Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa ... · Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah...

122
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Transcript of Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa ... · Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah...

Laporan Perkembangan PerekonomianDaerah Istimewa Yogyakarta

Triwulan IV 2012

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIADAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

VISI BANK INDONESIA“Menjadi Bank Sentral yang kredibel secara nasional maupun internasional melalui penguatan

nilai-nilai strategis serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil”

MISI BANK INDONESIA“Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter

dan sistem keuangan untuk mendukung pembangunan nasional yang berkesinambungan”

NILAI STRATEGIS BANK INDONESIA“Kompetensi - Integritas - Transparansi - Akuntabilitas - Kebersamaan.”

VISI KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA“Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran

dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan.”

MISI KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA“Mendukung pencapaian kebijakan Bank Indonesia di bidang moneter, perbankan dan sistem

pembayaran secara efisien dan optimal serta memberikan saran kepada Pemda dan lembaga

terkait lainnya di daerah dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi daerah.”

...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakanekonomi daerah, yang didukung dengan penyediaan informasiberdasarkan hasil kajian yang akurat...

(Salah satu dari lima tugas pokok Kantor Perwakilan Bank Indonesia)

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

iv Kata Pengantar

Untuk informasi lebih lanjut hubungi:

Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Daerah Istimewa Yogyakarta

Unit Kajian Ekonomi

Jl. P. Senopati No.4-6, Yogyakarta

Telp.0274-377755 Fax.0274-371707

Softcopy laporan ini dapat diunduh pada website Bank Indonesia: http://www.bi.go.id

vIndikator Terpilih

Indikator Terpilih

I II III IV I II III IV

Ekonomi Makro Regional

Produk Domestik Regional Bruto (%,yoy) 4,53 4,62 3,18 8,38 7,07 5,97 4,07 4,28 Berdasarkan Sektor- Pertanian (2,11) 8,15 (12,54) 1,36 10,11 0,87 4,29 (1,25) - Pertambangan & Penggalian 13,51 13,18 10,23 11,12 2,56 (0,07) 1,31 4,04 - Industri Pengolahan 9,85 8,74 9,36 (0,53) (3,20) (6,16) (5,34) 6,22 - Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,87 6,13 1,49 8,42 11,42 5,96 8,65 3,01 - Konstruksi 1,69 2,06 3,12 18,45 14,42 4,93 6,72 1,12 - Perdagangan, Hotel & Restoran 2,67 2,07 2,56 13,92 8,25 6,21 3,71 8,75 - Pengangkutan dan Komunikasi 10,08 7,17 6,40 8,52 5,27 6,15 5,91 7,42 - Keuangan Persewaan & Jasa Usaha 9,64 11,04 4,67 6,88 9,83 11,89 13,14 5,35 - Jasa-jasa 6,86 (1,95) 12,58 8,81 6,10 17,18 4,08 1,63 Berdasarkan Permintaan - Konsumsi Rumah Tangga 8,26 7,47 5,94 6,23 6,46 6,84 6,97 6,69 - Konsumsi Pemerintah 2,06 (6,22) 16,32 9,82 4,23 9,83 1,09 6,10 - PMTB 3,55 2,81 4,53 7,01 5,29 5,37 5,29 4,11 - Lain-lain (3,60) 44,34 (39,67) 319,62 17,64 (13,88) (15,31) (99,66)

Ekspor- Nilai Ekspor Non Migas (USD Juta) 65,22 59,49 49,89 66,81 69,18 63,74 65,84 69,92 - Volume Ekspor Non Migas (ribu ton) 14,22 10,84 7,68 23,16 9,74 10,08 8,82 9,06

Impor- Nilai Impor Non Migas (USD Juta) 6,64 7,44 9,13 10,71 7,60 12,58 19,68 16,37 - Volume Impor Non Migas (ribu ton) 0,70 0,54 1,15 3,23 2,01 5,03 10,20 4,59

Indeks Harga Konsumen- Kota Yogyakarta 126,68 126,81 129,01 130,11 131,04 132,23 134,05 135,72

Laju Inflasi Tahunan- Kota Yogyakarta (%,yoy) 7,53 5,9 4,68 3,88 3,45 4,27 3,91 4,31

Perbankan

Dana Pihak Ketiga (Rp Miliar)- Tabungan 12.158 12.567 13.420 14.968 14.710 15.658 16.464 18.663 - Giro 3.501 3.727 3.628 3.644 4.189 4.343 4.903 5.008 - Deposito 9.259 9.753 10.597 10.162 11.111 11.288 11.880 11.211

Kredit (Rp Miliar) - Berdasarkan Lokasi Proyek- Modal Kerja 5.707 6.303 6.434 7.277 7.244 8.138 8.390 8.996 - Konsumsi 7.029 7.359 7.892 8.276 8.436 8.663 9.177 9.651 - Investasi 2.307 2.490 2.732 2.386 2.804 2.985 3.113 3.193

Kredit UMKM (Rp Miliar)- Modal Kerja 4.421 4.960 5.006 5.416 5.541 6.099 6.207 6.613 - Investasi 1.295 1.568 1.618 1.586 1.723 1.972 2.044 2.098

Loan to Deposit Ratio (%) 60,37 62,01 61,70 62,34 61,59 63,24 62,20 62,61 NPL Gross (%) 3,32 3,25 3,05 2,41 2,75 2,70 2,78 2,35

Sistem Pembayaran

Transaksi RTGS - Rata-rata Net Incoming Transfer per bulan (Rp Miliar) 644 30 916 3.002 4.331 5.055 3.086 5.161 - Rata-rata Warkat Incoming Transfer per bulan (lembar) 4.941 4.914 5.467 6.014 4.885 5.328 5.548 6.009

Transaksi Kliring- Rata-rata Harian Nominal Transaksi (Rp Miliar) 33 42 49 42,72 42,65 45,79 49,66 55,63 - Rata-rata Harian Volume Transaksi (lembar) 1.472 1.760 1.821 1.619 1.726 1.754 1.783 1.843

Indikator2011 2012

Halaman ini sengaja dikosongkan

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

viiKata Pengantar

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Illahi Robbi karena atas rahmat dan karunia-

Nya, Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Triwulan IV

2012 yang sebelumnya diterbitkan dengan judul Kajian Ekonomi Regional (KER) Daerah Istimewa

Yogyakarta, dapat hadir di tangan pembaca. Laporan ini yang kami buat dengan format baru,

selain dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan intern Bank Indonesia, juga diharapkan dapat

memenuhi kebutuhan pihak ekstern (external stakeholders) terhadap informasi perkembangan

ekonomi regional, maupun perkembangan moneter, perbankan dan sistem pembayaran, serta

informasi beberapa hasil survei yang kami lakukan.

Kami berharap agar Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta

ini dapat memberikan informasi yang memadai mengenai perkembangan makro perekonomian

DIY terkini. Di samping itu, laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

Pemerintah Daerah, Dinas terkait atau stakeholders lainnya dalam mengambil kebijakan.

Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan. Kami juga mengharapkan kerjasama

dari berbagai stakeholders yang sudah baik selama ini dalam menyediakan data dan informasi

dapat ditingkatkan di masa depan sehingga tersedianya informasi yang terkini dari perekonomian

DIY. Oleh karena itu kami berharap agar hubungan yang lebih baik dapat terjalin di masa

mendatang. Selain itu, kami juga mengharapkan masukan dari berbagai pihak untuk lebih

meningkatkan kualitas kajian ini, sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar.

Semoga Tuhan Yang Maha Pemurah senantiasa melimpahkan ridho-Nya dan

memberikan kemudahan kepada kita semua dalam mengupayakan hasil kerja yang lebih baik.

Yogyakarta, Februari 2013

Kepala Perwakilan Bank Indonesia

Daerah Istimewa Yogyakarta

Mahdi Mahmudy

Direktur

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

viii

Daftar Isi

Daftar Isi

INDIKATOR TERPILIH ..................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xi

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................................. xii

RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................. 1

BAB 1 PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI ................................................................. 5

1. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan ..................................................................... 5

2. Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan .................................................................. 6

2.1. Perkembangan PDRB Sisi Permintaan ................................................... 6

2.1.1.Konsumsi .............................................................................................. 6

2.1.2.Investasi ............................................................................................... 8

2.1.3.Kegiatan Ekspor Impor (Perdagangan Luar Negeri) ................................ 9

2.2. Perkembangan PDRB Sisi Penawaran..................................................... 11

2.2.1.Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran ............................................. 12

2.2.2.Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .................................................. 13

2.2.3.Sektor Industri Pengolahan ................................................................... 14

2.2.4.Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan .............................. 15

2.2.5.Sektor Bangunan .................................................................................. 16

2.2.6.Sektor Jasa-Jasa .................................................................................... 17

2.2.7.Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih ......................................................... 18

2.2.8.Sektor Penggalian ................................................................................ 18

2.2.9.Sektor Pertanian ................................................................................... 19

Boks:

Upaya Meningkatkan Ketahanan Pangan Plus di Kabupaten Bantul, DIY

di Tengah-Tengah Lahan Sawah yang Semakin Tergerus ................................ 21

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI ................................................................................. 25

1. Inflasi Tahunan .............................................................................................. 25

2. Inflasi Triwulanan ........................................................................................... 28

3. Inflasi Bulanan ............................................................................................... 30

4. Inflasi Inti dan Non Inti ................................................................................... 31

5. Inflasi Kota-Kota Jawa Tengah dan DIY .......................................................... 32

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

ix

Daftar Isi

Daftar Isi

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN .......................................................................... 33

1. Aset .............................................................................................................. 33

2. Intermediasi Perbankan ................................................................................. 33

3. Penghimpunan Dana ..................................................................................... 34

4. Penyaluran Kredit .......................................................................................... 37

5. Stabilitas Sistem Perbankan ........................................................................... 38

5.1. Risiko Kredit ........................................................................................... 38

5.2. Risiko Likuiditas ...................................................................................... 39

6. Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat ........................................................ 40

6.1. Aset ....................................................................................................... 40

6.2. Penghimpunan Dana .............................................................................. 40

6.3. Penyaluran dan Kualitas Kredit ............................................................... 41

6.4. Fungsi Intermediasi ................................................................................. 41

7. Perkembangan Perbankan Syariah ................................................................ 41

7.1. Aset Perbankan Syariah .......................................................................... 41

7.2. Intermediasi Perbankan Syariah .............................................................. 42

7.3. Penghimpunan Dana .............................................................................. 42

7.4. Penyaluran dan Kualitas Pembiayaan ...................................................... 43

BAB 4 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN .......................................................... 45

1. Sistem Pembayaran Tunai ........................................................................... ... 45

1.1. Aliran Uang Masuk (Cash Inflow) & Aliran Uang Keluar (Cash Outflow) .. 45

1.2. Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) ................................................ 46

1.3. Penukaran Uang .................................................................................... 47

1.4. Temuan Uang Palsu ................................................................................ 48

2. Sistem Pembayaran Non tunai ....................................................................... 49

2.1. Transaksi Kliring ..................................................................................... 49

2.2. Transaksi Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) ............. 50

BAB 5 KEUANGAN PEMERINTAH .................................................................................. 51

1. Pendapatan Pemerintah ................................................................................ 51

2. Belanja Pemerintah ....................................................................................... 52

3. Pembiayaan Pemerintah ................................................................................ 53

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

x

Daftar Isi

Daftar Isi

BAB 6 KETENAGAKERJAAN .......................................................................................... 55

1. Tenaga Kerja ................................................................................................. 55

2. Upah Minimum ........................................................................................... .. 59

3. Kemiskinan ................................................................................................... 59

BAB 7 OUTLOOK KONDISI EKONOMI DAN INFLASI ................................................... 61

1. Prakiraan Pertumbuhan Ekonomi ................................................................... 61

1.1. PDRB Sisi Permintaan ............................................................................. 62

1.2. PDRB Sisi Penawaran .............................................................................. 62

2. Prakiraan Inflasi ............................................................................................. 63

2.1. Prakiran Inflasi Tahunan .......................................................................... 63

2.2. Prakiran Inflasi Bulanan .......................................................................... 64

LAMPIRAN:

1. PDRB DIY Menurut Sektor Atas Dasar Harga Konstan .................................... 68

2. PDRB DIY Menurut Sektor Atas Dasar Harga Berlaku ..................................... 69

3. Indeks Harga Konsumen Kota Yogyakarta ...................................................... 70

4. Indikator Perbankan - DIY.............................................................................. 71

5. Indikator Bank Umum - DIY ........................................................................... 73

6. Indikator Bank Umum - Kabupaten Bantul ..................................................... 74

7. Indikator Bank Umum - Kabupaten Gunungkidul ............................................ 75

8. Indikator Bank Umum - Kabupaten Kulonprogo ............................................. 76

. 9. Indikator Bank Umum - Kabupaten Sleman ...................................... ............ 77

10. Indikator Bank Umum - Kota Yogyakarta ........................................................ 78

11. Indikator BPR - DIY ........................................................................................ 79

12. Indikator BPR - Kabupaten Bantul ................................................................... 80

13. Indikator BPR - Kabupaten Gunungkidul ......................................................... 81

14. Indikator BPR - Kabupaten Kulonprogo ........................................................... 82

15. Indikator BPR - Kabupaten Sleman ................................................................. 83

16. Indikator BPR - Kota Yogyakarta ..................................................................... 84

17. Laporan Survei Konsumen

18. Laporan Survei Penjualan Eceran

29. Laporan Survei Kegiatan Dunia Usaha

20. Laporan Survei Harga Properti Residensial

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

xi

Daftar Tabel

Daftar Tabel

Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan. .............................................................. 6

Tabel 1.2. Pertumbuhan PDRB Sisi Penawaran ............................................................... 12

Tabel 1.3. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang ....................... 15

Tabel 2.1. Inflasi Tahunan .............................................................................................. 26

Tabel 2.2. Inflasi Triwulanan ........................................................................................... 30

Tabel 2.3. Inflasi Bulanan ............................................................................................... 30

Tabel 3.1. Indikator Perbankan ...................................................................................... 33

Tabel 3.2. Kredit Bank Umum per Sektor Ekonomi ......................................................... 38

Tabel 3.3. Indikator Bank Perkreditan Rakyat ................................................................. 40

Tabel 3.4. Indikator Perbankan Syariah .......................................................................... 42

Tabel 4.1. Indikator Sistem Pembayaran Tunai ............................................................... 46

Tabel 4.2. Pemusnahan Uang ........................................................................................ 47

Tabel 4.3. Penukaran Uang Pecahan Kecil ..................................................................... 48

Tabel 4.4. Temuan Uang Palsu yang Dilaporkan ............................................................. 48

Tabel 4.5. Indikator Sistem Pembayaran Non Tunai ........................................................ 49

Tabel 5.1. Realisasi Penerimaan APBD ........................................................................... 51

Tabel 5.2. Realisasi Belanja APBD .................................................................................. 52

Tabel 5.3. Realisasi Pembiayaan APBD........................................................................... 53

Tabel 6.1. Penduduk Bekerja Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama .......................... 58

Tabel 6.2. Indikator Status Ketenagakerjaan .................................................................. 58

Tabel 7.1. Prakiraan Pertumbuhan Ekonomi (Sisi Permintaan) ........................................ 62

Tabel 7.2. Prakiraan Pertumbuhan Ekonomi (Sisi Penawaran) ......................................... 63

Tabel 7.3. Prakiraan Inflasi Kota Yogyakarta ................................................................... 63

Tabel 7.4. Prakiraan Inflasi Bulanan ............................................................................... 64

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

xii

Daftar Grafik

Daftar Grafik

Grafik 1.1. Indeks Keyakinan Konsumen ......................................................................... 7

Grafik 1.2. Indeks Survei Penjualan Eceran ..................................................................... 7

Grafik 1.3. Perkembangan Jumlah Mobil di DIY .............................................................. 7

Grafik 1.4. Perkembangan Jumlah Sepeda Motor di DIY ................................................. 7

Grafik 1.5. Perkembangan Nilai Tukar Petani .................................................................. 8

Grafik 1.6. Kredit Konsumsi Bank Umum ........................................................................ 8

Grafik 1.7. Konsumsi Semen ........................................................................................... 8

Grafik 1.8. Ekspektasi Kegiatan Dunia Usaha ................................................................. 8

Grafik 1.9. Kapasitas Terpakai Dunia Usaha .................................................................... 9

Grafik 1.9. Pertumbuhan Kredit Investasi Bank Umum..................................................... 9

Grafik 1.11.Perkembangan Nilai Ekspor DIY .................................................................... 10

Grafik 1.12.Perkembangan Volume Ekspor DIY............................................................. 10

Grafik 1.13 Komposisi Nilai Ekspor DIY s.d. September 2012 Berdasarkan Komoditas ....... 10

Grafik 1.14 Perkembangan Nilai Impor DIY.................................................................. 11

Grafik 1.15 Perkembangan Volume Impor DIY ................................................................. 11

Grafik 1.16 Komposisi Nilai Impor DIY s.d. September 2012 Berdasarkan Komoditas ........ 11

Grafik 1.17 Perkembangan Wisnu .................................................................................... 12

Grafik 1.18 Perkembangan Wisman ................................................................................. 12

Grafik 1.19 Tingkat Hunian Hotel ..................................................................................... 13

Grafik 1.20.Outstanding Kredit Bank Umum Sektor PHR .................................................. 13

Grafik 1.21.Arus Penumpang Adisutjipto .......................................................................... 13

Grafik 1.22.Penumpang Kereta Api .................................................................................. 13

Grafik 1.23.Outstanding Kredit Bank Umum Sektor Transportasi ....................................... 14

Grafik 1.24.Outstanding Kredit Bank Umum Sektor Industri Pengolahan ........................... 15

Grafik 1.25.Perkembangan Kredit dan NPL Bank Umum .................................................. 16

Grafik 1.26.Perkembangan LDR Perbankan ...................................................................... 16

Grafik 1.27.Outstanding Kredit Bank Umum Sektor Jasa .................................................. 16

Grafik 1.28.Outstanding Kredit Bank Umum Sektor Bangunan .......................................... 17

Grafik 1.29.Penjualan Listrik ............................................................................................ 18

Grafik 1.30. Outstanding Kredit Bank Umum Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih ................ 18

Grafik 1.31.Outstanding Kredit Bank Umum Sektor Penggalian ........................................ 19

Grafik 1.32.Outstanding Kredit Bank Umum Sektor Pertanian .......................................... 19

Grafik 2.1. Inflasi Kota Yogyakarta ................................................................................... 25

Grafik 2.2. Inflasi Kota Yogyakarta Nasional ..................................................................... 25

Grafik 2.3. Inflasi Kelompok Bahan Makanan dan Makanan Jadi (yoy) ............................. 27

Grafik 2.4. Inflasi Kelompok Perumahan, Pendidikan dan Kesehatan (yoy) ....................... 27

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

xiii

Daftar Grafik

Daftar Grafik

Grafik 2.5. Inflasi Kelompok Sandang dan Transpor (yoy) ................................................ 27

Grafik 2.6. Perkembangan Harga Bawang Merah Merah & Bawang Putih ....................... 28

Grafik 2.7. Perkembangan Harga Beras .......................................................................... 28

Grafik 2.8. Inflasi Kelompok Barang (qtq) ........................................................................ 29

Grafik 2.9. Andil Kelompok Barang (qtq) ........................................................................ 29

Grafik 2.10.Ekspektasi Harga 3 Bulan Yad ....................................................................... 31

Grafik 2.11.Perkembangan Nilai Tukar Rupiah ................................................................. 31

Grafik 2.12.Inflasi Kota-Kota Jawa Tengah dan DIY .......................................................... 32

Grafik 3.1. LDR DIY ........................................................................................................ 34

Grafik 3.2. LDR DIY & Nasional ....................................................................................... 34

Grafik 3.3. DPK Perbankan ............................................................................................. 34

Grafik 3.4. BI Rate, Inflasi & DPK Perbankan ................................................................... 34

Grafik 3.5. Pertumbuhan Komponen DPK Perbankan ...................................................... 35

Grafik 3.6. Komposisi DPK Perbankan ............................................................................. 35

Grafik 3.7. Komposisi DPK Menurut Gol. Pemilik ............................................................ 36

Grafik 3.8. Komposisi Tabungan Menurut Gol. Pemilik .................................................... 36

Grafik 3.9. Komposisi Deposito Menurut Gol. Pemilik ...................................................... 36

Grafik 3.10.Komposisi Giro Menurut Gol. Pemilik ............................................................. 36

Grafik 3.11.Kredit Perbankan ........................................................................................... 37

Grafik 3.12.Kredit Modal Kerja ........................................................................................ 37

Grafik 3.13.Kredit Investasi .............................................................................................. 37

Grafik 3.14.Kredit Konsumsi ............................................................................................. 37

Grafik 3.15.Non Performing Loans DIY ............................................................................. 39

Grafik 3.16.NPL Bank Umum per Jenis Penggunaan ......................................................... 39

Grafik 3.17.NPL Kredit Bank Umum - Sektor Ekonomi Utama .......................................... 39

Grafik 3.18.NPL Kredit Bank Umum - Sektor Lainnya ....................................................... 39

Grafik 4.1. Aliran Kas dan PTTB ...................................................................................... 46

Grafik 4.2. Transaksi Kliring ............................................................................................ 50

Grafik 4.3. Transaksi BI-RTGS .......................................................................................... 50

Grafik 6.1. Perkembangan TPAK di DIY .......................................................................... 55

Grafik 6.2. Perbandingan TPAK menurut Kabupaten/Kota di DIY ..................................... 56

Grafik 6.3. Perbandingan TPT Nasional dan DIY .............................................................. 57

Grafik 6.4. Perbandingan TPT menurut Kabupaten/Kota di DIY ....................................... 57

Grafik 6.5. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di DIY ............................................ 69

Grafik 7.1. Prakiraan Pertumbuhan Ekonomi ................................................................... 61

Grafik 7.2. Prakiraan Inflasi Kota Yogyakarta .................................................................. 61

Halaman ini sengaja dikosongkan

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

1  

Ringkasan Eksekutif

RINGKASAN EKSEKUTIF

Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Triwulan IV 2012 tumbuh

4,28% yoy, lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan yang sama

tahun sebelumnya (8,38% yoy), namun lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2012

(4,07% yoy). Di sisi permintaan, sumber pertumbuhan ekonomi adalah konsumsi dan

investasi. Pertumbuhan konsumsi dipengaruhi oleh peningkatan belanja rumah tangga

berkenaan dengan perayaan hari besar keagamaan dan libur panjang akhir tahun, serta

belanja pemerintah yang lebih ekspansif pada triwulan laporan. Sementara itu, peningkatan

investasi terjadi pada investasi pemerintah dan investasi swasta, khususnya investasi

bangunan. Di sisi penawaran, percepatan pertumbuhan terjadi di sektor Perdagangan, Hotel

dan Restoran; sektor Pengangkutan dan Komunikasi; dan sektor Industri Pengolahan. Dengan

demikian, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2012 sebesar 5,32%, lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya sebesar 5,17% yoy.

Tekanan inflasi kota Yogyakarta pada triwulan IV 2012 sebesar 1,24% qtq, lebih

rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 1,38% qtq. Sumber inflasi pada

triwulan dimaksud terutama berasal dari inflasi kelompok Bahan Makanan yang mengalami

kenaikan sebesar 2,41% qtq; kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

2,20% qtq; dan kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 0,84% qtq. Adapun

faktor yang mempengaruhi peningkatan laju inflasi antara lain peningkatan harga kelompok

bahan makanan karena memasuki musim tanam dan tingginya curah hujan, sementara

permintaan sedikit menguat di bulan Desember memasuki musim libur akhir tahun. Secara

tahunan, inflasi tahun 2012 tercatat sebesar 4,31%, lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun

2011 sebesar 3,88% yoy.

Sejalan dengan percepatan pertumbuhan ekonomi DIY, kegiatan perbankan di

DIY pada triwulan IV 2012 menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.

Intermediasi perbankan menunjukkan kinerja yang lebih tinggi dari triwulan sebelumnya.

Penyaluran kredit meningkat sebesar 21,74% yoy, sedangkan penghimpunan dana pihak

ketiga (DPK) meningkat 21,23% yoy sehingga Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan DIY

mencapai 62,61%. Sementara itu, kinerja perbankan syariah juga tumbuh cukup pesat. Aset

perbankan syariah tumbuh 21,67% yoy, penghimpunan dana tumbuh 36,41% yoy dan

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

2  

Ringkasan Eksekutif

pembiayaan tumbuh 19,61% yoy. Secara keseluruhan, kualitas kredit perbankan di DIY masih

dalam kondisi baik, tercermin pada NPLs yang hanya sebesar 2,35%.

Perkembangan Sistem Pembayaran di DIY pada triwulan IV 2012 relatif

bervariasi. Aktifitas sistem pembayaran tunai melalui Bank Indonesia mengalami penurunan

setelah pada triwulan sebelumnya melonjak dipengaruhi oleh peringatan hari besar

keagamaan. Pada triwulan laporan, rata-rata net cash inflow sebesar Rp93 miliar, lebih tinggi

dibanding triwulan sebelumnya (Rp48 miliar). Secara keseluruhan posisi kas di BI mencapai

Rp1.737 miliar, meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar Rp1.620 miliar. Sementara itu,

aktifitas sistem pembayaran non tunai meningkat searah dengan percepatan pertumbuhan

ekonomi. Rata-rata harian net incoming transfer RTGS pada triwulan laporan sebesar Rp5.161

miliar, meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar Rp3.086 miliar. Sedangkan rata-rata nilai

nominal kliring per hari meningkat 12,02% qtq, dari 49,66 miliar menjadi 55,63 miliar pada

triwulan laporan. Sementara itu, pada triwulan laporan temuan uang palsu sebanyak 73

lembar, menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 85 lembar.

Kinerja gabungan keuangan Pemerintah Daerah se-DIY sampai dengan triwulan

III 2012 dari sisi penerimaan sangat bagus namun di sisi pengeluarannya belum

optimal. Realisasi penerimaan mencapai 78,12% atau sebesar Rp6.239 miliar terutama

bersumber dari Dana Perimbangan 56,90% dan Pendapatan Asli daerah (PAD) 31,03%.

Sementara itu, di sisi belanja daerah terealisasi sebesar 55,70% atau sebesar Rp4.810 miliar,

dengan realisasi terbesar pada belanja tidak langsung 60,23%. Dengan demikian, neraca

APBD pada posisi akhir triwulan III 2012 masih surplus Rp2.052 miliar.

Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2012 menunjukkan

bahwa Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja sebesar 70,85%, meningkat dibandingkan

keadaan pada Februari 2012 (70,47%). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di DIY pada

Agustus 2012 sebesar 3,97%, turun dibandingkan dengan keadaan Februari 2012 sebesar

4,09% atau tetap jika dibandingkan dengan Agustus 2011 (3,97%). Berdasarkan jenis

pekerjaannya, sekitar 56,6% tenaga kerja tersebut bekerja pada sektor informal, terutama di

sektor Pertanian, perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 26,9%. Tingkat

kemiskinan di DIY sebesar 15,88%, turun jika dibandingkan dengan keadaan Maret 2012

sebesar 16,05%.

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

3  

Ringkasan Eksekutif

Perekonomian DIY pada triwulan I 2013 diproyeksikan tumbuh pada kisaran

5,37%+0,5% yoy. Beberapa faktor yang menyertai rasa optimisme tersebut antara lain

adalah perbaikan pendapatan masyarakat, tingginya minat investasi yang masuk ke DIY,

perbaikan kinerja pada beberapa sektor ekonomi unggulan, dan penyelesaian beberapa

proyek infrastruktur. Sementara itu, tekanan inflasi pada triwulan I 2013 diprakirakan

meningkat sebesar 5,25%+0,5% yoy. Faktor yang mempengaruhi antara lain adalah kenaikan

harga produksi terkait dengan kenaikan TTL, UMK, bahan baku dan pada komoditas

hortikultura karena produksi yang terganggu, sementara dari sisi permintaan relatif terjaga.

Halaman ini sengaja dikosongkan

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

5  

Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi

Bab 1 Perkembangan Makroekonomi

Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Triwulan IV 2012 tumbuh

4,28% yoy, lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan yang sama

tahun sebelumnya (8,38% yoy), namun lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2012

(4,07% yoy). Di sisi permintaan, sumber pertumbuhan ekonomi adalah konsumsi dan

investasi. Pertumbuhan konsumsi dipengaruhi oleh peningkatan belanja rumah tangga

berkenaan dengan perayaan hari besar keagamaan dan libur panjang akhir tahun, serta

belanja pemerintah yang lebih ekspansif pada triwulan laporan. Sementara itu, peningkatan

investasi terjadi pada investasi pemerintah dan investasi swasta, khususnya investasi

bangunan. Di sisi penawaran, percepatan pertumbuhan terjadi di sektor Perdagangan, Hotel

dan Restoran; sektor Pengangkutan dan Komunikasi; dan sektor Industri Pengolahan. Dengan

demikian, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2012 sebesar 5,32%, lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya sebesar 5,17% yoy.

1. PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUNAN

Laju pertumbuhan ekonomi tahunan DIY tahun 2012 sebesar 5,32% yoy, lebih

tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun 2011 sebesar 5,17%. Peningkatan ini terutama

didorong oleh pertumbuhan di sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) yang tumbuh

6,69% dengan andil 1,39%. Selanjutnya diikuti oleh sektor Jasa-jasa dan sektor Keuangan,

Real Estate dan Jasa Perusahaan, masing-masing tumbuh sebesar 7,09% yoy dan 9,95% yoy

dengan andil masing-masing sebesar 1,22% dan 0,98%. Sepanjang tahun 2012, kinerja

sektor pertanian meningkat karena kondisi cuaca yang mendukung. Secara keseluruhan, luas

areal panen dan produktifitas meningkat sehingga nilai tambah sektor pertanian meningkat.

Di sisi lain, kinerja sektor industri mengalami pertumbuhan negatif dipengaruhi oleh masih

belum normalnya permintaan ekspor sebagai dampak masih berlarutnya krisis finansial di

Eropa dan Amerika.

Pertumbuhan ekonomi yang membaik sepanjang tahun 2012 tersebut telah mendorong

peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat, antara lain tercermin pada peningkatan

nilai tukar petani dan kenaikan gaji/upah. Di sisi lain dukungan pembiayaan dari lembaga

keuangan yang meningkat. Kondisi tersebut berdampak pada konsumsi masyarakat yang

meningkat dan diikuti oleh peningkatan investasi di DIY.

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

6  

Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi

2. PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULANAN

Pertumbuhan ekonomi DIY pada triwulan IV 2012 tercatat sebesar 4,28% yoy, lebih

rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi periode yang sama tahun sebelumnya sebesar

8,38% yoy. Secara umum pada triwulan laporan, perekonomian DIY cukup bergairah seiring

peningkatan aktifitas di sektor ekonomi utama seperti sektor PHR, sektor Pengangkutan dan

Komunikasi, dan sektor Industri Pengolahan. Dengan perkembangan ini, nilai output riil

perekonomian DIY tercatat sebesar Rp5.975 miliar.

2.1. PERKEMBANGAN PDRB SISI PERMINTAAN

Di sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi di DIY didorong Konsumsi dan

Investasi. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan konsumsi Rumah Tangga adalah

peningkatan pendapatan masyarakat sejalan dengan aktifitas ekonomi yang meningkat , serta

libur panjang akhir tahun. Di sisi lain, dukungan pembiayaan perbankan meningkat cukup

tinggi. Sementara itu, konsumsi pemerintah meningkat sejalan dengan ekspansifnya belanja

pemerintah menjelang tutup tahun. Aktifitas perekonomian yang membaik juga turut

mendorong peningkatan investasi. Investasi, baik oleh swasta maupun pemerintah, khususnya

di investasi bangunan masih cukup tinggi.

%

yoy qtq yoy qtq yoy qtq yoy qtq yoyAndil (yoy)

qtqAndil (qtq)

PangsaNilai

(miliar Rp)

1 Konsumsi Rumah Tangga 6,23 1,66 6,46 1,38 6,84 1,61 6,97 2,15 6,69 3,16 1,40 0,68 48,38 2.891

2 Konsumsi Pemerintah 9,82 4,93 4,23 -17,23 9,83 14,94 1,09 1,27 6,10 1,31 10,13 2,05 21,83 1.304

3 Investasi (PMTB) 7,01 15,60 5,29 -21,02 5,37 5,14 5,29 9,68 4,11 1,23 14,30 3,80 29,79 1.780

4 Lainnya 319,62 -73,72 17,64 803,22 -13,88 -67,14 -15,31 8,58 -99,66 -1,42 -99,89 -4,50 0,00 0

8,38 1,83 7,07 2,16 5,97 -3,94 4,07 4,14 4,28 4,28 2,03 2,03 100,00 5.975

Keterangan:

1) PDRB Harga Konstan Tahun 2000 (miliar Rp).

*) Angka sementara.**) Angka sangat sementara.

Sumber: BPS DIY, diolah.

Tabel 1.1Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan1

IV**

Total

No Jenis Penggunaan

2011

IV I

2012

II III*

 

2.1.1. Konsumsi

Konsumsi Rumah Tangga naik 6,69% yoy dan Konsumsi Pemerintah tumbuh

6,10% yoy. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga adalah

pendapatan yang masih membaik yang pembelanjaannya meningkat menghadapi momen

perayaan hari besar keagamaan dan libur panjang akhir tahun. Sementara itu, peningkatan

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

7  

Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi

konsumsi pemerintah antara lain didorong oleh peningkatan belanja pemerintah yang

menjelang akhir tahun melonjak.

0

20

40

60

80

100

120

140

160

-

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

%

gPDRB Konsumsi

IKK(rhs)

Grafik 1.1 Indeks Keyakinan Konsumen (Survei Konsumen – BI)

-

20

40

60

80

100

120

140

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

9,00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

%

gPDRB KonsumsiIndeks Penjualan Riil (rhs)

Grafik 1.2 Survei Penjualan Eceran – BI

Pemantauan terhadap peningkatan berbagai besaran ekonomi makro DIY diindikasikan

oleh beberapa hasil survei maupun data prompt. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada

bulan Desember 2012 pada level 125,95 dan Indeks Penjualan Eceran berada pada level

123,86. Kedua angka indeks tersebut berada di atas 100 yang menunjukkan bahwa

keyakinan konsumen dan belanja konsumen masih dalam range optimis. Sementara itu,

beberapa prompt indikator konsumsi terpantau mengalami pertumbuhan positif, antara lain

perkembangan jumlah Mobil dan Sepeda Motor, serta peningkatan Nilai Tukar Petani.

Disisi pembiayaan, dukungan dari lembaga pembiayaan juga masih tinggi.

Outstanding kredit konsumsi pada akhir tahun 2012 mencapai Rp8,26 triliun atau tumbuh

16,16% yoy.

