Post on 23-Feb-2018
7/24/2019 CSS Abses Peritonsil
1/21
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Abses peritonsil termasuk salah satu abses leher bagian dalam. Selain abses peritonsil,
abses parafaring, abses retrofaring, dan angina ludavici (Ludwigs angina), atau abses
submandibula juga termasuk abses leher bagian dalam. Abses leher dalam terbentuk di antara
fascia leher dalam sebagai akibat penjalaran infeksi dari berbagai sumber seperti gigi, mulut,
tenggorokan, sinus paranasal, telinga tengah dan leher.
Abses peritonsil merupakan kumpulan atau timbunan pus ang terlokalisir pada
jaringan peritonsiler ang terbentuk akibat tonsilitis supuratif.! Abses peritonsil terbentuk
karena penebaran organisme bakteri ang menginfeksi tenggorokan pada satu ruangan
areolar ang longgar disekitar faring ang biasa menebabkan pembentukan abses, dimana
infeksi telah menembus bagian kapsul tonsil, tetapi tetap dalam batas otot konstriktor faring.
"eradangan akan mengakibatkan terbentukna abses dan biasana unilateral. #empat ang
biasa terjadi abses adalah di bagian pillar tonsil anteroposterior, fossa piriform inferior, dan
palatum superior.$
%nfeksi ini bisa terjadi pada setiap kelompok usia namun insiden tertinggi pada
dewasa berumur $& ' & tahun. Abses peritonsil merupakan infeksi profunda ang paling
sering pada kepala dan tenggorok pada usia dewasa muda. Seringkali pasien datang dengan
keluhan ang berat, namun penatalaksanaanna tidaklah terlalu rumit jika kita sebagai dokter
tanggap dan mengetahui dengan benar anatomi, patofisiologi, dan gejala dari penakit ini.
"engenalan awal dan pemberian terapi merupakan hal ang penting dilakukan untuk
mencegah komplikasi serius ang mungkin timbul.*leh karena itu penulis tertarik untuk
membuat makalah tentang abses peritonsil diharapkan dapat menambah pengetahuan kita
1
7/24/2019 CSS Abses Peritonsil
2/21
sebagai dokter dalam hal diagnosis dan tatalaksana ang tepat untuk mengobati kasus abses
peritonsil.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa definisi abses peritonsil+
b. Apa etiologi abses peritonsil+
c. agaimana epidemiologi abses peritonsil+
d. agaimana patogenesis dan patofisiologi abses peritonsil+
e. agaimana gejala klinis abses peritonsil+
f. agaimana cara penegakkan diagnosis abses peritonsil+
g. agaimana penatalaksanaan abses peritonsil+
h. Apa komplikasi abses peritonsil+
i. agaimana prognosis dari abses peritonsil+
1.3 Tujuan Penulisan
a. -engetahui definisi abses peritonsil
b. -engetahui etiologi abses peritonsil
c. -engetahui epidemiologi abses peritonsil
d. -engetahui patogenesis dan patofisiologi abses peritonsil
e. -engetahui gejala klinis abses peritonsil
f. -engetahui cara penegakkan diagnosis abses peritonsil
2
7/24/2019 CSS Abses Peritonsil
3/21
g. -engetahui penatalaksanaan abses peritonsil
h. -engetahui komplikasi abses peritonsil
i. -engetahui prognosis dari abses peritonsil
1. Met!"e Penulisan
"enulisan makalah ini dibuat dengan metode penulisan tinjauan kepustakaan ang
merujuk pada berbagai literatur.
3
7/24/2019 CSS Abses Peritonsil
4/21
BAB 2
T#N$AUAN PU%TA&A
2.1 T!nsil
2.1.1 Anat!mi T!nsil
#onsil adalah massa ang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat
dengan kriptus di dalamna. #erdapat tiga macam tonsil aitu tonsil faringeal (adenoid),
tonsil palatina, dan tonsil lingual ang ketigatigana membentuk lingkaran ang disebut
cincin /aldeer.
