BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PENDIDIKAN DASAR TAHUN 2014
description
Transcript of BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PENDIDIKAN DASAR TAHUN 2014
1
BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS)PENDIDIKAN DASAR
TAHUN 2014
Direktorat Pembinaan Sekolah DasarDirektorat Jenderal Pendidikan Dasar
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2
DASAR HUKUM
• Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 101 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana Bantuan Operasional Sekolah Tahun Anggaran 2014
• Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.07/2013 tentang Pedoman Umum Alokasi Bantuan Operasional Sekolah Tahun Anggaran 2014
• Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah
3
BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PENDIDIKAN DASAR
BERDASARKAN PERMENDIKBUD NO 101TAHUN 2013
4
Sistematika Paparan
Implementasi BOSB
Organisasi PelaksanaC
PendahuluanA
Prosedur Pelaksanaan dan Penggunaan Dana BOSD
Pelaporan, Pertanggungjawaban, Pengawasan, Pemeriksaan, dan SanksiF
Monitoring dan SupervisiE
Pelayanan dan Penanganan Pengaduan MasyarakatG
5
Pendahuluan
A
6
Program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu
Membebaskan seluruh peserta didik miskin dari seluruh
pungutan dalam bentuk apapun, baik di sekolah negeri maupun
swasta
Membebaskan pungutan bagi seluruh peserta didik SD/SDLB
negeri /SMP/SMPLB negeri /SD-SMP Satap/SMPTterhadap biaya
operasi sekolah
Meringankan beban biaya operasi sekolah bagi peserta
didik di sekolah swasta
Sasaran Utama BOS 2014
• Semua sekolah SD/SDLB dan SMP/SMPLB/SMPT, termasuk SD-SMP Satu Atap (SATAP) dan Tempat Kegiatan Belajar Mandiri (TKB Mandiri) yang diselenggarakan oleh masyarakat, baik negeri maupun swasta di seluruh provinsi di Indonesia
7
Besar biaya satuan BOS yang diterima oleh sekolah dibedakan menjadi dua kelompok sekolah, sebagai berikut :
1. Sekolah dengan jumlah peserta didik minimal 80 (SD/SDLB) dan 120 (SMP/SMPLB/Satap)BOS yang diterima oleh sekolah, dihitung berdasarkan jumlah peserta didik sebagai berikut:a. SD/SDLB : Rp. 580.000,-/Peserta didik/tahunb. SMP/SMPLB/SMPT/Satap : Rp. 710,-/peserta didik/tahun
2. Sekolah dengan jumlah peserta didik di bawah 80 (SD/SDLB) dan 120 (SMP/SMPLB/Satap).Agar pelayanan pendidikan disekolah dapat berjalan dengan baik , Pemerintah memberikan dana BOS dengan perhitungan sebagai berikut:
Peserta didik SD kurang dari 80 peserta didik diberikan sebanyak 80 peserta didik Peserta didik SMP kurang dari 120 peserta didik diberikan sebanyak 120 peserta didik
Sehingga jumlah dana BOS yang diterima sekolah pada kelompok ini :SD sebesar = 80 x Rp. 580,-/tahun
= Rp. 46.400.000,-/tahunSMP/Satap sebesar = 120 x Rp. 710.000,-/tahun
= Rp. 85.200.000,-/tahun
8
Kebijakan ini tidak berlaku bagi sekolah-sekolah dengan kriteria sebagai berikut :
• Sekolah swasta bagi keluarga mampu sehingga telah memungut biaya mahal
• Sekolah yang tidak diminati oleh masyarakat sekitar karena tidak berkembang sehingga jumlah peserta didik sedikit dan masih terdapat alternatif sekolah lain disekitarnya
• Sekolah yang dengan sengaja membatasi jumlah peserta didik dengan tujuan untuk memperoleh dana BOS dengan kebijakan khusus tersebut.
