Post on 10-Feb-2018
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
1/90
CONTOH PENERAPAN SISTEM
INFORMASI MANAJEMENPosted onApril 28, 2013
Penerapan Sistem Informasi Manajemen atau yang disingkat SIM bisa dalam berbagai
bidang. Berikut ini saya akan memeberikan contoh penereapan SIM di bidang Rumah
Sakit.
PENGERTIAN SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT
1. SIM adalah perangkat prosedur yang terorganisasi apabila dijalankan akan memberikan
umpan balik dan informasi kepada manajemen tentang masukan, proses, dan keluaran dari
suatu siklus manajemen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian.2. SIM merupakan sebuah sistem mesin pemakai yang terintegrasi yang menyediakan
informasi untuk menunjang operasi manajemen dan fungsi-fungsi pengambilan keputusan
di dalam sebuah organisasi. Sistem tersebut memanfaatkan perangkat keras dan lunak
komputer, dan prosedur-prosedur manual;model-model untuk analisis, perencanaan,
pengawasan, dan pengambilan keputusan; dan suatu database (Gordon B.Davis dan
Margareth H.Olson).
3. Management Information System is a spesifically designed communication system in
which data are gathered, stored, analyzed, formulated, and reported to manager (Rakich-Longest-Darr).
Sistem Informasi Manajemen Rumah sakit adalah sebuah sistem komputerisasi yang
memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan kesehatan dalam
bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh
informasi secara tepat dan tepat. sistem informasi rumah sakit umumnya mencakup
masalah klinikas (media), pasien dan informasi-informasi yang berkaitan dengan
kegiatan rumah sakit itu sendiri.
http://andrazain.wordpress.com/2013/04/28/contoh-penerapan-sistem-informasi-manajemen/http://andrazain.wordpress.com/2013/04/28/contoh-penerapan-sistem-informasi-manajemen/http://andrazain.wordpress.com/2013/04/28/contoh-penerapan-sistem-informasi-manajemen/http://andrazain.wordpress.com/2013/04/28/contoh-penerapan-sistem-informasi-manajemen/7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
2/90
TUJUAN SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT ITU SENDIRI:
1. lebih menigkatkan pelayanan rumah sakit2. agar data-data yang ada dalam rumah sakit tersusun rapih.
3. kemudahan dalam pencarian data obat, pasien dll yang berhubungan dengan rumah sakit.
4. meningktakan citra pelayanan rumah sakit.
MEKANISME KONTROL:
mendukung pengendalian mutu pelayanan medis, penilaian produktivitas, analisis,
pemanfaatam dan perkiraan kebutuhan, perencanaan dan evaluasi program,
menyederhanakan pelayanan, penilaian klinis, sistem ini berguna untuk menunjang
proses fungsi fungsi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam memberikanpelayanan kesehatan dirumah sakit.
Sistem Informasi Manajemen merupakan prosedur pemrosesan data berdasarkan
teknologi informasi yang terintegrasi dan di intergrasikan dengan prosedur manual dan
prosedur yang lain untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu dan efektif untuk
mendukung proses pengambilan keputusan manajemen, sehingga dalam tahapannya
akan membuat bebrapa SOP baru guna menungjang kelancaran penerapan Sistem
yang tertata dengan rapih dan baik.
http://andrazain.files.wordpress.com/2013/04/sistem-informasi-manajemen-rumah-sakit3-544x500.jpg7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
3/90
Berdasarkan definisi di atas, maka kita dapat membagi Sistem Informasi Manajemen
menjadi 5 komponen utama guna menunjang terlaksanana penerapan sistem informasi
yang benar dan sesuai kebutuhan:
1. Software (Sistem Informasi Manajeman Rumah Sakit)
2. Hardware (Perangkat Kerasa berupa Komputer, printer dan lainnya)
3. Networking (Jaringan LAN, Wireless dan lainnya)
4. SOP (Standar Operasional Prosedur)
5. Komitment (Komitmen semua unit/instalasi yang terkait untuk sama-sama mejalankan
sistem karena sistem tidak akan berjalan tanpa di Input)
6. SDM (sumberdaya manusia adalah factor utama suksesnya sebuah sistem dimana data
diinput dan di proses melalui tenaga-tenaga SMD tersebut)
Sistem Informasi Manajemen saat ini merupakan sumber daya utama, yang mempunyai
nilai strategis dan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai daya saing serta
kompetensi utama sebuah organisasi dalam menyongsong era Informasi ini.
Di bidang kesehatan terutama Rumah Sakit sangat membutuhan Sistem Informasi
Manajemen untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi masyarakat untuk
menyongsong Indonesia Sehat.
Berikut hal-hal yang harus diperhatikan agar Sistem Informasi Manajemen yang dibuat
dapat teraplikasikan dengan sukses :
1. Development M aster Plan, cetak biru pembangunan harus dirancang dengan baik mulai
dari survei awal hingga berakhirnya implementasi, yang perlu diperhatikan adalah
terlibatnya faktor pengalaman dalam membangun pekerjaan yang sama, serta peran serta
semua bagian dalam organisasi dalam mensukseskan Sistem Informasi Manajemen yang
akan dibangun, master plan ini yang akan menjadi acuan pembuatan sebuah sistem untuk
jangka waktu tidak terbatas.2. I ntegrated, dengan integrasi antar semua bagian organisasi menjadi satu kesatuan, akan
membuat sistem berjalan dengan efisien dan efektif sehingga kendala-kendala seperti
redudansi, re-entrydan ketidakkonsistenan data dapat dihindarkan, dengan harapan
pengguna sistem memperoleh manfaat yang dapat dirasakan secara langsung, perubahan
pola kerja dari manual ke computer akan menimbulkan efek baik dan buruk bagi seorang
tenga medis.
3. Development Team, tim yang membangun Sistem Informasi Manajemen harus ahli dan
berpengalaman di bidangnya, beberapa bidang ilmu yang harus ada dalam membangunsebuah Sistem Informasi Manajemen yang baik adalah: Manajemen Informasi, Teknik
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
4/90
Informasi, Teknik Komputer, dokter, perawat dan tentunya orang-orang sudah sudah
berkecipung dibidang pengembangan sistem informasi manajeman khususnya rumah sakit
(kesehatan).
4. Teknologi I nformasi, ketepatan dalam memilih Teknologi Informasi sangat penting dalam
pembangunan, komponen-komponen Teknologi Informasi secara umum adalah Piranti
Keras (Hardware), Piranti Lunak (Software) dan Jaringan((Network).
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih teknologi adalah :
Price, harga sesuai dengan Teknologi Informasi yang didapat.
Performance, diukur dari kemampuan, kapasitas dan kecepatan Teknologi Informasi
menangani proses maupun penampungan data.
Flexibility, kemampuan Teknologi Informasi saling beradaptasi dan kemudahan
pengembangan di masa yang akan datang.
Survivability, berapa lama Teknologi Informasi mendapatkan dukungan dari vendor
maupun pasar.
Yang paling penting adalah sesuikan dengan kebutuhana pengembangan kemasa
depan tentunya.
Selain mengikuti suatu siklus hidup, dalam pengembangan sistem informasi, perlu
dilakukan beberapa pendekatan, seperti:
1. Sistems Approach, pendekatan sistem merupakan pendekatan yang memperhatikan sistem
informasi sebagai suatu kesatuan yang utuh terintegrasi dengan semua kegiatan-kegiatan
lain di dalam organisasi. Pendekatan sistem ini juga menekankan pada pencapaian sasaran
keseluruhan dari organisasi, tidak hanya memperhatikan sasaran dari sistem informasi saja.
2. Top-Down Approach, pendekatan ini dimulai dari tingkatan atas organisasi (strategic
planning level), yaitu dimulai dengan mendefinisikan sasaran dan kebijakan organisasi.
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis kebutuhan informasi. Setelah kebutuhan
informasi dapat ditentukan, maka proses turun ke penentuan output, input basis data,prosedur-prosedur operasi dan kontrol. Pendekatan dari atas ke bawah ini sesuai dengan
pendekatan sistem.
3. Modular Approach, pendekatan moduler memecah-mecah sistem yang rumit menjadi
bagian modul-modul yang lebih sederhana. Sebagai akibatnya, tiap-tiap modul dapat
dikembangkan dalam waktu yang tepat sesuai dengan yang direncanakan, mudah dipahami
dan mudah dipelihara.
4. Evolutionary Approach, pendekatan ini akan menghasilkan suatu sistem yang mampu
beradaptasi dengan perkembangan-perkembangan organisasi di masa yang akan datang,
sehingga didapatkan suatu sistem yang mempunyai biaya pemeliharaan yang rendah.
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
5/90
Secara besar sistem informasi harus dikelompokan pada kelas rumah sakit dan status
rumah sakit,
1. Rumah Sakit Vertikal
2. Rumah Sakt Umum Daerah
3. Rumah Sakit Umum Swasta
4. Rumah Sakit Spesialist
Dengan dikelompokannya rumah sakit kedalam kelompok-kelompok diatas guna
mempermudah sejauh mana tingkat kebutuhan sistem informasi terutama yang di
dasarkan pada modular, modul-modul yang di gunakan oleh rumah sakit daearh tentu
akan berbeda dengan rumah sakit vertical maupun swasta.
Kendala-kendala yang sering terjadi dilapangan saat implementasi adalah:
1. Ketidak siapan rumah sakit dalam menerapkan sistem informasi yang terintergrasi dan
berbasi kmputer.
2. Penyajian data yang belum semua menjadi data elektronik yang akan memudahkan pada
proses migrasi data.
3. Komitment yang dilaksanakan secara bersamaan dan menyelur sehingga menimbulkan
kekacaun pada data transakit.
4. Koordinasi antar unit bagian yang terkesan mementingkan unit masing-masing.
5. Berubah-ubahnya kebijakan.
6. Mengubah pola kerja yang sudah terbiasa dengan manual ke komputerisasi.
7. Pemahaman yang belum merata antara SDM terkait,
8. dan lain-lain
Kepemimpinan Dalam Keperawatan
A. Pengertian / Istilah
1 Kepemimpinan
a. Menurut Stogdill :
Proses mempengaruhi aktifitas suatu kelompok yang terorganisasi dalam usahanya mencapai
penetapan tujuan dan pencapaian tujuan
b. Menurut Gardner:
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
6/90
Proses bujukan dan contoh dimana seseorang individu atau tim kepemimpinan mempengaruhi
kelompok untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan tujuan pemimpin tersebut atau sesuai
dengan tujuan bersama
c. Menurut Merton:
Kepemimpinan sebagai suatu transaksi sosial dimana seseorang mempengaruhi orang lain.d. Menurut Mc Gregor:
Kepemimpinan merupakan suatu hubungan yang sangat kompleks yang berubah bersama waktu
seperti perubahan yang dilakukan oleh manajemen, serikat kerja atau kekuatan luar.
e. Menurut Talbott:
Kepemimpinan merupakan bahan vital yang merubah suatu kerumunan orang menjadi organisasi
yang berfungsi dan bermamfaat.
2 Pemimpin
Adalah seorang yang akan diikuti / dipatuhi oleh orang lain secara sukarela / tanpa paksaan.
