Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya...

100
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 1 Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan Februari 2021 Terbit setiap triwulan

Transcript of Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya...

Page 1: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 1

Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan Februari 2021

Terbit setiap triwulan

Page 2: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 I

Dasar Hukum Bank Indonesia

Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang.

~UUD 1945 Pasal 23 D~

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 1 ayat 1~

Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan Pemerintah dan/atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang

secara tegas diatur dalam Undang-undang ini. ~UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 1 ayat 1~

Visi Bank Indonesia

Menjadi bank sentral digital terdepan yang berkontribusi nyata terhadap perekonomian nasional dan terbaik di antara negara emerging markets untuk Indonesia maju.

Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran

Kebijakan Bank Indonesia. 2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial Bank

Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan. 3. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan digital melalui penguatan kebijakan sistem

pembayaran Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan Pemerintah serta mitra strategis lain. 4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

melalui sinergi bauran Kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi struktural Pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain.

5. Turut meningkatkan pendalaman pasar keuangan untuk memperkuat efektivitas kebijakan Bank Indonesia dan mendukung pembiayaan ekonomi nasional.

6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di tingkat daerah.

7. Mewujudkan bank sentral berbasis digital dalam kebijakan dan kelembagaan melalui penguatan organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem informasi yang handal, serta peran internasional yang proaktif.

Page 3: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 II

Dewan Redaksi

Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan Periode Februari 2021

Penanggung Jawab : Budi Hanoto

(Direktur Eksekutif)

Pemimpin Redaksi : Endang Kurnia Saputra

(Direktur)

Penyunting : Sani Eka Duta

(Deputi Direktur)

Rawindra Ardiansah

(Asisten Direktur)

Penulis : Enjelina Intan Prima Dewi

(Manajer)

Aisyah Tika

(Asisten Manajer)

Abu Sufyan

(Asisten Manajer)

Maudy Halim

(Asisten Manajer)

Afrah Asfarina

(Asisten Manajer)

Page 4: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 III

Kata Pengantar

Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi

Sulawesi Selatan disusun dan disajikan setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Sulawesi Selatan, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan pemerintah, inflasi, stabilitas

keuangan daerah dan pengembangan akses keuangan, penyelenggaraan sistem pembayaran dan

pengelolaan uang rupiah, ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat, serta prospek perekonomian

ke depan. Laporan Perekonomian ini disamping bertujuan untuk memberikan masukan bagi Kantor Pusat

Bank Indonesia dalam merumuskan kebijakan moneter, makroprudensial, serta sistem pembayaran dan

pengelolaan uang rupiah, juga diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi para stakeholders di

daerah dalam membuat keputusan. Dengan demikian, keberadaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia

(KPw BI) Provinsi Sulawesi Selatan diharapkan dapat semakin berperan sebagai economic advisor dan

strategic partner bagi stakeholder di wilayah kerjanya.

Dalam penyusunan kajian ini, kami memanfaatkan data sekunder yang diterbitkan atau yang disediakan

oleh berbagai institusi. Selain itu, kami juga menggunakan data primer dan informasi yang kami peroleh

dari hasil survei dan liaison atau hasil kunjungan ke sejumlah perusahaan besar di Sulawesi Selatan.

Sehubungan dengan hal tersebut, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada

semua pihak, terutama bagi Bapak/Ibu yang telah berkontribusi dalam sharing pemikiran dan membantu

dalam penyediaan data atau informasi yang lengkap, akurat dan terkini. Saran serta masukan dari para

stakeholder sangat kami harapkan agar ke depan kajian yang kami susun menjadi semakin lebih baik.

Makassar, Maret 2021

KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI SULAWESI SELATAN

Budi Hanoto

Page 5: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 IV

Daftar Isi

Kata Pengantar ....................................................................................................................................... iii

Daftar Isi ................................................................................................................................................. iv

Daftar Grafik .......................................................................................................................................... vii

Daftar Tabel ........................................................................................................................................... xi

Daftar Gambar ...................................................................................................................................... xiii

Tabel Indikator Makroekonomi Sulawesi Selatan ................................................................................... xiv

A. Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi .............................................................................................. xiv

B. Perbankan Berdasarkan Lokasi Proyek ......................................................................................... xv

C. Perbankan Berdasarkan Lokasi Bank .......................................................................................... xvi

D. Grafik Indikator ......................................................................................................................... xvii

Ringkasan Eksekutif ............................................................................................................................. xviii

1. Pertumbuhan Ekonomi Daerah ........................................................................................................ 1

1.1. PERTUMBUHAN EKONOMI ...................................................................................................... 2

1.2. PERTUMBUHAN EKONOMI SISI PENGELUARAN ....................................................................... 3

1.2.1. Konsumsi .......................................................................................................................... 3

1.2.2. Investasi ............................................................................................................................ 5

1.2.3. Ekspor dan Impor ............................................................................................................. 6

1.3. PERTUMBUHAN EKONOMI SISI LAPANGAN USAHA ................................................................ 8

1.3.1. Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan ..................................................... 9

1.3.2. Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian ............................................................ 11

1.3.3. Lapangan Usaha Industri Pengolahan ............................................................................. 12

1.3.4. Lapangan Usaha Perdagangan ....................................................................................... 13

Boks : Proyek Strategis Nasional: Infrastruktur untuk Pertumbuhan Ekonomi ........................................ 14

2. Keuangan Daerah .......................................................................................................................... 17

2.1. PERKEMBANGAN REALISASI APBD DI SULAWESI SELATAN .................................................... 18

2.1.1. Pendapatan .................................................................................................................... 18

2.1.2. Belanja ........................................................................................................................... 19

2.2. PERKEMBANGAN REALISASI BELANJA APBN .......................................................................... 21

2.2.1. Struktur Realisasi Belanja ................................................................................................ 21

2.2.2. Perkembangan Realisasi Belanja ..................................................................................... 22

Page 6: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 V

2.3. PERAN REALISASI KEUANGAN PEMERINTAH DALAM PDRB ................................................... 22

3. Inflasi Daerah ................................................................................................................................. 24

3.1. KONDISI UMUM INFLASI SULAWEI SELATAN ......................................................................... 25

3.2. PERKEMBANGAN INFLASI SULAWESI SELATAN ...................................................................... 25

3.2.1. Perkembangan Inflasi Triwulan IV 2020 .......................................................................... 25

3.2.2. Inflasi Menurut Kelompok Barang dan Jasa .................................................................... 25

3.2.3. Tracking Inflasi Triwulan I 2021 ...................................................................................... 28

3.3. INFLASI MENURUT KOTA IHK ................................................................................................. 28

3.4. KOORDINASI PENGENDALIAN INFLASI ................................................................................... 29

4. Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM ................................... 30

4.1. Stabilitas Keuangan Daerah ................................................................................................... 31

4.1.1. Asesmen Sektor Rumah Tangga ..................................................................................... 31

4.1.2. Asesmen Sektor Korporasi .............................................................................................. 33

4.1.3. Asesmen Sektor Institusi Keuangan (Perbankan) ............................................................. 36

4.2. Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM ........................................................................ 38

5. Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah ............................................. 41

5.1. SISTEM PEMBAYARAN ........................................................................................................... 42

5.1.1. Transaksi SKNBI .............................................................................................................. 42

5.1.2. Transaksi BI-RTGS ........................................................................................................... 42

5.1.3. Transaksi APMK (Alat Pembayaran Menggunakan Kartu) ............................................... 43

5.1.4. Ketersediaan Layanan Infrastruktur Sistem Pembayaran Non Tunai ................................ 44

5.1.5. Progres Elektronifikasi Bantuan Sosial Non Tunai (BSNT) ................................................. 44

5.1.6. Progres Implementasi QRIS ............................................................................................. 45

5.1.7. Transaksi E-Commerce ................................................................................................... 46

5.1.8. Transaksi Jual-Beli Valuta Asing ...................................................................................... 47

5.2. PENGELOLAAN UANG RUPIAH ............................................................................................... 47

5.2.1. Perkembangan Aliran Uang Kartal .................................................................................. 47

6. Kesejahteraan ................................................................................................................................ 49

6.1. KETENAGAKERJAAN .............................................................................................................. 50

6.1.1. Tenaga Kerja .................................................................................................................. 50

6.1.2. Pengangguran ................................................................................................................ 52

6.2. KESEJAHTERAAN ................................................................................................................... 52

6.2.1. Kemiskinan dan Kesenjangan ......................................................................................... 52

Page 7: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 VI

6.2.2. Kesejahteraan Petani ...................................................................................................... 54

7. Prospek Ekonomi Daerah ............................................................................................................... 56

7.1. PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI ..................................................................................... 57

7.1.1. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Triulan II 2021 .............................................................. 57

7.1.2. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Keseluruhan Tahun 2021 .............................................. 60

7.2. PROSPEK INFLASI ................................................................................................................... 60

7.2.1. Prospek Inflasi Triwulan II 2021 ...................................................................................... 60

7.2.2. Prospek Inflasi Tahun 2021 ............................................................................................. 61

8. Lampiran ........................................................................................................................................ 62

Daftar Istilah .......................................................................................................................................... 77

Page 8: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 VII

Daftar Grafik

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan Keseluruhan tahun .................................................. 2

Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan................................................................................. 2

Grafik 1.3 Perkembangan Kredit Konsumsi ............................................................................................. 3

Grafik 1.4 Konsumsi Rumah Tangga dan Indeks Penjualan Riil ................................................................ 4

Grafik 1.5 Perkembangan Indikator Keyakinan Konsumen ...................................................................... 4

Grafik 1.6 Perkembangan Konsumsi Domestik ........................................................................................ 4

Grafik 1.7 Investasi dan Impor ................................................................................................................. 5

Grafik 1.8 Investasi dan Kredit ................................................................................................................. 6

Grafik 1.9 Perkembangan Ekspor ............................................................................................................ 7

Grafik 1.10 Perkembangan Impor ........................................................................................................... 7

Grafik 1.11 Impor Non Migas Barang Konsumsi ...................................................................................... 8

Grafik 1.12 Perkembangan Impor Non Migas berdasarkan penggunaan ................................................. 8

Grafik 1.13 Perkembangan Trade Balance Sulawesi Selatan .................................................................... 8

Grafik 1.14 Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap ......................................................................... 9

Grafik 1.15 Perkembangan NTUP per subsektor ...................................................................................... 9

Grafik 1.16 Perkembangan Kredit ke Sektor Pertanian ......................................................................... 10

Grafik 1.17 Inflasi Bahan Makanan ........................................................................................................ 10

Grafik 1.18 Perkembangan Ekspor Pertanian ......................................................................................... 10

Grafik 1.19 Kontribusi Pertumbuhan LU Pertanian ................................................................................ 10

Grafik 1.20 Produksi dan Ekspor Nikel ................................................................................................... 11

Grafik 1.21 Harga Nikel Internasional .................................................................................................... 11

Grafik 1.22 Kontribusi Pertumbuhan LU Pertambangan ........................................................................ 11

Grafik 1.23 Nilai ekspor Hasil Industri .................................................................................................... 12

Grafik 1.24 Penjualan Semen dan Manufaktur ...................................................................................... 12

Grafik 1.25 Perkembangan PMI Sulsel ................................................................................................... 12

Grafik 1.26 Kontribusi Pertumbuhan LU Industri Pengolahan 2020 ....................................................... 12

Grafik 1.27 Perkembangan Indikator Penjualan Riil ............................................................................... 13

Grafik 1.28 Kontribusi Pertumbuhan LU Perdagangan .......................................................................... 13

Grafik 1.29 Outstanding Kredit Sektor Perdagangan ............................................................................. 13

Grafik 2.1 Proporsi Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Sulawesi Selatan .............................................. 18

Grafik 2.2 Proporsi Realisasi Belanja APBD Provinsi Sulawesi Selatan ..................................................... 19

Page 9: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 VIII

Grafik 2.3 Proporsi Belanja APBN di Sulawesi Selatan ............................................................................ 21

Grafik 2.4 Rasio Realisasi Pendapatan APBD Terhadap PDRB ADHB ....................................................... 23

Grafik 2.5 Rasio Realisasi Belanja APBD Terhadap PDRB ADHB .............................................................. 23

Grafik 3.1 Perkembangan Inflasi Sulawesi Selatan ................................................................................. 25

Grafik 3.2 Andil Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok ....................................................................... 25

Grafik 3.3 Perkembangan Inflasi Minyak Goreng ................................................................................... 26

Grafik 3.4 Perkembangan Lalu Lintas Perdagangan Ikan Bandeng ......................................................... 26

Grafik 3.5 Perkembangan Volume dan Nilai Produksi Komoditas Budidaya Tambak Bandeng ............... 26

Grafik 3.6 Perkembangan Volume dan Nilai Produksi Komoditas Budidaya Tambak Udang .................. 26

Grafik 3.7 Perkembangan Volume Lalu Lintas Perdagangan Udang ....................................................... 26

Grafik 3.8 Andi Inflasi Tahunan Komoditas Rokok pasca kebijakan kenaikan HJE .................................. 27

Grafik 3.9 Inflasi Emas Perhiasan dan Harga Emas Dunia ....................................................................... 27

Grafik 3.10 Aktivitas Kedatangan dan Keberangkatan di Bandara ......................................................... 27

Grafik 3.11 Perkembangan Inflasi 5 (lima) Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan .................................... 28

Grafik 4.1 Konstribusi Konsumsi RT terhadap PDRB Sulawesi Selatan .................................................... 31

Grafik 4.2 Pangsa Kredit dan DPK RT terhadap Total Kredit dan DPK Sulawesi Selatan ......................... 31

Grafik 4.3 Indeks Penghasilan dan Ketersediaan Tenaga Kerja Saat Ini .................................................. 31

Grafik 4.4 Ekspektasi Penghasilan dan Ketersediaan Lapangan Kerja 6 Bulan yang akan datang .......... 31

Grafik 4.5 Konstribusi Konsumsi RT terhadap PDRB Sulawesi Selatan .................................................... 32

Grafik 4.6 Komposisi DPK Sektor Rumah Tangga .................................................................................. 33

Grafik 4.7 Pertumbuhan DPK Sektor Rumah Tangga ............................................................................. 33

Grafik 4.8 Komposisi Kredit Sektor Rumah Tangga ............................................................................... 33

Grafik 4.9 Pertumbuhan Kredit Sektor Rumah Tangga .......................................................................... 33

Grafik 4.10 Pangsa Kredit Sektoral ........................................................................................................ 33

Grafik 4.11 Dominansi Sektoral ............................................................................................................. 34

Grafik 4.12 Negara Tujuan Ekspor ......................................................................................................... 34

Grafik 4.13 Perkembangan Kredit Korporasi ......................................................................................... 34

Grafik 4.14 Pangsa Ekspor ke Negara Mitra Dagang Utama .................................................................. 34

Grafik 4.15 Perkembangan Kredit Berdasarkan Sektor Tradable ............................................................ 35

Grafik 4.16 Perkembangan Kredit Berdasarkan Sektor Non Tradable .................................................... 35

Grafik 4.17 Pertumbuhan DPK korporasi Sulsel ..................................................................................... 36

Grafik 4.18 Pertumbuhan Kredit Perbankan Sulsel ................................................................................ 36

Grafik 4.19 Pertumbuhan DPK Perbankan Sulsel ................................................................................... 37

Page 10: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 IX

Grafik 4.20 Rasio Intermediasi Kredit ..................................................................................................... 37

Grafik 4.21 Penyaluran dan share pembiayaan syariah oleh perbankan ................................................. 37

Grafik 4.22 Pangsa pembiayaan syariah terhadap total penyaluran kredit perbankan............................ 38

Grafik 4.23 Penyaluran dan share pendanaan syariah oleh perbankan .................................................. 38

Grafik 4.24 Pangsa pendanaan syariah terhadap total penyaluran DPK perbankan ............................... 38

Grafik 4.25 Pertumbuhan Kredit UMKM ............................................................................................... 38

Grafik 4.26 Pertumbuhan Sub Kredit UMKM ........................................................................................ 39

Grafik 4.27 Rasio NPL Kredit UMKM ..................................................................................................... 40

Grafik 4.28 Pangsa Kredit UMKM terhadap Total Kredit ....................................................................... 40

Grafik 5.1 Perkembangan Nominal Transaksi BI-RTGS 2018-2020 ......................................................... 42

Grafik 5.2 Perkembangan Volume Transaksi BI-RTGS 2018-2020 .......................................................... 43

Grafik 5.3 Perkembangan Volume Transaksi BI-RTGS 2018-2020 .......................................................... 43

Grafik 5.4 Pangsa Jenis Transaksi ATM/D Berdasarkan Nominal 2019-2020 .......................................... 43

Grafik 5.5 Perkembangan Volume dan Nominal Transaksi Kartu Kredit 2019-2020 .............................. 44

Grafik 5.6 Perkembangan NPL Kartu Kredit 2019-2020 ........................................................................ 44

Grafik 5.7 Jumlah Mesin ATM dan Rasionya per 1.000km2................................................................... 44

Grafik 5.8 Jumlah Agen LKD dan Rasionya per 1.000km2 ..................................................................... 44

Grafik 5.9 Perkembangan BSNT PKH 2019-2020 ................................................................................... 45

Grafik 5.10 Perkembangan BSNT Program Sembako 2020 .................................................................... 45

Grafik 5.11 Perkembangan Jumlah Merchant QRIS ............................................................................... 45

Grafik 5.12 Pangsa Merchant QRIS Berdasarkan Kategori Usahanya ..................................................... 46

Grafik 5.13 Perkembangan Nominal Transaksi E-Commerce 2018-2020 ............................................... 46

Grafik 5.14 Perkembangan Volume Transaksi E-Commerce 2018-2020 ................................................ 46

Grafik 5.15 Metode Pembayaran Transaksi e-Commerce ...................................................................... 46

Grafik 5.16 Perkembangan Transaksi Penjualan Valas 2018-2020 ......................................................... 47

Grafik 5.17 Perkembangan Transaksi Pembelian Valas 2018-2020 ........................................................ 47

Grafik 5.18 Penjualan Valas Berdasarkan Pangsa Jenis Mata Uang ........................................................ 47

Grafik 5.19 Perkembangan Transaksi Pembelian Valas 2018-2020 ........................................................ 47

Grafik 5.20 Aliran Uang Kartal Inflow .................................................................................................... 48

Grafik 5.21 Aliran Uang Kartal Outflow ................................................................................................. 48

Grafik 5.22 Netflow Uang Kartal ........................................................................................................... 48

Grafik 6.1 Penduduk Yang Bekerja Menurut Kegiatan Utama ............................................................... 51

Grafik 6.2 Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama ................................................... 51

Page 11: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 X

Grafik 6.3 Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan ........................................................... 52

Grafik 6.4 Jumlah Penduduk Miskin Sulawesi Selatan ........................................................................... 53

Grafik 6.5 Jumlah Penduduk Miskin Sulawesi ........................................................................................ 53

Grafik 6.6 Indeks Kedalaman Kemiskinan .............................................................................................. 53

Grafik 6.7 Indeks Keparahan Kemiskinan .............................................................................................. 53

Grafik 6.8 Perkembangan NTP Sulawesi Selatan .................................................................................... 54

Grafik 6.9 Perkembangan Rata-Rata NTP Menurut Lapangan Usaha ..................................................... 54

Grafik 6.10 Perkembangan Rata-rata Indeks yang Diterima Petani ........................................................ 55

Grafik 6.11 Perkembangan Rata-rata Indeks yang Dibayar Petani .......................................................... 55

Grafik 7.1 Perkembangan Mobilitas Masyarakat terkait Aktivitas Konsumsi ......................................... 57

Grafik 7.2 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) ....................................................................................... 57

Grafik 7.3 Perkembangan Kredit Investasi ............................................................................................ 59

Grafik 7.4 Perkembangan Harga Nikel Dunia ....................................................................................... 59

Grafik 7.5 Perkembangan Indikator Penjualan Riil ................................................................................ 59

Grafik 7.6 Perkembangan PMI Sulsel .................................................................................................... 60

Grafik 7.7 Perkembangan Harga Emas Dunia dan Inflasi Emas Perhiasan ............................................. 61

Page 12: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 XI

Daftar Tabel

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Komponen Pengeluaran (%yoy) ...................................... 2

Tabel 1.2 Perkembangan Ekspor Non Migas Berdasarkan Komoditas di Sulawesi Selatan (US$ Juta) ....... 7

Tabel 1.3 Perkembangan Impor Non Migas Berdasarkan Komoditas di Sulawesi Selatan (US$ Juta) ........ 7

Tabel 1.4 Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan usaha Ekonomi (persen) ........................................ 9

Tabel 2.1 Anggaran dan Realisasi Pendapatan APBD lingkup Pemda se-Provinsi Sulawesi Selatan (Rp Miliar)

.............................................................................................................................................................. 18

Tabel 2.2 Anggaran dan Realisasi Belanja APBD Provinsi Sulawesi Selatan (Rp Miliar) ............................ 20

Tabel 2.3 Realisasi Belanja APBN Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2020 (Miliar) .................................... 22

Tabel 3.1 Perkembangan Inflasi Sulawesi Selatan .................................................................................. 25

Tabel 3.2 Koordinasi Pengendalian Inflasi Sulawesi Selatan Triwulan I 2021 .......................................... 29

Tabel 4.1 Porsi Pengeluaran Rumah Tangga Berdasarkan Kelompok Pengeluaran (%) .......................... 32

Tabel 4.2 Perkembangan Kredit UMKM Sektoral ................................................................................... 39

Tabel 5.1 Perkembangan Transaksi SKNBI (Kliring Kredit) 2019-2020 .................................................... 42

Tabel 5.2 Perkembangan Transaksi SKNBI (Kliring Warkat Debit) 2019-2020 ........................................ 42

Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan Utama.................................................. 50

Tabel 6.2 Persentase Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama .............................................. 50

Tabel 6.3 Penyerapan Tenaga Kerja Lapangan Usaha Berdasarkan SKDU .............................................. 51

Tabel A.1 PDRB Menurut Lapangan Usaha Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Konstan TD 2010

(Rp Triliun) ............................................................................................................................................. 62

Tabel A.2 PDRB Menurut Lapangan Usaha Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Berlaku TD 2010

(Rp Triliun) ............................................................................................................................................. 62

Tabel A.3 PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Konstan TD 2010 (Rp

Triliun) ................................................................................................................................................... 63

Tabel A.4 PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Berlaku TD 2010 (Rp

Triliun) ................................................................................................................................................... 63

Tabel A.5 Pendapatan Per Kapita Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Berlaku TD 2010 (Rp Juta)

.............................................................................................................................................................. 63

Tabel B.1 IHK Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Kelompok Pengeluaran ............................................. 64

Tabel B.2 IHK Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Kota IHK .................................................................... 65

Tabel B.3 Angka Inflasi Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Kota IHK (% yoy) ........................................ 65

Tabel C.1 Dana Pihak Ketiga (Lokasi Bank Pelapor) dan Kredit (Lokasi Bank) Bank Umum (Rp Miliar) .... 66

Tabel C.2 Dana Pihak Ketiga (Lokasi Proyek Pelapor) dan Kredit (Lokasi Proyek) Bank Umum (Rp Miliar)

.............................................................................................................................................................. 67

Page 13: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 XII

Tabel C.3 Penyaluran Kredit (Lokasi Bank) Menurut Sektor Ekonomi (Rp Miliar) .................................... 68

Tabel C.4 Penyaluran Kredit (Lokasi Proyek) Menurut Sektor Ekonomi (Rp Miliar) .................................. 69

Tabel C.5 Suku Bunga Kredit Rupiah Menurut Kelompok Bank (Lokasi Bank) ........................................ 70

Tabel C.6 Suku Bunga Kredit Rupiah Menurut Kelompok Bank (Lokasi Proyek) ..................................... 71

Tabel D.1 Perkembangan Komoditas Ekspor Non-migas Provinsi Sulawesi Selatan (US$) Ribu) .............. 72

Tabel D.2 Perkembangan Ekspor Non-migas Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Negara Tujuan (US$) Juta)

.............................................................................................................................................................. 72

Tabel D.3 Perkembangan Komoditas Impor Non-migas Provinsi Sulawesi Selatan (US$) Ribu) ............... 73

Tabel D.4 Perkembangan Impor Non-migas Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Negara Asal (US$) Ribu)

.............................................................................................................................................................. 73

Page 14: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 XIII

Daftar Gambar

Gambar 7.1 Penjelasan Pelonggaran LTV dan FTV Pembiayaan Rumah Tidak Berwawasan Lingkungan 58

Gambar 7.2 Penjelasan Pelonggaran LTV dan FTV Pembiayaan Rumah Berwawasan Lingkungan ......... 58

Gambar 7.3 Japan Manufacturing Index Forecast .................................................................................. 59

Page 15: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 XIV

Tabel Indikator Makroekonomi Sulawesi Selatan

A. Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi

I II III IV I II III IV I II III* IV**

MAKRO

- Sulawesi Selatan 132.57 134.55 134.00 135.89 136.65 138.56 138.78 139.08 104.26 105.29 104.79 105.38

- Sulawesi Utara 130.23 133.23 130.02 133.64 133.43 140.02 134.84 138.34 104.86 104.83 104.88 105.76

- Gorontalo 127.29 128.51 128.58 129.80 129.28 132.45 132.91 133.53 103.81 103.77 103.82 104.2

- Sulawesi Tengah 132.97 136.87 135.39 141.15 140.40 144.15 143.12 144.40 105.37 106.13 106.34 107.21

- Sulawesi Tenggara 127.68 131.39 128.03 128.48 129.05 135.35 134.26 132.62 103.15 104.80 105.55 105.28

- Sulawesi Barat 130.57 132.37 135.39 132.62 131.82 133.08 133.09 134.52 103.67 104.58 104 104.05

- Sulawesi Selatan 0.97 1.49 (0.41) 1.41 0.56 1.40 0.16 0.22 0.96 0.06 0.02 0.5

- Sulawesi Utara 1.18 2.30 (2.41) 2.78 (0.16) 4.94 (3.70) 2.60 (0.72) 0.19 (0.36) 0.47

- Gorontalo 0.17 0.96 0.05 0.95 (0.40) 2.45 0.35 0.47 0.22 0.37 (0.06) 0.21

- Sulawesi Tengah 0.29 2.93 (1.08) 4.25 (0.53) 2.67 (0.71) 0.89 (0.11) 0.43 (0.05) 0.46

- Sulawesi Tenggara 1.92 2.91 (2.56) 0.35 0.44 4.88 (0.81) (1.22) (0.81) 1.33 0.26 0.45

- Sulawesi Barat 0.22 1.38 2.28 (2.05) (0.60) 0.96 0.01 1.07 1.40 0.56 (0.34) 0.30

- Sulawesi Selatan 0.98 2.48 2.06 3.50 0.56 1.96 2.13 2.35 0.96 1.96 1.47 2.04

- Sulawesi Utara 1.18 3.51 1.02 3.83 (0.16) 4.77 0.90 3.52 (0.72) (1.06) (1.01) (0.18)

- Gorontalo 0.17 1.13 1.19 2.15 (0.40) 2.04 2.40 2.87 0.22 0.18 0.23 0.81

- Sulawesi Tengah 0.29 3.23 2.12 6.46 (0.53) 2.13 1.40 2.30 (0.11) 0.60 0.80 1.62

- Sulawesi Tenggara 0.34 3.26 2.20 2.55 0.29 5.35 2.78 3.22 (0.81) 0.91 1.63 1.37

- Sulawesi Barat 0.22 1.60 3.92 1.80 (0.60) 0.35 0.35 1.43 1.40 2.30 1.73 1.78

- Sulawesi Selatan 3.70 4.14 3.09 3.50 3.08 2.98 3.57 2.35 2.49 2.30 1.64 2.04

- Sulawesi Utara 1.12 3.46 1.37 3.83 2.46 5.10 3.63 3.52 2.98 1.37 (0.99) (0.18)

- Gorontalo 2.83 1.88 1.79 2.15 1.56 3.07 3.37 2.87 2.68 0.63 0.21 0.81

- Sulawesi Tengah 2.71 3.61 2.52 6.46 5.59 5.32 5.71 2.30 2.78 1.07 1.66 1.62

- Sulawesi Tenggara 2.39 1.79 1.70 2.55 2.60 4.49 3.71 3.22 0.99 (0.30) 1.24 1.37

- Sulawesi Barat 3.40 2.68 4.51 1.80 0.96 0.54 0.76 1.43 3.55 3.03 2.77 1.78

72,962 77,293 81,426 77,475 77,745 82,995 87,260 82,506 80,115 79,783 86,297 81,998

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 15,427 17,134 18,362 13,893 15,896 18,055 18,957 13,708 15,965 18,084 18,295 13,720

Pertambangan dan Penggalian 4,037 4,258 4,223 4,270 3,894 4,284 4,538 4,522 4,384 4,337 4,485 4,069

Industri Pengolahan 9,982 9,710 10,288 10,807 10,799 10,790 11,438 11,804 10,504 9,902 11,219 11,225

Pengadaan Listrik, Gas 67 72 76 78 73 76 76 85 78 82 78 81

Pengadaan Air 89 93 92 89 91 94 92 92 98 97 99 100

Konstruksi 8,799 9,160 9,831 10,064 9,405 9,915 10,941 10,972 9,916 9,425 11,033 11,502

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor

10,691 11,911 12,669 11,845 11,729 13,092 13,671 12,886 11,502 12,421 13,535 12,341

Transportasi dan Pergudangan 2,765 2,953 3,097 2,963 2,872 2,923 3,111 3,077 2,965 1,437 2,286 2,736

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,085 1,146 1,187 1,194 1,153 1,210 1,245 1,299 1,160 837 1,128 1,201

Informasi dan Komunikasi 4,967 5,081 5,406 5,574 5,619 5,761 5,911 6,048 6,170 6,365 6,632 6,704

Jasa Keuangan 2,684 2,787 2,646 2,638 2,649 2,724 2,865 2,947 2,927 2,748 2,877 2,905

Real Estate 2,610 2,638 2,703 2,746 2,743 2,775 2,865 2,893 2,891 2,895 2,987 2,931

Jasa Perusahaan 325 335 347 356 348 364 381 415 360 265 350 381

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib

2,990 3,253 3,387 3,485 3,338 3,664 3,663 3,758 3,572 3,663 3,579 3,602

Jasa Pendidikan 3,948 4,152 4,427 4,691 4,381 4,432 4,620 4,978 4,697 4,727 4,839 5,203

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,484 1,541 1,588 1,595 1,630 1,657 1,680 1,742 1,783 1,643 1,814 2,142

Jasa lainnya 1,012 1,069 1,100 1,186 1,125 1,180 1,207 1,279 1,144 856 1,062 1,153

1. Konsumsi 44,195 47,443 48,376 51,823 47,397 51,380 51,656 55,212 49,962 49,525 50,232 52,966

2. Investasi 29,145 30,196 30,539 30,212 29,725 31,247 32,283 32,634 31,181 30,029 33,025 34,019

3. Net Ekspor (378) (346) 2,512 (4,560) 623 368 3,321 (5,340) (1,028) 229 3,040 -4,987

72,962 77,293 81,426 77,475 77,745 82,995 87,260 82,506 80,115 79,783 86,297 81,998

7.37 7.35 7.17 6.47 6.56 7.46 7.21 6.48 3.07 (3.87) (1.08) (0.62)

302.99 350.29 383.65 411.77 303.49 340.39 425.64 488.69 323.37 346.00 400.02 401.29

386.30 640.55 426.44 801.12 502.04 514.91 514.21 657.07 314.13 594.64 698.20 613.46

164.35 215.14 167.94 181.50 167.63 133.01 191.62 252.89 189.18 138.55 165.41 203.43

290.64 453.51 481.56 371.05 352.16 343.64 375.79 409.26 323.15 329.49 280.41 413.55

138.64 135.15 215.71 230.27 135.86 207.39 234.02 235.81 134.20 207.45 234.61 197.85

*) Angka sementara untuk data PDRB**) Angka sangat sementara untuk data PDRB; data IHK menggunakan tahun dasar 2012

INDIKATOR2020

Laju Inflasi Bulanan (%, qtq)

PDRB Penawaran - Harga Konstan (Rp Miliar) Tahun Dasar

2010 & SNA 2008

2018 2019

Laju Inflasi Tahun Kalender (%, ytd)

Laju Inflasi Tahunan (%, yoy)

Indeks Harga Konsumen

Catatan:

Total PDRB (Rp Miliar)

Pertumbuhan PDRB (%, yoy)

Nilai Ekspor (X) Luar Negeri Non-migas (US$ Juta)

Volume Ekspor Luar Negeri Non-migas (Juta Ton)

Nilai Impor (M) Luar Negeri Non-migas (US$ Juta)

Sumber : BPS & Ditjen Bea Cukai

Volume Impor Luar Negeri Non-migas (Juta Ton)

Neraca Perdagangan (X - M) Non-migas (US$ Juta)

PDRB Permintaan - Harga Konstan (Rp Miliar) **

Page 16: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 XV

B. Perbankan Berdasarkan Lokasi Proyek

I II III IV I II III IV I II III IV

Total Aset (Rp Miliar) 132,433 136,333 139,503 142,448 143,850 147,442 149,833 150,456 147,219 148,426 150,489 153,571- - -

84,924 87,352 89,878 92,305 91,896 94,923 95,881 96,500 95,307 99,138 103,646 103,249

Giro 11,962 12,428 12,640 11,305 13,062 14,434 14,436 11,805 13,025 13,352 15,523 13,042

Tabungan 46,884 48,117 48,777 53,045 49,570 52,479 52,519 57,015 53,001 56,387 58,562 63,086

Deposito 26,079 26,807 28,461 27,955 29,263 28,009 28,925 27,681 29,281 29,399 29,562 27,122- - -

121,299 126,261 126,255 129,620 130,296 131,444 132,745 135,128 135,156 133,147 134,785 135,320

- Modal Kerja 44,925 46,954 47,927 49,346 48,471 48,985 49,412 49,753 48,762 49,016 50,478 52,140

- Investasi 24,428 27,322 25,306 25,993 27,007 26,627 27,000 27,374 28,752 27,046 26,591 24,871

- Konsumsi 51,946 51,985 53,021 54,281 54,818 55,832 56,334 58,001 57,642 57,084 57,716 58,309

142.83% 144.54% 140.47% 140.43% 141.79% 138.47% 138.45% 140.03% 141.81% 134.30% 130.04% 131.06%-

121,299 126,261 126,255 129,620 130,296 131,444 132,745 135,128 135,156 133,147 134,785 135,320

- Pertanian 3,750 3,909 4,095 4,434 4,575 4,754 5,291 5,339 5,762 6,008 6,485 7,220

- Pertambangan 433 443 450 565 583 681 654 673 510 542 463 446

- Industri pengolahan 7,443 7,670 8,623 9,107 9,178 8,933 8,467 8,609 9,395 8,728 9,022 9,025

- Listrik, Gas, dan Air 3,297 5,595 4,447 4,549 4,783 4,655 4,591 4,430 5,439 4,693 4,550 3,026

- Konstruksi 6,816 8,038 8,298 7,909 7,647 7,416 7,671 7,919 6,968 7,694 8,094 7,720

- Perdagangan 35,633 35,960 36,250 36,937 37,083 37,473 37,617 37,980 37,425 36,239 36,675 37,283

- Pengangkutan 2,876 3,070 1,821 1,982 2,087 2,048 2,143 2,252 2,214 2,250 2,129 2,494

- Jasa Dunia Usaha 6,103 6,497 6,255 6,676 6,206 6,186 6,370 6,307 6,207 6,432 6,329 6,347

- Jasa Sosial Masyarakat 2,977 3,082 2,983 3,165 3,330 3,451 3,582 3,587 3,470 3,426 3,254 3,400

- Lain-lain 51,971 51,996 53,031 54,295 54,824 55,845 56,358 58,032 57,766 57,136 57,784 58,358- - - -

34,799 35,580 36,094 36,891 37,452 38,677 39,670 39,954 40,031 39,596 40,039 40,553- - - -

10,947 11,419 11,777 11,727 12,291 12,954 13,274 13,282 13,814 13,471 12,798 12,085

- Modal Kerja 8,126 8,426 8,810 9,351 9,095 9,595 9,877 9,855 10,217 9,879 9,276 8,855

- Investasi 2,821 2,993 2,967 2,375 3,196 3,359 3,397 3,427 3,596 3,592 3,521 3,231

- Konsumsi - - - - - - - - - - - -- - - -

12,729 12,870 13,114 13,237 13,300 13,597 14,050 14,282 14,292 14,141 14,634 14,988

- Modal Kerja 9,309 9,457 9,704 9,812 9,820 10,064 10,476 10,565 10,642 10,652 11,025 11,472

- Investasi 3,420 3,413 3,410 3,425 3,479 3,533 3,574 3,717 3,650 3,490 3,609 3,516

- Konsumsi - - - - - - - - - - - -- - - -

11,124 11,291 11,202 11,928 11,861 12,126 12,346 12,568 11,925 11,984 12,607 13,480

- Modal Kerja 8,061 8,256 8,107 8,744 8,673 9,020 9,062 9,259 8,767 8,865 9,627 10,348

- Investasi 3,062 3,034 3,095 3,184 3,188 3,106 3,284 3,309 3,158 3,118 2,980 3,131

- Konsumsi - - - - - - - - - - - -

4.85% 4.76% 4.71% 3.74% 3.63% 3.74% 6.43% 5.97% 5.75% 5.66% 5.29% 5.00%

4.22% 4.26% 4.33% 3.82% 4.12% 4.84% 4.93% 4.43% 4.29% 3.94% 3.43% 3.36%

BANK UMUM SYARIAH

6,967 7,184 7,306 7,716 7,714 7,916 8,216 8,697 8,472 8,607 9,025 9,471- - - - - - -

4,220 4,212 4,443 4,650 4,694 4,861 5,208 5,585 5,644 5,673 5,906 6,147

Giro 384 408 486 429 497 451 561 499 505 461 606 573

Tabungan 2,167 2,194 2,294 2,527 2,525 2,665 2,772 3,036 3,069 3,134 3,244 3,465

Deposito 1,668 1,610 1,663 1,695 1,673 1,745 1,876 2,050 2,070 2,078 2,057 2,109- - - - - - -

