Post on 14-Jan-2017
i
EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN GANDARUSA(Justicia gendarussa Burm. F ) PADA TIKUS PUTIH
JANTAN GALUR WISTAR
SKRIPSI
Oleh :
FITRI YULIANI K 100040229
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA 2008
ii
EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL DAUN GANDARUSA (Justicia gendarussa Burm. F ) PADA TIKUS PUTIH JANTAN
GALUR WISTAR
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai derajat Sarjana Farmasi (S.Farm) pada Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah Surakarta di Surakarta
Oleh:
FITRI YULIANI K 100040229
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA
2008
iii
PENGESAHAN SKRIPSI
Berjudul :
EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70 % DAUN GANDARUSA (Justicia gendarussa Burm. F ) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR
Oleh :
FITRI YULIANI
K100040229
Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada tanggal : 27 juni 2008
Mengetahui, Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah Surakarta Dekan,
Dra. Nurul Mutmainah, M,Si., Apt
Pembimbing Utama PembimbingPendamping dr. EM Sutrisna, M. Kes Tanti Azizah, S,Si.,Apt
Penguji :
1. Nurcahyanti W., S.Si., M. Biomed, Apt 1. ………..
2. Ratna Yuliani, M. Biotech. St 2…………
3. dr. EM Sutrisna M. Kes 3. …………
4. Tanti Azizah S.Si, Apt 4.…………
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih dan penyayang
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolong mu dan yang
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang
yang khusyu’ (QS. AL-BAQARAH: 45)
Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagimu, maka berjalanlah di
segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezkinya. Dan hanya
kepada-Nyalah kamu dibangkitkan (QS. Al-MULK: 15).
Kupersembahkan untuk :
Allah SWT
Bapak dan ibu tercinta, terima kasih atas seluruh curahan kasih sayang,
dorongan dan do’anya selama ini.
Kakak dan adikku yang selalu memberikan semangat.
v
DEKLARASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, 27 Juni 2008
Peneliti
(Fitri Yuliani)
vi
KATA PENGANTAR
Dengan kerendahan hati saya mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga tersusun skripsi
dengan judul “ EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70 % DAUN
GANDARUSA (Justicia gendarussa Burm.f ) PADA TIKUS PUTIH JANTAN
GALUR WISTAR”.
Skripsi ini penulis ajukan untuk memenuhi salah-satu syarat mencapai derajat
sarjana Farmasi (S. Farm) pada Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Penulis menyadari bahwa hasil penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, baik mengenai materi, bahasa dan penulisannya. Hal ini disebabkan
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Dalam kesempatan
ini dengan kerendahan hati dan penghargaan yang setulus-tulusnya penulis
mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Ibu Dra. Nurul Mutmainah, Apt., selaku dekan Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
2. Ibu Nurcahyanti W., S.Si., M. Biomed., Apt., dan Ibu Ratna Yuliani, M.
Biotech. St., selaku penguji I dan penguji II yang telah memberikan
pengarahan, bimbingan dan saran sehingga terselesainya skripsi ini.
3. Bapak dr. EM Sutrisna, M. Kes., selaku pembimbing utama yang telah
memberikan pengarahan, bimbingan dan saran sehingga terselesaikan skripsi
ini.
vii
4. Ibu Tanti Azizah S.Si, Apt., selaku pembimbing pendamping yang sabar
memberikan pengarahan, bimbingan dan saran sehingga terselesaikan skripsi
ini.
5. Bapak Broto Santoso, S. F., Apt., selaku pembimbing akademik yang telah
memberi bimbingan dan motivasi selama studi.
6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta
yang telah memberi ilmunya selama penulis menempuh studi, dan seluruh staf
laboratorium Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
7. Mbak Nur dan mas Awang selaku laboran yang telah banyak membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas kerja samanya.
8. Angga Permana dan Sulastri teman seperjuangan selama penelitian dan
penyelesaian skripsi ini.
9. Sahabat-sahabatku Nia, Nita, Fahmi, Yanto, Niken, Ari terima kasih atas
kasih sayangnya semoga kebersamaan kita tetap teringat sepanjang masa.
10. Pihak-pihak lain yang telah membantu sampai terselesaikan skripsi ini.
Semoga segala bantuan, bimbingan, baik moril maupun spiritual yang
diberikan dalam menyelesaikan skripsi ini akan mendapat balasan yang
setimpal dari Allah SWT.
Surakarta, 27 Juni 2008
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ iii
DEKLARASI ................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
INTISARI ......................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 3
D. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 4
1. Tanaman Gandarusa (Justicia gendarussa Burm.F ) ......... 4
2. Diuretik .............................................................................. 6
3. Furosemid ........................................................................... 10
4. Penyarian ............................................................................ 11
ix
E. Landasan Teori ......................................................................... 12
F. Hipotesis ................................................................................... 12
BAB II METODE PENELITIAN
A. Kategori Penelitian dan Perancangan Percobaan ..................... 13
B. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 13
C. Bahan dan Alat ......................................................................... 14
1. Bahan ................................................................................ 14
2. Alat .................................................................................... 14
C. Jalannya Penelitian ................................................................... 15
1. Determinasi tanaman .......................................................... 15
2. Pengumpulan Bahan Uji .................................................... 15
3. Pengeringan Bahan Uji ...................................................... 15
4. Pembuatan Serbuk .............................................................. 15
5. Pembuatan Ekstrak Etanol ................................................. 16
6. Pemilihan Hewan Uji ......................................................... 17
7. Perhitungan Dosis Furosemid ............................................. 17
8. Uji Efek Diuretik ................................................................. 18
D. Cara Analisis ............................................................................ 21
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi justicia gendarussa Burm. f . .............................. 23
B. Hasil Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Gandarusa ................... 23
C. Uji Diuretik ............................................................................... 25
x
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................. 35
B. Saran ......................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 36
LAMPIRAN ………………………………………………………………….. 38
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Struktur Kimia Furosemid.............................................................. 9
Gambar 2. Skema Pembuatan Ekstrak Etanol 70% Daun Gandarusa ............. 17
Gambar 3. Skema Uji Aktivitas Diuretik Ekstrak Etanol 70% Daun Gandarusa
pada Tikus Putih Jantan Wistar ....................................................... 20
Gambar 4. Kurva Hubungan Waktu Pengamatan (Jam) terhadap Volume Urin Kumulatif (ml) Setelah Perlakuan pada Tikus Putih Jantan Wistar ............................................................................................... 28
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Data Volume Urin Tiap Waktu Pengamatan (ml) pada Masing-masing
Kelompok Perlakuan.......................................................................... . 27
Tabel 2. Volume Urin Kumulatif 1-12, Urin Kumulatif 12-24, Urin Kumulatif
1-24, Tiap Waktu Pengamatan (ml) .................................................... 28
Tabel 3. AUC1-12, AUC12-24, AUC1-24 Urin tiap Waktu Pengamatan dan Persen
Daya Diuretik ..................................................................................... .. 30
Tabel 4. Data Nilai Signifikansi AUC1-12, AUC12-24, Dan AUC1-24 Antar Kelompok Perlakuan Dari Uji LSD ..................................................... 31
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Foto Tanaman dan Simplisia Gandarusa ..................................... 38
Lampiran 2. Foto Metabolic Cage ................................................................... 39
Lampiran 3. Foto Ekstrak Cair dan Ekstrak Kental Daun Gandarusa ............. 39
Lampiran 4. Surat Keterangan Pengambilan Simplisia Daun Gandarusa …… 41
Lampiran 5. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Gandarusa ................... 42
Lampiran 6. Surat Keterangan Bahan Baku Furosemid ……………………... 43
Lampiran 7. Surat Keterangan Pembelian Tikus Putih Jantan Galur Wistar…. 44
Lampiran 8. Data AUC1-12, AUC12-24, AUC1-24 Urin Tiap Waktu Pengamatan,
% Daya Diuretik........................................................................... . 49
Lampiran 9. Data Volume Urin Tiap Waktu Pengamatan (ml) pada Masing –
masing Kelompok Perlakuan ........................................................ 50
Lampiran 10. Data Volume Urin Kumulatif (ml) Tiap Waktu Pengamatan..... 51
Lampiran 11. Volume Urin Kumulatif 1-12, Urin Kumulatif 12-24, Urin
Kumulatif 1-24 …………………………………………………. 52
Lampiran 12. Berat Badan Tikus dengan Volume Pemberian......................... 53
Lampiran 13. Perhitungan Rendemen dan Contoh Perhitungan AUC............ 54
Lampiran 14. Perhitungan % Daya Diuretik ................................................... 55
Lampiran 15. Perhitungan Konsentrasi Stok dan Pembuatan Sediaan Suspensi
Ekstrak Etanol Daun Gandarusa ................................................... 58
Lampiran 16. Hasil SPSS.................................................................................. 59
xiv
INTISARI
Salah satu tumbuhan yang secara empirik berkhasiat sebagai diuretik yaitu daun gandarusa (justicia gendarussa Burm.F). Tujuan penelitian ini untuk meneliti efek diuretik ekstrak etanol daun gandarusa pada tikus putih jantan galur Wistar.
Hewan uji sebanyak 25 ekor tikus jantan galur wistar dipuasakan selama 12-18 jam, kelompok I kontrol negatif diberi suspensi PVP 5%, kelompok II kontrol positif diberi furosemid dosis 21,6 mg/ kg BB, kelompok III diberi suspensi ekstrak etanol dosis 0,18 g/ kg BB, kelompok IV dosis 0,36 g/ kg BB, kelompok V dosis 0,72 g/ kg BB. Ekstrak etanol diberikan pada hewan uji secara per oral dengan volume pemberian 2,5 ml/ 200 g BB. Hewan uji dimasukkan dalam metabolic cage, diberi 2,5 ml air minum secara per oral pada jam ke- 3, 6, 9 dan diberi 5 ml pada jam ke-12. Volume urin diukur pada jam ke- 1, 2, 3, 6, 9, 12, dan 24. Data dianalisis dengan analisis varian (ANAVA) satu jalan, apabila terdapat perbedaan yang bermakna dilanjutkan uji LSD (Least Significant Difference) dengan taraf kepercayaan 95%.
Hasil AUC1-12 (Area Under the Curve) menunjukkan bahwa kontrol positif, ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/ kg BB dan dosis 0,72g/ kg BB berbeda bermakna (p<0,05) dengan kontrol negatif. Hal ini berarti, kontrol positif dan kedua dosis tersebut mempunyai efek diuretik. Hasil AUC12-24 menunjukkan bahwa kontol positif dan ketiga dosis tersebut tidak berbeda bermakna (p>0,05) dengan kontrol negatif (berarti tidak mempunyai efek diuretik). Hasil AUC1-24 menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/ kg BB, dosis 0,36 g/ kg BB, dan dosis 0,72 g/ kg BB berbeda bermakna (p<0,05) dengan kontrol negatif. Sehingga dapat dikatakan ekstrak etanol tersebut berkhasiat sebagai diuretik. Kata kunci: Ekstrak etanol, daun Gandarusa (justicia gendarussa Burm.F), diuretik
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Sudah menjadi budaya bangsa Indonesia untuk lebih banyak
memanfaatkan tumbuhan guna memelihara kesehatan dan mengobati
penyakit. Bahan baku yang berasal dari binatang dan batu-batuan (mineral)
tidak banyak digunakan. Tumbuhan obat yang dinilai aman untuk digunakan
tetap dilestarikan, sedangkan tumbuhan yang menyembuhkan tetapi dapat
menimbulkan gangguan pada tubuh (efek samping) pada umumnya tidak
digunakan (Dalimartha, 2003)
Dewasa ini, penelitian dan pengembangan tumbuhan obat baik di
dalam maupun di luar negeri berkembang pesat. Penelitian yang berkembang
terutama pada farmakologi maupun fitokimianya berdasarkan indikasi
tumbuhan obat yang digunakan oleh sebagian masyarakat dengan khasiat yang
teruji secara empiris hasil penelitian tersebut, tentunya lebih memantapkan
para pengguna tumbuhan obat akan khasiat, maupun penggunaannya
(Dalimartha, 2003).
Penggunaan obat tradisional di Indonesia pada hakekatnya merupakan
bagian kebudayaan bangsa Indonesia. Keuntungan nyata dari penggunaan obat
tradisional adalah efek samping yang relatif kecil dibandingkan obat modern,
juga dapat digunakan sebagai senyawa penuntun untuk penemuan obat-obat
baru. Meskipun secara empiris obat tradisional mampu menyembuhkan
2
berbagai macam penyakit, tetapi khasiat dan keamanannya belum terbukti
secara klinis, selain itu belum banyak diketahui senyawa apa yang
bertanggung jawab terhadap khasiat obat tradisional tersebut.
Salah satu tanaman yang secara empiris digunakan sebagai obat
tradisional adalah tanaman gandarusa yang biasa digunakan dalam
pengobatan adalah daun dan akarnya. Di masyarakat tanaman ini digunakan
untuk melancarkan peredaran darah, antirematik, peluruh keringat (diaforetik),
peluruh kencing (diuretik), dan pencahar (Dalimartha, 2003).
Diuretik adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih
(diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal (Tjay dan Rahardja, 2002).
Pengeluaran urin terutama digunakan untuk mengurangi sembab yang
disebabkan oleh meningkatnya jumlah cairan luar sel, pada keadaan yang
berhubungan dengan kegagalan jantung kongestif, kegagalan ginjal, oligourik,
sirosis hepatik, keracunan kehamilan, glaukoma, hiperkalsemia, diabetes
insipidus dan sembab yang disebabkan oleh penggunaan jangka panjang
kortikosteroid (Siswandono dan Soekardjo, 2000).
Salah satu tanaman yang secara empiris berkhasiat sebagai diuretik
yaitu daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F) (Dalimartha, 2003). Hal
ini dibuktikan dalam penelitian Sari (2006), infusa daun gandarusa konsentrasi
10% b/v; dosis 2,5 ml/ 200 g BB (1,25 g/ kg BB) memiliki daya diuretik
(73,53 ± 10,45) % pada tikus putih jantan galur Wistar. Dalam penelitian
tersebut senyawa yang diuji bersifat polar. Untuk melanjutkan penelitian
3
tersebut perlu diteliti apakah senyawa yang bersifat polar, semi polar, dan non
polar dari daun gandarusa yang disari menggunakan etanol juga mempunyai
efek diuretik. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian secara ilmiah tentang
efek diuretik dari ekstrak etanol 70% daun gandarusa (Justicia gendarussa
Burm. F) pada tikus putih jantan galur Wistar. Penelitian tentang efek diuretik
ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peningkatan kesehatan dalam
masyarakat.
B. PERUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah ekstrak etanol daun gandarusa mempunyai efek diuretik pada
tikus putih jantan galur Wistar?
2. Pada dosis berapa ekstrak etanol daun gandarusa menunjukkan efek
diuretik pada tikus putih jantan galur Wistar?
C. TUJUAN PENELITIAN
Dari rumusan masalah yang diuraikan di atas, dapat dirumuskan tujuan
penelitian adalah:
1. Meneliti efek diuretik ekstrak etanol 70% daun gandarusa pada tikus
putih jantan galur Wistar.
4
2. Mengetahui dosis ekstrak etanol 70% daun gandarusa yang dapat
memberikan efek diuretik pada tikus putih jantan galur Wistar.
D. TINJAUAN PUSTAKA
1. Tanaman Gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F )
a. Sinonim
Justicia dahona buch-ham, Justicia nigricans lour, Justicia salicina
vahl, Gendarussa vulgaris Nees (Dalimartha, 2001).
b. Sistematika tanaman
Devisi : Spermatophyta
Sub Devisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub kelas : Sympetalae
Bangsa : Tubeflorae/ Sulanaeas (Tjitrosoepomo, 1991)
Suku : Acanthaceae
Marga : Justicia
Jenis : Justicia gendarussa Burm. F (Van Steenis, 1997).
c. Nama daerah
Justicia gendarussa Burm. F memiliki nama daerah: besi-besi (Aceh),
gandarusa (Melayu), handarusa (Sunda), gandarusa tetean, trus (Jawa),
ghandarusa (Madura), gandarisa (Bima), puli (Ternate) (Dalimartha,
2001).
5
d. Kandungan kimia
Daun Justicia gendarussa Burm. F mengandung kalium, flavonoid,
justisin, steroid/triterpenoid, tanin 0,4% (Anonimb, 1995). selain itu
juga mengandung minyak atsiri, kalium, kalsium oksalat, tanin, dan
alkaloid yang agak beracun (Dalimartha, 2001).
e. Sifat dan kegunaan
Daun bersifat rasa pedas, sedikit asam dan netral. Daun gandarusa
berkhasiat untuk melancarkan peredaran darah, anti-rematik, peluruh
keringat (diaforetik), peluruh kencing (diuretik), dan pencahar
(Dalimartha, 2001).
f. Deskripsi tanaman
Tanaman gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F) tumbuh liar di
hutan, tanggul sungai atau ditanam sebagai tumbuhan obat, perdu,
tumbuh tegak dengan tinggi sekitar 0,8-2 m batangnya berkayu,
segiempat, bercabang, beruas-ruas dan berwarna coklat kehitaman.
