Kti Sastra Novel Nuaing

36
DIBUAT UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SEMESTER GANJIL DISUSUN OLEH: Christina Sagala Faris Azka XI RSBI 03 PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA

description

kfksjfk jfkdljfds jksfldjfklsd jkfldsjfks jkdflsjf jkdfsljfsk jkfdlsjf j ksjdflksdj jfklsdj jkdslfjdsk jfksldjfks jfksdljfsld jfklsdjfls jfksdjfls fsjkjflsj jfdksljfl jskfjls jfkdslflds

Transcript of Kti Sastra Novel Nuaing

DIBUAT UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA PELAJARAN BAHASA

INDONESIA PADA SEMESTER GANJIL

DISUSUN OLEH:

Christina Sagala

Faris Azka

XI RSBI 03

PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANGDINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA

SMA NEGERI 1 KARAWANGKECAMATAN KARAWANG BARAT

Jalan Jenderal Ahmad Yani 22, Karawang 41312 Telepon (0267)402335e-mail : [email protected] website: www.smun1-krw.sch.id

2009/2010

ABSTRAK ABSTRACT

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Karya Tulis : Karya Tulis Ilmiah Novel

Nama Penulis / NIS : Christina Sagala/08091239

Program Studi : Bahasa indonesia /08091242

Guru mata pelajaran :

a. Nama Lengkap dan Gelar : H.Ucu Jamaludin Abdurohma n

b. NIP :

Karawang , Agustus 2009

Mengetahui Karawang, 30 September 2009

Kepala SMA Negeri 1 Karawang, Guru mata pelajaran

Drs. Shoheh Musthofa, M.M. H.Ucu Jamaludin Abdurohmah

NIP 19520819198003 1 004 NIP

Penulis,

Christina SagalaNIS 08091239

Penulis,

Faris AzkaNIS 08091241

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt. Tuhan pencipta alam semesta.

Atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun

karya ilmiah ini. Karya ilmiah ini berjudul “Karya Tulis Ilmiah Novel”.

Karya ilmiah ini dikembangkan sebagai bagian dalam rangka memenuhi salah

satu tugas penulis sebagai pelajar SMAN 1 Karawang.

Dalam pelaksanaan Karya Ilmiah, penulis telah banyak mendapat bantuan dari

berbagai pihak, baik bantuan materi maupun bantuan dukungan moril.

Untuk itu dalam kata pengantar ini kami ingin menyampaikan banyak terima kasih.

Kami menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu

kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Semoga karya

ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Karawang, Agustus 2009

Penyusun

DAFTAR ISI

Abstrak...........................................................................................................

Lembar Pengesahan......................................................................................

Kata Pengantar..............................................................................................

Daftar Isi.........................................................................................................

I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang................................................................................

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................

1.3 Tujuan Permasalahan.....................................................................

1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................

1.5 Asumsi dan keterbatasan...............................................................

1.6 Metode penulisan...........................................................................

II. Kajian Teori mengenai Resensi

2.1 [ pembahasan teori]........................................................................

2.2 [pengkajian hasil penelitian] ...........................................................

2.3 [kerangka pemikiran argumentasi keilmuan...................................

2.4 [pengajuan hipotesis]......................................................................

III. Prosedur Penulisan

3.1 Tujuan khusus.................................................................................

3.2 Metode dan rancangan penelitian...................................................

3.3 Populasi dan Sampel......................................................................

3.4 Instrumen Penulisan........................................................................

3.5 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data.........................................

IV. Deskriptif, Analisis, Pembahasan Temuan Penelitian, dan Perbandingan

4.1 Jabaran Variabel Penelitian..............................................................

4.2 Hasil Penelitian................................................................................

4.3 Pengujian Hipotesis.........................................................................

4.4 Diskusi Hasil Penelitian...................................................................

V. Simpulan dan Saran

5.1 Ringkasan.......................................................................................

5.2 Simpulan.........................................................................................

5.3 Saran..............................................................................................

Daftar Pustaka

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Novel merupakan bentuk prosa yang menceritakan kehidupan manusia

seperti halnya pada roman, hanya lebih sederhana dan lebih singkat dari pada

roman. Novel bercerita tentang kehidupan sehari-hari ataupun imajinasi

pengarangnya. Dewasa ini, novel merupakan salah satu sastra yang memikat

hati di kalangan masyarakat, baik pada usia kanak-kanak, remaja, hingga

dewasa. Berbagai variasi novel telah terbit di kalangan publik, dan memberikan

kenikmatan tersendiri bagi penikmatnya. Kenikmatan tersebut terkandung

dalam unsur-unsur itrinsik novel, juga sudut pandang dan warna tersendiri yang

diberikan oleh penulis.

