gtj akrilik

18
Tahap-tahap Pembuatan Pembuatan gigi tiruan jembatan ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu sebagai berikut. 1. Preparasi Preparasi merupakan suatu tindakan pengerindaan atau pengasahan gigi untuk tujuan menyediakan tempat bagi bahan restorasi mahkota tiruan atau sebagian pegangan gigi tiruan jembatan Tujuan preparasi: · Menghilangkan daerah gerong · Memberi tempat bagi bahan retainer atau mahkota · Menyesuaikan sumbu mahkota · Memungkinkan pembentukan retainer sesuai bentuk anatomi · Membangun bentuk retensi · Menghilangkan jaringan yang lapuk oleh karies jika ada Prinsip preparasi : Aspek biologis memperhatikan : Struktur gigi yang dipertahankan Menghindari overcontouring Supragingival margins,agar lebih mudah dibersihkan Oklusi yang harmoni Proteksi untuk mencegah fraktur gigi Aspek mekanis : Retention form

description

jkhkjhjk

Transcript of gtj akrilik

Tahap-tahap PembuatanPembuatan gigi tiruan jembatan ini terdiri dari beberapa bagian, yaitusebagai berikut.1. Preparasi

Preparasi merupakan suatu tindakan pengerindaan atau pengasahan gigi untuk tujuan menyediakan tempat bagi bahan restorasi mahkota tiruan atau sebagian pegangan gigi tiruan jembatan Tujuan preparasi: Menghilangkan daerah gerong Memberi tempat bagi bahan retainer atau mahkota Menyesuaikan sumbu mahkota Memungkinkan pembentukan retainer sesuai bentuk anatomi Membangun bentuk retensi Menghilangkan jaringan yang lapuk oleh karies jika ada

Prinsip preparasi :Aspek biologis memperhatikan : Struktur gigi yang dipertahankan Menghindari overcontouring Supragingival margins,agar lebih mudah dibersihkan Oklusi yang harmoni Proteksi untuk mencegah fraktur gigiAspek mekanis : Retention form Resistence form DeformasiAspek estetik : Tampilan yang minimal dari logam Ketebalan maksimal dari porselen Permukaan oklusal porselen Subgingival margin

Restorasi yang optimal harus memenuhi aspek biologis, aspek mekanis, dan aspek estetik.

Persyaratan preparasi :

1. Kemiringan dinding-dinding aksialPreparasi dinding aksial yang saling sejajar terhadap poros gigi sulit untuk menentukan arah pemasangan. Disamping itu, semen juga sulit keluar dari tepi retainer sehingga jembatan tidak bisa duduk sempurna pada tempatnya. Untuk itu, dibuat kemiringan yang sedikit konus ke arah oklusal. Craige (1978) mengatakan bahwa kemiringan dinding aksial optimal berkisar 10-15 derajat. Sementara menurut Martanto (1981), menyatakan bahwa kemiringan maksimum dinding aksial preparasi 7 derajat. Sedangkan Prayitno HR (1991) memandang kemiringan dinding aksial preparasi 5-6 derajat sebagai kemiringan yang paling ideal. Kemiringan yang lebih kecil sulit diperoleh karena dapat menyebabkan daerah gerong yang tidak terlihat dan menyebabkan retainer tidak merapat ke permukaan gigi. Retensi sangat berkurang jika derajat kemiringan dinding aksial preparasi meningkat. Kegagalan pembuatan jembatan akibat hilangnya retensi sering terjadi bila kemiringan dinding aksial preparasi melebihi 30 derajat. Preparasi gigi yang terlalu konus mengakibatkan terlalu banyak jaringan gigi yang dibuang sehingga dapat menyebabkan terganggunya vitalitas pulpa seperti hipersensitifitas, pulpitis, dan bahkan nekrose pulpa. Kebanyakan literatur mengatakan kemiringan dinding aksial preparasi berkisar 5-7 derajat, namun kenyataaannya sulit dlicapai karena faktor keterbatasan secara intra oral.

2. Ketebalan preparasiJaringan gigi hendaklah diambil seperlunya karena dalam melakukan preparasi kita harus mengambil jaringan gigi seminimal mungkin. Ketebalan preparasi berbeda sesuai dengan kebutuhan dan bahan yang digunakan sebagai retainer maka ketebalan pengambilan jaringan gigi berkisar antara 1-1,5 mm sedangkan jika menggunakan logam porselen pengambilan jaringan gigi berkisar antara 1,5 2 mm. Pengambilan jaringan gigi yang terlalu berlebihan dapat menyebakan terganggu vitalitas pulpa seperti hipersensitivitas pulpa, pulpitis, dan nekrosis pulpa. Pengamnbilan jaringan yang terlalu sedikit dapat mengurangi retensi retainer sehingga menyebabkan perubahan bentuk akibat daya kunyah.

