BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi...

24
22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode Student Teams Achievmet Division (STAD). Guru mengawali pembelajaran dengan salam, dan memotivasi siswa, menyampaikan materi. Selama pembelajaran berlangsung, guru menyampaikan materi sementara siswa mendengarkan, dan guru sesekali memberikan pertanyaan dengan maksud agar siswa ikut aktif di dalam pembelajaran. Tetapi guru sangat dominan dan memegang kendali penuh atas pembelajaran yang sedang berlangsung. Sehingga alur pembelajaran banyak dari atas ke bawah atau dengan kata lain informasi hanya searah yang menyebabkan interaksi antara siswa dengan guru kurang aktif. Demikian juga interaksi antar siswa kurang karena dibatasi oleh dominasi guru. Siswa dalam belajar tidak ada pendampingan dari guru, siswa belajar sendiri setelah mendapatkan ceramah dari guru. Secara individu siswa belajar tanpa adanya alat peraga atau contoh penyelesaian soal. Di akhir pembelajaran guru langsung memberikan tugas kepada siswa. Pada minggu II tanggal 8 Februari 2012 diadakan tes evaluasi. Hasil tes ini merupakan hasil belajar dari pembelajaran yang dilakukan secara konvensional, yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru, dan dalam menyampaikan materi guru menggunakan metode ceramah. Setelah selesai pembelajaran dilakukan evaluasi hasil belajar yang berupa tes. Dari tes yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran tersebut menunjukkan bahwa yaitu skor minimal yang dicapai siswa sebesar 35, skor maksimal 85, rata-rata 53,00. Dari hasil belajar yang diperoleh terlihat bahwa ketuntasan belajar siswa hanya dicapai oleh 2 dari 15 siswa 13,32%. Dengan demikian siswa yang

Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi...

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2107/5/T1_262010789_BAB IV.pdftersebut disajikan pada tabel 1.2 di halaman berikut. Berdasarkan

22

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal)

Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode Student

Teams Achievmet Division (STAD). Guru mengawali pembelajaran dengan

salam, dan memotivasi siswa, menyampaikan materi. Selama pembelajaran

berlangsung, guru menyampaikan materi sementara siswa mendengarkan, dan

guru sesekali memberikan pertanyaan dengan maksud agar siswa ikut aktif di

dalam pembelajaran. Tetapi guru sangat dominan dan memegang kendali

penuh atas pembelajaran yang sedang berlangsung. Sehingga alur

pembelajaran banyak dari atas ke bawah atau dengan kata lain informasi

hanya searah yang menyebabkan interaksi antara siswa dengan guru kurang

aktif.

Demikian juga interaksi antar siswa kurang karena dibatasi oleh dominasi

guru. Siswa dalam belajar tidak ada pendampingan dari guru, siswa belajar

sendiri setelah mendapatkan ceramah dari guru. Secara individu siswa belajar

tanpa adanya alat peraga atau contoh penyelesaian soal. Di akhir

pembelajaran guru langsung memberikan tugas kepada siswa.

Pada minggu II tanggal 8 Februari 2012 diadakan tes evaluasi. Hasil tes ini

merupakan hasil belajar dari pembelajaran yang dilakukan secara

konvensional, yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru, dan dalam

menyampaikan materi guru menggunakan metode ceramah. Setelah selesai

pembelajaran dilakukan evaluasi hasil belajar yang berupa tes. Dari tes yang

dilaksanakan pada akhir pembelajaran tersebut menunjukkan bahwa yaitu skor

minimal yang dicapai siswa sebesar 35, skor maksimal 85, rata-rata 53,00.

Dari hasil belajar yang diperoleh terlihat bahwa ketuntasan belajar siswa

hanya dicapai oleh 2 dari 15 siswa 13,32%. Dengan demikian siswa yang

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2107/5/T1_262010789_BAB IV.pdftersebut disajikan pada tabel 1.2 di halaman berikut. Berdasarkan

23

belum tuntas mencapai 13 dari 15 siswa (86,58%). Rincian perolehan skor

tersebut disajikan pada tabel 1.2 di halaman berikut.

Berdasarkan observasi hasil belajar siswa kelas III semester II tahun 2012

SD Negeri Besani Kecamatan Blado Kabupaten Batang sebelum dilaksanakan

penelitian pada awal semester II Tahun Pelajaran 2011/2012, banyak siswa

yang kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran khususnya mata

pelajaran tematik. Hal tersebut mempengaruhi perolehan nilai ulangan siswa.

