Post on 20-Nov-2021
JRMB, Volume 11, No. 1, Juni 2016
JURNAL RISET MANAJEMEN DAN BISNIS
Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta
ISSN : 1907-7343
Ketua Penyunting
Perminas Pangeran
Dewan Penyunting
Erni Ekawati (Universitas Kristen Duta Wacana)
Heru Kurnianto Tjahjono (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)
I Putu Sugiartha Sanjaya (Universitas AtmaJaya)
Mahatma Kufepaksi (Universitas Lampung)
Singgih Santoso (Universitas Kristen Duta Wacana)
Asisten Penyunting
Edy Nugroho
Pembantu Pelaksana Tata Usaha
(Administrasi, Desain, Distribusi dan Pemasaran)
Elisonora Guruh Bramaji
Lukas Surya Wijaya
Alamat Penyunting dan Tata Usaha
Fakultas Bisnis, Universitas Kristen Duta Wacana
Jl. Dr. Wahidin S. No. 5-19, Yogyakarta 55224
Telp( 0274 ) 563929, Fax : ( 0274)513235
www.jrmb.ukdw.ac.id
Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis (JRMB) terbit sejak tahun 2006. Terbit dua kali setahun pada
bulan Juni dan Desember. Berisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian, kajian analitis kritis dan
tinjauan buku dalam bidang manajemen dan bisnis. Penyunting menerima tulisan yang belum pernah
diterbitkan dalam media lain. Naskah diketik dengan format seperti tercantum pada Pedoman
Penulisan Artikel yang terlampir di halaman belakang.
JRMB, Volume 11, No.1, Juni 2016
JURNAL RISET MANAJEMEN DAN BISNIS
Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta
ISSN : 1907-7343
DAFTAR ISI
EVALUASI ROTASI KERJA KARYAWAN: STUDI KEADILAN
DISTRIBUTIF DAN PROSEDURAL ROTASI KERJA TERHADAP
KEPUASAN KERJA DAN DAMPAKNYA PADA KINERJA
Heru Kurnianto Tjahjono dan Diana Puspita Sari.................................................... 1-10
FAKTOR PENENTU NIATAN UNTUK MEMBELI KEMBALI SECARA
ONLINE: SUATU INTEGRASI ANTESEDEN FAKTOR KEPERCAYAAN
DAN KEPUASAN
Jeniwanti Carolina Kotte ........................................................................................... 11-30
DEVIDEND PAY OUT RATIO PADA EMITEN MANUFAKTUR DI
BURSA EFEK INDONESIA
Dionysia Kowanda, Rowland Bismark Fernando Pasaribu dan Dian Indah Sari ... 31-46
STRUKTUR MODAL PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI
KABUPATEN MANOKWARI
Nugroho Riyanto, Rintar Agus Simatupang, dan Louis Soemadi Bopeng ................ 47-60
MANAJEMAN KUALITAS JASA PERAWATAN MOTOR DENGAN
METODE SERQUAL, QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DAN
MODEL KANO
Risky Ramadhano dan Anjar Priyono. ...................................................................... 61-72
KARAKTERISTIK PENGGUNAAN PELAKU PERJALANAN DALAM
PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI PEKERJA DI KOTA
JAKARTA BARAT
Gidion P. Adirinekso .................................................................................................. . 73-89
STRUKTUR MODAL PADA USAHA MIKRO…………………..……………….…...(Riyanto, Simatupang, & Bopeng)
47
STRUKTUR MODAL PADA USAHA MIKRO KECIL DAN
MENENGAH DI KABUPATEN MANOKWARI
Nugroho Riyanto
Alumni Jurusan Ekonomi Pembangunan FEB Universitas Papua
Rintar Agus Simatupang
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Papua
Email: simatupang1979@gmail.com
Louis Soemadi Bopeng
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Papua
ABSTRACT
Micro Small and Medium Enterprises (SMEs) is a business that is able to reduce the unemployment
rate in the district of Manokwari. The number of SMEs from year to year the numbers continue to
increase, but in the course of time is less developed. Most successful businesses are growing, due to
the limited capital to fund operations. Fulfillment of the capital do business owners through
borrowing at the bank. Banks in lending charge a large interest expense, there by aggravating the
business owner if the loan amount is too large. This study aims to analyze the influence of asset
structure, company size and profitability of the capital structure. The sampling technique this study
using purposive random sampling, with 87 SMEs. Based on the results of the analysis indicate that
variable asset structure, company size, and profitability influence simultaneously and partially to the
capital structure. For business owners should be before the structure of assets pledged as collateral
for a loan should pay attention to the amount of borrowed funds in accordance with the value of the
existing asset structure, so that business activities more efficient and effective.
Keywords: capital structure, asset structure, company size, profitability
ABSTRAK
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan usaha yang mampu mengurangi tingkat
pengangguran di Kabupaten Manokwari. Jumlah UMKM dari tahun ke tahun jumlahnya terus
mengalami peningkatan, tetapi dalam perjalanan waktu kurang berkembang. Kebanyakan usaha
tidak berkembang, karena terbatasnya permodalan untuk membiayai kegiatan usaha. Pemenuhan
permodalan tersebut dilakukan pemilik usaha melalui peminjaman pada bank. Bank dalam
memberikan pinjaman membebankan beban bunga yang besar, sehingga memberatkan pemilik usaha
jika jumlah pinjamannya terlalu besar. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh struktur
aktiva, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap struktur modal. Teknik pengambilan sampel
penelitian ini menggunakan purposive random sampling, dengan jumlah 87 UMKM. Berdasarkan
hasil analisis menunjukkan bahwa variabel struktur aktiva, ukuran perusahaan, dan profitabilitas
berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap struktur modal. Bagi pemilik usaha sebaiknya
sebelum struktur aktiva dijadikan sebagai jaminan pinjaman perlu memperhatikan jumlah dana yang
dipinjam sesuai dengan nilai dari struktur aktiva yang ada, sehingga aktivitas usaha lebih efisien dan
efektif.
Kata Kunci: struktur modal, struktur aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas
JRMB, Volume 11, No. 1, Juni 2016
48
PENDAHULUAN
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
merupakan usaha yang mampu mengurangi
tingkat pengangguran yang ada di Kabupaten
Manokwari. UMKM di kabupaten dari tahun
ke tahun jumlahnya terus mengalami
peningkatan, tetapi kurang dapat berkembang.
Kebanyakan UMKM yang berada di
Kabupaten Manokwari kurang berkembang
karena terbatasnya permodalan untuk
mendanai usaha tersebut. Pemenuhan sumber
pendanaan atau permodalan usaha tersebut
biasanya diperoleh dengan cara melakukan
pinjaman di bank maupun pada kreditur. Pihak
perbankan maupun kreditur biasanya
mengenakan beban bunga pinjaman cukup
memberatkan pemilik UMKM jika jumlahnya
terlalu besar.