3. Kesejajaran preparasiPreparasi harus membentuk arah pemasangan dan pelepasan yang sama antara satu gigi penyangga dengan gigi penyangga lainnya. Arah pemasangan harus dipilih yang paling sedikit membuang jaringan keras gigi, tetapi dapat menyebabkan jembatan duduk sempurna pada tempatnya.

4. Preparasi mengikuti anatomi gigiPreparasi ynag tidak mengikuti anatomi gigi dapat membahayakan vitalitas pulpa juga dapat mengurangi retensi retainer gigi tiruan jembatan tersebut. Preparasi pada oklusal harus disesuaikan dengan morfologi oklusal. Apabila preparasi tidak mengikuti morfologi gigi maka pulpa dapat terkena sehingga menimbulkan reaksinegatif pada pulpa.

5. Pembulatan sudut-sudut preparasiPreparasi yang dilakukan akan menciptakan sudut-sudut yang merupakan pertemuan dua bidang preparasi. Sudut-sudut ini harus dibulatkan karena sudut yang tajam dapat menimbulkan tegangan atau stress pada restorasi dan sulit dalam pemasangan jembatan.

Tahap-tahap preparasi gigi penyangga

1. Pengurangan bagian insisal Pengurangan pada bagian insisal adalah sebesar 1.5-2 mm dengan sudut 45 derajat. Tujuan pengurangan pada bagian insisal adalah a) Memberi ketebalan mahkota jaket antara inti dengan gigi antagonis b) Menghindari patahnya mahkota jaket terhadap pengunyahan c) Oklusi dapat diperbaiki

1. Pengurangan permukaan proksimal Pengurangan pada bagian proksimal adalah sebesar 6 derajat Pengurangan bagian proksimal yang melebihi 6 derajat akan mengurangi resistensi dan retensi inti kurang. Pengasahan bagian proksimal dengan menggunakan pointed tapered cylindrical diamond bur dengan ketebalan 1- 1,5 mm. Tujuan pengurangan permukaan proksimal :

Menghilangkan kecembungan gigi yang menghalangi masuknya mahkota jaket sepanjang servikal Mensejajarkan bidang proksimal mesial distal sehingga mahkota jaket masuk tanpa halangan Untuk ketebalan bahan mahkota jaket Membuat jalan bur untuk preparasi dan toilet form cavity

3. Pengurangan permukaan labial Tujuan : untuk ketebalan mahkota jaket bagian labial (estetika) Pengasahan pada 2/3 incisal sebesar 1-1,5mm dengan round end tapered cylindrical diamond bur. Jika menggunakan porselen ketebalan pengasahan sekitar 1,5-2mm.

4. Pengurangan permukaan lingual atau palatal Preparasi bagian palatal mengikuti kontur gigi dengan tidak menghilangkan singulum. Pengasahan menggunakan flame type diamond bur sebesar 1-1,5mm pada 2/3 incisal dan 0,5mm pada 1/3 servikal.

5. Preparasi daerah servikal Ada beberapa bentuk servikal:a. Tepi demarkasi (feater edge)b. Tepi pisau (knife edge)c. Tepi lereng (bevel)d. Tepi bahu liku (chamfer)e. Tepi bahu (shoulder)

Shoulder untuk bahan porselen Shoulder with bevel untuk bahan porselen fuse to metal Bevel untuk bahan full metal Champer untuk bahan akrilikKarena akrilik rapuk sehingga dengan akhiran preparasi berbentuk champer dapat memberi retensi.

Desain cavosurface margin: (a). Knife-edge, (b). Chamfer, (c). Shoulder, (d). Bevel shoulder

a. Knife-edge. Tipe ini memerlukan pengurangan gigi yang paling sedikit. Terkadang digunakan pada gigi yang berbentuk bell-shaped, karena pembutannya yang lebih sulit, sehingga dapat menyebabkan pengurangan gigi yang berlebihan.

b. Chamfer. Tipe ini sering dipilih sebagai akhiran tepi untuk restorasi ekstrakoronal, mudah dibentuk, dan memberikan ruang untuk ketebalan yang memadai pada restorasi emas tanpa menyebabkan kontur yang berlebihan dari restorasi. Menghasilkan konsentrasi tekanan yang lebih rendah, dan dengan mudah dapat masuk ke celah gingiva. Desain ini memberi tempat yang terbatas untuk restorasi metal keramik sehingga menghasilkan distorsi margin yang besar dan estetis yang kurang baik. Selain itu, ketahanan desain ini terhadap tekanan vertikal kurang baik.