(Lundberg, 1982)
3 Manager
Adalah seorang yang melaksanakan fungsi menejerial
B. Karateristik Pemimpin yang baik
Pemimpin yang baik hendaknya memiliki karateristik sebagai berikut:
1. Tanggung Jawab yang Seimbang.
Keseimbangan dini adalah antara tanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukan dan tanggung
jawab terhadap orang yang harus mengerjakan pekerjaan tersebut.
2. Mode Perencanaan yang Positif.
Seorang pemimpin yang baik harus dapat dijadikan panutan dan contoh oleh bawahannya. Misalnya
ia mengharapkan bawahannya untuk tepat waktu. Maka pemimpin tersebut harus bersikap tepat
waktu dalam memenuhi janji atau melaksanakan tugasnya.
3. Memilih Keterampilan Komunikasi Yang Baik
Pemimpin harus dapat menyampaikan ide-idenya secara singkat dan jelas, serta dengan cara yang
tepat.
4. Memiliki Pengaruh yang Positif.
Seorang pemimpin yang baik memiliki pengaruh terhadap bawahannya dan menggunakan pengaruh
tersebut untuk hal hal yang positif.
5. Mempunyai Kemampuan Untuk Meyakini Orang Lain
Peminpin yang sukses adalah pemimpin yang dapat menggunakan keterampilan komunikasi dan
pengaruhnya untuk meyakinkan orang lain terhadap ide-idenya / sudut pandangnya serta
mengarahkan mereka pada tanggung jawab terhadap ide / sudut pandangnya tersebut.
https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ8u5dRXDeqXhbuP7SeVDFK7k8SEh4llNmb-H2ZyAy5Qy0HFShB7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
7/90
C. Gaya Kepemimpinan
Adalah suatu cara yang digunakan peminpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Umumnya
dikenal 5 gaya kepemimpinan, yakni:
1. Kepemimpinan otokratis.
Disebut juga kepemimpinan diktator atau directif. Orang yang menganut pendekatan ini mengambil
keputusan tanpa berkonsultasi dengan para bawahannya yang harus melaksanakan keputusannyaatau karyawan yang dipengaruhi keputusan tersebut.
2. Kepemimpinan demokratis.
Gaya kepemimpinan ini dikenal pula dengan kepemimpinan konsultif atau konsensus. Orang yang
menganut pendekatan ini melibatkan para karyawan yang harus melaksanakan keputusan dalam
proses perbuatannya. Sebenarnya yang membuat keputusan akhir adalah pemimpin, namun
sebelumnya telah menerima masukan dan rekomendasi dari anggota tim.
3. Kepemimpinan partisipatif.
Gaya kepemimpinan ini juga dikenal dengan istilah kepemimpinan terbuka, bebas dan non directif.
Orang yang menganut pendekatan ini hanya sedikit memegang kendali dalam proses pengambilankeputusan. Ia menyajikan informasi mengenai sesuatu permasalahan dan memberikan kesempatan
kepada anggota tim ( bawahan ) untuk mengembangkan strategi dan pemecahannya.
4. Kepemimpinan berorientasi pada tujuan
Gaya kepemimpinan ini juga disebut kepemimpinan berdasarkan hasil-hasil atau sasaran. Orang
yang menganut pendekatan ini meminta anggota tim / bawahannya untuk memusatkan perhatian
hanya pada tujuan / sasaran yang ada.
5. Kepemimpinan situasional.
Gaya kepemimpinan ini dikeanl sebagai kepemimpinan tidak tetap. Asumsi yang digunakan dalam
gaya ini adalah bahwa tidak ada suatupun gaya kepemimpinan yang tepat bagi setiap manager
dalam semua kondisi.
Pada era globalisasi, dalam dunia keperawatan para manager keperawatan tidak hanya melakukan
pendekatan terhadap 5 gaya kepemimpinan yang disebut diatas. Namun harus memiliki gaya
kepemimpinan yang berdasarkan nilai-nilai luhur keperawatan yang didasarkan pada falsafah
keperawatan dengan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat melalui manajemen operasional
dan manajemen asuhan keperawatan.
D. Pemimpin Keperawatan ( Nursing Manager)
Kepemimpinan keperawatan mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pasien meskipunmereka kelihatannya jauh dari pasien. Para pemimpin keperawatan melakukan kontak dengan pasien
secara langsung maupun tidak langsung. Stomer (1985) mengemukakan sebaiknya seorang
pemimpin keperawatan / manager keperawatan mendorong stafnya untuk melaksanakan melalui:
1. Membuat kebijaksanaan yang jelas dan mendorong perilaku etikal.
2. Tanggung jawab kepemimpinan.
3. Menyebarluaskan kode etik melalui teknik kerja yang aktif.
4. Mendorong staf untuk menambah pengetahuannya melalui kursus-kursus, pelatihan atau pendidikan
keperawatan berkelanjutan.
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
8/90
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjadi seorang pemimpin keperawatan yang sukses adalah
sebagai berikut:
1. Meluaskan pandangan hari ini kemasa depan
2. Mengetahui posisi diri.
3. Sensitif terhadap masalah dan melihat pengaruhnya.
4. Mengikuti kecenderungan / perubahan-perubahan.
5. Mempelajari alat / hal-hal yang harus dikuasai
6. Berfikir terus-menerus
7. Pendengar yang baik.
8. Mempelajari peraturan.
9. Mencegah merendahkan orang lain.
10. Mengembangkan keadaan yang tidak menentang.
11. Belajar mempercayai.
12. Meningkatkan harga diri.
13. Gembira.
14. Berusaha untuk maju.
15. Menjadi seorang pemimpin.
Dengan demikian seorang pemimpin keperawatan harus memahami kunci-kunci keterampilan dalam
manajemen keperawatan antara lain:
1. Keterampilan berkomunikasi.
2. Keterampilan memberi motivasi kepada staf.
3. Keterampilan kepemimpinan.
4. Keterampilan mengatur waktu.
5. Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan.
E. Penerapan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
Mengimplementasikan kepemimpinan dalam keperawatan merupakan tanggung jawab perawat,
melalui kepemimpinan yang efektif diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan. Untuk itu
diperlukan suatu keterampilan kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif divisualisasikan sebagai
suatu rantai yang kokoh, dimana satu dengan lainnya saling berhubungan.
Menurut Kron (1981), dalam bukunya "The Management of Patient Care " memaparkan tentang
kegiatan-kegiatan untuk mencapai kepemimpinan yang efektif melalui :
1. Perencanaan dan pengorganisasian.
Adalah pekerjaan / kegiatan yang harus dilakukan oleh perawat. Untuk itu diperlukan koordinasi
sehingga semua kegiatan dapat dikerjakan dengan baik. Adalah menjadi suatu kewajiban perawat
menciptakan suasana yang memberikan kenyamanan dan keamanan pada pasien melalui suatu
pengorganisasian yang baik.
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
9/90
2. Membuat penegasan dan memberi pengarahan (making assigments and giving directions)
Dengan berbagai metode dalam memberi penugasan di rumah sakit maka diperlukan memberi
pengarahan secara jelas dan singkat.
3. Memberi bimbingan (Providing guidence)
Bimbingan adalah suatu alat yang penting dalam keperawatan. Pemimpin harus memiliki kemampuanuntuk membantu stafnya dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan, sehingga pasien
mendapat kepuasan dalam asuhan keperawatan.
4. Mendorong kerja sama dan partisipasi (Encouraging cooperation and participation)
Kerjasama merupakan hubungan yang erat untuk dapat berpartisipasi, misalnya perawat melakukan
kesalahan maka berikan informasi dan jelaskan melalui suatu diskusi. Hargai upaya yang telah
dilakukan sehingga nanti dapat mengkoreksi kesalahannya. Oleh karena itu proses kepemimpinan
keperawatan dalam kerja sama tim (team work) adalah sangat penting sehingga dapat meningkatkan
kerja sama antara perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
5. Mengkoordinasikan kegiatan ( Coordinating Activities)
Mengkoordinasikan kegiatan dalam suatu unit/ruangan merupakan kegiatan yang penting dalam
kepemimpinan keperawatan. diinformasikan kepada perawat tentang kegiatan yang ada diruangan,
dibutuhkan juga laporan tentang pencapaian pekerjaan oleh staf perawat.
6. Observasi/supervisi (Observing or Supervising)
Mengawasi staf perawat dan pekerjaannya merupakan tanggung jawab yang besar dari seorang
pemimpin keperawatan. Dibutuhkan kemampuan untuk meneliti asuhan keperawatan yang dibedakan
pada pasien dengan aspek individunya. Untuk dibutuhkan juga di dalam pengawasan / observasi
tidak hanya penampilan fisik tetapi kemungkinan emosi dan pengertian dari staf dalam memberi
asuhan keperawatan.
7. Evaluasi Hasil penampilan kerja (evaluating performance results)
Evaluasi merupakan proses berkelanjutan untuk menganalisa kekuatan dan kelemahan staf dalam
bekerja sehingga dapat mendorong mereka bekerja dengan baik. Seorang pemimpin juga harus
mengevaluasi dirinya sendiri baik sebagai perawat ataupun sebagai peminpin secara jujur.
DAFTAR PUSTAKA
Andrew Mc. Chile, MA, Phd., Penerapan Psikologi Dalam Perawatan, Yayasan Esentia Medika,Yogyakarta, 1996.
Charles Abraham, Eaman Shanley, Editor Yasmin Asih, S.Kp., Psikologi Sosial Untuk Perawat, EGC,
Jakarta, 1997.
Elaine L. La Monica, alih bahasa Dra. Elly Nurachman, S.Kp., M.App.Sc., Kepemimpinan &
manajemen Keperawatan, EGC, Jakarta, 1998.
Thara Kron, RN, BS, The Management of Patient Care, WB. Saunders Company, Philadelphia, 1981
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
10/90
manajemen kepemimpinan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini jumlah dan kualifikasi perawat yang bekerja di ruang perawatan sangat banyak danbervariasi. Dalam pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan, para perawat diatur dan dipimpinoleh kepala ruangan. Kepala ruangan tersebut akan menjalankan peransebagai seorang manajersekaligus menjalankan peran sebagai seorang pemimpin, mengatur dan mengarahkan para perawatbertugas. Pada kenyataannya meskipun sudah diatur dan diarahkan, sering terjadi konflik baikdiantara para perawat dan kepala ruangan sebagai pimpinan.
Sebagai seorang manajer keperawatan atau pimpinan keperawatan, sehari-hari dalam bekerjamenggunakan proses manajemen untuk mencapai tujuan organisasi. Seorang pimpinan keperawatanharus memiliki ketrampilan kepemimpinan, sehingga efektif dalam mengelola pelayanan dan asuhan
keperawatan sesuai sesuai dengan perkembangan IPTEK dan dapat memenuhi kebutuhanmasyarakat. Ia harus mampu menginformasikan, mengkoordinasikan pelayanan keperawatan, agarseluruh kegiatan menuju ke arah yang telah disepakati bersama (Marquis & Huston, 1998).