Daun mempunyai pertulangan yang menyirip berhadapan, bertangkai
pendek, hijau tua, tunggal, lanset, dengan panjang 5-20 cm, sedangkan
lebarnya 1-3,5 cm. bunganya berwarna ungu, mahkota bentuk tabung,
berbibir dua, majemuk, bentuk malai dengan panjang 3 sampai 12 cm.
Buah berbentuk ganda berbiji empat. Biji berwarna coklat, kecil dan
keras. Tanaman gandarusa mempunyai akar tunggang dan berwarna
coklat (Dalimartha, 2001).
6
g. Penggunaan secara empirik
Penggunaan dalam masyarakat yaitu 15-30 gram daun gandarusa
kering yang direbus dalam segelas air digunakan sebagai obat tetes
pada telinga yang sakit (Dalimartha, 2001).
2. Diuretik
Diuretik adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran
kemih (diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal. Kebanyakan
diuretika bekerja dengan mengurangi reabsorpsi natrium, sehingga
pengeluarannya lewat kemih. Obat-obat ini bekerja khusus terhadap tubuli,
tetapi juga ditempat lain, yaitu:
1. Tubuli proksimal
Ultrafiltrat mengandung sejumlah besar garam yang disini
direabsorpsi secara aktif untuk lebih kurang 70%, antara lain ion Na+
dan air, begitu pula glukosa dan ureum. Karena reabsorpsi berlangsung
secara proporsional, maka susunan filtrat tidak berubah dan tetap
isotonis terhadap plasma. Diuretika osmotis (manitol, sorbitol) bekerja
disini dengan menghambat reabsorpsi air dan juga natrium (Tjay dan
Rahardja, 2002).
2. Lengkungan Henle
Di bagian menaik Henle,s loop ini Ca++ 25% dari semua ion Cl-
yang telah difiltrasi direabsorbsi secara aktif, disusul dengan reabsorpsi
pasif dari Na+ dan K+, tetapi tanpa air, hingga filtrat menjadi hipotonis.
7
Diuretik lengkungan, seperti furosemida, bumetanida, dan etakrinat,
bekerja terutama di lengkungan Henle dengan merintangi transport Cl-
dan Na+. Pengeluaran K+ dan air juga diperbanyak (Tjay dan Rahardja,
2002).
3. Tubuli distal
Di bagian pertama segmen tubuli distal direabsorpsi secara
aktif pula tanpa air hingga filtrat menjadi lebih cair dan lebih
hipotonis. Senyawa thiazida dan klortalidon bekerja di tempat ini
dengan memperbanyak ekskresi Na+ dan Cl- sebesar 5-10%. Di bagian
kedua segmen tubuli distal, ion Na+ ditukarkan dengan ion K+ atau
NH4+, proses ini dikendalikan oleh proses anak ginjal aldosteron (Tjay
dan Rahardja, 2002).
4. Saluran pengumpul
Hormon antidiuretik ADH (vasopresin) dari hipofise bertitik
kerja disini dengan mempengaruhi permeabilitas bagi air dan sel-sel
saluran ini (Tjay dan Rahardja, 2002).
Pada umumnya, diuretik dibagi dalam beberapa kelompok yaitu:
a. Diuretik lengkungan
Obat-obat ini berkhasiat kuat tetapi agak singkat 4-6 jam
(Tjay dan Rahardja, 2002). Banyak digunakan pada keadaan akut
misalnya pada udema paru akut, udema pada penyakit jantung,
penyakit ginjal, penyakit hati. Juga pada hiperkalsemia dan
8
hiperkalemia. Efek samping dapat berupa hipotensi atau syok,
hipokalemi, hiperurikemi, dan pembesaran prostat (Anonim, 1994).
b. Derivat thiazid
Efeknya lebih lemah dan lambat (6-48 jam) dan terutama
digunakan pada terapi hipertensi dan kelemahan jantung (Tjay dan
Rahardja, 2002). Efek samping berupa hipokalemia,
hiperkolesterolemia, hiperurikemi, hiperglikemi, kecepatan filtrasi
glomerulus berkurang, impotensi seksual, serta efek diuretik pada
penderita diabetes insipidus (Anonim, 1994).
c. Diuretik hemat Kalium
Efek obat ini lemah dan khusus digunakan kombinasi
dengan diuretik lainnya untuk menghemat ekskresi kalium.
Aldosteron menstimulasi reabsorpsi Na+ dan K+, proses ini
dihambat secara kompetitif oleh antagonis aldosteron (Tjay dan
Rahardja, 2002). Efek samping berupa hiperkalemia (Anonim,
1994).
d. Diuretik osmotik
Obat-obat ini hanya direabsorpsi sedikit oleh tubuli, hingga
reabsorpsi air juga terbatas. Efek utama diuretik osmotik adalah
untuk meningkatkan jumlah air yang dikeluarkan dengan relatif
sedikit penambahan ekskresi natrium. Penggunaan klinis diuretik
osmotik sangat terbatas misal pada kegagalan ginjal akut, dan
9
peningkatan tekanan intrakranial atau intraokuler yang kuat (pada
udema otak dan glaukoma) (Anonim, 1994).
e. Inhibitor karbonik anhidrase
Zat ini berfungsi menghambat enzim karbonik anhidrase di
tubuli proksimal, sehingga disamping karbonat, Na+ dan K+
diekresikan lebih banyak bersamaan dengan air. Khasiat diuretik
lemah sehingga digunakan secara selang-seling (Tjay dan
Rahardja, 2002). Efek diuresis yang terjadi disertai dengan
hilangnya ion kalium, karena lebih banyak ion natrium yang
memasuki tubuli distal dan meningkatnya pertukaran Na-K
(Anonim, 1994).
f. Golongan xantin
Diuresis dihasilkan dari bertambahnya aliran darah ginjal
dan kecepatan filtrasi glomerulus, sebagai hasil stimulasi terhadap
jantung. Namun juga ada efek langsung pada ginjal yang
mengurangi reabsorpsi ion natrium, klorida dan air. Golongan ini
digunakan pada kegagalan jantung, yang biasa dipakai aminofilin
(Anonim, 1994).
3. Furosemida
O
O
COOH
H2NS
NHCH2
Cl
O
Gambar 1. Struktur Kimia Furosemid (Katzung, 2001)
10
Furosemid merupakan turunan yang merupakan diuretik kuat dan
bertitik kerja dilengkungan Henle bagian menaik. Sangat efektif pada
keadaan udema diotak dan paru-paru yang akut. Mulai kerjanya pesat, oral
dalam 0,5-1 jam dan bertahan 4-6 jam, intravena dalam beberapa menit
dan 2,5 jam lamanya. Reabsorpsinya dari usus hanya lebih kurang 50%,
t1/2 30-60 menit, eksresinya melalui kemih secara utuh, pada dosis tinggi
juga lewat empedu. Efek samping yang umum berupa hiponatremia,
gejalanya berupa gelisah, kejang otot, haus, letargi (selalu mengantuk)
dan kolaps. Pada injeksi intravena terlalu cepat dan jarang terjadi ketulian
(reversibel) dan hipotensi. Hipokalemia reversibel dapat pula terjadi (Tjay
dan Rahardja, 2002).
Masa kerja furosemida biasanya 2-3 jam, sedang waktu paruhnya
tergantung pada fungsi ginjal. Karena agen ansa bekerja pada sisi luminal
tubulus, respon diuretik berkaitan secara positif dengan ekskresi urin.
Sebagai efek diuretiknya agen ansa mempunyai efek langsung pada
peredaran darah melalui tatanan beberapa vaskuler. Furosemida
meningkatkan aliran darah di dalam korteks ginjal (Katzung, 2001).
4. Penyarian
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi
zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut yang diuapkan dan
massa atau serbuk yang tersisa diperlukan sedemikian hingga memenuhi
baku yang telah ditetapkan (Anonima, 1995).
11
Simplisia adalah bentuk jamak dari kata simpleks yang berasal dari
kata simple berarti satu atau sederhana. Istilah simplisia dipakai untuk
menyebut bahan-bahan obat alam yang masih berada dalam wujud aslinya
atau belum mengalami perubahan bentuk, kecuali dinyatakan lain
umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan (Anonim, 1979)
Maserasi pada umumnya dilakukan dengan cara 10 bagian
simplisia dengan derajat halus yang cocok dimasukkan ke dalam bejana,
kemudian dituangi dengan 75 bagian cairan penyari, ditutup dan dibiarkan
selama 5 hari terlindung dari cahaya, sambil diaduk. Setelah 5 hari sari
diserkai, kemudian ampas diperas. Ampas ditambah cairan penyari
secukupnya diaduk dan diserkai, sehingga diperoleh sari sebanyak 100
bagian. Bejana ditutup, dibiarkan ditempat sejuk, terlindung dari cahaya,
selama 2 hari, kemudian endapan dipisahkan (Anonim, 1986).
E. LANDASAN TEORI
Daun gandarusa mengandung kalium, flavonoid, justisin,
steroid/triterpenoid, tanin 0,4% (Anonimb, 1995) dan berkhasiat untuk
melancarkan peredaran darah, antirematik, peluruh keringat (diaforetik),
peluruh kencing (diuretik), dan pencahar (Dalimartha, 2001), alkaloid dan
saponin (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).
Daun gandarusa secara empirik berkhasiat sebagai diuretik (Dalimartha,
2003). Hal ini dibuktikan dalam penelitian Sari (2006), infusa daun gandarusa
konsentrasi 10% b/v; dosis 2,5 ml/ 200 g BB (1,25 g/ kg BB) memiliki daya
12
diuretik (73,53 ± 10,45) % pada tikus putih jantan galur Wistar. Dalam
penelitian tersebut, zat aktif yang diduga berkhasiat sebagai diuretik pada
infusa tersebut adalah senyawa yang bersifat polar. Pada penelitian ini
digunakan ekstrak yang didapat dari maserasi dengan menggunakan pelarut
etanol. Etanol merupakan pelarut yang universal yang dapat menyari senyawa
yang bersifat polar, semi polar, maupun non polar, sehingga memungkinkan
zat aktif yang tersari dengan infusa juga dapat tersari dengan penyari etanol
ini. Dengan demikian kemungkinan ekstrak etanol tersebut juga mempunyai
efek diuretik pada tikus jantan Wistar.
F. HIPOTESIS
Ekstrak etanol 70% daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F)
diduga mempunyai efek diuretik pada tikus putih jantan galur Wistar.
13
BAB II
METODE PENELITIAN
1. Definisi Operasional Variabel Penelitian
a. Jenis penelitian
Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental semu dengan
rancangan acak lengkap pola searah.
b. Variabel penelitian
Variabel bebas : dosis ekstrak etanol 70% daun gandarusa
Variabel tergantung : volume urin tiap waktu pengamatan
Variabel kendali :
a) Hewan uji : umur, berat badan, jenis kelamin, galur
b) Tanaman : asal tanaman, waktu panen, bagian yang
diambil.
c) Volume pemberian air minum
d) Lingkungan laboratorium.
2. Metode pengumpulan data
Data yang dikumpulkan diperoleh dari pengamatan langsung pada
hewan uji yaitu data kuantitatif volume urin pada jam ke 1, 2, 3, 6, 9, 12,
dan 24 setelah perlakuan. Volume urin yang diukur adalah volume urin
kumulatif dari awal pengamatan.
14
3. Bahan dan alat
a. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam eksperimen adalah :
1) Daun gandarussa (Justicia gendarussa Burm. F) yang diperoleh dari
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional (B2P2TO2T) Tawangmangu.
2) Tikus putih jantan Wistar umur 2-3 bulan dengan berat 130-200 gram.
3) Akuades
4) Furosemid (PT. IFARS)
5) Polivinil Pirolidon (PVP) (E-Merck)
6) Etanol 70% (Teknis)
b. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam eksperimen adalah :
1) Panci maserasi
2) Kompor listrik
3) Wajan stainless steel
4) Timbangan hewan uji (Ohaus) kepekaan 0,1 gram
5) Timbangan analitik (Satorius) kepekaan 0,1 mg dan 0,01 mg
6) Metabolic cage
7) Jarum oral tikus ukuran 15
8) Alat-alat gelas.
15
4. Jalannya Penelitian
a. Determinasi tanaman
Kebenaran dan deskripsi morfologi daun gandarusa di Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
(B2P2TO2T) Tawangmangu, dengan menggunakan buku Flora of Java
(Backer and Van den Brink, 1965), buku Flora (Van Steenis, 2003)
dan buku Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta (Tjitrosoepomo,
1988).
b. Pengumpulan bahan uji
Daun gandarusa yang digunakan diambil dan dikumpulkan dari
tanaman Justicia gendarussa Burm. F yang terdapat di Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
Tawangmangu pada bulan Februari 2008.
c. Pengeringan bahan uji
Daun Justicia gendarussa Burm. F dikumpulkan, dibersihkan dari
kotoran-kotoran yang menempel dengan cara dicuci di bawah air
mengalir, kemudian dipotong kecil-kecil agar mempermudah
pengeringan. Pengeringan dilakukan di bawah sinar matahari tidak
langsung dengan ditutup kain hitam.
d. Pembuatan serbuk
Daun gandarusa yang sudah kering diserbukkan dengan blender, lalu
diayak dengan ayakan no.16 dan disimpan.
16
e. Pembuatan ekstrak etanol
1. Maserasi
Maserasi dilakukan dengan cara 10 bagian simplisia daun
gandarusa (100 g) dengan derajat halus yang cocok dimasukkan
dalam panci maserasi, kemudian dituangi dengan 75 bagian pelarut
etanol 70 % (750 ml) dan dibiarkan selama lima hari sambil sekali-
kali dilakukan pengadukan, untuk mencegah terjadinya kejenuhan.
Setelah lima hari disaring sehingga diperoleh ampas dan filtrat
(ekstrak cair). Ampas ditambah cairan penyari secukupnya diaduk
dan diserkai, sehingga diperoleh seluruh sari sebanyak 100 bagian.
Panci ditutup, dibiarkan di tempat sejuk, terlindung dari cahaya,
diendapkan selama dua hari untuk menghindari kemungkinan
masih adanya serbuk ikutan hasil penyarian, setelah diendapkan
filtrat dipisahkan dari endapan ikutan, selanjutnya dilakukan
penguapan menggunakan evaporator.
2. Penguapan
Penguapan dilakukan dengan evaporator. Penguapan
berlangsung sampai diperoleh ekstrak kental. Ekstrak kental inilah
yang akan digunakan dalam uji diuretik. Skema cara pembuatan
ekstrak etanol 70% daun gandarusa dapat dilihat pada Gambar 2.
17
Daun Gandarusa
Dicuci air mengalir
Dikeringkan di bawah sinar matahari dengan ditutup kain hitam
Diserbuk
Diayak ( ayakan no. 100)
Dimaserasi
Dengan etanol 70 %
Filtrat ekstrak etanol 70 % daun gandarusa
Diuapkan dan dipekatkan menggunakan evaporator
Ekstrak kental
Gambar 2. Skema Cara Pembuatan Ekstrak Etanol 70% Daun Gandarusa
f. Pemilihan hewan uji
Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih jantan galur Wistar,
umur 2-3 bulan, berat 130-200 gram.
g. Perhitungan dosis furosemida
Dosis furosemida yang diberikan adalah dosis yang meliputi dosis
terapi manusia yaitu 80 mg (Katzung, 2001) dengan faktor konversi
dari manusia (70 kg) ke tikus (200 g) sebesar 0,018 (Ngatidjan, 1990).
Dosis terapi manusia = 80 mg
Faktor konversi manusia ke tikus 200 g = 0,018
18
Maka dosis terapi pada tikus = 80 mg × 0,018
= 1,44 mg /200 g BB
= 7,2 mg /kg BB
Hasil orientasi Arsyi (2007), uji diuretik didapatkan perbedaan yang
tidak berbeda bermakna terhadap kontrol negatif maka dosis yang
digunakan pada hewan uji adalah tiga kalinya yaitu:
Dosis yang diberikan pada tikus = 3 x 1,44 mg/200g BB
= 4,32 mg/200g BB
= 21,6 mg/kg BB
Furosemid tidak larut dalam air, maka sediaan dibuat dengan
melarutkan furosemida pada larutan PVP 5% sebagai suspending
agent.
