Post on 07-Dec-2015
description
DIBUAT UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA PELAJARAN BAHASA
INDONESIA PADA SEMESTER GANJIL
DISUSUN OLEH:
Christina Sagala
Faris Azka
XI RSBI 03
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANGDINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 1 KARAWANGKECAMATAN KARAWANG BARAT
Jalan Jenderal Ahmad Yani 22, Karawang 41312 Telepon (0267)402335e-mail : smansa_karawang@yahoo.com website: www.smun1-krw.sch.id
2009/2010
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Karya Tulis : Karya Tulis Ilmiah Novel
Nama Penulis / NIS : Christina Sagala/08091239
Program Studi : Bahasa indonesia /08091242
Guru mata pelajaran :
a. Nama Lengkap dan Gelar : H.Ucu Jamaludin Abdurohma n
b. NIP :
Karawang , Agustus 2009
Mengetahui Karawang, 30 September 2009
Kepala SMA Negeri 1 Karawang, Guru mata pelajaran
Drs. Shoheh Musthofa, M.M. H.Ucu Jamaludin Abdurohmah
NIP 19520819198003 1 004 NIP
Penulis,
Christina SagalaNIS 08091239
Penulis,
Faris AzkaNIS 08091241
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt. Tuhan pencipta alam semesta.
Atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun
karya ilmiah ini. Karya ilmiah ini berjudul “Karya Tulis Ilmiah Novel”.
Karya ilmiah ini dikembangkan sebagai bagian dalam rangka memenuhi salah
satu tugas penulis sebagai pelajar SMAN 1 Karawang.
Dalam pelaksanaan Karya Ilmiah, penulis telah banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak, baik bantuan materi maupun bantuan dukungan moril.
Untuk itu dalam kata pengantar ini kami ingin menyampaikan banyak terima kasih.
Kami menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Semoga karya
ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Karawang, Agustus 2009
Penyusun
DAFTAR ISI
Abstrak...........................................................................................................
Lembar Pengesahan......................................................................................
Kata Pengantar..............................................................................................
Daftar Isi.........................................................................................................
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................
1.3 Tujuan Permasalahan.....................................................................
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................
1.5 Asumsi dan keterbatasan...............................................................
1.6 Metode penulisan...........................................................................
II. Kajian Teori mengenai Resensi
2.1 [ pembahasan teori]........................................................................
2.2 [pengkajian hasil penelitian] ...........................................................
2.3 [kerangka pemikiran argumentasi keilmuan...................................
2.4 [pengajuan hipotesis]......................................................................
III. Prosedur Penulisan
3.1 Tujuan khusus.................................................................................
3.2 Metode dan rancangan penelitian...................................................
3.3 Populasi dan Sampel......................................................................
3.4 Instrumen Penulisan........................................................................
3.5 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data.........................................
IV. Deskriptif, Analisis, Pembahasan Temuan Penelitian, dan Perbandingan
4.1 Jabaran Variabel Penelitian..............................................................
4.2 Hasil Penelitian................................................................................
4.3 Pengujian Hipotesis.........................................................................
4.4 Diskusi Hasil Penelitian...................................................................
V. Simpulan dan Saran
5.1 Ringkasan.......................................................................................
5.2 Simpulan.........................................................................................
5.3 Saran..............................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Novel merupakan bentuk prosa yang menceritakan kehidupan manusia
seperti halnya pada roman, hanya lebih sederhana dan lebih singkat dari pada
roman. Novel bercerita tentang kehidupan sehari-hari ataupun imajinasi
pengarangnya. Dewasa ini, novel merupakan salah satu sastra yang memikat
hati di kalangan masyarakat, baik pada usia kanak-kanak, remaja, hingga
dewasa. Berbagai variasi novel telah terbit di kalangan publik, dan memberikan
kenikmatan tersendiri bagi penikmatnya. Kenikmatan tersebut terkandung
dalam unsur-unsur itrinsik novel, juga sudut pandang dan warna tersendiri yang
diberikan oleh penulis.
Untuk menghayati sebuah karya seperti novel, setiap kata demi kata, unsur
demi unsur akan memberikan cita rasa yang berbeda. Oleh karena itu, penting
bagi kita untuk memahami keseluruhan unsur novel, sehingga makna dan cerita
dalam novel tersebut dapat lebih didalami.
