Post on 06-Mar-2019
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali
yaitu siklus satu dan siklus dua, masing-masing siklus tiga kali pertemuan.
Didalam setiap siklus terdapat rincian diantaranya perencanaan, pelaksanaan,
observasi serta refleksi.
4.1.1 Kondisi Sebelum Tindakan
Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan kelas
dilakukan. Berdasarkan data dokumentasi dari hasil observasi yang telah
dilakukan di Kelas 6 SDN Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten
Semarang tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 37 siswa pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia terlihat bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Rata-
rata kelas nilai ulangan peserta didik pada mata Pelajaran Bahasa Indonesia adalah
60,59 dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM=70). Menurut ketentuan
secara klasikal, kelas dikatakan tuntas apabila kelas tersebut telah mencapai 85%
siswa tuntas. Jadi simpulan sementara kemampuan belajar siswa dalam materi
membaca intensif masih rendah.
Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan guru kelas sebelum
diadakan penelitian, rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SDN Tambakboyo 02
Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang, dipengaruhi oleh tingkat konsentrasi
siswa dan jumlah siswa kelas 6 yang mencapai 37 siswa, sehingga suasana kelas
saat kegiatan pembelajaran menjadi ramai dan berakibat hasil belajar menjadi
rendah.
Hasil Ketuntasan belajar siswa Kelas 6 SDN Tambakboyo 02 Kecamatan
Ambarawa Kabupaten Semarang sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa
yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70)
sebanyak 17 siswa dengan persentase 45,95%, sedangkan yang sudah mencapai
ketuntasan minimal sebanyak 20 siswa dengan persentase 54,05%.
Diperoleh data hasil belajar Bahasa Indonesia yang masih rendah dari
Kelas 6 SDN Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang
44
Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013, penulis akan melakukan sebuah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya.
4.1.2 Deskripsi Siklus I
Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan pada siklus I ini terdiri dari tiga perencanaan
pertemuan yaitu pertemuan I, pertemuan II dan pertemuan III.
Pertemuan I
Berdasarkan hasil observasi yang sudah dilakukan di SD Negeri
Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang, peneliti
bekerjasama dengan guru Kelas 6 melakukan diskusi mengenai materi membaca
pemahaman yang akan disajikan dengan menggunakan metode pembelajaran
SQ3R.
Guru merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok
bahasan peta konsep tentang membaca pemahaman. Guru juga perlu
mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran
seperti lembar kerja siswa (LKS), lembar observasi siswa, lembar observasi
kinerja guru, lembar evaluasi dan buku pelajaran. Kemudian guru menyajikan
pengalaman belajar yang bersifat memotivasi siswa yaitu dengan melakukan
kegiatan pembelajaran metode SQ3R dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Guru menyusun/menyiapkan teks bacaan yang sesuai pada siswa kelas 6
b. Secara interkatif guru menjelaskan bagaimana cara membaca yang baik untuk
mendapatkan gagasan pokok.
c. Siswa dipersilahkan melakukan Survey (mengkaji) pada teks bacaan.
d. Dibantu guru siswa membuat pertanyaan yang berhubungan dengan teks
bacaan.
e. Siswa membaca teks bacaan.
f. Siswa menceritakan kembali teks bacaan dengan bahasanya sendiri.
g. Siswa meninjau kembali pada teks bacaan, guna menyakinkan dan
mendapatkan gambaran lengkap dari materi bacaan.
45
h. Siswa membaca cerita yang dibuat dengan bahasanya sendiri.
i. Siswa diberi kesempatan membahas/saran/kritik terhadap cerita.
j. Guru memberikan kesimpulan secara umum.
k. Evaluasi.
l. Penutup.
Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa menyimpulkan materi
pembelajaran yang dipelajari hari itu kemudian guru memberikan tindak lanjut
kepada siswa untuk mempelajari materi berikutnya.
Pertemuan II
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II sebagai tindak lanjut
dari pertemuan I, yang membedakan dari pertemuan I adalah materi yang akan
dipelajari yaitu tentang cara menceritakan kembali suatu teks kedalam satu
paragraf. Sebelum mengajar pada pertemuan kedua, peneliti menyiapkan segala
sesuatu yang diperlukan pada proses pembelajaran, diantaranya Rencana
Pelaksanan Pembelajaran (RPP), daftar presensi siswa, lembar kerja siswa, lembar
observasi siswa dan lembar observasi kegiatan guru. Masih seperti pertemuan I
guru menyajikan pengalaman belajar yang bersifat memotivasi siswa yaitu dengan
melakukan kegiatan pembelajaran metode SQ3R. Pada akhir pembelajaran guru
bersama dengan siswa membuat kesimpulan tentang materi pembelajaran.
Pertemuan III
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan ketiga sebagai tindak
lanjut dari pertemuan sebelumnya yaitu pertemuan I dan II. Pada pertemuan
ketiga digunakan untuk mengadakan tes evaluasi bagi siswa tentang materi yang
telah dipelajari pada pertemuan I dan pertemuan II. Sebelum kegiatan
pembelajaran pada pertemuan ketiga berlangsung, peneliti menyiapkan hal-hal
yang diperlukan untuk proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), lembar soal tes serta lembar jawab. Sebelum mengadakan
tes evaluasi, guru mengulang materi tentang ide pokok paragraf yang telah
dipelajari pada pertemuan I dan pertemuan II. Kegiatan pembelajaran diakhiri
dengan menyampaiakan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya
46
Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pada tahap pelaksanaan dan observasi yang dilakukan pada siklus I ini
terdiri dari tiga pertemuan yaitu pertemuan I, pertemuan II dan pertemuan III.
Dimana pada setiap tahap berlangsung masing-masing selama 70 menit (dua jam
pelajaran).
Pertemuan I
Kegiatan Awal
Pelaksanaan pada pertemuan I guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam, berdoa, mengecek presensi siswa, mengatur suasana di
ruangan kelas dan menanyakan kabar atau keadaan siswa, serta menyiapkan siswa
mengikuti pembelajaran. Kemudian guru menyampaikan apersepsi dengan
bertanya pada siswa apakah kalian sering membaca? Teks apa yang sering kalian
baca? Kemudian siswa menjawab pertanyaan yang telah disampaikan guru.
Setelah melakukan apersepsi kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dan memotivasi siswa.
Kegiatan Inti
Guru menyampaikan materi pembelajaran tentang membaca intensif dan
bagaimana cara mendapatkan ide pokok dari sebuah paragraf atau teks bacaan.
Dilanjutkan penggunaan metode SQ3R dalam proses membaca. Yaitu mengkaji
teks bacaan pada awal proses membaca dilanjutkan dengan membuat pertanyaan
yang bersangkutan dengan teks bacaan. Setelah kedua langkah awal dilaksanakan
barulah dilanjutkan dengan membaca secara intensif. Untuk memahami benar isi
teks bacaan dilakukan peninjauan ulang terhadap teks bacaan. Setelah siswa
mengetahui isi dan maksud dari teks bacaan dilanjutkan dengan menceritakan
kembali isi dari teks bacaan dengan bahasanya sendiri kedalam satu paragraf.
Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang sudah
dipelajari, memberikan umpan balik terhadap proses hasil belajar serta
memberikan pemantapan dengan mendorong siswa untuk mengetahui konsep dan
pengetahuan.
47
Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan selama pembelajaran siklus I pertemuan I
yaitu ketika guru memberikan pertanyaan pada siswa, siswa selalu menjawab
secara bersama-sama tetapi ketika guru menunjuk salah satu siswa untuk
menjawab ada siswa yang takut apabila jawabannya tersebut salah, sebagian besar
siswa tertawa dan mengejek jawaban temannya. Maka guru perlu memberi
pengertian pada siswa lain untuk menghargai pendapat/jawaban dari teman-teman
lainnya.
Ketika guru menyampaikan materi yang dipelajari ada sebagian siswa
tidak mendengarkan penjelasan. Untuk mengantisipasi pada pertemuan berikutnya
guru bertindak tegas dan komunikatif pada siswa yang bermain sendiri saat
kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada tahap pembelajaran siklus I pertemuan I
yang sedang berlangsung, observer mengamati jalannya pembelajaran dengan
menggunakan metode SQ3R dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara
mengisi lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti. Lembar observasi
tersebut meliputi item yang sesuai dengan pembelajaran dengan menggunakan
metode SQ3R untuk mengamati semua aktivitas yang dilakukan oleh guru selama
kegiatan pembelajaran. Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui apa yang
menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Kekurangan
siswa dalam pembelajaran antara lain kesiapan siswa dalam mengikuti
pembelajaran masih kurang. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan masih
kurang, sebagian siswa kurang menanggapi jawaban kelompok lain. Sedangkan
kelebihan siswa dalam pembelajaran antara lain, siswa sungguh-sungguh dalam
mengikuti pembelajaran, hampir semua siswa dapat menanggapi kelompok lain.
Adapun kekurangan dan kelebihan dalam pertemuan I yang sudah dilakukan akan
diperbaiki pada pertemuan II.
Pertemuan II
Kegiatan Awal
Pelaksanaan pada pertemuan II guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam, berdoa, mengecek presensi siswa, mengatur suasana di
ruangan kelas dan menanyakan kabar atau keadaan siswa, serta menyiapkan siswa
48
mengikuti pembelajaran. Kemudian guru menyampaikan apersepsi dengan
bertanya kepada siswa “Pernahkah kalian membaca teks drama? Apa yang kalian
ingat dari drama yang pernah kalian baca?” Kemudian siswa menjawab
pertanyaan yang telah disampaikan guru. Setelah melakukan apersepsi kemudian
guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.
Kegiatan Inti
Guru menyampaikan materi pembelajaran tentang membaca intensif dan
bagaimana cara mendapatkan unsur-unsur drama dari sebuah teks atau penggalan
naskah drama. Dilanjutkan penggunaan metode SQ3R dalam proses membaca
teks drama. Yaitu mengkaji teks drama pada awal proses membaca dilanjutkan
dengan membuat pertanyaan yang bersangkutan dengan teks drama. Setelah
kedua langkah awal dilaksanakan baru dilanjutkan dengan membaca secara
intensif. Untuk memahami benar isi drama dilakukan peninjauan ulang terhadap
teks drama. Setelah siswa mengetahui isi dan maksud dari teks bacaan dilanjutkan
dengan mencari unsur-unsur drama dan menceritakan kembali isi dari teks bacaan
dengan bahasanya sendiri kedalam satu paragraf.
Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang sudah
dipelajari. Siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi. Guru memberikan
umpan balik terhadap proses pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan selama
pembelajaran siklus I pertemuan II sudah berjalan dengan baik sesuai tujuan yaitu
ketika guru memberikan pertanyaan pada siswa, siswa selalu menjawab secara
bersama-sama, sebagian siswa sudah menjawab ketika guru menunjuk salah satu
siswa untuk menjawab, sebagian besar siswa sudah menghargai pendapat dari
temannya. Hal ini sudah menunjukkan suatu peningkatan dibandingkan pada
pertemuan I.
Refleksi
Ketika guru menyampaikan materi kepada siswa sudah memperhatikan
dengan baik, karena pada awal pembelajaran guru meminta kepada seluruh siswa
untuk tidak bermain sendiri saat mengikuti pembelajaran. Hal ini terbukti dapat
memfokuskan siswa terhadap penjelasan guru. Pada tahap pembelajaran siklus I
49
pertemuan II yang sedang berlangsung, observer mengamati jalannya
pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R dari awal hingga akhir
pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan oleh
peneliti. Lembar observasi tersebut meliputi item yang sesuai dengan
pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R untuk mengamati semua
aktivitas yang dilakukan oleh guru selama kegiatan pembelajaran. Dari hasil
observasi tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan
selama pembelajaran berlangsung. Kekurangan siswa dalam pembelajaran antara
lain siswa kurang menanggapi jawaban dari kelompok lain. Sedangkan kelebihan
siswa dalam pembelajaran antara lain, siswa sungguh-sungguh dalam mengikuti
pembelajaran. Adapun kekurangan dan kelebihan dalam siklus I pertemuan II
yang sudah dilakukan. Perbaikkan akan dilaksanakan pada Siklus II
Pertemuan III
Pembelajaran pada pertemuan ketiga sebagai tindak lanjut dari pertemuan pertama
dan pertemuan kedua yaitu melakukan tes evaluasi. Kegiatan pembelajaran pada
pertemuan ketiga diawali dengan berdoa, presensi dan dilanjutkan dengan tanya
jawab untuk mengulang materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama dan
pertemuan kedua secara singkat. Kemudian guru memberi kesempatan siswa
untuk bertanya tentang materi yang belum diketahui. Setelah itu guru mengadakan
tes evaluasi selama 2x35 menit. Bagi siswa yang sudah selesai dapat
mengumpulkan lembar jawab dan kembali ke tempat duduk. Kemudian kegiatan
diakhiri dengan menyampaiakan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya.
Hasil Observasi Siklus I
Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Observasi difokuskan pada aktivitas siswa, aspek yang diamati pada
pertemuan I dan pertemuan II sama, diantaranya sikap siswa selama pra
pembelajaran, sikap siswa pada kegiatan awal pembelajaran, sikap siswa
mengikuti pembelajaran, kemampuan siswa mengkaji teks bacaan (survey),
kemampuan siswa membuat pertanyaan dari teks yang telah dikaji, kemampuan
50
membaca dengan baik dan benar, kemampuan menceritakan kembali dengan
bahasa sendiri, serta kemampuan mempresentasikan hasil menceritakan kembali.
Observasi dilakukan oleh Bernadeta Christie Marcalia Paksi. Pada saat observer
mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, tugas
observer adalah memberi tanda (√) pada kolom skor penilaian sesuai dengan
keadaan sebenarnya. Setiap aspek yang diamati mempunyai skor, skor 1
menyatakan kegiatan pembelajaran kurang baik sesuai dengan indikator, skor 2
menyatakan kegiatan pembelajaran cukup baik sesuai dengan indikator, skor 3
menyatakan kegiatan pembelajaran baik sesuai dengan indikator, serta skor 4
menyatakan kegiatan pembelajran sangat baik sesuai indikator. Skor yang
diperoleh dihitung dalam persen. Setelah itu skor dijumlahkan untuk
diinterpretasikan menurut kriteria penilaian. Kriteria penilaian dari total skor
90%-100% artinya sangat baik (A), 80%-89% artinya baik (B), 70%-79% artinya
cukup (C), 60%-69% artinya kurang (D), dan < 59% artinya sangat kurang (E).
Apabila disajikan lengkap dalam bentuk tabel sesuai hasil lembar observasi
aktivitas siswa (terlampir). Yang telah disusun dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
No Skor Penilaian
Observer
Jumlah
Skor Persentase Kategori
1. Pertemuan I 57 83,82% Baik
2. Pertemuan II 61 89,70% Baik
Hasil skor total observasi aktivitas siswa pada penelitian menggunakan
metode SQ3R siklus I pertemuan I memperoleh skor 57 dengan persentase
83,82% dan siklus I pertemuan II memperoleh skor 61 dengan persentase 89,70%,
yang artinya aktivitas siswa pada siklus I pertemuan I dan pertemuan II sesuai
kriteria sudah baik.
Hasil Observasi Kinerja Guru
Observasi difokuskan pada kinerja guru, aspek yang diamati pada
pertemuan I dan pertemuan II sama, diantaranya terdapat indikator pokok seperti
51
menerapkan metode SQ3R, kesesuaian RPP dengan kegiatan pembelajaran,
penerapan langkah-langkah yang ada dalam RPP, cara penyampaian materi,
menyimpulkan materi dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Observasi dilakukan oleh Bernadeta Christie Marcalia Paksi. Pada saat observer
mengamati kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung, tugas observer
adalah melingkari skor nilai pada kolom skor yeng tersedia sesuai dengan keadaan
sebenarnya. Setiap aspek yang diamati mempunyai skor, skor 1 menyatakan
kegiatan pembelajaran kurang baik sesuai dengan indikator, skor 2 menyatakan
kegiatan pembelajaran cukup baik sesuai dengan indikator, skor 3 menyatakan
kegiatan pembelajaran baik sesuai dengan indikator, serta skor 4 menyatakan
kegiatan pembelajran sangat baik sesuai indikator. Skor yang diperoleh dihitung
dalam persen. Setelah itu skor dijumlahkan untuk diinterpretasikan menurut
kriteria penilaian. Kriteria penilaian dari total skor 90%-100% artinya sangat baik
(A), 80%-89% artinya baik (B), 70%-79% artinya cukup (C), 60%-69% artinya
kurang (D), dan < 59% artinya sangat kurang (E). Apabila disajikan lengkap
dalam bentuk tabel sesuai hasil lembar observasi kinerja guru (terlampir). Yang
telah disusun dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I
No Skor Penilaian
Observer
Jumlah
Skor Persentase Kategori
1. Pertemuan I 81 84,37% Baik
2. Pertemuan II 84 87,5% Baik
Hasil skor total observasi kinerja guru pada penelitian menggunakan
metode SQ3R siklus I pertemuan I memperoleh skor 81 dengan persentase
84,37% dan siklus I pertemuan II memperoleh skor 84 dengan persentase 87,5%,
yang artinya kinerja guru pada siklus I pertemuan I dan pertemuan II sesuai
kriteria sudah baik.
52
Refleksi
Pada siklus I pertemuan I yaitu ketika guru memberikan pertanyaan pada
siswa, siswa selalu menjawab secara bersama-sama tetapi ketika guru menunjuk
salah satu siswa untuk menjawab ada siswa yang takut apabila jawabannya
tersebut salah, sebagian besar siswa tertawa dan mengejek jawaban temannya.
Maka guru perlu memberi pengertian pada siswa lain untuk menghargai
pendapat/jawaban dari teman-teman lainnya.
Pada siklus I pertemuan II saat guru menyusun simpulan telah melibatkan
siswa untuk membuat simpulan, sebagian besar sudah aktif dan antusias dalam
mengikuti pembelajaran. Hasil tes pada siklus I terdapat 28 siswa yang mencapai
KKM dan 9 siswa yang belum mencapai KKM Kelas 6 SDN Tambakboyo 02.
Kesimpulannya pada siklus I ini sudah baik dan bisa dilanjutkan pada siklus II
sebagai pemantapan pada siklus I yang sudah dilakukan dengan baik dan sesuai
rencana.
4.1.3 Deskripsi Siklus II
Perencanaan Tindakan
Berdasarkan data hasil siklus I ada kekurangan dan keberhasilan dalam
siklus I, Perencanaan pada siklus II ini dilakukan sebagai penyempurnaan dan
tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus I. Siklus II pelaksanaannya
dilaksanakan tiga kali pertemuan, kegiatan pembelajaran pada siklus II ini masih
sama dengan siklus I tapi yang membedakan adalah kegiatan pembelajaran pada
siklus II dan materi pembelajaran yang berbeda.
Pertemuan I
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan siklus I yang
sudah dilakukan SDN Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten
Semarang peneliti bekerjasama dengan guru Kelas 6 dengan melakukan diskusi
mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta metode SQ3R yang
digunakan Bahasa Indonesia pada kegiatan pembelajaran khususnya pada Kelas 6
semester II pada mata pelajaran sebelum melakukan kegiatan mengajar pada
53
siklus II pertemuan I, maka guru menyiapkan segala sesuatu yang dapat
menunjang proses pembelajaran siswa.
Guru merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi
mengidentifikasi unsur-unsur drama. Guru juga perlu mempersiapkan
perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran seperti lembar kerja
siswa (LKS), lembar observasi siswa, lembar observasi kinerja guru, lembar
evaluasi dan buku pelajaran. Kemudian guru menyajikan pengalaman belajar yang
bersifat memotivasi siswa yaitu dengan melakukan kegiatan pembelajaran metode
SQ3R.
Pertemuan II
Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan II sebagai tindak
lanjut dari hasil belajar siswa dan adanya kekurangan atau kelemahan pada Siklus
I. Guru menyajikan pengalaman belajar yang bersifat memotivasi siswa yaitu
dengan melakukan kegiatan pembelajaran metode SQ3R. Yang membedakan
dengan siklus I adalah materi membaca adalah teks drama, yang dilanjutkan
dengan menceritakannya kembali dengan bahasa sendiri.
Pada akhir pembelajaran guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan
tentang materi dan melakukan evaluasi dengan menggunakan tes objektif.
Pertemuan III
Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan ketiga sebagai tindak
lanjut dari pertemuan sebelumnya yaitu pertemuan I dan II. Pada pertemuan
ketiga digunakan untuk mengadakan tes evaluasi bagi siswa tentang materi yang
telah dipelajari pada pertemuan I dan pertemuan II. Sebelum kegiatan
pembelajaran pada pertemuan ketiga berlangsung, peneliti menyiapkan hal-hal
yang diperlukan untuk proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), lembar soal tes serta lembar jawab. Sebelum mengadakan
tes evaluasi, guru mengulang materi tentang ide pokok paragraf yang telah
dipelajari pada pertemuan I dan pertemuan II. Kegiatan pembelajaran diakhiri
dengan menyampaiakan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya
54
Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pada tahap pelaksanaan dan observasi yang dilakukan pada siklus II ini
terdiri dari tiga pertemuan yaitu pertemuan I, pertemuan II dan pertemuan III.
Dimana masing-masing pertemuan berlangsung berlangsung selama 70 menit
(dua jam pelajaran) berikutnya diberikan evaluasi pembelajaran.
Pertemuan I
Kegiatan Awal
Pelaksanaan pada pertemuan I guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam, berdoa, mengecek presensi siswa, mengatur suasana di
ruangan kelas dan menanyakan kabar atau keadaan siswa, serta menyiapkan siswa
mengikuti pembelajaran. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memotivasi siswa.
Kegiatan Inti
Guru menyampaikan materi pembelajaran tentang membaca intensif dan
bagaimana cara menentukan unsur-unsur drama dari sebuah teks drama atau
penggalan drama. Dilanjutkan penggunaan metode SQ3R dalam proses membaca.
Yaitu mengkaji teks bacaan pada awal proses membaca dilanjutkan dengan
membuat pertanyaan yang bersangkutan dengan teks drama. Setelah kedua
langkah awal dilaksanakan barulah dilanjutkan dengan membaca secara intensif.