Dalam menjalankan fungsi manajerial, pimpinan harus dapat memenuhi kebutuhan pasien dankeluarga melalui staff/perawat pelaksana. Dilain piha, pimpinan keperawatan harusmampu membawa dirinya (mengelola) untuk menjalin hubungan yang efektif dan terapeutikdengan pimpinan dan tim kesehatan lainnya serta mampu mempengaruhi orang lain agar maubertindak melakukan kegiatan sesuai dengan rencana.
Hubungan yang efektif dan serasi dapat dilakukan oleh pimpinan apabila pimpinan mempunyaiketrampilan berkomunikasi yang efektif. Selain itu perawat perlu mempelajari dan menguasai ilmumanajemen dan kepemimpinan agar dapat mengantisispasi dan menangani masalah yang akan
muncul dalam berorganisasi.
Atas dasar latar belakang di atas maka kami merasa perlu membuat makalah ini untukmeningkatkan pemahaman tentang kepemimpinan (leadership) dalam keperawatan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah yang muncul yaitu diantaranya :
1. Apakah pengertian kepemimpinan ?
2. Apa sajakah gaya kepemimpinan ?
3. Apa sajakah peran dan fungsi pemimpin ?
4. Apakah perbedaan peran manajer dan pemimpin?
5. Apakah yang dimaksud dengan kepemimpinan situasional?
6. Bagaimana implikasi kepemimpinan dalam keperawatan ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas dapat kita simpulkan beberapa tujuan, diantaranya sebagai
berikut :
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
11/90
1. Mengetahui pengertian kepemimpinan.
2. Mengetahui berbagai macam tipe gaya kepemimpinan.
3. Mengetahui peran dan fungsi pemimpin.
4.
Mengetahui perbedaan peran manajer dan pemimpin.5. Mengetahui pengertian kepemimpinan situasional.
6. Mengetahui implikasi kepemimpinan dalam keperawatan.
1.4 Metode
Metode yang digunakan dalam penyusun makalah ini adalah kepustakaan yaitu dengan mencari
data-data yang menunjang materi yang berhubungan dengan konsep kepemimpinan (leadership)
dalam keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
12/90
2.1 Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinanadalahsuatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untukmencapai tujuan bersama. (Rauch & Behling, 1984, 46).
Kepemimpinan adalah sikap pribadi yang memimpin pelaksanaan aktifitas untuk mencapai tujuan
bersama. ( Rauch & Behling, 1984,46)
Kepemimpinanadalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada
kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan. (Jacobs &
Jacques, 1990, 281).
Menurut Sulvian dan Decker tahun 1989 bahwa kepemimpinan merupakan penggunaan
keterampilan seseorang dalam mempengaruhi orang lain, untuk melaksanakan sesuatu dengan
sebaik baiknya sesuai dengan kemampuannya. Kepemimpinan merupakan interaksi antar kelompok
dan proses mempengaruhi kegiatan suatu organisasi dalam mencapai tujuan. Kepemimpinan adalah
proses interpersonal yang mempengaruhi kegiatan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan.
Berdasarkan pandangan tersebut di atas dapat di simpulkan bahwa kepemimpinan merupakan
kemampuan dan kesiapan yang di miliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong,
mengajak, menuntun, menggerakkan dan kalau perlu memaksa orang lain agar dapat berbuat
sesuatu untuk mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan dalam keperawatan merupakan kemampuan dan keterampilan seorang pimpinan
perawat dalam mempengaruhi perawat lain di bawah pengawasannya untuk melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya dalam memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan sehingga tujuan
keperawatan tercapai. Setiap pimpinan mempunyai potensi yang berbeda dalam kepemimpinan,
namun keterampilan ini dapat di pelajari sehingga kemampuan kepemimpinan selalu dapat di
tingkatkan.
2.2 Berbagai Macam Tipe Gaya Kepemimpinan
Tantangan pemimpin dimasa depan semakin komplek sehingga gaya kepemimpina perlu
penyesuaian. Bila system kesehatan international maupun nasional mulai menyadari hal ini,
maka kepemimpinan efektif (effective leadersip) sangat diperlukan. Indikator indicator
kepemimpinan telah memberi petunjuk yang berguna dalam mengenali jati diri kepemimpinan
seseorang lebih mudah dari pada mendefinisikannya. Gaya kepemimpinan transaksional yang lama
berubah kearah gaya yang lebih baik yaitu transformasional leadership. Guna mempercepat
perubahan lingkungan yang menjamin pelayanan kesehatan yang efektif dan implikasinya bagi
dunia keperawatan. Transfomational leadershipmerupakan peluang yang baik bagi para pemimpin
perawat yang telah lama mengembangkan kemampuan berkomunikasi efektif. Hal ini akan
mempermudah dan mempercepat dalam mengantisipasi perubahan. Peran kepemimpinan dalam
keperawatan menjadi semakain penting untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, Bila
seorang pemimpin mengembangkan kemampuan interpersonal relationshiptermasuk sikap mau
mendengar dan memperhatikan pasien dan staf, mereka merasa dihargai dan responnya akan
memberikan pelayanan yang lebih baik. Jadi, peran management dan pendidikan dalam
mengembangkan kepemimpinan dalam keperawatan, bahwa manajer memiliki tanggung jawab
untuk menciptakan dan mendukung organisasi pembelajar (learning organization).Dilain pihak
para pendidik memiliki kesempatan untuk mengembangkan perawat pemimpin (Nurse leader).
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
13/90
Drucker (1996) menyatakan pemimpin yang efektif akan bersikap dengan cara yang sama, dan
pertanyaan yang muncul adalah apa yang perlu dilakukan? dan apa yang bisa kukerjakan untuk
membuat sesuatu menjadi berbeda? Maka kepemimpinan itu bukan menyangkut tentang sifat-sifat
atau ketrampilan semata tetapi lebih kepada sikap atau attitudeyang ditunjukkan dalam
perilakunya. (West-Burnhan, 1997). Hal tersebut juga didasarkan atas atas pandangan interaksional
tentang leadership (King & Cunninghan,1995) dimana leader dan pengikutkanya bersepakat untukterlibat sebagai kelompok yang berproses. Leader membutuhkan pengikut hanya sebanyak atau
sejumlah sesuai dengan kebutuhan pengikut terhadap leader. Sebagaimana telah dibahas
sebelumnya kepemimpinan digambarkan sebagai interaksional terbaik yang melibatkan pemimpin
dan pengikut. dalam suatu proses. King & Cunningham (1995) menyatakan bahwa pendekatan
interaksional ini dapat digambarkan dalam dua type atau gaya.
Gaya kepemimpinan cenderung sangat bervariasi dan berbeda-beda yang dapat di klasifikasikan
berdasarkan aspek yaitu :
1. Aspek Prilaku:
a. Kepemimpinan positif
Mempunyai pandangan bahwa orang pada hakikatnya bersedia melakukan pekerjaan dengan baik
bila di beri kesempatan dan dorongan yang cukup. Oleh karena itu, pimpinan harus member
motivasi memperhatikan dan menyediakan sarana serta memperhatikan beban kerja yang ada.
b. Kepemimpinan negative
Mempunyai pandangan bahwa orang harus dipaksa untuk bekerja, sehingga pimpinan memotivasi
dengan menciptakan rasa takut, sering memberikan hukuman dan sangsi.
2. Aspek Kekuasaan dan Wewenang:
a. Otoriter (otokratik)
Pemimpin berorientasi pada tugas yang harus segera di selesaikan, menggunakan posisi dan power
dalam memimpin. Pemimpin menentukan semua tujuan dan pengambilan keputusan. Pada gaya
kepemimpinan ini motivasi yang dilakukan dengan memberikan reward dan punishment.
b. Demokratis
Pemimpin menghargai sifat dan kemampuan tiap staf. Menggunakan pribadi dan posisi untuk
mendorong munculnya ide dari staf serta memotivasi kelompok untuk menentukan tujuan sendiri.
Oleh karena itu mereka didorong untuk membuat rencana, melaksanakan dan melakukan
pengontrolan sesuai dengan yang di sepakati.
c. Parsifatif
Merupakan gabungan antara otokratik dan demokratik yaitu pimpinan menyampaikan hasil analisa
dari masalah dan mengusulkan tindakannya kepada bawahannya. Untuk itu, staf diminta saran dan
kritik yang selanjutnya keputusan akhir dilakukan bersama-saman.
d. Bebas tindak (laisez-faire)
Pimpinan hanya sebagai official, staf yang menentukan sendiri kegiatan yang akan dilaksanakan
tanpa pengarahan, supervise dan koordinasi. Sehingga kendasli yang dilakukan pimpinan sangatminimal dan hanya bersifat laporan.
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
14/90
Gaya kepemimpinan manapun yang akan digunakan dalam menjalankan proses kepemimpinan akan
sangat bergantung oleh situasi dan kondisi yang dihadapi. Berbagai pengalaman yang akam
menunjukan gaya manakah yang paling tepat digunakan dan bilamana perlu dilakukan modivikasi
dengan memadukan dan mengkombinasi berbagai gaya kepemimpinan yang ada.
2.3 Peran dan Fungsi Pemimpin
2.3.1. Peran pemimpin:
Tanpa mengecilkan arti dari pemimpin, pemimpin yang tekah ditentukan, kebanyakan
faktor yang menetapkan seseorang menjadi pemimpin meliputi masalah : kepribadian, kecakapan
dari yang bersangkutan yang mampu membangkitkan inspirasi para pengikuti serta faktor-faktor lain
yang dapat ditampilkan seseorang. karena faktor-faktor tersebut orang-orang akan rela dan
mengakui ia sebagai pemimpin mereka.
Ada pepatah atau ungkapan bijak " apabila tidak mampu menjadi pemimpin diri sendiri, maka ia
otomatis tidak bisa menjadi pemimpin bagi orang lain". Dalam kedudukannya sebagai pemimpin ia
akan menjalankan peran dan kerja yang multikompleks sehingga ia selain harus mampu
menyelesaikan sendiri juga terkadang harus mendelegasikan sebagian lainnya kepada para
pembantunya sesuai dengan peran dan fungsi masing-masing.
Tentunya dalam menghadapi masalah-masalah yang ada, guna mendapatkan penyelesaian yang
baik perlu adanya suatu perencanaan. Suatu perencanaan yang baik tentu saja lahir dari pandangan,
pertimbangan, kemampuan menganalisis dampak baik buruknya dari sebuah penyelesaian yang
akan dibuat. Sehingga hal ini tentu saja membutuhkan kecakapan, kepintaran dan penguasaan yang
menyeluruh dan komprehensif dari sang pemimpin.
Ketajaman berpikir , bertindak dan menganalis masalah tentu saja dibutuhkan oleh para
bawahan atau orang yang dipimpinnya karena hal itulah yang membedakan seseorang yang
dipimpin dan yang memimpin. Karena orang yang dipimpin cenderung sudah menyerahkan
wewenang yang seluas-luasnya bagi pemimpinnya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
timbul pada mereka.
2.3.2. Fungsi Kepemimpinan
Kepemimpinan yang efektif akan terwujud apabila dijalankan sesuai dengan fungsinya. Fungsikepemimpinan itu berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan
kelompok/organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam
dan bukan di luar situasi itu. Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian di dalam situasi sosial
kelompok/oreganisasinya.
