KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan...

101

Transcript of KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan...

Page 1: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa
Page 2: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

NOVEMBER 2020

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Perbaikan Bertahap Kinerja Perekonomian DIY

Page 3: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

VISI BANK INDONESIAMenjadi bank sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets.

MISI BANK INDONESIA1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran

kebijakan Bank Indonesia.

2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan.

3. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan digital melalui penguatan kebijakan sistem pembayaran Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan Pemerintah serta mitra strategis lain.

4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fi skal dan reformasi struktural pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain.

5. Memperkuat efektivitas kebijakan Bank Indonesia dan pembiayaan ekonomi, termasuk infrastruktur, melalui akselerasi pendalaman pasar keuangan.

6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di tingkat daerah.

7. Memperkuat peran internasional, organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem informasi Bank Indonesia.

NILAI STRATEGIS BANK INDONESIA Nilai-nilai strategis Bank Indonesia adalah: (i) kejujuran dan integritas (trust and integrity); (ii) profesionalisme (professionalism); (iii) keunggulan (excellence); (iv) mengutamakan kepentingan umum (public interest); dan (v) koordinasi dan kerja sama tim (coordination and teamwork) yang berlandaskan keluhuran nilai-nilai agama (religi).

VISI, MISI DAN NILAI STRATEGIS

Page 4: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan ekonomi daerah, yang didukung dengan penyediaan informasi berdasarkan hasil kajian yang akurat...(Salah satu dari lima tugas pokok Kantor Perwakilan Bank Indonesia)

Page 5: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

iv LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Page 6: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

v

kata pengantar

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Illahi Robbi karena atas rahmat dan karunia-Nya, Buku “Laporan Perkembangan Perekonomian (LPP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)” Edisi November 2020 dapat hadir di tangan pembaca. Buku LPP ini merupakan nama baru dari Buku Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) yang selama ini setia mengantarkan pembaca untuk memahami kondisi perekonomian DIY terkini. Buku ini merupakan terbitan berkala triwulanan yang melingkupi hasil analisis, evaluasi, dan outlook mengenai perekonomian DIY.

Perekonomian DIY mengalami perbaikan meskipun masih mencatatkan kontraksi. Realisasi pertumbuhan PDRB DIY pada Triwulan III 2020 mencatatkan kinerja -2,84% (yoy). Angka tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya, yakni -6,74% (yoy) atau pertumbuhannya tercatat tumbuh 9,24% (qtq). Kinerja perekonomian DIY masih lebih baik jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang turun -3,49% (yoy). Perbaikan perekonomian DIY tersebut utamanya bersumber dari lapangan usaha utama di DIY yang secara umum mengalami perbaikan dibanding triwulan sebelumnya, yaitu LU industri pengolahan, LU Akomodasi Makanan dan Minuman serta LU Konstruksi. Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga, yang merupakan pangsa terbesar komponen PDRB DIY, juga mengalami perbaikan seiring meningkatnya mobilitas masyarakat dan mulai adanya pelonggaran PSBB di beberapa daerah.

Kami memperkirakan perekonomian DIY pada 2020 menurun jika dibandingkan dengan kinerja pada 2019. Perlambatan pertumbuhan tersebut diprediksi didorong oleh sebagian besar komponen utama permintaan, terutama konsumsi rumah tangga dan investasi sebagai dampak pandemi COVID-19. Lapangan usaha pendukung pariwisata, antara lain LU Industri Pengolahan, LU Perdagangan, LU Penyediaan Akomodasi Makan Minum, diperkirakan akan terkontraksi. Begitupun dengan LU Konstruksi yang menurun seiring dengan belum dimulainya lagi pembangunan proyek strategis di DIY. Di sisi lain, kami memperkirakan LU Pertanian, LU Informasi dan Komunikasi, dan LU Jasa Kesehatan masih akan bertumbuh sepanjang 2020.

Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan. Kami mengharapkan kerja sama yang telah terjalin baik ini ke depan dapat terus ditingkatkan. Selain itu, kami juga mengharapkan masukan dari berbagai pihak untuk lebih meningkatkan kualitas laporan, agar ke depan dapat memberikan manfaat yang lebih besar. Semoga Tuhan Yang Maha Pemurah senantiasa melimpahkan ridho-Nya dan memberikan kemudahan kepada kita semua dalam mengupayakan hasil kerja yang lebih baik.

Yogyakarta, November 2020

KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Hilman Tisnawan

Direktur

KATA PENGANTAR

Page 7: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

vi LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Page 8: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

viiLAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ....................................................................................................... x

DAFTAR GRAFIK ..................................................................................................... xi

RINGKASAN EKSEKUTIF ......................................................................................... xv

INDIKATOR TERPILIH TW II 2020 ............................................................................. xviii

BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL ............................................ 1

1.1. Komponen Permintaan .................................................................................... 3

1.1.1. Konsumsi RT ....................................................................................... 4

1.1.2. Konsumsi Pemerintah .......................................................................... 7

1.1.3. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) .............................................. 7

1.1.4. Ekspor-Impor ..................................................................................... 10

1.2. Komponen Penawaran (Lapangan Usaha) .......................................................... 12

1.2.1. Lapangan Usaha Industri Pengolahan .................................................... 13

1.2.2. Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (Hotel dan Restoran) ............................................................................ 15

1.2.3. Lapangan Usaha Konstruksi .................................................................. 18

1.2.4. Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan ............................ 19

BOKS 1 WEBSITE GREBEGUMKMDIY.COM SEBAGAI VIRTUAL SHOW CASE PRODUK PREMIUM UMKM DIY ....................................................................... 21

BOKS 2 SMART DIGITAL MARKET (SEMAR) : MENDUKUNG PELAKU USAHA DI PASAR BERINGHARJO NAIK KELAS DAN GO DIGITAL .................................. 23

BAB 2 KEUANGAN DAERAH ................................................................................... 25

2.1 Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja APBD-P se-DIY Triwulan II 2020 27

2.3 Anggaran dan Realisasi Pembiayaan APBD-P Se-DIY Triwulan II 2020 ................. 29

2.4 Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja APBD-P Kabupaten dan Kota ... 29

2.5 Anggaran dan Realisasi APBN DIY pada Triwulan III 2020 ................................... 32

Page 9: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

viii LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

BAB 3 PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH ............................................................... 33

3.1 Perkembangan Infl asi Triwulan III 2020 ............................................................. 35

3.2 Program Pengendalian Infl asi Triwulan III 2020 .................................................. 38

3.3. Tracking Infl asi Triwulan IV 2020 ...................................................................... 39

BAB 4 STABILITAS KEUANGAN DAERAH .................................................................. 43

4.1. Stabilitas Keuangan Daerah dan Pengembangan UMKM ..................................... 45

4.1.1. Ketahanan Sektor Korporasi ................................................................ 45

4.1.2. Ketahanan Sektor Rumah Tangga .......................................................... 46

4.1.3. Perkembangan Bank Umum di DIY ....................................................... 47

4.1.4. Restrukturisasi Perbankan .................................................................... 49

4.1.5. Pengembangan Akses Keuangan UMKM ................................................ 49

4.2. Program Pengembangan Akses Keuangan ......................................................... 49

BAB 5 PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN ................................................. 51

5.1. Perkembangan Transaksi Non Tunai ................................................................. 53

5.1.1. Transaksi Yang Dioperasikan Oleh Bank Indonesia (SKNBI) ..................... 53

5.1.2. Transaksi Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) Dan Uang Elektronik ............................................................................ 53

5.2 Perkembangan Pengelolaan Uang Rupiah .......................................................... 55

5.3 Perkembangan Transaksi Penukaran Valuta Asing (Bukan Bank) di DIY ................ 55

BOKS 3 BANK INDONESIA DIY MEMBENTUK TP2DD DI SELURUH KABUPATEN DI DIY 57

BAB 6 KESEJAHTERAAN ........................................................................................ 59

6.1. Ketenagakerjaan ............................................................................................. 61

6.1.1. Partisipasi Kerja................................................................................... 61

6.1.2. Pengangguran ...................................................................................... 64

6.2. Upah Minimum Provinsi DIY ............................................................................. 66

BAB 7 OUTLOOK KONDISI EKONOMI DAN INFLASI .................................................. 67

7.1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2021 .............................................. 69

7.1.1 Sisi Permintaan .................................................................................... 69

7.1.2 Sisi Penawaran .................................................................................... 70

Page 10: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

ixLAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

DAFTAR ISI

7.2 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2021 ............................................................... 71

7.2.1 Proyeksi Ekonomi Sisi Permintaan ......................................................... 71

7.2.2 Proyeksi Ekonomi Sisi Penawaran .......................................................... 72

7.3 Perkiraan Infl asi Tw I 2021 ............................................................................... 73

7.4 Perkiraan Infl asi 2021 ...................................................................................... 73

DAFTAR ISTILAH ..................................................................................................... 75

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................................... 78

TIM PENYUSUN ...................................................................................................... 80

Page 11: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

x LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Jawa ...................................................... 3

Tabel 1.2. Sumber Pertumbuhan dan Pertumbuhan (yoy) PDRB Sisi Permintaan ........... 4

Tabel 1.3. Perkembangan Realisasi Investasi di DIY ................................................... 9

Tabel 1.4. Pertumbuhan dan Andil PDRB Sisi Penawaran ........................................... 13

Tabel 1.5. Perkembangan Industri Pengolahan ........................................................... 14

Tabel 1.6. Perkembangan Pertanian, Kehutanan dan Perikanan .................................. 19

Tabel 2.1. Realisasi Pembiayaan APBD se-DIY 2020 .................................................. 30

Tabel 2.2. Realisasi Belanja APBN DIY sampai dengan Triwulan III 2020 ...................... 32

Tabel 3.1. Tren Perkembangan Infl asi DIY Bulanan (mtm) ........................................... 35

Tabel 4.1. Perkembangan Kredit Korporasi ............................................................... 46

Tabel 4.2. Perkembangan Kredit Konsumsi Rumah Tangga ......................................... 47

Tabel 4.3. Perkembangan Kredit Perbankan .............................................................. 49

Tabel 4.4. Penyaluran Kredit UMKM di DIY ............................................................... 49

Tabel 6.1 Status Keadaan Ketenagakerjaan di DIY .................................................... 61

Tabel 6.2 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama di IDY ............................................... 62

Tabel 6.3 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama, Agustus 2018 – Agustus 2020 .................. 63

Tabel 6.4 Persentase Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di DIY ........................................................................... 63

Tabel 7.1 Risiko Pendorong dan Penghambat Pertumbuhan Ekonomi DIY Sisi Permintaan Triwulan I 2021 ................................................................ 69

Tabel 7.2 Risiko Pendorong dan Penghambat Pertumbuhan Ekonomi DIY Sisi Penawaran Triwulan I 2021 ................................................................. 71

Tabel 7.3 Risiko Pendorong dan Penghambat Pertumbuhan Ekonomi DIY Sisi Permintaan Tahun 2021 ...................................................................... 72

Tabel 7.4 Risiko Pendorong dan Penghambat Pertumbuhan Ekonomi DIY Sisi Penawaran Tahun 2021 ...................................................................... 73

Tabel 7.5 Upside dan Downside Risk Infl asi 2020 ...................................................... 73

Page 12: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

xiLAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

DAFTAR TABEL

DAFTAR GRAFIK

Grafi k 1.1. Pertumbuhan Ekonomi DIY dan Nasional .................................................. 3

Grafi k 1.2. Perkembangan Komponen Konsumsi RT ................................................... 4

Grafi k 1.3. Perkembangan Indeks Penghasilan Konsumen ........................................... 5

Grafi k 1.4. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) ..................................................... 5

Grafi k 1. 5. Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen ............................................. 5

Grafi k 1.6. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran .................................................... 5

Grafi k 1.7. Perkembangan LS Permintaan Domestik .................................................... 5

Grafi k 1.8 Perkembangan Penjualan Kendaraan Bermotor .......................................... 6

Grafi k 1.9. Perkembangan Konsumsi Lintrik RT .......................................................... 6

Grafi k 1.10. Perkembangan Impor Barang Konsumsi .................................................... 6

Grafi k 1.11. Perkembangan Kinerja Pembentukan Tetap Bruto ...................................... 7

Grafi k1.12. Perkembangan SBT SKDU Investasi .......................................................... 8

Grafi k 1.13. Perkembangan Likert Scale Investasi ......................................................... 8

Grafi k 1.14. Perkembangan Kredit Kepemilikan Ruko ................................................... 8

Grafi k 1.15. Perkembangan Kredit Kendaraan Roda 6 .................................................. 8

Grafi k 1.16. Perkembangan Konsumsi Semen ............................................................... 9

Grafi k 1.17. Perkembangan Realisasi Investasi di DIY .................................................... 9

Grafi k 1.18. Perkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri DIY........................................... 10

Grafi k 1.19. Perkembangan Transaksi Nilai dan Volume Ekspor...................................... 10

Grafi k 1.20. Perkembangan Ekspor Komoditas Utama DIY ............................................ 10

Grafi k 1.21. Pasar Utama Ekspor DIY Di TW III 2020 .................................................... 11

Grafi k 1.22. Perkembang Ekspor ke Negara Tujuan Utama............................................. 11

Grafi k 1.23. Perkembangan Jumlah Wisman yang Menginap di Hotel DIY ....................... 11

Grafi k 1.24. Perkembangan Kinerja Impor Luar Negeri DIY ........................................... 11

Grafi k 1.25. Perkembangan Nilai dan Volume Impor Luar Negeri DIY ............................. 11

Grafi k 1.26. Perkembangan Impor Luar Negeri DIY Berdasarkan Komponennya .............. 11

Grafi k 1.27. Perkembangan SBT Penjualan dan Kapasitas LU Industri Pengolahan ........... 14

Grafi k 1.28. Perkembangan Prompt Manufacturing Index .............................................. 14

Grafi k 1.29. Perkembangan Likert Scale LU Industri Pengolahan ..................................... 15

Page 13: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

xii LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Grafi k 1.30. Perkembangan Konsumsi Listrik Industri ................................................... 15

Grafi k 1.31. Perkembangan Kinerja LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum .......... 16

Grafi k 1.32. Perkembangan Jumlah Penumpang Kedatangan Di Bandara ....................... 16

Grafi k 1.33. Perkembangan SBT Perdagangan, Hotel dan Restoran ................................ 16

Grafi k 1.34. Perkembangan LS LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum ................ 16

Grafi k 1.35. Perkembangan Konsumsi Listrik Bisnis ...................................................... 16

Grafi k 1.36. Perkembangan Jumlah Wisatawan ............................................................ 17

Grafi k 1.37. Perkembangan Tingkat Okupansi Hotel Berbintang .................................... 17

Grafi k 1.38. Perkembangan Lama Tinggal Wisatawan ................................................... 17

Grafi k 1.39. Perkembangan SBT SKDU Konstruksi ....................................................... 19

Grafi k 1.40. Perkembangan PDRB LU Konstruksi dan PDRB LU Pertambangan dan Penggalian .................................................................. 19

Grafi k 1.41. Perkembangan LS Penjualan LU Pertanian, Peternakan dan Perikanan .......... 20

Grafi k 2.1. Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah ............................................. 27

Grafi k 2.2. Perkembangan Pendapatan Asli Daerah .................................................... 27

Grafi k 2.3. Perkembangan Tax Ratio se-DIY ........................................................... 28

Grafi k 2.4. Perkembangan Realisasi Komponen Belanja Langsung ................................ 29

Grafi k 2.5. Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Kab/Kota di DIY .................................. 30

Grafi k 2.7. Pertumbuhan Realisasi Pajak Daerah Kab/Kota di DIY ................................ 30

Grafi k 2.6. Pertumbuhan Realisasi PAD Kab/Kota di DIY ............................................. 30

Grafi k 2.8. Derajat Otonomi Fiskal Kab. dan Kota Se-DIY pada Triwulan II 2020 .......... 31

Grafi k 2.9. Proporsi Realisasi PAD Kab. dan Kota se-DIY pada Triwulan II 2020 ............ 31

Grafi k 2.10. Pertumbuhan Realisasi Belanja Kab/Kota di DIY ........................................ 31

Grafi k 2.11. Pertumbuhan Realisasi Belanja Langsung Kab/Kota di DIY .......................... 32

Grafi k 2.12. Pertumbuhan Realisasi Belanja Tidak Langsung Kab/Kota di DIY ................ 32

Grafi k 2.13. Pertumbuhan Realisasi Belanja Barang dan Jasa Kab/Kota di DIY ............... 32

Grafi k 2.14. Pertumbuhan Realisasi Belanja Modal Kab/Kota di DIY ............................. 32

Grafi k 3.1. Perbandingan Infl asi Antar Daerah Tw III 2020 ........................................... 35

Grafi k 3.2. Indeks Penjualan Riil3 .............................................................................. 36

Grafi k 3.3. Tren Infl asi Transportasi (mtm) ................................................................. 37

Grafi k 3.4. Perkembangan Harga Minyak Dunia .......................................................... 37

Grafi k 3.5. Tren Infl asi Pendidikan (mtm) .................................................................... 37

Page 14: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

xiiiLAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

DAFTAR GRAFIK

Grafi k 3.6. Penumpang Penerbangan DIY ................................................................... 37

Grafi k 3.7. Perkembangan Harga Emas Dunia ............................................................ 38

Grafi k 3.8. Perkembangan Harga Beras Medium ......................................................... 40

Grafi k 3.9. Perkembangan Harga Beras Premium ........................................................ 40

Grafi k 3.10. Perkembangan Harga Daging Ayam Ras ..................................................... 40

Grafi k 3.11. Perkembangan Harga Telur Ayam Ras ....................................................... 40

Grafi k 3.12. Perkembangan Harga Bawang Merah ........................................................ 41

Grafi k 3.13. Perkembangan Harga Bawang Putih .......................................................... 41

Grafi k 3.14. Perkembangan Harga Cabai Merah ........................................................... 41

Grafi k 3.15. Perkembangan Harga Cabai Rawit............................................................. 41

Grafi k 4.1. Perkembangan Likuiditas Korporasi DIY .................................................... 45

Grafi k 4.2. Perkembangan Rentabilitas Korporasi DIY ................................................. 45

Grafi k 4.3. Perkembangan LDR ................................................................................. 48

Grafi k 4.4. Perkembangan Kredit dan DPK (yoy) Perbankan ........................................ 48

Grafi k 4.5. Perkembangan DPK Perbankan ................................................................ 48

Grafi k 4.6. Perkembangan Suku Bunga Perbankan ...................................................... 48

Grafi k 5.1. Perkembangan Transaksi SKNBI ............................................................... 53

Grafi k 5.2. Perkembangan Transaksi RTGS ................................................................ 53

Grafi k 5.3. Perkembangan Transaksi Kartu Kredit ...................................................... 54

Grafi k 5.4. Perkembangan Transaksi Kartu ATM/Debet .............................................. 54

Grafi k 5.5. Perkembangan Transaksi Kartu ATM/Debet .............................................. 54

Grafi k 5.6. Perkembangan Nominal Transaksi Uang Elektronik .................................... 55

Grafi k 5.7. Penggunaan Transaksi Uang Elektronik ...................................................... 55

Grafi k 5.8. Perkembangan Infl ow dan Outfl ow Uang Kartal di DIY ................................ 55

Grafi k 5.9. Perkembangan Pemusnahan Uang di DIY ................................................... 55

Grafi k 5.10. Perkembangan Transaksi Valuta Asing di DIY ............................................. 56

Grafi k 5.11. Pangsa Valuta Asing yang Ditukarkan di DIY Tw III 2020 ............................. 56

Grafi k 6.1. Persentase penduduk usia kerja di DIY ...................................................... 62

Grafi k 6.2. Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di DIY ............................ 62

Grafi k 6.3. Perkembangan Indeks Penghasilan Konsumen ........................................... 64

Grafi k 6.5. Perkembangan TPT di DIY dan Nasional ................................................... 65

Grafi k 6.6. Perkembangan TPT di DIY Berdasarkan Wilayah ........................................ 65

Page 15: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

xiv LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Grafi k 6.7. Perkembangan TPT Menurut Pendidikan di DIY ......................................... 65

Grafi k 6.8. Kondisi TPT dan TPAK Spasial se-DIY....................................................... 65

Grafi k 6.9. Perkembangan UMP DIY .......................................................................... 66

Grafi k 6.10. Perkembangan Pertumbuhan Produktivitas dan UMP DIY ........................... 66

Page 16: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

xvLAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

RINGKASAN EKSEKUTIF

Perekonomian DIY pada Triwulan III 2020 menunjukan pemulihan. Realisasi pertumbuhan PDRB DIY naik 9,24% (qtq), setelah dua triwulan berturut turut mengalami kontraksi. Namun demikian bila dilihat secara tahunan, ekonomi DIY triwulan III masih mencatatkan kontraksi 2,84% (yoy). Kinerja perekonomian DIY ini, lebih baik jika dibandingkan Nasional dan Jawa, masing-masing kontraksi 3,49 (yoy) dan 4,00% (yoy).

Berdasarkan Lapangan Usaha (LU), beberapa sektor utama di DIY masih mengalami pertumbuhan positif, antara lain LU Pertanian dan Informasi Komunikasi. Sektor pertanian pada triwulan III masih melanjutkan masa panen utamanya untuk komoditas bawang merah, aneka cabai, dan tembakau. Aktivitas ekonomi yang mulai bergerak seiring dengan reaktivasi sektor pariwisata menyebabkan serapan komoditas pangan secara perlahan meningkat. Sementara itu pertumbuhan sektor Informasi dan Komunikasi terus meningkat seiring dengan pola pembelajaran jarak jauh secara daring sejak awal Maret 2020. Bahkan sejak September 2020, pemerintah menyalurkan bantuan kuota internet untuk menunjang kegiatan pendidikan. Meningkatnya animo masyarakat untuk melakukan belanja daring di masa pandemi juga turut mendukung pertumbuhan sektor ini. Selain itu penyediaan jaringan telekomunikasi di lokasi wisata pantai, embung, desa wisata, dan destinasi wisata lainnya di Kab. Gunungkidul juga memberikan pengaruh peningkatan aktivitas telekomunikasi dan informasi.

Beberapa LU mengalami perbaikan dibanding triwulan sebelumnya. Kinerja LU industri pengolahan meningkat sejalan dengan aktivitas industri yang mulai meningkat, utamanya pada kelompok makanan dan minuman, tekstil, industri kayu dan furnitur, hingga industri barang galian bukan logam. Sementara itu, LU Akomodasi Makan Minum mulai meningkat sejak dibukanya kembali pembatasan arus lalu lintas di perbatasan wilayah DIY pada awal Juli dan dibukanya beberapa objek wisata di DIY. LU Konstruksi juga mengalami kenaikan sejalan dengan progres pembangunan KA Bandara YIA maupun pembebasan lahan tol yang terus berjalan.

Dari kelompok pengeluaran, kinerja seluruh komponen juga mencatatkan perbaikan. Konsumsi RT meningkat seiring meningkatnya pendapatan dengan mulai bergeraknya beberapa sektor pada masa adaptasi kebiasaan baru. Kinerja investasi juga mencatatkan perbaikan, meski masih terbatas, dengan mulai kembalinya pengerjaan proyek strategis nasional dan proyek pemerintah daerah yang sempat ditunda pada semester awal 2020. Prospek perbaikan pertumbuhan ekonomi dan konsumsi global juga mendorong peningkatan ekspor DIY pada triwulan laporan.

Perbaikan kinerja perekonomian tersebut juga tercermin dari perbaikan kinerja korporasi dan rumah tangga di DIY. Pada triwulan III 2020, ketahanan korporasi mengalami perbaikan. Stimulus yang diberikan oleh pemerintah dan perbankan turut menopang korporasi di tengah pandemi. Untuk tetap menjaga pemulihan korporasi, pemerintah telah memberikan stimulus fi skal, di antaranya melalui restrukturisasi kredit perbankan yang mampu memangkas kredit macet korporasi menjadi 6,25% (yoy). Bantuan bagi masyarakat miskin dan terdampak COVID-19 melalui program bantuan sembako, Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Langsung Tunai (BLT) hingga kartu pra-kerja juga masih disalurkan sebagai penopang konsumsi rumah tangga. Selain itu, rumah tangga menengah ke atas juga mulai meningkatkan konsumsi walaupun masih terbatas. Bantuan subsidi pemerintah untuk pemilik KPR dan KKB juga mampu menurunkan kredit macet konsumsi rumah tangga hingga di level 1,57%, yang menurun dari triwulan sebelumnya (1,82%).

Walaupun kinerja ekonomi DIY pada triwulan III 2020 mulai meningkat, namun tingkat infl asi DIY masih menurun. Infl asi DIY triwulan III 2020 tercatat 1,65% (yoy), lebih rendah dibanding realisasi pada triwulan sebelumnya (1,95%; yoy). Realisasi tersebut juga lebih rendah dibanding sasaran yang telah ditetapkan yakni 3,0%±1% (yoy). Namun demikian ekspektasi infl asi masyarakat masih dalam level yang terjaga, sehingga pergerakan harga komoditas masih tetap berada pada rentang yang wajar.

Page 17: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

xvi LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Terkontraksinya pertumbuhan ekonomi di DIY pada Triwulan III 2020 berdampak pada turunnya penyerapan tenaga kerja di DIY dan meningkatnya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Pandemi COVID-19 yang menyebabkan belum pulihnya aktivitas pariwisata dan kegiatan yang membutuhkan mobilitas berdampak signifi kan terhadap menurunnya penyerapan tenaga kerja pada lapangan usaha terkait, antara lain LU Akomodasi dan Makan Minum, LU Transportasi, dan LU Konstruksi. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) DIY juga tercatat 4,57%, lebih tinggi dari Agustus 2019 sebesar 3,18%. Selain berpengaruh terhadap meningkatnya pengangguran, COVID-19 juga berdampak terhadap pergeseran angkatan kerja, peningkatan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja, dan penduduk usia kerja yang sementara tidak bekerja.

Untuk mengatasi pandemi dan memulihkan perekonomian agar tidak turun lebih dalam, Bank Indonesia dan pemerintah melakukan penambahan likuiditas (quantitative easing / QE) melalui jalur fi skal dan perbankan. QE dari jalur fi skal dilakukan dengan meningkatkan defi sit anggaran yang dibiayai melalui penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ke Bank Indonesia. Hingga triwulan III 2020, realisasi belanja negara di daerah terus dipercepat, dengan realisasi di DIY mencapai 62,1%. Penyerapan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di daerah juga terus didorong dengan pemberlakuan relaksasi ketentuan pada level operasional dan administrasi. Sampai dengan September 2020, anggaran belanja pemerintah provinsi, kota, dan kabupaten se-DIY yang telah terealisasi 63,3%.

Adapun kebijakan QE dari jalur lembaga intermediasi perbankan juga terus dilakukan. Bank Indonesia telah memangkas BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 125bps dari posisi awal tahun menjadi 3,75%. Selain itu QE kepada perbankan dilakukan melalui strategi ekspansi moneter dan operasi moneter Bank Indonesia dilakukan melalui pembelian SBN dari pasar sekunder, penyediaan likuiditas ke perbankan melalui mekanisme term repurchase agreement (repo), serta penurunan Giro Wajib Minimum (GWM). Pemerintah juga melakukan penempatan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) kepada bank mitra, untuk memastikan likuiditas perbankan lebih dari cukup, sehingga perbankan mampu untuk merestrukturisasi kredit dari debitur yang terdampak COVID-19.

Untuk menekan dampak pandemi, Bank Indonesia terus mendorong digitalisasi UMKM berbasis QRIS. Akselerasi digitalisasi UMKM terus dilakukan akibat adanya pembatasan belanja fi sik. Bank Indonesia berkolaborasi dengan stakeholder melakukan pelatihan dan bimbingan kepada UMKM agar mampu merambah pasar online (e-commerce). Hal ini didukung dengan meningkatkan kapasitas sistem pembayaran UMKM dari dominasi tunai menjadi nontunai melalui QRIS. Upaya ini menunjukkan hasil yang positif dimana transaksi uang elektronik meningkat 342% (yoy) sepanjang triwulan III 2020.

Secara umum perekonomian DIY pada 2020 diperkirakan menurun. Meskipun mengalami penurunan, diperkirakan pertumbuhan ekonomi DIY 2020 dapat tumbuh lebih baik jika dibandingkan dengan proyeksi yang dilakukan sebelumnya seiring dengan realisasi kinerja perekonomian DIY pada triwulan III yang lebih baik dari perkiraan. Sementara itu, infl asi DIY pada tahun 2020 diperkirakan juga lebih rendah dari 2019 dan berada lebih rendah dari kisaran target yang ditetapkan yakni 3,0±1% (yoy).

