Post on 10-Feb-2016
description
BAB IPENDAHULUAN
I.1 Latar BelakangEkskursi Petrologi tahun 2010 yang dilaksanakan di daerah Kulonporogo, karena Kulonprogo
merupakan salah satu daerah yang memiliki litologi batuan yang cukup lengkap, dari jenis batuan beku,
batuan sediment dan batuan piroklastik. Daerah Kulonprogo dulunya diperkirakan merupakan daerah
dengan aktifitas gunung api purba, atau aktifitas magma yang dapat diketahui dari batuan-batuan yang
terdapat di sekitar daerah tersebut yang masih dapat dilihat sampai sekarang. Hal ini didasarkan pada
bukti yaitu pada stopsite I terdapat batuan piroklastik dan sediment, dimana batuan tersebut terbentuk
sekitar lingkungan magmatisme atau dekat dengan daerah aktivitas gunung berapi / aktivitas vulkanik.
Kegiatan ekskursi lapangan Petrologi ke daerah Kulon Progo merupakan suatu rangkaian acara
Praktikum Petrologi dalam rangka melihat langsung kenampakkan batuan secara megaskopis di
lapangan. Dalam hal ini, dimaksudkan agar dapat mengetahui apa saja tahapan yang benar dalam
pendeskripsian batuan serta petrogenesa daerah yang diamati baik secara geologinya, stratigrafinya,
serta fenomena geologi apa saja yang terjadi dan berkembang di KulonProgo. Karena hal tersebut
maka kami melakukan ekskursi atau penelitian untuk mengetahui hal-hal di atas. Kegiatan ini bertujuan
untuk menambah ilmu dan wawasan tentang ilmu geologi terutama bidang petrologi.
I.2 Maksud dan TujuanAdapun maksud dan tujuan kami melakukan Ekskursi di Kulon Progo ini adalah :
1. Melakukan penelitian dan studi kasus dalam rangka menerapkan teori yang diperoleh dan
mencocokan dengan data dilapangan sehingga didapatkan suatu pengertian yang utuh
mengenai ilmu Geologi secara teoritis maupun praktis
2. Mengetahui sejarah geologi, statigrafi dan fenomena geologi pada daerah Kulonprogo
3. Mampu membuat profil dengan baik dan benar.
4. Dapat mengetahui petrogenesa dari batuan di daerah yang diamati
I.3 Lokasi dan Waktu PelaksanaanLokasi ekskursi petrologi bertempat di propinsi D.I Yogyakarta, kabupaten Kulonprogo tepatnya
di daerah Girimulyo yang berlokasi di dusun karanganyer dan daerah Nanggulan yang berlokasi di
Kalisongo dan sekitarnya. Waktu pelaksaan pada hari Sabtu tanggal 25 April 2010. Waktu
keberangkatan pukul 07.30 WIB dan selesainya 16.00 WIB.
DENAH
1
Gambar 1. Denah Lokasi Singkapan
Keterangan
: : UPN ”V” Yogyakarta : : UTY
: : Monjali : : Pasar Godean
: Pom bensin : lokasi singkapan
Stop site 1& 2
:Lokasi singkapan stop site 3 & 4
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2
UPN
MONJALI
Pom Bensin
UTY
Pasar Godean
Lokasi 1
Lokasi 2
Lokasi 1 1
Lokasi 2 1
II.1 Fisiografi Regional
Menurut Van Bemmelen ( 1949, hal. 596), Pegunungan Kulon dilukiskan sebagai dome besar dengan
bagian puncak datar dan sayap-sayap curam, dikenal sebagai “Oblong Dome”. Dome ini mempunyai
arah utara timur laut - selatan barat daya, dan diameter pendek 15-20 Km, dengan arah barat laut-timur
tenggara.
Gambar Sketsa Fisografi Jawa (Van Bemmmelen, 1949) dan Citraan Landsat (SRTM NASA, 2004)
Di bagian utara dan timur, komplek pegunungan ini dibatasi oleh lembah Progo, dibagian selatan dan
barat dibatasi oleh dataran pantai Jawa Tengah. Sedangkan di bagian barat laut pegunungan ini
berhubungan dengan deretan Pegunungan Serayu.
Inti dari dome ini terdiri dari 3 gunung api Andesit tua yang sekarang telah tererosi cukup dalam,
sehingga dibeberapa bagian bekas dapur magmanya telah tersingkap. Gunung Gajah yang terletak di
bagian tengah dome tersebut, merupakan gunung api tertua yang menghasilkan Andesit hiperstein
augit basaltic. Gunung api yang kemudian terbentuk yaitu gunung api Ijo yang terletak di bagian
selatan. Kegiatan gunung api Ijo ini menghasilkan Andesit piroksen basaltic, kemudian Andesit augit
hornblende, sedang pada tahapterakhir adalh intrusi Dasit pada bagian inti. Setelah kegiatan gunung
Gajah berhenti dan mengalami denudasi, di bagian utara mulai terbentuk gunung Menoreh, yang
merupakan gunung terakhir pada komplek pegunungan Kulon Progo. Kegiatan gunung Menoreh mula-
mula menghasilkan Andesit augit hornblen, kemudian dihasilkan Dasit dan yang terakhir yaitu Andesit.
Dome Kulon Progo ini mempunyai puncak yang datar. Bagian puncak yang datar ini dikenal sebagai
“Jonggrangan Platoe“ yang tertutup oleh batugamping koral dan napal dengan memberikan
kenampakan topografi “kars“. Topografi ini dijumpai di sekitar desa Jonggrangan, sehingga litologi di
daerah tersebut dikenal sebagai Formasi Jonggrangan.
3
Pannekoek (1939), vide (Van Bammelen, 1949, hal 601) mengatakan bahwa sisi utara dari
Pegunungan Kulon Progo tersebut telah terpotong oleh gawir-gawir sehingga di bagian ini banyak yang
hancur, yang akhirnya tertimbun di bawah alluvial Magelang.
