Post on 16-Jan-2016
description
OBJEK I
“ MEDIUM DAN STERILISASI ”
I. TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara kerja
pembuatan medium PDA dan NA.
II. ALAT DAN BAHAN
Medium PDA
Alat dan bahan yang digunakan adalah kentang 200 gram, dekstrosa 10
gram, agar 15 gram, aquades, dan dengan Ph 5,6.
Medium NA
Alat dan bahan yang digunakan adalah beef ekstrak atau ekstrak daging 3
gr, peptone 5 gr, agar 15 gr, aquades 1000 ml, dengan Ph 6,8-7,0.
III. CARA KERJA
3.1 PDA
Kentang dikupas, diiris tipis-tipis dengan ukuran 1 cm x 1 cm x 1 cm, lalu
ditimbang sebanyak 200 gr, dimasak dengan ½ aquades sampai empuk, kemudian
disaring dengan menggunakan kain saring yang bersih atau kapas dan diambil
infus atau cairannya. Filtrat (hasil penyaringan) ditambahkan dengan agar
sebanyak 15 gram dan dextrosa sebanyak 10 gram. Kemudian dipanaskan hingga
agarnya larut. Langkah selanjutnya adalah penambahan aquades untuk
menggantikan air yang hilang selama pemanasan hingga volume semula.
Dimasukkan ke dalam tabung (wadah lain). Lalu disterilisasikan dalam autoclave.
3.2 NA
Masukkan agar, peptone, beef extract dan aquades ke dalam suatu wadah,
campurkan kemudian dipanaskan sambil diaduk sampai homogen.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, dalam pembuatan medium dan
sterilisasi didapatkan hasil sebagai berikut :
Gambar 1.1 medium PDA Gambar 1.2 medium NA
Dari gambar diatas, hasil yang diperoleh dari pembuatan medium NA ini
akan di gunakan selanjutnya untuk isolasi mikroba udara. Hasil yang diperoleh
pada medium PDA ini pun akan digunakan selanjutnya untuk isolasi mikroba
udara. PDA adalah media tempat pembiakan jamur, sedangkan NA adalah media
tempat pembiakan bakteri. Medium merupakan tempat tumbuh dan
berkembangbiaknya mikroba sehingga komposisi dari suatu medium sangat
berpengaruh besar terhadap mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang biak
pada media tersebut.
Untuk menstimulir pertumbuhan mikroba, medium yang digunakan harus
mengandung komponen – komponen yang dibutuhkan oleh mikroba tersebut.
Mikroba juga mempunyai pH minimum , maksimum, dan optimum untuk
pertumbuhannya, oleh karena itu dalam mempersiapkan medium perlu dilakukan
pengaturan pH sehingga tercapai pH yang optimum untuk pertumbuhan mikroba
yang diinginkan.Proses pensterilan atau sterilisasi dilakukan dengan tujuan untuk
membebaskan medium dari segala bentuk pertumbuhan mikroba. Hal ini
dilakukan agar pada media yang telah kita siapkan tidak ditumbuhi oleh mikroba
lain yang tidak kita diinginkan. Namun, proses sterilisasi bukan berarti dapat
membunuh mikroba dalam waktu bersamaan, hal ini dikarenakan ada beberapa
jenis mikroba yang mempunyai sifat tahan terhadap panas dan tekanan tinggi.
Pensterilan dilakukan dengan cara fisika, yaitu dengan menggunakan autoclave.
Autoclave adalah alat yang digunakan untuk sterilisasi dengan uap panas
bertekanan. Cara sterilisasi dengan autoclave merupakan cara sterilisasi yang
paling baik jika dibandingkan dengan cara-cara lainnya. Bahan-bahan atau alat
yang disterilkan ialah bahan-bahan atau alat-alat yang tidak rusak karena
pemanasan dan tekanan tinggi.
OBJEK II
” ISOLASI MIKROBA UDARA ”
I. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengisolasi mikroba udara pada
medium pertumbuhan.
II. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan adalah cawan perti steril, bunsen, medium
NA dan PDA, alcohol 95%, test tube yang berisi medium steril.
III. CARA KERJA
Masukkan medium PDA dan NA masing – masing ke dalam petridish
yang sebelumnya telah disterilkan. Tunggu medium benar – benar sudah padat.
Lalu letakkan petridish yang sudah berisi medium tersebut di dalam ruangan
laboratorium,toilet dan di luar ruangan. Kemudian biarkan cawan petridish
tersebut terbuka selama 10 menit, lalu tutup dan dibawa kelaboratorium untuk di
inkubasi selama 2 hari. Setelah jangka waktu tersebut, terbentuklah koloni bakteri.
Amati dan catat bentuk koloni, pinggir koloni, warnanya, kenaikan
permukaannnya dan hitung jumlahnya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan isolasi mikroba udara pada pada medium NA di kamar mandi.