9
Agar kebijakan khusus ini tidak salah sasaran dan menimbulkan efek negatif, maka mekanisme pemberian perlakuan khusus mengikuti langkah sebagai berikut:
• Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota memverifikasi sekolah yang akan mendapatkan kebijakan khusus tersebut,
• Hasil verifikasi oleh Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota mengirim surat kepada Tim manajemen Provinsi dengan daftar sekolah yang direkomendasi dan daftar sekolah yang tidak direkomendasi memperoleh perlakuan khusus tersebut dengan diberikan data jumlah peserta didik di tiap sekolah, rekomendasi ini disampaiakn satu kali dalam satu tahun pada awal tahun anggaran.
• Apabila Tim Kabupaten/Kota tidak mengirimkan rekomendasi, maka dianggap semua sekolah yang jumlah peserta didiknya dibawah batas minimal berhak memperoleh alokasi khusus.
• Tim Manajemen BOS Provinsi menyalurkan dana BOS sesuai rekomendasi Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota
10
Sekolah Luar Biasa (SLB), terdapat 3 (tiga) kemungkinan yang terjadi di lapangan:
a. SDLB yang berdiri sendiri tidak menjadi satu dengan SMPLB dana BOS yang diterima sebesar = 80 x Rp. 580.000,- = Rp. 46.400.000,-/tahun.
b. SMPLB yang berdiri sendiri tidak menjadi satu dengan SDLB dana BOS yang diterima sebesar = 120 x Rp. 710.000,- = Rp. 85.200.000,-/tahun
c. SDLB dan SMPLB menjadi satu pengelolaan, dana BOS yang diterima sebesar= 120 X Rp. 710.000,- = Rp. 85.200.000,-
11
Capaian Utama BOS 2014 (lanjutan)
• Penyaluran dana dilakukan setiap periode 3 bulanan yaitu periode Januari-Maret, April-Juni, Juli-September dan Oktober-Desember
• Penyaluran pada daerah sulit secara geografis, terpencil, penyaluran dana BOS dilakukan setiap semester
• Penentuan wilayah terpencil ditetapkan dengan ketentuan yang dijelaskan dalam Permendikbud No 101 Tahun 2013
• Mekanisme penyaluran dana BOS dari tingkat provinsi langsung ke sekolah• Sistem monitoring penyaluran secara online untuk memastikan penyaluran
yang tepat waktu, tepat sasaran dan jumlah dari Bank Penyalur• Sistem pelaporan penggunaan dana BOS dari sekolah secara online untuk
memastikan ketepatan penggunaan dana BOS• Pengembangan sistem pengaduan masyarakat secara online dan sms
12
Implementasi BOS
B
13
A. Sekolah Penerima BOS1. Semua sekolah SD/SDLB negeri dan SMP/SMPLB/SMPT negeri wajib menerima BOS2. Sekolah swasta yang menolak BOS harus melalui persetujuan orang tua peserta didik melalui komite
sekolah3. Semua sekolah SD/SDLB dan SMP/SMPLB/SMPT negeri dilarang melakukan pungutan kepada orang
tua/wali peserta didik4. Sekolah dapat menerima sumbangan dari masyarakat atau orang tua/wali peserta didik yang mampu
memenuhi kekurangan biaya yang diperlukan oleh sekolah5. Untuk SD/SDLB swasta dan SMP/SMPLB/SMPT swasta dapat memungut biaya pendidikan yang
digunakan untuk memenuhi kekurangan biaya investasi dan biaya operasi6. Sekolah dapat menerima sumbangan dari masyarakat dan orang tua/wali peserta didik yang mampu
untuk memenuhi kekurangan biaya yang diperlukan oleh sekolah.7. Sumbangan dapat berupa uang dan/atau barang/jasa yang bersifat sukarela, tidak memaksa tidak
mengikat dan tidak ditentukan jumlah maupun jangka waktu pemberiannya8. Menteri dan Kepala Daerah dapat membatalkan pungutan yang dilakukan oleh sekolah apabila
sekolah melanggar peraturan perundang-undangan
14
B. Program BOS dan Wajar 9 Tahun yang Bermutu
Melalui program BOS yang terkait dengan Wajar 9 thn, setiap pengelola program pendidikan harus memperhatikan:
1. BOS harus menjadi sarana penting untuk meningkatkan akses pendidikan dasar 9 tahun yang bermutu2. BOS harus memberi kepastian bahwa tidak ada peserta didik miskin putus sekolah karena alasan