Untuk menghayati sebuah karya seperti novel, setiap kata demi kata, unsur

demi unsur akan memberikan cita rasa yang berbeda. Oleh karena itu, penting

bagi kita untuk memahami keseluruhan unsur novel, sehingga makna dan cerita

dalam novel tersebut dapat lebih didalami.

Beberapa Novel memiliki tema yang sama, untuk itu kami berusaha untuk

meneliti perbedaan-perbedaan dari segi unsur intrinsik maupun dalam tata

bahasanya. Hal ini menjadi latar belakang yang mendasari penyusunan karya

tulis ini.

1.2 Rumusan Masalah

Novel merupakan bagian dari karya sastra, di mana setiap karya sastra

dapat ditafsirkan secara berbeda oleh tiap-tiap penikmatnya. Mengingat

permasalahan dalam hal ini sangatlah luas dan memiliki banyak tafsiran yang

berbeda, maka kami membatasi pembahasan ini. Pembatasan tersebut adalah

pemahaman terhadap karya sastra novel beserta perbandingannya.

Berkaitan dengan pembahasan yang kami teliti, dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

Bagaimana perbandingan atau perbedaan novel yang berjudul

“Sang Pemimpi” dan novel “Revolusi Di 181 “ yang memiliki kesamaan

dalam tema?

1.3 Tujuan Permasalahan

Dalam pembuatan karya tulis ini,kami bertujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui unsur-unsur yang membentuk sebuah novel dan meneliti

unsur tata bahasanya.

2. Membandingkan novel “Sang Pemimpi” dengan novel “Revolusi di 181”

yang memiliki kesamaan dalam tema.

1.4 Manfaat Penelitian

Karya tulis ini disusun berdasarkan pendekatan-pendekatan penikmat karya

sastra novel. Ditujukan untuk mengupas kekayaan unsur yang terkandung di

dalam novel, di mana setiap novel memiliki kekayaan unsur yang berbeda pula.

Oleh karena itu, penting dilakukan penelitian yang mendalam dengan 2 variabel

novel yang berbeda. Sehingga tujuan penelitian ini dapat tercapai, dan

memberikan nilai tambah bagi pembaca karya tulis.

Karena dengan adanya penelitian yang dilakukan ini, hendaknya para

pembaca dapat memperoleh wawasan yang lebih luas mengenai novel beserta

unsur-unsurnya.

1.5 Asumsi Keterbatasan

Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis mengakui adanya keterbatasan-

keterbatasan yang tidak dapat dihindari. Keterbatasan-keterbatasan tersebut,

antara lain : keterbatasan waktu dan bahan. Sehingga, dalam pencapaiannya

pun karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis memohon

maaf yang sebesar-besarnya atas segala keterbatasan dalam karya tulis ini.

1.6 Metode Penelitian

Dalam pembuatan karya tulis ini, untuk meneliti data kami gunakan metode

sebagai berikut ;

1. Pengamatan langsung dengan membaca novel yang

diperbandingkan.

2. Mencari sumber lain seperti buku sumber, media cetak, media

elektronik dan sumber relevan.

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1Pembatasan Teori

Dalam karya tulis ini, kami akan mengupas unsur-unsur pembentuk novel,

serta membandingkan antara novel yang berjudul “Sang Pemimpi” dan novel

“Revolusi Di 181 “ yang memiliki kesamaan dalam tema.

2.2Pengkajian Teori

1. Pengertian Novel

Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya

dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel berasal dari

bahasa Italia, “novella” yang berarti "sebuah kisah, sepotong berita". Novel

lebih panjang dan lebih kompleks dari cerpen, setidaknya berisi 40.000 kata .

Bahasanya sederhana atau bahasa sehari-hari dan bersifat realisme dan

naturalisme. Novel tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal

sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh

dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Kejadian yang melahirkan

konflik, yang pada akhirnya melahirkan perubahan nasib para pelakunya.

