaha industri pengolahan. Penyaluran

kredit kepada sektor pertambangan mengalami kontraksi

dari tumbuh sebesar 104,38% (yoy), menjadi sebesar -

12.91% (yoy), terutama disebabkan oleh meningkatnya

kredit bermasalah pada sektor pertambangan sehingga

perbankan lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit

pada sektor ini. Sementara kredit lapangan usaha industri

pengolahan mengalami pertumbuhan sebesar 41,32%

(yoy), melambat signifikan dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang tumbuh sebesar 136,04% (yoy).

Melambatnya kredit industri pengolahan ini sejalan

dengan penurunan harga CPO pada triwulan II 2019.

Selain itu, kredit debitur korporasi pertanian juga

mengalami pertumbuhan melambat dengan penyaluran

kredit sebesar 13,59% (yoy), sedikit melambat

dibandingkan dengan triwulan I 2019 yang mengalami

pertumbuhan sebesar 13,93% (yoy). (Grafik 4.11).

Berdasarkan komposisinya, sektor pertanian masih tercatat

sebagai sektor ekonomi utama dengan pangsa kredit

korporasi terbesar di Kalimantan Tengah yaitu mencapai

sebesar 69,28% dari total penyaluran kredit korporasi

perbankan, diikuti oleh pertambangan, industri

pengolahan, dan perdagangan dengan pangsa masing-

masing sebesar 8,59%, 6,44% dan 4,80%.

Kualitas kredit perbankan menurun ditunjukkan oleh

NPL kredit korporasi yang lebih tinggi dari triwulan I

Grafik 4.12 Kualitas Kredit Korporasi dan Komponennya

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

NPL (%)

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

PERTANIAN PERTAMBANGAN INDUSTRI PERDAGANGAN

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

2019. Rasio NPL korporasi Kalimantan Tengah pada

triwulan II 2019 tercatat sebesar 2,69%, meningkat

dibandingkan triwulan I 2019 yang tercatat sebesar

2,31%. Kenaikan rasio NPL terutama didorong oleh

penurunan kualitas kredit korporasi pertambangan

khususnya pertambangan batubara. Rasio NPL korporasi

pertambangan naik dari sebesar 8,74% di triwulan I 2019

menjadi sebesar 14,19% di triwulan II 2019 (Grafik 4.12).

Berdasarkan komposisinya, pangsa kredit korporasi

bermasalah didominasi dari sektor pertambangan yang

mencapai sebesar 45,26% terhadap total kredit korporasi

bermasalah, diikuti oleh sektor perdagangan sebesar

13,67%, sektor pertanian sebesar 6,10%, dan sektor

industri pengolahan sebesar 0,29%.

Penghimpunan DPK korporasi pada triwulan II 2019

tercatat tumbuh melambat. Kinerja DPK korporasi

mengalami pertumbuhan yang melambat pada triwulan II

2019, yakni sebesar 8,87% (yoy), lebih rendah dari

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 32,66% (yoy).

Perlambatan ini terjadi pada jenis simpanan tabungan dan

giro yang masing-masing mengalami kontraksi sebesar -

53,92% (yoy) dan -12.36% (yoy), menurun dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya sebesar -24,84% (yoy) dan

5,56% (Grafik 4.13). Di sisi lain, jenis simpanan deposito

mengalami pertumbuhan yang melambat sebesar 82,86%

(yoy), turun dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tumbuh sebesar 107,83% (yoy). Berdasarkan

komposisinya, deposito mendominasi jenis simpanan

korporasi yang mencapai 53,15%, diikuti oleh giro sebesar

37,79% dan tabungan sebesar 9,06%.

Konsumsi rumah tangga berperan sebagai salah satu

sumber pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah. Pada

triwulan II 2019, konsumsi rumah tangga memiliki pangsa

sebesar 40,95% dari total perekonomian Kalimantan

Tengah di sisi permintaan. Kinerja konsumsi rumah tangga

dipengaruhi oleh keyakinan rumah tangga terhadap

kondisi ekonomi saat ini dan yang akan datang. Dari hasil

Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah,

ditunjukkan bahwa secara umum keyakinan rumah tangga

terhadap kondisi ekonomi saat ini masih cukup optimis

terutama indeks keyakinan terhadap penghasilan (Grafik

4.15 dan 4.16).

Kinerja konsumsi rumah tangga pada triwulan II 2019

meningkat dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Kinerja konsumsi rumah tangga tumbuh

sebesar 4,92% (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya

yang tercatat sebesar 3,69% (yoy). Kondisi ini juga 2terkonfirmasi dari Indeks Tendensi Konsumen (ITK) yang

mengalami kenaikan, didorong oleh peningkatan tingkat

konsumsi masyarakat (Grafik 4.17). Peningkatan kinerja

konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh kenaikan

konsumsi rumah tangga selama bulan ramadhan dan hari

raya Idul Fitri.

4.4.1 Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga4.4 ASESMEN SEKTOR RUMAH TANGGA

39LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201938 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

Indeks Tendensi Konsumen adalah indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi

konsumen pada triwulan berjalan dan prakiraan triwulan mendatang. Indeks ini

dihasilkan Badan Pusat Statistik.

2.

Grafik 4.14 Komposisi DPK Perbankan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

DEPOSITO

53.15%TABUNGAN

9.06%GIRO

37,79%

I 2019 II 2019

DEPOSITO

50,35%TABUNGAN

10,76%GIRO

38,88%

Grafik 4.13 Dana Pihak Ketiga (DPK)

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

%, YOY

-100,00

-50,00

0,00

50,00

100,00

150,00

200,00

G. DPK G. GIRO G. TABUNGAN G. DEPOSITO

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

Grafik 4.11 Kredit Korporasi Berdasarkan Sektor Usaha

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

%, YOY

TOTAL KREDIT PERTANIAN PERTAMBANGAN INDUSTRI PERDAGANGAN

-100

-50

0

50

100

150

200

250

300

350

Grafik 4.10 Kredit korporasi Berdasarkan Penggunaan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

%, YOY

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

G. TOTAL G. MODAL KERJA G. INVESTASI

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

III II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I

2019

III II

2015

III IV

rasio NPL korporasi khususnya di sektor pertambangan.

Selain itu, DPK korporasi tercatat mengalami perlambatan

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Pada triwulan II 2019, pertumbuhan kredit kepada

debitur korporasi mengalami perlambatan

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kredit

korporasi tercatat tumbuh sebesar 6,10% (yoy), melambat

dibandingkan dengan pertumbuhan di triwulan I 2019

sebesar 19,10% (yoy). Deselerasi terjadi pada kredit

investasi sebesar 19,16% (yoy), lebih rendah dari triwulan

sebelumnya sebesar 32,17% (yoy). Selain itu, kredit modal

kerja tercatat mengalami kontraksi dan menjadi penahan

laju pertumbuhan untuk tumbuh lebih tinggi. Kredit modal

kerja terkontraksi sebesar -9,38% (yoy), menurun dari

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,98% (yoy)

(Grafik 4.10). Besarnya pangsa kredit investasi

dibandingkan kredit modal kerja dalam struktur kredit

korporasi Kalimantan Tengah menyebabkan kredit

korporasi secara keseluruhan masih bisa tumbuh positif.

Kredit investasi memiliki pangsa mencapai sebesar

61,01% dalam struktur kredit korporasi Kalimantan

Tengah, diikuti kredit modal kerja sebesar 38,96%, dan

kredit konsumsi sebesar 0,03%.

Perlambatan penyaluran kredit korporasi utamanya

terjadi pada lapangan usaha pertambangan dan

lapangan usaha industri pengolahan. Penyaluran

kredit kepada sektor pertambangan mengalami kontraksi

dari tumbuh sebesar 104,38% (yoy), menjadi sebesar -

12.91% (yoy), terutama disebabkan oleh meningkatnya

kredit bermasalah pada sektor pertambangan sehingga

perbankan lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit

pada sektor ini. Sementara kredit lapangan usaha industri

pengolahan mengalami pertumbuhan sebesar 41,32%

(yoy), melambat signifikan dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang tumbuh sebesar 136,04% (yoy).

Melambatnya kredit industri pengolahan ini sejalan

dengan penurunan harga CPO pada triwulan II 2019.

Selain itu, kredit debitur korporasi pertanian juga

mengalami pertumbuhan melambat dengan penyaluran

kredit sebesar 13,59% (yoy), sedikit melambat

dibandingkan dengan triwulan I 2019 yang mengalami

pertumbuhan sebesar 13,93% (yoy). (Grafik 4.11).

Berdasarkan komposisinya, sektor pertanian masih tercatat

sebagai sektor ekonomi utama dengan pangsa kredit

korporasi terbesar di Kalimantan Tengah yaitu mencapai

sebesar 69,28% dari total penyaluran kredit korporasi

perbankan, diikuti oleh pertambangan, industri

pengolahan, dan perdagangan dengan pangsa masing-

masing sebesar 8,59%, 6,44% dan 4,80%.

Kualitas kredit perbankan menurun ditunjukkan oleh

NPL kredit korporasi yang lebih tinggi dari triwulan I

Grafik 4.12 Kualitas Kredit Korporasi dan Komponennya

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

NPL (%)

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

PERTANIAN PERTAMBANGAN INDUSTRI PERDAGANGAN

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

2019. Rasio NPL korporasi Kalimantan Tengah pada

triwulan II 2019 tercatat sebesar 2,69%, meningkat

dibandingkan triwulan I 2019 yang tercatat sebesar

2,31%. Kenaikan rasio NPL terutama didorong oleh

penurunan kualitas kredit korporasi pertambangan

khususnya pertambangan batubara. Rasio NPL korporasi

pertambangan naik dari sebesar 8,74% di triwulan I 2019

menjadi sebesar 14,19% di triwulan II 2019 (Grafik 4.12).

Berdasarkan komposisinya, pangsa kredit korporasi

bermasalah didominasi dari sektor pertambangan yang

mencapai sebesar 45,26% terhadap total kredit korporasi

bermasalah, diikuti oleh sektor perdagangan sebesar

13,67%, sektor pertanian sebesar 6,10%, dan sektor

industri pengolahan sebesar 0,29%.

Penghimpunan DPK korporasi pada triwulan II 2019

tercatat tumbuh melambat. Kinerja DPK korporasi

mengalami pertumbuhan yang melambat pada triwulan II

2019, yakni sebesar 8,87% (yoy), lebih rendah dari

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 32,66% (yoy).

Perlambatan ini terjadi pada jenis simpanan tabungan dan

giro yang masing-masing mengalami kontraksi sebesar -

53,92% (yoy) dan -12.36% (yoy), menurun dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya sebesar -24,84% (yoy) dan

5,56% (Grafik 4.13). Di sisi lain, jenis simpanan deposito

mengalami pertumbuhan yang melambat sebesar 82,86%

(yoy), turun dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tumbuh sebesar 107,83% (yoy). Berdasarkan

komposisinya, deposito mendominasi jenis simpanan

korporasi yang mencapai 53,15%, diikuti oleh giro sebesar

37,79% dan tabungan sebesar 9,06%.

Konsumsi rumah tangga berperan sebagai salah satu

sumber pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah. Pada

triwulan II 2019, konsumsi rumah tangga memiliki pangsa

sebesar 40,95% dari total perekonomian Kalimantan

Tengah di sisi permintaan. Kinerja konsumsi rumah tangga

dipengaruhi oleh keyakinan rumah tangga terhadap

kondisi ekonomi saat ini dan yang akan datang. Dari hasil

Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah,

ditunjukkan bahwa secara umum keyakinan rumah tangga

terhadap kondisi ekonomi saat ini masih cukup optimis

terutama indeks keyakinan terhadap penghasilan (Grafik

4.15 dan 4.16).

Kinerja konsumsi rumah tangga pada triwulan II 2019

meningkat dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Kinerja konsumsi rumah tangga tumbuh

sebesar 4,92% (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya

yang tercatat sebesar 3,69% (yoy). Kondisi ini juga 2terkonfirmasi dari Indeks Tendensi Konsumen (ITK) yang

mengalami kenaikan, didorong oleh peningkatan tingkat

konsumsi masyarakat (Grafik 4.17). Peningkatan kinerja

konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh kenaikan

konsumsi rumah tangga selama bulan ramadhan dan hari

raya Idul Fitri.

4.4.1 Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga4.4 ASESMEN SEKTOR RUMAH TANGGA

39LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201938 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

Indeks Tendensi Konsumen adalah indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi

konsumen pada triwulan berjalan dan prakiraan triwulan mendatang. Indeks ini

dihasilkan Badan Pusat Statistik.

2.

Pertumbuhan kredit perbankan kepada sektor

UMKM melambat sejalan dengan perlambatan kredit

secara umum. Kredit UMKM pada triwulan II 2019

tumbuh sebesar 9,37% (yoy), melambat dibandingkan

dengan triwulan I 2019 sebesar 10,59% (yoy). Adapun

kredit UMKM pada triwulan II 2019 mencapai sebesar

Rp11,48 triliun (Grafik 4.24). Berdasarkan jenis

penggunaannya, deselerasi pertumbuhan kredit UMKM

terjadi pada kredit modal kerja sebesar 8,08%, melambat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar

10,79%. Di sisi lain, kredit investasi tumbuh sebesar

11,82%, meningkat dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya sebesar 10,24% (Grafik 4.25). Berdasarkan

4.5.1 Akses Keuangan Kepada UMKM

Grafik 4.18 Ekspektasi Harga Survei Konsumen

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

0

50

100

150

200

250

EKSPEKTASI HARGA 3BLN YAD EKSPEKTASI HARGA 6BLN YAD

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

Grafik 4.17 Indeks Tendensi Konsumen (ITK)

SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DATA DIOLAH

INDEKS

80,00

85,00

90,00

95,00

100,00

105,00

110,00

115,00

120,00

125,00

ITK PENDAPATAN PENGARUH INFLASI TINGKAT KONSUMSI

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

Keyakinan konsumen meningkat di tengah kenaikan

konsumsi rumah tangga. Keyakinan konsumen akan

kondisi ekonomi saat ini maupun yang akan datang

memengaruhi pola belanja rumah tangga. Dari hasil Survei

Konsumen Bank Indonesia, optimisme konsumen saat ini

maupun 6 bulan yang akan datang terhadap kondisi

perekonomian menunjukkan peningkatan sehingga

tingkat kerentanan pada rumah tangga tergolong

membaik (Grafik 4.18).

Grafik 4.20 Komposisi Kredit RT

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

RP TRILIUN

KPR/KPA RUKO KKB MULTIGUNA LAINNYA

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

16,00

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

Grafik 4.19 Pertumbuhan Kredit dan NPL Kredit RT

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

NPL (%) RP TRILIUN

TOTAL KREDIT NPL (%)

0,00

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1,20

1,40

1,60

0

2

4

6

8

10

12

14

16

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

Kredit perbankan ke sektor rumah tangga meningkat

sejalan dengan peningkatan kinerja konsumsi rumah

tangga. Penyaluran kredit rumah tangga mengalami

peningkatan pada triwulan II 2019, yaitu tumbuh sebesar

11,52% (yoy), lebih tinggi dari triwulan I 2019 sebesar

11,43% (yoy). Peningkatan terjadi seiring dengan

meningkatnya konsumsi rumah tangga. Peningkatan kredit

rumah tangga utamanya bersumber dari kredit properti

(KPR). Meskipun pertumbuhan kredit rumah tangga

meningkat, kualitas kredit rumah tangga pada triwulan II

4.4.2 Eksposur Perbankan Pada Sektor Rumah Tangga

Grafik 4.21 NPL Kredit RT Berdasarkan Penggunaan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

NPL (%)

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

TOTAL KPR/KPA RUKO KKB MULTIGUNA LAINNYA

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

peningkatan. Rasio NPL kredit rumah tangga terjaga

pada level di bawah threshold sebesar 5%, yaitu 0,94%,

meningkat dari triwulan I 2019 sebesar 0,85%.

Peningkatan NPL terjadi hampir pada seluruh jenis kredit

rumah tangga (Grafik 4.21). Berdasarkan komposisi,

pangsa kredit bermasalah sektor rumah tangga mayoritas

berasal dari kredit properti (KPR dan Ruko) sebesar

46,33% dari total kredit bermasalah rumah tangga, diikuti

oleh kredit multiguna dan kredit kendaraan bermotor yang

masing-masing sebesar 29,05% dan 19,84%.

DPK rumah tangga pada triwulan II 2019 tumbuh

melambat dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Total DPK rumah tangga pada triwulan II

2019 tercatat tumbuh 10,06% (yoy), melambat

dibandingkan dengan triwulan I 2019 yang tercatat

tumbuh sebesar 12,42% (yoy). Secara nominal, total DPK

pada triwulan II 2019 mencapai sebesar Rp18,04 triliun.

Berdasarkan jenisnya, pertumbuhan DPK rumah tangga

utamanya didorong oleh simpanan giro. Giro tercatat

tumbuh sebesar 0,75% (yoy), lebih tinggi dari triwulan I

2019 yang mengalami kontraksi sebesar -8,18% (yoy)

I 2019 II 2019

Grafik 4.23 Komposisi DPK Perseorangan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

DEPOSITO

26,73%TABUNGAN

68,07%GIRO

5,20%DEPOSITO

26,77%TABUNGAN

68,72%GIRO

4,51%

Grafik 4.22 DPK Perseorangan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

% YOY RP TRILIUN

DPK PERSEORANGAN G. DPK PERSEORANGAN G.KIRO G. TABUNGAN G. DEPOSITO

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

-20

-10

0

10

20

30

40

50

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

4.5 PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN KEPADA UMKM

41LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201940 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

Grafik 4.16 Ekspektasi Kondisi Ekonomi 6 bulan yang akan datang

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

0

40

80

120

160

200

KONDISI PENGHASILANEKSPEKTASI KONDISI PENGHASILAN 6 BLN YAD

EKSPEKTASI KETERSEDIAAN LAP KERJA 6 BLN YAD

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

Grafik 4.15 Indeks Kondisi Ekonomi (IKE)

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

0

40

80

120

160

200

IKE PENGHASILAN

PEMBELIAN BARANG TAHAN LAMA KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

2019 mengalami penurunan tercermin dari rasio NPL kredit

rumah tangga yang mengalami peningkatan (Grafik 4.19).

Pertumbuhan kredit rumah tangga didorong oleh

kredit KPR/KPA. Jenis kredit KPR/KPA mengalami

pertumbuhan sebesar 15,99% (yoy), meningkat

dibandingkan dengan triwulan I 2019 sebesar 13,56%

(yoy) (Grafik 4.20). Pertumbuhan ini sejalan dengan

meningkatnya konsumsi rumah tangga pada triwulan II

2019.

Ketahanan sektor rumah tangga terjaga pada level

yang aman, meskipun tren rasio NPL mengalami

(Grafik 4.22). Adapun pangsa DPK rumah tangga

didominasi oleh tabungan yang mencapai sebesar 68,07%

diikuti oleh deposito dan giro sebesar 26,73% dan 5,20%

(Grafik 4.23).

Pertumbuhan kredit perbankan kepada sektor

UMKM melambat sejalan dengan perlambatan kredit

secara umum. Kredit UMKM pada triwulan II 2019

tumbuh sebesar 9,37% (yoy), melambat dibandingkan

dengan triwulan I 2019 sebesar 10,59% (yoy). Adapun

kredit UMKM pada triwulan II 2019 mencapai sebesar

Rp11,48 triliun (Grafik 4.24). Berdasarkan jenis

penggunaannya, deselerasi pertumbuhan kredit UMKM

terjadi pada kredit modal kerja sebesar 8,08%, melambat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar

10,79%. Di sisi lain, kredit investasi tumbuh sebesar

11,82%, meningkat dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya sebesar 10,24% (Grafik 4.25). Berdasarkan

4.5.1 Akses Keuangan Kepada UMKM

Grafik 4.18 Ekspektasi Harga Survei Konsumen

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

0

50

100

150

200

250

EKSPEKTASI HARGA 3BLN YAD EKSPEKTASI HARGA 6BLN YAD

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

Grafik 4.17 Indeks Tendensi Konsumen (ITK)

SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DATA DIOLAH

INDEKS

80,00

85,00

90,00

95,00

100,00

105,00

110,00

115,00

120,00

125,00

ITK PENDAPATAN PENGARUH INFLASI TINGKAT KONSUMSI

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

Keyakinan konsumen meningkat di tengah kenaikan

konsumsi rumah tangga. Keyakinan konsumen akan

kondisi ekonomi saat ini maupun yang akan datang

memengaruhi pola belanja rumah tangga. Dari hasil Survei

Konsumen Bank Indonesia, optimisme konsumen saat ini

maupun 6 bulan yang akan datang terhadap kondisi

perekonomian menunjukkan peningkatan sehingga

tingkat kerentanan pada rumah tangga tergolong

membaik (Grafik 4.18).

Grafik 4.20 Komposisi Kredit RT

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

RP TRILIUN

KPR/KPA RUKO KKB MULTIGUNA LAINNYA

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

16,00

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

Grafik 4.19 Pertumbuhan Kredit dan NPL Kredit RT

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

NPL (%) RP TRILIUN

TOTAL KREDIT NPL (%)

0,00

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1,20

1,40

1,60

0

2

4

6

8

10

12

14

16

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

Kredit perbankan ke sektor rumah tangga meningkat

sejalan dengan peningkatan kinerja konsumsi rumah

tangga. Penyaluran kredit rumah tangga mengalami

peningkatan pada triwulan II 2019, yaitu tumbuh sebesar

11,52% (yoy), lebih tinggi dari triwulan I 2019 sebesar

11,43% (yoy). Peningkatan terjadi seiring dengan

meningkatnya konsumsi rumah tangga. Peningkatan kredit

rumah tangga utamanya bersumber dari kredit properti

(KPR). Meskipun pertumbuhan kredit rumah tangga

meningkat, kualitas kredit rumah tangga pada triwulan II

4.4.2 Eksposur Perbankan Pada Sektor Rumah Tangga

Grafik 4.21 NPL Kredit RT Berdasarkan Penggunaan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

NPL (%)

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

TOTAL KPR/KPA RUKO KKB MULTIGUNA LAINNYA

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

peningkatan. Rasio NPL kredit rumah tangga terjaga

pada level di bawah threshold sebesar 5%, yaitu 0,94%,

meningkat dari triwulan I 2019 sebesar 0,85%.

Peningkatan NPL terjadi hampir pada seluruh jenis kredit

rumah tangga (Grafik 4.21). Berdasarkan komposisi,

pangsa kredit bermasalah sektor rumah tangga mayoritas

berasal dari kredit properti (KPR dan Ruko) sebesar

46,33% dari total kredit bermasalah rumah tangga, diikuti

oleh kredit multiguna dan kredit kendaraan bermotor yang

masing-masing sebesar 29,05% dan 19,84%.

DPK rumah tangga pada triwulan II 2019 tumbuh

melambat dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Total DPK rumah tangga pada triwulan II

2019 tercatat tumbuh 10,06% (yoy), melambat

dibandingkan dengan triwulan I 2019 yang tercatat

tumbuh sebesar 12,42% (yoy). Secara nominal, total DPK

pada triwulan II 2019 mencapai sebesar Rp18,04 triliun.

