Laporan ekskursi cadangan

download Laporan ekskursi cadangan

of 27

description

em

Transcript of Laporan ekskursi cadangan

Laboratorium Vulkanologi 2013

Laboratorium Endapan Mineral 2013

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Endapan mineral merupakan salah satu kekayaan alam yang berpengaruh dalam perekonomian nasional. Oleh karena itu upaya untuk mengetahui kuantitas dan kualitas endapan mineral itu hendaknya selalu diusahakan dengan tingkat kepastian yang lebih tinggi, seiring dengan tahapan eksplorasinya. Semakin lanjut tahapan eksplorasi, semakin besar pula tingkat keyakinan akan kuantitas dan kualitas sumber daya mineral dan cadangan.

Berdasarkan tahapan eksplorasi, yang menggambarkan pula tingkat keyakinan akan potensinya, dilakukan usaha pengelompokan atau klasifikas sumber daya mineral dan cadangan. Dasar atau kriteria klasifikasi di sejumlah negara terutama adalah tingkat keyakinan geologi dan kelayakan ekonomi. Hal ini dipelopori oleh US Bureau of Mines dan US Geological Survey yang hingga sekarang masih dianut oleh negara-negara dengan industri tambang yang penting seperti Australia Amerika Serikat Kanada dan lain-lain. Negara-negara tersebut mengikuti klasifikasi cadangan terbukti (proven) dan terkira (probable) dari Securitas dan Exchange Commision di Amerika Serikat. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam hal ini Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social Council) telah menyusun usulan klasifikasi cadangan dan sumberdaya mineral yang sederhana dan mudah dimengerti oleh semua pihak. Selain kriteria tersebut di atas, PBB juga menggunakan ekonomi pasar (market economy) sebagai salah satu kriterianya.

I.2 Maksud dan TujuanMaksud dan tujuan dari pembuatan laporan poster dari geokimia sampling adalah agar memahami tentang alterasi hidrotermal beserta himpunan mineralnya serta dapat membuat zonasi-zonasi wilayah endapan hidrotermal dan lapangan cadangan bahan galian industri adalah agar memahami besarnya cadangan bahan galian industri yang berupa batuan piroklastik yaitu Tuff.I.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian cadangan terdapat pada daerah Candi Ijo, Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan jarak 15 km dari UPN Veteran Yogyakarta ditempuh dengan menggunakan sepeda motor selama 30 menit.

I.4 Metodologi Penelitian1.4.1Geokimia Sampling

Hasil yang dibuat dari penelitian geokimia sampling adalah peta zona prospek, peta anomali, dan peta alterasi. Berikut langkah kerja pada geokimia sampling1. Pertama plotkan daerah dan pola pengaliran kemudian kelompokan kadar kandungan mineral yang ada pada peta tersebut

2. Kotakkan zona wilayah dimana kita akan bekerja, pilih wilayah dimana kandungan kadar mineralnya yang tinggi

3. Kemudian kelompokan mineral-mineral bijih dan penyerta yang ada , tekstur yang berkembang dan intrepretasikan dari data tersebut alterasi dan endapan hidrotermal yang ada.

4. Buat sayatan dan permodelan yang ada

1.4.2.Alterasi dan MineralLangkah kerja dalam penelitian peta alterasi yang ada adalah sebagai berikut

1. Plotkan kedudukan yang ad pada soal

2. Analisa sesar yang ada

3. Kelompokan himpunan mineral-mineral yang ada kemudian

4. Beri warna pada tiap alterasi yang telah dikelompokan yang telah ditentukan

5. Interpretasi kan endapan hidrotermalnya berdasarkan himpunannya dan tekstur yang ada pada soal

6. Buat peta alterasinya kemudian sayat

7. Buat penampang sayatannya dan interpretasikan endapannya pada bawah permukaan

Gambar 1. Ketentuan warna alterasi1.4.3 Perhitungan Cadangan

Parameter yang harus diketahui didalam penghitungan cadangan antara lain:

1. Luas, dapat dihitung berdasarkan planimeter, perhitungan geometri, atau dengan software (jika peta telah didigitasi)2. Ketebalan, dapat dihitung berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, dari MS, dari penampang geologi, maupun dari pemboran

3. Dari angka tebal dan luas akan didapat besarnya volume

4. Densitas, masa per volume sangat penting dalam perhitungan cadangan. Beberapa komoditas bahan galian harus diketahui beratnya (terutama bahan galian logam), sedangkan yang lain tidak harus (terutama bahan galian industri)

5. Kadar, perhitungan kadar diperlukan untuk jumlah bahan galian tertentu yang berada atau bercampur material lain yang tidak berguna. Perhitungan kadar sangat penting terutama untuk bahan galian logam.

Metode Perhitungan Cadangan

a. Menghitung luas dan volume dengan bentuk bahan galian menyerupai kerucut terpancung.

b. Umumnya dihitung dengan metode konturing (isoline).

c. Bentuk lainnya dapat dihitung dengan metode penampang geologi atau metode blok (poligonal, triangular.1. Menghitung Luas dilapangan

Melakukan Pengukuran topografi dengan metode:

a. Theodolit

b. Plane table

c. Tali dan Kompas

d. Langkah dan Kompas

e. Global Positioning System (GPS) dan Kompas

f. Kombinasi

Penggunaan metode tergantung luas area serta biaya. Selesai pengukuran dilakukan penggambaran peta topografi

2. Menghiitung Luas

Dengan menggunakan Planimeter serta dengan menggunakan Geometri dengan komputer software: map info,autocad dll3. Menghitung Tonase

Dimana : V = Tonase (m3)

T = Tebal/ beda tinggi antara luas alas dan luas atas (m) L1 = Luas kontur alas(m2)

L2 = Luas kontur atas (m2)

Maka Tonase totalnya = V1+V2+V3 4. Menghitung Luas Dengan Bentuk Bahan Galian Tidak Beraturan Umumnya Dihitung Dengan Metode Penampang GeologiA. Densitas (Density)

Densitas Adalah Masa Dari Volume Suatu Material, Yang Diekspresikan Dengan Satuan Kg/Lt Atau Ton/M3.B. Spesific Gravity