Page 18: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

xvii

BAB 1PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Page 19: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

xviii LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

INDIKATOR TERPILIH TW III 2020

Indikator2019 2020

I II III IV I II III

Ekonomi Makro Regional

Produk Domestik Regional Bruto (%,yoy) 7,51 6,77 6,01 6,16 (0,17) (6,74) (2,84)

Berdasarkan Sektor

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,89 -1,18 -0,13 -0,73 -8,92 10,06 7,49

Pertambangan dan Penggalian 12,44 2,63 2,10 -3,25 -6,91 -11,73 -10,60

Industri Pengolahan 5,74 5,16 6,05 5,97 -1,47 -7,50 -5,36

Pengadaan Listrik, Gas 7,35 4,85 2,83 6,66 7,26 -4,74 1,81

Pengadaan Air 6,11 8,70 7,75 12,81 -2,68 3,16 1,80

Konstruksi 20,31 18,91 8,46 11,83 -9,75 -22,18 -12,19

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

5,28 5,27 6,05 4,06 -0,05 -9,43 -4,70

Transportasi dan Pergudangan 4,29 2,08 4,08 3,78 -3,23 -34,30 -22,98

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,51 7,74 8,93 12,16 -1,28 -39,34 -18,82

Informasi dan Komunikasi 7,19 7,33 8,77 6,53 11,24 20,74 17,83

Jasa Keuangan 15,93 7,83 6,19 4,61 -2,03 0,25 -1,80

Real Estate 5,58 5,03 7,28 5,79 4,31 2,75 3,93

Jasa Perusahaan 5,66 6,38 7,67 7,19 -7,48 -27,48 -11,37

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

4,96 8,47 0,63 0,12 2,24 5,02 -4,39

Jasa Pendidikan 6,32 6,14 6,65 7,12 5,99 5,13 3,85

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,63 7,11 7,09 5,65 9,55 17,91 21,85

Jasa lainnya 6,52 5,83 6,51 6,13 -2,18 -42,75 -23,37

Berdasarkan Permintaan

- Konsumsi Rumah Tangga 3,34 3,67 4,50 3,71 2,54 (5,62) (3,93)

- Konsumsi Pemerintah 2,58 3,87 2,13 3,82 1,33 (0,83) (3,61)

- Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 10,39 10,13 10,37 1,91 (7,23) (19,26) (14,65)

- Ekspor Luar Negeri (1,80) 2,80 (0,11) (0,99) 5,25 (34,24) (16,18)

- Impor Luar Negeri (7,01) (4,84) (11,25) (11,40) 2,01 (5,67) (19,21)

- Net Ekspor Antardaerah (103,09) (7,68) 83,96 (22,41) (18,99) (66,40) (380,22)

Laju Infl asi Tahunan

- Kota Yogyakarta (%,yoy) 2,61 3,11 2,99 2,77 2,95 1,95 1,66

Bank Umum*

Aset (Rp Miliar) 69.012 72.169 73.926 75.662 73.715 75.866 80.141

Dana Pihak Ketiga (Rp Miliar) 58.398 60.127 61.511 61.850 62.639 63.991 66.017

Kredit (Rp Miliar) 37.476 38.609 38.907 39.367 39.652 39.086 39.641

Loan to Deposit Ratio (%) 64,17 64,21 63,25 63,65 63,30 61,08 60,05

NPL Gross (%) 2,70 2,69 2,58 2,38 2,67 2,97 2,42

*Berdasarkan Lokasi Bank

Page 20: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

1

BAB 1PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

PERTUMBUHAN EKONOMI DIY

PERTUMBUHAN INVESTASI DIY

PERTUMBUHAN KONSUMSI RT DIY

PERTUMBUHAN KONSTRUKSI

PERTUMBUHAN INDUSTRI

PENGOLAHAN

-2,84% -14,65% -3,93% -12,19% -5,36%Tw III 2020 Tw III 2020 Tw III 2020 Tw III 2020 Tw III 2020

(YoY) (YoY) (YoY) (YoY) (YoY)

Kinerja perekonomian DIY mengalami perbaikan, meskipun masih terkontraksi, di tengah mulai bergeraknya mobilitas masyarakat.

Page 21: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

2 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Page 22: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

3

BAB 1PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Jawa

Grafi k 1.1. Pertumbuhan Ekonomi DIY dan Nasional

Sumber: BPS (diolah)

Sumber: BPS (diolah)

Pada Triwulan III 2020, tekanan terhadap ekonomi DIY berkurang. Kinerja perekonomian DIY pada triwulan laporan mampu mencatatkan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Kinerja pertumbuhan ekonomi DIY ini juga lebih tinggi jika dibandingkan Nasional dan Jawa. Dari sisi kelompok pengeluaran, kinerja seluruh komponen masih mencatatkan kontraksi, kecuali ekspor impor antar daerah. Walaupun masih tumbuh negatif, perbaikan terbatas terjadi pada kinerja konsumsi RT yang merupakan imbas dari peningkatan penghasilan pasca pelonggaran penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah. Investasi juga mulai mencatatkan kinerja yang lebih tinggi sejalan dengan peningkatan investasi bangunan maupun non bangunan pada triwulan laporan.

Berdasarkan Lapangan Usaha (LU), beberapa lapangan usaha utama mencatatkan perbaikan, walaupun masih tumbuh negat if, yaitu LU industri pengolahan, LU Akomodasi Makanan dan Minuman serta LU Konstruksi. Naiknya kinerja LU industri pengolahan sejalan dengan perbaikan kinerja pada industri makanan dan minuman, TPT, industri kayu dan barang dari kayu, industri barang galian bukan logam, dan industri furniture. Sementara itu, sejak dibukanya kembali pembatasan arus lalu lintas di perbatasan wilayah DIY pada awal bulan Juli dan dibukanya beberapa objek wisata di DIY berimbas pada naiknya kinerja LU Akomodasi Makanan dan Minuman. LU Konstruksi juga mengalami kenaikan sejalan dengan pembangunan tiang pancang dan tiang penyangga rel KA bandara.

Ke depan, kinerja pertumbuhan ekonomi DIY pada Triwulan IV 2020 diperkirakan tumbuh lebih tinggi jika dibandingkan dengan Triwulan III 2020. Perkiraan kenaikan konsumsi RT seiring dengan naiknya optimisme konsumen, mendorong lebih tingginya pertumbuhan ekonomi DIY. Sementara itu, percepatan realisasi APBD juga diprediksi dapat mendorong kenaikan kinerja konsumsi pemerintah. Di sisi lapangan usaha, kenaikan pertumbuhan ekonomi DIY diprediksi terjadi pada lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum, industri pengolahan, dan konstruksi, sebagai dampak dari momentum libur Natal dan Tahun Baru dan mulai jalannya pembangunan beberapa proyek di DIY.

1.1. Komponen Permintaan

Pada Triwulan III 2020, tekanan terhadap ekonomi DIY berkurang. Realisasi pertumbuhan PDRB DIY mencatatkan kontraksi 2,84% (yoy) atau naik 9,24% (qtq). Kinerja perekonomian DIY ini, lebih tinggi jika dibandingkan Nasional dan Jawa, masing-masing tumbuh -3,49 (yoy) dan -4,00% (yoy) (Grafi k 1.1). Tak hanya itu, kinerja perekonomian DIY pada triwulan laporan ini juga tercatat lebih tinggi dibandingkan kinerja perekonomian provinsi lainnya di Jawa (Tabel 1.1). Naiknya pertumbuhan ekonomi DIY tersebut terjadi karena meningkatnya mobilitas masyarakat dan mulai adanya pelonggaran PSBB di beberapa daerah (Tabel 1.2).

Provinsi III’19 II’20 III’20

Jawa 5,56 -6,69 -4,00

DKI Jakarta 6,07 -8,22 -3,82

Jawa Barat 5,14 -5,98 -4,08

Jawa Tengah 5,66 -5,94 -3,92

DIY 6,01 -6,74 -2,84

Jawa Timur 5,32 -5,90 -3,75

Banten 5,41 -7,40 -5,77

Page 23: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

4 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Tabel 1.2. Sumber Pertumbuhan dan Pertumbuhan (yoy) PDRB Sisi Permintaan

Sumber: BPS, diolah

1.1.1. Konsumsi RT

Komponen pengeluaran konsumsi RT pada Triwulan III 2020 tumbuh meningkat. Pada triwulan laporan, komponen pengeluaran konsumsi RT tumbuh sebesar -3,93% (yoy), tumbuh lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya sebesar -5,62%(yoy). Peningkatan mobilitas masyarakat di triwulan laporan, mendorong konsumsi RT di Triwulan III 2020 tumbuh lebih tinggi. Hal ini terkonfi rmasi dari naiknya konsumsi RT komponen transportasi dan komunikasi. Selain itu, konsumsi RT komponen penginapan dan hotel juga menunjukkan perbaikan (Grafi k 1.2 ).

(y-on-y) (q-to-q)

Q3/19 Q2/20 Q3/20 Q3/19 Q2/20 Q3/20Sisi Permintaan 6,01 -6,74 -2,84 4,86 -6,65 9,24 Konsumsi Rumah Tangga 4,50 -5,62 -3,93 1,35 -4,92 3,17 Konsumsi LNPRT 4,18 -15,71 -2,67 -6,72 -6,17 7,70 Konsumsi Pemerintah 2,13 -0,83 -3,61 4,16 6,74 1,24 Pembentukan Modal tetap Bruto 10,37 -19,26 -14,65 6,89 -7,35 12,99 Inventori -13,43 7,97 -20,50 -103,81 13,58 -102,81 Ekspor Luar Negeri -0,11 -34,24 -16,18 2,79 -37,55 31,01 Impor Luar Negeri -11,25 -5,67 -19,21 24,72 -7,58 6,81 Net Ekspor Antar Daerah 83,96 -66,40 -380,22 -81,49 130,98 -254,34

Grafi k 1.2. Perkembangan Komponen Konsumsi RT

Peningkatan pendapatan masyarakat juga menjadi faktor pendorong meningkatnya konsumsi RT pada Triwulan II 2020. Membaiknya penghasilan sejalan dengan mulai begeraknya beberapa sektor pada masa kebiasaan baru. Selain itu, bantuan sosial oleh pemerintah juga turut mendorong perbaikan penghasilan. Berdasarkan data dari Kementerian Ketenagakerjaan, sebanyak 263.632 pekerja di DIY bakal menerima Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebesar Rp600.000 per bulan selama 4 bulan. Kementerian Sosial juga meluncurkan bantuan sosial beras untuk 10 juta KPM PKH selama 3 bulan (Agustus-Oktober 2020) sebanyak 15 kg. Selain itu, bantuan sosial tahap keempat, kelima dan keenam yang disalurkan di triwulan laporan juga mendorong peningkatan konsumsi RT di DIY. Naiknya pendapatan masyarakat tercermin dari meningkatnya Indeks Penghasilan Konsumen di Triwulan III 2020, yang tercatat sebesar 71,7 poin, lebih tinggi dibandingkan Triwulan II 2020 yang tercatat sebesar poin, 62,67 poin (Grafi k 1.3). Sementara itu, indikator lainnya peningkatan penghasilan masyarakat, khususnya petani dan peternak, juga tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP) Triwulan III 2020 yang tercatat sebesar 101,22, lebih tinggi dibandingkan indeks NTP di Triwulan II 2020 tercatat sebesar 100,60 (Grafi k 1.4).

Sumber : BPS (diolah)

Page 24: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

5

BAB 1PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Lebih tingginya kinerja konsumsi rumah tangga juga terkonfi rmasi melalui hasil survei dan liaison yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Berdasarkan Survei Konsumen, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Triwulan III 2020 tercatat sebesar 97,6 poin, lebih tinggi dibandingkan Triwulan II 2020 sebesar 86,01 poin (Grafi k 1.5). Naiknya optimisme tersebut didorong oleh lebih tingginya Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Ekonomi (IEK), masing-masing menjadi 61,4 poin dan 133,72 poin. Sementara itu, Indeks Penjualan Eceran (IPE) pada Triwulan III 2020 juga tercatat sebesar 85,46 poin, meningkat dibandingkan Triwulan II 2020 65,95 poin (Grafi k 1.6). Berdasarkan hasil liaison kepada pelaku usaha terkonfi rmasi bahwa terdapat peningkatan permintaan domestik yang tercermin dari lebih naiknya Likert Scale (LS) Penjualan pada Triwulan III 2020, yaitu sebesar -0,73 poin, dibandingkan Triwulan II 2020 (LS -0,90 poin) (Grafi k 1.7).

Grafi k 1.3. Perkembangan Indeks Penghasilan Konsumen

Sumber : Survei Konsumen BI DIY

Sumber : Survei Konsumen BI DIY

Sumber : Survei Konsumen BI DIY

Sumber : Survei Konsumen BI DIY

Sumber : BKPM DIY

Grafi k 1.4. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP)

Grafi k 1. 5. Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen Grafi k 1.6. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Grafi k 1.7. Perkembangan LS Permintaan Domestik

Page 25: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

6 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Naiknya daya beli masyarakat DIY juga terkonfi rmasi dari lebih tingginya pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor, konsumsi listrik RT, dan impor barang konsumsi. Penjualan kendaraan bermotor pada Triwulan III 2020 tumbuh sebesar -52,10% (yoy), lebih tinggi dibandingkan Triwulan II 2020, yaitu tumbuh sebesar -58,09% (yoy). Kenaikan penjualan terjadi baik pada penjualan motor dan mobil (Grafi k 1.8). Sementara itu, penggunaan listrik pada segmen pelanggan rumah tangga yang secara tidak langsung mencerminkan adanya tingkat pemakaian barang elektronik di rumah tangga juga menunjukkan peningkatan konsumsi listrik di Triwulan III 2020. Berdasarkan data PLN, konsumsi listrik RT pada triwulan laporan juga tercatat tumbuh sebesar 12,09% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu sebesar 7,90% (yoy) (Grafi k 1.9). Berdasarkan data bea cukai, impor barang konsumsi pada Triwulan III 2020 tercatat tumbuh sebesar 443,47% (yoy), lebih tinggi dibandingkan Triwulan II 2020 sebesar 381,88% (yoy) (Grafi k 1.10).

Sumber: Polda DIY (diolah)

Sumber: BPS DIY (diolah)

Sumber: PLN DIY

Grafi k 1.8 Perkembangan Penjualan Kendaraan Bermotor Grafi k 1.9. Perkembangan Konsumsi Lintrik RT

Grafi k 1.10. Perkembangan Impor Barang Konsumsi

Ke depan, pertumbuhan konsumsi RT di Triwulan IV 2020 diprakirakan masih melanjutkan tren peningkatan sejalan dengan pembukaan beberapa sektor pada masa kebiasaan baru. Hasil Survei Konsumen (SK) menunjukkan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) tercatat meningkat pada Triwulan IV 2020 (s.d Oktober) yaitu tercatat sebesar 61,8 poin, lebih tinggi dibandingkan Triwulan III 2020 sebesar 61,4. Sementara itu, indeks penghasilan konsumen di Triwulan IV (s.d Oktober) 2020 juga tercatat lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari 71,7 poin menjadi 79,5 poin.

Secara keseluruhan, pertumbuhan konsumsi RT tahun 2020 diprakirakan lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Turunnya konsumsi RT sejalan wabah pandemi COVID-19 yang terjadi di bulan Maret, yang kemudian berdampak pada turunnya penghasilan masyarakat. Penurunan pendapatan masyarakat di DIY sejalan dengan penurunan kinerja sektor utama penopang ekonomi DIY, yaitu pariwisata dan industri pengolahan. Secara umum kinerja pariwisata DIY pada awal tahun 2020 relatif masih baik. Namun sejak konfi rmasi pasien COVID-19 pertama di Indonesia pada 2 Maret 2020, kinerja pariwisata di berbagai destinasi wisata terus menurun. Penurunan kinerja pariwisata ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi sektor akomodasi makan minum, sektor transportasi, hingga industri pengolahan makanan minum tidak dapat tumbuh sebesar periode sebelumnya.

Page 26: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

7

BAB 1PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

1.1.2. Konsumsi Pemerintah

Pada Triwulan III 2020, kinerja konsumsi pemerintah melambat. Kinerja konsumsi pemerintah pada triwulan laporan tercatat sebesar -3,61% (yoy), lebih rendah dibandingkan Triwulan II 2020 dan Triwulan III 2019, yaitu masing-masing sebesar -0,83% (yoy) dan 2,13% (yoy). Relokasi anggaran sebagai dampak pandemi COVID-19 menyebabkan realisasi belanja pada APBD lebih rendah. Rata-rata penurunan realisasi belanja APBD se-DIY sebesar 10,9% dari total alokasi belanja sebelumnya. Selain itu, upaya pemerintah mempercepat belanja di daerah masih belum optimal, terutama dari serapan belanja langsung yang masih rendah, sebagai dampak dari pandemi COVID-19. Beberapa kegiatan program tidak dilaksanakan karena rasionalisasi anggaran untuk refocusing penanganan COVID-19.

Perlambatan kinerja konsumsi pemerintah sejalan dengan turunnya belanja APBD komponen pembentuk konsumsi pemerintah. Kontraksi terdalam terjadi pada komponen belanja bunga. Sementara itu belanja barang dan jasa juga masih menunjukkan pertumbuhan negatif, walaupun pada triwulan laporan naik terbatas dibandingkan realisasi triwulan sebelumnya. Pada triwulan laporan, realisasi belanja barang dan jasa tercatat tumbuh sebesar -22,98% (yoy).

Pada Triwulan IV 2020, pertumbuhan konsumsi pemerintah diprakirakan akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada Oktober 2020, terdapat kebijakan relaksasi mekanisme pelaksanaan anggaran dan pembayaran secara umum yang disinyalir dapat mempercepat belanja pemerintah, di antaranya; 1) Relaksasi pembayaran melalui Uang Persediaan (UP)/ Tambahan Uang Persediaan (TUP); 2) Teknis Penyampaian SPM dan jam layanan KPPN, dan 3) Pembuatan Komitmen/Perikatan. Realisasi anggaran bansos, dana desa, dan percepatan pencairan dana keistimewaan diprediksi juga dapat mendorong pertumbuhan konsumsi pemerintah lebih tinggi. Pencairan dana keistimewaan tahap kedua sebesar Rp 858 miliar harus segera direalisasi sampai dengan Oktober 2020 karena tahap ketiga akan cair di bulan November 2020. Selain itu, terdapat dana hibah dari APBN ke daerah terkait dengan pengembangan pariwisata new normal sesuai dengan Kepmen KM/694/PL.07.02MK/2020 tanggal 8 September 2020, yaitu: Kota Yogyakarta sebesar Rp33 Milyar dan Kabupaten Sleman sebesar Rp68 Milyar.

Secara keseluruhan tahun, kinerja konsumsi pemerintah diprakirakan lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Relokasi anggaran sebagai dampak pandemi COVID-19 menyebabkan realisasi belanja pada APBD lebih rendah. Terdapat setidaknya 17 regulasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat yang perlu disikapi dengan perubahan penjabaran APBD. Frekuensi perubahan penjabaran yang dilakukan terjadi di Kabupaten Sleman sebanyak 9 kali, diikuti Kabupaten Bantul (5 kali), Kabupaten Gunungkidul (5 kali), Kabupaten Kota Yogyakarta (3 kali), Provinsi DIY (3 kali), dan Kabupaten Kulon Progo (2 kali).

1.1.3. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)

Walaupun investasi menjadi sumber kontraksi pertumbuhan ekonomi DIY pada Triwulan III 2020, namun demikian, kinerja investasi pada triwulan laporan tercatat meningkat terbatas. Pada Triwulan III 2020, investasi tumbuh terkontraksi sebesar -14,65% (yoy), lebih baik dibandingkan Triwulan II 2020 yang tumbuh sebesar -19,26% (yoy). Peningkatan investasi didorong oleh peningkatan investasi bangunan maupun non bangunan pada triwulan laporan (Grafi k 1.11 )

Sumber: BPS DIY

Grafi k 1.11. Perkembangan Kinerja Pembentukan Tetap Bruto

Page 27: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

8 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Mulai kembalinya pengerjaan proyek strategis nasional dan proyek pemerintah daerah mendorong peningkatan investasi bangunan. Pengerjaan proyek strategis nasional yaitu pembangunan tiang pancang dan tiang penyangga rel KA bandara senilai Rp1,2 Triliun, saat ini sudah mencapai progress 50%. Sementara itu, proyek pemerintah daerah di triwulan laporan di antaranya proyek revitalisasi dan rekonstruksi bangunan Pojok Beteng yang dibiayai Danais sebesar 4,8 miliar dan kegiatan perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH), yang akan dibiayai Danais 139 unit dan Pemkot Yogya 20 unit, dan Kementerian PU dan PUPR 150 unit. Di sisi lain, peningkatan investasi non bangunan terjadi sejalan dengan penyediaan jaringan telekomunikasi di lokasi wisata pantai, embung, desa wisata, dan destinasi wisata lainnya di Gunungkidul.

Naiknya kinerja investasi juga terkonfi rmasi melalui hasil survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Berdasarkan SKDU, Saldo Bersih Tertimbang (SBT) investasi di Triwulan III 2020 tercatat sebesar -10,08%, lebih tinggi dibandingkan Triwulan II 2020 tercatat sebesar -18,50% (Grafi k 1.12). Berdasarkan hasil liaison, Likert scale realisasi investasi pada 2020 tercatat sebesar 0,64 poin, lebih tinggi dibandingkan TW II 2020 tercatat sebesar 0,45 poin (Grafi k 1.13). Peningkatan pertumbuhan investasi pada periode berjalan terutama terjadi pada lapangan usaha industri pengolahan. Berdasarkan liaison kepada pelaku usaha industri pengolahan di DIY, mayoritas dikarenakan kondisi bisnis perusahaan yang mulai stabil, walaupun belum sepenuhnya normal.

Dari faktor pembiayaan perbankan, juga terindikasi adanya peningkatan investasi yang berasal dari kredit kepemilikan ruko kantor, kredit truk kendaraan roda 6, dan konsumsi semen. Pada Triwulan III 2020, kredit ruko kantor tercatat lebih tinggi dibandingkan Triwulan II 2020, yaitu dari -5,11% (yoy) menjadi -2,96% (yoy) (Grafi k 1.14). Kredit Truk dan Kendaraan Roda 6 pada Triwulan III 2020 lebih tinggi dibandingkan Triwulan II 2020, yaitu dari -22,42% (yoy) menjadi 21,81% (yoy) (Grafi k 1.15). Selain itu, konsumsi semen DIY pada Triwulan III 2020 juga tercatat lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari -36,01% (yoy) menjadi -12,33% (yoy)(Grafi k 1.16).

Grafi k1.12 Perkembangan SBT SKDU Investasi Grafi k 1.13 Perkembangan Likert Scale Investasi

Grafi k 1.14. Perkembangan Kredit Kepemilikan Ruko Grafi k 1.15. Perkembangan Kredit Kendaraan Roda 6

Sumber : Bank Indonesia

Sumber : Bank Indonesia

Sumber : Bank Indonesia

Sumber : Bank Indonesia

Page 28: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

9

BAB 1PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Peningkatan investasi juga terkonfi rmasi dari data realisasi investasi Dinas Penanaman dan Perijinan Modal DIY. Investasi swasta pada triwulan laporan mencapai Rp1.094,06 miliar, lebih tinggi dibanding capaian investasi pada Triwulan II 2010 sebesar Rp701,51 miliar. Kenaikan capaian tersebut terutama didorong oleh naiknya realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) (Grafi k 1.17). Realisasi PMDN pada Triwulan II 2020 mencapai Ro 1.028,87 miliar, lebih tiggi dibandingkan Ro 689,71 miliar. Sementara itu, realisasi PMA pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp65,18 miliar. Sektor tersier masih menjadi primadona investasi yang ada di DIY (Tabel 1.3).

Tabel 1.3. Perkembangan Realisasi Investasi di DIY

Sumber: BKPM (diolah)

Grafi k 1.16. Perkembangan Konsumsi Semen

Grafi k 1.17. Perkembangan Realisasi Investasi di DIY

PMA PMDN Total

Primer 15.741 351 16.091

Sekunder 12.034 92.550 104.584

Tersier 37.405 935.977 973.383

Total 65.180 1.028.878 1.094.058

Pada Triwulan IV 2020, kinerja investasi diprakirakan akan kembali melanjutkan tren peningkatan. Pembangunan proyek strategis di 2020 juga mulai berlanjut, di antaranya pembangunan Kereta Bandara YIA. Selain itu, proyek pemerintah juga mulai kembali berjalan, di antaranya penanggulangan banjir dan kebutuhan air minum masyarakat di sejumlah desa di Kabupaten Sleman, program bedah rumah tahap II dari dana APBD Provinsi DIY sebanyak 726 unit, dan pembangunan pasar hewan dan hobiis Godean tahap I. Dari sisi pelaku usaha, terdapat peningkatan optimisme terkait investasi seiring dengan pelonggaran pembatasan kegiatan ekonomi. Sementara itu, berdasarkan SKDU, perkiraan SBT investasi di Triwulan IV 2020 juga tercatat lebih tinggi dibandingkan Triwulan III 2020, yaitu dari -10,08% menjadi -4,50%.

Pada 2020, kinerja investasi diprakirakan terkontraksi dibandingkan tahun sebelumnya. Pandemi COVID-19 menyebabkan beberapa proyek strategis pemerintah tertunda, di antaranya Tol Jogja-Solo, Tol Jogja-Bawen, dan Kereta Bandara YIA. Sementara itu, berdasarkan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kulon Progo, wabah COVID-19 menyebabkan investor yang sudah menyatakan akan berinvestasi di Kulonprogo menunda kedatangannya untuk koordinasi dan survei lokasi. Berdasarkan liaison dengan pelaku usaha di DIY, optimisme pelaku usaha terkait investasi menurun seiring dengan adanya wabah COVID-19. Di samping itu, terdapat penurunan permintaan terhadap sektor real estate di DIY.

Sumber : BKPM DIY

Sumber : Bank Indonesia

Page 29: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

10 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

1.1.4. Ekspor-Impor

Prospek perbaikan pertumbuhan ekonomi global dan konsumsi global mendorong peningkatan ekspor DIY pada triwulan laporan. Pada Triwulan III 2020, kinerja ekspor DIY tumbuh sebesar -16,18% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (-34,24%; yoy). Lebih tingginya kinerja ekspor DIY terutama didorong oleh ekspor barang. Pada triwulan laporan, ekspor barang tercatat tumbuh sebesar -3,65% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (-28,55%; yoy). Sementara itu, ekspor jasa pada Triwulan III 2020 meningkat terbatas, yaitu dari -47,79% (yoy) pada Triwulan II 2020 menjadi -45,93% (yoy) pada Triwulan III 2020 (Grafi k 1.18).

Grafi k 1.18. Perkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri DIY

Berdasarkan indikator volume dan nilai transaksi ekspor yang diperoleh dari Bea dan Cukai, tercatat ekspor barang di DIY mengalami peningkatan (Grafi k 1.19). Pertumbuhan volume ekspor pada Triwulan III 2020 tercatat tumbuh sebesar 3,01% (yoy). Sementara itu, nilai ekspor pada triwulan laporan tercatat tumbuh terkontraksi sebesar -0,37% (yoy). Pertumbuhan volume dan nilai ekspor pada triwulan laporan tersebut tercatat lebih tinggi dibandingkan Triwulan II 2020. Berdasarkan jenis komoditasnya, perbaikan pertumbuhan ekspor barang luar negeri terjadi pada komoditas utama ekspor DIY, yaitu tekstil, pengolahan kayu dan kulit dan komoditas kulit (Grafi k 1.20).

Berdasarkan negara tujuan ekspor, pada Triwulan III 2020, peningkatan ekspor DIY terjadi di hampir sebagian besar negara negara tujuan utama ekspor, kecuali ASEAN. Ekspor ke Amerika Serikat, (dengan pangsa sebesar 35,76% dari total ekspor DIY pada Triwulan III 2020 (Grafi k 1.21), tercatat mengalami pertumbuhan -9,02% (yoy) pada Triwulan III 2020, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu sebesar -37,71%. Sementara itu, ekspor ke Negara tujuan Eropa, Tiongkok, dan Korea Selatan mampu menunjukkan pertumbuhan positif pada triwulan laporan, yaitu masing-masing tumbuh berturut-turut sebesar 11,48% (yoy), 35,93% (yoy) dan 7,95% (yoy) pada triwulan laporan (Grafi k 1.22).