6,725 6,490 6,408 7,157 7,283 7,328 7,675 7,849 7,972 8,756 9,272 8,673

- Modal Kerja 1,815 1,723 1,473 1,783 1,700 1,580 1,693 1,610 1,504 2,312 2,561 1,542

- Investasi 1,317 1,059 1,012 1,274 1,295 1,265 1,296 1,348 1,300 1,248 1,243 1,393

- Konsumsi 3,593 3,709 3,922 4,100 4,288 4,483 4,686 4,891 5,168 5,196 5,469 5,738

159.36% 154.09% 144.22% 153.91% 155.17% 150.76% 147.37% 140.53% 141.24% 154.35% 156.99% 141.09%

Catatan:* (<Rp50 juta)** (Rp50 < X < Rp500 juta)*** (Rp500 juta < X < Rp5 miliar)**** Angka sementara

2020

Kredit Kecil ** (Rp Miliar)

Kredit Menengah *** (Rp Miliar)

NPL Total gross - Lokasi Proyek (%)

NPL UMKM gross - Lokasi Proyek (%)

BANK UMUM

FDR

Total Aset (Rp Miliar)

DPK - Lokasi Proyek Pelapor (Rp Miliar)

Pembiayaan - Lokasi Proyek (Rp Miliar)

INDIKATOR20192018

Kredit Mikro* (Rp Miliar)

DPK - Lokasi Proyek Pelapor (Rp Miliar)

Kredit - Lokasi Proyek (Rp Miliar)

LDR

Kredit - Lokasi Proyek (Rp Miliar)

Kredit UMKM - Lokasi Proyek (Rp Miliar)

Page 17: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 XVI

C. Perbankan Berdasarkan Lokasi Bank

I II III IV I II III IV I II III IV

Total Aset (Rp Miliar) 132,433 136,333 139,503 142,448 143,850 147,442 149,833 150,456 147,219 148,426 150,489 153,571- - - -

85,385 87,794 90,331 92,814 92,366 95,372 96,343 97,005 95,798 99,700 104,269 103,931

Giro 12,013 12,447 12,669 11,324 13,089 14,441 14,453 11,820 13,045 13,383 15,559 13,064

Tabungan 47,161 48,402 49,043 53,314 49,803 52,723 52,756 57,288 53,266 56,686 58,908 63,548

Deposito 26,211 26,946 28,619 28,175 29,474 28,208 29,134 27,896 29,487 29,632 29,801 27,318- - - -

114,102 115,210 116,265 117,917 119,370 121,030 122,863 120,894 120,387 118,793 120,032 122,556

- Modal Kerja 43,940 44,528 45,324 45,756 45,207 46,260 46,967 47,699 46,685 45,819 47,022 48,829

- Investasi 20,251 20,915 20,012 20,022 21,097 21,047 21,310 17,974 17,874 17,700 17,078 17,234

- Konsumsi 49,911 49,767 50,929 52,139 53,065 53,723 54,586 55,221 55,827 55,274 55,932 56,494

133.63% 131.23% 128.71% 127.05% 128.54% 126.90% 127.53% 124.63% 125.67% 119.15% 115.12% 117.92%

114,102 115,210 116,265 117,917 118,731 121,030 122,863 120,894 120,387 118,793 120,032 122,556

- Pertanian 4,533 4,748 4,966 5,232 5,343 5,571 5,959 5,958 6,442 6,612 7,092 7,402

- Pertambangan 308 312 325 381 452 517 476 490 467 455 405 408

- Industri pengolahan 6,980 6,991 7,524 7,413 7,413 7,483 7,772 4,652 4,664 4,721 4,895 5,028

- Listrik, Gas, dan Air 147 182 200 230 220 204 194 187 176 173 179 594

- Konstruksi 6,574 6,828 6,999 6,047 5,786 6,070 6,227 6,390 5,380 5,386 5,356 5,347

- Perdagangan 34,104 34,578 34,617 35,435 35,688 36,319 36,285 36,507 36,090 35,050 35,480 35,936

- Pengangkutan 3,064 3,190 1,996 2,115 2,223 2,178 2,282 2,406 2,370 2,414 2,309 3,147

- Jasa Dunia Usaha 5,570 5,632 5,652 5,685 5,418 5,624 5,624 5,616 5,506 5,360 5,175 4,940

- Jasa Sosial Masyarakat 2,883 2,971 3,048 3,224 3,414 3,327 3,434 3,437 3,340 3,295 3,138 3,209

- Lain-lain 49,937 49,778 50,939 52,155 52,773 53,736 54,610 55,252 55,952 55,328 56,002 56,545- - -

35,612 36,314 37,217 38,058 38,573 39,757 40,514 40,720 40,797 40,348 40,737 41,225- - - -

11,022 11,399 11,929 11,864 12,368 12,799 13,072 12,998 13,707 13,631 12,918 12,205

- Modal Kerja 8,063 8,330 8,694 9,212 8,937 9,433 9,696 9,550 10,028 9,690 9,090 8,691

- Investasi 2,959 3,069 3,234 2,651 3,431 3,366 3,376 3,448 3,679 3,941 3,828 3,515

- Konsumsi - - - - - - - - - - - -- - - -

13,344 13,502 13,793 13,955 12,368 14,408 14,672 14,886 14,906 14,490 15,015 15,388

- Modal Kerja 9,426 9,580 9,834 9,967 9,934 10,258 10,679 10,812 10,907 10,905 11,310 11,818

- Investasi 3,918 3,922 3,958 3,988 4,080 4,150 3,993 4,074 3,998 3,585 3,705 3,570

- Konsumsi - - - - - - - - - - - -- - - -

11,247 11,413 11,496 12,239 12,191 12,550 12,770 12,836 12,184 12,227 12,805 13,632

- Modal Kerja 8,172 8,294 8,376 8,993 8,949 9,356 9,318 9,482 9,006 9,021 9,761 10,483

- Investasi 3,074 3,119 3,120 3,246 3,242 3,194 3,453 3,354 3,178 3,205 3,043 3,149

- Konsumsi - - - - - - - - - - - -- -

4.35% 4.50% 4.41% 3.52% 3.59% 3.81% 6.70% 3.59% 2.96% 3.11% 2.67% 2.48%-

3.99% 4.12% 4.16% 3.76% 4.07% 4.67% 4.82% 4.37% 4.23% 3.86% 3.35% 3.28%

BANK UMUM SYARIAH

6,967 7,184 7,306 7,716 7,714 7,916 8,216 8,697 8,472 8,607 9,025 9,470,516- - - - - - -

4,362 4,362 4,613 4,889 4,926 5,085 5,434 5,826 5,885 5,978 6,244 6,461,669

Giro 387 413 495 439 507 460 566 506 514 483 630 582

Tabungan 2,209 2,236 2,339 2,585 2,575 2,719 2,830 3,098 3,142 3,232 3,363 3,613

Deposito 1,766 1,713 1,779 1,865 1,844 1,906 2,039 2,222 2,229 2,263 2,251 2,267- - - - - - -

5,936 5,997 5,930 6,279 6,420 6,574 6,755 7,006 7,045 7,063 7,291 7,568- Modal Kerja 1,451 1,404 1,164 1,292 1,222 1,195 1,191 1,247 1,152 1,158 1,116 1,111

- Investasi 1,025 986 912 936 967 976 966 990 890 860 833 873

- Konsumsi 3,459 3,607 3,855 4,051 4,231 4,404 4,598 4,769 5,003 5,045 5,342 5,585

136.09% 137.48% 128.56% 128.42% 130.33% 129.29% 124.29% 120.26% 119.72% 118.14% 116.77% 117.13%

Catatan:* (<Rp50 juta)** (Rp50 < X < Rp500 juta)*** (Rp500 juta < X < Rp5 miliar)**** Angka sementara

Kredit UMKM - Lokasi Bank (Rp Miliar)

LDR

Kredit - Lokasi Bank (Rp Miliar)

Kredit - Lokasi Bank (Rp Miliar)

BANK UMUM :

DPK - Lokasi Bank Pelapor (Rp Miliar)

2020INDIKATOR

2018 2019

FDR

Total Aset (Rp Miliar)

DPK - Lokasi Bank Pelapor (Rp Miliar)

Pembiayaan - Lokasi Bank (Rp Miliar)

NPL Total gross - Lokasi Bank (%)

Kredit Mikro* (Rp Miliar)

Kredit Menengah *** (Rp Miliar)

NPL UMKM gross - Lokasi Bank (%)

Kredit Kecil ** (Rp Miliar)

Page 18: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 XVII

D. Grafik Indikator

Keterangan: PDRB TD 2010

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Keterangan: PDRB TD 2010

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kontribusi Perekonomian Pertumbuhan Ekonomi

Keterangan : PDRB TD 2010; *) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Keterangan: PDRB TD 2010; *) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Sumbangan Lapangan Usaha bagi Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi

Selatan Sumbangan Komponen Pengeluaran bagi Pertumbuhan Ekonomi

Sulawesi Selatan

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Sumber: Laporan Bank, diolah

Inflasi dan BI7DRR Kinerja Perbankan Sulawesi Selatan

Keterangan: Data 2020: Data Februari 2020;

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Pengangguran Terbuka Persentase Penduduk Miskin

Page 19: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 XVIII

Ringkasan Eksekutif

Perkembangan Makro Ekonomi Daerah

Kinerja ekonomi Sulawesi Selatan triwulan IV 2020 melanjutkan tren perbaikan. Kinerja ekonomi

terkontraksi -0,62% (yoy), tidak sedalam triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar -

1,10% (yoy) dan masih lebih baik dibandingkan dengan kinerja nasional. Dengan realisasi tersebut

pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan untuk keseluruhan tahun 2020 terkontraksi -0,70% (yoy).

Perbaikan kinerja ekonomi pada triwulan IV terutama ditopang oleh investasi yang tumbuh kuat

disertai dengan ekspor luar negeri yang membaik meski terbatas. Perbaikan confidence level investor

sejalan dengan tekanan ekonomi akibat COVID-19 di tingkat global maupun lokal yang cenderung

turun memberikan harapan bagi kinerja investasi. Namun, pemberlakuan kembali pembatasan

aktivitas masyarakat untuk menekan penyebaran COVID-19 menjelang libur akhir tahun menahan

perbaikan kinerja ekonomi untuk dapat tumbuh positif. Sejalan dengan hal tersebut, perbaikan

ekonomi dari sisi Lapangan Usaha (LU) ditopang oleh peningkatan kinerja LU Pertanian dan

Konstruksi. Perbaikan terjadi ditengah LU Perdagangan dan Industri Pengolahan yang kembali

terkontraksi lebih dalam dipengaruhi oleh terbatasnya konsumsi masyarakat.

Dengan prasyarat terkendalinya penyebaran COVID-19 serta perkembangan positif vaksinasi,

ekonomi Sulawesi Selatan triwulan I 2021 diprakirakan melanjutkan perbaikan secara bertahap.

Keuangan Pemerintah

Realisasi belanja APBD Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2020 tercatat mencapai Rp9,87 triliun

atau 87,82% dari pagu anggaran yang sebesar Rp11,24 triliun. Secara nominal, realisasi tersebut lebih

tinggi dibandingkan tahun 2019 yang realisasinya sebesar Rp9,55 triliun. Sebagian besar penyerapan

anggaran direalisasikan untuk belanja operasional (pangsa 70,28%) dan belanja transfer (pangsa

15,55%). Sementara, realisasi belanja modal meningkat hingga mencapai Rp1,23 triliun (pangsa

12,43%). Pada tahun 2020 terdapat pagu belanja tidak terduga sebesar Rp300 miliar yang jauh lebih

tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya meskipun dengan realisasi yang masih dapat

dioptimalkan (57,53%). Anggaran belanja tidak terduga tersebut dialokasikan untuk penanggulangan

kesehatan dan pemulihan ekonomi terdampak pandemi COVID-19.

Ke depan, realisasi APBD dan APBN di Sulawesi Selatan memiliki peran strategis di tengah penurunan

kinerja sektor riil selama masa pandemi. Efektivitas penyerapan stimulus pemerintah melalui bantuan

dalam rangka penanganan pandemi perlu dioptimalkan mengingat besarnya anggaran tersebut, baik

untuk tenaga kesehatan maupun masyarakat terdampak. Stimulus tersebut diharapkan dapat

memberikan efek pengganda bagi perekonomian.

Perkembangan Inflasi

Sejalan dengan perbaikan ekonomi, tingkat inflasi Sulawesi Selatan pada triwulan IV 2020 lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Tekanan inflasi berasal dari kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau disumbang oleh kenaikan harga ikan bandeng dan udang basah seiring pasokan di pasaran yang lebih terbatas. Di sisi lain, kenaikan harga rokok kretek filter setelah penerapan harga jual eceran rokok juga menjadi salah satu penyumbang inflasi. Adapun tekanan harga secara umum tertahan oleh deflasi tarif angkutan udara, dipengaruhi oleh pemberian stimulus dari pemerintah pusat dan Provinsi Sulsel.

Sejalan dengan kontraksi ekonomi serta penurunan aktivitas masyarakat, inflasi untuk keseluruhan tahun 2020 tercatat lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2019. Penurunan terutama dipengaruhi oleh konsumsi masyarakat yang tertahan akibat pembatasan fisik dalam rangka menekan penyebaran COVID-19. Aktivitas ekonomi yang menurun juga berdampak pada aktivitas bisnis dan pemintaan dunia usaha terhadap barang dan jasa.

Page 20: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 XIX

Sejumlah upaya dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sulawesi Selatan untuk menjaga stabilitas harga guna mendukung pemulihan ekonomi.

Stabilitas Sistem Keuangan Daerah

Kontraksi pertumbuhan ekonomi berdampak pada kinerja penyaluran kredit sektor rumah tangga dan

korporasi yang masih terbatas. Hal ini terutama disebabkan oleh upaya bank untuk lebih berhati-hati

dalam menyalurkan kredit di tengah ketidakpastian ekonomi di masa pandemi COVID-19.

Sementara itu, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) oleh perbankan yang berlokasi di Sulawesi

Selatan mengalami peningkatan, disumbang oleh peningkatan deposito dan tabungan. Di sisi lain,

giro tercatat mengalami deselerasi sejalan dengan aktivitas usaha yang berkurang sehingga

kebutuhan cashflow turun dan korporasi lebih memilih menempatkan dana pada instrumen yg

menghasilkan pendapatan. Sementara, kegiatan intermediasi perbankan yang ditunjukkan oleh rasio

LDR tercatat mengalami penurunan.

Kredit sektor UMKM juga mengalami tumbuh terbatas sebesar 2,05% (yoy) disebabkan kontraksi

yang terjadi pada penyaluran kredit segmen menengah

Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah

Sejalan dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan serta kebijakan penurunan

biaya SKNBI hingga 30 Juni 2021, perkembangan transaksi non tunai ritel yang diselenggarakan

melalui SKNBI menunjukkan peningkatan, begitu juga dengan transaksi nilai besarnya melalui BI-

RTGS. Selaras dengan meningkatnya transaksi ritel melalui SKNBI, transaksi non tunai melalui APMK

juga menunjukkan peningkatan baik secara nominal maupun volume. Meningkatnya transaksi APMK

disebabkan oleh karena masih diperpanjangnya kebijakan kartu kredit, yakni penurunan batas

maksimum suku bunga, penurunan batas minimum pembayaran, dan penurunan sementara besaran

denda keterlambatan pembayaran. Sementara itu, NPL menurun yang mengindikasikan peningkatan

kualitas kredit masyarakat.

Perkembangan implementasi elektronifikasi Bantuan Sosial Non Tunai (BSNT) berjalan sesuai dengan

dengan realisasi penyaluran Program Keluarga Harapan (PKH) yang menunjukkan kinerja positif yaitu

100% dan realisasi penyerapan Program Sembako yang meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya dari 89,5% menjadi 91,3%. Selanjutnya, transaksi QRIS juga meningkat sesuai dengan

meningkatnya minat Pemerintah Daerah menggunakan contactless payment di tengah pandemi,

sejalan dengan himbauan Kepala Daerahnya pada kegiatan Pengukuhan 5 (lima) Tim Percepatan &

Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD).

Dari sisi supply, jumlah merchant QRIS mencapai 186.372 atau tumbuh sebesar 452,9% (yoy) sejak

Desember 2019. Begitu juga dengan transaksi e-Commerce yang menunjukkan peningkatan

signifikan, terutama dari sisi volumenya.

Sementara itu, jumlah uang yang keluar dari Bank Indonesia untuk memenuhi kebutuhan permintaan

masyarakat tercatat sebesar Rp6,7 triliun dan aliran uang yang masuk ke Bank Indonesia tercatat

sebesar Rp4,4 triliun, sehingga terdapat net outflow sebesar Rp2,3 triliun pada triwulan IV 2020.

Pada triwulan IV 2020, transaksi jual-beli valuta asing yang diawasi Bank Indonesia baik transaksi

penjualan maupun pembelian mulai menunjukan peningkatan secara bulanan dikarenakan

masyarakat Indonesia maupun wisatawan asing yang sudah dapat melakukan mobilitas via udara.

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Pada bulan Agustus 2020, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Sulawesi Selatan mengalami

penurunan sebesar 0,4% (yoy) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Sulawesi Selatan

mengalami peningkatan sebesar 1,69% (yoy). Sejalan dengan hal tersebut, kesejahteraan masyarakat

di Sulawesi Selatan mengalami penurunan, tercermin dari jumlah penduduk miskin yang meningkat.

Persentase penduduk miskin pada bulan Agustus 2020 meningkat sebesar 0,27% dibandingkan

Page 21: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 XX

Maret 2020. Persentase penduduk miskin di pedesaan masih lebih besar dibandingkan dengan

persentase penduduk miskin di perkotaan.

Tingkat kesenjangan menunjukan penurunan dan berada di bawah nilai rata-rata nasional. Di sisi lain,

nilai tukar petani mengalami peningkatan yang mengindikasikan terjadinya peningkatan

kesejahteraan petani di Sulawesi Selatan

Prospek Ekonomi Daerah

Sejalan dengan perbaikan ekonomi Global dan Nasional, ekonomi Sulawesi Selatan diprakirakan

melanjutkan perbaikan pada triwulan II 2021, dengan prasyarat akselerasi program vaksinasi

pemerintah berjalan lancar serta penyebaran COVID-19 dapat terkendali. Dari sisi permintaan,

perbaikan konsumsi rumah tangga diprakirakan terjadi seiring berlanjutnya stimulus pemerintah dan

relaksasi sejumlah kebijakan. Investasi diprakirakan tumbuh lebih tinggi, sejalan dengan perbaikan

confidence level dan pembangunan infrastruktur. Sejalan dengan hal tersebut, lapangan usaha

perdagangan dan industri pengolahan diprakirakan tumbuh lebih tinggi, didukung oleh

penyelenggaraan momen ramadhan dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri . Perbaikan

ekonomi secara bertahap yang diprakirakan terjadi mendukung ekonomi keseluruhan tahun 2021

untuk tumbuh lebih tinggi.

Sejalan dengan perbaikan ekonomi, tekanan inflasi triwulan II 2021 diprakirakan meningkat namun

tetap terjaga dalam rentang sasaran 3,0%±1,0% (yoy). Upaya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID)

dalam menjaga stabilitas harga untuk keseluruhan tahun 2021 akan diperkuat guna mendukung

sinergi pemulihan ekonomi.

Page 22: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 1

1. Pertumbuhan Ekonomi Daerah

BAB I: Pertumbuhan Ekonomi Daerah Kinerja ekonomi Sulawesi Selatan triwulan IV 2020 melanjutkan tren perbaikan. Ekonomi

terkontraksi -0,62% (yoy), tidak sedalam triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi

sebesar -1,10% (yoy) dan masih lebih baik dibandingkan dengan kinerja nasional.

Dengan realisasi tersebut pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan untuk keseluruhan

tahun 2020 terkontraksi -0,70% (yoy).

Perbaikan kinerja ekonomi pada triwulan IV terutama ditopang oleh investasi yang

tumbuh kuat disertai dengan ekspor luar negeri yang membaik meski terbatas. Perbaikan

confidence level investor sejalan dengan tekanan ekonomi akibat COVID-19 di tingkat

global maupun lokal yang cenderung turun memberikan harapan bagi kinerja investasi.

Namun, pemberlakuan kembali pembatasan aktivitas masyarakat untuk menekan

penyebaran COVID-19 menjelang libur akhir tahun menahan perbaikan kinerja ekonomi

untuk dapat tumbuh positif. Sejalan dengan hal tersebut, perbaikan ekonomi dari sisi

Lapangan Usaha (LU) ditopang oleh peningkatan kinerja LU Pertanian dan Konstruksi.

Perbaikan terjadi ditengah LU Perdagangan dan Industri Pengolahan yang kembali

terkontraksi lebih dalam dipengaruhi oleh terbatasnya konsumsi masyarakat.

Dengan prasyarat terkendalinya penyebaran COVID-19 serta perkembangan positif

vaksinasi, ekonomi Sulawesi Selatan triwulan I 2021 diprakirakan melanjutkan perbaikan

secara bertahap.

Page 23: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 2

1.1. PERTUMBUHAN EKONOMI

Pandemi COVID-19 memberikan tekanan

signifikan terhadap kinerja perekonomian Sulawesi

Selatan. Sejalan dengan perkembangan ekonomi

nasional, ekonomi Sulawesi Selatan pada 2020

tercatat terkontraksi namun tak sedalam kontraksi

pertumbuhan ekonomi nasional (Grafik 1.1).

Meskipun masih terkontraksi, ekonomi Sulawesi

Selatan pada triwulan IV 2020 tercatat -0,62%

(yoy) atau tidak sedalam kontraksi pada 2 (dua)

triwulan sebelumnya (Grafik 1.2). Dengan

perkembangan tersebut, secara keseluruhan tahun

2020 pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan

tercatat kontraksi 0,70% (yoy). Angka

pertumbuhan tersebut merupakan yang terendah

bagi Sulawesi Selatan.

Sumber: BPS, diolah

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan Keseluruhan tahun

Sumber: BPS, diolah

Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan s

Perlambatan realisasi ekonomi untuk keseluruhan

tahun 2020 mulai terasa semenjak awal tahun dan

mencapai puncak pada triwulan II, tercermin dari

penurunan income serta rendahnya penyerapan

tenaga kerja. Pada triwulan II 2020, ekonomi

Sulawesi Selatan tercatat terkontraksi 3,87% (yoy).

Pertumbuhan ekonomi triwulan III dan IV

menunjukkan perbaikan meskipun masih dalam

level kontraksi. Tingginya stimulus ekonomi yang

diberikan oleh pemerintah turut membantu

menahan kontraksi ekonomi lebih dalam,

khususnya pada komponen pengeluaran

konsumsi. Hingga triwulan IV, pertumbuhan

ekonomi telah mendekati angka positif, didukung

oleh kebijakan pemerintah dalam menekan tingkat

penyebaran COVID-19 sekaligus memperbaiki

kinerja perekonomian (Tabel 1.4).

Perbaikan ekonomi diprakirakan berlanjut pada triwulan I 2021, sejalan dengan sentimen positif dari perkembangan vaksin. Dari sisi permintaan, berlanjutnya stimulus Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) diprakirakan menopang konsumsi masyarakat. Keyakinan konsumen dan confidence level investor diperkirakan meningkat, ditengah proyek pemerintah yang berlanjut dan ruang belanja fiskal yang diperkirakan lebih besar. Sementara, kondisi sektor eksternal diprakirakan lebih baik sejalan dengan meredanya tekanan ekonomi global akibat COVID-19.

Dari sisi lapangan usaha, LU Utama Sulsel diperkirakan mengalami perbaikan seiring tekanan ekonomi akibat COVID-19 yang mulai mereda. Namun demikian, terdapat downside risk akibat peningkatan risiko penyebaran COVID-19 di awal tahun yang disertai dengan pembatasan fisik di Kota Makassar.

-5

0

5

10

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

PDRB Sulsel PDRB Nasional

-10

-5

0

5

10

I II III IV I II III IV

2019 2020

PDRB Sulsel PDRB Nasional

%(yoy)

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Komponen Pengeluaran (%yoy)

Sumber: BPS, diolah

I II III IV I II III IV

Konsumsi Rumah Tangga 6.81 7.45 6.54 6.51 6.82 5.72 3.64- 2.63- 3.63- 1.12-

Konsumsi Lembaga Nonprofit Rumah Tangga 29.92 39.59 48.42 26.32 35.85 12.49- 13.27- 6.20- 4.69- 5.21-

Konsumsi Pemerintah 9.39 11.35 4.42 4.74 6.97 4.89 2.85- 2.93- 5.89- 2.73-

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 3.35 4.90 7.01 7.24 5.67 4.89 4.25- 1.46 5.02 1.78

Perubahan Inventori 61.59- 66.86- 50.60- 29.43- 75.64- 5.33 43.05 197.11 61.48 37.97

Ekspor 0.20- 10.09- 1.15 5.39 0.80- 16.56- 11.17 6.02- 0.25 0.07

Impor 11.21- 18.32- 8.85- 9.69 4.94- 2.52 12.53 13.67- 6.10 2.19

PDRB 6.58 7.41 7.19 6.48 6.92 3.07 3.87- 1.10- 0.62- 0.70-

Total

2020TotalKomponen

2019

%yoy

Page 24: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 3

1.2. PERTUMBUHAN EKONOMI SISI

PENGELUARAN

Dari sisi pengeluaran, perbaikan kinerja ekonomi

Sulsel triwulan IV 2020 ditopang oleh sektor

investasi dan eksternal. Peningkatan kinerja

investasi terjadi sejalan dengan pembangunan

sejumlah proyek pemerintah dan swasta serta

berlanjutnya proyek strategis nasional untuk

mendukung penyediaan infrastruktur konektivitas.

Peningkatan investasi juga didukung oleh

perbaikan penyaluran kredit investasi perbankan

dan stabilitas sistem keuangan yang terjaga. Selain

itu, perbaikan confidence level investor juga terjadi

sejalan dengan tekanan ekonomi di tingkat global

dan nasional yang cenderung menurun.

Di sisi lain, kinerja ekspor membaik sejalan dengan

perbaikan kondisi ekonomi negara mitra dagang

utama serta kenaikan harga nikel dunia sebagai

dampak dari tingginya permintaan nikel dan

olahannya oleh industri hilir serta terjaganya

produksi dunia usaha tambang.

Sementara itu, kinerja konsumsi rumah tangga,

yang memiliki pangsa lebih dari separuh ekonomi

Sulawesi Selatan, terkontraksi lebih dalam

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Ekspektasi pemulihan konsumsi yang sebelumnya

menguat seiring peningkatan mobilitas penduduk

dan pelaksanaan pilkada serentak, tertahan oleh

peningkatan risiko COVID-19 khususnya

menjelang libur akhir tahun. Hal tersebut memaksa

pemda untuk kembali memberlakukan

pembatasan fisik. Sejalan dengan hal tersebut,

kinerja konsumsi rumah tangga secara keseluruhan

tahun terkontraksi 3,63% (yoy), lebih dalam

dibandingkan dengan triwulan III yang terkontraksi

2,63% (yoy).

1.2.1. Konsumsi

Konsumsi Swasta

Konsumsi rumah tangga yang diharapkan dapat

menopang perbaikan ekonomi pada triwulan IV

justru mengalami kontraksi yang lebih dalam

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Konsumsi rumah tangga tercatat mengalami

terkontraksi 3,63% (yoy), atau lebih dalam

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

terkontraksi 2,63% (yoy). Bahkan realisasi ini

hampir menyerupai kontraksi pada triwulan II, atau

pada saat puncak tekanan ekonomi akibat COVID-

19. Kontraksi tersebut terutama dipengaruhi oleh

pembatasan mobilitas yang kembali diberlakukan

sebagai langkah mitigasi lonjakan kasus COVID-19

pasca pelaksanaan pilkada serta menjelang libur

akhir tahun. Kontraksi pada komponen konsumsi

rumah tangga, yang memiliki pangsa mencapai

51,79%, memberikan tekanan pada perbaikan

kinerja ekonomi yang sebelumnya diperkirakan

dapat tumbuh positif.

Kontraksi juga terkonfirmasi dari tingkat

penyaluran kredit konsumsi yang mengalami

perlambatan. Meskipun outstanding secara

nominal meningkat, pertumbuhan kredit konsumsi

pada triwulan laporan tercatat 0,53% (yoy), atau

melambat dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang tumbuh 2,24% (yoy) (Grafik

1.3). Ditengah penurunan tersebut, risiko kredit

terjaga rendah tercermin dari Non Performing Loan

(NPL) yang berada dibawah threshold. Perlambatan

kredit konsumsi tersebut juga mengindikasikan

penurunan repayment capacity sektor rumah

tangga.

Sumber: LBU, diolah

Grafik 1.3 Perkembangan Kredit Konsumsi

Berbeda halnya dengan realisasi kinerja konsumsi

pada triwulan laporan, beberapa indikator

menunjukkan perbaikan. Hal ini dapat menjadi

indikasi bahwa indikator yang ada belum dapat

menangkap anomali yang terjadi akibat tekanan

pandemi COVID-19. Hasil Survei Penjualan Eceran

(SPE) yang dilakukan Bank Indonesia menunjukkan

peningkatan Indeks Penjualan Riil (IPR) (Grafik 1.4).

Ketidakpastian ekonomi menjadi salah satu

Page 25: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 4

penyebab ketidaksesuaian ekspektasi masyarakat

dengan realisasi kinerja. Selain itu dampak

penerapan protokol kesehatan terutama pada saat

libur panjang akhir tahun menekan mobilitas yang

juga berdampak pada penurunan kinerja

konsumsi.

Sumber: BPS dan Bank Indonesia, diolah

Grafik 1.4 Konsumsi Rumah Tangga dan Indeks Penjualan Riil

Namun demikian, ditengah kontraksi yang terjadi

pada sektor konsumsi tersebut, keyakinan rumah

tangga cenderung membaik. Indeks Keyakinan

Konsumen (IKK) pada triwulan IV tercatat sebesar

87,14, lebih baik dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang sebesar 70,56. Perbaikan juga

terlihat pada Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.5).

Peningkatan keyakinan konsumen tersebut dapat

menjadi indikasi perbaikan kinerja konsumsi pada

periode selanjutnya.

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 1.5 Perkembangan Indikator Keyakinan Konsumen

Di sisi lain, konsumsi LNPRT mengalami perbaikan.

Perbaikan terutama ditopang oleh pelaksanaan

pilkada serentak pada akhir triwulan IV 2020.

Pelaksanaan pilkada yang mengharuskan

penerapan protokol kesehatan yang ketat

meningkatkan kebutuhan untuk persiapan dan

pelaksanaan teknis pemilihan. Namun demikian,

perbaikan konsumsi LNPRT tersebut belum mampu

mengangkat kinerja konsumsi swasta secara

keseluruhan (Grafik 1.6). Hal ini mengingat

pangsanya yang terbatas terhadap konsumsi

swasta, yakni sekitar 2,6%.

Sumber: BPS, diolah

Grafik 1.6 Perkembangan Konsumsi Domestik

Dengan perkembangan tersebut, kinerja konsumsi rumah tangga dan LNPRT keseluruhan tahun 2020 terkontraksi 1,12% dan 5,21% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan kinerja pada tahun 2019. Kontraksi terutama disumbang oleh tekanan ekonomi pada triwulan II akibat pembatasan fisik dalam rangka menekan laju penyebaran COVID-19. Tergerusnya laba usaha disertai dengan mekanisme WFH serta unpaid leave menahan pertumbuhan konsumsi masyarakat. Seiring dengan relaksasi pembatasan fisik, konsumsi mulai membaik secara bertahap pada triwulan III 2020. Namun demikian, pembatasan fisik yang kembali diberlakukan seiring peningkatan risiko COVID-19, ditengah konsumsi yang belum sepenuhnya pulih, menahan konsumsi triwulan IV tumbuh lebih tinggi. Hal tersebut mengindikasikan sensitivitas konsumsi rumah tangga terhadap peningkatan risiko COVID-19, sehingga pengendalian risiko penyebaran kedepannya perlu dicermati dalam rangka pemulihan konsumsi kedepannya.

Ke depan, perbaikan konsumsi diprakirakan mulai terjadi seiring dengan perkembangan vaksinasi dan adaptasi masyarakat di era new normal yang semakin baik. Telah dibukanya kembali toko ritel, destinasi wisata, serta industri Hotel, Restoran, dan

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

-

40

80

120

160

200

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2017 2018 2019 2020

Konsumsi RT (skala kanan) IPR

indeks %,yoy

-80-60-40-20

02040

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2016 2017 2018 2019 2020

IKK IKE IEK

%yoy

Page 26: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 5

Kafe (horeka) pada triwulan berjalan diprakirakan mendukung perbaikan konsumsi. Hasil Survey Konsumen terkini juga menunjukkan perbaikan tingkat keyakinan konsumen. Di sisi lain, aktivitas penerbangan domestik baik kedatangan maupun keberangkatan juga mengalami peningkatan pada bulan Januari, dan diperkirakan akan memberikan dampak pada konsumsi rumah tangga triwulan berjalan.

Konsumsi Pemerintah

Pada triwulan laporan, konsumsi pemerintah mengalami kontraksi yang lebih dalam. Tercatat kinerja konsumsi pemerintah pada triwulan IV 2020 sebesar -5,89% (yoy), atau lebih dalam dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar –2,93% (yoy). Ekspektasi tingginya serapan belanja pemerintah sebagai stimulus justru masih kurang optimal. Realisasi belanja pemerintah hingga akhir tahun hanya sebesar 88%, lebih rendah dibandingkan realisasi pada tahun sebelumnya yang sebesar 96%. Rendahnya realisasi ini utamanya disebabkan oleh terbatasnya kegiatan operasional pada tahun 2020 akibat dampak pandemi COVID-19. Belum optimalnya belanja pemerintah tersebut juga disebabkan oleh belanja modal terkait belanja tanah dan gedung dan bangunan yang jauh lebih rendah dibandingkan anggaran yang telah disediakan.

Secara keseluruhan tahun 2020, konsumsi pemerintah mengalami kontraksi 2,73% (yoy). Kinerja ini jauh dibawah sebelum adanya pandemi pada tahun 2019 yang tumbuh sebesar 6,97% (yoy). Terbatasnya mobilitas termasuk juga kegiatan perjalanan dinas dan MICE akibat dampak pandemi COVID-19 menjadi faktor utama kontraksi yang terjadi.

Konsumsi pemerintah diperkirakan mengalami perbaikan pada triwulan I 2021. Meningkatnya belanja operasional sejalan dengan aktivitas kedinasan yang mulai meningkat diprakirakan menopang akselerasi konsumsi pemerintah. Pembukaan seleksi CPNS 2021 profesi guru, tenaga kesehatan hingga tenaga teknis juga diperkirakan meningkatkan konsumsi. Di sisi lain, upaya tender dini untuk barang dan jasa Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan guna mempercepat realisasi belanja menjadi faktor lainnya yang dapat meningkatkan konsumsi pemerintah. Selain itu, pagu APBD tahun 2021

juga meningkat, dengan mengasumsikan tekanan pandemi COVID-19 mulai terkendali, sehingga ruang belanja pemerintah lebih besar.

1.2.2. Investasi

Kinerja investasi pada triwulan IV 2020 mengalami

peningkatan. Pembentukan Modal Tetap Bruto

(PMTB) tercatat tumbuh 5,02% (yoy), meningkat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

sebesar 1,46% (yoy) (Grafik 1.7). Hal ini

mengindikasikan terjadinya peningkatan investasi

fisik yang signifikan. Adapun kontribusi PMTB

terhadap ekonomi Sulawesi Selatan meningkat

menjadi 42,37%.

Sejalan dengan tetap berlanjutnya proyek

pemerintah dan swasta, confidence level investor

perlahan mulai pulih. Pengadaan semen juga

menunjukkan perbaikan jumlah dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Namun

penambahan ini belum dapat meingkatkan

pertumbuhan pengadaan semen secara tahunan

karena base effect tingginya pengadaan semen

pada triwulan yang sama tahun 2019.

Sumber: BPS dan Bea Cukai, diolah

Grafik 1.7 Investasi dan Impor

Realisasi PMA di Sulawesi Selatan pada triwulan IV

2020 tercatat 89,98 juta USD, lebih tinggi

dibandingkan dengan nominal investasi pada

triwulan sebelumnya. Meskipun mengalami

peningkatan nominal, secara pertumbuhan kinerja

pada triwulan laporan masih lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Hal ini

disebabkan oleh base effect rendahnya PMA pada

triwulan yang sama tahun sebelumnya.

Peningkatan nominal investasi tersebut disumbang

oleh realisasi investasi di Kabupaten Luwu dan

Bantaeng, ditengah berlanjutnya investasi sektor

-5

0

5

10

-200%

-100%

0%

100%

200%

300%

400%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2017 2018 2019 2020

Investasi (skala kanan) Impor Barang Modal

Impor Bahan Baku

yoy %,yoy

Page 27: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 6

pertambangan di Kabupaten Luwu Timur. Investasi

di Kabupaten Bantaeng terutama berkaitan

dengan pengembangan industri logam dasar

sebagai upaya pemerintah untuk mendorong

sentra pertumbuhan ekonomi baru di Sulawesi

Selatan sekaligus mendorong hilirisasi

pertambangan di Sulawesi Selatan.

Sementara itu, realisasi PMDN Sulawesi Selatan

pada triwulan IV 2020 tercatat sebesar Rp2,64

triliun, terkontraksi 14,04% (yoy). Realisasi

tersebut lebih rendah dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang mencapai Rp2,83 triliun

(114,06%; yoy). Kinerja PMDN pada triwulan

laporan terutama disumbang oleh investasi di

sektor konstruksi khususnya di Kota Makassar.

Ditengah akselerasi tersebut, kinerja kredit

investasi tercatat mengalami perlambatan pada

triwulan laporan (Grafik 1.8).

Sumber: BPS, LBU, ASI, diolah

Grafik 1.8 Investasi dan Kredit

Ketidakpastian global akibat dampak pandemi

menekan kinerja investasi keseluruhan tahun lebih

rendah dibandingkan dengan tahun 2019.

Investasi Sulawesi Selatan selama tahun 2020

tercatat tumbuh 1,78% (yoy), lebih rendah

dibandingkan tahun 2019 yang sebesar 5,67%

(yoy). Penundaan investasi pemerintah dan swasta

selama masa pandemi menurunkan kinerja

investasi sejalan dengan realokasi dan refocusing

anggaran pemerintah untuk penanganan

pandemi. Di sisi lain, pelaku bisnis cenderung wait and see ditengah ketidakpastian yang meningkat.

