SEMESTER VI -...

41
BPSL BUKU PETUNJUK SKILLS LAB PROSTODONSIA I SEMESTER VI TAHUN AKADEMIK 2013-2014 BLOK 3.6.11 NAMA : KLP NIM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Transcript of SEMESTER VI -...

Page 1: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

1

BPSL BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

PROSTODONSIA I

SEMESTER VI

TAHUN AKADEMIK 2013-2014

BLOK 3.6.11

NAMA : KLP

NIM :

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Page 2: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

2

BUKU PANDUAN SKILLS LAB

BLOK 3.6.11

PROSTODONSIA I

SEMESTER VI

TAHUN AKADEMIK 2013-2014

Penyusun :

Tim SL Prostodonsia Blok 3.6.11

Editing :

Sekretariat Blok Semester Genap

Desain & Layout :

Tim Sekretariat Blok Semester Genap

Cetakan : Februari, 2014

PSPDG FK UB

Page 3: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

3

BAB 1

TATA TERTIB SKILLS LAB

1.1. PELAKSANAAN

1. Setiap mahasiswa diwajibkan mengikuti kegiatan praktikum/skill’s lab

blok 11 semester ganjil TA.2012/2013.

2. Mahasiswa wajib membaca Buku Panduan Praktikum/Skill’s Lab

sebelum melakukan praktikum/skill’s lab.

3. Mahasiswa wajib hadir di ruang praktikum/skill’s lab pada waktu

yang telah ditentukan, mengenakan jas praktikum/skill’s lab

berwarna putih dengan rapi dan name tag sesuai dengan ketentuan

yang berlaku, membawa Buku Panduan Skill’s Lab dan kelengkapan

peralatan praktikum/skill’s lab yang diperlukan.

4. Bagi mahasiswa perempuan, rambut harus terikat rapi dan apabila

berjilbab agar jilbab dimasukkan ke dalam jas praktikum/skill’s lab.

Bagi mahasiswa laki-laki, tidak diperkenankan memanjangkan

rambut melebihi bahu.

5. Mahasiswa yang datang terlambat lebih dari 15 menit tanpa alasan

yang dapat dipertanggungjawabkan, tidak diperkenankan mengikuti

kegiatan praktikum/skill’s lab.

6. Mahasiswa yang berhalangan melakukan kegiatan praktikum/skill’s

lab harus melapor pada Penanggung Jawab Mata Ajar yang

bersangkutan.

7. Selama kegiatan praktikum/skill’s lab berlangsung, mahasiswa

dilarang merokok, makan, mengaktifkan penyeranta dan telepon

genggam, mengganggu jalannya praktikum/skill’s lab atau bersenda

Page 4: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

4

gurau, dan meninggalkan ruang praktikum/skill’s lab tanpa seijin

instruktur praktikum/skill’s lab.

8. Peralatan praktikum/skill’s lab yang dipinjam menjadi tanggung

jawab mahasiswa.Sebelum dan sesudah kegiatan praktikum/skill’s

lab, periksa/teliti kelengkapan peralatan/sarana yang digunakan,

apabila kurang lengkap atau rusak wajib segera melapor pada

petugas laboran atau instruktur praktikum yang bertugas. Apabila

terjadi kerusakan pada peralatan praktikum/skill’s lab, maka menjadi

tanggung jawab mahasiswa yang bersangkutan.

9. Sebelum meminjam peralatan atau meminta bahan, mahasiswa wajib

menulis peralatan atau bahan yang dipinjam/diminta pada borang

peminjaman peralatan dan borang permintaan bahan, dan harus

ditandatangani oleh instruktur praktikum yang bertugas.

10.Selesai kegiatan praktikum/skill’s lab, semua peralatan dicuci bersih

dan dikembalikan ke tempat semula, sampah dibuang pada

tempatnya, hasil kerja praktikum/skill’s lab disimpan di dalam lemari

penyimpanan. Tempat kerja ditinggalkan harus dalam keadaan

bersih dan rapi.

11.Fakultas/Laboratorium tidak bertanggung jawab atas barang yang

tertinggal/hilang di dalam ruang praktikum/skill’s lab

12.Setiap phantom dipegang oleh 2 mahasiswa dari kelompok yang

berbeda yang bertanggung jawab terhadap phantom tersebut.

Kerusakan atau kehilangan pada phantom tersebut menjadi

tanggung jawab ke dua mahasiswa yang bersangkutan.

Page 5: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

5

13. Setiap mahasiswa tidak boleh bertukar kelompok kecuali dengan

alasan yang kuat dan seijin penanggung jawab skill labs serta

membuat surat pernyataan.

14. Presensi tidak boleh kurang dari 80% jumlah tatap muka skill labs

prostodonsia I. Bila presensi kurang dari 80% jumlah tatap muka

skill labs prostodonsia I, mahasiswa yang bersangkutan tidak

diperbolehkan mengikuti ujian skill labs prostodonsia I.

15. Setiap kecurangan dikenakan sanksi.

1.2. TES TEORI DAN UJIAN PRAKTIKUM/SKILL’S LAB

1. Setiap mahasiswa diwajibkan mengikuti semua tes teori dan ujian

praktikum/skill’s lab pada waktu yang telah ditentukan.

2. Mahasiswa yang berhalangan mengikuti ujian harus melapor paling

lambat 2 (dua) hari sesudah hari ujian kepada Penanggung Jawab

Mata Ajar yang bersangkutan dengan mengajukan alasan tertulis

yang dapat dipertanggungjawabkan dan akan mendapat kesempatan

untuk mengikuti ujian susulan pada waktu dan menurut cara yang

ditetapkan oleh Penanggung Jawab mata Ajar

Page 6: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

6

BAB 2

STANDAR KOMPETENSI SKILL’S LAB PROSTODONSIA I

KOMPETENSI UTAMA :

1. Pembuatan Gigi Tiruan Jembatan Sederhana (GTJ 3 unit)

2. Pembuatan Mahkota Jaket dan Provisoris/Mahkota sementara teknik Direk

3. Pembuatan restorasi paska perawatan saluran akar (restorasi pasak inti

tuang/dowel cast restoration)

4. Penanganan problema paska pemasangan GTJ, Provisoris dan Pasak Inti

Tuang

KOMPETENSI PENUNJANG :

1. Melakukan pencetakan anatomis RA/RB, preparasi gigi penyangga

(abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik

direk, pencetakan final RA/RB, pembuatan model kerja, pembuatan

catatan gigit, pemasangan model kerja dalam artikulator, pasang coba

gigi tiruan, pemasangan dan penyemenan

2. Melakukan Pembuatan Mahkota Jaket dan Provisoris/Mahkota sementara

teknik Direk

3. Melakukan pembuatan restorasi pasca perawatan saluran akar (dowel

restoration/pasak tuang)

4. Melakukan penyesuaian oklusi atau masalah-masalah yang timbul paska

pemasangan gigi tiruan jembatan

Page 7: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

7

BAB 3

PENATALAKSANAAN SKILL’S LAB

3.1. GIGI TIRUAN JEMBATAN (GTJ) 3 UNIT

TUJUAN :

Mahasiswa mampu memahami dan melakukan tahapan-tahapan

pembuatan gigi tiruan jembatan 3 unit (porcelain fused to metal/PFM)

untuk persiapan kerja klinik prostodonsia.