Aspek keuangan yang mencakup
pengambilan keputusan pendanaan perusahaan
untuk membiayai usahanya, maka perusahaan
harus memiliki cara alternatif dalam
menentukan sumber pendanaan. Utang
merupakan salah satu alternatif dalam
mendapatkan sumber pendanaan bagi UMKM.
Penggunaan utang mampu menekan biaya
modal sendiri dan memberikan keuntungan
yang lebih besar kepada pemilik UMKM,
tetapi dalam penggunaan utang pemilik harus
memikirkan dalam mengembalikan uang yang
dipinjam. Dalam free cash flow theory
menjelaskan tentang tingkat utang yang tinggi
selain berbahaya bagi perusahaan, penggunaan
utang dapat juga meningkatkan nilai
perusahaan (Keown, 2000) dalam (Damayanti,
2006). Kombinasi yang tepat dalam
menentukan sumber pendanaan yang dipilih
akan mampu menentukan struktur modal yang
optimal dan mampu menjadi pondasi yang
kuat bagi perusahaan untuk menjalankan
aktivitas produksinya, serta dapat
mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.
Struktur modal adalah perbandingan
atau pertimbangan antara modal asing dengan
modal sendiri (Riyanto, 1995). Semakin besar
modal asing atau pinjaman modal yang
dibutuhkan, maka semakin besar risiko yang
ditanggung sebuah perusahaan karena semakin
banyak utang yang harus dibayar oleh
perusahaan tersebut. Apabila dalam pendirian
perusahaan tersebut perusahaan lebih banyak
menggunakan modal sendiri maka risiko yang
ditanggung akan semakin kecil, hal ini
dikarenakan perusahaan tidak begitu banyak
mengeluarkan uang untuk membayar utangnya
pada saat perusahaan mengalami
kebangkrutan.
Kegunaan struktur modal adalah untuk
mengetahui penggunaan utang dalam
membiayai usahanya dan sumber
pendanaannya. Dengan mengetahui struktur
modal, pihak bank dan kreditur dapat
mengetahui tingkat risiko yang dia terima
dengan tingkat pengembalian utangnya.
Apabila perusahaan memiliki tingkat risiko
bisnis yang tinggi, maka pihak bank dan
kreditur juga menginginkan tingkat return
yang tinggi. Tingkat return yang tinggi
diberikan karena risiko yang akan dihadapi
oleh pihak bank dan kreditur juga tinggi. Pihak
bank dan kreditur menghendaki perusahaan
melakukan pengungkapan keuangan secara
menyeluruh dan terperinci, supaya pihak bank
maupun kreditur mengetahui risiko yang
dihadapinya.
Struktur modal yang baik adalah
struktur modal yang efisien dan dapat
mengurangi biaya modal. Menurunkan biaya
modal, maka akan meningkatkan pendapatan
bersih. Dalam menentukan biaya modal,
perusahaan harus dapat menentukan komposisi
yang optimal antara utang dengan modal
sendiri (Hermanto, 1999). Komposisi yang
optimal tersebut pada kenyataannya dapat
dicari secara trial and error berdasarkan
pengalaman, sehingga dalam menentukan jenis
pendanaan perusahaan harus memilih orang
yang berpengalaman dibidangnya.
Menurut Brigham dan Houston (2001)
struktur modal merupakan perbandingan
antara modal sendiri dengan modal yang
berasal dari ekstern dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain: profitabilitas,
ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan,
struktur aktiva, tingkat pajak, likuiditas
perusahaan, serta risiko usaha.
Alasan pemilihan struktur modal di
bidang UMKM karena usaha ini mampu
bertahan dalam kondisi apapun walau
perekonomian negara sedang mengalami krisis
sekalipun (Baswir, 2000). UMKM pada
dasarnya mampu menekan tingkat
pengangguran yang ada. UMKM di Kabupaten
Manokwari sendiri dari tahun ke tahun
jumlahnya terus mengalami peningkatan,
STRUKTUR MODAL PADA USAHA MIKRO…………………..……………….…...(Riyanto, Simatupang, & Bopeng)
49
sehingga dapat mengurangi pengangguran
yang ada di Kabupaten Manokwari.
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa
jumlah UMKM dari tahun 2008 sampai 2012
mengalami peningkatan sebanyak 178 unit
usaha. Berdasarkan jumlah UMKM tersebut,
keberadaannya tersebar pada distrik atau
kecamatan di Kabupaten Manokwari yang
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1
Jumlah Perdagangan Menurut Jenisnya dari Tahun 2008 – 2012
Tahun Perusahaan Dagang Menengah Perusahaan Dagang
Kecil
Jumlah
2008 93 178 271
2009 133 183 316
2010 152 301 453
2011 183 375 558
2012 271 390 661 Sumber: Manokwari Dalam Angka (2013).
Berdasarkan tabel 1, pada saat
mendirikan UMKM pemilik harus
mempertimbangkan dalam menentukan
struktur modalnya. Struktur modal yang baik
adalah struktur modal yang optimal.
Perusahaan harus dapat menentukan struktur
modal yang optimal agar usaha UMKM ini
dapat berkembang. Biasanya struktur modal
yang optimal terdiri dari 40% sampai 50%
pendanaan yang berasal dari ekstern (Riyanto,
1995).
UMKM merupakan usaha yang mampu
mengurangi tingkat pengangguran di
Kabupaten Manokwari dan memiliki
kontribusi yang besar dalam peningkatan
pendapatan asli daerah, tetapi masalah yang
seringkali dihadapi para pelaku UMKM adalah
pada sumber pendanaan. Kebanyakan UMKM
tidak bisa berkembang karena kurangnya
modal dalam mengembangkan usaha tersebut,
sehingga untuk mendapatkan modal UMKM
alternatifnya dengan melakukan pinjaman
kepada kreditur. Kreditur sendiri dalam
memberikan pinjaman akan melihat dari
berbagai faktor. Pendiri UMKM harus
mengetahui faktor - faktor apa saja yang
dipertimbangkan oleh kreditur dalam
memberikan pinjaman, dan faktor - faktor
yang sering dipertimbangkan oleh kreditur
dalam memberi pinjaman adalah struktur
aktiva, ukuran perusahaan, dan tingkat
profitabilitas.
Tujuan dari penelitian ini adalah
menguji pengaruh struktur aktiva, ukuran
perusahaan, dan profitabilitas terhadap struktur
modal pada usaha UMKM di Kabupaten
Manokwari. Kemudian manfaat dari penelitian
ini adalah: (1) bagi UMKM sebagai bahan
pertimbangan bagi pemilik UMKM dalam
menentukan struktur modal yang sesuai
dengan kondisi usaha; (2) bagi perbankan dan
kreditur sebagai informasi dan data dalam
pembuatan kebijakan dalam pemberian
pinjaman dan menentukan besarnya beban
bunga pinjaman tersebut; serta (3) bagi
peneliti selanjutnya sebagai acuan dan
referensi untuk melakukan peneliti
pengembangan struktur aktiva, ukuran
perusahaan, dan profitabilitas yang lebih
mendalam, serta sesuai dengan kondisi
keuangan UMKM.
KAJIAN LITERATUR
Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM)
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2008 UMKM dapat didefinisikan
sebagai usaha ekonomi produktif yang dimiliki
oleh orang perseorangan ataupun badan usaha
perseorangan yang memenuhi kriteria sebagai
usaha UMKM. Pengklasifikasian UMKM
antara lain: (1) usaha mikro adalah usaha
produktif milik perorangan atau kelompok
yang memiliki kekayaan bersih maksimal
Rp50 juta dan hasil penjualan tahunan
maksimal Rp300 juta; (2) usaha kecil adalah
usaha produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh perorangan atau badan usaha
JRMB, Volume 11, No. 1, Juni 2016
50
yang bukan merupakan anak perusahaan yang
memiliki kekayaan bersih dari Rp50 juta
sampai dengan Rp500 juta dan hasil penjualan
tahunan antara Rp300 juta sampai dengan
Rp2,5 Milyar; serta (3) usaha menengah
adalah usaha produktif yang berdiri sendiri
yang dilakukan oleh perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
yang menjadi bagian dari usaha mikro maupun
kecil baik langsung maupun tidak langsung
dan memiliki kekayaan bersih dari Rp500.juta
– Rp10 Milyar dan hasil penjualan tahunan
antara Rp2,5 Milyar – Rp10 Milyar.
Kemudian menurut Badan Pusat
Statistik (BPS) mendefinisikan UMKM
berdasarkan jumlah tenaga kerja yaitu: (1)
usaha mikro adalah sebuah usaha yang
mempekerjakan 5 orang; (2) usaha kecil
tenaga kerjanya berjumlah 5 sampai 10 orang
dan usaha menengah tenaga kerjanya
berjumlah 20 sampai 90 orang.
Struktur Modal
Menurut Riyanto (1994) mengartikan
struktur modal sebagai pertimbangan atau
perbandingan antara jumlah modal yang
bersumber dari pinjaman dengan modal
sendiri. Pendanaan yang berasal modal sendiri
didapat dari modal saham, laba ditahan, dan
dana cadangan, sedangkan modal yang berasal
dari pinjaman adalah pendanaan yang
diperoleh dari obligasi, investasi dan utang.
Dalam pemenuhan dibagian pendanaan, maka
perusahaan harus memiliki alternatif dalam
pendanaan dan salah satu alternatif tersebut
adalah dengan melakukan pinjaman (utang).
Dalam pemilihan sumber dana, perusahaan
harus dapat memilih alternatif yang efisien.
Pendanaan yang efisien akan terjadi apabila
perusahaan memiliki struktur modal yang
optimal.
Menurut Riyanto (1995) struktur modal
yang optimal adalah struktur modal yang dapat
meminimalkan biaya penggunaan modal
keseluruhan atau biaya rata - rata, sehingga
memaksimalkan nilai perusahaan. Struktur
modal yang optimal dapat diartikan juga
sebagai keseimbangan antara risiko dan
pengembalian sehingga memaksimalkan harga
saham.
Struktur Aktiva
Struktur aktiva menurut Kusumaningtyas
(2012) merupakan segala sesuatu yang
dimiliki oleh perusahaan. Aktiva dapat
diklasifikasikan menjadi aktiva lancar, yang
meliputi: kas, piutang, persediaan dan aktiva
tetap yang meliputi: mesin, bangunan, dan
tanah. Pengklasifikasian ini kemudian yang
disebut sebagai struktur aktiva. Struktur aktiva
menggambarkan sebagian jumlah aset yang
dapat dijadikan jaminan oleh perusahaan
dalam melakukan pinjaman. Struktur aktiva
dapat diukur dengan mempertimbangkan
antara aktiva tetap dengan total aktiva.
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan menggambarkan besar
kecilnya suatu perusahaan. Besar kecilnya
suatu perusahaan dapat ditinjau dari lapangan
usaha yang dijalankan. Penentuan besar
kecilnya ukuran perusahaan dapat ditentukan
berdasarkan total penjualan, total aktiva,
tingkat penjualan, dan rata - rata total aktiva.
Dalam penelitian ini ukuran perusahaan
diproxy dengan total aset.
Profitabilitas
Profitabilitas menurut Utami (2009)
merupakan tingkat keuntungan bersih yang
diperoleh perusahaan dalam menjalankan
operasinya. Profitabilitas juga dapat diartikan
sebagai kemampuan yang dicapai suatu
perusahaan dalam suatu periode tertentu. Hasil
profitabilitas juga dapat dijadikan sebagai
tolok ukur tentang efektivitas manajemen
ditinjau dari keuntungan yang diperoleh,
dibandingkan dengan hasil penjualan dan
investasi perusahaan.
Hubungan Struktur Aktiva terhadap
Struktur Modal
Perusahaan yang aktivanya sesuai sebagai
jaminan akan cenderung menggunakan utang
dalam proses pendanaannya. Elsas dan
Florysiak (2008) dalam Indrajaya (2011)
dalam penelitiannya menunjukkan aktiva tetap
dapat dijadikan jaminan dalam melakukan
pinjaman, dan karenanya dapat mereduksi
biaya dari kesulitan keuangan (cost of
financial distress) dan ini akan semakin
STRUKTUR MODAL PADA USAHA MIKRO…………………..……………….…...(Riyanto, Simatupang, & Bopeng)
51
meningkatkan kapasitas tingkat utang yang
dapat mengutungkan perusahaan. Hipotesis ini
sesuai dengan teori trade-off dimana
perusahaan perlu menyeimbangkan manfaat
dan biaya dari penggunaan utang. Menurut
Adrianto dan Wibowo (2007) jumlah aktiva
yang semakin besar akan menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam memberikan
jaminan yang lebih tinggi untuk mendapatkan
pinjaman dari pihak kreditur, maka perusahaan
akan memakai utang lebih banyak untuk
mendapatkan keuntungan dalam pemakaian
utang.
Hubungan Ukuran Perusahaan Terhadap
Struktur Modal
Menurut Brigham dan Houston (2006)
ukuran perusahaan menggambarkan besar
kecilnya perusahaan dimana perusahaan yang
berukuran besar biasanya lebih memiliki
profitabilitas daripada perusahaan kecil, hal ini
dikarenakan jangkauan usahanya yang lebih
luas. Ukuran perusahaan dapat menjadi
jaminan akan kemampuan perusahaan dalam
mengembalikan utangnya maupun mencari
sumber pendanaan lain. Skala perusahaan
berhubungan positif dengan utang karena
kemudahan akses dalam mendapatkan sumber
dana yang berasal dari utang.
Menurut Indrajaya (2011) perusahaan
yang berukuran besar cenderung
menggunakan utang dalam sumber
pendanaannya karena kemudahan dalam
memperoleh pinjaman dibandingkan
perusahaan kecil. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Saidi (2004) bahwa ukuran
perusahaan berhubungan positif dengan
struktur modal karena peluang bangkrutnya
yang lebih kecil.
Hubungan Profitabilitas terhadap Struktur
Modal
Menurut Brigham dan Houston (2006)
profitabilias merupakan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba biasanya
selama satu tahun. Perusahaan yang memiliki
profitabilitas yang tinggi akan lebih banyak
menggunakan modal sendiri daripada yang
berasal dari utang, hal ini dikarenakan
perusahaan mampu menyediakan dana yang
cukup dalam menjalankan usahanya melalui
sejumlah dana yang ditahan oleh perusahaan
untuk mengurangi risiko. Perusahaan yang
memiliki profitabilitas yang tinggi akan lebih
menggunakan dana internal yang berasal dari
laba yang ditahan dikarenakan perusahaan
akan terbebas dari beban bunga dari utang
tersebut.
Struktur modal adalah pendanaan
perusahaan yang berasal dari modal sendiri
maupun pinjaman, dan dapat diartikan juga
sebagai perbandingan antara modal sendiri
maupun modal yang berasal dari utang jangka
panjang atau modal asing. Dalam
mendapatkan sumber pendanaan yang berasal
dari modal sendiri perusahaan biasanya
mendapatkannya dari laba yang ditahan,
modal saham, dan dana cadangan. Sumber
pendanaan yang berasal dari modal sendiri
biasanya masih kurang dan untuk
mengatasinya perusahaan mencari alternatif
lain yaitu dengan melakukan pinjaman.
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Dalam menentukan komposisi struktur modal
harus dipilih pimpinan atau orang yang
mampu mengelola struktur modal yang ada
dan apabila memungkinkan memiliki
pengalaman dibidangnya, sehingga manajer
atau pimpinan dapat memilih manakah
komposisi yang tepat untuk menentukan
struktur modal. Menurut Houston dan
Brigham (1994) perusahaan harus dapat
menentukan perbandingan proposional sumber
dana antara modal asing atau utang dengan
modal sendiri yang akan digunakan
perusahaan untuk membiayai tambahan
investasinya. Dalam menentukan sumber
pendanaan, perusahaan harus memilih
alternatif pendanaan yang efisien. Sumber
pendanaan efisien akan terjadi apabila
perusahaan memiliki struktur modal yang
optimal, sedangkan pengertian struktur modal
yang optimal adalah struktur modal yang dapat
meminimalkan biaya penggunaan modal
keseluruhan atau modal rata - rata, sehingga
memaksimalkan nilai perusahaan.
Struktur Aktiva
Dalam menentukan sumber pendanaan
tersebut manajer harus mempertimbangkan
beberapa faktor yang mempengaruhi struktur
JRMB, Volume 11, No. 1, Juni 2016
52
modal seperti struktur aktiva, ukuran
perusahaan, dan profitabilitas. Struktur aktiva
mempunyai pengaruh terhadap sumber –
sumber pembiayaan perusahaan. Perusahaan
yang aktivanya cocok sebagai jaminan atas
jaminan cenderung lebih banyak
menggunakan utang. Hal ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Palupi (2010)
yang menyatakan bahwa struktur aktiva
berpengaruh positif terhadap struktur modal.
Berdasarkan uraian dan konsep tersebut, maka
hipotesis berikut ini akan menguji konsep:
H1: Struktur aktiva diduga berpengaruh positif
terhadap struktur modal.
Ukuran Perusahaan (Firm Size)
Ukuran perusahaan memiliki peranan
yang sangat penting dalam menentukan
struktur modal. Kreditur akan lebih senang
memberikan pinjaman pada perusahaan yang
lebih besar, karena kemungkinan bangkrutnya
perusahaan tersebut lebih kecil. Menurut Elsas
dan Florysiak (2008) dalam Indrajaya (2011)
mengemukakan bahwa perusahaan yang
berukuran besar mempunyai risiko yang lebih
rendah dan probabilitas kebangkrutan yang
lebih rendah dari pada perusahaan kecil,
sehingga menurut teori trade-off bahwa
semakin besar perusahaan maka perusahaan
dapat memakai utang yang lebih banyak, ini
terkait rendahnya risiko kebangkrutan yang
akan dialami oleh perusahaan besar.
Hal ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Prabansari dan Kusuma (2005)
yang meneliti pengaruh ukuran perusahaan
terhadap struktur modal dan hasilnya
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap struktur modal.
Berdasarkan uraian dan penjelasan tersebut,
maka dapat dihipotesiskan sebagai berikut:
H2: Ukuran perusahaan diduga berpengaruh
positif terhadap struktur modal.
Profitabilitas (Profitability)
Setiap perusahaan menginginkan adanya
pertumbuhan modal atau laba ditahan karena
dapat mengurangi penggunaan utang.
Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang
tinggi akan menggunakan sumber pendanaan
internal atau laba ditahan. Teori Packing
Order yang dikembangkan oleh Myers dan
Manjluf (1984) dalam Husnan (1996)
menyatakan bahwa perusahaan akan memilih
pendanaan internal dibandingkan pendanaan
eksternal ketika perusahaan membutuhkan
dana. Prioritas penggunaan dana internal
dalam Packing Order Theory disebabkan
penggunaan pendanaan internal terbebas dari
adanya asimetri informasi. Hal ini didukung
oleh penelitian yang dilakukan oleh Nugrahani
(2012) yang menyatakan profitabilitas
berpengaruh negatif dengan struktur modal.
Berdasarkan uraian dan penjelasan diatas,
maka dapat dihipotesis sebagai berikut:
H3: Profitabilitas diduga berpengaruh negatif
terhadap struktur modal.
Struktur Modal
Menurut Riyanto (2001) terdapat
beberapa variabel yang mempengaruhi
struktur modal seperti: tingkat bunga, stabilitas
dari earning, struktur aktiva, besarnya jumlah
modal, keadaan pasar modal, sifat manajemen,
profitabilitas, dan ukuran perusahaan. Variabel
diatas berhubungan positif dengan struktur
modal. Menurut Brigham dan Houston (2006)
variabel - variabel yang mempengaruhi
struktur modal antara lain: stabilitas penjualan,
struktur aset, leverage operation, tingkat
pertumbuhan, profitabilitas, pajak, kendali,
sikap manajemen, kondisi pasar, dan
fleksibilitas keuangan. Berdasarkan banyaknya
variabel yang memiliki pengaruh terhadap
struktur modal, maka dalam penelitian ini
hanya meneliti 3 variabel, yaitu: struktur
aktiva, ukuran perusahaan dan profitabilitas.
Hal ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan Palupi (2010) menyatakan bahwa
struktur aktiva, ukuran perusahaan, dan
profitabilitas berpengaruh terhadap struktur
modal. Berdasarkan uraian dan penjelasan di
atas dihipotesiskan konsep berikut:
H4: Struktur aktiva, ukuran perusahaan, dan
profitabilitas diduga berpengaruh secara
simultan terhadap struktur modal.
