Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

51
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013 BAB I PENDAHULUAN I.1 MAKSUD Maksud dari diadakannya acara ekskursi pada daerah Gunung Kidul adalah agar praktikan dapat mengetahui rupa permukaan bumi melalui foto udara dan yang ada pada di lapangan, mengetahui bentuklahan yang terdapat pada setiap stopsite melalui foto udara dan lapangan dan mengetahui satuan batuan yang ada pada stopsite melalui foto udara dan yang ada pada di lapangan. I.2 TUJUAN Tujuan dari acara ini dan yang ingin dicapai pada kegiuatan kerja lapangan ini adalah agar praktikan : 1. Dapat melakukan urutan pemetaan geologi dengan menggunakan foto udara dan akhirnya mampu membuat peta geomorfologi dan peta geologi. 2. Mempunyai pengalaman melakukan tahap pre field check, field check dan post field check dalam pemetaan geomorfologi dan geologi dengan foto udara. 3. Akhirnya dapat mengenali kelebihan dan kekurangan pembuatan peta geomorfologi dan peta geologi dengan menggunakan foto udara. Kelompok 7 / Plug 3 1

description

gcpj

Transcript of Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 MAKSUD

Maksud dari diadakannya acara ekskursi pada daerah Gunung Kidul adalah

agar praktikan dapat mengetahui rupa permukaan bumi melalui foto udara dan yang

ada pada di lapangan, mengetahui bentuklahan yang terdapat pada setiap stopsite

melalui foto udara dan lapangan dan mengetahui satuan batuan yang ada pada

stopsite melalui foto udara dan yang ada pada di lapangan.

I.2 TUJUAN

Tujuan dari acara ini dan yang ingin dicapai pada kegiuatan kerja lapangan ini

adalah agar praktikan :

1. Dapat melakukan urutan pemetaan geologi dengan menggunakan foto udara

dan akhirnya mampu membuat peta geomorfologi dan peta geologi.

2. Mempunyai pengalaman melakukan tahap pre field check, field check dan

post field check dalam pemetaan geomorfologi dan geologi dengan foto udara.

3. Akhirnya dapat mengenali kelebihan dan kekurangan pembuatan peta

geomorfologi dan peta geologi dengan menggunakan foto udara.

I.3 LOKASI DAN PENYAMPAIAN LOKASI

Lokasi dari tempat kegiatan kerja lapangan geologi citra penginderaan jauh

adalah berada pada jalur Patuk dan seterusnya. Penyampaian lokasi ditempuh dengan

mengunakan bus dan berangkat dari kampus UPN “Veteran” Yogyakara pukul 08.00

WIB dan sampai di stopsite pertama pada pukul 08.30.

I.4 PENELITI TERDAHULU

Daerah latihan Patuk-Mangunan- dipilih setelah dilakukan evaluasi terhadap

beberapa latihan sebelumnya sejak tahun 1981, yaitu daerah kulonprogo sekitarnya,

Kelompok 7 / Plug 3 1

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

Wonogiri sekitarnya, Yogyakarta-Wonosari sekitarnya dan jalur Yogyakarta-

Mangunan-Parangtritis. Daerah latihan di sepanjang jalur Patuk-Mangunan memiliki

kelebihan dibanding daerah/jalur lainnya. Secara umum, fisiografi Jawa Tengah

bagian selatan-timur yang meliputi kawasan Gunungapi Merapi, Yogyakarta.

Surakarta dan Pegunungan Selatan dapat dibagi menjadi dua zona, yaitu Zona

Solo dan Zona Pegunungan Selatan (Bemmelen, 1949) (lihat Gambar 1B). Zona Solo

merupakan bagian dari Zona Depresi Tengah (Central Depression Zone) Pulau Jawa.

Zona ini ditempati oleh kerucut G. Merapi (± 2.968 m). Kaki selatan-timur gunungapi

tersebut merupakan dataran Yogyakarta-Surakarta ( ± 100 m sampai 150 m) yang

tersusun oleh endapan aluvium asal G. Merapi.

Di sebelah barat Zona Pegunungan Selatan, dataran Yogyakarta menerus

hingga pantai selatan Pulau Jawa, yang melebar dari P. Parangtritis hingga K. Progo.

Aliran sungai utama di bagian barat adalah K. Progo dan K. Opak, sedangkan di

sebelah timur ialah K. Dengkeng yang merupakan anak sungai Bengawan Solo

(Bronto dan Hartono, 2001).

Satuan perbukitan terdapat di selatan Klaten, yaitu Perbukitan Jiwo.

Perbukitan ini mempunyai kelerengan antara 40 – 150 dan beda tinggi 125 – 264 m.

Beberapa puncak tertinggi di Perbukitan Jiwo adalah G. Jabalkat (± 264 m) di

Perbukitan Jiwo bagian barat dan G. Konang (lk. 257 m) di Perbukitan Jiwo bagian

timur. Kedua perbukitan tersebut dipisahkan oleh aliran K. Dengkeng. Perbukitan

Jiwo tersusun oleh batuan Pra-Tersier hingga Tersier (Surono dkk, 1992).

Kelompok 7 / Plug 3 2

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

BAB II

GEOMORFOLOGI

II.1 GEOMORFOLOGI DAERAH PENELITIAN

Geomorfologi yang ada pada daerah tersebut memiliki beragam bentuk asal

dan bentuk lahan, meliputi : Bentukkan Asal Vulkanik : Jenjang Vulkanik (Volcanic

Neck), Dataran Fluvial Vulkanik, dan Lereng Vulkanik bentukkan Asal Struktural :

Gawir garis sesar, perbukitan homoklin, lembah homoklin, lereng homoklin, dan

lembah sesarr bentukkan asal Fluvial : dataran aluvial, dataran antar bukit, gosong

sungai, tubu sungai, dan point bar, bentukkan asal Denudasional : Bukit Sisa dan

Bukit terisolir, bentukkan Asal Karst : Perbukitan Karst Bentukkan asal Aeolian :

Gumuk Pasir. Bentukkan Asal Marine : Beting Pantai.

II.2 BENTUK ASAL

1. Bentukasal Vulkanik

Kegiatan gunung api akan membentuk morfologi yang sangat khas,

tergantung pada jenis magma dan type letusannya. Misal type merapi (strato), type

letusannya eksplosit menimbulkan awan panas ( wedus gembel ), menimbulkan

morfologi kerucut gunungapi yang sangat spesifik, sehingga dalam mempelajari

bentuk lahan di daerah gunungapi sangat berkaitan dengan type latusan (aktivitas

gunngapi), material yang dikeluarkan serta jenis magmanya.

Analisa Bentuklahan

Bentuk asal vulkanik antara lain kerucut gunung api, kaldera, kerangka

vulkanik, dike, sill, batholit, lava, vulkanik, neck, dsb.

Bentang alam gunungapi mempunyai bentuk yang sangat khas sehingga

mudah di kenal melalui foto udara atau peta topografi. Kumpulan bentuk – bentuk

gunung api di bangun oleh aliran lava yang telah membeku sesuai dengan bentuk

alam itu sendiri. Bentuk – bentuk ini disamping melalui tahapan rangkaian erosi dari

Kelompok 7 / Plug 3 3

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

muda hingga tua, juga sangat dipengaruhi oleh tipe – tipe kerangka dan material yang

dikeluarkan.

Hal ini akan dicerminkan oleh tektur morfologi yang lebih kasar yang berarti

pengikisan lebih lanjut. Tekstur gunungapi yang yang lebih halus menandakan

adanya timbunan rempah – rempah yang lebih muda. Semua ini dapat dicerminkan

dari variasi pola kontur pada peta topografi dari penafsiran perbedaan umur relatif

satuan morfologi gunungapi.