ALAT DAN BAHAN :

1. Alat diagnosa (2 kaca mulut, 1 pinset, 1sonde lurus, 1 sonde

bengkok)

2. Mata Bur Intan : Long thin tapered bur (kerucut kurus panjang),

Flat end tapered bur (kerucut ujung datar),Fissure bur, Tapered

bur, Chamfer/torpedo bur, Round end tapered bur (kerucut ujung

bulat)

3. Fine Finishing Bur

4. Mata Bur untuk pemolesan

5. Konektor bur jet

6. Bowl (mangkuk karet), Spatula cetak dan gips (plastik/logam)

7. Sendok cetak sebagian

8. Sendok cetak untuk rahang bergigi (S,M,L)

9. Pisau malam/wax

10. Pisau model/lecron

11. Pisau Gips

12. Lempeng Kaca tebal 5 mm (glass plate)

13. Artikulator

14. Penggaris, pensil , cutter, gunting kecil, pensil tinta

15. Syringe dan Chip Blower

16. Sarung tangan dan masker

17. Lap putih ukuran 50x50 cm untuk alas kerja

18. Mikromotor Low speed dan handpiece (straight dan contra angle)

Page 8: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

8

19. Spatula semen, semen stopper, ekskavator

20. Matrix band dan retainer

21. Dappen glass dan alkohol

22. Bunsen brander dan spiritus

23. Karet gelang dan batang korek api

24. Bahan cetak irreversibel hydrocolloid (alginat) dan elastomer

25. Dental stone (gips putih, gips biru, sandrock)

26. Bahan separasi (vaseline)

27. Wax (malam merah, malam perekat)

28. Kain kasa, petri dish berisi cotton pellet dan cotton roll

29. Model anatomi RA/RB dan head phantom

TEORI

Morfologi Gigi Premolar Pertama Mandibular

Lebar mesiodistal kamar pulpa sempit, ke arah bukolingual kamar

pulpanya lebar, dengan tanduk pulpa bukal yang menonjol yang

meluas di bawah cusp bukal yang berkembang dengan baik.

Cusp bukal yang menonjol dan cusp lingual yang lebih kecil

memberikan kepada mahkota gigi premolar pertama mandibular

kemiringan lingual sekitar 300 Pada potongan melintang, kamar

pulpa ovoid, dengan diameter besar ke arah bukolingual.

Morfologi Gigi Molar Pertama Mandibular

Atap kamar pulpa sering berbentuk persegi panjang. Dinding

mesial lurus, dinding distal bulat dan dinding bukal serta lingual

berkumpul untuk bertemu dengan dinding mesial dan distal serta

membentuk suatu dasar jajaran genjang. Atap kamar pulpa

mempunyai empat tanduk pulpa: mesiobukal, mesiolingual,

distobukal dan distolingual. Atap kamar pulpa terletak pada

sepertiga servikal mahkota tepat di atas serviks gigi, dan dasar

terletak pada sepertiga servikal akar.

Mata bur preparasi yang digunakan untuk preparasi GTJ:

Page 9: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

9

Gbr.1. Mata bur preparasi GTJ; A. Ki-Ka: Round end fissured diamond

bur; Flat end tapered diamond bur; Long thin needle edge diamond

bur. B. Ka-Ki a) Flat-end tapered diamond (occlusal and axial

reduction) end Ø = 0.8 mm; b) Long, round-end tapered diamond

(as for a. and also shoulder production) end Ø = 1.1 mm; c) Long

needle diamond (initial proximal reduction); d) Chamfer diamond

(chamfer production) end Ø = 1.0 mm atau torpedo diamond bur;

e) Chamfer tungsten carbide (chamfer and preparation

finishing); and f) Large flame or 'rugby ball' diamond (lingual concavity

production) (Blair et al, 2002)

TAHAPAN KERJA

PEMBUATAN INDEX

Tujuan pembuatan index adalah sebagai panduan operator saat

melakukan preparasi pada permukaan bukal/labial dan lingual/palatal gigi

abutment agar hasil preparasi tidak berlebihan ataupun kurang. Indeks

dibuat sebelum gigi abutment dipreparasi. Caranya sebagai berikut:

1. Siapkan sendok cetak sebagian dan bahan cetak elastomer putty

2. Manipulasi bahan cetak elastomer putty (perhatikan working dan

setting time!) menjadi adonan yang homogen kemudian aplikasikan

pada sendok cetak sebagian

3. Lakukan pencetakan pada daerah gigi abutment, tunggu hingga

bahan cetak mengeras kemudian lepaskan

A

B

B

Page 10: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

10

4. Lepaskan hasil cetakan dari sendok cetak sebagian dan belah menjadi

dua pada bagian dasar putty secara melintang dari arah mesial ke

distal atau sebaliknya, dengan menggunakan pisau bedah (scalpel)

atau alat bantu potong lain yang tajam (mis. cutter)

5. Pasang coba index pada gigi abutment yang akan dipreparasi dan lihat

apakah semua bagian gigi abutment tersebut telah tercetak dengan

baik. Index siap untuk digunakan.

PREPARASI GIGI PENYANGGA (ABUTMENT)

Preparasi gigi penyangga bertujuan untuk mempersiapkan abutment

yang digunakan sebagai retainer gigi tiruan jembatan 3 unit. Untuk kegiatan

skill’s lab ini, preparasi dilakukan pada gigi premolar pertama dan gigi molar

pertama rahang bawah.

1. OUTLINE UNTUK ALUR PANDUAN (GUIDING GROOVES)

a. Membuat outline pada gigi molar pertama

Menggambar outline pada fosa sentral, mesial dan distal bidang

oklusal kemudian hubungkan

sampai bagian central groove yang meluas ke distal dan mesial

marginal ridge.

Menggambar outline pada developmental groove bukal dan lingual

gigi, serta pada tiap

triangular ridge diawali dari puncak cusp (cusp tip) hingga ke dasar

cusp.

Menggambar outline untuk panduan bevel ± 1,5 mm dari buko-oklusal

(fungsional cusp).

Menggambar outline untuk panduan finishing line (chamfer) ± 1 – 2

mm di atas servikal

di sekeliling gigi.

Tunjukkan instruktur

b. Membuat outline pada gigi premolar pertama

Menggambar outline pada pit dan fissure kemudian diteruskan sampai

marginal ridge

Menggambar outline pada developmental groove bukal dan lingual gigi

Page 11: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

11

Menggambar outline untuk panduan bevel ± 1,5 mm dari buko-oklusal

(fungsional cusp).

Menggambar outline untuk panduan finishing line (chamfer) ± 1 – 2

mm di atas servikal

di sekeliling gigi.

Tunjukkan instruktur

2. PREPARASI BIDANG OKLUSAL

Bertujuan untuk menghasilkan suatu ruangan di antara gigi abutment

dengan gigi antagonisnya untuk ditempati oleh lapisan logam atau porcelain

ataupun kombinasi keduanya.

a. Membuat alur panduan untuk pengurangan bidang oklusal

(guiding grooves for

occlusal reduction) (gambar 2).

