Lapkas OMSK Dr. Agieta

25
Stase THT RSIJ SUKAPURA  Otitis Media Supuratif Kronik | 1 I. IDENTITAS Nama : Tn. Warsi Usia : 59 tahun Alamat : Jl. Turi Jaya III RT 008 RW 007 No 02 Kel. Segera Makmur Kota Bekasi. Status : Menikah Pekerjaan : Buruh Agama : Islam No. Medrek : 18 29 63 Autoanamnesa Tanggal 08 Oktober 2013 Pukul 09.30 WIB Keluhan Utama : Telinga kiri terasa terganggu sejak 2 bulan yang lalu. Riwayat Penyakit Sekarang : Sejak 2 bulan yang lalu Os mengeluh pada telinga kiri terasa berbunyi dan penunuran pendengaran (+), terasa nyeri pada telinga disangkal, keluar cairan dari telinga (+), cairan berwarna putih dan bening, tidak berbau. Keluhan hanya dirasakan pada telinga kiri saja. Demam (-), pusing (-), nyeri pada daerah muka dan kepala disangkal, hidung tersumbat disangkal, perdarahan dari hidung (-), batuk (-), mual (-), muntah (-), nyeri saat menelan disangkal, sulit menelan disangkal. Rasa sumbatan di leher disangkal. Riwayat Penyakit Dahulu :  Beberapa tahun lalu Os mengalami kecelakaan motor, ditabrak sampai pingsan, dan keluar darah dari telinga sebelah kiri.  Saat usia Os 10 tahun suka mengorek telinga dan sampai mengeluarkan cairan.  Hipertensi disangkal.  Diabetes melitus (+).

Transcript of Lapkas OMSK Dr. Agieta

Page 1: Lapkas OMSK Dr. Agieta

7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 1/25

S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A  

O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 1

I.  IDENTITAS

Nama : Tn. Warsi

Usia : 59 tahun

Alamat : Jl. Turi Jaya III RT 008 RW 007 No 02 Kel. Segera Makmur Kota Bekasi.

Status : Menikah

Pekerjaan : Buruh

Agama : Islam

No. Medrek : 18 29 63

Autoanamnesa Tanggal 08 Oktober 2013 Pukul 09.30 WIB

Keluhan Utama :

Telinga kiri terasa terganggu sejak 2 bulan yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang :

Sejak 2 bulan yang lalu Os mengeluh pada telinga kiri terasa berbunyi dan

penunuran pendengaran (+), terasa nyeri pada telinga disangkal, keluar cairan dari

telinga (+), cairan berwarna putih dan bening, tidak berbau. Keluhan hanya dirasakan

pada telinga kiri saja. Demam (-), pusing (-), nyeri pada daerah muka dan kepala

disangkal, hidung tersumbat disangkal, perdarahan dari hidung (-), batuk (-), mual (-),

muntah (-), nyeri saat menelan disangkal, sulit menelan disangkal. Rasa sumbatan di

leher disangkal.

Riwayat Penyakit Dahulu :

  Beberapa tahun lalu Os mengalami kecelakaan motor, ditabrak sampai pingsan,

dan keluar darah dari telinga sebelah kiri.

  Saat usia Os 10 tahun suka mengorek telinga dan sampai mengeluarkan cairan.

  Hipertensi disangkal.

  Diabetes melitus (+).

Page 2: Lapkas OMSK Dr. Agieta

7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 2/25

S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A  

O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 2

Riwayat Pengobatan :

  Os belum pernah berobat untuk mengurangi keluhannya.

  Mengkonsumsi obat-obatan dalam jangka lama disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga :

Os mengatakan tidak ada yang sama seperti ini dikeluarga.

Riwayat Alergi :

  Alergi makanan: udang dengan reaksi gatal-gatal dan kemerahan.

  Alergi obat-obatan disangkal.

  Alergi cuaca dan debu disangkal.

Pemeriksaan Fisik

Status GeneralisKeadaan umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

Tanda Vital

Tekanan darah : Tidak diukur

Pernafasan : 18 x/ menit

Nadi : 88 x/menit

Suhu : 36,80C

Status Lokalis

Telinga

Telinga kanan Telinga Kiri

Normotia

Pendengaran (+)

Aurikula

Normotia

Pendengaran ↓ 

Page 3: Lapkas OMSK Dr. Agieta

7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 3/25

S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A  

O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 3

Tanda radang (-)

Sekret (+)

Nyeri tekan aurikula (-)

Nyeri tarik aurikula (-)

Nyeri tekan tragus(-)

Tanda radang (-)

Sekret (+) berwarna putih dan

tidak berbau, kental

Nyeri tekan aurikula (-)

Nyeri tarik aurikula (-)

Nyeri tekan tragus(-)

Lapang (-)

Serumen (+)

Tanda radang (-) 

CAE

Lapang (-)

Serumen (+)

Tanda radang (-) 

Intak

Membran timpani

Perforasi dan terdapat sekret

+ Rinne -

Tidak lateralisasi Weber Tidak lateralisasi

Sama dg pemeriksa Schwabah Sama dg pemeriksa

Interpretasi : MT sebelah kiri terdapat perforasi dan terdapat sekret, MT sebelah kanan

intaq dan terdapat sekret.

Hidung

  Bentuk : Normonasi

  Epistaksis : (-/-)

  Cavum nasi : Hiperemis (-/-), sekret(-/-)

  Mukosa : Hiperemis (-/-), livid (-/-)

  Concha : Inferior oedem (-/-)

  Septum : Septum deviasi (-/-)

  Sinus paranasal : Nyeri tekan pada: pangkal hidung (-), pipi (-), dahi (-), tidak

terlihat pembengkakan pada daerah muka.