Berdasarkan jenisnya, pertumbuhan DPK rumah tangga

utamanya didorong oleh simpanan giro. Giro tercatat

tumbuh sebesar 0,75% (yoy), lebih tinggi dari triwulan I

2019 yang mengalami kontraksi sebesar -8,18% (yoy)

I 2019 II 2019

Grafik 4.23 Komposisi DPK Perseorangan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

DEPOSITO

26,73%TABUNGAN

68,07%GIRO

5,20%DEPOSITO

26,77%TABUNGAN

68,72%GIRO

4,51%

Grafik 4.22 DPK Perseorangan

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

% YOY RP TRILIUN

DPK PERSEORANGAN G. DPK PERSEORANGAN G.KIRO G. TABUNGAN G. DEPOSITO

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

-20

-10

0

10

20

30

40

50

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

4.5 PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN KEPADA UMKM

41LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201940 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

Grafik 4.16 Ekspektasi Kondisi Ekonomi 6 bulan yang akan datang

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

0

40

80

120

160

200

KONDISI PENGHASILANEKSPEKTASI KONDISI PENGHASILAN 6 BLN YAD

EKSPEKTASI KETERSEDIAAN LAP KERJA 6 BLN YAD

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

Grafik 4.15 Indeks Kondisi Ekonomi (IKE)

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

0

40

80

120

160

200

IKE PENGHASILAN

PEMBELIAN BARANG TAHAN LAMA KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

2019 mengalami penurunan tercermin dari rasio NPL kredit

rumah tangga yang mengalami peningkatan (Grafik 4.19).

Pertumbuhan kredit rumah tangga didorong oleh

kredit KPR/KPA. Jenis kredit KPR/KPA mengalami

pertumbuhan sebesar 15,99% (yoy), meningkat

dibandingkan dengan triwulan I 2019 sebesar 13,56%

(yoy) (Grafik 4.20). Pertumbuhan ini sejalan dengan

meningkatnya konsumsi rumah tangga pada triwulan II

2019.

Ketahanan sektor rumah tangga terjaga pada level

yang aman, meskipun tren rasio NPL mengalami

(Grafik 4.22). Adapun pangsa DPK rumah tangga

didominasi oleh tabungan yang mencapai sebesar 68,07%

diikuti oleh deposito dan giro sebesar 26,73% dan 5,20%

(Grafik 4.23).

Grafik 4.25 Pertumbuhan Kredit UMKM (Penggunaan)

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

%, YOY

-20

-10

0

10

20

30

40

50

G. MODAL KERJA G. INVESTASI

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

Grafik 4.24 Pertumbuhan & NPL Kredit UMKM

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

% YOY, NPL RP TRILIUN

0

5

10

15

20

25

30

K. UMKM G. UMKM NPL. UMKM

0

2

4

6

8

10

12

14

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

komposisinya, kredit UMKM Kalimantan Tengah utamanya

disalurkan untuk sektor perdagangan yang mencapai

sebesar Rp5,06 triliun, dengan pangsa sebesar 44,13%,

diikuti oleh sektor pertanian sebesar Rp3,01 triliun, dengan

pangsa sebesar 26,21%.

Kualitas kredit UMKM mengalami penurunan namun

masih terjaga di level yang aman. Pada triwulan II 2019,

rasio NPL UMKM tercatat sebesar 2,27%, meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar

2,09%. Peningkatan rasio NPL terutama disumbang oleh

sektor perdagangan, konstruksi, dan pertanian. Kredit

UMKM bermasalah mayoritas berasal dari sektor

perdagangan dengan pangsa sebesar 54,77% terhadap

total kredit UMKM bermasalah, diikuti sektor pertanian

dan keuangan, masing-masing sebesar 10,34% dan

10,10%. Namun, ketahanan sektor UMKM dari sisi

keuangan masih terjaga dengan baik, dengan tolak ukur

tingkat NPL yang masih di bawah 5%.

4.5.2 Pengembangan Akses Keuangan dan UMKMDalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan

dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil,

berkelanjutan dan inklusif, Bank Indonesia

senantiasa mendorong peningkatan akses

keuangan, di antaranya kepada UMKM. Untuk

mendukung tujuan tersebut, Bank Indonesia telah

mengeluarkan kebijakan melalui Peraturan Bank Indonesia

No.17/12/PBI/2015 mengenai ketentuan penyaluran kredit

atau pembiayaan UMKM oleh bank umum. Kebijakan ini

mensyaratkan bank umum untuk menjaga rasio penyaluran

kredit UMKM secara bertahap, yaitu sejak tahun 2015

sebesar 5%, tahun 2016 sebesar 10%, tahun 2017 sebesar

15%, dan tahun 2018 sebesar 20%. Peningkatan akses

keuangan UMKM terhadap layanan jasa keuangan

perbankan ini ditujukan untuk mengatasi penyedia jasa

keuangan perbankan. Perbankan memiliki keterbatasan

informasi perihal kelayakan UMKM, sedangkan pelaku

UMKM memiliki keterbatasan informasi mengenai produk-

produk bank, terutama prosedur dan persyaratan yang

harus dipenuhi dalam mengakses layanan perbankan.

Sampai dengan triwulan II 2019, rasio penyaluran kredit

atau pembiayaan UMKM di Kalimantan Tengah mencapai

20,79%, di atas batas rasio penyaluran kredit UMKM yang

ditentukan sebesar 20%.

Upaya-upaya yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah untuk meningkatkan

akses keuangan dan daya saing UMKM di Kalimantan

Tengah telah ditempuh melalui berbagai macam cara,

antara lain melalui penyelenggaraan pertemuan UMKM

yang mempertemukan penyedia jasa keuangan perbankan

dengan pelaku UMKM, pembentukan klaster pengendalian

inflasi, memfasilitasi UMKM binaan pada berbagai

pameran berskala nasional, membantu pemasaran UMKM

binaan melalui berbagai kanal, memfasilitasi studi banding

kerajinan rotan untuk meningkatkan daya saing produk,

dan membentuk Sekolah Lapang Peternak Rakyat sebagai

bentuk pengembangan komoditas sapi yang terintegrasi

dengan sawit.

REGIONAL FINANCIAL ACCOUNT BALANCE SHEETPROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV 2018

Boks 1

Regional Financial Account Balance Sheet (RFABS)

menyajikan data posisi dan arus/transaksi (flows) aset

finansial yang menggambarkan keterkaitan finansial antar

unit institusi dalam perekonomian baik regional, luar

regional (Rest of Indonesia) maupun internasional (Rest of

The World), antara sektor finansial dan non-finansial guna

mengetahui konsistensi kegiatan antar berbagai sektor.

Penyusunan RFABS merupakan upaya untuk mengisi gap

ketersediaan kerangka data regional yang mampu

menggambarkan sistem keuangan regional secara

komprehensif serta mampu mengidentifikasi adanya

imbalances.

Berdasarkan analisis RFABS Provinsi Kalimantan Tengah,

diketahui bahwa pada triwulan IV 2018 aset Kalimantan

Tengah didominasi oleh aset non finansial dengan pangsa

sebesar 82,72%, diikuti dengan aset finansial dengan

pangsa sebesar 17,28%. Meskipun masih didominasi oleh

aset non finansial, aset finansial menunjukkan

peningkatan pangsa pada triwulan IV 2018, dari posisi

sebelumnya sebesar 16,2% pada triwulan III 2018.

Meningkatnya pangsa ini didorong oleh tumbuhnya aset

finansial sebesar 9,04% (qtq) pada triwulan IV 2018, lebih

tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan liabilitasnya

sebesar 3,78% (qtq). Kuatnya pertumbuhan aset

keuangan didorong oleh sektor rumah tangga, perbankan,

dan korporasi yang masing-masing tumbuh sebesar

9,11% (qtq), 9,03% (qtq) dan 14,16% (qtq). Di sisi lain,

pertumbuhan liabilitas utamanya didorong oleh sektor

perbankan dan RT yang masing-masing tumbuh sebesar

10,11% (qtq) dan 3,92% (qtq). Hal ini menyebabkan

nominal net liabilities Kalimantan Tengah mengalami

penurunan menjadi Rp17,67 tril iun, membaik

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar

Rp21,53 triliun.

Tabel 1. Neto Posisi Keuangan Kalteng

ASET NON KEUANGAN

ASET KEUANGAN

TOTAL LABILITAS (UTANG+EKUITAS)

UTANG

EKUITAS

NET POSISI KEUANGAN

463,537

96,813

114,492

90,349

24,143

-17,678

1,06%

9.04%

3.78%

4.82%

0.06%

-17.92%

NERACANOMINAL

(RP. M)

PERTUMBUHAN

(QTQ)

Grafik 1 Pertumbuhan Ekonomi Kalteng (%qtq)

3,01%

-2,18%

3,13%

1,31%

2,22%

-1,15%

3,94%

1,05%

Grafik 2 Pertumbuhan Aset Keuangan dan Liabilitas Per Sektor (%qtq)

KORPORASI BANK IKNB PEMDA RT

14,16%

0,63%

9,03% 10,11%

13,55%

4,95%

-3,15%

6,93%9,11%

3,92%

ASET KEUANGAN LIABILITAS

Grafik 3 Komposisi Aset Keuangan dan Liabilitas

ASET KEUANGAN LIABILITAS

8,10%

30,15%

11,57%

6,72%

43,46%

48,03%

24,82%2,40%0,57%

24,18%

KORPORASI BANK IKNB PEMDA RT

43LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201942 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

Grafik 4.25 Pertumbuhan Kredit UMKM (Penggunaan)

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

%, YOY

-20

-10

0

10

20

30

40

50

G. MODAL KERJA G. INVESTASI

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

Grafik 4.24 Pertumbuhan & NPL Kredit UMKM

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

% YOY, NPL RP TRILIUN

0

5

10

15

20

25

30

K. UMKM G. UMKM NPL. UMKM

0

2

4

6

8

10

12

14

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

komposisinya, kredit UMKM Kalimantan Tengah utamanya

disalurkan untuk sektor perdagangan yang mencapai

sebesar Rp5,06 triliun, dengan pangsa sebesar 44,13%,

diikuti oleh sektor pertanian sebesar Rp3,01 triliun, dengan

pangsa sebesar 26,21%.

Kualitas kredit UMKM mengalami penurunan namun

masih terjaga di level yang aman. Pada triwulan II 2019,

rasio NPL UMKM tercatat sebesar 2,27%, meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar

2,09%. Peningkatan rasio NPL terutama disumbang oleh

sektor perdagangan, konstruksi, dan pertanian. Kredit

UMKM bermasalah mayoritas berasal dari sektor

perdagangan dengan pangsa sebesar 54,77% terhadap

total kredit UMKM bermasalah, diikuti sektor pertanian

dan keuangan, masing-masing sebesar 10,34% dan

10,10%. Namun, ketahanan sektor UMKM dari sisi

keuangan masih terjaga dengan baik, dengan tolak ukur

tingkat NPL yang masih di bawah 5%.

4.5.2 Pengembangan Akses Keuangan dan UMKMDalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan

dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil,

berkelanjutan dan inklusif, Bank Indonesia

senantiasa mendorong peningkatan akses

keuangan, di antaranya kepada UMKM. Untuk

mendukung tujuan tersebut, Bank Indonesia telah

mengeluarkan kebijakan melalui Peraturan Bank Indonesia

No.17/12/PBI/2015 mengenai ketentuan penyaluran kredit

atau pembiayaan UMKM oleh bank umum. Kebijakan ini

mensyaratkan bank umum untuk menjaga rasio penyaluran

kredit UMKM secara bertahap, yaitu sejak tahun 2015

sebesar 5%, tahun 2016 sebesar 10%, tahun 2017 sebesar

15%, dan tahun 2018 sebesar 20%. Peningkatan akses

keuangan UMKM terhadap layanan jasa keuangan

perbankan ini ditujukan untuk mengatasi penyedia jasa

keuangan perbankan. Perbankan memiliki keterbatasan

informasi perihal kelayakan UMKM, sedangkan pelaku

UMKM memiliki keterbatasan informasi mengenai produk-

produk bank, terutama prosedur dan persyaratan yang

harus dipenuhi dalam mengakses layanan perbankan.

Sampai dengan triwulan II 2019, rasio penyaluran kredit

atau pembiayaan UMKM di Kalimantan Tengah mencapai

20,79%, di atas batas rasio penyaluran kredit UMKM yang

ditentukan sebesar 20%.

Upaya-upaya yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah untuk meningkatkan

akses keuangan dan daya saing UMKM di Kalimantan

Tengah telah ditempuh melalui berbagai macam cara,

antara lain melalui penyelenggaraan pertemuan UMKM

yang mempertemukan penyedia jasa keuangan perbankan

dengan pelaku UMKM, pembentukan klaster pengendalian

inflasi, memfasilitasi UMKM binaan pada berbagai

pameran berskala nasional, membantu pemasaran UMKM

binaan melalui berbagai kanal, memfasilitasi studi banding

kerajinan rotan untuk meningkatkan daya saing produk,

dan membentuk Sekolah Lapang Peternak Rakyat sebagai

bentuk pengembangan komoditas sapi yang terintegrasi

dengan sawit.

REGIONAL FINANCIAL ACCOUNT BALANCE SHEETPROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV 2018

Boks 1

Regional Financial Account Balance Sheet (RFABS)

menyajikan data posisi dan arus/transaksi (flows) aset

finansial yang menggambarkan keterkaitan finansial antar

unit institusi dalam perekonomian baik regional, luar

regional (Rest of Indonesia) maupun internasional (Rest of

The World), antara sektor finansial dan non-finansial guna

mengetahui konsistensi kegiatan antar berbagai sektor.

Penyusunan RFABS merupakan upaya untuk mengisi gap

ketersediaan kerangka data regional yang mampu

menggambarkan sistem keuangan regional secara

komprehensif serta mampu mengidentifikasi adanya

imbalances.

Berdasarkan analisis RFABS Provinsi Kalimantan Tengah,

diketahui bahwa pada triwulan IV 2018 aset Kalimantan

Tengah didominasi oleh aset non finansial dengan pangsa

sebesar 82,72%, diikuti dengan aset finansial dengan

pangsa sebesar 17,28%. Meskipun masih didominasi oleh

aset non finansial, aset finansial menunjukkan

peningkatan pangsa pada triwulan IV 2018, dari posisi

sebelumnya sebesar 16,2% pada triwulan III 2018.

Meningkatnya pangsa ini didorong oleh tumbuhnya aset

finansial sebesar 9,04% (qtq) pada triwulan IV 2018, lebih

tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan liabilitasnya

sebesar 3,78% (qtq). Kuatnya pertumbuhan aset

keuangan didorong oleh sektor rumah tangga, perbankan,

dan korporasi yang masing-masing tumbuh sebesar

9,11% (qtq), 9,03% (qtq) dan 14,16% (qtq). Di sisi lain,

pertumbuhan liabilitas utamanya didorong oleh sektor

perbankan dan RT yang masing-masing tumbuh sebesar

10,11% (qtq) dan 3,92% (qtq). Hal ini menyebabkan

nominal net liabilities Kalimantan Tengah mengalami

penurunan menjadi Rp17,67 tril iun, membaik

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar

Rp21,53 triliun.

Tabel 1. Neto Posisi Keuangan Kalteng

ASET NON KEUANGAN

ASET KEUANGAN

TOTAL LABILITAS (UTANG+EKUITAS)

UTANG

EKUITAS

NET POSISI KEUANGAN

463,537

96,813

114,492

90,349

24,143

-17,678

1,06%

9.04%

3.78%

4.82%

0.06%

-17.92%

NERACANOMINAL

(RP. M)

PERTUMBUHAN

(QTQ)

Grafik 1 Pertumbuhan Ekonomi Kalteng (%qtq)

3,01%

-2,18%

3,13%

1,31%

2,22%

-1,15%

3,94%

1,05%

Grafik 2 Pertumbuhan Aset Keuangan dan Liabilitas Per Sektor (%qtq)

KORPORASI BANK IKNB PEMDA RT

14,16%

0,63%

9,03% 10,11%

13,55%

4,95%

-3,15%

6,93%9,11%

3,92%

ASET KEUANGAN LIABILITAS

Grafik 3 Komposisi Aset Keuangan dan Liabilitas

ASET KEUANGAN LIABILITAS

8,10%

30,15%

11,57%

6,72%

43,46%

48,03%

24,82%2,40%0,57%

24,18%

KORPORASI BANK IKNB PEMDA RT

43LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201942 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

Tabel 2 Persentase Sektoral Terhadap PDRB

PEMEGANG UTANG (DEBITUR)

TOTAL NFC HH ODC OFC

NFC

HH

ODC

OFC

LG

ROI

ROW

-33.98%

10.38%

0.56%

6.09%

4.21%

6.48%

6.27%

7.54%

1.50%

6.42%

0.97%

11.29%

6.27%

-7.54%

0.79%

0.11%

0.05%

-3.78%

0.00%

-1.50%

-0.79%

0.85%

2.99%

-2.10%

-0.01%

-6.42%

-0.11%

-0.85%

0.00%

1.28%

0.00%

LG

-0.97%

-0.05%

-2.99%

0.00%

-0.21%

0.00%

ROI

PE

ME

GA

NG

AS

ET

(KR

ED

ITU

R)

ROW

-6.27%

0.00%

0.01%

0.00%

0.00%

-6.27%

3.78%

2.10%

-1.28%

0.21%

Grafik 4 Neto Aset Keuangan dan Kewajiban Sektoral

KORPORASI RT BANK IKNB PEMDA

Q3 Q4

ROI ROW

-35,30%-33,98%

8,81% 10,38%

0,71% 0,56%

5,36%6,09%

4,51% 4,21%9,29%

6,48%6,62%

6,27%

Grafik 5 Pertumbuhan Aset, DPK, dan Kredit (%qtq)

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IVI II

2014

III IV I II

2015

III IV

DPK KREDIT ASET

Berdasarkan BSA Matrix, korporasi memiliki net kewajiban

terbesar, yaitu 33,98% terhadap PDRB. Sementara net aset

keuangan tertinggi dimiliki oleh rumah tangga, yaitu

10,38% terhadap PDRB. Pangsa net kewajiban korporasi

terhadap PDRB mengalami penurunan pada triwulan IV

2018. Di sisi lain, net aset keuangan rumah tangga

meningkat dari triwulan III 2018. Menurunnya net

kewajiban korporasi didorong oleh peningkatan aset

keuangan yang cukup signifikan dibandingkan

peningkatan kewajiban. Sedangkan kenaikan net aset

keuangan rumah tangga terkonfirmasi oleh pertumbuhan

DPK perbankan yang tetap kuat.

Neto kewajiban korporasi mengalami penurunan dari -

35,30% menjadi -33,98%, sejalan dengan meningkatnya

pertumbuhan aset keuangan dan melambatnya

pertumbuhan liabilitas. Aset keuangan korporasi tercatat

tumbuh sebesar 14,16%, lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan kewajibannya sebesar 0,63%.Tumbuhnya

aset keuangan disinyalir merupakan dampak income

korporasi yang meningkat pada akhir tahun sejalan

dengan puncak produksi komoditas kelapa sawit,

Tabel 3 Neto Kewajiban Korporasi (% PDRB)

TOTAL

RT

BANK

IKNB

PEMDA

ROI

LN

-35.30%

-7.72%

-1.04%

-6.58%

-0.99%

-12.33%

-6.64%

-33.98%

-7.54%

-1.50%

-6.42%

-0.97%

-11.29%

-6.27%

SEKTOR 2018Q3 2018Q4

KORPORASI

Grafik 6 Realisasi PMA

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IVI II

2014

III IV I II

2015

III IV

PMA (JUTA USD) - KI PERTUMBUHAN (% QTQ) - KA

sementara tertahannya pertumbuhan liabilitas disebabkan

oleh ekspansi bisnis yang melambat. Ekspansi yang

melambat terkonfirmasi dari rendahnya pertumbuhan PMA

di Kalimantan Tengah, yang menyebabkan neto kewajiban

LN korporasi menurun dari -6,64% pada triwulan

sebelumnya, menjadi -6,27% pada triwulan IV 2018.

Grafik 7 Pertumbuhan Aset Keuangan dan Liabilitas (%qtq)

ASET KEUANGAN LIABILITAS

14,16%

0,03%

Grafik 8 Realisasi PMDN

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IVI II

2014

III IV I II

2015

III IV

PMDN (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% QTQ) - KA

Gambar 1 Pola Transaksi Keuangan Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018

Secara umum net aliran transaksi keuangan pada triwulan

IV 2018 didominasi oleh adanya peningkatan uang kartal

pada sektor rumah tangga dan korporasi. Dari network

posisi, nampak bahwa korporasi memiliki interkoneksi

liabilitas yang tinggi yang berasal dari sektor domestik (luar

provinsi) dan sektor Perbankan. Kepemilikan sektor

korporasi di Kalimantan Tengah yang didominasi oleh

pihak-pihak eksternal menyebabkan tingginya

interkoneksi liabilitas korporasi dengan pihak dari

eksternal. Disamping itu tingginya aliran transaksi dari ROI

menuju RT dan korporasi didorong oleh adanya

penambahan uang kartal pada triwulan IV 2019.

Peningkatan uang kartal sejalan dengan data kenaikan

perputaran uang provinsi Kalimantan Tengah di triwulan IV

2019. Di sisi lain, aliran transaksi antara perbankan dan

korporasi berasal dari penyaluran kredit ke sektor

korporasi. Pada triwulan IV 2018, sektor IKNB lebih banyak

menempatkan dana di perbankan di Kalimantan Tengah

yang menyebabkan tingginya aliran transaksi dari IKNB ke

sektor perbankan.

Tingginya interkoneksi sektor korporasi terhadap pihak

eksternal menyebabkan korporasi di Kalimantan Tengah

memiliki risiko terekspos oleh kondisi ekonomi nasional

dan global. Meningkatnya ketidakpastian global

sepanjang tahun 2019 menyebabkan kondisi stabilitas

sistem keuangan Kalimantan Tengah pada khususnya, dan

perekonomian Kalimantan Tengah pada umumnya

memiliki risiko terhadap gejolak dinamika yang tengah

terjadi, dan menjadi hal yang harus diperhatikan bersama.

Kedepan, perlu diwaspadai sumber-sumber kerentanan

baik dari eksternal maupun internal yang berpotensi

menjadi shocks pembiayaan. Dari eksternal perlu

diperhatikan dampak dinamika perekonomian global

terhadap nilai tukar yang berimplikasi pada kinerja

korporasi di Kalimantan Tengah. Korporasi di Kalimantan

Tengah yang didominasi oleh produsen bahan mentah

yang berasal dari sumber daya alam menyebabkan kinerja

perdagangan perusahaan sangat bergantung terhadap

kondisi global. Dari sisi domestik, perlu diperhatikan

dukungan sektor keuangan terhadap sektor riil yang masih

terbatas.

45LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201944 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

Tabel 2 Persentase Sektoral Terhadap PDRB

PEMEGANG UTANG (DEBITUR)

TOTAL NFC HH ODC OFC

NFC

HH

ODC

OFC

LG

ROI

ROW

-33.98%

10.38%

0.56%

6.09%

4.21%

6.48%

6.27%

7.54%

1.50%

6.42%

0.97%

11.29%

6.27%

-7.54%

0.79%

0.11%

0.05%

-3.78%

0.00%

-1.50%

-0.79%

0.85%

2.99%

-2.10%

-0.01%

-6.42%

-0.11%

-0.85%

0.00%

1.28%

0.00%

LG

-0.97%

-0.05%

-2.99%

0.00%

-0.21%

0.00%

ROI

PE

ME

GA

NG

AS

ET

(KR

ED

ITU

R)

ROW

-6.27%

0.00%

0.01%

0.00%

0.00%

-6.27%

3.78%

2.10%

-1.28%

0.21%

Grafik 4 Neto Aset Keuangan dan Kewajiban Sektoral

KORPORASI RT BANK IKNB PEMDA

Q3 Q4

ROI ROW

-35,30%-33,98%

8,81% 10,38%

0,71% 0,56%

5,36%6,09%

4,51% 4,21%9,29%

6,48%6,62%

6,27%

Grafik 5 Pertumbuhan Aset, DPK, dan Kredit (%qtq)

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IVI II

2014

III IV I II

2015

III IV

DPK KREDIT ASET

Berdasarkan BSA Matrix, korporasi memiliki net kewajiban

terbesar, yaitu 33,98% terhadap PDRB. Sementara net aset

keuangan tertinggi dimiliki oleh rumah tangga, yaitu

10,38% terhadap PDRB. Pangsa net kewajiban korporasi

terhadap PDRB mengalami penurunan pada triwulan IV

2018. Di sisi lain, net aset keuangan rumah tangga

meningkat dari triwulan III 2018. Menurunnya net

kewajiban korporasi didorong oleh peningkatan aset

keuangan yang cukup signifikan dibandingkan

peningkatan kewajiban. Sedangkan kenaikan net aset

keuangan rumah tangga terkonfirmasi oleh pertumbuhan

DPK perbankan yang tetap kuat.

