Post on 03-Apr-2018
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
1/38
Oleh : Dr. H. Doddi Sismayadi, SpOG (K)
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
2/38
Perdarahan post partum adalah semua perdarahan yangterjadi setelah bayi lahir, sebelum, selama dan sesudah
keluarnya plasenta.
Perdarahan post partum hilangnya darah > 500mlselama 24 jam pertama
Setelah 24 jam, keadaan tersebut dinamakan perdarahanpostpartum lanjut atau late postpartum hemorrhage
Perdarahan Post Partum
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
3/38
Perdarahan terus menerus
Keadaan pasien berangsur-angsur memburuk
Denyut nadi cepat dan lemah
Tekanan darah menurun
Pasien berubah menjadi pucat dan dingin
Nafas menjadi sesak, terengah-engah
Berkeringat
Komameninggal dunia
Gambaran Klinis
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
4/38
1. Anemia, yang diakibatkan perdarahan tersebut
memperlemah keadaan pasien, menurunkan daya
tahan dan menjadi faktor predisposisi terjadinya infeksinifas
2. Perdarahan post partum dapat disebabkan oleh atoniauteri, robekan jalan lahir, retensio plasenta, sisa
plasenta dan kelainan pembekuan darah
Bahaya Perdarahan Post Partum
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
5/38
Definisi
Atonia uteri adalah kegagalan mekanisme akibat gangguanfungsi miometrium tidak berkontraksi, uterus menjadi lunakdan pembuluh darah pada daerah bekas perlekatan plasentaterbuka lebar
I. Atonia Uteri
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
6/38
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
7/38
Menimbulkan kontraksi otot rahim dengan cara:
a. Pemberian uterotonik (oksitosin langsung IV/IM untuk
menimbulkan kontaksi cepat, methergin IV/IM untukmempertahankankan kontraksi, dan prostaglandin)
b. Kompresi bimanual :
- tangan kanan dimasukkan ke dalam vagina denganmembuat tinju ke arah dinding depan uterus
- tangan kiri melipat fundus uteri sehingga rahim melipatdengan tujuan menghentikan perdarahan
- tangan kanan dimasukkan ke vagina selanjutnya menjepitserviks sehingga tertutup
- tangan kiri diluar melakukan masase sehingga timbul
kontraksi otot rahim
Penatalaksanaan atonia uteri
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
8/38
Gambar kompresi bimanual
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
9/38
Melakukan tampon kasa uterovagina tidak
dipakai lagi karena risiko infeksi
Melakukan tampon dengan kateter urologi Rush :masukkan kateter Rusch 24 ke kavum uteri,kembangkan dengan NaCl 0,9% 400-500 cc denganspuit 50 cc, pertahankan sampai 24 jam, beriantibiotik dan drip oksitosin
Melakukan tampon balon SOS Bakri, kapasitasmaksimum 800 cc (anjuran: 250 hingga 500 cc),menggunakan kateter silicon no. 24
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
10/38
Gambar kateter urologi Rusch
Gambar tampon balon SOS Bakri
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
11/38
Melakukan tampon dengan balon kondom yaitu
Teknik dengan pemberian antibiotik dan drip oksitosin
Kateter Foley 16 dimasukkan ke dalam kondom dan diikatdengan benang silk
Sambung dengan infus set dan NaCl 0,9%
Jepit porsio anterior dan posterior dengan klem ovarium,masukkan kondom hingga kavum uteri
Masukkan NaCl 0,9% hingga 250-500 cc
Hingga perdarahan tampak berkurang
Bila perlu tampon di vagina keluarkan setelah 24-48 jam
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
12/38
Gambar balon kondom
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
13/38
Ligasi arteri hipogastrika : operasi dengan melakukan
ligasi arteri hipogastrika cukup sulit karena ada
kemungkinan ikut terikatnya ureter dan menimbulkankomplikasi pada ginjal. Teknik ini banyak dilakukanbila gagal menghentikan perdarahan dengan carakonservatif
Penjepitan parametrium menurut Henkel Histerektomi supravaginal
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
14/38
Bagan penatalaksanaan atonia uteri
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
15/38
Anemia : meliputi pusing, cepat lelah, dan berdebar
Mudah terjadi infeksi
Produksi laktasi dalam jumlah dan kualitasberkurang
Kembalinya alat reproduksi terlambat
Sindrom Sheehan
Nekrosis kelenjar hipofisis anterior yangbervariasi disertai dengan gangguan pengeluaranhormon gonadotropik
Komplikasi atonia uteri
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
16/38
Trauma jalan lahir perlu mendapatkan perhatian
karena dapat menyebabkan disfungsi organ bagian paling
luar sampai alat reproduksi vital, sebagai sumberperdarahan yang berakibat fatal, dan sumber dan jalanmasuknya infeksi. Oleh karena itu setiap trauma jalan lahirmemerlukan tindakan yang cepat dan tepat dengan tujuanmelakukan operasi rekonstruksi, memerlukan ligasi sumber
perdarahan, mengganti darah yang hilang dengan cairanpengganti dan transfusi darah, mengangkat sumberperdarahan dan sumber infeksi sehingga jiwa penderitadapat diselamatkan.