Merupakan perbandingan densitas suatu material terhadap material lain sebagai standar. Standar pembanding yang umum digunakan pada materi padat atau cair adalah air pada kondisi 4 C , dimana air mempunyai densitas 1kg/lt atau 1ton/m3.Gas umumnya dibandingkan dengan udara kering, yang mempunyai densitas 1.29 g/liter di bawah kondisi standar (0 C dan 1 atmosfer). Contoh, cairan Hg mempunyai densitas 13.6 kg/lt; sehingga mempunyai SG 13.6. Gas CO2, mempunyai densitas 1.976 g/litre dibawah kondisi standar, sehingga punya SG 1.53. Karena satuan pembandingnya sama (masa per unit volume), maka SG tidak mempunyai satuan5. Menghitung Berat

Berat = Tonase x DensitasA. Kadar (Grade)Besarnya kandungan satu materi di dalam kumpulan materi lain. Besarnya kandungan unsur logam tertentu atau mineral bijih (mineral logam) dalam suatu tubuh bijih. Besar atau tebal suatu lapisan batuan (bahan galian) dalam kumpulan perselingan batuan. Satuan kadar dapat ppm (gr/ton), ppb, persen, dllB. Kadar yang Digunakan dalam Menghitung CadanganUmumnya menggunakan metode area of influence . Kadar suatu contoh batuan berlaku untuk area di sekitarnya berjarak setengah dari jarak lokasi titik contoh lainnya.

C. Koreksi CadanganSelama proses pengukuran topografi, identifikasi bahan tambang, kondisi geologi, proses penambangan, hingga transfortasi akan menyebabkan jumlah nyata cadangan berbeda dengan pada saat penghitungan awal. Jumlah cadangan yang terhitung harus dikoreksi dengan faktor-faktor tersebut.BAB II

DASAR TEORIII.1 Geokimia Sampling

Pengertian Eksplorasi atau prospeksi geokimia didefinisikan sebagai pengukuran sistematis terhadap satu atau lebih trace elements (unsur-unsur jejak) dalam batuan, soil, sedimen sungai, vegetasi, air atau gas dengan tujuan untuk menentukan anomali-anomali geokimia (Levinson, 1974; Rose et al, 1979; Joyce, 1984; Chaussier, 1987).

Untuk mengukur kelimpahannya melalui Eksplorasi Geokimia khusus mengkonsentrasikan pada pengukuran kelimpahan, distribusi, dan migrasi unsur-unsur bijih atau unsur-unsur yang berhubungan erat dengan bijih, dengan tujuan mendeteksi endapan bijih. Dalam pengertian yang lebih sempit eksplorasi geokimia adalah pengukuran secara sistematis satu atau lebih unsur jejak dalam batuan, tanah, sedimen sungai aktif, vegetasi, air, atau gas, untuk mendapatkan anomali geokimia, yaitu konsentrasi abnormal dari unsur tertentu yang kontras terhadap lingkungannya (background geokimia).

Eksplorasi ini dilakukan dengan maksud kita dapat menganalisis didaerah/batuan/lapisan mana yang memiliki kandungan kandungan kimia. Contohnya:unsur-unsur bijih besi, minyakbumi, gas alam dan lain lain.Dimana keberadaan unsur unsur tersebut berada dalam kondisi yang tidak tetap, melainkan selalu bermigrasi yang merupakan akbat dari aktivitas lempeng bumi yang berada diatas magma.Kondisi yang tidak stabil ini menyebabkan pergerakan pergerakan lempeng bumi yang nantinya akan mempengaruhi kondisi unusr unsur yang berada didalam lempeng bumi.Sehingga eksplorasi geokimia perlu dilakukan untuk menghindari kesalahan lokasi eksplorasi.

Prinsip Dasar Eksplorasi Geokimia

Segala hal yang pastinya memiliki prinsip prinsip yang memberikan karakteristik.Sama akan halnya pada Eksplorasi Geokimia juga memiliki beberapa prinsip prinsip dasar yang perlu diperhatikan.Prinsip dasar eksplorasi geokimia pada dasarnya terdiri dari 2 metode:

1. Metode yang menggunakan pola dispersi mekanis diterapkan pada mineral yang relatif stabil pada kondisi permukaan bumi (seperti: emas, platina, kasiterit, kromit, mineral tanah jarang). Cocok digunakan di daerah yang kondisi iklimnya membatasi pelapukan kimiawi.

2. Metode yang didasarkan pada pengenalan pola dispersi kimiawi. Pola ini dapat diperoleh baik pada endapan bijih yang tererosi ataupun yang tidak tererosi, baik yang lapuk ataupun yang tidak lapuk.

Pola ini terlihat kurang seperti pada pola dispersi mekanis, karena unsur-unsurnya yang membentuk pola dispersi bisa :

a. Memiliki mineralogi yang berbeda pada endapan bijihnya (contohnya: serussit dan anglesit terbentuk akibat pelapukan endapan galena)

b. Dapat terdispersi dalam larutan (ion Cu2+ dalam airtanah berasal dari endapan kalkopirit)

c. Bisa tersembunyi dalam mineral lain (contohnya Ni dalam serpentin dan empung yang berdekatan dengan sutu endapan pentlandit)

d. Bisa teradsorbsi (contohnya Cu teradsosbsi pada lempung atau material organik pada aliran sungai isa dipasok oleh airtanah yang melewati endapan kalkopirit)

e. Bisa bergabung dengan material organik (contohnya Cu dalam umbuhan atau hewan)

Kemudian ada beberapa hal yang mendasar dan sangat perlu kita ketahui .Hal Dasar Yang Berkaitan Dengan Prospeksi Geokimia:

1. Unsur penunjuk (indicator element) = unsur utama bijih dalam badan bijih yang dicari

2. Unsur jejak (pathfinder element) = berasosiasi dengan badan bijih tapi sulit dideteksi, lebih bebas dari bising, atau lebih luas penyebarannya dari unsur petunjuk.

Metode Eksplorasi Geokimia

Dalam eksplorasi geokimia tidak bisa dilakukan tanpa tahapan yang benar dan sistematis.Para peneliti pun mencuba membuat tahapan tahapan untuk melakukan eksplorasi geokimia.Urutan Eksplorasi Geokimia Secara Umum (Peters, 1978)

a. Seleksi metode, elemen-elemen yang dicari, sensitivitas dan ketelitian yang dinginkan, serta pola sampling.

b. Kegiatan pendahuluan atau program sampling lapangan dgn mengecek contoh-contoh secara umum dan kedalaman contoh untuk mnentukan level yg dapat diyakini & mengevaluasi faktor bising (noise).

c. Analisis contoh, dilapangan dan laboratorium dengan analisis cek yang dibuat pada beberapa metode.

d. Melakukan statistik dan evaluasi geologi dari data (geologi & geofisika).

e. Konfirmasi anomali semu, sampling lanjutan, serta analisis & evaluasi pada area yang lebih kecil, menggunakan interval sampling yg lebih rapat & penambahan metode geokimia.

f. Penyelidikan target dengan suatu ketentuan untuk sampling ulang & penambahan analisis dari contoh-contoh yang telah adaKonsep atau Prinsip Dasar Eksplorasi Geokimia.