Grafik 1.3 Perkembangan Jumlah Mobil di DIY

0

2

4

6

8

10

12

14

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2011 2012

Chart Title

gPDRB Konsumsi Rumah Tangga gM (rhs)

% (yoy) % (yoy)

Sumber : Ditlantas Polda DIY, data diolah

8

8

8

8

8

9

9

9

9

9

10

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2011 2012

% (yoy)% (yoy) Chart Title

gPDRB Konsumsi Rumah Tangga gSM (rhs)

Grafik 1.4 Perkembangan Jumlah Sepeda Motor di DIY

Sumber : Ditlantas Polda DIY, data diolah

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

8  

Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

111

112

113

114

115

116

117

118

119

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

%Nilai  Tukar  Petani

NTP gNTP(yoy,rhs)

Grafik 1.5 Perkembangan Nilai Tukar Petani

Sumber : BPS DIY

Grafik 1.6 Kredit Konsumsi Bank Umum

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

0

5

10

15

20

25

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

Chart Title

gPDRB Konsumsi gKK

% (yoy)% (yoy)

2.1.2. Investasi

Pada triwulan IV 2012 investasi tumbuh 4,11% yoy, namun lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (7,01% yoy) dan

triwulan III 2012 (5,29% yoy). Ekspansi investasi pada triwulan laporan masih didominasi

investasi bangunan, baik properti residensial maupun properti komersial. Hal ini juga

terindikasi dari peningkatan penjualan semen.

Badan Kerjasama dan Penanaman Modal DIY mencatat bahwa sampai akhir tahun 2012

terdapat 51 proyek investasi yang masuk ke DIY dengan nilai mencapai Rp1,4 triliun. Adapun

beberapa proyek yang saat ini sedang berjalan antara lain adalah pembangunan Gedung

Perpustakaan DIY, pembangunan Jalan Layang Jombor, pembangunan beberapa apartemen,

hotel, dan pembangunan proyek properti komersial lainnya.

Grafik 1.7 Konsumsi Semen

-20

0

20

40

60

80

100

-

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

2011 2012

Chart T itle

Konsumsi Semen gKonsumsi Semen (rhs)

%ton

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

I II III IV I II III IV I II III IV I*

2010 2011 2012 2013

Chart Title

Perkiraan Realisasi

%, SBT

Grafik 1.8 Ekspektasi Kegiatan Usaha

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

9  

Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

100,00

IV I II III IV I II III IV

2011 2012

Kapasitas Terpakai (%)

Grafik 1.9 KapasitasTerpakai Dunia Usaha

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

Chart Title

Kredit Investasi growth (yoy,rhs)

Grafik 1.10 Pertumbuhan Kredit Investasi Bank Umum

miliar Rp %

Peningkatan kinerja investasi di triwulan laporan dikonfirmasi hasil survei SKDU

dan SPE. Hasil survei SKDU menunjukkan bahwa optimisme pelaku usaha meningkat

sebagaimana tercermin pada realisasi Indeks Saldo Bersih Tertimbang ekspektasi dunia usaha

terhadap kegiatan usaha maupun situasi bisnis. Sementara itu, indeks penjualan bahan

konstruksi menunjukkan pertumbuhan yang membaik.

Dari sisi pembiayaan, dukungan perbankan terhadap investasi meningkat. Pada

triwulan laporan, kredit investasi yang berlokasi di DIY naik 35,88% yoy dengan outstanding

kredit sebesar Rp2,96 triliun.

2.1.3. Kegiatan Ekspor-Impor (Perdagangan Luar Negeri)

Nilai ekspor DIY pada triwulan IV tahun 2012 meningkat dibandingkan periode

yang sama tahun sebelumnya. Nilai ekspor meningkat 4,66% yoy menjadi USD70 juta.

Ekspor dari DIY masih didominasi oleh kelompok Tekstil dan Produk Tekstil (TPT), khususnya

garmen yang permintaannya masih kuat dan tidak terlalu terpengaruh oleh krisis. Disamping

itu, pelemahan nilai tukar Rupiah juga meningkatkan daya saing produk ekspor DIY tersebut.

Di sisi lain, volume ekspor mengalami penurunan 60,88% yoy menjadi 9 ton dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan volume ekspor tersebut antara lain

disebabkan oleh permintaan yang menurun dari Eropa, khususnya untuk produk furniture.

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

10  

Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi

Grafik 1.11 Perkembangan Nilai Ekspor DIY

‐50

‐40

‐30

‐20

‐10

0

10

20

30

40

50

0

10

20

30

40

50

60

70

80

IV I II III IV I II III IV

2010 2011 2012

%, yoyJuta USD

Nilai Ekspor

Pertumbuhan (rhs)

Grafik 1.12 PerkembanganVolume Ekspor DIY

‐80

‐60

‐40

‐20

0

20

40

60

80

100

0

5

10

15

20

25

30

IV I II III IV I II III IV

2010 2011 2012

%, yoyribu ton

Volume Ekspor

Pertumbuhan (rhs)

Komoditas dengan nilai ekspor terbesar hingga bulan Desember 2012 adalah

Pakaian Jadi dan Barang Manufaktur. Berdasarkan hasil liaison ke beberapa eksportir besar

DIY permintaan pakaian jadi dari Kawasan Amerika dan Eropa masih tinggi. Amerika Serikat

masih merupakan pasar yang terbesar (42%), diikuti oleh Jepang (12%) dan Jerman (10%).

Grafik 1.13 Komposisi Nilai Ekspor DIY  Tahun 2012 Berdasarkan Komoditas

Pakaian Jadi; 55%

Barang Manufaktur; 

12%

Furniture; 11%

Lain‐lain; 23%

Impor DIY pada triwulan IV tahun 2012 meningkat dari sisi nilai maupun volume

dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Nilai impor DIY pada

triwulan laporan sebesar USD16 juta, naik 52,82% dibandingkan periode yang sama tahun

2011 (USD 11 juta). Dari sisi volume, impor DIY sebesar 5 ribu ton, naik 42,44% dari periode

yang sama tahun sebelumnya sebesar 3 ribu ton. Kenaikan produk yang diimpor tersebut

relevan dengan kenaikan produk yang diekspor, yaitu sebagian besar produk yang diimpor

digunakan sebagai bahan baku dari produk barang yang diekspor.

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

11  

Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi

Grafik 1.14 Perkembangan Nilai Impor DIY

‐20

0

20

40

60

80

100

120

140

0

5

10

15

20

25

II III IV I II III IV I II III IV

2010 2011 2012

%, yoyJuta USD

Nilai Impor

Pertumbuhan (rhs)

Grafik 1.15 Perkembangan Volume Impor DIY

‐200

0

200

400

600

800

1000

0

2

4

6

8

10

12

IV I II III IV I II III IV

2010 2011 2012

%, yoyribu ton

Volume Impor

Pertumbuhan (rhs)

Berdasarkan jenis barang yang diimpor, baik di sisi nilai maupun volumenya masih

didominasi oleh impor bahan baku. Komoditas dengan jumlah nilai impor terbesar adalah

benang tekstil. Hal ini terkait dengan masih tingginya ketergantungan industri tekstil di DIY

pada bahan baku impor. Sementara itu, berdasarkan negara asalnya, impor DIY yang terbesar

berasal dari Hongkong (36%) dan Cina (21%).

Grafik 1.16 Komposisi Nilai Impor DIY  Tahun 2012 Berdasarkan Komoditas  

Benang Tekstil; 67%

Bahan Kayu; 14%

Lain‐lain; 14%

 

2.2. PERKEMBANGAN PDRB SISI PENAWARAN

Dari sisi penawaran, peningkatan aktifitas ekonomi tercermin pada perbaikan kinerja di

sektor PHR; sektor Pengangkutan dan Komunikasi;sektor Industri Pengolahan; dan sektor

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan. Perbaikan kinerja keempat sektor tersebut

dipengaruhi oleh kegiatan usaha yang meningkat sejalan dengan meningkatnya kegiatan

Meeting, Incentive, Conference and Exhibition (MICE) dan libur panjang akhir tahun.

Sedangkan sektor Pertanian tumbuh minus karena sedang bukan musim panen.

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

12  

Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi

%

yoy qtq yoy qtq yoy qtq yoy qtq yoyAndil (yoy)

qtqAndil (qtq)

PangsaNilai (miliar

Rp)

1 Pertanian 1,36 -5,78 10,11 60,79 0,87 -37,39 4,29 9,95 -1,25 -0,17 -10,78 -1,60 13,01 777

2 Penggalian 11,12 2,13 2,56 -4,09 -0,07 0,01 1,31 3,41 4,04 0,03 4,89 0,03 0,70 42

3 Industri Pengolahan -0,53 -8,98 -3,20 -0,52 -6,16 -0,02 -5,34 4,56 6,22 0,77 2,13 0,27 12,67 757

4 Listrik, Gas & Air Bersih 8,42 8,41 11,42 -0,43 5,96 0,67 8,65 -0,01 3,01 0,03 2,77 0,03 0,92 55

5 Bangunan 18,45 37,16 14,42 -32,39 4,93 2,61 6,72 12,15 1,12 0,14 29,97 2,92 12,42 742

6 Perdagangan, Hotel & Restoran 13,92 -0,18 8,25 -2,90 6,21 3,62 3,71 3,27 8,75 1,83 4,66 0,99 21,82 1.304

7 Pengangkutan & Komunikasi 8,52 0,74 5,27 -3,05 6,15 4,28 5,91 3,99 7,42 0,81 2,17 0,24 11,30 675

8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 6,88 7,47 9,83 -1,59 11,89 3,03 13,14 3,82 5,35 0,55 0,08 0,01 10,32 617

9 Jasa-jasa 8,81 -2,48 6,10 -4,88 17,18 15,25 4,08 -2,65 1,63 0,28 -4,77 -0,86 16,83 1.006

8,38 1,83 7,07 2,16 5,97 -3,94 4,07 4,14 4,28 4,28 2,03 2,03 100,00 5.975

Keterangan:

1) PDRB Harga Konstan Tahun 2000 (miliar Rp).

*) Angka sementara.

**) Angka sangat sementara.

Sumber: BPS DIY, diolah.

IV**IV

2011

III

2012

III*

Tabel 1.2Pertumbuhan PDRB Sisi Penawaran1

Total

No Sektor

2.2.1. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) pada triwulan IV 2012 tumbuh

8,75% yoy, lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya

(13,92% yoy), namun lebih tinggi dari triwulan III 2012 sebesar 3,71% yoy.

Pertumbuhan di sektor PHR yang tinggi tersebut dipengaruhi oleh tingginya kegiatan MICE di

DIY dan cukup banyaknya libur panjang menjelang tutup tahun. Seperti biasanya, menjelang

tutup tahun, jumlah kunjungan ke DIY, baik dalam rangka MICE maupun kunjungan wisata

melonjak. Hal ini mendongkrak tingkat hunian hotel dan meningkatkan penjualan di sektor

Perdagangan dan Jasa. Bahkan sektor yang lain juga terdampak, seperti sektor Pengangkutan

dan Komunikasi, dan sektor Industri Pengolahan.

(40)

(30)

(20)

(10)

-

10

20

30

40

50

60

70

0

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

350.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

Chart Title

Wisnu Growth (yoy,rhs)

% (yoy)orang

Grafik 1.17 Perkembangan Wisnu

Sumber : BPS DIY

(40)

(20)

-

20

40

60

80

100

120

140

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

Chart Title

Wisman Growth (yoy,rhs)

orang % (yoy)

Sumber : BPS DIY

Grafik 1.18 Perkembangan Wisman

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

13  

Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi

0

10

20

30

40

50

60

70

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

% Chart Title

Bintang Non Bintang

Grafik 1.19 Tingkat Hunian Hotel Grafik 1.20 Oustanding Kredit Bank Umum Sektor PHR

‐10

0

10

20

30

40

50

60

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

% (yoy)Rp miliar

Kredit PHR gPHR (rhs)

Sementara itu, dukungan pembiayaan perbankan ke sektor ini terus meningkat.

Outstanding kredit yang disalurkan di sektor ini pada posisi akhir tahun 2012 mencapai

Rp5.016 miliar, atau tumbuh 33,55% yoy. Sementara itu, rasio NPL kredit sektor ini mencapai

2,81% pada bulan Desember 2012.

2.2.2. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor Pengangkutan dan Komunikasi pada triwulan IV 2012 tumbuh 7,42% yoy,

lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (8,52% yoy).

Kinerja sub sektor pengangkutan pada triwulan laporan didorong antara lain karena tingginya

jumlah kunjungan ke DIY, baik dalam rangka kegiatan MICE maupun kunjungan wisata pada

saat libur panjang. Sebagai informasi, pada triwulan IV adalah puncak pelaksanaan kegiatan

MICE di DIY.

(30)

(20)

(10)

-

10

20

30

40

50

60

0

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

700.000

800.000

I II III IV I II III IV I II III IV

2010 2011 2012

Datang Berangkat gDatang (yoy,rhs) gBerangkat (yoy,rhs)

orang %

Grafik 1.21 Arus Penumpang Adisutjipto

Sumber : BPS DIY

(50,00)

(40,00)

(30,00)

(20,00)

(10,00)

-

10,00

20,00

0

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

700.000

800.000

II III IV I II III IV I II III IV

2010 2011 2012

Penumpang Keretagrowth (yoy, rhs)

orang %

Grafik 1.22 Penumpang Kereta Api

Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika DIY

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

14  

Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi

Jumlah penumpang angkutan udara pada triwulan IV 2012 meningkat dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya. Jumlah penumpang yang datang di Bandara

Adisutjipto meningkat 19,99% yoy, sedangkan jumlah penumpang yang terbang dari Bandara

Adisutjipto tercatat naik 19,27%. Sementara itu, jumlah penumpang kereta api pada triwulan

IV 2012 turun 39,20% yoy karena persaingan tarif dengan moda transportasi yang lain.

Peningkatan jumlah wisatawan yang berlibur juga mendorong peningkatan konsumsi di

subsektor komunikasi.

Dari sisi pembiayaan, dukungan perbankan ke sektor ini meningkat tajam.

Outstanding kredit untuk membiayai sektor pengangkutan di DIY pada posisi Desember 2012

sebesar Rp289 miliar, atau naik 48,71% yoy. Kinerja kredit di sektor ini membaik, tercermin

pada penurunan NPL pada bulan Desember 2012 menjadi 1,38%.

Grafik 1.23 Oustanding Kredit Bank Umum Sektor Transportasi

‐100

0

100

200

300

400

500

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

% (yoy)Rp miliar

Kredit Transportasi

gTransportasi (rhs)

2.2.3. Sektor Industri Pengolahan

Sektor Industri Pengolahan pada triwulan IV 2012 tumbuh 6,22% yoy, lebih

tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya (-0,53% yoy) dan triwulan III 2012

-5,34%. Faktor yang mempengaruhi peningkatan kinerja industri antara lain karena tingginya

permintaan sejalan dengan tingginya jumlah kunjungan wisatawan ke DIY. Hal ini terutama

terjadi pada industri-industri yang tergolong UMKM. Sedangkan dikelompok Industri

Manufaktur Besar dan Sedang terutama terjadi pada industri makanan.

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

15  

Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi

qtq yoy qtq yoy

1. Industri Makanan 2,69 -3,14 1,13 3,28

2. Industri Tekstil -7,33 -11,00 4,22 -9,66

3. Industri Pakaian jadi -7,16 2,07 -2,01 -3,11

4. Industri Karet, Barang dari Karet, dan Plastik -3,50 -6,30 1,16 -9,68

5. Industri Mesin dan Perlengkapan ytdl 5,09 -7,44 0,35 -0,45

Industri Besar dan Sedang (IBS) 4,11 -2,71 2,19 3,84

Sumber: BPS DIY

No Kelompok IndustriTriwulan IV 2012

Tabel 1.3Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang di DIY

Triwulan IV Tahun 2012 (dalam persen)

Triwulan III 2012

Sementara dari sisi pembiayaan, dukungan perbankan terhadap sektor ini

meningkat. Outstanding kredit yang disalurkan Bank Umum pada posisi akhir tahun 2012

tercatat sebesar Rp1.150 miliar, tumbuh 22,56% yoy. Perkembangan tersebut diikuti dengan

kualitas kredit yang baik, tercermin pada angka NPL kredit sektor ini hanya sebesar 4,40%.

Grafik 1.24 Oustanding Kredit Bank Umum Sektor Industri Pengolahan

0

5

10

15

20

25

30

35

40

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

% (yoy)Rp miliar

Kredit Industri gIndustri (rhs)

2.2.4. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan pada triwulan IV 2012 tumbuh

5,35% yoy, lebih rendah dibandingkan triwulan III 2012 (13,14% yoy) dan triwulan

yang sama tahun sebelumnya (6,88% yoy). Persaingan yang semakin meningkat

mendorong suku bunga kredit bank turun, demikian juga tarif-tarif yang menjadi sumber

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

16  

Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi

penerimaan bank juga menyesuaikan. Namun demikian, desakan kompetisi yang mendorong

bank-bank untuk lebih efisien masih tertahan oleh peningkatan kegiatan usaha perbankan

sejalan dengan semakin tingginya aktifitas ekonomi. Sementara itu, kegiatan perekonomian

yang meningkat juga mendongkrak kegiatan jasa persewaan dan jasa perusahaan.

Grafik 1.25 Perkembangan Kredit dan NPL Bank Umum

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

% (yoy)Rp miliar

Kredit  NPL

Grafik 1.26 Perkembangan LDR Perbankan

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

%

2.2.5. Bangunan

Sektor Bangunan pada triwulan laporan tumbuh 1,12% yoy, lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (18,45%). Pertumbuhan

di sektor Bangunan tidak terlepas dari semakin menariknya DIY sebagai tempat investasi,

khususnya investasi bangunan.

Grafik 1.27 Oustanding Kredit Bank Umum Sektor Bangunan

0

10

20

30

40

50

60

70

0

50

100

150

200

250

300

350

400

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

% (yoy)Rp miliar

Kredit Bangunan gBangunan (rhs)

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

17  

Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi

Hal ini tercermin dari masih maraknya pembangunan properti komersial seperti hotel,

condotel, pusat perdagangan dan juga properti residensial, baik perumahan maupun

apartemen.

Dari sisi pembiayaan, dukungan pembiayaan perbankan ke sektor Bangunan di

DIY meningkat. Outstanding kredit untuk membiayai sektor bangunan di DIY pada posisi

Desember 2012 sebesar Rp359 miliar, atau naik 56,81% yoy.

2.2.6. Sektor Jasa-Jasa

Sektor Jasa-jasa pada triwulan IV 2012 tumbuh 1,63% yoy, lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (8,81% yoy) dan

triwulan III 2012 4,08% yoy. Faktor yang mendorong pertumbuhan di sektor ini adalah

pertumbuhan pada subsektor jasa pemerintahan sejalan dengan peningkatan belanja

pemerintah menjelang tutup tahun anggaran. Di sisi lain, kinerja subsektor jasa swasta juga

meningkat karena peningkatan kunjungan wisata sepanjang libur panjang akhir tahun yang

telah menyebabkan obyek-obyek wisata dipenuhi pengunjung. Selain itu, menjelang tutup

tahun, banyak event dilaksanakan di DIY.

Di sisi pembiayaan, kredit sektor jasa mengalami peningkatan. Outstanding kredit

di sektor ini hingga Desember 2012 mencapai Rp3.592 miliar, tumbuh 11,45% yoy.

Peningkatan ini sejalan dengan meningkatnya aktifitas kegiatan sektor PHR.

Grafik 1.28 Outstanding Kredit Bank Umum Sektor Jasa

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

% (yoy)Rp miliar

Jasa gJasa (rhs)

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

18  

Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi

2.2.7. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

Kinerja sektor Listrik, Gas dan Air Bersih pada triwulan IV 2012 naik 3,01% yoy,

lebih rendah dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (8,42%

yoy). Sejalan dengan pertumbuhan beberapa sektor ekonomi utama, pemakaian energi listrik,

gas, dan air bersih meningkat. Namun demikian, nilai riil PDRB sektor ini relatif rendah, yaitu

hanya mencapai Rp55 miliar dengan pangsa terhadap PDRB sebesar 0,92%.

‐10

‐5

0

5

10

15

20 

40 

60 

80 

100 

120 

140 

160 

180 

200 

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

%juta KWH terjual Nilai  Tukar  Petani

KWH terjual Pertumbuhan (rhs)

Grafik 1.29 Penjualan Listrik

Sumber : PLN DIY

Grafik 1.30 Outstanding Kredit Bank Umum Sektor Listrik Gas dan Air Bersih

‐20

‐10

0

10

20

30

40

50

60

70

0

10

20

30

40

50

60

70

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

% (yoy)Rp miliar

Listrik gListrik (rhs)

2.2.8. Sektor Penggalian

Kinerja di sektor Penggalian pada triwulan IV 2012 tumbuh 4,04% yoy, lebih

lambat dibanding pertumbuhan triwulan yang sama tahun sebelumnya (11,12% yoy).

Faktor yang mendukung pertumbuhan di sektor ini antara lain adalah peningkatan kinerja di

sektor bangunan. Namun pertumbuhan di sektor ini agak melambat dengan adanya

pengaturan untuk tidak menggunakan excavator dalam melakukan penggalian pasir

sehingga output yang diproduksi agak berkurang. Meskipun demikian, pembiayaan Bank

Umum ke sektor ini sampai dengan akhir bulan Desember 2012 naik 96,04% yoy menjadi

Rp16 miliar.

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

19  

Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi

Grafik 1.31 Oustanding Kredit Bank Umum Sektor Penggalian

‐50

0

50

100

150

200

0

5

10

15

20

25

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

% (yoy)Rp miliar

Kredit Penggalian

gPenggalian (rhs)

2.2.9. Sektor Pertanian

Pada triwulan laporan, sektor Pertanian tumbuh -1,25% yoy, lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (1,36%, yoy). Penurunan

kinerja sektor pertanian dikarenakan berkurangnya panen memasuki musim tanam tanam

pada akhir bulan Oktober. Sesuai dengan kalender tani, pada triwulan IV merupakan musim

tanam, sehingga produksi pertanian relatif kecil.

Grafik 1.32 Oustanding Kredit Bank Umum Sektor Pertanian

‐80

‐60

‐40

‐20

0

20

40

60

80

100

120

140

0

100

200

300

400

500

600

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

% (yoy)Rp miliar

Kredit Pertanian gPertanian (rhs)

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

20  

Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi

Di sisi pembiayaan, porsi kredit dari bank untuk sektor Pertanian meningkat

tajam. Pembiayaan kredit dari bank umum untuk sektor pertanian pada posisi Desember 2012

sebesar Rp522 miliar, naik 120,72% yoy dibandingkan dengan posisi yang sama tahun

sebelumnya. Peningkatan yang pesat ini antara lain karena usaha agribisnis di DIY, ditengah-

tengah lahan pertanian yang semakin berkurang, mengalami peningkatan.

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

21  

Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi

Boks

UPAYA MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN PLUS DI KABUPATEN BANTUL, DIY

DI TENGAH-TENGAH LAHAN SAWAH YANG SEMAKIN TERGERUS

Di tengah-tengah semakin berkurangnya lahan sawah di Kabupaten Bantul, DIY,

upaya-upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan dan tentunya untuk menjaga inflasi

tetap harus ditingkatkan. Sebagaimana diketahui, pada tahun ini sasaran produksi beras

nasional adalah surplus 10 juta ton. Target tersebut dalam pencapaiannya akan

dilaksanakan oleh seluruh daerah di Indonesia. Target produksi untuk Kabupaten Bantul

sendiri pada tahun 2012 adalah luas panen 30.525 ha dengan produktifitas 65,96 ton per

ha, sehingga diharapkan gabah kering giling yang dihasilkan dapat mencapai 201.341

ton.

Untuk mencapai target produksi tersebut, selain dihadapkan pada permasalahan luas

lahan yang semakin berkurang, pertanian di Kabupaten Bantul juga menghadapi

permasalahan jumlah penduduk yang semakin bertambah, SDM pertanian yang sebagian

besar sudah berusia lanjut, iklim yang tidak menentu, penyerapan teknologi yang tidak

optimal, dan skala usaha petani yang rendah sehingga akses pembiayaan terbatas. Oleh

karena itu, perlu diupayakan terobosan-terobosan yang mampu meminimalkan

permasalahan-permasalahan dimaksud.

Dihadapkan pada kondisi yang juga hampir terjadi di wilayah lain di Indonesia

tersebut, pada tahun 2012 Bank Indonesia memutuskan untuk melaksanakan program

Inisiatif Ketahanan Pangan di beberapa Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw),

termasuk di KPw Bank Indonesia DIY. Dalam pelaksanaannya, program di masing-masing

KPw memiliki keunikan tersendiri yang disesuaikan dengan kondisi sosial, ekonomi, dan

budaya di masing-masing daerah.

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

22  

Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala Perwakilan BI DIY, Mahdi Mahmudy

dengan Bupati Bantul, Sri Surya Widati

Pilot program

Dalam pelaksanaan program inisiatif ini, KPw Bank Indonesia DIY telah menetapkan

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Mitra Usaha Tani di Desa Wijirejo, Pandak, Bantul

sebagai pilot program. Pemilihan Gapoktan ini antara lain didasarkan pada rekomendasi

dari Pemda Bantul dan hasil survei di lapangan yang menunjukkan bahwa kesungguhan

dan antusiasme dari para anggota Gapoktan untuk berkembang sangat tinggi. Di samping

itu, adanya key person yang bertindak sebagai role model agen perubahan dan dukungan

dari dinas ataupun instansi terkait juga turut berkontribusi pada pemilihan tersebut.

Pilot program pengembangan usaha tani

terpadu ini dilaksanakan dengan 4 (empat) tujuan

utama. Pertama, meningkatkan efisiensi,

produktifitas, dan tingkat produksi tanaman padi.

Kedua, meningkatkan kesempatan kerja dan

mengurangi kemiskinan di kelompok sasaran

program. Ketiga, meningkatkan kapasitas ekonomi

petani dengan melakukan kegiatan produktif

lainnya yang dalam pelaksanaannya bekerjasama

dengan Kelompok Wanita Tani (KWT). Kegiatan ini meliputi antara lain: pemanfaatan lahan

pekarangan ataupun lahan yang menganggur untuk budidaya tanaman sayuran,

pembudidayaan domba dengan konsep zero waste system, dan produksi makanan kecil

lokal. Selanjutnya, meningkatkan kapasitas kelembagaan Gapoktan dan mendorong

Gapoktan untuk mempraktekkan model Resi Gudang.

Selama tahun 2012 sejumlah kegiatan sudah dilaksanakan, antara lain:

1) Pelaksanaan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT)

2) Penerapan sistem pertanian terpadu (integrated farming system)

3) Peningkatan kapasitas kelembagaan Gapoktan, termasuk peningkatan kapasitas dan

penggunaan gudang LDPM, peningkatan pemahaman mengenai Resi Gudang, dan

optimalisasi unit simpan pinjam

4) Implementasi usaha budidaya sayuran di lahan pekarangan dan ternak domba dengan

menggandeng KWT, termasuk melakukan pengolahan pupuk organik

5) Implementasi percontohan pilot program melalui sewa lahan seluas 2,9 Ha yang

dikerjakan oleh 42 petani miskin atau penggarap dengan skema sebagai berikut

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

23  

Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi

 

 

Keterangan:

1) Petani miskin yang menggarap lahan percontohan dibuktikan dengan Daftar Kepala

Keluarga Miskin di Tingkat Kecamatan.

2) Implementasi teknologi pertanian di lahan sewa lebih mudah sehingga dapat

meningkatkan efisiensi dan produktifitas.

3) Hasil panen akan dibagi sebagai berikut:

• 50% untuk petani penggarap/petani gurem

• 50% akan dikelola oleh Gapoktan dan masuk ke gudang LDPM. Pengelolaan

gabah oleh Gapoktan adalah sebagai berikut:

- 35% sebagai cadangan pangan

- 40% digunakan untuk sewa lahan pada tahun berikutnya

- 25% digunakan sebagai dana bantuan sosial (misalnya dijual kembali

dengan harga murah kepada petani miskin).

4) Pemanfaatan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) milik Lembaga Distribusi Pangan

Masyarakat (LDPM) dan gudang yang dimilikinya, sehingga model Resi Gudang dapat

diaplikasikan di Gapoktan. Di luar hal tersebut, link ke Bulog, Resi Gudang Resmi,

dan perbankan juga akan dilakukan.

BANK INDONESIA  

1. Sewa lahan percontohan 2,9 ha 2. Bantuan teknis 3. Bantuan sarana – prasarana produksi 4. Memperkuat kelembagaan dan SDM 5. Mendorong implementasi resi gudang 6. Dukungan kepada Kelompok Wanita Tani 

(KWT): ‐ Pemanfaatan lahan pekarangan untuk tanaman sayur dan obat dalam polybag 

‐ Usaha produksi makanan kecil lokal ‐ Pembudidayaan ternak domba 

GAPOKTAN 

1. Memilih petani penggarap 2. Mengelola sistem bagi hasil 3. Menjaga pasokan/stok 4. Link ke Bulog dan Resi Gudang 5. Melaksanakan fungsi Lembaga Keuangan Mikro (LKM) 6. Menduplikasi sistem Resi Gudang dan 

menghubungkan dengan LKM 

PETANI 

1. Efisiensi 2. Produktifitas 3. Penyerapan tenaga kerja 4. Mengurangi kemiskinan 

DINAS PERTANIAN 

1. Melaksanakan Sekolah Lapangan Pengendalian Tanaman Terpadu (SLPTT) 

2. Membina dan mendampingi penerapan Integrated Farming System (IFS)   Link antara usaha pertanian dan peternakan 

3. Peningkatan kelembagaan Gapoktan dan SDM 

4. Mendorong implementasi Resi Gudang, dll. 

PEMANGKU KEPENTINGAN LAINNYA 

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

24  

Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi

Deputi Kepala Perwakilan BI DIY, Causa Iman Karana, Kepala Dinas Pertanian dan

Kehutanan Bantul, Edy Suhariyanta, dan Asisten Direktur BI DIY, Djoko Raharto dalam

seremonial Panen Perdana Padi Organik di Lahan Percontohan

Panen Perdana Padi Organik di Lahan Percontohan

Salah satu yang hal yang menjadi concern KPw

Bank Indonesia DIY terhadap program tersebut

adalah menyangkut sustainabilitas program. Agar

kelangsungan program terjaga dan dapat berjalan

dalam jangka panjang, maka sejak dini telah

ditanamkan kepada Gapoktan bahwa maju

mundurnya program yang bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan petani ini akan sangat

tergantung pada Gapoktan dan anggotanya. Oleh

karena itu, rasa kepemilikan terhadap program ini harus ditumbuhkan pada setiap

anggota Gapoktan.

Sejak pelaksanaannya, program ini telah menjadi

obyek studi banding dari beberapa KPw Pelaksana

program Inisiatif Ketahanan Pangan lainnya seperti KPw

Wilayah I (Sulawesi, Maluku & Papua), KPw Wilayah VII

(Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau dan Jambi), KPw

Provinsi Sulawesi Tengah, KPw wilayah IV (Jawa Timur).

Sejumlah Dinas terkait dan para petani dari daerah

bersangkutan juga turut berpartisipasi di dalam

kunjungan studi banding tersebut.

Pada kesempatan panen perdana di lahan percontohan, ketua Gapoktan Mitra Usaha

Tani, Sdr. Sumarjono menyampaikan bahwa Gapoktan sangat berterimakasih atas

penunjukan, dukungan dan bantuan dari Bank Indonesia kepada Gapoktan Mitra Usaha

Tani. Oleh karena itu kami akan menjaga komitmen agar program ini berjalan dengan

optimal dan berkesinambungan sehingga kesejahteraan petani dapat ditingkatkan.

25  

Bab 2 Perkembangan Inflasi

Tekanan inflasi kota Yogyakarta pada triwulan IV 2012 sebesar 1,24% qtq, lebih

rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 1,38% qtq. Sumber inflasi pada

triwulan dimaksud terutama berasal dari inflasi kelompok Bahan Makanan yang mengalami

kenaikan sebesar 2,41% qtq; kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

2,20% qtq; dan kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 0,84% qtq. Adapun

faktor yang mempengaruhi peningkatan laju inflasi antara lain peningkatan harga kelompok

bahan makanan karena memasuki musim tanam dan tingginya curah hujan, sementara

permintaan sedikit menguat di bulan Desember memasuki musim libur akhir tahun. Secara

tahunan, inflasi tahun 2012 tercatat sebesar 4,31%, lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun

2011 sebesar 3,88% yoy.

‐1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

mtm (%) yoy (%) ytd (%)

Sumber: BPS DIY, diolah

Grafik 2.1 Inflasi Kota Yogyakarta

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

Yogya (yoy) Nasional (yoy)

Sumber: BPS DIY, diolah

Grafik 2.2 Inflasi Kota Yogyakarta & Nasional

%

1. INFLASI TAHUNAN

Inflasi Kota Yogyakarta pada tahun 2012 tercatat 4,31% yoy, lebih tinggi

dibandingkan inflasi tahun 2011 (3,88% yoy). Dilihat per kelompok barang, inflasi

tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan harga pada kelompok Bahan Makanan

sebesar 8,11% yoy dengan andil 1,82% yoy. Kenaikan harga pada kelompok tersebut

terutama disumbang oleh kenaikan harga di subkelompok Buah-buahan; Daging dan Hasil-

hasilnya; dan Bumbu-bumbuan. Komoditas yang mendorong kenaikan harga antara lain

daging sapi, bawang putih, jeruk dan telur ayam ras. Kenaikan harga daging sapi dikarenakan

terganggunya pasokan sejalan dengan pengaturan impor daging sapi oleh pemerintah untuk

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

26  

Bab 2 - Perkembangan Inflasi

memberikan insentif bagi peternak sapi. Sedangkan kenaikan harga bawang putih antara lain

karena pelemahan nilai tukar mengingat 100% bawang putih di DIY merupakan produk

impor. Sementara, kenaikan harga jeruk dan telur ayam ras disebabkan karena peningkatan

tekanan permintaan sejalan dengan tingginya jumlah wisatawan ke DIY.

% (yoy)

Inflasi Andil Inflasi Andil Inflasi Andil Inflasi Andil Inflasi Andil

1 Bahan Makanan 1,83 0,42 1,91 0,43 6,49 1,43 7,66 1,70 8,11 1,82

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 7,07 1,45 5,41 1,13 6,09 1,28 5,71 1,21 6,90 1,46

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 3,01 0,71 3,00 0,70 3,28 0,77 2,92 0,68 2,98 0,70

4 Sandang 9,40 0,49 9,84 0,51 7,81 0,41 2,91 0,16 3,55 0,20

5 Kesehatan 5,64 0,33 3,12 0,18 1,65 0,10 1,74 0,10 1,93 0,11

6 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 1,73 0,17 1,88 0,19 2,12 0,21 1,23 0,12 1,43 0,14

7 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 2,39 0,30 2,24 0,28 1,97 0,25 1,39 0,17 1,29 0,16

3,88 3,88 3,45 3,45 4,27 4,27 3,91 3,91 4,31 4,31Sumber: BPS DIY, diolah.

