interpretasi pemeriksaan hormon013

Post on 16-Feb-2015

194 views 8 download

Transcript of interpretasi pemeriksaan hormon013

Pemeriksaan Hormon dan Interpretasinya

E.M. Hidayat

Dept. Patologi klinik

Pendahuluan

• HORMON : substansi yang diproduksi kelenjar endokrin , disekresi ke sirkulasi darah menuju organ target, dimana ia berikatan dengan reseptor spesifik dan meregulasi fungsi jaringan/organ target tersebut.

TIPE-2 KERJA HORMON

• ENDOKRIN : hormon yang disintesa di sel organ tertentu dan dilepaskan ke plasma, berikatan dengan reseptor spesifik di sel organ target yang jauh.

• contoh : TSH dari hipofisis anterior kelenjar tiroid

TIPE KERJA HORMON

• NEUROENDOKRIN : hormon yang disintesis di ujung saraf (nerve ending) dan dilepaskan ke ruang ekstrasel, berikatan dengan sel reseptor yang jauh.

Contoh : norepinephrine di ujung saraf splanknikus sel otot jantung • NEUROKRIN : hormon disintesis di ujung saraf,

dilepaskan ke ruang ekstrasel dan berikatan dengan sel reseptor di organ itu dan mempengaruhi fungsi organ.

Contoh : kerja norepinephrine yang disintesis di ujung saraf di jantung.

Types of hormone action

• PARAKRIN : hormon yang disintesis sel endokrin, dilepaskan di ruang ekstrasel, berikatan dengan reseptor spesifik di organ tersebut.

Contoh : somatostatin dari islet D-cells

- & -cell di the pancreatic islet.• EKSOKRIN : hormon disintesis di sel

endokrin dilepaskan ke dalam lumen usus.

Contoh : gastrin oleh sel mukosa di lambung dilepaskan ke lumen usus.

PENGELOMPOKAN HORMON, BERDASARKAN KOMPOSISI

BIOKIMIANYA :

• Steroids ( cortisol, estrogen, androgen, aldosteron, testosteron )

• Polypeptide /protein ( ACTH, GH, hCG,

insulin, Glukagon, PRL, TRH, TSH, ACTH, ADH, Calcitonin, Gastrin, dsb)

• Amine –derivat asam amino (thyroxine,

catecholamine )

HORMON STEROID

• precursor : cholesterol• 4 organ : kelenjar adrenal,

ovarium, testes, plasenta• water insoluble bound to a

carrier protein• half life panjang : 60 – 100

menit

HORMON PROTEIN

• peptida : insulin, glukagon, PTH, GH, PRL.

• glikoprotein : FSH, LH, TSH, hCG

• water soluble tidak memerlukan carrier protein.

• half-life pendek : 5’ – 60’

Amine (berasal dari derivat asam

amino)• Epinefrin, nor epinefrin : water

soluble tidak memerlukan carrier protein, half-life pendek, mekanisme kerja serupa dengan hormon protein.

• Tiroksin dan triiodotironin : terikat pada protein carrier, half-life panjang, mekanisme kerja seperti hormon steroid

Organ yg memproduksi hormon

• Hipothalamus Ovarium• Hipofisis anterior Testis• Hipofisis posterior Pankreas• Thyroid Ginjal • Parathyroid Plasenta• Cortex adrenal• Medulla adrenal

Hipotalamus

• Thyrotropin-releasing hormone (TRH)• Gonadotropin releasing hormone

(GnRH)• Corticotropin-releasing hormone

(CRH)• Growth hormone-releasing hormone

(GHRH)• Prolactin-releasing factor (PRF)• Prolactin-inhibiting factor (PIF)

Hipofisis anterior

• Thyropropin /thyroid-stimulating hormone (TSH)

• Follicle-stimulating hormone (FSH)• Luteinizing hormone (LH)• Prolactin (PRL)• Growth hormone (GH)• Adrenocorticotropin (ACTH)

Hipofisis posterior

• Vasopressin / antidiuretic hormone (ADH)

• Oxytocyn

Thyroid

• Thyroxine (T4) dan triiodothyronine (T3)

• Calcitonin

Parathyroid • Parathyroid hormone (PTH)

Kel tiroid & paratiroid

Kelenjar adrenal

Cortex adrenalz.fasciculata dan

z.retikularis :• Cortisol • Androgenz.glomerulosa :• aldosteron

Medulla adrenal (Catecholamine)• Norepinephrine• Epineprine

medulla adrenal• sintesis catecholamine melalui proses

uptake precursor amine & carboxylasi diawali L-tyrosine tyrosine hydoxylase L-Dopa Dopamine (D) L-norepinefrine (NE) epinephrine (E)

• Dopamine (D) , Epinephrine (E) , norepinephrin (NE) dioksidasi oleh MAO (monoamine oksidase)

VMA (vanillyl mandelic acid)• Implikasi klinik• VMA urin meningkat :• Pheochromocytoma (tinggi)• Neuroblastoma (slight/moderate)

Kadar catecholamine urin meningkat

• Pheochromocytoma Norepinephrine > 170 mg/urin 24

jam Epinephrine > 35 mg/urin 24 jam• Neuroblastoma• Ganglioneuroma• IMA

VMA & catecholamine meningkat juga pada

• Hipoglikemia• Caffein• Vanilla• Buah, terutama pisang• Obat : reserpine, methyl dopa, MOI• Kerja fisik, stres, merokok, alkohol

Ovarium • Estrogen• Progesteron

• Testis• testosterone

Plasenta• Estrogen• Progesteron• Human chorionic gonadotropin

(hCG)

Pankreas

• Insulin• Glucagon• Pancreatic polypeptide (PP)

Ginjal• 1,25-(OH)2 vit-D• erythropoitin

Kerja Hormon

• Ada 2 cara kerja hormon :• Kerja hormon yang larut dalam air

(water-soluble) peptida, protein, catecholamin

• Kerja hormon lipids soluble hormones, seperti steroids, 1,25-(OH)2 vitamin D dan iodothyronine

Hormon protein & catecholamine

• Molekul protein terlalu besar untuk dapat melewati pori membran lipoprotein, bekerja dengan berikatan pada reseptor di permukaan sel membran.

• Ikatan dengan reseptornya aktifasi adenylate cyclase, mengkatalisis pembentukan cAMP dari ATP.

• cAMP berdifusi ke dalam sel dan aktivasi enzim cAMP-dependent protein kinase

Hormon protein &catecholamine (lanjutan)

• Enzim kinase ini melakukan phosphorilasi protein & enzim2 lain intrasel efek : aktivasi atau inaktivasi enzim atau protein intrasel tersebut

• Efek dini : ion transport, metabolisme karbohidrat, steroidogenesis.

• Efek lanjut : sintesis protein & RNA, pertumbuhan sel, sintesis DNA, pembelahan sel.

Ringkasan

• Hormon berikatan dengan reseptor aktivasi adenylate cyclase

• Aktivasi oleh adenylate cyclase mengubah ATP menjadi cAMP.

• cAMP mengaktifkan protein kinase, phosphorilasi enzim dan berbagai protein menimbulkan efek (dini dan lanjut)

Lipid-soluble hormones• Bekerja dengan meregulasi ekspresi gen,

termasuk sintesis beberapa protein spesifik atau enzim tertentu di organ target.

• Secara pasif hormon melewati membran sel.• Berikatan dengan reseptor di sitoplasma –

kompleks hormon-reseptor sitoplasma (Rc)• Komplex reseptor-hormon masuk ke nukleus

melalui membran nukleus nuclear receptor complex (Rn) menginduksi transkripsi gen membentuk mRNA.

• mRNA ditranslasi di ribosom sitoplasma mensintesis protein baru

Kontrol sekresi hormon

• Melalui :• Feed back regulation (Positive/negative

feedback)• Sekresi hormon (A) akan mempengaruhi

sekresi hormon lain (B). Bila sekresi (A) meningkat menyebabkan sekresi (B) meningkat : positive feedback.

• Bila sekresi (A) menyebabkan sekresi (B) menurun : negative feedback

• Kontrol sistem saraf pusat

Kontrol sistem saraf pusat terhadap sekresi hormon

• Hormon yang disekresi oleh neurohypophysis ( seperti : oxytocin, vasopressin (ADH) dan medulla adrenal (seperti epinefrin) dikontrol oleh sistem saraf pusat.

• Otak memberi signal ke nukleus hipotalamus, salah satunya meregulasi hormon hipofisis yang mengesampingkan mekanisme kontrol lainnya. Contoh : respon hormon terhadap stres

Cara pemeriksaan hormon

• Kadar hormon yang bersirkulasi sangat kecil, sehingga perlu metoda pemeriksaan yang sangat sensitif dan spesifik.

• Salah satu metoda pemeriksaan hormon adalah teknik immunoassay radioimmunoassay.

Prinsip radioimmunoassay (RIA)

• Antigen /antibodi spesifik yang tidak dilabel yang difiksasi pada permukaan padat (dinding tabung/bead)

• Kemudian dicampur dengan antibodi /antigen yang diukur, selanjutnya ditambahkan antigen/antibodi yang dilabel dengan isotop radioaktif.

• Memerlukan alat detektor radioaaktif• Hanya dilakukan pada institusi tertentu.

Prinsip kromatografi

• Pemisahan zat melalui stationary phase dan mobile phase.

• Suatu zat dapat melewati bahan stationary phase bila molekul afinitas zat lebih kecil dari bahan stationary phase. Zat berafinitas tinggi dan molekul lebih besar akan tertahan terjadi pemisahan zat.

Teknik kromatografi

• Berdasarkan ciri dari phase mobile dan phase stationer, dikenal bermacam2 teknik kromatografi.

• Liquid kromatografi, gas-liquid kromatografi, liquid-liqiud kromatografi, ion exchange kromatografi, dsb.

Hormon Kelenjar Adrenal

• Kelenjar Kortex Adrenal :• Cortisol : hipersekresi sindrom Cushing Hipofungsi primer defisiensi cortisol &

aldosteron : 1) Addison’s disease 2) Congenital adrenal hiperplasia• Hipofungsi sekunder thd defisiensi ACTH : defisiensi cortisol saja.• Aldosteron : hiperfungsi sindrom Conn’s• Androgen

Regulasi sekresi cortisol

• CRH (corticothropin Releasing hormone) yg disintesis oleh hipothalamus.

• Sekresi ACTH (Adrenocorticotrophic hormone) yg disekresi hipofisis anterior.

• Cortisol disekresi oleh korteks adrenal, memberikan negative feed back ke hipothalamus dan hipofisis melalui hypothalamus – pituitary-adrenal axis.

ACTH organ target korteks adrenal

Hipothalamus (CRH) cortisol

Hipofise (ACTH) cortisol

Corteks adrenal

Sekresi/ kadar ACTH & cortisol dipengaruhi :

• Variasi diurnal dalam sekresi ACTH & cortisol (max: pk 06 – 08), dipengaruhi sleep-wake habit.

• Trauma dan stres (pyrogen, hipoglikemia, suntikan histamin, anxietas akut

• Penetapan kadar cortisol secara tunggal kurang bermakna

Hypercortisolism

• Hiperfungsi kel. kortek adrenal • Ectopic ACTH syndrome (tumor

menghasilkan ACTH)• Tumor adrenal menghasilkan

cortisol

Penyakit Cushing

Hipothalamus CRH

Hipofise ACTH cortisol Cortex adrenal

Ectopic ACTH syndrome

Hipothalamus

HipofiseTumor (di hipofise)

ACTH Cortisol

Kortex adrenal

Tumor adrenal

Hipothalamus

• Hipofise

cortisol

• Tumor kortek adrenal(di korteks adrenal)

Test untuk diagnosis Cushing disease

• Skrining test :• 24 hour urinary free cortisol (fungsi

glomerulus harus baik, GFR > 30 ml/menit)

• The overnight dexamethasone suppression test

Test konfirmasi untuk diagnosis Cushing disease

• a midnight plasma cortisol atau low dose DST

• Test untk menetapkan penyebab• Mengukur plasma ACTH atau • High dose DST atau CRH

stimulation test

Pemeriksaan laboratorium fungsi adrenal

• Penetapan kadar ACTH serum• Penetapan kadar cortisol serum• Penetapan kadar cortisol urin• Dexametasone suppression test• ACTH stimulation tests

• Diagnosis :• Dexamethasone suppresion test.• Vasopressin test : hiperplasia

adrenal menunjukkan respons stimuli peningkatan kadar cortisol,

• pasien dengan tumor hipofisis, adrenal adenoma, respons stimuli (-)

Overnight dexamethasone test

• Dexamethasone : cortisol analog, menekan produksi cortisol pada orang normal, tetapi tidak demikian pada Cushing’s syndrome.

• 1.0 mg dexa per oral jam 23.00, jam 07.00 darah diambil untuk ditetapkan kadar cortisol.

• Interpretasi : N < 5 ug/dL, > 5 ug/dL pada sindroma Cushing, stres.

Low-dose dexamethasone suppression test

• Orang normal : kadar cortisol plasma & cortisol urin < pada test ini.

• Penderita hipercortisolism kadar cortisol plasma & urin tetap tinggi.

• kumpulkan urin 24 jam selama 4 hari, dexa 0.5 mg /6jam 8 dosis.

• Cortisol urin < 50% nilai normal

High-dose dexamethasone suppression test

• Penderita penyakit Cushing akibat adenoma hipofisis yg memproduksi ACTH akan menunjukkan supresi cortisol dengan high dose dexamethasone.

• Penderita sindroma Cushing oleh sebab lain (adenoma adrenal, ectopic ACTH production) tidak menunjukkan supresi.

ACTH Stimulation Test

• Ambil darah sebelum disuntik 250ug Cosyntropin iv/im

• 30-60 menit pasca suntik Cosymtropin ambil darah lagi

• Normal : cortsol > 20 ug/dL• Respons (-) : addison’s disease,

hipopituitarism

Defisiensi Glukokortikoid (Addison’s disease)

• Etiologi : • kerusakan kel. Adrenal oleh : autoimun,

infeksi ( TBC, mycotic infection, amyloidosis), neoplasma (metastasis dari Ca bronchialis)

• Insufisiensi adrenal primer menunjukkan defisiensi glukocorticoid dan defisiensi mineralokortikoid

• Insufisiensi adrenal sekunder hanya menunjukkan insufisiensi glukokortikoid

Insufisiensi Adrenal

• Test stimulasi ACTH sintetis pada insufisiensi adrenal primer tidak ada respons sekresi cortisol pada insufisiensi adrenal sekunder respons terjadi setelah pemberian 2-3 hari. • Diberikan 500 ug cosyntropin (ACTH

sintetis) i.v. selama 6 jam, diukur kadar cortisol

Growth hormone

• Growth hormone excess :• 10% penderita acromegali GH normal

tetapi menunjukkan respons terhadap pembebanan glukosa abnormal

• Somatomedin C meningkat (6.8 U/L) pada orang normal (1.5 U/L)

• Pada hypopituitary children < 0.10 U/L

Prosedur pemeriksaan supresi glukosa terhadap GH

• Penderita puasa semalam, dan berbaring di tempat tidur (bed rest)

• Ambil darah untuk diperiksa kadar GH.

• Penderita diberi minum glukosa 100 g secara oral.

• 1 jam kemudian ambil darah sampel dan diperiksa kadar GH

Glucose suppression of growth hormone

• Orang normal menunjukkan supresi GH pasca pemberian glukosa oral.

• Penderita acromegali tidak menunjukkan supresi

Interpretasi : • GH orang normal turun < 1 ng/mL. • Penderita acromegali tidak turun

bahkan menunjukkan peningkatan.

Defisiensi GH

• Exercise test for GH.• Latihan fisik berat selama 20 menit

(paling baik dilakukan pada pagi hari).• Segera ambil darah sampel, periksa GH

Interpretasi : • bila GH > 6 ng/mL GH defisensi• GH 3-6 ng/mL : suspek GH defisiensi

• Insulin Tolerance Test• Stress insulin menginduksi

hipoglikemia memicu sekresi GH & ACTH pada orang normal

Interpretasi :• Cortisol harus meningkat > 7

ug/dL, ke nilai tertinggi > 20 ug/dL• GH harus meningkat ke 20 ng/mL• GH defisiensi atau lesi

hipothalamus gagal merespons

Hormon insulin• Hormon protein disintesis oleh sel

Langerhans pankreas.

Sekresi distimulasi oleh • glukosa, asam amino, • Hormon pankreas : glukagon,

gastrin, pankreozim, gastrin, sekretin• Obat : sulfonil urea, adrenergic

stimulator : isoproterenol

Hormon insulin

Dihambat oleh : • Hipoglikemia• Stomatostatin (sel pankreas), Obat : adrenergic stimulator,• adrenergic blocking agents, • diazoxide, • phenothyazine, • nicotinic acid.

