Diagnosa keperawatan maternitas

14
Diagnosa keperawatan 1.Resiko tinggi terhadap dekompesasi curah jantung berhubungan dengan peningkatan volume sirkulasi,disritmia,perubahan kontraktilitas miokardia,perubahan inotropic pada jantung 2.Resiko tinggi terhadap Kelebihan volume cairan berhubungan dengan peningkatan volume sirkulasi,perubahan pada fungsi ginjal,ketidak teraturan diet 3.Perfusi jaringan berhubungan dengan perubahan pada volume sirkulasi,pirau kanan ke kiri 4.Resiko tinggi terhadap infeksi ibu berhubungan dengan ketidak adekuatan pertahanan primer/sekunder,penyakit kondisi kronis,ketidak cukupan informasi untuk menghindari pemajanan pada pathogen. 5.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya masalah sirkulasi,kejadian intoleransi sebelumnya,setatus kondisi tidak memungkinkan. 6.Kurang pengetahuan mengenai kondisi ,proknosis,dan kebutuhan tindahan berhubungan dengan kurangnya pemajanan pada /atau masalah interpretasi.

description

kesehatan

Transcript of Diagnosa keperawatan maternitas

Page 1: Diagnosa keperawatan maternitas

Diagnosa keperawatan

1. Resiko tinggi terhadap dekompesasi curah jantung berhubungan dengan

peningkatan volume sirkulasi,disritmia,perubahan kontraktilitas

miokardia,perubahan inotropic pada jantung

2. Resiko tinggi terhadap Kelebihan volume cairan berhubungan dengan

peningkatan volume sirkulasi,perubahan pada fungsi ginjal,ketidak

teraturan diet

3. Perfusi jaringan berhubungan dengan perubahan pada volume

sirkulasi,pirau kanan ke kiri

4. Resiko tinggi terhadap infeksi ibu berhubungan dengan ketidak adekuatan

pertahanan primer/sekunder,penyakit kondisi kronis,ketidak cukupan

informasi untuk menghindari pemajanan pada pathogen.

5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya masalah

sirkulasi,kejadian intoleransi sebelumnya,setatus kondisi tidak

memungkinkan.

6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi ,proknosis,dan kebutuhan

tindahan berhubungan dengan kurangnya pemajanan pada /atau masalah

interpretasi.

Page 2: Diagnosa keperawatan maternitas

PERENCANAAN

Dx. 1 Resiko tinggi terhadap dekompesasi curah jantung

berhubungan dengan peningkatan volume

sirkulasi,disritmia,perubahan kontraktilitas miokardia,perubahan

inotropic pada jantung

Tujuan: Dalam jangka waktu 3x24 jam Resiko tinggi terhadap

dekompesasi curah jantung tidak terjadi.

Kriteria Hasil :

- Mengindentifikasi/mengadopsi perilaku untuk meminimalkan

stressor dan memaksimalkan fungsi jantung.

- Mentoleransi tekanan dari peningkatan volume darah sesuai

indikasi tekanan darah, nadi dalam batas yang tepat secara

individu.

- Mendemonstrasikan sirkulasi plasenta yang adekuat, fungsi

ginjal dengan denyut jantung janin ( DJJ ) dan gerakan janin

dalam batas normal ( DBN ), dan secara individu haluaran urin

tepat.

Rencana tindakan :

1. Pantau tanda-tanda vital klien

R/ : Permulaan tahap dekompensasi karena intoleran

terhadap beban sirkulasi, infeksi, atau ansietas dapat

terlihat pertama-tama dari perubahan yang membahayakan

pada pola tanda vital, berkenaan dengan peningkatan suhu,

nadi ( 110 dpm atau lebih besar ), pernapasan ( lebih besar

dari 20-34/menit ), dan TD.