Beberapa Novel memiliki tema yang sama, untuk itu kami berusaha untuk
meneliti perbedaan-perbedaan dari segi unsur intrinsik maupun dalam tata
bahasanya. Hal ini menjadi latar belakang yang mendasari penyusunan karya
tulis ini.
1.2 Rumusan Masalah
Novel merupakan bagian dari karya sastra, di mana setiap karya sastra
dapat ditafsirkan secara berbeda oleh tiap-tiap penikmatnya. Mengingat
permasalahan dalam hal ini sangatlah luas dan memiliki banyak tafsiran yang
berbeda, maka kami membatasi pembahasan ini. Pembatasan tersebut adalah
pemahaman terhadap karya sastra novel beserta perbandingannya.
Berkaitan dengan pembahasan yang kami teliti, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
Bagaimana perbandingan atau perbedaan novel yang berjudul
“Sang Pemimpi” dan novel “Revolusi Di 181 “ yang memiliki kesamaan
dalam tema?
1.3 Tujuan Permasalahan
Dalam pembuatan karya tulis ini,kami bertujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui unsur-unsur yang membentuk sebuah novel dan meneliti
unsur tata bahasanya.
2. Membandingkan novel “Sang Pemimpi” dengan novel “Revolusi di 181”
yang memiliki kesamaan dalam tema.
1.4 Manfaat Penelitian
Karya tulis ini disusun berdasarkan pendekatan-pendekatan penikmat karya
sastra novel. Ditujukan untuk mengupas kekayaan unsur yang terkandung di
dalam novel, di mana setiap novel memiliki kekayaan unsur yang berbeda pula.
Oleh karena itu, penting dilakukan penelitian yang mendalam dengan 2 variabel
novel yang berbeda. Sehingga tujuan penelitian ini dapat tercapai, dan
memberikan nilai tambah bagi pembaca karya tulis.
Karena dengan adanya penelitian yang dilakukan ini, hendaknya para
pembaca dapat memperoleh wawasan yang lebih luas mengenai novel beserta
unsur-unsurnya.
1.5 Asumsi Keterbatasan
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis mengakui adanya keterbatasan-
keterbatasan yang tidak dapat dihindari. Keterbatasan-keterbatasan tersebut,
antara lain : keterbatasan waktu dan bahan. Sehingga, dalam pencapaiannya
pun karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis memohon
maaf yang sebesar-besarnya atas segala keterbatasan dalam karya tulis ini.
1.6 Metode Penelitian
Dalam pembuatan karya tulis ini, untuk meneliti data kami gunakan metode
sebagai berikut ;
1. Pengamatan langsung dengan membaca novel yang
diperbandingkan.
2. Mencari sumber lain seperti buku sumber, media cetak, media
elektronik dan sumber relevan.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1Pembatasan Teori
Dalam karya tulis ini, kami akan mengupas unsur-unsur pembentuk novel,
serta membandingkan antara novel yang berjudul “Sang Pemimpi” dan novel
“Revolusi Di 181 “ yang memiliki kesamaan dalam tema.
2.2Pengkajian Teori
1. Pengertian Novel
Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya
dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel berasal dari
bahasa Italia, “novella” yang berarti "sebuah kisah, sepotong berita". Novel
lebih panjang dan lebih kompleks dari cerpen, setidaknya berisi 40.000 kata .
Bahasanya sederhana atau bahasa sehari-hari dan bersifat realisme dan
naturalisme. Novel tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal
sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh
dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Kejadian yang melahirkan
konflik, yang pada akhirnya melahirkan perubahan nasib para pelakunya.
Novel sering diartikan sebagai roman. Namun, kenyataanya dalam bahasa
Indonesia dibedakan dari roman. Sebuah roman alur ceritanya lebih kompleks
(menceritakan seluruh kehidupannya, dari awal hingga akhir) dan jumlah
pemeran atau tokoh cerita juga lebih banyak. Syarat utama sebuah novel
adalah harus menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas bagi
pembacanya.
Banyak definisi yang diungkapkan oleh sastrawan. Definisi tersebut
berbeda-beda tergantung dari sudut pandang yang mereka gunakan. Definisi
– definisi itu antara lain:
1. Menurut Drs. Jakob Sumardjo, Novel adalah bentuk sastra yang paling
popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak
beredar. Lantaran daya komunitasnya yang luas pada masyarakat.