II. Trauma Jalan Lahir
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
17/38
Gejala klinis : Perdarahan ringan
Perdarahan sedang
Perlukaan dalam
Mengenai sfingter ani dan mukosa rektum
Trauma perineum, Lecet ringan, Robekan
perineum tingkat I, II, dan III
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
18/38
Tindakan :
Tanpa tindakan
Tindakan disesuaikan dengan tingkat traumaperineum
a. Robekan perineum tingkat I : dengan catgutsecara jelujur atau jahitan angka delapan
b. Robekan perineum tingkat II : jika dijumpaipinggir robekan yang tidak rata atau bergerigi,harus diratakan lebih dahulu
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
19/38
c. Robekan perineum tingkat III :
Dinding depan rektum yang robek dijahit
kemudian fasia perirektal dan fasial septumrektum rektovaginal dijahit dengan chromic catgut
Ujung-ujung otot sfingter ani yang terpisah akibatrobekan dijepit dengan klem, kemudian dijahitdengan 2-3 jahitan chromic catgut
Selanjutnya robekan dijahit lapis demi lapisseperti menjahit robekan perineum tingkat II
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
20/38
d. Robekan perineum tingkat IV :
Dianjurkan apabila memungkinkan untuk
melakukan rujukan dengan rencana tindakanperbaikan di rumah sakit kabupaten/kota
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
21/38
Gejala klinis :
Perdarahan
Gangguan tanda vital sampai syok
Tindakan :
Hentikan perdarahan dengan ligasi Terapi kosmetik menghindari rektokel dan sistokel
Trauma vagina, Luka terbuka dan
Hematoma
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
22/38
Gejala klinis :
Perdarahan uterus dan baru (merah)
Kontraksi rahim baik
Tindakan :
Ligasi luka serviks menghindari serviks inkompeten Bila berlanjut ke segmen bawah rahim dilakukan
laparotomi untuk ligasi atau histerektomi
Trauma serviks, Luka melintang dan membujurserta dapat terus hingga segmen bawah rahim
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
23/38
Gejala klinis :
Perdarahan uterus
Kontraksi rahim baik Serviks utuh
Tindakan :
Dilakukan ligasi atau histerektomi totalis Menghindari infeksi
Pemasangan drainase
Kolporeksi, robekan pada forniks
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
24/38
Ruptur uteri, terdapat 2 bentuk yaitu
inkompletus dan kompletus. Kematian janin akibat
ruptur uteri inkompletus mendekati 100% sedangkanibu sekitar 40-50%. Kematian karena ruptur uteriadalah karena perdarahan dan sepsis ataukombinasinya.
III. Ruptur uteri
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
25/38
Gejala klinis :
Tampak sakit
Rasa nyeri menonjol
Abdomen meteorismus
Janin masih intrautterine/subperitoneal
Hematoma subperitoneal
Tanda cairan bebas minim
Syok (hemoragik, neurogenik, septik)
Ruptur uteri inkompletus
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
26/38
Ruptur uteri merupakan gawat darurat obstetrik
yang sangat berat
Ruptur uteri yang dapat mencapai rumah sakitharus dapat diselamatkan
Persiapan tindakan :
Perbaikan keadaan umum dengan cairan dan transfusi
darah Pemberian antibiotik
Pemberian oksigen
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
27/38
Gejala klinis :
Tampak sakit
Nyeri abdomen
Abdomen meteorismus
Janin di rongga abdomen
Syok (hemoragik, neurogenik, septik)
Ruptur uteri kompletus
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
28/38
Tindakan :
Histerektomi
Histerorapi
Cuci rongga abdomen dan irigasi denganantibiotika
Pemasangan drainase
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
29/38
Inversio uteri atau terbaliknya fundus uteri ke dalam
kavum uteri, dapat menimbulkan nyeri dan perdarahan. Terjadispontan atau karena tindakan crede yang terlalu cepat.
Inversio uteri dapat dibagi menjadi tiga tingkat :
Fundus masuk uteri tetapi belum melewati kanalis servikalis
Fundus masuk ke dalam kavum uteri dan telah berada didalam vagina
Fundus uteri mengalami inversio total dan nampak dari luarvagina dan dapat disertai dengan plasenta yang masih melekat
IV. Inversio Uteri
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
30/38
Gejala klinis
Karena adanya tarikan ligamentum
infundibulopelvikum dan liagmentum rotundummenarik pula peritoneum sehingga menimbulkanrasa nyeri yang dalam, dapat diikuti perdarahan dansyok yang lebih bersifat syok neurogenik.