Page 3: Diagnosa keperawatan maternitas

2. Auskultasi bunti nafas klien

R/ :Klien yang secara fungsional diklasifikasikan

kelas III dan IV, dapat mengalami gagal jantung

kongestif ( GJK ). Sebaliknya klien dengan prolaps

katup mitral mungkin bebasgejala selama kehamilan,

karena peningkatan volume ventrikel kiri, tetapi masih

beresiko tinggi terhadap nyeri dada, palpitasi, dan

kemungkinan kematian setelah melahirkan.

3. Observasi evaluasi DJJ, jumlah gerakan janin setiap janin

setiap hari, dan hasil NST sesuai indikasi. ( Rujuk pada MK

: kehamilan resiko tinggi )

R/ : Hipoksia janin disebabkan oleh tahap awal

dekompensasi jantung ibu yang mungkin terlihat dari

adanya takikardia, bradikardia, atau reduksi pada

aktifas jantung.

4. Observasi adanya keluhan nyeri dada dan palpitasi,

anjurkan pembatasan kafein dengan tepat.

R/ : Klien dengan prolaps katup mitral dapat terjadi

aritmia terlihat pada nyeri dada dan palpitasi.

Pembatasan kafein dapat menurunkan frekuensi

terjadinya nyeri

5. Kolaborasi pemberian obat-obatan seperti digitalis glikosida

( digoksin atau digitoksin ) atau propranolol ( Inderal)

sesuai indikasi. Pantau terhadap persalinan awal.

R/ : Stress jantung karena peningkatan kebutuhan

haluaran paling besar antara gestasi minggu ke 28 dan

ke 32, kemudian berenti sampai kelahiran. Digitalis

glikosida memaksimalkan kontraksi ventrikel, tetapi

Page 4: Diagnosa keperawatan maternitas

meningkatkan volume plasma dapat menurunkan kadar

obat dalam sirkulasi sehingga dibutuhkan peningkatan

6. Kolaborasi dalam mengatasi infeksi pernapasn dasar sesuai

kebutuhan

R/ : Dekompensasi jantung diperburuk oleh adanya infeksi

pernapasan atas, yang biasanya bersamaan dengan batuk

dan peningkatan sekresi yang mana dapat menutupi

deteriosasi fungsi jantung.

7. Kolaborasi dan tinjau EKG berurutan

R/ : Dapat menunjukan pola patologis bila ada

dekompensasi, mengidentifikasi tipe distrimia.

Dx. 2 Resiko Kelebihan volume cairan b.d peningkatan volume

sirkulasi, perubahan pada fungsi ginjal,

ketidakteraturan diet.

Tujuan :

Dalam jangka waktu 3x24 jam resiko kelebihan volume

cairan tidak terjadi.

Kriteria Hasil :

- Menunjukan keseimbangan cairan yang stabil

dengan tanda-tanda vital stabil.

- Penambahan berat badan yang tepat.

- Tidak adanya edema

Rencana tindakan :

1. Kaji faktor-faktor diet yang dapat memperberat retensi

cairan yang berlebihan, berikan informasi sesuai

kebutuhan.

Page 5: Diagnosa keperawatan maternitas

R/ : Diet yang tidak tepat, khususnya defisiensi

protein dan kelebihan natrium, memperberat

retensi cairan

2. Pantau ulang tanda-tanda dari GJK, (misalnya :

dyspnea, distensi vena leher, krekels, hemoptysis, dan

lain-lain )

R/ : Menandakan kegagalan dan kebutuhan

angka pengobatan yang segera. Peningkatan

volume sirkulasi normal sebesar 1.300 ml yang

terjadi dalam kehamilan dapat menjadikan stress

pada system jantung.

3. Batasi cairan dan natrium bila ada GJK

R/ : Meminimalkan resiko retensi/berlebihan

beban cairan.

4. Kolaborasi pemberian diuretic ( mis : Klorotiazid,

hidroklorotiazid )

R/ : Membantu menghilangkan tahanan cairan

berlebihan pada tindakan konservasi dari istirahat

dan penurunan masukan natrium.