Untuk memahami benar isi teks bacaan dilakukan peninjauan ulang terhadap teks
drama. Setelah siswa mengetahui isi dan maksud dari teks drama, dilanjutkan
dengan mencari unsur-unsur yang terdapat dalam drama.
Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang sudah
dipelajari, memberikan umpan balik terhadap proses hasil belajar kemudian
memberikan tindak lanjut untuk membaca materi pelajaran selanjutnya di rumah.
Refleksi
Pada tahap pembelajaran siklus II pertemuan I yang sedang berlangsung, observer
mengamati jalannya pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R dari awal
hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah
disediakan oleh peneliti. Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui apa yang
55
menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Kekurangan
siswa dalam pembelajaran antara lain kesiapan siswa dalam mengikuti
pembelajaran masih kurang. Sedangkan kelebihan siswa dalam pembelajaran
antara lain, siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, semua siswa aktif
dalam menjawab pertanyaan dari guru. Adapun kekurangan dan kelebihan dalam
pertemuan I yang sudah dilakukan. Perbaikkan akan dilaksanakan pada pertemuan
ke II.
Pertemuan II
Kegiatan Awal
Pelaksanaan pada pertemuan II guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam, berdoa, mengecek presensi siswa, mengatur suasana di
ruangan kelas dan menanyakan kabar atau keadaan siswa, serta menyiapkan siswa
mengikuti pembelajaran. Kemudian guru menyampaikan apersepsi dengan
bertanya kepada siswa “Pernahkah kalian membaca teks drama? Pernahkah
menceritakan kembali drama tersebut?” Setelah melakukan apersepsi kemudian
guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.
Kegiatan Inti
Guru menyampaikan materi pembelajaran tentang cara meringkas teks
drama dan menceritakan kembali dengan bahasa sendiri. Dilanjutkan penggunaan
metode SQ3R dalam proses membaca teks drama. Mengkaji dan membuat
pertanyaan berhubungan dengan teks drama, dilanjutkan dengan membaca secara
intensif. Untuk memahami benar isi drama dilakukan peninjauan ulang terhadap
teks drama. Setelah siswa mengetahui isi dan maksud dari teks bacaan dilanjutkan
dengan meringkas dan menveritakan kembali teks drama dengan bahasanya
sendiri.
Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang sudah
dipelajari. Siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi. Guru memberikan
umpan balik terhadap proses pembelajaran.
56
Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan selama pembelajaran siklus II pertemuan II
sudah berjalan dengan baik sesuai tujuan yaitu ketika guru memberikan
pertanyaan pada siswa, siswa selalu menjawab secara bersama-sama, sebagian
siswa sudah menjawab ketika guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab,
sebagian besar siswa sudah menghargai pendapat dari temannya. Hal ini sudah
menunjukkan suatu peningkatan dibandingkan pada siklus I. Ketika guru
menyampaikan materi kepada siswa sudah memperhatikan dengan baik, karena
pada awal pembelajaran guru meminta kepada seluruh siswa untuk tidak bermain
sendiri saat mengikuti pembelajaran. Hal ini terbukti dapat memfokuskan siswa
terhadap penjelasan guru..
Pertemuan III
Pembelajaran pada pertemuan ketiga sebagai tindak lanjut dari pertemuan pertama
dan pertemuan kedua yaitu melakukan tes evaluasi. Kegiatan pembelajaran pada
pertemuan ketiga diawali dengan berdoa, presensi dan dilanjutkan dengan tanya
jawab untuk mengulang materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama dan
pertemuan kedua secara singkat. Kemudian guru memberi kesempatan siswa
untuk bertanya tentang materi yang belum diketahui. Setelah itu guru mengadakan
tes evaluasi selama 2x35 menit. Bagi siswa yang sudah selesai dapat
mengumpulkan lembar jawab dan kembali ke tempat duduk. Kemudian kegiatan
diakhiri dengan menyampaiakan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya.
Hasil Observasi Siklus II
Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Observasi difokuskan pada aktivitas siswa, aspek yang diamati pada
pertemuan I dan pertemuan II sama, diantaranya sikap siswa selama pra
pembelajaran, sikap siswa pada kegiatan awal pembelajaran, sikap siswa
mengikuti pembelajaran, kemampuan siswa mengkaji teks drama (survey),
kemampuan siswa membuat pertanyaan dari teks drama yang telah dikaji,
57
kemampuan membaca drama dengan baik dan benar, kemampuan menceritakan
kembali dengan bahasa sendiri, serta kemampuan mempresentasikan hasil
menceritakan kembali. Observasi dilakukan oleh Bernadeta Christie Marcalia
Paksi. Pada saat observer mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung, tugas observer adalah memberi tanda (√) pada kolom skor penilaian
sesuai dengan keadaan sebenarnya. Setiap aspek yang diamati mempunyai skor,
skor 1 menyatakan kegiatan pembelajaran kurang baik sesuai dengan indikator,
skor 2 menyatakan kegiatan pembelajaran cukup baik sesuai dengan indikator,
skor 3 menyatakan kegiatan pembelajaran baik sesuai dengan indikator, serta skor
4 menyatakan kegiatan pembelajran sangat baik sesuai indikator. Skor yang
diperoleh dihitung dalam persen. Setelah itu skor dijumlahkan untuk
diinterpretasikan menurut kriteria penilaian. Kriteria penilaian dari total skor
90%-100% artinya sangat baik (A), 80%-89% artinya baik (B), 70%-79% artinya
cukup (C), 60%-69% artinya kurang (D), dan < 59% artinya sangat kurang (E).