Tiap eksplorasi geokimia terdiri dari tiga komponen, yaitu sampling (pengambilan contoh), analisis, dan interpretasi. Ketiganya komponen tersebut merupakan fungsi bebas yang saling terkait. Kegagalan yang terjadi pada tahap yang satu akan mempengaruhi tahap berikutnya.Kemudian dalam pemilihan metode-metode yang akan digunakan eksplorasi geokimia, harus disesuaikan dengan jenis endapan yang akan dicari.

Metode Analitis Dalam eksplorasi geokimia tidak perlu mengutamakan akurasi yang tinggi, yang terpenting cepat, tidak mahal dan sederhana. Metode yang banyak digunakan dalam prospeksi geokimia adalah kromatografi, kolorimetri, spektroskopi emisi, XRF, dan AAS. Metode lain yang juga digunakan dalam kasus khusus adalah aktivasi neutron, radiometri dan potensiometri. AAS (atomic absorpsion spectrometry) merupakan teknik yang paling banyak dipakai dalam analisis unsur tunggal standar.

II.2 Alterasi dan mineralAlterasi hidrotermal adalah suatu proses yang sangat kompleks yang melibatkan perubahan mineralogi, kimiawi, dan tekstur yang disebabkan oleh interaksi fluida panas dengan batuan yang dilaluinya, di bawah kondisi evolusi fisio-kimia. Proses alterasi merupakan suatu bentuk metasomatisme, yaitu pertukaran komponen kimiawi antara cairan-cairan dengan batuan dinding (Pirajno, 1992).

Interaksi antara fluida hidrotermal dengan batuan yang dilewatinya (batuan dinding), akan menyebabkan terubahnya mineral-mineral primer menjadi mineral ubahan (mineral alterasi), maupun fluida itu sendiri (Pirajno, 1992, dalam Sutarto, 2004).

Alterasi hidrotermal akan bergantung pada :

1.Karakter batuan dinding.

2.Karakter fluida ( Eh, pH ).

3.Kondisi tekanan dan temperatur pada saat reaksi berlangsung ( Guilbert dan Park, 1986, dalam Sutarto, 2004 ).

4.Konsentrasi.

5.Lama aktivitas hidrotermal ( Browne, 1991, dalam Sutarto, 2004 ).

Walaupun faktor-faktor di atas saling terkait, tetapi temperatur dan kimia fluida kemungkinan merupakan faktor yang paling berpengaruh pada proses alterasi hidrotermal ( Corbett dan Leach, 1996, dalam Sutarto, 2004 ). Henley dan Ellis ( 1983, dalam Sutarto, 2004 ), mempercayai bahwa alterasi hidrotermal pada sistem epitermal tidak banyak bergantung pada komposisi batuan dinding, akan tetapi lebih dikontrol oleh kelulusan batuan, tempertatur, dan komposisi fluida.

Batuan dinding (wall rock/country rock) adalah batuan di sekitar intrusi yang melingkupi urat, umumnya mengalami alterasi hidrotermal. Derajat dan lamanya proses alterasi akan menyebabkan perbedaan intensitas alterasi dan derajat alterasi (terkait dengan stabilitas pembentukan). Stabilitas mineral primer yang mengalami alterasi sering membentuk pola alterasi ( style of alteration ) pada batuan ( Pirajno, 1992, dalam Sutarto, 2004 ). Pada kesetimbangan tertentu, proses hidrotermal akan menghasilkan kumpulan mineral tertentu yang dikenal sebagai himpunan mineral ( mineral assemblage ) (Guilbert dan Park, 1986, dalam Sutarto, 2004). Setiap himpunan mineral akan mencerminkan tipe alterasi ( type of alteration ). Satu mineral dengan mineral tertentu seringkali dijumpai bersama ( asosiasi mineral ), walaupun mempunyai tingkat stabilitas pembentukan yang berbeda, sebagai contoh klorit sering berasosiasi dengan piroksen atau biotit. Area yang memperlihatkan penyebaran kesamaan himpunan mineral yang hadir dapat disatukan sebagai satu zona alterasi. Host rock adalah batuan yang mengandung endapan bijih atau suatu batuan yang dapat dilewati larutan, di mana suatu endapan bijih terbentuk. Intrusi maupun batuan dinding dapat bertindak sebagai host rock.

Gambar 2. Sistem Hidrotermal dan Hidrotermal vulkanikAdapun delapan macam tipe alterasi dengan ciri-ciri yang disebutkan adalah sebagai berikut :

1. Propilitik

Dicirikan oleh kehadiran klorit disertai dengan beberapa mineral epidot, illit/serisit, kalsit, albit, dan anhidrit. Terbentuk pada temperatur 200-300C pada pH mendekati netral, dengan salinitas beragam, umumnya pada daerah yang mempunyai permeabilitas rendah. Menurut Creasey (1966, dalam Sutarto, 2004), terdapat empat kecenderungan himpunan mineral yang hadir pada tipe propilitik, yaitu Klorit-kalsit-kaolinit Klorit-kalsit-talk. Klorit-epidot-kalsit. Klorit-epidot. 2. Argilik

Pada tipe argilik terdapat dua kemungkinan himpunan mineral, yaitu muskovit-kaolinit-monmorilonit dan muskovit-klorit-monmorilonit. Himpunan mineral pada tipe argilik terbentuk pada temperatur 100-300C (Pirajno, 1992, dalam Sutarto, 2004), fluida asam-netral, dan salinitas rendah. 3 . Potasik

Zona potasik merupakan zona alterasi yang berada pada bagian dalam suatu sistem hidrotermal dengan kedalaman bervariasi yang umumnya lebih dari beberapa ratus meter. Zona alterasi ini dicirikan oleh mineral ubahan berupa biotit sekunder, K Feldspar, kuarsa, serisit dan magnetite. Pembentukkan biotit sekunder ini dapat terbentuk akibat reaksi antara mineral mafik terutama hornblende dengan larutan hidrotermal yang kemudian menghasilkan biotit, feldspar maupun pyroksen.