Dx. 3 Resiko tinggi terhadap uteroplasenta b.d perubahan

pada volume sirkulasi, pirau kanan ke kiri.

Tujuan :

Dalam jangka waktu 3x24 jam resiko tinggi terhadap

uteroplasenta tidak terjadi.

Kriteria Hasil :

- Menunjukan TD,Nadi,GDA,dan hitung SDP DBN.

Page 6: Diagnosa keperawatan maternitas

-Mendemonstrasikan perfusi plasenta adekuat sesuai indikasi

dari janin reaktif dengan frekuensi jantung di rentang

dari 120 sampai 160dpm dan ukuran tepat untuk usia

gestasi.

Rencana tindakan :

1. Kaji TD dan nadi. Perhatukan perubahab prilaku,sianosis

membran mukosa dan dasar kaku, itoleransi aktivitas, dan

tanda-tanda dekompesasi (misalnya penambahan berat badan

berlebih, batuk tidak jelas,klekles,hemoptysis dan

peningkatan nadi dan frekuensi pernapasan)

R/ takikardi (frekuensi jantung lebih besar 110 dpm)pada

istirahat, peningkatan TD,dan perubahan prilaku dapat

menandakan kegagalan jantung awal dan hipoksia.

Penurunan tahanan vaskuler periver dapat

mengakibatkan buruknya pirau kanan ke kiri dan

sianosis, tanda akhir dari hipoksia, menunjukan masalah

beratnyakerisakan jaringan dan penurunan jantung.

2. Pantau pemeriksaan labortorium sesuai indikasi:

GDA

R/ Menunjukkan keadekuatan ventilsi dan oksigenasi

Hb/ Ht

R/ Anemia lebih lanjut dapat menurunkan kapasitas

pembawa oksigen dari darah dan dapat memerlukan

tindakan

3. Hitung SDP, kultur sekresi pernapsan atas/ bawah

Page 7: Diagnosa keperawatan maternitas

R/ Apa saja masalah pernapasan menurunkan masukan

oksigen. Infeksi meningkatkan laju metabolisme dan

kebutuhan oksigen dan dapat memiliki dampak negatif pada

oksigenasi jaringan.

4. Berikan antibiotic (misalnya penisilin) sesuai kebutuhan R/ Antibiotik profilatik membantu mencegah endocarditis bacterial pada pasien dengan penyakit katup jantung.

5. Kaji aliran darah uterus/janin dengan menggungakan NST/CST; periksa kadar estriol dan DJJ (rujuk pada MK; kehamilan resiko tinggi; cedera resiko tinggi terhadap janin)R/ hipoksia uterus/plasenta menurunkan aktifitas janin dan DJJ, dan terlihat sebagai selerasi lanjut pada CST. Hipoksia dapat mengakibatkan deteriorasi plasenta dan penurunan kadar estriol.

Dx. 4 Resiko tinggi terhadap ibu b.d ketidakadekuatan pertahanan primer atau sekunder, penyakit/konsisi kronis

Tujuan : Resiko tinggi dapat teratasi dalam waktu 3x24 jam

Kriteria hasil :

- Tetap bebas dari infeksi bakteri

- Mengidentifikasi/mengadopsi perilaku untuk menurunkan risiko individu

Rencana tindakan :

1. Kaji terhadap factor-faktor individu dan riwayat demam reumatik R/ Terdapat peningkatan resiko endocarditis bakteri pada pasien pranatal dengan penyakit jantung dasar seperti kerusakan katup yang disebabkan oleh proses reumatik/kongenital prolaps katup mitral, kerusakan septum ventrikel, tetralogy fallot, stenosis pulmonal, koarktasio aorta, katup prostetik.