c. Shoulder. Tipe ini dipilih terutama pada situasi dimana bagian terbesar material diperlukan untuk memperkuat restorasi pada daerah tepi gigi, seperti untuk restorasi all-porcelain atau restorasi metal keramik. Desain ini sulit dipreparasi, undercut minimum, dan tahan terhadap distorsi margin. Selain itu, shoulder akan menghasilkan tekanan yang paling sedikit di daerah servikal dan memberikan tempat maksimum untuk porselen dan metal, sehingga porselen dapat dibakar pada tepi metal dan menghasilkan estetis yang baik

d. Chamfer atau shoulder bevel. Desain ini lebih sering digunakan oleh beberapa dokter yang percaya bahwa tepi bevel lebih mudah dalam mendapatkan cetakannya dan dapat membuat tepi gigi dari restorasi tuang lebih mudah dipolis. Bevel biasanya dikombinasikan untuk bentuk proksimal box.Bevel tersebut bertujuan untuk :1. Mengkompensir kekurangan dalam kecermatan selama proses casting dan penyemenan. 2. Proteksi terhadap enamel margin. 3. Memungkinkan burnishing setelah penyemenan. 4. Menambah retensi.

Chamfer dan shoulder memberi bentuk akhiran tepi yang jelas, yang bisa diidentifikasikan dalam preparasi mahkota sementara dan die. Chamfer membutuhkan pengurangan aksial yang minimal dan cocok untuk restorasi all-ceramic konservatif. Kedalaman preparasi margin shoulder menurut Rouse et al (2001) berkisar 1-1,5 mm untuk memberikan ketepatan, kedudukan maksimum, dan estetis yang baik.Pada dua penelitian geometri yang dilakukan Hammesfahr (1999 cit Rouse 2001) menunjukkan ketidaksesuaian margin gigi setelah sementasi yang paling minimal adalah pada preparasi shoulder, yang secara signifikan lebih baik dari shoulder bevel ataupun chamfer. Desain shoulder menunjukkan distorsi tepi gigi yang lebih sedikit daripada chamfer karena ketebalan batas margin pada mahkota. Preparasi chamfer dibentuk sepanjang batas margin oklusal preparasi kavitas. Posisi bur membentuk sudut 450 terhadap permukaan aksial. Hal ini memberikan efek perlindungan pada tonjol. Menurut Dykema et al (1986), lebar standar preparasi chamfer berkisar 0,3-0,5 pada restorasi mahkota metal-keramik.

Preparasi cavosurface margin berbentuk : 1. Shoulder; B. Chamfer

7. Toilet form cavity (penyelesaian) Line angle ditumpulkan dipoles dengan sand paper disc + petroleum jelly

8. Setelah selesai melakukan pencetakan pada hasil preparasi, tahap selanjutnya adalah pembuatan mahkota jaket yang terdiri dari beberapa tahap, antara lain :

Membuat model malam

Malam diteteskan pada model kerja dibentuk sesuai anatomi gigi semula. Perhatikan : daerah servikal harus tertutup semua, oklusi dengan gigi lawan, kontak dengan gigi tetangga, inklinasi/kemiringannya.

Haluskan seluruh permukaan model malam seperti pada pembuatan model malam inlay mo/mod. Model malam harus dapat dilepas dari model kerja (die) dan diperiksa permukaan dalamnya (halus & rata) periksa juga bagian model malam daerah tepi gusi ( servikal ) jangan sampai over contoured / under contoured.

Penanaman dalam kuvet

Cekungan pada kuvet bawah diberi gips biru, model malam ditanamkan pada tengah-tengah kuvet bawah dengan membentuk sudut 30 derajat dan model malam bagian labial menghadap keatas Permukaan gips dihaluskan, tidak boleh ada bagian yang tajam Dibiarkan sampai mengeras Permukaan gips dan model malam diseparasi dengan vaselin

Daerah model malam ditutup dengan gips biru sampai semua labial tertutup. Setelah gips biru sedikit mengeras, kuvet atas dipasang dan sisa ruangan kuvet bagian atas diisi dengan gips putih

Tutup kuvet atas dipasang kemudian dipress sampai gips mengeras

Buang Malam Setelah gips mengeras kuvet bawah dan atas dipisah / dibuka. Malam dihilangkan dengan menuangkan air mendidih mengalir ke masing-masing kuvet. Perhatikan pembersihan malam di sela bagian lingual.

Pengisian akrilik

Setelah kuvet dingin, kemudian ruang cetakan model malam (mould) dan sekitarnya diulas dengan could mould seal (CMS) Pengisian akrilik dengan cara dry pack technic : pengisian polymer (bubuk) akrilik sedikit demi sedikit dan kemudian ditetesi dengan monomer (cairan) sampai semua bubuk terserap, diulang ulang sampai penuh Selama pengisian dilakukan vibrasi dengan cara mengetok ketokkan kuvet diatas lipatan lap ( kain ) Bagian atas dari akrilik ditutup dengan celophan basah, kuvet lawan dipasang lalu dipress Kuvet lawan dibuka, kelebihan akrilik dipotong dengan pisau model, bagian labial dari akrilik diiris miring / landai pada 1/3 bagian insisal lalu diberi guratan-guratan dengan pisau model.