Setiap tes evaluasi banyak siswa yang perolehan nilainya di bawah KKM. KKM

yang ditetapkan dalam semester II sebesar 75,. Hasil evaluasi sebelum

diadakan tindakan penelitian dapat dijelaskan pada tabel 1.2 berikut ini.

Tabel 4 .2

Distribusi Skor Tes Berdasarkan

Ketuntasan Pada Kondisi PraSiklus

Nilai Frekuensi Persentase (%) Jml=N * F Ketuntasan

35 1 6,66 35 Belum Tuntas

45 6 39,96 270 Belum Tuntas

55 5 33.3 275 Belum Tuntas

65 1 66.6 65 Belum Tuntas

75 2 13,32 150 Tuntas

85 - - - -

95

Jumlah 15 100 795

Rata-rata 51,00

Berdasarkan tabel 1.2 distribusi skor tes berdasarkan ketuntasan pada

kondisi prasiklus di atas, frekuensi hasil belajar yang diperoleh siswa menunjukkan

ketuntasan tercapai oleh 2 dari 15 siswa atau 13,32 %. Angka ini menunjukkan

angka yang rendah, mengingat bahwa siswa yang belum tuntas hampir mencapai

100 % yakni 86,58 %. Begitu pula skor minimal yang dicapai jauh dari skor KKM

yang ditetapkan sebesar 75 yakni 35. Namun skor maksimal yang dicapai paling

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2107/5/T1_262010789_BAB IV.pdftersebut disajikan pada tabel 1.2 di halaman berikut. Berdasarkan

24

tinggi yakni 75. Persoalan yang dialami adalah distribusi pencapaian prestasi

belajar yang tidak merata. Hal ini nampak pada banyaknya siswa yang

memperoleh skor 45 dan 55 dan siswa yang mencapai skor 75 hanya ada 1 siswa

saja. Ketidak merataan perolehan skor ini, dimungkinkan sekali karena

pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas tidak efektif, sehingga kemampuan

siswa tidak dapat memehami materi yang di berikan guru. Penelitian tindakan ini

dikatakan berhasil apabila 80% berhasil tuntas dan memperoleh nilai 75

Distribusi persentase skor tes berdasarkan ketuntasan dapat dilihat pada tabel 1.3

berikut ini:

Tabel 1.3

Distribusi Persentase Ketuntasan Belajar

Pada Kondisi Prasiklus

Kategori Jumlah Siswa Persen ( % )

1. Tuntas dengan skor 75 2 13,32

2. Tidak tuntas dengan skor < 75 13 86,58

Tabel 1.3 tentang distribusi persentase ketuntasan belajar tematik tentang tema pasar

bagi siswa kelas III semester II tahun 2012 SD Negeri Besani Kecamatan Blado

Kabupaten Batang menunjukkan bahwa hasil belajar pada kondisi pra siklus yaitu

kondisi sebelum diberi tindakan yang belum tuntas dengan skor di bawah 75 ada 13

sebesar 86,58 %. Kondisi kelas seperti ini, menunjukkan kegagalan dalam proses

pembelajaran, sehingga seolah-olah pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak

ada artinya sama sekali, sehingga sebenarnya tanpa pembelajaranpun kemampuan

siswa seperti itu. Kondisi tersebut secara lebih jelas ditunjukkan melalui gambar.4.1

tentang perbandingan ketuntasan belajar tematik tentang tema pasar bagi siswa kelas

III semester II tahun 2012 SD Negeri Besani Kecamatan Blado Kabupaten Batang

pada kondisi pra siklus disajikan pada halaman berikut.

Berdasarkan analisis perolehan skor tes pada kondisi pra siklus ini, baik skor

tes tertinggi, skor tes terendah dan rata-rata perolehan hasil evaluasi, maupun masih

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2107/5/T1_262010789_BAB IV.pdftersebut disajikan pada tabel 1.2 di halaman berikut. Berdasarkan

25

besarnya siswa yang belum tuntas, maka perlu adanya perbaikan pembelajaran di III

semester II tahun 2012 SD Negeri Besani Kecamatan Blado Kabupaten Batang.

Gambar 2.1

Perbandingan Ketuntasan Belajar tematik Pada Kondisi Pra Siklus

4.2 Diskripsi Pelaksanaan Siklus I

4.2.1 Perencanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang diberikan dalam siklus 1 terdiri dari 3

tahapan yaitu;

1) perencanaan tindakan (planning),

2) pelaksanaan tindakan (action) dan pengamatan (observation), dan

3) refleksi (reflection).

Pelaksanaan siklus 1 yang tertuang dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) dirancang dalam 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan

berlangsung 70 menit (dua jam pelajaran) yang dilaksanakan pada tanggal 5

Maret 2012. Dalam tahap perencanaan ini tersusun 1 RPP, 2 lembar kerja

siswa (LKS), butir soal tes formatif I, kisi-kisi soal dan alat-alat pembelajaran

yang mendukung, yang semuanya disajikan dalam lampiran.

Tuntas

Tidak Tuntas

86,58 %

13,32 %

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2107/5/T1_262010789_BAB IV.pdftersebut disajikan pada tabel 1.2 di halaman berikut. Berdasarkan

26

Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I untuk

mendapatkan perangkat pembelajaran tersebut adalah:

1. Menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada

pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar

2. Guru rnenyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi

atau lewat bahan bacaan.

3. Mengkoordinasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. Guru

menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok

belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara

efisien.

4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar. Guru membimbing

kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas

mereka

5. valuasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari

atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

seperti yang terlihat pada gambar 2.2 di bawah ini

Gambar 2.2

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2107/5/T1_262010789_BAB IV.pdftersebut disajikan pada tabel 1.2 di halaman berikut. Berdasarkan

27

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana, yaitu:

1. Membuka pelajaran

Guru memulai pelajaran dengan mengorganisasi kelas, dengan

diawali mengucapkan salam, mengabsen siswa, mengatur tempat duduk

siswa, mengatur suasana kelas.

2. Apersepsi

Pada tahap ini guru memberikan bimbingan kepada siswa tentang

metode Student Teams Achievmet Division (STAD) pada tema pasar.

3. Tanya jawab

Pada tahap ini guru memberikan tanya jawab kepada siswa tentang

perkalian cara susun sekaligus guru memberikan contoh dengan

menggunakan media perkalian dan pembagian

4. Pembentukan kelompok

Pada Tahap ini peserta didik diminta belajar secara individual atau

berpasangan (berkelompok). Selanjutnya guru menjelaskan tentang

kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan peserta didik dalam proses

pembelajaran, bisa berupa penyelesaian yang dilakukan dengan

mengarahkan pendapat siswa, melanjutkan mempelajari suatu topik,

mengerjakan tugas ataupun melakukan aktivitas-aktivitas lain yang dapat

membantu peserta didik dalam memahami suatu topik. Seperti kegiatan

pembelajaran pada gambar berikut ini.

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2107/5/T1_262010789_BAB IV.pdftersebut disajikan pada tabel 1.2 di halaman berikut. Berdasarkan

28

Gambar 2.3

Guru membimbing siswa dalam kelompok

Selanjutnya guru bertanya jawab dengan siswa mulai

melaksanakan aktivitas yang telah ditentukan guru pada fase pertama,

peserta didik dapat bekerjasama tergantung pada pengorganisasian kelas

pada langkah pertama. Pada fase ini guru dapat memberikan jawaban

masalah secara langsung kepada siswa.

5. Penemuan

Beberapa siswa diminta untuk menampilkan dan menjelaskan hasil

pekerjaannya kepada teman-temannya sekelas, siswa lain diberi

kesempatan untuk menanggapi. Guru dapat pula mengajukan pertanyaan

untuk membantu peserta didik memahami topik yang sedang mereka

pelajari.

Siswa diminta memperhatikan kembali hasil pekerjaannya pada

fase kedua dan memperbaiki jika ternyata setelah didiskusikan terdapat

kesalahan. Guru dapat juga mengecek kembali pemahaman siswa dengan

memberikan soal latihan. Siswa dapat juga mengajukan permasalahan

atau pertanyaan jika ada hal-hal yang kurang dipahami dan topik yang

sedang dipelajari.

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2107/5/T1_262010789_BAB IV.pdftersebut disajikan pada tabel 1.2 di halaman berikut. Berdasarkan

29

6. Evaluasi berupa tes

Guru melakukan evaluasi belajar yang berupa tes dan observasi. Di

awal pembelajaran penilaian dilakukan dengan memberikan pre tes, pada

proses pembelajaran, penilaian dilakukan melalui observasi dan

wawancara dengan siswa, dan pada akhir pembelajaran penilaian

dilakukan dengan tes

Hasil Observasi

Observasi terhadap tindakan siklus I dilakukan selama proses

pembelajaran dengan tindakan berlangsung, yang dilaksanakan oleh observer.

Observer selama tindakan dilakukan oleh teman sejawat yang mengajar di

kelas III semester II tahun 1202 SD Negeri Besani Kecamatan Blado

Kabupaten Batang. Observer mengikuti keseluruhan proses tindakan.

