Post on 30-Jul-2015
TUGAS CLINICAL NURSING II
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN
(KELAINAN pada HATI)
Dosen Pengampu : Ns. Wiwik Sekarwati, S.Kep
Oleh : Kelompok 8
1. Mim Mahdi Su’udi 121440124600057
2. Novi Astikasari 121440124650062
3. Ratu Kasih Murni 121440124740071
4. Vebri Tri Laksono 121440125050102
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN 3A
STIKes HARAPAN BANGSA PURWOKERTO
2013
Hati
Hati adalah organ terbesar dalam tubuh. Hal ini juga salah satu organ paling penting karena
melakukan banyak fungsi penting seperti mengubah makanan menjadi energi dan juga
menghapus segala bentuk racun dan alkohol dari darah. Hati juga memproduksi empedu yang
membantu mencerna makanan.
Fungsi hati :
Metabolisme nutrisi yang diserap oleh usus.
Produksi protein.
Penyimpanan gizi.
Detoksifikasi darah dengan penghapusan obat berbahaya, alkohol, dan bahan kimia
kuat.
Kelainan pada Hati :
A. Hepatitis
1. Definisi hepatitis
Hepatitis adalah inflamasi/radang dan cedera pada hepar karena reaksi hepar terhadap
berbagai kondisi terutama virus, obat-obatan dan alkohol. (Ester monika, 2002 : 93)
Hepatitis adalah infeksi sistemik yang dominan menyerang hati. Hepatitis adalah suatu
proses peradangan pada jaringan hati.
Hepatititis dalam bahasa awam sering disebut dengan istilah lever atau sakit kuning.
Padahal definisi lever itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa belanda yang berarti
organ hati,bukan penyakit hati. Namun banyak asumsi yang berkembang di masyarakat
mengartikan lever adalah penyakit radang hati. sedangkan istilah sakit kuning
sebenarnya dapat menimbulkan kercunan, karena tidak semua penyakit kuning
disebabkan oleh radang hati, teatapi juga karena adanya peradangan pada kantung
empedu. (M. Sholikul Huda)
Hepatitits adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat di sebabkan
oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat – obatan serta bahan – bahan
kimia. (Sujono Hadi, 1999).
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis,
biokimia serta seluler yang khas. (Smeltzer, 2001)
Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa hepatitis adalah suatu
penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi virus yang
menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.
2. Etiologi
Dua penyebab utama hepatitis adalah penyebab virus dan penyebab non virus.
Sedangkan insidensi yang muncul tersering adalah hepatitis yang disebabkan oleh virus.
a. Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis :
a) Hepatitis A (HAV)
b) Hepatitis B (HBV)
c) Hepatitis C (HCV)
d) Hepatitis D (HDV)
e) Hepatitis E (HEV)
Semua jenis virus tsb merupakan virus RNA kecuali virus hepatitis B yang
merupakan virus DNA
b. Hepatitis non virus yaitu :
a) Alkohol
Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.
b) Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan
hepatitis akut.
c) Bahan Beracun (Hepatotoksik)
d) Akibat Penyakit lain (Reactive Hepatitis)
3. Manifestasi
Menurut Arif mansjoer (2001: 513) Manifestasi klinis merupakan suatu gejala klinis
tentang suatu penyakit yang diderita oleh pasien. Berikut adalah gejala klinis dari
penyakit hapatitis.
1) Stadium praikterik berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala,
lemah, anoreksia, mual, muntah, demam, nyeri pada otot, dan nyeri di perut kanan
atas. Urin menjadi lebih cokelat.
2) Stadium ikterik yang berlangsung selama 3-6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat
pada sclera,kemudian pada kulit seluruh tubuh.keluhan-keluhan berkurang, tetapi
pasien masih lemah, anoreksia, dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu atau
kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan.
3) Stadium pascaikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi
normal lagi. Penyembuhan pada anak-anak lebih cepat dari orang dewasa, yaitu pada
akhir bulan kedua, karena penyebab yang biasanya berbeda.
