Case Meningitis TB

Post on 15-Apr-2016

273 views 5 download

description

membahas tentang kasus, serta teori dari meningitis TBC. yang mencakup definisi, etiologi, faktor risiko, diagnosis, diagnosis banding, penatalaksaan , komplikasi dan prognosis.

Transcript of Case Meningitis TB

KETERANGAN UMUM

• Nama : Tn. • Jenis kelamin : Laki-laki• Usia : 35 Tahun• Suku : Sunda • Agama : Islam• Alamat : Bandung• Status : Menikah• Pekerjaan : Pedagang

ANAMNESISAutoanamnesisKeluhan Utama : Penurunan kesadaran Anamnesa Khusus :

Seorang pasien datang dibawa oleh keluarganya ke IGD RSI dengan penurunan kesadaran sejak 1 hari yang lalu. Penurunan kesadaran terjadi tiba-tiba, setelah sebelumnya pasien mengeluh panas badan sejak 4 hari yang lalu, pasien terlihat lemas dan ingin tidur terus-menerus, pasien di panggil oleh keluarganya tidak ada berespon untuk menjawab. Keluhan disertai nyeri kepaladan muntah-muntah. Keluhan kejang disangkal ketika terjadi penurunan kesadaran.BAB dan BAK tidak terdapat keluhan. Pasien tidak mau makan karena nyeri tenggorokan, dan mengeluhkan nyeri pada sendi dan otot

• 2 minggu yang lalu pasien pernah mengeluh demam tinggi dan disertai nyeri kepala seperti ditusuk-tusuk lalu pasien berobat ke puskesmas dan didiagnosis thyfoid dan mendapat obat kloramfenikol dan paracetamol. Setelah itu kondisi pasien membaik. Namun demamnya kembali muncul sejak 4 hari yang lalu, 3 hari yang lalu pasien berobat ke puskesmas dan mendapat obat yang sama, keluarga mengatakan keluhannya tidak berkurang dan 1 hari yang lalu pasien mendadak pingsan.

• Sejak 1 bulan yang lalu pasien mengeluhkan sakit pada kepalanya, sakit dirasakan hilang timbul, sakit kepala terasa pada bagian tengkuk/kepala bagian belakang. Sakit kepala terasa tertusuk-tusuk dan berat pada leher, pasien juga mengeluhkan adanya batuk-batuk sejak > 3 minggu, batuk berdahak. Dahak berwarna keputihan, pada akhir bulan januari pasien pernah batuk berdarah, darah berwarna merah segar, disertai sesak disangkal oleh keluarga. Batuk-batuk juga disertai dengan napsu makan yang munurun dan berat badan yang menurun juga.

• RPD : Pasien belum pernah mengeluhkan hal yang sama sebelumnya, riwayat demam tifoid (+), riwayat tuberkulosis (-), darah tinggi (-), kencing manis (-).

• RPK : Pasien belum pernah mengeluhkan hal yang sama sebelumnya, riwayat demam tifoid (+), riwayat tuberkulosis (-), darah tinggi (-), kencing manis (-).

• Kebiasaan : Sehari-hari pasien merokok 1 ½ bungkus rokok kretek/hari, alkohol disangkal.

• Usaha berobat : Pasien belum pernah berobat sebelumnya.

• Riwayat alergi : Alergi obat-obatan, makanan, debu disangkal.

PEMERIKSAAN FISIK• Keadaan umum : Tampak sakit berat• Kesadaran : Sopor, GCS = 6 ( E=2 V=1 M=3) • Tanda vital :

• Tekanan Darah : 140/80 mmHg• Nadi : 88 x/m• Frekuensi Nafas : 28 x/m• Temperatur : 37,6˚c

Status generalis

• Kepala : normocephal, rambut berwarna hitam, tidak mudah dicabut

• Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid• Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil bulat,

isokor, 4 mm• Hidung: normotia, deviasi septum (-), sekret -/-, rhinore -/-• Telinga : normotia, otore -/-, serumen -/-• Mulut : caries (+), lidah kotor (+), tonsil T1-T1, faring tidak

hiperemis• Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran

• Thorax : B/P simetris– Jantung : BJM, reguler, murmur (-)– Paru : vesikuler +/+, rhonki +/+, wheezing -/-

• Abdomen : cembung, BU (+), soepel, NT (-)• Pembuluh darah : bruit (-)

PEMERIKSAAN NEUROLOGIK

PENAMPILAN• Kepala : B/U simetris, hematom (-)• Kolumna Vertebra : tidak ada kelainanRANGSANG MENINGEN• Kaku kuduk : (+)• Test Brudzinsky I : (-)• Test Brudzinsky II : (-)• Test Brudzinsky III : (-)• Test Kernig : (+)• Test Laseque : (-)

Nervus Cranial•N-I : penciuman : tidak dilakukan•N-II : • penglihatan : Sulit dinilai• Kampus : tidak dilakukan• Fundus Okuli : tidak dilakukan

•N-III/IV/VI : • Ptosis : - / -• Pupil : bulat, isokor, 3mm• RC direct/indirect : D : +/+ , I : +/+• Posisi mata : Sulit dinilai• Gerakan bola mata : Sulit dinilai