Tabel. 1 Hasil isolasi mikroba udara pada beberapa tempat medium.
No Lokasi IsolasiSifat khas koloni
PDA NA
1 Laboratorium
Kel I&II
- miselium banyak
- warna hijau,abu-
abu,putih
- permukaan
mengkilat dan
licin
- Jumlah 38 koloni - warna putih
kekuningan
- jumlah 29 koloni
2 Toilet
Kel III
- miselium berkapang
- warna orange,putih,hijau
- jumlah 47 koloni
- permukaan
mengkilat dan
licin
- warna
kuning,orange,puti
h kekuningan dan
biru
- jumlah 40 koloni
3 Luar Ruangan
Kel IV
- miselium banyak
- warna abu-abu dan hijau
- jumlah 41 koloni
- permukaan
mengkilat dan
licin
- warna
kuning,putih
kekuningan
- jumlah 34 koloni
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ada 3 lokasi tempat pengamatan,
yaitu di laboratorium (kelompok I dan II), toilet ( kelompok III), dan di luar
ruangan (kelompok IV). Pada masing – masing tempat tersebut terdapat
perbedaan sifat khas dan perbedaan jumlah koloni yang tumbuh.
Dari data diatas dapat dikatakan bahwa koloni yang ditemukan pada ketiga
tempat pengamatan tersebut berbeda satu sama lainnya, dimana pada pengamatan
di dalam ruangan pada medium PDA ditemukan jamur, dimana miseliumnya
banyak warna hijau,abu-abu,putih. Dan pada medium NA ditemukan bakteri yang
permukaannya mengkilat dan licin warna putih kekuningan. Pada pengamatan di
toilet pada medium PDA nya ditemukan jamur yang miseliumnya berkapang
warna orange,putih,hijau, dan pada medium NA ditemukan bakteri yang
permukaannya mengkilat dan licin warna kuning,orange,putih kekuningan dan
biru. Pada pengamatan di luar ruangan ditemukan jamur miselium banyak warna
abu-abu dan hijau, dan pada medium NA ditemukan bakteri permukaan mengkilat
dan licin warna kuning, putih kekuningan.
Dari tabel diatas juga dapat dilihat jumlah koloni yang paling banyak
ditemukan pada pengamatan di toilet, dimana pada PDA sebanyak 47 koloni dan
pada NA sebanyak 40 koloni. Pada lokasi luar ruangan pada PDA sebanyak 41
koloni dan pada medium NA 34 koloni. Dan yang paling sedikit yaitu pada
pengamatan di laboratorium, dimana pada PDA sebanyak 38 koloni dan pada NA
29 koloni. Perhitungan jumlah koloni koloni dapat dilakukan dengan
menggunakan alat “ koloni counter “. Alat ini dapat mempermudah kita untuk
menghitung jumlah koloni bakteri.
Gambar 2.1 PDA di laboratorium Gambar 2.2 NA di laboratorium
Setelah diinkubasi selama 2 hari, maka didapatkan sifat-sifat khas dari
koloni. Isolasi mikroba udara pada edium PDA berjalan dengan baik, karena yang
tumbuh jamur sesuai dengan apa yang diharapkan. Sedangkan pada medium NA
yang tubuh seharusnya bakteri, tapi pada percobaan ini juga tumbuh jamur. Hal
ini disebabkan karena petridish yang kurang steril, kesalahan dalam pembuatan
media dan kurang kehati-hatian dalam melaksanakan praktikum sehingga terjadi
kesalahan.
OBJEK III
“ISOLASI MIKROBA TANAH DAN PENGENCERAN”
I. TUJUAN
- Untuk menghitung jumlah koloni dengan metoda pengenceran bertingkat.
II. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang diperlukan untuk isolasi mikroba tanah dan
pengenceran adalah tanah biasa, tanah kandang, tanah sampah, tanah kampus,
tanah ternak, jarum ose, tabung reaksi, aguadest, lampu spritus, mikroskop dan
pipet tetes.
Alat dan bahan yang digunakan untuk pengenceran air tebu adalah air
tebu, tabung reaksi, cawan petridish, aquadest dan mikroskop.
III. CARA KERJA
3.1 Isolasi mikroba tanah
Di ambil tanah dari lapangan dari berbagai lokasi yaitu tanah kampus,
tanah biasa, tanah sampah, dan tanah ternak. Kemudian diambil masing-masing 1
gr sampel tanah, masukkan ke dalam tabung reaksi hingga volume menjadi 10 ml
aquadest, homogenkan (pengenceran 10-1). Ambil 1 ml cairan hasil dari
pengenceran tersebut, masukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml
aquadest, homogenkan (pengenceran 10-2). Ambil lagi 1 ml dari pengenceran 10-2,
masukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml aquadest, homogenkan
(pengenceran 10-3). Ambil 1 ml dari pengenceran tersebut kemudian masukkan ke
dalam 9 ml aquadest, homogenkan (pengenceran 10-4). Ambil 1 ml dari
pengenceran 10-4 masukkan ke dalam 9 ml aquadest, homogenkan (pengenceran
10-5). Ambil lagi 1 ml dari pengenceran 10-5 masukkan lagi ke dalam 9 ml
aquadest, homogenkan, (pengenceran 10-6). Sehingga didapatkan sampel dengan
volume 10 ml lalu dituangkan ke dalam petridish, baik secara spread plate ataupun
pour plate, kemudian diinkubasi selama 2 hari.