finansial 3. BOS harus menjamin kepastian lulusan setingkat SD dapat melanjutkan ke tingkat SMP4. Kepala Sekolah SD/SDLB menjamin semua peserta didik yang akan lulus dapat melanjutkan ke
SMP/SMPLB5. Kepala Sekolah berkewajiban mengidentifikasi anak putus sekolah di lingkungannya untuk diajak
kembali ke bangku sekolah6. Kepala Sekolah harus mengelola dana BOS secara transparan dan akuntabel7. BOS tidak menghalangi peserta didik, orangtua yang mampu, atau walinya memberikan sukarela yang
tidak mengikat kepada sekolah
15
C. Program BOS dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Dana BOS diterima oleh sekolah secara utuh, dikelola secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan dewan guru dan Komite Sekolah dengan menerapkan MBS, yaitu:
1. Sekolah mengelola dana secara profesional, transparan, dan akuntabel2. Sekolah harus memiliki Rencana Jangka Menengah yang disusun 4 tahunan3. Sekolah harus menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT) dalam bentuk Rencana Kegiatan
dan Anggaran Sekolah (RKAS), dimana dana BOS merupakan bagian integral dari RKAS tersebut
4. Rencana Jangka Menengah dan RKAS harus disetujui dalam rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan Komite Sekolah dan disahkan oleh SKPD Pendidikan Kabupaten/Kota (untuk sekolah negeri) atau yayasan (untuk sekolah swasta)
16
Organisasi Pelaksana
C
17
1. Tim Pengarah
A. Tingkat Pusati. Menteri Koordinator Kesejahteraaan Rakyatii. Menteri Negara PPN/Kepala Bappenasiii. Menteri Pendidikan dan Kebudayaaniv. Menteri Keuanganv. Menteri Dalam Negeri
B. Tingkat Provinsii. Gubernurii. Wakil Gubernur
C. Tingkat Kabupaten/Kotai. Bupati/Walikotaii. Wakil Bupati/Bupati
18
2. Tim Manajemen BOS Pusat
Penanggung Jawab Umum• Dirjen Dikdas, Kemdikbud• Deputi Sumberdaya
Manusia dan Kebudayaan, Bappenas
• Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama, Kemenko Kesra
• Dirjen Keuangan Daerah, Kemdagri
• Dirjen Perimbangan Keuangan, Kemenkeu
Penanggungjawab Program BOS• Direktur Pembinaan SMP,
Kemdikbud• Direktur Pembinaan SD,
Kemdikbud• Direktur Dana Perimbangan,
Kemenkeu• Direktur Fasilitas Dana
Perimbangan, Kemdagri• Direktur Agama dan
Pendidikan, Bappenas• Setditjen Dikdas, Kemdikbud• Kepala PDSP, Kemdikbud
Tim Pelaksana Program BOS• Tim Manajemen BOS
SD• Tim Manajemen BOS
SMP
19
3. Tim Manajemen BOS Provinsi
Penanggung Jawab
• Setda Provinsi• Kepala SKPD Pendidikan Provinsi• Kepala Dinas/Badan/Biro Pengelola Keuangan Daerah
Tim Pelaksana Program BOS• Ketua Tim /Pelaksana (Unsur SKPD Pendidikan)• Sekretaris I (dari unsur SKPD Pendidikan)• Sekretaris II (dari unsur DPKD/BPKD)• Bendahara ( dari unsur SKPD Pendidikan)• Unit Data (SD dan SMP)• Unit Publikasi ( dari unsur SKPD Pendidikan)• Unit Monev
20
3. Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota
Penanggung Jawab • Kepala SKPD Pendidikan Kabupaten/Kota
Tim Pelaksana Program BOS
• Manajer• Unit Pendataan SD/SDLB• Unit Pendataan SMP/SMPLB/SMPT/SATAP• Unit Monitoring dan Evaluasi dan Pelayanan dan
Penanganan Pengaduan Masyarakat
- Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati/Walikota.- Sekretariat Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota berada di Kantor SKPD Pendidikan
Kab/Kota
21
3. Tim Manajemen BOS Sekolah
Penanggung Jawab • Kepala Sekolah
Anggota
• Bendahara BOS Sekolah• Satu orang dari unsur orangtua peserta didik di
luar Komite Sekolah yang dipilih oleh Kepala Sekolah dan Komite Sekolah dengan mempertimbangkan kredibilitasnya, serta menghindari terjadinya konflik kepentingan
Tim Manajemen BOS Sekolah ditetapkan dengan SK dari Kepala Sekolah
22
Prosedur Pelaksanaan dan Penggunaan Dana BOS
D
23
A. Mekanisme Pengalokasian Dana BOS
24
B. Mekanisme Penyaluran BOS
KementerianKeuangan RI
Kas Umum DaerahProvinsi
SekolahNegeri/Swasta
SKPD Pendidikan
ProvinsiHibah berupa uang ditransfer ke masing-masingrekening Sekolah tanpa melalui kas kab/kota
Transfer dana BOS per-provinsisesuai PMK dana BOS 2012
Penyampaian Permendikbud alokasidana BOS, nomor rekening dan NPHD persekolah per-Kab/Kota
Permendagri PengaturanPengelolaan Dana BOS
25
C. Penggunaan Dana BOS
1. Pengembangan Perpustakaan2. Kegiatan dalam rangka penerimaan
peserta didik baru3. Kegiatan pembelajaran dan
ekstrakurikuler peserta didik4. Kegiatan Ulangan dan Ujian5. Pembelian bahan-bahan habis pakai6. Langganan daya dan jasa7. Perawatan sekolah8. Pembayaran honorarium bulanan guru
honorer dan tenaga kependidikan honorer
9. Pengembangan profesi guru
PENGGUNAAN DANA BOS
•Guru honorer (hanya untuk memenuhi SPM) dan harus mempertimbangkan batas maksimum penggunaan dana BOS untuk belanja pegawai serta kualifikasi guru honorer harus sesuai bidang yang diperlukan
•Diwajiban membeli buku pegangan guru dan buku teks pelajaran kurikulum 2013 semester satu tahun ajaran 2014/2015, kecuali sudah dipenuhi dari sumber pendanaan lain maksimal 5% dari total dana yang diterima dalam satu tahun anggaran. (Juli-Desember 2014)
•Setiap sekolah akan memperoleh tambahan dana yang akan disalurkan oleh dinas pendidikan prov. Melalui dan dekonsentrasi untuk semester satu
•Untuk semester dua tahun ajaran 2014/2015 akan dibiayai dari dana alokasi khusus (untuk kabupaten kota penerima DAK) dan dari APBD untuk kabupaten/kota bukan penerima DAK •1
26
10. Membantu peserta didik miskin11. Pembiayaan pengelolaan BOS12. Pembelian dan perawatan perangkat
komputer13. Biaya lainnya jika seluruh komponen 1
s.d. 12 telah terpenuhi pendanaannya dari BOS
• Pembelian desktop workstation max 5 unit untuk SMP dan 3 unit untuk SD dalam satu tahun anggaran serta peralatan tersebut harus dicatat sebagai inventaris sekolah
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan dana BOS :
1. Prioritas utama penggunaan dana BOS adalah untuk kegiatan operasional sekolah
2. Bagi sekolah yang telah menerima DAK, tidak diperkenankan menggunakan dana BOS untuk peruntukan yang sama
3. Bunga Bank/Jasa Giro akibat adanya dana di rekening sekolah menjadi milik sekolah dan digunakan untuk keperluan sekolah
27
D. Larangan Penggunaan Dana BOS
1. Disimpan dengan maksud dibungakan2. Dipinjamkan kepada pihak lain3. Membeli Lembar Kerja peserta didik (LKS)4. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolah dan memerlukan biaya besar, misalnya studi banding,
tur studi (karya wisata) dan sejenisnya5. Membayar iuran kegiatan yang diselenggarakan oleh UPTD Kecamatan/Kabupaten/Kota/Provinsi/Pusat, atau
pihak lainnya, kecuali untuk menanggung biaya peserta didik atau guru yang ikut serta dalam kegiatan tersebut6. Membayar bonus dan transportasi rutin untuk guru7. Membeli pakaian/seragam/sepatu bagi guru/peserta didik untuk kepentingan pribadi (bukan inventaris
sekolah), kecuali untuk peserta didik penerima BSM8. Digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat9. Membangun gedung/ruangan baru10. Membeli bahan/peralatan yang tidak mendukung proses pembelajaran11. Menanamkan saham12. Membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber dana pemerintah pusat atau pemerintah daerah secara
penuh dan wajar13. Membiayai kegiatan penunjang yang tidak ada kaitannya dengan operasi sekolah14. Membiayai kegiatan dalam rangka mengikuti pelatihan/sosialisasi/pendampingan dan perpajakan program BOS
yang diselenggarakan lembga diluar SKPD Pendidikan Prov/ Kabupaten/Kota dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
28
Monitoring dan Supervisi
E
29
Monitoring dan Supervisi BOS
• Bentuk: Melakukan pemantauan, pembinaan dan penyelesaian masalah terhadap pelaksanaan program BOS.
