Post on 15-Sep-2015
description
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kelompok kami dapat membuat makalah dengan judul EPIDIOMIOLOGI DI DALAM MASYARAKAT tanpa halangan apapun.
Dalam menyusun makalah ini, kelompok kami banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik berupa bantuan moral maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini , kami ingin menyampaikan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada dosen pembimbing kami dan semua puhak yang telah membantu, hingga terselesainya penyusunan makalah ini.
Kelompok kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan terbuka kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dan berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan kesempurnaan makalah ini.
Kelompok kami berharap makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya.Atas segenap perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Kediri, 23 Februari 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyakit merupakan salah satu gangguan kehidupan manusia yang telah dikenal orang sejak dahulu. Pada mulanya, konsep terjadinya didasarkan pada adanya gangguan makhluk halus atau karena kemurkaan dan yang maha pencipta. Hingga saat ini, masih banyak kelompok masyarakat di negara berkembang yang menganut konsep tersebut. Di lain pihak masih ada gangguan kesehatan/ penyakit yang belum jelas penyebabnya, maupun proses kejadian.
1.2Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut :
mengidentifikasi masalah masalah kesehatan di dalam masyarakat
menjelaskan sebuah insident dan prevalensi penyakit di dalam masyarakat
merencanakan pemecahan dan penanggulangan masalah kesehatan yang realistik dan melibatkan partisipasi masyarakat
1.3Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah kami kelompok 3 mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut :
memberikan pengetahuna tentang penyebaran penyakit di dalam masyarakat
mengetahui cara untuk menangani sebuah penyakit di dalam masyarakat
1.4Hipotesa
pengetahuan akan suatu insidet akan memberikan persiapan yang matang dalam menanganinya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Epidiomiologi
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi penyakit dan determinannya pada manusia. Distribusi penyakit dapat di dekripsikan menurut orang ( usia, jenis kelamin, ras ), tempat ( penyebaran geografis ), dan waktu, sedangkan pengkajoan determinan penyakit mencakup penjelasan pola distribusi penyakit tersebut menurut factor-faktor penyebabnya (MacMahon & Pugh, 1970).
2.1.1TujuanEpidiomiologi
Secara umum, dapat dikatakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam epidemiologi adalah memperoleh data frekuensi, distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, misalnya: 1.
Penelitian epidemiologis yang dilakukan pada kejadian luar biasa akibat keracunan makanan dapat digunakan untuk mengungkapkan makanan yang tercemar dan menemukan penyebabnya.2.
Penelitian epidemiologis yang dilakukan untuk mencari hubungan antara karsinoma paru-paru dengan asbes, rokok dengan penyakit jantung dan hubungan-hubungan penyakit dan masalah kesehatan lainnya3.
Menentukan apakah hipotesis yang dihasilkan dari percobaan heawan konsisten dengan data epidemiologis4.
Memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan, penanggualangan masalah kesehatan, serta menentuka prioritas masalah keseahatan masyarakat
Sedangkan tujuan epidemiologi menurut Risser (2000), Gordis (2000), Gerstman (1998), Kleinbaum (1982) dapat di simpulkan sebagai berikut :Mendeskripsikan Distribusi, kecenderungan dan riwayat alamiah suatu penyakit atau keadaan kesehatan populasi.
Menjelaskan etiologi penyakit.
Meramalkan kejadian penyakit.
Mengendalikan distribusi penyakit dan masalah kesehatan populasi.
2.2 Peranan Epidemiologi
Epidemiologi diharapkan dapat berperan dalam pembangunan kesehatan masyarakat secara keseluruhan . Bentuk peran tersebut dapat dijabarkan dalam 7 peran utama menurut Valanis yaitu :
Invetigasi etiologi penyakit
Hal ini menggambarkan bahwa epidemiologi dapat digunakan untuk mencari penyebab pasti terjadinya suatu masalah kesehatan.
