DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONA1

32
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI STUDI STRUKTUR GEOLOGI PULAU BATUKALASI KECAMATAN MALUSETASI KABUPATEN BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN LAPORAN LAPANGAN OLEH : MUHAMMAD ICKSAN A.P. STB : D 611 04 093

Transcript of DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONA1

Page 1: DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONA1

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIK GEOLOGI

STUDI STRUKTUR GEOLOGI PULAU BATUKALASI

KECAMATAN MALUSETASI KABUPATEN BARRU

PROVINSI SULAWESI SELATAN

LAPORAN LAPANGAN

OLEH : MUHAMMAD ICKSAN A.P.

STB : D 611 04 093

MAKASSAR

2006

Page 2: DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONA1

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIK GEOLOGI

STUDI STRUKTUR GEOLOGI PULAU BATUKALASI

KECAMATAN MALUSETASI KABUPATEN BARRU

PROVINSI SULAWESI SELATAN

LAPORAN LAPANGAN

OLEH : VERIMAN ST

STB : D 611 04 034

MAKASSAR

2006

Page 3: DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONA1

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIK GEOLOGI

STUDI STRUKTUR GEOLOGI PULAU BATUKALASI

KECAMATAN MALUSETASI KABUPATEN BARRU

PROVINSI SULAWESI SELATAN

LAPORAN LAPANGAN

Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah geologi struktur

pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Geologi

Universitas Hasanudddin

OLEH : VERIMAN ST.

STB : D 611 04 034

MAKASSAR

2006

Page 4: DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONA1

KATA PENGANTAR

Penyusun mengucapkan puji syukur kehadirat Allah yang maha kuasa,

dimana atas rahmat dan anugrah-Nya lah sehingga penyusun dapat menyelesaikan

laporan lapangan field trip geologi struktur ini tepat pada waktunya, penyusunan

laporan ini merupakan tugas yang harus dilakukan setelah melakukan lapangan

geologi struktur yang merupakan salah satu program akademik dari fakultas

teknik jurusan teknik geologi universitas hasanuddin, untuk itu penyusun

mengucapkan banyak terima kasih kepada para dosen yang telah membimbing

pada saat pelaksanaan field trip ini, tidak lupa juga penyusun mengucapkan

banyka terima kasih kepada para kanda asisten yang telah memberikan bimbingan

pada saat pelaksanaan lapangan geologi struktur dan juga pada saat penyusunan

laporan lapangan ini.

Laporan ini tentunya masih jauh dari sempurna, untuk itu penyusun

meminta maaf apabila ada kekeliruan penulisan, dan mengharapkan saran-saran

serta kritik para pembaca untuk perbaikan penyusunan berikutnya. Akhir kata

penysun mengharapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Makassar, 7-2-2006

Penyusun,

Page 5: DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONA1

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………

HALAMAN TUJUAN………………………………………………………..

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………...

KATA PENGANTAR………………………………………………………

DAFTAR ISI………………………………………………………………….

DAFTAR FOTO………………………………………………………………

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………

DAFTAR TABEL……………………………………………………………

BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………..

I.1 Latar Belakang…………………………………………………….. I.2 Maksud dan Tujuan……………………………………………….. I.3 Batasan Masalah…………………………………………………... I.4 Lokasi, Waktu dan Kesampaian Daerah………………………….. I.5 Metode dan Tahapan Penelitian…………………………………… I.6 Alat dan Bahan…………………………………………………….. I.7 Peneliti Terdahulu………………………………………………….

BAB II.GEOLOGI REGIONAL…………………………………………….

2.1 Geomorfologi Regional…………………………………………… 2.2 Stratigrafi Regional……………………………………………….. 2.3 Struktur Geolgi Regional………………………………………….

BAB III. Struktur Geologi Daerah Penelitian………………………………..

3.1 Jenis Struktur Geologi Daerah Penelitian………………………… 3.1.1 Lipatan…………………………………………………………. 3.1.2 Kekar…………………………………………………………… 3.1.3 Sesar…………………………………………………………….. 3.2 Mekanisme Struktur Geologi Daerah Penelitian………………….

BAB IV. PENUTUP………………………………………………………..