• Tujuan: Meyakinkan bahwa dana BOS diterima oleh yang berhak dalam jumlah, waktu, cara, dan penggunaan yang tepat
• Komponen utama yang dimonitor antara lain:– Alokasi dana sekolah penerima bantuan– Penyaluran dan penggunaan dana– Pelayanan dan penanganan pengaduan– Administrasi keuangan– Pelaporan, serta pemajangan rencana penggunaan dan pemakaian dana BOS.
30
Monitoring dan Supervisi BOS
• Juga dilakukan monitoring terhadap pelayanan dan penanganan pengaduan, sehingga pelayanan pengaduan dapat ditingkatkan.
• Dapat dilakukan bekerjasama dengan lembaga-lembaga terkait.• Dilakukan dengan mencari fakta, menginvestigasi, menyelesaikan
masalah, dan mendokumentasikan.• Dilakukan oleh Tim Manajemen BOS Pusat, Tim BOS Provinsi, dan
Tim BOS Kabupaten/Kota.
31
Monitoring oleh Tim Manajemen BOS Pusat
• Memantau penyaluran dan penyerapan dana, kinerja Tim Manajemen BOS Provinsi dan penggunaan dana manajemen dan operasional yang disediakan oleh Tim Manajemen BOS Pusat dan pelaksanaan program di sekolah;
• Responden: – Tim Manajemen BOS Provinsi– Pengelola Keuangan Daerah– Bank penyalur dan Sekolah
• Dilaksanakan pada saat persiapan penyaluran dana, pada saat penyaluran dana dan pasca penyaluran dana– Monitoring pelaksanaan program dilakukan melalui kunjungan lapangan– Monitoring penyaluran dana BOS dari Bank Penyalur ke sekolah dilakukan secara
online.
32
Monitoring oleh Tim Manajemen BOS Provinsi• Memantau penyaluran dana, penyerapan dana dan penggunaan dana di tingkat
sekolah• Responden:
– Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota, – Sekolah– Murid dan/atau orangtua murid penerima bantuan– Lembaga penyalur dana BOS;
• Dilaksanakan pada saat persiapan penyaluran dana, pada saat penyaluran dana, dan pasca penyaluran dana– Monitoring dilakukan melalui kunjungan lapangan;– Monitoring penyaluran dana BOS dari Bank Penyalur ke sekolah dilakukan
secara online.