Dicirikan oleh melimpahnya himpunan muskovit-biotit-alkali felspar-magnetit. Anhidrit sering hadir sebagai asesori, serta sejumlah kecil albit, dan titanit (sphene) atau rutil kadang terbentuk. Alterasi potasik terbentuk pada daerah yang dekat batuan beku intrusif yang terkait, fluida yang panas (>300C), salinitas tinggi, dan dengan karakter magamatik yang kuat.

Selain biotisasi tersebut mineral klorit muncul sebagai penciri zona ubahan potasik ini. Klorit merupakan mineral ubahan dari mineral mafik terutama piroksin, hornblende maupun biotit, hal ini dapat dilihat bentuk awal dari mineral piroksin terlihat jelas mineral piroksin tersebut telah mengalami ubahan menjadi klorit. Pembentukkan mineral klorit ini karena reaksi antara mineral piroksin dengan larutan hidrotermal yang kemudian membentuk klorit, feldspar, serta mineral logam berupa magnetit dan hematit.

Alterasi ini diakibat oleh penambahan unsur pottasium pada proses metasomatis dan disertai dengan banyak atau sediktnya unsur kalsium dan sodium didalam batuan yang kaya akan mineral aluminosilikat. Sedangkan klorit, aktinolite, dan garnet kadang dijumpai dalam jumlah yang sedikit. Mineralisasi yang umumnya dijumpai pada zona ubahan potasik ini berbentuk menyebar dimana mineral tersebut merupakan mineral mineral sulfida yang terdiri atas pyrite maupun kalkopirit dengan pertimbangan yang relatif sama.

Bentuk endapan berupa hamburan dan veinlet yang dijumpai pada zona potasik ini disebabkan oleh pengaruh matasomatik atau rekristalisasi yang terjadi pada batuan induk ataupun adanya intervensi daripada larutan magma sisa (larutan hidrotermal) melalui pori-pori batuan dan seterusnya berdifusi dan mengkristal pada rekahan batuan. Berikut ini ciri ciri salah satu contoh mineral ubahan pada zona potasik yaitu Actinolite. 4. Filik

Zona alterasi ini biasanya terletak pada bagian luar dari zona potasik. Batas zona alterasi ini berbentuk circular yang mengelilingi zona potasik yang berkembang pada intrusi. Zona ini dicirikan oleh kumpulan mineral serisit dan kuarsa sebagai mineral utama dengan mineral pyrite yang melimpah serta sejumlah anhidrit. Mineral serisit terbentuk pada proses hidrogen metasomatis yang merupakan dasar dari alterasi serisit yang menyebabkan mineral feldspar yang stabil menjadi rusak dan teralterasi menjadi serisit dengan penambahan unsur H+, menjadi mineral phylosilikat atau kuarsa. Zona ini tersusun oleh himpunan mineral kuarsa-serisit-pirit, yang umumnya tidak mengandung mineral-mineral lempung atau alkali feldspar. Kadang mengandung sedikit anhidrit, klorit, kalsit, dan rutil. Terbentuk pada temperatur sedang-tinggi (230-400C), fluida asam-netral, salinitas beragam, pada zona permeabel, dan pada batas dengan urat.

Dominasi endapan dalam bentuk veinlet dibandingkan dengan endapan yang berbentuk hamburan kemungkinan disebabkan oleh berkurangnya pengaruh metasomatik yang lebih mengarah ke proses hidrotermal. Hal ini disebabkan karena zona ini semakin menjauh dari pusat intrusi serta berkurangnya kedalaman sehingga interaksi membesar dan juga diakibatkan oleh banyaknya rekahan pada batuan sehingga larutan dengan mudah mengisinya dan mengkristal pada rekahan tersebut, mineralisasi yang intensif dijumpai pada vein kuarsa adalah logam sulfida berupa pirit, kalkopirit dan galena. Berikut ini ciri ciri salah satu contoh mineral ubahan pada zona potasik yaitu Serisit. 5. Propilitik dalam ( inner propilitik )

Menurut Hedenquist dan Linndqvist (1985, , dalam Sutarto, 2004), zona alterasi pada sistem epitermal sulfidasi rendah (fluida kaya klorida, pH mendekati netral) ummnya menunjukkan zona alterasi seperti pada sistem porfir, tetapi menambahkan istilah inner propylitic untuk zona pada bagian yang bertemperatur tinggi (>300C), yang dicirikan oleh kehadiran epidot, aktinolit, klorit, dan ilit. 6. Argilik lanjut ( advanced argilic )

untuk sistem epitermasl sulfidasi tinggi (fluida kaya asam sulfat), ditambahkan istilah advanced argilic yang dicirikan oleh kehadiran himpunan mineral pirofilit+diasporandalusitkuarsaturmalinenargit-luzonit (untuk temperatur tinggi, 250-350C), atau himpunan mineral kaolinit+alunitkalsedonkuarsapirit (untuk temperatur rendah,< 180 C). 7. Skarn

Alterasi ini terbentuk akibat kontak antara batuan sumber dengan batuan karbonat, zona ini sangat dipengaruhi oleh komposisi batuan yang kaya akan kandungan mineral karbonat. Pada kondisi yang kurang akan air, zona ini dicirikan oleh pembentukan mineral garnet, klinopiroksin dan wollastonit serta mineral magnetit dalam jumlah yang cukup besar, sedangkan pada kondisi yang kaya akan air, zona ini dicirikan oleh mineral klorit,tremolit aktinolit dan kalsit dan larutan hidrotermal. Garnet-piroksen-karbonat adalah kumpulan yang paling umum dijumpai pada batuan induk karbonat yang orisinil (Taylor, 1996, dalam Sutarto, 2004). Amfibol umumnya hadir pada skarn sebagai mineral tahap akhir yang menutupi mineral-mineral tahap awal. Aktinolit (CaFe) dan tremolit (CaMg) adalah mineral amfibol yang paling umum hadir pada skarn. Jenis piroksen yang sering hadir adalah diopsid (CaMg) dan hedenbergit (CaFe).