2012

IVI II III

Tabel 2.1Inflasi Tahunan

IV

2011

UMUM

No Kelompok

Selanjutnya, kelompok barang yang mengalami peningkatan cukup tinggi dan

memberikan andil terhadap inflasi cukup besar adalah kelompok Makanan Jadi,

Minuman, Rokok, dan Tembakau. Kelompok ini mengalami kenaikan harga 6,90% yoy dan

memberikan andil terhadap inflasi sebesar 1,46%. Subkelompok yang memberikan pengaruh

cukup tinggi adalah Makanan Jadi dengan kenaikan harga 6,00% yoy dan memberikan andil

terhadap inflasi sebesar 0,84%. Komoditas yang mempengaruhi peningkatan harga antara

lain adalah Soto dan Gudeg. Permintaan terhadap kedua komoditas tersebut disebabkan oleh

peningkatan permintaan dan kenaikan harga bahan baku.

Penyumbang inflasi yang cukup besar lainnya adalah kelompok Perumahan, Air,

Listrik Gas dan Bahan Bakar yang mengalami inflasi sebesar 2,98% yoy dan

memberikan andil 0,70%. Inflasi pada kelompok ini terutama didorong oleh kenaikan

subkelompok Biaya Tempat Tinggal, terutama kenaikan harga Kontrak Rumah. Pada

umumnya, pemilik rumah sewa/kontrak melakukan penyesuaian harga setiap tahun.

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

27  

Bab 2 - Perkembangan Inflasi

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

I II III IV I II III IV

2011 2012

Bhn Mknan Mknan Jadi Umum

% (yoy)

Sumber: BPS DIY, diolah

Grafik 2.3 Inflasi Kelompok Bahan Makanan dan Makanan jadi (yoy)

0

1

2

3

4

5

6

7

8

I II III IV I II III IV

2011 2012

Perumahan Pendidikan Umum Kesehatan

% (yoy)

Grafik 2.4 Inflasi Kelompok Perumahan, Pendidikandan Kesehatan (yoy)

0

2

4

6

8

10

12

14

I II III IV I II III IV

2011 2012

Sandang Transpor Umum

% (yoy)

Grafik 2.5 Inflasi Kelompok Sandang dan Transpor (yoy)

Penyumbang inflasi yang cukup besar lainnya adalah kelompok Sandang yang

mengalami inflasi sebesar 3,55% yoy dan memberikan andil 0,20%. Inflasi pada

kelompok ini terutama didorong oleh kenaikan harga subkelompok Barang Pribadi dan

Sandang Lain sebesar 4,87% dengan andil 0,10%. Komoditas yang memberi kontribusi

terbesar adalah emas perhiasan yang pergerakannya dipengaruhi oleh kenaikan harga emas

dunia.

Untuk kelompok komoditas lain di luar empat kelompok barang dan jasa yang

sudah disebutkan di atas, walaupun terjadi kenaikan harga namun memberikan andil

inflasi yang tidak terlalu tinggi. Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan

dengan peningkatan harga mencapai 1,29% yoy dan memberikan andil terhadap inflasi

sebesar 0,16%, terutama dipengaruhi oleh peningkatan biaya Jasa Perpanjangan STNK.

Selanjutnya Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga mengalami kenaikan harga 1,43%

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

28  

Bab 2 - Perkembangan Inflasi

yoy memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,14% didorong oleh peningkatan biaya

pendidikan Akademi/Perguruan Tinggi. Sementara itu, kelompok Kesehatan dengan laju inflasi

1,93% yoy dan memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,11%.

Dalam rangka menjaga stabilitas harga, Tim Pengendalian Inflasi DIY terus

melakukan langkah-langkah proaktif antisipatif untuk menjaga pasokan dan stok

bahan pangan di masyarakat. Beberapa langkah yang telah dilakukan antara lain adalah

memberikan informasi mengenai ketersediaan stok di pasar untuk menjaga ekspektasi

masyarakat. Untuk menjaga keseimbangan permintaan dan penawaran pasokan, TPI DIY terus

mendorong petani untuk intensif memelihara tanaman bahan pangan agar produksi tetap

tinggi dan menjaga ketersediaan komoditas pokok di masyarakat.

4.0005.0006.0007.0008.0009.000

10.00011.00012.00013.00014.00015.00016.00017.00018.00019.00020.000

1 9 17 25 33 41 49 57 65 73 81 89 97105

113

121

129

137

145

153

161

169

177

185

193

201

209

217

225

233

241

249

Chart Title

Bawang Merah Bawang Putih

Rp.

Grafik 2.6 Perkembangan Harga Bawang Merah & Bawang Putih

Sumber: Dinas Pertanian DIY

2011 2012

1 2 3 4 5 6 7 8 912 10 11 12

5.500

5.750

6.000

6.250

6.500

6.750

7.000

7.250

7.500

7.750

1 917 25 33 41 49 57 65 73 81 89 97 105

113

121

129

137

145

153

161

169

177

185

193

201

209

217

225

233

241

249

BerasRp.

Grafik 2.7 Perkembangan Harga Beras

Sumber: Dinas Pertanian DIY

2011 2012

1 2 3 4 5 6 7 8 912 10 11 12

2. INFLASI TRIWULANAN

Secara triwulanan, inflasi Kota Yogyakarta pada triwulan laporan mencapai

1,24% qtq, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III 2012 sebesar 1,38% qtq,

namun lebih tinggi dari triwulan IV 2011 sebesar 0,85% qtq. Kontributor utama Inflasi

pada triwulan IV 2012 berasal peningkatan harga kelompok Bahan Makanan sebesar 2,41%

qtq dengan andil 0,55% dan kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

sebesar 2,20% qtq dengan andil 0,47%. Kenaikan harga pada Kelompok Bahan Makanan

terutama bersumber dari kenaikan harga di subkelompok Padi-padian, Umbi-umbian dan

Hasil-hasilnya; subkelompok Bumbu-bumbuan; dan subkelompok Daging dan Hasil-hasilnya.

Komoditas yang mendorong kenaikan harga antara lain adalah Beras, Daging Sapi dan

Bawang Merah. Sedangkan peningkatan harga di kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok

dan Tembakau didorong oleh kenaikan harga pada subkelompok Makanan Jadi (3,17% qtq)

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

29  

Bab 2 - Perkembangan Inflasi

karena peningkatan tekanan permintaan pada libur panjang akhir tahun. Komoditas yang

memberikan andil terhadap peningkatan harga di subkelompok Makanan Jadi antara lain

adalah Soto dan Gudeg.

-0,50

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

4,00

Bhn Mknan Mknan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor Umum

2012 I 2012 II 2012 III 2012 IV

% (qtq)

Sumber: BPS DIY, diolah

Grafik 2.8 Inflasi Kelompok Barang (qtq)

-0,10

0,00

0,10

0,20

0,30

0,40

0,50

0,60

0,70

0,80

0,90

1 2 3 4 5 6 7

2012 I 2012 II 2012 III 2012 IV

Sumber: BPS DIY, diolah

% (qtq)

Grafik 2.9 Andil Kelompok Barang (qtq)

Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar memberikan andil relatif

tinggi terhadap pembentukan inflasi triwulan IV 2012 dengan kenaikan harga

sebesar 0,84% qtq dan andil sebesar 0,20%. Kenaikan harga bersumber dari kenaikan

harga di subkelompok biaya tempat tinggal dan subkelompok Bahan Bakar, Penerangan dan

Air dengan andil masing-masing 0,10% dan 0,07%. Komoditas yang menyumbang inflasi

tertinggi adalah Kontrak Rumah dan Bahan Bakar Rumah Tangga.

Kelompok Sandang juga memberikan kontribusi terhadap inflasi yang cukup

besar, yaitu naik 0,80% qtq dan memberikan andil inflasi 0,04%. Kenaikan harga pada

kelompok ini terutama disebabkan oleh kenaikan harga emas perhiasan yang memiliki bobot

cukup besar di dalam pembentukan inflasi.

Inflasi di Kelompok Kesehatan tercatat sebesar 0,74% (qtq) dan memberikan

andil 0,04%. Kenaikan harga di Kelompok Kesehatan didorong oleh peningkatan harga di

subkelompok Perawatan Jasmani dan Kosmetika.

Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan; dan Kelompok

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga juga memberikan kontribusi terhadap

pembentukan inflasi triwulan IV 2012 masing-masing sebesar 0,02% dan 0,01%.

Kenaikan harga di Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan disebabkan oleh

kenaikan harga di subkelompok Transportasi karena kenaikan Tarif Angkutan Udara.

Sedangkan kenaikan harga di subkelompok Kursus-kursus/Pelatihan mendorong laju inflasi di

Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga.

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

30  

Bab 2 - Perkembangan Inflasi

% (qtq)

Inflasi Andil Inflasi Andil Inflasi Andil Inflasi Andil Inflasi Andil

1 Bahan Makanan 1,99 0,44 0,32 0,07 1,69 0,38 3,47 0,78 2,41 0,55

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 1,05 0,22 1,20 0,25 1,58 0,34 1,76 0,38 2,20 0,47

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0,79 0,18 0,73 0,17 0,72 0,17 0,66 0,15 0,84 0,20

4 Sandang 0,17 0,01 1,15 0,06 -0,31 -0,02 1,88 0,10 0,80 0,04

5 Kesehatan 0,55 0,03 0,55 0,03 0,44 0,03 0,19 0,01 0,74 0,04

6 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga -0,05 0,00 0,44 0,04 0,14 0,01 0,70 0,07 0,15 0,01

7 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0,23 0,03 0,56 0,07 0,39 0,05 0,22 0,03 0,13 0,02

0,85 0,85 0,72 0,72 0,90 0,90 1,38 1,38 1,24 1,24Sumber: BPS DIY, diolah.

IV

2011

I

2012

II III

Tabel 2.2Inflasi Triwulanan

UMUM

IVNo Kelompok

 

3. INFLASI BULANAN

Angka rata-rata inflasi bulanan (mtm) Kota Yogyakarta selama triwulan IV 2012

tercatat sebesar 0,41% mtm, lebih rendah dari angka rata-rata inflasi pada triwulan

sebelumnya yang mencapai 0,46% mtm. Pada bulan Oktober 2012 Kota Yogyakarta

mengalami inflasi sebesar 0,38% (mtm). Inflasi pada bulan tersebut disebabkan oleh kenaikan

harga Gudeg, Soto, dan Kontrak Rumah.

Pada bulan November 2012, tekanan harga barang dan jasa di Kota Yogyakarta

melemah dibanding bulan sebelumnya, ditandai dengan angka inflasi sebesar 0,20%

mtm. Tekanan inflasi bersumber pada kenaikan harga Daging Sapi, Nasi, Bawang Merah dan

Bawang Putih. Namun kembali normalnya pasokan Daging Ayam Ras dapat menahan laju

kenaikan harga sehingga secara keseluruhan mendorong inflasi bulan November lebih rendah

dari inflasi bulan Oktober.

% (mtm)

Des Mar Jun Sep Okt Nov Des1 Bahan Makanan 1,96 0,48 3,31 0,02 0,39 0,01 2,01

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0,32 0,77 0,71 0,35 1,08 0,57 0,52

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0,23 0,26 0,02 0,34 0,16 0,18 0,50

4 Sandang -0,39 0,26 0,33 1,44 0,61 0,11 0,07

5 Kesehatan 0,02 0,13 0,20 0,14 0,02 0,52 0,20

6 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0,02 0,02 0,05 0,07 0,11 -0,01 0,05

7 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0,17 0,13 -0,04 -0,51 -0,06 -0,03 0,22

0,48 0,36 0,75 0,19 0,38 0,20 0,66Sumber: BPS DIY, diolah.

Tabel 2.3Inflasi Bulanan

KelompokNo

UMUM

IV 2012IV 2011 I 2012 III 2012II 2012

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

31  

Bab 2 - Perkembangan Inflasi

Sementara itu, pada bulan Desember 2012 tekanan harga barang dan jasa di Kota

Yogyakarta kembali melemah, dengan angka inflasi 0,66% mtm. Inflasi pada bulan

Desember 2011 bersumber dari peningkatan harga beras karena produksi berkurang

mengingat masih masuk musim tanam. Di sisi lain, permintaan masyarakat di bulan Desember

cenderung naik sejalan dengan liburan panjang akhir tahun.

150

155

160

165

170

175

180

185

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

Sumber: Survei Konsumen

Grafik 2.10 Ekspektasi Harga 3 Bulan Yad

7.000

7.500

8.000

8.500

9.000

9.500

10.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

Nilai  Tukar  Rupiah   thd USDRp.

Grafik 2.11 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah

4. INFLASI INTI DAN NON INTI

Tekanan inflasi inti pada periode Oktober – Desember 2012 sedikit meningkat.

Hal ini diindikasikan oleh hasil Survei Konsumen (SK) yang menunjukkan ekspektasi responden

terhadap kenaikan harga 3 bulan yang akan datang relatif masih tinggi. Indeks tersebut

meningkat dari 167,70 pada triwulan III menjadi 181,30 pada triwulan IV. Di sisi lain, tekanan

imported inflation cenderung meningkat karena pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap USD.

Tekanan harga dari komoditas volatile foods sepanjang tahun 2012 meningkat.

Peningkatan harga komoditas bahan makanan disebabkan antara lain karena gangguan

pasokan pada subkelompok daging dan hasil-hasilnya. Kenaikan harga di kelompok bahan

makanan mendorong peningkatan harga di subkelompok Makanan Jadi. Di sisi lain, tekanan

permintaan meningkat karena tingginya jumlah kunjungan dan kegiatan di DIY. Sementara

itu, kelompok administered prices kenaikan harganya minimal, seiring dengan belum adanya

kebijakan strategis pemerintah.

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

32  

Bab 2 - Perkembangan Inflasi

5. INFLASI KOTA-KOTA JAWA TENGAH DAN DIY

Dibandingkan dengan empat kota lain di Jawa Tengah, inflasi tahunan Kota

Yogyakarta (4,31%, yoy) menempati peringkat ketiga. Realisasi seluruh kota di Jawa

Tengah dan DIY pada tahun 2012 lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Kota

Semarang mencatat inflasi tahunan tertinggi sebesar 4,85%, diikuti dengan kota Purwokerto

sebesar 4,73%. Sedangkan, Kota Surakarta mencatat inflasi tahunan terendah di Jawa Bagian

Tengah sebesar 2,87%.

3,40 

1,93 

2,87 2,58 

3,88 

4,73 

2,87 

4,85 

3,09 

4,31 

Purwokerto Surakarta Semarang Tegal Yogyakarta

2011 2012

%

Sumber: BPS DIY

Grafik 2.12 Inflasi Kota-kota Tetangga

 

 

 

 

 

 

 

33  

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN

Sejalan dengan percepatan pertumbuhan ekonomi DIY, kegiatan perbankan di

DIY pada triwulan IV 2012 menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.

Intermediasi perbankan menunjukkan kinerja yang lebih tinggi dari triwulan sebelumnya.

Penyaluran kredit meningkat sebesar 21,74% yoy, sedangkan penghimpunan dana pihak

ketiga (DPK) meningkat 21,23% yoy sehingga Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan DIY

mencapai 62,61%. Sementara itu, kinerja perbankan syariah juga tumbuh cukup pesat. Aset

perbankan syariah tumbuh 21,67% yoy, penghimpunan dana tumbuh 36,41% yoy dan

pembiayaan tumbuh 19,61% yoy. Secara keseluruhan, kualitas kredit perbankan di DIY masih

dalam kondisi baik, tercermin pada NPLs yang hanya sebesar 2,35%.

1. ASET

Aset perbankan DIY hingga akhir triwulan IV 2012 mencatatkan pertumbuhan

20,12% yoy, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 16,21%

yoy. Peningkatan kinerja perekonomian DIY sepanjang tahun 2012 turut mendorong

perkembangan aktifitas di sektor perbankan, terutama dalam bentuk penghimpunan dana

dan penyaluran kredit.

2. INTERMEDIASI PERBANKAN

Kegiatan intermediasi perbankan pada triwulan laporan secara tahunan

meningkat. LDR perbankan DIY mencapai 62,61%, lebih tinggi dibandingkan triwulan IV

2011 sebesar 62,34% dan triwulan sebelumnya 62,20%. Peningkatan LDR tersebut didorong

I II III IV I II III IV

1 Aset Miliar Rp 29.135 30.779 32.229 33.923 35.554 37.355 39.993 40.749

Pertumbuhan % (yoy) 13,35 17,34 20,39 16,21 22,03 21,37 24,09 20,12

2 Dana Pihak Ketiga Miliar Rp 24.918 26.047 27.645 28.775 30.011 31.289 33.246 34.882

Pertumbuhan % (yoy) 16,28 15,39 20,28 17,33 20,44 20,13 20,26 21,23

3 Kredit Miliar Rp 15.043 16.152 17.058 17.939 18.484 19.786 20.680 21.840

Pertumbuhan % (yoy) 22,07 24,28 26,31 23,03 22,87 22,50 21,24 21,74

4 Loan to Deposit Ratio % 60,37 62,01 61,70 62,34 61,59 63,24 62,20 62,61

5 Non Performing Loans (Gross) % 3,32 3,25 3,05 2,41 2,75 2,70 2,78 2,35

Indikator PerbankanTabel 3.1

No Uraian Satuan 2011 2012

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

34  

Bab 3 - Perkembangan Perbankan

oleh makin gencarnya perbankan dalam menyalurkan kredit di DIY yang tahun ini

perekonomiannya tumbuh lebih baik.

3. PENGHIMPUNAN DANA

Pada triwulan IV tahun 2012 DPK perbankan tumbuh sebesar 21,23% yoy. Posisi

DPK perbankan mencapai Rp34.882 miliar, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya

sebesar Rp33.246 miliar. Peningkatan DPK di Bank Umum terutama bersumber dari kenaikan

dana milik perseorangan yang memiliki outstanding Rp24.920 miliar dan dana milik Pemda

yang memiliki outstanding Rp1.181 miliar. Sebagaimana diketahui, dana milik perseorangan

memiliki share sebesar 76,68% dari total DPK di Bank Umum.

Giro mengalami laju pertumbuhan yang paling tinggi. Berdasarkan jenisnya, laju

pertumbuhan giro mencapai 37,42% yoy lebih tinggi dibanding pertumbuhan triwulan

sebelumnya sebesar 35,12% yoy. Sementara itu, simpanan dalam bentuk tabungan tumbuh

sebesar 24,69% yoy dan deposito tumbuh sebesar 10,32% yoy.

30

35

40

45

50

55

60

65

I II III IV I II III IV

2011 2012

%

Grafik 3.1 LDR DIY

30

40

50

60

70

80

90

I II III IV I II III IV*

2011 2012

LDR Nasional* LDR DIY

%

*) s.d November 2012

Grafik 3.2 LDR DIY & Nasional

‐5

0

5

10

15

20

25

5.000 

10.000 

15.000 

20.000 

25.000 

30.000 

35.000 

40.000 

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

Miliar Rp

DPK % (ytd) %(yoy)

%

Grafik 3.3 DPK Perbankan

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

%Miliar Rp.

DPK (rhs) Inflasi Yk (yoy) BI Rate

Grafik 3.4 BI Rate, Inflasi & DPK Perbankan

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

35  

Bab 3 – Perkembangan Perbankan

Berdasarkan pemiliknya, pertumbuhan giro tertinggi terjadi pada giro milik Pemda yang

tumbuh sebesar 47,22% yoy dengan posisi Rp611 miliar, diikuti giro milik perusahaan swasta

bukan lembaga keuangan 41,59% yoy atau Rp2.409 miliar dan perseorangan 15,96% yoy

dengan outstanding Rp1.125 miliar. Sementara itu, untuk deposito, pertumbuhan tinggi

terjadi pada deposito milik Pemda yang tumbuh sebesar 82,04% yoy dengan posisi Rp528

miliar.

Struktur atau komposisi DPK perbankan di DIY tetap didominasi Tabungan.

Dibandingkan dengan triwulan III 2012, pangsa tabungan dalam DPK mengalami

peningkatan, dari 49,52% menjadi 53,50%. Di sisi lain, pangsa deposito turun dari 35,73%

menjadi 32,14%. Demikian juga dengan pangsa giro yang mengalami penurunan dari

14,75% menjadi 14,36%. Pangsa deposito cenderung turun terutama disebabkan oleh imbal

hasil yang cenderung semakin turun.

Menurut golongan pemiliknya, deposan perseorangan memiliki pangsa terbesar dalam

penguasaan DPK perbankan yaitu sebesar 77%. Sementara itu di urutan kedua penguasaan

DPK adalah perusahaan non lembaga keuangan (15%) dan Pemda (4%). Pangsa yang tinggi

pada kelompok perseorangan ini juga terjadi pada jenis Tabungan dan Giro. Pada jenis

tabungan, sekitar 94% tabungan adalah milik perseorangan, sementara pada jenis deposito

perseorangan menguasai sekitar 73%.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

Deposito

Giro

Tabungan

% (yoy)

Grafik 3.5 Pertumbuhan Komponen DPK Perbankan DIY

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

Deposito Giro Tabungan

Miliar Rp

Grafik 3.6 Komposisi DPK Perbankan

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

36  

Bab 3 - Perkembangan Perbankan

 

Berdasarkan jangka waktunya, deposito1 jangka waktu 1 bulan masih

mendominasi, dengan porsi sebesar 46,71%. Porsi Deposito 1 bulan ini turun

dibandingkan triwulan sebelumnya (49,66%). Porsi deposito yang mengalami peningkatan

adalah deposito berjangka waktu 6 bulan dari 11,89% menjadi 14,51% dan deposito

berjangka waktu 12 bulan dari 10,80% menjadi 11,52%. Perkembangan perekonomian yang

relatif stabil serta stabilnya BI Rate pada level 5,75% diprakirakan mendorong nasabah untuk

menyimpan dana pada deposito yang berjangka lebih panjang karena ada ekspektasi

penurunan suku bunga.

                                                            1 Diwakili oleh Dana Pihak Ketiga Bank Umum dengan pangsa 93,17%.

Pemda3%

Persh non Lbg keu15%

Perseorangan77%

Lainnya5%

Grafik 3.7 Komposisi DPK Menurut Gol. Pemilik

Persh non Lbg keu4%

Perseorangan94%

Lainnya2%

Grafik 3.8 Komposisi Tabungan Menurut Gol. Pemilik

Pemda5%

Persh non Lbg keu17%

Perseorangan73%

Lainnya5%

Grafik 3.9 Komposisi Deposito Menurut Gol. Pemilik

Pemda12%

Persh non Lbg keu48%

Perseorangan23%

Lainnya17%

Grafik 3.10 Komposisi Giro Menurut Gol. Pemilik

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

37  

Bab 3 – Perkembangan Perbankan

4. PENYALURAN KREDIT

Penyaluran kredit perbankan DIY pada Triwulan IV 2012 meningkat dibanding

triwulan sebelumnya. Pertumbuhan kredit mencapai 21,74% yoy, naik tipis dibanding

triwulan sebelumnya 21,24% sehingga posisinya mencapai Rp21.840 miliar. Kontribusi

terbesar pertumbuhan kredit tersebut berasal dari kredit modal kerja yang tumbuh 23,63%

yoy menjadi Rp8.996 miliar dan kredit konsumsi dengan pertumbuhan sebesar 16,61% yoy

menjadi Rp9.651 miliar. Adapun kredit investasi yang memiliki kontribusi terendah dalam

struktur kredit perbankan DIY tumbuh sebesar 33,83% yoy menjadi Rp 3.193 miliar.

Secara sektoral, sebagian besar kredit perbankan DIY disalurkan kepada sektor

unggulan khususnya yang non tradable2. Sektor yang paling banyak menyerap kredit

                                                            2 Sektor non tradable: sektor Listrik, Gas & Air, sektor Konstruksi, sektor PHR, sektor Pengangkutan &

Pergudangan, sektor Jasa-jasa Dunia Usaha, sektor Jasa-jasa Sosial Masyarakat dan sektor Lain-lain. Sektor tradable: sektor Pertanian, sektor Pertambangan dan sektor Industri Pengolahan.

-5

0

5

10

15

20

25

30

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

Total Kredit yoy ytd

%Miliar Rp

Grafik 3.11 Kredit Perbankan

-10

0

10

20

30

40

50

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

9.000

10.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

Kredit Modal Kerja

yoy

ytd

%Miliar Rp

Grafik 3.12 Kredit Modal Kerja

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

Kredit Investasi yoy ytd

%Miliar Rp

Grafik 3.13 Kredit Investasi

-5

0

5

10

15

20

25

30

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

Kredit Konsumsi yoy ytd

%Miliar Rp

Grafik 3.14 Kredit Konsumsi

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

38  

Bab 3 - Perkembangan Perbankan

perbankan adalah sektor bukan lapangan usaha (44,19%) yang pada dasarnya adalah kredit

konsumsi. Peringkat berikutnya yang banyak menyerap kredit perbankan adalah sektor

Perdagangan Besar dan Eceran (23,26%). Di luar kedua sektor tersebut, penyerapan kredit

umumnya rendah. Sektor-sektor ekonomi yang memiliki pangsa kredit sekitar 6% diantaranya

sektor Industri Pengolahan, sektor Perantara Keuangan dan sektor Real Estate dan Usaha

Persewaan.

5. STABILITAS SISTEM PERBANKAN

5.1. Risiko Kredit

Resiko kredit perbankan DIY pada akhir triwulan laporan mengalami penurunan

tercermin dari penurunan rasio NPL. Rasio NPL turun dari 2,68% pada triwulan III 2012

menjadi 2,35% pada triwulan IV 2012. Secara nominal NPL turun dari Rp574 miliar menjadi

Rp512 miliar. Selama triwulan laporan, rata-rata rasio NPL Perbankan relatif rendah dan masih

Des Des Ptumb Pangsa

(Miliar Rp) (Miliar Rp) (%) (%)

1 Pertanian 250 556 121,87 2,54

2 Perikanan 33 42 27,61 0,19

3 Pertambangan dan Penggalian 11 21 99,00 0,10

4 Industri Pengolahan 971 1.190 22,57 5,45

5 Listrik, Gas dan Air 56 53 -6,71 0,24

6 Konstruksi 269 430 59,89 1,97

7 Perdagangan Besar dan Eceran 3.913 5.079 29,81 23,26

8 Penyediaan Akomodasi dan MaMin 470 620 31,88 2,84

9 Transportasi, Pergudangan 225 345 53,47 1,58

10 Perantara Keuangan 865 1.115 28,81 5,10

11 Real Estate, Usaha Persewaan 842 1.234 46,58 5,65

12 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 14 22 62,92 0,10

13 Jasa Pendidikan 131 161 22,69 0,74

14 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 118 129 9,12 0,59

15 Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya 368 467 26,92 2,14

16 Jasa Perorangan Rumah Tangga 57 98 70,88 0,45

17 Badan Internasional - - - -

18 Kegiatan yang belum jelas batasannya 1.068 627 -41,35 2,87

19 Bukan Lapangan Usaha 8.276 9.651 16,60 44,19

TOTAL 17.939 21.840 21,74 100,00

No

2012

Uraian

Tabel 3.2Kredit Bank Umum per Sektor Ekonomi

2011

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

39  

Bab 3 – Perkembangan Perbankan

dalam batas yang wajar yaitu sebesar 2,60%. Hal ini mengindikasikan bahwa pengelolaan

risiko pembiayaan Perbankan DIY relatif masih baik.

Berdasarkan jenis penggunaan kredit3, hanya kredit investasi yang mengalami

peningkatan rasio NPL. Rasio NPL kredit investasi meningkat dari 2,44% pada triwulan III

2012 menjadi 2,66% pada triwulan IV 2012. Sementara itu, rasio NPL kredit konsumsi turun

dari 2,89% menjadi 2,47% dan kredit konsumsi turun dari 1,55% menjadi 1,34%.

5.2. Risiko Likuiditas

Rasio LDR pada triwulan IV 2012 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya,

yaitu dari 62,61%, naik dari triwulan sebelumnya 62,20%. Hal ini mengindikasikan

bahwa likuiditas perbankan di DIY cukup berlebih. Kelebihan likuiditas yang dimiliki perbankan

                                                            3 Diwakili oleh Kredit Bank Umum dengan pangsa 88,15%. 

2,0

2,2

2,4

2,6

2,8

3,0

3,2

3,4

3,6

3,8

4,0

400

420

440

460

480

500

520

540

560

580

600

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

Nominal Rasio (rhs)

Miliar Rp %

Grafik 3.15 Non Performing Loans DIY

0

1

2

3

4

5

6

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

Modal Kerja Investasi Konsumsi

%

Grafik 3.16 NPL Bank Umum per Jenis Penggunaan

I II III IV I II III IV

2011 2012

%

Industri Pengolahan

Perdagangan Besar dan Eceran

Penyediaan Akomodasi dan MaMin

Perantara Keuangan

Real Estate, Usaha Persewaan

Grafik 3.17 NPL Kredit Bank Sektor Utama

I II III IV I II III IV

2011 2012

%

Pertanian

Konstruksi

Transportasi, Pergudangan

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Jasa Kemasyarakatan,  Sosial Budaya

Grafik 3.18 NPL Kredit Bank Sektor Lainnya

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

40  

Bab 3 - Perkembangan Perbankan

di DIY tersebut ditempatkan pada pos-pos yang relatif aman seperti rekening antar kantor,

penempatan pada bank lain dan penempatan pada Bank Indonesia.

6. PERKEMBANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT

6.1. Aset

Pada triwulan IV tahun 2012 Aset BPR DIY mengalami pertumbuhan sebesar 21,17% yoy.

Di sisi pasiva, peningkatan aset tersebut terutama bersumber dari peningkatan DPK sebesar

22,89% yoy dan di sisi pasiva, kredit meningkat 18,14% yoy. Berdasarkan jenis usaha bank,

BPR Konvensional tercatat memiliki Aset sebesar Rp3.263 miliar, sementara Aset BPR Syariah

sebesar Rp242 miliar. Pertumbuhan aset tertinggi dialami oleh BPR Syariah yaitu sebesar

44,12% yoy, sedangkan Aset BPR Konvensional hanya tumbuh sebesar 19,75% yoy.

Meskipun tumbuh cukup tinggi, pangsa Aset BPR Syariah terhadap Aset BPR masih relatif

rendah yaitu sebesar 6,90%, namun sedikit meningkat dibanding triwulan sebelumnya

(6,75%).

6.2. Penghimpunan Dana

Dana masyarakat yang disimpan di BPR pada triwulan IV 2012 mengalami peningkatan

sebesar 22,89% yoy menjadi Rp2.382 miliar dari triwulan IV 2011 sebesar Rp1.938 miliar.

Jenis simpanan yang mendominasi pendanaan BPR adalah Deposito dengan pangsa 68,07%

atau Rp1.621 miliar, sedangkan Tabungan hanya memiliki pangsa 31,93% atau Rp760 miliar.

Miliar Rp

qtq yoyI Aset 2.520 2.639 2.755 2.892 2.948 3.137 3.302 3.504 100,00 6,13 21,17 1 Konvensional 2.390 2.497 2.600 2.725 2.768 2.938 3.079 3.263 93,10 5,96 19,75 2 Syariah 130 142 155 168 180 199 223 242 6,90 8,44 44,12 II Penghimpunan Dana (Deposit) 1.644 1.724 1.806 1.938 1.982 2.063 2.190 2.382 100,00 8,75 22,89 A Jenis Bank 1.644 1.724 1.806 1.938 1.982 2.063 2.190 2.382 100,00 8,75 22,89 1 Konvensional 1.548 1.621 1.695 1.814 1.847 1.914 2.019 2.193 92,08 8,62 20,89 2 Syariah 97 103 111 124 136 149 171 189 7,92 10,34 52,14 B Jenis Simpanan 1.644 1.724 1.806 1.938 1.982 2.063 2.190 2.382 100,00 8,75 22,89 1 Tabungan 493 524 525 597 587 611 646 760 31,93 17,65 27,33 2 Deposito 1.151 1.200 1.281 1.341 1.395 1.451 1.543 1.621 68,07 5,03 20,92 III Penyaluran Dana (Financing) 1.933 2.065 2.120 2.191 2.316 2.497 2.566 2.588 100,00 0,86 18,14 A Jenis Bank 1.933 2.065 2.120 2.191 2.316 2.497 2.566 2.588 100,00 0,86 18,14 1 Konvensional 1.818 1.937 1.989 2.039 2.142 2.302 2.367 2.389 92,29 0,91 17,12 2 Syariah 114 127 131 151 174 195 199 199 7,71 0,32 31,80 B Jenis Penggunaan 1.933 2.065 2.120 2.191 2.316 2.497 2.566 2.588 100,00 0,86 18,14 1 Modal Kerja 757 791 789 813 849 914 961 958 37,02 -0,31 17,86 2 Investasi 194 201 200 210 232 258 245 236 9,11 -3,71 12,51 3 Konsumsi 981 1.072 1.130 1.168 1.235 1.325 1.360 1.394 53,86 2,51 19,34 IV Non Performing Loans (NPL) 6,82 6,87 6,43 5,47 6,01 5,77 5,86 4,82 1 Konvensional 6,78 6,87 6,43 5,51 6,05 5,76 5,86 4,81 2 Syariah 7,40 6,92 6,40 4,89 5,51 5,85 5,83 4,95 V Loan to Deposit Ratio (LDR)1 117,54 119,75 117,37 113,05 116,83 121,04 117,18 108,68 1 Konvensional 117,47 119,49 117,35 112,44 116,01 120,27 117,25 108,93 2 Syariah 118,61 123,79 117,60 122,03 128,05 130,94 116,27 105,72

III

Tabel 3.3Indikator Bank Perkreditan Rakyat

IVNo Uraian

II

2011 2012

II

IV

Posisi PangsaPtumb (%)IIIII

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

41  

Bab 3 – Perkembangan Perbankan

Dalam menghimpun dana, BPR pada umumnya lebih mudah menjual deposito karena karena

menawarkan suku bunga lebih tinggi dibandingkan dengan tabungan. Selain itu, fitur

tabungan di BPR juga tidak selengkap fitur tabungan di Bank Umum.

6.3. Penyaluran dan Kualitas Kredit

Outstanding kredit BPR pada triwulan IV 2012 mencapai Rp2.588 miliar, naik 18,14%

yoy. Kredit Konsumsi masih mendominasi kredit BPR, yaitu dengan pangsa sebesar 53,86%

atau Rp1.394 miliar, diikuti Kredit Modal Kerja dengan pangsa sebesar 37,02% atau Rp958

miliar dan terakhir adalah Kredit Investasi dengan pangsa sebesar 9,11% atau Rp236 miliar.

Pada triwulan laporan, pertumbuhan tertinggi dialami oleh Kredit Konsumsi yaitu 19,34%

yoy. Sedangkan Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi tumbuh masing-masing sebesar

17,86% yoy dan 12,51% yoy.

Peningkatan kredit yang disalurkan BPR diikuti oleh kualitas kredit yang membaik. Rasio

NPLs BPR tercatat sebesar 4,82%, turun dibandingkan triwulan IV 2011 sebesar 5,47%.

Penurunan ini mengindikasikan semakin membaiknya pengelolaan kredit oleh BPR sehingga

resiko kredit yang dihadapi BPR juga cukup rendah.

