Post on 06-Aug-2015
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIK GEOLOGI
STUDI STRUKTUR GEOLOGI PULAU BATUKALASI
KECAMATAN MALUSETASI KABUPATEN BARRU
PROVINSI SULAWESI SELATAN
LAPORAN LAPANGAN
OLEH : MUHAMMAD ICKSAN A.P.
STB : D 611 04 093
MAKASSAR
2006
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIK GEOLOGI
STUDI STRUKTUR GEOLOGI PULAU BATUKALASI
KECAMATAN MALUSETASI KABUPATEN BARRU
PROVINSI SULAWESI SELATAN
LAPORAN LAPANGAN
OLEH : VERIMAN ST
STB : D 611 04 034
MAKASSAR
2006
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIK GEOLOGI
STUDI STRUKTUR GEOLOGI PULAU BATUKALASI
KECAMATAN MALUSETASI KABUPATEN BARRU
PROVINSI SULAWESI SELATAN
LAPORAN LAPANGAN
Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah geologi struktur
pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Geologi
Universitas Hasanudddin
OLEH : VERIMAN ST.
STB : D 611 04 034
MAKASSAR
2006
KATA PENGANTAR
Penyusun mengucapkan puji syukur kehadirat Allah yang maha kuasa,
dimana atas rahmat dan anugrah-Nya lah sehingga penyusun dapat menyelesaikan
laporan lapangan field trip geologi struktur ini tepat pada waktunya, penyusunan
laporan ini merupakan tugas yang harus dilakukan setelah melakukan lapangan
geologi struktur yang merupakan salah satu program akademik dari fakultas
teknik jurusan teknik geologi universitas hasanuddin, untuk itu penyusun
mengucapkan banyak terima kasih kepada para dosen yang telah membimbing
pada saat pelaksanaan field trip ini, tidak lupa juga penyusun mengucapkan
banyka terima kasih kepada para kanda asisten yang telah memberikan bimbingan
pada saat pelaksanaan lapangan geologi struktur dan juga pada saat penyusunan
laporan lapangan ini.
Laporan ini tentunya masih jauh dari sempurna, untuk itu penyusun
meminta maaf apabila ada kekeliruan penulisan, dan mengharapkan saran-saran
serta kritik para pembaca untuk perbaikan penyusunan berikutnya. Akhir kata
penysun mengharapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Makassar, 7-2-2006
Penyusun,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………
HALAMAN TUJUAN………………………………………………………..
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………...
KATA PENGANTAR………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………….
DAFTAR FOTO………………………………………………………………
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………
DAFTAR TABEL……………………………………………………………
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………..
I.1 Latar Belakang…………………………………………………….. I.2 Maksud dan Tujuan……………………………………………….. I.3 Batasan Masalah…………………………………………………... I.4 Lokasi, Waktu dan Kesampaian Daerah………………………….. I.5 Metode dan Tahapan Penelitian…………………………………… I.6 Alat dan Bahan…………………………………………………….. I.7 Peneliti Terdahulu………………………………………………….
BAB II.GEOLOGI REGIONAL…………………………………………….
2.1 Geomorfologi Regional…………………………………………… 2.2 Stratigrafi Regional……………………………………………….. 2.3 Struktur Geolgi Regional………………………………………….
BAB III. Struktur Geologi Daerah Penelitian………………………………..
3.1 Jenis Struktur Geologi Daerah Penelitian………………………… 3.1.1 Lipatan…………………………………………………………. 3.1.2 Kekar…………………………………………………………… 3.1.3 Sesar…………………………………………………………….. 3.2 Mekanisme Struktur Geologi Daerah Penelitian………………….
BAB IV. PENUTUP………………………………………………………..