Page 8: Diagnosa keperawatan maternitas

2. Kaji atau tinjau ulang tanda-tanda ekimosis, epistaksis, dan sebagainya selama terapi antikoagulanR/ Tanda-tanda perdarahan dapat menunjukan kebutuhan untuk menurunkan kadar heparin.

3. Kolaborasi pemberian penisilin secara intramuscular atau melalui oralR/ Antibiotik profilaktik dapat dianjurkan untuk pencegahan infeksi streptokok selama kehamilan, khususnya pada pasien dengan demam reumatik sebelumnya.

4. Pantau pemeriksaan darah, seperti masa beku darah dan kadar elektrolit.R/ Masa pembekuan lama dapat menandakan perlunya penyesuaian dosis heparin. Hiponatremia/hypokalemia dapat terjadi, karena penurunan masukan natrium atau terapi diuretic.

Dx. 5 Intoleransi aktifitas b.d adanya masalah sirkulasi, kejadian intoleransi sebelumnya, status kondisi tidak memungkinkan.

Tujuan :

Dalam waktu 3x24 jam aktifitas pasien dapat kembali terpenuhi

Kriteria hasil :

- Melakukan perilaku untuk memaksimalkan toleransi

- Mengambil tindakan yang tepat bila gejala-gejala jantung atau pernapasan timbul.

Rencana tindakan :

1. Kaji adanya pengembangan adanya gejala-gejala subjektif/objektif (misalnya; berkurangnya aktifitas fisik yang biasa, kelelahan sianosis, ketidakmampuan untuk melakukan aktifitas sehari-hari, peningkatan dyspnea dengan ataupun tanpa aktifitas fisik, dyspnea nocturnal, perubahan frekuensi nadi, terjadinya gejala-gejala pernapasan)R/ Menandakan memburuknya kondisi jantung dibuktikan oleh penurunan pada kapasitas fungsional pasien.

Page 9: Diagnosa keperawatan maternitas

2. Tinjau ulang gejala-gejala atau tanda-tanda dengan pasien atau orang terdekat.R/ Meningkatkan perawatan diri dan intervensi medis sesuai dengan waktunya.

3. Bantu pasien dalam menyusun kembali rutinitas setiap hari untuk menurunkan aktifitas fisik; termasuk istirahat/periode tidur yang diperluakan.R/ Kerusakan sirkulasi/pernapasan dapat mempengaruhi kemampuan untuk melakukan aktifitasnya dan dapat mengakibatkan kelelahan.

4. Identifikasi kebutuhan terhadap bantuan rumah tangga dan adanya sumber-sumber yang tersedia.R/ Mungkin diperlukan untuk memaksimalkan istirahat, membatasi kelelahan dan cadangan fungsi jantung.

Dx. 6 Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang gagal jantung pada saat kehamilan

Tujuan :

Informasi pasien dapat terpenuhi

Kriteria hasil :

- Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi individu dan kebutuhan tindakan

Rencana tindakan :

1. Kaji pemahaman tentang patologi/komplikasi mengenai kehamilan. R/ Membuat data dasar pada penyuluhan kesehatan

2. Berikan informasi dengan tepat mengenai diet, istirahat/tidur, latihan, relaksasi.R/ Memungkinkan pasien untuk merasa beberapa kontrol dalam proses pembuatan keputusan; membantu menurunkan kemungkinan komplikasi.

3. Tinjau ulang kebutuhan untuk menghindari infeksi R/ Tahanan dapat diturunkan karena kondisi umum

4. Tinjau ulang efek samping obat (mis, hemoragi)

Page 10: Diagnosa keperawatan maternitas

R/ Menentukan tingkat pengetahuan pasien dan memberikan informasi baru.

5. Diskusikan pertimbangan khusus, seperti kebutuhan untuk menghindari makanan tinggi vitamin K (sayuran mentah, berdaun hijau) bila menggunakan antikoagulanR/ Makanan ini dapat melawan/mengubah efek obat antikoagulan.