2.Identifikasi faktor resiko
Hal ini menggambarkan bahwa epidemiologi dapat digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mugkin menjadi penyebab masalah kesehatan.
3.Identifikasi sindrom dan klasifikasi penyakit
Hal ini meggambarkan bahwa epidemiologi dapat digunakan untuk mengidentifikasi kumpulan gejala dari masalah kesehatannya yang akhirnya dimasukkan ke dalam golongan penyakit tertentu.
4. Melakukan diagnosa banding dan perencanaan pengobatan
Hal ini mnggambarkan bahwa epidemiologi dapat digunakan untuk membandingkan 2 masalah kesehatan dengan gejala yang sama sehingga dapat ditentukan diagnose pastinya untuk dapat dilakukan rencana pengobatan yang tepat.
5. Surveilan status kesehatan penduduk
Surveilans adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan secara terus-menerus dan sistematik dalam bentuk pengumpulan data ,analisis data, interpretasi data dan diseminasi informasi hasil interpretasi data bgi mereka yang membutuhkan .Secara sederhana ,Surveilans dalam epidemiologi adalah memantau dengan berhati-hati dan memberikan tanggapan yang relevan tentang frekuensi,distribusi dan determinan masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat.
6. Diagnosis komunitas dan perencanaan pelayanan kesehatan
Karena elemen epidemiologi adalah komunitas atau masyarakat maka epidemiologi memiliki peranan dalam menentukan masalah kesehatan komunitas bukan masalah kesehatan individu.Setelah ditentukan masalah kesehatan komunitas dilanjutkan dengan membuat rencana pelayanan kesehatan yang meliputi promotif (peningkatan kesehatan),preventif(pencegahan penyakit),kuratif(pengobatan) dan
rehabilitative(pemulihan).
7. Evaluasi pelayanan kkesehatan dan intervensi kesehatan masyarakat
Epidemiologi memiliki peran dalam menilai secara keseluruha hasil dari tindakan kesehatan dan pelayanan kesehatan yang diberikan pada masyarakat.
2.3 Manfaat Epodiomiologi Apabila Epidemiologi dapat dipahami dan diterapkan dengan baik, akan diperoleh berbagai manfaat yang jika disederhanakan adalah sebagai berikut :
Membantu Pekerjaan Administrasi Kesehatan. Yaitu membantu pekerjaan dalam Perencanaan ( Planning ) dari pelayanan kesehatan, Pemantauan ( Monitoring ) dan Penilaian (Evaluation) suatu upaya kesehatan.Data yang diperoleh dari pekerjaan epidemiologi akan dapat dimanfaatkan untuk melihat apakah upaya yang dilakukan telah sesuai dengan rencana atau tidak (Pemantauan) dan ataukah tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau tidak (Penilaian).
2.Dapat Menerangkan Penyebab Suatu Masalah Kesehatan. Dengan diketahuinya penyebab suatu masalah kesehatan, maka dapat disusun langkah langkah penaggulangan selanjutnya, baik yang bersifat pencegahan ataupun yang bersifat pengobatan.
Dapat Menerangkan Perkembangan Alamiah Suatu Penyakit. Salah satu masalah kesehatan yang sangat penting adalah tentang penyakit. Dengan menggunakan metode Epidemiologi dapatlah diterangkan Riwayat Alamiah Perkembangan Suatu Penyakit ( Natural History of Disease ). Pengetahuan tentang perkembangan alamiah ini amat penting dalam menggambarkan perjalanan suatu penyakit. Dengan pengetahuan tersebut dapat dilakukan berbagai upaya untuk menghentikan perjalanan penyakit sedemikian rupa sehingga penyakit tidak sampai berkelanjutan. Manfaat / peranan Epidemiologi dalam menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit adalah melalui pemanfaatan keterangan tentang frekwensi dan penyebaran penyakit terutama penyebaran penyakit menurut waktu. Dengan diketahuinya waktu muncul dan berakhirnya suatu penyakit, maka dapatlah diperkirakan perkembangan penyakit tersebut.