Terkendalanya penyelesaian PSN yang ada di

Sulawesi Selatan juga menjadi salah satu faktor

penahan kinerja investasi pada tahun 2020.

Pada triwulan I 2021, aktivitas investasi

diperkirakan akan lebih moderat dibandingkan

dengan triwulan laporan. Kondisi tersebut

dipengaruhi oleh sejumlah proyek investasi yang

masih dalam tahap kosnolidasi. Namun demikian,

upaya pengadaan tender dini pemerintah disertai

dengan ruang belanja yang lebih besar

diprakirakan menopang pertumbuhan investasi

triwulan berjalan.

1.2.3. Ekspor dan Impor

Perbaikan kinerja ekonomi triwulan IV 2020

tertahan oleh sektor eksternal melalui aktivitas

ekspor dan impor. Sejumlah korporasi besar di

Sulawesi Selatan menjadi bagian dari rantai pasok

global, terutama untuk komoditas pertambangan

(Nikel). Komoditas ekspor utama tersebut

diperdagangkan dengan negara Jepang, Tiongkok,

dan AS. Di saat yang bersamaan, aktivitas industri

pengolahan di Sulawesi Selatan masih memiliki

ketergantungan terhadap bahan baku impor.

Selain itu, impor juga berasal dari barang modal

dan barang konsumsi.

Ekspor barang dan jasa di Sulawesi Selatan, baik

dari aktivitas perdagangan antar daerah maupun

perdagangan luar negeri, tercatat terkontraksi

2,65% (yoy) pada triwulan IV 2020, menurun

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

tumbuh 1,31% (yoy) (Grafik 1.9). Ekspor Sulawesi

Selatan masih didominasi oleh komoditas tambang

Nikel dengan pangsa 48,21% terhadap total

ekspor, disusul dengan komoditas perikanan dan

rumput laut (Tabel 1.2). Kontraksi ekspor pada

triwulan laporan utamanya disebabkan oleh

kontraksi ekspor komoditas Nikel yang cukup

dalam, yakni -29,79% (yoy), lebih dalam

dibandingkan dengan ekspor pada triwulan

sebelumnya yang sebesar -2,77% (yoy). Penurunan

ekspor terjadi sejalan dengan maintenance rutin

korporasi tambang sehingga produksi menjadi

lebih terbatas. Penurunan kinerja juga disumbang

oleh kontraksi ekspor komoditas ikan dan udang

yang sebesar -11,97% (yoy) atau menurun

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

tumbuh 3,63% (yoy).

-5

0

5

10

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2017 2018 2019 2020

Investasi (skala kanan) Konsumsi Semen

Kredit Modal Kerja Kredit Investasi

yoy %, yoy

Page 28: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 7

Sumber: BPS, Bea Cukai, World Bank, diolah

Grafik 1.9 Perkembangan Ekspor

Sejalan dengan penurunan konsumsi, kinerja

impor mengalami penurunan dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Sama halnya dengan

ekspor, impor triwulan IV tahun 2020 tercatat

mengalami penurunan. Kinerja impor tercatat

terkontraksi -4,18% (yoy), menurun dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tumbuh 7,55% (yoy)

(Grafik 1.10). Impor Sulawesi Selatan pada

triwulan IV 2020 didominasi oleh komoditas

gandum, mesin/pesawat mekanik, dan mesin dan

peralatan listrik dengan total pangsa ketiga

komoditas mencapai 59,67% terhadap total impor

(Tabel 1.3).

Sumber: BPS dan Bea Cukai, diolah

Grafik 1.10 Perkembangan Impor

Impor barang konsumsi tercatat mengalami

perlambatan. Impor barang konsumsi tercatat

1,80 juta USD atau tumbuh 5,04% (yoy), lebih

rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang sebesar 11,77 juta USD (123,52%; yoy)

(Grafik 1.11) seiring kinerja konsumsi rumah

tangga yang menurun. Berdasarkan penggunaan,

aktivitas impor masih didominasi oleh komoditas

bahan baku, khususnya gandum yang mengalami

pertumbuhan signifikan jika dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya (Grafik 1.12).

-30

-10

10

30

50

70

-30%

-10%

10%

30%

50%

70%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2017 2018 2019 2020

PDRB Ekspor (rhs) Ekspor LN Non Migas

Harga Nikel

%,yoyyoy

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2017 2018 2019 2020

PDRB Impor (rhs) Impor LN Non Migas %,yoyyoy

Tabel 1.2 Perkembangan Ekspor Non Migas Berdasarkan Komoditas di Sulawesi Selatan (US$ Juta)

Sumber: Bank Indonesia

Tabel 1.3 Perkembangan Impor Non Migas Berdasarkan Komoditas di Sulawesi Selatan (US$ Juta)

Sumber: Bank Indonesia

Q1 Q2 Q3 Q4 2019 Q1 Q2 Q3 Q4 2020

1 Nikel 126,43 165,82 216,65 275,55 784,45 174,60 185,72 210,64 193,45 764,41 48,21% -29,79%

2 Ikan dan Udang 32,15 26,12 36,69 44,65 139,61 36,94 24,94 38,02 39,31 139,21 9,80% -11,97%

3 Biji-bijian berminyak dan Obat 20,54 27,19 30,79 30,12 108,63 12,81 31,23 32,44 35,11 111,58 8,75% 16,56%

4 Besi dan Baja 16,91 18,28 20,69 17,33 73,21 14,84 12,27 13,30 25,94 66,35 6,46% 49,69%

5 Kopi,teh, rempah-rempah 7,46 5,98 11,72 10,89 36,04 7,67 7,52 10,95 24,06 50,19 5,99% 120,89%

6 Garam, belerang, kapur 14,79 14,82 14,58 18,54 62,74 8,31 14,13 17,78 16,10 56,32 4,01% -13,16%

7 Biji Coklat dan Coklat Olahan 25,94 24,43 27,35 22,99 100,71 11,05 13,70 23,40 13,60 61,75 3,39% -40,86%

8 Lak, Getah dan Damar 13,66 13,89 22,53 16,60 66,69 14,38 18,08 15,64 12,56 60,66 3,13% -24,38%

9 Daging dan Ikan Olahan 8,83 6,69 11,16 10,41 37,09 9,03 5,74 9,30 12,04 36,12 3,00% 15,67%

10 Buah-Buahan 18,05 12,42 13,07 15,61 59,15 15,19 11,10 11,01 10,88 48,18 2,71% -30,34%

11 Lainnya 18,68 24,20 20,41 25,99 89,29 18,56 21,57 17,53 18,25 75,91 4,55% -29,80%

Nilai Ekspor Sulsel 303,45 339,84 425,64 488,69 1.557,62 323,37 346,00 400,02 401,29 1.470,68 100,00% -17,89%

Komoditas Ekspor Utama

(dalam juta USD)

2019

(US$ Juta)

Pangsa Pasar

Tw IV 2020

Growth Tw

IV 2020

(yoy)

2020

Q1 Q2 Q2 Q4 2019 Q1 Q2 Q3 Q4 2020

1 Gandum 45,78 24,45 29,66 35,19 135,09 39,08 21,69 20,37 46,59 127,73 22,90% 32,41%

2 Mesin-mesin/Pesawat Mekanik 18,61 13,43 41,44 84,50 157,97 22,03 17,08 31,70 39,74 110,55 19,53% -52,97%

3 Mesin dan Peralatan Listrik 4,45 4,27 17,83 19,43 45,96 4,25 3,33 22,56 35,07 65,20 17,24% 80,51%

4 Sisa Industri Makanan 14,12 15,42 28,14 30,92 88,60 22,36 27,91 15,93 29,19 95,39 14,35% -5,59%

5 Gula dan Kembang Gula 19,28 21,85 25,52 14,23 80,88 23,89 32,60 37,02 18,29 111,79 8,99% 28,46%

6 Besi dan Baja 0,05 4,64 0,49 1,49 6,67 0,41 1,45 5,87 5,95 13,67 2,92% 299,57%

7 Produk Keramik 6,76 2,67 4,32 4,26 18,01 4,44 1,72 3,73 4,16 14,05 2,05% -2,27%

8 Bahan Kimia anorganik 5,34 1,14 3,59 2,95 13,01 0,57 4,06 0,70 3,76 9,09 1,85% 27,50%

9 Pupuk 3,31 8,21 5,13 2,69 19,35 0,03 0,14 0,06 2,64 2,86 1,30% -1,97%

10 Barang dari besi dan baja 0,42 2,91 1,86 0,81 6,01 0,70 2,65 3,75 2,13 9,23 1,05% 162,12%

11 Lainnya 49,52 34,02 33,64 56,42 173,60 71,42 25,93 23,75 15,91 137,01 7,82% -71,79%Nilai

ImpNilai Impor Sulsel 167,63 133,01 191,62 252,89 745,14 189,18 138,55 165,41 203,43 696,58 100% -19,56%

Growth tw IV

2020 (yoy)

2019 2020Pangsa Tw IV

2020

Komoditas Impor Utama

(dalam juta USD)

Page 29: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 8

Sumber: Bea Cukai,, diolah

Grafik 1.11 Impor Non Migas Barang Konsumsi

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 1.12 Perkembangan Impor Non Migas berdasarkan penggunaan

Penurunan ekspor dan impor tersebut berdampak

pada penurunan neraca perdagangan Sulawesi

Selatan. Meskipun mengalami penurunan, neraca

perdagangan masih tercatat surplus pada triwulan

laporan (Grafik 1.13).

Sumber: BPS, diolah

Grafik 1.13 Perkembangan Trade Balance Sulawesi Selatan

Aktivitas ekspor dan impor pada triwulan I 2021

diperkirakan lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya. Perbaikan tersebut didukung

oleh pemulihan ekonomi negara mitra dagang

serta perbaikan produksi dalam negeri. Aktivitas

masyarakat yang meningkat juga diprakirakan

mendorong permintaan barang konsumsi impor.

Di sisi lain, aktivitas perdagangan antar daerah

terus didorong oleh dinas dan instansi terkait.

Sulsel sebagai hub Kawasan Indonesia Timur dan

sekaligus lumbung pangan nasional senantiasa

didorong untuk melakukan peningkatan aktivitas

perdangan, salah satunya melalui inisiasi kerja

sama antar daerah (KAD) bersama dengan provinsi

lain. Lebih tingginya aktivitas perdagangan antar

daerah tersebut juga tercermin dari peningkatan

volume barang dan jasa yang dikirimkan melalui

jasa pengiriman.

1.3. PERTUMBUHAN EKONOMI SISI

LAPANGAN USAHA

Senada dengan perkembangan sisi pengeluaran,

pemulihan ekonomi secara sektoral juga berlanjut

secara bertahap. Perbaikan terutama ditopang

oleh kinerja LU konstruksi dan real estate yang

mengalami peningkatan (Tabel 1.4). Perbaikan LU

konstruksi terjadi sejalan dengan meningkatnya

aktivitas investasi pemerintah dan swasta guna

mendukung penyediaan infrastruktur. Di sisi lain,

permintaan sektor properti yang kuat mendukung

kinerja sektor real estate. Perbaikan tersebut

didukung oleh stabilitas sistem keuangan dan

kelancaran sistem pembayaran yang terjaga.

Di sisi lain, lapangan usaha perdagangan dan

industri pengolahan mengalami penurunan.

Berbeda dengan perkiraan sebelumnya, LU

perdagangan dan industri pengolahan mengalami

kontraksi yang lebih dalam dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya. Peningkatan kasus

terkonfirmasi COVID-19 yang disinyalir merupakan

klaster pesta demokrasi memaksa pemerintah

untuk kembali menerapkan pengetatan aktivitas

fisik melalui pembatasan jam operasional usaha

dan pelarangan kegiatan yang memicu

kerumunan. Dengan perkembangan tersebut,

pertumbuhan ekonomi sisi pengeluaran untuk

keseluruhan tahun 2020 mengalami kontraksi

2,07% (yoy).

-

2

4

6

8

10

12

14

I II III IV I II III IV I II III IV

2018 2019 2020

juta

USD

Impor Konsumsi

-

50

100

150

200

250

300

I II III IV I II III IV I II III IV

2018 2019 2020

juta

USD

Impor Barang Modal Impor Bahan Baku Impor Konsumsi

(600)

(400)

(200)

-

200

400

600

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2017 2018 2019 2020

Ekspor Impor Trade Balance

juta USD

Page 30: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 9

Memasuki triwulan I 2021, perbaikan ekonomi

diprakirakan akan berlanjut. Perbaikan LU

Pertanian diprakirakan terjadi sejalan dengan

peningkatan produksi tabama pada musim panen.

Di sisi lain, upaya percepatan pengadaan tender

dan belanja pemerintah ditengah proyek investasi

yang berlanjut juga mendukung kinerja sektor

konstruksi. Sementara itu, LU perdagangan dan

industri pengolahan diperkirakan mengalami

perbaikan secara bertahap, seiring dengan

perbaikan konsumsi pasca pembatasan mobilitas

masyarakat.

1.3.1. Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan

dan Perikanan

LU Pertanian tercatat tumbuh 0,1% (yoy),

meningkat dibandingkan kontraksi pada triwulan

sebelumnya yang sebesar -3,5% (yoy). Perbaikan

LU Pertanian tersebut didukung oleh kinerja

subsektor tanaman pangan dan perikanan yang

mengalami perbaikan. Perbaikan kinerja tanaman

pangan ditopang oleh kinerja produksi beras yang

lebih baik meskipun secara tahunan masih

terkontraksi. Sementara itu, perbaikan subusaha

perikanan ditopang oleh perbaikan kinerja

perikanan tangkap setelah tumbuh tertahan pada

triwulan sebelumnya (Grafik 1.14). Perbaikan

tersebut terjadi ditengah curah hujan yang tinggi

di akhir tahun sesuai pola musimannya serta inflasi

yang rendah dan stabil.

Sumber: Dinas Perikanan, diolah

Grafik 1.14 Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap

Perbaikan kinerja LU pertanian juga tercermin dari

peningkatan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)

pada hampir seluruh sub sektor. Kenaikan indeks

harga yang diterima petani ditengah peningkatan

biaya produksi tersebut mengindikasikan

perbaikan terms of trade petani pada triwulan

berjalan (Grafik 1.15). Sementara itu, penurunan

NTUP terjadi pada subsektor hortikultura ditengah

gangguan produksi terpengaruh kondisi cuaca.

Sumber: BPS, diolah

Grafik 1.15 Perkembangan NTUP per subsektor

(30)

(20)

(10)

-

10

20

30

40

-

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV

2019 2020

rib

u t

on

Tangkap g_Tangkap

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

I II III IV I II III IV

2019 2020

NTUP Hortikultura NTUP Perkebunan

NTUP Tanaman Pangan NTUP Peternakan

Tabel 1.4 Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan usaha Ekonomi (persen)

Sumber: BPS, diolah

I II III IV Total I II III IV Total

1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3,0 5,4 3,3 1,3- 2,8 0,4 0,2 3,5- 0,1 0,8-

2 Pertambangan dan Penggalian 3,6- 0,6 7,4 5,9 2,7 12,6 1,2 1,2- 10,0- 0,2

3 Industri Pengolahan 8,2 11,1 11,2 9,2 9,9 2,7- 8,2- 1,9- 4,9- 4,4-

4 Pengadaan Listrik, Gas dan Produksi Es 10,2 5,8 0,7 8,5 6,2 5,7 7,9 2,3 4,6- 2,6

5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 2,3 1,2 0,6 2,8 1,7 7,2 3,1 7,3 8,9 6,6

6 Konstruksi 6,9 8,2 11,3 9,0 8,9 5,4 4,9- 0,8 4,8 1,6

7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 9,8 10,1 8,0 8,8 9,1 1,9- 5,1- 1,0- 4,2- 3,1-

8 Transportasi dan Pergudangan 3,9 1,0- 0,4 3,8 1,7 3,3 50,8- 26,5- 11,1- 21,4-

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,3 5,6 4,9 7,8 6,2 0,6 30,8- 9,5- 7,6- 11,9-

10 Informasi dan Komunikasi 13,1 13,4 9,3 8,5 11,0 9,8 10,5 12,2 10,8 10,8

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 1,3- 2,3- 8,3 11,7 4,0 10,5 0,9 0,4 1,4- 2,4

12 Real Estate 5,1 5,2 6,0 5,4 5,4 5,4 4,3 4,2 1,3 3,8

13 Jasa Perusahaan 6,8 8,6 9,8 16,4 10,5 3,7 27,3- 8,1- 8,1- 10,0-

14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 11,6 12,6 8,2 7,8 10,0 7,0 0,0- 2,3- 4,1- 0,0-

15 Jasa Pendidikan 11,0 6,7 4,4 6,1 6,9 7,2 6,7 4,7 4,5 5,7

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9,8 7,5 5,8 9,2 8,1 9,4 0,8- 8,0 23,0 10,1

17 Jasa lainnya 11,2 10,4 9,7 7,9 9,7 1,6 27,5- 11,9- 9,9- 12,0-

6,6 7,4 7,2 6,5 6,9 3,0 3,9- 1,1- 0,6- 0,7-

20202019

Produk Domestik Regional Bruto

No Lapangan Usaha

Page 31: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 10

Akses pembiayaan ke sektor pertanian turut

mendukung perbaikan kinerja. Outstanding kredit

ke sektor pertanian tumbuh akseleratif 39,6%

(yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang tumbuh 25% (yoy) (Grafik 1.16). Peningkatan

terutama terjadi pada subsektor padi dan palawija,

ditengah upaya pemerintah untuk meningkatkan

produksi kacang-kacangan untuk mengurangi

beban impor. Meningkatnya akses keuangan di

sektor pertanian tersebut juga didukung oleh

terjaganya stabilitas sistem keuangan serta upaya

pemulihan ekonomi pada sektor-sektor produktif

dan aman yang dilakukan oleh pemerintah.

Sumber: LBU, diolah

Grafik 1.16 Perkembangan Kredit ke Sektor Pertanian

Perbaikan kinerja terjadi ditengah inflasi bahan

makanan yang rendah dan stabil. Inflasi kelompok

makanan, minuman, dan tembakau pada triwulan

IV tercatat sebesar 3,44% (yoy), meningkat

dibandingkan dengan inflasi triwulan sebelumnya

(Grafik 1.17). Terjaganya inflasi mendukung

ekspektasi produsen pada LU pertanian.

Sumber: BPS, diolah

Grafik 1.17 Inflasi Bahan Makanan

Ditengah perkembangan sejumlah indikator

tersebut, ekspor komoditas pertanian terpantau

menurun. Komoditas ekspor unggulan LU

Pertanian yaitu ikan dan udang, buah-buahan,

serta biji cokelat mengalami kontraksi masing-

masing sebesar -12%, -40,9%, dan -30,3% (yoy)

(Grafik 1.18). Penurunan terjadi sejalan dengan

harga komoditas internasional kakao yang

menurun dipengaruhi oleh permintaan dunia yang

belum sepenuhnya pulih pasca tekanan COVID-19.

Sumber: Bea Cukai, diolah

Grafik 1.18 Perkembangan Ekspor Pertanian

Dengan perkembangan triwulanan tersebut,

kinerja LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

keseluruhan tahun 2020 terkontraksi -0,8% (yoy).

Kontraksi pada triwulan III menarik kebawah

kinerja sektor pertanian untuk keseluruhan tahun

(Grafik 1.19). Kondisi tersebut terjadi ditengah

produksi yang cenderung terbatas seiring

berlalunya musim panen ditengah pemulihan

ekonomi yang masih terjadi secara bertahap.

Sumber: BPS, diolah

Grafik 1.19 Kontribusi Pertumbuhan LU Pertanian

Pada triwulan I 2021, LU Pertanian diprakirakan

tumbuh dalam level yang moderat. Musim panen

0%

10%

20%

30%

40%

50%

-

2.000

4.000

6.000

8.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2017 2018 2019 2020

Kredit Pertanian g.Pertanianmiliar Rp yoy

-10

-5

0

5

10

15

20

25

I II III IV I II III IV

2019 2020

Makanan, Minuman, Tembakau Beras

Jagung Bandeng

Layang/Benggol

-80%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2017 2018 2019 2020

Ekspor Ikan dan Udang Ekspor Bij Coklat

Ekspor Buah-Buahan

yoy

0,10 0,04

(0,99)

0,02

(1,20)

(1,00)

(0,80)

(0,60)

(0,40)

(0,20)

-

0,20

I II III IV

2020

%yoy

Page 32: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 11

tanaman pangan yang diprakirakan terjadi pada

akhir triwulan I menopang produksi LU Pertanian.

Perbaikan keyakinan konsumen juga diperkirakan

mendorong permintaan bahan makanan. Namun

demikian, peningkatan curah hujan serta

fenomena La Nina yang meningkat pada periode

musim panen perlu diantisipasi dengan baik.

Mengingat hal tersebut berisiko meningkatkan

gagal panen tabama beras. Selain itu, La Nina juga

berisiko mengganggu produksi komoditas

hortikultura.

1.3.2. Lapangan Usaha Pertambangan dan

Penggalian

LU Pertambangan dan Penggalian kembali tumbuh terkontraksi pada triwulan IV 2020. Kinerja pada triwulan laporan terkontraksi 10,0% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 1,2% (yoy) (Grafik 1.20).

Sumber: Siaran Pers Vale, Bea Cukai, BPS, diolah Grafik 1.20 Produksi dan Ekspor Nikel

Penurunan disumbang oleh aktivitas produksi pada dunia usaha tambang yang lebih terbatas. Produksi nikel pada triwulan IV 2020 tercatat 16,4 ribu metrik ton, lebih rendah dibandingkan dengan produksi triwulan yang sama tahun 2019 yang sebesar 20,5 ribu metrik ton. Penurunan produksi terjadi akibat pemeliharaan rutin yang dilakukan oleh korporasi tambang. Sejalan dengan penurunan produksi, ekspor terkontraksi -8,16% (yoy) setelah tumbuh 13,4% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Penurunan terjadi ditengah harga nikel dunia yang melanjutkan peningkatan sejalan dengan prospek hilirisasi yang positif (Grafik 1.21).

Sumber: World Bank, diolah

Grafik 1.21 Harga Nikel Internasional

Penurunan produksi juga tercermin dari penyaluran kredit ke sektor pertambangan yang terkontraksi 13,52% (yoy), lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 11,74% (yoy). Kontraksi terutama terjadi pada subsektor penggalian batu-batuan, tanah liat, dan pasir yang memiliki pangsa 56% terhadap outstanding kredit triwulan laporan.

Ditengah tekanan COVID-19 terhadap sektor eksternal, sektor pertambangan untuk keseluruhan tahun 2020 berhasil tumbuh 0,2% (yoy). Pertumbuhan disumbang oleh kinerja produksi pada triwulan I dan II yang tumbuh positif meskipun ditengah tekanan COVID-19 (Grafik 1.22). Pertumbuhan terjadi sejalan dengan terjaganya penjualan ekspor dan aktivitas konstruksi yang berlanjut. Pertumbuhan lebih tinggi tertahan oleh penurunan pada triwulan IV seiring pelaksanaan maintenance oleh korporasi.

Sumber: BPS, diolah Grafik 1.22 Kontribusi Pertumbuhan LU Pertambangan

Pada triwulan I 2021, kinerja LU pertambangan diperkirakan tumbuh meningkat. Upaya hilirisasi pertambangan berpotensi mendorong permintaan domestik serta permintaan global. Di sisi lain, berlanjutnya proyek konstruksi pemerintah dan swasta mendorong peningkatan permintaan terhadap bahan baku produk galian.

-20-1001020

-40-20

0204060

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2017 2018 2019 2020

Produksi Nikel Ekspor Nikel PDRB Tambang (rhs)

%yoy %,yoy

(20)

0

20

40

60

0,0

5.000,0

10.000,0

15.000,0

20.000,0

I II III IV I II III IV I II III IV

2017 2018 2019

%, yoy$/mtNikelgHarga - Skala Kanan

2,84

0,30

(0,30)

(2,63) (3,00)

(2,00)

(1,00)

-

1,00

2,00

3,00

4,00

I II III IV

2020

%yoy

Page 33: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 12

Beberapa hal yang berpotensi menahan pertumbuhan yaitu aktivitas konstruksi yang lebih lambat dibandingkan dengan rencana sehingga menurunkan permintaan barang galian.

1.3.3. Lapangan Usaha Industri Pengolahan

Sejalan dengan kinerja konsumsi yang melambat, LU Industri Pengolahan pada triwulan IV 2020 terkontraksi lebih dalam. LU Industri Pengolahan terkontraksi -4,9% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada triwulan sebelumnya yang terkontraksi -1,9% (yoy).

Penurunan tercermin dari hasil ekspor industri yang terkontraksi -25,4% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi -5,1% (yoy) (Grafik 1.23). Penurunan juga terjadi sejalan dengan penjualan semen yang mengalami penurunan (Grafik 1.24).

Sumber: Bea Cukai, diolah

Grafik 1.23 Nilai ekspor Hasil Industri

Sumber: ASI dan BPS, diolah

Grafik 1.24 Penjualan Semen dan Manufaktur

Penurunan juga tercermin dari hasil Survey

kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang menunjukkan

penurunan. Prompt Manufacturing Index (PMI)

Sulawesi Selatan pada triwulan IV 2020 tercatat

sebesar 50,71%, lebih rendah dibandingkan

dengan triwulan III yang sebesar 52,29% (Grafik

1.25). Berdasarkan sub komponen, penurunan

terjadi pada kegiatan usaha pertanian, industri

pengolahan, jasa keuangan, dan pertanian. Selain

itu, penurunan LU Industri pengolahan juga

dipengaruhi oleh aktivitas hotel dan restoran yang

mengalami penurunan seiring meningkatnya risiko

COVID-19.

Sumber: Bank Indonesia, diolah Grafik 1.25 Perkembangan PMI Sulsel

Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan LU

Industri Pengolahan untuk keseluruhan tahun

2020 tercatat terkontraksi -4,42% (yoy). Kontraksi

terutama disebabkan oleh tekanan akibat pandemi

COVID-19 yang cukup dalam pada triwulan II

(Grafik 1.26). Penyebaran pandemi COVID-19

menyebabkan sejumlah usaha perlu melakukan

penyesuaian dalam kegiatan bisnisnya untuk

menekan risiko penularan. Sejalan dengan hal

tersebut, penerapan WFO dan WFH beserta

perumahan pegawai untuk sementara waktu

menyebabkan produksi lebih terbatas jika

dibandingkan kondisi normalnya. Adaptasi

kebiasaan baru yang dilakukan oleh pelaku usaha

disertai dengan pemberian sejumlah stimulus oleh

pemerintah mendukung perbaikan produksi pada

triwulan III 2020. Namun demikian, masih

tingginya ketidakpastian disertai dengan

penyebaran COVID-19 yang kembali meningkat

memaksa pemerintah untuk menerapkan kembali

pembatasan fisik.

Sumber: BPS, diolah Grafik 1.26 Kontribusi Pertumbuhan LU Industri

Pengolahan 2020

-40%

-20%

0%

20%

40%

0

100

200

300

400

500

I II III IV I II III IV I II III IV

2018 2019 2020

Ekspor Industri (Juta USD) g.Industri

yoy

-10

0

10

20

-100%

-50%

0%

50%

100%

I II III IV I II III IV I II III IV

2018 2019 2020Penjualan Semen PDRB Manufaktur (rhs)

%,yoy

50,71

-1,92

-4,90-10

0

10

20

0

20

40

60

80

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

PMI(LHS)PDRB (yoy) - Industri…

Ekspansi

Kontraksi

% %PDRB

(0,66)

(1,98)

(0,49)

(1,29)

(2,50)

(2,00)

(1,50)

(1,00)

(0,50)

-

I II III IV

2020

yoy

%, yoy

Page 34: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 13

1.3.4. Lapangan Usaha Perdagangan

Setelah mengalami perbaikan pada triwulan III, LU

Perdagangan kembali terkontraksi lebih dalam

pada triwulan IV 2020. LU Perdagangan

terkontraksi -4,72% (yoy), lebih dalam

dibandingkan dengan kontraksi pada triwulan III

2020 yang tercatat -0,99% (yoy). Penurunan

dipengaruhi oleh masih belum pulihnya

permintaan disertai dengan pembatasan jam

operasional yang dilakukan oleh pemerintah

menyusul kenaikan risiko COVID-19.

Penurunan tercermin dari hasil Survey Penjualan

Eceran (SPE) pada triwulan IV yang tercatat

terkontraksi 1,5% (yoy), atau lebih dalam

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

tumbuh 3,1% (yoy) (Grafik 1.27). Berdasarkan

kategori, penurunan terjadi pada kategori

makanan, minuman, dan tembakau, perlengkapan

rumah tangga lainnya, dan barang budaya dan

rekreasi. Konsumsi masyarakat yang masih berada

dalam tahap perbaikan, disertai dengan

pengurangan hari libur mempengaruhi permintaan

LU perdagangan.

Sumber: Bank Indonesia, diolah Grafik 1.27 Perkembangan Indikator Penjualan Riil

Sejalan dengan perkembangan tersebut, LU

perdagangan untuk keseluruhan tahun 2020

terkontraksi 3,07% (yoy), merupakan kontraksi

pertumbuhan tahunan pertama setidaknya dalam

satu dekade terakhir. Kontraksi terutama

disumbang oleh penurunan kinerja pada triwulan

ke II 2020, dimana pembatasan fisik dan kegiatan

usaha membuat aktivitas perdagangan mengalami

penurunan (Grafik 1.28). Pasca relaksasi PSBB, LU

perdagangan mulai mengalami perbaikan secara

bertahap. Namun demikian, peningkatan risiko

COVID-19 yang terjadi di akhir tahun ditengah

konsumsi masyarakat yang belum sepenuhnya

pulih memberikan tekanan terhadap kinerja LU

Perdagangan.

Sumber: BPS, diolah Grafik 1.28 Kontribusi Pertumbuhan LU Perdagangan

Memasuki triwulan I 2021, aktivitas perdangan

diprakirakan akan melanjutkan pemulihan. Hal

tersebut terindikasi dari perkembangan penyaluran

kredit ke sektor perdagangan yang terkontraksi

1,5% (yoy) pada bulan Januari 2021, meningkat

dibandingkan dengan bulan Desember 2020 yang

terkontraksi 1,83% (Grafik 1.29). Akselerasi

program vaksinasi pemerintah ditengah

berlanjutnya stimulus dan perbaikan konsumsi

masyarakat diharapkan menjadi penopang

pertumbuhan LU Perdagangan.

Sumber: LBU, diolah Grafik 1.29 Outstanding Kredit Sektor Perdagangan

176,7

182,5

3,1

-1,5

-13

-3

7

17

27

37

100

120

140

160

180

200

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2016 2017 2018 2019 2020

%

IPR (LHS) yoy (%; RHS)

indeks

(1,40)

(1,20)

(1,00)

(0,80)

(0,60)

(0,40)

(0,20)

-

I II III IV

2020

-5,00

-

5,00

35,036,037,038,039,0

I II III IV I II III IV Jan

2019 2020 2021

Kredit (Rp Triliun) g_Kredit

%yoy

%, yoy

Page 35: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 14

BOKS BAB 1

Proyek Strategis Nasional: Infrastruktur untuk

Pertumbuhan Ekonomi

Ketersediaan infrastruktur menjadi prasyarat dasar untuk meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Di masa pandemi, proyek-proyek infrastruktur yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dapat menjadi salah satu cara menggerakan roda ekonomi Indonesia keluar dari jurang resesi. Melalui Peraturan Presiden Nomor 109/2020 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategi Nasional, sebanyak 201 proyek dan 10 program dengan total nilai investasi sebesar Rp 4.809,7 triliun, telah ditetapkan sebagai PSN.

Sejalan dengan hal tersebut, pengembangan kawasan pusat pertumbuhan dan penguatan infrastruktur wilayah menjadi fokus utama pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan. Terdapat lima pengembangan Kawasan pusat pertumbuhan di Sulawesi Selatan, yaitu pengembangan kawasan Makassar, Bulukumba, Watampone, Palopo dan Parepare. Kegiatan prioritas nasional di kawasan pusat pertumbuhan difokuskan pada pengembangan dan penguatan konektivitas antar moda transportasi, pengembangan komoditas unggulan melalui industri pengolahan sumber daya alam komoditas pertanian, perkebunan, logam dasar, dan kemaritiman, pengembangan kawasan pariwisata.

Dalam perkembangannya, empat proyek yang sebelumnya masuk dalam PSN sebagaimana tertuang dalam PP Nomor 3 Tahun 2016, di akhir tahun 2020 tidak lagi masuk dalam Perpers 109. Empat proyek tersebut antara lain Bendungan Jenelata, SPAM Mamimmasata, Smelter dan Pembangunan Infrastruktur Energi asal Sampah. Keluarnya empat proyek tersebut digantikan oleh proyek Kawasan Industri Takalar, Bendung dan Jaringan Irigasi Daerah Baliase serta Jalan Tol Maros – Sungguminasa. Adapun, perkembangan PSN di Sulawesi Selatan adalah sebagai berikut:

Pembangunan Jalur Kereta Api Makassar – Parepare Proyek ini merupakan bagian dari pembangunan

jalur kereta api Lintas Barat Pulau Sulawesi yang direncanakan akan dibangun sepanjang 142 Km dengan 16 stasiun di 3 kabupaten yaitu Maros, Pangkajene Kepulauan dan Barru dan pembangunan jembatan kereta api sebanyak 55 buah serta underpass dan overpass sebanyak 124 buah. Proyek diperkirakan selesai pada 2024 dengan progress saat ini meliputi Pembangunan Tahap I sepanjang 47,58 Km.

Gambar A. Rute Jalur KA Makassar – Parepare

Pembangunan Jaringan Pelabuhan Utama Terpadu (Makassar New Port) Pembangunan Makassar New Port (MNP) terdiri dari 2 tahapan yaitu Tahapan I yang terdiri dari Tahap IA seluas 16 Hektar, Tahap IB seluas 18 Hektar, Tahap IC seluas 20 Hektar dan Tahap ID seluas 74 Hektar dan Tahapan II seluas 106 Hektar. Pembangunan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kapasitas terpasang MNP dan menjadikan MNP sebagai hub port bertaraf internasional sehingga dapat meningkatkan direct call dan direct export.

Gambar B. Rencana Pembangunan MNP

Page 36: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 15

Kawasan Industri Bantaeng (KIBA) KIBA akan dikembangkan menjadi kawasan pengelolahan smelter bijih besi dan nikel dan kawasan pengelolahan lainnya. Kawasan industry tersebut diharapkan bisa menjadi pusat industri startegis untuk menciptakan pusat ekonomi baru. Saat ini kegiatan ekonomi di KIBA telah berjalan sejak tahun 2018 antara lain PT Huadi telah melakukan ekspor pengelolahan smelter ke negara tujuan. Masterplan dan Grand Design pengembangan kawasan dilakukan melalui kerja sama dengan JICA.

Kawasan Industri Takalar Takalar akan dikembangkan menjadi sentra produksi industri pengolahan aluminium dan tembaga. Rencana pembangunan kawasan industri ini membutuhkan lahan seluas 1.000 Ha. Kawasan industri tersebut diperkirakan menyerap tenaga kerja sebanyak 15 ribu orang. PT Kawasan Berikat Nusantara menjadi pengelola kawasan. Saat ini telah terdapat 16 perusahaan yang berminat untuk membuka pabrik di kawasan Industri Takalar dan 7 diantaranya telah melakukan MoU. Bendungan Karalloe Bendungan Karalloe terletak di Kecamatan Tompobulu dan Kecamatan Biring Bulu Kabupaten Gowa. Bendungan Karalloe yang akan dibangun merupakan bendungan multifungsi dengan kapasitas tampungan efektif sebanyak 29,5 Juta m3 dengan luas genangan seluas 145 Ha. Bendungan Karalloe akan dimanfaatkan sebagai irigasi bagi 7.004 Hektar sawah, berfungsi sebagai sumber air baku dengan kapasitas 440 Liter/Detik. Bendungan juga sekaligus berfungsi sebagai pembangkit listrik tenaga air dengan kapasitas 4,5 MW serta fungsi penunjang lainnya yaitu sebagai pengendali banjir, konservasi sumber daya air dan pengembangan pariwisata. Pembangunan bendungan Karaloe ditargetkan selesai pada 2021.

Bendungan Passeloreng Bendungan Paselloreng terletak di Kecamatan Gilireng Kabupaten Wajo. Bendungan Paselloreng yang akan dibangun merupakan bendungan multifungsi dengan kapasitas tampungan efektif sebanyak 138 juta m3 dan luas genangan seluas 138 Ha. Bendungan Karalloe direncanakan akan bermanfaat sebagai irigasi bagi 7.004 Ha sawah. Bendungan juga ditargetkan berfungsi sebagai

sumber air baku dengan kapasitas 305 Liter/Detik, pengendali banjir, konservasi sumber daya air, perikanan air tawar, dan pengembangan pariwisata. Pembangunan bendungan Passeloreng ditargetkan telah selesai pada 2021.

Bendungan Pamukkulu Bendungan Pamukkulu terletak di Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar. Bendungan Karalloe yang akan dibangun merupakan bendungan multifungsi dengan kapasitas tampungan efektif sebanyak 82,57 Juta m3 dengan luas genangan 451 Ha. Bendungan Pamukkulu direncanakan akan bermanfaat sebagai irigasi bagi 6.150 Ha sawah, berfungsi sebagai sumber air baku Kota Takalar dengan kapasitas 160 Liter/Detik, dan fungsi penunjang lainnya yaitu sebagai pengendali banjir, konservasi sumber daya air, perikanan air tawar, dan pengembangan pariwisata. Jaringan Irigasi Daerah Baliase Bendung Baliase membentang di 5 wilayah kecamatan di Kabupaten Luwu Utara yakni Kecamatan Masamba, Mappadeceng, Sukamaju, Baebunta, dan Malangke. Sumber airnya berasal dari membendung Sungai Baliase dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) sepanjang 946.20 km2. Konstruksi Bendung Baliase memiliki tinggi 8,93 meter, panjang 40 meter dan lebar 100 meter.

