Post on 22-Jan-2021
EFEKTIVITAS PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN
BERBASIS MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARANFIQH
DI MTs NEGERI SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh
GelarSarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
ADITIYO NUR CAHYA
NIM. 111 11 134
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2018
ii
iii
EFEKTIVITAS PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN
BERBASIS MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARANFIQH
DI MTs NEGERI SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
ADITIYO NUR CAHYA
NIM. 111 11 134
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2018
iv
v
vi
vii
MOTTO
Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki
yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada
orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahuinya
(QS.An Nahl:43)
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Surat Al-A’laq: 1-5)
viii
PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohim
Skripsi ini ku persembahkan untuk:
Bapakku Casrodi dan Almarhum Ibunda tercinta Siti Nur Oniah yang
selalu setia menjaga dan mengasihiku, tak lupa juga kepada adikku Sahru
Sya’ban
Kepada Bapak Fatchurrohmanatas bimbingan dan arahannya
Semua dosen IAIN Salatiga yang membantu terselesainya sekripsi ini.
Untuk sahabat-sahabat ku yang telah memotivasi dan selalu memberikan
hari yang indah buatku
Maaf, hanya terimakasih yang dapat aku lantunkan, semoga amal
baik kalian semua Dibalas oleh Allah SWT, amin.
ix
KATA PENGANTAR
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala
puji hanya milik Allah SWT atas segala kenikmatan yang bersifat lahir maupun
batin yang senantiasa diberikan kepada kita. Shalawat salam semoga senantiasa
Allah SWT limpahkan kepada teladan kita, Nabi Muhammad SAW.
Dalam hal ini peneliti mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Kajur Pendidikan Agama Islam IAIN
Salatiga.
4. Bapak Dr.Fatchurrohman,M.Pd selaku Pembimbing yang telah
memberikan arahan, senyuman, bimbingan, dan meluangkan waktunya
dalam membantu terselesainya skripsi ini.
5. Keluarga tercinta di rumah.
Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdoa, semoga Allah
mencatatnya sebagai amal salih, yang akan mendapat amal balasan yang terbaik.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna,masih
banyak kekurangan baik dalam isi maupun metodologi. Untuk itu saran dan kritik
yang membangun penulis harapkan dari berbagai pihak guna kebaikan penulisan
di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk penulis pada
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amiin
Salatiga, 18 September 2018
Penulis
x
ABSTRAK
Cahya, Aditiyo Nur. 2018.Efektivitas Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis
Multimedia dalam Pembelajaran Fiqh di Mts Negeri Semarang.
Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan ilmu
keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing:
Dr.Fatchurrohman,M.Pd.
Kata Kunci: Media Pembelajaran, Multimedia, Pembelajaran Fiqh.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan media
pembelajaran berbasis multimedia dan hasil belajar pembelajaran Fiqh melalui
pemanfaatan media pembelajaran berbasis multimedia di MTs N Semarang.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, sedangkan dalam
pengumpulan datanya menggunakan metode dokumentasi, wawancara, dan
observasi.
Hasil penelitian, bahwa guru dalam menyampaikan materi pelajaran di
kelas menggunakan multimedia seperti, power point dan video pembelajaran,
sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Dalam kelas A pada mata pelajaran
fiqh terdapat 17,2% yang mencapai predikat A. Sedangkan di kelas E terdapat
5,6% yang mencapai predikat A dari semula yang 0%, dengan menggunakan
pembelajaran berbasis multimedia.Dapat disimpulkan bahwa, salah satu cara guru
untuk mengajak siswa agar lebih tertarik dalam belajar, dengan memanfaatkan
media pembelajaran berbasis multimedia. Guru pada mata pelajaran Fiqh
menggunakan multimedia tersebut dalam pelajaran dengan menampilkan power
point yang berisi materi serta penampilan video yang menarik. Dengan
menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia didalam pelajaran,
mampu mmeningkatkan hasil belajar siswa. Dalam kelas A dari rata-rata 82 dapat
mencapai rata-rata nilai 90 dengan menggunakan pembelajaran berbasis
multimedia. Sedangkan di kelas E terdapat peningkatan dari rata-rata nilai 79
menjadi 85.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................ i
LEMBAR BERLOGO ........................................................................................ ii
JUDUL ................................................................................................................ iii
NOTA PEMBIMBING ....................................................................................... iv
PENGESAHAN .................................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
ABSTRAK .......................................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
BAB IPENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 4
E. Definisi Istilah ......................................................................................... 4
F. Sistematika Penulisan ............................................................................ 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................. 6
A. Media Pembelajaran ............................................................................... 6
B. Multimedia ............................................................................................. 12
C. Pembelajaran Fiqh ................................................................................... 16
D. Hasil Belajar ........................................................................................... 20
E. Efektivitas Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia .... 26
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 31
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 31
B. Lokasi dan Subyek Penelitian ................................................................ 32
xii
C. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 33
D. Teknik Analisis Data .............................................................................. 36
BAB IVPAPARAN DAN ANALISIS DATA ................................................... 38
A. Paparan Data .......................................................................................... 38
1. Gambaran Umum MTs Negeri Semarang ....................................... 38
2. Temuan Penelitian . ......................................................................... 41
B. Analisis Data .......................................................................................... 46
1. Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia ............... 46
2. Hasil Belajar Pada Pendidikan Agama Islam ................................. 51
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 56
A. Kesimpulan ............................................................................................ 56
B. Saran ...................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 57
LAMPIRAN ........................................................................................................ 58
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Daftar nilai kelas A sebelum guru menggunakan multimedia .............. 43
Tabel 4.2 Daftar nilai kelas E sebelum guru menggunakan multimedia .............. 44
Tabel 4.3 Daftar nilai kelas A setelah guru menggunakan multimedia ................. 45
Tabel 4.4 Daftar nilai kelas E setelah guru menggunakan multimedia ................. 45
Tabel4.5Presentase nilai kelas A sebelum dan sesudah guru menggunakan
multimedia ............................................................................................. 52
Tabel 4.6 Presentase nilai kelas E sebelum dan sesudah guru menggunakan
multimedia ............................................................................................ 54
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Tugas Pembimbing Skripsi .......................................... 58
Lampiran 2 Lembar Konsultasi Skripsi ................................................... 59
Lampiran 3 Daftar Interview .................................................................... 61
Lampiran 4 Transkrip Interview .............................................................. 62
Lampiran 5 Daftar Nilai Siswa ................................................................ 71
Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian ........................................................ 73
Lampiran 7 Surat Izin Penelitian ............................................................. 75
Lampiran 8 Daftar Nilai SKK .................................................................. 76
Lampiran 9 Daftar Riwayat Hidup ........................................................... 78
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam bidang pendidikan peran guru untuk mendidik peserta didik
menjadi manusia yang selalu mengikuti perkembangan zaman tanpa
meninggalkan akar budaya yang sangat penting dalam menentukan perjalanan
generasi bangsa ini (Darmawan, 2011:8). Kegiatan belajar mengajar
mencakup peran guru, aktivitas anak, penggunaan sumber-metode-media
belajar dan aktivitas lain yang merupakan kegiatan belajar. Keberhasilan
kegiatan belajar mengajar selama ini lebih ditentukan oleh peran dan
kreativitas guru. Guru dituntut untuk mencapai target-target yang sudah
ditentukan lewat juklak (petunjuk pelaksanaan) dan juknis (petunjuk teknis)
(Joko, 2004:3).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil teknologi dalam proses
belajar para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat
disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat
tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman (Arsyad, 2009:2).
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah
metode mengajar dan multimedia pembelajaran. Kedua aspek ini saling
berkaitan, sebagaimana diketahui bahwa dalam proses belajar mengajar
sekolah, baik sekolah dasar maupun sekolah menengah pasti mempunyai
target bahan ajar yang harus dicapai oleh setiap guru berdasarkan kurikulum
2
yang berlaku pada saat itu. Bahan ajar yang banyak terangkum dalam
kurikulum tersebut tentunya harus disesuaikan dengan waktu yang tersedia
tanpa mengabaikan tujuan utama dari pembelajaran itu sendiri, yakni
pemahaman keterampilan siswa sehingga pembelajaran dapat dikatakan
efektif apabila tujuan-tujuan instruksional yang telah ditentukan dalam
pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Guru yang memilki motivasi yang
rendah biasanya kurang memberikan perhatian kepada siswa, demikian pula
waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk meningkatkan mutu pembelajran
sangat sedikit. Sehingga menjadikan pembelajran tidak berjalan maksimal
(Heri, 2012:122).
MTs Negeri Semarang yang berada di Kec.Susukan, Kab.Semarang,
Prov.Jawa Tengah. MTs Negeri Semarang juga salah satu sekolah yang
mempunyai kualitas memadai dalam segi sarana dan prasarana apabila
dibandingkan dengan sekolah-sekolah negeri yang lainnya yang ada di
Kab.Semarang. Hal tersebut dapat dilihat dari bangunan fisik misalnya
tersedianya laboratorium, perpustakaan , UKS, audio visual yaitu berupa
speker dan LCD di kebanyakan kelas. Dengan adanya sarana dan prasarana
tersebut guru dimudahkan dalam penyampaian materi pembelajaran
khususnya pembelajaran fiqh yang memerlukan multimedia sebagai alat
untuk menyampaikan materi sehingga diharapkan siswa akan lebih
termotivasi dalam merespon pembelajaran dan meningkatkan minat belajar
siswa.
3
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian
tentang pemanfaatan media pembelajaran berbasis multimedia dalam
pembelajaran khususnya pembelajaranfiqh dengan mengambil judul
penelitian kependidikan dengan tema: “Efektivitas Pemanfaatan Media
Pembelajaran Berbasis Multimedia Dalam Pembelajaran Fiqh di MTs
Negeri Semarang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat penulis rumuskan
permasalahan pokok yang akan dikaji dalam skripsi ini, rumusan masalah
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pemanfaatan media pembelajaran berbasis multimedia dalam
pembelajaran fiqh di MTs N Semarang?
2. Bagaimana hasil belajar pembelajaran fiqh dengan memanfaatkan media
pembelajaran berbasis multimedia?
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitianya
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan media pembelajaran berbasis
multimedia dalam pembelajaran fiqh di MTs N Semarang.
2. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar pembelajaran fiqh melalui
pemanfaatan media pembelajaran berbasis multimedia di MTs N
Semarang.
4
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan memiliki
kegunaan sebagai berikut:
1. Bagi lembaga, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi sekolah dalam rangka pemanfaatan media belajar fiqh
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi guru fiqh, hasil penelitian ini diharapkan dapat membangkitkan
semangat untuk terus memanfaatkan berbagai media belajar fiqh dalam
meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi penulis, penelitian ini dapat memperluas wawasan penulis tentang
bagaimana pemanfaatan media belajar fiqh dalam meningkatkan hasil
belajar siswa.
E. Definisi Istilah
1. Media pembelajaran adalah guru, buku teks, dan lingkungan sekolah.
Secara lebih khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar
cenderung diartikan alat-alat grafis photografis atau elektronis untuk
menangka, memproses dan menyusun kembali informasi visual dan
verbal.
2. Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih
media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan
animasi secara terintegrasi.
3. Fiqh jika ditinjau secara bahasa artinya, pintar, cerdas, dan paham.
Menurut pendapat T. M Hasbi Ash-Shidqy fiqh adalah ilmu yang
5
menerangkan segala hukum agama yang berhubungan dengan pekerjaan
mukallaf ang dikeluarkan dari dalil-dalil yang jelas. (T.M Hasbi Ash-
Shidqy, 2001: 26- 29)
4. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melakukan
kegiatan belajar, serta perubahan yang mengakibatkan manusia berubah
dalam sikap dan tingkah lakunya.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan di sini yang dimaksud adalah merupakan
keseluruhan dari isi penelitian secara singkat. Sistematika pembahasan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bab pertama yaitu pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi
istilah, dan sistematika penulisan.
Bab kedua yaitu kajian pustaka yang menerangkan tentang: media
pembelajaran, multimedia, pembelajaran fiqh, hasil belajar dan efektivitas
pemanfaatan media pembelajaran berbasis multimedia.
Bab ketiga yaitu tentang metode penelitian yang digunakan peneliti,
yang berisi: jenis penelitian, lokasi dan subyek penelitian, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab keempat yaitu paparan dan analisis data, berisi paparan data dan
pembahasan hasil penelitian mengenai pemanfaatan media pembelajaran
berbasis multimedi dan hasil belajar siswa di MTs N Semarang.