• N-V : • Sensorik : • Oftalmikus : tidak dilakukan• Maksillaris : tidak dilakukan• Mandibularis : tidak dilakukan

• Motorik : tidak dilakukan• N-VII :• Angkat alis mata : Sulit dinilai• Memejamkan mata : Sulit dinilai• Plika naso-labialis : Sulit dinilai• Gerakan wajah : Sulit dinilai• Rasa kecap 2/3 bagian muka lidah : tidak dilakukan

• N-VIII : • Pendengaran : tidak dilakukan• Keseimbangan : Sulit dinilai

• N-IX/X :• Suara : Sulit dinilai• Menelan : Sulit dinilai• Arcus Pharynx : Sulit dinilai• Uvula : Sulit dinilai• Kontraksi palatum : Sulit dinilai• Refleks pharynx : tidak dilakukan• Rasa kecap 1/3 belakang : tidak dilakukan

• N-XI :• Angkat bahu : tidak dilakukan• Menengok ke kanan/kiri : tidak dilakukan

• N-XII :• Gerakan lidah : Sulit dinilai• Atrofi : -• Tremor/fasikulasi : -

Motorik

Kekuatan Tonus Atrofi Fasikulasi

Anggota badan atas Sulit dinilai Normotoni - -

Anggota badan bawah Sulit dinilai Normotoni - -

Gerakan involunter -

Cara berjalan Tidak dilakukan

Lain-lain -

SENSORIK

KOORDINASI• Cara bicara : Sulit dinilai• Tremor : -• Test telunjuk-hidung-telunjuk : tdd• Diadochokinesis : tdd• Heel to toe : tdd

Permukaan Dalam

Anggota badan atas - -

Batang tubuh - -

Anggota badan bawah - -

REFLEKS

FISIOLOGIS

• Biceps : + / + • Triceps : + / +• KPR : + / +• APR : + / +• Epigastrik : tdd• Mesogastrik : tdd • Hipogastrik : tdd

PATOLOGIS

• Hoffman Tromner : - / -• Babinsky : - / -• Chaddock : - / -• Oppenheim : - / - • Gordon : - / -• Schaeffer : - / -

• Klonus : - • Refleks Primitif :– Glabella : -– Mencucu mulut : -– Palmo mental : -

• Pemeriksaan Fungsi Luhur :– Hubungan Psikis : Sulit dinilai– Afasia : Sulit dinilai– Ingatan : Sulit dinilai– Kemampuan berhitung : Sulit dinilai

RESUMEKeluhan Utama : Penurunan kesadaran Seorang laki-laki usia 35 tahun datang ke RSI dengan keluhan

penurunan kesadaran yang dialami secara tiba-tiba sejak 1 hari ini, disertai dengan rasa lemas. Demam tinggi dujumpai lebih kurang 2 minggu ini. Riwayat nyeri kepala dan muntah (+) sejak 1 bulan yang lalu. Sejak > 3 minggu pasien juga terdapat batuk-batuk, berdahak, pernah batuk berdahak disertai dengan darah.

RPD : 6 tahun lalu stroke sebelah kiri. Hipertensi (+) 10 tahun yang lalu, menggunakan teknik akupuntur untuk menurunkan tekanan darah, bukan dengan obat2an. Riwayat DM (-), Kolesterol (-), jantung (-).

RPK : -Kebiasaan Sehari-hari pasien merokok 1 ½ bungkus rokok kretek/hari,

alkohol disangkal.Usaha berobat : -Riwayat alergi : -

• PEMERIKSAAN FISIK• Keadaan Umum:• Kesadaran : Sopor, GCS = 6 ( E=2 V=1 M=3) • TTV : Tekanan Darah : 140/80 mmHg

Nadi : 88 x/mFrekuensi Nafas : 28 x/mTemperatur : 37,6˚c

• Status Neurologis• Rangsang meningen : (+)• N. Cranialis : Sulit dinilai• Motorik : Sulit dinilai, normotoni, atrofi -, fasikulasi -• Sensorik : Sulit dinilai• R.Fisiologis : + / ++• R. Patologis : - / -• F. Luhur : Sulit dinilai

DIAGNOSIS

• Klinik : Meningitis• Lokalisasi :• Etiologi : Tuberculosa

USUL PEMERIKSAAN

• Hematologi Rutin• GDS • PT/apTT• Elektrolit darah (Na, K)• Tes Widal• CT-Scan Kepala• Foto thorax• BTA

Foto thoraks

• Foto thoraks PA• Skeletal dan jaringan lunak thoracal dalam batas

normal• Trachea di tengah• Sinus dan diagphragma normal• Pulmo : corakan bronkovaskular bertambah dan

infiltrat halus di ke dua paru.• Kesan : • Susp. KP aktif

CT-Scan Kepala

• ST- Scan kepala tanpa kontras• Sela tursika, Junkta sela dan Cva normal• Sulci cortikalis dan fissure sylvii masih normal• Tidak Nampak mid line shift• Tidak tampak perubahan densitas daerah cerebrum,

cerebellum dan batang otak• Tulang calvaria normal• Ventrikel lateral kiri-kanan, ventrikel 3 dan 4 melebar• Kesan : hydrosefalus, ec?

