Pengertian Dan Contoh Penerapan Kewirausahaan

36
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang membahas tentang Pengertian Wirausaha Serta Contoh Penerapan Wirausaha Toko Sembako” . Dalam pembuatan makalah ini, kami mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada: Bapak Asriyal , S.E., M.M. yang telah memberikan kesempatan dan memberi fasilitas sehingga makalah ini dapat selesai dengan lancar. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang membantu pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan kami pada khususnya. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu kami menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata kami sampaikan terima kasih. i

description

Makalah ini dibuat untuk memahami Pengertia serta contoh penerapan Kewirausahaan

Transcript of Pengertian Dan Contoh Penerapan Kewirausahaan

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang membahas tentang Pengertian Wirausaha Serta Contoh Penerapan Wirausaha Toko Sembako.

Dalam pembuatan makalah ini, kami mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada: Bapak Asriyal, S.E.,M.M. yang telah memberikan kesempatan dan memberi fasilitas sehingga makalah ini dapat selesai dengan lancar. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang membantu pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan kami pada khususnya. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu kami menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata kami sampaikan terima kasih.

Jakarta, 18 Juni 2015

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

i

DAFTAR ISI

ii

BAB I PENDAHULUAN

1

Tujuan Pembahasan

1-2BAB II PEMBAHASAN

3

Pengertian Kewirausahaan

3

Sejarah Kewirausahaan

4-7Proses Kewirausahaan

7Tahap Tahap Kewirausahaan

7-8Faktor Faktor Motivasi Berwirausaha

8-9Sikap Wirausaha

9-12Faktor Faktor Yang Menyebabkan Kegagalan Wirausaha

12-13Jenis Kewirausahaan

13-14Kompetensi Yang Perlu Dimiliki Oleh Wirausahawan

14-15Sejarah Singkat Mengenai Hasil Wawancara

15-18Aspek Pembahasan

18-20Analisis Keberhasilan

20-21BAB III PENUTUP

21-22Kesimpulan

21-22DAFTAR PUSTAKA

22-23

BAB I

PENDAHULUAN

Kewirausahaan (Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan.Visi tersebut bisa berupa ideinovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhirdari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisirisiko atau ketidak pastian. Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan sepertiadanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.Wirausaha dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu Founders, General Managers danFranchisee.1.Founders (Pendiri Perusahaan) Seorang Founders sering dianggap sebagai wirausaha murni, karena mereka secara nyatamelakukan survei pasar, mencari dana, dan fasilitas yang diperlukan. Founders yaitu seorang investor yang memulai bisnis berdasarkan penemuan barang atau jasa baru atau yang sudah diimprovisasi. Atau dapat juga seseorang yang mengembangkan ide orang lain dalammemulai usahanya.2.General Manager yaitu seseorang yang mengepalai operasional perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.3.Franchisee yaitu seorang wirausaha yang kekuasaannya dibatasi oleh hubungan kontrak kerja denganorganisasi pemberi franchise atau franchisor. Tingkatan dalam sistem franchise terdiri atastiga bentuk. Pertama produsen (franchisor) memberikan franchise kepada penjual. Sisteminiumumnya digunakan di dalam industri minuman dingin. Tipe kedua penjualnya adalah

franchisor, contohnya pada supermarket. Tipe ketiga, franchisor sebagai pencipta atauprodusen, sedangkan franchise adalah pendiri retail seperti restoran cepat saji.Yang akan dibahas dalam makalah ini adalah wirausaha yang dilakukan oleh Founders, dengan skala yang kecil yaitu skala rumah tangga. Adapun untuk menentukan jenis usaha rumahan yang tepat, kita harus posisikan diri kita terhadap kemampuan finansial serta permodalan yang dimiliki. TUJUAN1. Pengertian Kewiraushaan