Menurut Sriana azis (2002: 232) Gejala-gejala klinis lain yang dapat dilihat, sebagai
berikut.
1) Gejala yang ditimbulkan oleh virus A, B, C, D, E, dan virus lain-lain meliputi letih,
lesu, lemas dan mata menjadi kuning, urin seperti teh, rasa tidak enak di perut dan
punggung, hati bengkak, bangun tidur tetap letih, lesu, dan lain-lain. Bila sakitnya
berkepanjangan dapat berubah menjadi kronis dan berkelanjutan menjadi kanker.
2) Virus B dan C cenderung menjadi kronis (menahun atau gejala menjadi tetap ada
sampai 6 bulan), bila dibiarkan hati menjadi keriput (sirosis) kemudian menjadi
kanker. Komplikasi sirosis meliputi muntah darah, kanker hati dan koma.
3) Virus C tidak mempunyai gejala awal langsung akut.
4) Gagal hepatitis meliputi sindrom kholaemi : tremor, refleks berlebihan, kejang otot,
gerakan khoreiform, kejang-kejang, kemudian meninggal.
4. Jenis – jenis hepatitis
1) Hepatitis A
Dikenal dengan hepatitis infeksiosa, rute penularan adalah melalui kontaminasi oral-
fekal, HVA terdapat dalam makanan dan air yang terkontaminasi. Potensi penularan
infeksi hepatitis ini melalui sekret saluran cerna. Umumnya terjadi didaerah kumuh
berupa endemik. Masa inkubasi : 2-6 minggu, kemudian menunjukkan gejala klinis.
Populasi paling sering terinfeksi adalah anak-anak dan dewasa muda.
2) Hepatitis B
Penularan virus ini melalui rute trnfusi darah/produk darah, jarum suntik, atau
hubungan seks. Golongan yang beresiko tinggi adalah mereka yang sering tranfusi
darah, pengguna obat injeksi; pekerja parawatan kesehatan dan keamanan masyrakat
yang terpajan terhadap darah; klien dan staf institusi untuk kecatatan perkembangan,
pria homoseksual, pria dan wanita dengan pasangan heteroseksual, anak kecil yang
terinfeksi ibunya, resipien produk darah tertentu dan pasien hemodialisa. Masa
inkubasi mulai 6 minggu sampai dengan 6 bulan sampai timbul gejala klinis.
3) Hepatitis C
Dahulu disebut hepatitis non-A dan non-B, merupakan penyebab tersering infeksi
hepatitis yang ditularkan melalui suplai darah komersial. HCV ditularkan dengan
cara yang sama seperti HBV, tetapi terutama melalui tranfusi darah. Populasi yang
paling sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, individu yang menerima
produk darah, potensial risiko terhadap pekerja perawatan kesehatan dan keamanan
masyarakat yang terpajan pada darah. Masa inkubasinya adalah selama 18-180 hari.
4) Hepatitis D
Virus ini melakukan koinfeksi dengan HBV sehingga infeksi HBV bertambah parah.
Infeksi oleh HDV juga dapat timbul belakangan pada individu yang mengedap
infeksi kronik HBV jadi dapat menyebabkan infeksi hanya bila individu telah
mempunyai HBV, dan darah infeksius melalui infeksi HDV. Populasi yang sering
terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, hemofili, resipien tranfusi darah multipel
(infeksi hanya individu yang telah mempunyai HBV). Masa inkubasinya belum
diketahui secara pasti. HDV ini meningkatkan resiko timbulnya hepatitis fulminan,
kegagalan hati, dan kematian
5) Hepatitis E
Virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingeti air yan
tercemar. populasi yang paling sering terinfeksi adalah orang yang hidup pada atau
perjalanan pada bagian Asia, Afrika atau Meksiko dimana sanitasi buruk, dan paling
sering pada dewasa muda hingga pertengahan.
6) Kemungkinan hepatitis F dan G
Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan tentang hepatitis F. Saat ini para pakar belum
sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah. Sedangkan hepatitis
G gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan/atau
C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik. Penularan
melalui transfusi darah jarum suntik.
