Laporan Perkembangan PerekonomianDaerah Istimewa Yogyakarta
Triwulan IV 2012
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIADAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
VISI BANK INDONESIA“Menjadi Bank Sentral yang kredibel secara nasional maupun internasional melalui penguatan
nilai-nilai strategis serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil”
MISI BANK INDONESIA“Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter
dan sistem keuangan untuk mendukung pembangunan nasional yang berkesinambungan”
NILAI STRATEGIS BANK INDONESIA“Kompetensi - Integritas - Transparansi - Akuntabilitas - Kebersamaan.”
VISI KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA“Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran
dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan.”
MISI KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA“Mendukung pencapaian kebijakan Bank Indonesia di bidang moneter, perbankan dan sistem
pembayaran secara efisien dan optimal serta memberikan saran kepada Pemda dan lembaga
terkait lainnya di daerah dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi daerah.”
...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakanekonomi daerah, yang didukung dengan penyediaan informasiberdasarkan hasil kajian yang akurat...
(Salah satu dari lima tugas pokok Kantor Perwakilan Bank Indonesia)
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
iv Kata Pengantar
Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Daerah Istimewa Yogyakarta
Unit Kajian Ekonomi
Jl. P. Senopati No.4-6, Yogyakarta
Telp.0274-377755 Fax.0274-371707
Softcopy laporan ini dapat diunduh pada website Bank Indonesia: http://www.bi.go.id
vIndikator Terpilih
Indikator Terpilih
I II III IV I II III IV
Ekonomi Makro Regional
Produk Domestik Regional Bruto (%,yoy) 4,53 4,62 3,18 8,38 7,07 5,97 4,07 4,28 Berdasarkan Sektor- Pertanian (2,11) 8,15 (12,54) 1,36 10,11 0,87 4,29 (1,25) - Pertambangan & Penggalian 13,51 13,18 10,23 11,12 2,56 (0,07) 1,31 4,04 - Industri Pengolahan 9,85 8,74 9,36 (0,53) (3,20) (6,16) (5,34) 6,22 - Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,87 6,13 1,49 8,42 11,42 5,96 8,65 3,01 - Konstruksi 1,69 2,06 3,12 18,45 14,42 4,93 6,72 1,12 - Perdagangan, Hotel & Restoran 2,67 2,07 2,56 13,92 8,25 6,21 3,71 8,75 - Pengangkutan dan Komunikasi 10,08 7,17 6,40 8,52 5,27 6,15 5,91 7,42 - Keuangan Persewaan & Jasa Usaha 9,64 11,04 4,67 6,88 9,83 11,89 13,14 5,35 - Jasa-jasa 6,86 (1,95) 12,58 8,81 6,10 17,18 4,08 1,63 Berdasarkan Permintaan - Konsumsi Rumah Tangga 8,26 7,47 5,94 6,23 6,46 6,84 6,97 6,69 - Konsumsi Pemerintah 2,06 (6,22) 16,32 9,82 4,23 9,83 1,09 6,10 - PMTB 3,55 2,81 4,53 7,01 5,29 5,37 5,29 4,11 - Lain-lain (3,60) 44,34 (39,67) 319,62 17,64 (13,88) (15,31) (99,66)
Ekspor- Nilai Ekspor Non Migas (USD Juta) 65,22 59,49 49,89 66,81 69,18 63,74 65,84 69,92 - Volume Ekspor Non Migas (ribu ton) 14,22 10,84 7,68 23,16 9,74 10,08 8,82 9,06
Impor- Nilai Impor Non Migas (USD Juta) 6,64 7,44 9,13 10,71 7,60 12,58 19,68 16,37 - Volume Impor Non Migas (ribu ton) 0,70 0,54 1,15 3,23 2,01 5,03 10,20 4,59
Indeks Harga Konsumen- Kota Yogyakarta 126,68 126,81 129,01 130,11 131,04 132,23 134,05 135,72
Laju Inflasi Tahunan- Kota Yogyakarta (%,yoy) 7,53 5,9 4,68 3,88 3,45 4,27 3,91 4,31
Perbankan
Dana Pihak Ketiga (Rp Miliar)- Tabungan 12.158 12.567 13.420 14.968 14.710 15.658 16.464 18.663 - Giro 3.501 3.727 3.628 3.644 4.189 4.343 4.903 5.008 - Deposito 9.259 9.753 10.597 10.162 11.111 11.288 11.880 11.211
Kredit (Rp Miliar) - Berdasarkan Lokasi Proyek- Modal Kerja 5.707 6.303 6.434 7.277 7.244 8.138 8.390 8.996 - Konsumsi 7.029 7.359 7.892 8.276 8.436 8.663 9.177 9.651 - Investasi 2.307 2.490 2.732 2.386 2.804 2.985 3.113 3.193
Kredit UMKM (Rp Miliar)- Modal Kerja 4.421 4.960 5.006 5.416 5.541 6.099 6.207 6.613 - Investasi 1.295 1.568 1.618 1.586 1.723 1.972 2.044 2.098
Loan to Deposit Ratio (%) 60,37 62,01 61,70 62,34 61,59 63,24 62,20 62,61 NPL Gross (%) 3,32 3,25 3,05 2,41 2,75 2,70 2,78 2,35
Sistem Pembayaran
Transaksi RTGS - Rata-rata Net Incoming Transfer per bulan (Rp Miliar) 644 30 916 3.002 4.331 5.055 3.086 5.161 - Rata-rata Warkat Incoming Transfer per bulan (lembar) 4.941 4.914 5.467 6.014 4.885 5.328 5.548 6.009
Transaksi Kliring- Rata-rata Harian Nominal Transaksi (Rp Miliar) 33 42 49 42,72 42,65 45,79 49,66 55,63 - Rata-rata Harian Volume Transaksi (lembar) 1.472 1.760 1.821 1.619 1.726 1.754 1.783 1.843
Indikator2011 2012
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
viiKata Pengantar
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Illahi Robbi karena atas rahmat dan karunia-
Nya, Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Triwulan IV
2012 yang sebelumnya diterbitkan dengan judul Kajian Ekonomi Regional (KER) Daerah Istimewa
Yogyakarta, dapat hadir di tangan pembaca. Laporan ini yang kami buat dengan format baru,
selain dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan intern Bank Indonesia, juga diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan pihak ekstern (external stakeholders) terhadap informasi perkembangan
ekonomi regional, maupun perkembangan moneter, perbankan dan sistem pembayaran, serta
informasi beberapa hasil survei yang kami lakukan.
Kami berharap agar Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta
ini dapat memberikan informasi yang memadai mengenai perkembangan makro perekonomian
DIY terkini. Di samping itu, laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
Pemerintah Daerah, Dinas terkait atau stakeholders lainnya dalam mengambil kebijakan.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan. Kami juga mengharapkan kerjasama
dari berbagai stakeholders yang sudah baik selama ini dalam menyediakan data dan informasi
dapat ditingkatkan di masa depan sehingga tersedianya informasi yang terkini dari perekonomian
DIY. Oleh karena itu kami berharap agar hubungan yang lebih baik dapat terjalin di masa
mendatang. Selain itu, kami juga mengharapkan masukan dari berbagai pihak untuk lebih
meningkatkan kualitas kajian ini, sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar.
Semoga Tuhan Yang Maha Pemurah senantiasa melimpahkan ridho-Nya dan
memberikan kemudahan kepada kita semua dalam mengupayakan hasil kerja yang lebih baik.
Yogyakarta, Februari 2013
Kepala Perwakilan Bank Indonesia
Daerah Istimewa Yogyakarta
Mahdi Mahmudy
Direktur
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
viii
Daftar Isi
Daftar Isi
INDIKATOR TERPILIH ..................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xi
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................................. xii
RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................. 1
BAB 1 PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI ................................................................. 5
1. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan ..................................................................... 5
2. Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan .................................................................. 6
2.1. Perkembangan PDRB Sisi Permintaan ................................................... 6
2.1.1.Konsumsi .............................................................................................. 6
2.1.2.Investasi ............................................................................................... 8
2.1.3.Kegiatan Ekspor Impor (Perdagangan Luar Negeri) ................................ 9
2.2. Perkembangan PDRB Sisi Penawaran..................................................... 11
2.2.1.Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran ............................................. 12
2.2.2.Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .................................................. 13
2.2.3.Sektor Industri Pengolahan ................................................................... 14
2.2.4.Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan .............................. 15
2.2.5.Sektor Bangunan .................................................................................. 16
2.2.6.Sektor Jasa-Jasa .................................................................................... 17
2.2.7.Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih ......................................................... 18
2.2.8.Sektor Penggalian ................................................................................ 18
2.2.9.Sektor Pertanian ................................................................................... 19
Boks:
Upaya Meningkatkan Ketahanan Pangan Plus di Kabupaten Bantul, DIY
di Tengah-Tengah Lahan Sawah yang Semakin Tergerus ................................ 21
BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI ................................................................................. 25
1. Inflasi Tahunan .............................................................................................. 25
2. Inflasi Triwulanan ........................................................................................... 28
3. Inflasi Bulanan ............................................................................................... 30
4. Inflasi Inti dan Non Inti ................................................................................... 31
5. Inflasi Kota-Kota Jawa Tengah dan DIY .......................................................... 32
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
ix
Daftar Isi
Daftar Isi
BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN .......................................................................... 33
1. Aset .............................................................................................................. 33
2. Intermediasi Perbankan ................................................................................. 33
3. Penghimpunan Dana ..................................................................................... 34
4. Penyaluran Kredit .......................................................................................... 37
5. Stabilitas Sistem Perbankan ........................................................................... 38
5.1. Risiko Kredit ........................................................................................... 38
5.2. Risiko Likuiditas ...................................................................................... 39
6. Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat ........................................................ 40
6.1. Aset ....................................................................................................... 40
6.2. Penghimpunan Dana .............................................................................. 40
6.3. Penyaluran dan Kualitas Kredit ............................................................... 41
6.4. Fungsi Intermediasi ................................................................................. 41
7. Perkembangan Perbankan Syariah ................................................................ 41
7.1. Aset Perbankan Syariah .......................................................................... 41
7.2. Intermediasi Perbankan Syariah .............................................................. 42
7.3. Penghimpunan Dana .............................................................................. 42
7.4. Penyaluran dan Kualitas Pembiayaan ...................................................... 43
BAB 4 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN .......................................................... 45
1. Sistem Pembayaran Tunai ........................................................................... ... 45
1.1. Aliran Uang Masuk (Cash Inflow) & Aliran Uang Keluar (Cash Outflow) .. 45
1.2. Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) ................................................ 46
1.3. Penukaran Uang .................................................................................... 47
1.4. Temuan Uang Palsu ................................................................................ 48
2. Sistem Pembayaran Non tunai ....................................................................... 49
2.1. Transaksi Kliring ..................................................................................... 49
2.2. Transaksi Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) ............. 50
BAB 5 KEUANGAN PEMERINTAH .................................................................................. 51
1. Pendapatan Pemerintah ................................................................................ 51
2. Belanja Pemerintah ....................................................................................... 52
3. Pembiayaan Pemerintah ................................................................................ 53
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
x
Daftar Isi
Daftar Isi
BAB 6 KETENAGAKERJAAN .......................................................................................... 55
1. Tenaga Kerja ................................................................................................. 55
2. Upah Minimum ........................................................................................... .. 59
3. Kemiskinan ................................................................................................... 59
BAB 7 OUTLOOK KONDISI EKONOMI DAN INFLASI ................................................... 61
1. Prakiraan Pertumbuhan Ekonomi ................................................................... 61
1.1. PDRB Sisi Permintaan ............................................................................. 62
1.2. PDRB Sisi Penawaran .............................................................................. 62
2. Prakiraan Inflasi ............................................................................................. 63
2.1. Prakiran Inflasi Tahunan .......................................................................... 63
2.2. Prakiran Inflasi Bulanan .......................................................................... 64
LAMPIRAN:
1. PDRB DIY Menurut Sektor Atas Dasar Harga Konstan .................................... 68
2. PDRB DIY Menurut Sektor Atas Dasar Harga Berlaku ..................................... 69
3. Indeks Harga Konsumen Kota Yogyakarta ...................................................... 70
4. Indikator Perbankan - DIY.............................................................................. 71
5. Indikator Bank Umum - DIY ........................................................................... 73
6. Indikator Bank Umum - Kabupaten Bantul ..................................................... 74
7. Indikator Bank Umum - Kabupaten Gunungkidul ............................................ 75
8. Indikator Bank Umum - Kabupaten Kulonprogo ............................................. 76
. 9. Indikator Bank Umum - Kabupaten Sleman ...................................... ............ 77
10. Indikator Bank Umum - Kota Yogyakarta ........................................................ 78
11. Indikator BPR - DIY ........................................................................................ 79
12. Indikator BPR - Kabupaten Bantul ................................................................... 80
13. Indikator BPR - Kabupaten Gunungkidul ......................................................... 81
14. Indikator BPR - Kabupaten Kulonprogo ........................................................... 82
15. Indikator BPR - Kabupaten Sleman ................................................................. 83
16. Indikator BPR - Kota Yogyakarta ..................................................................... 84
17. Laporan Survei Konsumen
18. Laporan Survei Penjualan Eceran
29. Laporan Survei Kegiatan Dunia Usaha
20. Laporan Survei Harga Properti Residensial
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
xi
Daftar Tabel
Daftar Tabel
Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan. .............................................................. 6
Tabel 1.2. Pertumbuhan PDRB Sisi Penawaran ............................................................... 12
Tabel 1.3. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang ....................... 15
Tabel 2.1. Inflasi Tahunan .............................................................................................. 26
Tabel 2.2. Inflasi Triwulanan ........................................................................................... 30
Tabel 2.3. Inflasi Bulanan ............................................................................................... 30
Tabel 3.1. Indikator Perbankan ...................................................................................... 33
Tabel 3.2. Kredit Bank Umum per Sektor Ekonomi ......................................................... 38
Tabel 3.3. Indikator Bank Perkreditan Rakyat ................................................................. 40
Tabel 3.4. Indikator Perbankan Syariah .......................................................................... 42
Tabel 4.1. Indikator Sistem Pembayaran Tunai ............................................................... 46
Tabel 4.2. Pemusnahan Uang ........................................................................................ 47
Tabel 4.3. Penukaran Uang Pecahan Kecil ..................................................................... 48
Tabel 4.4. Temuan Uang Palsu yang Dilaporkan ............................................................. 48
Tabel 4.5. Indikator Sistem Pembayaran Non Tunai ........................................................ 49
Tabel 5.1. Realisasi Penerimaan APBD ........................................................................... 51
Tabel 5.2. Realisasi Belanja APBD .................................................................................. 52
Tabel 5.3. Realisasi Pembiayaan APBD........................................................................... 53
Tabel 6.1. Penduduk Bekerja Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama .......................... 58
Tabel 6.2. Indikator Status Ketenagakerjaan .................................................................. 58
Tabel 7.1. Prakiraan Pertumbuhan Ekonomi (Sisi Permintaan) ........................................ 62
Tabel 7.2. Prakiraan Pertumbuhan Ekonomi (Sisi Penawaran) ......................................... 63
Tabel 7.3. Prakiraan Inflasi Kota Yogyakarta ................................................................... 63
Tabel 7.4. Prakiraan Inflasi Bulanan ............................................................................... 64
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
xii
Daftar Grafik
Daftar Grafik
Grafik 1.1. Indeks Keyakinan Konsumen ......................................................................... 7
Grafik 1.2. Indeks Survei Penjualan Eceran ..................................................................... 7
Grafik 1.3. Perkembangan Jumlah Mobil di DIY .............................................................. 7
Grafik 1.4. Perkembangan Jumlah Sepeda Motor di DIY ................................................. 7
Grafik 1.5. Perkembangan Nilai Tukar Petani .................................................................. 8
Grafik 1.6. Kredit Konsumsi Bank Umum ........................................................................ 8
Grafik 1.7. Konsumsi Semen ........................................................................................... 8
Grafik 1.8. Ekspektasi Kegiatan Dunia Usaha ................................................................. 8
Grafik 1.9. Kapasitas Terpakai Dunia Usaha .................................................................... 9
Grafik 1.9. Pertumbuhan Kredit Investasi Bank Umum..................................................... 9
Grafik 1.11.Perkembangan Nilai Ekspor DIY .................................................................... 10
Grafik 1.12.Perkembangan Volume Ekspor DIY............................................................. 10
Grafik 1.13 Komposisi Nilai Ekspor DIY s.d. September 2012 Berdasarkan Komoditas ....... 10
Grafik 1.14 Perkembangan Nilai Impor DIY.................................................................. 11
Grafik 1.15 Perkembangan Volume Impor DIY ................................................................. 11
Grafik 1.16 Komposisi Nilai Impor DIY s.d. September 2012 Berdasarkan Komoditas ........ 11
Grafik 1.17 Perkembangan Wisnu .................................................................................... 12
Grafik 1.18 Perkembangan Wisman ................................................................................. 12
Grafik 1.19 Tingkat Hunian Hotel ..................................................................................... 13
Grafik 1.20.Outstanding Kredit Bank Umum Sektor PHR .................................................. 13
Grafik 1.21.Arus Penumpang Adisutjipto .......................................................................... 13
Grafik 1.22.Penumpang Kereta Api .................................................................................. 13
Grafik 1.23.Outstanding Kredit Bank Umum Sektor Transportasi ....................................... 14
Grafik 1.24.Outstanding Kredit Bank Umum Sektor Industri Pengolahan ........................... 15
Grafik 1.25.Perkembangan Kredit dan NPL Bank Umum .................................................. 16
Grafik 1.26.Perkembangan LDR Perbankan ...................................................................... 16
Grafik 1.27.Outstanding Kredit Bank Umum Sektor Jasa .................................................. 16
Grafik 1.28.Outstanding Kredit Bank Umum Sektor Bangunan .......................................... 17
Grafik 1.29.Penjualan Listrik ............................................................................................ 18
Grafik 1.30. Outstanding Kredit Bank Umum Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih ................ 18
Grafik 1.31.Outstanding Kredit Bank Umum Sektor Penggalian ........................................ 19
Grafik 1.32.Outstanding Kredit Bank Umum Sektor Pertanian .......................................... 19
Grafik 2.1. Inflasi Kota Yogyakarta ................................................................................... 25
Grafik 2.2. Inflasi Kota Yogyakarta Nasional ..................................................................... 25
Grafik 2.3. Inflasi Kelompok Bahan Makanan dan Makanan Jadi (yoy) ............................. 27
Grafik 2.4. Inflasi Kelompok Perumahan, Pendidikan dan Kesehatan (yoy) ....................... 27
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
xiii
Daftar Grafik
Daftar Grafik
Grafik 2.5. Inflasi Kelompok Sandang dan Transpor (yoy) ................................................ 27
Grafik 2.6. Perkembangan Harga Bawang Merah Merah & Bawang Putih ....................... 28
Grafik 2.7. Perkembangan Harga Beras .......................................................................... 28
Grafik 2.8. Inflasi Kelompok Barang (qtq) ........................................................................ 29
Grafik 2.9. Andil Kelompok Barang (qtq) ........................................................................ 29
Grafik 2.10.Ekspektasi Harga 3 Bulan Yad ....................................................................... 31
Grafik 2.11.Perkembangan Nilai Tukar Rupiah ................................................................. 31
Grafik 2.12.Inflasi Kota-Kota Jawa Tengah dan DIY .......................................................... 32
Grafik 3.1. LDR DIY ........................................................................................................ 34
Grafik 3.2. LDR DIY & Nasional ....................................................................................... 34
Grafik 3.3. DPK Perbankan ............................................................................................. 34
Grafik 3.4. BI Rate, Inflasi & DPK Perbankan ................................................................... 34
Grafik 3.5. Pertumbuhan Komponen DPK Perbankan ...................................................... 35
Grafik 3.6. Komposisi DPK Perbankan ............................................................................. 35
Grafik 3.7. Komposisi DPK Menurut Gol. Pemilik ............................................................ 36
Grafik 3.8. Komposisi Tabungan Menurut Gol. Pemilik .................................................... 36
Grafik 3.9. Komposisi Deposito Menurut Gol. Pemilik ...................................................... 36
Grafik 3.10.Komposisi Giro Menurut Gol. Pemilik ............................................................. 36
Grafik 3.11.Kredit Perbankan ........................................................................................... 37
Grafik 3.12.Kredit Modal Kerja ........................................................................................ 37
Grafik 3.13.Kredit Investasi .............................................................................................. 37
Grafik 3.14.Kredit Konsumsi ............................................................................................. 37
Grafik 3.15.Non Performing Loans DIY ............................................................................. 39
Grafik 3.16.NPL Bank Umum per Jenis Penggunaan ......................................................... 39
Grafik 3.17.NPL Kredit Bank Umum - Sektor Ekonomi Utama .......................................... 39
Grafik 3.18.NPL Kredit Bank Umum - Sektor Lainnya ....................................................... 39
Grafik 4.1. Aliran Kas dan PTTB ...................................................................................... 46
Grafik 4.2. Transaksi Kliring ............................................................................................ 50
Grafik 4.3. Transaksi BI-RTGS .......................................................................................... 50
Grafik 6.1. Perkembangan TPAK di DIY .......................................................................... 55
Grafik 6.2. Perbandingan TPAK menurut Kabupaten/Kota di DIY ..................................... 56
Grafik 6.3. Perbandingan TPT Nasional dan DIY .............................................................. 57
Grafik 6.4. Perbandingan TPT menurut Kabupaten/Kota di DIY ....................................... 57
Grafik 6.5. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di DIY ............................................ 69
Grafik 7.1. Prakiraan Pertumbuhan Ekonomi ................................................................... 61
Grafik 7.2. Prakiraan Inflasi Kota Yogyakarta .................................................................. 61
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
1
Ringkasan Eksekutif
RINGKASAN EKSEKUTIF
Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Triwulan IV 2012 tumbuh
4,28% yoy, lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan yang sama
tahun sebelumnya (8,38% yoy), namun lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2012
(4,07% yoy). Di sisi permintaan, sumber pertumbuhan ekonomi adalah konsumsi dan
investasi. Pertumbuhan konsumsi dipengaruhi oleh peningkatan belanja rumah tangga
berkenaan dengan perayaan hari besar keagamaan dan libur panjang akhir tahun, serta
belanja pemerintah yang lebih ekspansif pada triwulan laporan. Sementara itu, peningkatan
investasi terjadi pada investasi pemerintah dan investasi swasta, khususnya investasi
bangunan. Di sisi penawaran, percepatan pertumbuhan terjadi di sektor Perdagangan, Hotel
dan Restoran; sektor Pengangkutan dan Komunikasi; dan sektor Industri Pengolahan. Dengan
demikian, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2012 sebesar 5,32%, lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya sebesar 5,17% yoy.
Tekanan inflasi kota Yogyakarta pada triwulan IV 2012 sebesar 1,24% qtq, lebih
rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 1,38% qtq. Sumber inflasi pada
triwulan dimaksud terutama berasal dari inflasi kelompok Bahan Makanan yang mengalami
kenaikan sebesar 2,41% qtq; kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
2,20% qtq; dan kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 0,84% qtq. Adapun
faktor yang mempengaruhi peningkatan laju inflasi antara lain peningkatan harga kelompok
bahan makanan karena memasuki musim tanam dan tingginya curah hujan, sementara
permintaan sedikit menguat di bulan Desember memasuki musim libur akhir tahun. Secara
tahunan, inflasi tahun 2012 tercatat sebesar 4,31%, lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun
2011 sebesar 3,88% yoy.
Sejalan dengan percepatan pertumbuhan ekonomi DIY, kegiatan perbankan di
DIY pada triwulan IV 2012 menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.
Intermediasi perbankan menunjukkan kinerja yang lebih tinggi dari triwulan sebelumnya.
Penyaluran kredit meningkat sebesar 21,74% yoy, sedangkan penghimpunan dana pihak
ketiga (DPK) meningkat 21,23% yoy sehingga Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan DIY
mencapai 62,61%. Sementara itu, kinerja perbankan syariah juga tumbuh cukup pesat. Aset
perbankan syariah tumbuh 21,67% yoy, penghimpunan dana tumbuh 36,41% yoy dan
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
2
Ringkasan Eksekutif
pembiayaan tumbuh 19,61% yoy. Secara keseluruhan, kualitas kredit perbankan di DIY masih
dalam kondisi baik, tercermin pada NPLs yang hanya sebesar 2,35%.
Perkembangan Sistem Pembayaran di DIY pada triwulan IV 2012 relatif
bervariasi. Aktifitas sistem pembayaran tunai melalui Bank Indonesia mengalami penurunan
setelah pada triwulan sebelumnya melonjak dipengaruhi oleh peringatan hari besar
keagamaan. Pada triwulan laporan, rata-rata net cash inflow sebesar Rp93 miliar, lebih tinggi
dibanding triwulan sebelumnya (Rp48 miliar). Secara keseluruhan posisi kas di BI mencapai
Rp1.737 miliar, meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar Rp1.620 miliar. Sementara itu,
aktifitas sistem pembayaran non tunai meningkat searah dengan percepatan pertumbuhan
ekonomi. Rata-rata harian net incoming transfer RTGS pada triwulan laporan sebesar Rp5.161
miliar, meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar Rp3.086 miliar. Sedangkan rata-rata nilai
nominal kliring per hari meningkat 12,02% qtq, dari 49,66 miliar menjadi 55,63 miliar pada
triwulan laporan. Sementara itu, pada triwulan laporan temuan uang palsu sebanyak 73
lembar, menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 85 lembar.
Kinerja gabungan keuangan Pemerintah Daerah se-DIY sampai dengan triwulan
III 2012 dari sisi penerimaan sangat bagus namun di sisi pengeluarannya belum
optimal. Realisasi penerimaan mencapai 78,12% atau sebesar Rp6.239 miliar terutama
bersumber dari Dana Perimbangan 56,90% dan Pendapatan Asli daerah (PAD) 31,03%.
Sementara itu, di sisi belanja daerah terealisasi sebesar 55,70% atau sebesar Rp4.810 miliar,
dengan realisasi terbesar pada belanja tidak langsung 60,23%. Dengan demikian, neraca
APBD pada posisi akhir triwulan III 2012 masih surplus Rp2.052 miliar.
Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2012 menunjukkan
bahwa Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja sebesar 70,85%, meningkat dibandingkan
keadaan pada Februari 2012 (70,47%). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di DIY pada
Agustus 2012 sebesar 3,97%, turun dibandingkan dengan keadaan Februari 2012 sebesar
4,09% atau tetap jika dibandingkan dengan Agustus 2011 (3,97%). Berdasarkan jenis
pekerjaannya, sekitar 56,6% tenaga kerja tersebut bekerja pada sektor informal, terutama di
sektor Pertanian, perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 26,9%. Tingkat
kemiskinan di DIY sebesar 15,88%, turun jika dibandingkan dengan keadaan Maret 2012
sebesar 16,05%.
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
3
Ringkasan Eksekutif
Perekonomian DIY pada triwulan I 2013 diproyeksikan tumbuh pada kisaran
5,37%+0,5% yoy. Beberapa faktor yang menyertai rasa optimisme tersebut antara lain
adalah perbaikan pendapatan masyarakat, tingginya minat investasi yang masuk ke DIY,
perbaikan kinerja pada beberapa sektor ekonomi unggulan, dan penyelesaian beberapa
proyek infrastruktur. Sementara itu, tekanan inflasi pada triwulan I 2013 diprakirakan
meningkat sebesar 5,25%+0,5% yoy. Faktor yang mempengaruhi antara lain adalah kenaikan
harga produksi terkait dengan kenaikan TTL, UMK, bahan baku dan pada komoditas
hortikultura karena produksi yang terganggu, sementara dari sisi permintaan relatif terjaga.
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
5
Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi
Bab 1 Perkembangan Makroekonomi
Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Triwulan IV 2012 tumbuh
4,28% yoy, lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan yang sama
tahun sebelumnya (8,38% yoy), namun lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2012
(4,07% yoy). Di sisi permintaan, sumber pertumbuhan ekonomi adalah konsumsi dan
investasi. Pertumbuhan konsumsi dipengaruhi oleh peningkatan belanja rumah tangga
berkenaan dengan perayaan hari besar keagamaan dan libur panjang akhir tahun, serta
belanja pemerintah yang lebih ekspansif pada triwulan laporan. Sementara itu, peningkatan
investasi terjadi pada investasi pemerintah dan investasi swasta, khususnya investasi
bangunan. Di sisi penawaran, percepatan pertumbuhan terjadi di sektor Perdagangan, Hotel
dan Restoran; sektor Pengangkutan dan Komunikasi; dan sektor Industri Pengolahan. Dengan
demikian, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2012 sebesar 5,32%, lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya sebesar 5,17% yoy.
1. PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUNAN
Laju pertumbuhan ekonomi tahunan DIY tahun 2012 sebesar 5,32% yoy, lebih
tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun 2011 sebesar 5,17%. Peningkatan ini terutama
didorong oleh pertumbuhan di sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) yang tumbuh
6,69% dengan andil 1,39%. Selanjutnya diikuti oleh sektor Jasa-jasa dan sektor Keuangan,
Real Estate dan Jasa Perusahaan, masing-masing tumbuh sebesar 7,09% yoy dan 9,95% yoy
dengan andil masing-masing sebesar 1,22% dan 0,98%. Sepanjang tahun 2012, kinerja
sektor pertanian meningkat karena kondisi cuaca yang mendukung. Secara keseluruhan, luas
areal panen dan produktifitas meningkat sehingga nilai tambah sektor pertanian meningkat.
Di sisi lain, kinerja sektor industri mengalami pertumbuhan negatif dipengaruhi oleh masih
belum normalnya permintaan ekspor sebagai dampak masih berlarutnya krisis finansial di
Eropa dan Amerika.
Pertumbuhan ekonomi yang membaik sepanjang tahun 2012 tersebut telah mendorong
peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat, antara lain tercermin pada peningkatan
nilai tukar petani dan kenaikan gaji/upah. Di sisi lain dukungan pembiayaan dari lembaga
keuangan yang meningkat. Kondisi tersebut berdampak pada konsumsi masyarakat yang
meningkat dan diikuti oleh peningkatan investasi di DIY.
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
6
Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi
2. PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULANAN
Pertumbuhan ekonomi DIY pada triwulan IV 2012 tercatat sebesar 4,28% yoy, lebih
rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi periode yang sama tahun sebelumnya sebesar
8,38% yoy. Secara umum pada triwulan laporan, perekonomian DIY cukup bergairah seiring
peningkatan aktifitas di sektor ekonomi utama seperti sektor PHR, sektor Pengangkutan dan
Komunikasi, dan sektor Industri Pengolahan. Dengan perkembangan ini, nilai output riil
perekonomian DIY tercatat sebesar Rp5.975 miliar.
2.1. PERKEMBANGAN PDRB SISI PERMINTAAN
Di sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi di DIY didorong Konsumsi dan
Investasi. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan konsumsi Rumah Tangga adalah
peningkatan pendapatan masyarakat sejalan dengan aktifitas ekonomi yang meningkat , serta
libur panjang akhir tahun. Di sisi lain, dukungan pembiayaan perbankan meningkat cukup
tinggi. Sementara itu, konsumsi pemerintah meningkat sejalan dengan ekspansifnya belanja
pemerintah menjelang tutup tahun. Aktifitas perekonomian yang membaik juga turut
mendorong peningkatan investasi. Investasi, baik oleh swasta maupun pemerintah, khususnya
di investasi bangunan masih cukup tinggi.
%
yoy qtq yoy qtq yoy qtq yoy qtq yoyAndil (yoy)
qtqAndil (qtq)
PangsaNilai
(miliar Rp)
1 Konsumsi Rumah Tangga 6,23 1,66 6,46 1,38 6,84 1,61 6,97 2,15 6,69 3,16 1,40 0,68 48,38 2.891
2 Konsumsi Pemerintah 9,82 4,93 4,23 -17,23 9,83 14,94 1,09 1,27 6,10 1,31 10,13 2,05 21,83 1.304
3 Investasi (PMTB) 7,01 15,60 5,29 -21,02 5,37 5,14 5,29 9,68 4,11 1,23 14,30 3,80 29,79 1.780
4 Lainnya 319,62 -73,72 17,64 803,22 -13,88 -67,14 -15,31 8,58 -99,66 -1,42 -99,89 -4,50 0,00 0
8,38 1,83 7,07 2,16 5,97 -3,94 4,07 4,14 4,28 4,28 2,03 2,03 100,00 5.975
Keterangan:
1) PDRB Harga Konstan Tahun 2000 (miliar Rp).
*) Angka sementara.**) Angka sangat sementara.
Sumber: BPS DIY, diolah.
Tabel 1.1Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan1
IV**
Total
No Jenis Penggunaan
2011
IV I
2012
II III*
2.1.1. Konsumsi
Konsumsi Rumah Tangga naik 6,69% yoy dan Konsumsi Pemerintah tumbuh
6,10% yoy. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga adalah
pendapatan yang masih membaik yang pembelanjaannya meningkat menghadapi momen
perayaan hari besar keagamaan dan libur panjang akhir tahun. Sementara itu, peningkatan
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
7
Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi
konsumsi pemerintah antara lain didorong oleh peningkatan belanja pemerintah yang
menjelang akhir tahun melonjak.
0
20
40
60
80
100
120
140
160
-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
%
gPDRB Konsumsi
IKK(rhs)
Grafik 1.1 Indeks Keyakinan Konsumen (Survei Konsumen – BI)
-
20
40
60
80
100
120
140
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
%
gPDRB KonsumsiIndeks Penjualan Riil (rhs)
Grafik 1.2 Survei Penjualan Eceran – BI
Pemantauan terhadap peningkatan berbagai besaran ekonomi makro DIY diindikasikan
oleh beberapa hasil survei maupun data prompt. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada
bulan Desember 2012 pada level 125,95 dan Indeks Penjualan Eceran berada pada level
123,86. Kedua angka indeks tersebut berada di atas 100 yang menunjukkan bahwa
keyakinan konsumen dan belanja konsumen masih dalam range optimis. Sementara itu,
beberapa prompt indikator konsumsi terpantau mengalami pertumbuhan positif, antara lain
perkembangan jumlah Mobil dan Sepeda Motor, serta peningkatan Nilai Tukar Petani.
Disisi pembiayaan, dukungan dari lembaga pembiayaan juga masih tinggi.
Outstanding kredit konsumsi pada akhir tahun 2012 mencapai Rp8,26 triliun atau tumbuh
16,16% yoy.
Grafik 1.3 Perkembangan Jumlah Mobil di DIY
0
2
4
6
8
10
12
14
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2011 2012
Chart Title
gPDRB Konsumsi Rumah Tangga gM (rhs)
% (yoy) % (yoy)
Sumber : Ditlantas Polda DIY, data diolah
8
8
8
8
8
9
9
9
9
9
10
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2011 2012
% (yoy)% (yoy) Chart Title
gPDRB Konsumsi Rumah Tangga gSM (rhs)
Grafik 1.4 Perkembangan Jumlah Sepeda Motor di DIY
Sumber : Ditlantas Polda DIY, data diolah
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
8
Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5
4,0
4,5
111
112
113
114
115
116
117
118
119
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
%Nilai Tukar Petani
NTP gNTP(yoy,rhs)
Grafik 1.5 Perkembangan Nilai Tukar Petani
Sumber : BPS DIY
Grafik 1.6 Kredit Konsumsi Bank Umum
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0
5
10
15
20
25
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
Chart Title
gPDRB Konsumsi gKK
% (yoy)% (yoy)
2.1.2. Investasi
Pada triwulan IV 2012 investasi tumbuh 4,11% yoy, namun lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (7,01% yoy) dan
triwulan III 2012 (5,29% yoy). Ekspansi investasi pada triwulan laporan masih didominasi
investasi bangunan, baik properti residensial maupun properti komersial. Hal ini juga
terindikasi dari peningkatan penjualan semen.
Badan Kerjasama dan Penanaman Modal DIY mencatat bahwa sampai akhir tahun 2012
terdapat 51 proyek investasi yang masuk ke DIY dengan nilai mencapai Rp1,4 triliun. Adapun
beberapa proyek yang saat ini sedang berjalan antara lain adalah pembangunan Gedung
Perpustakaan DIY, pembangunan Jalan Layang Jombor, pembangunan beberapa apartemen,
hotel, dan pembangunan proyek properti komersial lainnya.
Grafik 1.7 Konsumsi Semen
-20
0
20
40
60
80
100
-
10
20
30
40
50
60
70
80
90
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2011 2012
Chart T itle
Konsumsi Semen gKonsumsi Semen (rhs)
%ton
-10
-5
0
5
10
15
20
25
30
35
I II III IV I II III IV I II III IV I*
2010 2011 2012 2013
Chart Title
Perkiraan Realisasi
%, SBT
Grafik 1.8 Ekspektasi Kegiatan Usaha
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
9
Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
IV I II III IV I II III IV
2011 2012
Kapasitas Terpakai (%)
Grafik 1.9 KapasitasTerpakai Dunia Usaha
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
Chart Title
Kredit Investasi growth (yoy,rhs)
Grafik 1.10 Pertumbuhan Kredit Investasi Bank Umum
miliar Rp %
Peningkatan kinerja investasi di triwulan laporan dikonfirmasi hasil survei SKDU
dan SPE. Hasil survei SKDU menunjukkan bahwa optimisme pelaku usaha meningkat
sebagaimana tercermin pada realisasi Indeks Saldo Bersih Tertimbang ekspektasi dunia usaha
terhadap kegiatan usaha maupun situasi bisnis. Sementara itu, indeks penjualan bahan
konstruksi menunjukkan pertumbuhan yang membaik.
Dari sisi pembiayaan, dukungan perbankan terhadap investasi meningkat. Pada
triwulan laporan, kredit investasi yang berlokasi di DIY naik 35,88% yoy dengan outstanding
kredit sebesar Rp2,96 triliun.
2.1.3. Kegiatan Ekspor-Impor (Perdagangan Luar Negeri)
Nilai ekspor DIY pada triwulan IV tahun 2012 meningkat dibandingkan periode
yang sama tahun sebelumnya. Nilai ekspor meningkat 4,66% yoy menjadi USD70 juta.
Ekspor dari DIY masih didominasi oleh kelompok Tekstil dan Produk Tekstil (TPT), khususnya
garmen yang permintaannya masih kuat dan tidak terlalu terpengaruh oleh krisis. Disamping
itu, pelemahan nilai tukar Rupiah juga meningkatkan daya saing produk ekspor DIY tersebut.
Di sisi lain, volume ekspor mengalami penurunan 60,88% yoy menjadi 9 ton dibandingkan
periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan volume ekspor tersebut antara lain
disebabkan oleh permintaan yang menurun dari Eropa, khususnya untuk produk furniture.
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
10
Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi
Grafik 1.11 Perkembangan Nilai Ekspor DIY
‐50
‐40
‐30
‐20
‐10
0
10
20
30
40
50
0
10
20
30
40
50
60
70
80
IV I II III IV I II III IV
2010 2011 2012
%, yoyJuta USD
Nilai Ekspor
Pertumbuhan (rhs)
Grafik 1.12 PerkembanganVolume Ekspor DIY
‐80
‐60
‐40
‐20
0
20
40
60
80
100
0
5
10
15
20
25
30
IV I II III IV I II III IV
2010 2011 2012
%, yoyribu ton
Volume Ekspor
Pertumbuhan (rhs)
Komoditas dengan nilai ekspor terbesar hingga bulan Desember 2012 adalah
Pakaian Jadi dan Barang Manufaktur. Berdasarkan hasil liaison ke beberapa eksportir besar
DIY permintaan pakaian jadi dari Kawasan Amerika dan Eropa masih tinggi. Amerika Serikat
masih merupakan pasar yang terbesar (42%), diikuti oleh Jepang (12%) dan Jerman (10%).
Grafik 1.13 Komposisi Nilai Ekspor DIY Tahun 2012 Berdasarkan Komoditas
Pakaian Jadi; 55%
Barang Manufaktur;
12%
Furniture; 11%
Lain‐lain; 23%
Impor DIY pada triwulan IV tahun 2012 meningkat dari sisi nilai maupun volume
dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Nilai impor DIY pada
triwulan laporan sebesar USD16 juta, naik 52,82% dibandingkan periode yang sama tahun
2011 (USD 11 juta). Dari sisi volume, impor DIY sebesar 5 ribu ton, naik 42,44% dari periode
yang sama tahun sebelumnya sebesar 3 ribu ton. Kenaikan produk yang diimpor tersebut
relevan dengan kenaikan produk yang diekspor, yaitu sebagian besar produk yang diimpor
digunakan sebagai bahan baku dari produk barang yang diekspor.
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
11
Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi
Grafik 1.14 Perkembangan Nilai Impor DIY
‐20
0
20
40
60
80
100
120
140
0
5
10
15
20
25
II III IV I II III IV I II III IV
2010 2011 2012
%, yoyJuta USD
Nilai Impor
Pertumbuhan (rhs)
Grafik 1.15 Perkembangan Volume Impor DIY
‐200
0
200
400
600
800
1000
0
2
4
6
8
10
12
IV I II III IV I II III IV
2010 2011 2012
%, yoyribu ton
Volume Impor
Pertumbuhan (rhs)
Berdasarkan jenis barang yang diimpor, baik di sisi nilai maupun volumenya masih
didominasi oleh impor bahan baku. Komoditas dengan jumlah nilai impor terbesar adalah
benang tekstil. Hal ini terkait dengan masih tingginya ketergantungan industri tekstil di DIY
pada bahan baku impor. Sementara itu, berdasarkan negara asalnya, impor DIY yang terbesar
berasal dari Hongkong (36%) dan Cina (21%).
Grafik 1.16 Komposisi Nilai Impor DIY Tahun 2012 Berdasarkan Komoditas
Benang Tekstil; 67%
Bahan Kayu; 14%
Lain‐lain; 14%
2.2. PERKEMBANGAN PDRB SISI PENAWARAN
Dari sisi penawaran, peningkatan aktifitas ekonomi tercermin pada perbaikan kinerja di
sektor PHR; sektor Pengangkutan dan Komunikasi;sektor Industri Pengolahan; dan sektor
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan. Perbaikan kinerja keempat sektor tersebut
dipengaruhi oleh kegiatan usaha yang meningkat sejalan dengan meningkatnya kegiatan
Meeting, Incentive, Conference and Exhibition (MICE) dan libur panjang akhir tahun.
Sedangkan sektor Pertanian tumbuh minus karena sedang bukan musim panen.
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
12
Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi
%
yoy qtq yoy qtq yoy qtq yoy qtq yoyAndil (yoy)
qtqAndil (qtq)
PangsaNilai (miliar
Rp)
1 Pertanian 1,36 -5,78 10,11 60,79 0,87 -37,39 4,29 9,95 -1,25 -0,17 -10,78 -1,60 13,01 777
2 Penggalian 11,12 2,13 2,56 -4,09 -0,07 0,01 1,31 3,41 4,04 0,03 4,89 0,03 0,70 42
3 Industri Pengolahan -0,53 -8,98 -3,20 -0,52 -6,16 -0,02 -5,34 4,56 6,22 0,77 2,13 0,27 12,67 757
4 Listrik, Gas & Air Bersih 8,42 8,41 11,42 -0,43 5,96 0,67 8,65 -0,01 3,01 0,03 2,77 0,03 0,92 55
5 Bangunan 18,45 37,16 14,42 -32,39 4,93 2,61 6,72 12,15 1,12 0,14 29,97 2,92 12,42 742
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 13,92 -0,18 8,25 -2,90 6,21 3,62 3,71 3,27 8,75 1,83 4,66 0,99 21,82 1.304
7 Pengangkutan & Komunikasi 8,52 0,74 5,27 -3,05 6,15 4,28 5,91 3,99 7,42 0,81 2,17 0,24 11,30 675
8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 6,88 7,47 9,83 -1,59 11,89 3,03 13,14 3,82 5,35 0,55 0,08 0,01 10,32 617
9 Jasa-jasa 8,81 -2,48 6,10 -4,88 17,18 15,25 4,08 -2,65 1,63 0,28 -4,77 -0,86 16,83 1.006
8,38 1,83 7,07 2,16 5,97 -3,94 4,07 4,14 4,28 4,28 2,03 2,03 100,00 5.975
Keterangan:
1) PDRB Harga Konstan Tahun 2000 (miliar Rp).
*) Angka sementara.
**) Angka sangat sementara.
Sumber: BPS DIY, diolah.
IV**IV
2011
III
2012
III*
Tabel 1.2Pertumbuhan PDRB Sisi Penawaran1
Total
No Sektor
2.2.1. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) pada triwulan IV 2012 tumbuh
8,75% yoy, lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya
(13,92% yoy), namun lebih tinggi dari triwulan III 2012 sebesar 3,71% yoy.
Pertumbuhan di sektor PHR yang tinggi tersebut dipengaruhi oleh tingginya kegiatan MICE di
DIY dan cukup banyaknya libur panjang menjelang tutup tahun. Seperti biasanya, menjelang
tutup tahun, jumlah kunjungan ke DIY, baik dalam rangka MICE maupun kunjungan wisata
melonjak. Hal ini mendongkrak tingkat hunian hotel dan meningkatkan penjualan di sektor
Perdagangan dan Jasa. Bahkan sektor yang lain juga terdampak, seperti sektor Pengangkutan
dan Komunikasi, dan sektor Industri Pengolahan.
(40)
(30)
(20)
(10)
-
10
20
30
40
50
60
70
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
350.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
Chart Title
Wisnu Growth (yoy,rhs)
% (yoy)orang
Grafik 1.17 Perkembangan Wisnu
Sumber : BPS DIY
(40)
(20)
-
20
40
60
80
100
120
140
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
Chart Title
Wisman Growth (yoy,rhs)
orang % (yoy)
Sumber : BPS DIY
Grafik 1.18 Perkembangan Wisman
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
13
Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi
0
10
20
30
40
50
60
70
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
% Chart Title
Bintang Non Bintang
Grafik 1.19 Tingkat Hunian Hotel Grafik 1.20 Oustanding Kredit Bank Umum Sektor PHR
‐10
0
10
20
30
40
50
60
0
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
% (yoy)Rp miliar
Kredit PHR gPHR (rhs)
Sementara itu, dukungan pembiayaan perbankan ke sektor ini terus meningkat.
Outstanding kredit yang disalurkan di sektor ini pada posisi akhir tahun 2012 mencapai
Rp5.016 miliar, atau tumbuh 33,55% yoy. Sementara itu, rasio NPL kredit sektor ini mencapai
2,81% pada bulan Desember 2012.
2.2.2. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi pada triwulan IV 2012 tumbuh 7,42% yoy,
lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (8,52% yoy).
Kinerja sub sektor pengangkutan pada triwulan laporan didorong antara lain karena tingginya
jumlah kunjungan ke DIY, baik dalam rangka kegiatan MICE maupun kunjungan wisata pada
saat libur panjang. Sebagai informasi, pada triwulan IV adalah puncak pelaksanaan kegiatan
MICE di DIY.
(30)
(20)
(10)
-
10
20
30
40
50
60
0
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
700.000
800.000
I II III IV I II III IV I II III IV
2010 2011 2012
Datang Berangkat gDatang (yoy,rhs) gBerangkat (yoy,rhs)
orang %
Grafik 1.21 Arus Penumpang Adisutjipto
Sumber : BPS DIY
(50,00)
(40,00)
(30,00)
(20,00)
(10,00)
-
10,00
20,00
0
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
700.000
800.000
II III IV I II III IV I II III IV
2010 2011 2012
Penumpang Keretagrowth (yoy, rhs)
orang %
Grafik 1.22 Penumpang Kereta Api
Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika DIY
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
14
Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi
Jumlah penumpang angkutan udara pada triwulan IV 2012 meningkat dibandingkan
periode yang sama tahun sebelumnya. Jumlah penumpang yang datang di Bandara
Adisutjipto meningkat 19,99% yoy, sedangkan jumlah penumpang yang terbang dari Bandara
Adisutjipto tercatat naik 19,27%. Sementara itu, jumlah penumpang kereta api pada triwulan
IV 2012 turun 39,20% yoy karena persaingan tarif dengan moda transportasi yang lain.
Peningkatan jumlah wisatawan yang berlibur juga mendorong peningkatan konsumsi di
subsektor komunikasi.
Dari sisi pembiayaan, dukungan perbankan ke sektor ini meningkat tajam.
Outstanding kredit untuk membiayai sektor pengangkutan di DIY pada posisi Desember 2012
sebesar Rp289 miliar, atau naik 48,71% yoy. Kinerja kredit di sektor ini membaik, tercermin
pada penurunan NPL pada bulan Desember 2012 menjadi 1,38%.
Grafik 1.23 Oustanding Kredit Bank Umum Sektor Transportasi
‐100
0
100
200
300
400
500
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
% (yoy)Rp miliar
Kredit Transportasi
gTransportasi (rhs)
2.2.3. Sektor Industri Pengolahan
Sektor Industri Pengolahan pada triwulan IV 2012 tumbuh 6,22% yoy, lebih
tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya (-0,53% yoy) dan triwulan III 2012
-5,34%. Faktor yang mempengaruhi peningkatan kinerja industri antara lain karena tingginya
permintaan sejalan dengan tingginya jumlah kunjungan wisatawan ke DIY. Hal ini terutama
terjadi pada industri-industri yang tergolong UMKM. Sedangkan dikelompok Industri
Manufaktur Besar dan Sedang terutama terjadi pada industri makanan.
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
15
Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi
qtq yoy qtq yoy
1. Industri Makanan 2,69 -3,14 1,13 3,28
2. Industri Tekstil -7,33 -11,00 4,22 -9,66
3. Industri Pakaian jadi -7,16 2,07 -2,01 -3,11
4. Industri Karet, Barang dari Karet, dan Plastik -3,50 -6,30 1,16 -9,68
5. Industri Mesin dan Perlengkapan ytdl 5,09 -7,44 0,35 -0,45
Industri Besar dan Sedang (IBS) 4,11 -2,71 2,19 3,84
Sumber: BPS DIY
No Kelompok IndustriTriwulan IV 2012
Tabel 1.3Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang di DIY
Triwulan IV Tahun 2012 (dalam persen)
Triwulan III 2012
Sementara dari sisi pembiayaan, dukungan perbankan terhadap sektor ini
meningkat. Outstanding kredit yang disalurkan Bank Umum pada posisi akhir tahun 2012
tercatat sebesar Rp1.150 miliar, tumbuh 22,56% yoy. Perkembangan tersebut diikuti dengan
kualitas kredit yang baik, tercermin pada angka NPL kredit sektor ini hanya sebesar 4,40%.
Grafik 1.24 Oustanding Kredit Bank Umum Sektor Industri Pengolahan
0
5
10
15
20
25
30
35
40
0
200
400
600
800
1.000
1.200
1.400
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
% (yoy)Rp miliar
Kredit Industri gIndustri (rhs)
2.2.4. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan pada triwulan IV 2012 tumbuh
5,35% yoy, lebih rendah dibandingkan triwulan III 2012 (13,14% yoy) dan triwulan
yang sama tahun sebelumnya (6,88% yoy). Persaingan yang semakin meningkat
mendorong suku bunga kredit bank turun, demikian juga tarif-tarif yang menjadi sumber
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
16
Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi
penerimaan bank juga menyesuaikan. Namun demikian, desakan kompetisi yang mendorong
bank-bank untuk lebih efisien masih tertahan oleh peningkatan kegiatan usaha perbankan
sejalan dengan semakin tingginya aktifitas ekonomi. Sementara itu, kegiatan perekonomian
yang meningkat juga mendongkrak kegiatan jasa persewaan dan jasa perusahaan.
Grafik 1.25 Perkembangan Kredit dan NPL Bank Umum
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
% (yoy)Rp miliar
Kredit NPL
Grafik 1.26 Perkembangan LDR Perbankan
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
%
2.2.5. Bangunan
Sektor Bangunan pada triwulan laporan tumbuh 1,12% yoy, lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (18,45%). Pertumbuhan
di sektor Bangunan tidak terlepas dari semakin menariknya DIY sebagai tempat investasi,
khususnya investasi bangunan.
Grafik 1.27 Oustanding Kredit Bank Umum Sektor Bangunan
0
10
20
30
40
50
60
70
0
50
100
150
200
250
300
350
400
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
% (yoy)Rp miliar
Kredit Bangunan gBangunan (rhs)
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
17
Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi
Hal ini tercermin dari masih maraknya pembangunan properti komersial seperti hotel,
condotel, pusat perdagangan dan juga properti residensial, baik perumahan maupun
apartemen.
Dari sisi pembiayaan, dukungan pembiayaan perbankan ke sektor Bangunan di
DIY meningkat. Outstanding kredit untuk membiayai sektor bangunan di DIY pada posisi
Desember 2012 sebesar Rp359 miliar, atau naik 56,81% yoy.
2.2.6. Sektor Jasa-Jasa
Sektor Jasa-jasa pada triwulan IV 2012 tumbuh 1,63% yoy, lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (8,81% yoy) dan
triwulan III 2012 4,08% yoy. Faktor yang mendorong pertumbuhan di sektor ini adalah
pertumbuhan pada subsektor jasa pemerintahan sejalan dengan peningkatan belanja
pemerintah menjelang tutup tahun anggaran. Di sisi lain, kinerja subsektor jasa swasta juga
meningkat karena peningkatan kunjungan wisata sepanjang libur panjang akhir tahun yang
telah menyebabkan obyek-obyek wisata dipenuhi pengunjung. Selain itu, menjelang tutup
tahun, banyak event dilaksanakan di DIY.
Di sisi pembiayaan, kredit sektor jasa mengalami peningkatan. Outstanding kredit
di sektor ini hingga Desember 2012 mencapai Rp3.592 miliar, tumbuh 11,45% yoy.
Peningkatan ini sejalan dengan meningkatnya aktifitas kegiatan sektor PHR.
Grafik 1.28 Outstanding Kredit Bank Umum Sektor Jasa
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
4.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
% (yoy)Rp miliar
Jasa gJasa (rhs)
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
18
Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi
2.2.7. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
Kinerja sektor Listrik, Gas dan Air Bersih pada triwulan IV 2012 naik 3,01% yoy,
lebih rendah dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (8,42%
yoy). Sejalan dengan pertumbuhan beberapa sektor ekonomi utama, pemakaian energi listrik,
gas, dan air bersih meningkat. Namun demikian, nilai riil PDRB sektor ini relatif rendah, yaitu
hanya mencapai Rp55 miliar dengan pangsa terhadap PDRB sebesar 0,92%.
‐10
‐5
0
5
10
15
‐
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
%juta KWH terjual Nilai Tukar Petani
KWH terjual Pertumbuhan (rhs)
Grafik 1.29 Penjualan Listrik
Sumber : PLN DIY
Grafik 1.30 Outstanding Kredit Bank Umum Sektor Listrik Gas dan Air Bersih
‐20
‐10
0
10
20
30
40
50
60
70
0
10
20
30
40
50
60
70
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
% (yoy)Rp miliar
Listrik gListrik (rhs)
2.2.8. Sektor Penggalian
Kinerja di sektor Penggalian pada triwulan IV 2012 tumbuh 4,04% yoy, lebih
lambat dibanding pertumbuhan triwulan yang sama tahun sebelumnya (11,12% yoy).
Faktor yang mendukung pertumbuhan di sektor ini antara lain adalah peningkatan kinerja di
sektor bangunan. Namun pertumbuhan di sektor ini agak melambat dengan adanya
pengaturan untuk tidak menggunakan excavator dalam melakukan penggalian pasir
sehingga output yang diproduksi agak berkurang. Meskipun demikian, pembiayaan Bank
Umum ke sektor ini sampai dengan akhir bulan Desember 2012 naik 96,04% yoy menjadi
Rp16 miliar.
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
19
Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi
Grafik 1.31 Oustanding Kredit Bank Umum Sektor Penggalian
‐50
0
50
100
150
200
0
5
10
15
20
25
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
% (yoy)Rp miliar
Kredit Penggalian
gPenggalian (rhs)
2.2.9. Sektor Pertanian
Pada triwulan laporan, sektor Pertanian tumbuh -1,25% yoy, lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (1,36%, yoy). Penurunan
kinerja sektor pertanian dikarenakan berkurangnya panen memasuki musim tanam tanam
pada akhir bulan Oktober. Sesuai dengan kalender tani, pada triwulan IV merupakan musim
tanam, sehingga produksi pertanian relatif kecil.
Grafik 1.32 Oustanding Kredit Bank Umum Sektor Pertanian
‐80
‐60
‐40
‐20
0
20
40
60
80
100
120
140
0
100
200
300
400
500
600
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
% (yoy)Rp miliar
Kredit Pertanian gPertanian (rhs)
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
20
Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi
Di sisi pembiayaan, porsi kredit dari bank untuk sektor Pertanian meningkat
tajam. Pembiayaan kredit dari bank umum untuk sektor pertanian pada posisi Desember 2012
sebesar Rp522 miliar, naik 120,72% yoy dibandingkan dengan posisi yang sama tahun
sebelumnya. Peningkatan yang pesat ini antara lain karena usaha agribisnis di DIY, ditengah-
tengah lahan pertanian yang semakin berkurang, mengalami peningkatan.
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
21
Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi
Boks
UPAYA MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN PLUS DI KABUPATEN BANTUL, DIY
DI TENGAH-TENGAH LAHAN SAWAH YANG SEMAKIN TERGERUS
Di tengah-tengah semakin berkurangnya lahan sawah di Kabupaten Bantul, DIY,
upaya-upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan dan tentunya untuk menjaga inflasi
tetap harus ditingkatkan. Sebagaimana diketahui, pada tahun ini sasaran produksi beras
nasional adalah surplus 10 juta ton. Target tersebut dalam pencapaiannya akan
dilaksanakan oleh seluruh daerah di Indonesia. Target produksi untuk Kabupaten Bantul
sendiri pada tahun 2012 adalah luas panen 30.525 ha dengan produktifitas 65,96 ton per
ha, sehingga diharapkan gabah kering giling yang dihasilkan dapat mencapai 201.341
ton.
Untuk mencapai target produksi tersebut, selain dihadapkan pada permasalahan luas
lahan yang semakin berkurang, pertanian di Kabupaten Bantul juga menghadapi
permasalahan jumlah penduduk yang semakin bertambah, SDM pertanian yang sebagian
besar sudah berusia lanjut, iklim yang tidak menentu, penyerapan teknologi yang tidak
optimal, dan skala usaha petani yang rendah sehingga akses pembiayaan terbatas. Oleh
karena itu, perlu diupayakan terobosan-terobosan yang mampu meminimalkan
permasalahan-permasalahan dimaksud.
Dihadapkan pada kondisi yang juga hampir terjadi di wilayah lain di Indonesia
tersebut, pada tahun 2012 Bank Indonesia memutuskan untuk melaksanakan program
Inisiatif Ketahanan Pangan di beberapa Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw),
termasuk di KPw Bank Indonesia DIY. Dalam pelaksanaannya, program di masing-masing
KPw memiliki keunikan tersendiri yang disesuaikan dengan kondisi sosial, ekonomi, dan
budaya di masing-masing daerah.
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
22
Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala Perwakilan BI DIY, Mahdi Mahmudy
dengan Bupati Bantul, Sri Surya Widati
Pilot program
Dalam pelaksanaan program inisiatif ini, KPw Bank Indonesia DIY telah menetapkan
Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Mitra Usaha Tani di Desa Wijirejo, Pandak, Bantul
sebagai pilot program. Pemilihan Gapoktan ini antara lain didasarkan pada rekomendasi
dari Pemda Bantul dan hasil survei di lapangan yang menunjukkan bahwa kesungguhan
dan antusiasme dari para anggota Gapoktan untuk berkembang sangat tinggi. Di samping
itu, adanya key person yang bertindak sebagai role model agen perubahan dan dukungan
dari dinas ataupun instansi terkait juga turut berkontribusi pada pemilihan tersebut.
Pilot program pengembangan usaha tani
terpadu ini dilaksanakan dengan 4 (empat) tujuan
utama. Pertama, meningkatkan efisiensi,
produktifitas, dan tingkat produksi tanaman padi.
Kedua, meningkatkan kesempatan kerja dan
mengurangi kemiskinan di kelompok sasaran
program. Ketiga, meningkatkan kapasitas ekonomi
petani dengan melakukan kegiatan produktif
lainnya yang dalam pelaksanaannya bekerjasama
dengan Kelompok Wanita Tani (KWT). Kegiatan ini meliputi antara lain: pemanfaatan lahan
pekarangan ataupun lahan yang menganggur untuk budidaya tanaman sayuran,
pembudidayaan domba dengan konsep zero waste system, dan produksi makanan kecil
lokal. Selanjutnya, meningkatkan kapasitas kelembagaan Gapoktan dan mendorong
Gapoktan untuk mempraktekkan model Resi Gudang.
Selama tahun 2012 sejumlah kegiatan sudah dilaksanakan, antara lain:
1) Pelaksanaan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT)
2) Penerapan sistem pertanian terpadu (integrated farming system)
3) Peningkatan kapasitas kelembagaan Gapoktan, termasuk peningkatan kapasitas dan
penggunaan gudang LDPM, peningkatan pemahaman mengenai Resi Gudang, dan
optimalisasi unit simpan pinjam
4) Implementasi usaha budidaya sayuran di lahan pekarangan dan ternak domba dengan
menggandeng KWT, termasuk melakukan pengolahan pupuk organik
5) Implementasi percontohan pilot program melalui sewa lahan seluas 2,9 Ha yang
dikerjakan oleh 42 petani miskin atau penggarap dengan skema sebagai berikut
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
23
Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi
Keterangan:
1) Petani miskin yang menggarap lahan percontohan dibuktikan dengan Daftar Kepala
Keluarga Miskin di Tingkat Kecamatan.
2) Implementasi teknologi pertanian di lahan sewa lebih mudah sehingga dapat
meningkatkan efisiensi dan produktifitas.
3) Hasil panen akan dibagi sebagai berikut:
• 50% untuk petani penggarap/petani gurem
• 50% akan dikelola oleh Gapoktan dan masuk ke gudang LDPM. Pengelolaan
gabah oleh Gapoktan adalah sebagai berikut:
- 35% sebagai cadangan pangan
- 40% digunakan untuk sewa lahan pada tahun berikutnya
- 25% digunakan sebagai dana bantuan sosial (misalnya dijual kembali
dengan harga murah kepada petani miskin).
4) Pemanfaatan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) milik Lembaga Distribusi Pangan
Masyarakat (LDPM) dan gudang yang dimilikinya, sehingga model Resi Gudang dapat
diaplikasikan di Gapoktan. Di luar hal tersebut, link ke Bulog, Resi Gudang Resmi,
dan perbankan juga akan dilakukan.
BANK INDONESIA
1. Sewa lahan percontohan 2,9 ha 2. Bantuan teknis 3. Bantuan sarana – prasarana produksi 4. Memperkuat kelembagaan dan SDM 5. Mendorong implementasi resi gudang 6. Dukungan kepada Kelompok Wanita Tani
(KWT): ‐ Pemanfaatan lahan pekarangan untuk tanaman sayur dan obat dalam polybag
‐ Usaha produksi makanan kecil lokal ‐ Pembudidayaan ternak domba
GAPOKTAN
1. Memilih petani penggarap 2. Mengelola sistem bagi hasil 3. Menjaga pasokan/stok 4. Link ke Bulog dan Resi Gudang 5. Melaksanakan fungsi Lembaga Keuangan Mikro (LKM) 6. Menduplikasi sistem Resi Gudang dan
menghubungkan dengan LKM
PETANI
1. Efisiensi 2. Produktifitas 3. Penyerapan tenaga kerja 4. Mengurangi kemiskinan
DINAS PERTANIAN
1. Melaksanakan Sekolah Lapangan Pengendalian Tanaman Terpadu (SLPTT)
2. Membina dan mendampingi penerapan Integrated Farming System (IFS) Link antara usaha pertanian dan peternakan
3. Peningkatan kelembagaan Gapoktan dan SDM
4. Mendorong implementasi Resi Gudang, dll.
PEMANGKU KEPENTINGAN LAINNYA
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
24
Bab 1 - Perkembangan Makroekonomi
Deputi Kepala Perwakilan BI DIY, Causa Iman Karana, Kepala Dinas Pertanian dan
Kehutanan Bantul, Edy Suhariyanta, dan Asisten Direktur BI DIY, Djoko Raharto dalam
seremonial Panen Perdana Padi Organik di Lahan Percontohan
Panen Perdana Padi Organik di Lahan Percontohan
Salah satu yang hal yang menjadi concern KPw
Bank Indonesia DIY terhadap program tersebut
adalah menyangkut sustainabilitas program. Agar
kelangsungan program terjaga dan dapat berjalan
dalam jangka panjang, maka sejak dini telah
ditanamkan kepada Gapoktan bahwa maju
mundurnya program yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan petani ini akan sangat
tergantung pada Gapoktan dan anggotanya. Oleh
karena itu, rasa kepemilikan terhadap program ini harus ditumbuhkan pada setiap
anggota Gapoktan.
Sejak pelaksanaannya, program ini telah menjadi
obyek studi banding dari beberapa KPw Pelaksana
program Inisiatif Ketahanan Pangan lainnya seperti KPw
Wilayah I (Sulawesi, Maluku & Papua), KPw Wilayah VII
(Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau dan Jambi), KPw
Provinsi Sulawesi Tengah, KPw wilayah IV (Jawa Timur).
Sejumlah Dinas terkait dan para petani dari daerah
bersangkutan juga turut berpartisipasi di dalam
kunjungan studi banding tersebut.
Pada kesempatan panen perdana di lahan percontohan, ketua Gapoktan Mitra Usaha
Tani, Sdr. Sumarjono menyampaikan bahwa Gapoktan sangat berterimakasih atas
penunjukan, dukungan dan bantuan dari Bank Indonesia kepada Gapoktan Mitra Usaha
Tani. Oleh karena itu kami akan menjaga komitmen agar program ini berjalan dengan
optimal dan berkesinambungan sehingga kesejahteraan petani dapat ditingkatkan.
25
Bab 2 Perkembangan Inflasi
Tekanan inflasi kota Yogyakarta pada triwulan IV 2012 sebesar 1,24% qtq, lebih
rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 1,38% qtq. Sumber inflasi pada
triwulan dimaksud terutama berasal dari inflasi kelompok Bahan Makanan yang mengalami
kenaikan sebesar 2,41% qtq; kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
2,20% qtq; dan kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 0,84% qtq. Adapun
faktor yang mempengaruhi peningkatan laju inflasi antara lain peningkatan harga kelompok
bahan makanan karena memasuki musim tanam dan tingginya curah hujan, sementara
permintaan sedikit menguat di bulan Desember memasuki musim libur akhir tahun. Secara
tahunan, inflasi tahun 2012 tercatat sebesar 4,31%, lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun
2011 sebesar 3,88% yoy.
‐1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
mtm (%) yoy (%) ytd (%)
Sumber: BPS DIY, diolah
Grafik 2.1 Inflasi Kota Yogyakarta
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
Yogya (yoy) Nasional (yoy)
Sumber: BPS DIY, diolah
Grafik 2.2 Inflasi Kota Yogyakarta & Nasional
%
1. INFLASI TAHUNAN
Inflasi Kota Yogyakarta pada tahun 2012 tercatat 4,31% yoy, lebih tinggi
dibandingkan inflasi tahun 2011 (3,88% yoy). Dilihat per kelompok barang, inflasi
tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan harga pada kelompok Bahan Makanan
sebesar 8,11% yoy dengan andil 1,82% yoy. Kenaikan harga pada kelompok tersebut
terutama disumbang oleh kenaikan harga di subkelompok Buah-buahan; Daging dan Hasil-
hasilnya; dan Bumbu-bumbuan. Komoditas yang mendorong kenaikan harga antara lain
daging sapi, bawang putih, jeruk dan telur ayam ras. Kenaikan harga daging sapi dikarenakan
terganggunya pasokan sejalan dengan pengaturan impor daging sapi oleh pemerintah untuk
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
26
Bab 2 - Perkembangan Inflasi
memberikan insentif bagi peternak sapi. Sedangkan kenaikan harga bawang putih antara lain
karena pelemahan nilai tukar mengingat 100% bawang putih di DIY merupakan produk
impor. Sementara, kenaikan harga jeruk dan telur ayam ras disebabkan karena peningkatan
tekanan permintaan sejalan dengan tingginya jumlah wisatawan ke DIY.
% (yoy)
Inflasi Andil Inflasi Andil Inflasi Andil Inflasi Andil Inflasi Andil
1 Bahan Makanan 1,83 0,42 1,91 0,43 6,49 1,43 7,66 1,70 8,11 1,82
2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 7,07 1,45 5,41 1,13 6,09 1,28 5,71 1,21 6,90 1,46
3 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 3,01 0,71 3,00 0,70 3,28 0,77 2,92 0,68 2,98 0,70
4 Sandang 9,40 0,49 9,84 0,51 7,81 0,41 2,91 0,16 3,55 0,20
5 Kesehatan 5,64 0,33 3,12 0,18 1,65 0,10 1,74 0,10 1,93 0,11
6 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 1,73 0,17 1,88 0,19 2,12 0,21 1,23 0,12 1,43 0,14
7 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 2,39 0,30 2,24 0,28 1,97 0,25 1,39 0,17 1,29 0,16
3,88 3,88 3,45 3,45 4,27 4,27 3,91 3,91 4,31 4,31Sumber: BPS DIY, diolah.
2012
IVI II III
Tabel 2.1Inflasi Tahunan
IV
2011
UMUM
No Kelompok
Selanjutnya, kelompok barang yang mengalami peningkatan cukup tinggi dan
memberikan andil terhadap inflasi cukup besar adalah kelompok Makanan Jadi,
Minuman, Rokok, dan Tembakau. Kelompok ini mengalami kenaikan harga 6,90% yoy dan
memberikan andil terhadap inflasi sebesar 1,46%. Subkelompok yang memberikan pengaruh
cukup tinggi adalah Makanan Jadi dengan kenaikan harga 6,00% yoy dan memberikan andil
terhadap inflasi sebesar 0,84%. Komoditas yang mempengaruhi peningkatan harga antara
lain adalah Soto dan Gudeg. Permintaan terhadap kedua komoditas tersebut disebabkan oleh
peningkatan permintaan dan kenaikan harga bahan baku.
Penyumbang inflasi yang cukup besar lainnya adalah kelompok Perumahan, Air,
Listrik Gas dan Bahan Bakar yang mengalami inflasi sebesar 2,98% yoy dan
memberikan andil 0,70%. Inflasi pada kelompok ini terutama didorong oleh kenaikan
subkelompok Biaya Tempat Tinggal, terutama kenaikan harga Kontrak Rumah. Pada
umumnya, pemilik rumah sewa/kontrak melakukan penyesuaian harga setiap tahun.
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
27
Bab 2 - Perkembangan Inflasi
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
I II III IV I II III IV
2011 2012
Bhn Mknan Mknan Jadi Umum
% (yoy)
Sumber: BPS DIY, diolah
Grafik 2.3 Inflasi Kelompok Bahan Makanan dan Makanan jadi (yoy)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
I II III IV I II III IV
2011 2012
Perumahan Pendidikan Umum Kesehatan
% (yoy)
Grafik 2.4 Inflasi Kelompok Perumahan, Pendidikandan Kesehatan (yoy)
0
2
4
6
8
10
12
14
I II III IV I II III IV
2011 2012
Sandang Transpor Umum
% (yoy)
Grafik 2.5 Inflasi Kelompok Sandang dan Transpor (yoy)
Penyumbang inflasi yang cukup besar lainnya adalah kelompok Sandang yang
mengalami inflasi sebesar 3,55% yoy dan memberikan andil 0,20%. Inflasi pada
kelompok ini terutama didorong oleh kenaikan harga subkelompok Barang Pribadi dan
Sandang Lain sebesar 4,87% dengan andil 0,10%. Komoditas yang memberi kontribusi
terbesar adalah emas perhiasan yang pergerakannya dipengaruhi oleh kenaikan harga emas
dunia.
Untuk kelompok komoditas lain di luar empat kelompok barang dan jasa yang
sudah disebutkan di atas, walaupun terjadi kenaikan harga namun memberikan andil
inflasi yang tidak terlalu tinggi. Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan
dengan peningkatan harga mencapai 1,29% yoy dan memberikan andil terhadap inflasi
sebesar 0,16%, terutama dipengaruhi oleh peningkatan biaya Jasa Perpanjangan STNK.
Selanjutnya Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga mengalami kenaikan harga 1,43%
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
28
Bab 2 - Perkembangan Inflasi
yoy memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,14% didorong oleh peningkatan biaya
pendidikan Akademi/Perguruan Tinggi. Sementara itu, kelompok Kesehatan dengan laju inflasi
1,93% yoy dan memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,11%.
Dalam rangka menjaga stabilitas harga, Tim Pengendalian Inflasi DIY terus
melakukan langkah-langkah proaktif antisipatif untuk menjaga pasokan dan stok
bahan pangan di masyarakat. Beberapa langkah yang telah dilakukan antara lain adalah
memberikan informasi mengenai ketersediaan stok di pasar untuk menjaga ekspektasi
masyarakat. Untuk menjaga keseimbangan permintaan dan penawaran pasokan, TPI DIY terus
mendorong petani untuk intensif memelihara tanaman bahan pangan agar produksi tetap
tinggi dan menjaga ketersediaan komoditas pokok di masyarakat.
4.0005.0006.0007.0008.0009.000
10.00011.00012.00013.00014.00015.00016.00017.00018.00019.00020.000
1 9 17 25 33 41 49 57 65 73 81 89 97105
113
121
129
137
145
153
161
169
177
185
193
201
209
217
225
233
241
249
Chart Title
Bawang Merah Bawang Putih
Rp.
Grafik 2.6 Perkembangan Harga Bawang Merah & Bawang Putih
Sumber: Dinas Pertanian DIY
2011 2012
1 2 3 4 5 6 7 8 912 10 11 12
5.500
5.750
6.000
6.250
6.500
6.750
7.000
7.250
7.500
7.750
1 917 25 33 41 49 57 65 73 81 89 97 105
113
121
129
137
145
153
161
169
177
185
193
201
209
217
225
233
241
249
BerasRp.
Grafik 2.7 Perkembangan Harga Beras
Sumber: Dinas Pertanian DIY
2011 2012
1 2 3 4 5 6 7 8 912 10 11 12
2. INFLASI TRIWULANAN
Secara triwulanan, inflasi Kota Yogyakarta pada triwulan laporan mencapai
1,24% qtq, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III 2012 sebesar 1,38% qtq,
namun lebih tinggi dari triwulan IV 2011 sebesar 0,85% qtq. Kontributor utama Inflasi
pada triwulan IV 2012 berasal peningkatan harga kelompok Bahan Makanan sebesar 2,41%
qtq dengan andil 0,55% dan kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
sebesar 2,20% qtq dengan andil 0,47%. Kenaikan harga pada Kelompok Bahan Makanan
terutama bersumber dari kenaikan harga di subkelompok Padi-padian, Umbi-umbian dan
Hasil-hasilnya; subkelompok Bumbu-bumbuan; dan subkelompok Daging dan Hasil-hasilnya.
Komoditas yang mendorong kenaikan harga antara lain adalah Beras, Daging Sapi dan
Bawang Merah. Sedangkan peningkatan harga di kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok
dan Tembakau didorong oleh kenaikan harga pada subkelompok Makanan Jadi (3,17% qtq)
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
29
Bab 2 - Perkembangan Inflasi
karena peningkatan tekanan permintaan pada libur panjang akhir tahun. Komoditas yang
memberikan andil terhadap peningkatan harga di subkelompok Makanan Jadi antara lain
adalah Soto dan Gudeg.
-0,50
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
Bhn Mknan Mknan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor Umum
2012 I 2012 II 2012 III 2012 IV
% (qtq)
Sumber: BPS DIY, diolah
Grafik 2.8 Inflasi Kelompok Barang (qtq)
-0,10
0,00
0,10
0,20
0,30
0,40
0,50
0,60
0,70
0,80
0,90
1 2 3 4 5 6 7
2012 I 2012 II 2012 III 2012 IV
Sumber: BPS DIY, diolah
% (qtq)
Grafik 2.9 Andil Kelompok Barang (qtq)
Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar memberikan andil relatif
tinggi terhadap pembentukan inflasi triwulan IV 2012 dengan kenaikan harga
sebesar 0,84% qtq dan andil sebesar 0,20%. Kenaikan harga bersumber dari kenaikan
harga di subkelompok biaya tempat tinggal dan subkelompok Bahan Bakar, Penerangan dan
Air dengan andil masing-masing 0,10% dan 0,07%. Komoditas yang menyumbang inflasi
tertinggi adalah Kontrak Rumah dan Bahan Bakar Rumah Tangga.
Kelompok Sandang juga memberikan kontribusi terhadap inflasi yang cukup
besar, yaitu naik 0,80% qtq dan memberikan andil inflasi 0,04%. Kenaikan harga pada
kelompok ini terutama disebabkan oleh kenaikan harga emas perhiasan yang memiliki bobot
cukup besar di dalam pembentukan inflasi.
Inflasi di Kelompok Kesehatan tercatat sebesar 0,74% (qtq) dan memberikan
andil 0,04%. Kenaikan harga di Kelompok Kesehatan didorong oleh peningkatan harga di
subkelompok Perawatan Jasmani dan Kosmetika.
Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan; dan Kelompok
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga juga memberikan kontribusi terhadap
pembentukan inflasi triwulan IV 2012 masing-masing sebesar 0,02% dan 0,01%.
Kenaikan harga di Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan disebabkan oleh
kenaikan harga di subkelompok Transportasi karena kenaikan Tarif Angkutan Udara.
Sedangkan kenaikan harga di subkelompok Kursus-kursus/Pelatihan mendorong laju inflasi di
Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga.
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
30
Bab 2 - Perkembangan Inflasi
% (qtq)
Inflasi Andil Inflasi Andil Inflasi Andil Inflasi Andil Inflasi Andil
1 Bahan Makanan 1,99 0,44 0,32 0,07 1,69 0,38 3,47 0,78 2,41 0,55
2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 1,05 0,22 1,20 0,25 1,58 0,34 1,76 0,38 2,20 0,47
3 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0,79 0,18 0,73 0,17 0,72 0,17 0,66 0,15 0,84 0,20
4 Sandang 0,17 0,01 1,15 0,06 -0,31 -0,02 1,88 0,10 0,80 0,04
5 Kesehatan 0,55 0,03 0,55 0,03 0,44 0,03 0,19 0,01 0,74 0,04
6 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga -0,05 0,00 0,44 0,04 0,14 0,01 0,70 0,07 0,15 0,01
7 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0,23 0,03 0,56 0,07 0,39 0,05 0,22 0,03 0,13 0,02
0,85 0,85 0,72 0,72 0,90 0,90 1,38 1,38 1,24 1,24Sumber: BPS DIY, diolah.
IV
2011
I
2012
II III
Tabel 2.2Inflasi Triwulanan
UMUM
IVNo Kelompok
3. INFLASI BULANAN
Angka rata-rata inflasi bulanan (mtm) Kota Yogyakarta selama triwulan IV 2012
tercatat sebesar 0,41% mtm, lebih rendah dari angka rata-rata inflasi pada triwulan
sebelumnya yang mencapai 0,46% mtm. Pada bulan Oktober 2012 Kota Yogyakarta
mengalami inflasi sebesar 0,38% (mtm). Inflasi pada bulan tersebut disebabkan oleh kenaikan
harga Gudeg, Soto, dan Kontrak Rumah.
Pada bulan November 2012, tekanan harga barang dan jasa di Kota Yogyakarta
melemah dibanding bulan sebelumnya, ditandai dengan angka inflasi sebesar 0,20%
mtm. Tekanan inflasi bersumber pada kenaikan harga Daging Sapi, Nasi, Bawang Merah dan
Bawang Putih. Namun kembali normalnya pasokan Daging Ayam Ras dapat menahan laju
kenaikan harga sehingga secara keseluruhan mendorong inflasi bulan November lebih rendah
dari inflasi bulan Oktober.
% (mtm)
Des Mar Jun Sep Okt Nov Des1 Bahan Makanan 1,96 0,48 3,31 0,02 0,39 0,01 2,01
2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0,32 0,77 0,71 0,35 1,08 0,57 0,52
3 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0,23 0,26 0,02 0,34 0,16 0,18 0,50
4 Sandang -0,39 0,26 0,33 1,44 0,61 0,11 0,07
5 Kesehatan 0,02 0,13 0,20 0,14 0,02 0,52 0,20
6 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0,02 0,02 0,05 0,07 0,11 -0,01 0,05
7 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0,17 0,13 -0,04 -0,51 -0,06 -0,03 0,22
0,48 0,36 0,75 0,19 0,38 0,20 0,66Sumber: BPS DIY, diolah.
Tabel 2.3Inflasi Bulanan
KelompokNo
UMUM
IV 2012IV 2011 I 2012 III 2012II 2012
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
31
Bab 2 - Perkembangan Inflasi
Sementara itu, pada bulan Desember 2012 tekanan harga barang dan jasa di Kota
Yogyakarta kembali melemah, dengan angka inflasi 0,66% mtm. Inflasi pada bulan
Desember 2011 bersumber dari peningkatan harga beras karena produksi berkurang
mengingat masih masuk musim tanam. Di sisi lain, permintaan masyarakat di bulan Desember
cenderung naik sejalan dengan liburan panjang akhir tahun.
150
155
160
165
170
175
180
185
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
Sumber: Survei Konsumen
Grafik 2.10 Ekspektasi Harga 3 Bulan Yad
7.000
7.500
8.000
8.500
9.000
9.500
10.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
Nilai Tukar Rupiah thd USDRp.
Grafik 2.11 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah
4. INFLASI INTI DAN NON INTI
Tekanan inflasi inti pada periode Oktober – Desember 2012 sedikit meningkat.
Hal ini diindikasikan oleh hasil Survei Konsumen (SK) yang menunjukkan ekspektasi responden
terhadap kenaikan harga 3 bulan yang akan datang relatif masih tinggi. Indeks tersebut
meningkat dari 167,70 pada triwulan III menjadi 181,30 pada triwulan IV. Di sisi lain, tekanan
imported inflation cenderung meningkat karena pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap USD.
Tekanan harga dari komoditas volatile foods sepanjang tahun 2012 meningkat.
Peningkatan harga komoditas bahan makanan disebabkan antara lain karena gangguan
pasokan pada subkelompok daging dan hasil-hasilnya. Kenaikan harga di kelompok bahan
makanan mendorong peningkatan harga di subkelompok Makanan Jadi. Di sisi lain, tekanan
permintaan meningkat karena tingginya jumlah kunjungan dan kegiatan di DIY. Sementara
itu, kelompok administered prices kenaikan harganya minimal, seiring dengan belum adanya
kebijakan strategis pemerintah.
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
32
Bab 2 - Perkembangan Inflasi
5. INFLASI KOTA-KOTA JAWA TENGAH DAN DIY
Dibandingkan dengan empat kota lain di Jawa Tengah, inflasi tahunan Kota
Yogyakarta (4,31%, yoy) menempati peringkat ketiga. Realisasi seluruh kota di Jawa
Tengah dan DIY pada tahun 2012 lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Kota
Semarang mencatat inflasi tahunan tertinggi sebesar 4,85%, diikuti dengan kota Purwokerto
sebesar 4,73%. Sedangkan, Kota Surakarta mencatat inflasi tahunan terendah di Jawa Bagian
Tengah sebesar 2,87%.
3,40
1,93
2,87 2,58
3,88
4,73
2,87
4,85
3,09
4,31
‐
1
2
3
4
5
6
Purwokerto Surakarta Semarang Tegal Yogyakarta
2011 2012
%
Sumber: BPS DIY
Grafik 2.12 Inflasi Kota-kota Tetangga
33
BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN
Sejalan dengan percepatan pertumbuhan ekonomi DIY, kegiatan perbankan di
DIY pada triwulan IV 2012 menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.
Intermediasi perbankan menunjukkan kinerja yang lebih tinggi dari triwulan sebelumnya.
Penyaluran kredit meningkat sebesar 21,74% yoy, sedangkan penghimpunan dana pihak
ketiga (DPK) meningkat 21,23% yoy sehingga Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan DIY
mencapai 62,61%. Sementara itu, kinerja perbankan syariah juga tumbuh cukup pesat. Aset
perbankan syariah tumbuh 21,67% yoy, penghimpunan dana tumbuh 36,41% yoy dan
pembiayaan tumbuh 19,61% yoy. Secara keseluruhan, kualitas kredit perbankan di DIY masih
dalam kondisi baik, tercermin pada NPLs yang hanya sebesar 2,35%.
1. ASET
Aset perbankan DIY hingga akhir triwulan IV 2012 mencatatkan pertumbuhan
20,12% yoy, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 16,21%
yoy. Peningkatan kinerja perekonomian DIY sepanjang tahun 2012 turut mendorong
perkembangan aktifitas di sektor perbankan, terutama dalam bentuk penghimpunan dana
dan penyaluran kredit.
2. INTERMEDIASI PERBANKAN
Kegiatan intermediasi perbankan pada triwulan laporan secara tahunan
meningkat. LDR perbankan DIY mencapai 62,61%, lebih tinggi dibandingkan triwulan IV
2011 sebesar 62,34% dan triwulan sebelumnya 62,20%. Peningkatan LDR tersebut didorong
I II III IV I II III IV
1 Aset Miliar Rp 29.135 30.779 32.229 33.923 35.554 37.355 39.993 40.749
Pertumbuhan % (yoy) 13,35 17,34 20,39 16,21 22,03 21,37 24,09 20,12
2 Dana Pihak Ketiga Miliar Rp 24.918 26.047 27.645 28.775 30.011 31.289 33.246 34.882
Pertumbuhan % (yoy) 16,28 15,39 20,28 17,33 20,44 20,13 20,26 21,23
3 Kredit Miliar Rp 15.043 16.152 17.058 17.939 18.484 19.786 20.680 21.840
Pertumbuhan % (yoy) 22,07 24,28 26,31 23,03 22,87 22,50 21,24 21,74
4 Loan to Deposit Ratio % 60,37 62,01 61,70 62,34 61,59 63,24 62,20 62,61
5 Non Performing Loans (Gross) % 3,32 3,25 3,05 2,41 2,75 2,70 2,78 2,35
Indikator PerbankanTabel 3.1
No Uraian Satuan 2011 2012
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
34
Bab 3 - Perkembangan Perbankan
oleh makin gencarnya perbankan dalam menyalurkan kredit di DIY yang tahun ini
perekonomiannya tumbuh lebih baik.
3. PENGHIMPUNAN DANA
Pada triwulan IV tahun 2012 DPK perbankan tumbuh sebesar 21,23% yoy. Posisi
DPK perbankan mencapai Rp34.882 miliar, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya
sebesar Rp33.246 miliar. Peningkatan DPK di Bank Umum terutama bersumber dari kenaikan
dana milik perseorangan yang memiliki outstanding Rp24.920 miliar dan dana milik Pemda
yang memiliki outstanding Rp1.181 miliar. Sebagaimana diketahui, dana milik perseorangan
memiliki share sebesar 76,68% dari total DPK di Bank Umum.
Giro mengalami laju pertumbuhan yang paling tinggi. Berdasarkan jenisnya, laju
pertumbuhan giro mencapai 37,42% yoy lebih tinggi dibanding pertumbuhan triwulan
sebelumnya sebesar 35,12% yoy. Sementara itu, simpanan dalam bentuk tabungan tumbuh
sebesar 24,69% yoy dan deposito tumbuh sebesar 10,32% yoy.
30
35
40
45
50
55
60
65
I II III IV I II III IV
2011 2012
%
Grafik 3.1 LDR DIY
30
40
50
60
70
80
90
I II III IV I II III IV*
2011 2012
LDR Nasional* LDR DIY
%
*) s.d November 2012
Grafik 3.2 LDR DIY & Nasional
‐5
0
5
10
15
20
25
‐
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
Miliar Rp
DPK % (ytd) %(yoy)
%
Grafik 3.3 DPK Perbankan
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
%Miliar Rp.
DPK (rhs) Inflasi Yk (yoy) BI Rate
Grafik 3.4 BI Rate, Inflasi & DPK Perbankan
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
35
Bab 3 – Perkembangan Perbankan
Berdasarkan pemiliknya, pertumbuhan giro tertinggi terjadi pada giro milik Pemda yang
tumbuh sebesar 47,22% yoy dengan posisi Rp611 miliar, diikuti giro milik perusahaan swasta
bukan lembaga keuangan 41,59% yoy atau Rp2.409 miliar dan perseorangan 15,96% yoy
dengan outstanding Rp1.125 miliar. Sementara itu, untuk deposito, pertumbuhan tinggi
terjadi pada deposito milik Pemda yang tumbuh sebesar 82,04% yoy dengan posisi Rp528
miliar.
Struktur atau komposisi DPK perbankan di DIY tetap didominasi Tabungan.
Dibandingkan dengan triwulan III 2012, pangsa tabungan dalam DPK mengalami
peningkatan, dari 49,52% menjadi 53,50%. Di sisi lain, pangsa deposito turun dari 35,73%
menjadi 32,14%. Demikian juga dengan pangsa giro yang mengalami penurunan dari
14,75% menjadi 14,36%. Pangsa deposito cenderung turun terutama disebabkan oleh imbal
hasil yang cenderung semakin turun.
Menurut golongan pemiliknya, deposan perseorangan memiliki pangsa terbesar dalam
penguasaan DPK perbankan yaitu sebesar 77%. Sementara itu di urutan kedua penguasaan
DPK adalah perusahaan non lembaga keuangan (15%) dan Pemda (4%). Pangsa yang tinggi
pada kelompok perseorangan ini juga terjadi pada jenis Tabungan dan Giro. Pada jenis
tabungan, sekitar 94% tabungan adalah milik perseorangan, sementara pada jenis deposito
perseorangan menguasai sekitar 73%.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
Deposito
Giro
Tabungan
% (yoy)
Grafik 3.5 Pertumbuhan Komponen DPK Perbankan DIY
-
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
Deposito Giro Tabungan
Miliar Rp
Grafik 3.6 Komposisi DPK Perbankan
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
36
Bab 3 - Perkembangan Perbankan
Berdasarkan jangka waktunya, deposito1 jangka waktu 1 bulan masih
mendominasi, dengan porsi sebesar 46,71%. Porsi Deposito 1 bulan ini turun
dibandingkan triwulan sebelumnya (49,66%). Porsi deposito yang mengalami peningkatan
adalah deposito berjangka waktu 6 bulan dari 11,89% menjadi 14,51% dan deposito
berjangka waktu 12 bulan dari 10,80% menjadi 11,52%. Perkembangan perekonomian yang
relatif stabil serta stabilnya BI Rate pada level 5,75% diprakirakan mendorong nasabah untuk
menyimpan dana pada deposito yang berjangka lebih panjang karena ada ekspektasi
penurunan suku bunga.
1 Diwakili oleh Dana Pihak Ketiga Bank Umum dengan pangsa 93,17%.
Pemda3%
Persh non Lbg keu15%
Perseorangan77%
Lainnya5%
Grafik 3.7 Komposisi DPK Menurut Gol. Pemilik
Persh non Lbg keu4%
Perseorangan94%
Lainnya2%
Grafik 3.8 Komposisi Tabungan Menurut Gol. Pemilik
Pemda5%
Persh non Lbg keu17%
Perseorangan73%
Lainnya5%
Grafik 3.9 Komposisi Deposito Menurut Gol. Pemilik
Pemda12%
Persh non Lbg keu48%
Perseorangan23%
Lainnya17%
Grafik 3.10 Komposisi Giro Menurut Gol. Pemilik
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
37
Bab 3 – Perkembangan Perbankan
4. PENYALURAN KREDIT
Penyaluran kredit perbankan DIY pada Triwulan IV 2012 meningkat dibanding
triwulan sebelumnya. Pertumbuhan kredit mencapai 21,74% yoy, naik tipis dibanding
triwulan sebelumnya 21,24% sehingga posisinya mencapai Rp21.840 miliar. Kontribusi
terbesar pertumbuhan kredit tersebut berasal dari kredit modal kerja yang tumbuh 23,63%
yoy menjadi Rp8.996 miliar dan kredit konsumsi dengan pertumbuhan sebesar 16,61% yoy
menjadi Rp9.651 miliar. Adapun kredit investasi yang memiliki kontribusi terendah dalam
struktur kredit perbankan DIY tumbuh sebesar 33,83% yoy menjadi Rp 3.193 miliar.
Secara sektoral, sebagian besar kredit perbankan DIY disalurkan kepada sektor
unggulan khususnya yang non tradable2. Sektor yang paling banyak menyerap kredit
2 Sektor non tradable: sektor Listrik, Gas & Air, sektor Konstruksi, sektor PHR, sektor Pengangkutan &
Pergudangan, sektor Jasa-jasa Dunia Usaha, sektor Jasa-jasa Sosial Masyarakat dan sektor Lain-lain. Sektor tradable: sektor Pertanian, sektor Pertambangan dan sektor Industri Pengolahan.
-5
0
5
10
15
20
25
30
-
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
Total Kredit yoy ytd
%Miliar Rp
Grafik 3.11 Kredit Perbankan
-10
0
10
20
30
40
50
-
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
8.000
9.000
10.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
Kredit Modal Kerja
yoy
ytd
%Miliar Rp
Grafik 3.12 Kredit Modal Kerja
-10
0
10
20
30
40
50
60
70
-
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
Kredit Investasi yoy ytd
%Miliar Rp
Grafik 3.13 Kredit Investasi
-5
0
5
10
15
20
25
30
-
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
Kredit Konsumsi yoy ytd
%Miliar Rp
Grafik 3.14 Kredit Konsumsi
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
38
Bab 3 - Perkembangan Perbankan
perbankan adalah sektor bukan lapangan usaha (44,19%) yang pada dasarnya adalah kredit
konsumsi. Peringkat berikutnya yang banyak menyerap kredit perbankan adalah sektor
Perdagangan Besar dan Eceran (23,26%). Di luar kedua sektor tersebut, penyerapan kredit
umumnya rendah. Sektor-sektor ekonomi yang memiliki pangsa kredit sekitar 6% diantaranya
sektor Industri Pengolahan, sektor Perantara Keuangan dan sektor Real Estate dan Usaha
Persewaan.
5. STABILITAS SISTEM PERBANKAN
5.1. Risiko Kredit
Resiko kredit perbankan DIY pada akhir triwulan laporan mengalami penurunan
tercermin dari penurunan rasio NPL. Rasio NPL turun dari 2,68% pada triwulan III 2012
menjadi 2,35% pada triwulan IV 2012. Secara nominal NPL turun dari Rp574 miliar menjadi
Rp512 miliar. Selama triwulan laporan, rata-rata rasio NPL Perbankan relatif rendah dan masih
Des Des Ptumb Pangsa
(Miliar Rp) (Miliar Rp) (%) (%)
1 Pertanian 250 556 121,87 2,54
2 Perikanan 33 42 27,61 0,19
3 Pertambangan dan Penggalian 11 21 99,00 0,10
4 Industri Pengolahan 971 1.190 22,57 5,45
5 Listrik, Gas dan Air 56 53 -6,71 0,24
6 Konstruksi 269 430 59,89 1,97
7 Perdagangan Besar dan Eceran 3.913 5.079 29,81 23,26
8 Penyediaan Akomodasi dan MaMin 470 620 31,88 2,84
9 Transportasi, Pergudangan 225 345 53,47 1,58
10 Perantara Keuangan 865 1.115 28,81 5,10
11 Real Estate, Usaha Persewaan 842 1.234 46,58 5,65
12 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 14 22 62,92 0,10
13 Jasa Pendidikan 131 161 22,69 0,74
14 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 118 129 9,12 0,59
15 Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya 368 467 26,92 2,14
16 Jasa Perorangan Rumah Tangga 57 98 70,88 0,45
17 Badan Internasional - - - -
18 Kegiatan yang belum jelas batasannya 1.068 627 -41,35 2,87
19 Bukan Lapangan Usaha 8.276 9.651 16,60 44,19
TOTAL 17.939 21.840 21,74 100,00
No
2012
Uraian
Tabel 3.2Kredit Bank Umum per Sektor Ekonomi
2011
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
39
Bab 3 – Perkembangan Perbankan
dalam batas yang wajar yaitu sebesar 2,60%. Hal ini mengindikasikan bahwa pengelolaan
risiko pembiayaan Perbankan DIY relatif masih baik.
Berdasarkan jenis penggunaan kredit3, hanya kredit investasi yang mengalami
peningkatan rasio NPL. Rasio NPL kredit investasi meningkat dari 2,44% pada triwulan III
2012 menjadi 2,66% pada triwulan IV 2012. Sementara itu, rasio NPL kredit konsumsi turun
dari 2,89% menjadi 2,47% dan kredit konsumsi turun dari 1,55% menjadi 1,34%.
5.2. Risiko Likuiditas
Rasio LDR pada triwulan IV 2012 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya,
yaitu dari 62,61%, naik dari triwulan sebelumnya 62,20%. Hal ini mengindikasikan
bahwa likuiditas perbankan di DIY cukup berlebih. Kelebihan likuiditas yang dimiliki perbankan
3 Diwakili oleh Kredit Bank Umum dengan pangsa 88,15%.
2,0
2,2
2,4
2,6
2,8
3,0
3,2
3,4
3,6
3,8
4,0
400
420
440
460
480
500
520
540
560
580
600
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
Nominal Rasio (rhs)
Miliar Rp %
Grafik 3.15 Non Performing Loans DIY
0
1
2
3
4
5
6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
Modal Kerja Investasi Konsumsi
%
Grafik 3.16 NPL Bank Umum per Jenis Penggunaan
‐
1
2
3
4
5
6
I II III IV I II III IV
2011 2012
%
Industri Pengolahan
Perdagangan Besar dan Eceran
Penyediaan Akomodasi dan MaMin
Perantara Keuangan
Real Estate, Usaha Persewaan
Grafik 3.17 NPL Kredit Bank Sektor Utama
‐
1
2
3
4
5
6
7
8
I II III IV I II III IV
2011 2012
%
Pertanian
Konstruksi
Transportasi, Pergudangan
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya
Grafik 3.18 NPL Kredit Bank Sektor Lainnya
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
40
Bab 3 - Perkembangan Perbankan
di DIY tersebut ditempatkan pada pos-pos yang relatif aman seperti rekening antar kantor,
penempatan pada bank lain dan penempatan pada Bank Indonesia.
6. PERKEMBANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT
6.1. Aset
Pada triwulan IV tahun 2012 Aset BPR DIY mengalami pertumbuhan sebesar 21,17% yoy.
Di sisi pasiva, peningkatan aset tersebut terutama bersumber dari peningkatan DPK sebesar
22,89% yoy dan di sisi pasiva, kredit meningkat 18,14% yoy. Berdasarkan jenis usaha bank,
BPR Konvensional tercatat memiliki Aset sebesar Rp3.263 miliar, sementara Aset BPR Syariah
sebesar Rp242 miliar. Pertumbuhan aset tertinggi dialami oleh BPR Syariah yaitu sebesar
44,12% yoy, sedangkan Aset BPR Konvensional hanya tumbuh sebesar 19,75% yoy.
Meskipun tumbuh cukup tinggi, pangsa Aset BPR Syariah terhadap Aset BPR masih relatif
rendah yaitu sebesar 6,90%, namun sedikit meningkat dibanding triwulan sebelumnya
(6,75%).
6.2. Penghimpunan Dana
Dana masyarakat yang disimpan di BPR pada triwulan IV 2012 mengalami peningkatan
sebesar 22,89% yoy menjadi Rp2.382 miliar dari triwulan IV 2011 sebesar Rp1.938 miliar.
Jenis simpanan yang mendominasi pendanaan BPR adalah Deposito dengan pangsa 68,07%
atau Rp1.621 miliar, sedangkan Tabungan hanya memiliki pangsa 31,93% atau Rp760 miliar.
Miliar Rp
qtq yoyI Aset 2.520 2.639 2.755 2.892 2.948 3.137 3.302 3.504 100,00 6,13 21,17 1 Konvensional 2.390 2.497 2.600 2.725 2.768 2.938 3.079 3.263 93,10 5,96 19,75 2 Syariah 130 142 155 168 180 199 223 242 6,90 8,44 44,12 II Penghimpunan Dana (Deposit) 1.644 1.724 1.806 1.938 1.982 2.063 2.190 2.382 100,00 8,75 22,89 A Jenis Bank 1.644 1.724 1.806 1.938 1.982 2.063 2.190 2.382 100,00 8,75 22,89 1 Konvensional 1.548 1.621 1.695 1.814 1.847 1.914 2.019 2.193 92,08 8,62 20,89 2 Syariah 97 103 111 124 136 149 171 189 7,92 10,34 52,14 B Jenis Simpanan 1.644 1.724 1.806 1.938 1.982 2.063 2.190 2.382 100,00 8,75 22,89 1 Tabungan 493 524 525 597 587 611 646 760 31,93 17,65 27,33 2 Deposito 1.151 1.200 1.281 1.341 1.395 1.451 1.543 1.621 68,07 5,03 20,92 III Penyaluran Dana (Financing) 1.933 2.065 2.120 2.191 2.316 2.497 2.566 2.588 100,00 0,86 18,14 A Jenis Bank 1.933 2.065 2.120 2.191 2.316 2.497 2.566 2.588 100,00 0,86 18,14 1 Konvensional 1.818 1.937 1.989 2.039 2.142 2.302 2.367 2.389 92,29 0,91 17,12 2 Syariah 114 127 131 151 174 195 199 199 7,71 0,32 31,80 B Jenis Penggunaan 1.933 2.065 2.120 2.191 2.316 2.497 2.566 2.588 100,00 0,86 18,14 1 Modal Kerja 757 791 789 813 849 914 961 958 37,02 -0,31 17,86 2 Investasi 194 201 200 210 232 258 245 236 9,11 -3,71 12,51 3 Konsumsi 981 1.072 1.130 1.168 1.235 1.325 1.360 1.394 53,86 2,51 19,34 IV Non Performing Loans (NPL) 6,82 6,87 6,43 5,47 6,01 5,77 5,86 4,82 1 Konvensional 6,78 6,87 6,43 5,51 6,05 5,76 5,86 4,81 2 Syariah 7,40 6,92 6,40 4,89 5,51 5,85 5,83 4,95 V Loan to Deposit Ratio (LDR)1 117,54 119,75 117,37 113,05 116,83 121,04 117,18 108,68 1 Konvensional 117,47 119,49 117,35 112,44 116,01 120,27 117,25 108,93 2 Syariah 118,61 123,79 117,60 122,03 128,05 130,94 116,27 105,72
III
Tabel 3.3Indikator Bank Perkreditan Rakyat
IVNo Uraian
II
2011 2012
II
IV
Posisi PangsaPtumb (%)IIIII
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
41
Bab 3 – Perkembangan Perbankan
Dalam menghimpun dana, BPR pada umumnya lebih mudah menjual deposito karena karena
menawarkan suku bunga lebih tinggi dibandingkan dengan tabungan. Selain itu, fitur
tabungan di BPR juga tidak selengkap fitur tabungan di Bank Umum.
6.3. Penyaluran dan Kualitas Kredit
Outstanding kredit BPR pada triwulan IV 2012 mencapai Rp2.588 miliar, naik 18,14%
yoy. Kredit Konsumsi masih mendominasi kredit BPR, yaitu dengan pangsa sebesar 53,86%
atau Rp1.394 miliar, diikuti Kredit Modal Kerja dengan pangsa sebesar 37,02% atau Rp958
miliar dan terakhir adalah Kredit Investasi dengan pangsa sebesar 9,11% atau Rp236 miliar.
Pada triwulan laporan, pertumbuhan tertinggi dialami oleh Kredit Konsumsi yaitu 19,34%
yoy. Sedangkan Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi tumbuh masing-masing sebesar
17,86% yoy dan 12,51% yoy.
Peningkatan kredit yang disalurkan BPR diikuti oleh kualitas kredit yang membaik. Rasio
NPLs BPR tercatat sebesar 4,82%, turun dibandingkan triwulan IV 2011 sebesar 5,47%.
Penurunan ini mengindikasikan semakin membaiknya pengelolaan kredit oleh BPR sehingga
resiko kredit yang dihadapi BPR juga cukup rendah.
6.4. Fungsi Intermediasi
Peran BPR dalam melakukan fungsi intermediasi perbankan pada triwulan IV 2012 lebih
baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal tersebut tercermin pada
penurunan angka LDR dari 117,18% menjadi 108,68% pada triwulan laporan. Laju
pertumbuhan penghimpunan dana BPR yang lebih tinggi daripada laju pertumbuhan kredit
dan kehati-hatian BPR dalam melakukan ekspansi kredit menjadi salah satu penyebab
turunnya LDR.
7. PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH
7.1. Aset Perbankan Syariah
Aset Perbankan Syariah tumbuh 21,67% yoy, yaitu dari Rp2.364 miliar pada
triwulan IV 2011 menjadi Rp2.876 miliar pada triwulan IV 2012. Dari sisi pasiva,
pertumbuhan aset terutama berasal dari pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang
meningkat 36,41% yoy, sedangkan di sisi aktiva berasal dari pertumbuhan kredit sebesar
19,61% yoy.
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
42
Bab 3 - Perkembangan Perbankan
7.2. Intermediasi Perbankan Syariah
Fungsi intermediasi perbankan Syariah yang tercermin dalam Financing to
Deposit Ratio (FDR) turun, namun masih tinggi. FDR triwulan laporan sebesar 75,15%,
menurun dibanding triwulan IV 2011 sebesar 85,71%. Penurunan FDR tersebut antara lain
disebabkan tingginya jumlah penghimpunan DPK syariah di DIY dibandingkan dengan
pertumbuhan pembiayaan jauh lebih rendah.
7.3. Penghimpunan Dana
Dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh Perbankan Syariah pada triwulan
IV 2012 mencapai Rp2.446 miliar, tumbuh 36,41%. Peningkatan yang tinggi tersebut
antara lain dipengaruhi oleh persepsi masyarakat terhadap perbankan syariah yang membaik.
Disisi lain, perbankan syariah juga memberikan imbal hasil yang lebih baik dibandingkan
perbankan konvensional.
Berdasarkan jenisnya, komposisi dana yang berhasil dihimpun oleh perbankan syariah
terbesar dalam bentuk tabungan dengan pangsa sebesar 45,87% atau Rp1.639 miliar diikuti
Deposito dengan pangsa 41,45% atau Rp1.017 miliar, sisanya berupa giro dengan pangsa
sebesar 12,57% atau Rp307 miliar. Dengan komposisi DPK tersebut, terlihat bahwa Bank
Syariah mampu untuk menghimpun dana murah dengan cukup baik sehingga memberi ruang
gerak yang cukup baik bagi Bank Syariah untuk berkembang.
Miliar Rp
qtq yoyI Aset 1.729 1.821 2.158 2.364 2.298 2.386 2.702 2.876 100,00 6,42 21,67 1 Bank Umum Syariah 1.598 1.679 2.003 2.196 2.118 2.187 2.479 2.634 91,59 6,24 19,95 2 Bank Perkreditan Rakyat Syariah 130 142 155 168 180 199 223 242 8,41 8,44 44,12 II Penghimpunan Dana (Deposit) 1.413 1.427 1.633 1.793 1.907 1.939 2.191 2.446 100,00 11,65 36,41 A Jenis Bank 1.413 1.427 1.633 1.793 1.907 1.939 2.191 2.446 100,00 11,65 36,41 1 Bank Umum Syariah 1.317 1.324 1.522 1.669 1.772 1.791 2.020 2.257 92,29 11,76 35,25 2 Bank Perkreditan Rakyat Syariah 97 103 111 124 136 149 171 189 7,71 10,34 52,14 B Jenis Simpanan 1.413 1.427 1.633 1.793 1.907 1.939 2.191 2.446 100,00 11,65 36,41 1 Giro 115 111 126 135 155 155 246 307 12,57 24,76 127,75 2 Tabungan 610 637 757 813 872 928 1.011 1.122 45,87 11,01 37,99 3 Deposito 688 679 750 845 881 857 934 1.017 41,56 8,89 20,30 III Penyaluran Dana (Financing) 1.053 1.156 1.446 1.537 1.516 1.685 1.756 1.838 100,00 4,70 19,61 A Jenis Bank 1.053 1.156 1.446 1.537 1.516 1.685 1.756 1.838 100,00 4,70 19,61 1 Bank Umum Syariah 938 1.028 1.316 1.386 1.342 1.490 1.557 1.639 89,15 5,26 18,28 2 Bank Perkreditan Rakyat Syariah 114 127 131 151 174 195 199 199 10,85 0,32 31,80 B Jenis Penggunaan 1.053 1.156 1.446 1.537 1.516 1.685 1.756 1.838 100,00 4,70 19,61 1 Modal Kerja 460 520 548 570 576 657 709 743 40,44 4,88 30,38 2 Investasi 131 119 154 181 208 240 260 250 13,57 -3,91 37,83 3 Konsumsi 462 516 744 786 732 788 787 845 45,99 7,37 7,60 IV Non Performing Financing (NPF) 3,69 3,34 2,21 2,14 2,64 2,36 2,05 1,54 1 Bank Umum Syariah 3,23 2,90 1,80 1,84 2,26 1,91 1,56 1,13 2 Bank Perkreditan Rakyat Syariah 7,40 6,92 6,40 4,89 5,51 5,85 5,83 4,95 V Financing to Deposit Ratio (FDR)1 74,49 80,98 88,58 85,71 79,45 86,88 80,14 75,15 1 Bank Umum Syariah 71,25 77,65 86,46 83,01 75,73 83,22 77,08 72,60 2 Bank Perkreditan Rakyat Syariah 118,61 123,79 117,60 122,03 128,05 130,94 116,27 105,72
20122011
I I IIIIIIINo
III
Tabel 3.4Indikator Perbankan Syariah
IV
IV
Posisi PangsaPtumb (%)
Uraian
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
43
Bab 3 – Perkembangan Perbankan
7.4. Penyaluran dan Kualitas Pembiayaan
Pembiayaan yang disalurkan oleh Perbankan Syariah pada triwulan IV 2012
tercatat sebesar Rp1.838 miliar atau naik 19,61% yoy. Pertumbuhan pembiayaan
perbankan syariah yang masih cukup tinggi tersebut antara lain disebabkan karena potensi
pasar yang masih sangat terbuka. Disisi lain, perbankan syariah cukup aktif dalam melakukan
penetrasi pasar didukung oleh pemasaran yang cukup agresif.
Sementara itu, resiko pembiayaan perbankan Syariah yang tercermin dari rasio Non
Performing Financing (NPF) juga membaik. NPF turun dari 2,05% pada triwulan III 2012
menjadi 1,54% pada triwulan laporan. Penurunan tersebut utamanya disebabkan oleh
penurunan NPF BPRS yang cukup besar dari 5,83% pada triwulan III, menjadi 4,95% pada
triwulan laporan.
45
BAB 4 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
Perkembangan Sistem Pembayaran di DIY pada triwulan IV 2012 relatif
bervariasi. Aktifitas sistem pembayaran tunai melalui Bank Indonesia mengalami penurunan
setelah pada triwulan sebelumnya melonjak dipengaruhi oleh peringatan hari besar
keagamaan. Pada triwulan laporan, rata-rata net cash inflow sebesar Rp93 miliar, lebih tinggi
dibanding triwulan sebelumnya (Rp48 miliar). Secara keseluruhan posisi kas di BI mencapai
Rp1.737 miliar, meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar Rp1.620 miliar. Sementara itu,
aktifitas sistem pembayaran non tunai meningkat searah dengan percepatan pertumbuhan
ekonomi. Rata-rata harian net incoming transfer RTGS pada triwulan laporan sebesar Rp5.161
miliar, meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar Rp3.086 miliar. Sedangkan rata-rata nilai
nominal kliring per hari meningkat 12,02% qtq, dari 49,66 miliar menjadi 55,63 miliar pada
triwulan laporan. Sementara itu, pada triwulan laporan temuan uang palsu sebanyak 73
lembar, menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 85 lembar.
1. SISTEM PEMBAYARAN TUNAI
Pasca perayaan Hari Raya Idul Fitri, aktifitas sistem pembayaran tunai melalui Kantor
Perwakilan Bank Indonesia DIY secara umum menurun dibandingkan triwulan sebelumnya.
Selain itu, perbankan menghadapi perayaan Natal dan Tahun Baru serta libur sekolah yang
berlangsung di akhir tahun cenderung menahan dananya.
1.1. Aliran Uang Masuk (Cash Inflow) dan Keluar (Cash Outflow)
Pada triwulan IV 2012, jumlah rata-rata aliran uang kas masuk dan keluar
mengalami penurunan. Jumlah rata-rata cash outflow per bulan pada triwulan laporan
tercatat sebesar Rp914 miliar, turun 18,24% (qtq) jika dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya Rp1.118 miliar. Sedangkan, rata-rata cash inflow per bulan mengalami penurunan
13,62% (qtq) dari Rp1.167 miliar menjadi Rp1.008 miliar. Dengan demikian, rata-rata net cash
inflow pada triwulan IV 2012 menjadi Rp93 miliar.
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
46
Bab 4 – Perkembangan Sistem Pembayaran
Miliar Rp
I II III IV I II III IV
1 Posisi Kas 805 422 1.076 556 1.570 1.555 1.620 1.737 7,20
2 Rata-rata Cash Inflow /Bulan 600 578 1.591 884 928 740 1.167 1.008 -13,62
3 Rata-rata Cash Outflow /Bulan 402 527 1.091 644 413 716 1.118 914 -18,24
4 Rata-rata Net Cash Inflow /Bulan 198 51 500 240 516 23 48 93 93,34
Keterangan:
1) Triwulan IV 2012 dibandingkan Triwulan III 2012 (dalam %).
Tabel 4.1Indikator Sistem Pembayaran Tunai
No Uraian Ptumb12011 2012
Dipengaruhi oleh perkembangan transaksi tunai di triwulan IV 2012, posisi kas di
Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY mengalami kenaikan sebesar 7,20% (qtq) dari
Rp1.620 miliar menjadi Rp1.737 miliar. Peningkatan ini selain disebabkan oleh peningkatan
setoran perbankan, juga karena kegiatan remise yang membuat posisi kas di Bank Indonesia
meningkat.
-200
0
200
400
600
800
1.000
0
200
400
600
800
1.000
1.200
1.400
1.600
I-11 II-11 III-11 IV-11 I-12 II-12 III-12 IV-12
Net Inflow/PTTB (Miliar Rp)
Inflow/Outflow(Miliar Rp)
Aliran MasukAliran KeluarNet Aliran MasukPTTB
Grafik 4.1 Aliran Kas dan PTTB
1.2. Pemusnahan Uang
Dalam rangka melaksanakan clean money policy, Kantor Perwakilan Bank
Indonesia DIY secara rutin melakukan kegiatan penyortiran dan peracikan uang yang
tidak layak edar dengan menggunakan Mesin Sortir Uang Kertas (MSUK) dan Mesin
Racik Uang Kertas (MRUK). Uang yang sudah tidak layak edar secara rutin dilakukan
pemusnahan. Pada triwulan IV 2012 jumlah pemusnahan uang sejalan dengan peningkatan
inflow tercatat sebesar Rp163,64 miliar, naik 103,95% qtq dari triwulan sebelumnya.
Peningkatan jumlah lembar pemusnahan uang terbesar dialami oleh denominasi Rp20.000
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
47
Bab 4 – Perkembangan Sistem Pembayaran
dan Rp2.000. Banyaknya jumlah lembar pecahan uang kertas Rp20.000 dan Rp2.000 yang
dimusnahkan tersebut relevan dengan tingginya perputaran pecahan tersebut sehingga lebih
cepat lusuh. Pada prinsipnya, pemusnahan uang menunjukkan konsistensi Bank Indonesia
untuk melaksanakan Clean Money Policy dalam rangka menyediakan uang tunai yang layak
bagi masyarakat.
Juta Rp
I II III IV I II III IV100.000 269.070 235.823 406.448 400.410 410.317 12.976 9.703 20.275 108,95
50.000 212.074 250.628 365.888 349.833 366.606 19.637 19.415 29.148 50,13
20.000 27.936 18.732 33.692 46.617 36.824 7.370 3.656 26.097 613,81
10.000 28.397 16.216 23.495 43.973 38.492 21.708 26.716 45.966 72,05
5.000 19.481 11.061 11.285 29.875 20.408 15.801 15.987 30.213 88,98
2.000 8.377 3.750 3.516 10.652 11.412 5.760 3.519 9.628 173,62
1.000 5.536 2.146 1.121 4.074 4.303 2.063 1.238 2.311 86,71
500 2 2 3 2 2 1 1,01 0,83 -17,65
100 0 0 0 1 1 0,2 0,08 0,13 64,00
Total 570.874 538.360 845.448 885.436 888.365 85.316 80.235 163.638 103,95Keterangan:
1) Triwulan IV 2012 dibandingkan Triwulan III 2012 (dalam %).
Tabel 4.2Pemusnahan Uang
Ptumb1Pecahan2011 2012
1.3. Penukaran Uang
Sejalan dengan berakhirnya perayaan Idul Fitri, kegiatan penukaran uang
pecahan kecil yang dilakukan di loket Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY pada
triwulan laporan mengalami penurunan 80,57% (qtq) dari Rp92,16 miliar menjadi
Rp17,90 miliar. Penukaran uang kertas turun 80,72% dari Rp90,30 miliar menjadi Rp17,41
miliar. Sedangkan penukaran uang logam turun 73,35% dari Rp1,85 miliar menjadi Rp495
juta. Jumlah penukaran yang terbesar selama triwulan laporan adalah pecahan 10.000, 5.000
dan 2.000. Sementara itu, perayaan Natal dan tahun baru tampaknya tidak terlalu
mempengaruhi transaksi penukaran karena tidak ada lonjakan yang cukup berarti.
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
48
Bab 4 – Perkembangan Sistem Pembayaran
Juta Rp
I II III IV I II III IV13.942 19.134 90.704 13.226 16.954 23.516 90.307 17.413 -80,72
6.991 9.800 30.841 6.530 8.559 11.561 34.196 8.272 -75,81
4.425 6.216 27.373 4.147 5.102 6.766 33.884 4.834 -85,73
2.000 1.745 2.962 24.639 2.278 3.062 4.922 16.289 2.970 -81,77
781 156 7.851 270 232 267 5.938 1.337 -77,48
711 1.829 3.420 1.243 1.511 1.546 1.856 495 -73,35494 1.468 2.150 753 821 252 1.162 30 -97,42
2 9 287 148 376 784 313 190 -39,36
106 165 503 209 211 320 276 193 -30,17
109 187 480 134 102 190 105 82 -21,90
14.652 20.963 94.124 14.469 18.466 25.062 92.163 17.908 -80,57
Keterangan:
1) Triwulan IV 2012 dibandingkan Triwulan III 2012 (dalam %).
Tabel 4.3Penukaran Uang Pecahan Kecil
Uang Kertas
Ptumb12011 2012
Total
Pecahan
1.000
500
100
200
Uang Logam 1.000
10.000
5.000
1.4. Temuan Uang Palsu
Pada triwulan IV 2012, jumlah uang palsu yang dilaporkan ke Kantor Perwakilan
Bank Indonesia DIY mengalami penurunan baik dari jumlah nominal maupun dari
jumlah lembar. Jumlah nominal uang palsu turun 19,29% qtq dari Rp7,5 juta menjadi Rp6,1
juta. Jumlah lembarnya turun 14,12% qtq dari 85 lembar menjadi 73 lembar. Hal ini sejalan
dengan semakin ditingkatkannya security features uang yang dicetak. Selain itu, Kantor
Perwakilan Bank Indonesia DIY selalu meningkatan frekuensi kegiatan sosialisasi keaslian uang
rupiah kepada seluruh lapisan masyarakat. Adapun pecahan uang yang dipalsukan terutama
pecahan Rp100.000 tahun emisi 2004, Rp50.000 tahun emisi 2005 dan Rp20.000 tahun emisi
2004.
Lembar
I II III IV I II III IV100.000 2004 141 16 48 62 981 70 67 54 (19,40) 100.000 1999 3 - 1 - - - - - -
50.000 2005 15 31 38 19 23 23 17 11 (35,29) 50.000 1999 - 3 - 6 - 6 - - -50.000 1995 - - - - - - - - - 50.000 1993 - - - 1 - - - - - 20.000 2004 4 6 11 3 2 40 1 8 700,00 20.000 1998 - 3 - 4 - 1 - - - 20.000 1992 - - - - - - - - - 10.000 2005 - 1 2 2 2 1 - - -10.000 1998 - 3 - 2 - 3 - - - 10.000 1992 - 3 - 4 - - - - - 5.000 1992 - - - - - - - - - 5.000 2001 - - - - - - - - -
163 66 100 103 1.008 144 85 73 (14,12) 15.230.000 3.550.000 7.040.000 7.720.000 99.310.000 9.310.000 7.570.000 6.110.000 (19,29)
Keterangan:
1) Triwulan IV 2012 dibandingkan Triwulan III 2012 (dalam %).
Tabel 4.4Temuan Uang Palsu yang Dilaporkan
Tahun Emisi
Ptumb12011 2012
Total (Rp)
Pecahan
Jumlah (lembar)
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
49
Bab 4 – Perkembangan Sistem Pembayaran
2. SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI
Searah dengan percepatan pertumbuhan ekonomi, aktifitas sistem pembayaran non tunai
melalui Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY meningkat.
2.1. Transaksi Kliring
Rata-rata harian transaksi kliring pada triwulan IV 2012 mengalami peningkatan,
baik nilai nominal maupun warkat kliring. Rata-rata nilai nominal kliring per hari
meningkat 12,02% qtq, dari 49,66 miliar menjadi 55,63 miliar pada triwulan IV 2012.
Sementara itu, rata-rata jumlah warkat kliring per hari meningkat 3,35% qtq dari 1.783
lembar menjadi 1.843 lembar pada triwulan laporan.
Dari sisi kualitas, rata-rata harian nominal kliring yang ditolak mengalami
peningkatan. Rata-rata nilai nominal kliring yang ditolak per hari meningkat dari Rp0,76
miliar pada triwulan III 2012 miliar menjadi Rp0,99 miliar pada triwulan laporan. Sementara
itu, rata-rata warkat kliring ditolak pada periode yang sama turun dari 24,49 lembar per hari
menjadi 23,83 lembar per hari. Sejumlah alasan yang dapat melatarbelakangi terjadinya
penolakan kliring, antara lain adalah tidak dipenuhinya syarat-syarat administrasi bank
penerima pada fisik warkat, rekening tutup, dan saldo tidak cukup. Data kliring yang ditolak
diadministrasikan oleh Bank Indonesia pada Tata Usaha Cek Kosong (TUCK) dan Tata Usaha
Daftar Hitam (TUDH).
Miliar Rp
I II III IV I II III IV
1 Rata-rata Warkat Kliring/Hari (lembar) 1.472 1.760 1.821 1.619 1.726 1.754 1.783 1.843 3,35
2 Rata-rata Warkat Ditolak/Hari (lembar) 28,05 30,57 24,00 22,62 23,44 24,39 24,49 23,83 -2,68
3 Rasio (2)/(1) dalam % 1,91 1,74 1,32 1,40 1,36 1,39 1,37 1,29 -5,84
4 Rata-rata Nominal Kliring/Hari 33 42 49 42,72 42,65 45,79 49,66 55,63 12,02
5 Rata-rata Nominal Ditolak/Hari 0,790 0,951 0,683 0,588 0,632 0,592 0,762 0,999 31,04
6 Rasio (5)/(4) dalam % 2,39 2,27 1,39 1,38 1,48 1,29 1,53 1,80 16,98
1 Rata-rata Warkat Outgoing Transfer/Bulan (lembar) 3.930 3.950 4.520 5.207 4.181 4.828 5.209 6.030 15,77
2 Rata-rata Warkat Incoming Transfer/Bulan (lembar) 4.941 4.914 5.467 6.014 4.885 5.328 5.548 6.009 8,31
3 Rata-rata Nominal Outgoing Transfer/Bulan 5.130 4.884 5.465 6.061 4.340 11.001 9.913 12.679 27,89
4 Rata-rata Nominal Incoming Transfer/Bulan 5.775 4.913 6.381 9.064 8.671 5.946 6.828 7.518 10,11
5 Rata-rata Net Incoming Transfer/Bulan 644 30 916 3.002 4.331 5.055 3.086 5.161 67,25
Keterangan:1) Triwulan IV 2012 dibandingkan Triwulan III 2012 (dalam %).
Kliring
BI-RTGS
Tabel 4.5Indikator Sistem Pembayaran Non Tunai
No Uraian Ptumb12011 2012
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
50
Bab 4 – Perkembangan Sistem Pembayaran
0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
0
10
20
30
40
50
60
I-11 II-11 III-11 IV-11 I-12 II-12 III-12 IV-12
LembarMiliar Rp
Rata-rata Nominal Kliring per hari
Rata-rata Jumlah Warkat Kliring per hari
Grafik 4.2 Transaksi Kliring
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
8.000
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
14.000
16.000
I-11 II-11 III-11 IV-11 I-12 II-12 III-12 IV-12
LembarMiliar Rp
Nominal Incoming Transfer
Nominal Outgoing Transfer
Warkat Incoming Transfer
Warkat Outgoing Transfer
Grafik 4.3 Transaksi BI-RTGS
2.2. Transaksi Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS)1
Transaksi Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) melalui Kantor
Perwakilan Indonesia DIY pada triwulan IV 2012 mengalami peningkatan, baik rata-
rata jumlah warkat maupun rata-rata nominalnya. Rata-rata nominal incoming transfer
naik 10,11% qtq dari Rp6.828 miliar menjadi Rp7.518 miliar, sementara jumlah rata-rata
warkat incoming transfer per bulan meningkat 8,31% qtq dari 5.548 lembar menjadi 6.009
lembar. Untuk outgoing transfer, rata-rata nilai nominal per bulan naik 27,89% qtq dari
Rp9.913 miliar menjadi Rp12.679 miliar, dan jumlah rata-rata warkat per bulan naik 15,77%
qtq dari 5.209 lembar menjadi 6.030 lembar. Dengan demikian rata-rata net incoming transfer
pada triwulan IV 2012 tercatat sebesar Rp5.160 miliar. Peningkatan transaksi RTGS antara lain
disebabkan tingginya jumlah settlement proyek-proyek pemerintah maupun swasta pada akhir
tahun 2012.
1 BI-RTGS adalah sistem transfer dana elektronik yang penyelesaian setiap transaksinya dilakukan dalam
waktu seketika. BI-RTGS berperan penting dalam pemrosesan aktivitas transaksi pembayaran, khususnya untuk memproses transaksi pembayaran yang termasuk High Value Payment System (HVPS) atau transaksi bernilai besar yaitu transaksi bernilai Rp.100 juta atau lebih.
51
Bab 5 Keuangan Pemerintah
Kinerja gabungan keuangan Pemerintah Daerah se-DIY sampai dengan triwulan
III 2012 dari sisi penerimaan sangat bagus namun di sisi pengeluarannya belum
optimal. Realisasi penerimaan mencapai 78,12% atau sebesar Rp6.239 miliar terutama
bersumber dari Dana Perimbangan 56,90% dan Pendapatan Asli daerah (PAD) 31,03%.
Sementara itu, di sisi belanja daerah terealisasi sebesar 55,70% atau sebesar Rp4.810 miliar,
dengan realisasi terbesar pada belanja tidak langsung 60,23%. Dengan demikian, neraca
APBD pada posisi akhir triwulan III 2012 masih surplus Rp2.052 miliar.
1. PENDAPATAN PEMERINTAH
Secara gabungan realisasi pendapatan pemerintah daerah se-DIY pada triwulan
III 2012 mencapai Rp6.239 miliar atau 78,12% dari anggaran yang ditetapkan sebesar
Rp7.986 miliar. Komponen Dana Perimbangan terealisasi sebesar Rp3.550 miliar atau
74,73% dari yang dianggarkan. Kontributor dana perimbangan terutama berasal dari DAU
sebesar Rp3.187 miliar dan selebihnya merupakan dana bagi hasil dan dana alokasi khusus.
Secara keseluruhan, dana perimbangan masih mendominasi pos penerimaan APBD yaitu
mencapai 56,90%. Hal ini mengindikasikan bahwa APBD Pemerintah Daerah masih sangat
bergantung dari transfer pemerintah pusat.
Juta RpTRIWULAN III 2011
REALISASI ANGGARAN REALISASI %PENDAPATAN 4.985.904 7.986.408 6.238.695 78,12 PENDAPATAN ASLI DAERAH 1.122.543 2.058.470 1.935.984 94,05 Pendapatan Pajak Daerah 749.026 1.541.067 1.522.261 98,78 Pendapatan Retribusi Daerah 117.992 142.810 105.537 73,90 Pendapatan Hsl Pengelolaan Kekayaan Daerah Yg Dipisahkan 57.938 92.062 87.172 94,69 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 197.588 282.530 221.014 78,23 DANA PERIMBANGAN 3.061.499 4.749.644 3.549.574 74,73 Dana Bagi Hasil 187.980 318.958 259.681 81,42 Dana Alokasi Umum 2.774.979 4.160.661 3.186.669 76,59 Dana Alokasi Khusus 98.540 270.025 103.225 38,23 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 801.862 1.178.295 753.137 63,92 Pendapatan Hibah 22.192 17.493 11.979 68,48 Pendapatan Dana Darurat - - - - Dana Bagi Hsl Pajak dari Prov dan Pemda Lainya 129.093 195.249 83.076 42,55 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 440.415 700.610 493.462 70,43 Bantuan Keuangan dari Prov atau Pemda Lainya 58.241 56.456 8.255 14,62 Pendapatan Lainya 151.921 208.487 156.365 - JUMLAH PENDAPATAN 4.985.904 7.986.408 6.238.695 78,12
Sumber: Pemda DIY, Kota dan Kabupaten se-DIY, diolah.
Tabel 5.1Realisasi Penerimaan - APBD Pemda DIY, Kabupaten dan Kota
Se-wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
URAIANTRIWULAN III 2012
Keterangan:
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
52
Bab 5 – Keuangan Pemerintah
Sedangkan realisasi PAD mencapai Rp1.936 miliar atau 94,05% dari anggaran yang
ditetapkan Rp2.058 miliar. PAD tersebut terutama bersumber dari Pendapatan Pajak Daerah
Rp1.522 miliar dengan proporsi 78,63%, Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Rp221
miliar (11,42%), Pendapatan Retribusi Daerah Rp106 miliar (5,45%), dan pendapatan Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Rp87 miliar (4,50%). Pendapatan pajak
daerah meningkat sejalan dengan peningkatan aktifitas ekonomi yang tumbuh cukup baik di
tahun ini. Pajak Daerah ini terutama berasal dari pajak kendaraan bermotor.
Untuk meningkatkan PAD diperlukan upaya-upaya produktif tanpa menimbulkan dampak
negatif bagi kegiatan perekonomian. Upaya tersebut antara lain dilakukan melalui intensifikasi
pajak, menggarap potensi-potensi pajak yang belum tergarap.
2. BELANJA PEMERINTAH
Realisasi Belanja Daerah pemerintah daerah di DIY sampai dengan triwulan III-
2012 relatif belum optimal, yakni 55,70% dari anggaran yang ditetapkan. Belanja
daerah terealisasi Rp4.810 miliar dari anggaran yang ditetapkan sebesar Rp8.634 miliar.
Realisasi belanja tidak langsung mencapai Rp3.437 miliar atau 60,23% dari total anggaran
belanja yang ditetapkan dengan realisasi terbesar pada belanja pegawai Rp2.437 miliar.
TRIWULAN III 2011REALISASI ANGGARAN REALISASI %
BELANJA 3.897.149 8.634.625 4.809.547 55,70 Belanja Tidak Langsung 3.029.165 5.707.318 3.437.254 60,23 Belanja Pegawai 2.507.244 4.021.434 2.437.369 60,61 Belanja Bunga 398 346 106 30,74 Belanja Subsidi - 100 - - Belanja Hibah 106.207 446.630 246.298 55,15 Belanja Bantuan Sosial 145.192 292.942 138.955 47,43 Belanja Bagi Hsl Kpd Prov/ Kab /dan Pemerintah Desa 137.447 551.800 401.728 72,80 Belanja Bantuan Keuangan Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pem Desa 128.809 344.617 210.200 61,00 Belanja Tak Terduga 3.870 49.449 2.597 5,25 Belanja Langsung 867.984 2.927.307 1.372.293 46,88 Belanja Pegawai 205.587 340.216 195.801 57,55 Belanja Barang Jasa 529.357 1.530.870 858.508 56,08 Belanja Modal 133.040 1.056.221 317.984 30,11 JUMLAH BELANJA 3.897.149 8.634.625 4.809.547 55,70 SURPLUS / DEFISIT 1.088.754 (648.217) 1.429.148 -
Tabel 5.2Realisasi Belanja - APBD Pemda DIY, Kabupaten dan Kota
Se-wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Juta Rp
URAIANTRIWULAN III 2012
Keterangan:
Sumber: Pemda DIY, Kota dan Kabupaten se-DIY, diolah.
Sedangkan realisasi belanja langsung baru mencapai Rp1.372 miliar atau 46,88% dari
anggaran yang ditetapkan sebesar Rp2.927 miliar dengan realisasi terbesar pada belanja
barang dan jasa sebesar Rp859 miliar dengan proporsi 62,56% dari realisasi belanja langsung.
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
53
Bab 5 – Keuangan Pemerintah
Sementara itu, belanja modal baru terealisasi Rp318 miliar atau 30,11% dari nilai yang telah
dianggarkan.
Untuk belanja yang sifatnya investasi, yaitu meliputi belanja modal, belanja hibah,
bantuan sosial dan belanja bantuan keuangan kepada Pemerintah DIY/Kabupaten/Kota/Desa
realisasinya masih rendah. Belanja tersebut baru terealisasi Rp913 miliar atau 42,67% dari
yang dianggarkan sebesar Rp2.140 miliar.
3. PEMBIAYAAN PEMERINTAH
Realisasi penerimaan pembiayaan tercatat Rp623 miliar atau 99,42% dari sumber
pembiayaan yang dianggarkan sebesar Rp627 miliar. Sumber penerimaan pembiayaan
masih didominasi oleh Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya dengan proporsi
94,98%. Sedangkan pengeluaran pembiayaan yang telah terealisasi adalah Pemberian
Pinjaman Daerah dengan nilai Rp24,45 miliar atau 54,69% dari nilai yang telah dianggarkan.
Secara keseluruhan, pembiayaan APBD Pemerintah Daerah se-DIY pada triwulan III 2012 masih
surplus Rp2.052 miliar.
TRIWULAN III 2011REALISASI ANGGARAN REALISASI %
PEMBIAYAAN 270.237 626.890 623.264 99,42 PENERIMAAN PEMBIAYAAN 305.465 746.867 647.711 86,72 SILPA Tahun Anggaran Sebelumnya 299.494 722.110 615.193 85,19 Pencairan Dana Cadangan - - - - Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan - - - - Penerimaan Pinjaman Daerah - 1.416 97 - Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 3.632 19.125 20.915 - Penerimaan Piutang Daerah 1.447 1.984 1.213 61,13 Penerimaan Kembali Investasi dana Bergulir 8.382 Penerimaan dari Biaya Penyusutan Kendaraan 893 2.232 1.912 85,67 JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN 305.465 746.867 647.711 86,72 PENGELUARAN PEMBIAYAAN 35.228 119.977 24.447 20,38 Pembentukan Dana Cadangan - - - Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 14.700 74.695 - Pembayaran Pokok Utang 895 584 - Pemberian Pinjaman Daerah 19.633 44.698 24.447 54,69 Penyelesaian kegiatan DPA-L - - - Pembayaran Kewajiban Tahun Lalu Yang Blm Terselesaikan - - - JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN 35.228 119.977 24.447 20,38 PEMBIAYAAN NETTO 270.237 626.890 623.264 99,42 SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN 1.358.991 (21.327) 2.052.412 -
TRIWULAN III 2012
Keterangan:
Sumber: Pemda DIY, Kota dan Kabupaten se-DIY, diolah.
Realisasi Pembiayaan - APBD Pemda DIY, Kabupaten dan KotaSe-wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
Juta Rp
URAIAN
Tabel 5.3
55
BAB 6 KETENAGAKERJAAN
Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2012 menunjukkan
bahwa Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja sebesar 70,85%, meningkat dibandingkan
keadaan pada Februari 2012 (70,47%). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di DIY pada
Agustus 2012 sebesar 3,97%, turun dibandingkan dengan keadaan Februari 2012 sebesar
4,09% atau tetap jika dibandingkan dengan Agustus 2011 (3,97%). Berdasarkan jenis
pekerjaannya, sekitar 56,6% tenaga kerja tersebut bekerja pada sektor informal, terutama di
sektor Pertanian, perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 26,9%. Tingkat
kemiskinan di DIY sebesar 15,88%, turun jika dibandingkan dengan keadaan Maret 2012
sebesar 16,05%.
1. Tenaga Kerja
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)1 di DIY pada Agustus 2012 sebesar
70,85%, meningkat dibandingkan Februari 2012 (70,47%). Pola perkembangan TPAK
bulan Agustus pada umumnya menurun dibandingkan TPAK bulan Februari. TPAK bulan
Februari cenderung lebih tinggi dikarenakan periode survei dilaksanakan pada saat musim
tanam dan panen, sehingga tenaga kerja yang bekerja lebih banyak.
71,41%
69,76%
72,11%
68,77%
70,47%
70,85%
67%
68%
69%
70%
71%
72%
73%
Feb 10 Agst 10 Feb 11 Agst 11 Feb 12 Agst 12
%
Grafik 6.1 Perkembangan TPAK di DIY
1 TPAK merupakan perbandingan antara jumlah penduduk yang tergolong angkatan kerja dengan
penduduk usia kerja
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
56
Bab 6 – Ketenagakerjaan
Perkembangan TPAK di Kabupaten Gunungkidul dan Kulonprogo meningkat
cukup tinggi dalam satu tahun terakhir. Hal ini disebabkan karena di dua kabupaten
tersebut tenaga kerja sebagian bekerja pada sektor pertanian. Kondisi cuaca yang mendukung
menyebabkan kegiatan pertanian meningkat sehingga penyerapan tenaga kerja meningkat.
Sementara itu, TPAK di Kabupaten lain tidak banyak berubah, bahkan terdapat
kecenderungan menurun di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta.
68,57
68,83
69,11
68,76
68,26
74,27
70,76
78,59
66,34
66,97
60 65 70 75 80
Kulonprogo
Bantul
Gunungkidul
Sleman
Yogyakarta
%
Agustus 2012
Agustus 2011
Grafik 6.2 Perbandingan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja menurut Kabupaten/Kota diDIY
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di DIY pada bulan Agustus 2012 sebesar
3,97%, mengalami penurunan bila dibandingkan dengan keadaan Februari 2012
sebesar 4,09%. Penurunan angka TPT tersebut menunjukkan terjadi penambahan jumlah
lapangan kerja di DIY seiring dengan peningkatan aktifitas ekonomi, seperti pembangunan
properti komersial dan pembukaan beberapa hotel baru. Sementara itu, dibandingkan dengan
angka pengangguran nasional (6,14%), maka persentase angka pengangguran di DIY lebih
kecil.
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
57
Bab 6 – Ketenagakerjaan
7,417,14
6,806,56
6,32 6,146,025,69
5,47
3,97 4,09 3,97
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Feb 10 Agst 10 Feb 11 Agst 11 Feb 12 Agst 12
%
Nasional DIY
Grafik 6.3 Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka Nasional dan DIY
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)2 di seluruh Kabupaten/Kota bervariasi. Pada
Agustus 2012, TPT tertinggi terjadi di Kota Sleman (5,42%) disusul Kota Yogyakarta (5,03%)
dan Kabupaten Kulonprogo (3,91%). TPT rendah terjadi di Kabupaten Bantul (3,6%) dan
Kabupaten Gunungkidul (1,92%). Ciri umum perekonomian di Kabupaten dengan TPT rendah
tersebut umumnya didominasi sektor pertanian.
2,56
3,8
1,97
5,25
5,57
3,91
3,6
1,92
5,42
5,03
0 1 2 3 4 5 6
Kulonprogo
Bantul
Gunungkidul
Sleman
Yogyakarta
%
Agustus 2012
Agustus 2011
Grafik 6.4 Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Kabupaten/Kota di DIY
2 TPT merupakan perbandingan antara jumlah penganggur dengan jumlah angkatan kerja
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
58
Bab 6 – Ketenagakerjaan
Secara umum di DIY, Sektor Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan
Perikanan; dan Sektor Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi menyerap
pekerja paling banyak yaitu masing-masing sekitar 26,9% dan 24,9%. Sektor lain yang
peranannya cukup besar adalah Sektor Jasa Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan
(18,8%) dan Sektor Industri (15,1%). Selama satu tahun terakhir persentase penduduk yang
bekerja di Sektor Pertanian, perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan; dan sektor
Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi terus meningkat. Kedua sektor ini tumbuh
sejalan dengan perkembangan positif dari kinerja sektor pertanian yang membaik. Sektor lain
yang penyerapannya meningkat yaitu sektor Konstruksi, yang tercermin dari tingginya realisasi
investasi di sektor ini.
Feb Agt Feb Agt Feb Agt
APertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan
32,2% 30,4% 24,3% 24,0% 24,2% 26,9%
B Pertambangan, Penggalian dan Listrik Gas Air 1,0% 0,9% 1,3% 0,9% 0,2% 0,9%C Industri 15,1% 13,9% 14,2% 14,8% 15,7% 15,1%D Konstruksi 4,7% 6,2% 5,6% 7,4% 5,9% 7,1%
EPerdagangan, Rumah Makan, dan Jasa Akomodasi
22,9% 24,7% 26,0% 26,7% 27,0% 24,9%
F Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 4,4% 3,8% 4,7% 3,8% 3,9% 3,3%
GLembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan
2,2% 2,2% 2,2% 2,8% 2,8% 3,1%
H Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 17,4% 17,9% 21,8% 19,6% 20,3% 18,8%100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
Sumber : BPS DIY
J u m l a h
Tabel 6.1Penduduk Bekerja Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama
No Lapangan Usaha2010 20122011
Ditinjau dari sisi status ketenagakerjaan, pada bulan Agustus 2012 didominasi
oleh pekerja informal sebesar 56,6%. Persentase pekerja informal mengalami peningkatan
bila dibandingkan pada Agustus 2011 sebesar 55,6%, namun menurun jika dibandingkan
Februari 2012 sebesar 57,4%.
%
Feb Agt Feb Agt Feb AgtA Formal 34,7 34,5 43,6 44,4 42,6 43,4
Berusaha dibantu Buruh Tetap 3,5 3,9 4,3 4,3 4,0 4,4 Buruh/Karyawan/Pegawai 31,2 30,6 39,3 40,1 38,6 39,1
B Informal 65,2 65,5 56,4 55,6 57,4 56,6 Berusaha Sendiri 14,5 13,8 15,3 13,9 13,8 12,7 Dibantu Buruh Tidak Tetap/Buruh Tidak Dibayar 24,5 24,4 17,5 19,3 20,5 18,8 Pekerja Bebas 7,5 8,6 8,6 8,4 7,4 8,7 Pekerja Keluarga/tak Dibayar 18,7 18,9 15,0 14,0 15,7 16,4
Keterangan :*) Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama Februari 2010 - Agustus 2012
Sumber : BPS DIY
Tabel 6.2Indikator Status Ketenagakerjaan
No Status Pekerjaan Utama2010 20122011
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
59
Bab 6 – Ketenagakerjaan
2. Upah Minimum
Gubernur DIY melalui Keputusan Nomor 370/KEP/2012 tanggal 20 November
2012 menetapkan UMK di masing-masing kabupaten bervariasi. Upah Minimum
Kabupaten/Kota di DIY lebih tinggi dari Kebutuhan Hidup Layak (KHL) yang disurvei oleh
Dewan Pengupahan Kabupaten/Kota. Besarnya UMK di masing-masing Kabupaten/Kota
adalah sebagai berikut: (1). Kota Yogyakarta sebesar Rp1.065.247,- (2). Kabupaten Sleman
sebesar Rp1.026.181,- (3). Kabupaten Bantul sebesar Rp993.484,- (4) Kabupaten Kulonprogo
sebesar Rp954.339,- dan (5). Kabupaten Gunungkidul sebesar Rp947.114,-. Bagi perusahaan
yang belum mampu memberikan upah sesuai dengan UMK dimaksud, maka perusahaan
dapat mengajukan penangguhan. Sementara bagi perusahaan yang telah memberikan upah
lebih tinggi dari UMK dimaksud dilarang mengurangi atau menurunkan upah.
3. Kemiskinan
Garis Kemiskinan DIY pada September 2012 sebesar Rp270.110,- per kapita per
bulan. Apabila dibandingkan dengan angka bulan Maret 2012 yang besarnya Rp260.173,-
per kapita per bulan, maka garis kemiskinan pada September 2012 meningkat sebesar 3,82%.
Meskipun garis kemiskinan DIY mengalami peningkatan, namun pendapatan masyarakat
relatif lebih tinggi sehingga jumlah penduduk miskin DIY pada bulan September 2012 sebesar
562,11 ribu orang atau 15,88% dari total penduduk DIY, turun dibandingkan dengan
keadaan Maret 2012 (16,05%). Penurunan tingkat kemiskinan tersebut terjadi karena
perekonomian yang membaik serta didukung oleh upaya-upaya Pemda untuk menurunkan
tingkat kemiskinan, baik melalui raskin dan kegiatan sosial lainnya.
586
577
561 564 565
562
17,23
16,83
16,08
16,14 16,05
15,88
15,0
15,5
16,0
16,5
17,0
17,5
545
550
555
560
565
570
575
580
585
590
2009 2010 Mar-11 Sep-11 Mar-12 Sep-12
Chart Title
Jumlah
Persentase (%,rhs)
Grafik 6.5 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di DIY
ribu orang %
Sumber : BPS DIY
61
Bab 7 Outlook Kondisi Ekonomi dan Inflasi
Perekonomian DIY pada triwulan I 2013 diproyeksikan tumbuh pada kisaran
5,37%+0,5% yoy. Beberapa faktor yang menyertai rasa optimisme tersebut antara lain
adalah perbaikan pendapatan masyarakat, tingginya minat investasi yang masuk ke DIY,
perbaikan kinerja pada beberapa sektor ekonomi unggulan, dan penyelesaian beberapa
proyek infrastruktur. Sementara itu, tekanan inflasi pada triwulan I 2013 diprakirakan
meningkat sebesar 5,25%+0,5% yoy. Faktor yang mempengaruhi antara lain adalah kenaikan
harga produksi terkait dengan kenaikan TTL, UMK, bahan baku dan pada komoditas
hortikultura karena produksi yang terganggu, sementara dari sisi permintaan relatif terjaga.
I-11 II-11 III-11 IV-11 I-12 II-12 III-12* IV-12** I-13f
(6)
(4)
(2)
-
2
4
6
8
10 %
qtq yoy
Forecasting
Grafik 7.1 Prakiraan Pertumbuhan Ekonomi DIY
-0,4
-0,2
0,0
0,2
0,4
0,6
0,8
1,0
1,2
0
2
3
5
6
8
9
11
12
14
15
17
18
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
2011 2012 2013
%%
Bulanan (mtm,rhs)
Tahunan (yoy,lhs)
forecasting
Grafik 7.2 Prakiraan Inflasi Kota Yogyakarta
1. PRAKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi DIY pada triwulan I 2013 diprakirakan sebesar
5,37%±0,5% yoy, lebih tinggi dibanding triwulan IV 2012 (4,28% yoy), namun lebih
rendah dari triwulan I 2012 (7,07% yoy). Sementara itu secara triwulanan, pertumbuhan
ekonomi DIY diperkirakan tumbuh 3,23% qtq. Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi di
triwulan I 2013 terutama didorong oleh konsumsi rumah tangga dan investasi. Sedangkan dari
sisi penawaran, kontribusi terbesar berasal dari sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran;
sektor Pengangkutan dan Komunikasi; serta sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan.
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
62
Bab 7 – Outlook Kondisi Ekonomi dan Inflasi
1.1 PDRB SISI PERMINTAAN
Konsumsi Rumah Tangga diprakirakan tumbuh 5,97% yoy dan memberikan andil
2,80%, lebih tinggi dibanding pertumbuhan triwulan IV 6,74% yoy. Tingginya konsumsi
rumah tangga di triwulan I 2013 didorong oleh peningkatan pendapatan masyarakat
karena kenaikan Upah Minimum Kabupaten/Kota. Selain itu, walaupun belum memasuki
panen raya, namun Nilai Tukar Petani di DIY masih relatif tinggi. Sementara itu, konsumsi
Pemerintah diprakirakan tumbuh 4,59% yoy dengan andil sebesar 0,80%. Pada awal
tahun, realisasi anggaran belum optimal karena belum dimulainya realisasi belanja
barang/jasa dan belanja modal.
yoy Andil qtq1 Konsumsi Rumahtangga 8,21 7,65 5,24 6,79 6,46 6,84 6,97 6,69 5,97 2,80 0,692 Konsumsi Pemerintah 2,28 -6,06 16,36 9,66 4,23 9,83 1,09 6,10 4,59 0,80 -18,413 Investasi (PMTDB) 3,55 2,81 4,53 7,01 5,29 5,37 5,29 4,11 4,29 0,99 -20,884 Lainnya -3,77 40,09 -37,70 159,59 17,64 -13,88 -15,31 -99,66 6,23 0,79 282.960,41
4,53 4,62 3,18 8,38 7,07 5,97 4,07 4,28 5,37 5,37 3,23Keterangan:
f Angka prakiraan.
Total
No Sektor
Tabel 7.1Prakiraan Pertumbuhan Ekonomi (Sisi Permintaan)
%(yoy)
2011
IfI
2012
III IVI II II III IV
Pertumbuhan di sisi investasi masih didorong oleh pembangunan properti, baik
komersial maupun residensial. Di sisi lain, masih berjalannya penyelesaian proyek-proyek
infrastruktur seperti flyover Jombor dan Jalur Jalan Lingkar Selatan juga turut mendorong
kinerja investasi. Dengan kondisi tersebut, Investasi pada triwulan I 2013 diprakirakan
tumbuh 4,29%.
1.2 SISI PENAWARAN
Sektor nontradable diprakirakan masih akan memberi andil dominan
terhadap pertumbuhan ekonomi DIY pada triwulan I 2013. Seluruh sektor ekonomi
diperkirakan akan tumbuh positif pada triwulan I 2013. Sektor Perdagangan, Hotel, dan
Restoran; sektor Pengangkutan dan Komunikasi; serta sektor Keuangan, Persewaan dan
Jasa Perusahaan diprakirakan masih menjadi motor penggerak utama pertumbuhan
ekonomi triwulan I. Penyelenggaraan event MICE (Meeting, Incentive, Conference and
Exhibiton) mendorong kunjungan wisata ke DIY. Hal tersebut didukung pula oleh
penyelenggaran event pariwisata seperti Perayaan Sekaten, Pekan Budaya Tionghoa, dan
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
63
Bab 7 – Outlook Kondisi Ekonomi dan Inflasi
Jogja Air Show. Sektor Bangunan pada triwulan I 2013 diprakirakan akan tumbuh sebesar
5,28% dengan andil 0,45%. Sektor Bangunan diprakirakan masih mengalami
pertumbuhan seiring dengan masih berlanjutnya pembangunan properti komersial dan
residensial di DIY. Sejalan dengan masuknya masa panen raya di akhir triwulan I, sektor
pertanian diprakirakan tumbuh 1,90% dan memberikan andil 0,41% terhadap
pertumbuhan ekonomi DIY.
%(yoy)
yoy Andil qtq2,42 8,55 -2,88 0,71 4,22 4,89 -2,52 -0,33 2,35 1,26 2,31 0,79 30,67
1 Pertanian -2,11 8,15 -12,54 1,36 -2,06 10,11 0,87 4,29 -1,25 4,19 1,90 0,41 65,922 Penggalian 13,51 13,18 10,23 11,12 11,96 2,56 -0,07 1,31 4,04 1,98 1,55 0,01 -6,383 Industri Pengolahan 9,85 8,74 9,36 -0,53 6,79 -3,20 -6,16 -5,34 6,22 -2,26 3,07 0,37 -3,47
5,71 3,04 5,93 11,50 6,60 8,26 9,56 5,91 4,98 7,08 6,20 4,07 -7,284 Listrik, Gas & Air Bersih 0,87 6,13 1,49 8,42 4,26 11,42 5,96 8,65 3,01 7,13 5,71 0,05 2,185 Bangunan 1,69 2,06 3,12 18,45 7,23 14,42 4,93 6,72 1,12 5,97 5,28 0,45 -29,616 Perdagangan, Hotel & Restoran 2,67 2,07 2,56 13,92 5,19 8,25 6,21 3,71 8,75 6,69 7,86 1,56 -3,707 Pengangkutan & Komunikasi 10,08 7,17 6,40 8,52 8,00 5,27 6,15 5,91 7,42 6,21 7,12 0,74 -3,328 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 9,64 11,04 4,67 6,88 7,95 9,83 11,89 13,14 5,35 9,95 7,04 0,69 -0,029 Jasa-jasa 6,86 -1,95 12,58 8,81 6,47 6,10 17,18 4,08 1,63 7,09 3,54 0,57 -3,08
4,53 4,62 3,18 8,38 5,16 7,07 5,97 4,07 4,28 5,32 4,86 4,86 2,73 Keterangan:
f Angka prakiraan.
Nontradable
Total
Tradable
No SektorI IV
Tabel 7.2Prakiraan Pertumbuhan Ekonomi (Sisi Penawaran)
2011
IVf
II III TotalII III IV
2012 2013
ITotal
2. PRAKIRAAN INFLASI
2.1. Prakiraan Inflasi Tahunan
Inflasi pada Triwulan I 2013 diprakirakan 5,25%±0,5% yoy, lebih tinggi dibanding
periode triwulan IV 2012 (4,31% yoy). Sumber tekanan inflasi diperkirakan berasal dari
kelompok Bahan Makanan; kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau; dan
kelompok Perumahan, Air, Listrik dan Gas. Tekanan ini antara lain disebabkan oleh gangguan
pasokan pada komoditas volatile foods dan kenaikan harga input beberapa komoditas
peternakan, serta kenaikan TTL dan UMK.
yoy Andil1 Bahan Makanan 16,70 7,37 5,39 1,82 1,91 6,49 7,66 8,11 14,04 2,482 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 6,57 7,01 7,75 7,07 5,41 6,09 5,71 6,90 6,66 1,403 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 5,36 5,37 3,10 3,01 3,00 3,28 2,92 2,98 3,28 0,904 Sandang 6,92 5,85 12,49 9,40 9,84 7,81 2,91 3,55 2,79 0,155 Kesehatan 4,88 6,11 5,31 5,64 3,12 1,65 1,74 1,93 1,47 0,086 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 4,69 4,04 2,50 1,73 1,88 2,12 1,23 1,43 1,58 0,147 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 3,69 4,63 1,14 2,40 2,24 1,97 1,39 1,29 0,70 0,10
7,53 5,90 4,68 3,88 3,45 4,27 3,91 4,31 5,25 5,25Keterangan:
f) Angka prakiraan.
IVI III
2012 2013
I II II
Tabel 7.3Prakiraan Inflasi Kota Yogyakarta
% (yoy)
UMUM
No Kelompok IfIV
2011
III
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
64
Bab 7 – Outlook Kondisi Ekonomi dan Inflasi
Sedangkan faktor yang dapat menghambat kenaikan harga-harga antara lain operasi
pasar murah komoditas tertentu oleh TPI DIY, penyaluran beras raskin oleh Bulog, terjaminnya
pasokan dan stok komoditi bahan pangan dan secara keseluruhan permintaan relatif normal.
2.2. Prakiraan Inflasi Triwulanan dan Bulanan
Secara triwulanan, inflasi pada triwulan I 2013 diperkirakan sebesar 1,62% qtq, lebih
tinggi dari angka inflasi pada triwulan IV 2012 sebesar 1,24% qtq. Peningkatan inflasi pada
triwulan antara lain bersumber dari kenaikan harga di kelompok volatile foods, baik karena
gangguan produksi maupun kenaikan harga produksi dan juga kenaikan TTL.
IHK
Dec-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Jan-13 Feb-13 Mar-131 Bahan Makanan 166,48 174,27 175,59 175,77 4,68% 0,76% 0,10%
2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 145,32 145,63 146,44 146,73 0,21% 0,55% 0,20%3 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 132,44 132,85 133,69 133,95 0,31% 0,63% 0,20%
4 Sandang 142,34 142,48 142,62 142,91 0,10% 0,10% 0,20%
5 Kesehatan 123,28 123,26 123,28 123,41 -0,02% 0,02% 0,10%
6 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 123,16 123,13 123,15 123,88 -0,02% 0,02% 0,59%7 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 111,72 111,46 111,57 111,68 -0,23% 0,10% 0,10%
135,72 137,02 137,64 137,91 0,96% 0,46% 0,19%Keterangan: f) Angka prakiraan.
(tahun dasar 2007)
Tabel 7.4Prakiraan Inflasi Bulanan
Inflasif (mtm)
UMUM
No KelompokIHKf
Pada bulan Januari 2013, inflasi tercatat sebesar 0,96% mtm. Inflasi pada bulan
tersebut terutama didorong oleh kenaikan harga pada Kelompok Bahan Makanan dan
kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar. Komoditas yang menjadi penyumbang
inflasi pada bulan Januari adalah daging ayam ras, beras, bawang putih, cabe rawit, telur
ayam ras dan batu bata. Sementara itu, terdapat beberapa komoditas yang mengalami
penurunan harga sehingga memberikan andil negatif yaitu Tarif Angkutan Udara, Salak, Kol
Putih/Kubis, Wortel dan Anggur.
Tekanan inflasi pada bulan Februari 2013 diprakirakan menurun dengan
prakiraan sekitar 0,46% mtm. Sumber tekanan inflasi diperkirakan berasal dari kelompok
Bahan Makanan dan kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar. Beberapa
komoditas yang diperkirakan masih akan memberi tekanan adalah beras dan tarif listrik.
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV 2012
65
Bab 7 – Outlook Kondisi Ekonomi dan Inflasi
Pada bulan Maret 2012 tekanan inflasi diprakirakan kembali menurun menjadi
0,19% mtm terkait dengan datangnya musim panen. Komoditas yang mendorong inflasi
diprakirakan berasal dari kelompok inflasi inti, terutama kenaikan harga barang manufaktur,
karena kenaikan biaya produksi sebagai dampak lanjutan dari kenaikan Tarif Tenaga Listrik.
68
Miliar Rp
I II III IV I II III* IV**1 Pertanian 1.150 786 836 787 1.266 793 871 777 2 Penggalian 38 39 40 40 39 39 40 42 3 Industri Pengolahan 732 755 783 713 709 709 741 757 4 Listrik, Gas, & Air Bersih 48 51 49 53 53 54 54 55 5 Bangunan 434 485 535 734 496 509 571 742 6 Perdagangan, Hotel, & Restoran 1.075 1.136 1.201 1.199 1.164 1.206 1.246 1.304 7 Pengangkutan & Komunikasi 579 599 624 629 610 636 661 675 8 Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan 525 531 545 585 576 594 616 617 9 Jasa-jasa 887 926 1.015 990 941 1.085 1.056 1.006
PDRB 5.467 5.307 5.627 5.730 5.854 5.623 5.856 5.975 *) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
Sumber : BPS DIY
Miliar Rp
I II III IV I II III* IV**1 Konsumsi Rumahtangga 2.580 2.613 2.666 2.710 2.747 2.791 2.851 2.891 2 Konsumsi Pemerintah 976 1.065 1.171 1.229 1.017 1.169 1.184 1.304 3 Investasi (PMDTB) 1.282 1.347 1.479 1.710 1.350 1.420 1.557 1.780 4 Lainnya 628 282 311 82 739 243 264 0
PDRB 5.467 5.307 5.627 5.730 5.854 5.623 5.856 5.975 *) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
Sumber : BPS DIY
2011
PDRB DIY Triwulanan Menurut PenggunaanAtas Dasar Harga Konstan
No Jenis Penggunaan2012
PDRB DIY Triwulanan Menurut SektorAtas Dasar Harga Konstan
No Sektor2011 2012
69
Miliar Rp
I II III IV I II III* IV**1 Pertanian 2.288 1.554 1.792 1.740 2.873 1.757 1.950 1.776 2 Penggalian 87 89 92 95 91 92 96 101 3 Industri Pengolahan 1.780 1.862 1.998 1.793 1.808 1.826 1.950 2.028 4 Listrik, Gas, & Air Bersih 160 170 166 180 180 181 182 184 5 Bangunan 1.093 1.227 1.367 1.893 1.294 1.344 1.526 2.022 6 Perdagangan, Hotel, & Restoran 2.343 2.497 2.682 2.726 2.665 2.782 2.913 3.097 7 Pengangkutan & Komunikasi 1.080 1.123 1.177 1.193 1.156 1.208 1.257 1.282 8 Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan 1.222 1.249 1.289 1.399 1.385 1.447 1.519 1.526 9 Jasa-jasa 2.383 2.493 2.774 2.731 2.618 3.047 2.999 2.872
PDRB 12.435 12.263 13.337 13.751 14.070 13.684 14.391 14.889 *) Angka Sementara
**) Angka Sangat SementaraSumber : BPS DIY
Miliar Rp
I II III IV I II III* IV**1 Konsumsi Rumahtangga 6.340 6.423 6.693 6.864 7.008 7.186 7.475 7.681 2 Konsumsi Pemerintah 2.811 3.083 3.470 3.704 3.132 3.637 3.801 4.203 3 Investasi (PMDTB) 3.590 3.791 4.203 4.883 3.908 4.130 4.575 5.254 4 Lainnya (306) (1.034) (1.028) (1.700) 21 (1.269) (1.460) (2.250)
PDRB 12.435 12.263 13.337 13.751 14.070 13.684 14.391 14.889 *) Angka Sementara
**) Angka Sangat SementaraSumber : BPS DIY
2011
PDRB DIY Triwulanan Menurut PenggunaanAtas Dasar Harga Berlaku
No Jenis Penggunaan2012
PDRB DIY Triwulanan Menurut SektorAtas Dasar Harga Berlaku
No Sektor2011 2012
70
IHK
mtm
(%)
ytd (%
)yo
y (%)
2009b
127,24120,37
118,34119,19
112,27114,49
102,03116,64
0,242,93
2,932010
Januari129,28
121,48118,84
118,37112,33
114,48102,20
117,300,57
0,573,42
Februari130,13
122,32119,03
117,89112,44
114,48102,40
117,660,31
0,873,41
Maret
129,91122,45
119,37118,38
112,43114,34
102,68117,81
0,131,00
3,35A
pril131,02
122,65119,52
118,49112,78
114,29102,78
118,100,25
1,253,96
Mei
131,15122,77
119,59120,00
112,81114,28
102,92118,26
0,141,39
3,82Juni
137,41123,09
119,89121,45
113,24114,96
104,35119,75
1,262,67
4,93Juli
143,74123,36
120,34120,98
113,37115,19
107,53121,43
1,404,11
6,06A
gustus141,92
123,75122,45
120,62113,95
116,48107,49
121,950,43
4,555,70
September
143,28124,84
123,76121,98
114,21118,52
108,80123,24
1,065,66
5,98O
ktober143,81
125,82124,07
123,69114,42
119,45107,62
123,580,28
5,956,30
Novem
ber147,38
126,35124,29
124,63114,70
119,37107,65
124,350,62
6,616,87
Desem
ber151,24
126,96124,84
125,64114,48
119,36107,71
125,250,72
7,387,38
2011Januari
153,27129,10
125,24125,55
116,93119,49
108,03126,30
0,840,84
7,67Februari
150,90130,34
125,78125,78
117,65119,57
108,17126,42
0,100,93
7,45M
aret151,61
130,50125,77
126,57117,92
119,70108,47
126,680,21
1,147,53
April
147,49131,29
125,82127,60
118,50119,73
108,50126,32
-0,280,85
6,96M
ei146,45
131,65126,24
128,36119,79
119,66108,61
126,480,13
0,986,95
Juni147,54
131,72126,33
128,56120,16
119,60109,18
126,810,26
1,255,90
Juli151,27
132,72126,90
129,51120,17
120,94109,47
127,950,90
2,165,37
Agustus
151,84133,67
127,08133,97
120,28121,47
110,57128,75
0,632,79
5,58Septem
ber151,00
134,52127,60
137,22120,28
121,48110,04
129,010,20
3,004,68
Oktober
149,32135,11
128,28136,27
120,91121,40
110,11129,06
0,043,04
4,43N
ovember
151,04135,50
128,31137,99
120,92121,39
110,10129,49
0,333,39
4,13D
esember
154,00135,94
128,60137,45
120,94121,42
110,29130,11
0,483,88
3,882012
Januari154,94
136,15128,94
136,85121,13
121,44110,69
130,440,25
0,253,27
Februari153,75
136,50129,20
138,67121,44
121,93110,76
130,570,10
0,363,28
Maret
154,50137,56
129,54139,03
121,60121,96
110,90131,04
0,360,71
3,44A
pril153,04
138,18130,28
138,47121,69
121,95111,19
131,180,11
0,823,85
Mei
152,08138,76
130,45138,14
121,90122,07
111,37131,24
0,050,87
3,76Juni
157,11139,74
130,47138,60
122,14122,13
111,33132,23
0,751,63
4,27Juli
161,56141,01
130,69138,29
121,96122,90
111,23133,24
0,762,41
4,13A
gustus162,53
141,71130,89
139,20122,20
122,89112,14
133,800,42
2,843,92
September
162,56142,20
131,33141,21
122,37122,98
111,57134,05
0,193,03
3,91O
ktober163,19
143,74131,55
142,07122,40
123,11111,51
134,560,38
3,424,26
Novem
ber163,20
144,56131,78
142,23123,04
123,10111,47
134,830,20
3,634,12
Desem
ber166,48
145,32132,44
142,34123,28
123,16111,72
135,720,66
4,314,31
Keterangan:
a)A
ngka tahunan adalah angka akhir periode yang bersangkutan.
b)Sejak Juni 2008 dihitung dengan m
enggunakan tahun dasar 2007 = 100
Sumber: BPS D
IY
Ind
eks Harg
a Ko
nsu
men
Ko
ta Yo
gyakarta
Akh
ir Period
ea
Bah
an
Makan
an
Makan
an
Jadi,
Min
um
an,
Ro
kok &
Tem
bakau
Perum
ahan
, A
ir, Listrik, G
as & B
ahan
B
akar
Sand
ang
Keseh
atanPen
did
ikan,
Rekreasi &
O
lahrag
a
Transp
ortasi
&
Ko
mu
nikasi
Um
um
71
Miliar Rp
I. ASET 29.135 30.779 32.229 33.923 35.554 37.355 39.993 40.749Jenis Bank 29.135 30.779 32.229 33.923 35.554 37.355 39.993 40.7491. Bank Umum 26.615 28.140 29.474 31.031 32.605 34.219 36.691 37.2442. Bank Perkreditan Rakyat 2.520 2.639 2.755 2.892 2.948 3.137 3.302 3.504Jenis Usaha Bank 29.135 30.779 32.229 33.923 35.554 37.355 39.993 40.7491. Konvensional 27.406 28.958 32.074 31.559 33.255 34.969 37.291 37.8732. Syariah 1.729 1.821 155 2.364 2.298 2.386 2.702 2.876
II. DANA PIHAK KETIGA 24.918 26.047 27.645 28.775 30.011 31.289 33.246 34.882Jenis Bank 24.918 26.047 27.645 28.775 30.011 31.289 33.246 34.8821. Giro 3.501 3.727 3.628 3.644 4.189 4.343 4.903 5.008
a. Bank Umum 3.501 3.727 3.628 3.644 4.189 4.343 4.903 5.0082. Tabungan 12.158 12.567 13.420 14.968 14.710 15.658 16.464 18.663
a. Bank Umum 11.665 12.043 12.894 14.371 14.123 15.047 15.817 17.903b. Bank Perkreditan Rakyat 493 524 525 597 587 611 646 760
3. Deposito 9.259 9.753 10.597 10.162 11.111 11.288 11.880 11.211a. Bank Umum 8.108 8.552 9.316 8.821 9.716 9.836 10.337 9.590b. Bank Perkreditan Rakyat 1.151 1.200 1.281 1.341 1.395 1.451 1.543 1.621
Jenis Usaha Bank 24.918 26.047 27.645 28.775 30.011 31.289 33.246 34.8821. Giro 3.501 3.727 3.628 3.644 4.189 4.343 4.903 5.008
a. Konvensional 3.385 3.616 3.502 3.509 4.034 4.189 4.656 4.701b. Syariah 115 111 126 135 155 155 246 307
2. Tabungan 12.158 12.567 13.420 14.968 14.710 15.658 16.464 18.663a. Konvensional 11.585 11.967 12.703 14.202 13.886 14.776 15.503 17.601b. Syariah 573 600 716 766 824 883 961 1.062
3. Deposito 9.259 9.753 10.597 10.162 11.111 11.288 11.880 11.211a. Konvensional 8.631 9.140 9.918 9.394 10.319 10.534 11.067 10.323b. Syariah 628 613 679 768 793 754 813 888
III. KREDIT 15.043 16.152 17.058 17.939 18.484 19.786 20.680 21.8401. Jenis Penggunaan 15.043 16.152 17.058 17.939 18.484 19.786 20.680 21.840
Jenis Bank 15.043 16.152 17.058 17.939 18.484 19.786 20.680 21.840a. Modal Kerja 5.707 6.303 6.434 7.277 7.244 8.138 8.390 8.996
1) Bank Umum 4.950 5.512 5.644 6.464 6.395 7.224 7.428 8.0382) Bank Perkreditan Rakyat 757 791 789 813 849 914 961 958
b. Investasi 2.307 2.490 2.732 2.386 2.804 2.985 3.113 3.1931) Bank Umum 2.113 2.289 2.532 2.176 2.572 2.728 2.869 2.9572) Bank Perkreditan Rakyat 194 201 200 210 232 258 245 236
c. Konsumsi 7.029 7.359 7.892 8.276 8.436 8.663 9.177 9.6511) Bank Umum 6.048 6.287 6.762 7.108 7.201 7.338 7.817 8.2572) Bank Perkreditan Rakyat 981 1.072 1.130 1.168 1.235 1.325 1.360 1.394
Jenis Usaha Bank 15.043 16.152 17.058 17.939 18.484 19.786 20.680 21.840a. Modal Kerja 5.707 6.303 6.434 7.277 7.244 8.138 8.390 8.996
1) Konvensional 5.308 5.849 5.955 6.785 6.754 7.572 7.776 8.3472) Syariah 399 453 479 492 490 567 613 649
b. Investasi 2.307 2.490 2.732 2.386 2.804 2.985 3.113 3.1931) Konvensional 2.177 2.371 2.578 2.205 2.596 2.745 2.854 2.9442) Syariah 131 119 154 181 208 240 260 250
c. Konsumsi 7.029 7.359 7.892 8.276 8.436 8.663 9.177 9.6511) Konvensional 6.567 6.843 7.148 7.491 7.704 7.875 8.390 8.8052) Syariah 462 516 744 786 732 788 787 845
IV 2012 II 2012 III 2012 No Uraian I 2012 III 2011 IV 2011 I 2011 II 2011
Indikator Perbankan - DIY
72
2. KolektibilitasJenis Bank 15.043 16.152 17.058 17.939 18.484 19.786 20.680 21.840a. Lancar 13.828 14.851 15.792 16.810 17.080 18.381 19.184 20.467
1) Bank Umum 12.028 12.928 13.808 14.739 14.904 16.028 16.769 18.0042) Bank Perkreditan Rakyat 1.801 1.923 1.984 2.071 2.177 2.353 2.416 2.463
b. Dalam Perhatian Khusus 715 776 747 696 895 872 922 8611) Bank Umum 715 776 747 696 895 872 922 861
c. Kurang Lancar 103 93 127 78 107 113 134 771) Bank Umum 63 54 94 54 70 75 98 522) Bank Perkreditan Rakyat 40 39 33 24 38 38 37 25
d. Diragukan 101 118 92 84 98 108 89 741) Bank Umum 68 84 62 57 72 80 59 522) Bank Perkreditan Rakyat 33 34 31 27 25 27 30 23
e. Macet 297 314 300 272 303 313 351 3611) Bank Umum 237 245 227 202 227 235 267 2842) Bank Perkreditan Rakyat 60 68 72 69 76 79 84 77
Jenis Usaha Bank 15.043 16.152 17.058 17.939 18.484 19.786 20.680 21.840a. Lancar 13.828 14.851 15.792 16.810 17.080 18.381 19.184 20.467
1) Konvensional 13.722 14.733 15.669 16.666 16.916 18.197 18.997 20.2782) Syariah 106 119 122 144 164 183 187 190
b. Dalam Perhatian Khusus 715 776 747 696 895 872 922 8611) Konvensional 637 696 662 659 853 829 876 8142) Syariah 78 80 85 37 42 43 46 47
c. Kurang Lancar 103 93 127 78 107 113 134 771) Konvensional 81 83 114 62 90 101 125 692) Syariah 21 10 13 15 18 12 9 8
d. Diragukan 101 118 92 84 98 108 89 741) Konvensional 94 101 86 78 87 97 81 702) Syariah 6 17 6 6 11 11 8 4
e. Macet 297 314 300 272 303 313 351 3611) Konvensional 285 302 287 260 292 297 332 3452) Syariah 11 12 13 12 11 17 18 17
IV. RASIO1. Loan to Deposit Ratio (%)
Jenis Bank 60,37 62,01 61,70 62,34 61,59 63,24 62,20 62,61a. Bank Umum 56,33 57,92 57,81 58,68 57,68 59,16 58,33 59,24b. Bank Perkreditan Rakyat 117,54 119,75 117,37 113,05 116,83 121,04 117,18 108,68Jenis Usaha Bank 60,37 62,01 61,70 62,34 61,59 63,24 62,20 62,61a. Konvensional 59,54 60,93 60,03 60,80 60,39 61,67 60,91 61,60b. Syariah 75,28 82,20 90,49 87,39 80,70 89,01 82,20 77,25
2. Non Performing Loansa. Nominal (Miliar Rp)
Jenis Bank 500 525 519 433 508 534 574 5121) Bank Umum 368 383 383 313 368 390 424 3872) Bank Perkreditan Rakyat 132 142 136 120 139 144 150 125Jenis Usaha Bank 500 525 519 433 508 534 574 5121) Konvensional 461 486 487 400 468 494 538 4842) Syariah 39 39 32 33 40 40 36 28
b. Rasio (%)Jenis Bank 3,32 3,25 3,05 2,41 2,75 2,70 2,78 2,351) Bank Umum 2,81 2,72 2,57 1,99 2,28 2,25 2,34 2,012) Bank Perkreditan Rakyat 6,82 6,87 6,43 5,47 6,01 5,77 5,86 4,82Jenis Usaha Bank 3,32 3,25 3,05 2,41 2,75 2,70 2,78 2,351) Konvensional 3,28 3,23 3,11 2,43 2,74 2,72 2,83 2,412) Syariah 3,91 3,55 2,32 2,25 2,79 2,50 2,16 1,63
IV 2012 IV 2011 I-2011 II 2012 III 2012 II-2011 I 2012 No Uraian III 2011
73
Miliar Rp
I KANTOR PELAYANAN 1.205 1.318 1.378 1.496 1.556 1.563 1.577 1.5851. Kantor Pusat 1 1 1 1 1 1 1 12. Kantor Cabang 53 53 53 53 54 55 55 553. Kantor Cabang Pembantu 282 287 288 289 291 292 303 3114. Kantor Kas 123 123 124 185 185 186 187 1875. Kas Mobil 13 13 13 8 11 11 11 116. Payment Point 80 80 80 81 82 82 82 827. Anjungan Tunai Mandiri 653 761 819 879 932 936 938 9388. Jumlah Karyawan 4.822 4.822 5.687 6.054 6.400 6.443 6.541 6.693
II ASET 26.615 28.140 29.474 31.031 32.605 34.219 36.691 37.244III DANA PIHAK KETIGA 23.276 24.323 25.839 26.837 28.029 29.227 31.056 32.501
1. Giro 3.501 3.727 3.628 3.644 4.189 4.343 4.903 5.0082. Tabungan 11.666 12.043 12.894 14.371 14.123 15.047 15.817 17.9033. Deposito 8.110 8.552 9.316 8.821 9.716 9.836 10.337 9.590
IV KREDIT 13.116 14.087 14.938 15.749 16.168 17.290 18.114 19.2521. Jenis Penggunaan 13.116 14.087 14.938 15.749 16.168 17.290 18.114 19.252
a. Modal Kerja 4.951 5.512 5.644 6.464 6.395 7.224 7.428 8.038b. Investasi 2.116 2.289 2.532 2.176 2.572 2.728 2.869 2.957c. Konsumsi 6.048 6.287 6.762 7.108 7.201 7.338 7.817 8.257
2. Sektor Ekonomi 13.116 14.087 14.938 15.749 16.168 17.290 18.114 19.252a. Pertanian 187 207 205 209 248 435 438 486b. Perikanan 20 23 27 27 28 34 34 36c. Pertambangan dan Penggalian 8 8 16 8 9 18 20 16d. Industri Pengolahan 719 842 828 938 944 1.020 1.092 1.150e. Listrik, Gas dan Air 42 44 48 55 58 55 53 50f. Konstruksi 166 226 215 229 226 268 323 359g. Perdagangan Besar dan Eceran 2.681 2.958 3.079 3.308 3.316 4.095 4.129 4.417h. Penyediaan Akomodasi dan MaMin 312 298 390 448 476 517 565 600i. Transportasi, Pergudangan 120 177 180 195 207 259 285 289j. Perantara Keuangan 642 796 842 856 942 1.080 1.133 1.102k. Real Estate, Usaha Persewaan 770 750 848 815 906 1.082 1.145 1.206l. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 6 6 5 10 12 13 14 17
m. Jasa Pendidikan 124 122 121 125 141 154 154 153n. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 79 88 82 107 105 112 124 123o. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya 224 263 256 265 272 331 346 379p. Jasa Perorangan Rumah Tangga 15 27 26 27 23 29 32 54q. Badan Internasional 0 0 0 0 0 0 0 0r. Kegiatan yang belum jelas batasannya 951 964 1.007 1.019 1.054 451 411 560s. Bukan Lapangan Usaha 6.048 6.287 6.762 7.108 7.201 7.338 7.817 8.257
3. Kolektibilitas 13.116 14.087 14.938 15.749 16.168 17.290 18.114 19.252a. Lancar 12.032 12.928 13.808 14.739 14.904 16.028 16.769 18.004b. Dalam Perhatian Khusus 715 776 747 696 895 872 922 861c. Kurang Lancar 63 54 94 54 70 75 98 52d. Diragukan 68 84 62 57 72 80 59 52e. Macet 237 245 227 202 227 235 267 284
V RASIO1. Non Performing Loans
a. Nominal 368 383 383 313 368 390 424 387b. Rasio (%) 2,81 2,72 2,57 1,99 2,28 2,25 2,34 2,01
2. Loan to Deposit Ratio (%) 56,35 57,92 57,81 58,68 57,68 59,16 58,33 59,24
Indikator Bank Umum - DIY
II 2012 Uraian IV 2011 I 2012 I 2011 II 2011 No III 2012 IV 2012 III 2011
74
Miliar Rp
I ASET 970 1.027 1.110 1.243 1.269 1.318 1.362 1.468II DANA PIHAK KETIGA 893 963 1.035 1.133 1.167 1.253 1.285 1.363
1. Giro 98 126 145 81 118 171 184 992. Tabungan 652 678 763 894 825 898 938 1.1013. Deposito 143 159 127 158 224 185 163 162
III KREDIT 818 868 914 924 926 929 985 1.1831. Jenis Penggunaan 818 868 914 924 926 929 985 1.183
a. Modal Kerja 437 464 483 467 463 497 505 651b. Investasi 61 69 68 69 75 76 76 93c. Konsumsi 320 335 363 388 389 356 403 439
2. Sektor Ekonomi 818 868 914 924 926 929 985 1.183a. Pertanian 28 26 24 20 15 113 111 124b. Perikanan 7 7 9 8 8 9 9 10c. Pertambangan dan Penggalian 0 0 0 0 0 0 1 2d. Industri Pengolahan 45 45 42 29 41 47 64 92e. Listrik, Gas dan Air 0 0 0 0 0 0 0 0f. Konstruksi 2 2 3 2 2 3 3 2g. Perdagangan Besar dan Eceran 167 154 163 148 133 306 303 315h. Penyediaan Akomodasi dan MaMin 6 7 4 4 5 8 9 10i. Transportasi, Pergudangan 6 6 8 8 12 13 13 17j. Perantara Keuangan 1 1 1 1 1 6 8 7k. Real Estate, Usaha Persewaan 2 2 2 2 2 2 3 4l. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 0 0 0 0 0 0 0 0
m. Jasa Pendidikan 0 0 0 0 0 1 1 1n. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1 2 2 2 2 2 2 5o. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya 4 4 4 4 4 21 21 22p. Jasa Perorangan Rumah Tangga 1 1 1 1 1 1 2 3q. Badan Internasional 0 0 0 0 0 0 0 0r. Kegiatan yang belum jelas batasannya 228 275 287 306 310 40 33 130s. Bukan Lapangan Usaha 320 335 363 388 389 356 403 439
3. Kolektibilitas 818 868 914 924 926 929 985 1.183a. Lancar 736 781 829 847 834 823 874 1.064b. Dalam Perhatian Khusus 59 64 62 65 75 89 93 107c. Kurang Lancar 3 3 4 1 4 4 5 2d. Diragukan 5 4 3 2 4 4 3 1e. Macet 15 16 16 9 9 9 9 9
IV RASIO1. Non Performing Loans
a. Nominal 23 23 23 13 17 17 18 12b. Rasio (%) 2,76 2,67 2,55 1,35 1,85 1,84 1,83 1,00
2. Loan to Deposit Ratio (%) 91,67 90,14 88,33 81,57 79,39 74,13 76,67 86,77
Indikator Bank Umum - Kabupaten Bantul
II 2012 I 2011 IV 2011 I 2012 II 2011 No Uraian III 2012 IV 2012 III 2011
75
Miliar Rp
I ASET 862 894 854 899 1.002 1.041 1.080 1.174II DANA PIHAK KETIGA 580 667 678 696 792 854 848 864
1. Giro 95 157 123 73 184 163 150 952. Tabungan 347 367 412 492 439 491 502 6383. Deposito 138 143 143 132 169 200 197 132
III KREDIT 824 859 908 939 948 984 1.030 1.1051. Jenis Penggunaan 824 859 908 939 948 984 1.030 1.105
a. Modal Kerja 298 310 336 335 329 407 374 397b. Investasi 52 58 65 67 70 77 78 96c. Konsumsi 473 491 507 537 549 500 577 611
2. Sektor Ekonomi 824 859 908 939 948 984 1.030 1.105a. Pertanian 21 19 18 18 18 46 49 57b. Perikanan 1 1 2 1 1 2 3 3c. Pertambangan dan Penggalian 0 0 0 0 0 1 1 1d. Industri Pengolahan 8 7 7 7 6 13 17 21e. Listrik, Gas dan Air 0 0 0 0 0 0 0 0f. Konstruksi 1 1 3 3 2 2 2 3g. Perdagangan Besar dan Eceran 164 156 190 185 182 325 296 317h. Penyediaan Akomodasi dan MaMin 2 3 3 3 5 5 5 6i. Transportasi, Pergudangan 2 1 1 1 1 3 3 5j. Perantara Keuangan 0 0 0 0 0 4 9 9k. Real Estate, Usaha Persewaan 1 1 2 2 2 3 3 3l. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 0 0 0 0 0 0 0 0
m. Jasa Pendidikan 0 1 1 1 1 1 1 1n. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 3 3 3 3 3 7 5 5o. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya 6 6 7 9 8 12 13 18p. Jasa Perorangan Rumah Tangga 1 1 1 1 1 1 1 1q. Badan Internasional 0 0 0 0 0 0 0 0r. Kegiatan yang belum jelas batasannya 139 167 163 168 168 60 44 45s. Bukan Lapangan Usaha 473 491 507 537 549 500 577 611
3. Kolektibilitas 824 859 908 939 948 984 1.030 1.105a. Lancar 772 798 856 889 890 918 962 1.044b. Dalam Perhatian Khusus 33 43 36 37 44 48 51 48c. Kurang Lancar 3 3 2 2 2 4 3 1d. Diragukan 5 3 3 2 3 5 2 3e. Macet 10 12 12 8 8 9 11 10
IV RASIO1. Non Performing Loans
a. Nominal 19 19 17 12 14 18 16 13b. Rasio (%) 2,25 2,16 1,84 1,31 1,45 1,81 1,56 1,22
2. Loan to Deposit Ratio (%) 142,07 128,85 133,84 134,82 119,65 115,29 121,38 127,86
Indikator Bank Umum - Kabupaten Gunungkidul
II 2012 I 2011 IV 2011 I 2012 II 2011 UraianNo III 2012 IV 2012 III 2011
76
Miliar Rp
I ASET 747 759 819 866 935 971 1.013 1.028II DANA PIHAK KETIGA 686 713 770 782 888 925 958 954
1. Giro 76 79 101 118 82 113 117 1482. Tabungan 455 471 510 588 548 596 612 7133. Deposito 156 163 158 76 257 215 229 93
III KREDIT 587 611 642 663 669 704 737 7931. Jenis Penggunaan 587 611 642 663 669 704 737 793
a. Modal Kerja 216 230 240 243 249 319 311 320b. Investasi 51 56 55 55 57 59 63 75c. Konsumsi 321 326 347 365 363 326 363 397
2. Sektor Ekonomi 587 611 642 663 669 704 737 793a. Pertanian 28 32 33 26 21 73 77 78b. Perikanan 3 3 3 3 3 7 7 6c. Pertambangan dan Penggalian 0 0 0 0 0 3 4 4d. Industri Pengolahan 5 5 5 5 5 11 13 13e. Listrik, Gas dan Air 0 0 0 0 0 0 0 0f. Konstruksi 6 10 8 8 9 11 9 8g. Perdagangan Besar dan Eceran 87 92 95 97 96 192 193 202h. Penyediaan Akomodasi dan MaMin 1 1 1 2 2 3 2 4i. Transportasi, Pergudangan 6 6 6 5 5 6 7 8j. Perantara Keuangan 0 0 0 0 0 14 17 19k. Real Estate, Usaha Persewaan 0 0 0 0 0 1 1 1l. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 0 0 0 0 0 0 0 0
m. Jasa Pendidikan 0 0 0 0 0 0 1 1n. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2 2 2 2 2 2 4 4o. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya 2 3 3 3 4 16 16 21p. Jasa Perorangan Rumah Tangga 1 1 1 1 1 2 3 4q. Badan Internasional 0 0 0 0 0 0 0 0r. Kegiatan yang belum jelas batasannya 124 129 138 147 158 35 21 23s. Bukan Lapangan Usaha 321 326 347 365 363 326 363 397
3. Kolektibilitas 587 611 642 663 669 704 737 793a. Lancar 554 574 610 636 634 665 696 753b. Dalam Perhatian Khusus 23 24 23 21 27 30 31 31c. Kurang Lancar 2 7 1 1 2 1 2 2d. Diragukan 2 1 2 2 2 4 2 2e. Macet 5 6 5 4 5 4 6 5
IV RASIO1. Non Performing Loans
a. Nominal 10 14 8 6 8 10 10 9b. Rasio (%) 1,65 2,25 1,24 0,97 1,27 1,36 1,35 1,08
2. Loan to Deposit Ratio (%) 85,54 85,70 83,37 84,73 75,38 76,12 76,96 83,11
Indikator Bank Umum - Kabupaten Kulonprogo
II 2012 I 2011 IV 2011 I 2012 II 2011 No Uraian III 2012 IV 2012 III 2011
77
Miliar Rp
I ASET 3.855 4.120 4.011 4.426 4.872 5.036 5.398 5.850II DANA PIHAK KETIGA 3.713 3.936 4.063 4.452 4.646 4.856 5.199 5.580
1. Giro 640 725 672 683 818 800 935 9342. Tabungan 2.251 2.361 2.447 2.857 2.803 2.978 3.127 3.5783. Deposito 822 850 943 911 1.025 1.078 1.136 1.068
III KREDIT 1.834 1.967 2.035 2.099 2.149 2.288 2.404 2.6191. Jenis Penggunaan 1.834 1.967 2.035 2.099 2.149 2.288 2.404 2.619
a. Modal Kerja 729 863 868 895 908 978 997 1.094b. Investasi 172 179 185 164 181 207 233 265c. Konsumsi 933 924 982 1.040 1.060 1.103 1.174 1.260
2. Sektor Ekonomi 1.834 1.967 2.035 2.099 2.149 2.288 2.404 2.619a. Pertanian 20 39 36 33 43 57 54 67b. Perikanan 6 9 10 11 11 12 12 14c. Pertambangan dan Penggalian 0 0 0 0 1 2 2 3d. Industri Pengolahan 73 91 94 81 86 96 113 122e. Listrik, Gas dan Air 0 0 0 0 2 2 2 2f. Konstruksi 22 26 26 31 26 28 36 46g. Perdagangan Besar dan Eceran 359 403 401 432 433 525 566 627h. Penyediaan Akomodasi dan MaMin 26 30 31 24 27 33 37 49i. Transportasi, Pergudangan 6 43 45 44 45 51 54 57j. Perantara Keuangan 26 47 39 57 51 77 73 68k. Real Estate, Usaha Persewaan 106 94 110 108 107 105 95 102l. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 0 0 0 0 0 0 0 0
m. Jasa Pendidikan 1 1 2 12 23 24 24 24n. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 18 17 15 14 14 18 21 24o. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya 57 66 69 63 65 80 82 92p. Jasa Perorangan Rumah Tangga 4 5 3 3 2 3 3 3q. Badan Internasional 0 0 0 0 0 0 0 0r. Kegiatan yang belum jelas batasannya 177 172 171 147 153 72 56 60s. Bukan Lapangan Usaha 933 924 982 1.040 1.060 1.103 1.174 1.260
3. Kolektibilitas 1.834 1.967 2.035 2.099 2.149 2.288 2.404 2.619a. Lancar 1.652 1.780 1.845 1.928 1.944 2.079 2.192 2.433b. Dalam Perhatian Khusus 113 114 116 120 136 138 144 136c. Kurang Lancar 7 5 12 13 18 20 13 7d. Diragukan 17 19 13 9 14 10 12 4e. Macet 46 49 49 29 37 42 43 39
IV RASIO1. Non Performing Loans
a. Nominal 70 73 74 52 70 71 68 50b. Rasio (%) 3,79 3,73 3,62 2,46 3,24 3,10 2,82 1,90
2. Loan to Deposit Ratio (%) 49,41 49,96 50,08 47,16 46,26 47,12 46,24 46,94
Indikator Bank Umum - Kabupaten Sleman
II 2012 I 2011 IV 2011 I 2012 II 2011 No Uraian III 2012 IV 2012 III 2011
78
Miliar Rp
I ASET 20.181 21.340 22.679 23.596 24.528 25.852 27.838 27.724II DANA PIHAK KETIGA 17.405 18.043 19.293 19.774 20.536 21.339 22.767 23.740
1. Giro 2.592 2.641 2.587 2.689 2.987 3.097 3.516 3.7322. Tabungan 7.961 8.166 8.763 9.540 9.508 10.084 10.639 11.8733. Deposito 6.851 7.237 7.943 7.544 8.041 8.158 8.611 8.135
III KREDIT 9.052 9.782 10.439 11.124 11.475 12.384 12.959 13.5531. Jenis Penggunaan 9.052 9.782 10.439 11.124 11.475 12.384 12.959 13.553
a. Modal Kerja 3.272 3.645 3.717 4.524 4.446 5.023 5.241 5.575b. Investasi 1.780 1.927 2.159 1.821 2.188 2.308 2.418 2.428c. Konsumsi 4.000 4.211 4.562 4.779 4.841 5.053 5.300 5.550
2. Sektor Ekonomi 9.052 9.782 10.439 11.124 11.475 12.384 12.959 13.553a. Pertanian 90 90 94 112 150 145 146 160b. Perikanan 3 4 4 4 4 4 4 4c. Pertambangan dan Penggalian 8 7 16 8 8 12 12 7d. Industri Pengolahan 587 694 681 817 805 852 885 902e. Listrik, Gas dan Air 42 44 48 54 56 53 51 48f. Konstruksi 135 186 176 186 187 224 273 300g. Perdagangan Besar dan Eceran 1.905 2.153 2.229 2.446 2.471 2.746 2.770 2.956h. Penyediaan Akomodasi dan MaMin 275 257 351 416 438 467 513 531i. Transportasi, Pergudangan 101 120 120 136 143 185 207 204j. Perantara Keuangan 614 748 801 797 890 979 1.026 999k. Real Estate, Usaha Persewaan 662 652 733 702 794 971 1.043 1.096l. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 6 6 5 10 12 13 14 17
m. Jasa Pendidikan 123 120 118 112 117 128 127 125n. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 55 64 60 87 85 83 92 85o. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya 155 184 173 186 192 202 215 226p. Jasa Perorangan Rumah Tangga 8 19 21 21 19 21 23 44q. Badan Internasional 0 0 0 0 0 0 0 0r. Kegiatan yang belum jelas batasannya 283 221 247 251 265 244 258 302s. Bukan Lapangan Usaha 4.000 4.211 4.562 4.779 4.841 5.053 5.300 5.550
3. Kolektibilitas 9.052 9.782 10.439 11.124 11.475 12.384 12.959 13.553a. Lancar 8.318 8.996 9.668 10.440 10.602 11.543 12.045 12.710b. Dalam Perhatian Khusus 487 532 510 453 613 567 601 539c. Kurang Lancar 48 35 75 37 43 46 75 40d. Diragukan 39 57 41 42 49 57 41 42e. Macet 161 161 146 152 168 171 197 221
IV RASIO1. Non Performing Loans
a. Nominal 248 254 262 230 259 274 312 304b. Rasio (%) 2,74 2,60 2,51 2,07 2,26 2,22 2,41 2,24
2. Loan to Deposit Ratio (%) 52,01 54,21 54,11 56,26 55,88 58,04 56,92 57,09
Indikator Bank Umum - Kota Yogyakarta
II 2012 IV 2011 I 2012 I 2011 III 2011 II 2011 No Uraian III 2012 IV 2012
79
Miliar Rp
I ASET 2.520 2.639 2.755 2.892 2.948 3.137 3.302 3.504II DANA PIHAK KETIGA 1.644 1.724 1.806 1.938 1.982 2.063 2.190 2.382
1. Tabungan 493 524 525 597 587 611 646 7602. Deposito 1.151 1.200 1.281 1.341 1.395 1.451 1.543 1.621
III KREDIT 1.933 2.065 2.120 2.191 2.316 2.497 2.566 2.5881. Jenis Penggunaan 1.933 2.065 2.120 2.191 2.316 2.497 2.566 2.588
a. Modal Kerja 757 791 789 813 849 914 961 958b. Investasi 194 201 200 210 232 258 245 236c. Konsumsi 981 1.072 1.130 1.168 1.235 1.325 1.360 1.394
2. Sektor Ekonomi 1.933 2.065 2.120 2.191 2.316 2.497 2.566 2.588a. Pertanian 32 37 39 41 45 54 64 70b. Perikanan 3 4 5 6 6 7 7 6c. Pertambangan 1 1 2 2 3 3 3 5d. Industri Pengolahan 26 30 30 33 35 39 43 41e. Listrik, Gas dan Air 1 1 1 2 2 3 3 2f. Konstruksi 15 21 24 40 52 66 75 71g. Perdagangan Besar dan Eceran 566 624 594 605 635 666 683 663h. Penyediaan Akomodasi dan MaMin 23 19 20 22 20 21 19 20i. Transportasi, Pergudangan 20 22 26 30 41 48 49 56j. Perantara Keuangan 6 6 6 10 10 13 14 13k. Real Estate, Usaha Persewaan 3 4 5 27 29 31 28 28l. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 2 2 3 4 5 6 6 6
m. Jasa Pendidikan 3 2 3 6 7 8 8 8n. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 11 10 10 11 9 8 8 6o. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya 128 137 139 103 94 96 92 89p. Jasa Perorangan Rumah Tangga 20 16 20 31 34 40 43 44q. Kegiatan yang belum jelas batasannya 77 45 58 49 53 62 62 67r. Bukan Lapangan Usaha - Rumah Tangga 61 70 68 19 19 16 15 17s. Bukan Lapangan Usaha - Lainnya 936 1.012 1.069 1.149 1.216 1.309 1.345 1.377
3. Kolektibilitas 1.933 2.065 2.120 2.191 2.316 2.497 2.566 2.588a. Lancar 1.801 1.923 1.984 2.071 2.177 2.353 2.416 2.463b. Kurang Lancar 40 39 33 24 38 38 37 25c. Diragukan 33 34 31 27 25 27 30 23d. Macet 60 68 72 69 76 79 84 77
IV RASIO1. Loan to Deposit Ratio (%) 117,54 119,75 117,37 113,05 116,83 121,04 117,18 108,682. Non Performing Loans
a. Nominal 132 142 136 120 139 144 150 125b. Rasio (%) 6,82 6,87 6,43 5,47 6,01 5,77 5,86 4,82
IV 2012
Indikator BPR - DIY
II 2012 No Uraian III 2012 III 2011 I 2011 II 2011 IV 2011 I 2012
80
Miliar Rp
I ASET 502 520 555 586 589 606 615 659II DANA PIHAK KETIGA 371 375 401 425 431 433 449 490
1. Tabungan 123 125 128 142 142 144 144 1692. Deposito 249 251 273 283 289 289 306 320
III KREDIT 381 401 417 436 468 490 489 4991. Jenis Penggunaan 381 401 417 436 468 490 489 499
a. Modal Kerja 174 184 191 193 200 201 207 201b. Investasi 42 42 41 43 60 73 64 65c. Konsumsi 165 175 185 199 208 217 217 233
2. Sektor Ekonomi 381 401 417 436 468 490 489 499a. Pertanian 5 7 8 8 9 10 10 10b. Perikanan 0 1 1 1 1 1 1 1c. Pertambangan 0 0 0 0 0 0 1 1d. Industri Pengolahan 10 9 9 9 11 11 11 11e. Listrik, Gas dan Air 0 0 0 0 0 0 0 0f. Konstruksi 2 3 4 5 17 23 26 23g. Perdagangan Besar dan Eceran 130 135 136 135 144 141 136 128h. Penyediaan Akomodasi dan MaMin 1 1 1 1 1 1 1 2i. Transportasi, Pergudangan 6 7 8 9 12 16 18 22j. Perantara Keuangan 0 0 0 0 1 0 0 1k. Real Estate, Usaha Persewaan 0 0 0 1 14 16 15 14l. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 0 0 0 0 0 0 1 1
m. Jasa Pendidikan 0 0 0 0 1 1 1 1n. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7 6 7 5 4 3 3 2o. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya 41 47 49 47 28 26 24 21p. Jasa Perorangan Rumah Tangga 6 6 6 7 8 9 9 8q. Kegiatan yang belum jelas batasannya 3 2 2 3 8 14 16 20r. Bukan Lapangan Usaha - Rumah Tangga 9 8 7 8 10 6 5 4s. Bukan Lapangan Usaha - Lainnya 161 170 179 195 199 211 212 229
3. Kolektibilitas 381 401 417 436 468 490 489 499a. Lancar 345 365 381 404 428 447 443 461b. Kurang Lancar 10 10 9 6 12 12 10 7c. Diragukan 9 7 7 7 7 9 10 7d. Macet 17 19 20 19 21 22 25 23
IV RASIO 1. Loan to Deposit Ratio (%) 102,61 106,83 103,97 102,57 108,66 113,26 108,81 101,852. Non Performing Loan
a. Nominal 36 36 36 32 40 43 45 37b. Rasio (%) 9,38 8,96 8,70 7,31 8,50 8,76 9,30 7,50
IV 2012
Indikator BPR - Kabupaten Bantul
III 2012 IV 2011 II 2012 No Uraian III 2011 I 2011 II 2011 I 2012
81
Miliar Rp
I ASET 179 199 213 216 237 269 291 300II DANA PIHAK KETIGA 76 77 84 87 97 114 124 131
1. Tabungan 27 27 28 31 33 34 38 452. Deposito 49 50 56 56 64 80 86 86
III KREDIT 147 166 178 185 202 234 247 2561. Jenis Penggunaan 147 166 178 185 202 234 247 256
a. Modal Kerja 83 93 95 94 101 117 124 128b. Investasi 8 7 6 6 6 7 7 8c. Konsumsi 55 66 77 85 95 111 116 121
2. Sektor Ekonomi 147 166 178 185 202 234 247 256a. Pertanian 2 3 3 4 4 6 5 4b. Perikanan 0 0 0 0 0 0 0 0c. Pertambangan 0 0 0 0 0 0 1 1d. Industri Pengolahan 2 4 3 3 3 3 6 5e. Listrik, Gas dan Air 0 0 0 0 0 0 0 0f. Konstruksi 0 0 0 0 1 3 3 2g. Perdagangan Besar dan Eceran 73 79 78 78 81 87 89 92h. Penyediaan Akomodasi dan MaMin 0 0 0 0 0 1 1 1i. Transportasi, Pergudangan 5 4 3 3 7 7 7 6j. Perantara Keuangan 0 0 0 0 1 3 3 2k. Real Estate, Usaha Persewaan 0 0 0 0 0 0 0 1l. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 0 0 0 0 0 0 0 0
m. Jasa Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0n. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1 1 0 1 1 1 1 1o. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya 6 8 10 8 4 5 5 6p. Jasa Perorangan Rumah Tangga 0 1 2 2 4 7 9 9q. Kegiatan yang belum jelas batasannya 1 0 0 0 0 0 0 5r. Bukan Lapangan Usaha - Rumah Tangga 39 47 51 3 3 4 4 3s. Bukan Lapangan Usaha - Lainnya 17 19 25 83 92 106 112 117
3. Kolektibilitas 147 166 178 185 202 234 247 256a. Lancar 138 156 167 175 192 223 233 244b. Kurang Lancar 3 3 3 3 3 4 4 2c. Diragukan 3 4 3 2 2 3 4 4d. Macet 3 3 4 5 5 5 5 6
IV RASIO 1. Loan To Deposit Ratio (%) 192,19 214,29 211,55 212,19 207,76 205,65 199,05 194,992. Non Performing Loan
a. Nominal 8 10 10 10 10 12 13 12b. Rasio (%) 5,70 6,13 5,77 5,55 5,15 5,01 5,39 4,73
IV 2012
Indikator BPR - Kabupaten Gunungkidul
III 2012 I 2012 IV 2011 II 2012 No Uraian III 2011 I 2011 II 2011
82
Miliar Rp
I ASET 161 181 183 195 194 226 244 276II DANA PIHAK KETIGA 84 94 93 117 101 113 121 154
1. Tabungan 50 61 57 79 63 75 80 1102. Deposito 34 34 37 38 38 39 41 45
III KREDIT 138 153 155 158 172 196 215 2241. Jenis Penggunaan 138 153 155 158 172 196 215 224
a. Modal Kerja 67 69 67 68 73 85 97 101b. Investasi 25 22 20 19 21 23 23 20c. Konsumsi 46 61 68 71 79 89 96 103
2. Sektor Ekonomi 138 153 155 158 172 196 215 224a. Pertanian 9 10 11 11 13 16 17 17b. Perikanan 1 1 2 2 2 2 2 2c. Pertambangan 0 0 0 0 0 0 0 0d. Industri Pengolahan 4 4 4 4 4 5 7 7e. Listrik, Gas dan Air 0 0 0 0 0 0 0 0f. Konstruksi 5 6 6 7 8 10 17 19g. Perdagangan Besar dan Eceran 53 49 45 45 46 50 49 49h. Penyediaan Akomodasi dan MaMin 2 2 1 1 2 2 2 4i. Transportasi, Pergudangan 1 2 2 2 3 4 4 5j. Perantara Keuangan 6 5 5 4 5 6 7 6k. Real Estate, Usaha Persewaan 1 2 2 2 2 2 2 1l. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 0 0 0 0 0 0 0 0
m. Jasa Pendidikan 0 0 0 0 0 1 1 1n. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2 2 2 1 1 1 1 0o. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya 9 8 7 6 8 8 8 8p. Jasa Perorangan Rumah Tangga 0 0 0 0 1 1 1 1q. Kegiatan yang belum jelas batasannya 0 0 0 0 0 0 1 1r. Bukan Lapangan Usaha - Rumah Tangga 0 0 0 0 0 0 0 0s. Bukan Lapangan Usaha - Lainnya 46 61 68 71 79 89 96 103
3. Kolektibilitas 138 153 155 158 172 196 215 224a. Lancar 129 141 144 148 162 187 205 216b. Kurang Lancar 3 5 2 1 1 1 1 1c. Diragukan 2 2 3 4 1 1 1 1d. Macet 5 5 5 5 8 7 7 7
IV RASIO 1. Loan To Deposit Ratio (%) 165,36 162,42 165,56 134,81 169,64 173,69 177,18 145,382. Non Performing Loan
a. Nominal 10 12 10 10 10 10 9 9b. Rasio (%) 7,04 7,81 6,70 6,23 5,90 4,87 4,41 3,96
IV 2012
Indikator BPR - Kabupaten Kulonprogo
III 2012 I 2012 IV 2011 I 2011 II 2012 No Uraian III 2011 II 2011
83
Miliar Rp
I ASET 1.290 1.332 1.379 1.446 1.468 1.539 1.625 1.714II DANA PIHAK KETIGA 880 930 965 1.022 1.052 1.083 1.151 1.232
1. Tabungan 234 251 248 271 275 280 301 3362. Deposito 646 679 717 751 778 803 850 897
III KREDIT 942 996 1.010 1.032 1.066 1.132 1.160 1.1431. Jenis Penggunaan 942 996 1.010 1.032 1.066 1.132 1.160 1.143
a. Modal Kerja 336 346 336 342 347 374 394 386b. Investasi 57 57 60 65 67 80 80 80c. Konsumsi 549 593 613 624 652 678 686 676
2. Sektor Ekonomi 942 996 1.010 1.032 1.066 1.132 1.160 1.143a. Pertanian 14 16 16 15 16 18 19 19b. Perikanan 1 2 2 2 2 2 2 3c. Pertambangan 0 1 1 2 2 2 2 2d. Industri Pengolahan 9 13 12 13 13 15 16 15e. Listrik, Gas dan Air 0 1 1 1 1 1 1 1f. Konstruksi 7 12 13 16 20 24 24 22g. Perdagangan Besar dan Eceran 201 222 218 221 230 252 274 266h. Penyediaan Akomodasi dan MaMin 19 15 17 17 14 15 14 13i. Transportasi, Pergudangan 6 9 11 12 14 16 14 16j. Perantara Keuangan 0 0 0 1 2 1 2 1k. Real Estate, Usaha Persewaan 1 2 2 2 6 7 5 5l. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 2 2 3 3 4 5 4 4
m. Jasa Pendidikan 2 2 2 3 4 4 4 5n. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2 1 1 1 1 2 1 1o. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya 61 61 58 63 49 52 50 48p. Jasa Perorangan Rumah Tangga 6 8 10 12 15 19 21 23q. Kegiatan yang belum jelas batasannya 56 36 29 22 19 18 21 23r. Bukan Lapangan Usaha - Rumah Tangga 6 8 3 5 4 4 3 6s. Bukan Lapangan Usaha - Lainnya 547 586 611 621 647 674 683 669
3. Kolektibilitas 942 996 1.010 1.032 1.066 1.132 1.160 1.143a. Lancar 879 929 946 979 1.002 1.070 1.094 1.092b. Kurang Lancar 18 17 15 10 17 17 17 10c. Diragukan 15 16 14 10 11 11 12 9d. Macet 29 33 36 33 36 35 37 32
IV RASIO 1. Loan To Deposit Ratio (%) 106,96 107,12 104,63 100,95 101,25 104,52 100,75 92,712. Non Performing Loan
a. Nominal 63 67 64 52 63 63 66 51b. Rasio (%) 6,68 6,70 6,33 5,05 5,95 5,54 5,66 4,46
IV 2012
Indikator BPR - Kabupaten Sleman
III 2012 IV 2011 II 2012 No Uraian I 2012 II 2011 I 2011 III 2011
84
Miliar Rp
I ASET 388 407 426 449 459 498 526 555II DANA PIHAK KETIGA 233 248 263 287 300 319 344 374
1. Tabungan 59 61 64 74 74 78 83 1012. Deposito 173 187 199 214 226 241 261 273
III KREDIT 325 349 361 381 408 443 456 4661. Jenis Penggunaan 325 349 361 381 408 443 456 466
a. Modal Kerja 96 98 100 116 128 138 140 142b. Investasi 62 73 74 77 79 75 71 62c. Konsumsi 166 177 188 188 201 230 245 262
2. Sektor Ekonomi 325 349 361 381 408 443 456 466a. Pertanian 1 1 1 4 4 5 12 20b. Perikanan 0 0 0 0 1 1 1 0c. Pertambangan 0 0 0 0 0 0 0 0d. Industri Pengolahan 1 1 1 4 4 4 3 3e. Listrik, Gas dan Air 0 0 0 1 1 1 1 1f. Konstruksi 0 0 1 5 6 6 6 5g. Perdagangan Besar dan Eceran 110 139 117 127 134 136 134 128h. Penyediaan Akomodasi dan MaMin 1 1 0 2 2 2 1 1i. Transportasi, Pergudangan 1 1 2 3 4 5 6 7j. Perantara Keuangan 0 0 0 0 3 3 3 3k. Real Estate, Usaha Persewaan 0 0 1 1 8 7 7 6l. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 0 0 0 0 0 0 0 0
m. Jasa Pendidikan 0 0 0 1 2 2 1 1n. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0 0 0 1 2 2 3 2o. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya 12 13 16 21 5 6 5 6p. Jasa Perorangan Rumah Tangga 8 2 3 6 6 5 4 4q. Kegiatan yang belum jelas batasannya 18 6 26 17 25 29 24 19r. Bukan Lapangan Usaha - Rumah Tangga 7 7 6 0 2 1 3 3s. Bukan Lapangan Usaha - Lainnya 166 176 185 189 199 229 242 259
3. Kolektibilitas 325 349 361 381 408 443 456 466a. Lancar 310 332 346 365 392 426 440 451b. Kurang Lancar 5 4 4 5 4 4 4 4c. Diragukan 4 5 4 4 4 4 3 3d. Macet 5 8 7 7 7 9 10 9
IV RASIO 1. Loan To Deposit Ratio (%) 139,77 140,98 137,36 132,67 135,85 138,78 132,40 124,772. Non Performing Loan
a. Nominal 15 17 16 16 15 17 16 15b. Rasio (%) 4,64 4,89 4,30 4,15 3,80 3,85 3,60 3,30
II 2012 IV 2012
Indikator BPR - Kota Yogyakarta
III 2012 No Uraian I 2012 III 2011 I 2011 II 2011 IV 2011
Tim Ekonomi Moneter 1
Survei Konsumen
Optimisme konsumen pada bulan Desember 2012 melemah. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) turun 8,05 poin dengan angka indeks tercatat sebesar 125,96.
Melemahnya tingkat optimisme konsumen disebabkan oleh turunnya penghasilan saat ini dan ekspektasi penghasilan 6 bulan mendatang, turunnya ketersediaan lapangan kerja saat ini dan ekspektasi ketersediaan lapangan kerja pada 6 bulan mendatang, dan turunnya ekspektasi konsumen terhadap kegiatan usaha 6 bulan mendatang.
Tekanan terhadap harga barang/jasa 3 bulan yang akan datang (Maret 2013) diperkirakan menguat (indeks 181,30). Sementara itu, tekanan terhadap harga barang/jasa 6 bulan mendatang (Juni 2013) diperkirakan stabil (indeks 176,40). Menurut responden, stabilnya harga pada 6 bulan mendatang didukung oleh situasi keamanan/politik yang semakin stabil, menguatnya kurs rupiah, menurunnya suku bunga, kelancaran distribusi barang sehingga ketersediaan barang dipasar cukup.
Tingkat keyakinan konsumen pada bulan Desember 2012 melemah, namun
demikian masih di atas level optimis. Konsumen masih optimis dalam menyikapi kondisi
perekonomian. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat pada level 125,95 turun 8,05 poin
dibandingkan IKK pada bulan November 2012 (indeks 134,00). Penurunan IKK tersebut
disebabkan oleh turunnya Indeks Kondisi Ekonomi saat ini 4,13 poin ke level 115,27 dan
turunnya Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) 11,97 poin ke level 136,63.
Grafik 1
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)
Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) saat ini melemah 4,13 poin ke level 115,27
dibandingkan IKE pada bulan November 2012 (indeks 119,40). Penurunan IKE tersebut
disebabkan oleh penurunan dua elemen indeks yaitu, Indeks Penghasilan Saat Ini turun 8,90
poin ke level 133,80 dan Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Saat Ini turun 7,50 poin ke
level 98,50. Sementara itu, Indeks Konsumsi Barang Tahan Lama Saat Ini mengalami
peningkatan 4,00 poin ke level 113,50.
0
20
40
60
80
100
120
140
160
9 12 3 6 9 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2008 2009 2010 2011 2012
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)
Krisis EkonomiGlobal
KenaikanHarga Cabe
Kenaikan TDL
Optim
is
Pesimis
Indeks
SURVEI KONSUMEN
Walaupun melemah, tingkat keyakinan konsumen masih
diatas level optimis
Desember 2012
Metodologi Survei Konsumen merupakan survei bulanan yang dilaksanakan terhadap kurang lebih 200 rumah tangga sebagai responden dengan metode stratified random sampling di sebagian wilayah Provinsi Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara secara langsung kepada responden secara rotated. Indeks dihitung dengan metode balance score (net balance +100), sehingga jika indeks di atas 100 berarti optimis, sebaliknya di bawah 100 berarti pesimis. Survei sampai dengan 2009 dilakukan secara triwulanan, baru sejak Januari 2010 dilakukan secara bulanan terhadap sampling 200 responden rumah tangga di DI Yogyakarta.
Indeks Kondisi Ekonomi Saat ini melemah 4,13 poin
Tim Ekonomi Moneter 2
Survei Konsumen
Grafik 2 Komponen Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)
Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)
Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) juga mengalami penurunan. Penurunan IEK ini
mencerminkan semakin melemahnya tingkat optimisme konsumen dalam memperkirakan
kondisi perekonomian 6 bulan mendatang (Juni 2013). Nilai IEK turun 11,97 poin dengan
indeks 136,63 dibandingkan IEK pada November 2012 (indeks 148,60). Penurunan ekspektasi
ini terutama dipengaruhi oleh turunya nilai indeks pada ketiga komponen indeks, yaitu:
Indeks Ekspektasi Kegiatan Dunia Usaha turun 27,00 poin ke level 130,80; Indeks Ekspektasi
Penghasilan turun 5,20 poin ke level 164,00 dan Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan
Pekerjaan turun 3,70 poin ke level 115,10.
Grafik 3 Komponen Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)
Berdasarkan persepsi responden, penurunan Indeks Ekspektasi Ketersediaan
Lapangan Pekerjaan tersebut dipengaruhi oleh memburuknya kondisi perekonomian
(42,31%), menurunnya minat berwiraswasta (21,15%), berkurangnya kegiatan/proyek
pemerintah maupun swasta (17,31%), semakin banyaknya perusahaan yang menutup
operasional usahanya (7,65%) dan semakin sulitnya akses terhadap kredit bank (7,65%).
0
20
40
60
80
100
120
140
160
9 12 3 6 9 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2008 2009 2010 2011 2012
Indek Kondisi Ekonomi Saat Ini Penghasilan Konsumen
Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama Ketersediaan Lapangan Kerja
Indeks
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
9 12 3 6 9 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2008 2009 2010 2011 2012
Indeks Ekspektasi Konsumen Ekspektasi Penghasilan Konsumen
Ekspektasi Kondisi Ekonomi Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Pekerjaan
Indeks
Penurunan IEK mencerminkan semakin melemahnya tingkat optimisme konsumen dalam
memperkirakan kondisi ekonomi 6 bulan kedepan
Tim Ekonomi Moneter 3
Survei Konsumen
Ekspektasi Harga
Tekanan terhadap kenaikan harga secara umum 3 bulan mendatang
cenderung menguat. Indeks Ekspektasi Harga 3 bulan mendatang (Maret 2013) tercatat
pada level 181,30 naik 18,50 poin dibandingkan ekspektasi pada periode survei November
2012 (indeks 162,80). Tekanan kenaikan harga tersebut diperkirakan terjadi pada seluruh
kelompok, dengan kenaikan terbesar pada 4 kelompok, yaitu kelompok perumahan, listrik,
gas dan bahan bakar naik 31,10 poin (indeks 165,20); kelompok sandang naik 22,00 poin
(indeks 143,20); kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga naik 18,30 poin (indeks
176,90); dan kelompok transportasi, komunikasi dan Jasa Keuangan (indeks 178,00).
Grafik 4
Indeks Ekspektasi Harga pada 3 Bulan Yang Akan Datang
Sementara itu, tekanan terhadap kenaikan harga 6 bulan mendatang
diperkirakan masih stabil. Indeks Ekspektasi Harga pada 6 bulan mendatang (Juni 2013)
turun tipis 0,90 poin ke level 176,40 dibandingkan ekspektasi pada periode survei November
2012 (indeks 176,40).
Grafik 5Indeks Ekspektasi Harga pada 6 Bulan Yang Akan Datang
Menurut responden, perkiraan stabilnnya harga-harga pada bulan Juni 2013 tersebut
didukung oleh situasi keamanan/politik akan semakin stabil (21,05%), menguatnya kurs
‐1,00
‐0,50
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
100,00
110,00
120,00
130,00
140,00
150,00
160,00
170,00
180,00
190,00
11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
2011 2012 2013
Inflasi Aktual Kumulatif 3 bulan Indeks Ekspektasi Harga 3 bulan yad
Indeks Inflasi (%)
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4
2010 2011 2012 2013
Inflasi Aktual Kumulatif 6 bulan Indeks Ekspektasi Harga 6 bulan yad
Indeks Inflasi (%)
Tekanan kenaikan harga pada 3 bulan mendatang
cenderung menguat
Tekanan harga pada 6 bulan yang akan datang diperkirakan tetap stabil
Tim Ekonomi Moneter 4
Survei Konsumen
rupiah (21,05%), menurunnya suku bunga (15,79%), adanya subsidi pemerintah (15,79%),
kelancaran distribusi barang (15,79%) sehingga ketersediaan barang dipasar cukup
(10,58%).
Ekspektasi Pengeluaran
Indeks Ekspektasi Pengeluaran 3 bulan mendatang (Maret 2013) menunjukkan
meningkat 3,40 poin ke level 158,30. Kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) dan rencana kenaikan
BBM disinyalir memberikan pengaruh terhadap ekspektasi pengeluaran ke depan, tercermin
dari kenaikan pengeluaran pada kelompok perumahan, listrik, gas dan bahan bakar naik
17,20 poin (indeks 175,00); kelompok sandang naik 12,40 poin (indeks 158,00); kelompok
transportasi dan komunikasi naik 3,50 poin (indeks 171,40).
Grafik 6
Indeks Ekspektasi Pengeluaran pada 3 Bulan Yang Akan Datang
Ekspektasi Suku Bunga Tabungan
Tingkat suku bunga tabungan 6 bulan mendatang diperkirakan menurun. Indeks
Ekspektasi Suku Bunga Tabungan pada Desember 2012 berada pada level 120,60 turun
10,00 poin dibandingkan dengan periode survei November 2012 (indeks 130,60).
Grafik 7
Indeks Ekspektasi Suku Bunga Tabungan 6 Bulan yad
‐
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
160,00
180,00
200,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
2011 2012 2013
Indeks Pendapatan Per Bulan Untuk Pengeluaran Rutin dan Cicilan Indeks Ekspektasi Pengeluaran 3 Bulan yad
‐25,00
‐20,00
‐15,00
‐10,00
‐5,00
0,00
5,00
10,00
100,00
105,00
110,00
115,00
120,00
125,00
130,00
135,00
140,00
145,00
11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
2011 2012 2013
Pertumbuhan Suku Bunga Tabungan Selama 6 bulan Indeks Ekspektasi Suku Bunga Tabungan 6 bulan yad
Indeks growth (%)
Ekspektasi terhadap suku bunga tabungan 6 bulan
yang akan datang menurun
Indeks Ekspektasi Pengeluaran 3 bulan yang
akan datang meningkat
Tim Ekonomi Moneter 5
Survei Konsumen
Ekspektasi Jumlah Tabungan
Indeks Ekspektasi Jumlah Tabungan 6 bulan mendatang tercatat pada angka 134,20.
Angka indeks tersebut turun tajam sebesar 25,10 poin dibandingkan ekspektasi pada bulan
November 2012 (indeks 159,40). Penurunan indeks tersebut jika dibandingkan dengan series
pertumbuhan nominal jumlah tabungan dalam 2 tahun terakhir siklusnya relatif sama,
dimana pertumbuhan nominal jumlah tabungan akan mengalami titik terendah pada bulan
Juni dalam 1 tahun antara lain karena memasuki tahun ajaran baru .
Grafik 8
Indeks Ekspektasi Jumlah Tabungan 6 Bulan yad
‐
5
10
15
20
25
100,00
110,00
120,00
130,00
140,00
150,00
160,00
170,00
11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
2011 2012 2013
Pertumbuhan Jumlah Tabungan Selama 6 bulan Indeks Ekspektasi Jumlah Tabungan 6 bulan yad
growth (%)indeks
Indeks Ekspektasi Jumlah tabungan 6 bulan yang akan
datang turun tajam 25,10 poin
Tim Ekonomi Moneter 6
Survei Konsumen
Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des
A 100,02 113,35 113,63 98,65 92,37 107,15 98,77 123,08 110,87 115,90 114,68 118,57 122,27 117,33 126,82 129,58 135,32 132,57 134,00 125,95 Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) 91,73 101,60 105,00 92,73 93,57 99,83 91,70 117,93 104,73 104,57 108,33 112,97 114,77 109,87 119,60 117,83 126,50 121,20 119,40 115,27 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) 108,30 125,10 122,27 104,57 91,17 114,47 105,83 128,23 117,00 127,23 121,03 124,17 129,77 124,80 134,03 141,33 144,13 143,93 148,60 136,63
B
Penghasilan Saat Ini 116,00 124,20 122,00 125,70 117,50 123,60 120,50 138,00 127,40 134,50 137,00 137,00 140,20 131,10 136,20 137,40 147,00 145,50 142,70 133,80 Ketersediaan Lapangan Kerja 85,90 92,00 93,50 73,90 73,50 82,00 68,00 101,50 83,20 95,50 77,00 90,90 93,40 84,00 100,00 102,10 118,00 105,00 106,00 98,50 Konsumsi Barang Tahan Lama Saat Ini 73,30 88,60 99,50 78,60 89,70 93,90 86,60 114,30 103,60 83,70 111,00 111,00 110,70 114,50 122,60 114,00 114,50 113,10 109,50 113,50
CEkspektasi Penghasilan 121,00 143,30 138,00 126,20 100,50 132,70 124,00 146,30 135,40 153,00 150,00 151,00 160,30 152,30 146,30 152,00 162,50 161,80 169,20 164,00 Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja 88,40 100,00 99,50 73,40 67,00 81,90 68,00 103,00 91,40 96,50 86,50 97,50 100,00 95,00 119,70 127,60 123,70 125,00 118,80 115,10
Ekspektasi Kegiatan Usaha* 115,50 132,00 129,30 114,10 106,00 128,80 125,50 135,40 124,20 132,20 126,60 124,00 129,00 127,10 136,10 144,40 146,20 145,00 157,80 130,80 Sebelum Maret 2011 : Ekspektasi Kondisi Ekonomi
DHarga Umum 159,30 169,00 165,20 176,90 178,90 170,60 176,70 172,50 156,50 182,00 176,40 173,60 175,30 165,60 164,80 173,20 168,30 171,00 164,30 164,90
E
Harga Umum 166,70 171,20 178,30 175,30 173,00 168,50 177,40 170,40 166,00 182,50 178,80 175,50 175,20 167,70 162,80 161,40 167,70 170,60 162,80 181,30 Bahan Makanan 178,40 171,50 189,90 194,30 193,00 185,40 187,20 181,40 189,50 185,30 182,70 190,50 175,60 175,30 173,20 174,00 176,90 178,10 177,10 191,60
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 156,10 157,40 185,70 193,70 186,70 158,00 157,90 180,40 154,10 148,40 172,00 172,90 166,10 165,40 157,50 156,40 167,60 146,50 152,50 165,40 Perumahan, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 165,20 159,40 178,90 189,10 186,00 171,60 183,20 180,50 177,00 170,80 175,30 180,50 164,20 163,30 140,20 146,40 162,40 149,00 134,10 165,20 Sandang 148,90 134,60 172,00 182,80 182,60 153,80 149,30 178,40 144,10 134,80 145,20 148,20 140,40 151,70 135,10 135,40 139,70 127,80 121,20 143,20
Kesehatan 152,80 142,90 162,10 183,90 181,30 168,30 169,60 170,20 152,80 146,40 156,00 149,30 145,20 152,90 134,20 126,90 147,80 139,80 133,90 144,50 Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 161,80 144,00 171,30 184,00 184,00 153,10 153,30 174,00 160,70 152,30 174,00 172,70 161,50 169,40 146,80 142,30 161,80 166,20 160,60 178,00 Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 164,60 158,30 167,70 189,10 179,50 172,70 176,70 175,10 179,40 160,00 155,70 160,50 151,00 163,10 147,20 139,40 162,30 156,50 158,60 176,90
FHarga Umum 168,00 177,50 167,00 179,30 184,50 166,00 179,50 178,80 167,70 176,90 180,00 180,40 170,80 170,00 169,80 169,40 179,20 184,40 174,50 175,30
G Ekspektasi Harga Dalam 6 Bulan yadHarga Umum 165,00 178,50 167,50 181,00 186,00 166,00 181,00 179,40 169,10 181,20 191,50 184,00 172,70 173,00 169,00 155,10 173,10 180,90 177,30 176,40
HHarga Umum 169,50 178,00 170,40 182,50 190,50 174,00 179,00 180,90 169,20 185,00 186,50 184,90 176,40 178,70 170,50 173,80 183,30 189,40 186,20 186,30
I Ekspektasi Harga Dalam 12 Bulan yadHarga Umum 166,50 185,00 179,90 183,90 193,40 176,30 179,00 182,90 172,50 188,40 193,50 189,40 181,40 180,80 171,40 178,90 177,30 187,30 182,20 187,40
J Pengeluaran saat ini
Pengeluaran Umum 164,50 150,00 160,50 169,50 168,80 165,50 167,50 170,00 150,40 172,90 172,50 157,50 169,00 167,20 160,50 164,40 167,00 167,90 154,30 161,30 Bahan Makanan 188,60 171,50 185,70 186,20 191,10 175,30 195,80 189,50 185,40 186,20 186,40 187,30 185,30 183,20 182,50 188,50 184,30 181,10 180,00 175,60 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 165,70 146,00 161,10 181,50 179,60 146,90 149,30 179,30 164,90 150,80 165,50 168,70 160,80 163,80 148,40 161,20 165,20 146,60 150,60 152,70
Perumahan, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 177,70 166,90 178,20 187,30 179,50 173,50 184,20 186,60 175,50 162,10 177,00 174,10 169,80 167,30 149,20 157,70 174,60 162,00 170,30 152,60 Sandang 164,30 143,90 174,40 183,40 174,80 151,40 148,20 181,70 148,90 133,30 140,30 153,10 139,50 153,50 156,40 152,50 149,60 148,30 149,40 154,60
Kesehatan 170,70 151,20 166,90 173,60 168,30 157,20 169,60 176,10 152,90 155,40 147,40 146,30 148,20 157,30 141,90 139,20 144,90 145,00 144,60 145,40 Transportasi dan Komunikasi 170,80 165,40 168,40 176,50 177,70 152,00 157,90 180,20 174,70 153,30 175,70 172,30 177,20 164,60 164,60 162,50 170,80 179,10 161,50 168,60 Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 183,80 161,70 168,90 183,40 178,10 168,80 178,70 181,30 169,70 168,70 151,40 163,20 162,10 162,10 162,90 154,00 165,30 163,80 166,70 165,10
K Ekspektasi Pengeluaran 3 Bulan yadPengeluaran Umum 165,90 150,50 165,50 165,00 130,70 154,50 153,00 169,50 151,80 173,40 176,00 172,00 169,00 171,90 153,80 151,40 162,90 169,00 154,90 158,30
Bahan Makanan 185,60 178,70 185,30 186,90 180,80 174,80 195,10 190,10 184,30 189,40 190,20 191,20 180,70 187,30 181,80 175,50 184,30 185,20 185,20 183,50 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 163,00 150,00 169,40 178,00 149,40 160,00 172,70 183,90 158,60 157,60 174,80 171,60 162,80 164,40 162,00 151,50 165,20 155,70 161,20 160,20 Perumahan, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 178,20 169,10 181,00 181,60 154,60 169,20 182,30 191,50 173,50 174,40 179,30 184,80 176,60 165,80 150,40 155,90 174,60 163,80 157,80 175,00
Sandang 162,20 147,10 175,40 184,20 142,40 165,00 168,00 184,40 150,00 141,10 156,00 156,90 142,80 160,30 158,40 139,80 149,60 143,50 145,60 158,00 Kesehatan 166,90 153,60 173,00 176,40 150,00 162,50 172,60 177,60 155,00 156,80 154,70 155,70 144,70 146,90 140,30 129,30 144,90 146,40 149,30 147,10
Transportasi dan Komunikasi 171,90 159,50 176,00 183,00 155,00 166,90 179,00 182,10 176,70 156,10 181,20 173,60 170,70 170,80 160,00 161,30 170,80 188,10 167,90 171,40 Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 181,60 160,60 174,20 181,50 151,90 175,00 186,60 189,60 164,50 174,60 160,20 169,40 157,80 168,40 156,60 147,00 165,30 164,50 161,80 159,80
L
Tingkat Suku Bunga Tabungan 6 Bulan yad 124,00 125,50 123,70 126,60 111,50 126,00 119,00 140,90 116,70 123,00 113,10 119,70 126,60 119,80 129,00 128,70 126,10 120,80 130,60 120,60 Jumlah Tabungan 6 Bulan yad 113,00 125,10 134,80 131,20 118,00 133,00 128,50 149,50 131,40 131,90 127,80 128,50 138,70 140,70 136,00 144,10 147,00 148,20 159,40 134,30
Posisi Pinjaman 6 Bulan yad 140,00 136,40 132,00 154,20 136,80 157,00 176,20 161,90 154,10 162,80 158,10 129,80 152,10 156,60 159,20 156,00 152,60 156,00 146,80 153,70 Pendapatan Per Bulan Untuk Pengeluaran Rutin & Cicilan 84,80 107,40 111,30 118,50 103,80 120,60 149,60 130,00 149,00 96,20 103,40 97,70 104,00 116,30 108,10 92,00 110,00 102,70 108,40 107,10
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)
Kondisi Ekonomi Saat Ini Dibanding 6 Bulan Yang Lalu
Ekspektasi Konsumen Dalam 6 Bulan yad
Ekspektasi Harga Dalam 3 Bulan yad
Indikator Ekonomi Lainnya
Harga Saat Ini Dibandingkan 3 Bulan Yang Lalu
Harga Saat Ini Dibandingkan 6 Bulan Yang Lalu
Harga Saat Ini Dibandingkan 12 Bulan Yang Lalu
Tabel 1Indeks Keyakinan Konsumen, Ekspektasi Harga, Rencana Konsumsi dan
Indikator Ekonomi
Keterangan2011 2012
Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des
Laki‐laki 69,30 67,20 66,50 73,40 63,80 65,50 63,00 60,30 56,10 60,50 65,00 51,80 49,20 53,00 51,50 62,60 61,80 62,50 53,80 43,70Perempuan 30,70 32,80 33,50 26,60 36,20 34,50 37,00 39,70 43,90 39,50 35,00 48,20 50,80 47,00 48,50 37,40 38,20 37,50 46,20 56,30
Rp 1 juta ‐ Rp 3 Juta 77,40 78,60 82,20 76,80 79,70 92,00 89,00 92,30 95,80 85,20 90,90 87,50 80,90 85,30 82,80 84,90 82,10 81,40 88,60 90,80Di atas Rp 3 juta ‐ Rp 5 juta 13,30 13,20 10,00 21,70 17,20 7,60 11,00 6,70 3,70 8,70 7,00 11,50 15,50 11,10 14,20 12,70 14,30 13,00 9,90 7,60Di atas Rp 5 Juta 9,20 8,10 7,90 1,50 3,00 0,50 0,00 1,00 0,50 6,10 2,00 1,00 3,60 3,50 3,00 2,50 3,60 5,50 1,60 1,5020‐40 tahun 73,50 81,80 80,10 85,30 82,20 88,90 88,50 87,20 85,70 68,30 70,60 72,50 70,60 79,00 73,50 78,60 73,70 69,80 70,90 80,90Diatas 40‐60 tahun 26,50 16,70 19,40 14,70 17,80 9,00 11,50 12,80 13,80 26,20 28,00 25,50 25,30 18,50 24,50 20,30 25,30 28,20 26,20 18,00Di atas 60 tahun 0,00 1,50 0,50 0,00 0,00 2,00 0,00 0,00 0,50 5,50 1,50 2,00 4,10 2,50 2,00 1,00 1,00 2,00 3,00 1,00
SLTA 56,90 36,70 51,00 42,90 39,40 42,00 51,50 34,80 41,70 29,30 50,80 43,70 44,60 42,90 61,30 37,80 49,20 33,80 39,50 39,10D3 11,20 12,10 12,00 16,20 17,20 10,00 8,60 4,50 10,40 21,70 10,10 8,50 8,70 11,20 8,50 10,20 10,70 9,60 7,20 5,60Sarjana 29,40 44,70 35,00 40,40 42,90 46,00 38,90 57,60 45,30 41,90 34,70 41,70 42,60 41,30 29,60 45,40 36,50 51,00 45,60 50,30Pasca sarjana 2,50 6,50 2,00 0,50 0,50 2,00 1,00 3,00 2,60 7,10 4,50 6,00 4,10 4,60 0,50 6,60 3,60 5,60 7,70 5,10
4 Tingkat Pendidikan
1 Jenis Kelamin
2 Tingkat Pengeluaran
3 Kelompok Umur
Tabel 2Profil Responden
(dalam %)
No Data Responden Keterangan2011 2012
Tim Ekonomi Moneter 1
Survei Penjualan Eceran
Desember 2012
Pada Desember 2012 indeks penjualan riil tercatat sebesar 123,86 atau meningkat sebesar 1,61% (mtm). Peningkatan indeks terjadi pada kelompok Makanan dan Tembakau, kelompok Barang Budaya dan Rekreasi, dan kelompok Bahan Bakar Kendaraan. Komoditas yang penjualannya mengalami peningkatan indeks tertinggi adalah kelompok Makanan dan Tembakau.
Sementara itu, indeks penjualan riil di bulan Januari 2013 diprakirakan mengalami penurunan sebesar 3,70% menjadi 119,28. Turunnya indeks diprakirakan karena turunnya penjualan pada kelompok Makanan & Tembakau, kelompok Peralatan dan Komunikasi dan kelompok Perlengkapan Rumah Tangga (RT) Lainnya.
Tekanan terhadap harga umum pada 3 dan 6 bulan ke depan diperkirakan turun masing-masing sebesar 8,91 poin dan 16,67 poin dengan indeks 129,99 dan 126,66. Sementara itu, suku bunga kredit untuk 3 bulan ke depan diprakirakan mengalami penurunan sebesar 8,89 poin, namun dalam 6 bulan ke depan diprediksi akan naik sebesar 4,45 poin.
Perkembangan Penjualan Riil
Secara umum, indeks penjualan eceran bulan Desember 2012 meningkat
sebesar 1,61% (mtm) dibandingkan dengan periode survei bulan sebelumnya.
Kenaikan indeks penjualan riil terjadi pada kelompok Makanan dan Tembakau,
sebesar 6,61% diikuti oleh kelompok Barang Budaya dan Rekreasi (5,65%) dan
kelompok Bahan Bakar Kendaraan (2,12%). Sementara itu, terdapat 4 kelompok
komoditi yang mengalami penurunan indeks penjualan riil, yaitu kelompok
Perlengkapan Rumah Tangga (RT) Lainnya (-2,65%), kelompok Barang Lainnya1
(-2,03%), kelompok Peralatan dan Komunikasi (-1,51%) dan kelompok Suku
Cadang & Aksesori Kendaraan (-0,09%).
1 meliputi barang kerajinan, seni, pakaian jadi, alas kaki dan perlengkapannya, kacamata, perhiasan, jam, tas, dompet, koper, farmasi, kosmetik, elpiji untuk rumah tangga dan minyak tanah.
2013
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des Jan*
1 Suku Cadang & Aksesori Kendaraan 110.24 102.10 100.32 105.87 99.32 105.45 107.11 111.16 113.48 115.54 113.13 115.98 115.88 115.44
2 Makanan dan Tembakau 128.36 101.90 102.17 96.26 89.45 99.60 101.20 99.92 101.85 99.66 102.57 100.15 106.77 96.17
3 Bahan Bakar Kendaraan 97.23 105.47 111.46 112.23 104.04 101.13 101.76 102.75 103.22 104.23 102.72 106.07 108.32 108.23
4 Peralatan dan Komunikasi 86.46 89.14 84.59 96.88 93.87 92.51 96.21 97.39 99.50 97.23 100.14 95.36 93.92 86.29
5 Perlengkapan RT Lainnya 98.83 110.47 108.30 96.78 101.85 104.58 103.07 108.33 112.77 114.08 111.40 112.66 109.67 101.81
6 Barang Budaya dan Rekreasi 211.55 146.78 128.50 148.47 161.24 176.18 171.06 178.92 187.24 192.65 199.38 208.14 219.90 218.10
7 Barang Lainnya 89.33 116.63 119.27 119.05 116.93 116.15 120.57 113.64 111.15 111.01 106.96 114.91 112.57 108.91
117.43 110.35 107.80 110.79 109.53 113.66 114.42 116.01 118.46 119.20 119.47 121.90 123.86 119.28
*) Proyeksi
Tabel 1Indeks Penjualan Eceran
2011 2012No Kelompok Barang
Rata-rata
SURVEI PENJUALAN ECERAN
Indeks Penjualan Riil Desember 2012
meningkat sebesar 1,61% (mtm)
Metodologi
Survei Penjualan Eceran (SPE) dilaksanakan untuk memperoleh informasi dini mengenai arah pergerakan PDRB dari sisi konsumsi swasta. SPE merupakan survei yang dilaksanakan terhadap sekitar 90 pengecer sebagai responden (purposive sampling) di kota Yogyakarta. Responden dikelompokkan berdasarkan 7 Klasifikasi Lapangan Usaha Industri (KLUI) tahun 2007 dan hasil survei disajikan dalam bentuk indeks riil. Survei sampai dengan akhir 2010 dilakukan secara triwulanan, baru sejak Januari 2011 dilakukan secara bulanan
Tim Ekonomi Moneter 2
Survei Penjualan Eceran
Kelompok barang yang mengalami kenaikan indeks penjualan riil tertinggi
adalah kelompok Makanan dan Tembakau sebesar 6,61%. Kenaikan ini
disebabkan oleh kenaikan permintaan pada sub kelompok bahan makanan,
minuman dan makanan jadi serta tembakau.
Indeks penjualan eceran kelompok Barang Budaya dan Rekreasi pada
bulan Desember 2012 juga mengalami kenaikan 5,65% dari 208,14 menjadi
219,90 yang bersumber dari meningkatnya penjualan pada sub kelompok kertas,
karton, cetakan, alat tulis dan mainan anak-anak. Harga berbagai macam alat
tulis mengalami kenaikan selama masa ujian akhir semester bagi sekolah dasar
dan menengah.
Kelompok lain yang mengalami peningkatan indeks penjualan eceran
adalah kelompok barang Bahan Bakar Kendaraan sebesar 2,12% yang
disebabkan naiknya penjualan pada sub kelompok minyak pelumas (oli).
Permintaan penggantian oli mengalami peningkatan untuk penggunaan
kendaraan selama musim liburan.
Di sisi lain, indeks penjualan eceran pada kelompok Perlengkapan RT
Lainnya turun sebesar -2,65% yang dipengaruhi oleh penurunan penjualan pada
sub kelompok perlengkapan konstruksi, mebel, perabot rumah tangga, bahan
konstruksi tanah liat, alat musik, bahan konstruksi logam, barang elektronik
(audio/video) dan pasir. Permintaan beberapa bahan bangunan mengalami
penurunan karena pada saat ini proses penyelesaian pekerjaan bangunan sudah
sampai pada tahap finishing.
Indeks penjualan eceran kelompok Barang Lainnya pada bulan Desember
2012 juga mengalami penurunan sebesar -2,03% dari 114,91 menjadi 112,57
yang bersumber dari turunnya penjualan pada sub kelompok kacamata,
perhiasan, jam, barang kerajinan dan seni.
Indeks penjualan pada kelompok Peralatan dan Komunikasi juga
mengalami penurunan sebesar -1,51% yang bersumber dari turunnya penjualan
pada sub kelompok elektronik (audio/video) dan penjualan voucher.
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des
1 Suku Cadang & Aksesori Kendaraan 1.45 (7.38) (1.75) 5.54 (6.19) 6.17 1.57 3.78 2.09 1.81 (2.08) 2.51 (0.09)
2 Makanan dan Tembakau (9.04) (20.62) 0.27 (5.78) (7.08) 11.35 1.61 (1.26) 1.93 (2.16) 2.93 (2.36) 6.61
3 Bahan Bakar Kendaraan 3.55 8.48 5.68 0.69 (7.30) (2.79) 0.62 0.98 0.45 0.99 (1.45) 3.26 2.12
4 Peralatan dan Komunikasi (2.16) 3.09 (5.11) 14.53 (3.11) (1.44) 4.00 1.22 2.17 (2.28) 3.00 (4.78) (1.51)
5 Perlengkapan RT Lainnya (4.34) 11.78 (1.96) (10.64) 5.23 2.68 (1.45) 5.11 4.10 1.16 (2.35) 1.13 (2.65)
6 Barang Budaya dan Rekreasi 69.84 (30.62) (12.45) 15.55 8.60 9.26 (2.91) 4.59 4.65 2.89 3.49 4.40 5.65
7 Barang Lainnya (1.03) 30.55 2.27 (0.19) (1.78) (0.66) 3.81 (5.75) (2.19) (0.13) (3.65) 7.43 (2.03)
9.57 (6.03) (2.31) 2.78 (1.14) 3.77 0.68 1.39 2.11 0.62 0.23 2.03 1.61
2011 2012
Rata-rata
No Kelompok Barang
Pertumbuhan Penjualan Riil Secara Bulanan (m-t-m)Tabel 2
Tim Ekonomi Moneter 3
Survei Penjualan Eceran
Kelompok lain yang mengalami penurunan indeks penjualan adalah
kelompok Suku Cadang dan Aksesori Kendaraan sebesar -0,09% yang lebih
disebabkan turunnya penjualan pada sub kelompok kendaraam dan suku cadang
sperti ban luar motor, busi dan rantai motor.
Grafik 1 Pertumbuhan Indeks Riil Penjualan Eceran
Berdasarkan Kelompok Industri
Ekspektasi Total Penjualan
Responden memprakirakan bahwa penjualan pada 3 dan 6 bulan ke
depan berada dalam range optimis dengan indeks berada di atas 100, yaitu
masing-masing sebesar 129,99 dan 126,66. Meskipun demikian, optimisme
tersebut sedikit menurun dibandingkan dengan ekspektasi responden periode
sebelumnya, masing-masing turun sebesar 8,91 poin dan 16,67 poin.
Menurunnya ekspektasi penjualan eceran pada 3 dan 6 bulan ke depan menurut
responden disebabkan cuaca buruk dan masa liburan sekolah yang sudah
berakhir sehingga menyebabkan turunnya permintaan konsumen.
Prakiraan Harga Umum dan Suku Bunga Kredit
Tekanan terhadap harga pada 3 dan 6 bulan ke depan diprakirakan
menguat masing-masing 6,65 poin dan 3,32 poin dengan indeks 148,88 dan
145,55. Mayoritas responden berekspektasi bahwa harga-harga produk pada 3
(15.00)
(10.00)
(5.00)
-
5.00
10.00
15.00
-
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
140.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1*
2011 2012
Indeks Penjualan Riil
Pertumbuhan Penjualan Riil (mtm) %
%Indeks
Tekanan harga umum pada 3 dan 6 bulan ke
depan diprakirakan menguat
Penjualan pada 3 dan 6 bulan ke depan masih dalam range optimis
Catatan: Survei sampai dengan 2010 dilakukan secara triwulanan, baru sejak Januari 2011 dilakukan secara bulanan
Tim Ekonomi Moneter 4
Survei Penjualan Eceran
dan 6 bulan ke depan secara umum akan meningkat dengan alasan adanya
kenaikan harga dari distributor akibat naiknya biaya bahan baku dan kenaikan
harga BBM.
Sementara itu, suku bunga kredit pada 3 bulan ke depan diprakirakan
turun 8,89 poin dengan indeks 98,90 yang lebih dipengaruhi oleh adanya
persaingan antar bank. Adapun suku bunga kredit pada 6 bulan ke depan
diprakirakan naik 4,45 poin dengan indeks 102,22 yang disebabkan
meningkatnya permintaan seiring kebutuhan masyarakat bertepatan dengan
kenaikan kelas/masuk sekolah.
Keterangan: Indeks Ekspektasi Penjualan, Harga Umum dan Suku Bunga Kredit dihitung dari Balance Score (Net
Balance + 100). Indeks di atas 100 artinya penjualan, harga umum dan suku bunga diekspektasikan akan meningkat, demikian pula sebaliknya.
Grafik 2
Ekspektasi Pedagang mengenai Harga secara Umum
(0.50)
-
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
110.00
120.00
130.00
140.00
150.00
160.00
170.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
2011 2012 2013
Ekspektasi 3 bln yadEkspektasi 6 bln yadInflasi Aktual (qtq)
Indeks %
Diprakirakan suku bunga kredit pada 3
bulan ke depan mengalami penurunan, sedangkan suku bunga
kredit pada 6 bulan mendatang diprakirakan
sedikit meningkat
Tim Ekonomi Moneter 1
Survei Kegiatan Dunia Usaha
Metodologi
Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) merupakan survei triwulanan yang dilaksanakan sejak triwulan I – 1993 terhadap 160 perusahaan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan dipilih secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan atau pengisian kuesioner langsung oleh responden. Metode perhitungan dilakukan dengan metode bersih (SB-net balance), yakni dengan menghitung selisih antara persentase jumlah responden yang memberikan jawaban ”meningkat” dengan persentase jumlah responden yang memberikan jawaban ”menurun” dan mengabaikan jawaban ”sama”. Khusus penghitungan saldo bersih kegiatan usaha, harga jual dan penggunaan tenaga kerja dilakukan dengan metode Saldo Bersih Tertimbang (SBT-weighted net balance) yang diperoleh dari hasil perkalian saldo bersih sektor/subsektor yang bersangkutan dengan bobot sektor/subsektor yang bersangkutan sebagai penimbangnya.
Berdasarkan hasil survei terhadap responden, kegiatan usaha di DIY pada
triwulan IV-2012 masih mengalami ekspansi usaha, yang tercermin dari
angka Saldo Bersih Tertimbang (SBT) yang positif sebesar 16,97%. Terdapat
5 (lima) sektor yang mengalami ekspansi usaha, yaitu sektor Pertanian;
sektor Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan; sektor Bangunan; sektor
Pengangkutan & Komunikasi; dan sektor Industri Pengolahan.
Optimisme responden dalam memperkirakan kondisi usaha pada triwulan I-
2013 tercermin dari nilai SBT yang tinggi yaitu 15,20%. Faktor utama yang
berkontribusi pada optimisme tersebut adalah perkiraan naiknya jumlah
kunjungan wisata terkait dengan perayaan tahun baru dan beberapa hari
libur nasional. Faktor lainnya adalah perkiraan peningkatan permintaan
domestik dan ekspor, peningkatan kualitas maupun jenis produk yang dijual,
serta membaiknya situasi pasar. Ditinjau dari sektor Pertanian, faktor-faktor
yang mendukung optimisme responden antara lain prediksi keadaan cuaca
yang mendukung dan hasil panen yang optimal.
Profil Responden
Jumlah responden yang menjawab kuesioner pada triwulan IV-2012 tercatat
sebanyak 164 responden, atau response rate sebesar 102,5% dari total target
responden. Responden mewakili beberapa sektor ekonomi utama di DIY dengan porsi
responden disesuaikan dengan pangsa masing-masing terhadap perekonomian di DIY.
Sebagian besar responden pada triwulan laporan tersebar di 5 (lima) sektor,
yaitu: sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (39 responden); sektor Pertanian,
Peternakan, Perikanan & Kehutanan (32 responden); sektor Industri Pengolahan (25
responden); sektor Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan (20 responden) dan sektor
Pengangkutan & Komunikasi (19 responden); dan atau mewakili 82,32% dari total
responden yang mengembalikan kuesioner.
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
Triwulan IV-2012
Response Rate pada triwulan IV-2012 sebesar 102,5%
Tim Ekonomi Moneter 2
Survei Kegiatan Dunia Usaha
Kegiatan Usaha
Realisasi kegiatan usaha di DIY pada triwulan IV-2012 masih ekspansif, tercermin
dari angka Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 16,97, sedikit lebih rendah
dibandingkan pada periode survei triwulan III-2012 dengan nilai SBT 18,48%. Terdapat 5
(lima) sektor yang mengalami ekspansi usaha, yaitu sektor Pertanian (SBT 7,88%); sektor
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan (SBT 3,03%); sektor Bangunan (SBT 2,55%);
sektor Pengangkutan & Komunikasi (SBT 1,95%); dan sektor Industri Pengolahan (SBT
1,88%).
Grafik 2
Realisasi dan Perkiraan Kegiatan Dunia Usaha Di lain pihak, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran mengalami kontraksi
usaha (SBT -0,32%). Sejumlah faktor yang menyebabkan kondisi tersebut antara lain
karena meningkatnya persaingan dari penyedia jasa atau produk lain yang sejenis
tercermin dari banyaknya hotel yang beroperasi saat ini, dan menurunnya permintaan
domestik. Sementara itu, sektor Pertambangan dan sektor Listrik, Gas & Air Bersih masih
belum mengalami ekspansi usaha. Sektor yang juga mengalami stagnasi usaha pada
triwulan IV-2012 adalah sektor Jasa-jasa, yang disebabkan oleh menurunnya permintaan
(30,00)
(20,00)
(10,00)
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I*
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Perkiraan Realisasi
SBT (%)
Grafik 1
Responden SKDU
Pertanian19,51%
Pertambangan1,22%
Industri Pengolahan15,24%
Listrik, Gas & Air Bersih1,22%Bangunan
4,88%Perdagangan, Hotel & Restoran23,78%
Pengangkutan & Komunikasi11,59%
Keuangan, Persewaan & Jasa
Perusahaan12,20%
Jasa‐jasa10,37%
Realisasi kegiatan usaha pada triwulan IV-2013 masih
ekspansif, namun tumbuh melambat
Tim Ekonomi Moneter 3
Survei Kegiatan Dunia Usaha
domestik, memburuknya situasi pasar, serta faktor musiman.
Berdasarkan hasil survei triwulan IV-2012, responden SKDU di DIY menyatakan
masih tetap optimis dalam memandang kondisi kegiatan dunia usaha ke depan (triwulan
I-2013). Hal ini tercermin dari nilai SBT 15,20%. Faktor utama yang berkontribusi pada
optimisme tersebut adalah perkiraan naiknya jumlah kunjungan wisata terkait dengan
perayaan tahun baru dan beberapa hari libur nasional. Faktor lainnya adalah perkiraan
peningkatan permintaan domestik dan ekspor yang disumbang oleh perayaan tahun
baru dan hari libur nasional, peningkatan kualitas maupun jenis produk yang dijual, serta
membaiknya situasi pasar. Ditinjau dari sektor Pertanian, faktor-faktor yang mendukung
optimisme responden antara lain prediksi keadaan cuaca yang mendukung dan hasil
panen yang optimal.
Sektor yang diperkirakan akan memberikan kontribusi besar terhadap ekspansi
usaha pada triwulan I-2013 meliputi sektor Pertanian (SBT 4,32%); sektor Industri
Pengolahan (SBT 4,11%); sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (SBT 3,35%); sektor
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan (SBT 1,92%); sektor Pengangkutan &
Komunikasi (SBT 1,51%); dan sektor Jasa-jasa (SBT 1,27%).
Harga Jual
Realisasi harga jual produk/jasa pada triwulan IV-2012 secara umum mengalami
kenaikan, tercermin dari nilai SBT sebesar 18,57%. Namun demikian, kenaikan tersebut
tidak setinggi realisasi harga jual pada triwulan III-2012 (SBT 21,43%). Peningkatan harga
jual ini terjadi pada 7 (tujuh) sektor usaha, yaitu sektor Pertanian (SBT 5,16%); sektor
Pengangkutan dan Komunikasi (SBT 3,56%); sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (SBT
3,42%); sektor Industri Pengolahan (SBT 2,58%); sektor Bangunan (SBT 2,55%); sektor
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan (SBT 0,87%); dan sektor Listrik, Gas dan Air
Bersih (SBT 0,42%).
Grafik 3
Realisasi dan Perkiraan Harga Jual
‐5
0
5
10
15
20
25
30
35
III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I*
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
SBT (%) Realisasi Perkiraan
Harga jual pada triwulan IV-2012 secara umum
mengalami kenaikan
Kegiatan usaha pada triwulan I-2013 diperkirakan
masih ekspansif
Tim Ekonomi Moneter 4
Survei Kegiatan Dunia Usaha
Menurut responden, penyebab utama kenaikan harga jual tersebut adalah
meningkatnya permintaan pada saat liburan/perayaan hari besar, meningkatnya biaya
bahan baku dan biaya operasional lainnya, dan menurunnya persaingan oleh produk
sejenis sehingga mendorong naiknya harga akhir produk. Fluktuasi nilai tukar rupiah
terhadap dolar juga mengakibatkan naiknya harga produk yang berbahan baku impor
dan produk yang berorientasi ekspor.
Sementara itu, responden memprediksi bahwa pada triwulan I-2013 harga jual
produk/jasa cenderung akan meningkat namun tumbuh melambat. Nilai SBT untuk
triwulan I-2013 tercatat sebesar 7,25%, lebih rendah jika dibandingkan perkiraan harga
jual untuk triwulan IV-2012 (19,00%). Perkiraan kenaikan harga jual terjadi pada 6
(enam) sektor ekonomi dengan kenaikan harga tertinggi diperkirakan akan terjadi pada
sektor Industri Pengolahan (SBT 2,66%); sektor Bangunan (SBT 2,55%); sektor
Perdagangan, Hotel & Restoran (SBT 1,40%); sektor Listrik, Gas & Air bersih (SBT
0,42%); sektor Jasa-jasa (SBT 0,25%); dan sektor Pertanian (SBT 0,16%). Perkiraan
peningkatan harga jual tertinggi terjadi pada sektor Industri Pengolahan, yang didorong
oleh peningkatan biaya operasional lainnya, biaya bahan baku/material, biaya tenaga
kerja, dan fluktuasi nilai rupiah.
Di lain pihak, responden memperkirakan bahwa harga jual produk/jasa sektor
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan pada triwulan I-2013 cenderung akan
menurun. Faktor yang menyebabkan penurunan ini adalah semakin meningkatnya
persaingan oleh produk sejenis.
Penggunaan Tenaga Kerja
Ekspansi kegiatan dunia usaha yang berlangsung pada triwulan IV-2012
berimplikasi pada peningkatan penggunaan tenaga kerja, yang tercermin dari nilai SBT
sebesar 4,08%. Peningkatan tersebut dipicu oleh naiknya jumlah tenaga kerja pada 6
(enam) sektor ekonomi utama, yaitu sektor Pertanian (SBT 2,94%); sektor Bangunan (SBT
1,28%); sektor Pertambangan (SBT 0,72%), sektor Pengangkutan & Komunikasi (SBT
0,62%), sektor Jasa-jasa (SBT 0,51%); dan sektor Keuangan (SBT 0,11%). Menurut
responden, peningkatan tersebut dikarenakan adanya peningkatan produktivitas dan
rekrutmen pegawai baru yang bertujuan meningkatkan kapasitas produksi guna
merespon kenaikan jumlah permintaan dalam dan luar negeri.
Sementara itu, sektor Listrik, Gas & Air Bersih justru mengalami penurunan
penggunaan tenaga kerja, yang tercermin dari nilai SBT sebesar -0,42%. Faktor-faktor
yang menyebabkan penurunan ini adalah banyaknya pegawai yang pensiun atau
mengundurkan diri.
Seiring dengan ekspansi usaha pada triwulan IV-
2012, penggunaan tenaga kerja meningkat
Harga jual diperkirakan semakin meningkat pada
triwulan I-2013, namun tumbuh melambat
Tim Ekonomi Moneter 5
Survei Kegiatan Dunia Usaha
Grafik 4 Realisasi dan Perkiraan Penggunaan Tenaga Kerja
Peningkatan penggunaan tenaga kerja diperkirakan akan terus berlanjut sampai
dengan triwulan I-2013 dengan nilai SBT 12,67%, namun lebih rendah dari perkiraan
pada periode survei sebelumnya (SBT 13,30%). Peningkatan tersebut didorong oleh
perkiraan naiknya jumlah tenaga kerja pada 7 (tujuh) sektor, yaitu sektor Keuangan,
Persewaan & Jasa Perusahaan (SBT 3,93%); sektor Pengangkutan & Komunikasi (SBT
3,38%); sektor Pertanian (SBT 1,31%), sektor Bangunan (SBT 1,28%); sektor
Perdagangan, Hotel & Restoran (SBT 1,13%); sektor Industri Pengolahan (SBT 1,05%);
dan sektor Jasa-jasa (SBT 1,01%). Menurut responden, perkiraan kenaikan penggunaan
tenaga kerja tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan produktivitas, penambahan
pegawai baru, ekspansi usaha melalui penambahan cabang/outlet, serta meningkatnya
permintaan dalam dan luar negeri.
Di sisi lain, sektor Listrik, Gas & Air Bersih diperkirakan cenderung akan
mengalami penurunan penggunaan tenaga kerja, yang tercermin dari nilai SBT sebesar
-0,42%. Faktor utama yang diprediksi berkontribusi pada penurunan ini adalah
banyaknya jumlah pegawai yang memasuki usia pensiun atau mengundurkan diri.
Kapasitas Produksi
Serupa dengan triwulan sebelumnya, dari 4 (empat) sektor yang disurvei pada
triwulan IV-2012, 3 (tiga) sektor mengalami penurunan persentase penggunaan kapasitas
produksi. Kapasitas terpakai saat ini berada pada prosentase 73,18%, lebih rendah jika
dibandingkan dengan kondisi pada triwulan III-2012 (74,04%). Penurunan terbesar
disumbang oleh turunnya kapasitas terpakai pada sektor Pertambangan, yaitu sebesar -
35,00%, disusul oleh sektor Industri Pengolahan (-8,25%) dan sektor Listrik, Gas & Air
Bersih (-2,00%). Sementara itu, sektor Pertanian yang pada triwulan sebelumnya sempat
mengalami penurunan kapasitas produksi terpakai saat ini mengalami peningkatan
sebesar 7,23%. Dari 4 (empat) sektor tersebut, kapasitas terpakai tertinggi berasal dari
-14
-9
-4
1
6
11
16
III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I*
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
SBT (%)
Realisasi Perkiraan
Kapasitas produksi pada Triwulan IV- 2012 tercatat
sebesar 73,18%
Peningkatan penggunaan tenaga kerja diperkirakan akan terus berlanjut pada
triwulan IV-2012
Tim Ekonomi Moneter 6
Survei Kegiatan Dunia Usaha
sektor Listrik, Gas & Air Bersih (88,75%), diikuti oleh sektor Pertanian (75,94%), sektor
Industri Pengolahan (69,96%), dan sektor Pertambangan (55,00%).
Grafik 5
Penggunaan Kapasitas Produksi
Kondisi Keuangan
Kinerja keuangan responden pada triwulan IV-2012 secara rata-rata tumbuh
positif, yang tercermin dari nilai SB sebesar 48,47%. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi
dibandingkan triwulan sebelumnya (SB 44,17%). Kontribusi terbesar terhadap
tumbuhnya kondisi keuangan usaha berasal dari 5 (lima) sektor, yaitu sektor Keuangan,
Persewaan & Jasa Perusahaan (75,00%); sektor Pengangkutan & Komunikasi (SB
57,89%); sektor Pertambangan (50,00%); sektor Listrik, Gas & Air Bersih (50,00%); dan
sektor Jasa-jasa (SB 50,00%).
Grafik 6
Perkembangan Kondisi KeuanganAkses Kredit
Hasil survei triwulan IV-2012 menunjukkan adanya peningkatan pertumbuhan
akses terhadap kredit yang tercermin dari nilai SB sebesar 59,38%, mengalami kenaikan
sebesar 54,47% dibandingkan triwulan sebelumnya (SB 27,03%).
40
50
60
70
80
90
100
III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Pertanian Industri Pengolahan Rata‐rata
Kapasitas Terpakai (%)
0
10
20
30
40
50
60
III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2007 2008 2009 2010 2011 2012
SB (%)
Kondisi keuangan para pelaku usaha pada triwulan
IV-2012 tumbuh positif
Pertumbuhan akses kredit perbankan pada triwulan IV-
2012 mengalami peningkatan
Tim Ekonomi Moneter 7
Survei Kegiatan Dunia Usaha
Grafik 7
Perkembangan Akses Kredit Situasi Bisnis
Berdasarkan hasil survei, responden menilai bahwa situasi bisnis pada triwulan
IV-2012 masih kondusif, yang tercermin dari nilai SB sebesar 42,33%, lebih rendah
dibandingkan triwulan III-2012 (SB 44,79%). Dari 8 (delapan) sektor yang dinilai memiliki
situasi bisnis yang kondusif oleh responden, nilai SB tertinggi berasal dari sektor Listrik,
Gas & Air Bersih (SB 100,00%); sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (SB 58,97%);
sektor Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan (SB 45,00%); sektor Jasa-jasa (SB
43,75%); sektor Bangunan (SB 37,50%); sektor Pengangkutan & Komunikasi (SB
36,84%), sektor Pertanian (SB 34,38%); dan sektor Industri Pengolahan (SB 28,00%).
Grafik 8
Realisasi dan Perkiraan Situasi Bisnis
Responden juga memperkirakan bahwa situasi bisnis 6 bulan ke depan akan
semakin kondusif. Kondisi ini ditunjukkan oleh nilai SB yang lebih tinggi, yaitu sebesar
55,83%. Sejumlah sektor diperkirakan akan memberikan kontribusi terbesar terhadap
membaiknya situasi bisnis, yaitu: sektor Bangunan (SB 100,00%); sektor Jasa-jasa (SB
75,00%); sektor Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan (SB 70,00%); dan sektor
Pengangkutan & Komunikasi (SB 57,89%).
‐20
‐10
0
10
20
30
40
50
60
70
III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2007 2008 2009 2010 2011 2012
SB (%)
0
10
20
30
40
50
60
70
III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I*
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Realisasi PerkiraanSB (%)
Responden memperkirakan kondisi situasi bisnis 6 bulan ke depan semakin kondusif
Responden menilai situasi bisnis pada triwulan IV-2012
masih kondusif
Tim Ekonomi Moneter 8
Survei Kegiatan Dunia Usaha
2013
I
P R P R P R P R P R P R P R P R P R P
1 Pertanian 4,37 (2,95) 5,91 (0,73) 9,54 (0,69) 1,37 1,00 5,47 2,53 2,92 (0,48) 6,66 9,69 6,03 1,36 4,77 7,88 4,32
2 Pertambangan (0,48) 0,00 0,48 0,00 0,72 (0,48) 0,00 (0,48) 0,48 (0,48) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3 Industri Pengolahan 2,42 (0,66) 3,34 2,31 3,92 1,29 1,16 2,52 3,95 (0,99) 1,30 (0,84) 3,69 1,16 5,35 3,00 5,28 1,88 4,11
4 Listrik, Gas & Air Bersih 0,42 0,00 0,00 0,42 0,42 0,42 0,42 0,21 0,21 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
5 Bangunan 0,00 (6,81) 0,00 (3,40) 0,00 (1,70) 3,40 0,00 2,04 0,00 0,00 0,00 3,40 7,66 2,55 3,83 2,55 2,55 (1,28)
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 3,66 (6,29) 7,95 (3,13) 7,24 1,14 9,22 7,95 3,56 3,31 3,95 (5,30) 5,16 (0,07) 2,76 4,66 2,65 (0,32) 3,35
7 Pengangkutan & Komunikasi 0,67 (2,66) 4,65 0,62 5,60 (0,27) 4,72 1,62 1,29 3,78 (0,54) (1,87) 3,82 1,91 4,40 3,68 2,82 1,95 1,51
8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 5,54 4,87 1,34 (1,26) 3,88 2,74 0,76 1,14 4,56 3,42 (1,01) (0,98) 1,80 3,06 (4,49) 1,23 5,75 3,03 1,92
9 Jasa‐jasa 1,35 0,00 2,16 0,00 1,35 1,77 1,52 0,90 1,13 0,25 0,76 2,13 1,49 0,48 0,72 0,72 1,91 0,00 1,27
17,94 (14,50) 25,83 (5,17) 32,67 4,22 22,57 14,86 22,69 11,82 7,37 (7,34) 26,03 23,90 17,32 18,48 25,73 16,97 15,20Keterangan:
P = Perkiraan
R = Realisasi
2010
Seluruh Sektor
No Sektor
Tabel 1Realisasi dan Perkiraan Kegiatan Dunia Usaha DIY
(%,SBT)
IV III IV
2012
IIIIII IV
2011
III
Tim Ekonomi Moneter 1
Survei Harga Properti Residensial
Triwulan IV - 2012
Indeks Harga Properti Residensial triwulan IV-2012 diindikasikan
meningkat baik secara triwulanan maupun tahunan masing-masing sebesar 1,45% dan 7,80%. Peningkatan indeks tersebut antara lain disebabkan oleh naiknya harga bahan bangunan, biaya perizinan dan upah pekerja.
Kenaikan harga secara triwulanan terjadi pada semua tipe rumah, yaitu tipe kecil meningkat 1,14%, tipe menengah 3,18% dan tipe besar 0,02%.
Dana internal perusahaan khususnya yang bersumber dari laba ditahan dan modal disetor menjadi sumber utama pembiayaan properti residensial (38,29%), diikuti oleh dana nasabah (21,66%), pinjaman bank (19,04%) dan sisanya lain-lain. Persentase penggunaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) oleh konsumen (44,02%) dengan tingkat suku bunga pada kisaran 6,75% - 15,00%, dan sebagian besar nasabah dikenakan bunga sebesar 9,00%.
Perkembangan Harga Properti Residensial
Survei Harga Properti Residensial (SHPR) di kota Yogyakarta menunjukkan bahwa indeks harga properti residensial pada triwulan IV-2012 sedikit meningkat sebesar 1,45% secara triwulanan (qtq). Namun secara tahunan (yoy) IHPR mengalami peningkatan sebesar 7,80%. Secara triwulanan (qtq), naiknya indeks ini disebabkan oleh meningkatnya harga bahan bangunan, biaya perizinan dan biaya pekerja.
-7.0
-5.0
-3.0
-1.0
1.0
3.0
5.0
7.0
9.0
11.0
0
50
100
150
200
250
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I*
2008 2009 2010 2011 2012 2013
%indeks
Grafik 1Perkembangan IHPR DIY
IHPR % QTQ % YOY
SURVEI HARGA
PROPERTI RESIDENSIAL
Metodologi
Survei Harga Properti Residensial (SHPR) merupakan survei triwulanan yang dilaksanakan sejak triwulan I-1999 terhadap beberapa pengembang proyek perumahan (developer) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah responden mencakup 50 pengembang.
Pengumpulan data dilakukan secara langsung (face to face) mencakup data harga jual rumah, jumlah unit rumah yang dibangun dan dijual pada triwulan bersangkutan serta prakiraan harga jual rumah dalam triwulan berikutnya. Pengolahan data dilakukan dengan metode rata-rata sederhana atas harga rumah pada tiap tipe bangunan rumah, yang terdiri dari tipe kecil (luas bangunan s.d 36m2) , tipe menengah (luas bangunan >36m2 s.d 70m2) dan tipe besar (luas bangunan > 70m2), selanjutnya Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) dihitung dengan metode indeks berantai sederhana.
Secara umum indeks harga properti residensial meningkat sebesar 1,45% secara triwulanan, sedangkan secara tahunan meningkat 7,80%.
Tim Ekonomi Moneter 2
Survei Harga Properti Residensial
Berdasarkan tipe rumah, kenaikan harga dirasakan di setiap tipe rumah yaitu tipe kecil 1,14%, tipe menengah 3,18% dan tipe besar 0,02%.
Sejalan dengan kenaikan harga secara triwulan, secara tahunan (yoy),
indeks harga properti residensial (IHPR) meningkat 7,80% disebabkan oleh kenaikan di setiap tipe rumah, masing-masing tipe kecil sebesar 8,18%, diikuti tipe menengah 8,13% dan rumah tipe besar 7,06%.
Perkiraan Triwulan I - 2013
Untuk perkiraan triwulan I - 2013, indeks harga properti residensial baik secara triwulanan maupun tahunan diperkirakan mengalami peningkatan masing-masing sebesar 1,51% (qtq) dan 8,06% (yoy). Secara triwulanan, ekspektasi peningkatan harga ini lebih disebabkan oleh kenaikan harga rumah tipe besar (2,98%), diikuti kenaikan harga pada tipe menengah (1,45%) dan rumah tipe kecil (0,11%). Di sisi lain, secara tahunan, responden memperkirakan peningkatan indeks harga properti residensial lebih disebabkan oleh naiknya
-2.0
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
0
50
100
150
200
250
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I*
2008 2009 2010 2011 2012 2013
%indeks
Grafik 2Perkembangan IHPR Rumah Tipe Kecil
IHPR % QTQ % YOY
-2.0
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
135
140
145
150
155
160
165
170
175
180
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I*
2008 2009 2010 2011 2012 2013
%indeks
Grafik 3Perkembangan IHPR Rumah Tipe Menengah
IHPR % QTQ % YOY
`
Peningkatan harga diperkirakan akan terjadi pada triwulan I -
2013 baik qtq dan yoy
Tim Ekonomi Moneter 3
Survei Harga Properti Residensial
harga pada rumah tipe menengah (9,36%), diikuti kenaikan harga pada rumah tipe besar (8,97%) dan rumah tipe kecil (5,83%).
Dibandingkan dengan indeks harga sub kelompok biaya tempat tinggal IHK-BPS, kenaikan indeks harga properti residensial menunjukkan arah maupun magnitude yang searah. Indeks harga sub kelompok biaya tempat tinggal mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode sebelumnya, yaitu naik 0,77% dengan indeks 130,87. Di sisi lain, indeks harga properti residensial meningkat sebesar 1,45%.
-2.0
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
145
150
155
160
165
170
175
180
185
190
195
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I*
2008 2009 2010 2011 2012 2013
%indeks
Grafik 4Perkembangan IHPR Rumah Tipe Besar
IHPR % QTQ % YOY
-1.00
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
10.00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I*
2009 2010 2011 2012 2013
%
Grafik 5Perkembangan IHPR dan Indeks Biaya Tempat Tinggal (q-t-q/y-o-y)
Perubahan IHPR (qtq)Perubahan Indeks Biaya Tempat Tinggal (qtq)Perubahan IHPR (yoy)Perubahan Indeks Biaya Tempat Tinggal (yoy)
IHPR menunjukkan arah dan magnitude yang searah
dengan indeks harga sub kelompok biaya tempat
tinggal IHK-BPS
Tim Ekonomi Moneter 4
Survei Harga Properti Residensial
Penawaran dan Permintaan Properti Residensial Triwulan IV-2012
Hasil survei pada triwulan IV-2012 menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa baik dari sisi permintaan maupun penawaran rumah pada setiap tipe rumah adalah stabil/sama. Adapun prakiraan pada triwulan mendatang, sebagian besar responden menyatakan bahwa baik permintaan maupun penawaran rumah dengan tipe kecil dan menengah akan mengalami peningkatan, sedangkan rumah tipe besar diprakirakan relatif stabil.
Pembiayaan Properti Residensial
Pembiayaan properti residensial pada triwulan IV-2012 sebagian besar bersumber dari dana internal perusahaan dengan sumber utama adalah dari laba ditahan dan modal disetor (38,29%), diikuti oleh dana nasabah (21,66%), pinjaman bank (19,04%) dan sisanya adalah lain-lain. Sementara itu, untuk pembelian properti residensial, sebagian besar konsumen memanfaatkan KPR bank (44,02%) dengan tingkat suku bunga mayoritas sebesar 9,00% (range antara 6,75% - 15,00%), diikuti oleh cash bertahap (24,65%) dan sebagian kecil dilakukan dalam bentuk cash keras/tunai (12,62%).
Dana internal perusahaan, dana nasabah dan pinjaman
bank menjadi sumber utama pembiayaan properti,
sementara transaksi pembelian konsumen sebagian
besar menggunakan pembiayaan melalui KPR
Permintaan properti residensial rumah tipe kecil meningkat
dibandingkan dengan periode survei sebelumnya.
Permintaan maupun Penawaran properti residensial pada
triwulan IV– 2012 relatif stabil dibandingkan dengan periode
sebelumnya.
Tim Ekonomi Moneter 5
Survei Harga Properti Residensial
Kecil Menengah Besar Total Kecil Menengah Besar Total
I-2008 1.47 1.26 0.44 1.05 5.32 4.32 3.74 4.46 II-2008 1.66 1.80 1.51 1.65 4.87 3.85 2.02 3.58 III-2008 0.47 0.29 0.12 0.29 4.51 4.23 1.93 3.55 IV-2008 0.42 0.18 0.16 0.25 4.07 3.56 2.23 3.28 I-2009 0.69 0.33 0.57 0.53 3.26 2.61 2.37 2.75 II-2009 0.16 0.24 0.41 0.27 1.74 1.04 1.26 1.35 III-2009 0.30 0.07 0.15 0.18 1.57 0.83 1.30 1.23 IV-2009 0.06 0.29 0.07 0.14 1.21 0.94 1.21 1.12 I-2010 0.36 0.24 0.34 0.31 0.88 0.84 0.97 0.89 II-2010 0.38 0.83 0.62 0.61 1.10 1.43 1.18 1.24 III-2010 0.41 0.55 0.13 0.36 1.21 1.92 1.16 1.43 IV-2010 0.03 0.11 0.34 0.16 1.18 1.73 1.43 1.45 I-2011 0.61 0.81 0.29 0.57 1.44 2.32 1.39 1.72 II-2011 5.60 0.19 0.81 2.20 6.71 1.67 1.58 3.33 III-2011 0.24 1.29 (0.27) 0.42 6.54 2.42 1.18 3.39 IV-2011 3.07 (0.52) 1.51 1.35 9.77 1.77 2.36 4.62 I-2012 2.33 0.31 1.18 1.27 11.65 1.27 3.26 5.35
II - 2012 4.87 4.89 5.75 5.17 10.88 6.02 8.33 8.41 III-2012 (0.33) (0.40) 0.04 (0.23) 10.24 4.25 8.66 7.70 IV-2012 1.14 3.18 0.02 1.45 8.18 8.13 7.06 7.80 I*-2013 0.11 1.45 2.98 1.51 5.83 9.36 8.97 8.06
Keterangan :
- Kecil s.d. 36 m2
- Menengah 36-70 m2
- Besar diatas 70 m2
* Angka Perkiraan
Tabel 1Perubahan Indeks Harga Properti Residensial DIY
TriwulananPerubahan Triwulanan Perubahan Tahunan
I-2008 190.22 151.04 160.69 166.84 II-2008 193.37 153.75 163.11 169.59 III-2008 194.27 154.19 163.30 170.08 IV-2008 195.09 154.47 163.56 170.51 I-2009 196.43 154.98 164.50 171.42 II-2009 196.73 155.35 165.16 171.88 III-2009 197.33 155.47 165.42 172.18 IV-2009 197.44 155.92 165.53 172.42 I-2010 198.15 156.29 166.09 172.95 II-2010 198.90 157.58 167.12 174.00 III-2010 199.71 158.45 167.34 174.63 IV-2010 199.78 158.63 167.91 174.91 I-2011 201.00 159.91 168.40 175.92 II-2011 212.26 160.21 169.76 179.79 III-2011 212.78 162.28 169.31 180.55 IV-2011 219.31 161.44 171.87 182.99 I-2012 224.42 161.94 173.90 185.32 II-2012 235.35 169.86 183.90 194.91 III-2012 234.57 169.18 183.97 194.46 IV-2012 237.24 174.56 184.01 197.27 I*-2013 237.51 177.09 189.49 200.26
Keterangan :
- Kecil s.d. 36 m2
- Menengah 36-70 m2
- Besar diatas 70 m2
* Angka Perkiraan
Tabel 2Indeks Harga Properti Residensial DIY
TriwulanTIPE
Kecil Menengah Besar Total
Top Related