2. Sejarah singkat pengusaha sembako3. Alasan membuka usaha sembako

4. Kegagalan dalam membuka usaha

5. Solusi dalam menangani kegagalan dalam berusaha

6. Modal dalam membuka usaha sembako

7. Omset dalam usaha sembako

MANFAAT

1. Mengetahui pengertian Kewirausahaan

2. Mengetahui bagaimana cara menjalani usaha sembako yang benar

3. Mengetahui solusi dalam menangani kegagalan dalam berusaha

4. Mengetahaui omset dalam usaha sembako

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAANBerasal dari kata enterpteneur yang berarti orang yang membeli barang dengan harga pasti meskipun orang itu belum mengetahui berapa harga barang yang akan dijual. Wirausaha sering juga disebut wiraswasta yang artinya sifat-sifat keberanian, keutamaan, keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Meski demikian wirausaha dan wiraswasta sebenarnya memiliki arti yang berbeda .Wiraswasta tidak memiliki visi pengembangan usaha sedangkan wirausaha mampu terus berkembang dan mencoba usaha lainnya. Istilah lainnya yang semakna dengan wirausaha adalah wiraswasta. Istilah wiraswasta lebih sering dipakai dan lebih dikenal daripada wirausaha. Padahal, keduanya bermakna sama dan merupakan padanan dari kata entrepreneur.Kata wiraswasta berasal dari gabungan wira-swa-sta dalam bahasa sansekerta. Wira berarti utama, gagah, luhur, berani, teladan, atau pejuang; swa berarti sendiri atau mandiri; sta berarti berdiri; swasta berarti berdiri ditas kaki sendiri atau dengan kata lain berdiri di atas kemampuan sendiri.Sedangkan wirausahawan mengandung arti secara harfah, wira berarti berani dan usaha berarti daya upaya atau dengan kata lain wirausaha adalah kemampuan atau keberanian yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih kesuksesan.

Berdasarkan makna-makna tersebut, kata wiraswasta atau wirausaha berarti pejuang yang gagah, luhur, berani dan pantas menjadi teladan di bidang usaha. Dengan kalimat lain, wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai sifat-sifat kewiraswastaan atau kewira-usahaan.Ia bersikap berani unuk mengambil resiko. Ia juga memiliki leutamaan, kreatifitas, dan teladan dalam menangani usaha atau perusahaan. Keberaniannya berpijak pada kemampuan sendiri atau kemandiriannya. Pengertian lainnya menyebutkan kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi.B. SEJARAH KEWIRAUSAHAANKewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama.Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18).

Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803). Beberapa definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

Richard Cantillon (1775)Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastianJean Baptista Say (1816)Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.

Frank Knight (1921)Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan

Joseph Schumpeter (1934)Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan- perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk (1) memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru, (2) memperkenalkan metoda produksi baru, (3) membuka pasar yang baru (new market), (4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau (5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.Penrose (1963)Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.

Harvey Leibenstein (1968, 1979)Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.

Israel Kirzner (1979)Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar.

Entrepreneurship Center at Miami University of OhioKewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasila akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.

Peter F. DruckerKewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.

ZimmererKewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha). Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20 Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenal dengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer.Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan.DI Indonesia.

kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha.Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu.

C. PROSES KEWIRAUSAHAANMenurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave, proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan.Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausahawan yang besar.

Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan keluarga.D. TAHAP TAHAP KEWIRAUSAHAANSecara umum tahap-tahap melakukan wirausaha:

TAHAP MEMULAITahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising.Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa.

TAHAP MELAKSANAKAN USAHADalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.TAHAP MEMPERTAHANKAN USAHATahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi

TAHAP MENGEMBANGKAN USAHATahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.E. FAKTOR FAKTOR MOTIVASI BERWIRAUSAHACiri-ciri wirausaha yang berhasil:1. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut.

2. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.

3. Berorientasi pada prestasi.Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama.Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.

4. Berani mengambil risiko.Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.

5. Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.

6. Bertanggungjawab terhadap segala aktivitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggung jawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.

7. Komitmen pada berbagai pihak. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dijalankan, antara lain kepada: para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.

