Post on 07-Aug-2015
description
S A PNUTRISI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS
Oleh :
JURITA PURNAMA SARI 105070200131006
ANISSA KAROMATUL BAROROH 105070201131017
TIARA GITA PUTRI 105070204131002
SEMESTER 5
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN K3LN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
1
Satuan Acara Pengajaran
Mata Kuliah : ENDOKRIN
Pokok Bahasan : Nutrisi Untuk Diabetes
Sasaran : warga Desa (Ibu, bapak)
Tempat : Balai Desa Panjer RT/ RW: 3/ 2 Mojokerto
Hari / Tanggal : 20 November 2012
Alokasi Waktu : 60 menit
Pertemuan ke : 1
Pengajar : Jurita Purnama Sari, Annisa Karomahtul B, Tiara G
A. Tujuan Instruksional
- Tujuan Umum
Setelah dijelaskan warga desa paham tentang nutrisi dan pola makan
pada penderita diabetes melitus serta dapat diterapkan pola makan dan
gaya hidup sehat mulai dari sekarang.
- Tujuan Khusus
Memahami tentang gizi seimbang dan diabetes.
Memahami tentang pola makan yang teratur penting bagi
penyandang diabetes melitus.
Mengetahui kebutuhan kalori yang diperlukan tubuh.
Memahami daftar bahan makanan penukar.
Memahami standar diet pada Diabetes Melitus.
B. Sub Pokok Bahasan
- Gizi seimbang dan diabetes
- Makan teratur penting bagi penyandang diabetes
- Kebutuhan kalori
- Daftar bahan makanan penukar
- Standar diet pada DM
2
2.Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap Waktu Kegiatan Pengajar Kegiatan Sasaran Pengajar Metode Media
Pendahulua
n
15 menit Memberikan salam kepada waga
desa, melakukan kontrak waktu,
berkenalan, memberi pre test
sebelum memasuki materi
pengajaran, dan pembagian
leaflet.
Meberikan umpan balik
dengan menjawab salam, dan
salah satu ibu-ibu/ bapak-
bapak ada yang menjawab pre
test yang diberikan penguji,
namun tidak semua menjawab
pretest yang diberikan.
Diskusi Slide Power
Point, video,
Poster, dan
leaflet.
Penyajian 30 menit Memberikan tayangan video
mengenai materi, setelah itu
diberikan penjelasan tentang
materi yang akan disampaikan
(sudah ada pada leaflet), dan
diselingi humor renyah namun
tidak terlalu sering. Setelah itu
dilakukan talk show antara
pemateri dengan Ibu-ibu/ bapak-
Warga desa menyaksikan
video yang diputar dengan
antusiasme yang tinggi dan
mendengarkan materi dengan
tenang. Kemudian dilanjutkan
dengan adanya acara talk show,
Ibu-ibu menjadi lebih antusias
dan semangat.
Audio-visual
(sharing)
Video, Leaflet,
Poster, Ppt.
3
bapak warga desa.
Penutup 15 menit Menutup pertemuan dengan
salam dan dilakukan post test
serta pemberian doorprize bagi
warga desa yang aktif.
Ibu-ibu/ bapak-bapak
menjawab post test yang
diberikan dengan tingkat
kebenaran 100%.
Ceramah, diskusi,
dan Tanya jawab
Poster, Ppt,
leaflet.
4
C. Evaluasi
Penyuluhan kesehatan pada penderita diabetes mellitus merupakan suatu
hal yang amat penting dalam regulasi gula darah penderita DM dan mencegah
atau setidaknya menghambat munculnya penyulit kronik maupun penyulit akut
yang ditakuti oleh penderita. Evaluasi dititik beratkan pada beberapa poin yang
dilaksanakan pada penyuluhan kesehatan sebagai berikut :
1. Gizi seimbang dan diabetes
Ibu-ibu/ bapak-bapak warga desa dapat menerapkan asupan gizi seimbang
yang dibutuhkan oleh tubuh per harinya. Ditunjukkan dengan hasil post test yang
tingkat kebenarannya hampir 100%.
2. Makan teratur penting bagi penyandang diabetes
Warga desa penderita DM dapat dengan mudah menjaga kadar gula darah
di bawah kontrol jika makan secara teratur.
3. Kebutuhan kalori
Ibu-ibu/ bapak-bapak warga desa mampu menghitung jumlah kalori yang
dibutuhkan masing-masing, sesuai dengan contoh kasus penghitungan jumlah
kalori yang diberikan dengan benar.