Bab kelima yaitu penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media
Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.
Menurut peneliti, media adalah segala sesuatu sebagai penghubung
antara sumber dan penerima. Sanjaya menyatakan dalam buku Strategi
Belajar Mengajar oleh Hamdani (2011:13) bahwa media pembelajaran
meliputi perangkat keras yang dapat mengantarkan pesan dan perangkat
lunak yang mengandung pesan.
Robert dan Hanick juga mendefinisikan media dalam buku karya
Wina Sanjaya (2012:46) bahwa media adalah sesuatu yang membawa
informasi antara sumber (source) dan penerima (receiver) informasi.
Menurut Vernon S. Gerlach dan Donald P. Ely (Musfiqon, 2012: 26)
pengertian media ada dua macam, yaitu arti sempit dan arti luas. Arti
sempit media adalah berwujud grafik, foto, alat mekanik dan elektronik
yang digunakan untuk menangkap, memproses, serta menyampaikan
informasi. Arti luas media, yaitu kegiatan yang dapat menciptakan suatu
kondisi sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang baru. Pengertian media dalam
arti luas ini sesuai dengan pendapat Sharon bahwa media adalah alat
komunikasi dan sumber informasi.
7
Didukung dengan perngertian dari AECT (Association for
Educational Communications Technology) yang merupakan organisasi
yang bergerak dalam bidang pendidikan dan komunikasi, bahwa media
adalah segala bentuk yang digunakan untuk proses menyalurkan
informasi. Pengertian-pengertian dari para ahli dan organisasi tersebut
dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu sebagai perantara
atau penghubung dari sumber informasi ke penerima informasi.
2. Media Pembelajaran
Musfiqon (2012:28) mendefinisikan media pembelajaran sebagai
alat bantu berupa fisik maupun nonfisik yang sengaja digunakan sebagai
perantara guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran agar
lebih efektif dan efisien. AECT mengatakan bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyampaikan pesan
pembelajaran. Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi siswa.
Selain itu media merangsang siswa mengingat yang sudah dipelajari,
selain memberi rangsangan belajar baru (Hamdani: 2011:15).
Gerlach dan Ely dalam buku Media Komunikasi Pembelajaran
(Wina Sanjaya: 2012:48) memandang bahwa media pembelajaran bukan
hanya berupa alat dan bahan saja, akan tetapi hal-hal yang
memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Dijelaskan
kembali oleh Wina Sanjaya bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu seperti alat, lingkungan, dan segala bentuk kegiatan yang
dikondisikan untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap atau
8
menanamkan keterampilan pada setiap orang yang menanamkannya.
Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu
sebagai penyampai informasi yang berhubungan dengan pembelajaran
atau materi pelajaran.
3. Manfaat Media Pembelajaran
Manfaat media pembelajaran tentunya akan mempertinggi proses
dan hasil belajar. Terdapat beberapa manfaat dari media pembelajaran
menurut Wina Sanjaya (2012: 70-72) mengungkapkan manfaat media
pembelajaran secara khusus, yaitu (1) Menangkap suatu obyek atau
peristiwa-peristiwa tertentu. (2) Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau
obyek tertentu. (3) Menambah gairah dan motivasi belajar.
Adapun peranan media pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Dapat mengatasi perbedaan pengalaman pribadi peserta didik
b. Dapat mengatasi batas-batas ruang kelas
c. Apabila suatu benda secara langsung tidak dapat diamati karena
terlalu kecil.
d. Dapat mengatasi gerak benda secara cepat atau secara lambat,
sedangkan proses gerakan tersebut menjadi pusat perhatian siswa
e. Dapat mengatasi hal-hal yang terlalu kompleks dapat dipisahkan
bagian demi bagian untuk diamati secara terpisah.
f. Dapat mengatasi suara yang terlalu halus untuk didengar secara
langsung melalui telinga.
9
g. Dapat mengatasi peristiwa-peristiwa alam yang tidak dapat diamati
langsung.
h. Memungkinkan terjadinya kontak langsung dengan masyarakat atau
dengan keadaan alam sekitar.
i. Dapat memberikan kesamaan atau kesatuan dalam pengamatan
terhadap sesuatu yang pada awal pengamatan siswa berbeda-beda.
j. Dapat membangkitkan minat belajar yang baru dan membangkitkan
motivasi kegiatan belajar siswa. (Musfiqon, 2012:120)
Menurut Ensiclopedi of Educational Research dalam Teknologi
Pembelajaran oleh Fatah Syukur (2005:127) nilai atau manfaat media
pembelajaran adalah (1) Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk
berfikir sehingga mengurangi verbalitas. (2) Memperbesar perhatian
siswa. (3) Meletakkan dasar yang penting untuk perkembangan belajar
oleh karena itu pelajaran lebih mantap. (4) Memberikan pengalaman
yang nyata. (5) Menumbuhkan perilaku yang teratur dan kontinu. (6)
Membantu tumbuhnya pengertian dan dengan demikian membantu
perkembangan bahasa. (7) Memberikan pengalaman yang tidak diperoleh
dengan cara lain. (9) Memberikan konsep yang sebenarnya secara realita
dan teliti. (10) Membangkitkan motivasi dan merangsang kegiatan
belajar.
Selain itu Fatah Syukur juga mengungkapkan beberapa alasan
media dapat mempertinggi hasil belajar dari sudut pandang manfaat
media (2005: 126), yaitu pengajaran lebih menarik perhatian sehingga
10
menumbuhkan motivasi belajar, bahan pengajaran akan lebih jelas
maknanya sehingga mudah dikuasai dan dipahami siswa, metode
pengajaran lebih bervariasi, siswa lebih banyak melakukan kegiatan
belajar (seperti: mengamati, merumuskan, melakukan, dan
mendemonstrasikan). Dapat disimpulkan bahwa media memberikan
manfaat bagi siswa maupun guru dalam proses pembelajaran, di
antaranya menambah motivasi siswa sehingga berujung pada
keberhasilan tujuan pembelajaran serta meningkatnya hasil belajar.
4. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Kriteria pemilihan media adalah syarat-syarat yang seminimal
mungkin dimiliki media tersebut agar dipilih menjadi media yang tepat
untuk dipakai dalam membantu proses pembelajaran. Kriteria media
yang baik tentunya sesuai dengan materi yang disampaikan dan dapat
menimbulkan daya pikat tersendiri bagi orang yang menggunakannya.
Menurut Nana Sudjana dan Ahmat Rivai (dalam Syaiful Bahri Djamarah
dan Aswan Zain, 2013: 132-133) kriteria-kriteria dalam pemilihan media
adalah (1) ketepatannya dengan tujuan pembelajaran. (2) dukungan isi
bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, dan
konsep memerlukan media sehingga mudah dipahami. (3) Guru dapat
menggunakan media tersebut. (4) Tersedia waktu untuk menggunakan.
(5) Sesuai taraf berpikir siswa.
Wina Sanjaya (2012: 234-235) juga menuturkan kriteria untuk
menilai sebuah media interaktif yang pertama adalah kesederhanaan.
11
Kesederhanaan artinya bahwa program multimedia interaktif harus
dirancang agar dapat digunakan oleh siapa saja. Kedua, kelengkapan
bahan pembelajaran. Artinya, multimedia yang dikembangkan memiliki
kandungan yang cukup tentang materi pelajaran, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan siswa tentang pengetahuan yang ingin
diperolehnya. Ketiga, komunikatif. Multimedia yang dikembangkan
harus komunikatif. Artinya, baik bahasa maupun format penampilan
harus dapat “berbicara”, harus mengajak pengguna untuk melakukan
sesuatu, bukan hanya diajak mendengar saja. Dengan demikian format
penyajian multimedia jangan bersifat deskriptif yang bukan hanya
menempatkan pengguna sebagai objek belajar akan tetapi juga sebagai
subjek belajar.
Keempat, belajar mandiri. Multimedia interaktif yang baik
dirancang untuk dapat digunakan secara mandiri tanpa bantuan orang lain
termasuk guru. Untuk itu format penyajian harus disusun lengkap dari
mulai petunjuk penggunaan, isi pelajaran, sampai pada alat evaluasi
sehingga pengguna dapat menentukan sendiri keberhasilan
penggunaannya. Kelima, belajar setahap demi setahap. Pembelajaran
melalui multimedia adalah proses belajar setahap demi setahap. Oleh
sebab itu, materi harus disusun secara unit-unit terkecil dari yang
sederhana menuju ke yang kompleks.
Keenam, Unity multimedia. Unity multimedia adalah
penggabungan beberapa jenis media. Oleh sebab itu pemakaian berbagai
12
jenis media seperti audio, video, foto, film dan sebagainya harus ditata
secara serasi dan seimbang dengan tidak mengabaikan unsur artistik dan
estetikanya. Ketujuh, kontinuitas. Melalui multimedia harus dapat
mendorong terus menerus untuk belajar, sehingga dapat menumbuhkan
minat belajar lebih lanjut. Serangkaian karakteristik di atas mampu
dijadikan acuan dalam pemilihan media. Secara umum karakteristik
media yang baik adalah media yang terdiri dari berbagai jenis media
(multimedia). Media yang baik bersifat interaktif dan juga dapat
digunakan sebagai objek belajar yang digunakan secara mandiri.
B. Multimedia
1. Pengertian Multimedia
Keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi kelengkapan media
yang digunakan. Serangkaian media yang terdiri lebih dari satu media dan
digunakan bersamaan disebut multimedia. Musfiqon (2012: 186)
mengungkapkan semakin bervariasi media yang digunakan, maka pesan
atau materi pembelajaran akan semakin optimal diterima peserta didik.
Hal ini karena keragaman modalitas belajar peserta didik, ada yang
modalitas belajarnya cenderung visual, audio, atau kinestetik.
Penggabungan berbagai jenis media inilah yang melatarbelakangi
terbentuknya pembelajaran multimedia.
Sedangkan multimedia adalah penyatuan dua atau lebih
komunikasi seperti teks, grafik, animasi, audio, dan video untuk
menyampaikan suatu informasi agar lebih menarik (Munir, 2012:2).
13
Multimedia dalam konteks komputer menurut Hofstetter dalam Niken dan
Dany (2010:101) merupakan pemanfaatan komputer untuk membuat dan
menggunakan teks, grafik, audio, video, dengan menggunakan alat yang
memungkinkan pemakai berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi.
Multimedia menurut Niken dan Dany (2010:101) terbagi menjadi
dua kategori, yaitu kategori linier dan interaktif. Dapat disimpulkan
bahwa multimedia adalah perpaduan berbagai media berupa teks, gambar,
grafik, sound, animasi, video, interaksi, dan lain-lain yang telah dikemas
ke dalam bentuk file digital untuk menyampaikan informasi atau pesan
kepada publik. Iwan Binanto (2010:57) menyebutkan beberapa bidang
yang dapat menggunakan multimedia, di antaranya bisnis, sekolah,
rumah, tempat umum, dan virtual reality.
2. Manfaat Multimedia
Multimedia pembelajaran memiliki beberapa manfaat bagi proses
belajar mengajar (Nana dan Ahmad, 2000:2), yaitu :
a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
b. Bahan atau materi pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga
dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa
menguasai tujuan pengajaran lebih baik, dan
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga.
14
Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, serta tidak hanya
mendengar uraian guru, tetapi juga mengamati, melakukan dan
mendemonstrasikan sendiri. Donald P. Ely dalam Sudarwan Danim
(Sudarwan, 2000:12) menyebutkan beberapa manfaat penggunaan
komputer untuk pembelajaran antara lain meningkatkan produktivitas
pendidikan, memberikan kemungkinan kegiatan pengajaran bersifat
individual, memberi dasar yang lebih dinamis terhadap pendidikan,
pengajaran yang lebih mantap, memungkinkan belajar secara seketika dan
penyajian yang lebih luas.
Sehingga dapat disimpulkan pemanfaatan multimedia adalah
penyampaian pembelajaran dengan menyatukan dua atau lebih
komunikasi seperti teks, grafik, animasi, audio, dan video sehingga
pembelajaran menjadi lebih menarik dan siswa akan lebih fokus dalam
pembelajaran ( Anjani, 2015:6). Guru juga dituntut untuk bisa
menerapkan multimedia sebab, pembelajaran yang menggunkan
multimedia telah terbukti efektif dan efisien serta bisa meningkatkan hasil
belajar siswa. Bagi guru yang bisa menggunakan multimedia pasti sangat
terbantu dalam menyiapkan pembelajaran sebab pembelajaran multimedia
lebih praktis, efektif, dan efisien serta meningkatkan ketercapaian tujuan
pembelajaran (Musfiqon, 2012: 186)
Fungsi multimedia dalam pembelajaran disamping untuk
membangkitkan motivasi belajar, menambah kegembiraan siswa, juga
15
untuk menambah keserasian dalam penerimaan informasi serta mengubah
yang mulanya abstrak menjadi konkret (Usman, 2001:11)
3. Ciri-Ciri Multimedia
Teknologi berbasis komputer atau yang biasa kita kenal dengan
multimedia merupakan cara menyampaikan materi dengan menggunakan
sumber-sumber yang berbasis micro-prosesor. Gerlach & Ely dalam
Azhar Arsyad (2000:94) menyebutkan tiga ciri media yang merupakan
mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh
media yang mungkin guru tidak mampu atau kurang efisien
melakukannya.
Ciri-ciri media antara lain:
a. Fiksatif (Fixative Property)
Yaitu media mampu merekam, menyimpan, melestarikan dan
merekonstruksi suatu peristiwa dan objek.
b. Manipulatif (Manipulative Property)
Yaitu media dapat memanipulasi atau mentransformasi suatu
kejadian atau objek.
c. Distributif (Distributive Property)
Yaitu media dapat mentransformasikan suatu kejadian atau objek
melalui sebuah ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut
disajikan kepada sejumlah siswa dengan stimulus pengalaman yang
relatif sama mengenai kejadian itu.
16
Adapun multimedia berbasis komputer dan beberapa ciri utama
teknologi berbasis komputer antara lain adalah sebagai berikut (Azhar,
2000:32-33) :
a. Ia dapat digunakan secara acak, sekuensial, secara linear.
b. Ia dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa bukan saja dengan
cara yang direncanakan dan diinginkan oleh perancangnya.
c. Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks
pengalaman siswa, menurut apa yang relevan dengan siswa.
d. Prinsip ilmu kognitif dan kontruktivisme diterapkan dalam
pengembangan dan penggunaan pelajaran.
e. Pembelajaran ditata dan terpusat pada lingkup kognitif sehingga
pengetahuan dikuasai jika pelajaran itu digunakan
f. Bahan-bahan pelajaran banyak melibatkan interaktif siswa, dan
g. Bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai
sumber.
C. Pembelajaran Fiqh
1. Pengertian
Secara etimologi Fiqh berasal dari perkataan Faqiha,Yafqahu,
Fiqhan, yang berarti mengerti, faham. Secara Terminologi adalah
memahami agama secara mendalam dengan beberapa aspeknya. Fiqh
menurut istilah syara’ adalah Memahami sesuatu yang bisa menjadikan
sahnya ibadah dan mu’amalah. Metode pembelajaran materi fiqh adalah
penerapan suatu rencana pembelajaran sebagai bahan pertimbangan dalam
17
menyampaikan materi tentang hukum-hukum Islam kepada peserta didik.
(Mohd Idris Ramulyo, 2004:11)
2. Tujuan fiqh
Menurut Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah bahwa
pembelajaran Fiqh di SMP/MTs bertujuan untuk membekali peserta didik
agar dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum islam secara
terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli. Pengetahuan
dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam
kehidupan pribadi dan sosial. Pembelajaran fiqh diarahkan untuk
mengantarkan peserta didik dapat memahami pokok-pokok hukum Islam
dan tata cara pelaksanaanya untuk diaplikasikan dalam kehidupan
sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat islam
secara kaffah (sempurna).
3. Ruang Lingkup Fiqh
Ruang lingkup fiqh di SMP/MTs dalam kurikulum berbasis kompetensi
berisi pokok-pokok materi:
a) Hubungan manusia dengan Allah SWT.
Hubungan manusia dengan Allah SWT., meliputi materi:
Thaharah, Shalat, Zakat, Haji, Aqiqah, Shadaqah, Infak, Hadiah dan
Wakaf.
18
b) Hubungan manusia dengan sesama manusia.
Bidang ini meliputi Muamalah, Munakahat, Penyelenggaraan
Jenazah dan Taíziyah, Warisan, Jinayat, Hubbul Wathan dan
Kependudukan.
c) Hubungan manusia dengan alam (selain manusia) dan lingkungan.
Menurut Peraturan Menteri Agama No.20 Tahun 2008, bidang ini
mencakup materi, Memelihara kelestarian alam dan lingkungan,
Dampak kerusakan lingkungan alam terhadap kehidupan, Makanan
dan minuman yang dihalalkan dan diharamkan, Binatang sembelihan
dan ketentuannya.
4. Media Pembelajaran Fiqh
Sebelum seorang pendidik mengajarkan pokok bahasan
pembelajaran maka terlebih dahulu harus menyiapkan dan
memperhitungkan alat bantu atau media apa saja yang dapat digunakan
dari berbagai kegiatan pembelajaran yang mungkin dilakukannya sesuai
dengan mata pelajaran yang akan diajarkan, dalam menerapakan media
pembelajaran pendidikan agama Islam khusunya, maka harus dilakukan
dengan cara yang tepat dan praktis yang sesuai dengan kebutuhan peserta
didik, sehingga dalam proses belajar mengajar dapat berjalan secara
efektif dan efisien. Selain hal tersebut pemilihan metode mengajar yang
sesuai dengan media pembelajaran juga sangat penting karena akan
berdampak pada tercapainya tujuan pembelajaran.
19
Media pembelajaran yang diterapkan oleh seorang guru pendidikan
agama Islam khususnya, harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Dengan demikian ada penyesuaian antara media pembelajaran yang
dipakai dengan kebutuhan peserta didik yang banyak dan bermacam-
macam. Media pembelajaran berperan sebagai alat bantu penghubung
(media komunikasi) dalam proses interaksi belajar mengajar untuk
meningkatkan efektifitas hasil belajar maka harus disesuaikan dengan
orientasi dan tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran fiqh, media yang
sering digunakan adalah media cetakan, seperti buku bacaan, koran,
majalah, dan sebagainya. Kemudian media lain yang dapat digunakan
adalah suara yang didengar, media video. (Siti Fitriana, 2015 di
http://fitrianahadi.blogspot.co.id/2015/12/makalah-macam-macam-media-
pembelajaran.html Dikases Pada 11 April 2018).
Pada pembelajaran fiqh jinayah media yang cocok digunakan
adalah media audiovisual, sebab dalam media audiovisual yang berupa
video siswa dapat mengamati secara langsung terkait berita tentang
pembunuhan, selain itu juga siswa dapat lebih mudah memahami jika
materi tersebut disajikan dalam bentuk video. contoh, siswa mengamati
video berita tentang pembunuhan maka siswa akan lebih mudah
menganalisis pembunuhan jenis apa, apa sanksi hukumnya dan
bagaimana hukuman yang berlaku di Indonesia.
20
D. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Bloom (dalam Sudjana 2009:46) hasil belajar adalah
perubahan tingkah laku yang dibagi menjadi tiga ranah sebagai berikut:
a) Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektualyang terdiri dari
pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,
dan evaluasi.
b) Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari penerimaan jawaban atau
reaksi dan penlaian.
c) Ranah Psikomotorik
Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan
bertindak.
Dari beberapa penjelasan tentang hasil belajar di atas, dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku subyek
yang terjadi pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Pada
penelitian ini peneliti akan mengukur tentang ranah kognitif.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Munadi (dalam Rusman 2012:124) faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar antara lain sebagai berikut:
21
a) Faktor Internal
Secara umum kondisi fisiologis seperti kesehatan yang prima, tidak
dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani
dan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam
menerima materi pelajaran.
Setiap individu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya memiliki
kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut
mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi
intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motof, motivasi, kognitif dan
daya nalar peserta didik.
b) Faktor Eksternal
Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor
lingkungan ini meliputi lingkungan fisik, dan lingkungan sosial.
Lingkungan alam misalnya suhu, kelembapan dan lain-lain. Belajar
pada tengah hari di ruangan yang kurang akan sirkulasi udara akan
sangat berpengaruh dan akan sangat berbeda pada pembelajaran pada
pagi hari yang kondisiya masih segar dan dengan ruangan yang cukup
untuk bernafas lega.
Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan
penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang
diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapatberfungsi sebagai
sarana untuktercapainya tujuan-tujuan belajar yang direncanakan.
Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan guru.
22
3. Indikator Hasil belajar
Pada hakikatnya hasil belajar adalah hasil akhir yang diharapkan
dapat dicapai setelah seseorang belajar. Menurut Gagne (dalam Slameto,
2010:15) menyatakan bahwa hasil akhir belajar dibedakan menjadi lima
aspek, yaitu keterampilan motorik, strategi kognitif, informasi verbal,
sikap dan strategi afektif.
Menurut Sudjana (2009:50) untuk mengungkapkan hasil belajar,
sebagai petunjuk bahwa siswa telah berhasil meraih prestasi ranah
kognitif indikatornya sebagai berikut:
a) Ingatan : dapat menunjukkan, dapat membandingkan, dan
dapat menghubungkan
b) Pemahaman : dapat menyebutkan dan dapat menunjukkan
c) Aplikasi : dapat menjelaskan dan dapat mendefinisikan
d) Sintesis : dapat memberikan contoh dan dapat menggunakan
secara tepat
e) Analisis :dapat menguraikan
f) Evaluasi : dapat menghubungkan dan dapat menyimpulkan
4. Hubungan Multimedia dan Hasil Belajar
Inovasi mempunyai arti membuat perubahan atau memperkenalkan
sesuatu yang baru, yang bersifat lebih kualitatifdari sebelumnya,
sedangkan kualitatif dimaksud adalah adanya suatu pembaharuan dan
pengaturan kembali dalam hal yang mendapat inovasi tersebut. Dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, guru memfasilitasi siswa secara
23
formal dalam pelaksanaan pembelajaran yang efektif dan efisien. Pada
dasarnya setiap orang belajar, namun belajar yang bagaimana yan efektif
dan efisien sehingga ada beberapa keterampilan belajar siswa yang
dilatihkan oleh guru menurut Daryanto (2010,58) yaitu:
a) Keterampilan dalam memperoleh pengetahuan (learning to know)
b) Keterampilan dalam pengembangan jati diri (learning to be)
c) Keterampilan dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu (learning to do)
d) Keterampilan untuk bertahan hidup berdampingan dengan sesama
secara harmonis (learning to live together)
e) Keterampilan cara belajar yang baik (learning how to learn)
Melatih cara belajar yang baik (learning how to learn), banyak
model dan alat bantu yang digunakan dalam proses pembelajaran itu
sendiri, sehingga nantinya dapat menuntun siswa melakukan belajar
sendiri melalui media pembelajaran apa saja, misalnya internet (ICT),
multimedia, TV edukasi, pengamatan lingkungan dan sebagainya.
Terlepas dari model apapun, selama hal itu mendukung bagi pelaksanaan
pembelajaran semuanya adalah baik dalam artian membantu mempercepat
pemahaman kepada siswa tentang objek yang sedang dipelajari.
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting
adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling
berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan
mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih
ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam pemilihan media.
24
Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu
mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan elajar
yang ditata dan diciptakan guru (Arsyad, 2010:15).
Setiap materi pelajaran tentu memiliki tingkat kesukaran
bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pelajaran yang tidak memerlukan alat
bantu, tetapi dilain pihakada pelajaran yang memerlukan alat bantuberupa
media pengajaran seperti, globe gambar dan sebagainya. Bahan pelajaran
dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar diproses oleh anak
didik. Aneka macam bentuk dan jenis media yang digunakan oleh guru
menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi anak didik. Dalam menerangkan
suatu benda, guru dapat membawa bendanya secara langsungkehadapan
anak didik di kelas. Dengan menghadirkan bendanya seiring dengan
penjelasan mengenai benda itu, maka benda itu dijadikan sebagai sumber
belajar (Djamarah dan Zain, 2010:123).
Agar pembelajaran tersebut dinamis dan interaktif maka perlu
adanya perangkat komputer sebagai desain multimedia. Multimedia
sebagai sarana pendidikan memiliki pengertian yaitu gabungan dari
berbagai media yang masing-masing berdiri sendiri namun terprogam
dalam komputer multimedia. Dengan memanfaatkan banyak ragam media
maka akan menghasilkan proses kognitif yang maksimal (ariani dan
Haryanto, 2010:7).