4. Dapat Menerangkan Keadaan Suatu Masalah Kesehatan. Karena Epidemiologi mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran masalah kesehatan, maka akan diperoleh keterangan tentang keadaan masalah kesehatan tersebut. Keadaan yang dimaksud di sini merupakan perpaduan dari keterangan menurut cirri cirri Manusia, tempat dan Waktu.
Perpaduan ciri ini pada akhirnya menghasilkan 4 ( empat ) Keadaan Masalah Kesehatan yaitu :
a.EPIDEMIAdalah : Keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit ) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat berada dalam frekuensi yang meningkat.
b.PANDEMIAdalah : Suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit ) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat memperlihatkan peningkatan yang amat tinggi serta penyebarannya telah mencakup suatu wilayah yang amat luas.
c.ENDEMIAdalah : suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit ) yang frekuensinya pada suatu wilayah tertentu menetap dalam waktu yang lama.
d.SPORADIKAdalah : suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit ) yang ada di suatu wilayah tertentu frekwensinya berubah ubah menurut perubahan waktu.
2.3.1 Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Program pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasiyang benar dan teratur. Pencegahan penyakit menular melalui 3cara: eliminasi, memutus siklus, dan imunisasi (vaksinasi).
Mencegah lebih baik dan murah daripada mengobati Untukpencegahan dan penanggulangan penyakit menular khususnyadapat dapat dilakukan dengan 3 cara pendekatan yaitu:
1. Menghilangkan reservoir
Menhilangkan reservoir manusia sebagai sumber penyebaranpenyakit dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: Mengisolasi penderita (pasien), yaitu menempatkan pasien ditempat yang khusus untuk mengurangi kontak dengan orang lain.
Karantina adalah membatasi ruang gerak penderita danmenempatkannya bersama-sama penderita lain yang sejenispada tempat yang khusus didesain untuk itu. Biasanya dalamwaktu yang lama, misalnya karantina untuk penderita kusta.
2. Memutus mata rantai penularan.
Pemberantasan penyakit pengendalian vektor dan hospespenyakit. Vektor adalah hewan yang berperan membawa ataumenularkan suatu penyakit, tetapi agen penyebab penyakittersebut tidak mengalami perkembang-biakan pada tubuhhewan tersebut. Sebagai contoh: lalat menularkan penyakitdisentri. Nyamuk Aedes aegypti menularkan demam berdarahDengue (DBD). Pengendalian vektor dan hospes penyakit dapatdilakukan dengan berbagai cara: secara mekanik, khemis, dan biologis.
Secara mekanik dengan memberantas tempat hidup(sarang) yang disukai vektor dan hospes penyakit tersebut.Sebagai contoh: program M-3 (menguras, menutup, danmengubur).
Secara khemis dengan menggunakan obat-obatanpembasmi vektor dan hospes penyakit tersebut. Sebagaicontoh: pemberantasan nyamuk dengan menggunakaninsektisida (DDT), larvisida (abate) dsb.
Secara biologis dengan menggunakan predator (hewanpemangsa) vektor dan hospes penyakit tersebut. Sebagaicontoh: pemberantasan nyamuk menggunakan ikan, bakteri,cacing, dan jenis nyamuk lainnya.
Secara terpadu yaitu menggunakan ketiga cara tersebutbersamaan. Cara terpadu merupakan cara pengendalianvektor dan hospes penyakit yang terbaik danefektif. Meningkatkan sanitasi lingkungan dan higieneperorangan adalah merupakan usaha yang penting untukmemutus hubungan atau mata rantai penularan penyakitmenular. Desinfektansia ialah zat-zat kimia yang dapatmembunuh hama-hama penyakit dan jasad-jasad renik lainnya. Misalnya: karbol, formalin, sublimat, kaporit, yodium, alkohol dan lain-lain.