Contoh penghitungan kalori pada pasien DM
1. Seorang ibu berusia 45 tahun, mempunyai tinggi badan 160cm dan berat
badan 65kg, selama 15 tahun terakhir menderita DM dengan aktivitas
biasa.
Jawaban:
BB=65kg, TB=160cm, aktivitas biasa BBI = (160-100)cm - 10%(60cm)
= 60-6
= 54kg
BMI = BB/(TB.TB)m = 65/(1,6.1,6)
= 65/2,56
= 25,39
5
BMR = 655+(9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7x umur) = 655+(9,6 x 65) + (1,8 x 160) – (4,7 x 45)
= 655+ 624+288-211,5
= 1355,5 kkal
Aktivitas biasa = 1355,5 x 1,5 = 2033,25 kkal/hari
Jadi kebutuhan kalori klien selama 1hari adalah 2033,25 kkal
2. Seorang pasien bernama Tn. J berusia 49tahun, BB 50kg, TB 158cm, yang
bekerja sebagai Toke sawit mengeluh sering merasa lapar, sering buang
air kecil, sering merasakan haus yang berlebihan, cepat lelah dan sering
kesemutan. Ia didiagnosis mederita Diabetes Mellitus dengan Gula Darah
250mg/dL. Dia memiliki kebiasaan makan tidak teratur dan suka
mengonsumsi makanan dan minuman manis seperti manisan serta makan
gorengan.
Jawaban:
6
BB=50kg, TB=158cm, aktivitas biasa BBI = (158-100)cm - 10%(58cm)
= 58-5,8
= 52,2kg
BMI = BB/(TB.TB)m = 50/(1,58. 1,58)
= 50/2,4964
= 20
BMR = 66+(13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x umur) = 66+(13,7 x 50) + (5 x 158) – (6,8 x 49)
= 66+685+790-333,2
= 1207,8 kkal
Aktivitas aerobik/aktivitas berat = 1207,8 x 1,78 = 2149,884 kkal/hari
Jadi kebutuhan kalori klien lama 1 hari adalah 2149,884 kkal
4. Daftar bahan penukar
Ibu-ibu/ bapak-bapak warga desa, menunjukkan sikap yang sangat
responsif mengenai daftar bahan penukar yang sudah diberikan dalam
penyuluhan. Hal ini dibuktikan pada saat talk show, jawaban yang diberikan
100% tingkat kebenarannya dan paham. Sebagai bentuk penghargaan panitia
penyuluhan memberikan doorprize.
5. Standar Diet pada DM
Secara keseluruhan warga desa sudah paham manfaat dari pada standar
diet yang sudah ditentukan pada pasien DM dengan baik.
Ibu-ibu/ bapak-bapak warga desa dengan antusias mengikuti acara dari
awal hingga akhir. Hampir seluruh warga desa terlihat antusias, karena materi
yang diberikan melalui metode audio – visual serta diselingi dengan acara talk
show dari pemateri. Dengan metode ini warga desa menjadi lebih paham dan
tertarik dengan materi yang diberikan tanpa adanya rasa bosan/ kejenuhan.
Sehingga materi yang diberikan pun dapat dipahami dengan baik dan benar. Hal
7
ini dibuktikan dengan adanya hasil post test yang hampir 100% menjawab dengan
benar.
D. Materi (Terlampir)
E. Daftar Pustaka
The National Collaborating Centre for Chronic Conditions. 2002. Type 2 Diabetes National clinical guideline for management in primary and secondary care (update). England : Royal College of Physicians.
Frank B. Hu, M.D., Joanne. Manson, M.D. 2001. Diet, Lifestyle, And The Risk Of Type 2 Diabetes Mellitus In Women. N Engl J Med, Vol. 345, No. 11·September 13, 2001·www.nejm.org.
Diabetes UK Nutrition Working Group members. 2011. Evidence-based nutrition guidelines for the prevention and management of diabetes.
NP, Styne. 2004. Diet, nutrition and the prevention of type 2 diabetes. Public Health Nutrition: 7(1A), 147–165.