25
Dalam konteks multimedia sebagai media pembelajaran minimal
memenuhi kriteria (Daryanto, 2010:53):
a) Pengguna dituntut untuk terlibat aktifitas mental dan fisiknya di
dalam pembelajaran
b) Adanya manipulasi peristiwa-peristiwa instruksional
c) Adanya desain multimedia yang memungkinkan dapat melibatkan
pengguna/siswa secara aktif didalam proses pembelajaran tersebut
Dengan menggunakan multimedia kita mampu menghadirkan
berbagai macam peristiwa-peristiwa yang dapat digunakan sebagai media
pembelajaran layaknya persis dengan objek yang akan dihadirkan itu
melalui berbagai manipulasi keadaan yang dapat disimulasikan misalnya
gambaran tentang proses terjadinya pertumbuhan tanaman,
perkembangbiakan hewan dan proses perkawinan sampai pada
pembuahan dan seterusnya hingga timbulnya keturunan atau manipulasi
peristiwa alam seperti gunung meletus, ledakan meteor, peluncuran
pesawat luar angkasa, ledakan bom dan seterusnya.
Namun demikian bukan berarti tanpa multimedia guru tidak dapat
berkreasi. Guru dapat berkreasi misalnya dengan menciptakan bahan ajar
yang menarik misal alat peraga dengan sumber bahan
disekitar/lingkungannya yang benting bukan alat yang menjadi tujuan
tetapi adalah tujuan pembelajaran sendiri yaitu bagaimana agar siswa
dapat lebih mudah memahami suatu bahan ajar.
26
E. Efektivitas Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia
1. Efektivitas
Efektivitas memiliki arti berhasil atau tepat guna. Efektif
merupakan kata dasar, sementara kata sifat dari efektif adalah efektivitas.
Menurut Effendy (2002:14) mendefinisikan efektivitas sebagai berikut:
”Komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai
dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah
personil yang ditentukan”. Efektivitas menurut pengertian di atas
mengartikan bahwa indikator efektivitas dalam arti tercapainya sasaran
atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya merupakan sebuah
pengukuran dimana suatu target telah tercapai sesuai dengan apa yang
telah direncanakan. Menurut pendapat Mahmudi dalam bukunya
Manajemen Kinerja Sektor Publik mendefinisikan “Efektivitas
merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar
kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin
efektif organisasi, program atau kegiatan”(Mahmudi, 2005:92).
Efektivitas berfokus pada outcome (hasil), program, atau kegiatan
yang dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan
yang diharapkan atau dikatakan spending wisely. Sehubungan dengan hal
tersebut di atas, maka efektivitas adalah menggambarkan seluruh siklus
input, proses dan output yang mengacu pada hasil guna daripada suatu
organisasi, program atau kegiatan yang menyatakan sejauh mana tujuan
(kualitas, kuantitas, dan waktu) telah dicapai, serta ukuran berhasil
27
tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya dan mencapai target-
targetnya. Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa efektivitas lebih
memfokuskan pada akibat atau pengaruh sedangkan efisiensi menekankan
pada ketepatan mengenai sumber daya, yaitu mencakup anggaran, waktu,
tenaga, alat dan cara supaya dalam pelaksanaannya tepat waktu.
2. Indikator Keefektivan Multimedia
Ada beberapa kriteria untuk menilai keefektifan sebuah media.
Hubbard (1983) dalam Shinta (2011:18) mengusulkan sembilan kriteria
untuk menilai keefektifan sebuah media pembelajaran. Kriteria
pertamanya adalah biaya. Biaya memang harus dinilai dengan hasil yang
akan dicapai dengan penggunaan media itu. Kriteria lainnya adalah
ketersedian fasilitas pendukung seperti listrik, kecocokan dengan ukuran
kelas, keringkasan, kemampuan untuk dirubah, waktu dan tenaga
penyiapan, pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan dan yang terakhir
adalah kegunaan. Semakin banyak tujuan pembelajaran yang bisa dibantu
dengan sebuah media semakin baiklah media itu. Kriteria tersebut lebih
diperuntukkan bagi media konvensional.
Menurut Thorn (1995) dalam Shinta (2011:19) mengajukan enam
kriteria untuk menilai multimedia interaktif antara lain:
a) Kemudahan navigasi, sebuah program harus dirancang sesederhana
mungkin sehingga pembelajar bahasa tidak perlu belajar komputer
lebih dahulu. Kemudahan navigasi berkaitan erat dengan kemudahan
pemahaman siswa. Sebuah media pembelajaran interaktif harus
28
dirancang sesederhana mungkin sehingga peserta didik yang
mempelajari tanpa harus dengan pengetahuan yang kompleks tentang
media.
b) Kandungan kognisi, kandungan kognisi yang akurat dan relevan.
Kriteria ini untuk menilai isi program, apakah program telah
memenuhi kebutuhan pembelajaran peserta didik yaitu adanya
kandungan pengetahuan yang jelas dan dapat dipahami pada tingkat
atau level pendidikan.
c) Pengetahuan dan presentasi informasi, kedua kriteria ini adalah untuk
menilai isi dari program itu sendiri. Informasi seharusnya diberikan
seefisien dan semenarik mungkin sehingga proses “transfer” ilmu
melalui media tetap baik dan menyenangkan untuk disimak dan
dipelajari.
d) Integrasi media, di mana media harus mengintegrasikan aspek dan
ketrampilan bahasa yang harus dipelajari,
e) Estetika, untuk menarik minat pembelajar program harus mempunyai
tampilan yang artistik maka estetika juga merupakan sebuah kriteria,
f) Fungsi secara keseluruhan. Program yang dikembangkan harus
memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh pembelajar. Sehingga
pada waktu seorang selesai menjalankan sebuah program dia akan
merasa telah belajar sesuatu.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk media cetak atau
29
audio visual yang digunakan untuk menyebarkan ide, gagasan atau
pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat tersebut dapat sampai
kepada penerima di mana ide atau gagasan tersebut tidak akan berjalan
tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media.
Indikator di bawah ini diarahkan untuk menentukan keefektifan
multimedia:
a. Isi multimedia sesuai dengan tujuan pembelajaran
b. Multimedia pembelajaran yang dipakai mudah dioperasikan
c. Multimedia pembelajaran mampu memahami hal-hal yang abstrak
maupun konkret
d. Multimedia meningkatkan motivasi untuk belajar
e. Tampilan multimedia seperti benda asli dan dapat digerakkan seperti
benda aslinya
f. Multimedia yang digunakan membantu dalam memahami konsep
dengan benar
g. Multimedia yang digunakan dapat membantu mengaitkan konsep
dengan realita (kontekstual)
h. Multimedia yang digunakan membantu dalam pelaksanaan praktik
pembelajaran dengan benar
i. Multimedia yang digunakan membangkitkan keinginan dan minat
baru
j. Multimedia yang digunakan memberikan suatu pengalaman belajar
yang berarti (Shinta, 2011:20).
30
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas
dapat diuraikan sebagai suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh
tindakan atau usaha mendatangkan hasil dan penilaian yang dilakukan
untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. Tolak ukur
untuk menyatakan bahwa proses belajar-mengajar pada penggunaan
media pembelajaran berbasis multimedia dapat dikatakan berhasil, adalah
daya serap terhadap materi pembelajaran yang diajarkan mencapai
prestasi tinggi, baik secara individual mapun kelompok yang ditetapkan
dalam tujan pengajaran. Prestasi belajar yang ditetapkan baik secara
individual mapun kelompok yaitu sesuai dengen Kriteria Ketuntasan
Minimal Belajar siswa yaitu jika peserta didik mampu menyelesaikan,
menguasai indikator-indikator kompetensi atau mencapi tujuan
pembelajaran minimal 75% dari seluruh tujuan pembelajaran.
Keberhasilan kelas yaitu kelas yang diterapkan dengan penggunaan media
pembelajaran berbasis multimedia dilihat dari jumlah peserta didik yang
mampu menyelesaikan mencapai minimal 75% dari jumlah peserta didik
yang ada di kelas tersebut.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian kualitatif.
Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif: Ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-
orang (subyek) itu sendiri. Pendekatan ini langsung menunjukan setting dan
individu-individu dalam setting itu secara keseluruhan; subyek penyelidikan,
baik berupa organisasi ataupun individu, tidak dipersempit menjadi variabel
yang terpisah atau menjadi hipotesis, melainkan dipandang sebagai bagian dari
keseluruhan (Robert dan Steven, 2001:21).
Terdapat banyak alasan yang shahih untuk melakukan penelitian
kualitatif. Salah satunya adalah kemantapan peneliti menggunakan metode
kualitatif yakni karena peneliti akan menggali sedikit banyak informasi terkait
dengan fokus permasalahan yang sudah ditetapkan. Dan dari data yang
dipeoleh peneliti akan menganalisis dan mengolahnya menjadi sebuah laporan
yang terperinci dan mendalam, sehingga dapat dipahami.
Setiap orang hendaknya mempunyai serangkaian prosedur yang telah
dikembangkan dengan baik untuk menganalisis data ilmu sosial dan menyusun
laporanya. Tiga prosedur penting mendapat perhatian lebih lanjut; pertama,
kebenaran dengan taktik umum untuk memulai suatu laporan; kedua,
mencakup persoalan apakah kasus tersebut untuk mengidentifikasi persoalan
32
yang berurutan; ketiga, mendeskripsikan suatu prosedur tinjauan ulang guna
meningkatkan validitas konstruk suatu penelitian kualitatif (Suprayogo dan
Tobroni. 2003:206).
B. Lokasi dan Subyek Penelitian
Penelitian ini fokus pada efektivitas pemanfaatan media pembelajaran
berbasis multimedia dalam pembelajaran fiqh yang berada di MTs Negeri
Semarang. MTs Negeri Semarang terletak di Desa Susukan, Kecamatan
Susukan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
MTs Negeri Semarang terdiri dari 27 kelas dengan jumlah peserta didik
979 peserta didik dengan rincian sebagai berikut:
1. Kelas 7: terdiri dari 9 kelas (A-I), dengan jumlah 344 peserta didik.
2. Kelas 8: terdiri dari 9 kelas (A-I), dengan jumlah 320 peserta didik.
3. Kelas 9: terdiri dari 9 kelas (A-I), dengan jumlah 315 peserta didik.
Dari semua kelas yang ada penulis hanya mengambil 2 kelas dengan
jumlah 65 peserta didik sebagai sample penelitian yaitu kelas 9 A (29 peserta
didik) dan 9 E (36 peserta didik) dengan mata pelajaran yang diamati adalah
mata pelajaran fiqh.
Dalam penelitian ini penulis melibatkan beberapa subyek penelitian
untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Subyek-subyek penelitian
tersebut adalah:
1. Wakil Kepala Bagian Kurikulum
Wakil Kepala bagian kurikulum sangat penting perananya. Karena menjadi
sumber data untuk digali informasinya terkait dengan data sekolah.
33
2. Kepala Bidang Sarana dan Prasarana
Bidang sarpras yang mengatur tentang semua fasilitas yang dibutuhkan
dalam pembelajaran di sekolah. Peneliti akan meminta keterangan terkait
dengan segala sesuatu yang dibutuhkan sarana dan prasarana.
3. Guru Fiqh
Guru Fiqh di sini berperan sebagai tokoh utama yang akan diteliti oleh
peneliti. Peneliti akan meneliti tentang pemanfaatan multimedia oleh guru
Fiqh sebagai media untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Disini penulis
hanya membatasi dua guru Fiqh yaitu guru fiqh di kelas 9A dan 9E yang
diampu oleh ibu Noor Farida,S.Pd.I dan pak Murodi Sabikin, S.Pd.I.
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Dokumentasi
Studi dokumtasi adalah segala segala sesuatu materi dalam bentuk
tertulis yang dibuat oleh manusia. Dokumen yang dimaksud adalah segala
catatanbaik dalam bentuk cacatan dalam bentuk kertas maupun elektronik.
Dokumen dapat berupa buku, artikel media massa, catatan harian,
manifesto, undang-undang, notulen, blog, halaman web, foto, dan lainnya
(Sarosa, 2012: 61).