II.2 Statigrafi RegionalStratigrafi Pegunungan Kulon Progo [Pringgoprawiro dan Riyanto (1987)] dari tua ke muda :
a) Formasi NanggulanFormasi Nanggulan bagian bawah tersusun atas batupasir kuarsa dengan sisipan lignit,
mengandung fosil Axinea dengan lingkungan pengendapannya litoral, bagian tengah disusun oleh
napal pasiran selang-seling dengan batupasir dan batulempung, dijumpai fosil Nummulites djojakartae dengan lingkungan pengendapan litoral–sublitoral pinggir, bagian atas disusun napal dan batugamping
berselingan dengan batupasir, fosil Discocylina omphalus lingkungan pengendapan sublitoral pinggir.
Umurnya Eosen Tengah-Eosen Akhir, tebal ± 400 meter. Bagian atasnya merupakan Anggota Seputih
litologi napal pelagis, mengandung fosil foram ; Gt.opima, Gt.cerroazualensis, dan Gt.mexicana berumur Eosen Akhir–Oligosen Akhir, lingkungan pengendapan sublitoral- laut terbuka, tebal ± 100 m.
b) Formasi KaligesingFormasi ini dicirikan oleh adanya batuan volkanik klastik tebal, yang teridiri dari breksi volkanik
(laharik), dengan sisipan lava andesit dan batupasir tuffan. Lokasi Desa Ulusobo, Kaligesing, ± 10 km
timur Kota Purworejo. Bagian bawah dicirikan perselingan breksi andesit dan lava andesit, tebal 275 m,
bagian tengah berupa breksi andesit sisipan batupasir tuffan, tebal 2–20 m, bagian atas tersusun
breksi andesit pirosen sisipan batupasir kerikilan, tebal 2,5 – 18 dan 0,5 – 2,5 m, sedang tebal
keseluruhan mencapai 830 meter. Umur formasi ini ditentukan atas hubungan stratigrafi dengan dua
satuan batuan yang mengapitnya, karena tidak mengandung fosil penunjuk umur, diperkirakan
berumur Oligosen Akhir–Miosen Awal, diendapkan lingkungan darat, berupa endapan lahar yang
terpilah buruk dalam matrik relatif halus dan kadang nampak perlapisan berangsur dan perlapisan
sejajar.
c) Formasi DukuhFormasi Dukuh disusun oleh selang-seling batugamping bioklastik, batupasir sedang sampai
kerikilan, batulempung, breksi dan konglomerat, mengandung banyak koral, bryozoa, pelecypoda,
gastropoda, dan foraminifera. Lokasi di Desa Dukuh, Samigaluh, Kulon Progo, ± 17 km ke Utara dari
Sentolo, ketebalan pada stratotipenya mencapai ± 535 meter. Umur dari formasi ini Oligosen Akhir
bagian atas (N3) dengan hadirnya fosil Ga.selli, Ga.senilis, Ga.nana, Ga.tripartita, dan Miosen Awal
Bagian Bawah (N4 – N5) dan dijumpainya fosil Ga.binaensis, Grt.dissimillis, Gs.primordius, Gt.kugleri. Lingkungan pengendapannya adalah kipas bawah laut dalam, dijumpainya fosil laut, glaukonit, struktur
sedimen graded bedding, stratifikasi sejajar, diselingi batuan pelitik yang memperihatkan laminasi
4
sejajar. Formasi ini selaras diatas Anggota Seputih Formasi Nanggulan, bersilang jari atau kontak
sesar dengan Formasi Kaligesing, dan selaras diatasnya Formasi Jonggrangan dan Formasi Sentolo.
d) Formasi JonggranganLokasi berada di desa Jonggrangan, dicirikan batugamping terumbu hadirnya koral, moluska,
foram besar, batugamping klastik dan sisipan napal tipis mengandung foram plankton dan bentos,
ketebalan ± 150 meter, berumur Miosen Awal–Miosen Tengah dan diendapkan pada lingkungan litoral.
Formasi tidak selaras Formasi Kaligesing, selaras Formasi Dukuh, dan bersilang jari Formasi Sentolo.
e) Formasi SentoloFormasi ini bagian bawah berupa napal pelagis dan sisipan batugamping, bagian atas
dominan batulempung banyak mengandung foram plankton, bentos, dan foram besar, berumur Miosen
Awal – Pliosen dan merupakan endapan laut dangkal hingga laut terbuka dalam. Lokasi formasi ini di
daerah Sentolo dengan ketebalan ± 1100 meter. Formasi ini mempunyai hubungan tidak selaras
dengan Formasi Kaligesing, selaras dengan Formasi Dukuh, dan bersilang jari dengan Formasi
Jonggrangan.
f) Endapan Volkanik KuarterSatuan ini tersusun atas tufa, abu, breksi, aglomerat dan lelehan lava tak terpisahkan yang
berumur Pleistosen – Holosen dan merupakan endapan darat, Raharjo (1974) menamakan Formasi
Yogyakarta yang disusun oleh endapan volkanik Merapi, terletak tidak selaras diatas semua formasi
yang lebih tua, dan penyebaran sisi timur Kubah Kulon Progo mempunyai ketebalan lebih 20 meter.
II.3 Struktur Geologi RegionalKabupaten Kulon Progo merupakan wilayah bagian Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
yang terletak paling barat dengan batas sebelah barat dan utara adalah Propinsi Jawa Tengah dan
sebelah selatan adalah Samudera Indonesia . Secara geografis terletak antara 7 o 38'42" - 7 o 59'3"
Lintang Selatan dan 110 o 1'37" - 110 o 16'26" Bujur Timur. Kulonprogo dan sekitarnya telah banyak
diteliti para ahli geologi dengan mengemukan susunan stratigrafi. Beberapa ahli tersebut antara lain :
- Bemmelen (1949), dengan urutan stratigrafinya dari tua ke muda : Eosen of Nanggulan, Old
Andesite Formation yang berfasies volkanik, tidak selaras diatasnya diendapkan Djonggrangan
Beds pada Miosen Awal dan Sentolo Beds pada Miosen Akhir.
- Marks (1957), mengusulkan perubahan “Beds” menjadi “Formasi” pada Djonggrangan Beds dan
Sentolo Beds menjadi Formasi Djonggrangan dan Formasi Sentolo, dimana kedua formasi
tersebut tidak selaras terhadap Formasi Andesit Tua.
- Sujanto dan Roskamil (1975), dengan urutan Formasi Nanggulan berumur Eosen, tidak selaras
diatasnya Formasi Andesit Tua berumur Oligosen Akhir, menerus diendapkan Formasi Sentolo
pada Miosen – Pliosen dan Formasi Sambipitu pada Miosen Awal, tidak selaras Formasi
5
Jonggrangan pada Miosen Awal – Miosen Akhir. Diatas Formasi Sentolo tidak selaras
diendapkan Formasi Wonosari pada Pliosen dan termuda berupa Endapan Volkanik Muda.
- Pringgoprawiro dan Purnamaningsih (1981), menambahkan Anggota Seputih pada Formasi
Nanggulan yang disusun napal berumur Eosen Akhir – Oligosen Akhir, Formasi Andesit Tua
tidak selaras diatasnya. Diatas Formasi Andesit Tua tidak selaras diendapkan Formasi Sentolo
yang bersilang-jari dengan Formasi Jonggrangan.
- Kadar (1986), mengsulkan pada Formasi Sentolo dibagi menjadi tiga anggota, yaitu Anggota
Kanyar-anyar, Anggota Genung, dan Anggota Tanjunggunung yang selaras diatas Formasi
Andesit Tua.
- Pringgoprawiro dan Riyanto (1987), melakukan revisi Formasi Andeit Tua menjadi dua formasi
baru, yaitu Formasi Kaligesing berfasies darat dan Formasi Dukuh berfasies laut dalam, umur
Oligosen Akhir – Miosen Awal. Formasi Kaligesing disusun oleh perselingan breksi volkanik,
lava, batupasir tufaan, dan endapan lahar, sedang Formasi Dukuh disusun oleh perselingan
breksi volkanik, lava, batupasir tufaan, batulempung dan sisipan karbonat, dimana hubungan
keduanya saling menjari atau kontak sesar.
II.4 Sejarah geologi Regional Sejarah struktur geologi daerah penelitian tidak terlepas dari proses geologi yang membentuk
kubah Kulonprogo. pegunungan Kulon Progo oleh Van Bemmelen (1949, hal.596) dilukiskan sebagai
kubah besar memanjang ke arah barat daya-timur laut, sepanjang 32 km, dan melebar kearah
tenggara-barat laut, selebar 15-20 km. Pada kaki-kaki pegunungan di sekekliling kubah tersebut
banyak dijumpai sesar-sesar yang membentuk pola radial.
6
Gambar Skema blok diagram dome pegunungan Kulon Progo, yang digambarkan Van Bemmelen (1945, hal.596)
Pada kaki selatan gunung Menoreh dijumpai adanya sinklinal dan sebuah sesar dengan arah barat-
timur, yang memisahkan gunung Menoreh dengan gunung ijo serta pada sekitar zona sesar.
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
III.1 Langkah kerjaStop site 1
1. Membuat Sketsa lapangan
2. Mengambil foto bentang alam, singkapan dan parameter serta menghitung azimutnya
3. Mengambil sampel dan dideskripsikan
4. Interpretasi petrogenesa
Stop site 2
1. Membuat sketsa lapangan
7
2. Mengambil foto bentang alam, singkapan dan parameter serta menghitung azimutnya
3. Membentangkan meteran sepanjang 10 meter untuk menentukan lapisan yang akan
Dideskripsikan
4. Mengukur kedudukan tiap lapisan, azimut dan slope
5.Mengambil sampel dan deskripsikan
6.Interpretasi petrogenesa
7.Membuat profil dan peta lintasan sementara
Stop site 3
1. Membuat sketsa lapangan
2. Mengambil foto bentang alam, singkapan dan parameter serta menghitung azimutnya
3. Mengambil sampel dan deskripsikan
4. Interpretasi petrogenesa
Stop site 4
1. Membuat sampel
2. Mengambil foto bentang alam, singkapan dan parameter serta menghitung azimutnya
3. Mengambil sampel dan deskripsikan
4. Interpretasi petrogenesa
III.2 Alat-alat yang digunakan
1. Kompas
2. Palu
3. Meteran
4. OHP
5. Alat tulis
6. Plastik sampel
7. Clipboard
8. Komperator
9. Lup
10. Camera
11. Lembar tabulasi
8
BAB IVPEMBAHASAN
IV.1. HASIL PENGAMATANIV.1.1. Stopsite 1IV.1.1.a Latar Belakang Singkapan
Lokasi singkapan terdapat Kecamatan Girimulyo, Dusun Karanganyar. Singkapan batuan yang
ditemukan di sana adalah singkapan Batuan Sedimen Epiklastik dimana material-material penyusun
batuan tersebut berasal dari batuan vulkanik,seperti andesit, dan basalt. Apabila penamaannya
berdasarkan fragmen penyusunnya maka batuan tersebut adalah batuan Breksi Polimik, Hal ini
disebabkan karena batuan terdiri dari fragmen yang lebih dari satu batuan. Berdasarkan penelitian,
maka daerah ini termasuk dalam Formasi Kaligesing yaitu formasi yang mengalami pengendapan di
darat. Umur dari singkapan yang ditemukan adalah Oligosin-Miosin. Singkapan batuan yang ditemukan
umumnya berwarna kehijau-hijauan karena merupakan Zona probilitik yaitu zona yang mengalami
perubahan klorit akibat pelapukan kimiawi yang berasal dari plagioklas karena mengalami alterasi
hidrotermal.
9
Foto Singkapan
Foto 1. Foto Lapangan Stop Site 1 dengan jarak 3. meter. Foto by Arief
Keterangan :
10
Arah kamera : N 198o E
Jarak : 3 m
Cuaca : Cerah
Parameter
1. Tinggi sebenarnya pengamat : 176 cm
2. Tinggi pengamat di foto : 8,5 cm
Skala : Tinggi pada gambar : Tinggi sebenarnya
8,5 cm : 176 cm
1 : 20,7
Jadi, skalanya adalah 1 : 20,7, yang berarti bahwa 1 cm pada gambar sama dengan 20,7 cm
di lapangan.
Foto Parameter
8
Foto 2. Singkapan Stop Site 1. Foto by Adhimas
Keterangan :
Arah kamera : N 221o E
Jarak : 50 cm
11
Cuaca : Cerah
Parameter
1. Tinggi parameter sebenarnya : 31,2 cm
2. tinggi parameter di foto : 7,8 cm
Skala : Tinggi pada gambar : Tinggi sebenarnya
7,8 cm : 31,2 cm
1 : 4
Jadi, skalanya adalah 1 :4 yang berarti bahwa 1 cm pada gambar sama dengan 4 cm di
lapangan.
