Lapkas OMSK Dr. Agieta
Transcript of Lapkas OMSK Dr. Agieta
7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 1/25
S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A
O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 1
I. IDENTITAS
Nama : Tn. Warsi
Usia : 59 tahun
Alamat : Jl. Turi Jaya III RT 008 RW 007 No 02 Kel. Segera Makmur Kota Bekasi.
Status : Menikah
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
No. Medrek : 18 29 63
Autoanamnesa Tanggal 08 Oktober 2013 Pukul 09.30 WIB
Keluhan Utama :
Telinga kiri terasa terganggu sejak 2 bulan yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Sejak 2 bulan yang lalu Os mengeluh pada telinga kiri terasa berbunyi dan
penunuran pendengaran (+), terasa nyeri pada telinga disangkal, keluar cairan dari
telinga (+), cairan berwarna putih dan bening, tidak berbau. Keluhan hanya dirasakan
pada telinga kiri saja. Demam (-), pusing (-), nyeri pada daerah muka dan kepala
disangkal, hidung tersumbat disangkal, perdarahan dari hidung (-), batuk (-), mual (-),
muntah (-), nyeri saat menelan disangkal, sulit menelan disangkal. Rasa sumbatan di
leher disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Beberapa tahun lalu Os mengalami kecelakaan motor, ditabrak sampai pingsan,
dan keluar darah dari telinga sebelah kiri.
Saat usia Os 10 tahun suka mengorek telinga dan sampai mengeluarkan cairan.
Hipertensi disangkal.
Diabetes melitus (+).
7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 2/25
S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A
O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 2
Riwayat Pengobatan :
Os belum pernah berobat untuk mengurangi keluhannya.
Mengkonsumsi obat-obatan dalam jangka lama disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Os mengatakan tidak ada yang sama seperti ini dikeluarga.
Riwayat Alergi :
Alergi makanan: udang dengan reaksi gatal-gatal dan kemerahan.
Alergi obat-obatan disangkal.
Alergi cuaca dan debu disangkal.
Pemeriksaan Fisik
Status GeneralisKeadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
Tekanan darah : Tidak diukur
Pernafasan : 18 x/ menit
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36,80C
Status Lokalis
Telinga
Telinga kanan Telinga Kiri
Normotia
Pendengaran (+)
Aurikula
Normotia
Pendengaran ↓
7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 3/25
S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A
O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 3
Tanda radang (-)
Sekret (+)
Nyeri tekan aurikula (-)
Nyeri tarik aurikula (-)
Nyeri tekan tragus(-)
Tanda radang (-)
Sekret (+) berwarna putih dan
tidak berbau, kental
Nyeri tekan aurikula (-)
Nyeri tarik aurikula (-)
Nyeri tekan tragus(-)
Lapang (-)
Serumen (+)
Tanda radang (-)
CAE
Lapang (-)
Serumen (+)
Tanda radang (-)
Intak
Membran timpani
Perforasi dan terdapat sekret
+ Rinne -
Tidak lateralisasi Weber Tidak lateralisasi
Sama dg pemeriksa Schwabah Sama dg pemeriksa
Interpretasi : MT sebelah kiri terdapat perforasi dan terdapat sekret, MT sebelah kanan
intaq dan terdapat sekret.
Hidung
Bentuk : Normonasi
Epistaksis : (-/-)
Cavum nasi : Hiperemis (-/-), sekret(-/-)
Mukosa : Hiperemis (-/-), livid (-/-)
Concha : Inferior oedem (-/-)
Septum : Septum deviasi (-/-)
Sinus paranasal : Nyeri tekan pada: pangkal hidung (-), pipi (-), dahi (-), tidak
terlihat pembengkakan pada daerah muka.
Tenggorokan
Mukosa : Hiperemis (-/-), Granul (-/-)
Uvula : Deviasi (-/-)
Tonsil : T1 – T1, Hiperemis (-), kripta melebar (-), detritus (-/-)
KGB : Pembesaran (-/-)
RESUME
7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 4/25
S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A
O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 4
Seorang pria berusia 59 tahun datang dengan keluhan tinitus pada telinga kiri dan
terdapat penurunan pendengaran dirasakan sejak 2 bulan yang lalu, otalgia disangkal,
otore pada telinga kiri (+), cairan berwarna putih dan bening, tidak berbau. Keluhan hanya
dirasakan pada telinga kiri saja. Demam (-), vertigo (-),nyeri pada daerah muka dan kepala
disangkal, hidung tersumbat disangkal, perdarahan dari hidung (-), batuk (-), mual (-),
muntah (-), odinofagiadan disfagia disangkal.
PF :Aurikuler sinistra pada membran timpani terdapat perforasi dan sekret.
DIAGNOSIS
WD :
Otitis Media Supuratif Kronik Aurikuler Sinistra tipe Aman Aktif dengan Tuli konduktif
Aurikuler Sinistra
PENATALAKSANAAN
Terapi konservatif
- Larutan H2O2 3% selama 3-5 hari
- Antibiotik spektrum luas : ciprofloxacin 3 x 500 mg (selama 7 hari)
- Telinga tidak boleh kemasukan air
- Pasien tidak boleh berenang
Terapi Operatif
Mastoidektomi sederhana (Simple Mastoidectomy)
7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 5/25
S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A
O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 5
TINJAUAN PUSTAKA
Otitis Media Supuratif Kronik
PENDAHULUAN
Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga bagian tengah,
tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid.Otitis media terbagi atas otitis media
supuratif dan otitis media non supuratif.Masing-masing mempunyai bentuk akut dan
kronis.Pada beberapa penelitian, diperkirakan terjadinya otitis media yaitu 25% pada anak-
anak.Infeksi umumnya terjadi dua tahun pertama kehidupan dan puncaknya pada tahun
pertama masa sekolah.
