Post on 02-Feb-2016
description
BANTUAN OPERASIONAL
SEKOLAH
Tata Cara Penghitungan dan Sistem Pembayaran Pajak Dana
BOS (dasar hukum Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-02/PJ/2006)
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN SEHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL
SEKOLAH (BOS) OLEH BENDAHARAWAN ATAU PENANGGUNG JAWAB PENGELOLAAN PENGGUNAAN DANA BOS DI MASING-MASING UNIT
PENERIMA BOS
Hal – hal yang perlu diperhatikan :
Dana BOS diberikan kepada Sekolah Negeri, maka penanggung jawab atau bendaharawan BOS merupakan Pemungut PPN;
Dana BOS diberikan kepada Sekolah swasta, maka penanggung jawab atau bendaharawan BOS bukan merupakan Pemungut dan PPN;
Dana BOS tidak dikenakan PPh Pasal 22;
kewajiban perpajakan yang terkait dengan penggunaan dana BOS tersebut, yaitu:
Pemotongan PPh Pasal 21 atas penghasilan berupa gaji, honorarium atau lainnya;
Pemotongan PPh Pasal 23 atas penghasilan sehubungan pembayaran atas Jasa;
Pemungutan PPN atas pembelian Barang Kena Pajak dan Perolehan Jasa Kena Pajak, dalam hal penanggung jawab atau bendaharawan BOS merupakan Pemungut PPN.
Penanggung jawab atau bendaharawan BOS pada sekolah swasta penerima dana BOS harus terdaftar sebagai wajib pajak dan memiliki NPWP.
BENDAHARA SEKOLAH NEGERI
WAJIB NPWP
MENERIMA DANA BOS
BELANJA BARANG / JASA HONORARIUM / UPAH
KEWAJIBAN PEMUNGUT PPH PASAL 22, PPN DAN
PEMOTONG PPH PASAL 23
KEWAJIBAN PEMOTONGPPH PASAL 21
PPH PASAL 23 PPH PASAL 21PPN & PTLL
DISETOR PALING LAMBAT TGL 10 BULAN BERIKUTNYA
DISETOR PALING LAMBAT TGL 7 BULAN BERIKUTNYA
DISETOR PALING LAMBAT TGL 10 BULAN BERIKUTNYA
DILAPORKAN PALING LAMBAT TGL 20 BULAN BERIKUTNYA
DILAPORKAN PALING LAMBAT AKHIR BULAN BERIKUTNYA
DILAPORKAN PALING LAMBAT TGL 20 BULAN BERIKUTNYA
BENDAHARA BUKAN SEKOLAH NEGERI/PESANTREN SALAFIYAH
WAJIB NPWP
MENERIMA DANA BOS
BELANJA BARANG HONORARIUM / UPAH
TIDAK ADA KEWAJIBAN PEMOTONG DAN PEMUNGUT PPH PASAL 22 DAN PPN PTLL
BELANJA JASA
WAJIB MEMOTONG PPH PASAL 21
DISETOR PALING LAMBAT TANGGAL 10
BULAN BERIKUTNYA
DILAPORKAN PALING LAMBAT TANGGAL 20
BULAN BERIKUTNYA
WAJIB MEMOTONG PPH PASAL 23
DISETOR PALING LAMBAT TANGGAL 10
BULAN BERIKUTNYA
DILAPORKAN PALING LAMBAT TANGGAL 20
BULAN BERIKUTNYA
Penghitungan PPh Pasal 21Penghitungan PPh Pasal 21ATAS PENGHASILAN BERUPA UPAH HARIAN,
MINGGUAN, SATUAN, BORONGAN, DAN UANG SAKU HARIAN
TIDAK LEBIH DARI ATAU SAMA DENGAN 200.000,-
TIDAK DIPOTONGPPh Ps.21
DIBAYAR HARIAN
LEBIH DARIRp 200.000,-
DIKURANGIRp 200.000,-
DIPOTONG PPhTARIF 5%