4.1 Kesimpulan………………………………………………………. 4.2 Saran………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
LAMPIRAN:
1. Peta Lokasi Pengamatan2. Profil Lintasan3. Penampang Profil Lintasan4. Penampang Batuan dan Koreksi Dip5. Tabel Pengukuran Kekar6. Gambar Profil Kekar7. Sketsa kekar8. Data Kedudukan Batuan (sesar), Panjang Net-slip, Arah sesar dan
sketsa sesar
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Geologi struktur dalah merupakan salah satu cabang dari ilmu geologi
yang memiliki peranan yang sangat penting. Geologi struktur adalah ilmu yang
mempelajari asrsitektur permukan bumi serta gejala-gejala yang menyebbakan
perubahan-perubahan tersebut, gejala –gejala disini bukan hanya yang berasal dari
dalam bumi tetpai juga yang berasal dari permukaan bumi. Sulawesi selatan
merupakan pulau yang paling banyak memiliki kenampakkan struktur yang rumit
dan komplek, dari beberapa daerah yang ada, daerah pulau batukalasi adalah
daerah yang paling banyak memiliki kenampakkan struktur, daerah ini memiliki
banyak data mengenai strktur geologi yang sangat dibutuhkan untuk menunjang
pembelajaran ilmu geologi struktur.
I.2 Maksud dan Tujuan
Maksud diadakannya field trip geologi struktur ini adalah untuk
memperkenalkan kepada praktikan tentang kenampakkan struktur yang terdapat
dilapangan, khususnya untuk mengetahui keadaan struktur geologi pulau
batukalasi.
Tujuan dari diadakannya field trip ini adalah untuk:
a. Untuk memeperlihatkan secara langsung bentuk-bentuk dan penampakkan
keadaan struktur geologi daerah penelitian.
b. Membandingkan teori yang didapat pada saat perkuliahan dengan
kenampakkan yang ada dilapangan.
c. Dapat menginterpretasi struktur apa saja yang terdapat dilapangan.
I.3 Batasan Masalah
Masalah yang diabahas hanya dibatasi pada kenampakkan struktur geologi
pulau batukalasi.
I.4 Lokasi, Waktu dan Kesampaian Daerah
Pulau Batukalsi merupakan daerah yang termasuk kecamatan Malusetasi
kabupaten barru provinsi sulawesi selatan. Daerah ini dapat ditempuh dengan
menggunakan roda dua dan empat karena ditunjang dengan kondisi jalan yang
bagus. Meskipun begitu untuk mencapai pulau batukalsi harus menggunakan jalan
kaki, Karen untuk mecapainya harus melewati laut dangkal.
Perjalanan ke batukalasi ini dilaksanakan pada minggu, 18-12-2005 pada
pukul 07.45 WITA. Dengan berjalan kaki, dimana posisi startnya pada daerah
Malusetasi dan memkan waktu 15 menit.
I.5 Metode dan Tahapan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian field teip geologi struktur ini
adalah orientasi lapangan yang mencakup pencatatan data-data dilapangan dan
pengambilan sample serta melakukan pengukuran-pengukuran sesar dan kekar.
Tahapan tahapan yang dilakukan pada saat pelaksanaan lapangan geologi
struktur adalah:
a. Tahapan persiapan: pada tahap ini dilakuakn persiapan yang mencakup
administratsi persuratan, peminjaman alat lapangan, penyedian
transportasi.
b. Tahapan pengambilan data: pada tahapan ini dilakukan semua
pengambilan data-data di lapangan yanhg meliputi pencatatan data
lapangan, pengkuran kekar dan sesar serta pengambilan sample litologi.
c. Tahapan penglahan data: pada tahapan ini semua data yang di dapat
dilapanganm diolah dan dianalisis.
d. Tahapan penyusuna laporan lapangan: pada tahapan ini semua data yang
telah diolah disusun secara sistematis dalam bentuk laporan.
I.6 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dilapangan adalah:
- Kompas geologi
- Palu dan Betel
- Buku lapangan
- Kantong sample
- Alat tulis menulis
- Rol meter
- Pita meter
- Klip board
Bahan yang digunakan di lapangan adalah:
- HCl
- Tabel kekar
I.7 Peneliti terdahulu
Adapun peneliti yang telah melakukan penelitian adalah:
1.Thoen dan Sieger(1917),membuat suatu sintesa geologi Sulawesi
Selatan menghasilkan peta geologi dengan skala 1: 200000,juga
melakukan penelitian stratigrafi pada lengan Sulawesi Selatan.
2.Egeler(1947) yang menganalisa petrologi batuan malihan di bagian
Barat Sulawesi .
3.Budi Tahjadi,(1981),meneliti tentang hidrogeologi lembar pare –
pare dan Watampone.