33
Monitoring oleh Tim Manajemen BOS Kab/Kota• Memantau penyaluran dana, penyerapan dana, dan penggunaan dana di tingkat
sekolah;• Responden:
– Sekolah– Murid – Orangtua murid
• Monitoring dilaksanakan pada saat penyaluran dana dan pasca penyaluran dana• Agar monitoring dilakukan secara terpadu dengan program lain selain program BOS• Dapat melibatkan Pengawas Sekolah secara terintegrasi dengan kegiatan
pengawasan lainnya oleh Pengawas Sekolah• Monitoring dilakukan melalui kunjungan lapangan;• Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota agar memanfaatkan pengawas sekolah yang
kredibel dan bertanggung jawab untuk membantu melakukan monitoring
34
Pelaporan, Pertanggungjawaban, Pengawasan, Pemeriksaan, dan Sanksi
F
35
Pelaporan Tingkat Sekolah
A. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)– Formulir:
• Formulir BOS-K1 (RKAS)• BOS-K2 (rincian rencana penggunaan tahunan dan tiga
bulanan untuk setiap sumber dana yang diterima sekolah)– Ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Komite Sekolah, dan Ketua
Yayasan (swasta) – Disimpan di sekolah– Diperlihatkan kepada Pengawas Sekolah, Tim BOS
Kabupaten/Kota, dan para pemeriksa lainnya apabila diperlukan
36
Pelaporan Tingkat SekolahB. Pembukuan
1. Buku Kas Umum• Mennggunakan Formulir BOS-K3 • Meliputi semua transaksi eksternal• Diisi segera setiap setelah kejadian transaksi
2. Buku Pembantu Kas• Menggunakan Formulir BOS-K4• Mencatat tiap transaksi tunai
3. Buku Pembantu Bank• Menggunakan Formulir BOS-K• Mencatat tiap transaksi melalui bank
4. Buku Pembantu Pajak• Menggunakan Formulir BOS-K6• Mencatat semua transaksi yang harus dipungut pajak
37
Pelaporan Tingkat Sekolah
C. Realisasi Penggunaan Dana Tiap Sumber Dana– Menggunakan Formulir BOS-K7– Disusun berdasarkan Buku Kas Umum pada periode yang sama– Dibuat triwulanan – Dilengkapi dengan surat pernyataan tanggung jawab yang menyatakan bahwa
dana BOS telah digunakan sesuai NPH
D. Rekapitulasi Realisasi Penggunaan Dana BOS– Menngunakan Formulir BOS-K7a– Merupakan rekapitulasi dari 13 komponen penggunaan dana– Disusun berdasarkan Formulir BOS-K7– Dibuat triwulanan
38
Pelaporan Tingkat Sekolah
E. Bukti Pengeluaran– Setiap transaksi pengeluaran harus didukung dengan bukti kuitansi yang sah;– Bukti pengeluaran uang harus dibubuhi materai yang cukup
• Transaksi sampai Rp 250.000 tidak dikenai bea meterai,• Transaksi Rp 250.001 – Rp 1.000.000 dikenai bea meterai Rp 3.000• Transaksi lebih besar Rp 1.000.000,- dikenai bea meterai Rp 6.000
Uraian pembayaran dalam kuitansi harus jelas dan terinci sesuai dengan peruntukannya
– Uraian tentang jenis barang/jasa yang dibayar dapat dipisah dalam bentuk faktur sebagai lampiran kuitansi
– Setiap bukti pembayaran harus disetujui Kepala Sekolah dan lunas dibayar oleh Bendahara
– Disimpan oleh bendahara BOS sebagai bahan bukti dan bahan laporan
39
Pelaporan Tingkat SekolahF. Pelaporan• Hal yang perlu dilaporkan oleh Tim Manajemen BOS
Sekolah: Rekapitulasi penggunaan dana BOS harus dilaporkan oleh
setiap sekolah tiap triwulan melalui laman www.bos.kemdikbud.go.id. Laporan lengkap penggunaan dana BOS triwulanan disimpan di sekolah untuk bahan pemeriksaan.
Lembar pencatatan pertanyaan/kritik/saran. Lembar pencatatan pengaduan.
• Laporan kegiatan dan pertanggungjawaban selama satu tahun anggaran disampaikan kepada SKPD Pendidikan Kabupaten/Kota paling lambat tanggal 5 Januari tahun berikutnya.