Naiknya ekspor juga tercermin dari liaison yang dilakukan Bank Indonesia kepada eksportir di DIY. Kondisi ini tercermin dari likert scale liaison ekspor pada triwulan laporan yang tercatat sebesar -1,25 poin, lebih tinggi dibandingkan Triwulan II 2020 (-1,33 poin) . Peningkatan ekspor sejalan dengan fenomena shifting buyer dari produsen Tiongkok dan peningkatan permintaan sesuai dengan pola historisnya untuk stok barang dalam rangka perayaan Natal dan Tahun Baru.

Grafi k 1.19. Perkembangan Transaksi Nilai dan Volume Ekspor

Grafi k 1.20. Perkembangan Ekspor Komoditas Utama DIY

Sumber : Bea & Cukai

Sumber : BPS DIY

Sumber : BPS DIY

Page 30: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

11

BAB 1PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Perbaikan terbatas pada ekspor jasa juga mendorong naiknya kinerja ekspor. Kondisi ini tercermin dari Likert Scale (LS) penjualan ekspor sektor perhotelan pada triwulan laporan sebesar -1,00 atau tumbuh meningkat sebesar 0,50 poin (qtq) terhadap LS Triwulan II 2020 yang tercatat sebesar -1,50. Peningkatan terbatas pada ekspor jasa ini juga tercermin antara lain dari lebih tingginya jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung di DIY (Grafi k 1.23). Berdasarkan data BPS, jumlah wisman yang menginap di hotel berbintang pada Triwulan III tercatat tumbuh sebesar -92,33% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar -97,25% (yoy). Peningkatan ekspor jasa ini juga sejalan dengan dibukanya penerbangan dari Malaysia dan Singapura ke YIA pada triwulan laporan. Namun demikian, pandemi COVID-19 masih menahan ekspor jasa untuk tumbuh lebih tinggi. Dampak penyebaran COVID-19 dengan tren yang terus meningkat menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekspor jasa di DIY, terutama dengan adanya kebijakan travel warning dari 59 negara yang melarang kunjungan wisatawan ke Indonesia.

Grafi k 1.22. Perkembang Ekspor ke Negara Tujuan UtamaGrafi k 1.21. Pasar Utama Ekspor DIY Di TW III 2020

Grafi k 1.25. Perkembangan Nilai dan Volume Impor Luar Negeri DIY

Grafi k 1.23. Perkembangan Jumlah Wisman yang Menginap di Hotel DIY

Grafi k 1.24. Perkembangan Kinerja Impor Luar Negeri DIY

Grafi k 1.26. Perkembangan Impor Luar Negeri DIY Berdasarkan Komponennya

Sumber : BPS DIY

Sumber : BPS DIY

Sumber : BPS DIY

Sumber : BPS DIY

Sumber : BPS DIY (diolah)

Sumber : BPS DIY

Page 31: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

12 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Di sisi lain, kinerja impor luar negeri DIY pada Triwulan III 2020 tumbuh lebih rendah dibandingkan Triwulan II 2020. Pada Triwulan III 2020, impor luar negeri DIY tumbuh sebesar -19,21% (yoy), lebih rendah dibandingkan Triwulan II 2020 (-5,67%; yoy) (Grafi k 1.24). Perlambatan impor terjadi terutama pada impor jasa. Sementara itu, impor jasa juga tercatat terkontraksi dalam, yaitu dari tumbuh sebesar 5,85% (yoy) pada Triwulan II 2020 menjadi -22,95% (yoy) pada Triwulan III 2020. Sementara itu, kinerja impor barang luar negeri di DIY pada Triwulan III 2020 tercatat tumbuh sebesar -15,65% (yoy), sedikit menurun dibandingkan Triwulan II 2020, yaitu sebesar -13,74% (yoy).

Indikator penurunan impor juga tercermin dari volume dan nilai transaksi impor yang diperoleh dari Bea dan Cukai. Pertumbuhan volume impor pada Triwulan III 2020 tercatat tumbuh sebesar -21,74% (yoy). Sementara itu, pertumbuhan nilai impor pada triwulan laporan tercatat sebesar 12,70% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya 34,50% (Grafi k 1.25). Berdasarkan komponennya, penurunan pertumbuhan impor barang terjadi terutama pada impor bahan baku dan barang modal (Grafi k 1.26). Impor bahan baku dan impor barang modal pada triwulan laporan mempunyai pangsa masing-masing sebesar 78,48% dan 3,70% dari total nilai impor DIY.

Ke depan, aktivitas ekspor diperkirakan akan meningkat terbatas seiring dengan mulai dibukanya beberapa aktivitas perekonomian di sejumlah negara. Indikasi perbaikan perekonomian global mulai terlihat di beberapa negara, khususnya di Tiongkok dan Amerika Serikat (AS). Hal ini sejalan dengan melandainya penyebaran COVID-19 yang mendorong peningkatan mobilitas masyarakat serta dampak stimulus kebijakan moneter dan fi skal yang besar. Sejumlah indikator ekonomi dini pada Agustus 2020 mengindikasikan arah pemulihan ekonomi global dan perbaikan konsumsi global. Prakiraan volume perdagangan dan harga komoditas dunia lebih optimis dari estimasi sebelumnya sejalan prospek PDB global yang lebih baik. Prospek negara utama, termasuk AS dan Tiongkok, yang lebih baik meningkatkan kebutuhan barang ekspor-impor seperti manufaktur. Namun demikian, perkembangan pandemi COVID-19 yang tidak menentu akan menahan laju peningkatan ekspor lebih tinggi. Perlambatan ekspor jasa juga masih akan tetap berlangsung sejalan dengan belum dibukanya destinasi wisata di DIY untuk wisatawan mancanegara.

Sementara itu, impor diperkirakan juga akan meningkat, khususnya untuk impor barang konsumsi dan bahan baku. Naiknya impor barang konsumsi sejalan dengan permintaan barang untuk kebutuhan perayaan Natal dan Tahun Baru. Sementara itu, peningkatan impor bahan baku sejalan dengan perkiraan mulai membaiknya kinerja industri pengolahan yang tercermin dari peningkatan kapasitas dampak dari tren kenaikan pemulihan ekonomi.

Secara tahunan, aktivitas ekspor diprakirakan akan turun dibandingkan tahun sebelumnya, seiring dengan wabah pandemi COVID-19 yang berlangsung di sejumlah negara. Perkembangan wabah COVID-19 dimaksud menyebabkan ketidakpastian, menurunkan kinerja pasar keuangan global, menekan banyak mata uang dunia, serta memicu capital outfl ow. Berdasarkan hasil liaison kepada pelaku usaha, pandemi COVID-19 menyebabkan penjualan retail di outlet menurun drastis, pembatalan beberapa pameran besar dalam dan luar negeri, penghentian order, penundaan kunjungan buyer luar negeri, penangguhan pembayaran dari buyer, dan penurunan produksi karena bahan baku terbatas (impor dari Tiongkok).

Pada 2020, impor diprakirakan juga akan menurun. Penurunan impor khususnya untuk impor bahan baku, yang merupakan pangsa terbesar impor DIY. Turunnya impor bahan baku seiring dengan lebih rendahnya kinerja industri pengolahan akibat penurunan kapasitas dan peningkatan persediaan barang jadi sebagai dampak COVID-19.

1.2. Komponen Penawaran (Lapangan Usaha)

Pada sisi permintaan, lapangan usaha utama di DIY secara umum juga mengalami perbaikan dibanding triwulan sebelumnya, yaitu LU industri pengolahan, LU Akomodasi Makanan dan Minuman serta LU Konstruksi. Ketiga lapangan usaha utama dimaksud pada triwulan laporan tercatat mampu tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya, walaupun masih terkontraksi. Naiknya kinerja LU industri pengolahan sejalan dengan perbaikan kinerja pada

Page 32: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

13

BAB 1PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

(y-on-y) (q-to-q)Q3/19 Q2/20 Q3/20 Q3/19 Q2/20 Q3/20

Sisi Pengeluaran 6,01 -6,72 -2,84 4,86 -6,65 9,24Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan -0,19 10,59 7,49 11,21 -8,95 8,09Pertambangan dan Penggalian 2,10 -11,73 -10,60 5,17 -5,54 6,52Industri Pengolahan 6,02 -7,53 -5,36 2,09 -6,00 4,48Pengadaan Listrik, Gas 2,83 -4,74 1,81 -3,00 -8,62 3,67Pengadaan Air 7,75 3,16 1,80 4,77 12,67 3,40Konstruksi 8,46 -22,18 -12,19 3,20 -7,61 16,44Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 6,05 -9,43 -4,70 2,71 -4,99 8,07Transportasi dan Pergudangan 4,08 -34,30 -22,98 5,07 -29,27 23,17Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9,11 -39,21 -18,82 7,72 -37,44 43,86Informasi dan Komunikasi 8,77 20,38 17,83 5,30 11,42 3,08Jasa Keuangan 6,16 0,18 -1,80 2,62 -3,85 0,59Real Estate 7,28 3,08 3,93 5,28 -1,37 6,15Jasa Perusahaan 7,67 -27,08 -11,37 4,91 -18,38 27,50Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,55 4,70 -4,39 3,89 13,69 -5,14Jasa Pendidikan 6,65 5,13 3,85 6,12 0,03 4,83Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,09 17,91 21,85 1,79 9,09 5,19Jasa lainnya 6,51 -42,75 -23,37 5,06 -41,16 40,63

industri makanan dan minuman, TPT, industri kayu dan barang dari kayu, industri barang galian bukan logam, dan industri furniture. Sementara itu, sejak dibukanya kembali pembatasan arus lalu lintas di perbatasan wilayah DIY pada awal bulan Juli dan dibukanya beberapa objek wisata di DIY berimbas pada naiknya kinerja LU Akomodasi Makanan dan Minuman. LU Konstruksi juga mengalami kenaikan sejalan dengan pembangunan tiang pancang dan tiang penyangga rel KA bandara.

Lapangan usaha utama di DIY yang mengalami pertumbuhan positif adalah LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan dan LU Informasi dan Komunikasi. Namun demikian, pertumbuhan lapangan usaha di kedua sektor dimaksud lebih rendah dibandingkan pertumbuhan di triwulan sebelumnya. Masih positifnya kinerja LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan utamanya sebagai imbas pergeseran musim tanam padi. Pergeseran musim tanam kedua padi juga menggeser musim tanaman sayuran, kacang-kacangan, dan palawija, namun sebagian besar panennya masih terjadi di triwulan laporan. Sementara itu, pola pembelajaran yang dilakukan secara daring sejak awal bulan Maret 2020 memicu pertumbuhan LU Informasi dan Komunikasi di sepanjang 2020. Bahkan sejak bulan September 2020, pemerintah menyalurkan bantuan kuota internet untuk menunjang kegiatan pendidikan. Bantuan diberikan kepada siswa maupun pendidik, dari tingkat PAUD hingga perguruan tinggi. Meningkatnya animo masyarakat untuk melakukan belanja online di masa pandemi juga turut mendukung pertumbuhan informasi dan komunikasi di DIY. Selain itu penyediaan jaringan telekomunikasi di lokasi wisata pantai, embung, desa wisata, dan destinasi wisata lainnya di Gunungkidul nyata memberikan pengaruh peningkatan aktivitas telekomunikasi dan informasi.

Tabel 1.4. Pertumbuhan dan Andil PDRB Sisi Penawaran

Sumber : BPS (diolah)

1.2.1. Lapangan Usaha Industri Pengolahan

Pada Triwulan III 2020, kinerja LU industri pengolahan tumbuh meningkat, walaupun masih terkontraksi. Pada triwulan laporan kinerja LU industri pengolahan tercatat tumbuh sebesar -5,36% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Triwulan II 2020 (-7,53%; yoy). Naiknya kinerja LU industri pengolahan sejalan dengan perbaikan kinerja pada industri makanan dan minuman, TPT, industri kayu dan barang dari kayu, industri barang galian bukan logam, dan industri furniture (Tabel 1.5). Berdasarkan liaison dengan pelaku usaha, kenaikan kinerja pada industri kayu dan barang dari kayu serta industri furnitur terjadi sejalan dengan fenomena stay at home meningkatkan minat masyarakat untuk melakukan dekorasi rumah.

Page 33: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

14 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Perbaikan kinerja penjualan domestik pada sektor industri pengolahan juga dipengaruhi oleh kebijakan Pemerintah Daerah DIY di antaranya: (1) Bantuan pemasaran produk UMKM melalui aplikasi SiBakul milik Dinas Koperasi dan UMKM DIY; (2) Pembukaan pariwisata dengan protokol kesehatan (pariwisata new normal) sehingga dapat mendorong peningkatan permintaan di industri kreatif serta industri makanan dan minuman; (3) Pemerintah Kota Yogyakarta telah menyiapkan dana Rp94 miliar untuk mendukung UMKM dan pelaku wisata; serta (4) Pembuatan Badan Usaha Milik Kampung berorientasi pada pengembangan UMKM dan kampung wisata. Selain itu, Program KUR Klaster diyakini juga mampu mendorong permodalan UMKM. PT BPD DIY juga memberikan berbagai program di antaranya peluncuran kredit Pemberdayaan Ekonomi Daerah (PeDe) untuk pengusaha ultra mikro dengan bunga ringan, subsidi bunga, dan penjaminan untuk PDAM serta penyaluran berbagai bantuan untuk mengangkat perekonomian masyarakat.1

1 Sumber: Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, 15 September 2020].

Lapangan Usaha(y-on-y) (q-to-q)

Q3/19 Q2/20 Q3/20 Q3/19 Q2/20 Q3/20Industri Pengolahan 6,02 -7,53 -5,36 2,09 -6 4,48 Industri Makanan dan Minuman 7,46 -6,58 -4,94 0,54 -1,11 2,32 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 7,85 -17,5 -4,86 -0,89 -19,94 14,29

Industri Kulit, barang dari kulit -0,22 -27,12 -26,63 4,97 -26,77 5,67 Industri kayu, barang dari kayu -1,04 -8,87 -1,16 -2,81 4,66 5,41 Industri barang galian bukan logam 1,71 -22,67 -13,61 2,28 -22,89 14,26 Industri Furniture 5,95 -10,52 -3,21 5,59 -6,49 14,21

Sumber : BPS (diolah)

Sumber : Bank IndonesiaSumber : Bank Indonesia Sumber : Bank Indonesia

Tabel 1.5. Perkembangan Industri Pengolahan

Meningkatnya kinerja industri pengolahan juga terkonfi rmasi dari hasil survei dan liaison yang dilakukan Bank Indonesia. Berdasarkan SKDU, penjualan LU industri pengolahan pada di Triwulan III 2020 tercatat sebesar 2,52% (yoy), lebih tinggi dibandingkan Triwulan II 2020 sebesar -8,83% (yoy) (Grafi k 1.27). Sementara itu, indeks Prompt Manufacturing Index (PMI) Triwulan III 2020 tercatat meningkat, yakni dari 22,26% pada Triwulan II 2020 menjadi 51,43% (Grafi k 1.28). Berdasarkan liaison yang dilakukan kepada pelaku usaha, tercatat LS permintaan pada industri pengolahan pada Triwulan III 2020 tercatat -0,20, lebih tinggi dibandingkan Triwulan II 2020 sebesar -0,50 poin. Sementara itu, LS kapasitas produksi industri pengolahan pada Triwulan III 2020 juga tercatat lebih tinggi, yaitu dari -1,33 poin di Triwulan II 2020 menjadi -1,00 poin (Grafi k 1.29).

Indikator lainnya juga mengkonfi rmasi peningkatan kinerja LU Industri pengolahan, yaitu konsumsi listrik di industri. Berdasarkan data PLN, terdapat peningkatan konsumsi listrik industri pada Triwulan III 2020, yaitu tumbuh dari -17,44% (yoy) pada Triwulan II 2020 menjadi -8,00% (yoy) (Grafi k 1.30).

Grafi k 1.27. Perkembangan SBT Penjualan dan Kapasitas LU Industri Pengolahan

Grafi k 1.28. Perkembangan Prompt Manufacturing Index

Page 34: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

15

BAB 1PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Pada Triwulan IV 2020, industri pengolahan diperkirakan masih melanjutkan tren kenaikan. Berdasarkan SKDU, perkiraan indeks PMI Triwulan IV 2020 tercatat naik, yakni dari 51,43% pada Triwulan III 2020 menjadi 53,33%. Selain itu, pembukaan pariwisata menuju kebiasaan baru di beberapa destinasi wisata di DIY dan momentum hari raya Natal dan Tahun Baru dapat mendorong peningkatan permintaan di industri kreatif dan makanan dan minuman.

Pada 2020, kinerja LU Indistri Pengolahan diprakirakan melambat. Wabah COVID-19 menjadi faktor utama penurunan kinerja di lapangan usaha ini. Penurunan kinerja di Industri Pengolahan ini sejalan dengan penurunan permintaan domestik dan global. Wabah COVID-19 juga menyebabkan LU industri pengolahan paling banyak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

1.2.2. Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (Hotel dan Restoran)

Kinerja lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum pada triwulan laporan masih terkontraksi, namun lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada Triwulan III 2020, LU penyediaan akomodasi dan makan minum tumbuh sebesar -18,84% (yoy), lebih baik dibanding Triwulan II 2020 (-39,34%; yoy) (Grafi k 1.31). Perbaikan kinerja LU penyediaan akomodasi dan makanan terjadi baik pada subsektor penyediaan akomodasi maupun subsektor penyediaan makan minum. Kenaikan LU penyediaan akomodasi dan makan minum sejalan dengan mulai dibukanya beberapa destinasi wisata di DIY.

Membaiknya kinerja LU penyediaan akomodasi dan makan minum pada triwulan berjalan juga didukung oleh kebijakan pemerintah daerah, di antaranya: 1) Kampanye kreatif pariwisata domestik (staycation, roadtrip, leisure) sepanjang triwulan III oleh Kemenparekraf; 2) Program Greeting dan Gesture (2G) sebagai branding pariwisata DIY berbasis budaya di tengah masa pandemi COVID-19; (3) Gerakan Sembanggo atau sambaing Kulon Progo untuk pemulihan pariwisata di tengah Pandemi; (4) Program ‘Nglarisi’ oleh Pemerintah Kota Yogyakarta berupa pemesanan jamuan makanan dan minuman di lingkungan Pemkot.

Pelonggaran aturan transportasi dan penambahan jadwal transportasi juga mendorong perbaikan LU penyediaan akomodasi dan makan minum. Sesuai dengan Permenhub No.41/2020 (merupakan perubahan dari Permenhub No.18/2020), terdapat relaksasi aturan terkait kapasitas pesawat jet, yaitu dari sebelumnya hanya diperbolehkan 50% dari total kapasitas, kini menjadi 70%. Peraturan tersebut juga menghapus batasan kapasitas KA. Sementara itu, Pada 16 Agustus 2020, YIA telah menerima penerbangan internasional yakni Kuala Lumpur dan Malaysia, dengan pembukaan jalur secara bertahap. Berdasarkan data PT Angkasa Pura I, saat ini terdapat rata-rata 30 penerbangan per hari. Berdasarkan data BPS, rata-rata kedatangan penumpang yang menggunakan angkutan udara ke D.I Yogyakarta, baik melalui Bandara Adisutjipto dan Bandara Internasional Yogyakarta pada Triwulan III 2020 secara keseluruhan tercatat sebanyak 175,99 ribu orang penumpang, atau tumbuh sebesar sebesar -73,83% (yoy). Angka kedatangan tersebut mengalami kenaikan dibandingkan triwulan sebelumnya, yang hanya mencatatkan penumpang kedatangan sejumlah 60,29 ribu orang, atau tumbuh sebesar -92,72% (yoy) (Grafi k 1.32).

Sumber : Bank Indonesia Sumber : PLN DIY

Grafi k 1.30. Perkembangan Konsumsi Listrik IndustriGrafi k 1.29. Perkembangan Likert Scale LU Industri Pengolahan

Page 35: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

16 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Untuk moda transportasi kereta api, PT KAI juga menambah perjalanan KA jarak jauh dan memperpanjang rangkaian kereta dalam rangka menyambut libur 17 Agustus dan Tahun Baru Islam. Di bulan Agustus 2020, PT KAI mengoperasikan 53 rangkaian kereta api jarak jauh.

Lebih tingginya LU penyediaan akomodasi dan makan minum juga terindikasi dari survei yang dilakukan Bank Indonesia, hasil liaison, dan konsumsi listrik bisnis. Berdasarkan SKDU, SBT kegiatan usaha LU Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) pada Triwulan III 2020 tercatat -0,08%, lebih tinggi dibandingkan Triwulan II 2020, yaitu -14,41% (Grafi k 1.33). Sementara itu, hasil liaison kepada pelaku usaha menunjukkan LS LU PHR pada Triwulan III 2020 tercatat sebesar -1,33 poin, lebih tinggi dibandingkan Triwulan II 2020 sebesar -1,40 poin (Grafi k 1.34). Sementara itu, berdasarkan data PLN, konsumsi listrik bisnis pada Triwulan III 2020 tercatat tumbuh sebesar -12,55% (yoy), lebih tinggi dibandingkan Triwulan II 2020 sebesar -24,15% (yoy) (Grafi k 1.35).

Grafi k 1.32. Perkembangan Jumlah Penumpang Kedatangan Di Bandara

Grafi k 1.31. Perkembangan Kinerja LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Grafi k 1.35. Perkembangan Konsumsi Listrik Bisnis

Grafi k 1.33. Perkembangan SBT Perdagangan, Hotel dan Restoran

Grafi k 1.34. Perkembangan LS LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Sumber : BPS DIY Sumber : BPS DIY

Sumber : Bank Indonesia Sumber : Bank Indonesia

Sumber : PLN DIY

Page 36: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

17

BAB 1PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Pada triwulan laporan, kinerja subsektor akomodasi naik terbatas. Pada Triwulan III 2020, subsektor penyediaan akomodasi tercatat tumbuh sebesar -53,84% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya, yakni -92,29% (yoy). Lebih tingginya kinerja subsektor akomodasi terkonfi rmasi dari naiknya jumlah wisatawan yang menginap di hotel, okupansi hotel, dan lama tinggal wisatawan. Berdasarkan data BPS, jumlah wisatawan yang menginap di hotel berbintang pada triwulan laporan tercatat tumbuh sebesar -61,25% (yoy), naik terbatas dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar -88,30% (yoy) (Grafi k 1.36). Lebih tingginya jumlah wisatawan dimaksud terutama didorong oleh meningkatnya wisatawan nusantara yang tumbuh sebesar -61,25% (yoy), sedangkan wisatawan mancanegara naik terbatas menjadi tumbuh sebesar -92,33% (yoy). Sementara itu, tingkat okupansi hotel bintang pada Triwulan III 2020 tercatat sebesar 34,64% (yoy), lebih tinggi dibandingkan Triwulan II 2020 sebesar 9,00% (yoy) (Grafi k 1.37). Lama tinggal wisatawan pada Triwulan III 2020 tercatat sebesar 1,47 hari, meningkat dibandingkan Triwulan II 2020 sebesar 1,39 hari (Grafi k 1.38). Berdasarkan liaison kepada pelaku usaha penyediaan akomodasi, kenaikan kinerja subsektor akomodasi juga didorong oleh inovasi yang dilakukan para pelaku penyediaan akomodasi, yaitu berupa paket virtual wedding/meeting. Selain itu, untuk menopang bisnis perusahaan selama periode pandemi, manajemen hotel membuat inovasi dengan meluncurkan aneka paket F&B disertai layanan free delivery yang dikelola langsung oleh internal hotel.

Grafi k 1.38. Perkembangan Lama Tinggal Wisatawan

Grafi k 1.36. Perkembangan Jumlah Wisatawan Grafi k 1.37. Perkembangan Tingkat Okupansi Hotel Berbintang

Sementara itu, subsektor makan dan minum juga mencatatkan kenaikan pertumbuhan terbatas, sebagai dampak mulai membaiknya konsumsi rumah tangga. Selain itu kebijakan beberapa perguruan tinggi di antaranya Universitas Muhamadiyah Yogyakarta yang mulai menerapkan kegiatan belajar mengajar secara offl ine bergantian antar angkatan per bulannya, diyakini juga menjadi salah satu pendorong membaiknya kinerja subsektor makan dan minum. Survei Biaya Hidup Mahasiswa (SBHM) di DIY 2020 menangkap potensi besarnya transaksi ekonomi yang dilakukan oleh mahasiswa dan kontribusinya terhadap perekonomian DIY. Populasi mahasiswa di DIY Prodi Diploma dan Sarjana tahun 2019 berdasarkan data PDDIKTI adalah 357.554 orang. Diperkirakan, dari mahasiswa Prodi Diploma dan Sarjana saja, pengeluaran mahasiswa di DIY bisa mencapai Rp1,044 triliun per bulan. Khusus bagi pendatang saja atau mahasiswa

Sumber : BPS DIY Sumber : BPS DIY, diolah

Sumber : BPS DIY, diolah

Page 37: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

18 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

yang berasal dari luar DIY, diperkirakan pengeluarannya per bulan mencapai Rp851,936 miliar. Kegiatan usaha makan dan minum menempati posisi pertama dengan perkiraan nilai transaksi sebesar Rp315.642 miliar per bulan. Pada Triwulan III 2020, subsektor penyediaan makan minum tercatat tumbuh sebesar -8,09% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (-24,56%; yoy).

Pada Triwulan IV, kinerja lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum diperkirakan dapat tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Momentum Hari Raya Natal dan Tahun Baru disinyalir dapat mendorong kinerja LU penyediaan akomodasi dan makan minum meningkat. Selain itu, penyelenggaraan beberapa event di triwulan IV juga dapat mendorong perbaikan kinerja LU penyediaan akomodasi dan makan minum, di antaranya penyelenggaraan event ICTM (Indonesia Corporate Travel and MICE) pada 8-10 Oktober di Yogyakarta yang mengundang 30 corporate buyer dan Virtual Jogja International Travel Mart pada Oktober 2020. Penerapan protokol kesehatan yang semakin ketat juga memberikan kepercayaan masyarakat untuk berwisata aman. Sudah terdapat 111 dari 168 hotel dan restoran di DIY yang telah beroperasional lolos verifi kasi protokol kesehatan pencegahan COVID-19, yang ditandai dengan surat rekomendasi izin operasional dari Dinas Pariwisata DIY dan stiker penanda dari PHRI DIY. Sementara itu, perkiraan kenaikan kinerja LU penyediaan akomodasi dan makan minum juga terkonfi rmasi dari survei yang dilakukan Bank Indonesia. Berdasarkan SKDU, Perkiraan SBT SKDU Kegiatan Usaha LU PHR pada Triwulan IV 2020 tercatat 0,53%, lebih tinggi dibandingkan Triwulan III 2020 tercatat -0,08%.

Secara keseluruhan tahun, kinerja lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum diprakirakan terkontraksi dibandingkan tahun sebelumnya. Turunnya LU penyediaan akomodasi dan makan minum seiring dengan berlangsungnya pandemi COVID-19 di 2020. Pembatalan event nasional dan internasional di DIY akibat adanya pandemi COVID-19 dan larangan mudik oleh pemerintah mendorong terkontraksinya pertumbuhan LU penyediaan akomodasi dan makan minum di tahun berjalan. Sementara itu, hampir sebagian besar kampus yang ada di DIY memperpanjang aktivitas untuk di rumah sampai dengan akhir tahun 2020, sehingga berpotensi menurunkan kinerja subsektor makan dan minum.

1.2.3. Lapangan Usaha Konstruksi

Pada Triwulan III 2020, kinerja LU konstruksi di DIY mampu tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Kinerja LU konstruksi pada Triwulan III 2020 tercatat tumbuh sebesar -12,19% (yoy), meningkat dibandingkan Triwulan II 2020, yakni -22,18% (yoy). Peningkatan LU konstruksi sejalan dengan pembangunan tiang pancang dan tiang penyangga rel KA bandara senilai Rp1,2 Triliun yang saat ini sudah mencapai progress 50%. Sementara itu, proyek pemerintah daerah di triwulan laporan juga turut mendorong peningkatan kinerja LU konstruksi, di antaranya proyek revitalisasi dan rekonstruksi bangunan Pojok Beteng yang dibiayai Danais sebesar 4,8 miliar dan kegiatan perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH), yang akan dibiayai Danais 139 unit dan Pemkot Yogya 20 unit, dan Kementrian PU dan PUPR 150 unit.