Neto kewajiban korporasi mengalami penurunan dari -

35,30% menjadi -33,98%, sejalan dengan meningkatnya

pertumbuhan aset keuangan dan melambatnya

pertumbuhan liabilitas. Aset keuangan korporasi tercatat

tumbuh sebesar 14,16%, lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan kewajibannya sebesar 0,63%.Tumbuhnya

aset keuangan disinyalir merupakan dampak income

korporasi yang meningkat pada akhir tahun sejalan

dengan puncak produksi komoditas kelapa sawit,

Tabel 3 Neto Kewajiban Korporasi (% PDRB)

TOTAL

RT

BANK

IKNB

PEMDA

ROI

LN

-35.30%

-7.72%

-1.04%

-6.58%

-0.99%

-12.33%

-6.64%

-33.98%

-7.54%

-1.50%

-6.42%

-0.97%

-11.29%

-6.27%

SEKTOR 2018Q3 2018Q4

KORPORASI

Grafik 6 Realisasi PMA

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IVI II

2014

III IV I II

2015

III IV

PMA (JUTA USD) - KI PERTUMBUHAN (% QTQ) - KA

sementara tertahannya pertumbuhan liabilitas disebabkan

oleh ekspansi bisnis yang melambat. Ekspansi yang

melambat terkonfirmasi dari rendahnya pertumbuhan PMA

di Kalimantan Tengah, yang menyebabkan neto kewajiban

LN korporasi menurun dari -6,64% pada triwulan

sebelumnya, menjadi -6,27% pada triwulan IV 2018.

Grafik 7 Pertumbuhan Aset Keuangan dan Liabilitas (%qtq)

ASET KEUANGAN LIABILITAS

14,16%

0,03%

Grafik 8 Realisasi PMDN

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IVI II

2014

III IV I II

2015

III IV

PMDN (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% QTQ) - KA

Gambar 1 Pola Transaksi Keuangan Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018

Secara umum net aliran transaksi keuangan pada triwulan

IV 2018 didominasi oleh adanya peningkatan uang kartal

pada sektor rumah tangga dan korporasi. Dari network

posisi, nampak bahwa korporasi memiliki interkoneksi

liabilitas yang tinggi yang berasal dari sektor domestik (luar

provinsi) dan sektor Perbankan. Kepemilikan sektor

korporasi di Kalimantan Tengah yang didominasi oleh

pihak-pihak eksternal menyebabkan tingginya

interkoneksi liabilitas korporasi dengan pihak dari

eksternal. Disamping itu tingginya aliran transaksi dari ROI

menuju RT dan korporasi didorong oleh adanya

penambahan uang kartal pada triwulan IV 2019.

Peningkatan uang kartal sejalan dengan data kenaikan

perputaran uang provinsi Kalimantan Tengah di triwulan IV

2019. Di sisi lain, aliran transaksi antara perbankan dan

korporasi berasal dari penyaluran kredit ke sektor

korporasi. Pada triwulan IV 2018, sektor IKNB lebih banyak

menempatkan dana di perbankan di Kalimantan Tengah

yang menyebabkan tingginya aliran transaksi dari IKNB ke

sektor perbankan.

Tingginya interkoneksi sektor korporasi terhadap pihak

eksternal menyebabkan korporasi di Kalimantan Tengah

memiliki risiko terekspos oleh kondisi ekonomi nasional

dan global. Meningkatnya ketidakpastian global

sepanjang tahun 2019 menyebabkan kondisi stabilitas

sistem keuangan Kalimantan Tengah pada khususnya, dan

perekonomian Kalimantan Tengah pada umumnya

memiliki risiko terhadap gejolak dinamika yang tengah

terjadi, dan menjadi hal yang harus diperhatikan bersama.

Kedepan, perlu diwaspadai sumber-sumber kerentanan

baik dari eksternal maupun internal yang berpotensi

menjadi shocks pembiayaan. Dari eksternal perlu

diperhatikan dampak dinamika perekonomian global

terhadap nilai tukar yang berimplikasi pada kinerja

korporasi di Kalimantan Tengah. Korporasi di Kalimantan

Tengah yang didominasi oleh produsen bahan mentah

yang berasal dari sumber daya alam menyebabkan kinerja

perdagangan perusahaan sangat bergantung terhadap

kondisi global. Dari sisi domestik, perlu diperhatikan

dukungan sektor keuangan terhadap sektor riil yang masih

terbatas.

45LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201944 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

SISTEM PEMBAYARANDAN PENGELOLAANUANG RUPIAH

05

Aliran uang di provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 mengalami peningkatan, hal ini

didorong oleh tingginya total aliran uang keluar (outflow) yang disebabkan oleh meningkatnya

konsumsi LNPRT pada momen Pemilu, dan meningkatnya konsumsi masyarakat selama

periode Ramadhan dan perayaan Idul Fitri.

Jumlah transaksi pembayaran non tunai melalui kliring menunjukkan peningkatan

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, baik secara nominal maupun volume.

Pada triwulan II 2019 tidak terdapat temuan maupun laporan uang rupiah yang diragukan

keasliannya di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan, baik dari temuan

masyarakat yang diterima oleh perbankan, maupun hasil pengelolaan uang rupiah yang

dilakukan oleh Bank Indonesia.

SISTEM PEMBAYARANDAN PENGELOLAANUANG RUPIAH

05

Aliran uang di provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 mengalami peningkatan, hal ini

didorong oleh tingginya total aliran uang keluar (outflow) yang disebabkan oleh meningkatnya

konsumsi LNPRT pada momen Pemilu, dan meningkatnya konsumsi masyarakat selama

periode Ramadhan dan perayaan Idul Fitri.

Jumlah transaksi pembayaran non tunai melalui kliring menunjukkan peningkatan

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, baik secara nominal maupun volume.

Pada triwulan II 2019 tidak terdapat temuan maupun laporan uang rupiah yang diragukan

keasliannya di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan, baik dari temuan

masyarakat yang diterima oleh perbankan, maupun hasil pengelolaan uang rupiah yang

dilakukan oleh Bank Indonesia.

5.1 KONDISI UMUMSejalan dengan pertumbuhan ekonomi Kalimantan

Tengah, perputaran uang pada triwulan II 2019

meningkat dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Total perputaran uang kartal melalui Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah

pada triwulan II 2019 tercatat meningkat dibandingkan

dengan triwulan I 2019. Perkembangan kinerja transaksi

uang kartal masih mengalami net outflow, dengan

peningkatan yang signifikan 229,77% (qtq) dibandingkan

dengan triwulan I 2019. Sejalan dengan peningkatan

perputaran uang, transaksi pembayaran non tunai melalui

kliring juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya.

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI

Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)

5.2.1

5.2

3Transaksi pembayaran non tunai melalui SKNBI

menunjukkan kenaikan dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya. Pada triwulan II 2019, transaksi

melalui SKNBI meningkat baik secara nominal maupun

volume. Perputaran kliring secara nominal pada triwulan II

2019 mencapai sebesar Rp1,73 triliun, naik dibandingkan

triwulan sebelumnya yang mencapai sebesar Rp1,68

triliun. Sejalan dengan kenaikan nominal transaksi, volume

transaksi juga menunjukkan peningkatan pada triwulan II

2019, yaitu tercatat sebanyak 52.275 lembar, naik

dibandingkan dengan triwulan I 2019 yang mencapai

SKNBI merupakan sarana transfer dana non tunai secara ritel selain RTGS dengan

nominal transaksi sampai dengan Rp500 juta.

3. BI RTGS merupakan sistem transfer dana elektronik yang penyelesaian setiap

transaksinya dilakukan dalam waktu seketika (real-time), khususnya untuk

memproses transaksi pembayaran yang dikategorikan High Value Payment System

atau bernilai besar, di atas Rp100 juta.

4.

JML. PEMEGANG REK. JML. AGEN

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

45.000

40.000

35.000

30.000

25.000

20.000

15.000

10.000

5.000

0

Grafik 5.3 Jumlah Agen dan Jumlah Rekening yang Bertransaksi melalui Agen LKD di Kalteng

5,000

4,500

4,000

3,500

3,000

2,500

2,000

1,500

1,000

500

-

II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

Grafik 5.2 Transaksi RTGS

VOLUME (LEMBAR) NILAI RTGS (RP MILIAR)

-

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

Grafik 5.1 Transaksi Kliring

VOLUME (LEMBAR) - RHS NOMINAL KLIRING (RP MILIAR)

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

0

500

1000

1500

2000

2500

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

frekuensi transaksi sebanyak 412.596 kali. Capaian pada

triwulan II 2019 meningkat dibandingkan dengan

frekuensi transaksi pada triwulan I 2019 yang tercatat

sebesar Rp7,61 miliar, dengan frekuensi transaksi sebanyak

143.723 kali. Peningkatan transaksi tersebut didorong oleh

semakin luasnya cakupan layanan keuangan digital yang

ditandai dengan adanya kenaikan jumlah agen LKD yang

terbentuk. Selain itu, kemajuan teknologi dan

perkembangan instrumen pembayaran non tunai di tahun

2019 yang semakin pesat, serta pengetahuan masyarakat

mengenai kemudahan yang dirasakan dengan

pembayaran secara non tunai juga ikut mendorong

peningkatan tersebut. Agen LKD di Kalimantan Tengah

sampai dengan triwulan II 2019 tercatat sebanyak 4.321

agen, meningkat dibandingkan dengan jumlah agen LKD

pada triwulan I 2019 sebanyak 3.664 agen (Grafik 5.3).

Program pengembangan Layanan Keuangan Non

Tunai dan Elektronifikasi merupakan upaya

melakukan sinergi kebijakan keuangan inklusif dan

elektronifikasi. Adapun tujuan dari program tersebut

adalah meningkatkan akses masyarakat kepada layanan

keuangan formal, mendorong masyarakat menggunakan

sistem pembayaran dan instrumen pembayaran non tunai

dalam melakukan transaksi pembayaran, dan mengubah

kebiasaan masyarakat dalam bertransaksi yang

sebelumnya tunai menjadi non tunai – dari yang sifatnya

manual menjadi elektronik. Kegiatan tersebut mencakup

juga transaksi di lingkungan Pemerintah Daerah khususnya

pada transaksi pengeluaran atau pembelanjaan daerah.

5.2.4 Upaya Pengembangan Layanan Keuangan Non Tunai dan Elektronifikasi

Pengembangan layanan keuangan non tunai dan

elektronifikasi telah dilakukan melalui koordinasi

dengan Pemerintah Daerah terhadap transaksi

Pengeluaran dan Penerimaan Daerah. Saat ini telah

diterbitkan peraturan daerah untuk menerapkan transaksi

non tunai di lingkungan Pemerintah Daerah Kalimantan

Tengah. Sampai dengan triwulan II 2019, Pemerintah

Daerah telah menerapkan transaksi non tunai untuk

pembayaran gaji pegawai, pembayaran proyek,

pembayaran kepada pihak ketiga, pembayaran honor,

serta memaksimalkan aplikasi CMS dari BPD Kalteng untuk

mendukung transaksi non tunai tersebut.

Total transaksi uang kartal di provinsi Kalimantan

Tengah pada triwulan II 2019 mengalami

peningkatan. Total perputaran uang kartal melalui Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah

pada triwulan II 2019 tercatat sebesar Rp4,86 triliun, atau

lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2019 sebesar Rp3,45

triliun (Grafik 5.4). Meningkatnya perputaran uang kartal

seiring dengan akselerasi pertumbuhan ekonomi Provinsi

kalimantan Tengah. Peningkatan perputaran uang kartal

pada triwulan II 2019 juga mengikuti pola historis

triwulanan yang didorong oleh beberapa faktor antara lain

: (1) meningkatnya konsumsi pada komponen LNPRT

(Lembaga Non-Profit yang melayani Rumah Tangga) dalam

periode Pemilihan Umum Presiden 2019 pada bulan April

2019, (2) meningkatnya pola konsumsi masyarakat selama

periode Ramadhan dan perayaan HBKN (Hari Besar

Keagamaan Nasional) yaitu Idul Fitri dan Waisak, (3)

adanya pembayaran THR (Tunjangan Hari Raya) pada bulan

Mei dan Juni 2019.

Perkembangan kinerja transaksi uang kartal pada

triwulan II 2019 masih mengikuti pola yang sama

dengan periode tahun-tahun sebelumnya, yaitu net

outflow. Kondisi net outflow KPwBI Provinsi Kalimantan

Tengah pada triwulan II 2019 tercatat sebesar Rp2,58

triliun, masih mengikuti pola yang sama pada periode

5.3.1 Aliran Uang Kartal

5.3 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN TUNAI

49LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201948 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

sebanyak 49.805 lembar (Grafik 5.1). Kenaikan aktivitas

sistem pembayaran non tunai di Kalimantan Tengah terjadi

seiring dengan meningkatnya realisasi belanja pemerintah

daerah dan aktivitas ekonomi masyarakat pada triwulan II

2019. Penyelenggaraan kegiatan kliring provinsi

Kalimantan Tengah dilaksanakan di Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah untuk Kota

Palangka Raya, serta oleh bank umum yang ditunjuk oleh

Bank Indonesia untuk wilayah Sampit dan Pangkalan Bun.

Transaksi pembayaran non tunai RTGS pada triwulan

II 2019 menunjukkan penurunan dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Pada triwulan II 2019,

nominal transaksi RTGS mencapai sebesar Rp9,62 triliun,

turun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

tercatat sebesar Rp13,65 triliun. Sejalan dengan nominal

transaksi, volume transaksi juga menunjukkan penurunan.

Volume transaksi pada triwulan II 2019 tercatat sebanyak

445 lembar, menurun dibandingkan dengan triwulan I

2019 yang mencapai sebanyak 1.073 lembar (Grafik 5.2).

5.2.2 Transaksi Melalui Bank Indonesia - Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) 4

5.2.3 Layanan Keuangan Digital Frekuensi transaksi non tunai di Kalimantan Tengah

melalui Layanan Keuangan Digital (LKD) mengalami

peningkatan pada triwulan II 2019. Nominal transaksi

yang dilakukan di agen LKD Kalimantan Tengah pada

triwulan II 2019 tercatat sebesar Rp28,39 miliar, dengan

5.1 KONDISI UMUMSejalan dengan pertumbuhan ekonomi Kalimantan

Tengah, perputaran uang pada triwulan II 2019

meningkat dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Total perputaran uang kartal melalui Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah

pada triwulan II 2019 tercatat meningkat dibandingkan

dengan triwulan I 2019. Perkembangan kinerja transaksi

uang kartal masih mengalami net outflow, dengan

peningkatan yang signifikan 229,77% (qtq) dibandingkan

dengan triwulan I 2019. Sejalan dengan peningkatan

perputaran uang, transaksi pembayaran non tunai melalui

kliring juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya.

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI

Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)

5.2.1

5.2

3Transaksi pembayaran non tunai melalui SKNBI

menunjukkan kenaikan dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya. Pada triwulan II 2019, transaksi

melalui SKNBI meningkat baik secara nominal maupun

volume. Perputaran kliring secara nominal pada triwulan II

2019 mencapai sebesar Rp1,73 triliun, naik dibandingkan

triwulan sebelumnya yang mencapai sebesar Rp1,68

triliun. Sejalan dengan kenaikan nominal transaksi, volume

transaksi juga menunjukkan peningkatan pada triwulan II

2019, yaitu tercatat sebanyak 52.275 lembar, naik

dibandingkan dengan triwulan I 2019 yang mencapai

SKNBI merupakan sarana transfer dana non tunai secara ritel selain RTGS dengan

nominal transaksi sampai dengan Rp500 juta.

3. BI RTGS merupakan sistem transfer dana elektronik yang penyelesaian setiap

transaksinya dilakukan dalam waktu seketika (real-time), khususnya untuk

memproses transaksi pembayaran yang dikategorikan High Value Payment System

atau bernilai besar, di atas Rp100 juta.

4.

JML. PEMEGANG REK. JML. AGEN

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

45.000

40.000

35.000

30.000

25.000

20.000

15.000

10.000

5.000

0

Grafik 5.3 Jumlah Agen dan Jumlah Rekening yang Bertransaksi melalui Agen LKD di Kalteng

5,000

4,500

4,000

3,500

3,000

2,500

2,000

1,500

1,000

500

-

II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

Grafik 5.2 Transaksi RTGS

VOLUME (LEMBAR) NILAI RTGS (RP MILIAR)

-

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

Grafik 5.1 Transaksi Kliring

VOLUME (LEMBAR) - RHS NOMINAL KLIRING (RP MILIAR)

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

0

500

1000

1500

2000

2500

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

frekuensi transaksi sebanyak 412.596 kali. Capaian pada

triwulan II 2019 meningkat dibandingkan dengan

frekuensi transaksi pada triwulan I 2019 yang tercatat

sebesar Rp7,61 miliar, dengan frekuensi transaksi sebanyak

143.723 kali. Peningkatan transaksi tersebut didorong oleh

semakin luasnya cakupan layanan keuangan digital yang

ditandai dengan adanya kenaikan jumlah agen LKD yang

terbentuk. Selain itu, kemajuan teknologi dan

perkembangan instrumen pembayaran non tunai di tahun

2019 yang semakin pesat, serta pengetahuan masyarakat

mengenai kemudahan yang dirasakan dengan

pembayaran secara non tunai juga ikut mendorong

peningkatan tersebut. Agen LKD di Kalimantan Tengah

sampai dengan triwulan II 2019 tercatat sebanyak 4.321

agen, meningkat dibandingkan dengan jumlah agen LKD

pada triwulan I 2019 sebanyak 3.664 agen (Grafik 5.3).

Program pengembangan Layanan Keuangan Non

Tunai dan Elektronifikasi merupakan upaya

melakukan sinergi kebijakan keuangan inklusif dan

elektronifikasi. Adapun tujuan dari program tersebut

adalah meningkatkan akses masyarakat kepada layanan

keuangan formal, mendorong masyarakat menggunakan

sistem pembayaran dan instrumen pembayaran non tunai

dalam melakukan transaksi pembayaran, dan mengubah

kebiasaan masyarakat dalam bertransaksi yang

sebelumnya tunai menjadi non tunai – dari yang sifatnya

manual menjadi elektronik. Kegiatan tersebut mencakup

juga transaksi di lingkungan Pemerintah Daerah khususnya

pada transaksi pengeluaran atau pembelanjaan daerah.

5.2.4 Upaya Pengembangan Layanan Keuangan Non Tunai dan Elektronifikasi

Pengembangan layanan keuangan non tunai dan

elektronifikasi telah dilakukan melalui koordinasi

dengan Pemerintah Daerah terhadap transaksi

Pengeluaran dan Penerimaan Daerah. Saat ini telah

diterbitkan peraturan daerah untuk menerapkan transaksi

non tunai di lingkungan Pemerintah Daerah Kalimantan

Tengah. Sampai dengan triwulan II 2019, Pemerintah

Daerah telah menerapkan transaksi non tunai untuk

pembayaran gaji pegawai, pembayaran proyek,

pembayaran kepada pihak ketiga, pembayaran honor,

serta memaksimalkan aplikasi CMS dari BPD Kalteng untuk

mendukung transaksi non tunai tersebut.

Total transaksi uang kartal di provinsi Kalimantan

Tengah pada triwulan II 2019 mengalami

peningkatan. Total perputaran uang kartal melalui Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah

pada triwulan II 2019 tercatat sebesar Rp4,86 triliun, atau

lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2019 sebesar Rp3,45

triliun (Grafik 5.4). Meningkatnya perputaran uang kartal

seiring dengan akselerasi pertumbuhan ekonomi Provinsi

kalimantan Tengah. Peningkatan perputaran uang kartal

pada triwulan II 2019 juga mengikuti pola historis

triwulanan yang didorong oleh beberapa faktor antara lain

: (1) meningkatnya konsumsi pada komponen LNPRT

(Lembaga Non-Profit yang melayani Rumah Tangga) dalam

periode Pemilihan Umum Presiden 2019 pada bulan April

2019, (2) meningkatnya pola konsumsi masyarakat selama

periode Ramadhan dan perayaan HBKN (Hari Besar

Keagamaan Nasional) yaitu Idul Fitri dan Waisak, (3)

adanya pembayaran THR (Tunjangan Hari Raya) pada bulan

Mei dan Juni 2019.

Perkembangan kinerja transaksi uang kartal pada

triwulan II 2019 masih mengikuti pola yang sama

dengan periode tahun-tahun sebelumnya, yaitu net

outflow. Kondisi net outflow KPwBI Provinsi Kalimantan

Tengah pada triwulan II 2019 tercatat sebesar Rp2,58

triliun, masih mengikuti pola yang sama pada periode

5.3.1 Aliran Uang Kartal

5.3 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN TUNAI

49LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201948 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

sebanyak 49.805 lembar (Grafik 5.1). Kenaikan aktivitas

sistem pembayaran non tunai di Kalimantan Tengah terjadi

seiring dengan meningkatnya realisasi belanja pemerintah

daerah dan aktivitas ekonomi masyarakat pada triwulan II

2019. Penyelenggaraan kegiatan kliring provinsi

Kalimantan Tengah dilaksanakan di Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah untuk Kota

Palangka Raya, serta oleh bank umum yang ditunjuk oleh

Bank Indonesia untuk wilayah Sampit dan Pangkalan Bun.

Transaksi pembayaran non tunai RTGS pada triwulan

II 2019 menunjukkan penurunan dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Pada triwulan II 2019,

nominal transaksi RTGS mencapai sebesar Rp9,62 triliun,

turun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

tercatat sebesar Rp13,65 triliun. Sejalan dengan nominal

transaksi, volume transaksi juga menunjukkan penurunan.

Volume transaksi pada triwulan II 2019 tercatat sebanyak

445 lembar, menurun dibandingkan dengan triwulan I

2019 yang mencapai sebanyak 1.073 lembar (Grafik 5.2).

5.2.2 Transaksi Melalui Bank Indonesia - Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) 4

5.2.3 Layanan Keuangan Digital Frekuensi transaksi non tunai di Kalimantan Tengah

melalui Layanan Keuangan Digital (LKD) mengalami

peningkatan pada triwulan II 2019. Nominal transaksi

yang dilakukan di agen LKD Kalimantan Tengah pada

triwulan II 2019 tercatat sebesar Rp28,39 miliar, dengan

2015 2016I II III IV

2017

I II

2018

10

22

12,54

9

14

8,57

1

6

1,58

10

6

5,81

III

8

11

5,85

IV

6

8

3,85

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

I

13

5

4,07

2019

II

3

5

2,29

Tabel 5.3 Kegiatan Kas Titipan

NAMA KAS TITIPAN

SAMPIT

MUARA TEWEH

PANGKALAN BUN

BUNTOK

NANGA BULIK

PURUK CAHU

KUALA KAPUAS

TOTAL

TW I 2019 TW II 2019

TOTAL

1.070.373

144.174

756.520

136.292

112.216

92.758

204.053

2.516.385

1.104.130

202.927

654.554

287.692

319.727

219.457

269.186

3.057.672

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

TW I 2019 TW II 2019

OUTFLOW

580.310

92.738

296.260

114.304

78.155

75.943

156.986

1.394.696

650.532

193.883

318.850

283.523

231.893

213.398

228.030

2.120.107

TW I 2019 TW II 2019

INFLOW

490.063

51.437

460.260

21.988

34.061

16.815

47.067

1.121.690

453.598

9.044

335.704

4.169

87.835

6.060

41.156

937.565

TW III 2018 TW IV 2018

TOTAL

1.166.445

182.678

818.190

235.037

114.010

170.749

177.389

2.864.497

1.306.705

248.559

686.222

266.663

193.256

256.469

322.714

3.280.588

Grafik 5.5 Tren Net Outflow

RP MILIAR

(4.000)

(3.500)

(3.000)

(2.500)

(2.000)

(1.500)

(1.000)

(500)

-

500 Net Inflow

Net Outflow

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

Grafik 5.4 Transaksi Uang Kartal

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

INFLOW TOTALOUTFLOW

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

tahun-tahun sebelumnya. Net outflow pada triwulan II

2019 mengalami peningkatan yang signifikan sebesar

229,77% (qtq) dibandingkan dengan triwulan I 2019

sebesar Rp783,20 miliar (Tabel 5.1). Jika dibandingkan

dengan triwulan II tahun 2018, terjadi penurunan net

outflow sebesar Rp743,30 miliar atau sebesar 22,35%

(yoy). Hal ini disebabkan oleh penurunan outflow dari

Rp4,43 triliun pada triwulan II 2018 menjadi Rp3,72 triliun

pada triwulan II 2019 atau sebesar 15,96% (yoy).