40
Pelaporan Tingkat Kabupaten/Kota
1. Rekapitulasi penggunaan Dana BOS yang diperoleh dari Tim BOS Sekolah (Formulir BOS-K8)
2. Penanganan Pengaduan Masyarakat,– Jenis kasus– Skala kasus– Kemajuan penanganan,– Status penyelesaian.
3. Diserahkan ke Tim BOS Provinsi paling lambat tanggal 10 Januari tahun berikutnya.
41
Pelaporan Tingkat Provinsi• Laporan Triwulanan
– Menggunakan Formulir BOS-K9 (daerah non terpencil) dan BOS-K9a (daerah terpencil)– Dibuat triwulanan– Dikirimkan kepada Mendikbud c.q. Ditjen Dikdas paling lambat minggu ke-2 bulan ke-2
setiap triwulan.• Laporan Akhir Tahun
– Meliputi• Penyerapan dan Penggunaan Dana BOS (Formulir BOS-K10)• Penanganan Pengaduan Masyarakat• Kegiatan lainnya
– Diserahkan ke Tim BOS Pusat paling lambat tanggal 20 Januari tahun berikutnya• Hasil Monitoring dan Evaluasi
– Berisi tentang hasil monitoring, analisis, jumlah responden, kesimpulan, saran dan rekomendasi
– Laporan monitoring rutin dikirimkan ke Tim Manajemen BOS Pusat paling lambat 45 hari setelah pelaksanaan monitoring
42
Pengawasan dan Sanksi
Pengawasan Program BOS meliputi :
1. Pengawasan melekat yang dilakukan oleh pimpinan masing-masing instansi kpd bawahannya di tingkat pusat, provinsi, Kab/Kota maupun sekolah
2. Pengawasan Fungsional Internal yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kemdikbud serta Inspektorat Daerah Provinsi dan Kab/Kota dengan melakukan audit
3. Pengawasan oleh Badan Pengawas Keuangan dan PembangunanDilakukan atas permintaan instansi yang akan diaudit
4. Pengawasan oleh BPK sesuai dengan kewenangan
5. Pengawasan masyarakat dalam rangka tranparansi pelaksanaan Program BOS
SanksiSanksi terhadap penyalahgunaan wewenang yang dapat merugikan negara dan/atau sekolah dan/atau peserta didik akan dijatuhkan sanksi oleh aparat/pejabat yang berwenang berupa:1. Penerapan sanksi kepegawaian
sesuai dengan peraturan dan undang-undnag yang berlaku
2. Penerapan tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi
3. Penerapan proses hukum4. Pemblokiran dana dan penghentian
sementara seluruh bantuan pendidikan yang bersumber dari APBN pada tahun berikutnya kepada provinsi/kabupaten/kota
43
Pelayanan dan Penanganan Pengaduan Masyarakat
G
44
B. Pengaduan MasyarakatAdapun pengaduan masyarakat yang sering muncul adalah
seperti kasus-sasus berikut ini :
Pungutan Liar oleh pihak sekolah, UPTD Kecamatan
Honor untuk guru honorer dan tenaga kependidikan honorer
Pelaporan BOS online (tidak bisa login, NPSN yang ganda)
Pihak sekolah tidak transparan dan akuntabel mengenai penggunaan dana BOS
45
BOS 2013 vs 2014
Sasaran dan Unit Cost
Sekolah kecil diperlakukan sama dengan sekolah reguler
Tetap
Sekolah Kecil
20142013
SLB/SDLB/SMPLB
Tetap
Sekolah dengan jml peserta didik dibawah 80 (SD/SDLB) dan 120 (SMP/SMPLB/SatapSD = 80 x Rp.580.000,-/tahun = Rp 46.400.000,-/tahunSMP/Satap = 120 x Rp 710.000,-/tahun = Rp 85.200.000,-/tahun
Sekolah SLB/SDLB/SMPLB diperlakukan sama dengan sekolah reguler
a. SDLB yang berdiri sendiri tidak menjadi satu dengan SMPLB, dana BOS yang diterima sebesar = 80 x Rp 580.000,- = Rp. 46.400.000,-/tahun
b. SMPLB yang berdiri sendiri tidak menjadi satu dengan SDLB, dana BOS yang diterima sebesar = 120 x Rp 710.000,- = Rp 85.200.000,-/tahun.
c. SLB dimana SDLB dan SMPLB menjadi satu pengelolaan, dana BOS yang diterima sebesar = 120 x Rp 710.000,- = Rp 85.200.000,-/tahun.
