Kuliah Rinitis + Sinusitis-2008 Riz

Post on 22-Oct-2015

44 views 1 download

description

kuliah

Transcript of Kuliah Rinitis + Sinusitis-2008 Riz

1

RINITIS

Dwi Reno Pawarti, dr.SpTHT-KL

Departemen Ilmu Kesehatan THT- Bedah Kepala Leher

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

2

RINITIS :

• Batasan Patologi : Keradangan mukosa rongga hidung

• Batasan Klinik : Adanya satu atau lebih dari gejala : bersin, rinore, buntu hidung

• Klasifikasi :– alergi atau non alergi– infeksi atau non infeksi

• Sering multi-faktor

3

KLASIFIKASI RINITIS

RINITIS

NON ALERGI ALERGI

INFEKSI•akut•kronik

NON INFEKSI•Medikamentosa•Hormonal•Idiopatik

PERSISTEN INTERMITEN

4

Obstruksi Hidung / Sumbatan Hidung / Buntu hidung

• Mrpk gejala akibat dari proses keradangan / inflamasi mukosa kavum nasi atau akibat faktor mekanis, anatomi dan penyebab lain

PENYEBAB GEJALA BUNTU HIDUNG • Faktor mekanis :

– Deviasi septum– Polip hidung– Tumor rongga hidung, sinus, nasofaring– Kelainan bawaan (atresi koana)– Hipertropi adenoid– Benda asing– Hipertrofi konka nasi

5

PENYEBAB GEJALA RINITIS

• Penyakit infeksi :

– Rinosinusitis akut (virus/bakterial)– Rinosinusitis kronik– Rinitis spesifik (tuberkulosis, lepra, sifilis)– Rinitis difteri– Rinitis karena jamur– Ozaena

6

PENYEBAB GEJALA RINITIS

Penyakit non infeksi :

- Rinitis alergi- Rinitis vasomotor- Rinitis hormonal- Rinitis idopatik- Rinitis akibat kerja ( occupational rhinitis )- Rinitis gustatori- NARES ( non allergic rhinitis eosinophil

syndrome )

7

PENYEBAB GEJALA RINITIS

• Penyebab lain :

– Rinitis medikamentosa :• Pemakaian tetes hidung berlebihan• Pemakaian jangka panjang obat

kardiovaskular, psikotropika, kontrasepsi– Granuloma (Wegener, mid-line granulome)

8

RIWAYAT PENYAKIT Diagnosis banding

• Bersin, Rinore seperti air : Rinitis alergi• Buntu hidung menetap unilateral : polip,

deviasi septum, tumor rongga hidung• Ingus purulen berbau : sinusitis bakterial• Ingus bercampur darah : keganasan• Adanya febris, nyeri kepala : infeksi• Pemakaian obat jangka panjang : rinitis

medikamentosa

9

Akibat Keradangan Mukosa Rongga Hidung ( Buntu Hidung )

• Pada mata

• Pada sinus paranasal

• Pada telinga

• Pada rongga mulut

• Pada kualitas hidup

10

Akibat pada Mata

• Penyempitan ostium duktus nasolakrimalis

• Penyaluran air mata ke rongga hidung terganggu

↓• Terjadi Epifora (mata berkaca-kaca)

11

RONGGA HIDUNG

12

Akibat pada Sinus Paranasal

• Ostium menyempit • Gangguan drainase dan ventilasi • Penyerapan oksigen oleh mukosa • Tekanan rongga sinus menurun vakum

sinus (rasa nyeri) Sinusitis

• Rinolalia Oklusa (suara bindeng), kesulitan mengucapkan suara hidung (ggn resonansi)

13

Akibat pada Telinga• Penyempitan ostium tuba Eustakhius • Oklusi tuba tekanan dlm kavum

timpani menurun vakum ( nyeri telinga ), grebeg-grebeg

• Transudasi OM efusi/OM serosa (OME/OMS)

• Infiltrasi kuman Otitis media spuratif akut (OMSA)/Otitis media purulenta akut (OMPA)

14

Akibat pada Rongga Mulut

• Obstruksi hidung bilateral pernapasan mulut penguapan saliva >>>

• Mulut kering faringitis (batuk, sakit tenggorok)

• Penguapan saliva endapan mineral pada gigi karang gigi

15

Akibat pada Kualitas Hidup

• Hidung buntu sulit tidur terjadi “Obstructive Sleep Apnea” (OSA)

• Aproseksia nasalis:

Sulit konsentrasi, iritable, mudah marah, gangguan aktifitas sehari-hari

• Pada anak tampak bodoh, mulut terbuka, lamban, (“fasies adenoid”)

