Post on 07-Mar-2019
28 Renstra Perubahan Kecamatan Jatiasih 2014-2018
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Bab ini menjabarkan tentang Identifikasi permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan SKPD, Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan wakil Kepala
daerah terpilih, Telaahan renstra K/L dan Renstra, Telaahan Rencana Tata Ruang
Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dan Penentuan Isu-isu Strategis.
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
SKPD
Isu Strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan karena dampaknya yang signifikan dengan karakteristik bersifat
penting, mendasar, mendesak dan menentukan tujuan organisasi. Isu-isu
strategis Kecamatan Jatiasih dirumuskan berdasarkan permasalahan-
permasalahan, tantangan dan potensi kedepan.
Sebagai salah satu perangkat daerah yang paling bawah langsung
berhubungan dengan masyarakat, kecamatan merupakan tangan panjang dari
pemerintah Kota Bekasi, sehingga selaku SKPD kecamatan mempunyai posisi
strategis. Namun posisi strategis kecamatan belum diimbangi dengan adanya
pendanaan, sarana prasarana dan SDM aparatur yang memadai.
Terdapat beberapa faktor internal yang berpengaruh terhadap pelaksanaan
tugas dan fungsi di Kecamatan Jatiasih. Menggunakan analisis strategi
(Analisis SWOT/Strenght, Weakness, Opportunity and Threath). Dengan hasil
pada masing-masing analisis sebagai berikut :
1. Analisis Lingkungan Internal
a. Faktor Kekuatan (Strenght)
1. Telah ditetapkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 dan
Keputusan Walikota Bekasi Nomor 09 Tahun 2010 tentang
Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan.
Keputusan Walikota ini memberikan kejelasan mengenai
kedudukan tugas pokok, fungsi dan wewenang yang menjadi
tanggung jawab seluruh kompeten aparat kecamatan Jatiasih;
BAB
3
29 Renstra Perubahan Kecamatan Jatiasih 2014-2018
2. Aparat Kecamatan bekerja secara profesional, memiliki integritas,
dedikasi dan komitmen yang tinggi;
3. Pola kerja di Kecamatan Jatiasih yang sistematis dan terjadwal
sehingga bisa memberikan hasil optimal, efisien dan efektif;
4. Hubungan kerja dan koordinasi yang baik antara pimpinan dan para
pejabat struktural;
5. Tersedianya sarana/prasarana dan sumber pembiayaan yang relatif
cukup memadai untuk kelancaran pelaksanaan tugas-tugas di
Kecamatan;
6. Sumber Daya Manusia yang mempunyai jenjang pendidikan yang
tinggi.
b. Faktor Kelemahan (Weakness)
1. Kurangnya Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kecamatan Jatiasih dan
tingkat Kelurahan;
2. Pelimpahan sebagai kewenangan Walikota kepada camat belum
disertai dengan adanya juklak dan juknis;
3. Belum optimalnya aparatur kecamatan mendapatkan pelatihan
sebagai tenaga operator komputer yang berhubungan dengan
pelayanan;
4. Dalam pelaksanaannya, perencanaan pembangunan lewat
musrenbang masih belum tepat waktu/belum sesuai jadwal yang
ditetapkan;
5. Belum tersedianya data pembangunan yang akurat sehingga
menimbulkan kendala dalam perencanaan pembangunan yang
komprehensif dan berkelanjutan;
6. Belum optimalnya pelaksanaan monitoring dan evaluasi program-
program pembangunan yang dikaitkan dengan dokumen-dokumen
perencanaan;
30 Renstra Perubahan Kecamatan Jatiasih 2014-2018
7. Belum optimalnya partisipasi masyarakat dalam proses
perencanaan pembangunan.
2. Analisis Lingkungan Eksternal
a. Paktor Peluang ( Opportunity )
1. Sistem dan birokrasi Pemerintah Kota Bekasi sudah tertata dengan
baik;
2. Kepemimpiinan Camat yang visioner, berkomitmen dan
berintegritas sehingga menciptakan pembangunan yang
berpartisipatif diKecamatan Jatiasih;
3. Penerapan otonomi daerah yang memberikan kesempatan
berprakarsa seluas-luasnya bagi daerah dalam perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan;
4. Hubungan yang harmonis dengan instansi lain dan juga dengan
pemangku kepentingan (stakeholder);
5. Tingginya minat investor untuk berinvestasi di Kota Bekasi;
6. Dukungan pihak swasta dengan adanya kewajiban melalui bantuan
Coorperate Sosial Resposipility (CSR);
7. Ditetapkan Perda tentang RPJPD Kota Bekasi Tahun 2005-2025
yang merupakan pedoman bagi perencanaan pembangunan di
Kota Bekasi.