F. SIKAP WIRAUSAHADari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:DISIPLINDalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya.

Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan.

Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.

KOMITMEN TINGGIKomitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan).

Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.

JUJURKejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.

KREATIF DAN INOVATIFUntuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar.

Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.

MANDIRISeseorang dikatakan mandiri apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain.

Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.

REALISTISSeseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya. Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya.

Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.

G. FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEGAGALAN WIRAUSAHAMenurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya :1. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.

3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.

4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.

5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.

6. kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.

7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.

8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan. Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

H. JENIS KEWIRAUSAHAAN (WILLIAMSON, 1961)1. Innovating EntrepreneurshipBereksperimentasi secara agresif, trampil mempraktekkan transformasi-transformasiatraktif2. Imitative EntrepreneurshipMeniru inovasi yang berhasil dari para Innovating Entrepreneur

3. Fabian EntrepreneurshipSikap yang teramat berhati-hati dan sikap skeptikal tetapi yang segera melaksanakan peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, apabila mereka tidak melakukan hal tersebut, mereka akan kehilangan posisi relatif pada industri yang bersangkutan.

4. Drone EntrepreneurshipDrone = malas. Penolakan untuk memanfaatkan peluang-peluang untuk melaksanakan perubahan-perubahan dalam rumus produksi sekalipun hal tersbut akan mengakibatkan mereka merugi diandingkan dengan produsen lain.

Dari analisis pengalaman di lapangan, ciri-ciri wirausaha yang pokok untuk dapat berhasil dapat dirangkum dalam tiga sikap, yaitu :a. jujur, dalam arti berani untuk mengemukakan kondisi sebenarnya dari usaha yang dijalankan, dan mau melaksanakan kegiatan usahanya sesuai dengan kemampuannya. Hal ini diperlukan karena dengan sikap tersebut cenderung akan membuat pembeli mempunyai kepercayaan yang tinggi kepada pengusaha sehingga mau dengan rela untuk menjadi pelanggan dalam jangka waktu panjang ke depan

b. mempunyai tujuan jangka panjang, dalam arti mempunyai gambaran yang jelas mengenai perkembangan akhir dari usaha yang dilaksanakan. Hal ini untuk dapat memberikan motivasi yang besar kepada pelaku wirausaha untuk dapat melakukan kerja walaupun pada saat yang bersamaan hasil yang diharapkan masih juga belum dapat diperoleh.

c. selalu taat berdoa, yang merupakan penyerahan diri kepada Tuhan untuk meminta apa yang diinginkan dan menerima apapun hasil yang diperoleh. Dalam bahasa lain, dapat dikemukakan bahwa manusia yang berusaha, tetapi Tuhan-lah yang menentukan ! dengan demikian berdoa merupakan salah satu terapi bagi pemeliharaan usaha untuk mencapai cita-cita.

I. KOMPETENSI YANG PERLU DIMILIKI OLEH WIRAUSAHAWANDan & Bradstreet business Credit Service (1993 : 1) mengemukakan 10 kompetensi yang harus dimiliki, yaitu :1. knowing your business, yaitu mengetahui usaha apa yang akan dilakukan. Dengan kata lain, seorang wirausahawan harus mengetahui segala sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan dilakukan.

2. knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasi dan mengenalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi, mengadministrasikan, dan membukukan kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses dan pengelolaan semua sumberdaya perusahaan secara efektif dan efisien.

3. having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap usaha yang dilakukannya. Dia harus bersikap seperti pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif yang sunggung-sungguh dan tidak setengah hati.

4. having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya bentuk materi tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu, cukup uang, cukup tenaga, tempat dan mental.

5. managing finances effectively, yaitu memiliki kemampuan / mengelola keuangan, secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannnya secara tepat, dan mengendalikannya secara akurat.

6. managing time efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan kebutuhannya.

7. managing people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan / memotivasi, dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan perusahaan.