Sementara itu, kondisi inflow cenderung meningkat dari

Rp1,10 triliun pada triwulan II 2018 menjadi Rp1,14 triliun

pada triwulan II 2019 atau tumbuh sebesar 3,35% (yoy).

Peningkatan inflow tersebut disebabkan oleh pergeseran

hari Raya Idul Fitri pada tahun 2019 dan 2018. Idul Fitri

yang jatuh pada minggu pertama Juni di tahun 2019

menyebabkan pola musiman inflow pasca Idul Fitri terjadi

sejak minggu ketiga. Hal ini menjadi faktor pendorong

Tabel 5.1 Perkembangan Inflow-Outflow Provinsi Kalimantan Tengah (Juta Rupiah)

INDIKATORII III IV

2017

INFLOW

OUTFLOW

NET INFLOW/OUTFLOW

613,996

3778,220

-3164,224

1185,552

2094,885

-909,333

662,060

4072,026

-3409,966

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

I II III IV

2018

I

2019

1099,438

1817,517

-718,079

1099,929

4426,031

-3326,102

1078,421

2747,921

-1669,500

805,924

4133,611

-3327,687

1333,340

2116,542

-783,202

II

1136,786

3719,587

-2582,801

G. OUTFLOWOUTFLOW

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

Grafik 5.7 Transaksi Outflow Uang Kartal

RP MILIAR YOY (%)

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

G. INFLOW (KANAN)INFLOW (KIRI)

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

Grafik 5.6 Perkembangan Inflow Uang Kartal

RP MILIAR YOY (%)

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

-40,00

-20,00

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00

160,00

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

inflow yang lebih tinggi pada triwulan II tahun 2019,

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Akselerasi pertumbuhan net outflow uang kartal di

Kalimantan Tengah didorong oleh peningkatan total

aliran uang keluar (outflow) triwulan II 2019. Secara

triwulan nominal outflow pada triwulan II 2019 mencapai

Rp3.719,59 miliar atau meningkat sebesar 75,74% (qtq),

lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2019 sebesar

Rp2.116,54 miliar. Sementara itu tingkat nominal

penyetoran (inflow) pada triwulan II 2019 tercatat sebesar

Rp1.136,79 miliar atau lebih rendah dibandingkan

triwulan I 2019 yang mencapai Rp1.333,34 miliar. Dengan

demikian, posisi aliran uang kartal pada triwulan II 2019

tercatat sebesar Rp2.582,80 miliar (net outflow), lebih

tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

mengalami net out flow sebesar Rp783,20 miliar.

Kegiatan pendistribusian Uang Layak Edar (ULE)

dilaksanakan di dalam maupun di luar kota Provinsi

Kalimantan Tengah. Kegiatan pengelolaan dan

pendistribusian yang telah dilakukan KPwBI Provinsi

Kalimantan Tengah ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

uang rupiah dalam jumlah nominal yang cukup, jenis

pecahan yang sesuai kebutuhan masyarakat, dan dalam

kondisi yang layak edar. Distribusi ULE dilaksanakan

dengan mekanisme penukaran uang di loket Bank

Indonesia dan perbankan di wilayah Kalimantan Tengah,

kas keliling dalam dan luar kota, serta pelaksanaan kas

titipan di sejumlah kabupaten.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Kalimantan Tengah melakukan kegiatan kas keliling

untuk memenuhi kebutuhan uang kartal yang

berkualitas baik dan layak edar di masyarakat. Salah

satu layanan kas luar kantor yang dilakukan oleh KPwBI

Prov. Kalteng adalah kegiatan kas keliling, yaitu layanan

penukaran uang oleh unit kerja pengelolaan uang rupiah

kepada masyarakat. Kegiatan kas keliling dilaksanakan di

tempat keramaian masyarakat seperti pasar tradisional dan

pasar modern, serta kantor layanan masyarakat, baik di

dalam kota maupun luar kota Palangka Raya. Pada

triwulan II 2019, telah dilakukan 8 kali kegiatan kas

keliling, dengan rincian 5 kegiatan kas keliling dalam kota

5.3.2 Pengelolaan Uang Layak Edar(KKDK) dan 3 kegiatan kas keliling luar kota (KKLK). Selain

itu, modal kerja yang dikeluarkan untuk pelaksanaan

kegiatan kas keliling pada triwulan II 2019 adalah sebesar

Rp2,29 miliar.

Selain dalam bentuk kegiatan kas keliling, distribusi

uang di luar kantor juga dilakukan dalam bentuk Kas

Titipan. Penyelenggaraan kas titipan merupakan salah

satu implementasi kebijakan Bank Indonesia dalam

menyediakan layanan kas, dan menjamin bahwa uang

yang beredar dalam kondisi layak bagi wilayah yang

memilik keterbatasan akses dan jarak dari Kantor

Perwakilan Bank Indonesia. Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah hingga triwulan II

2019 telah memiliki 7 (tujuh) lokasi kas titipan, yakni di

Kabupaten Kotawaringin Timur (Sampit), Kabupaten

Kotawaringin Barat (Pangkalan Bun), Kabupaten Barito

Selatan (Buntok), Kabupaten Barito Utara (Muara Teweh),

Kabupaten Lamandau (Nanga Bulik), Kabupaten Murung

Raya (Puruk Cahu), dan Kabupaten Kapuas (Kuala Kapuas).

Kas Titipan ini dilakukan melalui pola kerja sama dengan

perbankan setempat da lam pelaksanaannya.

Pada triwulan II 2019 total perputaran uang kartal

yang disalurkan melalui Kas Titipan yang tersebar di

7 (tujuh) lokasi mengalami peningkatan. Total

perputaran uang kartal pada triwulan II 2019 tercatat

51LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201950 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

2015 2016I II III IV

2017

I II

2018

10

22

12,54

9

14

8,57

1

6

1,58

10

6

5,81

III

8

11

5,85

IV

6

8

3,85

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

I

13

5

4,07

2019

II

3

5

2,29

Tabel 5.3 Kegiatan Kas Titipan

NAMA KAS TITIPAN

SAMPIT

MUARA TEWEH

PANGKALAN BUN

BUNTOK

NANGA BULIK

PURUK CAHU

KUALA KAPUAS

TOTAL

TW I 2019 TW II 2019

TOTAL

1.070.373

144.174

756.520

136.292

112.216

92.758

204.053

2.516.385

1.104.130

202.927

654.554

287.692

319.727

219.457

269.186

3.057.672

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

TW I 2019 TW II 2019

OUTFLOW

580.310

92.738

296.260

114.304

78.155

75.943

156.986

1.394.696

650.532

193.883

318.850

283.523

231.893

213.398

228.030

2.120.107

TW I 2019 TW II 2019

INFLOW

490.063

51.437

460.260

21.988

34.061

16.815

47.067

1.121.690

453.598

9.044

335.704

4.169

87.835

6.060

41.156

937.565

TW III 2018 TW IV 2018

TOTAL

1.166.445

182.678

818.190

235.037

114.010

170.749

177.389

2.864.497

1.306.705

248.559

686.222

266.663

193.256

256.469

322.714

3.280.588

Grafik 5.5 Tren Net Outflow

RP MILIAR

(4.000)

(3.500)

(3.000)

(2.500)

(2.000)

(1.500)

(1.000)

(500)

-

500 Net Inflow

Net Outflow

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

Grafik 5.4 Transaksi Uang Kartal

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

INFLOW TOTALOUTFLOW

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

tahun-tahun sebelumnya. Net outflow pada triwulan II

2019 mengalami peningkatan yang signifikan sebesar

229,77% (qtq) dibandingkan dengan triwulan I 2019

sebesar Rp783,20 miliar (Tabel 5.1). Jika dibandingkan

dengan triwulan II tahun 2018, terjadi penurunan net

outflow sebesar Rp743,30 miliar atau sebesar 22,35%

(yoy). Hal ini disebabkan oleh penurunan outflow dari

Rp4,43 triliun pada triwulan II 2018 menjadi Rp3,72 triliun

pada triwulan II 2019 atau sebesar 15,96% (yoy).

Sementara itu, kondisi inflow cenderung meningkat dari

Rp1,10 triliun pada triwulan II 2018 menjadi Rp1,14 triliun

pada triwulan II 2019 atau tumbuh sebesar 3,35% (yoy).

Peningkatan inflow tersebut disebabkan oleh pergeseran

hari Raya Idul Fitri pada tahun 2019 dan 2018. Idul Fitri

yang jatuh pada minggu pertama Juni di tahun 2019

menyebabkan pola musiman inflow pasca Idul Fitri terjadi

sejak minggu ketiga. Hal ini menjadi faktor pendorong

Tabel 5.1 Perkembangan Inflow-Outflow Provinsi Kalimantan Tengah (Juta Rupiah)

INDIKATORII III IV

2017

INFLOW

OUTFLOW

NET INFLOW/OUTFLOW

613,996

3778,220

-3164,224

1185,552

2094,885

-909,333

662,060

4072,026

-3409,966

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

I II III IV

2018

I

2019

1099,438

1817,517

-718,079

1099,929

4426,031

-3326,102

1078,421

2747,921

-1669,500

805,924

4133,611

-3327,687

1333,340

2116,542

-783,202

II

1136,786

3719,587

-2582,801

G. OUTFLOWOUTFLOW

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

Grafik 5.7 Transaksi Outflow Uang Kartal

RP MILIAR YOY (%)

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

G. INFLOW (KANAN)INFLOW (KIRI)

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

Grafik 5.6 Perkembangan Inflow Uang Kartal

RP MILIAR YOY (%)

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

-40,00

-20,00

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00

160,00

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

inflow yang lebih tinggi pada triwulan II tahun 2019,

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Akselerasi pertumbuhan net outflow uang kartal di

Kalimantan Tengah didorong oleh peningkatan total

aliran uang keluar (outflow) triwulan II 2019. Secara

triwulan nominal outflow pada triwulan II 2019 mencapai

Rp3.719,59 miliar atau meningkat sebesar 75,74% (qtq),

lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2019 sebesar

Rp2.116,54 miliar. Sementara itu tingkat nominal

penyetoran (inflow) pada triwulan II 2019 tercatat sebesar

Rp1.136,79 miliar atau lebih rendah dibandingkan

triwulan I 2019 yang mencapai Rp1.333,34 miliar. Dengan

demikian, posisi aliran uang kartal pada triwulan II 2019

tercatat sebesar Rp2.582,80 miliar (net outflow), lebih

tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

mengalami net out flow sebesar Rp783,20 miliar.

Kegiatan pendistribusian Uang Layak Edar (ULE)

dilaksanakan di dalam maupun di luar kota Provinsi

Kalimantan Tengah. Kegiatan pengelolaan dan

pendistribusian yang telah dilakukan KPwBI Provinsi

Kalimantan Tengah ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

uang rupiah dalam jumlah nominal yang cukup, jenis

pecahan yang sesuai kebutuhan masyarakat, dan dalam

kondisi yang layak edar. Distribusi ULE dilaksanakan

dengan mekanisme penukaran uang di loket Bank

Indonesia dan perbankan di wilayah Kalimantan Tengah,

kas keliling dalam dan luar kota, serta pelaksanaan kas

titipan di sejumlah kabupaten.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Kalimantan Tengah melakukan kegiatan kas keliling

untuk memenuhi kebutuhan uang kartal yang

berkualitas baik dan layak edar di masyarakat. Salah

satu layanan kas luar kantor yang dilakukan oleh KPwBI

Prov. Kalteng adalah kegiatan kas keliling, yaitu layanan

penukaran uang oleh unit kerja pengelolaan uang rupiah

kepada masyarakat. Kegiatan kas keliling dilaksanakan di

tempat keramaian masyarakat seperti pasar tradisional dan

pasar modern, serta kantor layanan masyarakat, baik di

dalam kota maupun luar kota Palangka Raya. Pada

triwulan II 2019, telah dilakukan 8 kali kegiatan kas

keliling, dengan rincian 5 kegiatan kas keliling dalam kota

5.3.2 Pengelolaan Uang Layak Edar(KKDK) dan 3 kegiatan kas keliling luar kota (KKLK). Selain

itu, modal kerja yang dikeluarkan untuk pelaksanaan

kegiatan kas keliling pada triwulan II 2019 adalah sebesar

Rp2,29 miliar.

Selain dalam bentuk kegiatan kas keliling, distribusi

uang di luar kantor juga dilakukan dalam bentuk Kas

Titipan. Penyelenggaraan kas titipan merupakan salah

satu implementasi kebijakan Bank Indonesia dalam

menyediakan layanan kas, dan menjamin bahwa uang

yang beredar dalam kondisi layak bagi wilayah yang

memilik keterbatasan akses dan jarak dari Kantor

Perwakilan Bank Indonesia. Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah hingga triwulan II

2019 telah memiliki 7 (tujuh) lokasi kas titipan, yakni di

Kabupaten Kotawaringin Timur (Sampit), Kabupaten

Kotawaringin Barat (Pangkalan Bun), Kabupaten Barito

Selatan (Buntok), Kabupaten Barito Utara (Muara Teweh),

Kabupaten Lamandau (Nanga Bulik), Kabupaten Murung

Raya (Puruk Cahu), dan Kabupaten Kapuas (Kuala Kapuas).

Kas Titipan ini dilakukan melalui pola kerja sama dengan

perbankan setempat da lam pelaksanaannya.

Pada triwulan II 2019 total perputaran uang kartal

yang disalurkan melalui Kas Titipan yang tersebar di

7 (tujuh) lokasi mengalami peningkatan. Total

perputaran uang kartal pada triwulan II 2019 tercatat

51LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201950 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

sebesar Rp3,52 triliun, meningkat dibandingkan dengan

total perputaran uang kartal kas titipan pada triwulan I

2019 yang tercatat sebesar Rp2,52 triliun atau mengalami

peningkatan sebesar 21,51% (qtq). Adapun total

perputaran uang kartal terbesar terjadi di Kas Titipan Kota

Sampit yang tercatat sebesar Rp1,10 triliun pada triwulan II

2019, yang mengalami peningkatan dari periode yang

sama sebelumnya sebesar Rp1,07 triliun pada triwulan I

2019, dengan pangsa mencapai 36,11% dari total

perputaran uang di 7 (tujuh) Kas Titipan KPwBI Prov.

Kalimantan Tengah.

5.3.3

Bank Indonesia terus menjalankan kebijakan clean

money policy untuk menjaga kualitas uang kartal

yang beredar di tengah masyarakat. Selain

pengelolaan aliran uang kartal yang masuk dan keluar,

Bank Indonesia juga memiliki tugas memelihara kualitas

uang kartal yang diedarkan kepada masyarakat atau

dikenal dengan clean money policy. Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah selalu

melakukan berbagai upaya bersama stakeholder lainnya

dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas uang

rupiah di masyarakat. Pelaksanaan kebijakan clean money

policy yang dilakukan secara rutin adalah melakukan

pemusnahan terhadap uang UTLE, yang dilakukan secara

governed sehingga dapat dipertanggungjawabkan. UTLE

yang diterima Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 tercatat

sebanyak 2,24 juta lembar dengan jumlah nominal

mencapai Rp41,68 miliar.

Berdasarkan indikator rasio perbandingan UTLE

terhadap inflow, tingkat kualitas uang kartal yang

beredar di masyarakat mengalami peningkatan pada

triwulan II 2019. Rasio perbandingan UTLE terhadap

inflow Provinsi Kalimantan Tengah mengalami penurunan

dari sebesar 7,14% pada triwulan I 2019 menjadi sebesar

3,66% pada triwulan II 2019. Menurunnya rasio

perbandingan UTLE terhadap uang yang masuk ke Bank

Pemberian Tanda Tidak Berharga pada Uang Tidak Layak Edar (UTLE)

Grafik 5.8 Pemusnahan UTLE di KPw Kalimantan Tengah

RP MILIAR %

0

10

20

30

40

50

PTTB RASIO PTTB THD INFLOWINFLOW

0,00

200,00

400,00

600,00

800,00

1000,00

1200,00

1400,00

1600,00

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

Indonesia (inflow) memiliki dua makna penting, yaitu Bank

Indonesia pada periode yang dimaksud berhasil menjaga

kualitas tingkat kelayakan uang kartal yang beredar di

masyarakat semakin membaik. Makna lainnya adalah

dengan masih layaknya kualitas uang yang masuk ke Bank

Indonesia pada kurun waktu triwulan II 2019, sebagian

masih dapat diproses dan diedarkan kembali untuk

dipergunakan sebagai alat traksaksi yang berkualitas.

Tingginya kebutuhan masyarakat akan uang

menyebabkan uang rupiah kerap dipalsukan dan

diedarkan kepada masyarakat, hal itu menyebabkan

kerugian bagi Negara dan juga masyarakat.

Sebagaimana yang telah diamanatkan oleh Undang-

Undang, Bank Indonesia merupakan lembaga Negara yang

berwenang untuk menentukan keaslian uang rupiah. Oleh

karena itu, masyarakat harus meminta klarifikasi kepada

Bank Indonesia terkait dengan uang rupiah yang

diragukan keasliannya.

Sepanjang triwulan II 2019, Bank Indonesia Provinsi

Kalimantan Tengah tidak memperoleh temuan dan

laporan uang rupiah yang diragukan keasliannya

(uang yang tidak sesuai dengan ciri-ciri keaslian uang

rupiah). Pada periode triwulan II 2019 di Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah

tidak terdapat temuan maupun laporan uang rupiah yang

diragukan keasliannya, baik dari temuan masyarakat yang

diterima oleh perbankan maupun hasil pengelolaan Mesin

Sortir Uang Kertas (MSUK). Sepanjang tahun 2015 sampai

5.3.4 Perkembangan Temuan Uang Palsu

dengan periode laporan dibuat temuan uang palsu terus

mengalami tren penurunan yang signifikan. Hal ini

mencerminkan bahwa upaya yang telah dilakukan oleh

Bank Indonesia berkerjasama dengan pihak penegak

hukum (kepolisian) dalam menangani kasus pembuatan

dan pengedaran uang palsu di Provinsi Kalimantan Tengah

memberikan hasil yang optimal. Meskipun demikian,

masih ada peluang peredaran uang palsu di masyarakat

sehingga diperlukan kewaspadaan dan kehati-hatian saat

melakukan transaksi pembayaran. Sebagai bentuk mitigasi

resiko, Bank Indonesia akan tetap melaksanakan kegiatan

sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah (CIKUR) ke berbagai

lapisan masyarakat secara intensif dan berkala untuk terus

menekan peredaran uang palsu di masyarakat.

Grafik 5.10 Temuan Uang Palsu Berdasarkan Pecahan

LEMBAR

0

5

10

15

20

25

30

35

100000 50000 20000 5000

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

2000

29

3

21

7

18

2 1

28

8

1

16

1

6

1

57

24

12

1

12

1 1 1

TWI-2017 TWII-2017 TWIII-2017 TWIV-2017 TWI-2018

TWII-2018 TWIII-2018 TWI-2019 TWI-2019

Grafik 5.9 Perkembangan Temuan Uang Palsu

LEMBAR

0

100

200

300

400

500

600

700

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

611

138

211

132 108

42

175

333 28 21 37 17 7 12

38 150

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

KPwBI Provinsi Kalimantan Tengah terus berusaha

untuk menjaga tingkat kelayakan uang yang beredar

di masyarakat dan juga menekan peredaran uang

palsu dan uang tiruan melalui kegiatan sosialisasi

dan bersinergi dengan pihak terkait. Sebagai upaya

untuk menjaga tingkat kelayakan uang yang beredar

dimasyarakat (soil level) serta menanggulangi peredaran

uang palsu di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, KPwBI

Provinsi Kalimantan Tengah terus meningkatkan

kesadaran masyarakat dalam menjaga uang rupiah dan

pengetahuan serta kewaspadaan terhadap peredaran

uang palsu. Dalam berbagai kesempatan dan acara Bank

Indonesia melaksanakan kegiatan sosialisasi dan edukasi

mengenai cara merawat uang rupiah dengan 5J (uang

5.3.5 Upaya Menjaga Uang Layak Edar dan Menekan Peredaran Uang Palsu

rupiah Jangan di lipat, Jangan di coret, Jangan di stapler,

Jangan di remas dan Jangan di basahi) serta sosialisasi ciri-

ciri keaslian uang rupiah dengan 3D (Dilihat, Diraba dan

Diterawang). Pada triwulan II 2019, KPwBI Provinsi

Kalimantan Tengah telah melakukan kegiatan edukasi,

sosialisasi 5J dan 3D - ciri-ciri keaslian uang Rupiah di 7

(tujuh) kas titipan bersama dengan bank pengelola kas

titipan serta bank peserta kas titipan. Di lain kesempatan

edukasi dan sosialisasi juga dilakukan kepada masyarakat

umum, pedagang, instansi, pelajar, serta mahasiswa.

KPwBI Provinsi Kalimantan Tengah juga bersinergi dengan

para penegak hukum dalam rangka mengawal proses

hukum dan bekerja sama dengan kepolisian dalam

mempercepat proses klarifikasi uang palsu maupun

penyerahan bukti uang palsu untuk mempercepat

penyelesaian perkara di pengadilan.

53LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201952 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

sebesar Rp3,52 triliun, meningkat dibandingkan dengan

total perputaran uang kartal kas titipan pada triwulan I

2019 yang tercatat sebesar Rp2,52 triliun atau mengalami

peningkatan sebesar 21,51% (qtq). Adapun total

perputaran uang kartal terbesar terjadi di Kas Titipan Kota

Sampit yang tercatat sebesar Rp1,10 triliun pada triwulan II

2019, yang mengalami peningkatan dari periode yang

sama sebelumnya sebesar Rp1,07 triliun pada triwulan I

2019, dengan pangsa mencapai 36,11% dari total

perputaran uang di 7 (tujuh) Kas Titipan KPwBI Prov.

Kalimantan Tengah.

5.3.3

Bank Indonesia terus menjalankan kebijakan clean

money policy untuk menjaga kualitas uang kartal

yang beredar di tengah masyarakat. Selain

pengelolaan aliran uang kartal yang masuk dan keluar,

Bank Indonesia juga memiliki tugas memelihara kualitas

uang kartal yang diedarkan kepada masyarakat atau

dikenal dengan clean money policy. Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah selalu

melakukan berbagai upaya bersama stakeholder lainnya

dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas uang

rupiah di masyarakat. Pelaksanaan kebijakan clean money

policy yang dilakukan secara rutin adalah melakukan

pemusnahan terhadap uang UTLE, yang dilakukan secara

governed sehingga dapat dipertanggungjawabkan. UTLE

yang diterima Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 tercatat

sebanyak 2,24 juta lembar dengan jumlah nominal

mencapai Rp41,68 miliar.