Pemimpin yang membuat keputusan dengan memperhatikan situasi sosial kelompok
organisasinya, akan dirasakn sebagai keputusan bersama yang menjadi tanggung jawab bersama
pula dalam melaksanakannya. Dengan demikian akan terbuka peluang bagi pemimpin untuk
mewujudkan fungsi-fungsi kepemimpinan sejalan dengan situasi sosial yang dikembangkannya.
Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi sebagai berikut :
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
15/90
1. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction)
dalam tindakan atau aktivitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang
dipimpinnya.
2. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan
orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok/organisasi,
yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijaksanaanpemimpin.
Berdasarkan kedua dimensi itu, selanjutnya secara operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok
kepemimpinan. Kelima fungsi kepemimpinan itu adalah :
a. Fungsi Instruktif
Fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai pengambil keputusan
berfungsi memerintahkan pelaksanaanya pada orang-orang yang dipimpinnya.
Fungsi ini berarti juga keputusan yang ditetapkan tidak akan ada artinya tanpa kemampuan
mewujudkan atau menterjemahkannyamenjadi instruksi/perintah. Selanjutnya perintah tidak akan
ada artinya jika tidak dilaksanakan. Oleh karena itu sejalan dengan pengertian kepemimpinan,
intinya adalah kemampuan pimpinan menggerakkan orang lain agar melaksanakan perintah, yang
bersumber dari keputusan yang telah ditetapkan.
b. Fungsi Konsultatif
Fungsi ini berlansung dan bersifat komunikasi dua arah , meliputi pelaksanaannya sangat tergantung
pada pihak pimpinan. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerap
kali memerlukan bahan pertimbangan, yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang
yang dipimpinnya. Konsultasi itu dapat dilakukan secara terbatas hanya dengan orang-orang
tertentu saja, yang dinilainya mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukannya dalam
menetapkan keputusan.
Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelahkeputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk
memperoleh masukan berupa impan balik (feed Back) yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki
dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.
Dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat diharapkan keputusan pimpinan, akan mendapat
dukungan dan lebih mudah menginstruksikannya, sehingga kepemimpinan berlansung efektif. Fungsi
konsultatif ini mengharuskan pimpinan belajar menjadi pendengar yang baik, yang biasanya tidak
mudah melaksanakannya, mengingat pemimpin lebih banyak menjalankan peranan sebagai pihak
yang didengarkan. Untuk itu pemimpin harus meyakinkan dirinya bahwa dari siapa pun juga selalu
mungkin diperoleh gagasan, aspirasi, saran yang konstruktif bagi pengembangan kepemimpinanya.
c. Fungsi Partisipasi
Fungsi ini tidak sekedar berlangsung dan bersifat dua arah, tetapi juga berwujud pelaksanaan
hubungan manusia yang efektif, antara pemimpin dengan sesama orang yang dipimpinnya, baik
dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya.
Fungsi partisipasi hanya akan terwujud jika pemimpin mengembangkan komunikasi yang
memungkinkan terjadinya pertukaran pendapat, gagasan dan pandangan dalam memecahkan
masalah-masalah, yang bagi pimpinan akan dapat dimanfaatkan untuk mengambil keputusan-
keputusan.sehubungan dengan itu musyawarah menjadi penting, baik yang dilakukan melalui rapat-
rapat mapun saling mengunjungi pada setiap kesempatan yang ada.musyawarah sebagai
kesempatan berpartisipasi, harus dilanjutkan berupa partisipasi dalam berbagai kegiatan
melaksanakan program organisasi.
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
16/90
d. Fungsi Delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan limpahan wewenang membuat/menetapkan keputusan,
baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi ini mengharuskan
pemimpin memilah-milah tugas pokok organisasi dan mengevaluasi yang dapat dan tidak dapat
dilimpahkan pada orang-orang yang dipercayainya. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti
kepercayaan, pemimpin harus bersedia dapat mempercayai orang-orang lain, sesuai dengan
posisi/jabatannya, apabila diberi pelimpahan wewenang. Sedang penerima delegasi harus mampu
memelihara kepercayaan itu, dengan melaksanakannya secara bertanggung jawab.
Fungsi pendelegasian harus diwujudkan seorang pemimpin karena kemajuan dan perkembangan
kelompoknya tidak mungkin diwujudkannya sendiri. Pemimpin seorang diri tidak akan dapat berbuat
banyak dan bahkan mungkin tidak ada artinya sama sekali. Oleh karena itu sebagian wewenangnya
perlu didelegasikan pada para pembantunya, agar dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
e. Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian merupakan fungsi kontrol. Fungsi ini cenderung bersifat satu arah,
meskipun tidak mustahil untuk dilakukan dengan cara komunikasi secara dua arah. Fungsipengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses atau efektif mampu mengatur
aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan
tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Sehubungan dengan itu berarti fungsi pengendalian
dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan. Dalam
kegiatan tersebut pemimpin harus aktif, namun tidak mustahil untuk dilakukan dengan
mengikutsertakan anggota kelompok/organisasinya.
Pendapat lain tentang peran kepemimpinan adalah seperti yang diungkapkan oleh Emmett C
Murphy (1998) dalam bukunya yang berjudul IQ Kepemimpinan yaitu bahwa peran kepemimpinan
antara lain terbagi kedalam :
1. Pemilih
2. Penghubung
3. Pemecah Masalah
4. Evaluator
5. Negosiator
6. Penyembuh
7. Pelindund
8. The Synergizer
Fungsi-fungsi kepemimpinan yang hakiki menurut Sondang P Siagian (1994:47-48) adalah
1. Pemimpin selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha pencapaian tujuan,
2. Wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak-pihak di luar organisasi,
3. Pemimpin selaku komunikator yang efektif,
4. Mediator yang andal khususnya dalam hubungan ke dalam, terutama dalam menangani situasi
konflik,
5. Pemimpin selaku integrator yang efektif, rasional, objektif, dan netral.
6. Selaras dengan pendapat tersebut di atas, Kartini Kartono (1994: 81) mengemukakan bahwa fungsi
kepemimpinan adalah: Memandu, menuntun, membimbing, membangun, memberi atau
membangun motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan komunikasi yang baik,
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
17/90
memberikan supervisi/pengawasan yang efisien, dan membawa pengikutnya kepada sasaran yang
ingin dituju sesuai dengan ketentuan waktu dan perencanaan.
Dengan demikian, pemimpin pada era mendatang adalah orang dengan karakteristik tersebut, yang
dapat memimpin juga menjadi pengikut, menjadi sentral dan marginal, menjadi hirarkial di atas dan
di bawah, dan menjadi individualistis dan pemain tim. Pemimpin era mendatang adalah seseorang
yang menciptakan suatu budaya atau sistem nilai yang berpusat pada prinsip-prinsip seperti
pemberdayaan, kepercayaan, ketulusan, pelayanan, persamaan, keadilan, integritas, kejujuran,
dan self evidence.
Harold Koontz dan Cyril ODonnell dalam buku Princples of Management mengemukakan sifat -sifat
kepemimpinan sebagai berikut :
1. Memiliki kecerdasan melebihi orang-orang yang dipimpin
2. Mempunyai pelatihan terhadap kepentingan yang menyeluruh
3. Memiliki kelancaran berbicara
4. matang dalam berpikir dan emosi
5. Memiliki dorongan yang kuat dari dalam untuk memimpin
6. Memahami/menghayati kepentingan kerjasama.
Ordway Tead dalam buku The Art of Leadership, mengemukakan syarat kepemimpinan seperti
dibawah ini:
1. Kuat Jasmaniah dan Rukhaniah
2. Besemangat untuk mencapai tujuan
3. Bergairah dala pekerjaan
4. Ramah-tamah
5. Jujur dapat dipercaya
6. Memiliki kemahiran teknis7. Sangggup mengambil keputusan
8. Cerdas
9. Memiliki keahlian mengajar
10. Setia terhadap organisasi
Menurut Henry Fayol dalam karyanya yang berjudul: General Industrial management,
mengemukakan syarat-syarat kepemimpinan seperti dibawah ini :
1. Sehat jasmaniah-rohaniah (energy)
2. Keseimbangan/ kemantapan perasaan (emosional stability)
3.
Pengetahuan tentang hubungan kemanusiaan ( Knowlwdge of human relations)
4. Dorongan pribadi (personal motivation)
5. Kecakapan berkomunikasi/ berhubungan(communicative skill)
6. Kecakapan mengajar (teaching ability)
7. Kecakapan bergaul ( social skill)
8. Kemampuan teknis (tehnical competence)
2.4 Perbedaan Peran Manajer dan Pemimpin
Pada masa lampau tidak ada perbedaan antara istilah management dengan Leadership.
Keduanya diartikan sinonim (Trofino, 1993). Manager dibayangkan sebagai leader.Menurut sejarah,
masa kepemimpinan muncul padaabad 18.Banyak teori tentang pengertian kepemimpinan
(leadership) yang diuarakan oleh para pakar sejak beberapa abad dan banyak pula yang
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
18/90
menggambarkan asumsi bahwa kepemimpinan dihubungkan denganproses mempengaruhi orang
baik individu, kelompok maupun masyarakat. John C. Maxwell mengatakan bahwainti
kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut (followers). Peran pemimpin
dan kepemimpinannya sering rancu dengan peran manajer. Pemimpin yang baik adalah membantu
atau menolong orang lain untuk berubahserta menemukaninovasiuntuk menghadapi tantangan..
Kepemimpinan merupakan inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapaitujuannya jikaada pemimpin yang efektif. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang
pemimpin yang memiliki jati diri sebagai pemimpin.
Manajer direfleksikan melalui hirarkhi yang kuat dimana kekuasan dan kewenangan ditentukan
suatu posisi yang disandangnya dalam suatu organisasi. Kerancuan ini disebabkan kurangnya
kejelasan peran dan fungsi dari keduanya. Pengertian manajemen dan leadership secara konsep
terpisah dan kini menjadi lebih jelas, mendefinisikan kepemimpinan lebih sulit, tetapi bila diteliti
perbedaan antara manager dan leader dikatakan bahwa manajer mengarah kepada kekuatan
legimitasi dan kontrol sedangkan leadership concern terhadap pemberdayaan empowerment
(Sofarrely & Brown,1998). Peran manager menjalankan organisasi sementara itu peran leader
melakukan perubahan (Posner&Kouzes, 1998). Benis (1990) menyatakan bahwa leader adalah orang
yang mengerjakan sesuatu yang benar do the right thing sedangkan manager adalah orang yang
mengerjakan sesuatu dengan cara yang benar do thing rightdan point dari keduanya didasarkan
atas perbedaan nilai (values). Bertolak dari pemikiran tersebut definisi dari leadershp menjadi
berubah tanpa batas (Lancaster 1999). Contoh: bila anda percaya bahwa leadership adalah sifat
bawaan sejak lahir, atau kontras dengan pendapat menyatakan bahwa kepemimpinan dapat
dipelajari dan dipikirkan, maka anda akan menjadi tenang untuk mendefinisikan dan
menghubungkanya dengan pengembangan aspek-aspek tentang kemimpinan. Sofarelli & Brown
(1998) mengidentifikasi perbedaan peran antara manager dan leader dalam matrik dibawah ini:
PERBEDAAN PERAN ANTARA MANAGER DAN LEADER
MANAGER LEADER
Menciptakan stabilitas Bersikap proaktif
Melakukan kontrol Memiliki integritas
Menyelesaikan tugas Pendekatan dan kuat dengan prinsip.