Novel sering diartikan sebagai roman. Namun, kenyataanya dalam bahasa

Indonesia dibedakan dari roman. Sebuah roman alur ceritanya lebih kompleks

(menceritakan seluruh kehidupannya, dari awal hingga akhir) dan jumlah

pemeran atau tokoh cerita juga lebih banyak. Syarat utama sebuah novel

adalah harus menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas bagi

pembacanya.

Banyak definisi yang diungkapkan oleh sastrawan. Definisi tersebut

berbeda-beda tergantung dari sudut pandang yang mereka gunakan. Definisi

– definisi itu antara lain:

1. Menurut Drs. Jakob Sumardjo, Novel adalah bentuk sastra yang paling

popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak

beredar. Lantaran daya komunitasnya yang luas pada masyarakat.

2. Menurut Dr. Nurhadi; Dr. Dawud; Dra. Yuni Pratiwi, M.Pd; Dra. Abdul Roni,

M. Pd, Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-

nilai budaya sosial, moral, dan pendidikan.

3. Menurut Drs. Rostamaji,M.Pd; Agus priantoro, S.Pd, Novel merupakan

karya sastra yang mempunyai dua unsur, yaitu : unsur intrinsik dan unsur

ekstrinsik yang kedua saling berhubungan karena sangat berpengaruh

dalam kehadiran sebuah karya sastra.

4. Menurut Paulus Tukam, S.Pd, Novel adalah karya sastra yang berbentuk

prosa yang mempunyai unsur-unsur intrinsik.

2. Jenis-Jenis Novel

Sebagai bahan bacaan, novel dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu :

a. Karya serius

Sebuah novel serius bukan saja dituntut agar dia merupakan karya

yang indah, menarik dan dengan demikian juga memberikan hiburan

pada kita. Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri. Novel

yang baik adalah novel yang isinya dapat memanusiakan para

pembacanya. Novel serius punya fungsi social, lantaran novel yang

baik ikut membina orang tua masyarakat menjadi manusia. Unsur –

unsur yang terkandung dalam novel sastra serius adalah sebagai

berikut :

- Tema karya sastra tidak hanya bercerita masalah cinta asmara

belaka, ia membuka diri terhadap semua masalah yang

penting untuk menyempurnakan hidup manusia.

- Karya sastra tidak berhenti pada gejala permukaan saja, tetapi selalu

mencoba memahami secara mendalam dan mendasar suatu

masalah.

- Kejadian atau pengalaman yang diceritakan dalam karya sastra bisa

dialami atau sudah dialami oleh manusia. Karya sastra

membicarakan hal – hal yang universal dan nyata.

- Sastra selalu bergerak, selalu segar dan baru.

- Bahasa yang dipakai adalah bahasa standar.

b. Karya hiburan

Novel hiburan hanya dibaca untuk kepentingan santai belaka. Tradisi

novel hiburan terikat dengan pola – pola. Novel hiburan berfungsi

personal, karena tidak memperdulikan apakah cerita yang dihidangkan

tidak membina manusia atau tidak, yang penting adalah bahwa novel

memikat dan orang mau cepat–cepat membacanya. Novel hiburan juga

menceritakan hal-hal yang indah seperti cerita percintaan yang

sentimentil, sehingga pembaca sangat menyukainya. Novel hiburan ini

juga diperhatikan oleh para kritisi, menyangkut masalah komersialnya.

Jenis dari novel hiburan menurut upaya, antara lain :

a. Novel Detektif

b. Novel Roman

c. Novel Mistery

d. Novel Gothic

e. Novel Criminal

f. Novel Science Fiction (SF)

Unsur – unsur yang terkandung dalam novel sastra hiburan adalah

sebagai berikut :

- Tema yang selalu hanya menceritakan kisah asmara tanpa masalah

lain yang lebih serius.

- Novel terlalu memberikan tekanan pada plot cerita.

- Biasanya cerita disampaikan dengan gaya emosional.

- Masalah yang dibahas kadang-kadang tidak dalam kehidupan nyata.

- Karena cerita ditulis untuk konsumsi massa, maka pengarang

mengikuti hukum cerita konvensional.

- Bahasa yang dipakai adalah bahasa yang aktual, serta bahasa

sehari-hari.