PADA SAAT TELAH MELEBIHI Rp 2.025.000 s.d. Rp 7.000.000 DALAM SATU BULAN KALENDER
PKP
JIKA PENGHASILAN KUMULATIF DLM1 BLN < Rp 7.000.000
DIPERHITUNGKAN PPh Ps.21YANG TELAH DIPOTONG
JIKA WP TDK
MEMILIKI NPWP MAKA
TARIFNYA 20% LEBIH
TINGGI
Tdk termasuk Honorarium atau
Komisi yg diterima Penjaja barang &
Petugas dinas luar
TARIF 5%
JIKA PENGHASILAN KUMULATIF DLM1 BLN > Rp 7.000.000
TARIF Psl 17Iuran Jaminan Hari Tua/Iuran Tunjangan Hari Tua
yg dibayarkan ke Jamsostek, bila diwajibkan
DIKURANGIPTKP HARIAN SEBENARNYA +
BESARNYA PTKP OP? (Pasal 7 UU PPh)
WP Sendiri Rp24.300.000 / tahun
atau Rp2.025.000 / bulan
Tambahan WP Kawin 2.025.000 / tahun Tambahan Isteri bekerja Rp24.300.000 /
tahun Tambahan anak (max. 3) 2.025.000 / tahun Maksimum PTKP (K/3)Rp32.400.000 / tahun
BERAPA TARIFNYA? (Pasal 17 UU PPh)
PPh OPPh. (setahun) s.d. Rp50.000.0005%
Ph. Rp50.000.000 s.d. Rp250.000.000 15%
Ph. Rp250.000.000 s.d. Rp500.000.000 25%
Ph. Lebih dari Rp500.000.00030%
TARIF BAGI YANG TIDAK BER NPWP
Tarif pemotongan bagi yang tidak ber-NPWP lebih tinggi 20% daripada yang ber-NPWP
Tidak berlaku untuk PPh Pasal 21 yang bersifat final
Sehingga tarif bagi pegawai yg tidak berNPWP adalah sebagai berikut:
Ph. (setahun) s.d. Rp50.000.000 6%Ph. Rp50.000.000 s.d. Rp250.000.000 18%Ph. Rp250.000.000 s.d. Rp500.000.000 30%Ph. Lebih dari Rp500.000.000 36%
Contoh: Pembayaran honor tukang bangunan atau tukang
kebun yang melaksanakan kegiatan pemeliharaan atau perawatan sekolah: Dipotong PPh Ps. 21 sebesar 5% dari kelebihan
penghasilan (PMK:206/PMK.011/2012) bila: upah harian >Rp200.000 dan/atau Dalam satu bulan seluruh penghasilan > Rp2.025.000
Misal :
Penghasilan Rp 160.000/hari = tidak dipotong
Penghasilan Rp 210.000/hari = dipotong 5 % dari
PPh Ps.21 = 5% X Rp (210.000 – 200.000)
PPh Ps.21 = 5% X Rp 10.000 = Rp 500
PPh Pasal 21 atas HonorariumSemua bendarahawan/penanggung jawab dana BOS yang membayar honor kepada guru harus memotong PPh 21 dengan ketentuan sebagai berikut :1) Atas Pembayaran honor kepada guru non PNS, atau
pembayaran honor komite sekolah jika ada, harus dipotong PPh Pasal 21 dengan menerapkan
tarif Pasal 17 UU PP sebesar 5% dari jumlah bruto honor.2) Atas pembayaran honor kepada guru PNS Golongan IV/a keatas harus dipotong PPh Pasal 21 yang bersifat final sebesar 15% dari jumlah honor.3) Atas pembayaran honor kepada guru PNS Golongan III/a keatas harus dipotong PPh Pasal 21 yang bersifat final sebesar 5% dari jumlah honor.4) Atas pembayaran honor kepada guru PNS Golongn II/d kebawah tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 21.