Otitis media supuratif kronis (OMSK) adalah infeksi kronis pada telinga tengah
dengan perforasi membran tympani dan sekret keluar dari telinga terus menerus atau hilang
timbul, sekret dapat encer atau kental, bening atau berupa nanah.Jenis otitis media
supuratif kronis dapat terbagi 2 jenis, yaitu OMSK tipe benigna dan OMSK tipe maligna.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan otitis media akut menjadi otitis media
kronis yaitu terapi yang terlambat diberikan, terapi tidak adekuat, virulensi kuman yang
tinggi, daya tahan tubuh yang rendah (gizi buruk) atau hygiene yang buruk. Gejala otitis
media supuratif kronis antara lain otorrhoe yang bersifat purulen atau mukoid, terjadi
gangguan pendengaran, otalgia, tinitus, rasa penuh di telinga dan vertigo.1,2
7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 6/25
S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A
O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 6
DEFINISI
OMSK adalah Infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani
dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. Sekret
mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah.
OMSK merupakan stadium dari penyakit telinga tengah dimana terjadi
peradangan kronis dari telinga tengah dan mastoid serta membran timpani tidak intak
(perforasi) dan ditemukan sekret (otorea), purulen yang hilang timbul.Sekret mungkin
encer atau kental, bening atau berupa nanah dan berlangsung lebih dari 2 bulan.
Perforasi sentral adalah pada pars tensa dan sekitar dari sisa membran timpani atau
sekurang-kurangnya pada annulus. Defek dapat ditemukan seperti pada anterior,
posterior, inferior atau subtotal.
Dahulu disebut otitis media perforata kronik, sekarang disebut dengan otitis
media supuratif kronik, atau dalam sebutan sehari-hari congek.Otitis media supuratif
kronik merupakan radang telinga tengah dengan perforasi membrana timpani disertai
keluarnya sekret yang terus menerus atau hilang timbul, sekret mungkin encer, bening
atauberupa nanah, dan biasanya dijumpai adanya gangguan pendengaran.1,2,4
7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 7/25
S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A
O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 7
KLASIFIKASI
Jenis Otitis Media Supuratif Kronik
Otitis Media Supuratif Kronik dibagi atas 2 jenis, yaitu :
1. Otitis Media Supuratif tipe Benigna (tipe mukosa = tipe aman)
2. Otitis Media Supuratif tipe maligna (tipe tulang = tipe bahaya)
Ada dua bentuk otitis media supuratif kronik, yaitu :
1. Aktif, terdapat infeksi menahun, kolesteatoma atau kombinasi keduanya di celah
telinga tengah.
2. Tidak aktif, terjadi kerusakan pada mekanisme hantaran telinga tengah (membrana
timpani dan tulang-tulang pendengaran) oleh infeksi sebelumnya, tetapi pada
pemeriksaan tidak terlihat infeksi atau kolesteatoma di celah telinga tengah.
1. Otitis Media Supuratif Kronik tipe Benigna
Proses peradangan pada otitis media supuratif tipe benigna terbatas pada mukosasaja dan biasanya tidak mengenai tulang. Perforasi terletak di central, umumnya jarang
menimbulkan komplikasi yang berbahaya dan tidak terdapat choleteatome.
2. Otitis media supuratif kronik tipe maligna
Yang dimaksud otitis media tipe maligna adalah otitis media supuratif kronik yang
disertai cholesteatome.Dikenal juga dengan otitis media supuratif kronik tipe bahaya
atau tipe tulang.Perforasi pada tipe ini letaknya marginal atau di attik.Sebagian besar
komplikasi yang berbahaya atau fatal timbul pada otitis media supuratif kronik tipe
maligna ini.1,2,3,4
ETIOLOGI
Orang yang sedang batuk-pilek, akan mudah sekali berkembang menjadi radang telinga
yang bisa berakhir dengan congek (otitis media kronik), jika berlarut-larut tidak diobati,
terlebih pada anak dan bayi.
7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 8/25
S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A
O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 8
Penyebab otitis media supuratis kronik adalah:
1. Mukosa yang tidak normal
2. Penyakit-penyakit telinga yang timbul waktu masih bayi
3. Tuba yang tertutup.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya otitis media supuratif kronik :
1. Sifat dan hebatnya peradangan
2. Keadaan tuba auditifa
3. Infeksi sekunder melalui perforasi
4. Daya tahan tubuh individu
5. Adanya adenoid
6. Bronkhitis kronik, sinusitis, rhinitis
7. Palatoschisis juga faktor penting mengapa penyakitnya menjadi kronik.
Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif
menjadi kronik sangat majemuk, antara lain :
1. Gangguan fungsi tuba Eustachius yang kronik akibat :
a. Infeksi hidung dan tenggorok yang kronik atau berulang
b. Obstruksi anatomik tuba Eustachius parsial atau total
2. Perforasi membran timpani yang menetap
3. Terjadinya metaplasia skuamosa atau perubahan patologik menetap lainnya pada
telinga tengah
4. Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga tengah atau rongga mastoid. Hal ini
dapat disebabkan oleh jaringan parut, penebalan mukosa, polip, jaringan granulasi
atau timpanosklerosis.