2. Menurut Dr. Nurhadi; Dr. Dawud; Dra. Yuni Pratiwi, M.Pd; Dra. Abdul Roni,
M. Pd, Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-
nilai budaya sosial, moral, dan pendidikan.
3. Menurut Drs. Rostamaji,M.Pd; Agus priantoro, S.Pd, Novel merupakan
karya sastra yang mempunyai dua unsur, yaitu : unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsik yang kedua saling berhubungan karena sangat berpengaruh
dalam kehadiran sebuah karya sastra.
4. Menurut Paulus Tukam, S.Pd, Novel adalah karya sastra yang berbentuk
prosa yang mempunyai unsur-unsur intrinsik.
2. Jenis-Jenis Novel
Sebagai bahan bacaan, novel dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu :
a. Karya serius
Sebuah novel serius bukan saja dituntut agar dia merupakan karya
yang indah, menarik dan dengan demikian juga memberikan hiburan
pada kita. Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri. Novel
yang baik adalah novel yang isinya dapat memanusiakan para
pembacanya. Novel serius punya fungsi social, lantaran novel yang
baik ikut membina orang tua masyarakat menjadi manusia. Unsur –
unsur yang terkandung dalam novel sastra serius adalah sebagai
berikut :
- Tema karya sastra tidak hanya bercerita masalah cinta asmara
belaka, ia membuka diri terhadap semua masalah yang
penting untuk menyempurnakan hidup manusia.
- Karya sastra tidak berhenti pada gejala permukaan saja, tetapi selalu
mencoba memahami secara mendalam dan mendasar suatu
masalah.
- Kejadian atau pengalaman yang diceritakan dalam karya sastra bisa
dialami atau sudah dialami oleh manusia. Karya sastra
membicarakan hal – hal yang universal dan nyata.
- Sastra selalu bergerak, selalu segar dan baru.
- Bahasa yang dipakai adalah bahasa standar.
b. Karya hiburan
Novel hiburan hanya dibaca untuk kepentingan santai belaka. Tradisi
novel hiburan terikat dengan pola – pola. Novel hiburan berfungsi
personal, karena tidak memperdulikan apakah cerita yang dihidangkan
tidak membina manusia atau tidak, yang penting adalah bahwa novel
memikat dan orang mau cepat–cepat membacanya. Novel hiburan juga
menceritakan hal-hal yang indah seperti cerita percintaan yang
sentimentil, sehingga pembaca sangat menyukainya. Novel hiburan ini
juga diperhatikan oleh para kritisi, menyangkut masalah komersialnya.
Jenis dari novel hiburan menurut upaya, antara lain :
a. Novel Detektif
b. Novel Roman
c. Novel Mistery
d. Novel Gothic
e. Novel Criminal
f. Novel Science Fiction (SF)
Unsur – unsur yang terkandung dalam novel sastra hiburan adalah
sebagai berikut :
- Tema yang selalu hanya menceritakan kisah asmara tanpa masalah
lain yang lebih serius.
- Novel terlalu memberikan tekanan pada plot cerita.
- Biasanya cerita disampaikan dengan gaya emosional.
- Masalah yang dibahas kadang-kadang tidak dalam kehidupan nyata.
- Karena cerita ditulis untuk konsumsi massa, maka pengarang
mengikuti hukum cerita konvensional.
- Bahasa yang dipakai adalah bahasa yang aktual, serta bahasa
sehari-hari.
3. Ciri-ciri Novel
Novel termasuk salah satu prosa baru. Prosa baru memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
Dinamis (perubahannya cepat)
Rakyat sentris (berdasarkan kehidupan rakyat sekitar)
Realistis
Dipengaruhi sastra barat
Nama pencipta selalu dicantumkan
4. Struktur Novel
Struktur novel dibentuk oleh unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur
intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam, seperti tema
dan amanat, alur, karakterisasi, setting, dan point of view. Sedangkan unsur
ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra yang berasal dari luar
cerita tersebut.
a. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik terdiri dari :
1. Tema
Menurut Drs. Rustamaji M.Pd dan Agus priantoro S.Pd, Tema
merupakan ide pokok atau permasalahan utama yang mendasari
jalan cerita novel. Tujuan pengarang dalam menciptakan karya
sastra bukan hanya ingin menyampaikan cerita melainkan ingin
mengungkapkan suatu konsep tertentu. Dari konsep itulah, sebuah
cerita dibangun dengan memanfaatkan unsur-unsur intrinsik oleh
pengarang. Tanpa adanya tema, maka tidak akan lahir sebuah
cerita. Oleh karena itu, pokok pikiran, ide, atau gagasan yang
mendasari karangan itulah yang disebut tema.