3.2 Pengenceran air tebu
Diambil air tebu sebanyak 1 ml yang sudah di encerkan 5 kali pengenceran
dengan metoda pengenceran bertingkat, campurkan kedalam 9 ml aquadest.
Kemudian masukkan ke dalam medium PDA dan NA. Lalu amati beberapa hari.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun yang hasil yang diperoleh pada praktikum isolasi mikroba tanah
adalah sebagai berikut
Tabel.1 Isolasi Mikroba Tanah
No Jenis TanahJumlah koloni
PDA NA
1 Tanah kandang - 17 koloni
- Warna abu-abu, hijau
- miseliumnya banyak
- 64 koloni
- Warna kuning,putih
- Permukaan mengkilat
dan licin
2 Tanah biasa - 3 koloni
- Warna putih
- Miselium banyak
- 20 koloni
- Warna putih
- Tepi bergerigi
3 Tanah kampus - 45 koloni
- Warna putih, abu-abu
- Miselim banyak
- 80 koloni
- Warna putih
- Permukaan mengkilat
4 Tanah sampah - 15 koloni
- Warna putih,abu-abu
- Miselium banyak
- 52 koloni
- Warna putih
- Permukaan mengkilat
Tabel 2.Isolasi Mikroba Air Tebu
No BahanJumlah koloni
PDA NA
1 Air tebu - 17 koloni
- Warna abu-abu,
hijau
- miseliumnya
banyak
- 64 koloni
- Warna kuning,putih
- Permukaan mengkilat
dan licin
Dari tabel diatas pada isolasi mikroba tanah dapat dikatakan bahwa, pada
tanah kandang pada medium PDA ditemukan 17 koloni warna abu-abu, hijau,
miseliumnya banyak, dan pada medium NA ditemukan 64 koloni warna
kuning,putih, permukaan mengkilat dan licin. Pada tanah biasa medium PDA
ditemukan 3 koloni warna putih miselium banyak, dan pada medium NA
ditemukan 20 koloni warna putih tepi bergerigi. Pada tanah kampus medium PDA
ditemukan 45 koloni warna putih, abu-abu miselim banyak, pada medium NA
ditemukan 80 koloni warna putih permukaan mengkilat. Pada tanah sampah
medium PDA ditemukan 15 koloni warna putih,abu-abu miselium banyak, dan
pada medium NA ditemukan 52 koloni warna putih permukaan mengkilat.
Gambar 3.1 PDA tanah kandang Gambar 3.2 NA tanah kandang
Pada pengamatan isolasi miroba tanah jumlah koloni yang paling banyak
ditemukan pada tanah kampus, dimana pada medium PDA sebanyak 45 koloni
dan pada medium NA sebanyak 80 koloni.
Dari tabel pengamatan isolasi mikroba udara pada air tebu, pada medium
PDA ditemukan 17 koloni warna abu-abu, hijau, miseliumnya banyak, dan pada
medium NA ditemukan 64 koloni warna kuning,putih, dan permukaan mengkilat
dan licin.
OBJEK IV
” PEWARNAAN GRAM DAN PERGERAKAN BAKTERI ”
I. TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk membedakan antara bakteri
gram positif dan bakteri gram negative.
II. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang diperlukan pada praktikum pewarnaan gram dan pergerakan
bakteri adalah :
Pewarnaan Gram
Alat dan bahan yang digunakan adalah larutan kristal violet (garm A),
larutan lugol-s ionida (gram B), larutan pencuci atau alcohol (gram C), larutan cat
safranin (gram D), objek glass.
Pergerakkan Bakteri
Alat dan bahan yang digunakan adalah alkohol, lampu spritus, biakkan
murni Bacillus Subtilis, kaca objek dengan cekungan, cover glass, dan veselin.
III. CARA KERJA
3.1 Pewarnaan Gram
Objek glass dan cover glass di bebas lemakkan dengan menggunakan
alkohol kemudian fiksasi dengan diatas nyala lampu spritus. Ditetesi objek glass
dengan 1 tetes aquadest, diambil secara aseptis 1 oce suspensi bakteri dan
diletakkan pada objek glass. Kemudian ratakan campuran suspensi bakteri
tersebut. Kering anginkan dan selanjutnya lakukan fiksasi di atas nyala lampu
spritus. Diwarnai dengan kristal violet (gram A), kemudian biarkan selama 30
detik, lalu cuci dengan air mengalir. Setelah itu tetesi lugol (gram B), lalu
diamkan selama 30 detik. Teteskan / cuci dengan alkohol (gram C), lalu cuci
dengan air mengalir. Tetesi dengan safranin (gram D), kemudian diamkan selama
1 menit, lalu cuci dengan air mengalir. Setelah itu diamati dibawah mikroskop.