Tata Cara Penghitungan Pajak Atas Pemakaian Dana BOS:
PP.80 tahun 2010
GolonganTarif PPh Ps.21
yg dipotongSifat
Dilaporkan ke Kantor Pajak
Gol. I dan II (atau semisal)
0 % - -
Gol. III (atau semisal) 5 % Final Ya dg SPT
Masa
Gol IV (atau semisal) 15 % Final Ya dg SPT
Masa
Tata Cara Penghitungan Pajak Atas Pemakaian Dana BOS:
Contoh Pemotongan PPh Pasal 21 atas honorarium :► Pak Maman seorang PNS Golongan III menerima Honor sebagai Pengawas Ujian sebesar Rp.650.000,- Honor tersebut diambil dari dana BOS► Karena Pak Maman PNS Golongan III maka Honor
Ybs harus dipotong PPh Pasal 21 sebesar 5% dengan Perhitungan sbb :PPh Pasal 21 = Jumlah Honor X 5%
= Rp.650.000,- X 5%= Rp.32.500,-
PPh Pasal 23 Tata Cara Penghitungan Pajak Atas Pemakaian Dana BOS:
PPh Pasal 23
Semua Bendaharawan/Penanggung Jawab dana BOS yang membayar imbalan jasa perawatan atau pemeliharaan sekolah yang dibayarkan kepada Badan Usaha bukan orang pribadi yang melaksanakan kegiatan pemeliharaan atau perawatan sekolah harus memotong PPh Pasal 23 sebesar 2% X Jumlah Imbalan Bruto yang dibayarkan, tidak termasuk PPN.
Apabila rekanan tidak punya NPWP, maka tarif PPh Pasal 23 dikenakan 100% lebih tinggi menjadi 4%.
Tata Cara Penghitungan Pajak Atas Pemakaian Dana BOS: Contoh Pemungutan PPh Pasal 23 atas imbalan jasa
pemeliharaan atau perawatan : ►Bendahara SMU melakukan pembayaran jasa
perawatan gedung sebesar Rp. 11.000.000,00
Dicari dulu DPPnya = 100/110 x Nilai/Harga Pembelian
= 100/110 x Rp 11.000.000,00 = Rp 10.000.000,00
Pasal 23 Terutang = 2% x Rp 10.000.000,00
= Rp 200.000,00
Objek Pemotongan PPh Pasal 23No
Objek Tarif Dasar Penghitunga
n
Sifat Batas waktu
penyetoran
Batas waktu pelaporan
1. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta kecuali Sewa Tanah dan/atau Bangunan
2% Jumlah Bruto*
10 bln berikutnya
20 bln berikutnya
2. Imbalan Jasa Lain
1. Jasa Penilai (appraisal) 2% Jumlah Bruto* 10 bln berikutnya
20 bln berikutnya
2. Jasa Aktuaris 2% Jumlah Bruto* 10 bln berikutnya
20 bln berikutnya
3. Jasa Akuntansi,pembukuan dan atestasi laporan keuangan
2% Jumlah Bruto* 10 bln berikutnya
20 bln berikutnya
4. Jasa Perancanag (design) 2% Jumlah Bruto* 10 bln berikutnya
20 bln berikutnya
5. Jasa pengeboran (drilling) di bidang penambangan migas,kecuali yg dilakukan BUT
2% Jumlah Bruto* 10 bln berikutnya
20 bln berikutnya
6. Jasa penunjang di bidang penambangan Migas
2% Jumlah Bruto* 10 bln berikutnya
20 bln berikutnya
7. Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang penambangan selain migas
2% Jumlah Bruto* 10 bln berikutnya
20 bln berikutnya
*tidak termasuk PPN
PPh Pasal 23 PPh Pasal 23 No
Objek Tarif Dasar Penghitunga
n
Sifat Batas waktu
penyetoran
Batas waktu
pelaporan
8. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara
2% Jumlah Bruto*
10 bln berikutnya
20 bln berikutnya
9. Jasa penebangan hutan 2% Jumlah Bruto*
10 bln berikutnya
20 bln berikutnya
10. Jasa pengelolaan limbah 2% Jumlah Bruto*
10 bln berikutnya
20 bln berikutnya
11. Jasa penyediaan tenaga kerja (outsourcing service)
2% Jumlah Bruto*
10 bln berikutnya
20 bln berikutnya
12. Jasa perantara atau keagenan 2% Jumlah Bruto*