3.Melindungi orang-orang (kelompok) yang rentan
Bayi dan anak balita merupakan kelompok usia yang rentanterhadap penyakit menular. Kelompok usia yang rentan ini perlulindungan khusus (specific protection) dengan imunisasi baikimunisasi aktif maupun pasif. Obat-obat profilaksis tertentu jugadapat mencegah penyakit malaria, meningitis dan disentribasilus. Pada anak usia muda, gizi yang kurang akanmenyebabkan kerentanan pada anak tersebut. Oleh sebab itu,meningkatkan gizi anak adalah juga merupakan usahapencegahan penyakit infeksi pada anak. Vaksin ialah suatuperbenihan kuman-kuman yang sudah dibunuh ataudilemahkan. Imunisasi bertujuan untuk merangsang timbulnyakekebalan dari dalam tubuh dengan memasukkan vaksin. Bilaseseorang mendapat suntikan vaksin TCD (Typhus, Choleradan Dysenterie), maka tubuh orang itu akan mengadakan reaksiterhadap vaksin tersebut, yakni dengan membuat antibodi.
Setelah antibodi tersebut terdapat dalam tubuh dalam kadaryang cukup, maka untuk waktu yang tertentu orang itu akankebal terhadap penyakit typhus, cholera dan dysenterie. Jaditujuan vaksinasi dengan vaksin ialah untuk mendapatkankekebalan terhadap penyakit yang bersangkutan. Kadar antibodidi dalam darah lambat laun akan menurun. Karena itupenyuntikan dengan vaksin-vaksin perlu diulangi dan suntikanulangan ini tergantung pada macamnya vaksin. Imunisasi atauvaksinasi hanya diberikan kepada orang-orang yang sehat saja.
Beberapa contoh vaksin yang sering digunakan untukmencegah timbulnya penyakit adalah:
VaksinTCD
Vaksin tetra mengandung bibit-bibit penyakit chloera, typhus,paratyphus A dan paratyphus B yang sudah dibunuh ataudilemahkan. Tetra berarti empat, sesuai dengan jumlahkuman yang terkandung di dalam vaksin tersebut. Vaksintetra juga disebut sebagai vaksin Cho-ty-pa (Chloera, Typhus, dan Paratyphus).
Vaksin BCG ( Bacille Calmette Guerin). tediri dari basil-basil TBC hidup yang sudah tidak virulen lagi. Dengan penyuntikan vaksin ini pada bayi atauanak-anak, diharapkan memberikan kekebalan terhadapserangan penyakit TBC. Awas! Vaksin BCG tidak sekali-kalidipakai untuk mengobati penyakit TBC juga tidak untukmengetahui apakah seseorang menderita penyakit TBC atautidak. Suntikan vaksin BCG diberikan khusus untuk mendapatkan kekebalan yang khas, yakni kekebalan terhadap penyakit TBC.
Vaksin cacar
Vaksin Salk ialah vaksin yang diberikan kepada anak-anakuntuk mendapat kekebalan terhadap penyakit polio penyakit lumpuh
Vaksin Otten ialah vaksin yang disuntikan kepada orangoranguntuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit pes.
Vaksin TCD, vaksin tetra, dan vaksin cacar disebut vaksinmati. Lawannya ialah vaksin hidup, misalnya.