6.4. Fungsi Intermediasi

Peran BPR dalam melakukan fungsi intermediasi perbankan pada triwulan IV 2012 lebih

baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal tersebut tercermin pada

penurunan angka LDR dari 117,18% menjadi 108,68% pada triwulan laporan. Laju

pertumbuhan penghimpunan dana BPR yang lebih tinggi daripada laju pertumbuhan kredit

dan kehati-hatian BPR dalam melakukan ekspansi kredit menjadi salah satu penyebab

turunnya LDR.

7. PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH

7.1. Aset Perbankan Syariah

Aset Perbankan Syariah tumbuh 21,67% yoy, yaitu dari Rp2.364 miliar pada

triwulan IV 2011 menjadi Rp2.876 miliar pada triwulan IV 2012. Dari sisi pasiva,

pertumbuhan aset terutama berasal dari pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang

meningkat 36,41% yoy, sedangkan di sisi aktiva berasal dari pertumbuhan kredit sebesar

19,61% yoy.

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

42  

Bab 3 - Perkembangan Perbankan

7.2. Intermediasi Perbankan Syariah

Fungsi intermediasi perbankan Syariah yang tercermin dalam Financing to

Deposit Ratio (FDR) turun, namun masih tinggi. FDR triwulan laporan sebesar 75,15%,

menurun dibanding triwulan IV 2011 sebesar 85,71%. Penurunan FDR tersebut antara lain

disebabkan tingginya jumlah penghimpunan DPK syariah di DIY dibandingkan dengan

pertumbuhan pembiayaan jauh lebih rendah.

7.3. Penghimpunan Dana

Dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh Perbankan Syariah pada triwulan

IV 2012 mencapai Rp2.446 miliar, tumbuh 36,41%. Peningkatan yang tinggi tersebut

antara lain dipengaruhi oleh persepsi masyarakat terhadap perbankan syariah yang membaik.

Disisi lain, perbankan syariah juga memberikan imbal hasil yang lebih baik dibandingkan

perbankan konvensional.

Berdasarkan jenisnya, komposisi dana yang berhasil dihimpun oleh perbankan syariah

terbesar dalam bentuk tabungan dengan pangsa sebesar 45,87% atau Rp1.639 miliar diikuti

Deposito dengan pangsa 41,45% atau Rp1.017 miliar, sisanya berupa giro dengan pangsa

sebesar 12,57% atau Rp307 miliar. Dengan komposisi DPK tersebut, terlihat bahwa Bank

Syariah mampu untuk menghimpun dana murah dengan cukup baik sehingga memberi ruang

gerak yang cukup baik bagi Bank Syariah untuk berkembang.

Miliar Rp

qtq yoyI Aset 1.729 1.821 2.158 2.364 2.298 2.386 2.702 2.876 100,00 6,42 21,67 1 Bank Umum Syariah 1.598 1.679 2.003 2.196 2.118 2.187 2.479 2.634 91,59 6,24 19,95 2 Bank Perkreditan Rakyat Syariah 130 142 155 168 180 199 223 242 8,41 8,44 44,12 II Penghimpunan Dana (Deposit) 1.413 1.427 1.633 1.793 1.907 1.939 2.191 2.446 100,00 11,65 36,41 A Jenis Bank 1.413 1.427 1.633 1.793 1.907 1.939 2.191 2.446 100,00 11,65 36,41 1 Bank Umum Syariah 1.317 1.324 1.522 1.669 1.772 1.791 2.020 2.257 92,29 11,76 35,25 2 Bank Perkreditan Rakyat Syariah 97 103 111 124 136 149 171 189 7,71 10,34 52,14 B Jenis Simpanan 1.413 1.427 1.633 1.793 1.907 1.939 2.191 2.446 100,00 11,65 36,41 1 Giro 115 111 126 135 155 155 246 307 12,57 24,76 127,75 2 Tabungan 610 637 757 813 872 928 1.011 1.122 45,87 11,01 37,99 3 Deposito 688 679 750 845 881 857 934 1.017 41,56 8,89 20,30 III Penyaluran Dana (Financing) 1.053 1.156 1.446 1.537 1.516 1.685 1.756 1.838 100,00 4,70 19,61 A Jenis Bank 1.053 1.156 1.446 1.537 1.516 1.685 1.756 1.838 100,00 4,70 19,61 1 Bank Umum Syariah 938 1.028 1.316 1.386 1.342 1.490 1.557 1.639 89,15 5,26 18,28 2 Bank Perkreditan Rakyat Syariah 114 127 131 151 174 195 199 199 10,85 0,32 31,80 B Jenis Penggunaan 1.053 1.156 1.446 1.537 1.516 1.685 1.756 1.838 100,00 4,70 19,61 1 Modal Kerja 460 520 548 570 576 657 709 743 40,44 4,88 30,38 2 Investasi 131 119 154 181 208 240 260 250 13,57 -3,91 37,83 3 Konsumsi 462 516 744 786 732 788 787 845 45,99 7,37 7,60 IV Non Performing Financing (NPF) 3,69 3,34 2,21 2,14 2,64 2,36 2,05 1,54 1 Bank Umum Syariah 3,23 2,90 1,80 1,84 2,26 1,91 1,56 1,13 2 Bank Perkreditan Rakyat Syariah 7,40 6,92 6,40 4,89 5,51 5,85 5,83 4,95 V Financing to Deposit Ratio (FDR)1 74,49 80,98 88,58 85,71 79,45 86,88 80,14 75,15 1 Bank Umum Syariah 71,25 77,65 86,46 83,01 75,73 83,22 77,08 72,60 2 Bank Perkreditan Rakyat Syariah 118,61 123,79 117,60 122,03 128,05 130,94 116,27 105,72

20122011

I I IIIIIIINo

III

Tabel 3.4Indikator Perbankan Syariah

IV

IV

Posisi PangsaPtumb (%)

Uraian

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

43  

Bab 3 – Perkembangan Perbankan

7.4. Penyaluran dan Kualitas Pembiayaan

Pembiayaan yang disalurkan oleh Perbankan Syariah pada triwulan IV 2012

tercatat sebesar Rp1.838 miliar atau naik 19,61% yoy. Pertumbuhan pembiayaan

perbankan syariah yang masih cukup tinggi tersebut antara lain disebabkan karena potensi

pasar yang masih sangat terbuka. Disisi lain, perbankan syariah cukup aktif dalam melakukan

penetrasi pasar didukung oleh pemasaran yang cukup agresif.

Sementara itu, resiko pembiayaan perbankan Syariah yang tercermin dari rasio Non

Performing Financing (NPF) juga membaik. NPF turun dari 2,05% pada triwulan III 2012

menjadi 1,54% pada triwulan laporan. Penurunan tersebut utamanya disebabkan oleh

penurunan NPF BPRS yang cukup besar dari 5,83% pada triwulan III, menjadi 4,95% pada

triwulan laporan.

Halaman ini sengaja dikosongkan

45  

BAB 4 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Perkembangan Sistem Pembayaran di DIY pada triwulan IV 2012 relatif

bervariasi. Aktifitas sistem pembayaran tunai melalui Bank Indonesia mengalami penurunan

setelah pada triwulan sebelumnya melonjak dipengaruhi oleh peringatan hari besar

keagamaan. Pada triwulan laporan, rata-rata net cash inflow sebesar Rp93 miliar, lebih tinggi

dibanding triwulan sebelumnya (Rp48 miliar). Secara keseluruhan posisi kas di BI mencapai

Rp1.737 miliar, meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar Rp1.620 miliar. Sementara itu,

aktifitas sistem pembayaran non tunai meningkat searah dengan percepatan pertumbuhan

ekonomi. Rata-rata harian net incoming transfer RTGS pada triwulan laporan sebesar Rp5.161

miliar, meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar Rp3.086 miliar. Sedangkan rata-rata nilai

nominal kliring per hari meningkat 12,02% qtq, dari 49,66 miliar menjadi 55,63 miliar pada

triwulan laporan. Sementara itu, pada triwulan laporan temuan uang palsu sebanyak 73

lembar, menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 85 lembar.

1. SISTEM PEMBAYARAN TUNAI

Pasca perayaan Hari Raya Idul Fitri, aktifitas sistem pembayaran tunai melalui Kantor

Perwakilan Bank Indonesia DIY secara umum menurun dibandingkan triwulan sebelumnya.

Selain itu, perbankan menghadapi perayaan Natal dan Tahun Baru serta libur sekolah yang

berlangsung di akhir tahun cenderung menahan dananya.

1.1. Aliran Uang Masuk (Cash Inflow) dan Keluar (Cash Outflow)

Pada triwulan IV 2012, jumlah rata-rata aliran uang kas masuk dan keluar

mengalami penurunan. Jumlah rata-rata cash outflow per bulan pada triwulan laporan

tercatat sebesar Rp914 miliar, turun 18,24% (qtq) jika dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya Rp1.118 miliar. Sedangkan, rata-rata cash inflow per bulan mengalami penurunan

13,62% (qtq) dari Rp1.167 miliar menjadi Rp1.008 miliar. Dengan demikian, rata-rata net cash

inflow pada triwulan IV 2012 menjadi Rp93 miliar.

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

46  

Bab 4 – Perkembangan Sistem Pembayaran

Miliar Rp

I II III IV I II III IV

1 Posisi Kas 805 422 1.076 556 1.570 1.555 1.620 1.737 7,20

2 Rata-rata Cash Inflow /Bulan 600 578 1.591 884 928 740 1.167 1.008 -13,62

3 Rata-rata Cash Outflow /Bulan 402 527 1.091 644 413 716 1.118 914 -18,24

4 Rata-rata Net Cash Inflow /Bulan 198 51 500 240 516 23 48 93 93,34

Keterangan:

1) Triwulan IV 2012 dibandingkan Triwulan III 2012 (dalam %).

Tabel 4.1Indikator Sistem Pembayaran Tunai

No Uraian Ptumb12011 2012

Dipengaruhi oleh perkembangan transaksi tunai di triwulan IV 2012, posisi kas di

Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY mengalami kenaikan sebesar 7,20% (qtq) dari

Rp1.620 miliar menjadi Rp1.737 miliar. Peningkatan ini selain disebabkan oleh peningkatan

setoran perbankan, juga karena kegiatan remise yang membuat posisi kas di Bank Indonesia

meningkat.

-200

0

200

400

600

800

1.000

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

I-11 II-11 III-11 IV-11 I-12 II-12 III-12 IV-12

Net Inflow/PTTB (Miliar Rp)

Inflow/Outflow(Miliar Rp)

Aliran MasukAliran KeluarNet Aliran MasukPTTB

Grafik 4.1 Aliran Kas dan PTTB

1.2. Pemusnahan Uang

Dalam rangka melaksanakan clean money policy, Kantor Perwakilan Bank

Indonesia DIY secara rutin melakukan kegiatan penyortiran dan peracikan uang yang

tidak layak edar dengan menggunakan Mesin Sortir Uang Kertas (MSUK) dan Mesin

Racik Uang Kertas (MRUK). Uang yang sudah tidak layak edar secara rutin dilakukan

pemusnahan. Pada triwulan IV 2012 jumlah pemusnahan uang sejalan dengan peningkatan

inflow tercatat sebesar Rp163,64 miliar, naik 103,95% qtq dari triwulan sebelumnya.

Peningkatan jumlah lembar pemusnahan uang terbesar dialami oleh denominasi Rp20.000

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

47  

Bab 4 – Perkembangan Sistem Pembayaran

dan Rp2.000. Banyaknya jumlah lembar pecahan uang kertas Rp20.000 dan Rp2.000 yang

dimusnahkan tersebut relevan dengan tingginya perputaran pecahan tersebut sehingga lebih

cepat lusuh. Pada prinsipnya, pemusnahan uang menunjukkan konsistensi Bank Indonesia

untuk melaksanakan Clean Money Policy dalam rangka menyediakan uang tunai yang layak

bagi masyarakat.

Juta Rp

I II III IV I II III IV100.000 269.070 235.823 406.448 400.410 410.317 12.976 9.703 20.275 108,95

50.000 212.074 250.628 365.888 349.833 366.606 19.637 19.415 29.148 50,13

20.000 27.936 18.732 33.692 46.617 36.824 7.370 3.656 26.097 613,81

10.000 28.397 16.216 23.495 43.973 38.492 21.708 26.716 45.966 72,05

5.000 19.481 11.061 11.285 29.875 20.408 15.801 15.987 30.213 88,98

2.000 8.377 3.750 3.516 10.652 11.412 5.760 3.519 9.628 173,62

1.000 5.536 2.146 1.121 4.074 4.303 2.063 1.238 2.311 86,71

500 2 2 3 2 2 1 1,01 0,83 -17,65

100 0 0 0 1 1 0,2 0,08 0,13 64,00

Total 570.874 538.360 845.448 885.436 888.365 85.316 80.235 163.638 103,95Keterangan:

1) Triwulan IV 2012 dibandingkan Triwulan III 2012 (dalam %).

Tabel 4.2Pemusnahan Uang

Ptumb1Pecahan2011 2012

1.3. Penukaran Uang

Sejalan dengan berakhirnya perayaan Idul Fitri, kegiatan penukaran uang

pecahan kecil yang dilakukan di loket Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY pada

triwulan laporan mengalami penurunan 80,57% (qtq) dari Rp92,16 miliar menjadi

Rp17,90 miliar. Penukaran uang kertas turun 80,72% dari Rp90,30 miliar menjadi Rp17,41

miliar. Sedangkan penukaran uang logam turun 73,35% dari Rp1,85 miliar menjadi Rp495

juta. Jumlah penukaran yang terbesar selama triwulan laporan adalah pecahan 10.000, 5.000

dan 2.000. Sementara itu, perayaan Natal dan tahun baru tampaknya tidak terlalu

mempengaruhi transaksi penukaran karena tidak ada lonjakan yang cukup berarti.

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

48  

Bab 4 – Perkembangan Sistem Pembayaran

Juta Rp

I II III IV I II III IV13.942 19.134 90.704 13.226 16.954 23.516 90.307 17.413 -80,72

6.991 9.800 30.841 6.530 8.559 11.561 34.196 8.272 -75,81

4.425 6.216 27.373 4.147 5.102 6.766 33.884 4.834 -85,73

2.000 1.745 2.962 24.639 2.278 3.062 4.922 16.289 2.970 -81,77

781 156 7.851 270 232 267 5.938 1.337 -77,48

711 1.829 3.420 1.243 1.511 1.546 1.856 495 -73,35494 1.468 2.150 753 821 252 1.162 30 -97,42

2 9 287 148 376 784 313 190 -39,36

106 165 503 209 211 320 276 193 -30,17

109 187 480 134 102 190 105 82 -21,90

14.652 20.963 94.124 14.469 18.466 25.062 92.163 17.908 -80,57

Keterangan:

1) Triwulan IV 2012 dibandingkan Triwulan III 2012 (dalam %).

Tabel 4.3Penukaran Uang Pecahan Kecil

Uang Kertas

Ptumb12011 2012

Total

Pecahan

1.000

500

100

200

Uang Logam 1.000

10.000

5.000

1.4. Temuan Uang Palsu

Pada triwulan IV 2012, jumlah uang palsu yang dilaporkan ke Kantor Perwakilan

Bank Indonesia DIY mengalami penurunan baik dari jumlah nominal maupun dari

jumlah lembar. Jumlah nominal uang palsu turun 19,29% qtq dari Rp7,5 juta menjadi Rp6,1

juta. Jumlah lembarnya turun 14,12% qtq dari 85 lembar menjadi 73 lembar. Hal ini sejalan

dengan semakin ditingkatkannya security features uang yang dicetak. Selain itu, Kantor

Perwakilan Bank Indonesia DIY selalu meningkatan frekuensi kegiatan sosialisasi keaslian uang

rupiah kepada seluruh lapisan masyarakat. Adapun pecahan uang yang dipalsukan terutama

pecahan Rp100.000 tahun emisi 2004, Rp50.000 tahun emisi 2005 dan Rp20.000 tahun emisi

2004.

Lembar

I II III IV I II III IV100.000 2004 141 16 48 62 981 70 67 54 (19,40) 100.000 1999 3 - 1 - - - - - -

50.000 2005 15 31 38 19 23 23 17 11 (35,29) 50.000 1999 - 3 - 6 - 6 - - -50.000 1995 - - - - - - - - - 50.000 1993 - - - 1 - - - - - 20.000 2004 4 6 11 3 2 40 1 8 700,00 20.000 1998 - 3 - 4 - 1 - - - 20.000 1992 - - - - - - - - - 10.000 2005 - 1 2 2 2 1 - - -10.000 1998 - 3 - 2 - 3 - - - 10.000 1992 - 3 - 4 - - - - - 5.000 1992 - - - - - - - - - 5.000 2001 - - - - - - - - -

163 66 100 103 1.008 144 85 73 (14,12) 15.230.000 3.550.000 7.040.000 7.720.000 99.310.000 9.310.000 7.570.000 6.110.000 (19,29)

Keterangan:

1) Triwulan IV 2012 dibandingkan Triwulan III 2012 (dalam %).

Tabel 4.4Temuan Uang Palsu yang Dilaporkan

Tahun Emisi

Ptumb12011 2012

Total (Rp)

Pecahan

Jumlah (lembar)

 

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

49  

Bab 4 – Perkembangan Sistem Pembayaran

2. SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI

Searah dengan percepatan pertumbuhan ekonomi, aktifitas sistem pembayaran non tunai

melalui Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY meningkat.

2.1. Transaksi Kliring

Rata-rata harian transaksi kliring pada triwulan IV 2012 mengalami peningkatan,

baik nilai nominal maupun warkat kliring. Rata-rata nilai nominal kliring per hari

meningkat 12,02% qtq, dari 49,66 miliar menjadi 55,63 miliar pada triwulan IV 2012.

Sementara itu, rata-rata jumlah warkat kliring per hari meningkat 3,35% qtq dari 1.783

lembar menjadi 1.843 lembar pada triwulan laporan.

Dari sisi kualitas, rata-rata harian nominal kliring yang ditolak mengalami

peningkatan. Rata-rata nilai nominal kliring yang ditolak per hari meningkat dari Rp0,76

miliar pada triwulan III 2012 miliar menjadi Rp0,99 miliar pada triwulan laporan. Sementara

itu, rata-rata warkat kliring ditolak pada periode yang sama turun dari 24,49 lembar per hari

menjadi 23,83 lembar per hari. Sejumlah alasan yang dapat melatarbelakangi terjadinya

penolakan kliring, antara lain adalah tidak dipenuhinya syarat-syarat administrasi bank

penerima pada fisik warkat, rekening tutup, dan saldo tidak cukup. Data kliring yang ditolak

diadministrasikan oleh Bank Indonesia pada Tata Usaha Cek Kosong (TUCK) dan Tata Usaha

Daftar Hitam (TUDH).

Miliar Rp

I II III IV I II III IV

1 Rata-rata Warkat Kliring/Hari (lembar) 1.472 1.760 1.821 1.619 1.726 1.754 1.783 1.843 3,35

2 Rata-rata Warkat Ditolak/Hari (lembar) 28,05 30,57 24,00 22,62 23,44 24,39 24,49 23,83 -2,68

3 Rasio (2)/(1) dalam % 1,91 1,74 1,32 1,40 1,36 1,39 1,37 1,29 -5,84

4 Rata-rata Nominal Kliring/Hari 33 42 49 42,72 42,65 45,79 49,66 55,63 12,02

5 Rata-rata Nominal Ditolak/Hari 0,790 0,951 0,683 0,588 0,632 0,592 0,762 0,999 31,04

6 Rasio (5)/(4) dalam % 2,39 2,27 1,39 1,38 1,48 1,29 1,53 1,80 16,98

1 Rata-rata Warkat Outgoing Transfer/Bulan (lembar) 3.930 3.950 4.520 5.207 4.181 4.828 5.209 6.030 15,77

2 Rata-rata Warkat Incoming Transfer/Bulan (lembar) 4.941 4.914 5.467 6.014 4.885 5.328 5.548 6.009 8,31

3 Rata-rata Nominal Outgoing Transfer/Bulan 5.130 4.884 5.465 6.061 4.340 11.001 9.913 12.679 27,89

4 Rata-rata Nominal Incoming Transfer/Bulan 5.775 4.913 6.381 9.064 8.671 5.946 6.828 7.518 10,11

5 Rata-rata Net Incoming Transfer/Bulan 644 30 916 3.002 4.331 5.055 3.086 5.161 67,25

Keterangan:1) Triwulan IV 2012 dibandingkan Triwulan III 2012 (dalam %).

Kliring

BI-RTGS

Tabel 4.5Indikator Sistem Pembayaran Non Tunai

No Uraian Ptumb12011 2012

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

50  

Bab 4 – Perkembangan Sistem Pembayaran

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

0

10

20

30

40

50

60

I-11 II-11 III-11 IV-11 I-12 II-12 III-12 IV-12

LembarMiliar Rp

Rata-rata Nominal Kliring per hari

Rata-rata Jumlah Warkat Kliring per hari

Grafik 4.2 Transaksi Kliring

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

16.000

I-11 II-11 III-11 IV-11 I-12 II-12 III-12 IV-12

LembarMiliar Rp

Nominal Incoming Transfer

Nominal Outgoing Transfer

Warkat Incoming Transfer

Warkat Outgoing Transfer

Grafik 4.3 Transaksi BI-RTGS

2.2. Transaksi Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS)1

Transaksi Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) melalui Kantor

Perwakilan Indonesia DIY pada triwulan IV 2012 mengalami peningkatan, baik rata-

rata jumlah warkat maupun rata-rata nominalnya. Rata-rata nominal incoming transfer

naik 10,11% qtq dari Rp6.828 miliar menjadi Rp7.518 miliar, sementara jumlah rata-rata

warkat incoming transfer per bulan meningkat 8,31% qtq dari 5.548 lembar menjadi 6.009

lembar. Untuk outgoing transfer, rata-rata nilai nominal per bulan naik 27,89% qtq dari

Rp9.913 miliar menjadi Rp12.679 miliar, dan jumlah rata-rata warkat per bulan naik 15,77%

qtq dari 5.209 lembar menjadi 6.030 lembar. Dengan demikian rata-rata net incoming transfer

pada triwulan IV 2012 tercatat sebesar Rp5.160 miliar. Peningkatan transaksi RTGS antara lain

disebabkan tingginya jumlah settlement proyek-proyek pemerintah maupun swasta pada akhir

tahun 2012.

 

 

 

                                                            1 BI-RTGS adalah sistem transfer dana elektronik yang penyelesaian setiap transaksinya dilakukan dalam

waktu seketika. BI-RTGS berperan penting dalam pemrosesan aktivitas transaksi pembayaran, khususnya untuk memproses transaksi pembayaran yang termasuk High Value Payment System (HVPS) atau transaksi bernilai besar yaitu transaksi bernilai Rp.100 juta atau lebih.

51  

Bab 5 Keuangan Pemerintah

Kinerja gabungan keuangan Pemerintah Daerah se-DIY sampai dengan triwulan

III 2012 dari sisi penerimaan sangat bagus namun di sisi pengeluarannya belum

optimal. Realisasi penerimaan mencapai 78,12% atau sebesar Rp6.239 miliar terutama

bersumber dari Dana Perimbangan 56,90% dan Pendapatan Asli daerah (PAD) 31,03%.

Sementara itu, di sisi belanja daerah terealisasi sebesar 55,70% atau sebesar Rp4.810 miliar,

dengan realisasi terbesar pada belanja tidak langsung 60,23%. Dengan demikian, neraca

APBD pada posisi akhir triwulan III 2012 masih surplus Rp2.052 miliar.

1. PENDAPATAN PEMERINTAH

Secara gabungan realisasi pendapatan pemerintah daerah se-DIY pada triwulan

III 2012 mencapai Rp6.239 miliar atau 78,12% dari anggaran yang ditetapkan sebesar

Rp7.986 miliar. Komponen Dana Perimbangan terealisasi sebesar Rp3.550 miliar atau

74,73% dari yang dianggarkan. Kontributor dana perimbangan terutama berasal dari DAU

sebesar Rp3.187 miliar dan selebihnya merupakan dana bagi hasil dan dana alokasi khusus.

Secara keseluruhan, dana perimbangan masih mendominasi pos penerimaan APBD yaitu

mencapai 56,90%. Hal ini mengindikasikan bahwa APBD Pemerintah Daerah masih sangat

bergantung dari transfer pemerintah pusat.

Juta RpTRIWULAN III 2011

REALISASI ANGGARAN REALISASI %PENDAPATAN 4.985.904 7.986.408 6.238.695 78,12 PENDAPATAN ASLI DAERAH 1.122.543 2.058.470 1.935.984 94,05 Pendapatan Pajak Daerah 749.026 1.541.067 1.522.261 98,78 Pendapatan Retribusi Daerah 117.992 142.810 105.537 73,90 Pendapatan Hsl Pengelolaan Kekayaan Daerah Yg Dipisahkan 57.938 92.062 87.172 94,69 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 197.588 282.530 221.014 78,23 DANA PERIMBANGAN 3.061.499 4.749.644 3.549.574 74,73 Dana Bagi Hasil 187.980 318.958 259.681 81,42 Dana Alokasi Umum 2.774.979 4.160.661 3.186.669 76,59 Dana Alokasi Khusus 98.540 270.025 103.225 38,23 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 801.862 1.178.295 753.137 63,92 Pendapatan Hibah 22.192 17.493 11.979 68,48 Pendapatan Dana Darurat - - - - Dana Bagi Hsl Pajak dari Prov dan Pemda Lainya 129.093 195.249 83.076 42,55 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 440.415 700.610 493.462 70,43 Bantuan Keuangan dari Prov atau Pemda Lainya 58.241 56.456 8.255 14,62 Pendapatan Lainya 151.921 208.487 156.365 - JUMLAH PENDAPATAN 4.985.904 7.986.408 6.238.695 78,12

Sumber: Pemda DIY, Kota dan Kabupaten se-DIY, diolah.

Tabel 5.1Realisasi Penerimaan - APBD Pemda DIY, Kabupaten dan Kota

Se-wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

URAIANTRIWULAN III 2012

Keterangan:

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

52  

Bab 5 – Keuangan Pemerintah

Sedangkan realisasi PAD mencapai Rp1.936 miliar atau 94,05% dari anggaran yang

ditetapkan Rp2.058 miliar. PAD tersebut terutama bersumber dari Pendapatan Pajak Daerah

Rp1.522 miliar dengan proporsi 78,63%, Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Rp221

miliar (11,42%), Pendapatan Retribusi Daerah Rp106 miliar (5,45%), dan pendapatan Hasil

Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Rp87 miliar (4,50%). Pendapatan pajak

daerah meningkat sejalan dengan peningkatan aktifitas ekonomi yang tumbuh cukup baik di

tahun ini. Pajak Daerah ini terutama berasal dari pajak kendaraan bermotor.

Untuk meningkatkan PAD diperlukan upaya-upaya produktif tanpa menimbulkan dampak

negatif bagi kegiatan perekonomian. Upaya tersebut antara lain dilakukan melalui intensifikasi

pajak, menggarap potensi-potensi pajak yang belum tergarap.

2. BELANJA PEMERINTAH

Realisasi Belanja Daerah pemerintah daerah di DIY sampai dengan triwulan III-

2012 relatif belum optimal, yakni 55,70% dari anggaran yang ditetapkan. Belanja

daerah terealisasi Rp4.810 miliar dari anggaran yang ditetapkan sebesar Rp8.634 miliar.

Realisasi belanja tidak langsung mencapai Rp3.437 miliar atau 60,23% dari total anggaran

belanja yang ditetapkan dengan realisasi terbesar pada belanja pegawai Rp2.437 miliar.

TRIWULAN III 2011REALISASI ANGGARAN REALISASI %

BELANJA 3.897.149 8.634.625 4.809.547 55,70 Belanja Tidak Langsung 3.029.165 5.707.318 3.437.254 60,23 Belanja Pegawai 2.507.244 4.021.434 2.437.369 60,61 Belanja Bunga 398 346 106 30,74 Belanja Subsidi - 100 - - Belanja Hibah 106.207 446.630 246.298 55,15 Belanja Bantuan Sosial 145.192 292.942 138.955 47,43 Belanja Bagi Hsl Kpd Prov/ Kab /dan Pemerintah Desa 137.447 551.800 401.728 72,80 Belanja Bantuan Keuangan Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pem Desa 128.809 344.617 210.200 61,00 Belanja Tak Terduga 3.870 49.449 2.597 5,25 Belanja Langsung 867.984 2.927.307 1.372.293 46,88 Belanja Pegawai 205.587 340.216 195.801 57,55 Belanja Barang Jasa 529.357 1.530.870 858.508 56,08 Belanja Modal 133.040 1.056.221 317.984 30,11 JUMLAH BELANJA 3.897.149 8.634.625 4.809.547 55,70 SURPLUS / DEFISIT 1.088.754 (648.217) 1.429.148 -

Tabel 5.2Realisasi Belanja - APBD Pemda DIY, Kabupaten dan Kota

Se-wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Juta Rp

URAIANTRIWULAN III 2012

Keterangan:

Sumber: Pemda DIY, Kota dan Kabupaten se-DIY, diolah.

Sedangkan realisasi belanja langsung baru mencapai Rp1.372 miliar atau 46,88% dari

anggaran yang ditetapkan sebesar Rp2.927 miliar dengan realisasi terbesar pada belanja

barang dan jasa sebesar Rp859 miliar dengan proporsi 62,56% dari realisasi belanja langsung.

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

53  

Bab 5 – Keuangan Pemerintah

Sementara itu, belanja modal baru terealisasi Rp318 miliar atau 30,11% dari nilai yang telah

dianggarkan.

Untuk belanja yang sifatnya investasi, yaitu meliputi belanja modal, belanja hibah,

bantuan sosial dan belanja bantuan keuangan kepada Pemerintah DIY/Kabupaten/Kota/Desa

realisasinya masih rendah. Belanja tersebut baru terealisasi Rp913 miliar atau 42,67% dari

yang dianggarkan sebesar Rp2.140 miliar.

3. PEMBIAYAAN PEMERINTAH

Realisasi penerimaan pembiayaan tercatat Rp623 miliar atau 99,42% dari sumber

pembiayaan yang dianggarkan sebesar Rp627 miliar. Sumber penerimaan pembiayaan

masih didominasi oleh Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya dengan proporsi

94,98%. Sedangkan pengeluaran pembiayaan yang telah terealisasi adalah Pemberian

Pinjaman Daerah dengan nilai Rp24,45 miliar atau 54,69% dari nilai yang telah dianggarkan.

Secara keseluruhan, pembiayaan APBD Pemerintah Daerah se-DIY pada triwulan III 2012 masih

surplus Rp2.052 miliar.

TRIWULAN III 2011REALISASI ANGGARAN REALISASI %

PEMBIAYAAN 270.237 626.890 623.264 99,42 PENERIMAAN PEMBIAYAAN 305.465 746.867 647.711 86,72 SILPA Tahun Anggaran Sebelumnya 299.494 722.110 615.193 85,19 Pencairan Dana Cadangan - - - - Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan - - - - Penerimaan Pinjaman Daerah - 1.416 97 - Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 3.632 19.125 20.915 - Penerimaan Piutang Daerah 1.447 1.984 1.213 61,13 Penerimaan Kembali Investasi dana Bergulir 8.382 Penerimaan dari Biaya Penyusutan Kendaraan 893 2.232 1.912 85,67 JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN 305.465 746.867 647.711 86,72 PENGELUARAN PEMBIAYAAN 35.228 119.977 24.447 20,38 Pembentukan Dana Cadangan - - - Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 14.700 74.695 - Pembayaran Pokok Utang 895 584 - Pemberian Pinjaman Daerah 19.633 44.698 24.447 54,69 Penyelesaian kegiatan DPA-L - - - Pembayaran Kewajiban Tahun Lalu Yang Blm Terselesaikan - - - JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN 35.228 119.977 24.447 20,38 PEMBIAYAAN NETTO 270.237 626.890 623.264 99,42 SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN 1.358.991 (21.327) 2.052.412 -

TRIWULAN III 2012

Keterangan:

Sumber: Pemda DIY, Kota dan Kabupaten se-DIY, diolah.

Realisasi Pembiayaan - APBD Pemda DIY, Kabupaten dan KotaSe-wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

Juta Rp

URAIAN

Tabel 5.3

Halaman ini sengaja dikosongkan

55  

BAB 6 KETENAGAKERJAAN

Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2012 menunjukkan

bahwa Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja sebesar 70,85%, meningkat dibandingkan

keadaan pada Februari 2012 (70,47%). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di DIY pada

Agustus 2012 sebesar 3,97%, turun dibandingkan dengan keadaan Februari 2012 sebesar

4,09% atau tetap jika dibandingkan dengan Agustus 2011 (3,97%). Berdasarkan jenis

pekerjaannya, sekitar 56,6% tenaga kerja tersebut bekerja pada sektor informal, terutama di

sektor Pertanian, perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 26,9%. Tingkat

kemiskinan di DIY sebesar 15,88%, turun jika dibandingkan dengan keadaan Maret 2012

sebesar 16,05%.

1. Tenaga Kerja

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)1 di DIY pada Agustus 2012 sebesar

70,85%, meningkat dibandingkan Februari 2012 (70,47%). Pola perkembangan TPAK

bulan Agustus pada umumnya menurun dibandingkan TPAK bulan Februari. TPAK bulan

Februari cenderung lebih tinggi dikarenakan periode survei dilaksanakan pada saat musim

tanam dan panen, sehingga tenaga kerja yang bekerja lebih banyak.

71,41%

69,76%

72,11%

68,77%

70,47%

70,85%

67%

68%

69%

70%

71%

72%

73%

Feb 10 Agst 10 Feb 11 Agst 11 Feb 12 Agst 12

%

Grafik 6.1 Perkembangan TPAK di DIY

                                                            1 TPAK merupakan perbandingan antara jumlah penduduk yang tergolong angkatan kerja dengan

penduduk usia kerja

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

56  

Bab 6 – Ketenagakerjaan

Perkembangan TPAK di Kabupaten Gunungkidul dan Kulonprogo meningkat

cukup tinggi dalam satu tahun terakhir. Hal ini disebabkan karena di dua kabupaten

tersebut tenaga kerja sebagian bekerja pada sektor pertanian. Kondisi cuaca yang mendukung

menyebabkan kegiatan pertanian meningkat sehingga penyerapan tenaga kerja meningkat.

Sementara itu, TPAK di Kabupaten lain tidak banyak berubah, bahkan terdapat

kecenderungan menurun di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta.

68,57

68,83

69,11

68,76

68,26

74,27

70,76

78,59

66,34

66,97

60 65 70 75 80

Kulonprogo

Bantul

Gunungkidul

Sleman

Yogyakarta

%

Agustus 2012

Agustus 2011

Grafik 6.2 Perbandingan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja menurut Kabupaten/Kota diDIY  

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di DIY pada bulan Agustus 2012 sebesar

3,97%, mengalami penurunan bila dibandingkan dengan keadaan Februari 2012

sebesar 4,09%. Penurunan angka TPT tersebut menunjukkan terjadi penambahan jumlah

lapangan kerja di DIY seiring dengan peningkatan aktifitas ekonomi, seperti pembangunan

properti komersial dan pembukaan beberapa hotel baru. Sementara itu, dibandingkan dengan

angka pengangguran nasional (6,14%), maka persentase angka pengangguran di DIY lebih

kecil.