8
MATERI
A. Gizi Seimbang Dan Diabetes
DM adalah gangguan metabolisme karbohidrat yang merupakan salah satu
unsur zat gizi makro. Gangguan metabolisme ini juga menyebabkan gangguan
metabolisme zat gizi lain yaitu protein, lemak, vitamin, dan mineral yang mana
proses metabolisme tubuh itu saling berinteraksi antar semua unsur zat gizi. Oleh
karena itu, DM adalah merupakan salah satu dari “Nutrition Related Disease”
dimana gangguan salah satu metabolisme zat gizi dapat menimbulkan penyakit.
Terapi diit adalah penatalaksanaan gizi paling penting pada penderita DM.
Tanpa pengaturan jadwal dan jumlah makanan serta kualitas makanan sepanjang
hari, sulit mengontrol kadar gula darah agar tetap dalam batas normal.
Bila dibiarkan dalam jangka waktu lama, akan mengakibatkan komplikasi
baik akut atau kronis, yang pada akhirnya dapat membahayakan keselamatan
penderita DM sendiri atau mempengaruhi produktivitas kerja. (contoh: pada
penderita DM yang mengalami luka gangren yang harus diamputasi karena kadar
gulanya selalu tinggi sehingga lukanya tidak dapat sembuh).
Widya Karya Pangan dan Gizi VI tahun 1998, menetapkan AKG bagi
orang dewasa secara nasional berdasarkan kebutuhan energi/kalori dari protein,
sebagai berikut:
AKG diatas bila kita jabarkan menurut takaran konsumsi makanan sehari
pada orang dewasa umur 20-59 tahun, yaitu: nasi/pengganti 4-5 piring, lauk
hewani 3-4 potong, lauk nabati 2-4 potong, sayuran 1 ½ - 2 mangkok dan buah-
buahan 2-3 potong. Dengan catatan dalam keadaan berat badan ideal.
9
Ketidak seimbangan antara asupan makanan dan penggunaan zat gizi yang
terkandung untuk keperluan metabolisme tubuh akan mengganggu fungsi
metabolisme tersebut. Kekurangan zat gizi akan menyebabkan status gizi kurang
atau gizi buruk. Sebaliknya kelebihan zat gizi akan menyebabkan status gizi lebih,
yang ditandai dengan kegemukan atau obesitas. Kekurangan atau kelebihan zat
gizi pada seseorang dapat terjadi secara spesifik sesuai pola makan orang tersebut,
yang dapat menimbulkan penyakit tertentu, tergantung zat gizi apa yang
kurang/lebih dikonsumsi. Misalnya kekurangan zat besi (Fe), dapat menimbulkan
anemia defisiensi besi, karena kurangnya hemoglobin yang tertentu. Pola makan
yang cenderung tinggi kalori, protein dan lemak akan menyebabkan tingginya
kadar glukosa, lemak, kolesterol dan asam urat dalam darah, yang dapat
mempengaruhi sistim kardio-vaskuler.
B. Makan Teratur Penting Bagi Penyandang Diabetes
Penderita DM dapat dengan mudah menjaga kadar gula darah di bawah
kontrol jika makan secara teratur. Jika penderita DM mendapatkan insulin, ahli
diet atau dokter akan menjelaskan pentingnya menyeimbangkan makanan dengan
suntikan dan secara bertahap menemukan cara penderita DM sendiri agar asupan
makanan dapat memproduksi energi. Hal ini mungkin sulit pada awalnya, tapi
dengan disiplin yang baik pasien dapat melakukannya. Umumnya, penderita DM
10
harus mengkonsumsi makanan besar atau makanan ringan setiap 3-4 jam dan
mengambil obat-obatan atau suntikan untuk membantu mengendalikan kadar
gulanya.
C. Kebutuhan Kalori
Menurut Waspadji (2007) mengutip pendapat Joslin (1952) dari Medical
Centre Institute, dalam penatalaksanaan diet diabetes mellitus ada 3 (tiga) “J”
yang harus diketahui dan dilaksanakan oleh penderita DM diabetes mellitus, yaitu
jumlah makanan, jenis makanan dan jadwal makanan. Berikut ini uraian mengenai
ketiga hal tersebut:
1) Jumlah makanan
Jumlah makanan yang diberikan disesuaikan dengan status gizi penderita
DM, bukan berdasarkan tinggi rendahnya gula darah. Jumlah kalori yang
disarankan berkisar antara 1100-2900 KKal. Sebelum menghitung berapa
kalori yang dibutuhkan seorang pasien diabetes, terlebih dahulu harus
diketahui berapa berat badan ideal (idaman) seseorang. Yang paling mudah
adalah dengan rumus Brocca:
Berat Badan Idaman : 90% X (tinggi badan dalam cm = 100) X 1 kg.
Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan
seorang pasien diabetes :
1. Menghitung kebutuhan basal dahulu dengan cara mengalikan berat badan
idaman dengan sejumlah kalori :
- Berat badan idaman dalam kg x 30 Kkal untuk laki-laki
11
- Berat badan idaman dalam kg x 25 Kkal ntuk perempuan
Kemudian ditambah dengan jumlah kalori yang diperlukan untuk kegiatan
sehari-hari (lihat tabel 2.1). Tampak pada tabel itu ada tiga jenis kegiatan, dari
yang ringan sampai yang berat.
- Kerja ringan : tambah 10 % dari kalori basal
- Kerja sedang : tambah 20 % dari kalori basal
- Kerja berat : tambah 40-100% dari kalori basal
Tambahkan kalori sekitar 20-30% pada keadaan sbb:
a. Pasien kurus
b. Pasien masih tumbuh kembang
c. Ada stres misalnya infeksi, hamil atau menyusui
Kurangi kalori bila gemuk sekitar 20-30% tergantung tingkat kegemukannya.
2. Cara lain tertera pada tabel 2.2 yang tampaknya lebih mudah
Tampak pada tabel itu bahwa seseorang dengan dengan berat badan normal
yang bekerja santai memerlukan 30 Kkal/kg BB idaman. Bagi orang yang
kurus dan bekerja berat memerlukan 40-50 Kkal/kg BB idaman. Dengan cara
ini tidak perlu ditambahtambahkan lagi.
Tabel 2.2. Kebutuhan Kalori pada Pasien Diabetes Mellitus
3. Untuk gampangnya, secara kasar dapat dibuat suatu pegangan sbb :
- Pasien kurus : 2300-2500 Kkal
- Pasien berat normal : 1700-2100 Kkal
- Pasien gemuk : 1300-1500 Kkal
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PARKENI) telah menetapkan
standar jumlah gizi pada diet diabetes mellitus, dimana telah ditetapkan proporsi
12
yang ideal untuk zat makanan seperti karbohidrat, protein, lemak, kolesterol,
serat, garam dan pemanis dalam satu porsi makanan utama. Berikut mengenai
pengaturan jumlah zat makanan yang harus dikonsumsi oleh penderita diabetes
mellitus :
a. Karbohidrat
Sampai saat ini sebagian orang berpendapat bahwa pasien diabetes mellitus
harus mengkonsumsi makanan rendah karbohidrat. Namun belakangan banyak
dilakukan penelitian dan ditemukan bahwa justru diet tinggi karbohidrat dan
rendah lemak lebih unggul daripada diet rendah karbohidrat. Didapatkan pula
bahwa diet tinggi karbohidrat menimbulkan perbaikan glukosa terutama pada
pasien diabetes mellitus yang tidak terlalu berat, apalagi pada pasien yang
gemuk. Tetapi harus diingat, walaupun pasien dianjurkan diet tinggi
karbohidrat, pasien tersebut harus menghindari karbohidrat yang mudah
diserap tubuh seperti sirup, gula, sari buah dan makanan lain yang manis atau
mengandung gula. Selain itu penderita DM harus mengetahui bahwa jumlah
karbohidrat dalam makanan untuk setiap kali makan harus diatur sedemikian
rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan karbohidrat sepanjang
hari.
b. Protein
Protein merupakan bahan dasar untuk zat pembangun, pertumbuhan, hormone
dan antibodi. Pada penderita diabetes mellitus, kebutuhan protein akan
meningkat akibat digunakannya protein sebagai energi. Sedangkan
karbohidrat sendiri tidak dapat diserap oleh tubuh sehingga penderita merasa
lemas. Berdasarkan hal tersebut, maka seorang penderita DM diabetes mellitus
memerlukan protein sebanyak 10-15% untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya.
c. Lemak
Pada penderita diabetes mellitus penggunaan lemak dibatasi, terutama lemak
jenuh yang secara tidak langsung dengan mekanisme tertentu dapat
mempengaruhi kenaikan kadar gula darah. Makanan yang mengandung lemak
jenuh antara lain minyak kelapa, margarin, santan, keju dan lemak hewan.