Hasil observasi yang dilakukan di SD N Besani berupa data kualitatif

yang diperoleh dari hasil observasi dan data kuantitatif dari hasil tes formatif

siswa yang dilaksanakan pada akhir pelaksanaan tindakan siklus I.

Pengamatan terhadap hasil belajar ini dilakukan sendiri oleh peneliti,

sedangkan pengamatan terhadap proses belajar dilakukan oleh teman sejawat

salah satu patner kerja di SD Negeri Besani.

Proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode

Student Teams Achievmet Division (STAD).

1. Menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada

pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar

2. Guru rnenyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi

atau lewat bahan bacaan.

3. Mengkoordinasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. Guru

menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2107/5/T1_262010789_BAB IV.pdftersebut disajikan pada tabel 1.2 di halaman berikut. Berdasarkan

30

belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara

efisien.

4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar. Guru membimbing

kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas

mereka

5. valuasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari

atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

Hasil penilaian mata pelajaran tematik di kelas III semester II tahun

1202 SD Negeri Besani Kecamatan Blado Kabupaten Batang. pada siklus I

disajikan melalui tabel 1.4 berikut ini.

Tabel 4.4

Distribusi Skor Tes Berdasarkan Ketuntasan Belajar Pada Siklus I

Nilai Frekuensi Persentase (%) Jml=N * F Ketuntasan

55 4 26,68 220 Belum Tuntas

65 2 13,34 130 Belum Tuntas

75 7 46,69 525 Tuntas

85 2 13,34 170 Tuntas

Jumlah 15 100 1045

- Rata-rata 69.67

Berdasarkan tabel 1.4 di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata 69,67 yang

telah menunjukkan adanya kenaikan dari skor tes sebelumnya yakni 51,00

dengan tingkat ketuntasan kanya 1 siswa pada prasiklus naik menjadi 9

siswa pada siklus I, kenaikan ini merupakan kenaikan yang berarti dan

bermakna. Artinya tindakan yang berupa kerja kelompok dapat mendorong

siswa pada golongan terbawah naik ketuntasanya. Namun pada skor

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2107/5/T1_262010789_BAB IV.pdftersebut disajikan pada tabel 1.2 di halaman berikut. Berdasarkan

31

maksimal skor 85 yaitu hanya di dapat 1 siswa.. Ini artinya pemberian

tindakan belum memiliki dampak yang begitu siknifikan bagi siswa pada

golongan teratas. Meskipun demikian, besarnya persentase ketuntasan

belajar klasikal mengalami kenaikan yang juga tidak signifikan yakni dari

kondisi pra siklus 13,32 % (2 siswa) menjadi 60,00 % (9 siswa) pada

siklus I.

Mendasarkan pada tabel 1.4 tersebut di atas, maka distribusi hasil belajar

tematik bagi siswa kelas III semester II SD Negeri Besani Kecamatan Blado

Kabupaten Batang terutama untuk pelajaran tematik tema pasar pencapaian

ketuntasan belajar siswa yang hanya sebanyak 9 siswa dengan persentase

60,00 % sedangkan tingkat ketidak tuntasan hasil belajar yang di peroleh

siswa masih cukup tinggi yaitu sebesar 40 % dengan 6 siswa dengan

prediksi awal yang hanya 9-10 % saja. Kondisi ini menunjukkan peningkatan

hasil belajar yang belum sepenuhnya dikatakan berhasil dengan KKM 75,

sehingga tindakan yang diberikan perlu mendapat perhatian. Ketuntasan

belajar ini juga dapat ditunjukkkan melalui tabel 1,5 berikut ini.

Tabel 4.5

Distribusi Ketuntasan Belajar Matematika Pada Siklus I

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar yang diukur dengan KKM

diatas atau sama dengan 75, dicapai oleh 9 siswa atau 60,00 % dan ada 6

siswa lainnya atau sebesar 40,00 % dari seluruh siswa yang ada belum

mencapai ketuntasan dalam belajar tematik tema pasar. Gambar ketuntasan

belajar ini juga dapat ditunjukkan dalam diagram lingkaran seperti gambar

4.4 di halaman berikut ini. Pada gambar 4.8. menunjukkan betapa besarnya

siswa yang belum tuntas dalam belajarnya.

Kategori Jumlah Siswa Persen ( % )

1. Tuntas dengan skor ≥75 9 60,00

2. Tidak tuntas dengan skor < 75 6 40,00

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2107/5/T1_262010789_BAB IV.pdftersebut disajikan pada tabel 1.2 di halaman berikut. Berdasarkan

32

4.2.3 Refleksi Siklus I

Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan adanya peningkatan

belajar yang belum signifikan atau belum sesuai dengan yang diharapkan.