Demikian untuk gunungapi yang berdekatan atau pada kawah ganda dengan

material yang dikeluarkan, pada kedua kawah tersebut akan nampak saling memotong

pola konturnya.

Jenis-jenis Erupsi Gunung Api

Gunung Api yang kita kenal mempunyai beberapa tipe letusan, antara lain :

a. Eksplosif, dicirikan oleh tekanan gas yang tinggi, menghasilkan material lepas

yang cenderung membentuk gunung api kerucut.

b. Effusif, dicirikan dengan tekanan gas rendah, cenderung menghasilkan

gunungapi strato.

c. Campuran, terjadi antara letusan eksplosif dan effusive.

Tipe- tipe gunung api, yaitu :

Tipe Icelendic, adalah erusi rekahan dengan aliran magma basa yang

mengandung sedikit gas, dengan volume lava besar.

Tipe Hawaian, bentuk retakan,kaldera, lubang-lubang letusan, dan lava

mengandung gas dan mengalir menimbulkan bunga-bunga api serta abu

kemudian mengendap membentuk kubah lava.

Tipe Strombolian, eksploitasnya secara terus menerus dengan pelepasan gas-gas

serta lava beku yang merupakan bomb, rombakanlava dan semburan abu awan

lava yang menjulang tinggi.

Tipe Vulkanian, bentukan ini ditandai dengan bentuk kerucut berlapis dengan

pipa sentral sebagai pusat erupsi, yang mengeluarkan lava kental, gas, abu dan

awan panas, pumice, bomb.materi yang dilontarkan membentuk bunga kol yang

Kelompok 7 / Plug 3 4

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

tegak menjulang vertical, pengendapan abu sepanjang lereng dinamakan

“Pseudovulkanis”

Tipe Vesuvian, hembusan berulang-ulang yang berbahay bersumber dari dapur

magmna, kawah kepundean yang relative sempit dan pipa stratocone

membentuk awan bunga kol yang menjulang abu tinggi sehingga menimbulkan

hujan.

Tipe Plinian, Hembusan gas yang membawa aliran secara vertical dengan tinggi

bermil-mil dengan pangkal yang sempit, mengembang ke atas.

Tipe Pelean, mempunyai lava yang sangat kental, dihamparkan oleh letusan

eksplosif.

Batasan Pada Bentang Alam Gunungapi

a. Bentuk timbulan dipermukaan bumi yang dibangun oleh timbunan rempah

vulkanik.

b. Tempat munculnya batuan lelehan dan rempah lepas gunungapi yang berasal

dari gunungapi.

c. Sebagai jenis atau kegiatan magma yang sedang berlangsung.

d. Hasil proses vulkanisme (tenaga endogen) ini merupakan bentuk

konstruksional.

e. Bentuk positif dari permukaan bumi sebagai akibat aktivitas magmatis.

f. Tempat atau lokasi erupsi.

Morfologi Gunungapi

Morfologi ini bertujuan untuk melengkapi usaha penelitian geologi didaerah

gunung api terutama dalam penentuan perkembangan atau evolusi gunungapi. Pola

kontur morfologi gunung api pada umumnya konsentrik dengan berbagai variasi yang

tergantung pada tingkat aktivitas stadia, jenis gunung api, pusat erupsi.

a. Kerucut, sering dijumpai pada gunung api berlapis.

b. Kubah, dijumpai pada gunungapi lava.

c. Maar, pada gunungapi gas.

d. Plateu, terutama dijumpai pada gunungapi lava, suatu dataran yang relatif

menonjol dibadingkan sekitarnya, disusun oleh lava yang bertektur halus.

Kelompok 7 / Plug 3 5

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

e. Barranco, alur – alur pada tubuh gunungapi yang kasar dan tidak teratur

disebabkan oleh erosi dan sesar.

f. Kawah, bentuk negatif pada puncak gunungapi berukuran ratusan meter.

g. Kaldera, bentuk negatif yang besar berbentuk bulat atau lonong berukuran

lebih besar dari kawah dengan diameter sampai belasan kilometer, terjadi

akibat letusan, runtuhan, erosi.

Produk Gunungapi

a. Cider cones,adalah bentuk kerucut yang dibentuk dari hasil letusan yang

berupa tufa dan breksi vulkanik, dengan kemiringan kerucut lebih dari 400.

b. Adventive cones, adalah bentuk kerucut yang hasil pembentukannya

berhubungan langsung dengan kegiatan aktivitas gunungapi.

c. Composite cones atau strato vulkanik, adalah bentuk kerucut yang dibentuk

bergantian antara erupsi letusan dan aliran lava.

d. Gunungapi sekunder, sebagai hasil gunungapi yang baru tumbuh didasar

kaldera.

e. Gunungapi tahapan tua, kadang – kadang menghasilkan vulkanik neck.

f. Bentuk instrusi :

- Konkordan : siil, lacolit, lapolit, pacolit.

- Diskordan : Dike, ring dike, batholit, stock, sumbat vulkanik / vulkanik

neck.

2. Bentukasal Struktural

Struktur geologi yang kita kenal ada tiga, yaitu lipatan, sesar, kekar. Untuk

mengenal struktur geologi tersebut kita harus mengenal dan memahami sifat dari

ketiganya.

Analisa Bentuklahan

Bentukan asal structural antara lain Blok sesar, gawir sesar pegunungan antiklin,

perbukitan antiklin, perbukitan sinklin, pegunungan monoklin, perbukitan monoklin,

pegunungan dome ( kubah), dataran tinggi (plateu), cuesta, hogblack, bentuk seterika

Kelompok 7 / Plug 3 6

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

(flat iron), lembah antiklin, lembah sinklin jembah subsekuen, perbukitan lipatan

kompleks.

Penafsiran Struktur Geologi

Pada dasarnya strutur geologi (lipatan, sesar, kekar) dapat ditafsirkan

keberadaanya melalui pola atau sifat garis kontur pada peta topografi. Lapisan

horizontal dicirikan oleh permukaan yang datar dengan garis kontur yang jarang,

tebing – tebingnya biasanya terjal, bervariasi atau berundak (tergantung resistensi

batuannya) dengan pola kontur yang menyesuaikan dan relatif sama.

Struktur lipatan, unsure – unsure yang terdapat pada struktur ini dapat diketahui

dengan menafsirkan kedudukan lapisan batuannya. Kedudukan lapisan batuan atau

kemiringan lapisan batuan pada peta topografi akan berlawanan dengan kenampakan

kerapatan konturnya, dimana lapisan miring dicirikan oleh adanya gawir – gawir trjal

(ditunjukkan dengan pola kontur yang rapat) yang memotong lapisan. Arah

kemiringan lapisan batuan searah dengan kemiringan landai dari topografinya

(biasanya diperlihatkan dengan punggungan yang landai). Hal ini pada peta topografi

ditinjukkan dengan garis kontur yang renggang.

Kemiringan satu arah ditunjukkan dengan kemiringan lapisan batuan yang

mengarah / menuju pada pola kontur / daerah landai. Kemiringan dua arah (lipatan),

mempunyai arah kemiringan lapisan batuan yang berlawanan. Kemiringan tiga arah

(lipatan menunjam), mempunyai tiga arah kemiringan lapisan batuan yang berbeda.

Kemiringan kesegala arah, mempunyai arah kemiringan lapisan batuan kesegala arah,

misalnya dome, gunung api.