Tenggorokan

  Mukosa : Hiperemis (-/-), Granul (-/-)

  Uvula : Deviasi (-/-)

  Tonsil : T1  – T1, Hiperemis (-), kripta melebar (-), detritus (-/-)

 KGB : Pembesaran (-/-)

RESUME

Page 4: Lapkas OMSK Dr. Agieta

7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 4/25

S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A  

O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 4

Seorang pria berusia 59 tahun datang dengan keluhan tinitus pada telinga kiri dan

terdapat penurunan pendengaran dirasakan sejak 2 bulan yang lalu, otalgia disangkal,

otore pada telinga kiri (+), cairan berwarna putih dan bening, tidak berbau. Keluhan hanya

dirasakan pada telinga kiri saja. Demam (-), vertigo (-),nyeri pada daerah muka dan kepala

disangkal, hidung tersumbat disangkal, perdarahan dari hidung (-), batuk (-), mual (-),

muntah (-), odinofagiadan disfagia disangkal.

PF :Aurikuler sinistra pada membran timpani terdapat perforasi dan sekret.

DIAGNOSIS

WD :

Otitis Media Supuratif Kronik Aurikuler Sinistra tipe Aman Aktif dengan Tuli konduktif 

Aurikuler Sinistra

PENATALAKSANAAN

  Terapi konservatif 

-  Larutan H2O2 3% selama 3-5 hari

-  Antibiotik spektrum luas : ciprofloxacin 3 x 500 mg (selama 7 hari)

-  Telinga tidak boleh kemasukan air

-  Pasien tidak boleh berenang

  Terapi Operatif 

Mastoidektomi sederhana (Simple Mastoidectomy) 

Page 5: Lapkas OMSK Dr. Agieta

7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 5/25

S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A  

O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 5

TINJAUAN PUSTAKA

Otitis Media Supuratif Kronik

PENDAHULUAN 

Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga bagian tengah,

tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid.Otitis media terbagi atas otitis media

supuratif dan otitis media non supuratif.Masing-masing mempunyai bentuk akut dan

kronis.Pada beberapa penelitian, diperkirakan terjadinya otitis media yaitu 25% pada anak-

anak.Infeksi umumnya terjadi dua tahun pertama kehidupan dan puncaknya pada tahun

pertama masa sekolah.

Otitis media supuratif kronis (OMSK) adalah infeksi kronis pada telinga tengah

dengan perforasi membran tympani dan sekret keluar dari telinga terus menerus atau hilang

timbul, sekret dapat encer atau kental, bening atau berupa nanah.Jenis otitis media

supuratif kronis dapat terbagi 2 jenis, yaitu OMSK tipe benigna dan OMSK tipe maligna.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan otitis media akut menjadi otitis media

kronis yaitu terapi yang terlambat diberikan, terapi tidak adekuat, virulensi kuman yang

tinggi, daya tahan tubuh yang rendah (gizi buruk) atau hygiene yang buruk. Gejala otitis

media supuratif kronis antara lain otorrhoe yang bersifat purulen atau mukoid, terjadi

gangguan pendengaran, otalgia, tinitus, rasa penuh di telinga dan vertigo.1,2

Page 6: Lapkas OMSK Dr. Agieta

7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 6/25

S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A  

O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 6

DEFINISI

OMSK adalah Infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani

dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. Sekret

mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah.

OMSK merupakan stadium dari penyakit telinga tengah dimana terjadi

peradangan kronis dari telinga tengah dan mastoid serta membran timpani tidak intak

(perforasi) dan ditemukan sekret (otorea), purulen yang hilang timbul.Sekret mungkin

encer atau kental, bening atau berupa nanah dan berlangsung lebih dari 2 bulan.

Perforasi sentral adalah pada pars tensa dan sekitar dari sisa membran timpani atau

sekurang-kurangnya pada annulus. Defek dapat ditemukan seperti pada anterior,

posterior, inferior atau subtotal.

Dahulu disebut otitis media perforata kronik, sekarang disebut dengan otitis

media supuratif kronik, atau dalam sebutan sehari-hari congek.Otitis media supuratif 

kronik merupakan radang telinga tengah dengan perforasi membrana timpani disertai

keluarnya sekret yang terus menerus atau hilang timbul, sekret mungkin encer, bening

atauberupa nanah, dan biasanya dijumpai adanya gangguan pendengaran.1,2,4

Page 7: Lapkas OMSK Dr. Agieta

7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 7/25

S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A  

O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 7

KLASIFIKASI

Jenis Otitis Media Supuratif Kronik 

Otitis Media Supuratif Kronik dibagi atas 2 jenis, yaitu :

1. Otitis Media Supuratif tipe Benigna (tipe mukosa = tipe aman)

2. Otitis Media Supuratif tipe maligna (tipe tulang = tipe bahaya)

Ada dua bentuk otitis media supuratif kronik, yaitu :

1.  Aktif, terdapat infeksi menahun, kolesteatoma atau kombinasi keduanya di celah

telinga tengah.

2.  Tidak aktif, terjadi kerusakan pada mekanisme hantaran telinga tengah (membrana

timpani dan tulang-tulang pendengaran) oleh infeksi sebelumnya, tetapi pada

pemeriksaan tidak terlihat infeksi atau kolesteatoma di celah telinga tengah.

1. Otitis Media Supuratif Kronik tipe Benigna

Proses peradangan pada otitis media supuratif tipe benigna terbatas pada mukosasaja dan biasanya tidak mengenai tulang. Perforasi terletak di central, umumnya jarang

menimbulkan komplikasi yang berbahaya dan tidak terdapat choleteatome. 

2. Otitis media supuratif kronik tipe maligna

Yang dimaksud otitis media tipe maligna adalah otitis media supuratif kronik yang

disertai cholesteatome.Dikenal juga dengan otitis media supuratif kronik tipe bahaya

atau tipe tulang.Perforasi pada tipe ini letaknya marginal atau di attik.Sebagian besar

komplikasi yang berbahaya atau fatal timbul pada otitis media supuratif kronik tipe

maligna ini.1,2,3,4

ETIOLOGI

Orang yang sedang batuk-pilek, akan mudah sekali berkembang menjadi radang telinga

yang bisa berakhir dengan congek (otitis media kronik), jika berlarut-larut tidak diobati,

terlebih pada anak dan bayi.