'am(ar 2.1Anatomi #onsil.0
'am(ar 2.21incin /aldeer.2
#onsil palatina adalah suatu massa jaringan limfoid ang terletak di dalam fosa tonsil
pada kedua sudut orofaring, dan dibatasi oleh pilar anterior (otot palatoglosus) dan pilar
4
7/24/2019 CSS Abses Peritonsil
5/21
posterior (otot palatofaringeus). #onsil berbentuk oval dengan panjang $0 cm, masing
masing tonsil mempunai !&& kriptus ang meluas ke dalam jaringan tonsil. #onsil tidak
selalu mengisi seluruh fosa tonsilaris, daerah ang kosong di atasna dikenal sebagai fosa
supratonsilar. #onsil terletak di lateral orofaring. 3ibatasi oleh45
Lateral-uskulus konstriktor faring superior
Anterior -uskulus palatoglosus
"osterior -uskulus palatofaringeus
Superior "alatum mole
%nferior #onsil lingual
'am(ar 2.3 #onsil "alatina.$
2.1.2 %istem )askularisasi T!nsil
#onsil mendapatkan vaskularisasi dari cabangcabang arteri karotis eksterna, aitu4
!. Arteri maksilaris eksterna (arteri fasialis) dengan cabangna arteritonsilaris dan arteri
palatina asenden.
$. Arteri maksilaris interna dengan cabangna arteri palatina desenden.
. Arteri lingualis dengan cabangna arteri lingualis dorsal.
. Arteri faringeal asenden.
6utub bawah tonsil bagian anterior diperdarahi oleh arteri lingualis dorsal dan bagian
posterior oleh arteri palatina asenden, di antara kedua daerah tersebut diperdarahi oleh arteri
5
7/24/2019 CSS Abses Peritonsil
6/21
tonsilaris. 6utub atas tonsil diperdarahi oleh arteri faringeal asenden dan arteri palatina
desenden. 7enavena dari tonsil membentuk pleksus ang bergabung dengan pleksus dari
faring. Aliran balik melalui pleksus vena di sekitar kapsul tonsil, vena lidah dan pleksus
faringeal.8
'am(ar 2.7askularisasi #onsil.$
2.1.3 Persara*an T!nsil
#onsil bagian bawah mendapat sensasi dari cabang serabut saraf ke %9 (nervus
glosofaringeal).
'am(ar 2.+"ersarafan #onsil.
$
6
7/24/2019 CSS Abses Peritonsil
7/21
2.1. ,isi!l!gi T!nsil
"eran imunitas tonsil adalah sebagai pertahanan primer untuk menginduksi sekresi
bahan imun dan mengatur produksi dari imunoglobulin sekretoris. "eran tonsil mulai aktif
antara umur !& tahun dan akan menurun setelah masa pubertas. :al ini menjadi alasan
fungsi pertahanan dari tonsil lebih besar pada anakanak daripada orang dewasa. Anakanak
mengalami perkembangan daa tahan tubuhna terhadap infeksi terjadi pada umur 5 hingga ;
tahun dan tonsil merupakan salah satu organ imunitas pada anak ang memiliki fungsi
imunitas ang luas.;
erdasarkan penelitian, tonsil mempunai peranan penting dalam fasefase awal
kehidupan, terhadap infeksi mukosa nasofaring dari udara pernafasan sebelum masuk ke
dalam saluran nafas bagian bawah. :asil penelitian juga menunjukkan bahwa parenkim tonsil
mempu menghasilkan antibodi. #onsil memegang peranan dalam menghasilkan %gA, ang
menebabkan jaringan jaringan lokal resisten terhadap organisme patogen. Sewaktu baru
lahir, tonsil secara histologi tidak mempunai sentrum germinativum, biasana ukuranna
kecil. Setelah antibodi dari ibu habis, barulah mulai terjadi pembesaran tonsil dan adenoid,
ang pada permulaan kehidupan masa anakanak dianggap normal dan dapat dipakai sebagai
indeks aktivitas sistem imun. "ada waktu pubertas atau sebelum masa pubertas, terjadi
kemunduran fungsi tonsil ang disertai proses involusi. #erdapat dua mekanisme pertahanan,
aitu spesifik dan non spesifik.;
a. -ekanisme "ertahanan
7/24/2019 CSS Abses Peritonsil
8/21
sangat tipis, sehingga menjadi tempat ang lemah dalam pertahanan dari masukna kuman ke
dalam jaringan tonsil. =ika kuman dapat masuk ke dalam lapisan mukosa, maka kuman ini
dapat ditangkap oleh sel fagosit. Sebelumna kuman akan mengalami opsonisasi sehingga
menimbulkan kepekaan bakteri terhadap fagosit. Setelah terjadi proses opsonisasi maka sel
fagosit akan bergerak mengelilingi bakteri dan memakanna dengan cara memasukkanna ke
dalam kantong ang disebut fagosom. "roses selanjutna adalah digesti dan mematikan
bakteri. -ekanismena belum diketahui pasti, tetapi diduga terjadi peningkatan konsumsi
oksigen ang diperlukan untuk pembentukan superoksidase ang akan membentuk :$*$ ang
bersifat bakterisidal. :$*$ ang terbentuk akan masuk ke dalam fagosom atau berdifusi di
sekitarna, kemudian membunuh bakteri dengan proses oksidasi. 3i dalam sel fagosit
terdapat granula lisosom. ila fagosit kontak dengan bakteri maka membran lisosom akan
mengalami ruptur dan en>im hidrolitikna mengalir dalam fagosom membentuk rongga
digestif, ang selanjutna akan menghancurkan bakteri dengan proses digestif.;
(. -ekanisme "ertahanan Spesifik
-erupakan mekanisme pertahanan ang terpenting dalam pertahanan tubuh terhadap
udara pernafasan sebelum masuk ke dalam saluran nafas bawah. #onsil dapat memproduksi
%gA ang akan menebabkan resistensi jaringan lokal terhadap organisme patogen. 3i
samping itu tonsil dan adenoid juga dapat menghasilkan %g? ang berfungsi untuk mengikat
sel basofil dan sel mastosit, di mana selsel tersebut mengandung granula ang berisi
mediator vasoaktif, aitu histamin. ila ada alergen maka alergen itu akan bereaksi dengan
%g?, sehingga permukaan sel membranna akan terangsang dan terjadilah proses degranulasi.
"roses ini menebabkan keluarna histamin, sehingga timbul reaksi hipersensitivitas tipe !,
aitu atopi, anafilaksis, urtikaria, dan angioedema. 3engan teknik immunoperoksidase, dapat
diketahui bahwa %g? dihasilkan dari plasma sel, terutama dari epitel ang menutupi
permukaan tonsil, adenoid, dan kripta tonsil. -ekanisme kerja %gA adalah mencegah
8
7/24/2019 CSS Abses Peritonsil
9/21
substansi masuk ke dalam proses immunologi, sehingga dalam proses neutralisasi dari infeksi
virus, %gA mencegah terjadina penakit autoimun. *leh karena itu %gA merupakan barrier
untuk mencegah reaksi imunologi serta untuk menghambat proses bakteriolisis.;
2.2 A(ses Perit!nsil
2.2.1 De*inisi
Abses peritonsil merupakan abses di antara kapsul tonsil dan perbatasan dinding
lateral faring (m. constrictor superior).8
2.2.2 Eti!l!gi
Abses peritonsil disebakan karena infeksi, biasana polimikrobial. erikut daftar
bakteri ang sering menebabkan abses peritonsil 4
#abel $.! akteri penebab abses peritonsil
Bakteri Aer!( Bakteri Anaer!(
Streptococcus pogenes @usobacterium sp.
Staphlococcus aureus "eptostreptococcus
a A dan , herpes simple, dan parainfluen>a.
2.2.3 E-i"emi!l!gi 1/11/12/13/1
a. @rekuensi
3i Amerika Serikat, insidensi abses peritonsil diperkirakan sekitar & kasus per
!&&.&&& orang per tahun, sekitar 0.&&& kasus tiap tahunna. %nfeksi sebagian besar terjadi
pada bulan
7/24/2019 CSS Abses Peritonsil
10/21
-ortalitas dari abses peritonsil belum diketahui. -orbiditas abses peritonsiler
sebagian besar berkaitan dengan neri, biaa terapi, absensi kerja dan sekolah, dan
komplikasi.
c. =enis kelamin
Basio lakilaki dan perempuan ang menderita abses peritonsiler sama.
d. Csia
Abses peritonsil dapat terjadi pada orang usia !& hingga 2& tahun, akan tetapi
sebagian besar terjadi pada usia $&& tahun. Anakanak ang lebih muda ang terkena abses
peritonsil sering merupakan anak dengan immunocompromised.
2.2. Pat!genesis 3/0/1/11/12/13/1
"atologi abses peritonsil belum diketahui sepenuhna.
7/24/2019 CSS Abses Peritonsil
11/21
sehingga dapat terjadi aspirasi ke paru. Selain itu, abses peritonsil terbukti dapat timbul de
novo tanpa ada riwaat tonsilitis kronis atau berulang (recurrent) sebelumna. Abses
peritonsil dapat juga merupakan suatu gambaran (presentation) dari infeksi virus ?pstein
arr (mononucleosis).
Beview terbaru menunjukkan bahwa glandula /eber memainkan peranan kunci pada
pembentukan abses peritonsil. 6elompok glandula saliva ang berjumlah $&$0 ini terletak
pada suatu tempat di palatum molle, dan superior terhadap tonsil, dan dihubungkan dengan
permukaan tonsil oleh suatu duktus. Dlandula ini membersihkan area tonsil dari debris dan
membantu proses digesti partikel makanan ang terperangkap pada kripta tonsilla. =ika
glandula /eber mengalami peradangan, selulitis lokal dapat terbentuk. 3engan
berkembangna infeksi, duktus ke permukaan tonsil mengalami obstruksi ang terus
berkembang, oleh karena inflamasi di sekitarna.
7/24/2019 CSS Abses Peritonsil
12/21
menandakan adana inflamasi dinding lateral faring dan m. "terigoid interna, sehingga
menimbulkan spasme muskulus tersebut. Limfadenitis servikal ang sangat neri bisa
didapatkan dengan palpasi pada sisi ang terkena. Akibat limfadenopati dan inflamasi otot,
pasien sering mengeluhkan neri leher dan terbatasna gerakan leher (torticolis). #onsil pada
umuna tergeser ke arah inferior dan medial dengan deviasi kontralateral uvula.
'am(ar . Dari kiri ke kanan A(ses -erit!nsil "etra/ A(ses -erit!nsil sinistra 21
Abses peritonsil akan menggeser kutub superior tonsil ke arah garis tengah dan dapat
diketahui derajat pembengkakan ang ditimbulkan di palatum molle. #erdapat riwaat
faringitis akut, tonsillitis, dan rasa tidak naman pada tenggorokan atau faring unilateral ang
semakin memburuk. 6eparahan dan progresivitasna ditunjukkan dari trismus. 6ebanakan
pasien menderita neri hebat. 6ematian dapat terjadi oleh karena obstruksi jalan nafas,
aspirasi, atau perdarahan dari erosi atau nekrosis septik pada selubung karotid.
#abel $.$ Dejala dan tanda ang umum ditemukan pada pasien dengan abses peritonsil !0
'ejala Tan"a
3emam ?ritematosa, bengkak di palatum molle dengan deviasi uvula ke
sisi kontralateral dan pembesaran tonsil
-alaise #rismus
7/24/2019 CSS Abses Peritonsil
13/21
2.2.4 Diagn!sis 1+/ 14
3iagnosis abses peritonsil sering ditetapkan dengan dasar anamnesis dan pemeriksaan
fisik ang teliti.
!. Anamnesis
%nformasi dari pasien sangat diperlukan untuk menegakkan diagnosis abses peritonsil.
Adana riwaat pasien mengalami neri pada tenggorokan adalah salah satu ang
mendukung terjadina abses peritonsil. Biwaat adana faringitis akut ang disertai tonsilitis
dan rasa kurang naman pada pharingeal unilateral. Selain itu juga terlihat tanda dan gejala
adana abses peritonsil (#abel $.$).
$. "emeriksaan @isik
"ada pemeriksaan fisik didapatkan tonsilitis akut dengan asimetri faring. %nspeksi
terperinci daerah ang membengkak mungkin sulit karena ketidakmampuan pasien membuka
mulut. 3idapatkan pembesaran dan neri tekan pada kelenjar regional. "ada pemeriksaan
kavum oral didapatkan hiperemis. #onsil hiperemis, eksudasi, mungkin banak detritus dan
terdorong ke arah tengah, depan, dan bawah. Cvula bengkak dan terdorong ke sisi
kontralateral. Abses peritonsil biasana unilateral dan terletak di pole superior dari tonsil
ang terkena, di fossa supratonsiler. -ukosa di lipatan supratonsiler tampak pucat dan
bahkan seperti bintilbintil kecil. 3iagnosis jarang diragukan jika pemeriksa melihat
pembengkakan peritonsilaris ang luas, mendorong uvula melewati garis tengah, dengan
edema dari palatum mole dan penonjolan jaringan dari garis tengah. Asimetri palatum mole,
tampak membengkak dan menonjol ke depan, serta pada palpasi palatum mole teraba
fluktuasi.
. "emeriksaan "enunjang !$
13
7/24/2019 CSS Abses Peritonsil
14/21
7/24/2019 CSS Abses Peritonsil
15/21
'am(ar 5. ,!t! lateral soft tissue"engan gam(aran a(ses -erit!nsil 14
Computerized tomography (CT scanbiasana tampak kumpulan cairan hpodense di
ape tonsil ang terinfeksi menandakan adana cairan pada tonsil ang terkena
disamping itu juga dapat dilihat pembesaran ang asimetris pada tonsil. "emeriksaan
ini dapat membantu untuk rencana operasi.
'am(ar 0. 6T %7an "ari A(ses -erit!nsil "etra 14
Peripheral !im "nhancement #ltrasound, contohna4 intraoral ultrasonograph.
%ntraoral ultrasonografi mempunai sensifitas 80,$ I dan spesifitas 5;,0 I.
#ranscutaneous ultrasonografi mempunai sensifitas ;&I dan spesifisitas 8$,; I.
merupakan teknik ang simple dan noninvasif dan dapat membantu dalam
membedakan antara selulitis dan awal dari abses. "emeriksaan ini juga bias
menentukan pilihan ang lebih terarah sebelum melakukan operasi dan drainase
secara pasti.
15
7/24/2019 CSS Abses Peritonsil
16/21
7/24/2019 CSS Abses Peritonsil
17/21
d) Segera tonsilektomi disertai pemberian antibiotika parenteral.
e) "emberian steroid.
"ada stadium infiltrasi, diberikan antibiotika dosis tinggi, dan obat simtomatik. =uga
perlu kumurkumur dengan cairan hangat dan kompres dingin pada leher. "emilihan
antibiotik ang tepat tergantung dari hasil kultur mikroorganisme pada aspirasi jarum.
"enisilin merupakan drug of choicepada abses peritonsil dan efektif pada 8;I kasus jika
dikombinasikan dengan metronida>ole. 3osis untuk penisilin pada dewasa adalah 2&& mg %7
tiap 2 jam selama !$$ jam, dan anak !$.0&&$0.&&& CHkg tiap 2 jam. -etronida>ole dosis
awal untuk dewasa !0 mgHkg dan dosis penjagaan 2 jam setelah dosis awal dengan infus 5,0
mgHkg selama ! jam diberikan selama 2; jam dan tidak boleh lebih dari grHhari.
ila telah terbentuk abses, dilakukan pungsi pada daerah abses, kemudian diinsisi
untuk mengeluarkan nanah. #empat insisi ialah di daerah ang paling menonjol dan lunak,
atau pada pertengahan garis ang menghubungkan dasar uvula dengan geraham atas terakhir.
$ntraoral incisiondan drainase dilakukan dengan mengiris mukosa overling abses, biasana
diletakkan di lipatan supratonsilar. 3rainase atau aspirate ang sukses menebabkan
perbaikan segera gejalagejala pasien.
'am(ar 2. %nsisi Abses "eritonsil.
17
7/24/2019 CSS Abses Peritonsil
18/21
ila terdapat trismus, maka untuk mengatasi neri, diberikan analgesia lokal
di ganglion sfenopalatum. 6emudian pasien dianjurkan untuk operasi tonsilektomi EaF chaud.
ila tonsilektomi dilakukan hari setelah drainase abses disebut tonsilektomi EaF tiede,
dan bila tonsilektomi 2 minggu sesudah drainase abses disebut tonsilektomi EaF froid. "ada
umumna tonsilektomi dilakukan sesudah infeksi tenang, aitu $ minggu sesudah drainase
abses.
#onsilektomi merupakan indikasi absolut pada orang ang menderita abses peritonsil
berulang atau abses ang meluas pada ruang jaringan sekitarna. Abses peritonsil mempunai
kecenderungan besar untuk kambuh. Angka kekambuhan ang mengikuti episode pertama
abses peritonsiler berkisar antara &I sampai $$I. Sampai saat ini belum ada kesepakatan
kapan tonsilektomi dilakukan pada abses peritonsil. Sebagian penulis menganjurkan
tonsilektomi 2'; minggu kemudian mengingat kemungkinan terjadi perdarahan atau sepsis,
sedangkan sebagian lagi menganjurkan tonsilektomi segera.
'am(ar 2. #onsilektomi.!5
"enggunaan steroid masih kontroversial. "enelitian terbaru ang dilakukan *>bek
mengungkapkan bahwa penambahan dosis tunggal intravenous deamethasone pada
antibiotik parenteral telah terbukti secara signifikan mengurangi waktu opname di rumah
18
7/24/2019 CSS Abses Peritonsil
19/21
sakit (hours hospitalized), neri tenggorokan (throat pain), demam, dan trismus dibandingkan
dengan kelompok ang hana diberi antibiotik parenteral.!;
2.2.1 &!m-likasi A(ses Perit!nsil
6omplikasi ang mungkin terjadi ialah4
Abses pecah spontan, mengakibatkan perdarahan, aspirasi paru, atau piemia.
"enjalaran infeksi dan abses ke daerah parafaring, sehingga terjadi abses parafaring.
6emudian dapat terjadi penjalaran ke mediastinum menimbulkan mediastinitis.
ila terjadi penjalaran ke daerah intrakranial, dapat mengakibatkan thrombus sinus
kavernosus, meningitis, dan abses otak.
Sekuele post streptokokus seperti glomerulonefritis dan demam rheumatik apabila
bakteri penebab infeksi adalah %treptococcus Group &'
6ematian walaupun jarang dapat terjadi akibat perdarahan atau nekrosis septik ke
selubung karotis atau carotid sheath.
Akibat tindakan insisi pada abses, terjadi perdarahan pada arteri supratonsilar.
Sejumlah komplikasi klinis lainna dapat terjadi jika diagnosis abses peritonsil
diabaikan. eratna komplikasi tergantung dari kecepatan progresif penakit. Cntuk itulah
diperlukan penanganan dan intervensi sejak dini.
2.2.1 Pr!gn!sis A(ses Perit!nsil
Abses peritonsil merupakan penakit ang jarang menebabkan kematian kecuali jika
terjadi komplikasi berupa abses pecah spontan dan menebabkan aspirasi ke paru. Selain itu
komplikasi ke intrakranial juga dapat membahaakan nawa pasien.!8
Abses peritonsil hampir selalu berulang bila tidak diikuti dengan tonsilektomi, maka
ditunda sampai 2 minggu berikutna. "ada saat tersebut peradangan telah mereda, biasana
terdapat jaringan fibrosa dan granulasi pada saat operasi.$&
19
7/24/2019 CSS Abses Peritonsil
20/21
DA,TAR PU%TA&A
!. Abidin, #aufik. Abses "eritonsiler. -ataram 4 @akultas 6edokteran Cniversitas -ataramJ
$&&2.
$. Staff. "alatine #onsil. 3iunduh dari http4HHwww.webmd.com, diakses @ebruari $&!2.
.
7/24/2019 CSS Abses Peritonsil
21/21
!&. aile, ron =., =ohnson, =.#., $&&2' /ead 0 1eck %urgery 23tolaryngology 4th ed'
Lippincott /illiams K /ilkins
!!. Dalioto,