Membaiknya kinerja LU konstruksi tercermin dari survei yang dilakukan Bank Indonesia, dan konsumsi semen. Berdasarkan SKDU, SBT Kegiatan Usaha LU Konstruksi pada Triwulan III 2020 meningkat, dari -6,99% pada Triwulan II 2020 menjadi -2,28%(Grafi k 1.39). Sementara itu, berdasarkan konsumsi semen DIY, pada Triwulan III 2020 tercatat lebih tinggi daripada triwulan sebelumnya, yaitu tumbuh dari -36,01% (yoy) menjadi -12,33% (yoy).

Seiring dengan membaiknya pertumbuhan LU konstruksi, kinerja LU pertambangan dan penggalian juga turut mengalami peningkatan. LU pertambangan dan penggalian pada Triwulan III 2020 tumbuh -10,59% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Triwulan II 2019 sebesar -11,73% (yoy) (Grafi k 1.40). Aktivitas pertambangan dan penggalian mulai menggeliat yang tercermin dari permintaan pasir urug dan batu untuk konstruksi proyek strategis nasional dan pemerintah daerah.

Page 38: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

19

BAB 1PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Ke depan, LU konstruksi diperkirakan tumbuh lebih tinggi pada Triwulan IV 2020. Hal ini terkonfi rmasi dari survei yang dilakukan Bank Indonesia. Perkiraan SBT SKDU kegiatan usaha LU Konstruksi pada Triwulan IV 2020 tercatat -1,14%, lebih tinggi dibandingkan Triwulan III 2020 tercatat -2,28%. Selain itu, beberapa proyek strategis juga mulai kembali bergeliat, yaitu revitalisasi dan rekonstruksi kawasan Jalan KHA Dahlan bernilai Rp7,4 miliar, proyek revitalisasi jalur pedestrian Jalan Sudirman segmen Gondolayu-Tugu senilai Rp 14M, dan penataan simpang Tugu senilai Rp 9,5M.

LU konstruksi diperkirakan tumbuh melambat pada 2020. Pandemi COVID-19 menyebabkan beberapa proyek strategis pemerintah tertunda, di antaranya Tol Jogja-Solo, Tol Jogja-Bawen, dan Kereta Bandara YIA. Berdasarkan liaison dengan pelaku usaha di DIY, terdapat penurunan permintaan terhadap real estate, sebagai dampak adanya wabah pandemi COVID-19. Pada periode berjalan, masyarakat cenderung mengalihkan konsumsi dan investasi kesehatan. Selain itu, adanya statiscal based eff ect pembangunan YIA pada 2019 juga turun mendorong kontraksi dalam LU konstruksi di tahun 2020.

1.2.4. Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kinerja LU pertanian, kehutanan dan perikanan mampu tumbuh positif pada triwulan laporan, walaupun lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada Triwulan III 2020, kinerja LU pertanian, kehutanan dan perikanan tumbuh sebesar 7,49% (yoy), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 10,59% (yoy) (Tabel 1.6). Melambatnya kinerja LU pertanian, kehutanan dan perikanan didorong oleh kontraksi pertumbuhan pada komoditas hortikultura, perkebunan, peternakan, dan jasa pertanian dan perburuan. Pertumbuhan negatif komoditas hortikultura disebabkan adanya pergeseran musim tanam kedua padi yang menggeser musim tanaman sayuran, kacang-kacangan, dan palawija. Sementara itu, lebih rendahnya pertumbuhan kinerja LU pertanian, kehutanan dan perikanan sedikit tertahan oleh imbas pergeseran musim tanam padi yang masih terjadi pada triwulan laporan.

Grafi k 1.39. Perkembangan SBT SKDU Konstruksi Grafi k 1.40. Perkembangan PDRB LU Konstruksi dan PDRB LU Pertambangan dan Penggalian

Lapangan Usaha (y-on-y) (q-to-q)Q3/19 Q2/20 Q3/20 Q3/19 Q2/20 Q3/20

Pertanian, Kehutanan & Perikanan -0,19 10,59 7,49 11,21 -8,95 8,091. Pertanian, Peternakan, Jasa Pertanian 0,47 12,27 10,38 13,05 -6,58 6,42 a. Tanaman Pangan -1,26 31,12 24,15 30,24 -22,10 23,33 b. Hortikultura 5,30 7,97 6,67 1,40 8,52 0,18 c. Perkebunan -0,05 15,45 4,92 11,84 49,01 1,63 e. Peternakan -2,73 13,27 -5,55 5,42 3,92 -12,09 f. Jasa Pertanian 2,78 -7,31 -12,88 12,56 -22,43 5,802. Kehutanan -0,11 -38,15 -31,36 1,86 -26,75 13,043. Perikanan -15,47 -24,11 28,91 -8,01 -35,43 56,27

Tabel 1.6.. Perkembangan Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Sumber : BPS (diolah)

Sumber : BPS DIY

Page 39: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

20 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Lebih rendahnya pertumbuhan LU pertanian, kehutanan, dan perikanan juga terkonfi rmasi dari liaison kepada pelaku usaha. Berdasarkan hasil liaison kepada pelaku usaha, LS penjualan domestik LU pertanian, kehutanan, dan perikanan pada Triwulan III 2020 sebesar -0,50 poin, lebih rendah dibandingkan Triwulan II 2020 sebesar 0,00 poin (Grafi k 1.41). Berdasarkan hasil liaison kepada pelaku usaha, penurunan kinerja penjualan di sektor pertanian pada Triwulan III 2020 terjadi baik dari sisi volume maupun nominal penjualan. Selain itu, kekeringan di beberapa wilayah DIY dan sekitarnya, menjadi salah satu faktor pemicu turunnya hasil produksi pertanian. Hal ini terlihat dari kondisi dinamika atmosfer seperti masih kuatnya pergerakan angin monsoon Australia, dengan curah hujan 50 mm/dasarian.

Pada Triwulan IV 2020, kinerja LU pertanian, kehutanan, dan perikanan diperkirakan tumbuh lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya. Mulai masuknya masa tanam tanaman pangan karena adanya pergeseran musim panen padi kedua dan penutupan saluran utama Selokan Mataram di Karangtalun yang berdampak pada 11.000 hektar lahan pertanian, diperkirakan dapat menurunkan kinerja LU pertanian, kehutanan, dan perikanan ke depan. Lebih rendahnya kinerja LU pertanian, kehutanan, dan perikanan ke depan juga terkonfi rmasi dari survei yang dilakukan Bank Indonesia. Berdasarkan SKDU, perkiraan SBT perkiraan kondisi usaha LU pertanian pada Triwulan IV 2020 tercatat sebesar 0,78% lebih rendah dibandingkan Triwulan III 2020 sebesar 1,16%.

Secara keseluruhan tahun 2020, kinerja LU pertanian, kehutanan, dan perikanan diprakirakan tumbuh lebih tinggi dibanding periode sebelumnya. Naiknya kinerja di lapangan usaha dimaksud sejalan dengan perkiraan BMKG terkait prospek curah hujan 2020 cenderung normal sesuai klimatologisnya dan kecil peluang terjadinya gangguan anomali iklim seperti kemarau panjang di tahun 2019. Selain itu, permintaan komoditas beras menyusul meningkatnya aktifi tas bantuan sosial dalam rangka COVID-19, juga diperkirakan mampu mendorong kinerja di LU pertanian, kehutanan, dan perikanan tumbuh lebih tinggi.

Grafi k 1.41. Perkembangan LS Penjualan LU Pertanian, Peternakan dan Perikanan

Sumber : SKDU Bank Indonesia

Page 40: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

21

BAB 1PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

”Keterbatasan kondisi dimasa pandemi COVID-19 tidak membuat Bank Indonesia berhenti untuk terus mendukung pengembangan UMKM DIY go digital dan go ekspor (Hilman Tisnawan

– Kepala Perwakilan Bank Indonesia D.I.Yogyakarta)”

BOKS 1WEBSITE GREBEGUMKMDIY.COMSEBAGAI VIRTUAL SHOW CASE PRODUK PREMIUM UMKM DIY

Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) telah lama menjadi penopang utama ekonomi DIY. Hasil Sensus Ekonomi 2016 menunjukkan bahwa 98,4% perusahaan di DIY merupakan Usaha Menengah Kecil (UMK) dan mampu menyerap 79,0% dari tenaga kerja di DIY (2016). Berdasarkan data dari SiBakul, sistem database UMKM yang dikembangkan Dinas Koperasi dan UMKM DIY, tercatat ada sebanyak 193.584 UMKM di DIY. Dari sisi ekonomi, UMKM DIY memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi DIY sebesar 79,6%. Mempertimbangkan peran strategis UMKM DIY dalam perekonomian DIY, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (BI DIY) berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah DIY dan pihak lainnya berinisiatif untuk menyelenggarakan GREBEG UMKM DIY.

Event yang diinisiasi sejak tahun 2017 telah memberikan dampak dan manfaat yang baik bagi UMKM Mitra Binaan, Pemerintah Daerah DIY maupun bagi masyarakat DIY. Mempertimbangkan dampak dan manfaatnya, maka GREBEG UMKM DIY kemudian menjadi event tahunan bersama yang dipersembahkan untuk pengembangan UMKM di DIY. Biasanya dalam satu event GREBEG UMKM DIY akan terdiri dari banyak rangkaian acara, antara lain; Kurasi Produk, Premium Expo UMKM, Business Matching, dan lain-lain. Melalui event ini, UMKM DIY yang potensial dapat terseleksi dan terdata dengan komprehensif, sehingga dapat didorong untuk ‘naik kelas’menghasilkan produk premium yang mendukung sektor pariwisata dan ekspor DIY.

Page 41: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

22 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

GREBEG UMKM DIY 2020 yang ke-4 kembali hadir dan diselenggarakan dengan konsep yang berbeda, menyesuaikan kondisi pandemi COVID-19. Meski diselenggarakan dalam kondisi yang terbatas, namun diharapkan GREBEG UMKM DIY 2020 2020 dapat tetap memberikan manfaat bagi semua pihak, terutama UMKM DIY.

Menggantikan Premium Expo UMKM yang biasanya digelar di Exhibition Center atau Mall, pameran UMKM kali ini diselenggarakan secara offl ine (terbatas) dan online. Produk premium UMKM DIY lolos kurasi dan rangkaian kegiatan GREBEG UMKM DIY 2020 ditampilkan secara fi sik di Gedung Heritage Bank Indonesia DIY dengan pengunjung terbatas dan secara virtual melalui website grebegumkmdiy.com. Website grebegumkmdiy.com telah di-launching pada 27 Agustus 2020 oleh Wakil Gubernur DIY dan disaksikan oleh Kepala Perwakilan KPw Bank Indonesia di Dalam dan Luar Negeri, Mitra Strategis BI DIY dan Stakeholders terkait lainnya.

Website grebegumkmdiy.com merupakan virtual show case produk premium UMKM DIY. Produk-produk berkualitas pilihan ditampilkan dalam bentuk e-catalog maupun video yang atraktif dan dilengkapi dengan informasi profi le pelaku UMKM dan product knowledge. Website ini akan terus berkembang dan konten akan terus bertambah. Dan ke depan diharapkan, website ini akan menjadi ‘meeting point’ UMKM premium DIY dengan potential buyer baik dalam negeri maupun luar negeri, e-commerce platform, perbankan (funding), fi ntech dan pelaku bisnis lainnya. BI DIY akan terus bekerja sama dengan strategic partners baik di dalam maupun luar negeri untuk terus mempromosikan produk premium UMKM DIY.

Hasil dari rangkaian kegiatan bussiness matching yang dilakukan sepanjang tahun 2020, marathon promosi website grebegumkmdiy.com, purchase order pasca acara dan aktivitas secara offl ine menghasilkan transaksi senilai Rp 571 juta dan kontrak ekspor 3 UMKM DIY untuk produk handycraft ke Eropa, US dan Korea Selatan dengan total transaksi sebesar USD110.000. Selain itu, 8 UMKM DIY terpilih untuk mengikuti Bussiness Matching Karya Kreatif Indonesia 2020, 2 UMKM DIY terpilih untuk mengikuti New York NOW Virtual Expo 2020, 6 UMKM DIY terpilih untuk mengikuti Trade Expo Indonesia 2020 (virtually).

Sementara itu, rangkaian acara Grebeg UMKM DIY ke-4 2020 diselenggarakan dalam periode bulan Juli – Oktober 2020, yang dibagi dalam 2 seri. Grebeg UMKM DIY 2020 Seri-1 pada 28 – 30 Agustus 2020 dengan tema “Mendorong UMKM Ekspor Berbasis Digital” dan Seri-2 pada 6 – 9 Oktober 2020 dengan tema “Nguri-uri Batik Jogja : Melestarikan Sumbu Filosofi s Yogyakarta”. Adapun rangkaian kegiatan Grebeg UMKM DIY 2020, antara lain; QRIS Class untuk UMKM, Webinar Series untuk UMKM, Bussiness Matching UMKM DIY, UMKM Premium Expo (online & offl ine), Fashion Show : Lirik Lurik, Fashion Show : Batik Yogyakarta, Sosialisasi Batik Nitik Yogyakarta, Pelatihan dan Lelang Batik Masa Pandemi, Talkshow Bangga Buatan Indonesia dan Penglepasan UMKM DIY Ekspor.

GREBEG UMKM DIY 2020 diselenggarakan sebagai wujud nyata peran BI DIY dalam rangka memperkuat sinergi bauran kebijakan BI dengan kebijakan fi skal dan reformasi struktural Pemerintah untuk mengelola defi sit transaksi berjalan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta menindaklanjuti arahan Gubernur Bank Indonesia dalam 5 lima langkah penting yang dapat mempercepat pemulihan ekonomi di masa kenormalan baru dan transformasi digital.

GREBEG UMKM DIY 2020 telah terselenggara dengan baik berkat kolaborasi apik antara KPw BI DIY dengan Pemerintah Daerah DIY, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) DIY, Keluarga Alumni Fakultas Ekonomi (Kafegama) UGM, Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) DIY, Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO) DIY, Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP), Yayasan Beringharjo Inisiatif, Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB) DIY, Generasi Baru Indonesia (GENBI) DIY, Perbankan DIY, dan lainnya.

Page 42: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

23

BAB 1PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

BOKS 2Smart Digital Market (SEMAR) : Mendukung Pelaku Usaha di Pasar Beringharjo Naik Kelas dan Go Digital

“Tidaklah beriman kepada-Ku siapa saja yang tidur dalam keadaan kenyang, sementara tetangganya kelaparan, padahal ia tahu.. (HR ath-Thabrani dan al-Bazzar)”

Sektor pariwisata adalah engine of growth utama pertumbuhan ekonomi DIY. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB DIY mencapai 55,37% (BPS, 2019), sehingga ketika aktivitas pariwisata terhenti akibat pandemi COVID-19 berdampak signifi kan terhadap kinerja perekonomian DIY. Kunjungan wisatawan mancanegara ke DIY selama pandemi menurun tajam hingga -77,94% (yoy) sementara tingkat okupansi hotel hanya sebesar 36,22% (BPS, September 2020). Kondisi ini berdampak multiplier eff ect ke hampir seluruh sektor ekonomi lainnya.

Seluruh destinasi wisata dan area-area favorit kunjungan wisata di DIY tampak sepi semenjak pertengahan Maret 2020. Salah satunya Pasar Beringharjo yang berlokasi di Malioboro, tempat wisata terpopuler di Yogyakarta. Libur lebaran yang selalu menjadi momen andalan pelaku usaha di Pasar Beringharjo untuk mendulang rejeki, terpaksa gigit jari memandang los-los pasar yang sepi pengunjung. Ada lebih dari 6.000 pedagang dan lebih dari 250 buruh gendong yang kehilangan mata pencaharian. Belum lagi produsen/pengrajin, tukang becak, pengelola parkir dan lainnya. Meski kondisi ekonomi DIY berangsur-angsur membaik, penambahan kasus baru COVID-19 di DIY cenderung meningkat. Masyarakat masih menahan diri menghindari kerumunan massa. Kondisi Pasar Beringharjo belum kembali ramai seperti sebelumnya.

Pasar Beringharjo, lokasinya hanya 500 meter dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia D.I.Yogyakarta (BI DIY). Diperlukan upaya ekstra untuk membantu para pelaku usaha Pasar Beringharjo. Bantuan Sembako 3 bulan tidaklah cukup. Diperlukan program gotong royong yang berkesinambungan dan berdampak jangka panjang. Namun demikian, mendorong ataupun memfasilitasi para

Page 43: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

24 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

pedagang Pasar Beringharjo untuk masuk ke pasar digital tidak semudah membalikan telapak tangan. Mereka-mereka adalah kelompok babyboomers yang gagap teknologi, kelompok yang tidak memiliki akses digital dan tidak memperoleh benefi t dari digital.

Berangkat dari keprihatinan ini, BI DIY bekerjasama dengan sekelompok relawan yang tergabung dalam Yayasan Beringharjo Inisiatif dan Pemerintah Kota Yogyakarta berkolaborasi melakukan gerakan yang diberi nama Smart Traditional Market (SEMAR). Gerakan SEMAR merupakan upaya untuk menolong para pedagang Pasar Beringharjo untuk bisa berjualan secara online di masa pandemi. Penggiat SEMAR bergerak dengan cara merekrut dan melatih calon-calon relawan yang akan membantu pedagang pasar onboarding to digital market. Saat ini, SEMAR School telah memiliki kurikulum lengkap untuk berbagai pelatihan, seperti; pelatihan mendata produk, kurasi produk, foto produk menggunakan smart phone, desain grafi s, repackaging, digital marketing, digital branding, serta supply chain management. Untuk memperkaya informasi, para relawan ini akan diajak berkunjung ke pusat-pusat produksi kerajinan khas Yogyakarta untuk belajar langsung dari pengrajinnya.

Gerakan kolaborasi SEMAR telah diformalkan dalam penandatanganan Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kota Yogyakarta dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY dan PT Bank Pembangunan Daerah DIY No. 27/NKB.YK/IX/2020, No 22/49/Yk/Srt.P/B, No 0493/OM 0004 tanggal 22 September 2020 tentang Kerjasama Program Digitalisasi dan Pengembangan Ekonomi Daerah Kota Yogyakarta. Dalam waktu kurang dari 2 bulan, peserta SEMAR School sebanyak 98 orang yang siap untuk mendampingi pedagang Pasar Beringharjo. Terdapat 60 pedagang yang telah dikurasi dan telah merasakan manfaat didampingi oleh penggiat SEMAR. Meski belum kembali seperti sebelum COVID-19, setidaknya 60 pedagang ini tetap bisa berjualan dengan bantuan pendampingan dari relawan. Ke depan akan semakin banyak pedagang yang dikurasi dan turut dalam program SEMAR. Bisnis prosesnya didesain agar geliat reaktivasi Pasar Beringharjo melalui program ini turut juga dirasakan oleh banyak pihak seperti para buruh gendong, kurir dan pelaku usaha lainnya. Digital Corner yang akan menjadi pusat kegiatan SEMAR dan SEMAR School sedang dalam proses pembangunan melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI). BI DIY melalui jejaringnya dengan stakeholders utama menggalang komitmen untuk turut menggunakan produk-produk lolos kurasi dari Pasar Beringharjo.

Gerakan SEMAR merupakan salah satu kontribusi nyata BI DIY terhadap perekonomian di DIY, khususnya dalam rangka menekan pertumbuhan angka kemiskinan DIY. “Satu ons aksi lebih berharga daripada satu ton teori (Friedrich Engels – Filsuf Jerman)”

Page 44: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020 25

BAB 2KEUANGAN DAERAH

REALISASI PENDAPATAN

DAERAH

REALISASI PENDAPATAN ASLI

DAERAH (PAD)REALISASI

BELANJA DAERAH

REALISASI BELANJA TIDAK

LANGSUNG

REALISASI BELANJA

LANGSUNG

-6,43% -19,92% 9,2% 16,11% 0,92%Tw III 2020 Tw III 2020 Tw III 2020 Tw III 2020 Tw III 2020

Realisasi pendapatan Pemerintah Daerah se-DIY pada Triwulan III 2020 menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Di sisi lain, realisasi belanja APBD mengalami peningkatan seiring dengan mulai kembalinya pengerjaan proyek pemda.

Page 45: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 202026

Page 46: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020 27

BAB 2KEUANGAN DAERAH

Realisasi pendapatan Pemerintah Daerah se-DIY pada Triwulan III 2020 lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Turunnya realisasi pendapatan tersebut didorong oleh turunnya realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Lain-lain pendapatan. Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih melanjutkan kontraksi, sebagai akibat dari turunnya realisasi retribusi daerah dan Lain-lain pendapatan daerah yang sah. Namun demikian, Kenaikan terbatas pada komponen realisasi pajak daerah menahan laju kotraksi pertumbuhan realisasi PAD terlalu dalam. Berdasarkan pos pendapatan kabupaten/kota secara spasial, perlambatan pertumbuhan realisasi pendapatan terjadi di semua Kabupaten/Kota di DIY. Hampir di semua kabupaten dan kota di DIY mengalami pertumbuhan realisasi pendapatan negatif, kecuali Kabupaten Kulon Progo.

Di sisi belanja daerah, realisasi belanja Pemda se-DIY secara keseluruhan tercatat lebih tinggi pada triwulan laporan. Kenaikan belanja daerah pada triwulan laporan terutama didorong oleh kenaikan realisasi pada kedua komponennya, yaitu belanja tidak langsung dan belanja langsung. Terakselerasinya belanja tidak langsung pada Triwulan III 2020, terutama didorong oleh naiknya belanja tak terduga dan belanja bantuan keuangan. Sementara itu, perbaikan realisasi belanja langsung terutama terjadi pada komponen realisasi belanja modal. Berdasarkan pos belanja kabupaten/kota secara spasial, akselerasi realisasi belanja terjadi di Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul. Sementara itu, belanja di Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon Progo, dan Kota Yogyakarta masih menunjukkan pertumbuhan negatif.

2.1 Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja APBD-P se-DIY Triwulan III 2020

Realisasi pendapatan Pemerintah Daerah se-DIY pada Triwulan III 2020, terkontraksi dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafi k 2.1). Pada triwulan laporan, tercatat bahwa realisasi pendapatan pemda se-DIY tumbuh sebesar -6,43% (yoy), lebih rendah dibandingkan Triwulan II 2020 3,06% (yoy). Lebih rendahnya realisasi pendapatan tersebut didorong oleh turunnya realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Lain-lain pendapatan (Grafi k 2.2).

Grafi k 2.2. Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Grafi k 2.1. Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah

Sumber: DPPKAD Provinsi, Kab/Kota Sumber: DPPKAD Provinsi, Kab/Kota

Pada Triwulan III 2020, Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih melanjutkan kontraksi, sebagai akibat dari turunnya realisasi retribusi daerah dan Lain-lain pendapatan daerah yang sah. Realisasi PAD pada Triwulan III 2020 tercatat tumbuh sebesar -19,92% (yoy), lebih rendah dibandingkan Triwulan II 2020 (-16,29%; yoy) maupun Triwulan III 2019 (3,53%; yoy). Penurunan realisasi PAD pada triwulan laporan terutama didorong oleh lebih rendahnya realisasi retribusi daerah dan lain-lain pendapatan daerah yang sah, yaitu masing-masing tercatat tumbuh sebesar -41,28% (yoy) dan -48,95% (yoy). Realisasi kedua komponen PAD dimaksud lebih rendah dibandingkan Triwulan II 2020 dan Triwulan III 2019. Sementara itu, realisasi komponen pajak daerah juga masih tumbuh negatif dan lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun demikian, pertumbuhan realisasi komponen pajak daerah tersebut tercatat lebih tinggi jika dibandingkan Triwulan II 2020.

Kenaikan terbatas pada komponen realisasi pajak daerah menahan laju kontraksi pertumbuhan realisasi PAD terlalu dalam. Komponen pajak daerah memiliki pangsa terbesar terhadap total realisasi PAD se-DIY pada Triwulan III 2020, yakni 77,66%. Pada triwulan laporan, realisasi komponen pajak tumbuh sebesar -7,04% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan

Page 47: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 202028

Grafi k 2.3. Perkembangan Tax Ratio se-DIY

sebelumnya -24,48% (yoy). Meningkatnya pertumbuhan realisasi pajak daerah terjadi seiring dengan peningkatan kinerja LU penyediaan akomodasi dan makan minum dan LU industri pengolahan di DIY pada triwulan laporan. Lebih tingginya kinerja LU penyediaan akomodasi dan makan minum ini tercermin dari naiknya indikator tingkat okupansi kamar hotel di DIY dan length of stay pada Triwulan III 2020. Pertumbuhan pajak daerah juga mendorong lebih tingginya tax ratio daerah pada triwulan laporan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (Grafi k 2.3). Pada Triwulan III 2020, tax ratio daerah se-DIY tercatat 2,15%. Nilai tax ratio tersebut lebih tinggi dibandingkan Triwulan II 2020, yakni (1,77%), namun lebih rendah dibandingkan Triwulan III 2019 (2,24%).

Sumber: DPPKAD Provinsi, Kab/Kota

Sementara itu, realisasi Pendapatan Lain-lain juga mencatatkan pertumbuhan negatif pada triwulan laporan. Pada Triwulan III 2020, Pendapatan Lain-Lain tercatat tumbuh sebesar -10,71% (yoy), lebih rendah dibandingkan Triwulan II 2020 dan Triwulan III 2019, yaitu masing-masing tumbuh sebesar -23,89% (yoy) dan 10.49% (yoy). Adapun penurunan realisasi komponen tersebut terjadi hampir di seluruh komponennya, kecuali komponen Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda lainnya yang masih mampu tumbuh positif. Penurunan terdalam terjadi pada realisasi komponen Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus (Otsus).

Pertumbuhan positif dana perimbangan menahan laju kontraksi dalam realisasi pendapatan daerah pada triwulan laporan. Peningkatan dana perimbangan terutama terjadi karena percepatan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) oleh pemerintah pusat. Percepatan TKDD dimaksud sebagai upaya untuk menopang dampak ekonomi dari COVID-19. Sampai dengan Triwulan III 2020, porsi realisasi dana perimbangan dibandingkan dengan realisasi total pendapatan di DIY adalah sebesar 58,55%. Kenaikan dana perimbangan terutama didorong oleh terakselerasinya realisasi komponen Dana Alokasi Khusus (DAK). Pada triwulan laporan, realisasi DAK tercatat tumbuh sebesar 23,15% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (7,88%; yoy).

Di sisi belanja daerah, realisasi belanja Pemda se-DIY secara keseluruhan tercatat lebih tinggi pada triwulan laporan. Pada Triwulan III 2020, realisasi belanja daerah se-DIY tercatat tumbuh sebesar 9,20% (yoy), lebih tinggi dibandingkan Triwulan II 2020 dan Triwulan III 2019, yang masing-masing tercatat tumbuh sebesar -12,47% (yoy) dan 3,13% (yoy), Kenaikan belanja daerah pada triwulan laporan terutama didorong oleh kenaikan realisasi pada kedua komponennya, yaitu belanja tidak langsung dan belanja langsung (Grafi k 2.4).

Terakselerasinya belanja tidak langsung pada Triwulan III 2020, terutama didorong oleh naiknya belanja tak terduga dan belanja bantuan keuangan. Lebih tingginya belanja tak terduga sebagai dampak dari penanggulangan pandemi COVID-19 di daerah. Sementara itu, kenaikan belanja bantuan keuangan sebagai dampak kebijakan penyesuaian Belanja Bagi Hasil kepada kabupaten dan kota yang disesuaikan dengan target penerimaan pajak daerah dan memperhitungkan kelebihan penerimaan pajak daerah Tahun Anggaran 2019. Pada triwulan laporan, realisasi belanja tidak langsung, tercatat tumbuh sebesar 16,11% (yoy), tumbuh lebih tinggi dibandingkan Triwulan II 2020 dan Triwulan III 2019 yang tercatat tumbuh masing-masing sebesar 1,87% (yoy) dan 6,77% (yoy). Porsi realisasi belanja tidak langsung di Triwulan III 2020 terhadap total belanja adalah sebesar 57,95%.