16

Dekongestan

• Untuk mengatasi buntu hidung• Vasokonstriksi pembuluh darah konka

konka mengecil, buntu berkurang• Sistemik (oral) : Pseudo-efedrin 30-60 mg,

Fenil propanolamin (15-25 mg)• Topikal (tetes hidung) : Efedrin ¼-1%,

Oksimetazolin 0,025-0.05% (mks diberikan 5 hari), dapat terjadi “rebound effect”

17

Rinitis Akut (Selesma)(Common Cold, Coryza)• Infeksi mukosa hidung • Karena mukosa hidung dan sinus merupakan

kesatuan, keradangan dapat mengenai sinus paranasal Rinosinusitis viral.

• Penyebab utama : Virus (adenovirus, rinovirus, virus influenza dsb.)

• Gejala klinik : bersin, pilek(rinore), buntu, panas badan

• Sembuh dalam 5-7 hari (self limited)

18

PATOLOGI

• Virus masuk ke dalam epitel mukosa nasofaring dan berkembang secara cepat.

• Virus masuk ke dalam sel karena berikatan dengan ICAM-1 (intercellular adhesion molecule).

• Masuknya virus ke dalam sel menyebabkan dikeluarkannya mediator inflamasi seperti histamin, kinin, interleukin, dan prostaglandin.

• Mediator inflamasi menyebabkan terjadinya gejala klinik seperti bersin, rinore dan buntu hidung.

19

20

Rinitis Akut

• Predisposisi : kelelahan, kedinginan• Terapi : istrahat, makanan/minuman hangat.

Tidak memerlukan terapi antibiotik. Terapi simtomatik (analgesik/antipiretik, dekongestan oral/topikal.

• Komplikasi : Bila tidak membaik setelah 5-7 hari dapat terjadi infeksi sekunder oleh bakteri patogen, terjadi rinosinusitis bakterial.(sering disebut sinusitis)Dapat terjadi juga komplikasi lain seperti otitis media, faringitis, laringitis

21

Rinitis Difteri (Difteri Hidung)

• Jarang dijumpai, biasanya pada anak• Keluhan : pilek bercampur darah• Kondisi anak baik, jarang ada komplikasi,

trmsk difteri ringan • RA : mukosa hidung nekrosis, ditutupi

pseudomembran, sekret kental sanguinus

• Diagnosis pasti dengan pemeriksaan kuman

• Terapi : Isolasi, penisilin, ADS

22

Rinitis Kronika Atrofikans• Foetida (Ozaena)• Non Foetida

Ozaena :

Etiologi ?Predis Posisi :1. Infeksi : Coccobacillus Ozaenae.

Kiebsiella Ozaenae2. Herediter3. Malnutrition / Avitaminosis A4. Hormonal5. Defisiensi Fe.

23

Ozaena

• Nama lain : Rinitis atrofikan foetida• Penderita : Wanita muda pubertas• Patologi : Keradangan kronik mukosa hidung

(diduga karena infeksi), atropi struktur di rongga hidung, dapat mengenai regio olfaktoria kerusakan reseptor penghidu hiposmia/anosmia.

• Gejala : Hidung berbau ( orang lain yang membau Px tidak bisa membau ) , anosmia, rongga hidung luas, banyak krusta kehijauan.Terapi : Simtomatik, dengan cuci hidung (menggunakan larutan garam faali hangat). Medikamentosa tgt faktor predisposisi

24

Ozaena

• Simptomatis Cuci hidungR/ Natrium Bicarbonas

Natrium ChloridaAmonium Chlorida aaa5Ag Ad 200

• Operasi : Menyempitkan kavum nasi : Menebalkan septum Membesarkan konka

25

RINOSINUSITIS AKUT (RSA)

BATASAN:

Infeksi akut pada mukosa hidung dan sinus paranasal.

26

RINOSINUSITIS AKUTPatogenesis

VIRUSKUMANAEROB

KUMAN ANAEROB

WAKTU

27

28

PATOFISIOLOGI RSA

INFEKSI VIRUS

UDIM MUKOSA

PENYUMBATAN OSTIUM

GANGGUAN DRAINASE/VENTILASI

29

PENAMPANG FRONTAL

KOMPLEK OSTIO- MEATAL

30

KOM

31

RINOSINUSITIS AKUTPATOFISIOLOGI

OBSTRUKSI OSTIUM

HIPOKSIA VASODILATASI DISFUNGSI KLJR

SILIA TERGANGGUTRANSUDASI SEKRET

KENTALSTAGNASI SEKRET

PENUMPUKAN SEKRET

32

RS AKUT BAKTERIAL (RSAB)PATOFISIOLOGI

PENUMPUKAN SEKRET

pH berubah

koloni kuman patogen

enzim proteolitik, metabolik asidosis

Pertahanan menurun, koloni kuman meningkat

RSAB

33

RSAB (SINUSITIS)