Jalan Tol Maros – Sungguminasa – Takalar Pembangunan jalan Tol Maros-Sungguminasa-Takalar, sepanjang 13.75 Km dengan lebar 44 Meter. Progres pekerjaan sampai dengan akhir tahun 2019 sebesar 67,62%.

Gambar C. Rencana Pembangunan Tol Maros –

Sungguminasa – Takalar

Pembangunan infrastruktur berdampak luas bagi

Page 37: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 16

perekonomian. Dalam jangka pendek, proyek infrastruktur dapat menyerap tenaga kerja dan menarik investasi baik penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing. Dalam jangka menengah panjang, infrastruktur mampu meningkatkan perekonomian daerah, sehingga pembangunan proyek infrastruktur perlu terus dilanjutkan untuk meningkatkan daya saing daerah. Hal ini khususnya mengingat posisi Sulawesi Selatan terletak sebagai hub ke Indonesia bagian timur sehingga potensial sebagai pusat ekonomi dan perdagangan.

Page 38: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 17

2. Keuangan Daerah

BAB II: Keuangan Daerah Realisasi belanja APBD Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2020 tercatat mencapai Rp9,87 triliun atau 87,82% dari pagu anggaran yang sebesar Rp11,24 triliun. Secara nominal, realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun 2019 yang realisasinya sebesar Rp9,55 triliun. Sebagian besar penyerapan anggaran direalisasikan untuk belanja operasional (pangsa 70,28%) dan belanja transfer (pangsa 15,55%). Sementara, realisasi belanja modal meningkat hingga mencapai Rp1,23 triliun (pangsa 12,43%). Pada tahun 2020 terdapat pagu belanja tidak terduga sebesar Rp300 miliar yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya meskipun dengan realisasi yang masih dapat dioptimalkan (57,53%). Anggaran belanja tidak terduga tersebut dialokasikan untuk penanggulangan kesehatan dan pemulihan ekonomi terdampak pandemi COVID-19.

Ke depan, realisasi APBD dan APBN di Sulawesi Selatan memiliki peran strategis di tengah penurunan kinerja sektor riil selama masa pandemi. Efektivitas penyerapan stimulus pemerintah melalui bantuan dalam rangka penanganan pandemi perlu dioptimalkan mengingat besarnya anggaran tersebut, baik untuk tenaga kesehatan maupun masyarakat terdampak. Stimulus tersebut diharapkan dapat memberikan efek pengganda bagi perekonomian.

Page 39: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 18

2.1. PERKEMBANGAN REALISASI APBD DI

SULAWESI SELATAN

2.1.1. Pendapatan

Struktur Realisasi Pendapatan

Struktur realisasi pendapatan Provinsi masih didominasi oleh Pendapatan Transfer. Secara historis, kemandirian fiskal di provinsi Sulsel cenderung menurun dalam beberapa tahun terakhir. Total pendapatan yang bersumber dari transfer pemerintah pusat mencapai sekitar 58% atau sebesar Rp5,4 triliun dari total nilai realisasi pendapatan APBD tahun 2020 (Grafik 2.1). Pangsa pendapatan transfer sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun 2019. Pendapatan transfer pada tahun 2020 tersebut didominasi oleh Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU) dengan pangsa mencapai 45,2% dan 42,4% dari total pendapatan transfer.

*: data sementara

Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Sulsel, diolah

Grafik 2.1 Proporsi Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Sulawesi Selatan

Adapun Pendapatan Asli Daerah (PAD) memiliki pangsa sekitar 43% dari realisasi pendapatan di APBD 2020. Pada tahun 2020, perolehan PAD mencapai Rp3,9 triliun dari sekitar Rp9,8 triliun total pendapatan. Sebagaimana kondisi tahun-tahun sebelumnya, Pendapatan Pajak Daerah merupakan sumber utama PAD yaitu sebesar Rp3,4 triliun atau sekitar 87% dari total PAD. Adapun pendapatan retribusi daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan belum bisa diandalkan untuk menopang kinerja PAD. Sementara, sumber pendapatan APBD lain berasal dari pos lain-lain pendapatan yang sah dengan kontribusi pada pendapatan Provinsi yang cenderung konstan dibawah 1%, namun mengalami sedikit peningkatan pangsa menjadi 0,8% pada tahun 2002 yang sebelumnya sebesar 0,6% pada tahun 2019.

Perkembangan Realisasi Pendapatan

Secara umum, realisasi pendapatan APBD Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2020 mengalami penurunan. Pendapatan APBD tahun 2020 lebih rendah dari tahun 2019, baik dari sisi nominal maupun realisasi. Realisasi pendapatan tersebut sebesar Rp9,3 triliun (95,07% dari pagu 2020) atau lebih rendah dibandingkan realisasi pendapatan pada tahun 2019 yang sebesar Rp9,6 triliun (73,56% dari anggaran) (Tabel 2.1). Penurunan pagu tahun 2020 belum dapat menjadi faktor peningkatan realisasi pendapatan APBD Sulawesi Selatan. Penurunan realisasi anggaran pendapatan APBD secara tahunan ini lebih disebabkan oleh dampak pandemi COVID-19 yang

Tabel 2.1 Anggaran dan Realisasi Pendapatan APBD lingkup Pemda se-Provinsi Sulawesi Selatan (Rp Miliar)

Sumber: LRA Badan Keuangan dan Aset Daerah Prov. Sulawesi Selatan , diolah

(Milyar Rupiah)

NOMINAL % REALISASI NOMINAL % REALISASI

PENDAPATAN

PENDAPATAN ASLI DAERAH 4,168.39 4,138.18 99.28% 4,123.03 3,866.46 93.78%

- Pendapatan Pajak Daerah 3,712.87 3,710.61 99.94% 3,478.33 3,362.76 96.68%

- Pendapatan Retribusi Daerah 43.15 40.91 94.82% 45.66 37.04 81.13%

- Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan 111.64 111.36 99.75% 115.57 115.02 99.52%

- Lain-lain PAD yang Sah 300.73 275.30 91.54% 483.47 351.64 72.73%

PENDAPATAN TRANSFER 5,698.91 5,417.26 95.06% 5,561.26 5,399.73 97.10%

- Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 267.13 169.80 63.56% 352.28 272.13 77.25%

- DAU 2,586.31 2,586.31 100.00% 2,357.59 2,349.99 99.68%

- DAK 2,816.52 2,632.21 93.46% 2,846.88 2,771.11 97.34%

- Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya 28.94 28.94 100.00% 4.50 4.50 100.00%

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 55.67 18.02 32.37% 141.72 74.98 52.91%

JUMLAH PENDAPATAN 9,922.96 9,573.46 96.48% 9,826.01 9,341.17 95.07%

ANGGARAN

PERUBAHAN

2020

REALISASI 2020*U R A I A N

ANGGARAN

PERUBAHAN

2019

REALISASI 2019

Page 40: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 19

cukup signifikan terhadap semua sektor pendapatan. Ada beberapa penyebab pertumbuhan beberapa jenis pajak yang terkontraksi, antara lain pembayaran komponen dan penerima THR dan Gaji ketiga belas PNS/TNI/Polri tahun 2020 yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2019, relaksasi pembayaran pajak daerah dan kendaraan bermotor, pengalihan belanja pemerintah (refocusing) untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), tingkat konsumsi masyarakat yang rendah dan sektor usaha yang belum bergerak ke arah positif.

Persentase realisasi PAD, yang memiliki pangsa sebesar 41% dari total pendapatan, tercatat lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Secara nominal, realisasi PAD tahun 2020 turun Rp271,72 miliar dari tahun 2019. Penurunan nominal realisasi PAD utamanya disumbang oleh penurunan pendapatan pajak daerah sebesar Rp347,85 miliar serta penurunan pendapatan retribusi daerah sebesar Rp3,87 miliar (Tabel 2.1). Sementara itu, lain-lain PAD yang sah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan menahan penurunan realisasi tahun 2020. Dari realisasi tersebut, persentase perolehan PAD Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2020 terhadap anggaran mencapai 93,78% atau lebih rendah dari tahun 2019 yang mencapai 99,28%.

Dampak pandemi yang menekan mobilitas di pertokoan, perhotelan, restoran dan sarana transportasi publik menjadi faktor penahan pendapatan pajak daerah. Selain itu, kebijakan insentif pembebasan denda kendaraan bermotor mulai Januari 2020 dan dilakukan beberapa kali perpanjangan hingga tahun 2021.

Realisasi pendapatan transfer terhadap pagu APBD Sulsel lebih tinggi namun dengan nominal yang sedikit menurun. Peningkatan persentase realisasi disebabkan oleh lebih rendahnya pagu tahun 2020 dibandingkan tahun 2019 namun dengan nominal realisasi yang stabil. Salah satu faktor penyebab perbaikan realisasi pendapatan transfer ini adalah peningkatan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan dana bagi hasil Sulsel masing-masing sebesar Rp138,90 miliar dan Rp102,33 miliar. Melalui Program PEN yang dituangkan dalam PMK nomor 76/PMK.07/2020 tentang Pengelolaan Cadangan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Tahun Anggaran 2020, Sulawesi Selatan mendapatkan tambahan

alokasi DAK Fisik cadangan sebesar Rp551,43 miliar. Peningkatan realisasi pendapatan transfer tertahan oleh pemotongan dan penundaan penyaluran Dana Alokasi Umum (DAU).

2.1.2. Belanja

Struktur Realisasi Belanja

Struktur belanja Provinsi Sulawesi Selatan masih

didominasi oleh belanja operasional. Total realisasi

belanja tahun 2020 mencapai Rp11,2 triliun,

dimana belanja operasional mencapai Rp6,9 triliun

atau 70% dari total belanja. Secara persentase,

realisasi belanja operasional tersebut sedikit lebih

rendah dibandingkan tahun 2019, namun secara

nominal lebih tinggi (Grafik 2.2). Hal yang sama

terjadi pada belanja modal yang mengalami

peningkatan nominal namun dengan persentase

yang lebih rendah. Sementara, realisasi belanja

transfer tahun 2020 tercatat lebih rendah baik

nominal maupun persentase realisasinya

dibandingkan tahun 2019. Pada tahun 2020

terdapat belanja tak terduga yang cukup signifikan

jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan

mencapai Rp171,9 miliar atau 1,7% dari total

belanja Provinsi Sulawesi Selatan.

*: data sementara

Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Sulsel, diolah

Grafik 2.2 Proporsi Realisasi Belanja APBD Provinsi Sulawesi Selatan

Perkembangan Realisasi Belanja

Pagu anggaran belanja APBD Sulawesi Selatan pada tahun 2020 meningkat menjadi Rp11,24 triliun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp9,93 triliun. Hal ini menjadi salah satu penyebab rasio realisasi belanja terhadap pagu APBD Provinsi

Page 41: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 20

Sulawesi Selatan tahun 2020 lebih rendah, atau menjadi 87,82% (Tabel 2.2). Secara nominal, realisasi belanja tercatat sebesar Rp9,87 triliun meningkat Rp321,20 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan penyerapan dikontribusi belanja operasional dan belanja hibah, serta adanya belanja tidak terduga yang naik cukup signifikan. Adapun komponen belanja tak terduga tersebut antara lain digunakan untuk penanganan COVID-19 seperti anggaran untuk penanganan kesehatan, jaring pengaman sosial dan pemulihan ekonomi di daerah.

Nominal penyerapan belanja operasional tahun 2020 meningkat dibandingkan tahun lalu namun dengan persentase yang menurun. Realisasi belanja operasional mencapai Rp6,94 triliun atau 90,36% terhadap pagunya. Secara nominal lebih tinggi dari Rp6,80 triliun pada tahun sebelumnya

namun secara persentase lebih rendah dari 96,16% di tahun sebelumnya. Penurunan persentase realisasi ini disebabkan oleh lebih tingginya pagu anggaran pada tahun laporan.

Sementara peningkatan nominal realisasi dikontribusi oleh peningkatan belanja bantuan keuangan, belanja hibah, dan belanja bunga. Di sisi lain pos belanja lainnya mengalami penurunan nominal realisasi. Hal ini dapat dipahami mengingat dampak pandemi menekan belanja pemerintah untuk pegawai dan barang. Refocusing dan realokasi anggaran untuk penanganan COVID-19 berdampak pada penurunan penyerapan belanja barang tersebut. Pandemi COVID-19 menyebabkan penerapan work from home dan pembatasan perjalanan dinas sehingga biaya operasional kantor dan perjalanan dinas menurun penyerapannya. Sedangkan belanja bansos, hibah, dan bantuan keuangan

Tabel 2.2 Anggaran dan Realisasi Belanja APBD Provinsi Sulawesi Selatan (Rp Miliar)

*: data sementara Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Sulsel, diolah

(Milyar Rupiah)

NOMINAL % REALISASI NOMINAL % REALISASI

BELANJA

BELANJA OPERASIONAL 7,076.21 6,804.24 96.16% 7,675.40 6,935.85 90.36%

- Belanja Pegawai 3,276.70 3,235.97 98.76% 3,236.41 3,090.64 95.50%

- Belanja Barang 1,778.70 1,663.34 93.51% 1,978.73 1,537.83 77.72%

- Belanja Bunga - - - 15.86 2.48 -

- Belanja Hibah 1,499.90 1,391.92 92.80% 1,636.50 1,498.76 91.58%

- Belanja Bantuan Sosial 1.10 0.82 74.36% 1.42 0.81 56.69%

- Belanja Bantuan Keuangan 519.81 512.19 98.54% 806.48 805.33 99.86%

BELANJA MODAL 1,113.92 1,010.01 90.67% 1,634.92 1,226.48 75.02%

- Belanja Tanah 2.86 2.45 85.83% 5.00 - 0.00%

- Belanja Peralatan & Mesin 287.72 278.64 96.85% 368.24 349.71 94.97%

- Belanja Gedung dan Bangunan 241.07 230.87 95.77% 327.24 211.15 64.53%

- Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 502.54 420.93 83.76% 756.38 523.42 69.20%

- Belanja Aset Tetap Lainnya 63.00 62.79 99.67% 65.86 71.10 107.96%

- Aset Lainnya 6.44 6.23 96.80% 6.00 3.33 55.52%

- Belanja BLUD 10.29 8.09 78.63% 106.20 67.77 63.81%

BELANJA TIDAK TERDUGA 3.50 - 0.00% 300.00 171.90 57.30%

JUMLAH BELANJA 8,193.63 7,814.25 95.37% 9,610.32 8,334.22 86.72%

TRANSFER 1,736.46 1,733.21 99.81% 1,626.53 1,534.45 94.34%

- Bagi Hasil Pajak Ke Prov/Kab/Kota 1,736.46 1,733.21 99.81% 1,626.53 1,534.45 94.34%

TOTAL BELANJA 9,930.09 9,547.47 96.15% 11,236.85 9,868.67 87.82%

SURPLUS / (DEFISIT) -7.13 25.99 -364.61% -1,410.84 -527.50 37.39%

PEMBIAYAAN

PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 57.13 57.13 100.00% 1,410.84 1,009.21 71.53%

PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 50.00 50.00 100.00% - - -

JUMLAH PEMBIAYAAN 7.13 7.13 100.00% 1,410.84 1,009.21 71.53%

ANGGARAN

PERUBAHAN

2020

REALISASI 2020*U R A I A N

ANGGARAN

PERUBAHAN

2019

REALISASI 2019

Page 42: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 21

meningkat seiring tingginya stimulus dampak pandemi COVID-19.

Pada tahun laporan, terdapat pagu belanja tidak terduga sebesar Rp300 miliar yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp3,5 miliar. Pagu tersebut dialokasikan untuk strategi percepatan belanja pemerintah daerah khususnya terkait dampak pandemi COVID-19 yang terfokus kepada belanja yang bekaitan dengan penanggulangan kesehatan dan pemulihan ekonomi daerah. Hingga akhir tahun, realisasi dari belanja tidak terduga ini sebesar Rp171,90 miliar atau 57,30% dari total pagu.

Komponen belanja modal juga mengalami peningkatan nominal realisasi pada tahun 2020 dibandingkan tahun 2019. Secara nominal, peningkatan realisasi belanja modal tahun 2020 dari tahun sebelumnya sebesar Rp216,47 miliar. Secara persentase, pada tahun 2020 belanja modal hanya terealisasi 75,02% dari pagunya akibat peningkatan pagu yang cukup tinggi, mencapai Rp500 miliar. Peningkatan nominal realisasi belanja modal pada tahun 2020 ini sejalan dengan peningkatan realisasi belanja jalan, irigasi, dan jaringan. Selain itu komponen lain yang juga mengalami peningkatan nominal realisasi adalah belanja peralatan dan mesin serta belanja asaet tetap lainnya.

2.2. PERKEMBANGAN REALISASI

BELANJA APBN

2.2.1. Struktur Realisasi Belanja

Belanja pegawai masih mendominasi realisasi total

belanja pada APBN Sulawesi Selatan. Pada tahun

2020, struktur belanja APBN didominasi oleh

belanja pegawai (45,29%), diikuti oleh belanja

barang (37,36%) dan belanja modal (17%).

Apabila dibandingkan dengan tahun 2019, pangsa

belanja barang mengalami penurunan dari 41%

menjadi 37% (Grafik 2.3). Penurunan tersebut

dipengaruhi oleh perubahan mekanisme kerja

menjadi work from home. Di sisi lain, pangsa

belanja pegawai mengalami peningkatan dari 39%

pada tahun 2019 menjadi 45%. Adapun belanja

modal secara gradual mengalami penurunan

pangsa dalam 5 (lima) tahun terakhir. Pada tahun

laporan, belanja modal didominasi oleh belanja

modal untuk fungsi ekonomi, diantaranya untuk

Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT)

Pembangunan Bendungan BBWS Pompengan-

Jeneberang, Bandar Udara Pongtiku Tana Toraja,

SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air

Pompengan-Jeneberang Provinsi Sulawesi Selatan,

dan SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air

Pompengan-Jeneberang Provinsi Sulawesi Selatan.

Sumber: Kanwil DJPB Provinsi Sulawesi Selatan, diolah

Grafik 2.3 Proporsi Belanja APBN di Sulawesi Selatan

Page 43: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 22

2.2.2. Perkembangan Realisasi Belanja

Persentase realisasi penyerapan APBN tahun 2020 mengalami peningkatan, namun secara nominal menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini disebabkan oleh pagu yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2019. Jika dilihat secara nominal, realisasi belanja APBN mengalami penurunan dari Rp20,52 triliun pada tahun 2019 menjadi Rp18,85 triliun pada tahun 2020 (Tabel 2.3). Belanja barang, belanja modal, serta belanja bantuan sosial memiliki nominal realisasi yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu, sedangkan nominal realisasi belanja pegawai lebih tinggi. Secara persentase terhadap pagu anggaran, belanja pegawai dan belanja barang menunjukkan penurunan kinerja dibandingkan tahun lalu, sedangkan kinerja realisasi belanja modal dan belanja bantuan sosial terhadap pagunya meningkat.

Realisasi belanja pegawai APBN pada tahun 2020 mencapai Rp8,54 triliun, naik Rp463,48 miliar dari capaiannya pada tahun lalu. Meskipun demikian, persentasenya terhadap pagu anggaran sedikit mengalami peningkatan, dari 99,25% pada tahun 2019 menjadi 97,73% pada tahun 2020. Peningkatan realisasi belanja pegawai disebabkan oleh kenaikan gaji pegawai vertikal dan pensiunan.

Di sisi lain, capaian serapan belanja modal meningkat secara persentase namun mengalami penurunan secara nominal dibandingkan tahun sebelumnya. Realisasi belanja modal pada tahun 2020 sebesar 94,56%, lebih tinggi dari tahun 2019 yang hanya sebesar 77,33%. Namun apabila dilihat nominal realisasinya, belanja modal tahun 2020 masih lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2019. Pengerjaan beberapa pembangunan fisik yang meleset dari jadwal akibat dampak

pandemi mempengaruhi penyerapan belanja modal. Beberapa proyek yang direncanakan dapat selesai di akhir tahun diperkirakan tidak dapat direalisasikan karena terhambatnya pasokan material yang tidak tersedia.

Capaian serapan belanja barang pada tahun 2020 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2019, baik dari sisi nominal maupun persentase realisasinya. Rendahnya persentase realisasi belanja barang bahkan masih terjadi di tengah pagu yang jauh lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Penurunan capaian anggaran tersebut utamanya disebabkan oleh berkurangnya belanja perjalanan dinas dan paket rapat kementerian/lembaga selama masa pandemi.

Sementara itu, belanja bantuan sosial mengalami peningkatan nominal dan persentase realisasi, ditengah kenaikan pagu anggaran. Peningkatan pagu dari semula Rp38,81 miliar menjadi Rp66,61 miliar yang disertai peningkatan nominal realisasi sebesar Rp28,49 miliar menyebabkan capaian persentase meningkat menjadi 99,87% pada tahun lalu dari sebelumnya 97,99%. Adapun realisasi belanja bantuan sosial antara lain adalah pembayaran Program Keluarga Harapan (PKH) se-Sulawesi Selatan dan penyaluran bantuan sosial tunai untuk keluarga prasejahtera di Sulawesi Selatan. Peningkatan juga dipengaruhi oleh pemberian stimulus untuk menanggulangi dampak COVID-19, khususnya oleh Kementerian Sosial.

2.3. PERAN REALISASI KEUANGAN

PEMERINTAH DALAM PDRB

Rasio realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD)

terhadap PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB)

cenderung memiliki tren menurun dalam beberapa

Tabel 2.3 Realisasi Belanja APBN Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2020 (Miliar)

Sumber: Kajian Fiskal Regional (KFR), Kanwil DJPB Provinsi Sulawesi Selatan, diolah

Rp miliar

NOMINAL % REALISASI NOMINAL % REALISASI

Belanja Pegawai 8,132.94 8,071.56 99.25% 8,733.43 8,535.04 97.73%

Belanja Barang 9,103.08 8,493.11 93.30% 7,760.81 7,046.01 90.79%

Belanja Modal 5,072.76 3,922.67 77.33% 3,386.85 3,202.63 94.56%

Belanja Bantuan Sosial 38.81 38.03 97.99% 66.61 66.52 99.87%

JUMLAH BELANJA 22,347.58 20,525.38 91.85% 19,947.69 18,850.20 94.50%

ANGGARAN

PERUBAHAN 2020

REALISASI 2020ANGGARAN

PERUBAHAN 2019

REALISASI 2019U R A I A N

Page 44: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 23

tahun terakhir1. Persentase rasio pada tahun 2020

tercatat 0,77%, menurun dari 0,83% di tahun

2019. Sementara itu, rasio realisasi pendapatan

transfer terhadap PDRB ADHB sebesar 1,07%,

sedikit turun dibanding tahun sebelumnya sebesar

1,13% (Grafik 2.4). Hal ini mengindikasikan bahwa

kemampuan pemerintah dalam menggali sumber

pendapatan asli daerah cenderung mengalami

penurunan. Hal ini disebabkan adanya penurunan

PDRB pada tahun 2020 yang cukup signifikan

karena terbatasnya kegiatan ekonomi akibat

pandemi. Sementara itu, penurunan rasio

pendapatan transfer terhadap PDRB dapat

mencerminkan penurunan ketergantungan

pemerintah derah terhadap pemerintah pusat,

meskipun terdapat faktor-faktor lain seperti

pemanfaatan dana transfer dari pemerintah pusat

yang belum optimal serta kendala teknis dan

administrasi di lapangan.

Sumber: KFR-Kanwil DJPB Prov. Sulsel, BPKAD Prov. Sulsel, diolah

Grafik 2.4 Rasio Realisasi Pendapatan APBD Terhadap PDRB ADHB

Pada tahun 2020 terjadi penurunan rasio realisasi

belanja operasional dan belanja modal APBD

terhadap PDRB. Rasio belanja operasional pada

tahun 2020 tercatat sebesar 4,55%, atau lebih

rendah dari tahun 2019 yang sebesar 4,70%. Hal

yang sama juga terjadi pada rasio belanja modal.

Persentase rasio belanja modal terhadap

perekonomian mengalami penurunan dari 1,00%

di tahun 2019 menjadi 0,88% pada tahun 2020

1 Dihitung dengan rumus realisasi komponen pendapatan APBD

dibagi dengan total PDRB ADHB.

sehingga ke depan perlu terus didorong (Grafik

2.5).

Selain karena menurunnya kontribusi sektor riil

terhadap perekonomian selama masa pandemi,

perlambatan kinerja PDRB Sulawesi Selatan juga

disebabkan oleh kinerja sektor pemerintahan yang

terbatas. Oleh karena itu, untuk tetap menjaga

kontribusi sektor pemerintahan terhadap PDRB,

pada tahun 2021 realisasi belanja perlu

dioptimalkan khususnya belanja bantuan sosial

yang berpotensi menghasilkan multiplier effect bagi perekonomian. Selain bantuan sosial,

kebijakan fiskal yang ekspansif melalui pemberian

insentif usaha kepada UMKM perlu ditingkatkan

realisasinya agar dapat mendorong percepatan

pemulihan ekonomi baik di daerah maupun secara

nasional.

Selanjutnya, peningkatan kemandirian fiskal juga

dapat didorong oleh efektivitas penyerapan

stimulus keijakan penanganan COVID-19

mengingat besarnya anggaran tersebut, baik

untuk tenaga kesehatan maupun masyarakat

terdampak. Harapannya stimulus tersebut dapat

memberikan efek pengganda bagi perekonomian.

Pertumbuhan sektor riil tentunya akan

meningkatkan kualitas pertumbuhan dan

kemandirian fiskal dari pemerintah daerah.

Sumber: KFR-Kanwil DJPB Prov. Sulsel, BPKAD Prov. Sulsel, diolah

Grafik 2.5 Rasio Realisasi Belanja APBD Terhadap PDRB ADHB

Page 45: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 24

3. Inflasi Daerah

BAB III: Inflasi Sejalan dengan perbaikan ekonomi, tingkat inflasi Sulawesi Selatan pada triwulan IV 2020 lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Tekanan inflasi berasal dari kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau akibat kenaikan harga ikan bandeng dan udang basah seiring pasokan di pasaran yang lebih terbatas. Kenaikan harga rokok kretek filter setelah penerapan harga jual eceran rokok. Adapun tekanan harga secara umum tertahan oleh deflasi tarif angkutan udara, dipengaruhi oleh pemberian stimulus dari pemerintah pusat dan Provinsi Sulsel.

Dengan perkembangan tersebut, inflasi untuk keseluruhan tahun 2020 tercatat lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2019. Penurunan terutama disebabkan oleh konsumsi masyarakat yang tertahan akibat pembatasan fisik dalam rangka menekan penyebaran COVID-19. Aktivitas ekonomi yang menurun juga berdampak pada keuntungan dunia usaha sehingga mempengaruhi aktivitas bisnis dan pemintaan terhadap barang dan jasa. Di sisi lain, sejumlah stimulus dan subsidi harga juga mempengaruhi tekanan harga yang lebih rendah.

Sejumlah upata dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah Sulawesi Selatan untuk menjaga stabilisasi harga dan mendukung pemulihan ekonomi.

Page 46: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 25

3.1. KONDISI UMUM INFLASI SULAWEI

SELATAN

Inflasi Sulawesi Selatan pada triwulan IV 2020 lebih

tinggi dibandingkan dengan triwulan III 2020

(Grafik 3.1). Peningkatan inflasi pada periode

laporan disumbang oleh kenaikan harga pada

kelompok makanan, minuman, dan tembakau

serta perawatan pribadi dan jasa lainnya.

Perkembangan inflasi Sulawesi Selatan

kedepannya diprakirakan akan terkendali dalam

rentang sasaran inflasi nasional 3,0%±1,0%.

Terjaganya inflasi sejalan dengan upaya

pengendalian inflasi oleh Tim Pengendalian Inflasi

Daerah (TPID) ditengah permintaan yang

diprakirakan meningkat pasca pemulihan ekonomi

nasional.

Sumber: BPS, diolah Grafik 3.1 Perkembangan Inflasi Sulawesi Selatan

Inflasi keseluruhan tahun 2020 disumbang oleh

kelompok makanan, minuman, dan tembakau

serta perawatan pribadi dan jasa lainnya.

Sebagaimana tahun 2019, kelompok Makanan,

Minuman, dan Tembakau serta perawatan pribadi

dan jasa lainnya masih menjadi kelompok dengan

andil inflasi tertinggi. Andil kedua kelompok

tersebut terhadap inflasi keseluruhan tahun 2020

yaitu sebesar 0,99% dan 0,41% (yoy) (Grafik 3.2).

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 3.2 Andil Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok

3.2. PERKEMBANGAN INFLASI

SULAWESI SELATAN

3.2.1. Perkembangan Inflasi Triwulan IV

2020

Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) triwulan IV

2020 tercatat sebesar 2,04% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan III 2020 yang

sebesar 1,64% (yoy) (Tabel 3.1). Tingkat inflasi

tersebut juga lebih tinggi dibandingkan dengan

nasional yang mencatatkan inflasi 1,68% (yoy).

Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya,

kelompok makanan, minuman, dan tembakau,

pakaian dan alas kaki, dan kesehatan,

mencatatkan inflasi yang lebih tinggi dibandingkan

triwulan sebelumnya (Tabel 3.1). Peningkatan

terjadi sejalan dengan kenaikan harga sejumlah

komoditas bahan makanan ditengah pasokan

pertanian yang lebih terbatas seiring belum

masuknya musim panen. Sementara itu, kelompok

Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah

Tangga, dan Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya

mengalami inflasi yang lebih rendah dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya.

Tabel 3.1 Perkembangan Inflasi Sulawesi Selatan

Sumber: BPS, diolah

3.2.2. Inflasi Menurut Kelompok Barang

dan Jasa

Inflasi kelompok Makanan, Minuman, dan

Tembakau pada triwulan IV 2020 tercatat sebesar

3,44% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan

inflasi pada triwulan III 2020 yang sebesar 2,28%

(yoy). Berdasarkan sub kelompok, inflasi terutama

1,901,64

2,04

-

1,0

2,0

3,0

4,0

I II III IV I II III IV

2019 2020

%yoy

1,03 0,99

0,36 0,41 0,10

0,31 0,28 0,18 0,14 0,15

-0,30

0,20

0,70

1,20

1,70

2,20

2019 2020

Lainnya

Pakaian dan Alas Kaki

Penyediaan Makanandan Minuman/Restoran

Perawatan Pribadi danJasa Lainnya

Makanan, Minuman danTembakau

%yoy

I II III IV I II III IV

Makanan, Minuman Dan

Tembakau 1,18 2,59 4,80 3,63 5,52 3,02 2,28 3,44

Pakaian Dan Alas Kaki 3,06 3,03 4,13 3,30 3,61 1,90 1,55 2,03

Perumahan, Air, Listrik, Dan Bahan

Bakar Rumah Tangga 0,99 0,82 0,72 0,75 0,39 0,33 0,25 -0,01

Perlengkapan, Peralatan Dan

Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 3,17 2,55 2,18 1,79 1,77 1,46 1,35 1,39

Kesehatan 3,37 2,19 1,59 1,47 1,75 4,52 4,80 4,94

Transportasi 7,59 5,43 4,73 -1,41 -3,15 1,30 -1,55 0,09

Informasi, Komunikasi, Dan Jasa

Keuangan 3,87 2,34 -1,14 -1,47 -1,50 -0,68 -0,50 -0,48

Rekreasi, Olahraga, Dan Budaya 2,88 1,86 2,19 2,42 1,80 1,56 0,51 0,51

Pendidikan 0,15 0,18 2,36 2,28 2,26 2,23 -0,48 -0,48

Penyediaan Makanan Dan

Minuman/Restoran 2,43 1,79 1,34 1,27 4,30 3,95 3,96 3,95

Perawatan Pribadi Dan Jasa 2,59 3,55 5,79 4,97 5,84 6,87 7,44 5,56

Kelompok Inflasi2019 2020

Page 47: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 26

disumbang oleh kenaikan harga pada sub

kelompok makanan serta rokok dan tembakau

dengan andil 0,53% dan 0,09% (yoy).

Inflasi pada sub kelompok makanan disumbang

oleh kenaikan harga minyak goreng, ikan

bandeng, dan udang basah dengan andil masing-

masing 0,074%, 0,073%, dan 0,071% (yoy).

Kenaikan harga minyak goreng terjadi ditengah

tren kenaikan harga CPO global sejak triwulan II

2020 (Grafik 3.3).

Sumber: BPS dan World Bank, diolah

Grafik 3.3 Perkembangan Inflasi Minyak Goreng

Inflasi komoditas bandeng pada triwulan IV 2020

terutama disumbang oleh kenaikan harga yang

cukup tinggi pada bulan Desember 2020. Di sisi

lain, permintaan komoditas dari luar daerah yang

cukup tinggi juga mempengaruhi ketersediaan di

dalam provinsi Sulawesi Selatan. Hal tersebut

terindikasi dari perdagangan ke luar daerah melalui

Sulawesi Selatan yang meningkat pada triwulan

laporan (Grafik 3.4). Peningkatan terjadi ditengah

perbaikan produksi perikanan budidaya Bandeng

(Grafik 3.5).

Sumber: Balai Besar KIPM Makassar

Grafik 3.4 Perkembangan Lalu Lintas Perdagangan Ikan Bandeng

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel, diolah

Grafik 3.5 Perkembangan Volume dan Nilai Produksi Komoditas Budidaya Tambak Bandeng

Sementara itu, kenaikan harga komoditas udang

basah terjadi sejalan dengan produksi pada

triwulan laporan yang tumbuh lebih rendah (Grafik

3.6). Ditengah produksi yang lebih rendah,

aktivitas perdagangan ke luar daerah melalui

Sulawesi Selatan terpantau mengalami

peningkatan di akhir tahun, mengindikasikan

kenaikan permintaan dari luar daerah Sulawesi

Selatan (Grafik 3.7).

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel, diolah

Grafik 3.6 Perkembangan Volume dan Nilai Produksi Komoditas Budidaya Tambak Udang

Sumber: Balai Besar KIPM Makassar

Grafik 3.7 Perkembangan Volume Lalu Lintas Perdagangan Udang

Inflasi subkelompok rokok dan tembakau terutama

disumbang oleh kenaikan harga rokok kretek filter.

Komoditas rokok kretek filter mengalami kenaikan

harga pasca penerapan kebijakan Harga Jual

Eceran (HJE) Rokok berdasarkan Peraturan Menteri

-20,00

-10,00

-

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

-4,00

-2,00

-

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

Jan

-19

Mar

-19

May

-19

Jul-

19

Sep

-19

No

v-19

Jan

-20

Mar

-20

May

-20

Jul-

20

Sep

-20

No

v-20

Inflasi Minyak Goreng Harga CPO Global (RHS)

%yoy %yoy

(40) (20)

- 20 40 60 80

100

I II III IV I II III IV

2019 2020

Volume (%yoy) Nilai (%yoy)

-40-20

0204060

I II III IV I II III IV

2019 2020

Volume (%yoy) Nilai (%yoy)

Page 48: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 27

Keuangan (PMK) No. 152/PMK.04/2019 tentang

Tarif Cukai Hasil Tembakau. Kenaikan rata-rata

berkisar 23-35% dari tarif awal yang telah

diterapkan. Sejalan dengan kebijakan tersebut,

harga rokok mengalami inflasi sepanjang tahun

2020 (Grafik 3.9).

Sumber: BPS, diolah

Grafik 3.8 Andi Inflasi Tahunan Komoditas Rokok pasca kebijakan kenaikan HJE

Inflasi kelompok makanan, minuman, dan

tembakau sepanjang tahun 2020 lebih rendah

dibandingkan dengan tahun 2019. Penurunan

tekanan inflasi tersebut terutama dipengaruhi oleh

kontraksi konsumsi rumah tangga seiring tekanan

daya beli akibat COVID-19 (lihat Bab 1.

Pertumbuhan Ekonomi Daerah). Pembatasan fisik

yang diterapkan sebagai upaya untuk menahan

penyebaran pendemi juga turut menurunkan

permintaan.

Kelompok Perawatan Pribadi Dan Jasa Lainnya

mengalami inflasi 5,56% (yoy), tidak setinggi

inflasi pada triwulan sebelumnya yang mencapai

7,44% (yoy). Berdasarkan sub kelompok, inflasi

disumbang oleh sib perawatan pribadi lainnya dan

perawatan pribadi dengan andil 0,30% dan

0,10% (yoy). Inflasi pada sub kelompok perawatan

pribadi lainnya terutama disumbang oleh kenaikan

harga komoditas emas perhiasan dengan andil

0,30% (yoy).

Meskipun masih dalam teritori inflasi, tekanan

harga emas perhiasan di Sulawesi Selatan pada

triwulan laporan lebih rendah dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Inflasi emas

perhiasan tercatat 27,1% (yoy) dibandingkan

inflasi pada triwulan III yang tercatat 38,1% (yoy).

Tekanan inflasi yang menurun tersebut terjadi

seiring penurunan harga emas dunia, dipengaruhi

oleh meredanya ketidakpastian seiring perbaikan

ekonomi global secara bertahap (Grafik 3.9).

Sumber: BPS dan Wordl Bank, diolah

Grafik 3.9 Inflasi Emas Perhiasan dan Harga Emas Dunia

Sejalan dengan hal tersebut, inflasi kelompok

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya tercatat lebih

tinggi dibandingkan dengan tahun 2019.

Kenaikan terutama disumbang oleh inflasi emas

perhiasan yang terjadi sepanjang tahun 2020.

Adapun inflasi triwulan IV tertahan oleh deflasi

tarif angkutan udara, tomat, dan biaya pulsa

ponsel dengan andil sebesar -0,11%, -0,04%, dan

-0,04% (yoy). Deflasi tarif angkutan udara

terutama dipengaruhi oleh pembatasan fisik pada

triwulan II 2020 yang ditempuh oleh pemerintah

untuk menekan penyebaran COVID-19.

Pelarangan mudik menjelang HBKN Idul Fitri

menurunkan konsumsi masyarakat terkait

transportasi. Penurunan tercermin dari aktivitas

penumpang pesawat udara di Sulawesi Selatan

yang menurun tajam selama masa pembatasan

fisik (Grafik 3.10).