Gbr.2. Alur panduan bidang oklusal (Rosenstiel et al, 2002)

Tujuan pembuatan alur panduan (guiding grooves) bidang oklusal ini yaitu

memberikan panduan saat preparasi agar bentuk preparasi pada bidang

oklusal sesuai dengan anatomi gigi dan juga meminimalkan jaringan keras

gigi yang hilang dalam upaya mendapatkan ruang yang cukup untuk

ketebalan logam.

Tahapan pembuatan alur panduan (guiding grooves) bidang oklusal :

Buatlah alur dengan kedalaman 1-1,5 mm dengan menggunakan round-

end tapered diamond bur pada fosa sentral, mesial dan distal bidang

oklusal dan hubungkan sehingga membentuk saluran (channel) di

Page 12: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

12

sepanjang alur bagian tengah oklusal (central groove) yang meluas ke

distal dan mesial marginal ridge.Tunjukkan instruktur.

Buatlah alur dengan kedalaman 1-1,5 mm dengan menggunakan round-

end tapered diamond bur pada developmental groove bukal dan lingual

gigi, serta pada tiap triangular ridge diawali dari puncak cusp (cusp tip)

hingga ke dasar cusp.Tunjukkan instruktur

Pada area yang permukaan oklusalnya kontak dengan permukaan

oklusal gigi antagonis, buatlah alur dengan kedalaman 1,5 mm,

menggunakan round-end tapered diamond bur dengan memposisikan

mata bur pada angulasi 45° terhadap sumbu gigi sehingga terbentuk

bevel pada functional cusp (gambar 3). Tunjukkan instruktur

Gbr.3. A.angulasi mata bur saat preparasi functional cusp bevel

(Rosenstiel et al, 2002);

B. hasil preparasi (Shillingburg et al, 1997)

Tujuan pembuatan bevel pada functional cusp adalah menyediakan ruang

untuk logam sehingga didapatkan ketebalan logam yang cukup pada

daerah yang berkontak oklusi (oklusi sentrik) dengan gigi antagonis.

Apabila bevel tersebut tidak dibuat, maka ketebalan logam kurang

sehingga terjadi overkontur restorasi.

A

B

Page 13: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

13

b. Melakukan pengurangan pada bidang oklusal (occlusal

reduction)

Setelah alur panduan (guiding groove) dibuat, struktur gigi yang tersisa

di antara alur panduan tersebut dikurangi menggunakan round-end

tapered diamond bur.

Lakukan pengurangan bidang oklusal secara bertahap. Bidang oklusal

pada sisi

mesial dikurangi terlebih dahulu, sisi distalnya sebagai panduan ataupun

sebaliknya. Apabila sisi mesial bidang oklusal telah selesai dikurangi,

maka pengurangan sisi distal bidang oklusal dapat dilakukan begitupun

sebaliknya. (Gambar 4). Tunjukkan instruktur.

Gbr.4. A. Pengurangan bidang oklusal secara bertahap; B. hasil

pengurangan bidang oklusal menggunakan round-end tapered

diamond bur; C. Pengurangan bidang oklusal yg tidak adekuat akan

mempengaruhi ketebalan restorasi tuang nya

(Rosenstiel et al, 2002; Shillingburg et al, 1997)

Lakukan cek oklusi sentrik dengan menggunakan kertas artikulasi

(articulating paper). Apabila masih terdapat area yang terkena spot

(dark spot area), maka dilakukan pengurangan kembali pada area

tersebut hingga spot tidak tampak saat cek oklusi sentrik.

Periksa hasil preparasi, tidak boleh ada permukaan yang bersudut tajam

maupun permukaan yang tidak rata.Tunjukkan instruktur

.

A B C

Page 14: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

14

3. PERSIAPAN SEBELUM PREPARASI BIDANG AKSIAL GIGI

PENYANGGA (ABUTMENT)

Pada gigi-gigi yang bersebelahan dengan gigi abutment, dipasang

matrix band dan retainer untuk melindungi permukaan enamel gigi yang tidak

dijadikan abutment agar tidak terkikis bila tanpa sengaja mata bur berkontak

dengan gigi-gigi tersebut.

4. PREPARASI BIDANG AKSIAL

a. Membuat alur panduan untuk pengurangan bidang aksial

(guiding grooves for axial reduction)

Buatlah 3 buah alur panduan pada bidang bukal dan lingual gigi yang

sejajar dengan sumbu gigi, menggunakan round-end tapered diamond

bur (gambar 5). Tunjukkan instruktur.

Gbr 5. A.alur panduan bidang aksial; B.preparasi alur panduan bidang aksial

(Rosenstiel et al, 2002)

Kedalaman alur panduan pada daerah servikal tidak boleh melebihi ½

dari ketebalan mata bur. Bila dilihat dari oklusal, alur panduan bagian

oklusal tampak lebih dalam dibandingkan bagian servikal (gambar 6).

Tunjukkan instruktur.

A B

Page 15: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

15

Gbr.6. tampak oklusoservikal, terlihat alur panduan bidang aksial bagian

oklusal lebih dalam dibandingkan bagian servikal; (Rosenstiel et al, 2002)

b. Melakukan pengurangan pada bidang aksial (axial reduction)

dan pembuatan

chamfer (bahu liku)

Setelah alur panduan (guiding grooves) dibuat, struktur gigi yang

tersisa di antara alur panduan tersebut dikurangi menggunakan round-

end tapered diamond bur.

Lakukan pengurangan bidang aksial secara bertahap. Bidang aksial

pada sisi mesial dikurangi terlebih dahulu, sisi distalnya sebagai

panduan ataupun sebaliknya. Apabila sisi mesial bidang aksial telah

selesai dikurangi, maka pengurangan sisi distal bidang aksial dapat

dilakukan begitupun sebaliknya (gambar 7).

Buatlah chamfer bersamaan dengan pengurangan bidang aksial,

mengelilingi seluruh permukaan bidang aksial (sisi bukal-lingual dan

mesial-distal). Chamfer dibuat dengan lebar ± 0,5-1 mm agar ketebalan

logam pada area tersebut cukup. Preparasi chamfer menggunakan

round-end fissured diamond bur atau round-end tapered diamond bur

(gambar 7).Tunjukkan instruktur

Page 16: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

16

Gbr. 7. A. pengurangan bidang aksial; B. preparasi bidang aksial; C. tampak

oklusal, sisi distobukal telah dilakukan pengurangan; D. preparasi sisi

mesiobukal; E. tampak oklusal, sisi mesiobukal telah dilakukan pengurangan;

F. hasil pengurangan bidang aksial sisi bukal-lingual menggunakan torpedo

diamond bur (Rosenstiel et al, 2002; Shillingburg et al, 1997)

Perhatikan sisi proksimal gigi. Pengurangan bidang proksimal harus

dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengenai gigi sebelahnya, untuk

mencegah hal tersebut maka pada gigi yang bersebelahan dengan gigi

yang dipreparasi tersebut dipasang matrix band dan retainer.