Struktur sesar, dapat ditafsirkan dari peta topografi dengan ditandai oleh

kenampakan – kenampakan sebagai berikut : pola kontur yang panjang lurus dan

rapat, arah aliran sungai yang membelok secara tiba – tiba dan menyimpang dari pola

arah umum, jajaran triangular facet, jajaran mata air, Off – set morfologi,

pelengkungan kelurusan.

Struktut kekar, struktur ini pada peta topografi ditandai oleh adanya kelurusan

gawir, lembah bukit dan celah – celah. Dapat pula dilihat dari pola perkembangan

sungainya.

Kelompok 7 / Plug 3 7

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

Prinsip – Prinsip yang digunakan

a. Prinsip – prinsip struktur geologi.

b. Prinsip – prinsip sifat garis kontur.

c. Prinsip – prinsip hubungan antara morfologi yang terbrntuk dengan resistensi batuan

dan struktur geologi.

3. Bentukasal Fluvial

Analisa Bentuklahan

Bentukan asal fluvial antara lain : dataran banjir, dataran alluvial, kipas alluvial,

sungai berkelok – kelok (Meandering), gosong sungai, sungai teranyam, dsb. Proses

fluvial ini bersifat merusak dan membangun. Proses yang merusak ini meliputi

pelapukan, erosi dan denudasi hingga transportasi dan mengakibatkan terbentuknya

bentuk lahan yang berupa lembah – lembah sungai. Proses yang brsifat konstruktif

meliputi proses transportasi hingga sedimentasi dan membangun bentuk – bentuk

positif hasil sedimentasi. Pada akhir proses tersebut akan membentuk suatu dataran.

Didalam proses geologi maupun geomorfologi, air memegang peranan penting

karena kemampuan sebagai proses pelapukan, erosi yang dapat mengukir permukaan

bumi, media transportasi dan proses sedimentasi. Aliran permukaan dapat

menyebabkan terjadinya erosi dan berkembang dari bentukan splash erosion, rill

erosion, gulley erosion, valley erosion dan sheet erosion.

Bentuk Erosi Oleh Air

Splash erosion, erosi ini umumnya terjadi pada daerah yang beriklim sedang

atau tropis. Terjadi pada waktu hujan jatuh ke permukaan bumi dan mampu

mengadakan benturan tau pukulan – pukulan sehingga mampu membentuk relief

berupa lubang – lubang.

Rill Erosion yaitu perluasan dari splash erosion yang berhubungan dengan

cekungan yang berbentuk linier, sedikit mengalami pembelahan atau

pengembangan. Rill erosion ini merupakan awal terbentuknya sungai (initial

river), erosi ini umumnya terdapat pada daerah dengan kemiringan lereng lebih

besar dari 18o.

Kelompok 7 / Plug 3 8

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

Gulley erosion, suatu pengembangan rill erosion atas dasar terjadinya

perkembngan lembah yang bersifat melebar kearah samping (widen valley).

Gulley erosion merupakan perkembangan lembah, ada dua yaitu pemanjangan

yang berasal rill lembah dan pelebaran lembah.

Valley Erosion, merupakan kegiatan erosi hasil pertemuan gulley erosion dengan

proses meander berjalan sangat kompleks bahkan sedimentasinya berjalan

dengan sangat hebat.

Sheet Erosion, merupakan pertemuan dengan valley erosion dengan proses

deepen of valley yang dipengaruhi oleh sedimentasi secara efektif diangkut oleh

aliran berkembang pada suatu tempat mengalirnya air secara alamiah dengan

membentuk pola tertentu yang disebut dengan sungai.

Faktor – faktor yang mempengaruhi kecepatan erosi

a. Kuantitas atau volume air yang mengalir dipermukaan.

b. Jenis batuan atau tanah.

c. Topografi atau kemiringan lereng.

d. Kuantitas vegetasi penutup (convered vegetation).

e. Peran manusia (artefak).

4. Bentukasal Denudasional

Proses denudasi merupakan kesatuan dari preoses pelapukan, gerakan tanah,

erosi dan kemudian diakhiri oleh proses pengendapan.

Analisa Bentuklahan

Dalam analisa bentuk asal denudasi berada pada tengah bagian

pengamatan dengan luasan 1% dengan bentuk lahannya bukit

terisolasi.morfologi pada daerah ini menampakan keadaan lereng yang miring.

Gawir yang terdapat sepanjang jalur dapat dikatakan sebagai denudasi hanya

saja structural lebih sangat berperan disana. Dengan lithologi berupa

batupasir, breksi dan batulempung.

Bentukasal denudasional antara lain : perbukitan terikis, pegunungan

terkikis, ,bukit sisa, bukit terisolasi, dataran nyaris, dsb.

Kelompok 7 / Plug 3 9

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

5. Bentukasal Marine

Pantai merupakan daerah yang terletak di bagian tepi dari kontinental

(daratan).Yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan model pantai adalah

gelombang (wave) dan arus (current), sedangkan gelombang pasang surut (tides)

kecil pengaruhnya. Gelombang terbentuk antara lain karena adanya pergerakan air,

besar kecilnya kecepatan angin berpengaruh terhadap besar kecilnya gelombang.

Analisa Bentuklahan

Bentang alam pantai di kontrol oleh aksi alamiah yang berkelda secara terus

menerus. Pada dasarnya dapat dikelompokkan dua macam alksi alamiah yaitu

yang bersifat menghancurkan (desdruktif) dan yang bersifat membangun dengan

cara pengendapan (konstruktif/depositional).

Beberapa kenampakan hasil Erosi Pantai :

a. Dataran abrasi, suatu datarn hasil pengendapan dari abrasi gelombang laut.

b. Geos, yaitu suatu celah sempit dan dalam yang terdapat pada tepi pantai.

c. Lengkungan alamiah yang terbentuk sebagai akibat hempasan gelombang

laut.

d. Stack, yaitu gelombang alamiah yang terpisah dari daratan karena runtuh.

e. Goa Pantai yang terbentuk karena hempasan gelombang laut yang

menghantam zona – zona lemah pada tebing pantai.

Aktifitas marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang surut,

dan pertemuaan trumbu karang. Bentuk lahan yang dihasilkan berada di

kawasan pesisir yang melampar sejajar pada garis pantai. Bentuk asal marin

ini berada pada selatan peta dan berbatasan dengan bentuk asal Aeolian dan

karst tetapi dapat dibedakan karena bentuk yang terjadi akibat kegiatan

pantai. Bentuk morfologi curam berada pada bgian timur dan landai berada

pada bagian barat dekat dengan gumuk pasir. Pada bentuk asal ini mempunyai

luasan 1%. dengan lithologi berupa batugamping

Kelompok 7 / Plug 3 10

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

6. Bentukasal Karst

Karst sering diidentifikasikan sebagai suatu daerah yang terdiri dari

batugamping, yang sering memperlihatkan topografi karst. Tetapi tidak

berarti setiap tempat yang terdapat batugamping akan terbentuk karst. Proses

pelarutan kimiawi tersebut di kontrol oleh struktur kekar serta jenis

batugamping.

Analisa Bentuklahan

Didalam proses geomorfologi, air memegang peranan penting karena

kemampuannya dalam proses pelapukan, erosi yang dapat mengukir

permukaan bumi, media transportasi dan sedimentasi.

Pantai merupakan daerah yang terletak di bagian tepi dari kontinental

9daratan). Gelombang (wave) dan Arus (current) berpengaruh terhadap

pembentukan model pantai sedangkan pasang surut (tides) kecil pengaruhnya.

