Post on 15-Jan-2016
description
KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR
1. Pengertian
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh
semua orang. Istirahat dan tidur yang cukup, tubuh baru dapat berfungsi secara optimal dan
memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Secara umum, istirahat berarti suatu
keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari perasaan gelisah. Jadi,
beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali. Terkadang, berjalan-jalan di
taman juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat.
Tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap
lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas fisik yang minimal, tingkat
kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fsiologis tubuh,dan penurunan respons terhadap
stimulus eksternal dan hampir sepertiga dari waktu kita,kita gunakan untuk tidur. Hal tersebut
didasarkan pada keyakinan bahwa tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah
seharian beraktivitas,mengurangi stress dan kecemasan,serta dapat meningkatkan kemampuan
dan konsenterasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari.
Menurut Narrow (1997) karakteristik istirahat, sebagian besar orang dapat istirahat
ketika mereka :
a) Merasakan sesuatu di bawah alam sadar mereka
b) Merasa diterima orang lain
c) Merasa mengerti apa yang terjadi
d) Bebas dari gangguan dan kegelisahan
e) Memiliki kepuasan dengan aktivitas tertentu
f) Mereka tahu akan mendapatkan pertolongan ketika mereka membutuhkannya.
2. Fungsi Tidur
Tujuan dari tidur secara jelas tidak diketahui, namun diyakini bahwa tidur diperlukan
untk menjaga keseimbangan mental, emosional, dan kesehatan. Selama tidur seseorang akan
mengulang kembali kejadian sehari-hari yang dialami, proses dan menggunakannya untuk
masa depan (Priharjo, 1996).
a) Tradisional : waktu pemulihan dan mempersiapkan diri untuk proses berikutnya.
b) Rutinitas yang memulihkan proses biologi : merangsang hormon untuk memperbaiki dan
mengembalikan epitel dan sel khusus.
c) Menyimpan energi selama tidurMuskuluskeletal relaks untuk mempertahankan energi
kimia untuk sel.
3. Fisiologis Tidur
Siklus bangun dan tidur mempengaruhi dan mengatur fungsi dan respon perilku.
Perry dan Potter (2001) mengatakan bahwa fisiiologis tidur dimulai dari irama sirkandian
yang merupakan irama yang yang dialami individu yang terjadi selama 27 jam. Irama
sirkandian mempengaruhi fungsi dan pola biologis mayor dan fungsi perilaku. Fluktuasi
temperaturi tubuh, denyut nadi, tekanan darah, sekresi hormon, ketajaman sensoridan suasana
hati tergantung pada pemeliharaan siklus sirkandian.
Irama sirkandian meliputi sikus harian bangun dan tidur yang dipengaruhi oleh sinar
dan faktor eksternal seperti aktivitas sosial dan rutinitas kerja. Semua orang mepunyai jam
biologis yang menyamakan siklus tidur mereka. Hornt dan Osttberg (1976) menggambarkan
dua kelompok individu dalam aktivitas tidurnya yaitu individu dengan tipe dini dan tipe larut.
Individu dengan tipe dini adalah seseorang yang memulai tidur dan bangun lebih awal,
sedangkan individu dengan tipe larut adalah seseorang yang memulai tidur dengan lebih akhir
atau larut.
Seseorang yang mengalami perubahan dalam siklus bangun dan tidur yang
signifikan dapat mengakibatkan tidurnya menjadi tidak berkualitas. Gangguan dalam siklus
bangun dan tidur seperti tidur sepanjang hari dapat mengidentifikasikan terjadi penyakit yang
serius, kecemasan, kehilangan untuk istirahat dan mudah tersinggung merupakan gejala
umum terjadinya gangguan siklus tidur. Kegagalan individu dalam memelihara siklus bangun
dan tidur dapat mepengaruhi kesehatannya (Potter, 2001).
4. Tahap - Tahap Tidur
Tarwoto & Wartonah (2002) membagi tidur dalam dua tahap, yaitu :
a) Tahap Tidur NREM (Non Rapid Eye Movement)
Merupakan tahap tidur dimana seseorang memerlukan kira-kira 90 menit selama
siklus tidur. Tahapan NREM ini dibagi menjadi empat tahapan, yaitu :
1) NREM Tahap I
Merupakan tahap terjadinya tingkat transisi, merespon cahaya dan berlangsung
beberapa menit. Pada tahap ini akan terjadi penurunan aktivitas fisik, tanda-tanda vital
dan metabolisme. Seseorang akan mudah terbangun dengan rangsangan dan bila
terbangun terasa sedang bermimpi.
2) NREM Tahap II
Merupakan periode suara tidur, otot mulai relaksasi dan fungsi tubuh berlangsung
lambat. Tahap ini berlangsung selama 10-20 menit dan seseorang dapat dapat
dibangunkan dengan mudah.