4.Sartono dan Astadiredja(1981),melakukan penelitian geologi
kwarter daerah Sulawesi Selatan dan Tenggara,dimana dalam
penelitiannyua banyak fdilaksanakan pada daerah penelitian Pare –
pare.
BAB II
GEOLOGI REGIONAL
2.1 Geomorfologi Regional
Pulau batukalasi termasuk dalam lembar Pangkajene dan Watampone
bagian Barat Sulawesi, pulau batukalasi memiliki kondisi morfologi yang relative
datar dan berada pada morfologi bentang alam pantai yang memanjang pada
daerah sebelah barat Sulawesi Selatan. Pulau batukalasi ini terletak 800 meter
dari daerah malusetasi dan dipisahkan oleh laut dangkal. Pada saat laut surut
semua bagian dari pulau batukalasi dapat terlihat, tetapi setelah terjadi pasag naik
daratan nya tidak lagi terlihat dan hanya berupa hutn bakau.
2.1 Stratigrafi Regional
Kondisi stratigrafi daerah batukalasi terdiri dari Endapan Aluvium, dan
Pantai, lempung, lanau, lumpur, pasir dan kerikil di sepanjang sungai sungai besar
dan pantai. Endapan pantai setempat mengandung sisa kerang dan batugamping
koral.
Pulau batukalasi ini tersusun oleh batuan gunungapi bersisipan batuan
sedimen laut yang terdiri dari breksi gunungapi, konglomerat gunungapi, lava,
dan tufa berbutir halus hingga lapilli, sedangkan sisipannya berupa batupasir
tufaan, batupasir gampingan, batulempung yang mengandung sisa tumbuhan,
batugamping dan napal. Batuannya bersusunan andesit dan basal, umumnya
sedikit terpropilitkan, teksturnya amigdaloidal dan berlubang-lubang, ditrobos
oleh retas, sill dan stock bersusunan basal dan diorit; berwarna kelabu muda,
kelabu tua dan coklat.
Pada beberapa lapisan batugamping pasiran dan batupasir mengandung
moluska dan serpian koral. Sisipan tufa gampingan, batupasir, tufa gampingan,
batupasir gampingan, batupasir lempungan, napal dan batugamping mengandung
fosil foraminifera. Berdasarkan atas fosil tersebut dan penarikan radiometri
menunjukkan umur satuan ini adalah miosen tengah-Miosen Akhir.
Batuan pada pulau batuakalasi sebagian besar diendapkan dalam lingkungan
neritik sebagai fasies gunungapi Formasi camba, menindih tidak selaras
batugamping Formasi camba dan batuan Formasi Mallawa, dan sebagian lagi
terbentuk pada lingkungan darat, setempat breksi gunugapi mengandung sepaian
batugamping, tebal lapisan ini diperkirakan tidak kurang dari 4.000 meter.
Terdapat juga batuan gunungapi Soppeng yang tersusun oleh breksi
gunungapi dan lava, dengan sisipan tufa berbutir pasir sampai lapili dan
batulempung, sedangkan dibagian utara lebih banyak tersusun oleh tufa dan
breksi, sedangkan dibagian selatan lebih banyak lavanya. Batuan gunung api ini
pada umumnya terubah kuat , amigdaloidal dengan mineral sekunder berupa urat
karbonat dan silikat, diterobos oleh retas ( 0,5 m – 1,0 m ) menindih tak selaras
batugamping Formasi Tonasa dan ditindih selaras batuan Formasi camba;
diperkirakan berumur Miosen Bawah.
2.3 Struktur Geologi Regional
Struktur geologi pada daerah penelitian ditentukan berdasarkan gejala-
gejala yang dijumpai di lapangan, berdasarkan gejala – gejala tersebut , maka
pada daerah penelitian struktur geologi yang berkembang adalah :
1. Struktur Lipatan
Adapun lipatan yang berkembang pada daerah ini adalahStruktur Sinklin
Waruwae, Jenis struktur ini sebagian besar terletak di bagian selatan memanjang
dari baratlaut ke tenggara dengan sumbu lipatan sekitar 10 km dan mempunyai
bentuk yang relatif melengkung dan merupakan suatu sinklin asimetris. Satuan
batuan yang mengalami perlipatan adalah satuan batuan breksi vulkanik yang
diperkirakan ikut pula terlipat adalah sauan napal dan satuan breksi batugamping.