Apabila disajikan lengkap dalam bentuk tabel sesuai hasil lembar observasi
aktivitas siswa (terlampir). Yang telah disusun dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
No Skor Penilaian
Observer
Jumlah
Skor Persentase Kategori
1. Pertemuan I 62 91,17% Sangat Baik
2. Pertemuan II 64 94,11% Sangat Baik
Hasil skor total observasi aktivitas siswa pada penelitian menggunakan
metode SQ3R siklus II pertemuan I memperoleh skor 62 dengan persentase
91,17% dan siklus II pertemuan II memperoleh skor 64 dengan persentase
94,11%, yang artinya aktivitas siswa pada siklus II pertemuan I dan Pertemuan II
sesuai kriteria sudah sangat baik.
58
Hasil Observasi Kinerja Guru
Observasi difokuskan pada kinerja guru, aspek yang diamati pada
pertemuan I dan pertemuan II sama, diantaranya terdapat indikator pokok seperti
menerapkan metode SQ3R, kesesuaian RPP dengan kegiatan pembelajaran,
penerapan langkah-langkah yang ada dalam RPP, cara penyampaian materi,
menyimpulkan materi dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Observasi dilakukan oleh Bernadeta Christie Marcalia Paksi. Pada saat observer
mengamati kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung, tugas observer
adalah melingkari skor nilai pada kolom skor yeng tersedia sesuai dengan keadaan
sebenarnya. Setiap aspek yang diamati mempunyai skor, skor 1 menyatakan
kegiatan pembelajaran kurang baik sesuai dengan indikator, skor 2 menyatakan
kegiatan pembelajaran cukup baik sesuai dengan indikator, skor 3 menyatakan
kegiatan pembelajaran baik sesuai dengan indikator, serta skor 4 menyatakan
kegiatan pembelajran sangat baik sesuai indikator. Skor yang diperoleh dihitung
dalam persen. Setelah itu skor dijumlahkan untuk diinterpretasikan menurut
kriteria penilaian. Kriteria penilaian dari total skor 90%-100% artinya sangat baik
(A), 80%-89% artinya baik (B), 70%-79% artinya cukup (C), 60%-69% artinya
kurang (D), dan < 59% artinya sangat kurang (E). Apabila disajikan lengkap
dalam bentuk tabel sesuai hasil lembar observasi kinerja guru (terlampir). Yang
telah disusun dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4
Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II
No Skor Penilaian
Observer
Jumlah
Skor Persentase Kategori
1. Pertemuan I 85 88,54% Baik
2. Pertemuan II 88 91,67% Sangat baik
Hasil skor total observasi kinerja guru pada penelitian menggunakan
metode SQ3R siklus II pertemuan I memperoleh skor 85 dengan persentase
88,54% dan siklus II pertemuan II memperoleh skor 88 dengan persentase
59
91,67%, yang artinya kinerja guru pada siklus II pertemuan I dan pertemuan II
sesuai kriteria sudah meningkat menjadi sangat baik.
Refleksi
Pada siklus II pertemuan I yaitu ketika guru memberikan pertanyaan pada
siswa, siswa selalu menjawab secara bersama-sama tetapi ketika guru menunjuk
salah satu siswa untuk menjawab ada siswa yang takut apabila jawabannya
tersebut salah, sebagian besar siswa tertawa dan mengejek jawaban temannya.
Maka guru perlu memberi pengertian pada siswa lain untuk menghargai
pendapat/jawaban dari teman-teman lainnya.
Pada siklus II pertemuan II kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan
baik sesuai tujuan. Dapat dilihat ketika guru memberikan pertanyaan pada siswa,
siswa selalu menjawab secara bersama-sama, sebagian siswa sudah menjawab
ketika guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab, sebagian besar siswa
sudah menghargai pendapat dari temannya. Hal ini sudah menunjukkan suatu
peningkatan dibandingkan pada siklus I. Ketika guru menyampaikan materi
kepada siswa sudah memperhatikan dengan baik, karena pada awal pembelajaran
guru meminta kepada seluruh siswa untuk tidak bermain sendiri saat mengikuti
pembelajaran. Hal ini terbukti dapat memfokuskan siswa terhadap penjelasan
guru. Pada siklus II pertemuan II saat guru menyusun simpulan telah melibatkan
siswa untuk membuat simpulan, sebagian besar sudah aktif dan antusias dalam
mengikuti pembelajaran.
Hasil tes pada siklus II terdapat 33 siswa yang mencapai KKM dan 4
siswa yang belum mencapai KKM Kelas 6 SDN Tambakboyo 02.
Kesimpulannya pada siklus II ini sudah baik dan bisa dilanjutkan pada siklus II
sebagai pemantapan pada siklus I yang sudah dilakukan dengan baik dan sesuai
rencana.
4.2 Hasil Analisis Data
4.2.1 Data Sebelum Tindakan
Analisis ketuntasan nilai Bahasa Indonesia siswa sebelum tindakan dapat
dilihat pada tabel 4.5.
60
Tabel 4.5
Nilai Ketuntasan Bahasa Indonesia Sebelum Tindakan
No. Nilai Ketuntasan
Sebelum Tindakan
Jumlah siswa Persentase (%)
1. ≥ 70 Tuntas 20 54,05%
2. < 70 Belum Tuntas 17 45,95%,
Jumlah 37 100
Rata-rata 60,59
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 40
Dari tabel 4.5 dapat disajikan dalam diagram batang pada gambar 4.1
Gambar 4.1 Diagram Batang Ketuntasan Sebelum indakan
Berdasarkan tabel 4.3 sebelum tindakan siswa yang belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) adalah sebanyak 17 siswa sedangkan
17
20
15,5
16
16,5
17
17,5
18
18,5
19
19,5
20
20,5
Tidak Tuntas Tuntas
jum
lah
sis
wa
61
siswa yang tuntas belajarnya sebanyak 20 siswa. Berikut Distribusi Frekuensi
Hasil Belajar siswa dapat dilihat pada tabel tabel 4.6.