Page 48: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020 29

BAB 2KEUANGAN DAERAH

Grafi k 2.4. Perkembangan Realisasi Komponen Belanja Langsung

Realisasi belanja langsung juga menunjukkan pertumbuhan positif. Pada triwulan laporan, realisasi belanja langsung, tercatat tumbuh sebesar 0,92% (yoy), tumbuh lebih tinggi dibandingkan Triwulan II 2020 dan Triwulan III 2019 yang tercatat tumbuh masing-masing sebesar -34.90% (yoy) dan -0,91% (yoy). Perbaikan realisasi belanja langsung terutama terjadi pada komponen realisasi belanja modal. Mulai kembalinya pengerjaan beberapa proyek Pemerintah Daerah mendorong akselerasi realisasi belanja langsung, di antaranya revitalisasi pojok banteng dan pembebasan tanah ganti rugi lahan terdampak pembangunan rel kereta bandara dari dan menuju YIA dilakukan secara bertahap sejak minggu ketiga Juli. Pembebasan lahan ini diberikan kepada pemilik 56 bidang terdampak di Temon dengan anggaran sebesar Rp230 milyar. Sementara itu, realisasi belanja barang dan jasa dan belanja pegawai masih menunjukan pertumbuhan negatif.

2.3 Anggaran dan Realisasi Pembiayaan APBD-P Se-DIY Triwulan III 2020

Pada Triwulan III 2020, capaian realisasi penerimaan pembiayaan lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Realisasi penerimaan pembiayaan pada triwulan berjalan tercatat sebesar Rp926,41 miliar dengan pertumbuhan sebesar -24,41% (yoy). Sumber penerimaan pembiayaan terbesar masih berasal dari SILPA tahun anggaran sebelumnya dengan porsi 98,68% dari total penerimaan pembiayaan. Sampai dengan Triwulan III 2020, realisasi SILPA sebesar 57,66%, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (Tabel 2.1).

Sementara itu, realisasi pengeluaran pembiayaan pada tahun laporan juga menurun. Capaian realisasi pengeluaran pembiayaan pada triwulan laporan tercatat lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, dengan pertumbuhan -46,22% (yoy) dan capaian realisasi sampai dengan Triwulan III 2020 sebesar 73,37%. Menurunnya pengeluaran pembiayaan didorong oleh komponen penyertaan modal di Triwulan III 2020 yang terealisasi sebesar Rp 157,43 milliar. Untuk tahun 2020, Pemda DIY berencana untuk melakukan penyertaan modal kepada BPD DIY dan dan penguatan modal kepada PT Tarumartani.

2.4 Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja APBD-P Kabupaten dan Kota

Perlambatan pertumbuhan realisasi pendapatan terjadi di semua Kabupaten/Kota di DIY. Hampir di semua Kabupaten Kota di DIY mengalami pertumbuhan negatif realisasi pendapatan, kecuali Kabupaten Kulon Progo (Grafi k 2.5). Penurunan pertumbuhan realisasi pendapatan terdalam terjadi di Kabupaten Sleman, yaitu tumbuh sebesar -13,24% pada Triwulan III 2020, lebih rendah dibandingakan Triwulan II 2020 yang tercatat sebesar 14,11% (yoy). Penurunan pendapatan di Kabupaten Sleman terutama didorong oleh penurunan realisasi PAD. Di sisi lain, Kabupaten Kulon Progo merupakan satu-satunya kabupaten di DIY yang masih mampu tumbuh positif realisasi pendapatannya, yang didorong oleh naiknya realisasi komponen dana perimbangan yang mempunyai porsi sebesar 58,92% dari total pendapatannya.

Sumber: DPPKAD Provinsi, Kab/Kota

Page 49: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 202030

Sumber: DPPKAD Kabupaten/Kota/Provinsi di DIY

Tabel 2.1. Realisasi Pembiayaan APBD se-DIY 2020

Pertumbuhan negatif pada realisasi Pendapatan Asli Daerah terjadi di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta (Grafi k 2.6). Penurunan realisasi PAD di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta terutama didorong oleh turunnya pajak daerah, yang mengambil porsi pajak daerah dibandingkan total PAD masing-masing sebesar 68,48% dan 65,11%. Penurunan pajak daerah sejalan dengan turunnya kinerja sektor pariwisata sebagai dampak dari pandemi COVID-19. Pada Triwulan III 2020, realisasi pajak daerah di Kabupaten Sleman tumbuh terkontraksi sebesar -39,17% (yoy), sementara realisasi pajak daerah di Kota Yogyakarta tumbuh sebesar -43,63% (yoy) (Grafi k 2.7).

No Uraian APBD 2019 (Rp. Juta)

s.d. TW III 2019APBD 2020 (Rp. Juta)

s.d TW III 2020growth TW III 2020 (%,

yoy)Realisasi (Rp. Juta)

% Realisasi terhadap

APBD

Realisasi (Rp. Juta)

Realisasi terhadap

APBDI Penerimaan Pembiayaan 1.754.589 1.225.622 69,85 1.606.597 926.410 57,66 (24,41)

a. SILPA Tahun Anggaran Sebelumnya 1.724.888 1.220.262 70,74 1.591.095 914.154 57,45 (25,09)b. Pencairan Dana Cadangan - - - - - - c. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah 2.974 - - - - - d. Pinjaman Daerah 15.003 3 0,02 - 7.600 - e. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 4 4 100,00 - 3 - f. Penerimaan Piutang Daerah - - - - - - g. Penerimaan Kembali Investasi Dana Bergulir 11.720 5.353 45,67 15.502 4.652 30,01 (13,08)h. Penerimaan dari Biaya Penyusutan Kendaraan - - - - - -

II Pengeluaran Pembiayaan 437.597 322.288 73,65 236.238 173.327 73,37 (46,22)a. Dana Cadangan - - - - - - b. Penyertaan Modal 402.213 310.815 77,28 219.900 157.438 71,60 (49,35)c. Pembayaran Pokok Utang 23.249 6.175 26,56 5.338 14.388 269,54 133,01 d. Pemberian Pinjaman Daerah - - - - - - e. Penyelesaian Kegiatan DPA-L - - - - - - f. Pembayaran Kewajiban Tahun Lalu - - - - - - g. Dana Bergulir - - - 11.000 1.500

Pembiayaan Neto 1.316.993 903.334 68,59 1.370.359 753.083 54,96 (16,63)

Grafi k 2.5. Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Kab/Kota di DIY

Grafi k 2.6. Pertumbuhan Realisasi PAD Kab/Kota di DIY

Grafi k 2.7. Pertumbuhan Realisasi Pajak Daerah Kab/Kota di DIY

Page 50: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020 31

BAB 2KEUANGAN DAERAH

2 Derajat Otonomi Fiskal (DOF) adalah kemampuan pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli daerah guna membiayai pembangunan. Derajat Desentralisasi Fiskal, khususnya komponen PAD dibandingkan dengan Total Pendapatan Daerah.

Meskipun demikian, berdasarkan kemampuan daerah dalam memperoleh pendapatan yang berasal dari sumber daya yang dimilikinya, Kota Yogyakarta menjadi daerah yang paling mandiri di antara kabupaten dan kota lainnya di DIY (Grafi k 2.8). Kemandirian daerah tersebut ditunjukkan dari derajat otonomi fi skal (DOF)2 Kota Yogyakarta sebesar 31,36%, paling tinggi dibandingkan DOF kota/kabupaten lain di DIY. Di sisi lain, Kabupaten Gunungkidul merupakan kabupaten yang memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap Pemerintah Pusat. Hal ini tecermin dari nilai DOF paling rendah, yaitu sebesar 11,15%. Secara keseluruhan, tingkat kemandirian daerah se-DIY masih dapat ditingkatkan. Seluruh kabupaten/kota di DIY perlu melakukan upaya untuk meningkatkan PAD melalui intensifi kasi dan ekstensifi kasi pemungutan pajak dan retribusi serta pendayagunaan kekayaan daerah sebagai sumber pendapatan daerah. Salah satu optimalisasi pajak dan retribusi yang dapat dilakukan adalah melalui industri pariwisata, yang merupakan salah satu potensi ekonomi di DIY. Berdasarkan besarnya porsi PAD masing-masing daerah terhadap total PAD kabupaten dan kota se-DIY, Kabupaten Sleman berkontribusi paling besar, yaitu 34,73% dan diikuti Kota Yogyakarta sebesar 24,43% (Grafi k 2.9).

Akselerasi realisasi belanja terjadi di Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul (Grafi k 2.10). Lonjakan anggaran di kedua kabupaten dimaksud sejalan dengan lebih tingginya realisasi belanja langsung. Realisasi belanja langsung di Kabupaten Bantul terutama didorong oleh akselerasi belanja barang dan jasa. Sementara itu, kenaikan realisasi belanja langsung di Kabupaten Gunungkidul didorong oleh lebih tingginya belanja modal.

Di sisi lain, belanja di Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon Progo, dan Kota Yogyakarta masih menunjukkan pertumbuhan negatif, baik pada realisasi belanja tidak langsung maupun belanja langsungnya (Grafi k 2.11 dan 2.12). Kendala realisasi belanja di ketiga Kabupaten tersebut terjadi karena penundaan beberapa kegiatan yang mengumpulkan massa, proses tender yang belum selesai, adanya gagal lelang, dan adanya beberapa kebijakan yang kemudian menunda proses realisasi, yaitu Permen PUPR No.14 Tahun 2020 yang baru ditetapkan pada akhir bulan Mei sehingga pelaksanaan lelang konstruksi menjadi mundur.

Grafi k 2.8. Derajat Otonomi Fiskal Kab. dan Kota Se-DIY pada Triwulan II 2020

Grafi k 2.9. Proporsi Realisasi PAD Kab. dan Kota se-DIY pada Triwulan II 2020

Grafi k 2.10. Pertumbuhan Realisasi Belanja Kab/Kota di DIY

Page 51: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 202032

2.5 Anggaran dan Realisasi APBN DIY pada Triwulan III 2020

Anggaran belanja APBN di DIY sampai dengan Triwulan III 2020 tercatat terealisasi sebesar 63,16%. (Tabel 2.2). Pangsa terbesar dari belanja APBN di Triwulan III 2020 adalah pada komponen Pendidikan, yaitu sebesar 30,05% dari total APBN. Pada Triwulan laporan, komponen pendidikan terealisasi sebesar 61,75%. Realisasi tertinggi anggaran belanja APBN di DIY terjadi pada komponen Ketertiban dan Keamanan, yaitu terealisasi 73,85%.

Tabel 2.2. Realisasi Belanja APBN DIY sampai dengan Triwulan III 2020

NO FUNGSI PAGU REALISASI PENYERAPAN (%)

1 Pelayanan Umum 628.796.350.000 298.613.907.749 47,49%

2 Pertahanan 1.242.291.127.000 815.896.950.020 65,68%

3 Ketertiban dan Keamanan 1.517.363.188.000 1.120.525.355.602 73,85%

4 Ekonomi 1.365.256.685.000 838.218.764.145 61,40%

5 Lingkungan Hidup 256.543.985.000 152.045.528.179 59,27%

6 Perumahan dan Fasilitas Umum 431.810.241.000 259.592.675.327 60,12%

7 Kesehatan 1.339.482.898.000 833.012.577.389 62,19%

8 Pariwisata dan Budaya 2.598.612.000 83.281.700 3,20%

9 Agama 185.805.509.000 114.793.632.915 61,78%

10 Pendidikan 3.018.903.157.000 1.877.020.606.821 62,18%

11 Perlindungan Sosial 54.568.838.000 33.693.614.601 61,75%

T O T A L 10.043.420.590.000 6.343.496.894.448 63,16%

Grafi k 2.11. Pertumbuhan Realisasi Belanja Langsung Kab/Kota di DIY

Grafi k 2.12. Pertumbuhan Realisasi Belanja Tidak Langsung Kab/Kota di DIY

Grafi k 2.13. Pertumbuhan Realisasi Belanja Barang dan Jasa Kab/Kota di DIY

Grafi k 2.14. Pertumbuhan Realisasi Belanja Modal Kab/Kota di DIY

Page 52: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

33

BAB 3PERKEMBANGAN inflasi daerah

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

INFLASI DIY

Triwulan III 2020 Triwulan III 2020 Triwulan III 2020

INFLASI JAWA INFLASI NASIONAL

1.65% 1.66% 1.42%(yoy) (yoy) (yoy)

Infl asi DIY pada Triwulan III 2020 masih tercatat rendah akibat belum pulihnya tingkat konsumsi rumah tangga.

Page 53: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

34 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Page 54: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

35

BAB 3PERKEMBANGAN inflasi daerah

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Grafi k 3.1. Perbandingan Infl asi Antar Daerah Tw III 2020

Tabel 3.1. Tren Perkembangan Infl asi DIY Bulanan (mtm)

Sumber: BPS DIY, diolah

Sumber: BPS DIY, diolah

3.1 Perkembangan Infl asi Triwulan III 2020

Walaupun kinerja ekonomi DIY pada triwulan III 2020 mulai meningkat, namun tingkat infl asi DIY masih menurun. Infl asi DIY triwulan III 2020 masih relatif rendah yakni 1,65% (yoy). Capaian infl asi ini lebih rendah dibanding realisasi infl asi DIY triwulan II 2020 yang tercatat 1,97% (yoy). Realisasi tersebut juga lebih rendah dibanding sasaran yang telah ditetapkan yakni 3,0%±1% (yoy). Rendahnya infl asi ini disebabkan oleh masih rendahnya tingkat konsumsi. Namun demikian ekspektasi infl asi masyarakat masih dalam level yang terjaga, sehingga pergerakan harga komoditas masih tetap berada pada rentang yang wajar.

Penurunan infl asi tahunan DIY pada triwulan III 2020 disebabkan oleh defl asi pada dua bulan pertama pada triwulan laporan. Pada Juli 2020 terjadi defl asi 0,08% (mtm) dan berlanjut pada Agustus 2020 mengalami defl asi 0,04% (mtm). Rendahnya permintaan pangan pasca lebaran diiringi oleh panen pada beberapa jenis komoditas, menyebabkan defl asi pada kelompok makanan. Pada September 2020 mengalami infl asi rendah yakni 0,03% (mtm), yang disebabkan oleh peningkatan tarif transportasi akibat libur panjang.

Rendahnya infl asi dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat konsumsi. Berdasarkan Indeks Penjualan Riil dari Survei Penjualan Eceran, menunjukkan bahwa penjualan pedagang retail pada seluruh komoditas mengalami perlambatan. Pada triwulan III 2020, konsumsi masyarakat mulai meningkat walaupun masih lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penurunan demand ini menyebabkan beberapa komoditas mengalami oversupply, sehingga harga-harga di pasar cenderung mengalami defl asi.

Bila dibandingkan dengan kawasan, realisasi infl asi DIY pada triwulan III 2020 cenderung tinggi. Pencapaian infl asi DIY sama dengan realisasi infl asi Jawa (1,66%; yoy) dan lebih tinggi dibanding Nasional (1,42%; yoy). Infl asi DIY juga lebih tinggi dibanding Jawa Timur (1,30%; yoy), Jawa Tengah (1,46%; yoy), dan Banten (1,63%; yoy). Pemulihan kinerja ekonomi DIY yang lebih baik dibanding provinsi lain di Jawa mampu menahan defl asi telalu dalam.

Kelompok Infl asiInfl asi (mtm) Tw III-2020 Akumulasi Infl asi

Tw IIIJul-20 Aug-20 Sep-20Umum -0,08 -0,04 0,03 -0,09Makanan, Minuman Dan Tembakau -0,79 -1,01 -0,24 -2,04Pakaian Dan Alas Kaki 0,32 0,02 -0,23 0,11Perumahan, Air, Listrik, Dan Bahan Bakar Rumah Tangga 0,01 0,01 0,00 0,02Perlengkapan, Peralatan Dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 0,16 0,02 0,06 0,24Kesehatan 0,32 0,15 0,03 0,49Transportasi -0,01 0,25 0,30 0,54Informasi, Komunikasi, Dan Jasa Keuangan 0,03 -0,10 0,00 -0,07Rekreasi, Olahraga, Dan Budaya -0,08 0,05 0,00 -0,03Pendidikan 0,00 -0,06 0,00 -0,06Penyediaan Makanan Dan Minuman/Restoran 0,30 0,12 0,00 0,43Perawatan Pribadi Dan Jasa Lainnya 0,52 2,70 0,71 3,93

Page 55: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

36 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Secara kelompok, infl asi kelompok makanan, minuman, dan tembakau kembali mengalami defl asi pada triwulan III. Hal ini disebabkan oleh pasokan yang cenderung melimpah, sementara itu permintaan masih belum tinggi. Pembukaan pariwisata pada triwulan III 2020 mampu untuk meningkatkan serapan komoditas pangan pada industri, walaupun masih relatif rendah karena dominasi wisatawan DIY yang liburan (staycation).

Dari sisi pasokan, stok daging ayam di pasaran secara nasional cenderung melimpah, sehingga menyebabkan harga daging ayam di tingkat produsen terus menurun. Selain itu serapan daging ayam sepanjang triwulan III 2020 mengalami penurunan. Dampaknya harga daging ayam di pasar terus mengalami defl asi. Sementara itu harga daging ayam yang murah menyebabkan peternak ayam melempar telur infertil (hatched egg) ke pasar. Hal ini berdampak pada melimpahnya pasokan telur ayam, sehingga mengalami defl asi.

Adapun pada komoditas bawang merah, triwulan III merupakan masa panen raya yang terjadi pada sentra Bantul dan Sleman. Hal ini menyebabkan pasokan bawang merah di pasar cenderung melimpah. Defl asi bawang merah ini mengakhiri lonjakan bawang merah sepanjang akhir triwulan I hingga triwulan II, yang sempat mengalami kenaikan harga hingga 62%.

Pada kelompok Pakaian dan Alas Kaki, mengalami infl asi yang rendah pada triwulan laporan. Kurs rupiah cenderung mengalami depresiasi sepanjang triwulan III, bila dibandingkan dengan posisi pada akhir triwulan II 2020. Hal ini menyebabkan harga bahan baku tekstil impor menjadi meningkat, sehingga berdampak pada peningkatan harga sandang dalam negeri.

Infl asi kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar cenderung stabil. Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) fi sik yang sempat dihentikan sementara, namun pada triwulan III 2020 aturan tersebut dicabut dan Pemda telah diperbolehkan kembali untuk melakukan pembangunan fi sik. Hal ini menyebabkan aktivitas proyek konstruksi yang sempat terhenti menjadi mulai pulih walaupun masih lambat. Hal ini berdampak pada cenderung stabilnya infl asi pada komoditas konstruksi. Sementara itu tarif energi secara global juga masih rendah, sehingga komoditas energi tidak mengalami infl asi.

Pada kelompok kesehatan, tekanan infl asi sedikit meningkat. Di tengah pandemi COVID-19 yang berkelanjutan, menyebabkan kebutuhan akan dokter menjadi tinggi. Sementara itu protokol keamanan yang dibutuhkan oleh tenaga medis menjadi semakin ketat, sehingga meningkatkan biaya yang ditanggung tenaga medis untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Hal ini dikompensasi dengan penyesuaian tarif dokter umum, untuk mengakomodir peningkatan beban kerja dan perlengkapan yang dibutuhkan selama pandemi.

3 Indeks Penjualan Riil (IPR) merupakan kompilasi hasil survei nilai penjualan di tingkat pedagang eceran untuk kelompok barang tertentu. Semakin tinggi nilai IPR mengindikasikan penjualan kelompok barang tersebut meningkat

Grafi k 3.2. Indeks Penjualan Riil3

Sumber: Bank Indonesia

Page 56: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

37

BAB 3PERKEMBANGAN inflasi daerah

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Kelompok transportasi mulai mengalami infl asi, seiring dengan peningkatan permintaan. Pasca dibukanya kembali bandara di DIY pada awal triwulan III, permintaan terhadap angkutan udara masih sangat rendah. Namun sejak Agustus 2020, pelonggaran pembatasan aktivitas di beberapa daerah menyebabkan mobilitas manusia menjadi meningkat, sehingga penumpang moda angkutan udara mulai meningkat. Penumpang angkutan udara baik di Bandara Internasional Yogyakarta maupun Bandara Adisutjipto pada Agustus dan September 2020 mulai menunjukkan peningkatan aktivitas.

Sementara itu, bersepeda rupanya sedang menjadi tren dan membentuk gaya hidup baru masyarakat di tengah pandemi COVID-19. Akibatnya permintaan terhadap sepeda meningkat drastis. Namun mayoritas produsen sepeda tidak mengantisipasi lonjakan permintaan tersebut, sehingga pabrik kesulitan memenuhi permintaan konsumen. Dampaknya harga sepeda maupun spare part di pasar cenderung melonjak.

Secara khusus, regulasi impor produk sepeda per 28 Agustus diperketat melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 68 tahun 2020 tentang ketentuan Impor Alas Kaki, Elektronik, dan Sepeda Roda Dua dan Roda Tiga. Kondisi ini akan menyebabkan pasokan sepeda khususnya impor akan cenderung terbatas.

Grafi k 3.3. Tren Infl asi Transportasi (mtm) Grafi k 3.4. Perkembangan Harga Minyak Dunia

Tekanan harga dari kelompok pendidikan cenderung minimal. Secara siklus infl asi pendidikan hanya terjadi pada masa tahun ajaran baru, yakni pada triwulan III. Perguruan tinggi cenderung menahan kenaikan tarif pendidikannya, akibat dari perubahan metode menjadi pembelajaran jarak jauh dan daya beli masyarakat yg tertekan akibat pandemi COVID-19.

Grafi k 3.5. Tren Infl asi Pendidikan (mtm) Grafi k 3.6. Penumpang Penerbangan DIY

Terakhir, dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya menjadi sumber infl asi sepanjang triwulan. Pada kelompok ini penyumbang utama infl asi adalah komoditas emas perhiasan, seiring peningkatan harga emas global. Walaupun ketegangan perang dagang antara AS-Tiongkok mulai mereda, namun investor khawatir gelombang kedua virus COVID-19 dan ketidakpastian dari Pemilu AS akan mengganggu stabilitas ekonomi dunia. Hal ini menyebabkan investor cenderung mengalihkan asetnya ke emas.

Page 57: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

38 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

3.2 Program Pengendalian Infl asi Triwulan III 2020

Pada tahun 2020 TPID DIY telah menyusun program unggulan sejalan dengan roadmap pengendalian infl asi untuk jangka waktu 2019-2024. Secara umum pengendalian infl asi yang dilakukan TPID DIY tetap mengacu pada prinsip 4K (Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, Komunikasi dan Keterjangkauan Harga). Secara khusus TPID DIY telah menyiapkan beberapa strategi untuk menjaga infl asi DIY, yang diturunkan dalam program unggulan sebagai berikut:

i. Aspek Keterjangkauan Harga:

a) Memastikan agar harga komoditas terbentuk melalui mekanisme pasar yang wajar. Terkait hal ini TPID perlu melakukan sidak secara rutin, dengan menggandeng KPPU dan satgas pangan Polda DIY.

b) Optimalisasi peran Kios Segoro Amarto maupun Segoro Amarto Mobile di beberapa pasar DIY sebagai price reference store komoditas utama penyumbang infl asi di DIY, dan mereplikasi program tersebut di seluruh pasar DIY.

ii. Aspek Ketersediaan Pasokan:

a) Meningkatkan pasokan bahan pangan melalui peningkatan produktivitas. Peningkatan produksi dapat diupayakan melalui penggunaan teknologi dan peningkatan efi siensi melalui sistem pertanian korporasi (corporate farming) dan metode cocok tanam secara hidroponik dengan memanfaatkan lahan sempit, seperti pekarangan rumah.

b) Mengatur pola tanam hortikultura, terutama bawang merah, agar masa panen lebih merata di sepanjang tahun, dengan mengoptimalkan peran Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Terkait hal ini, diperlukan peranan intensif Dinas terkait untuk membina Gapoktan mengenai penentuan bibit, pupuk, serta masa tanam yang tepat, agar hasil panen optimal dan merata sehingga dapat menunjang stabilitas pasokan.

iii. Aspek Kelancaran Distribusi:

a) Implementasi perdagangan antardaerah perlu segera dilakukan, agar arus distribusi pangan dari daerah surplus ke daerah defi sit semakin lancar.

b) Pendirian BUMD Pangan, untuk menjaga ketersediaan pasokan komoditas, khususnya hortikultura yang sering menyumbang infl asi perlu segera diwujudkan.

c) Pedagang lokal perlu didorong untuk turut berpartisipasi dalam proses lelang komoditas hortikultura untuk kemudian memasarkan ke pasar lokal.

d) Perlu adanya regulasi yang mengatur agar sebagian hasil lelang komoditas hortikultura digunakan untuk memasok pasar di DIY.

Grafi k 3.7. Perkembangan Harga Emas Dunia

Page 58: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

39

BAB 3PERKEMBANGAN inflasi daerah

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

iv. Aspek Komunikasi Efektif:

a) Penyusunan strategi implementasi big data pengendalian infl asi, yang nantinya digunakan sebagai dasar dalam membuat kebijakan pengendalian stok/persediaan dan pengendalian harga bahan pangan oleh Dinas/Instansi terkait.

b) Upaya edukasi masyarakat secara terus-menerus terkait konsumsi secukupnya terutama saat peak season liburan sekolah, hari raya Idulfi tri, dan hari raya Natal, dengan bekerja sama dengan ulama/pemuka agama. Selain itu TPID perlu mengumumkan secara transparan mengenai kecukupan dan kesanggupan dalam menjaga ketersediaan stok pangan agar tidak terjadi panic buying.

3.3. Tracking Infl asi Triwulan IV 20204

Infl asi DIY pada triwulan IV 2020 secara tahunan diperkirakan akan meningkat dibanding realisasi infl asi triwulan III 2020. Berdasarkan tracking, realisasi infl asi DIY pada Oktober menunjukkan infl asi 0,08% (mtm) dan November 0,13% (mtm). Adapun tren infl asi tersebut secara siklus diperkirakan masih akan terus berlanjut hingga akhir triwulan IV 2020.

Secara spesifi k infl asi diperkirakan dipengaruhi oleh kelompok makanan dan transportasi. Secara lebih rinci, potensi infl asi pada triwulan IV 2020 dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

i. Tarif transportasi berpotensi meningkat. Secara siklus, libur akhir tahun akan memicu lonjakan permintaan terhadap transportasi darat maupun udara. Hal ini menyebabkan kenaikan tarif transportasi.

ii. Secara siklus, tarif sewa rumah dan kontrak rumah mengalami kenaikan di penghujung tahun. Hal ini dipicu oleh penetapan kenaikan UMK pada 2021 Kota Yogyakarta 3,27%, Sleman 3,11%, Bantul 2,90%, Kulon Progo 3,11%, dan Gunungkidul 3,81%.

iii. Harga daging ayam mulai meningkat. Upaya Kementerian Pertanian menerbitkan 3 surat edaran dalam 2 bulan terakhir mulai menunjukkan hasil. Jumlah pasokan ayam berhasil dipangkas hingga 40%. Hal ini berhasil meningkatkan harga daging ayam yang terus anjlok dalam 4 bulan terakhir.

iv. Pasokan telur ayam ras mulai terkendali, setelah terjadi pemangkasan pasokan daging ayam ras dan pencegahan telur infertil masuk ke pasar. Hal ini menyebabkan harga telur ayam kembali meningkat, setelah pada triwulan II mengalami defl asi.

v. Harga sayuran secara siklus meningkat di akhir tahun. Dengan intensitas curah hujan yang terus meningkat hingga akhir tahun diperkirakan akan mengganggu produksi sayuran tidak lebih dari 10%, sehingga kenaikan harga cenderung terbatas.

vi. Secara tren, komoditas hortikultura sedang memasuki masa tanam. Setelah masa panen raya berakhir dan mulai memasuki ke musim hujan, harga aneka cabai mulai rebound berangsur-angsur meningkat. Sementara itu pada bawang merah juga memasuki masa tanam, sehingga pasokan di pasar cenderung terbatas.

vii. Aktivitas Merapi telah meningkat dengan status Siaga Level 3. Dalam kondisi ini, radius 5km dari zona erupsi telah ditutup. Saat ini aktivitas pariwisata dan pertanian di sekitar Merapi telah ditutup. Ketidakpastian ini menyebabkan ekspektasi negatif bagi masyarakat. Beberapa peternakan di Merapi mengalami panic selling, dengan menjual harga ternak di bawah harga pasaran. Namun kondisi ini diperkirakan tidak signifi kan mempengaruhi kecukupan produksi pertanian dan peternakan se DIY

4 Infl asi tahun 2020 menggunakan tahun dasar 2018 berdasarkan Survei Biaya Hidup terbaru, sementara infl asi tahun 2019 menggunakan tahun dasar 2012.

