Post on 17-Mar-2019
DR. Ir. Hanny J. Berchmans, M.T., M.Sc.
Senior Clean Energy Project Development Specialist/Component 2 Lead for USAID-ICED
Solar PV Power Plant (PLTS) Feasibility Study Guideline: Pre-dissemination Workshop , Kupang, 30-31 Mei 2018
1. Program Elekrifikasi Daerah dengan Pengembangan PLTS Terpusat
2. Tantangan dalam Pengembangan PLTS Terpusat
3. Pembelajaran dalam Pengembangan PLTS Terpusat untukElektrifikasi Daerah
4. Kesimpulan
6/5/2018 FOOTER GOES HERE 2
Outline
6/5/2018 FOOTER GOES HERE
Program Elekrifikasi Daerah denganPengembangan PLTS Terpusat (1)
Pada tahun anggaran 2011/2012 Dir.Jen. EBTKE meluncurkan programelektrifikasi daerah pedesaan untuk seluruh wilayah Indonesia denganmenggunakan PLTS Terpusat offgrid dengan kapasitas antara 15 kWhingga 150 kW[1].
Program tersebut berlangsung hingga tahun 2017. Total sebanyak 623PLTS Terpusat telah terbangun dengan total kapasitas sekitar 23,625kWh dan sudah melistriki sebanyak 75,104 rumah[2].
Selain PLTS terpusat, dalam kurun waktu juga telah dibangun PLTSHybrid sebanyak 26 unit dengan kapasitas 3.593 kWh[3].
Pada Tahun 2018, prioritas program diarahkan kepada pengembanganPLTS tersebar atau yang disebut Lampu Tenaga Surya Hemat Energi(LTSHE) [4].
Sumber: Website Kementrian ESDM, http://ebtke.esdm.go.id/
6/5/2018 FOOTER GOES HERE
Program Elekrifikasi Daerah denganPengembangan PLTS Terpusat (2)
Sumber: http://geoportal.esdm.go.id/peng_umum/
Lokasi Proyek Listrik Pedesaan yang dibangun Kementrian ESDM di 2500 Desa
6/5/2018 FOOTER GOES HERE
Program Elekrifikasi Daerah denganPengembangan PLTS Terpusat (2a)
Sebaran Lokasi PLTS Terpusat dan PLTS Hybrid Off Grid yang telah dibangun Kemen EDM
Sumber: http://remap-indonesia.org/
15 kW = 248 Units20 kW = 74 Units25 kW = 8 Units30 kW =104 Units50 kW =92 Units
50 kW =92 Units75 kW = 39 Units100 kW =18 Units150 kW =8 Units
6/5/2018 FOOTER GOES HERE
Program Elekrifikasi Daerah denganPengembangan PLTS Terpusat (3)
Sumber: Indonesia Solar Mini-grid Programme PVVP/PLTS Terpusat, GIZ –ENDEV, 2014.
Instalasi PLTS Terpusat umumnya terdiri darimodul Surya PV, baterai dan peralatanelektronik dan jaringan kabel distribusi.
PLTS Terpusat biasanya dipasang di daerahterpencil, tertinggal dan terjauh (daerah 3T).
1. Program Elekrifikasi Daerah dengan Pengembangan PLTS Terpusat
2. Tantangan dalam Pengembangan PLTS Terpusat
3. Pembelajaran dalam Pengembangan PLTS Terpusat untukElektrifikasi Daerah
4. Kesimpulan
6/5/2018 FOOTER GOES HERE 7
Outline
6/5/2018 FOOTER GOES HERE
Tantangan dalam Pengembangan PLTS Terpusat (1) Terrain dan lokasi daerah 3T sangat sulit dicapai. Infrastruktur dan resources
yang tersedia sangat terbatas (akses jalan, tenaga kerja, bahan baku, komponen
pendukung, dll).
Pendekatan dalam pengembangan elektrifikasi daerah masih menggunakan cara
yang konvensional yaitu: “pengembangan fisik pembangkit”. Subyek
elektrifikasi adalah terbangunnya fasilitas ketenagalistrikan, bukan terbangunnya
“komunitas masyarakat yang sadar pentingnya akses listrik untuk
peningkatan kesejahteraannya”. Sehingga pengembangan kelistrikan kurang
sustainable, dan metode pengembangan tidak utuh/holistik. Hal ini diindikasikan
dengan:
Biaya Pengoperasian dan Pemeliharaan yang membengkak seingga tidak dapat
ditanggung masyarakat;
Usia pakai PLTS pendek, kemampuan menurun drastis, komponen utama
cepat rusak, dll;
Tidak ada Site Due Diligence dalam penerapan Bisnis Proses pengembangan
PLTS Terpusat. Satu konsep desain berlaku untuk semua site/lokasi.
6/5/2018 FOOTER GOES HERE
Tantangan dalam Pengembangan PLTS Terpusat (2)
Penyusunan Studi Kelayakan PLTS hanya untuk memenuhi persyaratan
aplikasi/tendering, konsultan/kontraktor tidak mengembangkan desain yang
sesuai dengan kondisi infrastruktur, dan social yang ada dilokasi proyek.