METODA PENELITIAN
Sampel
Populasi yang menjadi obyek penelitian dalam
penelitian ini adalah seluruh UMKM yang
STRUKTUR MODAL PADA USAHA MIKRO…………………..……………….…...(Riyanto, Simatupang, & Bopeng)
53
berada di Kabupaten Manokwari yang dengan
jumlah UMKM diperoleh sebesar 661 usaha
(BPS, 2013). Dalam penentuan jumlah sampel
atau sample size menggunakan rumus Slovin
dengan tingkat kesalahan 10% atau dengan
tingkat kepercayaan 90%.
Keterangan:
N : Jumlah populasi
N : Jumlah sampel
E : Tingkat kesalahan atau error term
sebesar 10%
Berdasarkan perhitungan dengan
menggunakan rumus Slovin diperoleh sampel
jumlah sebanyak:
Berdasarkan hasil perhitungan dengan
menggunakan rumus Slovin diperoleh jumlah
sampel sebanyak 86.86 atau dibulatkan
menjadi 87 sampel atau responden. Teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik
purposive sampling. Purposive sampling
adalah teknik yang digunakan dalam
menentukan sampel berdasarkan pertimbangan
tertentu, yaitu UMKM yang dijadikan sampel
sudah berdiri minimal satu tahun.
Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan metode survei. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner. Kuesioner akhir
didasarkan pada panduan penelitian dan terdiri
dari empat (4) bagian yaitu mengukur struktur
aktiva, ukuran perusahaan dan profitabilitas,
serta strukur modal.
Definisi Operasional Variabel Penelitian
dan Pengukurannya
Struktur Modal. Struktur modal adalah
perbandingan antara utang dengan modal
sendiri. Secara matematis struktur modal
diproxy dan diformulasikan dengan:
Struktur Aktiva. Struktur aktiva adalah
perbandingan aktiva tetap dibagi dengan total
aktiva. Secara matematis struktur aktiva
diproxy dan diformulasikan dengan:
Ukuran Perusahaan. Ukuran perusahaan
(firm size) memiliki kemungkinan paling besar
yang menimbulkan heteroskedastisitas
sehingga harus diubah ke Log natural. Secara
matematis ukuran perusahaan diproxy dan
diformulasikan
Firm size = Ln total aktiva
Profitabilitas. Profitabilitas adalah
kemampuan perusahaan dalam memperoleh
keuntungan. Perhitungan profitabilitas dalam
penelitian ini menggunakan ratio of operating
income to sales. Secara matematis
profitabilitas diproxy dan diformulasikan
dengan:
Model Regresi Linear Berganda
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
diuji dengan analisis regresi berganda
(multiple regression analysis). Proses
perhitungan analisis regresi berganda dalam
penelitian ini dilakukan dengan bantuan
program SPSS versi 12.00 for windows.
Analisis regresi berganda dalam penelitian
dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama,
dilakukan untuk menguji struktur aktiva,
ukuran perusahaan dan profitabilitas serta
struktur modal. Pengujian analisis regresi
linier berganda adalah dilakukan untuk
menguji pengaruh struktur aktiva (X1), ukuran
perusahaan (X2), dan profitabilitas (X3) pada
struktur modal (Y) dengan persamaan
matematis:
JRMB, Volume 11, No. 1, Juni 2016
54
Struktur Modal = α + β1Struktur Aktiva+
β2Ukuran Perusahaan +
β3Profitabilitas + e
Pengujian asumsi klasik digunakan
untuk membantu model regresi linier berganda
benar - benar signifikan dalam pengambilan
keputusan.
Uji Multikolinieritas. Uji Multikoli-
nieritas digunakan untuk mengetahui apakah
variabel bebas yang digunakan terdapat
korelasi atau tidak, multikolinieritas biasanya
terjadi karena variabel yang digunakan saling
terikat dalam suatu model regresi.
Multikolinieritas dapat diketahui jika nilai
tolerance > 0.10 dan variance inflation factor
(VIF) < 10, jika tidak ada yang melebihinya
maka multikolinieritas yang terjadi tidak
berbahaya. Dampak dari multikolinieritas
(Sasmita, 2003) antara lain: pertama, pengaruh
masing - masing variabel bebas tidak dapat
dideteksi atau dibedakan dan yang kedua,
probabilitas untuk menerima hipotesis yang
salah semakin besar.
Uji Heteroskedastisitas. Uji Heteroske-
dastisitas digunakan untuk menguji apakah
dalam suatu varian terdapat perbedaan residual
atau tidak. Jika varian dari residual satu
pengamatan kepengamatan lain tetap, maka
disebut Homokedastisitas dan jika berbeda
disebut Heteroskedastisitas. Cara pengujian-
nya dengan menggunakan uji Glejser,
pengujian ini dilakukan dengan meregresikan
nilai residu terhadap variabel bebas. Sebagai
pengertian dasar, residual adalah selisih antara
nilai observasi dengan nilai prediksi.
Uji Normalitas. Uji Normalitas
dilakukan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel penggangu atau residual
memiliki distribusi normal atau tidak. Jika
variabel residual tersebut memiliki distribusi
tidak normal maka hasil uji akan kurang baik.
Untuk menguji normalitas ini kolmogorov-
smirnov. Level of significant yang digunakan
adalah 0,1 dan apabila nilai pada p-value >
level of significant maka data berdistribusi
normal dan sebaliknya.
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari 87 sampel yang
berasal dari UMKM yang berada di Kabupaten
Manokwari dan dianalisis berdasarkan
komponen struktur aktiva, ukuran perusahaan,
dan profitabilitas.
Uji asumsi klasik digunakan untuk
mengetahui apakah data yang digunakan sudah
baik atau belum dalam pengambilan
keputusan. Uji asumsi klasik yang digunakan
dalam penelitian ini terdiri dari tiga (3) uji,
yaitu: uji normalitas, uji multikolinieritas dan
heteroskedastisitas, jika data lolos dari uji
asumsi klasik, maka bias pada data yang
digunakan baik, atau dapat dilanjutkan ke uji
berikutnya. Jika data yang digunakan tidak
lolos dari uji asumsi klasik, maka terdapat data
yang bermasalah, sehingga perlu
ditransformasikan kedalam bentuk Ln atau
data yang mengalami masalah tersebut perlu
diganti dengan data yang lain.
Uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji f
mengasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini
dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid
untuk jumlah sampel kecil (Ghozali,2011).
Dalam penelitian ini uji yang digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya normalitas
menggunakan uji kolmogorov-smirnov dengan
level signifikan yang digunakan sebesar 0,10
yang berarti bahwa nilai signifikan harus lebih
besar dari 0,10 sehingga data tersebut dapat
dinyatakan bebas dari adanya normalitas yang
berarti data berdistribusi normal. Hasil
pengujiannya secara lengkap dapat dilihat
pada tabel 2.
Berdasarkan tabel 2, diperoleh informasi
hasil uji signifikansi uji kolmogorov-Smirnov
sebesar 0.110, artinya nilai ini lebih besar dari
0.10 (10%), maka dapat dikatakan bahwa
variabel residual berdistribusi normal,
sehingga model ini layak untuk dipakai dalam
model penelitian ini, sehingga data memenuhi
syarat dari uji asumsi klasik.
STRUKTUR MODAL PADA USAHA MIKRO…………………..……………….…...(Riyanto, Simatupang, & Bopeng)
55
Tabel 2
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
Normal Parameters
Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a,b
Mean
Std.
Deviation
Absolute
Positive
Negative
87
.0000000
.20973718
.129
.094
-.129
1.203
.110 a. Test distribution is Normal
b. Calculated from data
Tabel 3
Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Struktur Aktivas .399 2.509
Ukuran Perusahaan .386 2.590
Profitabilitas .769 1.300
Sumber: Data Primer yang Diolah
Uji multikolinieritas digunakan untuk
mengetahui apakah terdapat korelasi antar
variabel bebas atau tidak. Model yang baik
seharusnya terjadi multikolinieritas pada
variabel bebas (Ghozali, 2011). Dalam
penelitian ini metode yang digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya multikolinieritas
yaitu dengan mengamati nilai Varience
Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Data
bisa dikatakan tidak terdapat multikolinieritas
apabila nilai tolerance > 0.10 dan nilai VIF <
10. Adapun hasil pengujiannya dapat dilihat
pada tabel 3.
Berdasarkan tabel 3 dapat disimpulkan
pada variabel struktur aktiva (X1), ukuran
perusahaan (X2), dan profitabilitas (X3)
menunjukan bahwa nilai tolerance > 0.10 dan
nilai VIF < 10, sehingga pada model ini dapat
disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas,
yang berarti tidak terdapat adanya korelasi
antar variabel bebas.
Pengujian heteroskedastisitas digunakan
untuk melihat apakah terjadi ketidaksamaan
varian dari satu pengamatan ke pengamatan
lain. Data yang memiliki kesamaan disebut
dengan homokedastisitas. Metode dalam
melihat ada tidaknya heteroskedastisitas
terdapat beberapa macam, tetapi dalam ini
menggunakan uji Glejser, untuk mengetahui
ada tidaknya heteroskedastisitas dengan
melihat nilai signifikan. Data yang dikatakan
tidak terjadi heteroskedastisitas apabila nilai
signifikannya harus lebih besar dari 0.10
sehingga data tersebut layak lolos dari uji
heteroskedastisitas. Hasil pengujiannya
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coeff icients
Standardized
Coeff icients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant)
X1
X2
X3
-.377
-.056
.023
.278
.370
.147
.022
.172
-.062
.171
.190
-1.020
-.379
1.0201
.611
.311
.706
.311
.111
Sumber: Data Primer yang Diolah
JRMB, Volume 11, No. 1, Juni 2016
56
Berdasarkan tabel 4 diperoleh informasi hasil
menunjukkan tidak terjadi heteroskedastisitas
pada data, karena nilai variabel struktur
sebesar 0.706, X2 sebesar 0.311, dan X3
sebesar 0.111 > 0.10, sehingga dapat
dikatakan data terbebas dari adanya
heteroskedastisitas.
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Ghozali (2011) uji regresi
digunakan untuk mengukur kekuatan
hubungan antara dua variabel atau lebih, selain
itu juga menunjukan arah hubungannya.
Dalam penelitian ini variabel yang ingin
ditelliti yaitu variabel struktur aktiva, ukuran
perusahaan, dan profitabilitas apakah
berpengaruh terhadap variabel struktur modal
atau tidak. Hasil pengujian regresinya dapat
dillihat selengkapnya pada tabel 5.
Tabel 5
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Sumber: Data Primer yang Diolah
Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi
linier berganda pada tabel 5 dapat disusun
persamaan sebagai berikut:
Y = -1.210 + 0.678X1 + 0.098X2 – 0.838 X3
Berdasarkan persamaan regresi linier
berganda tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut: pertama, struktur aktiva memiliki nilai
koefisien regresi dengan arah positif sebesar
0.678. Jika diasumsikan variabel bebas lain
konstan, maka setiap kenaikan struktur aktiva
sebesar 1 satuan, maka struktur modal akan
mengalami kenaikan sebesar 67.8%; kedua,
ukuran perusahaan memiliki nilai koefisien
regresi dengan arah positif sebesar 0.098. Jika
diasumsikan variabel bebas lain konstan, maka
setiap kenaikan ukuran perusahaan sebesar 1
satuan, maka struktur modal akan mengalami
kenaikan sebesar 9,8%; ketiga, profitabilitas
memiliki nilai koefisien regresi dengan arah
negatif sebesar 0.838. Jika diasumsikan
variabel bebas lain konstan, maka setiap
kenaikan profitabilitas sebesar 1 satuan, maka
modal akan mengalami penurunan sebesar
83.8%.
Kemudian, berdasarkan hasil regresi
linier berganda diperoleh nilai koefisien
determinasi (R2) sendiri berada diantara 1 dan
0, jika nilai (R2) semakin mendekati angka 1,
maka semakin besar pengaruhnya variabel
bebas terhadap variabel terikat. Untuk
mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat digunakan nilai dari
Adjusted R-square sebesar 0.602, artinya
variable struktur aktiva, ukuran perusahaan
dan profitabilitas hanya mampu menjelaskan
variabel struktur modal sebesar 60.2% dan
sisanya sebesar 39.8% dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini dan
tingkat kesalahan (error).
Uji F digunakan untuk mengetahui
apakah variabel bebas berpengaruh terhadap
variabel terikat secara bersama - sama atau
tidak. Keputusan untuk menerima atau
menolak H1 dengan cara melihat nilai
signifikan. Apabila nilai signifikan lebih kecil
dari 0.10, maka hipotesis tersebut dapat
diterima dan semua variabel bebas
berpengaruh signifikan terhadap variabel
terikat. Adapun hasilnya dapat dilihat
selengkapnya pada tabel 6.
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B
Std.
Error Beta
1 (Constant) -1,210 ,545 -2,220 ,029
Struktur
Aktiva ,678 ,213 ,342 3,185 ,002
Ukuran
Perusahaan ,098 ,032 ,330 3,027 ,003
Profitabilitas -,838 ,256 -,253 -3,275 ,002
STRUKTUR MODAL PADA USAHA MIKRO…………………..……………….…...(Riyanto, Simatupang, & Bopeng)
57
Tabel 6.
