LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata...

117
November 2019 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI MALUKU UTARA

Transcript of LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata...

Page 1: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

November

2019

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI MALUKU UTARA

Page 2: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

Salinan publikasi ini dapat diperoleh dengan menghubungi:

Tim Advisory Pengembangan Ekonomi dan Surveilans

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara

Jalan Yos Sudarso No. 1, 97711

Ternate, Maluku Utara

Telepon: 0921 – 3121217 / 3121219

Faksimili: 0921 – 3124017

Email: [email protected]; [email protected]; [email protected]; [email protected];

[email protected]; [email protected]

Publikasi ini dapat diakses secara online pada:

http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/

Page 3: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

i

VISI, MISI, DAN NILAI STRATEGIS

BANK INDONESIA

VISI

Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia

dan terbaik diantara negara emerging markets.

MISI

1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter

dan bauran kebijakan Bank Indonesia.

2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial

Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan.

3. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan digital melalui penguatan kebijakan

sistem pembayaran Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan Pemerintah serta

mitra strategis lain.

4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang

berkelanjutan melalui sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal

dan reformasi struktural pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain.

5. Memperkuat efektivitas kebijakan Bank Indonesia dan pembiayaan ekonomi, termasuk

infrastruktur, melalui akselerasi pendalaman pasar keuangan.

6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di

tingkat daerah.

7. Memperkuat peran internasional, organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan

sistem informasi Bank Indonesia.

NILAI STRATEGIS

Nilai-nilai strategis Bank Indonesia adalah: (i) kejujuran dan integritas (trust and integrity);

(ii) profesionalisme (professionalism); (iii) keunggulan (excellence); (iv) mengutamakan

kepentingan umum (public interest); dan (v) koordinasi dan kerja sama tim (coordination

and teamwork) yang berlandaskan keluhuran nilai-nilai agama (religi).

Page 4: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

ii

KATA PENGANTAR

Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia

sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan dan melaksanakan

kebijakan moneter serta mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Pelaksanaan

tugas pokok tersebut ditujukan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.

Sejalan dengan undang-undang tersebut, keberadaan Kantor Bank Indonesia di daerah

merupakan bagian dari jaringan kerja Kantor Pusat Bank Indonesia yang berperan sebagai

pelaksana kebijakan Bank Indonesia dan tugas-tugas pendukung lainnya di daerah.

Sebagai jaringan kerja Kantor Pusat Bank Indonesia di bidang ekonomi dan moneter, Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara berperan memberikan masukan dengan

menyusun dan menerbitkan suatu produk yaitu Laporan Perekonomian Provinsi Maluku Utara yang

pokok bahasannya terdiri atas Perkembangan Ekonomi, Perkembangan Inflasi Regional, Kinerja

Perbankan dan Sistem Pembayaran Provinsi Maluku Utara dan Prospek Ekonomi. Kajian ini diolah

berdasarkan data dan informasi di daerah untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan kebijakan

moneter Bank Indonesia dan diharapkan dapat menjadi salah satu bahan informasi bagi penentu

kebijakan di daerah.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan perekonomian ini terus diperlukan

penyempurnaan demi terciptanya pelaporan informasi yang lebih baik. Oleh karena itu, dengan

segala kerendahan hati kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran serta kerjasama dari

semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini menjadi lebih baik di waktu yang akan datang.

Akhirnya, kepada pihak-pihak yang membantu tersusunnya laporan ini, kami sampaikan

penghargaan dan ucapkan terima kasih.

Ternate, 02 Desember 2019

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU UTARA

ttd.

Gatot Miftakhul Manan Kepala Perwakilan

Page 5: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

iii

DAFTAR ISI VISI, MISI, DAN NILAI STRATEGIS BANK INDONESIA .......................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. vi

DAFTAR GRAFIK .................................................................................................................. vii

INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN ........................................................................... 1

RINGKASAN EKSEKUTIF ...................................................................................................... 2

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI DAERAH .................................................................. 5

1.1 Kondisi Umum .................................................................................................... 6

1.2 Perkembangan PDRB dari Sisi Permintaan ...................................................... 8

1.3 Perkembangan Ekonomi dari Sisi Penawaran ............................................... 15

BOKS HILIRISASI NIKEL UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU

UTARA 25

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH .................................................................................... 30

2.1 Struktur APBD .................................................................................................. 31

2.2 Realisasi Pendapatan APBD ............................................................................ 33

2.3 Realisasi Belanja APBD ................................................................................... 36

2.4 Rekening Pemerintah ....................................................................................... 38

BAB 3 PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH ................................................................... 39

3.1 Kondisi Umum .................................................................................................. 40

3.2 Inflasi Bulanan (mtm) ....................................................................................... 41

3.3 Inflasi Triwulanan (qtq) .................................................................................... 42

3.4 Inflasi Tahunan (yoy) ........................................................................................ 44

3.5 Perkembangan Harga Komoditas ................................................................... 45

3.6 Tracking Perkembangan Inflasi Triwulan Berjalan ........................................ 47

3.7 Koordinasi Pengendalian Inflasi di Maluku Utara .......................................... 48

BAB 4 ANALISIS STABILITAS KEUANGAN DAERAH ..................................................... 50

4.1 Asesmen Sektor Rumah Tangga .................................................................... 51

4.2 Asesmen Sektor Korporasi .............................................................................. 58

4.3 Asesmen Institusi Keuangan (Perbankan) ..................................................... 62

BAB 5 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN .......................................................... 67

5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Tunai dan Pengelolaan Uang Rupiah 68

Page 6: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

iv

5.2 Pelaksanaan Layanan Kas Keliling dan Kas Titipan ...................................... 71

5.3 Perkembangan Transaksi Pembayaran Nontunai .......................................... 72

5.4 Upaya Pengembangan Layanan Keuangan Non Tunai dan Elektronifikasi . 74

BOKS ELEKTRONIFIKASI TRANSAKSI PEMDA SEBAGAI STIMULUS PEREKONOMIAN79

BAB 6 KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN .................................................. 82

6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan .................................................................... 83

6.2 Tingkat Kesejahteraan Daerah ........................................................................ 86

6.3 Profil Kemiskinan Daerah ................................................................................ 88

6.4 Profil Pembangunan Manusia .......................................................................... 91

BAB 7 PROSPEK PEREKONOMIAN ................................................................................ 93

7.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi ..................................................................... 94

7.2 Outlook Inflasi Daerah ..................................................................................... 97

DAFTAR ISTILAH ............................................................................................................... 100

DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................................ 103

Page 7: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pertumbuhan Sektoral PDRB Sisi Penawaran .................................................................. 16

Tabel 2.1 APBD Maluku Utara 2018 dan 2019 ................................................................................... 31

Tabel 2.2 Realisasi Pendapatan APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan III 2019 .......... 35

Tabel 2.3 Realisasi Belanja APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan III 2019 .................. 36

Tabel 3.1 Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok Komoditas......................................................... 41

Tabel 3.2 Perbandingan Inflasi Bulanan (mtm) Maluku Utara Triwulan I 2019 dan Triwulan II

2019 ............................................................................................................................................................ 41

Tabel 3.3 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Bulanan (mtm) Maluku Utara triwulan II 2019

.................................................................................................................................................................... 42

Tabel 3.4 Inflasi Triwulanan (qtq) Triwulan II 2018 s.d. Triwulan II 2019 Maluku Utara ............... 43

Tabel 3.5 Inflasi Tahunan (yoy) Triwulan II 2018 s.d. Triwulan II 2019 Maluku Utara .................. 44

Tabel 4.1 Jumlah Rekening Perbankan Masyarakat Berdasarkan Kelompok Nilai ...................... 56

Tabel 4.2 Kondisi Likuiditas Korporasi ................................................................................................. 59

Tabel 5.1 Kegiatan Pelayanan Kas Keliling KPwBI Maluku Utara Selama Triwulan III 2019 ...... 71

Tabel 5.2 Kegiatan Layanan Kas Titipan KPwBI Maluku Utara Triwulan III 2019 ......................... 71

Tabel 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Maluku Utara (Ribu Jiwa) ...................................... 83

Tabel 6.2 Nilai Tukar Petani (NTP) Kawasan Timur Indonesia triwulan III 2019 ........................... 86

Tabel 6.3 Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Keparahan Kemsikinan (P2) di Maluku Utara ........ 90

Page 8: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pertumbuhan PDRB triwulan III 2019 wilayah Sulampua ............................................. 6

Gambar Boks 1.1 Overview kawasan industri prioritas RPJMN 2020 – 2024 .............................. 27

Gambar 3.1 Rapat Koordinasi TPID Provinsi Maluku Utara dipimpin oleh Sekda Provinsi ........ 49

Gambar 3.2 Kunjungan Tim TPID ke Kelurahan Loto dalam rangka Panen Perdana Bawang

Merah ......................................................................................................................................................... 49

Gambar 6.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kawasan Timur Indonesia Menurut Provinsi

dan Status Pembangunan Manusia, 2016-2018 ................................................................................. 91

Gambar 7.1 Perkiraan Curah Hujan pada Januari dan Februari 2020 ........................................... 98

Page 9: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

vii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Struktur PDRB Sisi Penggunaan pada Triwulan III 2019 ............................................... 10

Grafik 1.2 Perkembangan Tendensi Konsumen dan Pendapatan Rumah Tangga...................... 11

Grafik 1.3 Perkembangan Belanja Operasional di Maluku Utara .................................................... 11

Grafik 1.4 Perkembangan Volume Ekspor LN .................................................................................... 12

Grafik 1.5 Perkembangan Nilai Ekspor LN .......................................................................................... 12

Grafik 1.6 Perkembangan Volume Impor LN ...................................................................................... 13

Grafik 1.7 Perkembangan Nilai Impor LN ............................................................................................ 13

Grafik 1.8 Perkembangan Pengadaan Semen di Maluku Utara ...................................................... 15

Grafik 1.9 Perkembangan Belanja Modal di Maluku Utara ............................................................... 15

Grafik 1.10 Andil Pertumbuhan Sektoral PDRB Sisi Penawaran Triwulan III 2019 ...................... 17

Grafik 1.11 Perkembangan Sektoral PDRB Sisi Penawaran ........................................................... 17

Grafik 1.12 Struktur PDRB Sisi Penawaran ........................................................................................ 18

Grafik 1.13 Perkembangan pertumbuhan kredit pertanian dan perikanan Provinsi Maluku Utara

.................................................................................................................................................................... 19

Grafik 1.14 Perkembangan Indeks Kondisi Ekonomi di Maluku Utara ........................................... 20

Grafik 1.15 Perkembangan Volume Ekspor Feronikel di Maluku Utara ......................................... 21

Grafik 1.16 Perkembangan Nilai Ekspor Feronikel di Maluku Utara ............................................... 21

Grafik 1.17 Perkembangan Industri Mikro, Kecil, dan Besar di Maluku Utara ............................... 22

Grafik 1.18 Perkembangan Volume Ekspor Nikel di Maluku Utara ................................................. 23

Grafik 1.19 Perkembangan Nilai Ekspor Nikel di Maluku Utara ....................................................... 23

Grafik 1.20 Perkembangan Produksi Bijih Nikel Antam .................................................................... 24

Grafik Boks 1.1 Tren harga raw nikel dunia hingga triwulan III-2019 ............................................. 25

Grafik Boks 1.2 Tingkat kepemilikan kendaraan listrik hingga 2018 .............................................. 26

Grafik Boks 1.3 Proyeksi pertumbuhan kepemilikan kendaraan listrik hingga 2020 ................... 26

Grafik Boks 1.4 Segmentasi pendanaan IWIP hingga produksi baterai ........................................ 28

Grafik 2.1 Perubahan Proporsi APBD Akun Pendapatan Tahun 2018 dan 2019 ......................... 32

Grafik 2.2 Perubahan Struktur APBD Akun Belanja Tahun 2018 dan 2019 .................................. 33

Grafik 2.3 Perkembangan Realisasi Pendapatan Tiap Triwulan ..................................................... 34

Grafik 2.4 Perbandingan Persentase Realisasi Pendapatan APBD sampai dengan Triwulan III

Tahun 2018 dan 2019 ............................................................................................................................. 35

Grafik 2.5 Tren Perkembangan Realisasi Belanja Sampai dengan Triwulan III 2019.................. 37

Grafik 2.6 Perbandingan Persentase Realisasi Belanja Triwulan III APBD Tahun 2018 dan

2019 ............................................................................................................................................................ 37

Grafik 2.7 Perkembangan DPK Pemda di Perbankan Maluku Utara (dalam Miliar Rupiah) ....... 38

Grafik 3.1 Laju Inflasi Tahunan (yoy) Kota Ternate Dibandingkan dengan Nasional ................... 40

Grafik 3.2 Inflasi Provinsi di Kawasan Sulampua Triwulan II 2019 (yoy) ....................................... 40

Grafik 3.3 Inflasi (qtq) Komoditas Kelompok Bahan Makanan......................................................... 43

Grafik 3.4 Inflasi (qtq) Komoditas Kelompok Bahan Makanan Subkelompok Bumbu - Bumbuan

.................................................................................................................................................................... 43

Page 10: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

viii

Grafik 3.5 Inflasi (qtq) Komoditas Kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan ......... 44

Grafik 3.6 Komoditas Penyumbang Inflasi Tahunan Maluku Utara Triwulan III 2018 dan

Triwulan III 2019 ....................................................................................................................................... 45

Grafik 3.7 Perkembangan Harga Beras, Minyak Goreng, dan Gula Pasir ..................................... 46

Grafik 3.8 Perkembangan Harga Daging Ayam, Daging Sapi, dan Telur Ayam ........................... 46

Grafik 3.9 Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan .......................................................................... 46

Grafik 3.10 Perkembangan Inflasi Terkini Ternate ............................................................................ 47

Grafik 4.1 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga pada PDRB Maluku Utara ................................. 51

Grafik 4.2 Perkembangan IKK, IKE, dan IEK ...................................................................................... 52

Grafik 4.3 Indeks Tendensi Konsumen Maluku Utara ....................................................................... 52

Grafik 4.4 Ekspektasi Konsumen Terhadap Kondisi Ekonomi 6 Bulan Mendatang ..................... 54

Grafik 4.5 Perkiraan Perkembangan Perubahan Harga dan Proyeksi Inflasi di Maluku Utara ... 54

Grafik 4.6 Komposisi Pengeluaran Rumah Tangga di Maluku Utara ............................................. 55

Grafik 4.7 Pangsa DPK Perseorangan dan Bukan Perseorangan di Maluku Utara ..................... 55

Grafik 4.8 Komposisi DPK Perseorangan di Maluku Utara .............................................................. 55

Grafik 4.9 Pangsa Kredit Perseorangan Berdasarkan Jenis Penggunaan .................................... 57

Grafik 4.10 Perkembangan Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi ................................................... 60

Grafik 4.11 Perkembangan Kredit Korporasi Berdasarkan Jenis Penggunaan ............................ 61

Grafik 4.12 NPL Kredit Korporasi.......................................................................................................... 62

Grafik 4.13 NPL Kredit Korporasi per Kategori Debitur ..................................................................... 62

Grafik 4.14 Perkembangan Aset Bank Umum di Maluku Utara (miliar rupiah) ............................. 63

Grafik 4.15 Perkembangan DPK (miliar rupiah) ................................................................................. 64

Grafik 4.16 Perkembangan Kredit di Maluku Utara (miliar rupiah) .................................................. 64

Grafik 4.17 Perkembangan LDR Bank Umum di Maluku Utara ...................................................... 65

Grafik 4.18 Perkembangan Perbankan Syariah ................................................................................. 66

Grafik 5.1 Perkembangan Transaksi Tunai di Maluku Utara Periode Triwulan III 2019 .............. 68

Grafik 5.2 Perkembangan Inflasi, PDRB dan Konsumsi RT Maluku Utara .................................... 68

Grafik 5.3 Perkembangan Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar Maluku Utara .......................... 69

Grafik 5.4 Perkembangan Jumlah Lembar Temuan Uang Palsu .................................................... 70

Grafik 5.5 Perkembangan Jumlah Nominal Temuan Uang Palsu ................................................... 70

Grafik 5.6 Temuan Uang Palsu TW III 2019 ....................................................................................... 70

Grafik 5.7 Perkembangan Jumlah Lembar Warkat SKNBI Maluku Utara ...................................... 73

Grafik 5.8 Perkembangan Nominal Warkat SKNBI Maluku Utara .................................................. 73

Grafik 5.9 Perkembangan Jumlah Transaksi RTGS Maluku Utara ................................................. 74

Grafik 5.10 Perkembangan Nominal RTGS Maluku Utara ............................................................... 74

Grafik 5.11 Perkembangan Jumlah Agen LKD/1.000 km2 Maluku Utara ...................................... 74

Grafik 5.12 Perkembangan SP2D dan Penyaluran PKH Maluku Utara ......................................... 76

Grafik 5.13 Perkembangan SP2D dan Penyaluran BPNT Maluku Utara ....................................... 76

Grafik 5.14 Perkembangan Transaksi Valas Maluku Utara .............................................................. 77

Grafik 5.15 Jenis Mata Uang Penjualan Valas ................................................................................... 77

Grafik 5.16 Jenis Mata Uang Pembelian Valas .................................................................................. 77

Grafik 6.1 Perkembangan TPT dan TPAK Maluku Utara ................................................................. 84

Page 11: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

ix

Grafik 6.2 Jumlah Tenaga Kerja pada Lapangan Pekerjaan Utama di Maluku Utara (Ribu Jiwa)

.................................................................................................................................................................... 85

Grafik 6.3 Perkembangan NTP Maluku Utara .................................................................................... 87

Grafik 6.4 NTP per Subsektor di Maluku Utara .................................................................................. 87

Grafik 6.5 Perbandingan Gini Ratio Provinsi yang ada di Indonesia untuk periode semester I-

2019 ............................................................................................................................................................ 88

Grafik 6.6 Jumlah Penduduk Miskin Desa dan Kota ........................................................................ 89

Grafik 6.7 Persentase Jumlah Penduduk Miskin Desa dan Kota .................................................... 89

Grafik 6.8 Garis Kemiskinan Makanan dan Non Makanan Desa dan Kota ................................... 89

Grafik 6.9 Komponen Pembentuk Indeks Pembangunan Manusia di Maluku Utara, 2016-2018

.................................................................................................................................................................... 92

Grafik 6.10 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia di Maluku Utara, 2017-2018 ........ 92

Grafik 7.1 Perkembangan PDRB Maluku Utara dan Proyeksinya ................................................. 94

Grafik 7.2 Siklus Bulan HBKN Idul Fitri dengan Puncak Konsumsi Masyarakat ........................... 96

Page 12: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI
Page 13: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

1

INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN

PROVINSI MALUKU UTARA

A. Inflasi dan PDRB

B. Perbankan

C. Sistem Pembayaran

Tw.1 % yoy Tw.2 % yoy Tw.3 % yoy Tw.4 % yoy Tw.1 % yoy Tw.2 % yoy Tw.3 % yoy

Indeks Harga Konsumen (Kota Ternate) 135,01 138,71 136,70 138,31 138,99 140,98 140,31

Laju Inflasi Tahunan (yoy %) 3,28 3,91 3,67 4,12 2,95 1,63 2,64

PDRB - harga konstan (miliar Rp) 6010,42 7,90 6132,59 7,31 6389,16 8,21 6517,95 8,25 6473,03 7,70 6591,92 7,49 6652,56 4,12

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1296,35 2,05 1314,60 2,65 1336,74 4,08 1362,25 7,68 1389,12 7,16 1393,50 6,00 1396,32 4,46

Pertambangan dan Penggalian 626,39 14,77 601,94 9,06 650,63 13,50 628,91 8,49 621,26 -0,82 646,87 7,46 682,83 4,95

Industri Pengolahan 450,55 30,89 433,87 14,76 570,65 20,84 513,62 9,11 524,46 16,41 472,36 8,87 450,55 -21,05

Pengadaan Listrik dan Gas 6,13 3,30 6,66 4,26 6,89 9,44 6,37 -1,65 6,75 10,15 6,80 2,21 6,71 -2,65

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang 5,28 4,12 5,53 4,88 5,54 4,26 5,75 7,01 5,72 8,18 5,75 4,11 5,84 5,38

Konstruksi 402,84 8,36 411,65 8,94 428,96 10,37 452,39 8,52 437,80 8,68 451,82 9,76 465,36 8,49

Perdagangan Besar dan Eceran, dan

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1074,65 6,20 1118,36 7,60 1132,89 7,13 1208,29 13,91 1213,29 12,90 1226,28 9,65 1229,82 8,56

Transportasi dan Pergudangan 352,55 8,27 361,14 8,01 365,10 6,39 372,03 7,32 371,21 5,29 383,09 6,08 389,92 6,80

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 28,38 6,59 28,74 8,33 28,93 5,54 29,80 5,71 30,48 7,39 31,03 7,96 31,64 9,37

Informasi dan Komunikasi 266,02 7,26 269,82 6,24 276,55 5,82 279,10 5,31 287,86 8,21 292,66 8,47 295,90 7,00

Jasa Keuangan dan Asuransi 186,67 9,56 190,46 9,26 184,03 4,61 185,12 -0,65 187,57 0,48 191,46 0,52 201,25 9,36

Real Estate 7,31 7,48 7,40 6,50 7,45 5,70 7,58 5,80 7,67 4,95 7,82 5,63 7,90 5,97

Jasa Perusahaan 20,32 7,46 20,92 7,38 20,86 4,26 21,29 5,26 21,48 5,70 21,93 4,83 22,16 6,21

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib 904,93 4,71 970,83 8,18 978,36 7,81 1041,32 6,60 969,47 7,13 1046,05 7,75 1044,91 6,80

Jasa Pendidikan 201,02 5,70 205,91 6,94 207,16 3,75 210,38 2,32 203,72 1,34 214,12 3,99 219,80 6,10

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 130,77 10,40 132,13 8,54 134,14 7,25 138,22 5,83 139,50 6,68 142,88 8,14 142,58 6,29

Jasa lainnya 50,25 8,46 52,64 10,09 54,26 9,68 55,53 11,34 55,68 10,79 57,49 9,21 59,09 8,89

Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta) 117,15 271,74 148,28 1.063,27 229,04 172,08 168,15 63,21 179,21 52,98 197,92 33,48 199,00 (13,12)

Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 2.041.836,80 7.319.917,13 2.782.420,95 3.910.643,07 3.469.005,45 44.001,71 2.657.479,61 98,14 2.472.399,67 21,09 3.747.781,75 34,69 3.973.000,00 14,53

Nilai Impor Nonmigas (USD Juta) 69,30 522,38 53,69 435,23 58,63 6,92 119,13 103,55 63,27 (8,71) 109,29 103,55 386,00 558,42

Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 96.671,19 572.883,06 132.291,05 341.734,02 35.844,64 3.110,85 229.472,38 211,69 118.016,96 22,08 177.936,10 34,50 244.000,00 580,72

2018 2019INDIKATOR

Tw.I % yoy Tw.2 % yoy Tw.3 % yoy Tw.4 % yoy Tw.1 % yoy Tw.2 % yoy Tw.3 % yoy

PERBANKAN

Bank Umum:

Total Aset (Rp miliar) 9.805,44 16,01 10.130,61 14,50 10.279,64 14,22 10.727,95 8,64 10.420,11 6,27 11.619,53 14,70 11.971,46 16,46

DPK (Rp miliar) 6.860,07 8,10 6.991,80 4,10 7.096,98 5,73 7.141,65 4,61 7.361,60 7,31 8.101,02 15,86 8.197,75 15,51

- Tabungan 3.935,40 10,26 4.042,23 6,56 4.151,59 11,79 4.420,98 3,09 3.965,59 0,77 4.287,67 6,07 4.322,75 4,12

- Giro 1.479,51 11,76 1.493,88 4,52 1.450,32 (5,20) 1.150,42 26,21 1.849,81 25,03 2.229,39 49,24 2.202,60 51,87

- Deposito 1.445,16 (0,54) 1.455,70 (2,53) 1.495,07 1,80 1.570,25 (3,47) 1.546,21 6,99 1.583,95 8,81 1.672,40 11,86

Kredit (Rp miliar) 7.711,31 15,31 7.782,99 14,24 8.070,90 17,76 8.291,50 10,05 8.523,79 10,54 8.771,67 12,70 8.990,84 11,40

- Modal Kerja 1.985,99 14,30 2.046,74 15,74 2.080,64 17,68 2.110,85 5,65 2.098,82 5,68 2.172,96 6,17 2.213,91 6,41

- Konsumsi 5.329,94 19,30 5.338,82 15,24 5.567,81 18,80 5.728,01 11,56 5.882,50 10,37 6.055,22 13,42 6.252,84 12,30

- Investasi 395,38 (18,00) 397,43 (3,38) 422,45 5,92 452,64 12,74 542,47 37,20 543,49 36,75 524,09 24,06

LDR 112,41 111,32 113,72 116,10 115,79 108,28 109,67

Kredit UMKM (Rp miliar) 1.848,74 6,10 1.982,13 11,10 2.033,29 14,98 2.074,79 3,97 2.143,12 15,92 2.236,39 12,83 2.291,08 12,68

Kredit Mikro (Rp miliar) 527,41 (40,30) 559,13 9,04 580,26 19,90 578,38 11,80 598,33 13,45 623,32 11,48 630,37 8,64

Kredit Kecil (Rp miliar) 948,47 151,76 962,04 8,20 970,75 9,27 976,61 6,64 993,37 4,73 1.002,32 4,19 1.038,66 7,00

Kredit Menengah (Rp miliar) 372,85 4,07 460,97 20,60 482,28 21,79 519,80 (7,58) 551,43 47,90 610,75 32,49 622,05 28,98

NPL 1,77 1,78 1,63 1,41 1,88 2,15 2,07

20192018INDIKATOR

Tw.1 % yoy Tw.2 % yoy Tw.3 % yoy Tw.4 % yoy Tw.1 % yoy Tw.2 % yoy Tw.3 % yoy

SISTEM PEMBAYARAN

Inflow (Rp miliar) 544,88 86,01 416,12 67,16 369,16 5,25 212,40 8,11 658,83 20,91 651,50 56,56 350,00 -5,19

Outflow (Rp miliar) 271,52 38,76 1031,42 1,37 380,17 7,42 1048,76 -2,78 202,01 -25,60 1052,34 2,03 640,00 68,35

Nominal Kliring (Rp miliar) 638,85 -4,66 767,53 8,80 743,42 2,67 949,56 13,19 716,43 12,14 756,90 -1,39 964,91 29,79

20192018INDIKATOR

Page 14: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

2

RINGKASAN EKSEKUTIF

Perkembangan Ekonomi Daerah Pertumbuhan perekonomian Maluku Utara pada triwulan III 2019 mengalami

deselerasi pertumbuhan yang cukup signifikan secara tahunan yaitu sebesar 4,12% (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,49% (yoy). Dari sisi permintaan, terjadi kontraksi (pertumbuhan negatif) signifikan pada Sektor Ekspor Luar Negeri yang disertai dengan tingginya pertumbuhan Impor Luar Negeri hingga mencapai 578% dibandingkan dengan triwulan II 2019 akibat tingginya impor kebutuhan mesin dan barang-barang kebutuhan pembangunan smelter ferronikel. Sementara dari sisi penawaran, perlambatan secara umum terjadi pada Lapangan Usaha (LU) Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, LU Pertambangan dan penggalian, LU Konstruksi, LU Perdagangan Besar dan Eceran, serta terjadi kontraksi pada LU Industri Pengolahan seiring dengan fokus perusahaan tambang untuk mempercepat penyelesaian pembangunan smelter feronikel menjelang diberlakukannya larangan ekspor bijih nikel dengan kadar 1,7% mulai 1 Januari 2020.

Keuangan Pemerintah Realisasi pendapatan daerah Pemerintah Provinsi Maluku Utara sampai dengan

triwulan III 2019 berada pada nilai Rp1,95 triliun, dengan besar realisasi pendapatan telah mencapai 71,03% dari total anggaran pendapatan 2019. Realisasi pendapatan ini meningkat sebesar 8,54% (yoy) dibandingkan periode triwulan III 2018.

Ditinjau dari sisi pengeluaran, belanja APBD hingga triwulan III 2019 mencapai Rp1,48 triliun, atau 54,89% dari total pagu anggaran pendanaan belanja daerah yang dianggarkan untuk tahun 2019. Secara umum, realisasi belanja APBD pada triwulan III 2019 mengalami peningkatan sebesar 17,35% (yoy) dibandingkan dengan realisasi pada triwulan III 2018.

Perkembangan Inflasi Daerah Inflasi Provinsi Maluku Utara, yang diwakili oleh inflasi Kota Ternate, pada triwulan

III 2019 tercatat sebesar 2,64% (yoy), lebih tinggi apabila dibandingkan dengan inflasi pada triwulan II 2019 sebesar 1,64% (yoy), namun lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada triwulan III 2018 sebesar 3,67% (yoy). Inflasi terbesar terjadi pada kelompok bahan makanan (dari deflasi 0,49% menjadi inflasi 5,56%), dengan andil inflasi 1,10%. Berdasarkan komoditas penyumbang inflasi pada triwulan III 2019 disumbang oleh komoditas angkutan udara yang disebabkan belum turunnya harga angkutan udara sejak tahun sebelumnya yang terjadi pada bulan November.

Secara akumulatif, inflasi Maluku Utara hingga bulan Oktober 2019 adalah 1,45% (ytd). Inflasi pada triwulan berjalan diperkirakan mengalami penurunan nilai dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Penurunan inflasi terjadi akibat based effect komoditas angkutan udara yang meningkat secara signifikan pada bulan November dan Desember di tahun 2018. Sementara itu, pemerintah masih gencar untuk berupaya menjaga

Page 15: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

3

pasokan bahan makanan melalui perbaikan di berbagai aspek. Secara umum, inflasi pada tahun 2019 diproyeksikan akan berada di bawah target nasional yaitu 3,5+1%, yakni diproyeksikan berkisar pada 2,14% - 2,54% (yoy) jauh lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 4,12% (yoy).

Analisis Stabilitas Keuangan Daerah Terjadi penurunan risiko kredit Provinsi Maluku Utara secara keseluruhan

berdasarkan data Non-Performing Loan (NPL) Maluku Utara pada triwulan III 2019 yaitu sebesar 2,07%, lebih rendah dibandingkan dengan NPL triwulan II 2019 sebesar 2,15%. Risiko kredit rumah tangga di Maluku Utara menunjukkan sedikit penurunan yang tercermin dari penurunan NPL sektor rumah tangga. NPL sektor rumah tangga triwulan III 2019 tercatat sebesar 0,66%, sedikit lebih rendah dibanding triwulan II 2019 yang sebesar 0,70%. NPL tersebut masih berada dibawah threshold yang ditetapkan, sehingga ketahanan sektor rumah tangga tetap terjaga. Risiko kredit korporasi juga menunjukkan penurunan, tercermin dari penurunan NPL sektor korporasi dari 5,53% pada triwulan II 2019 menjadi 5,30% pada triwulan III 2019.

Perkembangan Sistem Pembayaran Pada triwulan III tahun 2019 terjadi net outflow pada aliran uang kartal antara Bank

Indonesia dengan perbankan, dengan nominal transaksi net outflow mencapai Rp290 miliar rupiah. Transaksi outflow mengalami peningkatan sebesar 68,35% (yoy) atau Rp640 miliar pada triwulan III 2019 yang sebelumnya sebesar 7,42% (yoy) atau Rp380 miliar pada triwulan III 2018 sebagai dampak/pengaruh dari semakin peningkatan intensitas perdagangan dan jasa keuangan khususnya penyaluran kredit di segmen modal kerja dan investasi di Provinsi Maluku Utara

Berdasarkan pencatatan volume dan nominal transaksi, penggunaan sistem pembayaran non-tunai melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) pada triwulan III 2019 terpantau mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan II 2019, dengan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III 2019. Secara nominal transaksi SKNBI mengalami peningkatan sebesar 29,79% (yoy) atau sebesar Rp964,91 miliar setelah pada triwulan sebelumnya tercatat sebesar Rp756,89 miliar.