Perebusan akrilik Kuvet dalam keadaan dipres dimasukkan kedalam tempat perebusan yang berisi air pada temperatur kamar Temperatur dinaikkan perlahan lahan sampai suhu 65o 75o C selama 30 menit. Kemudian temperatur dinaikkan sampai 100derajat celcius (mendidih ) dan dibiarkan selama 30 menit. Penyelesaian dan pemolesan Setelah kuvet mendingin dilakukan pembongkaran dan pengeluaran mahkota. Bila pemberian bahan separasinya baik pembongkaran akan mudah Gips yang masih melekat pada mahkota dibersihkan dengan alat yang tajam tanpa merusak bentuk mahkota Kelebihan akrilik berupa sayap-sayap atau bintil-bintil dihaluskan dan dibentuk dengan stone Seluruh permukaan dipulas dengan rubber cups dan bahan pulas (pumice) untuk mengkilapkan digunakan whiting -bubuk atau bahan pulas lain yangada dipasaran (misalnya, clean polish dan super polish dll). Sementara menunggu pemasangan mahkota jaket akrilik sebaiknya direndam dalam air untuk mencegah distorsi

Prosedur Pembuatan Crown Sementara

Salah satu pembuatan mahkota sementara adalah dengan metode direct atau langsung dimulut pasien. Mahkota sementara dibagi menjadi beberapa macam:

a) Self curing akrilik Gigi yang akan dipreparasi diperbaiki bentuk anatomisnya dengan semen atau Fletcher Cetak dengan bahan alginate Setelah gigi selesai dipreparasi, diolesi vaselin Isi cetakan alginate dengan self curing akrilik di bagian gigi yang dipreparasi Cetakan dikembalikan di mulut penderita pada posisi semula Kelebihan akrilik diambil dengan bur hingga bentuk mahkota sementara sesuai dengan bentuk gigi sebelum dipreparasi Pulas Lekatkan/pasang dengan Fletcher

b) Gigi tiruan akrilik (unifast) Penyesuaian warna dan bentuk gigi tiruan mahkota akrilik Palatal mahkota akrilik diambil dengan bagian tipis labial Setelah dipreparasi, mahkota akrilik disesuaikan dengan gigi yang telah dipreparasi, perhatikan bagian servikal harus tepat Palatal mahkota akrilik diberi adonan self curing akrilik, kemudian diletakkan pada gigi yang telah dipreparasi Sebelum mengeras diangkat sebentar, kelebihan akrilik diambil, pasang kembali, tunggu sampai mengeras Periksa peninggian gigit , oklusi, artikulasi, selanjutnya dipulas Lekatkan/pasang dengan Fletcher

c) Mahkota sementara siap pakai (buatan pabrik) Mahkota sementara dari akrilik buatan pabrik Bentuk dan ukuran bermacam-macam sesuai ukuran gigi Macam: Akrilik (anterior) dan logam (posterior) Cari bentuk dan ukuran yang sesuai Mahkota sementara diisi dengan self curing akrilik dorong perlahan-lahan pada posisinya Ambil kelebihan akrilik Bagian palatal/oklusal diambil agar tidak mengganggu oklusi/artikulasi, kemudian poles bagian yang kasar

Tehnik Sementasi

Tahap selanjutnya pemasangan mahkota jaket (crown) pada gigi yang telah dipreparasi adalah penyemenan, tehnik sementasi pemasangan crown ialah sebagai berikut :a) Menyiapkan crown Crown dalam keadaan bersih. Sebaiknya dibersihan dengan alat pembersih ultrasonik atau apabila tidak ada alat tsb, crown disikat dgn sikat gigi dan detergen. Kemudian dikeringkan dengan hembusan angin.

b) Menyiapkan gigi Gigi dicuci dengan semprotan air dan dikeringkan dengan udara, tidak boleh kekeringan dan isolasi sempurna/ketat.

c) Semen yang biasa digunakan: Zinc phosphate cement Resin-based and adhesive cement GIC

d) Mencampur dan mengaplikasikan semen Semen diaduk sesuai dengan aturan pabrik di atas glass plate.

e) Semen diaplikasikan pada daerah cekungan crown dan permukan gigi

f) Insersi Crown

Crown dipasang secepatnya dan ditekan dengan kuat secara terus menerus untuk memaksa keluar ekses-ekses semen dari margin. Penekanan bisa dilakukan operator ataupun pasien dengan cara menggigit di suitable prop seperti gulungan kapas. Tekanan harus dipertahankan dan area harus tetap kering selama semen belum seting.

g) Menghilangkan ekses-ekses semen setelah semen seting