13
Sedangkan lemak tidak jenuh efeknya jauh lebih kecil terhadap kadar gula
darah daripada lemak jenuh.
d. Kolesterol
Kadar kolesterol yang tinggi dalam tubuh dapat menimbulkan
hiperkolesterolemia yang berkaitan dengan terjadinya aterosklerosis. Pada
penderita diabetes mellitus, kadar kolesterol yang tinggi dapat memperberat
penyakitnya. Oleh karena itu konsumsi makanan yang berkolesterol harus
dibatasi, dengan perkiraan jumlah yang dibutuhkan <300 mg per hari.
e. Serat
Serat yang dikonsumsi sebanyak 25 gram per hari akan mempercepat
pergerakan makanan di saluran pencernaan dan pembentuk massa sehingga
absorbsi glukosa dan lemak di usus akan berkurang.
f. Garam
Penggunaan garam yang tinggi dalam makanan dapat meningkatkan kerja
jantung. Oleh karena itu pada penderita diabetes mellitus dengan hipertensi,
pemakaian garam dibatasi.
g. Pemanis
Selama ini pemanis yang ada di pasaran adalah sukrosa, fruktosa, sorbitol,
manitol, xylol, sakkarin, siklamat dan aspartam. Pemanis yang mengandung
kalori adalah sukrosa dan fruktosa. Berikut ini tabel perbandingan jumlah total
zat makanan yang terdapat dalam satu porsi makanan utama penderita DM.
14
D. Daftar Bahan Penukar
Jenis makanan
Penderita diabetes mellitus harus mengetahui dan memahami jenis
makanan apa yang boleh dimakan secara bebas, makanan yang mana harus
dibatasi dan makanan apa yang harus dibatasi secara ketat. Makanan yang
mengandung karbohidrat mudah diserap seperti sirup, gula, sari buah harus
dihindari. Sayuran dengan kandungan karbohidrat tinggi seperti buncis, kacang
panjang, wortel, kacang kapri, daun singkong, bit dan bayam harus dibatasi.
Buah-buahan berkalori tinggi seperti pisang, pepaya, mangga, sawo, rambutan,
apel, duku, durian, jeruk dan nanas juga dibatasi. Sayuran yang boleh dikonsumsi
adalah sayuran dengan kandungan kalori rendah seperti oyong, ketimun, kol, labu
air, labu siam, lobak, sawi, rebung, selada, toge, terong dan tomat (Waspadji,
2007).
Cukup banyak pasien DM mengeluh karena makanan yang tercantum
dalam daftar menu diet kurang bervariasi sehingga sering terasa membosankan.
Untuk itu agar ada variasi dan tidak menimbulkan kebosanan, dapat diganti
dengan makanan penukar lain. Perlu diingat dalam penggunaan makanan penukar,
kandungan zat gizinya harus sama dengan makanan yang digantikannya (Suyono,
1996). Contoh-contoh bahan makanan penukar adalah sebagai berikut:
(1) Golongan I: Sumber Karbohidrat
Sumber bahan makanan penukar karbohidrat mempunyai takaran 1 satuan
penukar = 175 Kal, 4 gr protein, 40 gr karbohidrat. Adapun daftar bahan
makanan penukar tersebut yaitu :
Tabel 2.4. Bahan Makanan Penukar Karbohidrat
15
(2) Gol. II: Sumber Protein Hewani
Sumber protein hewani ini dapat diperoleh dari bahan makanan yang lazim
dikonsumsi sehari-hari dengan takaran 1 satuan penukar = 95 Kal, 10 gr
protein, 6 gr lemak. Adapun jenis makanan penukar protein hewani dapat
dilihat pada Tabel 2.5
(3) Gol. III: Sumber Protein Nabati
Sumber protein nabati mempunyai takaran 1 satuan penukar = 80 Kal, 6 gr
protein, 3 gr lemak, 8 gr karbohidrat. Adapun jenis bahan makanan
penukar protein hewani dapat dilihat pada Tabel 2.6.
(4) Gol. IV: Sayuran
Jenis sayuran yang dapat dijadikan sebagai bahan makanan penukar adalah
sayuran A dan sayuran B, bebas dimakan, seperti pada Tabel 2.7.
16
(5) Gol. V: Buah
Sumber bahan makanan bersumber buah-buahan mempunyai takaran 1
satuan penukar = 40 Kal, 40 g karbohidrat, seperti pada Tabel 2.8.