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
31/38
Diagnosis
Melalui pemeriksaan fisik pasca partus yang mendapati:
Fundus tidak teraba ditempat
Terdapat lekukan didaerah fundus berlokasi Pemeriksaan dalam; kemungkinan plasenta masih teraba,
teraba benda lunak dalam liang senggama atau masihdalam kavum uteri
Prognosis baik jika segera mendapat pertolongan .Kematian terjadi karena erdarahan yang hebat disertaisyok dalam
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
32/38
Penatalaksanaan
Pemasangan infus rangkap
Mempersiapkan darah yang cukup
Pemberian tokolitik (ritrodine, magnesium sulfat)
Penghilang rasa nyeri (petidin atau morfin)
Reposisi lekukan dengan menggunakan anastesi segera (anastesi
umum) dan reposisi pervaginam terhadap plasenta secara manual,
masasse, uterotonika, oksitosin dan metergin, bila gagal tindakan
reposisi perlu dilakukan operasi (transabdomen menurut Hautlein,
transvagina menurut Spinelli)
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
33/38
Intervensi bidan dapat menghindari inversio uteri meliputi :
Hindari melakukan perasat Crade untuk melahirkan plasentasebelum dipastikan bahwa plasenta telah lepas dari insersinya
Beri kesempatan pada uterus adem/pause sebelum mulai
kontraksi dengan baik dan menyebabkan plasenta akan
terlepas melalui lapisan Nita bush Bila perasat craade dirasakan sulit, ada kemungkinan akan
menghadapi perlekatan plasenta lebih dalam
Bila tidak terjadi perdarahn, lakukan rujukan atasu konsultasi
karena besar kemungkinan perlekatannya dalam bentukplasenta akreta, inkreta atau perkreta
Bila disertai perdarahan, maka dapat dilakukan plasenta
manual dengan teknik yang benar
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
34/38
Retensio plasenta adalah belum lepasnya plasenta dengan melebihi waktu
setengah jam.
Keadaan ini dapat diikuti perdarahan yang banyak, artinya adanya sebagianplasenta yang terlepas sehingga memerlukan tindakan manual plasenta
dengan segera
V. Retensio Plasenta
Bila retensio plasenta tidak diikuti perdarahan perlu diperhatikan adakemungkinan terjadi plasenta addhesiva, plasenta akreta, inkreta, perkreta.
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
35/38
Teknik plasenta manual, sebagai berikut :
Pemasangan infus NaCl 0,9 %, pemberian narkose (diazepam) / IV
Fundus uteri ditahan oleh tangan kiri
Tangan kanan masuk uterus melalui vagina dengan menelusuritali pusat sampai dapat diraba tepi plasenta
Plasenta dikupas dengan bagian ulnar tangan, dan setelah plasentalepas dipegang dengan jari tangan dan dikeluarkan secaraperlahan
Setelah plasenta dapat dilepaskan, beri ureterotonika oksitosinIV/IM atau lainnya sehingga mulai kontraksi untuk menghentikanperdarahan dari bekas implantasi plasenta
Sementara itu tangan kiri yang diluar selalu melakukan massaseuntuk meningkatkan kontraksi uterus
Penatalaksanaan Retensio Plasenta
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
36/38
Gejala Separasi / akreta
parsialPlasenta Inkarserata Plasenta Akreta
Konsistensi uterus Kenyal Keras Cukup
TFU Pusat 2 jari dibawah pusat Pusat
Bentuk uterus Diskoid Agak globuler Diskoid
Perdarahan Sedang-banyak Sedang Sedikit-tidak ada
Tali pusat Terjulur Terjulur # Terjulur
Ostium uteri Sebagian terbuka Konstriksi Terbuka
Separasi plasenta Lepas sebagian Sudah lepas Melekat seluruhnya
Syok Sering Jarang Jarang
Penilaian Klinik Retensio Plasenta
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
37/38
Sisa plasenta dan ketuban yang masih tertinggal dalam rongga rahim dapat
menimbulkan perdarahan postpartum dini atau perdarahan postpartum
lambat (6-10 hari pasca persalinan)
VI. Sisa Plasenta
Pengeluaran sisa plasenta dilakukan dengan kuretase dalam memungkinkansisa plasenta dapat dikeluarkan secara manual. Kuretase harus dilakukan di
rumah sakit. Setelah tindakan pengeluaran, dilanjutkan dengan pemberianobat uterotonika melalui suntikan atau peroral. Antibiotika dalam dosispencegahan sebaiknya diberikan.
7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum
38/38
TERIMA KASIH