Kelainan Pada Esofagus

42
KELAINAN PADA ESOFAGUS Aiga Gumilar Ajie Firdaus Lukita Aprilia M. Ihsan Gumilar Diar Raditya Dosen Pembimbing : dr. Tiar M. Pratamawati

description

GASTRO-ENTERO HEPATOLOGY DISORDER

Transcript of Kelainan Pada Esofagus

KELAINAN PADA ESOFAGUS

Aiga Gumilar

Ajie Firdaus

Lukita Aprilia

M. Ihsan Gumilar

Diar Raditya

Dosen Pembimbing : dr. Tiar M. Pratamawati

Struktur bentuk tabung ± 10 inci (25 cm) dari vertebra C. VI hingga vertebra Th. X

lateral dibatasi oleh lobus glandula thyroidea; anterior berhubungan dengan trachea dan nervus laryngeus recurens.

ANATOMI

Fase

Oral

Fase Faringea

l

Fase Esofagea

l

FISIOLOGI

Refluks gastroesophagus suatu kejadian fisiologi normal.

Refluks gastroesophagus simtomatik bisa timbul dalam posisi tegak, terlentang atau campuran.

Pasien refluks terlentang mempunyai episode lebih sedikit, tetapi berlangsung lebih lama.

Rasa terbakar uluhati merupakan gejala primer

REFLUKS ESOFAGITIS

Pada individu normal, refluks menimbulkan peristalsis sekunder seketika yang cepat mengosongkan esophagus bawah dari materi yang direfluks. Dengan progresivitas esofagitis refluks, ada perkembangan dismotilitas yang memperpanjang waktu kontak antara materi refluks dan mukosa esophagus. Penurunan hasilnya dalam bersihan esophagus meningkatkan kerusakan esophagus.

PATOFISIOLOGI

Stadium awal mulut terasa asam Kronis (menahun) timbul rasa nyeri berupa

rasa panas seperti terbakar di daerah retrosternal

Esofagitis dibagi menjadi empat tingkat :

1. berturut-turut hiperemia mukosa

2. erosi mukosa dengan bercak tukak kecil

3. tukak lebar dan dalam

4. pembentukan striktur

GAMBARAN KLINIS

Anamnesis :

Gejala rasa terbakar epigastrium dan regurgitasi materi yang terasa asam. Pemeriksaan penunjang :

radiografi dan endoskopi cukup untuk menentukan luas masalah yang berhubungan dengan refluks.

DIAGNOSIS

Penatalaksanaan Konservatif

1. Cara mekanik untuk menurunkan frekuensi dan volume refluks adalah pengurangan berat badan dan penghindaran pakaian yang sempit.

2. Antasid diberikan untuk menetralisasi sekresi lambung dan untuk meningkatkan tekanan LES dengan alkalinisasi antrum.

3. Apabila terapi sederhana tidak efektif maka diberikan Betanekol /Metoklopramid untuk meningkatkan tonus LES dan memperbaiki bersihan esophagus dan Simetidin untuk menurunkan produksi asam lambung tanpa mempengaruhi fungsi motilitas saluran pencernaan atas.

Penatalaksanaan bedah

komplikasi refluks gastroesophagus yang telah terbentuk Esofagitis ulseratif, stenosis, metaplasia usus, perdarahan dan aspirasi merupakan indikasi resmi

PENATALAKSANAAN

Esofagus Barrett merupakan komplikasi refluks gastroesofagus kronik.

merupakan faktor risiko tunggal terpenting adenokarsinoma eso fagus.

Terjadi perubahan mukosa gepeng distal diganti oleh epitel kolumnar metaplastik.

Diperlukan dua kriteria untuk menegakkan diagnosis:

1. Bukti endoskopik adanya lapisan epitel kolumnar

2. Bukti histologis metaplasia intestinal di spesimen biopsy diklasifikasikan menjadi segmen panjang atau segmen

pendek Faktor Risiko: Umur, Jenis Kelamin, Geografik dan etnik,

Refluk,

Barret`s esofagus

Patogenesis esofagus Barrett masih belum jelas, tetapi kelainan ini tampaknya terjadi akibat perubahan dalam program diferensiasi sel tunas mukosa esofagus.

ditemukan sel kolumnar yang memperlihatkan gambaran ultrastruktur sekretorik dan absorptive, yang bercampur dengan sel goblet penghasil musin.

Patogenesis

evaluasi patologik penderita mukosa Barrett adalah mencari adanya displasia sebagai prekursor keganasan di epitel kolum nar yang mengalami metaplasia intestinal.