5. Terdapat daerah-daerah dengan sekueter atau osteomielitis persisten di mastoid.
6. Faktor-faktor konstitusi dasar seperti alergi, kelemahan umum atau perubahan
mekanisme pertahanan tubuh.5,8
7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 9/25
S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A
O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 9
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi OMSK pada beberapa negara antara lain dipengaruhi oleh kondisi sosial,
ekonomi, suku, tempat tinggal yang padat, hygiene dan nutrisi yang jelek. Kebanyakan
melaporkan prevalensi OMSK pada anak termasuk anak yang mempunyai kolesteatom, tetapi
tidak mempunyai data yang tepat, apalagi insiden OMSK saja, tidak ada data yang tersedia.7
PATOFISIOLOGI
Karena OMSK didahului oleh OMA, maka penjelasan tentang patofisiologi OMSK, akan
dijelaskan dengan patofisiologi terjadinya OMA. OMA biasanya disebabkan oleh Infeksi di
Saluran Nafas Atas (ISPA), umumnya terjadi pada anak karena keadaan tuba eustachius , yang
sangat berperan penting dalam patofiologi OMA pada anak berbeda dengan orang dewasa.
Tuba eustachius pada anak lebih pendek, lebih horizontal dan relatif lebih lebar daripada
dewasa.
Infeksi pada saluran nafas atas akan menyebabkan edema pada mukosa saluran nafas
termasuk mukosa tuba eustachius dan nasofaring tempat muara tuba eustachius. Edema ini
akan menyebabkan oklusi tuba yang berakibat gangguan fungsi tuba eustachius yaitu fungsi
ventilasi, drainase dan proteksi terhadap telinga tengah.1
Gangguan fungsi Ventilasi
Normalnya tuba akan berusaha menjaga tekanan di telinga tengah dan udara luar
stabil, ketika terdapat oklusi tuba, maka udara tidak akan dapat masuk ke telinga tengah,
sedangkan secara fisiologis udara (Oksigen dan Nitrogen) akan diabsorbsi di telinga tengah
1 ml tiap hari pada orang dewasa. Keadaan ini kan menyebabkan tekanan negatif pada
telinga tengah, keadaan vacum di telinga tengah menyebabkan transudasi cairan di telinga
tengah.
Gangguan Fungsi drainase
Dalam keadaan normal mukosa telinga tengah akan menghasilkan sekret yang akan di
dorong oleh gerakan silia ke arah nasofaring, ketika terjadi oklusi tuba fungsi ini akan
terganggu, sehingga terjadi penumpukan sekret di telinga tengah. Akumulasi cairan di
7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 10/25
S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A
O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 10
telinga tengah akan lebih banyak dengan adanya transudasi akibat tekanan negatif. Sekret
ini merupakan media yang baik untuk tumbuhnya kuman.
Gangguan fungsi proteksi
Tuba berperan dalam proteksi kuman dan sekret dari nasofaring masuk ke telinga
tengah, diantaranya melalui kerja silia. Ketika terjadi oklusi tuba, fungsi silia tidak efektif
untuk mencegah kuman dan sekret dari nasofaring ke kavum timpani dengan akumulasi
sekret yang baik untuk pertumbuhan kuman. Sehingga terjadi proses supurasi di telinga
tengah. Proses supurasi akan berlanjut dengan peningkatan jumlah sekret purulen,
penekanan pada membran timpani oleh akumulasi sekret ini kan menyebabkan membran
timpani (bagian sentral) mengalami iskemi dan akhirnya nekrosis, dengan adanya tekanan
akan menyebabkan perforasi dan sekret mukopurulen akan keluar dari telinga tengah ke
liang telinga.
Jika proses peradangan ini tidak mengalami resolusi dan penutupan membran timpani
setelah 6 minggu maka OMA beralih menjadi OMSK.Patogensis OMSK belum diketahui secara
lengkap, tetapi dalam hal ini merupakan stadium kronis dari otitis media akut (OMA) dengan
perforasi yang sudah terbentuk diikuti dengan keluarnya sekret yang terus menerus. Perforasi
sekunder pada OMA dapat terjadi kronis tanpa kejadian infeksi pada telinga tengah misal
perforasi kering. Keadaan ini disebut sebagai keadaan inaktif dari otitis media kronis.OMSK lebih sering merupakan penyakit kambuhan dari pada menetap. Keadaan kronis
ini lebih berdasarkan keseragaman waktu dan stadium dari pada keseragaman gambaran
patologi. Secara umum gambaran yang ditemukan adalah:
1. Terdapat perforasi membrana timpani di bagian sentral.
2. Mukosa bervariasi sesuai stadium penyakit
3. Tulang-tulang pendengaran dapat rusak atau tidak, tergantung pada beratnya infeksi
sebelumnya.
4. Pneumatisasi mastoid
OMSK paling sering pada masa anak-anak. Pneumatisasi mastoid paling akhir terjadi
antara 5-10 tahun. Proses pneumatisasi ini sering terhenti atau mundur oleh otitis media yang
terjadi pada usia tersebut atau lebih muda. Bila infeksi kronik terus berlanjut, mastoid
mengalami proses sklerotik, sehingga ukuran prosesus mastoid berkurang.1
GEJALA KLINIS
1. Telinga Berair (Otorrhoe)
7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 11/25
S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A
O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 11
Sekret bersifat purulen atau mukoid tergantung stadium peradangan.Pada OMSK tipe
jinak, cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali sebagai reaksi
iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan infeksi.Keluarnya sekret
biasanya hilang timbul.Pada OMSK stadium inaktif tidak dijumpai adannya sekret
telinga.Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan sekret telinga tengah berkurang atau
hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara luas.Sekret yang bercampur darah
berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan polip telinga dan merupakan tanda
adanya kolesteatom yang mendasarinya.Suatu sekret yang encer berair tanpa nyeri
mengarah kemungkinan tuberkulosis.2
2. Gangguan Pendengaran
Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran.Beratnya
ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan
mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah.Pada OMSK tipe maligna biasanya
didapat tuli konduktif berat.6
3. Otalgia (Nyeri Telinga)
Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus.Nyeri dapat
berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya
durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak.Nyeri
merupakan tanda berkembang komplikasi OMSK seperti Petrositis, subperiosteal abses
atau trombosis sinus lateralis.1,2
4. Vertigo
Keluhan vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi
dinding labirin oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya akibat perubahan tekanan
udara yang mendadak atau pada panderita yang sensitif keluhan vertigo dapat terjadi
hanya karena perforasi besar membran timpani yang akan menyebabkan labirin lebih
mudah terangsang oleh perbedaan suhu. Penyebaran infeksi ke dalam labirin juga akan
meyebabkan keluhan vertigo. Vertigo juga bisa terjadi akibat komplikasi serebelum.4
Tanda-tanda klinis OMSK tipe maligna:
1. Adanya Abses atau fistel retroaurikular.
7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 12/25
S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A
O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 12
2. Jaringan granulasi atau polip diliang telinga yang berasal dari cavum timpani.
3. Pus yang selalu aktif atau berbau busuk ( aroma kolesteatom).
4. Foto rontgen mastoid adanya gambaran kolesteatom.3
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Audiometri
Pada pemeriksaan audiometri penderita OMSK biasanya didapati tuli konduktif.Tapi
dapat pula dijumpai adanya tuli sensotineural, beratnya ketulian tergantung besar dan letak
perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas.
Derajat ketulian nilai ambang pendengaran
Normal : 0 dB - 25 dB
Tuli ringan : 26 dB - 40 dB
Tuli sedang : 41 dB - 55 dB
Tuli sedang berat : 56 dB - 70 dB
Tuli berat : 71 dB - 90 dB
Tuli total : ˃ 90 dB
Untuk melakukan evaluasi ini, observasi berikut bisa membantu :
1. Perforasi biasa umumnya menyebabkan tuli konduktif tidak lebih dari 15-20 dB.
2. Kerusakan rangkaian tulang-tulang pendengaran menyebabkan tuli konduktif 30-50 dB
apabila disertai perforasi.
3. Diskontinuitas rangkaian tulang pendengaran dibelakang membran yang masih utuh
menyebabkan tuli konduktif 55-65 dB.
4. Kelemahan diskriminasi tutur yang rendah, tidak peduli bagaimanapun keadaan
hantaran tulang, menunjukan kerusakan koklea parah.1
7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 13/25
S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A
O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 13
Pemeriksaan Radiologi
1. Proyeksi Schuller
Memperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid dari arah lateral dan atas. Foto ini
berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan posisi sinus lateral dan tegmen.
Schüller view: Well-developed normally pneumatized mastoidal air cells can be observed
in the picture on the left side (double arrow). In the picture on the right side, the mastoid
cells (arrow) are obscured, and not air-containing, due to chronic otitis media.
2. Proyeksi Mayer atau Owen
Diambil dari arah dan anterior telinga tengah.Akan tampak gambaran tulang-tulang
pendengaran dan atik sehingga dapat diketahui apakah kerusakan tulang telah
mengenai struktur-struktur.
3. Proyeksi Stenver
Memperlihatkan gambaran sepanjang piramid petrosus dan yang lebih jelas
memperlihatkan kanalis auditorius interna, vestibulum dan kanalis
semisirkularis.Proyeksi ini menempatkan antrum dalam potongan melintang sehingga
dapat menunjukan adanya pembesaran akibat.
4. Proyeksi Chause III
7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 14/25
S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A
O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 14
Memberi gambaran atik secara longitudinal sehingga dapat memperlihatkan kerusakan
dini dinding lateral atik.Politomografi dan atau CT scan dapat menggambarkan
kerusakan tulang oleh karena kolesteatom.
Bakteriologi
Bakteri yang sering dijumpai pada OMSK adalah Pseudomonas aeruginosa,
Stafilokokus aureus dan Proteus.Sedangkan bakteri pada OMSA Streptokokus pneumonie, H.
influensa, dan Morexella kataralis. Bakteri lain yang dijumpai pada OMSK E. Coli, Difteroid,
Klebsiella, dan bakteri anaerob adalah Bacteriodes sp.
1. Bakteri spesifik
Misalnya Tuberkulosis dimana Otitis tuberkulosa sangat jarang (kurang dari 1%
menurut Shambaugh).Pada orang dewasa biasanya disebabkan oleh infeksi paru yang
lanjut.Infeksi ini masuk ke telinga tengah melalui tuba. Otitis media tuberkulosa dapat
terjadi pada anak yang relatif sehat sebagai akibat minum susu yang tidak dipateurisasi.
2. Bakteri non spesifik baik aerob dan anaerob.
Bakteri aerob yang sering dijumpai adalah Pseudomonas aeruginosa, stafilokokus
aureus dan Proteus sp. Antibiotik yang sensitif untuk Pseudomonas aeruginosa adalah
ceftazidime dan ciprofloksasin, dan resisten pada penisilin, sefalosporin dan makrolid.
Sedangkan Proteus mirabilis sensitif untuk antibiotik kecuali makrolid.Stafilokokus aureus
resisten terhadap sulfonamid dan trimethoprim dan sensitif untuk sefalosforin generasi I
dan gentamisin.1,2,3
DIAGNOSIS
Diagnosis otitis media supuratif kronik ditegakkan dari anamnesa, gejala dan hasil
pemeriksaan klinik pada telinga dengan otoskop dan dibantu oleh pemeriksaan radiologi atau
rontgen mastoid atau CT scan kepala dilakukan untuk mengetahuiadanya penyebaran infeksi
ke struktur di sekeliling telinga. Pemeriksaan bakteriologi dan tes pendengaran diperlukan
untuk evaluasi.