8. statisfying customer by providing high quality product, yaitu memberi kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat dan memuaskan.

9. knowing Hozu to Compete, yaitu mengetahui strategi / cara bersaing. Wirausaha harus dapat mengungkap kekuatan (strength), kelemahan (weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat), dirinya dan pesaing. Dia harus menggunakan analisis SWOT sebaik terhadap dirinya dan terhadap pesaing.

10. copying with regulation and paper work, yaitu membuat aturan / pedoman yang jelas tersurat, tidak tersirat. (Triton, 2007 :137 139)J. SEJARAH SINGKAT MENGENAI HASIL WAWANCARAIbu Ani merupakan pengusaha sembako di daerah Depok, Jawa Barat. Beliau menajalankan bisnis sudah sealama 24 tahun sejak tahun 1994. Sekarang Ibu Ani sudah bisa menjalankan usaha sembakonya dengan lancar. Dengan usaha sembako ini Ibu Ani bisa memenuhi segala kebutuhan rumah tangganya, baik untuk makan sehari hari sampai bisa untuk meyekolahkan anaknya. Usaha sembako yang Ibu Ani jalankan tidak mudah untuk dijalankan karena dalam menjalankan usaha bisnis ini banyak sekali halangan, rintangan bahkan pesaing yang menjadi sebuah tantangan dalam menjalankan bisnis ini.

Usaha yang dijalani oleh Ibu Ani ini bukan merupakan peluang usaha baru bahkan bisa dibilang usaha ini sudah menjamur, Begitu juga dilingkungan RT saya. Dilingkungan RT saya bukan hanya Ibu Ani yang berjualan sembako tetapi masih banyak lagi. Hanya yang membedakan ditoko beliau itu adalah variasi dari barang-barang yang dijual

Tetapi dengan tekat, kerja keras, kemauan , motivasi , rasa optimis yang tinggi Ibu Ani bisa mengahadapi segala rintangan ataupun halangan yang menghalanginya. Ibu Ani berharap usaha yang dijalankan dapat terus berjalan dengan baik dan lancar dan bisa lebih dikembangkan lagi usahanya tersebut.

Hasil Wawancara :

1.Sudah berapa lama anda membuka usaha ?Jawab: sudah 24 tahun, yaitu pada tahun 1991 saya membuka usaha toko sembako, lalu sempat berhenti ditahun 2000 dikarenakan pada saat itu kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan ditambah lagi dengan kebutuhan yang mendesak dan lokasi lingkungan yang kurang memadai. Kemudian kembali lagi di tahun 2003 untuk merintis usaha yang sama hingga sampai sekarang.

2. Mengapa anda memilih membuka usaha di bidang ini ? Jawab: Karena pada saat itu saya hanya mencari kesibukan lain dan juga mencari tambahan untuk mencukupi kebutuhan keluarga disamping saya menjadi seorang ibu rumah tangga. Dan disisi lain saya juga memang memiliki bakat di bidang wirausaha terutama dalam berdagang. Dan juga kegiatan usaha yang saya lakukan ini sebenarnya pada awalnya iseng iseng saja namun seiring berjalannya waktu usaha yang saya lakukan ini pada akhirnya banyak membuahkan hasil.3. Apakah usaha lain yang pernah anda buka ?Jawab: berdagang pakaian yaitu pada tahun 2005 saya sempat berdagang pakaian bekas dan baru di toko dan sekeliling daerah rumah saya,didalam bisnis tersebut memang mendapatkan keuntungan yang cukup besar namun memang harus memiliki bakat dalam bidang memasarkan, dan juga saya pernah membuka usaha rumah makan pada tahun 1997,memang usaha yang saya jalani ini lumayan mndapatkan keuntungan yang cukup memuaskan, namun seiring berjalannya waktu kembali lagi karna factor lokasi lingkungan yang kurang memungkinkan bisnis saya tersebut kandas ditengah jalan.

4. Apakah sebelumnya anda pernah bekerja sebagai karyawan ?Jawab: pernah, saya pernah bekerja di sebuah pabrik namun saya memilih keluar dari pekerjaan saya dikarenakan saya lebih mengurus keperluan keluarga anak dan suami.dan juga atas saran suami saya untuk meninggalkan pekerjaan saya tersebut dan mengurus keperluan anak dan suami saya. Hingga akhirnya saya memiliki kemauan untuk merintis usaha sendiri, disisi lain terkadang saya juga memang tidak ingin bekerja di perusahaan orang lain yang harus mengikuti aturan-aturan di perusahaan tersebut dan pada akhirnya saya memiliki keinginan untuk berwirausaha.

5. mengapa anda memilih keluar dari pekerjaan anda sebagai karyawan lalu memilih untuk membuka usaha ? Jawab: Karna saya disini sebagai Ibu Rumah Tangga yang mengurus anak-anak saya sedangkan suami saya bekerja sebagai pegawai negeri sipil.dan disini saya mencari pendapatan lebih dengan berdagang sembako.disamping itu saya juga sebelumnya pernah beberapa kali menjalankan bisnis pakaian dan hasilnya pun lumayan. Dan juga sebelumnya memang saya pernah menjadi karyawan di sebuah perusahaan selama kurang lebih 2 tahun disitu saya bekerja bersama teman-teman dan atasan yang membuat kita harus mengikuti peraturan yang ada di perusahaan tersebut, dan menurut saya beberapa aturan-aturan yang ada membuat saya tidak bebas untuk mengungkapkan pendapat.

6. Pernahkan Anda mengalami kegagalan dalam membuka usaha ? Jawab: Pernah,saat membuka usaha pakaian memang keuntungan yang didapatkan lumayan bayak,namun pada saat itu kondisi keuangan keluarga kami ditambah banyaknya pengeluaran yang membuat bisnis pakaian kami akhirnya berhenti karna suatu kebutuhan tertentu yang mendesak.

Kegagalan juga saat usaha sembako saya pada tahun 2000 dimana saya berhenti berdagang dikarenakan lokasi dan lingkungan yang tidak memadai ditambah lagi kondisi ekonomi yang sedang buruk.7. Apakah solusi yang anda lakukan dalam menangani kegagalan usaha dalam berbisnis ? Jawab: Yaitu dicari dan menganalisa apa yang membuat usaha kita gagal/factor apa yang menyebabkan kegagalan tersebut. Misalnya dalam usaha saya yang pernah mengalami kegagalan yaitu setelah dianalisa yaitu factor lingkungan dan uang, jadi beberapa tahun kemudian kami mencoba untuk mencari lokasi dan lingkungan yang cocok juga modal pinjaman untuk memulai usaha saya yang baru di tahun 2003.

8. Berapa modal awal anda dalam membuka usaha itu ?Jawab: modal pertama kali saat saya membuka usaha saya ini dahulu tahun 1991 adalah Rp. 15.000,00 dengan modal pinjaman dari sanak saudara dan akhirnya terlunasi juga pada tahun 1994 dengan keuntungan keuntungan yang ada. namun usaha saya ini sempat mengalami kegagalan pada tahun 2000 dikarenakan adanya kesulitan ekonomi di keluarga yang membutuhkan anggaran yang mendesak dan saya memulai usaha saya ini lagi pada tahun 2003 dengan modal pinjaman awal sebesar Rp. 3000.000 hingga akhirnya terlunasi pada tahun 2006 itupun dari hasil keuntungan usaha saya.

9. Berapakah omset anda dalam sebulan?

Jawab : kurang lebih Rp. 28.000.000 s/d 30.000.000,00 dalam sebulan.K. ASPEK PEMBAHASAN :PELUANG USAHA BARUBagi seorang yang pesimis, lingkungan yang ada hanyalah sesuatu yang tidak bergerak dan tidak berubah dari waktu ke waktu. Sedangkan wirausaha yang optimis mampu melihat lingkungan yang statis sebagai sesuatu yang bergolak dan senantiasa berubah sebagai suatu trend masyarakat yang tidak terduga.