Page 59: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

40 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Grafi k 3.8. Perkembangan Harga Beras Medium Grafi k 3.9. Perkembangan Harga Beras Premium

Grafi k 3.10. Perkembangan Harga Daging Ayam Ras Grafi k 3.11. Perkembangan Harga Telur Ayam Ras

Adapun potensi defl asi diperkirakan terjadi akibat penurunan harga pada komoditas sebagai berikut:

i. Harga emas perhiasan dalam tren menurun. Optimisme pasar global terus meningkat seiring dengan kemajuan riset vaksin COVID-19. Hingga November 2020, telah terdapat 6 jenis vaksin yang telah disetujui untuk penggunaan terbatas di negara tertentu. Hal ini meningkatkan keyakinan pasar bahwa pandemi COVID-19 akan segera berakhir dan ekonomi akan mulai berangsur pulih. Dampaknya investasi emas sebagai safe haven asset mulai ditinggalkan, sehingga harga emas global mulai menurun. Sejalan dengan hal tersebut, harga emas perhiasan dalam negeri juga ikut mengalami defl asi.

ii. Tarif energi diperkirakan tetap stabil. Harga minyak mentah dunia cenderung stabil dalam 2 bulan pertama di triwulan IV 2020. Dengan ekonomi dunia yang masih dalam fase pemulihan, diperkirakan harga minyak dunia masih akan cenderung stabil hingga akhir tahun. Hal ini menyebabkan tarif energi dalam negeri diperkirakan juga akan stabil

iii. Kenaikan harga rokok hingga akhir tahun diperkirakan cenderung minimal. Kenaikan cukai rokok sebesar 23% (yoy) sejatinya efektif berlaku sejak Januari 2020. Berdasarkan historis 3 tahun terakhir di DIY, kenaikan cukai rokok tsb ±50% di antaranya akan ditanggung oleh konsumen melalui kenaikan harga rokok. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, kenaikan cukai 2020 telah tertransmisi hampir seluruhnya ke harga rokok saat ini. Saat ini pembahasan kenaikan cukai rokok 2021 belum menemukan titik terang. Sehingga diperkirakan harga rokok akan cenderung stabil, hingga penetapan kenaikan cukai rokok berikutnya.

Page 60: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

41

BAB 3PERKEMBANGAN inflasi daerah

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Grafi k 3.13. Perkembangan Harga Bawang PutihGrafi k 3.12. Perkembangan Harga Bawang Merah

Grafi k 3.15. Perkembangan Harga Cabai RawitGrafi k 3.14. Perkembangan Harga Cabai Merah

*s.d November Minggu ke-4Sumber: Pusat Informasi Harga Pangan Strategis

Page 61: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

42 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Page 62: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

43

BAB 4STABILITAS KEUANGAN DAERAH,pengembangan akses keuangan dan umkm

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

PERTUMBUHAN KREDIT

Triwulan III 2020 Triwulan III 2020 Triwulan III 2020 Triwulan III 2020 Triwulan III 2020

PERTUMBUHAN DPK

KREDIT MACET PERBANKAN

(YoY) (YoY)

PERTUMBUHAN KREDIT KORPORASI

PERTUMBUHAN KREDIT

RUMAH TANGGA

1,89% 7,33% 2,42% 6,25% 1,57%

Stabilitas keuangan daerah DIY masih terjaga di tengah terkontraksinya ekonomi DIY.

* Panah menunjukkan perubahan dibanding triwulan sebelumnya

Page 63: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

44 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Page 64: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

45

BAB 4STABILITAS KEUANGAN DAERAH,pengembangan akses keuangan dan umkm

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Grafi k 4.2. Perkembangan Rentabilitas Korporasi DIYGrafi k 4.1. Perkembangan Likuiditas Korporasi DIY

4.1. Stabilitas Keuangan Daerah dan Pengembangan UMKM

4.1.1. Ketahanan Sektor Korporasi

Mulai pulihnya kinerja ekonomi DIY dipengaruhi oleh peningkatan kinerja korporasi di DIY. Kinerja korporasi DIY sejak 2019 telah mengalami tekanan dari gejolak ekonomi dan politik global maupun periode Pemilu sejak 2019. Pada semester pertama 2020, tekanan korporasi semakin bertambah dari dampak COVID-19. Pada triwulan I 2020 ekonomi Tiongkok yang menjadi mitra dagang utama korporasi DIY, menjadi terhenti. Implikasinya korporasi DIY yang memiliki keterkaitan global value chain dengan Tiongkok ikut terdampak di akhir triwulan I 2020. Memasuki triwulan II 2020, pembatasan aktivitas untuk memutus rantai penyebaran COVID-19 berimplikasi pada penurunan aktivitas kinerja korporasi. Penurunan kinerja ekonomi global maupun nasional menyebabkan tingkat konsumsi menjadi menurun, sehingga tingkat produksi korporasi menjadi berkurang. Namun pada triwulan III 2020, aktivitas pergerakan manusia perlahan mulai kembali meningkat sehingga kegiatan ekonomi mulai bergerak. Hal ini mendorong kegiatan dunia usaha dan korporasi mulai mengalami perbaikan.

Pada triwulan III 2020, ketahanan korporasi mengalami perbaikan yang cukup signifi kan. Tekanan terhadap korporasi masih mampu diserap oleh buff er yang dimiliki oleh korporasi. Stimulus yang diberikan oleh pemerintah dan perbankan turut menopang korporasi agar tetap bertahan ditengah pandemi. Regulator terus memantau perkembangan korporasi agar stimulus yang diberikan sesuai kebutuhan dan merata, sehingga dapat mempercepat pemulihan kinerja korporasi.

Ketahanan korporasi DIY dapat tercermin dari perbaikan likuiditas. Saat ini mayoritas korporasi di DIY memiliki likuiditas yang mencukupi. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh Bank Indonesia menunjukkan pada triwulan III 2020 menunjukkan 75,38% dari korporasi sampel survei memiliki tingkat likuiditas yang cukup baik. Hal ini menunjukkan mayoritas korporasi masih memiliki aset likuid yang cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional usaha maupun pembayaran utang pada posisi triwulan pelaporan.

Kedua dari sisi kemampuan menghasilkan laba (rentabilitas), saat ini semakin banyak korporasi yang mampu meraup keuntungan pada masa pandemi. Hasil survei yang sama pada triwulan III 2020 menunjukkan 69,23% korporasi masih memiliki rentabilitas yang cukup baik. Beberapa korporasi masih mampu untuk meraih keuntungan karena dapat menyesuaikan strategi bisnis di tengah keterbatasan pergerakan aktivitas. Dampak pandemi ini menyebabkan perusahaan cenderung melakukan efi siensi dengan memangkas biaya. Dukungan restrukturisasi perbankan juga meringankan beban korporasi dalam membayar beban hutang.

Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha Sumber: Survei Kegiatan Dunia UsahaSumbSumbSumbSumbSumbSumbSumbumbSumbmbS m er: er: er:er: er::ereer: er: er: er:e SurvSurvSurvurvrSurvSurvSurvvSurvSurvSurvSurvS ei Kei Kei Kei Kei Kei Kei Kei Kei Kei Kei Kegiaegiaegiaegiaegiaegiaegiaegiegigiaegiaegiatan tan tantatantantan tatantann DuniDunDunDuniDunDunDuDuniDunDunDun a Usa UsUsa Usa UsUa Usa Usa Usa Usa UsUsahaahaahaahaahaahaaaahaahaaaSumbSumbSumbSumbSumbSumbSumbumSumbSumumbm er: er: er: ererrer:er: ererr: SurvSurvSurvSurvSurvSurvSurvSururuu ei Kei Kei Kei Kei Kei Kei Keei Kiei Kei KKKegiaegiaegiaegiaegiaegiaegiagiaaegegiae tan tantanntanntanntantantanan DuniDunDunDunDunDunDDunDD n a Usa Usaa UsUsa Usa Usa UsUUa Ua U ahaaahahahahahahahhh

Page 65: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

46 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Ketiga, korporasi masih memiliki ruang untuk pemulihan maupun ekspansi melalui fasilitas kredit modal kerja. Dari komposisi liabilitas pada neraca korporasi di DIY masih didominasi oleh ekuitas, dengan sumber pendanaan utama dapat dipenuhi secara internal. Masih dari SKDU, hasil survei menunjukkan kebutuhan pembiayaan korporasi didominasi oleh dana internal perusahaan ataupun pembiayaan perusahaan induk (65,91%). Sementara itu ketergantungan pendanaan dari bank relatif rendah (20,91%). Dalam kondisi saat ini, korporasi masih memiliki ruang untuk mengakses pendanaan dari perbankan.

Terakhir untuk tetap menjaga pemulihan korporasi, pemerintah telah memberikan stimulus melalui jalur fi skal maupun perbankan. Dari sisi fi skal, pemerintah memberikan beberapa relaksasi kemudahan impor maupun pengurangan beban pajak dan retribusi. Sementara itu stimulus melalui jalur perbankan diberikan melalui restrukturisasi kredit dan pemberian kredit oleh perbankan. Tercatat pada triwulan III, restrukturisasi perbankan mampu memangkas kredit macet korporasi menjadi 6,25% (yoy). OJK juga telah memberikan perpanjangan relaksasi restrukturisasi hingga 2022, sehingga korporasi memiliki waktu yang cukup untuk pemulihan usahanya.

5 RFABS merupakan metode penggabungan neraca dari 7 sektor (Korporasi, Rumah Tangga, Perbankan, IKNB, Pemda, Rest of Indonesia, dan Rest of World). Arus keuangan dari ke 7 sektor dapat menjadi potret neraca DIY secara komprehensif dan mengukur interkoneksi antar sektor. Analisis RFABS DIY telah dipublikasikan dalam KEKR DIY November 2018.

Tabel 4.1. Perkembangan Kredit Korporasi

Sumber: Bank Indonesia

4.1.2. Ketahanan Sektor Rumah Tangga

Perbaikan kinerja ekonomi maupun korporasi pada triwulan III 2020 mulai berdampak kepada perbaikan sektor rumah tangga. Saat ini sektor rumah tangga DIY masih menjadi sektor kunci dari perekonomian DIY. Dari struktur perekonomian DIY, konsumsi rumah tangga berkontribusi sebesar 64,8% dari perekonomian DIY. Selain itu berdasarkan hasil Regional Financial Account Balance Sheet (RFABS)5 yang dilakukan oleh Bank Indonesia menunjukkan sektor rumah tangga menjadi sumber pembiayaan utama bagi korporasi non fi nansial maupun perbankan di DIY.

Ketahanan rumah tangga tercermin dari beberapa indikator, pertama daya beli rumah tangga masih terjaga. Pemerintah terus memberikan stimulus bantuan keuangan kepada masyarakat melalui bantuan reguler maupun bantuan khusus. Program ini mampu menjaga masyarakat miskin dan terdampak COVID-19 agar tetap mampu memenuhi kebutuhan pokok. Selain itu tingkat infl asi pada triwulan III 2020 tercatat rendah yakni 1,66% (yoy), lebih rendah dibanding sasaran infl asi pada 3,0±1% (yoy). Peningkatan harga barang konsumsi rumah tangga tersebut jauh lebih rendah dibanding peningkatan UMR 2020 yakni 8,51% (yoy), yang efektif berlaku sejak awal 2020. Hal ini dalam satu sisi mampu menjaga agar seluruh lapisan masyarakat tetap mampu menjangkau kebutuhan pokok.

Kedua, rumah tangga menengah keatas mulai meningkatkan konsumsi walaupun masih terbatas. Hal ini berdampak positif karena konsumsi mampu menjadi daya ungkit untuk menggerakkan perekonomian DIY. Mayoritas konsumsi golongan menengah atas didominasi oleh barang dan jasa yang sensitif terhadap mobilitas. Dengan relaksasi PSBB di beberada daerah

Page 66: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

47

BAB 4STABILITAS KEUANGAN DAERAH,pengembangan akses keuangan dan umkm

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Sumber: Bank Indonesia

Tabel 4.2. Perkembangan Kredit Konsumsi Rumah Tangga

dan dibukanya kembali aktivitas wisata berdampak pada mulai meningkatnya konsumsi tersebut. Selain itu konsumsi untuk kebutuhan hobi tersier juga terpantau meningkat. Berdasarkan catatan BPS, harga sepeda di DIY telah meningkat 18,38% (ytd) sejak awal tahun, karena tingginya permintaan akibat dari tren hobi bersepeda saat ini.

Ketiga, risiko kredit rumah tangga semakin rendah setelah pemerintah telah menerbitkan beleid untuk restrukturisasi kredit konsumtif. Melalui PMK No 138/PMK.05/2020, Kementerian Keuangan memberikan subsisi bunga untuk kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB). Subsidi ini dapat dimanfaatkan oleh debitur KPR hingga tipe 70, dan debitur KKB untuk usaha produktif, termasuk para ojek daring dengan plafon maksimal hingga Rp 500 juta. Besaran subsidi bunga yang bisa didapatkan adalah sebesar 6% pada tiga bulan pertama dan menjadi 3% untuk tiga bulan berikutnya. Dengan bantuan subsidi ini mampu menurunkan kredit macet konsumsi rumah tangga hingga di level 1,57%. Tingkat kredit macet ini berada jauh di bawah threshold aman pada level 5%.

Diperkirakan kredit konsumsi rumah tangga di DIY masih akan cenderung rendah hingga tahun mendatang. Survei konsumen Bank Indonesia menunjukkan 76% responden kemungkinan besar tidak akan melakukan pembelian properti dalam waktu dekat, sehingga KPR diperkirakan masih mengalami tren penurunan selama 2020.

4.1.3. Perkembangan Bank Umum di DIY

Pemulihan ekonomi baik dari sisi korporasi dan rumah tangga tidak terlepas dari peran kunci perbankan sebagai lembaga intermediasi. Perbankan memegang peran vital sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada pihak yang membutuhkan. Sepanjang semester I, dampak dari COVID-19 menyebabkan debitur bank mengalami kesulitan untuk melakukan pembayaran utang ke bank. Oleh karena itu, Komite Stabilitas Sistem Keuangan yang terdiri dari Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) terus memberikan stimulus penambahan likuiditas (quantitative easing / QE) melalui jalur perbankan dan fi skal. Secara khusus QE kepada perbankan diharapkan dapat menjaga likuiditas dan permodalan dari perbankan, sehingga perbankan mampu memberikan restrukturisasi kredit dan memberikan pinjaman permodalan kepada debitur yang terdampak COVID-19.

QE kepada perbankan dilakukan melalui berbagai jalur. Bank Indonesia telah memangkas BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 125bps dari posisi awal tahun menjadi 3,75%. Selain itu strategi ekspansi moneter dan operasi moneter Bank Indonesia dilakukan melalui pembelian SBN dari pasar sekunder, penyediaan likuiditas ke perbankan melalui mekanisme term repurchase agreement (repo), serta penurunan Giro Wajib Minimum (GWM). Dengan kondisi tersebut, diharapkan kondisi likuiditas perbankan lebih dari cukup. Longgarnya likuiditas serta penurunan suku bunga kebijakan (BI7DRR) menyebabkan suku bunga kredit maupun suku bunga simpanan perbankan terus menurun.

Page 67: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

48 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Grafi k 4.6. Perkembangan Suku Bunga PerbankanGrafi k 4.5. Perkembangan DPK Perbankan

Dari sisi penghimpunan dana, hingga saat ini tidak ada indikasi penarikan dana besar-besaran (rush) dari perbankan. Kondisi korporasi maupun rumah tangga yang masih solid menyebabkan belum adanya kebutuhan untuk menarik dana simpanan di perbankan. Hingga triwulan III 2020, dana simpanan di perbankan DIY mampu tumbuh 7,33% (yoy). Pertumbuhan DPK tersebut didominasi oleh simpanan likuid pada bentuk tabungan dan giro.

Grafi k 4.4. Perkembangan Kredit dan DPK (yoy) Perbankan

Grafi k 4.3. Perkembangan LDR

Di tengah kondisi likuiditas dan simpanan yang mencukupi, intermediasi perbankan masih cenderung rendah. Pertumbuhan kredit perbankan pada triwulan III 2020 tercatat hanya tumbuh 1,89% (yoy), walaupun capaian ini sudah lebih baik dibanding realisasi triwulan sebelumnya. Kondisi ini menyebabkan rasio intermediasi Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan di DIY anjlok ke level 60,05%. Dalam jangka pendek, kondisi penurunan intermediasi ini masih aman bagi perbankan, namun dalam jangka panjang kondisi ini berpotensi berdampak kepada rentabilitas perbankan.

Rendahnya realisasi penyaluran kredit tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, kondisi ini sejalan dengan aktivitas ekonomi yang masih rendah dan permintaan domestik yang belum kuat. Pada triwulan III, ekonomi mulai pulih walaupun cenderung lambat. Masih terdapat ketidakpastian seiring dengan jumlah penularan COVID-19 yang masih tinggi.

Kedua, tingkat kredit berisiko cenderung tinggi sehingga perbankan semakin selektif. Restrukturisasi yang dilakukan oleh perbankan di DIY telah mencapai lebih dari 30% dari total kreditnya. Dengan proporsi tersebut, perbankan masih memiliki tingkat permodalan dan likuiditas yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan restrukturisasi bagi debitur yang terdampak COVID-19. Namun dampak dari COVID-19 ini menyebabkan profi l risiko debitur dan calon debitur menjadi meningkat, sehingga perbankan semakin berhati-hati dalam menakar risiko debitur.

Page 68: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

49

BAB 4STABILITAS KEUANGAN DAERAH,pengembangan akses keuangan dan umkm

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Tabel 4.3. Perkembangan Kredit Perbankan

Ketiga, permintaan kredit dari sektor rumah tangga relatif rendah karena masih menghindari pembelian barang tahan lama. Golongan menengah ke atas masih mengantisipasi kemungkinan pemburukan ekonomi, sehingga menunda konsumsi maupun investasi pada barang tahan lama. Hal ini berdampak pada penurunan pertumbuhan kredit kepemilikan kendaraan bermotor maupun kredit perumahan.

Sumber: Bank Indonesia

Sumber: Bank Indonesia

Tabel 4.4. Penyaluran Kredit UMKM di DIY

Sejalan dengan kinerja perbankan secara umum, kinerja perbankan syariah di DIY turut mengalami sedikit perbaikan. Pada triwulan III 2020 pembiayaan tumbuh 1,56% (yoy), dengan pembiayaan macet (non performing fi nancing / NPF) yang menurun menjadi 4,51%. Pembiayaan macet tersebut masih cukup baik karena berada di bawah threshold 5%. Sementara itu pertumbuhan simpanan masih tumbuh dengan baik pada kisaran 11,0% (yoy).

4.1.4. Restrukturisasi Perbankan

OJK telah menerbitkan Peraturan OJK No.11/POJK.03/2020 untuk memberikan keringanan restrukturisasi utang bagi debitur yang terdampak COVID-19. Implementasinya, hingga triwulan III 2020, perbankan di DIY telah melakukan restrukturisasi kredit hingga Rp12,2 Triliun. Jumlah restrukturisasi ini mencapai 34,7% dari total kredit perbankan di DIY. Perbankan saat ini memiliki likuiditas yang lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan restrukturisasi. Bahkan sejak Juli 2020, pengajuan restrukturisasi cenderung melandai. Hingga akhir triwulan III, sebagian kecil dari kredit yang di restrukturisasi telah mampu pulih.

4.1.5.Pengembangan Akses Keuangan UMKM

UMKM masih memiliki peranan yang besar dalam menopang perekonomian DIY, walaupun intermediasi perbankan kepada UMKM terus melemah. Dari sisi perbankan, penyaluran kredit UMKM oleh perbankan di DIY pada Triwulan III 2020 mencapai Rp16,3T atau setara dengan 41,4%. Pertumbuhan penyaluran kredit UMKM cenderung rendah, seiring dengan permintaan kredit yang belum sepenuhnya pulih. Namun pada triwulan III 2020 penyaluran kredit UMKM sedikit meningkat, seiring dengan implementasi program PEN dari stimulus subsidi bunga maupun program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Page 69: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

50 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

4.2. Program Pengembangan Akses Keuangan

Sesuai dengan tujuan Bank Indonesia untuk mencapai kestabilan nilai rupiah, tujuan utama dari program pengembangan UMKM yang dilakukan oleh Bank Indonesia adalah dalam rangka pengendalian infl asi. Namun demikian, untuk mendorong pengembangan potensi ekonomi unggulan di daerah, Bank Indonesia juga melakukan berbagai kegiatan lain yang sejalan dengan tugas Bank Indonesia. Aktivitas nyata yang hingga saat ini dilakukan oleh Bank Indonesia di antaranya pengembangan UMKM dengan model klaster, pemberdayaan ekonomi pesantren, pengembangan Local Economic Development, peningkatan akses pemasaran dan peningkatan akses keuangan.

Seperti halnya bisnis pada skala yang lebih besar, UMKM yang telah mampu menghasilkan produk secara kontinu dan memiliki pasar tertentu memerlukan dukungan pembiayaan agar berkembang. Di sini peran lembaga keuangan sangat diperlukan. Namun demikian, adanya asymmetric information antara pelaku UMKM dan lembaga keuangan seringkali menghambat terjadinya transaksi di antara keduanya. Pelaku UMKM merasa bahwa persyaratan yang ditetapkan lembaga keuangan sulit dipenuhi, sebaliknya lembaga keuangan merasa bahwa risiko yang harus dihadapi untuk memberikan pembiayaan kepada UMKM relatif tinggi sehingga perlu ditetapkan syarat-syarat tertentu. Menjembatani gap tersebut, Bank Indonesia bekerja sama dengan Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB).

Di samping itu untuk menjawab keluhan lembaga keuangan akan minimnya pencatatan transaksi keuangan oleh UMKM, Bank Indonesia telah mengembangkan aplikasi pencatatan transaksi keuangan sederhana berbasis android yang bisa digunakan secara bebas oleh pelaku UMKM. Agar aplikasi tersebut dapat dipahami dengan baik dan cepat oleh para pelaku UMKM, Bank Indonesia telah beberapa kali menyelenggarakan Training of Trainers (ToT) berbasis komunitas/asosiasi pengusaha lokal di DIY, dan hingga saat ini para trainers telah melatih ratusan pelaku UMKM. Untuk menyamakan persepsi antara pelaku UMKM dan lembaga keuangan baik bank maupun non bank, Bank Indonesia akan melakukan Training of Trainers (ToT) aplikasi ini kepada kalangan perbankan dalam hal ini Account Offi cer. Selain itu, untuk lebih meningkatkan keuangan inklusif di sektor UMKM, Bank Indonesia juga telah menyelenggarakan sosialisasi terkait transaksi non tunai seperti penggunaan QRIS (QR Code Indonesian Standard). Dengan adanya sosialisasi ini, para UMKM yang masih menggunakan uang tunai dalam bertransaksi dapat beralih menggunakan transaksi non tunai sehingga setiap transaksi tercatat secara elektronik dan UMKM memiliki akses ke lembaga perbankan.

Page 70: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

51

BAB 5PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

ARUS UANG RUPIAH - NET

OUTFLOW

PEMUSNAHAN UANG TIDAK LAYAK EDAR

TRANSAKSI SKNBI TRANSAKSI RTGS PENJUALAN VALAS KUPVA

Rp2,51 T Rp519 M Rp6,46 T Rp10,11 T Rp118 MTriwulan III 2020 Triwulan III 2020 Triwulan III 2020 Triwulan III 2020 Triwulan III 2020

Kelancaran Sistem Pembayaran tunai maupun nontunai tetap terjaga baik.

Page 71: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

52 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Page 72: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

53

BAB 5PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

5.1. Perkembangan Transaksi Non Tunai

5.1.1. Transaksi Yang Dioperasikan Oleh Bank Indonesia (SKNBI)

Transaksi sistem pembayaran non tunai melalui SKNBI di DIY pada Triwulan III 2020 mengalami penurunan baik dari sisi nominal dan volume apabila dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2019. Dari sisi nominal, transaksi SKNBI mengalami penurunan sebesar 29% (yoy), yaitu dari Rp6,46 Triliun pada Triwulan III Tahun 2019 menjadi Rp4,59 Triliun pada Triwulan III Tahun 2020. Dari sisi volume, transaksi SKNBI juga mengalami penurunan sebesar 9% (yoy) yaitu dari 205 ribu transaksi pada Triwulan III Tahun 2019 menjadi 187 ribu transaksi pada Triwulan III 2020. Penurunan penggunaan transaksi SKNBI disebabkan oleh adanya pembatasan aktivitas ekonomi sebagaimana dampak pandemi COVID-19 meskipun telah ada penyempurnaan kebijakan operasional SKNBI pada Bulan September 2019 yang melakukan penambahan window time SKNBI dari 5 kali per hari menjadi 9 kali per hari dan peningkatan batas maksimal kliring dari Rp500 juta menjadi Rp1 milyar.

Grafi k 5.1. Perkembangan Transaksi SKNBI

Grafi k 5.2. Perkembangan Transaksi RTGS

Pada Triwulan III 2020, volume transaksi RTGS di DIY mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, namun nominalnya mengalami penurunan dibandingkan Triwulan III 2019. Volume RTGS meningkat 40,73% (yoy) menjadi 9,60 ribu transaksi, dengan nominal mengalami penurunan 14,07% (yoy) menjadi Rp10,11 Triliun. Peningkatan volume transaksi RTGS apabila dibandingkan dengan Triwulan III 2019 disebabkan banyaknya transaksi bantuan sosial ke daerah seiring dampak wabah pandemi COVID-19 di Indonesia, meskipun transaksi bisnis/ komersil cenderung melambat karena terdampak COVID-19.

5.1.2.Transaksi Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) Dan Uang Elektronik

5.1.2.1 Transaksi kartu kredit

Penggunaan kartu kredit dari sisi nominal di Triwulan III 2020 mengalami kontraksi sebesar -41% (yoy) apabila dibandingkan pada Triwulan III 2019. Namun, transaksi kartu kredit pada periode ini cenderung membaik dibanding Triwulan II 2020 yang mengalami peningkatan sebesar

Sumber: Bank Indonesia

Sumber: Bank Indonesia

Page 73: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

54 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Grafi k 5.4. Perkembangan Transaksi Kartu ATM/Debet Grafi k 5.5. Perkembangan Transaksi Kartu ATM/Debet

Grafi k 5.3. Perkembangan Transaksi Kartu Kredit

5.1.2.2.Transaksi Kartu ATM/Debet

Penggunaan kartu ATM/Debet dari sisi nominal di Triwulan III 2020 mengalami kontraksi sebesar 12,82% (yoy) apabila dibandingkan pada Triwulan III 2019, namun mengalami peningkatan sebesar 19,78% dibandingkan Triwulan II 2020. Transaksi kartu ATM/Debet di DIY didominasi oleh transaksi tarik tunai sebesar Rp10,78 Triliun dan transfer (interbank dan antarbank) sebesar Rp7,99 Triliun. Penurunan transaksi di Triwulan III 2020 dibandingkan periode yang sama di tahun 2019 menggunakan kartu debet disebabkan terjadinya penurunan pada seluruh transaksi meliputi tarik tunai, belanja, transaksi online, serta transfer interbank dan antar bank, kecuali transaksi belanja yang tumbuh 23,36%.

17,12% (qtq) yaitu dari Rp389 Miliar menjadi Rp456 Miliar. Secara umum, transaksi kartu kredit di wilayah DIY masih didominasi oleh transaksi belanja. Transaksi belanja pada Triwulan III 2020 mencapai Rp315 Miliar meningkat sebesar 22,32% dibandingkan Triwulan II 2020. Selain itu, transaksi online (Card Not Present) pada Triwulan III terakselerasi sebesar 11,48% hingga mencapai Rp99 Miliar. Peningkatan transaksi kartu kredit pada Triwulan III 2020 dibandingkan Triwulan II 2020 disebabkan pelonggaran aktivitas ekonomi yang meningkatkan kenaikan transaksi belanja masyarakat seiring mulai dibukanya pusat perbelanjaan seperti mall diakibatkan pandemi COVID-19.