KOMPLIKASI
7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 15/25
S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A
O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 15
Otitis media supuratif mempunyai potensi untuk menjadi serius karena komplikasinya
yang dapat mengancam kesehatan dan menyebabkan kematian. Tendensi otitis media
mendapat komplikasi tergantung pada kelainan patologik yang menyebabkan otore.
Walaupun demikian organisme yang resisten dan kurang efektifnya pengobatan, akan
menimbulkan komplikasi. Biasanya komplikasi didapatkan pada pasien OMSK tipe maligna,
tetapi suatu otitis media akut atau suatu eksaserbasi akut oleh kuman yang virulen pada
OMSK tipe benigna pun dapat menyebabkan komplikasi.
Komplikasi intrakranial yang serius lebih sering terlihat pada eksaserbasi akut dari OMSK
berhubungan dengan kolesteatom.
A. Komplikasi ditelinga tengah :
Komplikasi otitis media terjadi apabila sawar pertahanan telinga tengah yang
normal dilewati, sehingga memungkinan infeksi menjalar ke struktur sekitarnya.
Pertahanan pertama ini adalah mukosa kavum timpani yang juga seperti mukosa
saluran nafas, maupun melokalisasi infeksi. Bila sawar ini runtuh, masih ada sawar
kedua yaitu dinding tulang kavum timpani dan sel mastoid. Bila sawar ini runtuh,
maka struktur lunak disekitarnya akan terkena. Runtuhnya periosteum akan
menyebabkan terjadinya abses periosteal, suatu komplikasi yang tidak
berbahaya.apabila infeksi mengarah ke dalam, tulang temporal maka akan
menyebabkan paresis n. Fasialis atau labirinitis. Bila ke arah kranial, akanmenyebabkan abses ekstradural, tromboflebitis, sinus lateralis, meningitis dan
abses otak.
Bila sawar tulang terlampaui, suatu dinding pertahanan ketiga yaitu jaringan
granulasi akan terbentuk. Pada otitis media supuratif atau eksaserbasi akut
penyebaran biasanya melalui osteotromboflebitis atau hematogen. Sedangkan pada
kasus yang kronik penyebaran melalui erosi tulang. Cara penyebaran lainnya ialah
toksin masuk melalui jalan yang sudah ada, misalnya masuk melalui
fenestraprotundum, meatus akustikus eksternus, duktus perilimfatik dan duktus
endolimfatik.
Dari gejala dan tanda yang ditemukan diperkirakan jalan penyebaran suatu infeksi
telinga tengah ke intrakranial.
Penyebaran hematogen melalui osteotromboflebitis dapat diketahui dengan
adanya: 1. Komplikasi terjadi pada awal suatu infeksi atau eksaserbasi akut, dapat
terjadi pada hari pertama, kedua sampai hari kesepuluh. 2. Gejala prodormal tidak
jelas, seperti pada gejala meningitis lokal. 3. Pada operasi didapatkan dinding tulang
7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 16/25
S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A
O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 16
telinga tengah utuh, dan tulang serta lapisan mukoperiostea meradang dan mudah
berdarah sehingga disebut juga mastoiditis hemoragika. Penyebaran melalui erosi
tulang: 1. Komplikasi terjadi beberapa minggu atau lebih setelah awal penyakit. 2.
Gejala prodormal infeksi lokal biasanya mendahului gejala infeksi yang lebih luas
misalnya paresis n. Fasialis ringan yang hilang timbul melalui paresis n. Fasialis yang
total atau gejala meningitis lokal mendahului meningitis purulenta. 3. Pada operasi
ditemukan lapisan yang rusak, diantara fokus supurasi dengan struktur sekitarnya.
Struktur jaringan lunak yang terbuka biasanya dilapisi oleh jaringan granulasi.
Penyebaran melalui jalan yang sudah ada.3
B. Komplikasi telinga dalam
1. Fistel labirin
Fistula labirin adalah suatu erosi tulang dari kapsul labirin sehingga terdapat
hubungan antara telinga dalam dan struktur di sekitarnya. Berdasarkan etiologinya
fistula labirin dapat disebabkan oleh proses patologis seperti infeksi, trauma dan
idiopatik.1 Fistula labirin disebabkan karena terjadinya erosi tulang oleh
kolesteatom sehingga terdapat hubungan antara telinga dalam dan struktur di
sekitarnya. Fistula labirin paling banyak terjadi pada kanalis semi sirkularis lateral,tetapi juga bisa ditemukan pada lokasi lain seperti pada oval window, promontorium
dan lokasi lainnya.
2. Labirinitis supuratif
Labirinitis yang mengenai seluruh bagian labirin, disebut labirinitis umum
(general), dengan gejala vertigo berat dan tuli saraf berat. Sedangkan labirinitis yang
terbatas (labirinitis sirkumskripta) yang menyebabkan terjadinya vertigo saja atau
tuli saraf saja. Labirinitis dapat disebabkan oleh bakteri atau virus. Labirinitis bakteri
(supuratif) mungkin terjadi sebagai perluasan infeksi dari rongga telinga tengah
melalui fistula tulang labirin oleh kolesteatom atau melalui foramen rotundum dan
foramen ovale. Infeksi dapat mencapai labirin dengan erosi dari kanalis semisirkular
lateral dengan kolesteatoma atau dengan invasi bakteri melalui round window ke
ruang perilimfe. Terdapat dua bentuk labirinitis, yaitu labirinitis serosa dan supuratif.
Labirinitis serosa dapat berbentuk labirinitis serosa difus dan sirkumskripta.