3. Ciri-ciri Novel

Novel termasuk salah satu prosa baru. Prosa baru memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

Dinamis (perubahannya cepat)

Rakyat sentris (berdasarkan kehidupan rakyat sekitar)

Realistis

Dipengaruhi sastra barat

Nama pencipta selalu dicantumkan

4. Struktur Novel

Struktur novel dibentuk oleh unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur

intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam, seperti tema

dan amanat, alur, karakterisasi, setting, dan point of view. Sedangkan unsur

ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra yang berasal dari luar

cerita tersebut.

a. Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik terdiri dari :

1. Tema

Menurut Drs. Rustamaji M.Pd dan Agus priantoro S.Pd, Tema

merupakan ide pokok atau permasalahan utama yang mendasari

jalan cerita novel. Tujuan pengarang dalam menciptakan karya

sastra bukan hanya ingin menyampaikan cerita melainkan ingin

mengungkapkan suatu konsep tertentu. Dari konsep itulah, sebuah

cerita dibangun dengan memanfaatkan unsur-unsur intrinsik oleh

pengarang. Tanpa adanya tema, maka tidak akan lahir sebuah

cerita. Oleh karena itu, pokok pikiran, ide, atau gagasan yang

mendasari karangan itulah yang disebut tema.

Dalam karya sastra, tema senantiasa berkaitan dengan nilai-nilai

kehidupan dan pola tingkah laku. Tema jarang dituliskan secara

tersurat oleh pengarangnya. Untuk dapat merumuskan tema, terlebih

dahulu kita harus mengenali unsur-unsur intrinsik yang dipakai

pengarang untuk mengembangkan ceritanya.

Jenis tema terdiri dari tema berat dan tema ringan. Baik buruknya

suatu karya tidak ditentukan oleh tema namun ditentukan oleh

mendalam tidaknya tema tersebut digarap. Menurut Oemarjati

(1962 : 54 – 55), karya yang bermutu tidak hanya mengungkapkan

jalinan peristiwa, melainkan mengetengahkan juga falsafah-falsafah

kemanusiaan yang mendorong pembaca untuk berkontemplasi.

2. Alur atau Plot

Alur atau plot adalah rangkaian peristiwa yang membangun

sebuah cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab-akibat. Marjorie

Boulton (1984 : 75) mengibaratkan alur sebagai rangka di dalam

tubuh manusia yang berfungsi menopang tubuh agar dapat berdiri.

Novel memiliki jalan cerita yang panjang. Hal ini disebabkan karena

tema cerita yang dikisahkan lebih kompleks. Ditinjau dari fungsinya,

tema dapat dibedakan menurut peristiwa-peristiwa utama yang

membentuk alur utama, dan peristiwa-peristiwa pelengkap yang

membentuk alur bawahan atau pengisi jarak antara dua peristiwa

utama.

a. Tahapan alur

Secara umum, alur terbagi dalam tahapan-tahapan berikut :

1) Tahap pengenalan (exposition)

Dalam tahap ini, pengarang memperkenalkan para tokoh.

2) Tahap pengungkapan peristiwa (complication)

Dalam tahap ini menceritakan peristiwa awal yang dihadapi

pelaku.

3) Tahap konflik memuncak (rising action) . Dalam tahap ini,

konflik yang dialami tokoh semakin menigkat.

4) Puncak konflik (turning point)

Bagian ini disebut pula sebagai klimaks. Dalam tahap ini

menggambarkan masalah itu telah mencapai klimaks.

5) Tahap penyelesaian (ending)

Dalam tahap ini menceritakan bahwa masalah tersebut telah

teratasi. Bagian ini merupakan akhir atau penutup cerita.

Akhir cerita ini bisa melegakan (happy ending), bisa

menyedihkan (unhappy end/sad ending), bisa juga

menggantung tanpa pemecahan.

b. Cara penyajian alur

Cara menyajikan alur :

1) Linear Peristiwa-peristiwa dalam cerita yang disampaikan

secara berurutan/ kronologis.

- Alur maju/ progresif

Cerita diawali dengan peristiwa pertama dalam urutan

waktu terjadinya, yaitu pengarang memaparkan

keberadaan tokoh utamanya lebih dahulu sebelum tokoh

tersebut berlakuan.

- Alur mundur/ ingresif / flash back

Sejak awal cerita, para tokoh sudah langsung berlakuan.

Keberadaan si tokoh dipaparkan secara bertahap, baik

dalam peristiwa pertama maupun peristiwa lanjutan.

2) Gabungan Alur maju dan mundur yang digunakan secara

bersama-sama dalam sebuah cerita.