Berpegang pada kewenangan sesuai
dengan posisinya
Mendorong perubahan dan menghadapi
tantangan status quo
Merencanakan, mengorganisir dan melakukan
kontrol terhadap sumber daya
Menginspirasi pengikut
Menetukan kebijakan dan prosedure Memiliki visi ( visioner)
Mengikuti peraturan/hirarkhi Bersedia mengambil resiko
Mengutamakan organisasi dari pada staff Menghargai nilai-nilai
Mengembangkan hubungan baik
Berkomunikasi secara efektif
Tidak menggunakan kekuatan berdasarkan
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
19/90
posisi jabatan atau kewenangannya
Memberdayakan orang lain
Selain memahami perbedaan peran antara manager dan pemimpin, maka lebih jauhdapat didentifikasi indikator-indikator dapat dipergunakan untuk mengenali kepemimpinannya.Bila
seorang leader telah dikenali, timbul pertanyaan apakah orang ini dilahirkan sebagai leader atau
berpikir seperti seorang leader? .atau pertanyaan diganti menjadi apakah orang ini membuat
saya mengetahui bahwa dia seorang leader?Jawaban ini terletak pada indikator indikator
seorang pemimpin. Bertolak dari pemikiran tersebut definisi dari leadershp menjadi berubah tanpa
batas (Lancaster 1999). Contoh: bila anda percaya bahwa leadership adalah sifat bawaan sejak lahir,
atau kontras dengan pendapat menyatakan bahwa kepemimpinan dapat dipelajari dan dipikirkan,
maka anda akan menjadi tenang untuk mendefinisikan dan menghubungkanya dengan
pengembangan aspek-aspek tentang kemimpinan. Sofarelli & Brown (1998) mengidentifikasi
indikatorindikator kepemimpinan antara lain:
Leaders memiliki pengikut
Leaders memiliki prinsip dan bekerja secara ethis
Leaders memiliki visi yang besar dan kuat ( kepemimpinan visioner)
Leaders mampu mengkomunikasikan visinya
Leaders memiliki tanggung jawab dan akuntabilitas
Leaders berhasil melakukan perubahan dan piawai dalam pengambilan keputusan
Leaders menghargai orang dan memfasilitasi pengembangan orang lain
Pemimpin mengkomunikasikan visinya, bekerja mencapai visi dengan cara-cara ethis, sertamenghargai nilai-nilai orang disekitarnya, menginspirasi dan memotivasi pengikutnya. Para
pengikutnya berespon serta dapat membangkitkan semangat menghadapi tantangan yang mereka
hadapi, karena pengikut mempercayainya dan yakin bahwa visi atau mimpi besar yang
digantungkan pemimpinnya akan dapat tercapai.
2.5 Pengertian Kepemimpinan Situasional
Paul Hersey & Kenneth H. Blanchard menyatakan kepemimpinan situasional dapat diterapkan
dalam berbagai jenis organisasi seperti usaha, industri, pemerintahan, militer, pendidikan bahkan
keluarga. Konsep kepemimpinan situasional dapat diterapkan dalam situasi apapun, dimana terjadi
orang-orang berusaha mempengaruhi perilaku orang lain. Konsep dasar kepemimpinan
situasional tidak ada satu cara terbaik untuk mempengaruhi perilaku orang lain, faktor kunci dalam
penerapannya terletak pada kemampuan penilaian tingkat kematangan pengikut. Dalam
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
20/90
kepemimpinan situasional tersirat adanya ide bahwa seorang pemimpin seyogyanya membantu
bawahan untuk menumbuhkan kematangan sejauh yang dapat dan mau dilakukan.
David.C. McClelland melalui suatu peneliliannya, menemukan bahwapertama,orang -orang
yang memiliki motivasi tinggi, memiliki karakteristik tertentu yang sama yaitu termasuk memiliki
kemampuan untuk menyusun tujuan tinggi tetapi masih terjangkau, lebih menekankan prestasi
pribadi dari pada imbalan atas keberhasilan dan keinginan untuk memperolehfeedback atas tugas
yang sudah dilakukan. Keduadalam hubungannya dengan pendidikan dan atau pengalaman
dikatakan tidak ada perbedaan konseptual dari keduanya, orang dapat memperoleh kematangan
melalui tugas tertentu melalui pengalaman atau pendidikan atau kombinasi
keduanya. Ketiga pendidikan dan atau pengalaman mempengaruhi kemampuan dan motivasi
berprestasi dan selanjutnya akan mempengaruhi kemauan Membahas konsep kematangan dalam
hubungannya dengan kemampuan dan kemauan harus dilihat sebagai konsep dalam dua dimensi.
yaitu:
1. Kematangan pekerjaandiartikan sebagai kemampuan untuk melakukan sesuatu yang berkaitan
dengan pengetahuan dan ketrampilan. Orang-orang yang memiliki kematangan pekerjaan tinggi
dalam bidangnya, memiliki pengetahuan, kemampuan dan pengalaman untuk melaksanakan tugas-tugas yang diberikan tanpa arahan dari orang lain.
2. Kematangan psikologisberhubungan dengan kemauan atau motivasi untuk melakukan
sesuatu. Hal ini terkait dengan rasa yakin atau keikatan. Orang yang sangat matang secara
psikologis memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dan keyakinan terhadap diri sendiri serta
merasa mampu mengerjakan pekerjaannya. Pada umumnya orang-orang ini sangat menyenangi
pekerjaannya dan menganggap pengawasan yang ketat atau arahan/dorongan tidak perlu dilakukan
terhadap dirinya karena telah yakin dengan tugas/pekerjaannya.
Kadar kematangan pengikut tidak sama, dalam hal ini dapat dipilah Kepemimpinan situasional
didasarkan atas hubungan antara:
a. Kadar bimbingan dan arahandisebut sebagai perilaku tugas yang diberikan pemimpin. Prilaku tugas
adalah kadar sejauh mana seorang pemimpin menyediakan arahan kepada para pengikutnya,
dengan cara memberitahukan kepada staf apa, kapan dan bagaimana melakukannya, dalam hal ini
pemimpin harus menyusun tujuan dan menetapkan peranan mereka.
b. Kadar dukungan sosioemosional disebut dengan perilaku hubungan yang disediakan pemimpin;
perilaku hubungan adalah kadar sejauhmana pemimpin melakukan hubungan dua arah dengan para
pengikutnya, menyediakan dukungan, dorongan dan sambaran-sambaran psikologis seperti pujian
yang bermakna yang memudahkan perilaku. Terkait dengan itu, pemimpin seyogyanya aktif
menyimak dan mendukung upaya pengikutnya dalam pelaksanaan pekerjaan.
c. Level kesiapan (kematangan)yang ditunjukkan oleh pengikut (bawahan) dalam pelaksanaan tugas,fungsi dan tujuan tertentu. Untuk menentukan dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai
dapat dipilah kontinum kematangan kedalam empat level: kematangan rendah (M1), rendah
kesedang (M2), sedang ketinggi (M3) dan tinggi (M4). Konsep ini dikembangkan bagi orang-orang
yang sedang melakukan proses kepemimpinan dan menjelaskan hubungan antara gaya
kepemimpinan yang efektif dengan level kematangan pengikut. Gaya kepemimpinan disesuaikan
bagi masing-masing level kematangan yang terkait dengan perilaku tugas dan perilaku hubungan.
Untuk menentukan gaya kepemimpinan yang akan diterapkan terhadap orang lain dalam situasi
tertentu, maka harus diperhatikan beberapa hal:
1) Mengidentifikasi bidang-bidang aktifitas yang berbeda-beda dalam organisasi..
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
21/90
2) Mengidentifikasi dan menetukan level kematangan orang atau kelompok kerja tertentu (
mendiagnosis level kematangan)
3) Memutuskan gaya kepemimpinan yang sesuai bagi orang atau kelompok yang bersangkutan dalam
masing-masing bidang pekerjaannya.
Apabila tiga hal diatas telah ditentukan, maka penyesuaian gaya kepemimpinan yang diakukan perludikaitkan dengan level kematangan masing-masing individu atau kelompok. Masing-masing gaya
kepemimpinan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Memberitahukan (Telling) adalah gaya direktive ( G1) yang dilakukan pada level kematangan
pengikut yang rendah, yitu orang-orang yang tidak mampu dan tidak mau (M1) memikul tanggung
jawab, dengan kata lain tidak kompeten atau tidak yakin melakukan sesuatu (pekerjaan). Gaya ini
menyediakan arahan yang spesifik, mendetail, apa, kapan dan bagaimana pekerjaan dilakukan. Gaya
ini disebut sebagai perilaku tinggi tugas dan rendah hubungan.
2) Menjajakan (Selling) adalah gaya menjajakan (G2) dilakukan bagi pengikut dengan tingkat
kematangan rendah kesedang (M2) yaitu orang yang tidak mampu tetapi mau memikul tanggung
jawab. Pemimpin melakukan komunikasi dua arah memberikan penjelasan sehingga secarapsikologis pengikut merasa memiliki andil dalam perilaku yang diinginkan. Gaya ini disebut sebagai
perilaku tinggi tugas dan tinggi hubungan.
3) Mengikut sertakan (Participating) adalah gaya partisipatif (G3) disediakan bagi pengikut yang
mampu tetapi tidak mau memikul tanggung jawab (M3)Ketidak mauan mereka seringkali disebabkan
karena tidak yakin atau tidak merasa aman. Namun ketidak mauan mereka bisa disebabkan oleh hal
lain yaitu motivasi. Saluran komunikasi dua arah perlu disediakan pada level kematangan ini unntuk
mendukung upaya pengikut menggunakan kemampuannya. Gaya partisipatf yang suportif tetapi
tidak direktif kemungkinan efektifitasnya akan lebih tinggi pada level kematangan ini, karena
pemimpin dan pengikut berbagi tanggung jawab dalam pengambilan keputusan. Gaya ini disebut
sebagai perilaku tinggi hubungan dan rendah tugas.
4) Mendelegasikan (delegating) dilakukan bagi pengikut dengan tingkat kematangan tinggi adalah
pengikut yang mampu, mau, atau yakin untuk memikul tanggung jawab (M4). Terhadap pengikut
dengan level kematangan ini. Gaya kepemimpinan yang disediakan berprofil rendah (G4), pemimpin
menyediakan arahan dan dukungan rendah, dimana pengikut diidentifikasi mampu melaksanakan
sendiri pekerjaannya mulai perencanaan, pelaksanaan pekerjaan dan menagambil keputusan hal
mengapa, kapan dan dimana dilaksanakan. Pengikut pada level ini secara psikologis matang oleh
karena itu tidak memerlukan kadar komunikasi dua arah terkait pekerjaannya. Gaya ini disebut
perilaku rendah tugas dan rendah hubungan. Namun dalam perjalanan kehidupan berbagai faktor
psikologis dapat berpengaruh dan sangat mungkin menurunkan level kematangan pengikut, dalam
hal ini pemimpin kembali menilai level kematangan yang telah dimiliki dan penyesuaian gaya
kepemimpinan relevan dengan level kematanangan saat ini perlu dilakukan.