Alterasi skarn terbentuk pada fluida yang mempunyai salinitas tinggi dengan temperatur tinggi (sekitar 300-700C). Proses pembentukkan skarn akibat urutan kejadian Isokimia metasomatisme retrogradasi. 8. Greisen

Himpunan mineral pada greisen adalah kuarsa-muskovit (atau lipidolit) dengan sejumlah mineral asesori seperti topas, turmalin, dan florit yang dibentuk oleh alterasi metasomatik post-magmatik granit (Best, 1982, Stempork, 1987, dalam Sutarto, 2004). 9. Silisifikasi

Merupakan salah satu tipe alterasi hidrotermal yang paling umum dijumpai dan merupakan tipe terbaik. Bentuk yang paling umum dari silika adalah (E-quartz, atau -quartz, rendah quartz, temperatur tinggi, atau tinggi kandungan kuarsanya (>573C), tridimit, kristobalit, opal, kalsedon. Bentuk yang paling umum adalahquartz rendah, kristobalit, dan tridimit kebanyakan ditemukan di batuan volkanik. Tridimit terutama umum sebagai produk devitrivikasi gelas volkanik, terbentuk bersama alkali felspar.

Selama proses hidrotermal, silika mungkin didatangkan dari cairan yang bersirkulasi, atau mungkin ditinggalkan di belakang dalam bentuk silika residual setelah melepaskan (leaching) dari dasar. Solubilitas silika mengalami peningkatan sesuai dengan temperatur dan tekanan, dan jika larutan mengalami ekspansi adiabatik, silika mengalami presipitasi, sehingga di daerah bertekanan rendah siap mengalami pengendapan (Pirajno, 1992). 10. Serpentinisasi

Batuan yang telah ada beruabah menjadi serperite yang mineral utamanya adalah Cripiolite disamping ada juga mineral mineral lain. Batuan semuala biasanya batuan basa ( andesitte ) yang berubah karena proses hidrotermal maka batuan basa ini berubah menjadi serpertisasi. Misal : Geruilite di sulawesi dari kalimantan diubah menjadi serpentinisasi. Serpentinisasi bisa pula akibat dari pada Weathering, tetapi daerah yang teralterasi relatif terbatas kecil.

Permasalahannya, seringkali kita mendapati dalam satu contoh batuan ditemukan beberapa mineral dari dua tipe atau lebih. Prosedur yang baik untuk tahap awal observasi batuan tersebut di atas adalah menulis semua mineral yang tampak sebagai himpunan mineral. Apabila dalam satu batuan dijumpai mineral-mineral klorit, kuarsa, kalsit, dan kaolinit, maka disebut sebagai himpunan mineral klorit-kuarsa-kalsit-kaolinit (Sutarto, 2004). Tabel 1. Klasifikasi Karakteristik berbagai tipe endapan bahan galian logam

II.3 Sumberdaya Cadangan Mineral Klasifikasi Sumber Daya Mineral dan Cadangan adalah suatu proses pengumpulan, penyaringan serta pengolahan data dan informasi dari suatu endapan mineral untuk memperoleh gambaran yang ringkas mengenai endapan itu berdasarkan kriteria : keyakinan geologi dan kelayakan tambang. Kriteria keyakinan geologi didasarkan pada tahap eksplorasi yang meliputi survai tinjau, prospeksi, eksplorasi umum dan eksplorasi rinci

Kriteria kelayakan tambang didasarkan pada faktor-faktor ekonomi, teknologi, peraturan/perundang-undangan, lingkungan dan sosial (economic, technological, legal, environment and social factor ).

Sumber Daya Mineral (Mineral Resource) adalah endapan mineral yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata. Sumber daya mineral dengan keyakinan geologi tertentu dapat berubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan memenuhi kriteria layak tambang.

Cadangan (Reserve) adalah endapan mineral yang telah diketahui ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya dan yang secara ekonomis, teknis, hukum, lingkungan dan sosial dapat ditambang pada saat perhitungan dilakukan.

Kriteria keyakinan geologi didasarkan pada tahap eksplorasi yang meliputi survai tinjau, prospeksi, eksplorasi umum dan eksplorasi rinci Kriteria kelayakan tambang didasarkan pada faktor-faktor ekonomi, teknologi, peraturan/perundang-undangan, lingkungan dan sosial (economic, technological, legal, environment and social factor ).

Sumber Daya Mineral (Mineral Resource) adalah endapan mineral yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata. Sumber daya mineral dengan keyakinan geologi tertentu dapat berubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan memenuhi kriteria layak

tambang.

Cadangan (Reserve) adalah endapan mineral yang telah diketahui ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya dan yang secara ekonomis, teknis, hukum, lingkungan dan sosial dapat ditambang pada saat perhitungan dilakukan.

Klasifikasi Cadangan

1. Sumberdaya (resources): 1:10.000-1:100.000

a) Teridentifikasi : Suatu bahan galian, yang sudah diketahui keberadaannya, juga secara umum diketahui sebarannya serta sedikit kualitasnya, berdasarkan survey lapangan

b) Tak teridentifikasi : Keberadaan suatu bahan galian berdasarkan pengetahuan dan teori geologi secara umum, bahwasanya berdasarkan teori geologi ada bahan galian di suatu lokasi, tetapi belum ditemukan di lapangan.

2. Cadangan (reserves): Skala Peta 1: 500- 1: 5000

a) Tereka (inferred) : Cadangan yang perkiraan perhitungan kuantitatifnya berdasarkan pada pengetahuan karakteristik geologi dari bahan galian yang diteliti, tinjauan lapangan dengan sedikit pengukuran dan percontohan, dengan tingkat keyakinan 20-40%.

b) Terindikasi (indicated) : Cadangan yang perhitungannya didasarkan pada pengukuran yang sederhana (misal dengan tali dan kompas), geofisika, serta data laboratorium, dengan tingkat keyakinan sekitar 50-60%.

c) Terukur (measured) : Besarnya cadangan sudah ditentukan berdasarkan metode yang baik, seperti telah dilakukan pemetaan theodolit, sumur uji, pemboran, data laboratorium. Tingkat keyakinan cadangan sekitar 80-85%

BAB III

PEMBAHASANIII.1 Geokimia Sampling

Secara regional, daerah penelitian berdasarkan interpretasi. Kajian mengenai peta tersebt terdapt geomorfolgi , stratigrafi dan struktur geologi. Topografi daerah telitian tersebut merupakan tinggian yang disebabkan oleh proses tektonik yang terdapat pada daerah X- Area.

Geomorfologi regional berdasarkan interpretasi yang saya dapatkan merupakan daerah yang memiliki tinggian dengan dua puncak dilihat dari pola pengaliran yang menuju ke laut. Pembentukan daerah ini disebabkan oleh Pembentukan Gunung Api. Umur daerah ini berumur Oligocene dan Miocene. Daerah ini dikelilingi lautan. Endapan endapan yang terdapat pada daerah tersebut disebabkan oleh proses erosi sungai ataupun proses fluvial yang aktif di sungai sungai tersebut.