Bakteriologi :• Kuman paling sering ditemukan adalah

S. pneumoniae, H. influenzae, dan

M. catarrhalis • Kuman lainnya adalah (jarang):

S. aureus, S. pyogenes, dan kuman anaerob• Di luar negeri 40% H. Influenzae menghasilkan

enzim betalaktamase

34

Microbiologi RSAWald et al, 1984; Gwaltney et al, 1992; Suzuki et al, 1996

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

84 75-90 91 93

S. pneH. infM. cat

35

RSAB• GEJALA &TANDA:

– Pilek > 7-10 hari. Gejala dapat berlangsung sampai 4 minggu.

– Hidung buntu, ingus muko-purulen (kental kekuningan)

– Nyeri di pipi/dahi/hidung (sesuai letak sinus yang terinfeksi) tidak selalu ada.

– RA : mukosa udim, mukopus di meatus nasi medius

– Trans-iluminasi (pada sinus maksila) kesuraman pada sisi yang sakit

– X-Foto : Water’s / CT scanning (bukan merupakan prosedur baku)

36

Rinosinusitis

• Pedoman Diagnosis Task Force Adult Rhinosinusitis 2003Kriteria Mayor Kriteria Minor

- nyeri wajah/rasa penuh - sakit kepala- buntu hidung - batuk- ingus purulen/post nasal - halitosis drip- hiposmia / anosmia - rasa lelah- panas badan ( akut ) - nyeri gigi- kavum nasi : sektret purulen - nyeri / rasa penuh

telinga.

Dx : 2 atau lebih kriteria mayor / 1 mayor dan 2 atau lebih kriteria minor

37

Rinosinusutis

• Klasifikasi :

- Akut : berlangsung smp 4 mgg

- Sub akut : 4 – 12 mgg

- Akut rekuren : 4 kali atau lebih serangan dalam 1 tahun

- Kronis : > 12 mgg

38

Rinosinusutis

• Sinus paranasal yang terinfeksi sesuai urutan:– Rinosinusitis maksila ( tersering )

• Sinus terbesar ( antrum Highmore )• Letak ostium tinggi dan sempit• Dasar sinus dekat akar gigi ( prosesus

alveolaris )• Muara ostium di meatus medius ( KOM )

– Rinosinusitis etmoid– Rinosinusitis frontal– Rinosinusitis sfenoid

39

40

Infundibulum

etmoid

SIN MAKS (M) SIN ETMOID (E)

41

42

RSAB

TERAPI MEDIKAMENTOSA

• Membunuh kuman: (Antibiotik)

• Memperbaiki drainase/ventilasi:• Dekongestan • Mukolitik

• Simtomatik: (Analgesik/antipiretik)

43

RSAB

Antibiotik• Lini Pertama :

Amoksisilin atau Kotrimoksazol/Makrolid

• Lini Kedua :

Amoksisilin+Klavulanat, Makrolid

• Lini Ketiga :

Sefalosporin III, Makrolid, Kuinolon

44

RESUME UNTUK RSAB

• Pilek lebih 7 hari, dapat sampai 4 minggu.• Hidung buntu, ingus muko-purulen

(kental kekuningan)• Nyeri di pipi/dahi/hidung (sesuai letak

sinus yang terinfeksi).• Terlihat sekret mukopurulen di rongga

hidung.(meatus medius)• Pemeriksaan tambahan tidak baku.

45

RINOSINUSITIS SUB AKUT

• Gejala klinis hampir sama dengan akut, tanda-tanda radang akut ( demam, sakit kepala, nyeri tekan ) sudah reda.

• RA : sekret di meatus medius atau superior• RP : sekret di nasofaring • Transiluminasi : sinus suram / gelap• Tx : medikamentosa : AB 10 -14 hr, simtomatis• Diatermi dgn sinar gelombang pendek 5 – 10

kali.• Pungsi dan irigasi sinus maksila

46

RINOSINUSITIS KRONIKFAKTOR PENYEBAB:

Pengobatan RSA tidak adekuat Kelainan di kompleks ostio-meatal (deviasi

septum, polip nasi, konka bulosa, dll.) Latar belakang alergi Pada sinusitis maksila dentogenik

kerusakan pada gigi (P1 – M3)

47

RINOSINUSITIS KRONIK

• PILEK berlangsung > 3 bulan

• GEJALA AKUT TIDAK JELAS (Nyeri tidak jelas, Febris tidak ada.