Tidak ada proses review Studi Kelayakan, proses Monitoring dan
Evaluation dalam penerapan Bisnis Proses pengembangan PLTS Terpusat.
Akibatnya fasilitas PLTS Terpusat yang terbangun kurang/tidak memadai
karena:
Desain teknis yang ceroboh dan penggunaan komponen berkualitas buruk
Ukuran PLTS yang salah/tidak sesuai dengan pola konsumsi listrik
masyarakat.
Dalam kasus dimana PLTS akan diintegrasikan dengan jaringan PLN setempat:
tidak ada Studi Penyambungan (Studi Penyambungantidak dikenal/
tidak dianggap penting).
6/5/2018 FOOTER GOES HERE
Tantangan dalam Pengembangan PLTS Terpusat (3)
Belum ada aturan/SOP yang jelas untuk penyerahan PLTS ke Pemda
setempat, sehingga:
Pemda kesulitan dalam menambahkan pembiayaan komponen,
infrastruktur, pengoperasian dan pemeliharaan;
Pemda kesulitan dalam melibatkan perusahaan daerah (Contoh: Perusda
Kelistrikan), dan/atau berkontrak PPA/PJBL dengan PLN.
Pulau terpencil, hanya dapat dijangkauoleh perahu motor kecil untuk transportasi
No Site Due Diligence: beberapa instalasiPLTS ditempatkan ditanah yang rawanbanjir
Sumber: Indonesia Solar Mini-grid Programme PVVP/PLTS Terpusat, GIZ –ENDEV, 2014.
6/5/2018 FOOTER GOES HERE
Tantangan dalam Pengembangan PLTS Terpusat (4)
Sistem Monitoring (komputer) umumnyaterpasang, namun demikian konfigurasiyang salah memberikan data yang tidakdapat diandalkan.
Instalasi kelistrikan di rumah tangga masihtidak memadai, seringkali tanpaperlindungan cuaca, saluran kabel dangrounding/pentanahan yang sesuaistandar.
Sumber: Indonesia Solar Mini-grid Programme PVVP/PLTS Terpusat, GIZ –ENDEV, 2014.
1. Program Elekrifikasi Daerah dengan Pengembangan PLTS Terpusat
2. Tantangan dalam Pengembangan PLTS Terpusat
3. Pembelajaran dalam Pengembangan PLTS Terpusat untukElektrifikasi Daerah
4. Kesimpulan
6/5/2018 FOOTER GOES HERE 12
Outline
6/5/2018 FOOTER GOES HERE
Pembelajaran dalam Pengembangan PLTS Terpusatuntuk Elektrifikasi Daerah(1)
Pembentukan kerangka kerja kebijakan yang jelas untuk pengembangan
kelistrikan daerah dengan menggunakan PLTS terpusat.
Arah Pengembangan Jangka Panjang: Pengembangan PLTS Terpusat
dan/atau System Hybrid daripada SHS.
Menerapkan standarisasi kualitas dan spesifikasi teknis, peraturan, bisnis
proses dan prosedur yang jelas untuk proses pengembangan PLTS dan
komponen2nya. Termasuk juga site due diligence, monitoring &
evaluation.
Penyusunan panduan/pedoman praktis untuk penyusunan dan review
Studi Kelayakan (dan Studi Penyambungan), prosedur pengoperasian dan
pemeliharaan.
Panduan/Pedoman praktis tersebut diatas mencakup:
6/5/2018 FOOTER GOES HERE
Pembelajaran dalam Pengembangan PLTS Terpusatuntuk Elektrifikasi Daerah(2)
Panduan/Pedoman praktis tersebut diatas mencakup:
1. Penentuan Lokasi Proyek;
2. Estimasi Profil Beban/Kebutuhan dan Proyeksinya;
3. Estimasi Kapasitas PLTS dan Konfigurasinya (PLTS Terpusat, Baterai dan
Jaringan);
4. Analisa Biaya, Finansial/Ekonomi, termasuk analisa “willingness to pay”;
5. Analisa Manajemen, Pengoperasian dan Pemeliharaan;
6. Rencana Pelaksanaan;
7. Analisa Lingkungan dan Sosial;
6/5/2018 FOOTER GOES HERE
Pembelajaran dalam Pengembangan PLTS Terpusatuntuk Elektrifikasi Daerah(3)
Perlu menetapkan prosedur/SOP yang jelas dan team yang independen dalam
melaksanakan pemeriksaan akuntabilitas kontraktor. Beberapa hal yang
perlu dipertimbangkan:
1. Bagaimana memastikan kualitas suplai dan pemasangan PLTS oleh
kontraktor, jika site project tidak dapat ditinjau secara teknis, apalagi
jika hanya ada waktu yang sangat pendek antara komisioning dan akhir
periode kontrak kontraktor?