Page 8: Lapkas OMSK Dr. Agieta

7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 8/25

S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A  

O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 8

Penyebab otitis media supuratis kronik adalah:

1. Mukosa yang tidak normal

2. Penyakit-penyakit telinga yang timbul waktu masih bayi

3. Tuba yang tertutup.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya otitis media supuratif kronik :

1. Sifat dan hebatnya peradangan

2. Keadaan tuba auditifa

3. Infeksi sekunder melalui perforasi

4. Daya tahan tubuh individu

5. Adanya adenoid

6. Bronkhitis kronik, sinusitis, rhinitis

7. Palatoschisis juga faktor penting mengapa penyakitnya menjadi kronik.

Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif 

menjadi kronik sangat majemuk, antara lain :

1.  Gangguan fungsi tuba Eustachius yang kronik akibat :

a.  Infeksi hidung dan tenggorok yang kronik atau berulang

b.  Obstruksi anatomik tuba Eustachius parsial atau total

2.  Perforasi membran timpani yang menetap

3.  Terjadinya metaplasia skuamosa atau perubahan patologik menetap lainnya pada

telinga tengah

4.  Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga tengah atau rongga mastoid. Hal ini

dapat disebabkan oleh jaringan parut, penebalan mukosa, polip, jaringan granulasi

atau timpanosklerosis.

5.  Terdapat daerah-daerah dengan sekueter atau osteomielitis persisten di mastoid.

6.  Faktor-faktor konstitusi dasar seperti alergi, kelemahan umum atau perubahan

mekanisme pertahanan tubuh.5,8 

Page 9: Lapkas OMSK Dr. Agieta

7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 9/25

S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A  

O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 9

EPIDEMIOLOGI

Prevalensi OMSK pada beberapa negara antara lain dipengaruhi oleh kondisi sosial,

ekonomi, suku, tempat tinggal yang padat, hygiene dan nutrisi yang jelek. Kebanyakan

melaporkan prevalensi OMSK pada anak termasuk anak yang mempunyai kolesteatom, tetapi

tidak mempunyai data yang tepat, apalagi insiden OMSK saja, tidak ada data yang tersedia.7 

PATOFISIOLOGI

Karena OMSK didahului oleh OMA, maka penjelasan tentang patofisiologi OMSK, akan

dijelaskan dengan patofisiologi terjadinya OMA. OMA biasanya disebabkan oleh Infeksi di

Saluran Nafas Atas (ISPA), umumnya terjadi pada anak karena keadaan tuba eustachius , yang

sangat berperan penting dalam patofiologi OMA pada anak berbeda dengan orang dewasa.

Tuba eustachius pada anak lebih pendek, lebih horizontal dan relatif lebih lebar daripada

dewasa.

Infeksi pada saluran nafas atas akan menyebabkan edema pada mukosa saluran nafas

termasuk mukosa tuba eustachius dan nasofaring tempat muara tuba eustachius. Edema ini

akan menyebabkan oklusi tuba yang berakibat gangguan fungsi tuba eustachius yaitu fungsi

ventilasi, drainase dan proteksi terhadap telinga tengah.1

Gangguan fungsi Ventilasi 

Normalnya tuba akan berusaha menjaga tekanan di telinga tengah dan udara luar

stabil, ketika terdapat oklusi tuba, maka udara tidak akan dapat masuk ke telinga tengah,

sedangkan secara fisiologis udara (Oksigen dan Nitrogen) akan diabsorbsi di telinga tengah

1 ml tiap hari pada orang dewasa. Keadaan ini kan menyebabkan tekanan negatif pada

telinga tengah, keadaan vacum di telinga tengah menyebabkan transudasi cairan di telinga

tengah.

Gangguan Fungsi drainase 

Dalam keadaan normal mukosa telinga tengah akan menghasilkan sekret yang akan di

dorong oleh gerakan silia ke arah nasofaring, ketika terjadi oklusi tuba fungsi ini akan

terganggu, sehingga terjadi penumpukan sekret di telinga tengah. Akumulasi cairan di

Page 10: Lapkas OMSK Dr. Agieta

7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 10/25

S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A  

O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 10

telinga tengah akan lebih banyak dengan adanya transudasi akibat tekanan negatif. Sekret

ini merupakan media yang baik untuk tumbuhnya kuman.

Gangguan fungsi proteksi 

Tuba berperan dalam proteksi kuman dan sekret dari nasofaring masuk ke telinga

tengah, diantaranya melalui kerja silia. Ketika terjadi oklusi tuba, fungsi silia tidak efektif 

untuk mencegah kuman dan sekret dari nasofaring ke kavum timpani dengan akumulasi

sekret yang baik untuk pertumbuhan kuman. Sehingga terjadi proses supurasi di telinga

tengah. Proses supurasi akan berlanjut dengan peningkatan jumlah sekret purulen,

penekanan pada membran timpani oleh akumulasi sekret ini kan menyebabkan membran

timpani (bagian sentral) mengalami iskemi dan akhirnya nekrosis, dengan adanya tekanan

akan menyebabkan perforasi dan sekret mukopurulen akan keluar dari telinga tengah ke

liang telinga.

Jika proses peradangan ini tidak mengalami resolusi dan penutupan membran timpani

setelah 6 minggu maka OMA beralih menjadi OMSK.Patogensis OMSK belum diketahui secara

lengkap, tetapi dalam hal ini merupakan stadium kronis dari otitis media akut (OMA) dengan

perforasi yang sudah terbentuk diikuti dengan keluarnya sekret yang terus menerus. Perforasi

sekunder pada OMA dapat terjadi kronis tanpa kejadian infeksi pada telinga tengah misal

perforasi kering. Keadaan ini disebut sebagai keadaan inaktif dari otitis media kronis.OMSK lebih sering merupakan penyakit kambuhan dari pada menetap. Keadaan kronis

ini lebih berdasarkan keseragaman waktu dan stadium dari pada keseragaman gambaran

patologi. Secara umum gambaran yang ditemukan adalah: 

1. Terdapat perforasi membrana timpani di bagian sentral.

2. Mukosa bervariasi sesuai stadium penyakit

3. Tulang-tulang pendengaran dapat rusak atau tidak, tergantung pada beratnya infeksi

sebelumnya.