3. Latar

Latar atau setting adalah tempat atau waktu terjadinya suatu

peristiwa atau cerita. Latar meliputi tempat, waktu, dan suasana.

4. Penokohan

Penokohan menggambarkan karakter untuk pelaku, baik keadaan

lahirnya atau keadaan batinnya. Ada dua macam karakterisasi, yaitu

secara langsung dan tak langsung. Karakterisasi langsung adalah

apabila pengarang secara langsung menyebutkan watak tokoh-tokoh

cerita. Berbeda dengan karakterisasi langsung, karakterisasi tak

langsung menggambarkan watak tokoh melalui pendeskripsian

tingkah laku dan pemikiran-pemikiran si tokoh. Karakter pelaku ada

empat macam, yaitu :

- Protagonis : Tokoh utama cerita yang berperan sebagai

penggerak cerita. Tokoh inilah yang pertama-

tama menghadapi masalah dan terlibat dalam

kesulitan.

- Antagonis : Tokoh utama yang berperan sebagai

penghalang tokoh protagonis. Tokoh ini

merupakan lawan protagonis.

- Confidant : Tokoh confidant mempunyai peran sebagai

tokoh pembantu yang menjadi kepercayaan

protagonis dan atau antagonis. Lewat tokoh

ini pembaca dapat mengenal watak dan niat-niat

tokoh utama dengan lebih baik.

- Figuran : Tokoh tambahan yang perannya tidak penting

bagi keutuhan tema cerita. Figuran

dihadirkan untuk menciptakan suasana agar

cerita lebih hidup. (Tokoh ini lebih sering muncul

dalam drama atau film daripada dalam cerpen,

novel, maupun roman).

Untuk menggambarkan karakter seorang tokoh, pengarang dapat

menggunakan teknik sebagai berikut :

a. Teknik analitik, karakter tokoh diceritakan secara langsung oleh

pengarang.

b. Teknik dramatik, karakter tokoh dikemukakan melalui :

1) Penggambaran fisik dan perilaku tokoh,

2) Penggambaran lingkungan kehidupan tokoh,

3) Penggambaran tata kebahasaan tokoh,

4) Pengungkapan jalan pikiran tokoh, dan

5) Penggambaran oleh tokoh lain.

5. Sudut pandang

Sudut pandang atau point of view adalah posisi pengarang dalam

membawakan cerita. Menurut Harry Show (1972 : 293) sudut

pandang dibagi menjadi 3 yaitu :

1) Pengarang menggunakan sudut pandang took dan kata ganti

orang pertama, mengisahkan apa yang terjadi dengan dirinya dan

mengungkapkan perasaannya sendiri dengan kata-katanya

sendiri. Biasanya pengarang memakai tokoh ‘aku’.

2) Pengarang mengunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih

banyak mengamati dari luar daripada terlihat di dalam cerita

pengarang biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga. Tokoh

utama cerita dengan point of view ini adalah ‘dia’, ‘ia’, atau

seseorang dengan nama tertentu.

3) Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama

sekali berdiri di luar cerita, ia serba melihat, serba mendengar,

serba tahu. Ia melihat sampai ke dalam pikiran tokoh dan mampu

mengisahkan rahasia batin yang paling dalam dari tokoh.

6. Amanat

Amanat merupakan ajaran moral atau pesan yang hendak

disampaikan pengarang kepada pembacanya. Amanat disebut juga

hikmah cerita. Dahulu, pesan moral seringkali disampaikan oleh

pengarang secara eksplisit, verbal dan langsung. Sedangkan di

zaman modern ini, penulis lebih sering menyiratkan pesan secara

implisit melalui perilaku tokoh, terutama menjelang cerita berakhir.

Amanat dapat berupa nasihat, ajakan, larangan, atau paham-paham

tertentu.

7. Gaya bahasa

Menurut Drs. Rustamaji, M.Pd dan Agus Priantoro, S.Pd, gaya

bahasa merupakan gaya yang dominan dalam sebuah novel. Jenis-

jenis gaya bahasa, di antaranya natural, romantis, hiperbola, dan lain

sebagainya.

b. Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik adalah hal-hal yang berada di luar struktur karya

sastra. Menurut Drs. Rustamaji, M.Pd dan Agus Priantoro, S.Pd,

perhatian terhadap unsur – unsur ini akan membantu keakuratan

penafsiran isi suatu karya sastra. Unsur ekstrinsik ini meliputi :

- Judul Novel

- Biografi Pengarang

- Tahun Penjilidan

- Cetakan ke-

- Nama Penerbit

- Angkatan Sastrawan

- Latar Belakang Penciptaan

5. Nilai-nilai Novel

Di dalam sebuah karya sastra, terdapat nilai – nilai, antara lain :

Nilai Sosial

Nilai sosial akan membuat orang lebih tahu dan memahami

kehidupan manusia lain.