• Buntu hidung tidak menonjol.

• Ada sekret post-nasal (di nasofaring)

• RINORE DENGAN INGUS KENTAL

• SINUSITIS MAKSILA DENTOGENIK: gejala utama ingus berbau busuk

48

RINOSINUSITIS KRONIK

PENATALAKSANAAN:• Medikamentosa tidak efektif• Menghilangkan penyebab:

• Gangguan komplek ostio-meatal diperbaiki• Untuk sin. maksila ----> obati kerusakan

gigi• BSEF ( bedah sinus endoskopik

fungsionil )• Untuk Sin. Maksila : irigasi sinus, operasi

Caldwell-Luc

49

SINUSITIS MAKSILA DENTOGENIK

• Infeksi mukosa sinus maksila yang berasal dari penyakit gigi.

• Kerusakan pada gigi (P1 – M3) atas : karies, abses periapikal, kista gigi yang terinfeksi, gangren, pulpitis, pasca cabut gigi, dsb.

• Infeksi mula-mula terjadi pada dasar sinus yang berbatasan dengan gigi yang sakit.

50

SINUSITIS MAKSILA DENTOGENIK

• Terjadi infeksi supuratif di dasar rongga sinus maksila.

• Kuman berasal dari rongga mulut (sebagian besar kuman anaerob).

• Pus di dasar sinus dialirkan ke ostium sinus di meatus nasi medius. Terlihat pada rinoskopi anterior

51

SINUSITIS MAKSILA DENTOGENIK

• Keluhan utama penderita : hidung berbau (fetor nasi).

• Pada tahap awal rinore, buntu hidung tidak ada, tetapi pada fase lanjut (kronik) dapat terjadi.

• Demam dan sakit kepala umumnya tidak ada.• Rinoskopi anterior pus di meatus medius.• X-foto posisi Water cairan (sedikit/banyak)

52

SINUSITIS MAKSILA DENTOGENIK

• Terapi : Pada yang akut (awal) terapi antibiotik, terutama dengan antibiotik yang efektif terhadap kuman anaerob. Mis : Klindamisin. Berikan dalam 7 hari. Tidak diperlukan dekongestan.

• Setelah itu gigi yang menjadi penyebab harus dicabut.

• Pada fase lanjut(sekret banyak) perlu dilakukan irigasi sinus maksila untuk mempercepat penyembuhan. Irigasi dapat diulang setiap minggu.

53

FISTEL

ORO-ANTRAL

PASCA CABUT GIGI

54

55

56

57

FESS:Functional

Endoscopic

Sinus

Surgery

(BSEF):Bedah Sinus Endoskopik Fungsional

58

59

60

61

62

RINOSINUSITIS PADA ANAK

• 5 – 15 % populasi anak terkena rinosinusitis

• 95% dapat diobati dengan medikamentosa

• Kuman penyebab

RS akut : S.Pneumonia, H Influenza, M Catarrhalis

RS kronis : = akut, Staphylococus aereus, anaerobs, a-hemolytic strep

63

RINOSINUSITIS PADA ANAK

DIAGNOSIS :– Pilek > 10 hari– Ingus kental, kuning kehijauan– Batuk berkepanjangan, terutama malam hari– Napas berbau– Radiografi : Foto polos Water’s / CT Scan

• 45% foto polos normal CT abnormal• 34% foto polos abnormal CT normal

• TERAPI : medikamentosa sesuai kultur, diatermi.

» Kegagalan terapi medikamentosa --- faktor lain» BSEF terbatas.

64

RINOSINUSITIS PADA ANAK

• Rinosinusitis Infeksi versus alergiInfeksi Alergi

- buntu hidung - buntu hidung- nyeri / penekanan - gatal, ingus

menetes- ingus kental - ingus jernih, encer- nyeri gigi - bersin paroksimal- demam - Riwayat alergi- batuk atau iritasi - gejala alergi lain

65

KOMPLIKASI RINOSINUSITIS

• KE ORBITA : Udim palpebra, Selulitis orbita, Abses orbita, Abses subperiostal, berlanjut trombosis sinus kavernosus.

• KE ENDOKRANIUM : Meningitis,Abses subdural, Abses epidural, Abses otak, trombosis sinus kavernosus.

• KE PARU :Bronkitis kronis, bronkiektasis

66

KOMPLIKASI RINOSINUSITIS

67SELULITS ORBITA

68

69

70SELULITS ORBITA

71

Terima KasihTerima Kasih