10 bln berikutnya
20 bln berikutnya
13. Jasa di bidang perdagangan surat- surat berharga, kecuali yg di lakukan Bursa Efek, KSEI dan KPEI
2% Jumlah Bruto*
10 bln berikutnya
20 bln berikutnya
14. Jasa kostodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yg dilakukan KSEI
2% Jumlah Bruto*
10 bln berikutnya
20 bln berikutnya
15. Jasa pengisian suara (dubbing dan/atau sulih suara
*tidak termasuk PPN
Objek Pemotongan PPh Pasal 23
No
Objek Tarif Dasar Penghitunga
n
Sifat Batas waktu
penyetoran
Batas waktu pelaporan
16. Jasa mixing film 2% Jumlah Bruto*
10 bln berikutnya
20 bln berikutnya
17. Jasa sehubungan dengan software komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan dan perbaikan
2% Jumlah Bruto*
10 bln berikutnya
20 bln berikutnya
18. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, dan/atau TV Kabel, selain yg dilakukan oleh Wajib Pajak yg ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikat sbg pengusaha konstruksi
2% Jumlah Bruto*
10 bln berikutnya
20 bln berikutnya
19. Jasa perawatan/perbaikan /pemeliharaan mesin, peralatan, listrik telepon, air, gas, AC, dan/atau TV Kabel, alat transportasi/kendaraan dan/atau bangunan, selain yg dilakukan Wajib Pajak yg ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai sertifikat sbg pengusaha konstruksi
2% Jumlah Bruto*
10 bln berikutnya
20 bln berikutnya
20. Jasa maklon 2% Jumlah Bruto*
10 bln berikutnya
20 bln berikutnya
21. Jasa penyelidikan dan keamanan 2% Jumlah Bruto*
10 bln berikutnya
20 bln berikutnya
*tidak termasuk PPN
PPh Pasal 23 PPh Pasal 23
Objek Pemotongan PPh Pasal 23
No
Objek Tarif Dasar Penghitunga
n
Sifat Batas waktu
penyetoran
Batas waktu pelaporan
22. Jasa penyelenggara kegiatan 2% Jumlah Bruto*
10 bln berikutnya
20 bln berikutnya
23. Jasa pengepakan 2% Jumlah Bruto*
10 bln berikutnya
20 bln berikutnya
24. Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media masa, media luar ruang atau media lain untuk penyampaian informasi
2% Jumlah Bruto*
10 bln berikutnya
20 bln berikutnya
25. Jasa pembasmi hama 2% Jumlah Bruto*
10 bln berikutnya
20 bln berikutnya
26. Jasa kebersihan atau cleaning service
2% Jumlah Bruto*
10 bln berikutnya
20 bln berikutnya
27. Jasa katering atau tata boga 2% Jumlah Bruto*
10 bln berikutnya
20 bln berikutnya
*tidak termasuk PPN
Objek Pemotongan PPh Pasal 23
PAJAK PERTAMBAHAN
NILAI
Tata Cara Penghitungan Pajak Atas Pemakaian Dana BOS: PPN
Semua Bendaharawan/Penanggung Jawab dana BOS yang membayar atas Pembelian Barang Kena Pajak atau membayar imbalan atas Jasa Kena Pajak kepada rekanan harus memungut PPN sebesar 10 % dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP) atas Pembayaran pembelian bruto atau imbalan bruto yang dibayarkan sehubungan dengan penggunaan jasa
Atas pembelian buku pelajaran umum, kitab suci, dan pelajaran agama PPN yang terutang dibebaskan
KELOMPOK JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PPN
JASA DI BIDANG PELAYANAN KESEHATAN MEDIK JASA DI BIDANG PELAYANAN SOSIAL JASA DI BIDANG PENGIRIMAN SURAT DENGAN PERANGKO JASA DI BIDANG KEUANGAN KEUANGAN, ASURANSI, SEWA GUNA
