Post on 14-Apr-2018
7/27/2019 Lapkas 1 OMSK
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-1-omsk 1/13
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Laporan kasus
yang berjudul Otitis Media Supuratif Kronik. Makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat
dalam mengikuti kepaniteraan klinik di Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorokan, RSUD kota banjar, Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Terima kasih penulis ucapkan kepada dr. Rini Febrianti, Sp.THT-KL selaku
pembimbing dan semua pihak yang membantu dalam penulisan makalah ini. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik
dan saran sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk kita semua.
Banjar , 2 Oktober 2013
Penulis
7/27/2019 Lapkas 1 OMSK
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-1-omsk 2/13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Infeksi kronis telinga tengah atau Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) adalah
keluarnya sekret dari telinga tengah, menetap atau berulang dengan perforasi membrana
timpani dan biasanya diikuti oleh penurunan pendengaran dalam beberapa tingkatan.
Infeksi kronis telinga tengah cenderung disertai sekret purulen. Proses infeksi ini
sering disebabkan oleh campuran mikroorganisme aerobik dan anaerobik yang
multiresisten terhadap standar yang ada saat ini. Kuman penyebab yang sering dijumpai
pada OMSK ialah Pseudomonas aeruginosa sekitar 50%, Proteus sp. 20% danStaphylococcus aureus 25%.
Penyakit ini sangat mengganggu dan sering menyulitkan. Perjalanan penyakit
yang panjang, virulensi kuman yang tinggi, terputusnya terapi, terlambatnya pengobatan
dan sosioekonomi yang rendah membuat penatalaksanaan penyakit ini tetap menjadi
problem di bidang THT.
7/27/2019 Lapkas 1 OMSK
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-1-omsk 3/13
BAB II
STATUS PASIEN
2.1 Identitas Pasien
Nama : Ny S
Usia : 43 th
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : bangun sari
Pekerjaan : IRT
2.2 Anamnesis
Keluhan Utama
Penurunan pendengaran ada telinga kiri sejak 3 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
pasien datang dengan keluhan pendengaran telinga kiri dirasakan
berkurang sejak 3 hari SMRS,keluhan disertai dengan, Keluar cairan berwarna
kekuningan, kental dan bau pada telinga kiri. disertai dengan nyeri kepala. telinga
kiri sudah merasa nyeri sejak 3 hari yll, sekarang nyeri dirasakan semakin
memberat . Sejak keluar cairan itu pasien sering mengorek telinga dengan cutton
bud .demam disangkal. Pasien juga mengaku 2 minggu SMRS mengalami batuk
dan pilek, tapi sudah 5 hari terakhir batuk dan pilek membaik, Pasien juga
mengatakan pernah keluar cairan dari telinga kiri ketika SD, telinga kanan tidak
ada keluhan.
Riwayat Penyakit Dahulu
• 2 minggu SMRS pasien menderita sakit batuk dan pilek
• Riwayat sakit telinga yang sama sebelumnya ketika SD
7/27/2019 Lapkas 1 OMSK
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-1-omsk 4/13
Riwayat Pengobatan
Belum pernah berobat untuk keluhan yg sekarang
Tidak dalam masa pengobatan obat lain
Riwayat Alergi
• Alergi obat-obatan disangkal
• Alergi makanan disangkal
2.3 Pemeriksaan Fisik
Telinga
• Aurikula
o Heliks sign -/+
o Tragus sign -/+
• CAE
o Hiperemis -/+
o Sekret -/+
• Membran timpani
o Intak/perforasi
o Refleks cahaya +/ -
Rhinoskopi anterior :
• Cavum nasi
o lapang
o Tidak ada sekret
• Mukosa
o Hiperemis -/-
• Concha
7/27/2019 Lapkas 1 OMSK
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-1-omsk 5/13
o Eutrophi +/+
o Livide -/-
• Septum
o
Tidak ada deviasi
Rhinoskopi posterior :
• Tidak dilakukan
Faring
• Mukosa
o Hiperemis
o
Sekret• Tonsila palatina
o T1 / T1
o Detritus tidak terlihat besar dalam kriptus
o Tidak terlihat jaringan parut
o Tidak terlihat hipertropi
Pemeriksaan Leher
• Tidak ada deviasi trakea
• Tidak ada pembesaran tiroid
• Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
2.4 Diagnosis
1. Otitis media supuratif kronis
2. Otitis eksterna
2.5 Terapi
• Obat tetes H2O2
• Obat tetes antibiotik
7/27/2019 Lapkas 1 OMSK
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-1-omsk 6/13
• Antibiotik oral
BAB III
PEMBAHASAN TEORI
3.1 Definisi
Otitis media supuratif kronik (OMSK) dahulu disebut Otitis Media
Perforata (OMP) atau dalam sebutan sehari-hari adalah congek.