Berdasarkan indikator rasio perbandingan UTLE

terhadap inflow, tingkat kualitas uang kartal yang

beredar di masyarakat mengalami peningkatan pada

triwulan II 2019. Rasio perbandingan UTLE terhadap

inflow Provinsi Kalimantan Tengah mengalami penurunan

dari sebesar 7,14% pada triwulan I 2019 menjadi sebesar

3,66% pada triwulan II 2019. Menurunnya rasio

perbandingan UTLE terhadap uang yang masuk ke Bank

Pemberian Tanda Tidak Berharga pada Uang Tidak Layak Edar (UTLE)

Grafik 5.8 Pemusnahan UTLE di KPw Kalimantan Tengah

RP MILIAR %

0

10

20

30

40

50

PTTB RASIO PTTB THD INFLOWINFLOW

0,00

200,00

400,00

600,00

800,00

1000,00

1200,00

1400,00

1600,00

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

Indonesia (inflow) memiliki dua makna penting, yaitu Bank

Indonesia pada periode yang dimaksud berhasil menjaga

kualitas tingkat kelayakan uang kartal yang beredar di

masyarakat semakin membaik. Makna lainnya adalah

dengan masih layaknya kualitas uang yang masuk ke Bank

Indonesia pada kurun waktu triwulan II 2019, sebagian

masih dapat diproses dan diedarkan kembali untuk

dipergunakan sebagai alat traksaksi yang berkualitas.

Tingginya kebutuhan masyarakat akan uang

menyebabkan uang rupiah kerap dipalsukan dan

diedarkan kepada masyarakat, hal itu menyebabkan

kerugian bagi Negara dan juga masyarakat.

Sebagaimana yang telah diamanatkan oleh Undang-

Undang, Bank Indonesia merupakan lembaga Negara yang

berwenang untuk menentukan keaslian uang rupiah. Oleh

karena itu, masyarakat harus meminta klarifikasi kepada

Bank Indonesia terkait dengan uang rupiah yang

diragukan keasliannya.

Sepanjang triwulan II 2019, Bank Indonesia Provinsi

Kalimantan Tengah tidak memperoleh temuan dan

laporan uang rupiah yang diragukan keasliannya

(uang yang tidak sesuai dengan ciri-ciri keaslian uang

rupiah). Pada periode triwulan II 2019 di Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah

tidak terdapat temuan maupun laporan uang rupiah yang

diragukan keasliannya, baik dari temuan masyarakat yang

diterima oleh perbankan maupun hasil pengelolaan Mesin

Sortir Uang Kertas (MSUK). Sepanjang tahun 2015 sampai

5.3.4 Perkembangan Temuan Uang Palsu

dengan periode laporan dibuat temuan uang palsu terus

mengalami tren penurunan yang signifikan. Hal ini

mencerminkan bahwa upaya yang telah dilakukan oleh

Bank Indonesia berkerjasama dengan pihak penegak

hukum (kepolisian) dalam menangani kasus pembuatan

dan pengedaran uang palsu di Provinsi Kalimantan Tengah

memberikan hasil yang optimal. Meskipun demikian,

masih ada peluang peredaran uang palsu di masyarakat

sehingga diperlukan kewaspadaan dan kehati-hatian saat

melakukan transaksi pembayaran. Sebagai bentuk mitigasi

resiko, Bank Indonesia akan tetap melaksanakan kegiatan

sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah (CIKUR) ke berbagai

lapisan masyarakat secara intensif dan berkala untuk terus

menekan peredaran uang palsu di masyarakat.

Grafik 5.10 Temuan Uang Palsu Berdasarkan Pecahan

LEMBAR

0

5

10

15

20

25

30

35

100000 50000 20000 5000

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

2000

29

3

21

7

18

2 1

28

8

1

16

1

6

1

57

24

12

1

12

1 1 1

TWI-2017 TWII-2017 TWIII-2017 TWIV-2017 TWI-2018

TWII-2018 TWIII-2018 TWI-2019 TWI-2019

Grafik 5.9 Perkembangan Temuan Uang Palsu

LEMBAR

0

100

200

300

400

500

600

700

SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH

611

138

211

132 108

42

175

333 28 21 37 17 7 12

38 150

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

KPwBI Provinsi Kalimantan Tengah terus berusaha

untuk menjaga tingkat kelayakan uang yang beredar

di masyarakat dan juga menekan peredaran uang

palsu dan uang tiruan melalui kegiatan sosialisasi

dan bersinergi dengan pihak terkait. Sebagai upaya

untuk menjaga tingkat kelayakan uang yang beredar

dimasyarakat (soil level) serta menanggulangi peredaran

uang palsu di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, KPwBI

Provinsi Kalimantan Tengah terus meningkatkan

kesadaran masyarakat dalam menjaga uang rupiah dan

pengetahuan serta kewaspadaan terhadap peredaran

uang palsu. Dalam berbagai kesempatan dan acara Bank

Indonesia melaksanakan kegiatan sosialisasi dan edukasi

mengenai cara merawat uang rupiah dengan 5J (uang

5.3.5 Upaya Menjaga Uang Layak Edar dan Menekan Peredaran Uang Palsu

rupiah Jangan di lipat, Jangan di coret, Jangan di stapler,

Jangan di remas dan Jangan di basahi) serta sosialisasi ciri-

ciri keaslian uang rupiah dengan 3D (Dilihat, Diraba dan

Diterawang). Pada triwulan II 2019, KPwBI Provinsi

Kalimantan Tengah telah melakukan kegiatan edukasi,

sosialisasi 5J dan 3D - ciri-ciri keaslian uang Rupiah di 7

(tujuh) kas titipan bersama dengan bank pengelola kas

titipan serta bank peserta kas titipan. Di lain kesempatan

edukasi dan sosialisasi juga dilakukan kepada masyarakat

umum, pedagang, instansi, pelajar, serta mahasiswa.

KPwBI Provinsi Kalimantan Tengah juga bersinergi dengan

para penegak hukum dalam rangka mengawal proses

hukum dan bekerja sama dengan kepolisian dalam

mempercepat proses klarifikasi uang palsu maupun

penyerahan bukti uang palsu untuk mempercepat

penyelesaian perkara di pengadilan.

53LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201952 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

PENGEMBANGAN KAWASAN EKONOMI KHUSUSDI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

Boks 2

Kabupaten Kotawaringin Barat merupakan salah satu

penggerak perekonomian sektor industri Provinsi

Kalimantan Tengah. Hal ini tercermin dari fakta bahwa

ekspor CPO kalimantan tengah utamanya berasal dari

Kabupaten Kotawaringin Barat, di mana ekspor ini

didominasi oleh 12 eksportir aktif yang ada di Kabupaten

Kotawaringin Barat. Secara umum, pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Kotawaringin Barat cukup baik, dengan

tingkat pertumbuhan ekonomi yang konsisten berada di

atas rata-rata nasional dan di atas rata-rata provinsi selama

5 tahun terakhir. Pada tahun 2018, pertumbuhan

ekonominya tercatat sebesar 6,46% (yoy), lebih tinggi dari

pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,17% (yoy) dan

pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah sebesar 5,64%

(yoy) pada periode yang sama. Secara struktur,

perekonomian Kabupaten Kotawaringin Barat didorong

oleh sektor industri pengolahan dan sektor pertanian, yang

masing-masing berkontribusi sebesar 25,3% dan 25,23%

pada PDRB Kabupaten Kotawaringin Barat tahun 2018.

Melihat potensi ini, Kabupaten Kotawaringin Barat

menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) tahun 2017-2022 yang mencakup

rencana pembangunan strategis Kabupaten Kotawaringin

Barat untuk mendorong pengembangan sektor

industrinya. Terdapat 6 program pembangunan strategis

yang tercantum pada rencana pembangunan strategis.

Bersamaan dengan rencana strategis Pemerintah

Kabupaten tersebut, Kementerian Perindustrian juga

menaruh perhatian khusus kepada Kabupaten

Kotawaringin Barat, dengan mengikutsertakan kabupaten

ini dalam Kajian Kompetensi Industri Inti Daerah (KIID)

yang merekomendasikan untuk memfokuskan

pengembangan industri di sektor kelapa sawit dan

hilirisasinya.

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kotawaringin Barat

mulai diwacanakan sejak tahun 2012, saat salah satu

perusahaan industri kelapa sawit, PT. Citra Borneo Indah,

mengusulkan pengembangan KEK yang masuk dalam

agenda KEK Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus di

Kotawaringin Barat langsung kepada Pemerintah Provinsi.

Penetapan ini diamanatkan dalam RPJMD Provinsi

Kalimantan Tengah 2016-2021. Setelah menyediakan

lahan seluas 8.000 hektar, Pemerintah Kabupaten

Kotawaringin Barat pun memasukkan agenda

pengembangan daerah KEK ini ke dalam Rencana Tata

Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Kotawaringin

Barat melalu Perda Kab. Kotawaringin Barat No. 1 Tahun

2018.

Akan tetapi, belum terdapat regulasi integratif yang secara

khusus mengatur tentang pengembangan KEK di

Kabupa ten Ko tawa r i ng i n Ba r a t . S eh i ngga ,

pengembangannya kini tersendat. Terdapat beberapa

tantangan yang menghambat pengembangan KEK di

kotawaringin barat seperti kendala perizinan dan tata

ruang wilayah.Gambar 1 Rencana Pembangunan Strategis Kabupaten Kotawaringin Barat

Kawasan Industri Terpadu

Tanjung Kalap Seluas

4000 Ha

Pembangunan Waterfront

City

Pembangunan Jalan

Akses Ke Kecamatan

Kotawaringin LamaRencana Pembangunan Outer Rind

Road Yang Terkoneksi Dengan Jalan

Trans Nasional

Rencana Pembangunan

Pelabuhan Samudera

Rencana Pembangunan

Bandara Baru

PEMBANGUNAN

STRATEGIS

1

2

34

5

6

Gambar 2 Inisiasi Usulan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kabupaten Kotawaringin Barat

PENETAPAN KAB. KOBAR MENJADI

WILAYAH PENGEMBANGAN KAWASAN

EKONOMI KHUSUS SMELTER BIJIH

BESI DI KECAMATAN KUMAI DS. SEBUAI

SELUAS 20.000 HA

(RPJMD PRO. 2016-2021)

P E R T E M U A N D E N G A N T I M

P E R C E P A T A N P E M B A N G U N A N

KALTENG, MENGALOKASIKAN LAHAN

UNTUK KEK 8.000 HA DENGAN

BERBAGAI PERUNTUKAN (HP)

PEMPROV KALTENG (GUBERNUR) PEMKAB. KOBAR (BUPATI)USULAN OLEH BADAN USAHA

KE PEMPROV (CBI KOBAR)

I II III

Berlandaskan Perda tentang RTRW Kabupaten di tahun

2018, Kabupaten Kotawaringin Barat kini berfokus untuk

menyiapkan kawasan-kawasan industri di luar konsep KEK

yang dinaungi oleh Dewan Nasional Kawasan Ekonomi

Khusus. Pada RTRW tersebut, dijelaskan bahwa salah satu

kawasan yang akan dikembangkan di Kotawaringin Barat

adalah kawasan peruntukan industri, yang terdiri dari

kawasan industri kecil dan menengah (IKM) dan kawasan

industri. Kawasan Industri yang kini tengah digarap oleh

Kabupaten Kotawaringin barat adalah sebagai berikut:

1. Kawasan Industri Tanjung Kalap

- Lahan seluas 4000 hektar telah dialokasikan oleh

Pemerintah Kabupaten sebagai Kawasan Industri

Terpadu. Kawasan ini akan menyediakan fungsi

utama kawasan pelabuhan dan pergudangan yang

terintegrasi dengan kawasan industri menengah,

perdagangan, jasa, wisata, serta kawasan

pemukiman.

- Saat ini, sebagian wilayah KIT Tanjung Kalap terlah

beroperasi dan digunakan beberapa perusahaan

(industri kelapa sawit dan pulp) untuk kegiatan

pengiriman barang melalui pelabuhan, bongkar

muat barang, serta penyimpanan barang pada

tangki timbun CPO.

2. Kawasan Industri Natai Peramuan

3. Kawasan Industri Tempenek

4. Kawasan Ekonomi Khusus di Sebuai, Kecamatan

Kumai.

Selain kawasan-kasawan industri ini, Kotawaringin Barat

juga berencana untuk membangun bandar udara

internasional baru dan pelabuhan laut dalam. Adapun

pemerintah juga mengalokasikan lahan seluas 2.500

hektar untuk bandar udara baru, dan seluas 2.228 hektar

untuk pelabuhan laut dalam (773 hektar di Desa Sebuai

dan 1.455 hektar di Tanjung Pandan).

55LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201954 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

PENGEMBANGAN KAWASAN EKONOMI KHUSUSDI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

Boks 2

Kabupaten Kotawaringin Barat merupakan salah satu

penggerak perekonomian sektor industri Provinsi

Kalimantan Tengah. Hal ini tercermin dari fakta bahwa

ekspor CPO kalimantan tengah utamanya berasal dari

Kabupaten Kotawaringin Barat, di mana ekspor ini

didominasi oleh 12 eksportir aktif yang ada di Kabupaten

Kotawaringin Barat. Secara umum, pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Kotawaringin Barat cukup baik, dengan

tingkat pertumbuhan ekonomi yang konsisten berada di

atas rata-rata nasional dan di atas rata-rata provinsi selama

5 tahun terakhir. Pada tahun 2018, pertumbuhan

ekonominya tercatat sebesar 6,46% (yoy), lebih tinggi dari

pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,17% (yoy) dan

pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah sebesar 5,64%

(yoy) pada periode yang sama. Secara struktur,

perekonomian Kabupaten Kotawaringin Barat didorong

oleh sektor industri pengolahan dan sektor pertanian, yang

masing-masing berkontribusi sebesar 25,3% dan 25,23%

pada PDRB Kabupaten Kotawaringin Barat tahun 2018.

Melihat potensi ini, Kabupaten Kotawaringin Barat

menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) tahun 2017-2022 yang mencakup

rencana pembangunan strategis Kabupaten Kotawaringin

Barat untuk mendorong pengembangan sektor

industrinya. Terdapat 6 program pembangunan strategis

yang tercantum pada rencana pembangunan strategis.

Bersamaan dengan rencana strategis Pemerintah

Kabupaten tersebut, Kementerian Perindustrian juga

menaruh perhatian khusus kepada Kabupaten

Kotawaringin Barat, dengan mengikutsertakan kabupaten

ini dalam Kajian Kompetensi Industri Inti Daerah (KIID)

yang merekomendasikan untuk memfokuskan

pengembangan industri di sektor kelapa sawit dan

hilirisasinya.

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kotawaringin Barat

mulai diwacanakan sejak tahun 2012, saat salah satu

perusahaan industri kelapa sawit, PT. Citra Borneo Indah,

mengusulkan pengembangan KEK yang masuk dalam

agenda KEK Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus di

Kotawaringin Barat langsung kepada Pemerintah Provinsi.

Penetapan ini diamanatkan dalam RPJMD Provinsi

Kalimantan Tengah 2016-2021. Setelah menyediakan

lahan seluas 8.000 hektar, Pemerintah Kabupaten

Kotawaringin Barat pun memasukkan agenda

pengembangan daerah KEK ini ke dalam Rencana Tata

Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Kotawaringin

Barat melalu Perda Kab. Kotawaringin Barat No. 1 Tahun

2018.

Akan tetapi, belum terdapat regulasi integratif yang secara

khusus mengatur tentang pengembangan KEK di

Kabupa ten Ko tawa r i ng i n Ba r a t . S eh i ngga ,

pengembangannya kini tersendat. Terdapat beberapa

tantangan yang menghambat pengembangan KEK di

kotawaringin barat seperti kendala perizinan dan tata

ruang wilayah.Gambar 1 Rencana Pembangunan Strategis Kabupaten Kotawaringin Barat

Kawasan Industri Terpadu

Tanjung Kalap Seluas

4000 Ha

Pembangunan Waterfront

City

Pembangunan Jalan

Akses Ke Kecamatan

Kotawaringin LamaRencana Pembangunan Outer Rind

Road Yang Terkoneksi Dengan Jalan

Trans Nasional

Rencana Pembangunan

Pelabuhan Samudera

Rencana Pembangunan

Bandara Baru

PEMBANGUNAN

STRATEGIS

1

2

34

5

6

Gambar 2 Inisiasi Usulan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kabupaten Kotawaringin Barat

PENETAPAN KAB. KOBAR MENJADI

WILAYAH PENGEMBANGAN KAWASAN

EKONOMI KHUSUS SMELTER BIJIH

BESI DI KECAMATAN KUMAI DS. SEBUAI

SELUAS 20.000 HA

(RPJMD PRO. 2016-2021)

P E R T E M U A N D E N G A N T I M

P E R C E P A T A N P E M B A N G U N A N

KALTENG, MENGALOKASIKAN LAHAN

UNTUK KEK 8.000 HA DENGAN

BERBAGAI PERUNTUKAN (HP)

PEMPROV KALTENG (GUBERNUR) PEMKAB. KOBAR (BUPATI)USULAN OLEH BADAN USAHA

KE PEMPROV (CBI KOBAR)

I II III

Berlandaskan Perda tentang RTRW Kabupaten di tahun

2018, Kabupaten Kotawaringin Barat kini berfokus untuk

menyiapkan kawasan-kawasan industri di luar konsep KEK

yang dinaungi oleh Dewan Nasional Kawasan Ekonomi

Khusus. Pada RTRW tersebut, dijelaskan bahwa salah satu

kawasan yang akan dikembangkan di Kotawaringin Barat

adalah kawasan peruntukan industri, yang terdiri dari

kawasan industri kecil dan menengah (IKM) dan kawasan

industri. Kawasan Industri yang kini tengah digarap oleh

Kabupaten Kotawaringin barat adalah sebagai berikut:

1. Kawasan Industri Tanjung Kalap

- Lahan seluas 4000 hektar telah dialokasikan oleh

Pemerintah Kabupaten sebagai Kawasan Industri

Terpadu. Kawasan ini akan menyediakan fungsi

utama kawasan pelabuhan dan pergudangan yang

terintegrasi dengan kawasan industri menengah,

perdagangan, jasa, wisata, serta kawasan

pemukiman.

- Saat ini, sebagian wilayah KIT Tanjung Kalap terlah

beroperasi dan digunakan beberapa perusahaan

(industri kelapa sawit dan pulp) untuk kegiatan

pengiriman barang melalui pelabuhan, bongkar

muat barang, serta penyimpanan barang pada

tangki timbun CPO.

2. Kawasan Industri Natai Peramuan

3. Kawasan Industri Tempenek

4. Kawasan Ekonomi Khusus di Sebuai, Kecamatan

Kumai.

Selain kawasan-kasawan industri ini, Kotawaringin Barat

juga berencana untuk membangun bandar udara

internasional baru dan pelabuhan laut dalam. Adapun

pemerintah juga mengalokasikan lahan seluas 2.500

hektar untuk bandar udara baru, dan seluas 2.228 hektar

untuk pelabuhan laut dalam (773 hektar di Desa Sebuai

dan 1.455 hektar di Tanjung Pandan).

55LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201954 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KETENAGAKERJAAN DANKESEJAHTERAAN06

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Kalimantan Tengah pada bulan Februari 2019

sebesar 3,33% meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Tingkat kemiskinan Kalimantan Tengah pada Maret 2019 membaik dibandingkan periode yang

sama tahun 2018.

Pada bulan Maret 2019, jumlah penduduk miskin Kalimantan Tengah adalah sebanyak 134.594

jiwa, atau 4,98% dari jumlah penduduk Kalimantan Tengah.

KETENAGAKERJAAN DANKESEJAHTERAAN06

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Kalimantan Tengah pada bulan Februari 2019

sebesar 3,33% meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Tingkat kemiskinan Kalimantan Tengah pada Maret 2019 membaik dibandingkan periode yang

sama tahun 2018.

Pada bulan Maret 2019, jumlah penduduk miskin Kalimantan Tengah adalah sebanyak 134.594

jiwa, atau 4,98% dari jumlah penduduk Kalimantan Tengah.

6.1 KetenagakerjaanData terbaru pada bulan Februari 2019 menunjukkan

terjadi penunurunan kondisi ketenagakerjaan

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kondisi ketenagakerjaan yang menurun ini ditandai

dengan meningkatnya jumlah penduduk yang

menganggur, dari 44 ribu jiwa pada Februari 2018,

menjadi 47 ribu jiwa pada Februari 2019. Hal ini juga diikuti

dengan angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Februari 2019 yang meningkat menjadi 3,33%, dari

3,18% pada Februari 2018, serta angka Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK) yang menurun menjadi 72,23%

pada Februari 2019, dari sebesar 72,97% pada Agustus

2018 (Tabel 6.1).

Sejalan dengan penurunan kondisi ketenagakerjaan,

pada triwulan II 2019 hasil Survei Konsumen (SK)

Bank Indonesia menunjukkan pelemahan kondisi

ketenagakerjaan. Indeks ketersediaan lapangan kerja SK

Bank Indonesia pada triwulan II 2019 berada pada angka

106,25, melemah dibandingkan triwulan sebelumnya

yang sebesar 109,50. Meskipun demikian, angka ini masih

menunjukkan optimisme ketenagakerjaan yang cukup

baik terhadap perekonomian Kalimantan Tengah.

Tabel 6.2 Angkatan Kerja dan Serapan Tenaga Kerja

STATUS PEKERJAAN UTAMAFEB

2018

ANGKATAN KERJA (RIBU JIWA)

GROWTH ANGKATAN KERJA (%)

SERAPAN TENAGA KERJA (RIBU JIWA)

GROWTH SERAPAN TENAGA KERJA (%)

1.397.187

1,93

1.352.803

1,88

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK

FEB AGS

2017

1.370.766

6,60

1.327.871

7,20

1.276.669

(2,65)

1.222.707

(2,04)

FEB AGS

2016

1.285.916

(0,17)

1.238.677

(0,72)

1.311.427

3,06

1.248.189

2,76

AGS

1.355.400

6,17

1.301.000

6,40

FEB

1.416.200

1,36

1.369.000

1,20

2019

Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama

STATUS PEKERJAAN UTAMAFEB

2018

PENDUDUK USIA KERJA (RIBU JIWA)

ANGKATAN KERJA (RIBU JIWA)

BEKERJA (RIBU JIWA)

PENGANGGURAN (RIBU JIWA)

BUKAN ANGKATAN KERJA (RIBU JIWA)

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) (%)

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (%)

BEKERJA TIDAK PENUH (RIBU JIWA)

SETENGAH MENGANGGUR (RIBU JIWA)

PARUH WAKTU (RIBU JIWA)

1.915

1.397

1.353

44

518

72,97

3,18

422

99

323

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

FEB AGS

2017

1.862

1.371

1.328

43

491

73,64

3,13

403

116

287

1.885

1.277

1.223

54

608

67,74

4,23

376

112

264

FEB AGS

2016

1.812

1.286

1.239

47

526

70,97

3,67

378

130

248

1.839

1.311

1.248

63

528

71,30

4,82

394

112

282

AGS

1.935

1.355

1.301

54

580

70,03

4,01

400

94

306

FEB

1.961

1.416

1.369

47

544

72,23

3,33

367

92

275

2019

6.1.1 Partisipasi Angkatan KerjaTingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Ka l imantan Tengah pada Februar i 2019

menunjukkan penurunan dibandingkan periode

yang sama pada tahun 2018. Angka TPAK Kalimantan

Tengah pada Februari tercatat sebesar 72,23%, yang

menurun dari angka pada Februari 2018 yang tercatat

sebesar 72,29%. Sejalan dengan penurunan tingkat

partisipasi angkatan kerja, pertumbuhan angkatan kerja

pada Februari 2019 sebesar 1,36% (yoy) juga melambat

dibandingkan Februari 2018 yang tercatat sebesar 1,93%

(yoy). Pertumbuhan serapan tenaga kerja pun menurun

pada Februari 2019, menjadi sebesar 1,20% (yoy) dari

sebesar 1,88% (yoy) pada Februari 2018 (Tabel 6.2).