7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 17/25
S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A
O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 17
Labirinitis supuratif dibagi dalam bentuk labirinitis supuratif akut difus dan kronik
difus.
Pada labirinitis serosa toksin menyebabkan disfungsi labirin tanpa invasi sel
radang, sedangkan pada labirinitis supuratif, sel radang menginvasi labirin, sehingga
kerusakan yang ireversibel, seperti fibrosis dan osifikasi. Erosi tulang pada telinga
dalam oleh kolesteatoma (paling sering kanalis semisirkular lateral) memperlihatkan
rute alternatif untuk infeksi telinga dalam.3
3. Tuli saraf ( sensorineural)
Proses degenerasi menyebabkan perubahan struktur koklea dan n.VII. pada
koklea perubahan yang mencolok ialah atrofi dan degenerasi sel-sel rambut
penunjang pada organ Corti. Proses atrofi disertai dengan perubahan vaskular juga
terjadi pada stria vaskularis. Selain itu terdapat pula perubahan, berupa
berkurangnya jumlah dan ukuran sel-sel ganglion dan saraf. Hal yang sama terjadi
pada myelin akson saraf.3
C. Komplikasi ekstradural
1. Abses ekstradural
Abses ekstradural ialah terkumpulnya nanah antara durameter dan tulang. Padaotitis media supuratif kronik keadaan ini berhubungan dengan jaringan granulasi dan
kolesteatoma yang menyebabkan erosi tegmen timpani atau mastoid.
Gejalanya berupa nyeri telinga hebat, nyeri kepala. Dengan foto rontgen mastoid
yang baik, terutama posisi Schuller, dapat dilihat kerusakan di lempeng tegmen yang
menandakan tertembusnya tegmen pada umumnya abses ini pada waktu operasi
mastoidektomi.3
2. Trombosis Sinus Lateralis
Invasi infeksi ke sinus sigmoid ketika melewati tulang mastoid akan menyebabkan
terjadinya trombosis sinus lateralis. Komplikasi ini sering ditemukan pada zaman pra-
antibiotik, tetapi kini sudah jarang terjadi.
Demam yang tidak dapat diterangkan penyebabknya merupakan tanda pertama
dari infeksi pembuluh darah. Pada mulanya suhu tubuh turun naik, tetapi setelah
penyakit menjadi berat didapatkan kurve suhu yang naik turun dengan sangat curam
disertai dengan menggigil. Kurve suhu demikian menandakan adanya sepsis.3
7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 18/25
S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A
O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 18
3. Petrositis
Hampir sepertiga tulang temporal memiliki sel-sel udara dalam apeks petrosa.
Sel-sel ini menjadi terinfeksi melalui perluasan langsung dari infeksi telinga tengah
dan mastoid. Terdapat beberapa cara penyebaran infeksi dari telinga tengah ke
os.petrosa. yang sering adalah penyebaran langsung ke sel-sel udara tersebut.
Infeksi dapat menyebar ke apeks petrosa dan melibatkan nervus cranial VI. Petrosis
merupakan salah satu komplikasi persisten setelah mastoidektomi kortikal atau
radikal yang tidak adekuat sebelumnya.3
D. Komplikasi ke susunan saraf pusat
1. Meningitis
Komplikasi otitis media ke susunan saraf pusat yang paling sering ialah
meningitis. Keadaan ini dapat terjadi oelh otitis media akut, maupun kronis, serta
dapat terlokalisasi, atau umum (general). Walau secara klinik kedua bentuk ini mirip,
pada pemeriksaan likuor serebrospinal terdapat bakteri pada bentuk yang umum
(general), sedangkan pada bentuk yang terlokalisasi tidak ditemukan bakteri.
Gambaran klinik meningitis biasanya beruka kaku kuduk, kenaikan suhu tubuh,mual, muntah yang kadang-kadang muntahnya muncrat (proyektil), serta nyeri
kepala yang hebat. Pada kasus yang berat biasanya kesadaran menurun (delirium
sampai koma).3
2. Abses Otak
Abses otak sebagai komplikasi otitis media dan mastoiditis dapat ditemukan di
serebelum, fosa kranial posterior atau di lobus temporal, di fosa kranial media.
Keadaan ini sering berhubungan dengan tromboflebitis sinus lateralis, petrosirtis,
atau meningitis. Abses otak biasanya merupakanperluasan langsung dari infeksi
telinga dan mastoid atau tromboflebitis. Umumnya didahului oleh suatu abses
ekstradural.3
3. Hindrosefalus otitis
7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 19/25
S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A
O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 19
Hidrosefalus otitis ditandai dengan peninggian tekanan likuor serebrospinal yang
hebat tanpa adanya kelainan kimiawi dari likuor itu. Pada pemeriksaan terdapat
edema papil. Keadaan ini dapat menyertai otitis media akut atau kronis.
Gejala berupa nyeri kepala yang menetap, diplopia, pandangan yang kabur, mual
dan muntah. Keadaan ini diperkirakan disebabkan oleh tertekannya sinus lateralis
yang mengakibatkan kegagalan absorpsi likuor serebrospinal oleh lapisan araknoid.3
Perjalanan komplikasi infeksi telinga tengah ke intra kranial harus melewati 3 macam
lintasan :
1. Dari rongga telinga tengah ke selaput otak
2. Menembus selaput otak.
3. Masuk kejaringan otak.1,2
PENATALAKSANAAN
Terapi OMSK terkadang memerlukan waktu yang lama serta harus berulang-ulang,
karena sekret yang keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh lagi. Keadaan ini antara lain
disebabkan oleh satu atau beberapa keadaan yaitu adanya perforasi membran timpani yang
permanen sehingga telinga tengah berhubungan dengan dunia luar, terdapat sumber infeksi
di faring, nasofaring, hidung, dan sinus paranasal, sudah terbentuk jaringan patologik yang
ireversibel dalam rongga mastoid, gizi dan higiene yang kurang.3
Tipe Benigna
Prinsip terapi ialah konservatif atau dengan medikamentosa. Bila sekret yang
keluar terus menerus, maka diberikan obat pencuci telinga, berupa larutan H2O2 3 %
selama 3-5 hari. Setelah sekret berkurang, maka terapi dilanjutkan dengan
memeberikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotika dan kortikosteroid.