Otitis Media Supuratif Kronik ialah infeksi kronis di telinga tengah
dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah
terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau
berupa nanah.
3.2 Perjalanan Penyakit
Otitis media akut dengan perforasi membran timpani menjadi ottis mediasupuratif kronis apabila prosesnya sudah lebih dari 2 bulan. Bila proses infeksi
kurang dari 2 bulan, maka disebut Otitis media supuratif subakut. Beberapa faktor
penyebab OMA menjadi OMSK ialah terapi yang terlambat diberika, terapi yang
tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah (gizi
kurang) atau higiene buruk.
3.3 Jenis-Jenis Perforasi
• Perforasi Sentral kecil
7/27/2019 Lapkas 1 OMSK
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-1-omsk 7/13
Perforasi Sentral (kecil) Perforasi Sentral (Sub Total)
• Perforasi sentral sub total
• Perforasi Atik
Perforasi Atik Perforasi Postero Superior/ Marginal
• Perforasi postero superior/ marginal
3.4 Letak Perforasi
Letak perforasi adalah di membran timpani dan mengetahui letak perforasi
penting untuk menentukan tipe/ jenis OMSK. Perforasi membran timpani dapat
ditemukan di daerah sentral, marginal atau atik. Pada perforasi sentral, perforasi
terdapat di pars tensa, sedangkan di seluruh tepi perforasi masih ada sisa
membran timpani. Pada perforasi marginal sebagian tepi perforasi langsung
berhubungan dengan anulus atau sakulus timpanikum. Perforasi atik ialah
perforasi yang terletak di pars flaksida.
3.5 Jenis OMSK
7/27/2019 Lapkas 1 OMSK
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-1-omsk 8/13
Jenis OMSK terbagi atas 2 jenis, yaitu tipe benigna dan tipe maligna.
Berdasarkan aktivitas sekret yang keluar terdiri dari OMSK aktif dan OMSK
tenang.
a) OMSK aktif , merupakan OMSK dengan sekret yang keluar dari kavum
timpani secara aktif.
b) OMSK tenang , ialah OMSK yang keadaan kavum timpaninyaterlihat basah
atau kering.
OMSK tipe Benigna
Proses peradangannya terbatas pada mukosa saja, dan biasanya tidak
mengenai tulang. Perforasi terletak di sentral. Umumnya OMSK tipe benigna
jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe benigna tidak
terdapat kolesteatoma.
OMSK tipe Maligna
Merupakan OMSK yang disertai dengan kolesteatoma. Kolesteatoma
adalah suatu kista epiterial yang berisi deskuamasi epitel (keratin). OMSK tipe
maligna dikenal juga dengan OMSK tipe berbahaya atau OMSK tipe tulang.
Perforasi pada OMSK tipe maligna letaknya di atik, kadang-kadang terdapat juga
kolesteatoma pada OMSK dengan perforasi yang berbahaya atau fatal timbul pada
OMSK tipe maligna.
3.6 Diagnosis OMSK
Diagnosis OMSK ditegakan dengan cara:
1. Anamnesis (history-taking )
Penyakit telinga kronis ini biasanya terjadi perlahan-lahan dan penderita
seringkali datang dengan gejala-gejala penyakit yang sudah lengkap. Gejala
yang paling sering dijumpai adalah telinga berair, adanya secret di liang telinga
yang pada tipe tubotimpanal sekretnya lebih banyak dan seperti berbenang
(mukous), tidak berbau busuk dan intermiten, sedangkan pada tipe atikoantral,
sekretnya lebih sedikit, berbau busuk, kadangkala disertai pembentukan
7/27/2019 Lapkas 1 OMSK
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-1-omsk 9/13
jaringan granulasi atau polip, maka sekret yang keluar dapat bercampur darah.
Ada kalanya penderita datang dengan keluhan kurang pendengaran atau telinga
keluar darah.
2. Pemeriksaan otoskopi
Pemeriksaan otoskopi akan menunjukan adanya dan letak perforasi. Dari
perforasi dapat dinilai kondisi mukosa telinga tengah.
3. Pemeriksaan audiologi
Evaluasi audiometri, pembuatan audiogram nada murni untuk menilai
hantaran tulang dan udara, penting untuk mengevaluasi tingkat penurunan
pendengaran dan untuk menentukan gap udara dan tulang.