Gelombang terbentuk karena adanya pergerakan angin yangt bersinggungan

dengan permukaan air laut.

Gumuk pasir merupakan akumulasi pasir lepas berupa gundukan

dimana bentuknya teratur dan dihasilkan oleh transportasi angin. Gumuk pasir

ini umumnya terbentuk di daerah gurun, tetapi dapat juga terbentuk di daerah

lain yang memenuhi syarat terbentuknya gumuk pasir.

Proses Pembentukan lahan Karst

a. Proses kimia ialah pelarutan dan pengendapan kembali.

b. Proses fisik, ialah corrosi, runtuh (collapse), erosi dan deposition.

Bentuk lahan karst dengan fenomenanya adalah akibat proses kimia yang

berupa pelarutan batuan yang mudah larut oleh air (soluble rock) maupun proses

fisika yang terjadi, dengan memiliki syarat – syarat :

a. harus terdapat pada batuan yang mudah larut, pada permukaan atau bawah

permukaan, batuan terbaik adalah batugamping.

b. Mempunyai curah hujan rendah.

c. Batu mempunyai banyak kekar dan lebih baik berlapis tipis.

Kelompok 7 / Plug 3 11

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

d. Terdapat lembah – lembh utama, pada ketinggian yang kebih rendah dari

batuan yang mudah larut.

Ciri – ciri bentang alam karst :

a. Terdapat sejumlah cekungan atau depresi dengan bentuk dan ukuran yang

bervariasi, cekungan – cekungan tersebut digenangi air atau tanpa air,

kedalaman dengan jarak yang berbeda – beda.

b. Bukit – bukit kecil yang merupakan sisa – sisa erosi akibat pelarutan

kimia pada batugamping, sehingga terbentuk bukit – bukit (conical hill).

c. Sungai tidak mengalami perkembangan pada permukaan

d. Terdapat sungai – sungai bawah permukan, adanya gua – gua kapur pada

permukaan atau bawah permukaan atau stalagmit dan stalagtit.

e. Terdapat tanah lempung tak larut berwarna merah kecoklatan sebagai

endapan residul akibat pelarutan batugamping oleh air tanah.

f. Permukaan yang kasar, pecah – pecah atau lubang – lubang karena

pelarutan air tanah pada batugamping yang tidak tertutup oleh terrarosa.

Bentuk Fenomena karst Yang Nampak pada permukan Bumi

1. Tanah Regolith

2. Lapies

3. Alur air permukaan (surface drainage)

4. Ponor/lubang/sumur.

5. Sinkhole

6. Doline

7. Uvala

8. Polve

9. Hum, Magote, Kubah, Hog nock

10. Vaucluse.

Bentuk lahan Karst dihasilkan oleh proses pelarutan pada

batugamping, sehingga mempunyai karakteristik relif dan pola pengaliran

yang khas yang disebabkan oleh keterlarutan batuan yang tinggi.

Kelompok 7 / Plug 3 12

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

Dalam analisa pada peta lahan karst terdapat pada daerah selatan dekat

dengan laut yang mempunyai luasan + 10 % yang mana dibagi lagi

berdasarkan analisa bentuk lahan: lereng dan perbukitan karst terkikis

mempunyai luasan 4% dan Uvala, dolena mampunyai luasan 6%.

Morfologinya berupa lereng yang agak curam dan keberadaannya hanya

berada pada tempat tempat tertentu. Pada lahan karst mempunyai pola

pengaliran berupa Multibasinal karena keterlarutan yang tinggi sehingga

sungai yang terdapat pada lahan kasrt ini tidak menentu keberadaannya.

Lahan karst ini juga dipengaruhi oleh tenaga Endogen yang berupa jalur

subduksi yang berada diselatan pulau jawa.

7. Bentukasal Aeolian

Analisa Bentuklahan

Bentuk asal Aeolian yang diakibatkan oleh angin membentuk suatu

topografi yang khas dan dapat berubah setiap saat. Dalam analisa bentuk asal

Aeolian pada peta terdapat pada selatan dekat dengan bentuk asal pelarutan

yang dibatasi berupa tebing yang lithologi batuannya berupa batugamping dan

juga intrusi magma. Morfologinya berupa daerah dataran yang cukup landai.

Pada bentuk asal ini mempunyai luasan 3% dan dibagi lagi menjadi bentuk

lahan berupa Gumuk pasir barcan dan parabola dan mempunyai luasan yang

dapat berganti – ganti sesuai dengan kondisi keadaan alam. Dengan lithologi

berupa butiran pasir yang lepas.

Bentuklahan Asal Angin

Bentuklahan asal angin dapat berupa hasil : tiupan angin, pengikisan /

abrasi angin yang membawa material lepas, dan endapan material yang

terbawa angin. Bentuklahan asal angin dari hasil tiupan angin umumnya

berukuran besar pada kawasan kering, diantaranya :

a. Yardang : yaitu alur yang memanjang searah dengan arah tiupan angin

dan terdapat pada batuan yang agak lunak .

Kelompok 7 / Plug 3 13

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

b. Bolson : basin, depression yang dikelilingi oleh pegunungan dan

perbukitan. Kawasan bolson dicirikan dengan kehadiran pediment,

bahada, danau playa, dan aliran air menuju pusat.

Bentuklahan Abrasi

a. Ventifak : batu atau pebble yang dikikis hingga mempunyai faset dan

digilapkan oleh abrasi dengan pasir yang dibawa oleh angin.

b. Batu cendawan : dibentuk oleh abrasi yang lebih kuat dibagian kaki

(bawah) dibandingkan dibagian atas pada batuan tersebut.

Bentukkan asal fluvial antara lain : dataran banjir, dataran aluvial, kipas aluvial,

sungai berkelok-kelok (Meandering), gosong sungai, sungai teranyam, point bar

dsb.Jadi bentuk Asal Fluvial adalah proses pembentukkan bentuk lahan akibat dari

proses erosi oleh air.

II.3 BENTUK LAHAN

POLA PENGALIRAN

ASPEK MORFOLOGI

MORFOMETRIMORFOGRAFI

ASPEK MORFOGENESA

MORFOSTRUKTURAKTIF

(STRUKTUR GEOLOGI

MORFODINAMIS(PROSESDINAMIS)

MORFOSTRUKTURPASIF

(LITOLOGI)

PENGGUNAAN LAHAN DAN TUMBUHAN PENUTUP

BENTUKASAL SIMBOL

SATUAN GEOMORFIK

(BENTUKLAHAN)

____

__

__ __

__

LERENG15% LP, Curam, Resistensi Kuat, Trellis

SATUAN BERBUTIR KASAR-PELAPUKAN-EROSI STRUKTURAL S2

GAWIR GARISSESARTRELLIS

-TENAGA ENDOGEN-PENGANGKATAN-SESAR

MULTIBASINAL

BUKIT4% LP, Miring, ResistensiSedang, - SATUAN BERBUTIR HALUS -PELAPUKAN

-EROSIDENUDASIONAL D1 BUKIT

TERISOLIR

-TUMBUHAN BERBATANG KERAS

PERBUKITAN15 % LP, Agak Curam,Resistensi Sedang,Multibasinal

SATUAN KARBONAT

-PELAPUKAN-EROSI-PELARUTAN

KARST K1 PERBUKITANKARST

-TENAGA ENDOGEN-PENGANGKATAN

-TUMBUHAN BERBATANG KERAS

BUKIT SATUAN BERBUTIR HALUS -PELAPUKAN-EROSI

DENUDASIONAL D2 BUKIT SISA-TUMBUHAN BERBATANG KERAS

2% LP, Datar, MaterialLepasan, -

-PELAPUKAN-EROSI MARINE M1

DATARANPINGGIR PANTAI

SATUAN TAKTERKONSOLIDASIDATARAN

18% LP, Datar, MaterialLepasan, -

-DEPOSISI-EROSI AEOLIAN A1 GUMUK PASIRDATARAN SATUAN TAK

TERKONSOLIDASI

-TUMBUHAN BERBATANG HALUS

-TUMBUHAN BERBATANG LUNAK

BERDASARKAN MODIFIKASI KLASIFIKASI MENURUT VERSTAPPEN (1985)