4. Pneumatisasi mastoid

OMSK paling sering pada masa anak-anak. Pneumatisasi mastoid paling akhir terjadi

antara 5-10 tahun. Proses pneumatisasi ini sering terhenti atau mundur oleh otitis media yang

terjadi pada usia tersebut atau lebih muda. Bila infeksi kronik terus berlanjut, mastoid

mengalami proses sklerotik, sehingga ukuran prosesus mastoid berkurang.1

GEJALA KLINIS

1. Telinga Berair (Otorrhoe) 

Page 11: Lapkas OMSK Dr. Agieta

7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 11/25

S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A  

O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 11

Sekret bersifat purulen atau mukoid tergantung stadium peradangan.Pada OMSK tipe

 jinak, cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali sebagai reaksi

iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan infeksi.Keluarnya sekret

biasanya hilang timbul.Pada OMSK stadium inaktif tidak dijumpai adannya sekret

telinga.Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan sekret telinga tengah berkurang atau

hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara luas.Sekret yang bercampur darah

berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan polip telinga dan merupakan tanda

adanya kolesteatom yang mendasarinya.Suatu sekret yang encer berair tanpa nyeri

mengarah kemungkinan tuberkulosis.2

2. Gangguan Pendengaran 

Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran.Beratnya

ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan

mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah.Pada OMSK tipe maligna biasanya

didapat tuli konduktif berat.6

3. Otalgia (Nyeri Telinga) 

Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus.Nyeri dapat

berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya

durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak.Nyeri

merupakan tanda berkembang komplikasi OMSK seperti Petrositis, subperiosteal abses

atau trombosis sinus lateralis.1,2

4. Vertigo 

Keluhan vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi

dinding labirin oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya akibat perubahan tekanan

udara yang mendadak atau pada panderita yang sensitif keluhan vertigo dapat terjadi

hanya karena perforasi besar membran timpani yang akan menyebabkan labirin lebih

mudah terangsang oleh perbedaan suhu. Penyebaran infeksi ke dalam labirin juga akan

meyebabkan keluhan vertigo. Vertigo juga bisa terjadi akibat komplikasi serebelum.4

Tanda-tanda klinis OMSK tipe maligna:

1. Adanya Abses atau fistel retroaurikular.

Page 12: Lapkas OMSK Dr. Agieta

7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 12/25

S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A  

O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 12

2. Jaringan granulasi atau polip diliang telinga yang berasal dari cavum timpani.

3. Pus yang selalu aktif atau berbau busuk ( aroma kolesteatom).

4. Foto rontgen mastoid adanya gambaran kolesteatom.3

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Audiometri 

Pada pemeriksaan audiometri penderita OMSK biasanya didapati tuli konduktif.Tapi

dapat pula dijumpai adanya tuli sensotineural, beratnya ketulian tergantung besar dan letak

perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas.

Derajat ketulian nilai ambang pendengaran

Normal : 0 dB - 25 dB

Tuli ringan : 26 dB - 40 dB

Tuli sedang : 41 dB - 55 dB

Tuli sedang berat : 56 dB - 70 dB

Tuli berat : 71 dB - 90 dB

Tuli total : ˃ 90 dB

Untuk melakukan evaluasi ini, observasi berikut bisa membantu :

1. Perforasi biasa umumnya menyebabkan tuli konduktif tidak lebih dari 15-20 dB.

2. Kerusakan rangkaian tulang-tulang pendengaran menyebabkan tuli konduktif 30-50 dB

apabila disertai perforasi.

3. Diskontinuitas rangkaian tulang pendengaran dibelakang membran yang masih utuh

menyebabkan tuli konduktif 55-65 dB.

4. Kelemahan diskriminasi tutur yang rendah, tidak peduli bagaimanapun keadaan

hantaran tulang, menunjukan kerusakan koklea parah.1

Page 13: Lapkas OMSK Dr. Agieta

7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 13/25

S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A  

O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 13

Pemeriksaan Radiologi 

1. Proyeksi Schuller 

Memperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid dari arah lateral dan atas. Foto ini

berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan posisi sinus lateral dan tegmen.

Schüller view: Well-developed normally pneumatized mastoidal air cells can be observed 

in the picture on the left side (double arrow). In the picture on the right side, the mastoid 

cells (arrow) are obscured, and not air-containing, due to chronic otitis media. 

2. Proyeksi Mayer atau Owen 

Diambil dari arah dan anterior telinga tengah.Akan tampak gambaran tulang-tulang

pendengaran dan atik sehingga dapat diketahui apakah kerusakan tulang telah

mengenai struktur-struktur.

3. Proyeksi Stenver 

Memperlihatkan gambaran sepanjang piramid petrosus dan yang lebih jelas

memperlihatkan kanalis auditorius interna, vestibulum dan kanalis

semisirkularis.Proyeksi ini menempatkan antrum dalam potongan melintang sehingga

dapat menunjukan adanya pembesaran akibat.

4. Proyeksi Chause III 

Page 14: Lapkas OMSK Dr. Agieta

7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 14/25

S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A  

O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 14

Memberi gambaran atik secara longitudinal sehingga dapat memperlihatkan kerusakan

dini dinding lateral atik.Politomografi dan atau CT scan dapat menggambarkan

kerusakan tulang oleh karena kolesteatom.

Bakteriologi 

Bakteri yang sering dijumpai pada OMSK adalah Pseudomonas aeruginosa,

Stafilokokus aureus dan Proteus.Sedangkan bakteri pada OMSA Streptokokus pneumonie, H.

influensa, dan Morexella kataralis. Bakteri lain yang dijumpai pada OMSK E. Coli, Difteroid,

Klebsiella, dan bakteri anaerob adalah Bacteriodes sp.

1. Bakteri spesifik 

Misalnya Tuberkulosis dimana Otitis tuberkulosa sangat jarang (kurang dari 1%

menurut Shambaugh).Pada orang dewasa biasanya disebabkan oleh infeksi paru yang

lanjut.Infeksi ini masuk ke telinga tengah melalui tuba. Otitis media tuberkulosa dapat

terjadi pada anak yang relatif sehat sebagai akibat minum susu yang tidak dipateurisasi.