5. Penyebab dan cara penularan hepatitis
Hepatitis A
Hepatitis A pada umumnya dapat di tulari melalui mulut, misalnya melalaui gelas
atau sendok bekas yang di pakai penderita hepatitis A. Kadang – kadang dapat juga
melalui keringat penderita atau melalui jarum suntik bekas yang di pakai pada
penderita pengdapa hepatitis A.
Hepatitis B
Hampir semua jenis virus hepatitis dapat menyerang manusia. Pada ibu hamil bila
terserang virus ini dapat menularkan pada bayinya yang ada dalam kandungan atau
waktu menyusui bayi itu. Bentuk penularan seperti inilah yang banyak di jumpai
pada penyakit hepatitis B. Pada saat ini jenis hepatitis yang paling banyak di
pelajari ialah hepatitis B dan telah dapat pula di cegah melalui vaksinasi. Walaupun
infeksi virus ini jarang terjadi pada populasi orang dewasa, kelompok tertentu dan
orang yang memiliki cara hidup tertentu berisiko tinggi. Kelompok ini mencakup:
Imigran dari daerah endemis hepatitis b.
pengguna obat IV yang sering bertukar jarum dan alat suntik.
Pelaku hubungan seksual dengan banyak orang atau dengan orang yang
terinfeksi.
Pria homoseksual yaang secara seksual aktif.
Pasien rumah sakit jiwa.
Narapidana pria.
Pasien hemodialisis dan penderita hemofilia yang menerima produk tertenu dari
plasma.
Kontak serumah denag karier hepatitis.
Pekerja sossial di bidang kesehatan, terutama yang banyak kontak dengan darah
Hepatitis C
Penularan hepatitis C dan Delta pada orang dewasa bisa terjadi melalui kontak
seksual dan bisa pula melalui makanan dan minuman, suntikan ataupun transfusi
darah. Virus hepatitis C juga berbahaya karena sebagian besar penyakit Hepatitis C
dapat berkembang menjadi kronis/menahun dan menjadi pengidap yang selanjutnya
akan menjadi sumber infeksi bagi orang sekitarnya.
Hepatitis Delta dan hepatitis E
Hepatitis delata dan hepatitis e didduga penularannya melalui mulut, tetapi belum
ada penelitian yang lebih mendalam.
6. Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan
oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia.Unit fungsional dasar
dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri.Sering
dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar
terganggu.Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan
nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar.Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi
rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar
baru yang sehat.Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis
sembuh dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan
dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut
kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu
hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati.Walaupun jumlah billirubin
yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena
adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran
pengangkutan billirubin tersebut didalam hati.Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal
konjugasi.Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus,
karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli,
empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah
mengalami konjugasi (bilirubin direk).Jadi ikterus yang timbul disini terutama
disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis).Karena
bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih,
sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar
bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah
yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.
7. Cara pencegahan
Imunisasi
Imunisasi merupakan cara yang efektif untuk mencegah terinfeksi penyakit hepatitis.
Setelah di imunisasi, tubuh akan menghasilkan antibody yang merupakan zat
kekebalan tubuh terhadap penyakit hepatitis. Imunisasi hepatitis bisa diberikan pada
anak usia 2 – 18 tahun dan cukup sekali dalam seumur hidupnya.
Imunitas sementara
Ini sangat efektif diberikan kepada seseorang yang sering bepergian terutama di
wilayah endemic hepatitis ataupun di lingkungan dengan sanitasi yang buruk.
Antivirus yang diberikan akan bekerja efektif setelah 2 minggu penggunaan.
Menjaga kebersihan dir
Tidak meminjam barang orang lain selama kita tidak yakin dengan kondisi
kesehatan orang yang bersangkutan.
Setia pada pasangan dengan cara tidak melakukan hubungan seks dengan berganti –
ganti pasangan.