2.4 Puskesmas
Dalam melaksanakan pelayanan kesehatannya di masyarakat, puskesmas mempunyai beberapa program yang harus dilaksanakan, yaitu:
Program wajib
a. Promosi Kesehatan (Promkes)
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
Sosialisasi Program Kesehatan
Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
b. Pencegahan Penyakit Menular (P2M) :
Surveilens Epidemiologi
Pelacakan Kasus : TBC, Kusta, DBD, Malaria, Flu Burung, ISPA, Diare, IMS (Infeksi Menular Seksual), Rabies
c. Program Pengobatan :
Rawat Jalan Poli Umum
Pengobatan Penyakit Gigi dan Mulut
Unit Rawat Inap : Keperawatan, Kebidanan
Unit Gawat Darurat (UGD)
Puskesmas Keliling (Puskel)
d. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
ANC (Antenatal Care) , PNC (Post Natal Care), KB (Keluarga Berencana),
Persalinan, Rujukan Bumil Resti, Kemitraan Dukun
e. Upaya Peningkatan Gizi
Penimbangan, Pelacakan Gizi Buruk, Penyuluhan Gizi
f. Kesehatan Lingkungan :
Pengawasan SPAL (saluran pembuangan air limbah), SAMI-JAGA (sumber air minum-jamban keluarga), TTU (tempat-tempat umum), Institusi pemerintah
Survey Jentik Nyamuk
g. Pencatatan dan Pelaporan :
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)
Program inovatif
Usaha kesehatan sekolah meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, pembinaan lingkungan sehat
Perawatan kesehatan masyarakat
Usaha kesehatan gigi&mulut
Usaha kesehatan jiwa
Laboratorium sederhana
Upaya kesehatan usia lanjut
Upaya kesehatan kerja
Upaya kesehatan mata
Usaha kesehatan olahraga
Pembinaan pengobatan
Sistim pencatat dan pelaksanaan (Slamet, 1994).
Program tambahan atau penunjang kesehatan
Puskesmas mempunyai beberapa program tambahan yang dilaksanakan sebagai kegiatan tambahan sesuai kemampuan sumber daya manusia dan material puskesmas dalam melakukan pelayanan. Program-program tersebut adalah:
Kesehatan mata : pelacakan kasus, rujukan
Kesehatan jiwa: pendataan kasus rujukan
Kesehatan lansia: pemeriksaan, penjaringan
Kesehatan reproduksi remaja: penyuluhan, konseling
Kesehatan sekolah: pembinaan sekolah sehat, pelatihan dokter kecil
Kesehatan olahraga: senam, kesegaran jasmani (Kumala, 1995).
2.5 Epidemiologi Penyakit Menular
Definisi penyakit menular adalah penyakit yang dapat berpindah dari satu orang ke orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penyakit menular ini ditandai dengan adanya agen atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah.
Suatu penyakit penyakit dapat menular dari saatu orang ke orang lain ditentukan oleh 3 faktor, yakni:
Agen ( penyebab penyakit)
Host ( induk semak)
Route of transmission ( jalannya penularan)
Agen-agen infeksi( etiologi/penyebab infeksi)
Agen( faktor penyebab) adalah suatu unsur,organisme hidup atau kuman infeksi yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit atau masalah kesehatan lainnya.
Reservoir
Reservoir adalah habitat atau tempat dimana bibit penyakit mampu hidup dan berkembang biak. Reservoir tersebut dapat berupa manusia,binatang atau ben-benda mati.
Sumber infeksi dan penyebaran penyakit
Sumber infeksi adalah semua benda termasuk orang atau binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada orang. Untuk menularkan penyakit, kuman memulai aksinya dengan memasuki pintu masuk tertentu calon penderita baru dan kemudian jika ingin berpindah ke penderita baru lagi akan keluar melalui pintu terrtentu.
Pengetahuan tentang jalan masuk ini penting dalam epidemiologi karena dengan mengetahui jalan masuk dapat dilakukan penghadangan perjalanan kuman masuk ke dalam tubuh manusia, sedangkan pengetahuan tentang jalan keluar bermanfaat dalam menemukan kuman untuk identifikasi atau diagnosis misalnya kuman TBC keluar melalui batuk maka penemuan kuman TBC dilakukan dengan penemuan kumannya di batuk atau dahaknya.
Macam-macam penularan
Kontak langsung
Inhalasi
Inhalasi adalah penularan melalui udara/pernapasan. Contohnya: TBC
Infeksi
Penularan ini terjadi melalui perantaraan tangan,makanan dan minuman. Contohnya kolera,typhus.
Penetrasi pada kulit
Hal ini dapat ditularkan langsung oleh organism itu sendiri. Penetrasi pada kulit misalnya cacing tambang, melalui gigitan vector misalnya malaria atau melalui luka,misalnya tetanus.