Karena semua obat tetes yang mengandung antibiotik bersifat ototoksik. Sehingga
dianjurkan penggunaan obat tetes telinga jangan diberikan terus menerus lebih dari 1
atau 2 minggu atau pada OMSK yang sudah tenang. Bila sekret telah kering, tetapi
7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 20/25
S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A
O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 20
perforasi masih ada setelah observasi selama 2 bulan, maka idealnya dilakukan
miringoplasti atau timpanoplasti. Operasi ini bertujuan untuk menghentikan infeksi
secara permanen, memperbaiki membran timpani yang perforasi, mencegah terjadinya
komplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebih berat, serta memperbaiki
pendengaran.
Bila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan sekret tetap ada, atau terjadinya
infeksi berulang, maka sumber infeksi harus diobati terlebih dahulu, mungkin juga perlu
melakukan pembedahan, misalnya adenoidektomi dan tonsilektomi.
Pemberian Antibiotik Topikal
Pemberian antibiotik secara topikal pada telinga dan sekret yang banyak
tanpa dibersihkan dulu, adalah tidak efektif. Bila sekret berkurang/tidak progresif
lagi diberikan obat tetes yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid.
Mengingat pemberian obat topikal dimaksudkan agar masuk sampai telinga
tengah, maka tidak dianjurkan antibiotik yang ototoksik misalnya neomisin dan
lamanya tidak lebih dari 1 minggu. Cara pemilihan antibiotik yang paling baik
dengan berdasarkan kultur kuman penyebab dan uji resistensi.
Bubuk telinga yang digunakan seperti :
a. Acidum boricum dengan atau tanpa iodine
b. Terramycin.
c. Asidum borikum 2,5 gram dicampur dengan khloromicetin 250 mg
Pengobatan antibiotik topikal dapat digunakan secara luas untuk OMSK
aktif yang dikombinasi dengan pembersihan telinga.
Antibiotika topikal yang dapat dipakai pada otitis media kronik adalah:
1. Polimiksin B atau polimiksin E
Obat ini bersifat bakterisid terhadap kuman gram negatif,
Pseudomonas, E. Koli Klebeilla, Enterobakter, tetapi resisten terhadap
gram positif, Proteus, B. fragilis Toksik terhadap ginjal dan susunan
saraf.
2. Neomisin
Obat bakterisid pada kuma gram positif dan negatif, misalnya:
Stafilokokus aureus, Proteus sp. Resisten pada semua anaerob dan
Pseudomonas. Toksik terhadap ginjal dan telinga.
3. Kloramfenikol
Obat ini bersifat bakterisid
7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 21/25
S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A
O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 21
Pemberian Antibiotik Sistemik
Pemberian antibiotika tidak lebih dari 1 minggu dan harus disertai
pembersihan sekret profus. Bila terjadi kegagalan pengobatan, perlu diperhatikan
faktor penyebab kegagalan yang ada pada penderita tersebut. Antimikroba dapat
dibagi menjadi 2 golongan. Golongan pertama daya bunuhnya tergantung
kadarnya. Makin tinggi kadar obat, makin banyak kuman terbunuh, misalnya
golongan aminoglikosida dengan kuinolon. Golongan kedua adalah antimikroba
yang pada konsentrasi tertentu daya bunuhnya paling baik. Peninggian dosis tidak
menambah daya bunuh antimikroba golongan ini, misalnya golongan beta
laktam.
Terapi antibiotik sistemik yang dianjurkan pada Otitis media kronik adalah :
Pseudomonas : Aminoglikosida ± karbenisilin
P. Mirabilis : Ampisilin atau sefalosforin
P. morganii, P. Vulgaris : Aminoglikosida ± Karbenisilin
Klebsiella : Sefalosforin atau aminoglikosida
E. coli : Ampisilin atau sefalosforin
S. Aureus Anti-stafilikokus : Penisilin, sefalosforin, eritromisin,
aminoglikosida
Streptokokus : Penisilin, sefalosforin, eritromisin,
aminoglikosida
B. Fragilis : Klindamisin
Antibiotika golongan kuinolon (siprofloksasin, dan ofloksasin) yaitu dapat
derivat asam nalidiksat yang mempunyai aktifitas anti pseudomonas dan dapat
diberikan peroral. Tetapi tidak dianjurkan untuk anak dengan umur dibawah 16
tahun. Golongan sefalosforin generasi III ( sefotaksim, seftazidinm dan
seftriakson) juga aktif terhadap pseudomonas, tetapi harus diberikan secara
parenteral. Terapi ini sangat baik untuk OMA sedangkan untuk OMSK belum pasti
cukup, meskipun dapat mengatasi OMSK. Metronidazol mempunyai efek
bakterisid untuk kuman anaerob.3
Tipe Maligna
7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 22/25
S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A
O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 22
Pengobatan untuk OMSK maligna adalah operasi. Pengobatan konservatif dengan
medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan
pembedahan. Bila terdapat abses subperiosteal, maka insisi abses sebaiknya dilakukan
tersendiri sebelum kemudian dilakukan mastoidektomi.