4.1 Kesimpulan………………………………………………………. 4.2 Saran………………………………………………………………

Page 6: DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONA1

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………

LAMPIRAN:

1. Peta Lokasi Pengamatan2. Profil Lintasan3. Penampang Profil Lintasan4. Penampang Batuan dan Koreksi Dip5. Tabel Pengukuran Kekar6. Gambar Profil Kekar7. Sketsa kekar8. Data Kedudukan Batuan (sesar), Panjang Net-slip, Arah sesar dan

sketsa sesar

Page 7: DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONA1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Geologi struktur dalah merupakan salah satu cabang dari ilmu geologi

yang memiliki peranan yang sangat penting. Geologi struktur adalah ilmu yang

mempelajari asrsitektur permukan bumi serta gejala-gejala yang menyebbakan

perubahan-perubahan tersebut, gejala –gejala disini bukan hanya yang berasal dari

dalam bumi tetpai juga yang berasal dari permukaan bumi. Sulawesi selatan

merupakan pulau yang paling banyak memiliki kenampakkan struktur yang rumit

dan komplek, dari beberapa daerah yang ada, daerah pulau batukalasi adalah

daerah yang paling banyak memiliki kenampakkan struktur, daerah ini memiliki

banyak data mengenai strktur geologi yang sangat dibutuhkan untuk menunjang

pembelajaran ilmu geologi struktur.

I.2 Maksud dan Tujuan

Maksud diadakannya field trip geologi struktur ini adalah untuk

memperkenalkan kepada praktikan tentang kenampakkan struktur yang terdapat

dilapangan, khususnya untuk mengetahui keadaan struktur geologi pulau

batukalasi.

Tujuan dari diadakannya field trip ini adalah untuk:

a. Untuk memeperlihatkan secara langsung bentuk-bentuk dan penampakkan

keadaan struktur geologi daerah penelitian.

Page 8: DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONA1

b. Membandingkan teori yang didapat pada saat perkuliahan dengan

kenampakkan yang ada dilapangan.

c. Dapat menginterpretasi struktur apa saja yang terdapat dilapangan.

I.3 Batasan Masalah

Masalah yang diabahas hanya dibatasi pada kenampakkan struktur geologi

pulau batukalasi.

I.4 Lokasi, Waktu dan Kesampaian Daerah

Pulau Batukalsi merupakan daerah yang termasuk kecamatan Malusetasi

kabupaten barru provinsi sulawesi selatan. Daerah ini dapat ditempuh dengan

menggunakan roda dua dan empat karena ditunjang dengan kondisi jalan yang

bagus. Meskipun begitu untuk mencapai pulau batukalsi harus menggunakan jalan

kaki, Karen untuk mecapainya harus melewati laut dangkal.

Perjalanan ke batukalasi ini dilaksanakan pada minggu, 18-12-2005 pada

pukul 07.45 WITA. Dengan berjalan kaki, dimana posisi startnya pada daerah

Malusetasi dan memkan waktu 15 menit.

I.5 Metode dan Tahapan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian field teip geologi struktur ini

adalah orientasi lapangan yang mencakup pencatatan data-data dilapangan dan

pengambilan sample serta melakukan pengukuran-pengukuran sesar dan kekar.

Page 9: DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONA1

Tahapan tahapan yang dilakukan pada saat pelaksanaan lapangan geologi

struktur adalah:

a. Tahapan persiapan: pada tahap ini dilakuakn persiapan yang mencakup

administratsi persuratan, peminjaman alat lapangan, penyedian

transportasi.

b. Tahapan pengambilan data: pada tahapan ini dilakukan semua

pengambilan data-data di lapangan yanhg meliputi pencatatan data

lapangan, pengkuran kekar dan sesar serta pengambilan sample litologi.

c. Tahapan penglahan data: pada tahapan ini semua data yang di dapat

dilapanganm diolah dan dianalisis.

d. Tahapan penyusuna laporan lapangan: pada tahapan ini semua data yang

telah diolah disusun secara sistematis dalam bentuk laporan.

I.6 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dilapangan adalah:

- Kompas geologi

- Palu dan Betel

- Buku lapangan

- Kantong sample

- Alat tulis menulis

- Rol meter

- Pita meter

- Klip board

Page 10: DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONA1

Bahan yang digunakan di lapangan adalah:

- HCl

- Tabel kekar

I.7 Peneliti terdahulu

Adapun peneliti yang telah melakukan penelitian adalah:

1.Thoen dan Sieger(1917),membuat suatu sintesa geologi Sulawesi

Selatan menghasilkan peta geologi dengan skala 1: 200000,juga

melakukan penelitian stratigrafi pada lengan Sulawesi Selatan.

2.Egeler(1947) yang menganalisa petrologi batuan malihan di bagian

Barat Sulawesi .

3.Budi Tahjadi,(1981),meneliti tentang hidrogeologi lembar pare –

pare dan Watampone.

4.Sartono dan Astadiredja(1981),melakukan penelitian geologi

kwarter daerah Sulawesi Selatan dan Tenggara,dimana dalam

penelitiannyua banyak fdilaksanakan pada daerah penelitian Pare –

pare.

Page 11: DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONA1

BAB II

GEOLOGI REGIONAL

2.1 Geomorfologi Regional

Pulau batukalasi termasuk dalam lembar Pangkajene dan Watampone

bagian Barat Sulawesi, pulau batukalasi memiliki kondisi morfologi yang relative

datar dan berada pada morfologi bentang alam pantai yang memanjang pada

daerah sebelah barat Sulawesi Selatan. Pulau batukalasi ini terletak 800 meter

dari daerah malusetasi dan dipisahkan oleh laut dangkal. Pada saat laut surut

semua bagian dari pulau batukalasi dapat terlihat, tetapi setelah terjadi pasag naik

daratan nya tidak lagi terlihat dan hanya berupa hutn bakau.

2.1 Stratigrafi Regional

Kondisi stratigrafi daerah batukalasi terdiri dari Endapan Aluvium, dan

Pantai, lempung, lanau, lumpur, pasir dan kerikil di sepanjang sungai sungai besar

dan pantai. Endapan pantai setempat mengandung sisa kerang dan batugamping

koral.

Pulau batukalasi ini tersusun oleh batuan gunungapi bersisipan batuan

sedimen laut yang terdiri dari breksi gunungapi, konglomerat gunungapi, lava,

dan tufa berbutir halus hingga lapilli, sedangkan sisipannya berupa batupasir

tufaan, batupasir gampingan, batulempung yang mengandung sisa tumbuhan,

batugamping dan napal. Batuannya bersusunan andesit dan basal, umumnya

sedikit terpropilitkan, teksturnya amigdaloidal dan berlubang-lubang, ditrobos

Page 12: DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONA1

oleh retas, sill dan stock bersusunan basal dan diorit; berwarna kelabu muda,

kelabu tua dan coklat.

Pada beberapa lapisan batugamping pasiran dan batupasir mengandung

moluska dan serpian koral. Sisipan tufa gampingan, batupasir, tufa gampingan,

batupasir gampingan, batupasir lempungan, napal dan batugamping mengandung

fosil foraminifera. Berdasarkan atas fosil tersebut dan penarikan radiometri

menunjukkan umur satuan ini adalah miosen tengah-Miosen Akhir.

Batuan pada pulau batuakalasi sebagian besar diendapkan dalam lingkungan

neritik sebagai fasies gunungapi Formasi camba, menindih tidak selaras

batugamping Formasi camba dan batuan Formasi Mallawa, dan sebagian lagi

terbentuk pada lingkungan darat, setempat breksi gunugapi mengandung sepaian

batugamping, tebal lapisan ini diperkirakan tidak kurang dari 4.000 meter.

Terdapat juga batuan gunungapi Soppeng yang tersusun oleh breksi

gunungapi dan lava, dengan sisipan tufa berbutir pasir sampai lapili dan

batulempung, sedangkan dibagian utara lebih banyak tersusun oleh tufa dan

breksi, sedangkan dibagian selatan lebih banyak lavanya. Batuan gunung api ini

pada umumnya terubah kuat , amigdaloidal dengan mineral sekunder berupa urat

karbonat dan silikat, diterobos oleh retas ( 0,5 m – 1,0 m ) menindih tak selaras

batugamping Formasi Tonasa dan ditindih selaras batuan Formasi camba;

diperkirakan berumur Miosen Bawah.

2.3 Struktur Geologi Regional

Struktur geologi pada daerah penelitian ditentukan berdasarkan gejala-

gejala yang dijumpai di lapangan, berdasarkan gejala – gejala tersebut , maka

Page 13: DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONA1

pada daerah penelitian struktur geologi yang berkembang adalah :

1. Struktur Lipatan

Adapun lipatan yang berkembang pada daerah ini adalahStruktur Sinklin

Waruwae, Jenis struktur ini sebagian besar terletak di bagian selatan memanjang

dari baratlaut ke tenggara dengan sumbu lipatan sekitar 10 km dan mempunyai

bentuk yang relatif melengkung dan merupakan suatu sinklin asimetris. Satuan

batuan yang mengalami perlipatan adalah satuan batuan breksi vulkanik yang

diperkirakan ikut pula terlipat adalah sauan napal dan satuan breksi batugamping.

Umur dari sauan batuan tersebut adalah Eosen Awal – Miosen Akhir sehingga

diperkirakan bahwa struktur sinklin Waruwae terbentuk setelah Miosen Akhir.

2. Struktur Sesar

Adapun jenis struktur sesar yang dijumpai pada daerah barru yaitu:

a. Sesar Normal Bale

Sesar Normal ini terletak di sebelah Utara dengan panjang sesar sekitar

250 meter. Sesar ini memanjang dari arah Barat ke Timur dan melalui dusun Bale.

Bentuk sesar normal Bale ini relatif melengkung dimana blok bagian Selatan

relatif bergerak turun terhadap blok bagian Utara. Pada sesar ini satuan batuan

yang tersesarkan terdiri dari satuan napal dan breksi batugamping.

Berdasarkan pada umur Batuan termuda yang dilalui yaitu satuan napal

dengan umur Eosen Tengah, maka diperkirakan sesar normal Bale terbentuk

setelah Eosen Tengah.

b. Sesar Geser Aledjang

Sesar Geser Aledjang terdapat di sebelah Baratlaut dan merupakan sesar

Page 14: DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONA1

geser yang bersifat dextral. Sesar geser ini mempunyai arah pergeseran relatif ke

Timur – Baratdaya dengan pergeseran sekitar 200 meter. Sesar geser ini dicirikan

oleh zona-zona hancuran batuan pada satuan napal yang ditemukan pada lereng

permukaan gawir di dusun Aledjang.

Berdasarkan pada umur batuan termuda yang dilalui maka diperkirakan

bahwa sesar geser Aledjang terbentuk setelah Miosen Akhir.

c. Sesar Geser Buludua

Sesar geser Buludua terletak di sebelah Baratlaut dan merupakan sesar

geser bersifat dextral. Sesar geser ini arah pergeserannya relatif berarah Baratlaut

sampai Tenggara dengan panjang pergerakkan sekitar 2 km. Satuan batuan yang

dilaluinya terdiri atas napal dan satuan batugamping. Akibat dari adanya sesar ini

banyak ditemukan mata air di sekitar daerah Buludua.

Berdasarkan pada batuan termuda yang dilalui yaitu satuan breksi

vulkanik, maka diperkirakan sesar ini terbentuk setelah Miosen Akhir.

d. Kekar

kekar yang banyak didapati pada daerah ini adalh kekar sistemati dan

kekar non sistematik.

Page 15: DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONA1

BAB III

STRUKTUR GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

3. 1 Jenis Struktur Geologi Daerah Penelitian

3.1.1 Lipatan

Pada daerah penelitian dijumpai adanya kenampakkan lipatan yang terjadi

pada batuan vulkanik yang banyak menyusun pulau batukalasi, ini ditunjukkan

dengan adanya lapisan – lapisan yang bertumpuk dan saling tumpang tindih

sehingga menimbulkan kesan perlapisan dengan kedudukan perlapisan batuan

yang relative seragam, jenis lipatan pada daerah ini termasuk lipatan homoklin

karena perlpisan batuannya menunjukkan kemiringan yang seragam dalam satu

arah tertentu. Lipatan batuan vulkanik ini telah mengalami erosi oleh air laut

(Abrasi ), sehingga menghasilkan kenampakkan perlipatan yang sudah terpotong.

Page 16: DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONA1

potong. Foto. 1 Kenampakkan Struktur Lipatan pada Pulau Batukalasi

3.1.2 Kekar

Struktur gelogi yang paling banyak didapati pada pulau batukalasi adalah

kekar , dimana kekar ini ada yang tertutup dan ada yang menunjukkan adanya

pemekaran atau bukaan yang disebabkan oleh adanya gejala tektonik, bukaan

kekar ini banyak yang mengalami pengisian oleh mineral karbonat. Dimana

dimensi luas pengukuran kekar adalah 3m x 3m. Dari hasil pengolahan data

lapangan dengan menggunakan analisa Rossett dan Stereografis maka didapatkan

gaya yang bekerja pada daerah penelitian memiliki arah N 3200E.

Foto 3. Kenampakkan Struktur Kekar

Page 17: DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONA1

Dari hasil analisa kekar diatas dengan menggunakan diagram rosset

(Gbr III.1) diperoleh arah tegasan utama maksimum atau dengan arah N 3300

E dari gaya ini diperoleh arah tegasan minimum atau dengan arah N 600 E,

sedangkan dengan menggunakan Analisa Stereografis (Gbr III.2) diperoleh arah

gaya, dimana = N 3300E, = N 1500 E dan arah gaya = N 600 E. dengan

mengetahui arah tegasan dari pada singkapan maka dapat didefinisikan bahwa

jenis kekar yang terdapat pada daerah pulau batukalasi yaitu Shear joint (kekar

gerus) yang terjadi karena adanya tegasan tekanan (Compressive stress).

3.1.3 Sesar

Kenampakkan struktur lain yang terdapat di pulau batukalasi ini adalah

sesar, dimana sesar ini dicirikan dengan adanya pergeseran batuan, terdapatnya

breksi sesar. dimana besarnya pergeseran antar batuan yang terjadi yaitu 39 cm –

247 cm, sedangkan bukaannya yaitu 16 cm – 32 cm dimana gerak – gerak dari

pada sesar arah dominanya adalah horizontal, sehingga mencirikan sesar

mendatar atau sesar geser, dimana tekanan yang terbentuk pada sesar tersebut

tidak terlalu kuat sehingga pergeseran yang terjadi jaraknya tidak terlalu jauh.

Foto 3. Kenampakkan Sesar Geser

3.2 Mekanisme Struktur Geologi Pulau Batukalasi

Page 18: DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONA1

Mekanisme pembentukan struktur pada daerah batukalasi di akibatkan

karena pengaruh tenaga endogen yang bekerja pada daerah tersebut. Dimana dari

hasil orientasi lapangan , maka dapat diinterpretasikan bahwa daerah tersebut

setelah mengalami pengaruh gaya endogen yang bekerja dari dua arah yang

berlawanan, akan mengalami perlipatan. Akibat adanya pertambahan tenaga

endogen yang terjadi terus menerus, maka lapisan batuan yang tadinya hanya

terlipat kemudian patah dan tersesarkan, dan akibat adanya pemekaran akibat

tenaga endogen yang bekerja secara terus menerus tetapi relative lebih kecil, maka

akan timbul kekera-kekera pada batuan di pulau batukalasi tersebut

Mekanisme Struktur Geologi Pulau Batukalasi

BAB IV

Struktur Lipatan yang terbentuk pada daerah penelitian.

Struktur Sesar yang terbentuk pada daerah penelitian setelah terbentuk lipatan

Struktur Kekar yang terbentuk pada daerah penelitian akibat adanya pemekaran, terbentuk setelah mengalami Sesar

Page 19: DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONA1

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Dari hasil field rtip geologi struktur pada puau batukalsi, maka dapat

diambil kesimpulan, sebagai berikut:

1. Pulau batukalasi tersusun oleh batuan vulkanik

2. Pulau batukalasi memiliki kenampakkan struktur geologi yang komplek

yang terdiri dari sesar, kekar dan lipatan.

3. Jenis lipatan yang terdapat pada pulau batukalsi adalh lipatan homoklin

4. Jenis sesar yang terjadi pada pulau tersebut adalah sesar geser

5. Mekanisme pemebentukan struktur pada daereah tersebut dimulai dari

perlipatan, sesar dan yang terakhir kekar.

6. Hasil analisa dengan menggunakan diagram rosset dan stereografis

diperoleh arah tegasan = N 3300 E = N 1500 E dan = N 600 E

4.2 Saran

Berdasarkan banyakanya kenampakkan gejala struktur yang terdapat pada

pulau batukalasi, maka pulau tersebut sangat layak untuk dijadikan pusat kajian

geologi struktur dan pusat penelitian-penelitan yang berkaitan dengan geologi

struktur.

DAFTAR PUSTAKA

Page 20: DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONA1

Pengajar staff & asisten staff, 2002, “Petunjuk Praktikum Geologi Struktur”, Laboraturium geologi struktur UPN, Yoyjakarta

P. Billings Marland, 1985, “Structural Geology”, Prentice Hall of India PrivateLimited, New Delhi

Sukamto Rab & Supriatna, 1982, “Geologi Regional Lembar Pangkajene dan Watampone Bagian Barat, Sekala 1 : 50.000”, P3G, Bandung

Page 21: DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONA1
Page 22: DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONA1
Page 23: DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONA1