GTJ

Post on 01-Jan-2016

95 views 3 download

description

Presentation

Transcript of GTJ

Oleh Kelompok 1

Tutor : Dr. drg. Rosihan Adhani, S.Sos, M.C

Gigi Tiruan Jembatan

Taupiek RahmanPutri Sri HartiniRenita RahmatDessy SharfinaCindy DwintanandiM. Alfian NoorHilda Ayu SetyawatiAstarina Safitri Wahyuni A.Arief PrasojoAlfia Fitriani

Oleh Kelompok 1

Pasien Perempuan berusia 37 tahun datang ketempat praktek dokter gigi dengan keluhan kesulitan mengunyah makanan pada mulut sebelah kiri bawah. Hasil anamnesa didapatkan bahwa pasien kesulitan mengunyah makanan setelah gigi geraham kiri bawahnya dicabut beberapa bulan yang lalu. Pasien ingin dibuatkan gigi palsu yang permanen dan tidak dapat dilepas. Pemeriksaan klinis Intra oral didapatkan edentulous gigi 36, karies dentin mesial dan oklusal 37 serta karies dentin kelas II pada permukaan distal gigi 35. Pada gigi 35 dan 37 terdapat sedikit kalkulus supragingiva.

Duh Susahnya Mengunyah Makanan

Problem Tree

GTJ

Klasifikasi

Indikasi & kontra

indikasi

Kekurangan dan

kelebihan

Prognosis

Prosedur Perawata

n

definisi

1. Menjelaskan definisi gigi tiruan jembatan.2. Menjelaskan klasifikasi gigi tiruan jembatan.3. Menjelaskan indikasi & kontra indikasi gigi tiruan

jembatan.4. Menjelaskan keuntungan & kerugian gigi tiruan

jembatan.5. Menjelaskan komponen gigi tiruan jembatan.6. Menjelaskan bahan gigi tiruan jembatan.7. Menjelaskan prosedur perawatan.8. Menjelaskan prognosis perawatan.9. Menjelaskan komplikasi apabila tidak dibuatkan gigi

tiruan jembatan

Sasaran Belajar

Gigi tiruan jembatan merupakan sebuah gigi tiruan cekat yang menggantikan kehilangan gigi yang tidak dapat dilepas oleh pasien dan dokter gigi dengan mudah karena dipasang secara permanen dengan semen pada gigi asli yang telah dipersiapkan (Setiamy, 2007).

Definisi GTJ

Klasifikasi GTJKlasifikasi GTJ diantarnya adalah :1. Fixed-fixed bridge : Bridge yang connectornya bersifat

rigit/kaku. Bisa digunakan pada gigi anterior/posterior2. Fixed Movable Bridge : Bridge yang satu connectornya

bersifat kaku dan yang satu bersifat lentur. Digunakan pada gigi yang terkena tekanan mastikasi besar.

3. Spring Bridge : Bridge yang mempunyai pontik jauh dari retainer dan dihubungkan dengan palatal bar.

4. Cantilever Bridge : Satu ujung bridge melekat secara kaku pada retainer sedang ujung yang lain bebas.

5. Compound Bridge : Kombinasi dari tipe bridge

(Bakar, 2012; Nallaswamy, 2003)

Klasifikasi GTJ5. Conventional Fixed Bridge

Gigi tiruan jembatan yang terdiri dari pontik yang dihubungkan dengan mahkota porselen/metal pada gigi tetangga. Pontik bersifat permanen dan tidak bisa dipindahkan.

6. Gigi tiruan jembatan resin / jembatan Maryland BridgesGigi tiruan jembatan untuk menggantikan gigi hilang pada bagian anterior. Gigi yang akan diganti terbuat dari porselen dan terdapat sayap metal yang dapat dilekatkan pada bagian belakang gigi agar tidak kelihatan dari depan.

(Bakar, 2012; Nallaswamy, 2003)

Indikasi :1. Jaringan periodontal sehat2. Bone support baik3. Bentuk akar yang panjang4. Posisi dan inklinasi yang baik dalam

lengkung rahang5. Gigi masih kuat untuk dijadikan penyangga

(abutment)

Indikasi & Kontraindikasi GTJ

(Bernett, 2005; Barclay and Walmsley, 1998)

Kontraindikasi :1. Oral Higiene pasien buruk2. Jumlah gigi yang digantikan banyak3. Pasien dengan indeks karies yang tinggi4. Adanya kondisi gigi yang Cross bite,

malposisi, dan progeni5. Adanya migrasi atau ekstruksi gigi yang

parah

(Bernett, 2005; Barclay and Walmsley, 1998)

1. Pasien merasa seperti gigi asli. Pasien dapat mengunyah & tertawa tanpa takut gigi tiruan lepas.

2. Dapat mempunyai efek splint yang melindungi gigi terhadap stress.

3. Menyebarkan tekanan fungsi ke seluruh gigi sehingga menguntungkan jaringan pendukungnya.

4. Mencegah gigi drifting dan tilting5. Stabil saat pengunyahan dibandingkan gigi

tiruan lepasan

Keuntungan GTJ

(Bernett, 2005; Barclay and Walmsley, 1998)

1. Harus mengorbankan gigi asli untuk dijadikan abutment

2. Perlunya regular control3. gigi tiruan jembatan sulit dibuat dan mahal

Kerugian GTJ

(Bernett, 2005)

1. Abutment : Gigi yang telah dipreparasi untuk penempatan retainer dan yang mendukung bridge tersebut.

2. Retainer : Bagian dari GTJ yang dilekatkan pada gigi abutment.

3. pontik : Bagian dari GTC yang menggantikan gigi asli yang hilang dan memperbaiki fungsinya

4. Conector : Bagian dari GTC yang menghubungkan retainer dengan pontik

5. Unit : Setiap GTC yang meliputi retainer dan pontik

Komponen GTJ

(Bakar,2012) )

Bentuk dan design dari pontik pada gigi tiruan jembatan yaitu :1. Saddle Pontik 2. Ridge lap pontik3. Hygienec pontik4. Ovate pontik5. Conical pontik

Lanjutan…..

(Nallaswamy, 2003)

(Nallaswamy, 2003)

1. GTJ full metalKeuntungan : Memiliki retensi dan resisten yang baikLebih kuat

Kerugian :Tidak estetikDapat menimbulkan inflamasi gingivaStruktur gigi yang dipreparasi banyak

Bahan GTJ

(Rosenstiel et al, 2006)

(Rosenstiel et al, 2006)

2. GTJ Porselin Fused to Metal Keuntungan :

Estetik baik serta kuat karena adanya kombinasi antara metal dan porselin

Retensi dan resistensi baik

Kerugian :Struktur gigi yang dipreparasi banyakDapat menimbulkan inflmasi pada margin

gingiva

(Rosenstiel et al, 2006)

(Rosenstiel et al, 2006)

3. GTJ All Ceramic Keuntungan :

Estetik sangat baik (menyerupai gigi asli)Respon jaringan terhadap GTJ All Ceramic

baik

Kerugian :Tidak sekuat logam

(Rosenstiel et al, 2006)

Kunjungan 1 : Melakukan anamnesis Melakukan perawatan periodontal , yaitu scalling Rontgen untuk mengetahui kondisi gigi abutment dan jaringan

periodontalnya Mencetak RA dan RB (alginat) untuk dibuat mahkota sementaraKunjungan 2 : Mempreparasi gigi Membuat model kerja -> dikirim ke lab untuk dibuat GTJ Memasang mahkota sementaraKunjungan 3 : Melakukan pengepasan GTJ kepada pasien dengan menggunakan

fletcher eugenol selama 1 minggu Menginstruksikan kepasien untuk menjaga OH dan diminta tidak

memakan atau menggigit makanan yang keras

Prosedur Perawatan

(Johnson, 2006; Mahargyani, 2012; Erwing, 1995)

Kunjungan 4 :Menanyakan kepasien apakah ada keluhan

selama memakai GTJ , apakah ada peradangan pada jaringan sekitarnya atau pasien alergi terhadap bahan tersebut

Kalau tidak ada keluhan , maka dapat dilakukan penyemenan permanen

Kunjungan 5 :Pasien control.

(Johnson, 2006; Mahargyani, 2012; Erwing, 1995)

INSTRUKSI

• Sikat gigi dengan sikat gigi berbulu lembut

• Menjaga OH dengan baik• Kontrol rutin 6 bulan sekali

(Prajitno, 1994)

Komplikasi yang dapat timbul apabila pasien tidak segera dibuatkan gigi tiruan yaitu :1. Gangguan TMJ2. Beban berlebih pada jaringan pendukung3. Kelainan bicara4. Memburuknya penampilan5. Drifting dan tilting pada gigi tetangga6. Penurunan efisiensi kunyah

Komplikasi

Kesuksesan jangka panjang baik asal :1. Jaringan periodontal sehat2. Retainer didesain dengan baik, 3. Pasien menjaga oral hygiene dengan baik4. Pasien melakukan regular control

Prognosis

(Rosenstiel et al, 2006)

Berdasarkan kasus pada skenario, terdapat daerah yang tak bergigi paska pencabutan (Molar 1 RB) dengan gigi 35 & 37 karies dentin dan pasien meminta dibuatkan gigi tiruan permanen. Sehingga perawatan yang tepat adalah dengan membuat gigi tiruan jembatan (fixed partial denture bridge). Jenis GTJ nya adalah traditional fixed bridge dengan bahan PFM (Porselen Fused to Metal), sedangkan gigi abutment yang dipakai adalah gigi 35 & 37.

Kesimpulan

Setiamy, NN. 2007. Bentuk Geometri Morfologi Sirkumferensial Hasil Preparasi Gigi Penyangga Posterior pada Perawatan dengan Gigi Tiruan Jembatan. FKG UI : Jakarta, Indonesia.

Bernett, L.V. 2005. The manual of Dental Assisting. Elsevier Australia : AustraliaBakar, Abu. 2012. Kedokteran Gigi Klinis. Quantum Sinergi Media : Yogyakarta,

Indonesia.Prajitno, H.R. 1994. Ilmu Geligi Tiruan Jembatan: Pengetahuan Dasar dan Rancangan

Pembuatan. Jakarta : EGC.Barclay, C.W; Walmsley, A.D. 1998. Fixed and Removable Prosthodontics.

Birmingham: Churcill Livingstone, hal 115.Nallaswamy, VD. 2003. Textbook of Prosthoddontics. Jaypee Brothers Medical

Publishers : New Delhi, India. Rosenstiel, FS., Land, MF., Fujimoto, F. 2006. Contemporary Fixed Prosthodontics. 4th

ed. Mosby Elsevier.Johntson, JF. Modern Practice in Crown and Bridge Prosthodontics. WB. Saunders.

Co. Philadelphia. 2006. P. 7-14Ewing,J.E 1995 . fixed partial prostheses, lea and fibinger, philadephia. alumni,

bandungMahargyani, CS. Gigi Tiruan Cekat. Skripsi. Bagian Prostodonsia. FKG

UGM:Yogyakarta, Indonesia. 2012. Hal. 1-26

Daftar Pustaka