3) NREM Tahap III
Merupakan tahap awal dari keadaan tidur nyenyak, sulit dibangunkan, relaksasi otot
menyeluruh. Terjadi penurunan tekanan darah dan berlangsung selama 15-30 menit.
4) NREM Tahap IV
Merupakan tahap tidur nyenyak, sulit untuk dibangunkan, membutuhkan stimulus yang
intensif. Tahap ini juga juga merupakan tahap untuk restorasi dan istirahat, tonus otot
menurun, sekresi lambung menurun dan gerak bola mata cepat.
b) Tahap Tidur REM (Rapid Eye Movement)
Merupakan tahap tidur terakhir kira-kira 90 menit sebelum tidur terakhir. Pada
tahap REM ini seseorang lebih sulit untuk dibangunkan dibandingkan dengan tahap
NREM, dan jika individu dibangunkan pada tahap ini maka biasanya akan bermimpi. Pada
orang dewasa normal, tidur REM berlangsung 20-25 menit dari tidur malamnya. Tidur
REM ini penting untuk keseimbangan mental, emosi dan juga berperan dalam
mempengaruhi belajar, memori, dan adaptasi.
5. Faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur
Faktor - faktor yang mempengaruhi kualitas maupun kuantitas tidur,di antaranya adalah :
a) Penyakit.
Penyakit dapat menyebabkan nyeri atau distress fisik yang dapat menyebabkan gangguan
tidur. Individu yang sakit membutuhkan waktu tidur yang lebih banyak daripada
biasanya.di samping itu, siklus bangun-tidur selama sakit juga dapat mengalami gangguan.
b) Lingkungan.
faktor lingkungan dapat membantu sekaligus menghambat prosestidur. Tidak adanya
stimulus tertentu atau adanya stimulus yang asing dapat menghambat upaya tidur. Sebagai
contoh, temperatur yang tidak nyaman atau ventilasi yang buruk dapat mempengaruhi tidur
seseorang. Akan tetapi, seiringwaktu individu bisa beradaptasi dan tidak lagi terpengaruh
dengan kondisi tersebut.
c) Kelelahan.
Kondisi tubuh yang lelah dapat mempengaruhi pola tidur seseorang.Semakin lelah
seseorang,semakin pendek siklus tidur REM yang dilaluinya.Setelah beristirahat biasanya
siklus REM akan kembali memanjang.
d) Gaya hidup.
Individu yang sering berganti jam kerja harus mengaturaktivitasnya agar bisa tidur pada
waktu yang tepat.
e) Stress emosional.
Ansietas dan depresi sering kali mengganggu tidur seseorang. kondisi ansietas dapat
meningkatkan kadar norepinfrin darah melalui stimulasi system saraf simapatis. Kondisi ini
menyebabkan berkurangnya siklustidur NREM tahap IV dan tidur REM serta seringnya
terjaga saat tidur.
f) Stimulan dan alkohol.
Kafein yang terkandung dalam beberapa minumandapat merangsang SSP sehingga dapat
mengganggu pola tidur. Sedangkankonsumsi alcohol yang berlebihan dapat mengganggu
siklus tidur REM. Ketika pengaruh alkohol telah hilang, individu sering kali mengalami
mimpi buruk.
g) Diet.
Penurunan berat badan dikaitkan dengan penurunan waktu tidur dan seringnya terjaga di
malam hari. Sebaliknya, penambahan berat badan dikaitkan dengan peningkatan tidur dan
sedikitnya periode terjaga di malam hari.
h) Merokok.
Nikotin yang terkandung dalam rokok memiliki efek stimulasi pada tubuh. Akibatnya,
perokok sering kali kesulitan untuk tidur dan mudah terbangun di malam hari.
i) Medikasi.
Obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang.hipnotik dapat
mengganggu tahap III dan IV tidur NREM,
j) metabloker
dapat menyebabkan insomnia dan mimpi buruk, sedangkan narkotik (misalnya
meperidinhidroklorida dan morfin) diketahui dapat menekan tidur NREM dan
menyebabkan seringnya terjaga di malam hari.
k) Motivasi.
Keinginan untuk tetap terjaga terkadang dapat menutupi perasaan lelah seseorang.
