Post on 02-Feb-2016
description
Diagnosa keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap dekompesasi curah jantung berhubungan dengan
peningkatan volume sirkulasi,disritmia,perubahan kontraktilitas
miokardia,perubahan inotropic pada jantung
2. Resiko tinggi terhadap Kelebihan volume cairan berhubungan dengan
peningkatan volume sirkulasi,perubahan pada fungsi ginjal,ketidak
teraturan diet
3. Perfusi jaringan berhubungan dengan perubahan pada volume
sirkulasi,pirau kanan ke kiri
4. Resiko tinggi terhadap infeksi ibu berhubungan dengan ketidak adekuatan
pertahanan primer/sekunder,penyakit kondisi kronis,ketidak cukupan
informasi untuk menghindari pemajanan pada pathogen.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya masalah
sirkulasi,kejadian intoleransi sebelumnya,setatus kondisi tidak
memungkinkan.
6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi ,proknosis,dan kebutuhan
tindahan berhubungan dengan kurangnya pemajanan pada /atau masalah
interpretasi.
PERENCANAAN
Dx. 1 Resiko tinggi terhadap dekompesasi curah jantung
berhubungan dengan peningkatan volume
sirkulasi,disritmia,perubahan kontraktilitas miokardia,perubahan
inotropic pada jantung
Tujuan: Dalam jangka waktu 3x24 jam Resiko tinggi terhadap
dekompesasi curah jantung tidak terjadi.
Kriteria Hasil :
- Mengindentifikasi/mengadopsi perilaku untuk meminimalkan
stressor dan memaksimalkan fungsi jantung.
- Mentoleransi tekanan dari peningkatan volume darah sesuai
indikasi tekanan darah, nadi dalam batas yang tepat secara
individu.
- Mendemonstrasikan sirkulasi plasenta yang adekuat, fungsi
ginjal dengan denyut jantung janin ( DJJ ) dan gerakan janin
dalam batas normal ( DBN ), dan secara individu haluaran urin
tepat.
Rencana tindakan :
1. Pantau tanda-tanda vital klien
R/ : Permulaan tahap dekompensasi karena intoleran
terhadap beban sirkulasi, infeksi, atau ansietas dapat
terlihat pertama-tama dari perubahan yang membahayakan
pada pola tanda vital, berkenaan dengan peningkatan suhu,
nadi ( 110 dpm atau lebih besar ), pernapasan ( lebih besar
dari 20-34/menit ), dan TD.
2. Auskultasi bunti nafas klien
R/ :Klien yang secara fungsional diklasifikasikan
kelas III dan IV, dapat mengalami gagal jantung
kongestif ( GJK ). Sebaliknya klien dengan prolaps
katup mitral mungkin bebasgejala selama kehamilan,
karena peningkatan volume ventrikel kiri, tetapi masih
beresiko tinggi terhadap nyeri dada, palpitasi, dan
kemungkinan kematian setelah melahirkan.
3. Observasi evaluasi DJJ, jumlah gerakan janin setiap janin
setiap hari, dan hasil NST sesuai indikasi. ( Rujuk pada MK
: kehamilan resiko tinggi )
R/ : Hipoksia janin disebabkan oleh tahap awal
dekompensasi jantung ibu yang mungkin terlihat dari
adanya takikardia, bradikardia, atau reduksi pada
aktifas jantung.
4. Observasi adanya keluhan nyeri dada dan palpitasi,
anjurkan pembatasan kafein dengan tepat.
R/ : Klien dengan prolaps katup mitral dapat terjadi
aritmia terlihat pada nyeri dada dan palpitasi.
Pembatasan kafein dapat menurunkan frekuensi
terjadinya nyeri
5. Kolaborasi pemberian obat-obatan seperti digitalis glikosida
( digoksin atau digitoksin ) atau propranolol ( Inderal)
sesuai indikasi. Pantau terhadap persalinan awal.
R/ : Stress jantung karena peningkatan kebutuhan
haluaran paling besar antara gestasi minggu ke 28 dan
ke 32, kemudian berenti sampai kelahiran. Digitalis
glikosida memaksimalkan kontraksi ventrikel, tetapi
meningkatkan volume plasma dapat menurunkan kadar
obat dalam sirkulasi sehingga dibutuhkan peningkatan
6. Kolaborasi dalam mengatasi infeksi pernapasn dasar sesuai
kebutuhan
R/ : Dekompensasi jantung diperburuk oleh adanya infeksi
pernapasan atas, yang biasanya bersamaan dengan batuk
dan peningkatan sekresi yang mana dapat menutupi
deteriosasi fungsi jantung.