Umur dari sauan batuan tersebut adalah Eosen Awal – Miosen Akhir sehingga
diperkirakan bahwa struktur sinklin Waruwae terbentuk setelah Miosen Akhir.
2. Struktur Sesar
Adapun jenis struktur sesar yang dijumpai pada daerah barru yaitu:
a. Sesar Normal Bale
Sesar Normal ini terletak di sebelah Utara dengan panjang sesar sekitar
250 meter. Sesar ini memanjang dari arah Barat ke Timur dan melalui dusun Bale.
Bentuk sesar normal Bale ini relatif melengkung dimana blok bagian Selatan
relatif bergerak turun terhadap blok bagian Utara. Pada sesar ini satuan batuan
yang tersesarkan terdiri dari satuan napal dan breksi batugamping.
Berdasarkan pada umur Batuan termuda yang dilalui yaitu satuan napal
dengan umur Eosen Tengah, maka diperkirakan sesar normal Bale terbentuk
setelah Eosen Tengah.
b. Sesar Geser Aledjang
Sesar Geser Aledjang terdapat di sebelah Baratlaut dan merupakan sesar
geser yang bersifat dextral. Sesar geser ini mempunyai arah pergeseran relatif ke
Timur – Baratdaya dengan pergeseran sekitar 200 meter. Sesar geser ini dicirikan
oleh zona-zona hancuran batuan pada satuan napal yang ditemukan pada lereng
permukaan gawir di dusun Aledjang.
Berdasarkan pada umur batuan termuda yang dilalui maka diperkirakan
bahwa sesar geser Aledjang terbentuk setelah Miosen Akhir.
c. Sesar Geser Buludua
Sesar geser Buludua terletak di sebelah Baratlaut dan merupakan sesar
geser bersifat dextral. Sesar geser ini arah pergeserannya relatif berarah Baratlaut
sampai Tenggara dengan panjang pergerakkan sekitar 2 km. Satuan batuan yang
dilaluinya terdiri atas napal dan satuan batugamping. Akibat dari adanya sesar ini
banyak ditemukan mata air di sekitar daerah Buludua.
Berdasarkan pada batuan termuda yang dilalui yaitu satuan breksi
vulkanik, maka diperkirakan sesar ini terbentuk setelah Miosen Akhir.
d. Kekar
kekar yang banyak didapati pada daerah ini adalh kekar sistemati dan
kekar non sistematik.
BAB III
STRUKTUR GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
3. 1 Jenis Struktur Geologi Daerah Penelitian
3.1.1 Lipatan
Pada daerah penelitian dijumpai adanya kenampakkan lipatan yang terjadi
pada batuan vulkanik yang banyak menyusun pulau batukalasi, ini ditunjukkan
dengan adanya lapisan – lapisan yang bertumpuk dan saling tumpang tindih
sehingga menimbulkan kesan perlapisan dengan kedudukan perlapisan batuan
yang relative seragam, jenis lipatan pada daerah ini termasuk lipatan homoklin
karena perlpisan batuannya menunjukkan kemiringan yang seragam dalam satu
arah tertentu. Lipatan batuan vulkanik ini telah mengalami erosi oleh air laut
(Abrasi ), sehingga menghasilkan kenampakkan perlipatan yang sudah terpotong.
potong. Foto. 1 Kenampakkan Struktur Lipatan pada Pulau Batukalasi
3.1.2 Kekar
Struktur gelogi yang paling banyak didapati pada pulau batukalasi adalah
kekar , dimana kekar ini ada yang tertutup dan ada yang menunjukkan adanya
pemekaran atau bukaan yang disebabkan oleh adanya gejala tektonik, bukaan
kekar ini banyak yang mengalami pengisian oleh mineral karbonat. Dimana
dimensi luas pengukuran kekar adalah 3m x 3m. Dari hasil pengolahan data
lapangan dengan menggunakan analisa Rossett dan Stereografis maka didapatkan
gaya yang bekerja pada daerah penelitian memiliki arah N 3200E.
Foto 3. Kenampakkan Struktur Kekar
Dari hasil analisa kekar diatas dengan menggunakan diagram rosset
(Gbr III.1) diperoleh arah tegasan utama maksimum atau dengan arah N 3300
E dari gaya ini diperoleh arah tegasan minimum atau dengan arah N 600 E,
sedangkan dengan menggunakan Analisa Stereografis (Gbr III.2) diperoleh arah
gaya, dimana = N 3300E, = N 1500 E dan arah gaya = N 600 E. dengan
mengetahui arah tegasan dari pada singkapan maka dapat didefinisikan bahwa
jenis kekar yang terdapat pada daerah pulau batukalasi yaitu Shear joint (kekar
gerus) yang terjadi karena adanya tegasan tekanan (Compressive stress).
3.1.3 Sesar
Kenampakkan struktur lain yang terdapat di pulau batukalasi ini adalah
sesar, dimana sesar ini dicirikan dengan adanya pergeseran batuan, terdapatnya
breksi sesar. dimana besarnya pergeseran antar batuan yang terjadi yaitu 39 cm –
247 cm, sedangkan bukaannya yaitu 16 cm – 32 cm dimana gerak – gerak dari
pada sesar arah dominanya adalah horizontal, sehingga mencirikan sesar
mendatar atau sesar geser, dimana tekanan yang terbentuk pada sesar tersebut
tidak terlalu kuat sehingga pergeseran yang terjadi jaraknya tidak terlalu jauh.
Foto 3. Kenampakkan Sesar Geser
3.2 Mekanisme Struktur Geologi Pulau Batukalasi
Mekanisme pembentukan struktur pada daerah batukalasi di akibatkan
karena pengaruh tenaga endogen yang bekerja pada daerah tersebut. Dimana dari
hasil orientasi lapangan , maka dapat diinterpretasikan bahwa daerah tersebut
setelah mengalami pengaruh gaya endogen yang bekerja dari dua arah yang
berlawanan, akan mengalami perlipatan. Akibat adanya pertambahan tenaga
endogen yang terjadi terus menerus, maka lapisan batuan yang tadinya hanya
terlipat kemudian patah dan tersesarkan, dan akibat adanya pemekaran akibat
tenaga endogen yang bekerja secara terus menerus tetapi relative lebih kecil, maka
akan timbul kekera-kekera pada batuan di pulau batukalasi tersebut
Mekanisme Struktur Geologi Pulau Batukalasi
BAB IV
Struktur Lipatan yang terbentuk pada daerah penelitian.
Struktur Sesar yang terbentuk pada daerah penelitian setelah terbentuk lipatan
Struktur Kekar yang terbentuk pada daerah penelitian akibat adanya pemekaran, terbentuk setelah mengalami Sesar
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Dari hasil field rtip geologi struktur pada puau batukalsi, maka dapat
diambil kesimpulan, sebagai berikut:
1. Pulau batukalasi tersusun oleh batuan vulkanik
2. Pulau batukalasi memiliki kenampakkan struktur geologi yang komplek
yang terdiri dari sesar, kekar dan lipatan.
3. Jenis lipatan yang terdapat pada pulau batukalsi adalh lipatan homoklin
4. Jenis sesar yang terjadi pada pulau tersebut adalah sesar geser
5. Mekanisme pemebentukan struktur pada daereah tersebut dimulai dari
perlipatan, sesar dan yang terakhir kekar.
6. Hasil analisa dengan menggunakan diagram rosset dan stereografis
diperoleh arah tegasan = N 3300 E = N 1500 E dan = N 600 E
4.2 Saran
Berdasarkan banyakanya kenampakkan gejala struktur yang terdapat pada
pulau batukalasi, maka pulau tersebut sangat layak untuk dijadikan pusat kajian
geologi struktur dan pusat penelitian-penelitan yang berkaitan dengan geologi
struktur.
DAFTAR PUSTAKA
Pengajar staff & asisten staff, 2002, “Petunjuk Praktikum Geologi Struktur”, Laboraturium geologi struktur UPN, Yoyjakarta
P. Billings Marland, 1985, “Structural Geology”, Prentice Hall of India PrivateLimited, New Delhi
Sukamto Rab & Supriatna, 1982, “Geologi Regional Lembar Pangkajene dan Watampone Bagian Barat, Sekala 1 : 50.000”, P3G, Bandung