BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ... IV.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

26
49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Guru mengawali pembelajaran dengan salam, dan memotivasi siswa, menyampaikan materi. Selama pembelajaran berlangsung, guru menyampaikan materi sementara siswa mendengarkan, dan guru sesekali memberikan pertanyaan dengan maksud agar siswa ikut aktif di dalam pembelajaran. Tetapi guru sangat dominan dan memegang kendali penuh atas pembelajaran yang sedang berlangsung. Sehingga alur pembelajaran banyak dari atas ke bawah atau dengan kata lain informasi hanya searah yang menyebabkan interaksi antara siswa dengan guru kurang aktif. Interaksi antara siswa satu dengan siswa lainnya tidak dapat terjadi, karena seluruh waktu didominasi oleh guru. Siswa belajar sendiri setelah mendapatkan ceramah dari guru, tidak ada pendampingan dari guru. Secara individu siswa belajar tanpa adanya alat peraga atau contoh penyelesaian soal. Di akhir pembelajaran guru langsung memberikan tugas kepada siswa. Pada minggu III tanggal 14 November 2011 diadakan tes evaluasi, yang akan menunjukkan besarnya prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Prestasi belajar yang dicapai merupakan cerminan dari pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan metode ceramah, yang pada akhir pembelajaran dilakukan penilaian melalui tes, dengan perolehan hasil seperti yang disajikan dalam tabel 4.1 di halaman berikut ini. Berdasarkan pada tabel 4.1 distribusi skor tes berdasarkan ketuntasan pada kondisi prasiklus ini menunjukkan bahwa frekuensi atau banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 11 dari 24 siswa atau 45,83 %. 49

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ... IV.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ... IV.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Kondisi . Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada . ... Di akhir

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal)

Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode

pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Guru mengawali

pembelajaran dengan salam, dan memotivasi siswa, menyampaikan materi.

Selama pembelajaran berlangsung, guru menyampaikan materi sementara

siswa mendengarkan, dan guru sesekali memberikan pertanyaan dengan

maksud agar siswa ikut aktif di dalam pembelajaran. Tetapi guru sangat

dominan dan memegang kendali penuh atas pembelajaran yang sedang

berlangsung. Sehingga alur pembelajaran banyak dari atas ke bawah atau

dengan kata lain informasi hanya searah yang menyebabkan interaksi antara

siswa dengan guru kurang aktif.

Interaksi antara siswa satu dengan siswa lainnya tidak dapat terjadi,

karena seluruh waktu didominasi oleh guru. Siswa belajar sendiri setelah

mendapatkan ceramah dari guru, tidak ada pendampingan dari guru. Secara

individu siswa belajar tanpa adanya alat peraga atau contoh penyelesaian

soal. Di akhir pembelajaran guru langsung memberikan tugas kepada siswa.

Pada minggu III tanggal 14 November 2011 diadakan tes evaluasi,

yang akan menunjukkan besarnya prestasi belajar yang dicapai oleh siswa.

Prestasi belajar yang dicapai merupakan cerminan dari pelaksanaan

pembelajaran yang menggunakan metode ceramah, yang pada akhir

pembelajaran dilakukan penilaian melalui tes, dengan perolehan hasil

seperti yang disajikan dalam tabel 4.1 di halaman berikut ini.

Berdasarkan pada tabel 4.1 distribusi skor tes berdasarkan ketuntasan

pada kondisi prasiklus ini menunjukkan bahwa frekuensi atau banyaknya

siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 11 dari 24 siswa atau 45,83 %.

49

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ... IV.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Kondisi . Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada . ... Di akhir

50

Angka ini menunjukkan angka yang rendah, mengingat bahwa siswa

yang belum tuntas mencapai lebih dari 50 % yakni 54,17 %. Begitu pula

skor minimal yang dicapai jauh dari skor KKM yang ditetapkan sebesar 70

yakni 45. Namun skor maksimal yang dicapai cukup tinggi yakni 90.

Kondisi ini wajar terjadi, karena pembelajaran berpusat pada guru, sehingga

siswa pasif dan tidak aktif berfikir, sehingga hasilnya rendah.

Tabel. 4.1

Distribusi Skor Tes Berdasarkan Ketuntasan dan

Persentase Kondisi Prasiklus

Persoalan lainnya adalah distribusi pencapaian prestasi belajar yang

tidak merata. Hal ini nampak pada banyaknya siswa yang memperoleh skor

55 yang tidak tuntas mencapai 8 orang atau 33,33 %, begitu pula siswa yang

mencapai skor 80 sebanyak 6 siswa atau 25 %. Ketidak merataan perolehan

skor ini, dimungkinkan sekali karena pembelajaran yang dilakukan di dalam

kelas lebih bersifat individual. Adapun rata-rata skor yang dicapai pada

kondisi pra siklus sebesar 65. Hal ini menunjukkan banyaknya siswa yang

mengalami ketidak tuntasan dalam belajar. Penelitian tindakan ini dikatakan

berhasil apabila 75% berhasil tuntas dan memperoleh nilai 70.

No Skor Frekuensi Jml=S * F Ketuntasan Persen (%)

1 45 3 13.5 Belum Tuntas 12.5

2 55 8 44 Belum Tuntas 33.33

3 60 1 6 Belum Tuntas 4.17

4 65 1 6.5 Belum Tuntas 4.17

5 70 2 14 Tuntas 8.33

6 75 2 15 Tuntas 8.33

7 80 6 48 Tuntas 25

8 90 1 9 Tuntas 4.17

Jumlah 24 156

Jumlah

ketuntasan

11 siswa=

45.83%

Rata-rata = 65

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ... IV.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Kondisi . Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada . ... Di akhir

51

Mendasarkan pada tabel 4.1 tersebut di atas, maka ketuntasan

belajar matematika bagi siswa kelas V SDN Sunggingwarno 02 Gabus Pati

terutama untuk materi bangun ruang sisi datar yang mencapai persentase

terbesar adalah pada skor 55 dan belum tuntas, sedangkan persentase

terkecil sebesar 8.5 % dicapai pada skor 70 dan 75 yang dinyatakan tuntas.

Ketuntasan belajar ini juga dapat ditunjukkkan melalui tabel 4.2 berikut

ini.

Tabel 4.2

Distribusi Ketuntasan Belajar Matematika

Pada Kondisi Prasiklus

No Ketuntasan Belajar Jumlah siswa

Jumlah Persentase

1. Tuntas 11 45,83%

2. Belum Tuntas 13 54,16%

Jumlah 24 100%

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar yang diukur

dengan KKM diatas atau sama dengan 70, dicapai oleh 11 siswa atau

45,83% dan ada 13 siswa lainnya atau sebesar 54,16% dari seluruh siswa

yang ada belum mencapai ketuntasan dalam belajar matematika untuk

materi bangun ruang sisi datar. Hasil pembelajaran seperti ini menuntut

adanya perbaikan pembelajaran, terutama melalui penggunaan metode

kerja kelompok yang didorong adanya prestasi belajar yang rendah dan

terjadi secara individual.

Distribusi ketuntasan belajar juga dapat disajikan dalam bentuk

grafik lingkaran seperti yang terlihat pada gambar 4.1 pada halaman

berikut.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ... IV.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Kondisi . Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada . ... Di akhir

52

Gambar 4.1

4.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

4.2.1 Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini telah dipersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari RPP dengan 2 kali pertemuan, setiap pertemuan

berlangsung selama 70 menit (2 jam pertemuan), menyusun 2 lembar

kerja siswa (LKS), butir soal tes formatif I, dan alat-alat

pembelajaran yang mendukung, yang semuanya disajikan dalam

lampiran.

Dalam tahap perencanaan tindakan ini telah dilakukan:

1. Identifikasi kebutuhan belajar siswa.

2. Rumusan tujuan pembelajaran.

3. Tersedianya masalah pelajaran yang akan dipecahkan. Masalah

yang akan dipecahkan dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan.

4. Tersedianya alat dan bahan yang diperlukan diperlukan (contoh

soal bangun ruang sisi datar)

5. Rancangan pembelajaran dengan materi bangun ruang sisi datar

yang dilaksanakan dengan metode kerja kelompok.

6. Tersedianya RPP Siklus I

7. Tersedianya lembar observasi guru untuk melihat kondisi

pembelajaran di kelas.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ... IV.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Kondisi . Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada . ... Di akhir

53

8. Tersedianya lembar evaluasi untuk melihat hasil belajar yang

dilakukan.

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada tanggal 21 s.d

24 November 2011 di kelas V dengan jumlah siswa 24 dengan

mengacu pada RPP yang telah dipersiapkan dan disempurnakan,

sehingga kesalahan atau kekurangan pada prasiklus tidak terulang

pada siklus I. Kegiatan awal pembelajaran, guru menjelaskan

langkah-langkah pembelajaran yang akan ditempuh dan materi yang

dikerjakan seperti yang terlihat pada gambar 4.2 berikut ini.

Gambar 4.2

Penjelasan Langkah Pembelajaran

Pada pelaksanaan tindakan yang merupakan implementasi RPP,

pembelajaran dilakukan secara berkelompok. Setiap kelompok terdiri

dari 6 sampai 7 siswa. Permasalahan matematika yang terkait dengan

bangun ruang sisi datar yakni kubus dan balok disampaikan guru

kepada setiap kelompok untuk dikerjakan bersama. Kompetensi

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ... IV.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Kondisi . Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada . ... Di akhir

54

dasar yang ingin dicapai adalah „menjelaskan bagian-bagian kubus,

balok dan ukurannya‟. Pada awalnya siswa cenderung ramai

sehingga guru perlu mengatur dan mengarahkan siswa dalam

pembentukan kelompok. Kelompok-kelompok ini melakukan diskusi

dan diakhiri dengan pembuatan resume yang kemudian

dipaparkan/dipresentasikan dihadapan kelompok lain yang

difasilitasi oleh guru. Pada saat siswa mengerjakan permasalahan

matematika secara berkelompok, guru melakukan pemantauan,

penilaian dan pendampingan kepada siswa. Hal ini diperjelas melalui

gambar 4.3 tentang kerja kelompok siswa yang didampingi oleh

guru.

Gambar 4.3

Kerja Kelompok Siswa Didampingi Guru

Setelah waktu yang ditentukan telah selesai, setiap kelompok

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Apabila ada kekurangan

atau kesalahan mengerjakan tugas, maka dilakukan pembahasan

secara kelompok, dan selanjutnya diadakan tindak lanjut dan tes

akhir untuk mengukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ... IV.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Kondisi . Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada . ... Di akhir

55

4.2.3 Refleksi

Prestasi belajar siswa yang diperoleh pada siklus I menunjukkan

besarnya angka rata-rata mencapai 80.21. Angka ini merupakan

angka yang telah mengalami kenaikan dibandingkan pada skor rata-

rata pada kondisi pra siklus yang hanya mencapai 65. Ini berarti

kenaikan skor rata-rata sebesar 15.21. Kenaikan angka ini adalah

signifikan, artinya kenaikan skor rata-rata ini bermakna. Pemberian

tindakan yang berupa kerja kelompok mempunyai makna yang

berarti dalam pembelajaran matematika terutama untuk materi

bangun ruang sisi datar sehingga mendorong skor rata-rata kelas.

Prestasi belajar yang diperoleh siswa selain skor rata-rata adalah skor

minimal, skor maksimal dan ketuntasan belajar pada siklus I dengan

pemberian tindakan kerja kelompok, ditunjukkan melalui tabel 4.3

berikut ini.

Tabel. 4.3

Distribusi Skor Tes Berdasarkan

Ketuntasan dan Persentase Pada Kondisi Siklus I

No Skor Frekuensi Jml=SXF Ketuntasan

Persen

(%)

1 55 1 55 Belum Tuntas 4.17

2 65 2 130 Belum Tuntas 8.33

3 70 3 210 Tuntas 12.5

4 75 3 225 Tuntas 12.5

5 80 3 240 Tuntas 12.5

6 85 3 255 Tuntas 12.5

7 90 9 810 Tuntas 37.5

Jumlah 24 1925 Jumlah 100

Rata-rata 80.21 Ketuntasan 21 siswa 87.5

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ... IV.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Kondisi . Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada . ... Di akhir

56

Skor rata-rata tersebut juga ditandai dengan besarnya skor minimal

yang naik 10 yakni dari skor 45 pada kondisi prasiklus naik menjadi

55 pada siklus I, kenaikan ini merupakan kenaikan yang berarti dan

bermakna. Artinya tindakan yang berupa kerja kelompok dapat

mendorong siswa pada golongan terbawah naik skornya. Namun

pada skor maksimal tidak mengalami kenaikan dan tetap pada skor

90. Ini artinya pemberian tindakan tidak memiliki dampak yang

berarti bagi siswa pada golongan teratas. Meskipun demikian,

besarnya persentase ketuntasan belajar klasikal mengalami kenaikan

yang signifikan yakni dari kondisi pra siklus 45,83 % (11 siswa)

menjadi 87.50 % (21 siswa) pada siklus I.

Mendasarkan pada tabel 4.3 tersebut di atas, maka ketuntasan belajar

matematika bagi siswa kelas V SDN Sunggingwarno 02 Gabus Pati

terutama untuk materi bangun ruang sisi datar yang mencapai

persentase terbesar adalah pada skor 90 dan tuntas, sedangkan

persentase terkecil sebesar 4.17 % dicapai pada skor 55 yang

dinyatakan belum tuntas. Kondisi ini menunjukkan peningkatan

prestasi yang bermakna. Ketuntasan belajar ini juga dapat

ditunjukkkan melalui tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4

Distribusi Ketuntasan Belajar Matematika

Pada Kondisi Siklus I

No Ketuntasan Belajar Jumlah siswa

Jumlah Persen (%)

1. Tuntas 21 87.5

2. Belum Tuntas 3 12.5

Jumlah 24 100

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar yang diukur

dengan KKM diatas atau sama dengan 70, dicapai oleh 21 siswa

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ... IV.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Kondisi . Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada . ... Di akhir

57

atau 87.50 % dan ada 3 siswa lainnya atau sebesar 12.50% dari

seluruh siswa yang ada belum mencapai ketuntasan dalam belajar

matematika untuk materi bangun ruang sisi datar. Gambar ketuntasan

belajar ini juga dapat ditunjukkan dalam grafik lingkaran seperti

gambar 4.4 di bawah ini.

Gambar 4.4

Ketuntasan Belajar Matematika

Adapun lembar observasi yang dilakukan oleh teman sejawat dalam

kegiatan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pengamatan Kinerja Guru

Hasil dari lembar pengamatan kinerja guru sebagai berikut:

a. guru merencanakan pembelajaran sangat baik.

b. guru memberi apersepsi dan menyampaikan tujuan

pembelajaran cukup baik.

c. guru memotivasi untuk memecahkan masalah dengan baik.

d. guru berkomunikasi dan menciptakan timbal balik dengan baik.

e. guru mengawasi dan membimbing siswa dengan baik.

f. Penguasaan materi bahan ajar dengan menggunakan model

kerja kelompok sangat baik.

g. kemampuan guru menjawab pertanyaan dari siswa baik.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ... IV.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Kondisi . Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada . ... Di akhir

58

h. kemampuan guru mengelola kelas baik.

i. kemampuan guru menarik kesimpulan baik.

j. kemampuan guru menutup pelajaran baik.

Kinerja guru juga nampak seperti terlihat pada gambar 4.5 di bawah

ini.

Gambar 4.5

Kinerja Guru Dalam Mendampingi Kerja Kelompok Siswa

2. Pengamatan Keaktifan Siswa

Dalam pembelajaran dengan menggunakan metode kerja

kelompok, aktivitas siswa nampak sebagai berikut:

a. Ada kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

b. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru menunjukkan

peningkatan.

c. Semangat dan antusias siswa dalam belajar di kelas sangat

tinggi.

d. keaktifan dan keberanian siswa untuk bertanya kepada guru

mengalami peningkatan, hal ini nampak ketika siswa

mengalami kesulitan untuk mengerjakan tugas dalam

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ... IV.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Kondisi . Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada . ... Di akhir

59

kelompok, salah satu perwakilan kelompok bertanya kepada

guru.

e. siswa mulai aktif dalam menjawab pertanyaan guru.

f. kesungguhan siswa dalam menyelesaikan soal.

g. siswa sudah mampu dalam menyampaikan hasil pekerjaan

dengan pasangannya di depan kelas.

h. Keaktifan siswa dalam menanggapi hasil pekerjaan pasangan

lain di depan kelas.

i. Keaktifan siswa dalam menarik kesimpulan materi.

j. Kesungguhan siswa dalam menyelesaikan soal-soal.

Keaktifan siswa juga nampak terlihat pada gambar 4.6 di bawah

ini.

Gambar 4.6

Keaktifan Siswa Dalam Kerja Kelompok

Meskipun prestasi belajar yang diperoleh dalam siklus I, belum

mencapai 100% yakni 87.50 %, namun keaktifan siswa

menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini konsisten

dengan kenaikan persentase ketuntasan yang diperoleh. Meskipun

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ... IV.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Kondisi . Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada . ... Di akhir

60

demikian, perolehan prestasi yang dicapai pada siklus I tetap

diupayakan mencapai optimal.

Mendasarkan pada refleksi tersebut, maka temuan yang diperoleh

adalah adanya peningkatan yang bermakna baik melalui

persentase ketuntasan, skor rata-rata, skor minimal maupun

aktivitas siswa dalam kerja kelompok. Kondisi ini yang perlu

didorong untuk ditingkatkan lagi mencapai optimal.

4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

4.3.1 Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari RPP, LKS , soal tes formatif, dan alat peraga. Penyusunan

perangkat pembelajaran mendasarkan pada hasil dan temuan refleksi

pada siklus I.

4.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Dalam pelaksanaan tindakan ini, siswa menyelesaikan materi belajar

sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai secara berkelompok.

Dalam membentuk kelompok, guru membantu siswa membuat anggota

kelompok (siswa) bertanggungjawab atas segala sesuatu yang

dikerjakan dalam kelompoknya. Setiap anggota kelompok harus

mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang

sama. Setiap anggota kelompok harus membagi tugas dan

tanggungjawab yang sama diantara anggota kelompoknya. Setiap

anggota kelompok akan dikenai evaluasi. Setiap anggota kelompok

berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar

bersama selama proses belajarnya. Setiap anggota kelompok akan

diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang

ditangani dalam metode kerja kelompok. Untuk mengakhiri

pembelajaran, guru meminta siswa mempertanggungjawabkan secara

kelompok materi yang dihasilkannya. Guru melakukan pembahasan

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ... IV.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Kondisi . Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada . ... Di akhir

61

secara kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Guru melakukan

tindak lanjut terhadap anggota kelompok dari materi yang belum

dikuasai. Guru melaksanakan tes evaluasi untuk mengukur keberhasilan

siswa dalam pembelajaran.

Pembelajaran pada siklus II, tindakan yang diberikan di kelas tetap

menggunakan metode kerja kelompok dan ceramah. Guru mengawali

pembelajaran dengan salam, dan memotivasi siswa, menyampaikan

materi. Guru kemudian menyampaikan pokok materi kubus dan balok

pada modul siswa. Dalam siklus II ini siswa bekerjasama dalam

kelompok masing-masing. Setiap kelompok terdiri dari 4 sampai 6

siswa. Pada dasarnya tindakan pada siklus II ini tidak jauh berbeda

dengan siklus I.

Suasana pembelajaran metode kerja kelompok pada siklus ini menjadi

lebih hidup karena siswa mulai antusias dan aktif menjaga eksistensi

kelompoknya. Guru tetap memfasilitasi den memotivasi siswa agar

tetap fokus pada pembelajaran. Interaksi antara guru dengan siswa dan

dari siswa dengan siswa dapat terjalin dengan baik. Kelompok-

kelompok ini melakukan aktivitas diskusi dan diakhiri dengan

pembuatan resume yang kemudian dipaparkan/dipresentasikan

dihadapan kelompok lain yang difasilitasi oleh guru. Terlihat kegiatan

siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya kepada kelompok

lain melalui gambar 4.7 berikut ini.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ... IV.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Kondisi . Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada . ... Di akhir

62

Gambar 4.7

Presentasi Hasil Kerja Kelompok

Selama kegiatan presentasi berlangsung, guru memotivasi kelompok-

kelompok untuk mengajukan berbagai pertanyaan tentang materi

pembelajaran. Diakhir kegiatan pembelajaran guru memberikan suatu

kesimpulan dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang aktif

dalam diskusi kelas. Diakhir kegiatan diadakan tes, yang pelaksanaan

siklus II ini dari tanggal 28 sampai 30 November 2011.

Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan hari Selasa, 30

November 2011 pukul 08.20-10.00. Guru membuka pembelajaran

dengan salam. Guru membahas sedikit tentang kesalahan-kesalahan

yang dilakukan siswa pada tes luas permukaan kubus dan balok. Guru

mengkomunikasikan metode pembelajaran kerja kelompok. Guru

menerangkan mengapa siswa harus berpikir secara individu dahulu baru

dilanjutkan dengan berpikir berpasangan dan berpikir berempat. Guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu volume kubus dan balok

kemudian memberikan apersepsi yaitu satuan volume dan cara

mengubah satuan volume. Guru mengatakan bahwa dalam tes

sebelumnya masih banyak siswa yang melakukan kesalahan saat

mengubah satuan. Guru memberikan nasihat agar siswa memperhatikan

pelajaran dan aktif dalam berdiskusi karena soal volume kubus dan

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ... IV.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Kondisi . Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada . ... Di akhir

63

balok untuk siswa SD lebih rumit. Gambar 4.8 menunjukkan kegiatan

guru mengkomunikasikan metode kerja kelompok.

Guru mengkondisikan siswa untuk duduk berkelompok. Untuk

memahami materi volume kubus dan balok, siswa melaksanakan:

1. Diskusi kelompok

Guru membagikan LKS volume kubus dan balok kegiatan I kepada

setiap kelompok. Guru kemudian menunjukkan kartu squere. Siswa

yang aktif berdiskusi dengan rekan satu kelompok. Guru berkeliling

untuk mengamati jalannya diskusi. Terlihat siswa-siswa semakin

aktif berdiskusi dengan melibatkan semua anggota kelompoknya.

Gambar 4. 8

Guru mengkomunikasikan metode kerja kelompok

2. Presentasi siswa

Selang waktu beberapa menit, guru menyuruh siswa berhenti

berdiskusi. Guru menawarkan kesempatan presentasi bagi

kelompok yang menginginkan. Beberapa kelompok terlihat

antusias, guru memprioritaskan bagi kelompok yang belum pernah

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ... IV.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Kondisi . Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada . ... Di akhir

64

presentasi. Dipilihlah kelompok 1 dan 2. Kemudian, perwakilan 2

kelompok tersebut mempresentasikan hasil diskusinya, sedangkan

kelompok lain menyimak.

Dalam memecahkan masalah tahapan-tahapan pembelajaran

menggunakan model pembelajaran kerja kelompok yang terlaksana

adalah sebagai berikut:

a. Berpikir sendiri

Sebelum siswa mengerjakan soal, guru memberikan contoh

soal terlebih dahulu. Soal dituliskan di papan tulis oleh guru.

Siswa dirikan waktu untuk memahami soal dan menyalin soal

ke dalam dengan bimbingan guru. Guru membagikan LKS

“Volume Kubus dan oleh penulis.

Guru memberikan conoh kubus pada siswa. Pada identifikasi

soal, ternyata beberapa siswa masih kurang dalam menuliskan

informasi dari soal. Guru mengingatkan lagi bahwa siswa harus

teliti dalam menuliskan apa yang diketahui dari soal.

b. Diskusi berpasangan

Beberapa menit kemudian, guru untuk menyuruh siswa diskusi

berpasangan. Guru berkeliling untuk memandu dan memotivasi

siswa agar diskusi berpasangan dapat berjalan. Dalam

mengerjakan soal nomor 2, beberapa siswa masih belum

menuliskan pemisalan panjang, lebar, dan tinggi balok.

Siswa mulai terbiasa untuk menyimpulkan jawaban. Seperti

terlihat pada gambar 4.9 di bawah ini.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ... IV.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Kondisi . Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada . ... Di akhir

65

Gambar 4.9

Aktivitas Diskusi Berpasangan

c. Diskusi berempat

Selanjutnya, guru menunjukkan kubus yang berarti siswa boleh

diskusi berempat. Diskusi berjalan cukup lancar. Seperti pada

pembelajaran sebelumnya, siswa saling mencocokkan, saling

mengoreksi, dan berpendapat untuk memecahkan soal. Selang

beberapa menit, guru menawarkan kesempatan untuk

menuliskan jawaban soal di papan tulis bagi kelompok yang

menginginkan. Diperoleh 2 kelompok yang masing-masing

oleh guru dan siswa.

Guru memberikan PR untuk mengerjakan soal dalam buku

matematika. Soal-soal tersebut merupakan soal untuk

pemahaman konsep volume kubus dan balok. Guru

menyampaikan pelajaran yang akan dating yaitu latihan soal

dalam buku matematematika untuk SD kelas V semester II.

Guru menutup pembelajaran dengan salam. Seperti terlihat

kegiatan pembelajaran pada gambar 4.10 di bawah ini.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ... IV.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Kondisi . Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada . ... Di akhir

66

Gambar 4.10

Kegiatan Diskusi Berpasangan Berempat

Pertemuan 2 kedua siklus II dilaksanakan pada 1 Desember

2011. Guru memasuki kelas pada pukul 07.00 WIB bersama

peneliti dan pengamat. Pembelajaran dimula dengan berdoa

bersama seluruh kelas, dilanjutkan salam dari siswa terhadap

guru, peneliti dan pengamat. Guru memberikan apersepsi yaitu

mengulang rumus volume kubus dan balok. Guru meminta

siswa untuk duduk berkelompok. Pada akhir pembelajaran

diberikan tes.

4.3.3 Refleksi

Prestasi belajar yang diperoleh siswa pada siklus II telah mengalami

peningkatan yang tidak signifikan. Hal ini terjadi, karena tindakan

yang diberikan adalah tindakan yang sama yakni berkelompok.

Namun kerja kelompok yang dilakukan diorganisir, yakni mulai

dengan berpikir sendiri, kemudian berpasangan dan berkelompok

besar. Pembelajaran semacam ini adalah model pembelajaran think

pare share (TPS). Prinsip model ini adalah pembelajaran dengan

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ... IV.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Kondisi . Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada . ... Di akhir

67

bekerja dalam kelompok. Peroleh belajar dengan menggunakan model

pembelajaran ini ditunjukkan pada tabel 4.5 berikut ini.

Tabel. 4.5

Distribusi Skor Tes Berdasarkan

Ketuntasan dan Persentase Pada Kondisi Siklus II

Tabel 4.5 menunjukkan perolehan skor minimal yang tetap dari 45 ke

55 dan tetap bertahan pada siklus II sebesar 55. Ini berarti bahwa

pemberian tindakan kerja kelompok dengan model TPS tidak dapat

mengangkat skor satu siswa yang berada di posisi paling bawah.

Skor maksimal pada siklus II naik dari kondisi yang tetap 90 ke 90

menjadi 95. Keadaan ini dapat mengangkat 3 siswa pada golongan

atas, ini berarti tindakan yang diberikan berdampak pada siswa

kelompok atas dan tidak berdampak pada kelompok bawah.

Skor rata-rata mengalami kenaikan yang tidak signifikan yakni dari

80,21 pada siklus 1 menjadi 83,96. Begitu pula untuk persentase

ketuntasan dari 87,50 % (21 siswa) pada siklus I, hanya mengangkat 1

siswa menjadi 91.67 % (22 siswa). Ini berararti ada peningkatan

No Skor Frekuensi Jml=SXF Ketuntasan Persen (%)

1 55 1 55 Belum Tuntas 4.17

2 65 1 65 Belum Tuntas 4.17

3 70 1 70 Tuntas 4.17

4 75 1 75 Tuntas 4.17

5 80 5 400 Tuntas 20.83

6 85 3 255 Tuntas 12.5

7 90 9 810 Tuntas 37.5

8 95 3 285 Tuntas 12.5

Jumlah 24 2015 100.01

Rata-rata 83.96

Ketuntasan 22 siswa

= 91.67%

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ... IV.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Kondisi . Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada . ... Di akhir

68

ketuntasan belajar sebesar 45,384% dari kondisi pra siklus. Jika

dibandingkan dengan ketuntasan pada siklus 1 hanya terjadi

kenanikan 4,17 % saja.

Mendasarkan pada tabel 4.5 tersebut di atas, maka ketuntasan belajar

matematika bagi siswa kelas V SDN Sunggingwarno 02 Gabus Pati

terutama untuk materi bangun ruang sisi datar yang mencapai

persentase terbesar adalah pada skor 90 dan tuntas, sedangkan

persentase terkecil sebesar 4.17 % dicapai pada skor 55 yang

dinyatakan tidak tuntas. Ketuntasan belajar ini juga dapat

ditunjukkkan melalui tabel 4.6 berikut ini.

Tabel 4.6

Distribusi Ketuntasan Belajar Matematika

Pada Kondisi Siklus II

No Ketuntasan Belajar Jumlah siswa

Jumlah Persen (%)

1. Tuntas 22 91.67

2. Belum Tuntas 2 8.33

Jumlah 24 100

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar yang diukur

dengan KKM diatas atau sama dengan 70, dicapai oleh 22 siswa atau

91.67% dan ada 2 siswa lainnya atau sebesar 8.33% dari seluruh

siswa yang ada belum mencapai ketuntasan dalam belajar matematika

untuk materi bangun ruang sisi datar. Gambar ketuntasan belajar ini

juga dapat ditunjukkan dalam grafik lingkaran seperti gambar 4.11

pada halaman berikutnya.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ... IV.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Kondisi . Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada . ... Di akhir

69

Gambar 4.11

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Perbandingan hasil penelitian yang diperoleh dari keadaan prasiklus,

siklus I dan siklus II disajikan dalam tabel 4.7 berikut ini.

Ketuntasan belajar klasikal pada prasiklus terdapat 11 dari 24 siswa

atau sebesar 45,83% belum memenuhi ketuntasan belajar secara klasikal,

oleh karena itu perlu ada perbaikan pembelajaran. Perbaikan pembelajaran

dilakukan dengan penggunaan metode kerja kelompok. Hal ini dapat

menaikkan ketuntasan menjadi 87.50 pada siklus 1, dan naik menjadi

91.67 pada siklus II. Mendasarkan pada hasil ketuntasan tersebut, maka

kenaikan yang signifikan hanya terjadi pada kondisi prasiklus ke siklus I.

Sedangkan kenaikan ketuntasan dari siklus I ke siklus II dirasa tidak

bermakna, karena pemberian tindakan tidak mengalami perubahan yang

besar, sehingga kondisinya relative monoton. Keadaan inilah yang

mendorong perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut.

Perbandingan skor yang lain lebih rinci disajikan dalam tabel 4.7 di

halaman berikutnya.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ... IV.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Kondisi . Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada . ... Di akhir

70

Tabel 4.7

Perbandingan Distribusi Skor Antara Keadaan

Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

No Skor Prasiklus Siklus I Siklus II

Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

1 45 3 12.5

2 55 8 33.33 1 4.17 1 4.17

3 60 1 4.17 2 8.33 1 4.17

4 65 1 4.17 3 12.5 1 4.17

5 70 2 8.33 3 12.5 1 4.17

6 75 2 8.33 3 12.5 5 20.83

7 80 6 25 3 12.5 3 12.5

8 90 1 4.17 9 37.5 9 37.5

9 95 3 12.5

Jumlah 24 100.01 24 100.00 24 100.01

Rata-rata 65.00 80.21 83.96

Ketuntasan 11 45.83 21 87.50 22 91.67

Besarnya skor minimal pada prasiklus 45 dan naik 10 pada siklus I

menjadi 55. Keadaan ini tidak terjadi pada siklus II karena skor

minimalnya sama dengan skor siklus I.

Besarnya skor maksimal pada prasiklus dan siklus I sebesar 90.

Pada keadaan ini tidak mengalami kenaikan. Pada siklus II mengalami

kenaikan 5 menjadi 95. Tabel 4.7 di atas yang menunjukkan perbandingan

distribusi skor antara keadaan prasiklus, siklus I dan siklus II dapat

disajikan lebih jelas lagi melalui gambar 4.12 Diagram perbandingan

distribusi skor pada keadaan prasiklus, siklus1 dan siklus2.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ... IV.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Kondisi . Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada . ... Di akhir

71

Gambar 4.12

Diagram Perbandingan Distribusi Skor Pada

Keadaan Prasiklus, Siklus I dan Siklus II.

Gambar 4.12 menunjukkan dengan jelas, perkembangan kenaikan

perolehan skor keadaan prasiklus, siklus I dan siklus II. Dalam gambar

terlibat pada kondisi prasiklus juga diperoleh jumlah yang tinggi yakni

pada skor 55 dan 80. Kondisi ini berbeda dengan kondisi siklus 1 yang

menunjukkan kecenderungan memperoleh skor tinggi dengan jumlah

peserta didik yang tinggi pula, jadi kecenderungannya menaik dengan

lurus. Berbeda dengan kondisi siklus II yang skornya naik dengan peserta

didik yang banyak, kemudian skor terpuncak hanya dicapai oleh jumlah

peserta didik yang sedikit.

Besarnya rata-rata selalu mengalami kenaikan, meskipun kenaikan

itu tidak selalu signifikan. Pada siklus I rata-rata sebesar 65, pada siklus I

mengalami kenaikan sebesar 15 menjadi 80.21, dan naik sedikit lagi yakni

83.96. Kenaikan angka rata-rata yang terjadi dari siklus I ke siklus II ini

tidak signifikan artinya kenaikan rata-rata yang terjadi tidak bermakna.

Perbandingan rata-rata yang dialami oleh masing-masing siklus dapat

ditunjukkan melalui gambar 4.13 di halaman berikutnya.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ... IV.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Kondisi . Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada . ... Di akhir

72

Gambar 4.13

Perbandingan Rata-rata pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Persentase ketuntasan belajar selalu mengalami kenaikan, meskipun

kenaikan prosentase dari siklus I ke siklusII itu tidak signifikan. Pada

kondisi prasiklus ketuntasan belajar mencapai 45.83%. Setelah diberi

tindakan ketuntasan belajar naik tinggi pada siklus I sebesar 87.50%,

berarti ada kenaikan sebesar 41,67 %. Kenaikan ini merupakan kenaikan

yang sangat signifikan, sehingga adanya tindakan berupa penggunaan kerja

kelompok memberi makna yang besar terhadap prestasi belajar matematika

siswa kelas V di SDN Sunggingwarno 02 Kecamatan Gabus Kabupaten

Pati pada semester I tahun 2011/2012. Ketuntasan belajar ini juga masih

mengalami peningkatan pada siklus II, namun kenaikannya tidak

signifikan yakni mengalami kenaikan sebesar 4.17 menjadi 91.67%. Hal

ini dapat dipahami, karena tindakan yang diberikan sama, dan hasilnya

sudah meningkat tinggi. Adapun perbandingan persentase ketuntasan

yang dialami oleh masing-masing siklus dapat ditunjukkan melalui gambar

4.14 di halaman berikutnya.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ... IV.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Kondisi . Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada . ... Di akhir

73

Gambar 4.14

Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar

pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Besarnya skor maksimalpun juga mengalami kenaikan, namun

kenaikan yang signifikan terjadi pada siklus II. Pada prasiklus dan siklus I

skor maksimal mencapai 90, dan pada siklus II mengalami kenaikan

sebesar 5 menjadi 95. Perbandingan skor maksimal yang dialami oleh

masing-masing siklus dapat ditunjukkan melalui gambar4.15 di halaman

berikutnya. Adapun besarnya kenaikan skor minimal dibandingkan dengan

skor maksimal, lebih baik pada skor minimal. Pada skor minimal ini

kondisi prasiklus mencapai 45, dan adanya tindakan pada siklus 1, skor

minimal dapat naik menjadi 55, namun ke siklus II skor minimal saying

tidak naik, namun tetap. Dengan demikian tindakan yang diberikan tidak

dapat mendorong naiknya kenaikan skor minimal. Kondisi ini secara jelas

disajikan melalui gambar 4.16 di halaman berikutnya.

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ... IV.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Kondisi . Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada . ... Di akhir

74

Gambar 4.15

Perbandingan Skor Maksimal

pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Gambar 4.16

Perbandingan Skor Minimal

pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II