Sumber : BPS, diolah

Grafik 3.10 Aktivitas Kedatangan dan Keberangkatan

di Bandara

0

1

2

3

4

-

0,05

0,10

0,15

0,20

Jan

-19

Mar

-19

May

-19

Jul-

19

Sep

-19

No

v-1

9

Jan

-20

Mar

-20

May

-20

Jul-

20

Sep

-20

No

v-2

0

Rokok Kretek Rokok Kretek Filter

Rokok Putih Umum

%yoy

-10

0

10

20

30

40

-0,2

0

0,2

0,4

0,6

Jan

-19

Mar

-19

May

-19

Jul-

19

Sep

-19

No

v-19

Jan

-20

Mar

-20

May

-20

Jul-

20

Sep

-20

No

v-20

Jan

-21

Andil Inflasi Emas Perhiasan

Andil Inflasi Perawatan Pribadi & Jasa Lainnya

Harga Emas Dunia (RHS)

%yoy %yoy

-120,00

-100,00

-80,00

-60,00

-40,00

-20,00

-

20,00

40,00

Jan

-19

Mar

-19

May

-19

Jul-

19

Sep

-19

No

v-1

9

Jan

-20

Mar

-20

May

-20

Jul-

20

Sep

-20

No

v-2

0

Departure / Keberangkatan Arrival / Kedatangan

%yoy Pebatasan fisik

Penerapan Kenaikan HJE

Page 49: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 28

Selain itu, deflasi juga dipengaruhi oleh pemberian

sejumlah stimulus di tingkat nasional maupun di

Sulawesi Selatan. Pemerintah menetapkan

pembebasan tarif Tarif Pelayanan Jasa Penumpang

Pesawat Udara (PJP2U) pada triwulan IV sebagai

upaya pemulihan ekonomi. Sejalan dengan hal

tersebut, Pemerintah Sulawesi Selatan juga

memberikan subsidi tarif angkutan udara rute

Makassar – Toraja sebesar Rp300.000 per tiket.

Kebijakan tersebut sekaligus dilakukan dalam

rangka pemulihan sektor pariwisata. Kedua

kebijakan tersebut berdampak pada lebih

rendahnya tekanan harga pada kelompok

transportasi.

3.2.3. Tracking Inflasi Triwulan I 2021

Tekanan inflasi pada triwulan I 2021 diprakirakan

lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV

2020. Menurunnya tekanan inflasi diprakirakan

terjadi sejalan dengan produksi pertanian yang

meningkat pada musim panen, ditengah

normalisasi permintaan. Tekanan inflasi

diprakirakan berasal dari konsumsi rumah tangga

yang mengalami perbaikan secara bertahap

dengan ekspektasi dan keyakinan konsumen yang

terjaga (lihat Bab 1 Pertumbuhan Ekonomi

Daerah). Dari sisi supply, prakiraan curah hujan

tinggi pada triwulan I 2021 meningkatkan risiko

gangguan hama pada komoditas pertanian

hortikultura sehingga berpotensi mengganggu

produksi.

3.3. INFLASI MENURUT KOTA IHK

Peningkatan inflasi Sulawesi Selatan pada triwulan

IV 2020 tercermin pula dari inflasi spasial yang

meningkat. Dari 5 (lima) kabupaten dan kota yang

dihitung inflasinya oleh BPS, hampir seluruhnya

mengalami peningkatan kecuali di Kota Parepare

(). Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Bulukumba

yaitu sebesar 2,30% (yoy), sementara inflasi

terendah terjadi di Kota Palopo yaitu sebesar

1,21% (yoy). Komoditas emas perhiasan

memberikan andil tertinggi terhadap inflasi

triwulan laporan di hampir seluruh kabupaten dan

kota inflasi, kecuali Kabupaten Watampone. Selain

emas perhiasan, komoditas rokok kretek filter juga

memberikan andil terhadap inflasi, kecuali di

Kabupaten Bulukumba.

Selain emas dan rokok kretek filter, komoditas

pangan Ikan Bandeng/Bolu memberikan andil yang

tinggi pada hampir seluruh kabupaten dan kota,

kecuali di Kabupaten Bulukumba. Di sisi lain,

komoditas minyak goreng memberikan andil inflasi

yang tinggi di Kota Makassar, Kota Parepare, dan

Kabupaten Watampone.

Laju inflasi di Kabupaten dan Kota inflasi tertahan

oleh deflasi komoditas tarif angkutan udara di Kota

Makassar dan Palopo. Penurunan terjadi sejalan

dengan penyaluran stimulus pemerintah pusat

dalam rangka pemulihan ekonomi disertai dengan

subsidi tarif angkutan udara dari Pemerintah

Provinsi Sulawesi Selatan.

Sumber : BPS, diolah

Grafik 3.11 Perkembangan Inflasi 5 (lima) Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan

2,45

3,55

2,06

2,76 2,75 2,49

2,51

1,16

1,63 1,32

1,70 1,94

1,06 1,05

1,83 2,13

2,30

1,21

1,90 1,61

Makassar Bulukumba Palopo Watampone Parepare

2020 I 2020 II 2020 III 2020 IV

Page 50: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 29

3.4. KOORDINASI PENGENDALIAN

INFLASI

Strategi pengendalian inflasi Sulawesi Selatan

dilakukan sesuai dengan Peta Jalan Pengendalian

Inflasi Daerah 2019-2021. Pengendalian dilakukan

melalui strategi 4K (Ketersediaan Pasokan,

Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan

Komunikasi Efektif) yang dilaksanakan oleh Tim

Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

Selama triwulan IV 2020, TPID telah melakukan

sejumlah upaya stabilisasi harga. Menjelang

penyelenggaraan HBKN Natal dan libur akhir

tahun, TPID menggelar operasi pasar murah untuk

menjaga keterjangkauan harga. Selain itu,

program fasilitasi distribusi pangan juga dilakukan

melalui pemberian ongkos kirim gratis untuk

pembelian bahan kebutuhan pokok menggunakan

ojek online. Pembangunan Rice Milling Unit (RMU)

di Luwu Utara, Kota Makassar, dan Kabupaten

Sidrap juga dilakukan untuk meningkatkan

ketersediaan pasokan. Pemerintah juga berupaya

mendorong Kerja Sama Antar Daerah dengan

Maliku dan Papua untuk menjaga kelancaran

distribusi pasokan. Untuk menjaga komunikasi

efektif kepada masyarakat, Pemerintah Kota

Makassar bekerja sama dengan PD Pasar Jaya juga

melakukan update data harian komoditas di pasar

kepada masyarakat. Pada triwulan I, berbagai

program dan upaya pengendalian inflasi lainnya

yang telah dilakukan TPID sebagaimana Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Koordinasi Pengendalian Inflasi Sulawesi Selatan Triwulan I 2021

No Hari, Tanggal Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tujuan Kegiatan Peserta

1 19-24 Januari 2021 Toko Tani Indonesia

Centre

Pasar Murah Cabai

Rawit

Stabilisasi harga cabai rawit melalui

peningkatan ketersediaan pasokan

Dinas Ketahanan Pangan dan UMKM

Binaan

2 29 Januari 2021 Zoom Meeting FGD Indikator Inflasi Januari 2021Identifikasi ketersediaan pasokan dan

isu strategis terkait pengendalian inflasi

lintas instansi

TPID Sulsel

3 8 Februari 2021 Zoom Meeting FGD Program

Pengendalian Inflasi

Unggulan

Arahan pengendalian inflasi Sulsel dan

program pengendalian inflasi unggulan

untuk sektor pertanian dan perkebunan

Biro Perekonomian dan Administrasi

Pembangunan, Dinas Ketahanan Pangan

dan Dinas Pertanian, Perkebunan dan

Tanaman Pangan.

4 8 Februari 2021 Zoom Meeting FGD Program

Pengendalian Inflasi

Unggulan

Program pengendalian inflasi unggulan

untuk sektor peternakan dan perikanan

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan

dan Dinas Kelautan dan Perikanan

5 9 Februari 2021 Zoom Meeting FGD Program

Pengendalian Inflasi

Unggulan

Program pengendalian inflasi unggulan

untuk sektor perdagangan dan

penguatan UMKM

Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas

Perdagangan dan Bulog Divre Sulselbar

Page 51: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 30

4. Stabilitas Keuangan

Daerah, Pengembangan

Akses Keuangan dan

UMKM

BAB IV: Stabilitas Keuangan Daerah,

Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM Kontraksi pertumbuhan ekonomi berdampak pada kinerja penyaluran kredit sektor

rumah tangga dan korporasi yang masih terbatas. Hal ini terutama disebabkan oleh

upaya bank untuk lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit di tengah ketidakpastian

ekonomi di masa pandemi COVID-19.

Sementara itu, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) oleh perbankan yang berlokasi

di Sulawesi Selatan mengalami peningkatan, disumbang oleh peningkatan deposito dan

tabungan. Di sisi lain, giro tercatat mengalami deselerasi sejalan dengan aktivitas usaha

yang berkurang sehingga kebutuhan cashflow turun dan korporasi lebih memilih

menempatkan dana pada instrumen yg menghasilkan pendapatan. Sementara,

kegiatan intermediasi perbankan yang ditunjukkan oleh rasio LDR tercatat mengalami

penurunan.

Kredit sektor UMKM juga mengalami pertumbauhan terbatas sebesar 2,05% (yoy)

disebabkan kontraksi yang terjadi pada penyaluran kredit segmen menengah.

Page 52: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 31

4.1. Stabilitas Keuangan Daerah

4.1.1. Asesmen Sektor Rumah Tangga2

Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga

Rumah Tangga (RT) di Provinsi Sulawesi Selatan

berkontribusi secara signifikan dalam

perekenomian dan sistem keuangan. Hal ini

tercermin dari tingginya kontribusi terhadap PDRB

dan keterkaitan dengan pemerintah, keuangan,

lembaga pemerintah, perbankan, dan institusi

keuangan lainnya (Grafik 4.1). Terlihat bahwa

secara historis konsumsi RT menyumbang sekitar

setengah dari total PDRB Sulawesi Selatan. Pada

sistem keuangan, peranan RT terhadap

intermediasi perbankan dapat dilihat dari tingginya

pangsa DPK dan kredit RT di Sulawesi Selatan

terhadap total DPK dan Kredit perbankan, yang

pada triwulan laporan masing-masing sebesar

82% dan 46% (Grafik 4.2).

Sumber: BPS, diolah

Grafik 4.1 Konstribusi Konsumsi RT terhadap PDRB Sulawesi Selatan

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.2 Pangsa Kredit dan DPK RT terhadap Total Kredit dan DPK Sulawesi Selatan

2 Di dalam sistem keuangan, Rumah Tangga memiliki dua fungsi yaitu sebagai penyedia dana dan penerima dana dari institusi

keuangan. Kondisi keuangan Rumah Tangga berfluktuatif sepanjang waktu dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya adalah tingkat pengangguran, tingkat konsumsi, dan kondisi pembiayaan/kredit yang dilakukan oleh Rumah Tangga.

Secara umum, pada triwulan laporan sumber

kerentanan sektor rumah tangga berasal dari

tingkat pendapatan dan kinerja konsumsi rumah

tangga terdampak dalam masa pandemi COVID-

19. Sejalan dengan konsumsi rumah tangga yang

mengalami kontraksi, berdasarkan hasil Survei

Konsumen Bank Indonesia Provinsi Sulawesi

Selatan, pada trwulan IV tingkat penghasilan RT

dan konsumsi Sulsel secara keseluruhan mulai

mengalami perbaikan, yang tercermin dari indeks

ketersediaan lapangan kerja dan penghasilan saat

ini triwulan III 2020, maskipun masih tercatat

dalam level pesimis (Grafik 4.3). Prebaikan kondisi

ini diperkirakan masih akan terbatas pada periode

selanjutnya yang terlihat dari indeks ekspektasi

konsumen yang tercatat mengalami penurunan

(Grafik 4.4).

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.3 Indeks Penghasilan dan Ketersediaan Tenaga Kerja Saat Ini

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.4 Ekspektasi Penghasilan dan Ketersediaan Lapangan Kerja 6 Bulan yang akan datang

Page 53: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 32

Pada triwulan IV 2020, porsi pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi cenderung meningkat. Alokasi pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi masih mendominasi dan mengalami peningkatan dengan pangsa mencapai 76,15% dari total pengeluaran, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 68,2% (Grafik 4.5). Sementara porsi pinjaman dan tabungan mengalami penurunan. Hal ini sejalan dengan masih terbatasnya pemasukan selama masa pandemi.

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.5 Konstribusi Konsumsi RT terhadap PDRB Sulawesi Selatan

Berdasarkan kelompok pengeluaran, peningkatan porsi konsumsi tertinggi terjadi pada kelompok

pengeluaran Rp5-6 juta, dimana terjadi peningkatan 8,21% setelah pada triwulan III 2020 mengalami penurunan sebesar 19, 97%. Lebih rendahnya Peningkatan porsi konsumsi tersebut secara umum berpengaruh pada lebih rendahnya porsi tabungan. Adapun penurunan porsi tabungan tertinggi terjadi pada kelompok penghasilan Rp 1-2 juta yakni sebesar 20,65%. Penurunan porsi tabungan ini mempengaruhi ketahanan sektor rumah tangga ditengah penyebaran pandemi yang masih berlanjut di triwulan IV 2020.

Eksposur Perbankan Pada Sektor Rumah Tangga

Dana pihak ketiga sektor RT Sulsel mendominasi 84,52% DPK perbankan dan 97,4% diantaranya ditempatkan dalam bentuk deposito dan tabungan (Grafik 4.6). Berdasarkan pertumbuhannya, tabungan mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya, sementara giro dan deposito mengalami perlambatan. Preferensi sektor RT yang mengalihkan deposito untuk menyimpan dananya pada instrumen DPK jangka pendek diindikasikan untuk memudahkan pencairan apabila membutuhkan dana sewaktu-waktu ditengah perlambatan ekonomi yang masih terjadi.

Tabel 4.1 Porsi Pengeluaran Rumah Tangga Berdasarkan Kelompok Pengeluaran (%)

Sumber: Bank Indonesia, Diolah

Konsumsi Pinjaman Tabungan Konsumsi Pinjaman Tabungan Konsumsi Pinjaman Tabungan

Rp1-2jt 73.8 11.9 14.3 70.1 11.7 18.2 74.4 9.4 16.2

Rp2-3jt 70.6 14.2 15.2 70.0 14.0 16.0 73.8 11.1 15.0

Rp3-4jt 68.9 13.5 17.6 71.2 13.4 15.4 71.9 14.6 13.5

Rp4-5jt 70.2 13.4 16.4 63.5 20.3 16.2 62.4 20.6 17.0

Rp5-6jt 67.0 14.2 18.8 53.6 30.1 16.3 58.0 29.0 13.0

Rp6-7jt 61.6 17.1 21.3 60.1 18.1 21.8 64.8 17.3 17.9

Rp7-8jt 54.2 27.6 18.2 67.8 15.0 17.2 51.1 33.3 15.6

>Rp8jt 55.8 25.8 18.3 62.1 21.4 16.5 66.7 25.8 7.5

TW IV 2020TW III 2020Pengeluaran

Per Bulan

TW II 2020

Page 54: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 33

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.6 Komposisi DPK Sektor Rumah Tangga

DPK Rumah Tangga pada triwulan IV mengalami

pertumbuhan sebesar 4,23% (yoy). Pertumbuhan

tersebut mengalami perlambatan dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,80%

(yoy). Sementara itu, deposito tercatat kontraksi

sebesar -0,9% (yoy), lebih rendah dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 2,4%

(yoy) (Grafik 4.7). Pertumbuhan tabungan terjadi

sejalan dengan masih rendahnya permintaan dan

sebagai jaring pengaman yang sengaja disisihkan

oleh rumah tangga untuk berjaga-jaga

menghadapi ketidakpastian di masa mendatang.

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.7 Pertumbuhan DPK Sektor Rumah Tangga

Sementara itu, pertumbuhan kredit RT masih

dalam tren melambat, yang terjadi pada kategori

KKB dan multiguna, sedangkan KPR mengalami

pertumbuhan. COVID-19 menekan kinerja kredit

RT cukup dalam. Total penyaluran kredit RT pada

triwulan IV 2020 tumbuh sebesar 1,1% (yoy) lebih

rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yakni

1,6% (yoy). Perlambatan pertumbuhan kredit

rumah tangga yang juga diperkuat oleh kualitas

kredit yang disalurkan, terlihat dari menurunnya

rasio Non Performing Loan (NPL) kredit rumah

tangga dan masih tergolong dalam batas aman.

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.8 Komposisi Kredit Sektor Rumah Tangga

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.9 Pertumbuhan Kredit Sektor Rumah Tangga

4.1.2. Asesmen Sektor Korporasi

Sumber Kerentanan Sektor Korporasi

Pada triwulan IV 2020, kondisi struktural sumber kerentanan korporasi Sulawesi Selatan di antaranya adalah faktor penggunaan bahan baku dan struktur biaya perusahaan.

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.10 Pangsa Kredit Sektoral

Page 55: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 34

Sumber: LBU dan BPS, diolah

Grafik 4.11 Dominansi Sektoral

Sumber: Bea Cukai, diolah

Grafik 4.12 Negara Tujuan Ekspor

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.13 Perkembangan Kredit Korporasi

Sumber: Bea Cukai, diolah

Grafik 4.14 Pangsa Ekspor ke Negara Mitra Dagang Utama

Masalah struktural masih rendahnya kapasitas hulu dalam memproduksi bahan baku industri membuat bahan baku impor masih mendominasi produksi industri di Sulawesi Selatan. Proporsi impor bahan baku yang mencapai lebih dari 70% dari total impor menunjukkan terintegrasinya korporasi di Sulsel dengan global value chain terutama untuk korporasi yang berorientasi ekspor (Grafik 4.14). Di sisi lain ketergantungan terhadap impor tersebut dapat menjadi sumber kerentanan korporasi di Sulawesi Selatan.

Penyaluran kredit yang terkonsentrasi (concentration) juga berpotensi menjadi sumber kerentanan sektor korporasi di Sulawesi Selatan. Berdasarkan penyaluran sektoral, sektor perdagangan memiliki outstanding kredit tertinggi dengan pangsa diatas 40%. Hal ini sejalan nature bisnis usaha perdagangan yang membutuhkan modal kerja dalam siklus usaha sehingga membutuhkan kredit dari bank. Meskipun memiliki pangsa yang tinggi, penyaluran kredit ke sektor perdagangan cukup terdiversifikasi berdasarkan jenis usaha.

Kinerja Sektor Korporasi

Kinerja sektor korporasi secara umum pada triwulan IV 2020 masih mengalami perlambatan yang tercermin dari kontraksi LU perdagangan dan industri pengolahan. Adapun perlambatan tersebut lebih dalam dibandingkan perlambatan yang terjadi pada triwulan sebelumnya. Permintaan luar negeri yang masih rendah menyebabkan kinerja ekspor luar negeri pada triwulan IV 2020 kembali mengalami perlambatan. Sementara impor triwulan IV terus menunjukkan perbaikan maupun masih dalam fase kontraksi.

Page 56: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 35

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.15 Perkembangan Kredit Berdasarkan Sektor Tradable

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.16 Perkembangan Kredit Berdasarkan Sektor Non Tradable

Berdasarkan pangsa ekspor, Jepang, Tiongkok, dan Amerika Serikat merupakan negara mitra dagang utama Sulsel (Grafik 4.12). Selama triwulan IV 2020 ekspor ke Jepang dan Amerika mengalami kontraksi sebesar -21,46 (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh mengalami perlambatan -5,36% (yoy). Penurunan utamanya disebabkan oleh pertumbuhan ekspor ke Jepang yang tercatat kontraksi -0,28% (yoy).

Sumber kerentanan korporasi di Sulsel lainnya adalah masih pada penurunan harga komoditas ekspor, khususnya komoditas pertambangan nikel yang merupakan komoditas ekspor utama Sulsel. Meningkatnya ketidakpastian pasca penyebaran COVID-19 yang meluas ke negara-negara selain Tiongkok berpengaruh pada penurunan demand komoditas pertambangan. Risiko oversupply nikel dunia akibat penurunan demand berpotensi menekan harga nikel lebih dalam. Harga nikel dunia yang berada pada fase penurunan diprediksi berpengaruh terhadap kegiatan eksplorasi penambang nikel skala kecil sehingga mempengaruhi repayment capacity.

Eksposur Perbankan pada Sektor Korporasi

Pada triwulan IV 2020 penyaluran kredit korporasi mengalami perlambatan dibandingkan periode sebelumnya. Pertumbuhan kredit tercatat -0,15% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan III 2020 sebesar -2,32% (yoy). Namun demikian, penyaluran kredit modal kerja tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 4,80% (yoy). Hal tersebut menunjukkan, di tengah perlambatan ekonomi, perbankan yang mulai kembali menyalurkan kredit.

Pertumbuhan kredit korporasi dipengaruhi oleh pertumbuhan pada LU industri pengolahan dan perdagangan masih tercatat mengalami kontraksi.

Secara sektoral, penyaluran kredit korporasi yang melemah terjadi sektor pertambangan dan industri pengolahan. Sementara kredit pertanian tercatat tumbuh positif 35,23% (yoy), meningkat 18,43% (yoy) dibandingkan pada triwulan sebelumnya.

Pada sektor nontradable, pertumbuhan penyaluran kredit didorong oleh peningkatan terjadi di komponen LU perdagangan dan pengangkutan yang tercatat masing-masing 8,9% (yoy) dan 10,8% (yoy) lebih tinggi dibandingkan dengan -3,3% (yoy) dan 10,3% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ini sejalan dengan pertumbuhan pada LU dimaksud yang masih mengalami kontraksi.

Penghimpunan DPK korporasi oleh perbankan pada triwulan IV 2020 mengalami penguatan. DPK korporasi pada triwulan IV 2020 tercatat tumbuh 24% dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun demikia, secara year on year DPK korporasi masih mengalami kontraksi. Pertumbuhan positif DPK korporasi utamanya disebabkan oleh giro yang mengalami peningkatan sebesar 7% (yoy) dan tabungan yang mengalami pertumbuhan 13% (yoy).

Page 57: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 36

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.17 Pertumbuhan DPK korporasi Sulsel

Giro sendiri memiliki pangsa sekitar 47,8% dari

total DPK korporasi. Sementara itu, deposito

mengalami deselerasi pertumbuhan sebesar -27%

(yoy), lebih dalam dibandingkan triwulan

sebelumnya yang terdeselerasi 20% (yoy).

4.1.3. Asesmen Sektor Institusi Keuangan

(Perbankan)3

Kinerja Intermediasi Perbankan

Pada triwulan IV 2020 kinerja penyaluran kredit

oleh bank umum yang berkantor di Sulawesi

Selatan mengalami perbaikan. Setelah terjadi

kontraksi pada triwulan sebelumnya,

pertumbuhan kredit perbankan pada triwulan

laporan tercatat 1,4% (yoy), lebih baik

dibandingkan triwulan III yang sebesar -2,3% (yoy).

Perbaikan yang terjadi utamanya disebabkan oleh

perbaikan pada kredit modal kerja dan investasi

yang masing-masing sebesar 2,4% dan -4,1%

(yoy) seiring dengan perbaikan kinerja sektor

investasi pada triwulan laporan. Sementara itu

kredit konsumsi menahan perbaikan penyaluran

kredit dengan dengan tumbuh 2,3% (yoy), lebih

rendah dibandingkan dengan trwulan sebelumnya

uang tumbuh 2,5% (yoy) sejalan dengan kinerja

konsumsi yang juga mengalami penurunan. (Grafik

4.18).

3 Data perbankan berdasarkan lokasi bank

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.18 Pertumbuhan Kredit Perbankan Sulsel

Dari sisi komposisi, pangsa kredit konsumsi masih

mendominasi kredit yang diberikan oleh

perbankan dengan pangsa 47%. Sedangkan kredit

modal kerja merupakan kredit produktif terbesar

yang diberikan oleh perbankan dengan pangsa

sebesar 39%. Sementara investasi memiliki porsi

yang terkecil yaitu sebesar 15%. Dengan

komposisi tersebut, secara nominal kredit yang

disalurkan hingga triwulan IV 2020 sebesar

Rp135,31 triliun.

DPK yang berhasil dihimpun oleh bank umum yang

berkantor di Sulawesi Selatan pada triwulan IV

2020 mengalami perlambatan pertumbuhan. DPK

di Sulsel mencapai Rp104 triliun, tumbuh sebesar

7,1% (yoy) lebih rendah dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh 8,2%

(yoy) (Grafik 4.19). Perlambatan penghimpunan

dana didorong oleh perlambatan pertumbuhan

deposito dan tabungan masing-masing sebesar -

2,1% (yoy) dan 10,9% (yoy). Sementara giro

mengalami perbaikan mejadi 10,5% (yoy) lebih

tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang

tumbuh sebesar 2,3% (yoy). Selain itu, Hal ini

menunjukkan bahwa baik rumah tangga maupun

korporasi lebih memilih menempatkan dananya

pada instrumen yg lebih likuid sejalan dengan

aktivitas usaha yang mulai meningkat sehingga

kebutuhan cashflow naik di tengah masih adanya

dampak pandemi yang menyebabkan

ketidakpastian ekonomi.

Page 58: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 37

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.19 Pertumbuhan DPK Perbankan Sulsel

Loan to Deposit Rasio (LDR) pada triwulan IV 2020

mengalami peningkatan dibandingkan triwulan

sebelumnya. LDR merupakan salah satu indikator

yang dapat merepresentasikan intermediasi

perbankan yang menghitung rasio penyaluran

kredit dibandingkan DPK yang dikelola oleh

perbankan. Pada triwulan IV 2020 LDR bank umum

di Sulawesi Selatan tercatat 118% (Grafik 4.20),

lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya

yang sebesar 115% dan masih dalam batas aman

karena masih di atas 100%.

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.20 Rasio Intermediasi Kredit

Kinerja Intermediasi Perbankan Syariah

Sama halnya dengan bank umum, kinerja

penyaluran pembiayaan oleh perbankan syariah di

Sulsel juga mengalami perbaikan. Secara

keseluruhan, pembiayaan tumbuh 8,0% (yoy),

lebih baik dibandingkan dengan periode

sebelumnya yang tumbuh 7,9% (yoy). Perbaikan

kinerja pembiayaan oleh perbankan syariah

didorong oleh pembiayaan konsumsi dan investasi

yang memiliki pangsa yang signifikan dari total

pembiayaan perbankan syariah. Pembiayaan

konsumsi tumbuh 17,1% (yoy) lebih baik

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat

16,2% (yoy). Sementara pembiayaan investasi

meskiupun mengalami kontraksi namun tak

sedalam triwulan sebelumnya. Pembiayaan

investasi oleh perbankan syariah terkontraksi

sebesar -11,8% (yoy) lebih baik dibandingkan

dengan -13,8% (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Sementara kredit modal kerja mengalami

perlambatan dibandingkan triwulan III 2020. Kredit

modal kerja tercatat mengalami kontraksi sebesar

-10,9% (yoy), lebih dalam dibandingkan triwulan

sebelumnya. (Grafik 4.21).

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.21 Penyaluran dan share pembiayaan syariah oleh perbankan

Meskipun masih terbatas (sekitar 6%), pangsa

pembiayaan perbankan syariah menunjukkan tren

yang meningkat pada beberapa tahun terakhir.

Tren peningkatan pangsa perbiayaan syariah ini

utamanya didorong oleh peningkatan pangsa

pasar pembiayaan konsumtif (Grafik 4.22).

Perbankan syariah juga terlihat memiliki kinerja

yang lebih baik dibandingkan perbankan

konvensional dari sisi penyaluran

pembiayaan/kredit. Masih kecilnya pangsa

pembiayaan syariah ini menyebabkan dampak

kinerjanya yang cukup baik belum dapat terlihat

untuk perbankan secara keseluruhan. Jika dilihat

komposisinya, kredit konsumsi syariah

mendominasi kredit yang diberikan oleh

perbankan syariah dengan pangsa mencapai 73%.

Sedangkan kredit modal kerja dan kredit investasi

masing-masing sebesar 15 dan 11%. (Grafik 4.22).

Page 59: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 38

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.22 Pangsa pembiayaan syariah terhadap total penyaluran kredit perbankan

Pertumbuhan DPK tercatat sebesar 10,9% (yoy)

pada triwulan IV 2020, lebih rendah dibanding

triwulan III 2020 yang sebesar 14,9% (yoy) (Grafik

4.23) Deselerasi pertumbuhan disebabkan oleh

deselerasi penghimpunan DPK jenis deposito

Syariah yang tercatat sebesar 2% (yoy) lebih

rendah dibandingkan triwulan yang sama sebesar

10,4% (yoy). Adapun tabungan tumbuh stagnan

di level 16,6% (yoy) sementara giro syariah

mengalami peningkatan dari 11,3% pada triwulan

sebelumnya menjadi 14,9% (yoy) pada triwulan

lapporan. Hal ini menandakan masyarakat lebih

memilih instrument perbankan syariah yang lebih

likuid untuk memudahkan pencairan dana

sewaktu-waktu apabila dibutuhkan selama masa

pandemi ini.

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.23 Penyaluran dan share pendanaan syariah oleh perbankan

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.24 Pangsa pendanaan syariah terhadap total penyaluran DPK perbankan

4.2. Pengembangan Akses Keuangan

dan UMKM

Penyaluran kredit kepada sektor UMKM

mengalami peningkatan ditengah ketidakpastian

ekonomi. Kredit kepada sektor UMKM pada

triwulan IV 2020 tumbuh 2,05% (yoy) atau

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya

yang tercatat 0,93% (yoy). Lebih tingginya

pertumbuhan penyaluran kredit kepada UMKM

disebabkan oleh capaian pertumbuhan kredit

modal kerja yang mengalami peningkatan cukup

signifikan sebesar 4,55% (yoy) dari 1,7% (yoy)

pada triwulan sebelumnya. Sedangkan kredit

investasi terkontraksi -5,05%, lebih dalam dari

sebelumnya yang tercatat kontraksi sebesar -1,5%

(yoy) (Grafik 4.25).

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.25 Pertumbuhan Kredit UMKM

Berdasarkan sub segmen, kredit kecil dan menengah menjadi faktor utama peningkatan kinerja pertumbuhan kredit UMKM. Kredit kecil

Page 60: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 39

pada triwulan IV 2020 mengalami pertumbuhan 4,97% (yoy), lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh 4,2% (yoy). Kredit menengah tercatat tumbuh 8,96% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 2,1% (yoy). Sementara kredit mikro mengalami kontraksi lebih dalam yakni -7,78% (yoy) dibandingkan -3,6% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan pemberian stimulus pemulihan ekonomi kepada UMKM khususnya usaha mikro sehingga pelaku usaha tidak memerlukan kredit untuk modal usahanya pada masa kenormalan baru. (Grafik 4.26).

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.26 Pertumbuhan Sub Kredit UMKM

Jika dilihat lebih detail secara sektoral,

membaiknya pertumbuhan kredit UMKM

utamanya didorong oleh peningkatan penyaluran

kredit sektor pertanian dan industri pengolahan.

Penyaluran kredit pada sektor pertanian

mengalami pertumbuhan paling tinggi yakni

4 Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/12/PBI/2015

sebesar 40,3% (yoy) lebih baik dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang besebsar

24,5% (yoy). Kredit industri pengolahan juga

mengalami perbaikan, yakni 9,8% (yoy)

dibandingkan 4,3% (yoy) pada triwulan III 2020.

Selain dua lapangan usaha tersebut, lapangan

usaha lainnya mengalami kontraksi penyaluran

kredit terutama pada lapangan usaha

perdagangan yang memiliki pangsa terbesar

(61%). Kredit UMKM LU perdagangan terkontraksi

-3,0% (yoy), lebih dalam dibandigkan triwulan

sebelumnya yang terkontraksi -2,3% (yoy). (Tabel

4.2 Perkembangan Kredit UMKM Sektoral).

Besarnya stimulus yang diberikan pemerintah

melalui perbankan dapat menjaga risiko kredit

UMKM berada di bawah ambang batas selama

pandemi. Rasio NPL kredit UMKM tetap berada di

bawah ambang batas 5%. NPL tercatat sebesar

3,3% pada triwulan IV 2020, lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya yang berada

pada posisi 3,4% (Grafik 4.27). Ke depan, Bank

Indonesia bersama pihak terkait akan terus

mendorong perkembangan UMKM dengan tetap

menjaga kualitas kreditnya. Hal tersebut dalam

rangka mendorong peran UMKM dalam

perekonomian sebagaimana kewajiban penyaluran

kredit kepada sektor UMKM setidaknya mencapai

20%4. Dalam hal ini, perbankan di Sulawesi

Selatan telah melampaui ketentuan tersebut

Tabel 4.2 Perkembangan Kredit UMKM Sektoral

Sumber: Bank Indonesia, Diolah

Tw III

2019

Tw IV

2019

Tw I

2020

Tw II

2020

Tw III

2020

Tw IV

2020

Tw III

2019

Tw IV

2019

Tw I

2020

Tw II

2020

Tw III

2020

Tw IV

2020

Pertanian 28% 28% 32.8% 30.2% 24.5% 40.3% 4.7 4.7 5.1 5.4 5.8 6.62

Pertambangan 30% 16% -8.6% -17.2% -11.7% -8.9% 0.3 0.3 0.3 0.3 0.2 0.26

Industri Pengolahan 19% 9% 8.4% 8.2% 4.3% 9.8% 2.7 2.6 2.7 2.7 2.8 2.89

Listrik, Gas, dan Air 13% 0% 19.7% 11.0% -8.6% -4.7% 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.07

Konstruksi -5% 9% 5.8% 4.0% 8.1% -6.2% 1.9 2.1 1.9 1.9 2.0 2.00

Perdagangan 6% 5% 2.9% -1.8% -2.3% -3.0% 24.3 24.4 24.2 23.7 23.8 23.67

Pengangkutan 24% 31% 20.5% 14.7% 0.6% -10.0% 1.1 1.2 1.2 1.2 1.1 1.08

Jasa Dunia Usaha 12% -6% -10.1% -17.5% -18.6% -40.5% 1.9 1.7 1.7 1.6 1.6 1.02

Jasa Sosial Masyarakat 13% 10% 8.1% 1.5% -4.2% -63.3% 2.8 2.8 2.8 2.7 2.7 1.02

Sektor

(Lapangan Usaha)

Pertumbuhan (yoy) Nominal (Triliun)

Page 61: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 40

dengan menyalurkan 30,1% kredit kepada sektor

UMKM pada triwulan laporan (Grafik 4.28).

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.27 Rasio NPL Kredit UMKM

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.28 Pangsa Kredit UMKM terhadap Total Kredit

Page 62: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 41

5. Penyelenggaraan Sistem

Pembayaran dan

Pengelolaan Uang Rupiah

BAB V: Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan

Pengelolaan Uang Rupiah Sejalan dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan serta kebijakan penurunan biaya SKNBI hingga

30 Juni 2021, perkembangan transaksi non tunai ritel yang diselenggarakan melalui SKNBI menunjukkan peningkatan,

begitu juga dengan transaksi nilai besarnya melalui BI-RTGS. Selaras dengan meningkatnya transaksi ritel melalui SKNBI,

transaksi non tunai melalui APMK juga menunjukkan peningkatan baik secara nominal maupun volume. Meningkatnya

transaksi APMK disebabkan oleh karena masih diperpanjangnya kebijakan kartu kredit, yakni penurunan batas

maksimum suku bunga, penurunan batas minimum pembayaran, dan penurunan sementara besaran denda

keterlambatan pembayaran. Sementara itu, NPL menurun yang mengindikasikan peningkatan kualitas kredit

masyarakat.

Perkembangan implementasi elektronifikasi BSNT berjalan sesuai dengan dengan realisasi penyaluran PKH yang

menunjukkan kinerja positif yaitu 100% dan realisasi penyerapan Program Sembako yang meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya dari 89,5% menjadi 91,3%. Selanjutnya, transaksi QRIS juga meningkat sesuai dengan

meningkatnya minat Pemerintah Daerah menggunakan contactless payment di tengah pandemi, sejalan dengan

himbauan Kepala Daerahnya pada kegiatan Pengukuhan lima Tim Percepatan & Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD).

Dari sisi supply, jumlah merchant QRIS mencapai 186.372 atau tumbuh sebesar 452,9% (yoy) sejak Desember 2019.

Begitu juga dengan transaksi e-Commerce yang menunjukkan peningkatan signifikan, terutama dari sisi volumenya.

Sementara itu, jumlah uang yang keluar dari Bank Indonesia untuk memenuhi kebutuhan permintaan masyarakat

tercatat sebesar Rp6,7 triliun dan aliran uang yang masuk ke Bank Indonesia tercatat sebesar Rp4,4 triliun, sehingga

terdapat net outflow sebesar Rp2,3 triliun pada triwulan IV 2020.

Pada triwulan IV 2020, transaksi jual-beli valuta asing yang diawasi Bank Indonesia baik transaksi penjualan maupun

pembelian mulai menunjukan peningkatan secara bulanan dikarenakan masyarakat Indonesia maupun wisatawan

asing yang sudah dapat melakukan mobilitas via udara.

Page 63: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 42

5.1. SISTEM PEMBAYARAN

Perkembangan transaksi nontunai menggunakan

SKNBI melalui kliring kredit/transfer dana dan

kliring warkat debit di Sulawesi Selatan mengalami

peningkatan dibandingkan triwulan IV 2020. Hal

ini sejalan dengan membaiknya kondisi

perekonomian Sulawesi Selatan di triwulan IV

2020 dan juga sejalan dengan kebijakan

penurunan biaya SKNBI hingga 30 Juni 2021. Nilai

transaksi kliring pada triwulan IV 2020 terus

meningkat, yaitu mencapai sebesar 10,4% (qtq)

menjadi Rp12,7 triliun, walaupun apabila

dibandingkan dengan periode yang sama tahun

sebelumnya, nilai transaksi masih mengalami

penurunan sebesar 10,9% (yoy). Dari sisi jumlah

warkat, transaksi kliring juga mengalami

peningkatan sebesar 6,0% (qtq) atau naik menjadi

sebanyak 242 ribu warkat. Sejalan dengan nominal

transaksinya, volume transaksi masih mengalami

penurunan sebesar 15,3% (yoy). Secara rata-rata

harian, total perputaran kliringnya masih

mengalami penurunan di angka 8,0% (yoy) pada

triwulan IV 2020, yaitu menjadi sekitar Rp204,4

miliar per harinya (Tabel 5.1).