Secara ringkas dapat diuraikan perilaku keempat perilaku kepemimpinan sebagai brikut:
1. Memberitahukan (G1) adalah memberikan intruksi spesifik dan menyelia pelaksanaan pekerjaan
secara seksama.
2. Menjajakan (G2) adalah menjelaskan keputusan dan memberi kesempatan pengikut memperoleh
kejelasan
3. Mengikutsertakan (G3) melakukan tukar menukar ide dan memudahkan dalam pengambilan
keputusan.
4. Mendelegasikan (G4) mencakup mendelegasikan tanggung jawab pengambilan keputusan danpelaksanaan pekerjaan.
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
22/90
Dalam konsep kepemimpinan situasional ganjaran dengan penguatan positif (positive
reinforcement) serta dukungan sosioemosional perlu diberikan kepada pengikut pada level rendah
atau kurang matang dan mencapai level kematangan yang lebih tinggi. Apakah kepemimpinan
situasional dapat diterapkan secara berhasil? Suatu studi yang dilakukan A. Gumpert`dan
Ronald.K.Hambelton (1974) terhadap enam puluh lima manajer dalam bidang penjualan, pelayanan
administrasi dan staf fungsional menyimpulkan hasil studi mereka sbb:
1) Pertama, para manajer yang sangat efektif menunjukkan bahwa mereka memiliki pengetahuan lebih
banyak dan lebih sering menerapkannya kepemimpinan situasional dari pada manajer yang kurang
efektif
2) Kedua, semua manajer yang ikut serta dalam studi tersebut melaporkan bahwa menerapkan
kepemimpinan situasional meskipun tidak terlalu sering. Penemuan ini menunjukkan bahwa
pelatihan kepemimpinan situasional telah memiliki dampak subtansial pada pekerjaan.
2.6 Implikasi Kepemimpinan Dalam Keperawatan
Implikasi Kepemimpinan :
Ada bawahan yang menerima proses pengarahan dan menentukan status atasan
(pimpinan)
Ada kekuasaan yang tidak seimbang (pimpinan berkuasa memberi perintah langsung
kepada bawahan, sebaliknya bawahan tidak berkuasa memerintah pimpinan)
Ada Pengaruh dan Motivasi yang Efektif (pimpinan bukan hanya sekedar memberi
perintah tetapi harus mampu mempengaruhi bawahan untuk melaksanakan tugas dan
tanggungjawab dengan tepat)
Ada batasan kelompok orang (organisasi) yang efisien (ramping, sinergi dan
inovatif)
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Kepemimpinan yang Efektif :
1. Memiliki kepribadian universal yang tinggi
2. Memeperlihatkan perilaku kepemimpinan dalam kelompok yang merasakannya
3. Menemukan inovasi yang dapat melengkapi teori kepemimpinan yang terdahulu
4. Memperhatikan ciri-ciri kepribadian yang spesifik dari seorang pemimpin dengan
sudut pandang yang berbeda
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
23/90
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan dalam keperawatan merupakan kemampuan dan keterampilan seorang
pimpinan perawat dalam mempengaruhi perawat lain di bawah pengawasannya untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam memberikan pelayanan dan asuhan
keperawatan sehingga tujuan keperawatan tercapai.
Gaya kepemimpinan manapun yang akan digunakan dalam menjalankan proses kepemimpinan
akan sangat bergantung oleh situasi dan kondisi yang dihadapi. Berbagai pengalaman yang akam
menunjukan gaya manakah yang paling tepat digunakan dan bilamana perlu dilakukan modivikasi
dengan memadukan dan mengkombinasi berbagai gaya kepemimpinan yang ada. Tentunya dalam
menghadapi masalah-masalah yang ada, guna mendapatkan penyelesaian yang baik perlu adanya
suatu perencanaan. Suatu perencanaan yang baik tentu saja lahir dari pandangan, pertimbangan,
kemampuan menganalisis dampak baik buruknya dari sebuah penyelesaian yang akan dibuat.Sehingga hal ini tentu saja membutuhkan kecakapan, kepintaran dan penguasaan yang menyeluruh
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
24/90
dan komprehensif dari sang pemimpin. Selain memahami perbedaan peran antara manager dan
pemimpin, maka lebih jauh dapat didentifikasi indikator-indikator dapat dipergunakan untuk
mengenali kepemimpinannya.
Kepemimpinan situasional dapat diterapkan dalam berbagai jenis organisasi, dalam berbagai
situasi dimana terjadi proses orang-orang mempengaruhi perilaku orang lain Konsep dasar
kepemimpinan situasional tidak ada satupun cara terbaik untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
Faktor kunci dalam penerapan kepemimpinan situasional terletak kepada kemampuan penilaian
tingkat kematangan pengikut (bawahan) dan pemimpin melakukan penyesuaian berdasarkan
kontinum level kematangan pengikut atau bawahan.
KEPEMIMPINAN DALAM
MANAJEMEN KEPERAWATAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajer adalah seorang yang mempunyai wewenang untuk memerintah orang lain. Seorang
manajer dalam menjalankan pekerjaan dan tanggung jawabnya menggunakan bantuan orang lain
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, ia perlu memimpin pegawai,
karyawan, pekerja, atau apapun sebutannya. Tidak setiap orang yang ditunjuk sebagai pemimpinbisa menjalankan pekerjaan dengan baik. Selain itu, tidak setiap pemimpin dapat menjadi pemimpin
yang baik.
Mc. Gregor menyatakan bahwa setiap manusia merupakan kehidupan individu secara
keseluruhan yang selalu mengadakan interaksi dengan dunia individu lainnya. Apa yang terjadi
dengan orang tersebut merupakan akibat dari perilaku orang lain. Sikap dan emosi dari orang lain
mempengaruhi orang tersebut. Bawahan sangat tergantung pada pimpinan dan berkeinginan untuk
diperlakukan adil. Suatu hubungan akan berhasil apabila dikehendaki oleh kedua belah pihak.
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
25/90
Bawahan memerlukan rasa aman dan akan memperjuangkan untuk melindungi diri dari
ancaman yang bersifat semu atau yang benar - benar ancaman terhadap tidak terpenuhinya
kebutuhan dalam situasi kerja.
Atasan / pimpinan menciptakan kondisi untuk mewujudkan kepemimpinan yang efektif
dengan membentuk suasana yang dapat diterima oleh bawahan, sehingga bawahan tidak merasa
terancam dan ketakutan.
Untuk dapat melakukan hal tersebut di atas, baik atasan maupun bawahan perlu memahami
tentang pengelolaan kepemimpinan secara baik, yang pada akhirnya akan terbentuk motivasi dan
sikap kepemimpinan yang profesional.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah ini antara lain :
1. Mengetahui konsep kepemimpinan yang berisikan pengertian, kriteria Pemimpin, dan
kepemimpinan keperawatan dalam menejemen keperawatan.
2. Mengetahui teoriteori kepemimpinan dalam menejemen pelayanan kesehatan.
3. Mengetahui dan menjelaskan gaya kepemimpinan dalam manajemen keperawatan.
4. Mengetahui dan menjelaskan cirri dan ketrampilan yang harus dikuasai pemimpin yang efektif.
5. Mengetahui peran dan fungsi dari kepala ruang sebagai seorang pemimpin.
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini supaya para pembaca khususnya mahasiswa mampu
untuk :
a. Mampu mengetahui konsep dasar kepemimpinan
b. Mampu mengetahui teori kepemimpinan
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
26/90
c. Mampu mengetahui gaya kepemimpinan
d. Mampu mengetahui ciri dan ketrampilan kepemimpinan efektif
e. Mampu mengetahui peran dan fungsi kepala ruang sebagai kepemimpinan
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
27/90
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP KEPEMIMPINAN
1. Pengertian
Ada beberapa pengertian tentang kepemimpinan , antara lain :
a. Stogdill
Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau sekelompok orang
untuk mau berbuat dan mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
( Russel C Swansburg, 2000, Hal : 267 )
b. Ordway Ted
Kepemimpinan adalah perpaduan berbagai perilaku yang dimiliki seseorang sehingga orang tersebut
mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain bersedia dan dapat menyelesaikan tugas -
tugas tertentu yang dipercayakan kepadanya.
c. Georgy R. Terry
Kepemimpinan adalah hubungan yang tercipta dari adanya pengaruh yang dimiliki seseorang
terhadap orang lain sehingga orang lain tersebut secara sukarela mau dan bersedia bekerja sama
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
d. Paul Hersay, Ken Blanchord
Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau sekelompok orang
untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan dalam suatu situasi tertentu.
( H. Zaidin Ali, 2000. Hal :3-5 )
Dapat dipahami dari empat batasan di atas bahwa kepemimpinan akan muncul apabila ada
seseorang yang karena sifat - sifat dan perilakunya mempunyai kemampuan untuk mendorong oranglain untuk berpikir, bersikap, dan ataupun berbuat sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Kepemimpinan dalam konteks organisasi utamanya menekankan pada fungsi pengarahan yang
meliputi memberitahu, menunjukkan, dan memotivasi bawahan.
Di dalam keperawatan kepemimpinan merupakan penggunaan ketrampilan seorang pemimpin (
perawat ) dalam mempengaruhi perawat - perawat lain yang berada di bawah pengawasannya
untuk pembagian tugas dan tanggung jawab dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan
sehingga tujuan keperawatan tercapai. Setiap perawat mempunyai potensi yang berbeda dalam
kepemimpinan, namun ketrampilan ini dapat dipelajari sehingga selalu dapat diterapkan dan
ditingkatkan.
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
28/90
2. Kriteria Pemimpin
Menurut R.L.Khanmengemukaaan bahwa seorang pemimpin menjalankan pekerjaannya dengan
baik bila :
a. Memberikan kepuasan kebutuhan langsung para bawahannya.
b. Menyusun jalur pencapaian tujuan
c. Menghilangkan hambatanhambatan pencapaian tujuan
d. Mengubah tujuan karyawan sehingga tujuan mereka bisa berguna secara organisatoris
Menurut S.Suarli Pemimpin yang berkualitas harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Mempunyai keinginan untuk menerima tanggung jawab
b. Mempunyai kemampuan untuk perceptive insight atau persepsi introspektif
c. Mempunyai kemampuan untuk menentukan priorotas
d. Mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi
3. Kepemimpinan dan Keperawatan
Menurut Milio perawat mempunyai kapasitas kekuatan untuk mempengaruhi kebijakan masyarakat
dan menganjurkan untuk mempersiapkan langkah-langkah berikut :
a. Mengatur,
b. Melakukan pekerjaan : belajar mengerti proses politik, kelompok-kelompok penting, masyarakat,
dan kejadian tertentu,
c. Menyusun perbedaan pendapat yang bersifat memancing untuk mencocokan target peserta dengan
mengajukan pembatalan biaya, dukungan politik, kejujuran dan keadali,
d. Mendukung dan memperkuat kedudukan pembuat keputusan yang tidak mantab,
e. Menghimpun kekuatan,
f. Merangsang perdebatan masyarakat,
g. Membuat kedudukan perawat dimedia massa,
h. Memilih suatu strategi utama yang paling efektif
i. Bertindak pada saat yang tepat,
j. Mempertahankan kegiatan,
k.Memelihara format desentralisasi organisasi,
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
29/90
l. Mendapatkan dan mengembangkan data penelitian yang terbaik untuk menunjang posisi masing-
masing,
m. Mempelajari pengalaman,
n. Jangan menyerah tanpa mencoba.
