Post on 10-Feb-2016
description
Nefrolithiasis Dextra pada Laki-laki Berusia 50 Tahun
Ervina Fransiska10.2012.365D4
Identifikasi Istilah yang tidak di Ketahui
Tidak ada
Rumusan Masalah
Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang dengan keluhan nyeri pinggang kanan dan BAK kemerahan sejak 1 bulan yang lalu disertai mual, muntah dan demam tidak terlalu tinggi.
Laki-laki tersebut mengalami
nefrolitiasis dextra
Hipotesis
Kaidah Dasar BioetikRumusan masalah
Anamnesis
Pemeriksaan fisikPemeriksaan penunjang
Working diagnosis dan DD
Terapiprognosis
etiologiEpidermiologipatofisologi
Penatalaksanaan farmakologis dan non farmakologis
MIND MAP
Skenario (3)
Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang dengan keluhan nyeri pinggang kanan dan BAK kemerahan sejak 1 bulan yang lalu. Nyeri awalnya dirasakan ringan, namun sejak 5 hari yang lalu nyeri dirasakan semakin memberat. keluhan disertai mual, muntah dan demam tidak terlalu tinggi. Sebelumnya tidak ada riwayat komsumsi obat maupun trauma.
Anamnesis
Anamnesis Jenis anamnesis
◦ Autoanamnesis / Aloanamnesis
Hal yang perlu ditanyakan◦ Data diri◦ Keluhan utama◦ Riwayat penyakit S&D◦ Riwayat penyakit
keluarga◦ Riwayat pengobatan◦ Riwayat sosial
Pemeriksaan fisik Keadaan umum : compos
mentis Tanda-tanda Vital
Inspeksi Palpasi (pemeriksaan ballotement & pemeriksaan
bimanual) Perkusi Auskultasi
Pemeriksaan Penunjang Urinalisis, urin 24 jam, kultur urin USG Foto Polos Abdomen Pielografi intravenaAnalisa batu
Diferensial
Diagnosis
Diferensial Diagnosis◦ Uretrolitiasis Suatu keadaan terjadinya penumpukan oksalat, calculi pada ureterBatu ureter pada umumnya berasal dari batu ginjal
yang turun.
Working diagnosi
s
Nefrolitiasis Nefrolitiasis adalah adanya batu/kalkulus dalam parenkim
ginjal. Batu kalsium oksalat dan batu kalsium fosfat kira-kira 80% dari semua jenis batu, batu asam urat dan struvit masing-masing 5-10%, batu sistin 2%. Rekurensi dari batu oksalat 50% dalam 5-10 tahun, rekurensi dari batu sistin, asam urat, dan sistin lebih tinggi tanpa pengobatan.
Epidemiologi
Epidemiologi Prevalensi batu ginjal pada laki-laki kira-kira
dua kali lebih banyak daripada perempuan; pada laki-laki sekitar 12% dan pada perempuan 6%
Di Negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa, Australia, batu saluran kemih banyak dijumpai di saluran kemih bagian atas, sedang di negara berkembang seperti India, Thailand, dan Indonesia lebih banyak dijumpai batu kandung kemih.
Etiologi
Etiologi Konstituen dasar pembentukan kebanyakan batu ginjal
adalah :Kalsium (hiperkalsiuria)Asam urat (hiperurikosuria)Sistin (herediter) struvit /MgNH4PO4 (infeksi berulang)
Patogenesis
PatofisologiKetidakseimbangan antara solubilitas (kelarutan)
dan presipitasi(pengendapan) garam.
Beberapa teori pembentukan batu :◦ Teori nukleasi: batu terbentuk karena adanya
inti batu (nukleus)◦ Teori matriks: matriks organik terdiri atas serum/
protein urin◦ Teori penghambat kristalisasi
Gejala klinis
Gejala Klinis
Rasa sakit yang hebat dan terus-menerus didaerah kostovertebral
Nyeri yang berasal dari daerah renal menyebar secara anterior dan pada wanita mendekati kandung kemih sedangkan pada pria mendekati testis
Kolik ginjalHematuria
Penatalaksan
Non - Medikamentosa ESWL (extracorporeal shock wave lithotripsy) Percutaneus nephrolitotomy Tindakan bedah terbuka
Medikamentosa Batu kalsium
suplementasi sitrat, kolestiramin, tiazid Batu struvit
mandelamin dan vit cantibiobik=kotrimoksazol
Batu uratallopurinol
Batu sistinalkalinisasi urin & penisilamin
PrognosisRekurensi dari batu kalsium dapat
diturunkan dengan penatalaksanaan menggunakan kombinasi obat-obatan dan diet.
Tanpa pengobatan, rekurensi akan tinggi walaupun terjadi beberapa tahun kemudian.
Batu sistin dan batu asam urat diasosiasikan dengan hiperoksaluria, yang akan sangat mudah rekuren tanpa pengobatan yang baik
Komplikasi Gagal ginjalInfeksiHidronefrosisAvaskuler iskemia
Kesimpulan Batu saluran kemih dapat disebabkan oleh
berbagai faktor risiko seperti hiperkalsiuria, hiperoksaluria, hiperurisemia, dan hipositraturia.
Jenis batu yang biasa terdapat pada saluran kemih antara lain batu kalsium, batu asam urat, batu sistin, dan batu struvit.
Penatalaksanaan terhadap batu berdasarkan etiologi dari batu tersebut. Rekurensi batu dapat dikurangi dengan kombinasi terapi litotripsi/bedah, obat-obatan, diet, dan peningkatan intake cairan
Daftar Pustaka Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, penyunting. Buku ajar ilmu
penyakit dalam. Jakarta: InternaPublishing; 2009. h. 31-2, 1025-31. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga; 2006. h. 23,
26. Joyce LK. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik. Dalam: Kapoh PR,
editor. Urinalisis (urin). Edisi ke 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008.h451-6.
Purnomo B. Buku dasar-dasar urologi. Edisi ke-2. Jakarta: Sagung Seto; 2007.hal.182-203.
Sjahriar Rasad, Radiologi Diagnostik, Dalam : Iwan Ekayuda editor, Pencitraan Traktus Urinarius. Edisi ke-2 Cetakan 3 2008, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta ; h283-89
Corwin E.J. 2001. Batu ginjal, pendiks. Buku saku patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG.
O’Callaghan, Chris A. At a Glance Sistem Ginjal Edisi kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2009. h. 19
Sjamsuhidajat R, Jong WD. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : penerbit buku kedokteran EGC ; 2005. h.750