Tujuan operasi adalah menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki
membran timpani yang perforasi, mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan
pendengaran yang lebih berat, serta memperbaiki pendengaran.
Ada beberapa jenis pembedahan atau tehnik operasi yang dapat dilakukan pada
OMSK dengan mastoiditis kronis, baik tipe benigna atau maligna, antara lain:
a. Mastoidektomi sederhana
Dilakukan pada OMSK tipe benigna yang dengan pengobatan
konservatif tidak sembuh. Dengan operasi ini dilakukan pembersihan ruang
mastoid dari jaringan patologik. Tujuannya supaya infeksi tenang dan telinga
tidak berair lagi. Pada operasi ini fungsi pendengaran tidak diperbaiki.
b. Mastoidektomi radikal
Dilakukan pada OMSK maligna dengan infeksi atau kolesteatom yang
sudah meluas. Pada operasi ini rongga mastoid dan cavum timpani
dibersihkan dari semua jaringan patologik. Dinding batas antara liang telinga
luar dan telinga tengah dengan rongga mastoid diruntuhkan, sehingga ketigadaerah anatomi tersebut menjadi satu ruangan.
Tujuan operasi ini ialah membuang semua jaringan patologik dan
mencegah komplikasi ke intrakranial. Fungsi pendengaran tidak diperbaiki.
Kerugian operasi ini ialah pasien tidak diperbolehkan berenang
seumur hidupnya. Pasien harus datang dengan teratur untuk kontrol, supaya
tidak terjadi infeksi kembali.
c. Mastoidektomi radikal dengan modifikasi
Dilakukan pada OMSK dengan kolesteatom di daerah atik, tetapi
belum merusak cavum timpani. Seluruh rongga mastoid dibersihkan dan
dinding posterior liang telinga direndahkan. Tujuan operasi ialah membuang
semua jaringan patologik dari rongga mastoid, dan mempertahankan
pendengaranyang masih ada.
d. Miringoplasti
Merupakan jenis operasi timpanoplasti paling ringan, dikenal juga
dengan nama timpanoplasti tipe I. rekonstruksi hanya dilakukan pada
7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 23/25
S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A
O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 23
membran timpani. Tujuannya adalah mencegah berulangnya infeksi telinga
tengah pada OMSK tipe benigna dengan perforasi menetap. Dilakukan pada
OMSK benigna yang sudah tenang dengan ketulian ringan yang hanya
disebabkan oleh perforasi membran timpani.
e. Timpanoplasti
Dilakukan pada OMSK benigna dengan kerusakan lebih berat atau
OMSK benigna yang tidak bisa ditenangkan dengan pengobatan
medikamentosa. Tujuannya adalah menyembuhkan penyakit serta
memperbaiki pendengaran. Pada operasi ini selain rekonstruksi membran
timpani sering kali harus dilakukan juga rekonstruksi tulang pendengaran.
Berdasarkan bentuk rekonstruksi tulang pendengaran yang dilakukan maka
dikenal istilah timpanoplasti tipe II, III, IV, V.
Sebelum rekonstruksi dikerjakan, lebih dahulu dilakukan eksplorasi
kavum timpani dengan atau tanpa mastoidektomi, untuk membersihkan
jaringan patologis. Tidak jarang pula operasi ini terpaksa dilakukan dua tahap
dengan jarak waktu 6 sampai dengan 12 bulan.
f. Pendekatan ganda timpanoplasti (Combined approach tympanoplasty )
Merupakan teknik operasi yang dilakukan pada kasus Maligna dan
Benigna dengan jaringan granulasi yang luas. Tujuan operasi untukmenyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran tanpa melakukan
teknik mastoidektomi radikal (tanpa meruntuhkan dinding posterior liang
telinga).
Membersihkan kolesteatoma dan jaringan granulasi di kavum timpani,
dikerjakan melalui dua jalan (cobined approach), yaitu melalui liang telinga
dan rongga mastoid dengan melakukan timpanotomi posterior. Teknik
operasi ini dilakukan pada OMSK maligna belum disepakati oleh para ahli,
karena sering terjadi kekambuhan kolesteatom.
Jenis operasi mastoid yang dilakukan tergantung pada luasnya infeksi
atau kolesteatom, sarana yag tersedia dan pengalaman operator. Sesuai
dengan luasnya infeksi atau luasnya kerusakan yang sudah terjadi, kadang-
kadang dilakukan kombinasi dari jenis operasi tersebut atau modifikasinya.3,9
7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 24/25
S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A
O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 24
KESIMPULAN
Otitis media kronik merupakan infeksi yang terjadi ditelinga tengah dengan
perforasi membrana timpani dan sekret yang keluar dari telinga terus
menerus atau hilang timbul.
Umumnya penyebab dari otitis media kronik adalah akibat dari otitis
media akut.
Tanda dan gejala klinis tergantung dari tipe otitis media kronik tersebut,benigna atau maligna. Dimana pada tipe benigna proses peradangan
terbatas pada mukosa saja dan biasanya tidak mengenai tulang
pendengaran. Sedangkan pada tipe maligna proses peradangan sudah
mengenai tulang pendengaran dan sering menimbulkan komplikasi yang
berbahaya.
Prinsip terapi otitis media supuratif kronik ialah konservatif dan operatif.
Bila sekreta yang keluar terus menerus maka diberikan obat pencuci
telinga berupa larutan H2O2 3% selama 3-5 hari.
Bila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan sekreta tetap ada
atau infeksi terjadi berulang, maka sumber infeksi harus diobati
terlebih dahulu, bila perlu dilakukan pembedahan.
7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 25/25
S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A