Nilai Ethik

Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri yaitu novel

yang isinya dapat memanusiakan para pembacanya, novel-novel

demikian yang dicari dan dihargai oleh para pembaca yang selalu

ingin belajar sesuatu dari seorang pengarang untuk

menyempurnakan dirinya sebagai manusia.

Nilai Hedorik

Nilai hedorik ini yang bisa memberikan kesenangan kepada

pembacanya sehingga pembaca ikut terbawa ke dalam cerita

novel yang diberikan.

Nilai Spirit

Nilai sastra yang mempunyai nilai spirit isinya dapat menantang

sikap hidup dan kepercayaan pembacanya. Sehingga pembaca

mendapatkan kepribadian yang tangguh percaya akan dirinya

sendiri.

Nilai Koleksi

Novel yang bisa dibaca berkali-kali yang berakibat bahwa orang

harus membelinya sendiri, menyimpan dan diabadikan.

Nilai Kultural

Novel juga memberikan dan melestarikan budaya dan peradaban

masyarakat, sehingga pembaca dapat mengetahui kebudayaan

masyarakat lain daerah.

6. Sinopsis Novel

Sinopsis novel atau ringkasan novel adalah bentuk pemendekan dari

sebuah novel dengan tetap memperhatikan unsur-unsur intrinsik novel.

Membuat Sinopsis merupakan suatu cara yang efektif untuk menyajikan

karangan (novel) yang panjang dalam bentuk yang singkat.

Langkah membuat Sinopsis Novel

Membaca naskah asli terdahulu untuk mengetahui kesan umum penulis.

Mencatat gagasan utama dengan mencari gagasan - gagasan yang

penting.

Menulis ringkasan berdasarkan gagasan-gagasan utama. Gunakan

kalimat yang padat, efektif, dan menarik untuk merangkai jalan cerita

menjadi sebuah karangan singkat yang menggambarkan karangan asli.

Dialog dan monolog tokoh cukup ditulis isi atau dicari garis besarnya

saja.

Ringkasan / sinopsis novel tidak boleh menyimpang dari jalan cerita dan

isi dari keseluruhan novel.

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

3.1 Tujuan Khusus

Adapun tujuan pengoperasian penelitian ini adalah :

Mengetahui unsur-unsur yang terkandung di dalam sebuah novel.

Meliputi unsur intrinsik, maupun ekstrinsik. Dengan pengulasan satu per

satu, beserta contoh dari tiap-tiap variabel penelitian.

Mengetahui perbedaan novel berjudul “Sang Pemimpi” dan novel

“Revolusi Di 181 “ yang memiliki kesamaan pada tema. Baik itu

perbedaan dari segi unsur intrinsiknya ataupun dari

3.2 Metode dan Rancangan Penelitian

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini kami menggunakan metode

Deskriptif /descriptive research adalah untuk membuat pencandraan secara

sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta yaitu dengan mencari

informasi terlebih dahulu mengenai novel yang memiliki tema yang sama. Serta

membaca kedua novel laulu meneliti unsur intrinsik dan ekstrinsiknya sembari

menganalisis tata bahasanya.

3.3 Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan 2 sample di mana sesuai

dengan tujuan penelitian, masing-masing sample merupakan novel karya

dalam negeri yang memiliki tema yang sama. Berikut ini kedua sample

tersebut :

Sample 1

Sang Pemimpi

Pengarang : Andrea Hirata

Sample 2

Revolusi di 181

Pengarang : Syamsa Hawa

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Jabaran Variabel Penelitian

Variabel 1 Novel Pendidikan

Laskar Pelangi

Oleh : Andrea Hirata

Mahar adalah sosok anak yang periang, punya banyak ide, santai, cuek dan sangat

berbakat dalam bidang seni terutama musik. Ia selalu berimajinasi diatas pohon favoritnya

yakni pohon filicium bahwa suatu saat nanti ia akan menjadi seorang seniman yang

terkenal. Hingga suatu ketika sekolah SD Muhammadiyah tempatnya sekolah

mendapatkan undangan untuk mengikuti lomba karnaval 17 Agustus. Dan pada saat itu

lah Mahar dipercaya oleh Bu Mus sebagai sutradara untuk membuat ide pertunjukkan

untuk karnaval tersebut.

Dengan senyum dan tawa tak tertahankan, Ikal, Lintang dan teman-teman Mahar lainnya

merasa lucu dengan koreografi ciptaan Mahar. Bagaimana tidak jenis tarian yang mereka

bawakan seperti mirip dengan tarian dari daerah Irian Jaya, sungguh menarik dan lucu.

Saat salah satu temannya bertanya mengenai kostum karnaval kepadanya, Mahar

tersenyum dan santai. Ia mengatakan bahwa ia telah mempersiapkan kostum yang pas

dengan tarian yang kan mereka bawakan.

Hari karnaval pun telah tiba, SD PTN telah tampil secara memukau dengan tim Marcing

Bandnya.Dari tahun sekolah milik pemerintah tersebut selalu memenangkan lomba

karnaval. Mungkin itu disebabkan karna pemerintah selalu menyalurkan dana untuk

melengkapi fasilitas disekolah tersebut berbeda dengan SD Muhammadiyah di Belitong

yang semraut dan tak terawat.

Menjelang tampil tak lelahnya Mahar memberikan teman-temannya semangat, ia

membagikan satu persatu daun-daun yang lebar sebagai kostum. Meskipun agak

pesismis namun teman-temannya menuruti saja untuk mengenakan kostum daun

tersebut. Mereka pun berfikir untuk optimis dengan idenya Mahar yang sedikit aneh itu.

Para anggota Laskar Pelangi pun tampil bak seorang penari daerah dari Irian Jaya. Muka

mereka dicoreng-moreng dengan menggunakan arang hitam, badan mereka hanya

ditutupi oleh lembaran daun-daun lebar.

Dengan sedikit aba-aba dari Mahar, gerakan menggemaskan serta terkesan lucu dan

konyol tersebut , membuat orang-orang yang menoton pertunjukan karnaval tertawa

terpikal-pikal, Bu Mus terlihat kagum dengan lakon anak-anak muridnya tersebut.

Pengumuman lomba pun akhirnya tiba, tak disangka berkat tarian unik ciptaan Mahar SD

Muhammadiyah keluar sebagai juara pertama mengalahkan SD PTN yang setiap

tahunnya selalu memenangkan lomba karnaval. Mahar dan kawan-kawan tersenyum haru

dan gembira saat mendengan pengumuman tersebut, tak henti-hentinya mereka bersorak

riang. Bu Mus terlihat berkaca-kaca menahan haru, ia pun sangat bangga dengan

prestasi pertama yang diraih oleh sekolah tempatnya mengajar itu.

Bertahun-tahun sudah semenjak kejadian karnaval itu, kini anak-anak anggota Laskar

Pelangi telah berajak dewasa. Ikal melajutkan pendidikannya ke Prancis karena ia

mendapatkan beasiswa kesana, sedangkan Lintang terpaksa putus sekolah semenjak

ayahnya meninggal saat melaut. Begitu pun nasib akhir dari Mahar, ternyata cita-citanya

untuk menjadi seniman yang urung diwujudkannya karena ia pun tak bisa melajutkan

sekolah, faktor biaya menjadi hambatannya. Nasib Mahar berakhir sebagai kuli pemarut

kelapa.

Variabel 2 Novel Pendidikan

Revolusi Di 181

Oleh : Syamsa Hawa

Diawali dengan terpilihnya lima formatur OSIS SMA 181 yaitu; Ben,

Amara, Thio, Aly, dan Syahrul. Mereka menamakan diri mereka “BATAS”

yang merupakan akronim dari nama mereka semua. BATAS mempunyai

tujuan untuk mengubah citra SMA 181 yang tadinya buruk menjadi

sekolah yang unggul.

Melalui OSIS mereka memulai dengan menyusun program kerja.

Dalam usahanya untuk berhasil memenehui program kerja, mereka

banyak mendapatkan kesulitan dan tantangan. Tantangan yang banyak

menghadang tidak membuat mereka putus asa, bahkan mereka menjadi

semakin bersemangat dan hal itu yang membuat BATAS semakin solid.

BATAS didukung dengan personil yang unggul. Ben adalah anak

orang kaya raya, walaupun ia agak nakal dan senang berpacaran, Ia

adalah sosok orang yang populer dikalangan remaja perempuan.

Dengan kemampuan materilnya, ia dan orang tuanya sering menjadi

donatur dalam setiap pembangunan prasarana dan sarana SMA 181.

Amara adalah satu-satunya perempuan dalam formatur OSIS. Walaupun

begitu, dia sangat berani dan percaya diri dalam setiap pengambilan

keputusan. Thio adalah ketua OSIS di SMA 181, sebagai seorang ketua

dia sangat bijaksana dan pandai bicara. Thio adalah orang yang atletis,

dengan kemampuanya ia sangat disenangi sekaligus disegani teman-

temannya. Aly adalah orang yang pembawaannya teduh dan sangat

religius. Ia seringkali memberikan usul yang brilian dalam setiap

keputusan yang diambil BATAS. Yang terakhir adalah Syahrul, dia

adalah seorang mempunyai jiwa seni yang sangat tinggi.

Kemampuannya yang sangat menonjol adalah keterampilannya dalam

menulis, oleh karena itu ia dipercaya menjadi sekretaris dalam formatur

OSIS.

Batas tidak hanya berusaha menghadapi masalah di sekolah,

namun mereka juga berusaha membantu menyelesaikan masalah yang

terjadi pada personil BATAS yang lain. Sebagai hasil perjuangannya,

mereka berhasil menaikan ranking SMA 181 dalam penilaian sekolah

yang tadinya di posisi 51 naik drastis ke posisi 7.

4.2 Hasil Penelitian

Tabel berikut menjelaskan hasil-hasil penelitian yang berhasil kami dapatkan :

Variable Khusus

Variable Umum

Sample 1 Sample 2

Sang Pemimpi Revolusi Di 181

Unsur

IntrinsikTema

Persahabatan dan

Pendidikan

Persahabatan dan

pendidikan

Alur / Plot Progresif – Ingresif Alur maju/Progresif

Latar

Tempat

Waktu

Suasana

Pohon, Sekolah

Sore

Gembira, Mengharukan

Rumah, Sekolah, Taman

(Pagi, Siang, Sore) Jam

Pelajaran

Tegang, Haru, penuh

perjuangan

Penokohan

Mahar :

Periang, punya banyak ide

Bu Mus :

Baik

Ben :

Populer, agak nakal

Amara :

Pemberani, percaya diri

Thio :

cerdas, pandai bicara

Aly :

Bijaksana, religius

Syahrul :

Berpengetahuan luas,

agak plin-plan

Sudut Pandang Pengarang serba tahuPengarang serba tahu /

Impersonal

Amanat

Optimis dalam

menyelesaikan segala hal

adalah kunci dari

keberhasilan.

Mengatasi tantangan

dengan selalu

bersemangat, Sesama

teman kita harus saling

membantu dan peduli.

Gaya Bahasa Natural Natural

Unsur

Ekstrinsik

Pengarang Andrea Hirata Syamsa Hawa

Jenis Cerita Cerita Asli Cerita Asli

Tahun Penjilidan April 2005 November 2005

Cetakan ke- I (satu) I (satu)

Penerbit PT. Gramedia Pustaka PT. Lingkar Pena Kreativa

Utama - Jakarta - Bandung

Angkatan SastrawanSastrawan Modern 1970 -

sekarang

Sastrawan Modern 2000 -

sekarang

No Data Kalimat Keterangan

1   

2   

3   

4

   

4.3 Diskusi Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan antara novel yang

berjudul “Sang Pemimpi” dan “Revolusi di 181” yang keduanya mengangkat

tema mengenai pendidikan dan persahabatan serta perjuangan hidup.

Perbedaan tersebut dapat dilihat dari unsur intrinsiknya. Kedua novel

tersebut menceritakan kehidupan remaja Sekolah Menengah Atas yang

sama-sama mempunyai cita-cita serta keinginan untuk terus maju. Namun

dalam karya tulis ini kami membandingkan cerita remaja yang tumbuh dan

berkembang di kota dan remaja yang tumbuh dan bersekolah di desa.

Dalam segi analisi tata bahasanya pun, kami menemukan ada nya

kata yang tidak baku serta kalimat yang tidak efektif pada kedua novel

tersebut.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA