Post on 02-Jul-2015
PENGERTIAN KOMUNIKASI
suatu proses penyampaian pesan atau informasi seseorang kepada orang lain
baik secara verbal maupun non verbal. Penyampaian pesan dapat dilakukan
dengan menggunakan simbol, tanda atau tingkah laku.
Unsur-unsur komunikasi adalah
Pesan
Komunikan
Media
Respon/umpan balik
Faktor yang mempengaruhi komunikasi :
Situasi/suasana
Waktu
Kejelasan pesan
Sikap Dalam Komunikasi
Sikap Berhadapan : Langsung Bertatap muka atau berhadapan langsung
Sikap Mempertahankan Kontak : bertujuan menghargai klien
Sikap Membungkuk Kearah Pasien : membungkuk sedikit ke arah pasien
Sikap Terbuka : posisi kaki tidak melipat, tangan menunjukkan keterbukaan
Sikap tetap Relaks : adanya keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi
dalam memberi respon pd klien slma komunikasi.
Sikap Non Verbal selama komunikasi
Gerakan Mata
Ekspresi Muka
Sentuhan
Komunikasi Terapeutik
• Sieh A., Louise K., dan Brenti (1997) mengemukakan bahwa komunikasi
terapeutik adalah sebagai segala bentuk komunikasi yang dirancang untuk
meningkatkan kesejahteraan klien atau untuk menghilangkan distres psikologis.
• Komunikasi terapeutik ditunjukkan dengan empati, rasa percaya, validasi dan
perhatian.
Komunikasi Pada Anak Sesuai Tahapan Perkembangan
Masa bayi
Bayi belum dapat mengekspresikan perasaan dan pikirannya dengan kata-kata.
Oleh karena itu, komunikasi dengan bayi lebih banyak menggunakan jenis komunikasi
non verbal. Pada saat lapar, haus, popoknya basah, dan perasaan tidak nyaman
lainnya, bayi hanya bisa mengekspresikannya dengan menangis.
Oleh karena itu, perhatikan saat berkomuniksi dengannya dan jangan langsung
menggendong atau memangkunya karena bayi akan merasa takut. Lakukan
komunikasi terlebih dahulu dengan ibunya dan/atau mainan yang dipegangnya.
Tunjukkan bahwa kita ingin membina hubungan baik dengannya dan ibunya
• Masa balita (1 – 5 tahun)
Karakteristik anak usia balita terutama anak usia di bawah 3 tahun ( Toddler)
adalah merupakan periode egosentris. Selain itu, anak juga mempunyai perasaan takut
pada ketidaktahuannya sehingga anak perlu diberi tahu tentang apa yang akan terjadi
padanya
Dari aspek bahasa, anak belum mampu berbicara secara fasih, oleh karena itu
saat menjelaskan gunakanlah kata-kata yang sederhana, singkat dan istilah yang
dikenal anak. Posisi tubuh yang baik saat berbicara pada anak balita adalah dengan
berjongkok, duduk di kursi kecil atau berlutut sehingga pandangan mata kita akan
sejajar dengannya.
Anak usia 5 – 8 tahun
Anak usia ini sangat peka terhadap stimulus yang dirasakannya akan
mengancam keutuhan tubuhnya. Oleh karena itu, apabila perawat akan
melakukan suatu tindakan, anak akan bertanya : mengapa dilakukan, untuk apa
dan bagaimana caranya dilakukan ?. Seorang anak membutuhkan penjelasan
atas pertanyaannya.
Anak usia 8 – 12 tahun
Anak usia sekolah sudah lebih mampu berkomunikasi dengan orang dewasa.
Perbendaharaan kata sudah lebih banyak dikuasai dan anak sudah mampu
berpikir secara konkrit. Apabila akan melakukan tindakan, perawat dapat
menjelaskannya dengan mendemonstrasikan pada mainan anak, misalnya
bagaimana perawat akan menyuntik diperagakan dahulu pada bonekanya.
Anak usia remaja
Periode remaja adalah periode transisi atau peralihan dari akhir masa kanak-
kanak menuju masa dewasa.
Anak harus diberikan kesempatan untuk belajar memecahkan masalah secara
positif, apabila anak merasa cemas atau stres, jelaskan bahwa ia dapat
mengajak bicara teman sebayanya dan/atau orang dewasa yang ia percaya
termasuk perawat yang selalu bersedia menemani dan mendengarkan
keluhannya.
TEKNIK BERKOMUNIKASI DENGAN ANAK
1. Melalui orang atau pihak ketiga
Untuk membina dan menanamkan trust anak kepada perawat, hindari berkomunikasi
secara langsung pada anak terutama menghadapi anak usia bayi dan toddler.
2. Bercerita sebagai alat komunikasi
Dengan bercerita kita bisa menyampaikan pesan tertentu pada anak.
3. Fasilitasi anak untuk berespon
Fasilitasi anak untuk berespon terhadap pesan yang kita sampaikan. Dengarkan
ungkapannya dengan baik, tetapi hati-hati dalam merefleksikan ungkapan yang
negatif.
4. Meminta anak untuk menyampaikan keinginannya
Keinginan yang diungkapkan seorang anak akan menunjukkan perasaan dan
pikiran anak pada saat itu sehingga kita dapat mengetahui masalah aktual dan
potensial yang dapat terjadi pada anak.
5. Biblioterapi
Buku atau majalah dapat juga digunakan untuk membantu anak
mengekspresikan pikiran dan perasaannya.
6. Pilihan pro dan kontra
Ajukan suatu situasi pada anak dan biarkan ia menyimak dengan baik
kemudian mintalah anak untuk menyebutkan atau menuliskan hal yang positif
dan negatif menurut pendapatnya.
7. Penggunaan skala peringkat
Skala peringkat digunakan untuk mengkaji kondisi tertentu, misalnya mengkaji
intensitas nyeri.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0 diartikan sebagai perasaan tidak nyeri
1 – 3 diartikan sebagai nyeri ringan
> 3 – 7 diartikan sebagai nyeri sedang
> 7 – 9 diartikan sebagai nyeri yang berat
> 9 – 10 diartikan sebagai nyeri yang sangat hebat
Gambar : Skala peringkat nyeri (Wong, 2000)
8. Minta anak untuk menulis
Ada anak yang pada saat sedih, marah atau jengkel atau cemas lebih
banyak diam dan tidak mau bicara. Bantu anak mengekspresikan perasaannya
tersebut dengan cara memintanya untuk menulis tentang apa yang ingin ia tulis.
9. Minta anak untuk menggambar
Cara lain untuk mengekspresikan perasaanya adalah dengan meminta anak
untuk menggambar atau melukis apa yang diinginkannya.
10. Laksanakan program bermain
Kegiatan bermain di rumah sakit sangat efektif dilakukan untuk memantau
tingkat perkembangan anak.
Cara Komunikasi dengan Orang Tua Anak
Anjurkan Orang Tua untuk Berbicara
Arahkan ke Fokus
Mendengarkan
Diam
Empati
Meyakinkan Kembali
Merumuskan Kembali
Tahapan dalam Komunikasi dengan anak
Tahap Pra Interaksiasi
Tahap Perkenalan atau Orientasi
Tahap Kerja
Tahap Termi
Faktor2 yg mempengaruhi komunikasi dengan anak
Pendidikan
Pengetahuan
Sikap
Usia Tumbuh Kembang
Status Kesehatan anak
Sistem Sosial
Saluran
Lingkungan