IIV.1.1.b. Deskripsi LithologiDeskripsi LapanganDijumpai singkapan Batuan Sedimen Epiklastik, dengan warna lapuk Abu-abu, warna fresh
Abu-abu, yang menunjukan struktur Masif, tekstur ; Ukuran Butir : Kerikil - Bongkah ( 2 - > 256 mm),
derajat pembundaran : Menyudut, derajat pemilahan : Buruk, Kemas : Terbuka. Dengan Komposisi
mineral ; Fragmen: Andesit, basalt ; Matriksnya : Klorit , semen : silica. Sehingga berdasarkan data
yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Breksi Polimik.
Deskripsi Laboratorium
Jenis Batuan : Batuan Sedimen Epiklastik
Warna : Abu-abu
Struktur : Masif
Tekstur :
1. Ukuran Butir : kerikil – bongkah (2 - >256 mm)
2. Derajat Pembundaran : Menyudut
3. Derajat Pembilahan : Terpilah Buruk
4. Kemas : Terbuka
Komposisi Mineral : - Fragmen : Andesit, Basalt
- Matriks : Klorit
- Semen : Silika
12
Nama Batuan : Breksi Polimik
Deskripsi Fragmen Jenis Batuan : Batuan Beku Basa Vulkanik
Warna : Hitam
Struktur : Masif
Tekstur :
1. Derajat Kristalisasi : Hipokristalin
2. Derajat Granularitas : Afanitik - Fanerik halus ( < 1 mm )
3. Bentuk Kristal : Subhedral
4. Relasi : Inequigranular vitroverik
Komposisi Mineral : - Piroksen 40 %
- Masa Gelas 25%
- Plagioklas 35%
Nama Batuan : Basalt
Jenis Batuan : Batuan Beku Intermediet Vulkanik
Warna : Abu-abu
Struktur : Masif
Tekstur :
1. Derajat Kristalisasi : Hipokristalin
2. Derajat Granularitas : Fanerik halus ( < 1 mm ) – fanerik sedang (1-5mm)
3. Bentuk Kristal : Subhedral
4. Relasi : Inequigranular vitroverik
Komposisi Mineral : - Hornblende 40 %
- Masa Gelas 20%
- Plagioklas 30%
13
- K-Feldspar 10%
Nama Batuan : Andesit
IV.1.1.c. Petrogenesa RegionalSingkapan ini terbentuk karena adanya pengendapan kembali material batuan yang berasal
dari letusan gunung api atau aktivitas vulkanik yang terbawa oleh aliran material vulkanik sehingga
batuan ini dapat tersingkap dengan fragmen penyusunnya berupa basalt, dan Andesit dan matriksnya
berupa klorit yang merupakan hasil alterasi hidrothermal.
SKETSA LAPANGAN
: Vegetasi
Gambar Sketsa LapaanganKeterangan :
: : Vegetasi Tumbuhan
14
: Singkapan Batuan
Singkapan ini mempunyai panjang lebih kurang 20 meter, dan lebar 5 meter yang terdiri dari
penutup bagian atas singkapan batuan yang berupa tanah dan vegetasi tumbuhan.
IV.1.1.d . KesimpulanPada Stopsite pertama berada di Dusun Karang Anyar, kecamatan Girimulyo, Kabupaten
Kulonprogo. dijumpai singkapan Batuan Sedimen epiklastik, dengan warna lapuk Abu-abu, warna abu-
abu, yang menunjukan struktur masif, tekstur ; Ukuran Butir : kerikil – Bongkah (2 - >256 mm), derajat
pembundaran : Menyudut, derajat pemilahan : terpilah Buruk, Kemas : Terbuka. Dengan Komposisi
mineral ; Fragmen : Andesit, basalt ; Matrik : Klorit ; Semen : silika. Sehingga berdasarkan data yang
diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Breksi polimik.
15
IV.1.2. Stopsite 2IV.1.2.a. Latar Belakang Singkapan
Stop site 2 terletak beberapa meter dari stop site 1. Di stop site 2 kami menemukan singkapan
Batuan Sedimen Klastik yaitu Batupasir Karbonatan. Stop site 2 termasuk ke dalam Formasi Dukuh
yaitu formasi yang mengalami pengendapan di laut.
16
Foto Singkapan
Foto 1. Foto Lapangan Stop Site 2 dengan jarak 5 meter. Foto by Adhimas
Keterangan :
Arah kamera : N 105 o E
Jarak : 5 m
Cuaca : Cerah
Parameter
1. Tinggi sebenarnya pengamat : 168 cm
2. tinggi pengamat di foto : 7,8 cm
Skala : Tinggi pada gambar : Tinggi sebenarnya
7,8 cm : 168 cm
1 : 21,53
Jadi, skalanya adalah 1 : 21,53, yang berarti bahwa 1 cm pada gambar sama dengan 21,53
cm di lapangan.
17
Foto Parameter
Foto 2. Singkapan Stop Site 2. Foto by Adhimas
Keterangan :
Arah kamera : N 040o E
Jarak : 50 cm
Cuaca : Cerah
Parameter
1. Tinggi parameter sebenarnya : 31,2 cm
2. tinggi parameter di foto : 7,5 cm
Skala : Tinggi pada gambar : Tinggi sebenarnya
7,5 cm : 31,2 cm
1 : 4,16 cm
Jadi, skalanya adalah 1 : 4,16, yang berarti bahwa 1 cm pada gambar sama dengan 4,16 cm
di lapangan.
18
IV.1.2.b. Deskripsi LithologiLapisan 1
Deskripsi LapanganDijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna lapuk Coklat, warna fresh Coklat,
yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Sedang (0,25-0,5mm), derajat
pembundaran : Membundar, derajat pemilahan : Baik, Kemas : Tertutup. Dengan Komposisi mineral ;
Fragmen: Hornblende, Matriks : Kalsit, Semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan data yang diperoleh,
maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir Karbonatan.
Deskripsi Petrologi
Warna : Coklat
Struktur : Perlapisan
Tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Sedang (0,25-0,5 mm)
Derajat. Pembundaran : Membundar
Derajat Pemilahan : Baik
Kemas : Tertutup
Komp. Min ; Fragmen : Hornblende
Matriks : Kalsit
Semen : Karbonat
Nama Batuan : Batupasir Karbonatan
Lapisan 2Deskripsi Lapangan
19
Dijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna lapuk Abu-abu, warna fresh
Coklat, yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Halus (0.125-0,25mm),
derajat pembundaran : Membundar, derajat pemilahan : Baik, Kemas : Tertutup. Dengan Komposisi
mineral ; Fragmen: hornblende, Matriks : kalsit, Semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan data yang
diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir Karbonatan.
Deskripsi Petrologi
Warna : Coklat
Struktur : Perlapisan
Tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Halus(0,125-0,25 mm)
Derajat. Pembundaran : Membundar
Derajat Pemilahan : Terpilah Baik
Kemas : Tertutup
Komp. Min ; Fragmen : hornblende
Matriks : Kalsit
Semen : Karbonat
Nama Batu : Batupasir Karbonatan
Lapisan 3Deskripsi LapanganDijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna lapuk Coklat, warna fresh Coklat,
yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Sangat Halus (0,06-0,125 mm),.
20
Dengan Komposisi mineral ; Fragmen: - , Matriks : Kalsit, Semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan
data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir Karbonatan.
Deskripsi Petrologi
Warna : Coklat
Struktur : Perlapisan
Tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Sangat Halus
(0,06 - 0,125 mm)
Komp. Min Fragmen : -
Matriks : Kalsit
Semen : Karbonat
Nama Batu : Batupasir Karbonatan
Lapisan 4Deskripsi LapanganDijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna lapuk Abu-abu, warna fresh
Coklat, yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : Lanau (0,004-0,06 mm) .Dengan
Komposisi mineral ; Fragmen: -, Matriks : -, Semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan data yang
diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batulanau.
21
Deskripsi Petrologi
Warna : Coklat
Struktur : Perlapisan
Tekstur ; Ukuran Butir : Lanau(0,004-0,06 mm)
Komp. Min ; Fragmen : -
Matriks : -
Semen : Karbonat
Nama Batuan : Batulanau
Lapisan 5Deskripsi LapanganDijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna lapuk Coklat, warna fresh Coklat,
yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Sangat Halus(0,06-0,125 mm),
derajat. Dengan Komposisi mineral ; Fragmen: -, Matriks : Kalsit, Semen : Karbonat. Sehingga
berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir
Karbonatan.
22
Deskripsi Petrologi
Warna : Coklat
Struktur : Perlapisan
Tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Sangat Halus
(0,06 - 0,125 mm)
Komp. Min ; Fragmen : -
Matriks : Kalsit
Semen : Karbonat
Nama Batu : Batupasir Karbonatan
Lapisan 6Deskripsi LapanganDijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna lapuk Abu-abu, warna fresh
Coklat, yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Halus(0,125-0,25mm),
derajat pembundaran : Membundar, derajat pemilahan : Baik, Kemas : Tertutup. Dengan Komposisi
mineral ; Fragmen: hornblende, Matriks : Kalsit, Semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan data yang
diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir Karbonatan. .
Deskripsi Petrologi
23
Warna : Coklat
Struktur : Perlapisan
Tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Halus(0,125-0,25 mm)
Derajat. Pembundaran : Membundar
Derajat Pemilahan : Terpilah Baik
Kemas : Tertutup
Komp. Min ; Fragmen : hornblende
Matriks : Kalsit
Semen : Karbonat
Nama Batu : Batupasir Karbonatan
Lapisan 7Deskripsi LapanganDijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna lapuk Coklat, warna fresh Coklat,
yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Sedang (0,25-0,5mm), derajat
pembundaran : Membundar, derajat pemilahan : Baik, Kemas : Tertutup. Dengan Komposisi mineral ;
Fragmen: Hornblende, Matriks : Kalsit, Semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan data yang diperoleh,
maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir Karbonatan.
Deskripsi Petrologi
24
Warna : Coklat
Struktur : Perlapisan
Tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Sedang(0,25-0,5mm)
Derajat. Pembundaran : Membundar
Derajat Pemilahan : Baik
Kemas : Tertutup
Komp. Min ; Fragmen : Hornblende
Matriks : Kalsit
Semen : Karbonat
Nama Batuan : Batupasir Karbonatan
Lapisan 8Deskripsi LapanganDijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna lapuk Coklat, warna fresh coklat,
warna lapuk Abu-abu yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Halus (0,125-
0,25 mm), derajat pembundaran : Membundar, derajat pemilahan : Baik, Kemas : Tertutup. Dengan
Komposisi mineral ; Fragmen : hornblende, matrik : Kalsit, semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan
data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir Karbonatan.
Deskripsi PetrologiWarna : Coklat
Struktur : Perlapisan
Tekstur : Ukuran Butir : Pasir Halus
25
(0,125-0,25 mm)
Derajat. Pembundaran : Membundar
Derajat Pemilahan : Baik
Kemas : Tertutup
Komp. Min : Fragmen : hornblende
Matrik : Kalsit
semen : Karbonat
Nama Batu : Batupasir Karbonatan
Lapisan 9Deskripsi LapanganDijumpai singkapan Batuan Sedimen Karbonat Klastik, dengan warna lapuk coklat, warna fresh
Coklat, yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : lanau (0,004-0,06 mm). Dengan
Komposisi mineral ; fragmen : - matrik : Kalsit , semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan data yang
diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batulanau.
Deskripsi PetrologiWarna : Coklat
Struktur : Perlapisan
Tekstur ; Ukuran Butir : lanau (0,004-0,06 mm)
Komp. Min ; fragmen : -
26
matrik : Kalsit
semen : Karbonat
Nama Batu : Batulanau
27
Lapisan 10Deskripsi Lapangan
Dijumpai singkapan Batuan Sedimen Karbonat Klastik, dengan warna lapuk Abu-abu, warna
fresh Coklat, yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Halus 0,125- 0,25
mm),Derajat Pembundaran : Membundar, Derajat Pemilahan : Baik, Kemas : Tertutup, Dengan
Komposisi mineral ;fragmen : hornblende, matrik : Kalsit, semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan
data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir Karbonatan.
Deskripsi PetrologiWarna : Abu-abu
Struktur : Perlapisan
Tekstur : Ukuran Butir : Pasir Halus(0,125-0,25 mm)
Derajat. Pembundaran : Membundar
Derajat Pemilahan : Baik
Kemas : Tertutup
Komp. Min : Fragmen : hornblende
Matriks : Kalsit
Semen : Karbonat
Nama Batu : Batupasir Karbonatan
28
Lapisan 11Deskripsi Lapangan
Dijumpai singkapan Batuan Sedimen Karbonat Klastik, dengan warna lapuk Abu-abu, warna
fresh Coklat, yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Sangat Halus (0,0625-
0,125 mm),. Dengan Komposisi mineral ; fragmen: - ,matrik : Kalsit, semen : Karbonat. Sehingga
berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir
Karbonatan.
Deskripsi Petrologi Warna : Coklat
Struktur : Perlapisan
Tekstur ; Ukuran Butir : Pasir sangat Halus
(0,0625 - 0,125 mm)
Komp. Min ; Fragmen : -
Matriks : Kalsit
Semen : Karbonat
Nama Batu : Batupasir Karbonatan
Lapisan 12Deskripsi Lapangan
29
Dijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna lapuk Abu-abu, warna fresh
Coklat, yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : lanau (0,004-0,06 mm),. Dengan
Komposisi mineral ; fragmen: - ,matrik: Kalsit , semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan data yang
diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batulanau.
Deskripsi PetrologiWarna : Abu-abu
Struktur : Perlapisan
Tekstur : Ukuran Butir : lanau (0,004-0,06 mm),
Komp. Min : Fragmen : -
Matriks : Kalsit
Semen : Karbonat
Nama Batu : Batulanau
Lapisan 13Deskripsi LapanganDijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna lapuk Abu-abu, warna fresh
Coklat, yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : pasir halus (0,125-0,25 mm),
30
derajat pembundaran : Membundar, derajat pemilahan : Baik, Kemas : Terbuka. Dengan Komposisi
mineral ; fragmen: hornblende, matrik : Kalsit, semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan data yang
diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir Karbonatan.
Deskripsi PetrologiWarna : Coklat
Struktur : Perlapisan
Tekstur ; Ukuran Butir : pasir halus (0,125-0,25 mm),
Derajat. Pembundaran : Membundar
Derajat Pemilahan : Baik
Kemas : tertutup
Komp. Min ; Fragmen : hornblende
Matriks : Kalsit
Semen : Karbonat
Nama Batu : Batupasir Karbonatan
Lapisan 14Deskripsi LapanganDijumpai singkapan Batuan Sedimen Karbonat Klastik, dengan warna lapuk Abu-abu, warna
fresh Coklat, yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : pasir halus (0,125-0,25
mm),derajat pembundaran : Membundar, derajat pemilahan : Baik, Kemas : Tertutup. Dengan
31
Komposisi mineral ; fragmen : hornblende , matrik: Kalsit, semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan
data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir Karbonatan.
Deskripsi PetrologiWarna : Abu - abu
Struktur : Perlapisan
Tekstur : Ukuran Butir : pasir halus (0,125-0,25 mm),
Derajat. Pembundaran : Membundar
Derajat Pemilahan : Baik
Kemas : Tertutup
Komp. Min : Fragmen : hornblende
Matriks : Kalsit
Semen : Karbonat
Nama Batu : Batupasir Karbonatan
IV.1.2.c. Petrogenesa RegionalBatuan pada stop site ini terbentuk dari pengendapan kembali rombakan batuan asal yang
tertransport kemudian mengalami proses diagenesa dengan materialnya berupa lanau – pasir sedang
selanjutnya terlitifikasi menjadi batulanau dan batupasir karbonatan.
IV.1.2.d. Cara Pengambilan DataJarak Terkoreksi
32
33
Jarak Terkoreksi (d) = Sin α x jarak terukurα = (Azimuth –strike direction)
d = d’ Sin (Azimuth – Strike Rata)0
Contoh pencarian data jarak terkoreksi :α= 1570-0960 : 610
d : sin 610 x 30 :
Tebal (m)
SKETSA LAPANGAN
34
Tebal (t) = t = Cos α x jarak terkoreksiCos α= ( dip rata + slope terkoreksi)
Contoh pencarian data tebal (m) :Cosα= Cos (70+60)Tebal= Sin 130 x =>
: Vegetasi
Gambar Sketsa LapaanganKeterangan :
: Vegetasi Tumbuhan
: Singkapan Batuan
Singkapan ini mempunyai panjang lebih kurang 30 meter, dan lebar 5 meter yang terdiri dari
penutup bagian atas singkapan batuan yang berupa tanah dan vegetasi tumbuhan.
IV.1.2.d. Kesimpulan
35
Pada Stopsite kedua berada di daerah Girimulyo, dusun Karanganyer, Kabupaten Kulonprogo.
Dijumpai singkapan batuan sedimen karbonat klastik, dengan warna Coklat, yang menunjukkan
struktur Perlapisan. Tekstur ; Ukuran Butir : lanau (0,0625-0,004 mm) – Pasir sedang (0,125-0,5mm)
Derajat Pembundaran : Membundar (Rounded), Derajat Pemilahan: terpilah baik, memiliki Kemas :
Tertutup. Komposisi Mineral ; Fragmen : Hornblende, Matrik: Kalsit, mempunyai semen : Karbonat.
Lapisan yang lebih muda akan kita jumpai jika kita berjalan searah dip. Berdasarkan data yang
diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan di stopsite ini adalah Batulanau dan Batupasir
Karbonatan.
V.1.3 STOP SITE 3V.1.3.a . Latar Belakang Singkapan
36
Pada stop site tiga berada di daerah Nanggulan, Kecamatan Giripurwo, Kabupaten Kulonprogo
Propinsi Yogyakarta. Singkapan batuan yang terdapat di stopsite 3 merupakan bagian dari Formasi
Nanggulan yang merupakan formasi tertua di Kulon Progo yaitu Eosin. Dijumpai jenis Batuan Sedimen
Klastik dan Sedimen Non Klastik dengan struktur perlapisan yang terdiri dari Batulempung dan
Batubara.
37
Foto Singkapan
Foto 1. Foto Lapangan Stop Site 3 dengan jarak 5 meter. Foto by Adhimas
Keterangan :
Arah kamera : N 024o E
Jarak : 5 m
Cuaca : Mendung
Parameter
1. Tinggi sebenarnya pengamat : 168 cm
2. tinggi pengamat di foto : 7,5 cm
Skala : Tinggi pada gambar : Tinggi sebenarnya
7,5 cm : 168 cm
1 : 22,4 cm
Jadi, skalanya adalah 1 : 22,4, yang berarti bahwa 1 cm pada gambar sama dengan 22,4 cm
di lapangan.
Foto parameter
38
Foto 2. Singkapan Stop Site 3. Foto by Adhimas
Keterangan :
Arah kamera : N 355o E
Jarak : 0,5 m
Cuaca : Mendung
Parameter
1. Tinggi parameter sebenarnya : 30 cm
2. tinggi parameter di foto : 6,5 cm
Skala : Tinggi pada gambar : Tinggi sebenarnya
6,5 cm : 30 cm
1 cm : 4,6 cm
Jadi, skalanya adalah 1 : 4,6, yang berarti bahwa 1 cm pada gambar sama dengan 4,6 cm di
lapangan.
V.1.3.b .Deskripsi LithologiDeskripsi Lapangan
Dijumpai singkapan,yaitu singkapan Batuan Sedimen Klastik , dengan warna lapuk coklat,
warna fresh merah, yang menunjukkan struktur perlapisan, Tekstur : ukuran butir : lempung
39
(<0,004mm) ,dengan komposisi mineral : mineral lempung, berdasarkan data yang diperoleh maka
dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah batulempung.
Dan singkapan batuan sedimen non klastik, dengan warna lapuk hitam, warna freshnya hitam
yang menunjukan struktur masif ;teksturnya amorf komposisi mineral: monomineralik karbon, maka
dapat disimpulkan nama batuan ini adalah Batubara.
Deskripsi Laboratorium
Sampel batuan 1 Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
Warna : Merah
Struktur : Masif
Tekstur :
Ukuran Butir : Lempung ( < 0,004 )
Komposisi Mineral : Mineral Lempung
Nama Batuan : Batulempung
Sampel batuan 2 Jenis Batuan : Batuan Sedimen Non Klastik
Warna : Hitam Kecoklatan
Struktur : Masif
Tekstur : Amorf
Komposisi Mineral : Monomineralik Karbon ( C )
Nama Batuan : Batubara
V.1.3.c .Petrogenesa Pada stop site ini terdapat batuan sedimen klastik dan non klastik. Dimana batuan sedimen
Klastik merupakan batuan berasal dari rombakan batuan asal contohnya batulempung. Sedangkan
batuan sediman nonklastik adalah batuan yang terbentuk dari reaksi kimia atau kegiatan organisme
contohnya batubara. Dimana batu lempung pada stop site ini terbentuk dari pengendapan kembali
rombakan batuan asal yang tertransport kemudian mengalami proses diagenesa dengan materialnya
berupa material lempung.
40
Sedangkan batubara pada stop site ini terbentuk dari hasil pengendapan tumbuh-tumbuhan
yang berada di sekitar daerah pengendapan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat
tertimbun oleh suatu lapisan yang tebal diatasnya sehingga tidak memungkinkan untuk terjadinya
pelapukan, setelah itu mengalami proses diagenesa kompaksi. Lingkungan tempat terbentuknya
batubara adalah khusus sekali karena ia harus memiliki banyak tumbuhan sehingga kalau timbunan itu
mati atau tumbang tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut.
SKETSA LAPANGAN
: Vegetasi
Gambar Sketsa LapaanganKeterangan :
: Vegetasi Tumbuhan
: Singkapan Batuan
Singkapan ini mempunyai panjang lebih kurang 10 meter, dan lebar 5 meter yang terdiri dari
penutup bagian atas singkapan batuan yang berupa tanah dan vegetasi tumbuhan.
V1.3.d Kesimpulan
41
Pada Stopsite Tiga berada di daerah Kalisonggo,Kel. Pandoworejo Kab. Nanggulan Kab.
Kulonprogo. Dijumpai singkapan batuan sedimen klastik dan non klastik yaitu batulempung dan
batubara. Dimana terbentuknya singkapan ini diawali dari penimbunan tumbuhan yang telah mati dan
pengendapan yang terjadi dari proses litifikasi oleh rombakan batuan asal.
42
VI.1.4 STOP SITE 4VI.1.4.a.Latar Belakang Singkapan
Pada stop site empat berada di daerah Nanggulan, Kecamatan Kalisonggo, Kabupaten
Kulonprogo, Propinsi Yogyakarta. Tersingkap batuan beku basa vulkanik yang didominasi oleh mineral
mafic yaitu mineral yang berwarna gelap. Pada stop site 4 ini terdapat singkapan dengan struktur
collumnar joint, hal ini dilihat dari arah aliran lava terhadap bidang kekar atau proses pembentukan
singkapan.
Nama batuan pada stop site 4, jika dilihat secara megaskopis maka nama batuan itu adalah
basalt.
Foto Singkapan
43
Foto 1. Foto Lapangan Stop Site 4 dengan jarak 3 meter. Foto by Adhimas
Keterangan :
Arah kamera : N 030o E
Jarak : 3 m
Cuaca : Mendung
Parameter
1. Tinggi sebenarnya pengamat : 165 cm
2. tinggi pengamat di foto : 7,8 cm
Skala : Tinggi pada gambar : Tinggi sebenarnya
7,8 cm : 165 cm
1 cm : 21,15 cm
Jadi, skalanya adalah 1 : 21,15, yang berarti bahwa 1 cm pada gambar sama dengan 21,15
cm di lapangan.
Foto Parameter
44
Foto 2. Singkapan Stop Site 4. Foto by Adhimas
Keterangan :
Arah kamera : N 004o E
Jarak : 50 cm
Cuaca : Mendung
Parameter
1. Tinggi parameter sebenarnya : 31,2 cm
2. tinggi parameter di foto : 8,3 cm
Skala : Tinggi pada gambar : Tinggi sebenarnya
8,3 cm : 31,2 cm
1 cm : 3,75 cm
Jadi, skalanya adalah 1 : 3,75, yang berarti bahwa 1 cm pada gambar sama dengan 3,75 cm
di lapangan.