Dalam karya sastra, tema senantiasa berkaitan dengan nilai-nilai
kehidupan dan pola tingkah laku. Tema jarang dituliskan secara
tersurat oleh pengarangnya. Untuk dapat merumuskan tema, terlebih
dahulu kita harus mengenali unsur-unsur intrinsik yang dipakai
pengarang untuk mengembangkan ceritanya.
Jenis tema terdiri dari tema berat dan tema ringan. Baik buruknya
suatu karya tidak ditentukan oleh tema namun ditentukan oleh
mendalam tidaknya tema tersebut digarap. Menurut Oemarjati
(1962 : 54 – 55), karya yang bermutu tidak hanya mengungkapkan
jalinan peristiwa, melainkan mengetengahkan juga falsafah-falsafah
kemanusiaan yang mendorong pembaca untuk berkontemplasi.
2. Alur atau Plot
Alur atau plot adalah rangkaian peristiwa yang membangun
sebuah cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab-akibat. Marjorie
Boulton (1984 : 75) mengibaratkan alur sebagai rangka di dalam
tubuh manusia yang berfungsi menopang tubuh agar dapat berdiri.
Novel memiliki jalan cerita yang panjang. Hal ini disebabkan karena
tema cerita yang dikisahkan lebih kompleks. Ditinjau dari fungsinya,
tema dapat dibedakan menurut peristiwa-peristiwa utama yang
membentuk alur utama, dan peristiwa-peristiwa pelengkap yang
membentuk alur bawahan atau pengisi jarak antara dua peristiwa
utama.
a. Tahapan alur
Secara umum, alur terbagi dalam tahapan-tahapan berikut :
1) Tahap pengenalan (exposition)
Dalam tahap ini, pengarang memperkenalkan para tokoh.
2) Tahap pengungkapan peristiwa (complication)
Dalam tahap ini menceritakan peristiwa awal yang dihadapi
pelaku.
3) Tahap konflik memuncak (rising action) . Dalam tahap ini,
konflik yang dialami tokoh semakin menigkat.
4) Puncak konflik (turning point)
Bagian ini disebut pula sebagai klimaks. Dalam tahap ini
menggambarkan masalah itu telah mencapai klimaks.
5) Tahap penyelesaian (ending)
Dalam tahap ini menceritakan bahwa masalah tersebut telah
teratasi. Bagian ini merupakan akhir atau penutup cerita.
Akhir cerita ini bisa melegakan (happy ending), bisa
menyedihkan (unhappy end/sad ending), bisa juga
menggantung tanpa pemecahan.
b. Cara penyajian alur
Cara menyajikan alur :
1) Linear Peristiwa-peristiwa dalam cerita yang disampaikan
secara berurutan/ kronologis.
- Alur maju/ progresif
Cerita diawali dengan peristiwa pertama dalam urutan
waktu terjadinya, yaitu pengarang memaparkan
keberadaan tokoh utamanya lebih dahulu sebelum tokoh
tersebut berlakuan.
- Alur mundur/ ingresif / flash back
Sejak awal cerita, para tokoh sudah langsung berlakuan.
Keberadaan si tokoh dipaparkan secara bertahap, baik
dalam peristiwa pertama maupun peristiwa lanjutan.
2) Gabungan Alur maju dan mundur yang digunakan secara
bersama-sama dalam sebuah cerita.
3. Latar
Latar atau setting adalah tempat atau waktu terjadinya suatu
peristiwa atau cerita. Latar meliputi tempat, waktu, dan suasana.
4. Penokohan
Penokohan menggambarkan karakter untuk pelaku, baik keadaan
lahirnya atau keadaan batinnya. Ada dua macam karakterisasi, yaitu
secara langsung dan tak langsung. Karakterisasi langsung adalah
apabila pengarang secara langsung menyebutkan watak tokoh-tokoh
cerita. Berbeda dengan karakterisasi langsung, karakterisasi tak
langsung menggambarkan watak tokoh melalui pendeskripsian
tingkah laku dan pemikiran-pemikiran si tokoh. Karakter pelaku ada
empat macam, yaitu :
- Protagonis : Tokoh utama cerita yang berperan sebagai
penggerak cerita. Tokoh inilah yang pertama-
tama menghadapi masalah dan terlibat dalam
kesulitan.
- Antagonis : Tokoh utama yang berperan sebagai
penghalang tokoh protagonis. Tokoh ini
merupakan lawan protagonis.
- Confidant : Tokoh confidant mempunyai peran sebagai
tokoh pembantu yang menjadi kepercayaan
protagonis dan atau antagonis. Lewat tokoh
ini pembaca dapat mengenal watak dan niat-niat
tokoh utama dengan lebih baik.
- Figuran : Tokoh tambahan yang perannya tidak penting
bagi keutuhan tema cerita. Figuran
dihadirkan untuk menciptakan suasana agar
cerita lebih hidup. (Tokoh ini lebih sering muncul
dalam drama atau film daripada dalam cerpen,
novel, maupun roman).
Untuk menggambarkan karakter seorang tokoh, pengarang dapat
menggunakan teknik sebagai berikut :
a. Teknik analitik, karakter tokoh diceritakan secara langsung oleh
pengarang.
b. Teknik dramatik, karakter tokoh dikemukakan melalui :
1) Penggambaran fisik dan perilaku tokoh,
2) Penggambaran lingkungan kehidupan tokoh,
3) Penggambaran tata kebahasaan tokoh,
4) Pengungkapan jalan pikiran tokoh, dan
5) Penggambaran oleh tokoh lain.
5. Sudut pandang
Sudut pandang atau point of view adalah posisi pengarang dalam
membawakan cerita. Menurut Harry Show (1972 : 293) sudut
pandang dibagi menjadi 3 yaitu :
1) Pengarang menggunakan sudut pandang took dan kata ganti
orang pertama, mengisahkan apa yang terjadi dengan dirinya dan
mengungkapkan perasaannya sendiri dengan kata-katanya
sendiri. Biasanya pengarang memakai tokoh ‘aku’.
2) Pengarang mengunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih
banyak mengamati dari luar daripada terlihat di dalam cerita
pengarang biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga. Tokoh
utama cerita dengan point of view ini adalah ‘dia’, ‘ia’, atau
seseorang dengan nama tertentu.
3) Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama
sekali berdiri di luar cerita, ia serba melihat, serba mendengar,
serba tahu. Ia melihat sampai ke dalam pikiran tokoh dan mampu
mengisahkan rahasia batin yang paling dalam dari tokoh.
6. Amanat
Amanat merupakan ajaran moral atau pesan yang hendak
disampaikan pengarang kepada pembacanya. Amanat disebut juga
hikmah cerita. Dahulu, pesan moral seringkali disampaikan oleh
pengarang secara eksplisit, verbal dan langsung. Sedangkan di
zaman modern ini, penulis lebih sering menyiratkan pesan secara
implisit melalui perilaku tokoh, terutama menjelang cerita berakhir.
Amanat dapat berupa nasihat, ajakan, larangan, atau paham-paham
tertentu.
7. Gaya bahasa
Menurut Drs. Rustamaji, M.Pd dan Agus Priantoro, S.Pd, gaya
bahasa merupakan gaya yang dominan dalam sebuah novel. Jenis-
jenis gaya bahasa, di antaranya natural, romantis, hiperbola, dan lain
sebagainya.
b. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah hal-hal yang berada di luar struktur karya
sastra. Menurut Drs. Rustamaji, M.Pd dan Agus Priantoro, S.Pd,
perhatian terhadap unsur – unsur ini akan membantu keakuratan
penafsiran isi suatu karya sastra. Unsur ekstrinsik ini meliputi :
- Judul Novel
- Biografi Pengarang
- Tahun Penjilidan
- Cetakan ke-
- Nama Penerbit
- Angkatan Sastrawan
- Latar Belakang Penciptaan
5. Nilai-nilai Novel
Di dalam sebuah karya sastra, terdapat nilai – nilai, antara lain :
Nilai Sosial
Nilai sosial akan membuat orang lebih tahu dan memahami
kehidupan manusia lain.