Displasia dapat dikenali dari adanya kelainan sitologik dan arsitektur epitel kolumnar, berupa nukleus yang membesar, padat, dan hiperkromatik, serta hilangnya stroma di antara struktur kelenjar yang berdekatan.

Selain gejala esofagitis refluks, esofagus Barrett secara klinis penting karena dapat terjadi komplikasi sekunder berupa ulserasi lokal yang disertai perdarahan dan striktur.

Gejala klinis

Menghentikan refluk Mendorong atau menginduksi

penyembuhan atau mengregresi epitel metaplasia dengan demikian menghindari mukosa terhadap risiko tinggi (intestinal metaplasia)

Menghambat perkembangan menuju displasia dan kanker.

Penatalaksanaan

penyempitan lumen esofagus karena fibrosis pada dinding esofagus

terjadi akibat inflamasi dan nekrosis karena berbagai penyebab

Stenosis esofagus penyempitan lumen esofagus karena tumor atau penyebab lain

sulit membedakan antara striktur dan stenosis semua penyempitan esofagus yang dapat menyebabkan gangguan menelan

Striktur esofagus

3 tipe histologi dari stenosis esofagus kogenital yaitu (1) penebalan fibromuskuler, (2) Cartilaginous ring, dan (3) membranous web

Kongenital abnormalitas perkembangan embriogenik dari kanalisasi esofagus yang disebabkan oleh anoksia intrauterin

Didapat :Benigna peptic esophageal strikturMaligna keganasan esofagus terutama

Squamous sel karsinoma dan adenokarsinoma

Etiologi

Merupakan salah satu komplikasi jangka panjang dari GERD

40-65% kasus GERD akan berkembang menjadi esofagitis erosi

bila tidak diobati sekitar 4-23% esofagitis erosi ini akan berkembang menjadi striktur esofagus

Faktor predisposisi : kelainan motilitas esofagus dan tekanan spingter bawah esofagus yang rendah

Striktur terbentuk bila inflamasi telah meluas ke seluruh lapisan esofagus (intramural inflammation)

Patofisiologi

Lanjutan …. Lokasi striktur : bagian distal esofagus (97%) pada

squamocolumnar junction, bagian tengah esophagus (3%) tertelannya zat korosif : basa kuat dan asam konsentrasi

tinggi. Luas dan beratnya kerusakan tergantung : jenis zatnya,

jumlah, konsentrasi, bentuk fisik zat dan lamanya kontak zat tersebut dengan mukosa esofagus

Keganasan esofagus : berasal dari lapisan mukosa, submukosa atau metastase keganasan di luar esofagus

Keganasan mukosa paling sering karsinoma sel skuamosa sebagian kecil adenokarsinoma. Metastase keganasan di luar

esofagus dapat berasal dari paru, payudara dan ovarium

Disfagia gejala utama. Pada umumnya pasien mengeluh sulit menelan makanan padat.

Lamanya disfagia, progresivitasnya dan ada atau tidaknya keluhan yang menyertainya seperti penurunan berat badan dan perdarahan, harus turut dievaluasi

Manifestasi klinis

Pharyngeal poch adalah suatu divertikulum lateral laring bertemu dengan sulcus pharyngeus yang bersesuaian dalam ektoderm embrional, untuk membentuk membran penutup yang dapat pecah dan membentuk celah insang, seperti yang tampak pada vertebra tingkat rendah. Disebut juga branchial pouch atau viscera pouch.

Divertikulum adalah kantong yang berbatas tegas dengan berbagai macam ukuran, terjadi secara normal atau terbentuk karena herniasi selaput lendir melalui defek yang terdapat dalam lapisan otot organ yang berbentuk seperti tabung.

PHARYNGEAL POUCH AND ESOPHAGEAL DIVERTIKULUM

Divertikel esofagus Divertikel Zenker

JENIS DIVERTIKEL

Merupakan penonjolan dinding esofagus ke arah luar lumen berbentuk seperti kantong, baik seluruh bagian dindingnya maupun hanya mukosanya

DIVERTIKEL ESOFAGUS

Divertikel di antara faring dan esofagus Terjadi karena kelemahan dinding antar

otot setempat ditambah tekanan berulang di dalam lumen pada waktu proses menelan sehingga lama-kelamaan mukosa menonjol ke luar dan akhirnya membentuk kantong yang mengarah ke bawah di belakang esofagus

DIVERTIKEL ZENKER

Dinding divertikel biasanya hanya terdiri atas mukosa, submukosa, dan jaringan ikat tipis, sedangkan jaringan otot sangat jarang itemukan. Di dalam dinding sering terdapat tanda-tanda peradangan, baik akut maupun kronik

PATOLOGI

Umunya ditemukan pada usia lanjut. Mula-mula asimptomatis Disfagia Regurgitasi (terutama pada malam hari) Obstruksi Keluhan lain

Sumbatan di kerongkongan bagian atas dan makanan yang belum tercerna dan berbau masuk lagi ke dalam mulut stelah ditelan.