B. Sirosis hati
1. Definisi
Sirosis hepatis adalah stadium akhir penyakit hati menahun dimana secara anatomis
didapatkan proses fibrosis dengan pembentukan nodul regenerasi dan nekrosi.
Sirosis hepatis adalah penyakit hati menahun yang ditandai dengan adanya
pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai dengan adanya proses
peradangan nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan ikat, dan usaha
regenerasi nodul. Distorsi arsitektur hati akan menimbulkan perubahan sirkulasi mikro
dan makro menjadi tidak teratur akibat penambahan jaringan ikat dan nodul tersebut
(Suzanne C. Smeltzer dan Brenda G. Bare, 2001:1154).
Sirosis hepatis adalah penyakit kronik yang ditandai oleh distorsi sususnan hati normal
oleh pita-pita jaringan penyambung dan oleh nodul-nodul sel hati yang mengalami
regenerasi yang tidak berhubungan dengan susunan normal (Sylvia
Anderson,2001:445).
2. Tipe sirosis
Sirosis portal Laennec (alkoholik, nutrisional), dimana jaringan parut secara khas
mengelilingi daerah portal. Sirosis ini paling sering disebabkan oleh alkoholisme
kronis dan merupakan tipe sirosis yang paling sering ditemukan di negara Barat.
Sirosis poscanekrotik, dimana terdapat pita jaringan parut yang lebar sebagai akibat
lanjut dari hepatitis virus akut yang terjadi sebelumnya.
Sirosis bilier, dimana pembentukan jaringan parut terjadi dalam hati di sekitar
saluran empedu. Tipe ini biasanya terjadi akibat obstruksi bilier yang kronis dan
infeksi (kolangitis), insidensnya lebih rendah dari pada insidens sirosis Laennec dan
sirosis poscanekrotik
3. Etiologi
Sirosis terjadi di hati sebagai respon terhadap cedera sel berulang dan reaksi
peradangan yang di timbulkan. Penyebab sirosis antara lain adalah infeksi misalnya
hepatitis dan obstruksi saluran empedu yang menyebabkan penimbunan empedu di
kanalikulus dan ruptur kanalikulus, atau cedera hepatosit akibat toksin.Penyebab dari
sirosis :
a) Alkohol, suatu penyebab yang paling umum dari sirosis, terutama di daerah Barat.
Perkembangan sirosi tergantung pada jumlah dan keteraturan mengonsumsi alkohol.
Mengonsumsi alkohol pada tingkat-tingkat yang tinggi dan kronis dapat melukai sel-
sel hati. Alkohol menyebabkan suatu jajaran dari penyakit-penyakit hati, yaitu dari
hati berlemak yang sederhana dan tidak rumit (steatosis), ke hati berlemak yang
lebih serius dengan peradangan (steatohepatitis atau alcoholic hepatitis), ke sirosis.
Sirosis kriptogenik, disebabkan oleh (penyebab-penyebab yang tidak teridentifikasi,
misalnya untuk pencangkokan hati). Sirosis kriptogenik dapat menyebabkan
kerusakan hati yang progresif dan menjurus pada sirosis, dan dapat pula menjurus
pada kanker hati.
b) Kelainan-kelainan genetik yang diturunkan/diwariskan berakibat pada akumulasi
unsur-unsur beracun dalam hati yang menjurus pada kerusakan jaringan dan sirosis.
Contohnya akumulasi besi yang abnormal (hemochromatosis) atau tembaga
(penyakit Wilson). Pada hemochromatosis, pasien mewarisi suatu kecenderungan
untuk menyerap suatu jumlah besi yang berlebihan dari makanan.
c) Primary Biliary Cirrhosis (PBC) adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh
suatu kelainan dari sistem imun yang ditemukan pada sebagian besar wanita.