Perawatdalam posisi kepemimpinan adalah paling berpengaruh.
B. TEORI KEPEMIMPINAN
1. Georgy R. Terry
a. Teori Keadaan
Kepemimpinan yang bersifat fleksibel, yang selalu menyesuaikan terhdap situasi.
b. Teori Supportif/ Partisipatif/ Demokratik
Pimpinan memberikan support kepada bawahan untuk bekerja baik.
c. Teori Sosiologi
Pemimpin membantu aktivitas pengikut dan menyelesaikan konflik organisasi dan pengikut.
d. Teori Psikologis
Pemimpin dengan berjalannya kepemimpinan meningkatkan motivasi pengikut atau bawahan.
e. Teori Otokratis
Pemimpin dengan berjalannya kepemimpinan memberikan perintah, paksaan dan tindakan (
arbiater ).
f. Teori Kelakuan Pribadi Pemimpin
Dapat ditandai dengan kontinum kepemimpinan sebagai berikut :
Kepemimpinan Berpusat Pada Pimpinan
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
30/90
MenejerialKeputusan Menejer mengambil keputusan
lalu diumumkan
Menejer tawarkan Menejer mengeluarkan ide,
keputusan, minta pendapat bawahan.
tawarkan perubahan
Menejer mengemukakan
Masalah, meminta saran
Untuk keputusan.
Menejer menetapkan
Batas-batas dan minta
keputusan kelompok
Keputusan Berpusat Pada Bawahan
2. Ki Hajar Dewantara
Trilogi kepemimpinan dari Ki Hajar Dewantara :
a. Ing ngarso sung tulodo
Di depan memberi teladan. Maksudnya seorang pemimpin harus dapat menjadikan dirinya sebagaianutan dan ikutan orangorang yang dipimpinnya.
b. Ing madya mangun karso
Ditengah menumbuhkan karsa atau kehendak ( inisiatif ), membangkitkan semangat berswakarsa
dan kreatifitas orang lain yang dipimpinnya.
c. Tut wuri handayani
Mengikuti dari belakang dengan membimbing, bahwa seorang pemimpin harus member
kesempatan dan mendorong orang orang yang dipimpinnya agar berani berjalan didepan dan
sanggup bertanggung jawab.
3. Teori Sifat ( The Traitist theory of leadership )
a. Ordway Tead
Ada 10 sifat yang perlu dimiliki seorang pemimpin :
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
31/90
1) Memiliki kekuatan fisik dan mental,
2) Paham arah dan tujuan,
3) Antuasiasme,
4) Ramah tamah dan efektif,
5) Memiliki integritas ( terpercaya ),
6) Memiliki keahlian tehnis,
7) Cepat dan tepat dalam pengambilan keputusan,
8) Cerdas,
9) Cakap mengajar,
10) Setia.
b. Jhon D. Millet
Ada 4 sifat yang perlu dimiliki oleh setiap pemimpin :
1) Kemampuan melihat perusahaan ( atau organisasi ) secara keseluruhan,
2) Kemampuan mengambil keputusan,
3) Kemampuan melimpahkan atau mendelegasikan wewenang,
4) Kemampuan menanamkan kesetiaan pada perintah.
c. George R. Terry
1) Cerdas ( intelligence )
2) Inisiatif
3) Kekuatan atau pendorong ( energy or drive )
4) Kematangan emosi ( emotional maturity )
5) Meyakinkan ( persuasive )
6) Kemahiran berkomunikasi ( communicate skill )
7) Percaya diri ( self-assurance )
8) Cerdik ( perceptive )
9) Kreatif ( creativity )
10) Berperan serta dalam pergaulan social ( social participation ).
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
32/90
d. Shri Majapahit Gajah Mada
Panca dasa kepemimpinan Gajah Mada adalah :
1) Wijnanan- sikap bijaksana,
2) Mantra Wirasebagai pembela Negara sejati,
3) Wicaksanang Nayabijaksanakemampuan menganalisan dan mengambil keputusan,
4) Matanggwanmendapat kepercayaan dari bawahan,
5) Satya Bakti Haprabhuloyal pada atasan,
6) Wajnanapandai berpidato dan berdiplomsi,
7) Sajjawopasamatidak sombong, rendah hati, manusiawi,
8) Dhirottsahabersifat rajin, kreatif,
9) Tan Lalanabersifat gembira, periang,
10) Disyacitta- jujur, terbuka,
11) Tan Satrisnatidak egois,
12) Masihi Samastha Bhuwanabersifat penyayang, cinta alam,
13) Ginong Pratidinatekun menegakkan kebenaran,
14) Sumantri- sebagai abdi Negara yang baik,
15) Anayakan Musuhmampu membinasakan lawan.
e. H. Zaidin Ali, SKM.MBA.MM
1) Tegas ( Firm )
Selalu menegakkan peraturan dengan tegas, member hadiah ( reword ) bagi yang berpartisipasi dan
hukuman ( pinishmat ) bagi yang bersalah / melanggar peraturan.
2) Adil ( Fair )
Selalu berlaku adil terhadap bawahan sesuai dengan beban kerja dan beban tanggung jawabnya.
3) Sikap berteman ( Friendly )
Bersikap keterbukaan, kebersamaan, kekeluargaan dan keakraban antara pimpinan dan bawahan.
( H. Zaidin Ali, SKM, 2000, Hal : 7-11 )
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
33/90
C. GAYA KEPEMIMPINAN
Gaya kepemimpinan dapat diartikan sebagai penampilan atau karakteristik
khusus dari suatu bentuk kepemimpinan . Ada 4 (empat) gaya kepemimpinan yang telah dikenal
yaitu: otokratis, demokratis, partisipatif dan laissez faire (Gillies, 1996).
1. Gaya Kepemimpinan Otokratis
Gaya kepemimpinan otokratis adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan kekuatan jabatan dan
kekuatan pribadi secara otoriter, melakukan sendiri semua perencanaan tujuan dan pembuatan
keputusan dan memotivasi bawahan dengan cara paksaan, sanjungan, kesalahan dan penghargaan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Wewenang mutlak terpusat pada pimpinan,
b. Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan,
c. Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan,
d. Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan,
e. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahannya dilakukan
secara ketat,
f. Prakarsa harus selalu dating dari pimpinan,
g. Tiada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan atau pendapat,
h. Tugas- tugas bagi bawahan diberikan secara instruktif,
i. Lebih banyak kritik daripada pujian,
j. Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat,
k. Pimpinan menuntut kesetiaan mutlak tanpa syarat,
l. Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman,
m. Kasar dalam bertindak,
n. Kaku dalam bersikap,
o. Tanggung jawab keberhasilan organisasu hanya dipikul oleh pimpinan.
Keuntungan : kecepatan serta ketegasan dalam pembuatan keputusan dan bertindak, sehingga
untuk sementara mungkin produktivitas dapat naik.
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
34/90
Kerugian : suasana kaku, tegang, mencekam, menakutkan sehingga dapat berakibat lebih
lanjut timbulnya ketidak puasan.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya seorang pemimpin yang menghargai karakteristik dan
kemampuan yang dimiliki oleh setiap anggota organisasi.Pemimpin yang demokratis menggunakan
kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi untuk menggali dan mengolah gagasan bawahan dan
memotivasi mereka untuk mencapai tujuan bersama.
Gaya kepemimpinan demokratis memiliki ciri- ciri sebagai berikut :
a. Wewenang pimpinan tidak mutlak,
b. Pemimpin bersedia melimpahkan sebagai wewenang kepada bawahan,
c. Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan,
d. Kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan,
e. Komunikasi berlangsung timbale balik, baik terjadi antar pimpinan dengan bawahan maupun
bawahan dengan bawahan,
f. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku perbuatan atau kegiatan bawahan dilakukan secara wajar,
g. Prakarsa dapat dating dari pimpinan maupun bawahan,
h. Banyak kesempatan bagi bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan dari pada instruktif,
i. Tugas-tugas kepada bawhan diberikan dengan lebih bersifat permintaan dar pada instruktif,
j. Pujian dan kritik seimbang,
k. Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam bats kemampuan masing-masing,
l. Pimpinan meminta kesetiaan secara wajar,
m. Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak,
n. Terdapat suasana saling percaya, saling hrmat, menghormati dan saling harga menghargai,
o. Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul bersama pimpinan dan bawahan.
Keuntungan : berupa keputusan serta tindakan yang lebih objektif, tumbuhnya rasa ikut
memiliki, serta terbinannya moral yang tinggi.
Kelemahan : keputusan serta tindakan kadangkadang lamban, rasa tanggung jawab kurang,
keputusan yang dibuat bukan merupakan keputusan yang terbaik.
3. Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Gaya kepemimpinan partisipatif adalah gabungan bersama antara gaya kepemimpinan otoriter dandemokratis dengan cara mengajukan masalah dan mengusulkan tindakan pemecahannya kemudian
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
35/90
mengundang kritikan, usul dan saran bawahan. Dengan mempertimbangkan masukan tersebut,
pimpinan selanjutnya menetapkan keputusan final tentang apa yang harus dilakukan bawahannya
untuk memecahkan masalah yang ada.
4. Gaya Kepemimpinan Laisses Faire Liberal
Gaya kepemimpinan laisses faire dapat diartikan sebagai gaya membebaskan bawahan melakukan
sendiri apa yang ingin dilakukannya. Dalam hal ini, pemimpin melepaskan tanggung jawabnya,
meninggalkan bawahan tanpa arah, supervisi atau koordinasi sehingga terpaksa mereka
merencanakan, melakukan dan menilai pekerjaan yang menurut mereka tepat.
Kepemimpinan Liberal antara lain berciri :
a. Pimpinan melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan,
b. Keputusan lebih banyak dibuat oleh para bawahan,
c. Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh para bawahan,
d. Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahannya,
e. Hampir tiada pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan, atau kegiata yang dilakukan para
bawahan,
f. Prakarsa selalu dating dari bawahan,
g. Hampir tida pengarahan dari pimpinan,
h. Peran pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok,
i. Kepentingan pribadi lebih utama daripada kepentingan kelompok,
j. Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh orang per orang.
Selanjutnya dapat dikemukan bahwa keempat gaya kepemimpinan di atas memiliki kelebihan dan
kekurangan tersendiri. Setiap gaya kepemimpinan bisa efektif dalam situasi tertentu tetapi tidak
efektif dalam situasi lainya.