USAHA DENGAN HAK OPSI JASA DI BIDANG KEAGAMAAN JASA DI BIDANG PENDIDIKAN JASA DI BIDANG KESENIAN & HIBURAN YG TELAH DIKENAKAN
PAJAK TONTONAN JASA DI BIDANG PENYIARAN YG BUKAN BERSIFAT IKLAN JASA DI BIDANG ANGKUTAN UMUM DI DARAT & DI AIR JASA DI BIDANG TENAGA KERJA JASA DI BIDANG PERHOTELAN JASA YG DISEDIAKAN PEMERINTAH DLM RANGKA MENJALANKAN
PEMERINTAHAN SCR UMUM JASA PENYEDIAAN TEMPAT PARKIR JASA TELEPON UMUM DG MENGGUNAKAN UANG LOGAM JASA PENGIRIMAN UANG DG WESEL POS JASA BOGA / KATERING
Tata Cara Penghitungan Pajak Atas Pemakaian Dana BOS: Contoh Pemungutan PPN atas pembayaran
Pembelian Barang (Barang Kena Pajak) : ►Bendahara SMU melakukan pembayaran atas
Pembelian 1Unit Komputer senilai Rp. 5.500.000,00
Dicari dulu DPPnya = 100/110 x Nilai/Harga Pembelian
= 100/110 x Rp. 5.500.000,00 = Rp. 5.000.000,00
PPN Terutang = 10 % x Rp 5.000.000,00
= Rp. 500.000,00
Tata Cara Penghitungan Pajak Atas Pemakaian Dana BOS: Contoh Pemungutan PPN atas Imbalan Jasa : ►Bendahara SMU melakukan pembayaran jasa
perawatan gedung sebesar Rp. 1.100.000,00
Dicari dulu DPPnya = 100/110 x Nilai/Harga Pembelian
= 100/110 x Rp. 1.100.000,00 = Rp. 1.000.000,00
PPN Terutang = 10 % x Rp. 1.000.000,00
= Rp. 100.000,00
KEWAJIBAN WP SETELAH MEMILIKI NPWP
SETELAH MEMILIKI NPWP :
Untuk WP Bendaharawan Pemerintah maka wajib melaporkan :
1. SPT Masa PPh Pasal 21 (pajak karyawan), harus tetap dilaporkan baik ada atau tidak ada objek pajaknya
2. SPT Masa PPh Pasal 23 (Jasa) Pemungut, dilaporkan bila ada objek pajaknya
3. SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) (sewa tanah/bangunan, dll.), dilaporkan bila ada objek pajaknya
4. SPT Masa PPN Pemungut, harus tetap dilaporkan baik ada atau tidak ada objek pajaknya
No. J enis Pajak Dipotong/ J T Pembayaran/ J atuh Tempo
Dibayar Sendiri Penyetoran Pelaporan
1 PPh Pasal 4 ayat (2) Dipungut Tanggal 10 bb Tanggal 20 bb
2 PPh Pasal 21 Dipotong Tanggal 10 bb Tanggal 20 bb
3 PPh Pasal 23 dan 26 Dipungut Tanggal 10 bb Tanggal 20 bb
4 PPh Pasal 22 Bendahara Dipungut Hari yang sama Tanggal 14 bb
5 PPN dan PPnBM Bendahara Dipungut
akhir bulan
berikutnya
akhir bulan
berikutnya
Catatan:Dalam hal tanggal jatuh tempo pembayaran, penyetoran, atau pelaporan bertepatan dengan hari libur,
JATUH TEMPO SETORAN DAN LAPORAN
KODE AKUN PAJAK DAN KODE JENIS SETORAN UNTUK SSP MASA
JENIS PAJAK KODE JENIS AKUN KODE JENIS SETORAN
PPh Pasal 21 411121 100
PPh Pasal 22 411122 900
PPh Pasal 23 411124 100
PPh Final 4(2) 411128 100
PPN 411211 900
Sanksi Administrasi (Terlambat/Tidak menyampaikan SPT)
• Sanksi Administrasi Keterlambatan Penyampaian SPT Masa:1. SPT Masa PPN : denda Rp 500.000,002. SPT Masa Lainnya : denda Rp 100.000,00
Sanksi Administrasi Sanksi Administrasi (Terlambat/Tidak Setor)(Terlambat/Tidak Setor)
•Sanksi Administrasi “Bunga 2% sebulan, maksimum 24 bulan” dari pajak yang terutang
SANKSI PIDANA
Alpa:1. Tidak menyampaikan SPT
2. Menyampaikan SPT tidak benar
Sanksi:1. Denda, min. 1 x pajak kurang bayar, atau
2. Pidana kurungan paling singkat 3 bulan
Sengaja:1. Tidak mendaftarkan diri
2. Tidak menyampaikan SPT, dll.
Sanksi:1. Denda, min. 2 x pajak kurang bayar, dan
2. Pidana penjara paling singkat 6 bulan
Terima Kasih