Diagnosis Akhir

• Klinik : Meningitis• Lokalisasi :• Etiologi : Tuberculosa

USUL TERAPI• Non medikamentosa : – Tirah baring – NGT-kateter– Fisioterapi

• Medikamentosa• OAT RHZE Rimstar 1x3 tab• Dexametasone 3x1amp• Ceftriaxone 1x2gr• Citicholin 2x250mg

PROGNOSA

• Quo ad vitam : dubia ad bonam• Quo ad functionam : dubia ad bonam• Quo ad sanationam : dubia ad bonam

CBDMeningitis

Definisi

• salah satu infeksi pada susunan saraf pusat yang mengenai selaput otak dan selaput medulla spinalis yang juga disebut sebagai meningens.

Etiologi• Bakteri:

– Pneumococcus– Meningococcus– Haemophilus influenza– Staphylococcus– Escherichia coli– Salmonella– Mycobacterium tuberculosis

• Virus :– Enterovirus

• Jamur :– Cryptococcus neoformans– Coccidioides immitris

• Pada laporan kasus meningitis tuberkulosa ini, mycobacterium tuberculosis merupakan faktor penyebab paling utama dalam terjadinya penyakit meningitis.

FAKTOR RISIKO

• Non – modifable– Usia– Jenis kelamin– Ras– Herediter

• Modifable– Hipertensi– Penyakit jantung– DM– Hiperkolesterolemia– Stenosis karotis– Perokok– Alkoholik– TIA atau stroke

sebelumnya.

PATOGENESISSkema patofisiologi meningitis

tuberkulosaBTA masuk tubuh

↓Tersering melalui inhalasiJarang pada kulit, saluran cerna

↓Multiplikasi

↓Infeksi paru / focus infeksi lain

↓Penyebaran hematogen

↓Meningens

Meningens↓

Membentuk tuberkel↓

BTA tidak aktif / dormain Bila daya tahan tubuh menurun

↓Rupture tuberkel meningen

↓Pelepasan BTA ke ruang subarachnoid

↓MENINGITIS

Gejala klinik

• Keluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa ini dapat menjalar ke tengkuk dan punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya otot-otot ekstensor tengkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus, yaitu tengkuk kaku dalam sikap kepala tertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi. Kesadaran menurun, tanda Kernig’s dan Brudzinsky positif.

Gejala meningitis• Gejala infeksi akut

– Panas– Nafsu makan tidak ada– Lesu

• Gejala kenaikan tekanan intracranial– Kesadaran menurun– Kejang-kejang– Gejala rangsangan meningeal

• kaku kuduk– Kernig– Brudzinky I dan II positif

Gejala klinis meningitis tuberkulosa• Stadium I : Stadium awal

– Gejala prodromal non spesifik : apatis, iritabilitas, nyeri kepala, malaise, demam, anoreksia

• Stadium II : Intermediate– Gejala menjadi lebih jelas– Mengantuk, kejang, – Defisit neurologik fokal : hemiparesis, paresis saraf kranial(terutama

N.III dan N.VII, gerakan involunter– Hidrosefalus, papil edema

• Stadium III : Advanced– Penurunan kesadaran– Disfungsi batang otak, dekortikasi, deserebrasi

Penatalaksanaan Umum• Rifampicin ( R )

Efek samping : Hepatotoksik• INH ( H )

Efek samping : Hepatotoksik, defisiensi vitamin B6• Pyrazinamid ( Z )

Efek samping : Hepatotoksik• Streptomycin ( S )

Efek samping : Gangguan pendengaran dan vestibuler• Ethambutol ( E )

Efek samping : Neuritis optika• Regimen : RHZE / RHZS

• INHDewasa : 10-15 mg/kgBB/hari + piridoksin 50 mg/hari Anak : 20 mg/kgBB/hari Streptomisin 20 mg/kgBB/hari i.m selama 3 bulan

• Etambutol 25 mg/kgBB/hari p.o selama 2 bulam pertama • Dilanjutkan 15 mg/kgBB/hari • Rifampisin

Dewasa : 600 mg/hari Anak 10-20 mh/kgBB/hari

• diberikan prednison 1-2 mg/kgBB/hari selama 4 minggu kemudian penurunan dosis (tapering-off) selama 8 minggu sehingga pemberian prednison keseluruhan tidak lebih dari 2 bulan

Prognosis• Prognosis meningitis tuberkulosa lebih baik sekiranya

didiagnosa dan diterapi seawal mungkin. Sekitar 15% penderita meningitis nonmeningococcal akan dijumpai gejala sisanya. Secara umumnya, penderita meningitis dapat sembuh, baik sembuh dengan cacat motorik atau mental atau meninggal tergantung :– umur penderita. – Jenis kuman penyebab – Berat ringan infeksi – Lama sakit sebelum mendapat pengobatan – Kepekaan kuman terhadap antibiotic yang diberikan – Adanya dan penanganan penyakit.