Usaha yang dijalani oleh Ibu Ani ini bukan merupakan peluang usaha baru bahkan bisa dibilang usaha ini sudah menjamur, Begitu juga dilingkungan RT saya. Dilingkungan RT saya bukan hanya Ibu Ani yang berjualan sembako tetapi masih banyak lagi. Hanya yang membedakan ditoko beliau itu adalah variasi dari barang-barang yang dijual

PEMBIAYAANDalam hasil wawancara yang saya lakukan dengan Ibu Ani untuk modal kerja awal, untuk membuka sebuah toko sembako bekisar antara 15.000.000. Itu merupakan modal yang ia gunakan saat pertama kali. Modal tersebut didapat dari pinjamna sanak saudara. Dan pada tahun 2003 Ibu Ani mendapatkan pinjaman modal sebesar 3.000.000. Lalu bisa di lunasi pada tahun 2006Sebelum memulai usaha sembako dahulunya Ibu Ani pernah berjualan baju dan sepatu di Depok. Tetapi mengingat semua anak-anaknya membutuhkan biaya yang untuk keperluan sekolah dan karena penjualan yang tidak begitu berkembang dipasar tersebut kemudian beliau pun beralih pada usaha yang lain.

Dalam usaha ini beliau tidak memiliki sumber daya manusia. Semua pekerjaan dikerjakan bersama dengan keluarganya. Mereka semua saling bergotong royong untuk mencari sesuap nasi dan untuk membiayai pendidikan mereka.

PEMASARANMengingat usaha ini bukanlah usaha yang menciptakan dan menghasilkan produk maka tidak perlu melakukan tekhnik pemasaran. Karena barang-barang pokok adalah barang yang sehari - hari digunakan oleh konsumen otomatis ketika konsumen membutuhkan sembako pasti akan membeli kebutuhan yang mereka perlukan ditoko. Mungkin hal yang harus diperhatikan dalam pemasaran ini adalah bagaimana bersikap ramah kepada para pembeli. Itu adalah kunci menarik pembeli agar berbelanja secara terus-menerus ditoko tersebut. Lalu factor lingkungan dan uang, menjadi pengaruh besar terhadap usah yang dijalankan beberapa tahun kemudian kami mencoba untuk mencari lokasi dan lingkungan yang cocok juga modal pinjaman untuk memulai usaha saya yang baruKEPEMILIKANTempat usaha yang digunakan sekarang untuk usaha oleh Ibu Ani bukan milik pribadi melainkan sewa.

EVALUASI USAHAHasil dari usaha yang dijalani Ibu Ani Alhamdulillah lebih dari cukup, hanya satu yang perlu diperhatikan yaitu dari kelengkapan barang. Karena apabila barang yang ditanya konsumen tidak ada ditoko beliau, konsumen pun akan jera dan akan berpindah ke toko yang lain.

PENGEMBANGAN USAHAPeningkatan kuantitas dan kualitas merupakan hal yang sama pentingnya dengan aspek-aspek yang telah disinggung diatas karena dengan peningkatan kuantitas dan kualitas yang baik akan mendatangkan lebih banyak konsumen. Dalam usaha ini yang bisa ditingkatkan adalah dalam bentuk kualitas pelayanannya. Semakin bagus pelayanan , konsumen pun akan semakin tertarik untuk berbelanja. Dan Ibu Ani pun melakukan hal tersebut. dengan ramah ia melayani para pembeli sehingga pelanggan pun tidak jera untuk membeli barang dagangan beliau.