Menurut (Gillies, 1996) Faktor yang menetukan efektifitas gaya kepemimpinan secara situasional
meliputi:
1. Kesulitan atau kompleksitas tugas yang diberikan,
2. Waktu yang tersedia untuk menyelesaikan tugas,
3. Ukuran unit organisasi,
4. Pola komunikasi dalam organisasi
5. Latar belakang pendidikan dan pengalaman pegawai,
6. Kebutuhan pegawai dan kepribadian pemimpin
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
36/90
Keuntungan : para anggota atau bawahan akan dapat mengembangkan kemampuan dirinya.
Kelemahan : kekacauan karena tiap pejabat bekerja menurut selera masing- masing.
D. Ciri Dan Ketrampilan Yang Harus Dikuasai Pemimpin Yang Efektif
Menurut Kadarman & Udaya Seorang pemimpin yang efektif tidak akan menggunakan kelebihannya
untuk menaklukkan orang lain, namun justru digunakan untuk mendorong bawahannya dalam
mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan yang ada.
1. Swanburg (2000) menyatakan bahwa karakteristik pemimpin yang efektif adalah sebagai berikut:
a. Intelegensi (pengetahuan, pendapat, keputusan, berbicara)
b. Kepribadian (mudah adaptasi, waspada, kreatif, kerjasama, integritas pribadi yang baik,
keseimbangan emosi dan tidak ketergantungan kepada orang lain)
c. Kemapuan (bekerjasama, hubungan antar manusia dan partisipasi sosial).
2. Fiedler (1977), dikutip dari Gillies (1996) menyatakan bahwa kepemimpinan dapat berjalan efektif
bila:
a. Kepemimpinan berganti dari satu orang ke orang lain dan berganti dari satu gaya ke gaya lainnya
seiring dengan terjadinya perubahan situasi kerja.
b. Pemimpin sebaiknya berasal dari anggota kelompok kerja, mengenal situasi kerja dan memiliki
kemampuan yang lebih tinggi dibanding anggota kelompok kerja lainnya.
3. Bennis menyatakan bahwa pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang memenuhi karakteristik
sebagai berikut:
a. Mempunyai pengetahuan yang luas dan kompleks tentang sistem manusia.
b. Menerapkan pengetahuan tentang pengembangan dan pembinaan bawahan.
c. Mempunyai kempuan menjalin hubungan antar manusia.
d. Mempunyai sekelompok nilai dan kemampuan yang memungkinkan untuk mengenal orang lain
dengan baik.
4. Merton, menguraikan kepemimpinan yang efekti dapat memenuhi 4 keadaan yaitu :
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
37/90
a. Seseorang akan mengerti apabila menerima auatu komunikasi,
b. Mempunyai pedoman apa yang harus dilakukan yang diminta oleh komunikasi tadi,
c. Percaya bahwa perilaku yang diminta adalah sesuai dengan kehendak perorangan dengan nilai yang baik,
d. Sesuai dengan tujuan dan nilai organisasi.
E. Peran Dan Fungsi Kepala Ruang Sebagai Pemimpin
Menutur Depkes RI 1994, Kepala ruangan adalah seorang tenaga perawat profersional yang diberi
tanggung jawab dan wewenang dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di satu ruang
rawat.
1. Peran Kepala Ruang
Adapun tanggung jawab kepala ruangan menurut Gillies (1994) adalah peran kepala ruangan harus
lebih peka terhadap anggaran rumah sakit dan kualitas pelayanan keperawatan, bertanggung jawab
terhadap hasil dari pelayanan keperawatan yang berkualitas, dan menghindari terjadinya kebosanan
perawat serta menghindari kemungkinan terjadinya saling melempar kesalahan.
Tanggung jawab kepala rungan dapat diidentifikasi sesuai dengan perannya meliputi:
a. Manajemen personalia/ketenagaan, meliputi penerimaan, seleksi, orientasi, pengembangan
tenaga, penilain penampilan kerja, promosi dan penyediaan ketenagaan staf keperawatan.
b. Manajemen operasional, meliputi perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan dalam
pelayanan keperawatan.
c. Manajemen kuliatas pelayan, meliputi pengembangan standar asuhan keperarawatan, program
kendali mutu, program evaluasi team dan persiapan untuk akreditasi pelayanan keperawatan.
d. Manajemen finansial, meliputi budget, cost control dalam pelayanan keperawatan.
2. Fungsi Kepala Ruang
Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000)sebagai berikut:
a. Perencanaan : dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran, kebijaksanaan, dan peraturan
peraturan : membuat perencanaan jangka pendek dan jangka panjang untuk mencapai visi, misi, dan
tujuan, organisasi, menetapkan biaya biaya untuk setiap kegiatan serta merencanakan dan
pengelola rencana perubahan.
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
38/90
b. Pengorganisasian: meliputi pembentukan struktur untuk melaksanakan perencanaan, dan
menetapkan metode
Menurut Kron (1981), ruang lingkup kegiatan kepemimpinan dalam keperawatanmeliputi:
1. Perencanaan dan pengorganisasian
2. Membuat penugasan dan memberi pengarahan
3. Pemberian bimbingan
4. Mendorong kerjasama dan partisipatif
5. Kegiatan koordinasi
6. Evaluasi hasil kerja.
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
39/90
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan adalah profesi yang terus mengalami perubahan, fungsinya lebih luas, baik sebagai
pelaksana asuhan, pengelola, ahli, pendidik, maupun peneliti keperawatan. Melihat fungsinya yang
luas sebagaimana tersebut di atas, maka perawat profesional harus dipersiapkan dengan
mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang kepemimpinan. Pemimpin keperawatan
dibutuhkan baik sebagai pelaksana asuhan keperawatan, pendidik, manajer, ahli, dan bidang riset
keperawatan.
Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau sekelompok
orang untuk mau berbuat dan mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Seorang pemimpin yang efektif tidak akan menggunakan kelebihannya untuk menaklukkan oranglain, namun justru digunakan untuk mendorong bawahannya dalam mencapai tujuan sesuai dengan
kemampuan yang ada.
B. Saran
1. Seorang pemimpin hendaknya mampu membimbing, mengarahkan dan mengayomi anggotanya
tanpa membedakan antara anggota yang satu dengan anggota yang lain,
2. Dalam proses manajemen keperwatan seharusnya melibatkan seluruh personil bukan hanya
berpusat pada pemimpin atau manajer.
3. Segala keputusan yang dibuat harus dimusyawarahkan dan harus dapat diterima oleh semua pihak
dalam manajemen keperawatan.
Dengan model kepemimpinan yang efektif ini, diharapkan di masa yang akan datang profesi
keperawatan bisa diterima dengan citra yang baik di masyarakat luas sebagai suatu profesi yang
dikembangkan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang.
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
40/90
KONSEP MANAJEMEN & KEPEMIMPINAN KEPERAWATAN
I. KONSEP MANAJEMEN
A. Pengertian :
Rumusan pengertian/ definisi/ batasan tentang manajemen banyak macamnya, yang
ditulis oleh para ahli antara lain :
1. Robert D Terry ; Manajemen adalah pencapaian tujuan-tujuan
yang yang telah ditentukan dengan Menggunakan Orang Lain.
2. Lowrence A. Appley &Mery Parket Follet; Manajemen
adalah Seni memperoleh sesuatu/ hasil melalui orang lain.
3. John O Miller; Manajemen adalah proses pengarahan
pemberian fasilitas kerja orang yang diorganisasikan dengan kelompok
formal untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
4. Jaf Stoner; Manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan & pemantauan berbagai upaya dari anggota
organisasi dengan menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi.
5. G.R Terry; Manajemen adalah suatu proses yang khas, yang
terdiri dari perencanaan, pengorganisasian penggerakan pelaksanaan &pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran
yang telah ditentukan dengan memanfaatkan sumber daya manusia &
sumber daya lainnya.
6. James A.F. Stoner; Manajemen adalah seni untuk
melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain.
7. Paul Herry; Manajemen adalah proses kerjasama dengan dan
melalui orang-orang & kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.
Dari sekian definisi-definisi manajemen tersebut di atas jika disimak maka ada
beberapa kalimat kunci yang dikandung dalam pengertian manajemen tersebut antara
lain :
1. Ada Tujuan yang harus dicapai yang sudah ditetapkan sebelumnya.
2. Manajemen suatu Proses/ aktivitas
3. Pemanfaatan orang lain
4. Suatu seni & ilmu
5. Harus ada Kerja Sama pada orang-orang dalam organisasi
6. Fungsi-fungsi manajemen
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
41/90
1. Tujuan yaitu mutlak ada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Proses (aktivitas) yaitu manajemen itu adalah suatu kegiatan/ aktivitas,
bukan hanya teori atau konsep semata.
3. Pemanfaatan orang lain yaitu manajer dalam mewujudkan keinginannya,
dia menggunakan orang lain, bukan dirinya yang melakukan pekerjaan itu.
4. Seni & Ilmu yaitu manajemen itu selain merupakan ilmu pengetahuan
yang diperankan oleh otak tapi juga merupakan seni yang diperankan oleh
perasaan, insting (pirasat), keyakinan dan cita rasa.
5. Kerja sama yaitu orang-orang yang ada dalam sebuah organisasi mutlak
harus kerja sama dalam mengembang misi dan tujuan organisasi.
6. Fungsi-fungsi manajemen yaitu proses/ aktivitas manajemen yang terdiri
dari, perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, monitoring, evaluasi, dll.
Kalau kita kembali menyimak asal kata manejemen (bhs.inggris) yaitu turunan dari
kata To Manage yang artinya mengurus atau mengatur atau tata laksana atau ketata
laksanaan, maka dengan demikian maka manajemen dapat diartikan yaitu bagaimana
cara seorang manajer mengatur, membimbing dan memimpin semua orang yang
menjadi pembatunya agar usaha yang sedang digarap dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Selain SDM, yang diatur juga adalah sumber daya lainnya seperti sarana dan
prasarana, dana (biaya), metode (cara), dll. Sehingga Sumber Daya yang ada pada
organisasi tersebut dapat lebih efisien dan efektif penggunaannya.
Di dalam mencapai tujuan organisasi :
Manajemen kesehatan: penerapan manajemen umumnya dalam sitem pel.kesehatan
masyarakat sehingga yang menjadi objek atau sasaran manajemen adalah sistem
pel.kesehatan masyarakat, manajemen keperawatan sasarannya adalah sistem
pel.keperawatan.
B. Prinsip-prinsip Manajemen
Adalah dasar-dasar atau pedoman kerja yang bersifat pokok yang tidak boleh
diabaikan oleh setiap manajer/ pimpinan.
Henry Fayol : Ada 14 macam prinsip2 manajemen yaitu :
1. Pembagian kerja yang berimbang
2. Pemberian kewenangan dan rasa tanggung jawab yang tegas dan jelas.
3. Disiplin (waktu, rencana, peraturan)
4. Kesatuan perintah (menerima hanya jenis perintah)
5. Kesatuan arah
7/22/2019 Contoh Penerapan Sistem Informasi
42/90
6. Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi.
7. Penggajian (memuaskan)
8