Ada beberapa penyebab kenaikan hasil belajar yang sangat rendah, antara

lain:

1. Guru terlalu cepat menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan yang akan

dilakukan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak

dapat melaksanakan tugas dengan baik.

2. Guru kurang mengorganisasi kelas, siswa belajar secara berpasangan

tanpa ada bimbingan.

3. Guru tidak menggunakan alat peraga dalam pembelajaran.

4. Guru kurang memberikan penguatan kepada siswa.

5. Kurang efektifnya diskusi antara siswa dan guru.

Kekurangan-kekurangan tersebut diperbaiki dalam siklus II. yakni:

1. Guru harus dapat mengorganisasi kelas dengan baik.

2. Kegiatan belajar siswa ada pendampingan dari guru

3. Guru memberikan penjelasan dengan baik

4. Guru membimbing siswa secara idividu

5. Guru menggunakan alat peraga, memberikan penguatan dalam

pembelajaran

6. Guru memberikan pengarahan dengan berdiskusi dengan siswa

7. Guru memberikan penghargaan dalam pembelajaran.

Refleksi hasil belajar berdasarkan tes menunjukkan hasil yang

tidak menggembirakan, masih tingginya prosentase yang tidak tuntas

(40,00 %). Hal ini menunjukkan bahwa motivasi dan perhatian siswa kurang

optimal pada materi pembelajaran perkalian dengan cara susun.

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2107/5/T1_262010789_BAB IV.pdftersebut disajikan pada tabel 1.2 di halaman berikut. Berdasarkan

33

Gambar 2.4

Ketuntasan Belajar Tematik Pada Siklus I

4.3 Diskripsi Pelaksanaan Siklus II

4.3.1 Perencanaan Tindakan

Siklus II terdiri dari 2 pertemuan, setiap pertemuan berlangsung 70 menit (dua

jam pelajaran) yang dilaksanakan pada tanggal 26 sampai dengan 30 Maret

2012. Perencanaan yang dilakukan seperti pada perencanaan siklus I, namun

untuk merencanakan bentuk kegiatan dalam pemberian tindakan mendasarkan

pada hasil refleksi siklus I.

4.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Dalam pelaksanaan tindakan ini, siswa menyelesaikan materi belajar sesuai

dengan kompetensi dasar yang akan dicapai dengan bimbingan individu yang

dilakukan oleh guru dalam pembelajaran dilakukan melalui tahapan-tahapan

sebagai berikut:

Tuntas

Belum Tuntas

60,00 %

40,00 %

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2107/5/T1_262010789_BAB IV.pdftersebut disajikan pada tabel 1.2 di halaman berikut. Berdasarkan

34

1. Membuka Pelajaran

Dalam mengorganisasi kelas, Guru memulai pelajaran dengan

mengucapkan salam dan berdo’a, mengabsen siswa, mengatur tempat

duduk siswa, dan mengatur suasana kelas.

2. Apersepsi

Pada tahap ini guru memberikan bimbingan individu kepada siswa

tentang sampel yang dipasang di depan kelas untuk di pahami dengan

menggunakan metode Student Teams Achievmet Division (STAD) tema

pasar.

3. Tanya jawab

Pada tahap ini guru memberikan pertanyan kepada siswa tentang

gambar yang mereka lihat sekaligus guru memberikan contoh/media yang

serupa dengan hasil belajar yang akan di capai. Terlihat pada gambar 4.9

di halaman berikut ini.

4. Pembentukan kelompok

Pada tahap ini peserta didik diminta belajar secara berpasangan

(berkelompok) terlebih dahulu. Selanjutnya guru menjelaskan tentang

kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan peserta didik dalam proses

pembelajaran, bisa berupa penyelesaian yang dilakukan dengan

mengarahkan pendapat siswa, melanjutkan mempelajari suatu topik,

mengerjakan tugas ataupun melakukan aktivitas-aktivitas lain yang dapat

membantu peserta didik dalam memahami gambar yang di di sajikan.

Dalam hal ini, Gambar 2.5 menunjukkan aktivitas kelompok mengerjakan

soal latihan yang guru berikan.

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2107/5/T1_262010789_BAB IV.pdftersebut disajikan pada tabel 1.2 di halaman berikut. Berdasarkan

35

Gambar 2.5

Siswa Memperhatikan Penjelasan Guru

Setelah di bimbing secara individu siswa di beri kesempatan untuk

menjelaskan tentang maksud gambar yang mereka lihat, seperti terlihat

pada gambar 2.6 di bawah ini.