Pembuatan larutan stok = 4,32 mg/2,5 ml
= 43,2 mg/25ml
Furosemida 43,2 mg disuspensikan dalam PVP 5% 15 tetes kemudian
ditambah akuades hingga volume 25 ml.
h. Uji efek diuretik
Hewan uji di adaptasikan di laboratorium dan dipuasakan selama 5-6
jam namun tetap diberi minum. Hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok
perlakuan, masing-masing terdiri dari 5 ekor tikus
Kelompok 1 (kontrol negatif) : diberi suspensi PVP 5%
Kelompok 2 (kontrol positif) : diberi suspensi furosemida dosis
21,6 mg /kg BB
19
Kelompok 3 : diberi suspensi ekstrak etanol daun gandarusa dosis
0,18 g/ kg BB.
Kelompok 4 : diberi suspensi ekstrak etanol daun gandarusa dosis
0,36 g/ kg BB.
Kelompok 5 : diberi suspensi ekstrak etanol daun gandarusa dosis
0,72 g/ kg BB.
Setelah diberi perlakuan, hewan uji dimasukkan dalam metabolic cage
untuk ditampung urinnya. Pengukuran volume urin dilakukan pada
jam ke 1, 2, 3, 6, 9, 12, dan 24. Volume urin yang diukur adalah
volume urin tiap waktu pengamatan dan volume urin kumulatif. Air
minum pada jam ke-1 sampai ke-12 dikontrol sebanyak 2,5 ml tiap 3
jam untuk tiap hewan uji secara per oral yaitu pada jam ke- 3, 6, 9.
Sedangkan jam ke- 12 diberikan sebanyak 5 ml. Selama perlakuan
dalam metabolic cage hewan uji tidak diberi makan. Skema uji efek
diuretik ekstrak etanol 70% daun gandarusa pada tikus putih jantan
galur wistar dapat dilihat pada Gambar 3.
20
25 ekor tikus putih jantan wistar
dipuasakan selama 12-18 jam
Diberikan kepada hewan uji secara peroral dengan volume pemberian 2,5 ml / 200 g BB
Hewan uji di masukkan dalam metabolic cage
Diberi 2,5 ml air minum secara per oral pada jam ke- 3, 6, 9, dan diberi 5 ml air
minum secara per oral pada jam ke- 12
Volume urin diukur pada jam ke 1, 2, 3, 6, 9, 12 dan 24 setelah perlakuan
Dianalisis hasilnya dengan uji Kolmogorov-Smirnov, homogenitas varian, ANAVA satu jalan dan uji LSD dengan taraf kepercayaan 95%
Gambar 3. Skema Uji Efek Diuretik Ekstrak Etanol 70% Daun Gandarusa
pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar
Kelompok III 5 ekor
Kelompok IV 5 ekor
Kelompok V 5 ekor
Kelompok II Kontrol positif
5 ekor
Kelompok I Kontrol negatif
5 ekor
Suspensi PVP 5%
Suspensi Furosemida
21,6 mg/kg BB
Suspensi Ekstrak etanol
Dosis 0,18 g/ kg BB
Suspensi Ekstrak etanol
Dosis 0,36 g/ kg BB
Suspensi Ekstrak etanol
Dosis 0,72 g/ kg BB
21
5. Cara analisis
Data volume urin hewan uji yang didapat setelah 1, 2, 3, 6, 9, 12,
24 jam dikumpulkan, berdasarkan hasil tersebut dilakukan uji statistik.
Data yang diperoleh kemudian dicari luas daerah di bawah kurva (Area
Under the Curve).
[ ]tntnAUC 1− = 2
VV n1n +− ( )1nn tt −− (1)
AUC = Area di bawah kurva
Vn = Volume urin pada jam ke-n
Vn-1 = Volume urin pada jam ke (n-1)
Dari perhitungan AUC juga dapat dihitung % daya diuretik dengan rumus:
% daya diuretik = %100×−
=k
kp
AUCAUCAUC
(2)
AUCP = AUC tiap konsentrasi perlakuan
AUCk = AUC kontrol negatif
Kemudian data AUC diuji distribusi normalnya dengan uji Kolmogorov-
Smirnov, sedang keseragaman variannya diuji dengan uji Levene
menggunakan taraf kepercayaan 95%. Apabila data terdistribusi normal
dan homogen dilakukan ANAVA (analisis Varian) satu jalan dan jika
berbeda bermakna, dilanjutkan dengan uji Least Significant Difference
(LSD) dengan taraf kepercayaan 95%. Apabila data terdistribusi tidak
normal, dilakukan uji Kruskal Wallis dan jika berbeda bermakna
22
dilanjutkan dengan uji Mann Whitney. Adanya efek diuretik secara
keseluruhan dari bahan uji dapat diketahui dengan membandingkan AUC
waktu pengamatan versus volume urin dari kelompok bahan uji dengan
AUC kontrol negatif.
23
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi Justicia gendarussa Burm. F
Determinasi perlu dilakukan untuk memastikan bahwa tumbuhan yang
akan digunakan benar-benar merupakan tumbuhan yang dimaksud (Justicia
gendarussa Burm. F) dan menghindari terjadinya kesalahan pengambilan sempel.
Determinasi dilakukan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO2T) Tawangmangu, dengan menggunakan
buku Flora of Java (Backer and Van den Brink, 1965), buku Flora (Van Steenis,
1997) dan buku Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta (Tjitrosoepomo, 1991),
diketahui bahwa sampel tumbuhan yang diteliti adalah Justicia gendarussa
Burm.F. Hasil determinasinya adalah sebagai berikut:
1b, 2b, 3b, 4b, 12b, 13b, 14b, 17b, 18b, 19b, 20b, 21b, 22b, 23b, 24b,
25a…………………………………99………………Euphorbiaceae.
1b, 36b, 39b, 40b, 42b, 54b, 61b, 63b, 66b, 67a,
68a……………………………………………………Justicia.
1……………………………………………… Justicia gendarussa Burm. F.
B. Hasil Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Gandarusa.
Daun gandarusa didapatkan dari Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
(B2P2TO2T) Tawangmangu dan daun diambil semua baik daun yang tua, sedang
24
maupun muda. Kemudian daun dicuci dengan air mengalir, hal ini bertujuan untuk
memisahkan kotoran-kotoran yang menempel di daun. Setelah itu, daun gandarusa
dijemur di bawah sinar matahari ditutup dengan kain hitam. Tujuan pengeringan
adalah untuk menghilangkan kadar air yang terdapat dalam daun dan untuk
keefektifan penyarian, sehingga dalam proses ekstraksi bahan telah kering dan
lebih muda berinteraksi dengan cairan penyari. Pengeringan daun gandarusa
ditutup dengan kain hitam karena jika dijemur di bawah sinar matahari secara
langsung dapat merusak senyawa-senyawa kimia yang terkandung di dalam daun
gandarusa.
Simplisia yang akan dibuat diserbuk halus. Bahan dihaluskan dengan
tujuan untuk memperbesar permukaan yang akan bersentuhan dengan cairan
penyari. Selain itu dapat mengakibatkan dinding-dinding sel dalam serbuk
tersebut menjadi pecah, sehingga cairan penyari dapat masuk ke dalam sel-sel
untuk kemudian terjadi perpindahan massa zat aktif dari dalam serbuk ke luar atau
ke dalam cairan penyari.
Larutan penyari yang digunakan adalah etanol 70% karena merupakan
larutan yang universal yang dapat menyari senyawa bersifat polar, semi polar dan
non polar.
Serbuk daun gandarusa dengan bobot 300 gram disari dengan etanol 70%
dan diperoleh ekstrak etanol daun gandarusa sebanyak 43,15 gram, berarti
rendemennya adalah 14,38%. Perhitungan rendemen terdapat pada Lampiran 6.
25
C. Uji Diuretik
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek diuretik ekstrak etanol
daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F) pada tikus putih jantan Wistar
dengan pembanding furosemid dosis 21,6 mg/kg BB sebagai kontrol positif dan
suspensi PVP 5% sebagai kontol negatif. Untuk memperkecil variabilitas antar
hewan uji, maka hewan yang digunakan harus mempunyai keseragaman, yaitu
memiliki berat badan antara 130-200 gram, umur 2-3 bulan, diberi makanan dan
minuman yang sama dan dalam kondisi sehat. Pengelompokan hewan uji
dilakukan secara random (acak), masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor.
Penelitian ini menggunakan hewan uji tikus galur Wistar karena tikus
merupakan hewan dengan model yang sesuai untuk evaluasi obat-obat yang
mempengaruhi ginjal (Kusumawati, 2004) dan digunakan tikus jantan karena
kondisi biologisnya lebih stabil bila dibandingkan dengan tikus betina.
Hewan uji harus diadaptasikan terlebih dahulu dengan kondisi
laboratorium selama 7 hari. Hal ini dilakukan untuk menghindari stres pada saat
perlakuan. Sebelum hewan uji mengalami perlakuan, pada hari terakhir hewan uji
dipuasakan terlebih dahulu selama 12-18 jam dengan hanya diberi minum ad
libitum. Tujuan dipuasakan agar kondisi hewan uji sama dan mengurangi
pengaruh makanan yang dikonsumsi terhadap absorpsi sampel yang diberikan.
Apabila tahap persiapan telah selesai, kemudian dilakukan uji dengan
pemberian ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB, 0,36 g/kg BB dan
0,72 g/kg BB. Sebagai pembanding digunakan furosemid yang merupakan
diuretik kuat sebagai kontrol positif dan suspensi PVP 5% sebagai kontrol negatif.
26
Volume air minum yang dikonsumsi oleh hewan uji dari jam ke-1 sampai
12 tidak dilakukan uji ANAVA satu jalan karena air minum diberikan secara per
oral dengan volume pemberian 2,5 ml/ 200 g tiap 3 jam. Begitu juga volume air
minum yang dikonsumsi dari jam ke-12 sampai 24 diberikan secara peroral
sebanyak 5 ml/ 200 g. Hal ini dilakukan untuk menyeragamkan kondisi dari
hewan uji, karena dikhawatirkan dengan masuknya air minum yang tidak seragam
kemungkinan berpengaruh pada efek diuretik yang dihasilkan baik pada kontrol
positif maupun perlakuan tiap dosis ekstrak etanol daun gandarusa.
Data volume urin diukur pada jam ke- 1, 2, 3, 6, 9, 12 dan 24. Data yang
terkumpul merupakan data volume urin tiap waktu (ml). Dari data volume urin
tiap waktu dapat dihitung volume urin kumulatif. Data volume urin tiap waktu
pengamatan (mean+SD) tersaji pada Tabel 1 dan terlampir pada Lampiran 9.
27
Tabel 1. Data Volume Urin Tiap Waktu Pengamatan (ml) pada Masing-masing Kelompok Perlakuan (mean+SD) (n=5)
Volume Urin tiap jam ke- (ml) No.
HU Perlakuan 1 2 3 6 9 12 24 1 2,47 0,98 0,00 2,10 1,94 1,76 4,35
2 4,40 0,03 0,00 1,70 1,12 1,23 3,20 3 2,70 0,79 0,00 1,82 1,60 1,30 2,16 4 2,91 0,68 0,00 1,64 1,54 1,85 2,31 5
Kontrol Positif Furosemid 21,6 mg/kg BB
4,50 0,05 0,70 1,40 1,72 2,30 2,26 (mean+SD) 3,40+0,97 0,50+0,43 0,14+0,31 1,73,+0,25 1,58+0,30 1,68+0,43 2,85+0,93 1 0,65 0,06 0,92 0,54 1,25 1,06 1,61 2 0,98 0,04 0,22 0,60 1,36 1,98 2,73 3 0,95 0,91 0,00 0,74 1,14 1,35 1,50 4 0,47 0,00 0,33 0,95 1,56 1,09 1,94 5
Kontrol Negatif PVP 5 % 2,5 ml / 200 g BB
0,68 0,00 0,81 1,13 0,97 1,24 1,97 (mean+SD) 0,75+0,21 0,20+0,40 0,45+0,40 0,79+0,24 1,25+0,22 1,34+0,37 1,95+0,48 1 0,00 095 0,00 2,27 1,21 1,10 2,23 2 0,00 0,56 0,00 1,48 1,38 1,95 3,43 3 0,00 0,60 0,00 1,08 1,30 2,50 2,00 4 0,70 0,74 0,00 2,55 2,40 1,93 3,05 5
Ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB 0,00 0,80 0,00 2,40 0,73 2,00 5,05
(mean+SD) 0,14+0,31 0,73+0,15 0,00+0,00 1,95+0,64 1,40+0,61 1,89+0,50 3,15+1,21 1 0,00 1,61 000 0,75 1,20 2,55 2,43 2 0,01 0,20 0,00 1,30 2,15 3,01 1,20 3 0,12 0,82 0,00 0,60 1,11 2,51 1,30 4 0,51 0,40 0,00 0,15 1,30 1,41 1,82 5
Ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,36 g/ kg BB 0,00 0,20 0,00 0,81 2,60 1,55 2,78
(mean+SD) 0,12+0,21 0,64+0,60 0,00+0,00 0,72+0,41 1,67+0,66 2,20+0,69 1,90+0,69 1 0,70 0,55 0,00 1,05 1,82 1,78 2,95 2 0,85 0,65 0,00 1,72 1,95 2,75 2,64 3 0,40 1,10 0,15 1,10 1,90 1,35 3,70 4 0,55 0,15 0,00 1,90 1,15 2,38 2,15 5
Ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,72 g/kg BB 0,25 0,20 0,00 1,30 1,35 3,40 1,80
(mean+SD) 0,55+0,23 0,53+0,38 0,03+0,06 1,41+0,37 1,63+0,36 2,33+0,80 2,65+0,73
Data volume urin kumulatif menggambarkan kenaikan volume urin secara
keseluruhan selama waktu pengamatan. Data volume urin kumulatif (mean+SD)
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11. Data volume urin kumulatif jam ke
1-12, urin kumulatif jam ke 12-24 dan urin kumulatif jam ke 1-24 tiap waktu
pengamatan (mean+SD) tersaji Tabel 2.
28
02468
1012
0 5 10 15 20 25
Waktu pengamatan (jam ke-)
Vol
ume
urin
kum
ulat
if (m
l)
kontrol positif (furosemid 21,6 mg/kg BB)kontrol negatif (suspensi PVP 5% 2,5 ml/200 g BB)ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BBekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,36 g/kg BBekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,72 g/kg BB
Tabel 2. Volume Urin Kumulatif1-12, Urin Kumulatif12-24, Urin Kumulatif1-24 (ml) tiap
Waktu Pengamatan (ml) (mean+SD) (n=5)
No
Perlakuan Urin Kum 1-12 (ml)
Urin Kum 12-24 (ml)
Urin kum 1-24 (ml)
1 Kontrol Positif 21,6mg/ kg BB
8,90+0,70 2,85+0,93 11,75+1,24
2 Kontrol Negatif 2,5 ml/ 200g BB
4,79+0,35 1,95+0,48 6,74±0,70
3 Ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18g/ kg BB
6,26+1,55 3,15+1,21 9,41+2,02
4 Ekstrak etanol daun gandarasa dosis 0,36g/ kg BB
4,45+0,77 1,90+0,69 6,36+1,41
5 Ekstrak etanol daun gandarasa dosis 0,72,g/ kg BB
5,69+0,91 2,64+0,73 8,33+1,49
Urin kum = urin kumulatif
Gambar 5. Kurva Hubungan Waktu Pengamatan (Jam) Terhadap
Volume Urin Kumulatif (ml) setelah Perlakuan pada Tikus Putih Jantan Wistar.
29
.Urin kumulatif 1-12 menggambarkan kenaikan volume urin pada jam ke
1-12. Hasil ANAVA satu jalan menunjukan perbedaan yang bermakna (p=0,000).
Hasil uji LSD, kontrol negatif berbeda bermakna dengan kontrol positif dan
ekstrak etanol daun gandarusa 0,18 g/kg BB. Ini menunjukkan bahwa kontrol
positif dan ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB mampu
meningkatkan volume urin secara bermakna pada jam ke 1-12.
Urin kumulatif 12-24 menggambarkan kenaikan volume urin pada jam ke
12-24. Hasil ANAVA satu jalan menunjukan tidak ada perbedaan yang bermakna
dengan kontrol positif (p=0,113). Hal ini berarti pada jam 12-24 sudah tidak ada
kenaikan volume urin lagi (kemungkinan karena pada jam ke 12-24 furosemid
maupun ekstrak etanol daun gandarusa sudah terekskresi).