Timbul rasa sakit di dalam leher akibat radang dan luka di dalam divertikel.

GEJALA DAN TANDA

Bedah Myotomy cricopharyngealDiverticulotomy

PENATALAKSANAAN

Tonjolan yang jarang di jumpai, berbentuk membran/selaput yang menjorok ke dalam lumen esofagus.

Webs yang telah terbentuk sempurna, jarang menjorok lebih dari 5 mm ke dalam lumen, dan biasanya memiliki ketebalan 2 sampai 4 mm.

ESOPHAGEAL WEBS

Esophageal webs dapat didiagnosis dengan menelan barium atau endoskopi GI atas, di mana kamera kecil yang melekat pada tabung dimasukkan melalui mulut kekerongkongan. Hal ini memungkinkan dokter untuk langsung melihat bagian dalam kerongkongan.

DIAGNOSIS

Pengobatan biasanya terdiri dari membuka tenggorokan sehingga web tidak lagi memblok. Hal ini dapat dilakukan dengan balon diperkenalkan selama endoskopi GI atas atau dengan alat panjang, fleksibel, berbentuk tabung yang disebut dilator.

PENGOBATAN

Akalasia merupakan suatu keadaan khas yang ditandai dengan tidak adanya peristaltis korpus esofagus bagian bawah dan sfingter esofagus bagian bawah (SEB) yang hipertonik sehingga tidak bisa mengadakan relaksasi secara sempurna pada waktu menelan makanan.

Definisi Akalasia

sfingter esofagus bag.atas

• biasanya selalu tertutup untuk mencegah refluks makanan dari korpus esofagus ke tenggorokan

korpus esofagus •berupa tabung muskularis dengan panjang sekitar 20 cm (8 inchi)

sfingter esofagus bag.bwah

•mencegah refluks makanan dan asam lambung dari gaster ke korpus esophagus

Akalasia primer

Penyebab yang jelas kelainan ini tidak diketahui.

Akalasia sekunder

Kelainan ini dapat disebabkan oleh infeksi, tumor intraluminer seperti tumor kardia atau pendorongan ekstra luminer.

ETIOLOGI

Disfagia Regurgitasi Penurunan berat badan Melimpahnya cairan pada trakea akan

menimbulkan batuk pada akalasia Nyeri dada

GEJALA KLINIS

Anamnesis Disfagia

Berat ringannya disfagia menurut British Oesophageal Surgery dibagi menjadi 5 tingkat, yaitu :

Tingkat 0 : normal

Tingkat 1 : tidak dapat menelan makanan padat

Tingkat 2 : tidak dapat menelan makanan daging halus

Tingkat 3 : tidak dapat menelan sup atau makanan cair

Tingkat 4 : tidak dapat menelan ludah Nyeri dada Regurgitasi

Pemeriksaan fisik

Berat badan menurun perasaan nyeri dada di substernal dapat menjalar ke belakang bahu,

rahang dan lengan

Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan Radiologi

2. Pemeriksaan Esofagoskopi

3. Pemeriksaan Manometrik

Terapi

Akalasia Esofagomitomi

Spasme esophagus difus idiopatik "simtomatik” SIDES(symptomatic idiopatic diffuse esophageal spasm) suatu keadaan yang jarang ditemukan, terutama jika memperkirakan korelasi baik antara diag nosis klinik, radiologi dan manometri.

SPASME ESOPHAGEAL

Patofisiologi

• spasme esofagus difus ini masih blm jls yg mnyebabkannya

Gangguan esofag

us

• bergerak makanan ke dalam perut melalui serangkaian kontraksi otot terkoordinasi

esofagus yang seha

t

• Mengganggu proses dngn mmbuat slit otot2 di dinding krongkongan bagian bawah untk berkoordinasi dlm rangka mmindahkan mkanan ke perut

Dengan

adanya spasme esofag

us

Gejala klinis

Kolik esophagus Nyeri bisa menjalar ke regio

medioscapu-la atau bisa sangat serupa dengan angina bersama penjalaran leher, bahu kiri dan lengan

Disfagia

Penegakkan diagnosis

pasien mula-mula harus dievaluasi untuk menyingkirkan penyakit coronaria

Endoskopi

Penatalaksanaan

reevaluasi periodik' pada 3 dan 6 bulan serta penghilangan semua rangsa ngan yang memulai.

Nitrit bekerja singkat dan lama serta diazepam akan merendahkan tekanan kontraksi.

TERIMA KASIH