Gambar 2.6

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2107/5/T1_262010789_BAB IV.pdftersebut disajikan pada tabel 1.2 di halaman berikut. Berdasarkan

36

Selanjutnya guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk

melaksanakan aktivitas yang telah ditentukan guru, siswa bekerjasama

sesuai dengan pengorganisasian kelas yang merupakan langka-langkah

yang di rencanakan. Pada fase ini guru dapat memberikan jawaban

masalah secara langsung kepada siswa.

5. Penemuan

Beberapa siswa diminta untuk menampilkan dan menjelaskan hasil

penemuannyaa kepada teman-temannya sekelas, siswa lain diberi

kesempatan untuk menanggapi. Guru dapat pula mengajukan pertanyaan

untuk membantu peserta didik memahami tema yang sedang mereka

pelajari. Siswa diminta memperhatikan kembali hasil pekerjaannya pada

fase selanjutnya dan memperbaiki jika ternyata setelah didiskusikan

terdapat kesalahan.

Guru mengecek kembali pemahaman siswa secara individu dengan

memberikan beberapa soal latihan yang telah di persiapkan, Siswa dapat

juga mengajukan permasalahan atau pertanyaan jika ada hal-hal yang

kurang dipahami dan tema yang sedang dipelajari. Penjelasan aktivitas ini

secara lebih rinci disajikan melalui gambar 2.7 di halaman berikutnya.

Gambar 2.7

Guru Mengecek Hasil Pengerjaan Siswa pada Siklus II

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2107/5/T1_262010789_BAB IV.pdftersebut disajikan pada tabel 1.2 di halaman berikut. Berdasarkan

37

6. Evaluasi berupa tes

Guru melakukan evaluasi belajar yang berupa tes, observasi dan

wawancara. Di awal pembelajaran penilaian dilakukan dengan memberikan

pre tes, pada proses pembelajaran, penilaian dilakukan melalui observasi

dan wawancara dengan siswa, dan pada akhir pembelajaran penilaian

dilakukan dengan tes

Hasil Observasi

Berdasarkan hasil pelaksanaan pada Siklus I yang dilakukan di SD

Negeri Besani, menunjukan bahwa kenaikan hasil evaluasi siswa belum terlihat

signifikan. Perbaikan pelaksanaan tindakan dilakukan dalam siklus II yakni

dimulai dengan Guru memulai pelajaran dengan mengorganisasi kelas, siswa

diminta belajar secara individual, Dalam hal ini guru melakukan pendampingan

ke tiap siswa seperti yang terlihat pada gambar 2.8 berikut ini.

Gambar 2.8

Guru Mendampingi Siswa penyampaian tanggapan leh salah satu siswa

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2107/5/T1_262010789_BAB IV.pdftersebut disajikan pada tabel 1.2 di halaman berikut. Berdasarkan

38

Selanjutnya guru menjelaskan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan

siswa yang berupa penyelesaian soal latihan. Untuk menyelesaikan soal

latihan, guru mengarahkan pendapat siswa, kemudian siswa mempelajari suatu

topik dan mengerjakan tugas yang ada melalui topik itu. Apabila siswa tidak

memahami topik tersebut, guru membantu menjelaskannya.

Siswa mulai melaksanakan aktivitas yang telah ditentukan guru

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama. Guru

memberikan jawaban masalah secara langsung kepada siswa. Penjelasan

guru nampak pada gambar 2.9 di bawah ini.

Gambar 2.9

Guru Memberi Penjelasan Kepada Siswa

Satu-persatu siswa diminta untuk menjelaskan gambar kepada teman-

teman sekelas, siswa lain diberi kesempatan untuk menanggapi. Guru

mengajukan beberapa pertanyaan untuk membantu peserta didik memahami

maksud gambar yang sedang mereka pelajari. Siswa diminta memperhatikan

kembali hasil penjelasan dan memperbaiki. Guru mengecek kembali

pemahaman siswa dengan memberikan soal latihan. Guru melakukan penilaian

belajar kepada siswa yang bekerja dalam kelompok seperti yang terlihat pada

gambar 3.0 di halaman berikutnya.

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2107/5/T1_262010789_BAB IV.pdftersebut disajikan pada tabel 1.2 di halaman berikut. Berdasarkan

39

Gambar 3.0

Aktivitas siswa dalam kerja kelompok

4.3.3 Refleksi Siklus II

Hasil penilaian mata pelajaran matematika dari hasil belajar siswa

kelas III semester II tahun 2012 di SD Negeri Besani Kecamatan Blado

Kabupaten Batang melalui tabel 1.6 berikut ini.