3.2 Pengecatan negatif
Dibersihkan objek glass dengan alkohol hingga bebas lemak, kemudian
fikserkan diatas nyala lampu spiritus. Setelah dingin, ambillah suspensi biakan
murni dengan ose secara aseptis dan letakkan di atas objek glass. Kemudian ambil
sedikit tinta cina dengan batang gelas dan campur dengan suspensi bakteri yang
telah diletakkan di atas objek glass, campurkan bakteri dengan larutan tinta cina
kemudian ratakan dengan batang gelas hingga lapisan tipis. Keringkan dan amati
dibawah mikroskop.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun hasil yang didapatkan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1. pewarnaan gram
Perlakuan Gram positif Gram negatif Fungsi
Cristal violet Ungu Ungu Pewarna utama
Lugol Ungu Ungu Pelarut
Alkohol Ungu Tidak berwarna Pelarut
Safranin Ungu Merah Pewarna
pembanding
Pewarnaan Gram
Cara pewarnaan gram pertama kali diciptakan oleh seorang ahli
bakteriologi, yaitu Christian Gram. Cara pewarnaan ini merupakan cara
pewarnaan diffrensial, dimana dengan cara ini bakteri dapat dibedakan menjadi 2
grup, yaitu : bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.
Dari gambar 4.1 dapat kita lihat bahwa ini adalah bakteri gram positif, hal
ini dapat dibuktikan dengan bakteri yang berwarna ungu. Hal ini disebabkan
karena bakteri gram positif lebih cepat mengikat warna kristal violet sehingga
bakteri berwarna ungu. Selain itu bakteri gram positif mempunyai dinding sel
yang lebih tebal dibandingkan dengan bakteri gram negatif. Contoh bakteri gram
positif adalah : Lactobacillus, Staphylococcus, dan Steptococcus.
Gambar 4.2 merupakan bakteri gram negatif. Dari gambar terlihat bahwa
bakteri gram negatif berwarna merah, hal ini disebabkan karena bakteri gram
negatif lebih cepat mengikat warna merah. Bakteri gram negatif ini mempunyai
dinding sel yang lebih tipis dibandingkan bakteri gram positif. Contoh bakteri
gram negatif adalah : E. Coli, Enterobacter aerogenesis, dan Pseudomonas.
Adapun faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri adalah faktor fiksasi,
pelunturan warna, substrat, identifikasi pewarnaan, dan zat warna penyusun.
Gambar 4.1 Bakteri gram positif Gambar 4.2 bakteri gram negatif
Adapun keuntungan dalan melakukan pewarnaan adalah :
1. Memberi warna pada sel sehingga menambah kontras dan tampak lebih jelas.
2. Untuk menunjukkan bagian-bagian dari struktur sel.
3. Untuk membedakan mikroba yang satu dengan yang lain.
4. Untuk mengenal sifat dari mikroorganisme
Perbedaan antara bakteri gram positif dengan bakteri gram negatif
No. Bakteri gram positif Bakteri gram negatif
1. Dinding sel terdiri dari
polisakarida sederhana dan
mengandung asam stekoat.
Dinding sel terdiri dari protein,
lipid, polisakarida dan tidak
mengandung asam stekoat.
2. Menyebabkan zat warna tetap Berwarna merah.
terikat dan sel tetap berwarna
ungu.
3. Tidak larut dalam alkohol. Dalam alkohol larut.
4. Berdinding tebal. Berdinding tipis.
5. Tidak larut dalam lugol. Dalam lugol larut.
6. Ditemukan senyawa Mg
ribonukleat yang akan bereaksi
dengan kristal violet dan tidak
mudah dilarutkan oleh larutan
pemucat.
Tidak ditemukan senyawa Mg
ribonukleat.
.
OBJEK V
“ISOLASI MIKROBA PADA TANAMAN DAN MAKANAN”
I. TUJUAN
- Untuk mengidentifikasi mikroba patogen yang terdapat pada tanaman dan
makanan
II. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang diperlukan pada praktikum isolasi mikroba pada
tanaman dan makanan adalah obek glass, jarum ose, lampu spritus, cover glass,
dan mikroskop.
III. CARA KERJA
Ambil 1 ose suspensi jamur, masing-masing jamur roti, nasi, tempe, sambal,
dan kulit jeruk, kemudian letakkan pada objek glass. Sebelumnya jarum ose ini
dibakar terlebih dahulu dengan lampu spiritus kemudian amati di bawah
mikroskop bentuk-bentuk dari pada jamur tersebut dan setelah itu identifikasi.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun jenis jamur yang ditemukan dari isolasi mikroba pada tanaman
dan makanan adalah : Rhizopus oryzae, Fusarium sp, Mucor sp, Moniliella sp,
Aspergillus sp dan Penicillium sp.
Tabel.1 pengamatan isolasi mikroba pada tanaman dan makanan
No Jenis jamur Makroskopis Mikroskopis
1 Rhizopus oryzae - Pada tempe warna
putih
- Pada ikan goreng
- Pada duku dan PDA
dalam ruangan hitam
- Mempunyai rhizoid
- Spora terbungkus
oleh sporangium
- Tangkai spora
disebut
sporangiofor
- Ada colummela
2 Moniliella sp - Pada nasi berwarna
kuning
- Terdiri dari
beberapa konidia
3 Fusarium sp - Pada tomat warna hitam
- Pada kentang warna putih
- Berbentuk bulat
sabit
- Terdiri dari
makrokonidia dan
mikrokonidia
4 Aspergillus sp. - Pada nasi berwarna
orange, dan hijau.
- - - Terdiri dari konidia,
phialid, konidiosfor
dan vesicle.
5 Mucor sp - Pada nasi berwarna hijau- - Spora dibungkus oleh
sporangium,
colummela lebih tipis
dari rhizopus dan tidak
memiliki rhizoid
6 Penicillium sp - - Pada kulit jeruk berwarna
hijau
- Terdiri dari konidia
- Phialid
- konidiosfor
1. Rhizopus oryzae
Klasifikasi
Kingdom : Myceteae
Divisi : Mycota
Sub divisi : Zygomycotina
Class : Zygomycetes
Ordo : Mucorales
Famili : Mucoraceae
Genus : Rhyzopus
Species : Rhyzopus oryzae
Gambar 5.1 Rhizopus oryzae
Jamur Rhyzopus oryzae pada gambar di atas dapat ditemukan media
tumbuhnya pada tempe, pada ikan goreng, pada duku dan PDA dalam ruangan
hitam duku . Rhyzopus itu banyak menyerupai Mucor, hanya miselliumnya yang
terbagi – bagi atas stolon yang menghasilkan alat – alat serupa akar (rhizoid) dan
spongiofor. Tangkai pada Rhyzopus disebut dengan sporagiofor karena spora yang
dihasilkan disebut dengan spora, sama halnya dengan Mucor. Mucor sama dengan
Rhyzopus, tetapi Mucor memiliki kolumela, sedangkan Rhyzopus tidak memiliki
kolumela. Rhyzopus oryzae merupakan ragi untuk pembuatan tempe, spesies ini
dapat mengubah amilum menjadi dextrosa, dapat memecah protein dan lemak
yang ada di dalam sel – sel kedelai dan kacang.
2. Aspergillus sp.
Klasifikasi
Kingdom : Myceteae
Divisi : Amastigomycotina
Sub divisi : Ascomycotina Gambar 3.2 Aspergillus
Class : Ascomycetes
Ordo : Eurotiace
Famili : Eurotiaceae Gambar 5.2 Aspergillus sp.
Genus : Aspergillus
Species : Aspergillus sp.
Jamur ini dapat kita temukan pada nasi yang warna koloninya orange dan
pada nasi yang warna koloninya hijau. Jamur ini hidup saprofit. Koloni yang
sudah menghasilkan spora warnanya menjadi coklat kehijau – hijauan atau
kehitam – hitaman, misellium yang semula berwarna putih sudah tidak tampak
lagi. Aspergillus memiliki tangkai yang disebut dengan konidiofor, karena spora
yang dihasilkan disebut dengan konidia. Konodianya dapat membentuk rantai,
sterigmatanya relatif lebih pendek dan banyak, konodiosporanya tidak bercabang,
sedikit bercabang atau membengkak pada ujungnya.
3. Mucor sp.
Klasifikasi
Kingdom : Myceteae
Divisi : Amastigomycotina
Sub divisi : Zygomycotina
Class : Zygomycetes
Ordo : Mucorales
Famili : Mucoraceae
Genus : Mucor . Gambar 5.3 Mucor sp
Species : Mucor sp.
Jamur ini biasanya hidup saprofit pada banyak kepadatan pada sisa – sisa
makanan yang banyak mengandung karbohidrat. Jamur ini dapat kita temukan
pada nasi yang warna koloninya hijau. Mucor sama dengan Rhyzopus, tetapi
Mucor memiliki kolumela, sedangkan Rhyzopus tidak memiliki kolumela. Mucor
berkembang biak dengan 2 jalan, yaitu dengan spora yang semacam saja dan
spora – spora yang berlainan jenis. Spora – spora yang sejenis itu dihasilkan oleh
sporangium, yang tumbuh pada ujung hifa. Mula – mula ujung hifa
menggelembung, kemudian protoplast yang ada di dalam gelembung membelah
diri menjadi spora. Ciri – ciri lain dari Mucor adalah sporangiosfora tidak timbul
dari stolon, sporangianya hanya satu jenis, zygosporanya jarang atau tidak ada,
tidak ada hifanya.
4. Fusarium sp.
Klasifikasi
Kingdom : Myceteae
Divisi : Amastigomycotina
Sub divisi : Zygomycotina
Class : Zygomycetes
Ordo : Mucorales
Famili : Mucoraceae
Genus : Mucor
Species : Mucor sp Gambar 5.4 Fusarium sp.
Jamur ini biasanya ditemukan pada tomat warna hitam dan pada kentang
warna putih, berbentuk bulat sabit, dan terdiri dari makrokonidia dan
mikrokonidia. Makrokonidia mempunyai sekat. Konidiospora bersatu membentuk
satuan spherakel, konidianya berwarna biru muda, beberapa sel berbetuk “sickle”.
Jamur ini dapat bergerak dengan berpindah tempat.
5. Pennicillium sp.
Klasifikasi
Kingdom : Myceteae
Divisi : Amastigomycotina
Sub divisi : Ascomycotina
Class : Ascomycetes
Ordo : Eurotiales
Famili : Eurotiaceae
Genus : Pennicillium
Species : Pennicillium sp. Gambar 5.4 pennicillium sp.
Jamur ini biasanya ditemukan pada kulit jeruk yang berwarna hijau. Jamur
ini hidup saprofit, terdiri dari konidia, phialid, konidiosphor, dan vesicle. Pada
Pennicillium sp susunan konidianya hanya beberapa cabang saja, sterigmata
relatif panjang dan lebih sedikit. Konidiosporanya bercabang pada ujungnya
membentuk sikat.
6. Moniliella sp.
Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Divisi : Ascomycota
Sub divisi : Ascomycotina
Class : Ascomycetes
Ordo : Monielles
Famili : Moniliaceae
Genus : Moniliella
Species : Moniliela sp.
Jamur ini biasanya ditemukan pada nasi warna kuning dan terdiri dari
beberapa konodia, dan konidospor.. Hifa dalam bentuk masa seperti kapas
konidiospora tidak bersatu atau tepisah, koniosporalebih panjang dan tidak
bercabang.
OBJEK VI
“PERHITUNGAN MIKROBA DENGAN COUNTING CHAMBER”
I. TUJUAN
- Untuk menghitung jumlah koloni jumlah mikroba dengan alat counting
chumber.
II. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang diperlukan pada perhitungan mikroba dengan
counting chamber adalah counting chamber, air nira yang berisi biakan
Saccaromyces cereviciae, pipet tetes, cover glass, mikroskop dan kaca objek.
III.CARA KERJA
Air nira diteteskan beberapa tetes diatas Counting Chamber hingga
permukaam tertutupi lalu sisa dbersihkan kemudian amati di bawah miskroskop.
Hitung jumlah sel ragi. Counting Chumber merupakan objek glass yang tebal
yang mempunyai 25 kotak besar dan 16 kotak kecil. Adapun rumus yang
digunakan yaitu:
Volume : 1 mm x 1 mm x 0,1 mm3
Rumus ∑ sel = ∑ (kotak I + kotak II + … + kotak V)/5 x 25/0,1 mm3
Apabila air tersebut dilakukan denan pengenceran maka : ∑ sel x pengenceran
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun hasil yang diperoleh pada praktikum perhitungan mikroba dengan
counting chamber adalah sebagai berikut ;
∑ sel = (kotak I + kotak II + … + kotak V)/5 x 25/0,1 mm3
Dimana pada kotak I = 0
Kotak II = 10
Kotak III = 6
Kotak IV = 2
OBJEK VII
“ FERMENTASI TEMPE DAN TAPE”
I. TUJUAN
- untuk mengetahui proses fermentasi pada tempe dan tape.
III. CARA KERJA
3.1 Pembuatan Tempe
Kacang kedelai direndam selama 1 malam sebelum direbus. Setelah selesai
direndam, rebus kacang kedelai tersebut sampai matang. Kemudian buang
kulitnya. Setelah itu dikukus sampai masak, kemudian dinginkan, tambahkan
dengan tepung tapioka dan laru tempe kemudian taburi lagi dengan ragi.
Sebaiknya tepung jangan terlalu banyak, hal ini dikarenakan agar tidak lengket
sehingga masih bisa digoyang-goyang. Tepung yang tersisia kemudian dibuang.
Setelah itu bungkus dengan plastik yang telah dilubangi, daun pisang yang
dilubangi dan daun pisang yang tidak dilubangi. Simpan selama 2 hari dan amati
perubahannya!
3.2 Pembuatan Tape
Rebus ubi kayu sampai matang, kemudian dinginkan. Timbang ubi kayu
seberat 50 gr kemudian taburi ubi kayu tersebut, masing-masing dengan 2 gr ragi
dan 4 gr ragi, kemudian masukkan masing-masingnya ke dalam plastik dan daun
pisang. Sehingga didapatkan 4 buah sampel yaitu : tape yang diberi ragi sebanyak
2 gr (dalam plastik dan daun pisang) dan tape yang diberi ragi sebanyak 4 gr
(dalam plastik dan daun pisang). Amati perubahannya!
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Tabel.1 pengamatan tempe dan tape
No Klp Pengamatan dibungkus dengan
Daun Plastik yang
dilobangi
Plastik tidak dilobangi
1 I - Berhasil
- Miselium
jamur banyak
- Berhasil
- Misellium
jamurnya
banyak
- Tidak berhasil
- Tidak ada jamur
2 II - Berhasil
-Miselium
jamurnya
banyak
- Berhasil
- Miselium jamur
banyak
- Tidak berhasil
- Tidak ada jamur
3 III - Berhasil
-Miseliumnya
jamurnya
banyak
- Kurang
berhasil
- Miseliumnya
jamurnya sedikit
- Tidak berhasil
- Tidak ada jamur
4 IV - Berhasil
-Miseliumnya
jamurnya
banyak
- Kurang
berhasil
- Miseliumnya
jamurnya sedikit
- Tidak berhasil
- Tidak ada jamur
b. Tabel 2 tapai singkong
No Klp Pengamatan dibungkus dengan
Daun Plastik yang dilobangi Plastik tidak
dilobangi
1 I - Tidak Berhasil
-Ditumbuhi
jamur
- tidak beraroma
alkohol
- Rasa pahit
- Berhasil
- Tekstur empuk
-Beraroma
alkohol
- Rasa manis
- Kurang berhasil
- Tekstur empuk
- Sedikit beraroma
alkohol
-Rasa kurang manis
2 II - Tidak Berhasil
-Ditumbuhi
jamur
- tidak beraroma
alkohol
- Rasa pahit
- Berhasil
- Tekstur empuk
-Beraroma
alkohol
- Rasa manis
- Kurang berhasil
- Tekstur empuk
- Sedikit beraroma
alkohol
-Rasa kurang manis
3 III - Berhasil
-Tidak
ditumbuhi jamur
-Beraroma
alkohol
- Rasa manis
- Berhasil
- Tekstur empuk
-Beraroma
alkohol
- Rasa manis
- Kurang berhasil
- Tekstur empuk
- Sedikit beraroma
alkohol
-Rasa kurang manis
4 IV - Berhasil
-Tidak
ditumbuhi jamur
-Beraroma
alkohol
- Rasa manis
- Berhasil
- Tekstur empuk
-Beraroma
alkohol
- Rasa manis
- Kurang berhasil
-Tekstur lunak
berair
- Sedikit beraroma
alkohol
- Rasa kurang
manis
c. Tabel 3 tape ketan
No Klp Pengamatan dibungkus dengan
Daun
Plastik yang dilubangi
Plastik tidak
dilobangi
1 I - Tidak Berhasil
-Tekstur lunak
berair
- tidak beraroma
alkohol
- Rasa pahit
- Tidak Berhasil
-Tekstur lunak berair
- tidak beraroma
alkohol
- Rasa pahit
- Tidak Berhasil
- Tekstur lunak
berair
- tidak beraroma
alkohol
- Rasa pahit
2 II - Tidak Berhasil
-Tekstur lunak
berair
- tidak beraroma
alkohol
- Rasa pahit
- Tidak Berhasil
-Tekstur lunak berair
-tidak beraroma alkohol
- Rasa pahit
- Tidak Berhasil
-Tekstur lunak
berair
- tidak beraroma
alkohol
- Rasa pahit
3 III - Berhasil
-tekstur empuk
-Beraroma
- Berhasil
- Tekstur empuk
-Beraroma
- Kurang berhasil
-Tekstur agak keras
- Sedikit beraroma
alkohol
- Rasa manis
alkohol
- Rasa manis
alkohol
- Rasa kurang
manis
4 IV - Berhasil
-Tekstur empuk
-Beraroma
alkohol
- Rasa manis
- Berhasil
- Tekstur empuk
- Beraroma
alkohol
- Rasa manis
- Kurang berhasil
-Tekstur agak
keras
- Sedikit beraroma
alkohol
- Rasa kurang
manis
OBJEK VIII
“TEH KOMBUCHA”
I. TUJUAN
- Untuk mengetahui proses fermentasi pada pembuatan kombucha.
I. CARA KERJA
Panaskan air sebanyak 400 ml, lalu dibagi menjadi 2 bagian masing 200
ml. Timbang kopi dan teh masing-masing sebanyak 2 gram. Lalu masukkan ke
dalam masing-masing gelas. Gabungkan kedua larutan tersebut hingga homogen.
Kemudian masukkan kedalam 2 gelas masing-masing 150 ml.gelas pertama
ditambahkan gula sebanyak 20 gram, sedangkan gelas kedua tidak. Dinginkan dan
terakhir masukkan stater kombucha sebanyak 50 ml. Lalu tutup dengan kertas dan
ikat yang erat. Amati selama 2 minggu.
Tabel 1. Ukuran Nata
No PengamatanKopi
Tambah gula Tanpa gula
1 RasaLebih asam dari air tambah
gula
Pahit,
sedikit asam
2 Tebal nata 1,5 cm 0,9 cm
3 Berat nata 35 gram 23,6 gr
4 pH 1,85 2,01
5 Kadar gula 12% 2%
No PengamatanTeh hijau
Tambah gula Tanpa gula
1 RasaAsam(lebih asam dari teh
melati tambah gula
Asam
Sedikit pahit
Lebih asam dari teh
hitam
2 Tebal nata 1 cm O,7 cm
3 Berat nata 30,9 gram 15,1 gram
4 pH 1,83 1,92
5 Kadar gula 14% 1%
No PengamatanTeh celup
Tambah gula Tanpa gula
1 Rasa KecutAgak pahit,tidak terlalu
asam
2 Tebal nata 1 cm 0,6 cm
3 Berat nata 27,8 gram 19,1 gram
4 pH 1,90 2,07
5 Kadar gula 14% 4%
No PengamatanTeh hitam
Tambah gula Tanpa gula
1 Rasa Asam, tidak pahit Pahit, sedikit asam
2 Tebal nata 0,8 cm 0,5 cm
3 Berat nata 27 gram 18,7 gram
4 pH 1,94 2,19
5 Kadar gula 11% 5%
OBJEK IX
“FERMENTASI YOGHURT DAN DADIH”
I. TUJUAN
- Untuk mengetahui proses fermentasi as.laktat pada yoghurt dan dadih.
III.CARA KERJA
3.1 Pembuatan Yoghurt
Sebanyak 2 Sendok makan masing-masing susu (dancow , bendera,
anlene) dimasukkan ke dalam 200 ml air hangat. Dan 3 sendok makan susu kental
manis, fullcream, dan skim ke dalam 200 ml air hangat. Serta 200 ml susu ultra.
Homogenkan, lalu masing-masing sampel susu ditambah stater 2 sendok makan
(yoghurt plain sweet dan yoghurt plain). Aduk rata. Kemudian diinkubasi pada
suhu 38oC selama 24 jam.
3.2 Pembuatan dadih
1. Sebanyak 200 ml susu sapi segar di masukkan kedalam botol steril. Kemudian
dipasteurisasi pada suhu 70-80oC selama 15 menit. Di dinginkan hingga suhu
45oC, lalu tambah stater dadih secukupnya.dan di inkubasi selama 48 jam.
Perlakuan 2 susu segar langsung dimasukkan ke dalam gelas tanpa di tambah
stater. Kemudian diinkubasi selama 48 jam.
Tabel.1 pengamatan yoghurt
No Jenis susuPengamatan
Tekstur Aroma Rasa
1 AnleneLebih padat,ada rongga
udaraBau susu Asam
2 Bendera Banyak rongga udara Bau susu Asam
3 Dancow
Lebih lunak dari pada
anlene
berongga
Bau susu Asam
4 Kental manis Hancur,cair Bau susu Asam
5 Ultra Cair, hancur Bau susu Asam
6 Skim Cair, hancur Bau susu Asam
7 Full cream Cair, hancur Bau susu asam
Tabel.2 pengamatan dadih
No PerlakuanPengamatan
Tekstur Aroma Rasa
1 PasteurisasiLebih kental dan
padat
Aroma susu
segarEnak
2Tidak
dipasteurisasiLebih cair Tidak sedap
Kurang
enak
OBJEK X
“FERMENTASI KHAMIR PADA ROTI”
I. TUJUAN
- untuk mengetahui pegaruh fermipan dan baking powder terhadap
fermentasi roti.
I. CARA KERJA
Ditimbang tepung terigu segitiga biru masing-masing sebanyak ½ kg. Lalu
masukkan ke dalam baskom . Tambahkan gula halus sebanyak 2 sendok makan.
Bagian pertama ditambah 1 senok teh baking powder, sedangkan bagian kedua
ditambah 1 sendok teh fermipan. Kemudian tambahkan air secukupnya, aduk
hingga kalis. Diamkan beberapa menit hingga adonan mengembang. Lalu bentuk
sedemikian rupa. Dan beri isi sesuai selera. Kemudian goreng atau kukus.
No Bahan Perlakuan Tekstur Rasa
1 Baking powderYang dikukus bantet Cukup enak
Yang digoreng Agak keras Kurang enak
2 FermipanYang dikukus Lembut Sangat Enak
Yang digoreng Empuk Enak