Infeksi melalui plasenta
Merupakan infeksi yang diperoleh melalui plasenta dari ibu penderita penyakit pada waktu mengandung.
Faktor host
Penyakit-penyakit dapat terjadi pada seseorang tergantung oleh kekebalan orang yang bersangkutan.
Pencegahan dan penanggulang penyakit menular
Ada 3 pendekatan atau cara yang dapat dilakukan untuk pencegahan dan penanggulangan penyakit menullar yaitu:
Pemberantasan reservoir(sumber penyakit)
Pemberantasan reservoir manusia sebagai sumber penyebab penyakit dapat dilakukan dengan :
Mengisolasi penderita(pasien), yaitu menempatkan pasien ditempat yang khusus untuk mengurangi kontak dengan orang lain.
Karantina adalah membatasi ruang gerak penderita dan menempatkannya bersama-sama penderita lain yang sejenis pada tempat yang khusus didesain untuk itu.
Pemberantasan reservoir binatang sebagai sumber penyebab penyakit dapat dilakukan dengan:
Memberantas sarang atau tempat hidup binatang
Melakukan vaksin binatang secara rutin
Pemeliharaan kandang atau tempat hidup binatang yang dipelihara
Memutuskan rantai penularan
Upaya pencegahan penyakit melalui pemutusan rantai penularan dapat dilakukan dengan cara:
Member penyuluhan tentang cara-cara penyebaran penyakit menular
Meningkatkan sanitasi lingkungan dan hygiene perorangan
Melindungi kelompok yang rentan dan beresiko terkena penyakit menular
Bayi,anak balita,lansia,ibu hamil adalah kelompok yang rentan terhadap penyakit menular jadi harus mendapat perlindungan khusus dengan imunisasi,pemberian vitamin dan suplemen yang lain.
2.6 Epidemiologi penyakit tidak menular
Definisi penyakit tidak menular
Penyakit tidak menular adalah penyakit yang tidak dapat berpindah dari satu orang ke orang lain. Istilah penyakit tidak menular kurang lebih mempunyai kesamaan dengan sebutan:
Penyakit kronik
Penyakit kronik dapat dipakai untuk penyakit tidak menular karena kelangsungan biasanya bersifat kronik(menahun) atau lama. Namun ada juga penyakit tidak menular yang kelangsungannya mendadak/akut,misalnya keracunan.
Penyakit non-infeksi
Penyebab penyakit tidak menular biasanya bukan mikroorganisme. Namun tidak berarti ada peranan mokroorganisme dalam terjadinya penyakit tidak menular.
Penyakit degenerative
Kejadian penyakit tidak menular bersangkutan dengan proses degenerasi atau penuaan,sehingga penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut
New communicable disease
Penyakit dianggap dapat menular mel;alui gaya hidup. Gaya hidup didalamnya menyangkut pola makan =,kehidupan seksual dan komunikasi global. (bustan,2006)
2.7 Statistik Kesehatan
Pengertian statistik
1. Arti Sempit
Merupakan data ringkasan berbentuk angka,misalnya:jumlah karyawan BKKBN,jumlah akseptor KB,jumlah peserta KB aktif di desa atau kelurahan,jumlah balita yang ditimbang pada bulan tertentu,jumlah kelompok penimbangan yang melapor pada bulan tertentu,jumlah PPKDB/Sub PPKDB,dan lain sebagainya.
2.Arti Luas
Merupakan ilmu yang mempelajari cara pengumpulan,pengolahan,penyajian dan analisis data termasuk cara pengambilan kesimpulan dengan memperhitungkan unsur ketidakpastian berdasarkan konsep propabilitas.