__7 % LP, Agak Curam,Resistensi Kuat, Radial

-BATUAN BEKU -PELAPUKAN-EROSI VULKANIK V1 VULKANIK NECK-VULKANISM

BUKITRADIAL

40% LP, Datar, MaterialLepasan, Paralel -DEPOSISI VULKANIK V2

DATARAN FLUVIOVULKANIK

-DATARANPARALLEL-TUMBUHAN BERBATANG LUNAK

BATUAN BEKU

-PELAPUKAN-EROSI VULKANIK V3

LERENGVULKANIK

-VULKANISMLERENGRADIAL

-TUMBUHAN BERBATANG KERAS

BATUAN BEKU10% LP, Agak CuramResistensi Kuat, -

PERBUKITAN25% LP, Agak Curam,Resistensi Sedang -Kuat, Subdendritik

SATUAN BERBUTIRKASAR DAN HALUS

-PELAPUKAN-EROSI STRUKTURAL S1

PERBUKITAN HOMOKLIN

SUB-DENDRITIK -TENAGA ENDOGEN-PENGANGKATAN

-TUMBUHAN BERBATANG KERAS

-TUMBUHAN BERBATANG KERAS

LEMBAH3% LP, Curam, Resistensi Kuat, Trellis

SATUAN BERBUTIRKASAR DAN HALUS

-PELAPUKAN-EROSI STRUKTURAL S3

LEMBAHSESARTRELLIS

-TENAGA ENDOGEN-PENGANGKATAN-SESAR

-TUMBUHAN BERBATANG KERAS

LERENG13% LP, Curam, Resistensi Kuat, Trellis

SATUAN BERBUTIR HALUS-PELAPUKAN-EROSI STRUKTURAL S4

LERENGHOMOKLINSUBDENDRITIK

-TENAGA ENDOGEN-PENGANGKATAN

-TUMBUHAN BERBATANG KERAS

LEMBAH7% LP, Curam, Resistensi Kuat, Trellis

SATUAN BERBUTIR SEDANG-PELAPUKAN-EROSI STRUKTURAL S5

LERENGHOMOKLINSUBDENDRITIK

-TENAGA ENDOGEN-PENGANGKATAN

-TUMBUHAN BERBATANG KERAS

__DATARAN7% LP, Datar, MaterialLepas, -

-FLUVIATIL FLUVIAL F1 TUBUH SUNGAISATUAN TAK TERKONSOLIDASI

__ __DATARAN SATUAN TAKTERKOSNSOLIDASI FLUVIAL F2 GOSONG

SUNGAI-FLUVIATIL

__

7% LP, Datar, MaterialLepas, -

__ __DATARAN 5% LP, Datar, MaterialLepasan, -

FLUVIAL F3 DATARAN ANTARBUKIT

SATUAN TAKTERKOSNSOLIDASI

-FLUVIATIL

-TUMBUHAN BERBATANG LUNAK

-TUMBUHAN BERBATANG LUNAK

-TUMBUHAN BERBATANG LUNAK

__ __DATARAN 5% LP, Datar, MaterialLepasan, -

FLUVIAL F4 DATARANALUVIAL

SATUAN TAKTERKOSNSOLIDASI

-FLUVIATIL-TUMBUHAN BERBATANG LUNAK

16% LP, Miring, ResistensiSedang, -

__

__

__

Tabel 1. Pemerian Bentuk lahan

Kelompok 7 / Plug 3 14

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

BAB III

GEOLOGI STRUKTUR

III.1 GEOLOGI STRUKTUR REGIONAL

Geologi Struktur pada daerah tersebut sebagian besar dipengaruhi oleh sesar

normal / sesar turun yang memanjang. Dan juga terdapat kekar-kekar pada daerah

gunung sidomoro dimana terdapat vulkanik neck. Menurut Sujanto dan Roskamil

(1975), tektonik daerah Jawa Tengah bagian selatan dipengaruhi oleh adanya zona

penunjaman yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Samodra (1981)

mengemukakan bahwa struktur yang berkembang di Jawa Tengah mempunyai pola

dengan arah Timurlaut – Baratdaya, struktur ini berasosiasi dengan Pegunungan

Meratus di Kalimantan. Prihatmoko dkk., (2002) mengemukakan di daerah Jawa

Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta terbagi menjadi 5 struktur utama, yaitu:

Citandui, Pati, Yogyakarta, Baribis dan Kendeng.

III.2 GEOLOGI STRUKTUR DAERAH TELITIAN

Geologi Struktur daerah telitian sebagian besar juga terdapat sesar normal yang

memanjang hingga membentuk gawir sesar. Dimana sesar ini disebut sesar Opak

yang menerus dari sungai Opak. Sesar Opak ini memiliki arah relative utara selatan,

dimana sesar Opak ini memotong sesar oyo yang mana sesar oro memiliki arah

relative timur – barat, Selain itu pula pada daerah ini terjadi pengangkatan pada

zaman tersier.

III.3 SESAR

Sesar Naik, ini dapat diketahui dari foto udara dengan melihat banded yang dapat

terlihat jelas dan apabila dilapangan dapat dilihat melalui gawir yang merupakan

indikasi sesar normal.

Kelompok 7 / Plug 3 15

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

BAB IV

STRATIGRAFI

IV.1 STRATIGRAFI REGIONAL

Stratigrafi Pegunungan Selatan Jawa Timur bagian Barat dan Jawa Tengah-

Daerah Istimewa Yogyakarta bagian Timur, yaitu jalur Baturagung dan Kambengan.

Rahardjo, dkk., 1977; Surono, et al., 1992; Samodra, et al., 1992, menyatakan dalam

peta geologi bahwa batuan beku intrusi di daerah Pegunungan Selatan terletak di

lokasi yang sama atau berdekatan dengan batuan gunungapi (endapan turbidit).

Daerah jalur Baturagung tersusun oleh batuan gunungapi berumur Miosen Bawah.

Formasi-formasi dari tua ke muda terdiri dari Formasi Kebo-Butak (batupasir,

batulempung, batulanau, serpih, tuf dan konglomerat), Formasi Semilir (tuf, breksi

batuapung, breksi tuf, batupasir tufan dan serpih), Formasi Nglanggran (breksi

volkanik, konglomerat, batupasir tufan, sisipan lava andesit-basalt), Formasi

Sambipitu (batupasir tufan dan batulempung), Formasi Oyo (napal tufan dan

batupasir konglomeratan), dan Formasi Wonosari (batugamping).

Sampurno dan Samudro, (1997), mengemukakan bahwa zona Pegunungan

Selatan terdapat di bagian ujung selatan. Jalur ini termasuk di dalam jalur Kambengan

(Van Bemmelen, 1949). Formasi-formasi dari tua ke muda terdiri dari Formasi

Dayakan (perselingan batupasir dan batu lempung sisipan tuf), Formasi Panggang

(perselingan breksi gunungapi dan lava dengan sisipan batupasir) dan Formasi

Watupatok (lava basalt berstruktur bantal dengan sisipan batupasir, batulempung dan

rijang). Ketiga formasi tersebut saling menjari dan mempunyai umur Oligosen Akhir

– Miosen Awal.

Kelompok 7 / Plug 3 16

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

IV.2 STRATIGRAFI DAERAH TELITIAN

Tabel 2. Kolom Stratigrafi Pegunungan Selatan

IV.3 FORMASI

IV.3.1 Formasi Nglanggran

Pada daerah penelitian formasi ini didukung oleh satuan breksi

vulkanik, dimana bentukannya memperlihatkan bentukan rangkaian

perbukitan dan lereng yang terdenudasi. Dengan penyebaran hasil yang

ada diketahui satuan breksi ini hadir pada daerah gunung Sudimoro.

Dimana pembentukan batuan ini dipengaruhi oleh kegiatan gunungapi

yang terendapkan kembali kedalam cekungan bawah laut.

Kelompok 7 / Plug 3 17

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

IV.3.2 Formasi Sambipitu

Pada daerah penelitian formasi ini didukung oleh satuan batupasir,

dimana bentukannya memperlihatkan bukit dan lereng yang terdenudasi.

Dimana litologinya didapatkan adanya sisipan batulempung Sambipitu dan

Nglanggran berubah kebawah menjadi formasi semilir.

IV.3.3 Formasi Oyo

Pada daerah penelitian formasi ini didukung oleh satuan batugamping

pasiran, dimana memperlihatkan struktur berlapis.

IV.3.1 Formasi Wonosari

Pada daerah teletian formasi ini disusun oleh satuan batugamping,

yang mempunyai pelarutan relatif tinggi, sehingga memperlihatkan

kenampakkan karst, yang didukung oleh terdapatnya perbukitan kerucut,

Dolena, Uvala, dan Lokva, serta adanya gua. Perubahan kebawah dari

formasi ini berubah menjadi formasi Nglanggran

Kelompok 7 / Plug 3 18

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

BAB V

STOP SITE EKSKURSI

V.1 STOP SITE 1

Foto 1. Bentang Alam

by : Pratty Montreana Utami arah azimuth N 280o E, Cuaca cerah

V.1.1 Lokasi

Berada pada kordinat x : 0441880 y : 9131443, di daerah sekitar Gunung

Bantul , di tepi jalan beraspal Pencapaian lokasi dengan menggunakan bus sekitar 25

menit dari kampus UPN Condong Catur menuju arah jalan ke Wonosari memiliki

litologi Breksi vulkanik ( asal vulkanik ) dengan fragmen andesit, matrik pasir

Derajat Pembundaran Angular. Bentukanasal pada stopsite ini adalah Struktural,

dengan bentuklahan gawir garis sesar yang masuk dalam Satuan Berbutir Kasar. Dari

stopsite ini kita dapat mengamati bentuklahan yang lain, pada sebelah barat stopsite

terdapat dataran antar bukit dan gawir garis sesar lagi dimana secara struktur geologi

dikatakan sesar penyerta. Lalu disebelah utara stopsite terdapat bukit terisolir

(bentukanasal denudasional) dan dataran fluvial vulkanik (bentukanasal vulkanik)

V.1.2 Bentuk Asal

Pada daerah ini berada pada perbukitan Perbukitan Homoklin, dimana pada

daerah ini dapat diamati pula Bentukasal Fluvial, Bentukasal Vulkanik dan

Bentukasal Denudasional.

Kelompok 7 / Plug 3 19

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

V.1.3 Bentuk Lahan yang dapat diamati

Gawir garis sesar ini terbentuk karena terbentuk sesar turun. Gawir garis sesar

ini menurut para ahli, gawir sesar ini telah mengalami erosi sehingga dinamakan

gawir garis sesar.

Dataran Antar Bukit yaitu dataran alluvial yang terendapkan secara fluviatii,

dimana sumbernya berasal dari perbukitan sekitar sehingga dinamakan dataran antar

bukit. Dataran ini dibatasi oleh sungai, yang membatasi dataran ini dengan dataran

fluvial vulkanik.

Dataran Fluvial Vulkanik yaitu dataran yang dibentuk oleh material vulkanik

( debu vulkanik ) yang diendapkan secara fluviatil ( pengendapan media sungai )

dimana material vulkanik ini merupakan hasil kegiatan gunung merapi yang masih

aktif sampai sekarang dan juga Bukit terisolir yang merupakan hasil suatu erosi.

Bukit terisolir dari pengamatan juga terlihat kenampakan morfologi Gunung

Bangkel yang merupakan yang merupakan suatu dataran terisolir dari bentuklahan

asal Denudasional dan memiliki litologi Batuan Breksi Vulkanik.Daerah tersebut

masuk dalam formasi Semilir dimana terdapat batuan Breksi Vulkanik dan batupasir

tuffan yang dalam kelompoknya dimasukkan sebagai sedimen berbutir kasar

V.1.4 Struktur Geologi

Struktur yang berkembang pada daerah pengamatan adalah sesar dengan jenis

sesar normal dengan beberapa indikasi – indikasi yang dapat diamati di lapangan.

Adapun indikasi adanya sesar turun pada daerah pengamatan adalah sebagai berikut :

o Gawir sesar ( Fault scrap ) yang telah mengalami erosi.

o Tebing yang terjal diatas litologi breksi yang kemudian dibawahnya

terdapat tebing yang terjal.

V.1.5 Data Lain

Litologi daerah pengamatan pada stopsite 1 berupa litologi berbutir kasar

( Breksi Vulkanik ) yang merupakan Formasi Nglanggran. Sedangkan pada bagian

barat daerah pengamatan yaitu pada bentuklahan asal fluvial tersusun oleh litologi

Kelompok 7 / Plug 3 20

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

sedimen tak terkonsolidasi yang merupakan pengendapan material hasil erosi dan

pelapukan dari perbukitan di sekitarnya. Dan Seberangnya lagi terdapat gawir garis

sesar lainya dengan litologi berbutir halus ( batupasir ) yang menrupakan formasi

Semilir.

Foto 2. Foto parameter Foto 3. Foto singkapan

Foto by : Pratty Montreana Utami

arah azimuth (2) : N 102o E, (3) : N 190o E Cuaca cerah

Deskripsi Litologi Batuan Sedimen

Warna : Fresh : Hitam

Lapuk : Hitam Kecokelatan

Tekstur : Ukuran Butir : Krakal – Brangkal

Derajat Pembundaran : Angular – Subangular

Derajat Pemilahan : Poorly Soorted

Kemas : Terbuka

Struktur : Masif

Komposisi : Fragmen : Andesit

Matriks : Batupasir Kasar

Semen : Silika

Nama : Breksi Monomik

Kelompok 7 / Plug 3 21

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

V.2 STOP SITE 2

Foto 4. Bentang Alam

by : Pratty Montreana Utami arah azimuth N 325o E, Cuaca cerah

V.2.1 Lokasi

Lokasi berada pada koordinat x : 0440240 dan y : 9129941 yang memiliki

litologi kenampakan secara visual seperti litologi stopsite sebelumnya tetapi fragmen

dan matriksnya sama yaitu batuan beku dengan struktur autobreccia yang sumbernya

berasal dari gunungapi purba dari Ngelanggran (Gunung Blencong) dan terdapat

dengan kontak batupasir tuffan, termasuk ke dalam formasi Semilir dengan Serta

kedudukan perlapisannya yaitu N 68o E/ 17o Azimuth fotonya N 30o E. Kemudian

kontak Breksi denga tuff kedudukannya N 75o E / 20 o Azimuth fotonya N 169o E

V.2.2 Bentuk Asal

Bentuk Asal yang dapat diamati pada Stop Site ini adalah Struktural, Fluvial,

Denudasional.