2. Sebatas apa dan bagaimana penalti pada kontraktor jika kualitas
pekerjaan konstruski dan insalasi menyimpang dari kontrak yang
disepakati?
3. Resiko-resiko yang harus ditanggung kontraktor terkait logistik?
Pelaksanaan Monitoring (termasuk remote monitoring) dan Evaluation;
6/5/2018 FOOTER GOES HERE
Pembelajaran dalam Pengembangan PLTS Terpusatuntuk Elektrifikasi Daerah(3)
Perlu adanya pelatihan/training kepada operator lokal & masyakat
terkait dengan Manajemen, O&M PLTS serta penggunaan produktif
listrik. Dana untuk pelatihan operator serta O&M PLTS selama paling sedikit
satu tahun menjadi satu paket dengan biaya pengembangan PLTS.
Perlu adanya aturan/SOP yang jelas untuk penyerahan PLTS ke Pemda
setempat.
6/5/2018
Bisnis Proses Pengadaan PLTS Terpusat untuk daerah:
Pemda/Pemkot
Penyusunan
Studi
Kelayakan
Pengajuan
Proposal
Pengadaan
Pemda/Pemkot
Seleksi
Proposal
ESDM
Pemilihan
Pengembang/K
ontraktor/Bid
ding
ESDM
Konstruksi,
Instalasi,
Pengujian
Pengembang/K
ontraktor
Manajemen,
Pengoperasian &
Pemeliharaan
Pemda/Pemkot/K
ontraktor/
Koperasi/Masyrak
at
Pengguna/Pemakai
Panduan Studi
Kelayakan (FS)
Pengguna
Studi Kelayakan
Bagaimana
Menyusun &
Menilai FS?
Bagaimana
Menilai FS?
Bagaimana
Penawaran EPC?
Lokasi,
Kapasitas, Biaya?
Prosedur, Jadwal
Pelaksanaan?
Manajemen,
O&M?
Struktur Ideal Bisnis Proses Pengadaan PLTS Terpusat
6/5/2018
Struktur dan Tahapan Ideal Penyusunan Studi
Kelayakan PLTS Terpusat
Pendekatan Ideal Pengembangan Proyek PLTS Terpusat:
PenentuanLokasiProyek
EstimasiProfil Beban
•Multiple end-user consumer sectors: household, productive use, social infrastructure
•Electrification Scenario: (A) Basic, (B) Advanced
Sizing & Configuration of the System
Levelized Cost Of Electricity (LCOE) Analysis
•Capital and Operating Expenditures
•Electricity Sold
•Least Cost
Business Model, Financing, Management Operation &Maintenance, Concept
Konstruksi, Instalasi & Pengujian
Manejemen, O & M
STUDI KELAYAKAN
PEMBIAYAAN
&
KONSTRUKSI
M, O & M
1. Program Elekrifikasi Daerah dengan Pengembangan PLTS Terpusat
2. Tantangan dalam Pengembangan PLTS Terpusat
3. Pembelajaran dalam Pengembangan PLTS Terpusat untukElektrifikasi Daerah
4. Kesimpulan
6/5/2018 FOOTER GOES HERE 19
Outline
6/5/2018 FOOTER GOES HERE
Kesimpulan
Kementrian ESDM telah banyak melakukan pengembangan PLTS Terpusat
untuk peningkatan elektrifikasi daerah.
Dalam pelaksanaan pengembangan PLTS terpusat dan bekerja sama dengan
Project Donors, beberapa tantangan berat yang dihadapi berhasil di identifikasi
dan digunakan sebagai pembelajaran dalam menyempurnakan program
elektrifikasi daerah di tahun-tahun yang akan datang.
Pembelajaran yang diperoleh antara lain: (i) Pembentukan kerangka kerja
kebijakan yang jelas; (ii) Pengembangan Jangka Panjang PLTS
Terpusat dan/atau System Hybrid perlu dilanjutkan; (iii)
Standarisasi kualitas dan spesifikasi teknis, bisnis proses dan
prosedur yang jelas, pedoman praktis studi kelayakan, site due
diligence, monitoring & evaluation; (iv) SOP inspeksi yang jelas; (v)
SOP penyerahan asset ke Pemda perlu dibuat; dan (vi) pembekalan
kepada operator local dan masyarakat perlu diberikan.
6/5/2018 21FOOTER GOES HERE
DR. Ir. Hanny J. Berchmans., M.T., M.Sc.
+62811831965Hanny.Berchmans@iced.or.id, hannyjberchmans2018@gmail.com
Senior Clean Energy Project Development Specialist / Component 2 Lead
USAID ICED – Indonesia Clean Energy Development II
Implemented by
Tetra Tech | Complex World, Clear Solutions™
Menara Jamsostek, North Tower 14th Floor | Jl. Gatot Subroto No. 38 | Jakarta12710 INDONESIA
Main: +62 21 5296 2325 | Fax: +62 21 5296 2326
www.iced.or.id