Pada penelitian ini, peneliti akan menggali informasi dari dokumen
yang sudah ada untuk dicari beberapa informasi mengenai data tentang
dinamika organisasi keagamaan atau organisasi sekolah termasuk prestasi
yang pernah di peroleh, semua itu dapat digali lewat arsip atau dokumen
yang ada.
34
2. Wawancara
Wawancara adalah kegiatan pengumpulan data yang dilakukan peneliti
dengan cara menanyakan secara langsung pada sumber informasi. Dalam
hal ini, sumber informasi adalah penduduk yang dapat memberikan
keterangan melalui media oral. Hal ini dapat dilakukan secara langsung
dalam pengertian bahwa pewawancara dan yang diwawancara bertatap
muka secara langsung, namun dapat juga dilakukan secara tidak langsung
melalui media telekomunikasi (Yunuus, 2010:357).
Peneliti akan menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara
wawancara terfokus, yaitu wawancara yang mana menetapkan sediri
masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Dalam persiapan
wawancara, terutama wawancara bebas dan wawancara terstruktur
dibutuhkan panduan bagi peneliti. Panduan tersebut disebut Interview
Protocol. Panduan wawancara memuat apa saja yang setidaknya harus
digali dari partisipan dalam proses wawancara. Saat panduan telah
dipersiapkan dengan baik, maka wawancarabdapat dilakukan. Berikut ini
beberapa langkah cara kerja dalam melaksanakan wawancara (Sarosa,
2012: 50-51):
a. Pilih lokasi wawancara dengan gangguan semaksimal mungkin.
Gangguan yang dimaksud dapat berupa bisingan, suhu, maupun lokasi
yang tidak familiar.
b. Peneliti kemudian memulai dengan menjelaskan maksud dan tujuan
wawancara. Peneliti dapat menjelaskan garis besar penelitian.
35
c. Peneliti kemudian menjelaskan mengenai kerahasiaan dan kerelaan
dalam partisipasi penelitian.
d. Peneliti selanjutnya menjelaskan format wawancara.
e. Wawancara dilaksanakan sesuai dengan beberapa hal yang ingin
diketahui.
f. Wawancara diakhiri dengan memberikan kesempatan bagi partisipan
untuk menyampaikan hal-halyang kiranya dipandang penting dan
relevan.
g. Selama wawancara jangan lupa mencatat atau merekam jika diijinkan.
3. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia
dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya. Oleh
karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
pengamatannya melalui hasil pancaindra mata serta dibantu dengan
pancaindra lainnya. Dari pemahaman atau observasi tersebut,
sesungguhnya yang dimaksud dengan metode observasi adalah metode
pengumpulan data yang dipergunakan untuk menghimpun data penelitian.
Suatu kegiatan pengamatan baru dikategorikan sebagai kegiatan
pengumpulan data penelitaian apabila memiliki langkah sebagai berikut
(Bungin, 2006: 134):
a. Pengamatan digunakan dalam penelitian dan telah direncanakan
secara sistematik.
36
b. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah
ditetapkan.
c. Pengamatan tersebut dicatat secara sistematik dan dihubungkan
dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan suatu yang hanya
menarik perhatian.
d. Pengamatan dapat dicek dan dikontrol.
Dalam hal ini observasi nonpartisipan dirasa cocok untuk menggali
atau mengobservasi secara langsung kegiatan yang dilakukan di obyek
penelitian. Diantaranya yaitu kegiatan guru di sekolah.
D. Teknik Analisis Data
Dalam sebagian besar pendekatan kualitatif, analisis data tidak
dilakukan satu tahap saja, setelah data terkumpul. Analisis data kualitatif
merupakan proses sistematis yang berlangsung terus-menerus, bersamaan
dengan pengumpulan data. Analisis data kualitatif berkaitan dengan:
1. Pengumpulan data
Data yang diperoleh di lapangan penelitian baik berupa catatan,
rekaman, ataupu dari dokumen akan diolah menjadi catatan sebagai
komentar peneliti.
2. Reduksi data
Memilah-milah data yang tidak beraturan menjadi potongan-potongan
yang lebih teratur dengan mengoding menyusunnya menjadi kategori dan
merangkumnya menjadi pola dan susunan yang sederhana (Daymon,
2008:369).
37
3. Penyajian Data
Miles dan Hubermen mengemukakan bahwa yang dimaksud penyajian
data adalah menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi
kemungkinan adaya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
4. Menarik Kesimpulan dan Verifikasi
Verifikasi merupakan penarikan kesimpulan melalui diskusi dengan
teman atau analisis dari peneliti. Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian
dari satu kegiatan dari konfigurasasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan
juga diverifikasi selama kegiatan berlangsung (Suprayogo dan Tobroni,
2003:95).
38
BAB IV
PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Paparan Data
1. Gambaran Umum MTs Negeri Semarang
a. Letak Geografis MTs Negeri Semarang
MTs Negeri Semarang beralamatkan di Jl.Sruwen-Karanggede,
berada di wilayah Desa Susukan, Kecamatan Susukan, Kabupaten
Semarang. Depan sekolah adalah jalan raya Sruwen Karanggede yang
dilalui bus. Belakang dan samping kanan sekolah adalah area
persawahan yang kini sedang di bangun jalan tol. Sedangkan di
samping kiri sekolah adalah jalan masuk ke desa Ketanggen.
b. Sejarah Berdirinya MTs Negeri Semarang
Pendirian Madrasah ini diprakarsai oleh Bapak Kyai H.Syamsudin,
Bapak Kyai H. Dzhakiri, dan Bapak Kyai H. Muh Ja'farin Ahmad dan
atas persetujuan beberapa tokoh masyarakat, bekerja sama dengan
MWC NU Kecamatan Susukan sepakat untuk mendirikan lembaga
pendidikan resmi dengan nama Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul
Ulama' tepatnya pada tahun 1965. Dan berubah-ubah nama sesuai
perkembangan masyarakat dan suhu politik saat itu. Dari MTs NU
menjadi MTs Al- Islam dan dinegerikan pada tahun 1980 dengan SK.
Menteri Agama nomor : 27/1980 tanggal 21 Mei 1980 dengan nama
Madrasah Tsanawiyah Negeri Susukan Kabupaten Semarang (Relokasi
dari MTs Negeri Grabag 02 Magelang secara resmi) terhitung mulai
39
tanggal 1 September 1981 dan mulai Desember 2017 MTs Negeri
Susukan resmi berubah nama menjadi MTs Negeri Semarang.
c. Identitas MTs Negeri Semarang
1) Nama Madrasah : Madrasah Tsanawiyah Negeri Semarang
2) No. Statistik Madrasah : 212332203028
3) Alamat :
Jalan : -
NomorTelepon : (0298) 615013
Nomor Fax. : (0298) 615347
Desa : Susukan
Kecamatan : Susukan
Kabupaten : Semarang
KodePos : 50777
Email :
4) Status Madrasah : Negeri
5) Didirikan (swasta) : Tahun1965
6) Diresmikan (Dinegerikan): 1980 , No 27/1980, Tgl 31 Mei 1980
7) Waktu Belajar : Pagi
8) Jumlah Jam Pelajaran/ minggu:
Kelas 7 : 47 Jam
Kelas 8 : 47 Jam
Kelas 9 : 47 Jam
40
9) Kepala Madrasah :
Nama : Dr. Hj. Hidayatun, S.Ag. M.Pd.
NIP : 197208241997032002
Alamat Rumah : Ungaran, Kec. Ungaran Kab. Semarang
Nomor HP : 081390059819
10) Kepala Urusan Tata Usaha :
Nama : Jumadi
NIP : 196201041986031006
Alamat Rumah : RT. 02 RW. 07 Tlawongan Kec. Susukan
Nomor Telephon : (0298) 3420073
d. Visi, Misi dan Tujuan MTs Negeri Semarang
1) Visi
“ Terbentuknya madrasah pilihan masyarakat yang unggul dalam
prestasi yang dilandasi keimanan dan ketakwaan”
2) Misi
a) Melaksanakan proses pembelajaran dengan memprioritaskan
aspek pengajaran, pengamalan, dan pengalaman.
b) Menciptakan suasana pendidikan keagamaan yang kondusif.
3) Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan
a) Menciptakan peserta didik yang berkualitas, terampil, dan
mandiri yang dilandasi dengan keimanan dan ketakwaan kepada
Allah SWT.
41
b) Menghasilkan peserta didik yang cerdas, berwawasan, dan
berakhlakul karimah.
2. Temuan Penelitian
a. Efektivitas pemanfaatan media pembelajaran berbasis multimedia
Pada bagian ini akan dipaparkan hasil dari penelitian.
Berdasarkan data-data hasil rekaman yang sudah dilakukan oleh penulis
kepada dua guru di MTs N Semarang.
Terkait dengan pemanfaatan media pembelajaran berbasis
multimedia ibu Noor Farida selaku guru fiqh di MTs N Semarang
menjelaskan:
“Ya sebenarnya pembelajaran Fiqh dengan menggunakan media
pembelajaran berbasis multimedia bisa dikatakan sebagai suatu langkah
untuk meningkatkan prestasi siswa. Pelaksanaan KBM dengan
menggunakan multimedia telah menjadikan siswa lebih aktif dan
responsif terhadap apa yang sedang dipelajari. Selain itu dengan
menggunakan multimedia juga membantu pemahaman siswa akan hal-
hal yang abstrak maupun konkret. Kalau kondisi ini terus berlangsung
maka memungkinkan bahwa mutu siswa juga akan meningkat menjadi
semakin baik. Dan pada akhirnya sekolah akan berhasil mencetak
kader-kader penerus bangsa yang baik pula”. (Wawancara tgl. 12
Februari 2018 jam 10.30 WIB di sekolah)
Hal ini serupa dengan penjelasan bapak Murodi Sabikin yang
juga sebagai guru fiqh di MTs Semarang bahwa:
“Alhamdulillah dengan adanya perangkat multimedia dalam
pembelajaran anak-anak menjadi lebih paham akan materi yang
diajarkan karena pembelajaran bukan hanya sebatas mendengarkan
“audio” tapi juga langsung melihat “visual” terutama dalam
pembelajaran yang berbasis cerita, seperti dalam pelajaran fiqh pasti
akan sangat terbantu sekali proses penyampaian materinya dan juga
siswa antusias dengan pelajaran karena mereka seakan-akan menonton
film sambil belajar”. (Wawancara tgl. 13 Februari 2018 jam 10.30
WIB di sekolah).
42
Selain itu ibu Noor Farida juga menjelaskan tentang efektivitas
pemanfaatan media pembelajaran bahwa:
“Pembelajaran dengan menggunakan multimedia dirasakan mempunyai
begitu banyak manfaat, yaitu menurunkan tingkat kebosanan siswa
sehingga mereka menjadi lebih semangat dan termotivasi dalam belajar.
Apalagi jika isi dari multimedia tersebut sesuai dengan tujuan
pembelajaran maka akan lebih menguntungkan siswa dalam belajar.
Selain itu penggunaan multimedia juga dapat mengasah keterampilan
mereka dalam mengoperasikan teknologi, tidak hanya murid gurupun
diuntungkan dalam hal ini karena guru juga dapat meningkatkan
pemahamannya dalam penguasaan teknologi. Hal ini juga berdampak
positif bagi siswa karena jika guru menguasai teknologi maka besar
kemungkinan guru akan menggunakan berbagai media pembelajaran
yang berbasis multimedia. Dengan guru menggunakan multimedia
diharapkan akan memperjelas pemahaman siswa. (Wawancara tgl. 12
Februari 2018 jam 10.30 WIB di sekolah)
Penjelasan tersebut diperjelas lagi oleh bapak Sabikin yang
menyatakan bahwa:
“Alhamdulillah sangat efektif sekali, dalam pembelajaran menggunakan
media, seperti yang telah saya katakan tadi, anak-anak menjadi semakin
antusias dalam mengikuti pembelajaran, bahkan anak-anak yang dalam
kategori kurang berminat ketika mengikuti pembelajaran akan menjadi
semakin tertarik dalam mengikuti pembelajaran, karena memang ini
zamannya mereka, jadi ya dengan adanya multimedia dalam proses
belajar mengajar sangat membantu mereka dalam memahami
pembelajaran buktinya banyak dari para siswa nilai dan moralnya naik
setelah pembelajaran dilaksanakan menggunakan multimedia.
(Wawancara tgl. 13 Februari 2018 jam 10.30 WIB di sekolah).