Kelainan imunitas pada PBC menyebabkan peradangan dan kerusakan yang kronis
dari pembuluh-pembuluh kecil empedu dalam hati. Pembuluh-pembuluh empedu
adalah jalan-jalan dalam hati yang dilalui empedu menuju ke usus. Empedu adalah
suatu cairan yang dihasilkan oleh hati yang mengandung unsur-unsur yang
diperlukan untuk pencernaan dan penyerapan lemak dalam usus serta produk-produk
sisa, seperti pigmen bilirubin (bilirubin dihasilkan dengan mengurai/memecah
hemoglobin dari sel-sel darah merah yang tua).
d) Primary Sclerosing Cholangitis (PSC) adalah suatu penyakit yang tidak umum yang
seringkali ditemukan pada pasien dengan radang usus besar. Pada PSC, pembuluh-
pembuluh empedu yang besar diluar hati menjadi meradang, menyempit, dan
terhalangi. Rintangan pada aliran empedu menjurus pada infeksi-infeksi pembuluh-
pembuluh empedu dan jaundice (kulit yang menguning) dan akhirnya menyebabkan
sirosis.
e) Hepatitis Autoimun adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh suatu kelainan
sistem imun yang ditemukan lebih umum pada wanita. Aktivitas imun yang
abnormal pada hepatitis autoimun menyebabkan peradangan dan penghancuran sel-
sel hati (hepatocytes) yang progresif dan akhirnya menjurus pada sirosis.
f) Bayi-bayi dapat dilahirkan tanpa pembuluh-pembuluh empedu (biliary atresia)
kekurangan enzim-enzim vital untuk mengontrol gula-gula yang menjurus pada
akumulasi gula-gula dan sirosis. Pada kejadian-kejadian yang jarang, ketidakhadiran
dari suatu enzim spesifik dapat menyebabkan sirosis dan luka parut pada paru
(kekurangan alpha 1 antitrypsin).
g) Penyebab-penyebab sirosis yang lebih tidak umum termasuk reaksi-reaksi yang
tidak umum pada beberapa obat-obatan dan paparan yang lama pada racun-racun,
dan juga gagal jantung kronis (cardiac cirrhosis). Pada bagian-bagian tertentu dari
dunia (terutama Afrika bagian utara), infeksi hati dengan suatu parasit
(schistosomiasis) adalah penyebab yang paling umum dari penyakit hati dan sirosis.
4. Manifestasi
Mual-mual dan nafsu makan menurun.
Cepat lelah.
Kelemahan otot.
Penurunan berat badan.
Air kencing berwarna gelap.
Kadang-kadang hati teraba keras.
Ikterus, spider navi, erytema Palmaris.
Hematemesis, melena.
Gejala-gejala gastrointestinal yang tidak khas seperti anoreksia, mual, muntah, dan
diare.
Demam, BB turun, lekas lelah, Asites.
Ikterus, kadang-kadang urine menjadi lebih tua warnanya atau kecoklatan.
Hidrotoraks dan pada keadaan lebih lanjut terjadi edema tungkai bawah yang
disebabkan terutama oleh produksi albumin yang kurang didalam parenkim hati
yang telah rusak (edema hipoalbuminemia).
Hepatomegali, bila telah lanjut htai dapat mengecil karena fibrosis. Bila secara klinis
didapati adanya demam, ikterus, dan asites, dimana demam bukan oleh sebab-sebab
lain, dikatakan sirosis dalam keadaan aktif. Hati-hati akan kemungkinan timbulnya
prekoma dan koma hepatikum.
5. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Darah
Kenaikan kadar enzim transaminase / SGOT, SGPT tidak merupakan petunjuk
tentang berat dan luasnya kerusakan parenkim hati
Albumin
Pemeriksaan CHE (kolinesterase)
Pemeriksaan kadar elektrolit
Pemeriksaan kadar gula darah
b. Penatalaksanaan
a. Istirahat yang cukup sampai terdapat perbaikan ikterus, asites, dan demam.
b. Makanan tinggi kalori dan protein.
c. Mengatasi infeksi dengan antibiotik.
d. Memperbaiki keadaan gizi.
e. Roboransia. Vitamin B Kompleks yang cukup. Dilarang makan-makanan yang
mengandung alkohol.