2.7.1 Peranan Statistik
a. Statistik sebagai bahan perencananaan
b. Statistik sebagai bahan monitoring
c. Ststistik sebagai bahan evaluasi
d. Statistik kesehatan
Penilaian atau assessment terhadap kesehatan individu didasarkan pada pemeriksaan fisik,pemeriksaan laboratirium,dan pemeriksaan-pemeriksaan lain terhadap kesehatan orang yang bersangkutan.sedangkan penilaian terhadap kesehatan masyarakat didasarkan pada kejadian-kejadian penting yang menimpa penduduk atau masyarakat,yang kemudian dijadikan kesakitan,angka kematian,angka kelahiran,dan sebagainya.semua kegiatan yang berkaitan dengan pencatatan dalam penilaian kesehatan,baik individu maupun masyarakat ini disebut statistik kesehatan.
Statistik kesehatan mencakup juga statistik kehidupan,dan data lain yang berkaitan dengan kehidupan itu.statistik kesehatan ini diperoleh dari berbagai sumber,antara lain:
institusii-institusi kesehatan; pencatatan-pencatatan dari rumah sakit,puskesmas,apotek,poliklinik,rumah bersalin,dan sebagainya.
program-program khusus: pelayanan kesehatan sekolah,pemberantasan penyakit-penyakit menular,dan sebagainya.
survei epidemiologi:informasi yang diperoleh dari lapangan(masyarakat)
survei kesehatan rumah tangga ( household survey ), yang diadakan pada periode waktu tertentu,misalnya tiap 3 tahun, 4 tahun, atau 5 tahun.
2.7.2 Ukuran Epidemiologi
Ukuran dasar yang digunakan dalam epidemiologi mencakup rate (angka) rasio dan proporsi. Ketiga bentuk perhitungan ini digunakan untuk mengukur dan menjelaskan peristiwa kesakitan,kematian,dan nilai statistik vital lainnya.
Angka/ rate
Rate (angka) merupakan ukuran yang umum digunakan untuk peristiwa yang akan diukur, biasanya untuk analisis atatistik di bidang kesehatan.
Rate adalah suatu jumlah kejadian dihubungkan dengan populasi yang bersangkutan..
Angka yang dapat menggambarkan jumlah peristiwa statistik kesehatan perlu memperhatikan karakteristik dari pembilang dan penyebutnya.
1. incidence rate (angka insidensi)
Insidence rate (angka insidensi) adalah jumlah kasus baru penyakit tertentu yang terjadi di kalangan penduduk pada suatu jangka waktu tertentu (umumnya satu tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan tahun jangka waktu yang bersangkutan dalam persen atau permil.
Rumus:
Incidence rate= jumlah kasus baru suatu penyakit selama periode tertentu
--------------------------------------------------------------------- x K( 1000)
Populasi yang mempunyai resiko
Kegunaan incidence rate adalah dapat mempelajari faktor-faktor penyebab dari penyakit dari penyakit yang akut maupun kronis.
2. Attack Rate (Angka Serangan)
Incidence rate dalam hubungannya dengan waktu tertentu seperti bulan,tahun dan seterusnya perlu diperhatikan.
Incidence rate dihitung untuk periode waktu bertahun-tahun,biasanya untuk penyakit yang jarang.Di dalam waktu yang panjang ini penyebut dapat berubah karena dalam waktu ini jumlah populasi yang mempunyai risiko juga dapat berubah.
Rumus= jumlah kasus selama epidemi
------------------------------------x k (1000)
c Populasi yang mempunyai resiko resiko
3.periode prevalence rate
Periode prevalence rate adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu waktu jangka tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktunyang bersangkutan dalam persen atau permil.
Rumus:
Period prevelence rate= jumlah penderita lama dan baru
---------------------------------------- x K ( 1000)
Jumlah penduduk pertengahan
(mid period population)
BAB III
KONSEPTUAL MAPPING
Epidiomiologi Kesehatan
Masalah Kesehatan Masyarakat
Agen
Host
Enviroment
Penyakit
Tingkat 1 Promotif & Preventif
Program Puskesmas
Upaya Penanggulangan
Tidak Menular
Menular
Tingkat 2
Kuratif
Tingkat 3
Rehabilitatif
16