VI.1.4.b.Deskripsi Lithologi
Deskripsi LapanganDijumpai singkapan batuan beku basa vulkanik dengan warna lapuk coklat, warna fresh hitam,
yang menunjukan struktur Columnar joint, Tekstur : Derajat Kristalisasi : hipokristalin, Granularitas : fanerik halus – sedang (< 1mm - 5 mm), Pada Kemas dengan Bentuk Kristal = Subhedral, Relasi =
45
Inequigranular vitroverik. Dengan komposisi mineral : Piroksen 30%, Masa Gelas 50%, Plagioklas
20%. Sehingga berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini
adalah Basalt.
Jenis Batuan : Batuan beku basa vulkanik
Warna : Hitam
Struktur : Columnar joint
Tekstur :
1. Der. Kristalisasi : Hipokristalin
2. Der. Granularitas : Fanerik halus – sedang (< 1mm- 5mm)
3. Kemas : - bentuk kristal : subhedral
- relasi : Inequigranular vitroverik
Komposisi Mineral : -Piroksen : 30 %
- Masa Gelas : 50 %
- Plagioklas : 20 %
Nama Batuan : Basalt
46
VI.1.4.c .Petrogenesa Pada Stop site ini Tersingkap batuan beku basa vulkanik yang didominasi oleh mineral mafic
yaitu mineral yang berwarna gelap. dengan struktur collumnar joint hal ini dilihat dari arah aliran lava
terhadap bidang kekar atau proses pembentukan singkapan.Terbentuk karena pembekuan magma di
permukaan sehingga pada batuan ini ditemukan massa gelas. Batuan ini terbentuk dari hasil intrusi
magma yang bersifat basa dengan kadar SiO2 45-52%.
SKETSA LAPANGAN
: Vegetasi
Gambar Sketsa LapaanganKeterangan :
: Vegetasi Tumbuhan
: Singkapan Batuan
Singkapan ini mempunyai panjang lebih kurang 30 meter, dan lebar 5 meter yang terdiri dari
penutup bagian atas singkapan batuan yang berupa tanah dan vegetasi tumbuhan.
47
VI.1.4.d .KesimpulanPada Stopsite empat berada di daerah Nanggulan, Kecamatan Kalisonggo, Kabupaten
Kulonprogo, Propinsi Yogyakarta. Terdapat singkapan batuan beku basa vulkanik dengan warna lapuk
coklat , warna fresh abu-abu yang menunjukan struktur collumnair joint, tekstur ; Der. Kristalisasi :
hipokristalin, ; Der. Granularitas : Fanerik halus – sedang ( < 1 – 5 mm) ; keman , bentuk kristal :
subhedral , Bentuk kristal : inequigranular vitroverik, sehinnga berdasarkan data yang diperoleh maka
dapat disimpulkan bahwa nama batuan tersebut adalah basalt yang terbentuk karena adanya
pembekuan magma di permukaan sehingga terdapat masa gelasnya.
VI.2. PETA LINTASAN
48
VI.3. PROFIL
Terlampir
49
50
BAB VPENUTUP
VII.1. KESIMPULAN
Pada stop site 1, lokasi singkapan terdapat Kecamatan Girimulyo, Dusun Karanganyar.
Singkapan batuan yang ditemukan di sana adalah singkapan Batuan Sedimen Epiklastik dengan
dengan warna lapuk Abu-abu, warna abu-abu, yang menunjukan struktur masif, tekstur : Ukuran Butir :
kerikil – Bongkah (2 - >256 mm), derajat pembundaran : Menyudut, derajat pemilahan : terpilah Buruk,
Kemas : Terbuka. Dengan Komposisi mineral : Fragmen : Andesit, basalt ; Matrik : Klorit, Semen :
silika. Sehingga berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini
adalah Breksi polimik karena batuan ini memiliki lebih dari satu fragmen batuan.
Pada stop site 2, berada di daerah Girimulyo, dusun Karanganyar, Kabupaten Kulonprogo.
Dijumpai singkapan batuan sedimen karbonat klastik, dengan warna Abu-abu, yang menunjukkan
struktur Perlapisan. Tekstur ; Ukuran Butir : lanau ( 0,0625 – 0,004mm ) – Pasir sedang, Derajat
Pembundaran : Membundar (Rounded), Derajat Pemilahan terpilah baik, memiliki Kemas : Tertutup.
Komposisi Mineral : Fragmen : Hornblende, Matrik: Kalsit, mempunyai semen : Karbonat. Lapisan yang
lebih muda akan kita jumpai jika kita berjalan searah dip. Berdasarkan data yang diperoleh, maka
dapat disimpulkan bahwa nama batuan di stopsite ini adalah Batupasir Karbonatan serta Batulanau.
Pada stop site 3, berada di daerah Nanggulan, Kecamatan Giripurwo, Kabupaten Kulonprogo
Propinsi Yogyakarta. Dijumpai singkapan batuan sedimen klastik dan non klastik yaitu batulempung
dan batubara. Dimana terbentuknya singkapan ini diawali dari penimbunan tumbuhan yang telah mati
dan pengendapan yang terjadi dari proses litifikasi oleh rombakan batuan asal.
Pada stop site 4, berada di daerah Nanggulan, Kecamatan Kalisonggo, Kabupaten
Kulonprogo, Propinsi Yogyakarta. Terdapat singkapan beku basa vulkanik dengan warna lapuk coklat ,
warna fresh hitam yang menunjukan struktur columnar joint, tekstur ; Der. Kristalisasi : hipokristalin, ;
Der. Granularitas : Fanerik halus – sedang ( < 1 – 5 mm) ; keman , bentuk kristal : subhedral , Bentuk
kristal : inequigranular vitroverik, sehinnga berdasarkan data yang diperoleh maka dapat disimpulkan
bahwa nama batuan tersebut adalah basalt yang terbentuk karena adanya pembekuan magma di
permukaan sehingga terdapat masa gelasnya.
VII.2 Kritik dan Saran
51
52
LAMPIRAN
53
DAFTAR PUSTAKA
Buku Panduan Kuliah Lapangan. Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
Buku Panduan Praktikum Petrologi, Fakultas Teknologi Mineral, Jurusan Teknik Geologi,
Univesitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Yogyakarta 2010.
Laporan resmi Petrologi. 2007. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Yogyakarta.
54