Audiometri tutur berguna untuk menilai ‘ speech reception threshold ’ pada
kasus dengan tujuan untuk memperbaiki pendengaran.
4. Pemeriksaan radiologi
Radiologi konvensional, foto polos radiologi, posisi Schüller berguna
untuk menilai kasus kolesteatoma, sedangkan pemeriksaan CT scan dapat lebih
efektif menunjukkan anatomi tulang temporal dan kolesteatoma.
3.7 Tanda Klinik OMSK Tipe Maligna
Mengingat OMSK tipe maligna seringkali menimbulkan komplikasi yang
berbahaya, maka perlu ditegakkan diagnosis dini. Walaupun diagnosis pasti baru
dapat ditegakkan di kamar operasi, namun beberapa tanda klinik dapat menjadi
pedoman akan adanya OMSK tipe maligna, yaitu perforasi pada marginal atau
pada atik. Tanda ini biasanya merupakan tanda dini dari OMSK tipe maligna,
sedangkan pada kasus yang sudah lanjut dapat terlihat; abses atau fistel retro
aurikuler (belakang telinga), polip atau jaringan granulasi di liang telinga luar
yang berasal dari dalam telinga tengah, terlihat kolesteatom pada telinga tengah
(sering terlihat di epitimpanium), sekret berbentuk nanah dan berbau khas (aroma
kolesteatom) atau terlihat bayangan kolesteatom pada foto rontgen mastoid.
3.8 Terapi OMSK
7/27/2019 Lapkas 1 OMSK
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-1-omsk 10/13
Terapi OMSK terkadang memerlukan waktu yang lama serta harus
berulang-ulang, karena sekret yang keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh
lagi. Keadaan ini antara lain disebabkan oleh satu atau beberapa keadaan, yaitu:
a. Adanya perforasi membran timpani yang permanen, sehingga telinga
tengah berhubungan dengan dunia luar.
b. Terdapat sumber infeksi di faring, nasofaring, hidung, dan sinus paranasal.
c. Sudah terbentuk jaringan patologik yang ireversibel dalam rongga
mastoid.
d. Gizi dan higiene yang kurang.
Tipe Benigna
Prinsip terapi ialah konservatif atau dengan medikamentosa. Bila sekret
yang keluar terus menerus, maka diberikan obat pencuci telinga, berupa larutan
H2O2 3 % selama 3-5 hari. Setelah sekret berkurang, maka terapi dilanjutkan
dengan memeberikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotika dan
kortikosteroid. Karena semua obat tetes yang mengandung antibiotik bersifat
ototoksik. Sehingga dianjurkan penggunaan obat tetes telinga jangan diberikan
terus menerus lebih dari 1 atau 2 minggu atau pada OMSK yang sudah tenang.
Secara oral diberikan antibiotika dari golongan ampisilin, atau eritromisin (bila
pasien alergi terhadap penisilin). Pada infeksi yang dicurigai karena penyebabnya
telah resistensi terhadap ampisilin, dapat diberikan ampisilin asam klavulat.
Bila sekret telah kering, tetapi perforasi masih ada setelah observasi
selama 2 bulan, maka idealnya dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti.
Operasi ini bertujuan untuk menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki
membran timpani yang perforasi, mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan
pendengaran yang lebih berat, serta memperbaiki pendengaran.
Bila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan sekret tetap ada, atau
terjadinya infeksi berulang, maka sumber infeksi harus diobati terlebih dahulu,
mungkin juga perlu melakukan pembedahan, misalnya adenoidektomi dan
tonsilektomi.
7/27/2019 Lapkas 1 OMSK
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-1-omsk 11/13
Tipe Maligna
Prinsip terapi ialah pembedahan, yaitu mastoidektomi dengan atau tanpa
timpanoplasti. Terapi konservatif dengan medikamentosa hanyalah merupakan
terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan. Bila terdapat abses
subperiosteal retroaurikuler, maka insisi abses sebaiknya dilakukan tersendiri
sebelum kemudian dilakukan mastoidektomi.