46
BOS 2013 vs 2014
Tidak ada program BOS Buku, pengembangan perpustakaan hanya
untuk membeli/menggandakan/mengganti buku
yang rusak untuk memenuhi rasio satu peserta didik satu buku, dll
Program BOS Buku
20142013a. Diwajibkan membeli buku pegangan guru kurikukum
2013 semester 1 tahun ajaran 2014/2015 (Juli-Desember 2014), kecuali sudah dipenuhi dari sumber pendanaan lain;
b. Diwajibkan membeli buku teks pelajaran kurikulum 2013 bagi peserta didik untuk semester 1 tahun ajaran 2014/2015 (Juli – Desember 2014) sebanyak jumlah peserta didik, kecuali sudah dipenuhi dari sumber pendanaan lain
c. Dalam rangka untuk pembelian buku kurikulum 2013 semester I tahun ajaran 2014/2015, setiap sekolah akan memperoleh tambahan dana yang akan disalurkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi melalui dana dekonsentrasi.
d. Dana dari sumber dekonsentrasi harus digunakan untuk pembelian buku kurikulum tahun ajaran 2014/ 2015 semester I, sedangkan kekurangannya dipenuhi dari dana BOS maksimal 5% dari total dana yang diterima dalam satu tahun anggaran.
e. Buku untuk semester II tahun ajaran 2014/2015 akan dibiayai dari Dana Alokasi Khusus (untuk kabupaten/ kota penerima DAK) dan dari APBD untuk kabupaten/kota bukan penerima DAK.
f. Buku teks pelajaran kurikulum 2013 yang dibeli adalah yang sudah ditentukan oleh Kemdikbud
Pelaporan BOS Pelaporan dilakukan secara manual oleh sekolah/kab/kota/prov
Telah disediakan perangkat lunak yang dapat digunakan oleh sekolah: Aplikasi Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Penggunaan dana BOS di tingkat sekolah (ALPEKA BOS); danPelaporan Penggunaan Dana BOS secara online. Kedua perangkat lunak ini ada dalam laman www.bos.kemdikbud.go.id.
BOS 2013 vs 2014
47
KRITERIA SEKOLAH KECIL
Kebijakan sekolah kecil tidak berlaku bagi sekolah dengan kriteria sebagai berikut:
1. Sekolah swasta bagi keluarga mampu sehingga telah memungut biaya mahal.
2. Sekolah yang tidak diminati oleh masyarakat sekitar karena tidak berkembang sehingga jumlah peserta didik sedikit dan masih terdapat alternatif sekolah lain di sekitarnya.
3. Sekolah yang terbukti dengan sengaja membatasi jumlah peserta didik dengan tujuan untuk memperoleh dana BOS dengan kebijakan khusus tersebut
1. Tim Manajemen Kabupaten/Kota memverifikasi sekolah yang akan mendapatkan kebijakan khusus tersebut.
2. Berdasarkan hasil verifikasi, Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota mengirim surat kepada Tim Manajemen BOS Provinsi dengan dilampiri daftar sekolah yang direkomendasikan dan daftar sekolah yang tidak direkomendasikan memperoleh perlakuan khusus tersebut dengan diberikan data jumlah peserta didik per sekolah. Surat rekomendasi ini disampaikan kepada Tim Manajemen BOS Provinsi hanya satu kali dalam satu tahun pada awal tahun anggaran (periode penyaluran triwulan 1).
3. Tim Manajemen BOS Provinsi menyalurkan dana BOS sesuai rekomendasi Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota.
Agar kebijakan khusus ini tidak salah sasaran dan menimbulkan efek negatif, maka mekanisme pemberian perlakuan khusus ini mengikuti langkah sebagai berikut:
Direktorat Pembinaan Sekolah DasarDirektorat Jenderal Pendidikan DasarKementerian Pendidikan dan KebudayaanGedung E Lt. 17 Komplek KemdikbudJl. Jenderal Sudirman – SenayanJakarta Pusat