Dalam usaha yang telah ditekuni oleh Ibu Ani ini ia bisa membiaya pendidikan anak-anaknya sampai bangku kuliah serta mencukupi kebutuhan keluarganya.L. ANALISIS KEBERHASILANTerdapat 4 aspek yang terdapat dalam analisis keberhasilanKEBUTUHAN POKOKKebutuhan ini merupakan kebutuhan yang penting bagi banyak orang berikut ini adalah kebutuhan pokok yang juga sama penting bagi Ibu Ani.

a. Sandang :Sandangadalah pakaian yang diperlukan olehmanusiasebagai mahluk berbudaya.

b. Pangan :Panganadalah kebutuhan yang paling utama bagimanusia.c. Papan :Papanadalah kebutuhanmanusiauntuk membuattempat tinggal.d. Kesehatan :Kesehatanadalah keadaan sejahtera dari badan,jiwa, dansosialyang memungkinkan setiap orang hidupproduktifsecara sosial danekonomis.

e. Pendidikan : pendidikan adalah salah satu yang sangat amat penting didunia ini. Jadi tidak heran bahwa jaman sekarang orang berlomba-lomba untuk memiliki pendidikan yang yang jauh lebih baik dari orangtuanya.HUTANG VS KARTU KREDITUntuk modal kerja awal memang Ibu Ani tidak mempunyai masalah sedikitpun. Namun setelah beberapa tahun usaha tersebut berjalan Ibu Ani pun mulai sedikit demi sedikit kekurangan modal oleh sebab itu akhirnya ia memilih untuk mendapatkan modal asing yang ia dapatkan dari bank. Kekurangan modal dikarenakan banyak biaya yang harus ia keluarkan. Tentunya biaya tersebut tidak sedikit bahkan bisa dibilang sangat besar sehingga ia harus menggunakan modal asing.

MANFAAT UNTUK ORANG LAINBanyak sekali manfaat yang bisa dirasakan contohnya seperti,dilingkungan saya memang sudah banyak sekali tapi tidak ada yang selengkap toko Ibu Ani. Pasar yang cukup jauh menyulitkan masyarakat dilingkungan rumah saya untuk membeli kebutuhan sehari-hari seperti sayur mayur tapi sejak toko pak amri ada dilingkungan masyarakat kami semua kebutuhan bias dipenuhi dengan cepat tanpa perlu ke pasar.

GAYA HIDUPGaya hidup Ibu Ani dan keluarga jauh dari kata mewah. Bisa dibilang keluarga ini sangat sederhana sekali.BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN :

Dari hasil pembahasan makalah yang kami buat , dapat disimpulkan Bahwa dalam berbisnis atau berwirausaha tidak sembarang main membuka atau menjalankan usaha. Perlu adanya perencanaan, strategi, mental, serta pribadi yang positif seperti jujur, ulet,ramah,disiplin,bertanggung jawab, dsb. Agar usaha yang dimulai dapat berkembang dengan cepat.

Daftar Pustaka e-book Konsep dasar kewirausahaan. Kementerian pendidikan nasional. http://bit.ly/1QFf2Ik PO Abas Sunarya, Sudaryono dan Asep Saefullah, 2011. KEWIRAUSAHAAN. Penerbit CV Andi Offset : Yogyakarta. Kasmir: Ciri-ciri Wirausaha, Kewirausahaan, halaman 27-28. Alfabeta, 2007

Alma, Prof. Dr. Buchari, 2007, Kewirausahaan, Edisi Revisi, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Soesarsono, 2002, Pengantar Kewirausahaan, Buku I, Jurusan Teknologi Industri IPB, Bogor.

Suryana, 2001, Kewirausahaan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Triton PB., 2007, Entrepreneurship : Kiat Sukses Menjadi Pengusaha, Tugu Publisher, Yogyakarta.

http://westaction.org/definitions/def_entrepreneurship_1.html yang diakses pada tanggal 13 Januari 2006

Masykur Wiratmo, 1994, Kewirausahaan: Seri diktat kuliah, Gunadarma, Jakarta.

Masud & Mahmud Machfoedz, 2004, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Winardi, 2003, Entrepreneur & Entrepreneurship, Kencana, Jakarta.ii