Tabel 4.6
Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Sebelum Tindakan
No Skor Nilai Ulangan Jumlah Siswa Persentase
1 40-49 8 21,62%
2 50-59 7 18,91%
3 60-69 4 10,81%
4 70-79 12 32,43%
5 80-89 5 13,51%
6 90-100 1 2,70%
Jumlah 37 100%
Dari tabel 4.6 dapat disajikan dalam diagram batang pada gambar 4.2
Gambar 4.2 Diagram Batang Nilai Bahasa Indonesia Sebelum
Tindakan
4.2.2 Data Siklus I
Analisis ketuntasan nilai siswa setelah menggunakan metode SQ3R pada
siklus I diperoleh hasil belajar seperti pada tabel 4.7
87
4
12
5
1
0
2
4
6
8
10
12
14
40-49 50-59 60-69 70-79 80-89
ban
yak
Sisw
a
Nilai
62
Tabel 4.7
Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I
No.
Nilai
Ketuntasan
Sebelum Tindakan
Jumlah siswa Persentase (%)
1. ≥ 70 Tuntas 28 75,68%
2. < 70 Belum Tuntas 9 24,32%
Jumlah 37 100
Rata-rata 74,73
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 58
Dari tabel 4.7 dapat disajikan dalam diagram batang pada gambar 4.3
Gambar 4.3 Diagram Batang Ketuntasan Belajar Siklus I
Berdasarkan tabel 4.5 dengan menggunakan metode SQ3R siswa yang
belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) adalah sebanyak 9
9
28
0
5
10
15
20
25
30
Tidak Tuntas Tuntas
Jum
lah
Sis
wa
63
siswa sedangkan siswa yang tuntas belajarnya sebanyak 28 siswa. Berikut
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar siswa dapat dilihat pada tabel tabel 4.8
Tabel 4.8
Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus I
No Skor Nilai Ulangan Jumlah Siswa Persentase
1 30-39 0 -
2 40-49 0 -
3 50-59 4 10,81%
4 60-69 6 16,21%
5 70-79 15 40,54%
6 80-89 5 13,51%
7 90-100 7 18,91%
Jumlah 37 100%
Dari tabel 4.8 dapat disajikan dalam diagram batang pada gambar 4.4
Gambar 4.4 Diagram Batang Nilai Bahasa Indonesia Siklus I
4
6
15
5
7
0
2
4
6
8
10
12
14
16
30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 89-100
jum
lah
sis
wa
Nilai
64
4.2.3 Data Siklus II
Analisis ketuntasan nilai siswa setelah menggunakan metode SQ3R
diperoleh hasil belajar seperti pada tabel 4.9
Tabel 4.9
Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
No. Nilai Ketuntasan
Sebelum Tindakan
Jumlah siswa Persentase (%)
1. ≥ 69 Tuntas 33 89,19%
2. < 70 Belum Tuntas 4 10.81%
Jumlah 37 100
Rata-rata 86,10
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 66
Dari tabel 4.9 dapat disajikan dalam diagram batang pada gambar 4.5
Gambar 4.5 Diagram Batang Ketuntasan Belajar Siklus II
4
33
0
5
10
15
20
25
30
35
Tidak Tuntas Tuntas
jum
lah
sis
wa
65
Berdasarkan tabel 4.9 dengan menggunakan metode SQ3R siswa yang
belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) adalah sebanyak 4
siswa sedangkan siswa yang tuntas belajarnya sebanyak 33 siswa. Berikut
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar siswa dapat dilihat pada tabel tabel 4.10.
Tabel 4.10
Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus II
No Skor Nilai Ulangan Jumlah Siswa Persentase
1 40-49 0 -
2 50-59 0
3 60-69 4 10,81%
4 70-79 3 8,10%
5 80-89 16 43,24%
6 90-100 14 37,83%
Jumlah 37 100%
Dari tabel 4.10 dapat disajikan dalam diagram batang pada gambar 4.6
Gambar 4.6 Diagram Batang Nilai Bahasa Indonesia Siklus II
43
16
14
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
50-59 60-69 70-79 80-89 90-100
Ban
yak
Sisw
a
nilai
66
4.2.4 Analisis Komparatif
Berdasarkan hasil Perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa pada saat
sebelum tindakan, pada siklus I dan pada siklus II dapat ditunjukkan pada tabel
4.11.
Tabel 4.11
Perbandingan Nilai Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
No Nilai B.Ind Kondisi Awal Siklus I Siklus II
1 30-39 - - -
2 40-49 8 - -
3 50-59 7 4 -
4 60-69 4 6 4
5 70-79 12 15 3
6 80-89 5 5 16
7 90-100 1 7 14
Jumlah 37 37 37
Dari tabel 4.11 dapat disajikan dalam diagram batang pada gambar 4.7
.
Gambar 4.7 Diagram Batang Perbandingan Hasil Kondisi Awal, Siklus
I dan Siklus II
40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100
Kondisi Awal 8 7 4 12 5 1
Siklus I 0 4 6 15 5 7
Siklus II 0 0 4 3 16 14
87
4
12
5
10
4
6
15
5
7
0 0
43
16
14
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
ban
yak
sisw
a
67
Berikut adalah perbandingan hasil tes Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
yang akan disajikan dalam bentuk tabel perbandingan ketuntasan belajar. Dapat
dilihat pada Tabel 4.12 berikut.
Tabel 4.12
Tabel Komparatif Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Siswa Kelas 6 SDN Tambakboyo 02
Berdasarkan tabel rekapitulasi nilai dapat dilihat adanya peningkatan
jumlah siswa yang tuntas dari jumlah siswa 37 dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia, terbukti untuk klasifikasi tuntas, sebelum diadakan tindakan yang
tuntas hanya 24 siswa dan 13 siswa belum tuntas setelah dilaksanakan siklus I dan
siklus II, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 33 siswa atau 89,19%. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
materi membaca intensif telah melebihi batas minimal pencapaian yaitu 85%.
No Nilai
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Jumlah
siswa
Persen
(%)
Jumlah
siswa
Persen
(%)
Jumlah
siswa
Persen
(%)
1. Tuntas 20 54,05% 28 75,68% 33 89,19%
2.
Tidak
Tuntas 17 45,95%, 9 24,32% 4 10.81%
Jumlah
37 100% 37 100% 37 100%
Rata-rata 60,59 74,73 86,10
Nilai
Tertinggi 90 100 100
Nilai
Terendah 40 58 66
68
Sedangkan ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan, siklus I dan siklus II dapat
dilihat pada gambar 4.10 berikut.
Gambar 4.8 Diagram Batang Persentase ketuntasan Belajar Sebelum
Tindakan, Siklus I, Siklus II
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1 Pembahasan Sebelum Tindakan
Hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan di Kelas 6 SDN
Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang menyatakan tingkat
pemahaman siswa Kelas 6 khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia masih
rendah, hasil belajar siswa masih banyak yang belum memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini salah satu penyebabnya adalah karena
kurangnya konsentrasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran
sebelum tindakan menunjukkan hasil belajar yang rendah yaitu siswa yang
memenuhi KKM sebanyak 20 siswa atau 54.05% dengan nilai tertinggi 90 dan
nilai terendah 40.
17
9
4
20
28
33
0
5
10
15
20
25
30
35
sebelum tindakan siklus I siklus II
Jum
lah
Sis
wa
Tidak Tuntas
Tuntas
69
4.3.2 Pembahasan Siklus I
Berdasarkan dari data penelitian, kegiatan pembelajaran di Kelas 6 SDN
Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang terlihat bahwa ada
peningkatan nilai siswa setelah diadakan kegiatan pembelajaran pada siklus I
dengan nilai rata-rata 74,73 jumlah siswa yang tuntas 28 siswa atau 75,68% dan
yang tidak tuntas 9 siswa atau 24,32% dengan indikator kinerja pada siklus I 75%.
Berarti pembelajaran telah berhasil dan sesuai rencana, meskipun hasil belajar
siswa sudah tuntas sebanyak 28 siswa, tetapi dalam pembelajaran dengan
menggunakan metode SQ3R masih ada beberapa siswa yang kurang konsentrasi
selama kegiatan pembelajaran. Misalnya pada saat melakukan kegiatan
pembelajaran ada siswa yang bermain sendiri, asyik bercanda dengan temannya,
selain itu pada waktu guru memberikan materi pembelajaran kepada siswa ada
beberapa siswa yang mengganggu teman yang lain saat mengikuti kegiatan
pembelajaran. Untuk mengatasi masalah tersebut guru harus bertindak keras
dengan cara menegur pada siswa yang bermain seenaknya sendiri saat mengikuti
kegiatan pembelajaran. Untuk kelebihan siklus I ini terbukti bahwa hasil belajar
siswa sudah mengalami peningkatan di atas (KKM=70). Selain itu siswa menjadi
lebih antusias untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa menjadi aktif,
terjalinnya kerjasama antar siswa. Kegiatan pembelajaran lebih hidup dengan
adanya pembelajaran menggunakan metode SQ3R dengan pendekatan
komunikatif.
4.3.3 Pembahasan Siklus II
Kekurangan terdapat pada siklus I dapat diperbaiki pada siklus II, masih
sama dengan pertemuan pada siklus I, hanya saja siklus II sebagai penyempurnaan
kekurangan pada siklus I. Kekurangan pada siklus I sudah dapat diperbaiki pada
siklus II, terbukti siswa tidak lagi bermain sendiri saat kegiatan pembelajaran
berlangsung, siswa lebih aktif dan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran.
Walau ada beberapa siswa yang masih kurang konsentrasi selama pembelajaran,
sehingga terdapat empat siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM=70). Hal itu dikarenakan jumlah siswa kelas 6 yang mencapai
70
37 siswa dirasa terlalu banyak. Sehingga guru membutuhkan ekstra energi untuk
tetap mengontrol kelas dalam suasana kondusif selama dua jam pelajaran. Untuk
mengantisipasinya diharapkan pendekatan komunikatif diterapkan dengan baik
sehingga meningkatkan antusias dari siswa untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran, dan khusus empat siswa yang belum tuntas sampai siklus II
diharapkan mendapat bimbingan dan pembelajaran khusus pada pelajaran Bahasa
Indonesia.
Hasil dari siklus II siswa mengalami peningkatan ketuntasan nilai pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan nilai rata-rata 86,10, nilai terendah 66
dan nilai tertinggi 100, jumlah siswa yang tuntas 33 siswa atau 89, 19% dan yang
tidak tuntas 4 siswa atau 10,81%. Dengan demikian secara klasikal siswa sudah
mencapai nilai ketuntasan klasikal yaitu 85% (KKM=70). Dengan demikian dapat
dikatakan pembelajaran menggunakan metode SQ3R dengan pendekatan
komunikatif yang dilakukan pada Kelas 6 mata pelajaran Bahasa Indonesia SDN
Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang berhasil dan sesuai
tujuan yang diharapkan.