Urin kumulatif 1-24 menggambarkan kenaikan volume urin secara
keseluruhan yaitu pada jam ke 1-24. Hasil uji statistik data terdistribusi normal,
sedangkan homogenitas varian tidak sama. Kemudian data ditransform ke dalam
bentuk Lag (penurunan) sehingga dihasilkan data yang homogenitasnya sama.
Dari hasil ANAVA satu jalan menunjukan perbedaan yang bermakna (p=0,000).
Hasil uji LSD, kontrol negatif berbeda bermakna dengan kontrol positif. Hal ini
berarti furosemid mempunyai efek diuretik pada jam ke 1-24 karena mampu
meningkatkan volume urin. Sedangkan ekstrak etanol daun gandarusa tidak
memiliki efek diuretik secara keseluruhan karena tidak ada perbedaan yang
bermakna dengan kontrol negatif, sehingga tidak mampu menaikkan volume urin.
Adanya khasiat sebagai diuretik dari ekstrak etanol daun gandarusa
diketahui dengan membandingkan AUC (Area Under the Curve) volume urin tiap
30
waktu pengamatan dari tiap kelompok perlakuan ekstrak etanol daun gandarusa
dengan AUC kontrol negatif. Semakin besar AUCnya berarti semakin besar
volume urin yang dihasilkan. Dari hasil ini dapat diketahui apakah ekstrak etanol
daun gandarusa mempunyai kemampuan menaikkan volume urin atau tidak. Data
AUC1-12, AUC12-24 dan AUC1-24 urin tiap waktu pengamatan dari masing-masing
perlakuan (mean+SD) dapat dilihat pada Tabel 3 dan data selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 8.
Tabel 3. AUC1-12, AUC12-24 dan AUC1-24 Urin tiap Waktu Pengamatan dan Persen daya Diuretik (mean+SD) (n=5)
No Perlakuan AUC1-12
(ml.jam) AUC12-24 (ml.jam)
AUC1-24 (ml.jam)
% Daya Diuretik
1 Kontrol Positif 21,6 mg/kg BB
16,76+1,69 26,30+6,65 44,02+6,95 47,67+23,4
2 Kontrol Negatif 2,5 ml/ 200g BB
9,82+0,81 19,76+4,90 29,78+5,17 -
3 Ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB
13,79+3,09 30,28+8,14 44,08+8,78 47,98+29,4
4 Ekstrak Etanol daun gandarusa dosis 0,36 g/kg BB
12,45+2,00 25,99+2,52 38,45+3,35 29,06+11,2
5 Ekstrak Etanol daun gandarusa dosis 0,72 g/kg BB
14,65+2,81 28,68+2,04 43,33+4,15 45,44+13,9
31
Tabel 4. Data Nilai Signifikan AUC1-12, AUC12-24, dan AUC1-24 antar Kelompok Perlakuan dari Uji LSD
Nilai Signifikansi AUC Kelompok
I II III IV V I 0,000* 0,049* 0,006* 0,151 II 0,011 0,077 0,003* III 0,355 0,554 IV 0,137
1-12
V I 0,069 0,256 0,928 0,494 II 0,006* 0,083 0,017 III 0,222 0,642 IV 0,440
12-24
V I 0,001* 0,988 0,158 0,856 II 0,001* 0,034* 0,002* III 0,154 0,845 IV 0,214
1-24
V * = berbeda signifikan p < 0,05 Kelompok I = kontrol positif (furosemid 21,6 mg/kg BB)
II =kontrol negatif (suspensi PVP 2,5 ml/200g BB) III =ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB IV =ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,36 g/kg BB V =ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,72 g/kg B
Harga AUC1-12 dapat digunakan untuk melihat efek diuretik pada jam ke
1-12. Dari hasil uji ANAVA satu jalan diperoleh data berbeda bermakna (p =
0,001). Hal ini berarti pemberian ekstrak etanol daun gandarusa pada jam ke 1-12
sudah menunjukkan adanya pengaruh terhadap kenaikan volume urin pada hewan
uji. Hasil uji LSD yang diperoleh menunjukkan bahwa kontrol negatif berbeda
bermakna dengan kontrol positif, ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg
BB dan dosis 0,72 g/kg BB. Hal ini berarti, pada kontrol positif dan kedua dosis
ekstrak etanol tersebut mempunyai efek sebagai diuretik secara bermakna pada
jam ke 1-12. Sedangkan ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,36 g/kg BB tidak
menunjukan perbedaan yang bermakna dengan kontrol negatif (tidak
menunjukkan efek diuretik pada jam 1-12).
32
AUC12-24 dapat digunakan untuk melihat efek diuretik pada jam ke 12-24.
hasil ANAVA satu jalan diperoleh data tidak berbeda bermakna (p = 0,056). Hal
ini berarti, pemberian ekstrak etanol daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm.
F) pada jam ke 12-24 tidak berpengaruh terhadap kenaikan volume urin pada
hewan uji. Hasil uji LSD yang diperoleh menunjukkan bahwa kontrol negatif
berbeda bermakna dengan ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB dan
dosis 0,72 g/Kg BB yang berarti pada dosis tersebut mempunyai efek diuretik
secara bermakna pada jam ke 12-24 dan tidak ada perbedaan yang bermakna
dengan kontrol positif, ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,36 g/kg BB. Hal ini
mungkin dikarenakan pada jam ke 12-24 furosemid dan ekstrak etanol pada
dosis tersebut sudah terekskresi (tidak menghasilkan efek diuretik lagi). Dengan
kata lain, ekskresi urin pada jam 12-24 sudah normal kembali.
Efek diuretik ekstrak etanol daun gandarusa pada jam ke 1-24 dapat dilihat
dengan membandingkan AUC kelompok perlakuan ekstrak etanol daun gandarusa
dengan AUC kontrol negatif pada jam ke 1-24. Hasil ANAVA terhadap AUC1-24
menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna (p = 0,005). Hasil uji LSD
menunjukkan bahwa kelompok yang berbeda bermakna dengan kontrol negatif
adalah kelompok perlakuan dengan pemberian furosemid (kontrol positif) dan
pemberian ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB, dosis 0,36 g/kg BB
dan dosis 0,72 g/Kg BB. Hal ini berarti, kontrol positif dan ketiga dosis tersebut
mempunyai efek diuretik secara bermakna pada jam ke 1-24.
Dari data AUC1-24 yang diperoleh, dapat dilakukan perhitungan persen
daya diuretik purata AUC1-24 tiap kelompok perlakuan terhadap kontrol negatif
33
yang terdapat pada Tabel 3. Dari tabel tersebut, dapat dilihat persen daya diuretik
yang dihasilkan oleh ekstrak etanol daun gandarusa. Hasil uji statistik data
terdistribusi normal, sedangkan homogenitas varian tidak sama. Kemudian data
ditransform kedalam bentuk logaritma sehingga dihasilkan data yang
homogenitasnya sama. Hasil ANAVA terhadap persen daya diuretik menunjukkan
bahwa adanya perbedaan yang bermakna (p = 0,002). Hal ini berarti daya diuretik
yang dihasilkan ketiga dosis ekstrak etanol daun gandarusa tidak sama secara
statistik dengan daya diuretik kontrol positif (furosemid). Contoh perhitungan
persen daya diuretik dapat dilihat pada Lampiran 14. Hasil ANAVA dan uji Least
Significant Difference LSD selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16.
Untuk melihat pengaruh dosis terhadap efek diuretik yang dihasilkan
dengan membandingkan nilai AUC antar dosis. Pada AUC1-12 perbandingan antar
dosis ada perbedaan yang bermakna pada dosis 0,18 g/ kg BB dengan dosis 0,72
g/ kg BB (p=0,001). Hal ini menunjukkan bahwa efek diuretik yang dihasilkan
pada jam ke 1-12 dipengaruhi oleh kenaikan dosis. Pada AUC12-24 perbandingan
antar dosis tidak berbeda bermakna pada dosis 0,18 g/ kg BB dengan dosis 0,36 g/
kg BB dan dosis 0,72 g/ kg BB (p=0,056). Hal ini menunjukkan bahwa efek
diuretik yang dihasilkan pada jam ke 12-24 tidak dipengaruhi oleh kenaikan dosis.
Pada AUC1-24 ada perbedaan yang bermakna pada dosis 018, g/ kg BB dengan
dosis 0,36 g/ kg BB dan dosis 0,72 g/ kg BB (p=0,005). Hal ini berarti efek
diuretik yang dihasilkan pada jam ke 1-24 dipengaruhi oleh kenaikan dosis.
Dari penelitian sebelumnya (Sari, 2006), telah dilakukan uji efek diuretik
infusa pada daun gandarusa dengan dosis 1,25 g/ kg BB mampu memberikan
34
efek diuretik pada tikus putih jantan galur wistar sebesar (73,53 + 10,45) %.
Sedangkan dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, diketahui bahwa ekstrak
etanol daun gandarusa dengan dosis 0,18 g/ kg BB, dosis 0,36 g/ kg BB dan dosis
0,72 g/ kg BB mampu memberikan efek diuretik pada tikus putih jantan galur
Wistar, dengan daya diuretik sebesar (47,98 ± 29,49), (29,06 ± 11,24), (45,44 ±
13,93) %. Hal ini berarti efek diuretik yang dihasilkan pada infusa lebih besar
dibanding ekstrak etanol daun gandarusa. Efek diuretik infusa lebih besar
mungkin disebabkan senyawa yang berkhasiat sebagai diuretik sangat mudah larut
dalam pelarut yang kepolarannya tinggi. Dalam hal ini, air adalah pelarut yang
sangat polar dan hanya senyawa-senyawa yang polar saja yang dapat larut
didalamnya. Sedangkan pada ekstrak etanol daun gandarusa tidak hanya senyawa
polar saja yang tersari, namun senyawa semi polar dan non polar juga ikut tersari.
Kemungkinan, senyawa polar yang diberikan pada dosis yang sama lebih sedikit
dibanding dengan infusa. Sehingga efek yang diinginkan yaitu untuk menaikan
volume urin menjadi berkurang.
35
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan diatas, dapat disimpulkan:
1. Ekstrak etanol daun gandarusa berkhasiat sebagai diuretik pada tikus putih
jantan Wistar.
2. Berdasarkan AUC1-24, dosis ekstrak etanol daun gandarusa yang dapat
menimbulkan efek diuretik pada tikus putih jantan Wistar berturut-turut
adalah 0,18 g/ kg BB, 0,36 g/ kg BB dan 0,72 g/ kg BB.
B. Saran
1. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, sebaiknya dalam uji diuretik
volume air minum yang dikonsumsi hewan uji dikontrol selama 24 jam.
2. Perlu dilakukan uji kandungan senyawa yang bertanggung jawab terhadap
efek diuretik pada daun gandarua (Gendarussa vulgaris Nees.)
36
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi Ш, ХХХ, 262, Departemen Kesehatan RI.
Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 8-10, Departemen Kesehatan RI. Anonim, 1994, Catatan Kuliah Farmakologi, Cetakan II, 121-128,
Laboratorium Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Anonima, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi keempat. II, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta. Anonimb, 1995, Materia Medika Indonesia, Edisi VI, 113, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta.
Arsyi, K., 2007, Efek Diuretik Ekstrak Etanol Daun Markisah (Passiflora quadrangularis L) Pada Tikus Putih Jantan Wistar, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Backer, C. A. D., and van den Brink, R. C., 1968, Flora of Java, Vol. I. N. V.
P. Noorddh off Groningen The Netherland. Dalimartha, S, 2001, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid I, Cetakan III, 61-
62, Trubus Ariwidya, Jakarta. Dalimartha, S, 2003, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid I, Cetakan III,
Trubus Ariwidya, Jakarta.
Katzung, B. G., 2001, Farmakologi Dasar dan Klinik, 433-444, Diterjemahkan oleh Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Salemba Medika, Jakarta.
Kusumawati, D., 2004, Bersahabat dengan Hewan Coba, 77-78, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta. Mangkoewidjoyo, S., dan Smith, J. B., 1988, Pemeliharaan, Pembiakan dan
Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis, 38, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Ngatidjan, 1990, Metode Laboratorium Dalam Toksikologi, 94 Reviewer :
Lukman H., 1994, Pusat Antar Universitas Bioteknologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
37
Sari, S. Y., 2006, Uji Efek Diuretik Infusa Daun Gandarusa (Gendarussa vulgaris Nees) pada Tikus Putih Jantan Wistar, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Siswandono dan Soekardjo, 2000, Kimia Medisinal, Jilid II, Edisi II, 209-221,
Airlangga University Press, Surabaya. Syamsuhidayat, S. S., dan Hutapea, J. R., 1991, Inventaris Tanaman Obat
Indonesia, Jilid 1, 274-276, Departemen Kesehatan RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta.
Tjay, T. H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-Obat Penting (Khasiat,
Penggunaan, dan Efek-Efek Samping), Edisi V 372-381 Ditjen PCM RI, Jakarta.
Tjitrosoepomo, G., 1991, Taksonomi Tumbuhan, Cetakan II, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta. Van Steenis C. G. G. J., 1997, Flora, diterjemahkan oleh Moeso Surjowinoto,
dkk, Cetakan III, 391, Pradnya Paramita, Jakarta. Wijayakusuma, H., Dalimartha, S., dan Wirian, A., 1996, Tanaman
Berkhasiat Obat Indonesia, Edisi II, Cetakan II, 114-116, Pustaka Kartini, Jakarta.
38
Lampiran 1. Foto Tanaman dan Simplisia Gandarusa
39
Lampiran 2. Foto Metabolic Cage
40
Lampiran 3. Foto Ekstrak Cair Dan Ekstrak Kental Daun Gandarusa
Ekstrak cair daun Gandarusa
Ekstrak kental daun Gandarusa
41
Lampiran 4. Surat Keterangan Pengambilan Simplisia Daun Gandarusa
42
Lampiran 5. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Gandarusa
47
48
Lanjutan Lampiran 6
52
53
Lampiran 8. Data AUC1-12, AUC12–24, AUC1-24 Urin tiap Waktu Pengamatan, % Daya Diuretik (mean + SD) (n = 5) No. Perlakuan AUC 1 – 12
(ml– jam) AUC 12 –24 (ml – jam)
AUC 1 – 24 (ml – jam)
% Daya Diuretik
1. 18,21 36,66 54,98 84,19 2. 14,74 26,58 41,32 38,70 3. 15,70 20,76 36,46 22,39 4. 16,41 20,16 41,37 38,27 5.
Kontrol Positif (Furosemid Dosis 21,6 mg/kg BB)
18,76 27,36 46,12 54,82 (mean+SD) 16,76+1,69 26,30+6,65 44,02+6,95 47,67+23,41
1. 9,51 16,02 25,53 - 2. 10,31 28,26 38,57 - 3. 8,53 17,10 26,63 - 4. 10,30 18,18 28,48 - 5.
Kontrol Negatif (Suspensi PVP 5 % 2,5 ml/200 g BB)
10,46 19,26 29,72 - (mean+SD) 9,82+0,81 19,76+4,90 29,78+5,17 -
1. 13,04 19,98 33,02 10,84 2. 12,065 32,28 44,34 48,84 3. 11,49 27,00 38,49 29,20 4. 19,20 29,88 49,08 64,75 5.
Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB
13,19 42,30 55,49 86,27 (mean+SD) 13,79+3,09 30,28+8,14 44,08+8,78 47,98+29,49
1. 11,28 29,88 41,16 38,16 2. 15,07 25,26 40,33 35,38 3. 9,83 22,86 32,69 9,73 4. 13,36 25,98 39,34 32,05 5.
Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB
12,75 25,98 38,73 30,01 (mean+SD) 12,45+2,00 25,99+2,52 38,45+3,35 29,06+11,24
1. 12,53 28,38 40,91 37,32 2. 15,13 26,34 41,47 39,20 3. 12,82 30,30 43,12 44,74 4. 13,42 27,18 40,60 36,28 5.
Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB
19,35 31,20 50,55 69,68 (mean+SD) 14,65+2,81 28,68+2,04 43,33+4,15 45,44+13,93
54
Lampiran 9. Data Volume Urin (ml) tiap Waktu Pengamatan pada masing- masing Perlakuan Hewan Uji.
Volume Urin Tiap Jam ke (ml) No. Perlakuan
1 2 3 6 9 12 24 1. 2,47 0,98 0,00 2,10 1,94 1,76 4,35 2. 4,40 0,03 0,00 1,70 1,12 1,23 3,20 3. 2,70 0,79 0,00 1,82 1,60 1,30 2,16 4. 2,91 0,68 0,00 1,64 1,54 1,85 2,31 5.