V.2.3 Bentuk Lahan

Bentuk Lahan yang didapatkan pada Stop site ini adalah bukit terisolir sama

seperti pada stop site 1, dataran alluvial.

V.2.4 Struktur Geologi

Struktur yang berkembang pada daerah pengamatan adalah sesar dengan jenis

sesar normal dengan beberapa indikasi – indikasi yang dapat diamati di lapangan.

V.2.5 Data Lain

Pada bagian atas litologi daerah pengamatan pada stopsite 1 berupa litologi

batuan beku yang merupakan Formasi Ngelanggran. Sedangkan di bawah Formasi

Kelompok 7 / Plug 3 22

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

Nglanggran tersebut diendapkan secara selaras batuan sedimen berupa batupasir

tuffan berlapis baik yang merupakan bagian dari Formasi Semilir.

Foto 5. Foto Parameter N 5 o E Foto 6. Foto Singkapan N 138o E

Foto 7. Foto Parameter kontak N 150º E,

Foto by : Pratty, cuaca cerah

Kelompok 7 / Plug 3 23

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

Foto 8. Foto Parameter Foto 9. Foto Singkapan

Foto by : Agditya arah azimuth N 328 O E, cuaca cerah

V.3 STOP SITE 3

Foto 10. Bentang Alam

by : Pratty arah azimuth N 241o E, Cuaca cerah

V.3.1 Lokasi

Desa Terong Kidul atau Timang. Kesampaian daerah ditempuh menggunakan

bus, yang letaknya ± 2 km dari stop site 2 . Berada pada koordinat x : 0441046, y :

9127162..

V.3.2 Bentuk Asal

Bentuk Asal yang terdapat pada daerah ini adalah Struktural

V.3.3 Bentuk Lahan

Bentuk Lahan adalah perbukitan homoklin

.

V.3.4 Struktur Geologi

Pada daerah ini umumnya tidak terdapat stuktur geologi.

V.3.5 Data Lain

Pada sopsite 3 ini terdapat satuan batuan berbutir halus dan satuan tak

terkonsolidasi. Berada pada Formasi Sambipitu. Terdapat 2 macam lapukan dari

satuan batuan yang pertama endapan berwarna merah gelap yang diindikasikan

mengandung mineral besi yang merupakan hasil lapukan dari breksi. Ditimurnya

terdapat lapukan soil yang berwarna lebih terang yang merupakan hasil lapukan dari

Kelompok 7 / Plug 3 24

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

batuan lainnya yaitu batupasir. Disini kami juga mendapatkan kedudukan lapisan

batuan pasir yaitu N 80 O E / 11 O

Foto 11 : Foto Singkapan Foto 12 : Foto Parameter

by Agditya azimuth N 121o E, cuaca cerah

V.4 STOP SITE 4

Foto 13. Bentang Alam

by : Agditya arah azimuth N 329o E, Cuaca gerimis

V.4.1 Lokasi

Terletak pada koordinat x : 0437155 dan y : 9123459 berada pada

Kesampaian daerah : Ditempuh menggunakan bis selama ± 30 menit, kemudian

untuk mencapai daerah telitian berjalan kaki sejauh ± 40 meter.

V.4.2 Bentuk Asal

Bentuk Asal yang terdapat pada daerah ini adalah Karst

V.4.3 Bentuk Lahan

Bentuk Lahan yang berkembang pada daerah ini adalah Perbukitan Karst

Kelompok 7 / Plug 3 25

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

V.4.4 Struktur Geologi

Pada daerah ini banyak terdapat kekar dengan kedudukan N 68 O E / 78 O dan

N 348 O E / 30 O

V.4.5 Data Lain

Lokasi ini berada di vulkanik neck atau leher gunung berapi dengn litologi

breksi vulkanik sama dengan stopsite 1 dan autobreksia yang ada pada stopsite 2.

Daerah ini termasuk dalam satuan berbutir kasar, memiliki fragmen dan matrik yang

sama dengan batuan penyusunnya dimana diluar seperti breksi namun didalamnya

masif, sehingga disebut autobreksia. Struktur autobreccia berupa breksi aliran.

Autobreccia sebagai hasil lelehan lava yang mengalir ke permukaan yang bagian

luarnya membeku, tapi bagian dalamnya belum membeku karena terdorong dari

dalam yang belum membeku, maka bagian luar yang sudah membeku akan pecah-

pecah sehingga tercampur antara bagian dalam dan luar sehingga menimbulkan

kenampakan seperti breksi. Teksturnya lebih halus, ronannya lebih cerah dan di

perkirakan sebagai pusat erupsi gunung mangunan. Terdapat pula bidang lincir pada

breksi tersebut sehingga di sebut daerah kepundan. Gunung api yang berada di

Nglanggran, Parangtritis dan Mangunan diduga sebagai pusat erupsi. Hasil dating

radioaktif mempunyai umur 19 juta tahun yang lalu atau sekitar Tersier ( Miosen )

sampai oligomiosen. Indikasi : berupa sisa bentuk kepundan.

Foto 14. Parameter Foto 15. Singkapan

by Agditya, azimuth foto N 290o E, cuaca gerimis

Kelompok 7 / Plug 3 26

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

V.4 STOP SITE 5

Foto 13. Bentang Alam

by : Agditya arah azimuth N 329o E, Cuaca gerimis

V.5.1 Lokasi

Terletak pada koordinat x : 0437155 dan y : 9123459 berada pada Gunung

Mangunan. Kesampaian daerah : Ditempuh menggunakan bis selama ± 30 menit,

kemudian untuk mencapai daerah telitian berjalan kaki sejauh ± 500 meter.

V.5.2 Bentuk Asal

Bentuk Asal yang terdapat pada daerah ini adalah Vulkanik

V.5.3 Bentuk Lahan

Bentuk Lahan yang berkembang pada daerah ini adalah Vulkanik Neck

V.5.4 Struktur Geologi

Pada daerah ini banyak terdapat kekar dengan kedudukan N 68 O E / 78 O dan

N 348 O E / 30 O

V.5.5 Data Lain

Lokasi ini berada di vulkanik neck atau leher gunung berapi dengn litologi

breksi vulkanik sama dengan stopsite 1 dan autobreksia yang ada pada stopsite 2.

Daerah ini termasuk dalam satuan berbutir kasar, memiliki fragmen dan matrik yang

sama dengan batuan penyusunnya dimana diluar seperti breksi namun didalamnya

masif, sehingga disebut autobreksia. Struktur autobreccia berupa breksi aliran.

Autobreccia sebagai hasil lelehan lava yang mengalir ke permukaan yang bagian

luarnya membeku, tapi bagian dalamnya belum membeku karena terdorong dari

dalam yang belum membeku, maka bagian luar yang sudah membeku akan pecah-

pecah sehingga tercampur antara bagian dalam dan luar sehingga menimbulkan

Kelompok 7 / Plug 3 27

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

kenampakan seperti breksi. Teksturnya lebih halus, ronannya lebih cerah dan di

perkirakan sebagai pusat erupsi gunung mangunan. Terdapat pula bidang lincir pada

breksi tersebut sehingga di sebut daerah kepundan. Gunung api yang berada di

Nglanggran, Parangtritis dan Mangunan diduga sebagai pusat erupsi. Hasil dating

radioaktif mempunyai umur 19 juta tahun yang lalu atau sekitar Tersier ( Miosen )

sampai oligomiosen. Indikasi : berupa sisa bentuk kepundan.