Beliau juga menambahkan penjelasan kaitan antara pemanfaatan
multimedia dengan hasil belajar, sebagaimana berikut:
“Seperti yang sudah saya katakan tadi, pembelajaran menggunakan
multimedia pada era saat ini sangatlah membantu, banyak anak-anak
yang nilainya naik, atau bahkan semangat anak dalam mempelajari
pendidikan agama naik, tidak hanya pembelajaran fiqh saja tapi juga
Qur’an Hadits, Aqidah Akhlak, SKI dll, anak sangat antusias dalam
mengikuti pembelajaran, bukan saja nilai dan moralnya yang naik tapi
juga semangat dan keinginan belajar agamanya juga naik, agaknya bagi
murid-murid belajar agama dengan multimedia membuat pendidikan
agama bukan hal-hal yang kuno, tapi memang harus ada dan ditaati
43
sampai sekarang. (Wawancara tgl. 13 Februari 2018 jam 10.30 WIB di
sekolah).
Hal tersebut ditekankan lagi oleh bu Noor Farida bahwa:
“Dari hasil pengamatan selama ini, hasil belajar siswa mengalami
kemajuan setelah proses pembelajaran menggunakan sumber belajar
berbasis multimedia. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat nilai
ulangan mereka yang mulai meningkat dari waktu kewaktu. Tidak
hanya peningkatan nilai, pada akhirnya siswa juga mendapatkan suatu
pengalaman belajar yang berarti selama proses pembelajaran di sekolah.
(Wawancara tgl. 12 Februari 2018 jam 10.30 WIB di sekolah)
b. Hasil belajar
Dari hasil pengamatan selam berada di kelas IX A dan E di MTs
Negeri Semarang didapat hasil nilai belajar mata pelajaran fiqh sebagai
berikut:
1) Daftar nilai mata pelajaran fiqh kelas A dan E MTs N Semarang
tahun ajaran 2017/2018 sebelum guru menggunakan media
pembelajaran berbasis multimedia dengan KKM predikat C=75,
B=83 dan A=92
No Nilai Jumlah Ketercapaian Predikat
1 ≤ 74 1 Belum Tercapai D
2 75-82 9 Tercapai C
3 83-91 19 Tercapai B
4 ≥92 - - -
Tabel 4.1 Daftar nilai kelas A sebelum guru menggunakan
multimedia
44
Terdapat sembilan siswa yang mendapatkan nilai dengan
standar KKM yaitu dengan predikat C bahkan ada seorang siswa
yang belum mencapai KKM (predikat D). Dari total 29 siswa,
sisanya 19 siswa mendapatkan nilai cukup memuaskan yaitu dengan
predikat B.
No Nilai Jumlah Ketercapaian Predikat
1 ≤ 74 8 Belum Tercapai D
2 75-82 15 Tercapai C
3 83-91 13 Tercapai B
4 ≥92 - - -
Tabel 4.2 Daftar nilai kelas E sebelum guru menggunakan
multimedia
Dalam kelas E terdapat 8 siswa yang memiliki predikat D
artinya siswa tersebut masih dibawah KKM. Ada 15 dan 13 siswa
dengan predikat C dan B.
2) Daftar nilai mata pelajaran fiqh kelas A dan E MTs N Semarang
tahun ajaran 2017/2018 sesudah guru menggunakan media
pembelajaran berbasis multimedia dengan KKM predikat C=75,
B=83 dan A=92
45
No Nilai Jumlah Ketercapaian Predikat
1 ≤ 74 - - -
2 75-82 2 Tercapai C
3 83-91 22 Tercapai B
4 ≥92 5 Tercapai A
Tabel 4.3 Daftar nilai kelas A setelah guru menggunakan
multimedia
Hanya terdapat 2 siswa dengan predikat C, sebagian besar atau
22 siswa dengan predikat B dan ada 5 siswa mampu mencapai
predikat A.
No Nilai Jumlah Ketercapaian Predikat
1 ≤ 74 - - -
2 75-82 8 Tercapai C
3 83-91 26 Tercapai B
4 ≥92 2 Tercapai A
Tabel 4.4 Daftar nilai kelas E setelah guru menggunakan
multimedia
Sudah tidak ada siswa dengan predikat D lagi. Sebagian besar
siswa atau 26 siswa mencapai predikat B, bahkan ada 2 siswa
dengan pedikat A.
46
B. Analisis Data
1. Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia
Dari hasil penelitian selanjutnya dilakukan analisis terhadap data
mengenai pemanfaatan multimedia dalam meningkatkan hasil belajar
siswa khususnya pada mata pelajaran fiqh kelas 9 A dan E MTs Negeri
Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Analisis ini dilakukan berdasarkan
teori-teori yang telah dibahas di bab II.
Dunia pendidikan dipandang sangatlah penting dalam kehidupan, agar
pendidikan berjalan dengan baik seorang guru dituntut untuk bisa kreatif
dan inovatif dalam hal menyampaikan materi dalam pelajaran. Dengan
kemajuan teknologi saat ini guru harus bisa memanfaatkan teknologi yang
ada seperti multimedia berbasis komputer. Multimedia itu sendiri
penyatuan dua atau lebih komunikasi seperti teks, grafik, animasi, audio,
dan video untuk menyampaikan suatu informasi agar lebih menarik,
sehingga dengan memanfaatkan multimedia guru menjadi lebih mudah
dalam menyampaikan pelajaran karena terdapat nilai praktis yang
diperoleh. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Munir
(2012:2).
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Musfiqon (2012:186)
penggunaan multimedia dalam pembelajaran telah terbukti efektif dan
efesien, selain membantu guru dalam menyiapkan materi pelajaran juga
membuat siswa menjadi tertarik dalam mengikuti pembelajaran, serta
multimedia memiliki fungsi dalam pembelajaran disamping untuk
47
membangkitkan motivasi belajar, menambah kegembiraan siswa,
menambah keserasian dalam penerimaan informasi serta mengubah yang
mulanya abstrak menjadi konkret. Hal serupa juga disampaikan oleh ibu
Noor Farida dan Murodi Sabikin selaku guru fiqh di madrasah tersebut
bahwa:
“Ya sebenarnya pembelajaran Fiqh dengan menggunakan media
pembelajaran berbasis multimedia bisa dikatakan sebagai suatu langkah
untuk meningkatkan prestasi siswa. Pelaksanaan KBM dengan
menggunakan multimedia telah menjadikan siswa lebih aktif dan responsif
terhadap apa yang sedang dipelajari. Selain itu dengan menggunakan
multimedia juga membantu pemahaman siswa akan hal-hal yang abstrak
maupun konkret. Kalau kondisi ini terus berlangsung maka
memungkinkan bahwa mutu siswa juga akan meningkat menjadi semakin
baik. Dan pada akhirnya sekolah akan berhasil mencetak kader-kader
penerus bangsa yang baik pula.” (Wawancara tgl. 12 Februari 2018 jam
10.30 WIB di sekolah)
“Alhamdulillah dengan adanya perangkat multimedia dalam pembelajaran
anak-anak menjadi lebih paham akan materi yang diajarkan karena
pembelajaran bukan hanya sebatas mendengarkan “audio” tapi juga
langsung melihat “visual” terutama dalam pembelajaran yang berbasis
cerita, seperti dalam pelajaran fiqh pasti akan sangat terbantu sekali proses
penyampaian materinya dan juga siswa antusias dengan pelajaran karena
mereka seakan-akan menonton film sambil belajar.” (Wawancara tgl. 13
Februari 2018 jam 10.30 WIB di sekolah).
Dengan pembelajaran menggunakan multimedia akan mempermudah
dalam proses belajar mengajar karena multimedia mempunyai berbagai
keuntungan yang telah dijelaskan diatas dan sudah sesuai dengan yang
diharapkan MTs N Semarang yaitu pembelajaran yang efektif dan efisien.
Berdasarkan penelitian terhadap dua orang guru mata pelajaran fiqh, beliau
menggunakan multimedia untuk menyampaikan materi pelajaran dengan
tampilan power point, yang materi pelajaranya sudah diringkas dari buku
paket dan sumber-sumber lainya kemudian diberikan video tentang materi
48
yang diajarkan. Pembelajaran menggunakan multimedia akan menjadi
lebih ringkas dan menarik sehingga siswa akan nampak senang dalam
belajar dan juga mempermudahkan siswa dalam menerima pelajaran
mengingat multimedia dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang, waktu
dan juga memperjelas materi pelajaran. Sehingga disinilah penggunaan
multimedia sangat penting dalam proses belajar mengajar. Seperti yang
disampaikan oleh bapak Murodi Sabikin bahwa:
“Alhamdulillah sangat efektif sekali, dalam pembelajaran menggunakan
media, seperti yang telah saya katakan tadi, anak-anak menjadi semakin
antusias dalam mengikuti pembelajaran, bahkan anak-anak yang dalam
kategori kurang berminat ketika mengikuti pembelajaran akan menjadi
semakin tertarik dalam mengikuti pembelajaran, karena memang ini
zamannya mereka, jadi ya dengan adanya multimedia dalam proses belajar
mengajar sangat membantu mereka dalam memahami pembelajaran
buktinya banyak dari para siswa nilai dan moralnya naik setelah
pembelajaran dilaksanakan menggunakan multimedia.” (Wawancara tgl.
13 Februari 2018 jam 10.30 WIB di sekolah).
Saat proses pembelajaran dengan multimedia berjalan ketertarikan
belajar siswa terlihat dengan siswa yang aktif dan senang, karena
memberikan pengalaman yang baru dan menyenangkan bagi siswa atau
guru, maka disitulah keberhasilan dan termotivasinya siswa dalam belajar.
Bahkan siswa menunjukkan belajar dengan multimedia menjadi lebih
menarik dan pelajaran mudah untuk diingat. Hal ini sesuai dengan manfaat
multimedia yang dikemukakan oleh Nana dan Ahmad (2000:2).
Multimedia memudahkan guru dalam penyampaian materi, seperti materi
pelajaran yang susah untuk dipahami dapat dijelaskan dan diuraikan
dengan menggunakan multimedia. Sehingga siswa yang sulit dalam
memahami materi tersebut dapat mudah memahaminya, dan juga
49
mengingat manfaat multimedia (Nana dan Ahmad, 2000:2) dalam
pembelajaran yaitu bahan atau materi pengajaran akan lebih jelas
maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa dan
memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
Dari uraian diatas bahwa, multimedia bukanlah pengganti dari seorang
guru tetapi multimedia sebagai alat yang membantu guru dalam
penyampaian materi pelajaran. Guru pelajaran fiqh di MTs Negeri
Semarang sudah menggunakan multimedia dan mengajak siswa lebih aktif
dengan memberikan tugas secara kelompok dan mencari jawaban dengan
meggunakan buku dan internet, agar siswa juga tetap mengikuti
perkembangan teknologi. Hasil dari observasi dan wawancara dengan guru
bahwa belajar dengan multimedia siswa terlihat atusias dan lebih terlihat
aktifitas yang positif serta mampu menumbuhkan motivasi siswa karena
pelajaran menjadi menarik, materi mudah diterima dan belajar dengan rasa
senang, bahkan siswa banyak terlibat didalam pelajaran sehingga hasil
belajar siswa pun ikut meningkat, seperti yang telah dikatakan bahwa:
“Dari hasil pengamatan selama ini, hasil belajar siswa mengalami
kemajuan setelah proses pembelajaran menggunakan media pembelajaran
berbasis multimedia. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat nilai ulangan
mereka yang mulai meningkat dari waktu kewaktu. Tidak hanya
peningkatan nilai, pada akhirnya siswa juga mendapatkan suatu
pengalaman belajar yang berarti selama proses pembelajaran di sekolah.”
(Wawancara tgl. 12 Februari 2018 jam 10.30 WIB di sekolah).
“Seperti yang sudah saya katakan tadi, pembelajaran menggunakan
multimedia pada era saat ini sangatlah membantu, banyak anak-anak yang
nilainya naik, atau bahkan semangat anak dalam mempelajari pendidikan
agama naik, tidak hanya pembelajaran fiqh saja tapi juga Qur’an Hadits,
Aqidah Akhlak, SKI dll, anak sangat antusias dalam mengikuti
pembelajaran, bukan saja nilai dan moralnya yang naik tapi juga semangat
50
dan keinginan belajar agamanya juga naik, agaknya bagi murid-murid
belajar agama dengan multimedia membuat pendidikan agama bukan hal-
hal yang kuno, tapi memang harus ada dan ditaati sampai sekarang.”