3.9 Jenis Pembedahan Pada OMSK
Ada beberapa jenis pembedahan atau teknik operasi yang dapat dilakukan
pada OMSK dengan mastoiditis kronik, baik tipe benigna atau maligna, antara
lain:
a. Mastoidektomi sederhana
Dilakukan pada OMSK tipe benigna yang dengan pengobatan
konservatif tidak sembuh. Dengan operasi ini dilakukan pembersihan
ruang mastoid dari jaringan patologik. Tujuannya supaya infeksi tenang
dan telinga tidak berair lagi. Pada operasi ini fungsi pendengaran tidak
diperbaiki.
b. Mastoidektomi radikal
Dilakukan pada OMSK maligna dengan infeksi atau kolesteatom
yang sudah meluas. Pada operasi ini rongga mastoid dan kavum timpani
dibersihkan dari semua jaringan patologik. Dinding batas antara liang
telinga luar dan telinga tengah dengan rongga mastoid diruntuhkan,
sehingga ketiga daerah anatomi tersebut menjadi satu ruangan.
Tujuan operasi ini ialah membuang semua jaringan patologik dan
mencegah komplikasi ke intrakranial. Fungsi pendengaran tidak
diperbaiki.
Kerugian operasi ini ialah pasien tidak diperbolehkan berenang
seumur hidupnya. Pasien harus datang dengan teratur untuk kontrol,
supaya tidak terjadi infeksi kembali.
c. Mastoidektomi radikal dengan modifikasi
7/27/2019 Lapkas 1 OMSK
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-1-omsk 12/13
Dilakukan pada OMSK dengan kolesteatom di daerah atik, tetapi
belum merusak kavum timpani. Seluruh rongga mastoid dibersihkan dan
dinding posterior liang telinga direndahkan. Tujuan operasi ialah
membuang semua jaringan patologik dari rongga mastoid, dan
mempertahankan pendengaranyang masih ada.
d. Miringoplasti
Merupakan jenis operasi timpanoplasti paling ringan, dikenal juga
dengan nama timpanoplasti tipe I. rekonstruksi hanya dilakukan pada
membran timpani. Tujuannya adalah mencegah berulangnya infeksi
telinga tengah pada OMSK tipe benigna dengan perforasi menetap.
Dilakukan pada OMSK benigna yang sudah tenang dengan ketulian ringan
yang hanya disebabkan oleh perforasi membran timpani.
e. Timpanoplasti
Dilakukan pada OMSK benigna dengan kerusakan lebih berat atau
OMSK benigna yang tidak bisa ditenangkan dengan pengobatan
medikamentosa. Tujuannya adalah menyembuhkan penyakit serta
memperbaiki pendengaran. Pada operasi ini selain rekonstruksi membran
timpani sering kali harus dilakukan juga rekonstruksi tulang pendengaran.
Berdasarkan bentuk rekonstruksi tulang pendengaran yang dilakukan
maka dikenal istilah timpanoplasti tipe II, III, IV, V.
Sebelum rekonstruksi dikerjakan, lebih dahulu dilakukan eksplorasi
kavum timpani dengan atau tanpa mastoidektomi, untuk membersihkan
jaringan patologis. Tidak jarang pula operasi ini terpaksa dilakukan dua
tahap dengan jarak waktu 6 sampai dengan 12 bulan.
f. Pendekatan ganda timpanoplasti (Combined approach tympanoplasty)
Merupakan teknik operasi yang dilakukan pada kasus Maligna dan
Benigna dengan jaringan granulasi yang luas. Tujuan operasi untuk
menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran tanpa
melakukan teknik mastoidektomi radikal (tanpa meruntuhkan dinding
posterior liang telinga).
7/27/2019 Lapkas 1 OMSK
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-1-omsk 13/13
Membersihkan kolesteatoma dan jaringan granulasi di kavum
timpani, dikerjakan melalui dua jalan (cobined approach), yaitu melalui
liang telinga dan rongga mastoid dengan melakukan timpanotomi
posterior. Teknik operasi ini dilakukan pada OMSK maligna belum
disepakati oleh para ahli, karena sering terjadi kekambuhan kolesteatom.
Jenis operasi mastoid yang dilakukan tergantung pada luasnya infeksi atau
kolesteatom, sarana yag tersedia dan pengalaman operator. Sesuai dengan
luasnya infeksi atau luasnya kerusakan yang sudah terjadi, kadang-kadang
dilakukan kombinasi dari jenis operasi tersebut atau modifikasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi,Harjanto
1997 “Penyakit Telinga Tengah dan Mastoid ”, George.L.Adam,hlm: 320-355
dalam Boies:Buku Ajar Penyakit THT (Boies Fundamental of
Otolaryngology)/George.L.Adam, dkk, alih bahasa: Caroline Wijaya.Edisi 6.Jakarta:EGC.
Soepardi,Efiaty Arsyad 2000 “Kelainan Telinga Tengah”, Zainul A.
Djaafar,hlm:57-59 dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT. Edisi 6 . Jakarta:FKUI