Kontrol Positif (Furosemid Dosis 21,6 mg/kg BB)
4,50 0,05 0,70 1,40 1,72 2,30 2,26 1. 0,65 0,06 0,92 0,54 1,25 1,06 1,61 2. 0,98 0,04 0,22 0,60 1,36 1,98 2,73 3. 0,95 0,91 0,00 0,74 1,14 1,35 1,50 4. 0,47 0,00 0,33 0,95 1,56 1,09 1,94 5.
Kontrol Negatif (Suspensi PVP 5 % 2,5 ml/200 g BB)
0,68 0,00 0,81 1,13 0,97 1,24 1,97 1. 0,00 0,95 0,00 2,27 1,21 1,10 2,23 2. 0,00 0,56 0,00 1,48 1,38 1,95 3,34 3. 0,00 0,60 0,00 1,08 1,30 2,50 2,00 4. 0,70 0,74 0,00 2,55 2,40 1,93 3,05 5.
Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa 0,18 g/kg BB
0,00 0,80 0,00 2,40 0,73 2,00 5,05 1. 0,00 1,61 0,00 0,75 1,20 2,55 2,43 2. 0,01 0,29 0,00 1,30 2,15 3,01 1,20 3. 0,12 0,82 0,00 0,60 1,11 2,51 1,30 4. 0,51 0,40 0,00 0,15 1,30 1,41 1,82 5.
Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa 0,36 g/kg BB
0,00 0,20 0,00 0,81 2,60 1,55 2,78 1. 0,70 0,55 0,00 1,05 1,82 1,78 2,95 2. 0,85 0,65 0,00 1,72 1,95 2,75 2,64 3. 0,40 1,10 0,15 1,10 1,90 1,35 3,70 4. 0,55 0,15 0,00 1,90 1,15 2,38 2,15 5.
Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB
0,25 0,20 0,00 1,30 1,35 3,40 1,80
55
Lampiran 10. Data Volume Urin Kumulatif (ml) tiap Waktu Pengamatan
Volume Urin Tiap Jam ke (ml) No. Perlakuan
1 2 3 6 9 12 24 1. 2,47 3,45 3,45 5,55 7,49 9,25 13,60 2. 4,40 4,43 4,43 6,13 7,25 8,48 11,66 3. 2,70 3,49 3,49 5,31 6,91 8,21 10,37 4. 2,91 3,59 3,59 4,23 5,77 8,62 9,13 5.
Kontrol Positif (Furosemid Dosis 21,6 mg/kg BB)
4,50 4,55 4,55 5,95 7,67 9,97 12,23
(mean+SD) 3,40+0,97 3,90+0,54 3,90+0,54 5,43+0,74 7,01+0,75 8,90+0,70 11,40+1,711. 0,65 0,71 1,63 2,17 3,42 4,48 6,09 2. 0,98 1,02 1,24 1,84 3,20 5,18 7,91 3. 0,95 1,86 1,86 2,60 3,74 5,09 6,59 4. 0,47 0,47 0,80 1,75 3,31 4,40 6,34 5.
Kontrol Negatif (Suspensi PVP 5 % 2,5 ml/200 g BB)
0,68
0,68 1,49 2,62 3,59 4,83 6,80
(mean+SD) 0,75+0,21
0,95+0,54 1,40+0,40 2,20+0,40 3,45+0,21 4,80+0,35 6,74+0,70
1. 0,00 0,95 0,95 3,22 4,43 5,53 7,76 2. 0,00 056 0,56 2,04 3,42 5,37 8,80 3. 0,00 0,60 0,60 1,68 2,98 5,48 7,48 4. 0,70 1,44 2,14 4,69 7,09 9,02 12,07 5.
Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa 0,18 g/kg BB
0,00 0,80 0,80 3,20 3,93 5,93 10,98 (mean+SD) 0,14+0,31 0,70+0,16 1,01+0,65 2,96+1,18 4,37+1,61 6.26+1,55 9,41+2,02
1. 0,00 1,81 1,81 1,56 2,76 5,31 7,74 2. 0,01 0,35 0,35 1,65 2,76 3,77 4,97 3. 0,12 0,94 0,94 1,54 2,65 4,16 5,46 4. 0,51 0,91 0,91 1,06 2,36 3,77 5,59 5.
Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa 0,36 g/kg BB
0,00
0,30 0,30 1,11 3,71 5,26 8,04
(mean+SD) 0,12+0,21 0,86+0,61 0,86+0,61 1,38+0,27 2,85+0,51 4,45+50,77 6,36+1,41 1. 0,70 1,25 1,25 2,30 4,12 5,90 8,85 2. 0,85 1,50 1,50 3,22 5,17 6,92 9,56 3. 0,40 1,50 1,65 2,75 4,65 6,00 9,70 4. 0,55 0,70 0,70 2,60 3,75 5,13 7,28 5.
Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB
0,25 0,45 0,45 1,75 3,10 4,50 6,30 (mean+SD) 0,55+0,23 1,08+0,48 1,11+0,51 2,52+0,54 4,15+0,80 5,69+0,91 8,34+1,49
56
Lampiran 11. Volume Urin Kumulatif 1- 12, Urin Kumulatif12–24, urin kumulatif1- 24. No. Perlakuan Urin Kumulatif
1 – 12 Urin Kumulatif
12 – 24 Urin Kumulatif
1 – 24 1. 9,25 4,35 13,60 2. 8,48 3,20 11,66 3. 8,21 2,16 10,37 4. 8,62 2,31 10,93 5.
Kontrol Positif (Furosemid Dosis 21,6 mg/kg BB)
9,97 2,26 12,23 (mean+SD) 8,90+0,70 2,85+0,93 11,76+1,24
1. 4,48 1,61 6,09 2. 5,18 2,73 7,91 3. 5,09 1,50 6,59 4. 4,40 1,94 6,34 5.
Kontrol Negatif (Suspensi PVP 5 % 2,5 ml) 200 g BB
4,83 1,97 6,80 (mean+SD) 4,79+0,35 1,95+0,48 6,75+0,70
1. 5,53 2,23 7,76 2. 5,37 3,43 8,80 3. 5,48 2,00 7,48 4. 9,02 3,05 12,07 5.
Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB
5,93 5,05 10,98 (mean+SD) 6,26+1,55 3,15+1,21 9,42+2,02
1. 5,31 2,43 7,74 2. 3,77 1,20 4,97 3. 4,16 1,30 5,46 4. 3,77 1,82 5,59 5.
Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB
5,26 2,78 8,04 (mean+SD) 4,45+0,77 1,90+0,69 6,36+1,41
1. 5,90 2,95 8,85 2. 6,92 2,64 9,56 3. 6,00 3,70 9,70 4. 5,13 2,15 7,28 5.
Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB
4,50 1,80 6,30 (mean+SD) 5,69+0,91 2,64+0,73 8,34+1,49
57
Lampiran 12. Berat Badan Tikus dengan Volume pemberian.
No HU
PERLAKUAN Berat Badan (gram)
Volume Pemberian (ml)
1 198 2,47 2 201 2,51 3 186 2,32 4 190 2,37 5
Kontrol Positif 21,6 mg/kg BB
193 2,41 1 160 2,00 2 190 2,40 3 157 1,96 4 167 2,08 5
Kontrol Negatif 2,5 ml/200 g BB
156 1,95 1 167 2,09 2 201 2,51 3 150 1,90 4 205 2,56 5
Suspensi Ekstrak Etanol daun
Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB
198 2,50 1 182 2,30 2 185 2,31 3 142 1,78 4 171 2,14 5
Suspensi Ekstrak Etanol Daun
Gandarusa dosis 0,36 g/kg BB
194 2,45 1 180 2,25 2 158 1,97 3 168 2,10 4 175 2,18 5
Suspensi Ekstrak Etanol Daun
Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB
153 1,90
58
Lampiran 13. Perhitungan Rendemen dan contoh Perhitungan AUC.
A. Perhitungan Rendemen
Berat Serbuk Daun Gandarusa = 300 gram
Berat Ekstrak Etanol Daun Gandarusa = 43,15 gram
Rendemen = %38,14%100300
15,43=x
gramgram
B. Contoh Perhitungan AUC
AUC kontrol positif hewan uji no.1
[ ] ( )1tt2
vvAUC nnn1n
1tntn t −−
+= −
−
AUC0-1 = 1,2351x 2
2,47=
AUC1-2 = 1,7251x 2
0,982,47=
+
AUC2-3 = 0,491x 2
0,000,98=
+
AUC3-6 = 3,153x 2
2,100,00=
+
AUC6-9 = 6,063x 2
1,942,90=
+
AUC9-12= 5,553x 2
1,761,94=
+
AUC12-24= 36,6612x 2
4,351,76=
+
59
Lampiran 14. Perhitungan % Daya Diuretik
Mean AUC1–24 Kontrol Negatif = 29,79
% Daya diuretik %100×−
=k
kp
AUCAUCAUC
a. Kotrol Positif
1. % Daya Diuretik %10029,79
29,7954,87×
−=
= 84,19 %
2. % Daya Diuretik %10029,79
29,7941,32×
−=
= 38,70 %
3. % Daya Diuretik %10029,79
29,7936,46×
−=
= 22,39 %
4. % Daya Diuretik %10029,79
29,7941,37×
−=
= 38,27 %
5. % Daya Diuretik %10029,79
29,7946,12×
−=
= 54,82 %
b. Suspensi Ekstrak Etanol Dosis 0,18 g/kg BB
1. % Daya Diuretik %10029,79
29,7933,02×
−=
= 10,84 %
2. % Daya Diuretik %10029,79
29,7944,34×
−=
= 48,84 %
3. % Daya Diuretik %10029,79
29,7938,49×
−=
= 29,20 %
60
4. % Daya Diuretik %10029,79
29,7949,08×
−=
= 64,75 %
5. % Daya Diuretik %10029,79
29,7955,49×
−=
= 86,27 %
c. Suspensi Ekstrak Etanol Dosis 0,36 g/kg BB
1. % Daya Diuretik %10029,79
29,7941,16×
−=
= 38,16 %
2. % Daya Diuretik %10029,79
29,7940,33×
−=
= 35,38 %
3. % Daya Diuretik %10029,79
29,7932,69×
−=
= 9,73 %
4. % Daya Diuretik %10029,79
29,7939,34×
−=
= 32,05 %
5. % Daya Diuretik %10029,79
29,7938,73×
−=
= 30,01 %
d. Suspensi Ekstrak Etanol Dosis 0,72g/kg BB
1. % Daya Diuretik %10029,79
29,7940,91×
−=
= 37,32 %
2. % Daya Diuretik %10029,79
29,7941,47×
−=
= 39,20 %
61
3. % Daya Diuretik %10029,79
29,7943,12×
−=
= 44,74 %
4. % Daya Diuretik %10029,79
29,7940,60×
−=
= 36,28 %
5. % Daya Diuretik %10029,79
29,7950,55×
−=
= 69,68 %
62
Lampiran 15. Perhitungan Konsentrasi Stok dan Pembuatan Sediaan Suspensi
Ekstrak Etanol Daun Gandarusa
Volume pemberian = 2,5 ml / 200 g BB
a. Dosis ekstrak etanol daun Gandarusa 0,18 g/ kg BB
10 % = 10 g/ 100 ml
= 2,5 g/ 25 ml
= 0,25 g/ 2,5 ml
= 0,25 g/ 200 g BB x rendemen
= 0,25 g/ 200 g BB x 14,38 %
= 0,036 g/ 200 g BB
= 0,18 g/ kg BB
Konsentrasi stok = 0,036 g/ 200 g BB
= 0,036 g/ 2,5 ml
= 0,36 g/ 25 ml
Larutan stok = 0,36 g/ 25 ml
Penimbangan ekstrak etanol 0,36 g disuspensikan dalam PVP 5% 15
tetes kemudian ditambah akuades hingga volume 25 ml.
b. Dosis ekstrak etanol daun Gandarusa 0,36 g/ kg BB
20 % = 20 g/ 100 ml
= 5 g/ 25 ml
= 0,5 g/ 2,5 ml
= 0,5 g/ 200 g BB x rendemen
= 0,5 g/ 200 g BB x 14,38 %
= 0,072 g/ 200 g BB
= 0,36 g/ kg BB
Konsentrasi stok = 0,072 g/ 200 g BB
= 0,072 g/ 2,5 ml
= 0,72 g/ 25 ml
Larutan stok = 0,72 g/ 25 ml
Penimbangan ekstrak etanol 0,72 g disuspensikan dalam PVP 5% 15
tetes kemudian ditambah akuades hingga volume 25 ml.
63
c. Dosis ekstrak etanol daun Gandarusa 0,72 g/ kg BB
40 % = 40 g/ 100 ml
= 10 g/ 25 ml
= 1 g/ 2,5 ml
= 1 g/ 200 g BB x rendemen
= 1 g/ 200 g BB x 14,38 %
= 0,1438 g/ 200 g BB
= 0,72 g/ kg BB
Konsentrasi stok = 0,1438 g/ 200 g BB
= 0,1438 g/ 2,5 ml
= 1,43 g/ 25 ml
Larutan stok = 1,43 g/ 25 ml
Penimbangan ekstrak etanol 1,43 g disuspensikan dalam PVP 5% 15
tetes kemudian ditambah akuades hingga volume 25 ml.