2. Bakteri non spesifik baik aerob dan anaerob.  

Bakteri aerob yang sering dijumpai adalah Pseudomonas aeruginosa, stafilokokus

aureus dan Proteus sp. Antibiotik yang sensitif untuk Pseudomonas aeruginosa adalah

ceftazidime dan ciprofloksasin, dan resisten pada penisilin, sefalosporin dan makrolid.

Sedangkan Proteus mirabilis sensitif untuk antibiotik kecuali makrolid.Stafilokokus aureus

resisten terhadap sulfonamid dan trimethoprim dan sensitif untuk sefalosforin generasi I

dan gentamisin.1,2,3

DIAGNOSIS

Diagnosis otitis media supuratif kronik ditegakkan dari anamnesa, gejala dan hasil

pemeriksaan klinik pada telinga dengan otoskop dan dibantu oleh pemeriksaan radiologi atau

rontgen mastoid atau CT scan kepala dilakukan untuk mengetahuiadanya penyebaran infeksi

ke struktur di sekeliling telinga. Pemeriksaan bakteriologi dan tes pendengaran diperlukan

untuk evaluasi.

KOMPLIKASI

Page 15: Lapkas OMSK Dr. Agieta

7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 15/25

S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A  

O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 15

Otitis media supuratif mempunyai potensi untuk menjadi serius karena komplikasinya

yang dapat mengancam kesehatan dan menyebabkan kematian. Tendensi otitis media

mendapat komplikasi tergantung pada kelainan patologik yang menyebabkan otore.

Walaupun demikian organisme yang resisten dan kurang efektifnya pengobatan, akan

menimbulkan komplikasi. Biasanya komplikasi didapatkan pada pasien OMSK tipe maligna,

tetapi suatu otitis media akut atau suatu eksaserbasi akut oleh kuman yang virulen pada

OMSK tipe benigna pun dapat menyebabkan komplikasi.

Komplikasi intrakranial yang serius lebih sering terlihat pada eksaserbasi akut dari OMSK

berhubungan dengan kolesteatom.

A.  Komplikasi ditelinga tengah :

Komplikasi otitis media terjadi apabila sawar pertahanan telinga tengah yang

normal dilewati, sehingga memungkinan infeksi menjalar ke struktur sekitarnya.

Pertahanan pertama ini adalah mukosa kavum timpani yang juga seperti mukosa

saluran nafas, maupun melokalisasi infeksi. Bila sawar ini runtuh, masih ada sawar

kedua yaitu dinding tulang kavum timpani dan sel mastoid. Bila sawar ini runtuh,

maka struktur lunak disekitarnya akan terkena. Runtuhnya periosteum akan

menyebabkan terjadinya abses periosteal, suatu komplikasi yang tidak

berbahaya.apabila infeksi mengarah ke dalam, tulang temporal maka akan

menyebabkan paresis n. Fasialis atau labirinitis. Bila ke arah kranial, akanmenyebabkan abses ekstradural, tromboflebitis, sinus lateralis, meningitis dan

abses otak.

Bila sawar tulang terlampaui, suatu dinding pertahanan ketiga yaitu jaringan

granulasi akan terbentuk. Pada otitis media supuratif atau eksaserbasi akut

penyebaran biasanya melalui osteotromboflebitis atau hematogen. Sedangkan pada

kasus yang kronik penyebaran melalui erosi tulang. Cara penyebaran lainnya ialah

toksin masuk melalui jalan yang sudah ada, misalnya masuk melalui

fenestraprotundum, meatus akustikus eksternus, duktus perilimfatik dan duktus

endolimfatik.

Dari gejala dan tanda yang ditemukan diperkirakan jalan penyebaran suatu infeksi

telinga tengah ke intrakranial.

Penyebaran hematogen melalui osteotromboflebitis dapat diketahui dengan

adanya: 1. Komplikasi terjadi pada awal suatu infeksi atau eksaserbasi akut, dapat

terjadi pada hari pertama, kedua sampai hari kesepuluh. 2. Gejala prodormal tidak

 jelas, seperti pada gejala meningitis lokal. 3. Pada operasi didapatkan dinding tulang

Page 16: Lapkas OMSK Dr. Agieta

7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 16/25

S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A  

O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 16

telinga tengah utuh, dan tulang serta lapisan mukoperiostea meradang dan mudah

berdarah sehingga disebut juga mastoiditis hemoragika. Penyebaran melalui erosi

tulang: 1. Komplikasi terjadi beberapa minggu atau lebih setelah awal penyakit. 2.

Gejala prodormal infeksi lokal biasanya mendahului gejala infeksi yang lebih luas

misalnya paresis n. Fasialis ringan yang hilang timbul melalui paresis n. Fasialis yang

total atau gejala meningitis lokal mendahului meningitis purulenta. 3. Pada operasi

ditemukan lapisan yang rusak, diantara fokus supurasi dengan struktur sekitarnya.

Struktur jaringan lunak yang terbuka biasanya dilapisi oleh jaringan granulasi.

Penyebaran melalui jalan yang sudah ada.3

B. Komplikasi telinga dalam

1. Fistel labirin

Fistula labirin adalah suatu erosi tulang dari kapsul labirin sehingga terdapat

hubungan antara telinga dalam dan struktur di sekitarnya. Berdasarkan etiologinya

fistula labirin dapat disebabkan oleh proses patologis seperti infeksi, trauma dan

idiopatik.1 Fistula labirin disebabkan karena terjadinya erosi tulang oleh

kolesteatom sehingga terdapat hubungan antara telinga dalam dan struktur di

sekitarnya. Fistula labirin paling banyak terjadi pada kanalis semi sirkularis lateral,tetapi juga bisa ditemukan pada lokasi lain seperti pada oval window, promontorium

dan lokasi lainnya.