Tabel 4.6

Distribusi Skor Tes Berdasarkan Ketuntasan Belajar Pada Siklus II

Nilai Frekuensi Persentase

(%)

Jml=N *

F Ketuntasan

75 1 6,66 75 Tuntas

85 8 53,28 680 Tuntas

95 6 39,96 570 Tuntas

Jumlah 15 99,9 1325

Rata-rata 88,34

Berdasarkan tabel 1.6 di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata yang 88,34

telah menunjukkan adanya kenaikan sebesar 28,34 dari skor tes pada siklus

1 dan kenaikan sebesar 75,34 dari prasiklu. Dengan skor minimal yang

mengalami kenaikan jumlah siswa yang memperoleh skor di atas atau sama

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2107/5/T1_262010789_BAB IV.pdftersebut disajikan pada tabel 1.2 di halaman berikut. Berdasarkan

40

dengan rata rata adalah 2 siswa pada pra siklus dengan perolehan rata-rata

nilai adalah 51,00 sedangkan pada siklus I mengalami kenaikan yaitu

menjadi 9 siswa dengan nilai rata-rata siswa mencapai 69,67, dan pada

siklus ke-II jumlah siswa yang mendapat nilai lebih atau sama dengan KKL

adalah 14 siswa dengan nilai rata-rata 88,34 dengan presentase 93,38 %

banding 6,62 % untuk siswa yang tidak tuntas.Artinya tindakan yang berupa

pendekatan individu dapat mendorong siswa pada golongan terbawah naik

skornya. Pada skor maksimal mengalami kenaikan juga yaitu dari skor 85

menjadi 95. Ini artinya pemberian tindakan memberikan dampak yang

sangat berarti bagi siswa pada golongan teratas dengan kenaikan yang

cukup memuaskan.

Mendasarkan pada tabel 41.6 tersebut di atas, maka distribusi hasil belajar

tematik bagi siswa kelas III semester II tahun 2012 SD Negeri Besani

Kecamatan Blado Kabupaten Batang terutama untuk tema pasar yang

mencapai persentase terbesar (93,38 %) adalah pada skor maksimal dan

dinyatakan telah tuntas, sedangkan persentase terkecil sebesar 6,62 %

dicapai pada batas skor KKM 75 yang dinyatakan tuntas. Kondisi ini

menunjukkan peningkatan hasil belajar yang sangat bermakna. Ketuntasan

belajar telah hampir mencapai mencapai 100 % dengan distribusi skor

35,45,55,65,75,85 dan 95. Sayang, skor maksimal 100 belum dapat dicapai.

Kondisi ini dapat dipahami, mengingat ada beberapa anak yang memiliki IQ

di bawah rata-rata, sehingga skor maksimal belum didapat. Distribusi

Persentase Ketuntasan Belajar pada Kondisi siklus II dapat dilihat pada

tabel 4.7 dan diagram pada gambar 3.1 di bawah ini.

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2107/5/T1_262010789_BAB IV.pdftersebut disajikan pada tabel 1.2 di halaman berikut. Berdasarkan

41

Tabel 4.7

Distribusi Persentase Ketuntasan Belajar

Pada Kondisi Prasiklus

Kategori Jumlah Siswa Persen ( % )

1. Tuntas dengan skor 75 14 93,38

2. Tidak tuntas dengan skor <

75 2 6,62

Gambar 3.1

Ketuntasan Belajar Tematik Pada Siklus II

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan temuan observasi dan hasil evaluasi yang diperoleh dari proses

perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan, terbukti menunjukkan ada perubahan

belajar siswa yang signifikan dari perkembangan siswa dengan adanya upaya dan

desain serta model pembelajaran yang diupayakan pada setiap siklusnya. Hasil

observasi menunjukkan, guru memulai pelajaran dengan mengorganisasi kelas,

peserta didik diminta belajar secara individual atau berpasangan (berkelompok), guru

Tuntas

Belum Tntas

6,62 %

93,38 %

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2107/5/T1_262010789_BAB IV.pdftersebut disajikan pada tabel 1.2 di halaman berikut. Berdasarkan

42

sudah menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan peserta didik

dalam proses pembelajaran, guru mengarahkan pendapat siswa, melanjutkan

mempelajari suatu topik, Siswa sudah memulai melaksanakan aktivitas yang telah

ditentukan guru, peserta didik aktif bekerjasama atau individu, guru memberikan

jawaban masalah secara langsung kepada siswa, beberapa siswa diminta untuk

menampilkan dan menjelaskan hasil pekerjaannya kepada teman-temannya sekelas,

siswa lain diberi kesempatan untuk menanggapi. Guru mengajukan pertanyaan untuk

membantu peserta didik memahami topik yang sedang mereka pelajari. Siswa diminta

memperhatikan kembali hasil pekerjaannya dan memperbaiki, guru mengecek

kembali pemahaman siswa dengan memberikan soal latihan. Siswa mengajukan

permasalahan atau pertanyaan, guru menilai atau melakukan evaluasi belajar,

Sehingga aktivitas siswa dalam proses pembelajaran tematik tema pasar.

