Drug Eruption

Post on 31-Jan-2016

68 views 6 download

description

slide kulyh

Transcript of Drug Eruption

DRUG ERUPTIONDRUG ERUPTION

Erupsi karena obat (drug

eruption) merupakan proses

pada kulit atau mukokutan yang

terjadi setelah pemberian obat,

baik oral, parental, pihalasi atau

topikal.

INSIDEN

Mayoritas : 35,09 % efek samping yg terjadi pd kulit

Gambaran klinis yg paling sering adalah :

• Urtikaria 32,86 %• Pruritas 22,86 %• Eritema kulit 11,43 %

• Gol Antibiotika 52,6%• Gol Analgesik antiperitik

10,5%• Gol AINS (anti inflamasi non

sterrid 10,5%• Gol Anti Histamin 5,3%• Obat topikal 5,3%• Obat saluran pencernaan 3,5%• Obat Flu 3,5%• Dll 8,8%

Jenis obat yg di duga mayoritas penyebab drug eruption :

PATOFISIOLOGI• Mekanisme imonologik yang

mendasari terjadinya rekasi obat.

• Mekanisme Non Imunologik dosis yang berlebihan, toksisit as kumulatif, efek samping, gangguan ekologi interaksi obat, aktifitasi efektor pathowaijs, rekasi indiosinkrasi & intokrasi obat.

1. Rekasi anafilaktik terjadinya rekasi antara Ig E dengan antigen metabolik asam arakidonat (ex. Prostaglandin, BRS-A dll)

Klasifikasi imunopatogenesis terjadinya erupsi obat alergik menurut Combs dan Gell :

A. Rekasi yang diperantarai antibodi

2. Rekasi sitotoksik antigen pada membran sel target penggabungan antara IgE & IgM.

3. Rekasi kompleks Imun antibodi reaksi dengan Antigen membentuk kompleks antigen antibodi mengendap rekasi radang

4. Rekasi yang diperantarai sel (tipe lambat) limfosit T tersentisasi pengeluaran berbagai mediator (Limfokin).

B. Rekasi Fotosensitivitas :1. Fototoksisitas lesi kulit

akibat cahaya (spektrum pendek 285 - 310 Nm)Obat bersifat fotosensitasi menyerap toton merangsang terjadinya eksitasi elektron radikal bebas/peroksidase + panas nukleus lesison dan membran sitoplasma.

2. Foto alergi spektium luas

dan panjang gelombang (320

- 450 nm)

Cahaya mengubah obat

hapten + protein

membentuk antigen baru.

A. Faktor obat :

1. Struktur kimia & reaktivitas

2. Rekasi selang

3. Cara pemberian obat

4. Dosis, lamanya dan jumlah

rentetan terapi

Faktor-faktor yang berpengaruh terjadinya respon imun.

B. Faktor penderita :

1. Umum dan seks

2. Faktor genetik

3. Riwayat alergi obat

sebelumnya

4. Penyakit yang mendasari

5. Sistem imun dan regulasi

respon imun terhadap obat.

DIAGNOSIS

1. Anamnesis yang teliti kunci

utama (riwayat minum obat /

dipakai 1 bulan terakhir)

2. Pem. klinis pada kulit

3. Pem. Khusus

A. Pemeriksaan in vivo :

1. Uji Tempel (Paten test)

2. ji Tusuk (Prich test)

3. Uji Protokasi

B. Pemeriksaan In Vivo :

1. Yang diperantarai antibodi

• Hemaglutisasi pasif

• Radio immuno assay

• Degranulasi basofil

• Tes fiksasi komplemen.

2. Yang dipengaruhi sel

• Tes transformasi limfosit

• Leucocyte migration inhibitor

KRITERIA KLINIS ALERGI OBAT :

1. Ada periode laten (umumnya 7-

10 hari)

2. rekasi terjadi dosis yg

sangat kecil

3. Manifestasi klinis efek

farmakologi

4. Gejala tertentu yang umumnya

sama bila terkena alergen lain.

5. Terdapat eosino filia dalam

darah dan jaringan

6. Respon baik bila diberi obat

antialergi.

BEBERAPA PENYAKIT KULIT AKIBAT

ALERGIK OBAT

A. Kelainan kulit pada erupsi obat kuat

1. Sindrom Steven-Johnson

2. Nekrolesisi epidermal toksik

3. Angioedeme

4. Eritrodermi akibat alergi obat

B.Kelainan kulit pd erupsi obat ringan

1. Urtikaria

2. Erupsi morbiliformis

3. Eritema multiform

4. Eksantema fikstum

5. Erupsi eksematosa.

PENATA LAKSANAAN

1. Pengobatan awal• Erupsi obat ditegakkan

hentikan obat yang dicurigai.2. Pengobatan simtomatik :• Anti histamin• Adrenalin / betaddrenergik lain• Kortiko sterrid• Obat topikal.

Nona®