Nilai Ethik
Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri yaitu novel
yang isinya dapat memanusiakan para pembacanya, novel-novel
demikian yang dicari dan dihargai oleh para pembaca yang selalu
ingin belajar sesuatu dari seorang pengarang untuk
menyempurnakan dirinya sebagai manusia.
Nilai Hedorik
Nilai hedorik ini yang bisa memberikan kesenangan kepada
pembacanya sehingga pembaca ikut terbawa ke dalam cerita
novel yang diberikan.
Nilai Spirit
Nilai sastra yang mempunyai nilai spirit isinya dapat menantang
sikap hidup dan kepercayaan pembacanya. Sehingga pembaca
mendapatkan kepribadian yang tangguh percaya akan dirinya
sendiri.
Nilai Koleksi
Novel yang bisa dibaca berkali-kali yang berakibat bahwa orang
harus membelinya sendiri, menyimpan dan diabadikan.
Nilai Kultural
Novel juga memberikan dan melestarikan budaya dan peradaban
masyarakat, sehingga pembaca dapat mengetahui kebudayaan
masyarakat lain daerah.
6. Sinopsis Novel
Sinopsis novel atau ringkasan novel adalah bentuk pemendekan dari
sebuah novel dengan tetap memperhatikan unsur-unsur intrinsik novel.
Membuat Sinopsis merupakan suatu cara yang efektif untuk menyajikan
karangan (novel) yang panjang dalam bentuk yang singkat.
Langkah membuat Sinopsis Novel
Membaca naskah asli terdahulu untuk mengetahui kesan umum penulis.
Mencatat gagasan utama dengan mencari gagasan - gagasan yang
penting.
Menulis ringkasan berdasarkan gagasan-gagasan utama. Gunakan
kalimat yang padat, efektif, dan menarik untuk merangkai jalan cerita
menjadi sebuah karangan singkat yang menggambarkan karangan asli.
Dialog dan monolog tokoh cukup ditulis isi atau dicari garis besarnya
saja.
Ringkasan / sinopsis novel tidak boleh menyimpang dari jalan cerita dan
isi dari keseluruhan novel.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
3.1 Tujuan Khusus
Adapun tujuan pengoperasian penelitian ini adalah :
Mengetahui unsur-unsur yang terkandung di dalam sebuah novel.
Meliputi unsur intrinsik, maupun ekstrinsik. Dengan pengulasan satu per
satu, beserta contoh dari tiap-tiap variabel penelitian.
Mengetahui perbedaan novel berjudul “Sang Pemimpi” dan novel
“Revolusi Di 181 “ yang memiliki kesamaan pada tema. Baik itu
perbedaan dari segi unsur intrinsiknya ataupun dari
3.2 Metode dan Rancangan Penelitian
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini kami menggunakan metode
Deskriptif /descriptive research adalah untuk membuat pencandraan secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta yaitu dengan mencari
informasi terlebih dahulu mengenai novel yang memiliki tema yang sama. Serta
membaca kedua novel laulu meneliti unsur intrinsik dan ekstrinsiknya sembari
menganalisis tata bahasanya.
3.3 Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan 2 sample di mana sesuai
dengan tujuan penelitian, masing-masing sample merupakan novel karya
dalam negeri yang memiliki tema yang sama. Berikut ini kedua sample
tersebut :
Sample 1
Sang Pemimpi
Pengarang : Andrea Hirata
Sample 2
Revolusi di 181
Pengarang : Syamsa Hawa
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Jabaran Variabel Penelitian
Variabel 1 Novel Pendidikan
Laskar Pelangi
Oleh : Andrea Hirata
Mahar adalah sosok anak yang periang, punya banyak ide, santai, cuek dan sangat
berbakat dalam bidang seni terutama musik. Ia selalu berimajinasi diatas pohon favoritnya
yakni pohon filicium bahwa suatu saat nanti ia akan menjadi seorang seniman yang
terkenal. Hingga suatu ketika sekolah SD Muhammadiyah tempatnya sekolah
mendapatkan undangan untuk mengikuti lomba karnaval 17 Agustus. Dan pada saat itu
lah Mahar dipercaya oleh Bu Mus sebagai sutradara untuk membuat ide pertunjukkan
untuk karnaval tersebut.