C. Kanker hati
1. Definisi
Kanker hati atau Liver cancer adalah kanker yang berasal dari sel hati (kanker hati
primer). Akan tetapi, ada juga kanker yang terjadi pada hati dimulai dari bagian tubuh
lain (seperti usus besar, paru-paru atau kanker payudara) kemudian menyebar ke hati.
Dokter menyebut ini kanker metastatik (kanker hati sekunder).
2. Manifestasi
Penurunan berat badan
Hilang nafsu makan
Sakit pada area perut bagian atas
Mual dan muntah
Kelelahan dan lemah
Pembesaran hati
Bengkak pada area perut
Kulit dan bagian putih mata menguning
3. Etiologi
Infeksi kronis dengan virus hepatitis tertentu dapat menyebabkan kanker hati.
Kanker hati terjadi ketika sel DNA hati mengalami mutasi. Mutasi ini membuat sel
tetap tumbuh dan berkembang, sementara sel normal lain memiliki siklus hidup dan
mati. Akumulasi sel kanker mulut ini dapat membentuk tumor yang ganas.
4. Jenis kanker hati
Hepatocellular carcinoma (HCC). Kanker hati yang paling umum terjadi pada anak-
anak dan orang dewasa. Kanker ini dimulai dari hepatocytes yang merupakan tipe
utama sel hati.
Cholangiocarcinoma. Kanker ini berasal dari saluran kantung empedu.
Hepatoblastoma. Ini adalah tipe kanker langka yang menyerang anak-anak berusia 4
tahun ke bawah. Tipe kanker ini banyak yang berhasil disembuhkan.
Angiosarcoma dan hemangiosarcoma. Tipe kanker langka ini dimulai di pembuluh
darah di hati dan tumbuh dengan sangat cepat.
5. Factor resiko
Jenis kelamin. Laki-laki lebih banyak mengalami kanker hati daripada wanita.
Usia. Kanker hati banyak terjadi pada pasien usia antara 20 sampai 50 tahun.
Infeksi kronis. Orang yang mengalami infeksi kronis virus hepatitis tipe B atau C
mengalami peningkatan risiko kanker hati.
Sirosis. Merupakan kondisi di mana jaringan hati mengalami kerusakan yang terus
meningkat dan tidak dapat disembuhkan, meningkatkan peluang anda terkena kanker
hati.
Penyakit hati tertentu yang diturunkan dalam keluarga. Hemochromatosis, hepatitis
dan Wilson’s desease adalah kondisi yang dapat meningkatkan risiko kanker hati.
Diabetes. Orang memiliki kadar gula darah yang tinggi berisiko terkena kanker hati.
Nonalcoholic fatty liver disease. Akumulasi lemak di hati meningkatkan risiko
kanker hati.
Terkena racun aflatoxins. Mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi racun
aflatoxins meningkatkan risiko kanker hati. Jagung dan kacang dapat terkontaminasi
racun aflatoxins.
Konsumsi alkohol secara berlebihan. Mengkonsumsi alkohol dapat meningkatkan
risiko kanker hati.
Obesitas. Memiliki kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko kanker hati
6. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium:
Darah Lengkap : Hb/Ht dan sel darah merah (SDM) mungkin menurun karena
perdarahan kerusakan SDM dan anemia terlihat dengan hipersplenisme dan
defisit besi leukopenia mungkin ada sebagai akibat hipersplenisme.
Bilirubin serum : meningkat karena gangguan seluler, ketidak mampuan hati
untuk menkonjugasi atau obstruksi bilier.
AST (SGOT) / ALT (SGPT), LDH : meningkat karena kerusakan seluler dan
mengeluarkan enzim.
Alkali fosfatase : meningkat karena penurunan ekskresi.