7. Kolaborasi dan tinjau EKG berurutan
R/ : Dapat menunjukan pola patologis bila ada
dekompensasi, mengidentifikasi tipe distrimia.
Dx. 2 Resiko Kelebihan volume cairan b.d peningkatan volume
sirkulasi, perubahan pada fungsi ginjal,
ketidakteraturan diet.
Tujuan :
Dalam jangka waktu 3x24 jam resiko kelebihan volume
cairan tidak terjadi.
Kriteria Hasil :
- Menunjukan keseimbangan cairan yang stabil
dengan tanda-tanda vital stabil.
- Penambahan berat badan yang tepat.
- Tidak adanya edema
Rencana tindakan :
1. Kaji faktor-faktor diet yang dapat memperberat retensi
cairan yang berlebihan, berikan informasi sesuai
kebutuhan.
R/ : Diet yang tidak tepat, khususnya defisiensi
protein dan kelebihan natrium, memperberat
retensi cairan
2. Pantau ulang tanda-tanda dari GJK, (misalnya :
dyspnea, distensi vena leher, krekels, hemoptysis, dan
lain-lain )
R/ : Menandakan kegagalan dan kebutuhan
angka pengobatan yang segera. Peningkatan
volume sirkulasi normal sebesar 1.300 ml yang
terjadi dalam kehamilan dapat menjadikan stress
pada system jantung.
3. Batasi cairan dan natrium bila ada GJK
R/ : Meminimalkan resiko retensi/berlebihan
beban cairan.
4. Kolaborasi pemberian diuretic ( mis : Klorotiazid,
hidroklorotiazid )
R/ : Membantu menghilangkan tahanan cairan
berlebihan pada tindakan konservasi dari istirahat
dan penurunan masukan natrium.
Dx. 3 Resiko tinggi terhadap uteroplasenta b.d perubahan
pada volume sirkulasi, pirau kanan ke kiri.
Tujuan :
Dalam jangka waktu 3x24 jam resiko tinggi terhadap
uteroplasenta tidak terjadi.
Kriteria Hasil :
- Menunjukan TD,Nadi,GDA,dan hitung SDP DBN.
-Mendemonstrasikan perfusi plasenta adekuat sesuai indikasi
dari janin reaktif dengan frekuensi jantung di rentang
dari 120 sampai 160dpm dan ukuran tepat untuk usia
gestasi.
Rencana tindakan :
1. Kaji TD dan nadi. Perhatukan perubahab prilaku,sianosis
membran mukosa dan dasar kaku, itoleransi aktivitas, dan
tanda-tanda dekompesasi (misalnya penambahan berat badan
berlebih, batuk tidak jelas,klekles,hemoptysis dan
peningkatan nadi dan frekuensi pernapasan)
R/ takikardi (frekuensi jantung lebih besar 110 dpm)pada
istirahat, peningkatan TD,dan perubahan prilaku dapat
menandakan kegagalan jantung awal dan hipoksia.
Penurunan tahanan vaskuler periver dapat
mengakibatkan buruknya pirau kanan ke kiri dan
sianosis, tanda akhir dari hipoksia, menunjukan masalah
beratnyakerisakan jaringan dan penurunan jantung.
2. Pantau pemeriksaan labortorium sesuai indikasi:
GDA
R/ Menunjukkan keadekuatan ventilsi dan oksigenasi
Hb/ Ht
R/ Anemia lebih lanjut dapat menurunkan kapasitas
pembawa oksigen dari darah dan dapat memerlukan
tindakan
3. Hitung SDP, kultur sekresi pernapsan atas/ bawah
R/ Apa saja masalah pernapasan menurunkan masukan
oksigen. Infeksi meningkatkan laju metabolisme dan
kebutuhan oksigen dan dapat memiliki dampak negatif pada
oksigenasi jaringan.
4. Berikan antibiotic (misalnya penisilin) sesuai kebutuhan R/ Antibiotik profilatik membantu mencegah endocarditis bacterial pada pasien dengan penyakit katup jantung.
5. Kaji aliran darah uterus/janin dengan menggungakan NST/CST; periksa kadar estriol dan DJJ (rujuk pada MK; kehamilan resiko tinggi; cedera resiko tinggi terhadap janin)R/ hipoksia uterus/plasenta menurunkan aktifitas janin dan DJJ, dan terlihat sebagai selerasi lanjut pada CST. Hipoksia dapat mengakibatkan deteriorasi plasenta dan penurunan kadar estriol.