Dengan senyum dan tawa tak tertahankan, Ikal, Lintang dan teman-teman Mahar lainnya
merasa lucu dengan koreografi ciptaan Mahar. Bagaimana tidak jenis tarian yang mereka
bawakan seperti mirip dengan tarian dari daerah Irian Jaya, sungguh menarik dan lucu.
Saat salah satu temannya bertanya mengenai kostum karnaval kepadanya, Mahar
tersenyum dan santai. Ia mengatakan bahwa ia telah mempersiapkan kostum yang pas
dengan tarian yang kan mereka bawakan.
Hari karnaval pun telah tiba, SD PTN telah tampil secara memukau dengan tim Marcing
Bandnya.Dari tahun sekolah milik pemerintah tersebut selalu memenangkan lomba
karnaval. Mungkin itu disebabkan karna pemerintah selalu menyalurkan dana untuk
melengkapi fasilitas disekolah tersebut berbeda dengan SD Muhammadiyah di Belitong
yang semraut dan tak terawat.
Menjelang tampil tak lelahnya Mahar memberikan teman-temannya semangat, ia
membagikan satu persatu daun-daun yang lebar sebagai kostum. Meskipun agak
pesismis namun teman-temannya menuruti saja untuk mengenakan kostum daun
tersebut. Mereka pun berfikir untuk optimis dengan idenya Mahar yang sedikit aneh itu.
Para anggota Laskar Pelangi pun tampil bak seorang penari daerah dari Irian Jaya. Muka
mereka dicoreng-moreng dengan menggunakan arang hitam, badan mereka hanya
ditutupi oleh lembaran daun-daun lebar.
Dengan sedikit aba-aba dari Mahar, gerakan menggemaskan serta terkesan lucu dan
konyol tersebut , membuat orang-orang yang menoton pertunjukan karnaval tertawa
terpikal-pikal, Bu Mus terlihat kagum dengan lakon anak-anak muridnya tersebut.
Pengumuman lomba pun akhirnya tiba, tak disangka berkat tarian unik ciptaan Mahar SD
Muhammadiyah keluar sebagai juara pertama mengalahkan SD PTN yang setiap
tahunnya selalu memenangkan lomba karnaval. Mahar dan kawan-kawan tersenyum haru
dan gembira saat mendengan pengumuman tersebut, tak henti-hentinya mereka bersorak
riang. Bu Mus terlihat berkaca-kaca menahan haru, ia pun sangat bangga dengan
prestasi pertama yang diraih oleh sekolah tempatnya mengajar itu.
Bertahun-tahun sudah semenjak kejadian karnaval itu, kini anak-anak anggota Laskar
Pelangi telah berajak dewasa. Ikal melajutkan pendidikannya ke Prancis karena ia
mendapatkan beasiswa kesana, sedangkan Lintang terpaksa putus sekolah semenjak
ayahnya meninggal saat melaut. Begitu pun nasib akhir dari Mahar, ternyata cita-citanya
untuk menjadi seniman yang urung diwujudkannya karena ia pun tak bisa melajutkan
sekolah, faktor biaya menjadi hambatannya. Nasib Mahar berakhir sebagai kuli pemarut
kelapa.
Variabel 2 Novel Pendidikan
Revolusi Di 181
Oleh : Syamsa Hawa
Diawali dengan terpilihnya lima formatur OSIS SMA 181 yaitu; Ben,
Amara, Thio, Aly, dan Syahrul. Mereka menamakan diri mereka “BATAS”
yang merupakan akronim dari nama mereka semua. BATAS mempunyai
tujuan untuk mengubah citra SMA 181 yang tadinya buruk menjadi
sekolah yang unggul.
Melalui OSIS mereka memulai dengan menyusun program kerja.
Dalam usahanya untuk berhasil memenehui program kerja, mereka
banyak mendapatkan kesulitan dan tantangan. Tantangan yang banyak
menghadang tidak membuat mereka putus asa, bahkan mereka menjadi
semakin bersemangat dan hal itu yang membuat BATAS semakin solid.