Radiologi :
Ultrasonografi (USG), CT-Scan, Thorak foto, Arteriography, MRI. Dan
Laparoskopi
7. Penatalaksanaan
a. Penalaksanaan non bedah
Penatalaksanaan atau terapi ini hanya dapat memperpanjang kelangsungan hidup
pasien dan memperbaiki kualitas hidupnya dengan cara mengurangi rasa nyeri serta
gangguan rasa nyaman, namun efek utamanya masih bersifat paliatif.
Penatalaksanaan non bedah ini seperti :
Terapi Radiasi
Kemoterapi
b. Penatalksanaan bedah
Lobektomi hati
Transplantasi hati
D. Perlemakan hati
1. Definisi
Perlemakan hati adalah penumpukan lemak yang berlebihan dalam sel hati. Batasan
penumpukan lemak adalah jika jumlah lemak melebihi 5% dari total berat hati normal
atau jika lebih dari 30% sel hati dalam lobulus hati terdapat penumpukan lemak (WU
dan Jau-Shin 2001) Perlemakan hati bervariasi mulai dari perlemakan hati saja
(steatosis) dan perlemakan hati dengan inflamasi (steatohepatitis) (Patel dan Tushar
2001). Banyak orang tidak menyadari timbulnya perlemakan hati
Perlemakan hati bisa saja tidak menimbulkan kerusakan. Namun ada kalanya kelebihan
lemak memicu terjadinya peradangan pada liver (Hepatitis).
Umumnya perlemakan hati terjadi karena konsumsi lemak terlalu banyak, contohnya
makanan gorengan. Konsumsi kalori berlebihan juga menyebabkan lemak tertimbun di
hati. Jadi lemak akan menyelimuti hati dan masuk ke sel-sel hati. Akibatnya fungsi sel
hati menjadi terganggu
2. Etiologi
Perlemakan hati secara garis besar dibagi 2, yaitu:
a. Penyakit perlemakan hati alkoholik
Penyakit hati alkoholik berkembang karena kelebihan minum alkohol.
b. Penyakit perlemakan hati non alkoholik
perlemakan hati non alkohol dihubungkan dengan kelebihan berat badan atau
kegemukan yang disebabkan karena terlalu sering makan makanan berlemak tinggi
dan berkalori tinggi.
Penyebab-penyebab dari fatty liver adalah sebagai berikut:
Kegemukan (obesitas)
Kencing manis (diabetes)
Bahan kimia dan obat-obatan (contohnya alkohol, kortikosteroid, tetrasiklin,
asam valproat, metotreksat, karbon tetraklorid, fosfor kuning)
Kurang gizi dan diet rendah protein
Kehamilan
Keracunan vitamin A
Operasi bypass pada usus kecil
Fibrosis kistik (bersamaan dengan kurang gizi)
Kelainan bawaan pada metabolisme glikogen, galaktose, tirosin atau homosistin
Kekurangan rantai-medium arildehidrogenase
Kekurangan kolesterol esterase
Penyakit penumpukan asam fitanik (penyakit Refsum)
Abetalipoproteinemia, Sindroma Reye.
3. Manifestasi
Perlemakan hati baru diketahui setelah dilakukan pemeriksaan tes kesehatan, tes darah,
atau pemeriksaan USG bila terjadi pembesaran hati. namun tanda dan gejala yang biasa
muncul diantaranya :
nyeri tumpul di perut kanan atas (cenut-cenut, kemeng, terasa panas di kulit perut),
terutama hal ini saat kecapekan dan habis makan terlalu banyak.
Mual
Muntah
sakit kuning
4. Pengobatan
Turunkan berat badan secara aman. Ini berarti berat badan tidak turun lebih dari 0,5-
1 kg per minggu, dengan mengatur asupan kalori dan lemak.
Turunkan kadar trigliserida melalui diet (hindari kuning telur ayam dan telur puyuh)
dan minum obat antilipid dengan resep dokter (golongan fibrat : genfibrozil)
Hindari alcohol
Kontrol diabetes bila anda menderita diabetes.
Olah raga secara teratur yang membakar banyak kalori.
Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin
5. Pencegahan
a. Memulai gaya hidup sehat, agar tidak terjadi obesitas
b. Atur pola makan dan sering berolahraga
c. Hindari konsumsi alcohol
E. Kolestatis
1. Definisi
Kolestasis adalah kegagalan aliran cairan empedu masuk duodenum dalam jumlah
normal. Gangguan dapat terjadi mulai dari membrana-basolateral dari hepatosit sampai
tempat masuk saluran empedu ke dalam duodenum. Dari segi klinis didefinisikan
sebagai akumulasi zat-zat yang diekskresi kedalam empedu seperti bilirubin, asam
empedu, dan kolesterol didalam darah dan jaringan tubuh. Secara patologi-anatomi
kolestasis adalah terdapatnya timbunan trombus empedu pada sel hati dan sistem bilier
(Arief, 2010).
Cholestasis adalah kondisi yang terjadi akibat terhambatnya aliran empedu dari saluran
empedu ke intestinal. Kolestasis terjadi bila ada hambatan aliran empedu dan bahan-
bahan yang harus diekskresi hati (Nazer, 2010).
2. Etiologi
a. Berasal dari hati
Hepatitis
Akibat obat-obatan
Perubahan hormone selama kehamilan
b. Berasala dari luar hati
Berasal dari saluran empedu
Penyempitan saluran empedu
Peradangan pada pancreas
3. Manifestasi
Air kemih berwarna gelap
Tinja tampak pucat
Berkurangnya empedu dalam usus
Gangguan peyerapan dari bahan-bahan yang diperlukan untuk pembekuan darah
Gatal- gatal
Nyeri perut
Hilang nafsu makan
Muntah dan demam
F. Hemokromatosis
1. Definisi
Hemokromatosis keturunan ialah penyakit genetik yang menyebabkan tubuh menyerap
terlalu banyak zat besi dari makanan yang dimakan. Kelebihan zat besi disimpan dalam
organ-organ tubuh, terutama hati, jantung dan pankreas.
Kerusakan organ-organ akibat zat besi yang terlalu banyak disimpan menyebabkan
gangguan yang mengancam jiwa seperti kanker, penyakit jantung, dan hati.
2. Manifestasi
Kelelahan
Kehilangan gairah seks (libido) atau impotensi
Menstruasi kurangnya normal (amenore)
Nyeri pada bagian kanan atas perut
3. Etiologi
Hemokromatosis disebabkan oleh mutasi gen yang mengontrol jumlah zat besi yang
diserap dari makanan. KOndisi tersebut diwariskan dari orang tua kepada anak-anak
mereka.
Gen yang bermutasi pada pasien dengan hemokromatosis keturunan disebut HFE.
Seorang anak mewarisi satu gen HFE dari salah satu orangtua mereka. Namun jika
kedua orang tua mewariskan gen HFE kepada anak mereka, anak dapat menderita
hemokromatosis.
Gen HFE sendiri memiliki dua mutasi yang umum, C282Y dan H63D. Pengujian
genetik dapat mengungkapkan apakah seseorang memiliki mutasi gen HFE atau tidak.
Jika seseorang mewarisi dua gen yang abnormal, ia dapat mengembangkan
hemokromatosis.
Jika seseorang mewarisi gen abnormal, ia tidak akan memiliki hemokromatosis.
Namun, tubuh dapat menyerap zat besi lebih dari biasanya. Ia dianggap pembawa
mutasi gen dan mutasi tersebut dapat diturunkan kepada anak-anak mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Syam Ari Fahrial. 2007. Lemak Membuat Hati Meradang. http://cybermed.cbn.
Hidayat, Pendi. 2011. Makalah tentang Hepatitis (pbh-batusangkar.blogspot.com) 21
Nopember 2011
http://siedenuw.blogspot.com/2010/10/perlemakan-hati.html
http://setiah3121.wordpress.com/2013/05/15/pengertian-hepatitis-jenis-jenis-cara-
penyebaran-dan-cara-pencegahannya/
http://feryfee.blogspot.com/2013/03/makalah-hepatitis.html