Tabel 5.1 Perkembangan Transaksi SKNBI (Kliring

Kredit) 2019-2020

Sumber: Bank Indonesia, diolah

5.1.1. Transaksi SKNBI

Wilayah kerja kliring debit KPwBI Provinsi Sulawesi

Selatan mencakup 4 (empat) Koordinator

Pertukaran Warkat Debit (KPWD) yaitu di Kota

Makassar, Parepare, Watampone, dan Palopo.

Jumlah bank peserta yang mengikuti kegiatan

PWD di Makassar adalah 61 Bank, sedangkan

untuk di ketiga wilayah lainnya adalah 12 Bank.

Keempat KPWD tersebut memiliki tugas

menyelenggarakan kegiatan pertukaran warkat

debit di wilayahnya masing-masing. Pada triwulan

IV 2020, rata-rata harian jumlah warkat debit

kliring penyerahan tercatat 1.568 lembar,

mengalami peningkatan sebesar 4,2% (yoy)

dibandingkan periode sebelumnya pada triwulan III

2020 yang tercatat 1.505 lembar (Tabel 5.2). Di sisi

lain, rata-rata harian jumlah warkat debit kliring

pengembalian mengalami penurunan sebesar

3,5% (qtq) atau sebanyak 32 lembar dari 33

lembar pada triwulan sebelumnya. Peningkatan

jumlah transaksi kliring debit penyerahan terjadi

karena mulai meningkatnya mobilitas masyarakat,

termasuk pelonggaran pembatasan fisik dengan

adopsi kebiasaan normal pada kegiatan kliring baik

di Bank Indonesia maupun Perbankan. Di satu sisi,

sedikit penurunan jumlah transaksi kliring debit

pengembalian menunjukkan awareness masyarakat yang meningkat akan instrumen

pembayaran yang tidak valid, misalnya cek

bodong.

Tabel 5.2 Perkembangan Transaksi SKNBI (Kliring

Warkat Debit) 2019-2020

Sumber: Bank Indonesia, diolah

5.1.2. Transaksi BI-RTGS

Pada triwulan IV 2020, aktivitas sistem

pembayaran non tunai melalui BI-RTGS di provinsi

Sulawesi Selatan mengalami peningkatan.

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.1 Perkembangan Nominal Transaksi BI-RTGS 2018-2020

I II III IV I II III IV

Total Perputaran Kliring

- Nominal (triliun rupiah) 11,74 11,20 12,63 14,22 12,58 9,98 11,48 12,67

- Lembar (ribuan) 246,03 231,84 267,61 285,56 247,24 209,15 228,24 241,98

Rata-rata Harian Total Perputaran Kliring

- Nominal (triliun rupiah) 0,19 0,20 0,19 0,22 0,20 0,16 0,19 0,20

- Lembar (ribuan) 4,03 4,14 4,12 4,46 3,92 3,37 3,68 3,90

URAIAN2019 2020

TW I

2019

TW II

2019

TW III

2019

TW IV

2019

TW I

2020

TW II

2020

TW III

2020

TW IV

2020

Kota Makassar 1.886 1.937 1.738 1.836 1.625 1.303 1.375 1.435

Kota Pare-pare 40 43 39 42 39 32 33 34

Kabupaten Watampone 33 90 32 34 75 70 70 72

Kota Palopo 90 34 85 84 31 31 27 27

Total 2.049 2.104 1.894 1.996 1.770 1.435 1.505 1.568

Wilayah KerjaRata-rata Harian Jumlah Warkat Debit Kliring Penyerahan

TW I

2019

TW II

2019

TW III

2019

TW IV

2019

TW I

2020

TW II

2020

TW III

2020

TW IV

2020

Kota Makassar 57 59 43 50 50 43 32 30

Kota Pare-pare 1 4 1 2 1 1 0,4 1

Kabupaten Watampone 2 2 1 3 2 1 0,7 1

Kota Palopo 2 1 2 3 0,3 0,2 0,2 0,3

Total 62 66 47 58 53 45 33 32

Rata-rata Harian Jumlah Warkat Debit Kliring PengembalianWilayah Kerja

Page 64: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 43

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.2 Perkembangan Volume Transaksi BI-RTGS 2018-2020

besar melalui BI-RTGS menunjukkan sedikit

peningkatan menjadi Rp26,19 triliun dari Rp26,05

triliun5 pada triwulan sebelumnya (Grafik 5.1).

Sejalan dengan itu, volume RTGS juga mengalami

peningkatan menjadi 23.380 transaksi dari 20.912

transaksi dari triwulan sebelumnya (Grafik 5.2).

Peningkatan transaksi yang dilakukan melalui

sistem BI-RTGS pada triwulan berjalan merupakan

indikasi perbaikan ekonomi, terutama di sektor-

sektor yang banyak menggunakan layanan RTGS.

5.1.3. Transaksi APMK (Alat Pembayaran

Menggunakan Kartu)

Sejalan dengan meningkatnya konsumsi

masyarakat dibandingkan triwulan sebelumnya,

serta meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk

bertransaksi secara non tunai di tengah pandemi

COVID-19, transaksi ATM/D masih terus konsisten

meningkat baik secara nominal maupun volume.

Dari sisi nominal, transaksi meningkat signifikan

yaitu sebesar 9,1% (qtq) dan 9,6% (yoy) menjadi

Rp53,6 triliun selama triwulan IV 2020. Dari sisi

volumenya, transaksi juga meningkat sebesar

9,6% (qtq) dan 10,1% (yoy) yang mencapai 48,1

juta transaksi (Grafik 5.3).

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.3 Perkembangan Volume Transaksi BI-RTGS 2018-2020

5 Terdapat penyesuaian dalam proses pemetaan data transaksi regional (spasial) RTGS sejak TW III 2019, sehingga data saat ini

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.4 Pangsa Jenis Transaksi ATM/D Berdasarkan Nominal 2019-2020

Begitu juga dengan jumlah kartu ATM/Debit yang

dimiliki masyarakat meningkat sebesar 16,7%

(yoy) dari 5,9 juta kartu menjadi 6,2 juta kartu.

Sejalan dengan transaksi ATM/Debit, transaksi

kartu kredit baik secara nominal dan volume juga

mengalami peningkatan pada triwulan III 2020

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya,

namun masih menurun apabila dibandingkan

dengan tahun sebelumnya. Nominal transaksi yang

menggunakan kartu kredit pada triwulan IV 2020

tercatat sebanyak Rp704,6 miliar, meningkat

sebesar 8,3% (qtq). Begitupun juga dari sisi

volumenya, transaksi kartu kredit meningkat

sebesar 16,7% (qtq) dari 660 ribu transaksi

menjadi 771 ribu transaksi (Grafik 5.5).

Meningkatnya transaksi kartu kredit ini dapat

disebabkan masih diperpanjangnya kebijakan-

kebijakan kartu kredit yaitu: (1) penurunan batas

maksimum suku bunga kartu kredit dari

sebelumnya 2,25 persen per bulan menjadi 2

persen per bulan, (2) penurunan batas minimum

pembayaran kartu kredit dari sebelumnya 10%

menjadi 5%, dan (3) penurunan sementara

besaran denda keterlambatan pembayaran, dari

sebelumnya 3% atau maksimal Rp150.000 jadi

1% atau maksimal Rp100.000.

tidak dapat dibandingkan secara year-on-year (yoy). Dengan demikian, analisis transaksi RTGS di LPP periode ini tidak dilakukan menggunakan growth.

Page 65: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 44

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.5 Perkembangan Volume dan Nominal Transaksi Kartu Kredit 2019-2020

Sementara itu, NPL kartu kredit masih mengalami

penurunan menjadi dari 4,6% pada triwulan III

2020 menjadi 3,6% pada triwulan IV 2020, yang

mengindikasikan masih terjadinya peningkatan

kualitas kredit masyarakat, sejalan dengan

implementasi kebijakan kartu kredit.

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.6 Perkembangan NPL Kartu Kredit 2019-2020

5.1.4. Ketersediaan Layanan Infrastruktur

Sistem Pembayaran Non Tunai

Perluasan jangkauan layanan keuangan pada

masyarakat melalui penyelenggaraan Layanan

Keuangan Digital (LKD) dan penyediaan ATM terus

meningkat cukup signifikan. Rasio ketersediaan

layanan keuangan melalui mesin ATM meningkat

dari 1:62 menjadi 1:786. Jumlah mesin ATM

meningkat menjadi 3.620 pada triwulan laporan

dari 2.883 ATM pada triwulan sebelumnya (Grafik

5.7). Sementara itu, perkembangan jumlah agen

LKD juga turut meningkat menjadi 19.074 Agen

dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebanyak

17.776 Agen. Selain itu, rasio ketersediaan layanan

keuangannya menunjukkan peningkatan dari 381

6 Terdapat 78 mesin ATM yang dapat mencakup layanan sampai

dengan 1000 km2

Agen LKD per 1000 km2 per pada triwulan III 2020

menjadi 408 Agen LKD per 1000 km2 pada

triwulan laporan (Grafik 5.8). Hal ini menunjukkan

sebaran layanan infrastruktur sistem pembayaran

yang semakin merata melalui optimalisasi sebaran

ATM dan Agen LKD.

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.7 Jumlah Mesin ATM dan Rasionya per 1.000km2

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.8 Jumlah Agen LKD dan Rasionya per 1.000km2

5.1.5. Progres Elektronifikasi Bantuan Sosial

Non Tunai (BSNT)

Sesuai dengan arahan Presiden RI mengenai BSNT,

terdapat penambahan dana BSNT termasuk

Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program

Sembako (transformasi dari program BPNT per

Januari 2020) selama pandemi COVID-19. Pada

triwulan IV 2020, progres implementasi Program

Sembako dan PKH masing-masing tercatat sebesar

91,3% untuk penyerapannya dan 100% untuk

penyalurannya. PKH pada triwulan IV 2020

disalurkan kepada 334.692 dengan nominal

bantuan sebesar Rp280,7 miliar di 24

kabupaten/kota, lebih tinggi dibandingkan

triwulan III 2020 dengan nominal bantuan sebesar

Page 66: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 45

Rp275,9 miliar (Grafik 5.8). Persentase penyaluran

PKH tetap menunjukkan kinerja yang positif yaitu

100%.

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.9 Perkembangan BSNT PKH 2019-2020

Sementara itu, Program Sembako per triwulan IV

2020 disalurkan kepada 612.897 KPM dengan

nominal bantuan sebesar Rp372,9 miliar lebih

rendah dibandingkan triwulan III 2020 yang

disalurkan kepada 649.903 KPM dengan nominal

bantuan sebesar Rp385,7 miliar (Grafik 5.10).

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.10 Perkembangan BSNT Program Sembako 2020

Di tengah COVID-19, Pemerintah Pusat

mengeluarkan program Pemulihan Ekonomi

Nasional (PEN), dimana salah satunya merupakan

program penambahan bansos prioritas Pemerintah

(PKH & Program Sembako). Kebijakan tersebut

mencakup nominal bantuan PKH yang dinaikkan

untuk setiap komponen KPM sebesar 25% selama

satu tahun dan nominal Program Sembako

dinaikkan menjadi dari Rp150.000/bulan menjadi

Rp200.000/bulan terhitung sejak bulan April 2020

hingga Desember 20207.

7 Khusus KPM Sembako murni (hanya menerima bantuan Program

Sembako dan tidak menerima PKH) ditambahkan uang tunai Rp500.000 (salur sekali bulan Agustus 2020).

5.1.6. Progres Implementasi QRIS

Implementasi QRIS di Sulawesi Selatan mengalami

peningkatan yang signifikan. Diketahui hingga

akhir Desember 2020, jumlah merchant yang telah

menggunakan QRIS di Sulawesi Selatan mencapai

186.372 atau tumbuh sebesar 452,9% (yoy) sejak

Desember 2019 (Grafik 5.11). Tingkat

pertumbuhan tersebut berada diatas pertumbuhan

nasional (247,2%; ytd), sehingga Sulawesi Selatan

menjadi salah satu daerah dengan tingkat

pertumbuhan implementasi QRIS tertinggi di

Indonesia. Hal ini seiring dengan meningkatnya

minat Pemerintah Daerah yang gencar untuk

menggunakan contactless payment di tengah

pandemi COVID-19 sesuai dengan himbauan

Kepala Daerahnya pada kegiatan Pengukuhan 5

(lima) Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi

Daerah (TP2DD). Dapat diketahui, seluruh pajak

daerah dan beberapa retribusi daerah dari kelima

daerah yang dibentuk TP2DDnya (Kota Makassar,

Kota Pare-Pare, Kabupaten Gowa, Kabupaten

Maros, dan Kabupaten Barru) telah menggunakan

QRIS. Dengan demikian, akseptansi QRIS dari sisi

demand, yaitu wajib pajak dan sisi supply, yaitu

Pemerintah sebagai merchant QRISnya semakin

masif.

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.11 Perkembangan Jumlah Merchant QRIS

Pada triwulan IV 2020, 52% merchant yang sudah

menggunakan QRIS berlokasi di Kota Makassar,

diikuti dengan 13% di Pare-Pare, 6% di Gowa, 3%

di Maros dan daerah lainnya di Sulawesi Selatan

memiliki pangsa 2% ke bawah. Dilihat dari

pertumbuhannya, Gowa, Pinrang, dan Sidrap

memiliki pertumbuhan tertinggi dibandingkan

Page 67: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 46

triwulan sebelumnya yaitu masing-masing sebesar

24,3% (qtq). Hal ini menunjukkan kinerja yang

positif, dimana penggunaan QRIS mengalami

pemerataan yang cukup signifikan ke daerah

lainnya di luar Kota Makassar.

Sementara itu, berdasarkan kategori usaha

merchant, penggunaan QRIS didominasi di

Sulawesi Selatan didominasi oleh kategori Usaha

Kecil dan Mikro (UKM) sebesar 67% (Grafik 5.12).

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.12 Pangsa Merchant QRIS Berdasarkan Kategori Usahanya

5.1.7. Transaksi E-Commerce

Dari sisi nominal dan volumenya, transaksi e-

Commerce menunjukkan peningkatan yang

signifikan pada triwulan IV 2020 sebesar 122,3%

(yoy) yang mencapai Rp1,50 triliun (Grafik 5.12).

Dari sisi volumenya, jumlah transaksi e-Commerce

meningkat sangat signifikan sebesar 199,7% (yoy)

mencapai 5,9 juta transaksi (Grafik 5.13).

Peningkatan transaksi e-Commerce yang

siginifikan ini, terutama dari sisi volumenya

mengindikasikan meningkatnya konsumsi

masyarakat untuk berbelanja online di tengah

pandemi COVID-19.

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.13 Perkembangan Nominal Transaksi E-Commerce 2018-2020

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.14 Perkembangan Volume Transaksi E-Commerce 2018-2020

Dilihat dari metode pembayarannya, masing-

masing 37,8% dan 21,6% transaksi dilakukan via

transfer bank dan uang elektronik (Grafik 5.15).

Hal ini menunjukkan transaksi e-Commerce yang

didominasi oleh penggunaan non tunai untuk

metode pembayarannya. Kemudahan akses serta

opsi pembayaran yang ditawarkan oleh fintech

serta perluasan beragam transaksi pembayaran

yang dilakukan (misalnya pembayaran pajak,

tagihan, tiket pesawat, hotel, pulsa, dll.) dinilai

mampu menjaga daya beli masyarakat. Jumlah

pembeli dan penjual menunjukkan peningkatan

yang signifikan masing-masing sebesar 162,4%

(yoy) dan 127,0% (yoy) menjadi 1.744.746

pembeli dan 35.159 penjual pada triwulan IV

2020.

Berdasarkan kategori produk yang dibeli, produk

yang mendominasi adalah kategori fashion (29%),

personal care & kosmetik (16%) dan handphone &

aksesoris (15%).

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.15 Metode Pembayaran Transaksi e-Commerce

Page 68: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 47

5.1.8. Transaksi Jual-Beli Valuta Asing

Berdasarkan hasil pengawasan off-site, aktivitas

Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan

bank (KUPVA BB) mengalami perbaikan pada

triwulan IV 2020. Total transaksi KUPVA BB pada

triwulan IV 2020 tercatat sebesar Rp1,02 triliun

dengan proporsi pembelian valas (Rp503,6 miliar)

lebih rendah dibandingkan penjualan valas

(Rp511,6 miliar) (Grafik 5.15 dan Grafik 5.16). Baik

transaksi penjualan maupun pembelian valas

mengalami kenaikan dengan persentase kenaikan

masing-masing sebesar 14,7% (mtm) dan 21,3%

(mtm). Meskipun terjadi kenaikan transaksi jual beli

valas pada triwulan IV 2020, namun nilai transaksi

masih belum pulih dibandingkan periode yang

sama tahun sebelumnya.

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.16 Perkembangan Transaksi Penjualan Valas 2018-2020

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.17 Perkembangan Transaksi Pembelian Valas 2018-2020

Dari jenis mata uang, transaksi perdagangan valuta

asing di Sulawesi Selatan masih didominasi oleh

mata uang Dollar AS dan Dollar Singapura. Pada

transaksi penjualan valas di triwulan IV 2020, mata

uang Dollar AS dan Dollar Singapura mendominasi

dengan share masing-masing 39% dan 53%

(Grafik 5.17). Demikian pula halnya untuk transaksi

pembelian, Dollar AS dan Dollar Singapura juga

mencatat porsi tertinggi masing-masing sebesar

40% dan 52% (Grafik 5.17).

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.18 Penjualan Valas Berdasarkan Pangsa Jenis Mata Uang

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.19 Perkembangan Transaksi Pembelian Valas 2018-2020

5.2. PENGELOLAAN UANG RUPIAH

5.2.1. Perkembangan Aliran Uang Kartal

Perkembangan aliran uang kartal di Sulawesi

Selatan pada triwulan IV 2020 menunjukkan net outflow. Aliran uang masuk (inflow) tercatat

sebesar Rp4,44 triliun, sedikit lebih rendah dari

triwulan sebelumnya sebesar Rp4,41 triliun. Jika

dibandingkan dengan periode yang sama tahun

sebelumnya, inflow tercatat mengalami

penurunan sebesar 11,29% (yoy) (Grafik 5.19).

Adapun aliran uang keluar (outflow) dari Bank

Indonesia mengalami peningkatan dari triwulan III

2020 sebesar Rp2,16 triliun menjadi Rp6,70 triliun

pada triwulan IV 2020. Secara tahunan mengalami

Page 69: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 48

kenaikan sebesar 21,15% (yoy) (Grafik 5.20).

Selanjutnya, net outflow pada triwulan IV 2020

tercatat sebesar Rp2,25 triliun, mengalami

peningkatan dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya di mana net outflow tercatat sebesar

Rp134,94 miliar (Grafik 5.21).

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.20 Aliran Uang Kartal Inflow

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.21 Aliran Uang Kartal Outflow

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.22 Netflow Uang Kartal

Kondisi net outflow yang terjadi pada triwulan IV

2020 disebabkan oleh kebutuhan masyarakat yang

tinggi atas uang tunai selama perayaan natal dan

tahun baru. Untuk memperluas cakupan layanan

kas ke seluruh wilayah Sulawesi Selatan, Bank

Indonesia melaksanakan kegiatan kas titipan, yaitu

penyediaan uang Rupiah yang dititipkan kepada

salah satu bank yang mencukupi persediaan kas

bank-bank dalam rangka memenuhi kebutuhan

masyarakat di suatu wilayah/daerah tertentu.

Selama triwulan IV 2020, uang Rupiah disalurkan

ke kas titipan sebesar Rp1,8 triliun, lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat

sebesar Rp2,1 triliun.

-19,12

-3,30 -5,75

-11,81

13,32

65,56

-14,58

25,20

11,75

31,03

6,73 0,80

25,60

-40,45

-21,90

-11,29

(50)

(30)

(10)

10

30

50

70

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2017 2018 2019 2020

Inflow (Rp Triliun) Growth = sisi kanan (%yoy)

23,86

-14,19

-3,21

5,15

-2,43

15,75

6,14

15,40

12,25

17,14 21,52

14,76

28,62

-12,67

-1,96

21,15

(30)

(20)

(10)

0

10

20

30

40

50

60

70

0

1

2

3

4

5

6

7

8

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2017 2018 2019 2020

Outflow (Rp Triliun) Growth = sisi kanan (%yoy)

Rp Triliun

Net Outflow

Net Inflow

-2,3 -3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2015 2016 2017 2018 2019 2020

Page 70: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 49

6. Kesejahteraan

BAB VI: Kesejahteraan Pada Agustus 2020, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Sulawesi

Selatan mengalami penurunan sebesar 0,4% (yoy) dan Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) di Sulawesi Selatan mengalami peningkatan

sebesar 1,69% (yoy).

Sejalan dengan itu, kesejahteraan masyarakat Sulawesi Selatan mengalami

penurunan dan jumlah penduduk miskin meningkat. Persentase penduduk

miskin pada Agustus 2020 meningkat sebesar 0,27% dibanding Maret

2020. Persentase penduduk miskin di perdesaan masih lebih besar

dibandingkan persentase penduduk miskin di perkotaan.

Tingkat kesenjangan menunjukan penurunan dan berada di bawah nilai

rata-rata nasional. Di sisi lain, nilai tukar petani mengalami peningkatan yang

mengindikasikan terjadinya peningkatan kesejahteraan petani di Sulawesi

Selatan

Page 71: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 50

6.1. KETENAGAKERJAAN

Di tengah peningkatan jumlah angkatan kerja,

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Sulawesi

Selatan pada Agustus 2020 mengalami

penurunan. Dampak pandemi yang menyebabkan

terbatasnya lapangan kerja menyebabkan TPAK

berkurang hingga 0,4% dibandingkan Agustus

2019. Jumlah angkatan kerja di Sulawesi Selatan

tercatat sebanyak 4,276 juta orang. Angka ini

bertambah sebanyak 21,1 ribu orang dibanding

angkatan kerja pada Agustus 2019 yang berjumlah

4,255 juta orang (Tabel 6.1).

6.1.1. Tenaga Kerja

Pada Agustus 2020, TPAK mencapai 63,4% dari

total penduduk usia kerja, lebih rendah

dibandingkan dua tahun sebelumnya. Dari total

4,276 juta orang angkatan kerja, terdapat 4,006

juta orang yang bekerja. Jumlah penduduk yang

bekerja mencapai 93,69% dari jumlah angkatan

kerja. Seiring dengan penurunan jumlah tenaga

kerja, TPAK di Sulawesi Selatan mengalami

penurunan dari 63,80% pada Agustus 2019

menjadi 63,40% pada Agustus 2020. Menurunnya

TPAK ini utamanya disebabkan oleh dampak

pandemi pada sektor ekonomi dan penerapan

protokol kesehatan untuk menekan

penyebarannya.

Berdasarkan kategori lapangan usaha, pada

Agustus 2020, jenis LU yang paling banyak

menyerap tenaga kerja di Sulawesi Selatan adalah

LU Pertanian yaitu sebanyak 1,59 juta tenaga kerja

atau 39,78% dari total tenaga kerja (Tabel 6.2).

Kemudian diikuti oleh LU Perdagangan (715 ribu

tenaga kerja, atau 17,85%), serta LU Industri

Pengolahan (327 ribu tenaga kerja atau 8,16%).

Hal ini sejalan dengan pangsa LU tersebut dalam

perekonomian Sulawesi Selatan. Sementara itu,

jenis LU yang paling sedikit menyerap tenaga kerja

adalah Administrasi Pemerintahan. Pada Agustus

2020, sebanyak 217,9 ribu orang bekerja di

Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan Utama

Sumber:BPS (Perhitungan dengan Menggunakan Penimbangan hasil proyeksi SUPAS 2015), diolah

Tabel 6.2 Persentase Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Sumber: BPS (perhitungan menggunakan penimbangan hasil proyeksi SUPAS 2015), diolah

KEGIATAN UTAMA

Agustus

2018

(ribu orang)

Agustus

2019

(ribu orang)

Agustus

2020

(ribu orang)

Perubahan

Agustus 2018-

Agustus 2019

(ribu orang)

Perubahan

Agustus 2019-

Agustus 2020

(ribu orang)

Penduduk usia Kerja 6592.8 6669.9 6744.9 77 75

Angkatan Kerja 4214.7 4255.4 4276.4 40.7 21.1

a. Bekerja 4006.3 4058.6 4006.6 52.3 -52

b. Menganggur 208.4 196.8 269.8 -11.6 73

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 63.93% 63.80% 63.40% -0.13% -0.40%

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 4.94% 4.62% 6.31% -0.32% 1.69%

Jumlah Pangsa Jumlah Pangsa Jumlah Pangsa

Growth

(yoy)

A Pertanian 1,524.80 38.06 1,472.80 36.29 1,593.80 39.78 8.22

B Pertambangan 26.20 0.65 31.60 0.78 27.80 0.69 (12.03)

C Industri Pengolahan 361.70 9.03 360.70 8.89 327.10 8.16 (9.32)

D Pengadaan Listrik dan Gas 9.80 0.24 16.70 0.41 13.90 0.35 (16.77)

E Pengadaan Air 10.10 0.25 13.60 0.33 12.30 0.31 (9.56)

F Konstruksi 267.60 6.68 264.50 6.52 231.60 5.78 (12.44)

G Perdagangan Besar dan Eceran 759.60 18.96 735.20 18.12 715.30 17.85 (2.71)

H Transportasi dan Pergudangan 166.90 4.16 186.90 4.60 173.60 4.33 (7.12)

I Penyediaan Akomodasi 140.00 3.49 148.70 3.66 149.30 3.73 0.40

J Informasi dan Komunikasi 20.80 0.52 24.70 0.61 20.70 0.52 (16.19)

K Jasa Keuangan dan Asuransi 50.00 1.25 44.60 1.10 38.40 0.96 (13.90)

L Real Estat 9.10 0.23 9.00 0.22 7.60 0.19 (15.56)

M,N Jasa Perusahaan 36.90 0.92 42.20 1.04 52.10 1.30 23.46

O Administrasi Pemerintahan 221.20 5.52 252.50 6.22 217.90 5.44 (13.70)

P Jasa Pendidikan 220.60 5.51 245.30 6.04 231.10 5.77 (5.79)

Q Jasa Kesehatan 71.30 1.78 82.50 2.03 79.30 1.98 (3.88)

R,S,T,U Jasa Lainnya 109.90 2.74 127.20 3.13 114.80 2.86 (9.75)

Total 4,006.30 100.00 4,058.60 100.00 4,006.60 100.00 (1.28)

Lapangan Pekerjaan Utama

Agustus 2018 Agustus 2019 Agustus 2020

Page 72: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 51

Administrasi Pemerintahan Sulawesi Selatan.

Jumlah pekerja pada sektor ini mengalami

penurunan sebanyak 34,6 ribu orang

dibandingkan periode bulan yang sama pada

tahun sebelumnya

Kondisi penyerapan tenaga kerja pada triwulan IV

2020 dapat dilihat dari hasil Survei Kegiatan Dunia

Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh Bank Indonesia

di Sulawesi Selatan (Tabel 6.3). Berdasarkan hasil

survei, penyerapan tenaga kerja pada LU Industri

Pengolahan dan LU Jasa Keuangan masing-masing

mengalami kenaikan 1,04% dan 0,73% seiring

dengan peningkatan kegiatan usaha. Sementara

itu, penyerapan tenaga kerja LU Pertanian

mengalami penurunan paling dalam yakni -6,87%.

Selain LU Pertanian, penurunan tenaga kerja juga

terjadi pada LU Konstruksi, LU Perdagangan, LU

Penyedia Akomodasi serta LU Real Estate dan Jasa

Perusahaan. LU Real Estate dan Jasa Perusahaan.

Sumber: BPS, diolah

Grafik 6.1 Penduduk Yang Bekerja Menurut Kegiatan Utama

Berdasarkan data pada Februari dan Agustus 2020,

status pekerjaan yang terbanyak merupakan

buruh/karyawan/pegawai (Grafik 6.1). Pada

Agustus 2020, terdapat penurunan persentase

penduduk bekerja sebagai buruh, karyawan, atau

pegawai sebesar 1,9% dari 34,5% pada Februari

2020 menjadi 32,6% pada Agustus 2020 (Grafik

6.2). Penurunan juga terjadi pada periode yang

sama untuk penduduk yang berusaha sendiri dari

21,7% menjadi 21,2%, serta pekerja dengan

status berusaha dibantu buruh tetap menurun dari

4,4% menjadi 3,2%. Sebaliknya, pekerja keluarga,

pekerja bebas dipertanian, pekerja bebas di non-

pertanian serta pekerja dibantu pekerja tidak tetap

mengalami peningkatan dalam periode Februari

2020 ke Agustus 2020. Pekerjaan. Hal ini

mengkonfirmasi tingginya tigkat unpaid leave yang

dilakukan oleh perusahaan terkait pembatasan

operasional beberapa lapanga usaha Utama.

Sumber: BPS, diolah

Grafik 6.2 Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama

Sementara itu, berdasarkan status pekerjaan

utama, pada Agustus 2020 sebanyak 35,78%

tenaga kerja bekerja pada kegiatan formal dan

sisanya sebanyak 64,22% bekerja pada kegiatan

Tabel 6.3 Penyerapan Tenaga Kerja Lapangan Usaha Berdasarkan SKDU

Sumber: Bank Indonesia, diolah

I II III IV I II III IV

Pertanian, kehutanan & perikanan 0.04 6.11 6.16 4.88 (0.04) (1.15) (3.75) (6.87)

Industri pengolahan (5.88) 0.90 0.68 1.15 (1.05) (7.95) (1.25) 1.04

Pengadaan Listrik, Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang (0.14) (0.14) (0.14) (0.14) - 0.14 (0.01) 0.07

Konstruksi - - 0.97 0.97 - (2.92) 2.46 (1.94)

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Motor (0.90) (0.35) 1.55 0.76 0.85 (2.47) (1.69) (0.85)

Penyediaan Akomodasi, Transportasi , dan Informasi 0.67 0.63 (0.98) (0.60) (0.71) (1.83) (0.71) (0.86)

Real Estate dan Jasa Perusahaan 0.86 0.86 0.86 - - - (0.58) (0.58)

Jasa Keuangan - 0.06 0.84 0.06 0.03 (0.03) 0.78 0.73

Lapangan Usaha2019 2020

Page 73: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 52

informal. Perkembangan pekerja informal

mengalami peningkatan sebesar 3,67% (yoy). Hal

ini mengindikasikan bahwa Sebagian besar

penduduk Sulawesi Selatan yang bekerja masih

bergantung pada kegiatan informal8.

6.1.2. Pengangguran

Sejalan dengan penurunan TPAK, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Sulawesi Selatan pada Agustus 2020 mengalami peningkatan. TPT tercatat meningkat sebesar 1,69% pada Agustus 2020 menjadi 6,31% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,62%.

Berdasarkan tingkat pendidikannya, TPT pada penduduk dengan pendidikan rendah (SMP ke bawah) cenderung lebih rendah dibanding dengan penduduk dengan tingkat pendidikan di atasnya (Grafik 6.3). Hal ini sejalan dengan data yang menunjukkan sebagian besar penduduk Sulawesi Selatan yang masih bergantung pada pekerjaan informal yang tidak menuntut latar belakang pendidikan sebagai prasyarat. TPT terendah ada pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar ke bawah yaitu sebesar 3,19% mengalami kenaikan dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar 2%.

Sumber: BPS, diolah

Grafik 6.3 Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan

TPT tertinggi di Sulawesi Selatan didominasi oleh

angkatan kerja tingkat pendidikan Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) yang mencapai

10,96% disusul oleh TPT pada Sekolah Menengah

Atas (SMA) mencapai 10,83%. Sementara itu, TPT

tingkat pendidikan S1/S2/S3 meningkat 1,25%

8 Kegiatan formal dan informal diidentifikasi melalui status

pekerjaan. Komponen pekerja informal terdiri dari penduduk bekerja dengan status berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh

dibandingkan dengan periode bulan yang sama

pada tahun sebelumnya menjadi 7,76%.

6.2. KESEJAHTERAAN

Pandemi juga berdampak pada tingkat

kesejahteraan masyarakat Sulawesi Selatan. Secara

umum kesejahteraan masyarakat Sulawesi Selatan

cenderung menurun seiring dengan jumlah

penduduk miskin yang meningkat. Berdasarkan

lokasinya, persentase penduduk miskin di

perdesaan masih lebih besar dibandingkan

persentase penduduk miskin di perkotaan. Di sisi

lain, tingkat kesenjangan menunjukan penurunan

dan berada di bawah nilai rata-rata nasional. Di sisi

lain, nilai tukar petani mengalami peningkatan

yang mengindikasikan terjadinya peningkatan

kesejahteraan petani di Sulawesi Selatan.

6.2.1. Kemiskinan dan Kesenjangan

Jumlah penduduk miskin di Sulawesi Selatan pada

September 2020 mengalami peningkatan

mencapai 759,58 ribu orang atau 8,99% dari total

penduduk Sulawesi Selatan (Grafik 6.4).

Persentase penduduk miskin ini meningkat sebesar

0,27% dari Maret 2020. Secara umum selama

periode September 2019 – September 2020,

penduduk miskin di daerah perkotaan mengalami

peningkatan sebesar 32,69 ribu orang, sedangkan

di daerah perdesaan juga mengalami peningkatan

sebesar 7,97 ribu orang. Persentase penduduk

miskin di perkotaan dan di perdesaan mengalami

peningkatan masing-masing sebesar 0,7% dan

0,35% (Grafik 6.7). Salah satu faktor yang

mennyebabkan turunnya pendapatan masyarakat

dan meningkatnya angka kemiskinan adalah

adanya pandemi COVID-19 yang membatasi

aktivitas perekonomian di Sulawesi Selatan.

Kebijakan pembatasan aktivitas mengakibatkan

banyak usaha yang berhenti beroperasi sehingga

beberapa tenaga kerja terpaksa dirumahkan.

Komposisi penduduk miskin antara daerah

perkotaan dan pedesaan dari tahun ke tahun

relatif tidak terdapat perubahan signifikan. Pada

tidak tetap, pekerja bebas di pertanian, pekerja bebas di nonpertanian, dan pekerja keluarga. Sementara status sisanya merupakan pekerja formal.

Page 74: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 53

September 2020, tercatat jumlah penduduk miskin

yang tinggal di daerah pedesaan sebesar 75,6%

(Grafik 6.4). Sementara jumlah penduduk miskin

yang tinggal di daerah perkotaan sebesar 24,2%.

Hal ini dapat dipahami seiring jumlah penduduk

yang tinggal di daerah pedesaan jauh lebih banyak

dan minimnya informasi yang diperoleh serta

relatif tidak memiliki banyak pilihan lapangan

pekerjaan.

Sumber: BPS, diolah

Grafik 6.4 Jumlah Penduduk Miskin Sulawesi Selatan

Selain itu, kenaikan kemiskinan pada September

2020 disebabkan juga oleh kenaikan harga

komoditi. Komoditi makanan yang paling penting

bagi penduduk miskin adalah beras, sehingga

penduduk miskin, khususnya mereka berada di

sekitar garis kemiskinan, tidak mampu

mengimbangi kenaikan tersebut.

Secara spasial, persentase jumlah penduduk miskin

di Sulawesi Selatan pada September 2020 berada

pada urutan kedua terendah dibandingkan

provinsi lain di wilayah Sulawesi. Persentase jumlah

penduduk miskin Sulawesi Selatan sebesar 8,99%

setelah Sulawesi Utara yang sebesar 7,78% (Grafik

6.5). Sementara itu, persentase jumlah penduduk

miskin tertinggi untuk wilayah Sulawesi terdapat di

Gorontalo yakni sebesar 15,59%.

Sumber: BPS, diolah

Grafik 6.5 Jumlah Penduduk Miskin Sulawesi

Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks

Keparahan Kemiskinan Sulawesi Selatan pada

September 2020 mengalami peningkatan

dibandingkan dengan Maret 2020. Indeks

Kedalaman kemiskinan meningkat sebesar 0,12

poin yaitu dari 1,53 pada Maret 2020 menjadi 1,65

pada September 2020 (Grafik 6.6). Sedangkan

untuk Indeks Keparahan Kemiskinan mengalami

peningkatan sebesar 0,07 poin yaitu dari 0,39

pada Maret 2020 menjadi 0,46 pada September

2020 (Grafik 6.7).

Sumber: BPS, diolah

Grafik 6.6 Indeks Kedalaman Kemiskinan

Sumber: BPS, diolah

Grafik 6.7 Indeks Keparahan Kemiskinan

Nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks

Keparahan Kemiskinan di daerah pedesaan

memiliki angka lebih tinggi dibandingkan di daerah

perkotaan. Nilai ini sejalan dengan komposisi

jumlah penduduk miskin di Sulawesi Selatan yang

mendominasi di daerah pedesaan sebesar 75,6%,

sedangkan jumlah penduduk miskin yang tinggal

di daerah perkotaan sebesar 24,2%.

Pada September 2020, nilai Indeks Kedalaman

Kemiskinan daerah perkotaan dan pedesaan

masin-masing sebesar 0,81 dan 2,32. Nilai Indeks

Keparahan Kemiskinan untuk daerah perkotaan

Page 75: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 54

sebesar 0,18, sedangkan daerah pedesaan tercatat

sebesar 0,68. Kondisi ini mengindikasikan bahwa

rata-rata pendapatan dan ketimpangan

kemiskinan di daerah perkotaan lebih baik

dibandingkan daerah pedesaan atau dengan kata

lain daerah perkotaan menyediakan pendapatan

yang lebih besar dengan pilihan pekerjaan

beragam yang umumnya ditunjang oleh

ketersediaan infrastruktur yang lebih baik. Adanya

ketimpangan pembangunan dan kurangnya

lapangan pekerjaan di desa akan mendorong

migrasi masyarakat desa ke kota. Diperlukan

perencanaan pembangunan desa yang

berkesinambungan untuk mengurangi gap antara

desa dan kota tersebut.

Tingkat kesenjangan pendapatan yang tercermin

dari gini rasio mengalami penurunan sebesar 0,09

poin yang sebelumnya pada September 2019

sebesar 0,391 menjadi 0,382 pada September

2020 (Tabel 6.4). Angka ini lebih rendah

dibandingkan dengan gini rasio nasional pada

periode yang sama. Gini rasio Sulawesi Selatan di

daerah perkotaan memiliki angka lebih tinggi yaitu

sebesar 0,384 dibandingkan dengan gini rasio di

daerah perdesaan sebesar 0,352. Gini rasio

Sulawesi Selatan sebelumnya tidak mengalami

penurunan signifikan sejak Maret 2019 hingga

Maret 2020. Hal ini dapat dilihat dari nilai gini rasio

Sulawesi Selatan Maret 2019 tercatat sebesar

0,389 dan September 2019 menjadi 0,391, serta

Maret 2020 gini rasio tercatat sebesar 0,389. Gini

rasio menggambarkan ketidakmerataan

pendapatan yang salah satu penyebabnya adalah

tingginya persaingan dunia usaha. Selain itu,

perbedaan gini rasio di daerah perkotaan dan

perdesaan disebabkan oleh peluang usaha yang

berbeda terutama daerah pedesaan yang belum

memiliki infrastruktur perekonomian yang baik

dibandingkan daerah perkotaan. Secara spasial,

nilai gini rasio Sulawesi Selatan pada periode

September 2020 lebih besar dibandingkan Provinsi

Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat dan Sulawesi

Utara.

6.2.2. Kesejahteraan Petani

Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan IV 2020

mengalami peningkatan. Ini mengindikasikan

terjadi peningkatan tingkat kesejahteraan petani.

Peningkatan NTP dapat dipicu oleh peningkatan

tingkat permintaan yang berdampak pada naiknya

jumlah volume penjualan. Rata-rata indeks NTP

Sulawesi Selatan triwulan IV 2020 berada di bawah

titik impas petani yaitu 100 serta mengalami

peningkatan dari 96,34 pada triwulan III 2020

menjadi 97,37 pada triwulan IV 2020 (Grafik 6.8).

Peningkatan NTP tersebut terjadi karena rata-rata

nilai indeks yang diterima petani lebih besar

dibandingkan dengan indeks yang dibayar petani.

Sumber: BPS, diolah

Grafik 6.8 Perkembangan NTP Sulawesi Selatan

Secara sektoral, NTP sektor Hortikultura,

Perkebunan, Peternakan, dan Perikanan pada

triwulan IV 2020 tercatat mengalami peningkatan

masing-masing sebesar 0,6%, 2,9%, 1%, dan

0,6% dibandingkan Triwulan III 2020 (Grafik 6.9).

Penurunan NTP terjadi hanya pada sektor

holtikultura sebesar 1,6%.

Sumber: BPS, diolah

Grafik 6.9 Perkembangan Rata-Rata NTP Menurut Lapangan Usaha

2020 sebesar 102,42 lebih tinggi dibandingkan

triwulan III 2020 sebesar 101,58 (Grafik 6.10).

Begitupun dengan indeks yang dibayarkan oleh

petani pada triwulan IV 2020 sebesar 105,19

sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan

Page 76: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 55

III sebesar 105,07 (Grafik 6.11). Rata-rata NTP

Sulawesi Selatan pada triwulan IV 2020 adalah

1,17% (yoy). Dalam mendorong peningkatan

kesejahteraan petani perlu dilakukan upaya

berkelanjutan seperti mendorong lahirnya petani

milenial yang mampu menerapkan teknologi

pertanian yang lebih baik untuk meningkatkan

hasil produksi pertanian. Membangun

infrastruktur, khususnya infrastruktur digital agar

petani dapat melakukan penjualan online untuk

menjamin hasil petani dapat dipasarkan dan

mengurangi selisih harga di tingkat petani dan

konsumen.

Sumber: BPS, diolah

Grafik 6.10 Perkembangan Rata-rata Indeks yang Diterima Petani

Sumber: BPS, diolah

Grafik 6.11 Perkembangan Rata-rata Indeks yang Dibayar Petani

Page 77: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 56

7. Prospek Ekonomi Daerah

BAB VII: Prospek Ekonomi Daerah Sejalan dengan perbaikan ekonomi Global dan Nasional, ekonomi Sulawesi Selatan diprakirakan tumbuh lebih tinggi pada triwulan II 2021. Perbaikan terjadi dengan prasyarat akselerasi program vaksinasi pemerintah berjalan lancar serta penyebaran COVID-19 terkendali. Dari sisi permintaan, perbaikan konsumsi rumah tangga diprakirakan terjadi seiring berlanjutnya stimulus pemerintah dan relaksasi sejumlah kebijakan. Investasi diprakirakan tumbuh lebih tinggi, sejalan dengan perbaikan confidence business dan pembangunan infrastruktur. Sejalan dengan hal tersebut, lapangan usaha perdagangan dan industri pengolahan diprakirakan tumbuh lebih tinggi. Penyelenggaraan momen HBKN diprakirakan akan mendukung peningkatan kinerja transportasi dan Akmamin. Perbaikan ekonomi secara bertahap yang diprakirakan terjadi mendukung ekonomi keseluruhan tahun 2021 untuk tumbuh lebih tinggi.

Sejalan dengan perbaikan ekonomi, tekanan inflasi triwulan II 2021 diprakirakan meningkat namun tetap terjaga dalam rentang sasaran 3,0%±1,0% (yoy). Upaya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam menjaga stabilitas harga untuk keseluruhan tahun 2021 akan diperkuat guna mendukung pemulihan ekonomi berjalan lancar.

Page 78: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 57

7.1. PROSPEK PERTUMBUHAN

EKONOMI

7.1.1. Prospek Pertumbuhan Ekonomi

Triulan II 2021

Ekonomi Sulawesi Selatan diprakirakan tumbuh

lebih tinggi pada triwulan II 2021, sejalan dengan

ekonomi Nasional yang diprakirakan tumbuh

membaik. Pasca mengalami kontraksi pada tahun

sebelumnya, ekonomi diprakirakan tumbuh lebih

tinggi dan secara bertahap menuju kondisi

normalnya. Triwulan II 2021 merupakan

momentum bagi ekonomi Sulsel untuk tumbuh

lebih tinggi, mengingat terdapat penyelenggaraan

HBKN Ramadhan dan Idul fitri yang mendukung

peningkatan konsumsi masyarakat. Upaya

pemerintah untuk membuka kembali sektor

produktif dan aman, disiplin protokol kesehatan,

dan penanganan COVID-19 melalui program

Trisula (Tracing, Tracking, and Testing) juga turut

mendukung keyakinan masyarakat dan dunia

usaha untuk kembali menjalankan bisnisnya. Hal

tersebut didukung pula oleh penerapan adaptasi

kebiasaan baru oleh masyarakat dan pelaku usaha

yang sudah lebih baik. Adapun tingkat

pengangguran dan kemiskinan yang meningkat

akibat tekanan pandemi disertai dengan

pemulihan konsumsi yang membutuhkan waktu

merupakan downside risk pertumbuhan ekonomi

triwulan II 2021.

Terkendalinya kasus COVID-19 menjadi prasyarat

perbaikan ekonomi Sulsel di triwulan II 2021.

Apabila kasus kembali meningkat tidak terkendali

maka terdapat kemungkinan pemerintah terpaksa

melakukan pembatasan fisik secara ketat sehingga

tekanan ekonomi semakin kuat. Kesuksesan

akselerasi vaksinasi pemerintah juga menjadi game changer bagi pemulihan ekonomi Sulawesi

Selatan.

Prospek Sisi Pengeluaran

Perbaikan ekonomi diprakirakan berasal dari

peningkatan konsumsi dan investasi. Momen

ramadhan dan HBKN Idul Fitri disertai dengan

relaksasi pembatasan fisik dan akselerasi vaksinasi

menjadi momentum bagi perbaikan konsumsi

rumah tangga. Konsumsi juga diprakirakan akan

terpengaruh oleh base effect pasca mengalami

kontraksi yang dalam pada triwulan yang sama

tahun sebelumnya akibat pembatasan fisik yang

ketat. Indikasi perbaikan konsumsi rumah tangga

pasca relaksasi pembatasan fisik mulai terlihat dari

aktivitas masyarakat terkait konsumsi yang

mengalami peningkatan (Grafik 7.1).

Sumber: Google Mobility Index, diolah

Grafik 7.1 Perkembangan Mobilitas Masyarakat terkait Aktivitas Konsumsi

Sejalan peningkatan aktivitas tersebut, indikator

ekspektasi konsumen juga mengindikasikan

perbaikan. Hasil Survei Konsumen Bank Indonesia

Sulawesi Selatan menunjukkan peningkatan

indeks ekspektasi konsumen menjadi 123,3

(5,12%; yoy) atau lebih tinggi dibandingkan

dengan indeks pada triwulan IV yang sebesar

114,4 (-3,04%; yoy) (Grafik 7.2). Berdasarkan

komponen pembentuk, perbaikan ekspektasi

konsumen tersebut ditopang oleh perbaikan

ekspektasi ketersediaan lapangan kerja dan

perbaikan kegiatan usaha.

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 7.2 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

50

60

70

80

90

100

110

120

Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb

2020 2021

index

70

80

90

100

110

120

130

140

150

160

170

I II III IV I II III IV I II III IV jan

2018 2019 2020 2021

Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja

Ekspektasi Penghasilan

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Ekspektasi Kegiatan Usaha

Optimis

Pesimis

PSBB Kota

Makassar

Pembatasan

fisik Kota

Makassar

Page 79: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 58

Berlanjutnya stimulus dalam rangka Pemulihan

Ekonomi Nasional (PEN), diantaranya subsidi gaji

dan subsidi listrik, juga menopang perbaikan

konsumsi. Selain itu, rencana relaksasi PPnBM yang

diterapkan oleh pemerintah secara bertahap juga

diharapkan dapat mendongkrak konsumsi

masyarakat. Rencana relaksasi PPnBM 0% akan

dikenakan pada mobil dibawah 1.500 cc dengan

konten muatan lokal minimal 70%.

Untuk mendukung sinergi pemulihan ekonomi,

Bank Indonesia juga menerbitkan peraturan

pembebasan uang muka rumah (down payment) melalui pelonggaran Loan to Value (LTV) dan

Financing to Value (FTV) menjadi 100%.

Pelonggaran berlaku sejak tanggal 01 Maret

sampai dengan 31 Desember 2021, baik bagi

properti berwawasan lingkungan maupun bagi

properti tidak berwawasan lingkungan (Gambar

7.1 dan Gambar 7.2).

Sumber: Bank Indonesia

Gambar 7.1 Penjelasan Pelonggaran LTV dan FTV Pembiayaan Rumah Tidak Berwawasan Lingkungan

Sumber: Bank Indonesia

Gambar 7.2 Penjelasan Pelonggaran LTV dan FTV Pembiayaan Rumah Berwawasan Lingkungan

Di sisi lain, kenaikan investasi didukung oleh

berlanjutnya investasi pemerintah dan swasta.

Aktivitas investasi pemerintah yang meningkat

tersebut dilakukan untuk mendukung upaya

penyediaan infrastruktur konektivitas melalui

perpanjangan landasan pacu bandara,

pembangunan jalan tol, perbaikan jalan rusak,

penyediaan kereta api, dan pembangunan

pelabuhan, guna mendukung pengembangan

pusat pertumbuhan ekonomi baru. Di sisi lain,

perbaikan ekonomi di tingkat global dan nasional

turut mendukung perbaikan confidence pelaku

usaha untuk melakukan investasi yang sempat

tertunda akibat tekanan ekonomi di tahun 2020.

Meningkatnya aktivitas investasi didukung oleh

stabilitas sistem keuangan yang terjaga.

Penyaluran kredit investasi oleh Bank Umum

sampai dengan bulan Januari 2021 terkontraksi

8,44% (yoy), tidak sedalam kontraksi pada

triwulan IV yang sebesar 9,14% (yoy) (Grafik 7.3).

Page 80: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 59

Sumber: LBU, diolah

Grafik 7.3 Perkembangan Kredit Investasi

Kinerja ekspor luar negeri diprakirakan tumbuh

lebih tinggi sejalan dengan perbaikan kinerja

negara mitra dagang Jepang. Pada bulan Januari

2021, PMI Jepang tercatat sebesar 50,6, lebih

tinggi dibandingkan dengan Desember 2020 yang

tercatat 49,8. PMI Jepang pada tahun 2021 juga

diprakirakan akan membaik (Gambar 7.3).

Sumber: Tradingeconomics

Gambar 7.3 Japan Manufacturing Index Forecast

Sejalan dengan hal tersebut, tren peningkatan

harga komoditas ekspor utama Nikel juga

diprakirakan akan menopang ekspor (Grafik 7.4).

Sumber: World Bank, diolah

Grafik 7.4 Perkembangan Harga Nikel Dunia

Prospek Sisi Lapangan Usaha

Perbaikan Lapangan Usaha Pertanian,

Perdagangan, dan Industri Pengolahan menopang

pemulihan ekonomi pada triwulan II 2021.

Perkiraan panen tanaman bahan makanan beras

diprakirakan akan meningkatkan produksi

pertanian. Di sisi lain, upaya pemerintah untuk

menyediakan pupuk dan bibit unggul komoditas

pertanian juga berpotensi meningkatkan produksi.

LU Perdagangan diprakirakan mengalami

perbaikan bertahap, sejalan dengan pembukaan

kembali toko ritel, hotel, dan restoran dengan

penerapan adaptasi kebiasaan baru. Perbaikan

juga ditopang oleh peningkatan konsumsi

masyarakat, khususnya pada momen HBKN

ramadhan dan Idul Fitri, ditengah upaya akselerasi

vaksinasi pemerintah. Perbaikan LU Perdagangan

terindikasi dari perkembangan Indeks Penjualan Riil

(IPR) Sulawesi Selatan yang terkontraksi 1,3% (yoy)

pada Januari 2021, tidak sedalam kontraksi

triwulan IV yang sebesar -1,5% (yoy) (Grafik 7.5).

Namun demikian, belum pulihnya konsumsi

masyarakat, peningkatan risiko COVID-19, dan

keterlambatan vaksinasi berisiko menahan

perbaikan LU perdagangan.

Sumber: Bank Indonesia, diolah

*Januari angka sementara Grafik 7.5 Perkembangan Indikator Penjualan Riil

Aktivitas perdagangan yang meningkat disertai

dengan peningkatan konsumsi masyarakat

mendorong peningkatan LU Industri Pengolahan.

Peningkatan juga ditopang oleh penerapan

protokol kesehatan yang sudah lebih baik oleh

dunia usaha sejalan dengan adaptasi kebiasaan

baru. Berlanjutnya stimulus subsidi gaji oleh

pemerintah juga menurunkan tekanan biaya

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

22

23

24

25

26

27

28

29

30

I II III IV

I II III IV

I II III IV

Jan

-21

2018 2019 2020 2021

Kredit Investasi (Rp Triliun) g_yoy (RHS)

(30)

(20)

(10)

0

10

20

30

40

50

0

10

20

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1

2019 2020 2021

%, yoy$/mt

rib

u

Nikel gHarga - Skala Kanan

176,7

182,5

178,7

3,1

-1,5

-1,3

-8

-3

2

7

12

17

22

27

32

37

100

110

120

130

140

150

160

170

180

190

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I*

2016 2017 2018 2019 2020 2021

%

IPR (LHS) yoy (%; RHS)

indeksJul-20 Jan-21 Jul-21 Jan-22 35

40

45

50

55

Page 81: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 60

produksi dunia usaha industri pengolahan.

Perbaikan kegiatan dunia usaha tercermin dari

perkiraan PMI dunia usaha pada triwulan I yang

sebesar 51,07%, meningkat dibandingkan dengan

realisasi triwulan sebelumnya yang sebesar

50,71% (Grafik 7.6).

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 7.6 Perkembangan PMI Sulsel

7.1.2. Prospek Pertumbuhan Ekonomi

Keseluruhan Tahun 2021

Ekonomi Sulawesi Selatan keseluruhan tahun 2021

diprakirakan tumbuh lebih baik dibandingkan

dengan tahun sebelumnya. Sinergi pemulihan

ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah dan

otoritas disertai dengan Adaptasi Kebiasaan Baru

(AKB) yang diterapkan secara lebih baik oleh

masyarakat dan dunia usaha mendukung

perbaikan ekonomi. Sinergi pemulihan yang

dilakukan oleh pemerintah antara lain melalui

penyaluran stimulus dan relaksasi pajak serta

kelonggaran pinjaman melalui relaksasi down payment. Kebijakan tersebut diprakirakan

mendukung perbaikan konsumsi masyarakat dan

meningkatkan confidence dunia usaha.

Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga

diprakirakan membaik seiring dengan keyakinan

dan ekspektasi konsumen yang meningkat

didukung oleh penyaluran stimulus,

perkembangan positif vaksinasi, dan adaptasi

kebiasaan baru. Sejalan dengan konsumsi, aktivitas

investasi juga diprakirakan meningkat seiring

dengan keyakinan berusaha yang membaik

didukung oleh penerapan UU Cipta Kerja serta

berlanjutnya pembangunan Proyek Strategis

Nasional (PSN). Di sisi lain, aktivitas investasi

pemerintah untuk meningkatkan konektivitas

antardaerah melalui penguatan infrastruktur

Bandara dan pembangunan jalan tol turut

mendukung perbaikan. Sementara itu, perbaikan

ekonomi dari sisi eksternal diprakirakan akan

ditopang oleh pemulihan ekonomi negara mitra

dagang utama Sulsel serta permintaan dunia atas

komoditas ekspor Nikel yang tinggi.

Sejalan dengan hal tersebut, upaya pemerintah

untuk membuka kembali sektor prioritas dan aman

diprakirakan menopang perbaikan ekonomi dari

sisi lapangan usaha. LU pertanian diprakirakan

membaik seiring upaya penyediaan bibit unggul

dan pupuk serta adaptasi teknologi pertanian. LU

perdagangan dan industri pengolahan juga

diprakirakan tumbuh meningkat merespon

peningkatan konsumsi ditengah relaksasi

pembatasan fisik. Sementara itu, perbaikan LU

konstruksi diprakirakan terjadi sejalan dengan

berlanjutnya pembangunan proyek strategis yang

telah berjalan seperti Bendungan Pamukkulu dan

Karalloe, upaya percepatan penyelesaian PSN

Makassar New Port dan Kereta Api Makassar-

Parepare, serta pembangunan proyek pemerintah

dan swasta. Adapun LU Akmamin dan Transportasi

diperkirakan tumbuh lebih tinggi sejalan dengan

aktivitas masyarakat yang meningkat didukung

oleh gerakan nasional bangga berwisata di dalam

negeri, penerapan protokol kesehatan yang ketat,

dan implementasi sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability).

7.2. PROSPEK INFLASI

7.2.1. Prospek Inflasi Triwulan II 2021

Sejalan dengan perbaikan ekonomi, inflasi pada

triwulan II 2021 diprakirakan meningkat.

Pemulihan konsumsi secara bertahap serta

berlanjutnya stimulus pemerintah berpengaruh

terhadap peningkatan permintaan barang dan

jasa. Tekanan inflasi berpotensi meningkat

terutama pada momen ramadhan dan HBKN Idul

Fitri. Hal tersebut terjadi dengan asumsi

pembatasan fisik tidak kembali diberlakukan dan

akselerasi vaksinasi menunjukkan perkembangan

Page 82: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 61

yang positif. Di sisi lain, perkembangan harga emas

dunia pada bulan Januari 2021 menunjukkan

peningkatan. Peningkatan tersebut berpotensi

berpengaruh terhatap tekanan inflasi inti.

Sumber: World Bank, diolah

Grafik 7.7 Perkembangan Harga Emas Dunia dan Inflasi Emas Perhiasan

Kelompok pangan bergejolak diprakirakan

mengalami tekanan inflasi yang lebih tinggi seiring

dengan permintaan yang meningkat. Namun

demikian, inflasi yang lebih tinggi diprakirakan

tertahan oleh upaya peningkatan produksi

pertanian yang dilakukan oleh pemerintah dan

swasta. Upaya tersebut dilakukan melalui

pengembangan bibit unggul, peningkatan akses

pupuk, dan penerapan teknologi di bidang

pertanian. Adapun belum pulihnya daya beli

masyarakat dan meningkatnya risiko penyebaran

COVID-19 merupakan downside risk inflasi

triwulan II 2021.

7.2.2. Prospek Inflasi Tahun 2021

Inflasi Sulawesi Selatan keseluruhan tahun 2021

diprakirakan lebih tinggi dibandingkan dengan

tahun 2020. Perbaikan aktivitas ekonomi serta

berlanjutnya penyaluran stimulus pemerintah

berpengaruh pada meningkatnya permintaan

barang dan jasa. Hal tersebut juga didukung oleh

prakiraan perbaikan keyakinan dan ekspektasi

konsumen serta ketersediaan pasokan yang

terjaga.

Berdasarkan disagregasi, tekanan inflasi kelompok

inti diprakirakan meningkat seiring relaksasi

pembatasan fisik. Kembali beroperasinya pusat

perbelanjaan dan toko ritel diprakirakan

mendorong permintaan barang dan jasa kelompok

inflasi inti. Sementara itu, tekanan inflasi

komoditas pangan bergejolak diprakirakan berasal

dari mismatch antara permintaan dengan

ketersediaan komoditas, baik akibat peningkatan

permintaan maupun belum masuknya musim

panen dan gangguan cuaca. Lebih lanjut,

Fenomena La Nina yang diprakirakan terjadi pada

triwulan I dan II 2021 perlu diantisipasi, salah

satunya dengan menyiapkan sistem drainase untuk

mendukung ketersediaan produksi pertanian dan

kelancaran distribusi barang dan jasa.

Dalam rangka mengendalikan inflasi tahun 2021

agar berada dalam rentang sasaran 3,0%±1,0%,

Bank Indonesia dan Pemerintah melalui Tim

Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) sepakat untuk

menjalankan 5 (lima) langkah pengendalian inflasi,

yang mencakup:

1. Menjaga inflasi kelompok bahan pangan

bergejolak dalam kisaran 3,0% - 5,0%

dengan memperkuat 4 (empat) pilar strategi

pengendalian inflasi yang mencakup

Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan,

Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif

(4K) di masa pandemi COVID-19, termasuk

menjaga ketersediaan pasokan dan

kelancaran distribusi menjelang Hari Besar

Keagamaan Nasional (HBKN).

2. Memperkuat koordinasi Pemerintah Pusat dan

Daerah dalam pengendalian inflasi melalui

penyelenggaraan Rapat Koordinasi Nasional

(Rakornas) Pengendalian Inflasi 2021.

3. Memperkuat sinergi antar

Kementerian/Lembaga dengan dukungan

Pemerintah Daerah dalam rangka

menyukseskan program kerja TPIP 2021;

4. Memperkuat ketahanan pangan nasional

dengan meningkatkan produksi, antara lain

melalui program food estate, serta menjaga

kelancaran distribusi melalui optimalisasi

infrastruktur dan upaya penanganan dampak

bencana alam; dan

5. Menjaga ketersediaan Cadangan Beras

Pemerintah (CBP) dalam rangka program

Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga

(KPSH) untuk mendukung pelaksanaan

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan

Masyarakat (PPKM).

(10)

0

10

20

30

40

0,0

500,0

1.000,0

1.500,0

2.000,0

2.500,0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1

2019 2020 2021

%, yoy($/troy oz)EmasgHarga - Skala Kanan

Page 83: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 62

8. Lampiran

A. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

Tabel A.1 PDRB Menurut Lapangan Usaha Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Konstan TD 2010 (Rp Triliun)

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Tabel A.2 PDRB Menurut Lapangan Usaha Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Berlaku TD 2010 (Rp Triliun)

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 15.43 17.13 18.36 13.89 64.82 15.90 18.06 18.96 13.71 66.62 15.96 18.08 18.30 13.72 66.06

B Pertambangan dan Penggalian 4.04 4.26 4.22 4.27 16.79 3.89 4.28 4.54 4.52 17.24 4.38 4.34 4.49 4.07 17.27

C Industri Pengolahan 9.98 9.71 10.29 10.81 40.79 10.80 10.79 11.44 11.80 44.83 10.50 9.90 11.22 11.23 42.85

D Pengadaan Listrik, Gas 0.07 0.07 0.08 0.08 0.29 0.07 0.08 0.08 0.09 0.31 0.08 0.08 0.08 0.08 0.32

E Pengadaan Air 0.09 0.09 0.09 0.09 0.36 0.09 0.09 0.09 0.09 0.37 0.10 0.10 0.10 0.10 0.39

F Konstruksi 8.80 9.16 9.83 10.06 37.85 9.40 9.91 10.94 10.97 41.23 9.92 9.42 11.03 11.50 41.88

G Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 10.69 11.91 12.67 11.85 47.12 11.73 13.09 13.67 12.89 51.38 11.50 12.42 13.53 12.34 49.80

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2.77 2.95 3.10 2.96 11.78 2.87 2.92 3.11 3.08 11.98 2.97 1.44 2.29 2.74 9.42

H Transportasi dan Pergudangan 1.08 1.15 1.19 1.19 4.61 1.15 1.21 1.25 1.30 4.91 1.16 0.84 1.13 1.20 4.33

J Informasi dan Komunikasi 4.97 5.08 5.41 5.57 21.03 5.62 5.76 5.91 6.05 23.34 6.17 6.36 6.63 6.70 25.87

K Jasa Keuangan 2.68 2.79 2.65 2.64 10.75 2.65 2.72 2.87 2.95 11.19 2.93 2.75 2.88 2.90 11.46

L Real Estate 2.61 2.64 2.70 2.75 10.70 2.74 2.77 2.87 2.89 11.28 2.89 2.89 2.99 2.93 11.70

M,N Jasa Perusahaan 0.33 0.34 0.35 0.36 1.36 0.35 0.36 0.38 0.41 1.51 0.36 0.26 0.35 0.38 1.36

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2.99 3.25 3.39 3.49 13.11 3.34 3.66 3.66 3.76 14.42 3.57 3.66 3.58 3.60 14.42

P Jasa Pendidikan 3.95 4.15 4.43 4.69 17.22 4.38 4.43 4.62 4.98 18.41 4.70 4.73 4.84 5.20 19.47

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.48 1.54 1.59 1.60 6.21 1.63 1.66 1.68 1.74 6.71 1.78 1.64 1.81 2.14 7.38

R,S,T,U Jasa lainnya 1.01 1.07 1.10 1.19 4.37 1.13 1.18 1.21 1.28 4.79 1.14 0.86 1.06 1.15 4.22

72.96 77.29 81.43 77.48 309.16 77.74 83.00 87.26 82.51 330.51 80.11 79.78 86.30 82.00 328.19

2020

PDRB

Sektor Berdasarkan Tahun Dasar 201020192018

I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 25.07 27.73 29.18 22.11 104.10 25.69 29.06 30.51 22.39 107.66 26.64 29.57 30.33 22.95 109.50

B Pertambangan dan Penggalian 5.21 5.68 5.74 5.54 22.17 4.99 5.65 6.14 6.52 23.30 6.01 5.70 6.02 5.71 23.44

C Industri Pengolahan 14.48 14.14 14.99 15.83 59.44 15.95 16.10 16.87 17.50 66.43 15.74 15.03 16.92 16.96 64.65

D Pengadaan Listrik, Gas 0.07 0.07 0.08 0.08 0.30 0.08 0.08 0.08 0.09 0.32 0.08 0.08 0.08 0.08 0.32

E Pengadaan Air 0.11 0.12 0.12 0.11 0.46 0.12 0.12 0.12 0.12 0.48 0.13 0.13 0.13 0.13 0.51

F Konstruksi 13.89 14.98 16.42 17.28 62.57 16.18 17.11 18.91 18.97 71.16 17.07 16.26 19.07 20.02 72.42

G Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 14.95 16.74 17.84 16.89 66.42 16.88 19.00 19.93 18.81 74.62 16.90 18.19 19.78 18.11 72.98

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4.49 4.93 5.21 5.06 19.70 5.22 5.32 5.45 5.23 21.21 4.95 2.29 3.71 4.56 15.51

H Transportasi dan Pergudangan 1.53 1.62 1.68 1.70 6.53 1.65 1.75 1.82 1.91 7.13 1.72 1.24 1.68 1.79 6.43

J Informasi dan Komunikasi 5.33 5.47 5.91 6.08 22.78 6.13 6.28 6.46 6.61 25.49 6.75 6.95 7.25 7.36 28.31

K Jasa Keuangan 4.24 4.45 4.29 4.30 17.28 4.32 4.48 4.74 4.89 18.43 4.89 4.54 4.71 4.78 18.91

L Real Estate 4.16 4.22 4.34 4.43 17.14 4.46 4.53 4.68 4.75 18.41 4.74 4.75 4.90 4.81 19.21

M,N Jasa Perusahaan 0.50 0.51 0.54 0.55 2.11 0.54 0.57 0.60 0.66 2.37 0.58 0.43 0.56 0.61 2.18

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4.61 5.12 5.34 5.58 20.65 5.35 6.03 6.05 5.90 23.33 5.78 6.05 5.97 5.95 23.75

P Jasa Pendidikan 5.49 5.92 6.31 6.70 24.43 6.27 6.37 6.67 7.23 26.54 6.82 6.87 7.02 7.53 28.24

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.17 2.27 2.36 2.39 9.19 2.45 2.51 2.55 2.66 10.16 2.76 2.60 2.87 3.41 11.64

R,S,T,U Jasa lainnya 1.48 1.59 1.65 1.79 6.51 1.70 1.79 1.84 1.95 7.29 1.75 1.31 1.64 1.78 6.48

107.78 115.56 122.00 116.43 461.77 117.99 126.73 133.43 126.17 504.32 123.30 121.98 132.65 126.55 504.48

2020Sektor Berdasarkan Tahun Dasar 2010

PDRB

20192018

Page 84: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 63

Tabel A.3 PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Konstan TD 2010 (Rp Triliun)

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Tabel A.4 PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Berlaku TD 2010 (Rp Triliun)

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Tabel A.5 Pendapatan Per Kapita Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Berlaku TD 2010 (Rp Juta)

Sumber: Badan Pusat Statistik, Keterangan: P merupakan proyeksi Penduduk dari BPS

I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL

1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 39.00 39.90 40.61 41.22 160.73 41.65 42.87 43.27 43.91 171.69 44.03 41.31 42.13 42.31 169.78

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 0.97 0.98 0.87 0.94 3.76 1.12 1.20 1.19 1.18 4.70 1.10 1.11 1.12 1.13 4.46

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 4.23 6.56 6.89 9.67 27.35 4.63 7.31 7.20 10.12 29.25 4.83 7.11 6.98 9.53 28.45

4 Pembentukan Modal Tetap Bruto 28.45 29.48 30.04 30.85 118.82 29.41 30.93 32.14 33.08 125.56 30.81 29.64 32.61 34.74 127.80

5 Perubahan Inventori 0.69 0.71 0.50 (0.63) 1.27 0.32 0.32 0.14 (0.45) 0.33 0.37 0.39 0.41 (0.72) 0.46

6 Ekspor 8.05 7.69 8.42 8.10 32.26 8.04 6.91 8.52 8.52 31.99 7.31 7.56 8.63 8.29 31.79

7 Impor 8.43 8.03 5.91 12.66 35.03 7.41 6.54 5.20 13.86 33.01 8.33 7.33 5.59 13.28 34.54

72.96 77.29 81.43 77.48 309.16 77.74 83.00 87.26 82.51 330.51 80.11 79.78 86.30 82.00 328.19

20202019No Komponen

PDRB

2018

I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL

1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 59.91 62.01 64.08 65.15 251.15 66.35 68.26 69.49 70.36 274.46 71.59 68.09 69.25 69.66 278.59

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 1.56 1.59 1.44 1.55 6.15 1.87 2.03 2.20 2.05 8.15 1.93 1.93 2.09 1.96 7.91

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 6.69 10.58 11.43 16.12 44.83 7.75 12.30 12.13 17.26 49.43 8.24 12.18 11.89 16.33 48.63

4 Pembentukan Modal Tetap Bruto 40.28 42.16 43.75 45.75 171.94 43.65 45.96 48.33 50.47 188.41 47.63 45.94 50.80 54.52 198.90

5 Perubahan Inventori 1.23 0.75 0.58 (1.13) 1.43 0.57 0.49 0.21 (0.79) 0.48 0.59 0.64 0.68 (1.20) 0.72

6 Ekspor 11.92 11.69 10.55 10.30 44.47 10.07 9.57 11.91 12.76 44.32 10.99 10.60 13.08 13.28 47.96

7 Impor 13.83 13.23 9.83 21.30 58.18 12.28 11.87 10.85 25.94 60.94 17.67 17.41 15.16 28.00 78.24

107.78 115.56 122.00 116.43 461.77 117.99 126.73 133.43 126.17 504.32 123.30 121.98 132.65 126.55 504.48

20202019No Komponen

PDRB

2018

Penduduk (Jiwa) 8,034,776 8,115,638 8,190,222 8,342,047 8,432,163 8,520,304 8,606,375 8,690,294 8,771,970 8,851,240 9,073,509

PDRB per Kapita (Juta Rp) 21.31 24.31 27.67 31.03 35.34 39.95 44.11 47.82 52.64 56.98 55.60

2019 2020Kategori 2010 2011 2012 2013 2017 2018201620152014

Page 85: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 64

B. INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK)

Tabel B.1 IHK Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Kelompok Pengeluaran

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Umum Bahan

Makanan

Makanan Jadi,

Minuman, Rokok,

dan Tembakau

Perumahan, Air,

Listrik, Gas, dan

Bahan Bakar

Sandang Kesehatan

Pendidikan,

Rekreasi, dan

Olahraga

Transpor dan

Komunikasi

Triwulan I 127.84 146.78 126.47 125.35 121.77 119.05 109.17 122.99

Triwulan II 129.20 147.41 127.67 128.53 123.45 119.49 109.27 123.52

Triwulan III 129.98 147.20 128.79 128.89 124.55 120.61 113.57 124.03

Triwulan IV 131,29 149.41 129.34 130.41 126.61 121.74 113.69 125.03

Triwulan I 132.57 154.46 130.40 131.06 126.58 122.41 113.88 124.16

Triwulan II 134.55 158.86 132.22 131.59 128.75 123.55 114.35 125.92

Triwulan III 134.00 155.17 133.18 131.98 128.03 123.99 114.73 125.91

Triwulan IV 135.89 157.15 133.56 132.49 128.89 125.08 115.11 132.00

Triwulan I 136.65 157.80 134.93 133.35 129.98 126.29 115.45 132.37

Triwulan II 138.56 164.98 137.00 133.70 133.24 126.65 115.51 130.55

Triwulan III 138.78 163.26 137.76 133.93 136.55 127.27 117.93 130.30

Triwulan IV 139.08 163.73 138.38 134.40 136.46 128.26 117.91 130.07

Umum

Makanan,

Minuman dan

Tembakau

Pakaian dan Alas

Kaki

Perumahan, Air,

Listrik, Gas, dan

Bahan Bakar

Lainnya

Perlengkapan,

Peralatan, dan

Pemeliharaan Rutin

Rumah Tangga

Kesehatan Transportasi

Informasi,

Komunikasi, dan

Jasa Keuangan

Rekreasi,

Olahraga,

dan Budaya

Pendidikan

Penyediaan

Makanan dan

Minuman /

Restoran

Perawatan

Pribadi dan

Jasa Lainnya

Triwulan I 104.26 106.15 105.46 101.09 103.77 103.83 102.76 100.51 103.47 102.37 103.09 106.95

Triwulan II 102.93 104.27 104.03 100.78 102.71 102.20 104.51 100.53 101.97 100.14 102.05 103.45

Triwulan III 104.79 105.97 106.26 101.15 104.44 107.29 102.77 100.02 103.67 101.88 6.21 13.60

Triwulan IV 105.38 107.66 106.59 101.10 104.61 107.70 104.18 100.03 103.74 101.88 106.29 112.12

IHK

(Akhir Periode)

2020*

IHK

(Akhir Periode)

2019

2017

2018

Page 86: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 65

Tabel B.2 IHK Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Kota IHK

*) Sejak Januari 2020 menggunakan IHK TD 100=2018 **) Dihitung sebagai Kota Inflasi sejak tahun 2014 Sumber: BPS, diolah

Tabel B.3 Angka Inflasi Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Kota IHK (% yoy)

*) Sejak Januari 2020 menggunakan IHK TD 100=2018 **) Dihitung sebagai Kota Inflasi sejak tahun 2014

Sumber: BPS, diolah

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

Makassar 128.69 129.79 130.61 132.10 132.10 133.28 135.21 134.60 136.70 136.70 137.68 139.38 139.77 140.02 140.02 104.42 105.51 104.90 105.54 105.54

Palopo 125.56 127.41 127.48 128.67 128.67 130.86 133.43 133.08 134.06 134.06 133.99 136.56 136.36 136.62 136.62 103.32 104.25 104.12 104.49 104.49

Parepare 122.84 124.60 125.44 126.28 126.28 126.87 128.08 129.54 128.76 128.76 129.41 132.60 130.90 131.91 131.91 103.72 104.40 104.53 104.47 104.47

Bone (Watampone) 122.81 126.06 126.73 126.93 126.93 128.87 131.76 132.24 132.88 132.88 131.83 134.20 134.97 135.06 135.06 103.10 103.69 103.53 104.32 104.32

Bulukumba** 132.34 134.85 136.31 136.31 136.31 138.72 140.64 140.66 141.56 141.56 142.30 144.16 144.39 144.75 144.75 105.34 106.06 106.06 106.71 106.71

2020*Kota Inflasi2017 2018 2019

2017 201920182020*

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

Makassar 3.45 4.53 4.07 4.48 4.48 3.57 4.18 3.02 3.48 3.48 3.30 3.08 3.87 2.43 2.43 2.45 2.23 0.05 2.13 2.13

Palopo 3.26 3.88 3.63 3.95 3.95 4.22 4.72 4.39 4.19 4.19 2.39 2.35 2.46 1.91 1.91 2.06 2.53 (0.17) 1.21 1.21

Parepare 2.56 3.38 4.08 3.43 3.43 3.28 2.79 1.55 1.96 1.96 2.00 3.53 2.76 2.45 2.45 2.74 (0.68) 0.18 1.61 1.61

Bone (Watampone) 3.84 5.52 5.54 5.54 5.54 4.93 4.52 4.35 4.69 4.69 2.30 1.85 2.06 1.64 1.64 2.76 (0.25) (0.31) 1.90 1.90

Bulukumba** 4.06 5.18 5.65 4.66 4.66 4.82 4.29 3.19 3.85 3.85 2.58 2.50 2.65 2.25 2.25 3.56 (2.28) 0.05 2.30 2.30

2020*2020*

Kota Inflasi2017 2018 2019

2017 20192018

Page 87: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 66

C. PERBANKAN

Tabel C.1 Dana Pihak Ketiga (Lokasi Bank Pelapor) dan Kredit (Lokasi Bank) Bank Umum (Rp Miliar)

Sumber: LBU, diolah

Giro Tabungan Deposito Jumlah Modal Kerja Investasi Konsumsi Jumlah

Triwulan I 12,894 38,589 26,859 78,342 37,510 20,041 38,759 96,310 122.94%

Triwulan II 12,203 42,611 27,283 82,097 39,518 20,796 41,303 101,617 123.78%

Triwulan III 11,802 41,800 28,423 82,025 39,653 20,204 42,917 102,774 125.30%

Triwulan IV 10,388 44,994 27,014 82,396 39,952 20,221 43,718 103,890 126.09%

Triwulan I 12,434 41,400 28,057 81,891 40,620 19,830 44,347 104,798 127.97%

Triwulan II 12,532 43,973 28,726 85,232 42,311 19,946 45,898 108,154 126.89%

Triwulan III 11,995 44,899 28,138 85,032 42,853 19,358 47,047 109,258 128.49%

Triwulan IV 10,726 50,161 26,434 87,322 44,569 19,842 48,717 113,129 129.55%

Triwulan I 12,013 47,160 26,210 85,383 43,939 20,251 49,910 114,101 133.63%

Triwulan II 12,447 48,402 26,946 87,794 44,528 20,915 49,767 115,210 131.23%

Triwulan III 12,669 49,043 28,619 90,331 45,324 20,012 50,929 116,265 128.71%

Triwulan IV 11,324 53,314 28,175 92,814 45,756 20,022 52,139 117,917 127.05%

Triwulan I 13,089 49,803 29,474 92,366 44,943 21,021 52,766 118,731 128.54%

Triwulan II 14,441 52,723 28,208 95,372 46,260 21,047 53,723 121,030 126.90%

Triwulan III 14,453 52,756 29,134 96,343 46,967 21,310 54,586 122,863 127.53%

Triwulan IV 11,820 57,288 27,896 97,005 47,699 17,974 55,221 120,894 124.63%

Triwulan I 13,045 53,266 29,487 95,798 46,685 17,874 55,827 120,387 125.67%

Triwulan II 13,383 56,686 29,632 99,700 45,819 17,700 55,274 118,793 119.15%

Triwulan III 15,559 58,908 29,801 104,269 47,022 17,078 55,932 120,032 115.12%

Triwulan IV 13,064 63,548 27,318 103,931 48,829 17,234 56,494 122,556 117.92%

2020

2019

2018

2017

2016

LDRDPK KREDIT

Periode

Page 88: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 67

Tabel C.2 Dana Pihak Ketiga (Lokasi Proyek Pelapor) dan Kredit (Lokasi Proyek) Bank Umum (Rp Miliar)

Sumber: LBU, diolah

Giro Tabungan Deposito Jumlah Modal Kerja Investasi Konsumsi Jumlah

Triwulan I 12,881 38,342 26,778 78,002 38,920 22,507 40,853 102,280 131.13%

Triwulan II 12,178 42,311 27,185 81,674 40,809 23,420 43,398 107,627 131.78%

Triwulan III 11,788 41,544 28,309 81,640 40,590 22,771 45,040 108,401 132.78%

Triwulan IV 10,376 44,678 26,917 81,971 40,842 23,079 45,802 109,723 133.86%

Triwulan I 12,420 41,157 27,959 81,536 41,856 23,597 46,327 111,780 137.09%

Triwulan II 12,519 43,702 28,632 84,852 43,281 23,931 47,945 115,158 135.72%

Triwulan III 11,981 44,658 28,037 84,675 43,853 24,455 49,125 117,433 138.69%

Triwulan IV 10,649 49,842 26,318 86,809 45,317 23,660 50,795 119,771 137.97%

Triwulan I 11,961 46,884 26,078 84,924 44,925 24,428 51,945 121,298 142.83%

Triwulan II 12,428 48,117 26,807 87,352 46,954 27,322 51,985 126,261 144.54%

Triwulan III 12,640 48,777 28,461 89,878 47,927 25,306 53,021 126,255 140.47%

Triwulan IV 11,305 53,045 27,955 92,305 49,346 25,993 54,281 129,620 140.43%

Triwulan I 13,062 49,570 29,263 91,896 48,471 27,007 54,818 130,296 141.79%

Triwulan II 14,434 52,479 28,009 94,923 48,985 26,627 55,832 131,444 138.47%

Triwulan III 14,436 52,519 28,925 95,881 49,412 27,000 56,334 132,745 138.45%

Triwulan IV 11,805 57,015 27,681 96,500 49,753 27,374 58,001 135,128 140.03%

Triwulan I 13,025 53,001 29,281 95,307 48,762 28,752 57,642 135,156 141.81%

Triwulan II 13,352 56,387 29,399 99,138 49,016 27,046 57,084 133,147 134.30%

Triwulan III 15,523 58,562 29,562 103,646 50,478 26,591 57,716 134,785 130.04%

Triwulan IV 13,042 63,086 27,122 103,249 52,140 24,871 58,309 135,320 131.06%

LDRDPK KREDIT

Periode

2020

2019

2018

2017

2016

Page 89: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 68

Tabel C.3 Penyaluran Kredit (Lokasi Bank) Menurut Sektor Ekonomi (Rp Miliar)

Sumber: LBU, diolah

Pertanian TambangIndustri

Pengolahan

Listrik, Gas,

dan AirKonstruksi Perdagangan Angkutan

Jasa Dunia

Usaha

Jasa Sosial

MasyarakatLain-lain

Triwulan I 2,681 430 7,239 306 5,483 31,959 2,824 4,117 2,462 38,809 96,310

Triwulan II 2,933 399 7,993 277 5,977 33,268 2,738 4,085 2,587 41,359 101,617

Triwulan III 2,998 372 8,104 267 6,305 32,431 2,730 4,234 2,392 42,941 102,774

Triwulan IV 3,280 336 7,582 248 6,698 32,555 2,627 4,278 2,518 43,767 103,890

Triwulan I 3,279 340 7,494 255 6,305 32,970 2,420 4,715 2,640 44,378 104,798

Triwulan II 3,514 333 7,555 222 6,602 33,787 2,508 4,889 2,819 45,926 108,154

Triwulan III 3,748 326 6,830 160 6,810 33,836 2,525 5,056 2,891 47,076 109,258

Triwulan IV 4,386 303 7,015 159 6,805 34,343 2,698 5,659 3,014 48,747 113,128

Triwulan I 4,533 308 6,979 147 6,574 34,104 3,064 5,569 2,883 49,937 114,101

Triwulan II 4,748 311 6,991 182 6,828 34,578 3,190 5,632 2,971 49,778 115,210

Triwulan III 4,966 325 7,524 200 6,999 34,617 1,996 5,652 3,048 50,939 116,265

Triwulan IV 5,232 381 7,413 230 6,047 35,435 2,115 5,685 3,224 52,155 117,917

Triwulan I 5,343 452 7,413 220 5,786 35,688 2,223 5,418 3,414 52,773 118,731

Triwulan II 5,571 517 7,483 204 6,070 36,319 2,178 5,624 3,327 53,736 121,030

Triwulan III 5,959 476 7,772 194 6,227 36,285 2,282 5,624 3,434 54,610 122,863

Triwulan IV 5,958 490 4,652 187 6,390 36,507 2,406 5,616 3,437 55,252 120,894

Triwulan I 6,442 467 4,664 176 5,380 36,090 2,370 5,506 3,340 55,952 120,387

Triwulan II 6,612 455 4,721 173 5,386 35,050 2,414 5,360 3,295 55,328 118,793

Triwulan III 7,092 405 4,895 179 5,356 35,480 2,309 5,175 3,138 56,002 120,032

Triwulan IV 7,402 408 5,028 594 5,347 35,936 3,147 4,940 3,209 56,545 122,556

2020

2019

2018

2017

2016

Total

Kredit (Lokasi Bank)

Periode

Page 90: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 69

Tabel C.4 Penyaluran Kredit (Lokasi Proyek) Menurut Sektor Ekonomi (Rp Miliar)

Sumber: LBU, diolah

Pertanian TambangIndustri

Pengolahan

Listrik, Gas,

dan AirKonstruksi Perdagangan Angkutan

Jasa Dunia

Usaha

Jasa Sosial

MasyarakatLain-lain

Triwulan I 2,368 407 7,984 2,290 6,262 32,480 2,501 4,637 2,449 40,902 102,280

Triwulan II 2,616 431 8,674 2,149 6,363 34,128 2,433 4,804 2,574 43,456 107,627

Triwulan III 2,592 402 8,398 2,203 6,496 33,399 2,414 5,022 2,412 45,064 108,401

Triwulan IV 2,852 390 8,039 2,239 6,522 33,784 2,314 5,165 2,567 45,851 109,723

Triwulan I 2,858 397 7,844 2,835 6,629 34,449 2,152 5,570 2,690 46,358 111,780

Triwulan II 3,110 381 8,145 2,823 6,812 35,080 2,224 5,725 2,882 47,976 115,158

Triwulan III 3,415 374 7,472 4,373 6,625 35,244 2,269 5,550 2,957 49,155 117,433

Triwulan IV 3,604 343 7,357 3,142 7,098 35,670 2,535 6,127 3,069 50,824 119,771

Triwulan I 3,749 433 7,442 3,297 6,816 35,633 2,875 6,102 2,976 51,970 121,298

Triwulan II 3,909 443 7,670 5,595 8,038 35,960 3,070 6,497 3,082 51,996 126,261

Triwulan III 4,095 450 8,623 4,447 8,298 36,250 1,821 6,255 2,983 53,031 126,255

Triwulan IV 4,434 565 9,107 4,549 7,909 36,937 1,982 6,676 3,165 54,295 129,620

Triwulan I 4,575 583 9,178 4,783 7,647 37,083 2,087 6,206 3,330 54,824 130,296

Triwulan II 4,754 681 8,933 4,655 7,416 37,473 2,048 6,186 3,451 55,845 131,444

Triwulan III 5,291 654 8,467 4,591 7,671 37,617 2,143 6,370 3,582 56,358 132,745

Triwulan IV 5,339 673 8,609 4,430 7,919 37,980 2,252 6,307 3,587 58,032 135,128

Triwulan I 5,762 510 9,395 5,439 6,968 37,425 2,214 6,207 3,470 57,766 135,156

Triwulan II 6,008 542 8,728 4,693 7,694 36,239 2,250 6,432 3,426 57,136 133,147

Triwulan III 6,485 463 9,022 4,550 8,094 36,675 2,129 6,329 3,254 57,784 134,785

Triwulan IV 7,220 446 9,025 3,026 7,720 37,283 2,494 6,347 3,400 58,358 135,320

2020

2019

2018

2017

Total

2016

Kredit (Lokasi Proyek)

Periode

Page 91: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 70

Tabel C.5 Suku Bunga Kredit Rupiah Menurut Kelompok Bank (Lokasi Bank)

Sumber: LBU, diolah

Modal

KerjaInvestasi Konsumsi

Modal

KerjaInvestasi Konsumsi

Modal

KerjaInvestasi Konsumsi

Modal

KerjaInvestasi Konsumsi

Triwulan I 12.36 10.15 13.22 13.13 13.70 14.41 8.74 10.63 22.34 12.67 12.00 13.57

Triwulan II 11.91 10.01 12.90 12.85 13.54 14.28 8.47 11.44 23.74 12.29 11.77 13.28

Triwulan III 11.58 9.65 12.51 12.73 13.29 14.19 8.55 11.73 21.90 12.07 11.55 13.18

Triwulan IV 11.33 9.36 12.44 12.66 13.20 14.05 8.50 11.71 10.30 11.89 11.36 13.08

Triwulan I 11.09 9.08 12.34 12.14 12.76 13.79 8.64 11.61 9.91 11.56 10.99 12.93

Triwulan II 11.10 9.45 12.23 12.02 12.49 13.51 8.52 11.59 12.38 11.50 11.04 12.73

Triwulan III 10.99 9.28 12.02 11.75 12.07 13.29 8.82 11.18 12.44 11.31 10.77 12.53

Triwulan IV 11.00 9.43 11.96 11.37 11.88 13.13 8.03 11.01 10.89 11.13 10.51 12.26

Triwulan I 10.82 9.28 11.82 11.21 11.63 12.94 8.47 10.92 10.26 10.96 10.29 12.10

Triwulan II 10.45 9.31 11.82 11.15 11.47 12.80 8.35 10.89 9.79 10.76 10.22 12.06

Triwulan III 10.22 9.36 11.58 11.01 11.26 12.54 8.18 11.10 10.10 10.50 10.16 11.82

Triwulan IV 10.40 9.82 11.40 10.97 11.23 12.46 9.19 11.13 10.21 10.60 10.42 11.66

Triwulan I 10.49 9.48 11.30 11.17 11.13 12.43 8.50 10.93 10.14 10.73 10.14 11.58

Triwulan II 10.38 9.52 11.20 11.20 11.06 12.33 11.40 10.77 10.19 10.67 10.12 11.48

Triwulan III 10.10 9.47 11.13 11.24 11.03 12.23 10.68 9.70 9.87 10.49 10.06 11.39

Triwulan IV 10.13 10.52 11.06 10.97 10.95 12.08 10.51 9.24 9.82 10.42 10.70 11.30

Triwulan I 9.90 10.27 11.00 10.90 10.85 11.94 10.49 9.77 10.25 10.25 10.51 11.22

Triwulan II 9.33 9.43 10.94 10.74 10.28 11.87 11.28 10.60 9.56 9.80 9.78 11.15

Triwulan III 9.26 9.25 10.88 10.68 10.41 11.70 11.06 11.95 10.02 9.70 9.72 11.07

Triwulan IV 10.78 10.22 11.81 10.52 10.07 11.71 11.15 14.50 11.71 9.34 9.48 11.11

Bank Umum

Periode

Bank Pemerintah Bank Swasta Nasional Bank Asing dan Campuran

2020

2019

2018

2017

2016

Page 92: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 71

Tabel C.6 Suku Bunga Kredit Rupiah Menurut Kelompok Bank (Lokasi Proyek)

Sumber: LBU, diolah

Modal

KerjaInvestasi Konsumsi

Modal

KerjaInvestasi Konsumsi

Modal

KerjaInvestasi Konsumsi

Modal

KerjaInvestasi Konsumsi

Triwulan I 12.30 9.54 13.46 12.94 13.51 14.65 8.76 10.63 28.18 12.56 11.37 13.89

Triwulan II 11.88 9.46 13.13 12.63 13.21 14.56 6.08 11.44 28.48 12.16 11.16 13.60

Triwulan III 11.54 9.15 12.83 12.56 13.04 14.39 5.74 11.73 26.35 11.95 11.03 13.47

Triwulan IV 11.31 8.96 12.77 12.63 12.80 14.30 7.27 11.71 24.08 11.88 10.81 13.38

Triwulan I 11.08 8.75 12.68 12.09 12.33 14.07 8.75 11.61 22.50 11.54 10.44 13.25

Triwulan II 11.08 8.81 12.50 11.90 12.01 13.79 6.03 11.59 20.23 11.40 10.36 13.00

Triwulan III 10.96 8.29 12.29 11.66 11.68 13.36 4.73 10.20 19.56 11.20 9.91 12.73

Triwulan IV 10.98 8.77 12.16 11.34 11.50 13.13 7.88 9.58 17.67 11.11 9.94 12.44

2018

Triwulan I 10.77 8.67 12.01 11.15 11.27 12.94 7.28 7.21 16.94 10.91 9.74 12.28

Triwulan II 10.47 8.66 12.03 11.11 11.23 12.83 6.46 7.33 17.96 10.70 9.66 12.27

Triwulan III 10.17 8.53 11.79 10.98 11.31 12.47 5.09 7.20 17.08 10.42 9.59 11.99

10.34 8.89 11.62 10.77 10.95 12.44 7.24 6.76 16.64 10.49 9.71 11.85

Triwulan I 10.43 8.70 11.52 10.92 10.82 12.33 7.10 6.72 15.89 10.59 9.51 11.75

Triwulan II 10.31 9.00 11.43 11.00 10.76 12.30 10.15 7.47 15.87 10.57 9.66 11.67

Triwulan III 10.04 8.85 11.35 11.23 10.52 12.25 9.38 7.31 15.66 10.45 9.49 11.60

Triwulan IV 10.06 8.95 11.33 10.96 10.48 12.18 8.34 7.25 16.24 10.36 9.53 11.56

Triwulan I 9.83 8.70 11.24 10.90 10.10 11.63 5.70 7.07 15.99 10.17 9.21 11.35

Triwulan II 9.28 8.59 11.09 10.57 9.48 11.60 7.02 6.28 15.87 9.73 8.91 11.23

Triwulan III 9.21 8.21 11.03 10.48 9.61 11.53 6.33 6.93 15.34 9.63 8.72 11.16

Triwulan IV 10.86 21.05 11.81 10.32 9.09 11.47 5.99 9.08 14.95 9.27 9.27 11.16

2020

2019

2017

2016

Bank Umum

Periode

Bank Pemerintah Bank Swasta Nasional Bank Asing dan Campuran

Page 93: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 72

D. EKSPOR DAN IMPOR

Tabel D.1 Perkembangan Komoditas Ekspor Non-migas Provinsi Sulawesi Selatan (US$) Ribu)

Sumber: Bea Cukai, diolah

Ket: 10 besar komoditas ekspor sepanjang tahun 2020

Tabel D.2 Perkembangan Ekspor Non-migas Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Negara Tujuan (US$) Juta)

Sumber: Bea Cukai, diolah

Ket: 10 besar negara tujuan ekspor sepanjang tahun 2020

Q1 Q2 Q3 Q4 TOTAL Q1 Q2 Q3 Q4 TOTAL

1 Nikel 126.43 165.82 216.65 275.55 784.45 56.39% 174.60 185.72 210.64 193.45 764.41 51.98% -2.55%

2 Ikan dan Udang 32.15 26.12 36.69 44.65 139.61 9.14% 36.94 24.94 38.02 39.31 139.21 9.47% -0.29%

3 Biji-bijian berminyak dan Obat 20.54 27.19 30.79 30.12 108.63 6.16% 12.81 31.23 32.44 35.11 111.58 7.59% 2.72%

4 Besi dan Baja 16.91 18.28 20.69 17.33 73.21 3.55% 14.84 12.27 13.30 25.94 66.35 4.51% -9.37%

5 Biji Coklat dan Coklat Olahan 25.94 24.43 27.35 22.99 100.71 4.70% 11.05 13.70 23.40 13.60 61.75 4.20% -38.69%

6 Lak, Getah dan Damar 13.66 13.89 22.53 16.60 66.69 3.40% 14.38 18.08 15.64 12.56 60.66 4.12% -9.04%

7 Garam, belerang, kapur 14.79 14.82 14.58 18.54 62.74 3.79% 8.31 14.13 17.78 16.10 56.32 3.83% -10.22%

8 Kopi,teh, rempah-rempah 7.46 5.98 11.72 10.89 36.04 2.23% 7.67 7.52 10.95 24.06 50.19 3.41% 39.25%

9 Buah-Buahan 18.05 12.42 13.07 15.61 59.15 3.20% 15.19 11.10 11.01 10.88 48.18 3.28% -18.55%

10 Daging dan Ikan Olahan 8.83 6.69 11.16 10.41 37.09 2.13% 9.03 5.74 9.30 12.04 36.12 2.46% -2.63%

11 Lainnya 18.68 24.20 20.41 25.99 89.29 5.32% 18.56 21.57 17.53 18.25 75.91 5.16% -14.99%

Nilai Ekspor Sulsel 303.45 339.84 425.64 488.69 1,557.62 100.00% 323.37 346.00 400.02 401.29 1,470.68 100.00% -5.58%

Growth (yoy)Komoditas Ekspor Utama

(dalam juta USD)

Pangsa

Pasar

Pangsa

Pasar

2019 2020

Q1 Q2 Q3 Q4 TotalPangsa

PasarQ1 Q2 Q3 Q4 Total

Pangsa

Pasar

1 Jepang 139.19 179.51 234.51 290.44 843.66 54.16% 188.80 197.54 224.69 208.41 819.43 55.72% -2.87%

2 Tiongkok 52.96 69.11 80.44 77.97 280.48 18.01% 38.45 81.66 78.53 83.19 281.83 19.16% 0.48%

3 Amerika Serikat 31.68 19.64 33.79 36.35 121.46 7.80% 25.56 16.98 26.82 26.31 95.66 6.50% -21.24%

4 Vietnam 7.25 6.08 2.66 7.62 23.61 1.52% 6.33 5.93 4.34 15.74 32.34 2.20% 36.95%

5 India 1.69 1.85 1.29 3.00 7.82 0.50% 3.27 0.48 1.52 8.41 13.68 0.93% 74.88%

6 Malaysia 17.53 16.15 11.84 13.86 59.38 3.81% 12.41 3.37 6.27 8.03 30.08 2.05% -49.34%

7 Korea Selatan 6.04 5.38 7.18 5.98 24.58 1.58% 6.16 3.45 5.30 5.30 20.21 1.37% -17.80%

8 Rusia 0.49 2.37 1.68 2.67 7.20 0.46% 2.42 0.94 6.77 5.18 15.31 1.04% 112.79%

9 Taiwan 4.57 3.71 8.55 2.98 19.81 1.27% 4.13 4.51 4.63 4.90 18.17 1.24% -8.31%

10 Filipina 1.86 5.34 4.04 5.86 17.10 1.10% 3.86 4.35 4.60 4.00 16.81 1.14% -1.66%

11 Lainnya 40.19 30.69 39.67 41.98 152.52 9.79% 31.98 26.80 36.56 31.82 127.16 8.65% -16.63%

Nilai Ekspor Sulsel 303.45 339.84 425.64 488.69 1,557.62 100.00% 323.37 346.00 400.02 401.29 1,470.68 100.00% -5.58%

Growth (yoy)NEGARA TUJUAN EKSPOR

(dalam juta USD)

2019 2020

Page 94: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 73

Tabel D.3 Perkembangan Komoditas Impor Non-migas Provinsi Sulawesi Selatan (US$) Ribu)

Sumber: Bea Cukai, diolah

Ket: 10 besar komoditas impor sepanjang tahun 2020

Tabel D.4 Perkembangan Impor Non-migas Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Negara Asal (US$) Ribu)

Sumber: Bea Cukai, diolah

Ket: 10 besar negara impor sepanjang tahun 2020

Q1 Q2 Q3 Q4 TOTALPangsa

PasarQ1 Q2 Q3 Q4 TOTAL

Pangsa

Pasar

1 Gandum 45.78 24.45 29.66 35.19 135.09 18.13% 39.08 21.69 20.37 46.59 127.73 18.34% -5.44%

2 Gula dan Kembang Gula 19.28 21.85 25.52 14.23 80.88 10.85% 23.89 32.60 37.02 18.29 111.79 16.05% 38.22%

3 Mesin-mesin/Pesawat Mekanik 18.61 13.43 41.44 84.50 157.97 21.20% 22.03 17.08 31.70 39.74 110.55 15.87% -30.02%

4 Sisa Industri Makanan 14.12 15.42 28.14 30.92 88.60 11.89% 22.36 27.91 15.93 29.19 95.39 13.69% 7.66%

5 Mesin dan Peralatan Listrik 4.45 4.27 17.83 19.43 45.96 6.17% 4.25 3.33 22.56 35.07 65.20 9.36% 41.85%

6 Kapal Terbang dan Bagiannya - 1.22 1.29 0.18 2.69 0.36% 43.72 - - - 43.72 6.28% 1525.83%

7 Kapal laut dan bangunan terapung - 8.94 8.42 32.23 49.60 6.66% 3.33 7.59 3.37 - 14.29 2.05% -71.19%

8 Produk Keramik 6.76 2.67 4.32 4.26 18.01 2.42% 4.44 1.72 3.73 4.16 14.05 2.02% -22.01%

9 Besi dan Baja 0.05 4.64 0.49 1.49 6.67 0.89% 0.41 1.45 5.87 5.95 13.67 1.96% 105.09%

10 Biji Coklat dan Coklat Olahan 5.41 6.11 4.42 3.15 19.09 2.56% 3.66 3.72 3.29 0.00 10.67 1.53% -44.08%

11 Lainnya 53.18 30.00 30.09 27.32 140.59 18.87% 22.01 21.46 21.59 24.45 89.51 12.85% -36.33%Nilai

Impor Nilai Impor Sulsel 167.63 133.01 191.62 252.89 745.14 100.00% 189.18 138.55 165.41 203.43 696.58 100.00% -6.52%

Komoditas Impor Utama

(dalam juta USD)

2019 2020

Growth(yoy)

Q1 Q2 Q3 Q4 TotalPangsa

PasarQ1 Q2 Q3 Q4 Total

Pangsa

Pasar

1 Tiongkok 29.71 38.67 29.29 28.03 125.69 16.87% 18.60 20.68 59.58 60.22 159.08 22.84% 26.56%

2 Argentina 33.45 27.18 23.90 27.52 112.05 15.04% 32.10 24.80 6.35 15.03 78.27 11.24% -30.14%

3 Hongkong 0.31 12.59 2.89 0.88 16.67 2.24% 15.02 11.09 14.15 18.87 59.13 8.49% 254.82%

4 Singapura 24.23 11.01 26.81 15.69 77.73 10.43% 10.31 23.40 15.59 1.09 50.40 7.23% -35.17%

5 Kanada 15.63 10.15 9.81 8.21 43.78 5.88% 13.20 7.57 8.40 15.16 44.33 6.36% 1.24%

6 Jepang 0.51 7.97 5.90 27.82 42.20 5.66% 3.95 1.83 3.74 1.86 11.37 1.63% -73.05%

7 Malaysia 4.47 4.89 3.16 1.53 14.05 1.89% 3.40 2.11 3.44 0.48 9.43 1.35% -32.90%

8 Korea Selatan 0.62 3.39 18.82 46.95 69.79 9.37% 3.80 1.36 2.83 4.66 12.65 1.82% -81.88%

9 Amerika Serikat 4.52 3.18 8.08 5.36 21.15 2.84% 5.14 4.28 11.80 19.82 41.04 5.89% 94.11%

10 Republik Dominika 1.68 2.75 2.11 1.41 7.95 1.07% 1.97 1.58 1.22 - 4.77 0.69% -40.00%

11 Lainnya 52.52 11.23 60.85 89.50 214.09 28.73% 81.68 39.85 38.32 66.25 226.10 32.46% 5.61%

Nilai Impor SulselNilai Impor Sulsel 167.63 133.01 191.62 252.89 745.14 100.00% 189.18 138.55 165.41 203.43 696.58 100.00% -6.52%

2020

Growth (yoy)NEGARA ASAL IMPOR

(dalam juta USD)

2019

Page 95: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 74

E. SISTEM PEMBAYARAN

Tabel E.1. Perkembangan Jumlah Aliran Uang Kertas di Depo KPw BI Provinsi Sulawesi Selatan (Rp Triliun)

Inflow Outflow Net Flow Inflow Outflow Net Flow

I 6.51 1.49 5.02 5.20% -34.03% 27.76%

II 3.47 5.02 -1.55 -9.55% 23.64% 589.17%

III 6.55 2.59 3.96 14.83% -56.85% -1473.25%

IV 4.29 2.08 2.21 12.03% -47.43% -1884.56%

20.82 11.17 9.64 6.46% -31.31% 193.23%

I 4.57 1.29 3.28 -29.73% -13.45% -34.56%

II 3.34 3.18 0.16 -3.56% -36.60% -110.48%

III 5.58 2.10 3.48 -14.84% -18.76% -12.28%

IV 3.68 1.99 1.69 -14.34% -4.24% -23.83%

17.17 8.56 8.61 -17.51% -23.36% -10.74%

I 5.80 2.25 3.55 26.94% 74.78% 8.16%

II 5.44 6.08 -0.64 62.72% 91.15% -493.93%

III 5.63 6.23 -0.61 0.92% 196.53% -117.54%

IV 4.97 4.81 0.15 35.04% 141.62% -90.87%

21.84 19.38 2.45 27.19% 126.28% -71.49%

I 6.49 2.49 4.00 11.82% 10.45% 12.69%

II 7.64 6.98 0.66 40.45% 14.89% -204.09%

III 5.64 4.63 1.01 0.26% -25.77% -266.79%

IV 5.01 5.52 -0.52 11.21% 14.77% -435.99%

24.78 19.62 5.16 63.7% 14.3% -894.2%

I 8.05 3.06 4.99 23.97% 22.87% 24.66%

II 4.65 6.10 -1.45 -39.14% -12.65% -318.79%

III 4.35 4.41 -0.06 -22.88% -4.70% -105.91%

IV 4.44 6.70 -2.26 -11.28% 21.23% 336.01%

21.49 20.26 1.23 -49.3% 26.7% -64.0%

2020

2020

2019

2016

2018

2018

Jumlah yoyPeriode

2016

2017

2017

2019

Page 96: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 75

Tabel E.2. Perkembangan Jumlah Aliran Uang Logam di Depo KPw BI Provinsi Sulawesi Selatan (Rp Juta)

Inflow Outflow Net Flow Inflow Outflow Net Flow

I 2.0 4449.5 -4447.4 -43.0% 156.0% 156.4%

II 3.1 6433.7 -6430.6 -41.5% 75.8% 76.0%

III 55.5 3542.0 -3486.5 61.4% 75.4% 75.6%

IV 63.1 3982.5 -3919.4 2266.1% -31.8% -32.8%

123.7 18407.7 -18284.0 169.5% 38.9% 38.4%

I 112.1 3401.4 -3289.4 5442.6% -23.6% -26.0%

II 10.8 3852.0 -3841.2 247.7% -40.1% -40.3%

III 0.9 2859.0 -2858.1 -98.4% -19.3% -18.0%

IV 0.0 3345.8 -3345.8 -100.0% -16.0% -14.6%

123.8 13458.2 -13334.5 0.0% -26.9% -27.1%

I 1.0 2031.3 -2030.3 -99.1% -40.3% -38.3%

II 5.4 4061.0 -4005.8 -50.4% 5.4% 4.3%

III 0.8 5106.0 -5105.3 -14.2% 78.6% 78.6%

IV 2.1 2314.7 -2312.5 0.0% -30.8% -30.9%

9.3 13513.0 -13453.9 -92.5% 0.4% 0.9%

I 18.86 5577.92 -5559.06 1733.8% 174.6% 173.8%

II 0.29 1158.65 -1158.37 -94.69% -71.47% -71.44%

III 1.36 1175.07 -1173.71 -50.16% -75.80% -75.81%

IV 76.83 3373.00 -3296.17 2721.18% -30.52% -32.07%

97.3 11284.6 -11187.3 4310.1% -3.2% -5.5%

I 79.84 2451.45 -2371.62 323.3% -56.1% -57.3%

II 0.04 1289.68 -1289.64 -85.3% 11.3% 11.3%

III 0.08 990.88 -990.79 -93.9% -15.7% -15.6%

IV 0.01 2.57 -2.56 -100.0% -99.9% -99.9%

80.0 4734.6 -4654.6 44.1% -160.3% -161.5%2020

2020

2019

2018

PeriodeJumlah

2019

yoy

2018

2017

2016

2016

2017

Page 97: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 76

Tabel E.3. Perkembangan Transaksi Nontunai Melalui Sistem Kliring Nsional Bank Indonesia (Lembar & Rp Triliun)

Volume Nilai

I 132,841 8.92 284.52% 901.91%

II 151,191 10.50 287.94% 921.91%

III 132,118 7.04 147.44% 335.36%

IV 146,241 7.28 68.49% 70.15%

562,391 33.74 163.16% 331.75%

I 137,126 6.54 3.23% -26.66%

II 131,837 5.93 -12.80% -43.56%

III 147,734 6.92 11.82% -1.64%

IV 158,824 7.35 8.60% 0.87%

575,521 26.73 2.33% -20.76%

I 149,197 6.99 8.80% 6.87%

II 145,269 6.70 10.19% 13.14%

III 132,236 5.56 -10.49% -19.68%

IV 139,697 6.16 -12.04% -16.12%

566,399 25.42 -1.58% -4.93%

I 122,837 5.68 -17.67% -18.67%

II 146,556 4.72 0.89% -29.62%

III 166,812 7.13 26.15% 28.19%

IV 247,373 6.19 77.08% 0.46%

683,578 23.72 20.69% -6.67%

I 114,638 5.02 -6.67% -11.62%

II 87,307 3.65 -40.43% -22.55%

III 135,721 7.50 -18.64% 5.18%

III 45,371 8.28 -81.66% 33.70%

383,037 24.45 -43.97% 3.08%

2020

2020

2016

2017

2017

2019

2016

yoyVolume (lembar)Periode Nilai (Rp Triliun)

2019

2018

2018

Page 98: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 77

Daftar Istilah

Administered price

Harga barang/jasa yang diatur oleh pemerintah, misalnya harga bahan bakar minyak dan tarif dasar listrik.

Base Effect

Efek kenaikan/penurunan nilai pertumbuhan yang cukup tinggi sebagai akibat dari nilai level variabel yang dijadikan dasar perhitungan/perbandingan mempunyai nilai yang cukup rendah/tinggi.

Dana Pihak Ketiga (DPK)

Adalah simpanan pihak ketiga bukan bank yang terdiri dari giro, tabungan dan simpanan berjangka.

Debt to Service Ratio (DSR)

Rasio utang terhadap pendapatan yang mencerminkan kemampuan individu/korporasi/negara untuk menyelesaikan kewajiban membayar hutang.

Inflasi IHK

Perubahan harga barang dan jasa dalam satu periode, yang diukur dengan perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK).

Inflasi inti

Inflasi IHK setelah mengeluarkan komponen volatile foods dan administered prices.

Inflow

Adalah uang yang diedarkan aliran masuk uang kartal ke Bank Indonesia.

Kontraksi

Kondisi dimana pertumbuhan benilai negatif.

Liaison

Kegiatan pengumpulan data/statistik dan informasi yang dilakukan secara periodik melalui wawancara langsung/tidak langsung kepada pelaku usaha/institusi lainnya mengenai perkembangan dan arah kegiatan usaha dengan cara yang sitematis dan didokumentasikan dalam bentuk laporan dan likert scale.

Likert Scale

Alat statistik untuk menilai variable/indicator dengan skala -5 hingga 5. Metode ini disusun dengan mengacu pada pelaksanaan di Reserve Bank of Australia (RBA).

Likuiditas

Posisi uang atau kas perusahaan yang mencerminkan kemampuan untuk memenuhi kewajiban tepat pada waktunya.

Loan to Value (LTV)

Rasio antara nilai kredit/pembiayaan yang dapat diberikan oleh bank terhadap nilai agunan berupa properti pada saat pemberian kredit/pembiayaan berdasarkan harga penilaian terakhir.

Month to month (mtm)

Perubahan nilai pada bulan bersangkutan dibandingkan bulan sebelumnya.

Net Inflow

Uang yang diedarkan inflow lebih besar dari outflow.

Non Performing Loan (NPL)

Rasio pembiayaan atau kredit macet terhadap total penyaluran pembiayaan atau kredit oleh bank, baik dalam rupiah dan valas. Kriteria NPL adalah (1) kurang lancar, (2) diragukan, dan (3) macet.

Outflow

Adalah aliran keluar uang kartal dari Bank Indonesia.

Pasar Uang Antar Bank (PUAB)

Kegiatan pinjam meminjam dana jangka pendek (dalam satuan malam) antar bank yang dilakukan melalui jaringan komunikasi elektronis.

Rentabilitas

kemampuan dari suatu perusahaan dalam menghasilkan laba melalui pemanfaatan aset/modal.

Repo

Transaksi penjualan instrumen keuangan antara dua belah pihak dengan perjanjian dimana pada tanggal yang telah ditentukan akan dilaksanakan pembelian kembali atas instrumen yang sama dengan harga tertentu.

Saldo Bersih Tertimbang (SBT)

Page 99: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 78

Selisih antara persentase jumlah responden yang memberikan jawaban “meningkat” dengan persentase jumlah responden yang memberikan jawaban “menurun” dan mengabaikan jawaban “sama”. Timbangan/bobot yang digunakan dalam perhitungan SBT adalah nilai share masing-masing lapangan usaha terhadap lapangan usaha sektor PDB (atas dasar konstan tahun 2000) dengan total bobot sama dengan satu.

Suvei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)

Survei triwulan yang dilaksanakan sejak triwulan III 2010 terhadap perusahaan yang tersebar di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dan dipilih secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan atau pengisian kuesioner langsung oleh responden.

Survei Konsumen (SK)

Survei bulanan Bank Indonesia untuk mengetahui perkembangan konsumsi rumah tangga (salah satu komponen dalam menghitung pertumbuhan ekonomi), persepsi konsumen terhadap perkembangan harga ke depan dan bagaimana kondisi keuangan rumah tangga. Survei dilakukan kepada 200 (dua ratus) rumah tangga setiap bulannya.

Survei Penjualan Eceran (SPE)

Survei Penjualan Eceran Survei Penjualan Eceran (SPE) merupakan survei bulanan yang dilaksanakan untuk memperoleh informasi dini mengenai pergerakan PDB dari sisi konsumsi swasta. Responden bersifat panel dan dikelompokkan berdasarkan 9 Klasifikasi Lapangan Usaha Industri tahun 1997. Hasil survei penjualan eceran disajikan dalam bentuk indeks riil dengan tahun dasar Oktober 2000.

Year to Date (ytd)

Sering disebut perubahan kumulatif, adalah perubahan nilai pada bulan bersangkutan dibandingkan bulan Desember tahun sebelumnya.

Year on Year (yoy)

Sering disebut perubahan tahunan, adalah perubahan nilai pada bulan bersangkutan dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya.

Page 100: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan · 2021. 3. 5. · Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2021 LXXIX