2. Labirinitis supuratif 

Labirinitis yang mengenai seluruh bagian labirin, disebut labirinitis umum

(general), dengan gejala vertigo berat dan tuli saraf berat. Sedangkan labirinitis yang

terbatas (labirinitis sirkumskripta) yang menyebabkan terjadinya vertigo saja atau

tuli saraf saja. Labirinitis dapat disebabkan oleh bakteri atau virus. Labirinitis bakteri

(supuratif) mungkin terjadi sebagai perluasan infeksi dari rongga telinga tengah

melalui fistula tulang labirin oleh kolesteatom atau melalui foramen rotundum dan

foramen ovale. Infeksi dapat mencapai labirin dengan erosi dari kanalis semisirkular

lateral dengan kolesteatoma atau dengan invasi bakteri melalui round window ke

ruang perilimfe. Terdapat dua bentuk labirinitis, yaitu labirinitis serosa dan supuratif.

Labirinitis serosa dapat berbentuk labirinitis serosa difus dan sirkumskripta.

Page 17: Lapkas OMSK Dr. Agieta

7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 17/25

S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A  

O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 17

Labirinitis supuratif dibagi dalam bentuk labirinitis supuratif akut difus dan kronik

difus.

Pada labirinitis serosa toksin menyebabkan disfungsi labirin tanpa invasi sel

radang, sedangkan pada labirinitis supuratif, sel radang menginvasi labirin, sehingga

kerusakan yang ireversibel, seperti fibrosis dan osifikasi. Erosi tulang pada telinga

dalam oleh kolesteatoma (paling sering kanalis semisirkular lateral) memperlihatkan

rute alternatif untuk infeksi telinga dalam.3

3. Tuli saraf ( sensorineural)

Proses degenerasi menyebabkan perubahan struktur koklea dan n.VII. pada

koklea perubahan yang mencolok ialah atrofi dan degenerasi sel-sel rambut

penunjang pada organ Corti. Proses atrofi disertai dengan perubahan vaskular juga

terjadi pada stria vaskularis. Selain itu terdapat pula perubahan, berupa

berkurangnya jumlah dan ukuran sel-sel ganglion dan saraf. Hal yang sama terjadi

pada myelin akson saraf.3

C. Komplikasi ekstradural

1. Abses ekstradural

Abses ekstradural ialah terkumpulnya nanah antara durameter dan tulang. Padaotitis media supuratif kronik keadaan ini berhubungan dengan jaringan granulasi dan

kolesteatoma yang menyebabkan erosi tegmen timpani atau mastoid.

Gejalanya berupa nyeri telinga hebat, nyeri kepala. Dengan foto rontgen mastoid

yang baik, terutama posisi Schuller, dapat dilihat kerusakan di lempeng tegmen yang

menandakan tertembusnya tegmen pada umumnya abses ini pada waktu operasi

mastoidektomi.3

2. Trombosis Sinus Lateralis

Invasi infeksi ke sinus sigmoid ketika melewati tulang mastoid akan menyebabkan

terjadinya trombosis sinus lateralis. Komplikasi ini sering ditemukan pada zaman pra-

antibiotik, tetapi kini sudah jarang terjadi.

Demam yang tidak dapat diterangkan penyebabknya merupakan tanda pertama

dari infeksi pembuluh darah. Pada mulanya suhu tubuh turun naik, tetapi setelah

penyakit menjadi berat didapatkan kurve suhu yang naik turun dengan sangat curam

disertai dengan menggigil. Kurve suhu demikian menandakan adanya sepsis.3

Page 18: Lapkas OMSK Dr. Agieta

7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 18/25

S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A  

O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 18

3. Petrositis

Hampir sepertiga tulang temporal memiliki sel-sel udara dalam apeks petrosa.

Sel-sel ini menjadi terinfeksi melalui perluasan langsung dari infeksi telinga tengah

dan mastoid. Terdapat beberapa cara penyebaran infeksi dari telinga tengah ke

os.petrosa. yang sering adalah penyebaran langsung ke sel-sel udara tersebut.

Infeksi dapat menyebar ke apeks petrosa dan melibatkan nervus cranial VI. Petrosis

merupakan salah satu komplikasi persisten setelah mastoidektomi kortikal atau

radikal yang tidak adekuat sebelumnya.3

D. Komplikasi ke susunan saraf pusat

1. Meningitis

Komplikasi otitis media ke susunan saraf pusat yang paling sering ialah

meningitis. Keadaan ini dapat terjadi oelh otitis media akut, maupun kronis, serta

dapat terlokalisasi, atau umum (general). Walau secara klinik kedua bentuk ini mirip,

pada pemeriksaan likuor serebrospinal terdapat bakteri pada bentuk yang umum

(general), sedangkan pada bentuk yang terlokalisasi tidak ditemukan bakteri.

Gambaran klinik meningitis biasanya beruka kaku kuduk, kenaikan suhu tubuh,mual, muntah yang kadang-kadang muntahnya muncrat (proyektil), serta nyeri

kepala yang hebat. Pada kasus yang berat biasanya kesadaran menurun (delirium

sampai koma).3 

2. Abses Otak

Abses otak sebagai komplikasi otitis media dan mastoiditis dapat ditemukan di

serebelum, fosa kranial posterior atau di lobus temporal, di fosa kranial media.

Keadaan ini sering berhubungan dengan tromboflebitis sinus lateralis, petrosirtis,

atau meningitis. Abses otak biasanya merupakanperluasan langsung dari infeksi

telinga dan mastoid atau tromboflebitis. Umumnya didahului oleh suatu abses

ekstradural.3

3. Hindrosefalus otitis

Page 19: Lapkas OMSK Dr. Agieta

7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 19/25

S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A  

O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 19

Hidrosefalus otitis ditandai dengan peninggian tekanan likuor serebrospinal yang

hebat tanpa adanya kelainan kimiawi dari likuor itu. Pada pemeriksaan terdapat

edema papil. Keadaan ini dapat menyertai otitis media akut atau kronis.

Gejala berupa nyeri kepala yang menetap, diplopia, pandangan yang kabur, mual

dan muntah. Keadaan ini diperkirakan disebabkan oleh tertekannya sinus lateralis

yang mengakibatkan kegagalan absorpsi likuor serebrospinal oleh lapisan araknoid.3

 

Perjalanan komplikasi infeksi telinga tengah ke intra kranial harus melewati 3 macam

lintasan :

1. Dari rongga telinga tengah ke selaput otak

2. Menembus selaput otak.

3. Masuk kejaringan otak.1,2

PENATALAKSANAAN

Terapi OMSK terkadang memerlukan waktu yang lama serta harus berulang-ulang,

karena sekret yang keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh lagi. Keadaan ini antara lain

disebabkan oleh satu atau beberapa keadaan yaitu adanya perforasi membran timpani yang

permanen sehingga telinga tengah berhubungan dengan dunia luar, terdapat sumber infeksi

di faring, nasofaring, hidung, dan sinus paranasal, sudah terbentuk jaringan patologik yang

ireversibel dalam rongga mastoid, gizi dan higiene yang kurang.3

Tipe Benigna

Prinsip terapi ialah konservatif atau dengan medikamentosa. Bila sekret yang

keluar terus menerus, maka diberikan obat pencuci telinga, berupa larutan H2O2 3 %

selama 3-5 hari. Setelah sekret berkurang, maka terapi dilanjutkan dengan

memeberikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotika dan kortikosteroid.

Karena semua obat tetes yang mengandung antibiotik bersifat ototoksik. Sehingga

dianjurkan penggunaan obat tetes telinga jangan diberikan terus menerus lebih dari 1

atau 2 minggu atau pada OMSK yang sudah tenang. Bila sekret telah kering, tetapi

Page 20: Lapkas OMSK Dr. Agieta

7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 20/25

S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A  

O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 20

perforasi masih ada setelah observasi selama 2 bulan, maka idealnya dilakukan

miringoplasti atau timpanoplasti. Operasi ini bertujuan untuk menghentikan infeksi

secara permanen, memperbaiki membran timpani yang perforasi, mencegah terjadinya

komplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebih berat, serta memperbaiki

pendengaran.

Bila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan sekret tetap ada, atau terjadinya

infeksi berulang, maka sumber infeksi harus diobati terlebih dahulu, mungkin juga perlu

melakukan pembedahan, misalnya adenoidektomi dan tonsilektomi.

Pemberian Antibiotik Topikal

Pemberian antibiotik secara topikal pada telinga dan sekret yang banyak

tanpa dibersihkan dulu, adalah tidak efektif. Bila sekret berkurang/tidak progresif 

lagi diberikan obat tetes yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid.

Mengingat pemberian obat topikal dimaksudkan agar masuk sampai telinga

tengah, maka tidak dianjurkan antibiotik yang ototoksik misalnya neomisin dan

lamanya tidak lebih dari 1 minggu. Cara pemilihan antibiotik yang paling baik

dengan berdasarkan kultur kuman penyebab dan uji resistensi.

Bubuk telinga yang digunakan seperti :

a.  Acidum boricum dengan atau tanpa iodine

b.  Terramycin.

c.  Asidum borikum 2,5 gram dicampur dengan khloromicetin 250 mg

Pengobatan antibiotik topikal dapat digunakan secara luas untuk OMSK

aktif yang dikombinasi dengan pembersihan telinga.

Antibiotika topikal yang dapat dipakai pada otitis media kronik adalah:

1. Polimiksin B atau polimiksin E

Obat ini bersifat bakterisid terhadap kuman gram negatif,

Pseudomonas, E. Koli Klebeilla, Enterobakter, tetapi resisten terhadap

gram positif, Proteus, B. fragilis Toksik terhadap ginjal dan susunan

saraf.

2. Neomisin

Obat bakterisid pada kuma gram positif dan negatif, misalnya:

Stafilokokus aureus, Proteus sp. Resisten pada semua anaerob dan

Pseudomonas. Toksik terhadap ginjal dan telinga.

3. Kloramfenikol

Obat ini bersifat bakterisid

Page 21: Lapkas OMSK Dr. Agieta

7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 21/25

S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A  

O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 21

Pemberian Antibiotik Sistemik

Pemberian antibiotika tidak lebih dari 1 minggu dan harus disertai

pembersihan sekret profus. Bila terjadi kegagalan pengobatan, perlu diperhatikan

faktor penyebab kegagalan yang ada pada penderita tersebut. Antimikroba dapat

dibagi menjadi 2 golongan. Golongan pertama daya bunuhnya tergantung

kadarnya. Makin tinggi kadar obat, makin banyak kuman terbunuh, misalnya

golongan aminoglikosida dengan kuinolon. Golongan kedua adalah antimikroba

yang pada konsentrasi tertentu daya bunuhnya paling baik. Peninggian dosis tidak

menambah daya bunuh antimikroba golongan ini, misalnya golongan beta

laktam.

Terapi antibiotik sistemik yang dianjurkan pada Otitis media kronik adalah :

  Pseudomonas : Aminoglikosida ± karbenisilin

  P. Mirabilis : Ampisilin atau sefalosforin

  P. morganii, P. Vulgaris : Aminoglikosida ± Karbenisilin

  Klebsiella : Sefalosforin atau aminoglikosida

  E. coli : Ampisilin atau sefalosforin

 S. Aureus Anti-stafilikokus : Penisilin, sefalosforin, eritromisin,

aminoglikosida

  Streptokokus : Penisilin, sefalosforin, eritromisin,

aminoglikosida

  B. Fragilis : Klindamisin

Antibiotika golongan kuinolon (siprofloksasin, dan ofloksasin) yaitu dapat

derivat asam nalidiksat yang mempunyai aktifitas anti pseudomonas dan dapat

diberikan peroral. Tetapi tidak dianjurkan untuk anak dengan umur dibawah 16

tahun. Golongan sefalosforin generasi III ( sefotaksim, seftazidinm dan

seftriakson) juga aktif terhadap pseudomonas, tetapi harus diberikan secara

parenteral. Terapi ini sangat baik untuk OMA sedangkan untuk OMSK belum pasti

cukup, meskipun dapat mengatasi OMSK. Metronidazol mempunyai efek

bakterisid untuk kuman anaerob.3

Tipe Maligna

Page 22: Lapkas OMSK Dr. Agieta

7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 22/25

S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A  

O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 22

Pengobatan untuk OMSK maligna adalah operasi. Pengobatan konservatif dengan

medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan

pembedahan. Bila terdapat abses subperiosteal, maka insisi abses sebaiknya dilakukan

tersendiri sebelum kemudian dilakukan mastoidektomi.

Tujuan operasi adalah menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki

membran timpani yang perforasi, mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan

pendengaran yang lebih berat, serta memperbaiki pendengaran.

Ada beberapa jenis pembedahan atau tehnik operasi yang dapat dilakukan pada

OMSK dengan mastoiditis kronis, baik tipe benigna atau maligna, antara lain:

a.  Mastoidektomi sederhana

Dilakukan pada OMSK tipe benigna yang dengan pengobatan

konservatif tidak sembuh. Dengan operasi ini dilakukan pembersihan ruang

mastoid dari jaringan patologik. Tujuannya supaya infeksi tenang dan telinga

tidak berair lagi. Pada operasi ini fungsi pendengaran tidak diperbaiki.

b.  Mastoidektomi radikal

Dilakukan pada OMSK maligna dengan infeksi atau kolesteatom yang

sudah meluas. Pada operasi ini rongga mastoid dan cavum timpani

dibersihkan dari semua jaringan patologik. Dinding batas antara liang telinga

luar dan telinga tengah dengan rongga mastoid diruntuhkan, sehingga ketigadaerah anatomi tersebut menjadi satu ruangan.

Tujuan operasi ini ialah membuang semua jaringan patologik dan

mencegah komplikasi ke intrakranial. Fungsi pendengaran tidak diperbaiki.

Kerugian operasi ini ialah pasien tidak diperbolehkan berenang

seumur hidupnya. Pasien harus datang dengan teratur untuk kontrol, supaya

tidak terjadi infeksi kembali.

c.  Mastoidektomi radikal dengan modifikasi

Dilakukan pada OMSK dengan kolesteatom di daerah atik, tetapi

belum merusak cavum timpani. Seluruh rongga mastoid dibersihkan dan

dinding posterior liang telinga direndahkan. Tujuan operasi ialah membuang

semua jaringan patologik dari rongga mastoid, dan mempertahankan

pendengaranyang masih ada.

d.  Miringoplasti

Merupakan jenis operasi timpanoplasti paling ringan, dikenal juga

dengan nama timpanoplasti tipe I. rekonstruksi hanya dilakukan pada

Page 23: Lapkas OMSK Dr. Agieta

7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 23/25

S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A  

O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 23

membran timpani. Tujuannya adalah mencegah berulangnya infeksi telinga

tengah pada OMSK tipe benigna dengan perforasi menetap. Dilakukan pada

OMSK benigna yang sudah tenang dengan ketulian ringan yang hanya

disebabkan oleh perforasi membran timpani.

e.  Timpanoplasti

Dilakukan pada OMSK benigna dengan kerusakan lebih berat atau

OMSK benigna yang tidak bisa ditenangkan dengan pengobatan

medikamentosa. Tujuannya adalah menyembuhkan penyakit serta

memperbaiki pendengaran. Pada operasi ini selain rekonstruksi membran

timpani sering kali harus dilakukan juga rekonstruksi tulang pendengaran.

Berdasarkan bentuk rekonstruksi tulang pendengaran yang dilakukan maka

dikenal istilah timpanoplasti tipe II, III, IV, V.

Sebelum rekonstruksi dikerjakan, lebih dahulu dilakukan eksplorasi

kavum timpani dengan atau tanpa mastoidektomi, untuk membersihkan

 jaringan patologis. Tidak jarang pula operasi ini terpaksa dilakukan dua tahap

dengan jarak waktu 6 sampai dengan 12 bulan.

f.  Pendekatan ganda timpanoplasti (Combined approach tympanoplasty )

Merupakan teknik operasi yang dilakukan pada kasus Maligna dan

Benigna dengan jaringan granulasi yang luas. Tujuan operasi untukmenyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran tanpa melakukan

teknik mastoidektomi radikal (tanpa meruntuhkan dinding posterior liang

telinga).

Membersihkan kolesteatoma dan jaringan granulasi di kavum timpani,

dikerjakan melalui dua jalan (cobined approach), yaitu melalui liang telinga

dan rongga mastoid dengan melakukan timpanotomi posterior. Teknik

operasi ini dilakukan pada OMSK maligna belum disepakati oleh para ahli,

karena sering terjadi kekambuhan kolesteatom.

Jenis operasi mastoid yang dilakukan tergantung pada luasnya infeksi

atau kolesteatom, sarana yag tersedia dan pengalaman operator. Sesuai

dengan luasnya infeksi atau luasnya kerusakan yang sudah terjadi, kadang-

kadang dilakukan kombinasi dari jenis operasi tersebut atau modifikasinya.3,9

Page 24: Lapkas OMSK Dr. Agieta

7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 24/25

S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A  

O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k | 24

KESIMPULAN

Otitis media kronik merupakan infeksi yang terjadi ditelinga tengah dengan

perforasi membrana timpani dan sekret yang keluar dari telinga terus

menerus atau hilang timbul.

Umumnya penyebab dari otitis media kronik adalah akibat dari otitis

media akut.

Tanda dan gejala klinis tergantung dari tipe otitis media kronik tersebut,benigna atau maligna. Dimana pada tipe benigna proses peradangan

terbatas pada mukosa saja dan biasanya tidak mengenai tulang

pendengaran. Sedangkan pada tipe maligna proses peradangan sudah

mengenai tulang pendengaran dan sering menimbulkan komplikasi yang

berbahaya.

Prinsip terapi otitis media supuratif kronik ialah konservatif dan operatif.

  Bila sekreta yang keluar terus menerus maka diberikan obat pencuci

telinga berupa larutan H2O2 3% selama 3-5 hari.

  Bila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan sekreta tetap ada

atau infeksi terjadi berulang, maka sumber infeksi harus diobati

terlebih dahulu, bila perlu dilakukan pembedahan.

Page 25: Lapkas OMSK Dr. Agieta

7/22/2019 Lapkas OMSK Dr. Agieta

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-omsk-dr-agieta 25/25

S t a s e T H T R S I J S U K A P U R A