64
Lampiran 16. Hasil Uji Normalitas, Homogenitas Varian, Anova, dan LSD
1. Urin Kumulatif 1-12 NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
256.0224
1.82781.225.225
-.1241.124.159
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
Urin Kumulatif1-12
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Test of Homogeneity of Variances
Urin Kumulatif 1-12
1.661 4 20 .198
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
65
ANOVA
Urin Kumulatif 1-12
62.245 4 15.561 17.351 .00017.937 20 .89780.181 24
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Urin Kumulatif 1-12LSD
4.1100* .5989 .000 2.8606 5.35942.6400* .5989 .000 1.3906 3.88944.4520* .5989 .000 3.2026 5.70143.2160* .5989 .000 1.9666 4.4654
-4.1100* .5989 .000 -5.3594 -2.8606-1.4700* .5989 .023 -2.7194 -.2206
.3420 .5989 .574 -.9074 1.5914-.8940 .5989 .151 -2.1434 .3554
-2.6400* .5989 .000 -3.8894 -1.39061.4700* .5989 .023 .2206 2.71941.8120* .5989 .007 .5626 3.0614.5760 .5989 .348 -.6734 1.8254
-4.4520* .5989 .000 -5.7014 -3.2026-.3420 .5989 .574 -1.5914 .9074
-1.8120* .5989 .007 -3.0614 -.5626
-1.2360 .5989 .052 -2.4854 1.338E-02
-3.2160* .5989 .000 -4.4654 -1.9666.8940 .5989 .151 -.3554 2.1434
-.5760 .5989 .348 -1.8254 .67341.2360 .5989 .052 -1.3382E-02 2.4854
(J) PerlakuanSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB
Furosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB
(I) PerlakuanFurosemid 21,6Mg/Kg BB
Suspensi 5 % 2,5ml/200 g BB
Daun GandarusaDosis 0,18 g/kg BB
Daun GandarusaDosis 0,36 g/kg BB
Daun GandarusaDosis 0,72 g/kg BB
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
66
2. Urin Kumulatif 12 – 24
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
252.5024.92431
.142
.142-.079.712.691
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
Urin Kumulatif12-24
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Test of Homogeneity of Variances
Urin Kumulatif 12-24
1.010 4 20 .426
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
67
ANOVA
Urin Kumulatif 12-24
6.145 4 1.536 2.140 .11314.359 20 .71820.504 24
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Urin Kumulatif 12-24LSD
.9060 .5359 .106 -.2119 2.0239-.2960 .5359 .587 -1.4139 .8219.9500 .5359 .092 -.1679 2.0679.2080 .5359 .702 -.9099 1.3259
-.9060 .5359 .106 -2.0239 .2119-1.2020* .5359 .036 -2.3199 -8.4149E-02
4.400E-02 .5359 .935 -1.0739 1.1619-.6980 .5359 .208 -1.8159 .4199.2960 .5359 .587 -.8219 1.4139
1.2020* .5359 .036 8.415E-02 2.31991.2460* .5359 .031 .1281 2.3639
.5040 .5359 .358 -.6139 1.6219-.9500 .5359 .092 -2.0679 .1679
-4.4000E-02 .5359 .935 -1.1619 1.0739-1.2460* .5359 .031 -2.3639 -.1281
-.7420 .5359 .181 -1.8599 .3759
-.2080 .5359 .702 -1.3259 .9099.6980 .5359 .208 -.4199 1.8159
-.5040 .5359 .358 -1.6219 .6139.7420 .5359 .181 -.3759 1.8599
(J) PerlakuanSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB
Furosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB
(I) PerlakuanFurosemid 21,6Mg/Kg BB
Suspensi 5 % 2,5ml/200 g BB
Daun GandarusaDosis 0,18 g/kg BB
Daun GandarusaDosis 0,36 g/kg BB
Daun GandarusaDosis 0,72 g/kg BB
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
68
3. Urin Kumulatif 1-24
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
258.5240
2.39098.140.140
-.083.701.709
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
Urin Kumulatif1-24
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Test of Homogeneity of Variances
Urin Kumulatif 1-24
2.927 4 20 .047
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
69
ANOVA
Urin Kumulatif 1-24
95.684 4 23.921 11.523 .00041.520 20 2.076
137.203 24
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Urin Kumulatif 1-24LSD
5.0120* .9113 .000 3.1111 6.91292.3400* .9113 .018 .4391 4.24095.3980* .9113 .000 3.4971 7.29893.4200* .9113 .001 1.5191 5.3209
-5.0120* .9113 .000 -6.9129 -3.1111-2.6720* .9113 .008 -4.5729 -.7711
.3860 .9113 .676 -1.5149 2.2869-1.5920 .9113 .096 -3.4929 .3089-2.3400* .9113 .018 -4.2409 -.43912.6720* .9113 .008 .7711 4.57293.0580* .9113 .003 1.1571 4.95891.0800 .9113 .250 -.8209 2.9809
-5.3980* .9113 .000 -7.2989 -3.4971-.3860 .9113 .676 -2.2869 1.5149
-3.0580* .9113 .003 -4.9589 -1.1571
-1.9780* .9113 .042 -3.8789 -7.7149E-02
-3.4200* .9113 .001 -5.3209 -1.51911.5920 .9113 .096 -.3089 3.4929
-1.0800 .9113 .250 -2.9809 .82091.9780* .9113 .042 7.715E-02 3.8789
(J) PerlakuanSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB
Furosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB
(I) PerlakuanFurosemid 21,6Mg/Kg BB
Suspensi 5 % 2,5ml/200 g BB
Daun GandarusaDosis 0,18 g/kg BB
Daun GandarusaDosis 0,36 g/kg BB
Daun GandarusaDosis 0,72 g/kg BB
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
Hasil Transform Urin Kumulatif 1-24
Test of Homogeneity of Variances
lagk1_24
.844 4 19 .514
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
70
Multiple Comparisons
Dependent Variable: lagk1_24LSD
3.80800* 1.36317 .012 .9549 6.66113.05800* 1.36317 .037 .2049 5.91114.69200* 1.36317 .003 1.8389 7.54512.95400* 1.36317 .043 .1009 5.8071
-3.80800* 1.36317 .012 -6.6611 -.9549-.75000 1.28520 .566 -3.4400 1.9400.88400 1.28520 .500 -1.8060 3.5740
-.85400 1.28520 .514 -3.5440 1.8360-3.05800* 1.36317 .037 -5.9111 -.2049
.75000 1.28520 .566 -1.9400 3.44001.63400 1.28520 .219 -1.0560 4.3240-.10400 1.28520 .936 -2.7940 2.5860
-4.69200* 1.36317 .003 -7.5451 -1.8389-.88400 1.28520 .500 -3.5740 1.8060
-1.63400 1.28520 .219 -4.3240 1.0560
-1.73800 1.28520 .192 -4.4280 .9520
-2.95400* 1.36317 .043 -5.8071 -.1009.85400 1.28520 .514 -1.8360 3.5440.10400 1.28520 .936 -2.5860 2.7940
1.73800 1.28520 .192 -.9520 4.4280
(J) PerlakuanSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB
Furosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB
(I) PerlakuanFurosemid 21,6Mg/Kg BB
Suspensi 5 % 2,5ml/200 g BB
Daun GandarusaDosis 0,18 g/kg BB
Daun GandarusaDosis 0,36 g/kg BB
Daun GandarusaDosis 0,72 g/kg BB
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
4. AUC 1-12
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
2513.49843.11978
.150
.150-.095.750.627
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
AUC 1-12
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Test of Homogeneity of Variances
AUC 1-12
1.163 4 20 .356
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
71
ANOVA
AUC 1-12
133.392 4 33.348 6.656 .001100.200 20 5.010233.592 24
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Multiple Comparisons
Dependent Variable: AUC 1-12LSD
6.9420* 1.4156 .000 3.9891 9.89492.9660* 1.4156 .049 1.305E-02 5.91894.3060* 1.4156 .006 1.3531 7.25892.1140 1.4156 .151 -.8389 5.0669
-6.9420* 1.4156 .000 -9.8949 -3.9891-3.9760* 1.4156 .011 -6.9289 -1.0231-2.6360 1.4156 .077 -5.5889 .3169-4.8280* 1.4156 .003 -7.7809 -1.8751-2.9660* 1.4156 .049 -5.9189 -1.3054E-023.9760* 1.4156 .011 1.0231 6.92891.3400 1.4156 .355 -1.6129 4.2929-.8520 1.4156 .554 -3.8049 2.1009
-4.3060* 1.4156 .006 -7.2589 -1.35312.6360 1.4156 .077 -.3169 5.5889
-1.3400 1.4156 .355 -4.2929 1.6129
-2.1920 1.4156 .137 -5.1449 .7609
-2.1140 1.4156 .151 -5.0669 .83894.8280* 1.4156 .003 1.8751 7.7809
.8520 1.4156 .554 -2.1009 3.80492.1920 1.4156 .137 -.7609 5.1449
(J) PerlakuanSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB
Furosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB
(I) PerlakuanFurosemid 21,6Mg/Kg BB
Suspensi 5 % 2,5ml/200 g BB
Daun GandarusaDosis 0,18 g/kg BB
Daun GandarusaDosis 0,36 g/kg BB
Daun GandarusaDosis 0,72 g/kg BB
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
72
5. AUC 12-24
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
2526.20566.13193
.125
.093-.125.627.827
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
AUC 12-24
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Test of Homogeneity of Variances
AUC 12-24
1.398 4 20 .271
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
ANOVA
AUC 12-24
321.691 4 80.423 2.770 .056580.723 20 29.036902.414 24
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
73
Multiple Comparisons
Dependent Variable: AUC 12-24LSD
6.5400 3.4080 .069 -.5690 13.6490-3.9840 3.4080 .256 -11.0930 3.1250
.3120 3.4080 .928 -6.7970 7.4210-2.3760 3.4080 .494 -9.4850 4.7330-6.5400 3.4080 .069 -13.6490 .5690
-10.5240* 3.4080 .006 -17.6330 -3.4150-6.2280 3.4080 .083 -13.3370 .8810-8.9160* 3.4080 .017 -16.0250 -1.80703.9840 3.4080 .256 -3.1250 11.0930
10.5240* 3.4080 .006 3.4150 17.63304.2960 3.4080 .222 -2.8130 11.40501.6080 3.4080 .642 -5.5010 8.7170-.3120 3.4080 .928 -7.4210 6.79706.2280 3.4080 .083 -.8810 13.3370
-4.2960 3.4080 .222 -11.4050 2.8130
-2.6880 3.4080 .440 -9.7970 4.4210
2.3760 3.4080 .494 -4.7330 9.48508.9160* 3.4080 .017 1.8070 16.0250
-1.6080 3.4080 .642 -8.7170 5.50102.6880 3.4080 .440 -4.4210 9.7970
(J) PerlakuanSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB
Furosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB
(I) PerlakuanFurosemid 21,6Mg/Kg BB
Suspensi 5 % 2,5ml/200 g BB
Daun GandarusaDosis 0,18 g/kg BB
Daun GandarusaDosis 0,36 g/kg BB
Daun GandarusaDosis 0,72 g/kg BB
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
6. AUC 1-24
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
2539.93567.84415
.147
.142-.147.734.653
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
AUC 1-24
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Test of Homogeneity of Variances
AUC 1-24
1.344 4 20 .289
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
74
ANOVA
AUC 1-24
754.404 4 188.601 5.198 .005725.631 20 36.282
1480.035 24
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Multiple Comparisons
Dependent Variable: AUC 1-24LSD
14.2640* 3.8095 .001 6.3174 22.2106-3.4000E-02 3.8095 .993 -7.9806 7.9126
5.6000 3.8095 .157 -2.3466 13.5466.7200 3.8095 .852 -7.2266 8.6666
-14.2640* 3.8095 .001 -22.2106 -6.3174-14.2980* 3.8095 .001 -22.2446 -6.3514
-8.6640* 3.8095 .034 -16.6106 -.7174-13.5440* 3.8095 .002 -21.4906 -5.5974
3.400E-02 3.8095 .993 -7.9126 7.980614.2980* 3.8095 .001 6.3514 22.2446
5.6340 3.8095 .155 -2.3126 13.5806.7540 3.8095 .845 -7.1926 8.7006
-5.6000 3.8095 .157 -13.5466 2.34668.6640* 3.8095 .034 .7174 16.6106
-5.6340 3.8095 .155 -13.5806 2.3126
-4.8800 3.8095 .215 -12.8266 3.0666
-.7200 3.8095 .852 -8.6666 7.226613.5440* 3.8095 .002 5.5974 21.4906
-.7540 3.8095 .845 -8.7006 7.19264.8800 3.8095 .215 -3.0666 12.8266
(J) PerlakuanSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB
Furosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB
(I) PerlakuanFurosemid 21,6Mg/Kg BB
Suspensi 5 % 2,5ml/200 g BB
Daun GandarusaDosis 0,18 g/kg BB
Daun GandarusaDosis 0,36 g/kg BB
Daun GandarusaDosis 0,72 g/kg BB
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
75
76
Hasil Transform % Daya Diuretik Lampiran 18. Hasil Uji ANOVA Satu Jalan Dan LSD (Least Significant Difference).
Post Hoc Tests
77
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Urin Kumulatif 12-24LSD
.9060 .5359 .106 -.2119 2.0239-.2960 .5359 .587 -1.4139 .8219.9500 .5359 .092 -.1679 2.0679.2080 .5359 .702 -.9099 1.3259
-.9060 .5359 .106 -2.0239 .2119-1.2020* .5359 .036 -2.3199 -8.4149E-02
4.400E-02 .5359 .935 -1.0739 1.1619-.6980 .5359 .208 -1.8159 .4199.2960 .5359 .587 -.8219 1.4139
1.2020* .5359 .036 8.415E-02 2.31991.2460* .5359 .031 .1281 2.3639
.5040 .5359 .358 -.6139 1.6219-.9500 .5359 .092 -2.0679 .1679
-4.4000E-02 .5359 .935 -1.1619 1.0739-1.2460* .5359 .031 -2.3639 -.1281
-.7420 .5359 .181 -1.8599 .3759
-.2080 .5359 .702 -1.3259 .9099.6980 .5359 .208 -.4199 1.8159
-.5040 .5359 .358 -1.6219 .6139.7420 .5359 .181 -.3759 1.8599
(J) PerlakuanSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB
Furosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB
(I) PerlakuanFurosemid 21,6Mg/Kg BB
Suspensi 5 % 2,5ml/200 g BB
Daun GandarusaDosis 0,18 g/kg BB
Daun GandarusaDosis 0,36 g/kg BB
Daun GandarusaDosis 0,72 g/kg BB
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
1. Urin Kumulatif 1 – 24 Oneway
ANOVA
Urin Kumulatif 1-24
95.684 4 23.921 11.523 .00041.520 20 2.076
137.203 24
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
78
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Urin Kumulatif 1-24LSD
5.0120* .9113 .000 3.1111 6.91292.3400* .9113 .018 .4391 4.24095.3980* .9113 .000 3.4971 7.29893.4200* .9113 .001 1.5191 5.3209
-5.0120* .9113 .000 -6.9129 -3.1111-2.6720* .9113 .008 -4.5729 -.7711
.3860 .9113 .676 -1.5149 2.2869-1.5920 .9113 .096 -3.4929 .3089-2.3400* .9113 .018 -4.2409 -.43912.6720* .9113 .008 .7711 4.57293.0580* .9113 .003 1.1571 4.95891.0800 .9113 .250 -.8209 2.9809
-5.3980* .9113 .000 -7.2989 -3.4971-.3860 .9113 .676 -2.2869 1.5149
-3.0580* .9113 .003 -4.9589 -1.1571
-1.9780* .9113 .042 -3.8789 -7.7149E-02
-3.4200* .9113 .001 -5.3209 -1.51911.5920 .9113 .096 -.3089 3.4929
-1.0800 .9113 .250 -2.9809 .82091.9780* .9113 .042 7.715E-02 3.8789
(J) PerlakuanSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB
Furosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB
(I) PerlakuanFurosemid 21,6Mg/Kg BB
Suspensi 5 % 2,5ml/200 g BB
Daun GandarusaDosis 0,18 g/kg BB
Daun GandarusaDosis 0,36 g/kg BB
Daun GandarusaDosis 0,72 g/kg BB
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
2. AUC 1 – 12 Oneway
ANOVA
AUC 1-12
133.392 4 33.348 6.656 .001100.200 20 5.010233.592 24
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
79
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: AUC 1-12LSD
6.9420* 1.4156 .000 3.9891 9.89492.9660* 1.4156 .049 1.305E-02 5.91894.3060* 1.4156 .006 1.3531 7.25892.1140 1.4156 .151 -.8389 5.0669
-6.9420* 1.4156 .000 -9.8949 -3.9891-3.9760* 1.4156 .011 -6.9289 -1.0231-2.6360 1.4156 .077 -5.5889 .3169-4.8280* 1.4156 .003 -7.7809 -1.8751-2.9660* 1.4156 .049 -5.9189 -1.3054E-023.9760* 1.4156 .011 1.0231 6.92891.3400 1.4156 .355 -1.6129 4.2929-.8520 1.4156 .554 -3.8049 2.1009
-4.3060* 1.4156 .006 -7.2589 -1.35312.6360 1.4156 .077 -.3169 5.5889
-1.3400 1.4156 .355 -4.2929 1.6129
-2.1920 1.4156 .137 -5.1449 .7609
-2.1140 1.4156 .151 -5.0669 .83894.8280* 1.4156 .003 1.8751 7.7809
.8520 1.4156 .554 -2.1009 3.80492.1920 1.4156 .137 -.7609 5.1449
(J) PerlakuanSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB
Furosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB
(I) PerlakuanFurosemid 21,6Mg/Kg BB
Suspensi 5 % 2,5ml/200 g BB
Daun GandarusaDosis 0,18 g/kg BB
Daun GandarusaDosis 0,36 g/kg BB
Daun GandarusaDosis 0,72 g/kg BB
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
3. AUC 12 – 24 Oneway
80
ANOVA
AUC 12-24
321.691 4 80.423 2.770 .056580.723 20 29.036902.414 24
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: AUC 12-24LSD
6.5400 3.4080 .069 -.5690 13.6490-3.9840 3.4080 .256 -11.0930 3.1250
.3120 3.4080 .928 -6.7970 7.4210-2.3760 3.4080 .494 -9.4850 4.7330-6.5400 3.4080 .069 -13.6490 .5690
-10.5240* 3.4080 .006 -17.6330 -3.4150-6.2280 3.4080 .083 -13.3370 .8810-8.9160* 3.4080 .017 -16.0250 -1.80703.9840 3.4080 .256 -3.1250 11.0930
10.5240* 3.4080 .006 3.4150 17.63304.2960 3.4080 .222 -2.8130 11.40501.6080 3.4080 .642 -5.5010 8.7170-.3120 3.4080 .928 -7.4210 6.79706.2280 3.4080 .083 -.8810 13.3370
-4.2960 3.4080 .222 -11.4050 2.8130
-2.6880 3.4080 .440 -9.7970 4.4210