sebaliknya, perasaan bosan atau tidak adanya motivasi untuk terjaga sering kali dapat
mendatangkan kantuk.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN ISTIRAHAT DAN TIDUR
A. Pengkajian keperawatan
1) Riwayat tidur
a) Kuantitas (lama tidur) dan kualitas waktu tidur di siang dan malam hari
b) Aktivitas dan rekreasi yang di lakukan sebelumnya
c) Kebiasaan/pun saat tidur
d) Lingkungan tidur
e) Dengan siapa paien tidur
f) Obat yang di konsumsi sebelum tidur
g) Asupan dan stimulan
h) Perasaan pasien mengenai tidurnya
i) Apakah ada kesulitan tidur
j) Apakah ada perubahan tidur
2) Gejala Klinis
a) Perasaan Lelah
b) Gelisah
c) Emosi
d) Apetis
e) Adanya kehitaman di daerah sekitar mata bengkak
f) Konjungtin merah dan mata perih
g) Perhatian tidak fokus
h) Sakit kepala
3) Penyimpangan Tidur
a) Insomnia
Pengertian insomnia mencakup banyak hal. Insomnia dapat berupa kesulitan untuk
tidur atau kesulitan untuk tetap tidur, bahkan seseoranng yang terbangun dari tidur tapi
merasa belum cukup tidur dapat di sebut mengalami insomnia (japardi 2002). Jadi
insomnia merupakan ketidak mampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik secara
kualitas maupun kuantitas. Insomnia bukan berarti seseorang tidak dapat tidur/kurang
tidur karena orang yang menderita insomnia sering dapat tidur lebih lama dari yang
mereka pikirkan, tetapi kualitasnya berkurang.
b) Somnambulisme
Merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup adanya otomatis
dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, duduk di tempat tidur,
menabrak kursi,berjalan kaki dan berbicara. Termasuk tingkah laku berjalan dalam
beberapa menit dan kembali tidur (Japardi 2002). Lebih banyak terjadi pada anak-
anak, penderita mempunyai resiko terjadinya cidera.
c) Enuresis
Enuresis adalah kencing yang tidak di sengaja (mengompol) terjadi pada anak-anak,
remaja dan paling banyak pada laki-laki, penyebab secara pasti belum jelas, namun
ada bebrapa faktor yang menyebabkan Enuresis seperti gangguan pada bladder, stres,
dan toilet training yang kaku.
d) Narkolepsi
Merupakan suatu kondisi yang di cirikan oleh keinginan yang tak terkendali untuk
tidur, dapat di katakan pula bahwa Narkolepsi serangan mengantuk yang mendadak
sehingga ia dapat tertidur pada setiap saat di mana serangn mengantuk tersebut datang.
Penyebabnya secara pasti belum jelas, tetapi di duga terjadi akibat kerusakan
genetikasistem saraf pusat di mana periode REM tidak dapat di kendalikan. Serangan
narkolepsi dapat menimbulkan bahaya bila terjadi pada waktu mengendarai kendaraan,
pekerja yanng bekerja pada alat-alat yang berputar-putar atau berada di tepi jurang.
e) Night Terrors
Adalah mimpi buruk, umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun atau lebih, setelah tidur
beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak, pucat dan ketakutan.
f) Mendengkur
Disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan mulut.
Amandel yang membengkak dan Adenoid dapat menjadi faktor yang turut
menyebabkan mendengkur. Pangkal lidah yang menyumbat saluran nafas pada lansia.
Otot-otot dibagian belakang mulut mengendur lalu bergetar bila di lewati udara
pernafasan.
B. Diagnosis Kperawatan
1) Insomnia berhubungan dengan Ansietas
2) Deprivasi tidur berhubungan dengan pergeseran tahap tidur berkaitan dengan penuaan.
3) Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor
psikologis
C. Intervensi
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
1. Insomnia berhubungan
dengan Ansietas.
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam
maka insomnia teratasi dengan
kriteria hasil :
1) Jam tidur bertambah
2) Pola tidur teratur
3) Kualitas tidur meningkat
4) Mimpi buruk mulai hilang
5) Tidak sulit lagi untuk tidur
1) Instruksi pasien untuk
memonitor pola tidur.
2) Bantu pasien untuk
mengeliminasi situasi
stress sebelum waktu
tidur.
3) Monitor pola tidur
pasien dan berapa lama
tidur pasien.
4) Sediakan pamphlet
dengan informasi
tentang teknik tidur
yang benar.
2. Deprivasi tidur
berhubungan dengan
pergeseran tahap tidur
berkaitan dengan
penuaan.
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam
maka Deprivasi tidur teratasi
dengan kriteria hasil :
1) Stress berkepanjangan dapat
teratasi.
2) Sudah bisa berkonsentrasi.
3) Tingkat kepanikan menurun.
4) Gangguan tidur teratasi.
1) Berikan obat-obat
untuk mengurangi
cemas.
2) Observasi tanda-tanda
verbal dan nonverbal
dari cemas.
3) Intruksi untuk
menggunakan teknik
relaksasi.
4) Identifikasi ketika
tingkat kecemasan
berubah.
3. Ketidakseimbangan
nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
faktor psikologis
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam
maka nutrisi dapat tercukupi
dengan kriteria hasil :
1) Asupan nutrisi tercukupi.
2) Asupan makanan terpenuhi.
3) Asupan cairan terpenuhi.
4) Berat badan bertambah
1) Kolaburasi dengan ahli
gizi dalam pemenuhan
nutrisi pasien.
2) Ajarkan pasien
bagaimana menjaga
kebutuhan makanan
setiap hari.
3) Pantau asupan nutrisi
dan kalori.
4) Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi dan bagaimana
cara memenuhinya.