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Maluku Utara pada Agustus

tercatat sebesar 4,97%, membaik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,09% namun masih lebih tinggi dibanding Agustus 2018 yang sebesar 4,77%. Meskipun demikian, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) terus mengalami penurunan pada periode yang sama. TPAK Maluku Utara pada Agustus 2019 tercatat sebesar 64,49%, lebih rendah dibandingkan dengan Februari 2019 dan Agustus 2018 yang masing-masingnya sebesar 64,80% dan 65,21%.

Pada triwulan III 2019 terjadi peningkatan kesejahteraan Petani yang merupakan salah satu mata pencaharian utama di Maluku Utara, yang tercermin dari meningkatnya Nilai Tukar Petani (NTP). Rata-rata NTP Maluku Utara pada triwulan III adalah sebesar 97,95, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II yang tercatat sebesar 96,75 namun

Page 16: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

4

lebih rendah dibandingkan triwulan III 2018 yang tercatat sebesar 99,09. Secara keseluruhan NTP gabungan Maluku Utara pada triwulan III 2019 berada pada peringkat 6 (enam) dari 10 (sepuluh) daerah di Kawasan Sulampua.

Prospek Perekonomian Perekonomian Maluku Utara pada triwulan I 2020 diproyeksikan akan mengalami

akselerasi berada pada kisaran 4,15% – 4,55% (yoy). Dari sisi permintaan, akselerasi pertumbuhan ekonomi didorong sektor konsumsi pemerintah yang disebabkan oleh tingginya konsumsi pemerintah dan PMTB dalam rangka percepatan proyek infrastruktur pemerintah dan smelter di Maluku Utara. Sementara itu, menggeliatnya LU pertanian, Industri Pengolahan, kontruksi, dan administrasi pemerintah diperkirakan akan mendorong laju pertumbuhan di Maluku Utara.

Tekanan inflasi Maluku Utara pada triwulan I 2020 diperkirakan akan mengalami sedikit penurunan dibanding inflasi triwulan berjalan. Penurunan inflasi di triwulan mendatang, secara umum disebabkan oleh normalisasi harga pasca tingginya permintaan masyarakat menjelang libur sekolah, HBKN Natal, dan tahun baru yang jatuh di triwulan IV 2019.

Page 17: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

5

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI DAERAH

“Perekonomian Triwulan III 2019 Mengalami Deselerasi”

RINGKASAN Pertumbuhan yoy triwulan III 2019

4,12%

Pertumbuhan perekonomian Maluku Utara pada triwulan III 2019 mengalami

deselerasi pertumbuhan yang cukup signifikan secara tahunan yaitu sebesar 4,12% (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,49% (yoy). Dari sisi permintaan, terjadi kontraksi (pertumbuhan negatif) signifikan pada Sektor Ekspor Luar Negeri yang disertai dengan tingginya pertumbuhan Impor Luar Negeri hingga mencapai 578% dibandingkan dengan triwulan II 2019 akibat tingginya impor kebutuhan mesin dan barang-barang kebutuhan pembangunan smelter ferronikel. Sementara dari sisi penawaran, perlambatan secara umum terjadi pada Lapangan Usaha (LU) Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, LU Pertambangan dan penggalian, LU Konstruksi, LU Perdagangan Besar dan Eceran, serta terjadi kontraksi pada LU Industri Pengolahan seiring dengan fokus perusahaan tambang untuk mempercepat penyelesaian pembangunan smelter feronikel menjelang diberlakukannya larangan ekspor bijih nikel dengan kadar 1,7% mulai 1 Januari 2020.

RINGKASAN RINGKASAN

RINGKASAN Pertumbuhan qtq triwulan III 2019

0,92%

Page 18: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

6

1.1 Kondisi Umum

Pertumbuhan ekonomi Maluku Utara pada triwulan III 2019 tercatat sebesar 4,12%

(yoy), mengalami kontraksi sebesar 45% jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang sebesar 7,49% (yoy) (gambar 1.1). Pertumbuhan PDRB secara tahunan kembali

menyentuh nilai 4% setelah terakhir kali bernilai 4,95% (yoy) pada triwulan IV 2012. PDRB

Maluku Utara pada triwulan III 2019 berada pada posisi ke-8 untuk wilayah Sulampua, hanya

lebih tinggi dari Papua Barat dan Papua yang masing-masing sebesar 2,96% (yoy) dan -15,11%

(yoy), setelah pada triwulan sebelumnya Maluku Utara memperoleh PDRB tertinggi di Sulampua

dengan nilai 7,49% (yoy). PDRB Maluku Utara juga lebih rendah dibandingkan dengan PDB

Nasional yang tercatat sebesar 5,02% (yoy).

Gambar 1.1 Pertumbuhan PDRB triwulan III 2019 wilayah Sulampua

Dari sisi permintaan, perlambatan pertumbuhan ekonomi triwulan III 2019 disebabkan oleh

terjadinya deselerasi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah pasca pemberian THR

kepada Aparatur Sipil Negara pada Bulan Juni 2019. Ekspor Luar Negeri juga mengalami

kontraksi yang cukup signifikan. Ekspor Luar Negeri Provinsi Maluku Utara ditopang oleh

komoditas nikel. Saat ini perusahaan-perusahaan tambang nikel, baik domestik maupun asing,

memfokuskan proses bisnis masing-masing pada percepatan penyelesaian smelter feronikel

menjelang diberlakukannya larangan ekspor bijih feronikel pada 1 Januari 2020. Sejalan dengan

itu, belum stabilnya iklim ekspor bijih nikel menjelang akhir tahun 2019 disinyalir menjadi pemicu

perusahaan tambang untuk menahan ekspor bijih nikel dan berfokus pada penyelesaian

pembangunan smelter feronikel. Selaras dengan penurunan ekspor nikel, ekspor ikan tuna

Page 19: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

7

sebagai salah satu komoditas ekspor ikan Maluku Utara juga mengalami penurunan seiring

dengan berakhirnya musim panen tuna sejak bulan Agustus tahun 2019. Diperkirakan potensi

produksi tuna belum akan mengalami peningkatan dan baru akan kembali naik pada awal tahun

2020. Deselerasi PDRB Maluku Utara juga disebabkan oleh ledakan volume komponen impor

luar negeri pada triwulan III 2019, yang mana 79% dari total impor adalah mesin pabrik untuk

mendorong percepatan pembangunan smelter dan pengembangan industri pertambangan di

Halmahera Tengah dan Halmahera Selatan. Hal ini sesuai dengan arahan dari Kementerian

ESDM untuk mempercepat hilirisasi industri pertambangan nikel.

Sementara itu dari sisi penawaran, deselerasi pertumbuhan ekonomi pada triwulan III

2019 disebabkan oleh penurunan kinerja LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan seiring

dengan menurunnya performa pertanian yang tercermin dari growth kredit dari sektor pertanian

serta menurunnya performa produksi dan ekspor ikan tuna yang berasal dari Halmahera Utara

dan Pulau Morotai. Perlambatan juga terjadi pada LU Pertambangan dan Penggalian seiring

dengan menurunnya aktivitas pertambangan pasca diberlakukan percepatan larangan ekspor

nikel yang menciptakan ketidakpastian iklim investasi dan eksplorasi tambang. Lebih lanjut LU

Industri Pengolahan mengalami kontraksi seiring dengan fokus perusahaan tambang untuk

mempercepat penyelesaian smelter feronikel untuk memenuhi target hilirisasi pertambangan per

Januari 2020. LU Konstruksi maupun Perdagangan Besar dan Eceran juga sedikit mengalami

deselerasi sebagai dampak dari penurunan tren konstruksi maupun belanja masyarakat pasca

berakhirnya momentum HBKN Bulan Puasa dan Idul Fitri yang jatuh pada triwulan II 2019. Hal

ini juga diperkuat dengan terjadinya penurunan Indeks Penghasilan Konsumen pada triwulan III

2019.

Pada triwulan IV 2019, perekonomian Provinsi Maluku Utara diperkirakan akan sedikit

mengalami akselerasi pertumbuhan dibanding triwulan III seiring dengan semakin tingginya

harga bijih nikel dunia yang diikuti dengan realisasi penyelesaian smelter feronikel pada akhir

triwulan IV 2019, yaitu oleh PT Aneka Tambang dan PT Wanatiara Persada. Pada awal triwulan

IV, Pemerintah sempat memberlakukan larangan ekspor nikel secara nasional akibat terjadinya

ekspor secara tidak terkontrol oleh pelaku usaha tambang. Kemudian pemerintah melalui

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menerbitkan nota dinas berisi 9 (sembilan) perusahaan yang

diperbolehkan mengekspor nikel. 6 (enam) dari 9 (sembilan) perusahaan nikel yang memperoleh

izin ekspor bijih nikel tersebut berasal dari Provinsi Maluku Utara, yaitu PT Aneka Tambang, Tbk.,

PT Wanatiara Persada, PT Trimegah Bangun Persada, PT Gane Permai Sentosa, PT Tekindo

Energi, dan PT Gebe Sentra Nickel. Penerbitan izin ekspor bijih nikel disinyalir dapat mendorong

Page 20: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

8

peningkatan ekspor luar negeri Provinsi Maluku Utara. Demikian halnya dengan impor luar negeri

Maluku Utara diperkirakan akan menurun pada triwulan IV 2019 sejalan dengan menurunnya

jumlah impor mesin dan komponen-komponen penunjang pembangunan smelter feronikel yang

ditargetkan akan rampung pada akhir tahun 2019 – awal tahun 2020. Sejalan dengan poin diatas,

dari sisi penawaran LU Industri Pengolahan akan mulai menggeliat pasca penyelesaian

pembangunan smelter feronikel pada akhir tahun 2019. LU Perdagangan Besar dan Eceran

disinyalir juga akan mengalami akselerasi terutama menjelang HBKN Natal dan Tahun Baru serta

libur akhir tahun anak sekolah. Dengan demikian, pertumbuhan perekonomian Maluku Utara

pada triwulan IV 2019 diperkirakan akan berada pada kisaran 4,03% - 4,43% (yoy).

Tabel 1. 1 PDRB Provinsi di wilayah Sulampua pada triwulan III 2019. Maluku Utara berada pada urutan ke-8

Provinsi TW II 2018 TW I 2019 TW II 2019 TW III 2019

Sulawesi Selatan 7,33 6,54 7,46 7,21

Sulawesi Tenggara 6,13 6,37 6,30 6,18

Sulawesi Tengah 6,20 6,98 6,62 6,07

Gorontalo 7,44 6,74 6,69 5,67

Maluku 5,53 6,32 6,09 5,24

Sulawesi Utara 5,77 6,59 5,48 5,20

Nasional 5,27 5,07 5,05 5,02

Sulawesi Barat 6,52 5,24 4,91 4,67

Maluku Utara 7,31 7,70 7,49 4,12 Papua Barat 12,83 -0,26 -0,50 2,96

Papua 23,58 -18,73 -23,98 -15,11

1.2 Perkembangan PDRB dari Sisi Permintaan

Deselerasi pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2019 yang cukup dalam

disebabkan terjadinya perlambatan pada konsumsi pemerintah, kontraksi signifikan pada

komponen ekspor luar negeri, dan ledakan pertumbuhan impor luar negeri. Pembentukan

Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi memiliki andil sebesar 52,47% dan menjadi pendorong

utama bagi pertumbuhan ekonomi Provinsi Maluku Utara pada triwulan III 2019 dengan

pertumbuhan yang signifikan mencapai 172,90% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya yang juga terakselerasi tinggi pada nilai 60,16% (yoy). Kenaikan investasi pada

triwulan III disinyalir terjadi seiring dengan percepatan pembangunan infrastruktur di Maluku

Utara terutama penyelesaian pembangunan dan perbaikan jalan lintas di Pulau Halmahera. Lebih

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Page 21: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

9

lanjut, peningkatan pembangunan hotel, pabrik pertambangan pasir, rumah susun dengan nilai

pekerjaan mencapai Rp 23 miliar di Halmahera Utara, serta percepatan pembangunan smelter di

Halmahera Timur juga turut mendorong peningkatan investasi di Maluku Utara. Hal ini

terkonfirmasi dari peningkatan realisasi pengadaan semen pada triwulan III sebesar 32,70% (qtq)

dan 103,90% (yoy). Meskipun demikian, pertumbuhan PDRB dari sisi permintaan tertahan akibat

kontraksi dalam oleh komponen ekspor luar negeri yang tumbuh negatif pada nilai 24,23% (yoy)

dengan andil 3,62% dan komponen mpor luar negeri yang mengalami lonjakan signifikan hingga

552,75% (yoy) dengan andil 46,68%. Kontraksi ekspor disinyalir terjadi seiring dengan penurunan

kuantitas ekspor bijih nikel dan fokus perusahaan tambang dialihkan untuk percepatan

penyelesaian pembangunan smelter pemurnian bijih untuk menghasilkan feronikel guna

mewujudkan hilirisasi sektor pertambangan, untuk meningkatkan nilai jual komoditas nikel.

Sejalan dengan itu, impor juga ditenggarai meningkat sebagai akibat dari peningkatan impor

mesin untuk pembangunan smelter dan pengembangan industri tambang hingga 79% dari

keseluruhan total impor triwulan III 2019. Rangkuman nilai pertumbuhan dan andil dari komponen

sisi permintaan terlampir pada tabel 1.2.

Tabel 1. 2 Pertumbuhan dan Andil PDRB Sisi Penggunaan

Komponen Pertumbuhan (%, yoy) Andil (%)

TW II 2019

TW III 2019

TW II 2019

TW III 2019

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 4,21 4,61 2,37 2,48

Pengeluaran Konsumsi LNPRT 24,43 24,20 0,32 0,31

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 16,08 9,71 4,69 2,55

Pembentukan Modal Tetap Bruto 60,16 172,90 16,36 52,47

Perubahan Inventori -454,62 -334,35 1,54 3,62

Ekspor Luar Negeri 34,72 -24,23 8,39 -9,83

Impor Luar Negeri 95,59 552,75 8,49 46,68

Net Ekspor Antar Daerah 58,18 1,85 -17,68 -0,79

P D R B 7,49 4,12 7,49 4,12 Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Lebih lanjut terlihat bahwa struktur perekonomian Maluku Utara yang tercermin dari

pangsa distribusi persentase PDRB triwulan III 2019 sedikit mengalami perubahan dibandingkan

periode-periode sebelumnya dimana pangsa PMTB memiliki porsi yang paling tinggi dengan

persentase sebesar 73,47%, meningkat jauh dibandingkan triwulan sebelumnya yang bernilai

37,86%. Demikian pula dengan impor luar negeri yang memiliki persentase pangsa sebesar

53,87%, tumbuh signifikan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang bernilai 15,46%.

Sementara itu pada komponen konsumsi, baik itu konsumsi rumah tangga, konsumsi LNPRT,

Page 22: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

10

maupun konsumsi pemerintah relatif stabil dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Keseluruhan pangsa komponen PDRB dari sisi pengeluaran dapat dilihat pada grafik 1.1.

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Grafik 1.1 Struktur PDRB Sisi Penggunaan pada Triwulan III 2019

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga dan Pemerintah

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga stabil menguat pada triwulan III 2019.

Konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2019 tumbuh sebesar 4,61% (yoy), sedikit mengalami

akselerasi dibandingkan 4,21% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Meskipun terjadi akselerasi

pertumbuhan konsumsi rumah tangga, Indeks Tendensi Konsumen (ITK) pada triwulan III 2019

berada dibawah nilai 100, sama halnya dengan ITK pada triwulan III 2018. ITK yang berada

dibawah angka 100 menunjukkan masih cukup rendahnya kemampuan konsumsi masyarakat

dan belum tingginya pendapatan rumah tangga pada triwulan III yang terkonfirmasi melalui

statistik BPS, dan lebih lanjut terdapat penurunan tren konsumsi yang cukup signifikan pasca

berakhirnya periode HBKN Idul Fitri yang menjadi titik puncak konsumsi masyarakat di Provinsi

Maluku Utara.

54,65%

1,50%

29,93%

73,47%

2,99%

29,28%

53,87%

-37,95%

-40% -20% 0% 20% 40% 60% 80%

Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi LNPRT

Konsumsi Pemerintah

PMTB

Perubahan Persediaan

Ekspor LN

Impor LN

Net Ekspor Antar Daerah

Pangsa

Ko

mp

on

en

PD

RB

S

isi P

en

ge

lua

ran

Page 23: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

11

Grafik 1.2 Perkembangan Tendensi Konsumen

dan Pendapatan Rumah Tangga

Grafik 1.3 Perkembangan Belanja Operasional di

Maluku Utara

Disisi lain terjadi deselerasi konsumsi pemerintah pada triwulan III 2019

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Konsumsi pemerintah pada triwulan III 2019

mengalami pertumbuhan satu digit sebesar 9,71% (yoy), cukup rendah dibandingkan dengan

16,08% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Dengan kondisi deselerasi konsumsi pemerintah

tersebut, konsumsi pemerintah memberi andil sebesar 2,55%, turun dibandingkan dengan 4,69

pada triwulan sebelumnya. Puncak realisasi belanja operasional pemerintah kerap mengikuti pola

seasonal dengan puncak realisasi belanja jatuh pada triwulan II sehingga menyebabkan adanya

kecenderungan perlambatan belanja operasional pada triwulan III 2019 (Grafik 1.3).

Diperkirakan pada triwulan IV 2019 konsumsi rumah tangga akan sedikit mengalami

akselerasi menjelang HBKN Natal dan Tahun baru serta memasuki periode libur akhir tahun

sehingga tren belanja masyarakat Maluku Utara meningkat. Sementara itu diperkirakan

pertumbuhan konsumsi pemerintah secara yoy hanya akan tumbuh dibawah satu persen sebagai

base effect dari tingginya konsumsi pemerintahan pada triwulan IV 2018.

1.2.2 Kegiatan Ekspor – Impor

Penurunan kinerja juga terjadi pada komponen ekspor LN Maluku Utara yang

ditandai dengan kontraksi/pertumbuhan negatif pada triwulan III 2019. Adapun pertumbuhan

ekspor LN Maluku Utara pada triwulan III tercatat sebesar -24,23% (yoy), dalam artian nilai ekspor

LN Maluku Utara mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan III tahun 2018. Performa

pertumbuhan ekspor LN pada triwulan III 2019 menurun jauh dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang sebesar 32,74% (yoy). Pertumbuhan negatif ekspor LN ditenggarai terjadi

akibat penurunan kuantitas ekspor bijih nikel maupun produk turunan feronikel dari Maluku Utara

pada triwulan III 2019. Larangan ekspor bijih nikel yang akan diberlakukan mulai 1 Januari 2020

Sumber : BPS Maluku Utara, diolah (correlation: 31,96%) Sumber : Pemda Maluku Utara, diolah (correlation:11,61%)

(skala kiri)

(skala kanan)

Page 24: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

12

turut mempengaruhi psikologis pasar global terhadap kemungkinan akan adanya kelangkaan

supply nikel dunia sehingga menyebabkan demand terhadap bijih nikel meningkat pada paruh

kedua tahun 2019, menjelang larangan ekspor bijih nikel asal Indonesia diberlakukan. Kondisi ini

menyebabkan terjadinya rally harga bijih nikel dunia. Posisi harga nikel dunia pada 1 Juli 2019

berada pada nilai US$11.700 dan pada 30 September 2019 berada pada nilai US$17.400.

Perusahaan-perusahaan penambang yang telah memiliki smelter ataupun sedang dalam tahap

perampungan pembangunan smelter diprediksi menahan penjualan bijih nikel selama triwulan III

2019 dengan perkiraan harga nikel akan terus mengalami rally sehingga produk tambang baik

bijih nikel maupun feronikel dapat dijual pada harga optimum. Di sisi lain, perusahaan-

perusahaan yang tidak memiliki smelter feronikel melakukan penambangan bijih dan penjualan

besar-besaran, yang terkonfirmasi dari naiknya impor nikel China dari Indonesia hingga 26,5%

(yoy) pada bulan Agustus 2019. Ekspor bijih nikel dan produk turunan feronikel berkontribusi

hingga 90% dari total nilai ekspor Maluku Utara pada triwulan III 2019. Secara total, pertumbuhan

ekspor LN Maluku Utara mengalami kontraksi menjadi -13,10% (yoy) pada triwulan III 2019 dari

sebelumnya sebesar 28,67% (yoy) pada triwulan II 2019 (Grafik 1.4 dan Grafik 1.5).

Sementara itu, pada triwulan III 2019 impor LN Maluku Utara tercatat mengalami

pertumbuhan masif yakni mencapai 552,75%(yoy), jauh lebih tinggi dibanding triwulan

sebelumnya yang juga telah tumbuh tinggi hingga 95,59% (yoy). Masih tingginya volume maupun

nilai impor LN Maluku Utara didorong oleh tingginya impor mesin dan pesawat mekanik (HS-84)

dan juga mesin dan peralatan listrik serta bagiannya (HS-85), dimana utilisasi komoditas tersebut

diperkirakan masih terkait dengan penyelesaian pembangunan smelter feronikel di Maluku Utara.

Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Provinsi Maluku Utara, pangsa impor kedua

komoditas tersebut mencapai 79% dari total impor LN Maluku Utara.

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah (correlation 76,26%) Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah (correlation 98,41%)

Grafik 1.4 Perkembangan Volume Ekspor LN

Grafik 1.5 Perkembangan Nilai Ekspor LN

Page 25: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

13

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah (correlation 92,16%) Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah(correlation 99,55%)

Grafik 1.6 Perkembangan Volume Impor LN Grafik 1.7 Perkembangan Nilai Impor LN

Pada cakupan regional, terlihat bahwa neraca perdagangan antar daerah Provinsi Maluku

Utara pada triwulan III 2019 menunjukkan terjadi net impor sebesar Rp2,78 triliun, sedikit

menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp2,95 triliun dengan

sebagian besar impor antar daerah adalah bahan makanan yang berasal dari Jawa Timur,

Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara. Penurunan net impor triwulan III disebabkan oleh

menurunnya pola konsumsi masyarakat pasca HBKN Idul Fitri yang jatuh pada akhir triwulan II

2019. Dengan demikian, tercatat net impor antar provinsi pada triwulan III hanya tumbuh sebesar

1,85% (yoy), turun jauh dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh hingga 58,18%

(yoy). Guna mengantisipasi terjadinya kelangkaan pasokan terutama menjelang HBKN Natal dan

Tahun baru serta hari libur anak sekolah pada penghujung triwulan ke IV, Bank Indonesia

bersama dengan pemerintah daerah dan stakeholders terkait senantiasa berkoordinasi melalui

pelaksanaan rapat koordinasi TPID untuk mengawal ketersediaan barang-barang pasokan

kebutuhan pangan strategis di Maluku Utara.

Pada triwulan IV 2019 diperkirakan ekspor LN akan kembali mengalami kontraksi secara

tahunan dengan nilai kontraksi yang lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III. Kontraksi

pertumbuhan ekspor diprediksi terjadi sebagai dampak dari fokus perusahaan tambang

diarahkan untuk menyelesaikan realisasi pembangunan smelter yang ditargetkan selesai pada

triwulan IV 2019. Di sisi lain, perusahaan tambang nikel juga masih cenderung menahan ekspor

nikel untuk memantau peluang permintaan nikel secara global terkait dengan ketidakstabilan

harga nikel dunia. Di sisi lain impor LN diperkirakan akan mengalami perbaikan pada triwulan IV

2019 yang disebabkan oleh telah tingginya impor infrastruktur dan bahan baku pendukung

smelter pada triwulan III 2019.

Page 26: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

14

1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)

Pertumbuhan PMTB pada triwulan III 2019 tercatat mengalami akselerasi dibanding

triwulan sebelumnya. Pertumbuhan PMTB pada triwulan III mengalami akselerasi yang

signifikan dengan persentase sebesar 172,90% (yoy), meningkat hampir tiga kali lipat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 60,16% (yoy). Akselerasi

PMTB pada triwulan III memberikan andil terhadap PDRB Provinsi Maluku Utara hingga 52,47%,

juga meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang juga cukup tinggi dengan andil

sebesar 16,36%.

Terjadinya pertumbuhan PMTB pada triwulan III ditopang oleh peningkatan signifikan

pada proyek konstruksi infrastruktur di Maluku Utara. Berbagai proyek infrastruktur terus digenjot

guna mendorong percepatan penyelesaian infrastruktur penghubung guna menuntaskan RPJMD

2014-2019 dan melanjutkan dengan RPJMD 2019-2024 yang diamanatkan oleh Gubernur A.G.

Kasuba pada periode kepemimpinan yang ke-2. Beberapa proyek infrastruktur yang terus

digenjot penyelesaiannya adalah proyek pembangunan Trans Halmahera yang membentang

dengan panjang hingga lebih dari 1000 km, perampungan pembangunan Trans Morotai yang

membentang mengelilingi pulau Morotai sepanjang 202 km, serta proyek pembangunan

infrastruktur Kawasan Industri Nikel di Halmahera Tengah dan Halmahera Timur yang juga

termasuk ke dalam Proyek Strategis Nasional, dengan progress pembangunan smelter di

Halmahera Timur telah mencapai 97,51%. Selain itu, peningkatan pembangunan hotel, pabrik

pertambangan pasir, serta rumah susun dengan nilai pekerjaan sebesar Rp23 miliar di

Halmahera Utara juga turut mendorong peningkatan PMTB triwulan III 2019. Percepatan

berbagai proyek pembangunan tersebut juga terkonfirmasi dari semakin tingginya permintaan

semen yang meningkat hingga 32,70% (qtq) atau 103,90% (yoy). Disisi lain, peningkatan PMTB

juga disinyalir disebabkan oleh meningkatnya realisasi anggaran belanja modal pemerintah, dari

Rp112 Miliar pada triwulan II 2019 menjadi Rp257 miliar pada triwulan III 2019 yang ditunjukkan

pada grafik 1.8 dan 1.9. Akan tetapi, terlihat bahwa realisasi belanja modal pemerintah hingga

triwulan III 2019 baru menyentuh nilai 35,48% dari total keseluruhan anggaran tahun 2019.

Dengan demikian belanja modal diprediksi akan tetap menjadi salah satu pendorong akselerasi

PMTB seiring dengan penyelesaian dan realisasi proyek pemerintah. Meskipun demikian,

pertumbuhan PMTB disinyalir tidak akan setinggi pada triwulan III 2019 akibat telah rampungnya

beberapa proyek pembangunan infrastruktur, terutama pembangunan infrastruktur smelter yang

diperkirakan telah akan selesai dibangun pada triwulan IV 2019.

Page 27: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

15

Sumber: LBU, diolah (correlation:67,46%) Sumber: Pemda Maluku Utara, diolah (correlation:29,47%)

Grafik 1.8 Perkembangan Pengadaan Semen di Maluku Utara

Grafik 1.9 Perkembangan Belanja Modal di Maluku Utara

1.3 Perkembangan Ekonomi dari Sisi Penawaran

Pada sisi penawaran terlihat bahwa pada triwulan III 2019 terjadi deselerasi

pertumbuhan perekonomian Maluku Utara yang cukup signifikan dengan ke-5 Lapangan

Usaha (LU) utama Maluku Utara mengalami penurunan performa yaitu LU Pertanian,

Kehutanan, dan Perikanan, LU Pertambangan dan Penggalian, LU Konstruksi, dan LU

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor mengalami

perlambatan pertumbuhan, sedangkan LU Industri Pengolahan mengalami kontraksi

pertumbuhan (Tabel 1.2). LU Industri Pengolahan dan LU Pertambangan dan Penggalian

menjadi dua LU yang berdampak signifikan dalam menahan laju pertumbuhan ekonomi Maluku

Utara pada triwulan III 2019. LU Industri Pengolahan mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar

-21,06% (yoy), turun jauh dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mengalami

pertumbuhan sebesar 8,87% (yoy). Sedangkan LU Pertambangan dan Penggalian mengalami

perlambatan pertumbuhan sebesar 4,95% (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh

sebesar 7,46% (yoy). Terjadinya penurunan performa sisi penawaran pada kedua LU ini disinyalir

masih terkait dengan adanya upaya percepatan penyelesaian pembangunan beberapa smelter

feronikel di wilayah Maluku Utara, dan disertai dengan adanya peraturan larangan ekspor nikel

mulai 1 Januari 2020 yang mengakibatkan beberapa pelaku usaha pertambangan menahan

ekspor bijih nikel sesuai dengan strategi bisnis masing-masing pelaku usaha tambang. Demikian

pula dengan LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang sedikit mengalami penurunan

performa pada triwulan III 2019 dengan pertumbuhan sebesar 4,46% (yoy) dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,00% (yoy). Terjadinya penurunan performa pada

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

-

20

40

60

80

100

120

140

160

180

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2016 2017 2018 2019

Tho

usa

nd

s Volume Pengadaan Semen ( ribu ton)

g_(yoy)

PMTB (yoy)

90

240

368

590

88

268

373

562

2 51

180

514

30

112

257

98%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

-

100

200

300

400

500

600

700

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2016 2017 2018 2019

Thousands Belanja Modal (Milyar Rupiah) PDRB PMTB (qtq)

Page 28: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

16

sektor agraria dan perikanan tersebut terjadi sebagai akibat dari penurunan kuantitas aktivitas

pertanian pasca HBKN Idul Fitri. Disisi lain, iklim kering yang melanda mayoritas wilayah di

Indonesia termasuk di Maluku Utara juga turut berdampak terhadap penurunan performa

pertanian pada triwulan III 2019. Sementara itu, berdasarkan hasil liaison yang dilakukan oleh

Bank Indonesia, performa ekspor tuna Maluku Utara juga mengalami penurunan seiring dengan

mulai berakhirnya periode panen tuna pada bulan Agustus 2019, dan diprediksi baru akan

kembali meningkat pada Januari 2020. Sementara itu, meskipun pertumbuhan LU Konstruksi dan

LU Perdagangan sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, kedua LU

tersebut tetap tumbuh kuat dengan tingkat pertumbuhan pada triwulan III 2019 berada diatas 8%

(yoy). Rekap pertumbuhan masing-masing LU dapat dilihat pada tabel 1.2.

Tabel 1.1 Pertumbuhan Sektoral PDRB Sisi Penawaran

No Lapangan Usaha Growth (%, yoy)

TW III 2018 TW II 2019 TW III 2019

1 Pertanian 4,08 6,00 4,46

2 Pertambangan 13,50 7,46 4,95

3 Industri Pengolahan 20,84 8,87 -21,05

4 Listrik & Gas 9,44 2,21 -2,65

5 Pengadaan Air & Sanitasi 4,26 4,11 5,38

6 Konstruksi 10,37 9,76 8,49

7 Perdagangan 7,13 9,65 8,56

8 Transportasi 6,39 6,08 6,80

9 Akomodasi & Restoran 5,54 7,96 9,37

10 Informasi 5,82 8,47 7,00

11 Jasa Keuangan 4,61 0,52 9,36

12 Real Estate 5,70 5,63 5,97

13 Jasa Perusahaan 4,26 4,83 6,21

14 Administrasi Pemerintahan 7,81 7,75 6,80

15 Jasa Pendidikan 3,75 3,99 6,10

16 Jasa Kesehatan 7,25 8,14 6,29

17 Jasa lainnya 9,68 9,21 8,89

PDRB 8,21 7,49 4,12 Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Berdasarkan tinjauan terhadap ke-17 LU yang ada, tampak bahwa pada triwulan III LU

Perdagangan menjadi penyumbang pertumbuhan PDRB yang paling tinggi untuk Provinsi Maluku

Utara. LU Perdagangan memberikan andil sebesar 1,52% atau lebih dari 1/3 dari pertumbuhan

PDRB Maluku Utara pada triwulan III. Meskipun demikian andil LU Perdagangan pada triwulan

III masih lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang memiliki andil sebesar

Page 29: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

17

1,76%. Selanjutnya, LU Administrasi Pemerintahan menjadi penopang terbesar kedua untuk

perekonomian Maluku Utara dengan andil sebesar 1,05%, lebih rendah dibandingkan triwulan

sebelumnya yang sebesar 1,23%. Disisi lain LU yang menjadi penahan pertumbuhan ekonomi

Maluku Utara pada triwulan III 2019 adalah LU Industri Pengolahan yang memberi andil negatif

dengan nilai sebesar -1,88%. Ini merupakan kali pertama Industri Pengolahan Provinsi Maluku

Utara memberikan andil negatif terhadap pertumbuhan ekonomi sejak tahun 2011. Segmentasi

andil masing-masing LU terhadap PDRB Maluku Utara disajikan pada pie chart 1.10, sedangkan

perkembangan masing-masing LU secara sektoral dapat dilihat pada grafik 1.11.

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Grafik 1.10 Andil Pertumbuhan Sektoral PDRB Sisi Penawaran Triwulan III 2019

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Grafik 1.11 Perkembangan Sektoral PDRB Sisi Penawaran

-1,88%

1,52%

1,04%

1,05%

0,50%

0,57%

0,39% 0,93% Industri Pengolahan

Perdagangan

Administrasi Pemerintahan

Lainnya

Pertambangan

Konstruksi

Transportasi & Pergudangan

Pertanian

PDRB TW IIIMaluku Utara

4,12%

Page 30: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

18

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Grafik 1.12 Struktur PDRB Sisi Penawaran

Sementara itu dapat dilihat bahwa ditinjau dari sisi distribusi pada struktur perekonomian,

PDRB Provinsi Maluku Utara pada triwulan III masih memiliki struktur yang sama dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya dengan nilai yang relatif tidak berbeda jauh dengan distribusi

persentase struktur dari masing-masing LU dapat dilihat pada grafik 1.12. Terlihat bahwa sebagai

provinsi yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani serta sebagai

Aparatur Sipil Negara, LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan menjadi LU yang menyumbang

nilai persentase distribusi paling besar, disusul dengan LU perdagangan Besar dan Eceran, serta

LU Administrasi Pemerintahan menjadi penyumbang distribusi persentase struktur terbesar

ketiga, masing-masing dengan nilai 22,28%, 17,76%, dan 16,13%.

1.3.1 LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

LU Pertanian, Kehutanan dan Perikanan memegang distribusi persentase terbesar

pada struktur perekonomian Maluku Utara memengalami deselerasi pertumbuhan

ekonomi Maluku Utara pada triwulan III 2019 dengan pertumbuhan sebesar 4,46% (yoy),

lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,00% (yoy).

Deselerasi pertumbuhan LU tersebut diperkirakan terjadi akibat dampak dari penurunan

intensitas pola tanam para petani Maluku Utara pasca berlangsungnya HBKN Idul Fitri yang jatuh

pada penghujung triwulan II 2019. Di sisi lain, berlangsungnya musim kemarau yang melanda

sebagian besar wilayah di Indonesia yang juga meliputi wilayah Maluku Utara, mengakibatkan

22,17

17,87

16,31

10,39

6,79

6,68

6,17

3,50

3,31

2,95

2,07

0,78

0,44

0,31

0,11

0,09

0,07

Pertanian dan Perikanan

Perdagangan Besar dan Eceran

Administrasi Pemerintahan & Pertahanan

Pertambangan dan Penggalian

Konstruksi

Industri Pengolahan

Transportasi dan Pergudangan

Informasi dan Komunikasi

Jasa Pendidikan

Jasa Keuangan dan Asuransi

Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial

Jasa lainnya

Akomodasi, Makan, dan Minum

Jasa Perusahaan

Real Estate

Pengadaan Listrik dan Gas

Pengadaan Air dan Pengelolaan Sampah

Page 31: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

19

produktivitas tanam menurun dan mengakibatkan petani memperoleh margin yang lebih rendah.

Penurunan produksi pertanian juga terkonfirmasi berdasarkan tingkat pertumbuhan total kredit

pada sektor tersebut. Tampak bahwa pada triwulan III sedikit terjadi perlambatan pertumbuhan

kredit pertanian dengan persentase sebesar 15,3% (yoy), sedikit menurun dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 16,4% (yoy) (grafik 1.13). Rendahnya performa

pertanian juga terkonfirmasi dari Nilai Tukar Petani (NTP) yang berada dibawah standar (100),

yakni dengan nilai 97,06. NTP Maluku Utara pada triwulan III juga lebih rendah dibandingkan

NTP Nasional yang berada pada nilai 103,88.

Grafik 1.13 Perkembangan pertumbuhan kredit pertanian dan perikanan Provinsi Maluku Utara

Pada triwulan IV 2019 disinyalir pertumbuhan LU Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

masih akan mengalami deselerasi yang disebabkan produksi ikan tangkap semakin rendah pasca

meningkatnya curah hujan dan tinggi gelombang laut pada akhir tahun. Demikian pula dengan

periode panen yang diperkirakan baru akan kembali mengalami akselerasi pada awal tahun 2020.

Rendahnya perkiraan pertumbuhan LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan pada triwulan IV

2019 diperkirakan juga terjadi sebagai base effect dari cukup tingginya performa pertumbuhan

pertanian pada triwulan IV yang tumbuh hingga 7,68% (yoy). Untuk mengantisipasi rendahnya

pertumbuhan LU Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, diperlukan dukungan Pemerintah Daerah

untuk melakukan perbaikan tata kelola dan tata niaga dalam rangka menjaga ketersediaan

pasokan demi kestabilan harga dan kemandirian pangan di Maluku Utara. Selain itu Pemda

15,3%

4,46%

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

8%

9%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

I II III IV I II III IV I II III

2017 2018 2019

g_kredit pertanian (yoy)

PDRB Pertanian Kehutanan dan Perikanan (yoy)

Sumber : LBU, diolah

Page 32: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

20

Maluku Utara perlu terus berupaya mendorong peningkatan produksi pertanian khususnya

daging dan telur ayam ras, bawang, rica/cabai, dan tomat (barito) serta sayur mayur.

1.3.2 LU Perdagangan Besar dan Eceran

Deselerasi kinerja LU Perdagangan Besar dan Eceran juga terjadi pada triwulan III

2019 meskipun tetap tumbuh tinggi dengan akselerasi sebesar 8,56% (yoy), lebih lambat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 9,65% (yoy). Terjadinya

perlambatan dari LU Perdagangan Besar dan Eceran tersebut disinyalir terjadi akibat terjadinya

penurunan pola konsumsi masyarakat Maluku Utara pasca berakhirnya momen HBKN Idul Fitri

2019 yang setiap tahunnya menjadi momentum puncak konsumsi – puncak intensitas

perdagangan di wilayah Maluku Utara. Menurunnya intensitas perdagangan tersebut juga

terkonfirmasi dari menurunnya Indeks Penghasilan masyarakat Maluku Utara yang dihimpun

melalui Survei Konsumen Bank Indonesia. Tercatat bahwa pada triwulan III 2019 nilai indeks

penghasilan masyarakat Maluku Utara bernilai 135, turun dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 150 (grafik 14). Demikian halnya dengan indeks tendensi

konsumen pada triwulan III 2019 yang bernilai 98, turun dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang bernilai 129. Kompilasi pengaruh dari penurunan ITK yang diikuti dengan

penurunan indeks pendapatan menjadikan LU perdagangan besar dan eceran mengalami

deselerasi pertumbuhan.

Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah (correlation 8,30%)

Grafik 1.14 Perkembangan Indeks Kondisi Ekonomi di Maluku Utara

Pada triwulan IV 2019 LU perdagangan besar dan eceran diproyeksikan akan mengalami

akselerasi dibandingkan dengan triwulan III. Akselerasi disinyalir terjadi sebagai dampak dari

9%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

80

90

100

110

120

130

140

150

160

170

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2016 2017 2018 2019

Indeks Penghasilan PDRB Perdagangan

Page 33: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

21

makin meningkatnya intensitas perdagangan menjelang akhir tahun 2019 yang bertepatan

dengan momentum hari libur anak sekolah dan HBKN Natal-Tahun Baru 2020. Selain itu,

semakin diterimanya layanan transportasi online yang menyediakan beragam layanan juga

diperkirakan akan dapat mendorong intensitas perdagangan terutama dari sektor makanan-

minuman.

1.3.3 LU Industri Pengolahan

Industri Pengolahan menjadi LU yang mengalami kontraksi paling dalam pada

triwulan III 2019 dengan nilai hingga -21,05% (yoy), terkontraksi signifikan dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh pada nilai 8,87% (yoy), berdampak terhadap

rendahnya PDRB Maluku Utara pada triwulan III dengan andil sebesar -1,88 (lihat Grafik

1.10). Kontraksi pertumbuhan LU ini terkonfirmasi dari turunnya ekspor feronikel baik dari sisi

volume ekspor (ton) maupun nilai ekspor (juta USD) yang dapat dilihat pada Grafik 1.15 dan

Grafik 1.16. Volume ekspor feronikel turun dari 44 ribu ton pada triwulan II 2019 dengan

akselerasi pertumbuhan volume sebesar 28,52% (yoy) menjadi 40 ribu ton pada triwulan III 2019

dengan kontraksi sebesar -37,48% (yoy). Demikian halnya dengan nilai ekspor yang juga turun

dari 72 juta USD dengan akselerasi sebesar 22,01% (yoy) pada triwulan II 2019 menjadi 61 juta

USD dengan kontraksi hingga -45,02% (yoy) pada triwulan III 2019. Terjadinya kontraksi pada

LU Industri Pengolahan ditenggarai terjadi sebagai akibat para pelaku usaha sektor Industri

Pengolahan mengerahkan fokus usaha untuk menyelesaikan proses pembangunan smelter

feronikel demi mengejar target penyelesaian pembangunan sebelum akhir tahun 2019. Beberapa

perusahaan yang masih dalam tahap penyelesaian smelter ferronikel diantaranya PT Aneka

Tambang, PT Wanatiara Persada, PT Harita Nickel, dan Indonesia Weda Bay Industrial Park.

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Grafik 1.15 Perkembangan Volume Ekspor Feronikel di Maluku Utara

Grafik 1.16 Perkembangan Nilai Ekspor Feronikel di Maluku Utara

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

I II III IV I II III IV I II III

2017 2018 2019

Fero-nikel (ton) PDRB Industri (yoy)

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

0

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II III

2017 2018 2019

Fero-nikel (Juta USD) PDRB Industri (yoy)

Page 34: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

22

Ditinjau dari pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang serta mikro dan kecil

pada triwulan III 2019, terjadi kontraksi negatif meskipun kontraksi yang terjadi tidak sedalam

pada triwulan II 2019. Berdasarkan data yang dihimpun dari BPS, pertumbuhan manufaktur besar

dan sedang mengalami kontraksi sebesar -28,62% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang terkontraksi hingga -38,38% (yoy). Sedangkan pada industri

manufaktur mikro dan kecil mengalami kontraksi sangat ringan dengan nilai -0,002% (yoy), lebih

rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi pada nilai -14,84% (yoy).

(Grafik 1.17).

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah (correlation: 50,54% untuk industri mikro-kecil)

Grafik 1.17 Perkembangan Industri Mikro, Kecil, dan Besar di Maluku Utara

Terlihat bahwa arah kontraksi LU Industri Pengolahan dan perkembangan industri

manufaktur mikro, kecil, dan besar memiliki arah yang berbeda, masih terkontraksinya industri

mikro, kecil, dan besar menunjukkan bahwa performa produksi dari sektor manufaktur masih

cenderung mengalami pelemahan. Hal ini juga ditunjang dari data rilis BPS yang menunjukkan

bahwa pada triwulan III terjadi kontraksi industri logam dasar hingga -15,60% (yoy). Kendati

demikian, LU Industri Pengolahan diproyeksikan akan mengalami peningkatan performa

meskipun masih tetap dalam tren terkontraksi pada triwulan IV 2019. Menurunnya tingkat

kontraksi LU Industri Pengolahan disinyalir akan terjadi sebagai akibat dari telah rampungnya

proses penyelesaian beberapa smelter feronikel dan mulai memasuki fase uji coba

(commissioning). Selain itu, semakin meningkatnya tren harga nikel dunia hingga triwulan IV 2019

(dihimpun dari data harga nikel pada London Metal Exchange) disinyalir juga akan menjadi

booster bagi para pelaku usaha Industri Pengolahan terutama di Maluku Utara yang sangat

-50%

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2015 2016 2017 2018 2019

g Industri Besar Sedang (yoy) g Industri Mikro Kecil (yoy)PDRB Industri (yoy)

Page 35: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

23

ditopang oleh produksi nikel dan feronikel untuk segera mendorong produksi feronikel yang juga

akan mengalami peningkatan harga seiring dengan naiknya harga bahan baku nikel.

1.3.4 LU Pertambangan dan Penggalian

Sejalan dengan LU Industri Pengolahan, kinerja LU Pertambangan juga mengalami

penurunan performa yang tampak dari terjadinya deselerasi pertumbuhan LU

Pertambangan dan Penggalian pada triwulan III 2019. LU Pertambangan dan Penggalian

tercatat mengalami deselerasi pertumbuhan sebesar 4,95% (yoy), turun dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang mengalami akselerasi pertumbuhan sebesar 7,46% (yoy).

Berdasarkan data ekspor bijih nikel selama triwulan III tahun 2019 terlihat bahwa besar volume

dan nominal ekspor relatif stabil dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, dimana pada

triwulan II dan triwulan III 2019 volume ekspor bijih nikel dan konsentratnya berkisar pada angka

3,6 juta ton, sedangkan nilai ekspor bijih nikel dan konsentratnya berada pada kisaran 120 juta

USD. Akan tetapi, base effect dari tingginya volume dan nilai ekspor bijih nikel dan konsentratnya

pada triwulan III tahun 2018 mengakibatkan besar pertumbuhan ekspor bijih nikel dan konsentrat

pada triwulan III 2019 menjadi lebih rendah, dengan growth volume ekspor bijih nikel pada

triwulan III 2019 sebesar 7,38% (yoy) lebih rendah dibandingkan 30,15% (yoy) pada triwulan

sebelumnya, serta growth nilai ekspor bijih nikel pada triwulan III 2019 sebesar 3,36% (yoy) lebih

rendah dibandingkan 32,01% (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah (correlation: -30,82%)

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah (correlation: -29,68%)

Grafik 1.18 Perkembangan Volume Ekspor Nikel di Maluku Utara

Grafik 1.19 Perkembangan Nilai Ekspor Nikel di Maluku Utara

-2%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

0

1

2

3

4

I II III IV I II III IV I II III

2017 2018 2019

Ju

ta to

n

Bijih nikel dan konsentratnya (ton)PDRB Tambang (yoy)

-2%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

0

20

40

60

80

100

120

140

I II III IV I II III IV I II III

2017 2018 2019

Bijih nikel dan konsentratnya (Juta USD)PDRB Tambang (yoy)

Page 36: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

24

Grafik 1.20 Perkembangan Produksi Bijih Nikel Antam

Pada triwulan mendatang, pertumbuhan LU Pertambangan dan Penggalian diperkirakan

masih akan mengalami deselerasi yang disebabkan oleh pelaku usaha tambang akan mulai

mengalihkan fokus pada produksi produk turunan nikel seiring dengan penyelesaian beberapa

smelter feronikel milik perusahaan tambang di Maluku Utara.

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

250%

300%

350%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2016 2017 2018 2019

Produksi Bijih Nikel Perusahaan Antam (yoy)

PDRB Pertambangan (yoy)

Sumber: Laporan triwulanan Antam, diolah (correlation : 62,93%)

Page 37: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

25

BOKS HILIRISASI NIKEL UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU UTARA

Nikel menjadi salah satu komoditas primadona dengan tren harga yang semakin

meningkat pada tahun 2019 (Grafik boks 1.1). Tingginya permintaan terhadap nikel terjadi seiring

dengan demand yang semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan nikel sebagai bahan baku

utama untuk baterai kendaraan listrik. Semakin tingginya kesadaran masyarakat global terhadap

kebutuhan akan energi bersih turut mendorong meningkatnya permintaan akan kendaraan listrik

di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Para pemain industri manufaktur kendaraan roda-4

berlomba-lomba melakukan riset dan pengembangan terhadap mobil listrik. Hingga saat ini tidak

kurang dari 40 pabrikan kendaraan roda 4 mulai melakukan produksi massal mobil listrik untuk

memenuhi kebutuhan global yang semakin meningkat. Berdasarkan data Global Electric Vehicles

Outlook 2019 yang dipublikasikan oleh International Energy Agency (IEA), kepemilikan terhadap

kendaraan listrik telah menembus jumlah 5 juta unit dengan pertumbuhan pada tahun 2018

meningkat hingga 63% (yoy). Hingga tahun 2030 IEA memproyeksikan jumlah kepemilikan

kendaraan listrik akan mampu menembus jumlah 250 juta unit (Grafik boks 1.2 dan Grafik boks

1.3). Indonesia tentunya tidak tinggal diam. Pada tanggal 8 Agustus 2019 Presiden Republik

Indonesia, Bapak Joko Widodo, menandatangani pengesahan Peraturan Presiden No. 55 Tahun

2019 tentang Percepatan Program Kendaraan bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric

Vehicle) untuk Transportasi Jalan dan lebih lanjut mendorong peningkatan utilisasi kendaraan

berbasis tenaga listrik di Indonesia.

Grafik Boks 0.1 Tren harga raw nikel dunia hingga triwulan III-2019

17.570,00

5.000,00

7.000,00

9.000,00

11.000,00

13.000,00

15.000,00

17.000,00

19.000,00

21.000,00

16-Dec-18 04-Feb-19 26-Mar-19 15-May-19 04-Jul-19 23-Aug-19 12-Oct-19

US$

/ m

etri

c to

n

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Page 38: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

26

Grafik Boks 0.2 Tingkat kepemilikan kendaraan listrik hingga 2018

Grafik Boks 0.3 Proyeksi pertumbuhan kepemilikan kendaraan listrik hingga 2020

Indonesia sebagai salah satu Negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia

(diperkirakan mencapai 23,6% dari total cadangan dunia) memutuskan untuk membatasi

keluarnya bijih nikel dari Indonesia dan memulai upaya hilirisasi produk tambang nikel untuk

mendorong peningkatan PDB Indonesia maupun PDRB di masing-masing daerah penghasil nikel

melalui pemberlakuan Peraturan Menteri (Permen) ESDM No. 11 Tahun 2019 tentang

pemberlakuan larangan ekspor nikel kadar rendah yang akan mulai diberlakukan pada 1 Januari

2020. Tentunya ini menjadi suatu tantangan yang besar mengingat untuk mengeksekusi hilirasi

produk nikel menjadi produk turunan seperti feronikel, diperlukan infrastruktur pendukung utama

yaitu smelter. Oleh karena itu pemerintah melalui Kementerian Perindustrian terus mendorong

percepatan penyelesaian pembangunan smelter di provinsi produsen nikel yang mayoritasnya

berada di kawasan Sulampua.

Maluku Utara merupakan salah satu provinsi yang menjadi produsen bijih nikel terbesar

di Indonesia, sekaligus penyumbang ekspor bijih nikel dengan kuantitas yang cukup signifikan ke

berbagai negara di dunia seperti Tiongkok, Korea Selatan, Ukraina, India, dan Taiwan.

Perusahaan tambang nikel yang mendominasi pangsa ekspor nikel diantaranya adalah Indonesia

Weda Bay Industrial Park (IWIP), PT Aneka Tambang Tbk. (Antam), PT Wanatiara Persada, PT.

Trimegah Bangun Persada (Harita Nickel), PT Gane Permai Sentosa, PT Tekindo Energi, serta

PT Gebe Sentra Nickel, dengan IWIP dan PT Antam menjadi pelaku usaha tambang nikel utama

yang mendapat perhatian secara nasional. Pembangunan smelter ferronikel oleh PT Antam Buli

yang mengelola tambang nikel di Halmahera Timur telah lebih dulu ditetapkan sebagai Proyek

Strategis Nasional pada segmen pengembangan smelter. Selanjutnya IWIP yang berlokasi di

Weda, Halmahera Tengah, saat ini baru saja ditetapkan menjadi Kawasan Industri Prioritas pada

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024 karena besarnya potensi

Sumber: Global Electric Vehicles Outlook 2019, IEA Sumber: Global Electric Vehicles Outlook 2019, IEA

Page 39: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

27

produksi ferronikel yang dimiliki IWIP. Selama triwulan III 2019 Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Maluku Utara telah melakukan dialog dengan IWIP dan PT Antam untuk memperoleh

informasi terkait progress pembangunan smelter ferronikel dan pengembangan Kawasan Industri

Buli serta Kawasan Industri IWIP.

Gambar Boks 0.1 Overview kawasan industri prioritas RPJMN 2020 – 2024

IWIP merupakan perusahaan yang dikelola oleh Tsingshan, Huayou, dan Genshi sebagai

holding group. IWIP berdiri diatas lahan seluas 2200 ha dan baru memulai inisiasi konstruksi pada

30 Agustus 2018. Sebagai salah satu perusahaan yang baru memulai proses konstruksi pada

tahun 2018, progress pembangunan IWIP berjalan relatif cepat dan lancar, dengan ekspektasi

pembangunan kawasan industri akan selesai pada akhir triwulan IV-2019. Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara telah melakukan dialog bersama representative dari IWIP

untuk mengetahui tindak lanjut dari progress pembangunan IWIP. Hingga triwulan III 2019 IWIP

telah menyerap hingga 4260 tenaga kerja lokal dengan 87% nya berasal dari Provinsi Maluku

Utara. Pemberdayaan tenaga kerja lokal asal Maluku Utara (terutama tenaga kerja yang berasal

dari wilayah lingkar tambang dan Halmahera Tengah) diperkirakan akan semakin meningkat

pasca mulai beroperasinya smelter ferronikel pada awal tahun 2020. Selain pembangunan

smelter, IWIP melalui tenants yang ada juga melakukan pembangunan infrastruktur-infrastruktur

utama pendukung yang lain, di antaranya adalah powerplant dengan kapasitas 1500 MW, 4

Sumber: Kementerian Perindustrian Republik Indonesia

Page 40: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

28

(empat) pelabuhan dengan kapasitas hingga 80.000 DWT, serta bandara dengan landasan udara

sepanjang 1.650 m.

Pengembangan Kawasan Industri IWIP dibagi menjadi 3 (tiga) segmen periode, dengan

segmen 1 (satu) difokuskan pada peningkatan dan pengembangan produksi ferronikel melalui

pengolahan pada smelter pyrometallurgy, segmen 2 (dua) difokuskan pada peningkatan dan

pengembangan produksi Nickel+Co Hydroxyde melalui pengolahan pada smelter

hydrometallurgy, dan segmen 3 (tiga) difokuskan pada pengembangan baterai mobil listrik

dengan total ekspektasi investasi mencapai USD 9 miliar (Grafik boks 1.4). Saat ini pengolahan

nikel oleh IWIP berada pada segmen 1 (satu), dengan pengolahan segmen lanjutan masih dalam

proses feasibility study. Investasi pembiayaan untuk segmen 1 (satu) mencapai USD 2,5 miliar

dengan struktur pembiayaan 35% berasal dari pendanaan pribadi dan 65% berasal dari pinjaman

bank dengan durasi pengembalian 10 tahun. Meskipun proses pengembangan Kawasan Industri

IWIP berjalan dengan baik, bukan berarti tidak terdapat hambatan dalam keberjalan

pembangunan. Hambatan dalam proses konstruksi terutama berasal dari suku pedalaman (Suku

Tugutil) serta LSM setempat. Apabila pelaksanaan pembangunan berjalan dengan lancar hingga

triwulan IV 2019, diperkirakan kick-off inisiasi produksi ferronikel akan dapat dilakukan pada

Januari 2020.

Grafik Boks 0.4 Segmentasi pendanaan IWIP hingga produksi baterai

Sumber: Kementerian Perindustrian Republik Indonesia

Page 41: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

29

Produksi nikel juga dilakukan oleh PT Antam Buli, dengan Izin Usaha Pertambangan

mencakup wilayah Tanjung Buli, Pulau Pakal, dan Mornopo, dengan luas wilayah hingga 39 ribu

hektar. Kementerian Perindustrian memandatkan 2 (dua) PSN untuk menjadi tanggung jawab PT

Antam, yaitu PSN pertama terkait pembangunan Kawasan Industri (KI) Buli dan PSN kedua

terkait pembangunan smelter milik PT Antam. Smelter yang dibangun memiliki kapasitas produksi

sebesar 13.500 ton FeNi/tahun dengan tingkat kemurnian produk hingga 19-20%. Pembangunan

smelter pertama PT Antam Buli direncanakan rampung pada awal tahun 2020 dan akan

memasuki fase commissioning, atau uji coba kesiapan smelter untuk beroperasi pada kapasitas

maksimum. PT Antam menargetkan commissioning akan selesai sebelum 2021 dan

pembangunan smelter kedua dapat dilaksanakan.

Namun perlu menjadi perhatian bahwa progress pembangunan smelter PT Antam tidak

sejalan dengan pembangunan KI Buli. PT Antam mengalami kesulitan menarik minat investor

swasta nasional maupun asing untuk menanamkan investasi di KI Buli. Masih minimnya

infrastruktur pendukung serta rumitnya perizinan legal formal apabila investor hendak

menanamkan modal mengakibatkan mayoritas investor yang telah melakukan feasibility study

memilih untuk menarik diri. Di sisi lain, belum adanya urgensi/kepentingan dari PT Antam untuk

mengelola pengembangan KI Buli secara individu berdampak pada belum adanya

perkembangan yang signifikan pada KI Buli tersebut. Untuk menindaklanjuti kendala yang terjadi,

perlu dilakukan dialog antara PT Antam Tbk. bersama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten

Halmahera Timur, Kemenko Perekonomian, dan Kementerian Perindustrian terkait tindak lanjut

pengembangan KI Buli, terutama terkait dengan pembiayaan. Perlu dilakukan kajian terkait

inisiasi pendanaan melalui skema KPBU untuk meningkatkan minat investor dalam melakukan

penanaman modal untuk mengembangkan KI Buli. Perlu adanya penyediaan rancangan blue

print pembangunan KI Buli yang akan dilakukan kedepan sehingga investor dapat memiliki

gambaran dan informasi yang lebih dalam tentang dukungan yang diberikan pemerintah hingga

estimasi possible IRR. Selain itu PT Antam bersama dengan Pemerintah Daerah dan

Kementerian terkait perlu menggencarkan promosi pada Global Expo / Summit untuk semakin

memperkenalkan potensi pengembangan Kawasan Industri Buli secara nasional maupun

internasional.

Page 42: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

30

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH

“Realisasi Belanja Pemerintah Triwulan III 2019 Meningkat”

RINGKASAN Realisasi Pendapatan

triwulan III 2019

Rp1,95 Triliun

Realisasi pendapatan daerah Pemerintah Provinsi Maluku Utara sampai dengan

triwulan III 2019 berada pada nilai Rp1,95 triliun, dengan besar realisasi pendapatan telah mencapai 71,03% dari total anggaran pendapatan 2019. Realisasi pendapatan ini meningkat sebesar 8,54% (yoy) dibandingkan periode triwulan III 2018.

Ditinjau dari sisi pengeluaran, belanja APBD hingga triwulan III 2019 mencapai Rp1,48 triliun, atau 54,89% dari total pagu anggaran pendanaan belanja daerah yang dianggarkan untuk tahun 2019. Secara umum, realisasi belanja APBD pada triwulan III 2019 mengalami peningkatan sebesar 17,35% (yoy) dibandingkan dengan realisasi pada triwulan III 2018.

RINGKASAN RINGKASAN

RINGKASN Realisasi Belanja triwulan III 2019

Rp1,48 Triliun

Page 43: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

31

2.1 Struktur APBD

Anggaran pendapatan Pemerintah Provinsi Maluku Utara yang tertuang dalam APBD

2019 adalah sebesar Rp2,74 triliun atau meningkat 10,20% dari anggaran pendapatan APBD

2018 yang tercatat sebesar Rp2,49 triliun. Sementara itu, anggaran belanja Pemprov Maluku

Utara yang tertuang dalam APBD 2019 ditetapkan sebesar Rp2,71 triliun atau meningkat 16,39%

dari anggaran belanja APBD 2018 yang tercatat sebesar Rp2,32 triliun (Tabel 2.1). Berdasarkan

penetapan dari DPRD Maluku Utara tanggal 7 Mei 2019, APBD Provinsi Maluku Utara ditetapkan

surplus Rp43,35 miliar. APBD tersebut mengalami penyesuaian dengan rincian seperti pada

Tabel 2.1.

Tabel 2.1 APBD Maluku Utara 2018 dan 2019

Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Asset Daerah (BPKPAD) Provinsi Maluku Utara

Ditinjau dari sisi pendapatan daerah, terjadi peningkatan anggaran yang terutama

bersumber dari sektor Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Transfer, yang masing-

masingnya mengalami peningkatan sebesar 63,29% dan 8,52%. Namun disisi lain, Lain-lain

Pendapatan Daerah yang Sah diplot turun hingga 75% terhadap posisi APBD Lain-lain tahun

2018. Peningkatan besaran Pendapatan Asli Daerah terjadi sebagai akibat meningkatnya target

Pendapatan Pajak Daerah sebesar 31,72% dan Pendapatan Asli Daerah Lainnya yang

meningkat secara signifikan dari 2018 sebesar Rp16,41 miliar menjadi Rp105,83 miliar pada

2019. Sementara itu, menurunnya indikator Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah dikarenakan

menurunnya target Hasil Retribusi daerah dan Pendapatan Pajak Daerah, dimana masing-

masing Pendapatan Hibah sudah tidak dianggarkan pada APBD 2019. Kenaikan pada indikator

anggaran pendapatan selaras dengan target Pendapatan Transfer yang juga mengalami

kenaikan. Pendapatan transfer merupakan pendapatan yang didapatkan dari pemerintah pusat

dalam rangka perimbangan keuangan yang sesuai dengan aturan perundang-undangan yang

APBD 2018 APBD 2019

2.488.237.144.000 2.742.085.743.000 10,20%

Pendapatan Asli Daerah 263.431.767.000 430.157.211.000 63,29%

Pendapatan Transfer 2.102.735.377.000 2.281.928.532.000 8,52%

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 122.070.000.000 30.000.000.000 -75,42%

2.324.246.144.000 2.705.085.743.000 16,39%

Belanja Operasi 1.869.148.778.679 1.839.496.422.000 -1,59%

Belanja Modal 319.918.128.168 731.285.767.000 128,59%

Belanja Tak Terduga 1.700.000.000 5.000.000.000 194,12%

Transfer 133.479.237.153 129.303.554.000 -3,13%

Perubahan

Pendapatan

Belanja

UraianJumlah (Rp)

Page 44: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

32

berlaku. Pendapatan Transfer dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam rangka

desentralisasi ini juga disebut dana perimbangan. Secara struktur, pendapatan transfer ini masih

menjadi sumber pendapatan terbesar pemerintah Maluku Utara yaitu sebesar 83,22% pada

APBD 2019 dengan pertumbuhan sebesar 8,52% (Grafik 2.1). Pada tahun 2019 ini Pemerintah

Provinsi Maluku Utara berupaya meningkatkan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan

cara mengoptimalkan penyerapan pajak melalui elektronifikasi transaksi, pengelolaan sisi

retribusi, mendorong pembayaran bagi hasil pertambangan yang selama ini tertunda, serta

peningkatan pemasukan dari sektor perikanan.

Grafik 2.1 Perubahan Proporsi APBD Akun Pendapatan Tahun 2018 dan 2019

Dari sisi belanja, pada tahun 2019 terjadi kenaikan pertumbuhan belanja modal dengan

besarnya pertumbuhan belanja modal mencapai 128,59%, atau tumbuh hingga lebih dari dua kali

lipat belanja modal yang dianggarkan pada tahun 2018 (ditunjukkan pada Grafik 2.2). Belanja

modal itu sendiri merupakan komponen dari bagian penganggaran belanja langsung dalam

anggaran pemerintah yang menghasilkan output berupa aset tetap. Adanya peningkatan nominal

belanja modal mengindikasikan terjadinya eskalasi pembangunan infrastruktur pada tahun 2019

dibandingkan dengan tahun 2018. Di sisi lain, terjadi sedikit penurunan pada nominal belanja

operasional karena adanya penurunan anggaran pada pos belanja pegawai dan belanja barang

dan jasa, terkait penghasilan PNS serta penyediaan barang dan jasa yang berhubungan

langsung dengan pelayanan publik. Secara struktural, komposisi dari anggaran belanja tidak

mengalami perubahan yang siginifkan dari tahun 2018, dimana pertumbuhan pos belanja

operasional dan pos belanja modal meningkat menjadi masing-masing sebesar 68,00% dan

4,91% 1,09%

84,51% 83,22%

10,59%15,69%

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

2018 2019

Rp

mili

ar

Lain-lain

Transfer

PAD

Lain-lain

Transfer

PAD

g: -75,42%

g: 8,52%

g: 63,29%

Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara

Page 45: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

33

27,03%, sementara komposisi belanja tak terduga dan transfer berada pada persentase 0,18%

dan 4,78% (Grafik 2.2).

Grafik 2.2 Perubahan Struktur APBD Akun Belanja Tahun 2018 dan 2019

2.2 Realisasi Pendapatan APBD

Sampai dengan triwulan III 2019, jumlah total realisasi pendapatan Pemerintah Provinsi

Maluku Utara telah mencapai Rp1,95 triliun, dengan persentase realisasi terhadap target

pendapatan Provinsi Maluku Utara mencapai 71,03%. Berdasarkan hasil pengumpulan dan

pengolahan data yang dilakukan, jumlah total realisasi ini meningkat jika dibandingkan dengan

triwulan III 2018 yang senilai Rp1,79 triliun, atau dengan kata lain terjadi peningkatan sebesar

8,54% (yoy). Peningkatan ini terjadi selaras dengan adanya realisasi terhadap Pendapatan Asli

Daerah serta Dana Perimbangan atau disebut juga Pendapatan Transfer. Pada tahun 2018,

terlihat bahwa realisasi terhadap Pendapatan Asli Daerah serta Lain-lain Pendapatan yang Sah

belum mengalami eskalasi realisasi yang cukup cepat. Namun terlihat pada triwulan III 2019,

realisasi pendapatan APBD telah bertumbuh dengan cukup cepat hingga pada triwulan III 2019.

Adanya peningkatan ini disinyalir terjadi karena terhambatnya realisasi anggaran pada triwulan I

2019 akibat adanya keterlambatan penyampaian laporan realisasi tahunan APBD tahun 2018

sehingga mengakibatkan terjadi pergeseran realisasi dan penyaluran Dana Alokasi Umum (DAU)

pada triwulan II 2019. Sebagai contoh, dapat dilihat bahwa pada triwulan I 2019 realisasi Lain-

80,42% 68,00%

13,76% 27,03%

5,74%

4,78%

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

2018 2019

Rp

mili

ar

Transfer

Modal

Operasi Operasi

Modal

Transfer

g: -3,13%

g: 126,60%

g: -1,59%

Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara

Page 46: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

34

lain Pendapatan yang Sah hanya sebesar Rp11,19 juta, yang mana nilai ini sangat rendah

dibandingkan dengan tren tahun-tahun sebelumnya. Ini mengakibatkan pergeseran realisasi

pendapatan yang lebih lanjut mendorong peningkatan nilai realisasi hingga pada triwulan III 2019.

Selain itu, pasca berakhirnya proses panjang Pilkada serta Pemilu juga turut menunjang baiknya

proses realisasi pendapatan pada triwulan III. Grafik realisasi pendapatan sampai dengan

triwulan III 2019 ditunjukkan pada Grafik 2.3.

Grafik 2.3 Perkembangan Realisasi Pendapatan Tiap Triwulan

Berdasarkan komponen pembentuknya, terlihat bahwa realisasi yang paling tinggi dari

pendapatan Pemerintah Provinsi Maluku Utara sampai dengan triwulan III 2019 berasal dari

Pendapatan Transfer, dengan persentase realisasi sampai dengan triwulan III sudah mencapai

78,70%. Namun untuk presentase realisasi terhadap Pendapatan Asli daerah dan Lain Lain

Pendapatan dapat dikatakan masih cukup rendah dengan persentase realisasi masing-masing

sebesar 35,31% dan 0,35%. Rendahnya realisasi Pendapatan Asli Daerah salah satunya

disebabkan oleh belum teridentifikasinya potensi pajak di Maluku Utara secara optimal. Dalam

hal ini, Pemerintah Daerah sementara dalam proses penyelesaian digitalisasi pendapatan dan

retribusi yang akan diperkenalkan di lingkungan Instansi Daerah pada Desember 2019.

Digitalisasi ini diharapkan dapat mengoptimalkan Pendapat Asli Daerah di Maluku Utara. Maka

dari itu dapat disimpulkan bahwa kontribusi terbesar pada presentase realisasi pendapatan

Provinsi Maluku Utara sampai dengan triwulan III 2019 ialah Pendapatan Transfer. Perbandingan

realisasi sampai dengan triwulan III untuk tahun 2018 dan tahun 2019 dapat dilihat pada Grafik

2.4.

Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara

Page 47: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

35

Grafik 2.4 Perbandingan Persentase Realisasi Pendapatan APBD sampai dengan Triwulan III Tahun

2018 dan 2019

Secara keseluruhan pendapatan APBD Provinsi Maluku Utara triwulan III 2019 ialah

sebesar Rp1,95 triliun atau sebesar 71,03% dari total anggaran pendapatan Provinsi Maluku

Utara. Secara rinci realisasi pendapatan APBD Provinsi Maluku Utara untuk triwulan III 2019

dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Realisasi Pendapatan APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan III 2019

ANGGARAN PEMPROV MALUKU

UTARAREALISASI TRIWULAN II 2019 Realisasi Triwulan III 2019

(%)

REALISASI

PENDAPATAN Rp2.742.085.743.000,00 Rp1.321.438.644.425,41 Rp1.947.824.332.863,93 71,03%

PENDAPATAN ASLI DAERAH Rp430.157.211.000,00 Rp132.087.946.553,41 Rp151.883.953.404,93 35,31%

Pendapatan Pajak Daerah Rp321.047.353.000,00 Rp97.835.732.022,50 Rp116.136.127.666,50 36,17%

Pendapatan Retribusi Daerah Rp2.408.000.000,00 Rp6.171.444.000,00 Rp6.412.087.700,00 266,28%

Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Rp871.595.000,00 Rp0,00 Rp0,00 0,00%

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Rp105.830.263.000,00 Rp28.080.770.530,91 Rp29.335.738.038,43 27,72%

PENDAPATAN TRANSFER Rp2.281.928.532.000,00 Rp1.189.300.811.872,00 Rp1.795.835.329.759,00 78,70%

Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan Rp2.281.928.532.000,00 Rp1.189.300.811.872,00 Rp1.795.835.329.759,00 78,70%

Dana Bagi Hasil Pajak/Dana Bagi Hasil Bukan

Pajak

Rp118.682.570.000,00 Rp43.370.623.600,00 Rp76.711.580.300,00

64,64%

Dana Alokasi Umum Rp1.354.662.180.000,00 Rp790.219.577.000,00 Rp1.123.885.110.000,00 82,96%

Dana Alokasi Khusus Rp808.583.782.000,00 Rp355.710.611.272,00 Rp595.238.639.459,00 73,61%

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH Rp30.000.000.000,00 Rp49.886.000,00 Rp105.049.700,00 0,35%

Pendapatan Hibah Rp0,00 Rp49.886.000,00 Rp105.049.700,00 -

Pendapatan Lainnya Rp30.000.000.000,00 Rp0,00 Rp0,00 0,00%

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Rp0,00 Rp0,00 Rp0,00 -

URAIAN

Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara

Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara

Page 48: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

36

2.3 Realisasi Belanja APBD

Total realisasi belanja APBD Provinsi Maluku Utara pada triwulan III tahun 2019 mencapai

Rp1,48 triliun dengan persentase realisasi sebesar 54,89% (ditunjukkan pada Tabel 2.3). Jika

dibandingkan dengan realisasi triwulan yang sama pada tahun sebelumnya yang tercatat sebesar

Rp1,26 triliun, presentase di triwulan III tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 17,35%.

Walaupun secara presentase dilihat masih cukup rendah namun tren realisasi belanja APBD

masih relatif sesuai dengan pola yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya dan diperkirakan

nilai realisasi masih akan semakin meningkat dan mencapai puncaknya pada triwulan IV 2019.

Hal ini juga didorong oleh pembangunan infrastruktur seperti gorong-gorong dan trotoar untuk

pejalan kaki yang mulai dioptimalkan pada triwulan IV 2019 mendatang.

Tabel 2.3 Realisasi Belanja APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan III 2019

Realisasi Belanja Operasional dan Transfer per triwulan III 2019 masing-masing

mencapai 59,71% dan 96,73%. Disisi lain, pencapaian realisasi Belanja Modal dan Belanja Tak

Terduga masih relatif rendah dengan persentase 35,48% dan 10,38%. Posisi realisasi belanja

Provinsi Maluku Utara ditunjukkan pada Grafik 2.5.

ANGGARAN PEMPROV MALUKU

UTARAREALISASI TRIWULAN II 2019

REALISASI TRIWULAN III

2019

(%)

REALISASI

BELANJA Rp2.698.735.743.000,00 Rp897.166.774.512,73 Rp1.481.264.895.653,75 54,89%

BELANJA OPERASI Rp1.839.496.422.000,00 Rp707.287.400.230,86 Rp1.098.453.640.032,86 59,71%

Belanja Pegawai Rp851.110.674.000,00 Rp369.304.068.593,86 Rp536.403.941.812,86 63,02%

Belanja Bunga Rp0,00 Rp0,00 Rp0,00 -

Belanja Subsidi Rp0,00 Rp0,00 Rp0,00 -

Belanja Hibah Rp382.583.939.250,00 Rp154.971.452.981,00 Rp241.570.309.378,00 63,14%

Belanja Bantuan Sosial Rp9.158.810.000,00 Rp4.427.750.000,00 Rp5.084.290.000,00 55,51%

Belanja Bantuan Keuangan Rp6.400.000.000,00 Rp2.500.000.000,00 Rp3.279.238.000,00 51,24%

Belanja Barang dan Jasa Rp590.242.998.750,00 Rp176.084.128.656,00 Rp312.115.860.842,00 52,88%

BELANJA MODAL Rp724.935.767.000,00 Rp111.670.165.649,87 Rp257.216.015.234,89 35,48%

BELANJA TAK TERDUGA Rp5.000.000.000,00 Rp19.080.605,00 Rp519.080.605,00 10,38%

Belanja Tak Terduga Rp5.000.000.000,00 Rp19.080.605,00 Rp519.080.605,00 10,38%

TRANSFER Rp129.303.554.000,00 Rp78.190.128.027,00 Rp125.076.159.781,00 96,73%

Transfer Bagi Hasil Ke KAB/KOTA/DESA Rp129.303.554.000,00 Rp78.190.128.027,00 Rp125.076.159.781,00 96,73%

Transfer Bantuan Keuangan Rp0,00 Rp0,00 Rp0,00 -

URAIAN

Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara

Page 49: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

37

Grafik 2.5 Tren Perkembangan Realisasi Belanja Sampai dengan Triwulan III 2019

Sumbangan realisasi terbesar dari pada komponen belanja operasional berasal dari

belanja pegawai serta belanja barang dan jasa dengan besar realisasi masing-masing

Rp536,4 miliar dan Rp312,1 miliar dengan persentase realisasi mencapai 63,02% dan

52,88 (Tabel 2.3). Realisasi belanja pegawai digunakan untuk merealisasikan

pembayaran gaji dan tunjangan pegawai negeri serta realisasi tambahan penghasilan

bagi ASN. Selanjutnya, komponen belanja barang dan jasa digunakan untuk pembelian

barang, baik yang bersifat operasional maupun non-operasional yang untuk lebih lanjut

digunakan maupun diserahkan kepada masyarakat. Secara keseluruhan perbandingan

persentase realisasi belanja APBD tahun 2018 dan tahun 2019 dapat dilihat pada Grafik

2.6.

Grafik 2.6 Perbandingan Persentase Realisasi Belanja Triwulan III APBD Tahun 2018 dan 2019

0

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

2.500.000

3.000.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2016 2017 2018 2019

Belanja Operasional + Transfer Belanja Modal Belanja Tidak Terduga

1.869,14 M 1.839,49M 319,91 M 724,93 M

57,88% 66,51% 56,40% 35,48%

2018 2019 2018 2019

BELANJA OPERASIONAL + TRANSFER BELANJA MODAL

Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara

Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara

Page 50: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

38

2.4 Rekening Pemerintah

Dana pemerintah yang tersimpan pada perbankan sampai dengan triwulan III 2019

berada pada nilai Rp1,56 triliun. Dana tersimpan ini meningkat dibandingkan dengan triwulan II

2019 yang berada pada nilai Rp1,44 triliun dengan peningkatan persentase sebesar 8,53% (qtq).

Selain itu apabila dibandingkan dengan posisi pada triwulan III 2018, juga terjadi peningkatan

yang signifikan dengan persentase kenaikan jumlah dana tersimpan hingga 130,52% (yoy) yang

tercatat berada pada nilai Rp679,25 miliar.

Dana pemerintah yang tertinggi tersimpan dalam bentuk giro dengan nominal sebesar

Rp1,42 triliun. Jumlah ini meningkat signifikan dibandingkan dengan posisi giro dana pemerintah

yang tersimpan di perbankan pada triwulan III 2018 yang berada pada nilai Rp593,79 miliar, atau

secara persentase terjadi peningkatan jumlah giro hingga 140,33% (yoy). Selanjutnya dana

pemerintah daerah berupa tabungan juga mengalami peningkatan dibanding triwulan yang sama

tahun sebelumnya dengan nilai Rp17,87 miliar pada triwulan II 2018 dan Rp94,97 miliar pada

triwulan III 2019. Hal ini berbeda dengan pertumbuhan dana pemerintah yang tersimpan di bank

berupa deposito pemerintah pada triwulan III 2019 yang tercatat menurun dibandingkan dengan

triwulan III 2018. Dana pemerintah daerah yang tersimpan dalam bentuk deposito berada pada

nilai Rp43,81 miliar dengan jumlah persentase penurunan mencapai 35,19% (yoy).

Grafik 2.7 Perkembangan DPK Pemda di Perbankan Maluku Utara (dalam Miliar Rupiah)

Sumber : Data Perbankan

Page 51: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

39

BAB 3 PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH “Tekanan Inflasi Triwulan III 2019 Mengalami Peningkatan”

RINGKASAN Inflasi yoy

triwulan III 2019

2,64%

Inflasi Provinsi Maluku Utara, yang diwakili oleh inflasi Kota Ternate, pada triwulan III 2019

tercatat sebesar 2,64% (yoy), lebih tinggi apabila dibandingkan dengan inflasi pada triwulan II 2019 sebesar 1,64% (yoy), namun lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada triwulan III 2018 sebesar

3,67% (yoy). Inflasi terbesar terjadi pada kelompok bahan makanan (dari deflasi 0,49% menjadi inflasi

5,56%), dengan andil inflasi 1,10%. Berdasarkan komoditas penyumbang inflasi pada triwulan III 2019 disumbang oleh komoditas angkutan udara yang disebabkan belum turunnya harga angkutan udara sejak

tahun sebelumnya yang terjadi pada bulan November. Secara akumulatif, inflasi Maluku Utara hingga bulan Oktober 2019 adalah 1,45% (ytd). Inflasi

pada triwulan berjalan diperkirakan mengalami penurunan nilai dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Penurunan inflasi terjadi akibat based effect komoditas angkutan udara yang meningkat secara signifikan pada bulan November dan Desember di tahun 2018. Sementara itu, pemerintah masih

gencar untuk berupaya menjaga pasokan bahan makanan melalui perbaikan di berbagai aspek. Secara

umum, inflasi pada tahun 2019 diproyeksikan akan berada di bawah target nasional yaitu 3,5+1%, yakni diproyeksikan berkisar pada 2,14% - 2,54% (yoy) jauh lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang

mencapai 4,12% (yoy).

RINGKASAN RINGKASAN

RINGKASAN Inflasi ytd

Oktober 2019

1,45%

Page 52: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

40

3.1 Kondisi Umum

Inflasi Maluku Utara yang diwakili oleh inflasi Kota Ternate, pada triwulan III 2019 tercatat

sebesar 2,64% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada triwulan II 2019 sebesar

1,64% (yoy) dan juga inflasi pada triwulan III 2018 sebesar 3,67% (yoy). Inflasi di Maluku Utara

pada triwulan III tercatat berada dibawah tingkat inflasi nasional sebesar 3,39% (yoy) pada

triwulan yang sama (Grafik 3.1).

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Grafik 3.1 Laju Inflasi Tahunan (yoy) Kota Ternate Dibandingkan dengan Nasional

Dibandingkan provinsi lainnya di Kawasan Sulampua (Sulawesi, Maluku, dan Papua),

inflasi tahunan Maluku Utara di triwulan III 2019 berada diposisi ke 8 (delapan) dari 10 (sepuluh)

provinsi. Provinsi dengan inflasi tinggi yang termasuk dalam tiga besar tertinggi adalah Sulawesi

Tengah (5,71% yoy), Maluku (5,52% yoy), dan Sulawesi Tenggara (3,71% yoy). Sementara itu,

inflasi terendah di Kawasan Sulampua berada di Sulawesi Barat yang mengalami inflasi sebesar

0,76% (Grafik 3.2).

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Grafik 3.2 Inflasi Provinsi di Kawasan Sulampua Triwulan II 2019 (yoy)

Page 53: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

41

Secara bulanan, pada triwulan III 2019 inflasi di Kota Ternate cenderung lebih tinggi

dibandingkan triwulan II 2019. Inflasi triwulan III 2019 paling tinggi terjadi pada bulan Agustus

2019 sebesar 0,43% (mtm) yang terutama disebabkan kenaikan harga pada kelompok bahan

makanan, serta pendidikan, rekreasi, dan olahraga. Kenaikan harga bahan makanan tersebut

disinyalir akibat normalisasi harga bahan makanan di mana pada triwulan sebelumnya

mengalami deflasi berdasarkan inflasi tahunan (Tabel 3.1).

Tabel 3.1 Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok Komoditas

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

3.2 Inflasi Bulanan (mtm)

Rata-rata inflasi bulanan (mtm) Maluku Utara pada triwulan III 2019 yakni sebesar deflasi

0,16%. Mengalami penurunan dibandingkan triwulan II 2019 yang mengalami rata-rata inflasi

sebesar 0,48% (Tabel 3.2).

Tabel 3.2 Perbandingan Inflasi Bulanan (mtm) Maluku Utara Triwulan I 2019 dan Triwulan II 2019

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Berdasarkan kelompok inflasi, pada rata-rata triwulan III dapat dilihat bahwa kelompok

yang menjadi penyumbang deflasi terbesar ialah kelompok bahan makanan dan transpor,

komunikasi, dan jasa keuangan. Deflasi pada kelompok bahan makanan tersebut disebabkan

oleh normalisasi harga bahan makanan pasca HBKN Idul Fitri yang jatuh pada triwulan II 2019.

Sementara itu kelompok transpor, komunikasi, dan Jasa Keuangan kembali mengalami tren

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

Bahan Makanan 4,13 3,56 4,38 (4,27) 4,06 7,58 (2,94) (1,59) (0,63) 3,04 3,04 2,19 2,01 (0,49) 5,56 1,10

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 6,00 7,54 8,25 8,33 6,95 6,67 7,26 8,06 11,83 9,85 7,06 6,41 3,19 3,93 3,62 0,56

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 6,20 5,23 4,39 3,43 0,39 1,64 2,38 2,32 3,97 3,02 2,53 2,87 0,75 0,72 0,96 0,35

Sandang 6,94 4,20 3,85 3,60 2,14 2,05 1,61 0,84 1,89 4,52 3,65 4,32 3,21 0,92 1,86 0,11

Kesehatan 1,71 1,61 2,26 3,95 3,22 3,23 2,39 2,02 2,54 3,72 4,14 5,47 5,00 4,13 4,01 0,14

Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 4,49 4,34 3,55 3,77 3,57 3,52 1,48 1,43 1,76 1,87 6,02 6,01 5,63 5,56 0,52 0,02

Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 5,59 (1,86) (0,36) 0,05 0,50 2,79 0,46 0,79 (0,07) 1,88 3,10 6,57 8,29 3,20 2,43 0,35

Inflasi Tahunan (yoy ) 5,45 3,87 4,05 1,91 2,41 3,92 1,60 1,97 3,28 3,91 3,67 4,12 2,95 1,64 2,64 2,64

2018Andil

TW III

2019

Kelompok Barang dan Jasa 2016 2017 2019

Apr Mei Jun Jul Agu Sep

Umum 0,34% 0,60% 0,49% 0,48% -0,12% 0,43% -0,78% -0,16%

Bahan Makanan 2,08% 2,03% 2,44% 2,18% -0,78% 2,15% -4,66% -1,10%

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 0,19% 0,98% 0,04% 0,40% 0,03% 0,23% 0,27% 0,18%

Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar -0,01% 0,29% -0,01% 0,09% 0,16% 0,04% 0,29% 0,17%

Sandang -0,04% 0,17% 0,46% 0,20% 0,08% 0,22% 0,34% 0,21%

Kesehatan 0,05% 0,18% 0,12% 0,12% 0,00% 0,15% 0,16% 0,10%

Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga -0,01% 0,01% -0,01% 0,00% 0,03% 0,32% 0,03% 0,12%

Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan -0,68% -0,63% -0,31% -0,54% -0,14% -0,71% 0,22% -0,21%

Kelompok Barang dan JasaTW II 2019

Rata-rataTW III 2019

Rata-rata

Page 54: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

42

penurunan sejak triwulan II 2019 akibat penurunan Tarif Batas Atas (TBA) angkutan udara yang

diberlakukan pada bulan Mei 2019.

Dari sisi penyumbang inflasi, komoditas yang menyumbangkan nilai inflasi terbesar pada

bulan Agustus 2019 (yang mengalami periode inflasi paling tinggi selama triwulan III) adalah

malalugis, nangka muda, dan cabai rawit. Sedangkan pada triwulan III 2019, tomat sayur

mengalami deflasi bulanan yang cukup tinggi pada bulan Agustus dan September. (Tabel 3.3).

Terjaganya tekanan inflasi bulanan pada triwulan III 2019 disebabkan oleh normalisasi

permintaan yang cukup tinggi pasca bulan puasa dan HBKN Idul Fitri serta terjaganya pasokan

akibat musim panen baik sayuran dan ikan- ikanan yang terjadi pada triwulan tersebut. Selain itu,

dapat dilihat juga bahwa deflasi pada bulan Juli dan September 2019 menunjukan bahwa upaya

koordinasi Pemda, Bank Indonesia, serta pemasok melalui TPID berhasil menjaga tekanan harga

bawang, rica, dan tomat (barito) serta ikan cakalang yang selama periode tersebut tidak terlihat

dalam penyumbang inflasi di Kota Ternate.

Tabel 3.3 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Bulanan (mtm) Maluku Utara triwulan II 2019

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

3.3 Inflasi Triwulanan (qtq)

Inflasi triwulan III 2019 (qtq) juga mengalami penurunan dibandingkan triwulan

sebelumnya dengan deflasi paling signifikan terjadi pada kelompok bahan makanan serta

kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan.

Pada triwulan III 2019, Provinsi Maluku Utara mengalami deflasi sebesar 0,48% (qtq),

lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II 2019 yang mengalami inflasi sebesar 1,43% (qtq),

namun lebih tinggi dibandingkan deflasi triwulan III 2018 yang berada pada nilai deflasi 1,45%

(qtq). Deflasi triwulanan pada triwulan III 2019 terutama didorong oleh deflasi pada kelompok

bahan makanan (dengan penurunan inflasi qtq yang cukup signifikan dari 6,70% menjadi deflasi

Komoditas Inflasi Andil Komoditas Inflasi Andil Komoditas Inflasi Andil

Teri 32,41% 0,03% Malalugis 26,33% 0,24% Kaso 20,00% 0,04%

Kentang 14,28% 0,01% Nangka Muda 23,99% 0,01% Es 15,08% 0,04%

Wortel 11,39% 0,01% Cabai Rawit 20,34% 0,07% Daun Melinjo 13,01% 0,00%

Terong Panjang 10,30% 0,01% Kentang 17,79% 0,01% Daun Singkong 12,60% 0,01%

Sawi Putih 10,28% 0,00% Wortel 17,13% 0,01% Telur Ayam Kampung 10,06% 0,00%

Komoditas Deflasi Andil Komoditas Deflasi Andil Komoditas Deflasi Andil

Lemon -27,05% -0,09% Tomat Sayur -18,85% -0,08% Tomat Sayur -33,75% -0,12%

Jeruk -15,08% -0,05% Sawi Hijau -14,88% -0,01% Bayam -25,99% -0,08%

Kembung -14,99% -0,03% Bawang Putih -11,59% -0,07% Sawi Hijau -21,49% -0,01%

Jeruk Nipis -14,54% -0,01% Bawang Merah -10,00% -0,06% Bawang Putih -21,30% -0,11%

Rebung -14,46% -0,01% Angkutan Udara -7,37% -0,10% Anggur -15,77% -0,02%

Agustus 2019 September 2019

-0,12% 0,43% -0,78%

Juli 2019

Page 55: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

43

3,37%). Deflasi juga terjadi pada Kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan pada

triwulan III 2019 sebesar deflasi 0,63% (qtq) setelah pada triwulan sebelumnya juga mengalami

deflasi pada nilai 1,60% (qtq) (Tabel 3.4).

Tabel 3.4 Inflasi Triwulanan (qtq) Triwulan II 2018 s.d. Triwulan II 2019 Maluku Utara

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Deflasi triwulanan bahan makanan pada triwulan III 2019 dipengaruhi oleh penurunan

harga komoditas tomat sayur, lemon, sawi hijau, bayam, dan bawang putih akibat normalisasi

harga pasca tingginya permintaan pada bulan puasa dan HBKN Idul Fitri yang jatuh pada triwulan

II 2019 (Grafik 3.3). Selain itu, normalisasi harga pasca HBKN Idul Fitri juga terjadi signifikan

terjadi pada subkelompok bumbu-bumbuan dengan komoditas lemon, bawang putih, bawang

merah, jeruk nipis, dan cabai rawit yang mengalami deflasi setelah terjadi inflasi yang tinggi pada

triwulan sebelumnya. Hal ini juga disebabkan dengan menurunnya permintaan masyarakat pasca

bulan puasa dan HBKN Idul Fitri (Grafik 3.4).

Grafik 3.3 Inflasi (qtq) Komoditas Kelompok

Bahan Makanan

Grafik 3.4 Inflasi (qtq) Komoditas Kelompok

Bahan Makanan Subkelompok Bumbu -

Bumbuan

Selanjutnya, deflasi triwulanan pada triwulan III 2019 dipengaruhi oleh kelompok transpor,

komunikasi, dan jasa keuangan. Penurunan harga komoditas angkutan udara pada subkelompok

transpor menjadi yang paling dominan, sebagai dampak diberlakukannya penurunan Tarif Batas

Atas (TBA) sejak bulan Mei pada triwulan sebelumnya. (Grafik 3.5).

TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW II TW III TW IV TW I TW II TW III

Umum 2,74% -1,45% 1,18% 0,49% 1,43% -0,48% 2,74% -1,45% 1,18% 0,49% 1,43% -0,48%

Bahan Makanan 9,37% -8,90% 1,45% 0,91% 6,70% -3,37% 1,89% -1,91% 0,29% 0,18% 1,34% -0,71%

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 0,49% 0,84% 1,18% 0,64% 1,21% 0,53% 0,08% 0,13% 0,18% 0,10% 0,19% 0,08%

Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 0,30% 0,26% -0,01% 0,19% 0,27% 0,50% 0,11% 0,09% 0,00% 0,07% 0,10% 0,18%

Sandang 2,88% -0,30% 0,35% 0,27% 0,59% 0,63% 0,16% -0,02% 0,02% 0,02% 0,03% 0,04%

Kesehatan 1,20% 0,43% 2,59% 0,71% 0,35% 0,31% 0,04% 0,01% 0,09% 0,03% 0,01% 0,01%

Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 0,05% 5,41% 0,12% 0,04% -0,01% 0,37% 0,00% 0,23% 0,01% 0,00% 0,00% 0,02%

Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 3,25% 0,12% 4,07% 0,67% -1,60% -0,63% 0,46% 0,02% 0,59% 0,10% -0,24% -0,09%

Kelompok Barang dan Jasa 2018 20182019

Inflasi QTQ Sumbangan Inflasi QTQ

2019

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Page 56: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

44

Grafik 3.5 Inflasi (qtq) Komoditas Kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

3.4 Inflasi Tahunan (yoy)

Pada triwulan III 2019 kenaikan inflasi tahunan (yoy) Maluku Utara terutama didorong oleh

inflasi kelompok bahan makanan, kesehatan, dan makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau.

Inflasi tahunan Maluku Utara pada triwulan III 2019 tercatat sebesar 2,64% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,64% (yoy). Inflasi terbesar terjadi

pada kelompok bahan makanan (dari deflasi 0,49% menjadi 5,56% yoy), dengan sumbangan

inflasi sebesar 1,10% (yoy). Selanjutnya, kelompok kesehatan (dari inflasi 4,13 menjadi inflasi

4,01%, yoy) dengan sumbangan inflasi 0,14%, dan makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau

(dari inflasi 3,93 menjadi inflasi 3,62%, yoy) dengan sumbangan inflasi sebesar 0,56% (Tabel

3.5).

Tabel 3.5 Inflasi Tahunan (yoy) Triwulan II 2018 s.d. Triwulan II 2019 Maluku Utara

Berdasarkan komoditas penyumbang inflasi, inflasi Maluku Utara pada triwulan III 2019

disumbang oleh komoditas angkutan udara, cakalang asap, dan malalugis/sorihi (Grafik 3.7). Hal

tersebut, berbeda dengan inflasi tahunan pada triwulan III 2018 yang disumbang oleh komoditas

tukang bukan mandor, beras, dan tarip pulsa ponsel. Inflasi tahunan (yoy) triwulan III 2019

disebabkan oleh masih belum signifikannya dampak peraturan pemerintah terkait penurunan

TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW II TW III TW IV TW I TW II TW III

Umum 3,91% 3,67% 4,12% 2,95% 1,64% 2,64% 3,91% 3,67% 4,12% 2,95% 1,64% 2,64%

Bahan Makanan 3,04% 3,04% 2,19% 2,01% -0,49% 5,56% 0,66% 0,61% 0,44% 0,40% -0,10% 1,10%

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 9,85% 7,06% 6,41% 3,19% 3,93% 3,62% 1,42% 1,07% 0,98% 0,50% 0,60% 0,56%

Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 3,02% 2,53% 2,87% 0,75% 0,72% 0,96% 1,09% 0,93% 1,04% 0,27% 0,26% 0,35%

Sandang 4,52% 3,65% 4,32% 3,21% 0,92% 1,86% 0,26% 0,21% 0,25% 0,18% 0,05% 0,11%

Kesehatan 3,72% 4,14% 5,47% 5,00% 4,13% 4,01% 0,13% 0,15% 0,19% 0,18% 0,14% 0,14%

Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 1,87% 6,02% 6,01% 5,63% 5,56% 0,52% 0,08% 0,27% 0,26% 0,24% 0,23% 0,02%

Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 1,88% 3,10% 6,57% 8,29% 3,20% 2,43% 0,27% 0,45% 0,95% 1,17% 0,45% 0,35%

Kelompok Barang dan Jasa 2018 2018

Inflasi YOY

2019

Sumbangan Inflasi YOY

2019

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Page 57: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

45

Tarif Batas Atas (TBA) dan Tarif Batas Bawah (TBB) yang berimbas pada tetap tingginya harga

tiket sejak kenaikannya pada November 2018. Selanjutnya, tinginya harga cakalang asap

disinyalir disebabkan oleh rendahnya harga cakalang segar pada musim panen di triwulan III

2019 sehingga pasokan cakalang asap di pasar-pasar kota Ternate terbatas yang lebih lanjut

mengalami kenaikan harga yang signifikan di triwulan III 2019.

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Grafik 3.6 Komoditas Penyumbang Inflasi Tahunan Maluku Utara Triwulan III 2018 dan Triwulan III 2019

3.5 Perkembangan Harga Komoditas

Dalam prosesnya, perhitungan inflasi nasional di Maluku Utara dilakukan hanya di 1 (satu)

wilayah dari 10 wilayah Kabupaten/Kota yang ada, yakni di Kota Ternate, sebagai kota yang

paling representatif dengan aktivitas perdagangan dan pelabuhan yang paling dominan. Maka

dari itu, untuk melihat perkembangan tingkat harga di Maluku Utara dilakukan pengambilan data

dari PIHPS (Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional) melalui https://hargapangan.id/.

Perkembangan harga komoditas strategis di Maluku Utara cukup fluktuatif selama satu tahun

terakhir (triwulan III 2018 sampai triwulan III 2019).

Pemantauan harga komoditas strategis di Maluku Utara didasarkan pada pantauan harga

di Pasar Bastiong dan Pasar Gamalama. Komoditas yang dipantau fluktuasi harganya terdiri dari

beberapa komoditas yakni beras, minyak goreng, gula pasir, daging ayam, daging sapi, telur

ayam, dan bumbu-bumbuan (Grafik 3.8, Grafik 3.9, dan Grafik 3.10).

Page 58: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

46

Grafik 3.7 Perkembangan Harga Beras, Minyak Goreng, dan Gula Pasir

Grafik 3.8 Perkembangan Harga Daging Ayam, Daging Sapi, dan Telur Ayam

Grafik 3.9 Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan

Pemantauan terhadap harga-harga komoditas dilakukan terutama di dua pasar utama

yang berada di Kota Ternate, yaitu Pasar Gamalama dan Pasar Bastiong. Berdasarkan hasil

pemantauan, dapat dilihat bahwa 8 (delapan) komoditas pangan mengalami inflasi pada rentang

triwulan III 2019 (yoy) dan 2 komoditas mengalami deflasi (yoy) dengan persentase yang relatif

rendah. Berdasarkan hasil pemantauan, harga beras dan minyak goreng pada triwulan III

terpantau mengalami sedikit penurunan sedangkan gula pasir mengalami kenaikan harga

dengan persentase sebesar 3,51%, yang mengindikasikan bahwa pasokan bahan dasar

kebutuhan makan dan minum cukup terjaga selama periode triwulan III 2019. Namun demikian,

komoditas daging ayam, daging sapi, dan telur ayam mengalami peningkatan harga pada triwulan

III 2019 masing-masing sebesar 1,74%, 9,09%, dan 2,84%. Pemerintah Kota Ternate terus

berupaya meningkatkan produksi ketiga komoditas tersebut, mengingat sebesar 90% pasokan

daging ayam dan telur ayam dari Sulawesi Selatan dan Jawa Timur sehingga rentan dengan

kenaikan harga apabila terjadi kenaikan di provinsi asal barang. Sementara itu, kenaikan harga

daging sapi disinyalir disebabkan oleh tingginya biaya distribusi dan produksi daging sapi di

Halmahera karena sebagian besar sapi didatangkan dari Halmahera. Isu higienitas daging sapi

yang diproduksi di Ternate juga turut mendorong pedagang menaikkan harga daging sapi yang

berasal dari Halmahera di pasar-pasar di kota Ternate. Selain itu, perayaan Hari Raya Idul Adha

Sumber : PIHPS, diolah

Sumber : PIHPS, diolah

Sumber : PIHPS, diolah

Page 59: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

47

juga mengakibatkan kenaikan harga daging sapi sehingga makin mendorong peningkatan inflasi

daging sapi pada triwulan III tahun 2019.

Lebih lanjut, tampak terjadi kenaikan harga yang signifikan pada seluruh komoditas

bumbu-bumbuan. Harga cabai rawit melonjak paling drastis dibandingkan dengan triwulan III

2018 dengan kenaikan harga mencapai 10,53% (yoy), sementara itu harga bawang putih,

bawang merah, dan cabai merah mengalami kenaikan yang cukup stabil tercatat masing–masing

sebesar 5,66%, 1,61%, dan 3,94%. Kenaikan harga bumbu–bumbuan ini disinyalir akibat dampak

el nino di sebagian besar Indonesia khususnya pemasok seperti Sulawesi Utara, Sulawesi

Selatan, dan Jawa Timur. Selain itu, kenaikan tarif distribusi menggunakan kapal laut juga kerap

dikeluhkan oleh pedagang bumbu–bumbuan di Kota Ternate yang ditenggarai oleh penutupan

sementara pelabuhan kota Bitung selama periode tinggi gelombang sehingga rute pengiriman

harus melewati pelabuhan kota Manado di mana sering terjadi kelebihan muatan kapal yang

kelebihan biayanya dibebankan kepada pedagang di Kota Ternate.

3.6 Tracking Perkembangan Inflasi Triwulan Berjalan

Memasuki triwulan IV tahun 2019, berdasarkan data diketahui bahwa Kota Ternate

mengalami inflasi yang tercatat sebesar 0,01% (mtm). Inflasi (mtm) yang terjadi pada bulan

Oktober 2019 lebih rendah dibandingkan dengan inflasi yang terjadi pada bulan Oktober 2018

yang tercatat sebesar nilai 0,12 (mtm). Sementara itu, sampai dengan bulan Oktober 2019

tercatat besar inflasi tahunan senilai 2,52% (yoy). Nilai ini tercatat lebih rendah dibandingkan

dengan inflasi tahunan bulan Oktober 2018 dengan nilai 3,26% (yoy). Secara akumulatif hingga

bulan Oktober 2019, nilai inflasi Maluku Utara masih terjaga dengan tercatat sebesar 1,45% (ytd).

Fluktuasi nilai inflasi dapat dilihat pada grafik 3.11.

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Grafik 3.10 Perkembangan Inflasi Terkini Ternate

Page 60: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

48

Terlihat bahwa tren inflasi secara bulanan pada awal triwulan tiga telah terjadi sejak tahun

2017. Pada bulan Oktober tahun 2019, terjadi inflasi bulanan dengan nilai sebesar 0,01% (mtm)

sebagai akibat kenaikan inflasi pada subkelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau,

perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar. Sedangkan, bahan makanan dan transpor,

komunikasi, dan jasa keuangan kembali mengalami tren deflasi sejak triwulan II 2019. Komoditas

yang menjadi penyumbang inflasi pada bulan Oktober adalah cabai rawit, cabai merah, dan cat

tembok yang masing–masing tercatat mengalami inflasi sebesar 22,24%, 24,53%, dan 4,85%

(mtm). Sementara itu yang menahan laju inflasi pada bulan Oktober 2019 antara lain cakalang

asap, cakalang segar, tomat sayur, dan angkutan udara yang masing–masing tercatat mengalami

deflasi sebesar 9,19%, 3,73%, 23,14%, dan 3,97% (mtm).

Inflasi pada triwulan berjalan diperkirakan mengalami penurunan nilai dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Penurunan inflasi terjadi akibat based effect komoditas angkutan

udara yang meningkat secara signifikan pada bulan November dan Desember di tahun 2018.

Sementara itu, pemerintah masih gencar untuk berupaya menjaga pasokan bahan makanan di

Maluku Utara dengan terus melakukan rapat koordinasi bulanan guna memantau perkembangan

baik harga dan pasokan serta melakukan debottlenecking bila terjadi kendala di lapangan seperti

kerjasama dengan otoritas pelabuhan dalam memudahkan arus distribusi, melakukan pembinaan

petani di wilayah produsen bawang, rica, dan tomat (Barito), perbaikan tata kelola dan tata niaga,

serta peningkatan infrastruktur penunjang pengendali inflasi seperti pasar induk. Secara umum,

inflasi pada tahun 2019 diproyeksikan akan dibawah target nasional yaitu 3,5+1%, yakni

diproyeksikan berkisar pada 2,14% - 2,54% (yoy) jauh lebih rendah dibanding tahun sebelumnya

yang mencapai 4,12% (yoy).

3.7 Koordinasi Pengendalian Inflasi di Maluku Utara

Pada bulan Juli 2019 diadakan rapat koordinasi TPID Provinsi Maluku Utara yang

dilaksanakan di Kantor Pemda Provinsi di Sofifi, Kota Tidore Kepulauan. Pada rapat dimaksud

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara memaparkan tentang tujuan

pengendalian inflasi serta update asesmen inflasi terkini di Maluku Utara dengan Kota Ternate

sebagai Kota Inflasi. Pemaparan lanjutan dilakukan oleh Kepala BPS Provinsi Maluku Utara

dengan paparan data inflasi diikuti dengan diskusi dengan dinas terkait. Dalam rapat tersebut

disepakati percepatan rencana pembangunan pasar induk di kota Sofifi sebagai pasar penunjang

di Pulau Halmahera serta melakukan pemetaan permintaan masyarakat dan pasokan produksi

Page 61: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

49

komoditas penyumbang inflasi (seperti bawang, cabai, tomat, dan ikan-ikanan) di Maluku Utara

di seluruh kota/kabupaten agar provinsi mampu mengatur pola tanam di seluruh wilayah

kota/kabupaten di Maluku Utara.

Gambar 3.1 Rapat Koordinasi TPID Provinsi Maluku Utara

Pada bulan Agustus 2019 TPID Kota Ternate melakukan kunjungan terhadap salah satu

petani binaan Bank Indonesia bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kota Ternate yang berada

di Kelurahan Loto, Ternate Barat. Kunjungan ini juga merupakan panen perdana bawang merah

dalam rangka memenuhi tingginya kebutuhan bawang merah di Kota Ternate. Seperti diketahui

bawang merah merupakan salah satu penyumbang inflasi di Maluku Utara yang memiliki fluktuatif

harga setiap bulannya dan tingginya ketergantungan oleh produsen dari provinsi lain seperti

Sulawesi Utara dan Jawa Timur. Program peningkatan produktivitas ini diharapkan mampu

direplikasikan kepada tanaman sejenis seperti cabai merah dan tomat sayur di wilayah Kota

Ternate.

Gambar 3.2 Kunjungan Tim TPID ke Kelurahan Loto dalam rangka Panen Perdana Bawang Merah

Page 62: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

50

BAB 4 ANALISIS STABILITAS KEUANGAN

DAERAH “Stabilitas Keuangan Daerah Triwulan III 2019 Terjaga”

RINGKASAN NPL Keseluruhan Triwulan III 2019

2,07%

Terjadi penurunan risiko kredit Provinsi Maluku Utara secara keseluruhan

berdasarkan data Non-Performing Loan (NPL) Maluku Utara pada triwulan III 2019 yaitu sebesar 2,07%, lebih rendah dibandingkan dengan NPL triwulan II 2019 sebesar 2,15%. Risiko kredit rumah tangga di Maluku Utara menunjukkan sedikit penurunan yang tercermin dari penurunan NPL sektor rumah tangga. NPL sektor rumah tangga triwulan III 2019 tercatat sebesar 0,66%, sedikit lebih rendah dibanding triwulan II 2019 yang sebesar 0,70%. NPL tersebut masih berada dibawah threshold yang ditetapkan, sehingga ketahanan sektor rumah tangga tetap terjaga. Risiko kredit korporasi juga menunjukkan penurunan, tercermin dari penurunan NPL sektor korporasi dari 5,53% pada triwulan II 2019 menjadi 5,30% pada triwulan III 2019.

RINGKASAN RINGKASAN

RINGKASAN NPL Keseluruhan Triwulan II 2019

2,15%

Page 63: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

51

4.1 Asesmen Sektor Rumah Tangga

4.1.1 Kondisi Terkini dan Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga

Berdasarkan analisa pada sisi demand, konsumsi rumah tangga masih menjadi sektor

yang dominan dalam menyumbang konsumsi PDRB. Tercatat pada triwulan III 2019 porsi pangsa

konsumsi terhadap total konsumsi Maluku Utara mencapai 53,97%, terjadi penurunan

dibandingkan dengan triwulan II 2019 dimana konsumsi rumah tangga berada pada level 54,61%.

Meskipun terjadi penurunan persentase tingkat konsumsi dibandingkan dengan triwulan II 2019,

terjadi akselerasi pertumbuhan kinerja konsumsi triwulan III 2019 secara tahunan dibandingkan

dengan triwulan II 2019, yakni dari tumbuh sebesar 4,21% (yoy) menjadi 4,61% (yoy) pada

triwulan III 2019. Sejak tahun 2017 hingga tahun 2019, tren penurunan pangsa konsumsi

terhadap PDRB merupakan dampak dari efek baseline dari kegiatan konsumsi rumah tangga

pasca HBKN Bulan Puasa dan Idul Fitri.

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Grafik 4.1 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga pada PDRB Maluku Utara

Berdasarkan hasil survei yang telah dihimpun selama periode triwulan III 2019, dapat

dilihat bahwa masih terdapat optimisme konsumen terkait habit konsumen dalam melakukan

aktivitas konsumsi (terutama konsumsi rumah tangga). Hal ini terkonfirmasi dari hasil Survei

Konsumen (SK) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara yang meliputi survei

kondisi ekonomi, keyakinan konsumen, dan ekspektasi konsumen. Posisi terkini Indeks

Keyakinan Konsumen (IKK), Indeks Kondisi Ekonomi (IKE), dan Indeks Ekspektasi Konsumen

(IEK) ditunjukkan pada grafik 4.2.

53,97

4,61

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

50,0

52,0

54,0

56,0

58,0

60,0

62,0

III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2015 2016 2017 2018 2019

% (yoy)Pangsa thdPDRB (%)

Pangsa g_Konsumsi RT (rhs)

Page 64: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

52

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.2 Perkembangan IKK, IKE, dan IEK

Sumber: BPS Maluku Utara, diolah

Grafik 4.3 Indeks Tendensi Konsumen Maluku Utara

Berdasarkan grafik hasil survei konsumen pada triwulan III 2019, dapat dilihat bahwa

posisi IKK, IKE, serta IEK masyarakat Maluku Utara masih berada cukup jauh diatas baseline

batas optimis yang berada pada ambang nilai 100. Berdasarkan progres survei, tampak bahwa

IKK posisi triwulan III 2019 sedikit mengalami penurunan dibandingkan dengan posisi pada

triwulan II 2019, sementara IKE dan IEK mengalami peningkatan. Namun secara keseluruhan

IKK, IKE, dan IEK pada triwulan III 2019 turun cukup jauh apabila ditinjau terhadap triwulan III

2018. IKK tercatat berada pada nilai 126,67, IKE tercatat berada pada nilai 147,22, sementara

IEK tercatat berada pada nilai 136,94.

Dari grafik ini dan berdasarkan analisa data, dapat dilihat bahwa terjadi perubahan tren

pada triwulan III 2019 dibandingkan dengan triwulan II tahun 2017, 2018, dan 2019, dimana pada

ketiga tahun tersebut, selalu terjadi penurunan Indeks Keyakinan Konsumen saat ini

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (triwulan II). Penurunan Indeks Keyakinan Konsumen

ini searah dengan perlambatan pertumbuhan konsumsi baik rumah tangga dan lembaga non

profit yang melayani rumah tangga, yang diindikasikan dari sebagian besar penghasilan

dialokasikan untuk pembayaran cicilan pinjaman yang jatuh tempo.

Hasil survei yang dikeluarkan oleh survei Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku Utara

juga menunjukkan hal yang serupa. Terjadi penurunan pola kontribusi konsumsi terhadap PDRB

masyarakat Maluku Utara yang terkonfirmasi dari penurunan Indeks Tendensi Konsumen (ITK)

triwulan III 2019. ITK pada triwulan III 2019 berada pada nilai 98,08 lebih rendah dibandingkan

dengan triwulan II 2019 sebesar 128,76. Hal ini menunjukkan adanya tendensi penurunan kondisi

126,67

147,22

136,94

60

80

100

120

140

160

180

IV I II III IV I II III IV I II III

2017 2018 2019

IKK (Keyakinan Konsumen)IKE (Kondisi Ekonomi Saat Ini)IEK (Ekspektasi Konsumen)Baseline

Optim

isP

esim

is

98,08

99,44

97,34

95,81

80

90

100

110

120

130

140

150

IV I II III IV I II III IV I II III

2017 2018 2019

ITK (Indeks Tendensi Konsumen)Pendapatan Rumah TanggaPengaruh InflasiVolume KonsumsiBaseline

Optim

isP

esim

is

Page 65: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

53

ekonomi konsumen dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yang selaras dengan penurunan

tingkat optimisme konsumen. Apabila dilihat berdasarkan variabel pembentuk ITK tersebut,

penurunan ITK didorong oleh penurunan variabel pendapatan rumah tangga dan variabel

pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi. Indeks pendapatan rumah tangga turun dari 135,37

pada triwulan II 2019 menjadi 99,44 pada triwulan III 2019. Disisi lain volume konsumsi bahan

makanan, makanan jadi di restoran, dan bukan makanan, pendidikan, transportasi, komunikasi,

kesehatan dan rekreasi mengalami penurunan yang cukup signifikan pada triwulan III 2019

dibandingkan dengan triwulan II 2019, yaitu dari 129,69 menjadi 95,81. Hal ini menjadi konfirmasi

bahwa pada dasarnya terjadi penurunan pola konsumsi rumah tangga yang cukup tinggi di

Provinsi Maluku Utara pada triwulan III 2019. Survei pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi

juga mengalami penurunan, yakni pada triwulan II 2019 berada pada nilai 115,60 dan pada

triwulan III 2019 meningkat menjadi 97,34.

Kemudian dilakukan analisa terhadap ekspektasi ketersediaan lapangan kerja,

ekspektasi kegiatan usaha, dan ekspektasi penghasilan konsumen, serta analisa terhadap

proyeksi tingkat inflasi pada triwulan IV 2019. Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja,

Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha, serta Indeks Ekspektasi Penghasilan Konsumen tetap

berada diatas baseline (score 100), dengan Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja

tercatat sebesar 133,33 dan Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha tercatat sebesar 146,67,

keduanya meningkat dibandingkan dengan triwulan II 2019. Sementara Indeks Ekspektasi

Penghasilan tercatat sebesar 150,00, tetap dibandingkan dengan triwulan II 2019. Ekspektasi

terhadap ketiga parameter tersebut meningkat seiring dengan tumbuhnya pola konsumsi

masyarakat pada periode menjelang dan pada saat berlangsungnya HBKN Idul Fitri yang menjadi

puncak konsumsi masyarakat Maluku Utara. Oleh sebab itu meningkatnya Ekspektasi Kegiatan

Usaha dan Ekspektasi Penghasilan Konsumen akan turut mendorong peningkatan inflasi pada

triwulan III 2019. Inflasi pada triwulan III 2019 diproyeksi akan berada pada kisaran nilai 2,78%

(yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II 2019 yang terealisasi sebesar 1,63% (yoy)

(Grafik 4.4).

Page 66: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

54

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.4 Ekspektasi Konsumen Terhadap

Kondisi Ekonomi 6 Bulan Mendatang

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.5 Perkiraan Perkembangan Perubahan Harga

dan Proyeksi Inflasi di Maluku Utara

4.1.2 Kinerja Keuangan dan Intermediasi Perbankan pada Sektor

Rumah Tangga

Komposisi pengeluaran Rumah Tangga pada triwulan III 2019 masih tetap mengikuti

pola pada periode-periode sebelumnya, dengan pengeluaran masih didominasi untuk konsumsi,

diikuti dengan tabungan dan pembayaran cicilan/pinjaman. Dapat dilihat pada grafik 4.5 bahwa

pengeluaran untuk konsumsi sangat mendominasi di antara ketiga area pengeluaran yang telah

disebutkan di atas dengan persentase alokasi untuk konsumsi mencapai 59,67% diikuti 21,55%

untuk tabungan, dan hanya 18,78% pengeluaran untuk pembayaran cicilan/pinjaman pada

periode ini. Hal ini juga turut mengkonfirmasi statement pada sub-sub bab 4.1.1 bahwa terjadi

penurunan tingkat konsumsi. Kondisi ini normal terjadi dan sesuai dengan pola musiman dari

konsumsi RT yang terjadi di Maluku Utara. Sementara itu, grafik 4.5 juga menunjukkan bahwa

terlepas dari pertumbuhan konsumsi yang menurun, kemauan RT untuk menabung juga

mengalami penurunan jika dibandingkan dengan triwulan I 2019, sedangkan tendensi untuk

melunasi cicilan pinjaman menjadi lebih meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa pola konsumsi

dan tabungan masyarakat mengalami penurunan yang disebabkan karena sebagian besar

penghasilan dialokasikan untuk pembayaran cicilan pinjaman.

0

20

40

60

80

100

120

140

160

EkspektasiPenghasilanKonsumen

EkspektasiKetersediaan

Lapangan Kerja

EkspektasiKegiatan Usaha

2019 I 2019 II 2019 III

142,29

2,88

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

60

80

100

120

140

160

180

200

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV*

2016 2017 2018 2019

inflasi yoy, %

Indeks

Perubahan Harga Secara Umum 3 Bulan Mendatang Inflasi

Page 67: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

55

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.6 Komposisi Pengeluaran Rumah Tangga di Maluku Utara

Sedangkan dari sisi perbankan, dapat dilihat pada Laporan Bank Umum triwulan III 2019

bahwa tidak terdapat perubahan yang cukup signifikan pada komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK)

di Maluku Utara. Mirip dengan tren tahun-tahun sebelumnya, Giro perbankan di Maluku Utara

masih didominasi oleh Giro non-perseorangan, sementara itu untuk tabungan maupun deposito

lebih didominasi oleh perseorangan. Dari Grafik 4.6 dapat dilihat bahwa secara keseluruhan

terjadi peningkatan DPK dari sisi perseorangan pada triwulan III 2019 dibandingkan dengan

triwulan II 2019.

Sumber: Laporan bank, diolah

Sumber: Laporan bank, diolah

Grafik 4.7 Pangsa DPK Perseorangan dan Bukan

Perseorangan di Maluku Utara

Grafik 4.8 Komposisi DPK Perseorangan di

Maluku Utara

Berdasarkan indikator jumlah rekening DPK, terjadi pelampauan milestone jumlah

pemilik rekening di Maluku Utara, dimana pada triwulan III 2019 jumlah pemilik rekening di Maluku

Utara telah melampaui jumlah 1.000.000 (satu juta) rekening, dengan jumlah total mencapai

63,6356,40 57,50

46,78 50,3761,33

69,58

53,4262,9 59,67

14,9516,85 20,83

23,12 19,5812,42

15,08

15,179,6 18,78

21,42 25,20 21,6730,10 30,05 26,25

15,33

31,42 27,521,55

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

II III IV I II III IV I II III

2017 2018 2019

Konsumsi Cicilan pinjaman Tabungan

20,59% 20,22% 91,45% 92,44% 83,05% 82,10% 70,30% 70,92%

79,41% 79,78% 8,55% 7,56% 16,95% 17,90% 29,70% 29,08%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

II III II III II III II III

Giro Tabungan Deposito Total

Perseorangan Bukan Perseorangan

4,77% 7,13% 6,61% 7,53% 5,29% 7,01% 8,06% 7,11%

72,50% 69,39% 69,83% 70,63% 72,00% 69,14% 68,84% 70,11%

22,72% 23,48% 23,55% 21,85% 22,71% 23,85% 23,10% 23,77%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

IV I II III IV I II III

2017 2018 2019

GIRO TABUNGAN DEPOSITO

Page 68: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

56

1.051.193 rekening. Jumlah ini meningkat hingga 13,10% (yoy) dibandingkan dengan triwulan II

2018. Apabila dikelompokkan, rekening terbanyak adalah rekening dengan nilai <10 juta, yakni

sejumlah 932.527. Adapun pertumbuhan jumlah rekening dengan kelompok nilai tertinggi adalah

rekening dengan nilai >Rp 10 miliar – Rp 15 miliar (tumbuh sebesar 66,67 % (yoy)). Pertumbuhan

tertinggi kedua adalah jumlah rekening dengan kelompok nilai >Rp 5 miliar – Rp 10 miliar (tumbuh

sebesar 25,64% (yoy)). Perkembangan pertumbuhan jumlah rekening DPK perseorangan dapat

dilihat lebih rinci pada Tabel 4.1.

Dari sisi nominal, DPK perseorangan juga menunjukkan akselerasi pertumbuhan.

Pertumbuhan DPK perseorangan pada triwulan III 2019 tercatat sebesar 16,09% (yoy), lebih

tinggi dibanding triwulan II 2019 yang sebesar 12,54% (yoy). Berdasarkan jenisnya, deposito

perseorangan memiliki pertumbuhan yang paling tinggi. Giro perseorangan di perbankan Maluku

Utara tercatat tumbuh 18,17% (yoy) pada triwulan III 2019, lebih rendah dibanding triwulan II 2019

yang sebesar 37,17% (yoy). Sementara DPK jenis tabungan perseorangan tumbuh sebesar

12,96% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan II 2019 yang sebesar 10,94% (yoy). Hal ini

mencerminkan adanya penurunan kebutuhan likuiditas di masyarakat. Di sisi lain, deposito

perseorangan tercatat tumbuh, yaitu dari 10,35% (yoy) pada triwulan II 2019 menjadi 25,48%

(yoy) pada triwulan III 2019.

Tabel 4.1 Jumlah Rekening Perbankan Masyarakat Berdasarkan Kelompok Nilai

Sumber: Laporan bank umum, diolah

Kinerja penyaluran kredit perseorangan menunjukkan peningkatan pada triwulan III

2019 yang salah satu indikasinya disebabkan karena RT cenderung meningkatkan konsumsinya

<10 J

T

>10 J

T

- 100 J

T

>100JT

- 5

00JT

>500JT

- 1

M

>1 M

- 2

M

>2 M

- 5

M

>5M

- 1

0M

>10M

-15M

>15M

- 2

0M

>20M

Jml 711.046 643.109 56.214 8.121 697 389 223 35 9 5 14

yoy (%) 20,23% 22,67% -1,31% 11,69% 16,75% 27,54% 60,43% 288,89% 0,00% 150,00% 100,00%

Jml 797.384 691.779 56.861 8.057 705 454 203 23 8 1 18

yoy (%) 28,31% 24,58% 4,15% 9,75% 12,26% 44,59% 97,09% 35,29% 166,67% 0,00% 800,00%

Jml 864.322 748.600 61.562 9.125 788 416 310 39 10 2 10

yoy (%) 35,40% 32,36% 6,04% 10,85% 9,14% -3,93% 29,71% -18,75% -9,09% -60,00% 66,67%

Jml 894.252 783.571 58.710 8.653 735 406 183 32 8 3 20

yoy (%) 36,48% 33,00% 6,63% 15,11% 10,53% 2,78% 2,23% 0,00% 100,00% -25,00% 42,86%

Jml 920.452 806.518 58.996 8.644 796 389 197 19 12 2 16

yoy (%) 29,45% 25,41% 4,95% 6,44% 14,20% 0,00% -11,66% -45,71% 33,33% -60,00% 14,29%

Jml 929.475 827.297 60.658 8.762 771 405 188 39 3 6 15

yoy (%) 16,57% 19,59% 6,68% 8,75% 9,36% -10,79% -7,39% 69,57% -62,50% 500,00% -16,67%

Jml 976.399 857.291 64.802 9.997 902 454 271 45 7 2 6

yoy (%) 12,97% 14,52% 5,26% 9,56% 14,47% 9,13% -12,58% 15,38% -30,00% 0,00% -40,00%

Jml 995.138 878.415 59.998 9.032 775 394 204 41 9 2 18

yoy (%) 11,28% 12,10% 2,19% 4,38% 5,44% -2,96% 11,48% 28,13% 12,50% -33,33% -10,00%

II Jml 1.016.002 893.288 64.093 9.533 855 391 226 28 15 2 21

yoy (%) 10,38% 10,76% 8,64% 10,28% 7,41% 0,51% 14,72% 47,37% 25,00% 0,00% 31,25%

III Jml 1.051.193 932.527 64.018 9.824 840 407 227 49 5 2 18

yoy (%) 13,10% 12,72% 5,54% 12,12% 8,95% 0,49% 20,74% 25,64% 66,67% -66,67% 20,00%

Kelompok Nilai

IV

II

III

II

Maluku Utara

I

2017

2019 I

IV

2018

III

Rekening

Page 69: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

57

pada triwulan III 2019. Posisi nominal penyaluran kredit perseorangan pada triwulan III 2019

tercatat sebesar Rp8,45 triliun (baki debet) atau tumbuh sebesar 13,59% (yoy), lebih tinggi

dibanding triwulan II 2019 yang sebesar Rp8,21 triliun. Masih seperti tahun-tahun sebelumnya,

kredit perseorangan pada triwulan III 2019 masih didominasi oleh kredit konsumsi (share sebesar

73,88%). Sementara kredit modal kerja dan investasi masing-masing memiliki share sebesar

21,06% dan 5,06% dari total kredit perseorangan. Pertumbuhan penyaluran kredit perseorangan

pada triwulan III 2019 tercatat tumbuh sebesar 13,59% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan II

2019 yang sebesar 10,16% (yoy). Peningkatan kinerja penyaluran kredit tersebut didorong oleh

akselerasi pertumbuhan penyaluran kredit modal kerja, investasi dan konsumsi. Kredit modal

kerja tumbuh sebesar 14,08% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan II 2019 yang sebesar 0,32%

(yoy) sama halnya dengan kredit konsumsi tumbuh sebesar 12,60% (yoy), lebih tinggi dibanding

triwulan II 2019 yang sebesar 11,68%. Di sisi lain, kredit investasi perseorangan mengalami

penurunan dari 36,70% (yoy) pada triwulan II 2019 menjadi 27,59% (yoy) pada triwulan III 2019.

Selanjutnya, Grafik 4.8 menunjukkan pangsa kredit perseorangan berdasarkan jenis

penggunaannya. Terlihat bahwa kredit perseorangan masih mendominasi penyaluran kredit oleh

perbankan di Maluku Utara, dengan pangsa mencapai 93,97% pada triwulan III 2019, sedikit

meningkat dibanding triwulan II 2019 yang sebesar 93,59%. Seperti telah dijelaskan sebelumnya,

komposisi penyaluran kredit perseorangan terlihat masih didominasi oleh kredit untuk konsumsi,

dengan pangsa sebesar 69,42% dari total kredit (bukan perseorangan dan perseorangan) pada

triwulan II 2019. Sebesar 19,79% kredit perseorangan digunakan untuk modal kerja, dan hanya

4,75% tergolong kredit investasi.

Sumber: Laporan bank, diolah

Grafik 4.9 Pangsa Kredit Perseorangan Berdasarkan Jenis Penggunaan

6,03%

19,79%

4,75%

69,42%

93,97%

Bukan Perseorangan

Perseorangan Modal Kerja

Perseorangan Investasi

Perseorangan Konsumsi

Page 70: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

58

4.2 Asesmen Sektor Korporasi

4.2.1. Kondisi Terkini dan Sumber Kerentanan Sektor Korporasi

Perekonomian Maluku Utara pada triwulan III 2019 mengalami perlambatan dibanding

triwulan II 2019. PDRB Maluku Utara tumbuh sebesar 4,12% (yoy) pada triwulan III 2019,

melambat dibanding triwulan II 2019 yang sebesar 7,49% (yoy). Perlambatan terjadi terutama

karena perlambatan kinerja pada LU Industri Pengolahan, Pertanian, Pengadaan Listrik dan Gas,

Konstruksi, Perdagangan, Informasi dan Komunikasi, Administrasi Pemerintah, Jasa Kesehatan

dan Jasa Lainnya. Sementara LU yang masih menunjukkan ekspansi kinerja adalah LU

Pengadaan, Transportasi dan Pergudangan, Penyediaan Akomodasi, Jasa Keuangan dan

Asuransi, Real Estate, Jasa Perusahaan dan Jasa Pendidikan. Penurunan PDRB di Maluku Utara

disebabkan tingginya impor luar negeri yang dibutuhkan untuk pemenuhan penyelesaian

pembangunan smelter yang akan selesai pada akhir tahun 2019 hingga awal tahun 2020. Hal ini

juga tercermin pada peningkatan PMTB yang naik signifikan pada triwulan III 2019.

Kendati secara umum pelaku usaha Maluku Utara mengalami perlambatan pada

penjualan atau produksinya, kondisi keuangan pelaku usaha masih terjaga sebagaimana

terkonfirmasi dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia Provinsi Maluku

Utara. Saldo Bersih Tertimbang (SBT) dari kriteria akses kredit perusahaan yang menjadi

responden SKDU terkonfirmasi mengalami peningkatan dibanding triwulan sebelumnya. Nilai

SBT terkonfirmasi meningkat dari 12,00% pada triwulan II 2019 menjadi 21,57% pada triwulan III

2019. Perbaikan akses kredit tersebut sejalan dengan meningkatnya penyaluran kredit

perbankan di Maluku Utara. SBT kondisi likuiditas perusahaan terkonfirmasi mengalami sedikit

penurunan, yaitu dari 50,00% pada triwulan II 2019 menjadi 41,18% pada triwulan III 2019.

Kondisi ini wajar terjadi seiring dengan perlambatan ekonomi pada periode yang sama. Selain

itu, pesatnya pertumbuhan deposito perbankan pada periode yang sama mengindikasikan bahwa

terdapat penurunan kebutuhan likuiditas baik untuk pelaku usaha ataupun untuk rumah tangga

di Maluku Utara pada triwulan III 2019. Hal yang sama terjadi pada kondisi rentabilitas

perusahaan. SBT rentabilitas perusahaan menunjukkan penurunan dari 50,00% pada triwulan II

2019 menjadi 33,33% pada triwulan III 2019. Kondisi ini sejalan dengan perlambatan ekonomi.

Selain itu, penurunan SBT likuiditas dan rentabilitas terkonfirmasi terjadi karena meningkatnya

responden yang menjawab “likuiditas dan rentabilitas cukup” dibanding “baik”, dan bukan karena

pertambahan jumlah responden yang menjawab “likuiditas dan rentabilitas buruk”.

Page 71: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

59

Tabel 4.2 Kondisi Likuiditas Korporasi

Sumber: SKDU, diolah

Pertumbuhan kredit di sebagian besar sektor ekonomi mengalami peningkatan di triwulan

III 2019. Sektor pertambangan mengalami peningkatan kredit yang sangat signifikan pada

triwulan III 2019 sebesar 341,21% (yoy) lebih tinggi dari triwulan II 2019 yang sebesar 232,71%.

Pertumbuhan kredit di sektor pertambangan mulai mengalami pertumbuhan yang signifikan pada

triwulan I 2019, hal ini disinyalir dari tahap penyelesaian pembanguan smelter yang akan selesai

pada tahun 2020, proses penyelesaian ini membutuhkan stimulus pendanaan dari kredit. Sektor

ekonomi yang juga mengalami peningkatan pada triwulan III 2019 seperti perikanan, Industri

Pengolahan dan perdagangan dengan masing-masing pertumbuhan sebesar 30,79%; 41,35%

dan 5,97% lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan II 2019 yang masing-masing sebesar 29,31%;

24,21% dan 4,52%. Peningkatan ini disinyalir bahwa sektor ekonomi dimaksud sedang dalam

tahap pengembangan bisnis yang diprediksi akan memberikan dampak pertumbuhan ekonomi

pada triwulan IV 2019. Sedangkan penyaluran kredit ke sektor pertanian mengalami penurunan

pada triwulan III 2019 yang sebesar 16,58% lebih rendah dibandingkan triwulan II 2019 yang

sebesar 26,46%. Penurunan penyaluran kredit pada sektor pertanian ini menyebabkan turunnya

pertumbuhan ekonomi sektor pertanian pada triwulan III 2019 yang sebesar 4,46% lebih rendah

dibandingkan triwulan II 2019 yang sebesar 6,00% yang disebabkan baseline effect pola

konsumsi masyarakat pasca HBKN Idul Fitri.

Baik Cukup Buruk

Saldo

Bersih Baik Cukup Buruk

Saldo

Bersih

Akses Kredit 12,00% 88,00% 0,00% 12,00% 23,53% 74,51% 1,96% 21,57%

Kondisi keuangan perusahaan

berdasarkan likuiditas54,00% 42,00% 4,00% 50,00% 41,18% 58,82% 0,00% 41,18%

Kondisi keuangan perusahaan

berdasarkan rentabilitas54,00% 42,00% 4,00% 50,00% 35,29% 62,75% 1,96% 33,33%

Q II 2019 Q III 2019

Kondisi Keuangan

Page 72: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

60

Grafik 4.10 Perkembangan Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi

4.2.2. Penyaluran Kredit pada Sektor Korporasi

Penyaluran kredit pada sektor korporasi di Maluku Utara secara umum diukur dari

penyaluran kredit produktif oleh perbankan. Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit korporasi

masih didominasi oleh penyaluran kredit untuk modal kerja seperti periode sebelumnya.

Komposisi kredit modal kerja pada triwulan III 2019 sebesar 80,86% dari total kredit korporasi,

sedikit lebih tinggi dibanding triwulan II 2019 yang sebesar 79,99%. Kredit modal kerja tersebut

tercatat tumbuh sebesar 6,41% (yoy) pada triwulan III 2019, lebih tinggi dibanding triwulan

sebelumnya yang sebesar 5,12% (yoy). Kondisi tersebut wajar, mengingat pada triwulan III 2019

terdapat terdapat upaya peningkatan perekonomian Maluku Utara melalui penambahan

penyaluran kredit modal kerja. Pangsa kredit investasi dari kredit produktif tercatat sebesar

19,14% pada triwulan III 2019, menurun dibanding triwulan II 2019 yang sebesar 20,01%. Kredit

investasi juga menunjukkan pertumbuhan, yaitu sebesar 24,06% (yoy), turun dibanding

pertumbuhan di triwulan II 2019 yang sebesar 34,49% (yoy). Sebagian besar penyaluran kredit

investasi Maluku Utara sudah disalurkan di triwulan-triwulan sebelumnya.

16,58%

30,79%

41,35%

5,97%

341,21%

-150%

0%

150%

300%

450%

-40%

0%

40%

80%

120%

I II III IV I II III IV I II III

2017 2018 2019

Pertanian Perikanan Industri Pengolahan

Perdagangan Pertambangan

Page 73: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

61

Sumber: Laporan bank, diolah

Grafik 4.11 Perkembangan Kredit Korporasi Berdasarkan Jenis Penggunaan

Peningkatan penyaluran kredit perbankan Maluku Utara ke sektor korporasi pada triwulan

III 2019 perlu diikuti dengan manajemen risiko kredit yang lebih baik oleh perbankan. Terlihat

bahwa risiko kredit menurun seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penyaluran kredit, baik

pada nasabah korporasi UMKM dan non UMKM (Grafik 4.11). Non-Performing Loan (NPL) kredit

korporasi menunjukkan penurunan. Secara umum, NPL sektor korporasi pada triwulan III 2019

tercatat sebesar 5,12%, turun dari triwulan II 2019 yang sebesar 5,37%. Apabila dililhat

berdasarkan kelas usahanya, NPL non UMKM naik dari 3,32% pada triwulan II 2019 menjadi

3,65% pada triwulan III 2019. Sementara NPL UMKM turun dari 5,81% pada triwulan II 2019

menjadi 5,40% pada triwulan III 2019. NPL UMKM yang melebihi 5% pada triwulan III 2019

tersebut hendaknya mendapat perhatian lebih lanjut dari perbankan Maluku Utara. Diperlukan

upaya yang lebih intensif dalam manajemen risiko kredit, proses monitoring dan evaluasi kepada

debitur yang bermasalah agar NPL yang tinggi tersebut tidak mengganggu kinerja perbankan.

2.172,96 ; 79,99%

543,49 ; 20,01%

2.213,91 80,86%

524,09 19,14%

Modal Kerja Investasi

6,41%

24,06%

-20%

0%

20%

40%

60%

III IV I II III IV I II III IV I II III

2016 2017 2018 2019

%, yoyModal Kerja Investasi

Page 74: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

62

Sumber: Laporan bank, diolah

Grafik 4.12 NPL Kredit Korporasi

Sumber: Laporan bank, diolah

Grafik 4.13 NPL Kredit Korporasi per Kategori

Debitur

4.3 Asesmen Institusi Keuangan (Perbankan)

4.3.1. Perkembangan Kinerja Perbankan

Total aset bank umum di Provinsi Maluku Utara pada triwulan III 2019 tercatat sebesar

Rp11,97 triliun, meningkat dibanding triwulan II 2019 yang tercatat sebesar Rp11,62 triliun.

Kenaikan aset perbankan diindikasi dari kenaikan kredit modal kerja, investasi dan konsumsi

yang didominasi pada kredit konsumsi. Pertumbuhan aset perbankan Maluku Utara pada triwulan

III 2019 tercatat sebesar 16,46% (yoy) meningkat dibanding triwulan II 2019 yang sebesar

14,70% (yoy). Namun demikian, aset perbankan diproyeksikan kembali tumbuh lebih tinggi

selama tahun 2019, seiring dengan pertumbuhan ekonomi di Maluku Utara. Dilihat berdasarkan

kategori usahanya, peningkatan aset perbankan tersebut terjadi pada perbankan konvensional

dan perbankan syariah. Pertumbuhan aset perbankan konvensional tercatat meningkat, yaitu dari

14,43% (yoy) pada triwulan II 2019 menjadi 15,43% (yoy) pada triwulan III 2019. Sementara aset

perbankan syariah tercatat tumbuh meningkat dari 18,86% (yoy) pada triwulan II 2019 menjadi

34,07% (yoy) pada triwulan III 2019.

3,38%

5,12%

0,00%

1,00%

2,00%

3,00%

4,00%

5,00%

6,00%

III IV I II III IV I II III IV I II III

2016 2017 2018 2019

5,40%

3,65%

-1,00%

1,00%

3,00%

5,00%

7,00%

III IV I II III IV I II III IV I II III

2016 2017 2018 2019

NPL UMKM

Page 75: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

63

Sumber : Laporan bank, diolah

Grafik 4.14 Perkembangan Aset Bank Umum di Maluku Utara (miliar rupiah)

4.3.2. Intermediasi Perbankan

Dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan yang beroperasi di Maluku Utara pada

posisi akhir triwulan III 2019 tercatat sebesar Rp8,19 triliun, mengalami peningkatan dibanding

triwulan II 2019 yang sebesar Rp8,10 triliun. Akan tetapi pertumbuhan DPK mengalami

penurunan, tercatat sebesar 15,51% (yoy) pada triwulan III 2019, lebih rendah dibanding triwulan

II 2019 yang sebesar 15,86% (yoy). Kondisi ini sejalan dengan hasil Survei Konsumen Bank

Indonesia yang menunjukkan adanya peningkatan alokasi pengeluaran responden pembayaran

cicilan pinjaman dan penurunan alokasi pengeluaran untuk konsumsinya. Apabila dilihat

berdasarkan jenisnya, pertumbuhan DPK tertinggi terjadi pada giro. Giro pada perbankan Maluku

Utara tercatat tumbuh sebesar 51,87% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan II 2019 yang

mengalami pertumbuhan 49,24% (yoy). Pertumbuhan pada deposito juga mengalami

peningkatan sebesar 11,86% (yoy) pada triwulan III 2019, lebih tinggi dibanding triwulan II 2019

yang sebesar 8,81% (yoy). Sementara pertumbuhan tabungan tercatat mengalami penurunan

dari 6,07% (yoy) pada triwulan II 2019 menjadi 4,12% (yoy) pada triwulan III 2019. Tingginya

pertumbuhan pada deposito secara umum didorong oleh masih tingginya suku bunga yang

ditawarkan oleh perbankan. Suku bunga yang relatif tinggi tersebut diyakini akan berlanjut

setidaknya hingga triwulan IV 2019.

6,41%

9,43%

14,22%

16,46%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

18%

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

III IV I II III IV I II III IV I II III

2016 2017 2018 2019

Miliy

ar

Ru

pia

h

AKTIVA g AKTIVA yoy (%)

Page 76: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

64

Grafik 4.15 Perkembangan DPK (miliar rupiah)

Sementara dari sisi penyaluran kredit, pertumbuhan penyaluran kredit oleh perbankan

di Maluku Utara mengalami penurunan. Pertumbuhan penyaluran kredit pada triwulan III 2019

tercatat sebesar 11,40% (yoy), lebih rendah dibanding triwulan II 2019 yang sebesar 12,70%

(yoy). Seperti telah dijelaskan sebelumnya, penurunan pertumbuhan terjadi pada kredit investasi

dan kredit konsumsi. Kredit modal kerja mengalami sedikit peningkatan, dari 6,17% (yoy) pada

triwulan II 2019 menjadi 6,41% (yoy) pada triwulan III 2019. Sementara kredit investasi dan

konsumsi mengalami penurunan masing-masing, dari 36,75% (yoy) pada triwulan II 2019 menjadi

24,06% (yoy) pada triwulan III 2019 serta dan dari 13,42% (yoy) pada triwulan II 2019 menjadi

12,30% (yoy) pada triwulan III 2019.

Grafik 4.16 Perkembangan Kredit di Maluku Utara (miliar rupiah)

6,90%15,86%

15,51%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

9.000

III IV I II III IV I II III IV I II III

2016 2017 2018 2019

Miliy

ar

Ru

pia

h

Giro Tabungan Deposito g DPK yoy (%)

12,88%13,58%

10,05%11,40%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

9.000

10.000

III IV I II III IV I II III IV I II III

2016 2017 2018 2019

Miliy

ar

Ru

pia

h

Modal Kerja Investasi

Konsumsi g Kredit yoy (%)

Sumber : Laporan bank, diolah

Sumber : Laporan bank, diolah

Page 77: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

65

Di tengah penurunan pertumbuhan penyaluran kredit di Maluku Utara, peran

intermediasi perbankan masih tinggi yang tercermin dari tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) yang

tinggi. LDR perbankan di Maluku Utara tercatat sebesar 109,67% pada triwulan III 2019.

Mengalami peningkatan dibanding triwulan II 2019 yang sebesar 108,28%, LDR perbankan di

Maluku Utara tersebut masih tinggi. Hal ini mencerminkan pertumbuhan penyaluran kredit lebih

pesat dibanding pertumbuhan penghimpunan DPK. Perbankan hendaknya perlu mengimbangi

penyaluran kredit tersebut dengan manajemen risiko yang baik, agar penyaluran kredit yang

tinggi tidak berdampak pada peningkatan NPL perbankan.

Sumber : Laporan bank, diolah

Grafik 4.17 Perkembangan LDR Bank Umum di Maluku Utara

4.3.3 Perbankan Syariah

Perkembangan yang berbeda ditunjukkan oleh perbankan syariah di Maluku Utara.

Pertumbuhan DPK tercatat sebesar 24,58% (yoy) pada triwulan III 2019, jauh meningkat

dibanding triwulan II 2019 yang sebesar 4,26% (yoy). Peningkatan DPK syariah tersebut

disebabkan oleh peningkatan secara tahunan pada giro dan tabungan. Giro perbankan syariah

tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 58,80% (yoy) pada triwulan III 2019, setelah kontraksi

pesat sebesar 64,29% (yoy) pada triwulan II 2019. Di sisi lain, tabungan syariah menunjukkan

akselerasi pertumbuhan. Tabungan tumbuh sebesar 25,98% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan

II 2019 yang sebesar 19,62% (yoy). Sementara deposito tumbuh sebesar 11,88% (yoy) pada

triwulan III 2019, lebih rendah dibanding triwulan II 2019 yang sebesar 25,92% (yoy). Selain

karena suku bunga deposito dan imbal hasil yang relatif tinggi, pesatnya pertumbuhan deposito

pada bank konvensional dan bank syariah di Maluku Utara pada triwulan II 2019 terjadi karena

109,67%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

140%

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

9.000

10.000

III IV I II III IV I II III IV I II III

2016 2017 2018 2019

Miliy

ar

Ru

pia

h

DPK (Rp Miliyar) Kredit (Rp Miliyar) LDR (RHS)

Page 78: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

66

kebutuhan likuiditas yang rendah pada periode tersebut, baik pada pelaku usaha ataupun rumah

tangga. Kondisi tersebut sejalan dengan perekonomian yang melambat pada triwulan III 2019

dibanding triwulan II 2019.

Pada sisi pembiayaan, kinerja perbankan syariah masih menunjukkan penurunan.

Pertumbuhan pembiayaan tercatat sebesar 32,39% (yoy) pada triwulan III 2019, lebih rendah

dibanding triwulan II 2019 yang sebesar 35,00% (yoy). Ekspansi terjadi pada pembiayaan

investasi syariah. Pembiayaan modal kerja tercatat tumbuh melambat 1,99% (yoy) pada triwulan

III 2019 lebih rendah dibanding triwulan II 2019 yang sebesar 8,38% (yoy). Pembiayaan investasi

tercatat tumbuh sebesar 23,55% (yoy) pada triwulan III 2019, lebih tinggi dibanding triwulan II

2019 yang sebesar 21,80% (yoy). Pembiayaan konsumsi mengalami perlambatan pertumbuhan,

dari 46,95% (yoy) pada triwulan II 2019 menjadi 44,93% (yoy) pada triwulan III 2019.

Perlambatan pembiayaan yang pada perbankan syariah tersebut dapat dikatakan

merupakan hal yang wajar jika melihat pertumbuhan ekonomi Maluku Utara yang mengalami

perlambatan saat ini. Financing to Deposit Ratio (FDR) perbankan syariah pada triwulan III 2019

tercatat sebesar 71,95%, menurun dibanding triwulan II 2019 yang sebesar 72,43% (Grafik 4.16).

Masih terdapat ruang untuk meningkatkan penyaluran pembiayaan di periode mendatang seiring

dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan mengalami akselerasi pada triwulan IV 2019.

Sumber : Laporan bank, diolah

Grafik 4.18 Perkembangan Perbankan Syariah

71,95%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

0

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

III IV I II III IV I II III IV I II III

2016 2017 2018 2019

Pembiayaan (Rp Juta) DPK (Rp Juta)

FDR (RHS)

Page 79: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

67

BAB 5 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN “Transaksi Keuangan Triwulan III 2019 Menurun”

RINGKASAN Net Outflow

Triwulan III 2019

Rp290 miliar

Pada triwulan III tahun 2019 terjadi net outflow pada aliran uang kartal antara Bank

Indonesia dengan perbankan, dengan nominal transaksi net outflow mencapai Rp290 miliar rupiah. Transaksi outflow mengalami peningkatan sebesar 68,35% (yoy) atau Rp640 miliar pada triwulan III 2019 yang sebelumnya sebesar 7,42% (yoy) atau Rp380 miliar pada triwulan III 2018 sebagai dampak/pengaruh dari semakin peningkatan intensitas perdagangan dan jasa keuangan khususnya penyaluran kredit di segmen modal kerja dan investasi di Provinsi Maluku Utara

Berdasarkan pencatatan volume dan nominal transaksi, penggunaan sistem pembayaran non-tunai melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) pada triwulan III 2019 terpantau mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan II 2019, dengan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III 2019. Secara nominal transaksi SKNBI mengalami peningkatan sebesar 29,79% (yoy) atau sebesar Rp964,91 miliar setelah pada triwulan sebelumnya tercatat sebesar Rp756,89 miliar.

RINGKASAN RINGKASAN

RINGKASAN Nominal Transaksi

Kliring Triwulan III 2019

Rp965 miliar

Page 80: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

68

5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Tunai dan

Pengelolaan Uang Rupiah

5.1.1 Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai

Terjadi peningkatan transaksi pembayaran tunai di Provinsi Maluku Utara yang tercermin dari

peningkatan besaran transaksi outflow selama triwulan III tahun 2019 sebesar 68,35% (yoy)

dibandingkan dengan triwulan III tahun 2018 dengan pertumbuhan sebesar 7,42% (yoy).

Kenaikan transaksi outflow pada periode triwulan III 2019 merupakan sebagai dampak/pengaruh

dari semakin peningkatan intensitas perdagangan dan jasa keuangan khususnya penyaluran

kredit di segmen modal kerja dan investasi di Provinsi Maluku Utara. Akselerasi pertumbuhan

ekonomi terkonfirmasi dengan adanya aliran uang kartal antara Bank Indonesia dengan

perbankan yang ditandai dengan net outflow sebesar Rp0,29 triliun (Grafik 5.1).

Sumber: KPw BI Maluku Utara, diolah

Grafik 5.1 Perkembangan Transaksi Tunai di Maluku Utara Periode Triwulan III 2019

Sumber: BPS Maluku Utara, diolah

Grafik 5.2 Perkembangan Inflasi, PDRB dan Konsumsi RT Maluku Utara

Berdasarkan data yang dimiliki, dapat dilihat bahwa terjadi penurunan pertumbuhan

inflow yang cukup signifikan pada triwulan III 2019 dimana penurunan penyetoran uang dari

perbankan ke Bank Indonesia turun hingga mencapai -5,19% (yoy), yang mengindikasikan bahwa

ada kecenderungan penurunan kebiasaan masyarakat Maluku Utara untuk menyimpan dana

yang dimiliki di Bank. Selain itu, kenaikan outflow di Maluku Utara disebabkan karena kenaikan

kebutuhan uang kertas dan logam di masyarakat baik dalam bentuk Uang Pecahan Besar (UPB)

dan Uang Pecahan Kecil (UPK), hal ini dikonfirmasi dari pencapaian nominal outflow pada

0,35

(0,64)

68,35%

-5,19%

-40,00%

-20,00%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

-1,50

-1,00

-0,50

0,00

0,50

1,00

1,50

I II III IV I II III IV I II III

2017 2018 2019

Inflow Outflow gOutflow gInflow

Rp triliun

2,64%

4,12%

4,61%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

I II III IV I II III IV I II III

2017 2018 2019

Inflasi PDRB Konsumsi RT

Page 81: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

69

triwulan III 2019 sebesar Rp0,64 triliun juga dipengaruhi oleh peningkatan inflasi dan konsumsi

rumah tangga.

5.1.1 Perkembangan Pengelolaan Uang Rupiah

Dalam menjalani tugasnya sebagai otoritas peredaran dan pengelolaan uang kartal,

Bank Indonesia juga senantiasa memelihara kualitas uang kartal yang beredar di masyarakat

melalui kebijakan Clean Money Policy. Kebijakan ini dilakukan salah satunya melalui

pemusnahan uang tidak layak edar (UTLE) secara rutin. Kebijakan ini dilakukan salah satunya

melalui pemusnahan uang tidak layak edar secara rutin. Pada triwulan III 2019, terdapat

Rp145,93 miliar UTLE yang telah dimusnahkan, meningkat dibandingkan dengan triwulan II 2019

sebesar Rp65,87 miliar, dalam hal ini pertumbuhan pemusnahan UTLE pada triwulan III 2019

sebesar 290,97% lebih tinggi dibandingkan triwulan II 2019 yang sebesar 66,95%. Langkah

tersebut sudah memperhatikan kebutuhan dan ketersediaan uang kartal layak edar. Pada

triwulan III 2019, pemusnahan UTLE cukup tinggi disebabkan setelah berlalunya Hari Raya Idul

Fitri pada triwulan sebelumnya yang umumnya meningkatkan peredaran UTLE akibat aktivitas

sosial masyarakat yang tinggi.

Sumber: KPw BI Maluku Utara

Grafik 5.3 Perkembangan Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar Maluku Utara Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara senantiasa menjalin hubungan

baik dan kerja sama dengan Polda Maluku Utara dalam upaya penanganan, langkah preventif

dan represif mengurangi peredaran uang palsu di Maluku Utara. Selama triwulan III 2019

sosialisasi mengenai uang palsu sudah dilaksanakan melalui asistensi ke perbankan, high level

145.927

290,97%

-200%

-100%

0%

100%

200%

300%

400%

500%

600%

700%

800%

-

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2016 2017 2018 2019

NILAI PEMUSNAHAN g. PEMUSNAHAN

Page 82: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

70

meeting dengan SKPD di Morotai dan sosialisasi di beberapa Kabupaten/Kota yang diadakan

bersamaan dengan kegiatan kas keliling luar kota. Pada triwulan III 2019, temuan uang palsu di

Maluku Utara mengalami peningkatan yang sebesar 41,67% yoy secara lembar dan 20,83% yoy

secara nominal, temuan ini lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II 2019 yang sebesar 0%

yoy secara lembar dan -21,21% yoy secara nominal. Temuan uang palsu pada triwulan III 2019

ini didominasi pada pecahan 100.000 Tahun Emisi 2016 sebanyak 17 lembar dengan nominal

Rp1,7 juta. Sebagian besar temuan uang palsu berasal dari laporan perbankan melalui sistem

Bank Indonesia Counterfeit Analysis Center (BI-CAC).

Sumber: KPw BI Maluku Utara

Grafik 5.4 Perkembangan Jumlah Lembar Temuan Uang Palsu

Sumber: KPw BI Maluku Utara

Grafik 5.5 Perkembangan Jumlah Nominal Temuan Uang Palsu

Sumber: KPw BI Maluku Utara

Grafik 5.6 Temuan Uang Palsu TW III 2019

34

41,67%

-100%

0%

100%

200%

300%

0

10

20

30

40

50

60

70

I II III IV I II III IV I II III

2017 2018 2019

Lembar g_Lembar

2.900

20,83%

-100%

0%

100%

200%

300%

400%

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

I II III IV I II III IV I II III

2017 2018 2019

Rib

u Nominal g_Nominal

7

17

10

700.000

1.700.000

500.000

100000/TE.04 100000/TE.16 50000/TE.05

Page 83: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

71

5.2 Pelaksanaan Layanan Kas Keliling dan Kas Titipan

Selama triwulan III 2019, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara

sudah melaksanakan sekitar 24 kali kegiatan kas keliling dalam kota dan luar kota. Beberapa

fokus yang menjadi kegiatan kas keliling adalah pasar tradisional dimana kegiatan ekonomi

Maluku Utara berlangsung dengan peredaran Uang Tidak Layak Edar (UTLE) yang tinggi. Tujuan

dari kegiatan kas keliling dalam dan luar kota merupakan langkah optimal Bank Indonesia untuk

memperkenalkan program Cinta Rupiah kepada masyarakat untuk menaikkan soil level di

wilayah kerja Maluku Utara. Jadwal pelaksanaan kas titipan yang telah dilakukan dapat dilihat

pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Kegiatan Pelayanan Kas Keliling KPwBI Maluku Utara Selama Triwulan III 2019

Kegiatan Kas Keliling Dalam Kota

Periode Frekuensi Lokasi Jumlah Modal

Juli 5 Pasar Higienis, Pasar Dufa-Dufa, Gamalama 1.250.000.000

Agustus 2 Pasar Higienis, Pasar Dufa-Dufa 500.000.000

September 7 Pasar Higienis, Kota Baru 1.750.000.000

Kegiatan Kas Keliling Luar Kota

Periode Frekuensi Lokasi Jumlah Modal

Juli 3 Morotai, Sanana, Halsel 2.650.000.000

Agustus 3 Buli-Subaim (Haltim), Kao-Malifut-Tobelo 1.800.000.000

September 4 Halsel, Morotai, Weda-Wairoro, Sanana 2.100.000.000

Sumber: KPw BI Maluku Utara

Kegiatan layanan kas titipan juga menjadi salah satu langkah Bank Indonesia untuk

menjangkau peredaran uang rupiah di daerah-daerah yang jauh dari Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Maluku Utara. Dalam hal ini, Kas Titipan Bank Indonesia berlokasi di 2 wilayah

yaitu Tobelo Halmahera Utara dan Labuha Halmahera Selatan.

Tabel 5.2 Kegiatan Layanan Kas Titipan KPwBI Maluku Utara Triwulan III 2019

Kegiatan Remise Kas Titipan Bank Indonesia

PERIODE

2019

DROPPING BI PENARIKAN

TOBELO LABUHA TOBELO LABUHA

Januari

Februari 59.000.000.000 46.640.000.000

Maret 930.000.000 23.159.000.000

April 92.400.000.000 61.600.000.000

Page 84: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

72

Kegiatan Remise Kas Titipan Bank Indonesia

PERIODE

2019

DROPPING BI PENARIKAN

TOBELO LABUHA TOBELO LABUHA

Mei 4.000.000.000 57.660.000.000 24.008.000.000 10.750.000.000

Juni 34.225.000.000

Juli 26.656.000.000 56.820.000.000 17.121.000.000 5.545.000.000

Agustus

September 59.400.000.000 2.000.000.000

TOTAL 123.986.000.000 328.705.000.000 110.928.000.000 18.295.000.000

Sumber: KPw BI Maluku Utara

Berdasarkan data periode Januari s.d September 2019, kegiatan kas titipan Bank

Indonesia di Tobelo tercatat telah dilakukan 8 (delapan) kali kegiatan remise yang terdiri dari 4

(empat) kali dropping Uang Layak Edar (ULE) dan 4 (empat) kali penarikan Uang Tidak Layak

Edar (UTLE). Frekuensi remise ini tetap dibandingkan dengan kegiatan remise pada tahun 2018

yang dilakukan sampai 8 kali. Total dropping ULE dan penarikan UTLE oleh Bank Indonesia

selama periode triwulan III 2019 di Tobelo adalah masing-masing sebesar Rp123,98 miliar dan

Rp110,93 miliar. Sedangkan kegiatan remise kas titipan Bank Indonesia di Labuha, tercatat telah

dilakukan 6 (enam) kali kegiatan remise yang terdiri dari 6 (enam) kali dropping Uang Layak Edar

(ULE) dan 3 (tiga) kali penarikan Uang Tidak Layak Edar (UTLE). Total dropping ULE dan

penarikan UTLE oleh Bank Indonesia sampai dengan triwulan III 2019 adalah masing-masing

sebesar Rp328,7 miliar dan Rp18,2 miliar.

5.3 Perkembangan Transaksi Pembayaran Nontunai

5.3.1 Perkembangan Kegiatan Kliring

Pada periode triwulan III 2019 terjadi peningkatan penggunaan sistem pembayaran non

tunai melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) dengan pertambahan nominal

transaksi mencapai 208 miliar rupiah. Peningkatan nominal transaksi yang terjadi pada triwulan

III 2019 mencapai 29,79% (yoy), peningkatan yang signifikan apabila dibandingkan dengan

triwulan II 2019 dengan pertumbuhan negatif 1,39% (yoy). Sampai dengan triwulan III 2019, besar

transaksi kliring di Provinsi Maluku Utara tercatat mencapai Rp964,91 miliar (Grafik 5.7).

Pertumbuhan jumlah lembar warkat SKNBI juga mengalami peningkatan yang signifikan sebesar

12,17% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II 2019 yang mengalami pertumbuhan

Page 85: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

73

negatif 5,24%. Sampai dengan triwulan III 2019, jumlah lembar wakat SKNBI Maluku Utara

mencapai 22.884 lembar. Pertumbuhan yang signifikan ini disinyalir setelah adanya penurunan

biaya transfer ke bank peserta SKNBI menjadi Rp3.500,00.

Sumber: KPw BI Maluku Utara

Grafik 5.7 Perkembangan Jumlah Lembar Warkat SKNBI Maluku Utara

Sumber: KPw BI Maluku Utara

Grafik 5.8 Perkembangan Nominal Warkat SKNBI Maluku Utara

5.3.2 Perkembangan Kegiatan RTGS

Sejalan dengan pertumbuhan transaksi SKNBI, pertumbuhan penggunaan transaksi

nontunai melalui layanan Real Time Gross Settlement (RTGS) di Maluku Utara pada triwulan III

2019 mengalami pertumbuhan yang signifikan baik secara jumlah transaksi dan nominal. Pada

triwulan III 2019, jumlah transaksi mengalami pertumbuhan sebesar 91,24% (yoy) lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan II 2019 yang mengalami pertumbuhan negatif 75,47% (yoy). Sama

halnya dengan jumlah transaksi, nominal transaksi RTGS mengalami pertumbuhan sebesar

238,5% (yoy) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II 2019 yang mengalami pertumbuhan

negatif 67,99% (yoy). Sampai dengan triwulan III 2019, jumlah dan nominal transaksi non tunai

melalui layanan RTGS mencapai masing-masing 1.201 transaksi dan Rp1,47 triliun. Peningkatan

kegiatan RTGS ini disinyalir dengan semakin meningkatkan kegiatan elektronifikasi di Maluku

Utara meliputi transaksi Pemda seperti penyaluran bantuan sosial, penggajian Aparatur Sipil dan

digitalisasi SP2D pemerintah daerah yang bersinergi dengan BPD Maluku Malut.

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

-

5

10

15

20

25

30

III IV I II III IV I II III IV I II III

2016 2017 2018 2019

Rib

uan

Jumlah Warkat (lembar) g_Lembar (yoy)

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

-

5

10

15

20

25

30

III IV I II III IV I II III IV I II III

2016 2017 2018 2019

Rib

uan

Jumlah Warkat (lembar) g_Lembar (yoy)

1.201

91,24%

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

-

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

I II III IV I II III IV I II III

2017 2018 2019

Jumlah Transaksi Growth (yoy)1.466

238,50%

-150%

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

250%

300%

-

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

I II III IV I II III IV I II III

2017 2018 2019

Nominal (Rp Miliar) Growth (yoy)

Page 86: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

74

Sumber: KPw BI Maluku Utara

Grafik 5.9 Perkembangan Jumlah Transaksi RTGS Maluku Utara

Sumber: KPw BI Maluku Utara

Grafik 5.10 Perkembangan Nominal RTGS Maluku Utara

5.4 Upaya Pengembangan Layanan Keuangan Non

Tunai dan Elektronifikasi

5.4.1 Perkembangan Layanan Keuangan Digital

Definisi Layanan Keuangan Digital (LKD) menurut Peraturan Bank Indonesia

16/8/PBI/2014 tentang uang elektronik adalah kegiatan layanan jasa sistem pembayaran dan

keuangan yang dilakukan melalui kerjasama dengan pihak ketiga serta menggunakan sarana

dan perangkat teknologi berbasis mobile/web dalam rangka keuangan inklusif. Penyelenggaraan

LKD dapat dilakukan bank dengan LKD badan hukum maupun agen LKD individu.

Sumber: KPw BI Maluku Utara

Grafik 5.11 Perkembangan Jumlah Agen LKD/1.000 km2 Maluku Utara

Pada triwulan III 2019 terjadi penurunan jumlah agen layanan keuangan digital dimana

pertumbuhan pada triwulan III 2019 mencapai 85,02% (yoy) lebih rendah dibandingkan dengan

triwulan II 2019 yang mencapai 158,73% (yoy). Pertumbuhan yang signifikan pada jumlah agen

LKD di Maluku Utara sudah terjadi pada triwulan I 2019 dimana pertumbuhan mencapai 169,43%.

Sampai dengan triwulan III 2019, jumlah agen LKD/1.000 km2 di Maluku Utara mencapai 69 agen.

Pertumbuhan yang signifikan ini mengindikasikan bahwa transmisi penggunaan layanan

keuangan digital di wilayah Maluku Utara telah berjalan dengan baik dan sudah diterima di

kalangan masyarakat Maluku Utara. Tentunya diharapkan kedepannya jumlah agen LKD dapat

69

85,02%

0%

50%

100%

150%

200%

-

20

40

60

80

IV I II III IV I II III

2017 2018 2019

Agen LKD/1.000 km2 g_Agen LKD

Page 87: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

75

semakin meningkat guna mendorong perekonomian digital yang lebih inklusif dan semakin

menyentuh seluruh lapisan masyarakat di wilayah Maluku Utara.

5.4.2 Perkembangan Elektronifikasi Transaksi Keuangan

Dalam rangka mensukseskan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT), Bank Indonesia

senantiasa berupaya mendorong penetrasi transaksi sistem pembayaran non tunai di Indonesia.

Untuk mencapai tujuan peningkatan inklusi keuangan di wilayah Maluku Utara yang telah

dilakukan melalui beberapa kegiatan, antara lain melalui program elektronifikasi penyaluran

bantuan sosial dan digitalisasi transaksi Pemda.

Dalam rangka mendukung kesuksesan perluasan implementasi penyaluran bansos non

tunai, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara melakukan monitoring perluasan

penyaluran melalui kegiatan survei dan rapat koordinasi dengan Dinas Sosial. Berdasarkan hasil

monitoring, diketahui bahwa masyarakat secara umum telah memahami penyaluran bantuan

Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Maluku Utara

dilakukan dengan menggunakan transfer dana melalui rekening KKS. Dengan penyaluran melalui

non tunai, masyarakat lebih terbantu dari sisi efisiensi biaya, lebih praktis, pencairan tepat waktu

dan lebih aman. Dalam merespon transformasi non tunai, masyarakat memiliki tanggapan yang

positif dimana perlahan-lahan mulai untuk tidak mencairkan dana bansos dalam satu waktu dan

berusaha untuk mencairkan dana bansos secara non tunai melalui e-waroeng. Selain itu,

transformasi non tunai ini juga meningkatkan keuangan inklusif bagi penerima manfaat melalui

kesadaran responden untuk menabung di rekening KKS atau bank yang berdampak pada

peningkatan status bankable di masyarakat level lower income.

Sampai dengan triwulan II 2019, terlihat bahwa performa penyaluran dan penerimaan,

baik untuk program PKH dan BPNT, berlangsung baik dan tepat sasaran. Pada triwulan II 2019,

penyaluran PKH sudah mencapai 99,99% dengan nominal Rp23,33 miliar. Sedangkan untuk

BPNT pada triwulan II 2019, penyaluran BPNT baru mencapai 74,42% dengan nominal Rp665

juta. Penyaluran BPNT akan teroptimalkan pada triwulan IV 2019 yang sejalan dengan rencana

perluasan penyaluran BPNT tahap II 2019.

Page 88: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

76

Sumber: KPw BI Maluku Utara

Grafik 5.12 Perkembangan SP2D dan Penyaluran PKH Maluku Utara

Sumber: KPw BI Maluku Utara

Grafik 5.13 Perkembangan SP2D dan Penyaluran BPNT Maluku Utara

5.5 Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan

Bank (KUPBA BB) Berizin

5.5.1 Perkembangan Transaksi Kegiatan Penukaran Valuta Asing

Bukan Bank (KUPVA BB) secara Pembelian dan Penjualan

Jumlah valuta asing yang ditransaksikan penyelenggara KUPVA BB di wilayah

pengawasan KPwBI Provinsi Maluku Utara pada triwulan III 2019 sebanyak 9 (Sembilan) jenis

mata uang. Berdasarkan transaksi KUPVA BB, jenis valuta asing yang paling banyak dibeli

penyelenggara dari masyarakat di Maluku Utara di dominasi oleh mata uang Dolar Amerika

Serikat (USD) sebesar 39,23%, Riyal Saudi (SAR) sebesar 23,40%, Dolar Singapura (SGD)

sebesar 17,53%, Dolar Australia (AUD) sebesar 8,87% dan Yuan Tiongkok (CNY) sebesar

6,88%. Sedangkan dari transaksi yang dijual penyelenggara kepada masyarakat juga juga di

dominasi oleh Dolar Amerika Serikat (USD) sebesar 51,35%, Riyal Saudi (SAR) sebesar 15,78%,

Dolar Singapura (SGD) sebesar 15,17%, Dolar Australia (AUD) sebesar 7,90% dan Yuan

Tiongkok (CNY) sebesar 5,78%.

Pertumbuhan transaksi penjualan dan pembelian valas di Maluku Utara melalui KUPVA

BB mengalami penurunan selama tahun 2019. Pada triwulan III 2019, pertumbuhan transaksi

penjualan dan pembelian valas masing-masing tumbuh negatif 28,42% dan (qtq) 48,07% (qtq),

pertumbuhan negatif ini lebih rendah dari pada pertumbuhan pada triwulan II 2019 yang

29

(29)

23

(23)

(80)

(40)

-

40

80

(50)

(30)

(10)

10

30

50

I II III IV I II

2018 2019

Mili

ar

Rib

uan

PKH SP2D KPM PKH Penyaluran KPM

PKH SP2D Nominal PKH Penyaluran Nominal

8

(6)

0,9

-0,7

-1,2

-0,8

-0,4

0,0

0,4

0,8

1,2

(12)

(8)

(4)

-

4

8

12

IV I II

2019

Mili

ar

Rib

uan

BPNT SP2D KPM BPNT Penyaluran KPM

BPNT SP2D Nominal BPNT Penyaluran Nominal

Page 89: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

77

mengalami pertumbuhan penjualan dan pembelian negatif masing-masing sebesar 62,73% (qtq)

dan 51,35% (qtq). Walaupun terjadi pertumbuhan negatif untuk transaksi penjualan dan

pembelian valas, perusahaan KUPVA BB masih melaporkan posisi keuntungan bersih dari

transaksi valas, sehingga keberlangsungan bisnis KUPVA BB di Maluku Utara diprediksikan akan

berjangka panjang.

Sumber: KPw BI Maluku Utara

Grafik 5.14 Perkembangan Transaksi Valas Maluku Utara

Sumber: KPw BI Maluku Utara

Grafik 5.15 Jenis Mata Uang Penjualan Valas Sumber: KPw BI Maluku Utara

Grafik 5.16 Jenis Mata Uang Pembelian Valas

5.5.2 Upaya Pengawasan Penyelenggaraan Jasa Sistem Pembayaran

Dalam perannya di bidang sistem pembayaran, Bank Indonesia senantiasa berupaya

mendorong kelancaran dan keamanan sistem pembayaran. Di Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Maluku Utara, salah satu upayanya adalah dengan melakukan fungsi perizinan dan

109 83

-28,42%

-48,07%

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

-

100

200

300

400

I II III

2019

Juta

Penjualan Valas Pembelian Valas g_Penjualan g_Pembelian

51,35%

1,88%15,17%

1,86%

15,78%

7,90%5,78%

USD

MYR

SGD

EUR

SAR

AUD

CNY

39,23%

2,06%

17,53%

2,02%

23,40%

8,87%6,88%

USD

MYR

SGD

EUR

SAR

AUD

CNY

Page 90: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

78

pengawasan. Terkait dengan itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara

secara aktif selalu mendorong peningkatan Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing (KUPVA) di

Maluku Utara menjadi KUPVA BB Berizin. Upaya yang dilakukan untuk mendorong peningkatan

KUPVA BB Berizin melalui sosialisasi kewajiban berizin dari Bank Indonesia bagi penyelenggara

KUPVA, mengedukasi terkait potensi dan ancaman dari praktik pencucian uang dan pendanaan

terorisme, memfasilitasi KUPVA BB berizin di Maluku Utara untuk pengembangan SOP dan

internal control terkait penyelenggaraan APU PPT serta menghimbau KUPVA BB untuk menjadi

perpanjangan tangan Bank Indonesia dalam mendeteksi kegiatan KUPVA BB yang tidak berizin

di wilayah kerja Maluku Utara.

Page 91: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

79

BOKS ELEKTRONIFIKASI TRANSAKSI PEMDA SEBAGAI STIMULUS PEREKONOMIAN a. Peran Elektronifikasi Transaksi Keuangan

Penguatan sistem pembayaran non tunai di transaksi Pemda bertujuan untuk

menciptakan elektronifikasi transaksi yang akuntabel, transparan dan terkonsolidasi serta

mewujudkan perluasan cash less society dan keuangan inklusif melalui peningkatan akses

keuangan untuk layanan transaksi non tunai. Elektronifikasi transaksi keuangan ini

memberikan manfaat di beberapa aspek seperti transaksi keuangan yang lebih praktis yang

disebabkan karena tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah yang banyak dan lebih

higenis, akses masyarakat ke sistem pembayaran mengalami peningkatan dan lebih luas,

transaksi Pemerintah lebih transparan yang membantu usaha pencegahan dan identifikasi

kejahatan kriminal, menekan biaya pengelolaan uang Rupiah dan cash handling serta

perencanaan ekonomi yang lebih akurat karena transaksi tercatat secara lebih lengkap.

Dalam praktiknya, elektronifikasi transkasi Pemerintah Daerah diprioritaskan untuk transaksi

pendapatan, retribusi dan belanja dalam rangka mendukung penguatan pengelolaan

keuangan Pemerintah Daerah yang berdampak pada:

1. Transaksi non-tunai mendorong efisiensi belanja serta potensi penerimaan APBD;

2. Mewujudkan akuntabilitas dan transaksi pengelolaan keuangan pemerintah;

3. Tools monitoring dan reporting system dalam rangka mendukung kebijakan pemda;

4. Mendorong akses keuangan keuangan masyarakat untuk bertransaksi sekaligus

menstimulus perekonomian; serta

5. Seluruh transaksi tercatat sehingga perencanaan anggaran perekonomian lebih akurat.

b. Peluang dan Kendala Implementasi Elektronifikasi Transaksi Pemda

1) Peluang implementasi elektronifikasi Transaksi Pemda

Sistem keuangan yang sudah tersedia untuk elektronifikasi transaksi Pemda berupa

Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) yang dibangun BPKP dan Sistem

Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) yang dibangun Kemendagri serta

Sistem Keuangan yang digunakan dimasing-masing Pemerintah Daerah yang dapat

memberikan layanan fitur seperti:

A. Menyediakan database mengenai kondisi di daerah yang terpadu baik dari aspek

keuangan, aset daerah, kepegawaian/aparatur daerah maupun pelayanan publik

yang dapat digunakan untuk penilaian kinerja instansi pemerintah daerah;

Page 92: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

80

B. Menyediakan informasi yang komprehensif, tepat dan akurat kepada manajemen

pemerintah daerah. Informasi ini dapat digunakan sebagai bahan untuk pengambilan

keputusan;

C. Mempersiapkan aparat daerah untuk mencapai tingkat penguasaan dan

pendayagunaan teknologi informasi yang lebih baik; dan

D. Memperkuat basis pemerintah daerah dalam melaksanakan otonomi daerah.

Sampai saat ini, masih ada Pemda yang mendefinisikan transaksi non tunai dengan tidak

mengelola uang kas fisik dalam transaksi keuangan, sehingga transaksi keuangan masih

banyak dilakukan melalui teller padahal dalam praktik elektronifikasi transaksi Pemda,

beberapa metode bisa dilakukan melalui kanal pembayaran. Dari sisi pendapatan,

pemanfaatan kanal pembayaran didominasi oleh teller melalui mekanisme auto-debet

(standing instruction). Transaksi juga telah dilakukan melalui ATM dan kartu debet. Dari

sisi belanja, pemanfaatan kanal pembayaran didominasi oleh teller melalui payroll,

instrumen cek, bilyet giro, dan standing instruction. Selain itu, belanja Pemda juga dapat

dilakukan melalui internet banking yang didukung dengan ketersediaan Cash

Management System perbankan.

2) Kendala Elektronifikasi Transaksi Pemda

Dalam implementasi elektronifikasi transaksi Pemda terdapat beberapa kendala yang

kemungkinan muncul seperti:

A. Ketersediaan peraturan daerah terkait implementasi elektronifikasi transaksi Pemda;

B. Ketersediaan sistem, jaringan dan infrastruktur untuk menerapkan elektronifikasi

transaksi;

C. Keragaman kemampuan pengembangan produk/layanan perbankan;

D. Peningkatan kompetensi SDM dan mendorong masyarakat bertransaksi non tunai;

dan

E. Alokasi biaya investasi pengembangan dan inefisiensi biaya transaksi.

c. Rencana Pengembangan Elektronifikasi Transaksi Pemda

Beberapa aspek yang harus menjadi perhatian dalam pengembangan elektronifikasi Pemda

seperti:

1) Regulasi – Penguatan regulasi terutama terkait roadmap elektronifikasi di lingkungan

Pemda, jenis instrumen dan kanal pembayaran yang digunakan serta mekanisme

pengelolaan keuangan secara non tunai;

Page 93: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

81

2) Kerja sama – Sinergi dengan Pemda dan perbankan untuk penyediaan produk/layanan

keuangan non tunai sekaligus memperluas akses masyarakat terhadap instrumen dan

kanal pembayaran non tunai;

3) Infrastruktur – Penguatan infrastruktur pendukung kelancaran transaksi non tunai seperti

jaringan telekomunikasi, ketersediaan pasokan listrik, perangkat teknologi yang didukung

mitigasi risiko kendala teknis lainnya;

4) Integrasi Cash Management System perbankan dengan sistem keuangan Pemda untuk

meningkatkan efisiensi, efektifitas dan transparansi pengelolaan keuangan Pemda; dan

5) Kompetensi SDM – Pelaksanaan sosialisasi, edukasi dan bimbingan teknis bagi aparatur

sipil daerah terutama untuk mengkampanyekan GNNT dan peningkatan kompetensi

pengelolaan aplikasi keuangan non tunai;

Untuk tercapainya tujuan berupa seluruh Pemda telah mengimplementasikan elektronifikasi

seluruh transaksi penerimaan dan pengeluaran melalui sistem perbankan (CMS) maka

dibutuhkan penerapan roadmap sesuai dengan tahap-tahap sebagai berikut:

Aspek Tahap 1

(Identifikasi dan Persiapan)

Tahap 2

(Implementasi)

Tahap 3

(Perluasan)

Enablers 1. Penguatan regulasi elektronifikasi di lingkungan Pemda (termasuk penyusunan pedoman dan roadmap).

2. Kerjasama Pemda dan Perbankan dalam rangka peningkatan layanan elektronifikasi transaksi.

3. Sosialisasi/edukasi untuk meningkatkan kompetensi SDM Pemda dan pemahaman masyarakat.

4. Monitoring dan Evaluasi elektronifikasi Pemda.

Infrastruktur 1. Perluasan kanal pembayaran non tunai (ATM, EDC, Agen Bank). 2. Inovasi instrumen pembayaran non tunai (Uang Elektronik, QR Code, online

payment). 3. Penguatan jaringan telekomunikasi di daerah 3T (Terluar, Tertinggal dan Terdepan). 4. Penguatan fungsi rekonsiliasi perbankan untuk mendukung pelimpahan dana

penerimaan Pemda di akhir hari.

Elektronifikasi 1. Penerapan payroll untuk pembayaran gaji di lingkungan Pemda dan non Pemda.

2. Prioritas elektronifikasi transaksi belanja Pemda sesuai kesiapan daerah.

1. Pemda menerapkan elektronifikasi seluruh transaksi belanja.

2. Optimalisasi GPN dalam mendukung elektronifikasi transaksi Pemda.

3. Pengembangan elektronifikasi transaksi Pendapatan.

4. Prioritas elektronifikasi transaksi pendapatan Pemda sesuai kesiapan daerah.

Pemda

menerapkan

elektronifikasi

seluruh

transaksi

pendapatan.

Sistem

keuangan

Integrasi sistem keuangan

Pemda dengan SP2D

Online, Cash Management

System Perbankan dan

sistem pendukung lainnya.

Penguatan sistem monitoring transaksi

dan pelaporan keuangan Pemda.

Pelaporan

keuangan

Pemda

terkonsolidasi.

Page 94: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

82

BAB 6 KETENAGAKERJAAN DAN

KESEJAHTERAAN “Kesejahteraan Masih Dalam Tingkat yang Baik”

RINGKASAN TPT

Agustus 2019

4,97%

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Maluku Utara pada Agustus tercatat sebesar

4,97%, membaik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,09% namun masih lebih tinggi dibanding Agustus 2018 yang sebesar 4,77%. Meskipun demikian, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) terus mengalami penurunan pada periode yang sama. TPAK Maluku Utara pada Agustus 2019 tercatat sebesar 64,49%, lebih rendah dibandingkan dengan Februari 2019 dan Agustus 2018 yang masing-masingnya sebesar 64,80% dan 65,21%.

Pada triwulan III 2019 terjadi peningkatan kesejahteraan Petani yang merupakan salah satu mata pencaharian utama di Maluku Utara, yang tercermin dari meningkatnya Nilai Tukar Petani (NTP). Rata-rata NTP Maluku Utara pada triwulan III adalah sebesar 97,95, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II yang tercatat sebesar 96,75 namun lebih rendah dibandingkan triwulan III 2018 yang tercatat sebesar 99,09. Secara keseluruhan NTP gabungan Maluku Utara pada triwulan III 2019 berada pada peringkat 6 (enam) dari 10 (sepuluh) daerah di Kawasan Sulampua.

RINGKASAN RINGKASAN

RINGKASAN NTP

Triwulan III 2019

97.95

Page 95: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

83

6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan

Pada semester ke-2 (dua) tahun 2019, pertumbuhan partisipasi tenaga kerja masyarakat

Provinsi Maluku Utara semakin membaik, yang tercermin dari menurunnya persentase Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) berdasarkan rilis BPS untuk periode Agustus 2019. TPT Provinsi

Maluku Utara untuk periode Agustus 2019 tercatat sebesar 4,97%. TPT saat ini lebih rendah

dibandingkan dengan periode Februari 2019 yang sebesar 5,09%, namun masih lebih tinggi

dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar 4,77%.

Meskipun demikian, penurunan TPT pada Agustus 2019 disertai pula dengan turunnya Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) untuk periode yang sama. TPAK Maluku Utara pada Agustus

2019 tercatat sebesar 64,49%, lebih rendah dibandingkan dengan TPAK Februari 2019 yang

tercatat sebesar 64,80%. Penurunan persentase TPAK pada Agustus 2019 terjadi akibat

pertumbuhan jumlah penduduk usia 15 tahun keatas lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan

jumlah angkatan kerja dimana pada Agustus 2019 jumlah penduduk usia 15 tahun tumbuh

sebesar 2,66% (yoy) sedangkan angkatan kerja bertumbuh sebesar 1,53% (yoy). Jumlah

angkatan kerja pada Agustus 2019 tercatat sebanyak 549,7 ribu jiwa, lebih tinggi dibandingkan

Februari 2019 dan Agustus 2018 yang masing-masing sebesar 544,9 ribu jiwa dan 541,4 ribu

jiwa. Data pertumbuhan ketenagakerjaan penduduk Provinsi Maluku Utara terangkum pada

Tabel 6.1.

Tabel 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Maluku Utara (Ribu Jiwa)

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Membaiknya TPT juga terkonfirmasi oleh tingginya Saldo Bersih Tertimbang (SBT)

Penggunaan Tenaga Kerja hasil SKDU pada triwulan III 2019 yang tercatat sebesar 19,78%. Nilai

SBT tersebut relatif stabil meskipun sedikit lebih rendah dibandingkan dengan periode Februari

2019, dan jauh lebih baik dibandingkan periode Agustus 2018.Cukup tingginya persentase nilai

SBT mengindikasikan bahwa sebagian besar pelaku usaha mampu mengoptimalkan

penggunaan tenaga kerja di perusahaan-perusahaan yang ada. Semakin tinggi nilai SBT maka

Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug

782,4 792,5 801,9 811,0 822,4 830,3 841,1 852,4

530,7 524,5 557,1 516,2 587,9 541,4 544,9 549,7

Bekerja 512,5 503,5 530,3 488,7 560,6 515,6 517,2 522,4

Pengangguran 18,2 21 26,8 27,5 27,4 25,8 27,7 27,3

251,7 268 244,7 294,8 234,5 288,8 296,1 302,7

67,83% 66,19% 69,48% 63,65% 71,49% 65,21% 64,80% 64,49%

3,43% 4,01% 4,82% 5,33% 4,65% 4,77% 5,09% 4,97%

Penduduk 15 Tahun Keatas

Angkatan Kerja

Indikator2016 2017 2018

Bukan Angkatan Kerja

TPAK

TPT

2019

Page 96: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

84

semakin banyak responden yang mengkonfirmasi penambahan penggunaan tenaga kerja yang

ada di perusahaan.

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara dan Survei Kegiatan Dunia Usaha Bank Indonesia, diolah

Grafik 6.1 Perkembangan TPT dan TPAK Maluku Utara

Untuk posisi Agustus 2019, secara sektoral terlihat bahwa sektor Pertanian, Perkebunan,

Perkebunan, dan Perikanan masih terus menjadi sektor yang menyerap tenaga kerja paling tinggi

yaitu sebesar 220,3 ribu jiwa atau 42,17% dari total angkatan kerja. Kemudian sektor jasa

kemasyarakatan, sosial, dan perorangan menjadi sektor yang menyumbang tenaga kerja

terbesar kedua, yaitu sebesar 107,9 ribu jiwa atau 20,66% dari total angkatan kerja. Kedua

sektor/lapangan usaha tersebut secara historis senantiasa menjadi penyerap tenaga kerja

tertinggi dengan dengan komposisi keseluruhan yang relatif tidak berubah jika dibandingkan

dengan beberapa periode sebelumnya. TPT pada Agustus 2019 semakin mengalami kenaikan

seiring dengan bertambahnya jumlah nelayan yang dibina oleh SKPT serta masuknya layanan

transportasi online di Kota Ternate juga turut menambah peluang lapangan pekerjaan bagi

masyarakat di Maluku Utara.

Page 97: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

85

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Grafik 6.2 Jumlah Tenaga Kerja pada Lapangan Pekerjaan Utama di Maluku Utara (Ribu Jiwa)

Terlihat pada Agustus 2019, LU Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, perburuan, dan

Perikanan meningkat dibandingkan periode Februari 2019, dengan persentase meningkat dari

41,71% menjadi 42,17% pada Agustus 2019. Akan tetapi terlihat bahwa tingginya peran sektor

tersebut dalam menyerap tenaga kerja masih belum sejalan dengan persentase andil lapangan

usaha pertanian dan perikanan terhadap keseluruhan PDRB Provinsi Maluku Utara. Hal ini

menunjukkan bahwa secara sektoral pengaruh jumlah tenaga kerja di Provinsi Maluku Utara

masih belum signifikan terhadap peningkatan PDRB dan pertumbuhan kualitas ekonomi. Oleh

karena itu masih terdapat ruang bagi pemerintah maupun masyarakat dan para pelaku usaha

khususnya pada bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, dan perikanan untuk

semakin meningkatkan kapasitas aktivitas ekonomi di antaranya melalui pengembangan industri

berbasis pedesaan untuk menyerap kelebihan tenaga kerja pada sektor terkait, shifting menuju

industri berbasis teknologi untuk meningkatkan produktivitas, serta terus melakukan koordinasi

antara pemerintah dan pihak swasta/badan usaha untuk menciptakan ekosistem perekonomian

yang lebih efektif berkesinambungan untuk mendorong perekonomian dari sektor pertanian,

perkebunan, kehutanan, perburuan, dan perikanan di Provinsi Maluku Utara.

218,4 235,8 215,7 220,3

105,8 102,4113,3 107,9

71,0 69,2 74,9 80,0

31,0 28,4 33,9 30,527,5 25,4 22,3 27,214,0 13,5 16,6 14,230,7 29,6 27,8 33,0

10,611,4

12,7 9,4

Rata-rata 3tahun

Agustus 2018 Februari 2019 Agustus 2019

Lainnya

Transportasi, Pergudangan danKomunikasi

Pertambangan dan Penggalian

Konstruksi

Industri Pengolahan

Perdagangan, Rumah Makan, dan JasaAkomodasi

Jasa Kemasyarakatan, Sosial, danPerorangan

Pertanian, Perkebunan, Kehutanan,Perburuan, dan Perikanan

Page 98: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

86

6.2 Tingkat Kesejahteraan Daerah

Salah satu parameter/indikator kesejahteraan suatu daerah yang didominasi oleh

penduduk bermatapencaharian petani adalah Nilai Tukar Petani (NTP), yang merupakan rasio

antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayarkan petani yang

dinyatakan dalam persentase. Pada triwulan III 2019, secara kuartalan terlihat bahwa terjadi

peningkatan kesejahteraan petani di Provinsi Maluku Utara yang tercermin dari naiknya indeks

NTP. Tercatat bahwa rata-rata NTP bulanan untuk triwulan III 2019 adalah 97,95, lebih tinggi

dibandingkan dengan dengan 96,75 pada triwulan sebelumnya. Meskipun demikian, nilai NTP

pada triwulan III 2019 masih lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada tahun 2018

99,09. Dengan kata lain, sejak tahun 2017 agregat triwulanan NTP Provinsi Maluku Utara secara

yoy masih terus mengalami kontraksi/pertumbuhan negatif. Di wilayah kawasan Sulampua, NTP

gabungan Provinsi Maluku Utara berada pada peringkat ke-6 (enam) dari 10 (sepuluh) Provinsi

(Tabel 6.2), dan progress pertumbuhan NTP Provinsi Maluku Utara ditampilkan pada Grafik 6.3.

Naiknya NTP Provinsi Maluku Utara secara kuartalan menjadi indikator bahwa secara relatif

tingkat kemampuan daya beli petani saat ini semakin meningkat dibandingkan dengan triwulan I

maupun triwulan II 2019.

Tabel 6.2 Nilai Tukar Petani (NTP) Kawasan Timur Indonesia triwulan III 2019

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Berdasarkan subsektornya, seluruh NTP subsektor pada triwulan III 2019 mengalami

kenaikan, dan hanya subsektor perikanan tangkap yang relatif stagnan. Subsektor perkebunan

rakyat menjadi subsektor dengan kenaikan NTP yang paling tinggi, yaitu dari 86,75 pada triwulan

II 2019 menjadi 88,92 pada triwulan III 2019 dengan pertumbuhan secara kuartalan sebesar

2,51%. Kemudian subsektor peternakan mengalami kenaikan tertinggi kedua, yaitu dari 109,52

pada triwulan II 2019 menjadi 111,16 pada triwulan III 2019 dengan pertumbuhan secara

kuartalan sebesar 1,49% (Grafik 6.4).

NO. PROVINSI NTP NO. PROVINSI NTP NO. PROVINSI NTP

1 SULAWESI BARAT 113,25 1 SULAWESI BARAT 112,29 1 SULAWESI BARAT 112,19

2 GORONTALO 103,83 2 GORONTALO 105,12 2 GORONTALO 104,74

3 PAPUA BARAT 102,83 3 PAPUA BARAT 103,78 3 PAPUA BARAT 103,75

4 SULAWESI SELATAN 102,43 4 SULAWESI SELATAN 102,88 4 SULAWESI SELATAN 103,27

5 MALUKU 98,85 5 MALUKU 98,68 5 MALUKU 99,93

6 MALUKU UTARA 98,20 6 MALUKU UTARA 98,59 6 MALUKU UTARA 97,06

7 SULAWESI TENGAH 95,27 7 SULAWESI TENGAH 95,92 7 SULAWESI TENGAH 95,11

8 SULAWESI UTARA 94,61 8 SULAWESI UTARA 94,15 8 SULAWESI UTARA 94,52

9 SULAWESI TENGGARA 93,78 9 PAPUA 93,59 9 PAPUA 93,40

10 PAPUA 93,14 10 SULAWESI TENGGARA 93,44 10 SULAWESI TENGGARA 93,14

102,63 103,22 103,88

Jul-19 Aug-19 Sep-19

Nasional Nasional Nasional

Page 99: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

87

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Grafik 6.3 Perkembangan NTP Maluku Utara Grafik 6.4 NTP per Subsektor di Maluku Utara

Analisa terhadap masing-masing subsektor menunjukkan bahwa subsektor pendorong

peningkatan NTP pada triwulan III 2019 adalah perkebunan rakyat, peternakan, dan perikanan.

Salah satu faktor yang mendorong peningkatan produksi perkebunan adalah kondisi cuaca

dengan curah hujan yang rendah dan suhu yang relatif hangat selama triwulan III menciptakan

ekosistem pertumbuhan yang baik bagi komoditas tanaman perkebunan utama di Maluku Utara

seperti tembakau, kelapa, dan pala, sehingga lebih lanjut mendorong produktivitas perkebunan.

Disisi lain pasca pengesahan nota kesepahaman yang diberi nama ‘Pakta Parada’ yang menjadi

wujud komitmen bersama antara stakeholder dengan para pelaku usaha di Provinsi Maluku

Utara, ekspor perikanan Provinsi Maluku Utara semakin mengalami peningkatan. Pada awal

triwulan III 2019 ekspor perdana dari Koperasi Perikanan Ternate Santo Alvin Pratama

diresmikan oleh Wakil Gubernur Maluku Utara bersama dengan Kepala Perwakilan Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara. PT Perikanan Nusantara juga saat ini telah

mengurus perizinan ekspor perikanan dari Pulau Bacan yang merupakan salah satu produsen

ikan terbesar di Maluku Utara. Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Sentra Kelautan dan

Perikanan Terpadu (SKPT) juga terus memberikan bantuan melakukan pendampingan kepada

nelayan-nelayan di Provinsi Maluku Utara (bertempat di Kabupaten Pulau Morotai) melalui

pemberian kapal-kapal nelayan berukuran 3GT dan 5GT. Pemberian bantuan juga memberikan

dampak positif yang ditandai dengan peningkatan produksi tuna di Pulau Morotai yang telah

menembus lebih dari 100 ton hingga pertengahan triwulan III 2019. Ekspor perikanan Provinsi

Maluku Utara saat ini telah menembus beberapa negara di antaranya Singapura, Vietnam,

Filipina, Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat.

Sementara itu, dari sisi kesenjangan pendapatan yang ditunjukkan oleh Gini Ratio, hingga

triwulan III 2019 belum ada pembaharuan terkini terkait posisi kesenjangan pendapatan di Maluku

-1,87%-2,14%

-1,15%

-6%

-5%

-4%

-3%

-2%

-1%

0%

1%

2%

3%

4%

90

92

94

96

98

100

102

104

106

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2016 2017 2018 2019

NTP g_NTP (yoy)

Page 100: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

88

Utara, dan masih mengacu pada pada rilis semester I 2019. Pada semester I Maret 2019, Gini

Ratio sebesar 0,312, turun dari 0,336 pada semester sebelumnya dengan Gini Ratio di daerah

perkotaan sebesar 0,310 dan di daerah perdesaan sebesar 0,256. Gini ratio di Provinsi Maluku

Utara merupakan yang terendah ke-4 dari 34 provinsi di Indonesia dan masih dalam kategori

ketimpangan rendah dan kesenjangan pendapatan masyarakat berada dalam taraf rendah.

Agregat Gini Ratio masing-masing daerah di Indonesia dapat dilihat pada Grafik 6.5.

Grafik 6.5 Perbandingan Gini Ratio Provinsi yang ada di Indonesia untuk periode semester I-

2019

6.3 Profil Kemiskinan Daerah

Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk miskin di Maluku Utara pada semester I Maret

2019 tercatat sebesar 84,6 ribu orang atau sekitar 6,77%, bertambah 2,67 ribu orang dari

semester II (periode bulan September) 2018 yang tercatat sebesar 81,93 ribu orang atau sekitar

6,62%. Pada umumnya, penduduk miskin di Maluku Utara berada di desa dengan jumlah sebesar

81,89% (69,28 ribu orang) dan sisanya 18,11% (15,32 ribu) orang tinggal di perkotaan. Dari

angka tersebut terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin di pedesaan sebesar 1,70%,

sementara penduduk miskin di perkotaan meningkat sebesar 14,84% dibandingkan tahun

sebelumnya (Grafik 6.6 dan Grafik 6.7).

0,4

23

0,4

07

0,4

02

0,3

99

0,3

94

0,3

94

0,3

89

0,3

86

0,3

82

0,3

79

0,3

7

0,3

67

0,3

66

0,3

65

0,3

65

0,3

61

0,3

56

0,3

41

0,3

4

0,3

36

0,3

34

0,3

34

0,3

31

0,3

3

0,3

29

0,3

27

0,3

27

0,3

24

0,3

21

0,3

19

0,3

17

0,3

12

0,3

06

0,2

95

0,2

69

DI Y

ogy

akar

ta

Go

ron

talo

Jaw

a B

arat

Sula

wes

i Ten

ggar

a

DK

I Jak

arta

Pap

ua

Sula

wes

i Sel

atan

Pap

ua

Bar

at

Ind

on

esia

Nu

sa t

en

ggar

a B

arat

Jaw

a Ti

mu

r

Sula

wes

i Uta

ra

Bal

i

Sula

wes

i Bar

at

Ban

ten

Jaw

a Te

nga

h

Nu

sa T

engg

ara

Tim

ur

Kep

ula

uan

Ria

u

Ben

gku

lu

Kal

iman

tan

Ten

gah

Kal

iman

tan

Se

lata

n

Ria

u

Sum

ater

a Se

lata

n

Kal

iman

tan

Tim

ur

Lam

pu

ng

Sula

wes

i Ten

gah

Kal

iman

tan

Bar

at

Mal

uku

Jam

bi

Ace

h

Sum

ater

a U

tara

Mal

uku

Uta

ra

Sum

ater

a B

arat

Kal

iman

tan

Uta

ra

Ban

gka

Be

litu

ng

Page 101: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

89

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Grafik 6.6 Jumlah Penduduk Miskin

Desa dan Kota

Grafik 6.7 Persentase Jumlah Penduduk

Miskin Desa dan Kota

Berdasarkan hasil survei nasional, pada periode September 2018-Maret 2019, garis

kemiskinan 1 Maluku Utara naik sebesar 4,55% atau Rp19.369/kapita per bulan, yakni dari

Rp425.281/kapita per bulan menjadi Rp444.650/kapita per bulan. Berdasarkan data yang diolah

dari BPS, terlihat bahwa peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar

dibandingkan peranan komoditas bukan makanan (Grafik 6.7). Hal ini terjadi sejalan dengan

tingginya pola konsumsi dan standar pola makan masyarakat di Provinsi Maluku Utara yang

berdampak pada cukup tingginya garis kemiskinan makanan hingga tahun 2018.

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Grafik 6.8 Garis Kemiskinan Makanan dan Non Makanan Desa dan Kota

1 Garis kemiskinan merupakan harga yang dibayar oleh kelompok acuan untuk memenuhi kebutuhan

pangan sebesar 2.100 kilokalori/kapita per hari dan kebutuhan non-pangan esensial seperti perumahan,

sandang, kesehatan, pendidikan, transportasi, dan lainnya.

352.536

121.938

474.475

343.631

89.184

432.815 346.075

98.575

444.650

-

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

350.000

400.000

450.000

500.000

Sep

t'1

6

Mar

et'1

7

Sep

t'1

7

Mar

et '1

8

Sep

t'1

8

Mar

et'1

9

Sep

t'1

6

Mar

et'1

7

Sep

t'1

7

Mar

et '1

8

Sep

t'1

8

Mar

et'1

9

Sep

t'1

6

Mar

et'1

7

Sep

t'1

7

Mar

et'1

8

Sep

t'1

8

Mar

et'1

9

Makanan Bukan Makanan Total

Kota Desa Kota+Desa

Page 102: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

90

Pada September 2018-Maret 2019, penyumbang garis kemiskinan terbesar yakni

komoditas makanan baik di perkotaan maupun pedesaan hampir sama. Pada Maret 2019 beras

memberikan sumbangan sebesar 21,84% di perkotaan dan 28,39% di pedesaan. Selain itu, rokok

dan ikan tongkol/tuna/cakalang juga memberikan sumbangan terbesar kedua dan ketiga pada

garis kemiskinan baik di perkotaan maupun pedesaan.

Permasalahan kemiskinan tidak sekedar jumlah dan persentase penduduk miskin, namun

juga jarak rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan (tingkat kedalaman)

yang disebut sebagai P1 dan penyebaran pengeluaran antar penduduk miskin yang disebut

sebagai P2. Nilai P1 tahun ini menunjukkan penurunan 0,36 poin atau sebesar 1,25 pada

September 2018 menjadi 0,89 pada Maret 2019. Penurunan nilai P1 tersebut terjadi di perdesaan

dan di perkotaan. Sementara itu, nilai P2 juga mengalami peningkatan 0,19 poin atau menjadi

0,20 pada Maret 2019 (Tabel 6.3).

Tabel 6.3 Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Keparahan Kemsikinan (P2) di Maluku Utara

P1 (%) P2 (%)

Kota Desa Kota+Desa Kota Desa Kota+Desa

0,44 1,35 1,10 0,07 0,33 0,26

0,40 1,44 1,16 0,07 0,31 0,25

0,29 0,86 0,70 0,04 0,16 0,13

0,61 1,35 1,15 0,14 0,32 0,27

0,37 0,86 0,73 0,06 0,22 0,18

0,25 1,18 0,92 0,02 0,28 0,21

0,67 0,86 0,81 0,25 0,18 0,20

0,57 0,91 0,81 0,11 0,17 0,15

0,69 0,97 0,89 0,19 0,19 0,19

0,62 1,50 1,25 0,23 0,45 0,39

0,53 1,03 0,89 0, 09 0,24 0,20

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Penurunan kedua nilai yaitu P1 dan P2 mengindikasikan rata-rata pengeluaran penduduk

miskin semakin dekat dari garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran diantara penduduk

miskin cenderung semakin kecil. Ditinjau secara daerah, nilai P1 dan P2 antar perkotaan dan

perdesaan menunjukkan bahwa kesenjangan kemiskinan di perdesaan lebih tinggi daripada di

perkotaan. Hal ini dapat dilihat dari nilai P1 dan P2 pada Maret 2019, dimana nilai kedua indeks

(P1 dan P2) di perdesaan lebih tinggi dibanding di perkotaan.

Page 103: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

91

6.4 Profil Pembangunan Manusia

Pembangunan manusia yang dicerminkan oleh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di

Maluku Utara menunjukkan peningkatan. IPM Maluku Utara pada tahun 2018 tercatat tumbuh

sebesar 0,83% dibanding tahun 2017. Sementara itu, IPM Maluku Utara sebesar 67,76 di tahun

2018 tersebut lebih tinggi dibanding rata-rata kawasan Sulampua yang sebesar 67,58 pada

periode yang sama. Berdasarkan kategori, IPM Maluku Utara juga tergolong sedang, yaitu

diantara 60 dan 70. Bali, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara tercatat

sebagai provinsi di KTI yang memiliki IPM Tinggi (Gambar 6.1).

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Gambar 6.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kawasan Timur Indonesia Menurut Provinsi dan

Status Pembangunan Manusia, 2016-2018

Meningkatnya IPM Maluku Utara pada tahun 2018 didorong oleh naiknya seluruh

komponen pembentuknya, yaitu Umur Harapan Hidup (UHH), Harapan Lama Sekolah (HLS), dan

Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) yang cenderung meningkat sejak tahun 2016 hingga tahun 2018

(Grafik 6.9).

Provinsi 2016 2017 2018

Sulawesi Utara 71,05 71,66 72,20

Sulawesi Selatan 69,76 70,34 70,90

Sulawesi Tenggara 69,31 69,86 70,61

Maluku 67,60 68,19 68,87

Sulawesi Tengah 67,47 68,11 68,80

Maluku Utara 66,63 67,20 67,76

Gorontalo 66,29 67,01 67,71

Sulawesi Barat 63,60 64,30 65,10

Papua Barat 62,21 62,99 63,74

Papua 58,05 59,09 60,06

Sulampua 66,20 66,88 67,58

Indonesia 70,18 70,81 71,39

Sangat Tinggi (IPM 80)

Tinggi (70 ≤ IPM 80)

Sedang (60 ≤ IPM 70)

Rendah(IPM 60)

Page 104: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

92

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Grafik 6.9 Komponen Pembentuk Indeks Pembangunan Manusia di Maluku Utara, 2016-2018

Secara spasial, Kota Ternate mencatatkan IPM tertinggi di Maluku Utara (Grafik 6.10).

yaitu 78,48 di tahun 2017 dan 79,13 di 2018, berbeda dengan IPM di Kota/Kabupaten lainnya di

Maluku Utara yang masih bernilai dibawah 70. Kondisi ini mengindikasikan bahwa fasilitas sosial

dan infrastruktur lainnya di Kota Ternate jauh lebih baik dibanding di wilayah lainnya di Maluku

Utara. Hal tersebut menunjukkan perlu adanya pembangunan yang lebih merata di daerah selain

Kota Ternate di Maluku Utara sehingga kualitas hidup rakyat Maluku Utara semakin meningkat

dari sisi Umur Harapan Hidup, Harapan Lama Sekolah, dan Rata-Rata Lama Sekolah. Meskipun

secara umum IPM di sebagian besar Kota dan Kabupaten di Maluku Utara bernilai rendah-

sedang, namun IPM tersebut menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, termasuk dari tahun

2017 ke tahun 2018.

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Grafik 6.10 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia di Maluku Utara, 2017-2018

67,51

13,458,52

66,63

67,54

13,568,61

67,267,8

13,628,72

67,76

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Umur Harapan Hidup saatLahir (UHH)

Harapan Lama Sekolah(HLS)

Rata-rata Lama Sekolah(RLS)

IPM

2016 2017 2018

64,19 63,89 62,04 62,64 66,52 65,77 60,71 59,03 78,48 69,25

64,54 64,66 62,96 63,39 67,3 66,2 61,39 59,6779,13

69,89

0

50

100

150

200

Halm

ahe

raBara

t

Halm

ahe

raTe

ngah

Kepul

aua

nSul

a

Halm

ahe

raSela

tan

Halm

ahe

raU

tara

Halm

ahe

raTi

mur

Pul

au

Moro

tai

Pul

au

Talia

bu

Kota

Tern

ate

Kota

Tid

ore

Kepul

aua

n

2017 2018

Page 105: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

93

BAB 7 PROSPEK PEREKONOMIAN “Proyeksi Ekonomi Diperkirakan Mengalami Akselerasi dan Inflasi Terjaga”

RINGKASAN Proyeksi Ekonomi

Triwulan I 2020

4,15% - 4,55%

Perekonomian Maluku Utara pada triwulan I 2020 diproyeksikan akan mengalami

akselerasi berada pada kisaran 4,15% – 4,55% (yoy). Dari sisi permintaan, akselerasi pertumbuhan ekonomi didorong sektor konsumsi pemerintah yang disebabkan oleh tingginya konsumsi pemerintah dan PMTB dalam rangka percepatan proyek infrastruktur pemerintah dan smelter di Maluku Utara. Sementara itu, menggeliatnya LU pertanian, Industri Pengolahan, kontruksi, dan administrasi pemerintah diperkirakan akan mendorong laju pertumbuhan di Maluku Utara.

Tekanan inflasi Maluku Utara pada triwulan I 2020 diperkirakan akan mengalami sedikit penurunan dibanding inflasi triwulan berjalan. Penurunan inflasi di triwulan mendatang, secara umum disebabkan oleh normalisasi harga pasca tingginya permintaan masyarakat menjelang libur sekolah, HBKN Natal, dan tahun baru yang jatuh di triwulan IV 2019.

RINGKASAN RINGKASAN

RINGKASAN Proyeksi Inflasi Triwulan I 2020

2,01% - 2,41%

Page 106: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

94

7.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi

Perekonomian Maluku Utara pada triwulan I 2019 diproyeksikan akanm mengalami

akselerasi berada pada kisaran 4,15% – 4,55% (yoy). Dari sisi permintaan, akselerasi

pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh meningkatnya konsumsi pemerintah dan PMTB yang

merupakan dampak percepatan proyek infrastruktur pemerintah dan percepatan penyelesaian

smelter oleh para pelaku usaha pengolahan nikel. Selain itu, membaiknya Current Account Deficit

(CAD) di Maluku Utara diperkirakan akan terjadi akibat yang disebabkan mulai beroperasinya

smelter feronikel di Halmahera Tengah, Halmahera Selatan, dan Halmahera Timur. Impor LN

juga diperkirakan akan membaik akibat tingginya impor mesin, smelter, dan pendukung smelter

lainnya yang masuk ke Maluku Utara di triwulan III dan IV di tahun 2019.

Grafik 7.11 Perkembangan PDRB Maluku Utara dan Proyeksinya

Sementara itu dari sisi penawaran, LU Industri Pengolahan diperkirakan mengalami

akselerasi meskipun masih dalam kondisi kontraksi. Pada triwulan I 2020, berdasarkan hasil

survei liaison diperkirakan smelter di Halmahera Tengah, Halmahera Timur, dan Halmahera

Selatan sudah dapat beroperasi dengan optimal diikuti rebound harga komoditas nikel di pasar

global akibat meningkatnya permintaan feronikel oleh Tiongkok (namun demikian, masih terdapat

risiko bias kebawah yang disebabkan perang dagang Tiongkok dengan Amerika Serikat). Selain

itu, LU Konstruksi juga diperkirakan mengalami akselerasi yang disebabkan oleh meningkatnya

aktivitas penyelesaian proyek baik pemerintah maupun swasta di wilayah Maluku Utara

khususnya untuk infrastruktur dasar dan infrastruktur pariwisata di Halmahera dan Kepulauan

4,03- 4,43

5,63 - 6,03

4,15 - 4,55

6,12 - 6,52

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

2

3

4

5

6

7

8

9

I II III

IV

Tota

l I II III

IV

Tota

l I II III

IVp

Tota

l

Ip IIp

IIIp

IVp

Tota

l2017 2018 2019 2020

Rp M

iliar

Pert

um

buhan P

DR

B (

%)

PDRB (rhs)

Page 107: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

95

Morotai. Selain itu, dukungan pemerintah dalam meningkatkan produktivitas pertanian dan

perikanan di Maluku Utara akan terus mendorong LU Pertanian dan Perikanan.

Secara keseluruhan, mulai beroperasinya smelter nikel di wilayah Halmahera Selatan,

Halmahera Timur, dan Halmahera Tengah akan menjadi pendorong utama pertumbuhan Maluku

Utara di 2020. Selanjutnya, rencana peresmian Indonesia Weda Industrial Park (IWIP) di awal

2020 akan menjadikan optimalisasi hilirisasi bijih nikel yang menargetkan sebagai pusat produksi

baterai litium nikel di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi tahun 2020 diproyeksikan akan

mengalami akselerasi pada rentang antara 6,12% - 6,52%. Meskipun demikian, pertumbuhan

tersebut dapat ditahan oleh kinerja LU Pertanian, Perikanan dan Perdagangan yang mengalami

pertumbuhan yang moderat serta perlambatan pada LU Pertambangan akibat diberlakukan

larangan ekspor bijih nikel sejak awal tahun 2020.

7.1.1 Sisi Permintaan

Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga diperkirakan akan mengalami perlambatan

pada triwulan I 2020 yang disebabkan oleh menurunnya konsumsi masyarakat pasca hari libur

sekolah, HBKN Natal, dan tahun baru yang jatuh di triwulan IV 2019 sebagaimana siklus puncak

konsumsi RT tahunannya (Grafik 7.2). Selain itu, konsumsi pemerintah dan PMTB diperkirakan

juga turut mendorong laju pertumbuhan Maluku Utara pada triwulan I 2020 yang disebabkan

penyelesaian proyek pemerintah dan swasta dalam percepatan pembangunan infraastruktur dan

smelter di Maluku Utara. Selain itu, komitmen Pemda Provinsi Maluku Utara, Dirjen Bea Cukai,

Bank Indonesia, serta stakeholder terkait untuk meningkatkan ekspor langsung dari diharapkan

mampu meningkatkan ekspor langsung khususnya pada LU Pertanian dan Perikanan sehingga

mampu memperbaiki Current Account Deficit (CAD) di Maluku Utara.

Page 108: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

96

Grafik 7.12 Siklus Bulan HBKN Idul Fitri dengan Puncak Konsumsi Masyarakat

7.1.2 Sisi Penawaran

Apabila dilihat dari sisi penawaran, LU Pertanian diperkirakan mengalami akselerasi pada

triwulan I 2020. Hal ini diperkirakan disebabkan oleh masih baiknya produktivitas petani dan

nelayan di Maluku Utara serta gencarnya dukungan pemerintah dalam mendorong perbaikan

baik tata kelola maupun tata niaga dalam mendorong pertanian dan perikanan di Maluku Utara.

Sementara itu, LU Kontruksi juga akan mendorong pertumbuhan Maluku Utara dalam rangka

penyelesaian proyek infrastruktur dasar dan infrastruktur pariwisata di Pulau Halmahera dan

Pulau Morotai. Selain itu, LU Industri Pengolahan juga diperkirakan mengalami akselerasi

meskipun masih mengalami kontraksi sebagai dampak dari mulai beroperasinya smelter feronikel

di Halmahera Selatan, Halmahera Tengah dan Halmahera Timur oleh beberapa perusahaan

tambang di triwulan I 2020.

Sementara itu, pertumbuhan Maluku Utara pada triwulan IV 2019 akan ditahan oleh

kinerja LU pertambangan akibat dari mulai diberlakukannya pelarangan ekspor bijih nikel mulai

awal tahun 2020. Pelarangan ini akan mempengaruhi ekspor LN bijih nikel sehingga menurunkan

produktivitas bijih nikel oleh perusahaan tambang. Selain itu, LU Perdagangan juga akan

menahan pertumbuhan Maluku Utara pada triwulan I 2020 pasca tingginya aktivitas perdagangan

di Maluku Utara pada triwulan sebelumnya.

Idul FitriBulan Juli

Idul FitriBulan Juni Idul Fitri

Bulan Juni

Idul FitriBulan Mei

0,00%

1,00%

2,00%

3,00%

4,00%

5,00%

6,00%

7,00%

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

I II III IV I II III IV I II III IVp Ip IIp IIIp IVp

2017 2018 2019 2020

Konsumsi RTg_yoy

Page 109: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

97

7.2 Outlook Inflasi Daerah

Tekanan inflasi Maluku Utara pada triwulan I 2020 diperkirakan akan mengalami

sedikit penurunan dibanding inflasi triwulan berjalan. Penurunan inflasi di triwulan

mendatang, secara umum disebabkan oleh normalisasi harga pasca tingginya permintaan

masyarakat menjelang libur sekolah, HBKN Natal, dan tahun baru yang jatuh di triwulan IV 2019.

Penurunan inflasi diperkirakan terjadi pada seluruh kelompok khususnya bahan makanan,

makanan jadi, dan transpor, komunikasi, dan jasa keuangan yang disebabkan oleh siklus

penurunan harga akibat terjaganya pasokan pasca akhir tahun serta based effect kenaikan harga

angkutan udara yang terjadi secara gradual sejak November 2018 hingga Maret 2019. Meskipun

demikian, prakiraan curah hujan menurut BMKG di wilayah Maluku Utara yang tinggi dikisaran

300-500 mm pada triwulan I 2020 (Gambar 7.1) akan memberikan risiko tekanan inflasi yang

diperkirakan akan mempengaruhi peningkatan harga di provinsi pemasok sayur mayur dan

bawang, rica, dan tomat (barito) seperti Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara.

Selain terganggunya pasokan di provinsi asal, curah hujan ini juga akan mempengaruhi distribusi

bahan makanan di Maluku Utara serta mempengaruhi waktu nelayan melaut sehingga akan

terjadi inflasi bahan makanan khususnya ikan segar yang memiliki andil yang tinggi di Maluku

Utara. Telah selesainya musim panen di baik Maluku Utara maupun beberapa daerah pemasok

kebutuhan pokok juga akan mempengaruhi ketersediaan pasokan di Kota Ternate.

Page 110: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

98

Sumber: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Gambar 7.2 Perkiraan Curah Hujan pada Januari dan Februari 2020

Tekanan inflasi ini diperkirakan dapat ditahan apabila beberapa rencana aksi yang

dilakukan oleh pemerintah antara lain perbaikan tata kelola dan tata niaga komoditas utama serta

peningkatan konektivitas pengangkutan komoditas bahan pangan strategis melalui penyediaan

angkutan bersubsidi berupa truk dan kapal sewa, sehingga hal tersebut dapat menekan biaya

transportasi dan pada akhirnya dapat mempengaruhi harga. Selain itu, peningkatan produktivitas

tanaman pangan dilakukan melalui ekstensifikasi dan pembudidayaan tanaman pangan dan

tanaman hortikultura penyebab inflasi seperti padi, aneka cabai, aneka bawang, dan sayur-

sayuran. Hingga awal triwulan berjalan, program-program tersebut telah memberikan dampak

Page 111: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

99

pada terjaganya level inflasi pada tingkat yang rendah. Selain itu, mulai diaktifkannya kembali

kerjasama segitiga emas (Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan, dan Kabupaten Halmahera

Barat) dapat menjaga pasokan di Kota Ternate sebagai pusat konsumsi oleh kabupaten/kota

disekitarnya. Dengan demikian, risiko tekanan inflasi karena kendala distribusi dapat

diminimalisir.

Dengan mempertimbangkan kondisi terkini serta beberapa potensi risiko tersebut, Inflasi

pada akhir triwulan I 2020 diproyeksikan berada pada kisaran 2,01% – 2,41% (yoy). Walaupun

inflasi diperkirakan masih tinggi, inflasi Maluku Utara tersebut masih berada pada kisaran target

nasional sebesar 3,5% ± 1%. Selanjutnya, produksi dan distribusi bahan makanan masih menjadi

tantangan utama provinsi Maluku Utara karena kondisi geografis yang merupakan wilayah

kepulauan. Ketergantungan Maluku Utara terhadap pasokan bahan pangan strategis dari luar

provinsi akan menjadi kendala utama dalam menjaga kestabilan harga khususnya pada inflasi

kelompok bahan makanan. Dengan membaiknya peran koordinasi dan kinerja TPID sejak awal

tahun 2019, diharapkan dapat menjaga tekanan inflasi bahan makanan meski diperkirakan masih

mengalami sedikit kenaikan.

Page 112: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

100

DAFTAR ISTILAH

Administered price

Harga barang yang diatur oleh pemerintah, misalnya harga bahan bakar minyak dan tarif dasar

listrik.

APBD

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Rencana keuangan tahunan pemerintah daerah

yang dibahas dan setujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan

peraturan daerah.

BI 7 Days Reverse Repo Rate

Suku bunga referensi kebijakan moneter dan ditetapkan dalam Rapat Dewan Gubernur setiap

bulannya.

BI-RTGS

Bank Indonesia Real Time Gross Settlement, yang merupakan suatu penyelesaian kewajiban

bayar-membayar (settlement) yang dilakukan secara on-line atau seketika untuk setiap instruksi

transfer dana.

Bobot inflasi

Besaran yang menunjukkan pengaruh suatu komoditas terhadap tingkat inflasi secara

keseluruhan yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi masyarakat terhadap

komoditas tersebut.

Dana Pihak Ketiga (DPK)

Simpanan pihak ketiga bukan bank yang terdiri dari giro, tabungan dan simpanan berjangka

(deposito).

Ekspor dan Impor

Dalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar negara dan antar

provinsi.

Financing to Deposit Ratio (FDR) atau Loan to Deposit Ratio (LDR)

Rasio pembiayaan atau kredit terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank, baik dalam

rupiah dan valas. Terminologi FDR unuk bank syariah, sedangkan LDR untuk bank konvensional.

Imported Inflation

Salah satu disagregasi inflasi, yaitu inflasi yang berasal dari pengaruh perkembangan harga di

luar negeri (eksternal)

Indeks Ekspektasi Konsumen

Salah satu pembentuk IKK, indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap

ekspektasi kondisi ekonomi 6 bulan mendatang dengan skala 1 – 100.

Page 113: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

101

Indeks Kondisi Ekonomi

Salah satu pembentuk IKK, indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap

kondisi ekonomi saa ini dengan skala 1 – 100.

Indeks Keyakinan Konsumen (Consumer Confidence)

Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan

ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang dengan skala 1 – 100.

Inflasi IHK

Kenaikan harga barang dan jasa dalam satu periode yang diukur dengan perubahan indeks harga

konsumen (IHK), yang mencerminkan perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh

masyarakat luas.

Inflasi Inti

Inflasi IHK setelah mengeluarkan komponen volatile foods dan administered prices.

Inflow

Uang yang diedarkan aliran masuk uang kartal ke Bank Indonesia.

Investasi

Kegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan produksi.

Kredit

Penyediaan uang atau tagihan yang sejenis, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-

meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi hutangnya

setelah jangka waktu tertenttu dengan pemberian bunga, termasuk :

Pembelian surat berharga nasabah yang dilengkapi dengan note purchase agreement (NPA)

Pengambilan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang.

Loan to Deposit Ratio (LDR) atau Financing to Deposit Ratio (FDR)

Rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank. Terminologi FDR untuk

bank syariah, sedangkan LDR untuk bank konvensional.

Loan to Funding Ratio (LFR)

Rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga dan surat berharga yang diterbitkan bank.

Liaison

Kegiatan pengumpulan data/statistik dan informasi yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang

dilakukan secara periodik melalui wawancara langsung kepada pelaku ekonomi mengenai

perkembangan dan arah kegiatan ekonomi dengan cara yang sistematis dan didokumentasikan

dalam bentuk laporan.

mtm

Month to month. Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan sebelumnya.

Net Inflow

Uang yang diedarkan inflow lebih besar dari outflow.

Page 114: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

102

Non Performing Financing (NPF) atau Non Performing Loan (NPL)

Rasio pembiayaan atau kredit macet terhadap total penyaluran pembiayaan atau kredit oleh

bank, baik dalam rupiah dan valas, Terminologi NPF dan pembiayaan untuk bank syariah,

sedangkan NPL dan kredit untuk bank konvensional.Kriteria NPF atau NPL adalah (1) kurang

lancar, (2) diragukan dan (3) macet.

Omset

Nilai penjualan bruto yang diperoleh dari satu kali proses produksi.

Outflow

Aliran keluar uang kartal dari Bank Indonesia.

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah,

restribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah.

qtq

Quarter to quarter. Perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan sebelumnya.

Real Time Gross Settlement (RTGS)

Sistem transfer dana elektronik yang penyelesaian setiap transaksinya dilakukan dalam waktu

seketika.

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)

Sistem pertukaran data keuangan elektronik dan/atau warkat antar peserta kliring baik atas nama

peserta maupun atas nama nasabah yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.

Volatile Food

Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya sangat

bergejolak karena faktor-faktor tertentu khususnya komoditas bahan makanan.

yoy

Year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya.

Page 115: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

103

DAFTAR SINGKATAN

APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BBM Bahan Bakar Minyak

BBNKB Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

BKPM Badan Koordinasi Penanaman Modal

BLUD Badan Layanan Umum Daerah

BPS Badan Pusat Statistik

BUKU Bank Umum Kelompok Usaha

CIF Cost, Insurance and Freight

DAU Dana Alokasi Umum

DAK Dana Alokasi Khusus

DER Debt Equity Ratio

DOF Derajat Otonomi Fiskal

DPK Dana Pihak Ketiga

DSR Debt Service Ratio

FGD Focus Group Discussion

FOB Free on Board

FTV Financing to Value

IHK Indeks Harga Konsumen

IKK Indeks Keyakinan Konsumen

IPR Indeks Penjualan Riil

JISDOR Jakarta Interbank Spot Dollar Rate

KI Kredit Investasi

KK Kredit Konsumsi

KKB Kredit Kendaraan Bermotor

KMK Kredit Modal Kerja

KPA Kredit Pemilikan Apartemen

KPR Kredit Pemilikan Rumah

LDR Loan to Deposit Ratio

LFR Loan to Funding Ratio

LNPRT Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga

LTV Loan to Value

mtm Month to month

NPF Non Performing Financing

NPL Non Performing Loan

NTN Nilai Tukar Nelayan

NTP Nilai Tukar Petani

PAD Pendapatan Asli Daerah

PDRB Produk Domestik Regional Bruto

PLN Perusahaan Listrik Negara

PMA Penanaman Modal Asing

PMDN Penanaman Modal Dalam Negeri

Page 116: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI

104

PMTB Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

PPBKB Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

qtq Quarter to quarter

RPJMD Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

RPJMN Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional

RTGS Real Time Gross Settlement

SBT Saldo Bersih Tertimbang

SISKAPERBAPO Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan

Harga Bahan Pokok

SITC Standard International Trade Classification

SKDU Survei Kegiatan Dunia Usaha

SKNBI Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia

SPE Survei Penjualan Eceran

TPAK Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

TPID Tim Pengendalian Inflasi Daerah

TPK Tingkat Penghunian Kamar

TPT Tingkat Pengangguran Terbuka

TTL Tarif Tenaga Listrik

UMKM Usaha Mikro Kecil Menengah

UTLE Uang Tidak Layak Edar

yoy Year on year

Page 117: LAPORAN PEREKONOMIAN · BANK INDONESIA VISI Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets. MISI