(Wawancara tgl. 13 Februari 2018 jam 10.30 WIB di sekolah).
Donald P.Ely dalam Sudarwan (2000:12) menyebutkan beberapa
manfaat penggunaan komputer untuk pembelajaran antara lain
meningkatkan produktivitas pendidikan, memberikan kemungkinan
kegiatan pengajaran bersifat individual, memberi dasar yang lebih dinamis
terhadap pendidikan, pengajaran yang lebih mantap, memungkinkan
belajar secara seketika dan penyajian yang lebih luas. Dengan penggunaan
multimedia berbasis komputer di dalam pelajaran akan menghasilkan hasil
belajar yang maksimal. Penggunaan multimedia diharapkan mampu
membuat siswa fokus dalam pelajaran dan mendapatkan hasil belajar yang
baik.
Menurut Bloom (dalam Sudjana 2009:46) hasil belajar adalah
perubahan tingkah laku yang dibagi menjadi tiga ranah: kognitif, afektif
dan psikomotorik. Ranah Kognitif adalah ranah yang berkenaan dengan
hasil belajar intelektual yang terdiri dari pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Melalui
pembelajaran dengan menggunakan multimedia diharapkan siswa mampu
memahami, menganalisa, mensintesis dan mengevaluasi materi pelajaran
sehingga akan tercapai hasil kognitif yang baik. Seperti yang
dikemukakan Munadi (dalam Rusman 2012:124) faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar antara lain faktor instrumental, yaitu faktor
yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil
51
belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi
sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang direncanakan.
Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan guru.
Multimedia termasuk dalam faktor instrumental yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Sehingga penggunaan multimedia
seperti presentasi power point dan tampilan video pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar siswa jika sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang diharapkan guru dan siswa seperti yang tercantum dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat dicapai bersama. Pencapaian hasil
belajar yang baik tidak terlepas dari kerja keras guru dalam mendesain
model pembelajaran, penyampaian materi dan juga pemilihan multimedia
yang digunakan harus dapat menyampaikan tujuan pembelajaran.
Efektivitas suatu multimedia dapat dikatakan efektif, jika dapat
menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh guru tersebut.
Seperti yang disampaikan oleh Mahmudi, 2005:92 bahwa efektivitas
merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar
kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin
efektif organisasi, program atau kegiatan.
2. Hasil Belajar
Dari hasil pengamatan selama berada di kelas 9 A dan E di MTs
Negeri Semarang didapat hasil nilai belajar mata pelajaran fiqh sebagai
berikut:
52
a. Nilai mata pelajaran fiqh kelas A MTs Negeri Semarang tahun ajaran
2017/2018 sebelum dan sesudah guru menggunakan media
pembelajaran berbasis multimedia
KKM= predikat C=75, B=83 dan A=92
N
o Nilai
Jumlah Ketercapaian Predikat
Sebelum % Sesudah %
1 ≤ 74 1 3,4 - - Belum
Tercapai
D
2 75-
82
9 31 2 6,9 Tercapai C
3 83-
91
19 65,5 22 75,9 Tercapai B
4 ≥92 - - 5 17,2 Tercapai A
Rata-rata 82
90
Tabel 4.5 Presentase nilai kelas A sebelum dan sesudah guru
menggunakan multimedia
Sebelum guru menggunakan multimedia dalam pembelajaran,
guru hanya terpaku pada buku teks yang ada dipadukan dengan
menggunakan metode ceramah. Hasilnya 31% siswa yang
mendapatkan nilai dengan standar KKM yaitu dengan predikat C
bahkan 3,4% siswa yang belum mencapai KKM (predikat D). Dari
total 29 siswa, sisanya 65,5% siswa mendapatkan nilai cukup
memuaskan yaitu dengan predikat B.
53
Berdasarkan tabel diatas, pencapaian hasil belajar dengan
menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia lebih baik jika
dibandingkan sebelum menggunakan multimedia. Hanya ada 6,9%
siswa dengan predikat C, sebagian besar atau 75,9% siswa dengan
predikat B dan ada 17,2% siswa mampu mencapai predikat A. Dari
rata-rata nilai 82 bisa meningkat menjadi 90. Ini dikarenakan siswa
lebih tertarik dan rasa ingin tahunya akan tinggi jika materi pelajaran
disajikan secara berbeda. Sesuai dengan pendapat Munir, 2012:21
bahwa perhatian peserta didik akan lebih terpusat dan rasa ingin
tahunya akan lebih tinggi untuk mempelajari hal-hal lain karena
merasa tertarik akan media penyajiannya.
b. Nilai mata pelajaran fiqh kelas E MTs Negeri Semarang tahun ajaran
2017/2018 sebelum dan sesudah guru menggunakan media
pembelajaran berbasis multimedia.
KKM= predikat C=75, B=83 dan A=92
N
o Nilai
Jumlah Ketercapaian Predikat
Sebelum % Sesudah %
1 ≤ 74 8 22,2 - - Belum
Tercapai
D
2 75-
82
15 41,7 8 22,2 Tercapai C
3 83-
91
13 36,1 26 72,2 Tercapai B
4 ≥92 - - 2 5,6 Tercapai A
54
Rata-rata 79 85
Tabel 4.6 Presentase nilai kelas E sebelum dan sesudah guru
menggunakan multimedia
Dibandingkan dengan kelas A hasil nilai kelas E masih
dibawahnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan nilai
tersebut, seperti: pertama, kelas A adalah kelas unggulan untuk agama
sehingga anak-anak yang masuk ke kelas A adalah anak-anak yang
lebih unggul dalam bidang agama sedangkan kelas E adalah kelas
reguler biasa. Kedua, adanya perbedaan guru yang mengajar mata
pelajaran fiqh antara kelas A dan E. Karena disini peneliti ingin
meneliti dua guru yang mengajar dengan menggunakan multimedia
pada mata pelajaran yang sama pada kelas yang berbeda. Dalam kelas
E terdapat 2,2% siswa yang memiliki predikat D artinya siswa
tersebut masih dibawah KKM. Ada 41,7% dan 36,1% siswa dengan
predikat C dan B. Hal ini menunjukan bahwa belum tercapainya
pembelajaran karena masih ada beberapa siswa yang belum mencapai
KKM.
Dilihat dari daftar nilai diatas, terdapat peningkatan hasil belajar
siswa ke arah yang lebih baik. Sudah tidak ada siswa dengan predikat
D lagi. Sebagian besar siswa atau 72,2% siswa mencapai predikat B,
bahkan ada 5,6% siswa dengan predikat A. Dari tabel diatas ada
kenaikan dari rata-rata nilai yang semula 79 menjadi 85. Hal ini
menunjukan bahwa mengajar dengan multimedia lebih berhasil
55
meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan memanfaatkan banyak
ragam media maka akan menghasilkan proses kognitif yang maksimal
(ariani dan Haryanto, 2010:7).
56
57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Guru pada mata pelajaran Fiqh di MTs N Semarang memanfaatkan media
berbasis multimedia. Guru tersebut menggunakan multimedia dalam
pelajaran dengan menampilkan power point yang berisi materi serta
penampilan video pembelajaran yang menarik. Dengan menggunakan
media berbasis multimedia didalam pelajaran, mampu meningkatkan hasil
belajar siswa.
2. Hasil belajar siswa dalam kelas A dari rata-rata nilai 82 dapat mencapai
rata-rata nilai 90 dengan menggunakan pembelajaran berbasis multimedia.
Sedangkan di kelas E terdapat peningkatan dari rata-rata nilai 79 menjadi
85. Peningkatan hasil belajar tersebut didukung dengan adanya
penggunaan multimedia dalam pembelajaran.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan pengamatan pemanfaatan multimedia oleh 2
guru mata pelajaran Fiqh di MTs Negeri Semarang, penulis memiliki beberapa
saran sebagai berikut:
1. Diharapkan guru dapat memanfaatkan multimedia yang telah disediakan di
sekolah sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang optimal.
2. Hendaknya guru menggunakan media yang bervariasi, karena dapat
membuat siswa tertarik dalam belajar, memudahkan siswa dalam
menerima pelajaran, serta dapat memotivasi siswa dalam belajar.
58
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhari. 2009. Multimedia Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grapindo
Persada.
Darmawan, Deni. 2011. Teknologi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Gunawan, Heri. 2012. Kurikulum dan Pembelajaranfiqh. Bandung: Alfabeta.
Madjid, Abdul. 2006.fiqh Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Miles, Matthew B. dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif.
Terjemahan: Tjejep RR Jakarta: UI Press.
Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Munir. 2012. Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Belajar. Jakarta: PT.
Prestasi Pustakaraya.
Nasution. 2005. Teknologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sumardiono. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran dengan Memanfaatkan
Multimedia Komunikasi Interaktif: Flow Chart CAI dan Strategi
Instruksional. Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik. (Vol. 16
No. 3). Hlm. 2-5
Tafsir, Ahmad. 2005. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Usman dan Answer. 2001. Media Pembelajaran. Jakarta: Delia Citra Utama.
UU RI NO 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Yunanto, Sri Joko. 2004. Sumber Belajar Anak Cerdas. Jakarta: PT Gramedia
Widia Sarana Indonesia.
http://fitrianahadi.blogspot.co.id/2015/12/makalah-macam-macam-media
pembelajaran.html Dikases Pada 11 April 2018
59
60
61
62
DAFTAR INTERVIEW
Guru:
1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan
media pembelajaran berbasis multimedia dalam pembelajaran Fiqh di MTs
N Semarang?
2. Apakah semua guru menguasai cara menggunakan media pembelajaran
berbais multimedia yang disediakan MTs N Semarang?
3. Bagaimana efektivitas pemanfaatan media pembelajaran berbasis
multimedia dalam pembelajaran Fiqh di MTs N Semarang?
4. Bagaimana hasil belajar Fiqh di MTs N Semarang dengan memanfaatkan
media pembelajaran berbasis multimedia?
Waka Sarpras:
1. Apa saja sarana dan prasarana berbasis multimedia yang dimiliki oleh MTs
N Semarang?
2. Bagaimana keadaan sarana media pembelajaran berbasis multimedia yang
dimiliki MTs N Semarang?
3. Bagaimana pemanfaatan media pembelajaran berbasis multimedia di MTs N
Semarang?
4. Apakah ada perawatan khusus yang dilakukan oleh pihak sekolah terhadap
multimedia tersebut?
63
Transkrip Interview Guru
Hari pertama interview dengan salah satu guru agama MTs Negeri
Semarang pada hari Senin tanggal 12 Februari 2018 jam 10.30-10.45 WIB A1=
pewawancara, A2= yang diwawancara.
A1.01 Baik buk saya mulai nggih untuk pertanyaannya ada beberapa pertanyaan,
yang pertama bagaimana sih pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
dengan menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia dalam
pembelajaran Fiqh di kelas panjenengan?
A2.02 Ya sebenarnya pembelajaran Fiqh dengan menggunakan media
pembelajaran berbasis multimedia bisa dikatakan sebagai suatu langkah
untuk meningkatkan prestasi siswa. Pelaksanaan KBM dengan
menggunakan multimedia telah menjadikan siswa lebih aktif dan responsif
terhadap apa yang sedang dipelajari. Selain itu dengan menggunakan
multimedia juga membantu pemahaman siswa akan hal-hal yang abstrak
maupun konkret. Kalau kondisi ini terus berlangsung maka
memungkinkan bahwa mutu siswa juga akan meningkat menjadi semakin
baik. Dan pada akhirnya sekolah akan berhasil mencetak kader-kader
penerus bangsa yang baik pula.
A1.03 Oh begitu buk ya, baik untuk pertanyaan kedua apakah semua guru
menguasai cara menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia
yang disediakan di sekolah ini?
A2.04 Hampir semua guru di MTs ini sudah bisa menggunakan media
pembelajaran yang berbasis multimedia. Hanya saja ada satu atau dua guru
64
yang sudah hampir pensiun atau memasuki usia lanjut kurang paham
dengan media pembelajaran yang berbasis multimedia karena harus
menggunakan teknologi seperti laptop, LCD, komputer dll. Sedangkan
untuk menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia guru-guru
tersebut belum bisa menguasai teknologi itu.
A1.05 Berarti mungkin diajari yang masih muda-muda gitu ya bu?
A2.06 Iya jadi setiap akhir pekan ada pembelajaran multimedia bagi guru usia
lanjut namun faktanya guru-guru tersebut jarang menggunakan media
pembelajaran berbasis multimedia.
A1.07 Baik, pertanyaan selanjutnya bu ya, bagaimana efektivitas pemanfaatan
media pembelajaran berbasis multimedia dalam pembelajaran Fiqh di
kelas panjenengan?
A2.08 Pembelajaran dengan menggunakan multimedia dirasakan mempunyai
begitu banyak manfaat, yaitu menurunkan tingkat kebosanan siswa
sehingga mereka menjadi lebih semangat dan termotivasi dalam belajar.
Apalagi jika isi dari multimedia tersebut sesuai dengan tujuan
pembelajaran maka akan lebih menguntungkan siswa dalam belajar. Selain
itu penggunaan multimedia juga dapat mengasah keterampilan mereka
dalam mengoperasikan teknologi, tidak hanya murid gurupun diuntungkan
dalam hal ini karena guru juga dapat meningkatkan pemahamannya dalam
penguasaan teknologi. Hal ini juga berdampak positif bagi siswa karena
jika guru menguasai teknologi maka besar kemungkinan guru akan
menggunakan berbagai media pembelajaran berbasis multimedia. Dengan
65
guru menggunakan multimedia diharapkan akan memperjelas pemahaman
siswa.
A1.09 Baik bu, pertanyaan terakhir, bagaimana hasil belajar Fiqh di kelas
panjenengan dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis
multimedia?
A2.10 Dari hasil pengamatan selama ini, hasil belajar siswa mengalami kemajuan
setelah proses pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis
multimedia. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat nilai ulangan mereka
yang mulai meningkat dari waktu kewaktu. Tidak hanya peningkatan nilai,
pada akhirnya siswa juga mendapatkan suatu pengalaman belajar yang
berarti selama proses pembelajaran di sekolah.
66
Transkrip Interview Guru
Hari kedua interview dengan salah satu guru agama MTs Negeri Semarang
pada hari Selasa tanggal 13 Februari 2018 jam 10.30-10.45 WIB B1=
pewawancara, B2= yang diwawancara.
B1.01 Baik, saya mulai untuk pertanyaannya ada beberapa pertanyaan, yang
pertama bagaimana sih pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia dalam
pembelajaran Fiqh di kelas panjenengan?
B2.02 Alhamdulillah dengan adanya perangkat multimedia dalam pembelajaran
anak-anak menjadi lebih paham akan materi yang diajarkan karena
pembelajaran bukan hanya sebatas mendengarkan “audio” tapi juga
langsung melihat “visual” terutama dalam pembelajaran yang berbasis
cerita, seperti dalam pelajaran fiqih pasti akan sangat terbantu sekali
proses penyampaian materinya dan juga siswa antusias dengan pelajaran
karena mereka seakan-akan menonton film sambil belajar
B1.03 Oh begitu buk ya, baik untuk pertanyaan kedua apakah semua guru
menguasai cara menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia
yang disediakan di sekolah ini?
B2.04 Alhamdulillah kemajuan tehnologi pada era milenium ini yaitu era 2000an
memang sangat maju ya...apa lagi sejak 2010 sampai sekarang,
perkembangan tehnologi sangat pesat sekali, begitu juga dalam dunia
pendidikan, seperti halnya perkataan Ali RA didiklah anak sesuai dengan
zamannya, kalau tidak salah hahaha. Seorang guru juga harus berkembang
67
mengikuti perkembangan tehnologi dizaman anak tersebut tumbuh,
jadinya mau tidak mau seorang guru harus belajar bagaimana mengajar
dengan cara yang kekinian mudah diterima anak dan anak tidak bosan
karena menggunakan metode yang lama, alhamdulillah untuk guru-guru
Fiqh di MTs N Semarang sudah hampir semuanya menggunakan gaya
mengajar yang lebih modern, menggunakan multimedia yang biasa
digunakan pada saat ini.
B1.05 Baik, pertanyaan selanjutnya bu ya, bagaimana efektivitas pemanfaatan
media pembelajaran berbasis multimedia dalam pembelajaran Fiqh di
kelas panjenengan?
B2.06 Alhamdulillah sangat efektif sekali, dalam pembelajaran menggunakan
media, seperti yang telah saya katakan tadi, anak-anak menjadi semakin
antusias dalam mengikuti pembelajaran, bahkan anak-anak yang dalam
kategori kurang berminat ketika mengikuti pembelajaran akan menjadi
semakin tertarik dalam mengikuti pembelajaran, karena memang ini
zamannya mereka, jadi ya dengan adanya multimedia dalam proses belajar
mengajar sangat membantu mereka dalam memahami pembelajaran
buktinya banyak dari para siswa nilai dan moralnya naik setelah
pembelajaran dilaksanakan menggunakan multimedia.
B1.07 Baik bu, pertanyaan terakhir, bagaimana hasil belajar pai di kelas
panjenengan dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis
multimedia?
68
B2.08 Seperti yang sudah saya katakan tadi, pembelajaran menggunakan
multimedia pada era saat ini sangatlah membantu, banyak anak-anak yang
nilainya naik, atau bahkan semangat anak dalam mempelajari pendidikan
agama naik, tidak hanya pembelajaran fiqih saja tapi juga Qur’an Hadits,
Aqidah Akhlak, SKI dll, anak sangat antusias dalam mengikuti
pembelajaran, bukan saja nilai dan moralnya yang naik tapi juga semangat
dan keinginan belajar agamanya juga naik, agaknya bagi murid-murid
belajar agama dengan multimedia membuat pendidikan agama bukan hal-
hal yang kuno, tapi memang harus ada dan ditaati sampai sekarang.
69
Transkrip Interview Waka Sarpras
Hari kedua interview dengan waka sarpras MTs Negeri Semarang pada
hari Selasa tanggal 13 Februari 2018 jam 11.00 – 11.15 WIB C1= pewawancara,
C2= yang diwawancara.
C1.01 Baik, saya mulai untuk pertanyaannya ada beberapa pertanyaan, yang
pertama apa saja sarana dan prasarana berbasis multimedia yang dimiliki
MTs Negeri Semarang?
C2.02 Sebenarnya kalau dilihat dari segi teknologi madrasah ini bisa dibilang
cukup maju karena disini sudah mempunyai 3 ruang laboratorium
komputer. Di ruang 1 ada 35 komputer dan ruang 2 juga ada 40 komputer
sedangkan ruang 3 ada sekitar 35 komputer. Dalam pembagian ruang,
ruang 1 dan ruang 2 digabung menjadi satu ruangan sehingga jumlah
komputer dalam ruang tersebut menjadi 75 unit komputer. Sedangkan
ruang 3 terpisah menjadi ruangan tersendiri dengan jumlah komputer 35
unit. Sehingga total komputer untuk saat ini yaitu 110 unit komputer.
Untuk keperluan penggunaan power point dalam pembelajaran di kelas,
sekaran ini sudah terpasang lcd proyektor sebanyak 28 unit di tiaap-tiap
kelas. Jika guru menginginkan pembelajaran yang berbasis multimedia
guru tersebut hanya perlu membawa laptop ke kelas karena di tiap-tiap
kelas sudah terpasang lcd. Jadi guru tidak perlu khawatir untuk
menampilkan video pembelajaran maupun power point karena
perlengkapan sudah tersedia. Selain itu madasah juga punya 4 lcd portable.
70
Lcd ini digunakan untuk jaga-jaga jika ada lcd yang rusak atau untuk
keperluan yang lain, seperti pertemuan wali murid di aula.
C1.03 Lanjut ke pertanyaan kedua bagaimana keadaan sarana dan prasarana
tersebut?
C2.04 Yahh seperti yang kita tahu, keadaan suatu teknologi sangatlah rawan rusak
apalagi jika dipakai banyak orang dan secara terus menerus. Kondisi
komputer dan lcd di madrasah ini sebagian besar masih normal dan layak
pakai meskipun ada sebagian kecil yang rusak. Walaupun begitu itu
tidaklah menjadi suatu kendala yang berarti karena sistem KBM masih
bisa berjalan seperti biasa dan juga penyelenggaraan UASBN berbasis
komputer di MTs N Semarang tahun ini dapat terselenggara dengan
sukses.
C1.05 Selanjutnya pak bagaimana dengan pemanfaatannya?
C2.06 Untuk pemanfaatan komputer dan lcd tentu saja yang paling utama adalah
sebagai media pembelajaran untuk menunjang proses belajar siswa. Selain
itu komputer juga berfungsi untuk pembelajaran TIK. Di luar jam sekolah
komputer dimanfaatkan untuk kegiatan ekstrakurikuler komputer oleh
siswa.
C1.07 Terakhir apakah ada perawatan khusus yang dilakukan oleh pihak sekolah?
71
C2.08 Dalam urusan keperawatan teknologi, khususnya komputer kami serahkan
kepada penanggung jawab laboratorium komputer yaitu bapak
Maskur,S.Pd.
72
Daftar Nilai Fiqih Kelas 9 E Sesudah Menggunakan
Multimedia
No Urut NISN Nama
Jenis
Kelamin Kelas Nilai
1 9566 0025229589 Al Hadad Thoriqul Falah L 9E 85
2 9529 0032856495 Alfinta Khasanatin Mardiana P 9E 84
3 9530 0027378606 Amanda Rusnita Dewi P 9E 85
4 9412 0039826508 Ana Auliya Putri P 9E 82
5 9380 0026297919 Aprilia P 9E 87
6 9534 0032858377 Choirul Muttaqin L 9E 80
7 9535 0026900331 Dian Fitriana P 9E 90
8 9459 0032856881 Dimas Munandzar L 9E 85
9 9574 0037191075 Eko Feri Yanto L 9E 78
10 9461 0016434985 Faiq Syaifudin L 9E 85
11 9386 0039129505 Faqih Ajar Sembodo L 9E 78
12 9420 0030199405 Fina Tri Arnida P 9E 84
13 9613 0032857602 Herwina Novianti P 9E 84
14 9390 0038301788 Hidayatul Hikmah P 9E 95
15 9615 0027698724 Kharisma Wahyu Widodo P 9E 85
16 9616 0038431531 Kori Nurlita P 9E 80
17 9505 0027378607 Maha Dewi Putri Mahrifad P 9E 84
18 9424 0049384018 Miftakhul Rizal L 9E 80
19 9395 0021033941 Muhamad Mubaroq L 9E 80
20 9504 0026299914 Muhammad Ihsan Nur Hidayat L 9E 85
21 9507 0035321115 Muhammad Riki Iskandar L 9E 87
22 9780 0034370468 Muhtar Abdul Aziz Alfahmi L 9E 80
23 9472 0026299019 Nadzif Zahirul Arsyad L 9E 85
24 9510 0034423528 Niki Puspita Anjarani
Kusumawati P 9E 85
25 9517 0037165090 Reza Hidayat L 9E 85
26 9554 0032857717 Rina Sutarti Rizki P 9E 88
27 9437 0031999430 Shifa Addinar Atabatul Ghulam L 9E 76
28 9438 0044071694 Shofi Anwarul Husnia P 9E 95
29 9635 0026299419 Sindi Aliyawati P 9E 88
30 9479 0028802178 Sinta Arla Berliani P 9E 82
31 9597 0035405026 Tegar Adi Saputra L 9E 84
32 9598 0032857175 Triya Isma Khoirunnisa P 9E 90
33 9560 0040279326 Utami Devanti Anandiarini P 9E 82
34 9638 0032858619 Widatul Qoniah P 9E 84
73
35 9484 0032857469 Ziddan Ahmad Kamal L 9E 90
36 9562 0032858554 Zusnia Galuh Wati P 9E 85
Jumlah 3042
Rata-rata 85
74
DOKUMENTASI PENELITIAN
Dokumentasi saat kegiatan pembelajaran di kelas 9 A dan 9 E
75
Interview dengan Ibu Noor Farida dan Bapak Murodi Sabikin
76
77
78
79
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Aditiyo Nur Cahya
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat Tanggal lahir : Subang, 25 Juni 1994
Agama : Islam
Alamat : Jatiroke, Jatibaru, Ciasem,
Subang, Jawa Barat
E-mail : aditiyonc2588@gmail.com
Latar Belakang Pendidikan:
1999-2005 : SD N Jatiroke
2005-2008 : SMP N Ciasem
2008-2011 : SMA N 1 Ambarawa
2011-2018 : IAIN Salatiga