(6) Bahan Makanan Golongan Susu
Sumber bahan makanan golongan susu mempunyai takaran 1 satuan
penukar = 130 Kal, 7 gr protein, 7 g lemak, 9 gr karbohidrat, seperti pada
Tabel 2.9.
(7) Gol. VII: Minyak
Bahan makanan penukar minyak mempunyai takaran 1 satuan penukar =
45 Kal, 5gr lemak, seperti pada Tabel 2.10.
2) Jadwal makan
Penderita diabetes mellitus harus membiasakan diri untuk makan tepat pada
waktu yang telah ditentukan. Penderita diabetes mellitus makan sesuai jadwal,
yaitu 3kali makan utama, 3 kali makan selingan dengan interval waktu 3 jam.
17
Ini dimaksudkan agar terjadi perubahan pada kandungan glukosa darah
penderita DM, sehingga diharapkan dengan perbandingan jumlah makanan
dan jadwal yang tepat maka kadar glukosa darah akan tetap stabil dan
penderita DM tidak merasa lemas akibat kekurangan zat gizi. Jadwal makan
standar yang digunakan oleh penderita diabetes mellitus (Waspadji, 2007)
disajikan dalam tabel berikut:
Contoh pola makan untuk penderita diabetes yaitu:
Berikut adalah contoh menu diet untuk diabetes tipe 2 (diabetes mellitus) sebesar
1500 kal.
18
E. Standar Diet pada DM
Pengaturan diet pada penderita diabetes mellitus merupakan pengobatan
yang utama pada penatalaksanaan diabetes mellitus yaitu mencakup pengaturan
dalam:
1. Jumlah Makanan
Syarat kebutuhan kalori untuk penderita diabetes mellitus harus sesuai
untuk mencapai kadar glukosa normal dan mempertahankan berat badan normal.
Komposisi energi adalah 60-70 % dari karbohidrat, 10-15 % dari protein, 20–25
% dari lemak. Makanlah aneka ragam makanan yang mengandung sumber zat
tenaga, sumber zat pembangun serta zat pengatur.
a. Makanan sumber zat tenaga mengandung zat gizi karbohidrat, lemak
dan protein yang bersumber dari nasi serta penggantinya seperti: roti,
mie, kentang dan lain-lain.
b. Makanan sumber zat pembangun mengandung zat gizi protein dan
mineral. Makanan sumber zat pembangun seperti kacang-kacangan,
tempe, tahu, telur, ikan, ayam, daging, susu, keju dan lain-lain.
c. Makanan sumber zat pengatur mengandung vitamin dan mineral.
Makanan sumber zat pengatur antara lain: sayuran dan buah-buahan.
Ada beberapa jenis diet dan jumlah kalori untuk penderita diabetes
mellitus menurut kandungan energi, karbohidrat, protein dan lemak.
2. Jenis Bahan Makanan
Banyak yang beranggapan bahwa penderita diabetes mellitus harus makan
makanan khusus, anggapan tersebut tidak selalu benar karena tujuan utamanya
adalah menjaga kadar glukosa darah pada batas normal. Untuk itu sangat penting
bagi kita terutama penderita diabetes mellitus untuk mengetahui efek dari
makanan pada glukosa darah. Jenis makanan yang dianjurkan untuk penderita
diabetes mellitus adalah makanan yang kaya serat seperti sayur-mayur dan buah-
buahan segar. Hal yang terpenting adalah jangan terlalu mengurangi jumlah
19
makanan karena akan mengakibatkan kadar gula darah yang sangat rendah
(hypoglikemia) dan juga jangan terlalu banyak makan makanan yang
memperparah penyakit diabetes mellitus.
3. Interval Makan Penderita Diabetes Mellitus
Makanan porsi kecil dalam waktu tertentu akan membantu mengontrol
kadar gula darah. Makanan porsi besar menyebabkan peningkatan gula darah
mendadak dan bila berulang-ulang dalam jangka panjang, keadaan ini dapat
menimbulkan komplikasi diabetes mellitus. Oleh karena itu makanlah sebelum
lapar karena makan disaat lapar sering tidak terkendali dan berlebihan. Agar kadar
gula darah lebih stabil, perlu pengaturan jadwal makan yang teratur. Makanan
dibagi dalam 3 porsi besar yaitu makan pagi (20 %), siang (30 %), sore (25 %)
serta 2-3 kali porsi kecil untuk makanan selingan masing-masing (10-15 %).
20