Dx. 4 Resiko tinggi terhadap ibu b.d ketidakadekuatan pertahanan primer atau sekunder, penyakit/konsisi kronis
Tujuan : Resiko tinggi dapat teratasi dalam waktu 3x24 jam
Kriteria hasil :
- Tetap bebas dari infeksi bakteri
- Mengidentifikasi/mengadopsi perilaku untuk menurunkan risiko individu
Rencana tindakan :
1. Kaji terhadap factor-faktor individu dan riwayat demam reumatik R/ Terdapat peningkatan resiko endocarditis bakteri pada pasien pranatal dengan penyakit jantung dasar seperti kerusakan katup yang disebabkan oleh proses reumatik/kongenital prolaps katup mitral, kerusakan septum ventrikel, tetralogy fallot, stenosis pulmonal, koarktasio aorta, katup prostetik.
2. Kaji atau tinjau ulang tanda-tanda ekimosis, epistaksis, dan sebagainya selama terapi antikoagulanR/ Tanda-tanda perdarahan dapat menunjukan kebutuhan untuk menurunkan kadar heparin.
3. Kolaborasi pemberian penisilin secara intramuscular atau melalui oralR/ Antibiotik profilaktik dapat dianjurkan untuk pencegahan infeksi streptokok selama kehamilan, khususnya pada pasien dengan demam reumatik sebelumnya.
4. Pantau pemeriksaan darah, seperti masa beku darah dan kadar elektrolit.R/ Masa pembekuan lama dapat menandakan perlunya penyesuaian dosis heparin. Hiponatremia/hypokalemia dapat terjadi, karena penurunan masukan natrium atau terapi diuretic.
Dx. 5 Intoleransi aktifitas b.d adanya masalah sirkulasi, kejadian intoleransi sebelumnya, status kondisi tidak memungkinkan.
Tujuan :
Dalam waktu 3x24 jam aktifitas pasien dapat kembali terpenuhi
Kriteria hasil :
- Melakukan perilaku untuk memaksimalkan toleransi
- Mengambil tindakan yang tepat bila gejala-gejala jantung atau pernapasan timbul.
Rencana tindakan :
1. Kaji adanya pengembangan adanya gejala-gejala subjektif/objektif (misalnya; berkurangnya aktifitas fisik yang biasa, kelelahan sianosis, ketidakmampuan untuk melakukan aktifitas sehari-hari, peningkatan dyspnea dengan ataupun tanpa aktifitas fisik, dyspnea nocturnal, perubahan frekuensi nadi, terjadinya gejala-gejala pernapasan)R/ Menandakan memburuknya kondisi jantung dibuktikan oleh penurunan pada kapasitas fungsional pasien.
2. Tinjau ulang gejala-gejala atau tanda-tanda dengan pasien atau orang terdekat.R/ Meningkatkan perawatan diri dan intervensi medis sesuai dengan waktunya.
3. Bantu pasien dalam menyusun kembali rutinitas setiap hari untuk menurunkan aktifitas fisik; termasuk istirahat/periode tidur yang diperluakan.R/ Kerusakan sirkulasi/pernapasan dapat mempengaruhi kemampuan untuk melakukan aktifitasnya dan dapat mengakibatkan kelelahan.
4. Identifikasi kebutuhan terhadap bantuan rumah tangga dan adanya sumber-sumber yang tersedia.R/ Mungkin diperlukan untuk memaksimalkan istirahat, membatasi kelelahan dan cadangan fungsi jantung.
Dx. 6 Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang gagal jantung pada saat kehamilan
Tujuan :
Informasi pasien dapat terpenuhi
Kriteria hasil :
- Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi individu dan kebutuhan tindakan
Rencana tindakan :
1. Kaji pemahaman tentang patologi/komplikasi mengenai kehamilan. R/ Membuat data dasar pada penyuluhan kesehatan
2. Berikan informasi dengan tepat mengenai diet, istirahat/tidur, latihan, relaksasi.R/ Memungkinkan pasien untuk merasa beberapa kontrol dalam proses pembuatan keputusan; membantu menurunkan kemungkinan komplikasi.
3. Tinjau ulang kebutuhan untuk menghindari infeksi R/ Tahanan dapat diturunkan karena kondisi umum
4. Tinjau ulang efek samping obat (mis, hemoragi)
R/ Menentukan tingkat pengetahuan pasien dan memberikan informasi baru.
5. Diskusikan pertimbangan khusus, seperti kebutuhan untuk menghindari makanan tinggi vitamin K (sayuran mentah, berdaun hijau) bila menggunakan antikoagulanR/ Makanan ini dapat melawan/mengubah efek obat antikoagulan.