Perbandingan hasil penelitian yang diperoleh dari keadaan prasiklus, siklus I

dan siklus II disajikan dalam tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.8

Perbandingan Distribusi Skor Antara Keadaan

Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

No Skor Prasiklus Siklus I Siklus II

Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

1 35 1 6,66 - - - -

2 45 6 39,96 - - - -

3 55 5 33.3 4 26,68 - -

4 65 1 66.6 2 13,34 - -

5 75 2 13,32 7 46,69 1 6,66

6 85 - - 2 13,34 8 53,28

7 95

- - 6 39,96

Jumlah 15 100 15 100 15 100

Rata-rata 51,00 69.67 88,34

Ketuntasan 2 13,34 9 60,00 14 93,38

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2107/5/T1_262010789_BAB IV.pdftersebut disajikan pada tabel 1.2 di halaman berikut. Berdasarkan

43

Adapun perbandingan skor hasil belajar minimal yang dialami oleh masing-

masing siklus dapat ditunjukkan melalui gambar 3.2 berikut ini.

Gambar 3.2

Perbandingan presentase skor Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Besarnya presentase skor maksimal pada prasiklus dan siklus I sebesar

85. Pada keadaan ini tidak mengalami kenaikan. Pada siklus II mengalami kenaikan

10 menjadi 95. Tabel 1.8 di atas yang menunjukkan perbandingan distribusi skor

antara keadaan prasiklus, siklus I dan siklus II juga dapat disajikan lebih jelas lagi

melalui gambar 3.3 yakni perbandingan rata-rata skor hasil belajar yang dialami oleh

masing-masing siklus pada halaman berikutnya.

Series10

20

40

60

80

100

Prasiklus Siklus I Siklus II

Prasiklus

Siklus I

Siklus II

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2107/5/T1_262010789_BAB IV.pdftersebut disajikan pada tabel 1.2 di halaman berikut. Berdasarkan

44

Gambar 3.3

Gambar Perbandingan Ratarata per Siklus

Gambar 6.8 menunjukkan dengan jelas, perkembangan kenaikan perolehan

skor kenaian siswa pada prasiklus, siklus I dan siklus II. Dalam gambar terlihat pada

kondisi prasiklus, skor yang diperoleh oleh jumlah siswa adalah pada skor 2 Kondisi

ini berbeda dengan kondisi siklus 1 yang menunjukkan kecenderungan semakin

tinggi skor diperoleh yaitu 9 siswa mencapainya. Berbeda dengan kondisi siklus II

yang distribusi pencapaian skor siswa yakni siswa mencapai 14 siswa yang

memperoleh skor diatas atau samadengan KKL yaitu 75.

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

100,00

Prasiklus Siklus I Siklus II

Prasiklus

Siklus I

Siklus II

Page 24: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2107/5/T1_262010789_BAB IV.pdftersebut disajikan pada tabel 1.2 di halaman berikut. Berdasarkan

45

Gambar 3.4

Diagram Perbandingan Distribusi Skor Kenaikan Perolehan Siswa Pada

Keadaan Prasiklus, Siklus I dan Siklus II.

Gambar 6.9 perbandingan persentase ke tidak tuntasan belajar pada prasiklus,

siklus I dan siklus II pada prasiklus presentase ketidak adalah 86,67 %, pata

tahap siklus 1 yang memperoleh adalah 60,00 %, sengkan pada siklus II jumlah

presentase mengalami peningkatan yang sangat memuaskan yaitu dengan

Presentase hanya 6,62 %.

Gambar 3.5

Perbandingan persentase ke tidak tuntasan belajar pada prasiklus, siklus I dan

siklus II

Dengan demikian dari diperolehya data-data diatas peneliti dapat menyimpulkan,

bahwa dari tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II. Hal ini dapat tercipta karena

adanya kerja sama yang seimbang antara guru dengan siswa, teman sejawat, dan

lingkungan peneliti dinyatakan berhasil.

0

5

10

15

Prasiklus Siklus ISiklus II

Series1

020406080

100

Series3

Series2

Series1