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

57  

Bab 6 – Ketenagakerjaan

7,417,14

6,806,56

6,32 6,146,025,69

5,47

3,97 4,09 3,97

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Feb 10 Agst 10 Feb 11 Agst 11 Feb 12 Agst 12

%

Nasional DIY

Grafik 6.3 Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka Nasional dan DIY

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)2 di seluruh Kabupaten/Kota bervariasi. Pada

Agustus 2012, TPT tertinggi terjadi di Kota Sleman (5,42%) disusul Kota Yogyakarta (5,03%)

dan Kabupaten Kulonprogo (3,91%). TPT rendah terjadi di Kabupaten Bantul (3,6%) dan

Kabupaten Gunungkidul (1,92%). Ciri umum perekonomian di Kabupaten dengan TPT rendah

tersebut umumnya didominasi sektor pertanian.

2,56

3,8

1,97

5,25

5,57

3,91

3,6

1,92

5,42

5,03

0 1 2 3 4 5 6

Kulonprogo

Bantul

Gunungkidul

Sleman

Yogyakarta

%

Agustus 2012

Agustus 2011

Grafik 6.4 Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Kabupaten/Kota di DIY  

                                                            2 TPT merupakan perbandingan antara jumlah penganggur dengan jumlah angkatan kerja

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

58  

Bab 6 – Ketenagakerjaan

Secara umum di DIY, Sektor Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan

Perikanan; dan Sektor Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi menyerap

pekerja paling banyak yaitu masing-masing sekitar 26,9% dan 24,9%. Sektor lain yang

peranannya cukup besar adalah Sektor Jasa Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan

(18,8%) dan Sektor Industri (15,1%). Selama satu tahun terakhir persentase penduduk yang

bekerja di Sektor Pertanian, perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan; dan sektor

Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi terus meningkat. Kedua sektor ini tumbuh

sejalan dengan perkembangan positif dari kinerja sektor pertanian yang membaik. Sektor lain

yang penyerapannya meningkat yaitu sektor Konstruksi, yang tercermin dari tingginya realisasi

investasi di sektor ini.

Feb Agt Feb Agt Feb Agt

APertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan

32,2% 30,4% 24,3% 24,0% 24,2% 26,9%

B Pertambangan, Penggalian dan Listrik Gas Air 1,0% 0,9% 1,3% 0,9% 0,2% 0,9%C Industri 15,1% 13,9% 14,2% 14,8% 15,7% 15,1%D Konstruksi 4,7% 6,2% 5,6% 7,4% 5,9% 7,1%

EPerdagangan, Rumah Makan, dan Jasa Akomodasi

22,9% 24,7% 26,0% 26,7% 27,0% 24,9%

F Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 4,4% 3,8% 4,7% 3,8% 3,9% 3,3%

GLembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan

2,2% 2,2% 2,2% 2,8% 2,8% 3,1%

H Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 17,4% 17,9% 21,8% 19,6% 20,3% 18,8%100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Sumber : BPS DIY

J u m l a h

Tabel 6.1Penduduk Bekerja Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama

No Lapangan Usaha2010 20122011

 

Ditinjau dari sisi status ketenagakerjaan, pada bulan Agustus 2012 didominasi

oleh pekerja informal sebesar 56,6%. Persentase pekerja informal mengalami peningkatan

bila dibandingkan pada Agustus 2011 sebesar 55,6%, namun menurun jika dibandingkan

Februari 2012 sebesar 57,4%.

%

Feb Agt Feb Agt Feb AgtA Formal 34,7 34,5 43,6 44,4 42,6 43,4

Berusaha dibantu Buruh Tetap 3,5 3,9 4,3 4,3 4,0 4,4 Buruh/Karyawan/Pegawai 31,2 30,6 39,3 40,1 38,6 39,1

B Informal 65,2 65,5 56,4 55,6 57,4 56,6 Berusaha Sendiri 14,5 13,8 15,3 13,9 13,8 12,7 Dibantu Buruh Tidak Tetap/Buruh Tidak Dibayar 24,5 24,4 17,5 19,3 20,5 18,8 Pekerja Bebas 7,5 8,6 8,6 8,4 7,4 8,7 Pekerja Keluarga/tak Dibayar 18,7 18,9 15,0 14,0 15,7 16,4

Keterangan :*) Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama Februari 2010 - Agustus 2012

Sumber : BPS DIY

Tabel 6.2Indikator Status Ketenagakerjaan

No Status Pekerjaan Utama2010 20122011

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

59  

Bab 6 – Ketenagakerjaan

2. Upah Minimum

Gubernur DIY melalui Keputusan Nomor 370/KEP/2012 tanggal 20 November

2012 menetapkan UMK di masing-masing kabupaten bervariasi. Upah Minimum

Kabupaten/Kota di DIY lebih tinggi dari Kebutuhan Hidup Layak (KHL) yang disurvei oleh

Dewan Pengupahan Kabupaten/Kota. Besarnya UMK di masing-masing Kabupaten/Kota

adalah sebagai berikut: (1). Kota Yogyakarta sebesar Rp1.065.247,- (2). Kabupaten Sleman

sebesar Rp1.026.181,- (3). Kabupaten Bantul sebesar Rp993.484,- (4) Kabupaten Kulonprogo

sebesar Rp954.339,- dan (5). Kabupaten Gunungkidul sebesar Rp947.114,-. Bagi perusahaan

yang belum mampu memberikan upah sesuai dengan UMK dimaksud, maka perusahaan

dapat mengajukan penangguhan. Sementara bagi perusahaan yang telah memberikan upah

lebih tinggi dari UMK dimaksud dilarang mengurangi atau menurunkan upah.

3. Kemiskinan

Garis Kemiskinan DIY pada September 2012 sebesar Rp270.110,- per kapita per

bulan. Apabila dibandingkan dengan angka bulan Maret 2012 yang besarnya Rp260.173,-

per kapita per bulan, maka garis kemiskinan pada September 2012 meningkat sebesar 3,82%.

Meskipun garis kemiskinan DIY mengalami peningkatan, namun pendapatan masyarakat

relatif lebih tinggi sehingga jumlah penduduk miskin DIY pada bulan September 2012 sebesar

562,11 ribu orang atau 15,88% dari total penduduk DIY, turun dibandingkan dengan

keadaan Maret 2012 (16,05%). Penurunan tingkat kemiskinan tersebut terjadi karena

perekonomian yang membaik serta didukung oleh upaya-upaya Pemda untuk menurunkan

tingkat kemiskinan, baik melalui raskin dan kegiatan sosial lainnya.

 

 

 586

577

561 564 565

562

17,23

16,83

16,08

16,14 16,05

15,88

15,0

15,5

16,0

16,5

17,0

17,5

545

550

555

560

565

570

575

580

585

590

2009 2010 Mar-11 Sep-11 Mar-12 Sep-12

Chart Title

Jumlah

Persentase (%,rhs)

Grafik 6.5 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di DIY

ribu orang %

Sumber : BPS DIY

Halaman ini sengaja dikosongkan

61  

Bab 7 Outlook Kondisi Ekonomi dan Inflasi

Perekonomian DIY pada triwulan I 2013 diproyeksikan tumbuh pada kisaran

5,37%+0,5% yoy. Beberapa faktor yang menyertai rasa optimisme tersebut antara lain

adalah perbaikan pendapatan masyarakat, tingginya minat investasi yang masuk ke DIY,

perbaikan kinerja pada beberapa sektor ekonomi unggulan, dan penyelesaian beberapa

proyek infrastruktur. Sementara itu, tekanan inflasi pada triwulan I 2013 diprakirakan

meningkat sebesar 5,25%+0,5% yoy. Faktor yang mempengaruhi antara lain adalah kenaikan

harga produksi terkait dengan kenaikan TTL, UMK, bahan baku dan pada komoditas

hortikultura karena produksi yang terganggu, sementara dari sisi permintaan relatif terjaga.

I-11 II-11 III-11 IV-11 I-12 II-12 III-12* IV-12** I-13f

(6)

(4)

(2)

-

2

4

6

8

10 %

qtq yoy

Forecasting

Grafik 7.1 Prakiraan Pertumbuhan Ekonomi DIY

-0,4

-0,2

0,0

0,2

0,4

0,6

0,8

1,0

1,2

0

2

3

5

6

8

9

11

12

14

15

17

18

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2011 2012 2013

%%

Bulanan (mtm,rhs)

Tahunan (yoy,lhs)

forecasting

Grafik 7.2 Prakiraan Inflasi Kota Yogyakarta

1. PRAKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi DIY pada triwulan I 2013 diprakirakan sebesar

5,37%±0,5% yoy, lebih tinggi dibanding triwulan IV 2012 (4,28% yoy), namun lebih

rendah dari triwulan I 2012 (7,07% yoy). Sementara itu secara triwulanan, pertumbuhan

ekonomi DIY diperkirakan tumbuh 3,23% qtq. Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi di

triwulan I 2013 terutama didorong oleh konsumsi rumah tangga dan investasi. Sedangkan dari

sisi penawaran, kontribusi terbesar berasal dari sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran;

sektor Pengangkutan dan Komunikasi; serta sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan.

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

62  

Bab 7 – Outlook Kondisi Ekonomi dan Inflasi

1.1 PDRB SISI PERMINTAAN

Konsumsi Rumah Tangga diprakirakan tumbuh 5,97% yoy dan memberikan andil

2,80%, lebih tinggi dibanding pertumbuhan triwulan IV 6,74% yoy. Tingginya konsumsi

rumah tangga di triwulan I 2013 didorong oleh peningkatan pendapatan masyarakat

karena kenaikan Upah Minimum Kabupaten/Kota. Selain itu, walaupun belum memasuki

panen raya, namun Nilai Tukar Petani di DIY masih relatif tinggi. Sementara itu, konsumsi

Pemerintah diprakirakan tumbuh 4,59% yoy dengan andil sebesar 0,80%. Pada awal

tahun, realisasi anggaran belum optimal karena belum dimulainya realisasi belanja

barang/jasa dan belanja modal.

yoy Andil qtq1 Konsumsi Rumahtangga 8,21 7,65 5,24 6,79 6,46 6,84 6,97 6,69 5,97 2,80 0,692 Konsumsi Pemerintah 2,28 -6,06 16,36 9,66 4,23 9,83 1,09 6,10 4,59 0,80 -18,413 Investasi (PMTDB) 3,55 2,81 4,53 7,01 5,29 5,37 5,29 4,11 4,29 0,99 -20,884 Lainnya -3,77 40,09 -37,70 159,59 17,64 -13,88 -15,31 -99,66 6,23 0,79 282.960,41

4,53 4,62 3,18 8,38 7,07 5,97 4,07 4,28 5,37 5,37 3,23Keterangan:

f Angka prakiraan.

Total

No Sektor

Tabel 7.1Prakiraan Pertumbuhan Ekonomi (Sisi Permintaan)

%(yoy)

2011

IfI

2012

III IVI II II III IV

Pertumbuhan di sisi investasi masih didorong oleh pembangunan properti, baik

komersial maupun residensial. Di sisi lain, masih berjalannya penyelesaian proyek-proyek

infrastruktur seperti flyover Jombor dan Jalur Jalan Lingkar Selatan juga turut mendorong

kinerja investasi. Dengan kondisi tersebut, Investasi pada triwulan I 2013 diprakirakan

tumbuh 4,29%.

1.2 SISI PENAWARAN

Sektor nontradable diprakirakan masih akan memberi andil dominan

terhadap pertumbuhan ekonomi DIY pada triwulan I 2013. Seluruh sektor ekonomi

diperkirakan akan tumbuh positif pada triwulan I 2013. Sektor Perdagangan, Hotel, dan

Restoran; sektor Pengangkutan dan Komunikasi; serta sektor Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan diprakirakan masih menjadi motor penggerak utama pertumbuhan

ekonomi triwulan I. Penyelenggaraan event MICE (Meeting, Incentive, Conference and

Exhibiton) mendorong kunjungan wisata ke DIY. Hal tersebut didukung pula oleh

penyelenggaran event pariwisata seperti Perayaan Sekaten, Pekan Budaya Tionghoa, dan

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

63  

Bab 7 – Outlook Kondisi Ekonomi dan Inflasi

Jogja Air Show. Sektor Bangunan pada triwulan I 2013 diprakirakan akan tumbuh sebesar

5,28% dengan andil 0,45%. Sektor Bangunan diprakirakan masih mengalami

pertumbuhan seiring dengan masih berlanjutnya pembangunan properti komersial dan

residensial di DIY. Sejalan dengan masuknya masa panen raya di akhir triwulan I, sektor

pertanian diprakirakan tumbuh 1,90% dan memberikan andil 0,41% terhadap

pertumbuhan ekonomi DIY.

%(yoy)

yoy Andil qtq2,42 8,55 -2,88 0,71 4,22 4,89 -2,52 -0,33 2,35 1,26 2,31 0,79 30,67

1 Pertanian -2,11 8,15 -12,54 1,36 -2,06 10,11 0,87 4,29 -1,25 4,19 1,90 0,41 65,922 Penggalian 13,51 13,18 10,23 11,12 11,96 2,56 -0,07 1,31 4,04 1,98 1,55 0,01 -6,383 Industri Pengolahan 9,85 8,74 9,36 -0,53 6,79 -3,20 -6,16 -5,34 6,22 -2,26 3,07 0,37 -3,47

5,71 3,04 5,93 11,50 6,60 8,26 9,56 5,91 4,98 7,08 6,20 4,07 -7,284 Listrik, Gas & Air Bersih 0,87 6,13 1,49 8,42 4,26 11,42 5,96 8,65 3,01 7,13 5,71 0,05 2,185 Bangunan 1,69 2,06 3,12 18,45 7,23 14,42 4,93 6,72 1,12 5,97 5,28 0,45 -29,616 Perdagangan, Hotel & Restoran 2,67 2,07 2,56 13,92 5,19 8,25 6,21 3,71 8,75 6,69 7,86 1,56 -3,707 Pengangkutan & Komunikasi 10,08 7,17 6,40 8,52 8,00 5,27 6,15 5,91 7,42 6,21 7,12 0,74 -3,328 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 9,64 11,04 4,67 6,88 7,95 9,83 11,89 13,14 5,35 9,95 7,04 0,69 -0,029 Jasa-jasa 6,86 -1,95 12,58 8,81 6,47 6,10 17,18 4,08 1,63 7,09 3,54 0,57 -3,08

4,53 4,62 3,18 8,38 5,16 7,07 5,97 4,07 4,28 5,32 4,86 4,86 2,73 Keterangan:

f Angka prakiraan.

Nontradable

Total

Tradable

No SektorI IV

Tabel 7.2Prakiraan Pertumbuhan Ekonomi (Sisi Penawaran)

2011

IVf

II III TotalII III IV

2012 2013

ITotal

2. PRAKIRAAN INFLASI

2.1. Prakiraan Inflasi Tahunan

Inflasi pada Triwulan I 2013 diprakirakan 5,25%±0,5% yoy, lebih tinggi dibanding

periode triwulan IV 2012 (4,31% yoy). Sumber tekanan inflasi diperkirakan berasal dari

kelompok Bahan Makanan; kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau; dan

kelompok Perumahan, Air, Listrik dan Gas. Tekanan ini antara lain disebabkan oleh gangguan

pasokan pada komoditas volatile foods dan kenaikan harga input beberapa komoditas

peternakan, serta kenaikan TTL dan UMK.

yoy Andil1 Bahan Makanan 16,70 7,37 5,39 1,82 1,91 6,49 7,66 8,11 14,04 2,482 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 6,57 7,01 7,75 7,07 5,41 6,09 5,71 6,90 6,66 1,403 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 5,36 5,37 3,10 3,01 3,00 3,28 2,92 2,98 3,28 0,904 Sandang 6,92 5,85 12,49 9,40 9,84 7,81 2,91 3,55 2,79 0,155 Kesehatan 4,88 6,11 5,31 5,64 3,12 1,65 1,74 1,93 1,47 0,086 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 4,69 4,04 2,50 1,73 1,88 2,12 1,23 1,43 1,58 0,147 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 3,69 4,63 1,14 2,40 2,24 1,97 1,39 1,29 0,70 0,10

7,53 5,90 4,68 3,88 3,45 4,27 3,91 4,31 5,25 5,25Keterangan:

f) Angka prakiraan.

IVI III

2012 2013

I II II

Tabel 7.3Prakiraan Inflasi Kota Yogyakarta

% (yoy)

UMUM

No Kelompok IfIV

2011

III

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

64  

Bab 7 – Outlook Kondisi Ekonomi dan Inflasi

Sedangkan faktor yang dapat menghambat kenaikan harga-harga antara lain operasi

pasar murah komoditas tertentu oleh TPI DIY, penyaluran beras raskin oleh Bulog, terjaminnya

pasokan dan stok komoditi bahan pangan dan secara keseluruhan permintaan relatif normal.

2.2. Prakiraan Inflasi Triwulanan dan Bulanan

Secara triwulanan, inflasi pada triwulan I 2013 diperkirakan sebesar 1,62% qtq, lebih

tinggi dari angka inflasi pada triwulan IV 2012 sebesar 1,24% qtq. Peningkatan inflasi pada

triwulan antara lain bersumber dari kenaikan harga di kelompok volatile foods, baik karena

gangguan produksi maupun kenaikan harga produksi dan juga kenaikan TTL.

IHK

Dec-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Jan-13 Feb-13 Mar-131 Bahan Makanan 166,48 174,27 175,59 175,77 4,68% 0,76% 0,10%

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 145,32 145,63 146,44 146,73 0,21% 0,55% 0,20%3 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 132,44 132,85 133,69 133,95 0,31% 0,63% 0,20%

4 Sandang 142,34 142,48 142,62 142,91 0,10% 0,10% 0,20%

5 Kesehatan 123,28 123,26 123,28 123,41 -0,02% 0,02% 0,10%

6 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 123,16 123,13 123,15 123,88 -0,02% 0,02% 0,59%7 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 111,72 111,46 111,57 111,68 -0,23% 0,10% 0,10%

135,72 137,02 137,64 137,91 0,96% 0,46% 0,19%Keterangan: f) Angka prakiraan.

(tahun dasar 2007)

Tabel 7.4Prakiraan Inflasi Bulanan

Inflasif (mtm)

UMUM

No KelompokIHKf

Pada bulan Januari 2013, inflasi tercatat sebesar 0,96% mtm. Inflasi pada bulan

tersebut terutama didorong oleh kenaikan harga pada Kelompok Bahan Makanan dan

kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar. Komoditas yang menjadi penyumbang

inflasi pada bulan Januari adalah daging ayam ras, beras, bawang putih, cabe rawit, telur

ayam ras dan batu bata. Sementara itu, terdapat beberapa komoditas yang mengalami

penurunan harga sehingga memberikan andil negatif yaitu Tarif Angkutan Udara, Salak, Kol

Putih/Kubis, Wortel dan Anggur.

Tekanan inflasi pada bulan Februari 2013 diprakirakan menurun dengan

prakiraan sekitar 0,46% mtm. Sumber tekanan inflasi diperkirakan berasal dari kelompok

Bahan Makanan dan kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar. Beberapa

komoditas yang diperkirakan masih akan memberi tekanan adalah beras dan tarif listrik.

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012

 

65  

Bab 7 – Outlook Kondisi Ekonomi dan Inflasi

Pada bulan Maret 2012 tekanan inflasi diprakirakan kembali menurun menjadi

0,19% mtm terkait dengan datangnya musim panen. Komoditas yang mendorong inflasi

diprakirakan berasal dari kelompok inflasi inti, terutama kenaikan harga barang manufaktur,

karena kenaikan biaya produksi sebagai dampak lanjutan dari kenaikan Tarif Tenaga Listrik.

 

 

 

Halaman ini sengaja dikosongkan

67  

L a m p i r a n

68  

Miliar Rp

I II III IV I II III* IV**1 Pertanian 1.150 786 836 787 1.266 793 871 777 2 Penggalian 38 39 40 40 39 39 40 42 3 Industri Pengolahan 732 755 783 713 709 709 741 757 4 Listrik, Gas, & Air Bersih 48 51 49 53 53 54 54 55 5 Bangunan 434 485 535 734 496 509 571 742 6 Perdagangan, Hotel, & Restoran 1.075 1.136 1.201 1.199 1.164 1.206 1.246 1.304 7 Pengangkutan & Komunikasi 579 599 624 629 610 636 661 675 8 Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan 525 531 545 585 576 594 616 617 9 Jasa-jasa 887 926 1.015 990 941 1.085 1.056 1.006

PDRB 5.467 5.307 5.627 5.730 5.854 5.623 5.856 5.975 *) Angka Sementara

**) Angka Sangat Sementara

Sumber : BPS DIY

Miliar Rp

I II III IV I II III* IV**1 Konsumsi Rumahtangga 2.580 2.613 2.666 2.710 2.747 2.791 2.851 2.891 2 Konsumsi Pemerintah 976 1.065 1.171 1.229 1.017 1.169 1.184 1.304 3 Investasi (PMDTB) 1.282 1.347 1.479 1.710 1.350 1.420 1.557 1.780 4 Lainnya 628 282 311 82 739 243 264 0

PDRB 5.467 5.307 5.627 5.730 5.854 5.623 5.856 5.975 *) Angka Sementara

**) Angka Sangat Sementara

Sumber : BPS DIY

2011

PDRB DIY Triwulanan Menurut PenggunaanAtas Dasar Harga Konstan

No Jenis Penggunaan2012

PDRB DIY Triwulanan Menurut SektorAtas Dasar Harga Konstan

No Sektor2011 2012

69  

Miliar Rp

I II III IV I II III* IV**1 Pertanian 2.288 1.554 1.792 1.740 2.873 1.757 1.950 1.776 2 Penggalian 87 89 92 95 91 92 96 101 3 Industri Pengolahan 1.780 1.862 1.998 1.793 1.808 1.826 1.950 2.028 4 Listrik, Gas, & Air Bersih 160 170 166 180 180 181 182 184 5 Bangunan 1.093 1.227 1.367 1.893 1.294 1.344 1.526 2.022 6 Perdagangan, Hotel, & Restoran 2.343 2.497 2.682 2.726 2.665 2.782 2.913 3.097 7 Pengangkutan & Komunikasi 1.080 1.123 1.177 1.193 1.156 1.208 1.257 1.282 8 Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan 1.222 1.249 1.289 1.399 1.385 1.447 1.519 1.526 9 Jasa-jasa 2.383 2.493 2.774 2.731 2.618 3.047 2.999 2.872

PDRB 12.435 12.263 13.337 13.751 14.070 13.684 14.391 14.889 *) Angka Sementara

**) Angka Sangat SementaraSumber : BPS DIY

Miliar Rp

I II III IV I II III* IV**1 Konsumsi Rumahtangga 6.340 6.423 6.693 6.864 7.008 7.186 7.475 7.681 2 Konsumsi Pemerintah 2.811 3.083 3.470 3.704 3.132 3.637 3.801 4.203 3 Investasi (PMDTB) 3.590 3.791 4.203 4.883 3.908 4.130 4.575 5.254 4 Lainnya (306) (1.034) (1.028) (1.700) 21 (1.269) (1.460) (2.250)

PDRB 12.435 12.263 13.337 13.751 14.070 13.684 14.391 14.889 *) Angka Sementara

**) Angka Sangat SementaraSumber : BPS DIY

2011

PDRB DIY Triwulanan Menurut PenggunaanAtas Dasar Harga Berlaku

No Jenis Penggunaan2012

PDRB DIY Triwulanan Menurut SektorAtas Dasar Harga Berlaku

No Sektor2011 2012

70  

IHK

mtm

(%)

ytd (%

)yo

y (%)

2009b

127,24120,37

118,34119,19

112,27114,49

102,03116,64

0,242,93

2,932010

Januari129,28

121,48118,84

118,37112,33

114,48102,20

117,300,57

0,573,42

Februari130,13

122,32119,03

117,89112,44

114,48102,40

117,660,31

0,873,41

Maret

129,91122,45

119,37118,38

112,43114,34

102,68117,81

0,131,00

3,35A

pril131,02

122,65119,52

118,49112,78

114,29102,78

118,100,25

1,253,96

Mei

131,15122,77

119,59120,00

112,81114,28

102,92118,26

0,141,39

3,82Juni

137,41123,09

119,89121,45

113,24114,96

104,35119,75

1,262,67

4,93Juli

143,74123,36

120,34120,98

113,37115,19

107,53121,43

1,404,11

6,06A

gustus141,92

123,75122,45

120,62113,95

116,48107,49

121,950,43

4,555,70

September

143,28124,84

123,76121,98

114,21118,52

108,80123,24

1,065,66

5,98O

ktober143,81

125,82124,07

123,69114,42

119,45107,62

123,580,28

5,956,30

Novem

ber147,38

126,35124,29

124,63114,70

119,37107,65

124,350,62

6,616,87

Desem

ber151,24

126,96124,84

125,64114,48

119,36107,71

125,250,72

7,387,38

2011Januari

153,27129,10

125,24125,55

116,93119,49

108,03126,30

0,840,84

7,67Februari

150,90130,34

125,78125,78

117,65119,57

108,17126,42

0,100,93

7,45M

aret151,61

130,50125,77

126,57117,92

119,70108,47

126,680,21

1,147,53

April

147,49131,29

125,82127,60

118,50119,73

108,50126,32

-0,280,85

6,96M

ei146,45

131,65126,24

128,36119,79

119,66108,61

126,480,13

0,986,95

Juni147,54

131,72126,33

128,56120,16

119,60109,18

126,810,26

1,255,90

Juli151,27

132,72126,90

129,51120,17

120,94109,47

127,950,90

2,165,37

Agustus

151,84133,67

127,08133,97

120,28121,47

110,57128,75

0,632,79

5,58Septem

ber151,00

134,52127,60

137,22120,28

121,48110,04

129,010,20

3,004,68

Oktober

149,32135,11

128,28136,27

120,91121,40

110,11129,06

0,043,04

4,43N

ovember

151,04135,50

128,31137,99

120,92121,39

110,10129,49

0,333,39

4,13D

esember

154,00135,94

128,60137,45

120,94121,42

110,29130,11

0,483,88

3,882012

Januari154,94

136,15128,94

136,85121,13

121,44110,69

130,440,25

0,253,27

Februari153,75

136,50129,20

138,67121,44

121,93110,76

130,570,10

0,363,28

Maret

154,50137,56

129,54139,03

121,60121,96

110,90131,04

0,360,71

3,44A

pril153,04

138,18130,28

138,47121,69

121,95111,19

131,180,11

0,823,85

Mei

152,08138,76

130,45138,14

121,90122,07

111,37131,24

0,050,87

3,76Juni

157,11139,74

130,47138,60

122,14122,13

111,33132,23

0,751,63

4,27Juli

161,56141,01

130,69138,29

121,96122,90

111,23133,24

0,762,41

4,13A

gustus162,53

141,71130,89

139,20122,20

122,89112,14

133,800,42

2,843,92

September

162,56142,20

131,33141,21

122,37122,98

111,57134,05

0,193,03

3,91O

ktober163,19

143,74131,55

142,07122,40

123,11111,51

134,560,38

3,424,26

Novem

ber163,20

144,56131,78

142,23123,04

123,10111,47

134,830,20

3,634,12

Desem

ber166,48

145,32132,44

142,34123,28

123,16111,72

135,720,66

4,314,31

Keterangan:

a)A

ngka tahunan adalah angka akhir periode yang bersangkutan.

b)Sejak Juni 2008 dihitung dengan m

enggunakan tahun dasar 2007 = 100

Sumber: BPS D

IY

Ind

eks Harg

a Ko

nsu

men

Ko

ta Yo

gyakarta

Akh

ir Period

ea

Bah

an

Makan

an

Makan

an

Jadi,

Min

um

an,

Ro

kok &

Tem

bakau

Perum

ahan

, A

ir, Listrik, G

as & B

ahan

B

akar

Sand

ang

Keseh

atanPen

did

ikan,

Rekreasi &

O

lahrag

a

Transp

ortasi

&

Ko

mu

nikasi

Um

um

71  

Miliar Rp

I. ASET 29.135 30.779 32.229 33.923 35.554 37.355 39.993 40.749Jenis Bank 29.135 30.779 32.229 33.923 35.554 37.355 39.993 40.7491. Bank Umum 26.615 28.140 29.474 31.031 32.605 34.219 36.691 37.2442. Bank Perkreditan Rakyat 2.520 2.639 2.755 2.892 2.948 3.137 3.302 3.504Jenis Usaha Bank 29.135 30.779 32.229 33.923 35.554 37.355 39.993 40.7491. Konvensional 27.406 28.958 32.074 31.559 33.255 34.969 37.291 37.8732. Syariah 1.729 1.821 155 2.364 2.298 2.386 2.702 2.876

II. DANA PIHAK KETIGA 24.918 26.047 27.645 28.775 30.011 31.289 33.246 34.882Jenis Bank 24.918 26.047 27.645 28.775 30.011 31.289 33.246 34.8821. Giro 3.501 3.727 3.628 3.644 4.189 4.343 4.903 5.008

a. Bank Umum 3.501 3.727 3.628 3.644 4.189 4.343 4.903 5.0082. Tabungan 12.158 12.567 13.420 14.968 14.710 15.658 16.464 18.663

a. Bank Umum 11.665 12.043 12.894 14.371 14.123 15.047 15.817 17.903b. Bank Perkreditan Rakyat 493 524 525 597 587 611 646 760

3. Deposito 9.259 9.753 10.597 10.162 11.111 11.288 11.880 11.211a. Bank Umum 8.108 8.552 9.316 8.821 9.716 9.836 10.337 9.590b. Bank Perkreditan Rakyat 1.151 1.200 1.281 1.341 1.395 1.451 1.543 1.621

Jenis Usaha Bank 24.918 26.047 27.645 28.775 30.011 31.289 33.246 34.8821. Giro 3.501 3.727 3.628 3.644 4.189 4.343 4.903 5.008

a. Konvensional 3.385 3.616 3.502 3.509 4.034 4.189 4.656 4.701b. Syariah 115 111 126 135 155 155 246 307

2. Tabungan 12.158 12.567 13.420 14.968 14.710 15.658 16.464 18.663a. Konvensional 11.585 11.967 12.703 14.202 13.886 14.776 15.503 17.601b. Syariah 573 600 716 766 824 883 961 1.062

3. Deposito 9.259 9.753 10.597 10.162 11.111 11.288 11.880 11.211a. Konvensional 8.631 9.140 9.918 9.394 10.319 10.534 11.067 10.323b. Syariah 628 613 679 768 793 754 813 888

III. KREDIT 15.043 16.152 17.058 17.939 18.484 19.786 20.680 21.8401. Jenis Penggunaan 15.043 16.152 17.058 17.939 18.484 19.786 20.680 21.840

Jenis Bank 15.043 16.152 17.058 17.939 18.484 19.786 20.680 21.840a. Modal Kerja 5.707 6.303 6.434 7.277 7.244 8.138 8.390 8.996

1) Bank Umum 4.950 5.512 5.644 6.464 6.395 7.224 7.428 8.0382) Bank Perkreditan Rakyat 757 791 789 813 849 914 961 958

b. Investasi 2.307 2.490 2.732 2.386 2.804 2.985 3.113 3.1931) Bank Umum 2.113 2.289 2.532 2.176 2.572 2.728 2.869 2.9572) Bank Perkreditan Rakyat 194 201 200 210 232 258 245 236

c. Konsumsi 7.029 7.359 7.892 8.276 8.436 8.663 9.177 9.6511) Bank Umum 6.048 6.287 6.762 7.108 7.201 7.338 7.817 8.2572) Bank Perkreditan Rakyat 981 1.072 1.130 1.168 1.235 1.325 1.360 1.394

Jenis Usaha Bank 15.043 16.152 17.058 17.939 18.484 19.786 20.680 21.840a. Modal Kerja 5.707 6.303 6.434 7.277 7.244 8.138 8.390 8.996

1) Konvensional 5.308 5.849 5.955 6.785 6.754 7.572 7.776 8.3472) Syariah 399 453 479 492 490 567 613 649

b. Investasi 2.307 2.490 2.732 2.386 2.804 2.985 3.113 3.1931) Konvensional 2.177 2.371 2.578 2.205 2.596 2.745 2.854 2.9442) Syariah 131 119 154 181 208 240 260 250

c. Konsumsi 7.029 7.359 7.892 8.276 8.436 8.663 9.177 9.6511) Konvensional 6.567 6.843 7.148 7.491 7.704 7.875 8.390 8.8052) Syariah 462 516 744 786 732 788 787 845

IV 2012 II 2012 III 2012 No Uraian I 2012 III 2011 IV 2011 I 2011 II 2011

Indikator Perbankan - DIY

72  

2. KolektibilitasJenis Bank 15.043 16.152 17.058 17.939 18.484 19.786 20.680 21.840a. Lancar 13.828 14.851 15.792 16.810 17.080 18.381 19.184 20.467

1) Bank Umum 12.028 12.928 13.808 14.739 14.904 16.028 16.769 18.0042) Bank Perkreditan Rakyat 1.801 1.923 1.984 2.071 2.177 2.353 2.416 2.463

b. Dalam Perhatian Khusus 715 776 747 696 895 872 922 8611) Bank Umum 715 776 747 696 895 872 922 861

c. Kurang Lancar 103 93 127 78 107 113 134 771) Bank Umum 63 54 94 54 70 75 98 522) Bank Perkreditan Rakyat 40 39 33 24 38 38 37 25

d. Diragukan 101 118 92 84 98 108 89 741) Bank Umum 68 84 62 57 72 80 59 522) Bank Perkreditan Rakyat 33 34 31 27 25 27 30 23

e. Macet 297 314 300 272 303 313 351 3611) Bank Umum 237 245 227 202 227 235 267 2842) Bank Perkreditan Rakyat 60 68 72 69 76 79 84 77

Jenis Usaha Bank 15.043 16.152 17.058 17.939 18.484 19.786 20.680 21.840a. Lancar 13.828 14.851 15.792 16.810 17.080 18.381 19.184 20.467

1) Konvensional 13.722 14.733 15.669 16.666 16.916 18.197 18.997 20.2782) Syariah 106 119 122 144 164 183 187 190

b. Dalam Perhatian Khusus 715 776 747 696 895 872 922 8611) Konvensional 637 696 662 659 853 829 876 8142) Syariah 78 80 85 37 42 43 46 47

c. Kurang Lancar 103 93 127 78 107 113 134 771) Konvensional 81 83 114 62 90 101 125 692) Syariah 21 10 13 15 18 12 9 8

d. Diragukan 101 118 92 84 98 108 89 741) Konvensional 94 101 86 78 87 97 81 702) Syariah 6 17 6 6 11 11 8 4

e. Macet 297 314 300 272 303 313 351 3611) Konvensional 285 302 287 260 292 297 332 3452) Syariah 11 12 13 12 11 17 18 17