Dasar pembagian Geomorfologi di dasarkan dengan melihat peta aliran sungai yang terdapat pada daerah X area, struktur yang ada dan lokasi yang ada morfologi daerah telitian adalah perbukitan, punggungan, dan lembah.

Pola pengaliran yang terdapat dalam daerah X area yaitu merupakan Sub paralel. Stadia erosi daerah tersebut merupakan stadia stadia muda karena tingkat keerosiannya masih tinggi dan dengan cabang sungai yang bercabang.

Stratigrafi regional brdasarkan interpretasi pertama yang di endapakan yaitu Andesitic lava yang berumur oligosen, lalu diterobos intrusi yaitu diorit pophyry berumur early miocene dan micro diorite berumur middle miocene. Lalu terdapat ketidakselarasan pada daerah selatan yaitu terdapat breksi piroklastik yang berumur late miosen.

Satuan batuan tesebut di tarik dari pengukuran kedudukan yang ada dilapangan sehingga dari data tersebut dapat di tentukan satuan batuan yang ada di daerah X Area.

Struktur geologi yang terdapat pada daerah tersebut ialah sesar mendatar dan sesar naik. Sesar tersebut menyebabkan pergerakan lempeng yang terus menunjam. Pada dasarnya telah diketahu bahwa daerah tersebut merupakan daerah dalam busur vulkanik Tersier yang terbentuk dari hasil penunjaman lempeng samudera terhadap lempeng benua.

Alterasi hidrotermal yang terdapat dalam daerah X Area yaitu alterasi potasik, filik, dan propilitik. Pembagian dalam bentuk zona alterasi tersebut dilihat dengan ciri-ciri himpunan mineral yang ada.

a. Propilitik

Dicirikan oleh kehadiran klorit disertai dengan beberapa mineral epidot, illit/serisit, kalsit, albit, dan anhidrit. Terbentuk pada temperatur 200-300C pada pH mendekati netral, dengan salinitas beragam, umumnya pada daerah yang mempunyai permeabilitas rendah. Menurut Creasey (1966, dalam Sutarto, 2004), terdapat empat kecenderungan himpunan mineral yang hadir pada tipe propilitik, yaitu :

b. Klorit-kalsit-kaolinit.

c. Klorit-kalsit-talk.

d. Klorit-epidot-kalsit.

e. Klorit-epidot.

b. PotasikZona potasik merupakan zona alterasi yang berada pada bagian dalam suatu sistem hidrotermal dengan kedalaman bervariasi yang umumnya lebih dari beberapa ratus meter. Zona alterasi ini dicirikan oleh mineral ubahan berupa biotit sekunder, K Feldspar, kuarsa, serisit dan magnetite. Pembentukkan biotit sekunder ini dapat terbentuk akibat reaksi antara mineral mafik terutama hornblende dengan larutan hidrotermal yang kemudian menghasilkan biotit, feldspar maupun pyroksen.

c. FilikZona alterasi ini biasanya terletak pada bagian luar dari zona potasik. Batas zona alterasi ini berbentuk circular yang mengelilingi zona potasik yang berkembang pada intrusi. Zona ini dicirikan oleh kumpulan mineral serisit dan kuarsa sebagai mineral utama dengan mineral pyrite yang melimpah serta sejumlah anhidrit. Mineral serisit terbentuk pada proses hidrogen metasomatis yang merupakan dasar dari alterasi serisit yang menyebabkan mineral feldspar yang stabil menjadi rusak dan teralterasi menjadi serisit dengan penambahan unsur H+, menjadi mineral phylosilikat atau kuarsa. Zona ini tersusun oleh himpunan mineral kuarsa-serisit-pirit, yang umumnya tidak mengandung mineral-mineral lempung atau alkali feldspar. Kadang mengandung sedikit anhidrit, klorit, kalsit, dan rutil. Terbentuk pada temperatur sedang-tinggi (230-400C), fluida asam-netral, salinitas beragam, pada zona permeabel, dan pada batas dengan urat.

Hubungan alterasi hidrotermal dengan geologi daerah X Area yaitu dicirikan dengan pada daerah tersebut merupakan daerah bekas gunung api yang aktif beberapa tahun yang lalu namun karean daerah tersebut merupakan daerah termasuk dalam busur vulkanik Tersier yang terbentuk karena penunjaman lempeng samudera maupun lempeng benua. Endapan endapan yang berada di sungai sungai tersebut di sebabkan oleh proses erosi.Analisa tipe endapan hidrotermal dari daerah X Area setelah dilakukan pembagian zona-zona altersa maka dapat dilakukan pembagian tipenendapan mineral yang ada. Tipe endapan mineral yang terdapat ada yaitu Tipe Porfiri dengan ciri-ciri himpunan mineral klorit, epidot, pirit, serisit, kuarsa, bornit, magnetit. Dengan tipe alterasi potasik, filik , dan propilitik. Dengan Ciri batuannya yaitu disseminasi. Ciri-ciri tersebut sudah terterra dalam soal. Lalu untuk tipe endapan epitermal low sulfida yaitu terdapat urat kuarsa, dengan mineral yang berasosiasi dengan galena, prit, cavalerit dan pirit.

Seperti yang diketahui pada daerah X Area adalah suatu wilayah yang termasuk dalam busur vulkanik tersier yang terbentuk dari hasil penunjaman lempeng samudera terhadap lempeng benua. Di dalama peta geologi X area telah diketahui bahwasanya daerah tersebut disusun dengan litologi dan umurnya berupa ( tua ke muda) yaitu oligosen andesitic lava, early miosen diorit phorphyry, middle miosen micro diorit dan unconformity late miosen piroklasik breksi. Di dalam peta geologi X area juga di dapati struktur geologi berupa sesar naik sesar mendatar kiri dan sesar mendatar ke kanan.