BATAS didukung dengan personil yang unggul. Ben adalah anak
orang kaya raya, walaupun ia agak nakal dan senang berpacaran, Ia
adalah sosok orang yang populer dikalangan remaja perempuan.
Dengan kemampuan materilnya, ia dan orang tuanya sering menjadi
donatur dalam setiap pembangunan prasarana dan sarana SMA 181.
Amara adalah satu-satunya perempuan dalam formatur OSIS. Walaupun
begitu, dia sangat berani dan percaya diri dalam setiap pengambilan
keputusan. Thio adalah ketua OSIS di SMA 181, sebagai seorang ketua
dia sangat bijaksana dan pandai bicara. Thio adalah orang yang atletis,
dengan kemampuanya ia sangat disenangi sekaligus disegani teman-
temannya. Aly adalah orang yang pembawaannya teduh dan sangat
religius. Ia seringkali memberikan usul yang brilian dalam setiap
keputusan yang diambil BATAS. Yang terakhir adalah Syahrul, dia
adalah seorang mempunyai jiwa seni yang sangat tinggi.
Kemampuannya yang sangat menonjol adalah keterampilannya dalam
menulis, oleh karena itu ia dipercaya menjadi sekretaris dalam formatur
OSIS.
Batas tidak hanya berusaha menghadapi masalah di sekolah,
namun mereka juga berusaha membantu menyelesaikan masalah yang
terjadi pada personil BATAS yang lain. Sebagai hasil perjuangannya,
mereka berhasil menaikan ranking SMA 181 dalam penilaian sekolah
yang tadinya di posisi 51 naik drastis ke posisi 7.
4.2 Hasil Penelitian
Tabel berikut menjelaskan hasil-hasil penelitian yang berhasil kami dapatkan :
Variable Khusus
Variable Umum
Sample 1 Sample 2
Sang Pemimpi Revolusi Di 181
Unsur
IntrinsikTema
Persahabatan dan
Pendidikan
Persahabatan dan
pendidikan
Alur / Plot Progresif – Ingresif Alur maju/Progresif
Latar
Tempat
Waktu
Suasana
Pohon, Sekolah
Sore
Gembira, Mengharukan
Rumah, Sekolah, Taman
(Pagi, Siang, Sore) Jam
Pelajaran
Tegang, Haru, penuh
perjuangan
Penokohan
Mahar :
Periang, punya banyak ide
Bu Mus :
Baik
Ben :
Populer, agak nakal
Amara :
Pemberani, percaya diri
Thio :
cerdas, pandai bicara
Aly :
Bijaksana, religius
Syahrul :
Berpengetahuan luas,
agak plin-plan
Sudut Pandang Pengarang serba tahuPengarang serba tahu /
Impersonal
Amanat
Optimis dalam
menyelesaikan segala hal
adalah kunci dari
keberhasilan.
Mengatasi tantangan
dengan selalu
bersemangat, Sesama
teman kita harus saling
membantu dan peduli.
Gaya Bahasa Natural Natural
Unsur
Ekstrinsik
Pengarang Andrea Hirata Syamsa Hawa
Jenis Cerita Cerita Asli Cerita Asli
Tahun Penjilidan April 2005 November 2005
Cetakan ke- I (satu) I (satu)
Penerbit PT. Gramedia Pustaka PT. Lingkar Pena Kreativa
Utama - Jakarta - Bandung
Angkatan SastrawanSastrawan Modern 1970 -
sekarang
Sastrawan Modern 2000 -
sekarang
No Data Kalimat Keterangan
1
2
3
4
4.3 Diskusi Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan antara novel yang
berjudul “Sang Pemimpi” dan “Revolusi di 181” yang keduanya mengangkat
tema mengenai pendidikan dan persahabatan serta perjuangan hidup.
Perbedaan tersebut dapat dilihat dari unsur intrinsiknya. Kedua novel
tersebut menceritakan kehidupan remaja Sekolah Menengah Atas yang
sama-sama mempunyai cita-cita serta keinginan untuk terus maju. Namun
dalam karya tulis ini kami membandingkan cerita remaja yang tumbuh dan
berkembang di kota dan remaja yang tumbuh dan bersekolah di desa.
Dalam segi analisi tata bahasanya pun, kami menemukan ada nya
kata yang tidak baku serta kalimat yang tidak efektif pada kedua novel
tersebut.
BAB V