IV. RASIO1. Loan to Deposit Ratio (%)

Jenis Bank 60,37 62,01 61,70 62,34 61,59 63,24 62,20 62,61a. Bank Umum 56,33 57,92 57,81 58,68 57,68 59,16 58,33 59,24b. Bank Perkreditan Rakyat 117,54 119,75 117,37 113,05 116,83 121,04 117,18 108,68Jenis Usaha Bank 60,37 62,01 61,70 62,34 61,59 63,24 62,20 62,61a. Konvensional 59,54 60,93 60,03 60,80 60,39 61,67 60,91 61,60b. Syariah 75,28 82,20 90,49 87,39 80,70 89,01 82,20 77,25

2. Non Performing Loansa. Nominal (Miliar Rp)

Jenis Bank 500 525 519 433 508 534 574 5121) Bank Umum 368 383 383 313 368 390 424 3872) Bank Perkreditan Rakyat 132 142 136 120 139 144 150 125Jenis Usaha Bank 500 525 519 433 508 534 574 5121) Konvensional 461 486 487 400 468 494 538 4842) Syariah 39 39 32 33 40 40 36 28

b. Rasio (%)Jenis Bank 3,32 3,25 3,05 2,41 2,75 2,70 2,78 2,351) Bank Umum 2,81 2,72 2,57 1,99 2,28 2,25 2,34 2,012) Bank Perkreditan Rakyat 6,82 6,87 6,43 5,47 6,01 5,77 5,86 4,82Jenis Usaha Bank 3,32 3,25 3,05 2,41 2,75 2,70 2,78 2,351) Konvensional 3,28 3,23 3,11 2,43 2,74 2,72 2,83 2,412) Syariah 3,91 3,55 2,32 2,25 2,79 2,50 2,16 1,63

IV 2012 IV 2011 I-2011 II 2012 III 2012 II-2011 I 2012 No Uraian III 2011

73  

Miliar Rp

I KANTOR PELAYANAN 1.205 1.318 1.378 1.496 1.556 1.563 1.577 1.5851. Kantor Pusat 1 1 1 1 1 1 1 12. Kantor Cabang 53 53 53 53 54 55 55 553. Kantor Cabang Pembantu 282 287 288 289 291 292 303 3114. Kantor Kas 123 123 124 185 185 186 187 1875. Kas Mobil 13 13 13 8 11 11 11 116. Payment Point 80 80 80 81 82 82 82 827. Anjungan Tunai Mandiri 653 761 819 879 932 936 938 9388. Jumlah Karyawan 4.822 4.822 5.687 6.054 6.400 6.443 6.541 6.693

II ASET 26.615 28.140 29.474 31.031 32.605 34.219 36.691 37.244III DANA PIHAK KETIGA 23.276 24.323 25.839 26.837 28.029 29.227 31.056 32.501

1. Giro 3.501 3.727 3.628 3.644 4.189 4.343 4.903 5.0082. Tabungan 11.666 12.043 12.894 14.371 14.123 15.047 15.817 17.9033. Deposito 8.110 8.552 9.316 8.821 9.716 9.836 10.337 9.590

IV KREDIT 13.116 14.087 14.938 15.749 16.168 17.290 18.114 19.2521. Jenis Penggunaan 13.116 14.087 14.938 15.749 16.168 17.290 18.114 19.252

a. Modal Kerja 4.951 5.512 5.644 6.464 6.395 7.224 7.428 8.038b. Investasi 2.116 2.289 2.532 2.176 2.572 2.728 2.869 2.957c. Konsumsi 6.048 6.287 6.762 7.108 7.201 7.338 7.817 8.257

2. Sektor Ekonomi 13.116 14.087 14.938 15.749 16.168 17.290 18.114 19.252a. Pertanian 187 207 205 209 248 435 438 486b. Perikanan 20 23 27 27 28 34 34 36c. Pertambangan dan Penggalian 8 8 16 8 9 18 20 16d. Industri Pengolahan 719 842 828 938 944 1.020 1.092 1.150e. Listrik, Gas dan Air 42 44 48 55 58 55 53 50f. Konstruksi 166 226 215 229 226 268 323 359g. Perdagangan Besar dan Eceran 2.681 2.958 3.079 3.308 3.316 4.095 4.129 4.417h. Penyediaan Akomodasi dan MaMin 312 298 390 448 476 517 565 600i. Transportasi, Pergudangan 120 177 180 195 207 259 285 289j. Perantara Keuangan 642 796 842 856 942 1.080 1.133 1.102k. Real Estate, Usaha Persewaan 770 750 848 815 906 1.082 1.145 1.206l. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 6 6 5 10 12 13 14 17

m. Jasa Pendidikan 124 122 121 125 141 154 154 153n. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 79 88 82 107 105 112 124 123o. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya 224 263 256 265 272 331 346 379p. Jasa Perorangan Rumah Tangga 15 27 26 27 23 29 32 54q. Badan Internasional 0 0 0 0 0 0 0 0r. Kegiatan yang belum jelas batasannya 951 964 1.007 1.019 1.054 451 411 560s. Bukan Lapangan Usaha 6.048 6.287 6.762 7.108 7.201 7.338 7.817 8.257

3. Kolektibilitas 13.116 14.087 14.938 15.749 16.168 17.290 18.114 19.252a. Lancar 12.032 12.928 13.808 14.739 14.904 16.028 16.769 18.004b. Dalam Perhatian Khusus 715 776 747 696 895 872 922 861c. Kurang Lancar 63 54 94 54 70 75 98 52d. Diragukan 68 84 62 57 72 80 59 52e. Macet 237 245 227 202 227 235 267 284

V RASIO1. Non Performing Loans

a. Nominal 368 383 383 313 368 390 424 387b. Rasio (%) 2,81 2,72 2,57 1,99 2,28 2,25 2,34 2,01

2. Loan to Deposit Ratio (%) 56,35 57,92 57,81 58,68 57,68 59,16 58,33 59,24

Indikator Bank Umum - DIY

II 2012 Uraian IV 2011 I 2012 I 2011 II 2011 No III 2012 IV 2012 III 2011

74  

Miliar Rp

I ASET 970 1.027 1.110 1.243 1.269 1.318 1.362 1.468II DANA PIHAK KETIGA 893 963 1.035 1.133 1.167 1.253 1.285 1.363

1. Giro 98 126 145 81 118 171 184 992. Tabungan 652 678 763 894 825 898 938 1.1013. Deposito 143 159 127 158 224 185 163 162

III KREDIT 818 868 914 924 926 929 985 1.1831. Jenis Penggunaan 818 868 914 924 926 929 985 1.183

a. Modal Kerja 437 464 483 467 463 497 505 651b. Investasi 61 69 68 69 75 76 76 93c. Konsumsi 320 335 363 388 389 356 403 439

2. Sektor Ekonomi 818 868 914 924 926 929 985 1.183a. Pertanian 28 26 24 20 15 113 111 124b. Perikanan 7 7 9 8 8 9 9 10c. Pertambangan dan Penggalian 0 0 0 0 0 0 1 2d. Industri Pengolahan 45 45 42 29 41 47 64 92e. Listrik, Gas dan Air 0 0 0 0 0 0 0 0f. Konstruksi 2 2 3 2 2 3 3 2g. Perdagangan Besar dan Eceran 167 154 163 148 133 306 303 315h. Penyediaan Akomodasi dan MaMin 6 7 4 4 5 8 9 10i. Transportasi, Pergudangan 6 6 8 8 12 13 13 17j. Perantara Keuangan 1 1 1 1 1 6 8 7k. Real Estate, Usaha Persewaan 2 2 2 2 2 2 3 4l. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 0 0 0 0 0 0 0 0

m. Jasa Pendidikan 0 0 0 0 0 1 1 1n. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1 2 2 2 2 2 2 5o. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya 4 4 4 4 4 21 21 22p. Jasa Perorangan Rumah Tangga 1 1 1 1 1 1 2 3q. Badan Internasional 0 0 0 0 0 0 0 0r. Kegiatan yang belum jelas batasannya 228 275 287 306 310 40 33 130s. Bukan Lapangan Usaha 320 335 363 388 389 356 403 439

3. Kolektibilitas 818 868 914 924 926 929 985 1.183a. Lancar 736 781 829 847 834 823 874 1.064b. Dalam Perhatian Khusus 59 64 62 65 75 89 93 107c. Kurang Lancar 3 3 4 1 4 4 5 2d. Diragukan 5 4 3 2 4 4 3 1e. Macet 15 16 16 9 9 9 9 9

IV RASIO1. Non Performing Loans

a. Nominal 23 23 23 13 17 17 18 12b. Rasio (%) 2,76 2,67 2,55 1,35 1,85 1,84 1,83 1,00

2. Loan to Deposit Ratio (%) 91,67 90,14 88,33 81,57 79,39 74,13 76,67 86,77

Indikator Bank Umum - Kabupaten Bantul

II 2012 I 2011 IV 2011 I 2012 II 2011 No Uraian III 2012 IV 2012 III 2011

75  

Miliar Rp

I ASET 862 894 854 899 1.002 1.041 1.080 1.174II DANA PIHAK KETIGA 580 667 678 696 792 854 848 864

1. Giro 95 157 123 73 184 163 150 952. Tabungan 347 367 412 492 439 491 502 6383. Deposito 138 143 143 132 169 200 197 132

III KREDIT 824 859 908 939 948 984 1.030 1.1051. Jenis Penggunaan 824 859 908 939 948 984 1.030 1.105

a. Modal Kerja 298 310 336 335 329 407 374 397b. Investasi 52 58 65 67 70 77 78 96c. Konsumsi 473 491 507 537 549 500 577 611

2. Sektor Ekonomi 824 859 908 939 948 984 1.030 1.105a. Pertanian 21 19 18 18 18 46 49 57b. Perikanan 1 1 2 1 1 2 3 3c. Pertambangan dan Penggalian 0 0 0 0 0 1 1 1d. Industri Pengolahan 8 7 7 7 6 13 17 21e. Listrik, Gas dan Air 0 0 0 0 0 0 0 0f. Konstruksi 1 1 3 3 2 2 2 3g. Perdagangan Besar dan Eceran 164 156 190 185 182 325 296 317h. Penyediaan Akomodasi dan MaMin 2 3 3 3 5 5 5 6i. Transportasi, Pergudangan 2 1 1 1 1 3 3 5j. Perantara Keuangan 0 0 0 0 0 4 9 9k. Real Estate, Usaha Persewaan 1 1 2 2 2 3 3 3l. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 0 0 0 0 0 0 0 0

m. Jasa Pendidikan 0 1 1 1 1 1 1 1n. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 3 3 3 3 3 7 5 5o. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya 6 6 7 9 8 12 13 18p. Jasa Perorangan Rumah Tangga 1 1 1 1 1 1 1 1q. Badan Internasional 0 0 0 0 0 0 0 0r. Kegiatan yang belum jelas batasannya 139 167 163 168 168 60 44 45s. Bukan Lapangan Usaha 473 491 507 537 549 500 577 611

3. Kolektibilitas 824 859 908 939 948 984 1.030 1.105a. Lancar 772 798 856 889 890 918 962 1.044b. Dalam Perhatian Khusus 33 43 36 37 44 48 51 48c. Kurang Lancar 3 3 2 2 2 4 3 1d. Diragukan 5 3 3 2 3 5 2 3e. Macet 10 12 12 8 8 9 11 10

IV RASIO1. Non Performing Loans

a. Nominal 19 19 17 12 14 18 16 13b. Rasio (%) 2,25 2,16 1,84 1,31 1,45 1,81 1,56 1,22

2. Loan to Deposit Ratio (%) 142,07 128,85 133,84 134,82 119,65 115,29 121,38 127,86

Indikator Bank Umum - Kabupaten Gunungkidul

II 2012 I 2011 IV 2011 I 2012 II 2011 UraianNo III 2012 IV 2012 III 2011

76  

Miliar Rp

I ASET 747 759 819 866 935 971 1.013 1.028II DANA PIHAK KETIGA 686 713 770 782 888 925 958 954

1. Giro 76 79 101 118 82 113 117 1482. Tabungan 455 471 510 588 548 596 612 7133. Deposito 156 163 158 76 257 215 229 93

III KREDIT 587 611 642 663 669 704 737 7931. Jenis Penggunaan 587 611 642 663 669 704 737 793

a. Modal Kerja 216 230 240 243 249 319 311 320b. Investasi 51 56 55 55 57 59 63 75c. Konsumsi 321 326 347 365 363 326 363 397

2. Sektor Ekonomi 587 611 642 663 669 704 737 793a. Pertanian 28 32 33 26 21 73 77 78b. Perikanan 3 3 3 3 3 7 7 6c. Pertambangan dan Penggalian 0 0 0 0 0 3 4 4d. Industri Pengolahan 5 5 5 5 5 11 13 13e. Listrik, Gas dan Air 0 0 0 0 0 0 0 0f. Konstruksi 6 10 8 8 9 11 9 8g. Perdagangan Besar dan Eceran 87 92 95 97 96 192 193 202h. Penyediaan Akomodasi dan MaMin 1 1 1 2 2 3 2 4i. Transportasi, Pergudangan 6 6 6 5 5 6 7 8j. Perantara Keuangan 0 0 0 0 0 14 17 19k. Real Estate, Usaha Persewaan 0 0 0 0 0 1 1 1l. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 0 0 0 0 0 0 0 0

m. Jasa Pendidikan 0 0 0 0 0 0 1 1n. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2 2 2 2 2 2 4 4o. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya 2 3 3 3 4 16 16 21p. Jasa Perorangan Rumah Tangga 1 1 1 1 1 2 3 4q. Badan Internasional 0 0 0 0 0 0 0 0r. Kegiatan yang belum jelas batasannya 124 129 138 147 158 35 21 23s. Bukan Lapangan Usaha 321 326 347 365 363 326 363 397

3. Kolektibilitas 587 611 642 663 669 704 737 793a. Lancar 554 574 610 636 634 665 696 753b. Dalam Perhatian Khusus 23 24 23 21 27 30 31 31c. Kurang Lancar 2 7 1 1 2 1 2 2d. Diragukan 2 1 2 2 2 4 2 2e. Macet 5 6 5 4 5 4 6 5

IV RASIO1. Non Performing Loans

a. Nominal 10 14 8 6 8 10 10 9b. Rasio (%) 1,65 2,25 1,24 0,97 1,27 1,36 1,35 1,08

2. Loan to Deposit Ratio (%) 85,54 85,70 83,37 84,73 75,38 76,12 76,96 83,11

Indikator Bank Umum - Kabupaten Kulonprogo

II 2012 I 2011 IV 2011 I 2012 II 2011 No Uraian III 2012 IV 2012 III 2011

77  

Miliar Rp

I ASET 3.855 4.120 4.011 4.426 4.872 5.036 5.398 5.850II DANA PIHAK KETIGA 3.713 3.936 4.063 4.452 4.646 4.856 5.199 5.580

1. Giro 640 725 672 683 818 800 935 9342. Tabungan 2.251 2.361 2.447 2.857 2.803 2.978 3.127 3.5783. Deposito 822 850 943 911 1.025 1.078 1.136 1.068

III KREDIT 1.834 1.967 2.035 2.099 2.149 2.288 2.404 2.6191. Jenis Penggunaan 1.834 1.967 2.035 2.099 2.149 2.288 2.404 2.619

a. Modal Kerja 729 863 868 895 908 978 997 1.094b. Investasi 172 179 185 164 181 207 233 265c. Konsumsi 933 924 982 1.040 1.060 1.103 1.174 1.260

2. Sektor Ekonomi 1.834 1.967 2.035 2.099 2.149 2.288 2.404 2.619a. Pertanian 20 39 36 33 43 57 54 67b. Perikanan 6 9 10 11 11 12 12 14c. Pertambangan dan Penggalian 0 0 0 0 1 2 2 3d. Industri Pengolahan 73 91 94 81 86 96 113 122e. Listrik, Gas dan Air 0 0 0 0 2 2 2 2f. Konstruksi 22 26 26 31 26 28 36 46g. Perdagangan Besar dan Eceran 359 403 401 432 433 525 566 627h. Penyediaan Akomodasi dan MaMin 26 30 31 24 27 33 37 49i. Transportasi, Pergudangan 6 43 45 44 45 51 54 57j. Perantara Keuangan 26 47 39 57 51 77 73 68k. Real Estate, Usaha Persewaan 106 94 110 108 107 105 95 102l. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 0 0 0 0 0 0 0 0

m. Jasa Pendidikan 1 1 2 12 23 24 24 24n. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 18 17 15 14 14 18 21 24o. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya 57 66 69 63 65 80 82 92p. Jasa Perorangan Rumah Tangga 4 5 3 3 2 3 3 3q. Badan Internasional 0 0 0 0 0 0 0 0r. Kegiatan yang belum jelas batasannya 177 172 171 147 153 72 56 60s. Bukan Lapangan Usaha 933 924 982 1.040 1.060 1.103 1.174 1.260

3. Kolektibilitas 1.834 1.967 2.035 2.099 2.149 2.288 2.404 2.619a. Lancar 1.652 1.780 1.845 1.928 1.944 2.079 2.192 2.433b. Dalam Perhatian Khusus 113 114 116 120 136 138 144 136c. Kurang Lancar 7 5 12 13 18 20 13 7d. Diragukan 17 19 13 9 14 10 12 4e. Macet 46 49 49 29 37 42 43 39

IV RASIO1. Non Performing Loans

a. Nominal 70 73 74 52 70 71 68 50b. Rasio (%) 3,79 3,73 3,62 2,46 3,24 3,10 2,82 1,90

2. Loan to Deposit Ratio (%) 49,41 49,96 50,08 47,16 46,26 47,12 46,24 46,94

Indikator Bank Umum - Kabupaten Sleman

II 2012 I 2011 IV 2011 I 2012 II 2011 No Uraian III 2012 IV 2012 III 2011

78  

Miliar Rp

I ASET 20.181 21.340 22.679 23.596 24.528 25.852 27.838 27.724II DANA PIHAK KETIGA 17.405 18.043 19.293 19.774 20.536 21.339 22.767 23.740

1. Giro 2.592 2.641 2.587 2.689 2.987 3.097 3.516 3.7322. Tabungan 7.961 8.166 8.763 9.540 9.508 10.084 10.639 11.8733. Deposito 6.851 7.237 7.943 7.544 8.041 8.158 8.611 8.135

III KREDIT 9.052 9.782 10.439 11.124 11.475 12.384 12.959 13.5531. Jenis Penggunaan 9.052 9.782 10.439 11.124 11.475 12.384 12.959 13.553

a. Modal Kerja 3.272 3.645 3.717 4.524 4.446 5.023 5.241 5.575b. Investasi 1.780 1.927 2.159 1.821 2.188 2.308 2.418 2.428c. Konsumsi 4.000 4.211 4.562 4.779 4.841 5.053 5.300 5.550

2. Sektor Ekonomi 9.052 9.782 10.439 11.124 11.475 12.384 12.959 13.553a. Pertanian 90 90 94 112 150 145 146 160b. Perikanan 3 4 4 4 4 4 4 4c. Pertambangan dan Penggalian 8 7 16 8 8 12 12 7d. Industri Pengolahan 587 694 681 817 805 852 885 902e. Listrik, Gas dan Air 42 44 48 54 56 53 51 48f. Konstruksi 135 186 176 186 187 224 273 300g. Perdagangan Besar dan Eceran 1.905 2.153 2.229 2.446 2.471 2.746 2.770 2.956h. Penyediaan Akomodasi dan MaMin 275 257 351 416 438 467 513 531i. Transportasi, Pergudangan 101 120 120 136 143 185 207 204j. Perantara Keuangan 614 748 801 797 890 979 1.026 999k. Real Estate, Usaha Persewaan 662 652 733 702 794 971 1.043 1.096l. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 6 6 5 10 12 13 14 17

m. Jasa Pendidikan 123 120 118 112 117 128 127 125n. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 55 64 60 87 85 83 92 85o. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya 155 184 173 186 192 202 215 226p. Jasa Perorangan Rumah Tangga 8 19 21 21 19 21 23 44q. Badan Internasional 0 0 0 0 0 0 0 0r. Kegiatan yang belum jelas batasannya 283 221 247 251 265 244 258 302s. Bukan Lapangan Usaha 4.000 4.211 4.562 4.779 4.841 5.053 5.300 5.550

3. Kolektibilitas 9.052 9.782 10.439 11.124 11.475 12.384 12.959 13.553a. Lancar 8.318 8.996 9.668 10.440 10.602 11.543 12.045 12.710b. Dalam Perhatian Khusus 487 532 510 453 613 567 601 539c. Kurang Lancar 48 35 75 37 43 46 75 40d. Diragukan 39 57 41 42 49 57 41 42e. Macet 161 161 146 152 168 171 197 221

IV RASIO1. Non Performing Loans

a. Nominal 248 254 262 230 259 274 312 304b. Rasio (%) 2,74 2,60 2,51 2,07 2,26 2,22 2,41 2,24

2. Loan to Deposit Ratio (%) 52,01 54,21 54,11 56,26 55,88 58,04 56,92 57,09

Indikator Bank Umum - Kota Yogyakarta

II 2012 IV 2011 I 2012 I 2011 III 2011 II 2011 No Uraian III 2012 IV 2012

79  

Miliar Rp

I ASET 2.520 2.639 2.755 2.892 2.948 3.137 3.302 3.504II DANA PIHAK KETIGA 1.644 1.724 1.806 1.938 1.982 2.063 2.190 2.382

1. Tabungan 493 524 525 597 587 611 646 7602. Deposito 1.151 1.200 1.281 1.341 1.395 1.451 1.543 1.621

III KREDIT 1.933 2.065 2.120 2.191 2.316 2.497 2.566 2.5881. Jenis Penggunaan 1.933 2.065 2.120 2.191 2.316 2.497 2.566 2.588

a. Modal Kerja 757 791 789 813 849 914 961 958b. Investasi 194 201 200 210 232 258 245 236c. Konsumsi 981 1.072 1.130 1.168 1.235 1.325 1.360 1.394

2. Sektor Ekonomi 1.933 2.065 2.120 2.191 2.316 2.497 2.566 2.588a. Pertanian 32 37 39 41 45 54 64 70b. Perikanan 3 4 5 6 6 7 7 6c. Pertambangan 1 1 2 2 3 3 3 5d. Industri Pengolahan 26 30 30 33 35 39 43 41e. Listrik, Gas dan Air 1 1 1 2 2 3 3 2f. Konstruksi 15 21 24 40 52 66 75 71g. Perdagangan Besar dan Eceran 566 624 594 605 635 666 683 663h. Penyediaan Akomodasi dan MaMin 23 19 20 22 20 21 19 20i. Transportasi, Pergudangan 20 22 26 30 41 48 49 56j. Perantara Keuangan 6 6 6 10 10 13 14 13k. Real Estate, Usaha Persewaan 3 4 5 27 29 31 28 28l. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 2 2 3 4 5 6 6 6

m. Jasa Pendidikan 3 2 3 6 7 8 8 8n. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 11 10 10 11 9 8 8 6o. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya 128 137 139 103 94 96 92 89p. Jasa Perorangan Rumah Tangga 20 16 20 31 34 40 43 44q. Kegiatan yang belum jelas batasannya 77 45 58 49 53 62 62 67r. Bukan Lapangan Usaha - Rumah Tangga 61 70 68 19 19 16 15 17s. Bukan Lapangan Usaha - Lainnya 936 1.012 1.069 1.149 1.216 1.309 1.345 1.377

3. Kolektibilitas 1.933 2.065 2.120 2.191 2.316 2.497 2.566 2.588a. Lancar 1.801 1.923 1.984 2.071 2.177 2.353 2.416 2.463b. Kurang Lancar 40 39 33 24 38 38 37 25c. Diragukan 33 34 31 27 25 27 30 23d. Macet 60 68 72 69 76 79 84 77

IV RASIO1. Loan to Deposit Ratio (%) 117,54 119,75 117,37 113,05 116,83 121,04 117,18 108,682. Non Performing Loans

a. Nominal 132 142 136 120 139 144 150 125b. Rasio (%) 6,82 6,87 6,43 5,47 6,01 5,77 5,86 4,82

IV 2012

Indikator BPR - DIY

II 2012 No Uraian III 2012 III 2011 I 2011 II 2011 IV 2011 I 2012

80  

Miliar Rp

I ASET 502 520 555 586 589 606 615 659II DANA PIHAK KETIGA 371 375 401 425 431 433 449 490

1. Tabungan 123 125 128 142 142 144 144 1692. Deposito 249 251 273 283 289 289 306 320

III KREDIT 381 401 417 436 468 490 489 4991. Jenis Penggunaan 381 401 417 436 468 490 489 499

a. Modal Kerja 174 184 191 193 200 201 207 201b. Investasi 42 42 41 43 60 73 64 65c. Konsumsi 165 175 185 199 208 217 217 233

2. Sektor Ekonomi 381 401 417 436 468 490 489 499a. Pertanian 5 7 8 8 9 10 10 10b. Perikanan 0 1 1 1 1 1 1 1c. Pertambangan 0 0 0 0 0 0 1 1d. Industri Pengolahan 10 9 9 9 11 11 11 11e. Listrik, Gas dan Air 0 0 0 0 0 0 0 0f. Konstruksi 2 3 4 5 17 23 26 23g. Perdagangan Besar dan Eceran 130 135 136 135 144 141 136 128h. Penyediaan Akomodasi dan MaMin 1 1 1 1 1 1 1 2i. Transportasi, Pergudangan 6 7 8 9 12 16 18 22j. Perantara Keuangan 0 0 0 0 1 0 0 1k. Real Estate, Usaha Persewaan 0 0 0 1 14 16 15 14l. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 0 0 0 0 0 0 1 1

m. Jasa Pendidikan 0 0 0 0 1 1 1 1n. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7 6 7 5 4 3 3 2o. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya 41 47 49 47 28 26 24 21p. Jasa Perorangan Rumah Tangga 6 6 6 7 8 9 9 8q. Kegiatan yang belum jelas batasannya 3 2 2 3 8 14 16 20r. Bukan Lapangan Usaha - Rumah Tangga 9 8 7 8 10 6 5 4s. Bukan Lapangan Usaha - Lainnya 161 170 179 195 199 211 212 229

3. Kolektibilitas 381 401 417 436 468 490 489 499a. Lancar 345 365 381 404 428 447 443 461b. Kurang Lancar 10 10 9 6 12 12 10 7c. Diragukan 9 7 7 7 7 9 10 7d. Macet 17 19 20 19 21 22 25 23

IV RASIO 1. Loan to Deposit Ratio (%) 102,61 106,83 103,97 102,57 108,66 113,26 108,81 101,852. Non Performing Loan

a. Nominal 36 36 36 32 40 43 45 37b. Rasio (%) 9,38 8,96 8,70 7,31 8,50 8,76 9,30 7,50

IV 2012

Indikator BPR - Kabupaten Bantul

III 2012 IV 2011 II 2012 No Uraian III 2011 I 2011 II 2011 I 2012

81  

Miliar Rp

I ASET 179 199 213 216 237 269 291 300II DANA PIHAK KETIGA 76 77 84 87 97 114 124 131

1. Tabungan 27 27 28 31 33 34 38 452. Deposito 49 50 56 56 64 80 86 86

III KREDIT 147 166 178 185 202 234 247 2561. Jenis Penggunaan 147 166 178 185 202 234 247 256

a. Modal Kerja 83 93 95 94 101 117 124 128b. Investasi 8 7 6 6 6 7 7 8c. Konsumsi 55 66 77 85 95 111 116 121

2. Sektor Ekonomi 147 166 178 185 202 234 247 256a. Pertanian 2 3 3 4 4 6 5 4b. Perikanan 0 0 0 0 0 0 0 0c. Pertambangan 0 0 0 0 0 0 1 1d. Industri Pengolahan 2 4 3 3 3 3 6 5e. Listrik, Gas dan Air 0 0 0 0 0 0 0 0f. Konstruksi 0 0 0 0 1 3 3 2g. Perdagangan Besar dan Eceran 73 79 78 78 81 87 89 92h. Penyediaan Akomodasi dan MaMin 0 0 0 0 0 1 1 1i. Transportasi, Pergudangan 5 4 3 3 7 7 7 6j. Perantara Keuangan 0 0 0 0 1 3 3 2k. Real Estate, Usaha Persewaan 0 0 0 0 0 0 0 1l. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 0 0 0 0 0 0 0 0

m. Jasa Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0n. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1 1 0 1 1 1 1 1o. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya 6 8 10 8 4 5 5 6p. Jasa Perorangan Rumah Tangga 0 1 2 2 4 7 9 9q. Kegiatan yang belum jelas batasannya 1 0 0 0 0 0 0 5r. Bukan Lapangan Usaha - Rumah Tangga 39 47 51 3 3 4 4 3s. Bukan Lapangan Usaha - Lainnya 17 19 25 83 92 106 112 117

3. Kolektibilitas 147 166 178 185 202 234 247 256a. Lancar 138 156 167 175 192 223 233 244b. Kurang Lancar 3 3 3 3 3 4 4 2c. Diragukan 3 4 3 2 2 3 4 4d. Macet 3 3 4 5 5 5 5 6

IV RASIO 1. Loan To Deposit Ratio (%) 192,19 214,29 211,55 212,19 207,76 205,65 199,05 194,992. Non Performing Loan

a. Nominal 8 10 10 10 10 12 13 12b. Rasio (%) 5,70 6,13 5,77 5,55 5,15 5,01 5,39 4,73

IV 2012

Indikator BPR - Kabupaten Gunungkidul

III 2012 I 2012 IV 2011 II 2012 No Uraian III 2011 I 2011 II 2011

82  

Miliar Rp

I ASET 161 181 183 195 194 226 244 276II DANA PIHAK KETIGA 84 94 93 117 101 113 121 154

1. Tabungan 50 61 57 79 63 75 80 1102. Deposito 34 34 37 38 38 39 41 45

III KREDIT 138 153 155 158 172 196 215 2241. Jenis Penggunaan 138 153 155 158 172 196 215 224

a. Modal Kerja 67 69 67 68 73 85 97 101b. Investasi 25 22 20 19 21 23 23 20c. Konsumsi 46 61 68 71 79 89 96 103

2. Sektor Ekonomi 138 153 155 158 172 196 215 224a. Pertanian 9 10 11 11 13 16 17 17b. Perikanan 1 1 2 2 2 2 2 2c. Pertambangan 0 0 0 0 0 0 0 0d. Industri Pengolahan 4 4 4 4 4 5 7 7e. Listrik, Gas dan Air 0 0 0 0 0 0 0 0f. Konstruksi 5 6 6 7 8 10 17 19g. Perdagangan Besar dan Eceran 53 49 45 45 46 50 49 49h. Penyediaan Akomodasi dan MaMin 2 2 1 1 2 2 2 4i. Transportasi, Pergudangan 1 2 2 2 3 4 4 5j. Perantara Keuangan 6 5 5 4 5 6 7 6k. Real Estate, Usaha Persewaan 1 2 2 2 2 2 2 1l. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 0 0 0 0 0 0 0 0

m. Jasa Pendidikan 0 0 0 0 0 1 1 1n. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2 2 2 1 1 1 1 0o. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya 9 8 7 6 8 8 8 8p. Jasa Perorangan Rumah Tangga 0 0 0 0 1 1 1 1q. Kegiatan yang belum jelas batasannya 0 0 0 0 0 0 1 1r. Bukan Lapangan Usaha - Rumah Tangga 0 0 0 0 0 0 0 0s. Bukan Lapangan Usaha - Lainnya 46 61 68 71 79 89 96 103

3. Kolektibilitas 138 153 155 158 172 196 215 224a. Lancar 129 141 144 148 162 187 205 216b. Kurang Lancar 3 5 2 1 1 1 1 1c. Diragukan 2 2 3 4 1 1 1 1d. Macet 5 5 5 5 8 7 7 7

IV RASIO 1. Loan To Deposit Ratio (%) 165,36 162,42 165,56 134,81 169,64 173,69 177,18 145,382. Non Performing Loan

a. Nominal 10 12 10 10 10 10 9 9b. Rasio (%) 7,04 7,81 6,70 6,23 5,90 4,87 4,41 3,96

IV 2012

Indikator BPR - Kabupaten Kulonprogo

III 2012 I 2012 IV 2011 I 2011 II 2012 No Uraian III 2011 II 2011

83  

Miliar Rp

I ASET 1.290 1.332 1.379 1.446 1.468 1.539 1.625 1.714II DANA PIHAK KETIGA 880 930 965 1.022 1.052 1.083 1.151 1.232

1. Tabungan 234 251 248 271 275 280 301 3362. Deposito 646 679 717 751 778 803 850 897

III KREDIT 942 996 1.010 1.032 1.066 1.132 1.160 1.1431. Jenis Penggunaan 942 996 1.010 1.032 1.066 1.132 1.160 1.143

a. Modal Kerja 336 346 336 342 347 374 394 386b. Investasi 57 57 60 65 67 80 80 80c. Konsumsi 549 593 613 624 652 678 686 676

2. Sektor Ekonomi 942 996 1.010 1.032 1.066 1.132 1.160 1.143a. Pertanian 14 16 16 15 16 18 19 19b. Perikanan 1 2 2 2 2 2 2 3c. Pertambangan 0 1 1 2 2 2 2 2d. Industri Pengolahan 9 13 12 13 13 15 16 15e. Listrik, Gas dan Air 0 1 1 1 1 1 1 1f. Konstruksi 7 12 13 16 20 24 24 22g. Perdagangan Besar dan Eceran 201 222 218 221 230 252 274 266h. Penyediaan Akomodasi dan MaMin 19 15 17 17 14 15 14 13i. Transportasi, Pergudangan 6 9 11 12 14 16 14 16j. Perantara Keuangan 0 0 0 1 2 1 2 1k. Real Estate, Usaha Persewaan 1 2 2 2 6 7 5 5l. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 2 2 3 3 4 5 4 4

m. Jasa Pendidikan 2 2 2 3 4 4 4 5n. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2 1 1 1 1 2 1 1o. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya 61 61 58 63 49 52 50 48p. Jasa Perorangan Rumah Tangga 6 8 10 12 15 19 21 23q. Kegiatan yang belum jelas batasannya 56 36 29 22 19 18 21 23r. Bukan Lapangan Usaha - Rumah Tangga 6 8 3 5 4 4 3 6s. Bukan Lapangan Usaha - Lainnya 547 586 611 621 647 674 683 669

3. Kolektibilitas 942 996 1.010 1.032 1.066 1.132 1.160 1.143a. Lancar 879 929 946 979 1.002 1.070 1.094 1.092b. Kurang Lancar 18 17 15 10 17 17 17 10c. Diragukan 15 16 14 10 11 11 12 9d. Macet 29 33 36 33 36 35 37 32

IV RASIO 1. Loan To Deposit Ratio (%) 106,96 107,12 104,63 100,95 101,25 104,52 100,75 92,712. Non Performing Loan

a. Nominal 63 67 64 52 63 63 66 51b. Rasio (%) 6,68 6,70 6,33 5,05 5,95 5,54 5,66 4,46

IV 2012

Indikator BPR - Kabupaten Sleman

III 2012 IV 2011 II 2012 No Uraian I 2012 II 2011 I 2011 III 2011

84  

Miliar Rp

I ASET 388 407 426 449 459 498 526 555II DANA PIHAK KETIGA 233 248 263 287 300 319 344 374

1. Tabungan 59 61 64 74 74 78 83 1012. Deposito 173 187 199 214 226 241 261 273

III KREDIT 325 349 361 381 408 443 456 4661. Jenis Penggunaan 325 349 361 381 408 443 456 466

a. Modal Kerja 96 98 100 116 128 138 140 142b. Investasi 62 73 74 77 79 75 71 62c. Konsumsi 166 177 188 188 201 230 245 262

2. Sektor Ekonomi 325 349 361 381 408 443 456 466a. Pertanian 1 1 1 4 4 5 12 20b. Perikanan 0 0 0 0 1 1 1 0c. Pertambangan 0 0 0 0 0 0 0 0d. Industri Pengolahan 1 1 1 4 4 4 3 3e. Listrik, Gas dan Air 0 0 0 1 1 1 1 1f. Konstruksi 0 0 1 5 6 6 6 5g. Perdagangan Besar dan Eceran 110 139 117 127 134 136 134 128h. Penyediaan Akomodasi dan MaMin 1 1 0 2 2 2 1 1i. Transportasi, Pergudangan 1 1 2 3 4 5 6 7j. Perantara Keuangan 0 0 0 0 3 3 3 3k. Real Estate, Usaha Persewaan 0 0 1 1 8 7 7 6l. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 0 0 0 0 0 0 0 0

m. Jasa Pendidikan 0 0 0 1 2 2 1 1n. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0 0 0 1 2 2 3 2o. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya 12 13 16 21 5 6 5 6p. Jasa Perorangan Rumah Tangga 8 2 3 6 6 5 4 4q. Kegiatan yang belum jelas batasannya 18 6 26 17 25 29 24 19r. Bukan Lapangan Usaha - Rumah Tangga 7 7 6 0 2 1 3 3s. Bukan Lapangan Usaha - Lainnya 166 176 185 189 199 229 242 259

3. Kolektibilitas 325 349 361 381 408 443 456 466a. Lancar 310 332 346 365 392 426 440 451b. Kurang Lancar 5 4 4 5 4 4 4 4c. Diragukan 4 5 4 4 4 4 3 3d. Macet 5 8 7 7 7 9 10 9

IV RASIO 1. Loan To Deposit Ratio (%) 139,77 140,98 137,36 132,67 135,85 138,78 132,40 124,772. Non Performing Loan

a. Nominal 15 17 16 16 15 17 16 15b. Rasio (%) 4,64 4,89 4,30 4,15 3,80 3,85 3,60 3,30

II 2012 IV 2012

Indikator BPR - Kota Yogyakarta

III 2012 No Uraian I 2012 III 2011 I 2011 II 2011 IV 2011

85  

S u r v e i

Tim Ekonomi Moneter 1

Survei Konsumen

Optimisme konsumen pada bulan Desember 2012 melemah. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) turun 8,05 poin dengan angka indeks tercatat sebesar 125,96.

Melemahnya tingkat optimisme konsumen disebabkan oleh turunnya penghasilan saat ini dan ekspektasi penghasilan 6 bulan mendatang, turunnya ketersediaan lapangan kerja saat ini dan ekspektasi ketersediaan lapangan kerja pada 6 bulan mendatang, dan turunnya ekspektasi konsumen terhadap kegiatan usaha 6 bulan mendatang.

Tekanan terhadap harga barang/jasa 3 bulan yang akan datang (Maret 2013) diperkirakan menguat (indeks 181,30). Sementara itu, tekanan terhadap harga barang/jasa 6 bulan mendatang (Juni 2013) diperkirakan stabil (indeks 176,40). Menurut responden, stabilnya harga pada 6 bulan mendatang didukung oleh situasi keamanan/politik yang semakin stabil, menguatnya kurs rupiah, menurunnya suku bunga, kelancaran distribusi barang sehingga ketersediaan barang dipasar cukup.

Tingkat keyakinan konsumen pada bulan Desember 2012 melemah, namun

demikian masih di atas level optimis. Konsumen masih optimis dalam menyikapi kondisi

perekonomian. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat pada level 125,95 turun 8,05 poin

dibandingkan IKK pada bulan November 2012 (indeks 134,00). Penurunan IKK tersebut

disebabkan oleh turunnya Indeks Kondisi Ekonomi saat ini 4,13 poin ke level 115,27 dan

turunnya Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) 11,97 poin ke level 136,63.

Grafik 1

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) saat ini melemah 4,13 poin ke level 115,27

dibandingkan IKE pada bulan November 2012 (indeks 119,40). Penurunan IKE tersebut

disebabkan oleh penurunan dua elemen indeks yaitu, Indeks Penghasilan Saat Ini turun 8,90

poin ke level 133,80 dan Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Saat Ini turun 7,50 poin ke

level 98,50. Sementara itu, Indeks Konsumsi Barang Tahan Lama Saat Ini mengalami

peningkatan 4,00 poin ke level 113,50.

0

20

40

60

80

100

120

140

160

9 12 3 6 9 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2008 2009 2010 2011 2012

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Krisis EkonomiGlobal

KenaikanHarga Cabe

Kenaikan TDL

Optim

is

Pesimis

Indeks

SURVEI KONSUMEN

Walaupun melemah, tingkat keyakinan konsumen masih

diatas level optimis

Desember 2012

Metodologi Survei Konsumen merupakan survei bulanan yang dilaksanakan terhadap kurang lebih 200 rumah tangga sebagai responden dengan metode stratified random sampling di sebagian wilayah Provinsi Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara secara langsung kepada responden secara rotated. Indeks dihitung dengan metode balance score (net balance +100), sehingga jika indeks di atas 100 berarti optimis, sebaliknya di bawah 100 berarti pesimis. Survei sampai dengan 2009 dilakukan secara triwulanan, baru sejak Januari 2010 dilakukan secara bulanan terhadap sampling 200 responden rumah tangga di DI Yogyakarta.

Indeks Kondisi Ekonomi Saat ini melemah 4,13 poin

Tim Ekonomi Moneter 2

Survei Konsumen

Grafik 2 Komponen Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) juga mengalami penurunan. Penurunan IEK ini

mencerminkan semakin melemahnya tingkat optimisme konsumen dalam memperkirakan

kondisi perekonomian 6 bulan mendatang (Juni 2013). Nilai IEK turun 11,97 poin dengan

indeks 136,63 dibandingkan IEK pada November 2012 (indeks 148,60). Penurunan ekspektasi

ini terutama dipengaruhi oleh turunya nilai indeks pada ketiga komponen indeks, yaitu:

Indeks Ekspektasi Kegiatan Dunia Usaha turun 27,00 poin ke level 130,80; Indeks Ekspektasi

Penghasilan turun 5,20 poin ke level 164,00 dan Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan

Pekerjaan turun 3,70 poin ke level 115,10.

Grafik 3 Komponen Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) 

Berdasarkan persepsi responden, penurunan Indeks Ekspektasi Ketersediaan

Lapangan Pekerjaan tersebut dipengaruhi oleh memburuknya kondisi perekonomian

(42,31%), menurunnya minat berwiraswasta (21,15%), berkurangnya kegiatan/proyek

pemerintah maupun swasta (17,31%), semakin banyaknya perusahaan yang menutup

operasional usahanya (7,65%) dan semakin sulitnya akses terhadap kredit bank (7,65%).

0

20

40

60

80

100

120

140

160

9 12 3 6 9 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2008 2009 2010 2011 2012

Indek Kondisi Ekonomi Saat Ini Penghasilan Konsumen

Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama Ketersediaan Lapangan Kerja

Indeks

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

9 12 3 6 9 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2008 2009 2010 2011 2012

Indeks Ekspektasi Konsumen Ekspektasi Penghasilan Konsumen

Ekspektasi Kondisi Ekonomi Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Pekerjaan

Indeks

Penurunan IEK mencerminkan semakin melemahnya tingkat optimisme konsumen dalam

memperkirakan kondisi ekonomi 6 bulan kedepan

Tim Ekonomi Moneter 3

Survei Konsumen

Ekspektasi Harga

Tekanan terhadap kenaikan harga secara umum 3 bulan mendatang

cenderung menguat. Indeks Ekspektasi Harga 3 bulan mendatang (Maret 2013) tercatat

pada level 181,30 naik 18,50 poin dibandingkan ekspektasi pada periode survei November

2012 (indeks 162,80). Tekanan kenaikan harga tersebut diperkirakan terjadi pada seluruh

kelompok, dengan kenaikan terbesar pada 4 kelompok, yaitu kelompok perumahan, listrik,

gas dan bahan bakar naik 31,10 poin (indeks 165,20); kelompok sandang naik 22,00 poin

(indeks 143,20); kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga naik 18,30 poin (indeks

176,90); dan kelompok transportasi, komunikasi dan Jasa Keuangan (indeks 178,00).

Grafik 4

Indeks Ekspektasi Harga pada 3 Bulan Yang Akan Datang

Sementara itu, tekanan terhadap kenaikan harga 6 bulan mendatang

diperkirakan masih stabil. Indeks Ekspektasi Harga pada 6 bulan mendatang (Juni 2013)

turun tipis 0,90 poin ke level 176,40 dibandingkan ekspektasi pada periode survei November

2012 (indeks 176,40).

Grafik 5Indeks Ekspektasi Harga pada 6 Bulan Yang Akan Datang

Menurut responden, perkiraan stabilnnya harga-harga pada bulan Juni 2013 tersebut

didukung oleh situasi keamanan/politik akan semakin stabil (21,05%), menguatnya kurs

‐1,00

‐0,50

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

100,00

110,00

120,00

130,00

140,00

150,00

160,00

170,00

180,00

190,00

11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2011 2012 2013

Inflasi Aktual Kumulatif 3 bulan Indeks Ekspektasi  Harga 3 bulan yad

Indeks Inflasi (%)

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

0,00

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4

2010 2011 2012 2013

Inflasi Aktual Kumulatif 6 bulan Indeks Ekspektasi  Harga 6 bulan yad

Indeks Inflasi (%)

Tekanan kenaikan harga pada 3 bulan mendatang

cenderung menguat

Tekanan harga pada 6 bulan yang akan datang diperkirakan tetap stabil

Tim Ekonomi Moneter 4

Survei Konsumen

rupiah (21,05%), menurunnya suku bunga (15,79%), adanya subsidi pemerintah (15,79%),

kelancaran distribusi barang (15,79%) sehingga ketersediaan barang dipasar cukup

(10,58%).

Ekspektasi Pengeluaran

Indeks Ekspektasi Pengeluaran 3 bulan mendatang (Maret 2013) menunjukkan

meningkat 3,40 poin ke level 158,30. Kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) dan rencana kenaikan

BBM disinyalir memberikan pengaruh terhadap ekspektasi pengeluaran ke depan, tercermin

dari kenaikan pengeluaran pada kelompok perumahan, listrik, gas dan bahan bakar naik

17,20 poin (indeks 175,00); kelompok sandang naik 12,40 poin (indeks 158,00); kelompok

transportasi dan komunikasi naik 3,50 poin (indeks 171,40).

Grafik 6

Indeks Ekspektasi Pengeluaran pada 3 Bulan Yang Akan Datang

Ekspektasi Suku Bunga Tabungan

Tingkat suku bunga tabungan 6 bulan mendatang diperkirakan menurun. Indeks

Ekspektasi Suku Bunga Tabungan pada Desember 2012 berada pada level 120,60 turun

10,00 poin dibandingkan dengan periode survei November 2012 (indeks 130,60).

Grafik 7

Indeks Ekspektasi Suku Bunga Tabungan 6 Bulan yad

20,00 

40,00 

60,00 

80,00 

100,00 

120,00 

140,00 

160,00 

180,00 

200,00 

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2011 2012 2013

Indeks Pendapatan Per Bulan Untuk Pengeluaran Rutin dan Cicilan Indeks Ekspektasi Pengeluaran 3 Bulan yad

‐25,00

‐20,00

‐15,00

‐10,00

‐5,00

0,00

5,00

10,00

100,00

105,00

110,00

115,00

120,00

125,00

130,00

135,00

140,00

145,00

11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2011 2012 2013

Pertumbuhan Suku Bunga Tabungan Selama 6 bulan Indeks Ekspektasi Suku Bunga Tabungan 6 bulan yad

Indeks growth (%)

Ekspektasi terhadap suku bunga tabungan 6 bulan

yang akan datang menurun

Indeks Ekspektasi Pengeluaran 3 bulan yang

akan datang meningkat

Tim Ekonomi Moneter 5

Survei Konsumen

Ekspektasi Jumlah Tabungan

Indeks Ekspektasi Jumlah Tabungan 6 bulan mendatang tercatat pada angka 134,20.

Angka indeks tersebut turun tajam sebesar 25,10 poin dibandingkan ekspektasi pada bulan

November 2012 (indeks 159,40). Penurunan indeks tersebut jika dibandingkan dengan series

pertumbuhan nominal jumlah tabungan dalam 2 tahun terakhir siklusnya relatif sama,

dimana pertumbuhan nominal jumlah tabungan akan mengalami titik terendah pada bulan

Juni dalam 1 tahun antara lain karena memasuki tahun ajaran baru .

Grafik 8

Indeks Ekspektasi Jumlah Tabungan 6 Bulan yad

10 

15 

20 

25 

100,00

110,00

120,00

130,00

140,00

150,00

160,00

170,00

11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2011 2012 2013

Pertumbuhan Jumlah Tabungan Selama 6 bulan Indeks Ekspektasi Jumlah Tabungan 6 bulan yad

growth (%)indeks

Indeks Ekspektasi Jumlah tabungan 6 bulan yang akan

datang turun tajam 25,10 poin

Tim Ekonomi Moneter 6

Survei Konsumen

Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des

A 100,02   113,35   113,63   98,65     92,37     107,15   98,77     123,08   110,87   115,90   114,68   118,57   122,27   117,33   126,82   129,58   135,32   132,57   134,00   125,95  Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) 91,73     101,60   105,00   92,73     93,57     99,83     91,70     117,93   104,73   104,57   108,33   112,97   114,77   109,87   119,60   117,83   126,50   121,20   119,40   115,27  Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) 108,30   125,10   122,27   104,57   91,17     114,47   105,83   128,23   117,00   127,23   121,03   124,17   129,77   124,80   134,03   141,33   144,13   143,93   148,60   136,63  

B

Penghasilan Saat Ini 116,00   124,20   122,00   125,70   117,50   123,60   120,50   138,00   127,40   134,50   137,00   137,00   140,20   131,10   136,20   137,40   147,00   145,50   142,70   133,80  Ketersediaan Lapangan Kerja 85,90     92,00     93,50     73,90     73,50     82,00     68,00     101,50   83,20     95,50     77,00     90,90     93,40     84,00     100,00   102,10   118,00   105,00   106,00   98,50    Konsumsi Barang Tahan Lama Saat Ini 73,30     88,60     99,50     78,60     89,70     93,90     86,60     114,30   103,60   83,70     111,00   111,00   110,70   114,50   122,60   114,00   114,50   113,10   109,50   113,50  

CEkspektasi Penghasilan 121,00   143,30   138,00   126,20   100,50   132,70   124,00   146,30   135,40   153,00   150,00   151,00   160,30   152,30   146,30   152,00   162,50   161,80   169,20   164,00  Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja 88,40     100,00   99,50     73,40     67,00     81,90     68,00     103,00   91,40     96,50     86,50     97,50     100,00   95,00     119,70   127,60   123,70   125,00   118,80   115,10  

Ekspektasi Kegiatan Usaha* 115,50   132,00   129,30   114,10   106,00   128,80   125,50   135,40   124,20   132,20   126,60   124,00   129,00   127,10   136,10   144,40   146,20   145,00   157,80   130,80  Sebelum Maret 2011 : Ekspektasi Kondisi Ekonomi

DHarga Umum 159,30   169,00   165,20   176,90   178,90   170,60   176,70   172,50   156,50   182,00   176,40   173,60   175,30   165,60   164,80   173,20   168,30   171,00   164,30   164,90  

E

Harga Umum 166,70   171,20   178,30   175,30   173,00   168,50   177,40   170,40   166,00   182,50   178,80   175,50   175,20   167,70   162,80   161,40   167,70   170,60   162,80   181,30  Bahan Makanan 178,40   171,50   189,90   194,30   193,00   185,40   187,20   181,40   189,50   185,30   182,70   190,50   175,60   175,30   173,20   174,00   176,90   178,10   177,10   191,60  

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 156,10   157,40   185,70   193,70   186,70   158,00   157,90   180,40   154,10   148,40   172,00   172,90   166,10   165,40   157,50   156,40   167,60   146,50   152,50   165,40  Perumahan, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 165,20   159,40   178,90   189,10   186,00   171,60   183,20   180,50   177,00   170,80   175,30   180,50   164,20   163,30   140,20   146,40   162,40   149,00   134,10   165,20  Sandang 148,90   134,60   172,00   182,80   182,60   153,80   149,30   178,40   144,10   134,80   145,20   148,20   140,40   151,70   135,10   135,40   139,70   127,80   121,20   143,20  

Kesehatan 152,80   142,90   162,10   183,90   181,30   168,30   169,60   170,20   152,80   146,40   156,00   149,30   145,20   152,90   134,20   126,90   147,80   139,80   133,90   144,50  Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 161,80   144,00   171,30   184,00   184,00   153,10   153,30   174,00   160,70   152,30   174,00   172,70   161,50   169,40   146,80   142,30   161,80   166,20   160,60   178,00  Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 164,60   158,30   167,70   189,10   179,50   172,70   176,70   175,10   179,40   160,00   155,70   160,50   151,00   163,10   147,20   139,40   162,30   156,50   158,60   176,90  

FHarga Umum 168,00   177,50   167,00   179,30   184,50   166,00   179,50   178,80   167,70   176,90   180,00   180,40   170,80   170,00   169,80   169,40   179,20   184,40   174,50   175,30  

G Ekspektasi Harga Dalam 6 Bulan yadHarga Umum 165,00   178,50   167,50   181,00   186,00   166,00   181,00   179,40   169,10   181,20   191,50   184,00   172,70   173,00   169,00   155,10   173,10   180,90   177,30   176,40  

HHarga Umum 169,50   178,00   170,40   182,50   190,50   174,00   179,00   180,90   169,20   185,00   186,50   184,90   176,40   178,70   170,50   173,80   183,30   189,40   186,20   186,30  

I Ekspektasi Harga Dalam 12 Bulan yadHarga Umum 166,50   185,00   179,90   183,90   193,40   176,30   179,00   182,90   172,50   188,40   193,50   189,40   181,40   180,80   171,40   178,90   177,30   187,30   182,20   187,40  

J Pengeluaran saat ini 

Pengeluaran Umum 164,50   150,00   160,50   169,50   168,80   165,50   167,50   170,00   150,40   172,90   172,50   157,50   169,00   167,20   160,50   164,40   167,00   167,90   154,30   161,30  Bahan Makanan 188,60   171,50   185,70   186,20   191,10   175,30   195,80   189,50   185,40   186,20   186,40   187,30   185,30   183,20   182,50   188,50   184,30   181,10   180,00   175,60  Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 165,70   146,00   161,10   181,50   179,60   146,90   149,30   179,30   164,90   150,80   165,50   168,70   160,80   163,80   148,40   161,20   165,20   146,60   150,60   152,70  

Perumahan, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 177,70   166,90   178,20   187,30   179,50   173,50   184,20   186,60   175,50   162,10   177,00   174,10   169,80   167,30   149,20   157,70   174,60   162,00   170,30   152,60  Sandang 164,30   143,90   174,40   183,40   174,80   151,40   148,20   181,70   148,90   133,30   140,30   153,10   139,50   153,50   156,40   152,50   149,60   148,30   149,40   154,60  

Kesehatan 170,70   151,20   166,90   173,60   168,30   157,20   169,60   176,10   152,90   155,40   147,40   146,30   148,20   157,30   141,90   139,20   144,90   145,00   144,60   145,40  Transportasi dan Komunikasi 170,80   165,40   168,40   176,50   177,70   152,00   157,90   180,20   174,70   153,30   175,70   172,30   177,20   164,60   164,60   162,50   170,80   179,10   161,50   168,60  Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 183,80   161,70   168,90   183,40   178,10   168,80   178,70   181,30   169,70   168,70   151,40   163,20   162,10   162,10   162,90   154,00   165,30   163,80   166,70   165,10  

K Ekspektasi Pengeluaran 3 Bulan yadPengeluaran Umum 165,90   150,50   165,50   165,00   130,70   154,50   153,00   169,50   151,80   173,40   176,00   172,00   169,00   171,90   153,80   151,40   162,90   169,00   154,90   158,30  

Bahan Makanan 185,60   178,70   185,30   186,90   180,80   174,80   195,10   190,10   184,30   189,40   190,20   191,20   180,70   187,30   181,80   175,50   184,30   185,20   185,20   183,50  Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 163,00   150,00   169,40   178,00   149,40   160,00   172,70   183,90   158,60   157,60   174,80   171,60   162,80   164,40   162,00   151,50   165,20   155,70   161,20   160,20  Perumahan, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 178,20   169,10   181,00   181,60   154,60   169,20   182,30   191,50   173,50   174,40   179,30   184,80   176,60   165,80   150,40   155,90   174,60   163,80   157,80   175,00  

Sandang 162,20   147,10   175,40   184,20   142,40   165,00   168,00   184,40   150,00   141,10   156,00   156,90   142,80   160,30   158,40   139,80   149,60   143,50   145,60   158,00  Kesehatan 166,90   153,60   173,00   176,40   150,00   162,50   172,60   177,60   155,00   156,80   154,70   155,70   144,70   146,90   140,30   129,30   144,90   146,40   149,30   147,10  

Transportasi dan Komunikasi 171,90   159,50   176,00   183,00   155,00   166,90   179,00   182,10   176,70   156,10   181,20   173,60   170,70   170,80   160,00   161,30   170,80   188,10   167,90   171,40  Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 181,60   160,60   174,20   181,50   151,90   175,00   186,60   189,60   164,50   174,60   160,20   169,40   157,80   168,40   156,60   147,00   165,30   164,50   161,80   159,80  

L

Tingkat Suku Bunga Tabungan 6 Bulan yad 124,00   125,50   123,70   126,60   111,50   126,00   119,00   140,90   116,70   123,00   113,10   119,70   126,60   119,80   129,00   128,70   126,10   120,80   130,60   120,60  Jumlah Tabungan 6 Bulan yad 113,00   125,10   134,80   131,20   118,00   133,00   128,50   149,50   131,40   131,90   127,80   128,50   138,70   140,70   136,00   144,10   147,00   148,20   159,40   134,30  

Posisi Pinjaman 6 Bulan yad 140,00   136,40   132,00   154,20   136,80   157,00   176,20   161,90   154,10   162,80   158,10   129,80   152,10   156,60   159,20   156,00   152,60   156,00   146,80   153,70  Pendapatan Per Bulan Untuk Pengeluaran Rutin & Cicilan  84,80     107,40   111,30   118,50   103,80   120,60   149,60   130,00   149,00   96,20     103,40   97,70     104,00   116,30   108,10   92,00     110,00   102,70   108,40   107,10  

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Kondisi Ekonomi Saat Ini Dibanding 6 Bulan Yang Lalu

Ekspektasi Konsumen Dalam 6 Bulan yad

Ekspektasi Harga Dalam 3 Bulan yad

Indikator Ekonomi Lainnya

Harga Saat Ini Dibandingkan 3 Bulan Yang Lalu

Harga Saat Ini Dibandingkan 6 Bulan Yang Lalu

Harga Saat Ini Dibandingkan 12 Bulan Yang Lalu

Tabel 1Indeks Keyakinan Konsumen, Ekspektasi Harga, Rencana Konsumsi dan

Indikator Ekonomi

Keterangan2011 2012

Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des

Laki‐laki 69,30 67,20 66,50 73,40 63,80 65,50 63,00 60,30 56,10 60,50 65,00 51,80 49,20 53,00 51,50 62,60 61,80 62,50 53,80 43,70Perempuan 30,70 32,80 33,50 26,60 36,20 34,50 37,00 39,70 43,90 39,50 35,00 48,20 50,80 47,00 48,50 37,40 38,20 37,50 46,20 56,30

Rp 1 juta ‐ Rp 3 Juta 77,40 78,60 82,20 76,80 79,70 92,00 89,00 92,30 95,80 85,20 90,90 87,50 80,90 85,30 82,80 84,90 82,10 81,40 88,60 90,80Di atas Rp 3 juta ‐ Rp 5 juta 13,30 13,20 10,00 21,70 17,20 7,60 11,00 6,70 3,70 8,70 7,00 11,50 15,50 11,10 14,20 12,70 14,30 13,00 9,90 7,60Di atas Rp 5 Juta 9,20 8,10 7,90 1,50 3,00 0,50 0,00 1,00 0,50 6,10 2,00 1,00 3,60 3,50 3,00 2,50 3,60 5,50 1,60 1,5020‐40 tahun 73,50 81,80 80,10 85,30 82,20 88,90 88,50 87,20 85,70 68,30 70,60 72,50 70,60 79,00 73,50 78,60 73,70 69,80 70,90 80,90Diatas 40‐60 tahun 26,50 16,70 19,40 14,70 17,80 9,00 11,50 12,80 13,80 26,20 28,00 25,50 25,30 18,50 24,50 20,30 25,30 28,20 26,20 18,00Di atas 60 tahun 0,00 1,50 0,50 0,00 0,00 2,00 0,00 0,00 0,50 5,50 1,50 2,00 4,10 2,50 2,00 1,00 1,00 2,00 3,00 1,00

SLTA 56,90 36,70 51,00 42,90 39,40 42,00 51,50 34,80 41,70 29,30 50,80 43,70 44,60 42,90 61,30 37,80 49,20 33,80 39,50 39,10D3 11,20 12,10 12,00 16,20 17,20 10,00 8,60 4,50 10,40 21,70 10,10 8,50 8,70 11,20 8,50 10,20 10,70 9,60 7,20 5,60Sarjana 29,40 44,70 35,00 40,40 42,90 46,00 38,90 57,60 45,30 41,90 34,70 41,70 42,60 41,30 29,60 45,40 36,50 51,00 45,60 50,30Pasca sarjana 2,50 6,50 2,00 0,50 0,50 2,00 1,00 3,00 2,60 7,10 4,50 6,00 4,10 4,60 0,50 6,60 3,60 5,60 7,70 5,10

4 Tingkat Pendidikan

1 Jenis Kelamin

2 Tingkat Pengeluaran

3 Kelompok Umur

Tabel 2Profil Responden

(dalam %)

No Data Responden  Keterangan2011 2012

Tim Ekonomi Moneter 1

Survei Penjualan Eceran

Desember 2012

Pada Desember 2012 indeks penjualan riil tercatat sebesar 123,86 atau meningkat sebesar 1,61% (mtm). Peningkatan indeks terjadi pada kelompok Makanan dan Tembakau, kelompok Barang Budaya dan Rekreasi, dan kelompok Bahan Bakar Kendaraan. Komoditas yang penjualannya mengalami peningkatan indeks tertinggi adalah kelompok Makanan dan Tembakau.

Sementara itu, indeks penjualan riil di bulan Januari 2013 diprakirakan mengalami penurunan sebesar 3,70% menjadi 119,28. Turunnya indeks diprakirakan karena turunnya penjualan pada kelompok Makanan & Tembakau, kelompok Peralatan dan Komunikasi dan kelompok Perlengkapan Rumah Tangga (RT) Lainnya.

Tekanan terhadap harga umum pada 3 dan 6 bulan ke depan diperkirakan turun masing-masing sebesar 8,91 poin dan 16,67 poin dengan indeks 129,99 dan 126,66. Sementara itu, suku bunga kredit untuk 3 bulan ke depan diprakirakan mengalami penurunan sebesar 8,89 poin, namun dalam 6 bulan ke depan diprediksi akan naik sebesar 4,45 poin.

Perkembangan Penjualan Riil

Secara umum, indeks penjualan eceran bulan Desember 2012 meningkat

sebesar 1,61% (mtm) dibandingkan dengan periode survei bulan sebelumnya.

Kenaikan indeks penjualan riil terjadi pada kelompok Makanan dan Tembakau,

sebesar 6,61% diikuti oleh kelompok Barang Budaya dan Rekreasi (5,65%) dan

kelompok Bahan Bakar Kendaraan (2,12%). Sementara itu, terdapat 4 kelompok

komoditi yang mengalami penurunan indeks penjualan riil, yaitu kelompok

Perlengkapan Rumah Tangga (RT) Lainnya (-2,65%), kelompok Barang Lainnya1

(-2,03%), kelompok Peralatan dan Komunikasi (-1,51%) dan kelompok Suku

Cadang & Aksesori Kendaraan (-0,09%).

1 meliputi barang kerajinan, seni, pakaian jadi, alas kaki dan perlengkapannya, kacamata, perhiasan, jam, tas, dompet, koper, farmasi, kosmetik, elpiji untuk rumah tangga dan minyak tanah.

2013

Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des Jan*

1 Suku Cadang & Aksesori Kendaraan 110.24 102.10 100.32 105.87 99.32 105.45 107.11 111.16 113.48 115.54 113.13 115.98 115.88 115.44

2 Makanan dan Tembakau 128.36 101.90 102.17 96.26 89.45 99.60 101.20 99.92 101.85 99.66 102.57 100.15 106.77 96.17

3 Bahan Bakar Kendaraan 97.23 105.47 111.46 112.23 104.04 101.13 101.76 102.75 103.22 104.23 102.72 106.07 108.32 108.23

4 Peralatan dan Komunikasi 86.46 89.14 84.59 96.88 93.87 92.51 96.21 97.39 99.50 97.23 100.14 95.36 93.92 86.29

5 Perlengkapan RT Lainnya 98.83 110.47 108.30 96.78 101.85 104.58 103.07 108.33 112.77 114.08 111.40 112.66 109.67 101.81

6 Barang Budaya dan Rekreasi 211.55 146.78 128.50 148.47 161.24 176.18 171.06 178.92 187.24 192.65 199.38 208.14 219.90 218.10

7 Barang Lainnya 89.33 116.63 119.27 119.05 116.93 116.15 120.57 113.64 111.15 111.01 106.96 114.91 112.57 108.91

117.43 110.35 107.80 110.79 109.53 113.66 114.42 116.01 118.46 119.20 119.47 121.90 123.86 119.28

*) Proyeksi

Tabel 1Indeks Penjualan Eceran

2011 2012No Kelompok Barang

Rata-rata

SURVEI PENJUALAN ECERAN

Indeks Penjualan Riil Desember 2012

meningkat sebesar 1,61% (mtm)

Metodologi

Survei Penjualan Eceran (SPE) dilaksanakan untuk memperoleh informasi dini mengenai arah pergerakan PDRB dari sisi konsumsi swasta. SPE merupakan survei yang dilaksanakan terhadap sekitar 90 pengecer sebagai responden (purposive sampling) di kota Yogyakarta. Responden dikelompokkan berdasarkan 7 Klasifikasi Lapangan Usaha Industri (KLUI) tahun 2007 dan hasil survei disajikan dalam bentuk indeks riil. Survei sampai dengan akhir 2010 dilakukan secara triwulanan, baru sejak Januari 2011 dilakukan secara bulanan

Tim Ekonomi Moneter 2

Survei Penjualan Eceran

Kelompok barang yang mengalami kenaikan indeks penjualan riil tertinggi

adalah kelompok Makanan dan Tembakau sebesar 6,61%. Kenaikan ini

disebabkan oleh kenaikan permintaan pada sub kelompok bahan makanan,

minuman dan makanan jadi serta tembakau.

Indeks penjualan eceran kelompok Barang Budaya dan Rekreasi pada

bulan Desember 2012 juga mengalami kenaikan 5,65% dari 208,14 menjadi

219,90 yang bersumber dari meningkatnya penjualan pada sub kelompok kertas,

karton, cetakan, alat tulis dan mainan anak-anak. Harga berbagai macam alat

tulis mengalami kenaikan selama masa ujian akhir semester bagi sekolah dasar

dan menengah.

Kelompok lain yang mengalami peningkatan indeks penjualan eceran

adalah kelompok barang Bahan Bakar Kendaraan sebesar 2,12% yang

disebabkan naiknya penjualan pada sub kelompok minyak pelumas (oli).

Permintaan penggantian oli mengalami peningkatan untuk penggunaan

kendaraan selama musim liburan.

Di sisi lain, indeks penjualan eceran pada kelompok Perlengkapan RT

Lainnya turun sebesar -2,65% yang dipengaruhi oleh penurunan penjualan pada

sub kelompok perlengkapan konstruksi, mebel, perabot rumah tangga, bahan

konstruksi tanah liat, alat musik, bahan konstruksi logam, barang elektronik

(audio/video) dan pasir. Permintaan beberapa bahan bangunan mengalami

penurunan karena pada saat ini proses penyelesaian pekerjaan bangunan sudah

sampai pada tahap finishing.

Indeks penjualan eceran kelompok Barang Lainnya pada bulan Desember

2012 juga mengalami penurunan sebesar -2,03% dari 114,91 menjadi 112,57

yang bersumber dari turunnya penjualan pada sub kelompok kacamata,

perhiasan, jam, barang kerajinan dan seni.

Indeks penjualan pada kelompok Peralatan dan Komunikasi juga

mengalami penurunan sebesar -1,51% yang bersumber dari turunnya penjualan

pada sub kelompok elektronik (audio/video) dan penjualan voucher.

Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des

1 Suku Cadang & Aksesori Kendaraan 1.45 (7.38) (1.75) 5.54 (6.19) 6.17 1.57 3.78 2.09 1.81 (2.08) 2.51 (0.09)

2 Makanan dan Tembakau (9.04) (20.62) 0.27 (5.78) (7.08) 11.35 1.61 (1.26) 1.93 (2.16) 2.93 (2.36) 6.61

3 Bahan Bakar Kendaraan 3.55 8.48 5.68 0.69 (7.30) (2.79) 0.62 0.98 0.45 0.99 (1.45) 3.26 2.12

4 Peralatan dan Komunikasi (2.16) 3.09 (5.11) 14.53 (3.11) (1.44) 4.00 1.22 2.17 (2.28) 3.00 (4.78) (1.51)

5 Perlengkapan RT Lainnya (4.34) 11.78 (1.96) (10.64) 5.23 2.68 (1.45) 5.11 4.10 1.16 (2.35) 1.13 (2.65)

6 Barang Budaya dan Rekreasi 69.84 (30.62) (12.45) 15.55 8.60 9.26 (2.91) 4.59 4.65 2.89 3.49 4.40 5.65

7 Barang Lainnya (1.03) 30.55 2.27 (0.19) (1.78) (0.66) 3.81 (5.75) (2.19) (0.13) (3.65) 7.43 (2.03)

9.57 (6.03) (2.31) 2.78 (1.14) 3.77 0.68 1.39 2.11 0.62 0.23 2.03 1.61

2011 2012

Rata-rata

No Kelompok Barang

Pertumbuhan Penjualan Riil Secara Bulanan (m-t-m)Tabel 2

Tim Ekonomi Moneter 3

Survei Penjualan Eceran

Kelompok lain yang mengalami penurunan indeks penjualan adalah

kelompok Suku Cadang dan Aksesori Kendaraan sebesar -0,09% yang lebih

disebabkan turunnya penjualan pada sub kelompok kendaraam dan suku cadang

sperti ban luar motor, busi dan rantai motor.

Grafik 1 Pertumbuhan Indeks Riil Penjualan Eceran

Berdasarkan Kelompok Industri

Ekspektasi Total Penjualan

Responden memprakirakan bahwa penjualan pada 3 dan 6 bulan ke

depan berada dalam range optimis dengan indeks berada di atas 100, yaitu

masing-masing sebesar 129,99 dan 126,66. Meskipun demikian, optimisme

tersebut sedikit menurun dibandingkan dengan ekspektasi responden periode

sebelumnya, masing-masing turun sebesar 8,91 poin dan 16,67 poin.

Menurunnya ekspektasi penjualan eceran pada 3 dan 6 bulan ke depan menurut

responden disebabkan cuaca buruk dan masa liburan sekolah yang sudah

berakhir sehingga menyebabkan turunnya permintaan konsumen.

Prakiraan Harga Umum dan Suku Bunga Kredit

Tekanan terhadap harga pada 3 dan 6 bulan ke depan diprakirakan

menguat masing-masing 6,65 poin dan 3,32 poin dengan indeks 148,88 dan

145,55. Mayoritas responden berekspektasi bahwa harga-harga produk pada 3

(15.00)

(10.00)

(5.00)

-

5.00

10.00

15.00

-

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1*

2011 2012

Indeks Penjualan Riil

Pertumbuhan Penjualan Riil (mtm) %

%Indeks

Tekanan harga umum pada 3 dan 6 bulan ke

depan diprakirakan menguat

Penjualan pada 3 dan 6 bulan ke depan masih dalam range optimis

Catatan: Survei sampai dengan 2010 dilakukan secara triwulanan, baru sejak Januari 2011 dilakukan secara bulanan

Tim Ekonomi Moneter 4

Survei Penjualan Eceran

dan 6 bulan ke depan secara umum akan meningkat dengan alasan adanya

kenaikan harga dari distributor akibat naiknya biaya bahan baku dan kenaikan

harga BBM.

Sementara itu, suku bunga kredit pada 3 bulan ke depan diprakirakan

turun 8,89 poin dengan indeks 98,90 yang lebih dipengaruhi oleh adanya

persaingan antar bank. Adapun suku bunga kredit pada 6 bulan ke depan

diprakirakan naik 4,45 poin dengan indeks 102,22 yang disebabkan

meningkatnya permintaan seiring kebutuhan masyarakat bertepatan dengan

kenaikan kelas/masuk sekolah.

Keterangan: Indeks Ekspektasi Penjualan, Harga Umum dan Suku Bunga Kredit dihitung dari Balance Score (Net

Balance + 100). Indeks di atas 100 artinya penjualan, harga umum dan suku bunga diekspektasikan akan meningkat, demikian pula sebaliknya.

Grafik 2

Ekspektasi Pedagang mengenai Harga secara Umum

(0.50)

-

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

110.00

120.00

130.00

140.00

150.00

160.00

170.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2011 2012 2013

Ekspektasi 3 bln yadEkspektasi 6 bln yadInflasi Aktual (qtq)

Indeks % 

Diprakirakan suku bunga kredit pada 3

bulan ke depan mengalami penurunan, sedangkan suku bunga

kredit pada 6 bulan mendatang diprakirakan

sedikit meningkat

Tim Ekonomi Moneter 1

Survei Kegiatan Dunia Usaha

Metodologi

Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) merupakan survei triwulanan yang dilaksanakan sejak triwulan I – 1993 terhadap 160 perusahaan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan dipilih secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan atau pengisian kuesioner langsung oleh responden. Metode perhitungan dilakukan dengan metode bersih (SB-net balance), yakni dengan menghitung selisih antara persentase jumlah responden yang memberikan jawaban ”meningkat” dengan persentase jumlah responden yang memberikan jawaban ”menurun” dan mengabaikan jawaban ”sama”. Khusus penghitungan saldo bersih kegiatan usaha, harga jual dan penggunaan tenaga kerja dilakukan dengan metode Saldo Bersih Tertimbang (SBT-weighted net balance) yang diperoleh dari hasil perkalian saldo bersih sektor/subsektor yang bersangkutan dengan bobot sektor/subsektor yang bersangkutan sebagai penimbangnya.

Berdasarkan hasil survei terhadap responden, kegiatan usaha di DIY pada

triwulan IV-2012 masih mengalami ekspansi usaha, yang tercermin dari

angka Saldo Bersih Tertimbang (SBT) yang positif sebesar 16,97%. Terdapat

5 (lima) sektor yang mengalami ekspansi usaha, yaitu sektor Pertanian;

sektor Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan; sektor Bangunan; sektor

Pengangkutan & Komunikasi; dan sektor Industri Pengolahan.

Optimisme responden dalam memperkirakan kondisi usaha pada triwulan I-

2013 tercermin dari nilai SBT yang tinggi yaitu 15,20%. Faktor utama yang

berkontribusi pada optimisme tersebut adalah perkiraan naiknya jumlah

kunjungan wisata terkait dengan perayaan tahun baru dan beberapa hari

libur nasional. Faktor lainnya adalah perkiraan peningkatan permintaan

domestik dan ekspor, peningkatan kualitas maupun jenis produk yang dijual,

serta membaiknya situasi pasar. Ditinjau dari sektor Pertanian, faktor-faktor

yang mendukung optimisme responden antara lain prediksi keadaan cuaca

yang mendukung dan hasil panen yang optimal.

Profil Responden

Jumlah responden yang menjawab kuesioner pada triwulan IV-2012 tercatat

sebanyak 164 responden, atau response rate sebesar 102,5% dari total target

responden. Responden mewakili beberapa sektor ekonomi utama di DIY dengan porsi

responden disesuaikan dengan pangsa masing-masing terhadap perekonomian di DIY.

Sebagian besar responden pada triwulan laporan tersebar di 5 (lima) sektor,

yaitu: sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (39 responden); sektor Pertanian,

Peternakan, Perikanan & Kehutanan (32 responden); sektor Industri Pengolahan (25

responden); sektor Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan (20 responden) dan sektor

Pengangkutan & Komunikasi (19 responden); dan atau mewakili 82,32% dari total

responden yang mengembalikan kuesioner.

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

Triwulan IV-2012

Response Rate pada triwulan IV-2012 sebesar 102,5%

Tim Ekonomi Moneter 2

Survei Kegiatan Dunia Usaha

Kegiatan Usaha

Realisasi kegiatan usaha di DIY pada triwulan IV-2012 masih ekspansif, tercermin

dari angka Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 16,97, sedikit lebih rendah

dibandingkan pada periode survei triwulan III-2012 dengan nilai SBT 18,48%. Terdapat 5

(lima) sektor yang mengalami ekspansi usaha, yaitu sektor Pertanian (SBT 7,88%); sektor

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan (SBT 3,03%); sektor Bangunan (SBT 2,55%);

sektor Pengangkutan & Komunikasi (SBT 1,95%); dan sektor Industri Pengolahan (SBT

1,88%).

Grafik 2

Realisasi dan Perkiraan Kegiatan Dunia Usaha Di lain pihak, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran mengalami kontraksi

usaha (SBT -0,32%). Sejumlah faktor yang menyebabkan kondisi tersebut antara lain

karena meningkatnya persaingan dari penyedia jasa atau produk lain yang sejenis

tercermin dari banyaknya hotel yang beroperasi saat ini, dan menurunnya permintaan

domestik. Sementara itu, sektor Pertambangan dan sektor Listrik, Gas & Air Bersih masih

belum mengalami ekspansi usaha. Sektor yang juga mengalami stagnasi usaha pada

triwulan IV-2012 adalah sektor Jasa-jasa, yang disebabkan oleh menurunnya permintaan

(30,00)

(20,00)

(10,00)

0,00 

10,00 

20,00 

30,00 

40,00 

III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I*

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Perkiraan Realisasi

SBT (%)

Grafik 1

Responden SKDU

Pertanian19,51%

Pertambangan1,22%

Industri Pengolahan15,24%

Listrik, Gas & Air Bersih1,22%Bangunan

4,88%Perdagangan, Hotel & Restoran23,78%

Pengangkutan & Komunikasi11,59%

Keuangan, Persewaan & Jasa 

Perusahaan12,20%

Jasa‐jasa10,37%

Realisasi kegiatan usaha pada triwulan IV-2013 masih

ekspansif, namun tumbuh melambat

Tim Ekonomi Moneter 3

Survei Kegiatan Dunia Usaha

domestik, memburuknya situasi pasar, serta faktor musiman.

Berdasarkan hasil survei triwulan IV-2012, responden SKDU di DIY menyatakan

masih tetap optimis dalam memandang kondisi kegiatan dunia usaha ke depan (triwulan

I-2013). Hal ini tercermin dari nilai SBT 15,20%. Faktor utama yang berkontribusi pada

optimisme tersebut adalah perkiraan naiknya jumlah kunjungan wisata terkait dengan

perayaan tahun baru dan beberapa hari libur nasional. Faktor lainnya adalah perkiraan

peningkatan permintaan domestik dan ekspor yang disumbang oleh perayaan tahun

baru dan hari libur nasional, peningkatan kualitas maupun jenis produk yang dijual, serta

membaiknya situasi pasar. Ditinjau dari sektor Pertanian, faktor-faktor yang mendukung

optimisme responden antara lain prediksi keadaan cuaca yang mendukung dan hasil

panen yang optimal.

Sektor yang diperkirakan akan memberikan kontribusi besar terhadap ekspansi

usaha pada triwulan I-2013 meliputi sektor Pertanian (SBT 4,32%); sektor Industri

Pengolahan (SBT 4,11%); sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (SBT 3,35%); sektor

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan (SBT 1,92%); sektor Pengangkutan &

Komunikasi (SBT 1,51%); dan sektor Jasa-jasa (SBT 1,27%).

Harga Jual

Realisasi harga jual produk/jasa pada triwulan IV-2012 secara umum mengalami

kenaikan, tercermin dari nilai SBT sebesar 18,57%. Namun demikian, kenaikan tersebut

tidak setinggi realisasi harga jual pada triwulan III-2012 (SBT 21,43%). Peningkatan harga

jual ini terjadi pada 7 (tujuh) sektor usaha, yaitu sektor Pertanian (SBT 5,16%); sektor

Pengangkutan dan Komunikasi (SBT 3,56%); sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (SBT

3,42%); sektor Industri Pengolahan (SBT 2,58%); sektor Bangunan (SBT 2,55%); sektor

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan (SBT 0,87%); dan sektor Listrik, Gas dan Air

Bersih (SBT 0,42%).

Grafik 3

Realisasi dan Perkiraan Harga Jual

‐5

0

5

10

15

20

25

30

35

III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I*

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

SBT (%) Realisasi Perkiraan

Harga jual pada triwulan IV-2012 secara umum

mengalami kenaikan

Kegiatan usaha pada triwulan I-2013 diperkirakan

masih ekspansif

Tim Ekonomi Moneter 4

Survei Kegiatan Dunia Usaha

Menurut responden, penyebab utama kenaikan harga jual tersebut adalah

meningkatnya permintaan pada saat liburan/perayaan hari besar, meningkatnya biaya

bahan baku dan biaya operasional lainnya, dan menurunnya persaingan oleh produk

sejenis sehingga mendorong naiknya harga akhir produk. Fluktuasi nilai tukar rupiah

terhadap dolar juga mengakibatkan naiknya harga produk yang berbahan baku impor

dan produk yang berorientasi ekspor.

Sementara itu, responden memprediksi bahwa pada triwulan I-2013 harga jual

produk/jasa cenderung akan meningkat namun tumbuh melambat. Nilai SBT untuk

triwulan I-2013 tercatat sebesar 7,25%, lebih rendah jika dibandingkan perkiraan harga

jual untuk triwulan IV-2012 (19,00%). Perkiraan kenaikan harga jual terjadi pada 6

(enam) sektor ekonomi dengan kenaikan harga tertinggi diperkirakan akan terjadi pada

sektor Industri Pengolahan (SBT 2,66%); sektor Bangunan (SBT 2,55%); sektor

Perdagangan, Hotel & Restoran (SBT 1,40%); sektor Listrik, Gas & Air bersih (SBT

0,42%); sektor Jasa-jasa (SBT 0,25%); dan sektor Pertanian (SBT 0,16%). Perkiraan

peningkatan harga jual tertinggi terjadi pada sektor Industri Pengolahan, yang didorong

oleh peningkatan biaya operasional lainnya, biaya bahan baku/material, biaya tenaga

kerja, dan fluktuasi nilai rupiah.

Di lain pihak, responden memperkirakan bahwa harga jual produk/jasa sektor

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan pada triwulan I-2013 cenderung akan

menurun. Faktor yang menyebabkan penurunan ini adalah semakin meningkatnya

persaingan oleh produk sejenis.

Penggunaan Tenaga Kerja

Ekspansi kegiatan dunia usaha yang berlangsung pada triwulan IV-2012

berimplikasi pada peningkatan penggunaan tenaga kerja, yang tercermin dari nilai SBT

sebesar 4,08%. Peningkatan tersebut dipicu oleh naiknya jumlah tenaga kerja pada 6

(enam) sektor ekonomi utama, yaitu sektor Pertanian (SBT 2,94%); sektor Bangunan (SBT

1,28%); sektor Pertambangan (SBT 0,72%), sektor Pengangkutan & Komunikasi (SBT

0,62%), sektor Jasa-jasa (SBT 0,51%); dan sektor Keuangan (SBT 0,11%). Menurut

responden, peningkatan tersebut dikarenakan adanya peningkatan produktivitas dan

rekrutmen pegawai baru yang bertujuan meningkatkan kapasitas produksi guna

merespon kenaikan jumlah permintaan dalam dan luar negeri.

Sementara itu, sektor Listrik, Gas & Air Bersih justru mengalami penurunan

penggunaan tenaga kerja, yang tercermin dari nilai SBT sebesar -0,42%. Faktor-faktor

yang menyebabkan penurunan ini adalah banyaknya pegawai yang pensiun atau

mengundurkan diri.

Seiring dengan ekspansi usaha pada triwulan IV-

2012, penggunaan tenaga kerja meningkat

Harga jual diperkirakan semakin meningkat pada

triwulan I-2013, namun tumbuh melambat

Tim Ekonomi Moneter 5

Survei Kegiatan Dunia Usaha

Grafik 4 Realisasi dan Perkiraan Penggunaan Tenaga Kerja

Peningkatan penggunaan tenaga kerja diperkirakan akan terus berlanjut sampai

dengan triwulan I-2013 dengan nilai SBT 12,67%, namun lebih rendah dari perkiraan

pada periode survei sebelumnya (SBT 13,30%). Peningkatan tersebut didorong oleh

perkiraan naiknya jumlah tenaga kerja pada 7 (tujuh) sektor, yaitu sektor Keuangan,

Persewaan & Jasa Perusahaan (SBT 3,93%); sektor Pengangkutan & Komunikasi (SBT

3,38%); sektor Pertanian (SBT 1,31%), sektor Bangunan (SBT 1,28%); sektor

Perdagangan, Hotel & Restoran (SBT 1,13%); sektor Industri Pengolahan (SBT 1,05%);

dan sektor Jasa-jasa (SBT 1,01%). Menurut responden, perkiraan kenaikan penggunaan

tenaga kerja tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan produktivitas, penambahan

pegawai baru, ekspansi usaha melalui penambahan cabang/outlet, serta meningkatnya

permintaan dalam dan luar negeri.

Di sisi lain, sektor Listrik, Gas & Air Bersih diperkirakan cenderung akan

mengalami penurunan penggunaan tenaga kerja, yang tercermin dari nilai SBT sebesar

-0,42%. Faktor utama yang diprediksi berkontribusi pada penurunan ini adalah

banyaknya jumlah pegawai yang memasuki usia pensiun atau mengundurkan diri.

Kapasitas Produksi

Serupa dengan triwulan sebelumnya, dari 4 (empat) sektor yang disurvei pada

triwulan IV-2012, 3 (tiga) sektor mengalami penurunan persentase penggunaan kapasitas

produksi. Kapasitas terpakai saat ini berada pada prosentase 73,18%, lebih rendah jika

dibandingkan dengan kondisi pada triwulan III-2012 (74,04%). Penurunan terbesar

disumbang oleh turunnya kapasitas terpakai pada sektor Pertambangan, yaitu sebesar -

35,00%, disusul oleh sektor Industri Pengolahan (-8,25%) dan sektor Listrik, Gas & Air

Bersih (-2,00%). Sementara itu, sektor Pertanian yang pada triwulan sebelumnya sempat

mengalami penurunan kapasitas produksi terpakai saat ini mengalami peningkatan

sebesar 7,23%. Dari 4 (empat) sektor tersebut, kapasitas terpakai tertinggi berasal dari

-14

-9

-4

1

6

11

16

III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I*

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

SBT (%)

Realisasi Perkiraan

Kapasitas produksi pada Triwulan IV- 2012 tercatat

sebesar 73,18%

Peningkatan penggunaan tenaga kerja diperkirakan akan terus berlanjut pada

triwulan IV-2012

Tim Ekonomi Moneter 6

Survei Kegiatan Dunia Usaha

sektor Listrik, Gas & Air Bersih (88,75%), diikuti oleh sektor Pertanian (75,94%), sektor

Industri Pengolahan (69,96%), dan sektor Pertambangan (55,00%).

Grafik 5

Penggunaan Kapasitas Produksi

Kondisi Keuangan

Kinerja keuangan responden pada triwulan IV-2012 secara rata-rata tumbuh

positif, yang tercermin dari nilai SB sebesar 48,47%. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya (SB 44,17%). Kontribusi terbesar terhadap

tumbuhnya kondisi keuangan usaha berasal dari 5 (lima) sektor, yaitu sektor Keuangan,

Persewaan & Jasa Perusahaan (75,00%); sektor Pengangkutan & Komunikasi (SB

57,89%); sektor Pertambangan (50,00%); sektor Listrik, Gas & Air Bersih (50,00%); dan

sektor Jasa-jasa (SB 50,00%).

Grafik 6

Perkembangan Kondisi KeuanganAkses Kredit

Hasil survei triwulan IV-2012 menunjukkan adanya peningkatan pertumbuhan

akses terhadap kredit yang tercermin dari nilai SB sebesar 59,38%, mengalami kenaikan

sebesar 54,47% dibandingkan triwulan sebelumnya (SB 27,03%).

40

50

60

70

80

90

100

III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Pertanian Industri Pengolahan Rata‐rata

Kapasitas  Terpakai  (%)

0

10

20

30

40

50

60

III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012

SB (%)

Kondisi keuangan para pelaku usaha pada triwulan

IV-2012 tumbuh positif

Pertumbuhan akses kredit perbankan pada triwulan IV-

2012 mengalami peningkatan

Tim Ekonomi Moneter 7

Survei Kegiatan Dunia Usaha

Grafik 7

Perkembangan Akses Kredit Situasi Bisnis

Berdasarkan hasil survei, responden menilai bahwa situasi bisnis pada triwulan

IV-2012 masih kondusif, yang tercermin dari nilai SB sebesar 42,33%, lebih rendah

dibandingkan triwulan III-2012 (SB 44,79%). Dari 8 (delapan) sektor yang dinilai memiliki

situasi bisnis yang kondusif oleh responden, nilai SB tertinggi berasal dari sektor Listrik,

Gas & Air Bersih (SB 100,00%); sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (SB 58,97%);

sektor Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan (SB 45,00%); sektor Jasa-jasa (SB

43,75%); sektor Bangunan (SB 37,50%); sektor Pengangkutan & Komunikasi (SB

36,84%), sektor Pertanian (SB 34,38%); dan sektor Industri Pengolahan (SB 28,00%).

Grafik 8

Realisasi dan Perkiraan Situasi Bisnis

Responden juga memperkirakan bahwa situasi bisnis 6 bulan ke depan akan

semakin kondusif. Kondisi ini ditunjukkan oleh nilai SB yang lebih tinggi, yaitu sebesar

55,83%. Sejumlah sektor diperkirakan akan memberikan kontribusi terbesar terhadap

membaiknya situasi bisnis, yaitu: sektor Bangunan (SB 100,00%); sektor Jasa-jasa (SB

75,00%); sektor Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan (SB 70,00%); dan sektor

Pengangkutan & Komunikasi (SB 57,89%).

‐20

‐10

0

10

20

30

40

50

60

70

III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012

SB (%)

0

10

20

30

40

50

60

70

III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I*

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Realisasi PerkiraanSB (%)

Responden memperkirakan kondisi situasi bisnis 6 bulan ke depan semakin kondusif

Responden menilai situasi bisnis pada triwulan IV-2012

masih kondusif

Tim Ekonomi Moneter 8

Survei Kegiatan Dunia Usaha

2013

I

P R P R P R P R P R P R P R P R P R P

1  Pertanian 4,37 (2,95) 5,91 (0,73) 9,54 (0,69) 1,37 1,00 5,47 2,53 2,92 (0,48) 6,66 9,69 6,03 1,36 4,77 7,88 4,32

2  Pertambangan (0,48) 0,00 0,48 0,00 0,72 (0,48) 0,00 (0,48) 0,48 (0,48) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

3  Industri Pengolahan 2,42 (0,66) 3,34 2,31 3,92 1,29 1,16 2,52 3,95 (0,99) 1,30 (0,84) 3,69 1,16 5,35 3,00 5,28 1,88 4,11

4  Listrik, Gas & Air Bersih 0,42 0,00 0,00 0,42 0,42 0,42 0,42 0,21 0,21 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

5  Bangunan 0,00 (6,81) 0,00 (3,40) 0,00 (1,70) 3,40 0,00 2,04 0,00 0,00 0,00 3,40 7,66 2,55 3,83 2,55 2,55 (1,28)

6  Perdagangan, Hotel & Restoran 3,66 (6,29) 7,95 (3,13) 7,24 1,14 9,22 7,95 3,56 3,31 3,95 (5,30) 5,16 (0,07) 2,76 4,66 2,65 (0,32) 3,35

7  Pengangkutan & Komunikasi 0,67 (2,66) 4,65 0,62 5,60 (0,27) 4,72 1,62 1,29 3,78 (0,54) (1,87) 3,82 1,91 4,40 3,68 2,82 1,95 1,51

8  Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 5,54 4,87 1,34 (1,26) 3,88 2,74 0,76 1,14 4,56 3,42 (1,01) (0,98) 1,80 3,06 (4,49) 1,23 5,75 3,03 1,92

9  Jasa‐jasa 1,35 0,00 2,16 0,00 1,35 1,77 1,52 0,90 1,13 0,25 0,76 2,13 1,49 0,48 0,72 0,72 1,91 0,00 1,27

17,94 (14,50) 25,83 (5,17) 32,67 4,22 22,57 14,86 22,69 11,82 7,37 (7,34) 26,03 23,90 17,32 18,48 25,73 16,97 15,20Keterangan:

 P = Perkiraan

 R = Realisasi

2010

Seluruh Sektor

No Sektor

Tabel 1Realisasi dan Perkiraan Kegiatan Dunia Usaha DIY

(%,SBT)

IV III IV

2012

IIIIII IV

2011

III

Tim Ekonomi Moneter 1

Survei Harga Properti Residensial

Triwulan IV - 2012

Indeks Harga Properti Residensial triwulan IV-2012 diindikasikan

meningkat baik secara triwulanan maupun tahunan masing-masing sebesar 1,45% dan 7,80%. Peningkatan indeks tersebut antara lain disebabkan oleh naiknya harga bahan bangunan, biaya perizinan dan upah pekerja.

Kenaikan harga secara triwulanan terjadi pada semua tipe rumah, yaitu tipe kecil meningkat 1,14%, tipe menengah 3,18% dan tipe besar 0,02%.

Dana internal perusahaan khususnya yang bersumber dari laba ditahan dan modal disetor menjadi sumber utama pembiayaan properti residensial (38,29%), diikuti oleh dana nasabah (21,66%), pinjaman bank (19,04%) dan sisanya lain-lain. Persentase penggunaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) oleh konsumen (44,02%) dengan tingkat suku bunga pada kisaran 6,75% - 15,00%, dan sebagian besar nasabah dikenakan bunga sebesar 9,00%.

Perkembangan Harga Properti Residensial

Survei Harga Properti Residensial (SHPR) di kota Yogyakarta menunjukkan bahwa indeks harga properti residensial pada triwulan IV-2012 sedikit meningkat sebesar 1,45% secara triwulanan (qtq). Namun secara tahunan (yoy) IHPR mengalami peningkatan sebesar 7,80%. Secara triwulanan (qtq), naiknya indeks ini disebabkan oleh meningkatnya harga bahan bangunan, biaya perizinan dan biaya pekerja.

-7.0

-5.0

-3.0

-1.0

1.0

3.0

5.0

7.0

9.0

11.0

0

50

100

150

200

250

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I*

2008 2009 2010 2011 2012 2013

%indeks

Grafik 1Perkembangan IHPR DIY

IHPR % QTQ % YOY

SURVEI HARGA

PROPERTI RESIDENSIAL

Metodologi

Survei Harga Properti Residensial (SHPR) merupakan survei triwulanan yang dilaksanakan sejak triwulan I-1999 terhadap beberapa pengembang proyek perumahan (developer) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah responden mencakup 50 pengembang.

Pengumpulan data dilakukan secara langsung (face to face) mencakup data harga jual rumah, jumlah unit rumah yang dibangun dan dijual pada triwulan bersangkutan serta prakiraan harga jual rumah dalam triwulan berikutnya. Pengolahan data dilakukan dengan metode rata-rata sederhana atas harga rumah pada tiap tipe bangunan rumah, yang terdiri dari tipe kecil (luas bangunan s.d 36m2) , tipe menengah (luas bangunan >36m2 s.d 70m2) dan tipe besar (luas bangunan > 70m2), selanjutnya Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) dihitung dengan metode indeks berantai sederhana.

Secara umum indeks harga properti residensial meningkat sebesar 1,45% secara triwulanan, sedangkan secara tahunan meningkat 7,80%.

Tim Ekonomi Moneter 2

Survei Harga Properti Residensial

Berdasarkan tipe rumah, kenaikan harga dirasakan di setiap tipe rumah yaitu tipe kecil 1,14%, tipe menengah 3,18% dan tipe besar 0,02%.

Sejalan dengan kenaikan harga secara triwulan, secara tahunan (yoy),

indeks harga properti residensial (IHPR) meningkat 7,80% disebabkan oleh kenaikan di setiap tipe rumah, masing-masing tipe kecil sebesar 8,18%, diikuti tipe menengah 8,13% dan rumah tipe besar 7,06%.

Perkiraan Triwulan I - 2013

Untuk perkiraan triwulan I - 2013, indeks harga properti residensial baik secara triwulanan maupun tahunan diperkirakan mengalami peningkatan masing-masing sebesar 1,51% (qtq) dan 8,06% (yoy). Secara triwulanan, ekspektasi peningkatan harga ini lebih disebabkan oleh kenaikan harga rumah tipe besar (2,98%), diikuti kenaikan harga pada tipe menengah (1,45%) dan rumah tipe kecil (0,11%). Di sisi lain, secara tahunan, responden memperkirakan peningkatan indeks harga properti residensial lebih disebabkan oleh naiknya

-2.0

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

0

50

100

150

200

250

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I*

2008 2009 2010 2011 2012 2013

%indeks

Grafik 2Perkembangan IHPR Rumah Tipe Kecil

IHPR % QTQ % YOY

-2.0

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

135

140

145

150

155

160

165

170

175

180

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I*

2008 2009 2010 2011 2012 2013

%indeks

Grafik 3Perkembangan IHPR Rumah Tipe Menengah

IHPR % QTQ % YOY

`

Peningkatan harga diperkirakan akan terjadi pada triwulan I -

2013 baik qtq dan yoy

Tim Ekonomi Moneter 3

Survei Harga Properti Residensial

harga pada rumah tipe menengah (9,36%), diikuti kenaikan harga pada rumah tipe besar (8,97%) dan rumah tipe kecil (5,83%).

Dibandingkan dengan indeks harga sub kelompok biaya tempat tinggal IHK-BPS, kenaikan indeks harga properti residensial menunjukkan arah maupun magnitude yang searah. Indeks harga sub kelompok biaya tempat tinggal mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode sebelumnya, yaitu naik 0,77% dengan indeks 130,87. Di sisi lain, indeks harga properti residensial meningkat sebesar 1,45%.

-2.0

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

145

150

155

160

165

170

175

180

185

190

195

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I*

2008 2009 2010 2011 2012 2013

%indeks

Grafik 4Perkembangan IHPR Rumah Tipe Besar

IHPR % QTQ % YOY

-1.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

10.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I*

2009 2010 2011 2012 2013

%

Grafik 5Perkembangan IHPR dan Indeks Biaya Tempat Tinggal (q-t-q/y-o-y)

Perubahan IHPR (qtq)Perubahan Indeks Biaya Tempat Tinggal (qtq)Perubahan IHPR (yoy)Perubahan Indeks Biaya Tempat Tinggal (yoy)

IHPR menunjukkan arah dan magnitude yang searah

dengan indeks harga sub kelompok biaya tempat

tinggal IHK-BPS

Tim Ekonomi Moneter 4

Survei Harga Properti Residensial

Penawaran dan Permintaan Properti Residensial Triwulan IV-2012

Hasil survei pada triwulan IV-2012 menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa baik dari sisi permintaan maupun penawaran rumah pada setiap tipe rumah adalah stabil/sama. Adapun prakiraan pada triwulan mendatang, sebagian besar responden menyatakan bahwa baik permintaan maupun penawaran rumah dengan tipe kecil dan menengah akan mengalami peningkatan, sedangkan rumah tipe besar diprakirakan relatif stabil.

Pembiayaan Properti Residensial

Pembiayaan properti residensial pada triwulan IV-2012 sebagian besar bersumber dari dana internal perusahaan dengan sumber utama adalah dari laba ditahan dan modal disetor (38,29%), diikuti oleh dana nasabah (21,66%), pinjaman bank (19,04%) dan sisanya adalah lain-lain. Sementara itu, untuk pembelian properti residensial, sebagian besar konsumen memanfaatkan KPR bank (44,02%) dengan tingkat suku bunga mayoritas sebesar 9,00% (range antara 6,75% - 15,00%), diikuti oleh cash bertahap (24,65%) dan sebagian kecil dilakukan dalam bentuk cash keras/tunai (12,62%).

Dana internal perusahaan, dana nasabah dan pinjaman

bank menjadi sumber utama pembiayaan properti,

sementara transaksi pembelian konsumen sebagian

besar menggunakan pembiayaan melalui KPR

Permintaan properti residensial rumah tipe kecil meningkat

dibandingkan dengan periode survei sebelumnya.

Permintaan maupun Penawaran properti residensial pada

triwulan IV– 2012 relatif stabil dibandingkan dengan periode

sebelumnya.

Tim Ekonomi Moneter 5

Survei Harga Properti Residensial

Kecil Menengah Besar Total Kecil Menengah Besar Total

I-2008 1.47 1.26 0.44 1.05 5.32 4.32 3.74 4.46 II-2008 1.66 1.80 1.51 1.65 4.87 3.85 2.02 3.58 III-2008 0.47 0.29 0.12 0.29 4.51 4.23 1.93 3.55 IV-2008 0.42 0.18 0.16 0.25 4.07 3.56 2.23 3.28 I-2009 0.69 0.33 0.57 0.53 3.26 2.61 2.37 2.75 II-2009 0.16 0.24 0.41 0.27 1.74 1.04 1.26 1.35 III-2009 0.30 0.07 0.15 0.18 1.57 0.83 1.30 1.23 IV-2009 0.06 0.29 0.07 0.14 1.21 0.94 1.21 1.12 I-2010 0.36 0.24 0.34 0.31 0.88 0.84 0.97 0.89 II-2010 0.38 0.83 0.62 0.61 1.10 1.43 1.18 1.24 III-2010 0.41 0.55 0.13 0.36 1.21 1.92 1.16 1.43 IV-2010 0.03 0.11 0.34 0.16 1.18 1.73 1.43 1.45 I-2011 0.61 0.81 0.29 0.57 1.44 2.32 1.39 1.72 II-2011 5.60 0.19 0.81 2.20 6.71 1.67 1.58 3.33 III-2011 0.24 1.29 (0.27) 0.42 6.54 2.42 1.18 3.39 IV-2011 3.07 (0.52) 1.51 1.35 9.77 1.77 2.36 4.62 I-2012 2.33 0.31 1.18 1.27 11.65 1.27 3.26 5.35

II - 2012 4.87 4.89 5.75 5.17 10.88 6.02 8.33 8.41 III-2012 (0.33) (0.40) 0.04 (0.23) 10.24 4.25 8.66 7.70 IV-2012 1.14 3.18 0.02 1.45 8.18 8.13 7.06 7.80 I*-2013 0.11 1.45 2.98 1.51 5.83 9.36 8.97 8.06

Keterangan :

- Kecil s.d. 36 m2

- Menengah 36-70 m2

- Besar diatas 70 m2

* Angka Perkiraan

Tabel 1Perubahan Indeks Harga Properti Residensial DIY

TriwulananPerubahan Triwulanan Perubahan Tahunan

I-2008 190.22 151.04 160.69 166.84 II-2008 193.37 153.75 163.11 169.59 III-2008 194.27 154.19 163.30 170.08 IV-2008 195.09 154.47 163.56 170.51 I-2009 196.43 154.98 164.50 171.42 II-2009 196.73 155.35 165.16 171.88 III-2009 197.33 155.47 165.42 172.18 IV-2009 197.44 155.92 165.53 172.42 I-2010 198.15 156.29 166.09 172.95 II-2010 198.90 157.58 167.12 174.00 III-2010 199.71 158.45 167.34 174.63 IV-2010 199.78 158.63 167.91 174.91 I-2011 201.00 159.91 168.40 175.92 II-2011 212.26 160.21 169.76 179.79 III-2011 212.78 162.28 169.31 180.55 IV-2011 219.31 161.44 171.87 182.99 I-2012 224.42 161.94 173.90 185.32 II-2012 235.35 169.86 183.90 194.91 III-2012 234.57 169.18 183.97 194.46 IV-2012 237.24 174.56 184.01 197.27 I*-2013 237.51 177.09 189.49 200.26

Keterangan :

- Kecil s.d. 36 m2

- Menengah 36-70 m2

- Besar diatas 70 m2

* Angka Perkiraan

Tabel 2Indeks Harga Properti Residensial DIY

TriwulanTIPE

Kecil Menengah Besar Total