Hasil Uji F
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 6,423 3 2,141 44,773 ,000(a)
Residual 3,969 83 ,048
Total 10,392 86
a Predictors : (Constant), Profitabilitas, Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan
b Dependent Variable : Struktur Modal
Berdasarkan tabel 6, diperoleh nilai
signifikansi pada Uji F sebesar 0.000, hal ini
menunjukkan nilai signifikansi < 0.10 (p-value
< 0.10), artinya secara bersama - sama variabel
struktur aktiva, ukuran perusahaan, dan
profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap
variabel struktur modal. Hal ini didukung oleh
hasil penelitian yang dilakukan oleh Palupi
(2010). Kemudian, berdasarkan hasil uji
parsial (uji t) dengan membandingkan nilai
signifikan. Apabila nilai signifikan < 0.10
maka H1 dapat diterima, artinya variabel bebas
tersebut berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat. Hasil dari uji t selengkapnya
adalah: pertama, variabel struktur aktiva (X1)
memiliki nilai signifikan sebesar 0.000, hal ini
menunjukkan bahwa nilai signifikan < dari
0.10, maka H1 diterima dan variabel struktur
aktiva berpengaruh secara signifikan dan
positif terhadap struktur modal. Hal ini berarti
peningkatan struktur aktiva akan
meningkatkan struktur modal; kedua, variabel
ukuran perusahaan (X2) memiliki nilai
signifikan sebesar 0.03, hal ini menunjukkan
bahwa nilai signifikan < 0.10, maka H1
diterima dan variabel ukuran perusahaan
berpengaruh secara signifikan dan positif
terhadap struktur modal. Hal ini berarti
peningkatan ukuran perusahaan akan
meningkatkan struktur modal; serta ketiga
adalah variabel profitabilitas (X3) memiliki
nilai signifikan sebesar 0.03, hal ini
menunjukkan bahwa nilai signifikan < 0.10,
maka H1 diterima dan variabel profitabilitas
berpengaruh secara signifikan dan negatif
terhadap struktur modal. Hal ini berarti
peningkatan profitabilitas akan menurunkan
struktur modal.
PEMBAHASAN
Struktur Aktiva Berpengaruh Signifikan
Dan Positif Terhadap Struktur Modal
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis,
diperoleh hasil struktur aktiva berpengaruh
positif terhadap struktur modal. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Palupi (2010) yang
menyatakan struktur aktiva berpengaruh
positif terhadap struktur modal. UMKM yang
memiliki nilai struktur aktiva yang lebih besar
cenderung lebih banyak menggunakan utang
dibandingkan perusahaan yang nilai struktur
aktivanya kecil. UMKM yang memiliki nilai
struktur aktiva yang besar akan lebih mudah
dalam mendapatkan pinjaman. Pihak bank
maupun kreditur akan lebih memilih
memberikan pinjaman kepada UMKM yang
memiliki nilai struktur aktiva yang lebih besar,
karena struktur aktiva tersebut biasa dijadikan
jaminan pinjaman. Apabila pemilik UMKM
tidak bisa melunasi utangnya, maka struktur
aktiva tersebut akan digunakan untuk melunasi
utangnya sebagai gantinya. Struktur aktiva
yang besar sebagai jaminan, maka pihak bank
maupun kreditur dapat memberikan pinjaman
kepada UMKM sesuai dengan nilai struktur
aktiva tersebut.
Ukuran Perusahaan Berpengaruh Positif
Terhadap Struktur Modal
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
diperoleh hasil ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap struktur modal.
Hasil dari penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Prabansari dan
Kusuma (2006) yang menyatakan ukuran
perusahaan berpengaruh positif terhadap
struktur modal. UMKM yang memiliki ukuran
perusahaan yang lebih besar cenderung
JRMB, Volume 11, No. 1, Juni 2016
58
menggunakan utang lebih banyak, karena
kebutuhan dana yang lebih besar.UMKM yang
memiliki ukuran perusahaan yang lebih besar
banyak melakukan produksi dibandingkan
UMKM yang berukuran kecil. UMKM dalam
memproduksi suatu barang maupun jasa
memerlukan pendanaan didalam prosesnya,
sehingga UMKM yang memiliki ukuran
perusahaan yang lebih besar akan
membutuhkan dana yang lebih besar.
Alternatif dalam memperoleh dana untuk
UMKM yaitu dengan cara melakukan
pinjaman kepada pihak bank maupun kreditur.
Pihak bank maupun kreditur akan lebih
memilih memberikan pinjaman kepada
UMKM yang berukuran besar karena
kemungkinan bangkrut UMKM tersebut lebih
kecil.
Profitabilitas berpengaruh signifikan
terhadap struktur modal dengan arah yang
negatif. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
diperoleh profitabilitas berpengaruh signifikan
terhadap struktur modal dengan arah yang
negatif. Hasil dari penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nugrahani
(2012) yang menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh terhadap struktur modal dengan
arah yang negatif. UMKM yang memiliki
profitabilitas yang tinggi akan lebih memilih
menggunakan dana internal dibandingkan
dengan dana pinjaman. Dana internal
didapatkan dari laba yang ditahan.
Penggunaan dana internal terbebas dari beban
bunga yang berasal dari utang. Pemilik
UMKM yang memiliki profitabilitas yang
tinggi lebih memilih penggunaan dana
internal, karena terbebas dari beban bunga
yang dapat merugikan pemilik UMKM apabila
jumlahnya terlalu besar. Menurut Rahayu
(2005) profitabilitas merupakan indikator
bahwa perusahaan memiliki dana internal
untuk pendanaan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan
pembahasan adapun hal - hal yang dapat
disimpulkan dalam penelitian ini, antara lain:
pertama, berdasarkan hasil pengujian hipotesis
menunjukkan variabel struktur aktiva
berpengaruh positif terhadap variabel struktur
modal pada UMKM; kedua, berdasarkan hasil
pengujian hipotesis menunjukkan variabel
ukuran perusahaan berpengaruh positif
terhadap variabel struktur modal pada
UMKM; ketiga, berdasarkan hasil pengujian
hipotesis menunjukkan variabel profitabilitas
berpengaruh signifikan terhadap variabel
struktur modal pada usaha UMKM, akan tetapi
negatif; keempat, berdasarkan hasil pengujian
hipotesis secara simultan atau bersama - sama
menunjukkan variabel struktur modal, ukuran
perusahaan, serta profitabilitas berpengaruh
positif terhadap variabel struktur modal pada
UMKM di Kabupaten Manokwari.
Saran Penelitian
Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan
dan kekurangan. Penelitian lanjutan perlu
dilakukan karena banyaknya keterbatasan
dalam penelitian ini diantaranya: pertama, bagi
pihak pemilik usaha UMKM yang berada di
Kabupaten Manokwari sebaiknya sebelum
menjadikan struktur aktiva sebagai jaminan
pinjaman pada bank maupun kreditur perlu
memperhatikan besaran dana yang dipinjam
sesuai dengan nilai dari struktur aktiva
UMKM. Nilai struktur aktiva yang dijadikan
jaminan pinjaman utang apabila tidak sesuai
dengan besaran dana yang diperoleh hal itu
akan sangat merugikan, ketika pemilik
UMKM tidak dapat melunasi utang tepat pada
waktunya; kedua, bagi pemilik UMKM yang
memerlukan sumber pendanaan dalam proses
produksi maupun untuk mengembangkan
usahanya, sebaiknya menggunakan utang
sebagai alternatif dalam memperoleh sumber
pendanaan tersebut. Penggunaan utang akan
sangat bermanfaat dalam perkembangan
UMKM apabila digunakan dengan efisien
dalam penggunaannya; ketiga, bagi pemilik
UMKM yang sudah memiliki profitabilitas
yang besar sebaiknya lebih menggunakan dana
internal dari pada menggunakan utang, karena
penggunaan dana internal akan membebaskan
pemilik UMKM dari beban bunga yang dapat
merugikan pemilik UMKM; keempat, bagi
pemilik UMKM sebaiknya seefisien mungkin
dalam menggunakan modal pada saat proses
produksi. Dengan menggunakan modal
seefisien mungkin dapat meningkatkan
profitabilitas dan mengembangkan UMKM
tersebut; kelima, bagi pihak bank maupun
STRUKTUR MODAL PADA USAHA MIKRO…………………..……………….…...(Riyanto, Simatupang, & Bopeng)
59
kreditur perlu mempermudah proses pinjaman.
Pemilik UMKM kebanyakan tidak melakukan
pinjaman karena prosesnya yang susah dan
agunan harus ada; keenam, bagi peneliti
berikutnya dapat menambah jumlah sampel
dan meneliti variabel lain, seperti: jumlah
modal, sifat manajemen, tingkat bunga, serta
risiko bisnis.
.
DAFTAR REFERENSI
Adriyanto dan Wibowo, B. 2007. “Pengujian
Teori Pecking Order Pada Perusahaan
Non Keuangan LQ45 Pada Periode 20
01-2005”. Manajemen Usahawan
Indonesia, Volume 36, No 12, 43-53.
Badan Pusat Statistik. 2013. Manokwari
Dalam Angka: BPS Kabupaten
Manokwari.
Baswir, R. 2000. Koperasi Indonesia. Yogyak
arta:BPFE-Yogyakarta.
Brigham, E.F dan Houston, J.F. 1994.
Manajemen Keuangan. Edisi Ketujuh.
Jakarta: Erlangga.
Brigham, E.F dan Houston, J.F. 2001.
Manajemen Keuangan. Edisi Kedelapan.
Jakarta: Erlangga.
Brigham, E.F dan Houston, J.F. 2006. Dasar-
Dasar Manajemen Keuangan. Edisi
Kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat.
Brigham, E.F dan Houston, J.F. 2011. Dasar-
Dasar Manajemen Keuangan. Edisi
Kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat.
Damayanti, I. 2006. Analisis Pengaruh Free
Cash Flow dan Struktur Kepemilikan
Saham terhadap Kebijakan Utang pada
Perusahaan Manufaktur di Indonesia.
Skripsi S-1, Fakultas Ekonomi.
Universitas Islam Indone-
sia. Tidak Dipublikasikan.
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate
dengan Program SPSS. Edisi Kelima.
Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Hermanto, B. 1999. “Struktur Kapital: antara
Teori dan Praktek”. Manajemen
Usahawan Indonesia, Volume 28, No.3,
56 – 73.
Suad, H. 1996. Manajemen Keuangan: Teori
dan Penerapan (Keputusan Jangka
Panjang). Edisi Keempat. Yogyakarta:
BPFE UGM-Yogyakarta
Indrajaya, G. 2011. “Pengaruh Struktur Aktiva,
Ukuran Perusahaan, Tingkat
Pertumbuhan, Profitabilitas, Risiko
Bisnis terhadap Struktur Modal: Studi
Empiris pada Perusahaan Sektor
Pertambangan yang Listing di BEI
Periode 2004 – 2007”. Akurat Jurnal
Ilmiah Akuntansi, Volume 1, No. 6, 1 –
32.
Kusumaningtyas, R. A. 2012. Analisis
Pengeruh Struktur Aktiva, Return On
Assets, Size, Arus Kas Koperasi, dan
Tingkat Likuiditas terhadap Struktur
Modal pada Perusahaan Manufaktur di
BEI Tahun 2008 – 2011. Skripsi S-1,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Diponegoro, Tidak
Dipublikasikan.
Nugrahani, S. M. 2012. Analisis Pengaruh
Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan
Penjualan, Ukuran Perusahaan, dan
Kepemilikan Manajerial terhadap
Struktur Modal (pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI
Periode 2008 – 2009). Skripsi S-1 Tidak
Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Diponegoro
Semarang.
Nurohim, H. 2008. Pengaruh Profitabilitas,
Fixed Asset Ratio, Kontrol Kepemilikan
dan Struktur Aktiva terhadap Struktur
Modal pada Perusahaan Manufaktur
Indonesia. Yogyakarta: Sinergi
Palupi. 2010. Pengaruh Risiko Bisnis, Struktur
Aktiva, Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan dan
Likuiditas terhadap Struktur Modal
(Kajian Empiris pada Perusahaan 59
JRMB, Volume 11, No. 1, Juni 2016
60
Manufaktur yang Terdaftar di BEI
Tahun 2004-2007). Skripsi S-1 Tidak
Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi,
Universitas Sebelas Maret,.
Prabansari, Y. dan Kusuma, H. 2005. Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Struktur
Modal Perusahaan Manufaktur Go
Publik di Bursa Efek Jakarta.
Yogyakarta: Sinergi.
Rahayu, D. S. 2005. “Pengaruh Kepemilikan
Saham Manajerial dan Institusional pada
Struktur Modal Perusahaan”. Jurnal
Akuntansi dan Auditing, Volume 11,
No.2, 190 – 203.
Riyanto, B. 1994. Dasar-Dasar Pembelanjaan
Perusahaan. Edisi Ketiga. Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta.
Riyanto, B. 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan
Perusahaan. Edisi Keempat.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Riyanto, B. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan
Perusahaan. Edisi Keempat.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Saidi. 2004. “Faktor-Faktor yang Mempenga-
ruhi Struktur Modal pada Perusahaan
Publik Sektor Manufaktur”. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi, Volume 13, No.1,
39 – 51.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008
Tentang Usaha Mikro Kecil dan
Menengah. Jakarta: Sekretariat Negara
Republik Indonesia.
Utami, E. S.. 2009. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Struktur Modal
Perusahaan Manufaktur. Yogyakarta:
Fenomena.
Sasmita, N. R. 2011. Dampak Dari Adanya
Multikolinieritas. Http://rianprestasi.
blogspot.in/2011/05/multikolinieritas-
dalam-regresi.html?m=1. Diakses
Minggu, 24 Juni 2014 jam 01:20 WIT.