5.1.2.3.Transaksi Uang Elektronik

Transaksi uang elektronik di Triwulan III Tahun 2020 mengalami peningkatan sebesar 342% (yoy) menjadi Rp 693 Miliar dibandingkan Triwulan III Tahun 2019. Transaksi uang elektronik pada Triwulan III 2020 di DIY didominasi oleh transaksi belanja dengan pangsa sebesar 89%, dengan nominal transaksi mencapai mencapai Rp619 Miliar. Peningkatan penggunaan uang elektronik disebabkan meningkatnya aktivitas masyarakat dalam berbelanja online serta perubahan pola masyarakat dalam melakukan pembayaran yang dari tunai menjadi uang elektronik selama masa pandemi COVID 19.

Sumber: Bank Indonesia

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Page 74: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

55

BAB 5PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

6 Posisi Net Outfl ow menunjukkan uang kartal yang keluar dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY lebih besar dibanding uang kartal yang masuk ke Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY dari masyarakat.

Grafi k 5.6. Perkembangan Nominal Transaksi Uang Elektronik

Grafi k 5.8. Perkembangan Infl ow dan Outfl ow Uang Kartal di DIY

Grafi k 5.7. Penggunaan Transaksi Uang Elektronik

Grafi k 5.9. Perkembangan Pemusnahan Uang di DIY

5.2 Perkembangan Pengelolaan Uang Rupiah

Secara umum pada awal triwulan III 2020, DIY mengalami net outfl ow6. Pada Triwulan III 2020, net outfl ow DIY tercatat sebesar Rp2,51 Triliun. Kondisi net outfl ow disebabkan oleh arus outfl ow yang mencapai Rp3,49 Triliun, turun 31,26% (yoy) dibandingkan Triwulan III 2019. Sementara itu nominal infl ow sebesar Rp973 Miliar, turun lebih dalam sebesar 78,46% (yoy) dibandingkan Triwulan III 2019. Kondisi outfl ow ini menunjukkan peningkatan jumlah uang yang beredar di masyarakat sejalan dengan melambatnya saving di perbankan serta meningkatnya pemberian Bantuan Sosial Tunai kepada masyarakat sebagai dampak COVID-19 oleh pemerintah daerah DIY.

Untuk memenuhi kebutuhan uang tunai layak edar, Bank Indonesia sepanjang Triwulan III 2020 telah melakukan kegiatan pemusnahan uang tidak layak edar. Jumlah uang tidak layak edar yang dimusnahkan pada Triwulan III 2020 senilai Rp519 Miliar, mengalami penurunan sebesar 57,60% (yoy) dibanding Triwulan IIII tahun sebelumnya. Adapun rasio pemusnahan uang terhadap total infl ow di awal Triwulan IIII 2020 adalah 53%, meningkat dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yang memiliki rasio sebesar 27%.

5.3 Perkembangan Transaksi Penukaran Valuta Asing (Bukan Bank) di DIY

Transaksi penukaran Valuta Asing di DIY mengalami penurunan di Triwulan III 2020. Dari 17 Pedagang Valuta Asing (Bukan Bank) yang terdaftar di DIY, transaksi penjualan pada Triwulan III 2020 dibandingkan Triwulan III 2019 tercatat menurun sebesar 66,38% (yoy) dan transaksi pembelian menurun sebesar 66,18% (yoy). Penurunan yang terjadi pada Triwulan III 2020 tersebut disebabkan penurunan aktivitas jual beli mata uang asing karena penurunan aktivitas pariwisata

Sumber: Bank Indonesia

Sumber: Bank Indonesia

Sumber: Bank Indonesia

Sumber: Bank Indonesia

Page 75: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

56 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

sebagai dampak pandemi COVID-19. Dilihat dari jenis valuta/mata uang yang diperdagangkan, transaksi valuta asing di DIY didominasi oleh mata uang USD dengan proporsi mencapai 56% sehinga meningkatkan nominal jumlah penjualan dan pembelian valas dalam rupiah.

Grafi k 5.10. Perkembangan Transaksi Valuta Asing di DIY Grafi k 5.11. Pangsa Valuta Asing yang Ditukarkan di DIY Tw III 2020

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Page 76: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

57

BAB 5PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

BOKS 3BANK INDONESIA DIY MEMBENTUK TP2DD DI SELURUH KABUPATEN DI DIY

Perkembangan teknologi dalam bentuk layanan digital telah mempengaruhi berbagai sendi kehidupan masyarakat dan roda pemerintahan. Variasi perkembangan layanan digital di Indonesia menunjukkan akselerasi yang sangat cepat yang pada akhirnya menumbuhkan peluang-peluang ekonomi baru sekaligus tantangan yang menyertainya. Kecepatan perkembangan layanan digital ini pun coba direspon oleh pemerintah daerah di DIY dalam berbagai bentuk kebijakan.

Selain itu, Bank Indonesia sebagai otoritas sistem pembayaran juga mendorong seluruh Pemda di DIY agar menerapkan sistem pembayaran yang digital dalam hal belanja dan pendapatan daerah. Bank Indonesia DIY telah sering melakukan FGD dan rapat koordinasi dengan Pemda dalam hal melakukan Elektronifi kasi Transaksi Pemda (ETP). Selain itu, pada bulan Maret 2020 juga Pemda Sleman sudah membentuk TP2DD (Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah) dan menjadi TP2DD pertama di Indonesia. Setelah dibentuk, TP2DD Sleman telah bekerja dengan baik sehingga menambah jumlah pendapatan daerah yang telah dilakukan elektronifi kasi. Selain itu, dengan adanya TP2DD di Sleman, Indeks Capaian Elektronifi kasi Pemda Sleman juga menduduki peringkat 3 Nasional di tingkat Kabupaten/Kota dengan nilai sebesar 4,12 poin (maksimal 5 poin).

Sejak TP2DD Sleman dibentuk, terdapat 17 pendapatan yang langsung dinontunaikan menggunakan QRIS dan E-commerce. Melihat dampak positif yang ditimbulkan oleh TP2DD di Sleman, Bank Indonesia DIY mendorong Pemda lainnya untuk segera membentuk TP2DD masing-masing daerah melalui Focus Group Discussion (FGD) dan rapat koordinasi ke seluruh Pemda. Sebagai tindak lanjut dari kegiatan FGD dimaksud, 3 (tiga) Pemda Kabupaten, yaitu Bantul, Kulonprogo dan Gunung Kidul telah membentuk TP2DD di daerah masing-masing pada Bulan Oktober 2020.

Page 77: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

58 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Tim TP2DD dimaksud diketuai oleh Bupati dan memiliki ketua pelaksana yaitu Sekretaris daerah dan beranggotakan sebagian besar kepala-kepala OPD. Tim dimaksud akan bertugas melakukan pengumpulan data dan informasi terkait elektronifi kasi, melakukan analisis dan identifi kasi permasalahan serta menyusun rekomendasi kebijakan, strategi dan rencana aksi terkait ETP. Sehingga dengan adanya Pembentukan TP2DD dimaksud, diharapkan dapat mengakselerasi capaian elektronifi kasi, serta menyusun strategi terkait digitalisasi di masing-masing daerah.

Dalam membentuk TP2DD dimaksud, masing-masing Pemda telah menerbitkan Surat Keputusan Bupati tentang pembentukan TP2DD sebagai dasar hukum. SK dimaksud merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman antara Kemenko Perekonomian, Kemendagri, Bank Indonesia, Kemenkeu dan Kemenkominfo tentang pembentukan TP2DD. Sementara itu, Pemprov DIY dan Pemkot Yogyakarta juga akan segera membentuk membentuk TP2DD segera setelah Presiden menerbitkan Keppres terkait pembentukan TP2DD di daerah.

Page 78: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

59

BAB 6KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

PERSENTASE PENDUDUK MISKIN

PENDUDUK BEKERJA

TINGKAT PARTISIPASI

ANGKATAN KERJA

TINGKAT PENGANGGURAN

TERBUKAGINI RATIO

12,28% 2,126 juta 71,12% 4,57% 0,434Maret 2020 Agustus 2020 Agustus 2020 Agustus 2020 Maret 2020

Menurunnya kinerja ekonomi berdampak pada menurunnya penyerapan tenaga kerja dan meningkatnya tingkat pengangguran DIY

Page 79: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

60 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Page 80: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

61

BAB 6KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Penduduk usia kerja di DIY cenderung stabil. Hal ini didorong oleh jumlah angkatan kerja di DIY yang tumbuh terkoreksi. Terkontraksinya pertumbuhan ekonomi di DIY pada Triwulan III 2020 berdampak pada turunnya penyerapan tenaga kerja di DIY dan meningkatnya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Pandemi COVID-19 yang sempat menghentikan aktivitas pariwisata dan kegiatan sosial ekonomi lainnya di DIY pada semester awal 2020 berdampak signifi kan terhadap menurunnya penyerapan tenaga kerja pada beberapa lapangan usaha terkait, antara lain LU Akomodasi dan Makan Minum, LU Transportasi, dan LU Konstruksi. Selain berpengaruh terhadap meningkatnya pengangguran, COVID-19 juga berdampak terhadap pergeseran angkatan kerja menjadi bukan angkatan kerja, peningkatan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja, dan penduduk usia kerja yang sementara tidak bekerja. Selain itu, Berdasarkan jenis pekerjaan, tenaga kerja di sektor formal di DIY mengalami penurunan. Penurunan tenaga kerja formal memberikan dampak pada turunnya penghasilan yang diterima masyarakat DIY yang tercermin dari lebih rendahnya indeks penghasilan konsumen dan tingkat upah jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

6.1. Ketenagakerjaan

6.1.1.Partisipasi Kerja

Penduduk usia kerja di DIY cenderung stabil. Pada Agustus 2020, penduduk usia kerja di DIY tercatat sejumlah 3.132,75 ribu orang, atau tumbuh sedikit melambat 1,42% (yoy) jika dibandingkan dengan Agustus 2019 yang tumbuh 1,45% (yoy) (Tabel 6.1). Namun, tidak semua penduduk yang sudah memasuki usia kerja tersebut masuk ke pasar kerja. Hal tersebut ditunjukkan oleh jumlah penduduk yang bukan termasuk angkatan kerja. Penduduk yang bukan termasuk angkatan kerja tercatat sebanyak 904,59 ribu orang, atau 28,88% dari total penduduk usia kerja. Jumlah penduduk bukan angkatan kerja pada periode laporan dimaksud tumbuh meningkat dibandingkan Agustus 2019, yakni 7,35% (yoy) pada Agustus 2020. Peningkatan yang signifi kan ini diindikasikan merupakan pergeseran dari angkatan kerja menjadi bukan angkatan kerja akibat pandemi COVID-19.

Sejalan dengan lebih melambatnya jumlah penduduk usia kerja, jumlah angkatan kerja juga tercatat tumbuh terkoreksi. Jumlah penduduk angkatan kerja tercatat sebanyak 2.28,16 ribu orang, atau 71,12% dari total penduduk usia kerja (Grafi k 6.1). Jumlah penduduk angkatan kerja pada periode laporan tercatat tumbuh -0,80% (yoy), atau lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat tumbuh 0,89% (yoy). Turunnya penduduk usia kerja yang aktif dalam kegiatan ekonomi menyebabkan lebih rendahnya tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK)7. Pada Agustus 2020, TPAK tercatat pada level 71,12%, lebih rendah dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya (72,72%) (Grafi k 6.2). Meskipun demikian, TPAK Perempuan mengalami peningkatan dari sebelumnya 63,95% pada Agustus 2019 menjadi 64,33% pada Agustus 2020, berkebalikan dengan TPAK laki-laki yang turun dari sebelumnya 81,85% pada Agustus 2019 menjadi 78,20% pada Agustus 2020.

Status Keadaan Ketenagakerjaan Ags-18 Ags-19 Ags-20 Pertumbuhan % (yoy)

Penduduk Usia Kerja 3.044,59 3.088,83 3.132,75 1,42Angkatan Kerja 2.226,28 2.246,19 2.228,16 -0,80 Bekerja 2.151,25 2.174,71 2.126,32 -2,23 Pengangguran 75,03 71,48 101,85 42,49Bukan Angkatan Kerja 818,30 842,64 904,59 7,35

Tabel 6.1 Status Keadaan Ketenagakerjaan di DIY

Sumber: BPS DIY

7 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah Persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang merupakan angkatan kerja. TPAK merupakan indikator yang mengindikasikan besarnya persentase penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi disuatu negara/wilayah. Semakin tinggi TPAK menunjukkan bahwa semakin tinggi pula pasokan tenaga kerja (labour supply) yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu perekonomian.

Page 81: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

62 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Grafi k 6.1 Persentase penduduk usia kerja di DIY Grafi k 6.2 Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di DIY

Sumber: BPS DIY

Pandemi COVID-19 yang sempat menghentikan aktivitas pariwisata dan kegiatan sosial ekonomi lainnya di DIY pada semester awal 2020 berdampak signifi kan terhadap menurunnya penyerapan tenaga kerja pada beberapa lapangan usaha terkait. Penurunan terbesar terjadi pada lapangan kerja sektor Akomodasi Makan dan Minum yang turun dari 9,4% pada Agustus 2019 menjadi 8,24% pada Agustus 2020. Hal ini didorong oleh aktivitas pariwisata yang sempat berhenti total di awal merebaknya pandemi yang menyebabkan kegiatan di sektor tersebut juga menurun drastis. Selain itu, sektor transportasi yang berkaitan erat dengan aktivitas pariwisata dan mobilitas manusia juga mengalami tekanan besar dalam penyerapan tenaga kerja, yakni turun dari 3,96% pada Agustus 2019 menjadi 3,44% pada Agustus 2020. Sektor konstruksi juga mengalami penurunan persentase penduduk yang bekerja, yakni dari 6,77% pada periode sebelumnya menjadi 6,02% pada Agustus 2020. Selain karena kegiatan konstruksi yang sempat dihentikan pada proyek-proyek pemerintah, berakhirnya konstruksi Proyek Strategis Nasional (PSN) di DIY berdampak pada kontraksi penggunaan tenaga kerja di lapangan usaha tersebut (Tabel 6.2).

Meskipun terbatas, peningkatan penyerapan tenaga kerja terjadi pada lapangan usaha pertanian, perdagangan, dan informasi dan komunikasi. Meningkatnya penyerapan tenaga kerja di lapangan usaha pertanian jika dibandingkan dengan tahun lalu sejalan dengan pergeseran masa panen raya komoditas pangan dan panen komoditas holtikultura. Persentase penduduk yang bekerja pada sektor infokom juga mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya kinerja sektor ini di masa pandemi COVID-19, yakni dari 0,99% pada Agustus 2019 menjadi 1,42% pada Agustus 2020. Sementara itu, lebih tingginya penyerapan tenaga kerja di sektor perdagangan diperkirakan merupakan shifting dari pelaku pariwisata yang tidak aktivitas pencahariannya harus terhenti sementara pada awal penyebaran COVID-19.

Tabel 6.2 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama di IDY

No Lapangan Pekerjaan Agu-18 Agu-19 Agu-201 Pertanian 20,45 19,06 20,172 Pertambangan 0,88 0,76 0,763 Industri Pengolahan 16,32 17,05 17,034 Pengadaan Listrik dan Gas 0,28 0,18 0,135 Pengadaan Air 0,25 0,19 0,246 Konstruksi 7,56 6,77 6,027 Perdagangan 18,62 18,99 21,028 Transportasi 3,6 3,96 3,449 Akomodasi dan Makan Minum 9,83 9,4 8,2410 Informasi dan Komunikasi 0,76 0,99 1,4211 Jasa Keuangan 1,61 1,55 1,3612 Real Estate 0,09 0,07 0,1613 Jasa Perusahaan 2,37 2,44 1,6114 Administrasi Pemerintahan 3,54 3,59 3,615 Jasa Pendidikan 5,52 6,85 6,1516 Jasa Kesehatan 1,66 2,16 2,1317 Jasa Lainnya 6,66 5,99 6,52

Sumber: BPS DIY

Page 82: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

63

BAB 6KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Selain berdampak terhadap peningkatan jumlah pengangguran, pandemi COVID-19 juga berdampak pada meningkatnya penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja dan penduduk usia kerja yang sementara tidak bekerja. Berdasarkan data BPS DIY (2020), sebanyak 32,37 ribu orang atau 31,78% dari total pengangguran di DIY dikategorikan sebagai pengangguran karena COVID-19, yakni pengangguran yang berhenti bekerja karena COVID-19 selama Februari – Agustus 2020. Sebagai dampak COVID-19 lainnya, sejumlah 448,35 ribu orang atau 83,01% penduduk usia kerja mengalami pengurangan jam kerja. Selain itu, juga terdapat penduduk usia kerja yang sementara tidak bekerja karena COVID-19, yakni sejumlah 36,57 ribu orang atau 6,77% dari total penduduk usia kerja.

Berdasarkan jenis pekerjaan, tenaga kerja di sektor formal di DIY mengalami penurunan. Pada Agustus 2020, jumlah tenaga kerja sektor formal tercatat sebanyak 905,70 ribu orang (42,59%). Pangsa tenaga kerja di sektor formal pada periode laporan tersebut lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni 48,36%. Terkontraksinya tenaga kerja di sektor formal tersebut didorong oleh penurunan tenaga kerja buruh/karyawan/pegawai dan tenaga kerja yang berusaha dibantu buruh tetap.

Di sisi lain, tenaga kerja di sektor informal di DIY meningkat. Sebanyak 1.220,62 ribu orang bekerja di sektor informal, meningkat 0,11% dari Agustus 2019. Tiga kelompok pembentuk tenaga kerja informal mengalami peningkatan, yakni tenaga kerja yang berusaha sendiri, tenaga kerja dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar, dan tenaga kerja pekerja keluarga/tak dibayar. Sektor informal merupakan sektor yang umumnya menampung tenaga kerja dengan tingkat keterampilan dan pendidikan rendah, serta seringkali menjadi tumpuan bagi penduduk yang berpendapatan rendah.

Berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan, penyerapan penduduk dengan status terakhir menganyam pendidikan terakhir di universitas konsisten mengalami peningkatan. Persentase tersebut meningkat sejak Agustus 2018, yakni 11,4% menjadi 12,75% pada Agustus 2019, dan kembali meningkat pula pada Agustus 2020 menjadi 13,64% (Tabel 6.4). Peningkatan ini menunjukkan adanya peningkatan kualitas penduduk bekerja, di mana semakin tinggi pendidikan maka keahlian dan produktivitas kerja juga semakin tinggi.

Sumber: BPS DIY

Sumber: BPS DIY

Status Pekerjaan Utama2018 2019 2020

Aug % (yoy) Aug % (yoy) Aug % (yoy)Formal 45,55 0,05 48,36 0,06 42,59 -0,12 Berusaha dibantu Buruh Tetap 4,3 0,3 4,09 -0,04 3,8 -0,07 Buruh/Karyawan/Pegawai 41,28 0,03 44,27 0,07 38,78 -0,12 Informal 54,45 -0,04 51,64 -0,05 57,41 0,11 Berusaha Sendiri 16,06 0,08 17,69 0,10 18,13 0,02 Dibantu Buruh Tidak Tetap/Buruh Tidak Dibayar 18,15 -0,03 15,26 -0,16 17,58 0,15 Pekerja Bebas 7,43 -0,19 7,19 -0,03 7,22 0,00 Pekerja Keluarga/tak Dibayar 12,81 -0,06 11,50 -0,10 14,48 0,26

Tabel 6.3 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama, Agustus 2018 – Agustus 2020

No Status Pendidikan2018 2019 2020Aug Aug Aug

1 SD ke bawah 28,71 27,96 26,512 SMP 22,29 20,88 21,083 SMK 15,81 17,34 17,954 SMA 17,3 16,74 16,235 DI/II/III 4,48 4,33 4,586 Universitas 11,4 12,75 13,64

Tabel 6.4 Persentase Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di DIY

Page 83: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

64 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Penurunan tenaga kerja formal memberikan dampak pada menurunnya penghasilan yang diterima masyarakat DIY yang tercermin dari lebih rendahnya indeks penghasilan konsumen dan tingkat upah jika dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan Survei Konsumen, indeks penghasilan pada Triwulan III 2020 tercatat sebesar 71,67 poin, jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan Triwulan III 2019 sebesar 149,2 poin. Hasil liaison juga menunjukkan Likert Scale (LS) tingkat upah pada Triwulan III 2020 tercatat -0,05 poin, lebih rendah jika dibandingkan dengan Triwulan III 2019 (0,81 poin).

6.1.2.Pengangguran

Pada Agustus 2020, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)8 di DIY meningkat. TPT DIY pada Agustus 2020 tercatat 4,57%, lebih tinggi dari Agustus 2019 sebesar 3,18%. Peningkatan TPT dimaksud sejalan dengan terkontraksinya perekonomian DIY pada Triwulan III 2020 yang berdampak pada lebih rendahnya penyerapan tenaga kerja. Angka TPT di DIY dimaksud berada di bawah nasional (7,07%) dan masuk dalam 10 besar provinsi dengan TPT terendah.

Secara spasial, TPT di daerah perkotaan lebih besar daripada pedesaan. TPT perkotaan Agustus 2020 tercatat sebesar 5,43%, sementara TPT di pedesaan 2,18%. Lebih rendahnya penggangguran di pedesaan dikarenakan penduduk perdesaan biasanya tidak terlalu selektif memilih lapangan pekerjaan sehingga akan melakukan kegiatan apa saja walau hanya sebagai pekerja keluarga, pekerja bebas pertanian dan sebagian masih bertahan di pedesaan dengan berusaha mencari pekerjaan dengan cara pulang-pergi ke perkotaan. Hal ini juga semakin didukung dengan kemudahan kepemilikan kendaraan bermotor dan semakin baiknya kondisi infrastruktur, yaitu jalan raya. Jika dibandingkan dengan Agustus 2019, baik TPT di perkotaan dan perdesaan pada Agustus 2020 meningkat. Peningkatan TPT di wilayah perkotaan sejalan dengan penurunan penyerapan tenaga kerja di sektor formal, yang pada umumnya berada di perkotaan.

Peningkatan TPT didorong oleh meningkatnya angka TPT untuk setiap kategori tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun pada sebelumnya. Peningkatan TPT ini tidak terlepas dari dampak pandemi COVID-19 yang menyebabkan terhambatnya kegiatan ekonomi dan penghentian bagi pekerja di sektor-sektor yang sangat terdampak di DIY. Adapun peningkatan yang paling signifi kan terjadi pada kategori lulusan ada SMK dan DI/II/III, yang masing-masing meningkat 3% dan 2,33%.

Grafi k 6.3 Perkembangan Indeks Penghasilan Konsumen

8 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja. TPT mengindikasikan besarnya persentase angkatan kerja yang termasuk dalam pengangguran. TPT yang tinggi menunjukkan bahwa terdapat banyak angkatan kerja yang tidak terserap pada pasar kerja.

Sumber: Survei Kondumen BI

Page 84: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

65

BAB 6KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Secara spasial, kondisi TPT tertinggi berada pada Kota Yogyakarta dan terendah di Kabupaten Gunungkidul. Nilai TPT tertinggi dimiliki oleh Kota Yogyakarta (9,16%), diikuti oleh Kabupaten Sleman (5,09%), dan Kabupaten Bantul (4,06%) (Grafi k 6.8). Hal tersebut selaras dengan lebih tingginya TPT DIY pada daerah perkotaan dibandingkan dengan pedesaan. Pada umumnya semakin besar wilayah perkotaan suatu daerah maka penawaran tenaga kerja semakin menurun dan pengangguran semakin meningkat akibat sulitnya tenaga kerja untuk masuk ke lapangan kerja di wilayah perkotaan. Sementara itu, nilai TPAK tertinggi berada pada Kabupaten Kulon Progo, dengan 77,88% dan terendah dimiliki Kabupaten Gunungkidul, yakni 65,3%.

Grafi k 6.6 Perkembangan TPT di DIY Berdasarkan Wilayah

Grafi k 6.5 Perkembangan TPT di DIY dan Nasional

Grafi k 6.7 Perkembangan TPT Menurut Pendidikan di DIY

Grafi k 6.8 Kondisi TPT dan TPAK Spasial se-DIY

Sumber: BPS DIY Sumber: BPS DIY

Sumber: BPS DIY

Sumber: BPS DIY

Page 85: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

66 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

6.2. Upah Minimum Provinsi DIY

Upah Minimum Provinsi (UMP) DIY tahun 2020 ditetapkan sebesar Rp1.765.000. UMP tersebut mengalami kenaikan 3,54% (yoy), lebih rendah dari tahun sebelumnya sebesar 8,57% (yoy) (Grafi k 6.9). Beberapa pertimbangan yang digunakan dalam kenaikan UMP DIY yaitu infl asi dan pertumbuhan PDRB. Adapun dasar penetapan UMP dan UMK pada tahun 2020 ini berdasarkan kesepakatan rapat koordinasi Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) bersama Dewan Pengupahan sesuai dengan Peraturan Pemerintah 78 tahun 2015 dan mengacu Surat Edaran (SE) Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor B-m/308/HI.01.00/X/2019 tanggal 15 Oktober 2019 tentang Penyampaian Data Tingkat Infl asi Nasional dan Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Tahun 2019. Kota Yogyakarta menjadi daerah yang memiliki UMK tertinggi di antara kabupaten/kota lainnya, sedangkan Kabupaten Gunungkidul menjadi daerah dengan UMK yang terendah.

Kenaikan UMP di DIY yang dilakukan setiap tahun tidak selalu sejalan dengan peningkatan produktivitas. Perhitungan produktivitas tersebut dilakukan dengan membandingkan nilai PDRB riil dengan jumlah penduduk usia kerja yang bekerja. Kedua variabel tersebut memiliki korelasi yang kecil dan bernilai negatif, yakni -0,05. Pertumbuhan UMP secara umum lebih tinggi daripada pertumbuhan produktivitas (Grafi k 6.11). Pada tahun 2020, data menunjukkan bahwa pertumbuhan UMP lebih tinggi dibandingkan dari perkiraan pertumbuhan output di DIY.

Grafi k 6.9 Perkembangan UMP DIY Grafi k 6.10 Perkembangan Pertumbuhan Produktivitas dan UMP DIY

Sumber: BPS DIY Sumber: BPS DIY

Page 86: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

67

BAB 7OUTLOOK KONDISI EKONOMI DAN INFLASI

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Bank Indonesia memperkirakan perekonomian DIY pada 2020 melambat dan infl asi DIY 2020 cenderung mengalami penurunan.

Page 87: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

68 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Page 88: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

69

BAB 7OUTLOOK KONDISI EKONOMI DAN INFLASI

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

7.1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2021

Pada Triwulan I 2021, ekonomi DIY diperkirakan melanjutkan tren peningkatan dibandingkan Triwulan IV 2020. Kondisi ini tidak terlepas dari meningkatnya mobilitas masyarakat dan mulainya reaktivasi peran sektor pariwisata yang menjadi backbone perekonomian DIY. Sektor pariwisata ini memberikan kontribusi terhadap PDRB DIY sebesar 56,4% dan merupakan sektor yang memberikan multiplier eff ect ke sektor lainnya.

7.1.1 Sisi Permintaan

Pemulihan pertumbuhan ekonomi DIY pada Triwulan I 2020 diprediksi didorong perkiraan perbaikan kinerja komponen konsumsi RT, investasi, dan ekspor. Naiknya kinerja konsumsi rumah tangga, yang merupakan pangsa terbesar dari komponen PDRB DIY, didorong oleh kenaikan penghasilan masyarakat. Kenaikan UMK dan mulai naiknya mobilitas masyarakat mendorong kenaikan penghasilan masyarakat DIY.

Kinerja investasi juga diperkirakan juga tumbuh lebih tinggi. Perkembangan terkini pengerjaan Proyek Strategis Nasional seperti Jalur Kereta Api Bandara maupun Tol Jogja Solo masih berlanjut, namun berjalan lambat karena adanya pandemi COVID-19. Sementara itu, hasil liaison menunjukkan mayoritas korporasi yang optimis untuk melakukan investasi sejalan dengan mulai membaiknya permintaan domestik dan global.

Di sisi eksternal, ekspor dan Impor diperkirakan terakselerasi. Potensi perbaikan ekonomi global mendorong peningkatan volume ekspor- impor dunia. Indikasi perbaikan perekonomian global mulai terlihat di beberapa negara, khususnya di Tiongkok dan Amerika Serikat (AS), sejalan dengan melandainya penyebaran COVID-19 yang mendorong peningkatan mobilitas masyarakat serta dampak stimulus kebijakan moneter dan fi skal yang besar. Sejumlah indikator ekonomi dini pada Agustus 2020 mengindikasikan arah pemulihan ekonomi global dan perbaikan konsumsi global. Prakiraan volume perdagangan dan harga komoditas dunia lebih optimis dari estimasi sebelumnya sejalan prospek PDB global yang lebih baik. Prospek negara utama, termasuk AS dan Tiongkok, yang lebih baik meningkatkan kebutuhan barang ekspor-impor seperti manufaktur. Sementara itu, potensi meningkatnya kinerja industri pengolahan dan konsumsi RT mendorong peningkatan impor bahan baku dan barang konsumsi.

Tabel 7.1 Risiko Pendorong dan Penghambat Pertumbuhan Ekonomi DIY Sisi Permintaan Triwulan I 2021

TAHUN TRIWULAN I 2021Permintaan Upside Downside

Konsumsi RT • Terjaganya suku bunga acuan telah tertransmisi ke penurunan suku bunga kredit maupun suku bunga simpanan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan fungsi intermediasi perbankan dan mendorong tingkat konsumsi.

• Perbaikan penghasilan sejalan dengan mulai berjalannya kembali perekonomian pasca COVID-19

• Kenaikan UMR tahun 2021 berpotensi meningkatkan daya beli konsumsi masyarakat.

• Beroperasinya YIA secara full capacity mendorong mendorong peningkatan konsumsi dengan bertambahnya jumlah wisatawan.

• Kebijakan impor untuk mitigasi pasokan semakin baik, sehingga kecukupan pasokan akan semakin terjaga.

• Digitalisasi semakin berkembang sehingga rantai pasokan dapat semakin efi sien dan mengurangi potensi margin berlebih

• Faktor seasonal, kembali normalnya konsumsi setelah libur panjang akhir tahun

• Perbaikan ekonomi mendorong peningkatan aktivitas pariwisata, sehingga tingkat konsumsi bahan makanan akan meningkat. Harga beberapa komoditas pangan yang dipengaruhi oleh permintaan, seperti telur ayam, cabai merah, cabai rawit, dll, berpotensi meningkat lebih tinggi dibanding 2020.

• Perbaikan ekonomi global diperkirakan mulai mengerek harga minyak dunia, sehingga berpotensi meningkatkan tarif BBM dalam negeri.

Page 89: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

70 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

TAHUN TRIWULAN I 2021Permintaan Upside Downside

Konsumsi Pemerintah • Peningkatan dana transfer untuk keperluan anggaran bansos, dan dana desa.

• Peningkatan anggaran TKDD sebesar 4,2% atau sebesar Rp796,3 triliun

• Faktor seasonal penyerapan anggaran pemda yang masih minim karena awal tahun (sedang proses pelaksanaan tender)

• Pendapatan Asli Daerah (PAD) utamanya dari pendapatan pajak kendaraan bermotor diperkirakan tumbuh melambat, sebagai dampak perlambatan penjualan otomotif sejak tahun 2019.

• Kondisi ini disebabkan oleh ketergantungan Pemda se DIY terhadap dana dari pusat. Sementara alokasi APBN-P 2020 untuk transfer ke daerah menurun dan pendapatan daerah dari pajak diperkirakan juga belum mampu tumbuh sesuai normalnya.

• Belum pulihnya PAD dari sektor pariwisata sesuai dengan normalnya karena sebagai dampak pandemic COVID-19.

Investasi • Investasi bangunan dari Proyek Strategis Nasional (PSN) di DIY antara lain Tol Jogja-Solo dan Tol Jogja-Bawen akan memulai mulai konstruksi di tahun 2021.

• Optimisme pelaku usaha terkait investasi meningkat seiring dengan telah berlalunya Pilkada di daerah.

• Proyeksi perbaikan ekonomi global diperkirakan mendorong pertumbuhan investasi.

• Keyakinan pengusaha dari implementasi dari OSS versi 1.1, yang diharapkan dapat mempermudah proses investasi.

• Belum clean and clear-nya status pengembangan kawasan industri sehingga berpotensi menghambat pelaku usaha untuk melakukan investasi

• Kendala pembebasan lahan untuk proyek strategis nasional berpotensi menghambat pengerjaan proyek infrastruktur.

Ekspor-Impor • Potensi perbaikan ekonomi global mendorong peningkatan volume ekspor- impor dunia.

• Seiring meredanya perang dagang AS dan Tiongkok turut berpotensi meningkatkan aktivitas perdagangan global.

• Nilai tukar rupiah cenderung stabil dengan volatilitas yang terjaga.

• Potensi meningkatnya kinerja industri pengolahan meningkatkan impor bahan baku

• Potensi peningkatan kinerja konsumsi RT juga mendorong peningkatan impor barang konsumsi

• Belum adanya Pusat Logistik Berikat di DIY.• Potensi turunnya ekspor akibat pemilihan presiden di

AS apabila tidak berjalan sebagaimana mestinya

7.1.2 Sisi Penawaran

Dari sisi penawaran, beberapa lapangan usaha diperkirakan mulai menunjukkan perbaikan, antara lain LU Perdagangan dan LU Penyediaan Akomodasi Makan Minum, dan LU Konstruksi. Mulai naiknya mobilitas masyarakat dan pembukaan beberapa destinasi wisata di DIY mendorong perbaikan pada LU Perdagangan dan LU Penyediaan Akomodasi Makan Minum. Sementara itu, mulai kembalinya pengerjaan beberapa proyek strategis pemerintah diprediksi mendorong peningkatan kinerja LU Konstruksi.

Mulai naiknya sektor pariwisata dan meningkatnya permintaan global juga menggeret kinerja LU industri pengolahan. Geliat pariwisata yang mulai meningkat turut mendorong pertumbuhan industri pengolahan DIY, yang didominasi UMKM produk kerajinan/pendukung pariwisata. Berdasarkan hasil liaison, demand TPT baik secara global maupun domestik menunjukkan tren peningkatan. Meningkatnya penjualan ekspor garment sejalan dengan prakiraan membaiknya daya beli pembeli di negara tujuan ekspor.

Di sisi lain, lapangan usaha yang diperkirakan melambat adalah LU pertanian dan LU informasi dan komunikasi. Pergeseran masa tanam yang terjadi pada 2020 menimbulkan perlambatan di Triwulan I 2021. Selain itu, alih lahan untuk pembangunan proyek strategis pemerintah juga diprakirakan turut mendorong perlambatan di LU pertanian. Sementara itu, LU informasi dan komunikasi diprakirakan tumbuh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya, sebagai normalisasi penggunaan trafi k data sejalan dengan mulai dikuranginya masa Work From Home (WFH) di beberapa instansi.

Page 90: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

71

BAB 7OUTLOOK KONDISI EKONOMI DAN INFLASI

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

7.2 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2021

Pertumbuhan ekonomi DIY tahun 2021 diperkirakan lebih tinggi dibanding perkiraan pertumbuhan tahun 2020. Peningkatan pertumbuhan ekonomi diperkirakan dipengaruhi oleh semakin solidnya konsumsi rumah tangga dan kembali naiknya kinerja investasi sejalan dengan beberapa pembangunan proyek strategis di 2021 .

7.2.1 Proyeksi Ekonomi Sisi Permintaan

Peningkatan ekonomi DIY pada 2021 diperkirakan didorong oleh semakin solidnya konsumsi rumah tangga yang merupakan pangsa terbesar struktur perekonomian DIY. Kenaikan konsumsi rumah tangga sejalan dengan potensi peningkatan daya beli masyarakat sebagai dampak dari peningkatan penghasilan, antara lain kenaikan UMR di 2021. Perkiraan perbaikan perekonomian domestik dan global ditengarai juga berdampak pada perbaikan kinerja lapangan usaha utama di DIY, yang kemudian dapat mendorong peningkatan penghasilan dan penyerapan tenaga kerja. Selain itu, beberapa upaya pemerintah juga dilakukan untuk mendorong peningkatan konsumsi di 2021, yaitu bantuan PKH dan Bansos Nontunai menjadi daya dorong konsumsi bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Dari sisi investasi, beberapa proyek strategis nasional lain seperti Jalan Tol Jogja Bawen dan Kereta Bandara menjadi penopang investasi bangunan di DIY pada 2021. Sementara itu dari investasi non bangunan, terdapat sinyal peningkatan optimisme dari pelaku usaha pasca berakhirnya pemilihan pilkada di tahun 2021. Selain itu, masifnya digitalisasi juga mendorong pelaku usaha dan pemerintah untuk melakukan investasi teknologi informasi dan komunikasi.

Dari aspek global, kondisi ekonomi dunia diperkirakan mulai membaik dan diharapkan akan kembali mendorong aktivitas ekspor-impor 2021. WEO memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada 2021 akan meningkat, dari 3,10 di 2020 menjadi 3,22 di 2021. Seiring dengan perbaikan ekonomi global, potensi ekspor ke beberapa destinasi utama juga diperkirakan dapat meningkat. Namun demikian kondisi tersebut berpotensi diiringi oleh peningkatan aktivitas impor bahan baku yang dapat menahan pertumbuhan ekonomi DIY.

Lapangan Usaha Upside DownsidePertanian • Faktor seasonal, Triwulan I memasuki masa panen

tanaman pangan• Digitalisasi dan teknologi pertanian mendorong

peningkatan produksi.

• Pola tanam pada 2020 yang baik akibat cuaca pada 2020 yang mendukung menjadi based effect perlambatan pada 2021.

• Pergeseran masa tanam yang terjadi di 2020 menimbulkan perlambatan di Triwulan I 2021.

• Alih fungsi lahan pertanian di DIY karena pembangunan proyek infrastruktur.

Industri Pengolahan • Perbaikan ekonomi global mendorong peningkatan ekspor dan peningkatan LU Industri Pengolahan

• Mulai normalnya aktivitas masyarakat pasca meredanya pandemic COVID meningkatkan permintaan akan produk

• Konstruksi proyek infrastruktur di 2021 mendorong kinerja industri semen, industri besi dan baja, dan alat berat.

• Apabila perkiraan pertumbuhan ekonomi global tidak tumbuh setinggi perkiraan, berpotensi kinerja ekspor dan juga melambat.

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

• Peningkatan jumlah wisatawan di DIY yang didorong oleh mulai meredanya pandemi COVID

• Tambahan penerbangan dari dan ke DIY pasca operasional penuh bandara YIA.

• Pengembangan destinasi wisata baru, serta integrasi pengembangan pariwisata baik antarwilayah maupun antardaerah untuk mencapai target Joglosemar

• Upaya pemerataan pariwisata dengan membentuk 5 destinasi prioritas Bali baru, menyebabkan persaingan antar destinasi wisata untuk menarik wisatawan menjadi lebih ketat.

• Off season penyediaan akomodasi dan makan minum memasuki awal tahun.

Tabel 7.2 Risiko Pendorong dan Penghambat Pertumbuhan Ekonomi DIY Sisi Penawaran Triwulan I 2021

Page 91: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

72 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

TAHUN 2021Permintaan Upside Downside

Konsumsi RT • Terjaganya suku bunga acuan telah tertransmisi ke penurunan suku bunga kredit maupun suku bunga simpanan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan fungsi intermediasi perbankan dan mendorong tingkat konsumsi.

• Kenaikan UMR tahun 2021 berpotensi meningkatkan daya beli konsumsi masyarakat.

• Beroperasinya YIA secara full capacity mendorong mendorong peningkatan konsumsi dengan bertambahnya jumlah wisatawan.

• Kebijakan impor untuk mitigasi pasokan semakin baik, sehingga kecukupan pasokan akan semakin terjaga.

• Digitalisasi semakin berkembang sehingga rantai pasokan dapat semakin efi sien dan mengurangi potensi margin berlebih

• Perbaikan ekonomi mendorong peningkatan aktivitas pariwisata, sehingga tingkat konsumsi bahan makanan akan meningkat, yang berujung pada potensi kenaikan harga komoditas pangan.

• Perbaikan ekonomi global diperkirakan mulai mengerek harga minyak dunia, sehingga berpotensi meningkatkan tarif BBM dalam negeri.

Konsumsi Pemerintah • Peningkatan dana transfer untuk keperluan anggaran bansos, dana desa, & penyaluran gaji ke 13 ASN dan pensiunan ASN.

• Pemkab Gunungkidul memberikan Pagu Indikatif Wilayah Kecamatan (PIWK) tahun 2021 sebesar Rp18 miliar dalam rangka percepatan pembangunan di wilayah kecamatan.

• Perkiraan peningkatan Pendapatan Asli Daerah terutama dari pendapatan pajak daerah dan retribusi sejalan dengan peningkatan aktivitas pariwisata seiring dengan operasional YIA yang sudah full capacity.

Investasi • Investasi bangunan dari Proyek Strategis Nasional (PSN) di DIY antara lain Tol Jogja-Solo dan Tol Jogja-Bawen akan memulai mulai konstruksi di tahun 2021.

• Optimisme pelaku usaha terkait investasi meningkat seiring dengan telah berlalunya Pilkada di daerah.

• Proyeksi perbaikan ekonomi global diperkirakan mendorong pertumbuhan investasi.

• Keyakinan pengusaha dari implementasi dari OSS versi 1.1, yang diharapkan dapat mempermudah proses investasi.

• Belum adanya clean and clear terkait pengembangan kawasan industri sehingga berpotensi menghambat pelaku usaha untuk melakukan investasi.

• Kendala pembebasan lahan untuk proyek strategis nasional berpotensi menghambat pengerjaan proyek infrastruktur.

Ekspor-Impor • Potensi perbaikan ekonomi global mendorong peningkatan volume ekspor-impor dunia.

• Seiring meredanya perang dagang AS dan Tiongkok turut berpotensi meningkatkan aktivitas perdagangan global.

• Pergerakan nilai tukar rupiah diperkirakan cenderung stabil dengan volatilitas yang terjaga.

• Sejalan dengan meningkatnya kinerja industri pengolahan, impor bahan baku diprakirakan meningkat. Demikian pula dengan peningkatan impor barang modal sejalan dengan akselerasi investasi dan kinerja sektor konstruksi.

Tabel 7.3 Risiko Pendorong dan Penghambat Pertumbuhan Ekonomi DIY Sisi Permintaan Tahun 2021

7.2.2 Proyeksi Ekonomi Sisi Penawaran

Dari sisi penawaran, lebih tinggi kinerja perekonomian DIY tahun 2021 didorong oleh perbaikan kinerja sektor konstruksi, industri pengolahan, dan penyediaan akomodasi makan dan minum. Kembali bergeliatnya pembangunan infrastruktur di DIY dalam rangka mendukung konektivitas pendukung bandara YIA, seperti pembangunan jalan tol meyebabkan lapangan usaha konstruksi kembali bergeliat. Sementara itu industri pengolahan dan industri akomodasi makan minum diperkirakan juga akan tumbuh meningkat seiring dengan perbaikan ekonomi global. Potensi pertumbuhan aktivitas ekspor-impor dunia dan masih kuatnya permintaan domestik menjadi sentimen positif bagi industri pengolahan yang berorientasi ekspor. Perbaikan ekonomi global dan destinasi pariwisata DIY yang terus berbenah diharapkan menarik wisatawan mancanegara ke DIY, baik secara jumlah wisatawan maupun jumlah belanja makanan dan akomodasi. Dari sisi domestik, operasional penuh Bandara YIA serta meningkatnya jumlah tanggal merah dan long weekend diperkirakan menjadi stimulus untuk meningkatkan aktivitas pariwisata di DIY.

Page 92: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

73

BAB 7OUTLOOK KONDISI EKONOMI DAN INFLASI

LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Tabel 7.4 Risiko Pendorong dan Penghambat Pertumbuhan Ekonomi DIY Sisi Penawaran Tahun 2021

7.3 Perkiraan Infl asi Tw I 2021

Pada triwulan I 2021, diperkirakan tekanan infl asi akan cenderung stabil dengan potensi sedikit meningkat. Hal ini utamanya didorong oleh perbaikan daya beli masyarakat, setelah adanya penetapan kenaikan UMK se DIY 2021 yang diperkirakan lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi dan infl asi 2020. Sementara itu pasca libur akhir tahun, umumnya permintaan komoditas pangan dan transportasi akan cenderung stabil.

7.4 Perkiraan Infl asi 2021

Infl asi DIY pada tahun 2021 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan capaian tahun 2020, namun masih sesuai dengan sasarannya. Perkiraan ini sejalan dengan prospek pemulihan ekonomi DIY maupun nasional. Hingga akhir tahun 2021 infl asi DIY diperkirakan berada pada titik tengah sasaran infl asi 3,0±1% (yoy). Risiko utama yang menjadi faktor pendorong infl asi DIY pada 2021 adalah peningkatan konsumsi dan daya beli masyarakat, faktor cuaca yang mempengaruhi panen, dan potensi peningkatan harga komoditas global seiring perbaikan ekonomi dunia.

Lapangan Usaha Upside DownsidePertanian • Digitalisasi dan teknologi pertanian mendorong

peningkatan produksi.• Pola tanam pada 2020 yang baik akibat cuaca

pada 2020 yang mendukung menjadi based effect perlambatan pada 2021.

• Alih fungsi lahan pertanian di DIY karena pembangunan proyek infrastruktur.

Industri Pengolahan • Potensi pertumbuhan ekspor-impor dan masih kuatnya permintaan domestik mendorong aktivitas industri pengolahan.

• Stimulus bagi eksportir untuk pemasaran global melalui pameran seperti JIFFINA.

• Konstruksi proyek infrastruktur di 2021 mendorong kinerja industri semen, industri besi dan baja, dan alat berat.

• Apabila perkiraan pertumbuhan ekonomi global tidak tumbuh setinggi perkiraan, berpotensi kinerja ekspor dan juga melambat.

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

• Peningkatan jumlah wisatawan di DIY yang didorong oleh peningkatan penyelenggaraan MICE utamanya oleh sektor swasta, dan tambahan penerbangan dari dan ke DIY pasca operasional penuh bandara YIA.

• Pengembangan destinasi wisata baru, serta integrasi pengembangan pariwisata baik antarwilayah maupun antardaerah untuk mencapai target Joglosemar

• Upaya pemerataan pariwisata dengan membentuk 5 destinasi prioritas Bali baru, menyebabkan persaingan antar destinasi wisata untuk menarik wisatawan menjadi lebih ketat.

Tabel 7.5 Upside dan Downside Risk Infl asi 2020

Upside DownsideKelompok Makanan, Minuman

• Potensi gelombang kedua COVID-19 berpotensi menghambat pasokan komoditas pangan utamanya yang berbasis impor.

• Potensi kenaikan harga pangan akibat base effect, seiring dengan mulai pulihnya demand masyarakat.

• Potensi La Nina sejak Oktober 2020 s.d. Maret 2021 yang berpotensi meningkatkan intensitas curah hujan dan potensi banjir awal tahun.

• Minimnya risiko kemarau panjang dan kekeringan menyebabkan perkiraan produksi dan persediaan bahan pangan strategis relatif aman.

Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Dan Bahan Bakar Rumah Tangga

• Tarif sewa rumah dan kontrak rumah masih mengkuti siklus peningkatan tahunan. Walaupun cenderung lebih rendah dibanding rata-rata, seiring perlambatan pertumbuhan harga properti maupun potensi penurunan konsumsi masyarakat

• Proyek strategis nasional di DIY yang mulai memasuki tahap konstruksi pada 2021 berpotensi meningkatkan permintaan pada jasa tukang dan komoditas konstruksi

• Proyeksi peningkatan volume perdagangan dunia 7,2% (yoy) yang dapat berdampak pada peningkatan harga komoditas global.

• Proyeksi harga minyak dunia pada 2021 masih dalam tren rendah, sehingga diperkirakan belum ada peningkatan tarif bahan bakar minyak maupun bahan bakar rumah tangga di tahun 2021.

Page 93: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

74 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Upside DownsideKelompok Transportasi • Pelonggaran aktivitas berpotensi meningkatkan trafi k

angkutan darat maupun udara. Hal ini berpotensi meningkatkan tarif transportasi

Kelompok Pendidikan • Kondisi perekonomian yang mulai pulih dan kembalinya pembelajaran secara offl ine, berpotensi menyebabkan tarif pendidikan kembali meningkat, setelah cenderung stagnan selama 2020

Kelompok Lainnya • Penetapan kenaikan UMK pada 2021 Kota Yogyakarta 3,27%, Sleman 3,11%, Bantul 2,90%, Kulon Progo 3,11%, dan Gunungkidul 3,81%, diperkirakan lebih tinggi dibanding kenaikan PDB + Infl asi 2020, sesuai PP 58/2015

• Risiko kenaikan tarif cukai rokok 2021• Ekspansi fi skal dan moneter pada 2020 yang

berpotensi menimbulkan dampak di 2021

• Kondisi nilai tukar yang terkendali sehingga harga komoditas impor relatif stabil

• Harga emas perhiasan berpotensi terus menurun. Komoditas safe heaven mulai perlahan ditinggalkan, seiring dengan peningkatan gariah pasar terkait optimisme riset vaksin COVID-19 dan hasil pemilu AS

Page 94: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

75LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Administered prices

Harga barang yang diatur pemerintah, misalnya harga bahan bakar minyak dan tarif listrik

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh DPRD

Andil Infl asi

Sumbangan perkembangan harga suatu komoditas/kelompok barang/kota terhadap tingkat infl asi secara keseluruhan

Bobot infl asi

Besaran yang menunjukkan pengaruh suatu komoditas terhadap tingkat infl asi secara keseluruhan, yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi masyarakat terhadap komoditas tersebut

Capital Adequacy Ratio (CAR)

Rasio antara modal (modal inti dan modal pelengkap) terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR)

Cash Infl ows

Jumlah aliran kas yang masuk ke kantor Bank Indonesia yang berasal dari perbankan dalam periode tertentu

Cash Outfl ows

Jumlah aliran kas keluar dari kantor Bank Indonesia kepada perbankan dalam periode tertentu

Dana Pihak Ketiga

Simpanan masyarakat yang ada di perbankan yang terdiri dari tabungan, deposito dan giro

Ekspor

Keseluruhan barang yang keluar dari suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil maupun bukan komersil

Financing to Deposit Ratio (FDR)

Rasio antara pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah terhadap dana yang diterima. Konsep ini sama dengan konsep LDR pada bank konvensional

Impor

Seluruh barang yang masuk suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil maupun bukan komersil

Indeks Ekspektasi Konsumen

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi di masa mendatang.

DAFTAR ISTILAH

Page 95: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

76 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Indeks Harga Konsumen (IHK)

Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi mendatang.

Indeks Kondisi Ekonomi (IKE)

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini.

Infl asi

Kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus (persistent)

Infl asi IHK

Kenaikan harga barang dan jasa dalam suatu periode yang diukur dengan perubahan Indeks Harga Konsumen, yang mencerminkan perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat luas.

Infl asi Inti

Infl asi IHK setelah mengeluarkan komponen administered prices dan volatile food

Investasi

Kegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan produksi melalui peningkatan modal

Kualitas kredit

Penggolongan kredit berdasarkan prospek usaha, kinerja debitur, dan kelancaran pembayaran bunga dan pokok. Kredit digolongkan menjadi 5 kualitas yaitu Lancar, Dalam Perhatian Khusus, Kurang Lancar, Diragukan dan Macet.

Kliring

Pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antar peserta kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu

Liaison

Kegiatan pengumpulan data/statistik dan informasi yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang dilakukan secara periodik melalui wawancara langsung kepada pelaku ekonomi mengenai perkembangan dan arah kegiatan ekonomi dengan cara sistematis dan didokumentasikan dalam bentuk laporan

Loan to Deposit Ratio (LDR)

Rasio antara kredit yang diberikan oleh perbankan terhadap jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun

Kredit

Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka watu tertentu dengan pemberian bunga.

Mtm

Month to month. Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan sebelumnya

Page 96: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

77LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

Net Cashfl ows

Selisih bersih antara jumlah cash infl ows dan cash outfl ows pada periode yang sama yang terdiri dari net cash outfl ows bila terjadi cash outfl ows lebih tinggi dibandingkan cash infl ows, dan net infl ows bila terjadi sebaliknya

Non Performing Loan/Financing

Kredit atau pembiayaan yang termasuk dalam kualitas kurang lancar, diragukan dan macet

PDRB atas dasar harga berlaku

Penjumlahan nilai tambah bruto yang mencakup seluruh komponen faktor pendapatan yaitu gaji, bunga, sewa tanah, keuntungan, penyusutan dan pajak tak langsung dari seluruh sektor perekonomian

PDRB atas dasar harga konstan

Perhitungan PDRB yang didasarkan atas produk yang dihasilkan menggunakan harga tahun tertentu sebagai dasar perhitungannya.

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah.

Perusahaan

Suatu unit usaha yang diselenggarakan/dikelola secara komersil yang menghasilkan barang dan jasa sehomogen mungkin, umumnya terletak pada suatu lokasi dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi, bahan baku, pekerja, dan sebagainya yang digunakan dalam proses produksi

Qtq

Quarter to quarter. Perbandingan antara data satu Triwulan dengan Triwulan sebelumnya

Rasio Non Performing Loans/Financing

Rasio kredit atau pembiayaan yang tergolong non performing terhadap total kredit/pembiayaan

Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS)

Proses penyelesaian akhir transaksi pembayaran yang dilakukan seketika (real time) dengan mendebet maupun mengkredit rekening peserta pada saat bersamaan sesuai perintah pembayaran dan penerima pembayaran

Volatile food

Kelompok komoditas bahan makanan yang perkembangan harganya sangat bergejolak karena faktor-faktor tertentu

Yoy

Year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya

Page 97: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

78 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

DAFTAR singkatan

APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

ATM Anjungan Tunai Mandiri

BBM Bahan Bakar Minyak

BPR Bank Perkreditan Rakyat

BPS Badan Pusat Statistik

DAK Dana Alokasi Khusus

DAU Dana Alokasi Umum

DPK Dana Pihak Ketiga

DIY Daerah Istimewa Yogyakarta

FDR Financing to Deposit Ratio

IHK Indeks Harga Konsumen

IHPR Indeks Harga Properti Residensial

IKE Indeks Kondisi Ekonomi

IKK Indeks Keyakinan Konsumen

KPR Kredit Pemilikan Rumah

LDR Loan to Deposite Ratio

LTV Loan to Value

MICE Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition

NTP Nilai Tukar Petani

NIM Net Interest Margin

NPF Non Performing Financing

NPL Non Performing Loan

PAD Pendapatan Asli Daerah

PDRB Produk Domestik Regional Bruto

PHR Perdagangan Hotel dan Restoran

PLN Perusahaan Listrik Negara

Page 98: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

79LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

PMA Penanaman Modal Asing

PMDN Penanaman Modal Dalam Negeri

PMTB Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

POD Probability of Default

RTGS Real Time Gross Settlement

SBT Saldo Bersih Tertimbang

SHPR Survei Harga Properti Residensial

SKDU Survei Kegiatan Dunia Usaha

SKNBI Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia

SPE Survei Pedagang Eceran

SVLK Sistem Verifi kasi Legalitas Kayu

TPAK Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

TPID Tim Pengendali Infl asi Daerah

TPK Tingkat Penghunian Kamar

TPT Tingkat Pengangguran Terbuka

UTLE Uang Tidak Layak Edar

UMKM Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Page 99: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa

80 LAPORAN PEREKONOMIANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - 2020

tim penyusunPenanggung Jawab:

Hilman Tisnawan

Koordinator Penyusun

Miyono

Tim Penulis

Tim Advisory Ekonomi dan KeuanganKantor Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta

Andi Adityaning Palupi, Radiani Nurwitasari, Ardhitama Shaumarli, Irmika Ngesti Handayani, Dina Tania Tampubolon, Sepridany Jaya Hutabarat.

Page 100: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa
Page 101: KEKR NOVEMBER 2020 FINAL · 2020. 12. 18. · hilman tisnawan direktur kata pengantar. vi laporan perekonomian daerah istimewa yogyakarta - 2020. laporan perekonomian vii daerah istimewa