Foto 14. Parameter Foto 15. Singkapan

by Agditya, azimuth foto N 290o E, cuaca gerimis

V.6 STOP SITE 6

Foto 16. Bentang Alam

by : Agditya arah azimuth N 329o E, Cuaca cerah

V.6.1 Lokasi

Kelompok 7 / Plug 3 28

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

Berada pada koordinat x : 0425842 y : 91116333 Desa Seloharjo Kesampaian

daerah : ditempuh selama ± 30 menit dari stopsite 4, dan jalan kaki selama 15 menit

dengan jarak 500 m. Dimana lokasi ini berada 500 m dari sendang / mata air.

V.6.2 Bentuk Asal

Bentuk Asal yang dapat diamati pada Stop Site ini adalah Karst

V.6.3 Bentuk Lahan

Bentuk Lahan yang terdapat pada daerah ini adalah perbukitan Karst

V.6.4 Struktur Geologi

Pada daerah ini dapat terlihat kenampakan sesar normal.

V.6.5 Data Lain

Termasuk dalam formasi wonosari, formasi ini kontak langsung dengan

formasi Nglanggran sehingga formasi Wonosari (miosen tengah) yang berkontak

dengan breksi vulkanik yang berasal dari Formasi Nglanggran secara tidak

selaras( dibatasi oleh bidang ketidakselarasan ).. Litologi lokasi ini berupa

batugamping murni. Batugamping ini mengalami proses karstsifikasi yang sempurna

( Holokarst ) dengan kandungan CaCO3 > 80 %. Pada singkapan ini terdapat sesar

turun yang arahnya menerus hingga timur laut. Sesar ini disebut sebagai sesar Opak.

Kedudukan Bidang sesar N175o E/ 56o dan ditemukan pula stuktur gores garis 37 o, N

77 o E Rake 68 o

Foto 17. Parameter Foto 18. Singkapan

by Agditya, azimuth foto N 252 o E, cuca cerah

Kelompok 7 / Plug 3 29

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

Foto 19. Bidang Sesar

by Agditya, azimuth foto N 218 o E, cuca cerah

Kelompok 7 / Plug 3 30

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

BAB VI

POTENSI GEOLOGI

VI.I Potensi Geologi Positif

Potensi Positif pada daerah pegunungan selatan antara lain, berupa tempat

wisata yakni:

a. Wisata Pantai Karst

Pantai di kawasan karst mempunyai panorama alam yang sangat indah

dibandingkan dengan pantai di kawasan non karst. Pantai ini mempunyai kelebihan

pasir putih dan bukit-bukit di pinggir pantai yang sangat indah. Kawasan pantai di

Pegunungan Selatan sebagian telah dikembangkan dan telah menarik banyak minat

wisatawan. Wisata ini dapat juga dikembangkan menjadi wisata minat khusus tentang

petualangan, seperti susur pantai saat surut.

b. Wisata Susur Gua/Sungai Bawah Tanah

Gua merupakan kenampakan Endokarst yang dapat dikembangkan menjadi

wisata minat khusus, yaitu susur gua bawah tanah. Di pegunungan selatan banyak

ditemukan gua karst. Gua karst mempunyai banyak potensi baik dari segi ornamen

gua maupun flora fauna yang terdapat pada gua tersebut. Wisata gua dapat

dikembangkan dengan minat petualangan yaitu susur gua.

c. Wisata Panorama Bukit Karst

Bukit karst atau karren merupakan fenomena bentuk lahan yang mempunyai

ciri dan karakteristik yang lain dari bukit non karst. Bukit Karst di Gunung Sewu

telah terbentuk sangat lama, sehingga telah nampak bukit-bukit karst yang membulat

dan tampak indah. Pengembangan wisata bukit karst ini dapat dilakukan dengan

membuat gardu pandang yang dapat melihat kenampakan morfologi karst yang

sangat luas. Selain itu dalam gardu pandang tersebut diisi berbagai macam informasi

karst baik melalui film maupun poster.

d. Wisata Panjat Tebing

Kelompok 7 / Plug 3 31

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

Panjat tebing merupakan wisata dengan minat khusus yang dapat di

kembangkan pada tebing-tebing di kawasan Pegunungan Selatan. Wisata panjat

tebing yang telah dikembangkan di Pegunungan Selatan adalah di Pantai Siung.

Sedangkan dari segi hasil tambang, umumnya pada daerah pegunungan

selatan sebagai penghasil batugamping dan batu kapur, yang digunakan sebagai

bahan baku industri.

VI.I Potensi Geologi Negatif

Pada daerah pegunungan selatan, umumnya dampak negatif berupa tanah

longsor yang berada pada disekitar tebing curam, gawir sesar dan lain – lain. Selain

itu juga dampak negatif berupa gempa bumi, karena pada pegunungan selatan

khususnya daerah ekskursi ini terdapat 2 sesar yang cukup besar yakni sesar Opak

dan sesar Oyo.

Kelompok 7 / Plug 3 32

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

BAB VII

KESIMPULAN

1. Berdasarkan interpretasi foto udara dan interpretasi secara geomorfologi

maupun litologi didapatkan bentuk lahan pada stop site 1 adalah Bentuk asal

structural dan mempunyai litologi breksi yang termasuk dalam formasi

Nglanggran

2. Lokasi Stop site 2 ini Bentuk asalnya adalah Bentuk asal Struktural, Fluvial,

Denudasional. Bentuk Lahan yang didapatkan pada Stop site ini adalah bukit

terisolir sama seperti pada stop site 1, dataran alluvial, perbukitan homoklin.

Pada daerah ini terdapat batas antara Formasi Nglanggran dan Formasi

Semilir

3. Pada sopsite 3 ini terdapat satuan batuan tidak terkonsolidasi. Berada pada

Formasi Sambipitu. Terdapat 2 macam satuan batuan yang pertama endapan

berwarna gelap yang diindikasikan mengandung mineral besi yang merupakan

hasil endapan dari batu breksi. Dibawahnya terdapat endapan yang brwarna

lebih terang yang merupakan hasil endapan dari batuan lainnya yaitu

batupasir.

4. Stopsite 4 adalah merupakan bentuk asal Vulkanik, bentuk lahannya adalah

vulkanic neck. Di daerah ini juga terdapat striktur geologi berupa kekar-kekar.

Litologi pada stopsite ini adalah breksi dengan struktur autobreksia yang

masuk dalam formasi Nglanggran.

5. Stop site 5 ditemukan bentukan asal karst yang brupa perbukitan karst dan

terdapat struktur sesar normal. Termasuk dalam formasi wonosari. Litologi

lokasi ini berupa batugamping murni.

6. Formasi-formasi yang menyusun daerah Wonosari dan sekitarnya yaitu :

Formasi Nglanggran-Semilir-Sambipitu-Wonosari.

Kelompok 7 / Plug 3 33

Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013

DAFTAR PUSTAKA

1. Sungkowo Msi, Ir. Andi dan Ir.H. Surososastroprawiro. “Diktat Kuliah

Geomorfologi”. UPN “Veteran” Yogyakarta., 2001.

2. Lab Geologi Citra Penginderaan Jauh. “Panduan Praktikum Geologi Citra

Penginderaan Jauh Tahun 2013”. UPN”V” Yogyakarta., 2013.

3. Laporan ekskursi kelompok 33 tahun 2012

Kelompok 7 / Plug 3 34