Lakukan preparasi menggunakan long-tapered needle edge diamond

bur atau long-thin diamond bur. Preparasi dilakukan dari arah bukal ke

lingual, hingga tersisa sedikit struktur gigi yang kemudian dikurangi

dengan menggunakan long-thin diamond bur (gambar 8). Tunjukkan

instruktur.

Catatan : Apabila gigi sebelahnya terkena preparasi, poles gigi tersebut

dengan white stone/arkansas stone dan aplikasikan topikal fluoride

A B

D E

F

C

F

Page 17: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

17

varnish untuk mencegah demineralisasi enamel gigi dan meningkatkan

resistensinya.

Gbr.8. A.preparasi sisi proksimal gigi; B.hasil pengurangan bidang aksial sisi

proksimal menggunakan short needle dan torpedo diamond bur (untuk

chamfer); C. Pengurangan bidang aksial yg tidak adekuat akan

mengakibatkan tipisnya dinding restorasi (A) atau overkontur (B)

(Shillingburg et al, 1997; Rosenstiel et al,2002)

5. PEMERIKSAAN HASIL PREPARASI

Bertujuan untuk mengevaluasi tahapan preparasi gigi penyangga yaitu

melihat kesejajaran hasil preparasi gigi, adanya lip enamel, over contour

(over tapering) atau under contour dan adanya undercut.

Dilakukan dengan cara visual yaitu melihat dengan satu mata dengan

jarak pandang kurang lebih 30 cm (gambar 9) (Shillingburg et al,

1997) atau dengan bantuan sonde lurus

Gbr.9. Pemeriksaan hasil preparasi

A. Pada model; B. Dalam rongga mulut dengan bantuan kaca mulut

(Shillingburg et al, 1997)

A B

C

A B

C

Page 18: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

18

6. PENGHALUSAN (FINISHING)

Gunakan torpedo fine-finishing bur atau torpedo white stone untuk

menghaluskan permukaan gigi yang telah dipreparasi dan margin

chamfer (gambar 10).

Cek permukaan gigi yang telah dipreparasi dan margin chamfer

menggunakan sonde,permukaan tersebut harus terasa sehalus

permukaan kaca.Tunjukkan instruktur.

Gbr. 10. A. hasil akhir preparasi pada gigi molar; B.hasil akhir preparasi pada

gigi molar & premolar (Rosenstiel et al, 2002; Shillingburg et al, 1997)

Gbr.11 preparasi abutment dan fungsinya (Shillingburg et al, 1997)

A B

Page 19: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

19

7. MENCETAK FUNGSIONAL/FINAL

Tujuan pencetakan ini adalah untuk mendapatkan reproduksi negatif dari

gigi yang telah dipreparasi berikut jaringan pendukungnya dalam rongga

mulut, kemudian mengisinya dengan dental stone sehingga didapatkan

reproduksi positif sebagai model kerja. Model kerja berguna sebagai

panduan pembuatan gigi tiruan cekat pada proses laboratoris dan

penyesuaian oklusi.

Bersihkan gigi yang telah dipreparasi dengan air dalam syringe (water

spray), dan keringkan dengan udara (air spray)

Pasang benang retraksi (retraction cord) dengan bantuan pinset dan

plastic filling, pada sulkus interproksimal mengelilingi margin chamfer

(pada phantom, hanya untuk melatih penempatan). Sebelumnya

benang retraksi dicelupkan pada larutan aluminium klorida 25% atau

epinephrine agar melunak sehingga tidak melukai gingiva. Pertama-

tama bentuklah benang retraksi menyerupai huruf “ U’ dan lingkarkan

mengelilingi gigi yang telah dipreparasi. Tahan benang dengan ibu jari

dan jari telunjuk sambil sedikit menekan benang ke arah apikal

(subgingiva) (gambar 12 A). Kemudian perlahan-lahan selipkan benang

di antara gigi dan gingiva bagian mesial interproksimal dengan bantuan

pinset dan plastic filling, setelah terpasang dengan baik, lanjutkan

memasang pada sisi distal interproksimal (gambar 12 B). Lanjutkan

pemasangan pada permukaan lingual yang diawali dari sudut

mesiolingual menuju sudut distolingual. Catatan : ujung/tip alat

diposisikan menghadap benang retraksi yang telah dipasang untuk

mencegah terlepasnya benang retraksi (gambar 12 C). Benang retraksi

berfungsi untuk mengekspos sementara akhiran preparasi

(chamfer/shoulder) selama proses pencetakan final agar didapat

kerapatan tepi (marginal fit) yang baik antara restorasi tetap dengan

abutment untuk mencegah terjadinya iritasi gingiva dan karies

sekunder.

Page 20: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

20

Gbr. 12. Pemasangan benang retraksi. A. Bentuk loop U B.

pemasangan pada sisi interproksimal C. Pemasangan pada sisi lingual

(Shillingburg et al, 1997)

Plastic filling diposisikan membentuk angulasi 45° terhadap akar gigi

(tidak sejajar sumbu gigi) untuk membantu penempatan benang

retraksi pada subgingiva (gambar 13 A). Benang retraksi dipotong pada

sisi distal interproksimal (gambar 13 B) dan sisanya dilanjutkan hingga

menutupi sisi mesial interproksimal (gambar 13 C).

Gbr.13. Pemasangan benang retraksi. A. Posisi alat menyudut. B.

pemotongan benang retraksi C. Benang retraksi Overlapping sisi mesial

(Shillingburg et al, 1997)

A B

C

A B

C

C

Page 21: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

21

Lakukan pencetakan hasil preparasi menggunakan sendok cetak untuk

rahang bergigi dan bahan cetak elastomer (putty dan monophase)

dengan teknik single phase. Setelah cetakan mengeras, lepaskan dari

model gigi. Pastikan cetakan keras, tidak kenyal dan tidak dapat dirobek

sebelum dilepas dari model gigi (gambar 13). Catatan : Apabila

dilakukan pencetakan dalam rongga mulut penderita, cucilah hasil

cetakan dibawah air yang mengalir atau dalam larutan desinfeksi lalu

keringkan dengan udara.

Gbr 14. Contoh hasil cetakan final RB

Cetak gigi antagonisnya dengan menggunakan sendok cetak untuk

rahang bergigi dan bahan cetak alginate.Tunjukkan hasil cetakan pada

instruktur

8. PENGISIAN HASIL CETAKAN

Isi hasil cetakan dengan gips tipe 4 sehingga didapatkan model kerja

Tunjukkan model kerja pada instruktur

Membuat basis pada model kerja RA dan RB

9. PEMBUATAN CATATAN GIGIT

Ambil selembar malam merah dibagi menjadi 2 (dua), kemudian

letakkan selembar kain kasa diantara malam merah tersebut.

Lunakkan di atas bunsen brander kemudian letakkan pada regio gigi

yang dipreparasi dan oklusikan model phantom hingga didapat oklusi

sentrik. Lakukan tahapan yang sama pada regio yang berlawanan.

Tunjukkan pada instruktur.

Page 22: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

22

Gambarlah garis median dan garis kaninus pada model kerja RA dan RB

untuk memandu oklusi model kerja dan pemasangan dalam artikulator.

