Post on 01-Dec-2015
Hemolisis pada gagal ginjal terminal adalah derajat sedang. Pada pasien hemodialisa kronik,
masa hidup eritrosit diukur menggunakan 51Cr menunjukkan variasi dari sel darah merah
normal yang hidup, tapi rata-rata waaktu hidup berkurang 25-30%. Penyebab hemolisis
terjadi di ekstraseluler karena sel darah merah normal yang ditransfusikan kepada pasien
uremia memiliki waktu hidup yang memendek, ketika sel darah merah dari pasien dengan
gagal ginjal ditransfusikan kepada resipien yang sehat memiliki waktu hidup yang normal.
Efek faktor yang terkandung pada uremic plasma pada Na-ATPase membran dan enzim dari
phentosa Phospat shunt pada eritrosit diperkirakan merupakan mekanisme yang
menyebabkan terjadinya hemolisis. Kelainan fungsi dari phentosa Phospat shunt mengurangi
ketersediaan dari glutationreduktase, dan oleh karena itu mengartikan kematian eritrosit
menjadi oksidasi Hb dengan proses hemolisis. Kerusakan ini menjadi semakin parah apabila
oksidan dari luar masuk melalui diasilat atau sebagai obat-obatan. Peningkatan kadar hormon
PTH pada darah akibat sekunder hiperparatiroidisme juga menyebabkan penurunan sel darah
merah yang hidup pada uremia, sejak PTH yang utuh atau normal terminal fragmen
meningkatkan kerapuhan osmotik dari SDM manusia secara in vitro, kemungkinan oleh
karena peningkatan kerapuhan seluler. Hiperparatiroidisme dapat menekan produksi sel darah
merah melalui 2 mekanisme utama, yang pertama efek langsung penekanan sumsum tulang
akibat peningkatan kadar PTH, telah banyak dibuktikan melaui percobaan terhapad hewan.
Yang kedua, efek langsung pada osteitis fibrosa, yang mengurangi respon sumsum tulang
terhadap eritropoietin asing. Terdapat laporan penelitian yang menyatakan adanya
peningkatan Hb setelah dilakukan paratiroidektomi pada pasien dengan uremia. Mekanisme
lainnya yang menyebabkan peningkatan rigiditas eritrosit yang mengakibatkan hemolisis
pada gagal ginjal adalah penurunan fosfat intraseluler (hipoposfatemia) akibat pengobatan
yang berlebihan dengan pengikat fosfat oral, dengan penurunan intraseluler adenine
nucleutides dan 2,3- diphosphoglycerate (DPG). Hemolisis dapat timbul akibat komplikasi
dari prosedur dialisis atau dari intrinsik imunologi dan kelainan eritrosit. Kemurnian air yang
digunakan untuk menyiapkan dialisat dan kesalahan teknik selama proses rekonstruksi dapat
menyebabkan penurunan jumlah sel darah merah yang hidup, bahkan terjadi hemolisis.