2.3760 3.4080 .494 -4.7330 9.48508.9160* 3.4080 .017 1.8070 16.0250
-1.6080 3.4080 .642 -8.7170 5.50102.6880 3.4080 .440 -4.4210 9.7970
(J) PerlakuanSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB
Furosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB
(I) PerlakuanFurosemid 21,6Mg/Kg BB
Suspensi 5 % 2,5ml/200 g BB
Daun GandarusaDosis 0,18 g/kg BB
Daun GandarusaDosis 0,36 g/kg BB
Daun GandarusaDosis 0,72 g/kg BB
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
6. AUC 1 – 24
Oneway
81
ANOVA
AUC 1-24
754.404 4 188.601 5.198 .005725.631 20 36.282
1480.035 24
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: AUC 1-24LSD
14.2640* 3.8095 .001 6.3174 22.2106-3.4000E-02 3.8095 .993 -7.9806 7.9126
5.6000 3.8095 .157 -2.3466 13.5466.7200 3.8095 .852 -7.2266 8.6666
-14.2640* 3.8095 .001 -22.2106 -6.3174-14.2980* 3.8095 .001 -22.2446 -6.3514
-8.6640* 3.8095 .034 -16.6106 -.7174-13.5440* 3.8095 .002 -21.4906 -5.5974
3.400E-02 3.8095 .993 -7.9126 7.980614.2980* 3.8095 .001 6.3514 22.2446
5.6340 3.8095 .155 -2.3126 13.5806.7540 3.8095 .845 -7.1926 8.7006
-5.6000 3.8095 .157 -13.5466 2.34668.6640* 3.8095 .034 .7174 16.6106
-5.6340 3.8095 .155 -13.5806 2.3126
-4.8800 3.8095 .215 -12.8266 3.0666
-.7200 3.8095 .852 -8.6666 7.226613.5440* 3.8095 .002 5.5974 21.4906
-.7540 3.8095 .845 -8.7006 7.19264.8800 3.8095 .215 -3.0666 12.8266
(J) PerlakuanSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB
Furosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB
(I) PerlakuanFurosemid 21,6Mg/Kg BB
Suspensi 5 % 2,5ml/200 g BB
Daun GandarusaDosis 0,18 g/kg BB
Daun GandarusaDosis 0,36 g/kg BB
Daun GandarusaDosis 0,72 g/kg BB
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
7. % Diuretik Oneway
82
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: % Daya PiuretikLSD
47.6740* 11.7949 .001 23.0703 72.2777-.3060 11.7949 .980 -24.9097 24.2977
18.6080 11.7949 .130 -5.9957 43.21172.2300 11.7949 .852 -22.3737 26.8337
-47.6740* 11.7949 .001 -72.2777 -23.0703-47.9800* 11.7949 .001 -72.5837 -23.3763-29.0660* 11.7949 .023 -53.6697 -4.4623-45.4440* 11.7949 .001 -70.0477 -20.8403
.3060 11.7949 .980 -24.2977 24.909747.9800* 11.7949 .001 23.3763 72.583718.9140 11.7949 .124 -5.6897 43.51772.5360 11.7949 .832 -22.0677 27.1397
-18.6080 11.7949 .130 -43.2117 5.995729.0660* 11.7949 .023 4.4623 53.6697
-18.9140 11.7949 .124 -43.5177 5.6897
-16.3780 11.7949 .180 -40.9817 8.2257
-2.2300 11.7949 .852 -26.8337 22.373745.4440* 11.7949 .001 20.8403 70.0477-2.5360 11.7949 .832 -27.1397 22.067716.3780 11.7949 .180 -8.2257 40.9817
(J) PerlakuanSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB
Furosemid 21,6 Mg/Kg BBSuspensi 5 % 2,5 ml/200 g BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB
(I) PerlakuanFurosemid 21,6Mg/Kg BB
Suspensi 5 % 2,5ml/200 g BB
Daun GandarusaDosis 0,18 g/kg BB
Daun GandarusaDosis 0,36 g/kg BB
Daun GandarusaDosis 0,72 g/kg BB
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
Hasil Transform % Daya Diuretik Oneway
83
ANOVA
Logdiuretik
.163 3 .054 .890 .468
.977 16 .0611.140 19
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: LogdiuretikLSD
.04971 .15632 .755 -.2817 .3811
.21665 .15632 .185 -.1147 .5480-.00678 .15632 .966 -.3382 .3246-.04971 .15632 .755 -.3811 .2817.16694 .15632 .301 -.1644 .4983
-.05648 .15632 .723 -.3879 .2749-.21665 .15632 .185 -.5480 .1147-.16694 .15632 .301 -.4983 .1644
-.22343 .15632 .172 -.5548 .1080
.00678 .15632 .966 -.3246 .3382
.05648 .15632 .723 -.2749 .3879
.22343 .15632 .172 -.1080 .5548
(J) PerlakuanDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BBFurosemid 21,6 Mg/Kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB
Furosemid 21,6 Mg/Kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BBDaun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB
(I) PerlakuanFurosemid 21,6Mg/Kg BB
Daun GandarusaDosis 0,18 g/kg BB
Daun GandarusaDosis 0,36 g/kg BB
Daun GandarusaDosis 0,72 g/kg BB
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval
EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN
GANDARUSA (Justicia gendarussa Burm F) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR
MAKALAH SKRIPSI
Oleh :
FITRI YULIANI K 100040229
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA 2008
MAKALAH SKRIPSI
Berjudul:
EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN GANDARUSA (Justicia gendarussa Burm F) PADA TIKUS
PUTIH JANTAN GALUR WISTAR
Oleh:
FITRI YULIANI K 100040229
Telah disetujui dan disahkan pada: Hari : Tanggal :
Pembimbing Pendamping
(Tanti Azizah, S.Si.,Apt)
EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN GANDARUSA (Justicia gendarussa Burm. F ) PADA TIKUS PUTIH
JANTAN GALUR WISTAR
THE EFFECT OF DIURETIC 70 % ETHANOL EXTRACT LEAF OF GANDARUSA (Justicia gendarussa Burm. F ) ON MALE WHITE
RAT OF WISTAR STRAIN
Fitri Yuliani*, EM Sutrisna.*, Tanti Azizah.*
*Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta
INTISARI
Salah satu tumbuhan yang secara empirik berkhasiat sebagai diuretik yaitu daun gandarusa (justicia gendarussa Burm.F). Tujuan penelitian ini untuk meneliti efek diuretik ekstrak etanol daun gandarusa pada tikus putih jantan galur Wistar.
Hewan uji sebanyak 25 ekor tikus jantan galur wistar dipuasakan selama 12-18 jam, kelompok I kontrol negatif diberi suspensi PVP 5%, kelompok II kontrol positif diberi furosemid dosis 21,6 mg/ kg BB, kelompok III diberi suspensi ekstrak etanol dosis 0,18 g/ kg BB, kelompok IV dosis 0,36 g/ kg BB, kelompok V dosis 0,72 g/ kg BB. Ekstrak etanol diberikan pada hewan uji secara per oral dengan volume pemberian 2,5 ml/ 200 g BB. Hewan uji dimasukkan dalam metabolic cage, diberi 2,5 ml air minum secara per oral pada jam ke- 3, 6, 9 dan diberi 5 ml pada jam ke-12. Volume urin diukur pada jam ke- 1, 2, 3, 6, 9, 12, dan 24. Data dianalisis dengan analisis varian (ANAVA) satu jalan, apabila terdapat perbedaan yang bermakna dilanjutkan uji LSD (Least Significant Difference) dengan taraf kepercayaan 95%.
Hasil AUC1-12 (Area Under the Curve) menunjukkan bahwa kontrol positif, ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/ kg BB dan dosis 0,72g/ kg BB berbeda bermakna (p<0,05) dengan kontrol negatif. Hal ini berarti, kontrol positif dan kedua dosis tersebut mempunyai efek diuretik. Hasil AUC12-24 menunjukkan bahwa kontol positif dan ketiga dosis tersebut tidak berbeda bermakna (p>0,05) dengan kontrol negatif (berarti tidak mempunyai efek diuretik). Hasil AUC1-24 menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/ kg BB, dosis 0,36 g/ kg BB, dan dosis 0,72 g/ kg BB berbeda bermakna (p<0,05) dengan kontrol negatif. Sehingga dapat dikatakan ekstrak etanol tersebut berkhasiat sebagai diuretik. Kata kunci: Ekstrak etanol, daun Gandarusa (justicia gendarussa Burm.F), diuretik
ABSTRACT
One of plant which by empiric is effect as diuretic that is leaf gandarusa (justicia gendarussa Burm.F). The aim this Research to know effect of diuretic of extract of ethanol leaf of gandarusa on male white mice strain Wistar.
Animal test as much 25 tail of male white strain Wistar fasted during 12-18 hours, group I of given negative control suspension PVP 5%, group II of given positive control furosemid of dose 21,6 mg/kg BB, group of III is given suspension of extract of ethanol of dose 0,18 g/ kg BB, 0,36 g/ kg BB, 0,72 g/ kg BB respectively. Passed to a animal test in per oral with volume of gift 2,5 ml/ 200 g BB. Animal test packed into metabolic cage, given 2,5 ml of drinking water in per oral at hours - 3, 6, 9 and given 5 ml at hours ke-12. Volume of urine measured at hours - 1, 2, 3, 6, 9, 12, and 24. Data is analyzed with variant analysis (ANAVA) one way, if there are difference having a meaning continued by test LSD ( Least Significant Difference) with level of belief 95%.
Result AUC1-12 (Area Under the Curve) showed that positive control, extract ethanol leaf gandarusa dose 0,18 g/ kg BB dose and 0,72g/ kg BB different to have a meaning (p<0,05) with negative control. it mean that positive control and the second dose have effect diuretic. Result AUC12-24 showed that positive control and third the don’t different to have a meaning (p>0,056) with negative control. It mean that doesn’t have effect diuretic. Result AUC1-24 showed that extract ethanol leaf of gandarusa dose 0,18 g/ kg BB, 0,36 g/ kg BB, and 0,72 g/kg BB different to have a meaning (p<0,005) with negative control. it can be told that extract ethanol have effect as diuretic. Keyword: Extract Ethanol, leaf of Gandarusa (Justicia gendarussa Burm.F),
diuretic.
PENDAHULUAN
Dewasa ini, penelitian dan pengembangan tumbuhan obat baik di dalam
maupun di luar negeri berkembang pesat. Penelitian yang berkembang terutama
pada farmakologi maupun fitokimianya berdasarkan indikasi tumbuhan obat yang
digunakan oleh sebagian masyarakat dengan khasiat yang teruji secara empiris
hasil penelitian tersebut, tentunya lebih memantapkan para pengguna tumbuhan
obat akan khasiat, maupun penggunaannya (Dalimartha, 2003).
Salah satu tanaman yang secara empiris digunakan sebagai obat tradisional
adalah tanaman gandarusa yang biasa digunakan dalam pengobatan adalah daun
dan akarnya. Di masyarakat tanaman ini digunakan untuk melancarkan peredaran
darah, antirematik, peluruh keringat (diaforetik), peluruh kencing (diuretik), dan
pencahar (Dalimartha, 2003).
Tanaman yang secara empiris berkhasiat sebagai diuretik yaitu daun
gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F) (Dalimartha, 2003). Hal ini dibuktikan
dalam penelitian Sari (2006), infusa daun gandarusa konsentrasi 10% b/v; dosis
2,5 ml/ 200 g BB (1,25 g/ kg BB) memiliki daya diuretik (73,53 ± 10,45) % pada
tikus putih jantan galur Wistar. Dalam penelitian tersebut senyawa yang diuji
bersifat polar. Untuk melanjutkan penelitian tersebut perlu diteliti apakah senyawa
yang bersifat polar, semi polar, dan non polar dari daun gandarusa yang disari
menggunakan etanol juga mempunyai efek diuretik. Oleh karena itu perlu
dilakukan pengujian secara ilmiah tentang efek diuretik dari ekstrak etanol 70%
daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F) pada tikus putih jantan galur
Wistar. Penelitian tentang efek diuretik ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
peningkatan kesehatan dalam masyarakat.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Bahan: daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F), tikus putih jantan galur
wistar, Etanol 70% (teknis), Aquades, Furosemid (PT. IFARS), Polyvinil
Pirolidon (PVP) (E-Merck).
B. Alat: toples kaca, evaporator, timbangan hewan uji (Ohaus) kepekaan 0,1gram,
timbangan analitik (Satorius) kepekaan 0,1mg dan 0,01mg, jarum oral tikus
ukuran 15, metabolic cage, alat-alat gelas (pyrex).
C. Jalannya Penelitian
1. Determinasi tanaman
Kebenaran dan deskripsi morfologi daun gandarusa di Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
(B2P2TO2T) Tawangmangu, dengan menggunakan buku Flora of Java
(Backer and Van den Brink, 1965), buku Flora (Van Steenis, 2003) dan
buku Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta (Tjitrosoepomo, 1988).
2. Pengumpulan bahan uji
Daun gandarusa yang digunakan diambil dan dikumpulkan dari tanaman
Justicia gendarussa Burm. F yang terdapat di Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu pada
bulan Februari 2008.
3. Pemilihan Hewan Uji
hewan uji yang digunakan disini adalah tikus putih jantan galur wistar,
umur 2-3 bulan, dengan berat 130-200 gram sebanyak 25 ekor.
4. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Gandarusa (Justicia gendarussa Burm.F):
ekstrak etanol daun gandarusa dibuat dengan cara maserasi. Maserasi
dilakukan dengan cara 10 bagian simplisia daun gandarusa (300 g) dengan
derajat halus yang cocok dimasukkan dalam toples kaca , kemudian
dituangi dengan 75 bagian pelarut etanol 70 % (2250 ml) dan dibiarkan
selama lima hari sambil sekali-kali dilakukan pengadukan, untuk
mencegah terjadinya kejenuhan. Setelah lima hari disaring sehingga
diperoleh ampas dan filtrat (ekstrak cair). Ampas ditambah cairan penyari
secukupnya diaduk dan diserkai, sehingga diperoleh seluruh sari sebanyak
100 bagian. Toples ditutup, dibiarkan di tempat sejuk, terlindung dari
cahaya, diendapkan selama dua hari untuk menghindari kemungkinan
masih adanya serbuk ikutan hasil penyarian, setelah diendapkan filtrat
dipisahkan dari endapan ikutan. Selanjutnya dilakukan penguapan.
Penguapan dilakukan dengan menggunakan evaporator. Penguapan
berlangsung sampai diperoleh ekstrak kental. Ekstrak kental inilah yang
akan digunakan dalam uji diuretik.
5. Uji Diuretik: semua hewan uji yang akan digunakan sebanyak 25 ekor
tikus diadaptasikan dalam laboratorium selama 7 hari dan dipuasakan
selama 12-18 jam sebelum perlakuan, namun tetap diberi minum ad
libitum. Hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan secara acak.
Adapun perlakuan untuk masing-masing kelompok hewan uji adalah
sebagai berikut:
a. Kelompok I, diberi perlakuan furosemid dosis tunggal 21,6 mg/kg BB
(2,5 ml/200 g BB) peroral, digunakan sebagai kontrol positif;
b. Kelompok II, diberi perlakuan PVP 5% dengan volume sebanyak 2,5
ml/200 g BB, digunakan sebagai kontrol negatif;
c. Kelompok III, diberi perlakuan ekstrak etanol daun gandarusa dosis
0,18 g/kg BB (2,5 ml/200 g BB), peroral;
d. Kelompok IV, diberi perlakuan ekstrak etanol daun gandarusa dosis
0,36 g/kg BB (2,5 ml/200 g BB), peroral;
e. Kelompok V, diberi perlakuan ekstrak etanol daun gandarusa dosis
0,72 g/kg BB (2,5 ml/200 g BB), peroral.
6. Cara Analisis Hasil: data volume urin hewan uji yang didapat setelah 1, 2,
3, 6, 9, 12 dan 24 jam dikumpulkan, berdasarkan hasil tersebut dilakukan
uji statistik. Data yang diperoleh kemudian dicari dengan luas daerah di
bawah kurva (Area Under the Curve). Kemudian data AUC diuji distribusi
normalnya dengan uji Kolmogorov-Smirnov, sedang keseragaman
variannya diuji dengan uji Levene menggunakan taraf kepercayaan 95%.
Apabila data terdistribusi normal dan homogen, dilakukan ANAVA
(analisis Varian) satu jalan dan jika berbeda bermakna, dilanjutkan dengan
uji Least Significant Difference (LSD) dengan taraf kepercayaan 95%.
Apabila data terdistribusi tidak normal, dilakukan uji Kruskal Wallis dan
jika berbeda bermakna dilanjutkan dengan uji Mann Whitney dengan taraf
kepercayaan 95%. Adanya efek diuretik secara keseluruhan dari bahan uji
dapat diketahui dengan membandingkan AUC waktu pengamatan versus
volume urin dari kelompok bahan uji dengan AUC kontrol negatif.
Dilakukan uji yang sama terhadap data volume urin kumulatif jam ke-1
sampai jam ke-12, data volume urin jam ke-12 sampai jam ke-24 dan data
volume jam ke-1 sampai jam ke-24.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Determinasi Tanaman
Hasil determinasi tanaman daun gandarusa dengan menggunakan acuan
buku Flora of Java (Backer dan Van Den Brink, 1968) adalah sebagai berikut:
1b, 2b, 3b, 4b, 12b, 13b, 14b, 17b, 18b, 19b, 20b, 21b, 22b, 23b, 24b,
25a…………………………………99………………Euphorbiaceae.
1b, 36b, 39b, 40b, 42b, 54b, 61b, 63b, 66b, 67a,
68a……………………………………………………Justicia.
1……………………………………………… Justicia gendarussa Burm. F.