Tunjukkan pada instruktur.

10. PEMASANGAN MODEL KERJA DALAM ARTIKULATOR

Periksa kelengkapan artikulator yaitu sendi artikulator, pin vertical

(incisor guide pin), pin horizontal (incisor indicator), pasak pengunci

artikulator dengan gips (model locking pin RA dan RB), model plate,

(gambar 14).

Apabila tidak menggunakan magnet artikulator dan occlusal plane table

artikulator pada tahap ini maka buatlah bentukan 3 (tiga) cekungan

pada dasar model kerja yang paling tebal dengan menggunakan

bantuan pisau gips dan pisau malam

Apabila menggunakan magnet artikulator dan meja oklusal artikulator,

posisikan model kerja pada occlusal plane table dan sesuaikan dengan

tonjolan pada permukaan split cast plate pada dasar model kerja RA

dan RB (untuk artikulator handy IIA Shofu). Tujuannya adalah untuk

membantu retensi model kerja dengan gips saat dipasang dalam

artikulator.

Model kerja difiksasi menggunakan batang korek api dan malam perekat

yang dilunakkan di atas nyala api bunsen brander.

Page 23: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

23

Gbr.15. Artikulator

Ulasi semua bagian artikulator (model locking pin, split cast plate)

yang akan berkontak dengan gips dan dasar model kerja

menggunakan bahan separasi (vaselin)

Pasanglah model plate RA dan RB pada split cast plate RA dan RB

pada artikulator

Siapkan adonan gips putih untuk memasang model dalam artikulator.

Letakkan adonan gips putih di bagian atas artikulator hingga menutupi

split cast plate dan model locking pin, tunggu hingga gips mengeras,

gunanya untuk memfiksasi split cast plate dan model locking pin

(Untuk artikulator handy IIA Shofu) (gambar 16 A)

Ulasi model plate dan split cast plate dengan vaselin. Letakkan adonan

gips putih pada model RA yang sudah diulasi vaselin (gambar 16 B)

Letakkan adonan gips putih pada model plate RA hingga menutupi

bagian-bagian undercut model plate (gambar 16 C)

Tentukan posisi model kerja pada artikulator dengan bantuan occlusal

plane table. Perhatikan garis median model harus sebidang garis

median pada artikulator dan bidang oklusi model sebidang dengan

horisontal articulator (gambar 15) sehingga membentuk segitiga

Bonwill.

Letakkan model kerja RA pada occlusal plane table

Periksa kesejajaran segitiga bonwill dengan bantuan occlusal plane

table.Tunjukkan instruktur.

Page 24: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

24

Gbr.16. Kesejajaran bidang oklusi model kerja dalam artikulator

Katupkan bagian atas artikulator sehingga menekan model kerja RA.

Rapikan kelebihan gips putih yang melekat pada artikulator lalu

tunggu sampai gips mengeras. Perhatikan pin vertikal harus

menempel pada incisor guide table dan pin horisontal harus tetap

pada titik kontak gigi insisif pertama RB (gambar 16 D).

Gbr.17. Pemasangan model kerja RA dalam artikulator, A. Penempatan gips

pada bagian atas artikulator; B. Penempatan gips pada model kerja RA; C.

Penempatan gips pada model plate RA;

D. Mengkatupkan artikulator pada model kerja RA (Manual Use Shofu Handy

IIA Articulator)

A B

C D

Page 25: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

25

Gbr. 18. Pemasangan model kerja RB dalam artikulator tanpa menggunakan

occlusal plane table (Manual Use Shofu Handy IIA Articulator)

Apabila gips untuk model kerja RA dalam artikulator telah mengeras,

baliklah artikulator sehingga bagian bawah artikulator menjadi bagian

atas (gambar 17). Lakukan tahapan pemasangan model dalam

artikulator RB (tahapan sama dengan pemasangan model kerja dalam

artikulator RA).

Cek garis median model kerja yang telah dipasang dalam artikulator

harus sebidang dengan garis median artikulator (gambar 15).

Tunjukkan pada instruktur dengan karet gelang yang membentuk

segitiga Bonwill tetap terpasang.

9. INSTRUKSI LAB

Lakukan pengisian borang pekerjaan laboratorium kedokteran gigi

untuk pekerjaan GTJ 3 unit sementara (bridge temporary) yang

kemudian ditandatangani oleh instruktur

Kirim model kerja ke laboratorium gigi dengan menyertakan lembar

instruksi lab

10.PASANG COBA

Lakukan pasang coba GTJ 3 unit sementara. Periksa kerapatan tepi

dan oklusi. Tunjukkan instruktur

Page 26: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

26

11. INSERSI DAN SEMENTASI

Lakukan pemasangan GTJ 3 unit dengan menggunakan temporary

cement (mis.GC Freegenol)

Rapikan sisa-sisa semen yang berlebih. Periksa kerapatan tepi dan

oklusi. Tunjukkan instruktur

3.2. MAHKOTA JAKET DAN PROVISORIS DIREK

TUJUAN :

Mahasiswa mampu memahami dan melakukan tahapan preparasi

abutment pada gigi anterior dan melakukan pembuatan restorasi

sementara dengan teknik direk

ALAT DAN BAHAN :

1. Alat diagnosa (2 kaca mulut, 1 pinset, 1sonde lurus, 1 sonde bengkok)

2. Mata Bur Intan : Long thin tapered bur (kerucut kurus panjang), Flat end

tapered bur (kerucut ujung datar),Fissure bur, Tapered bur,

Chamfer/torpedo bur, Round end tapered bur (kerucut ujung bulat),

3. Fine Finishing Bur

4. Konektor bur jet

5. Mata Bur untuk pemolesan

6. Bowl (mangkuk karet), Spatula cetak dan gips

7. Mangkuk keramik untuk resin akrilik dan syringe

8. Sendok cetak sebagian

9. Pisau malam/wax

10. Pisau model/lecron

11. Pisau Gips

12. Lempeng Kaca tebal 5 mm (glass plate)

13. Artikulator

14. Penggaris, pensil , cutter, gunting kecil, pensil tinta

15. Chip Blower

16. Sarung tangan dan masker

17. Lap putih ukuran 50x50 cm untuk alas kerja

18. Mikromotor Low speed dan handpiece (straight dan contra angle)

Page 27: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

27

19. Spatula semen, semen stopper, ekskavator, plastis filling

20. Dappen glass dan alkohol

21. Bunsen brander dan spiritus

22. Bahan cetak irreversibel hydrocolloid (alginat) dan elastomer

23. Dental stone (gips putih dan gips biru)

24. Semen mahkota sementara

25. Resin akrilik self-cured

26. Kain kasa, cotton pellet dan cotton roll

27. Model anatomi RA/RB dan head phantom\

TEORI

Restorasi sementara dibuat untuk melindungi struktur gigi selama

dilakukan perawatan gigi tiruan cekat sehingga estetik, fungsi mastikasi

dan fonetik pasien tetap terjaga. Restorasi sementara yang baik harus

memenuhi kriteria dan berfungsi sebagai berikut (Shillingburg et al,

1997):

a. Melindungi pulpa (pulpal protection)

b. Mempertahankan stabilitas posisi gigi abutment, gigi sebelahnya dan

gigi antagonisnya (positional stability)

c. Mempertahankan kontak oklusal dan interproksimal gigi untuk

menjaga oklusi pasien (occlusal function)

d. Mudah dibersihkan

e. Margin restorasi sementara tidak menekan gingiva

f. Kuat dan retentif

g. Memperbaiki estetik pasien terutama bila preparasi pada gigi anterior

dan premolar

Teknik pembuatan restorasi sementara diklasifikasikan menjadi :

a. Teknik direk yaitu teknik membuat restorasi sementara langsung

pada gigi yang dipreparasi dalam rongga mulut dan dilakukan segera

setelah preparasi selesai.

b. Teknik Indirek yaitu teknik membuat restorasi sementara di luar

rongga mulut dengan panduan model kerja

Page 28: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

28

TAHAPAN KERJA

Pada kegiatan skill’s lab ini, mahkota sementara dibuat pada gigi insisif

pertama RA.

MENCETAK ANATOMIS

Siapkan bahan cetak elastomer (putty) dan lakukan manipulasi bahan

tersebut (perhatikan working dan setting timenya).

Putty elastomer diletakkan pada sendok cetak sebagian, kemudian

dicetakkan pada model RA yang belum dilakukan preparasi abutment.

Setelah mengeras (perhatikan setting time), tuunjukkan pada instruktur

hasil cetakan tersebut dan jangan dilepas dari sendok cetak.

PREPARASI GIGI PENYANGGA (ABUTMENT)

1. OUTLINE ALUR PANDUAN (GUIDING GROOVES)

Menggambar outline di tengah daerah facial, mesiolabial, dan

distolabial.

Menggambar outline di insisal edge sesuai dengan outline pada daerah

facial, mesiolabial dan distolabial

Menggambar outline akhiran preparasi (shoulder) pada daerah facial ±

1 – 2 mm di atas servikal

Menggambar outline di tengah daerah palatal, mesiopalatal, dan

distopalatal

Menggambar outline akhiran preparasi (chamfer) pada daerah palatal

± 1 – 2 mm di atas servikal. Tunjukkan pada instruktur.

2. PREPARASI BIDANG INSISAL/FASIAL

a. Membuat 3 alur panduan (groove) dengan menggunakan flat end

tapered diamond bur sedalam kurang lebih 1,3 mm, 1 groove terletak

di tengah daerah facial, sedang 2 groove yang lainya terletak di

bagian mesiolabial dan distolabial, groove dibuat sejajar sumbu gigi

(gambar. 18 A dan gambar 19 A-E), akan terbentuk bidang yaitu

bidang servikal yg sejajar sumbu gigi dan bidang insisal sesuai dengan

kontur normal dari daerah labial (gambar 18 B dan 19. D-E).

Tunjukkan pada instruktur

Page 29: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

29

b. Membuat 3 groove dengan kedalaman 1,8mm di daerah insisal edge,

kemudian preparasi atau potong insisal edge sedalam groove yang

dibuat dengan menggunakan flat end tapered diamond bur (gambar

19. F-G).Tunjukkan pada instruktur

Gbr. 18. Preparasi Bidang Fasial/Labial Gigi

c. Lakukan pengurangan bidang labial secara bertahap. Bidang labial

pada sisi mesial dikurangi terlebih dahulu, sisi distalnya sebagai

panduan ataupun sebaliknya. Apabila sisi mesial bidang labial telah

selesai dikurangi, maka pengurangan sisi distal bidang labial dapat

dilakukan begitupun sebaliknya (gambar 18 C dan gambar 19 F-K).

Tunjukkan pada instruktur.

d. Buatlah shoulder (bahu siku) bersamaan dengan pengurangan bidang

labial, dari sisi mesial-distal. Shoulder dibuat dengan lebar ± 0,5-1 mm

agar ketebalan logam pada area tersebut cukup. Preparasi shoulder

menggunakan flat end tapered diamond bur atau torpedo diamond

bur.Tunjukkan pada instruktur

A B C

Page 30: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

30

Gbr.19. Preparasi bagian fasial abutment RA. A. Gigi inisisif RA yang akan

direstorasi. B & C, posisi mata bur sejajar dengan 1/3 bagian servikal gigi dan

2/3 bagian insisal gigi untuk memandu banyaknya pengurangan di bidang

fasial gigi. D & E, Guiding grooves dibuat pada kedua bidang labial gigi.

Groove bagian servikal dibuat sejajar dengan arah pasang/lepas (umumnya

simetris dengan sumbu gigi). Kedalaman groove insisal sejajar dengan kontur

fasial gigi. F & G, Preparasi Incisal guiding grooves. H, Pengurangan incisal

edge. I, J, K, Pengurangan bagian fasial pada kedua bidang.L, Preparasi

kontak proksimal, M & N, Pengurangan bagian proksimal.O, Pembuatan 0.5-

mm lingual chamfer (Rosenstiel et al, 2002)

Page 31: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

31

3. PREPARASI BIDANG PROKSIMAL

a. Lakukan pengurangan bidang proksimal (mesial dan distal) dengan

menggunakan long thin diamond bur, perhatikan sudut kemiringannya

kurang lebih 6° sampai bebas dengan gigi tetangganya (gambar 19.

L,M,N). Tunjukkan pada instruktur

4. PREPARASI BIDANG PALATAL/LINGUAL

a. Buat grove pada bidang palatal/lingual bagian insisial dan servikal

(seperti pembuatan groove pada bidang fasial/labial), dengan

kedalaman preparasi kurang lebih 1,3 mm dengan mengunakan flat

end diamond bur

b. Preparasi bidang palatal/lingual dengan menggunakan football-shaped

atau wheel diamond bur. Lakukan preparasi lingual chamfer dengan

menggunakan round-end tapered diamond bur, peralihan yang halus

pada daerah interproximal dari shoulder (bahu siku) ke chamfer (bahu

liku) merupakan hal yang harus diperhatikan (gambar 19. O dan P dan

gambar 20 P-T)

Gbr.20.Preparasi bagian palatal abutment RA P, Pengurangan bagian

palatal gigi anterior menggunakan football-shaped diamond atau dapat

juga menggunakan wheel-shaped diamond bur. Q, R, S, Penghalusan

hasil preparasi menggunakan fine-finishing bur.T, hasil akhir preparasi

(Rosenstiel et al, 2002)

Page 32: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

32

5. PENGHALUSAN (FINISHING)

Gunakan torpedo fine-finishing diamond bur atau torpedo white stone

untuk menghaluskan permukaan gigi yang telah dipreparasi dan

margin chamfer.

Gunakan flat end finishing bur untuk menghaluskan permukaan gigi

yang telah dipreparasi dan margin shoulder

Cek kehalusan permukaan gigi yang telah dipreparasi beserta margin

chamfer dan shoulder dengan menggunakan sonde, permukaan

tersebut harus terasa sehalus permukaan kaca.Tunjukkan instruktur

6. PEMBUATAN MAHKOTA SEMENTARA (Direct Provisory)

a. Setelah gigi selesai dipreparasi, ulasi dengan bahan separasi (vaselin

atau CMS), kemudian hasil cetakan putty diisi dengan resin akrilik self-

cured warna putih (tempron atau stellon), posisikan kembali ke dalam

model anatomi seperti posisi semula dan menutupi gigi yang telah

dipreparasi. Perhatikan working time dan setting time.

b. Setelah resin akrilik mengeras (perhatikan setting time), sendok cetak

dilepas, mahkota akrilik dikeluarkan dari abutment. Kelebihan akrilik

dihilangkan dari tepi-tepi mahkotanya dengan menggunakan fissure

diamond bur dan lakukan penyesuaian oklusi. Tunjukkan instruktur.

c. Poles mahkota sementara akrilik menggunakan flame atau torpedo

white stone (gambar 21)hingga permukaannya halus.

Gbr.21 Macam-macam bentuk stone

abrasif. CN. Cone; FL. Flame; CY.

Cylinder; BA. Barrel; WH. Wheel; IC.

Inverted Cone; KN. Knife Edge; RD.

Round; RE. Round Edge

(Shillingburg et al, 1997)

Page 33: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

33

d. Lakukan penyemenan mahkota akrilik pada gigi yang telah dipreparasi

dengan menggunakan semen sementara (temporary crown cement

atau fletcher). Tunjukkan instruktur

3.3. RESTORASI PASAK INTI TUANG

TUJUAN : Mahasiswa mampu memahami dan melakukan tahapan pembuatan

restorasi pasak inti tuang.

ALAT DAN BAHAN :

1. Alat diagnosa (kaca mulut, sonde lurus dan bengkok, pinset)

2. Ekskavator

3. Spatula semen

4. Plastis filling

5. Mikromotor Low speed dan handpiece (straight dan contra angle)

6. Macam-macam mata bur preparasi dan poles

7. Gates glidden drill

8. Peeso reamer

9. Chip blower

10. Alat irigasi (syringe jarum suntik 2,5 ml) dan tutupnya sebanyak 2 buah

11. Glass lab

12. Dappen glass dan alkohol

13. Mangkuk karet dan spatula cetak (plastik/logam)

14. Petri dish berisi cotton pellet, cotton roll

15. Fluoride varnish

16. Dentin conditioner

17. Lap kerja, masker dan sarung tangan

18. Pisau model

19. Pisau malam

20. Pisau gips

21. Gunting kecil

22. Wax (malam merah, malam biru)

23. Bunsen Brander dan spiritus

24. Head Phantom dan model anatomi

25. Dental stone (gips putih, gips biru)

26. Paper Clip dari logam atau kawat diameter 0,5 mm

Page 34: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

34

TAHAPAN KERJA :

Pada kegiatan skill’s lab ini, restorasi pasak tuang dilakukan pada gigi insisif

pertama RA. Restorasi pasak tuang merupakan salah satu restorasi indirek

paska perawatan saluran akar, bertujuan sebagai retensi tambahan untuk

restorasi mahkota indirek.

1. DEKAPUTASI MAHKOTA GIGI

a. Lakukan pemotongan sisa jaringan keras gigi (dekaputasi)

(gambar20). Buatlah dua lubang menggunakan round diamond bur

pada permukaan bidang labial setinggi interdental papil kemudian

lubang tersebut ditembus ke arah palatal menggunakan fissure

diamond bur sambil digerakkan ke arah mesial dan distal mengikuti

garis servikal mahkota atau sepanjang cemento enamel junction (CEJ)

hingga seluruh mahkota terdekaputasi.

Gbr.22. Dekaputasi mahkota

b. Selanjutnya dilakukan pembentukan atap akar (bentukan bidang labial

dan palatal) menggunakan fissure diamond bur tadi dengan sudut

kemiringan arah labio palatal > 90º (membentuk sudut tumpul).

Keliling servikal dibentuk tepat setinggi gingival. Tunjukkan instruktur.

c. Pada permukaan labial, kedalaman preparasi mencapai 1-2 mm ke

dalam sulkus gingiva, sedangkan bagian lingual preparasi harus tepat

pada tepi gingiva. Puncak atap preparasinya dibuat tumpul atau landai

dan tepi-tepi nya dihaluskan dengan flat-end tapered bur.

Page 35: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

35

2. PENGURANGAN GUTTAP POINT

a. Oleh karena pengisian saluran akar secara single cone (penuh setinggi

orifice) maka perlu dilakukan pemotongan guttap point.

b. Lakukan pengukuran panjang kerja pasak tuang (Rumus : panjang

kerja pasak tuang = panjang mahkota klinis atau 2/3 dari

panjang akar) dan catat hasilnya (gambar 23)

Gbr. 23 Perbandingan akar dan mahkota.

DL (Dowel); CL (Crown Length); AF (Apical Fill). (Shillingburg et

al, 1997)

c. Guttap point dikurangi dengan menggunakan gates glidden drill yang

telah diberi stopper sesuai panjang pasak yang telah ditentukan,

kemudian lakukan pengurangan secara berurutan dari ukuran gates

glidden drill yang terkecil dengan menggunakan tekanan yang ringan.

Sisa guttap point dalam saluran akar minimal 4 mm.

d. Lakukan irigasi saluran akar dengan larutan NaOCl dan aquadest

untuk

membersihkan dari kotoran dan sisa-sisa guttap percha. Tunjukkan

instruktur.

3. PELEBARAN SALURAN AKAR

a. Oleh karena diameter pasak tuang berukuran besar maka perlu

dilakukan penyesuaian ukuran (lebar) saluran akar untuk

memudahkan arah pasang pasak tuang dalam saluran akar. Selain itu

faktor yang berpengaruh terhadap arah pasang pasak tuang adalah

Page 36: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

36

kehalusan permukaan saluran akar dan bentuk akar gigi.

b. Pelebaran saluran akar untuk pasak tuang dilakukan dengan

menggunakan peeso reamer yang telah diberi stopper secara

berurutan mulai dari yang terkecil sesuai dengan ukuran pasak,

hingga mencapai panjang kerja pasak tuang dan disesuaikan dengan

morfologi akar tersebut. Peeso reamer juga berfungsi untuk

menghaluskan permukaan saluran akar (gambar 24).

Gbr.24. Pelebaran saluran akar menggunakan peeso reamer

c. Diameter dowel (pasak) sebaiknya tidak melebihi 1/3 diameter akar

pada cemento enamel juction (CEJ) (gambar 25 A) dan pada bagian

tengah akar (mid root) sedikitnya berdiameter 2 mm lebih kecil dari

diameter mahkota (gambar 25 B) (Shillingburg et al, 2002).

Gbr. 25. Diameter Dowel dalam saluran akar A. 1/3 diameter akar

pada CEJ; B. di daerah mid root, 2 mm lebih kecil dari diameter

mahkota (Shillingburg et al, 2002)

Page 37: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

37

d. Lakukan irigasi saluran akar dengan larutan NaOCl dan aquadest

untuk membersihkan dari kotoran. Tunjukkan instruktur.

4. PREPARASI SEAT UNTUK PASAK TUANG

a. Buat preparasi seat untuk dudukan inti pasak tuang dengan diameter

preparasi seat + 1/3 diameter akar gigi. Bentukan seat untuk gigi

insisif adalah triangular dengan puncak triangular ke arah lingual,

sedangkan pada gigi kaninus berbentuk oval ke arah labio-lingual.

Bentuk preparasi seat yang bulat akan menyebabkan retensi menjadi

kurang baik. Irigasi dengan larutan NaOCl dan aquadest untuk

membersihkan dari kotoran. Tunjukkan instruktur.

Gbr. 26. Preparasi seat inti pasak tuang

b. Buat preparasi kontra bevel mengelilingi tepi bagian luar preparasi

seat dengan menggunakan flame diamond bur (gambar 27).

Tunjukkan instruktur.

Gbr. 27. Preparasi kontra bevel

Page 38: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

38

c. Periksa ulang bentukan seat pasak dengan menggunakan paper clip

yang diluruskan dan malam biru. Malam biru dilelehkan di nyala api

bunsen brander kemudian dilekatkan pada paper clip. Setelah itu,

segera masukkan paper clip ke dalam saluran akar hingga mengeras

kemudian keluarkan dari dalam saluran akar dengan hati-hati. Lihat

bentukan saluran akar dan seat pasak, tunjukkan instruktur.

5. PEMBUATAN CATATAN GIGIT

a. Ambil selembar malam merah dibagi menjadi 2 (dua), kemudian

letakkan selembar kain kasa diantara malam merah tersebut.

Lunakkan di atas bunsen brander kemudian letakkan pada regio gigi

yang dipreparasi dan oklusikan model phantom hingga didapat oklusi

sentrik. Tunjukkan pada instruktur

6. PEMBUATAN MODEL MALAM PASAK TUANG

a. Pilihlah paper clip yang berujung runcing dan kasari permukaan

dengan menggunakan fissure diamond bur dengan tujuan untuk

menambah retensi. Cobakan paper clip dengan memasukkannya

dalam saluran akar, paper clip harus terasa longgar bila dimasukkan

pada saluran akar yang telah dipreparasi. Paper clip berfungsi sebagai

penahan malam biru dalam saluran akar. Lunakkan malam biru dan

bentuklah menyerupai kerucut, dilekatkan pada paper clip, lalu tekan

ke dalam ruang preparasi yang sudah dibasahi dengan air, hingga

padat. Tekan ujung malam dengan jari pada batas tepi insisal

membentuk atap.

b. Keluarkan paper clip dan malam yang telah melekat. Periksa

kerapatan permukaannya, tambahkan sedikit malam apabila ada

kekurangan dan masukkan kembali supaya terbentuk sesuai dengan

dinding¬dinding preparasi.Hasilnya tunjukkan instruktur.

c. Inti berjarak kira-kira 1mm dari atap, bentuk inti atau retensi adalah

persegi panjang dengan arah mesiodistal. Tunjukan instruktur

Page 39: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

39

7. MENCETAK FUNGSIONAL

a. Lakukan pencetakan model kerja hasil preparasi seat dengan

menggunakan bahan cetak elastomer (putty dan monophase).

b. Isi hasil cetakan dengan menggunakan gips keras tipe 4 (sandrock)

8. INSTRUKSI LAB

a. Lakukan pengisian lembar instruksi lab yang kemudian ditandatangani

oleh instruktur

b. Kirim model kerja ke laboratorium gigi beserta lembar instruksi lab

9. PASANG COBA

a. Lakukan pasang coba pasak tuang. Periksa ukuran, bentuk dan

kerapatan tepi pasak tuang dan oklusi gigi (gambar 28). Tunjukkan

instruktur.

b. Apabila terjadi kontak prematur, lakukan penyesuaian oklusi gigi

geligi.

c. Lakukan foto radiografik trial pasak. Untuk melihat kondisi pasak

tuang dalam saluran akar. Tunjukkan instruktur.

Gbr.28. Pasang Coba pasak tuang dalam rongga mulut

10. INSERSI DAN SEMENTASI

a. Bersihkan dan keringkan area preparasi dengan menggunakan syringe

berisi air dan chip blower.

b. Lakukan pemasangan dan penyemenan pasak tuang ke dalam saluran

akar menggunakan luting cement (GC Fuji I). Rapikan sisa-sisa semen

yang melekat pada gigi dan jaringan sekitarnya dalam rongga mulut.

Tunjukkan instruktur.

Page 40: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

40

BAB 5

PEDOMAN PENILAIAN SKILL’S LAB

Penyelenggaraan Pendidikan Dokter Gigi FKUB menerapkan kurikulum

berbasis kompetensi dengan berlandaskan pada keputusan KKI No.

23/KKI/XI/2006 mengenai Standar Kompetensi Dokter Gigi. Kompetensi yang

ditetapkan oleh KKI berisikan kompetensi utama dan penunjang yang minimal

harus dicapai oleh setiap lulusan institusi pendidikan dokter gigi di Indonesia

agar dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan kualitas yang

hampir sama. Aspek-aspek yang harus dipenuhi untuk mencapai kompetensi

meliputi aspek kognitif (kemampuan berpikir dalam memahami teori/ilmu

pengetahuan), afektif (sikap dan perilaku / profesionalisme selama proses

pembelajaran) dan psikomotor (ketrampilan dan kemampuan mengaplikasikan

teori/ilmu pengetahuan yang dimiliki). Penilaian skill’s lab Prostodonsia I (Gigi

Tiruan Cekat) mengacu pada ketetapan yang tersebut di atas:

A. PROSES PEMBELAJARAN : BOBOT PROSENTASE 70 %

ASPEK

KOMPETENSI PENILAIAN

RINCIAN BOBOT

PROSENTASE

KOGNITIF Pre-Test** (Tertulis); Pemahaman

Materi (Oral) 15 %

AFEKTIF

Motivasi; Kedisiplinan; Tanggung

jawab; Kebersihan dan Sopan Santun

kepada instruktur, laboran dan teman

sejawat

15 %

PSIKOMOTOR Ketrampilan tiap tahapan kerja skill’s

lab (hasil pekerjaan) 70 %

** tidak ada remidi

B. KISARAN ANGKA

0 : TIDAK MELAKUKAN

1 : CUKUP/KURANG

2 : BAIK

Page 41: SEMESTER VI - akademikpdgub.staff.ub.ac.idakademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/02/BPSL-BLOK-11-2014... · (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik direk,

41

C. UJIAN SKILL’S LAB : BOBOT PROSENTASE 30 %

Ujian dilaksanakan pada akhir kegiatan skill’s lab dan apabila

mahasiswa tidak memenuhi nilai minimal kelulusan maka diberikan

kesempatan untuk mengikuti ujian perbaikan/ remidi skill’s lab. Nilai yang

diperhitungkan adalah nilai yang terbaik.

NILAI AKHIR SKILL’S LAB : NILAI PROSES (70 %) + NILAI UJIAN (30 %)

D. KRITERIA KELULUSAN

Mahasiswa dinyatakan lulus dan mencapai kompetensi apabila nilai

akhir minimal kelulusan skill’s lab Prostodonsia I adalah nilai 75 (B+)