b. Faktor Ancaman (Threat)
1. Tuntutan dan aspirasi semakin beragam dengan berbagai
kepentingan yang seringkali saling bertentangan dan hal tersebut
harus ditampung dan diperhatikan;
2. Masih adanya aparat pemerintah dan juga kelompok masyarakat
yang belum memahami arti penting dari proses perencanaan
pembangunan parsitipatif;
31 Renstra Perubahan Kecamatan Jatiasih 2014-2018
3. Bervariasi tingkat pendidikan, sosial ekonomi masyarakat yang
berpengaruh pada pola pikir dan pola tindak dari masyarakat di
Kecamatan Jatiasih;
4. Masih adanya kebijakan yang kadang-kadang tidak berpihak pada
masyarakat.
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih
Menelaah visi, misi dan program Walikota dan Wakil Walikota terpilih
ditujukan untuk memahami arah pembangunan yang akan dilaksanakan
selama kepemimpinan Walikota dan Wakil Walikota terpilih dan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan SKPD
yang dapat mempengaruhi pencapain visi dan misi Walikota dan Wakil
Walikota tersebut.
Hasil identifikasi SKPD tentang faktor-faktor penghambat dan pendorong
pelayan SKPD yang dapat mempengerahui pencapaian visi dan misi Walikota
dan Wakil Walikota terpilih, ini juga akan menjadi input bagi perumusan isu-isu
strategis pelayanan SKPD. Dengan demikian isu-isu yang dirumuskan tidak
saja berdasarkan tinjauan terhadap kesenjangan pelayanan, tetapi juga
berdasarkan kebutuhan pengelolaan faktor-faktor agar dapat berkontribusi
dalam pencapaian visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota terpilih.
Visi Walikota dan Wakil Walikota Bekasi terpilih untuk periode Tahun
2013-2018 adalah “Bekasi Maju, Sejahtera dan Ihsan”. Dalam mewujudkan
pencapaian visi tersebut , maka misi yang akan dilaksanakan adalah sebagai
berikut :
1. Menyelenggarakan Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik;
2. Membangun Prasarana dan Sarana yang Serasi dengan Dinamika
dan Pertumbuhan Kota;
32 Renstra Perubahan Kecamatan Jatiasih 2014-2018
3. Meningkatkan Kehidupan Sosial Masyarakat Melalui Layanan
Pendidikan, Kesehatan dan Layanan Sosial Lainnya;
4. Meningkatkan Perekonomian melalui Pengembangan Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah, Peningkatan Investasi, serta Penciptaan Iklim
Usaha yang Kondusif;
5. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Aman, Tertib, Tenteram
dan Damai.
Ditinjau dari misi Walikota dan Wakil Walikota Bekasi, maka misi yang
memiliki keterkaitan langsung dengan tugas pokok dan fungsi Kecamatan
adalah misi pertama yaitu Menyelenggarakan Tata Kelola Kepemerintahan
yang Baik dan Misi kelima yaitu Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang
Aman, Tertib, Tenteram dan Damai.
Misi pertama bermakna bahwa tata kelola kepemerintahan dalam
mewujudkan Visi Pembangunan Kota Bekasi tahun 2013-2018 dilakukan
melalui fungsi pengaturan, pelayanan, pemberdayaan masyarakat dan
pembangunan serta menempatkan aparatur sebagai pamong praja yang
menjunjung tinggi integritas terhadap amanah, tugas dan tanggung jawab
berdasarkan sepuluh prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance), yaitu : Partisipasi Masyarakat; Tegaknya Supremasi Hukum;
Transparansi; Kesetaraan.
Sedangkan misi kelima bermakna bahwa dinamika Pembangunan dan
Kehidupan warga kota Bekasi harus diimbangi dengan upaya pengendalian
terhadap potensi kerawanan sosial, ganguan ketertiban, penegakan
Peraturan Daerah Penanggulangan Bencana serta Kesatuan dan Ketahanan
bangsa, Kerukunan Hidup Umat Beragama, serta meningkatnya partisipasi
masyarakat dalam kegiatan pembangunan.
Berdasarkan penelahaan terhadap misi Walikota dan Wakil Walikota
Bekasi dan Permasalahan pelayanan SKPD, dapat diidentifikasi faktor-faktor
penghambat dan pendorong yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan
33 Renstra Perubahan Kecamatan Jatiasih 2014-2018
misi Walikota dan Wakil Walikota sebagaimana digambarkan dalam tabel 3.1
berikut :
Tabel 3.1
Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Kecamatan Jatiasih Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Walikota dan Wakil Walikota
VISI : BEKASI MAJU, SEJAHTERA DAN IHSAN
NO
MISI DAN PROGRAM
WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA
PERMASALAHAN PELAYANAN
SKPD
FAKTOR
PENGHAMBAT PENDORONG
1 Misi ke-1 : Menyelenggaraan Tata Kelola Kepemerintahan Yang Baik
1. Program Peningkatan Pelayanan Masyarakat di Kecamatan
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
1. Belum tersedianya Standar Pelayanan Publik
2. Belum tersedianya Kode Etik Pelayanan Publik
3. Belum Optimalnya aparatur kecamatan mendapatkan pelatihan sebagai tenaga operator komputer terkait pelayanan
4. Sarana dan Prasarana Kurang Mendukung
1. Sistem, Proses dan Prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai dengan prinsip good governance
2. Regulasi yang tidak tumpang tindih dan harmonis
3. SDM aparatur yang berintegritas, netral, profesional dan sejahtera
4. Inovasi Manajemen Pelayanan di Kecamatan
34 Renstra Perubahan Kecamatan Jatiasih 2014-2018
2 Misi Ke-5 : Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Aman, Tertib, Tenteram dan Damai
1. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
1. Belum Optimalnya Pelaksanaan PKK secara Aktif
2. Belum Optimalnya Pelaksanaan Posyandu mandiri
3. Belum Optimalnya Keikutsertaan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan
4. Belum Tersedianya monografi kelurahan dan kecamatan secara lengkap dan terbaharui
Kurangnya ide Kreatif dan gagasan yang inovatif dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dan kalangan dunia usaha
Tingkatkan Partisipasi masyarakat
2. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
1. Persentase wilayah tertib K3 yang masih minim
2. Sarana dan Prasarana Kebersihan masih kurang
3. Belum Optimalnya pengelolaan sampah
1. Anggaran 2. Kurang Optimalnya
koordinasi antar unit, instansi yang terlibat dalam pengelolaan sampah
Target Adipura
35 Renstra Perubahan Kecamatan Jatiasih 2014-2018
3.2 Telaahan Renstra Kementrian/Lembaga dan Renstra
SKPD Kecamatan Jatiasih berpedoman kepada RPJMD Kota Bekasi
yang berkaitan dengan Kementrian dalam Negeri, sehingga tidak terkait
langsung dengan Renstra Kementrian/Lembaga.
3.3 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
Kecamatan Jatiasih termasuk dalam kawasan pengembangan,
Kecamatan Jatiasih diarahkan untuk kawasan pemukiman kepadatan sangat
rendah sampai sedang, perdagangan dan jasa, prasarana system
pengelolaan persampahan serta pemukiman ramah lingkungan.
Kondisi saat ini Kecamatan Jatiasih dari luas total sekitar 2.324.921 Ha,
dengan kepadatan penduduk rata-rata mencapai 363.870 jiwa, jumlah industri
menengah keatas sejumlah 93 perusahaan, jumlah perumahan sebanyak 46,
maka dapat dikatakan bahwa Kecamatan Jatiasih kepadatan penduduk
maupun pemanfaatan lahannya sudah sangat tinggi. Oleh karena itu kedepan
Kecamatan Jatiasih akan menata dan mengoptimalkan setiap lahan yang ada
untuk dapat dipergunakan sebaik-baiknya untuk penghijauan, konservasi
lingkungan hidup, penggalakan pola hidup bersih dan sehat (PHBS),
pembuatan biopori, pemilahan sampah serta normalisasi sungai.
3.4 Indentifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
SKPD
Permasalahan pembangunan daerah merupakan perkiraan
kesenjangan antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang
direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai dimasa datang dengan
kondisi riil saat perencanaan dibuat. Potensi permasalahan pembangunan
daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum didayagunakan
secara optimal, kelemahan yang tidak diatasi, peluang yang tidak
dimanfaatkan, dan ancaman yang tidak diantisipasi.
36 Renstra Perubahan Kecamatan Jatiasih 2014-2018
Berdasarkan gambaran umum pelayanan SKPD Kecamatan Jatiasih
merupakan gambaran pandangan kedepan Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi
dalam menghadapi tantangan masa depan yang memuat cita-cita dan citra
yang ingin diwujudkan. yang telah disampaikan pada bab-bab sebelumnya,
paparan permasalahan akan dibagi menurut kondisi geografis, sosial
kemasyarakatan, pelayanan umum dan ekonomi.
3.4.1 Aspek Geografis/Pemerintahan
Kecamatan Jatiasih merupakan bagian dari Kota Bekasi yang terletak
di Wilayah Selatan Kota Bekasi yang berperan juga sebagai penyangga Ibu
Kota Jakarta yang dalam perkembangannya telah menunjukan kemajuan
diberbagai bidang sesuai dengan peran dan fungsinya.
Luas Wilayah Kecamatan Jatiasih adalah 2.324.921 Ha yang terdiri dari
6 Kelurahan yaitu :
1. Kelurahan Jatimekar 440.180 Ha
2. Kelurahan Jatiasih 291.698 Ha
3. Kelurahan Jatirasa 273.954 Ha
4. Kelurahan Jatikramat 399.503 Ha
5. Kelurahan Jatiluhur 396.095 Ha
6. Kelurahan Jatisari 523.500 Ha
Berdasarkan bentuknya batas Kecamatan Jatiasih adalah :
* Sebelah Selatan : Kecamatan Jatisampurna/Kabupaten Bogor
* Sebelah Barat : Kecamatan Pondok Gede
* Sebelah Utara : Kecamatan Bekasi Selatan
* Sebelah Timur : Kecamatan Rawa Lumbu
Dalam pelaksanaan pemerintahan di Kecamatan Jatiasih secara
langsung memfungsikan organisasi – organisasi kemasyarakatan diantaranya
Rukun Warga (RW) sejumlah 96 RW dan Rukun Tetangga (RT) sejumlah 610
37 Renstra Perubahan Kecamatan Jatiasih 2014-2018
RT yang pengaturan lembaganya sudah diatur melalui Keputusan Walikota
Bekasi No. 27 Tahun 2001 dan Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2005.
Curah Hujan di Kecamatan Jatiasih rata- rata 2.009 mm dan sulit untuk
membuang air limpasan hujan dengan cepat sehingga sering merupakan
langganan genanggan air . Kecamatan Jatiasih dilewati oleh 2 (dua) aliran
Sungai yaitu Sungai Cikeas dan Kali Bekasi hal tersebut yang merupakan
penyebab Kecamatan Jatiasih Kawasan Rawan Banjir.
Tabel : Daerah Tergenang/Terkena Banjir
P
r
o
y
e
k
s
i
k
e
d
e
p
a
n
dalam rangka penangulangan daerah rawan banjir tahun 2014 – 2018
NO LOKASI KETINGGIAN
GENANGAN (CM)
LAMA GENANGAN
(JAM)
1 Perumahan Pondok Gede Permai 2,2 m 12
2 Perumahan Villa Jatirasa 2,2 m 8
3 Perumahan Puri Nusaphala 1 m 7
4 Perumahan Nasio 1 m 24
5 Perumahan Pondok Mitra Lestari 70 cm 5
6 Perumahan Graha Indah 80 cm 18
7 Perumahan Mandosi 60 cm 6
8 Perumahan AL (Bermis) 1,5 m 6
9 Perumahan Jatiasih Indah 1 m 6
10 Perumahan Kemang Ifi 1 m 6
11 Perumahan PAM 1 m 24
12 Perumahan Buana Jaya 1 m 24
38 Renstra Perubahan Kecamatan Jatiasih 2014-2018
Kecamatan Jatiasih bekerjasama dengan dinas instansi terkait mengupayakan
melakukan kegiatan untuk menanggulangi titik lokasi rawan banjir yang saat
ini berjumlah 12 Lokasi pada tahun 2013.
3.4.2 Aspek Sosial Masyarakat/Kependudukan
Pertumbuhan penduduk merupakan masalah yang harus dikendalikan
keberadaannya karena Kepadatan Penduduk yang tidak merata serta
derasnya arus migrasi/urbanisasi dari Ibu Kota Jakarta dan Kabupaten Bogor
yang letaknya berbatasan langsung dengan Kecamatan Jatiasih.
Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan Jatiasih tergolong pesat hal ini
dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
TABEL : Data Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Jatiasih
NO KELURAHAN TAHUN (JIWA)
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 JATIASIH 20294 20471 20645 25544 25557 25538 27218 27223
2 JATIRASA 24730 23769 23676 23877 24079 24286 31631 31637
3 JATIMEKAR 23256 27110 27203 35870 35819 35870 30537 30451
4 JATIKRAMAT 22429 29640 29673 29448 29296 28872 41615 41616
5 JATILUHUR 11471 17196 19176 23114 23121 23111 21345 21442
6 JATISARI 21912 22296 24251 31327 31417 31420 29573 29566
JUMLAH 124092 140432 144624 169180 169289 168879 181919 181935
Data Penduduk tercatat di Kecamatan Jatiasih
3.4.3. Aspek Pelayanan Umum
a. Kinerja Pelayanan SKPD Kecamatan Jatiasih
Dari sisi personil masih perlu ditingkatkannya profesionalitas dan integritas
SDM aparatur pemerintah serta terpenuhinya sarana dan prasarana
39 Renstra Perubahan Kecamatan Jatiasih 2014-2018
penunjang pelayanan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan
terhadap masyarakat .
b. Pendidikan
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan
kualitas intelektual masyarakat dan pengembangan Sumberdaya Manusia
yang berkualitas.
Data Sarana dan Prasarana Pendidikan diwilayah Kecamatan Jatiasih baik
yang formal dan non formal sebagai berikut :
TABEL : JUMLAH SARANA PENDIDIKAN
NO SARANA PENDIDIKAN NEGERI SWASTA
1 PAUD - 27
2 TK - 32
3 SD 40 21
4 SLTP 6 13
5 SLTA 2 6
c. Kesehatan
Secara umum derajat kesehatan masyarakat Kecamatan Jatiasih
dapat dikatakan baik. Kondisi tersebut tentu erat kaitannya dengan
intervensi pelayanan kesehatan, kualitas sarana dan prasarana yang
tersedia dan alokasi dana yang diperuntukan bagi pembiayaan
kesehatan.Agar derajat kesehatan tersebut dapat dipertahankan dan
ditingkatkan intervensi pelayanan kesehatan dengan pemberian pelayanan
kesehatan gratis ditingkat puskesmas diharapkan dapat mempercepat
peningkatan derajat kesehatan masyarakat se Kota Bekasi dan kami masih
40 Renstra Perubahan Kecamatan Jatiasih 2014-2018
membutuhkan Pustu atau Puskesmas Pembantu di wilayah kelurahan serta
untuk kedepan membutuhkan Puskesmas 24 jam yang dapat bersiaga
penuh dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
Adapun Jumlah sarana dan prasarana Kesehatan yang ada
diwilayah Kecamatan Jatiasih milik Pemerintah maupun Swasta sebagai
berikut :
TABEL : JUMLAH SARANA KESEHATAN
NO SARANA KESEHATAN JUMLAH
1 PUSKESMAS 2
2 BALAI PENGOBATAN 30
3 PRAKTEK DOKTER 20
4 RUMAH BERSALIN 6
5 BIDAN PRAKTEK 38
6 APOTIK 20
7 POSYANDU 150
8 OPTIK 16
9 LABORATORIUM 12
10 RS IBU DAN ANAK 1
d. Kinerja dan Potensi Pengembangan Sarana dan Prasarana
Transportasi
Dari sisi ketersediaan infrastruktur, Kecamatan Jatiasih secara umum telah
memiliki jaringan transportasi yang cukup baik. Selain itu, Kecamatan
Jatiasih juga memiliki jaringan listrik dan telekomunikasi yang terdistribusi
cukup merata.
41 Renstra Perubahan Kecamatan Jatiasih 2014-2018
e. Aspek Perekonomian
1. Sektor Perdagangan dan Jasa
Pertumbuhan Ekonomi merupakan indikator yang dapat
menggambarkan kinerja perekonomian disuatu wilayah. Indikator yang
sering dipakai untuk menggambarkan tingkat kemakmuran masyarakat
secara makro adalah pendapatan per kapita atau percapita income.
Semakin tinggi pendapatan yang diterima penduduk disuatu wilayah
maka kesejahteraan diwilayah tersebut dapat dikatakan bertambah baik.
Kecamatan Jatiasih pertumbuhan penduduknya didominasi oleh
sektor perdagangan dan jasa. Hal ini dapat dilihat dari penduduk asli
Kecamatan Jatiasih yang bermata pencarian yang dahulunya sebagai
petani menjadi pedagang karena lahan pertanian di wilayah Kecamatan
Jatiasih sudah semakin berkurang.
Penduduk miskin merupakan faktor yang sangat sulit diatasi,
jumlah penduduk miskin di wilayah Kecamatan Jatiasih berdasarkan
Data Alokasi Penerima Raskin dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
TABEL : Data Penduduk Miskin Kecamatan Jatiasih
NO KELURAHAN
TAHUN
2009 2010 2011 2012 2013
1 JATIASIH 648 652 850 1.201 1.083
2 JATIRASA 360 442 500 1.083 904
3 JATIMEKAR 724 774 850 1.930 1.611
4 JATIKRAMAT 256 478 600 1.571 1.311
5 JATILUHUR 216 462 562 1.150 960
6 JATISARI 272 394 500 1.207 1.008
JUMLAH 2476 3202 3862 8.142 6.797
42 Renstra Perubahan Kecamatan Jatiasih 2014-2018
2. Kinerja dan Potensi Sektor IKM, UMKM, Koperasi dan Industri
Kreatif dalam Peningkatan Perekonomian Daerah
Pengembangan komoditas unggulan berbasis kekuatan lokal
masih belum signifikan, diantaranya karena beberapa regulasi bidang
ekonomi belum tersedia seperti aturan penanaman modal dan investasi
daerah serta aturan keberpihakan pengusaha besar terhadap UMKM,
belum adanya pendampingan dan fasilitasi yang terstruktur terhadap
pengembangan industri dan usaha kecil dan mikro serta fokus
pengelolaan produk ungulan khas Kecamatan Jatiasih.
Akibatnya, usaha kecil menengah (UKM ) masih belum mampu
memberikan kontribusi nyata dalam penyerapan tenaga kerja dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat di samping pertumbuhannya
yang masih menghadapi banyak kendala baik dalam akses permodalan,
akses pasar, akses teknologi.
f. Aspek Pendapatan
Peningkatan Kontribusi PAD umumnya didorong oleh adanya
kenaikan dari hampir seluruh sub – sub komponen dalam PAD, antara
lain : Pajak – Pajak Asli Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan
Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang di pisahkan serta
lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.
Adapun Pendapatan Pajak Asli Daerah (PAD) Kecamatan Jatiasih
adalah :
- Pajak Rumah Makan/Restoran
- Pajak Hiburan
dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dengan target pencapaian dan
realisasi Pencapaian Kecamatan Jatiasih sebagaimana tabel dibawah
ini.
43 Renstra Perubahan Kecamatan Jatiasih 2014-2018
TABEL: Target dan Realisasi Penerimaan PAD
Kecamatan Jatiasih
No. Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) % Ket
1.
2.
3.
4.
5.
2009
2010
2011
2012
2013
90.792.000,-
106.300.000,-
275.440.769,-
430.477.488,-
2.150.012.400.-
108.007.938,-
150.611.639,-
318.734.567,-
1.015.443.457,-
951.143.190,-
108.96 %
141.69 %
796.115 %
144.07 %
44.24 %
TABEL : Pencapaian Ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan
Kecamatan Jatiasih
No. Tahun Target (Rp.) Realisasi (Rp.) % Ket.
1.
2.
3.
4.
2010
2011
2012
2013
10.819.262.650,-
11.698.718.477,-
162.354.425.303,-
200.554.068.522,-
8.684.154.650,-
9.048.738,-
120.056.539.891,-
25.179.862.201,-
80,27 %
77.35 %
73.95 %
12.566 %
Permasalahan yang dihadapi pada Penagihan Pajak PAD & PBB
tersebut diantaranya banyak Wajib Pajak (WP) yang usahanya bangkrut
akibat perekonomian yang tidak tetap, NJOP yang tidak diketahui alamat
pemiliknya, Double Anslag, keberatan NJOP dan lain sebagainya.
TABEL : Target dan Realisasi Pelayanan Perijinan Kecamatan Jatiasih
No
Jenis
Perijinan Target (Rp) Realisasi (Rp)
2010 2011 2012 2013 2010 2011 2012 2013
1.
2.
3.
IMB
HO
Spanduk
108,312.00
0
21.000.000
17.875.000
72.800.000
7.480.000
10.500.000
80.080.000
4.830.000
21.000.000
87.584.000
4.830.000
23.050.000
56.377.885
534.200
5.415.200
75.349.146
4.106.000
6.692.481
85.888.215
2.128.000
18.805.995
115.356.364
1.793.800
11.715.000
44 Renstra Perubahan Kecamatan Jatiasih 2014-2018
g. Pembangunan
Pelaksanaan kegiatan pembangunan Tahun Anggaran 2013 yang
dilaksanakan di Kecamatan Jatiasih berjalan sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan, mekanisme perencanaan pembangunan di Tingkat
Kecamatan dilakukan melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(Musrenbang) dengan berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah
Daerah Kota Bekasi.
Kegiatan-kegiatan pembangunan yang telah dilaksanakan pada
Tahun Anggaran 2009 s.d 2013 dan dapat dilihat pada tabel berikut :
Daftar : Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan APBD Kota Bekasi
Kecamatan Jatiasih
No. Tahun Anggaran Jumlah Kegiatan Jumlah Anggaran Ket.
1.
2.
3.
4.
5.
2009
2010
2011
2012
2013
105
59
98
64
240
Rp. 18.767.500.000,-
Rp. 16.405.500.000,-
Rp. 16.785.000.000,-
Rp. 31.855.060.000,-
Rp. 42.325.000.000,-
3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis
Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat
menentukan dalam proses penyusunan rencana strategis SKPD untuk
melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi
isu yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan akseptabilitas prioritas
pembangunan, dapat dioperasionalkan dan secara moral dan etika birokratis
dapat dipertanggungjawabkan.
45 Renstra Perubahan Kecamatan Jatiasih 2014-2018
Issue-issue strategis Kecamatan Jatiasih Tahun 2014 - 2018
NO ISSUE STRATEGIS PERMASALAHAN STRATEGIS
1 Pelimpahan Wewenang • Belum disertai dengan petunjuk pelaksanaan dan operasional prosedur
• Tidak disertai Sumber Daya Manusia yang sesuai dengan keahlian
• Tidak dilengkapi dengan Sarana dan Prasarana
2 Optmalisasi Partisipasi Masyarakat dan Peran serta Dunia Usaha
• Belum otimalnya peran kecamatan dalam memacu partisipasi masyarakat dan kalangan dunia usaha dalam penyelenggaraan pembangunan, terlebih pada pembangunan infrastruktur wilayah guna mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Terlebih dengan adanya kewajiban pengusaha untuk sungguh-sungguh memperhatikan Coorperate Sosial Resporipility (CSR)
• Kurang terfasilitasinya sektor ekonomi lokal unggulan dalam hal permodalan, pelatihan SDM dan Pemasaran Produk
3 Pelayanan Publik • Kualitas pelayanan publik baik dalam pelayanan dasar masyarakat maupun pelayanan perijinan perlu ditingkatkan
• Integritas dan profesionalitas aparatur pemerintah daerah perlu ditingkatkan
• Daya dukung infrastruktur pelayanan publik perlu ditingkatkan
• Diperlukannya Standar Pelayanan (SP) dan Standar Operasional Prosedur (SOP) guna meningkatkan system pelayanan public.
4 Sektor Ekonomi
Unggulan
• Kurang terfasilitasinya sektor ekonomi lokal unggulan dalam hal permodalan, pelatihan SDM dan pemasaran produk
• Kurangnya keterlibatan stakeholder dan pelaku ekonomi terkait
• Daya dukung sarana dan prasarana perlu ditingkatkan
5 Kualitas lingkungan
hidup
• Meningkatnya cakupan layanan persampahan di pemukiman.
• Kurangnya pemahaman masyarakat dalam pemilahan sampah hingga pengelolaan sampah menjadi daur ulang.
46 Renstra Perubahan Kecamatan Jatiasih 2014-2018
6 Peningkatan Kapasitas Aparatur
• Terbatasnya sumber daya yang kompeten dalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan
• Belum tersedianya sumber daya aparatur dengan kompetensi teknis tertentu antara lain : perencanaan, pengelolaan anggaran/pembukuan, teknik bangunan dan sumber daya lainnya
7 Peningkatan Sarana dan Prasarana
• Daya dukung sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan tugas perlu ditingkatkan
8 Membangun Basis Data • Data potensi wilayah, hasil pembangunan dan datalainnya masih dikelola tidak terintegrasi dan dicatat secara manual
• Data tidak diperbaharui secara berkala
9 Optimalisasi pelaksanaan monitoring pelaksanaan pembangunan
• Perlu pemahaman dalam pelaksanaan monitoring pelaksanaan pembangunan
Isu-isu strategis tersebut memerlukan penanganan secara konprehensif
melalui pendekataan spasial sebagaimana ditetapkan dalam RT RW Kota
Bekasi yang mencakup arahan pemanfaatan ruang, indikasi program
pemanfaatan ruang implikasinya terhadap pelayanan tugas pokok dan fungsi
Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi sebagai berikut :
1. Membangun system pelayanan prima yang murah, aman, efisien dan
transparan;
2. Membangun komitmen seluruh aparatur dalam melaksanakan TUPOKSI
untuk mewujudkan akuntabilitas;
3. Meningkatkan komitmen aparatur dalam penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan masyarakat;
4. Menyusun kebijakan yang efektif untuk mewujudkan penyelenggaraan
pelayanan sesuai kebutuhan masyarakat;
47 Renstra Perubahan Kecamatan Jatiasih 2014-2018
5. Menerapkan kebijakan pola kerja, pola pembinaan aparat yang sesuai
dengan potensi dan kondisi sebagai bahan masukan kepada Pemerintah
Kota Bekasi dalam menetapkan kebijakan strategis dengan
memperhatikan kepentingan masyarakat.
Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD adalah kondisi yang
menjadi perhatian karena dampaknya yang signifikan bagi SKPD dimasa
datang. Suatu kondisi /kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan
yang apabila tidak diantisipasi akan menimbulkan kerugian yang lebih besar
atau sebaliknya, dalam hal ini tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan
peluang untuk meningkatkan layanan kepada mayarakat dalam jangka
panjang.
3.6. Kondisi yang diinginkan dan proyeksi kedepan
Setelah melaksanakan analisis kondisi lingkungan Kecamatan Jatiasih saat
ini, maka langkah selanjutnya adalah menentukan kondisi yang diinginkan
dan proyeksi ke depan Kecamatan Jatiasih.
A. Kondisi yang diinginkan
1. Peningkatan sarana dan prasarana guna mendukung kinerja
aparatur dan pelayanan kepada masyarakat;
2. Adanya penambahan Pegawai (PNS) baik pejabat struktural
dikelurahan maupun jabatan fungsional umum di Kecamatan dan
Kelurahan;
3. Dilaksanakan diklat teknis, diklat fungsional maupun diklat PIM bagi
aparatur kecamatan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan
kebutuhan yang ada;
4. Terlaksananya koordinasi antar kepala seksi dan antar UPT/UPTD
dengan optimal yang bermanfaat untuk meningkatkan kinerja
sebagai berikut :
a. Proses dan mekanisme perencanaan pembangunan berjalan
tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan;
48 Renstra Perubahan Kecamatan Jatiasih 2014-2018
b. Data pembangunan tersusun secara sistematis dan akurat
yang digunakan dalam perencanaan pembangunan secara
komprehensif dan berkelanjutan (sustainable);
c. Meningkatknya semangat dan kepercayaan masyarakat
terhadap mekanisme musrenbang sehingga dapat mewujudkan
perencanaan pembangunan partisipatif kepada seluruh
pemangku kepentingan (stakeholder);
d. Peningkatan komitmen multi pihak dan kapasitas kelembagaan
perencanaan di tingkat Kecamatan dan perencanaan
pembangunan.
5. Komitmen yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan untuk
melaksanakan perencanaan pembangunan partisipatif/melibatkan
publik.
6. Munculnya komitmen dan konsistensi untuk melaksanakan
dokumen perencanaan yang telah disepakati.
B. Proyeksi kedepan Kecamatan Jatiasih
1. Makin besarnya tantangan berkaitan dengan makin tinggi dan
beragamnya tuntutan serta aspirasi masyarakat yang harus ditampung
dan ditindak lanjuti;
2. Makin besarnya partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan
pembangunan;
3. Pemantapan system informasi manajemen dan teknologi informasi
dalam perencanaan pembangunan, pengelolaan data pembangunan
dan evaluasi pembangunan;
4. SKPD Kecamatan harus mengetahui permasalahan, kebutuhan
masyarakat dan bagaimana mengatasi masalah yang ada.