Hasil Liaison Bank Indonesia pada triwulan II 2019

menunjukkan adanya perbaikan ketersediaan

lapangan pekerjaan, namun belum begitu signifikan.

Angka Likert Scale penggunaan tenaga kerja pada triwulan

II 2019 tercatat sebesar 0,00, membaik dibandingkan

triwulan I 2019 yang terkontraksi pada angka -0,64 (Grafik

6.2). Angka likert scale sebesar 0,00 menunjukkan kondisi

penggunaan tenaga kerja yang relatif normal, namun lebih

baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami

pelemahan.

Sektor pertanian masih menjadi sektor penyerap

tenaga kerja tertinggi di Kalimantan Tengah. Hingga

Februari 2019, total tenaga kerja yang bekerja pada sektor

pertanian mencapai 454.234 orang atau sebesar 33,18%

dari total tenaga kerja di Kalimantan Tengah. Kemudian,

sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar kedua dan

ketiga adalah sektor jasa dan perdagangan dengan pangsa

masing-masing 28,31% dan 16,86% (Tabel 6.3).

Tingginya tingkat serapan tenaga kerja pada lapangan

usaha perdagangan dan pertanian masih tercermin pada

capaian pertumbuhan kedua sektor tersebut pada triwulan

II 2019 yang masing-masing sebesar 6,26% (yoy), dan

Tabel 6.3 Sebaran Tenaga Kerja per Sektoral

SEKTORAGS

2018

PERTANIAN

INDUSTRI

PERDAGANGAN

PERTAMBANGAN

JASA

LAINNYA

TOTAL

521.915

66.288

228.896

102.408

249.729

183.577

1.352.812

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK

FEB AGS

2017

554.126

51.466

250.492

83.405

244.187

144.195

1.327.871

490,428

53,310

240,384

77,520

218,375

142,690

1,222,707

FEB AGS

2016

506.976

57.255

247.881

78.010

216.835

132.170

1.239.127

451.873

62.230

247.390

128.708

216.664

141.324

1.248.189

SHARE

FEB 2019

33,18%

5,34%

16,86%

7,01%

28,31%

9,30%

100,00%

FEB

499.194

71.945

230.797

81.703

280.626

136.735

1.301.000

454.234

73.105

230.813

95.967

387.564

127.317

1.369.000

FEB

2018

Grafik 6.1 Pertumbuhan Angkatan Kerja dan Serapan Tenaga Kerja

SUMBER : BPS, DIOLAH

(4,00)

(2,00)

-

2,00

4,00

6,00

8,00

GROWTH ANGKATAN KERJA GROWTH SERAPAN TENAGA KERJA

FEB AGS

2013

FEB AGS

2014

FEB AGS

2015

FEB AGS

2016

FEB AGS

2017

FEB

2018

AGS FEB

2019

Grafik 6.2 Likert Scale Penggunaan Tenaga Kerja Liason Bank Indonesia

SUMBER : LIASON BANK INDONESIA, DIOLAH

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

Grafik 6.4 Angka Kemiskinan Kalimantan Tengah Secara Spasial

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

140000

160000

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

KOTA KOTADESA KOTA+DESA DESA KOTA+DESA

ANGKA KEMISKINAN

2013 2014 2015 2016 2017

MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP

2018

MAR SEP MAR

2019

Grafik 6.3 Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan dan Kondisi Usaha Survei Konsumen Bank Indonesia

SUMBER : SURVEI KONSUMEN BANK INDONESIA, DIOLAH

0,00

40,00

80,00

120,00

160,00

200,00

KEGIATAN USAHA KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

7,93%(yoy). Serapan tenaga kerja yang tinggi di sektor

jasa juga sejalan dengan pertumbuhan sektor jasa pada

triwulan II 2019 yang cukup tinggi pula.

Pada Februari 2019, Tingkat Pengangguran Terbuka

(TPT) Kalimantan Tengah mengalami peningkatan.

Tingkat pengangguran pada Februari 2019 tercatat

meningkat menjadi sebesar 3,33%, dari sebesar 3,18%

pada Februari 2018. Jumlah pengangguran juga meningkat

pada Februari 2019, menjadi sebesar 47 ribu jiwa, dari

sebelumnya sebesar 44 ribu jiwa pada Februari 2018.

6.1.2 Tingkat Pengangguran Terbuka

59LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201958 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

6.1 KetenagakerjaanData terbaru pada bulan Februari 2019 menunjukkan

terjadi penunurunan kondisi ketenagakerjaan

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kondisi ketenagakerjaan yang menurun ini ditandai

dengan meningkatnya jumlah penduduk yang

menganggur, dari 44 ribu jiwa pada Februari 2018,

menjadi 47 ribu jiwa pada Februari 2019. Hal ini juga diikuti

dengan angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Februari 2019 yang meningkat menjadi 3,33%, dari

3,18% pada Februari 2018, serta angka Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK) yang menurun menjadi 72,23%

pada Februari 2019, dari sebesar 72,97% pada Agustus

2018 (Tabel 6.1).

Sejalan dengan penurunan kondisi ketenagakerjaan,

pada triwulan II 2019 hasil Survei Konsumen (SK)

Bank Indonesia menunjukkan pelemahan kondisi

ketenagakerjaan. Indeks ketersediaan lapangan kerja SK

Bank Indonesia pada triwulan II 2019 berada pada angka

106,25, melemah dibandingkan triwulan sebelumnya

yang sebesar 109,50. Meskipun demikian, angka ini masih

menunjukkan optimisme ketenagakerjaan yang cukup

baik terhadap perekonomian Kalimantan Tengah.

Tabel 6.2 Angkatan Kerja dan Serapan Tenaga Kerja

STATUS PEKERJAAN UTAMAFEB

2018

ANGKATAN KERJA (RIBU JIWA)

GROWTH ANGKATAN KERJA (%)

SERAPAN TENAGA KERJA (RIBU JIWA)

GROWTH SERAPAN TENAGA KERJA (%)

1.397.187

1,93

1.352.803

1,88

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK

FEB AGS

2017

1.370.766

6,60

1.327.871

7,20

1.276.669

(2,65)

1.222.707

(2,04)

FEB AGS

2016

1.285.916

(0,17)

1.238.677

(0,72)

1.311.427

3,06

1.248.189

2,76

AGS

1.355.400

6,17

1.301.000

6,40

FEB

1.416.200

1,36

1.369.000

1,20

2019

Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama

STATUS PEKERJAAN UTAMAFEB

2018

PENDUDUK USIA KERJA (RIBU JIWA)

ANGKATAN KERJA (RIBU JIWA)

BEKERJA (RIBU JIWA)

PENGANGGURAN (RIBU JIWA)

BUKAN ANGKATAN KERJA (RIBU JIWA)

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) (%)

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (%)

BEKERJA TIDAK PENUH (RIBU JIWA)

SETENGAH MENGANGGUR (RIBU JIWA)

PARUH WAKTU (RIBU JIWA)

1.915

1.397

1.353

44

518

72,97

3,18

422

99

323

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

FEB AGS

2017

1.862

1.371

1.328

43

491

73,64

3,13

403

116

287

1.885

1.277

1.223

54

608

67,74

4,23

376

112

264

FEB AGS

2016

1.812

1.286

1.239

47

526

70,97

3,67

378

130

248

1.839

1.311

1.248

63

528

71,30

4,82

394

112

282

AGS

1.935

1.355

1.301

54

580

70,03

4,01

400

94

306

FEB

1.961

1.416

1.369

47

544

72,23

3,33

367

92

275

2019

6.1.1 Partisipasi Angkatan KerjaTingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Ka l imantan Tengah pada Februar i 2019

menunjukkan penurunan dibandingkan periode

yang sama pada tahun 2018. Angka TPAK Kalimantan

Tengah pada Februari tercatat sebesar 72,23%, yang

menurun dari angka pada Februari 2018 yang tercatat

sebesar 72,29%. Sejalan dengan penurunan tingkat

partisipasi angkatan kerja, pertumbuhan angkatan kerja

pada Februari 2019 sebesar 1,36% (yoy) juga melambat

dibandingkan Februari 2018 yang tercatat sebesar 1,93%

(yoy). Pertumbuhan serapan tenaga kerja pun menurun

pada Februari 2019, menjadi sebesar 1,20% (yoy) dari

sebesar 1,88% (yoy) pada Februari 2018 (Tabel 6.2).

Hasil Liaison Bank Indonesia pada triwulan II 2019

menunjukkan adanya perbaikan ketersediaan

lapangan pekerjaan, namun belum begitu signifikan.

Angka Likert Scale penggunaan tenaga kerja pada triwulan

II 2019 tercatat sebesar 0,00, membaik dibandingkan

triwulan I 2019 yang terkontraksi pada angka -0,64 (Grafik

6.2). Angka likert scale sebesar 0,00 menunjukkan kondisi

penggunaan tenaga kerja yang relatif normal, namun lebih

baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami

pelemahan.

Sektor pertanian masih menjadi sektor penyerap

tenaga kerja tertinggi di Kalimantan Tengah. Hingga

Februari 2019, total tenaga kerja yang bekerja pada sektor

pertanian mencapai 454.234 orang atau sebesar 33,18%

dari total tenaga kerja di Kalimantan Tengah. Kemudian,

sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar kedua dan

ketiga adalah sektor jasa dan perdagangan dengan pangsa

masing-masing 28,31% dan 16,86% (Tabel 6.3).

Tingginya tingkat serapan tenaga kerja pada lapangan

usaha perdagangan dan pertanian masih tercermin pada

capaian pertumbuhan kedua sektor tersebut pada triwulan

II 2019 yang masing-masing sebesar 6,26% (yoy), dan

Tabel 6.3 Sebaran Tenaga Kerja per Sektoral

SEKTORAGS

2018

PERTANIAN

INDUSTRI

PERDAGANGAN

PERTAMBANGAN

JASA

LAINNYA

TOTAL

521.915

66.288

228.896

102.408

249.729

183.577

1.352.812

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK

FEB AGS

2017

554.126

51.466

250.492

83.405

244.187

144.195

1.327.871

490,428

53,310

240,384

77,520

218,375

142,690

1,222,707

FEB AGS

2016

506.976

57.255

247.881

78.010

216.835

132.170

1.239.127

451.873

62.230

247.390

128.708

216.664

141.324

1.248.189

SHARE

FEB 2019

33,18%

5,34%

16,86%

7,01%

28,31%

9,30%

100,00%

FEB

499.194

71.945

230.797

81.703

280.626

136.735

1.301.000

454.234

73.105

230.813

95.967

387.564

127.317

1.369.000

FEB

2018

Grafik 6.1 Pertumbuhan Angkatan Kerja dan Serapan Tenaga Kerja

SUMBER : BPS, DIOLAH

(4,00)

(2,00)

-

2,00

4,00

6,00

8,00

GROWTH ANGKATAN KERJA GROWTH SERAPAN TENAGA KERJA

FEB AGS

2013

FEB AGS

2014

FEB AGS

2015

FEB AGS

2016

FEB AGS

2017

FEB

2018

AGS FEB

2019

Grafik 6.2 Likert Scale Penggunaan Tenaga Kerja Liason Bank Indonesia

SUMBER : LIASON BANK INDONESIA, DIOLAH

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

Grafik 6.4 Angka Kemiskinan Kalimantan Tengah Secara Spasial

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

140000

160000

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

KOTA KOTADESA KOTA+DESA DESA KOTA+DESA

ANGKA KEMISKINAN

2013 2014 2015 2016 2017

MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP

2018

MAR SEP MAR

2019

Grafik 6.3 Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan dan Kondisi Usaha Survei Konsumen Bank Indonesia

SUMBER : SURVEI KONSUMEN BANK INDONESIA, DIOLAH

0,00

40,00

80,00

120,00

160,00

200,00

KEGIATAN USAHA KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

7,93%(yoy). Serapan tenaga kerja yang tinggi di sektor

jasa juga sejalan dengan pertumbuhan sektor jasa pada

triwulan II 2019 yang cukup tinggi pula.

Pada Februari 2019, Tingkat Pengangguran Terbuka

(TPT) Kalimantan Tengah mengalami peningkatan.

Tingkat pengangguran pada Februari 2019 tercatat

meningkat menjadi sebesar 3,33%, dari sebesar 3,18%

pada Februari 2018. Jumlah pengangguran juga meningkat

pada Februari 2019, menjadi sebesar 47 ribu jiwa, dari

sebelumnya sebesar 44 ribu jiwa pada Februari 2018.

6.1.2 Tingkat Pengangguran Terbuka

59LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201958 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

Perlambatan ekonomi pada triwulan I 2019 menjadi salah

satu faktor yang menyebabkan peningkatan angka TPT

pada Februari 2019. Namun, tingkat penggunaan tenaga

kerja berdasarkan hasil liaison Bank Indonesia yang

menunjukkan mengalami perbaikan berpotensi menjadi

faktor pendorong berkurangnya TPT pada periode

mendatang. Indeks Kondisi Usaha pada triwulan II 2019

yang menunjukkan peningkatan juga menjadi sinyal

perbaikan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

kedepannya (Grafik 6.3).

6.2.1 KemiskinanBerdasarkan data terbaru pada bulan Maret 2019,

tingkat kemiskinan di Kalimantan Tengah membaik

dibandingkan periode yang sama pada tahun 2018.

Hingga bulan Maret 2019, jumlah penduduk miskin di

Kalimantan Tengah adalah sebanyak 134.594 jiwa, atau

sebanyak 4,98% dari jumlah penduduk Kalimantan

Tengah. Angka ini lebih baik dibandingkan bulan Maret

2018, di mana penduduk miskin tercatat sebanyak

136.928 jiwa atau 5,17% dari jumlah penduduk

Kalimantan Tengah. Membaiknya tingkat kemiskinan di

Kalimantan Tengah ini sejalan dengan membaiknya tingkat

kemiskinan di level nasional, dan sejalan dengan

pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan

II 2019. Disamping itu, meningkatnya Upah Minimum

Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 8,03% pada tahun

2019 juga turut menjadi faktor penyebab membaiknya

tingkat kemiskinan di Kalimantan Tengah.

Pada bulan Maret 2019, tingkat kemiskinan di

Kalimantan Tengah juga membaik secara spasial, di

mana jumlah penduduk miskin di perkotaan dan

pedesaan menurun. Jumlah penduduk miskin di

perkotaan dan pedesaan pada Maret 2019 turun

dibandingkan Maret 2018 sebanyak 581 jiwa, atau sebesar

-1,70% (yoy). Jumlah penduduk miskin di perkotaan pada

bulan Maret 2019 tercatat sebesar 4,47%, atau lebih baik

dari jumlah penduduk miskin di perkotaan pada bulan

Maret 2018 sebesar 4,70%. Di pedesaaan, jumlah

6.2 KESEJAHTERAAN

penduduk miskinnya juga turun dari sebesar 5,47% pada

bulan Maret 2018 menjadi 5,33% pada bulan Maret 2019.

Hingga Maret 2019, jumlah penduduk miskin di pedesaan

di Kalimantan Tengah adalah 63,92% dari total penduduk

miskin di Kalimantan Tengah, atau membaik dari angka

pada Maret 2018 sebesar 64,96% (Grafik 6.4).

Terjadi peningkatan garis kemiskinan di Kalimantan

Tengah pada Maret 2019. Pada bulan Maret 2019, garis

kemiskinan di Kalimantan Tengah mengalami peningkatan

sebesar 5,97% (yoy) menjadi sebesar Rp438.284,00 per

kapita per bulan, dibandingkan dengan bulan Maret 2018

sebesar Rp413.529,00 per kapita per bulan. Garis

kemiskinan di perkotaan meningkat lebih tinggi

dibandingkan di pedesaan pada periode Maret 2019. Garis

kemiskinan di perkotaan meningkat sebesar 7,97% (yoy)

pada Maret 2019 menjadi sebesar Rp418.029,00 per

kapita per bulan. Sementara, garis kemiskinan di pedesaan

mengalami peningkatan sebesar 5,29% (yoy) pada Maret

2019 menjadi sebesar Rp449.184,00 per kapita per bulan.

Peningkatan garis kemiskinan bersamaan dengan

membaiknya tingkat kemiskinan pada Maret 2019, dan

menunjukkan terjadinya perbaikan kesejahteraan dan

pendapatan di Kalimantan Tengah dibandingkan periode

yang sama yang tahun sebelumnya.

Pada Maret 2019, kelompok komoditas makanan

merupakan kelompok yang memberikan sumbangan

terbesar pada garis kemiskinan. Kelompok komoditas

makanan pada perkotaan dan pedesaan masing-masing

menyumbangkan porsi yang besar terhadap garis

kemiskinan pada Maret 2019, masing-masing sebesar

75,88% dan 80,91%. Komoditas beras menjadi

komoditas penyumbang garis kemiskinan di perkotaan

dan pedesaan pada Maret 2019, masing-masing sebesar

20,67% dan 23,65%. Untuk kelompok komoditas bukan

makanan, perumahan menjadi komoditas penyumbang

garis kemiskinan terbesar di perkotaan dan pedesaan pada

periode yang sama, masing-masing sebesar 7,25% dan

6,72% (Tabel 6.4).

Daftar Komoditas Penyumbang Garis Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah

MAKANAN

BERAS

ROKOK KRETEK FILTER

DAGING AYAM RAS

TELUR AYAM RAS

GULA PASIR

MIE INSTAN

KUE BASAH

KOPI BUBUK (SACHET)

BAWANG MERAH

SUSU KENTAL MANIS

LAINNYA

BUKAN MAKANAN

PERUMAHAN

BENSIN

LISTRIK

PENDIDIKAN

PERLENGKAPAN MANDI

LAINNYA

75,88

20,67

13,62

6,13

5,08

3,34

3,24

2,89

1,75

1,61

1,61

15,96

24,12

7,25

4,23

3,52

1,62

1,10

6,41

MAKANAN

BERAS

ROKOK KRETEK FILTER

TELUR AYAM RAS

GULA PASIR

DAGING AYAM RAS

MIE INSTAN

KUE BASAH

KOPI BUBUK (SACHET)

BAWANG MERAH

SUSU KENTAL MANIS

LAINNYA

BUKAN MAKANAN

PERUMAHAN

BENSIN

LISTRIK

PERLENGKAPAN MANDI

PENDIDIKAN

LAINNYA

80,91

23,65

16,86

4,27

3,99

3,98

3,87

2,80

2,08

1,85

1,37

16,19

19,09

6,72

3,60

1,88

0,95

0,94

5,00

KOMODITI % KOMODITI %

PERKOTAAN PERDESAAN

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

Tabel 6.4

Angka indeks penghasilan survei konsumen Bank

Indonesia masih terpantau kuat. Indeks penghasilan

survei konsumen Bank Indonesia, yang merupakan salah

satu indikator dalam mengukur kondisi kesejahteraan,

pada triwulan II 2019 tercatat kuat pada angka 113,00.

Grafik 6.5 Indeks Penghasilan Survei Konsumen Bank Indonesia

SUMBER : SURVEI KONSUMEN BANK INDONESIA, DIOLAH

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00

160,00

180,00

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

Indeks Kedalaman Kemiskinan di perkotaan dan

pedesaan pada Maret 2019 menurun bersamaan

dengan membaiknya tingkat kemiskinan secara

umum. Indeks kedalaman kemiskinan di perkotaan dan

pedesaan Kalimantan Tengah turun menjadi 0,70

dibandingkan dengan periode yang sama di tahun

sebelumnya sebesar 0,80. Indeks kedalaman kemiskinan

yang turun mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran

penduduk miskin di Kalimantan Tengah mulai mendekati

angka garis kemiskinan (Grafik 6.6).

Sejalan dengan hal tersebut, Indeks Keparahan

Kemiskinan pada Maret 2019 juga mengalami

penurunan. Kalimantan Tengah mencatatkan Indeks

keparahan kemiskinan di perkotaan dan pedesaan pada

Maret 2019 sebesar 0,14, lebih rendah dari angka pada

periode yang sama di tahun 2018 sebesar 0,21. Hal ini

semakin mengindikasikan terjadinya perbaikan

kesejahteraan masyarakat Kalimantan Tengah seiring

dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat baik pada

triwulan II 2019 (Grafik 6.7).

6.2.2 Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan

Grafik 6.7 Indeks Keparahan Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

2013 2014 2015 2016 2017

MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP

KOTA + DESA

INDEKS KEPARAHAN KEMISKINAN

2018

MAR SEP MAR

2019

0,000

0,050

0,100

0,150

0,200

0,250

0,300

0,350

Grafik 6.6 Indeks Kedalaman Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

2013 2014 2015 2016 2017

MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP

KOTA + DESA

INDEKS KEDALAMAN KEMISKINAN

2018

MAR SEP MAR

2019

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

1,200

Angka ini lebih baik dibandingkan indeks penghasilan pada

triwulan II tahun 2018 yang tercatat sebesar 112,33, atau

meningkat sebesar 0,59% (yoy). Terjadinya peningkatan

indeks tersebut menunjukkan mulai membaiknya

optimisme masyarakat terhadap perbaikan pendapatan di

Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019. Hal ini dapat

menjadi faktor pendorong membaiknya tingkat kemiskinan

Kalimantan Tengah pada rilis tingkat kemiskinan periode

September 2019 mendatang (Grafik 6.5).

61LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201960 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

Perlambatan ekonomi pada triwulan I 2019 menjadi salah

satu faktor yang menyebabkan peningkatan angka TPT

pada Februari 2019. Namun, tingkat penggunaan tenaga

kerja berdasarkan hasil liaison Bank Indonesia yang

menunjukkan mengalami perbaikan berpotensi menjadi

faktor pendorong berkurangnya TPT pada periode

mendatang. Indeks Kondisi Usaha pada triwulan II 2019

yang menunjukkan peningkatan juga menjadi sinyal

perbaikan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

kedepannya (Grafik 6.3).

6.2.1 KemiskinanBerdasarkan data terbaru pada bulan Maret 2019,

tingkat kemiskinan di Kalimantan Tengah membaik

dibandingkan periode yang sama pada tahun 2018.

Hingga bulan Maret 2019, jumlah penduduk miskin di

Kalimantan Tengah adalah sebanyak 134.594 jiwa, atau

sebanyak 4,98% dari jumlah penduduk Kalimantan

Tengah. Angka ini lebih baik dibandingkan bulan Maret

2018, di mana penduduk miskin tercatat sebanyak

136.928 jiwa atau 5,17% dari jumlah penduduk

Kalimantan Tengah. Membaiknya tingkat kemiskinan di

Kalimantan Tengah ini sejalan dengan membaiknya tingkat

kemiskinan di level nasional, dan sejalan dengan

pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan

II 2019. Disamping itu, meningkatnya Upah Minimum

Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 8,03% pada tahun

2019 juga turut menjadi faktor penyebab membaiknya

tingkat kemiskinan di Kalimantan Tengah.

Pada bulan Maret 2019, tingkat kemiskinan di

Kalimantan Tengah juga membaik secara spasial, di

mana jumlah penduduk miskin di perkotaan dan

pedesaan menurun. Jumlah penduduk miskin di

perkotaan dan pedesaan pada Maret 2019 turun

dibandingkan Maret 2018 sebanyak 581 jiwa, atau sebesar

-1,70% (yoy). Jumlah penduduk miskin di perkotaan pada

bulan Maret 2019 tercatat sebesar 4,47%, atau lebih baik

dari jumlah penduduk miskin di perkotaan pada bulan

Maret 2018 sebesar 4,70%. Di pedesaaan, jumlah

6.2 KESEJAHTERAAN

penduduk miskinnya juga turun dari sebesar 5,47% pada

bulan Maret 2018 menjadi 5,33% pada bulan Maret 2019.

Hingga Maret 2019, jumlah penduduk miskin di pedesaan

di Kalimantan Tengah adalah 63,92% dari total penduduk

miskin di Kalimantan Tengah, atau membaik dari angka

pada Maret 2018 sebesar 64,96% (Grafik 6.4).

Terjadi peningkatan garis kemiskinan di Kalimantan

Tengah pada Maret 2019. Pada bulan Maret 2019, garis

kemiskinan di Kalimantan Tengah mengalami peningkatan

sebesar 5,97% (yoy) menjadi sebesar Rp438.284,00 per

kapita per bulan, dibandingkan dengan bulan Maret 2018

sebesar Rp413.529,00 per kapita per bulan. Garis

kemiskinan di perkotaan meningkat lebih tinggi

dibandingkan di pedesaan pada periode Maret 2019. Garis

kemiskinan di perkotaan meningkat sebesar 7,97% (yoy)

pada Maret 2019 menjadi sebesar Rp418.029,00 per

kapita per bulan. Sementara, garis kemiskinan di pedesaan

mengalami peningkatan sebesar 5,29% (yoy) pada Maret

2019 menjadi sebesar Rp449.184,00 per kapita per bulan.

Peningkatan garis kemiskinan bersamaan dengan

membaiknya tingkat kemiskinan pada Maret 2019, dan

menunjukkan terjadinya perbaikan kesejahteraan dan

pendapatan di Kalimantan Tengah dibandingkan periode

yang sama yang tahun sebelumnya.

Pada Maret 2019, kelompok komoditas makanan

merupakan kelompok yang memberikan sumbangan

terbesar pada garis kemiskinan. Kelompok komoditas

makanan pada perkotaan dan pedesaan masing-masing

menyumbangkan porsi yang besar terhadap garis

kemiskinan pada Maret 2019, masing-masing sebesar

75,88% dan 80,91%. Komoditas beras menjadi

komoditas penyumbang garis kemiskinan di perkotaan

dan pedesaan pada Maret 2019, masing-masing sebesar

20,67% dan 23,65%. Untuk kelompok komoditas bukan

makanan, perumahan menjadi komoditas penyumbang

garis kemiskinan terbesar di perkotaan dan pedesaan pada

periode yang sama, masing-masing sebesar 7,25% dan

6,72% (Tabel 6.4).

Daftar Komoditas Penyumbang Garis Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah

MAKANAN

BERAS

ROKOK KRETEK FILTER

DAGING AYAM RAS

TELUR AYAM RAS

GULA PASIR

MIE INSTAN

KUE BASAH

KOPI BUBUK (SACHET)

BAWANG MERAH

SUSU KENTAL MANIS

LAINNYA

BUKAN MAKANAN

PERUMAHAN

BENSIN

LISTRIK

PENDIDIKAN

PERLENGKAPAN MANDI

LAINNYA

75,88

20,67

13,62

6,13

5,08

3,34

3,24

2,89

1,75

1,61

1,61

15,96

24,12

7,25

4,23

3,52

1,62

1,10

6,41

MAKANAN

BERAS

ROKOK KRETEK FILTER

TELUR AYAM RAS

GULA PASIR

DAGING AYAM RAS

MIE INSTAN

KUE BASAH

KOPI BUBUK (SACHET)

BAWANG MERAH

SUSU KENTAL MANIS

LAINNYA

BUKAN MAKANAN

PERUMAHAN

BENSIN

LISTRIK

PERLENGKAPAN MANDI

PENDIDIKAN

LAINNYA

80,91

23,65

16,86

4,27

3,99

3,98

3,87

2,80

2,08

1,85

1,37

16,19

19,09

6,72

3,60

1,88

0,95

0,94

5,00

KOMODITI % KOMODITI %

PERKOTAAN PERDESAAN

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

Tabel 6.4

Angka indeks penghasilan survei konsumen Bank

Indonesia masih terpantau kuat. Indeks penghasilan

survei konsumen Bank Indonesia, yang merupakan salah

satu indikator dalam mengukur kondisi kesejahteraan,

pada triwulan II 2019 tercatat kuat pada angka 113,00.

Grafik 6.5 Indeks Penghasilan Survei Konsumen Bank Indonesia

SUMBER : SURVEI KONSUMEN BANK INDONESIA, DIOLAH

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00

160,00

180,00

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

Indeks Kedalaman Kemiskinan di perkotaan dan

pedesaan pada Maret 2019 menurun bersamaan

dengan membaiknya tingkat kemiskinan secara

umum. Indeks kedalaman kemiskinan di perkotaan dan

pedesaan Kalimantan Tengah turun menjadi 0,70

dibandingkan dengan periode yang sama di tahun

sebelumnya sebesar 0,80. Indeks kedalaman kemiskinan

yang turun mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran

penduduk miskin di Kalimantan Tengah mulai mendekati

angka garis kemiskinan (Grafik 6.6).

Sejalan dengan hal tersebut, Indeks Keparahan

Kemiskinan pada Maret 2019 juga mengalami

penurunan. Kalimantan Tengah mencatatkan Indeks

keparahan kemiskinan di perkotaan dan pedesaan pada

Maret 2019 sebesar 0,14, lebih rendah dari angka pada

periode yang sama di tahun 2018 sebesar 0,21. Hal ini

semakin mengindikasikan terjadinya perbaikan

kesejahteraan masyarakat Kalimantan Tengah seiring

dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat baik pada

triwulan II 2019 (Grafik 6.7).

6.2.2 Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan

Grafik 6.7 Indeks Keparahan Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

2013 2014 2015 2016 2017

MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP

KOTA + DESA

INDEKS KEPARAHAN KEMISKINAN

2018

MAR SEP MAR

2019

0,000

0,050

0,100

0,150

0,200

0,250

0,300

0,350

Grafik 6.6 Indeks Kedalaman Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

2013 2014 2015 2016 2017

MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP

KOTA + DESA

INDEKS KEDALAMAN KEMISKINAN

2018

MAR SEP MAR

2019

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

1,200

Angka ini lebih baik dibandingkan indeks penghasilan pada

triwulan II tahun 2018 yang tercatat sebesar 112,33, atau

meningkat sebesar 0,59% (yoy). Terjadinya peningkatan

indeks tersebut menunjukkan mulai membaiknya

optimisme masyarakat terhadap perbaikan pendapatan di

Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019. Hal ini dapat

menjadi faktor pendorong membaiknya tingkat kemiskinan

Kalimantan Tengah pada rilis tingkat kemiskinan periode

September 2019 mendatang (Grafik 6.5).

61LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201960 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

6.2.3 Daya Beli Masyarakat

Daya beli masyarakat Kalimantan Tengah terpantau

mengalami peningkatan pada triwulan II 2019.

Peningkatan ini tercermin dari tumbuhnya konsumsi

rumah tangga (RT) dalam komponen PDRB secara tahunan

pada triwulan II 2019. Konsumsi RT tercatat tumbuh

sebesar 4,92% (yoy), lebih baik dibandingkan

pertumbuhan konsumsi RT pada triwulan I 2019 yang

tercatat sebesar 3,69% (yoy). Meningkatnya konsumsi

masyarakat ini sejalan dengan meningkatnya

pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan

II, dan dampak pola historis pada momen HBKN.

Daya beli masyarakat yang tumbuh di Kalimantan

Tengah pada triwulan II 2019 tercermin dari kuatnya

hasil Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia. Indeks

Kondisi Ekonomi Saat ini (IKE) pada triwulan II 2019

tercatat tetap kuat di angka 111,33. Hal ini juga

terkonfirmasi dari kuatnya nilai komponen IKE pada

triwulan ini, yaitu kondisi penghasilan, pembelian barang

tahan lama, dan ketersediaan lapangan kerja, yang

masing-masing berada pada angka 113,00; 121,17; dan

104,33 (Grafik 6.8).

Sejalan dengan kuatnya kondisi ekonomi

masyarakat saat ini, ekspektasi masyarakat selama

enam bulan kedepan juga kuat. Hal ini tercermin dari

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang berasal dari hasil

Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia, di mana pada

triwulan II, IEK Kalimantan Tengah tercatat sebesar 123,44.

Komponen-komponen penyusun IEK, yang terdiri dari

Grafik 6.9 Indeks Ekspektasi Konsumen Provinsi Kalimantan Tengah

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

200

180

160

140

120

100

80

60

40

20

0

IEK KONDISI PENGHASILAN KONDISI EKONOMI KETERSEDIAAN LAP. KERJA 6 BLN Y.A.D

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

Grafik 6.8 Indeks Kondisi Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

200

180

160

140

120

100

80

60

40

20

0

IKE PENGHASILAN PEMBELIAN BARANG TAHAN LAMA KETERSEDIAAN LAP. KERJA

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

kondisi penghasilan, kondisi ekonomi, dan ketersediaan

lapangan pekerjaan 6 bulan yang akan datang juga kuat,

masing-masing sebesar 129,00; 125,25; dan 124,50

(Grafik 6.9).

Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Tengah pada

Triwulan I I 2019 mengalami peningkatan

dibandingkan triwulan sebelumnya. NTP gabungan

Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 tercatat sebesar

96,54, atau meningkat dibandingkan NTP gabungan pada

triwulan I 2019 sebesar 95,45. Peningkatan NTP ini juga

seiring dengan peningkatan indeks dibayar petani (IB) yang

pada triwulan II meningkat menjadi 133,27 dari sebesar

131,73 pada triwulan I 2019 (Grafik 6.10).

Meningkatnya NTP Kalimantan Tengah pada

triwulan II 2019 ini didorong oleh peningkatan pada

NTP subsektor perkebunan. Seluruh subsektor NTP,

kecuali subsektor tanaman pangan, mengalami

peningkatan pada triwulan II 2019. Subsektor perkebunan

mengalami peningkatan yang tertinggi dibandingkan

subsektor lainnya pada triwulan II 2019, menjadi sebesar

89,55 dari sebesar 86,46 pada triwulan I 2019, atau terjadi

peningkatan sebesar 3,58% (qtq). Subsektor lainnya yang

mengalami peningkatan, yaitu subsektor hortikultura,

peternakan, dan perikanan, masing-masing tumbuh

sebesar 0,98% (qtq), 0,26% (qtq), dan 1,11% (qtq) (Grafik

6.11).

6.2.4 Nilai Tukar Petani

Grafik 6.11 NTP Kalimantan Tengah dan Komponennya

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA PERKEBUNAN PETERNAKAN PERIKANAN

80,00

85,00

90,00

95,00

100,00

105,00

110,00

115,00

I II

2019

Grafik 6.10 NTP Kalimantan Tengah dan Komponennya

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

0

20

40

60

80

100

120

140

160

INDEKS DIBAYAR PETANI (IB) NTP

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

63LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201962 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

6.2.3 Daya Beli Masyarakat

Daya beli masyarakat Kalimantan Tengah terpantau

mengalami peningkatan pada triwulan II 2019.

Peningkatan ini tercermin dari tumbuhnya konsumsi

rumah tangga (RT) dalam komponen PDRB secara tahunan

pada triwulan II 2019. Konsumsi RT tercatat tumbuh

sebesar 4,92% (yoy), lebih baik dibandingkan

pertumbuhan konsumsi RT pada triwulan I 2019 yang

tercatat sebesar 3,69% (yoy). Meningkatnya konsumsi

masyarakat ini sejalan dengan meningkatnya

pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan

II, dan dampak pola historis pada momen HBKN.

Daya beli masyarakat yang tumbuh di Kalimantan

Tengah pada triwulan II 2019 tercermin dari kuatnya

hasil Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia. Indeks

Kondisi Ekonomi Saat ini (IKE) pada triwulan II 2019

tercatat tetap kuat di angka 111,33. Hal ini juga

terkonfirmasi dari kuatnya nilai komponen IKE pada

triwulan ini, yaitu kondisi penghasilan, pembelian barang

tahan lama, dan ketersediaan lapangan kerja, yang

masing-masing berada pada angka 113,00; 121,17; dan

104,33 (Grafik 6.8).

Sejalan dengan kuatnya kondisi ekonomi

masyarakat saat ini, ekspektasi masyarakat selama

enam bulan kedepan juga kuat. Hal ini tercermin dari

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang berasal dari hasil

Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia, di mana pada

triwulan II, IEK Kalimantan Tengah tercatat sebesar 123,44.

Komponen-komponen penyusun IEK, yang terdiri dari

Grafik 6.9 Indeks Ekspektasi Konsumen Provinsi Kalimantan Tengah

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

200

180

160

140

120

100

80

60

40

20

0

IEK KONDISI PENGHASILAN KONDISI EKONOMI KETERSEDIAAN LAP. KERJA 6 BLN Y.A.D

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

Grafik 6.8 Indeks Kondisi Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

200

180

160

140

120

100

80

60

40

20

0

IKE PENGHASILAN PEMBELIAN BARANG TAHAN LAMA KETERSEDIAAN LAP. KERJA

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

kondisi penghasilan, kondisi ekonomi, dan ketersediaan

lapangan pekerjaan 6 bulan yang akan datang juga kuat,

masing-masing sebesar 129,00; 125,25; dan 124,50

(Grafik 6.9).

Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Tengah pada

Triwulan I I 2019 mengalami peningkatan

dibandingkan triwulan sebelumnya. NTP gabungan

Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 tercatat sebesar

96,54, atau meningkat dibandingkan NTP gabungan pada

triwulan I 2019 sebesar 95,45. Peningkatan NTP ini juga

seiring dengan peningkatan indeks dibayar petani (IB) yang

pada triwulan II meningkat menjadi 133,27 dari sebesar

131,73 pada triwulan I 2019 (Grafik 6.10).

Meningkatnya NTP Kalimantan Tengah pada

triwulan II 2019 ini didorong oleh peningkatan pada

NTP subsektor perkebunan. Seluruh subsektor NTP,

kecuali subsektor tanaman pangan, mengalami

peningkatan pada triwulan II 2019. Subsektor perkebunan

mengalami peningkatan yang tertinggi dibandingkan

subsektor lainnya pada triwulan II 2019, menjadi sebesar

89,55 dari sebesar 86,46 pada triwulan I 2019, atau terjadi

peningkatan sebesar 3,58% (qtq). Subsektor lainnya yang

mengalami peningkatan, yaitu subsektor hortikultura,

peternakan, dan perikanan, masing-masing tumbuh

sebesar 0,98% (qtq), 0,26% (qtq), dan 1,11% (qtq) (Grafik

6.11).

6.2.4 Nilai Tukar Petani

Grafik 6.11 NTP Kalimantan Tengah dan Komponennya

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV

TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA PERKEBUNAN PETERNAKAN PERIKANAN

80,00

85,00

90,00

95,00

100,00

105,00

110,00

115,00

I II

2019

Grafik 6.10 NTP Kalimantan Tengah dan Komponennya

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

0

20

40

60

80

100

120

140

160

INDEKS DIBAYAR PETANI (IB) NTP

I II

2015

III IV I II

2016

III IV I II

2017

III IV I II

2018

III IV I II

2019

63LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201962 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

PROSPEKPEREKONOMIAN DAERAH07

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2019 diprakirakan akan berada pada

kisaran 6,46% - 6,86% (yoy).

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2019 akan didorong

oleh konsumsi rumah tangga, dan ekspor. Sementara dari sisi penawaran, membaiknya kinerja

lapangan usaha pertambangan pasca mengalami tekanan pada tahun 2018, dan kinerja lapangan

usaha pertanian dan perdagangan yang tetap kuat akan menjadi faktor pendorong pertumbuhan.

PROSPEKPEREKONOMIAN DAERAH07

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2019 diprakirakan akan berada pada

kisaran 6,46% - 6,86% (yoy).

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2019 akan didorong

oleh konsumsi rumah tangga, dan ekspor. Sementara dari sisi penawaran, membaiknya kinerja

lapangan usaha pertambangan pasca mengalami tekanan pada tahun 2018, dan kinerja lapangan

usaha pertanian dan perdagangan yang tetap kuat akan menjadi faktor pendorong pertumbuhan.

7.1

Ketegangan hubungan dagang yang berlanjut terus

menekan volume perdagangan dunia, dan

memperlambat pertumbuhan ekonomi global.

Perekonomian AS diprakirakan tumbuh melambat akibat

ekspor yang menurun sebagai dampak ketegangan

hubungan dagang, stimulus fiskal yang terbatas, serta

keyakinan pelaku ekonomi yang belum kuat (Tabel 7.1).

Pertumbuhan ekonomi kawasan Eropa juga melambat

dipengaruhi penurunan kinerja ekspor, dan permasalahan

struktural terkait aging population, yang kemudian

berpengaruh pada permintaan domestik. Kinerja ekspor

yang menurun, serta permintaan domestik yang melambat

juga terjadi di Tiongkok dan India. Sejumlah bank sentral di

negara maju dan berkembang merespons dinamika

ekonomi yang bergejolak dengan menempuh kebijakan

moneter yang lebih longgar, termasuk bank sentral AS

yang diprediksi akan menurunkan suku bunga kebijakan

moneter. Respons kebijakan tersebut mengurangi

ketidakpastian pasar keuangan global dan mendorong

aliran masuk modal asing ke negara berkembang.

Perlambatan ekonomi global berpengaruh pada

penurunan volume perdagangan dan harga

komoditas global, termasuk harga minyak. Indikator

perdagangan mengindikasikan perlambatan World Trade

Volume (WTV) terus berlanjut pada triwulan II 2019. Hal

tersebut terkonfirmasi dari World Trade Outlook (WTO)

dan PMI manufaktur berbagai negara yang menurun.

Kendati terjadi peralihan hubungan mitra dagang (trade

diversion) di dunia akibat eskalasi ketegangan hubungan

dagang AS-Tiongkok, namun penurunan ekspor global

tetap terjadi. Beberapa negara yang memiliki kemiripan

komoditas ekspor dengan Tiongkok, seperti Vietnam,

Taiwan, India, dan Korea Selatan terindikasi mendapatkan

positif dari perang dagang, dengan peran baru mereka

dalam menyuplai komoditas-komoditas yang sebelumnya

disuplai oleh Tiongkok ke AS. Namun, nilai peningkatan

ekspor dari shifting supply chain tersebut tidak sebesar

PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA DAN NASIONAL

penurunan ekspor Tiongkok pada kelompok komoditas

yang sama. Ekspor negara-negara tersebut ke AS masih

lebih kecil dibandingkan dengan ekspor Tiongkok ke AS.

Harga minyak kembali berada dalam tren menurun.

Pada pertengahan Juni 2019, harga minyak sempat

menyentuh level USD61,17 per barel. Penurunan harga

minyak dipengaruhi oleh sentimen pasar yang negatif

terkait ketegangan hubungan dagang AS-Tiongkok yang

berlanjut dan pelemahan ekonomi global. Sementara itu,

kondisi permintaan dan penawaran minyak global tidak

banyak mengalami perubahan. Penurunan pasokan

minyak global akibat perpanjangan oil cuts negara-negara

OPEC+ diimbangi dengan penurunan permintaan dunia

seiring pelemahan ekonomi global.

Pertumbuhan ekonomi nasional diprakirakan tetap

kuat. Konsumsi diprakirakan tetap baik didukung

keyakinan konsumen yang tetap terjaga, dan investasi

bangunan yang juga tetap tumbuh stabil. Sementara itu

ekspor diprakirakan melemah dipengaruhi terbatasnya

permintaan dunia dan turunnya harga komoditas akibat

berlanjutnya ketegangan hubungan dagang AS-Tiongkok.

Kedepan, upaya untuk mendorong permintaan domestik,

termasuk investasi perlu ditingkatkan untuk memitigasi

dampak negatif perlambatan ekonomi dunia. Secara

keseluruhan, Bank Indonesia memprakirakan

pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2019 akan berada

pada kisaran 5,00-5,40%, dengan kecenderungan bias

bawah dari kisarannya. Bank Indonesia akan menempuh

bauran kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait

untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi.

SUMBER : WORLD ECONOMIC OUTLOOK, IMF APRIL 2019

Tabel 7. 1 Perkembangan Ekonomi Dunia

KATEGORI

DUNIA

AMERIKA SERIKAT

EROPA

JEPANG

TIONGKOK

INDIA

2018 2019

PROYEKSI

3..60

2.90

1.80

0.80

6.60

7.10

3.20

2.60

1.30

0.90

6.20

7.00

2020

3.50

1.90

1.60

0.40

6.00

7.20

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada

tahun 2019 diprakirakan mengalami peningkatan

dibandingkan dengan tahun sebelumnya, berada

pada kisaran 6,46% - 6,86% (yoy). Dari sisi permintaan,

pertumbuhan konsumsi rumah tangga, dan ekspor

diprakirakan menjadi pendorong utama pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2019. Sementara

itu dari sisi penawaran, membaiknya kinerja lapangan

usaha pertambangan yang mengalami normalisasi pasca

mengalami tekanan pada tahun sebelumnya, dan tetap

kuatnya kinerja lapangan usaha pertanian dan

perdagangan diprakirakan menjadi faktor pendorong

utama pertumbuhan.

7.2 PROSPEK EKONOMI KALIMANTAN TENGAH

Konsumsi RT diprakirakan tetap kuat pada tahun

2019. Konsumsi RT akan didukung oleh perbaikan

pendapatan, dan meningkatnya keyakinan konsumsi

masyarakat. Perbaikan pendapatan akan didukung oleh

naiknya UMP Kalimantan Tengah pada tahun 2019 sebesar

8,43% (yoy). Di samping itu, pagu anggaran bantuan

sosial (bansos) di Provinsi Kalimantan Tengah yang

meningkat sebesar 63,09% (yoy) diprakirakan juga

memberikan dampak positif terhadap perbaikan

pendapatan masyarakat. Meningkatnya keyakinan

konsumsi masyarakat terindikasi dari Indeks Keyakinan

Konsumsi (IKK) hasil Survei Konsumen Bank Indonesia

yang tetap kuat pada nilai 118,32 pada tahun 2019 hingga

bulan Juni. Nilai IKK yang berada di atas 100 menunjukkan

konsumsi masyarakat yang masih berada pada level

optimis.

Konsumsi pemerintah diprakirakan akan tumbuh

lebih tinggi pada tahun 2019. Pagu anggaran belanja

Pemerintah Provinsi pada tahun 2019 tercatat sebesar

±Rp4,73 triliun, meningkat dibandingkan tahun 2018

yang tercatat sebesar ±Rp3,98. Meningkatnya pagu

anggaran belanja Pemerintah Provinsi diprakirakan akan

memberikan dampak positif terhadap tumbuhnya

konsumsi pemerintah pada tahun 2019. Di samping itu,

7.2.1 Prospek Sisi Permintaan

penyelenggaraan Pemilu Legislatif dan Presiden pada

pertengahan tahun diprakirakan juga akan memberikan

dampak positif terhadap pertumbuhan.

Kinerja investasi diprakirakan meningkat, didukung

oleh sejumlah proyek infrastruktur pemerintah pada

tahun 2019. Proyek infrastruktur pemerintah yang telah

rampung seperti Bandara Tjilik Riwut, dan adanya

perluasan dermaga pelabuhan Bagendang di Sampit, dan

Bumiharjo di Pangkalan Bun yang masih berjalan

diprakirakan akan memberikan sentimen positif terhadap

aktivitas investasi di Kalimantan Tengah di tahun 2019.

Kinerja ekspor diprakirakan tetap kuat pada tahun

2019. Membaiknya kinerja lapangan usaha pertambangan

batubara pada tahun 2019, dampak kembali normalnya

debit air hulu Sungai Barito diprakirakan menjadi faktor

yang mendorong ekspor luar negeri batubara Kalimantan

Tengah. Di samping itu, terdapatnya kebijakan B20 oleh

Pemerintah dalam campuran bahan bakar domestik,

diprakirakan akan mendorong ekspor antar daerah

komoditas CPO. Peran Kalimantan Tengah sebagai salah

satu sentra produksi CPO nasional diprakirakan akan

mendorong ekspor antar daerah CPO, untuk memenuhi

kebutuhan bahan baku B20 di Sumatera dan Jawa.

Lapangan usaha pertanian diprakirakan tetap

tumbuh kuat pada tahun 2019. Meningkatnya produksi

TBS Kalimantan Tengah sebesar 27,03% (yoy) pada tahun

2018 diprakirakan masih dapat meningkat pada tahun

2019. Rata-rata umur tanam kelapa sawit di Provinsi

Kalimantan Tengah yang memasuki masa produktif akan

menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan .

Lapangan usaha industri pengolahan diprediksi

mengalami perlambatan pada tahun 2019. Harga CPO

global yang melemah pada tahun 2019 memberikan

pengaruh negatif terhadap pertumbuhan lapangan usaha

industri pengolahan di Kalimantan Tengah. Di samping itu,

terdapatnya black campaign Eropa terhadap produk

turunan kelapa sawit, dan masih tingginya ketidakpastian

7.2.2 Prospek Sisi Penawaran

Hasil liaison Bank Indonesia5.

5

67LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201966 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

7.1

Ketegangan hubungan dagang yang berlanjut terus

menekan volume perdagangan dunia, dan

memperlambat pertumbuhan ekonomi global.

Perekonomian AS diprakirakan tumbuh melambat akibat

ekspor yang menurun sebagai dampak ketegangan

hubungan dagang, stimulus fiskal yang terbatas, serta

keyakinan pelaku ekonomi yang belum kuat (Tabel 7.1).

Pertumbuhan ekonomi kawasan Eropa juga melambat

dipengaruhi penurunan kinerja ekspor, dan permasalahan

struktural terkait aging population, yang kemudian

berpengaruh pada permintaan domestik. Kinerja ekspor

yang menurun, serta permintaan domestik yang melambat

juga terjadi di Tiongkok dan India. Sejumlah bank sentral di

negara maju dan berkembang merespons dinamika

ekonomi yang bergejolak dengan menempuh kebijakan

moneter yang lebih longgar, termasuk bank sentral AS

yang diprediksi akan menurunkan suku bunga kebijakan

moneter. Respons kebijakan tersebut mengurangi

ketidakpastian pasar keuangan global dan mendorong

aliran masuk modal asing ke negara berkembang.

Perlambatan ekonomi global berpengaruh pada

penurunan volume perdagangan dan harga

komoditas global, termasuk harga minyak. Indikator

perdagangan mengindikasikan perlambatan World Trade

Volume (WTV) terus berlanjut pada triwulan II 2019. Hal

tersebut terkonfirmasi dari World Trade Outlook (WTO)

dan PMI manufaktur berbagai negara yang menurun.

Kendati terjadi peralihan hubungan mitra dagang (trade

diversion) di dunia akibat eskalasi ketegangan hubungan

dagang AS-Tiongkok, namun penurunan ekspor global

tetap terjadi. Beberapa negara yang memiliki kemiripan

komoditas ekspor dengan Tiongkok, seperti Vietnam,

Taiwan, India, dan Korea Selatan terindikasi mendapatkan

positif dari perang dagang, dengan peran baru mereka

dalam menyuplai komoditas-komoditas yang sebelumnya

disuplai oleh Tiongkok ke AS. Namun, nilai peningkatan

ekspor dari shifting supply chain tersebut tidak sebesar

PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA DAN NASIONAL

penurunan ekspor Tiongkok pada kelompok komoditas

yang sama. Ekspor negara-negara tersebut ke AS masih

lebih kecil dibandingkan dengan ekspor Tiongkok ke AS.

Harga minyak kembali berada dalam tren menurun.

Pada pertengahan Juni 2019, harga minyak sempat

menyentuh level USD61,17 per barel. Penurunan harga

minyak dipengaruhi oleh sentimen pasar yang negatif

terkait ketegangan hubungan dagang AS-Tiongkok yang

berlanjut dan pelemahan ekonomi global. Sementara itu,

kondisi permintaan dan penawaran minyak global tidak

banyak mengalami perubahan. Penurunan pasokan

minyak global akibat perpanjangan oil cuts negara-negara

OPEC+ diimbangi dengan penurunan permintaan dunia

seiring pelemahan ekonomi global.

Pertumbuhan ekonomi nasional diprakirakan tetap

kuat. Konsumsi diprakirakan tetap baik didukung

keyakinan konsumen yang tetap terjaga, dan investasi

bangunan yang juga tetap tumbuh stabil. Sementara itu

ekspor diprakirakan melemah dipengaruhi terbatasnya

permintaan dunia dan turunnya harga komoditas akibat

berlanjutnya ketegangan hubungan dagang AS-Tiongkok.

Kedepan, upaya untuk mendorong permintaan domestik,

termasuk investasi perlu ditingkatkan untuk memitigasi

dampak negatif perlambatan ekonomi dunia. Secara

keseluruhan, Bank Indonesia memprakirakan

pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2019 akan berada

pada kisaran 5,00-5,40%, dengan kecenderungan bias

bawah dari kisarannya. Bank Indonesia akan menempuh

bauran kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait

untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi.

SUMBER : WORLD ECONOMIC OUTLOOK, IMF APRIL 2019

Tabel 7. 1 Perkembangan Ekonomi Dunia

KATEGORI

DUNIA

AMERIKA SERIKAT

EROPA

JEPANG

TIONGKOK

INDIA

2018 2019

PROYEKSI

3..60

2.90

1.80

0.80

6.60

7.10

3.20

2.60

1.30

0.90

6.20

7.00

2020

3.50

1.90

1.60

0.40

6.00

7.20

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada

tahun 2019 diprakirakan mengalami peningkatan

dibandingkan dengan tahun sebelumnya, berada

pada kisaran 6,46% - 6,86% (yoy). Dari sisi permintaan,

pertumbuhan konsumsi rumah tangga, dan ekspor

diprakirakan menjadi pendorong utama pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2019. Sementara

itu dari sisi penawaran, membaiknya kinerja lapangan

usaha pertambangan yang mengalami normalisasi pasca

mengalami tekanan pada tahun sebelumnya, dan tetap

kuatnya kinerja lapangan usaha pertanian dan

perdagangan diprakirakan menjadi faktor pendorong

utama pertumbuhan.

7.2 PROSPEK EKONOMI KALIMANTAN TENGAH

Konsumsi RT diprakirakan tetap kuat pada tahun

2019. Konsumsi RT akan didukung oleh perbaikan

pendapatan, dan meningkatnya keyakinan konsumsi

masyarakat. Perbaikan pendapatan akan didukung oleh

naiknya UMP Kalimantan Tengah pada tahun 2019 sebesar

8,43% (yoy). Di samping itu, pagu anggaran bantuan

sosial (bansos) di Provinsi Kalimantan Tengah yang

meningkat sebesar 63,09% (yoy) diprakirakan juga

memberikan dampak positif terhadap perbaikan

pendapatan masyarakat. Meningkatnya keyakinan

konsumsi masyarakat terindikasi dari Indeks Keyakinan

Konsumsi (IKK) hasil Survei Konsumen Bank Indonesia

yang tetap kuat pada nilai 118,32 pada tahun 2019 hingga

bulan Juni. Nilai IKK yang berada di atas 100 menunjukkan

konsumsi masyarakat yang masih berada pada level

optimis.

Konsumsi pemerintah diprakirakan akan tumbuh

lebih tinggi pada tahun 2019. Pagu anggaran belanja

Pemerintah Provinsi pada tahun 2019 tercatat sebesar

±Rp4,73 triliun, meningkat dibandingkan tahun 2018

yang tercatat sebesar ±Rp3,98. Meningkatnya pagu

anggaran belanja Pemerintah Provinsi diprakirakan akan

memberikan dampak positif terhadap tumbuhnya

konsumsi pemerintah pada tahun 2019. Di samping itu,

7.2.1 Prospek Sisi Permintaan

penyelenggaraan Pemilu Legislatif dan Presiden pada

pertengahan tahun diprakirakan juga akan memberikan

dampak positif terhadap pertumbuhan.

Kinerja investasi diprakirakan meningkat, didukung

oleh sejumlah proyek infrastruktur pemerintah pada

tahun 2019. Proyek infrastruktur pemerintah yang telah

rampung seperti Bandara Tjilik Riwut, dan adanya

perluasan dermaga pelabuhan Bagendang di Sampit, dan

Bumiharjo di Pangkalan Bun yang masih berjalan

diprakirakan akan memberikan sentimen positif terhadap

aktivitas investasi di Kalimantan Tengah di tahun 2019.

Kinerja ekspor diprakirakan tetap kuat pada tahun

2019. Membaiknya kinerja lapangan usaha pertambangan

batubara pada tahun 2019, dampak kembali normalnya

debit air hulu Sungai Barito diprakirakan menjadi faktor

yang mendorong ekspor luar negeri batubara Kalimantan

Tengah. Di samping itu, terdapatnya kebijakan B20 oleh

Pemerintah dalam campuran bahan bakar domestik,

diprakirakan akan mendorong ekspor antar daerah

komoditas CPO. Peran Kalimantan Tengah sebagai salah

satu sentra produksi CPO nasional diprakirakan akan

mendorong ekspor antar daerah CPO, untuk memenuhi

kebutuhan bahan baku B20 di Sumatera dan Jawa.

Lapangan usaha pertanian diprakirakan tetap

tumbuh kuat pada tahun 2019. Meningkatnya produksi

TBS Kalimantan Tengah sebesar 27,03% (yoy) pada tahun

2018 diprakirakan masih dapat meningkat pada tahun

2019. Rata-rata umur tanam kelapa sawit di Provinsi

Kalimantan Tengah yang memasuki masa produktif akan

menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan .

Lapangan usaha industri pengolahan diprediksi

mengalami perlambatan pada tahun 2019. Harga CPO

global yang melemah pada tahun 2019 memberikan

pengaruh negatif terhadap pertumbuhan lapangan usaha

industri pengolahan di Kalimantan Tengah. Di samping itu,

terdapatnya black campaign Eropa terhadap produk

turunan kelapa sawit, dan masih tingginya ketidakpastian

7.2.2 Prospek Sisi Penawaran

Hasil liaison Bank Indonesia5.

5

67LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201966 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

global dampak perang dagang antara AS dan Tiongkok

juga memberikan tekanan terhadap harga CPO global, dan

berpotensi menghambat pertumbuhan industri

pengolahan di Kalimantan Tengah.

Kinerja lapangan usaha pertambangan dan

penggalian diprakirakan mengalami peningkatan

pada tahun 2019, didorong oleh pertambangan

batubara. Produksi komoditas batubara diprakirakan

membaik, setelah pada tahun sebelumnya mengalami

kontraksi dampak rendahnya pemotongan kuota produksi

di awal tahun, surutnya debit air hulu Sungai Barito, dan

baseline effect berakhirnya operasional salah satu

perusahaan PKP2B batubara pada akhir tahun 2017.

Kinerja lapangan usaha perdagangan diprakirakan

tetap kuat. Peningkatan daya beli masyarakat seiring

dengan adanya perbaikan pendapatan masyarakat dan

keyakinan konsumsi yang tetap kuat akan mendorong

pertumbuhan lapangan usaha perdagangan.

7.3 Prospek Inflasi DaerahSecara keseluruhan, diprakirakan inflasi Kalimantan

Tengah tahun 2019 akan berada pada rentang 2,02%

- 2,42% (yoy) dengan kecenderungan menuju batas

bawah. Inflasi Kalimantan Tengah diprakirakan akan

menurun dibandingkan dengan realisasi inflasi tahun

2018. Baseline effect tingginya realisasi inflasi pada tahun

2018, dan normalisasi harga akan mendorong capaian

inflasi Provinsi Kalimantan Tengah lebih rendah

dibandingkan tahun sebelumnya. Di samping itu, upaya

pengendalian inflasi yang terus dilakukan oleh Tim

Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan Tengah

dalam mengendalikan harga, khususnya komoditas

daging ayam ras, diprakirakan akan meredam tekanan

inflasi pada tahun 2019.

Kelompok Bahan MakananDibandingkan dengan tahun sebelumnya, inflasi

kelompok bahan makanan diprakirakan relatif

terkendali pada tahun 2019. Relatif terjaganya pasokan

komoditas bahan makanan, khususnya daging ayam ras

sampai dengan pertengahan tahun, akan menahan laju

inflasi kelompok ini untuk tumbuh lebih tinggi.

Terdapatnya program inovasi TPID Pemerintah Provinsi

Kalimantan Tengah, berupa penambahan suplai daging

ayam ras dalam bentuk daging ayam beku yang telah

dilakukan pada akhir tahun 2018, diprakirakan

memberikan dampak positif terhadap menurunnya

tekanan inflasi dari kelompok ini di tahun 2019.

Inflasi kelompok transportasi dan bahan bakar

diprakirakan mereda pada tahun 2019. Pemberlakuan

kebijakan penurunan tarif batas atas angkutan udara low

cost carrier (LCC) oleh Pemerintah, dan penyesuaian tarif

yang telah dilakukan oleh angkutan udara full service

carrier (FSC) diprakirakan akan menurunkan tekanan

inflasi kelompok ini pada tahun 2019. Di samping itu, tidak

adanya rencana kenaikan harga BBM sampai dengan

pertengahan tahun juga memberikan sentimen positif

terhadap inflasi dari kelompok ini yang akan tetap terjaga

di tahun 2019.

Kelompok Transportasi dan Bahan Bakar

Tekanan inflasi kelompok makanan jadi, minuman,

rokok, dan tembakau diprakirakan akan meningkat,

namun relatif terkendali pada tahun 2019. Tekanan

inflasi kelompok ini diprakirakan dipengaruhi oleh

prakiraan meningkatnya daya beli, dan masih kuatnya

keyakinan konsumsi masyarakat di tahun 2019. Namun

pengaruhnya diprakirakan akan relatif terkendali, seiring

dengan prospek ketatnya kebijakan moneter pada tahun

2019.

Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

68 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

global dampak perang dagang antara AS dan Tiongkok

juga memberikan tekanan terhadap harga CPO global, dan

berpotensi menghambat pertumbuhan industri

pengolahan di Kalimantan Tengah.

Kinerja lapangan usaha pertambangan dan

penggalian diprakirakan mengalami peningkatan

pada tahun 2019, didorong oleh pertambangan

batubara. Produksi komoditas batubara diprakirakan

membaik, setelah pada tahun sebelumnya mengalami

kontraksi dampak rendahnya pemotongan kuota produksi

di awal tahun, surutnya debit air hulu Sungai Barito, dan

baseline effect berakhirnya operasional salah satu

perusahaan PKP2B batubara pada akhir tahun 2017.

Kinerja lapangan usaha perdagangan diprakirakan

tetap kuat. Peningkatan daya beli masyarakat seiring

dengan adanya perbaikan pendapatan masyarakat dan

keyakinan konsumsi yang tetap kuat akan mendorong

pertumbuhan lapangan usaha perdagangan.

7.3 Prospek Inflasi DaerahSecara keseluruhan, diprakirakan inflasi Kalimantan

Tengah tahun 2019 akan berada pada rentang 2,02%

- 2,42% (yoy) dengan kecenderungan menuju batas

bawah. Inflasi Kalimantan Tengah diprakirakan akan

menurun dibandingkan dengan realisasi inflasi tahun

2018. Baseline effect tingginya realisasi inflasi pada tahun

2018, dan normalisasi harga akan mendorong capaian

inflasi Provinsi Kalimantan Tengah lebih rendah

dibandingkan tahun sebelumnya. Di samping itu, upaya

pengendalian inflasi yang terus dilakukan oleh Tim

Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan Tengah

dalam mengendalikan harga, khususnya komoditas

daging ayam ras, diprakirakan akan meredam tekanan

inflasi pada tahun 2019.

Kelompok Bahan MakananDibandingkan dengan tahun sebelumnya, inflasi

kelompok bahan makanan diprakirakan relatif

terkendali pada tahun 2019. Relatif terjaganya pasokan

komoditas bahan makanan, khususnya daging ayam ras

sampai dengan pertengahan tahun, akan menahan laju

inflasi kelompok ini untuk tumbuh lebih tinggi.

Terdapatnya program inovasi TPID Pemerintah Provinsi

Kalimantan Tengah, berupa penambahan suplai daging

ayam ras dalam bentuk daging ayam beku yang telah

dilakukan pada akhir tahun 2018, diprakirakan

memberikan dampak positif terhadap menurunnya

tekanan inflasi dari kelompok ini di tahun 2019.

Inflasi kelompok transportasi dan bahan bakar

diprakirakan mereda pada tahun 2019. Pemberlakuan

kebijakan penurunan tarif batas atas angkutan udara low

cost carrier (LCC) oleh Pemerintah, dan penyesuaian tarif

yang telah dilakukan oleh angkutan udara full service

carrier (FSC) diprakirakan akan menurunkan tekanan

inflasi kelompok ini pada tahun 2019. Di samping itu, tidak

adanya rencana kenaikan harga BBM sampai dengan

pertengahan tahun juga memberikan sentimen positif

terhadap inflasi dari kelompok ini yang akan tetap terjaga

di tahun 2019.

Kelompok Transportasi dan Bahan Bakar

Tekanan inflasi kelompok makanan jadi, minuman,

rokok, dan tembakau diprakirakan akan meningkat,

namun relatif terkendali pada tahun 2019. Tekanan

inflasi kelompok ini diprakirakan dipengaruhi oleh

prakiraan meningkatnya daya beli, dan masih kuatnya

keyakinan konsumsi masyarakat di tahun 2019. Namun

pengaruhnya diprakirakan akan relatif terkendali, seiring

dengan prospek ketatnya kebijakan moneter pada tahun

2019.

Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

68 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

KA

NT

OR

PE

RW

AK

ILA

N B

AN

K I

ND

ON

ES

IAP

RO

VIN

SI

KA

LIM

AN

TA

N T

EN

GA

H

Uang kertas dan uang logam yang berlaku, tidak termasuk uang kas pada kas negara (KPKN) dan bank umum.

Terdiri dari rekening giro masyarakat dibank, kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan yang sudah jatuh tempo yang seluruhnya merupakan simpanan penduduk dalam Rupiah pada sistem moneter.

Singkatan dari Net Interest Margin adalah selisih antara penerimaan bunga yang diperoleh oleh bank dengan biaya bunga yang harus dibayar.

Singkatan dari Non Performing Loans disebut juga kredit bermasalah, dengan kolektibilitas kurang lancar (3), diragukan(4) dan macet (5) menurut ketentuan BI.

Upaya yang dilakukan bank dalam kegiatan usaha perkreditan agar debitur dapat memenuhi kewajibannya yang dilakukan antara lain dengan melalui : restrukturisasi, re-scheduling atau konversi kepemilikan.

Singkatan dari Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang mempunyai skala pinjaman antara Rp50 juta s/d Rp5 miliar.

Singkatan dari uang yang diedarkan, adalah uang kartal yang berada dimasyarakat ditambah dengan uang yang berada di kas bank.

Uang kartal yang masuk ke BI, melalui kegiatan setoran yang dilakukan oleh bank umum.

Uang kartal yang keluar dari BI melaui proses penarikan uang tunai bank umum dari giro di BI atau pembayaran tunai melalui BI.

Selisih antara outflow dan inflow.

Pemberian tanda tidak berharga, adalah bagian dari kegiatan untuk menarik uang yang sudah tidak layak edar, sehingga uang yang disediakan oleh BI tersebut dapat berada dalam kondisi layak dan segar (fit for circulation) untuk bertransaksi.

Uang Giral

NIM

NPLs

Restrukturisasi kredit

UMKM

UYD

Inflow

Outflow

Netflow

PTTB

Uang Kartal

Daftar Istilah dan Singkatan

Produk Domestik Regional Bruto. Pendapatan suatu daerah yang mencerminkan hasil kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah tertentu.

month to month. Perbandingan antara satu bulan dan bulan sebelumnya.

quarter to quarter. Perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan sebelumnya.

year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya.

Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang, dengan skala 1-100.

Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu.

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100.

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi 6 bulan mendatang, dengan skala 1-100.

Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah.

Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi.

Ukuran kualitas pembangunan manusia yang diukur melalui pencapaian rata-rata 3 (tiga) hal kualitas hidup yaitu : pendidikan, kesehatan dan daya beli.

Kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan bersifat persisten. Perubahan (laju) inflasi umumnya diukur dengan melihat perubahan harga pada sejumlah barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat, seperti tercermin pada perkembangan indeks harga konsumen (IHK). Berdasarkan faktor penyebabnya, inflasi dapat dipengaruhi baik dari penawaran maupun dari permintaan.

Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya sangat bergejolak karena faktor-faktor tertentu.

Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya diatur pemerintah.

PDRB

mtm

yoy

Indeks KeyakinanKonsumen (IKK)

Indeks Harga Konsumen(IHK)

Indeks Kondisi Ekonomi

Indeks EkspektasiKonsumen

Pendapatan Asli Daerah(PAD)

Dana Perimbangan

Indeks PembangunanManusia (IPM)

Inflasi

Volatile Foods

Administered Price

qtq

71LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201970 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019

Uang kertas dan uang logam yang berlaku, tidak termasuk uang kas pada kas negara (KPKN) dan bank umum.

Terdiri dari rekening giro masyarakat dibank, kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan yang sudah jatuh tempo yang seluruhnya merupakan simpanan penduduk dalam Rupiah pada sistem moneter.

Singkatan dari Net Interest Margin adalah selisih antara penerimaan bunga yang diperoleh oleh bank dengan biaya bunga yang harus dibayar.

Singkatan dari Non Performing Loans disebut juga kredit bermasalah, dengan kolektibilitas kurang lancar (3), diragukan(4) dan macet (5) menurut ketentuan BI.

Upaya yang dilakukan bank dalam kegiatan usaha perkreditan agar debitur dapat memenuhi kewajibannya yang dilakukan antara lain dengan melalui : restrukturisasi, re-scheduling atau konversi kepemilikan.

Singkatan dari Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang mempunyai skala pinjaman antara Rp50 juta s/d Rp5 miliar.

Singkatan dari uang yang diedarkan, adalah uang kartal yang berada dimasyarakat ditambah dengan uang yang berada di kas bank.

Uang kartal yang masuk ke BI, melalui kegiatan setoran yang dilakukan oleh bank umum.

Uang kartal yang keluar dari BI melaui proses penarikan uang tunai bank umum dari giro di BI atau pembayaran tunai melalui BI.

Selisih antara outflow dan inflow.

Pemberian tanda tidak berharga, adalah bagian dari kegiatan untuk menarik uang yang sudah tidak layak edar, sehingga uang yang disediakan oleh BI tersebut dapat berada dalam kondisi layak dan segar (fit for circulation) untuk bertransaksi.

Uang Giral

NIM

NPLs

Restrukturisasi kredit

UMKM

UYD

Inflow

Outflow

Netflow

PTTB

Uang Kartal

Daftar Istilah dan Singkatan

Produk Domestik Regional Bruto. Pendapatan suatu daerah yang mencerminkan hasil kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah tertentu.

month to month. Perbandingan antara satu bulan dan bulan sebelumnya.

quarter to quarter. Perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan sebelumnya.

year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya.

Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang, dengan skala 1-100.

Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu.

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100.

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi 6 bulan mendatang, dengan skala 1-100.

Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah.

Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi.

Ukuran kualitas pembangunan manusia yang diukur melalui pencapaian rata-rata 3 (tiga) hal kualitas hidup yaitu : pendidikan, kesehatan dan daya beli.

Kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan bersifat persisten. Perubahan (laju) inflasi umumnya diukur dengan melihat perubahan harga pada sejumlah barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat, seperti tercermin pada perkembangan indeks harga konsumen (IHK). Berdasarkan faktor penyebabnya, inflasi dapat dipengaruhi baik dari penawaran maupun dari permintaan.

Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya sangat bergejolak karena faktor-faktor tertentu.

Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya diatur pemerintah.

PDRB

mtm

yoy

Indeks KeyakinanKonsumen (IKK)

Indeks Harga Konsumen(IHK)

Indeks Kondisi Ekonomi

Indeks EkspektasiKonsumen

Pendapatan Asli Daerah(PAD)

Dana Perimbangan

Indeks PembangunanManusia (IPM)

Inflasi

Volatile Foods

Administered Price

qtq

71LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 201970 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH . AGUSTUS 2019