Adapun urut-urutan kejadian geologi daerah X Area adalah :

a. Oligosen Andesitic lava merupakan penyusun litologi daerah X, yang berumur paling tua hal ini juga diperkuat pada posisi peta geologi

b. Early Miosen Diorit phorphyry, merupaka litologi penyusun setelah oligosen andesitic lava, ditinjau dari segi umur yaitu awal miosen serta posisi pada peta geologi, yang berada di atas atau menindih litologi oligosen andesitic lava.

c. Kemudian terdapat aktivitas struktur geologi berupa sesar mendatar kanan, sesar tersebut berumur lebih muda di bandingkan dengan litologi oligosen andesitic lava dan early miosen diorit porphry karena pada kenampakan peta geologi terlihat sesar mendatar kanan. Memotong early miosen diorit phorphyry dan oligosen andesitic lava.

d. Middle Eosen micro diorit, berumur lebih muda dibandingkan struktur geologi berupa sesar mendatar kanan, karena dalam peta tersebut terlihat bahwa litologi middle miosen micro diorit berupa intrusi memotong sesar mendatar kanan sehingga intrusi berumur lebih muda.

e. Sesar naik diperkirakan kejadiannya, bersamaan dengan aktivitas itrusi pada litologi middle miosen mikro diorit. Karena tidak ada petunjuk yang menegaskan siapa yang lebih dulu terbentuk.

Peta daerah X area merupakan wilayah yang termasuk dalam busur vulkanik Tersier yang terbentuk karena penunjaman lempeng samudera maupun lempeng benua. Dalam daerah tersebut terdapat sesar aktif yang mengarah ke arah Timur Laut dan Barat Dayadan sesar yang mengarah ke arah Tenggara dan Barat Laut. Pada daerah tersebut Andesitic Lava berumur Oligocene yang berada pada permukaan paling bawah, lalu diatasnya terdapat Diorit Pophyry berumur Early Miocene dan terdapat Micro diorit berumur Middle Miocene lalu terdapat Unconformity Breksi Piroklastik yang berada di sisi selatan dan berumur late miocene.III.2 Alterasi dan mineral

Secara regional, daerah penelitian berdasarkan interpretasi peta X-Mentaya Hill. Kajian mengenai peta tersebut terdapat geomorfolgi , stratigrafi dan struktur geologi. Topografi daerah telitian tersebut merupakan tinggian yang disebabkan oleh proses tektonik yang terdapat pada daerah X-Mentaya Hill.

Geomorfologi regional berdasarkan interpretasi yang saya dapatkan merupakan daerah yang memiliki tinggian dengan satu puncak dilihat dari pola pengaliran. Pembentukan daerah ini disebabkan oleh proses tektonim yang datang dari arah . Umur daerah ini berumur Oligocene dan Miocene.

Dasar pembagian Geomorfologi di dasarkan dengan melihat peta aliran sungai yang terdapat pada daerah X area, struktur yang ada dan lokasi yang ada morfologi daerah telitian adalah perbukitan, punggungan, dan lembah.

Pola pengaliran yang terdapat dalam daerah X-Mentaya Hill yaitu merupakan Sub parallel, Sub Dendritik, dan Radial. Stadia erosi daerah tersebut merupakan stadia stadia muda karena tingkat keerosiannya masih rendah dan dengan cabang sungai yang bercabang banyak.

Struktur geologi yang terdapat pada daerah tersebut ialah sesar mendatar kanan dan sesar mendatar kiri. Sesar tersebut menyebabkan pergerakan lempeng yang terus menunjam. Pada dasarnya telah diketahu bahwa daerah tersebut merupakan daerah dalam busur vulkanik Tersier yang terbentuk dari hasil penunjaman lempeng samudera terhadap lempeng benua.

Alterasi hidrotermal yang terdapat dalam daerah X Area yaitu alterasi filik, argilik, dan propilitik. Pembagian dalam bentuk zona alterasi tersebut dilihat dengan ciri-ciri himpunan mineral yang ada.

Propilitik

Dicirikan oleh kehadiran klorit disertai dengan beberapa mineral epidot, illit/serisit, kalsit, albit, dan anhidrit. Terbentuk pada temperatur 200-300C pada pH mendekati netral, dengan salinitas beragam, umumnya pada daerah yang mempunyai permeabilitas rendah. Menurut Creasey (1966, dalam Sutarto, 2004), terdapat empat kecenderungan himpunan mineral yang hadir pada tipe propilitik, yaitu :

a. Klorit-kalsit-kaolinit.

b. Klorit-kalsit-talk.

c. Klorit-epidot-kalsit.

d. Klorit-epidot.

Argilik

Pada tipe argilik terdapat dua kemungkinan himpunan mineral, yaitu muskovot-kaolinit-monmorilonit dan muskovit-klorit-monmorilonit. Himpunan mineral pada tipe argilik terbentuk pada temperatur 100-300C (Pirajno, 1992, dalam Sutarto, 2004), fluida asam-netral, dan salinitas rendah. FilikZona alterasi ini biasanya terletak pada bagian luar dari zona potasik. Batas zona alterasi ini berbentuk circular yang mengelilingi zona potasik yang berkembang pada intrusi. Zona ini dicirikan oleh kumpulan mineral serisit dan kuarsa sebagai mineral utama dengan mineral pyrite yang melimpah serta sejumlah anhidrit. Mineral serisit terbentuk pada proses hidrogen metasomatis yang merupakan dasar dari alterasi serisit yang menyebabkan mineral feldspar yang stabil menjadi rusak dan teralterasi menjadi serisit dengan penambahan unsur H+, menjadi mineral phylosilikat atau kuarsa. Zona ini tersusun oleh himpunan mineral kuarsa-serisit-pirit, yang umumnya tidak mengandung mineral-mineral lempung atau alkali feldspar. Kadang mengandung sedikit anhidrit, klorit, kalsit, dan rutil. Terbentuk pada temperatur sedang-tinggi (230-400C), fluida asam-netral, salinitas beragam, pada zona permeabel, dan pada batas dengan urat.

Hubungan alterasi hidrotermal dengan geologi daerah X Mentaya Hill yaitu dicirikan daerah tersebut merupakan daerah termasuk dalam busur vulkanik Tersier yang terbentuk karena penunjaman lempeng samudera maupun lempeng benua sehingga terbentuklah struktur geologi yang berkembang pada lokasi dimana fluida hidrotermal melintas dan tertahan oleh rekahan-rekahan tersebut, sehingga membentuk mineral-mineral ubahan dan bijih.Analisa tipe endapan hidrotermal dari daerah X-Mentaya Hill setelah dilakukan pembagian zona-zona alteraia maka dapat dilakukan pembagian tipe endapan mineral yang ada. Tipe endapan mineral yang ada hanyalah Tipe Ephitermal Low Sulfides dengan ciri-ciri himpunan mineral ubahan berupa klorit, epidot, pirit, serisit, kuarsa, talk, kalsit, ilit, montmorilonit, smectite, dan kaolin. Kemudian untuk mineral bijihnya berupaArgentite, Cavalerite, dan Cevargirite. Dengan tipe alterasi argilik, filik , dan propilitik. Dengan Ciri batuannya yaitu urat. Ciri-ciri tersebut sudah terterra dalam soal. Seperti yang diketahui pada daerah X Mentaya Hill adalah suatu wilayah yang termasuk dalam busur vulkanik tersier yang terbentuk dari hasil penunjaman lempeng samudera terhadap lempeng benua. Di dalam peta geologi X Mentaya Hill juga di dapati struktur geologi berupa kekar-kekar, sesar naik sesar mendatar kiri dan sesar mendatar ke kanan.