Hormon Reproduksi Pria

• hipothalamus – pituitari – testis axis• hipothalamus androgen ICHRH FSHRHPituitari anterior ICSH FSHTestis sel Leydig tubulus seminalis androgen sperma

Nilai rujukan testosteron

• Male : prepubertal 10 - 20 ng/dL• Adult 300 – 1000• Female :• Prepubertal 10 – 20 • Adult 20 – 75• Pregnant 3-4 X adult

level• Postmenopausal 8 – 35

• GnRH sinitesis dan disekresi oleh sel neuroendokrin hipotalamus

• GnRH berikatan dg reseptor membran di pituitari anterior hipofisis mensekresi FSH dan LH

• FSH menstimulasi sel Sertoli untuk mensekresi androgen binding protein di lumen tubulus seminiferus untuk mempertahankan testosteron tetap tinggi

• LH menstimuli sel Leydig mensintesis testosteron. Sebagian testosteron masuk sirkulasi darah ke berbagai organ target anabolik efek, kehipotalamus dan hipofise (umpan balik (-), ke sel Sertoli

Regulasi hormon reproduksi wanita

• Hipotalamus GnRH, menstimuli hipofisis anterior mensekresi FSH dan LH.

• Berbeda dgn pada pria, regulasi di wanita bersifat siklik berkaitan dgn siklus menstruasi.

• Siklus diawali dengan menstruasi atau lepasnya endometrium.

• FSH menstimulasi ovarium (folikel) untuk tumbuh (stadium folikular). Folikel mensintesis estradiol. Estradiol menstimulasi pertumbuhan endometrium.

• Estradiol memberi umpan balik (-) ke hipofise dan hipotalamus menghambat sekresi FSH ke folikel.

• Pada saat kadar estradiol tertinggi, memberi umpan balik (+) [penyebab tidak diketahui]

• Umpan balik (+) menimbulkan produksi GnRH, FSH dan terutama LH meningkat dan beralkhir dengan ovulasi. Folikel berubah jadi corpus luteum, mulailah dengan fase luteal.

• Corpus luteum mensintesis estradiol dan progesteron, menyiapkan endometrium untuk implant ovum yg dibuahi.

• Tdk dibuahi LH menurun, corpus luteum mengalami regresi progesteron dan estradiol (-) pertumbuhan endometrium terganggu kerusakan endometrium menstruasi

Analisa sperma, testosteron, FSH, LH

• Oligozoospermia/azoospermia, testosteron (<), FSH (>), LH (>) kegagalan gonad primer analisis kromosom

• Oligo/ azoospermia, testostron (<), FSH dan LH (n /<) kelainan di hipotalamus-hipofisis

• Oligo/azoospermia, testosteron, FSH, LH (n) test seminal fluid fruktose (-) kelainan tubulus seminiferus

(+) biopsi testis.• Oligospermia, testosteron, LH (n),

FSH (>) tubulus seminiferus (-)

Follicle stimulating hormone (FSH)

• FSH & LH hormon hipofise yang disimpan di hipofise anterior.

• Regulasinya diatur oleh axis hipothalamus – hipofisis - ovarium/testes

• Hipothalamus mensekresi GnRH menstimulasi hipofisis memproduksi FSH, LH stimulasi ovarium/testes.

FSH, LH

• Pada pria FSH & LH diperlukan untuk spermatogenesis dan pematangan

• Pada wanita FSH & LH diperlukan untuk pertumbuhan follikel, ovulasi, pematangan follikel

• Pengukuran FSH dan LH dapat membantu menetapkan adanya defisiensi primer atau defisiensi sekunder hormon hipofisis.

• Pada kegagalan ovarium primer atau testis, kadar FSH meningkat

• Amenorrhoe primer : mens tidak terjadi menjelang umur 16,5 tahun : FSH & LH tinggi : pada disgenesis gonad, kelainan kromosom

• Amenorrhoe sekunder : mens berhenti selama 3 bulan atau lebih pada seorang wanita (tidak hamil) yang sebelumnya telah mengalami mens secara periodik

Amenorrhoe sekunder

Kemungkinan penyebab :• Gangguan fungsi ovarium (tumor

ovarium), • gangguan hipofisis (adenoma), • gangguan axis hipotalamus-

hipofisis-gonad (anoreksia nervosa, latihan fisik berat, tumor, androgen excess, dsb.

Perdarahan pasca progesteron withdrawal

• Serum LH tinggi• Serum FSH normal atau rendah• Kemungkinan : sindrom ovari polikistik

• Serum LH normal/rendah• Serum FSH normal/rendah• Kemungkinan : disfungsi hipotalamus

(termasuk psikogen)

Tidak ada perdarahan pasca progesteron withdrawal

• Serum LH rendah• Serum FSH rendah• Kemungkinan : kegagalan

hipotalamus, hipofisis, uterine failure

Bila :• Serum LH tinggi• Serum FSH tinggi• Kemungkinan : kegagalan ovarium

Sinthesis hormon tiroid

Hal-hal yang mempengaruhi hasil pemeriksaan hormon tiroid

• Sedang mengkonsumsi obat : – Corticosteroids, estrogen, progesterone, or

birth control pills.– Obat antikoagulan seperti aspirin, heparin

, or warfarin (Coumadin).– Obat anti kejang seperti Dilantin or

Tegretol.– Obat jantung seperti amiodarone or

propranolol.– Lithium.

• Pemeriksaan X-ray menggunakan kontrasl. • Sedang hamil.

Struktur molekul T4, T3, rT3

Pemeriksaan Fungsi Tiroid

T4 kadar tiroksin dalam darah

T3 Triiodotironin dalam darah

rT3 Reverse T3 dalam darah

TSH Tiroid stimulating hormon dalam darah

Rumus molekul hormon tiroid

I I NH2

HO O CH2 – CH – COOH (T4) I I

I I NH2HO O CH2 – CH – COOH (T3) I

I I NH2HO O CH2 – CH – COOH (rT3) I

Pemeriksaan Fungsi Tiroid

T3U T3 uptake (binding protein)

TBG Thyroxine binding globulin (binding protein)

FT4 Free T4 level

FT3 Free T3 level

FT4I Free Thyroxine Index (T4 x T3U)

FT3I Free T3 Index

T3 up take (T3U)

• Prinsip : serum diinkubasi dengan 125I-T3 (T3 yg dilabel) dan resin. TBG bebas akan berikatan dgn 125I-T3 dan sebagian 125I-T3 lain berikatan dgn resin. Bila TBG bebas banyak, sisa 125I-T3 tinggal sedikit. Sebaliknya bila TBG bebas sedikit, 125I-T3 yang berikatan dengan resin lebih banyak

• Pada hipertiroid jumlah TBG bebas sedikit (sudah terikat T3), 125I-T3 yang terikat resin banyak T3uptake tinggi

• Pada hipotiroid sebaliknya TBG bebas banyak, 125I-T3 yg di uptake resin sedikit T3uptake rendah.

Kadar TBG

TBG meningkat pada :• Pengguna kontrasepsi oral, pemberian

estrogen,Kehamilan, bayi baru lahir, hipotiroidismeHepatitis akut

TBG menurun pada :• Terapi Anabolik• Penyakit ginjal sindroma nefrotik,

akromegali.• Penyakit hati lanjut, sakit berat,• Defek genetik dari TBG, tirotoksikosis• Pemakaian obat : phenytoin,

phenylbutazone, salisilat

FT4I (Free Thyroxine Index)

• kadar T4 total tidak sepenuhnya dapat menunjukkan adanya gangguan fungsi tiroid, karena 99.97% dari total T4 terikat pada TBG.

• FT4I pengukuran FT4 secara tidak langsung, berdasarkan keseimbangan antara T4 dan FT4, dengan formula : FT4I = total T4 (ug/dL) x T3U (%)

Contoh

• T4 total : 12 mg/dL• T3U 25% (normal 30%), • ratio T3U = 25/30 = 0.83• FT4I = 12 x 0.83 = 10• (referesi nilai FT4I : 4.5 – 12)

reverse T3 (rT3)

• rT3 secara metabolik tidak aktif, diukur dengan immunoassay.

• rT3 dapat meningkat pada :• penderita penyakit non tiroid,

dimana T3 menurun disebabkan degradasi rT3 T2 berkurang

• Pemakaian obat propanolol

rT3 (reverse T3)

• metabolite T4.• Menggambarkan penggunaan T4 oleh

jaringan• 35% T4 di mono-deiodinated T3• Sisa T4 diubah jadi rT3, kemudian

diubah jadi T2• Kadar : 10 – 50 ng/dL

TSH

• Bila perlu diperiksa bersama FT4 (dan FT3)

• TSH tinggi hipothyroidism• TSH rendah hiperthyroidism• TSH normal euthyroid

Penetapan TSH + FT4 + FT3

• TSH rendah, periksa FT4 FT4 tinggi : hiperthyroidism FT4 normal, periksa FT3 : FT3 tinggi : hyperthyroidism FT3 normal : subclinical hyperthyroidism• TSH tinggi, periksa FT4 : FT4 rendah hypothyroidism FT4 normal subclinical hypothyroidism

Penetapan TSH, FT4

TSH rendah, • FT4 rendah : hypothyroidism sekunder• FT4 tinggi : hyperthyroidism• FT4 normal, FT3 tinggi : hipertiroidTSH tinggi, • FT4 tinggi : pituitary adenoma

resistence to thyroid hormone• FT4 rendah : hipotiroidism• FT4 normal : hipotiroid subklinis

Pemeriksaan Penyaring untuk deteksi hypothyroidism pada

Neonatus• 15% infant dengan kelainan tiroid

primer menderita hipotiroid yang terkompensasi : T4 dalam batas normal dan peningkatan TSH.

• Strategi di Canada & US : mula-mula periksa T4, diikuti TSH jika T4 di bawah atau sama nilai normal rendah

• Di Eropa & Jepang : TSH diperiksa, kemudian T4

Pemeriksaan laboratorium hipotiroidisme kongenital

• Sampel darah : darah umbilikus atau darah kapiler dari tumit (heel prick)

• Sampel diambil pada hari ke 3-5 postpartum.

• Tetesan darah diteteskan pada kertas saring Scheicher & Schuell # 903 TM

• Biarkan kering 4 jam kirim per pos ke Pusat Pemeriksaan

• Mayoritas : kadar TSH > 80 uIU/mL

Pemeriksaan kadar T4 dan TSH

• kadar T4 rendah dan TSH tinggi : presumptive hipotiroidisme primer

• Kadar T4 rendah, TSH normal., test diulang, bila hasil tetap : presumptive hipotiroidisme non primer

Penyakit non thyroid

Penyakit akut dan kronik mempengaruhi deiodination T4 :

T3 menurun reverse T3 meningkatUmumnya : T3 rendah, FT3I rendah,

TBG rendahPada penyakit akut biasanya FT4

agak meningkat, dan menurun pada penyakit kronik

Euthyroid Sick Syndrome

• Hasil test fungsi tiroid mirip dengan hipotiroidisme, pada penderita dengan fungsi kelenjar tiroid normal yang sedang menderita penyakit non tiroid yang berat.

• Kadar T3 & T4 rendah, r T3 meningkat, TSH normal.

hormon yg meregulasi transportasi Kalsium dan

phosphate inorganik

• Hormon paratiroid• Hormon Calcitonin• 1,25-(OH)3D , (vit D)

Kerja Hormon Paratiroid

• Menstimulasi osteoklas memobilisasi Ca dari tulang. Memerlukan kerjasama dengan vit D

• Meningkatkan reabsorpsi Ca di tubulus ginjal

• Menghambat reabsorpsi P inorganik di tubulus proksimalis ginjal

• Menghambat reabsorpsi HCO3, Na, K, H2O dan asam amino di tubulus proksimalis

Kerja hormon paratiroid (2)

• Menstimulasi hidroksilasi 25-(OH)D 1,25-(OH)3D dengan meningkatkan sintesis 1-hidroksilase ginjal

• Secara tidak langsung meningkatkan absorpsi Ca di usus dengan stimulasi sintesis 1,25-(OH)3D. PTH tidak bekerja langsung untuk meningkatkan absorpsi Ca di usus.

PTH mempengaruhi komposisi plasma dan urin dengan :

• Meningkatkan kadar plasma Ca total dan Ca ion

• Mengurangi kadar P inorganik• Meningkatkan kecepatan ekskresi Ca

di urin, karena PTH meningkatkan Ca plasma

• Meningkatkan bersihan fosfat di ginjal

• Meningkatkan ekskresi cAMP di urin

Metabolisme Kalsium & P

Ca plasma & ECF diet kalsitonin

PTH

1,25(OH)2D kalsitonin

menghambat

usus 1,25(OH)2D PTH ginjalCa unabsorbed tulang urin Ca

Kalsium

Hormon lain ikut berperan dalam keseimbangan Ca :

• Calcitonin (diproduksi oleh sel C kelenjar tiroid) : mengabsorpsi Ca darah masuk ke tulang.

• Vit D3 (diproduksi di kulit), dihidroksilasi menjadi 1.25(OH)2D3 di liver, ginjal

• Kerjasama ketiga hormon : PTH, kalsitonin, 1,25(OH)2D keseimbangan metabolisme Ca dan P

Mekanisme kontrol oleh PTH, calcitonin, vit D3

hormon Efek di darah

Dikontrol oleh (distimulasi)

PTH Ca >, P < Ca <

Calcitonin Ca < , P < Ca > , gastrin

Vit D3 Ca > , P > P <, PTH >

Efek PTH, calcitonin & vit D3 thd organ

PTH calcitonin

Vit D3

Tulang

Mobilisasi Ca & P >

Mobilisasi Ca & P <

Transport Ca >

Ginjal Reabsorpsi Ca >, ekskresi P >

reabsorpi Ca & P <

reabsorpsi Ca <

Usus halus

Absorpsi Ca & P >

Absorpsi Ca & P >

Hiperparatiroid primer

• Produksi PTH meningkat, menstimulasi osteoklas tulang osteolisis fraktur patologis. (Ca dalam darah >)

• Laboratorium : Ca darah >, Ca di urin berkurang, kadar P di plasma <, P di urin meningkat, alkalifosfatase >, kadar PTH meningkat.

Hiperparatiroid sekunder : umumnya disebabkan gagal

ginjal kronik• Gagal ginjal kronik : Ca di darah <

stimulasi PTH, decalcifikasi tulang

• Hipoparatiroid : akibat tiroidectomi atau kongenital.

Hipoparatiroid & pseudohipoparatiroidism

• Hipoparatiroidism : akibat defisiensi sekresi PTH

• Penyebab : autoimun, terangkat pada tiroidektomi, kongenital aplasia

• Pseudohipoparatiroidism : akibat berkurangnya respons organ target terhadap PTH.

• Penyebab : kelainan herediter

Laboratorium hipoparatiroidism

• Plasma P meningkat• Alkalifosfatase menurun atau

normal• PTH menurun• 1,25-(OH)3D : menurun

Laboratorium pseudohipoparatiroidism

• Plasma P meningkat• Alkalifosfatase normal• PTH : bisa meningkat atau normal• 1,25-(OH)3D : menurun

Regulasi Hormon Reproduksi Laki

• Gonadotropin releasing hormone (GnRH) (hipothalamus) (+) hipofisis anterior : mensekresi FSH & LH

• FSH (+) sel Sertoli di testis , untuk mensekresi androgen binding protein ke tubulus seminiferous untuk mempertahankan kadar testosteron (spermatogenesis normal)

• FSH sekresi inhibin (-) hipofisis anterior

• LH (+) sel Leydig mensintesis testosteron, sebagian ke sirkulasi umum (+) organ target, lainnya ke (-) hipothalamus & hipofisis anterior

Regulasi hormon reproduksi wanita

• FSH & LH (+) ovarium , bentuk folikel untuk proses pematangan korpus luteum.

• Folikel mensekresi estradiol dan korpus uteum mensekresi estradiol dan progesteron.

• Estradiol dan progesteron mempengaruhi pertumbuhan endometrium

Kadar hormon reproduksi pada beberapa penyakit

klasifikasi

Contoh FSH LH Testo

Def. primer

Sindroma Kleinfelter

high high

low

Def. sekunder

panhipopituarism

low low low

Excess primer

Tumor testis low Low high

Excess sekunder

Precocious puberty

high high

high

Kadar hormon reproduksi pada beberapa penyakit

klasifikasi contoh FSH LH Estr

Defisiensi primer

menopause high high

low

Defisiensi sekunder

Sindroma Sheehan

low low Low

Excess primer

Feminizing ovarian tumor

low low High

Excess sekunder

Tumor memproduksi gonadotropin

high high

high