Hasil Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Gandarusa
Serbuk daun gandarusa dengan bobot 300 gram disari dengan etanol 70%
dan diperoleh ekstrak etanol daun gandarusa sebanyak 43,15 gram, berarti
rendemennya adalah 14,38%.
Uji Diuretik
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek diuretik ekstrak etanol
daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F) pada tikus putih jantan Wistar
dengan menggunakan pembanding furosemid dosis 21,6 mg/kg BB sebagai
kontrol positif dan suspensi PVP 5% sebagai kontol negatif. Untuk memperkecil
variabilitas antar hewan uji, maka hewan yang digunakan harus mempunyai
keseragaman, yaitu memiliki berat badan antara 130-200 gram, umur 2-3 bulan,
diberi makanan dan minuman yang sama dan dalam kondisi sehat.
Pengelompokan hewan uji dilakukan secara random (acak), masing-masing
kelompok terdiri dari 5 ekor.
Pada penelitian menggunakan hewan uji tikus karena tikus merupakan
hewan dengan model yang sesuai untuk evaluasi obat-obat yang mempengaruhi
ginjal (Kusumawati, 2004).
Hewan uji yang digunakan tikus jantan karena kondisi biologisnya lebih
stabil bila dibandingkan dengan tikus betina. Pada hewan betina, secara berkala
dalam tubuhnya mengalami perubahan kondisi biologis yaitu pada masa-masa
tertentu seperti masa siklus estrus, masa kehamilan dan masa menyusui. Untuk
menghindari stres pada hewan uji saat perlakuan, maka hewan uji harus
diadaptasikan terlebih dahulu dengan kondisi laboratorium selama 7 hari.
Sebelum hewan uji mengalami perlakuan, pada hari terakhir hewan uji dipuasakan
terlebih dahulu selama 12-18 jam dengan hanya diberi minum ad libitum.
Tujuannya agar kondisi hewan uji sama dan mengurangi pengaruh makanan yang
dikonsumsi terhadap absorpsi sampel yang diberikan.
Apabila tahap persiapan telah selesai, kemudian dilakukan uji dengan
pemberian ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB, 0,36 g/kg BB dan
0,72 g/kg BB. Sebagai pembanding digunakan furosemid yang merupakan
diuretik kuat sebagai kontrol positif dan suspensi PVP 5% sebagai kontrol negatif.
Volume air minum yang dikonsumsi oleh hewan uji dari jam ke-1 sampai
12 tidak dilakukan uji ANAVA satu jalan karena air minum diberikan secara per
oral dengan volume pemberian 2,5/ 200 g ml tiap 3 jam. Begitu juga volume air
minum yang dikonsumsi dari jam ke-12 sampai 24 diberikan secara peroral
sebanyak 5 ml/ 200 g. Hal ini dilakukan untuk menyeragamkan kondisi dari
hewan uji, karena dikhawatirkan dengan masuknya air minum yang tidak seragam
kemungkinan berpengaruh pada efek diuretik yang dihasilkan baik pada kontrol
positif maupun perlakuan tiap dosis ekstrak etanol daun gandarusa.
Data volume urin diukur pada jam ke- 1, 2, 3, 6, 9, 12 dan 24. Data yang
terkumpul merupakan data volume urin tiap waktu (ml). Dari data volume urin
tiap waktu dapat dihitung volume urin kumulatif.
Data volume urin kumulatif menggambarkan kenaikan volume urin secara
keseluruhan selama waktu pengamatan. Data volume urin kumulatif jam ke 1-12,
urin kumulatif jam ke 12-24 dan urin kumulatif jam ke 1-24 tiap waktu
pengamatan (mean+SD) tersaji Tabel 1.
02468
1012
0 5 10 15 20 25
Waktu pengamatan (jam ke-)
Vol
ume
urin
kum
ulat
if(m
l)
kontrol positif (furosemid 21,6 mg/kg BB)
kontrol negatif (suspensi PVP 5% 2,5 ml/200 g BB)
ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB
ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,36 g/kg BB
ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,72 g/kg BB
Tabel 1. Volume Urin Kumulatif1-12, Urin Kumulatif12-24, Urin Kumulatif1-24 (ml) tiap
Waktu Pengamatan (ml) (mean+SD) (n=5)
No
Perlakuan Urin Kum 1-12
(ml)
Urin Kum 12-24
(ml)
Urin kum 1-24
(ml)
1 Kontrol Positif 21,6mg/ kg BB
8,90+0,70 2,85+0,93 11,75+1,24
2 Kontrol Negatif
2,5 ml/ 200g BB
4,79+0,35 1,95+0,48 6,74±0,70
3 Ekstrak etanol daun gandarusa dosis
0,18g/ kg BB
6,26+1,55 3,15+1,21 9,41+2,02
4 Ekstrak etanol daun gandarasa dosis 0,36g/ kg BB
4,45+0,77 1,90+0,69 6,36+1,41
5 Ekstrak etanol daun gandarasa dosis 0,72,g/ kg BB
5,69+0,91 2,64+0,73 8,33+1,49
Urin kum = urin kumulatif
. Urin kumulatif 1-12 menggambarkan kenaikan volume urin pada jam ke
1-12. Hasil ANAVA satu jalan menunjukan perbedaan yang bermakna (p=0,000).
Hasil uji LSD, kontrol negatif berbeda bermakna dengan kontrol positif dan
Gambar 1. Kurva Hubungan Waktu Pengamatan (Jam) Terhadap Volume Urin Kumulatif (ml) setelah Perlakuan pada Tikus Putih Jantan Wistar.
ekstrak etanol daun gandarusa 0,18 g/kg BB. Ini menunjukkan bahwa kontrol
positif dan ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB mampu
meningkatkan volume urin secara bermakna pada jam ke 1-12.
Urin kumulatif 12-24 menggambarkan kenaikan volume urin pada jam ke
12-24. Hasil ANAVA satu jalan menunjukan tidak ada perbedaan yang bermakna
dengan kontrol positif (p=0,113). Hal ini berarti pada jam 12-24 sudah tidak ada
kenaikan volume urin lagi (kemungkinan karena pada jam ke 12-24 furosemid
maupun ekstrak etanol daun gandarusa sudah terekskresi).
Urin kumulatif 1-24 menggambarkan kenaikan volume urin secara
keseluruhan yaitu pada jam ke 1-24. Hasil uji statistik data terdistribusi normal,
sedangkan homogenitas varian tidak sama. Kemudian data ditransform ke dalam
bentuk Lag (penurunan) sehingga dihasilkan data yang homogenitasnya sama.
Dari hasil ANAVA satu jalan menunjukan perbedaan yang bermakna (p=0,000).
Hasil uji LSD, kontrol negatif berbeda bermakna dengan kontrol positif. Hal ini
berarti furosemid mempunyai efek diuretik pada jam ke 1-24 karena mampu
meningkatkan volume urin. Sedangkan ekstrak etanol daun gandarusa tidak
memiliki efek diuretik secara keseluruhan karena tidak ada perbedaan yang
bermakna dengan kontrol negatif, sehingga tidak mampu menaikkan volume urin.
Adanya khasiat sebagai diuretik dari ekstrak etanol daun gandarusa
diketahui dengan membandingkan AUC (Area Under the Curve) volume urin tiap
waktu pengamatan dari tiap kelompok perlakuan ekstrak etanol daun gandarusa
dengan AUC kontrol negatif. Semakin besar AUCnya berarti semakin besar
volume urin yang dihasilkan. Dari hasil ini dapat diketahui apakah ekstrak etanol
daun gandarusa mempunyai kemampuan menaikkan volume urin atau tidak. Data
AUC1-12, AUC12-24 dan AUC1-24 urin tiap waktu pengamatan dari masing-masing
perlakuan (mean+SD) dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. AUC1-12, AUC12-24 dan AUC1-24 Urin tiap Waktu Pengamatan dan Persen daya Diuretik (mean+SD) (n=5)
No Perlakuan AUC1-12 (ml.jam)
AUC12-24 (ml.jam)
AUC1-24 (ml.jam)
% Daya Diuretik
1 Kontrol Positif 21,6 mg/kg BB
16,76+1,69 26,30+6,65 44,02+6,95 47,67+23,4
2 Kontrol Negatif 2,5 ml/ 200g BB
9,82+0,81 19,76+4,90 29,78+5,17 -
3 Ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB
13,79+3,09 30,28+8,14 44,08+8,78 47,98+29,4
4 Ekstrak Etanol daun gandarusa dosis 0,36 g/kg BB
12,45+2,00 25,99+2,52 38,45+3,35 29,06+11,2
5 Ekstrak Etanol daun gandarusa dosis 0,72 g/kg BB
14,65+2,81 28,68+2,04 43,33+4,15 45,44+13,9
Tabel 3. Data Nilai Signifikan AUC1-12, AUC12-24, dan AUC1-24 antar Kelompok Perlakuan dari Uji LSD
Nilai Signifikansi AUC Kelompok
I II III IV V
I 0,000* 0,049* 0,006* 0,151
II 0,011 0,077 0,003*
III 0,355 0,554
IV 0,137
1-12
V
I 0,069 0,256 0,928 0,494
II 0,006* 0,083 0,017
III 0,222 0,642
IV 0,440
12-24
V
I 0,001* 0,988 0,158 0,856
II 0,001* 0,034* 0,002*
III 0,154 0,845
IV 0,214
1-24
V
* = berbeda signifikan p < 0,05
Kelompok I = kontrol positif (furosemid 21,6 mg/kg BB) II = kontrol negatif (suspensi PVP 2,5 ml/200g BB)
III = ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB
IV = ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,36 g/kg BB
V = ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,72 g/kg B
Harga AUC1-12 dapat digunakan untuk melihat efek diuretik pada jam ke
1-12. Dari hasil uji ANAVA satu jalan diperoleh data berbeda bermakna (p =
0,001). Hal ini berarti pemberian ekstrak etanol daun gandarusa pada jam ke 1-12
sudah menunjukkan adanya pengaruh terhadap kenaikan volume urin pada hewan
uji. Hasil uji LSD yang diperoleh menunjukkan bahwa kontrol negatif berbeda
bermakna dengan kontrol positif, ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg
BB dan dosis 0,72 g/kg BB. Hal ini berarti, pada kontrol positif dan kedua dosis
ekstrak etanol tersebut mempunyai efek sebagai diuretik secara bermakna pada
jam ke 1-12. Sedangkan ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,36 g/kg BB tidak
menunjukan perbedaan yang bermakna dengan kontrol negatif (tidak
menunjukkan efek diuretik pada jam 1-12).
AUC12-24 dapat digunakan untuk melihat efek diuretik pada jam ke 12-24.
hasil ANAVA satu jalan diperoleh data berbeda tidak bermakna (p = 0,056). Hal
ini berarti, pemberian ekstrak etanol daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm.
F ) pada jam ke 12-24 tidak berpengaruh terhadap kenaikan volume urin pada
hewan uji. Hasil uji LSD yang diperoleh menunjukkan bahwa kontrol negatif
berbeda bermakna dengan ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB dan
dosis 0,72 g/Kg BB yang berarti pada dosis tersebut mempunyai efek diuretik
secara bermakna pada jam ke 12-24 dan tidak ada perbedaan yang bermakna
dengan kontrol positif, ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,36 g/kg BB. Hal ini
mungkin dikarenakan pada jam ke 12-24 furosemid dan ekstrak etanol pada
dosis tersebut sudah terekskresi (tidak menghasilkan efek diuretik lagi). Dengan
kata lain, ekskresi urin pada jam 12-24 sudah normal kembali.
Efek diuretik ekstrak etanol daun gandarusa pada jam ke 1-24 dapat dilihat
dengan membandingkan AUC kelompok perlakuan ekstrak etanol daun gandarusa
dengan AUC kontrol negatif pada jam ke 1-24. Hasil ANAVA terhadap AUC1-24
menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna (p = 0,005). Hasil uji LSD
menunjukkan bahwa kelompok yang berbeda bermakna dengan kontrol negatif
adalah kelompok perlakuan dengan pemberian furosemid (kontrol positif) dan
pemberian ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB, dosis 0,36 g/kg BB
dan dosis 0,72 g/Kg BB. Hal ini berarti, kontrol positif dan ketiga dosis tersebut
mempunyai efek diuretik secara bermakna pada jam ke 1-24.
Dari data AUC1-24 yang diperoleh, dapat dilakukan perhitungan persen
daya diuretik purata AUC1-24 tiap kelompok perlakuan terhadap kontrol negatif
yang terdapat pada Tabel 2. Dari tabel tersebut, dapat dilihat persen daya diuretik
yang dihasilkan oleh ekstrak etanol daun gandarusa.
Untuk melihat pengaruh dosis terhadap efek diuretik yang dihasilkan
dengan membandingkan nilai AUC antar dosis. Pada AUC1-12 perbandingan antar
dosis ada perbedaan yang bermakna pada dosis 0,18 g/ kg BB dengan dosis 0,72
g/ kg BB (p=0,001). Hal ini menunjukkan bahwa efek diuretik yang dihasilkan
pada jam ke 1-12 dipengaruhi oleh kenaikan dosis. Pada AUC12-24 perbandingan
antar dosis tidak berbeda bermakna pada dosis 0,18 g/ kg BB dengan dosis 0,36 g/
kg BB dan dosis 0,72 g/ kg BB (p=0,056). Hal ini menunjukkan bahwa efek
diuretik yang dihasilkan pada jam ke 12-24 tidak dipengaruhi oleh kenaikan dosis.
Pada AUC1-24 ada perbedaan yang bermakna pada dosis 018, g/ kg BB dengan
dosis 0,36 g/ kg BB dan dosis 0,72 g/ kg BB (p=0,005). Hal ini berarti efek
diuretik yang dihasilkan pada jam ke 1-24 dipengaruhi oleh kenaikan dosis.
Dari penelitian sebelumnya (Sari, 2006), telah dilakukan uji efek diuretik
infusa pada daun gandarusa dengan dosis 1,25 g/ kg BB mampu memberikan efek
diuretik pada tikus putih jantan galur wistar sebesar (73,53 + 10,45) %.
Sedangkan dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, diketahui bahwa ekstrak
etanol daun gandarusa dengan dosis 0,18 g/ kg BB, dosis 0,36 g/ kg BB dan dosis
0,72 g/ kg BB mampu memberikan efek diuretik pada tikus putih jantan galur
Wistar, dengan daya diuretik sebesar (47,98 ± 29,49), (29,06 ± 11,24), (45,44 ±
13,93) %. Hal ini berarti efek diuretik yang dihasilkan pada infusa lebih besar
dibanding ekstrak etanol daun gandarusa. Efek diuretik infusa lebih besar
mungkin disebabkan senyawa yang berkhasiat sebagai diuretik sangat mudah larut
dalam pelarut yang kepolarannya tinggi. Dalam hal ini, air adalah pelarut yang
sangat polar dan hanya senyawa-senyawa yang polar saja yang dapat larut
didalamnya. Sedangkan pada ekstrak etanol daun gandarusa tidak hanya senyawa
polar saja yang tersari, namun senyawa semi polar dan non polar juga ikut tersari.
Kemungkinan, senyawa polar yang diberikan pada dosis yang sama lebih sedikit
dibanding dengan infusa. Sehingga efek yang diinginkan yaitu untuk menaikan
volume urin menjadi berkurang.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Ekstrak etanol daun gandarusa berkhasiat sebagai diuretik pada tikus putih
jantan Wistar.
2. Berdasarkan AUC1-24, dosis ekstrak etanol daun gandarusa yang dapat
menimbulkan efek diuretik pada tikus putih jantan Wistar berturut-turut
adalah 0,18 g/ kg BB, 0,36 g/ kg BB dan 0,72 g/ kg BB.
B. Saran
1. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, sebaiknya dalam uji diuretik
volume air minum yang dikonsumsi hewan uji dikontrol selama 24 jam.
2. Perlu dilakukan uji kandungan senyawa yang bertanggung jawab terhadap
efek diuretik pada daun gandarua (Gendarussa vulgaris Nees.)
UCAPAN TERIMA KASIH
1. Ucapan terima kasih kepada pembimbing dr. EM Sutrisna, M.Kes. dan Tanti
Azizah, S.Si., Apt.
2. Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 8-10, Departemen Kesehatan RI.
Backer, C. A. D., and van den Brink, R. C., 1968, Flora of Java, Vol. I. N. V. P. Noorddh off Groningen The Netherland.
Dalimartha, S, 2003, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid I, Cetakan III, Trubus
Ariwidya, Jakarta.
Kusumawati, D., 2004, Bersahabat dengan Hewan Coba, 77-78, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Sari, S. Y., 2006, Uji Efek Diuretik Infusa Daun Gandarusa (Gendarussa vulgaris
Nees) pada Tikus Putih Jantan Wistar, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.