.III.3 Sumberdaya Cadangan Mineral

Sumberdaya Cadangan Mineral yang diambil pada saat melakukan penelitian adalah tuff di daeral Imogiri.

a. Alat dan Bahan

GPS

Kompas

Palu

Alat tulis lengkap

Ponco

b. Langkah Kerja

Lakukan tracking mengelilingi morfologi yang ada.

Menganalisis struktur yang berkembang.

Membuat peta perhitungan cadangan.

Melakukan perhitungan dengan metode isoline serta metode penampang.

c. Pembahasan

Litologi yang didapatkan adalah batuan piroklastik yaitu tuff.

Deskripsi :

Warna : Putih cerah

Ukuran Butir : 1. Perhitungan Cadangan dengan Metode Isoline

Cari luas terlebih dahulu

a. L1 = 12 x 6,25 = 75 m2b. L2 = 79 x 6,25 = 493,75 m2c. L3 = 171 x 6,25 = 1068,75 m2d. L4 = 312 x 6,25 = 1950 m2e. L5 = 597 x 6,25 = 3718,71 m2f. L6 = 863 x 6,25 = 5393,75 m2g. L7 = 1066 x 6,25 = 6662,5 m2h. L8 = 1288 x 6,25 = 8050 m2i. L9 = 1498 x 6,25 = 9362,5 m2j. L10 = 1618 x 6,25 = 10.112,5 m2k. L11 = 1692 x 6,25 = 10.575 m2l. L12 = 1742 x 6,25 = 10.887,5 m2m. L13 = 1796 x 6,25 = 11.225 m2n. L14 = 1884 x 6,25 = 11.775 m2o. L15 = 1916 x 6,25 = 11.975,04 m2p. L16 = 1944 x 6,25 =12.150 m2Kemudian mencari volume cadangan, dengan persamaan sebagai berikut,

L = Luasan kotak yantg terlingkupi garis kontur (m2)h = Tinggian

V = Volume cadangan (m3)

a. V1 = 55,773 m3b. V2= 343,9803 m3c. V3 = 732,294 m3d. V4 = 1329,439 m3e. V5 = 2519,821 m3f. V6 = 3644,794 m3g. V7 = 4496,082 m3h. V8 = 5426,481 m3i. V9 = 6306,173 m3j. V10 = 6808,707 m3k. V11 = 7118,556 m3l. V12 = 7327,895 m3m. V13 = 7553,965 m3n. V14 = 7922,341 m3o. V15 = 8056,313 m3p. V16 = 8173,484 m3Total = V1 + V2 + V3 + V4 + V5 + V6 + V7 + V8 +V9 + V10 + V11 +V12 +V13+V14+V15+V16

= 77.816,098 m3Berat cadangan= 77.816,098 m3 x 2,35 ton/m3 x 85% = 155.437,6564 ton

Perhitungan Cadangan dengan Metode Penampang

a. Penampang A-A B B

V1 = 5289,933 m3b. Penampang B B C C

V2 = 6812,5 m3

c. Penampang C C D D

V3 = 7405,625 m3

Total Volume = V1 + V2 + V3 = 19.517,058 m3

Berat cadangan = 19.517,058 m3 x 2,35 ton/m3 x 85% = 38.985,323 ton

BAB IVKESIMPULAN

Kesimpulan geokimia yang didapat adalah Dalam pembauatn peta anomali tersebut di dapatkan zona- zona pembagian menurut nilai ppm yang telah diketahui. Maka dengan membuat peta anomali tersebut dapat membagi zona prospek Cu, Au, dan Ag. Sehingga dari data yang telah ada dalam peta tersebut, sebelumnya kita mengeplotkan data x,y,yang tealh tersedia dalam soal. Maka kita dapat membagi zona altersi dengan melihat data data seperti himpunan mineral yang ada. Dari data yang telah ada maka dapat ditarik kesimpulan bahwa daerah tersebut memiliki alterasi hidrotermal propilitik, filik dan potasik. Dan tipe endapan mineral yang berada daerah X area tersebut ialah Epitermal Low Sulfida dan Tipe Porfiri pembagian tersebut dilihat dari ciri-ciri yang ada yaitu ciri batuan yan tipe altersi maupun himpunan minerla yang ada.

Serta dalam pembauatn peta prospek tersebut di dapatkan zona alterasi yang diketahui lewat asosiasi mineralnya. Maka dengan membuat peta prospek tersebut dapat melihat komoditi logam apa saja yang dihasilkan. Sehingga dari data yang telah ada dalam peta tersebut, sebelumnya kita mengeplotkan data x,y,yang tealh tersedia dalam soal. Maka kita dapat membagi zona altersi dengan melihat data data seperti himpunan mineral yang ada. Dari data yang telah ada maka dapat ditarik kesimpulan bahwa daerah tersebut memiliki tipe alterasi hidrotermal berupa argilik, filik, dan propilitik. Dan tipe endapan mineral yang berada daerah X-Mentaya Hill area tersebut ialah Tipe Epitermal low Sulfides pembagian tersebut dilihat dari ciri-ciri yang ada yaitu ciri batuan yan tipe altersi maupun himpunan minerla yang ada.

Dalam perhitungan cadangan pada daerah Imogiri Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta , didapatkan litologi lapilli. Setelah dilakukan perhitungan cadangan dengan menggunakan Isoline didapatkan hasil volume sebesar 77.816,0983 m3 serta Tonace sebesar 155.437,6564 ton. Serta jika dilakukan perhitungan menggunakan penampang dihasilkan volume sebesar 19.517,058 m3 serta Tonace sebesar 38.985,323 ton EMBED Equation.3

EMBED Equation.3

EMBED Equation.3

Nama : Pratty Montreana Utami

NIM : 111110056

Plug : 2Page 13

_1446849690.unknown

_1446849691.unknown

_1446813277.unknown